Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN

MATEMATIKA MATERI SPLDV

1) 2)
Kastiyah dan Tri Astuti Arigiyati
1)2)
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Email : Kastiyah20@gmail.com

Abstract: This study aims to determine the extent of concept errors, fact errors, operational errors, and errors in
the principles of the students, and to know the dominant error students do in solving mathematical problems on
the subject system of two linear equations. Because the authors have not got the results of research, then in the
preparation of this article the author uses the method of literature study that is by using literature research
(literature study). Results of student work needs to be analyzed mistakes so that teachers know how much the
ability of students in solving mathematical problems. Because of the importance of analyzing students mistakes
in solving mathematical problems, the authors are interested in conducting research.

Keywords: Error Analysis, Math, SPLDV

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal terpenting dan merupakan suatu kebutuhan hidup sehingga
manusia dapat beradaptasi dengan sesama, baik itu dengan lingkungan sekitar maupun
lingkungan luas. Pendidikan adalah suatu proses belajar, mengajar dan berfikir kreatif. Hasil
pendidikan dikatakan berkualitas jika pendidikan yang dilaksanakan dapat memberi
kemampuan, pengetahuan dan keterampilan pada lulusan yang berguna untuk langkah
selanjutnya yaitu melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi atau mencari pekerjaan.
Menurut UU Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Salah satu proses terpenting dalam pendidikan adalah dengan belajar. Belajar
merupakan cara seseorang menambah wawasan atau ilmu pengetahuan didalam kehidupan
sehari-hari. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Sebagai contoh kita bisa
belajar di sekolah atau lembaga pendidikan lain.
Dalam pelaksanaan pendidikan, metematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan
dasar yang sangat dibutuhkan. Dan matematika juga merupakan salah satu cabang ilmu
eksakta yang dianggap sulit oleh siswa. Perlu konsentrasi yang lebih, keuletan dan ketekunan
agar siswa dapat menerima pelajaran matematika dengan baik. Matematika merupakan mata
pelajaran yang diikutkan ke dalam ujian nasional sehingga siswa harus lebih ekstra dalam
mempelajari bidang ilmu matematika ini. Siswa harus aktif dalam mempelajari matematika.
Pada masa sekarang ini siswa dimudahkan untuk mencari sesuatu informasi dengan
menggunakan media seperti memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan, internet,
dan lain sebagainya.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi juga tidak lepas
dari peran perkembangan matematika. Sehingga untuk dapat menguasai dan menciptakan
teknologi serta bertahan di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak
dini (Depdiknas, 2004:20).

Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia 515


ISBN: 978-602-6258-07-6
Ada beberapa alasan mengapa siswa perlu untuk belajar matematika, yaitu karena
matematika merupakan 1) sarana berfikir yang jelas dan logis, 2) sarana untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari, 3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi
pengalaman, 4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan 5) sarana untuk meningkatkan
kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran dikelas, guru dan siswa
merupakan komponen yang sangat penting. Guru mempunyai tugas untuk mengatur jalannya
proses pembelajaran di kelas, termasuk menyiapkan rencana pembelajaran dengan
mempertimbangkan kurikulum, sarana dan prasarana yang ada. Sedangkan siswa harus
mempunyai kemampuan, motivasi, dan kesiapan diri untuk mengikuti proses pembelajaran
dikelas. Sehingga setelah mengikuti kegiatan pembelajaran didalam kelas, siswa diharapkan
mampu menyelesaikan permasalahan matematika yang diberikan.
Tapi pada kenyataannya, masih terdapat banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan persoalan matematika yang diberikan oleh guru. Banyak kemungkinan tentang
kesalahan yang dilakukan oleh siswa, karena siswa tentu mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda dalam menyelesaikan persoalan. Kesalahan secara umum dapat dipandang
sebagai hasil tindakan yang tidak tepat, yang menyimpang dari aturan, norma, atau suatu
sistem yang sudah ditentukan. Tindakan yang tidak tepat itu dapat mengakibatkan tujuan
tidak tercapai secara maksimal atau bahkan gagal, sehingga jika kesalahan itu dihubungkan
dengan objek dasar matematika, kesalahan dapat diartikan sebagai pemahaman yang tidak
tepat atau tidak rasional dalam mempelajari suatu masalah, sehingga banyak kesulitan yang
dihadapi, bahkan masalah gagal atau tidak dapat diselesaikan. Kesalahan yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan persoalan matematika dapat disebabkan karena proses menerima
dan mengolah informasi yang tidak tepat. Sebab lain yang menjadikan siswa salah dalam
menyelesaikan persoalan matematika yaitu dalam melakukan operasi hitung aljabar dan
kurang teliti dalam melengkapi jawaban. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk
melakukan studi kasus yang berkaitan dengan kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan persoalan matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel.
Sehingga tujuan dilakukan studi kasus ini yaitu untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan persoalan matematika pada pokok bahasan sistem persamaan
linear dua variabel.

PEMBAHASAN
A. Analisis Kesalahan
Kesalahan secara umum dapat dipandang sebagai hasil tindakan yang tidak tepat,
yang menyimpang dari aturan, norma, atau suatu sistem yang sudah ditentukan. Tindakan
yang tidak tepat itu dapat mengakibatkan tujuan tidak tercapai secara maksimal atau
bahkan gagal, sehingga jika kesalahan itu dihubungkan dengan objek dasar matematika,
kesalahan dapat diartikan sebagai pemahaman yang tidak tepat atau tidak rasional dalam
mempelajari suatu masalah, sehingga banyak kesulitan yang dihadapi, bahkan masalah
gagal atau tidak dapat diselesaikan.
Jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan persoalan materi sistem persamaan
linear dua variabel menurut Soedjadi (2000: 13) dapat diadaptasi dari objek-objek
langsung dalam pelajaran matematika sehingga bentuk kesalahan yang terjadi meliputi
kesalahan dalam memahami fakta-fakta, konsep-konsep, operasi-operasi (skills), dan
prinsip-prinsip. Bentuk kesalahan tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1) Kesalahan dalam memahami fakta-fakta
Fakta matematika merupakan suatu kesepakatan dalam matematika yang
ditandai dengan simbol matematika. Siswa dikatakan salah dalam memahami fakta-
fakta tersebut ketika siswa tidak dapat mengetahui maksud dari simbol tersebut.
2) Kesalahan dalam memahami konsep-konsep

Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia 516


ISBN: 978-602-6258-07-6
Suatu konsep dalam matematika adalah suatu ide abstrak yang
memungkinkan orang dapat mengklasifikasi objek-objek atau kejadian-kejadian dan
memungkinkan orang dapat mengetahuinya sebagai contoh atau bukan contoh. Siswa
dikatakan salah dalam memahami konsep sistem persamaan linear dua variabel jika
siswa tersebut tidak dapat memahami definisi dari maksud tersebut.
3) Kesalahan dalam memahami operasi-operasi (skills)
Operasi adalah aturan untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih
elemen yang diketahui. Contohnya adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Siswa dikatakan salah dalam operasi-operasi jika siswa tersebut tidak
dapat menyusun algoritma penyelesaian yang tepat serta menggunakan operasi
bilangan dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel.
4) Kesalahan dalam memahami prinsip-prinsip
Prinsip dalam matematika adalah hubungan antara berbagai objek dasar
matematika. Prinsip dapat berupa aksioma, teorema, sifat dan sebagainya. Siswa
dikatakan salah dalam memahami prinsip-prinsip jika siswa tersebut tidak dapat
menggunakan sifat-sifat operasi dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear
dua variabel.
Dengan demikian, analisis kesalahan dalam menyelesaikan persoalan pokok
bahasan sistem persamaan linear dua variabel adalah suatu penentuan jenis masalah atau
penentuan kelemahan (ketidakmampuan siswa) dalam menyelesaikan persoalan sistem
persamaan linear dua variabel.

B. Matematika
Matematika merupakan pengetahuan yang disusun secara konsisten dengan
mempergunakan logika deduktif. Artinya matematika merupakan pengetahuan yang
bersifat rasional yang kebenarannya tidak tergantung kepada pembuktian secara empiris,
tetapi deduktif. Dalam dunia keilmuan matematika berperan sebagai bahasa simbolik atau
sarana komunikasi yang cermat, jelas dan tepat. Dalam hal ini matematika berperan ganda
yakni sebagai ratu dan sekaligus pelayan. Sebagai ratu, matematika adalah merupakan
bentuk tertinggi dari logika, sedangkan sebagai pelayan, matematika memungkinkan
sistem pengorganisasian ilmu yang bersifat logis dan juga menyajikan pernyataan dalam
bentuk model matematika yang ringkas dan jelas. (Purwoto, 1997: 14).
Ruseffendi (1991: 12) menyatakan bahwa matematika adalah bahasa simbol,
ilmu deduktif, yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola
keteraturan, ilmu tentang struktur yang terorganisasi. August Comte (1851: 20)
menyatakan bahwa matematika adalah suatu ilmu pengukuran tidak langsung, bagaimana
menentukan jumlah yang tidak dapat diukur secara langsung. Uno Hamzah (2007:136)
menyatakan bahwa matematika merupakan suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,
berkomunikasi, alat untuk memecahkan beberapa persoalan praktis yang unsur-unsurnya
logika dan intuisi, analisis dan kontruksi, generalitas, dan individualitas serta mempunyai
cabang-cabang antara lain aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis.
Reys, dkk (1998:2) menyatakan bahwa matematika adalah
a. Studi tentang pola dan hubungan (study of patterns and relationship)
Pada dasarnya matematika adalah berulang-ulangnya ide dan hubungan antar ide
matematis.
b. Cara berfikir (way of thinking)
Matematika berkaitan dengan strategi untuk menganalisa, mengorganisasi, dan
mensintesis data secara lebih luas tidak terbatas pada angka-angka, serta semua yang
ditemui dalam masalah sehari-hari.
c. Suatu seni (an art)
Matematika adalah suatu seni yang bercirikan keteraturan dan konsistensi internal.
d. Sebagai bahasa (a language)
Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia 517
ISBN: 978-602-6258-07-6
Matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah-istilah tertentu dengan teliti dan
menggunakan simbol-simbol yang akan meningkatkan kemampuan untuk
berkomunikasi akan sains, keadaan kehidupan riil, dan matematika itu sendiri.
e. Sebagai alat (a tool)
Matematika digunakan sebagai alat penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-
hari dan secara lebih luas digunakan sebagai alat dalam studi-studi eksak lainnya.
Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan
bahasa simbol, ilmu pengukuran tidak langsung, dan pengetahuan yang bersifat rasional
yang kebenarannya tidak tergantung kepada pembuktian secara empiris, tetapi deduktif.

C. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel


1. Pengertian Persamaan Linear Dua Variabel
Persamaan linear dua variabel di dalam matematika dapat didefinisikan sebagai
sebuah persamaan dimana di dalamnya terkandung dua buah variabel yang derajat dari
tiap-tiap variabel yang ada di dalamnya adalah satu. Bentuk umum dari persamaan
linear dua variabel adalah ax + by = c. Pada bentuk tersebut, x dan y sebagai variabel,
a dan b sebagai koefisien, dan c sebagai konstanta.

2. Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel


Sistem persamaan linear dua variabel bisa didefinisikan sebagai dua buah
persamaan linear yang memiliki dua variabel dimana diantara keduanya ada
keterkaitan dan memiliki konsep penyelesaian yang sama. Bentuk umum dari sistem
ini adalah:
ax + by = c
px + qy = r
dimana x dan y disebut sebagai variabel, a, b, p, dan q disebut sebagai koefisien.
Sedangkan c dan r disebut dengan konstanta, serta a, b, c, p, q dan r adalah bilangan
real (nyata).
3. Pengertian Penyelesaian atau Akar Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Dalam sistem persamaan linear dua variabel terdapat pengganti-pengganti dari
variabel sehingga kedua persamaan linear dua variabel menjadi kalimat benar.
Pengganti-pengganti variabel yang demikian disebut penyelesaian atau akar dari
sistem persamaan linear dua variabel. Pengganti-pengganti dari variabel yang
mengakibatkan salah satu atau kedua persamaan linear dua variabel menjadi kalimat
tidak benar disebut bukan penyelesaian atau bukan akar dari sistem persamaan
tersebut.
4. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Untuk menentukan penyelesaian atau akar dari sistem persamaan linear dua
variabel, dapat ditentukan dengan 3 cara, yaitu dengan metode grafik, metode
substitusi, dan metode eliminasi.
a. Metode grafik
Untuk menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel dengan cara grafik, langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Menggambar garis dari kedua persamaan pada bidang cartesius,
2) Koordinat titik potong dari kedua garis merupakan himpunan penyelesaian.
Catatan:
Jika kedua garis tidak berpotongan (sejajar), maka sistem persamaan linear dua
variabel tidak mempunyai penyelesaian.
b. Metode Substitusi
Konsep dasar dari metode substitusi adalah mengganti sebuah variabel
dengan menggunakan persamaan yang lain. Pada persamaan linear yang terdiri

Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia 518


ISBN: 978-602-6258-07-6
atas dua variabel, salah satu variabel dapat dinyatakan ke dalam variabel yang
lain, misalnya :
x – a = 3a
x = 3a + a
x = 4a x dinyatakan dalam a
c. Metode Eliminasi
Konsep dasar pada metode eliminasi adalah dengan menghilangkan salah
satu variabel yang ada di dalam persamaan, variabel x atau y. Jika yang
dihilangkan variabel x maka nilai y diperoleh, begitu juga sebaliknya jika yang
dihilangkan variabel y maka nilai x diperoleh.

SIMPULAN
Berdasarkan analisis pembahasan yang telah ditulis penulis, maka dapat disimpulkan
bahwa masih terdapat banyak kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
persoalan matematika khususnya materi sistem persamaan linear dua variabel. Banyak
kemungkinan tentang kesalahan yang dilakukan oleh siswa dan kesalahan dapat dilihat
sebagai hasil tindakan yang tidak tepat, yang menyimpang dari aturan yang sudah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA
Comte, August. 1851. The Philosophy of Mathematics. New York: Haper and Brother.

Departemen Pendidikan Nasional, 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Matematika Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Hamzah, Uno. 2007. Pembelajaran Matematika menurut Teori Belajar Konstructivisme. Jakarta:
Rineka Cipta.

Purwoto. 1997. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Surakarta: UNS Press.

Reys, Robert E, dkk. 1998. Helping Children Learn Mathematics. USA: Aviacom Company.

Ruseffendi. 1991. Pendidikan Matematika 3 Modul 1-5. Jakarta: Universitas Terbuka.

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikti Departemen
Pendidikan Nasional.

Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia 519


ISBN: 978-602-6258-07-6

Anda mungkin juga menyukai