Anda di halaman 1dari 23

Indrie Maharani

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan


Teknik Taksiran Mencerdaskan (TTM)
Indrie Maharani
Program Studi Tadris Matematika
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
e-mail: indrie.maharani1@gmail.com
ABSTRAK
Sulitnya siswa memahami dan mencari nilai akar suatu kuadrat adalah salah satu
latar belakang penelitian ini. Selain itu, kurangnya konsep dan rumus yang
diberikan oleh guru dan di buku pelajaran untuk mengerjakan soal akar pangkat
dua sangatlah minim. Terlebih lagi siswa lebih senang menggunakan kalkulator
dalam melakukan sebuah perhitungan dari pada memberdayakan logika
berpikirnya. Karya tulis ini bertujuan untuk membuat perbandingan hasil akar
kuadrat dengan menggunakan rumus yang sederhana dengan kalkulator serta
memberikan informasi kepada siswa mengenai penggunaan rumus ini. Rumus itu
kemudian dibuktikan dengan pengerjaan soal akar kuadrat dan dibandingkan
dengan perhitungan akar kuadrat melalui kalkulator. Dalam menyampaikan akar
pangkat dua, penulis menggunakan TTM (Teknik Taksiran Mencerdaskan).
Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk meningkatkan prestasi siswa dalam
memahami materi akar pangkat dua agar tidak mengandalkan bantuan kalkulator
dalam menyelesaikan akar pangkat dua.
Kunci : Peningkatan prestasi, TTM (Teknik Taksiran Mencerdaskan), akar
pangkat dua
ABSTRACT
Difficult students to understand and find a square root value is one of the
background of this research. In addition,the lack of concepts and formulas given
by teachers and textbooks for working on such a severely limited. Moreover,
studentsprefer to use a calculator to do a calculation rather than empowering
logical thinking.This paper aims to make a comparisonof the results of the square
root using a simple formula that the author had with a calculator and provide
information tostudents regarding the use of this formula. Information is done
using the formula in some schools and at home respectively. The formula then
proved byconstruction problems the square root and compared with square root
calculation through the calculator. In presenting the square root, the authors use
the EFT (Estimated Feeding Technique) . The objective of using this technique is
to improve student achievement in understanding the square root of the material
so as not to rely on the help of a calculator in completing the square root of two.
Key: Increased achievement, EFT (Estimated Feeding Technique), square root
PENDAHULUAN

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang sangat penting dan


sangat berperan dalam perkembangan dunia. Untuk mengetahui matematika
lebih jauh, kita harus mengetahui pengertian matematika itu sendiri. Berikut
pengertian matematika menurut ahli: 1) Pengertian Matematika menurut
Kurikulum 2004. Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki
objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu
kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya sudah diterima sehingga keterkaitan antara konsep dalam
matematika bersifat sangat kuat dan jelas. 2) Pengertian Matematika menurut
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006). Matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi
dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan,
aljabar, analisis, teori peluang, dan diskrit. Untuk mengusai dan menciptakan
teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak
dini. 3) Pengertian Matematika menurut James dan James (1976). Dalam
kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang
logika mengenai bentuk, susunan besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan dengan jumlah yang banyak
yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. 1
Maka dari beberapa pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa
pengertian matematika yaitu bahasa simbol yang terdefinisikan secara
sistematik, antara satu konsep dengan konsep yang lain saling berkaitan dan
pembuktian matematika dibangun dengan penalaran deduktif.

ilmu

pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar yang menggunakan istilah yang


didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan
lambang-lambang atau simbol dan memiliki arti serta dapat digunakan dalam
pemecahan masalah yang berkaitan dengan bilangan. Matematika juga
merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar yang
1

Yesinta,
2013,Pengertian
Matematika
Menurut
Para
Ahli,
dalam
http://tematikitumudah.wordpress.com/2013/11/22/pengertian-matematika-menurut-para-ahli/
diakses tgl 22.10.2014 pkl 22.04

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat,


representasinya dengan lambang-lambang atau simbol dan memiliki arti serta
dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bilangan.
Matematika seringkali diidentikkan dengan bilangan. Ketika kita berbicara
matematika maka interpretasi masyakarakat umum adalah kita akan berbicara
mengenai bilangan meskipun sebenarnya di dalamnya masih ada banyak
pembahasan lainnya. Matematika dan bilangan menjadi sesuatu yang melekat
erat. Hal ini juga sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika di sekolah.
Dalam materi bilangan di sekolah terbagi menjadi beberapa sub bab. Mulai
dari operasi bilangan bulat, bentuk pangkat, menentukan akar bilangan bulat,
hingga mengenai barisan dan deret. Dalam makalah ini tidak dibahas secara
keseluruhan mengenai bilangan akan tetapi hanyalah pada sub-bab
menentukan akar bilangan. Materi ini merupakan sub topik operasi hitung
bilangan bulat yang merupakan KD pertama untuk kelas VII semester 1.
Kompetesi dasar tersebut adalah melakukan operasi hitung bilangan bulat dan
pecahan. KD ini terbagi ke dalam dua topik yakni operasi hitung bilangan
bulat dan operasi hitung bilangan pecahan. Di dalam operasi bilangan bulat
ini termuat materi akar bilangan bulat yang akan dibahas dalam makalah ini.
Siswa-siswa SMP kurang memahami tentang materi akar salah satu
penyebabnya adalah mayoritas siswa cenderung mengunakan metode
menghafal. Mereka menghafalkan kuadrat dari suatu bilangan yang kemudian
digunakan untuk menentukan akar dari bilangan kudrat tersebut.2 Inilah salah
satu penyebab siswa menganggap matematika itu hal yang menakutkan dan
membosankan. Kalau sudah mendengar kata berhitung, orang pasti akan
malas untuk belajar. Masalah masalah seperti ini sudah tidak asing lagi
terjadi dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran di sekolah. Mulai
dari tingkat dasar, menengah, sampai tingkat atas. Yang paling disayangkan
dalam sebuah perhitungan matematika, siswa lebih cenderung menggunakan
kalkulator sebagai alat bantu perhitungan daripada memberdayakan fungsi
berpikir otak dan lambat laun akan menjadi sebuah kebiasaan buruk pada
2

Rosalia,
2012,Pembelajaran
Materi
Penentuan
Akar,
dalam
http://rosaliamath09.blogspot.com/2012/12/pembelajaran-materi-penentuan-akar.html diakses tgl
23.09.2014 pkl 22.31

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

siswa. Selain itu, kurangnya konsep dasar dalam buku matematika juga
menjadi salah satu latar belakang penelitian ini. Oleh karena itu, untuk
menghilangkan salah satu permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran
matematika, maka penulis membuat makalah yang berjudul Peningkatan
Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik Taksiran
Mencerdaskan (TTM). Tujuannya untuk meningkatkan kecerdasan dan
pemahaman matematika siswa disekolah dasar (SD), menengah pertama
(SMP) dan lanjutan atas (SMA) khususnya dalam menghitung nilai akar
kuadrat dari suatu bilangan. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
memberikan rangsangan kepada para siswa bahwa belajar matematika itu
tidaklah sulit.
Setelah mengetahui teknik apa yang akan digunakan untuk menjelaskan
materi yang akan dibahas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan
strategi pembelajaran yang perlu dipilih dan digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran tersebut. Namun perlu diingat bahwa tidak satu pun
strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua situasi dan kondisi
yang berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama.
Artinya dibutuhkan kreativitas dan keterampilan guru dalam memilih dan
menggunakan strategi pembelajaran , yaitu yang disusun berdasarkan
karakteristik peserta didik dan sesuai kondisi yang diharapkannya.3 Di sini
pemakalah menerapkan strategi pembelajaran dengan teknik ceramah. Cara
ini kadang-kadang membosankan maka dalam pelaksanaannya memerlukan
keterampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan
menarik perhatian murid.
Bila guru menggunakan teknik berceramah, tentunya pelu diiringi
usaha mengatasinya. Kemungkinan usaha mengatasinya adalah selama guru
melakukan ceramah, guru perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Sikap itu
perlu diambil untuk meneliti apakah siswa telah menguasai pengertian dari

Hamzah B. Uno.,Belajar dengan Pendekatan PAILKEM (Jakarta: Sinar Grafik


Offset,2011), hal. 6

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

setiap pokok persoalan yang telah diuraikan oleh guru. Dengan begitu kita
bisa menggiatkan daya berfikir siswa. 4
TEORI DASAR
1. Hakikat Matematika
Banyak orang yang mempertukarkan antara matematika dengan
aritmatika atau berhitung. Padahal matematika memiliki cakupan yang lebih
luas daripada aritmatika. Aritmatika hanya merupakan bagian dari
matematika. Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah,
matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para
siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar atau lebih-lebih bagi yang
berkesulitan belajar.
Berikut ini beberapa definisi matematika :
a. Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah bahasa simbol yang
fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif
dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan
berfikir.
b. Lerner mengemukakan matematika di samping sebagai bahasa simbol
juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia
memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen
dan kuantitas.
c. Kline mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis dan
ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak
melupakan cara bernalar induktif. 5
Dari berbagai pendapat tentang hakikat matematika yang telah
dikemukakan dapat disimpulkan bahwa matematika sebagai ilmu tentang
kuantitas telah ditinggalkan dan lebih ditekankan pada metodenya daripada
persoalan matematika itu sendiri.

Rostiyah NK.,Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta,2008), hal.139

Mulyono Abdurrahman.,Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: Asdi

Mahasatya, 2003), hal. 252

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

2. Hakikat Pembelajaran
Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan
tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku,
papan tulis, kapur, fotografi, silde, film, audio dan video tape. Fasilitas dan
perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, komputer.
Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,
belajar, ujian dan sebagainya.
Menurut Corey, pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan turut serta dalam
tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan
respon terhadap situasi tertentu.6 Sedangkan menurut UUSPN No. 20 Tahun
2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 7
Belajar bukan hanya menghafal ataupun mengingat fakta-fakta,
melainkan suatu proses kompleks yang terjadi pada individu yang berupaya
mencapai tujuan belajar. Proses perubahan yang terjadi setelah belajar
terjadi

secara terus menerus dan tidak hanya disebabka karena proses

pertumbuhan saja. 8 Perubahan dalam belajar menurut Nana Sudjana


merupakan hasil dari proses belajar yang dapat ditunjukan dalam berbagai
bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan dan kemampuan, serta aspek lainnya dalam
individu.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.
Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, siswa dan
guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses yakni proses
mental dalam menghadapi bahan belajar. Dari segi guru proses belajar
6

Syaiful Sagala.,Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2009), hal.61

Ibid., hal.62

Ibid., hal.17

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

tampak sebagai perilaku belajar tentang suatu hal. Sebagai tindakan, maka
belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Proses belajar terjadi akibat siswa
memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.9
Untuk dapat mempelajari dan memahami matematika serta mampu
menyelesaikan contoh soal dan latihannya, khususnya menyelesaikan soal
akar pangkat dua, peserta didik tidak lepas dari proses belajar. Dengan
belajar yang sungguh-sungguh dan terus berlatih maka materi yang
diajarkan dan soal yang diberikan akan mudah dipahami, dimengerti dan
mudah diselesaikan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran.

3.

Teori-teori Pembelajaran
Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi
terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling
pengaruh mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Banyak ahli
yang telah merumuskan pengertian mengajar berdasarkan pandangannya
masing-masing. Perumusan dan tinjauan itu masing-masing memiliki
kebaikan dan kelemahan. Berbagai rumusan yang ada pada dasarnya
berlandaskan pada teori tertentu.
Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta
didik atau siswa di sekolah. Rumusan ini sesuai dengan pendapat dalam teori
pendidikan yang mementingkan mata ajaran yang harus dipelajari oleh
peserta didik. Dalam rumusan tersebut terkandung konsep-konsep, sebagai
berikut:
a. Pembelajaran merupakan persiapan di masa depan
Masa depan kehidupan anak ditentukan oleh orang tua. Mereka yang
dianggap paling mengetahui apa dan bagaimana kehidupan itu. Itu
9

Dimyati dan Mudjiono., Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),

hal.17-18

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

sebabnya, orang tua berkewajiban menentukan akan dijadikan apa peserta


didik. Sekolah berfungsi mempersiapkan mereka agar mampu hidup dalam
masyarakat yang akan datang.
b. Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan.
Penyampaian pengetahuan dilaksanakan dengan menggunakan metode
imposisi, dengan cara menuangkan pengetahuan kepada siswa. Umumnya
guru menggunakan metode formal step dari J.Herbart berdasarkan asas
asosiasi dan reproduksi ata tanggapan atau kesan. Cara penyampaian
pengetahuan tersebut berdasarkan ajaran dalam psikologi asosiasi.
c. Tinjauan utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan
Pengetahuan sangat penting bagi manusia. Barang siapa menguasai
pengetahuan, maka dia dapat berkuasa : knowledge is power.
Pengetahuan bersumber dari perangkat mata ajaran yang disampaikan di
sekolah. Para pakar yang mendukung teori ini berpendapat bahwa mata
ajaran berasal dari pengalaman-pengalaman orang tua, masa lampau yang
berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Pengalaman-pengalaman itu
diselidiki, disusun secara sistematis dan logis, sehinga tercipta yang kita
sebut mata ajaran-mata ajaran (H.Alberty 1953). Mata ajaran-mata ajaran
itu diuraikan, disusun dan dimuat dalam buku pelajaran dan berbagai
referensi lainnya.
d. Guru dipandang sebagai orang yang sangat berkuasa
Peran guru sangat dominan. Dia menentukan segala hal yang dianggap
tepat untuk disajikan kepada para siswanya. Guru dipandang sebagai orang
yang serba mengetahui, berarti guru adalah yang paling pandai. Dia
mempersiapkan tugas-tugas, memberikan latihan-latihan dan menentukan
peraturan dan kemajuan tiap siswa.
e. Siswa selalu bersikap dan bertindak pasif
Siswa dianggap tong kosong, belum mengetahui apa-apa. Dia hanya
menerima apa yang diberikan oleh gurunya. Siswa bersikap sebagai
pendengar, pengikut, pelaksana tugas. Kebutuhan, minat, tujuan, abilitas,
dan lain-lain yang dimiliki oleh siswa diabaikan dan tidak mendapat
perhatian guru.
Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

f. Kegiatan pembelajaran hanya berlangsung dalam kelas


Pembelajaran dilaksanakan dalam batas-batas dalam ruangan kelas saja,
sedangkan pembelajaran di luar kelas tak pernah dilakukan. Tembok
sekolah menjadi benteng yang kuat yang membatasi hubungan dengan
kehidupan masyarakat. Para siswa duduk pada bangku-bangku yang
berdiri kokoh, tak bisa dipindah-pindahkan. Mereka duduk denga rapi dan
kaku secara ruti setiap hari. Ruangan kelas diapandang sebagai ruang
penyelamat, ruang member kehidupan. Belajar dalam batas-batas ruangan
itu adalah belajar yang paling baik.10

4.

TTM (Teknik Taksiran Mencerdaskan)


Dalam kamus besar Bahasa Indonesia teknik adalah metode atau
sistem mengerjakan sesuatu, dan taksiran adalah hitungan kasar, serta cerdas
adalah daya fikir yang tinggi. Dengan demikian yang dimaksud dengan TTM
(Teknik Taksiran Mencerdaskan) adalah metode atau sistem mengerjakan
soal-soal akar pangkat dua bilangan bulat kuadrat yang bukan bilangan akar
kuadrat dengan cara rumus taksiran yang cepat dan tepat. Dalam menentukan
teknik taksiran ini tentunya ada langkah-langkahnya, selanjutnya ditemukan
rumus cepatnya. Sehingga siswa akan mengetahui proses menemukan rumus
tersebut yang selanjutnya akan diterapkan dalam penyelesaian soal.

5.

Hasil Belajar Matematika


Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar.11 Sedangkan menurut A. J. Romiszowski hasil belajar
merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan (inputs).
Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan
keluarannya adalah perbuatannya atau kinerja. Adapun menurut Killer,
hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak.
Ada tiga ranah dalam hasil belajar menurut Benjamin S. Bloom yaitu

10

11

Oemar Hamalik.,Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal.57-59


Mulyono Abdurrahman.,Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: Rineka

Cipta, 2003), hal.37

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. 12 Ranah kognitif yaitu mencakup


tujuan-tujuan yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, yaitu berkenaan
dengan

pengenalan

pengetahuan,

perkembangan

kemampuan

dan

keterampilan intelektual (akal). Sedangkan ranah afektif yaitu yang


berhubungan dengan sikap dan ranah

psikomotorik yaitu

yang

berhubungan dengan gerakan.


Sedangkan matematika didefinisikan sebagai bidang studi yang dapat
membantu pembentukan pribadi yang bersikap dan memiliki sifat-sifat
kreatif, kritis, ilmiah, hemat disiplin dan tekun. Matematika identik dengan
sesuatu yang abstrak dan terdiri dari simbol-simbol baik berupa angka
maupun tanda operasi.
Dari paparan di atas dapat

disimpulkan

bahwa

hasil

belajar

matematika adalah kemampuan siswa dalam bidang studi matematika yang


diperoleh setelah melalui kegiatan belajar yang diaplikasikan baik secara
kognitif, afektif ataupun psikomotorik. Untuk

mengetahui

hasil

belajar

matematika perlu adanya

mengetahui

sejauh

mana

evaluasi

guna

penguasaan siswa terhadap bidang studi matematika yang disampaikan


dalam proses pembelajaran.
Dengan adanya teknik taksiran yang akan dijelaskan dalam makalah ini,
diharapkan hasil belajar siswa lebih baik dari sebelumnya.

6.

Model Pembelajaran Berdasarkan Teori-Teori Belajar


Berdasarkan teori-teori belajar dapat ditentukan beberapa pendekatan
pembelajaran, dan berdasarkan pendekatan tadi selanjutnya dapat ditentukan
beberapa model pembelajaran. Salah satunya adalah model proses informasi
(information processing models). Model ini berdasarkan teori belajar kognitif.
Model tersebut berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi
dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan tersebut. Pemrosesan
informasi menunjuk kepada cara-cara mengumpulkan atau menerima stimuli
dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan
konsep-konsep, dan pemecahan masalah, serta menggunakan simbol-simbol
12

Ibid., hal.38-39

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

verbal dan non verbal. Model ini berkenaan dengan kemampuan memecahkan
masalah dan kemampuan berfikir produktif, serta berkenaan dengan
kemampuan intelektual umum (geneal intelecual ability).
Model proses informasi meliputi beberapa strategi pembelajaran, ialah :
a. Mengajar induktif. Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir dan membentuk teori.
b. Latihan inquiry. Tujuannya pada prinsipnya sama dengan strategi di
atas. Bedanya terletak pada segi proses mencari dan menemukan
informasi yang diperlukan.
c. Inquiry keilmuan. Bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian
dalam disiplin ilmu, dan diharapkan memperoleh pengalaman dalam
domain-domain lainnya.
d. Pembentukan konsep. Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir induktif, mengembangkan konsep dan kemampuan analisis.
e. Model pengembangan. Bertujuan untuk mengembangkan inteligensi
umum, terutama berfikir logis, di samping untuk mengembangkan
aspek social dan moral.
f. Advanced organizer model. Bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan
menghubungkan satuan ilmu pengetahuan (bodies of knowledge)
secara bermakna. 13

7.

Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah
merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
13

Ibid.,128-129

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,


atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal. 14
Kegunaan Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai
berikut :
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti
misalnya:
1) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar,
film bingkai, film atau model,
2) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai,
film atau gambar,
3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse atau high-speed photography,
4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan
lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara
verbal,
5) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat
disajikan dengan model, diagram dan lain-lain,
6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan
lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai,
gambar dan lain-lain,
c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi
dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan
berguna untuk :
1) Menimbulkan kegairahan belajar.
2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan.
14

Azhar Arsyad.,Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal.3

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut


kemampuan dan minatnya.
d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan
materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan
banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi
sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkunga guru dengan siswa juga
berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu
dengan kemampuannya dalam :
1) Memberikan perangsang yang sama
2) Mempersamakan pengalaman
3) Menimbulkan persepsi yang sama.15
Dalam makalah ini, penulis mengunakan media berupa papan tulis
untuk menjelaskan teknik taksiran akar pangkat dua. Papan tulis dipilih
sebagai media dalam menjelaskan materi ini dengan alasan simple dan sudah
disediakan di ruang kelas tanpa harus susah-susah membuatnya.

8.

Metode Ceramah
Biasanya guru mencapai tujuan instruksionalnya dengan menggunakan
kata-kata. Bagaimanakah ia mengorganisasikan kegiatan verbalnya itu
sebaik-baiknya agar dapat menolong siswanya belajar? Salah satu cara yang
dapat dipergunakan guru yaitu berceramah. Setiap penyajian informasi secara
lisan dapat disebut ceramah baik yang formal dan berlangsung selama 45
menit, maupun yang informal dan hanya berlangsung selama 5 menit.
Ceramah tidak dapat dikatakan baik atau buruk, ceramah harus dinilai
menurut tujuan penggunaannya.
Walaupun ada kelemahan-kelemahannya yang menyolok misalnya,
tidak dapat memberi siswa kesempatan untuk mempraktekkan perilaku yang
relevan (selain mencatat) ceramah masih dapat bermanfaat bagi siswa,
berapapun usianya. Tujuan utama suatu ceramah ialah menyajikan ide. Untuk
menjadi penceramah yang baik diperlukan latihan dan umpan balik. Dengan
15

Arief S. Sadiman, dkk.,Media Pendidikan.(Jakarta: CV.Rajawali,1990) hal.16-17

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

latihan seorang penceramah tidak lagi sombong. Ia akan menyampaikan


ceramahnya secara sederhana tetapi efektif.
Dalam metode ceramah tentunya terdapat :
a.

Perencanaan ceramah
Apakah yang seharusnya Anda lakukan jika ceramah ternyata
merupakan cara yang paling efisien untuk menyajikan bahan yang
relevan dengan tujuan instruksional tertentu? Pertama-tama Anda harus
membatasi waktu ceramah sesuai dengan usia siswa. Di dalam situasi
yang paling ideal sekalipun, ceramah selama setengah jam sudah terlalu
lama bagi siswa berapapun usianya.
Dalam

merencanakan

ceramah,

jangan

lupa

menyususn

pertanyaan-pertanyaan untuk diajukan kepada siswa. Pertanyaan yang


diajukan langsung kepada siswa dapat menolong untuk mengukur
efektifitas kegiatan belajar siswa. Pertanyaan teorisme (yang tidak perlu
dijawab) dapat juga digunakan untuk mengundang keterlibatan siswa.
b.

Penyampaian Ceramah
Memberikan suatu ceramah seharusnya merupakan peristiwa biasa,
bukan peristiwa yang mencemaskan, baik bagi guru maupun siswa. Gaya
yang oratoris dan bombastis akan memalukan para pendengarnya, dan
biasanya tidak begitu efektif. Penceramah yang baik akan berusaha
menggunakan

gaya

percakapan

yang

antusiastik

(jika

ia

menghendakinya). Ceramah harus disampaikan dengan suara yang cukup


nyaring. Banyak guru yang berbicara terlalu lemah, sehingga kelas
gaduh. Bahaya lain yang tersembunyi yaitu kecenderungan guru-guru
baru untuk menggunakan bahasa yang hanya dipahami oleh kalangan
tertentu. Ini sering dilakukan untuk menunjukkan bahwa mereka cerdas,
berpendidikan tinggi dan penting.
Teknik lain yaitu dengan menggunakan gerakan badan. Banyak
guru yang terpaku di mejanya. Mereka tidak pernah berjalan-jalan
diantara tempat-tempat duduk siswanya. Penceramah seharusnya bebas
bergerak. Dengan demikian ia dapat lebih menarik perhatian (dalam

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

kurung seperti sasaran yang bergerak), di samping dapat juga diketahui


apa yang sedang dilakukan oleh siswa-siswanya. 16
Contoh metode ceramah yang divariasikan dengan metode
diskusi dan simulasi :
1) Pembagian hand outs sebelum ceramah dimulai.
2) Penyajian uraian singkat tentang pokok cermah dan
tujuannya.
3) Penyajian informasi permasalahan simulasi yang akan
dilakukan.
4) Pelaksanaan simulasi.
5) Diskusi kelas untuk menilai simulasi serta merumuskan
kesimpulannya.
6) Evaluasi interaksi untuk memperoleh balikan. 17
c.

Pengelolaan kelas
Dalam berceramah, tentunya harus ada pengelolaan kelas. Dalam
mengelola kelas, terdapat beberapa trik diantaranya :
1) Mendekati
Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya
efektif yaitu teknik mendekatinya. Kehadiran guru dapat membuatnya
takut, dank arena itu dapat menghentikannya dari perbuatan yang
destruktif, tanpa perlu menegur. Andaikata siswa mulai menampakkan
kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya ke
dekat meja guru dapat berefek preventif. (Tetapi, jika si siswa justru
menyukai guru itu, penggunaan teknik reinforcement ini tidak tepat).
2) Tidak mengacuhkan
Untuk menerapkan cara ini guru harus luwes tidak perlu
menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasuskasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa

16

Popham James, dkk., Teknik Mengajar Secara Sistematis (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),

hal. 79-83
17

Abdul Aziz Wahab.,Metode dan Model-Model Mengajar (Bandung: Alfabeta,2009),

hal.91

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

siswa

itu

minta

diperhatikan,

lalu

bertingkah

agar

guru

memperhatikannya. Jika menurut perkiraannya masalah itu tidak


mengganggu kelas, maka sebaiknya diabaikan saja. Tetapi jika ada
kemungkinan bahwa teman-temannya terganggu atau tergoda oleh
situasi tersebut, maka guru perlu bertindak.
3) Mengadakan humor
Jika insiden itu kecil, seyogyanya guru memandang enteng saja.
Den melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan
suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa
ia tahu tentang apa yang akan terjadi. Tetapi hendaknya leluconnya
jangan terlalu tinggi, sebab kalau demikian reaksi kelas dapat lebih
gaduh daripada perbuatan si nakal itu.
4) Menggunakan teknik yang keras
Guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila ia
dihadapkan pada perilaku destruktif yang jelas tidak terkendalikan.
Contoh yang paling terkenal situasi dimana para remaja, biasanya
gadis-gadis terkikih-kikih. Hal semacam itu menular dan sering
berlangsung terus meskipun si pelanggar
menghentikannya.

Tindakan

yang

efektif

sendiri bermaksud
kiranya

dengan

mempersilakan seorang siswa tak terkendalikan itu pergi keluar.


Tindakan ini sebaiknya diambil secara permisif, tidak secara keras.
Jangan berniat mengusir selamanya, cukuplah bila ia diperkenankan
mengendalikan dirinya lagi di luar lalu boleh kembali ke kelas. 18

PEMBAHASAN
Pengenalan matematika merupakan bahasa yang melambangkan makna
dari pernyataan yang ingin disampaikan. Dalam karya tulis ini penulis akan
mengulas tentang materi akar pangkat dua atau akar kuadrat. Akar kuadrat
adalah operasi non biner (hanya melibatkan satu bilangan) yang menanyakan
18

James Popham,dkk.,Teknik Mengajar Secara Sistematis (Jakarta: PT.Rineka

Cipta,2008),hal.106-107

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

Bilangan

berapakah

yang

dikalikan

dengan

bilangan

itu

sendiri

menghasilkan bilangan yang ada di dalam tanda akar? Untuk menyatakan


= b maka 2 = . Bagaimanapun, akar kuadrat utama dari sebuah
bilangan positif hanya satu dari dua akar kuadratnya. Setiap bilangan positif
x memiliki dua akar kuadrat. Salah satu penentuan nilai akar kuadrat dengan
metode lama adalah dengan mencari nilai akar kuadrat dengan menebak dan
memeriksa metodenya. Salah satu cara sederhana ini adalah untuk
menemukan pendekatan desimal serta untuk mendapatkan hasilnya. Untuk
membuat dugaan awal, menebak, tergantung seberapa dekat untuk
meningkatkan daya tebak. Karena metode ini melibatkan pengkuadratan
dengan cara menebak (mengalikan kali nomor sendiri), itu benar-benar
menggunakan definisi akar kuadrat, dan sebagainya bisa sangat membantu
dalam mengajarkan konsep akar kuadrat tetapi juga banyak memiliki
kelemahan. Di sini akan dibahas tentang rumusan masalah yang telah
dituliskan pada bab I, yaitu sebagai berikut :
1.

Langkah-langkah menaksir akar kuadrat dari bilangan yang bukan akar


kuadrat.
Misal kita akan mencari 15
Garis bilangan

3,5

Garis kuadrat

15

16

25

a. Taksiran pertama :
Garis bilangan yaitu 3,5
Perhitungan tanpa garis bilangan
15 terletak antara 9 dan 16
9 = 3 dan 16 = 4
Bilangan yang terletak diantara 3 dan 4 adalah
3+4
2

= 3,5

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

Taksiran pertama belum memenuhi karena 3,5 x 3,5 = 12,25

b. Taksiran kedua :
Taksiran menurut garis bilangan adalah 3,5 maka

15
3,5

150
35

= 4,286

(belum memenuhi).

c. Taksiran ketiga :
Taksiran pertama dan kedua digabung dan dibagi dengan dua
3,5 + 4,286
7,786
=
= 3,893
2
2
Jadi 15 3,893. ( artinya mendekati). 19

2.

Menaksir akar kuadrat dari bilangan yang bukan akar kuadrat dengan
menggunakan rumus yang efektif.
Misal kita akan mencari 12 = ..
12 terletak diantara bilangan 9 dan 16, sehingga 12 terletak diantara 9 = 3
dan

16 = 4. Selisih antara 9 dan 12 adalah 3 dan selisih antara 9 dan 16

adalah 7, sehingga :
3

12 37 3,4

19

tanda

dibaca kira-kira atau mendekati20

3,4

12

16

Sudarsono.,Metode mengajar matematika (Jilid II).(Jakarta: PT Rineka Cipta,1993) hal.59-

60
20

Cholik Adinawan Sugijono.,Matematika untuk SMP Kelas VIII Semester 1.(Jakarta:


Erlangga,2004) hal.127

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

Kita misalkan akar kuadrat sebelum akar yang dicari yaitu angka 9 dengan
huruf a, akar yang dicari yaitu 12 dengan huruf n, dan angka setelah akar
kuadrat yang dicari yaitu 16 dengan huruf b. Sedangkan hasil dari akar 9 kita
misalkan x. Dari sini dapat kita ambil kesimpulan bahwa rumus taksiran
yaitu :

3.

Jika < < maka x +

Selisih antara penghitungan akar kuadrat yang menggunakan kalkulator


dengan menggunakan rumus.
Kita ambil 5 sampel untuk membandingkan yaitu :
Akar

Penghitungan dengan

Penghitungan dengan rumus

kalkulator

taksiran

2,82

2,8

27

5,19

5,18

52

7,21

7,2

112

10,58

10,57

217

14,73

14,72

Dari kelima sampel di atas dapat disimpulkan bahwa selisih penghitungan


akar kuadrat dari bilangan bukan akar kuadrat antara yang menggunakan
kalkulator dan yang menggunakan rumus taksiran adalah tidak begitu besar
atau bisa dikatakan mendekati benar.

PENUTUP
1. Kesimpulan
Pengerjaan soal akar kuadrat adalah suatu cara untuk mencari atau
menemukan bilangan asal kuadrat dari bilangan akar tersebut. Dalam
makalah ini, penulis menemukan cara mencari akar kuadrat yang hasil
selisihnya tidak jauh dengan hasil sebenarnya dari hasil kalkulator. Dalam
menentukan nilai akar kuadrat, tentu ada hal hal penting yang perlu kita
ingat dan kita pahami jika menentukan akar kuadrat dengan rumus taksiran.
Hal yang terpenting adalah kita harus tahu dimana menempatkan nilai dan
Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

untuk mendapatkan nilai dari. Rumus taksiran bisa dijadikan sebagai bahan
acuan pembelajaran dan sebagai rumus pegangan bagi pelajar baik itu di
tingkat dasar, menengah pertama bahkan sekolah menengah atas, mengingat
masih banyak yang tidak mengerti bagaimana mencari nilai akar suatu
kuadrat. Kebiasaan siswa menggunakan kalkulator pun juga menjadi salah
satu yang menyebabkan siswa malas menggunakan daya pikirnya dalam
melakukan sebuah perhitungan.
1. Langkah-langkah menaksir akar kuadrat dari bilangan yang bukan akar
kuadrat.
Misal kita akan mencari 15
Garis bilangan

3,5

Garis kuadrat

15

16

25

a. Taksiran pertama :
Garis bilangan yaitu 3,5
Perhitungan tanpa garis bilangan
15 terletak antara 9 dan 16
9 = 3 dan 16 = 4
Bilangan yang terletak diantara 3 dan 4 adalah
3+4
2

= 3,5

Taksiran pertama belum memenuhi karena 3,5 x 3,5 = 12,25

b. Taksiran kedua :
Taksiran menurut garis bilangan adalah 3,5 maka

15
3,5

150
35

= 4,286

(belum memenuhi).

c. Taksiran ketiga :
Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

Taksiran pertama dan kedua digabung dan dibagi dengan dua


3,5 + 4,286
7,786
=
= 3,893
2
2
Jadi 15 3,893. ( artinya mendekati).

2. Menaksir akar kuadrat dari bilangan yang bukan akar kuadrat dengan
menggunakan rumus yang efektif.

Jika < < maka x +

3. Selisih antara penghitungan akar kuadrat yang menggunakan kalkulator


dengan menggunakan rumus.
Kita ambil 5 sampel untuk membandingkan yaitu :
Akar

Penghitungan dengan

Penghitungan dengan rumus

kalkulator

taksiran

2,82

2,8

27

5,19

5,18

52

7,21

7,2

112

10,58

10,57

217

14,73

14,72

Dari kelima sampel di atas dapat disimpulkan bahwa selisih penghitungan


akar kuadrat dari bilangan bukan akar kuadrat antara yang menggunakan
kalkulator dan yang menggunakan rumus taksiran adalah tidak begitu besar
atau bisa dikatakan mendekati benar.
Dari pembahasan di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa dari
langkah-langkah mencari akar kuadrat dari bilangan yang bukan akar kuadrat,
dapat kita temukan sebuah rumus taksiran. Yang mana hasilnya jika
dibandingkan dengan penghitungan menggunakan kalkulator tidak jauh
berbeda, bahkan bisa dikatakan mendekati hasil yang sebenarnya.

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

2. Saran
a. Seharusnya siswa jangan selalu menggunakan kalkulator dalam
melakukan perhitungan salah satunya dalam menghitung nilai akar suatu
kuadrat.
b. Guru seharusnya memberikan rumus untuk menghitung nilai akar suatu
kuadrat yang mudah diingat dan tidak membuat siswa bingung.
c.

Konsep-konsep dasar dan penyajian rumus praktis seharusnya perlu


ditambahkan ke dalam buku pelajaran salah satunya dalam buku
matematika karena matematika penuh dengan perhitungan.

d. Siswa harus mengasah daya pikirnya dalam menemukan solusi atau cara
mudah dalam melakukan sebuah perhitungan matematika yang berguna
baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
e. Semoga rumus yang kami dapatkan dalam penelitian ini berguna bagi
orang lain dan juga dapat digunakan dalam perhitungan ataupun
pengajaran di dalam kelas

REFERENSI
[1] Abdurrahman Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Asdi Mahasatya.
[2] Arsyad Azhar. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
[3] Hamalik Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
[4] Popham James, dkk. 2008. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta:
Rineka Cipta.
[5] Rosalia. 2012. Pembelajaran Materi Penentuan akar, (online),
(http://rosaliamath09.blogspot.com/2012/12/pembelajaran-materi-penentuanakar.html), diakses 23 September 2014.
[6] Rostiyah, NK. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
[7] Sadiman Arief S, dkk. 1990. Media Pendidikan. Jakarta: CV.Rajawali.
[8] Sagala Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajara. Bandung: Alfabeta.
[9] Sudarsono. 1993. Metode mengajar matematika (Jilid II). Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Indrie Maharani

[10]Sugijono Cholik Adinawan. 2004. Matematika untuk SMP Kelas VIII


Semester 1. Jakarta: Erlangga.
[11]Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
[12]Uno Hamzah, B. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM . Jakarta: Sinar
Grafika Offset.
[13]Wahab Abdul Aziz. 2009. Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung:
Alfabeta.
[14]Yesinta. 2013. Tematik itu Mudah, (online),
(http://tematikitumudah.wordpress.com/2013/11/22/pengertian-matematikamenurut-para-ahli/), diakses 22 Oktober 2014.

Peningkatan Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik
Taksiran Mencerdaskan

Anda mungkin juga menyukai