Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KESALAHAN OPERASIONAL SISWA SD KELAS IV PADA PEMBAGIAN

PISTOL BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL

Binti Syahrotul Fauzzanul Hasanah1), Reza Kusuma Setyansah 2), Maya Kristina Ningsih 3),
Octarina Hidayatus Sholikhah 4)
1,2,4
Universitas PGRI Madiun, Madiun Indonesia
3
SMAN 5 Madiun, Madiun Indonesia

Email: bintisyahrotul@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kesalahan operasional siswa SD kelas IV
pada pembagian pistol berdasarkan kemampuan awal dengan mengidentifikasi kesalahan, dan
mengetahui penyebab kesalahan. Kesalahan tersebut terdiri dari kesalahan keterampilan proses,
kesalahan kecerobohan/kurang cermat, kesalahan memahami soal, kesalahan penggunaan
simbol/notasi, dan kesalahan konsep. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Garon 01
tahun pelajaran 2014/2015.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi waktu dengan teknik analisis data: reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi.
Hasil dari penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut. 1) Siswa dengan kemampuan awal
tinggi kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan keterampilan proses, yaitu kesalahan proses
penyelesaian tidak memberikan angka nol pada hasil baginya, dan kesalahan urutan langkah-
langkah penyelesaian, kesalahan kecerobohan/kurang cermat, yaitu kesalahan perhitungan, dan
kesalahan menuliskan soal, kesalahan memahami soal, dan kesalahan memahami soal, yaitu tidak
memproses lebih lanjut solusi permasalahan. 2) Siswa dengan kemampuan awal sedang kesalahan
yang dilakukan adalah kesalahan keterampilan proses, yaitu kesalahan proses penyelesaian tidak
memberikan angka nol pada hasil baginya, dan kesalahan urutan langkah-langkah penyelesaian,
kesalahan kecerobohan/kurang cermat, yaitu kesalahan perhitungan, dan kesalahan penggunaan
simbol/notasi, yaitu kesalahan menuliskan simbol/notasi dalam menyelesaikan soal. 3) Siswa
dengan kemampuan awal rendah kesalahan yang dilakukan adalah kesalahan keterampilan proses,
yaitu kesalahan urutan langkah-langkah penyelesaian, kesalahan kecerobohan/kurang cermat, yaitu
kesalahan perhitungan, kesalahan penggunaan simbol/notasi, yaitu kesalahan menuliskan
simbol/notasi dalam menyelesaikan soal, dan kesalahan konsep, yaitu kesalahan memilih cara
dalam menyelesaikan soal. Penyebab kesalahan tersebut adalah siswa belum menguasai konsep
pembagian pistol, siswa tidak menguasai operasi hitung, dan kurang teliti dalam mengerjakan.

Kata Kunci: Analisis Kesalahan Operasional Siswa, Pembagian Pistol, Kemampuan Awal.

PENDAHULUAN

Matematika adalah sebuah ilmu pasti yang memang selama ini menjadi induk dari segala ilmu
pengetahuan di dunia. Menurut Herman Hudojo (2005: 35) matematika adalah suatu alat untuk
mengembangkan cara berpikir. Matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari
maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK, sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap
peserta didik sejak SD, bahkan TK. Pengalaman yang terbentuk dalam diri siswa akan ilmu
matematika sebenarnya merupakan modal dasar yang baik untuk lebih meningkatkan  pelajaran 
matematika di sekolah.
Kemampuan matematika yang dipilih dalam kurikulum matematika dirancang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan siswa agar dapat berkembang secara optimal, serta memperhatikan pula
perkembangan pendidikan matematika yang ada saat ini. Menurut Sari Kusuma Dewi dkk., (2014)
sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP, 2002 matematika adalah salah satu topik
dalam pengajaran. Oleh karena itu, tujuan umum pada pendidikan matematika ditekankan pada
siswa untuk memiliki kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan soal dalam pelajaran matematika.
Menurut Abdurrahman (dalam Bandi Deldhie, 2009: 3) mata pelajaran matematika yang
diajarkan di sekolah dasar mencakup tiga cabang, yaitu aritmatika, aljabar, dan geometri.
Aritmatika atau berhitung merupakan cabang matematika yang mempelajari sifat hubungan
bilangan nyata dengan perhitunganya yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Aritmatika merupakan pelajaran matematika yang harus dikuasai oleh siswa sekolah
dasar. Kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam operasi aritmatika penjumlahan, pengurangan,
dan perkalian sangat berguna untuk mempelajari materi pembagian.
Pembagian di SD mulai diajarkan di kelas II semester genap. Berbagai cara menyelesaikan
pembagian di SD sudah diperkenalkan, antara lain pembagian dasar, pembagian satu digit,
pembagian metode pertukaran/eksplisit alternatif, dan pembagian pistol. Banyak cara yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan soal pembagian, tetapi untuk siswa SD cara yang sering digunakan
adalah cara pembagian pistol. Pembagian pistol diperkenalkan di kelas III SD dengan menggunakan
konsep tertentu, guna mempermudah anak menyelesaikan hasil pembagian.
Melihat perkembangan anak dari SD, SMP, hingga ke jenjang yang lebih tinggi diharapkan
sudah menguasi dengan baik materi pembagian yang telah diajarkan di SD, karena pembagian
berhubungan erat dengan materi pembelajaran matematika selanjutnya. Kenyataannya walaupun
pembagian sudah diajarkan di kelas II dan III SD masih banyak anak yang mengalami kesalahan
dalam pembagian, termasuk siswa kelas IV SD yang masih banyak mengalami kesalahaan
pembagian cara pistol.
Menurut Rahmat Basuki (dalam Sitti Sahriah dkk., 2013) kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal adalah kesalahan konsep, kesalahan operasi dan kesalahan kecerobohan,
dengan kesalahan dominan adalah kesalahan operasi. Newman Clement (dalam Mutmainah, 2013:
6) mengatakan jenis-jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-
soal matematika antara lain: kesalahan keterampilan proses, kesalahan kecerobohan/kurang cermat,
kesalahan memahami soal, kesalahan dalam penggunaan notasi, dan kesalahan konsep. Berdasarkan
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kesalahan adalah suatu bentuk penyimpangan terhadap
jawaban yang sebenarnya yang bersifat sistematis. Penyebab kesalahan yang sering dilakukan siswa
dalam menyelesaikan soal-soal matematika dapat dilihat dari beberapa hal antara lain disebabkan
karena kemampuan awal, yaitu kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok
yang dipelajari, kurangnya penguasaan bahasa matematika, keliru menafsirkan atau menerapkan
rumus, salah perhitungan, kurang teliti, dan lupa konsep. Praptiwi dan Jeffry Handhika (2012: 42)
mengatakan kemampuan awal siswa merupakan salah satu peran penting dalam kelancaran suatu
kegiatan pembelajaran. Kemampuan awal akan mempengaruhi berhasil atau tidaknya seorang siswa
dalam proses pembelajaran. Kemampuan awal menjadi sangat penting karena akan mempengaruhi
seorang siswa dalam menerima pengetahuan baru. Menurut Harjanto (2005: 128) kemampuan awal
siswa dapat ditentukan dengan memberikan tes awal. Kemampuan awal juga dapat ditentukan dari
nilai ulangan siswa sebelumnya.
Siswa dalam mengerjakan pembagian pistol kebanyakan mengalami kesalahan dalam
langkah-langkah pengoperasiannya dikarenakan kemampuan awal dalam operasi aritmatika kurang
lancar. Siswa mengalami banyak kelemahan dalam membagi angka yang lebih kecil dari
pembaginya, dan lupa tidak memberikan angka nol pada hasilnya. Kelemahan pada sistem
penulisan perhitungan yang tidak lurus dapat berujung pada kesalahan pandang saat menghitung,
dan alur perhitungan yang menulis dengan arah bergantian atas dan bawah bisa menjadi beban
pikiran siswa dalam melakukan pola hitung apalagi bagi siswa yang lemah dalam perhitungan
(kebingungan pola).
Hal ini juga ditunjukkan pada hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan dengan
guru matematika kelas IV SD, bahwa sebagian besar siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal aritmatika yaitu pada pembagian. Pada materi pembagian siswa banyak yang
salah dalam mengoperasikan langkah-langkah peyelesaiannya khususnya menggunakan cara
pembagian pistol. Misalnya siswa salah dalam perhitungan, ada juga yang salah dalam
menempatkan angka. Karena kemampuan awal siswa dalam perhitungan operasi aritmatika yang
kurang lancar maka untuk melanjutkan pada proses pembagian siswa mengalami kesulitan.
Menyelesaikan soal pembagian dibutuhkan kemampuan awal dalam operasi aritmatika yang lancar,
seperti kemampuan dalam penjumlahan, pengurangan dan perkalian. Sedangkan siswa tidak
semuanya memiliki kemampuan yang sama. Sehingga kesalahan yang dilakukan siswa belum tentu
sama.
Kesalahan siswa perlu dianalisis untuk mengetahui kesalahan apa saja yang banyak dilakukan
dan mengapa kesalahan tersebut dilakukan siswa. Melalui analisis kesalahan akan diperoleh bentuk
dan penyebab kesalahan siswa, sehingga guru dapat memberikan jenis bantuan kepada siswa.
Kesalahan yang dilakukan siswa perlu kita dianalisis lebih lanjut, agar mendapatkan gambaran yang
jelas dan rinci atas kelemahan-kelemahan siswa pada pembagian pistol. Kesalahan yang dilakukan
oleh siswa dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengajaran dalam usaha meningkatkan
kegiatan belajar dan mengajar. Adanya peningkatan kegiatan belajar dan mengajar diharapkan dapat
memperbaiki hasil belajar siswa.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Garon 01 yang berlokasi Jl. Raya Madiun–Surabaya
Desa Garon Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pada
pertimbangan sebagai berikut, SD Negeri Garon 01 memiliki sarana dan prasarana yang cukup
memadai sehingga membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa-siswi SD Negeri Garon 01
berasal dari latar belakang lingkungan yang tidak sama, sehingga kemampuan dalam memecahkan
masalah pun bervariasi dan belum pernah diadakan penelitian tentang analisis kesalahan
operasional siswa SD kelas IV pada pembagian pistol berdasarkan kemampuan awal siswa.
Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif guna mencapai tujuan penelitian.
Melalui pendekatan kualitatif dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian diskriptif,
karena penelitian mengarah pada pendiskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi
tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari, unsur manusia sebagai instrumen penting
yaitu peneliti yang terlibat langsung dalam observasi partisipasi, unsur informan terdiri atas Siswa
SD Negeri Garon 01, Guru bidang studi matematika, Wali Kelas dan Kepala Sekolah, unsur non
manusia sebagai data pendukung penelitian yaitu ruang kelas yang digunakan untuk pelaksanaan
penelitian, kamera sebagai alat yang digunakan dalam pengambilan photo, lembar tes dan buku
catatan yang digunakan untuk mencatat hasil wawancara.
Data yang diperoleh peneliti berasal dari nilai UTS pelajaran matematika, tes siswa dalam
materi pembagian pistol, hasil wawancara dengan beberapa siswa yang dipilih dan dokumentasi.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Garon 01 tahun ajaran
2014/2015 berdasarkan kemampuan awal yaitu satu siswa dengan kemampuan awal tinggi, satu
siswa dengan kemampuan awal sedang, dan satu siswa dengan kemampuan awal rendah. Penelitian
ini mengambil subjek hanya sebagian wakil dari populasi yang akan diteliti. Subjek penelitian ini
yaitu tiga siswa kelas IV SD Negeri Garon 01 berdasarkan kemampuan awal yang dilihat dari nilai
UTS siswa pada pembelajaran matematika, satu siswa dengan kemampuan awal tinggi, satu siswa
dengan kemampuan awal sedang, dan satu siswa dengan kemampuan awal rendah. Adapun rentang
nilai kemampuan awal siswa sebagai berikut tinggi yaitu nilai UTS siswa , sedang yaitu nilai
UTS siswa antara 76 – 84, rendah yaitu nilai UTS siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dilakukan dua kali tes dan wawancara dengan subjek dan instrument
penelitia yang sama. Pengulangan wawancara tes dan wawancara ini dilakukan untuk memperoleh
data yang valid melalui triangulasi. Adapun paparan data dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Subjek 1 (Kemampuan Awal Tinggi)
a. Paparan Data ke 1
Tes dan wawancara ke-1 subjek 1 dilaksanakan pada tanggal 14 April 2015. Tes dilaksanakan
terlebih dahulu, setelah pelaksanaan tes selesai dilanjutkan wawancara. Adapun hasil tes ke-1
subjek 1 sebagai berikut.

Gambar 4.1. Hasil Tes ke-1 Subjek 1


Hasil tes ke-1 dari subjek 1 tersebut dibuktikan dengan wawancara ke-1 dari subjek 1
sebagai berikut.

P (6) : Jelaskan langkah-langkah penyelesaianmu nomer 2!


S (6) : 6:6 = 1, 1×6=6, 42 nya diturunkan, setelah itu 42 dibagi 6 samadengan 7, 7×6=42, 42-42=0.
P (7) : Ini 6 -6 =0 kenapa pada hasil bagiya diatas tidak dikasih angka 0? [ K1I-01-1]
S (7) : Tidak tau bu.
P (8) : Kog bisa belum tau apa belum pernah diajarkan?
S (8) : Sudah bu tapi sedikit lupa. [P1-01-1]
P (10) : Coba kalau hasilmu 17 dikali 6 apa hasilnya 624!
S (10) : Tidak, hasilnya 17×6= 102.
P (11) : Jadi hasilnya salah karena tidak kembali 624 kalau dikaliakan. Seharusnya pada hasil baginya dikasih angka
nol.
S (11) : Iya bu, saya masih bingung
P (12) : Apakah dalam pekerjaanmu nomer 3 sudah bener menuliskan soalnya? [K2II-0]
S (12) : Salah bu.
P (13) : Kenapa kok bisa salah?
S (13) : Ramai bu tidak konsentrasi
P (14) : Soalnya bukan 792:2 ya, jadi yang benar 2.792:4, kalau kamu menuliskan soanya tidak teliti jawabannya akan
salah. [P2-01-1]
S (14) : Iya bu.
P (16) : Jelaska langkah-langkah penyelesaianmu nomer 4!
S (16) : 34:8=4, 4×8=32, 34-32=2, 21 diturunkan jadinya 221, 22:8=2, 2×8=16, 22-16=8, 1 nya diturunkan jadi 81,
8:8= 1, 1×8=8, 1 diturunkan dikasih nol jadi 10, 10:8=1, 1×8=8, 10-8=2, ditambah nol jadi 20, 20:8=2,
2×8=16, 20-16=4 ditambah nol jadi 40, 40:8=5, 5×8=40, 40-40=0.
P (17) : Kenapa 22-16 hasilnya bisa 8? [K2I-01-1]
S (17) : Iya saya kurangi.
P (18) : Apakah kamu sudah menguasai semua operasi hitung
S (18) : Sudah.
P (19) : Kenapa hasil penguranganya salah?
S (19) : Bingung. [P3-01-1]
P (20) : Kalau dari awal proses operasiya sudah salah sampai akhir otomatis hasilnya juga salah.
S (20) : Iya bu.
P (21) : Untuk soal nomer 5 apakah kamu yakin dengan jawabanmu?
S (21) : Tidak tahu bu.
P (22) : Kenapa jawabannya tidak sampai selesai? [K3I-01-1]
S (22) : Ada yang bingung. [P3-01-1]
P (24) : Apa tidak pernah latihan soal-soal pembagian pistol?
S (24) : Tidak bu
P (25) : Jelaskan langkah-langkah penyelesaianmu nomer 5!
S (25) : 48:12=4, 4×12=48, 67 diturunkan, 67:12=5, 5×12=60, 67-60=7 ditambah nol jadi 70, 70:12=5,
5×12=60, 70-60=10 tambah nol jadi 100, 100:12=8, 8×12=96, 100-96=40, 40:12=3, 3×12=36 setelah itu
bingung.
P (26) : Dari penyelesaianmu 48-48=0 kenapa pada hasil baginya tidak dikasih nol? [K1I-01
S (26) : Bingung. [P3-01-1]
P (27) : Terus kenapa 100:12= 8 itu 8 nya tidak dituliskan pada hasil baginnyq? [K1II-01-1]
S (27) : Masih bingung bu . [P3-01-1]
P (28) : Bingungnnya dimana?
S (28) : Ditaruh atas atau bawah itu kadang bingung.
P (29) : 40:12=3, itu juga 3 nya tidak dituliskan di hasil baginya. [K1II-01-1]
S (29) : Bingung juga. [P3-01-1]

b. Paparan Data ke-2


Tes dan wawancara ke-2 subjek 1 dilaksanakan pada tanggal 21 April 2015. Tes
dilaksanakan terlebih dahulu, setelah pelaksanaan tes selesai dilanjutkan wawancara.
Adapun hasil tes ke-2 subjek 1 sebagai berikut.

Gambar 4.2. Hasil Tes ke-2 Subjek 1


Hasil tes ke-2 dari subjek 1 tersebut dibuktikan dengan wawancara ke-2 dari
subjek 1 sebagai berikut.
P (8) : Jelaskan langkah-langkah penyelesaianmu nomer 2!
S (8) : 6:6 = 1, 1×6=6, 42 nya diturunkan, setelah itu 42 dibagi 6 samadengan 7, 7×6=42, 42-42=0.
P (9) : Ini 6 -6 =0 kenapa pada hasil bagiya tidak dikasih angka 0? [K1I-02-1]
S (9) : Bingung bu. [P3-02-1]
P (10) : Apakah belum diajarkan?
S (10) : Sudah tapi mesti bingung.
P (11) : Untuk soal nomer 3 kenapa tidak sampai selesai? [K3I-02-1]
S (11) : Bingung. [P3-02-1]
P (12) : Bingungnya dimana?
S (12) : Caranya setelah itu tidak tau lagi.
P (13) : Itu 39-36 apakah benar 5? [K2I-02-1]
S (13) : Salah bu seharusya 3. [P2-02-1]
P (14) : Bagaimana untuk soal nomer 4?
S (14) : Agak bingung.
P (15) : Jelaska langkah-langkah penyelesaianmu nomer 4!
S (15) : 34:8=4, 4×8=32, 34-32=2, 21 diturunkan jadinya 221, 22:8=2, 2×8=16, 22-16=6, 1 nya diturunkan jadi 61,
61:8=7,7×8=56, 61-56=5, ditambah 0 jadi 50, atasnya di kasih koma. 50:8=6, 6×8=48, 50-48=2, ditambah
0 jadi 20, 20:8=2, 8×2=16, 20-16=14, 14:8=1, 1x8=8, 14=8=6.
P (17) : Apakah kamu sudah menguasai semua operasi hitung
S (17) : Sudah.
P (18) : Kenapa hasil penguranganya salah? [K2I-02-1]
S (18) : Bingung. [P3-02-1]
P (20) : Untuk soal nomer 5 apakah kamu yakin dengan jawabanmu?
S (20) : Belum bu.
P (21) : Kenapa jawabannya tidak sampai selesai? [K3I-02-1]
S (21) : Tidak bisa bu setelah itu. [P4-02-1]
P (22) : Jelaskan langkah-langkah penyelesaianmu nomer 5!
S (22) : 48:12=4, 4×12=48, 67 diturunkan, 67:12=5, 5×12=60, 67-60=7 ditambah nol jadi 70, 70:12=5,
5×12=60, 70-60=10 tambah nol jadi 100
P (23) : Dari penyelesaianmu 48-48=0 kenapa pada hasil baginya tidak dikasih nol? [K1I-02-1]
S (23) : Bingung. [P3-02-1]
P (24) : Terus kenapa berhenti sampai disitu penyelesaiannya? [K3I-02-1]
S (24) : Bingung bu . [P3-02-1]

2. Subjek 2 (Kemampuan Awal Sedang)


a. Paparan Data ke 1
Tes dan wawancara ke-1 subjek 2 dilaksanakan pada tanggal 14 April 2015. Tes
dilaksanakan terlebih dahulu, setelah pelaksanaan tes selesai dilanjutkan wawancara.
Adapun hasil tes ke-1 subjek 2 sebagai berikut.

Gambar 4.3. Hasil Tes ke-1 Subjek 2


Hasil tes ke-1 dari subjek 2 tersebut dibuktikan dengan wawancara ke-1 dari
subjek 2 sebagai berikut.
P (6) : 36:9 apakah benar 3?
S (6) : Iya bu.
P (7) : Coba dihitung lagi!
S (7) : Salah bu itu sama dengan 4. [K2I-01-2]
P (8) : Jadi yang benar 4 ya 36:9, Mengapa kok bisa salah? Apa belum menguasai operasi perkalian?
S (8) : Tidak begitu hafal. [P5-01-2]
P(11): Jelaskan langkah-langkah penyelesaianmu?
S (11) : 64:6 yang mendekati yaitu 10, 2 nya diturunkan dikasih nol jadi 20, terus atasnya dikasih koma, 20:6=5, 20-
20=0
P (13) : Kenapa kok langsung 64-64=0 dari mana? [K1II-01-2]
S (13) : Biar hasilnya nol.
P (14) : 10 x 6 kan hasilnya 60, jadi jangan ditulis 64, tidak harus 64 itu dikurangi 64 ya. Apa belum bisa cara
pembagian pistol?
S (14) : Bingung. [P3-01-2]
P (15) : Kenapa tidak ditanyakan keguru kalau bingung?
S (15) : Tidak bu.
P (16) : Jangan seperti itu ya penyelesaiannya. Terus 5x6 apa benar hasilnya 20? Coba dihitung lagi! [K2I-01-2]
P (16) : Belum hafal yak kok masih menghitung pakai jari?
S (16) : Belum bu. [P5-01-2]
P (17) : Harus dihafalkan ya perkaliannya.
S (17) : Iya bu.
P (18): Ini untuk soal nomer 3 sampai 5 juga sama ya depannya selalu langsung dibuat hasilnya nol. Itu langkah-
langkahnya salah ya. [K1II-01-2]
P (19) : Silahkan dijelaskan langkah-langkah penyelesaiannu nomer 4!
S (19) : 34:8= 4, 34-34 habis, 21 diturunkan, 21:8=2, 2×8=16, 21-16=50, 50:8=8, 6×8=48, 50-48=2 terus
ditambah nol jadi 20, 20:8-2, 2×8=16, 20-16=8, 8:8=1, 1×8=8, 8-8=0.
P (20) : Masih salah juga ya ini caranya, harusnya itu 8×4=32, jangan langsung 34-34=0, terus diperhatikan lagi
pengurangannya, masak 21-16=5? [K1II-01-2]
S (20) : Iya bu salah.
P (21) : Ada lagi ini bawahnya 20-16=8 itu didapat dari mana? [K2I-01-2]
S (21) : Keliru [P2-01-2]
P (22) : Coba yang nomer 5 dijelaskan!
S (22) : 48:12=4, 4×12=48, 48-48 habis, 67 diturunkan, 67:12=5, 5×12=60, 67-60=7 ditambah nol, 70:12=5,
5×12=60, 70-60=10 ditambah nol. 100:12=5.
P (23) : Untuk nomer 5 ini 48-48=0 kenapa angka nolnya tidak ditulisakan pada hasil baginya? [K1I-01-2]
S (23) : Tidak tau bu. [P4-01-2]
P (24) : Terus 100:12 kenapa 5? Kan masih ada yang lebih besar yang mendekati 100? [K1II-01-2]
S (24) : Iya bu ada.
P (25) : Berapa coba?
S (25) : Bingung bu. [P3-01-2]
P (26) : Jangan bingung dihitung lagi ya nanti, kalau tidak bisa ditanyakan kepada gurunya. Terus untuk simbol
pembagian pistol menurut kamu udh benar apa belum? [K4I-01-2]
S (26) : Tidak tau bu. [P4-01-2]

b. Paparan Data ke-2


Tes dan wawancara ke-2 subjek 2 dilaksanakan pada tanggal 21 April 2015. Tes
dilaksanakan terlebih dahulu, setelah pelaksanaan tes selesai dilanjutkan wawancara.
Adapun hasil tes ke-2 subjek 2 sebagai berikut.

Gambar 4.4. Hasil Tes ke-2 Subjek 2

Gambar 4.4. Hasil Tes ke-2 Subjek 2


Hasil tes ke-2 dari subjek 2 tersebut dibuktikan dengan wawancara ke-2 dari
subjek 2 sebagai berikut.
P (5) : Apakah sudah yakin dengan penyelesaianmu itu?
S (5) : Belum.
P (6) : 36:9 apakah benar 3? [K2I-02-2]
S (6) : Tidak tahu
P (9) : Mengapa kok bisa salah? Apa belum menguasai operasi perkalian?
S (9) : Tidak begitu hafal. [P5-02-2]
P (11) : Jelaskan langkah-langkah penyelesaianmu no 2?
S (11) : 64:6 yang mendekati yaitu 10, 2 nya diturunkan dikasih nol jadi 20, terus atasnya dikasih koma,
20:6=3, 20-18=0
P (12) : Masak seperti itu cara pembagian pistol? [K1II-02-2]
S (12) : Bingung bu. [P3-02-2]
P (13) : Sudah diajakan ya dikelasnya, kenapa masih salah langkah-langkahnya?
S (13) : Bingung bu.
P (16) : Silahkan dijelaskan langkah-langkah penyelesaiannu nomer 4!
S (16) : 34:8= 4, 34-34 habis, 21 diturunkan, 21:8=3, 3×8=21, 21-21=0
P (17) : Kenapa kok bisa 34-34?
S (17) : Biar hasilnya nol 34-34. [K1II-02-2]
P (18) : 21:8 apakah benar 3? [K2I-02-2]
S (18) : Tidak tahu.
P (19) : 3×8 apa benar 21?
S (19) : Tidak tahu.
P (20) : Apakah belum hafal perkalian?
S (20) : Ada yang belum. [P5-02-2]
P (21) : Jelaskan langkah-langkahmu nomer 5!
S (21) : 48:12=4, 4×12=48, 48-48=0, 67 diturunkan, 67:12=5, 5×12=60, 67-60=7 ditambah nol, 70:12=5,
5×12=60, 70-60=10 ditambah nol. 100:12=5, 5×12=60, 100-60=40, 40:12=2, 2×12=40,
40=40=0.
P (22) :Untuk nomer 5 ini 48-48=0 kenapa angka nolnya tidak ditulisakan pada hasil baginya? [K1I-02-2]
S (22) :Tidak tau bu. [P4-02-2]
P (23) :Terus 100:12 kenapa 5? Kan masih ada yang lebih besar yang mendekati 100?
[K1II-02-2]
S (23) : Tidak tau bu [P4-02-2]
P (24) :Untuk simbolnya menurut kamu ada yang kurang tidak? [K4I-02-2]
S (24) : Tidak tau bu. [P4-02-2]
3. Subjek 3 (Kemampuan Awal Rendah)
a. Paparan Data ke 1
Tes dan wawancara ke-1 subjek 3 dilaksanakan pada tanggal 14 April 2015. Tes
dilaksanakan terlebih dahulu, setelah pelaksanaan tes selesai dilanjutkan wawancara.
Adapun hasil tes ke-1 subjek 3 sebagai berikut.

Gambar 4.5. Hasil Tes ke-1 Subjek 3


Hasil tes ke-1 dari subjek 3 tersebut dibuktikan dengan wawancara ke-1 dari
subjek 3 sebagai berikut.
P (2) : Apakah ketika melihat soal-soal tersebut kamu sudah dapat menentukan cara untuk mengerjakan? [K5I-01-3]
S (2) : Tidak tau. [P4-01-3].
P (7) : Apakah kamu belum menuasai penjumlahan, pengurangan dan perkalian?
S (7) : Perkalian tidak begitu hafal. [P5-01-3]
P (8) :Untuk soal nomer 1, angka nol didepan sendiri itu didapat dari mana?
S (8) : 3 dibagi 9 kan tidak bisa jadi awalnya dikasih nol. [K1II-01-3]
P (9) : Masak cara pembagian pistol seperti itu?
S (9) : Tidak tahu. [P4-01-3]
P (10) : Terus dapat 229 itu dari mana?
S (10) : 46 dikali 9 [K2I-01-3]
P (11) : Kalau 46 didapat dari mana?
S (11) : Bingung bu. [P3-01-3]
P (12) : Kalau 140 nya didapat dari mana?
S (12) : 369-229=140.
P (13) : Tapi kenapa langsung 140-140=0? [K1II-01-3]
S (13) : Bingung. [P3-01-3]
P (14) :Untuk soal nomer 2,3, dan 5 cara mengerjakannya sama ya kayak nomer 1?
S (14) : Iya
P (15) : Untuk soal nomer 2 ini tidak seperti itu ya jangan dikasih awalan nol. [K1II-01-3]
P (15) : Terus operasi hitungnya juga salah. [K2I-01-3]
P (18) : Untuk soal nomer 3 ini juga tidak perlu dikasih awalan nol. [K1II-01-3]
P (18) : Terus operasi hitungnya juga salah. [K2I-01-3]
S (18) : Iya,
P (19) : Untuk soal nomer 4 dapat 2241 dari mana?
S (19) : 224 nya dari 24×8 dan angka 1 nya diturunkan. [K1II-01-3]
P (20) : Kalau 118 itu didapat dari mana?
S (20) : Dikurangi 3421-2241.
P (21) : Kenapa hasil penguranganya salah? [K2I-01-3]
S (21) : Bingung. [P3-01-3]
P (22) : Untuk soal nomer 5 dapat 634 dari mana?.
S (22) : Bingung yang nomer 5. [P3-01-3]
P (23) : Pada waktu kamu mengerjakan dapat dari mana kok bisa hasilnya seperti itu?
S (23) : Tidak tahu bu. [P4-01-3]
P (24) : Belajar lagi ya untuk operasi hitungnya, pengurangan, penjumlahan dan pembagiannya.
S (24) : Iya bu.
P(25) : Untuk simbol pembagian pistol ada yang kurang apa tidak menurutmu? [K4I-01-3]
S (25) : Tidak tau. [P4-01-3]
P (26) : Untuk simbol pembagian pistol penulisannya diberi tanda kurang ya.
S (26) : Iya bu.

b. Paparan Data ke-2


Tes dan wawancara ke-2 subjek 3 dilaksanakan pada tanggal 21 April 2015. Tes
dilaksanakan terlebih dahulu, setelah pelaksanaan tes selesai dilanjutkan wawancara.
Adapun hasil tes ke-2 subjek 3 sebagai berikut.

Gambar 4.6. Hasil Tes ke-2 Subjek 3


Hasil tes ke-2 dari subjek 3 tersebut dibuktikan dengan wawancara ke-2 dari
subjek 3 sebagai berikut.
P (1) : Yanuar menurut kamu soal nomor 1 sampai 5 bagaimana?
S (1) : Sulit.
P (2) : Apakah ketika melihat soal-soal tersebut kamu sudah dapat menentukan cara untuk mengerjakan? [K5I-02-3]
S (2) : Tidak tau. [P4-02-3]
P (3) : Untuk soal nomer 1 bingungnya dimana?
S (3) : Semuanya.
P (4) : Apa belum diajarkan?
S (4) : Sudah tapi bingung.
P (5) : Angka nol didepan sendiri itu didapat dari mana?
S (5) : 3 dibagi 9 kan tidak bisa jadi awalnya dikasih nol. [K1II-02-3]
P (6) : Apa benar cara pembagian pistol seperti itu?
S (6) : Bingung. [P3-02-3]
P (7) : Terus dapat 239 itu dari mana?
S (7) : 36 dikali 9
P (8) : Apa benar 36×9=239. [K2I-02-3]
S (8) : Bingung bu. [P3-02-3]
P (9) : Kalau 130 nya didapat dari mana?
S (9) : 369-239=130.
P (10) : Tapi kenapa langsung 130-130=0? [K1II-02-3]
S (10) : Bingung. [P3-02-3]
P (11) : Untuk soal nomer 2,3,4,5 ini tidak seperti itu ya jangan dikasih awalan nol. [K1II-02-3]
P (11) : Terus operasi hitungnya juga salah. [K2I-02-3]
S (11) : Iya
P (12) : Kenapa kok bisa mengejakan dengan langkah-langkah seperti itu? [K1II-02-3]
S (12) : Bingung. [P3-02-3]
P (13) : Bellum hafal operasi hitungnya, pengurangan, penjumlahan, perkalian dan pembagiannya?
S (13) : Belum. [P5-02-3]
P (14) : Untuk simbol pembagian pistol penulisannya benar apa tidak? [K4I-02-3]
S (14) : Tidak tau. [P4-02-3]
P (15) : Untuk simbol pembagian pistol penulisannya diberi tanda kurang ya.
S (15) : Iya bu.

D. Validasi Data
1. Subjek 1 (Kemampuan Awal Tinggi)
Setelah didapatkan data wawancara ke-1 dan ke-2 subjek 1 perlu dilakukan validasi
data melalui triangulasi. Triangulasi dilakukan terhadap data wawancara ke-1 dan ke-2
dengan tujuan menvalidasi data wawancara ke-1. Triangulasi dilakukan pada setiap jenis-
jenis kesalahan. Adapun triangulasi data wawancara ke-1 dan ke-2 subjek 1sebagai berikut.

Tabel 4.2. Triangulasi Data Wawancara ke-1 dan ke-2 Subjek 1


No Data Wawancara ke-1 Data Wawancara ke-2
(1) (2) (3)
1. Kesalahan keterampilan proses. Kesalahan keterampilan proses.
 Subjek 1 mengalami kesalahan proses  Subjek 1 mengalami kesalahan proses
penyelesaian tidak memberikan angka nol penyelesaian tidak memberikan angka
pada hasil baginya. [K1I-01-1] nol pada hasil baginya. [K1I-02-1]
 Subjek 1 mengalami kesalahan pada urutan
langkah-langkah penyelesain. [K1II-01-1]
Penyebab kesalahan. Penyebab kesalahan.
 Subjek 1 lupa dengan konsep pembagian  Subjek 1 bingung dengan proses
pistol. [P1-01-1] penyelesaian pembagian pistol. [P3-02-1]
 Subjek 1 bingung dengan proses
penyelesaian pembagian pistol. [P3-01-1]
2. Kesalahan kecerobohan/kurang cermat. Kesalahan kecerobohan/kurang cermat.
 Subjek 1 mengalami kesalahan dalam  Subjek 1 mengalami kesalahan dalam
proses perhitungan. [K2I-01-1] proses perhitungan. [K2I-02-1]
 Subjek 1 mengalami kesalahan dalam
menuliskan soal. [K2II-01-1]
Penyebab kesalahan. Penyebab kesalahan.
 Subjek 1 kurang teliti. [P2-01-1]  Subjek 1 kurang teliti. [P2-02-1]
 Subjek 1 bingung dengan proses  Subjek 1 bingung dengan proses
penyelesaian pembagian pistol. [P3-01-1] penyelesaian pembagian pistol. [P3-02-1]
(1) (2) (3)
3. Kesalahan memahami soal. Kesalahan memahami soal.
 Subjek 1 tidak memproses lebih lanjut  Subjek 1 tidak memproses lebih lanjut
langkah-langkah penyelesaiannya. langkah-langkah penyelesaiannya.
[K3I-01-1] [K3I-02-1]
Penyebab kesalahan. Penyebab kesalahan.
 Subjek 1 bingung dengan proses  Subjek 1 bingung dengan proses
penyelesaian pembagian pistol. [P3-01-1] penyelesaian pembagian pistol. [P3-02-1]
 Subjek 1 tidak memahami pembagian
pistol [P4-02-1]

Berdasarkan hasil triangulasi data wawancara ke-1 dan ke-2 terlihat bahwa subjek 1
pada data wawancara ke-1 dan ke-2 memiliki kesalahan yang sama, yaitu kesalahan
keterampilan proses, kesalahan kecerobohan/kurang cermat, dan kesalahan memahami soal.
Karena pada hasil triangulasi data wawancara ke-1 dan ke-2 memiliki kesalahan yang sama,
sehingga dapat di simpulkan bahwa data wawancara ke-1 valid. Jadi data wawancara ke-1
dapat digunakan sebagai pedoman analisis data.
2. Subjek 2 (Kemampuan Awal Sedang)
Setelah didapatkan data wawancara ke-1 dan ke-2 subjek 2 perlu dilakukan validasi
data melalui triangulasi. Triangulasi dilakukan terhadap data wawancara ke-1 dan ke-2
dengan tujuan menvalidasi data wawancara ke-1. Triangulasi dilakukan pada setiap jenis-
jenis kesalahan. Adapun triangulasi data wawancara ke-1 dan ke-2 subjek 2 sebagai berikut.

Tabel 4.3. Triangulasi Data Wawancara ke-1 dan ke-2 Subjek 2


No Data Wawancara ke-1 Data Wawancara ke-2
(1) (2) (3)
1. Kesalahan keterampilan proses. Kesalahan keterampilan proses.
 Subjek 2 mengalami kesalahan proses  Subjek 2 mengalami kesalahan proses
penyelesaian tidak memberikan angka penyelesaian tidak memberikan angka
nol pada hasil baginya. [K1I-01-2] nol pada hasil baginya. [K1I-02-2]
 Subjek 2 mengalami kesalahan pada  Subjek 2 mengalami kesalahan pada
urutan langkah-langkah penyelesaian. urutan langkah-langkah penyelesaian.
[K1II-01-2] [K1II-02-2]
Penyebab kesalahan. Penyebab kesalahan.
 Subjek 2 bingung dengan proses  Subjek 2 bingung dengan proses
penyelesaian pembagian pistol.[P3-01-2] penyelesaian pembagian pistol. [P3-02-2]
 Subjek 2 tidak memahami pembagian Subjek 2 tidak memahami pembagian
pistol [P4-01-2] pistol [P4-02-2]
2. Kesalahan kecerobohan/kurang cermat. Kesalahan kecerobohan/kurang cermat.
 Subjek 2 mengalami kesalahan dalam  Subjek 2 mengalami kesalahan dalam
proses perhitungan. [K2I-01-2] proses perhitungan. [K2I-02-2]
Penyebab kesalahan. Penyebab kesalahan.
 Subjek 2 kurang teliti. [P2-01-2]  Subjek 2 tidak menguasai operasi hitung.
 Subjek 2 tidak menguasai operasi hitung. [P5-02-2]
[P5-01-2]
3. Kesalahan dalam penggunaan notasi. Kesalahan dalam penggunaan notasi.
 Subjek 2 mengalami kesalahan dalam  Subjek 2 mengalami kesalahan dalam
menuliskan notasi/simbol dalam menuliskan notasi/simbol dalam
menyelesaiakan soal. [K4I-01-2] menyelesaiakan soal. [K4I-02-2]
Penyebab kesalahan. Penyebab kesalahan.
 Subjek 2 tidak memahami pembagian  Subjek 2 tidak memahami pembagian
pistol [P4-01-2] pistol [P4-02-2]

Berdasarkan hasil triangulasi data wawancara ke-1 dan ke-2 terlihat bahwa subjek 2
pada data wawancara ke-1 dan ke-2 memiliki kesalahan yang sama, yaitu kesalahan
keterampilan proses, kesalahan kecerobohan/kurang cermat, dan kesalahan dalam
penggunaan notasi. Karena pada hasil triangulasi data wawancara ke-1 dan ke-2 memiliki
kesalahan yang sama, sehingga dapat di simpulkan bahwa data wawancara ke-1 valid. Jadi
data wawancara ke-1 dapat digunakan sebagai pedoman analisis data.
3. Subjek 3 (Kemampuan Awal Rendah)
Setelah didapatkan data wawancara ke-1 dan ke-2 subjek 3 perlu dilakukan validasi
data melalui triangulasi. Triangulasi dilakukan terhadap data wawancara ke-1 dan ke-2
dengan tujuan menvalidasi data wawancara ke-1. Triangulasi dilakukan pada setiap jenis-
jenis kesalahan. Adapun triangulasi data wawancara ke-1 dan ke-2 subjek 3 sebagai berikut.
Tabel 4.4. Triangulasi Data Wawancara ke-1 dan ke-2 Subjek 3
No Data Wawancara ke-1 Data Wawancara ke-2
(1) (2) (3)
1. Kesalahan keterampilan proses. Kesalahan keterampilan proses.
 Subjek 3 mengalami kesalahan pada  Subjek 3 mengalami kesalahan pada
urutan langkah-langkah penyelesaian. urutan langkah-langkah penyelesaian.
[K1II-01-3] [K1II-02-3]
Penyebab kesalahan. Penyebab kesalahan.
 Subjek 3 bingung dengan proses  Subjek 3 bingung dengan proses
penyelesaian pembagian pistol. [P3-01-3] penyelesaian pembagian pistol.
 Subjek 3 tidak memahami pembagian [P3-02-3]
pistol [P4-01-3]

(1) (2) (3)


2. Kesalahan kecerobohan/kurang cermat. Kesalahan kecerobohan/kurang cermat.
 Subjek 3 mengalami kesalahan dalam  Subjek 3 mengalami kesalahan dalam
proses perhitungan. [K2I-01-3] proses perhitungan. [K2I-02-3]
Penyebab kesalahan. Penyebab kesalahan.
 Subjek 3 bingung dengan proses  Subjek 3 bingung dengan proses
penyelesaian pembagian pistol. [P3-01-3] penyelesaian pembagian pistol. [P3-02-3]
 Subjek 3 tidak menguasai operasi hitung.  Subjek 3 tidak menguasai operasi hitung.
[P5-01-3] [P5-02-3]
3. Kesalahan dalam penggunaan notasi. Kesalahan dalam penggunaan notasi.
 Subjek 3 mengalami kesalahan dalam  Subjek 3 mengalami kesalahan dalam
menuliskan notasi/simbol dalam menuliskan notasi/simbol dalam
menyelesaiakan soal. [K4I-01-3] menyelesaiakan soal. [K4I-02-3]
Penyebab kesalahan. Penyebab kesalahan.
 Subjek 3 tidak memahami pembagian  Subjek 3 tidak memahami pembagian
pistol [P4-01-3] pistol [P4-02-3]
4. Kesalahan konsep. Kesalahan konsep.
 Subjek 3 tidak mengetahui konsep cara  Subjek 3 tidak mengetahui konsep cara
yang dipilih [K5I-01-3] yang dipilih [K5I-02-3]
Penyebab kesalahan. Penyebab kesalahan.
 Subjek 3 tidak memahami pembagian Subjek 3 tidak memahami pembagian pistol
pistol. [P4-01-3] [P4-02-3]

Berdasarkan hasil triangulasi data wawancara ke-1 dan ke-2 terlihat bahwa subjek 3
pada data wawancara ke-1 dan ke-2 memiliki kesalahan yang sama, yaitu kesalahan
keterampilan proses, kesalahan kecerobohan/kurang cermat, kesalahan dalam penggunaan
notasi dan kesalahan konsep. Karena pada hasil triangulasi data wawancara ke-1 dan ke-2
memiliki kesalahan yang sama, sehingga dapat di simpulkan bahwa data wawancara ke-1
valid. Jadi data wawancara ke-1 dapat digunakan sebagai pedoman analisis data.
E. Analisis Data
1. Subjek 1
a. Identifikasi Kesalahan
Berdasarkan jawaban subjek 1 dalam menyelesaikan tes uraian nomor 1 sampai 5 dapat
diidentifikasi kesalahannya sebagai berikut.
Pertama subjek 1 mengalami kesalahan keterampilan proses, yaitu kesalahan dalam proses
penyelesaian atau urutan pengerjaan soal. Hal ini dibuktikan dari jawaban siswa nomor 2 kurang
memberikan angka nol pada hasil baginya. Kesalahan nomor 2 dapat ditunjukkan dengan kode
[K1I-01-1]. Selain itu terlihat juga jawaban nomor 5 mengalami kesalahan tidak memberikan
angka nol pada hasil baginya dan kesalahan dalam urutan penyelesaian soal, yaitu subjek 1 tidak
menuliskan hasil 100:12 pada hasil baginya. Kesalahan nomor 5 ditunjukkan dengan kode [K1I-
01-1] dan [K1II-01-1].
Kedua subjek 1 mengalami kesalahan kecerobohan/kurang cermat yaitu kesalahan dalam
proses perhitungan. Hal ini dibuktikan dari jawaban siswa nomor 4 mengalami kesalahan dalam
pengurangan, yaitu 22-16=8, seharusnya 22-16=6. Kesalahan nomor 4 tersebut dapat
ditunjukkan dengan kode [K2I-01-1]. Selain itu subjek 1 juga mengalami kesalahan nomor 3
yaitu, kesalahan dalam menuliskan soal. Hal itu terlihat dari soal yang seharusnya 2.792:4 tetapi
dituliskan 792:2. Kesalahan nomor 3 dapat ditunjukkan dengan kode [K2II-01-1].
Ketiga subjek 1 mengalami kesalahan memahami soal yaitu kesalahan tidak memproses
lebih lanjut solusi dalam permasalahan. Hal ini dibuktikan dari jawaban siswa nomor 5 proses
penyelesaiannya tidak sampai selesai. Kesalahan nomor 5 ditunjukkan dengan kode [K3I-01-1].
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan, subjek 1 megalami kesalahan keterampilan proses
yaitu, kesalahan proses penyelesaian tidak memberikan angka nol pada hasil baginya dan
kesalahan pada urutan langkah-langkah penyelesaian soal, kesalahan kecerobohan/kurang cermat
yaitu, kesalahan dalam proses perhitungan dan kesalahan menuliskan soal, kesalahan memahami
soal yaitu, tidak memproses lebih lanjut langkah-langkah penyelesaian pembagian pistol.
b. Penyebab Kesalahan
Berdasarkan hasil wawancara subjek 1 dapat diketahui penyebab kesalahan yang dilakukan
subjek 1. Penyebab kesalahan yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
Subjek 1 melakukan kesalahan keterampilan proses yaitu kesalahan dalam proses
penyelesaian atau urutan pengerjaan soal. Siswa mengalami kesalahan dalam membagi angka
yang lebih kecil dari pembaginya lupa tidak memberikan angka nol pada hasil baginya dan
kesalahan tidak menuliskan jawabannya pada hasil baginya. Kesalahan tersebut disebabkan
karena siswa masih ada yang bingung bahkan lupa dengan konsep pembagian pistol. Siswa
masih bingung dengan alur perhitungan yang menulis dengan arah bergantian atas dan bawah.
Penyebab kesalahan tersebut dapat ditunjukkan dengan kode [P3-01-1] dan [P1-01-1].
Subjek 1 melakukan kesalahan kecerobohan/kurang cermat yaitu kesalahan dalam
perhitungan dan kesalahan dalam menuliskan soal. Kesalahan tersebut disebabkan karena siswa
kurang teliti dan bingung dengan proses penyelesaian. Penyebab kesalahan tersebut dapat
ditunjukkan dengan kode [P2-01-1] dan [P3-01-1].
Subjek 1 melakukan kesalahan dalam memahami soal yaitu tidak dapat memproses lebih
lanjut solusi dalam permasalahan. Subjek 1 tidak dapat menjawab soal pembagian pistol sampai
selesai. Hal ini disebabkan karena subjek 1 masih bingung dan belum benar-benar menguasai
konsep pembagian pistol. Penyebab kesalahan tersebut dapat ditunjukkan dengan kode [P3-01-
1].
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan, subjek 1 mengalami kesalahan dalam
menyelesaikan soal pembagian pistol disebabkan karena lupa konsep pembagian pistol, bingung
langkah-langkah pembagian pistol, dan kurang teliti.
2. Subjek 2
a. Identifikasi Kesalahan
Berdasarkan jawaban subjek 2 dalam menyelesaikan tes uraian nomor 1 sampai 5 dapat
diidentifikasi kesalahannya sebagai berikut.
Pertama subjek 2 mengalami kesalahan keterampilan proses yaitu kesalahan dalam proses
penyelesaian atau urutan langkah-langkah penyelesaian soal. Hal ini dibuktikan dari jawaban
subjek 2 nomor 2, 3, 4, 5 mengalami kesalahan dalam urutan langkah-langkah penyelesaian.
Kesalahan nomor 2, 3, 4, 5 dapat ditunjukkan dengan kode [K1II-01-2]. Selain itu terlihat juga
jawaban nomor 5 mengalami kesalahan tidak memberikan angka nol pada hasil baginya.
Kesalahan nomor 5 ditunjukkan dengan kode [K1I-01-2].
Kedua subjek 2 mengalami kesalahan kecerobohan/kurang cermat yaitu kesalahan dalam
proses perhitungan. Hal ini dibuktikan dari jawaban subjek 2 nomor 1, 2, 4 mengalami kesalahan
dalam perhitungan. Kesalahan nomor 1, 2, 4 tersebut dapat ditunjukkan dengan kode [K2I-01-2].
Ketiga subjek 2 mengalami kesalahan penggunaan notasi yaitu kesalahan dalam
menuliskan simbol dalam menyelesaikan soal. Hal ini dibuktikan dari jawaban subjek 2 nomor 1
sampai 5 pada saat menyelesaikan soal pembagian pistol tidak memberikan tanda kurang ketika
ada proses pengurangan. Kesalahan nomor 1 sampai 5 ditunjukkan dengan kode [K4I-01-2].
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan, subjek 2 mengalami kesalahan keterampilan
proses yaitu, kesalahan proses penyelesaian tidak memberikan angka nol pada hasil baginya dan
kesalahan pada urutan langkah-langkah penyelesaian soal, kesalahan kecerobohan/kurang cermat
yaitu, kesalahan dalam proses perhitungan, dan kesalahan penggunaan notasi yaitu, pada saat
menyelesaikan soal pembagian pistol tidak memberikan tanda kurang ketika ada proses
pengurangan.
b. Penyebab Kesalahan
Berdasarkan hasil wawancara subjek 2 dapat diketahui penyebab kesalahan yang dilakukan
subjek 2. Penyebab kesalahan yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
Subjek 2 melakukan kesalahan keterampilan proses yaitu kesalahan dalam urutan langkah-
langkah penyelesaian. Subjek 2 mengalami kesalahan dalam membagi angka yang lebih kecil
dari pembaginya lupa tidak memberikan angka nol pada hasil baginya. Kesalahan tersebut
disebabkan karena subjek 2 tidak mengetahui langkah-langkah penyelesaian pembagian pistol
dengan baik, sehingga subjek 2 masih bingung proses penyelesaian pembagian pistol. Penyebab
kesalahan tersebut dapat ditunjukkan dengan kode [P4-01-2] dan [P3-01-2].
Subjek 2 mengalami kesalahan kecerobohan/kurang cermat yaitu kesalahan dalam
perhitungan. Kesalahan tersebut disebabkan karena subjek 2 kurang teliti dan tidak menguasai
operasi hitung. Penyebab kesalahan tersebut dapat ditunjukkan dengan kode [P2-01-2] dan [P5-
01-2].
Subjek 2 melakukan kesalahan dalam penggunaan notasi yaitu pada saat menyelesaikan
soal pembagian pistol tidak memberikan tanda kurang ketika ada proses pengurangan. Hal ini
disebabkan karena subjek 2 tidak memahami pembagian pistol. Penyebab kesalahan tersebut
dapat ditunjukkan dengan kode [P4-01-2].
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan, subjek 2 mengalami kesalahan dalam
menyelesaikan soal pembagian pistol disebabkan karena tidak memahami pembagian pistol,
bingung langkah-langkah pembagian pistol, kurang teliti, dan tidak menguasai operasi hitung.
3. Subjek 3
a. Identifikasi Kesalahan
Berdasarkan jawaban subjek 3 dalam menyelesaikan tes uraian nomor 1 sampai 5 tampak
bahwa subjek 3 dapat diidentifikasi kesalahannya sebagai berikut.
Pertama subjek 3 mengalami kesalahan keterampilan proses yaitu kesalahan urutan
langkah-langkah penyelesaian soal. Hal ini dibuktikan dari jawaban subjek 3 nomor 1 sampai 5
kesalahan dalam urutan langkah-langkah penyelesaian soal. Kesalahan nomor 1 sampai 5
ditunjukkan dengan kode [K1II-01-3].
Kedua subjek 3 mengalami kesalahan kecerobohan/kurang cermat yaitu kesalahan dalam
proses perhitungan. Hal ini dibuktikan dari jawaban subjek 3 nomor 1 sampai 4 mengalami
kesalahan dalam perhitungan. Kesalahan nomor 1 sampai 5 tersebut dapat ditunjukkan dengan
kode [K2I-01-3].
Ketiga subjek 3 mengalami kesalahan penggunaan notasi yaitu kesalahan dalam
menuliskan simbol dalam menyelesaikan soal. Hal ini dibuktikan dari jawaban subjek 3 nomor 1
sampai 3 pada saat menyelesaikan soal pembagian pistol tidak memberikan tanda kurang ketika
ada proses pengurangan. Kesalahan nomor 1 sampai tiga dapat ditunjukkan dengan kode [K4I-
01-3]
Keempat subjek 3 mengalami kesalahan konsep yaitu kesalahan tidak mengetahui konsep
cara yang dipilih. Hal itu dibuktikan dengan jawaban soal nomor 1 sampai 5 subjek 3 salah
dalam menggunakan konsep pembagian pistol. Kesalahan nomor 1 sampai 5 dapat ditunjukkan
dengan kode [K5I-01-3].
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan, pertama subjek 3 mengalami kesalahan
keterampilan proses yaitu, kesalahan pada urutan langkah-langkah penyelesaian, kesalahan
kecerobohan/kurang cermat yaitu, kesalahan dalam proses perhitungan, kesalahan dalam
penggunaan notasi yaitu, kesalahan dalam menuliskan simbol dalam menyelesaikan soal, dan
kesalahan konsep yaitu, tidak mengetahui konsep cara yang dipilih.
b. Penyebab Kesalahan
Berdasarkan hasil wawancara subjek 1 dapat diketahui penyebab kesalahan yang dilakukan
subjek 1. Penyebab kesalahan yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
Subjek 3 melakukan kesalahan keterampilan proses yaitu kesalahan dalam proses
penyelesaian atau urutan pengerjaan soal. Kesalahan tersebut disebabkan karena siswa tidak
memahami pembagian pistol. Penyebab kesalahan tersebut dapat ditunjukkan dengan kode [P4-
01-3].
Subjek 3 melakukan kesalahan kecerobohan/kurang cermat yaitu kesalahan dalam
perhitungan. Kesalahan tersebut disebabkan karena siswa bingung dengan proses penyelesaian
dan tidak menguasai operasi hitung. Penyebab kesalahan tersebut dapat ditunjukkan dengan kode
[P3-01-3] dan [P5-01-3].
Subjek 3 mengalami kesalahan penggunaan notasi yaitu kesalahan dalam menuliskan
simbol dalam menyelesaikan soal. Subjek 3 pada saat menyelesaikan soal pembagian pistol tidak
memberikan tanda kurang ketika ada proses pengurangan. Kesalahan tersebut disebabkan karena
tidak memahami pembagia pistol. Penyebab kesalahan tersebut ditunjukkan dengan kode [P4-01-
3].
Subjek 3 mengalami kesalahan konsep yaitu kesalahan tidak mengetahui konsep cara yang
dipilih. Kesalahan tersebut disebabkan karena siswa tidak memahami pembagian pistol.
Penyebab kesalahan tersebut ditunjukkan dengan kode [P4-01-3].
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan, subjek 3 mengalami kesalahan dalam
menyelesaikan soal pembagian pistol disebabkan karena bingung langkah-langkah pembagian
pistol, tidak memahami pembagian pistol, dan tidak menguasai operasi hitung.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat diambil suatu kesimpulan tentang analisis
kesalahan operasional siswa SD kelas IV pada pembagian pistol berdasarkan kemampuan awal
siswa di SD Negeri Garon 01 yang berlokasi Jl. Raya Madiun-Surabaya Desa Garon Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan kajian teori yang didukung
oleh hasil penelitian serta mengacu pada tujuan penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut.
1. Siswa dengan kemampuan awal tinggi mengalami kesalahan antara lain kesalahan
keterampilan proses, yaitu kesalahan proses penyelesaian tidak memberikan angka nol pada hasil
baginya, dan kesalahan urutan langkah-langkah penyelesaian, kesalahan kecerobohan/kurang
cermat, yaitu kesalahan dalam perhitungan, dan kesalahan dalam menuliskan soal, dan kesalahan
memahami soal, yaitu tidak memproses lebih lanjut solusi permasalahan. Kesalahan-kesalahan
tersebut disebabkan karena siswa belum menguasai langkah-langkah pembagian pistol dengan baik,
kurang teliti, dan tidak konsentrasi dalam mengerjakan.
2. Siswa dengan kemampuan awal sedang mengalami kesalahan antara lain kesalahan
keterampilan proses, yaitu kesalahan proses penyelesaian tidak memberikan angka nol pada hasil
baginya, dan kesalahan urutan langkah-langkah penyelesaian, kesalahan kecerobohan/kurang
cermat, yaitu kesalahan dalam perhitungan, dan kesalahan dalam penggunaan simbol/notasi, yaitu
kesalahan dalam menuliskan notasi/simbol dalam menyelesaikan soal. Kesalahan-kesalahan
tersebut disebabkan karena siswa belum menguasai langkah-langkah pembagian pistol dengan baik,
kurang teliti dalam menyelesaikan soal, tidak menguasai operasi hitung, dan tidak mau mencoba
mengahafalkan operasi hitung.
Siswa dengan kemampuan awal rendah mengalami kesalahan antara lain kesalahan keterampilan
proses, yaitu kesalahan urutan langkah-langkah penyelesaian, kesalahan kecerobohan/kurang
cermat, yaitu kesalahan dalam perhitungan, kesalahan dalam penggunaan simbol/notasi, yaitu
kesalahan dalam menuliskan simbol/notasi dalam menyelesaikan soal, dan kesalahan konsep, yaitu
kesalahan memilih cara dalam menyelesaikan soal. Kesalahan-kesalahan tersebut disebabkan
karena siswa tidak pernah memperhatikan penjelasan guru dikelas, sehingga tidak mengetahui sama
sekali konsep langkah-langkah pembagian pistol, dan tidak mau mencoba mengahafalkan operasi
hitung, sehingga tidak menguasai operasi hitung.

DAFTAR PUSTAKA
Bandi Delphie. 2009. Matematika Untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Klaten: PT Intan Sejati.
Herman Hudojo. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang:
Universitas Negeri Malang Press.
Harjanto. 2005. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Mutmainah. 2013. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi Bilangan
Berpangkat SMK Diponegoro Salatiga. (Online),
(http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3637/2/T1_202009077_Full%20text.pdf,
diunduh 2 Maret 2015).
Praptiwi, dan Jeffry, H. 2012. Efektivitas Metode Kooperatif Tipe GI dan STAD
Ditinjau dari Kemampuan Awal. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika (Online), Vol 3,
No. 1, (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=88210&val=528, diunduh 2
Maret 2015).
Sari Kusuma, D., Suarjana., dan Sumantri. 2014. Penerapan Model Polya Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar dalam Memecahkan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V. Jurnal Mimbar
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha (Online), Vol 2, No. 1,
(http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/download/2057/1794, diunduh 28
Februari 2015).
Sitti, S., Makbul, M., dan Trianingsih Eni, L. 2013. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan
Soal Matematika Materi Operasi Pecahan Bentuk Aljabar Kelas VIII SMP Negeri 2
Malang. (Online),
(http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel9EEC8FEB3F87AC825C375098E45CB68
9.pdf, diunduh 28 Februari 2015).

Anda mungkin juga menyukai