PENDAHULUAN
untung dan rugi, serta masih banyak lagi. Matematika yang selama ini diajarkan
sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, belajar matematika
Ketika siswa sudah mengerti konsep matematika maka siswa tersebut akan
dan mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien,
1
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi bagian tujuan mata pelajaran
Hasil menunjukkan bahwa tes materi grafik fungsi linear dengan 3 soal
34,578 dan termasuk dalam kategori kurang baik menurut Ningsih (2016) untuk
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang Baik
2
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengajar, model pembelajaran
yang digunakan adalah model pembelajaran langsung. Hal ini, sesuai berdasarkan
menjelaskan materi dan siswa memperhatikan apa yang disampaikan guru. Dalam
beberapa faktor yaitu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal).
Faktor eksternal dapat berupa penerapan model pengajaran (Safitri, 2022). Untuk
itu, model pembelajaran yang dirancang harus mampu untuk mendukung proses
pemahaman konsep matematis siswa yang dipilih dalam penelitian ini adalah
siswa menyurvei bahan bacaan yang diberikan guru lalu membuat pertanyaan.
Kemudian, siswa bisa mencoba untuk menggali materi lebih dalam agar dapat
terlihat bahwa model pembelajaran SQ3R tidak membuat siswa menghapal materi
dan mencari pemahaman makna dari informasi yang sedang dipelajari. Untuk
3
memperoleh pemahaman dari informasi yang dipelajari, siswa harus terampil
Metode SQ3R dapat membantu siswa lebih fokus ketika membaca dan
menyatakan bahwa penerapan metode SQ3R tidak sekadar hafalan dan mengulang
tanpa memahami makna yang terkandung, tetapi juga dapat melibatkan proses
Didasarkan pada latar belakang, maka masalah yang dapat diidentifikasi pada
Temanggung
4
penelitian sebagai berikut:
pelajaran 2023/2024.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:
5
terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa daripada model
pembelajaran langsung.
pembelajaran SQ3R
1. Bagi siswa
2. Bagi pendidik
3. Bagi sekolah
evaluasi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, KERANGKA
BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
antaranya:
Pemahaman Konsep Matematis pada Materi Segi Empat Ditinjau dari Tipe
kemampuan pemahaman konsep matematis pada materi segi empat, (2) Tipe
artisan, dan guardian yang diajar dengan model pembelajaran RME sama
rational lebih baik jika diajar dengan model pembelajaran RME dibandingkan
7
dan meninjau dari tipe kepribadian menurut David Keirsey.
sedang merupakan hal yang dapat dikatakan baik. Hal ini dikarenakan
sebagian besar siswa sudah cukup baik dalam memahami konsep matematika
banyak ada pada sub indikator 2 (item soal 2) dan sub indikator 3 (item soal
(item soal 10) indikator ketiga yaitu memanfaatkan operasi hitung bangun
8
pemecahan masalah matematis siswa di SMAN 3 Empat Lawang. Persamaan
4. Penelitian yang dilakukan Barnas dkk (2018) yang berjudul The Role of
konvensional, namun mutu kedua KKM masih tergolong rendah, dan mutu
antara KKM dan KB dan siswa menunjukkan persepsi yang baik terhadap
pembelajaran mandiri.
5. Penelitian yang dilakukan Huda, dkk (2019) dengan judul Learning Model to
9
daripada Auditory Intellectually Repetition Learning dalam pengaruh
2.2.1.1 Pengertian
Model membaca mandiri tertua adalah SQ3R yang merupakan singkatan dari
Survey, Question, Read, Recite, and Review saat mempelajari buku teks (Artis,
ditelusuri pada awal masa 1940-an yang kemudian dikembangkan oleh Francis
2.2.1.2 Langkah-Langkah
sebagai berikut:
materi pelajaran yang ada, baik berupa teks buku pelajaran maupun aktivitas
10
belajar. Pada buku teks, siswa mengamati atau mengidentifikasi seluruh teks
dari segi judul, subjudul, kata-kata yang bercetak miring, atau kata-kata yang
3. Read yaitu siswa membaca secara intensif buku teks atau buku referensi
4. Recite yaitu siswa menuliskan jawaban yang diperoleh setiap pertanyaan yang
bisa memberikan kuis untuk menguji pemahaman siswa pada materi yang
diajarkan.
SQ3R yaitu:
11
3. Read yaitu siswa membaca kembali semua pertanyaan yang diajukan untuk
5. Review yaitu siswa memeriksa kembali semua pertanyaan dan jawaban yang
telah diselesaikan.
SQ3R yaitu:
bacaan dari segi judul, subjudul, simbol, grafik, diagram, tabel, atau istilah-
langkah survey.
3. Read yaitu membaca secara aktif sambil memahami konsep yang ada pada
5. Review yaitu memeriksa kembali pertanyaan dan jawaban yang telah mereka
susun dan membuat kesimpulan dari bahan bacaan yang telah dipelajari.
12
pertanyaan yang telah dibuat
13
dibuat mereka susun
b. Meminta siswa untuk b. Membuat kesimpulan
membuat kesimpulan dari dari bahan bacan yang
bahan bacaan yang telah telah dipelajari
dipelajari
4. Siswa menjadi pembaca yang aktif dan terarah langsung pada intisari atau
bacaan.
7. Kesan yang ditimbulkan lebih tahan lama, karena ada unsur perenungan
14
1. Siswa yang malas menulis akan mengalami kesulitan dalam mengikuti
agar siswa mau menulis seperti memberikan tugas menulis bagi siswa.
2. Ada kalanya siswa merasa bosan membaca dan mencatat, karena ia merasa
banyak yang dibaca dan dicatat. Untuk mengatasi hal ini, guru bisa
3. Kalau tidak biasa, sulit bagi siswa mengikuti metode pembelajaran ini.
membutuhkan bantuan.
1. Dengan adanya survey pada tahap awal pembelajaran, hal ini akan
membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang ingin dipelajari
3. Materi yang siswa melekat untuk periode waktu yang lebih lama.
berikut:
1. Strategi ini tidak dapat diterapkan pada semua pokok bahasan, terutama
15
integral, turunan, dsb. Untuk itu, guru harus memilih materi yang memiliki
masing-masing siswa jika tidak semua siswa memiliki buku bacaan. Untuk
2.2.2.1 Pengertian
langsung yaitu:
3. pembimbingan latihan;
16
pusat dalam pembelajaran. Guru atau pendidik sebagai penyampai informasi
2.2.2.2 Langkah-Langkah
merujuk pada langkah yang disampaikan oleh Handayani dan Abadi (2020).
17
2. Mengubah pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan
dalam kehidupan.
kehidupan sehari-hari.
1. Guru dapat mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima
dicapai siswa;
2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil;
rendah;
6. Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi
18
apabila model pembelajaran langsung dapat dilakukan secara efektif.
sejumlah kekurangan.
ketertarikan siswa;
kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman yang luas dan praktis dari
19
mengaplikasikannya dalam pembelajaran matematika. Penguasaan terhadap
lebih baik, sebab untuk memecahkan masalah perlu aturan-aturan, dan aturan-
aturan tersebut didasarkan pada konsep yang dimiliki (Fajar dkk., 2018).
untuk dapat mengerti ide-ide matematika yang menjadi aturan agar dapat
yaitu:
tertentu
digunakan, yaitu:
konsepnya
matematika
20
spesifik dan mengaplikasikan konsep
suatu konsep
suatu konsep
yaitu:
2. Mengembangkan konsep
menyelesaikan masalah
21
2.2.4 Matriks
Dalam Rahman (2022), matriks adalah salah satu materi pada pembelajaran
1. Matriks merupakan sebuah susunan dalam bentuk baris dan kolom dan
memiliki ordo, susunan tersebut ialah susunan bilangan riil atau bilangan
kompleks.
persegi panjang.
[ ac bd ]
Gambar 2. 1 Notasi Matriks
Dalam mempelajari matriks kita juga harus mengetahui terlebih dahulu istilah-
istilah yang ada pada matriks, seperti baris dan kolom, serta ordo matriks. Baris
adalah letak bilangan yang mendatar sedangkan kolom adalah letak bilangan yang
dengan ordo, ordo matriks dinyatakan dengan m ×n dimana m adalah jumlah dari
1. Matriks baris
A=( 2 4 5 )
Berdasarkan contoh diatas maka dapat kita definisikan bahwa matriks baris adalah
2. Matriks kolom
22
Berikut adalah contoh dari matriks kolom:
[]
3
A= 7
2
Berdasarkan contoh matriks diatas maka dapat kita definisikan bahwa jika ada
matriks yang hanya memiliki satu kolom saja maka disebut dengan matriks
kolom.
3. Matriks nol
[ ]
0 0 0
A= 0 0 0
0 0 0
Berdasarkan contoh matriks diatas maka dapat didefinisikan sebagai matriks yang
4. Matriks kuadrat
[ ]
1 2 3
A= 6 5 4
7 8 9
Setelah melihat contoh diatas maka dapat didefinisikan sebagai matriks yang
5. Matriks diagonal
[ ]
1 0 0
A= 0 2 0
0 0 1
23
Berdasarkan contoh tersebut maka dapat didefinisikan bahwa matriks diagonal
adalah matriks yang mana diagonal utamanya minimal ada satu yang tidak
6. Matriks skalar
[ ]
3 0 0
A= 0 3 0
0 0 3
Dari contoh diatas dapat kita definisikan bahwa matriks skalar terbentuk jika
7. Matriks identitas
[ ]
1 0 0
A= 0 1 0
0 0 1
Dari matriks diatas dapat diketahui bahwa matriks identitas terbentuk jika anggota
[ ]
1 0 0
A= 2 2 0
4 3 5
Jika kita amati matriks segitiga bawah terbentuk apabila elemen disebelah kiri
24
[ ]
2 6 7
A= 0 3 5
0 0 4
Jika kita amati matriks segitiga atas adalah kebalikan dari matriks segitiga bawah.
Sebuah matriks dikatakan matriks transpose apabila elemen setiap baris ditukar
dengan elemen setiap kolom dari matriks tersebut, dalam hal ini matriks transpose
dapat ditulis dengan AT atau At , berikut adalah contoh dari matriks transpose:
[ ]
2 8
A=
[ 2 4 6
8 10 12 ] T
A = 4 10
6 12
Jika kita lihat kembali matriks A sebelum ditranspose memiliki ordo 2 ×3,
sedangkan pada matriks AT memiliki ordo 3 ×2, hal ini menandakan bahwa ketika
dilakukan transpose pada sebuah matriks maka ordo dari matriks tersebut
Operasi aljabar pada matriks pada umumnya sama dengan operasi penjumlahan
dan pengurangan pada umumnya, akan tetapi pada matriks terdapat aturan-aturan
2. Matriks yang memiliki ukuran yang berbeda maka matriks tersebut tidak
dapat dioperasikan
25
begitu juga dengan pengurangan matriks
Didasarkan data latar belakang serta kajian teori yang disajikan, dapat dibuat
kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Dengan mengerti sebuah
konsep dari sebuah materi, siswa dapat memecahkan masalah mengenai konsep
dari faktor luar maupun faktor dari dalam diri. Faktor eksternal dapat berupa
dengan maksimal.
Model belajar yang dipilih berdasarkan yang telah dipaparkan pada latar
belakang adalah model SQ3R karena dianggap dapat mendukung siswa untuk
ini dikarenakan dalam model pembelajaran SQ3R terdapat langkah read yaitu
dimana siswa berusaha memahami bacaan dengan membaca teks yang telah
sebelumnya.
26
bagan kerangka berpikir sebagai berikut:
Permasalahan
Solusi
2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori serta kerangka berpikir yang
27
3. Model pembelajaran SQ3R berpengaruh signifikan terhadap kemampuan
28
BAB III
METODE PENELITIAN
kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perlakuan
langsung diberikan pada kelas kontrol. Maka, penelitian ini termasuk penelitian
yaitu the non-equivalent post-test only control group. Menurut Lestari (2015),
pada quasi experimental memiliki kelas kontrol, namun tidak bisa mengendalikan
semua variabel dari luar yang bisa berpengaruh pada pelaksanaannya. Menurut
Lestari (2015), pada desain the nonequivalent posttest only control group terdapat
kelompok yang diberikan perlakuan SQ3R dan kelompok yang diberi perlakukan
Pada penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu 1 variabel bebas dan 1 variabel
terikat. Menurut Ulfa (2021), variabel bebas merupakan suatu kondisi atau nilai
yang jika muncul maka akan memunculkan (mengubah) kondisi yang lain,
sedangkan variabel terikat adalah variabel yang secara struktur berpikir keilmuan
29
Variabel bebas pada penelitian ini yaitu model pembelajaran. Variabel terikat
1. Model Pembelajaran
pertanyaan dari teks bacaan yang diberikan; 3) read, yaitu membaca teks
yang telah diperoleh; 5) review, yaitu meninjau ulang apa yang telah
langsung. Dalam hai ini, guru sebagai pusat dalam pembelajaran dan siswa
30
2. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
dalam memahami konsep suatu ilmu. Ini merupakan salah satu hal yang
diperlukan agar siswa dapat menguasai materi yang diberikan oleh guru.
3.3.1 Populasi
Menurut Sudjana (2005), populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin,
karakteristik tertentu semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
dijadikan sebagai populasi. Lima kelas tersebut memiliki jumlah 181 siswa
XI MIPA 1 36
XI MIPA 2 37
XI MIPA 3 35
XI MIPA 4 36
XI MIPA 5 37
31
3.3.2 Sampel
Dua kelas dijadikan sampel dalam penelitian ini, satu diantaranya dijadikan
sebagai kelas eksperimen dan lainnya sebagai kelas kontrol. Teknik purposive
sampling dipilih untuk penentuan sampel. Menurut Sugiyono (2007) teknik ini
3.4.1 Tes
Tes pada penelitian ini ditujukan guna pengambilan data mengenai kemampuan
dalam memahami konsep matematis siswa. Tes diberikan dalam bentuk essay
3.4.2 Observasi
data yang dilakukan dengan cara peneliti mengamati proses pembelajaran di kelas
secara langsung.
3.4.3 Wawancara
32
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen tes berfungsi untuk menilai sejauh mana siswa dalam memahami
konsep matematis. Post-test diberikan pada kedua kelas penelitian dengan bentuk
Jenis tes adalah post-test (setelah perlakuan). Hasil post-test dianalisis untuk
langsung.
Tes yang diberikan dalam bentuk uraian agar proses berpikir, ketelitian,
penyelesaian soal. Tes uji coba terlebih dahulu diberikan kepada siswa kelas uji
coba. Hal itu untuk mengetahui apakah tes tersebut telah memenuhi syarat tes
yang baik yakni dengan melakukan analisis instrumen dan analisis butir soal.
1. Analisis Instrumen
33
Untuk menganalisis instrumen, dilakukan analisis valididtas isi dan
reliabilitas.
a. Validitas Isi
soal yang akan dijadikan sebagai alat untuk mengukur tingkat kemampuan
siswa.
1 Tidak relevan
2 Kurang relevan
3 Relevan
4 Sangat relevan
34
V=
∑s
n (c−1)
Keterangan:
s=r−l 0
n : banyaknya penilai
b. Reliabilitas
ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu. Suatu instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data jika telah diuji
[ ][ ∑σ
]
2
n
r 11 = 1− 2 i
n−1 σt
Keterangan:
2
σt : varians total
(Ratnasari, 2014)
35
Kisaran Koefisien Reliabilitas Tafsiran
r 11 =0 Reliabilitas tak
berkolerasi/tak ada
r 11 =1 Reliabilitas sempurna
(Ratnasari, 2014)
a. Validitas Konstruk
yaitu seberapa jauh suatu tes dapat mengungkapkan dengan tepat ciri
rumus:
r hitung =n¿ ¿
Keterangan:
36
n : jumlah responden
(Ratnasari, 2014)
dengan ketentuan jika r hitung >r tabel berarti butir soal valid, sedangkan jika
b. Daya Beda
BA BB
D= − =P A −PB
JA JB
Keterangan:
37
P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
(Ratnasari, 2014)
mengurutkan data lalu diambil 50% data dengan nilai tinggi sebagai
kelompok atas dan 50% data dengan nilai rendah untuk kelompok bawah.
0,00-0,20 Jelek
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,70 Baik
(Ratnasari, 2014)
Jika daya beda pada suatu soal kurang dari memenuhi kriteria baik, sebaiknya
c. Taraf Kesukaran
Untuk mengetahui taraf soal dikatakan sukar, sedang, atau mudah maka
B
P=
JS
Keterangan :
38
P = indeks kesukaran
B = skor siswa
(Ratnasari, 2014)
sebagai berikut:
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
Untuk menganalisis data, dipakai kesamaan dua rata-rata dan uji statistik yang
Uji normalitas adalah suatu bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data
yang bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diambil adalah data yang
1. Menentukan Hipotesis
39
2. Pengamatan x 1, x 2, x 3, …, x n dijadikan bilangan baku dimana z 1, z 2, z 3, …, z n
X i−x
dengan menggunakan rumus: Z= , dimana x dan s merupakan rata-rata
s
3. Untuk tiap bilangan baku ini, dan menggunakan daftar distribusi normal baku,
banyaknya z 1 , z 2 , z 3 , … , z n yang ≤ z i
S ( Zi ) =
n
tersebut. Misalnya L0. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita
bandingkan L0 ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar berikut untuk
taraf nyata α (0,05) yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol bahwa
kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama.
Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher (F). Adapun
1. Menetukan Hipotesis
40
b. H 0 :σ 21 ≠ σ 22 kedua kelompok mempunyai varians yang tidak sama
2
varians terbesar Sb
2. Cari F hitung dengan rumus: F= atau F= 2
varians terkecil Sk
n ∑ f . x 2i −(∑ f . x 1)
2
Dimana: S2=
n(n−1)
Keterangan:
F : uji fisher
2
Sb : varians terbesar
2
Sk : varians terkecil
dilakukan.
3.6.3.1 Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel bebas dengan
41
1. rumusan hipotesis uji F adalah sebagai berikut:
3. Kriteria keputusan
a. F hitung > F tabel maka H 1 diterima dan H 0 ditolak. Ini berarti terdapat
b. F hitung < F tabel maka H 1 ditolak dan H 0 diterima. Ini berarti tidak terdapat
3.6.3.2 Uji-t
42
1. Apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen, maka
x 1−x 2
t hitung =
S gab
√ 1 1
+
n1 n2
Dengan x 1=
∑ x1 dan x = ∑ x 2
2
n1 n2
√
2 2
Sedangkan S gab=
( n1 −1 ) S 1+ ( n2−1 ) S 2
n1+ n2−2
Keterangan:
2
S1 : varians data kelompok eksperimen
2
S2 : varians data kelompok kontrol
(Ratnasari, 2014)
dk =( n1+ n2)−2
43
Dengan diperolehnya dk, maka dapat dicari harga t tabel pada taraf
2. Apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi tidak homogen,
x 1−x 2
t=
√
2 2
s1 s2
+
n1 n 2
( )
2 2 2
s1 s2
+
n1 n 2
df =
( ) ( )
2 2 2 2
s1 s2
n1 n2
+
n1−1 n2−1
44
n1
U−
U −μU n2
Z= =
√
σU (n 1+n 2+1)
n1 n 2
12
Keterangan:
45
DAFTAR PUSTAKA
Aiken, L, R. (1985). Three Coefficient for Analyzing The Reliability and Validity of
Ratings, Educational and Psychological Measurement, 45(1), 131-142. doi:
http://doi.org/10.1177/0013164485451012.
Aisah, B., & Setyawan, A. (2020) Pengaruh Penggunaan Metode Survey, Question, Read,
Recite, Review (SQ3R) Terhadap Pembelajaran Kelas V SDN Demangan
Bangkalan. Prosiding Nasional Pendidikan: LPPM IKIP PGRI Bojonegoro, Vol.
1 No. (1)
Barnas, Sumarmo, U., Syaban, M. (2018). The Role of SQ3R Strategy on Mathematical
Communication Ability and Self Regulated Learning of Seventh Grade Student.
Journal of Innovative Mathematics Learning. Vol. 1, No. 3 September 2018, pp.
248-255.
Fajar, A. P., Kodirun, K., Suhar, S., & Arapu, L. (2018). Analisis Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 17 Kendari. Jurnal
Pendidikan Matematika, 9(2), 229. https://doi.org/10.36709/jpm.v9i2.5872
Huber, Jennifer. (2004). A Closer Look at SQ3R. Reading Improvement 41 (2), 108-112.
Retrieved from http://www.eric.ed.gov/?id=EJ705142.
46
Huda, S., Anggraini, L., Saputri, R., Syazali, M., Umam, R. (2019). Learning Model to
Improve The Ability to Understand Mathematical Concept. Jurnal Prisma
Universitas Suryakancana. Vol. 8, No. 2, Desember 2019.
Kholidah, I. R., & Sujadi, A. A. (2018). Analisis Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelas V dalam Menyelesaikan Soal di SD Negeri Gunturan Pandak Bantul Tahun
Ajaran 2016/2017. Trirahayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an. 4(3).
Kilpatrick, J., Swafford, J., dan Findell, B. (Eds.). (2001). Adding it Up: Helping
Children Learn Mathematics. Washington, DC: National Academy Press
Noor, A. J., & Norlaila. (2014). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Cooperatice Script.
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 3, Oktober 2014,
hlm 250 - 259
47
Rahmadani, Siti. (2018). Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Hasil Belajar
Bahasa Indonesia Kelas V Min Sei Agul Kec. Medan Denai. Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara Medan, 2018.
Rahman, Arif. (2022). Hubungan Gaya Belajar Siswa dengan Kecerdasan Matematis
Logis Siswa pada Materi Matriks Kelas XI IPS SMA Nurul Islam Jember Tahun
Pelajaran 2021/2022. UIN KHAS Jember.
Rajab, R. A., Taqiyyah, A.N., Fitriyani, F., Amalia, K. (2022). Pengaruh Tax Planning,
Tax Avoidance, dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan. JPPI: Jurnal
Penelitian Indonesia, Vol 8 (2), pp. 472-480.
48
Utami, N. I., Sudirman, Sukoriyanto. (2021). Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa pada Materi Komposisi Fungsi. JIPM (Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika), 10(1), 2021, pp. 1-3.
49