Anda di halaman 1dari 12

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Upaya Meningkatkan

Kemampuan Penalaran Matematis Siswa

Oleh:
Debi Febianty
41154020190003

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2022
Halaman Pengesahan

Judul Penelitian : Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa

Disusun oleh,
Nama : Debi Febianty
NPM : 41154020190003
Jurusan : Pendidikan Matematika
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Perguruan Tinggi : Universitas Langlangbuana

Menyatakan bahwa penelitian ini telah disetujui oleh

Dosen Pembimbing Mahasiswa

Irmawan, S. Pd., M.Pd. Debi Febianty


I. RINGKASAN
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi
menurunnya kemampuan penalaran matematis siswa dalam mata pelajaran matematika dan
memperoleh pengetahuan tentang model pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) dapat membantu meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas 7 dalam mata pelajaran Bilangan Bulat. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian silang atau cross sectional survey. Untuk mengetahui
kemampuan penalaran siswa pada siswa kelas 7 digunakan instrument tes.
Kata Kunci : Model STAD, penalaran matematis.

II. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Kemampuan penalaran siswa adalah salah satu hal yang penting dalam proses
pendidikan dan kemampuan ini juga perlu dikembangkan guna menghasilkan siswa
yang bermutu. Menurut hasil Survei Programme for International Student Assessment
(PISA) di tahun 2018 menunjukkan bahwa kemampuan matematika pada anak
Indonesia berada di peringkat rendah dengan peringkat 75 dari 81 negara dunia,
dengan skor 379. PISA juga menemukan bahwa hanya 29 persen siswa Indonesia
yang mencapai setidaknya level 2 untuk matematika. Menurut Purna, Rektor
Universitas Tarumanegara, mengatakan bahwa matematika akan lebih mudah jika
siswa mengerti pemahaman konsep dengan tahapan yang berurutan dan sesuai
levelnya, kemudian pembelajaran matematika harus dilakukan dengan bentuk logis
dan nyata sehingga siswa tidak merasa kesulitan. (JawaPos.com, 2022).

Kurangnya pemahaman dari penalaran siswa menjadikan siswa cenderung


malas untuk mengerti dan tidak berminat dalam mempelajari matematika. Ditambah
dengan guru yang dianggap kaku dan juga monoton dalam mengajar kemudian materi
yang disampaikan kurang menarik atau terlalu cepat dijelaskan dianggap menjadi
salah satu alasan mengapa matematika semakin dijauhi oleh siswa.

Dalam model pembelajaran STAD ini nantinya siswa bisa dapat bekerja sama
dengan temannya yang lain tentang pelajaran bilangan bulat dengan hal itu penulis
berharap siswa dapat menambah wawasan dari berbagai pemikiran atau pendapat lain
yang bisa menghasilkan kesimpulan bersama.

Sesuai dengan KD 3.1 dan 4.1 Bilangan Bulat, siswa akan diberi pemahaman
tentang penjelasan dan menentukan urutan bilangan bulat dan pecahan, yang nantinya
akan membantu siswa untuk memahami terlebih dahulu dari permasalahan mendasar.

Oleh karena itu, dengan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) penulis berharap dengan adanya kerja sama dalam sebuah pembelajaran akan
membantu siswa dalam menalar atau memahami konsep dari bilangan bulat, yang bertujuan
bahwa jika siswa memahami konsep dasar dari bilangan bulat akan berdampak baik dalam
segi kesan maupun minat siswa pada matematika kedepannya.
A. Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian tentang Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
di atas maka bisa dirumuskan beberapa penelitian berikut ini:
1. Apakah terdapat peningkatan penalaran siswa dalam menggunakan
model pembelajaran STAD?
2. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran STAD dapat
meningkatkan semangat siswa dalam mempelajari matematika?
3. Apakah model pembelajaran STAD dapat merubah suasana
pembelajaran matematika?

B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian yang telah dipaparkan, berikut ini tujuan
penulisan penitian:

1. Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran STAD


dapat meningkatkan penalaran siswa.
2. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran STAD dapat
meningkatkan semangat siswa dalam mempelajari matematika
3. Untuk merubah suasana pembelajaran matematika yang dianggap
monoton.

C. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Memberikan inovasi yang baru untuk pembelajaran


2. Dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa
3. Meningkatkan semangat siswa dalam mempelajari matematika

III. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan Penalaran Matematis


Menurut Gardner, penalaran matematis adalah kemampuan menganalisis,
menggeneralisasi, mensintesis/ mengintegrasikan, memberikan alasayn yang tepat dan
menyelesaiakan masalah yang tidak rutin (Eka Lestari, 2015: 82). Menurut Killpatrick et al,
penalaran matemaris adalah konsep kemampuan matematika yang membutuhkan lima alur
saling terkait dan saling mempengaruhi – pemahaman konseptual, yang mencakup
pemahaman konsep, operasi, dan hubungan matematis, kelancaran procedural, melibatkan
keterampilan dalam menjalankan procedural secara fleksibel, akurat, efisien, dan tepat;
kompetensi strategis, yaitu kemampuan untuk merumuskan, mewakili, dan memecahkan
masalah matematika; penalaran adaptif, yang merupakan kapasitas pemikiran logis, refleksi,
penjelasan, dan justifikasi; dan disposisi produktif, orientasi untuk melihat matematika masuk
akal, berguna, bermanfaat, dan masuk akal, dan siapa pun dapat memberi alasan untuk
memahami gagasan matematis (Dyah; 2018).
Menurut Lithner (Jonas: 2016), penalaran yang luas diterapkan: “reasoning is the line
of thought adopted to produce assertions and reach conclusions in task solving. It is not
necessarily based on formal logic, thus not restricted to proof, and may even be incorrect as
long as there are some kind of sensible (to the reasoner) reasons backing it”. Dari definisi
tersebut bisa kita tangkap bahwa penalraan adalah pemikiran yang diambil untuk
menghasilkan pernyataan dan sampai pada kesimpulan dalam penyelesaian masalah. Hal ini
pun tidak mementingkan dasar dari logika formal, sehingga tidak terbatas terhadap bukti dan
bisa sayja salah sampai ada sebuah pemahaman lain yang masuk akal.
Hal di atas berbanding lurus dengan pernyataan Suherman (Tina; 2015) bahwa
penalaran adalah proses berpikir yang dilakukan dengan suatu cara untuk menarik
kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil bernalar, didasarkan pada pengamatan data
– data yang ada sebelumnya dan telah diuji kebenarannya.
Empat indikator untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa
(Napitupulu, Suryadi, & Kusumah (2016)), yaitu:
a) Buat kesimpulan logis
b) Berikan penjelasan tentang model, fakta, properti, hubungan, atau pola yang ada
c) Buatlah dugaan dan bukti
d) Penggunaan pola hubungan untuk menganalisa situasi, membuat analogi, atau
menggeneralisasikan.
Indikator kemampuan penalaran matematis (Sumarmo (Tina:2015)), sebagai berikut:
a) Menarik kesimpulan logis
b) Memberikan penjelasan dengan model, fakta, sifat – sifat, dan hubungan
c) Memperkirakan jawaban dan proses solusi
d) Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematis
e) Menyusun dan mengkaji konjektur
f) Merumuskan lawan, mengikuti aturan inferensi, memeriksa validitas argument
g) Menyusun argument yang valid
h) Menyusun pembuktian langsung, tak langsung, dan menggunakan induksi matematis

B. Bilangan Bulat KD 3.1 dan 4.1

K.D 3.1 Menjelaskan dan menentukan urutan pada bilangan bulat (positif dan
negatif), dan pecahan (biasa, campuran, desimal, persen)
K.D 4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan urutan beberapa bilangan
bulat dan pecahan (biasa, campuran, desimal, persen)
Berdasarkan KD 3.1 dan 4.1 adalah menjelaskan, menentukan dan menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan urutan beberapa bilangan bulat. Bilangan bulat adalah mata
pelajaran mendasar yang ada di kelas 7 SMP dan dengan bilangan bulat ini tentunya akan
sangat berguna jika dipahami dan kemudian di korelasikan dengan kehidupan sehari – hari.
Bilangan bulat adalah bilangan yang bersifat bulat, bilangan bulat terdiri dari bilangan
bulat positif dan bilangan bulat negatif. Himpunan bilangan bulat dalam matematika
dilambangkan Z. Lambang ini berasal dari Bahasa Jerman, yaitu Zahlen yang berarti
bilangan.
Bilangan bulat positif bisa disebut juga sebagai bilangan asli atau himpunan yang
bernilai positif. Sementara bilangan bulat negated merupakan himpunan bilangan bulat yang
bernilai negatif.
Bilangan bulat adalah bilangan bukan pecahan yang terdiri dari bilangan:
a) Bulat positif (1, 2, 3, 4, 5, ……)
b) Nol (0)
c) Bulat Negatif (…., -5, -4, -3, -2, -1)
d) Cacah (0, 1, 2, 3, 4, ….)
e) Asli (1, 2, 3, 4, ….)
f) Genap (2, 4, 6, 8, ….)
g) Ganjil (1, 3, 5, 7, ….)
h) Prima (2, 3, 5, 7, 11, ….)
Menurut Wahyudin Djumanta dalam buku matematika, bilangan bulat adalah
bilangan yang terdiri atas bilangan bulat positif, bilangan nol, dan bilangan bulat negative.
Posisi bilangan bulat positif adalah di sebelah kanan nol, sedangkan bilangan bulat negatif di
bagian kiri nol. Dengan kata lain, apabila semakin ke kanan letak suatu bilangan, maka
nilainya akan semakin besar dan sebaliknya. Jadi semakin besar bilangan bulat negative,
berarti akan semakin kecil nilainya. Sementara semakin besar bilangan bulat positif, maka
nilainya semakin besar juga.
Menurut Drs. Faturochman, ada pun lawan dari bilangan bulat adalah sebagai berikut
a) Setiap bilangan bulat mempunyai satu lawan yang juga merupakan bilangan bulat
b) Dua bilangan bulat dikatakan berlawanan, jika kedua bilangan tersebut apabila
dijumlahkan menghasilkan nol. Contoh: lawan dari 4 adalah -4, sebab 4 + (-4) = 0

C. Model Pembelajaran STAD


Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran untuk tempat siswa
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa dengan tingkatan kemampuan siswa
yang berbeda, untuk menguasai materi dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota
saling bekerja sama secara kolaboratif dan membantu memahami materi, serta membantu
teman untuk menguasai bahan pembelajaran, Student Teams-Achievment Divisions (STAD)
berarti mengerjakan sesuatu secara bersama – sama dengan saling membantu satu dengan
yang lain sebagai satu tim.
Erman mengemukakan bahwa, “Model student teams achievement division (STAD)
tergolong pada model pembelajaran kooperatif, yaitu model pembelajaran yang terdiri atas
kelompok kecil yang bekerja sama sebagai satu tim untuk memecahkan masalah, melengkapi
tugas atau menyelesaikan tugas bersama”. Dengan demikian, model student teams
achievement division (STAD) merupakan model pembelajaran yang dapat merangsang
aktivitas siswa untuk mengemukakan pendapat, ide, dan gagasan dalam pembelajaran
(Maulana, panji:2017).
Pembelajaran kooperatif tipe STAD, bekerja dalam kelompok sehingga siswa dapat
menumbuhkan kemauan kerja sama, berpikir kritis, termotivasi, bertanggung jawab terhadap
kelompok. Siswa memiliki kemampuan untuk membantu teman dan terhadap diri sendiri
dalam mengikuti kuis nantinya guna mencapai suatu tujuan yaitu mendapatkan penghargaan
tim yang super. Adanya evaluasi, siswa mampu merangkum pelajaran yang diterima dari
penjelasan guru maupun hasil kerja kelompok yang dilakukan. Guru mengevaluasi hasil
belajar tentang materi yang telah dipelajari dimana siswa tidak diperbolehkan bekerja sama
(Wardana, Ika: 2017).
Model pembelajaran ini memacu kerja sama siswa melalui belajar dalam kelompok
yang anggotanya beragam agar saling mendorong dan membantu satu sama lain dalam
suasana social yang beragam untuk menguasai keterampilan yang sedang dipelajari. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu
model pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerja sama dalam kelompok kecil
yang secara kolaboratif anggotanya 4-5 orang dengan struktur kelompok hiterogen.
Model STAD lebih mementingkan sikap partisipasi peserta didik dalam pendapat, dan
memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok.
Model pembelajaran STAD merupakan salah satu model pembelajaran yang telah
digunakan dalam berbagai mata pelajaran seperti matematika, bahasa, seni, IPA, sampai IPS
dan Pendidikan Agama Islam. Model pembelajaran ini pada tataran implementasinya
menggunakan pembauran kemampuan empat anggota kelompok yang berbeda, yakni
pembelajaran interaksi normatif, dilakukan dengan sadar dan bertujuan, dan menjadi
pedoman ke arah mana tujuan pendidikan akan diarahkan.
Selain itu juga Model pembelajaran Cooperative Learning Student Teams
Achievement Division (STAD) dapat diterapkan untuk memotivasi siswa yang berani
mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat orang lain/teman, dan saling memberikan
pendapat (sharing ideal), selain itu dalam belajar biasanya siswa dihadapkan pada latihan
soal-soal atau pemecahan masalah. Oleh karena itu pembelajaran kooperatif sangat baik
untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama dan saling tolong menolong dalam
menghadapi tugas yang dihadapi.
Langkah-langkah model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement
Division), yaitu:
(1) Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara heterogen (campuran
menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).
(2) Guru menyajikan pelajaran.
(3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota- anggota kelompok.
Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
(4) Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh peserta didik.
(5) Memberi evaluasi.
(6) Kesimpulan

Model pembelajaran STAD, peserta didik diberi kesempatan untuk berkomunikasi


dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara
guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator peserta didik (Agus Suprijono: 2011).
Menurut trianto Fase-fase pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Division) Fase Kegiatan Guru Antara lain:
Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2 Menyajikan/ menyampaikan informasi
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau
lewat bahan bacaan.
Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
Menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Membimbing kelompok - kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka.
Fase 5 Evaluasi
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 Memberikan penghargaan
Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok.

Menurut Slavin kelebihan model pembelajaran STAD adalah sebagai berikut: Setiap
siswa memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi yang substansial kepada kelompok
dan posisi anggota kelompok. Menggalakan interaksi secara aktif dan positif sehingga bentuk
kerjasama anggota kelompok yang menjadi lebih baik. Membantu siswa untuk memperoleh
hubungan pertemanan lintas ras, suku, agama, gender, kemampuan akademIs yang lebih
banyak dan beragam (Slavin, Robert.E: 2015).
Kelebihan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division):
(1) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-
norma kelompok,
(2) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama,
(3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan
kelompok,
(4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam
berpendapat.

Sedangkan kelemahan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD


menurut Kurniasih yakni sebagai berikut:
1. Bila ditinjau dari sarana kelas, maka mengatur tempat duduk untuk kerja kelompok
sangat menyita waktu. Hal ini biasanya disebabkan belum tersedianya ruangan-
ruangan khusus yang memungkinkan secara langsung dapat digunakan untuk belajar
kelompok.
2. Jumlah siswa yang besar (kelas gemuk) dapat menyebabkan guru kurang maksimal
dalam mengamati kegiatan belajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan.
3. Guru dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan
dengan pembelajaran yang dilaksanakan, di antaranya mengoreksi pekerjaan siswa,
menghitung skor perkembangan maupun menghitung skor rata-rata kelompok yang
harus dilakukan pada setiap akhir pertemuan.
4. Menyita waktu yang banyak dalam mempersiapkan pembelajaran (Kurniasih Imas
dan Sani, Berlin: 2015).

Kelemahan dalam penggunaan model pembelajaran STAD (Student Teams


Achievement Division) sebagai berikut:
1. Sejumlah siswa mungkin banyak yang bingung karena belum terbiasa dengan
perlakuan seperti ini.
2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target
kurikulum.
3. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru
tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
4. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat
melakukan pembelajaran kooperatif STAD.
5.Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama ( Ariani, Tri:
2018).

Model STAD (Student Team Achievement Division) berarti divisi prestasi tim siswa.
STAD adalah model pembelajaran kooperatif yang memacu kerjasama siswa melalui belajar
dalam kelompok yang anggotanya beragam untuk menguasai keterampilan yang sedang
dipelajari.

D. Hipotesis
Seperti yang kita ketahui, matematika berada di peringkat rendah dengan peringkat 75
dari 81 negara dunia. Kemudian penalaran atau pemahaman siswa sangat kurang dikarenakan
berbagai aspek, seperti pemaparan subjek materi yang monoton, guru dianggap kaku atau
galak, materi dianggap rumit sehingga siswa banyak menolak untuk mempelajari matematika.
Konsep mengajar yang monoton dan guru yang dianggap kaku menjadi salah satu
alasan penting mengapa siswa tidak berminat dan tidak memahami pelajaran matematika.
Siswa merasa matematika adalah salah satu pelajaran biasa yang perlu dihindari dan tidak
perlu dipahami sehingga dianggap pelajaran tidak penting.
Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting dan hal mendasar yang perlu
semua siswa ketahui dan pahami. Dengan matematika, pastinya akan memudahkan segala
halnya yang berhubungan dengan hitungan atau berpikiran logis.
Salah satu cara untuk membuat siswa tertarik adalah dengan cara mengajarkan materi
matematika dari pemahamannya terlebih dahulu. Cara mengajarkannya pun dengan metode
yang semenarik mungkin dan mencoba untuk mengkorelasikan dengan kehidupan sehari-
sehari sehingga siswa akan lebih cepat menangkap isi materi tersebut, karena apabila siswa
sudah memahami dan tertarik dengan materi yang paling mudah atau paling dasar pastinya
kedepan siswa akan mengikuti dan tertarik dengan materi apapun yang disajikan.
Maka dari itu, percobaan model pembelajaran STAD ini akan membantu siswa dalam
memahami materi bilangan bulat. Nantinya dengan model pembelajaran ini, siswa akan
dibuat kelompok kecil dengan anggota yang memiliki kemampuan tinggi-sedang-rendah
sehingga dapat membantu sama lain; setelah itu guru akan memberikan lks yang nantinya
bisa dilakukan bersama dengan temannya; guru pun akan memberi kilasan materi sedikit
supaya siswa dapat mendapat gambaran sedikit tentang materi tersebut; setelah itu siswa
dipersilahkan untuk bekerja sama dan diperbolehkan untuk bertanya pada guru untuk
beberapa hal; setelah itu hasil diskusi dipresentasikan; setelah mendapat jawaban dari siswa,
guru akan merangkum dan memberikan materi yang kemudian bisa menjadi koreksi pada
siswa dan memperkuat pendalaman materi tersebut; dan setelah itu siswa dipersilahkan untuk
mencatat rangkuman materi dan memberi kesimpulan apa yang sudah dipelajari di hari itu.

IV. METODE
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pemilihan metode
penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan
model pembelajaran STAD dapat meningkatkan penalaran matematis siswa
B. Desain Penelitian
Pada penetitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional survey yang
digunakan untuk mengetahui isu – isu yang bersifat temporer melalui pengumpulan data yang
dilakukan satu kali saja. Model Pembelajaran STAD akan diberi perlakuan dengan cara cross
sectional survey.
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dalam satu kelas 7 SMP dalam
mata pelajaran matematika Bilangan Bulat

No Kelas Jumlah Siswa

1. A 34

b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Pengukuran sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel
yang diambil dalam melaksanakan penilitan suatu objek. Untuk menentukan besarnya sampel
bisa dilakukan dengan statistic atau berdasarkan estimasi penelitian. Pengambilan sampel ini
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar – benar dapat
berfungsi atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, dengan istilah lain
harus representatif (mewakili). (Sugiyono, 2017:81). Sampel yang digunakan adalah sampel
total, dengan kata lain seluruh populasi dipakai untuk penelitian.
V. LUARAN DAN TARGET PENCAPAIAN
No JenisLuaran Target Indikator
Capaian Capaian
1. Publikasi Ilmiah di jurnal nasional 2020 Draft
(ISSN)

VI. JADWAL
No Kegiatan BULAN
1 2 3 4 5 6
1. Penyusunan Proposal
2. Pembuatan instrumen penelitian
3. Pelaksanaan Penelitian
4. Pengumpulan Data
5. Pengolahaan Data
6. Penyusunan Laporan Penelitian
7. Seinar Hasil Penelitian
8. Pembuatan Luaran Peneitian
DAFTAR PUSTAKA

A, M. K., Askinib, M., & Asihib, T. S. (2019). Kemampuan Penalaran Matematis dalam
Model Pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE).
Ammariah, H. (2022, Juni 23). Pengertian dan Contoh Bilangan Bulat | Matematika Kelas 7.
Retrieved from Ruang Guru: https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-dan-
contoh-bilangan-bulat
Asikin, M. N., & Taufan, S. A. (2022, April 12). Matematika Siswa Indonesia Jeblok,
Akademisi Jelaskan 3 Solusinya. Diambil kembali dari Jawa Post:
https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/12/04/2022/matematika-siswa-
indonesia-jeblok-akademisi-jelaskan-3-solusinya/
Wulandari, I. (2022). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievment Division) dalam Pembelajaran MI.

Anda mungkin juga menyukai