PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Di susun Oleh :
1. Mimin Fajriyatin 20227270065
2. Dea Rahmah Dayanti 20227270100
3. Nova Setiawan 20227270115
4. Ika Yuliana
20227270167
5. Darmawan Febrianto 20227270189
POKOK BAHASAN
1. PENGERTIAN MATEMATIKA
geometri
Dari pengertian-pengertian para ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa matematika adalah
cabang ilmu yang mempelajari tentang
bilangan dari yg tidak terdefinisi sampai
terdefinisi. Selain itu juga mempelajari
tentang pengukuran dan letak secara
sistematis dan terorganisir.
2
KARAKTERISTIK DAN RUANG
LINGKUP PEMBELAJARAN
B o o k
MATEMATIKA
t i t l e
A.KARAKTERISTIK
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
1)Karakteristik Pembelajaran Matematika
2)Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar
1) Karakteristik Pembelajaran
Matematika
a) Pembelajar b) c) d)
an Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran
. Matematika Matematika Matematika
Matematika
Berjenjang Mengikuti Menekankan
Menganut
(Bertahap) Metode Spiral Pola Pikir
Deduktif Kebenaran
Konsistensi
Selanjutnya, sebagai upaya mensinkronkan antara materi ajar,
peserta didik, fasilitas dan kondisi lingkungan adalah
merupakan kreativitas seorang guru dalam perancangan
pembelajaran yang sesuai dalam hal pemilihan:
1.Model pembelajaran
2.Pendekatan pembelajaran
3.Strategi pembelajaran
4.Metode pembelajaran
5.Teknik pembelajaran
6.Taktik pembelajaran
2) Peran Guru dalam Proses
Belajar Mengajar
Menurut Adam dan Decey (dalam Usman,
2003) mengemukakan peranan guru dalam
proses belajar mengajar adalah sebagai
berikut:
a. Guru sebagai Demonstrator’
b.Guru sebagai Evaluator
c. Guru sebagai Pengelola Kelas
d.Guru sebagai Fasilitator
B. RUANG LINGKUP
PEMBELAJARAN
1)Ruang Lingkup
MATEMATIKA Materi Matematika
2)Standar Kompetensi Bahan Kajian
Matematika
3)Aspek Pemilihan Materi Matematika
1)Ruang Lingkup Materi
a.Kompetensi
Matematika Aljabar
b.Pengukuran dan Geometri
c.Peluang dan Statistika
d.Trigonometri
e.Kalkulus
2) Standar Kompetensi Bahan Kajian
Matematika
Standar Kompetensi bahan kajian Matematika sekolah yang diharapkan dapat tercapai dalam
belajar matematika mulai dari SD/MI sampai jenjang SMA sederajat adalah sebagai berikut:
a) Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan
antara konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan
masalah.
b) memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik atau
diagram untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
c) menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika
d) menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat (merumuskan) menafsirkan dan
menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah.
3) Aspek Pemilihan Materi
Matematika
a)Bilangan
b)Mengidentifikasi bangun datar dan
.
Model 1 2 3
pembelajaran
Model
pembelajaran Model
kooperatif yang
pembelajaran
terdiri dari tipe Problem
STAD, Talking Discovery
Based
Stick dan Trade Learning.
a Problem Learning
● Menurut (Indarini, E & Leniati, B, 2021) Model
pembelajaran Jigsaw dan Two Stay Two Stray
(TSTS) memberikan pengaruh tergolong besar
terhadap kemampuan berpikir kritis pada
pembelajaran matematika siswa sekolah dasar.
Model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)
lebih efektif atau lebih berhasil jika dikomparasikan
dengan model pembelajaran Jigsaw terhadap
peningkatan kemampuan berpikir kritis pada
pembelajaran matematika.
● Menurut ( Hidayanto, Erry, Sisworo, dan
Agus Yulianto, 2022 ) Model Pembelajaran
Problem based learning dengan bantuan
LKPD dan video pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar
matematika.
● Menurut ( Solahudin, I & Marissa, E, 2022)
penerapan model pembelajaran LAPS-Heuristic
mempengaruhi keterampilan memecahkan
masalah matematik siswa SMP dalam menghadapi
materi teorema Pythagoras.
● Menurut ( Maghfirah, Destysa, Agustina, Deby
dan Ari septian, 2020) model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa, perkembangan aktivitas siswa yang sangat
baik.
● Menurut ( Nuraini, & Waluyo, E, 2021) model pembelajaran
Creative Problem Solving (CPS) terintegrasi TPACK untuk
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam
pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
1.Model Pembelajaran kooperatif
Menurut Johnson & Johnson (dalam Ling : 2016) dalam Riadi & Surya
(2016) menyatakan Cooperative learning is a student-centered method
that focuses on group works in a classroom based on a fixed procedure.
Pembelajaran kooperatif adalah metode yang berpusat pada siswa yang
berfokus pada kerja kelompok di kelas berdasarkan prosedur tetap.
Maesuri (2002:39) dalam Hadijah & Surya (2016), Metode Trade A Problem adalah metode
pembelajaran kooperatif yang berisi suatu struktur yang digunakan untuk mereview atau
melatih konsep-konsep. Pendekatan TAP mempunyai karakteristik yaitu peserta didik
mempunyai rasa ingin tahu dan cenderung untuk berkelompok dalam menyelesaikan
masalah di mana peserta didik secara berpasangan untuk menulis pertanyaan dan
jawaban untuk topik yang ditugaskan oleh guru.
SINTAKS TIPE TAP :
a. Peserta didik dibentuk berkelompok yang terdiri dari 4-5 peserta didik. Setiap anggota kelompok
mempunyai angka dari 1-4,
b. Guru membagikan lembar pertanyaan dan lembar jawaban.
c. Masing-masing anggota kelompok membuat pertanyaan pada lembar pertanyaan kemudian kunci
jawaban pada lembar jawaban,
d. Tiap kelompok menukarkan pertanyaan ke kelompok lain.
e. Masing-masing kelompok mendiskusikan jawaban dan mencoba mencari kesepakatan tentang jawaban
tiap kelompok untuk tiap pertanyaan kemudian menuliskannya di balik lembar pertanyaan.
f. Guru menyebutkan satu angka. Peserta didik dengan angka tersebut dalam dua kelompok yang menukar
lembar pertanyaan menjelaskan jawaban kelompok mereka. Dan membagi jawaban yang telah mereka
tulis sebelumnya ke pasangan kelompoknya.
g. Perwakilan kelompok kembali ke kelompok asal. Anggota kelompok mendiskusikan jawaban kelompok
lainnya, h. Seluruh peserta didik mendiskusikan yang berikutnya. (Mujiati,2010).
2. Model Pembelajaran Problem based learning dengan bantuan LKPD dan video
pembelajaran
Sintaks PBL dalam Simatupang & Surya (2017)
1. Orientasi siswa pada masalah
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
3. Membimbing pengalaman individu/ kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
3. Model Pembelajaran Discovery learning
1.PENYAJIA 2. POLA
N PIKIR
3. TINGKAT 4. SEMESTA
KEABSTRAKAN PEMBICARAAN
1 PENYAJIAN
Matematika yang dipelajari siswa harus
disesuaikan urutannya sesuai dengan tingkat
perkembangan intelektual siswa. Siswa belajar hal-
hal yang sederhana menuju ke hal yang lebih
kompleks
2 POLA PIKIR
Pola pikir yang dianut dalam matematika adalah pola
pikir deduktif.
Kemampuan-kemampuan yang dipelajari dalam
matematika saling terkait: Pernyataan-pernyataan dalam
matematika diperoleh melalui pola pikir deduktif, artinya
kebenaran suatu pernyataan dalam matematika harus
didasarkan pada pernyataan matematika sebelumnya yang
telah diakui kebenarannya. atau kata lain pemahaman
dari hal umum menuju hal khusus.
3 TINGKAT KEABSTRAKAN
Mengingat bahwa objek kajian matematika
bersifat abstrak maka perlu diturunkan
tingkat keabstrakannya, terutama bagi siswa
yang tahap perkembangannya masih dalam
tahap operasional konkret. Hal itu
dimaksudkan agar objek matematika mudah
dipahami siswa.
SEMESTA
4 PEMBICARAAN
Tahap pengenalan semesta pembicaraan dalam
belajar matematika: Kompleksitas semesta
pembicaraan matematika yang dikenalkan
kepada siswa disesuaikan dengan tingkat
perkembangan intelektual siswa. Urutan
kompleksitas semesta pembicaraan dikenalkan
secara bertahap dari kelas lebih rendah menuju
ke kelas yang lebih tinggi.
Sebagai guru matematika diharapkan perlu adanya pemahaman
matematika secara umum dan secara khusus, karakteristik dari
mata pelajaran matematika, ruang lingkup yang dihubungkan
dengan karakteristik materi matematika, tujuan mata
pelajaran matematika yang akan dicapai dengan pemilihan
model pembelajaran yang tepat dan implikasinya dalam
pengelolaan pembelajaran matematika, agar isi
pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakan tidak
menyimpang dari tujuan mata pelajaran yang hendak
dicapai sehingga dampak yang diharapkan adalah hasil
belajar siswa dapat mencapai nilai optimal.
ORANG HEBAT AKAN MENGHASILKAN BEBERAPA KARYA BERMUTU,
TETAPI GURU BISA MELAHIRKAN RIBUAN ORANG HEBAT DAN BERMUTU