PENDAHULUAN
adalah proses belajar secara terus menerus dalam kegiatan sosial untuk memperoleh
pengetahuan bahkan teknologi, selain itu tidak jarang matematika berperan sebagai
alat bantu penerapan-penerapan cabang ilmu lain yang lebih luas. Peran penting
dari matematika ini telah diakui oleh Cockroft (1939) yaitu: “It would be very
difficult-perhaps impossible-to live a normal life in very many parts of the world in
the twentieth century without making use of mathematics of some kind”, yang
artinya akan susah bahkan mustahil untuk hidup secara normal di bumi pada abad
jenjang pendidikan justru menjadi momok tersendiri. Matematika sendiri kerap kali
1
2
tentu saja sebagian siswa memposisikan matematika sebagai pelajaran yang sangat
sulit dan mengerikan (Febriyanti, et al., 2019). Hal ini diperkuat dengan pendapat
siswa sebab guru lebih banyak berbicara atau menjelaskan tentang rumus-rumus
sedangkan siswa sering kali hanya diam mendengarkan. Pembelajaran yang seperti
ini mengakibatkan siswa menjadi pasif (Annajmi & Afri, 2019). Hakikatnya
melainkan juga bagaimana proses yang dialami oleh siswa untuk bisa mencapai
tujuan pembelajaran yang baik. Kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa
secara aktif dan kreatif untuk mencapai tujuan belajar disebut dengan keterampilan
dan mengkomunikasikan.
pendekatan dalam keterampilan proses memberikan ruang bagi siswa untuk bisa
dengan gagasan yang dikemukakan oleh Sari dkk (2021), apabila guru kerap
3
dan siswa harus menghafal konsep dari rumus-rumus tersebut maka berarti siswa
mana seharusnya dengan adanya proses konstruksi pengetahuan ini siswa bisa
bisa membangun suatu pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan untuk
siswa. Sayangnya ini juga sulit didapatkan jika guru tidak menghubungkan materi-
materi yang telah atau akan dipelajarkan dengan keadaan sehari-hari, terutama
tidak bermakna.
dasar untuk memahami pengetahuan lainnya (Setyowati & Mawardi, 2018). Oleh
sebab itulah tak jarang jika siswa berada dalam keadaan yang sulit terutama ketika
memahami konsep matematika baik yang akan dipelajari atau bahkan sekedar
satu sama lain, sehingga tentu topik yang telah dipelajari sebelumnya akan menjadi
banyak materi-materi yang saling berkaitan dan apabila pada awal pembelajaran
4
siswa masih kurang dalam proses konstruksi pemahaman mereka, maka akan
menimbulkan permasalahan baru berupa “lupa” terhadap materi tersebut. Ini adalah
gejala negatif yang membuat proses belajar bagi siswa menjadi sulit. Lupa atau
pengetahuan terutama pada materi prasyarat masih lemah. Subjek sering kali
mengatakan “lupa” dan “tidak tahu” ketika ditanyakan seputar pembelajaran yang
adalah ukuran pemusatan data dan sebelum pertemuan pada hari itu telah dipelajari
terkait tabel distribusi frekuensi. Ternyata hampir delapanpuluh lima persen subjek
syarat ketika akan mengoperasikan rumus rata-rata juga kurang dikuasai subjek
karena lupa bagaimana melakukan pembagian bersusun tersebut. Tentu saja ini
frekuensi dan menghitung rata-rata. Selain karena waktu yang diberikan terbatas,
subjek juga tidak memeriksa kembali pengerjaan soalnya sebab mereka tidak tahu
Berikut contoh hasil pengerjaan salah satu siswa ketika diberikan soal
latihan:
5
Dari soal pada Gambar 1, siswa diminta untuk mengurutkan data tinggi
badan lalu membuat tabel distribusi frekuensi kemudian mencari berapa nilai rata-
rata dari tinggi badan 20 orang siswa. Bisa kita lihat jika untuk menjawab bagian a
siswa masih belum tepat membuat tabel distribusi frekuensinya. Susunan yang
dibuat tidak dalam bentuk tabel, dan seharusnya ada kolom bagian frekuensi. Siswa
hanya membuat total turusnya saja. Ini kurang sesuai dengan pembelajaran
Pada soal bagian b, cara mencari mean sudah tepat tapi tidak ditulis secara
lengkap rumus utamanya. Pada pengerjaan siswa ini juga terlihat bahwa siswa
masih salah dalam menjumlahkan hasil kali tinggi badan dari soal yang ditanyakan.
Siswa menuliskan totalnya sebanyak 3.115, sedangkan hasil yang benarnya adalah
3.122.
angka yang tersisa dengan 20. Siswa kebingungan pada saat menyelesaikan
Hal seperti ini terjadi hampir di semua siswa, hanya dua atau tiga siswa yang
tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dalam keterampilan proses serta indikator recall
proses recall, yaitu: (a) sensory memory (input sensori), (b) short term memory atau
STM (sistem ingatan jangka pendek), (c) long term memory atau LTM (sistem
ingatan jangka panjang), (d) kemudian dari proses ini pengetahuan dipanggil
kembali atau recall ke short term memory. Jawaban siswa menunjukkan bahwa
siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya pada soal tersebut
menunjukkan bahwa siswa belum memenuhi indikator sort term memory. Hal ini
terjadi karena tidak terlihat penerapan salah satu prinsip dari keterampilan
kemudian yang terbesar. Pada Gambar 3 dan Gambar 4, sebenarnya siswa telah
menunjukkan indikator long term memory yang tampak ketika siswa bisa
menemukan rumus yang tepat untuk digunakan. Namun, ini tidak dilanjutkan
dengan proses recall yang tepat karena dalam melakukan perhitungan siswa belum
mampu untuk menggali ingatannya atau “lupa” tentang bagaimana cara melakukan
pembagian dala bentuk bersusun. Selain itu siswa juga tidak melakukan pengecekan
ulang terhadap hasil yang didapat sehingga jawaban yang dihitung salah dan tidak
Kasus ini ternyata cukup relevan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Kamid et al. (2021) sebelumnya dengan judul “Recall Process and
dapat disimpulkan bahwa pada soal yang digunakan untuk mengetahui operasi
indikator mengingat apabila subjek dapat memeriksa kembali soal dan melihat
Ternyata beberapa subjek tidak dapat melakukan proses kembali ke memori jangka
pendek. Ini disebabkan karena beberapa subjek mengalami kesulitan dan kesalahan
pada langkah melakukan recall pengetahuan sebelumnya dan juga beberapa subjek
mengatakan jika waktu yang diberikan tidak cukup untuk menyelesaikan soal yang
jangka pendek lagi sebenarnya dapat lebih mudah apabila menggunakan soal yang
dilengkapi gambar dan mengaitkan gambar tersebut pada hal-hal yang cenderung
mempengaruhi ingatan itu sendiri berupa posisi serial, media, repetisi, inteligensi,
dan dampak self-review. Dalam konteks ini, apabila merujuk pada faktor media
ingatan tentang pengetahuan yang telah ada. Dengan media, siswa dapat
menghubungkan antara ide dan fakta yang diungkapkan secara jelas melalui
gambar ataupun audio. Jadi, bisa dikatakan bahwa untuk mempermudah proses
pemanggilan ulang pengetahuan atau recall pengetahuan tentu akan lebih baik
9
apabila digunakan soal yang dilengkapi oleh permasalahan yang dekat dengan
kehidupan subjek baik sosial ataupun budaya dan dilengkapi dengan gambar
permasalahan tersebut.
akan memberikan pengaruh serta kontribusi yang cukup bersar bagi pemahaman
pembelajaran matematika itu sendiri (Nova & Putra, 2022). Pembelajaran yang
ternyata masih sangat sedikit sekali ditemukan. Oleh karena itulah peneliti
SMP Dengan Bantuan Etnomatematika” sebagai topik yang akan dibahas dalam
penelitian ini.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang, maka
peneliti merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini berupa
10
“Bagaimana hasil analisis keterampilan proses recall pengetahuan pada siswa SMP
2. Membantu guru dari hasil penelitian ini, sehingga guru diharapkan dapat
matematika dalam budaya cukup luas sehingga hal ini tentu bermanfaat untuk
4. Membantu peneliti lain dari hasil penelitian yang didapat, guna dijadikan
referensi terkait penelitian yang serupa sehingga peneliti lain bisa melakukan
Penelitian ini telah dilakukan di SMP Negeri 3 Merlung yang berada di Jl.
Jend. Sudirman Desa Bukit Indah, SP. 8, Kecamatan Muara Papalik, Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Adapun kelas yang dijadikan penelitian
adalah kelas IX dengan subjek yang terpilih secara acak sebanyak 6 orang siswa
semi terstruktur digunakan untuk melengkapi hasil jawaban subjek pada tes recall
divalidasi oleh validator dari dosen Pendidikan Matematika. Lembar observasi awal
mengalami revisi karena pada lembar observasi awal menampilkan poin-poin yang
60
61
diamati berupa indikator dari recall pengetahuan. Hal ini tidak mendukung proses
penelitian yang dilakukan sehingga atas saran dari validator maka lembar observasi
perbaikan struktur kalimat dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar sehingga tidak menimbulkan maksud ganda ketika subjek membaca soal tes.
Soal tes sendiri memuat lima materi yang akan dipanggil ulang untuk menguji
yaitu segitiga dan segiempat kelas VII semester genap, bangun ruang sisi lengkung
(tabung) kelas VI semester ganjil, teorema Pythagoras kelas VIII semester genap,
perbandingan kelas VII semester genap, dan lingkaran kelas VIII semester genap.
Semua materi ini dikaitkan dengan etnomatematika pada proses melemang yang
berarti. Ini dikarenakan jenis wawancara yang dipilih adalah wawancara semi
penelitian adalah kelas IX. Di mana siswa yang ada di kelas IX semua telah
memenuhi kriteria yang sesuai untuk dijadikan subjek penelitian. Pada tanggal 2
Agustus 2023 di hari pertama penelitian, peneliti melakukan undian kepada seluruh
siswa yang ada di kelas IX sebanyak 33 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki
dan 15 siswa perempuan. Lalu karena semua subjek memenuhi kriteria maka
dilakukan undian acak menggunakan nomor yang dibedakan antara siswa laki-laki
dan siswa perempuan. Nomor dengan kode 1, 2, dan 3, yang diberikan tulisan
subjek di bawah nomor tersebut merupakan undian yang jika dipilih maka siswa
tersebut menjadi subjek penelitian. Adapun siswa yang terpilih yaitu subjek
pertama yang berinisial ARP (laki-laki) dinamakan S1, subjek kedua yang berinisial
subjek kelima yang berinisial GMA (perempuan) dinamakan S5, dan subjek
Data observasi dari S1 diambil pada tanggal 2 Agustus 2023 pada pukul
07.00 WIB s/d 09.45 WIB selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil
tersebut.
Selanjutnya data hasil tes dan wawancara terhadap S1 diambil pada tanggal
3 Agustus 2023. Sebelum dilaksanakan tes dan wawancara, peneliti meminta subjek
tersebut (input sensory). Namun, pengerjaan yang dilakukan S1 pada soal pertama
tidak dilengkapi dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dalam
soal (sort term memory). Hal ini sejalan dengan hasil wawancara terhadap S1 yang
mengatakan jika ia memang jarang menuliskan apa yang ditanya dan apa yang
P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal?
S1 : Tidak.
P : Kenapa?
S1 : Karena saya memang tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya
ketika mengerjakan soal.
64
memperoleh keliling daun pisang berdasarkan luas dan panjang daun pisang yang
merecall pengetahuannya terkait rumus yang digunakan, sehingga proses long term
memory juga tidak terlihat pada lembar jawaban. Tapi, pada saat wawancara
154.
IS MT MM
Masalah Dalam menyambut hari raya Idul Fitri, Pak Toni dan
ST MK
1.020 cm2 dan panjangnya sebesar 60 cm, berapakah keliling
LT MH
RC MG
154 Selesai
KL
KL = KP komunikasikan hasil.
Pengerjaan soal kedua oleh S1 juga diawali dengan membaca soal (input
sensory), namun tidak dilengkapi dengan menuliskan apa yang diketahui dari soal
dan apa yang ditanyakan. Hal ini juga sama dengan alasan S1 pada soal pertama.
bambu dan 3 adalah jari-jari bambu. Menurut S1 hasil perkalian tersebut merupakan
volume bambu. Ini terlihat pada lembar jawaban S1 pada soal kedua:
karena belum ada penjabaran secara lengkap bagaimana menghitung volume dari
tabung, selain itu jawaban yang dituliskan oleh S1 juga salah. Menuliskan secara
ketika memeriksa apakah hasil telah sesuai atau tidak akan menjadi lebih mudah.
Ini kontras dengan yang dilakukan oleh S1 di mana saat wawancara S1 mengatakan
IS MT MM
nilai 𝜋 = 3,14)
ST MK
LT MH RC MG
50 x 3 = 150 KL
Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
namun kemudian tidak menuliskan informasi yang diperoleh dari soal (short term
memory). Ini sama halnya dengan pernyataan S1 pada soal nomor satu dan dua di
tahap wawancara.
P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal?
S1 : Tidak.
P : Kenapa?
S1 : Karena saya memang tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya
ketika mengerjakan soal.
Tapi hasil tersebut masih belum diakarkan sesuai dengan rumus teorema
Pythagoras (recall process), sehingga hasil akhir yang dikerjakan S1 masih belum
selesai. Pada saat wawancara, S1 mengetahui jika untuk mendapatkan sisi lain,
maka S1 harus mengurangkan kuadrat sisi miring dengan sisi yang telah diketahui.
SI : Soal ketiga yang dicari panjang sisi lain, jika segitiganya siku-siku maka
langsung saja mengurangkan sisi miring dengan sisi satunya, tapi semua
sudah dikuadratkan baru mendapatkan hasil panjang sisi yang ditanya.
69
IS MT MM
ST MH
LT MH
RC MG KL
Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
S1 membaca soal keempat tanpa menuliskan apa yang diketahui dan apa
yang ditanya berdasarkan informasi yang S1 peroleh dari soal tersebut (input
sensory). Hal ini masih sama dengan pernyataan yang disampaikan oleh S1 pada
saat wawancara.
P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal?
S1 : Tidak.
P : Kenapa?
S1 : Karena saya memang tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya
ketika mengerjakan soal.
jawaban S1:
pengerjaan dari soal perbandingan senilai yang seharusnya (long term memory).
Tetapi dalam hal ini S1 mengerti jika konsep yang digunakan adalah konsep
perbandingan senilai, sebab semakin banyak jumlah bambu yang ditanyakan maka
akan menghasilkan jumlah potongan lemang yang banyak juga. Pernyataan ini
IS MT MM
ST MK
RC MG MG
11 x 14= 154
LT MH
Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
apa yang diketahui dan apa yang ditanya berdasarkan informasi yang ditangkap
oleh indra penglihat (short term memory). Pernyataan ini masih didukung dengan
jawaban S1 ketika ditanya kenapa tidak menuliskan informasi yang diperoleh dari
soal.
P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal?
S1 : Tidak.
P : Kenapa?
S1 : Karena saya memang tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya
ketika mengerjakan soal.
Dari lembar jawaban S1, terlihat bahwa untuk mencari luas juring lingkaran
yang ada pada lemang S1 tidak menjabarkan rumus dari luas juring (long term
memory) dan hasil dari perkalian 60 dan 3 juga tidak memberikan jawaban yang
dikatakan pada tahap wawancara jika pada soal kelima S1 memang kurang mengerti
IS MT MM
ST MK
RC MG KL
60 x 3 = 180
LT MH
Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
P : Untuk soal nomor 1 sampai nomor 5 berapa kali kamu membaca soal?
S1 : Nomor 1 tiga kali, nomor 2 dua kali, nomor 3 empat kali, nomor 4 satu
kali, nomor 5 empat kali.
P : Untuk soal yang hanya satu kali dibaca, apakah kamu langsung
memahaminya?
S1 : Kurang.
P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal?
S1 : Tidak.
P : Kenapa?
S1 : Karena saya memang tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya
ketika mengerjakan soal.
P : Bisakah coba kamu jelaskan bagaimana cara memeroleh hasil dari
pengerjaan yang dilakukan pada soal nomor 1?
SI : Di soal pertama ditanyakan kelilingnya terus yang diketahui panjang.
Jadi, luas dibagi panjang yaitu 1020 dibagi 60 didapat 120. Lalu 120
ditambah 34 sama dengan 154. Soal kedua dan kelima saya kurang
mengerti bagaimana caranya. Soal ketiga yang dicari panjang sisi lain, jika
segitiganya siku-siku maka langsung saja mengurangkan sisi miring dengan
sisi satunya, tapi semua sudah dikuadratkan baru mendapatkan hasil
panjang sisi yang ditanya. Soal keempat, jika 3 bambu menghasilkan 14
potongan, berarti kalua 33 bambu harus dibagi dulu dengan 3 kemudian
hasilnya dikali dengan 14.
P : Sebelumnya masih ingat tidak pernah mengerjakan soal-soal semacam
ini?
S1 : Pernah. Soal nomor 1, soal nomor 3, soal nomor 4, dan soal nomor 5.
P : Soal tersebut disajikan dalam bentuk soal cerita yang mengaitkan dengan
kehidupan sehari-hari atau soal dalam bentuk matematika?
S1 : Soal cerita.
P : Menurut kamu manakah soal yang lebih mudah, yang memakai soal cerita
seperti soal tes tadi atau langsung soal dalam bentuk matematika?
S1 : Soal cerita.
P : Kenapa?
S1 : Karena lebih mudah dipahami.
P : Lalu dari soal-soal tadi apakah kamu sudah mengerjakannya secara
runtut.
S1 : Belum karena saya merasa belum yakin dengan jawaban saya terutama
nomor 2, nomor 3, dan nomor 5.
P : Setelah mengerjakan apakah kamu memeriksa ulang hasil jawaban kamu?
S1 : Belum saya periksa.
75
Dari proses wawancara dengan S1, terlihat jika S1 sudah berusaha membaca
soal secara berkali-kali (input sensory), namun S1 belum menuliskan kembali hasil
informasi yang didapat (short term memory) untuk membantu proses penyelesaian
terhadap permasalahan. Hal ini karena S1 sudah terbiasa tidak menuliskan apa yang
diketahui dan ditanya. Dalam proses pengerjaan soal S1 juga tidak menuliskan
rumus yang tepat (long term memory), sehingga semua jawaban S1 hanya langsung
pada hasil akhir tanpa memperlihatkan proses perhitungan. S1 juga mengatakan jika
tepat atau belum, sehingga S1 tidak yakin dengan jawaban-jawabannya tersebut, ini
terbukti ketika S1 menyebutkan ia tidak yakin dengan soal nomor 2, soal nomor 3,
dan soal nomor 5, jawaban pada soal nomor 2 dan nomor 5 memang salah (recall
sehari-hari dalam bentuk soal cerita, S1 mengatakan jika soal cerita lebih mudah
yang diberikan dan semuanya telah sesuai dengan materi yang diajarkan pada
sekolah terkait, S1 juga mengatakan jika ia pernah menemukan soal semacam soal
tes pada nomor 1, nomor 3, nomor 4, dan nomor 5. Ini artinya S1 masih mengingat
pengetahuannya.
76
Data observasi dari S2 diambil pada tanggal 2 Agustus 2023 pada pukul
07.00 WIB s/d 09.45 WIB selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil
mengikuti contoh yang ada dan S2 salah ketika mengaplikasikan cara ke dalam
permasalahan terkait.
Selanjutnya data hasil tes dan wawancara terhadap S2 diambil pada tanggal
3 Agustus 2023. Sebelum dilaksanakan tes dan wawancara, peneliti meminta subjek
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dalam soal (sort term
77
memory). Hal ini juga sejalan dengan hasil wawancara terhadap S2 di mana S2
mengatakan bahwa:
P : Apakah setelah membaca soal kamu menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanya dari soal tersebut?
S2 : Tidak, saya tidak menuliskannya. Biasanya saya langsung menjawab tidak
menuliskan lagi apa yang diketahui dan ditanya.
persegi panjang dan menjumlahkan panjang serta lebar persegi panjangnya (long
berapa lebarnya terlebih dahulu karena yang diketahui hanya panjang dan luas
persegi panjangnya, namun langkah dalam mencari lebar tidak dijabarkan oleh S2.
penyelesaian untuk soal pertama (recall process). Namun pada saat wawancara S2
IS MT MM
Masalah Dalam menyambut hari raya Idul Fitri, Pak Toni dan
ST MK LT MH
p+l+p+l
RC
MG
60 + 17 + 60 + 17 =
KL 154
Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
(input sensory), namun tidak dilengkapi dengan menuliskan apa yang diketahui dari
soal dan apa yang ditanyakan seperti halnya yang dikatakan oleh S2 pada soal
P : Apakah setelah membaca soal kamu menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanya dari soal tersebut?
S2 : Tidak, saya tidak menuliskannya. Biasanya saya langsung menjawab tidak
menuliskan lagi apa yang diketahui dan ditanya.
tinggi bambu dan 3 adalah jari-jari bambu. Menurut S2 hasil perkalian tersebut
merupakan volume bambu. Ini terlihat pada lembar jawaban S2 pada soal kedua:
pengetahuannya. Hal ini terjadi karena belum ada penjabaran secara lengkap
bagaimana menghitung volume dari tabung dan jawaban yang dituliskan oleh S2
salah. Sejalan dengan yang dikatakan S2 pada saat wawancara, bahwa ia bingung
S2 : Soal kedua, saya mengalikan 50 dengan 3, tapi saya bingung untuk nilai
jari-jari bagaimana, jadi hanya saya tulis saja.
80
IS MT MM
nilai 𝜋 = 3,14)
ST MK
LT MH RC MK
150 50 x 3, 𝜋 = 3.14 MK
Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
yang diperoleh dari soal tersebut (short term memory) seperti yang dikatakan
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya. S2 juga tidak menjabarkan
rumus dari teorema Pythagoras (long term memory). Ini terlihat dari lembar
jawaban S2:
kemudian mengurangkannya sehingga didapat hasil 1600. Ini dapat dikatakan jika
S2 mengetahui mana sisi miring dan sisi yang lain dari segitiga sebagai informasi
yang didapat sehingga ia mengurangkan untuk memperoleh sisi yang ditanya (short
term memory). Namun, hasil tersebut masih belum diakarkan sesuai dengan rumus
teorema Pythagoras (recall process), sehingga hasil akhir yang dikerjakan S2 masih
belum selesai dan pada saat wawancara pun S2 tidak menunjukkan apakah hasil
S2 : Soal ketiga, yang ditanya panjang sisi lainnya, jadi sisi miring kuadrat
dikurangkan dengan sisi yang diketahui kuadrat, lalu dihitung hasilnya
1600.
82
IS MT MM
RC KL MG
= 502 − 302
RC
= 2.500 – 900
MH
= 1.600
Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
diketahui dan apa yang ditanya berdasarkan informasi yang S2 peroleh dari soal
tersebut (input sensory). Hal ini sejalan dengan hasil wawancara jika S2 memang
langsung menjawab suatu permasalahan tanpa menuliskan terlebih dulu apa yang
P : Apakah setelah membaca soal kamu menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanya dari soal tersebut?
S2 : Tidak, saya tidak menuliskannya. Biasanya saya langsung menjawab tidak
menuliskan lagi apa yang diketahui dan ditanya.
pengerjaan dari soal perbandingan senilai yang seharusnya (long term memory).
S2 : Soal keempat, kita cari dulu kalau 33 bambu berarti dibagi 3. Hasilnya 11
dikalikan dengan 14, sehingga didapat banyak potongan lemangnya 154
buah.
84
IS MT MM
ST MK
RC MG MG
14 x 11= 154
LT MH
Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
belum berhasil atau dikatakan gagal untuk melakukan pemanggilan ulang terhadap
penyelesaian masalah tersebut. Ini terlihat pada lembar jawaban S2 yang kosong
seperti berikut:
diketahui dari soal, karena hal ini juga berkaitan dengan pernyataan S2 jika dalam
mengerjakan soal ia tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya tetapi
langsung menjawab. Dalam hal ini S2 tidak bisa mnejawab soal kelima sehingga
IS MT MM
ST MK
RC MG KL
LT MH
Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
P : Sebelum mengerjakan soal, berapa kali kamu membaca soal tes? Dimulai
dari soal pertama.
S2 : Nomor 1 tiga kali, nomor 2 empat kali, nomor 3 tiga kali, nomor 4 dua
kali, nomor 5 empat kali.
P : Apakah setelah membaca soal kamu menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanya dari soal tersebut?
S2 : Tidak, saya tidak menuliskannya. Biasanya saya langsung menjawab tidak
menuliskan lagi apa yang diketahui dan ditanya.
P : Setelah membaca soal, apa yang kamu bayangkan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut? Bisa tolong jelaskan.
S2 : Soal pertama, saya langsung menjumlahkan panjang dan lebarnya setelah
mendapat lebar, yaitu membagi 1.020 dengan 60 didapat 17. Jadi, panjang
ditambah lebar, ditambah panjang lalu ditambah lebar lagi hasilnya 154.
Soal kedua, saya mengalikan 50 dengan 3, tapi saya bingung untuk nilai
jari-jari bagaimana, jadi hanya saya tulis saja. Soal ketiga, yang ditanya
panjang sisi lainnya, jadi sisi miring kuadrat dikurangkan dengan sisi yang
diketahui kuadrat, lalu dihitung hasilnya 1600. Soal keempat, kit acari dulu
kalua 33 bambu berarti dibagi 3. Hasilnya 11 dikalikan dengan 14,
sehingga didapat banyak potongan lemangnya 154 buah.
P : Saya lihat nomor lima jawabannya kosong, kenapa tidak diisi?
S2 : Saya kurang tahu rumusnya jadi saya kosongkan.
P : Apakah kamu sebelumnya pernah menemukan soal serupa dari nomor satu
sampai lima?
S2 : Pernah, soal nomor satu, dua, tiga, dan empat.
P : Bagaimana bentuk soalnya? Apakah dalam bentuk soal matematika atau
soal cerita?
S2 : Soal cerita.
P : Jenis soal mana yang lebih mudah dipahami?
S2 : Soal cerita karena lebih mudah mengikuti alur dari kehidupan sehari-hari.
P : Jadi, setelah mengerjakan soal tes apakah kamuy akin jika yang kamu
kerjakan sudah runtut?
S2 : Tidak.
P : Apakah kamu tidak melakukan pengecekan kembali terhadap perhitungan
yang dikerjakan?
S2 : Tidak, saya tidak memeriksa ulang.
Dari hasil wawancara terlihat jika S2 belum mengerjakan soal dengan baik
karena sebagian besar proses pengerjaannya belum tepat, sama seperti S1. S2
sudah membaca soal secara berkali-kali tapi masih belum menuliskan informasi
soal kelima karena ia tidak tahu bagaimana cara menjawab soal tersebut.
Sedangkan untuk soal-soal lain yang hanya dijawab ringkas oleh S2 juga tidak
hari dalam bentuk soal cerita, S2 mengatakan jika soal cerita lebih mudah untuk
yang diberikan dan semuanya telah sesuai dengan materi yang diajarkan pada
sekolah terkait, S2 juga mengatakan jika ia pernah menemukan soal semacam soal
tes pada nomor 1, nomor 2, nomor 3, dan nomor 4. Ini artinya S2 masih mengingat
pengetahuannya.
Data observasi dari S3 diambil pada tanggal 2 Agustus 2023 pada pukul
07.00 WIB s/d 09.45 WIB selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil
Data hasil tes dan wawancara terhadap S3 diambil pada tanggal 3 Agustus
2023. Sebelum dilaksanakan tes dan wawancara, peneliti meminta subjek untuk
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dalam soal (sort term
memory). Hal ini dapat dilihat dari lembar jawaban S3 pada gambar berikut:
persegi panjang yaitu dengan membagi luasnya 1.020 dengan panjang 60 dan
didapat 17. Setelah itu S3 langsung mengalikan 60 atau panjang persegi panjang
dengan dua, dan luas persegi panjang 17 dengan dua, lalu menjumlahkan hasilnya
saat wawancara.
IS MT MM
Masalah Dalam menyambut hari raya Idul Fitri, Pak Toni dan
ST MK
LT MH
KL
2 x 17 = 34
MG 120 + 34 = 154
Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
dilengkapi dengan menuliskan apa yang diketahui dari soal dan apa yang
merupakan tinggi bambu dan 3 adalah jari-jari bambu. Menurut S3 hasil perkalian
tersebut merupakan volume bambu. Ini terlihat pada lembar jawaban S3 pada soal
kedua:
pengetahuan. Hal ini disebabkan karena belum adanya penjabaran secara lengkap
bagaimana menghitung volume dari tabung. Selain itu perhitungan yang dilakukan
mengalikan nilai phi dengan kuadrat jari-jari dan tinggi bambu. Namun pada lembar
S3 : Nomor dua, saya tidak ingat rumus yang harus digunakan, saya kalikan
jari-jari dengan tinggi tabung.
93
IS MT MM
nilai 𝜋 = 3,14)
ST MK
RC KL
50 x 3 = 150 MG
LT MH
Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
Proses selanjutnya yang dilakukan oleh S3 yaitu membaca soal nomor tiga
dengan teliti (input sensory), namun S3 tidak menuliskan informasi yang diperoleh
dari soal tersebut (short term memory). Pada saat wawancara pun, S3 memang
mengatakan jika ia tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dari soal dan apa yang
ditanya?
S3 : Tidak.
sehingga didapat hasil akhir 1600. Namun hasil tersebut masih belum diakarkan
sesuai dengan rumus teorema Pythagoras (recall process) karena nilai x masih
dalam bentuk kuadrat. Sehingga hasil akhir yang dikerjakan S3 masih belum
selesai. Jika dibandingkan dengan jawaban S1 dan S2 untuk soal ketiga, S3 lebih
baik telah menuliskan jika pemisalan sisi yang ditanya masih dalam kuadrat.
95
IS MT MM
LT MH RC MG KL
𝑥 2 = 502 − 302
= 2.500 – 900
= 1.600
Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
yang diketahui dan apa yang ditanya berdasarkan informasi yang S3 peroleh dari
langsung menuliskan perkalian 11 dengan 14. Ini terlihat dari lembar jawaban S3:
pengerjaan dari soal perbandingan senilai yang seharusnya (long term memory).
dari soal dengan pengetahuan yang dia miliki. Ini diperkuat dengan paparan S3 pada
saat wawancara.
S3 : Soal keempat, yang dicari berapa potongan lemang kalau bambunya ada
33. Jadi 33 dibagi dulu dengan 3, karena untuk 3 bambu menghasilkan 14
potongan, maka 11 dikali dengan 14, didapat 154.
97
IS MT MM
ST MK
RC MG KL
33 : 3 = 11 LT
11 x 14= 154 MH
Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
sensory), tapi S3 tidak menuliskan hasil informasi yang didapat setelah membaca
soal (short term memory). Penyelesaian yang dikerjakan S3 juga belum runtut ini
yang ada pada juring dengan jari-jari lingkaran. Di sini S3 tidak menuliskan rumus
yang berkaitan dengan luas juring (long term memory). Jawaban yang dituliskan S3
process). Berdasarkan lembar penilaian, seharusnya untuk soal kelima besar sudut
dibagi dengan total sudut dari satu lingkaran yaitu 𝟑𝟔𝟎° kemudian dikalikan dengan
nilai phi dan kuadrat jari-jarinya. Ternyata ketika proses wawancara S3 memang
S3 : Untuk soal kelima, saya tidak ingat rumus untuk mencari luas juring
lingkaran, jadi saya tidak yakin 50 dikali 3 itu benar.
99
IS MT MM
ST MK
LT MH RC MG KL
60 x 3 = 180
Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
P : Pada saat membaca soal dari nomor pertama sampai kelima, berapa kali
kamu mengulangnya?
S3 : Baik, nomor 1 ada sekitar lima kali dibaca, nomor 2 lima kali, nomor 3
tiga kali, nomor 4 sekali, dan nomor 5 lima kali. Saya kurang paham
sehingga membacanya berulang kali.
P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dari soal dan apa yang
ditanya?
S3 : Tidak.
P : Setelah membaca sampai berulang kali, apakah kamu bisa membayangkan
apa yang harus kamu selesaikan dari soal-soal tersebut?
S3 : Jadi, soal nomor satu dicari dulu lebarnya dengan membagi luas persegi
panjang dengan panjangnya. Hasilnya 17. Kemudian karena yang ditanya
keliling maka saya kalikan panjang dengan 2 dan lebar dengan 2. Nanti
didapat 120 dan 34, lalu saya jumlahkan, itulah kelilingnya. Nomor dua,
saya tidak ingat rumus yang harus digunakan, saya kalikan jari-jari dengan
tinggi tabung. Soal nomor tiga, sisi yang ditanya dimisalkan x, jadi x
kuadrat sama dengan sisi miring dikuadratkan lalu dikurang sisi yang
diketahui juga dikuadratkan, kemudian hasilnya 1600. Soal keempat, yang
dicari berapa potongan lemang kalau bambunya ada 33. Jadi 33 dibagi
dulu dengan 3, karena untuk 3 bambu menghasilkan 14 potongan, maka 11
dikali dengan 14, didapat 154. Untuk soal kelima, saya tidak ingat rumus
untuk mencari luas juring lingkaran, jadi saya tidak yakin 50 dikali 3 itu
benar.
P : Dari soal yang sudah dikerjakan tadi, apakah kamu pernah menemukan
soal semacam itu?
S3 : Pernah. Semua soal pernah saya temui pada saat pembelajaran.
P : Apa kamu sudah yakin telah mengerjakan soal secara runtut?
S3 : Kurang yakin.
P : Yang nomor berapa saja?
S3 : Semuanya, karena saya kurang ingat dengan rumus yang harus
digunakan.
P : Apakah kamu memeriksa kembali hasil pengerjaanmu?
S3 : Iya saya periksa kembali, tapi saya masih kurang yakin dengan
perhitungannya.
karena pada soal yang pertama atau kedua S3 tidak langsung menuliskan informasi
yang ia dapat dari soal tersebut. S3 juga tidak bisa menjelaskan secara yakin
101
penyelesaian yang ia lakukan pada soal pertama. Ini dikuatkan dengan pernyataan
Berdasarkan soal-soal tes yang diberikan dan semuanya telah sesuai dengan
materi yang diajarkan pada sekolah terkait, S3 juga mengatakan jika ia pernah
menemukan soal semacam soal tes pada nomor 1, nomor 2, nomor 3, nomor 4, dan
nomor 5. Ini artinya S3 masih mengingat materi tersebut pernah diajarkan, namun
Data observasi dari S4 diambil pada tanggal 2 Agustus 2023 pada pukul
07.00 WIB s/d 09.45 WIB selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil
Data hasil tes dan wawancara terhadap S4 diambil pada tanggal 3 Agustus
2023. Sebelum dilaksanakan tes dan wawancara, peneliti meminta subjek untuk
selanjutnya diikuti dengan menuliskan informasi yang didapat dari soal tersebut
berupa apa yang diketahui dan apa yang ditanya (sort term memory). Hal ini dapat
Dari jawaban di atas terlihat bahwa S4 telah menuliskan jika luas persegi
diketahui, dan menuliskan jika yang ditanya pada soal berupa luas persegi panjang.
Hanya saja yang ditanyakan pada soal bukanlah luas melainkan keliling.
Selanjutnya yang dilakukan oleh S4 yaitu membagi 1020 dengan 60 dan hasilnya
mengoperasikan seperti pada lembar jawaban. Cara ini tepat untuk mencari keliling
persegi panjang, namun S4 belum secara runtut menuliskan rumus umum dari
keliling persegi panjang. S4 juga tidak menuliskan satuan yang digunakan dalam
IS MT MM
Masalah Dalam menyambut hari raya Idul Fitri, Pak Toni dan
LT MH ST MK
Panjang = 60 cm
RC
L = 1020 : 60 = 17 x 2 + 60 x 2
MG
=17 = 34 + 120
KL
= 154 Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
Selanjutnya pada soal nomor dua, S4 telah membaca soal (input sensory),
lalu melengkapi dengan menuliskan apa yang diketahui dari soal dan apa yang
Informasi yang telah dituliskan oleh S4 pada soal kedua telah tepat (short
term memory). Hanya saja S4 salah dalam melambangkan 𝜋 dengan 𝑝. S4 juga tepat
menuliskan apa yang ditanya berdasarkan permasalahan terkait. Dari hasil jawaban,
S4 sudah menuliskan rumus dari volume tabung (long term memory) namun rumus
tersebut belum lengkap sebab jari-jarinya tidak dikuadratkan, tetapi S4 sudah benar
(recall process).
106
IS MT MM
nilai 𝜋 = 3,14)
ST MK
MG KL RC
KL = KP komunikasikan hasil.
juga menuliskan informasi yang diperoleh dari soal tersebut (short term memory).
302 sebagai informasi yang diketahui. Dan menuliskan 𝑐 2 atau sisi yang belum
diketahui sebagai apa yang ditanya dari soal (short term memory). S4 terlihat telah
menuliskan rumus Pythagoras jika salah satu sisi dan sisi miring diketahui (long
term memory). Jawaban yang dipaparkan oleh S4 juga sudah tepat (recall process)
namun hanya saja hasil akhir masih belum disederhanakan. Ketika proses
permasalahan tersebut.
S4 : Untuk nomor tiga, panjang sisi miringnya 50 cm, dan sisi lainnya 30 cm.
Kita misalkan dulu pakai huruf. Kemudian semuanya dijadikan kuadrat
𝑎2 = 502 , 𝑏 2 = 302 , jadi yang ditanya yang 𝑐 2 . Untuk rumusnya
𝑐 2 = 𝑎2 − 𝑏 2 = 502 − 302 = 2500 − 900 = 1600.
108
IS MT MM
ST MK
RC MG KL
𝑐 2 = 502 − 302
𝑐 2 = 2500 − 900
Selesai
𝑐 2 = 1600
KL = KP komunikasikan hasil.
(input semsory). S4 juga telah menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya
setelahnya S4 mengalikan 11 dengan 14. Maka didapat hasil akhir untuk 33 bambu
mengenai materi perbandingan. Walaupun dalam hal ini S4 belum secara sistematis
IS MT MM
ST MK
33 : 3 = 11
MG KL RC
11 x 14 = 154
Selesai 33 = 154 potong
KL = KP komunikasikan hasil.
memory). Penyelesaian yang dikerjakan S4 juga belum tepat ini terlihat dari lembar
jawaban S4:
membagi 3600 dengan jari-jari lingkaran yaitu 3 lalu mengalikannya dengan nilai
𝝅 = 3.14. lalu didapatkan hasil pembagian sebesar 1200 yang dikalikan dengan 3.14
menjadi 3768. Setelah tahap ini, S4 membagi kembali hasil tersebut dengan dua
untuk mendapatkan hasil akhir menurut S4. Penyelesaian yang dikerjakan S4 masih
belum tepat berdasarkan rumus luas juring lingkaran. Berdasarkan lembar penilaian
dalam mencari luas juring lingkaran seharusnya membagi besar sudut juring dengan
total sudut satu lingkaran, kemudian dikalikan dengan nilai phi dan jari-jari
kuadratnya. Sehingga dari sini terlihat jika S4 belum mampu dalam memanggil
jawabannya.
IS MT MM
ST MK
LT MH
ST MG KL
3600 3768
60 = × 3.14 = 1200 × 3.14 = = 1834
3 2 Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
soal tes sampai beberapa kali (input sensory). S4 juga telah menuliskan informasi
secara detail walaupun terdapat pemaparan yang keliru pada soal kelima di mana
Berdasarkan soal-soal tes yang diberikan dan semuanya telah sesuai dengan
materi yang diajarkan pada sekolah terkait, S4 juga mengatakan jika ia pernah
menemukan soal semacam soal tes pada nomor 2, nomor 3, dan nomor 4. Ini artinya
Data obervasi dari S5 diambil pada tanggal 2 Agustus 2023 pada pukul
07.00 WIB s/d 09.45 WIB selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil
Data hasil tes dan wawancara terhadap S5 diambil pada tanggal 3 Agustus
2023. Sebelum dilaksanakan tes dan wawancara, peneliti meminta subjek untuk
menuliskan informasi yang didapat dari membaca soal (sort term memory). Hal ini
menuliskan luas persegi panjang 1020 𝑐𝑚2, dan panjang 60 𝑐𝑚. Lalu S5 juga
menuliskan jika k (keliling) persegi panjang yang ditanyakan dari soal (short term
117
dahulu berapa lebar persegi panjang dengan membagi luas persegi panjang dan
keliling persegi panjang sebesar 154 (recall process). Dalam hal ini S5 telah
yang ia miliki. Selain itu dari proses wawancara pun S5 bisa menjelaskan
IS MT MM
Masalah Dalam menyambut hari raya Idul Fitri, Pak Toni dan
LT MH ST MK
RC
1020 = 60 x 𝑥 K = 2 x 60 + 2 x 17
MG l = 1020 : 60 K = 120 + 34
Selesai
MK
l = 17 K = 154
KL = KP komunikasikan hasil.
dari soal dan apa yang ditanyakan. Ini terlihat pada lembar jawaban S5 pada soal
kedua:
didapat melalui apa yang diketahui di soal yaitu tinggi bambu 50 cm, jari-jari 3 cm,
kemudian S5 juga menuliskan jika yang ditanya pada soal adalah volumenya (short
term memory). S5 juga terlihat berhasil menemukan hubungan dari informasi yang
ada dengan ingatannya di mana S5 menuliskan rumus yang harus digunakan pada
penyelesaian masalah tersebut (long term memory). Dari rumus yang dipakai, S5
IS MT MM
nilai 𝜋 = 3,14)
ST MK LT MH
Ditanya: v?
MG KL RC
= 3.14 x 32 x 50
= 3.14 x 9 x 50
Selesai
= 28.26 x 50
=1413
KL = KP komunikasikan hasil.
menuliskan informasi yang diperoleh dari soal tersebut (short term memory). Ini
panjang sisi miringnya 50 cm dan panjang sisi lainnya 30, lalu S5 menuliskan
bahwa sisi lainnya yang ditanyakan dalam soal (short term memory). S5 selanjutnya
perhitungan akhir yang dilakukan oleh S5 juga salah. Ini berarti S5 tidak dapat
Seharusnya untuk mencari panjang sisi lainnya pada segitiga siku-siku, maka
kuadrat sisi yang ditanyakan sama dengan kuadrat sisi miring dikurang dengan
kuadrat sisi yang diketahui, lalu hasilnya akhirnya diakarkan karena ruas sebelah
kiri masih dalam bentuk kuadrat. Dari sini terlihat jelas jika S5 belum bisa
IS MT MM
ST MK
panjnag = 30
𝑎2 = 𝑏 2 × 𝑐 2
Ditanya: sisi lainnya?
RC MG KL
502 = 302 × 𝑥 2
𝑥 2 = 2500 × 900
Selesai 𝑥 = 225
𝑥 = √225 = 15
sensory). Kemudian S5 menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya
berdasarkan informasi yang S5 peroleh dari soal tersebut (short term memory). Ini
3 bambu sama dengan 14 potongan, lalu untuk 33 bambu berapa potong (short term
senilai, sehingga jika dilihat dari lembar jawabannya terdapat kekeliruan konsep
informasi yang didapat dari soal dengan konsep perbandingan yang ada di dalam
IS MT MM
ST MK
Diketahui: 3 = 14 potongan
Ditanya: 33 =?
LT MH
3 = 33 dari 3 x 11 = 33
MG KL RC
33 = 14 x 11
Selesai = 154
KL = KP komunikasikan hasil.
setelah membaca soal (short term memory). Penyelesaian yang dikerjakan S5 juga
bahwa yang ditanyakan dalam soal adalah juring (short term memory). Pada saat
𝑎. Rumus yang ditetapkan oleh S5 salah karena rumus luas juring yang tepat adalah
𝛼
× 𝜋𝑟 2 , jadi dapat dikatakan jika S5 gagal dalam melakukan proses recall
360°
mengatakan jika ia kurang yakin dengan penyelesaian yang ia kerjakan pada soal
kelima.
IS MT MM
ST MK
LT MH RC MG KL
= 47.1
KL = KP komunikasikan hasil.
sebagai berikut:
beberapa kali untuk dapat memahami maksud dari soal-soal tes terkait, sehingga
informasi yang didapatkan dapat dituliskan di lembar jawaban (short term memory).
lupa rumus apa yang harus dipakai. S5 mengatakan ia belum mengerjakan soal
secara runtut dan didukung dengan pernyataan lagi jika S5 tidak memeriksa apakah
hari dalam bentuk soal cerita, S5 mengatakan jika soal cerita lebih mudah untuk
yang diberikan dan semuanya telah sesuai dengan materi yang diajarkan pada
sekolah terkait, S5 juga mengatakan jika ia pernah menemukan soal semacam soal
tes pada nomor 2, nomor 3, dan nomor 4. Ini artinya S5 masih mengingat materi
pengetahuannya.
Data observasi dari S6 diambil pada tanggal 2 Agustus 2023 pada pukul
07.00 WIB s/d 09.45 WIB selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil
Data hasil tes dan wawancara terhadap S6 diambil pada tanggal 3 Agustus
2023. Sebelum dilaksanakan tes dan wawancara, peneliti meminta subjek untuk
menuliskan informasi yang didapat dari membaca soal tersebut (sort term memory).
Hal ini dapat dilihat dari lembar jawaban S6 pada gambar berikut:
panjang 1020 𝑐𝑚2 dan lebar 60 cm, di mana informasi ini salah dituliskan oleh S6
karena yang seharusnya panjang adalah 60 cm dan luas 1020 𝑐𝑚2 , kemudian yang
ditanyakan dalam soal berupa keliling persegi panjang. Lalu yang dilakukan oleh
S6 yaitu mencari lebar persegi panjang dengan membagi luas dengan panjang.
mengalikan 17 dengan dua ditambah dua kali panjangnya. S6 pada tahap ini sudah
P : Lalu pada saat membaca soal-soal, apa yang kamu pikirkan mengenai soal
tersebut tentang bagaimana penyelesaiannya?
S6 : Untuk soal pertama seharusnya luas dibagi dengan panjang, baru didapat
lebarnya. Setelah itu, jumlahkan dua kali lebar dengan dua kali panjang,
sehingga hasil akhir yang didapat 154.
131
IS MT MM
Masalah Dalam menyambut hari raya Idul Fitri, Pak Toni dan
LT MH ST MK
ruas = p x l
Diketahui: panjang = 1020 𝑐𝑚2
keliling = 17 x 2 + 60 +
60 lebar = 60 cm
Ditanya: keliling?
RC
KL = KP komunikasikan hasil.
dari soal dan apa yang ditanyakan (short term memory). Ini terlihat pada lembar
menuliskan informasi yang didapat dari soal secara tepat (short term memory).
apa yang ditanya berdasarkan permasalahan terkait. Dari hasil jawaban, S6 sudah
menuliskan rumus dari volume tabung (long term memory), dan perhitungan ketika
memasukkan angka ke dalam rumus, S6 salah menuliskan hasil pangkat dua dari 3
namun mendapatkan hasil akhir yang benar (recall process). Ini dapat diartikan jika
pengetahuan yang ia ingat. Selain itu, pada saat wawancara S6 juga mampu
S6 : Untuk soal kedua, pertama kali kita cari rumusnya terlebih dahulu, 𝜋 kali
jari-jari kuadrat kali t, kemudian cari diketahuinya dan yang ditanya. Lalu 𝜋
gunakan yang 3.14, jari-jari kuadratnya 32 , dan t=50. Lalu dikalikan sesuai
rumus.
133
IS MT MM
nilai 𝜋 = 3,14)
ST MK
Ditanya: volume?
p x jari’ kuadrat x t
MG KL RC
KL = KP komunikasikan hasil.
sensory). Namun, S6 tidak menuliskan informasi yang diperoleh dari soal tersebut
miring, b sebagai sisi lain yang diketahui dan c sebagai sisi yang akan dicari. Dari
gambar ini sebenarnya sudah bisa dikatakan jika S6 dapat memenuhi indikator short
rumus apa yang harus digunakan (long term memory), sehingga perhitungan yang
IS MT MM
ST MK
MH LT
𝑐 2 = 𝑎2 − 𝑏 2
RC MG KL
𝑐 2 = 502 − 302
= 2500 − 900
Selesai
= 1600
KL = KP komunikasikan hasil.
Selanjutnya pada soal keempat, S6 membaca soal dengan cermat dan teliti
(input sensory). Namun S6 tidak secara jelas menuliskan apa yang diketahui dan
ditanya (short term memory). Ini terlihat dari lembar jawaban S6:
menghasilkan 14 potongan, dan jika bambu 33 ada berapa potongan. Hal ini bisa
(short term memory). S6 bisa menghubungkan ke rumus atau cara yang harus ia
lemang yang dihasilkan oleh 33 bambu (recall process). Ketika proses wawancara
permasalahan.
S6 : Soal keempat yang ditanya berapa potongan lemang jika jumlah bambu
yang ditanyakan adalah 33. Maka langkah pertama, jika 3 bambu
menghasilkan 14, kita bagi 33 dengan 3, hasilnya 11. Kemudian kita kalikan
11 dengan 14, hasilnya 154. Sehingga untuk 33 bambu menghasilkan 154
potongan lemang.
137
IS MT MM
ST MK
MG KL RC
= 11 x 14
Selesai = 154
KL = KP komunikasikan hasil.
cermat dan teliti (input sensory). S6 kemudian menuliskan hasil informasi yang
didapat setelah membaca soal (short term memory). Penyelesaian yang dikerjakan
diketahui dan ditanyakan saja dalam soal (short term memory). S6 tidak mampu
menyelesaikan soal nomor lima, sehingga dapat dikatakan jika S6 tidak berhasil
khususnya luas juring lingkaran. Hal ini sejalan dengan perkataan S6 pada saat
kelima.
S6 : Soal kelima, saya tidak ingat cara mencari luas juring lingkaran, jadi saya
hanya menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari soal.
139
IS MT MM
ST MK
LT MH MG KL
RC
Selesai
KL = KP komunikasikan hasil.
membaca soal-soal tes rata-rata lebih dari dua kali sehingga dalam proses input
sensory S6 cukup lambat dalam memahami maksud soal. Tapi hal ini dilengkapi
dengan S6 yang menuliskan informasi apa saja yang didapatkan dari soal tersebut,
141
terbukti bisa dilihat dari lembar jawaban S6 (short term mmeory). Selanjutnya S6
bisa menjelaskan salah satu contoh soal secara rinci bagaimana cara memperoleh
penyelesaian dari permasalahan pada soal tersebut. Artinya di sini S6 paham apa
yang dia lakukan ketika menyelesaikan soal. Hanya saja sesuai penjelasan S6
bahwa ia tidak bisa mengerjakan soal nomor 5 karena S6 tidak tahu apa rumusnya.
Sehingga proses recall yang dilakukan pada soal tersebut juga gagal.
hari dalam bentuk soal cerita, S6 mengatakan jika soal cerita lebih mudah untuk
yang diberikan dan semuanya telah sesuai dengan materi yang diajarkan pada
sekolah terkait, S6 juga mengatakan jika ia pernah menemukan soal semacam soal
tes pada nomor 1, nomor 3, dan nomor 4. Ini menandakan jika S6 masih mengingat
pengetahuannya.
4.3 Pembahasan
melakukan proses recall jika dilihat melalui lembar jawaban mereka. Secara umum
pada soal nomor satu, nomor tiga, dan nomor empat, hampir keenam subjek
melakukan proses recall dengan baik, namun untuk soal nomor dua dan nomor
data transkrip observasi dan wawancara serta tes, maka akan dianalisis dan
142
dengan indikator recall pengetahuan. Di bawah ini merupakan hasil tes setiap
Tabel 1. Hasil Tes Subjek Dilihat Dari Indikator Keterampilan Proses dan Recall
Pengetahuan
Keterangan:
(√) = Subjek berhasil memenuhi indikator keterampilan proses dan recall pengetahuan
(−) = Subjek tidak berhasil memenuhi indikator keterampilan proses dan recall pengetahuan
keterampilan proses dan recall pengetahuan melalui lembar jawaban setiap subjek,
dilengkapi dengan transkrip wawancara dan observasi maka akan dianalisis dan
Sensory
data, setiap subjek menerima informasi pada soal dengan memberikan perhatian
atau attention yaitu membaca soal secara cermat dan teliti. Setiap subjek
menggunakan indra penglihatan mereka untuk merekam informasi yang ada pada
soal (input sensory). Sejalan dengan pendapat Ngilawajan (2013) yang mengatakan
bahwa dengan membaca soal secara cermat dan juga teliti, ini berarti subjek telah
informasi tersebut akan lebih mudah untuk diingat atau dipahami. Ketika
telah membaca soal lebih dari satu kali. Di mana S1 secara berturut-turut membaca
soal nomor satu sampai nomor lima sebanyak tiga, dua, empat, satu, dan empat kali.
S2 secara berturut-turut sebanyak tiga, empat, tiga, dua, dan empat kali. S3
sebanyak lima, lima, tiga, satu, dan lima kali. S4 sebanyak lima, tiga, empat, dua,
144
dan tujuh kali. S5 sebanyak lima, tiga, empat, dua, dan lima kali. Sedangkan S6
ketika membaca soal ini menandakan jika setiap subjek berusaha untuk memahami
maksud dan tujuan yang diinginkan dari permasalahan dalam soal-soal tersebut. Ini
sejalan dengan pendapat yang dikatakan oleh Ismawati et al. (2015), di mana
seorang pemecah masalah yang baik haruslah bisa menggunakan berbagai macam
strategi dalam merancang penyelesaian suatu masalah, dan hal pertama yang
dilakukan yaitu dengan membaca masalah tersebut. Walaupun dirasa cukup sulit
dan membuat bingung, namun subjek tetap mampu untuk memahami meskipun
harus berulang kali membacanya atau bahkan berdiam cukup lama. Jadi,
berdasarkan keterangan ini maka dapat dikatakan jika S1, S2, S3, S4, S5, dan S6
telah dibaca oleh subjek dan informasinya masuk ke sensory register melalui
receptors yaitu alat indra (dalam hal ini indra penglihatan), informasi tersebut yang
diberikan perhatian atau attention akan dilanjutkan ke short term memory. Pendapat
Nurhayati et al. (2020) menegaskan bahwa dengan adanya perhatian maka subjek
kemudian subjek bisa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari
soal tersebut.
Jika melihat hasil lembar jawaban setiap subjek, ternyata tidak semua subjek
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal. Apabila
dikelompokkan maka S1, S2, dan S3 tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa
yang ditanya. Hasil wawancara yang didapat juga mendukung pengelompokan ini,
bahwa ketiganya mengatakan jika mereka memang jarang menuliskan apa yang
diketahui dan ditanya dari soal sehingga mereka langsung menjawab soal atau
memahami informasi dengan membaca kembali soal tersebut. Namun, jika diamati
dari bagaimana mereka menjelaskan penyelesaian soal tes, S1, S2, dan S3 bisa
penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2016) salah satu bentuk kesalahan dalam
memahami soal dapat ditinjau dari pengerjaan siswa pada saat menuliskan apa yang
diketahui dan ditanya dari soal terkait, di mana biasanya dari hal tersebut terdapat
kata-kata atau informasi penting yang kerap kali tidak dituliskan atau diabaikan
oleh siswa.
Pada dasarnya menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari soal sangat
dikatakan Polya (2008), bahwa dalam memahami suatu masalah haruslah dimulai
dengan memahami penggunaan bahasa dan juga istilah pada soal terkait sehingga
ketika telah merumuskan apa yang diketahui, selanjutnya dapat memastikan apakah
ada (Rofi’ah et al., 2019). Terlihat dari lembar jawaban, S4 secara tepat telah
menuliskan informasi pada semua soal dengan lengkap. Demikian dengan S5 yang
146
juga menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal pada setiap nomor soal.
Sedangkan untuk S6, ia menuliskan semua informasi dalam bentuk apa yang
diketahui dan ditanya, namun pada soal nomor tiga S6 dapat secara langsung
Dari pemaparan ini kemudian dapat disimpulkan jika S1, S2, dan S3 kurang
baik atau tidak secara langsung menuliskan informasi yang diketahui. Sedangkan
S4, S5, dan S6 sudah cukup baik menuliskannya. Sebab seperti yang diketahui,
bahwa short term memory atau ingatan jangka pendek adalah sistem penyimpanan
informasi yang terbatas. Dalam waktu kurang dari 30 detik pada short term memory
informasi (chunks) yang akan tersimpan dan terpelihara hanya sekitar tujuh
bongkahan saja. Informasi yang masuk ke dalam short term memory akan hilang
jika tidak digunakan atau dibutuhkan lagi (Sukoriyanto, 2018). Oleh karena itu,
hilang, jika tidak maka subjek harus mengulang kembali dalam membaca soal.
Memory
individu dalam menemukan keterkaitan antara dua hal atau lebih. Dalam hal ini
subjek menemukan hubungan berdasarkan data-data dari soal yang telah diperoleh
dengan rumus yang pernah dipelajarinya. Sejalan dengan pendapat Nurhayati et al.
(2020) bahwa informasi yang telah ada sebelumnya (dalam konteks ini informasi
yang dimaksud berupa rumus) atau konsep-konsep yang akan dibutuhkan dalam
menyelesaikan suatu permasalahan akan dipanggil dari long term memory (ingatan
147
jangka panjang). Diperkuat kembali oleh Panjaitan (2013), jika informasi yang
telah tersimpan pada memori jangka panjang akan diorganisaikan dalam bentuk
struktur pengetahuan tertentu dalam hal ini sering kita sebut dengan skema. Skema
yang didapatkan dari long term memory berdasarkan hubungan yang ditemukan
dari data-data pada soal dengan materi yang pernah dipelajari. Menurut Novita,
Kamid, dan Haryanto (2022) data-data atau informasi yang diperoleh subjek akan
tersebut akan digabungkan dengan data ataupun informasi baru atau bahkan yang
telah lama yang mereka simpan dan di-recall yang kemudian diproses di dalam
memori yang ada. Pengetahuan yang bertahan lama membutuhkan sarana yang
menguraikan. Secara umum diterima bahwa stimulus yang sangat mirip dengan
Jika stimulusnya tidak sama, maka struktur yang ada akan berubah untuk
beradaptasi, dan struktur tersebut akan meluas. Jika stimulus sangat berbeda dengan
struktur yang ada, maka akan tercipta struktur yang sama sekali baru, meskipun
148
terkait dengan struktur lain. Informasi yang dikodekan disimpan dalam memori
dan segitiga yang difokuskan pada persegi panjang, subjek harus dapat mengetahui
apa rumus dari luas persegi panjang yang digunakan untuk mencari lebar persegi
telah menuliskan rumus dari keliling persegi panjang secara baik. S3 tidak
melakukan perhitungan. Sedangkan S4, S5, dan S6 telah menuliskan rumus dengan
baik. Walaupun jawaban yang dituliskan oleh semua subjek untuk soal pertama
kesalahan dalam keterampilan proses salah satunya adalah subjek penelitian tidak
penyelesaian soal secara tepat. Dalam hal ini tentu saja ketika subjek tidak
menuliskan dengan lengkap rumus yang digunakan sebagai kunci dari penyelesaian
Soal kedua mengenai materi bangun ruang sisi lengkung (fokus pada
volume tabung), ternyata S1, S2, dan S3 tidak berhasil menemukan konsep atau
penelitian yang dilakukan oleh Arifin et al. (2017) bahwa sebenarnya konsep-
konsep yang ada dalam materi bangun ruang sisi lengkung telah diajarkan kepada
menunjukkan bahwa siswa tersebut tidak memahami konsep dengan baik yang
diakibatkan karena konsep tersebut tidak tertanam dalam ingatan siswa sehingga
bangun ruang sisi lengkung. Beralih pada kasus selanjutnya, S4 tidak menuliskan
rumus yang digunakan untuk mencari volume tabung, tapi S4 langsung melakukan
telah menuliskan lengkap rumus volume tabung, hanya saja yang menjadi sedikit
Soal ketiga mengenai materi teorema Pythagoras. S1, S2, dan S3 tidak
menuliskan rumus Pythagoras tetapi S1, S2, dan S3 mengetahui jika untuk mencari
sisi lainnya ia harus mengurangkan kuadrat sisi miring dengan kuadrat sisi yang
Pythagoras yang benar, sebab dari lembar jawaban S5 menuliskan konsep yang
istilah, prinsip, dan juga konsep disebut sebagai kesalahan konseptual. Pernyataan
ini didukung dengan salah satu indikator kesalahan konseptual adalah siswa tidak
dapat memilih rumus dengan benar (Ulfa & Kartini, 2021). Sejalan dengan
perhitungan tidak terlalu bermasalah bagi siswa, tetapi jika kesalahannya terjadi
dalam melakukan prosedur matematis, berarti kesalahan seperti ini terjadi sejak
150
lembar jawaban setiap subjek ternyata tidak ada subjek yang menuliskan
subjek berhasil menemukan hubungan antara data yang diketahui dengan cara yang
satunya siswa kurang mampu dalam mencari apa nilai satuannya, siswa juga kurang
perbandingan senilai atau berbalik nilai, selain itu siswa kurang mampu untuk
Soal kelima, materi yang diujikan adalah lingkaran yang difokuskan pada
permasalahan mencari luas juring lingkaran. Dari semua lembar jawaban terlihat
jika tidak ada satupun subjek yang dapat menemukan hubungan antara data yang
di antaranya karena siswa tersebut tidak mampu membaca soal dengan baik, tidak
mampu mengingat rumus atau konsep apa yang harus digunakan untuk
tidak mampu menggunakan konsep dengan tepat, atau bahkan tidak mampu dalam
menganalisis apakah terdapat kesalahan dari jawabannya (Tias & Wutsqa, 2015).
151
kesulitan mengerjakan soal nomor lima karena mereka tidak ingat bagaimana
sebelumnya di kelas 8 semester genap, ini diperkuat dengan jawaban S1 pada saat
Permasalahan ini juga semakin diperkuat dengan pendapat Latipah (2017) yang
mengatakan jika informasi yang ada di long term memory bisa dengan mudah
dipanggil kembali, namun juga ada yang sulit atau bahkkan tidak bisa ditemukan
Jadi, dari pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa untuk soal pertama dan
menemukan hubungan berdasarkan data yang diketahui dengan konsep atau rumus
yang ada di long term memory. Soal nomor dua hanya S4, S5, dan S6 saja yang
berhasil. Soal ketiga hanya S5 yang gagal menemukan hubungan. Sedangkan untuk
Recall Process
dikomunikasikan. Oleh sebab itu, proses recall masih berlangsung pada sistem
ingatan jangka panjang atau long term memory. Ini diperkuat dengan pendapat
152
Panjaitan (2013), bahwa penyimpanan informasi dalam long term memory agar
lebih permanen diperlukan strategi kognitif di mana yang termasuk dalam strategi
kognitif adalah recall, integrasi, organisasi, dan elaborasi. Strategi recall itu sendiri
Berdasarkan hasil jawaban setiap subjek, untuk soal pertama semua subjek
secara baik. Soal kedua hanya S4, S5, dan S6 saja yang berhasil melakukan
S2, dan S3 telah mengalami kegagalan dalam menemukan hubungan rumus yang
harus digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Soal ketiga S1, S2, S3, S4,
menyelesaikan hasil akhir dari permasalahan yang diminta dalam soal. Sedangkan
konsep atau rumus yang harus digunakan. Kasus pada S5 ini sejalan dengan
penelitian Rohmah (2020) yang menyatakan bahwa pada teorema Pythagoras yaitu
jumlah panjang kuadrat kedua sisi segitiga siku-siku sama dengan kuadrat panjang
sisi miringnya. Sehingga dapat dikatakan jika pemahaman konsep siswa yang
permasalahan.
senilai. Hal ini ternyata sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa dalam
153
satunya siswa kurang mampu dalam mencari apa nilai satuannya, siswa juga kurang
perbandingan senilai atau berbalik nilai, selain itu siswa kurang mampu untuk
Soal kelima mengenai luas juring pada materi lingkaran, tidak ada satupun
hasilnya secara benar. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar
berarti kesalahan seperti ini terjadi sejak siswa memahami suatu pengetahuan
penyelesaain yang salah juga. Hal ini juga terjadi karena pada proses menemukan
hubungan dengan rumus yang pernah dipelajari tenyata semua subjek mengalami
kegagalan. Kegagalan mengingat rumus yang dialami oleh semua subjek ini bisa
juring tidak menerapkan pembelajaran yang bermakna. Kasus ini ternyata sejalan
dengan penelitian yang mengatakan bahwa pembelajaran akan bermakna jika siswa
pembelajaran yang kontekstual (Rahmaniar, 2016). Hal ini diperkuat dengan hasil
observasi pada setiap subjek yang menunjukkan jika dalam proses pembelajaran
dengan konsentrasi dan fokus. Subjek juga tidak menanyakan materi yang diberikan
sebagai validasi pengetahuan yang didapat. Jadi dari sinilah yang akan memicu
Berdasarkan lembar penilaian yang telah ditentukan, pada tahap ini subjek
didapat, namun dari pengakuan setiap subjek ketika wawancara tidak semua subjek
Tidak memeriksa kembali hasil penyelesaian yang dilakukan merupakan salah satu
merasa yakin jika jawaban yang ditulis sudah tepat (Akbar et al., 2018).
kembali soal nomor empat dan nomor lima. Sedangkan S6 memeriksa jawaban
kecuali nomor lima karena jawaban S6 pada soal tersebut kosong. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2016) bahwa kesalahan dalam memeriksa
Dari hasil wawancara yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan ini karena
siswa tidak terbiasa dalam memeriksa kembali apa yang telah dikerjakannya
sehingga pada tahap ini siswa tidak menggunakan langkah-langkah yang sistematis
atau runtut. Ini bisa terlihat dari penyelesaian yang ditulis oleh siswa tidak disertai
dengan pembuktian.
155
BAB V
5.1 Simpulan
penelitian dapat disimpulkan bahwa dari enam subjek yang terpilih melalui
memanggil ulang pengetahuannya cukup beragam. Hal ini bisa terjadi karena faktor
internal dalam diri subjek atau faktor eksternal selama proses pembelajaran materi-
Materi pada soal pertama yaitu segiempat dan segitiga dengan fokus
proses recall pengetahuan. Soal kedua mengenai bangun ruang sisi lengkung hanya
S4, S5, dan S6 saja yang berhasil melakukan proses recall, untuk S1, S2, dan S3
diperoleh dari soal sehingga tidak dilanjutkan ke short term memory hingga proses
recall itu sendiri. Soal ketiga yaitu teorema Pythagoras ternyata hanya S5 saja yang
pengetahuannya. S1, S2, S3, S4, S5, dan S6 tidak berhasil menemukan hubungan
antara informasi yang terdapat di dalam soal dengan konsep yang pernah mereka
pelajari dan tersimpan di long term memory mereka. Hal ini bisa terjadi salah
secara kontekstual dan bermakna sehingga materi yang diajarkan guru tidak
melekat dalam memori jangka panjang dan memicu subjek menjadi lebih mudah
untuk lupa.
5.2 Implikasi
Implikasi yang dapat dibuat dari hasil penelitian ini yaitu membangun
proses pembelajaran yang bermakna dengan melibatkan siswa untuk aktif selama
menyebabkan konsep, istilah, ataupun prinsip menjadi lebih melekat dan tidak
mudah untuk dilupakan ketika suatu saat informasi tersebut dibutuhkan sehingga
siswa bisa memanggil kembali pengetahuannya dari gudang informasi yang ada di
penting sebab hal ini bisa membantu siswa lebih mudah mencapai tujuan
pembelajaran. Siswa yang biasa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanya seharusnya tidak akan membaca soal secara berulang karena informasi
penting yang dibutuhkan telah tercatat sehingga siswa tidak membutuhkan waktu
5.3 Saran
saran dari peneliti yang dapat menjadi bahan pertimbangan terhadap kasus serupa,
pebelitian ini sebagai bahan refleksi atau masukan untuk lebih memperhatikan
apabila melihat hasil penelitian ini ternyata cukup menunjukkan jika tidak semua
siswa bisa menanamkan konsep dalam long term memory mereka dengan baik
dan tepat.
2. Kepada siswa diharapkan bisa turut aktif selama pembelajaran di sekolah. Hal
teman sebangku jika malu bertanya kepada guru, ataupun rajin mengerjakan soal
mengenai materi yang diajarkan pada saat itu dalam bentuk atau kasus yang
beragam, sehingga keterampilan yang dimiliki bisa lebih terasah. Sebab pada
dilakukan.
158
3. Kepada peneliti lain, diharapkan penelitian ini bisa membantu atau menjadi
refesensi untuk melakukan penelitian yang serupa sehingga peneliti lain bisa
penelitian ini.