Anda di halaman 1dari 3

Dalam proses pembelajaran matematika bukan hanya sekedar hafalan tetapi memerlukan tingkat

pemahaman yang tinggi. Suherman mengatakan bahwa matematika mempelajari tentang pola
keteraturan dan struktur yang terorganisasi (Laili, dkk 2017). Pemahaman terhadap konsep dalam
belajar matematika sangat dibutuhkan karena konsep dalam matematika tersusun sesuai tingkatan
sehingga tidak boleh ada tahapan konsep yang terlewati. Aplikasi dari konsep dan keterampilan meliputi
penyelesaian atau pemecahan suatu soal. Pemecahan masalah matematika merupakan inti dari
pembelajaran matematika. Apabila siswa sering berlatih dan terbiasa menyelesaikan atau memecahkan
masalah matematika maka kemampuan berpikir dan kemampuan dasar dalam menyelesaikan
matematika akan berkembang, bukan hanya permasalahan matematika saja tetapi permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari pun dapat diselesaikan tanpa kendala.

Menurut Abdurrahman (dalam Anita, dkk 2022) mengemukakan bahwa ada 5 alasan belajar
matematika yaitu sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, sarana berpikir yang jelas
dan logis, sarana untuk mengembangkan kreativitas, sarana mengenal mengenal pola-pola hubungan
dan generalisasi pengalaman, dan sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi sorotan. Matematika masih dianggap
sebagai pelajaran yang sulit, rumit dan tidak menyenangkan oleh banyak siswa, bahkan sebagian siswa
menganggap matematika sebagai hal yang menakutkan. Pernyataan tersebut menimbulkan dampak
negatif terhadap pembelajaran matematika yang menyebabkan minat belajar siswa terhadap pelajaran
matematika semakin berkurang sehingga siswa kesulitan dalam belajar dan menyelesaikan masalah
matematika.

Kesulitan siswa dalam belajar biasanya dilihat dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi
belajarnya (Muhibin Syah dalam Laili, dkk 2017). Rendahnya tingkat keberhasilan dalam pembelajaran
matematika dikarenakan beberapa alas an yaitu karena faktor kesulitan siswa dalam menerima materi
pada pelajaran matematika dan faktor lain yang disebabkan karena ketidakmampuan siswa dalam
memecahkan soal matematika.

Kesulitan yang dialami siswa dalam belajar matematika menyebabkan siswa sering melakukan kesalahan
dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Pada umumnya kesalahan yang dilakukan siswa dikarenakan
kesulitan dalam memahami konsep , prinsip, maupun kesulitan dalam memahami soal (Margaretha, dkk
2021). Menurut pendapat Cooney et al mengatakan bahwa ada beberapa macam kesulitan siswa dalam
pembelajaran matematika yaitu kesulitan siswa pada penggunaan konsep, meliputi ketidakmampuan
siswa dalam mengingat nama-nama sebagai teknis, tidak mampu menyatakan makna istilah yang
mewakili konsep tertentu, tidak mampu untuk mengingat suatu kondisi bagi suatu objek untuk
menyatakan dengan istilah yang mewakili konsep tersebut, tidak dapat membagi objek sebagai contoh
suatu konsep dari objek yang bukan contohnya, tidak mampu membagikan informasi dari konsep yang
telah diberikan (Yusmin dalam Margaretha,dkk 2021).

Materi relasi dan fungsi merupakan salah satu materi yang membuat siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal. Materi relasi sangat membutuhkan ketelitian dalam proses menyelesaikan soal.
Siswa diharapkan benar-benar menguasai konsep yang dipelajari yang akan digunakan untuk
pembelajaran materi selanjutnya.
Banyak penelitan tentang analisis kesulitan siswa dalam belajar relasi dan fungsi antara lain yang
dilakukan oleh Anita S.R.H, dkk (2022) menyatakan bahwa siswa masih mengalami kesulitan baik dalam
memahami konsep, menerapkan prinsip dan keterampilan. Penyebab kesulitan tersebut karena siswa
tidak begitu menguasai materi relasi dan fungsi, kebanyakan siswa cenderung lupa dengan materi yang
diajarkan sebelumnya, siswa tidak teliti dalam membaca soal sehingga belum mampu membuat model
dari soal cerita sehingga belum mampu menyelesaikan soal yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan disarankan untuk guru agar pada saat proses pembelajaran berlangsung
memerhatikan kesulitan siswa dalam memahami materi yang diajarkan, agar siswa tidak mengalami
kesulitan menyelesaikan soal.

Metakognisi berperan penting dalam berpikir yaitu mengontrol dan mangatur aktivitas atau proses-
proses kognitif seseorang dalam belajar dan berpikir sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan
pengetahuan metakognitif siswa akan lebih terampil dalam memecahkan masalah (Keiichi dalam atma,
dkk (2019)). Montage et al menuliskan bahwa dalam penyelesaian masalah yang sulit berpotensi untuk
mengaktifkan fungsi metakognitif sejauh pemecahan masalah secara sadar dan mengontrol proses-
proses kognitifnya ( Pativisan dan Niess dalam atma, 2019).

Mayer et al mengatakan bahwa kesuksesan dalam memecahankan masalah akan membuat siswa
mampu memilih strategi yang tepat untuk memahami masalah, melakukan representasi dan
menyelesaikan masalah (Pativisan dan Niess dalam Atma, 2019). Davidson et al menulis bahwa
penyelesaian masalah akan lebih efisien dengan pengetahuan metakognitif yang terdiri dari tiga aspek
yaitu mengidentifikasi masalah dan membentuk representasi mental dari unsur-unsurnya, memilih
strategi dan rencana yang tepat dalam mencapai tujuan, dan mengidentifikasi masalah untuk
memperoleh kemajuan (Pativisan dan Niess dalam Atma, 2019). Atma (2019) menuliskan bahwa
metakognisi pada hakekatnya adalah kesadaran berpikir seseorang tentang proses berpikirnya sendiri ,
dimana kesadaran berpikir itu tentang sesuatu yang diketahui, dilakukan, yang akan dilakukan dan
pengetahuan yang dimiliki. Dalam menyelesaikan masalah siswa perlu menyadari apa yang dipikirkan
dan diperbuatnya. Kemampuan seseorang akan menjadi lebih baik jika saat melakukan pemecahan
masalah dapat mengontrol dan memonitor strategi yang mereka gunakan. Atma (2019) mengatakan
Seorang individu yang memiliki kesadaran metakognitif berarti seseorang tersebut tidak hanya
mempunyai pengetahuan tentang diri mereka sendiri melainkan juga mencakup pengetahuan tentang
strategi yang digunakan untuk mengatasi masalah.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menyelesaikan masalah matematika
dibutuhkan kesadaran akan proses berpikir, sehingga penulis merasa perlu melakukan penelitian lebih
dalam terhadap kesulitan siswa dalam memecahkan masalah Relasi dan Fungsi ditinjau dari kesadaran
Metakognisi.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah pada penelitian ini,
sebagai berikut :

1. Bagaimana kesulitan siswa dalam memecahkan masalah relasi dan fungsi ditinjau dari kesadaran
metakognisi ?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah
relasi dan fungsi ditinjau dari kesadaran metakognisi?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kesulitan siswa dalam memecahkan masalah relasi dan Fungsi ditinjau dari
kesadaan metakognisi.
2. Mendeskripsikan faktor penyebab siswa mengalami kesulitan siswa dalam memecahkan
masalah relasi dan fungsi ditinjau dari kesadaran metakognisi.

Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis
Pada penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran untuk tenaga pengajar dan
pembaca lain terhadap upaya peningkatan kemampuan siswa dalam mempelajari matematika
khususnya dalam memecahkan masalah relasi dan fungsi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Informasi mengenai kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami dan memecahkan soal
relasi dan fungsi berdasarkan kesadaran metakognisi dapat menjadi bahan pertimbangan
tenaga pengajar dalam menentukan rancangan pembelajaran yang mampu meningkatkan
kemampuan siswa.
b. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk bahan referensi untuk penelitian selanjutnya
serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk mengembangkan pembelajaran
dibidang Pendidikan matematika.
c. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan bahan evaluasi diri dalam
proses belajarnya dan juga untuk meningkatkan kemampuan metakognisi yang dimiliki
siswa agar dapat menyelesaikan masalah matematika dengan baik.
d. Bagi Sekolah
Diharapkan simpulan pada penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk
memperbaiki sistem dan meningkatkan mutu Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai