BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan anak. Selain itu, sekolah merupakan tempat kedua bagi anak-anak
pendidikan sekolah.
harus dibenahi. Salah satu masalah pendidikan sederhana yang perlu dibenahi
adalah cara guru mengajar. Dalam kebanyakan kasus, guru masih sangat aktif
persyaratan profesional yang terdefinisi dengan baik (Gulo, 2022; & Ilyas, 2022).
yang harus dipelajari oleh siswa mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
1
2
maupun tidak sengaja dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan marlina
7 dari bawah (73) dengan skor rata-rata 379. Indonesia berada di atas Arab Saudi
yang memiliki skor rata-rata 373. Kemudian untuk peringkat satu, masih diduduki
dengan baik, efisien dan efektif. Penggunaan media pembelajaran dalam proses
bagi siswa.
nilai yang sama. Di tingkat sekolah dasar, perkalian merupakan dasar matematika
dengan cara satu bilangan dilipat gandakan sesuai dengan bilangan pengalinya.
3
Mei 2023 dengan guru kelas IV SD Negeri 1 Baadia yaitu (1) guru masih
menggunakan cara konvesional seperti metode ceramah (2) guru masih belum
adalah salah satu materi yang di anggap sulit, (4) sangat membosankan bagi yang
tidak suka dengan pelajaran berhitung khususnya perkalian, (5) siswa sering lupa
untuk menambahkan hasil kali yang telah dilakukan sebelumnya dalam perkalian
bersusun 2 sampai 3 angka, (6) terdapat > 60% siswa yang belum mencapai KKM
yaitu 60 pada mata pelajaran matematika, (7) berdasarkan hasil PISA tahun 2018
perlu adanya inovasi pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru matematika.
Dari uraian latar belakang masalah tersebut maka peneliti ingin melakukan
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
E. Manfaat Penelitian
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, secara khusus penelitian ini bermanfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
hasil belajar siswa dan menganalisis dampak penggunaan Media takalintar untuk
5
SD Negeri 1 Baadia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru dan sebagai alternatif
b. Bagi siswa. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dan minat belajar siswa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORITIS
1. Pembelajaran Matematika SD
tidak menjadi hal yang ditakuti oleh siswa, karena matematika adalah ilmu yang
6
7
yang matematika yang sistematika, dapat membantu siswa berpikir logis dan
sebaliknya.
diantaranya:
2. Media pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata
“medium” yang berarti sesuatu yang terletak ditengah (antara dua pihak atau
kutub) atau suatu alat. Media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat
motivasi belajar siswa, dan segala sesuatu yang digunakan baik benda maupun
lingkungan yang berada di sekitar siswa yang dapat dimanfaatkan pelajar dalam
proses pembelajaran media pembelajaran adalah alat yang berfungsi yang dapat
perhatian anak sehingga proses belajar dapat berlangsung. Media berasal dari
kata jamak medium yang berarti perantara. Selanjutnya, medium juga diartikan
9
sebagai sesuatu yang berada di tengah. Maksudnya disini adalah perantara yang
kepada siswa.
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif
ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada
rekaman video.
bahkan berbulan bulan dapat disajikan kepada siswa dalam waktu yang lebih
ibadah haji dapat direkam dan diperpendek prosesnya menjadi lima sampai
10
Misalnya, proses terjadinya gempa bumi yang hanya kurang dari satu menit dapat
diperlambat sehingga lebih mudah dipahami oleh peserta didik bagaimana proses
kepada sejumlah besar peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif
sama mengenai kejadian itu. Contohnya, rekaman video, audio yang disebarkan
Indonesia tentu sangatlah banyak. Tetapi semua media yang ada tentu memiliki
benda yang di demonstrasikan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film
bersuara, dan mesin belajar. Adapun pendapat lain mengatakan media itu
kapan saja,
4. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya: objek
yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model.
pembelajaran berupa meja yang terbuat dari papan dan gabus. Keuntungan dari
masalah yang berkaitan dengan konsep perkalian selain teknik susun pendek dan
hitung perkalian.
media pembelajaran yang telah ada sebelumnya. Jika sebelumnya media ini hanya
berupa tabel, pada penelitian kali ini media dimodifikasi dengan menambah nilai
fungsi dari tabel kali pintar, dimana pada papan Takalintar kali ini bisa digunakan
untuk latihan individu dan latihan berkelompok yang tentunya akan menambah
daya tarik tersendiri, sehingga siswa tidak akan merasa bahwa belajar perkalian
itu sulit.
c) Lalu buatlah lambang perkalian (x) pada kolom atas sebelah kanan
d) Setelah itu tukisan angka yang diinginkan pada kolom atas dan kanan. Contoh
23 x 40. Lalu kerjakanlah dimulai dari 2x4, 2x0, 3x4, 3x0. Setelah hasilnya
diketahui.
2 3 X
0
14
e) Lalu kerjakanlah dimulai dari 2x4, 2x0, 3x4, 3x0. Setelah hasilnya diketahui
masukan pada kolom yang bergaris diagonal. Tulislah hasil puluhan pada
kolom diagonal atas dan satuan pada kolom diagonal yang bawah.
2 3 X
0 1 4
8 2
0 0 0
0 0
2 3 X
0 1 4
0 8 2
0 0 0
9 0 0
2 0
g) Cara yang terakhir yaitu, untuk mengetahui hasil akhirnya dilihat dari kolom
sebelah kiri yaitu 0920, karena angka nol (0) tidak termasuk dalam hasilnya
Takalintar yaitu:
media ini yaitu, pembuatan memerlukan waktu yang cukup lama dan siswa tidak
akan dapat mengikuti dengan baik kalau penjelasan guru terlalu cepat dalam
yang ingin dicapai dari media Takalintar ini yaitu: memotivasi siswa,
3. Hasil Belajar
a. Konsep Belajar
1. Pengertian Belajar
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap Gulo, (2022).
pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Hal ini sejalan dengan
pendapat Suardi, (2018:16) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
yang didorong oleh berbagai aspek seperti motivasi, emosional, sikap dan yang
lainnya, dan pada akhirnya menghasilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan
Maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses atau interaksi
hidup yang didorong oleh berbagai aspek seperti motivasi, emosional, sikap dan
yang lainnya.
2. Teori-teori Belajar
lingkungan. Pembelajar sebagai kertas putih (yaitu tabula rasa). Oleh karena
melalui negosiasi sosial. Setiap orang memiliki interpretasi yang berbeda dan
17
suatu situasi.
3. Faktor-Faktor Belajar
golongan:
a. faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor
b. faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial yang mencakup
a. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam siswa. Faktor
b. Faktor eksternal adalah faktor yang bersal dari luar diri siswa meliputi guru,
dan kemampuan yang didapatkan oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya
pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau proses belajar dinyatakan dalam
simbol, huruf, atau kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai peserta
pendidikan telah mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Hasil belajar
juga merupakan laporan mengenai apa yang telah diperoleh siswa dalam proses
bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar
mengajar yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Maka siswa
mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu ada faktor internal (minat, bakat,
motivasi, dan cara belajar) dan faktor eksternal (lingkungan sekolah dan
lingkungan keluarga).
1. Faktor Internal
a)Minat
Minat merupakan sesuatu yang penting, dan harus dimiliki ketika kita
19
akan melakukan sesuatu. Jika seseorang tidak memiliki minat yang tinggi dalam
suatu hal, maka ia akan kesulitan dan tidak tertarik untuk melakukannya.
b) Bakat
masih perlu dikembangkan atau dilatih. Pada dasarnya setiap manusia memiliki
c) Motivasi
kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Motivasi
merupakan hal yang penting dan harus dimiliki oleh setiap siswa agar seorang
d) Cara Belajar
Cara belajar adalah sebuah strategi yang dilakukan siswa agar lebih
memahami materi yang dijelaskan tentunya dengan cara belajar yang disenangi
2. Faktor Eksternal
a) Lingkungan Sekolah
b) Lingkungan Keluarga
B. Kajian Literatur
Penelitian yang relevan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh:
kelas IV MIN 4 Batu Ralang”. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini,
siklus II 71,42% dan siklus III 89,28%. Aktivitas siswa juga meningkat dengan
hasil siklus I 53,84%, siklus II 71,15%, dan siklus III 92,30%.Dan hasil belajar
72,00% dan siklus III 80,00%. Guru juga memberikan post-test dan mendapat
nilai sebesar 92%. Sehingga target indikator keberhasilan hasil belajar siswa
siswa. Hal ini dapat dilhat hasil belajar siswa siklus I rata-rata nilai 73,07 dan
siklus II rata-rata nilai 85,76 dengan tingkat ketuntasan klasikal pda siklus I
Raman Utara.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma & Wilujeng, (2022) “Pengaruh Media
Siswa Kelas III Di MIN 2 Kota Madiun”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan pemahaman konsep siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis
Media Tabel Perkalian Pintar (Takalintar) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Selatan.
Matematika siswa Sekolah Dasar. Rata-rata nilai sebelum perlakuan dan rata-
(Takalintar) siswa Kelas III UPT SD Negeri 182 Gresik”. Berdasarkan hasil
penelitian tindakan kelas ini, maka dapat disimpulkan bahwa media tabel
perkalian siswa. Pada observasi pertama terdapat beberapa siswa yang belum
hal tersebut sudah dapat dikatakan tuntas dan hasil yang diperoleh sudah
memenuhi KKM yang telah ditentukan, terdapat 84,2% peserta didik tuntas
B. Kerangka Berpikir
pelajaran dan cepat daya tangkap dipengaruhi oleh konsentrasi. Ada banyak
hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan belajar yang sering kita jumpai dalam
yang mendapat nilai rendah dalam ulangan harian tentang materi perkalian yang
Hasil belajar ini dilihat dari rendahnya hasil latihan, baik latihan di kelas
maupun pekerjaan rumah dan hasil ulangan harian. Rendahnya nilai bahkan ada
siswa SD yang sama sekali tidak memahami perkalian merupakan alasan penulis
dengan adanya media ini, siswa SD dapat dengan mudah memahami dan
Kemudian menentukan tujuan dari penelitian agar penelitian dapat fokus pada
Baadia.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action merupakan suatu penelitian
Ritonga, (2021:43) PTK ialah suatu kegiatan penelitian yang dilakukan guru di
dalam kelasnya dengan permasalahan diperoleh dari kegiatan refleksi diri dan
disuruh menghitung perkalian 2 digit dan hasil belajar banyak kurang mencapai
KKM. Maka dari itu peneliti menemukan solusi dengan menggunakan media
dan reflektif.
2. Desain
25
26
yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada
tindakan kelas khusus untuk mengetahui dan menangani masalah hasil belajar
siswa. Penelitian ini mempunyai arti suatu penelitian yang memerlukan tindakan
Tindakan ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus dilaksanakan 2 kali
pertemuan yang sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Dalam satu siklus
terdiri dari empat langkah, yaitu: 1. Perencanaan (planning), 2. Aksi atau tindakan
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Kesimpulan
a) Siklus I
1. Tahap Perencanaan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian melalui penerapan
3. Observasi
4. Refleksi
selanjutnya perlu dianalisis hasilnya dan ditinjau ulang apa yang belum dilakukan
yang tujuannya untuk memberikan arahan guna untuk melaksanakan langkah pada
siklus selanjutnya. Apabila kriteria yang telah ditetapkan tersebut belum tercapai
b) Siklus II
karenanya hasil observasi, evaluasi dijadikan bahan untuk refleksi dan hasil
refleksi pada siklus I akan dijadikan acuan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
maka dilanjutkan ke siklus II. Dan pada dasarnya pelaksanaan siklus II adalah
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas IV SD
Negeri 1 Baadia Tahun Ajaran 2023/2024 yang berjumlah 34 siswa, yang terdiri
Negeri 1 Baadia sebagai responden dengan alasan masih rendahnya hasil belajar
penelitian oleh peneliti baik dari segi tenaga maupun efisien waktu dan situasi
sosial seperti sebelum mendapatkan izin formal untuk memasuki lokasi tersebut
29
di Jln. Sultan Labuke. Kec. Murhum Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara.
D. Instrumen Penelitian
pengumpulan data dan analisis data, dalam penelitian ini menggunakan instrumen
berupa lembar observasi, soal tes maka dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Lembar Observasi/Pengamatan
media Takalintar yang terdiri dari beberapa aspek yang ditandai dengan memberi
check list di kolom yang ada pada lembar observasi. Untuk mengamati aktivitas
2. Soal Tes
Soal yang digunakan dalam penelitian ini berisi soal pencapaian dari
indikator hasil belajar siswa pada materi perkalian, adapun bentuk soal yang
digunakan berbentuk esay dengan jumlah 5 soal, terdiri dari soal untuk siklus I
30
dan siklus II yang berkaitan dengan indikator yang diterapkan dalam RPP. Guna
1. Observasi
kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang
hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Dalam menggunakan metode observasi
cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format pengamatan sebagai
instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah
laku yang digambarkan sedang terjadi. Peranan yang paling penting dalam
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk
pengumpul data, peneliti menggunakan instrumen berupa tes atau soal-soal tes.
Seperti sudah dijelaskan bahwa data yang diungkap dalam penelitian dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk
mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti,
digunakan tes.
31
3. Dokumentasi
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
tertulis tentang hasil belajar siswa visi dan misi sekolah, jumlah siswa, profil
sekolah, jumlah guru dan staf di sekolah serta kegiatan belajar mengajar yang
fokus atau pertanyaan yang akan dijawab. Melalui rangkaian kegiatan ini, data
sangat penting dari penelitian dan analisis data kualitatif sangat sulit dilakukan
karena tidak ada pedoman baku. Itu tidak berjalan secara linear, tanpa aturan
yang sistematis.
sebagai berikut:
a. Reduksi Data
32
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data rinci.
Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi, diringkas dan
tema, dan kelas unit tertentu akan memberikan gambaran yang lebih jelas
b. Penyajian Data
reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan disajikan secara
awal biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan semakin
untuk memverifikasi adalah triangulasi sumber data dan metode, diskusi teman
b). Rumus untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa Rusilowati (2014:73)
2. Indikator Keberhasilan
1) Indikator Proses
dengan penerapan media Takalintar. Lebih jelasnya dapat dilihat dari observasi
pada aspek guru dan aspek siswa yang sesuai dengan langkah-langkah media
Indikator hasil dapat dilihat dari segi hasil belajar siswa dengan melihat
skor perolehan atau nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes yang
diberikan kepada siswa disetiap akhir siklus dengan menerapkan media Takalintar