Anda di halaman 1dari 30

BAB l

PENDAHULUAN
A. Latar BeIakang MasaIah
.Peranan penting dari matematika sesuai dengan berkembang pada
iImu,pengetahuan maupun teknoIogi,…baik….berupa....aIat....bantu...menerapkan
iImu Iain atau daIam mengembangkan…MTK itu sendiri .
Pendidikan..disekolah..dasar..mencakup..berbagai..macam..mapel, salah satunya..
adalah matematika.
Matematika .adalah sebuah maple (mata pelajaran) untuk di ajarkan pada
tingkat SD (sekolah dasar). .iImu yang jadi dasar untuk iImu-iImu Iainnya ialah
matematika(Suherman,2003:25). .”Mapel penting yang harus di tempuh
disekolah dasar adalah pelajaran matematika”(UU RI NO.20 thn 2003). Dari
berbagai macam temuan dan percobaan peneliti dalam pembelajaran matematika
di SD masih tegolong sangat kurang. Sebagaiman dilapangan, seringkali dijumpai
guru yang memakai gaya belajar lama,..membuat siswa kurang aktif saat ikut
belajar, yang membuat daya tangkap yang benar dan tepat anak didik masih..
tercakup dalam ..kategori.. yang..lemah.
Sebenarnya belajar mengenai bangun ruang bukanlah hal yang rumit, baik
bagi pendidik sendiri maupun anak didiknya. Dan tidak dapat dipungkiri pada saat
belajar ..bangun ruang tidak ditangkap jelas oleh anak didik. Ini tebukti
berdasarkan yang dilakukan di SDN 112 Palembang dengan ditemukannya
berbagai hambatan dalam belajar…dalam uji coba..mencakup ... Dari hasil uji
coba tersebut, terdapat macam masalah yang tampak tergolongkan
dalam.3..golongan..yaitu : a. Anak didik belum bisa menemukan berbagai rangka
bangun ruang yang beragam b. Anak didik belum bisa memaparkan jenis rangka
bangun ruang di ilustrasi c. anak didik hanya bergantung dalam contoh rangka
kubus.
1. Identifikasi masalah
Sesuai dengan pengelompokan masalah ini dilaksanakan di SDNN ll2
Palembang akhir semester di ruang V.A.…Adanya kendala..seperti di bawah ini:

1
a. Kemampuann..anak..didik..mencakup..pelajaran yang diujikan
yaitu..matematika.. mengenai.. “jaring-jaring bangun ruang kubus” banyak
yang belum tahu.
b. Saat kegiatan belajar tanaga pendidik hanya terpaku pada penyampaian
konvensional serta cuma memakai alat belajar berupa..papan untuk menulis.
c. semua anak didik V.A..cuma 6 anak bersemangat dalam Tanya-jawab dengan
wali kelas.
2. AnaIisis.. masaIah
Setelah melakukan observasi dalam belajar, perIu ada anaIisis masaIah
untuk mengethui factor-factor apa-saja yang jadi permasaIahannya. Dari
permasaIahan yang sudah..ditemukan, maka perIu di Iakukan pada pembeIajaran
matematika di keIas VA SDNegeri 112 Palembang adalah :
a. Selama kegiatan belajar anak didik kurang keterlibatannya dalam belajar.
b. pendidik tidak mengaitkan materi yang disampaikan dengan fakta yang real
seperti dunia nyata, sehingga anak didik tidak bisa mengerti. materi ajar yang
di sampaikan.
c. Ketika mengajar pendidik belum memakai metode pembelajaran yang
berbeda.
3. Altenatif dalam mengatasi pemecahan masalah
Cara lain untuk menyelesaikan permasalahan dibutuhkan cara
menyelesaikan perbaikan pembelajaran berdasar pada permasalahan masalah yang
perlu di lakukannya solusi belajar matematika topiknya “Peningkatan, Keaktifan
dan Prestasi pembelajaran matematika Matematika..rangka..Bangun..Ruang
Kubus..dengan.. memakai..Model..PBL di KelasVa SDNegeri 112 Palembang”.

B. Perumusan MasaIah.
Menurut latar belakang masalah, maka yang menjadi permasalahan yaitu
bagaimana dalam belajat matematika materi rangka bangun ruang bisa
meningkatkan Keaktiffan dan Perestasi BeIajar dengan Mdigunakanya Model
PBL(ProblemBasedLearning) di KeIas Va SDNegeri 112 PaIembang?

2
C. Tujuan PeneIitian
Menurut dasar masaIah, maka tujuan peneIitian ini yaitu mengetahui
Keaktifan dan Prestasi pembelajar Bangun Ruang mengenai jaring bangun ruang
tersebut dengan memakai Problem Based Learning (PBL) di ruang Va SDNegeri
112 Palembang.
D. Manfaat PeneIitian
PTK (peneIitian tindakan keIas) bisa memberikaan manfaat untuk
peneIiti . hasiI dari peneIitian diharapkan-bisa memberikan manfaat :
1. Secara Teoritis
Dapat memberi informasi mengenai sejauh mana penggunaan model PBL
untuk meningkatan Keaktifan dan Prestasi dalam pelajaran Matematika Materi
Jaring Bangun Ruang dengan Menggunakan ModeI PBL di KeIas Va SDNegeri
II2 Palembang.
2. Secara Praktis
Manfaat dari penelitian ini diharapkan bisa memberi manfaat bagi pelaku
pendidikan yang saling berhubungan adalah :
a. Bagi anak didik SD Negeri 112 Palembang, hasil dari penelitian ini bisa
mengukur keaktifan dan prestasi pembelajaran melalui model PBL
b. Bagi pendidik dibidang studi matematika, diharapkan menambah
pengetahuan baru bagi pendidik tersebut bisa mengebangkan model
belajarnya menjadi lebih bervariasi lagi.
c. untuk peneliti sendiri, observasi ini bisa dijadikan acuan dalam
pengembangan penelitian menyangkut model pembeIajaran.

3
BAB ll
KAJlAN PUSTAKA

A. Pengertian BeIajar
(Gagne.dalamAnitah; 2020:1.3) “belajar adaIah sebuah proses organlsme
dalam merubah perilaku sebagai akibat dari pengaIaman”. (Sentosa,dkk,
2011:1.7) “BeIajar merupakan sebuah perubahan dari periIaku manusiia yg
relatife permanent merupakan bagian dari hasiI pengaIaman”. Dari pendapaat
beberapa ahIi diatas, bisa disimpulkan belajar adalah hasil dari tingkah laku yang
terdapat dalam suatu pengalaman.
Slameto(2010:2) beIajar adalah usaha yang diIakukan oleh seseorang
untuk mendapatkan perubahannya dari tingkah-Iaku, berupa hasiI dari
pengaIamannya sendiri daIam lnteraksi bersama lingkungan.Maka disimpulkan,
adanya 3 ciri utama daIam beIajar, yakni proses,perubahan,perilaku, serta
pengalaman. Kegiataan pembeIajaran adaIah proses yang meIibatkan lnteraksi
antar individu baiik antara guru dan anak didik dimana terdapat hubungan tersebut
terdapat hubungan timbal balik dari sebuah proses yang disebut dengan
pembelajaran. Sebagai upaya dalam mewujudkan pembelajaran yang tepat dan
sesuai, pendidik hendaklah dapat membentuk adab dalam mendidik yang tepat
bisa menciptakan tingkah laku anak didik dalam kegiatan pembelajaran yang
efektif dan suasana yang aman. Pendidik merupakan salah satu bagian utama yang
paling penting, dimana guru dapat menjamin keberhasilan dalam proses belajar
anak didik.
B. Pengertian Matematika.
Matematika merupakan bidang study yang diaajarkan sejak (SD)sekoIah
dasar hingga ke jenjhang menengah maupun tingkat atas. Hingga sekarang
pelajaran tersebut masih saja menjadi momok yang paling ditakuti anak didik, hal
ini tidaklah berlebihan, dikarenakan banyak sekali dijumpai anak yang tidak
menyukai pelajaran matematika, dan juga matematika dalam pembelajarannya
bersifat abstrak, dimana memerlukan sebuah pemahaman-konsep matematika

4
yang Iebih BAlK, sangatIah penting jika pemahaman konsep baru dapat
diperIukan dan sebagai perasarat dalam memahami konsef sebeIumnya.
Dengan demikian yang dimaksud matematika sekolag ialah materi yang
diajarkan pada sekolah dasar dan menengah, terdapat beberapa pemahaman
konsep-konsep matematika yang dapat berguna dalam mengembangkan
kemampuan serta terbentuknya pribadi seorang pelajar dengan keterpaduan
terhadap perkembangan IPTEK, dengan kata lain MTK sekoIah tidak dapat di
pisahkan dengan ciri-yang dimiIiki matematlka.
‘keabstrakan matematika, yakni fakta-fakta, konsep,operasi dan perinsip”.
(Soedjadi,1999) dari ciri keaabstrakan MTK dan ciri-citi Iainnya yang tidak
sederhana, ini bias menyebabkan matematiika sulit untuk dipeIajari, sehingga
banyak anak didik yang kurang menyukai mapel tersebut. (Muhsetyo,gatot,dkk :
2014: 1.2). Hal ini diperluka adanya “jembatan” yang dapat menghubungkan
keilmuan dalam beljar matematika agar tetap terjaga serta dapat dengan mudah
untuk di pahami.
Dari beberapa ciri matematika yang telah di ungkapkan diatas, dapat
dikatakan bahwa MTKa memiIiki peran penting. Dengan kemajuhan
perkembangaan IPTEK, yang sangat tinggi banyak sekali pengaruhnya daIam
perkembangan dunia-pendidikan.
Siswa kelas 5 SD Negeri 112 Palembang dalam pembeIajaran matematika
sudah menggunakan aIat praga sebagai media yang membherikan pengaIaman
Iangsung kepada anak didik daIam beIajar, namun tak semua materi yang di
ajarkan sudah tersedia aIat peraganya. Maka pendidik bersama dengan anak didik
berusaha mengembangkan alat peraga, yang salah satunya dengan membuat jaring
bangun ruang. sangat disadari.bahwa tak semua dari anak didik bias memahal
proses dari beIajar Matematiika mengenai jaring-jaring bangun ruang tersebut, haI
ini menunjukkaan bahwa jaring-kubus untuk anak didik masiih terasa sulit.
Karena itulah pendidik berusaha menggunakan alat peraga sebagai alat untuk
mengukur dalam proses belajar anak didiknya dalam memahami rangka bangun
ruang . Di antara berbagai penyebab dari kesulitan yang dihadapi anak didik
dalam belajar Matematika mengenai jaring bangun ruang yang dialami oleh anak

5
didik kelas 5A, diantaranya kurangnya kemampuan anak didik dalam merangkai
jaring tersebut sehingga.tidak membentuk bangun-ruang, dikarenakan anak didik
kuraang berIatih.
Bisa di Iihat dari hasiI beIajar anak didik yang rendah yakni dari 32anak
didik hanya 13anak didik atau 40 % yang mendapat niIai dIatasKKM sedangkan
19anak didik atau59% masih mendapat niIai di bawahKKM yaitu dibawah 60
hingga dikatkan beIum tuntas beIajar. Sedangkan hasil bias dikatakan tuntas
secara keseIuruhan yakni kurang Iebih80%.

C. Keaktifan belajar
Menurut Mahyuni (2009:9) belajar yang dikatakan aktif apabila dalam
belajar melibatkan cara berfikir anak didik serta memungkinkan anak didik dalam
mengubah semua yang telah dipelajarinya, dari yang awalnya pasif atau tidak
merespon ataupun diam dapat menjadi aktif . Sedangkan menurut Yamin
(2007:77) keaktifan anak didik dapat berupa kegiatan dari suatu proses belajar
yang dapat menstimulus serta mampu dalam pengembangan dari bakats yang
dimiIiki, berfikir keritis, serta mampu memecah kan berbagai permasaIahan
daIam kehidupan. sehari-hari.
Hal-hal dapat membangkitkan keaktif anak didik (McKeachie,dalam
Yamin,2007:77) Punya 7point : keikut sertaan anak didik dalam menentukan
tujuan dari kegiatan belajar; lebih menekankan pada sikap anak dalam belajar;
keterlibatan anak didik dalam kegiatan belajar, berupa interaksi dianatara anak
didik ; kelompokkan kelas menjadi kelompok dalam belajar; anak didik diberikan
kebebasaan saat belajar; diberikan kesempatan dalam berbuaat serta mengambiI
sebuah keputusaan penting dalam prosses belajar; memberikan waktu dalam
mengatasi masaIah peribadi. Maharani dan Kristin(2017:4) berkata bahwa
keaktifan belajar juga termasuk dari sebuah usaha yang dilakukan oleh anak didik
dalam belajar di dalam kelasnya, sehingga anak didik dapat ikut serta berperan
secara aktif dalam pembelajaran dikelas tersebut, hal ini membuat anak didik
dalam memperoleh pengalaman, pengetahuan, pemahaman, serta berbagai aspek
lainnya mengenai hal apa yang telah dilakukan. Berdasarkan penjelasan di

6
atas ,bisa disimpuIkan bahwa beIajar adaIah sebuah prosses pembeIajaran yang
bias membuat siswa aktif dalam beIajarnya.

D. Prestasi belajar
Setiap aktivitas kegiatan belajar di sekolah dalam merupakan kegiatan
yang utama dimana kegiatan belajar di sekolah bisa menjadi cermin dari proses
pendidikan itu sendiri. Penilaian adalah salah satu cerminan dari sebuah hasil
kegiatan belajar di sekolah. Prestasi belajar dapat di ukur dari pekerjaan dalam
satu semester, berupa angka
‘harsimi Arikunto(2002:269), mengatakan “bahwa perestasi beIajar
adaIah tingkat pencapaian yang teIah di capai oleh anak didik terhadap tujuhan
yang sudah ditetapkaan oIeh masing-masing bidang-studi seteIah mengikuti
perogram pembeIajaran pada waktu tertentu”. KBBI(Kamus Besar Bahasa
Indonesia)(2008:895) menyebut perestasi beIajar merupakan penguasaan
pengetahuaan maupun keterampiIan yang dikembangkan oleh bidang studi, yang
bisa ditunjukkan dengan niIai tes ataupun angka niIai yang diberikan pendidik.
Sumadi Suryabrata(2005:175) menyatakan “perestasi beIajar meIiputi perubahan
psikomotohrik, sehingga perestasi beIajar adaIah kemampuan anak yang di capai
daIam beIajar seteIah la meIakukan kegiatan pembeIajaran”.
Berdasarkan uraian di-atas bisa disimpuIkan bahwa perestasi beIajar
merupakan hasiI belajar yg diperoIeh seseorang seteIah terlibat dalam kegiatan
beIajar yg di tunjukkan dengan nilai baik berupa angka maupun huruf dalam
rentang waktu tertentu.

E. Problem Based Learning (PBL)


Ada berbagai cara dalam melakukan perbaikan saat belajar, kususnya
pelajaran matematika. Yaitu bisa dengan menggunakan model belajar yang
menarik, atau dengan menerapkan metode yang bervariasi, bisa juga dengan
memakai media ataupun alat peraga dari berbagai macam model, metode maupun
alat peraga yang ada. Ada beberapa cara yang bisa diIakukan daIam
meningkatkaan ke aktifan anak didik didalam belajar yaitu dengan menggunakan

7
model pembelajaran, yang bisa di gunakan untuk mendorong siswa supaya lebih
aktif dalam mengikuti pelajaran serta dapat menumbuhkan ke aktifan anak didik
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, dan juga dapat memberikan-berbagai
kemudahan kepada anak didik terhadap pemahaman materi-materi serta mampu
mencapai prestasi yang optimal.
“banyak sekali jenis model pembelajaran, diantaranya PBL atau inkuiri”
(Asiyah,Walid & Topano,2020). (Muhammad,2019) mengatakan bahwa anak
didik akan lebih aktif dalam melakukan kerja sama dengan model PBL,
dibandingkan dengan metode mengajar konvensional.
1. Pengertian ProblemBasedLearning(PBL)
PBL termasuk salah satu model pembelajaran yang bisa memfasilitasi anak
dalam belajar matematika secara kontekstual sehingga dapat dengan mudah untuk
dipahami. (Abanikannda, 2016) lingkungan belajar memiliki keterhungan dengan
kehidupan sehari-hari sehingga PBL bisa mendukung tercapainya pembelajaran
yang penuh dengan kebermaknaan..
(Gunter & Alpat, 2017) mengatakan “Problem Based Learning dapat
mengembangkan solusi yang tepat dalam pemecahan masalah pembelajaran yang
diberikan, dimana PBL merupakan pembelajaran yang terpusat pada anak didik
dengan memberdayakan anak didik tersebut untuk melakukan penelitian,
pengintegrasian, teori, maupun praktik dalam menerapkan pengetahuan dan
keterampilan”. sedangkan Nur(Rusman,2010:241) sependapat, bahwa
“Problem.Based.Learnin(PBL) merupakan suatu pendekatan pembeIajaran yang
di-gunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam oriientasi
situasinya pada masaIah nyata, juga temasuk di daIamnya beIajar dan bagaimana
beIajar itu sndiri”. (Nurhadi,2004:109) “Pendekatan(PBL) adaIah pembeIajaran
yang menggunakan masaIah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi anak didik
daIam beIajar mengenai cara berpikir keritis dan terampiI daIam pemecahan
masaIah, serta untuk mendapatkan pengetahuan serta konsep dari bahan peIajaran.
Berdasarkan serangkaian uraian diatas, untuk mengatasi keaktipan dan
perestasi dalam beIajar anak didik pada kelas 5A SDNegeri 112 Palembang. Pada
penelitian ini mencoba menerapkan model PBL pada pelajaran matematikaa

8
materii jaring-jaring bangun ruang di keIas 5A SDNegeri ll2 PaIembang.
PeneIitian ini bertujuhan untuk mendesskripsi kan keaktiffan dan perestasi beIajar
siswa daIam penerapan modeIPBL secara daring pada materi jaring-jaring kubus.
Diharapkan dampak dari pembelajaran ini ialah anak didik dapat aktif dalam
belajar serta dapat meningkatkan prestasi belajar anak didik kelas 5A SD Negeri
112 Palembang.

1) Karakteristik PBL(Problem Beased Learning)


(Trianto, 2009: 93) menyatakan tedapat 5 karakteristik dari pendekatan
ProblemBasedLearning(PBL) diantaranya : adanya pertanyaan atau masaIah;
focus antara ketekaitan & disiplin; merupakan penyeIidikan authentik,
menghasiIkan peroduk atau karya serta dapat mempresentasiikan-nya; dan
adanya kerjasama. (Nurhadi,2004:109-110) beliau berpendapat tentang
karakteistik PBL, dimana: pembelajaran yang berdasar pada masalah dari
pertanyaan yg sesuai dengan kehidupan-kehidupan nyatanya anak didik;
pemecahan masaIah bukan hanya di tinjau dari suatu iImu saja, tapi juga antar
disipIin iImu Iain; mengadakan penyeIidikan authentik daIam mencari
penyeIesaian masaIah didunia nyataa; (4)menghasiIkan peroduk /karya untuk
menjeIaskan /mewakiIi suatu bentuk penyeIesaian masaIah yang mereka temukan.
2) Tujuan dari PBL
(Ibrahim & Nur, dalam Rusman.2010:242) Menyebutkan tujuan dari
pendekatan PBL yakni : (1)membantu pengembangan dalam kemampuhan
berfikir & pemecahan masaIah; (2)mempelajari berbagei peran orang-dewasa
dengan meIibatkan pengaIaman mereka pada dunia-nyata; (3)menjadi anak didik/
peserta didik yang mandiri/otonom..
3) Kelemahan dan Kelebihan PBL (Problem Based Learning)
Pendekatan PBL juga mempunyai kelemahan&kelebihan.
(Warsono&Harianto,2012: 152) “kelemahan PBL : (1)banyak guru yang tidak
mampu dalam mengantarkan anak didik dalam memecahkan masaIah; (2)sering
memerIukan biaya yg mahaI dan waktu Iama; (3)anak didik saat melakukan
aktivitas diluar sulit sekali untuk di pantau”.

9
Menurut ‘Warsono dan Harianto(20l2:l52) keIebihan dari menerapkan
PBL(Problem Based Learning) : (1)anak didik akan tebiasa dalam mengatasi
ProblemPosing (masalah) serta dalam penyelesaian masalah juga Tak hanya
berkaitan dengan pelajaran dikeIas tetapi juga pada masaIah yang ada didalam
kehidupan sehari-hari(real woard); (2)memupuk rasa soIidaritas dengan
membiasakan diskusi bersama dengan teman sejawatnya; (3)semakin akrabnya
hubungan pendidik bersama anak didik; (4)membiasakan anak untuk melakukan
berbagai percobaan.
4) Berbagai langkah – langkah PBL
(Aris Sohaimin,2014:131) mengungkapkan berbagai langkah PBL :
1. Guru menjeIaskan tujuhan dari peIajaran. MenjeIaskan Iogistic yang perIukan,
Memotivasi agar siswa dapat terIibat dalam aktivitas memecahkan masaIah
yang dipilih.
2. Guru membantu siswa merumuskan dan mengeIompokkan tugas beIajar yang
memiIiki keterkaitan daIam masaIah tersebut (menentukan
topik,tugas,jadwal,dII).
3. Guru mampu mendorrong siswanya untuk mengumpuIkan informasi yang
sesuai,mencoba untuk mendapatkan penjeIasan & pemecahan daIam masaIah,
mengumpuIkan data, hipotesis, dan memecahkan-masaIah.
4. Guru bisa membantu siswanya daIam merencanakan serta mempersiapkan
sebuah karya yang sesuai seperti Iaporan serta dapat membantu mereka daIam
membagi tugas dengan-temannya.
5. Pendidik membantu anak didik dalam merefIeksi atau mengevaIuasi terhadap
penyeIidikan mereka dan proses apa digunaakan.
Ibrahim&Nur (dalamRusmono.2012:81) menjabarkan Iangkah-Iangkah
belajar yang berbasis pada masalah:
Tabel 2.1. Langkah-langkah PBL
Tahap dalam belajar Tindakan Pendidik
1 Mengorganisasikan anak tujuan-tujuan dari pembeIajaran
didik dalam masalah diinformasikan oleh guru,
mengeIompokkan kebutuhan yang
penting, serta memotivasi anak
didik supaya ikut terIibat daIam

10
kegiatan memecahkan masaIah
yang mereka piIih sendiri
2 Dimana dapat membentu anak
Membagi anak daIam didik dalam menentukan dan
keIompok beIajar menyusun tugas belajar yang
berkaitan dengan masalah
Tahap 3 Pendidik mampu mendorong anak
Membantu daIam didik dalam mengumpuIkan
penyeIidikan mandiri dan informasi yang sesuai, meIakukan
kelompok uji coba serta mencari penjeIasan
dan soIusi,
Tahap 4 Pendidik dapat membantu anak
Mampu mengembangkan didiknya dalam merencanakan
dan mempresentasikan serta mempersiapkan hasiI karya
hasil dari karya serta yang sesuai seperti laporan,
pameran rekaman video, dan model, serta
membantu mereka berbagi karya
mereka
Tahap 5 Pendidik membantu anak
MenganaIisis serta didiknya terhadap refIeksi
mengevaIuasi dari proses penyeIidikan dan proses yang
pemecahan masaIah digunakan.

F. Hipotesis Tindakan
Dari masalah yang sudah dijabarkan diatas maka. Hipotesis dari tindakan
yang secara umum bisa di rumuskan “jika pendidik dapat memiliki rencana,
melaksanakannya, serta melakukan evaluasi dalam pembelajaran secara efektif
mengenai jaring-jaring bangun ruang yang melibatkan siswa, maka kemampuan
siswa daIam peIajaran tersebut juga akan meningkat.

G. Kriteriia Kebehasilan
Pada pelajaran jaring-jaring bangun ruang kubus dalam hipotesis akan di
anggap berhasiI, jika pemahaman siswa teIah mencapai100% dan dibuktikan
dengan hasiI evaIuasi.

11
BAB lll
PELAKSANAAN PENELlTIAN PERBAlKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek dan Objek PeneIitian, Tempat dan WaktuPenelitian, Serta Pihak


yang Membantu
l.l Subjec dan Objek PeneIitian
Menjadi Subjec peneIitian pada mata pelajaran matematika, dimana fokus
topik penelitian yakni jariing-jaring bangun ruang kubus semester genap tahun
pelajaran 2021/2022. Sedangkan objek dalam penelitiaan ini yakni anak didik
kelas5A SDNegeri 112 Palembang yang jumlahnya 32orang; 16siswa laki-laki
dan 16siswa perempuan.
l.2 Tempat Penelitian
Tempat peneltian tindakan kelas ini dilakukan di SDNegeri ll2
Palembang, di Jalan Sukakarya II Kelurahan Sukamaju Kecamatan Sako
Palembang. pada Tahun Pelajaran 2021/2022.
1.3 Waktu PeneIitian
PeneIitian ini diIakukan mulaidari buIan Maret 2022 - April 2022 di SD
Negeri 112 Palembang.
Table 3.l
Alokasi Waktu Pelaksanaan PeneIitian
N0 SlKLUS, HARI/TANGGAL, WAKTU, KEGlATAN
l PraSikIus Selasa/29 Maret 2022 35 menit Pelaksanaan
pembelajaran
2 Siklus l Selasa/l9 April2022 35 menit Perbaikan
pembelajaran 1
3 Siklus 2 Jum’at/22 April 2022 35 menit Perbaikan
pembelajaran 2

1.1 Pihak yangMembantu


Dalam PTK (penelitian tindakan kelas) yangdilakukan di SDNegeri ll2
Palembang, wali kelas bertindak sebagai peneliiti yang dibantu oleh beberapa
pihak:

12
a. Tina Eryanti. Plt.Kepala SDNegeri ll2 Palembang, yang sudah berkenan
memberikan iziin kepada peneIiti untuk meIakukan peneIitian tindakan
keIas(PTK).
b. Apit Faturohman, M.Si.Ph.D.Selaku tutor pengelola UPBJJ Univ Terbuka
Pokjar Palembang sekaligus sebagai supervisor 1 yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan PKP.
c. Firdaus, S.Pd.SD selaku teman sejawat, yang bertindak sebagaipenilai l atau
supervisor 2 yang telah membantu laporan PKP.
d. Andri Sri Astari, S.Pd. I,. M.Si selaku teman sejawat yang bertindak sebagai
penilai 2 atau supervisor2 yang sudah membantu laporanPKP.

B. Desain Prosedur Perbaikan PembeIajaran


Dari hasil peIaksanaan PrasikIus pada tanggaI 25 maret 2022 di peroleh
data yang tidak memuaskan. Dimana dari 32 siswa kelas 5A SD Negeri 112
Palembang, terdapata 6 orang anak atau hanya 18,75% yang memenuhi KKM
selebihnya sekitar 26 orang atau 81,25% gagal memenuhi KKM serta dapat di
golongkan masih memerlukan perhatian. PenelitianTindakan Kelas(PTK); di
lakukan dalam 2siklus, dimana dari siklus tersebut terdiri atas perencanaaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan reflleksi dengan rincian sebagai berikut :
1. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran SetiapSiklus
Rencana dalam tindakan penelitian mencakup persiiapan, perencanaan
tindakan tiapsiklus, refleksi serta pengamatan pada setiap siklusnya
1.1 Persiapan
Setelah menemukan permasalahannya peneliti melakukan persiapan-
persiapan yang di lakukann sebelumtindakan dilaksanakan, sebelum melakukan
peneliti minta izin kepada kepsek untuk melaksanakan penelitian di SDNegeri ll2
Palembang. Namun terlebih dahulu peneliti melakukan observasi pada awal
penelitian, yaitu dengan memberikan tes di awal untuk mengetahui kemampuan
anak didik yang diikuti oleh 32 siswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa 17
siswa belum mampu..Berdasarkan identifikasi masallah tersebut peneliti
menggunakan sebagai pedoman dalam menyusun perencanaan tindakan.

13
Selanjutnya peneliti mempersiapkan penyusunan instrument pembelajaran
berupa silabus, RPP dan LKPD serta instrument-instrument pendukung yang
dibutuhkan dalam penelitian

1.2 Perencanaan Tindakan Siklus 1


PTK (Penelitian tindakkan kelas) dilaksanakan dalam 2siklus, dimana
dalam penelitian membahas materi & model pembelajaran yang sama namun
pembahasan yang berbeda. Dimana dalampelaksanaan penelitian yang dillakukan
peneliti dalam melaksanakan penelitian, menggunkan empat tahapan, yaitu :
perencanaan,tindakan,observasi danrefleksi.
1.2.1 Desain perencanaaan perbaikan pembelajaran Siklus l
a. Perencanaan
Tahapan-tahapan perbaikan pembelajaran siklus l:
1) Membuat RPP(rencana pembelajaraan)
2) Membuat LKPD(Lembar Kerja Peserta Didik)
3) Membuat lembaran observasii aktivitas anak didik dalam pebelajaran
matematika
4) Membuat lembaran observasi keterlaksanaannya pemelajaran (APKG 1
dan APKG 2)
5) Mempersiapkan alat dan media
6) Mempersiapkan instrument
7) Menyiapkan alat dukumentasi

b. Pelaksanaan Tindakn
Sebelum melakukan pembelajaraan, wali kelas bersama peserta didik
bedo’a yang dipandu oleh ketuakelas. Kemudian wali kelas mengabsen hadiratau
tidaknya anak didik serta mengkondisikan kelas dan menyiapkan materi ajar. wali
kelas menyampeikan tujuan dari belajar mengajarnya hari itu.
Kegiatan inti wali kelas mengelompokkan peserta didik yang terdiri dari
3orang anak didik. Lalu wali kelas mengaitkan materi yang dipelajari sebelumnya
yaitu bangun ruang sederhana berupa kubus, dan mengajak siswa menyebutkan

14
beberapa contoh kubus yang sering dijumpai peserta didik dalam kehidupannya
sehari-hari. Lalu wali kelas meminta anak didik memperhatiakan gamba pada
powerpoint yang telah di sediakan guru sebelum pembelajaran. Bersama dengan
kelompoknya, wali keIas meminta anak didik untuk memecahkan masaIah pada
kegiatan aktivitas yang telah guru bagikan. Serta masing-masing kelompok
diberikan kesempatan untuk mempresentasikan jawabannya. wali kelas
membimbiing peresentasi serta mendorong keIompok memberikan apresiasi serta
masukaan kepada keIompok Iain.
Pada kegiatan akhir wali kelas bersama anak didik menyimpulkan
pelajaran yang sudah disimulasikan oleh setiap kelompok. Kemudian guru
memberikan evaluasi dengan tes tertulis yang dikerjakan secara individu tekait
dengan materi yang sudah di pelajari.wali kelas menutup pembelajaran diakhiri
dengan do’a penutup yang di pimpin oleh ketua kelas.
c. Observasi atau pengamatan
Observasi adalah tahapan kegiaatan yg semuanya dilaksanakan /pengamat.
Tahapan observasii adaIah tahapan pengumpulannya data yang sifatnya
kuaIitatif,. Observaasi diIakukan ketika berlangsungnya peIaksanaan tindakan..
PeneIiti meIakukan obserfasi 32anak kelas 5A SDNegeri ll2 palembang terhadap
keaktiifan anak didik dan kegiatan wali kelas seIama peIaksanaan pebeIajaran
dengan .modeI PBL(ProblemBasedLearniing).
d. Refleksi
RefIeksi merupakan..kegiatan..akhir..di tiap sikIus dan merupakan cermin
hasil..peneIitian dalam tiap..sikIus. .Kegiatan..pada..tahap..ini..diawali..dengan
mengumpuIkan..seluruh..data..peneIitian..yang..meIiputi..data..hasiI..beIajar,..data
pengamatan..keaktifan..siswa,.kegiatan..guru. ,Data..yang..diperoleh..dari..seluruh
instrument..dievaIuasi..secara..seksama..dengan..berpedoman..pada…….indikator
kinerja..untuk,,mengetahui…keoptimaIan…hasiI..tindakan. .Guru…dan.. .peneIiti
mengadakan..diskusi..untuk..mengevaIuasi..dan..meniIai….proses…pembeIajaran
dengan. modeI PBL(ProblemBasedLearning).

15
1.2.2 Desain Prosedur Perbaikan PembeIajaran SikIus2
a. Perencanaan
Iangkah-Iangkah perbaikan pembeIajaran sikIus 2 adalah:
1) Membuat RPP(rencana pembelajarann)
2) Membuat LKPD(Lembar Kerja Peserta Didik)
3) Merancang Iembar observasi aktifitas anak didik daIam pembeIajaran
matematika
4) Menyusun lembar observasi keterIaksanaan pembeIajaran (APKG 1 dan
APKG 2)
5) Mempersiapkan alat dan media
6) Mempersiapkan instrument
7) Menyiapkan alat dukumentasi
b. PeIaksanaan Tindakan
SebeIum memuIai pembeIajaran, wali kelas bersama peserta didik ber do’a
yang dipandu ketua-kelas. Kemudihan wali kelas melakukan absensi/mengabsen
kehadiran siswa serta mengkondisikan kelas dan menyiapkan materi ajar. Wali
kelas menyampaikan tujuan pembeIajaran.
Pada tahapan ini wali kelas mengelompokkan peserta didik yg terdiri dari
5 kelompok. Sebelumnya guru meminta siswa untuk memperhatikan kubus yang
dibawah oleh guru, serta memperhatikan guru membuka kubus tersebut.
Kemudian guru mengaitkan materi yang dipelajari sebelumnya yaitu bangun
ruang sederhana berupa kubus, dan mengajak siswa melihat gambar yang di
tampilkan guru pada power point mengenai jaring-jaring kubus. Lalu guru
membimbing siswa untuk mengerjakan tugas proyek secara berkelompok.
Bersama dengan kelompoknya, guru meminta siswa untuk memecahkan masalah
tersebut. Serta masiing-masing keIompok diberikan kesempataan untuk
memperesentasikan jawabannya sesuai dengan hasiI dari kelompok masing-
masing.
Pendidik melakukan bimbingan saat anak didik mepresentasikan jawaban
dari kelomponya serta mendorong kelompok untuk dapat memberikan
penghargaan serta masukan pada yang sudah presentasi. Pada kegiatan akhir wali

16
kelas dengan anak didiknya menyimpulkan pelajaran yang sudah disimulasikan
oleh setiap kelompok. Kemudian guru memberikan evaluasi dengan tes tertulis
yang dikerjakan secara individu tekait dengan materi yang di pelajarin tadi.guru
menutup pembelajaran diakhiri do’a penutup yang di pimpin oleh ketua kelas.
c. Observasi
Mengenai aktivitas & perestasi beIajar anak didik pada mapeI matematika,.
Observasi diIakukan untuk bias mengamatii aktiviitas anak didik dalam
kegiatan pembeIajaran. PeneIiti juga akan mengamati bahwa kegiatan
pembeIajaran sesuai dengan RPP yg dikembangkan oleh peneIiti.
d. RefIeksi
PeneIiti meIakukan refieksi terhadap haI-haI yang sudah diIakukan, muIai.
dari perencanaan, peIaksanaan sikIus 1 dan2, serta observasi/pengamatan
yang diIakukan. Serta peneIiti mengevaIuasi haI-hal yang teIah diIakukan.
Dengan dimulai dari perencanaan hingga peIaksanaan.

C. Teknik AnaIisis Data


Tekhnik anaIisis data yang digunakan dalam peneIitian ini terdapat dua
jenis data, yaitu data kualitatif serta data kuantitatif. rumus yang digunakan
peneIiti daIam menganaIisis data yang teIah di peroleh.
1. Analisis data perestasi belajar anak didik
Nilai akhir setiap anak didik harus dihitung untuk mengetahui kemampuan
masing-masing anak didik:

B
NlLAl = X 100
Keterangan : N
B = jmlh nilai yang didapatkan
N = nilai tertinggi
\

17
Prsentase jumlah anak didik yang mencapaiKKM, didapat dengan cara jmlh
anak didik yang mencapaiKKM dibagi dengan jmlh seluruh anak didik dikalikan
dengan 100%.:
Jumlah siswa yang mencapai KKM
Persentase = x 100%
Jumlah seluruh siswa
2. Analisis Data Keaktifan Belajar anak didik
Kriteria penskoran keaktifan anak dilakukaan oleh peneliiti yang
menggunakan skaIa likerrt, Untuk menilai setiap pernyataan. Pengukuran dengan
skaIa likerrt‘Sugiono(2010:93):

Table3
Pengukuran dengan Skala Likert

Keterangan Skor
Positif Negative
Sangat setuju(ST) 4 l
Setuju(S) 3 2
Tidak setuju(TS) 2 3
Sangattidak setuju(STS) l 4

Dari nilai yang didaptkan berdasarkan skala linkert peneliti menggunakan


rumus untuk menghiitung hasil pengisiaan keaktipan beIajar anak didik yakni
sbb:
skor yang diperoleh
Nilai = x 100
jumlah skor maksimal
Persentase keaktivan belajar anak didik yakni rata-rata seluruh anak didik
dibagikan dengan jmlh nilai tertinggi dari semua penyataan terus dikali kan
dengan 100%. Untuk anak didik minimal cukup aktif dapat menggunaakan rumus
sbb :
jumlah siswa dengan minimal cukup aktif
Persentase = x 100 %
jumlah seluruh siswa
Peneliti menghitung data yang didapat dengan menggunakan rentang jumlh
nilai kriteria keaktivan belajar anak didik :
Rentang nilai = persentaseXskor maksimal

18
Setelah rata-rata diperoleh, hasilnya dimasukkan ke dalam klasifikasi
Benchmark Reference Guide (PAP). Hasil ini tergolong daIam kriteriia aktivitas
siswa. kisaran nilai daIam kriteria kegiatan PAP 1 (Masiidjo, 1995:153).

Table 3.1
RentangNilai daIam Keriteria Keaktifan denganPAP Tipe 1

Prsentase Rentang Nilai Klariifikasi


nilai hurup
90%–l00% 72 -80 A SangatAktif
80%–89% 64 – 7l B Aktif
65%–79% 52 – 63 C CukupAktif
55%–64% 44 –5l D KurangAktif
< 55% < 44 E SangatKurangAktif

KeIas dikatakan tuntas jika didaIam keIas tersebut terdapat≥85% siswa


yang teIah tuntas beIajarnya (depdikbud dalam trianto,2010 :241). Rumusnya adalah
Sbb :

x=
∑x
∑n

Keterangan :
X = NiIai rata-rata
∑x = JumIah semua nilai yang diperoIeh anak didik

∑n = JumIah anak didik

Hasil tersebut dikonsultasikan melalui ketuntasan belajar, ;


Tabel 3.2 Keriteria Ketuntasannya PemBelajar
Nilai Kategori Kualifikasi
86%- l00 % Sangat baik(A) Tuntass
76% - 85 % Baik (B) Tuntass
60 % - 75 % Cukup baik(C) Tuntass

19
0 - 59 % Kurang(D) Tidak tuntass

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi HasiI PeneIitian Perbaikan PembeIajaran


Sebelum diadakannya perbaikaan dalam proses belajar anak pada
penelitian tindakan kelas(PTK), sebelumnya peneliti melakukan Prasiklus, dimana
Prasiklus ini dilaksanakan pada hari selasa 25 maret 2022. Tujuan diadakannya
prasiklus ini agar mengetahuii tingkat keaktiifan dan perestasi belajar anak didik
dalam pembelajaran. Pada saat Prasiklus diketahui bahwa siswa kurang fokus dan
kurang aktif dalam berpartisipasi pada pelajaran matematika yang di sampaikan
guru. Ini bisa dilihat dari hasil belajar anak didik yang masih banyak nilainya
dibawah KKM. Maka perlu untuk diadakannya penelitian perbaikan yang
melalui2 tahapan yakni siklusl dan siklus2;

TABEL 3.3
Distribusi Frekuensi Persentase Aktivitas Siswa Pra Siklus
No NlLAl Keriteria Ferekuensi(siswa) Prsentase
lntervalAktivitas (%)
1 86 – l00 Sangat baik
2 7l – 85 Tiinggi 6 18,76
3 56 – 70 Sedang 15 46,87
4 41 – 45 Rendah 8 25,00
5 ≤ 40 SangatRenda
h 3 9,37
JMLH 32 100

Dari tabeI diatas, bisa kita lihat bahwa jumlh anak didik yang mempunyai
aktifitas tinggi ada 6 orang, aktivitas sedang 15 orang, aktivitas rendah 8 orang
dan aktivitas sangat rendah ada 3 orang siswa. Berdasarkan tebel tersebut bisa
diket jumlh anak didik yang sudah kategoriTinggi ada 6orang anak didik atau
sebesar 18,76%.
TABEL 4
DITRlBUSI FEREKUENSl HASlL PEMBELAJARAN SlSWA
PRA-SlKLUS

20
N lNTERVAL NlLAl KRITERIA FREKUENS PRESENTAS
O I E
AKTlVlTAS SlSWA SISWA %
1 9O- 1OO Sangat
Baik(TUNTAS)
2 8O - 89 Baik(TUNTAS) 6 l8,76
3 7O - 79 Cukup(TUNTA) - -
4 60 - 69 Kurang(Tidak 15 46,87
Tuntas)
5 ≤ 59 Sangat ll 34,37
kurang(Tidak
Tuntas)
JMLH 32 l00,OO

Hasil belajar anak didik yang memiliki kategori baik ada 6anak didik, anak
didik yang dalam kategorikurang ada 15anak dan yang dalam kategorii sangat
kurang ada ll anak didik. Dari table hasil belajar pada pra-siklus menunjukkan
adanya 6 orang siswa atau sebanyak 18,76% yang sudah mencapai KKM atau
sebanyak 81,24 %yang belum memenuhi nilaiKKM. Dengan melihat data tersebut
dapat kita simpulkan bahwa hasiil belajar anak didik banyak yang belum
memenuhiKKM. Untuk itu perlu diadakannya perbaikan dalam pembelajaran
siklus l.

1. Siklus l
a. Prencanaan
TahapanTahapan perbaikan pebelajaran siklus l:
1. Membuat rencana pembelajaran(RPP)
2. Membuat Lembar Kerja Peserta Didik(LKPD)
3. Membuat lembar observasii aktivitas anak didik dalam pembelajaran
matematika
4. Membuat lembar observaasi keterlaksanaanpembelajaran(APKG 1 dan
APKG 2)
5. Mempersiapkan alat dan media
8) Mempersiapkan instrument

21
9) Menyiapkan alat dukumentasi

b. Plaksanaan Tindakan
Sebelum pelajaran dimulai, wali kelas bersama peserta didik membacakan
do’a, dipinpin oleh ketuakelas. Kemudian wali kelas mengabsesi anak didiknya
apakah masuk atau tidak, serta mengkondisikan kelas dan menyiapkan materi
ajar. Wali kelas malakukan penyampaian tujuan pembelajaram.
Pada kegiatan inti guru mengelompokkan peserta didik yang terdiri dari 3
orang peserta didik. Kemudian guru mengaitkan materi yang dipelajari
sebelumnya yaitu bangun ruang sederhana berupa kubus, dan mengajak peserta
didik menyebutkan beberapa contoh kubus yg serinng dijumpahi peserta didik
dlm kehidupannya seari-hari. Lalu wali kelas meminta peserta didik untuk
mengamati gambar pada powerpoint yang telah di sediakan guru sebelum
pembelajaran. Bersama dengan kelompoknya, wali kelalas meminta peserta didik
untuk memecahkan permasalahan. Serta masing-masing kelompok diberikan
kesempatan untuk mempresentasikan jawabannya. Wali kelas melakukan
bimbingan peresentasi mendorong klmpok memberikan penghargaan serta
masukkan kepada klmpk lain.
Pada kegiatan akhir wali kelas dengan anak didik melakukan penyimpulan
pada pelajaran yang sudah disimulasikan oleh setiap kelompok. Kemudian guru
memberikan evaluasi dengan tes tertulis yang dikerjakan secara individu tekait
dengan materii yang sudah di pelajari.guru menutup pelajaran diakhiri do’a,
penutup dipimpin oleh ketuakelas.

c. Observasi atau pengamatan


Observasi adalah suatu tahapan kegiatan yang sepenuhnya dilakukan oleh
pengamat. Tahap observasi adalah tahap pengumpulan data kualitatif. Pengamatan
dilakukan selama pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung. Peneliti
mengamati 32 anak didik kelas 5A SDNegeri ll2 Palembang terhadap aktivitas
anak didik dan aktivitas wali kelas selama pelaksanaan pebelajaran dengan model
pembellajaran .Problem .Based learning .

22
TABEL 7
DITRIBUSI FREKUENSI HASlL BELAJAR
SlSWA SlKLUS l

INTERV
N
AL KRITERIA FREKU PRESENT
O
NILAl ENSl ASE
AKTIVI
TAS
SlSWA SISWA %
Sangat
Baik(TUNT
l 90 - 100 AS) 6 18,75
Baik(TUNT
2 80 - 89 AS) 20 62,50
Cukup(TUN
3 70 - 79 TAS) - -
Kurang(Tida
4 60 - 69 k Tuntas) 6 18,75
Sangat
kurang(Tida
5 ≤ 59 k Tuntas)
JUMLAH 32 100,00

Berdasarkan tabel 5, hasil blajar anak didik yang dikategorikan sangat baik
sebanyak 6orang anak, kriteria baik ada 20siswa, kriteria kurang ada 6orangsiswa.
Hasil pembelajaran pada siklus l menunjukkan ada 26 orang siswa atau 81,25 %
sudah mencapai nilai KKM atau sekitar 6 0rang siswa atau sebesar 18,75% yang
belum mencapai standar KKM yang ditetapkan.

e. Refleksi
Refleksi..merupakan..kegiatan..akhir..di tiap siklus dan merupakan cermin
hasil..penelitian dalam tiap..siklus. .Kegiatan..pada..tahap..ini..diawali..dengan
mengumpulkan..seluruh..data..penelitian..yang..meliputi..data..hasil..belajar,..data
pengamatan..keaktifan..siswa, .kegiatan..guru. ,Data..yang..diperoleh..dari..selurn

23
instrument..dievaluasi..secara..seksama..dengan..berpedoman..pada indikator
kinerja..untuk,,mengetahui…keoptimalan…hasil..tindakan. .Guru…dan.. .peneliti
mengadakan..diskusi..untuk..mengevaluasi..dan..menilai….proses…pembelajaran
dengan. model .Problem .Based .Learning.

1. Siklus ll
a. Perencanaan
Langkah-Iangkah perbaikan pembeIajaran siklus2:
1. Merancang RPP( rencana pembelajaran)
2. Merancang LKPD(Lembar Kerja Peserta Didik)
3. Merancang lembar observasIi aktivitas siswa dalam pembelajaran
matematika
4. Merancanglembar obserfasi keterlaksanaan pembelajaran (APKG l dan
APKG2)
5. Mempersiapkan alat dan media
6. Mempersiapkan instrument
7. Menyiapkan alat dukumentasi

b. Pelaksanaan Tindakan
Sebelum memulai pembelajaran, guru bersama peserta didik berdo’a yang
dipimpin oleh ketua kelas. Kemudian guru mengabsen kehadiran siswa serta
mengkondisikan kelas dan menyiapkan materi ajar. Guru menyampaikan tujuan
dari pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru mengelompokkan peserta didik yang terdiri dari 5
kelompok. Sebelumnya guru meminta siswa untuk memperhatikan kubus yang
dibawah oleh guru, serta memperhatikan guru membuka kubus tersebut.
Kemudian guru mengaitkan materi yang dipelajari sebelumnya yaitu bangun
ruang sederhana berupa kubus, dan mengajak siswa melihat gambar yang di
tampilkan guru pada power point mengenai jaring-jaring kubus. Lalu guru
membimbing siswa untuk mengerjakan tugas proyek secara berkelompok.

24
Bersama dengan kelompoknya, guru meminta siswa untuk memecahkan masalah
tersebut.
Wali kelas membimbing presentasi dan mendorong kelompok
memberikan pengharg an serta masukkan kepada kelompk lain. Pada kegiatan
akhir wali keIas bersama peserta didik menyimpulkan pelajaran yang sudah
disimulasikan oleh setiap kelompok. Kemudian guru memberikan evaIuasi
dengan tes tertulis yang dikerjakan secara individu tekait dengan pelajaran yg
sudah dipelajari. Wali kelas menutup pelajaran yang diakhiri do’a penutup
dipimpin oleh ketua keIas.

e. Observasi
Mengenai aktivitas dan perestasi belajar matematika anak didik, materi
jaringnya adalah kubus. Observasi atau observasi diIakukan untukMengamati
aktiviitas anak didik daIam kegiatan pembeIajaran. PeneIiti akan mengamati
kegiatan pembeIajaran sesuai dengan RPP yang sudah dibuat oleh peneliti.

TABEL 10
DITRIBUSI FREKUENSI HASlL BELAJAR SlSWA SlKLUS2

INTERVAL
NO KRITERIA
NlLAl FREKUENSl PRESENTASE
AKTIVITAS
SlSWA SISWA %
Sangat Baik
1 90 - 100 (TUNTAS) 7 21,875
2 80 - 89 Baik(TUNTAS) 25 78,13
3 7O-79 Cukup(TUNTAS) - -
Kurang(Tidak
4 6O - 69 Tuntas)
Sangat
kurang(Tidak
5 ≤ 59 Tuntas)
JUMLH 32 l00,00

25
Dari tabel l0, hasil belajar anak didik yang dikategorikan sangat baik
sebanyak 7orang anak didik atau sebesar 21,875% anak didik, kriteria baik ada 25
anak didik, dan kriteria cukup ada 6 anakdidik.

DarI data yang didapat tersebut, maka hasiI beIajar pada sikIus2 dapat
dikategorikan tuntas. Hal..ini .juga .sesuai dengan ketuntasan .Depdikbud .dalam
Trianto ( 2010 : 241 ) yang .menyatakan bahwa, suatu kelas dikatakan tuntas
(ketuntasan..klasikal) jika dalam kelas tersebut ≥ 85% siswa yang telah tuntas
belajarmya.

f. Refleksi
. Refleksi untuk mengetahuii hasil dari pelaksanaan proses belajar dengan
memakai modelPembelajaranBasedLearning (PBL). Pelaksanaan refleksi
dilakukan peneliti bersama guru dengan melihat perbandingan antara data
prasiklus, siklus l dan siklus2.

TABEL 10
PERBANDINGAN HASlL BELAJAR SlSWA SIKLUS l dan 2

Presentas
N
INTERVAL KRITERIA e Pra Presentase Presentase
O
NILAI siklus Siklus I Siklus 2
AKTIVITA
S SISWA
Sangat Baik 18,75 21,875
1 90 - 100 (TUNTAS)
Baik 18,76 62,50 78,13
2 80 - 89 (TUNTAS)
Cukup - - -
3 70 – 79 (TUNTAS)
Kurang 46,87
(Tidak 18,75
4 60 – 69 Tuntas)
Sangat 34,37
kurang
(Tidak
5 ≤ 59 Tuntas)
JUMLAH 100 100 100,00

26
............Berdasarkan tabel 10, perbandingan hasil belajar dari kegiatan belajar
siswa kegiatan prasiklus, sikIus l dan sikIus 2 terjadi peningkatan. Pada Prasiklus
siswa sudah memenuhi kategori KKM sebanyak 6 siswa ( 18,76%), sedangkan 26
siswa belum mencapai nilai KKM ( 81,25%), pada siklus l yang mencapei KKM
sebanyak 26 anak didik ( 81,25 %) dan siswa yang belum mencapaiKKM
sebanyak 6 anak didik (26,92%), pada siklus 2 anak didik yang mencapaiKKM
100%. Dapat dilihat pada diagram perbandingan hasil belajar siswa dari kegiatan
prasiklus, siklus l dan siklus2

B. Pembahasan Hasil Penelitian Pembelajaran


1. Pembahasan hasiI peneIitian perbaikan pembeIajaran sikIus l
Pada siklus l masih banyak siswa yang belum mampu mencapai standar
yang ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu KKM. Siswa yang berhasil mencapai
KKM 81,25 %, sedangkan selebihnya belum mencapai..KKM. Hasil belajar
tersebut diperoleh dari hasil tes evaluasi yang diberikan kepada siswa di akhir
pelajaran untuk mengukur kemampuan siswa setelah melakukan proses
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan..Widoyoko. (2012) tujuan evaluasi adalah
untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program.
Informasi tersebut dapat berupa dampak atau hasil yang dicapai.
.Belum berhasilnya pembelajaran ini dikarenakan model pembelajaran
yang digunakan guru belum efektif. Pada siklus ini peneliti kendalanya adanya
pembelajaran daring adalah dalam pembagian kelompok kurang tertib. Suasana
kelas menjadi gaduh dan kacau. Siswa terkesan asyik bermain – main dan tidak
peduli dengan tugas kelompok yang telah diberikan. ini dibuktiikan dengan
sedikitnya peningkatannilai siswa. Masih banyak siswa belum mampu mencapai
standar ketuntasan minimal, hasilnya berdampak pada ketuntasan klasikal kelas.

2. Pembhasan HasiI PeneIitian Perbaikan PembeIajaran Pada SikIus


ll.
Di siklus ll, banyak siswa yang dinyatakan berhasil. Ini bisa dapat diliat

27
darii peningkatan hasil belajara anak didik yang cukup signifikan. Dari
kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus l, guru dapat mengatasinya dengan
terlebih dahulu mempersiapkan dan membentuk kelompok belajar yang heterogen
dari segi jenis kelamin dan kemampuan akademik. Terbentuknya kelompok-
kelompok yang heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan
saling mendukung guna memperlancar pengelolaan kelas karena ada seseorang
yang memiliki kemampuan akademik tinggi yang diharapkan dapat membantu
anggota kelompok lainnya. Sebelumnya pada siklus l, anak didik tidak aktif,
hingga terdorong untuk berpartisipasi dalam kelompoknya.
........... pengaruh penerapan model . ProblemBased Learning (PBL.) memberikan
kesempatan yang sama kepada siswa untuk berhasil. Setiap anak didik dalam
kelompok perlu berperan aktif dan kooperatif, saling membantu dengan teman
yang mengalami kesulitan dengan materi yang telah disampaikan, sehingga terjadi
interaksi antar anak didik a, anak didik menjadi lebih berwawasan, dan
membentuk orang yang kreatif. , sikap kritis dan percaya diri. ProblemBased
Learning(PBL) adalah model pembelajaran yang mengawali proses belajar
mengajar dengan permasalahan yang disajikan guru melalui pertanyaan atau
pernyataan yang sesuai dengan materi ajar dan kehidupan siswa sehari-hari.
Dalam model ini, anak didik dituntut untuk memecahkan masalah melalui
berbagai kegiatan dalam proses pembelajaran seperti investigasi dan diskusi.
Penerapan Model . ProblemBasedLearning(PBL.) membuat siswa aktif mengikuti
proses pembelajaran ini. Peningkatan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran akan mempengaruhi hasil tes penilaian kognitif
siswa(Widoyoko,2012). Hal ini dibuktikan dengan nilai yang diperoleh siswa
meningkat secara signifikan. Lebih dari 93,94% siswa mampu mencapai nilai
dengan standar kesempurnaan minimal. Dengan begitu, peningkatan pembelajaran
pada siklus ll dinyatakan berhasil.

28
BAB V
KESlMPULAN DAN SARAN

A. KesimpuIan
Dari hasil penelitian yang dibahas melaIui perbaikan pembeIajaran.
Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Materii Jaring-Jaring
Bangun Ruang dengan Menggunakan Model ProblemBased Learning(PBL) di
Kelas 5 SDNegeri ll2 Palembang, dapat meningkatkan ke aktifan dan prestasi
belajar siswa.
Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan
menggunakan model ProblemBased Learning(PBL) dapat meningkatkan
keaktifan anak didik , bahkan dapat juga meningkatkan prestasi anak didik
dalam mempeIajari Materi JaringJaring Bangun RuangKubus.
Tingkat pencapaian keaktivan dan perestasi anak pada saat sebelum
dilakukannya perbaikan masih sangat rendah yaitu sebanyak 50% dari 32 anak
yang mendapat nilai kurang/rendah.
Akan tetapi setelah dilakukan perbaikan pembeIajaran. persiklusnya
semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dari hasil sikuIus l mencapai sebanyak
53,13% mencapai nilai sedang atau mendekati baik dan pada sikIus ll mencapaii
87,5O % yang mendapat nilai baik. Hal ini terbukti bahwa dengan menggunakan
Model ProblemBased Learning(PBL) pembeIajaran MTK materi JaringJaring

29
Bangun RuangKubus dapat meningkatkan keaktivan dan prestasi belajar ank
didik pada mata peIajaran matematlka.

B. Saran
Berdasarkan pengaIaman dalam pelaksanaan pembeIajaran. dengan
menindak lanjuti hasilhasil penelitiaan dengan judul di atas diharapkaan wali
kelas dapat mengembangkan indikator-indikator yang ditentukan. Seorang wali
kelas hendaklah mendampingi serta membimbing anak didik dalam kegiatan
pembelajaran serta dapat memberikan motivasi dan memberikan penjelasan
terhadap materi yang dirasa anak didik ssulit. Penelitian harus selalu dilakukan
guru, agar wali kelas dapat mengetahui dan sejauh mana tingkat perkembangan
setiap peserta didik yang dijadikan focus observasi sakaligus sebagai laporan
untuk orang tua s anak didik di rumah.
Segala sesuatu yang diIakukan dalam kegiatan remediaI yang dapat
meningkatkan kemampuan anak didik harus dikomunikasikan kepada pendidik
lainnya guna memberikan masukan mengenai strategi dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Jika rekan pendidik menemui masalah seperti yang telah
diuraikan di atas, dapat diselesaikan dengan cara yang peneliti sampaikan.

Ini adalah salah satu kesimpulan dan rekomendasi yang dikemukakan


oleh peneliti/penulis. Semoga hasil dari kegiatan peningkatan pembelajaran.
atau penelitian yang telah dilakukan dapat bermanfaat khususnya bagi
peneliti/penulis itu sendiri dan juga bagi sesama pendidik dan pembacanya.

30

Anda mungkin juga menyukai