Anda di halaman 1dari 110

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat penting dalam mengembangkan sikap, prestasi, dan

kualitas sumber daya manusia guna menciptakan kemajuan bangsa. Pendidikan

adalah proses belajar secara terus menerus dalam kegiatan sosial untuk memperoleh

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan berpikir yang dilakukan oleh

seseorang untuk mengembangkan individunya. Pendidikan dapat diartikan sebagai

pendekatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri, dengan

menitikberatkan pada metode, pengajaran, dan pembelajaran. Dalam pendidikan

terdapat berbagai macam mata pelajaran, salah satunya matematika (Kamid,

Kurniawan, et al., 2022).

Dikatakan lebih lanjut bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan

yang terbilang memiliki peran cukup penting dalam perkembangan ilmu

pengetahuan bahkan teknologi, selain itu tidak jarang matematika berperan sebagai

alat bantu penerapan-penerapan cabang ilmu lain yang lebih luas. Peran penting

dari matematika ini telah diakui oleh Cockroft (1939) yaitu: “It would be very

difficult-perhaps impossible-to live a normal life in very many parts of the world in

the twentieth century without making use of mathematics of some kind”, yang

artinya akan susah bahkan mustahil untuk hidup secara normal di bumi pada abad

ke-20 ini tanpa memanfaatkan ilmu matematika (Siagian, 2016).

Namun, kenyataannya matematika yang diajarkan kepada generasi muda di

jenjang pendidikan justru menjadi momok tersendiri. Matematika sendiri kerap kali

1
2

dipersepsikan tidak lebih dari kegiatan hitung-menghitung, ‘berperang’ dengan

rumus serta angka-angka yang berakibat siswa menjadi kebingungan. Sehingga

tentu saja sebagian siswa memposisikan matematika sebagai pelajaran yang sangat

sulit dan mengerikan (Febriyanti, et al., 2019). Hal ini diperkuat dengan pendapat

yang mengatakan bahwa pembelajaran matematika lebih banyak didominasi oleh

guru, sehingga pembelajaran matematika kurang mengembangkan proses berpikir

siswa sebab guru lebih banyak berbicara atau menjelaskan tentang rumus-rumus

sedangkan siswa sering kali hanya diam mendengarkan. Pembelajaran yang seperti

ini mengakibatkan siswa menjadi pasif (Annajmi & Afri, 2019). Hakikatnya

pembelajaran matematika tidak terbatas kepada aspek pengetahuannya saja

melainkan juga bagaimana proses yang dialami oleh siswa untuk bisa mencapai

tujuan pembelajaran yang baik. Kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa

secara aktif dan kreatif untuk mencapai tujuan belajar disebut dengan keterampilan

proses (Giarti, 2015).

Dikatakan oleh Biliya (2015) bahwa ada beberapa prinsip-prinsip dari

keterampilan proses dalam matematika yaitu mengamati, mengklasifikasikan,

membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis data, menginterprestasikan

data, menemukan hubungan, mengukur, menghitung, melaksanakan pengamatan,

dan mengkomunikasikan.

Lebih lanjut Giarti (2015) menekankan bahwa pada prinsipnya ini

pendekatan dalam keterampilan proses memberikan ruang bagi siswa untuk bisa

mengkonstruksi pemahamannya secara mandiri berdasarkan ide dan konsep

matematika yang dimilikinya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Ini sejalan

dengan gagasan yang dikemukakan oleh Sari dkk (2021), apabila guru kerap
3

memulai suatu pembelajaran dengan formal seperti menggunakan rumus-rumus

dan siswa harus menghafal konsep dari rumus-rumus tersebut maka berarti siswa

tidak diberikan kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Di

mana seharusnya dengan adanya proses konstruksi pengetahuan ini siswa bisa

menemukan dan mentransformasikan suatu informasi yang dia peroleh. Dengan

begitu dalam pembelajaran haruslah dapat memfasilitasi proses tersebut sehingga

bisa membangun suatu pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan untuk

siswa. Sayangnya ini juga sulit didapatkan jika guru tidak menghubungkan materi-

materi yang telah atau akan dipelajarkan dengan keadaan sehari-hari, terutama

keadaan tersebut dekat dengan kehidupan siswa, sehingga pembelajaran menjadi

tidak bermakna.

Pembelajaran bermakna sendiri dikatakan sebagai suatu proses di mana

siswa bisa membangun pemahamannya terhadap sesuatu dan selanjutnya dijadikan

dasar untuk memahami pengetahuan lainnya (Setyowati & Mawardi, 2018). Oleh

sebab itulah tak jarang jika siswa berada dalam keadaan yang sulit terutama ketika

memahami konsep matematika baik yang akan dipelajari atau bahkan sekedar

mengingat maupun mengulas kembali materi yang telah diajarkan.

Rumus-rumus matematika yang telah dipelajari pada dasarnya tidak akan

terlupakan begitu saja terlebih lagi jika pengetahuannya terhadap rumus-rumus

tersebut dikonstruksi dengan baik. Matematika adalah pembelajaran yang berkaitan

satu sama lain, sehingga tentu topik yang telah dipelajari sebelumnya akan menjadi

dasar dan prasyarat bagi topik selanjutnya. Dengan begitu pembelajaran

matematika ini mengutamakan urutan dalam prosesnya. Sayangnya akibat terlalu

banyak materi-materi yang saling berkaitan dan apabila pada awal pembelajaran
4

siswa masih kurang dalam proses konstruksi pemahaman mereka, maka akan

menimbulkan permasalahan baru berupa “lupa” terhadap materi tersebut. Ini adalah

gejala negatif yang membuat proses belajar bagi siswa menjadi sulit. Lupa atau

forgetting merupakan lemahnya kemampuan otak untuk memanggil ulang (recall)

pengetahuan yang telah diperoleh/dipelajari (Verdianingsih, 2020).

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan, ternyata

kemampuan keterampilan proses matematika dari subjek dalam melakukan recall

pengetahuan terutama pada materi prasyarat masih lemah. Subjek sering kali

mengatakan “lupa” dan “tidak tahu” ketika ditanyakan seputar pembelajaran yang

telah dilaksanakan sebelumnya. Saat melakukan observasi, materi yang dipelajari

adalah ukuran pemusatan data dan sebelum pertemuan pada hari itu telah dipelajari

terkait tabel distribusi frekuensi. Ternyata hampir delapanpuluh lima persen subjek

yang ada di lapangan kesulitan me-recall pengetahuannya terhadap tabel distribusi

frekuensi, bahkan pengetahuan tentang materi pembagian bersusun yang menjadi

syarat ketika akan mengoperasikan rumus rata-rata juga kurang dikuasai subjek

karena lupa bagaimana melakukan pembagian bersusun tersebut. Tentu saja ini

berimbas pada materi pembelajaran karena subjek menjadi kebingungan

menyelesaikan soal ukuran pemusatan data yang menggunakan tabel distribusi

frekuensi dan menghitung rata-rata. Selain karena waktu yang diberikan terbatas,

subjek juga tidak memeriksa kembali pengerjaan soalnya sebab mereka tidak tahu

mana proses yang tepat untuk menyelesaikan soal tersebut.

Berikut contoh hasil pengerjaan salah satu siswa ketika diberikan soal

latihan:
5

Gambar 1. Foto Soal Latihan Siswa

Gambar 2. Foto Penyelesaian Soal Bagian a

Dari soal pada Gambar 1, siswa diminta untuk mengurutkan data tinggi

badan lalu membuat tabel distribusi frekuensi kemudian mencari berapa nilai rata-

rata dari tinggi badan 20 orang siswa. Bisa kita lihat jika untuk menjawab bagian a

siswa masih belum tepat membuat tabel distribusi frekuensinya. Susunan yang

dibuat tidak dalam bentuk tabel, dan seharusnya ada kolom bagian frekuensi. Siswa

hanya membuat total turusnya saja. Ini kurang sesuai dengan pembelajaran

sebelumnya yang membahas bagaimana cara membuat tabel distribusi frekuensi.


6

Gambar 3. Foto Penyelesaian Soal Bagian a (Lanjutan) dan b

Pada soal bagian b, cara mencari mean sudah tepat tapi tidak ditulis secara

lengkap rumus utamanya. Pada pengerjaan siswa ini juga terlihat bahwa siswa

masih salah dalam menjumlahkan hasil kali tinggi badan dari soal yang ditanyakan.

Siswa menuliskan totalnya sebanyak 3.115, sedangkan hasil yang benarnya adalah

3.122.

Gambar 4. Foto Pembagian Bersusun yang Dikerjakan Oleh Siswa

Pada Gambar 4, siswa mengatakan jika ia tidak bisa melanjutkan pembagian

angka yang tersisa dengan 20. Siswa kebingungan pada saat menyelesaikan

pembagian ini sampai waktu habis, sehingga ia tidak menyelesaikan jawabannya.


7

Hal seperti ini terjadi hampir di semua siswa, hanya dua atau tiga siswa yang

langsung bisa membagi hasil pencariannya tanpa mengalami kebingungan.

Dari permasalahan yang ada di lapangan, jawaban siswa bisa dikatakan

tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dalam keterampilan proses serta indikator recall

pengetahuan yang saling berkaitan. Menurut Setiawansyah dkk (2015), indikator

proses recall, yaitu: (a) sensory memory (input sensori), (b) short term memory atau

STM (sistem ingatan jangka pendek), (c) long term memory atau LTM (sistem

ingatan jangka panjang), (d) kemudian dari proses ini pengetahuan dipanggil

kembali atau recall ke short term memory. Jawaban siswa menunjukkan bahwa

siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya pada soal tersebut

berdasarkan proses pengamatan terhadap informasi yang ditangkap dari indra

penglihatannya, sehingga dikatakan bahwa siswa tersebut tidak memenuhi

indikator input sensori. Selanjutnya jawaban yang terdapat pada Gambar 2

menunjukkan bahwa siswa belum memenuhi indikator sort term memory. Hal ini

terjadi karena tidak terlihat penerapan salah satu prinsip dari keterampilan

prosesnya yaitu dengan mengklasifikasikan terlebih dahulu data yang terkecil

kemudian yang terbesar. Pada Gambar 3 dan Gambar 4, sebenarnya siswa telah

menunjukkan indikator long term memory yang tampak ketika siswa bisa

menemukan rumus yang tepat untuk digunakan. Namun, ini tidak dilanjutkan

dengan proses recall yang tepat karena dalam melakukan perhitungan siswa belum

mampu untuk menggali ingatannya atau “lupa” tentang bagaimana cara melakukan

pembagian dala bentuk bersusun. Selain itu siswa juga tidak melakukan pengecekan

ulang terhadap hasil yang didapat sehingga jawaban yang dihitung salah dan tidak

diselesaikan karena siswa bingung untuk melakukan pembagian.


8

Kasus ini ternyata cukup relevan dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Kamid et al. (2021) sebelumnya dengan judul “Recall Process and

Mathematics Problem Solving For Mildly Mentally Retarded Students”, di mana

dapat disimpulkan bahwa pada soal yang digunakan untuk mengetahui operasi

pengambilan informasi kembali ke memori jangka pendek masih lemah. Sebab

inilah proses penting dalam mengingat. Subjek dapat dikatakan memenuhi

indikator mengingat apabila subjek dapat memeriksa kembali soal dan melihat

kelemahan ataupun kesalahan yang ia lakukan dalam penyelesaian soal tersebut.

Ternyata beberapa subjek tidak dapat melakukan proses kembali ke memori jangka

pendek. Ini disebabkan karena beberapa subjek mengalami kesulitan dan kesalahan

pada langkah melakukan recall pengetahuan sebelumnya dan juga beberapa subjek

mengatakan jika waktu yang diberikan tidak cukup untuk menyelesaikan soal yang

ada. Sebab itulah recall adalah kemampuan yang harus dibiasakan.

Permasalahan dalam operasi pengambilan informasi kembali ke memori

jangka pendek lagi sebenarnya dapat lebih mudah apabila menggunakan soal yang

dilengkapi gambar dan mengaitkan gambar tersebut pada hal-hal yang cenderung

sifatnya dekat dengan kehidupan siswa. Karena beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi ingatan itu sendiri berupa posisi serial, media, repetisi, inteligensi,

dan dampak self-review. Dalam konteks ini, apabila merujuk pada faktor media

yang digunakan, maka penggunaan media dapat berperan dalam merangsang

ingatan tentang pengetahuan yang telah ada. Dengan media, siswa dapat

menghubungkan antara ide dan fakta yang diungkapkan secara jelas melalui

gambar ataupun audio. Jadi, bisa dikatakan bahwa untuk mempermudah proses

pemanggilan ulang pengetahuan atau recall pengetahuan tentu akan lebih baik
9

apabila digunakan soal yang dilengkapi oleh permasalahan yang dekat dengan

kehidupan subjek baik sosial ataupun budaya dan dilengkapi dengan gambar

permasalahan tersebut.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya jika matematika sebagai dasar

perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga sangat penting untuk mengupas secara

mendalam terkait pembelajaran matematika yang berhubungan dengan budaya

yang ada di masyarakat dan dikenal sebagai pembelajaran matematika realistic

(Febrianti, et al., 2019). Kehadiran matematika dengan nuansa kebudayaan tentu

akan memberikan pengaruh serta kontribusi yang cukup bersar bagi pemahaman

pembelajaran matematika itu sendiri (Nova & Putra, 2022). Pembelajaran yang

seperti ini disebut sebagai etnomatematika. Dengan mengintegrasikan

etnomatematika pada materi pembelajaran tentu akan membantu untuk

memudahkan siswa melakukan pemanggilan kembali atau proses recall

pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya.

Dari pemaparan yang telah dijelaskan dan berdasarkan kajian literatur

terkait penggunaan etnomatematika dalam membantu proses recall pengetahuan

ternyata masih sangat sedikit sekali ditemukan. Oleh karena itulah peneliti

mengangkat judul “Analisis Keterampilan Proses Recall Pengetahuan Pada Siswa

SMP Dengan Bantuan Etnomatematika” sebagai topik yang akan dibahas dalam

penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang, maka

peneliti merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini berupa
10

“Bagaimana hasil analisis keterampilan proses recall pengetahuan pada siswa SMP

dengan bantuan etnomatematika?”

1.3 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan

penelitian ini adalah “Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hasil keterampilan

proses recall pengetahuan pada siswa SMP dengan bantuan etnomatematika”.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan proses merecall

pengetahuannya terkait materi yang telah diajarkan dengan bantuan

etnomatematika yang juga sekaligus mengenalkan siswa kepada implementasi

matematika dengan budaya.

2. Membantu guru dari hasil penelitian ini, sehingga guru diharapkan dapat

menerapkan suatu pembelajaran yang lebih bermakna agar ingatan tentang

materi yang telah disampaikan akan lebih mudah untuk dipanggil

kembali/recall ketika materi tersebut diperlukan untuk memenuhi suatu materi

lain yang berkaitan.

3. Menambah pengetahuan peneliti secara pribadi, tentang keterampilan proses

dalam melakukan recall pengetahuan dengan menggunakan bantuan

etnomatematika sekaligus dapat memperluas wawasan peneliti bahwa integrasi

matematika dalam budaya cukup luas sehingga hal ini tentu bermanfaat untuk

mengimplementasikan pembelajaran yang lebih mudah diingat dan dipahami.


11

4. Membantu peneliti lain dari hasil penelitian yang didapat, guna dijadikan

referensi terkait penelitian yang serupa sehingga peneliti lain bisa melakukan

perbandingan antara penelitiannya dengan penelitian ini.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di SMP Negeri 3 Merlung yang berada di Jl.

Jend. Sudirman Desa Bukit Indah, SP. 8, Kecamatan Muara Papalik, Kabupaten

Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Adapun kelas yang dijadikan penelitian

adalah kelas IX dengan subjek yang terpilih secara acak sebanyak 6 orang siswa

yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswa Perempuan.

4.2 Deskripsi Temuan Penelitian

4.2.1 Deskripsi Data Hasil Validasi Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa lembar observasi, soal tes

dengan bantuan etnomatematika, dan pedoman wawancara semi terstruktur.

Lembar observasi digunakan untuk mengamati bagaimana subjek selama proses

pembelajaran berlangsung. Soal tes dengan bantuan etnomatematika digunakan

untuk melihat apakah subjek mampu memanggil ulang pengetahuannya mengenai

materi-materi pembelajaran yang akan dilihat. Sedangkan pedoman wawancara

semi terstruktur digunakan untuk melengkapi hasil jawaban subjek pada tes recall

yang dilakukan, sehingga hasil wawancara bisa mendukung pengerjaan subjek

berdasarkan keterampilan proses dari subjek yang muncul.

Proses validasi masing-masing instrumen mulai dari lembar observasi

divalidasi oleh validator dari dosen Pendidikan Matematika. Lembar observasi awal

mengalami revisi karena pada lembar observasi awal menampilkan poin-poin yang

60
61

diamati berupa indikator dari recall pengetahuan. Hal ini tidak mendukung proses

penelitian yang dilakukan sehingga atas saran dari validator maka lembar observasi

lebih mengamati bagaimana subjek selama proses pembelajaran berlangsung.

Soal tes dengan bantuan etnomatematika mengalami revisi berupa

perbaikan struktur kalimat dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar sehingga tidak menimbulkan maksud ganda ketika subjek membaca soal tes.

Soal tes sendiri memuat lima materi yang akan dipanggil ulang untuk menguji

keterampilan proses melalui recall pengetahuan, di mana materi-materi tersebut

yaitu segitiga dan segiempat kelas VII semester genap, bangun ruang sisi lengkung

(tabung) kelas VI semester ganjil, teorema Pythagoras kelas VIII semester genap,

perbandingan kelas VII semester genap, dan lingkaran kelas VIII semester genap.

Semua materi ini dikaitkan dengan etnomatematika pada proses melemang yang

merupakan salah satu tradisi masyarakat Kerinci.

Pedoman wawancara divalidasi oleh validator tanpa adanya revisi yang

berarti. Ini dikarenakan jenis wawancara yang dipilih adalah wawancara semi

terstruktur. Wawancara semi terstruktur sendiri akan dikembangkan pada proses

penelitian. Sehingga pertanyaannya akan bergantung kepada jawaban dari subjek.

Setelah semua instrumen divalidasi oleh dua orang validator, instrumen

tersebut digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian mengenai

keterampilan proses melalui recall pengetahuan dengan bantuan etnomatematika

yang dilakukan di SMP Negeri 3 Merlung.


62

4.2.2 Deskripsi Data Hasil Penentuan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Merlung. Kelas yang dijadikan

penelitian adalah kelas IX. Di mana siswa yang ada di kelas IX semua telah

memenuhi kriteria yang sesuai untuk dijadikan subjek penelitian. Pada tanggal 2

Agustus 2023 di hari pertama penelitian, peneliti melakukan undian kepada seluruh

siswa yang ada di kelas IX sebanyak 33 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki

dan 15 siswa perempuan. Lalu karena semua subjek memenuhi kriteria maka

dilakukan undian acak menggunakan nomor yang dibedakan antara siswa laki-laki

dan siswa perempuan. Nomor dengan kode 1, 2, dan 3, yang diberikan tulisan

subjek di bawah nomor tersebut merupakan undian yang jika dipilih maka siswa

tersebut menjadi subjek penelitian. Adapun siswa yang terpilih yaitu subjek

pertama yang berinisial ARP (laki-laki) dinamakan S1, subjek kedua yang berinisial

TR (laki-laki) dinamakan S2, subjek ketiga yang berinisial VV (laki-laki)

dinamakan S3, subjek keempat yang berinisial SA (perempuan) dinamakan S4,

subjek kelima yang berinisial GMA (perempuan) dinamakan S5, dan subjek

keenam yang berinisial VAJ (perempuan) dinamakan S6.

4.2.3 Paparan Data Hasil Penelitian

4.2.3.1 Paparan Data S1

Data observasi dari S1 diambil pada tanggal 2 Agustus 2023 pada pukul

07.00 WIB s/d 09.45 WIB selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil

observasi terhadap S1 yaitu:

1. S1 mengikuti kegiatan pendahuluan dengan baik.

2. S1 tidak aktif selama kegiatan pembelajaran.


63

3. S1 memerhatikan guru pada saat guru memberikan suatu permasalahan.

4. Pada saat ditanya oleh peneliti mengenai permasalahan yang diselesaikan, S1

tidak memberikan argument mengenai gambaran penyelesaian dari masalah

tersebut.

5. S1 tidak dapat memberikan bukti rumus yang harus digunakan.

6. S1 tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan melalui perhitungan.

7. S1 tidak melakukan diskusi dengan teman sebaya selama pembelajaran.

8. S1 tidak fokus mengikuti pembelajaran saat kegiatan inti berlangsung.

9. S1 tidak menanyakan kembali materi yang menurutnya sulit/belum dipahami.

10. S1 tidak dapat menyimpulkan pembelajaran menggunakan bahasanya sendiri.

Selanjutnya data hasil tes dan wawancara terhadap S1 diambil pada tanggal

3 Agustus 2023. Sebelum dilaksanakan tes dan wawancara, peneliti meminta subjek

untuk mempersiapkan alat tulisnya terlebih dahulu. Setelah itu, peneliti

memberikan arahan bagaimana mengerjakan tes tersebut.

S1 mulai mengerjakan soal pertama lebih dulu dengan memahami soal

tersebut (input sensory). Namun, pengerjaan yang dilakukan S1 pada soal pertama

tidak dilengkapi dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dalam

soal (sort term memory). Hal ini sejalan dengan hasil wawancara terhadap S1 yang

mengatakan jika ia memang jarang menuliskan apa yang ditanya dan apa yang

diketahui jika menyelesaikan suatu permasalahan.

P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal?
S1 : Tidak.
P : Kenapa?
S1 : Karena saya memang tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya
ketika mengerjakan soal.
64

S1 ternyata hanya menuliskan jawabannya saja yang dapat dilihat dari

lembar jawaban S1 pada gambar berikut:

Gambar 5. Lembar Jawaban S1 Soal Pertama

Dari gambar di atas terlihat jika S1 tidak menjabarkan bagaimana

memperoleh keliling daun pisang berdasarkan luas dan panjang daun pisang yang

berbentuk persegi. S1 seharusnya pada proses ini menampilkan bagaimana

merecall pengetahuannya terkait rumus yang digunakan, sehingga proses long term

memory juga tidak terlihat pada lembar jawaban. Tapi, pada saat wawancara

ternyata S1 dapat memberikan argumennya dalam memperoleh hasil akhir yaitu

154.

P : Bisakah coba kamu jelaskan bagaimana cara memeroleh hasil dari


pengerjaan yang dilakukan pada soal nomor 1?
SI : Di soal ditanyakan kelilingnya terus yang diketahui panjang. Jadi, luas
dibagi panjang yaitu 1020 dibagi 60 didapat 120. Lalu 120 ditambah 34
sama dengan 154.
65

IS MT MM

Masalah Dalam menyambut hari raya Idul Fitri, Pak Toni dan

keluarganya sedang sibuk membuat lemang. Sebelum

lemang diisi dengan ketan dan air santan, terlebih dahulu

bambu lemang harus dilapisi dengan daun pisang yang

berbentuk persegi panjang. Jika luas dari daun pisang adalah

ST MK
1.020 cm2 dan panjangnya sebesar 60 cm, berapakah keliling

daun pisang yang berbentuk persegi panjang tersebut?

LT MH

RC MG

154 Selesai
KL

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 6. Diagram Hasil Pengerjaan S1 Soal Nomor 1


66

Pengerjaan soal kedua oleh S1 juga diawali dengan membaca soal (input

sensory), namun tidak dilengkapi dengan menuliskan apa yang diketahui dari soal

dan apa yang ditanyakan. Hal ini juga sama dengan alasan S1 pada soal pertama.

S1 hanya menuliskan jawaban dari perkalian 50 × 3, di mana 50 merupakan tinggi

bambu dan 3 adalah jari-jari bambu. Menurut S1 hasil perkalian tersebut merupakan

volume bambu. Ini terlihat pada lembar jawaban S1 pada soal kedua:

Gambar 7. Lembar Jawaban S1 Soal Kedua

S1 ternyata gagal memperlihatkan bagaimana proses recall pengetahuan

karena belum ada penjabaran secara lengkap bagaimana menghitung volume dari

tabung, selain itu jawaban yang dituliskan oleh S1 juga salah. Menuliskan secara

sistematis suatu penyelesaian masalah sangatlah diperlukan, karena dengan begitu

ketika memeriksa apakah hasil telah sesuai atau tidak akan menjadi lebih mudah.

Ini kontras dengan yang dilakukan oleh S1 di mana saat wawancara S1 mengatakan

memang belum runtut atau sistematis mengerjakan soal-soal.

P : Lalu dari soal-soal tadi apakah kamu sudah mengerjakannya secara


runtut.
S1 : Belum karena saya merasa belum yakin dengan jawaban saya terutama
nomor 2, nomor 3, dan nomor 5.
P : Setelah mengerjakan apakah kamu memeriksa ulang hasil jawaban kamu?
S1 : Belum saya periksa.
67

IS MT MM

Masalah Proses memasak lemang kemudian dilanjutkan oleh Ibu Ani

dengan mengisi bambu menggunakan ketan dan air santan.

Lemang yang dibuat oleh Ibu Ani biasanya menggunakan

bambu dengan tinggi 50 cm dan jari-jari bambu sebesar 3

cm. Berapakah volume ketan dan air santan yang dibutuhkan

jika Ibu Ani ingin mengisi penuh bambu tersebut? (Gunakan

nilai 𝜋 = 3,14)

ST MK

LT MH RC MG

50 x 3 = 150 KL

Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 8. Diagram Hasil Pengerjaan S1 Soal Nomor 2


68

S1 memahami soal ketiga dengan membaca soal tersebut (input sensory)

namun kemudian tidak menuliskan informasi yang diperoleh dari soal (short term

memory). Ini sama halnya dengan pernyataan S1 pada soal nomor satu dan dua di

tahap wawancara.

P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal?
S1 : Tidak.
P : Kenapa?
S1 : Karena saya memang tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya
ketika mengerjakan soal.

S1 juga tidak menjabarkan rumus dari teorema Pythagoras (long term

memory). Ini terlihat dari lembar jawaban S1:

Gambar 9. Lembar Jawaban S1 Soal Ketiga

Dari lembar jawaban tersebut terlihat jika S1 langsung menuliskan hasil

pangkat dari 50 dan 30 kemudian mengurangkannya sehingga didapat hasil 1600.

Tapi hasil tersebut masih belum diakarkan sesuai dengan rumus teorema

Pythagoras (recall process), sehingga hasil akhir yang dikerjakan S1 masih belum

selesai. Pada saat wawancara, S1 mengetahui jika untuk mendapatkan sisi lain,

maka S1 harus mengurangkan kuadrat sisi miring dengan sisi yang telah diketahui.

SI : Soal ketiga yang dicari panjang sisi lain, jika segitiganya siku-siku maka
langsung saja mengurangkan sisi miring dengan sisi satunya, tapi semua
sudah dikuadratkan baru mendapatkan hasil panjang sisi yang ditanya.
69

IS MT MM

Masalah Lemang yang dibakar disandarkan pada palang besi

sehingga antara lemang, palang besi, dan tinggi tanah ke

palang besi membentuk segitiga siku-siku. Panjang sisi

miring sama dengan panjang bambu yaitu 50 cm dan salah

satu sisinya memiliki panjang 30 cm. Hitunglah berapa

panjang sisi yang lainnya dari bentuk segitiga tersebut?

ST MH

LT MH

2.500 – 900 = 1.600

RC MG KL

Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 10. Diagram Hasil Pengerjaan S1 Soal Nomor 3


70

S1 membaca soal keempat tanpa menuliskan apa yang diketahui dan apa

yang ditanya berdasarkan informasi yang S1 peroleh dari soal tersebut (input

sensory). Hal ini masih sama dengan pernyataan yang disampaikan oleh S1 pada

saat wawancara.

P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal?
S1 : Tidak.
P : Kenapa?
S1 : Karena saya memang tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya
ketika mengerjakan soal.

S1 langsung menuliskan perkalian 11 dengan 14. Ini terlihat dari lembar

jawaban S1:

Gambar 11. Lembar Jawaban S1 Soal Keempat

Hasil akhir S1 sudah tepat, namun tidak diikuti dengan langkah

penyelesaian yang runtut. Hal ini dibuktikan dengan S1 tidak menyajikan

pengerjaan dari soal perbandingan senilai yang seharusnya (long term memory).

Tetapi dalam hal ini S1 mengerti jika konsep yang digunakan adalah konsep

perbandingan senilai, sebab semakin banyak jumlah bambu yang ditanyakan maka

akan menghasilkan jumlah potongan lemang yang banyak juga. Pernyataan ini

didukung dengan wawancara terhadap S1:

SI : Soal keempat, jika 3 bambu menghasilkan 14 potongan, berarti kalua 33


bambu harus dibagi dulu dengan 3 kemudian hasilnya dikali dengan 14.
71

IS MT MM

Masalah Setelah proses membakar lemang selesai, kemudian lemang

akan disajikan dalam bentuk potongan-potongan kecil. Jika

untuk 3 bambu lemang menghasilkan 14 potongan kecil,

berapakah jumlah potongan kecil lemang yang didapatkan

Ibu Nita jika total yang dimiliki sebanyak 33 bambu lemang?

ST MK

RC MG MG

11 x 14= 154

LT MH

Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 12. Diagram Hasil Pengerjaan S1 Soal Nomor 4


72

S1 membaca soal kelima (input sensory), namun masih belum menuliskan

apa yang diketahui dan apa yang ditanya berdasarkan informasi yang ditangkap

oleh indra penglihat (short term memory). Pernyataan ini masih didukung dengan

jawaban S1 ketika ditanya kenapa tidak menuliskan informasi yang diperoleh dari

soal.

P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal?
S1 : Tidak.
P : Kenapa?
S1 : Karena saya memang tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya
ketika mengerjakan soal.

Gambar 13. Lembar Jawaban S1 Soal Kelima

Dari lembar jawaban S1, terlihat bahwa untuk mencari luas juring lingkaran

yang ada pada lemang S1 tidak menjabarkan rumus dari luas juring (long term

memory) dan hasil dari perkalian 60 dan 3 juga tidak memberikan jawaban yang

seharusnya sebagaimana permasalahan yang dipersoalkan. Ini disebabkan S1 tidak

berhasil dalam menggali pengetahuannya (recall process). Seperti halnya yang

dikatakan pada tahap wawancara jika pada soal kelima S1 memang kurang mengerti

cara menyelesaikan permasalahan tersebut.

SI : Soal kedua dan kelima saya kurang mengerti bagaimana caranya..


73

IS MT MM

Masalah Dari gambar di atas, ternyata AOB membentuk juring

lingkaran dengan sudut 𝛼 = 60° dan jari-jari sebesar 3 cm.

Apabila nilai 𝜋 = 3,14, berapa luas juring lingkaran yang

terbentuk pada lemang?

ST MK

RC MG KL

60 x 3 = 180

LT MH

Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 14. Diagram Hasil Pengerjaan S1 Soal Nomor 5


74

Setelah menyelesaikan soal tes, selanjutnya S1 melakukan wawancara


bersama peneliti. Adapun paparan lengkap hasil wawancara terhadap S1 yaitu
sebagai berikut:

P : Untuk soal nomor 1 sampai nomor 5 berapa kali kamu membaca soal?
S1 : Nomor 1 tiga kali, nomor 2 dua kali, nomor 3 empat kali, nomor 4 satu
kali, nomor 5 empat kali.
P : Untuk soal yang hanya satu kali dibaca, apakah kamu langsung
memahaminya?
S1 : Kurang.
P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal?
S1 : Tidak.
P : Kenapa?
S1 : Karena saya memang tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya
ketika mengerjakan soal.
P : Bisakah coba kamu jelaskan bagaimana cara memeroleh hasil dari
pengerjaan yang dilakukan pada soal nomor 1?
SI : Di soal pertama ditanyakan kelilingnya terus yang diketahui panjang.
Jadi, luas dibagi panjang yaitu 1020 dibagi 60 didapat 120. Lalu 120
ditambah 34 sama dengan 154. Soal kedua dan kelima saya kurang
mengerti bagaimana caranya. Soal ketiga yang dicari panjang sisi lain, jika
segitiganya siku-siku maka langsung saja mengurangkan sisi miring dengan
sisi satunya, tapi semua sudah dikuadratkan baru mendapatkan hasil
panjang sisi yang ditanya. Soal keempat, jika 3 bambu menghasilkan 14
potongan, berarti kalua 33 bambu harus dibagi dulu dengan 3 kemudian
hasilnya dikali dengan 14.
P : Sebelumnya masih ingat tidak pernah mengerjakan soal-soal semacam
ini?
S1 : Pernah. Soal nomor 1, soal nomor 3, soal nomor 4, dan soal nomor 5.
P : Soal tersebut disajikan dalam bentuk soal cerita yang mengaitkan dengan
kehidupan sehari-hari atau soal dalam bentuk matematika?
S1 : Soal cerita.
P : Menurut kamu manakah soal yang lebih mudah, yang memakai soal cerita
seperti soal tes tadi atau langsung soal dalam bentuk matematika?
S1 : Soal cerita.
P : Kenapa?
S1 : Karena lebih mudah dipahami.
P : Lalu dari soal-soal tadi apakah kamu sudah mengerjakannya secara
runtut.
S1 : Belum karena saya merasa belum yakin dengan jawaban saya terutama
nomor 2, nomor 3, dan nomor 5.
P : Setelah mengerjakan apakah kamu memeriksa ulang hasil jawaban kamu?
S1 : Belum saya periksa.
75

Dari proses wawancara dengan S1, terlihat jika S1 sudah berusaha membaca

soal secara berkali-kali (input sensory), namun S1 belum menuliskan kembali hasil

informasi yang didapat (short term memory) untuk membantu proses penyelesaian

terhadap permasalahan. Hal ini karena S1 sudah terbiasa tidak menuliskan apa yang

diketahui dan ditanya. Dalam proses pengerjaan soal S1 juga tidak menuliskan

rumus yang tepat (long term memory), sehingga semua jawaban S1 hanya langsung

pada hasil akhir tanpa memperlihatkan proses perhitungan. S1 juga mengatakan jika

S1 tidak melakukan pemeriksaan kembali untuk memastikan apakah jawaban sudah

tepat atau belum, sehingga S1 tidak yakin dengan jawaban-jawabannya tersebut, ini

terbukti ketika S1 menyebutkan ia tidak yakin dengan soal nomor 2, soal nomor 3,

dan soal nomor 5, jawaban pada soal nomor 2 dan nomor 5 memang salah (recall

process). Dari segi soal etnomatematika yang mengaitkan dengan kehidupan

sehari-hari dalam bentuk soal cerita, S1 mengatakan jika soal cerita lebih mudah

untuk dipahami, artinya penerapan tes recall pengetahuan dengan bantuan

etnomatematika lebih memudahkan siswa dalam belajar. Berdasarkan soal-soal tes

yang diberikan dan semuanya telah sesuai dengan materi yang diajarkan pada

sekolah terkait, S1 juga mengatakan jika ia pernah menemukan soal semacam soal

tes pada nomor 1, nomor 3, nomor 4, dan nomor 5. Ini artinya S1 masih mengingat

materi tersebut pernah diajarkan, namun S1 belum sepenuhnya mampu me-recall

pengetahuannya.
76

4.2.3.2 Paparan Data S2

Data observasi dari S2 diambil pada tanggal 2 Agustus 2023 pada pukul

07.00 WIB s/d 09.45 WIB selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil

observasi terhadap S2 yaitu:

1. S2 mengikuti kegiatan pendahuluan dengan baik.

2. S2 tidak aktif selama kegiatan pembelajaran.

3. S2 memerhatikan guru pada saat guru memberikan suatu permasalahan.

4. S2 memberikan argument pada saat ditanya mengenai gambaran penyelesaian

dari masalah tersebut, namun argumen yang diberikan salah.

5. S2 tidak dapat memberikan bukti rumus yang harus digunakan. S2 hanya

mengikuti contoh yang ada dan S2 salah ketika mengaplikasikan cara ke dalam

permasalahan terkait.

6. S2 tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan melalui perhitungan.

7. S2 tidak melakukan diskusi dengan teman sebaya selama pembelajaran.

8. S2 tidak fokus mengikuti pembelajaran saat kegiatan inti berlangsung.

9. S2 tidak menanyakan kembali materi yang menurutnya sulit/belum dipahami.

10. S2 tidak dapat menyimpulkan pembelajaran menggunakan bahasanya sendiri.

Selanjutnya data hasil tes dan wawancara terhadap S2 diambil pada tanggal

3 Agustus 2023. Sebelum dilaksanakan tes dan wawancara, peneliti meminta subjek

untuk mempersiapkan alat tulisnya terlebih dahulu. Setelah itu, peneliti

memberikan arahan bagaimana mengerjakan tes tersebut.

S2 mulai mengerjakan soal pertama lebih dulu (input sensory). Namun

pengerjaan yang dilakukan S2 pada soal pertama tidak dilengkapi dengan

menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dalam soal (sort term
77

memory). Hal ini juga sejalan dengan hasil wawancara terhadap S2 di mana S2

mengatakan bahwa:

P : Apakah setelah membaca soal kamu menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanya dari soal tersebut?
S2 : Tidak, saya tidak menuliskannya. Biasanya saya langsung menjawab tidak
menuliskan lagi apa yang diketahui dan ditanya.

Gambar 15. Lembar Jawaban S2 Soal Pertama

Dari lembar jawaban, S2 menuliskan secara langsung rumus dari keliling

persegi panjang dan menjumlahkan panjang serta lebar persegi panjangnya (long

term memory). Berdasarkan permasalahan yang ada di soal, S2 harus mencari

berapa lebarnya terlebih dahulu karena yang diketahui hanya panjang dan luas

persegi panjangnya, namun langkah dalam mencari lebar tidak dijabarkan oleh S2.

Dengan demikian, bisa dikatakan jika S2 belum secara lengkap memberikan

penyelesaian untuk soal pertama (recall process). Namun pada saat wawancara S2

bisa menjelaskan dengan cukup baik cara penyelesaiannya. Berikut pernyataan

yang diucapkan oleh S2:

P : Setelah membaca soal, apa yang kamu bayangkan untuk menyelesaikan


permasalahan tersebut? Bisa tolong jelaskan.
S2 : Soal pertama, saya langsung menjumlahkan panjang dan lebarnya setelah
mendapat lebar, yaitu membagi 1.020 dengan 60 didapat 17. Jadi, panjang
ditambah lebar, ditambah panjang lalu ditambah lebar lagi hasilnya 154.
78

IS MT MM

Masalah Dalam menyambut hari raya Idul Fitri, Pak Toni dan

keluarganya sedang sibuk membuat lemang. Sebelum

lemang diisi dengan ketan dan air santan, terlebih dahulu

bambu lemang harus dilapisi dengan daun pisang yang

berbentuk persegi panjang. Jika luas dari daun pisang adalah

1.020 cm2 dan panjangnya sebesar 60 cm, berapakah keliling

daun pisang yang berbentuk persegi panjang tersebut?

ST MK LT MH

p+l+p+l

RC

MG
60 + 17 + 60 + 17 =
KL 154
Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 16. Diagram Hasil Pengerjaan S2 Soal Nomor 1


79

Selanjutnya pada soal nomor kedua, S2 mengawali dengan membaca soal

(input sensory), namun tidak dilengkapi dengan menuliskan apa yang diketahui dari

soal dan apa yang ditanyakan seperti halnya yang dikatakan oleh S2 pada soal

pertama ketika wawancara.

P : Apakah setelah membaca soal kamu menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanya dari soal tersebut?
S2 : Tidak, saya tidak menuliskannya. Biasanya saya langsung menjawab tidak
menuliskan lagi apa yang diketahui dan ditanya.

S2 hanya menuliskan jawaban dari perkalian 50 × 3, di mana 50 merupakan

tinggi bambu dan 3 adalah jari-jari bambu. Menurut S2 hasil perkalian tersebut

merupakan volume bambu. Ini terlihat pada lembar jawaban S2 pada soal kedua:

Gambar 17. Lembar Jawaban S2 Soal Kedua

S2 pada soal kedua gagal dalam memperlihatkan bagaimana proses recall

pengetahuannya. Hal ini terjadi karena belum ada penjabaran secara lengkap

bagaimana menghitung volume dari tabung dan jawaban yang dituliskan oleh S2

salah. Sejalan dengan yang dikatakan S2 pada saat wawancara, bahwa ia bingung

apakah harus mengalikannya lagi dengan nilai phi atau tidak.

S2 : Soal kedua, saya mengalikan 50 dengan 3, tapi saya bingung untuk nilai
jari-jari bagaimana, jadi hanya saya tulis saja.
80

IS MT MM

Masalah Proses memasak lemang kemudian dilanjutkan oleh Ibu Ani

dengan mengisi bambu menggunakan ketan dan air santan.

Lemang yang dibuat oleh Ibu Ani biasanya menggunakan

bambu dengan tinggi 50 cm dan jari-jari bambu sebesar 3

cm. Berapakah volume ketan dan air santan yang dibutuhkan

jika Ibu Ani ingin mengisi penuh bambu tersebut? (Gunakan

nilai 𝜋 = 3,14)

ST MK

LT MH RC MK

150 50 x 3, 𝜋 = 3.14 MK

Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 18. Diagram Hasil Pengerjaan S2 Soal Nomor 2


81

S2 membaca soal ketiga (input sensory) namun tidak menuliskan informasi

yang diperoleh dari soal tersebut (short term memory) seperti yang dikatakan

sebelumnya pada wawancara bahwa S2 biasanya langsung menjawab soal tanpa

menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya. S2 juga tidak menjabarkan

rumus dari teorema Pythagoras (long term memory). Ini terlihat dari lembar

jawaban S2:

Gambar 19. Lembar Jawaban S2 Soal Ketiga

S2 secara langsung menuliskan kuadrat dari 50 dan kuadrat dari 30

kemudian mengurangkannya sehingga didapat hasil 1600. Ini dapat dikatakan jika

S2 mengetahui mana sisi miring dan sisi yang lain dari segitiga sebagai informasi

yang didapat sehingga ia mengurangkan untuk memperoleh sisi yang ditanya (short

term memory). Namun, hasil tersebut masih belum diakarkan sesuai dengan rumus

teorema Pythagoras (recall process), sehingga hasil akhir yang dikerjakan S2 masih

belum selesai dan pada saat wawancara pun S2 tidak menunjukkan apakah hasil

akhirnya diakarkan lagi atau tidak.

S2 : Soal ketiga, yang ditanya panjang sisi lainnya, jadi sisi miring kuadrat
dikurangkan dengan sisi yang diketahui kuadrat, lalu dihitung hasilnya
1600.
82

IS MT MM

Masalah Lemang yang dibakar disandarkan pada palang besi

sehingga antara lemang, palang besi, dan tinggi tanah ke

palang besi membentuk segitiga siku-siku. Panjang sisi

miring sama dengan panjang bambu yaitu 50 cm dan salah

satu sisinya memiliki panjang 30 cm. Hitunglah berapa

panjang sisi yang lainnya dari bentuk segitiga tersebut?


ST MK

RC KL MG

= 502 − 302
RC
= 2.500 – 900
MH
= 1.600

Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 20. Diagram Hasil Pengerjaan S2 Soal Nomor 3


83

Selanjutnya S2 membaca soal keempat tanpa menuliskan apa yang

diketahui dan apa yang ditanya berdasarkan informasi yang S2 peroleh dari soal

tersebut (input sensory). Hal ini sejalan dengan hasil wawancara jika S2 memang

langsung menjawab suatu permasalahan tanpa menuliskan terlebih dulu apa yang

diketahui dan apa yang ditanya.

P : Apakah setelah membaca soal kamu menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanya dari soal tersebut?
S2 : Tidak, saya tidak menuliskannya. Biasanya saya langsung menjawab tidak
menuliskan lagi apa yang diketahui dan ditanya.

S2 langsung menuliskan perkalian 11 dengan 14. Di mana 11 diperoleh dari

membagi 33 dengan 3. Ini terlihat dari lembar jawaban S2:

Gambar 21. Lembar Jawaban S2 Soal Keempat

Hasil akhir S2 sudah tepat, namun tidak diikuti dengan langkah

penyelesaian yang runtut. Hal ini dibuktikan dengan S2 tidak menyajikan

pengerjaan dari soal perbandingan senilai yang seharusnya (long term memory).

Namun secara keseluruhan S2 tahu jika konsep perbandingan senilai digunakan

untuk menyelesaikan soal ini.

S2 : Soal keempat, kita cari dulu kalau 33 bambu berarti dibagi 3. Hasilnya 11
dikalikan dengan 14, sehingga didapat banyak potongan lemangnya 154
buah.
84

IS MT MM

Masalah Setelah proses membakar lemang selesai, kemudian lemang

akan disajikan dalam bentuk potongan-potongan kecil. Jika

untuk 3 bambu lemang menghasilkan 14 potongan kecil,

berapakah jumlah potongan kecil lemang yang didapatkan

Ibu Nita jika total yang dimiliki sebanyak 33 bambu lemang?

ST MK

RC MG MG

14 x 11= 154

LT MH

Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 22. Diagram Hasil Pengerjaan S2 Soal Nomor 4


85

Selanjutnya, untuk soal nomor lima, S2 tidak mengerjakannya. Artinya S2

belum berhasil atau dikatakan gagal untuk melakukan pemanggilan ulang terhadap

penyelesaian masalah tersebut. Ini terlihat pada lembar jawaban S2 yang kosong

seperti berikut:

Gambar 23. Lembar Jawaban S2 Soal Kelima

Dari lembar jawaban tidak terlihat S2 sekedar menuliskan informasi yang

diketahui dari soal, karena hal ini juga berkaitan dengan pernyataan S2 jika dalam

mengerjakan soal ia tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya tetapi

langsung menjawab. Dalam hal ini S2 tidak bisa mnejawab soal kelima sehingga

S2 membiarkan lembar jawaban kosong. Pernyataan ini juga didukung dengan

penjelasan yang disampaikan S2 saat wawancara.

P : Saya lihat nomor lima jawabannya kosong, kenapa tidak diisi?


S2 : Saya kurang tahu rumusnya jadi saya kosongkan.
86

IS MT MM

Masalah Dari gambar di atas, ternyata AOB membentuk juring

lingkaran dengan sudut 𝛼 = 60° dan jari-jari sebesar 3 cm.

Apabila nilai 𝜋 = 3,14, berapa luas juring lingkaran yang

terbentuk pada lemang?

ST MK

RC MG KL

LT MH

Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 24. Diagram Hasil Pengerjaan S2 Soal Nomor 5


87

Setelah selesai mengerjakan soal, S2 melakukan sesi wawancara dengan

peneliti. Adapun transkrip wawancara bersama S2 yaitu:

P : Sebelum mengerjakan soal, berapa kali kamu membaca soal tes? Dimulai
dari soal pertama.
S2 : Nomor 1 tiga kali, nomor 2 empat kali, nomor 3 tiga kali, nomor 4 dua
kali, nomor 5 empat kali.
P : Apakah setelah membaca soal kamu menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanya dari soal tersebut?
S2 : Tidak, saya tidak menuliskannya. Biasanya saya langsung menjawab tidak
menuliskan lagi apa yang diketahui dan ditanya.
P : Setelah membaca soal, apa yang kamu bayangkan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut? Bisa tolong jelaskan.
S2 : Soal pertama, saya langsung menjumlahkan panjang dan lebarnya setelah
mendapat lebar, yaitu membagi 1.020 dengan 60 didapat 17. Jadi, panjang
ditambah lebar, ditambah panjang lalu ditambah lebar lagi hasilnya 154.
Soal kedua, saya mengalikan 50 dengan 3, tapi saya bingung untuk nilai
jari-jari bagaimana, jadi hanya saya tulis saja. Soal ketiga, yang ditanya
panjang sisi lainnya, jadi sisi miring kuadrat dikurangkan dengan sisi yang
diketahui kuadrat, lalu dihitung hasilnya 1600. Soal keempat, kit acari dulu
kalua 33 bambu berarti dibagi 3. Hasilnya 11 dikalikan dengan 14,
sehingga didapat banyak potongan lemangnya 154 buah.
P : Saya lihat nomor lima jawabannya kosong, kenapa tidak diisi?
S2 : Saya kurang tahu rumusnya jadi saya kosongkan.
P : Apakah kamu sebelumnya pernah menemukan soal serupa dari nomor satu
sampai lima?
S2 : Pernah, soal nomor satu, dua, tiga, dan empat.
P : Bagaimana bentuk soalnya? Apakah dalam bentuk soal matematika atau
soal cerita?
S2 : Soal cerita.
P : Jenis soal mana yang lebih mudah dipahami?
S2 : Soal cerita karena lebih mudah mengikuti alur dari kehidupan sehari-hari.
P : Jadi, setelah mengerjakan soal tes apakah kamuy akin jika yang kamu
kerjakan sudah runtut?
S2 : Tidak.
P : Apakah kamu tidak melakukan pengecekan kembali terhadap perhitungan
yang dikerjakan?
S2 : Tidak, saya tidak memeriksa ulang.

Dari hasil wawancara terlihat jika S2 belum mengerjakan soal dengan baik

karena sebagian besar proses pengerjaannya belum tepat, sama seperti S1. S2

sudah membaca soal secara berkali-kali tapi masih belum menuliskan informasi

yang didapat. Dari wawancara juga terlihat S2 mengosongkan jawabannya pada


88

soal kelima karena ia tidak tahu bagaimana cara menjawab soal tersebut.

Sedangkan untuk soal-soal lain yang hanya dijawab ringkas oleh S2 juga tidak

diperiksa kembali apakah pengerjaan tersebut sudah tepat atau belum.

Dari segi soal etnomatematika yang mengaitkan dengan kehidupan sehari-

hari dalam bentuk soal cerita, S2 mengatakan jika soal cerita lebih mudah untuk

dipahami, artinya penerapan tes recall pengetahuan dengan bantuan

etnomatematika lebih memudahkan siswa dalam belajar. Berdasarkan soal-soal tes

yang diberikan dan semuanya telah sesuai dengan materi yang diajarkan pada

sekolah terkait, S2 juga mengatakan jika ia pernah menemukan soal semacam soal

tes pada nomor 1, nomor 2, nomor 3, dan nomor 4. Ini artinya S2 masih mengingat

materi tersebut pernah diajarkan, namun S2 belum sepenuhnya mampu me-recall

pengetahuannya.

4.2.3.3 Paparan Data S3

Data observasi dari S3 diambil pada tanggal 2 Agustus 2023 pada pukul

07.00 WIB s/d 09.45 WIB selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil

observasi terhadap S3 yaitu:

1. S3 mengikuti kegiatan pendahuluan dengan baik.

2. S3 tidak aktif selama kegiatan pembelajaran.

3. S3 memerhatikan guru pada saat guru memberikan suatu permasalahan.

4. S3 tidak memberikan argumen pada saat ditanya oleh peneliti mengenai

permasalahan yang diselesaikan.

5. S3 tidak dapat memberikan bukti rumus yang harus digunakan.

6. S3 dapat menyelesaikan permasalahan dengan melalui perhitungan.


89

7. S3 tidak melakukan diskusi dengan teman sebaya selama pembelajaran.

8. S3 tidak fokus mengikuti pembelajaran saat kegiatan inti berlangsung.

9. S3 tidak menanyakan kembali materi yang menurutnya sulit/belum dipahami.

10. S3 tidak dapat menyimpulkan pembelajaran menggunakan bahasanya sendiri.

Data hasil tes dan wawancara terhadap S3 diambil pada tanggal 3 Agustus

2023. Sebelum dilaksanakan tes dan wawancara, peneliti meminta subjek untuk

mempersiapkan alat tulisnya terlebih dahulu. Setelah itu, peneliti memberikan

arahan bagaimana mengerjakan tes tersebut.

S3 mulai mengerjakan soal pertama lebih dulu (input sensory). Namun

pengerjaan yang dilakukan S3 pada soal pertama tidak dilengkapi dengan

menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dalam soal (sort term

memory). Hal ini dapat dilihat dari lembar jawaban S3 pada gambar berikut:

Gambar 25. Lembar Jawaban S3 Soal Pertama

Dari jawaban di atas terlihat bahwa S3 menuliskan bagaimana mencari lebar

persegi panjang yaitu dengan membagi luasnya 1.020 dengan panjang 60 dan

didapat 17. Setelah itu S3 langsung mengalikan 60 atau panjang persegi panjang

dengan dua, dan luas persegi panjang 17 dengan dua, lalu menjumlahkan hasilnya

sehingga didapat keliling persegi panjang. S3 belum lengkap menuliskan rumus


90

dari keliling (long term memory) hanya berdasarkan penyelesaian/perhitungan

yang dilakukan (recall process). Namun, secara keseluruhan S3 mampu untuk

menghubungkan antara informasi yang didapat dengan pengetahuan yang ada

dalam ingatannya. S3 juga mampu menjelaskan penyelesaian soal pertama pada

saat wawancara.

P : Setelah membaca sampai berulang kali, apakah kamu bisa membayangkan


apa yang harus kamu selesaikan dari soal-soal tersebut?
S3 : Jadi, soal nomor satu dicari dulu lebarnya dengan membagi luas persegi
panjang dengan panjangnya. Hasilnya 17. Kemudian karena yang ditanya
keliling maka saya kalikan panjang dengan 2 dan lebar dengan 2. Nanti
didapat 120 dan 34, lalu saya jumlahkan, itulah kelilingnya.
91

IS MT MM

Masalah Dalam menyambut hari raya Idul Fitri, Pak Toni dan

keluarganya sedang sibuk membuat lemang. Sebelum

lemang diisi dengan ketan dan air santan, terlebih dahulu

bambu lemang harus dilapisi dengan daun pisang yang

berbentuk persegi panjang. Jika luas dari daun pisang adalah

1.020 cm2 dan panjangnya sebesar 60 cm, berapakah keliling

daun pisang yang berbentuk persegi panjang tersebut?

ST MK

LT MH

Lebar = 1.020 : 60= 17


RC
2 x 60 = 120

KL
2 x 17 = 34

MG 120 + 34 = 154
Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 26. Diagram Hasil Pengerjaan S3 Soal Nomor 1


92

S3 mengawali dengan membaca soal kedua (input sensory), namun tidak

dilengkapi dengan menuliskan apa yang diketahui dari soal dan apa yang

ditanyakan. S3 hanya menuliskan jawaban dari perkalian 50 × 3, di mana 50

merupakan tinggi bambu dan 3 adalah jari-jari bambu. Menurut S3 hasil perkalian

tersebut merupakan volume bambu. Ini terlihat pada lembar jawaban S3 pada soal

kedua:

Gambar 27. Lembar Jawaban S3 Soal Kedua

Pada pengerjaan soal di atas, S3 gagal memperlihatkan proses recall

pengetahuan. Hal ini disebabkan karena belum adanya penjabaran secara lengkap

bagaimana menghitung volume dari tabung. Selain itu perhitungan yang dilakukan

oleh S3 juga salah. Berdasarkan lembar penilaian tes recall seharusnya S3

mengalikan nilai phi dengan kuadrat jari-jari dan tinggi bambu. Namun pada lembar

jawaban S3 tidak mengkuadratkan jari-jari dan mengalikannya dengan phi. Sejalan

dengan hasil wawancara yang dilakukan, S3 memang mengatakan jika ia tidak

yakin dengan jawabannya.

S3 : Nomor dua, saya tidak ingat rumus yang harus digunakan, saya kalikan
jari-jari dengan tinggi tabung.
93

IS MT MM

Masalah Proses memasak lemang kemudian dilanjutkan oleh Ibu Ani

dengan mengisi bambu menggunakan ketan dan air santan.

Lemang yang dibuat oleh Ibu Ani biasanya menggunakan

bambu dengan tinggi 50 cm dan jari-jari bambu sebesar 3

cm. Berapakah volume ketan dan air santan yang dibutuhkan

jika Ibu Ani ingin mengisi penuh bambu tersebut? (Gunakan

nilai 𝜋 = 3,14)
ST MK

RC KL

50 x 3 = 150 MG

LT MH

Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 28. Diagram Hasil Pengerjaan S3 Soal Nomor 2


94

Proses selanjutnya yang dilakukan oleh S3 yaitu membaca soal nomor tiga

dengan teliti (input sensory), namun S3 tidak menuliskan informasi yang diperoleh

dari soal tersebut (short term memory). Pada saat wawancara pun, S3 memang

mengatakan jika ia tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan

dari soal terkait.

P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dari soal dan apa yang
ditanya?
S3 : Tidak.

S3 langsung menjabarkan rumus dari teorema Pythagoras (long term

memory). Ini terlihat dari lembar jawaban S3 seperti berikut:

Gambar 29. Lembar Jawaban S3 Soal Ketiga

Dari lembar jawaban tersebut terlihat jika S3 menuliskan kuadrat dari 50

dan kuadrat dari 30 kemudian mengurangkannya hasilnya 2.500 dengan 900

sehingga didapat hasil akhir 1600. Namun hasil tersebut masih belum diakarkan

sesuai dengan rumus teorema Pythagoras (recall process) karena nilai x masih

dalam bentuk kuadrat. Sehingga hasil akhir yang dikerjakan S3 masih belum

selesai. Jika dibandingkan dengan jawaban S1 dan S2 untuk soal ketiga, S3 lebih

baik telah menuliskan jika pemisalan sisi yang ditanya masih dalam kuadrat.
95

IS MT MM

Masalah Lemang yang dibakar disandarkan pada palang besi

sehingga antara lemang, palang besi, dan tinggi tanah ke

palang besi membentuk segitiga siku-siku. Panjang sisi

miring sama dengan panjang bambu yaitu 50 cm dan salah

satu sisinya memiliki panjang 30 cm. Hitunglah berapa

panjang sisi yang lainnya dari bentuk segitiga tersebut?


ST MK

LT MH RC MG KL

𝑥 2 = 502 − 302
= 2.500 – 900

= 1.600

Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 30. Diagram Hasil Pengerjaan S3 Soal Nomor 3


96

Selanjutnya pada soal keempat, S3 membaca soal tanpa menuliskan apa

yang diketahui dan apa yang ditanya berdasarkan informasi yang S3 peroleh dari

soal tersebut (input sensory). S3 membagi 33 dengan 3 terlebih dahulu kemudian

langsung menuliskan perkalian 11 dengan 14. Ini terlihat dari lembar jawaban S3:

Gambar 31. Lembar Jawaban S3 Soal Keempat

Hasil akhir S3 sudah tepat, namun tidak diikuti dengan langkah

penyelesaian yang runtut. Hal ini dibuktikan dengan S3 tidak menyajikan

pengerjaan dari soal perbandingan senilai yang seharusnya (long term memory).

Namun, secara keseluruhan S3 telah mampu mengaitkan informasi yang didapat

dari soal dengan pengetahuan yang dia miliki. Ini diperkuat dengan paparan S3 pada

saat wawancara.

S3 : Soal keempat, yang dicari berapa potongan lemang kalau bambunya ada
33. Jadi 33 dibagi dulu dengan 3, karena untuk 3 bambu menghasilkan 14
potongan, maka 11 dikali dengan 14, didapat 154.
97

IS MT MM

Masalah Setelah proses membakar lemang selesai, kemudian lemang

akan disajikan dalam bentuk potongan-potongan kecil. Jika

untuk 3 bambu lemang menghasilkan 14 potongan kecil,

berapakah jumlah potongan kecil lemang yang didapatkan

Ibu Nita jika total yang dimiliki sebanyak 33 bambu lemang?

ST MK

RC MG KL

33 : 3 = 11 LT

11 x 14= 154 MH

Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 32. Diagram Hasil Pengerjaan S3 Soal Nomor 4


98

Selanjutnya, untuk soal nomor lima, S3 membaca soal tersebut (input

sensory), tapi S3 tidak menuliskan hasil informasi yang didapat setelah membaca

soal (short term memory). Penyelesaian yang dikerjakan S3 juga belum runtut ini

terlihat dari lembar jawaban S3:

Gambar 33. Lembar Jawaban S3 Soal Kelima

Dari penyelesaian di atas terlihat jika S3 langsung mengalikan besar sudut

yang ada pada juring dengan jari-jari lingkaran. Di sini S3 tidak menuliskan rumus

yang berkaitan dengan luas juring (long term memory). Jawaban yang dituliskan S3

masih belum tepat. Sehingga S3 belum berhasil dalam memanggil ulang

pengetahuannya untuk menyelesaikan permasalahan pada soal kelima (recall

process). Berdasarkan lembar penilaian, seharusnya untuk soal kelima besar sudut

dibagi dengan total sudut dari satu lingkaran yaitu 𝟑𝟔𝟎° kemudian dikalikan dengan

nilai phi dan kuadrat jari-jarinya. Ternyata ketika proses wawancara S3 memang

mengatakan jika ia tidak tahu bagaimana menghitung luas juring lingkaran

sehingga jawabannya tidak sesuai jawaban yang seharusnya.

S3 : Untuk soal kelima, saya tidak ingat rumus untuk mencari luas juring
lingkaran, jadi saya tidak yakin 50 dikali 3 itu benar.
99

IS MT MM

Masalah Dari gambar di atas, ternyata AOB membentuk juring

lingkaran dengan sudut 𝛼 = 60° dan jari-jari sebesar 3 cm.

Apabila nilai 𝜋 = 3,14, berapa luas juring lingkaran yang

terbentuk pada lemang?

ST MK

LT MH RC MG KL

60 x 3 = 180

Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 34. Diagram Hasil Pengerjaan S3 Soal Nomor 5


100

Selanjutnya, setelah S3 selesai mengerjaan tes, S3 melakukan sesi

wawancara bersama peneliti, di mana transkrip wawancara tersebut sebagai berikut:

P : Pada saat membaca soal dari nomor pertama sampai kelima, berapa kali
kamu mengulangnya?
S3 : Baik, nomor 1 ada sekitar lima kali dibaca, nomor 2 lima kali, nomor 3
tiga kali, nomor 4 sekali, dan nomor 5 lima kali. Saya kurang paham
sehingga membacanya berulang kali.
P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dari soal dan apa yang
ditanya?
S3 : Tidak.
P : Setelah membaca sampai berulang kali, apakah kamu bisa membayangkan
apa yang harus kamu selesaikan dari soal-soal tersebut?
S3 : Jadi, soal nomor satu dicari dulu lebarnya dengan membagi luas persegi
panjang dengan panjangnya. Hasilnya 17. Kemudian karena yang ditanya
keliling maka saya kalikan panjang dengan 2 dan lebar dengan 2. Nanti
didapat 120 dan 34, lalu saya jumlahkan, itulah kelilingnya. Nomor dua,
saya tidak ingat rumus yang harus digunakan, saya kalikan jari-jari dengan
tinggi tabung. Soal nomor tiga, sisi yang ditanya dimisalkan x, jadi x
kuadrat sama dengan sisi miring dikuadratkan lalu dikurang sisi yang
diketahui juga dikuadratkan, kemudian hasilnya 1600. Soal keempat, yang
dicari berapa potongan lemang kalau bambunya ada 33. Jadi 33 dibagi
dulu dengan 3, karena untuk 3 bambu menghasilkan 14 potongan, maka 11
dikali dengan 14, didapat 154. Untuk soal kelima, saya tidak ingat rumus
untuk mencari luas juring lingkaran, jadi saya tidak yakin 50 dikali 3 itu
benar.
P : Dari soal yang sudah dikerjakan tadi, apakah kamu pernah menemukan
soal semacam itu?
S3 : Pernah. Semua soal pernah saya temui pada saat pembelajaran.
P : Apa kamu sudah yakin telah mengerjakan soal secara runtut?
S3 : Kurang yakin.
P : Yang nomor berapa saja?
S3 : Semuanya, karena saya kurang ingat dengan rumus yang harus
digunakan.
P : Apakah kamu memeriksa kembali hasil pengerjaanmu?
S3 : Iya saya periksa kembali, tapi saya masih kurang yakin dengan
perhitungannya.

Berdasarkan hasil paparan wawancara terhadap S3, ternyata S3 telah

melakukan pengulangan dalam membaca soal sampai berkali-kali, ini disebabkan

karena pada soal yang pertama atau kedua S3 tidak langsung menuliskan informasi

yang ia dapat dari soal tersebut. S3 juga tidak bisa menjelaskan secara yakin
101

penyelesaian yang ia lakukan pada soal pertama. Ini dikuatkan dengan pernyataan

S3 yang mengatakan jika S3 memang tidak yakin dengan hasil pengerjaannya

sendiri. Padahal sebelumnya S3 mengaku jika ia sudah pernah menemukan soal

semacam soal-soal tes yang diujikan.

Berdasarkan soal-soal tes yang diberikan dan semuanya telah sesuai dengan

materi yang diajarkan pada sekolah terkait, S3 juga mengatakan jika ia pernah

menemukan soal semacam soal tes pada nomor 1, nomor 2, nomor 3, nomor 4, dan

nomor 5. Ini artinya S3 masih mengingat materi tersebut pernah diajarkan, namun

S3 belum sepenuhnya mampu me-recall pengetahuannya.

4.2.3.4 Paparan Data S4

Data observasi dari S4 diambil pada tanggal 2 Agustus 2023 pada pukul

07.00 WIB s/d 09.45 WIB selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil

observasi terhadap S4 yaitu:

1. S4 mengikuti kegiatan pendahuluan dengan baik.

2. S4 tidak aktif selama kegiatan pembelajaran.

3. S4 memerhatikan guru pada saat guru memberikan suatu permasalahan.

4. S4 tidak memberikan argumen ketika ditanya oleh peneliti mengenai gambaran

penyelesaian dari masalah tersebut.

5. S4 dapat memberikan bukti rumus yang harus digunakan.

6. S4 dapat menyelesaikan permasalahan dengan melalui perhitungan.

7. S4 melakukan diskusi dengan teman sebaya selama pembelajaran.

8. S4 fokus mengikuti pembelajaran saat kegiatan inti berlangsung.

9. S4 tidak menanyakan kembali materi yang menurutnya sulit/belum dipahami.


102

10. S4 dapat menyimpulkan pembelajaran menggunakan bahasanya sendiri.

Data hasil tes dan wawancara terhadap S4 diambil pada tanggal 3 Agustus

2023. Sebelum dilaksanakan tes dan wawancara, peneliti meminta subjek untuk

mempersiapkan alat tulisnya terlebih dahulu. Setelah itu, peneliti memberikan

arahan bagaimana mengerjakan tes tersebut.

Proses membaca soal pertama yang dilakukan oleh S4 (input sensory)

selanjutnya diikuti dengan menuliskan informasi yang didapat dari soal tersebut

berupa apa yang diketahui dan apa yang ditanya (sort term memory). Hal ini dapat

dilihat dari lembar jawaban S4 pada gambar berikut:

Gambar 35. Lembar Jawaban S4 Soal Pertama

Dari jawaban di atas terlihat bahwa S4 telah menuliskan jika luas persegi

panjang sebesar 1020 𝑐𝑚2 dan panjangnya 60 𝑐𝑚 sebagai informasi yang

diketahui, dan menuliskan jika yang ditanya pada soal berupa luas persegi panjang.

Hanya saja yang ditanyakan pada soal bukanlah luas melainkan keliling.

Selanjutnya yang dilakukan oleh S4 yaitu membagi 1020 dengan 60 dan hasilnya

merupakan lebar persegi panjang. Setelah mendapatkan berapa lebarnya, S4


103

mengoperasikan seperti pada lembar jawaban. Cara ini tepat untuk mencari keliling

persegi panjang, namun S4 belum secara runtut menuliskan rumus umum dari

keliling persegi panjang. S4 juga tidak menuliskan satuan yang digunakan dalam

keliling persegi panjang tersebut. Namun, secara keseluruhan S4 mampu dalam

mengaitkan informasi-informasi yang ada di dalam soal dengan konsep yang

diingatnya. S4 juga mampu menjelaskan bagaimana cara memperoleh

penyelesaian soal nomor satu pada saat wawancara.

P : Bisakah kamu jelaskan apa yang kamu bayangkan untuk menyelesaikan


permasalahan setelah membaca soal?
S4 : Untuk soal pertama, saya harus mengingat terlebih dahulu apa rumusnya
agar lebih mudah menjumlahkan angka-angkanya. Selanjutnya karena
yang ditanya keliling, maka saya harus tahu lebarnya lebih dulu. Untuk
mencari lebar saya bagi luas persegi panjang dengan panjangnya sehingga
didapat 17. Lalu saya kalikan 2 untuk lebar dan panjangnya kemudian
dijumlahkan. Didapat hasil keliling persegi panjang yaitu 154.
104

IS MT MM

Masalah Dalam menyambut hari raya Idul Fitri, Pak Toni dan

keluarganya sedang sibuk membuat lemang. Sebelum

lemang diisi dengan ketan dan air santan, terlebih dahulu

bambu lemang harus dilapisi dengan daun pisang yang

berbentuk persegi panjang. Jika luas dari daun pisang adalah

1.020 cm2 dan panjangnya sebesar 60 cm, berapakah keliling

daun pisang yang berbentuk persegi panjang tersebut?

LT MH ST MK

L=px Diketahui: luas persegi panjnag = 1020 𝑐𝑚2

Panjang = 60 cm

Ditanya: luas persegi panjang?

RC
L = 1020 : 60 = 17 x 2 + 60 x 2
MG
=17 = 34 + 120
KL
= 154 Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 36. Diagram Hasil Pengerjaan S4 Soal Nomor 1


105

Selanjutnya pada soal nomor dua, S4 telah membaca soal (input sensory),

lalu melengkapi dengan menuliskan apa yang diketahui dari soal dan apa yang

ditanyakan. Ini terlihat pada lembar jawaban S4 pada soal kedua:

Gambar 37. Lembar Jawaban S4 Soal Kedua

Informasi yang telah dituliskan oleh S4 pada soal kedua telah tepat (short

term memory). Hanya saja S4 salah dalam melambangkan 𝜋 dengan 𝑝. S4 juga tepat

menuliskan apa yang ditanya berdasarkan permasalahan terkait. Dari hasil jawaban,

S4 sudah menuliskan rumus dari volume tabung (long term memory) namun rumus

tersebut belum lengkap sebab jari-jarinya tidak dikuadratkan, tetapi S4 sudah benar

ketika memasukkan angka ke dalam rumus sehingga didapatkan hasil akhirnya

(recall process).
106

IS MT MM

Masalah Proses memasak lemang kemudian dilanjutkan oleh Ibu Ani

dengan mengisi bambu menggunakan ketan dan air santan.

Lemang yang dibuat oleh Ibu Ani biasanya menggunakan

bambu dengan tinggi 50 cm dan jari-jari bambu sebesar 3

cm. Berapakah volume ketan dan air santan yang dibutuhkan

jika Ibu Ani ingin mengisi penuh bambu tersebut? (Gunakan

nilai 𝜋 = 3,14)

ST MK

Diketahui: p = 3.14 ; tinggi = 50 cm ; jari-jari = 32 𝑐𝑚 LT MH

Ditanya: volume ketan dan air?


p x jari-jari x t

MG KL RC

3.14 x 32 x 50 = 28.26 x 50 = 1413


Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 38. Diagram Hasil Pengerjaan S4 Soal Nomor 2


107

S4 telah membaca soal ketiga dengan cermat (input sensory). Kemudian S4

juga menuliskan informasi yang diperoleh dari soal tersebut (short term memory).

Ini terlihat dari lembar jawaban S4:

Gambar 39. Lembar Jawaban S4 Soal Ketiga

Dari lembar jawaban tersebut terlihat jika S4 memisalkan terlebih dahulu

sisi-sisi segitiga sebagai sisi a, b, dan c. Di mana S4 menuliskan 𝑎2 = 502 dan 𝑏 2 =

302 sebagai informasi yang diketahui. Dan menuliskan 𝑐 2 atau sisi yang belum

diketahui sebagai apa yang ditanya dari soal (short term memory). S4 terlihat telah

menuliskan rumus Pythagoras jika salah satu sisi dan sisi miring diketahui (long

term memory). Jawaban yang dipaparkan oleh S4 juga sudah tepat (recall process)

namun hanya saja hasil akhir masih belum disederhanakan. Ketika proses

wawancara S4 juga bisa menjelaskan dengan baik bagaimana ia menyelesaikan

permasalahan tersebut.

S4 : Untuk nomor tiga, panjang sisi miringnya 50 cm, dan sisi lainnya 30 cm.
Kita misalkan dulu pakai huruf. Kemudian semuanya dijadikan kuadrat
𝑎2 = 502 , 𝑏 2 = 302 , jadi yang ditanya yang 𝑐 2 . Untuk rumusnya
𝑐 2 = 𝑎2 − 𝑏 2 = 502 − 302 = 2500 − 900 = 1600.
108

IS MT MM

Masalah Lemang yang dibakar disandarkan pada palang besi

sehingga antara lemang, palang besi, dan tinggi tanah ke

palang besi membentuk segitiga siku-siku. Panjang sisi

miring sama dengan panjang bambu yaitu 50 cm dan salah

satu sisinya memiliki panjang 30 cm. Hitunglah berapa

panjang sisi yang lainnya dari bentuk segitiga tersebut?

ST MK

Diketahui: 𝑎2 = 502 ; 𝑏 2 = 302 MH LT

Ditanya:𝑐 2 ? Atau sisi yang belum 𝑐 2 = 𝑎2 − 𝑏 2


diketahui

RC MG KL

𝑐 2 = 502 − 302

𝑐 2 = 2500 − 900
Selesai
𝑐 2 = 1600

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 40. Diagram Hasil Pengerjaan S4 Soal Nomor 3


109

Selanjutnya pada soal keempat, S4 telah membaca soal dengan cermat

(input semsory). S4 juga telah menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya

(short term memory). Ini terlihat dari lembar jawaban S4:

Gambar 41. Lembar Jawaban S4 Soal Keempat

Berdasarkan lembar pengerjaannya, informasi yang ditulis oleh S4 yaitu

untuk 3 bambu lemang menghasilkan 14 potongan kecil lemang, dan yang

ditanyakan apabila 33 bambu lemang maka berapakah potongan kecil lemangnya.

S4 ternyata membagi terlebih dahulu 33 dengan 3 dan menghasilkan 11, dan

setelahnya S4 mengalikan 11 dengan 14. Maka didapat hasil akhir untuk 33 bambu

lemang sebanyak 154 potongan kecil lemang. Secara keseluruhan S4 dapat

menghubungkan antara informasi yang ada di dalam soal dengan pengetahuannya

mengenai materi perbandingan. Walaupun dalam hal ini S4 belum secara sistematis

menuliskan rumus perbandingan senilai secara baik, tapi S4 dikatakan memenuhi

indikator recall pengetahuan. Ketika proses wawancara, S4 juga bisa menjelaskan

kepada peneliti bagaimana ini menyelesaikan permasalahan terkait.

S4 : Lalu soal nomor empat, jika 3 bambu menghasilkan 14 potong, lalu 33


bambu menghasilkan berapa. Jadi kita bagi 33 dengan 3 menghasilkan 11,
kemudian 11 dikali dengan 14, maka didapat untuk 33 bambu sama dengan
154 potong.
110

IS MT MM

Masalah Setelah proses membakar lemang selesai, kemudian lemang

akan disajikan dalam bentuk potongan-potongan kecil. Jika

untuk 3 bambu lemang menghasilkan 14 potongan kecil,

berapakah jumlah potongan kecil lemang yang didapatkan

Ibu Nita jika total yang dimiliki sebanyak 33 bambu lemang?

ST MK

Diketahui: 3 bambu = 14 potong

Ditanya: 33 bambu = …potong


LT MH

33 : 3 = 11

MG KL RC

11 x 14 = 154
Selesai 33 = 154 potong

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 42. Diagram Hasil Pengerjaan S4 Soal Nomor 4


111

Selanjutnya, untuk soal nomor lima, S4 membaca soal tersebut (input

sensory) kemudian menuliskan hasil informasi yang didapatkan (short term

memory). Penyelesaian yang dikerjakan S4 juga belum tepat ini terlihat dari lembar

jawaban S4:

Gambar 43. Lembar Jawaban S4 Soal Kelima

Dari penyelesaian di atas terlihat jika S4 menguadratkan sudut 𝟔𝟎° untuk

mendapatkan 3600. S4 juga langsung mengoperasikan penyelesaian dengan

membagi 3600 dengan jari-jari lingkaran yaitu 3 lalu mengalikannya dengan nilai

𝝅 = 3.14. lalu didapatkan hasil pembagian sebesar 1200 yang dikalikan dengan 3.14

menjadi 3768. Setelah tahap ini, S4 membagi kembali hasil tersebut dengan dua

untuk mendapatkan hasil akhir menurut S4. Penyelesaian yang dikerjakan S4 masih

belum tepat berdasarkan rumus luas juring lingkaran. Berdasarkan lembar penilaian

dalam mencari luas juring lingkaran seharusnya membagi besar sudut juring dengan

total sudut satu lingkaran, kemudian dikalikan dengan nilai phi dan jari-jari

kuadratnya. Sehingga dari sini terlihat jika S4 belum mampu dalam memanggil

ingatannya kembali untuk menyelesaikan permasalahan pada soal kelima. Ketika


112

wawancara juga S4 telah mengatakan jika ia memang kurang yakin dengan

jawabannya.

S4 : Nomor lima, saya kurang yakin, kalau menurut saya 60 dikuadratkan


menjadi 3600 kemudian dibagi 3 lalu dikali 3.14 sehingga hasilnya 1200
dikali 3.14, menghasilkan 3768 dibagi 2, sehingga luas juringnya 1834.
113

IS MT MM

Masalah Dari gambar di atas, ternyata AOB membentuk juring

lingkaran dengan sudut 𝛼 = 60° dan jari-jari sebesar 3 cm.

Apabila nilai 𝜋 = 3,14, berapa luas juring lingkaran yang

terbentuk pada lemang?

ST MK

Diketahui: a = 60° ; jari-jari = 3 ; 𝜋 = 3.14

LT MH

ST MG KL

3600 3768
60 = × 3.14 = 1200 × 3.14 = = 1834
3 2 Selesai

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 44. Diagram Hasil Pengerjaan S4 Soal Nomor 5


114

Selanjutnya, setelah selesai mengerjakan soal tes, S4 melakukan sesi

wawancara bersama peneliti. Adapun transkrip seluruh wawancara sebagai berikut:

P : Selama mengerjakan soal, berapa kali kamu membaca atau mengulang


soal-soal tes tadi?
S4 : Soal nomor 1 sekitar lima atau enam kali, nomor 2 cuma tiga kali, nomor
3 empat kali, nomor 4 dua kali, nomor 5 sampai tujuh kali.
P : Lalu apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari setiap
soal?
S4 : Iya menuliskan.
P : Bisakah kamu jelaskan apa yang kamu bayangkan untuk menyelesaikan
permasalahan setelah membaca soal?
S4 : Untuk soal pertama, saya harus mengingat terlebih dahulu apa rumusnya
agar lebih mudah menjumlahkan angka-angkanya. Selanjutnya karena
yang ditanya keliling, maka saya harus tahu lebarnya lebih dulu. Untuk
mencari lebar saya bagi luas persegi panjang dengan panjangnya sehingga
didapat 17. Lalu saya kalikan 2 untuk lebar dan panjangnya kemudian
dijumlahkan. Didapat hasil keliling persegi panjang yaitu 154. Untuk
nomor dua, juga sama, rumus volume itu p dikali jari-jari dikali tinggi.
Dengan jari-jarinya dikruadratkan. Untuk nomor tiga, panjang sisi
miringnya 50 cm, dan sisi lainnya 30 cm. Kita misalkan dulu pakai huruf.
Kemudian semuanya dijadikan kuadrat 𝑎2 = 50 𝑐𝑚, 𝑏 2 = 30 𝑐𝑚, jadi
yang ditanya yang 𝑐 2 . Untuk rumusnya 𝑐 2 = 𝑎2 − 𝑏 2 = 502 − 302 =
2500 − 900 = 1600. Lalu soal nomor empat, jika 3 bambu menghasilkan
14 potong, lalu 33 bambu menghasilkan berapa. Jadi kita bagi 33 dengan
3 menghasilkan 11, kemudian 11 dikali dengan 14, maka didapat untuk 33
bambu sama dengan 154 potong. Nomor lima, saya kurang yakin, kalau
menurut saya 60 dikuadratkan menjadi 3600 kemudian dibagi 3 lalu dikali
3.14 sehingga hasilnya 1200 dikali 3.14, menghasilkan 3768 dibagi 2,
sehingga luas juringnya 1834.
P : Baik. Sebelumnya apakah kamu sudah pernah menemukan soal yang
semacam soal tes ini?
S4 : Pernah. Soal nomor dua, tiga, dan empat.
P : Soal tersebut merupakan soal cerita atau soal dalam bentuk matematika
langsung?
S4 : Soal cerita.
P : Menurut kamu, mana soal yang lebih mudah untuk dipahami?
S4 : Menurut saya lebih mudah soal yang langsung angka, karena agar lebih
mudah untuk menghitung tidak berulang kali membaca soal.
P : Apa kamu sudah yakin telah mengerjakan soal secara runtut?
S4 : Belum yakin seratus persen. Terutama soal nomor lima.
P : Apakah kamu telah memeriksa ulang soal yang kamu kerjakan?
S4 : Iya, sudah saya periksa ulang jawaban saya.
115

Berdasarkan hasil wawancara S4 mengatakan jika ia telah membaca soal-

soal tes sampai beberapa kali (input sensory). S4 juga telah menuliskan informasi

yang diperoleh berdasarkan pengklasifikasian setelah membaca soal. S4

menjelaskan bagaimana analisanya dalam menyelesaikan permasalahan yang ada

secara detail walaupun terdapat pemaparan yang keliru pada soal kelima di mana

S4 mengatakan jika ia kurang yakin akan jalan penyelesaiannya. S4 tidak

mengingat apa rumus yang digunakan, sehingga ini mengakibatkan S4 berasumsi

jika sudut yang terbentuk dalam juring yaitu 60° dikuadratkan.

Berdasarkan soal-soal tes yang diberikan dan semuanya telah sesuai dengan

materi yang diajarkan pada sekolah terkait, S4 juga mengatakan jika ia pernah

menemukan soal semacam soal tes pada nomor 2, nomor 3, dan nomor 4. Ini artinya

S4 masih mengingat materi tersebut pernah diajarkan, namun S4 belum sepenuhnya

mampu me-recall pengetahuannya.

4.2.3.5 Paparan Data S5

Data obervasi dari S5 diambil pada tanggal 2 Agustus 2023 pada pukul

07.00 WIB s/d 09.45 WIB selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil

observasi terhadap S5 yaitu:

1. S5 mengikuti kegiatan pendahuluan dengan baik.

2. S5 aktif selama kegiatan pembelajaran.

3. S5 memerhatikan guru pada saat guru memberikan suatu permasalahan.

4. S5 tidak memberikan argument pada saat ditanya mengenai gambaran

penyelesaian dari masalah tersebut.

5. S5 dapat memberikan bukti rumus yang harus digunakan.


116

6. S5 dapat menyelesaikan permasalahan melalui perhitungan.

7. S5 tidak melakukan diskusi dengan teman sebaya selama pembelajaran.

8. S5 fokus mengikuti pembelajaran saat kegiatan inti berlangsung.

9. S5 menanyakan kembali materi yang menurutnya sulit/belum dipahami.

10. S5 dapat menyimpulkan pembelajaran menggunakan bahasanya sendiri.

Data hasil tes dan wawancara terhadap S5 diambil pada tanggal 3 Agustus

2023. Sebelum dilaksanakan tes dan wawancara, peneliti meminta subjek untuk

mempersiapkan alat tulisnya terlebih dahulu. Setelah itu, peneliti memberikan

arahan bagaimana mengerjakan tes tersebut.

S5 mulai membaca soal pertama lebih dulu (input sensory). Kemudian S5

menuliskan informasi yang didapat dari membaca soal (sort term memory). Hal ini

dapat dilihat dari lembar jawaban S5 pada gambar berikut:

Gambar 45. Lembar Jawaban S5 Soal Pertama

Dari hasil jawaban S5 terlihat jika pada bagian diketahui S5 telah

menuliskan luas persegi panjang 1020 𝑐𝑚2, dan panjang 60 𝑐𝑚. Lalu S5 juga

menuliskan jika k (keliling) persegi panjang yang ditanyakan dari soal (short term
117

memory). Pada penyelesaian yang dikerjakan, S5 telah menuliskan rumus yang

berkaitan dengan permasalahan (long term memory), di mana S5 mencari terlebih

dahulu berapa lebar persegi panjang dengan membagi luas persegi panjang dan

panjangnya. Setelah mendapatkan lebar persegi panjang yakni 17 cm, kemudian

S5 memasukkan ke dalam rumus keliling yang ia tetapkan sehingga didapat

keliling persegi panjang sebesar 154 (recall process). Dalam hal ini S5 telah

berhasil menghubungkan informasi yang ada di dalam soal dengan pengetahuan

yang ia miliki. Selain itu dari proses wawancara pun S5 bisa menjelaskan

bagaimana cara penyelesaian yang ia lakukan pada soal pertama.

P : Bisakah kamu jelaskan bagaimana kamu mengerjakan soal-soal tes


tersebut?
S5 : Untuk soal pertama langsung cari keliling persegi panjang. Jadi saya bagi
luas dengan panjangnya, tapi ternyata harus cari lebar dulu jadi saya ulang
lagi, l sama dengan p dikali lebar, 1020 sama dengan 60 dikali x, x sebagai
lebar, 1020 dibagi 60 sama dengan 17, jadi langsung saya cari keliling
karena lebar sudah didapat.
118

IS MT MM

Masalah Dalam menyambut hari raya Idul Fitri, Pak Toni dan

keluarganya sedang sibuk membuat lemang. Sebelum

lemang diisi dengan ketan dan air santan, terlebih dahulu

bambu lemang harus dilapisi dengan daun pisang yang

berbentuk persegi panjang. Jika luas dari daun pisang adalah

1.020 cm2 dan panjangnya sebesar 60 cm, berapakah keliling

daun pisang yang berbentuk persegi panjang tersebut?

LT MH ST MK

Diketahui: L = 1020 𝑐𝑚2


L=pxl
P = 60 cm
K=2xp+2xl
Ditanya: k?

RC

1020 = 60 x 𝑥 K = 2 x 60 + 2 x 17
MG l = 1020 : 60 K = 120 + 34
Selesai
MK
l = 17 K = 154

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 46. Diagram Hasil Pengerjaan S5 Soal Nomor 1


119

Selanjutnya pada soal nomor dua, S5 mengawali dengan membaca soal

(input sensory). Kemudian S5 melengkapi dengan menuliskan apa yang diketahui

dari soal dan apa yang ditanyakan. Ini terlihat pada lembar jawaban S5 pada soal

kedua:

Gambar 47. Lembar Jawaban S5 Soal Kedua

Berdasarkan lembar jawaban, S5 telah mengklasifikasikan informasi yang

didapat melalui apa yang diketahui di soal yaitu tinggi bambu 50 cm, jari-jari 3 cm,

kemudian S5 juga menuliskan jika yang ditanya pada soal adalah volumenya (short

term memory). S5 juga terlihat berhasil menemukan hubungan dari informasi yang

ada dengan ingatannya di mana S5 menuliskan rumus yang harus digunakan pada

penyelesaian masalah tersebut (long term memory). Dari rumus yang dipakai, S5

melakukan perhitungan dengan memasukkan apa yang diketahui sehingga

memperoleh hasil akhir yang tepat yaitu 1413 (recall process).


120

IS MT MM

Masalah Proses memasak lemang kemudian dilanjutkan oleh Ibu Ani

dengan mengisi bambu menggunakan ketan dan air santan.

Lemang yang dibuat oleh Ibu Ani biasanya menggunakan

bambu dengan tinggi 50 cm dan jari-jari bambu sebesar 3

cm. Berapakah volume ketan dan air santan yang dibutuhkan

jika Ibu Ani ingin mengisi penuh bambu tersebut? (Gunakan

nilai 𝜋 = 3,14)

ST MK LT MH

Diketahui: tinggi = 50 cm ; jari-jari = 3 𝑐𝑚 𝜋 x 𝑗𝑎𝑟𝑖 2 x tinggi

Ditanya: v?

MG KL RC

= 3.14 x 32 x 50

= 3.14 x 9 x 50
Selesai
= 28.26 x 50

=1413

Keterangan: = masalah, salah/kosong dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, , MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 48. Diagram Hasil Pengerjaan S4 Soal Nomor 2


121

Untuk soal nomor tiga, S5 membaca soal (input sensory). Selanjutnya S5

menuliskan informasi yang diperoleh dari soal tersebut (short term memory). Ini

terlihat dari lembar jawaban S5:

Gambar 49. Lembar Jawaban S5 Soal Ketiga

Dari lembar jawaban tersebut terlihat jika S5 menuliskan diketahui yaitu

panjang sisi miringnya 50 cm dan panjang sisi lainnya 30, lalu S5 menuliskan

bahwa sisi lainnya yang ditanyakan dalam soal (short term memory). S5 selanjutnya

menuliskan rumus teorema Pythagoras, di mana rumus tersebut salah sehingga

perhitungan akhir yang dilakukan oleh S5 juga salah. Ini berarti S5 tidak dapat

melakukan proses recall pengetahuannya terhadap materi teorema Pythagoras.

Seharusnya untuk mencari panjang sisi lainnya pada segitiga siku-siku, maka

kuadrat sisi yang ditanyakan sama dengan kuadrat sisi miring dikurang dengan

kuadrat sisi yang diketahui, lalu hasilnya akhirnya diakarkan karena ruas sebelah

kiri masih dalam bentuk kuadrat. Dari sini terlihat jelas jika S5 belum bisa

mengaitkan informasi yang ada dengan pengetahuan mengenai rumus Pythagoras

yang tepat dalam ingatannya.


122

IS MT MM

Masalah Lemang yang dibakar disandarkan pada palang besi

sehingga antara lemang, palang besi, dan tinggi tanah ke

palang besi membentuk segitiga siku-siku. Panjang sisi

miring sama dengan panjang bambu yaitu 50 cm dan salah

satu sisinya memiliki panjang 30 cm. Hitunglah berapa

panjang sisi yang lainnya dari bentuk segitiga tersebut?

ST MK

Diketahui: sisi miring = 50 cm, MH LT

panjnag = 30
𝑎2 = 𝑏 2 × 𝑐 2
Ditanya: sisi lainnya?

RC MG KL

502 = 302 × 𝑥 2

𝑥 2 = 2500 × 900

Selesai 𝑥 = 225

𝑥 = √225 = 15

Keterangan: = masalah, salah dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, MP = KP membuat prediksi, MH = KP menemukan

hubungan, MG = KP menghitung, KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 50. Diagram Hasil Pengerjaan S5 Soal Nomor 3


123

Selanjutnya pada soal keempat, S5 membaca soal dengan cermat (input

sensory). Kemudian S5 menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya

berdasarkan informasi yang S5 peroleh dari soal tersebut (short term memory). Ini

terlihat dari lembar jawaban S5:

Gambar 51. Lembar Jawaban S5 Soal Keempat

Berdasarkan lembar jawaban, S5 menuliskan informasi yang diketahui yaitu

3 bambu sama dengan 14 potongan, lalu untuk 33 bambu berapa potong (short term

memory). Kemudian S5 tidak secara lengkap menuliskan rumus dari perbandingan

senilai, sehingga jika dilihat dari lembar jawabannya terdapat kekeliruan konsep

dalam materi tersebut. S5 mendapatkan 11 dengan mengasumsikan jika 33 didapat

dengan mengalikan 3 dan 11 sehingga 3 = 33. Walaupun benar jawaban yang

dituliskan oleh S5, namun kemampuan melakukan pemanggilan ulang terhadap

materi masih belum lengkap. Secara keseluruhan S5 telah mampu mengaitkan

informasi yang didapat dari soal dengan konsep perbandingan yang ada di dalam

ingatannya, hanya saja memang S5 belum secara sistematis menjabarkannya.

S5 : Soal keempat yang ditanya banyak potongan lemang kalau jumlah


bambunya 33. Jadi pertama-tama kita bagi dulu 33 dengan 3 karena untuk
3 bambu kan menghasilkan 14 potongan. Lalu kita kalikan hasilnya, 11,
dengan 14, sehingga jumlah potongan lemangnya ada 154.
124

IS MT MM

Masalah Setelah proses membakar lemang selesai, kemudian lemang

akan disajikan dalam bentuk potongan-potongan kecil. Jika

untuk 3 bambu lemang menghasilkan 14 potongan kecil,

berapakah jumlah potongan kecil lemang yang didapatkan

Ibu Nita jika total yang dimiliki sebanyak 33 bambu lemang?

ST MK

Diketahui: 3 = 14 potongan

Ditanya: 33 =?
LT MH

3 = 33 dari 3 x 11 = 33

MG KL RC

33 = 14 x 11
Selesai = 154

Keterangan: = masalah, salah dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, MH = KP menemukan hubungan, = KP menghitung,


MG

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 52. Diagram Hasil Pengerjaan S5 Soal Nomor 4


125

Selanjutnya, untuk soal nomor lima, S5 kembali membaca soal dengan

cermat (input sensory). S5 kemudian menuliskan hasil informasi yang didapat

setelah membaca soal (short term memory). Penyelesaian yang dikerjakan S5 juga

belum tepat ini terlihat dari lembar jawaban S5:

Gambar 53. Lembar Jawaban S5 Soal Kelima

Dari lembar jawaban yang dikerjakan, S5 telah menuliskan informasi yang

diperoleh yaitu 𝜋 = 3.14, jari-jari = 3, dan 𝑎 = 60, kemudian S5 menuliskan

bahwa yang ditanyakan dalam soal adalah juring (short term memory). Pada saat

menuliskan rumus, S5 mengalikan 𝜋 dengan jari-jari kemudian membagi dengan

𝑎. Rumus yang ditetapkan oleh S5 salah karena rumus luas juring yang tepat adalah
𝛼
× 𝜋𝑟 2 , jadi dapat dikatakan jika S5 gagal dalam melakukan proses recall
360°

pengetahuannya pada materi lingkaran. Ternyata pada saat wawancara S5 memang

mengatakan jika ia kurang yakin dengan penyelesaian yang ia kerjakan pada soal

kelima.

P : Dari kelima soal manakah soal yang membuat kamu bingung?


S5 : Soal nomor lima tentang juring. Karena saya tidak ingat rumus yang harus
digunakan.
126

IS MT MM

Masalah Dari gambar di atas, ternyata AOB membentuk juring

lingkaran dengan sudut 𝛼 = 60° dan jari-jari sebesar 3 cm.

Apabila nilai 𝜋 = 3,14, berapa luas juring lingkaran yang

terbentuk pada lemang?

ST MK

Diketahui: 𝜋 = 3.14, jari-jari = 3, 𝑎 = 60

LT MH RC MG KL

𝜋 × 𝑗𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 3.14 × 32 (9)


= Selesai
𝑎 60
= 28.26 ∶ 60

= 47.1

Keterangan: = masalah, salah, dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 54. Diagram Hasil Pengerjaan S5 Soal Nomor 5


127

Selanjutnya, setelah menyelesaikan soal-soal tes S5 melakukan sesi

wawancara bersama peneliti. Adapun hasil transkrip wawancara terhadap S5 adalah

sebagai berikut:

P : Saat membaca soal-soal tes, berapa kalikah kamu membaca soal-soal


tersebut?
S5 : Soal nomor 1 sekitar lima kali, nomor 2 tiga kali, nomor 3 empat kali,
nomor 4 dua kali, dan nomor 5 lima kali.
P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dari soal dan apa yang
ditanyakan?
S5 : Saya tulis semua.
P : Bisakah kamu jelaskan bagaimana kamu mengerjakan soal-soal tes
tersebut?
S5 : Untuk soal pertama langsung cari keliling persegi panjang. Jadi saya bagi
luas dengan panjangnya, tapi ternyata harus cari lebar dulu jadi saya ulang
lagi, l sama dengan p dikali lebar, 1020 sama dengan 60 dikali x, x sebagai
lebar, 1020 dibagi 60 sama dengan 17, jadi langsung saya cari keliling
karena lebar sudah didapat. Soal kedua, yang ditanya volume tabung,
berarti kita mengalikan nilai phi sesuai yang ada di soal dengan kuadrat
jari-jari kemudian tinggi tabung. Jadi 3.14 dikali 3 kuadrat dikali 50, maka
hasil akhirnya 1413. Soal ketiga, yang ditanyakan panjang sisi lainnya,
berarti sisi miring dimisalkan a, sisi yang diketahui dimisalkan b, dan sisi
lainnya x. Maka langsung masukkan ke dalam rumus yaitu 𝑎2 = 𝑏 2 × 𝑥 2 ,
lalu dihitung sampai nanti hasil akhirnya 15. Soal keempat yang ditanya
banyak potongan lemang kalau jumlah bambunya 33. Jadi pertama-tama
kita bagi dulu 33 dengan 3 karena untuk 3 bambu kan menghasilkan 14
potongan. Lalu kita kalikan hasilnya, 11, dengan 14, sehingga jumlah
potongan lemangnya ada 154.
P : Dari kelima soal manakah soal yang membuat kamu bingung?
S5 : Soal nomor lima tentang juring. Karena saya tidak ingat rumus yang harus
digunakan.
P : Apakah sebelumnya kamu pernah menemukan soal semacam soal-soal tes
ini?
S5 : Pernah. Soal nomor 2, soal nomor 3, dan soal nomor 4.
P : Soal sebelumnya yang kamu temui apakah soal tersebut menggunakan
soal etnomatematika yang berkaitan dengan permasalahan sehari-hari atau
soal biasa? Dan tipe soal manakah yang mudah dipahami?
S5 : Soal cerita. Menurut saya lebih mudah dipahami soal yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari. Karena kita langsung mendapatkan
gambarannya.
P : Apakah kamu telah mengerjakan soal secara runtut?
S5 : Belum terutama soal nomor tiga dan lima.
P : Apakah kamu telah memeriksa kembali jawaban yang kamu kerjakan?
S5 : Saya hanya memeriksa kembali jawaban nomor empat dan satu.
128

Berdasarkan hasil wawancara, terlihat jika S5 telah membaca soal sampai

beberapa kali untuk dapat memahami maksud dari soal-soal tes terkait, sehingga

informasi yang didapatkan dapat dituliskan di lembar jawaban (short term memory).

S5 juga memaparkan jika ia kebingungan ketika menyelesaikan soal kelima karena

lupa rumus apa yang harus dipakai. S5 mengatakan ia belum mengerjakan soal

secara runtut dan didukung dengan pernyataan lagi jika S5 tidak memeriksa apakah

semua jawabannya sudah tepat atau belum.

Dari segi soal etnomatematika yang mengaitkan dengan kehidupan sehari-

hari dalam bentuk soal cerita, S5 mengatakan jika soal cerita lebih mudah untuk

dipahami, artinya penerapan tes recall pengetahuan dengan bantuan

etnomatematika lebih memudahkan siswa dalam belajar. Berdasarkan soal-soal tes

yang diberikan dan semuanya telah sesuai dengan materi yang diajarkan pada

sekolah terkait, S5 juga mengatakan jika ia pernah menemukan soal semacam soal

tes pada nomor 2, nomor 3, dan nomor 4. Ini artinya S5 masih mengingat materi

tersebut pernah diajarkan, namun S5 belum sepenuhnya mampu me-recall

pengetahuannya.

4.2.3.6 Paparan Data S6

Data observasi dari S6 diambil pada tanggal 2 Agustus 2023 pada pukul

07.00 WIB s/d 09.45 WIB selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil

observasi terhadap S6 yaitu:

1. S6 mengikuti kegiatan pendahuluan dengan baik.

2. S6 tidak aktif selama kegiatan pembelajaran.

3. S6 memerhatikan guru pada saat guru memberikan suatu permasalahan.


129

4. S6 tidak memberikan argumen ketika ditanya mengenai gambaran

penyelesaian dari masalah tersebut.

5. S6 tidak dapat memberikan bukti rumus yang harus digunakan.

6. S6 dapat menyelesaikan permasalahan dengan melalui perhitungan.

7. S6 tidak melakukan diskusi dengan teman sebaya selama pembelajaran.

8. S6 fokus mengikuti pembelajaran saat kegiatan inti berlangsung.

9. S6 tidak menanyakan kembali materi yang menurutnya sulit/belum dipahami.

10. S6 tidak dapat menyimpulkan pembelajaran menggunakan bahasanya sendiri.

Data hasil tes dan wawancara terhadap S6 diambil pada tanggal 3 Agustus

2023. Sebelum dilaksanakan tes dan wawancara, peneliti meminta subjek untuk

mempersiapkan alat tulisnya terlebih dahulu. Setelah itu, peneliti memberikan

arahan bagaimana mengerjakan tes tersebut.

S6 mulai membaca soal pertama lebih dulu (input sensory). Kemudian S6

menuliskan informasi yang didapat dari membaca soal tersebut (sort term memory).

Hal ini dapat dilihat dari lembar jawaban S6 pada gambar berikut:

Gambar 55. Lembar Jawaban S6 Soal Pertama


130

Dari lembar jawaban, S6 terlihat menuliskan informasi yang diketahui yaitu

panjang 1020 𝑐𝑚2 dan lebar 60 cm, di mana informasi ini salah dituliskan oleh S6

karena yang seharusnya panjang adalah 60 cm dan luas 1020 𝑐𝑚2 , kemudian yang

ditanyakan dalam soal berupa keliling persegi panjang. Lalu yang dilakukan oleh

S6 yaitu mencari lebar persegi panjang dengan membagi luas dengan panjang.

Setelah mendapatkan lebar, S6 mencari keliling persegi panjang dengan

mengalikan 17 dengan dua ditambah dua kali panjangnya. S6 pada tahap ini sudah

tepat mengerjakan atau merecall pengetahuannya, namun S6 masih mengalami

kekeliruan dalam menuliskan jawaban. Saat proses wawancara pun, S6 telah

menjelaskan penyelesaian yang dilakukan pada soal pertama dengan baik,

sehingga memang terlihat jika S6 berhasil menghubungkan informasi yang

diperoleh dengan pengetahuan yang ada di ingatannya.

P : Lalu pada saat membaca soal-soal, apa yang kamu pikirkan mengenai soal
tersebut tentang bagaimana penyelesaiannya?
S6 : Untuk soal pertama seharusnya luas dibagi dengan panjang, baru didapat
lebarnya. Setelah itu, jumlahkan dua kali lebar dengan dua kali panjang,
sehingga hasil akhir yang didapat 154.
131

IS MT MM

Masalah Dalam menyambut hari raya Idul Fitri, Pak Toni dan

keluarganya sedang sibuk membuat lemang. Sebelum

lemang diisi dengan ketan dan air santan, terlebih dahulu

bambu lemang harus dilapisi dengan daun pisang yang

berbentuk persegi panjang. Jika luas dari daun pisang adalah

1.020 cm2 dan panjangnya sebesar 60 cm, berapakah keliling

daun pisang yang berbentuk persegi panjang tersebut?

LT MH ST MK

ruas = p x l
Diketahui: panjang = 1020 𝑐𝑚2
keliling = 17 x 2 + 60 +
60 lebar = 60 cm

Ditanya: keliling?

RC

ruas = 1020 x 60 keliling = 17 x 2 + 60 + 60


MG
= 17 = 34 + 120
KP
= 154 Selesai

Keterangan: = masalah, salah, dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 56. Diagram Hasil Pengerjaan S6 Soal Nomor 1


132

Selanjutnya pada soal nomor dua, S6 mengawali dengan membaca soal

(input sensory). Kemudian S6 melengkapi dengan menuliskan apa yang diketahui

dari soal dan apa yang ditanyakan (short term memory). Ini terlihat pada lembar

jawaban S6 pada soal kedua:

Gambar 57. Lembar Jawaban S6 Soal Kedua

Berdasarkan pengerjaan yang dilakukan oleh S6, kita ketahui jika S6

menuliskan informasi yang didapat dari soal secara tepat (short term memory).

Hanya saja S6 salah dalam melambangkan 𝜋 dengan 𝑝. S6 juga tepat menuliskan

apa yang ditanya berdasarkan permasalahan terkait. Dari hasil jawaban, S6 sudah

menuliskan rumus dari volume tabung (long term memory), dan perhitungan ketika

memasukkan angka ke dalam rumus, S6 salah menuliskan hasil pangkat dua dari 3

namun mendapatkan hasil akhir yang benar (recall process). Ini dapat diartikan jika

S6 telah berhasil menghubungkan informasi yang ada di dalam soal dengan

pengetahuan yang ia ingat. Selain itu, pada saat wawancara S6 juga mampu

menjelaskan bagaimana ia menyelesaikan permasalahan yang ada di soal kedua.

S6 : Untuk soal kedua, pertama kali kita cari rumusnya terlebih dahulu, 𝜋 kali
jari-jari kuadrat kali t, kemudian cari diketahuinya dan yang ditanya. Lalu 𝜋
gunakan yang 3.14, jari-jari kuadratnya 32 , dan t=50. Lalu dikalikan sesuai
rumus.
133

IS MT MM

Masalah Proses memasak lemang kemudian dilanjutkan oleh Ibu Ani

dengan mengisi bambu menggunakan ketan dan air santan.

Lemang yang dibuat oleh Ibu Ani biasanya menggunakan

bambu dengan tinggi 50 cm dan jari-jari bambu sebesar 3

cm. Berapakah volume ketan dan air santan yang dibutuhkan

jika Ibu Ani ingin mengisi penuh bambu tersebut? (Gunakan

nilai 𝜋 = 3,14)

ST MK

Diketahui: jari’ = 3 cm ; tinggi = 50 cm LT MH

Ditanya: volume?
p x jari’ kuadrat x t

MG KL RC

3.14 x 32 x 50 = 3.14 x 6 x 50 = 1413


Selesai

Keterangan: = masalah, salah dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 58. Diagram Hasil Pengerjaan S6 Soal Nomor 2


134

S6 melanjutkan dengan membaca soal ketiga dengan cermat (input

sensory). Namun, S6 tidak menuliskan informasi yang diperoleh dari soal tersebut

(short term memory). Ini terlihat dari lembar jawaban S6:

Gambar 59. Lembar Jawaban S6 Soal Ketiga

Berdasarkan lembar jawaban tersebut terlihat jika S6 hanya memisalkan

sisi-sisi segitiga sebagai sisi a, b, dan c. Di mana S6 menuliskan 𝑎 sebagai sisi

miring, b sebagai sisi lain yang diketahui dan c sebagai sisi yang akan dicari. Dari

gambar ini sebenarnya sudah bisa dikatakan jika S6 dapat memenuhi indikator short

term memory. Kemudian S6 bisa menghubungkan dengan ingatannya mengenai

rumus apa yang harus digunakan (long term memory), sehingga perhitungan yang

dilakukan untuk mendapatkan jawaban sudah tepat, hanya saja S6 belum

menyederhanakan nilai 𝑐 2 (recall process).


135

IS MT MM

Masalah Lemang yang dibakar disandarkan pada palang besi

sehingga antara lemang, palang besi, dan tinggi tanah ke

palang besi membentuk segitiga siku-siku. Panjang sisi

miring sama dengan panjang bambu yaitu 50 cm dan salah

satu sisinya memiliki panjang 30 cm. Hitunglah berapa

panjang sisi yang lainnya dari bentuk segitiga tersebut?

ST MK

MH LT

𝑐 2 = 𝑎2 − 𝑏 2

RC MG KL

𝑐 2 = 502 − 302

= 2500 − 900
Selesai
= 1600

Keterangan: = masalah, salah dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 60. Diagram Hasil Pengerjaan S6 Soal Nomor 3


136

Selanjutnya pada soal keempat, S6 membaca soal dengan cermat dan teliti

(input sensory). Namun S6 tidak secara jelas menuliskan apa yang diketahui dan

ditanya (short term memory). Ini terlihat dari lembar jawaban S6:

Gambar 61. Lembar Jawaban S6 Soal Keempat

Dari pengerjaan di atas, tampak jika S6 menuliskan jika 3 bambu

menghasilkan 14 potongan, dan jika bambu 33 ada berapa potongan. Hal ini bisa

dikatakan bahwa S6 menyerap informasi yang diperoleh dari proses membaca

(short term memory). S6 bisa menghubungkan ke rumus atau cara yang harus ia

gunakan walaupun dalam lembar jawaban S6 belum menuliskannya secara

sistematis, di mana S6 membagi terlebih dahulu 33 dengan 3 (long term memory),

lalu S6 mengalikan 11 dengan 14 sehingga menghasilkan berapa banyak potongan

lemang yang dihasilkan oleh 33 bambu (recall process). Ketika proses wawancara

berlangsung, S6 juga mampu menjelaskan bagaimana ia menyelesaikan

permasalahan.

S6 : Soal keempat yang ditanya berapa potongan lemang jika jumlah bambu
yang ditanyakan adalah 33. Maka langkah pertama, jika 3 bambu
menghasilkan 14, kita bagi 33 dengan 3, hasilnya 11. Kemudian kita kalikan
11 dengan 14, hasilnya 154. Sehingga untuk 33 bambu menghasilkan 154
potongan lemang.
137

IS MT MM

Masalah Setelah proses membakar lemang selesai, kemudian lemang

akan disajikan dalam bentuk potongan-potongan kecil. Jika

untuk 3 bambu lemang menghasilkan 14 potongan kecil,

berapakah jumlah potongan kecil lemang yang didapatkan

Ibu Nita jika total yang dimiliki sebanyak 33 bambu lemang?

ST MK

Diketahui: jika 3 bambu lemang menghasilkan 14


potongan
LT MH

Ditanya: maka jika bambu 33 bambu = …


33 : 3 = 11

MG KL RC

= 11 x 14
Selesai = 154

Keterangan: = masalah, salah dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 62. Diagram Hasil Pengerjaan S6 Soal Nomor 4


138

Selanjutnya, untuk soal nomor lima, S6 membaca soal tersebut dengan

cermat dan teliti (input sensory). S6 kemudian menuliskan hasil informasi yang

didapat setelah membaca soal (short term memory). Penyelesaian yang dikerjakan

S6 belum tepat, ini terlihat dari lembar jawaban S6:

Gambar 63. Lembar Jawaban S6 Soal Kelima

Dari lembar jawaban di atas, ternyata S6 hanya menuliskan apa yang

diketahui dan ditanyakan saja dalam soal (short term memory). S6 tidak mampu

menyelesaikan soal nomor lima, sehingga dapat dikatakan jika S6 tidak berhasil

dalam melakukan proses recall pengetahuannya terhadap materi lingkaran

khususnya luas juring lingkaran. Hal ini sejalan dengan perkataan S6 pada saat

wawancara, di mana ia memang lupa bagaimana cara untuk menyelesaikan soal

kelima.

S6 : Soal kelima, saya tidak ingat cara mencari luas juring lingkaran, jadi saya
hanya menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari soal.
139

IS MT MM

Masalah Dari gambar di atas, ternyata AOB membentuk juring

lingkaran dengan sudut 𝛼 = 60° dan jari-jari sebesar 3 cm.

Apabila nilai 𝜋 = 3,14, berapa luas juring lingkaran yang

terbentuk pada lemang?

ST MK

Diketahui: a = 60° ; jari’ = 3 cm ; nilai 𝜋 = 3.14

Ditanya: luas juring

LT MH MG KL

RC

Selesai

Keterangan: = masalah, salah dan selesai, = pengerjaan subjek,

= alur berpikir, IS = input sensory, ST = short term memory, LT

=long term memory, RC = recall process, KP = keterampilan proses, MT = KP

mengamati, MM = KP mengumpulkan dan menganalisis data, MK = KP

mengklasifikasikan, MH = KP menemukan hubungan, MG = KP menghitung,

KL = KP komunikasikan hasil.

Gambar 64. Diagram Hasil Pengerjaan S6 Soal Nomor 5


140

Setelah S6 menyelesaikan soal-soal tes, selanjutnya S6 melakukan

wawancara bersama peneliti. Adapun hasil transkrip seluruh wawancara terhadap

S6 adalah sebagai berikut:

P : Pada saat kamu mengerjakan soal-soal tes, berapa kalikah kamu


mengulang membaca soal-soal tersebut?
S6 : Soal nomor 1 tadi lima kali, nomor 2 tiga, nomor 3 empat, nomor 4 dua,
dan nomor 5 enam.
P : Lalu pada saat membaca soal-soal, apa yang kamu pikirkan mengenai soal
tersebut tentang bagaimana penyelesaiannya?
S6 : Untuk soal pertama seharusnya luas dibagi dengan panjang, baru didapat
lebarnya. Setelah itu, jumlahkan dua kali lebar dengan dua kali panjang,
sehingga hasil akhir yang didapat 154. Untuk soal kedua, pertama kali kita
cari rumusnya terlebih dahulu, 𝜋 kali jari-jari kuadrat kali t, kemudian cari
diketahuinya dan yang ditanya. Lalu 𝜋 gunakan yang 3.14, jari-jari
kuadratnya 32 , dan t=50. Lalu dikalikan sesuai rumus. Soal ketiga saya buat
gambar segitiga siku-siku dengan sisi miring dimisalkan a, sisi yang
diketahui b, dan sisi yang ditanya c. Selanjutnya untuk mencari nilai c maka,
𝑐 2 = 𝑎2 − 𝑏 2 kita masukkan nilai hingga didapat hasilnya 1600. Soal
keempat yang ditanya berapa potongan lemang jika jumlah bambu yang
ditanyakan adalah 33. Maka langkah pertama, jika 3 bambu menghasilkan
14, kita bagi 33 dengan 3, hasilnya 11. Kemudian kita kalikan 11 dengan 14,
hasilnya 154. Sehingga untuk 33 bambu menghasilkan 154 potongan lemang.
Soal kelima, saya tidak ingat cara mencari luas juring lingkaran, jadi saya
hanya menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari soal.
P : Baik. Sebelumnya apakah kamu pernah mengerjakan soal semacam ini?
S6 : Pernah, soal nomor 4, nomor 3, dan nomor 1.
P : Soal yang pernah dikerjakan dulu dalam bentuk soal cerita yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari atau soal matematika langsung? Dan
menurutmu mana jenis soal yang lebih mudah dipahami?
S6 : Soal cerita. Menurut saya soal cerita lebih sering ditemui.
P : Apakah kamu telah mengerjakan soal secara runtut?
S6 : Belum karena saya merasa belum yakin dengan jawaban saya.
P : Nomor berapa soal yang menurut kamu belum yakin?
S6 : Nomor 5. Karena saya kurang tahu rumusnya.
P : Apakah kamu telah memeriksa jawaban yang kamu kerjakan?
S6 : Sudah kecuali nomor 5.

Berdasarkan hasil wawancara dengan S6, dapat disimpulkan jika S6

membaca soal-soal tes rata-rata lebih dari dua kali sehingga dalam proses input

sensory S6 cukup lambat dalam memahami maksud soal. Tapi hal ini dilengkapi

dengan S6 yang menuliskan informasi apa saja yang didapatkan dari soal tersebut,
141

terbukti bisa dilihat dari lembar jawaban S6 (short term mmeory). Selanjutnya S6

bisa menjelaskan salah satu contoh soal secara rinci bagaimana cara memperoleh

penyelesaian dari permasalahan pada soal tersebut. Artinya di sini S6 paham apa

yang dia lakukan ketika menyelesaikan soal. Hanya saja sesuai penjelasan S6

bahwa ia tidak bisa mengerjakan soal nomor 5 karena S6 tidak tahu apa rumusnya.

Sehingga proses recall yang dilakukan pada soal tersebut juga gagal.

Dari segi soal etnomatematika yang mengaitkan dengan kehidupan sehari-

hari dalam bentuk soal cerita, S6 mengatakan jika soal cerita lebih mudah untuk

dipahami. Artinya penerapan tes recall pengetahuan dengan bantuan

etnomatematika lebih memudahkan siswa dalam belajar. Berdasarkan soal-soal tes

yang diberikan dan semuanya telah sesuai dengan materi yang diajarkan pada

sekolah terkait, S6 juga mengatakan jika ia pernah menemukan soal semacam soal

tes pada nomor 1, nomor 3, dan nomor 4. Ini menandakan jika S6 masih mengingat

materi tersebut pernah diajarkan, namun S6 belum sepenuhnya mampu me-recall

pengetahuannya.

4.3 Pembahasan

Dari hasil penelitian melalui observasi, tes recall pengetahuan, dan

wawancara, keenam subjek memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

melakukan proses recall jika dilihat melalui lembar jawaban mereka. Secara umum

pada soal nomor satu, nomor tiga, dan nomor empat, hampir keenam subjek

melakukan proses recall dengan baik, namun untuk soal nomor dua dan nomor

lima, keenam subjek kurang berhasil dalam me-recall pengetahuannya. Melalui

data transkrip observasi dan wawancara serta tes, maka akan dianalisis dan
142

dideskripsikan kemampuan recall pengetahuan masing-masing subjek terhadap

materi yang diujikan berdasarkan indikator keterampilan proses yang diselaraskan

dengan indikator recall pengetahuan. Di bawah ini merupakan hasil tes setiap

subjek yang telah dikelompokkan berdasarkan indikator:

Tabel 1. Hasil Tes Subjek Dilihat Dari Indikator Keterampilan Proses dan Recall
Pengetahuan

Indikator Keterampilan Proses


MT dan MM MK MH MG dan KL
Soal Subjek
Indikator Recall Pengetahuan
Short Term Long Term Recall
Input Sensory
Memory Memory Process
1 S1 √ − √ √
S2 √ − √ √
S3 √ − √ √
S4 √ √ √ √
S5 √ √ √ √
S6 √ √ √ √
2 S1 √ − − −
S2 √ − − −
S3 √ − − −
S4 √ √ √ √
S5 √ √ √ √
S6 √ √ √ √
3 S1 √ − √ √
S2 √ − √ √
S3 √ − √ √
S4 √ √ √ √
S5 √ √ − −
S6 √ √ √ √
4 S1 √ − √ √
S2 √ − √ √
S3 √ − √ √
S4 √ √ √ √
S5 √ √ √ √
S6 √ √ √ √
5 S1 √ − − −
S2 √ − − −
S3 √ − − −
S4 √ √ − −
S5 √ √ − −
S6 √ √ − −
143

Keterangan:
(√) = Subjek berhasil memenuhi indikator keterampilan proses dan recall pengetahuan
(−) = Subjek tidak berhasil memenuhi indikator keterampilan proses dan recall pengetahuan

Selanjutnya, setelah dikelompokkan berdasarkan indikator-indikator

keterampilan proses dan recall pengetahuan melalui lembar jawaban setiap subjek,

dilengkapi dengan transkrip wawancara dan observasi maka akan dianalisis dan

dideskripsikan bagaimana keterampilan proses subjek melalui recall pengetahuan

terhadap materi yang diujikan.

4.2.1. Indikator Keterampilan Proses dan Recall Pengetahuan

4.2.1.1. Keterampilan Proses Mengamati dan Menganalisis Data pada Input

Sensory

Berdasarkan indikator keterampilan proses mengamati dan menganalisis

data, setiap subjek menerima informasi pada soal dengan memberikan perhatian

atau attention yaitu membaca soal secara cermat dan teliti. Setiap subjek

menggunakan indra penglihatan mereka untuk merekam informasi yang ada pada

soal (input sensory). Sejalan dengan pendapat Ngilawajan (2013) yang mengatakan

bahwa dengan membaca soal secara cermat dan juga teliti, ini berarti subjek telah

memberikan perhatiannya terhadap informasi yang diperoleh sehingga nantinya

informasi tersebut akan lebih mudah untuk diingat atau dipahami. Ketika

melaksanakan proses wawancara, semua setiap subjek mengatakan bahwa mereka

telah membaca soal lebih dari satu kali. Di mana S1 secara berturut-turut membaca

soal nomor satu sampai nomor lima sebanyak tiga, dua, empat, satu, dan empat kali.

S2 secara berturut-turut sebanyak tiga, empat, tiga, dua, dan empat kali. S3

sebanyak lima, lima, tiga, satu, dan lima kali. S4 sebanyak lima, tiga, empat, dua,
144

dan tujuh kali. S5 sebanyak lima, tiga, empat, dua, dan lima kali. Sedangkan S6

sebanyak lima, tiga, empat, dua, dan enam kali.

Pernyataan yang menunjukkan jika semua subjek melakukan pengulangan

ketika membaca soal ini menandakan jika setiap subjek berusaha untuk memahami

maksud dan tujuan yang diinginkan dari permasalahan dalam soal-soal tersebut. Ini

sejalan dengan pendapat yang dikatakan oleh Ismawati et al. (2015), di mana

seorang pemecah masalah yang baik haruslah bisa menggunakan berbagai macam

strategi dalam merancang penyelesaian suatu masalah, dan hal pertama yang

dilakukan yaitu dengan membaca masalah tersebut. Walaupun dirasa cukup sulit

dan membuat bingung, namun subjek tetap mampu untuk memahami meskipun

harus berulang kali membacanya atau bahkan berdiam cukup lama. Jadi,

berdasarkan keterangan ini maka dapat dikatakan jika S1, S2, S3, S4, S5, dan S6

telah memenuhi indikator keterampilan proses mengamati dan menganalisa data

sehingga informasi masuk ke sensory register.

4.2.1.2. Keterampilan Proses Mengklasifikasikan pada Short Term Memory

Menurut Betty (2015) yang dimaksud dengan mengklasifikasikan adalah

kemampuan untuk mengelompokkan informasi yang didapat. Artinya subjek

mengelompokkan informasi yang diperoleh setelah proses membaca. Soal yang

telah dibaca oleh subjek dan informasinya masuk ke sensory register melalui

receptors yaitu alat indra (dalam hal ini indra penglihatan), informasi tersebut yang

diberikan perhatian atau attention akan dilanjutkan ke short term memory. Pendapat

Nurhayati et al. (2020) menegaskan bahwa dengan adanya perhatian maka subjek

akan mampu mengidentifikasikan permasalahan yang ada dalam soal sehingga


145

kemudian subjek bisa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari

soal tersebut.

Jika melihat hasil lembar jawaban setiap subjek, ternyata tidak semua subjek

menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal. Apabila

dikelompokkan maka S1, S2, dan S3 tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa

yang ditanya. Hasil wawancara yang didapat juga mendukung pengelompokan ini,

bahwa ketiganya mengatakan jika mereka memang jarang menuliskan apa yang

diketahui dan ditanya dari soal sehingga mereka langsung menjawab soal atau

memahami informasi dengan membaca kembali soal tersebut. Namun, jika diamati

dari bagaimana mereka menjelaskan penyelesaian soal tes, S1, S2, dan S3 bisa

mengidentifikasikan informasi-informasi penting dari soal. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2016) salah satu bentuk kesalahan dalam

memahami soal dapat ditinjau dari pengerjaan siswa pada saat menuliskan apa yang

diketahui dan ditanya dari soal terkait, di mana biasanya dari hal tersebut terdapat

kata-kata atau informasi penting yang kerap kali tidak dituliskan atau diabaikan

oleh siswa.

Pada dasarnya menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari soal sangat

penting untuk menyelesaikan permasalahan. Sejalan dengan pendapat yang

dikatakan Polya (2008), bahwa dalam memahami suatu masalah haruslah dimulai

dengan memahami penggunaan bahasa dan juga istilah pada soal terkait sehingga

ketika telah merumuskan apa yang diketahui, selanjutnya dapat memastikan apakah

informasi yang diketahui tersebut cukup untuk menyelesaikan permasalahan yang

ada (Rofi’ah et al., 2019). Terlihat dari lembar jawaban, S4 secara tepat telah

menuliskan informasi pada semua soal dengan lengkap. Demikian dengan S5 yang
146

juga menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal pada setiap nomor soal.

Sedangkan untuk S6, ia menuliskan semua informasi dalam bentuk apa yang

diketahui dan ditanya, namun pada soal nomor tiga S6 dapat secara langsung

memodelkan informasi yang didapat ke dalam bentuk gambar segitiga siku-siku.

Dari pemaparan ini kemudian dapat disimpulkan jika S1, S2, dan S3 kurang

baik atau tidak secara langsung menuliskan informasi yang diketahui. Sedangkan

S4, S5, dan S6 sudah cukup baik menuliskannya. Sebab seperti yang diketahui,

bahwa short term memory atau ingatan jangka pendek adalah sistem penyimpanan

informasi yang terbatas. Dalam waktu kurang dari 30 detik pada short term memory

informasi (chunks) yang akan tersimpan dan terpelihara hanya sekitar tujuh

bongkahan saja. Informasi yang masuk ke dalam short term memory akan hilang

jika tidak digunakan atau dibutuhkan lagi (Sukoriyanto, 2018). Oleh karena itu,

subjek penting menuliskan informasi yang didapat sebelum informasi tersebut

hilang, jika tidak maka subjek harus mengulang kembali dalam membaca soal.

4.2.1.3. Keterampilan Proses Menemukan Hubungan pada Long Term

Memory

Menemukan hubungan menurut Betty (2015) merupakan kemampuan

individu dalam menemukan keterkaitan antara dua hal atau lebih. Dalam hal ini

subjek menemukan hubungan berdasarkan data-data dari soal yang telah diperoleh

dengan rumus yang pernah dipelajarinya. Sejalan dengan pendapat Nurhayati et al.

(2020) bahwa informasi yang telah ada sebelumnya (dalam konteks ini informasi

yang dimaksud berupa rumus) atau konsep-konsep yang akan dibutuhkan dalam

menyelesaikan suatu permasalahan akan dipanggil dari long term memory (ingatan
147

jangka panjang). Diperkuat kembali oleh Panjaitan (2013), jika informasi yang

telah tersimpan pada memori jangka panjang akan diorganisaikan dalam bentuk

struktur pengetahuan tertentu dalam hal ini sering kita sebut dengan skema. Skema

adalah suatu pengelompokan informasi sesuai dengan penggunaan informasi

tersebut di waktu yang akan datang ketika informasi dibutuhkan.

Sesuai dengan lembar penilaian, maka subjek haruslah menuliskan rumus

yang didapatkan dari long term memory berdasarkan hubungan yang ditemukan

dari data-data pada soal dengan materi yang pernah dipelajari. Menurut Novita,

Kamid, dan Haryanto (2022) data-data atau informasi yang diperoleh subjek akan

disimpan kembali di memori ingatan jangka panjang subjek, kemudian data-data

tersebut akan digabungkan dengan data ataupun informasi baru atau bahkan yang

telah lama yang mereka simpan dan di-recall yang kemudian diproses di dalam

ingatan jangka pendek subjek, proses ini disebut dengan encoding,

Encoding adalah proses memasukkan informasi baru ke dalam struktur

memori yang ada. Pengetahuan yang bertahan lama membutuhkan sarana yang

kompleks untuk membuat koneksi dan mentransfer informasi dalam jangka

panjang. Untuk penyimpanan informasi jangka panjang, koneksi dibuat melalui

pengkodean (encoding) dengan strategi seperti menyimpulkan, mengatur, dan

menguraikan. Secara umum diterima bahwa stimulus yang sangat mirip dengan

struktur mental yang ada ditambahkan ke representasi tanpa mengubah struktur.

Jika stimulusnya tidak sama, maka struktur yang ada akan berubah untuk

beradaptasi, dan struktur tersebut akan meluas. Jika stimulus sangat berbeda dengan

struktur yang ada, maka akan tercipta struktur yang sama sekali baru, meskipun
148

terkait dengan struktur lain. Informasi yang dikodekan disimpan dalam memori

jangka panjang (Gurbin, 2015).

Berdasarkan lembar jawaban, untuk soal pertama dengan materi segiempat

dan segitiga yang difokuskan pada persegi panjang, subjek harus dapat mengetahui

apa rumus dari luas persegi panjang yang digunakan untuk mencari lebar persegi

panjang lalu kemudian subjek mengetahui rumus keliling persegi panjang. S1

mengetahui rumus yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal pertama. S2

telah menuliskan rumus dari keliling persegi panjang secara baik. S3 tidak

menuliskan rumus luas dan keliling persegi panjang, namun S3 langsung

melakukan perhitungan. Sedangkan S4, S5, dan S6 telah menuliskan rumus dengan

baik. Walaupun jawaban yang dituliskan oleh semua subjek untuk soal pertama

benar, tetapi tidak semua subjek dapat menggunakan prosedur dalam

menyelesaikannya. Sejalan dengan pendapat Sudarningsih et al. (2019) bahwa

kesalahan dalam keterampilan proses salah satunya adalah subjek penelitian tidak

tahu dan tidak mampu dalam menjalankan prosedur atau langkah-langkah

penyelesaian soal secara tepat. Dalam hal ini tentu saja ketika subjek tidak

menuliskan dengan lengkap rumus yang digunakan sebagai kunci dari penyelesaian

permasalahan yang ada.

Soal kedua mengenai materi bangun ruang sisi lengkung (fokus pada

volume tabung), ternyata S1, S2, dan S3 tidak berhasil menemukan konsep atau

rumus yang harus digunakan atau mengalami fragmented. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Arifin et al. (2017) bahwa sebenarnya konsep-

konsep yang ada dalam materi bangun ruang sisi lengkung telah diajarkan kepada

siswa. Namun, pada kenyataannya ketika siswa diberikan permasalahan terkait


149

materi ini siswa cenderung melupakan konsep-konsep tersebut. Permasalahan ini

menunjukkan bahwa siswa tersebut tidak memahami konsep dengan baik yang

diakibatkan karena konsep tersebut tidak tertanam dalam ingatan siswa sehingga

siswa kerap melakukan berbagai kesalahan. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan

akan menandakan jika siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi

bangun ruang sisi lengkung. Beralih pada kasus selanjutnya, S4 tidak menuliskan

rumus yang digunakan untuk mencari volume tabung, tapi S4 langsung melakukan

perhitungan berdasarkan informasi yang diperoleh. Sedangkan untuk S5 dan S6

telah menuliskan lengkap rumus volume tabung, hanya saja yang menjadi sedikit

kesalahan di sini adalah S4 dan S6 melambangkan 𝜋 dengan 𝑝.

Soal ketiga mengenai materi teorema Pythagoras. S1, S2, dan S3 tidak

menuliskan rumus Pythagoras tetapi S1, S2, dan S3 mengetahui jika untuk mencari

sisi lainnya ia harus mengurangkan kuadrat sisi miring dengan kuadrat sisi yang

diketahui. Sedangkan S4 dan S6 telah menuliskan rumus Pythagoras dengan tepat.

Berbeda dengan S5 ternyata tidak berhasil menemukan hubungan bagaimana rumus

Pythagoras yang benar, sebab dari lembar jawaban S5 menuliskan konsep yang

salah. Suatu kesalahan dalam melakukan penafsiran maupun penggunaan suatu

istilah, prinsip, dan juga konsep disebut sebagai kesalahan konseptual. Pernyataan

ini didukung dengan salah satu indikator kesalahan konseptual adalah siswa tidak

dapat memilih rumus dengan benar (Ulfa & Kartini, 2021). Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2019) bahwa sebenarnya kesalahan

perhitungan tidak terlalu bermasalah bagi siswa, tetapi jika kesalahannya terjadi

dalam melakukan prosedur matematis, berarti kesalahan seperti ini terjadi sejak
150

siswa memahami suatu pengetahuan sehingga tahap dalam keterampilan prosesnya

ikut menghasilkan suatu penyelesaain yang salah juga.

Soal keempat, materi yang diujikan adalah perbandingan. Dilihat dari

lembar jawaban setiap subjek ternyata tidak ada subjek yang menuliskan

perbandingan senilai secara lengkap. Tetapi walaupun demikian ternyata semua

subjek berhasil menemukan hubungan antara data yang diketahui dengan cara yang

harus dilakukan. Sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa dalam

mempelajari materi perbandingan, siswa kerap mengalami berbagai kesulitan salah

satunya siswa kurang mampu dalam mencari apa nilai satuannya, siswa juga kurang

mampu dalam mengklasifikasikan apakah persoalan tersebut termasuk dalam

perbandingan senilai atau berbalik nilai, selain itu siswa kurang mampu untuk

membandingkan nilai dari dua pecahan (Lanya, 2016).

Soal kelima, materi yang diujikan adalah lingkaran yang difokuskan pada

permasalahan mencari luas juring lingkaran. Dari semua lembar jawaban terlihat

jika tidak ada satupun subjek yang dapat menemukan hubungan antara data yang

diketahui dengan rumus yang harus digunakan untuk menyelesaikan masalah.

Bahkan S2 dan S6 mengosongkan lembar jawabannya. Faktor-faktor yang

menyebablan siswa mengalami kesulitan ketika memecahkan suatu permasalahan

di antaranya karena siswa tersebut tidak mampu membaca soal dengan baik, tidak

mampu mengingat rumus atau konsep apa yang harus digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan, tidak mampu memahami permasalahan itu sendiri

sehingga prosedur penyelesaian yang harusnya digunakan tidak dapat diterapkan,

tidak mampu menggunakan konsep dengan tepat, atau bahkan tidak mampu dalam

menganalisis apakah terdapat kesalahan dari jawabannya (Tias & Wutsqa, 2015).
151

Berdasarkan hasil wawancara sebagian subjek memang mengatakan jika mereka

kesulitan mengerjakan soal nomor lima karena mereka tidak ingat bagaimana

caranya. Padahal materi mengenai luas juring lingkaran pernah dipelajari

sebelumnya di kelas 8 semester genap, ini diperkuat dengan jawaban S1 pada saat

wawancara jika ia pernah menemukan soal semacam soal nomor lima.

Permasalahan ini juga semakin diperkuat dengan pendapat Latipah (2017) yang

mengatakan jika informasi yang ada di long term memory bisa dengan mudah

dipanggil kembali, namun juga ada yang sulit atau bahkkan tidak bisa ditemukan

(dalam Novita et al., 2022).

Jadi, dari pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa untuk soal pertama dan

keempat semua subjek berhasil memenuhi indikator keterampilan proses

menemukan hubungan berdasarkan data yang diketahui dengan konsep atau rumus

yang ada di long term memory. Soal nomor dua hanya S4, S5, dan S6 saja yang

berhasil. Soal ketiga hanya S5 yang gagal menemukan hubungan. Sedangkan untuk

soal kelima semua subjek gagal memenuhi indikator.

4.2.1.4 Keterampilan Proses Menghitung dan Mengkomunikasikan Hasil pada

Recall Process

Proses menghubungkan data dengan rumus atau konsep-konsep yang

ditetapkan sebelumnya di long term memory, kemudian akan dilanjutkan dengan

me-recall pengetahuan tersebut dengan cara menyelesaikan permasalahan melalui

perhitungan dan dilengkapi dengan pemeriksaan kembali terhadap hasil yang

dikomunikasikan. Oleh sebab itu, proses recall masih berlangsung pada sistem

ingatan jangka panjang atau long term memory. Ini diperkuat dengan pendapat
152

Panjaitan (2013), bahwa penyimpanan informasi dalam long term memory agar

lebih permanen diperlukan strategi kognitif di mana yang termasuk dalam strategi

kognitif adalah recall, integrasi, organisasi, dan elaborasi. Strategi recall itu sendiri

difokuskan pada pengulangan, maksudnya di sini adalah pengulangan atau

pemanggilan terhadap pengetahuan yang telah ada sebelumnya.

Berdasarkan hasil jawaban setiap subjek, untuk soal pertama semua subjek

berhasil melakukan perhitungan dengan tepat dan mengkomunikasikan hasilnya

secara baik. Soal kedua hanya S4, S5, dan S6 saja yang berhasil melakukan

perhitungan dengan benar dan bisa mengkomunikasikan hasilnya, sedangkan S1,

S2, dan S3 telah mengalami kegagalan dalam menemukan hubungan rumus yang

harus digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Soal ketiga S1, S2, S3, S4,

dan S6 berhasil melakukan perhitungan namun kelima subjek ini belum

menyelesaikan hasil akhir dari permasalahan yang diminta dalam soal. Sedangkan

S5 gagal melakukan perhitungan karena sebelumnya ia salah dalam menentukan

konsep atau rumus yang harus digunakan. Kasus pada S5 ini sejalan dengan

penelitian Rohmah (2020) yang menyatakan bahwa pada teorema Pythagoras yaitu

jumlah panjang kuadrat kedua sisi segitiga siku-siku sama dengan kuadrat panjang

sisi miringnya. Sehingga dapat dikatakan jika pemahaman konsep siswa yang

belum optimal akan mengakibatkan siswa keliru dalam menyelesaikan

permasalahan.

Selanjutnya untuk soal keempat, sebenarnya semua subjek telah

menyelesaikan perhitungan dengan baik. Namun langkah yang dilakukan setiap

subjek belum sistematis sesuai dengan cara penyelesaian materi perbandingan

senilai. Hal ini ternyata sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa dalam
153

mempelajari materi perbandingan, siswa kerap mengalami berbagai kesulitan salah

satunya siswa kurang mampu dalam mencari apa nilai satuannya, siswa juga kurang

mampu dalam mengklasifikasikan apakah persoalan tersebut termasuk dalam

perbandingan senilai atau berbalik nilai, selain itu siswa kurang mampu untuk

membandingkan nilai dari dua pecahan (Lanya, 2016).

Soal kelima mengenai luas juring pada materi lingkaran, tidak ada satupun

subjek yang berhasil melakukan perhitungan dengan tepat dan mengkomunikasikan

hasilnya secara benar. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar

(2019) bahwa sebenarnya kesalahan perhitungan tidak terlalu bermasalah bagi

siswa, tetapi jika kesalahannya terjadi dalam melakukan prosedur matematis,

berarti kesalahan seperti ini terjadi sejak siswa memahami suatu pengetahuan

sehingga tahap dalam keterampilan prosesnya ikut menghasilkan suatu

penyelesaain yang salah juga. Hal ini juga terjadi karena pada proses menemukan

hubungan dengan rumus yang pernah dipelajari tenyata semua subjek mengalami

kegagalan. Kegagalan mengingat rumus yang dialami oleh semua subjek ini bisa

dilatarbelakangi karena proses pembelajaran pada materi lingkaran terutama luas

juring tidak menerapkan pembelajaran yang bermakna. Kasus ini ternyata sejalan

dengan penelitian yang mengatakan bahwa pembelajaran akan bermakna jika siswa

dapat mengaitkan isi pembelajaran dengan pengalamannya sendiri.

Menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman akan membuat proses belajar

menjadi lebih menyenangkan. Pembelajaran seperti ini biasanya dikatakan sebagai

pembelajaran yang kontekstual (Rahmaniar, 2016). Hal ini diperkuat dengan hasil

observasi pada setiap subjek yang menunjukkan jika dalam proses pembelajaran

subjek tidak aktif karena pembelajaran yang tidak menerapkan pembelajaran


154

kontekstual. Beberapa di antaranya bahkan juga tidak mengikuti pembelajaran

dengan konsentrasi dan fokus. Subjek juga tidak menanyakan materi yang diberikan

sebagai validasi pengetahuan yang didapat. Jadi dari sinilah yang akan memicu

subjek lebih mudah melupakan materi pembelajaran.

Berdasarkan lembar penilaian yang telah ditentukan, pada tahap ini subjek

haruslah melakukan pemeriksaan kembali terhadap hasil penyelesaian yang

didapat, namun dari pengakuan setiap subjek ketika wawancara tidak semua subjek

memeriksa ulang jawabannya. S1 dan S2 tidak memeriksa kembali jawabannya.

Tidak memeriksa kembali hasil penyelesaian yang dilakukan merupakan salah satu

kesalahan dalam mengerjakan soal. Ini disebabkan karena siswa biasanya

beranggapan bahwa mereka tidak perlu melakukan pengecekan sebab mereka

merasa yakin jika jawaban yang ditulis sudah tepat (Akbar et al., 2018).

Selanjutnya, S3 telah memeriksa jawaban hanya saja S3 masih kurang yakin

dengan yang telah dikerjakan. S4 memeriksa semua jawaban. S5 hanya memeriksa

kembali soal nomor empat dan nomor lima. Sedangkan S6 memeriksa jawaban

kecuali nomor lima karena jawaban S6 pada soal tersebut kosong. Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2016) bahwa kesalahan dalam memeriksa

kembali yang didapatkan dari penelitiannya memiliki persentase sebesar 18,00%.

Dari hasil wawancara yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan ini karena

siswa tidak terbiasa dalam memeriksa kembali apa yang telah dikerjakannya

sehingga pada tahap ini siswa tidak menggunakan langkah-langkah yang sistematis

atau runtut. Ini bisa terlihat dari penyelesaian yang ditulis oleh siswa tidak disertai

dengan pembuktian.
155

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana keterampilan proses

subjek melalui recall pengetahuan terhadap materi-materi yang telah dipelajari

sebelumnya sesuai indikator-indikator terkait. Berdasarkan pemaparan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa dari enam subjek yang terpilih melalui

penetapan kriteria tertentu ternyata kemampuan masing-masing subjek dalam

memanggil ulang pengetahuannya cukup beragam. Hal ini bisa terjadi karena faktor

internal dalam diri subjek atau faktor eksternal selama proses pembelajaran materi-

materi yang diujikan berlangsung.

Materi pada soal pertama yaitu segiempat dan segitiga dengan fokus

permasalahan soal mengenai persegi panjang, semua subjek berhasil melakukan

proses recall pengetahuan. Soal kedua mengenai bangun ruang sisi lengkung hanya

S4, S5, dan S6 saja yang berhasil melakukan proses recall, untuk S1, S2, dan S3

gagal pada indikator keterampilan proses mengklasifikasikan informasi yang

diperoleh dari soal sehingga tidak dilanjutkan ke short term memory hingga proses

recall itu sendiri. Soal ketiga yaitu teorema Pythagoras ternyata hanya S5 saja yang

gagal melakukan recall pengetahuannya. Kegagalan yang dialami oleh S5 terjadi

pada indikator menemukan hubungan di long term memory sebab S5 melakukan

kesalahan konsep terkait rumus Pythagoras. Soal keempat mengenai materi

perbandingan terlihat bahwa semua subjek sukses melakukan proses recall

pengetahuan. Sedangkan soal kelima tentang materi lingkaran khususnya fokus


156

pada permasalahan luas juring, semua subjek gagal memanggill ulang

pengetahuannya. S1, S2, S3, S4, S5, dan S6 tidak berhasil menemukan hubungan

antara informasi yang terdapat di dalam soal dengan konsep yang pernah mereka

pelajari dan tersimpan di long term memory mereka. Hal ini bisa terjadi salah

satunya dikarenakan pada proses pembelajaran materi tersebut tidak dilaksanakan

secara kontekstual dan bermakna sehingga materi yang diajarkan guru tidak

melekat dalam memori jangka panjang dan memicu subjek menjadi lebih mudah

untuk lupa.

5.2 Implikasi

Implikasi yang dapat dibuat dari hasil penelitian ini yaitu membangun

proses pembelajaran yang bermakna dengan melibatkan siswa untuk aktif selama

proses tersebut berlangsung sangatlah penting. Pembelajaran yang bermakna

menyebabkan konsep, istilah, ataupun prinsip menjadi lebih melekat dan tidak

mudah untuk dilupakan ketika suatu saat informasi tersebut dibutuhkan sehingga

siswa bisa memanggil kembali pengetahuannya dari gudang informasi yang ada di

long term memory. Di samping itu dengan membiasakan siswa untuk

menyelesaikan suatu permasalahan secara sistematis dan terstruktur juga cukup

penting sebab hal ini bisa membantu siswa lebih mudah mencapai tujuan

pembelajaran. Siswa yang biasa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang

ditanya seharusnya tidak akan membaca soal secara berulang karena informasi

penting yang dibutuhkan telah tercatat sehingga siswa tidak membutuhkan waktu

lebih banyak dalam menyelesaikan permasalahan dari siswa yang tidak

menuliskannya sama sekali.


157

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, terdapat beberapa

saran dari peneliti yang dapat menjadi bahan pertimbangan terhadap kasus serupa,

di antaranya yaitu sebagai berikut:

1. Kepada guru mata pelajaran matematika hendaknya bisa menjadikan hasil

pebelitian ini sebagai bahan refleksi atau masukan untuk lebih memperhatikan

proses pembelajaran yang harus dilakukan. Apakah pembelajaran yang selama

ini sudah menerapkan pembelajaran bermakna dengan mengaitkan kepada

permasalahan-permasalahan kontekstual dan melibatkan siswa secara aktif

selama proses pembelajaran tersebut berlangsung atau justru sebaliknya. Sebab

apabila melihat hasil penelitian ini ternyata cukup menunjukkan jika tidak semua

siswa bisa menanamkan konsep dalam long term memory mereka dengan baik

dan tepat.

2. Kepada siswa diharapkan bisa turut aktif selama pembelajaran di sekolah. Hal

ini dapat dimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil seperti fokus dan

memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan suatu materi, menanyakan

apakah pemahaman yang diperolehnya sudah tepat, melakukan diskusi dengan

teman sebangku jika malu bertanya kepada guru, ataupun rajin mengerjakan soal

mengenai materi yang diajarkan pada saat itu dalam bentuk atau kasus yang

beragam, sehingga keterampilan yang dimiliki bisa lebih terasah. Sebab pada

dasarnya, untuk memiliki kemampuan recall pengetahuan yang baik haruslah

dilatih dengan seberapa sering proses pengulangan akan pengetahuan ini

dilakukan.
158

3. Kepada peneliti lain, diharapkan penelitian ini bisa membantu atau menjadi

refesensi untuk melakukan penelitian yang serupa sehingga peneliti lain bisa

memperdalam permasalahan yang mungkin timbul dan belum terungkap dalam

penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai