Anda di halaman 1dari 148

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMAIKA


SISWA SMP KELAS IX

Disusun Oleh :

Nama : DARMAN AFFANDI


NIM : 103017027227

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011 M / 1432 H
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay


Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP kelas IX”
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada
tanggal 14 Maret 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika.
Jakarta, Maret 2011

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan

Maifalinda Fatra, M.Pd


NIP : 19700528 199603 2002 .......................... ..........................

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Otong Suhyanto, M.Si


NIP : 19681104 199903 1001 .......................... ..........................

Penguji I

Dr. Kadir, M.Pd


NIP : 19670812 199402 1001 .......................... ..........................

Penguji II

Abd. Muin, S.Si., M.Pd


NIP : 1975120 1200604 1003 .......................... ..........................

Mengetahui:
Dekan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA


NIP : 19571005 198703 1003
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul: “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay


Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP kelas IX” disusun
oleh Darman Affandi, Nomor Induk Mahasiswa 103017027227, Jurusan
Pendidikan Matematika. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai
karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasyah sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.

Jakarta, Februari 2011

Yang Mengesahkan

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd Otong Suhyanto, M.Si


NIP. 194803231982031001 NIP. 19681104 199903 1001
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Darman Affandi


NIM : 103017027227
Jurusan : Pendidikan Matematika
Angkatan Tahun : 2003 / 2004
Alamat : Jl. Baru GG.1 no. 49. Rt.011/001 Cilincing –Jakarta Utara

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course


Review Horay Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa
SMP kelas IX” adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1. Nama : Drs. H. M. Ali Hamzah, Mpd


NIP : 19480323 198203 1001
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
2. Nama : Otong Suhyanto, Msi
NIP : 19681104 199903 1001
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila pernyataan skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.

Jakarta, Februari 2011


Yang Menyatakan

Darman Affandi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT. Tuhan semesata


alam yang menggenggam setiap kehidupan, penyempurna setiap
kebahagiaan, tempatku bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa
batas bilangan dan pemurah tanpa limit batasan. Shalawat dan Salam
senantiasa menyelimuti Rasulullah Muhammad SAW tercinta beserta
seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja
keras, do’a, dan kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak
untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika yang penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing selama
masa perkuliahan.
3. Bpk Otong Suhyanto, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
sekaligus Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran dan keikhlasan
dalam membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Bpk. Drs.H. M. Ali Hamzah, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang penuh
kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama
penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu
yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah
SWT.
6. Bpk Drs. Syaiful A’la, Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif Cilincing
Jakarta utara yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.
7. Seluruh Staf dan teman-teman dewan guru SMP Darul Ma’arif Cilincing
Jakarta utara khususnya ibu Ati Nurfiana selaku Kurikulum serta Bpk.
Aris Susanto selaku kolaborator yang telah membantu penulis
melaksanakan penelitian ini.
8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku Bapak Maswan (alm.) dan Ibu
Mahduriyah yang selalu penulis banggakan yang telah memberikan
dukungan secara moril dan materil. Berkat do’a dan hembusan kasih
sayang yang tiada hentinya untukku. Semoga Allah membalas kebaikan
dan cinta yang mereka berikan kepada penulis.
9. Teristimewa untuk Kakakku Puaris, Mba Sahmina, Mba iin dan
kelauarga Bpk. Amiruddin dan ibu Hj. A. Sukin . Untuk keponakanku
Iknan diyanto yang telah memberi keceriaan dan senyum indah yang
mampu menghilangkan penatku.
10. Sahabat-sahabat sejatiku, di Formad, ical koma, yek irfan, sa’i, amir,
Siqqil Arafat, Mukhlis, Nopan, imam dan seluruh penghuni alhusaini.
Wabil khusus untuk M. Yudi dan M. Rusdi Terimakasih atas doa,
dukungan, bantuan dan kebersamaan selama ini yang kalian berikan
pada penulis.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika
Angkatan 2003, kelas A dan B. Khususnya Fatkhul Hakim, Lukman dan
semuanya. Terima kasih atas kebersamaannya, dukungan, bantuan dan
motivasinya. Tiada hal terindah kecuali mengenang masa kita berjuang
bersama di kampus.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-
mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, dan doa yang telah
diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di
dunia dan akhirat.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
khazanah ilmu pengetahuan umumnya. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Jakarta, Februari 2011

Penulis
ABSTRAK

DARMAN AFFANDI (103017027227), “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course


Review Horay Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP
kelas IX” . Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui keaktifan


siswa dalam belajar matematika melalui metode Course Review Horay. 2) Untuk
mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review
horay dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa-siswi SMP Darul
Ma’arif Kelas IX.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keaktifan
belajar, hasil belajar kelompok, dan wawancara.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari
tiap siklusnya. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata keaktifan belajar siswa tiap
siklusnya yaitu pada siklus I sebesar 1,65 dengan keaktifan dalam kategori
Sedang, dan pada siklus II meningkat menjadi 2,21 dengan keaktifan dalam
kategori Baik. Dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe Course
Review Horay dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe Course


Review Horay dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa.

Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay dan keaktifan
Belajar
ABSTRACT

DARMAN AFFANDI (103017027227), "Cooperative Learning Course Review


Type Horay Matemaika To Improve Student Learning Activity junior class IX."
Thesis Department of Mathematics Education, Faculty of Science and Teacher
Training Tarbiyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

The purpose of this study is to determine: 1) To determine students' activeness in


learning mathematics through the method Horay Review Course. 2) To determine
whether the implementation of cooperative learning model horay Review Course
type can increase the activity of learning mathematics students of Class IX SMP
Darul Ma’arif.

The method used in research is a Class Action Research (CAR), which consists of
4 stages, namely planning, execution, observation, and reflection. The research
instrument used is the observation sheet active learning, group learning outcomes,
and interviews.

The results of this study showed significant improvement from each cycle. This is
evident from the average value of students' learning activeness of each cycle is on
the first cycle of 1.65 with a liveliness in the category of Medium, and on the
second cycle increased to 2.21 with a liveliness in the Good category. It can be
concluded that Cooperative Learning Course Review Type Horay can enhance
mathematics learning activeness.

Research results revealed that the type of Cooperative Learning Course Review
Horay can enhance mathematics learning activeness.

Keywords: Cooperative Learning Course Review Type Horay and Learning


activeness
DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................4
C. Pembatasan Masalah....................................................................................4
D. Rumusan Masalah........................................................................................4
E. Tujuan Penelitian.........................................................................................5
F. Manfaat Penelitian.......................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL
DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori ..................................................................................6
1. Pembelajaran Matematika. ......................................................................6
2. Pembelajaran Konvensional..................................................................11
3. Keaktifan Belajar Matematika Siswa.....................................................13
a. Pentingnya Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar
Siswa.................................................................................................16
b. Bentuk Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar
Siswa.................................................................................................17
c. Interaksi Pembelajaran Matemtika....................................................21
4. Model Pembelajaran Kooperatif............................................................24
a. Pembelajaran Kooperatif..................................................................24
b. Metode Course Review Horay.........................................................27
1). pengertian Course Review Horay................................................27
2). langkah-langkah metode Course Review Horay.........................28
5. Statistika dan peluang.............................................................................29
a. Statistika.............................................................................................29
b. Peluang...............................................................................................30
B. Kerangka konseptual.................................................................................31
C. Hipotesis Tindakan.....................................................................................32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 33
B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 34
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 34
D. Desain Penelitian........................................................................................34
1.Siklul I ................................................................................................ 34
a. Perencanaan Tindakan...................................................................34
b. Pelaksanaan Tindakan....................................................................34
c. Observasi........................................................................................36
d. Refleksi..........................................................................................36
2. Siklus II...............................................................................................36
E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data................................ 37
1. Instrumen.............................................................................................37
a. Peneliti.............................................................................................37
b. Lembar Observasi...........................................................................37
c. Pedoman Wawancara......................................................................37
2. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................38
a. Metode Observasi...........................................................................38
b. Metode Wawancara........................................................................38
c. Dukomentasi..................................................................................38
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 38
1. Analisis Data Hasil Observasi..............................................................39
G. Indikator Keberhasilan...............................................................................49
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
A. Pra Penelitian Tindakan Kelas.............................................................40
B. Hasil Penelitian....................................................................................41
1. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I..................................................42
a. Perencanaan...................................................................................42
b. Pelaksanaan...................................................................................42
c. Observasi.......................................................................................47
d. Refleksi.........................................................................................50
2. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II................................................51
a. Perencanaan..................................................................................51
b. Pelaksanaan..................................................................................52
c. Observasi......................................................................................56
d. Refleksi........................................................................................59
C. Keterbatasan Penelitian.......................................................................59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..........................................................................................61
B. Saran....................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa kelompok dan
Indvidu siklus I.

2. Data hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa kelompok dan


Indvidu siklus II.

3. Rencana Pembelajaran Siklus I.

4. Rencana Pembelajaran Siklus II.

5. Lembar Kerja Siswa (L K S I).

6. Lembar Kerja Siswa (L K S I I).

7. Lembar Kerja Siswa (L K S III).

8. Lembar Kerja Siswa (L K S IV).

9. Lembar Kerja Siswa (L K S V).

10. Lembar Kerja Siswa (L K S V I).

11. Soal latihan dan soal kompetisi.

12. Surat Ijin Penelitian.

13. Surat Keterangan Mengadakan Penelitian.

14. Piagam Penghargaan.


DAFTAR TABEL

Tabel I Perbedaan belajar aktif dan pasif .................................................... 15


Tabel 2 Kriteria penentuan penghargaan kelompok ................................... 36
Tabel 3 Penskoran Aspek Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa ........ 38
Tabel 4 Jadwal Pelajaran Matematika Kelas IX-2............................................42
Tabel 5 Waktu Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 42
Tabel 6 hasil rata-rata poin latihan soal kelompok dan kompetisi
pada siklus I...........................................................................................48
Tabel 7 Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus
Dan per aspek Pada Siklus I....................................................................49
Tabel 8 Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I........................................51
Tabel 9 Hasil perolehan rata-rata poin latihan soal dan kompetisi siklus II.........57
Tabel10 Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa
Persiklus Dan per aspek Pada Siklus II......................................................58
Tabel11 Data hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa kelompok dan
Indvidu siklus I ( lampiran )
Tabel12 Data hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa kelompok dan
Indvidu siklus II ( lampiran )
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Guru mempresentasikan materi................................................ 44


Gambar 2 Siswa-siswi belajar kelompok.................................................. 45
Gambar 3 Guru memberikan penghargaan kepada siswa.......................... 48
Gambar 4 Siswa-siswi belajar kelompok................................................... 54
Gambar 5 Kolaborator sedang mengecek kesiapan siswa dalam belajar.... 55
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi
antara guru dan siswa. Dalam hal ini, kegiatan yang terjadi adalah guru mengajar
dan siswa belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif,
baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping
menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan
rasa percaya pada diri sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atas, upaya guru dalam
mengembangkan keaktifan belajar siswa sangatlah penting, sebab keaktifan
belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang
dilaksanakan..
Menurut Agus Suprijono: bahwa pembelajarn aktif pada hakikatnya adalah
untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya.
Pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehinngga peserta
didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar
memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam membangun
pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru
tentang pengetahuan. Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang
menumbuhkan dinamka belajar bagi peserta didik. Dinamika untuk
mengartikulasikan dunia idenya dan mengkonfrontir ide itu dengan dunia realitas
yang dihadapinya. 1 Belajar tidak cukup hanya dengan mendengar dan melihat
tetapi harus dengan melakukan aktivitas yang lain diantaranya membaca,
bertanya, menjawab, berpendapat, mengerjakan tugas, menggambar,
mengkomunikasikan, presentasi, diskusi, menyimpulkan, dan memanfaatkan
peralatan. Dalam pembelajaran, guru menyajikan permasalahan matematika dan
mendorong siswa untuk mengidentifikasi permasalahan, mencari pemecahan,
menyimpulkan hasilnya, kemudian mempresentasikannya. Tugas guru sebagai

1
Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM”(Pustaka pelajar
Yogyakarta 2009) hal. 10
fasilitator dan pembimbing adalah memberikan bantuan dan arahan. Ketika siswa
menemukan permasalahan dalam menyelesaikan tugas, selain berinteraksi dengan
guru, siswa juga dapat bertanya dan berdiskusi dengan siswa lain.
Siswa dikatakan belajar dengan aktif jika mereka mendominasi aktivitas
pembelajaran. Siswa secara aktif mengunakan otak, baik untuk menemukan ide
pokok dari materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang
dipelajari. Aktivitas dalam suatu pembelajaran bukan hanya siswa yang aktif
belajar tetapi di lain pihak, guru juga harus mengorganisasi suatu kondisi yang
dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Oleh karena itu, salah satu usaha yang
dapat dilakukan guru adalah merencanakan dan menggunakan model
pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa agar belajar secara aktif.
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar
mengajar yaitu pemilihan metode pembelajaran. Metode pembelajaran sendiri
terdiri dari berbagai macam, yang masing-masing metode mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Sampai sekarang masih banyak siswa yang menganggap bahwa
pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan, sehingga
siswa menjadi kurang termotivasi untuk belajar matematika. Hal ini mungkin
terjadi dikarenakan metode mengajar guru yang kurang tepat dan penampilan guru
yang kurang simpatik.
Kenyataan yang banyak dijumpai di sekolah selama ini adalah
pembelajaran matematika berlangsung secara konvensional. Guru bertindak
sebagai satu-satunya sumber belajar dan siswa cenderung bersikap pasif atau
sekedar menerima informasi dari guru sehingga siswa kurang diberi kesempatan
untuk mengembangkan keterampilan dalam menerapkan, memproses dan
mengembangkan konsep matematika. Metode pengajaran konvensional tersebut
perlu diganti dengan metode pengajaran yang lebih baru dan inovatif yang dapat
mendorong siswa untuk ikut aktif serta dapat terjadi interaksi antara guru dengan
siswa terutama dalam pembelajaran matematika. Melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran matematika sangat penting karena dalam matematika banyak
kegiatan pemecahan masalah yang menuntut keaktifan dan kreatifitas siswa.
Siswa sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang
melaksanakan belajar.
Course Review Horay adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat
mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar matematika. Metode ini
merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada siswa untuk aktif
dalam belajar serta pemahaman materi yang diajarkan guru dengan
menyelesaikan soal-soal. Dalam aplikasinya metode pembelajaran Course Review
Horay tidak hanya menginginkan siswa untuk belajar ketrampilan dan isi
akademik. Pembelajaran dengan metode Course Review Horay juga melatih siswa
untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya
mempengaruhiprestasi akademik siswa.
Pembelajaran melalui metode ini dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan
penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif di
antara sesama siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu dan
mengembangkan ketrampilan bekerjasama antar kelompok. Kondisi seperti ini
akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang
kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep pada matematika, pada akhirnya
setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Pada pembelajaran Course Review Horay aktifitas belajar lebih banyak
berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya
bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing. Suasana
belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati
pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar. Hal ini dapat
memupuk minat dan perhatian siswa dalam mempelajari matematika, yang pada
akhirnya dapat berpengaruh baik terhadap keaktifan belajar siswa.
Peneliti dalam hal ini mengadakan observasi pada siswa-siswi SMP Darul
Ma’arif kelas IX yang merupakan tempat peneliti sendiri mengajar. Berdasar dari
hasil wawancara peneliti dengan guru yang mengajar mereka waktu kelas VIII
serta peneliti sendiri yang merupakan pengajar dikelas, mereka memang terlihat
kurang aktif dalam belajar. Selama pembelajaran berlangsung sebagian besar
siswa tidak menggunakan buku yang ada untuk membantu menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru. Mereka hanya menggunakan catatan yang diberikan
guru. Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa tidak mempresentasikan hasilnya,
tetapi hanya dibahas bersama oleh guru. Hal ini dikarenakan siswa tidak ada yang
berani mempresentasikan hasil tugas mereka. Berdasar hasil observasi tersebut,
siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar sehingga keaktifan belajar siswa
perlu ditingkatkan.
Bertolak dari latar belakang di atas, penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian tentang “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay
Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP kelas IX”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan guru matematika
dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu.
2. Penggunaan metode pembelajaran mempengaruhi keaktifan belajar siswa.
3. Kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Siswa kurang memiliki keberanian untuk mempresentasikan hasil tugas
mereka.

C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang dibahas dan
kesalahpahaman, serta demi keefektifan dan keefisienan penelitian ini, maka
masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran dengan metode
Course Review Horay.
2. Penelitian ini dibatasi pada keaktifan siswa belajar matematika pada pokok
bahasan Statistika dan peluang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah penerapan pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan keaktifan belajar
matematika siswa kelas IX SMP Darul Ma’arif pada pokok bahasan Statistika dan
peluang?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam belajar matematika melalui
metode Course Review Horay.
2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Course Review horay dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika
siswa-siswa SMP Darul Ma’arif Kelas IX.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan masukan kepada guru ataupun calon guru khususnya bidang
studi matematika dalam upaya mencari alternatif dalam pembelajaran.
2. Memberi masukan kepada siswa untuk meningkatkan minat dan keaktifan
belajar khususnya bidang studi matematika sehingga hasilnya optimal.
3. Dapat digunakan sebagai bahan acuan, perbandingan, ataupun referensi bagi
para peneliti yang melakukan penelitian sejenis.
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR,
PENELITIAN YANG RELEVAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan, yaitu membelajarkan
2
siswa. Pembelajaran juga proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah sesuatu
yang dilakukan oleh siawa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada
dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan
kegiaatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan
efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik. 3 Upaya untuk
menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat
dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi yang optimal
antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Juga merupakan
suatu pembelajaran.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata pembelajaran adalah kata
benda yang diartikan sebagai “proses, cara menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar”. Kata ini berasal dari kata kerja belajar yang berarti ”berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman”. Pengertian belajar adalah, ”proses perubahan
tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Skinner,
seperti yang dikutip dalam bukunya Educational Psychology: The Teaching-
Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Wittig dalam
bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai: “any
relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that
occurs as a result of experience”.

2
Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran, “Berorientasi Standar Proses Pendidikan”,
(Jakarta: Kencana, 2006), h. 49
3
Isjoni, Cooperative Learning mengembangkan kemampuan belajar berkelompok,
(Bandung : ALFABETA, 2010), h. 11
Belajar adalah perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus
sepanjang hayat manusia dan sekaligus merupakan suatu keharusan bagi setiap
manusia untuk melakukannnya demi maningkatkan bobot dan kualitas
hidupnya. Belajar berakar berakar kepada siswa atau peserta didik karena yang
bersangkutanlah yang sangat merasa membutuhkan berdasarkan fitrah atau
bakat, talent, bawaan dan potensi terpendam yang dimilikinya untuk
diwujudkan dalam bentuk dorongan keingintahuan atau curiorcity dan sifat
ingin meniru yang kuat yang dimilikinya. 4 Belajar ialah perubahan yang relatif
menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu
organisme sebagai hasil pengalaman. Kata belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang unuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 5
Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang dikutip
oleh Alisuf Sabri, seperti pendapatnya Hilgard, Harold Spears, James O .
Wittaker, dan Silverman: 6
1. Menurut Hilgard
”Learning is the process by which an activity originated or is changed
through training procedures (wether in the laboratory or in the natural
environment) is distinguished from change by factors not attributable to
training.” (Pembelajaran merupakan sebuah aktifitas yang menghasilkan
perubahan karena latihan baik dipengaruhi atau tidak oleh faktor-faktor
yang ada )
2. Menurut Harold Spears
”learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to
listen, to follow direction.” (Pembelajaran adalah mengamati, membaca,
meniru, mendengar, untuk mengikuti perintah)

4
Aminuddin Rasyat, Makalah ini disampaikan di depan forum para pendidik dan guru-
guru dari lembaga pemberdayaan masyarakat komunitas maestro 2012, pada tanggal 29 September
2007. td
5
Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, ( Jakarta: Rineka Cipta,
1995 ), hal. 2
6
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakrata: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 54-56
3. Menurut James O. Wittaker
”learning maybe defined as a process by wich behavior originates or is
altered through training or experience.” (Pembelajaran didefinisikan
sebagai proses tindakan mengubah dari latihan atau pengalaman )
4. Menurut Silverman
”learning is a process in wich past experience or pratice result in
relatively permanent changes in individual’s repertory of
responses.”changes” in this definition can be desirable or undersirable.
”Experience” and ”practice” mean that the change in responses
cannot be result of maturation, ilness, injury, or bodilygrowht. The
limitation expressed by ”relatively permanent” means that tentave
behavior changes such as the caused by fatigu, drug, or alcoholed,
cannot classed as learning.” (Pembelajaran adalah sebuah proses yang
terjadi pada masa lalu atau tindakan yang menghasilkan nilai perubahan
yang tetap pada setiap manusia)

Secara umum pembelajaran sebagai “upaya orang yang tujuannya


adalah membantu orang untuk belajar”, dan secara lebih terperinci lagi bahwa
pembelajaran sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang
untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal.
Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan diatas, dapat
disimpulkan beberapa hal penting yang berkaitan dengan pengertian belajar
sebagai berikut:
1. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
pengalaman atau latihan
2. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh
perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang sudah
ada
3. Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa
perilaku yang baik atau perilaku yang buruk
4. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi melalui usaha
dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati,
memikirkan, menghayati, meniru melatih dan mencoba sendiri atau
berarti dengan pengalaman atau latihan. Jadi perubahan perilaku akibat
kematangan atau pertumbuhan fisik itu bukan hasil belajar.
5. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap bukan
perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat
hilang kembali.
6. Tingkah laku yang mengalami perubahan akibat belajar itu menyangkut
semua aspek kepribadian/tingkah laku individu, baik perubahan dalam
pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, kebiasaan, sikap, dan aspek
perilaku lainnya.
7. Belajar itu dalam praktiknya dapat dilakukan disekolah atau diluar
sekolah. Belajar disekolah senantiasa diarahkan oleh guru kepada
perubahan perilaku yang baik, sedangkan belajar diluar sekolah
dilakukan sendiri oleh individu dapat menghasilkan perubahan
perilaku yang baik atau buruk.
Setelah dikemukakan pengertian pembelajaran, selanjutnya akan
dibahas mengenai pengertian matematika. Istilah Mathematics (Inggris),
mathematik (Jerman), mathematique (Prancis), matematiceski (Rusia), atau
mathematik (Belanda), berasal dari bahasa latin mathematica yang diambil dari
bahasa yunani mathematike yang berhubungan erat dengan sebuah kata yang
mengandung arti belajar (berfikir). 7 Matematika dalam kamus besar bahasa
Indonesia diartikan sebagai ilmu bilangan, hubungan antar bilangan dan
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Matematika menurut Kline merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya
adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara
bernalar induktif. 8 James sebagaimana dikutip oleh Suherman berpendapat
bahwa “matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya
dengan jumlah yang banyak yang terbagi tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan

7
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:
IMSTEP UPI, 2003), h. 15
8
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), Cet.2, h. 252
geometri.”9 Sedangkan Johson dan Rising dalam bukunya mengatakan bahwa
“matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang
logik, matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan
dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat,
lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.” 10
Menurut Reys, matematika merupakan pola tentang hubungan, suatu
jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.11 Sedangkan
menurut Lerner matematika selain sebagai bahasa simbolis juga sebagai bahasa
universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. 12 Dari beberapa
pengertian matematika yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah cara berpikir dengan bahasa simbolis yang bernalar
deduktif dan induktif yang terdiri dari pengetahuan tentang bilangan-bilangan,
bentuk, susunan besaran, konsep-konsep yang berhubungan dan terbagi ke
dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Matematika merupakan ilmu yang dipelajari di semua pendidikan, ada
banyak alasan perlunya belajar matematika. Menurut Cockroft ada 6 alasan
mengapa matematika perlu dipelajari, yaitu: (1) selalu digunakan dalam segi
kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika, (3)
merupakan sarana komununikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat
digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan
kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan (6)
memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Dengan demikian pembelajaran matematika adalah proses yang harus
lebih dulu dirancang oleh guru agar mampu mengorganisir semua komponen
dalam belajar matematika dan hendaknya antara komponen yang satu dengan

9
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung,
IMSTEP upi, 2003), h. 16
10
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung,
IMSTEP upi, 2003), h. 17
11
Mulyono, Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2003), h. 253
yang lainnya dapat berinteraksi secara harmonis dengan tujuan untuk
menciptakan belajar matematika yang efektif.
2. Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional merupakan suatu pembelajaran
yang kegiatannya meliputi :
1) Guru menerangkan suatu konsep
2) Guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya
3) Guru memberikan soal latihan
4) Siswa menyimak, mengerjakan tugas-tugas serta ulangan atas tes yang
diberikan guru.
Selanjutnya Nasution memberikan ciri-ciri pembelajaran konvensional
yaitu :
1) Bahan pelajaran disajikan kepada kelompok tanpa memperhatikan siswa
secara individual.
2) Kegiatan pembelajaran umumnya berbentuk ceramah, tugas tertulis dan
media lainnya menurut pertimbangan guru.
3) Siswa bersifat pasif karena harus mendengarkan penjelasan guru.
4) Dalam kecepatan belajar, siswa harus belajar menurut kecepatan pada
umumnya yang ditentukan oleh kecepatan guru mengajar.
5) Keberhasilan belajar umumnya dinilai oleh guru secara subjektif.
6) Hanya sebagian kecil yang menguasai bahan pelajaran secara tuntas.
7) Guru terutama berfungsi sebagai sumber informasi atau pengetahuan.
Jadi pada pembelajaran konvensional diutamakan hasil bukan
proses. Guru mendominasi kegiatan dikelas dan siswa dianggap sebagai
penonton. Biasanya pembelajaran dilakukan dengan metode ekspositori.
Metode ekspositori memberikan siswa konsep yang telah dipersiapkan secara
rapi, matematis dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan
mencernanya saja secara tertib dan teratur , secara garis besar prosedur ini
adalah:13

13
Syaiful Bahri Djamarah. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2006), h.21
1) Preparasi. Guru mempersiapkan (preparasi) bahan selengkapnya secara
sistematis an rapi
2) Apersepsi. Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk
mengarahkan perhatian anak didik kepada materi yang akan diajarkan
3) Presentasi. Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau
menyuruh anak didik membaca bahan yang telah disiapkan dari buku teks
tertentu atau yang ditulis guru sendiri
4) Resitasi. Guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai dengan bahan
yang dipelajari atau anak didik disuruh menyatakan kembali dengan kata-
kata sendiri (resitasi) tentang pokok-pokok masalah yang telah dipelajari,
baik yang telah dipelajari secara lisan atau tulisan.
Demikian juga dalam metode drill, dari waktu ke waktu soal yang
diberikan adalah soal-soal dengan tipe yang sama dan tidak bervariasi sehingga
soal-soal latihan tahun sebelumnya bisa dipakai dan guru tidak perlu membuat
lagi yang baru. Dengan menggunakan metode ini materi ini bisa cepat selesai
dan informasi yang diberikan lebih banyak daripada model lainnya, serta guru
bisa santai karena tidak usah membuat persiapan-persiapan pembelajaran yang
rumit. Oleh karena itu metode ini sering dipakai di sekolah-sekolah sampai
saat ini. Karena dalam pembelajaran ini materi pelajaran disampaikan langsung
oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi seakan-
akan sudah jadi. 14
Pembelajaran konvensional sama dengan pembelajaran tradisional yaitu
proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode ekspositori.
Siswa dalam kelas ini dianggap memiliki kemampuan pada syarat minimal,
minat, kepentingan, kecakapan, dan kecepatan belajar yang diasumsikan relatif
sama.
Berdasarkan pengertian di atas, dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran konvensional guru menyajikan
pengetahuan kepada siswa dalam bentuk yang telah dipersipkan secara rapi,

14
Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran “Berorientasi Standar Proses
Pendidikan”, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 177
sistematis, dan lengkap. Sehingga anak didik tinggal menyimak dan
mencernanya saja secara tertib dan teratur. Tetapi pada strategi pembelajaran
konvensional ini dominasi guru banyak berkurang karena tidak terus menerus
bicara. Guru berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh
soal pada waktu-waktu yang diperlukan saja. Pada pembelajaran dengan
strategi konvensional ini siswa belajar lebih aktif seperti siswa mengerjakan
latihan soal sendiri, mungkin juga saling bertanya dan mengerjakannya
bersama dengan temannya atau disuruh membuatnya di papan tulis.
Ciri umum strategi pembelajaran konvensional adalah definisi dan
teorema disajikan oleh pengajar, contoh soal diberikan oleh pengajar kemudian
latihansoal. Secara garis besar, prosedur pelaksanaannya kurang menekankan
aktivitas fisik siswa, yang diutamakan adalah aktivitas mental siswa, sehingga
banyak orang beranggapan bahwa strategi pembelajaran konvensional
menghasilkan belajar menghafal dan kurang efektif belajar bermakna. Secara
umum strategi pembelajaran konvensional sama dengan cara mengajar biasa
(tradisional), namun di dalam strategi pembelajaran konvensional dominasi
guru berkurang, guru tidak terus berbicara, guru hanya menjelaskan pada
bagian-bagian yang diperlukan saja.
3. Keaktifan Belajar Matematika Siswa
a. Keaktifan Belajar Siwa
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Aktif adalah giat (bekerja,
berusaha)”, sedangkan keaktifan adalah suatu keadaan atau hal di mana siswa
dapat aktif. Pada penelitian ini keaktifan yang dimaksud adalah keaktifan belajar
siswa. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik dan
relatif tetap, serta ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Jadi keaktifan belajar siswa adalah suatu keadaan di mana siswa aktif dalam
belajar. Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, mengemukakan bahwa Jika
pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa berperan aktif, maka
pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Salah satunya, aktif
dimaksudkan bahwa pada prose pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan. 15
Keaktifan belajar Matematika siswa dapat kita lihat dari keterlibatan siswa
dalam proses belajar mengajar yang beraneka ragam seperti pada saat siswa
mendengarkan ceramah, mendiskusikan, membuat suatu alat, membuat laporan
pelaksanaan tugas dan sebagainya. Paul B. Diedrich dalam Oemar Hamalik
membagi kegiatan belajar siswa dalam 8 kelompok, yaitu: 16
1. Visual activeties (kegiatan-kegiatan visual) seperti membaca, mengamati
eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau
bermain.
2. Oral Activities (kegiatan-kegiatan lisan) seperti mengemukakan suatu fakta,
menghubungkan sutu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
3. Listening Activities (kegiatan-kegiatan mendengarkan) seperti mendengarkan
uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.
4. Writing activities (kegiatan-kegiatan menulis) seperti menulis cerita, karangan,
laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagaianya.
5. Drawing activities (kegiatan-kegiatan menggambar) seperti menggambar,
membuat grafik, peta, diagaram, pola, dan sebagainya.
6. Motor activities (kegiatan-kegiatan motorik) seperti melakukan percobaan,
membuat konstruksi, model, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan
sebagainya.
7. Mental activities (kegiatan-kegiatan mental) seperti merenungkan, mengingat,
memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil
keputusan, dan sebagainya.

15
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, “Kontruksi Pengembangan Pembelajaran” (PT
Prestasi Pustakaraya), Cet 1, Jakarta 2010. hal.237
16
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar. ( Sinar Baru Algesindo), Bandung 2005,
hal.172
8. Emotional activities (kegiatan-kegiatan emosional) seperti menaruh minat,
merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.
Klasifikasi aktivitas belajar dari Diedrich di atas menunjukkan bahwa
aktivitas dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Aktivitas di sini
tidak hanya terbatas pada aktivitas jasmani saja yang dapat secara langsung
diamati tetapi juga meliputi aktivitas rohani. Keadaan di mana siswa
melaksanakan aktivitas belajar inilah yang disebut keaktifan belajar. Ketika
matapelajaran tidak menarik, seringkali siswa jenuh dan membuat mereka tidak
17
dalam belajar. Untuk itu keaktifan siswa sangat diperlukan dalam kegiatan
belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena siswa sebagai subjek didik itu sendiri
yang melaksanakan belajar, sehingga siswalah yang seharusnya lebih banyak
aktif, bukan gurunya. Perbedaan antara belajar aktif dan pasif menurut Bobby De
Potter dan Mike Hernacki seperti dikutip oleh Heni Purwanti (2006:25) dapat
dilihat pada tabel berikut:
Table 1: perbedaan belajar aktif dan belajar pasif
Aktif Pasif
Tidak dapat melihat adanya potensi
Belajar apa saja dari setiap situasi
belajar
Menggunakan apa yang dipelajari Mengabaikan kesempatan untuk
untuk mendapatkan manfaat atau berkembang dari suatu pengalaman
keuntungan belajar
Mengupayakan agar segalanya
Membiarkan segalanya terjadi
terlaksana
Bersandar pada kehidupan
Menarik diri dari kehidupan
Berdasar dari perbedaan tersebut, seorang siswa aktif dalam belajar jika
siswa tersebut dapat belajar dari situasi apapun, siswa dapat menggunakan apa
yang dipelajari sehingga apa yang dipelajari tidak sia-sia. Selain itu siswa yang
aktif dalam belajar akan melakukan berbagai usaha untuk mencapai tujuannya.
Siswa yang aktif tidak akan menarik diri dari kehidupan karena dari kehidupan
tersebut siswa dapat belajar banyak hal.

17
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, Nusa Media, Cet
ke-3, Bandung 2006.
Dalam rangka menumbuhkan keaktifan belajar matematika siswa
disamping metode pembelajaran yang tepat, maka peran guru dalam kelas
mempunyai peran yang sangat penting yaitu :
a. Pentingnya Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa
Guru merupakan penanggung jawab kegiatan proses pembelajaran di
dalam kelas. Sebab gurulah yang langsung memberikan kemungkinan bagi para
siswa belajar dengan efektif melalui pembelajaran yang dikelolanya. Dalam
konteks ini Nana Sudjana yang dikutip Cece Wijaya dan A. Tabrani
mengemukakan bahwa kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau
pengajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses
pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun
komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur manusiawi
seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi kebiasaan dan lain-lain yang
merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat
tersebut.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa guru memegang peranan penting
terhadap proses belajar siswa melalui pembelajaran yang dikelolanya. Untuk itu
guru perlu menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses interaksi
yang baik dengan siswa, agar mereka dapat melakukan berbagai aktivitas belajar
dengan efektif. Dalam menciptakan interaksi yang baik diperlukan
profesionalisme dan tanggung jawab yang tinggi dari guru dalam usaha untuk
membangkitkan serta mengembangkan keaktifan belajar siswa. Sebab segala
keaktifan siswa dalam belajar sangat menentukan bagi keberhasilan pencapaian
tujuan pembelajaran.
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasatya mengemukakan bahwa “proses belajar
yang bermakna adalah proses belajar yang melibatkan berbagai aktivitas para
siswa. Untuk itu guru harus berupaya untuk mengaktifkan kegiatan belajar
mengajar tersebut.”Selanjutnya tingkat keaktifan belajar siswa dalam suatu proses
pembelajaran juga merupakan tolak ukur dari kualitas pembelajaran itu sendiri.
Mengenai hal ini E.Mulyasa mengatakanbahwa:Pembelajaran dikatakan berhasil
dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta
didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses
pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat
belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.
Agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka diperlukan
berbagai upaya dari guru untuk dapat membangkitkan keaktifan mereka.
Sehubungan dengan pentingnya upaya guru dalam membangkitkan keaktifan
siswa dalam belajar, R. Ibrahim dan Nana Syaodih mengemukakan bahwa:
Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam
pengajaran siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar.
Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka
hendaknya guru merencanakan pengajaran, yang menuntut siswa banyak
melakukan aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti siswa dibebani banyak tugas.
Aktivitas atau tugas-tugas yang dikerjakan siswa hendaknya menarik minat siswa,
dibutuhkan dalam perkembangannya, serta bermanfaat bagi masa
depannya.Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam pembelajaran upaya guru
dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa sangatlah penting. Sebab
keaktifan belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang
dilaksanakan.18
b. Bentuk Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa
Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar.
Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, jadi siswalah yang menjadi
pelaku kegiatan belajar. Demikian pula dalam pembelajaran, agar siswa berperan
sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya mengondisikan
pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam melakukan kegiatan belajar.
Beberapa bentuk upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan
keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran adalah di antaranya dengan
meningkatkan minat siswa, membangkitkan motivasi siswa, menerapkan prinsip
individualitas siswa, serta menggunakan media dalam pembelajaran.

18
Ilham, http://abangilham.wordpress.com/feed/Agustus 2010: 19:30 WIB
1. Meningkatkan minat siswa, kondisi pembelajaran yang efektif adalah
dengan adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat sangat
besar pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan
melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa adanya minat
seseorang tidak mungkin akan melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki
minat yang besar terhadap suatu pelajaran akan lebih aktif untuk
mempelajarinya dan sebaliknya, siswa akan kurang keaktifannya dalam
mempelajari pelajaran yang kurang diminatinya. Oleh karena itu, William
Jams, seperti di kemukakan Moh. Uzer Usman, yang melihat bahwa minat
siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar
siswa. jadi, minat merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa
secaraaktifdalambelajar.
Sementara Syaiful Bahri Djamarah juga mengemukakan
upaya-upaya yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan minat
siswa dalam belajar yaitu:
a. Membangkitkanadanyasuatukebutuhan.
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.
c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
Beberapa hal tersebut di atas menunjukkan bahwa upaya guru
dalam mengembangkan minat belajar siswa sangat penting dilakukan agar
dia ikut belajar aktif dalam pembelajarannya.
2. Membangkitkan motivasisiswa, setiap perbuatan individu, termasuk
perbuatan belajar didorong oleh sesuatu atau beberapa motif. Motif
merupakan suatu tenaga yang berada pada diri siswa yang mendorongnya
untuk berbuat mencapai suatu tujuan. Sedangkan motivasi menurut Muh.
Uzer Usman adalah “suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong
tingkah lakunya untuk membuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.”
Seseorang siswa yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan
semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh penuh, gairah atau
semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas
bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan
pelajaran. Dengan demikian jelaslah bahwa motivasi sangat diperlukan
seseorang dalam melakukan aktivitas belajar.
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau
belajar secara aktif. Motivasi belajar siswa dapat timbul dari dalam
individu siswa dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya.
Motivasi yang timbul dari dalam diri siswa sendiri tanpa ada ajakan atau
pengeruh dari orang lain disebut motivasi intrinsik. Sedangkan motivasi
yang timbul akibat pengeruh dari luar diri siswa, apakah karena adanya
ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain disebut motivasi ekstrinsik.
Dari hal tersebut jelas bahwa dalam belajar, siswa mesti memiliki
motivasi belajar yang tinggi, baik yang berasal dari dalam diri maupun
dari luar diri siswa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk
membangkitkan motivasi siswa dan menjadikannya aktif dalam mengikuti
pembelajaran.
3. Menerapkan prinsip individualitas, salah satu masalah utama dalam
pembelajaran ialah masalah perbedaan individual. Seorang guru yang
menghadapi 40 orang siswa di kelas, sebenarnya bukan hanya menghadapi
ciri-ciri satu kelas, tetapi juga menghadapi 40 perangkat ciri-ciri siswa.
Tiap orang siswa memiliki pembawaan-pembawaan yang berbeda, dan
menerima pengaruh dan perlakukan dari keluarganya yang masing-masing
juga berbeda. Dengan demikian adalah wajar apabila setiap siswa memiliki
ciri-ciri individu sendiri. Ada siswa yang badannya tinggi kurus, atau
pendek gemuk, cekatan atau lambat, kecerdasan tinggi, sedang atau
rendah, berbakat dalam beberapa mata pelajaran, tetapi kurang berbakat
dalam mata pelajaran tertentu, tabah, ulet atau mudah putus asa, periang
atau perenung, bersemangat atau acuh tak acuh, dan sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut, pemahaman guru terhadap setiap
individu siswa sangat penting dalam upaya mengembangkan keaktifan
belajar mereka. Sementara Bloom yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman
menyatakan bahwa: Jika guru memahami persyaratan kognitif dan ciri-ciri
sikap yang diperlukan untuk belajar seperti minat dan konsep diri pada diri
siswa-siswanya, dapat diharapkan sebagian besar siswa akan dapat
mencapai taraf penguasaan sampai 75% dari yang diajarkan. Oleh sebab
itu, hendaknya guru mampu menyesuaikan proses belajar mengajar dengan
kebutuhan-kebutuhan siswa secara individual tanpa harus mengajar secara
individual. Maka sangat penting bagi guru untuk melayani perbedaan-
perbedaan siswa sehingga memungkinkan berkembangnya potensi masing-
masing siswa secara optimal dalam pembelajaran.
4. Menggunakan media dalam pembelajaran.Media pembelajaran adalah
“segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.” Media pembelajaran
sebagai perantara sumber pesan dengan penerima pesan yang berperan
penting dalam proses pembelajaran. Dalam upaya untuk mengembangkan
keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran , hendaknya guru dapat
menggunakan media dalam pembelajaran , di samping untuk memperjelas
materi yang disampaikan juga akan dapat menarik minat siswa.
Media pembelajaran memiliki arti yang cukup penting dalam
kegiatan pembelajaran . Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan
materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media
sebagai perantara. Kerumitan bahan pelajaran yang disampaikan kepada
siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Dengan demikian
siswa akan lebih mudah menerima bahan pelajaran dari pada tanpa
penggunaan media.
Berdasarkan beberapa hal yang telah di kemukakan bahwa jika
guru mampu penggunaan media dalam pembelajaran secara tepat, maka
hal tersebut dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan para siswa
untuk belajar . Dengan demikian, maka dengan sendirinya keaktifan
belajar para siswa dalam kegiatan pemberbelajaran akan meningkat pula. 19
c. Interaksi Pembelajaran
Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku karena hasil dari
pengalaman yang diperoleh. Sedangkan mengajar adalah kegiatan penyediaan
kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar peserta didik/subjek
belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dapat
membawa perubahan tingkah laku serta kesadaran diri sebagai pribadi. 20
Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan
interaksi antara dua unsur manusiawi yakni sebagai pihak yang belajar dan guru
sebagai pihak yang mengajar, dengan peserta didik sebagai subjek pokoknya.
Ciri-ciri interaksi belajar mengajar, yakni memiliki tujuan, ada suatu prosedur
(jalannya interaksi) yang direncana, ditandai dengan adanya aktivitas, ada guru
yang berperan sebagai pembimbing, membutuhkan disiplin dan ada batas waktu
untuk pencapaian tujuan serta sudah barang tentu perlu adanya kegiatan penilaian.
Interaksi belajar mengajar yang baik, khususnya dalam pembelajaran matematika
adalah guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu
menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan motivasi dan bimbingan
agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui
kegiatan belajar.
Bruner berpendapat bahwa belajar matematika adalah belajar tentang
konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi
yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan
struktur-struktur matematika itu. Pemahaman terhadap konsep dan struktur suatu
materi menjadikan materi itu dipahami secara lebih komprehenshif, peserta didik
lebih mudah mengingat materi itu bila yang dipelajari merupakan pola yang
berstruktur.

19
http://abangilham.wordpress.com/2009/03/31/pentingnya-upaya-guru-dalam-mengembangkan-
keaktifan-belajar-siswa/ diakses agustus 2010, 20:00 WIB

20
Sardiman, A.M.. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2006
Dalam belajar matematika peserta didik harus berperan aktif. Peran
aktif ini dapat terlaksana apabila menggunakan cara belajar yang sesuai, sehingga
diharapkan dapat menyebabkan perkembangan potensi intelektualnya, rasa
puasnya serta motivasinya. Ini berati ganjaran diperoleh dari dalam. Menurut
Bruner, belajar dari luar biasanya mengakobatkan belajar hafalan sehingga
pengertian terhadap matematika yang dipelajari sangat minim.
Konsep-konsep matematika dipelajari menurut tahap-tahap bertingkat
seperti halnya dengan tahap periode perkembangan intelektualnya. Menurut
Hudoyo, tahap-tahap itu adalah:
a. Permainan bebas (Free Play). Permainan bebas adalah tahap belajar konsep
yang terdiri dari aktifitas yang tidak terstruktur dan tidak diharapkan yang
memungkinkan peserta didik mengadakan eksperimen dan memanipulasi
benda-benda konkrit dan abstrak dari unsur-unsur konsep yang dipelajari
itu.
b. Permainan yang menggunakan aturan (Games). Di dalam tahap ini peseta
didik mulai meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat di dalam
konsep (peristiwa-peristiwa).
c. Permainan mencari kesamaan sifat (Searching for communalities).
Membantu peserta didik dalam permainan yang menggunakan aturan untuk
dapat melihat kesamaan struktur dengan mentranslasikan dari suatu
permainan kebentuk permainan yang lain, sedang sifat-sifat abstrak yang
diwujudkan dalam permainan itu tetap tidak berubah dengan translasi itu.
d. Permainan dengan representasi (Representation). Dalam tahap ini peserta
didik mencari kesamaan sifat dari situasi yang serupa.
e. Permainan dengan simbolisasi (Simbolization). Permainan dengan
menggunakan simbol ini merupakan tahap belajar konsep dimana peserta
didik perlu merumuskan representasi dari tiap konsep dengan menggunakan
simbol matematika.
f. Formalisasi (Formalization). Setelah peserta didik mempelajari suatu
konsep dan struktur matematika yang saling berhubungan, peserta didik
harus mengurut sifat-sifat itu untuk dapat merumuskan sifat-sifat baru.
Belajar dari luar biasanya mengakibatkan belajar hafalan sehingga
pengertian terhadap matematika yang dipelajari sangat minim. Oleh karena itu
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar matematika, yaitu:
a. Peserta didik
Kegagalan atau keberhasilan belajar sangat tergantung kepada peserta
didik. Bagaimana sikap dan minat peserta didik terhadap matematika,
bagaimana kesiapan dan kemampuan peserta didik untuk mengikuti kegiatan
belajar matematika, bagaimana kondisi fisiologis dan psikologis pada saat
belajar matematika. Semua itu sangat menentukan tingkat dan keberhasilan
proses dan hasil belajar matematika.
b. Pengajar
Faktor lain setelah peserta didik adalah pengajar. Apabila pengajar
mempunyai kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi matematika,
menguasai materi dengan baik, memiliki pengalaman cukup, kepribadian
yang disegani peserta didik, dan memiliki motivasi yang selalu disalurkan
kepada peserta didik, maka proses belajar matematika akan belajar efektif
karena mutu pengajaran yang tinggi, sehingga peserta tidak mengalami
kesulitan dalam belajar matematika.
c. Sarana dan prasarana
Saran yang baik diperlukan untuk menunjang proses belajar yang
efektif, seperti buku paket, persediaan perpustakaan dan alat bantu belajar
sebagai alat penunjang untuk meningkatkan kualitas belajar peserta didik.
Selain sarana diperlukan pula prasarana yang mapan, seperti tata ruang yang
bagus, sejuk, bersih, dan tempat duduk yang nyaman. Hal ini akan lebih
memperlancar terjadinya proses belajar.
d.Penilaian
Penilaian merupakan tolak ukur bagaimana berlangsungnya proses
pembelajaran. Dari hasil penilain ini pendidik dapat melihat perubahan hasil
belajar peserta didik. Tugas pendidik terhadap hasil penilaian ini adalah
memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih meningkatkan hasil
belajar matematika atau terus mempertahankan hasil yang diperoleh dengan
maksimal.
Matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dalam dunia
pendidikan, karena mata pelajaran matematika berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan bilangan simbol.
Matematika juga merupakan dasar dalam menguasai pelajaran lain. Tujuan
belajar matematika adalah untuk menpersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan ke depan melalui latihan atas dasar pemikiran secara
logis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan koefisien. Untuk mencapai hasil
belajar matematika, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Cara penyampaian belajar matematika
Untuk menanamkan pemahaman akan konsep matematika perlu
model pembelajaran yang baik. Matematika bukan pelajaran yang sulit
asalkan metode pembelajaran sesuai, dan guru harus menguasai materi yang
diajarkan agar tidak timbul kesalahpahaman persepsi dan bila persepsi
pembelajaran matematika terjadi dengan lancar dan disampaikan secara
kontinu (bertahap dan berurutan) maka hasil belajar matematika dapat lebih
baik.
2. Batas kemampuan siswa dalam menerima pelajaran matematika
Dalam proses belajar mengajar, guru akan menghadapi siswa yang
berbeda dalam penyerapan pelajaran, sehingga guru harus mengetahui apakah
siswa tersebut termasuk kategori cepat, sedang atau lambat.
4. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pembelajaran Kooperatif
Erman Suherman, menyatakan bahwa pembelajarankooperatif mencakup
suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah timuntuk menyelesaikan
sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk
mencapai tujuan bersama. 21 Menurut Anita Lie, sistem pengajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam

21
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA UPI. 2003, hal.218
tugas-tugas terstruktur disebut sebagaisistem “pembelajaran gotong royong” atau
pembelajaran kooperatif22. Posamentier secara sederhana menyebutkan
cooverative learning atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa
siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa
tugas.23 Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam kelompok kecil
atau tim untuk salingmembantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi dalam
menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan
sesuatu untukmencapai tujuan bersama dalam pembelajaran. Pengelompokan
yang dikembangkan oleh Gabriele Rico adalah suatu cara memilah pemikiran-
pemikiran yang saling berkaitan dan menuangkannya. 24 kebanyakan pembelajaran
yang menggunakan model kooperatif dapat memiliki ciri-cirisebagai berikut:
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang,
danrendah.
3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jeniskelamin berbeda-beda.
4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.Menurut
Roger dan David Johson seperti yang dinyatakan oleh Anita Lie, bahwa
tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajarankooperatif sehingga
untuk mencapai hasil yang maksimal perlu diterapkan limaunsur model
pembelajaran kooperatif, yaitu:
a) Saling ketergantungan positif, artinya keberhasilan kelompok
sangatdipengaruhi oleh usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan
kelompokkerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian

22
Anita Lie, Cooperative Learning mempraktikkan Cooperative Learning di ruang-ruang
kelas, (Grasindo) cet. 8, Jakarta 2008, hal. 12
23
Rachmadi Widdiharto, Model-model pembelajaran matematika SMP, disampaikan pada
diklat instruktur/pengembang matematika SMP jenjang dasar tanggal 10–23 Oktober 2004.hal. 13
24
Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning membiasakan belajar nyaman
dan menyenangkan, Kaifa, Bandung 1999. hal. 180
rupa, sehinggasetiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya
sendiri agar yang laindapat mencapai tujuan mereka.
b) Tanggung jawab perseorangan, artinya setiap anggota kelompok
harusmelaksanakan tugasnya dengan baik untuk keberhasilan
kelompok.
c) Tatap muka, artinya setiap kelompok harus diberikan kesempatan
untukbertemu dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan mendorong
siswa untukmembentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota
kelompoknya. Intidari sinergi ini adalah menghargai perbedaan,
memanfaatkan kelebihan, danmengisi kekurangan masing-masing.
d) Komunikasi antar anggota, unsur ini menghendaki agar siswa dibekali
denganberbagai ketrampilan berkomunikasi, karena keberhasilan
kelompok jugabergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling
mendengarkan dankemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat
mereka.
e) Evaluasi proses kelompok, guru perlu menjadwalkan waktu khusus
bagikelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil
kerja samamereka agar selanjutnya bisa bekerja sama secara efektif.
Menurut Muslimin Ibrahim, model pembelajaran kooperatifsetidak-
tidaknya mempunyai tiga tujuan pembelajaran.
Tujuan yang pertama yaitu meningkatkan hasil belajar akademik di
mana siswa dituntut untuk menyelesaikantugas-tugas akademik.
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalammembantu
siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang modelini
telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah
dapatmeningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan
perubahan norma yangberhubungan dengan hasil belajar.
Tujuan kedua yaitu pembelajaran kooperatifmemberi peluang pada
siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuksaling bergantung
satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melaluipenggunaan
struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu
samalain.
Tujuan ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk
mengajarkan kepadasiswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Keterampilan ini penting untukdimiliki di dalam masyarakat di mana
kerja orang dewasa sebagian besardilakukan dalam organisasi yang
saling bergantung satu sama lain.Terdapat enam langkah utama di
dalam menggunakan pembelajarankooperatif.
Adapun Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif adalah:
1) Menyampaikan tujuan dan memotivasisiswa
2) Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajarantersebut dan memotivasi siswa belajar.
3) Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswadengan
jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
4) Mengorganisasikan siswa ke dalamkelompok-kelompok belajarGuru
menjelaskan kepada siswa bagaimanacaranya membentuk kelompok
belajar danmembantu setiap kelompok agarmelakukan transisi secara
efisien.
5) Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-
kelompokbelajar pada saat mereka mengerjakantugas mereka.
6) Guru mengevaluasi hasil belajar tentangmateri yang telah dipelajari atau
masingmasing
7) kelompok mempresentasikan hasilkerjanya.
8) Memberikan penghargaan.
b. Metode Course Review Horay
1. pengertian Course Review Horay
Course Review Horay adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat
mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar matematika. Metode ini
merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada pemahamanmateri
yang diajarkan guru dengan menyelesaikan soal-soal. Dalam aplikasinya metode
pembelajaran Course Review Horay tidak hanya menginginkan siswa untuk
belajar ketrampilan dan isi akademik. Pembelajaran dengan metode Course
Review Horay juga melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial
yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademik siswa. Pembelajaran
melalui metode ini dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan
kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif di antara sesama
siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan ketrampilan
bekerjasama antar kelompok. Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi
yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari
konsep-konsep pada matematika, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat
mencapai hasil belajar yang maksimal.
Pada pembelajaran Course Review Horay aktifitas belajar lebih banyak
berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya
bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing. Suasana
belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati
pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar
2. langkah-langkah metode Course Review Horay
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru mendemontrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai
dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai dengan selera
masing-masing siswa.
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban didalam kotak
yang nomernya disebutkan guru dan didiskusikan, kalau benar tanda
benar(√ ) dan salah diisi dengan tanda silang (x).
6. Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertical atau horizontal, atau diagonal
harus berteriak hore….atau yel-yel lainnya.
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh.
8. penutup25

25
Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM”(Pustaka pelajar
Yogyakarta 2009) hal.129
5. Statistika dan peluang
a. Statistika
1. Pengertian populasi
Populasi adalah kumpulan atau sekelompok objek yang akan menjadi
penelitian, tentu saja tiap anggota populasi itu harus mempunyai sifat-sifat
yang sama.
2. sampel
Sampel merupakan bagia dari populasi, misalkan pada suatu penelitian
yang melibatkan poupulasi dalam jumlah yang banyak, tentu akan memakan
biaya dan waktu yang banyak pula oleh karena itu, diambil sampel saja sebagai
wakil dari populasi.
3. Penyajian data Statistik
a. Penyajian data tunggal
b. Penyajian data kelompok
4. Mean(rata-ata), Median dan Modus
Mean, Median dan Modus merupakan ukuran pemusatan data dalam
statistik yaitu untuk mencari nilai rata-rata, nilai tengah dan angka yang sering
muncul pada sebuah data.26
5. Jangkaun data dan Quartil
Jangkauan (rentangan) selisih antara data terbesar dan data terkecil,
sedangkan jangkauan interkuartil adalah selisih antara kuartil atas dengan
kuartil bawah.
Quartil berarti pengelompokan empat-empat, membagi data yang
telah diurutkan menjadi empat bagian sama banyak. Untuk menyatakan
quartil digunakan huruf Q, yang terdiri dari Q1, Q2 dan Q3.

6. Menyajikan data Tunggal dalam Tabel dan Diagram.


a. Tabel Frekuensi

26
Tim satu, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, (Dwi
Pustaka Jaya), Jakarta 2010, hal. 37
yaitu dengan mengubah data tunggal menjadi data kelompok yang disusun
dalam bentuk tabel, sehingga data yang sangat banyak lebih mudah
dimengerti.
b. Histogram (Diagram batang)
Histogram adalah sebuah Grafik yang disajikan dalam bentuk
batang dan ukuran lebarnya sama.
c. Poligon Frekuensi (Diagram Garis)
Poligon Frekuensi adalah sebuah grafik yang disajikan berupa
garis-garis yang menghubungkan antara titik satu dengan yang lain.
d. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah sebuah grafik yang disajikan dalam
bentuk lingkaran dengan terlebih dahulu menghitung besar sudut pusat
pada setiap juring lingkaran sebagai penempatan setiap bagian data.
b. Peluang
1. Pengertian Peluang
Jika kita mengetos (melempar undi) mata uang logam maka
permukaanmata uang yang akan nampak (muncul) tidak dapat ditentukan
sebelumnya. Jadi munculnya salah satu permukaaan merupakan suatu
kemungkinan.
2. Pengertian Percobaan, Ruang Sampel, dan Titik Sampel
Untuk memahami masalah ini, mari kita perhatikan dua benda
yang ditunjukkan pada Gambar Mata Uang dan Dadu. Jika uang logam
kita lempar ke udara dan jatuh maka hasilnya akan muncul
Gambar (G) atau Angka (A). Jika dadu kita gulirkan ke lantai maka
hasilnya akan muncul angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
a) Percobaan melempar uang logam
Himpunan dari semua hasil percobaan yang muncul pada
melempar uang
logam, yaitu himpunan {G, A}
 Himpunan {G, A} disebut ruang sampel.
 G dan A merupakan titik sampel.
Teori yang berkaitan dengan meramalkan sesuatu kejadian disebut
teorikemungkinan atau teori peluang atau probabilitas.
Kegiatan melempar uang logam, menggulirkan mata dadu disebut
b) Percobaan menggulirkan dadu
 Pada percobaan menggulirkan dadu, ruang sampelnya adalah {1, 2,
3, 4,5, 6}
 Titik sampelnya adalah 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
c).Pengertian Tindakan Acak atau Kejadian Acak melalui Beberapa
Percobaan Kita tahu bahwa dalam percobaan, misalnya melempar uang
berkali-kali secara acak akan muncul gambar atau angka. Tindakan
melempar uang berkalikali secara acak disebut tindakan acak.
Seringnya muncul gambar atau angka disebut kejadian acak.
3. Menghitung Peluang
a) Menghitung Peluang dengan Pendekatan Frekuensi Nisbi.
Daripercobaan melempar mata uang logam sebanyak 50 kali diperoleh
muncul angka 20 kali.
Tentukan:
1) frekuensi nisbi muncul angka
2) frekuensi nisbi muncul gambar!
Penyelesaian:
Dari hasil percobaan 50 kali lemparan diperoleh:
Muncul angka = 1 kali
Muncul gambar = 1 kali
d. Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin
muncul dalam suatu percobaan.
e. Titik sampel adalah setiap anggota dari ruang sampel.
B. Kerangka Konseptual
Keaktifan belajar matematika siswa sangat penting untuk ditingkatkan
karena keaktifan belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran
yang dilaksanakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran masih
didominasi oleh guru sehingga siswa cenderung pasif. Oleh karena itu, diperlukan
usaha perbaikan yang dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif
menekankan pada interaksi siswa dan kerjasama kelompok. Salah satu tipe
pembelajaran kooperatif adalah tipe Course Review Horay, dimana dalam proses
pembelajarannya siswa lebih banyak belajar pada teman sebaya. Siswa dapat
saling mengungkapkan ide bersama temannya, melakukan diskusi dan
mengerjakan soal bersama, sehingga diharapkan dengan metode pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan keaktifan belajar
matematika siswa.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan keaktifan belajar
matematika siswa pada pokok bahasan Statistika dan peluang di SMP Darul
Ma’arif Cilincing Jakarta Utara.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Hoopkins mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian
yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu
tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang
untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses
perbaikan dan perubahan .27
Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta
memperbaiki kondisi di mana pembelajaran tersebut dilakukan. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :28

Identifikasi Perumusan Tujuan/ Kajian


Indikator Teori dan
Masalah Masalah Keberhasilan.
(Refleksi Awal) Empiris

Perencanaan Hipotesis
Tindakan Tindakan

Pelaksanaan
Analisis Data
Tindakan
dan Observasi

Indikator Keberhasilan
Belum
Tercapai Tercapai
STOP
Dan refleksi
Refleksi
Pemantapan

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

27
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan Kinerja
Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005.hal 11
28
http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1024&bih=546&q=Konsep+Dasar+Penelitian+Tin
dakan+Kelas+Classroom+Action+Research&aq=f&aqi=&aql=&oq=Konsep+Dasar+Penelitian+Ti
ndakan+Kelas+Classroom+Action+Research&fp=1102bc494991dbbe di akses januari 2011: 20:15
WIB
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Darul Ma’arif Jakarta
Utara. Objek penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran matematika
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX SMP Darul Ma’arif Cilincing
Jakarta Utara semester ganjil tahun ajaran 2010/2011.
D. Desain Penelitian
Menurut model Kemmis & Mc Taggart, PTK mencakup empat
langkah, yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan
(observing), 4) refleksi (reflecting). Keempat langkah tersebut bersifat spiral
dan dipandang sebagai satu siklus.29
PTK yang dilaksanakan ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan
belajar matematika siswa kelas IX SMP Darul Ma’arif Jakarta Utara pada
pokok bahasan Statistika dan peluang melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay. Secara rinci prosedur penelitian tindakan
ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan tindakan adalah
menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, sesuai dengan temuan masalah
dan gagasan awal. Dalam perencanaan ini peneliti mengembangkan rencana
pembelajaran, LKS, lembar observasi, dan pedoman wawancara di bawah
bimbingan dosen. Pembuatan rencana pembelajaran dan LKS dikonsultasikan
dengan guru dan dosen.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, guru melaksanakan desain pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay yang telah direncanakan. Dalam usaha kearah perbaikan
suatu perencanaan bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan sesuai apa

29
Rochiati Wiriaatmadja,............................hal. 66
yang terjadi dalam proses pelaksanaan di lapangan. Tahap pelaksanaan dalam
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay ini meliputi:
1) Tahap mengajar
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b) Guru mendemontrasikan/menyajikan materi
c) Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab
d) penutup30
2) Tahap kompetisi
a) Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai
dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai dengan selera
masing-masing siswa.
b) Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban didalam kotak
yang nomernya disebutkan guru dan didiskusikan, kalau benar tanda
benar(√ ) dan salah diisi dengan tanda silang (x).
c) Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertical atau horizontal, atau diagonal
harus berteriak hore….atau yel-yel lainnya.
d) Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh.
3) Tahap penghargaan
Penghargaan diberikan kepada:
a) Kelompok yang terbanyak mendapat jawaban benar jumlah horenya.
b) Kelompok yang mempunyai nilai sesuai kriteria yang sudah ditentukan.
Berikut kriteria penentuan penghargaan:
Tabel 2 : Kriteria Penentuan Penghargaan Kelompok
Rata-rata Kelompok Penghargaan Kelompok
45 ≤ rata-rata kelompok < 50 Good Team (Kelompok Baik)
50 ≤ rata-rata kelompok < 60 Great Team (Kelompok Hebat)
rata-rata kelompok ≥ 60 Super Team (Kelompok Super)
(Sumber: Slavin (1995: 90) dengan beberapa perubahan)31

30
Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM”Pustaka pelajar
Yogyakarta 2009, hal.129
c. Observasi
Observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung ini sebagai
upaya dalam mengamati pelaksanaan tindakan. Dalam melakukan observasi,
peneliti dan observer (kolaborator) mengamati jalannya pembelajaran
berdasarkan lembar observasi keaktifan siswa yang telah disiapkan oleh
peneliti.
d. Refleksi
Pada tahap ini kolaborator berdiskusi dengan guru (peneliti sendiri)
mengenai hasil pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran. Refleksi
bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi saat
pembelajaran berlangsung. Hasil dari diskusi yang dilakukan akan digunakan
sebagai pertimbangan dalam merencanakan pembelajaran siklus berikutnya.
2. Siklus II
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus II dimaksudkan sebagai
perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode Course Review
Horay pada siklus I. Prosedur pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sama
dengan siklus I yaitu diawali dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Perencanaan tindakan pada siklus II dilakukan oleh
peneliti dengan berdasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Menurut Rochiati
Wiriaatmadja, apabila perubahan yang bertujuan meningkatkan kualitas
pembelajaran telah tercapai, atau apa yang diteliti telah menunjukkan
keberhasilan, siklus dapat diakhiri. 32

31
Slavin, Robert E, Cooperative Learning Theory Research and Practise. (Boston:
Allyn&Bacon.1995). hal 90.

32
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan Kinerja
Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.2005. hal 66
E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Peneliti (guru bidang studi) dan kolaborator
Peneliti dan kolaborator merupakan instrumen dalam penelitian
kualitatif karena peneliti sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data,
penganalisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil
penelitiannya.33
b. Lembar Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keaktifan
siswa. Lembar observasi keaktifan siswa merupakan lembar yang berisi
pedoman dalam melaksanakan pengamatan aktivitas siswa pada saat
pembelajaran di dalam kelas dan kelompok. Peneliti menetapkan 3 indikator
untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Setiap indikator
diberikan nilai sesuai dengan pengamatan observer terhadap siswa dalam satu
kelompok dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3 : Penskoran Aspek Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa
Nilai Keterangan
0 -1siswa Keaktifan siswa (Kurang)
melakukan
2 – 3 siswa Keaktifan siswa (Sedang)
melakukan
4 – 5 siswa Keaktifan siswa (Baik)
melakukan

c. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara disusun untuk menanyakan dan megetahui hal-hal
yang tidak dapat/kurang jelas diamati pada saat observasi. Selain itu, untuk

33
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2002.
hal 121
mempermudah peneliti dalam melakukan tanya jawab tentang bagaimana
tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti dan kolaborator selama proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran
tersebut. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keaktifa
belajar siswa yang telah dipersiapkan.
b. Metode Wawancara
Rochiati Wiriaatmadja34 menjelaskan bahwa wawancara merupakan
pertanyaanpertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang
dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang
perlu. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap kolaborator dan
siswa. Wawancara untuk mengungkap data yang sulit dicari/ditemukan pada
saat observasi serta untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran matematika dengan Course Review Horay. Wawancara
dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.
c. Dokumentasi
Dokumen yang digunakan berupa LKS, daftar kelompok siswa, daftar
nilai siswa, foto kegiatan pembelajaran, . Dokumentasi dilakukan untuk
memperkuat data yang diperoleh dari observasi. Dokumentasi foto
memberikan gambaran secara lebih nyata mengenai kegiatan kelompok siswa
dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini didasarkan pada refleksi tiap siklus
tindakan. Hal ini bermanfaat untuk rencana perbaikan pembelajaran pada siklus
berikutnya.

34
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan Kinerja
Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.2005. hal 117
1. Analisis Data Hasil Observasi
Sebelum melakukan analisis data, peneliti memeriksa kembali
kelengkapan data dari berbagai sumber, kemudian analisis data dilakukan pada
semua data yang sudah terkumpul yaitu : hasil observasi, hasil belajar
kelompok siswa, dan hasil catatan lapangan. Semua data dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif.
Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu hasil observasi
terhadap tindakan pembelajaran peneliti dan hasil observasi terhadap proses
aktivitas belajar siswa. Setiap kategori pengamatan diinterpretasikan dengan
baik (3), sedang (2), kurang (1). Sedangkan klasifikasi rata-rata aktivitas
belajar siswa menggunakan kategori sebagai berikut:
0 – 1 : Keaktifan siswa kurang
1,1 – 2 : Keaktifan siswa Sedang
2,1 – 3 : Keaktifan siswa baik
Tahap analisis data dimulai dengan menyajikan keseluruhan data yang
diperoleh dari berbagai sumber, membaca data, yang sudah dikonsultasikan
seebelumnya dengan kolaborator, kemudian mengadakan rekapitulasi data dan
menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan skala
penilaian aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna.
G. Indikator Keberhasilan
Keaktifan belajar matematika siswa pada pokok bahasan Statistika dan
peluang di SMP Darul Ma’arif Jakarta kelas IX setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay akan dikatakan meningkat
jika hasil rata-rata sebagai berikut:
Hasil penelitian yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan
sebagai berikut:
1. Rata-rata aktivitas siswa yang diamati melalui lembar observasi pada setiap
siklus harus dalam kategori baik.
2. Rata-rata hasil belajar kelompok siswa yang diberikan pada setiap siklus
harus mencapai lebih atau sama dengan 60. (sesuai dengan KKM sekolah).
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
A. Pra Penelitian Tindakan Kelas
Kegiatan pra penelitian tindakan kelas diawali dengan mengamati proses
pembelajaran matematika di kelas. Peneliti (guru) dalam hal ini mengamati proses
pembelajaran terhadap kelas IX-1 dan IX-2 dari awal semester pertama,
berdasarkan pengamatan dari peneliti (guru kelas), maka kelas IX-2 masih banyak
siswa yang kurang aktif dalam mengikuti poses pembelajaran matematika
dibandingkan dengan kelas IX-1. Hal ini terlihat dari tugas yang diberikan oleh
guru, pada kelas IX-2 kalau diberikan tugas oleh guru masih banyak yang tidak
mengumpulkan.
Peneliti (guru kelas) melihat bahwa kelas IX-2 berbeda dengan kelas IX-1,
Perbedaan terlihat ketika guru menginstruksikan siswa untuk mengerjakan soal
latihan. Siswa-siswa kelas IX-1 cenderung tetap tenang ketika megerjakan soal
latihan, sedangkan siswa kelas IX-2 cenderung lebih ramai. Pada saat guru tidak
ada di kelas suasana di kelas IX-2 juga lebih gaduh dibandingkan dengan kelas
IX-1.Kemudian peneliti menanyakan kepada beberapa siswa kelas IX-2 mengapa
mereka hanya diam jika guru bertanya atau memberi kesempatan bertanya, tetapi
mereka ramai saat guru tidak ada atau diberi tugas menyelesaikan soal. Beberapa
siswa tersebut menjawab bahwa mereka takut salah jika bertanya atau menjawab
pertanyaan dari guru secara langsung. Ketika mereka diminta mengerjakan soal,
mereka berusaha bertanya kepada teman yang lain sehingga kelas menjadi gaduh.
Tetapi ada juga yang hanya ngobrol-ngobrol dan tidak ada inisiatif untuk bertanya
kepada temannya yang lain, mereka hanya menunggu contekan dari temannya
yang sudah selesai mengerjakan soal.
Berdasar pengamatan tersebut, peneliti(guru kelas) melihat bahwa siswa
kelas IX-2 sudah cukup aktif karena ada keinginan bertanya kepada teman ketika
mereka tidak paham. Meskipun demikian, keaktifan belajar matematika siswa
kelas IX-2 masih perlu ditingkatkan dengan harapan prestasi belajar juga
meningkat.
Peneliti membentuk 9 kelompok dengan setiap kelompok beranggotakan 5
sampai 6 orang siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-
beda. Karena jumlah siswa putra lebih sedikit, maka untuk setiap kelompok ada
yang beranggotakan 2 siswa putra atau hanya terdapat 1 siswa putra. Tidak ada
siswa yang berkomentar tentang pembagian kelompok tersebut.
Berdasarkan kesepakatan dengan kolaborator, pelaksanaan penelitian
dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas IX-2. Secara rinci
jadwal pelajaran matematika kelas IX-2 adalah sebagai berikut:
Tabel. Jadwal Pelajaran Matematika Kelas IX-2
Hari Jam Pelajaran ke- Waktu
Rabu 1, 2 07:00 – 08:20
Kamis 7, 8 11:20 – 12:40
Sabtu 2, 3 07:40 – 09:00

B. Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai pada hari Rabu tanggal 10 November
2010 samapi tanggal 02 Desember 2010. Penelitian dilaksanakan sebanyak 2
siklus. Adapun pelaksanaan penelitian disajikan pada tabel berikut:
Tabel . Waktu Pelaksanaan Penelitian
Siklus Pertemuan Hari / Tanggal Kegiatan
ke-
I 1 Rabu, 10 November Presentasi dan Belajar Kelompok
2010 (LKS I)
2 Kamis, 11 November Presentasi dan Belajar Kelompok
2010 (LKS 2)
3 Sabtu, 13 November Presentasi dan Belajar Kelompok
2010 (LKS 3)
4 Kamis, 18 November Kompetisi Course Review Horay
2010
5 Sabtu, 20 November Penghargaan dan perbaikan pada
2010 Siklus I
II 1 Rabu, 24 Novemberr Presentasi dan Belajar Kelompok
2010 (LKS 4)
2 Kamis, 25 November Presentasi dan Belajar Kelompok
2010 (LKS 5)

3 Sabtu, 27 November Presentasi dan Belajar Kelompok


2010 (LKS 6)
4 Rabu, 01 Desember Kompetisi Course Review Horay
2010
5 Kamis, 02 Desember Penghargaan kelompok
2010

1. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I


a. Perencanaan
Perencanaan yang telah dibuat, dikonsultasikan juga dengan Dosen
Pembimbing dan kolaborator. Berdasarkan hasil diskusi antara kolaborator dan
peneliti, disepakati bahwa untuk siklus I dan II materi yang akan dipelajari adalah
tentang Statistika dan peluang. Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan ini
antara lain sebagai berikut:
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pembelajaran
2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) 1, 2, dan 3
3) Menyusun dan mempersiapkan soal-soal kompetisi.
4) Menyiapkan daftar kelompok yang telah disiapkan sebelumnya.
5) Menyiapkan sertifikat penghargaan.
6) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi.
7) Menyiapkan peralatan-peralatan untuk mendokumentasikan kegiatankegiatan
selama proses pembelajaran berlangsung seperti kamera dan lain-lain.
b. Pelaksanaan
1. Belajar Kelompok
Sesuai dengan rencana yang telah dibuat, kegiatan pembelajaran
dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.
Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
disusun. Peneliti (guru kelas) dibantu oleh seorang kolaborator yang juga
merupakan staf di di sekolah tempat penelitian. Selama kegiatan pembelajaran,
peneliti dan kolaborator ikut serta mendampingi siswa dalam belajar kelompok
membantu guru membagikan LKS dan peralatan yang digunakan. Kolaborator
membantu peneliti mengamati keaktifan siswa dengan menggunakan lembar
observasi.
Deskripsi pelaksanan dan pengamatan pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay di kelas
IX-2 adalah sebagai berikut:
2) Presentasi Kelas
Pada siklus I, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 November 2010.
Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam,kemudian meminta siswa
untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditetapkan. Guru
menjelaskan kepada siswa bahwa mulai hari ini pelaksanan pembelajaran akan
dilaksanakan berbeda dengan pembelajaran biasanya, yaitu dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay, Kemudian guru memotivasi
siswa agar lebih aktif pada saat belajar berkelompok.
Guru juga menyampaikan bahwa siswa tidak perlu merasa terganggu
dengan kehadiran kolaborator karena koaborator akan ikut membantu guru dalam
pelaksanaan pembelajaran. Kemudian guru mempresentasikan materi tentang
Statistika secara garis besarnya saja. Guru menyampaikan materi tentang
populasi,sampel dan titik sampel dan penyajian data tunggal dan data kelompok.
Setelah selesai mempresentasikan materi selama kurang lebih 15 menit, guru
menginstruksikan kepada siswa untuk mendiskusikan LKS 1 dan
mengerjakannya. Pada akhir pertemua siswa disuruh membuat kotak jawaban
untuk melakukan kompetisi course Review Hoaray.
Gambar 1: Guru mempresentasikan materi.
Pada pertemuan kedua, siswa sudah berkelompok karena pada pertemuan
sebelumnya pada hari Rabu sudah diinstruksikan oleh guru untuk langsung
berkelompok jika pelajaran matematika dimulai. Materi yang disajikan pada
pertemuan kedua adalah menentukan nilai rata-rata, median dan modus. Guru
mengawali pertemuan dengan menanyakan kepada siswa beberapa pertanyaan
untuk mengingat materi pada pertemuan sebelumnya. Guru menenangkan siswa
dan mempertegas kesimpulan yang diperoleh pada pertemuan sebelumnya.
Setelah mempresentasikan materi, guru dan kolaborator membagikan LKS 2 pada
setiap kelompok untuk mendiskusikannya. Selama kurang lebih 30 menit stiap
kelompok diminta untuk mempersentasikan hasil diskusinya dan ditanggapi oleh
kelompok yang lain. Untuk menguji pemahanan siswa terhadap materi yang di
diskusikannya, siswa diminta membuat kotak jawaban untuk melakukan
kompetisi sebagaimana langkah-langkah pada pembelajaran Course Review
Horay.

Gambar 2 : Siswa-siswi belajar kelompok


Pada pertemuan ketiga, guru tidak banyak memberikan pengantar. Guru
hanya menyampaikan bahwa pada hari itu materi yang akan dipelajari adalah
tentang Jangkauan data, kuatil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil. Untuk
lebih jelasnya dalam memahami materi guru meminta siswa agar mengerjakan
LKS 3 dengan berdiskusi. Guru menyampaikan bahwa terdapat soal-soal latihan
dalam LKS 3 yang harus diselesaikan dan dipresentasikan hasilnya.
Pertemuan keempat pada siklus pertama adalah kegiatan kompetisi course
review horay dan materi yang akan dikompetisikan adalah materi dari LKS I
sampai LKS 3 pada pertemuan keempat siswa diminta untuk membuat kotak
jawaban sebanyak 25 kotak dengan catatan mendatar dan menurun sebanyak 5
kotak jawaban ini lebih banyak dari pertemuan sebelumnya yang hanya 9 kotak.
Pada pertemuan keempat ini siswa tampak lebih aktif dari pertemuan sebelunya
dikarenakan mereka sama-sama ingin menunjukkan kelompok mereka menjadi
yang terbaik dan mendapat penghargaan.
Pertmuan kelima pada siklus I adalah pemberian penghargaan terhadap
kelompok yang terbaik. Guru (peneliti) tidak memberikan presentasi, guru
lansung mengkondisikan siswa untuk menerima penghargaan kepada kelompok
terbaik berupa piagam penghargaan (sertifikat). Hali ini diharapkan sebagai
motivasi kepada siswa untuk pembelajaran selanjutnya. Kelompok yang mendapat
pengharggaan pada siklus I adalah kelompok 1, 3 dan 8. Kemudian tiap kelompok
yang mendapat penghargaan diminta perwakilan satu orang untuk maju kedepan
untuk menerima penghargaan berupa sertifikat, suasana kelas tampak ramai
dengan tepuk tangan siswa terutama kelompok mereka yang mendapat
penghargaan.Selanjutnya mereka disuruh berkemlompok kembali untuk
membahas soal-soal latihan yang berkaitan dengan pelajaran dari LKS 1 sampai
LKS 3. Sedangkan guru (peneliti) dan kolaborator juga berdiskusi hal-hal yang
perlu diperbaiki pada siklus II sehingga problem-problem yang kurang pada siklus
I dapat dipecahkan pada siklus II.
3) Kompetisi
Kegiatan kompetisi dilaksanakan pada pertemuan keempat, yaitu hari
Kamis 18 November 2010. Turnamen diikuti oleh 47 siswa, Pada pertemuan
sebelumnya guru telah meminta semua siswa mempersiapkan diri, agar dapat
mengerjakan soal kompetisi dengan baik. Sebelum kompetisi dimulai, guru
menjelaskan bahwa setiap siswa akan mewakili kelompok mereka masing-masing.
Guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan pembagian grup yang
telah ditetapkan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti dan kolaborator membantu
mengkondisikan siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Langkah selajutunya
guru memberikan penjelasan mengenai aturan kompetisi yang harus dilakukan
oleh setiap siswa dan kelompok. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya
sebelum kompetisi dimulai agar pelaksanaan kompetisi ini berjalan dengan lancar.
Guru juga menjelaskan bahwa materi kompetisi adalah materi dari LKS 1 sampai
LKS 3, kemudian tiap kelompok diminta membuat 25 kotak jawaban dengan
nomer tiap kotak diisi dengan acak, ini sesuai dengan langkah-langkah pada
pembelajaran course review horay. selanjutnya guru langsung membacakan soal
secara acak, kelompok yang sudah mendapatkan jawaban benar mendatar ,
menurun ataupun diagonal langsung bertirak horay. Setelah 5 soal dibacakan oleh
guru ternyata dari kelompok satu langsung berteriak horay dan suasana kelas
menjadi rame, ternyata setelah dicek olekh guru kelompok mereka sudah
mendapatkan jawaban mendatar dengan benar dan semuanya ditandai dengan
ceklis. Suasana tanpak tambah rame dengan tepuk tangan dengan kata-kata horay
saat kelompok 8 dan 3 juga bisa menjawab dengan benar. Diakhir kompetsi
kelompok yang dapat menjawab dengan benar dan jawabannya bisa lurus,
mendatar, menurun dan mendatar terdapat pada kelompok 1, 3 dan 8 kelompok
yang lain bisa menjawab dengan benar akan tetapi kelompok mereka jawabannya
tidak pas mendatar, menurun ataupun diagonal. Setelah selesai kompetisi setiap
kelompok diminta untuk menyerahkan hasil kompetisi yang selanjutnya untuk
dinilai oleh guru sebagai acuan untuk menentukan kelompok terbaik pada
peremuan selanjutnya. Karena guru telah menjelaskan sebelumnya bahwa
kelompok terbaik akan mendapatkan sebuah penghargaan.
4) Penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok diberikan kepada kelompok yang telah memenuhi
kriteria. Guru (peneliti) tidak memberikan presentasi, guru lansung
mengkondisikan siswa untuk menerima penghargaan kepada kelompok terbaik
berupa piagam penghargaan (sertifikat). Hali ini diharapkan sebagai motivasi
kepada siswa untuk pembelajaran selanjutnya. Kelompok yang mendapat
pengharggaan pada siklus ini adalah 1, 3 dan 8. Kemudian tiap kelompok yang
mendapat penghargaan diminta perwakilan satu orang untuk maju kedepan untuk
menerima penghargaan berupa sertifikat, suasana kelas tampak ramai dengan
tepuk tangan siswa terutama kelompok mereka yang mendapat penghargaan.

Gambar 3 : Guru memberikan Penghargaan kepada siswa.


Selanjutnya selama kurang lebih 15 menit guru pemberian penghargaan
dan motivasi kepada siswa, mereka disuruh berkemlompok kembali untuk
membahas soal-soal latihan yang berkaitan dengan pelajaran dari LKS 1 sampai
LKS 3. Sedangkan guru (peneliti) dan kolaborator juga berdiskusi hal-hal yang
perlu diperbaiki pada siklus II sehingga problem-problem yang kurang pada siklus
I dapat dipecahkan pada siklus II.
c. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti (guru kelas) dan dibantu oleh
seorang kolaborator. Berdasarkan hasil penenelitian pada siklus I, maka diperoleh
hasil rata-rata poin sebagai berikut:
Hasil rata-rata poin latihan soal kelompok dan kompetisi pada siklus I
Poin latihan soal kelompok Poin kompetisi
Kelompok Penghargaan
(Siklus I) (Siklus I)
1 68,50 65,50 Super Team
2 48,25 40,50 -
3 62,50 59,50 Supert Team
4 49,50 42,25 -
5 47,75 46,50 -
6 50,50 52,25 -
7 58,25 53,50 -
8 60,25 60,50 Super Team
9 57,50 56,75 -
Jumlah 503,00 477,25
Rata-rata
55,89 53,03
kelompok

Berdasarkan dari data diatas, maka kelompok yang mendapat


penghargaan adalah kelompok 1, 3 dan kelompok 8. Nilai rata-rata ini diambil
dari hasil belajar kelompok dari LKS I sampai LKS 3 kemudian nilai dari hasil
kompetisi pada siklus I. dari nilai yang ada terlihat bahwa keaktifan belajar siswa
masih kurang indikatornya adalah nilai mereka masih banyak yang rendah, oleh
karenma itu perlu adanya perbaikan pada siklus II. Dalam hal ini setiap akhir
pertemuan peneliti (guru) dan kolaborator membahas hasil dari observasi yang
baru didapat, ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan setiap siswa dan
kelompok. Selajutnya peneliti dan kolaborator mempersiapakan langkah-langkah
untuk perbaikan pada siklus berikutnya agar keatifan dan nilai mereka manjadi
lebih baik dari pada siklus I.
Table Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus
Dan per aspek Pada Siklus I
Pertemuan Rataan Total
No Aspek yang diamati Rata-
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Jumlah rata Ket.
1. Mencatat materi,
Merespon
1,68 1,70 1,72 1,81 1.48 8.39 1,68 S
pertanyaan/intruksi guru.

Berdiskusi dalam
2. kelompok, mengerjakan 1.63 1.70 2.11 1.81 1.72 8.97 1.79 S
soal LKS dan kompetisi
3. mempresentaisikan hasil
kerja kelompok dan
memamfaatkan sumber 1.15 1.49 1.60 1.62 1.39 7.25 1.45 S
belajar yang ada.

Jumlah 4.46 4.89 5.43 5.24 4.59 24,61 4.92

Rata-rata 1.49 1.63 1.81 1.75 1.53 8.21 1.65 S

Keaktifan siswa
Keterangan S S S S S
Sedang

Grafik rata-rata hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa pada siklus 1

Rata-rata
2
1,5
1
Rata-rata
0,5
0
P1 P2 P3 P4 P5

Dari tiga aspek yang terdapat dalam lembar observasi keaktifan belajar
siswa. Rata-rata yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan belajar siswa pada
siklus I adalah mencatat materi, merespon pertanyaan/intruksi guru sebesar 1,68
dengan kategori Sedang, sedangkan aspek berdiskusi dalam kelompok,
mengerjakan soal LKS dan kompetisi sebesar 1,79 dengan kategori Sedang. Dan
pada aspek mempresentasikan hasil kerja kelompok dan memamfaatkan sumber
belajar yang ada sebesar 1,45 dengan kategori Sedang.
Sedangkan secara keseluruhan dari tiga aspek yang diamati sebesar 1,65
dengan kategori keaktifan belajar siswa sedang. Dengan demikian keaktifan
belajar siswa pada siklus I ini secara keseluruhan masih dalam kategori sedang,
sehingga penelitian tetap dilanjutkan pada siklus ke II. ( Hasil observasi Untuk
keseluruhan perindividu terlampir).
Menurut pengamatan peneliti sedikit siswa yang mempunyai inisiatif
untuk mencatat materi baik setelah guru selesai presentasi atau dalam belajar
kelompok. Sebagian besar siswa menunggu instruksi guru untuk mencatat. Selain
itu siswa dalam hal ini hanya memamfaatkan LKS dan buku catatan yang
diberikan oleh guru saja, siswa belum memanfaatkan sumber buku yang lain.
Kurangnya keberanian dari tiap siswa juga terlihat ketika dalam
mempresentasikan hasil kerja mereka juga saling tunjuk diantara kelompoknya,
kebanyakan dari kelompok mereka masik takut untuk maju kedepan. Setelah
ditanya oleh guru mereka takut salah. Keaktifan terlihat pada saat kompetisi
karena mereka ingin menjadi yang terbaik dari pada kelompok yang lain.
Untuk mengatasi permasalahan diatas maka perlu dilakukan adanya
perbaikan pada siklus-siklus berikutnya. Dalam hal ini Seorang guru harus
memberika motivasi dan dorongan dengan harapan sikap dan minat siswa dalam
belajar menjadi aktif, sehingga mereka berhasil dalam pembelajarannya dan
mereka tidak lagi merasa takut dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok
mereka di depan kelas. Dengan demikian meraka akan berhasil dalam belajar.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil analisis pada siklus I pembelajaran dengan model
kooperatif tipe Course review Horay sudah berjalan sesuai prosedur yang telah
direncanakan. Walaupun demikian masih terdapat beberapa permasalahan yang
harus diselesaikan supaya pada siklus II dapat diperbaiki. Permasalahan tersebut
antara lain:
Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I
No Permasalahan Rencana Perbaikan
1. Masih terdapat siswa yang malas untuk Memeriksa catatan siswa setiap akhir
mencatat matei pelajaran dan siswa masih pembelajaran dan memberikan nilai agar siswa
terlihat malu-malu untuk bertanya lebih rajin mencatat materi pelajaran
kepada guru. serta memberika reword bagi mereka yang
bertanya dan menanggapi intruksi guru.
2. Pada tahap belajar kelompok masih Memberikan sanksi kepada siswa tidak ikut serta
terdapat siswa yang hanya diam meliahat mengerjakan LKS dengan disuruh mengerjakan
temannya mengerjakan soal-soal LKS. soal di papan tulis.
3. Dalam mempresentasikan hasil kerja Meningkatkan keberanian siswa dan rasa percaya
kelompok masih saling tunjuk antara diri siswa dengan cara memberikan point
siswa dalam kelompoknya, serta tiap tambahan pada siswa yang berani
kelompok masih kurang memamfaatkan mempresentasikan hasil kerja kelompok di papan
sumber belajar yang ada. tulis. Juga memberikan tambahan poin bagi
kelompok yang membawa sumber referensi yang
lain selain buku LKS dan catatan.

2. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II


a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, perencanaan yang disusun untuk
siklus II dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Guru harus selalu memotivasi siswa agar aktif dalam belajar kelompok. Guru
juga menekankan agar siswa lebih berani mengungkapkan pendapat atau bertanya.
Walaupun pendapat yang diungkapkan salah guru tidak akan menertawakan
ataupun marah, bahkan guru akan bangga dengan keberanian siswa.
2) Untuk meningkatkan kerjasama antar anggota, pada pertemuan selanjutnya
siswa diberikan poin tambahan supaya mereka termotivasi dalam belajar.
3) Guru mengingatkan pada siswa bahwa dalam mempelajari materi, siswa boleh
menggunakan buku Matematika selain LKS yang diberikan. Hal ini dimaksudkan
agar siswa aktif mencari sumber belajar yang lain selain LKS yang diberikan.
LKS untuk siklus II dibuat agar siswa tidak hanya menggunakan buku sebagai
sumber belajar tetapi juga peralatan lain yang mendukung pembelajaran. Pada

perencanaan siklus II juga disusun Rencana Pembelajaran (RP), LKS, soal latihan
kompetisi, lembar observasi dengan lebih rapi lagi.
b. Pelaksanaan
1) Belajar Kelompok
Sesuai dengan hasil refleksi pada siklus pertama dan rencana yang telah
dibuat, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai hasil
refleksi pada siklus pertama dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.
Peneliti (guru kelas) dibantu oleh seorang kolaborator yang juga merupakan staf
di di sekolah tempat penelitian. Selama kegiatan pembelajaran, peneliti dan
kolaborator ikut serta mendampingi siswa dalam belajar kelompok, membantu
guru membagikan LKS dan peralatan yang digunakan. Pengamat membantu
peneliti mengamati keaktifan siswa dengan menggunakan lembar observasi.
2) Presentasi Kelas
Pertemuan pertama pada siklus ke 2 diawali dengan mengumumkan
kelompok yang mendapatkan penghargaan. Hal ini dilakukan supaya kelompok
mereka bisa mempertahankan prestasinya juga sebagai penyemangat bagi
kelompok lain yang belum mendapat penghargaan. Materi yang disampaikan pada
siklus II pertemuan pertama hanya garis besarnya saja yaitu pengertian tentang
menyajikan data dalam bentuk table, diagram batang, garis dan
lingkaran.kemudian guru dan kolaborator membagikan LKS 4 untuk didiskusikan
dan di presentasikan didepan kelas. Sebelum pertemuan selesai, untuk menguji
pemahanan materi yang diajarkan maka tiap kelompok diminta untuk membuat
kotak jawaban dengan langkah-langkah sperti pada siklus pertama. Pada
pertemuan ini lebih ditekankan pada persentasi tiap kelompok karena pada siklus
pertama pada tahap ini tiap kelompok belum maksimal.
Pada pertemuan kedua, Materi yang disajikan pada pertemuan kedua
adalah menentukan ruang sampel suatu percobaan dan peluang suatu kejadian
sederhana. Guru mengawali pertemuan dengan salam dan menanyakan kepada
siswa beberapa pertanyaan untuk mengingat materi pada pertemuan sebelumnya.
Guru menenangkan siswa dan mempertegas kesimpulan yang diperoleh pada
pertemuan sebelumnya. Setelah mempresentasikan materi, guru dan kolaborator
membagikan LKS 5 pada setiap kelompok untuk mendiskusikannya. Selama
kurang lebih 30 menit stiap kelompok diminta untuk mempersentasikan hasil
diskusinya dan ditanggapi oleh kelompok yang lain. Untuk menguji pemahanan
siswa terhadap materi yang di diskusikannya, siswa diminta membuat kotak
jawaban untuk melakukan kompetisi sebagaimana langkah-langkah pada
pembelajaran Course Review Horay.
Gambar 4 : Siswa-siswi belajar kelompok
Pada pertemuan ketiga, guru tidak banyak memberikan pengantar. Guru
Hanya menjelaskan materi kurang lebih 15 menit dan menyampaikan bahwa pada
hari itu materi yang akan dipelajari adalah tentang menentukan peluang suatu
kejadian sederhana. Untuk lebih jelasnya dalam memahami materi guru meminta
siswa agar mengerjakan LKS 6 dengan berdiskusi. Guru menyampaikan bahwa
terdapat soal-soal latihan dalam LKS 6 yang harus diselesaikan dan
dipresentasikan hasilnya.
Pertemuan keempat pada siklus ke 2 adalah kegiatan kompetisi course
review horay dan materi yang akan dikompetisikan adalah materi dari LKS 4
sampai LKS 6 pada pertemuan keempat siswa diminta untuk membuat kotak
jawaban sebanyak 25 kotak dengan catatan mendatar dan menurun sebanyak 5
kotak jawaban ini lebih banyak dari pertemuan sebelumnya yang hanya 16 kotak.
Pada pertemuan keempat ini siswa tampak lebih aktif dari pertemuan sebelunya
dikarenakan mereka sama-sama ingin menunjukkan kelompok mereka menjadi
yang terbaik dan mendapat penghargaan.
Gambar 5 : Kolaborator sedang mengecek kesiapan siswa dalam belajar
Pertmuan kelima pada siklus ke 2 adalah pemberian penghargaan terhadap
kelompok yang terbaik. Guru (peneliti) tidak memberikan presentasi, guru
lansung mengkondisikan siswa untuk menerima penghargaan kepada kelompok
terbaik berupa piagam penghargaan (sertifikat). Hali ini diharapkan sebagai
motivasi kepada siswa. Kelompok yang mendapat pengharggaan pada siklus ini
adalah 1, 3, 6, 7, 8 dan 9. Dari perolehan nilai rata-rata poin latihan soal dan poin
kompetisi serta hasil dari lembar observasi maka nilai tertinggi yang diperoleh ada
pada kelompok 1. Kemudian tiap kelompok yang mendapat penghargaan diminta
perwakilan satu orang untuk maju kedepan untuk menerima penghargaan berupa
sertifikat, suasana kelas tampak ramai dengan tepuk tangan siswa terutama
kelompok mereka yang mendapat penghargaan. Guru juga memberikan semangat
kepada mereka yang mendapatkan penghargaan dan bagi kelompok yang belum
mendapat penghargaan jangan berkecil hati masih banyak kompetisi
berikutnya,Selanjutnya mereka disuruh berkemlompok kembali untuk membahas
soal-soal latihan yang merupakan materi dari LKS I sampai LKS 6. Setiap
kelompok diminta membuat kesimpulan dan hasilnya akan menjadi nilai
tambahan bagi mereka untuk tambahan nilai ulangan semester.
3). Kompetisi
Kegiatan kompetisi pada siklus ke 2 dilaksanakan pada pertemuan
keempat, yaitu hari Rabu 01 Desember 2010. Turnamen diikuti oleh 46 siswa,
seorang siswa dari kelompok 9 dikeluarkan dari sekolah. Pada pertemuan
sebelumnya guru telah meminta semua siswa mempersiapkan diri, agar dapat
mengerjakan soal kompetisi dengan baik. Sebelum kompetisi dimulai, guru
menjelaskan bahwa setiap siswa akan mewakili kelompok mereka masing-masing.
Guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan pembagian grup yang
telah ditetapkan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti dan kolaborator membantu
mengkondisikan siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Langkah selajutnya
guru memberikan penjelasan mengenai aturan kompetisi yang harus dilakukan
oleh setiap siswa dan kelompok. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya
sebelum kompetisi dimulai agar pelaksanaan kompetisi ini berjalan dengan lancar.
Guru juga menjelaskan bahwa materi kompetisi adalah materi dari LKS 4 sampai
LKS 6, kemudian tiap kelompok diminta membuat 25 kotak jawaban dengan
nomer tiap kotak diisi dengan acak sama dengan siklus pertama, ini sesuai dengan
langkah-langkah pada pembelajaran course review horay, guru langsung
membacakan soal secara acak, kelompok yang sudah mendapatkan jawaban benar
mendatar , menurun ataupun diagonal langsung bertirak horay. Suasana kelas
agak berbeda dengan siklus pertama pada kompetisi kali ini tiap kelompok
Nampak lebih siap dari pada kompetisi sebelumya. Setelah 6 soal dibacakan oleh
guru ternyata kelompok 7 langsung berteriak horay dan suasana kelas menjadi
rame, ternyata setelah dicek oleh guru kelompok mereka sudah mendapatkan
jawaban menurun dengan benar dan semuanya ditandai dengan ceklis. Untuk soal-
soal berikutnya menyusul kelompok 1, kelompok 3, kelompok 9, kelompok 6 dan
kelompok 8. Diakhir kompetsi setip kelompok diminta untuk mengumpulkan
lembar jawaban untuk dinilai dan nantinya akan mendapatkan penghargaan.
4). Penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok diberikan pada pertemua terakhir pada silus II
kepada kelompok yang telah memenuhi kriteria. Guru (peneliti) tidak memberikan
presentasi, guru lansung mengkondisikan siswa untuk menerima penghargaan
kepada kelompok terbaik berupa piagam penghargaan (sertifikat). Hali ini
diharapkan sebagai motivasi kepada siswa untuk pembelajaran matematika
selanjutnya. Kelompok yang mendapat pengharggaan pada siklus ini adalah 1, 3
6, 7, 8 dan 9. Kemudian tiap kelompok yang mendapat penghargaan diminta
perwakilan satu orang untuk maju kedepan untuk menerima penghargaan berupa
sertifikat, suasana kelas tampak ramai dengan tepuk tangan siswa terutama
kelompok mereka yang mendapat penghargaan. Selanjutnya mereka disuruh
berkemlompok kembali untuk membahas soal-soal latihan yang berkatan dengan
pelajaran dari LKS 4 sampai LKS 6. Sedangkan guru (peneliti) dan kolaborator
juga berdiskusi untuk menyimpulkan penelitian pada siklus I dan siklus II.

c). Observasi
Observasi pada siklus II dilakukan oleh peneliti (guru kelas) dan
dibantu oleh seorang kolaborator. Data yang didapat oleh kolaborator kemudian
dikonsultasika dengan peneliti (guru kelas) pada setiap pertemuan, ini dilakukan
agar mendapatkan data yang valid baik dalam kelompok maupun perindividu.
Berdasarkan hasil penenelitian pada siklus II, maka diperoleh hasil rata-rata poin
sebagai berikut:

Hasil perolehan rata-rata poin latihan soal dan kompetisi siklus II


Poin latihan soal kelompok Poin kompetisi
Kelompok Penghargaan
(Siklus II) (Siklus II)
1 83,50 78,25 Supert Team
2 53,50 50,50 -
3 70,25 65,50 Supert Team
4 51,25 55,50 -
5 54,50 54,75 -
6 65.00 67,50 Supert Team
7 69,50 63,75 Supert Team
8 76,25 72,50 Supert Team
9 61,75 60,25 Supert Team
Jumlah 585,50 568,50
Rata-rata
65,05 63,17
kelompok

Berdasarkan dari data diatas, maka kelompok yang mendapat


penghargaan adalah kelompok 1, 3, 6, 7, 8 dan kelompok 9. Nilai rata-rata ini
diambil dari hasil belajar kelompok dari LKS 4 sampai LKS 6 kemudian nilai dari
hasil kompetisi pada siklus II. dari nilai yang ada terlihat bahwa keaktifan belajar
siswa sudah meningkat dari pada siklus I. Indikatornya adalah nilai mereka
mengalami perbaikan dan bukan cuma tiga kelompok tetapi sudah terdapat enan
kelompok yang nilainya lebih baik. Dalam PTK kalau aspek yang diteliti dalam
hal ini nilai dan keaktifan siswa sudah mengalami peningkatan maka penelitian
dapat hentikan.
Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus
Dan per aspek Pada Siklus II
Pertemuan Rataan Total
No Aspek yang diamati
Ke-6 Ke-7 Ke-8 Ke-9 Ke-10 Jumlah Rata-
rata Ket.
1. Mencatat materi,
Merespon 1.54 1.98 1.56 2.04 2.22 9.34 1.87 S
pertanyaan/intruksi guru
Berdiskusi dalam
2. kelompok, mengerjakan 2.04 2.48 2.02 2.83 2.91 12.28 2.46 B
soal LKS dan kompetisi
3. Berpartisipasi dalam tahap
kompotisi,
mempresentaisikan hasil
1.67 2.09 2.15 2.67 2.91 11.49 2.30 B
kerja kelompok dan
memamfaatkan sumber
belajar yang ada.

Jumlah 5.25 6.55 5.73 7.54 8.04 33.11 6.63

Rata-rata 1.75 2.18 1.91 2.51 2.68 11.04 2.21 B


Keaktifan siswa
Keterangan S B S B B
Baik
Grafik rata-rata hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa pada siklus 2

Rata-rata
3
2,5
2
1,5
1 Rata-rata
0,5
0
P1 P2 P3 P4 P5

Dari tiga aspek yang terdapat dalam lembar observasi keaktifan belajar
siswa. Rata-rata yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan belajar siswa pada
siklus II adalah sebagai berikut: Mencatat materi, merespon pertanyaan/intruksi
guru sebesar 1,87 dengan kategori Sedang, sedangkan aspek berdiskusi dalam
kelompok, mengerjakan soal LKS dan kompetisi sebesar 2,46 dengan kategori
Baik. Dan pada aspek mempresentasikan hasil kerja kelompok dan
memamfaatkan sumber belajar yang ada sebesar 2,30 dengan kategori Baik.
Sedangkan secara keseluruhan dari tiga aspek yang diamati pada siklus II
adalah sebesar 2,21 dengan kategori keaktifan belajar siswa Baik. Dengan
demikian keaktifan belajar siswa pada siklus II ini secara keseluruhan dalam
kategori Baik. Dengan demikian penelitian dapat dihentikan.( Hasil observasi
Untuk keseluruhan perindividu siklus II terlampir).
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) apabila tiap aspek yang diteliti
sudah mengalami peningkatan maka penelitian dapat dihentikan. Hal ini terlihat
pada peningkatan tiap aspek yang diteliti pada siklus II meningkat dibandingkan
pada siklus I.

d). Refleksi
Berdasarkan hasil analisis pada siklus II, pembelajaran dengan model
kooperatif tipe Course review Horay sudah berjalan sesuai prosedur yang telah
direncanakan. Berdasar beberapa acuan pada siklus pertama, maka pada
pembelajaran disiklus ke II sudah berjalan dengan baik. Ini terlihat pada hasil
perolehan nilai rata-rata latihan soal kelompok dan kompetisi diatas 60 hal ini
sudah diatas KKM sekolah tersebut, juga hasil dari lembar observasi keaktifan
siswa semuanya mengalami peningkatan.
Setelah mengidentifikasi dan menganalisis langkah-langkah refleksi pada
siklus I dan siklus II, maka solusi untuk tindakan selanjutnya yaitu
mempertahankan dan terus memperbaiki pembelajaran kooperatif tipe Course
review Horay dengan memperhatikan kendala dan saran guru dari hasil temuan.
Dalam sebuah PTK apabila aspek yang diteliti sudah mengalami peningkatan
maka penelitian dapat dihentikan. Berikut ini adalah grafik rata-rata hasil
observasi keaktifan belajar pada siklus 1 dan 2 :
Grafik rata-rata hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa
pada siklus 1 dan 2
3

2,5

R 2
a
t 1,5 Siklus 1
a
Siklus 2
- 1
r
a 0,5
t
a 0
P1 P2 P3 P4 P5

C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan di kelas IX -2 SMP Darul Ma’arif Cilincing
Jakarta Utara banyak keterbasan antara lain:
1. Pengamatan yang dilakukan terhadap keaktifan siswa belum optimal karena
penelitian hanya dilaksanakan untuk dua bab dalam waktu 10 pertemuan sehingga
peningkatan keaktifan siswa belum terlihat secara maksimal.
2. Pembelajaran yang menggunakan Kompetisi (Permainan) merupakan kegiatan
yang disukai siswa tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama sedangkan waktu
yang disediakan hanya sedikit yaitu 2 X 40 menit sehingga perlu perencanaan
yang matang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
1.Pembelajaran dengan Metode Course Review Horay dalam proses pembelajaran
matematika dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini terlihat dari rata-
rata hasil lembar observasi yang terus meningkat pada setiap siklusnya. Dari tiga
aspek yang terdapat dalam lembar observasi keaktifan belajar siswa, Rata-rata
yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan belajar siswa pada siklus I adalah
mencatat materi, merespon pertanyaan/intruksi guru sebesar 1,68 dengan kategori
Sedang, sedangkan aspek berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan soal LKS dan
kompetisi sebesar 1,79 dengan kategori Sedang. Dan pada aspek
mempresentasikan hasil kerja kelompok dan memamfaatkan sumber belajar yang
ada sebesar 1,45 dengan kategori Sedang.
Sedangkan secara keseluruhan dari tiga aspek yang diamati sebesar 1,65
dengan kategori keaktifan belajar siswa sedang. Dengan demikian keaktifan
belajar siswa pada siklus I ini secara keseluruhan masih dalam kategori sedang.
2. Dari tiga aspek yang terdapat dalam lembar observasi keaktifan belajar siswa,
Rata-rata yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan belajar siswa pada siklus
II adalah sebagai berikut: Mencatat materi, merespon pertanyaan/intruksi guru
sebesar 1,87 dengan kategori Sedang, sedangkan aspek berdiskusi dalam
kelompok, mengerjakan soal LKS dan kompetisi sebesar 2,46 dengan kategori
Baik. Dan pada aspek mempresentasikan hasil kerja kelompok dan
memamfaatkan sumber belajar yang ada sebesar 2,30 dengan kategori Baik.
Sedangkan secara keseluruhan dari tiga aspek yang diamati pada siklus II
adalah sebesar 2,21 dengan kategori keaktifan belajar siswa Baik. Dengan
demikian keaktifan belajar siswa pada siklus II ini secara keseluruhan dalam
kategori Baik.
3. Berdasarkan hasil observasi selama penerapan Pembelajaran dengan Metode
Course Review Horay, dalam pembelajaran tentang statistika dan peluang ternyata
aspek berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan soal LKS dan kompetisi serta
memamfaatkan sumber belajar yang ada merupakan tahapan yang tertinggi dalam
untuk keaktifan siswa dalam belajar, sedangkan pada aspek merespon/menaggapi
intruksi guru harus terus ditingkatkan, hal ini dikarenakan siswa masih merasa
takut dan malu untuk bertanya karena takut salah. Faktor lain adalah tidak setiap
siswa mempunyai rasa percaya diri akan kemampuan yang dimiliki dan tidak
setiap siswa merasa bahwa pelajaran matematika adalah penting sehingga
otomatis kemampuan (Interesting) mereka terhadap pelajaran meatematika
kurang. Untuk itu setipa siawa harus diberi ruang gerak yang nyaman sehingga
mereka dapat mengeksplorasi kemampuan dan sekaligus dapat mengetahui
kekuragan yang dimiliki. Jadi mereka dapat mendiagnosa kesulita-keslitan yang
mereka hadapi saat pembelajaran yang sedang dipelajari.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan pada bab IV serta
kesimpulan yang diperoleh, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan Metode Course Review Horay dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam belajar, oleh karena itu disarankan kepada guru
terutama guru mata pelajaran matematika untuk menerapkan Metode
Course Review Horay dalam pembelajaran matematika, sebagai alternatif
model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2. Jika menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan Metode Course
Review Horay maka dibutuhkan perencanaan yang baik dan pengelolaan
waktu yang tepat.
3. Bagi peneliti lebih lanjut apabila ingin menerapkan model pembelajaran
dengan Metode Course Review Horay disarankan dapat menerapkan
kedelapan tahapan yang terdapat dalam Metode Course Review Horay agar
hasil dari penelitian dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman Abror, Psikologi Pendidikan, (yogya: Tiara Wacana, 1993)


Agus Aris Subagyo, S.pd, Supriyanto, S.pd. Panduan Belajar Primagama kelas
IX, Jakarta, 2010
Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM”(Pustaka
pelajar Yogyakarta 2009)
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakrata: Pedoman Ilmu Jaya, 1996)
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:
IMSTEP UPI, 2003)
Hasan Alwi (eds), Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Depdiknas, 2002)
Hera Sri Mudzakkir, strategi Pembelajaran dengan Pendekatan Think-Talk-Write
untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematika Beragam
Siswa Sekolah Menengah Pertama, (jurnal Matematika, Vol. 1, 02
desember 2006).
http://abangilham.wordpress.com/2009/03/31/pentingnya-upaya-guru-dalam-
mengembangkan-keaktifan-belajar-siswa/ diakses agustus 2010, 20:00
WIB
http://digilib.umg.ac.id/go, diakses Agustus 2010. 21:30 WIB.
Ilham, http://abangilham.wordpress.com/feed/Agustus 2010: 19:30 WIB
Ismail, Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas
Terbuka,2000)
Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud. Jakarta, 2001
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2002
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, Nusa Media,
Bandung 2006.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
Rosda, 2003)
Mulyono, Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2003)
Muslimin ibrahim dan MuhammadNur, Pembelajaran Kooperatif.Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya. 2000
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar. ( Sinar Baru Algesindo), Bandung
2005
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005
Sardiman, A.M.. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2006
Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, ( Jakarta: Rineka
Cipta, 1995 )
Slavin, Robert E, Cooperative Learning Theory Research and Practise. (Boston:
Allyn&Bacon.1995)
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, “Kontruksi Pengembangan Pembelajaran”
(PT Prestasi Pustakaraya), Cet 1, Jakarta 2010.
Syaiful Bahri Djamarah. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2006)
T. Raka , Kardiawan, Trisno Hadisubrot, Konsep Dasar Penelitian Tindakan
Kelas Classroom Action Research). Jakarta: Proyek Pengembangan Guru
Sekolah Menengah Depdikbud Dirjen Dikti.1998
Tim satu, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas
IX, (Dwi Pustaka Jaya), Jakarta 2010
Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003, Tentang Sisdiknas (Jakarta:Depdiknas,
2006)
Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran, “Berorientasi Standar Proses
Pendidikan”, (Jakarta: Kencana, 2006)
Lampiran 1.

DATA HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA


KELOMPOK DAN INDIVIDU SIKLUS I

Aspek/ Aspek/ Aspek/ Aspek/


Aspek/
Pertemua Pertemua Pertemua Pertemua Ket.
Pertemuan
No Nama siswa / n n n n
. Kelompok JM Huru
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 f
Angka
L
1 2 3 4 5
Kelompok 1
1. A1 B B S B B S B B B B B B S B S 41 B 2,73

2. A2 B B K B B S B B B B B B K B K 38 B 2,53

3. A3 B B S B B S B B B B B B S B S 41 B 2,73

4. A4 B B K K B K B B B B B B K B K 35 B 2,33

5. A5 K K K B K K B K K B B B S B S 29 S 1,93
13 13 7 13 13 8 15 13 13 15 15 15 8 15 8 Kategori
Rata-rata kelompok 1 184 B 2,45
Kelompok 2
6. B1 S S B B S B S B B S B B B B B 40 B 2,67

7. B2 S S K K K K K K K S K K K K K 18 S 1,20

8. B3 K K K K K K S K K K K K K K K 16 K 1,07

9. B4 K K K K K K S K K K K K K K K 16 K 1,07

10. B5 K K K K S K K K K K K K K K K 16 K 1,07
7 7 7 7 7 7 8 7 7 7 7 7 7 7 7 Kategori
Rata-rata kelompok 2 106 S 1,41
Kelompok 3
11. C1 K K K K K K S B S B B S S K K 24 S 1,60

12 C2 S B S S S S S B S B B S S S S 34 B 2,27

13. C3 S B S S S S S B S B B S S S S 34 B 2,27

14. C4 K B K K K K K B K B B K K K K 23 S 1,53

15. C5 K B K K K K K B K B S K K K K 22 S 1,46

7 13 7 7 7 7 8 15 8 15 14 8 8 7 7 Kategori
1,83
Rata-rata kelompok 3 137 S
Kelompok 4
16. D1 S S K K S K S S K K K K K S K 21 S 1,40

17. D2 K K K S K K S S K K S K K K K 19 S 1,27

18. D3 S S S S S B S S B B S B B S B 36 B 2,40

19. D4 K K K K K K K K K K S K K K K 16 K 1,07

20. D5 K K K S K K K K K K K K K K K 16 K 1,07

7 7 6 8 7 7 8 8 7 7 8 7 7 7 7 Kategori
1,45
Rata-rata kelompok 4 109 S
Kelompok 5
21. E1 S S B S S S S S B S S B S S B 34 B 2,27

22. E2 S K K S K S S K K S S K S K K 22 S 1,46

23. E3 K S K K K K S S K S S K K K K 20 S 1,33

24. E4 K K K K S K K S K K K K K K K 17 S 1,13

25. E5 K K K K S K K K K K K K K S K 17 S 1,13

7 7 7 7 8 7 8 8 7 8 8 7 7 7 7 Kategori

Rata-rata kelompok 5 110 S 1,47


Kelompok 6
26. F1 S S S S K S S S S K S B S K S 27 S 1,80

27. F2 K K S S S K K S S S K K S K K 22 S 1,46

28. F3 K K K K S K K K K S K K K S K 18 S 1,20

29. F4 S S K S K K S S S S S K K K S 24 S 1,60

30. F5 K K K K K S S K K K S K K S K 19 S 1,27

7 7 7 8 7 7 8 8 8 8 8 7 7 7 7 Kategori

Rata-rata kelompok 6 110 S 1,47


Kelompok 7

31. G1 B S S B B S S B S S S S S S S 34 B 2,27

32. G2 B K K B B S S B S S K K S K K 28 S 1,87

33. G3 B S S B B S S B S S S S K S S 33 B 2,20

34. G4 K K K B B K K B K K K S K K K 22 S 1,46

35. G5 B K K K K S K B K K S K S K K 22 S 1,46
13 7 7 13 13 9 8 15 8 8 8 8 8 7 7 Kategori

Rata-rata kelompok 7 139 S 1,85


Kelompok 8

36. H1 S S S S K S S B S S K S S B S 29 S 1,93

37. H2 S S S S S K S B S K S K S B K 28 S 1,87

38. H3 K K K S S S S B K S K K K B K 24 S 1,60

39. H4 K K K K S K K K K K K K K K K 16 K 1,07

40. H5 S K K K K S K B S K S S S B S 26 S 1,73

41. H6 K K K K K S K B K K K S K S K 19 S 1,27

9 8 8 9 9 10 9 16 9 8 8 9 9 15 7 Kategori

Rata-rata kelompok 8 142 S 1,60


Kelompok 9

42. I1 S S K K S S S S K S S K B S S 27 S 1,80

43. I2 K K K K S K K S K K K K K K K 17 S 1,13

44. I3 S S B B S S S S B K S B K S S 32 B 2,13

45. I4 K K K K K K S K K K K K - - - 13 K 1,08

46. I5 S K K K K K K K K S S K K K K 18 S 1,20

47. I6 K K K K K K K K K S K K K K K 16 K 1,07

9 8 8 8 9 8 9 9 8 9 9 8 7 7 7 Kategori

Rata-rata kelompok 9 123 S 1,41


Jumlah 79 77 54 80 80 70 81 99 75 85 85 76 68 79 64
1.160/702 = 1,65
Rata-rata/Aspek 1,6 1, 1, 1,7 1, 1,4 1,7 2, 1, 1,8 1, 1, 1,4 1, 1,
8 68 15 0 70 9 2 11 60 1 81 62 8 72 39

Kategori S S S S S S S B S S S S S S S Kategori
Rata-rata komulatif Kategori Sedang Sedang
Lampiran 2.

DATA HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA


KELOMPOK DAN INDIVIDU SIKLUS II

Aspek/ Aspek/ Aspek/ Aspek/


Aspek/
Pertemua Pertemua Pertemua Pertemua Ket.
Pertemuan
No Nama siswa / n n n n
. Kelompok JM Huru
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 f
Angka
L
6 7 8 9 10
Kelompok 1
1. A1 B B B B B B S B B S B B B B B 43 B 2.87

2. A2 B B B B B B S B B S B B B B B 43 B 2,87

3. A3 B B B B B B S B B S B B B B B 43 B 2,87

4. A4 B K B B B B K B B K B B B B B 39 B 2,60

5. A5 K B K S S S K S S K B B B B B 32 B 2,13

13 13 13 14 14 14 8 14 14 8 15 15 15 15 15 Kategori

Rata-rata kelompok 1 200 B 2,67


Kelompok 2
6. B1 S S S S S S S B S S S S S B B 33 B 2,20

7. B2 S S K S S S S B S S S S S B B 32 B 2,13

8. B3 K K K S K S K B K K S S S B B 23 S 1,57

9. B4 K K K K S K S B S S K K K B B 25 S 1,67

10. B5 K S S K K K K S K K K K K S S 20 S 1,33

7 7 7 8 8 8 8 14 8 8 8 8 8 14 14 Kategori

Rata-rata kelompok 2 133 S 1,77


Kelompok 3
11. C1 K B B B S S K K K B B B B B B 36 B 2,40

12 C2 S B B B B B S S S B B B B B B 41 B 2,71

13. C3 S B B B B B S S S B B B B B B 41 B 2,71

14. C4 K B B B B B S S S B B B B B B 40 B 2,67

15. C5 K K K S B B K K K B B B B B B 33 B 2,20
7 13 13 14 14 14 8 8 8 15 15 15 15 15 15 Kategori

Rata-rata kelompok 3 181 B 2,42


Kelompok 4
16. D1 S S S S S S S B S S B S S B B 34 B 2,27

17. D2 K K K S K K K B K S B S K B B 25 S 1,67

18. D3 S S S S S S S B S S B S S B B 34 B 2,27

19. D4 K K K K S S K B K K B K K B B 25 S 1,67

20. D5 K K K K K K S S S K B K S B S 24 S 1,60

7 7 7 8 8 8 8 14 8 8 15 8 8 15 14 Kategori

Rata-rata kelompok 4 132 S 1,76


Kelompok 5
21. E1 S S S S B S S S S S B B S B B 35 B 2,33

22. E2 K K S K K S S S S S B B S B B 30 S 2,00

23. E3 S K K K B S K K K S B B S B B 29 S 1,93

24. E4 K S K S B K K K K K B B K B B 25 S 1,67

25. E5 K K K S B K S S S K B B K S S 29 S 1,93

7 7 7 8 13 8 8 8 8 8 15 15 8 14 14 Kategori

Rata-rata kelompok 5 148 S 1,97


Kelompok 6
26. F1 S B S S B S S B S S B B S B B 37 B 2,47

27. F2 K B K K B K S B S S B B S B B 33 B 2,20

28. F3 K K S K S K K S K K B B K B B 26 S 1,73

29. F4 S B K S B S S B S S B B S B B 36 B 2,40

30. F5 K B K S B K K B K K B B K B B 30 S 2,00

7 13 7 8 14 7 8 14 8 8 15 15 8 15 15 Kategori

Rata-rata kelompok 6 162 B 2,16


Kelompok 7

31. G1 S B S B B S S B B B B B B B B 41 B 2,73

32. G2 K B K B B S S B B B B B B B B 39 B 2,60

33. G3 S B S B B S S B B B B B B B B 41 B 2,73

34. G4 K K K B S K K B B B B B B S B 33 B 2,20
35. G5 K B K S B K K S S B B B B B B 34 B 2,27

7 13 7 14 14 8 8 14 14 15 15 15 15 14 15 Kategori

Rata-rata kelompok 7 188 B 2,50


Kelompok 8

36. H1 S B S S B S S B B B B B B B B 40 B 2,67

37. H2 S B K S B S S B B B B B B B B 39 B 2,60

38. H3 K K S K B K S B B B B B B B B 33 B 2,20

39. H4 K K K S K K K B B B B B S S S 29 S 1,93

40. H5 S B K K B S K B B B B B B B B 32 B 2,13

41. H6 K B S K S K K S S S S S B B B 30 S 2,00

9 14 9 9 15 9 9 17 17 17 17 17 17 17 17 Kategori

Rata-rata kelompok 8 203 B 2,25


Kelompok 9

42. I1 S S S S B B S B B S B B S B B 38 B 2,53

43. I2 K K K S B B K B B S B B K B B 33 B 2,20

44. I3 S S S S B B S B B S B B S B B 38 B 2,53

45. I5 K K K K B B K B B K B B S B B 32 B 2,13

46. I6 K K K K S S K S S K B B K B B 27 S 1,80

7 7 7 8 14 14 7 14 14 8 15 15 8 15 15 Kategori

Rata-rata kelompok 9 178 B 2,37


Jumlah 71 94 77 91 114 96 72 93 99 94 130 123 102 134 134

1.525/690 = 2,21
Rata-rata / Aspek 1,54
2,0
4
1,6
7
1,9
8
2,4
8
2,09 1,56
2,0
2
2,1
5
2,04
2,8
3
2,6
7
2,22
2,9
1
2,9
1

Kategori S S S S B S S S B S B B B B B Kategori
Rata-rata Komulatif Kategeri Baik Baik
Lampiran 3.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Siklus Ke-/Pertemuan : I/1

A. Standar Kompetensi :
 Melakukan pengolahan dan penyajian data

B. Kompetensi Dasar :
 Menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data.
 Menyajikan data dengan penyajian data tunggal dan data kelompok .

C. Indikator :
 Mengumpulkan data dengan mencacah, mengukur dan mencatat data dengan
turus/tally
 Mengurutkan data tunggal, mengenal data terkecil, terbesar dan jangkaun data.

D. Tujuan Pembelajaran :
 Siswa mengetahui pengertian populasi dan sampel.
 Siswa dapat menyajikan data tunggal dan data kelompok.

E. Materi Pokok
 Statistika

F. Metode pembelajaran
 Model pembelajaran : Kooperatif
 Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu


Pendahuluan
 Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
1.  Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 5 menit

 Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai


dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
Inti
 Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja.
 Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab.
 LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan
2. 70 menit
dalam masing-masing kelompok.
 Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi
dari LKS 1.
 Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok
tersebut.
 Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil
kelompok yang dipresentasikan.
 Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi
Course Review Horay
Penutup
Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari.
3. Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar 5 menit
kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.

H. Sumber Belajar
 Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan
Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006
 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),
LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010
 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan
Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,
2010.

Mengetahui Jakarta,
Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Siklus Ke-/Pertemuan : I/2

A. Standar Kompetensi :
 Melakukan pengolahan dan penyajian data

B. Kompetensi Dasar :
 Menentukan rata-rata, median dan modus data tunggal dan penafsirannya.

C. Indikator :
 Siswa dapat menentukan mean, median dan modus data.

D. Tujuan Pembelajaran :
 Siswa mengetahui rata-rata, median dan modus dari sebuah data
 Siswa dapat mencari nilai rata-rata, modus dan median dari sebuah data.

E. Materi Pokok
 Statistika

F. Metode pembelajaran
 Model pembelajaran : Kooperatif
 Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu


Pendahuluan
 Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
1.  Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 5 menit

 Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai


dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
Inti
 Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja.
 Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab.
 LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan
dalam masing-masing kelompok.
2.  Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi 70 menit
dari LKS 2.
 Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok
tersebut.
 Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil
kelompok yang dipresentasikan.
 Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi
Course Review Horay
Penutup
Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari.
3. 5 menit
Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar
kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.

H. Sumber Belajar
 Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan
Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006
 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),
LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010
 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan
Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,
2010.
Mengetahui Jakarta,
Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Siklus Ke-/Pertemuan : I/3

A. Standar Kompetensi :
 Melakukan pengolahan dan penyajian data

B. Kompetensi Dasar :
 Menentukan jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil.

C. Indikator :
 Siswa dapat menentukan jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan
simpangan kuartil.
 Siswa dapat mencari jangkauan dan kuartil dari sebuah data.

D. Tujuan Pembelajaran :
 Siswa mengetahui jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan
kuartil.
 Siswa dapat mencari jangkauan dan kuartil dari sebuah data.

E. Materi Pokok
 Statistika

F. Metode pembelajaran
 Model pembelajaran : Kooperatif
 Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu


Pendahuluan
 Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
1.  Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 5 menit

 Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai


dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
Inti
 Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja.
 Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab.
 LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan
2. 70 menit
dalam masing-masing kelompok.
 Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi
dari LKS 3.
 Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok
tersebut.
 Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil
kelompok yang dipresentasikan.
 Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi
Course Review Horay
Penutup
Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari.
3. 5 menit
Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar
kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.

H. Sumber Belajar
 Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan
Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006
 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),
LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010
 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan
Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,
2010.
Mengetahui Jakarta,
Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Siklus Ke-/Pertemuan : I/4

A. Standar Kompetensi :
 Melakukan pengolahan dan penyajian data

B. Kompetensi Dasar :
 Menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data.
 Menyajikan data dengan penyajian data tunggal dan data kelompok .
 Siswa dapat menentukan mean, median dan modus data.
 Menentukan jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil.

C. Indikator :
 Menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data.
 Menentukan rata-rata, median dan modus data tunggal serta penafsirannya.
 Menentukan jangkauan data, kuartil dari sebuah data.

D. Tujuan Pembelajaran :
 Siswa dapat menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data.
 Siswa mengetahui jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan
kuartil.
 Siswa dapat mencari jangkauan dan kuartil dari sebuah data.

E. Materi Pokok
 Statistika

F. Metode pembelajaran
 Model pembelajaran : Kooperatif
 Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu


Pendahuluan
 Guru memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan
1. 5 menit
adalah bentuk kompetisi.

Inti
 Siswa berkelompok menurut kelompok nya masing-
masingawal untuk mengikuti kompetisi
2. 70 menit
 Sebelum kompetisi dimulai, guru memberikan penjelasan
tentang aturan mengikuti kompetisi
 Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak
9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka
sesuai dengan selera masing-masing siswa.
 Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban
didalam kotak yang nomernya disebutkan guru dan
didiskusikan, kalau benar tanda benar(√ ) dan salah diisi
dengan tanda silang (x).
 Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertical atau horizontal,
atau diagonal harus berteriak hore….atau yel-yel lainnya.
 Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang
diperoleh.

Penutup
 Guru menginformasikan kegiatan pertemuan selanjutnya
adalah pemberian penghargaan dan belajar kelompok dengan
3. 5 menit
materi selanjutnya.
 Guru meminta kepada siswa untuk mempersiapkan materi
yang akan dipelajari.

H. Sumber Belajar
 Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan
Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006
 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),
LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010
 Sulis Sutrisna S.Pd, Aku ingin menjadi ahli Matematika, PT.
Kawan Pustaka, Cet. Ke-1, Tangerang, 2005
 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan
Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,
2010.

Mengetahui Jakarta,
Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Siklus Ke-/Pertemuan : I/ 5

A. Standar Kompetensi :
 Melakukan pengolahan dan penyajian data

B. Kompetensi Dasar :
 Menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data.
 Menyajikan data dengan penyajian data tunggal dan data kelompok .
 Siswa dapat menentukan mean, median dan modus data.
 Menentukan jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil.

C. Indikator :
 Menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data.
 Menentukan rata-rata, median dan modus data tunggal serta penafsirannya.
 Menentukan jangkauan data, kuartil dari sebuah data.

D. Tujuan Pembelajaran :
 Siswa dapat menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data.
 Siswa mengetahui jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan
kuartil.
 Siswa dapat mencari jangkauan dan kuartil dari sebuah data.

E. Materi Pokok
 Statistika

F. Metode pembelajaran
 Model pembelajaran : Kooperatif
 Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu


Pendahuluan
 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
1. memenuhi kriteria yang telah ditentukan. 15 menit
 Guru melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I untuk
melakukan observasi pada siklus II.
Inti
Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan
2. kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. 60 menit
Siswa merangkum materi yang telah dipelajari sebelumnya dan
didiskusikan oleh kelompoknya sebelum dipresentasikan kepada
kelompok yang lain.
Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil dari
rangkuman/kesimpulan kelompoknya.
Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok tersebut.
Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil kelompok yang
dipresentasikan.

Penutup
Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar
kelompok untuk materi penyajian data dalam bentuk diagram.
3. 5 menit
Guru meminta kepada siswa untuk mempelajari materi tentang
penyajian data dalam bentuk diagram.

H. Sumber Belajar
 Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan
Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006
 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),
LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010
 Sulis Sutrisna S.Pd, Aku ingin menjadi ahli Matematika, PT.
Kawan Pustaka, Cet. Ke-1, Tangerang, 2005
 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan
Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,
2010.

Mengetahui Jakarta,
Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Siklus Ke-/Pertemuan : II/ 1

A. Standar Kompetensi :
 Melakukan pengolahan dan penyajian data

B. Kompetensi Dasar :
 Menyajikan data dalam bentuk tabel, digram batang, garis dan lingkaran,

C. Indikator :
 Menyajikan data tunggal dalam bentuk tabel, diagram batang dan garis serta
diagram batang.

D. Tujuan Pembelajaran :
 Siswa dapat membuat tabel dalam menyikan data.
 Siswa dapat membuat diagram batang, garis dan lingkaran.

E. Materi Pokok
 Statistika

F. Metode pembelajaran
 Model pembelajaran : Kooperatif
 Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu


Pendahuluan
 Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
1.  Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 5 menit

 Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai


dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
Inti
 Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja.
 Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab.
 LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan
dalam masing-masing kelompok.
2. 70 menit
 Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi
dari LKS 4.
 Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok
tersebut.
 Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil
kelompok yang dipresentasikan.
 Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi
Course Review Horay
Penutup
Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari.
3. 5 menit
Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar
kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.

H. Sumber Belajar
 Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan
Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006
 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),
LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010
 Sulis Sutrisna S.Pd, Aku ingin menjadi ahli Matematika, PT.
Kawan Pustaka, Cet. Ke-1, Tangerang, 2005
 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan
Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,
2010.
Mengetahui Jakarta,
Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Siklus Ke-/Pertemuan : II/ 2

A. Standar Kompetensi :
 Memahami peluang kejadian sederhana

B. Kompetensi Dasar :
 Menentukan ruang sampel suatu percobaan.
 Menentukan peluang suatu kejadian sederhana.

C. Indikator :
 Menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan,
 Menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik sampelnya.

D. Tujuan Pembelajaran :
 Siswa dapat menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan.
 Siswa dapat menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik
sampelnya.

E. Materi Pokok
 Peluang

F. Metode pembelajaran
 Model pembelajaran : Kooperatif
 Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu


Pendahuluan
 Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
1.  Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 5 menit

 Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai


dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
Inti
 Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja.
 Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab.
 LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan
2. 70 menit
dalam masing-masing kelompok.
 Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi
dari LKS 5.
 Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok
tersebut.
 Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil
kelompok yang dipresentasikan.
 Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi
Course Review Horay
Penutup
Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari.
3. 5 menit
Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar
kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.

H. Sumber Belajar
 Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan
Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006
 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),
LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010
 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan
Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,
2010.
Mengetahui Jakarta,
Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Siklus Ke-/Pertemuan : II/ 3

A. Standar Kompetensi :
 Memahami peluang kejadian sederhana

B. Kompetensi Dasar :
 Menentukan ruang sampel suatu percobaan.
 Menentukan peluang suatu kejadian sederhana.

C. Indikator :
 Menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel suatu
percobaan.
 Menghitung nilai peluang suatu kejadian.
 Menghitung nilai peluang harapan suatu kejadian.

D. Tujuan Pembelajaran :
 Siswa dapat menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel
suatu percobaan.
 Siswa dapat menghitung nilai peluang suatu kejadian.

E. Materi Pokok
 Peluang

F. Metode pembelajaran
 Model pembelajaran : Kooperatif
 Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu


Pendahuluan
 Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
1.  Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 5 menit

 Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai


dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
Inti
 Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja.
 Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab.
2. 70 menit
 LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan
dalam masing-masing kelompok.
 Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi
dari LKS 6.
 Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok
tersebut.
 Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil
kelompok yang dipresentasikan.
 Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi
Course Review Horay
Penutup
Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari.
3. 5 menit
Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar
kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.

H. Sumber Belajar
 Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan
Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006
 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),
LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010
 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan
Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,
2010.
Mengetahui Jakarta,
Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Siklus Ke-/Pertemuan : II / 4

A. Standar Kompetensi :
 Memahami peluang kejadian sederhana

B. Kompetensi Dasar :
 Menentukan ruang sampel suatu percobaan.
 Menentukan peluang suatu kejadian sederhana.

C. Indikator :
 Menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan,
 Menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik sampelnya.
 Menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel suatu
percobaan.
 Menghitung nilai peluang suatu kejadian.
 Menghitung nilai peluang harapan suatu kejadian.

D. Tujuan Pembelajaran :
 Siswa dapat menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan.
 Siswa dapat menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik
sampelnya.
 Siswa dapat menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel
suatu percobaan.
 Siswa dapat menghitung nilai peluang suatu kejadian.

E. Materi Pokok
 Peluang

F. Metode pembelajaran
 Model pembelajaran : Kooperatif
 Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu


Pendahuluan
 Guru memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan
1. 5 menit
adalah bentuk kompetisi.

Inti
2.  Siswa berkelompok menurut kelompok nya masing- 70 menit
masingawal untuk mengikuti kompetisi
 Sebelum kompetisi dimulai, guru memberikan penjelasan
tentang aturan mengikuti kompetisi
 Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak
9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka
sesuai dengan selera masing-masing siswa.
 Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban
didalam kotak yang nomernya disebutkan guru dan
didiskusikan, kalau benar tanda benar(√ ) dan salah diisi
dengan tanda silang (x).
 Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertical atau horizontal,
atau diagonal harus berteriak hore….atau yel-yel lainnya.
 Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang
diperoleh.

Penutup
 Guru menginformasikan kegiatan pertemuan selanjutnya
adalah pemberian penghargaan dan belajar kelompok dengan
3. 5 menit
materi selanjutnya.
 Guru meminta kepada siswa untuk mempersiapkan materi
yang akan dipelajari.

H. Sumber Belajar
 Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan
Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006
 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),
LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010
 Sulis Sutrisna S.Pd, Aku ingin menjadi ahli Matematika, PT.
Kawan Pustaka, Cet. Ke-1, Tangerang, 2005
 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan
Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,
2010.
Mengetahui Jakarta,
Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Siklus Ke-/Pertemuan : II/ 5

A. Standar Kompetensi :
 Memahami peluang kejadian sederhana

B. Kompetensi Dasar :
 Menentukan ruang sampel suatu percobaan.
 Menentukan peluang suatu kejadian sederhana.

C. Indikator :
 Menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan,
 Menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik sampelnya.
 Menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel suatu
percobaan.
 Menghitung nilai peluang suatu kejadian.
 Siswa dapat menghitung nilai peluang suatu kejadian.
 Menghitung nilai peluang harapan suatu kejadian.

D. Tujuan Pembelajaran :
 Siswa dapat menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan.
 Siswa dapat menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik
sampelnya.
 Siswa dapat menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel
suatu percobaan.
 Siswa dapat menghitung nilai peluang suatu kejadian.

E. Materi Pokok
 Peluang

F. Metode pembelajaran
 Model pembelajaran : Kooperatif
 Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu


Pendahuluan
 Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan
1. dilaksanakan. 10 menit
 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Inti
 Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai
dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
 Siswa merangkum materi yang telah dipelajari sebelumnya
dan didiskusikan oleh kelompoknya sebelum dipresentasikan
kepada kelompok yang lain.
2.  Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil dari 55 menit
rangkuman/kesimpulan kelompoknya.
 Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok
tersebut.
 Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil
kelompok yang dipresentasikan.

Penutup
 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
3. 15 menit
 Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk trus semangat
dalam pembelajaran berikutnya.

H. Sumber Belajar
 Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan
Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006
 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),
LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010
 Sulis Sutrisna S.Pd, Aku ingin menjadi ahli Matematika, PT.
Kawan Pustaka, Cet. Ke-1, Tangerang, 2005
 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan
Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,
2010.

Mengetahui Jakarta,
Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi


Lampiran 4.

LEMBAR KERJA SISWA 1


(LKS 1 )
 Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini!
 Berdiskusilah dengan teman satu kelompok!
 Kalian harus saling membantu dengan teman satu
kelompok dalam memahami materi.
 Selamat Belajar!
A. Data Statistika
1. Pengumpulan Data
Contoh:
a. Data banyaknya siswa
Hitunglah banyaknya siswa laki-laki dan perempuan di kelasmu!
Berapa banyak siswa laki-laki dalam kelasmu?
Jawab:…..
Berapa banyak siswa perempuan dalam kelasmu?
Jawab:……
Kegiatan mengumpulkan data di atas dilakukan dengan cara
mencacah.
b. Data panjang pita
Ukurlah 3 pita yang sudah disediakan!
Tuliskan hasilnya pada tabel di bawah ini!
Warna Panjang pita

Kegiatan mengumpulkan data di atas dilakukan dengan cara


mengukur.

c. Data pengamatan keadaan kebersihan kelas selama 1 minggu


Amati keadaan kebersihan di kelasmu seminggu yang lalu!
Tuliskan hasil pengamatan tersebut ke dalam tabel di bawah ini!
Keadaan kebersihan kelas Jumlah hari
Disapu
Dipel
Meja dan kursi dibersihkan
Kegiatan mengumpulkan data di atas dilakukan dengan cara
mencatat.
Kesimpulan:
Kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
………………………………………………………………...
2. Mengurutkan Data (Data Tunggal)
Data statistik yang terkumpul umumnya masih tersebar dan tak berurutan.
Untuk mengetahui nilai tertinggi dan terendah, data tersebut harus
diurutkan terlebih dahulu.
Contoh:
Diketahui hasil ulangan Matematika 10 siswa di kelas IX-2 yaitu :
5, 4, 7, 3, 6, 5, 8, 9, 6, 6.
Tentukan nilai tertinggi dan terendah dari hasil ulangan Matematika 10
siswa
kelas IX-2 tsb!
Jawab:
Untuk menjawab pertanyaan tsb ikutilah langkah-langkah berikut ini:
1) Urutkan data tsb!
Data
terurut:……………………………………………………………………………
2) Amati dan tentukan nilai tertinggi dan terendah dari data terurut yang
telah diperoleh!
Nilai Tertinggi :
Nilai Terendah :
3. Sampel dan Populasi
Contoh 1:
Jika kita ingin mengetahui rasa sayur dalam satu panci, maka kita cukup
mengambil satu sendok untuk dicicipi. Dalam hal ini:
a. seluruh sayur dalam satu panci disebut populasi.
b. satu sendok sayur yang diambil dan dicicipi disebut sampel.

Populasi adalah kumpulan seluruh objek yang lengkap yang akn


dijadikan objek penelitian.
Sampel adalah bagian dari populasi yang benar-benar dieliti atau
diamati.
Contoh 2 :
Dari 47 siswa kelas IX-2 akan diambil 10 siswa untuk mengikuti latihan
volley, tentukan populasi dan sampelnya?
Jawab:
a. ……………..
b. ………………
contoh 3 :
Diduga akibat akibat suatu racun maka 200 ekor ikan mati disuatu
empang, untuk mengetahui racun apa yang meracuni empang itu,
seorang peneliti mengambil 15 ekor untuk dianalisa. Dari cerita diatas
tentukan populasi dan sampelnnya?
Contoh 4 :
Hasil ulangan pertama untuk pelajaran statistika kelas IX-2 adalah
sebagai berikut :
5 2 7 4 7 5 8 9 6 6
7 8 5 3 5 9 6 4 6 8
4 8 7 5 3 5 9 7 5 7
7 8 6 5 9 4 3 8 6 8
Tentukan nilai terendah fan tertinggi kemudian lengkapi tabel berikut :
Nilai Turus Frekwensi

Jumlah
LEMBAR KERJA SISWA 2
(LKS 2 )
 Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini!
 Berdiskusilah dengan teman satu kelompok!
 Kalian harus saling membantu dengan teman satu
kelompok dalam memahami materi.
 Selamat Belajar!

B. MENENTUKAN MEAN, MODUS, DAN MEDIAN


1. Rata-Rata (Mean)
Contoh 1:
Dalam 4 kali ulangan matematika, seorang siswa mendapatkan nilai
ulangannya sebagai berikut: 7, 6, 5, 8. Coba hitung berapa nilai ratarata
ulangan yang diperoleh siswa tersebut!
Jawab:
Jumlah semua nilai = …
Banyak data = …
Nilai rata-rata = Jumlah semua nilai
Banyak data

Nilai rata-rata = …

Contoh 2:
Hasil ulangan Matematika kelas IX-2 adalah:
Nilai 3 4 5 6 7 8 9
frekwensi 2 3 6 15 8 4 2
Tentukan nilai rata-rata kelas IX-2 !
Jawab:
Jumlah nilai = …
Banyak Data = ….
Nilai rata-rata = …
2. Modus
Contoh 1:
Nilai rapor Nita adalah 6, 6, 5, 7, 6, 7, 8, 8.
Tentukan modus dari nilai rapor Nita tsb!
Jawab:
Nilai yang paling banyak muncul adalah … , maka modus data tersebut
adalah….
Contoh 2:
Tentukan modus dari data berikut: 3, 7, 5, 4, 6, 7, 5, 8!
Jawab:
Karena nilai yang paling banyak muncul adalah ….…………., maka modus
data tersebut adalah …
Contoh 3:
Tentukan modus dari data berikut: 8, 7, 4, 6, 7, 4, 5, 8, 6, 5!
Jawab:
Contoh 4:
Hasil ulangan matematika kelas IX-2 adalah:
Nilai 3 4 5 6 7 8 9
frekwensi 1 6 7 10 8 5 3

Berapa modus dari hasil ulangan Matematka kelas IX-2 ?

Jawab:
Karena frekuensi yang tertinggi adalah nilai …, maka modus hasil ulangan
matematika kelas IX-2 adalah …
Jadi modus adalah……..
3. Median
Nilai tengah (median) dari suatu data dapat ditentukan dengan:
1. Urutkan data terlebih dahulu
2. Jika data sudah urut maka nilai tengah data tersebut dapat dicari
dengan ketentuan:
a. Jika banyak data ganjil, maka median adalah data yang terletak tepat
di tengah-tengah.
b. Jika banyak data genap, maka median adalah rata-rata dari dua data
yang ditengah.
Contoh 1:
Tentukan median dari data berikut: 8, 10, 8, 6, 9, 7, 9!
Jawab:
Data terurut: 6 7 8 8 9 9 10
Median = …
Contoh 2:
Tentukan median dari data berikut: 6, 7, 9, 5, 5, 4, 7, 10, 6, 8
Jawab:
Terlebih dahulu data diurutkan:
4 5 5 6 6 7 7 8 9 10
Median =
Contoh 3:
Seorang perawat mencatat perkembangan berat badan bayi dari umur 1
bulan sampai 7 bulan pertama. Catatan hasil timbangannya adalah
sebagai berikut:
Bulan 1 2 3 4 5 6 7
Berat (kg) 3,6 4,5 5 6,4 7 8,1 8,5
Berapa nilai tengah (median) dari hasil timbangan tersebut?
Jawab:
Urutkan data tersebut!
Karena banyak data adalah …. (*ganjil/genap) maka median adalah data
ke …
Jadi nilai tengah dari hasil timbangan tersebut adalah …
*) Coret yang tidak sesuai jawabanmu!

Contoh 4:
Hasil pengukuran tinggi badan beberapa anak ditampilkan dalam tabel di
bawah ini:
Tinggi (cm) Frekwensi
100 8
110 15
120 12
Berapa nilai tengah(median) dari pengukuran data tersebut ?
LEMBAR KERJA SISWA 3
(LKS 3 )
 Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini!
 Berdiskusilah dengan teman satu kelompok!
 Kalian harus saling membantu dengan teman satu
kelompok dalam memahami materi.
 Selamat Belajar!
C. Jangkaua Data
1. Jangkauan suatu Data
Jangkauan data adalah selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah dari
suatu data. Jangkauan sering juga disebut rentangan.

Jangkauan (rentangan) = ………. ……………….. --


…………………………

Contoh 1:
Hitunglah jangkauan dari data berikut: 8, 10, 12, 12, 14, 17
Jawab:
Nilai data tertinggi =
Nilai terendah =
Jadi, jangkauan =

2. Quartil
Data yang telah diurutkan dibagi menjadi empat bagian yang sama, maka
akan terdapat tiga nilai yang disebut quartil.
Contoh 2:
Tentukan quartil dari 12, 20, 22, 19, 18, 14, 16, 17, 20, 13, 16
Jawab:
Untuk menentukan quartil data tsb ikuti langkah-langkah berikut:
1) Urutkan data menurut garis lurus
Data terurut: …………………………….
2) Tentukan quartil tengah Q2 atau median
Q2 = …

3) Tentukan quartil bawah Q1 yang terletak di antara nilai terendah dan Q2


Q1 = ….
4) Tentukan quartil atas Q3 yang terletak di antara Q2 dan nilai tertinggi
Q3 = …
Contoh 3:
Tentukan quartil dari 4, 5, 2, 6, 6, 9, 4, 3. 10, 7
Jawab:

3. Jangkauan Interquartil
Jangkauan Interquartil adalah selisih antara quartil atas (Q3) dengan
quartil bawah (Q1).

Jangkauan interquartil = ………. ……………….. --


…………………………
LEMBAR KERJA SISWA 4
(LKS 4 )
 Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini!
 Berdiskusilah dengan teman satu kelompok!
 Kalian harus saling membantu dengan teman satu
kelompok dalam memahami materi.
 Selamat Belajar!

PENYAJIAN DATA STATISTIKA


Penyajian data selain disajikan dalam bentuk tabel atau daftar,
dapat pula disajikan dalam bentuk diagram atau grafik. Ada beberapa
jenis diagram, diantaranya sebagai berikut:
1. Diagram garis
Contoh 1:
Dari pendataan tentang berat badan balita diperoleh data sebagai berikut:
Usia (bulan) 1 2 3 4 5
Berat (kg) 3,5 4 4,5 4 5
1) Gambarlah diagram garisnya!
2) Pada usia berapa bulan berat badan balita menurun?
Penyelesaian:
i. Untuk menggambarkan diagram garis, lakukan kegiatan berikut:
a) Buat sumbu datar yang menunjukkan usia (bulan), dan sumbu tegak
menunjukkan berat badan (kg).
b) Tentukan letak titik-titik yang merupakan pasangan berurutan usia dan
berat badan.
c) Hubungkan titik-titik pada langkah b) sehingga diperoleh suatu garis
(patah-patah).

Gambar diagram garis berat badan balita


ii. Dengan melihat pada diagram garis tersebut kita bisa menentukan berat
badan balita yang menurun.
Berat badan balita menurun pada usia … bulan.

2. Diagram batang
Contoh 2:
Dari pendataan produksi ketela di Cilincing Jakarta Utara, diperoleh data
sebagai berikut:
Tahun Jumlah produksi (ton)
2007 500
2008 1.000
2009 1.500
2010 800

Buatlah diagram batang dari data tersebut!


Penyelesaian:
Untuk menggambarkan diagram batang lakukan kegiatan berikut:
1) Buat sumbu mendatar yang merupakan kategori tahun dan sumbu
tegak yang
merupakan frekuensi jumlah produksi ketela dalam ton! Sumbu
mendatar
dan sumbu tegak yang kalian buat harus saling tegak lurus.
2) Kedua sumbu masing-masing dibagi menjadi beberapa bagian dengan
skala yang
sama. Skala pada sumbu tegak tidak harus sama dengan skala pada
sumbu datar.
3) Buatlah gambar berbentuk batang yang letaknya vertikal pada sumbu
datar.
Tinggi gambar tersebut sesuai jumlah produksi ketela yang ditunjukkan
pada sumbu tegak!
Gambar diagram batang produksi ketela di Cilincing Jakut tahun 2007 - 2010

3. Diagram lingkaran
Contoh 3:
Dari pendataan tentang kegemaran siswa kelas IX-2 SMP Darul Ma’arif
terhadap mata pelajaran diperoleh data sebagai berikut:
1. Jumlah siswa yang gemar Matematika ada 15 orang.
2. Jumlah siswa yang gemar Fisika ada 5 orang.
3. Jumlah siswa yang gemar pelajaran lainnya ada 20 orang.
Buatlah diagram lingkarannya!
Penyelesaian:
Untuk menggambarkannya ikutilah langkah-langkah berikut ini:
1) Hitunglah berapa jumlah seluruh siswa kelas IX-2 SMP Darul Ma’arif
Jumlah seluruh siswa kelas IX-2 SMP Darul Ma’arif=
2) Kemudian untuk setiap kategori tersebut kita nyatakan dalam bentuk
derajat.
Ukuran sudut pusat dari tiap-tiap kategori tersebut adalah:
Siswa yang gemar matematika = … x 360°
Siswa yang gemar fisika = … x 360°
Siswa yang gemar pelajaran lainnya = … x 360°
3) Gambarkan pada lingkaran

Diagram lingkaran kegemaran siswa terhadap mata pelajaran


LEMBAR KERJA SISWA 5
(LKS 5 )
 Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini!
 Berdiskusilah dengan teman satu kelompok!
 Kalian harus saling membantu dengan teman satu
kelompok dalam memahami materi.
 Selamat Belajar!

PELUANG
A. Pengertian peluang

Jika kita mengetos (melempar undi) mata uang logam maka


permukaan mata uang yang akan nampak (muncul) tidak dapat ditentukan
sebelumnya. Jadi munculnya salah satu permukaaan merupakan suatu
kemungkinan.
Jadi peluang merupakan kemungkinan atau kesempatan suatu
kejadian yang akan berlangsung pada sebuah percobaan.
B. Ruang sampel dan titik sampel
Ruang sampel adalah himpunan dari hasil yang mungkin terjadi dari suatu
percobaan. Sedangkan titik sampel adalah masing-masing anggota dari ruang sampel.
Contoh 1 :
Ruang sampel untuk percobaan pelemparan satu buah mata uang adalah S = { (…), (…)
}
n(S) =…..
Contoh 2 :
Ruang sampel untuk percobaan pelemparan dua buah mata uang adalah :
S = { (…,…), (…,…),(…,…), (…,…) }
n(S) =…..
contoh 3 :
Ruang sampel untuk percobaan pelemparan satu buah mata uang dan satu buah dadu
adalah :
S = { (…,…), (…,…), (…,…), (…,…), (…,…), (…,…),
(…,…), (…,…), (…,…), (…,…), (…,…), (…,…) }
n(S) =…..

contoh 4 :
Dua buah dadu dilempar bersamaan, tentukan :
a. Titik sampelnya dengan melengkapi tabel dibawah ini
b. Titik sampel mata dadu berjumlah 8
c. Titik sampel mata dadu keduanya bilangan prima
Dadu II
1 2 3 4 5 6
Dadu I
1 (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…)
2 (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…)
3 (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…)
4 (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…)
5 (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…)
6 (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…)

C. Menghitung Peluang
Jika P(A) adalah peluang suatu kejadian dari percobaan maka munculnya
kejadian A dapat dirumuskan :

P(A) =
diman;
P(A) = peluang muncul kejadian A
n(A) = banyaknya kejadian A
n(S) = banyaknya runag sampel.

Contoh 1 :
Dalam sebuah kotak berisi 18 kelereng yang terdiri atas 5 kelereng merah,
6 kelereng kuning, dan 7 kelereng biru. Jika diambil satu secara acak,
tentukan:
a. peluang terambil kelereng merah;
b. peluang terambil kelereng kuning;
c. peluang terambil kelereng biru!
Penyelesaian:
a. Jumlah kelereng dalam kotak = n(S) = …
Jumlah kelereng merah = n(M) = …
Peluang terambil kelereng merah = P(M) = …
b. Jumlah kelereng dalam kotak = n(S) = …
Jumlah kelereng kuning = n(K) = …
Peluang terambil kelereng kuning = P(K) = …
c. Jumlah kelereng dalam kotak = n(S) = …
Jumlah kelereng biru = n(B) = …
Peluang terambil kelereng biru = P(B) = …

D. Batas-Batas Peluang

Kepastian dan Kemustahilan


Pada pengetosan sebuah dadu dapat ditentukan nilai-nilai peluang
sebagai berikut ini.
a. Banyak kejadian muncul mata dadu 1 = n(1)= 1
Banyak kejadian yang mungkin = n(S) = 6
Peluang kejadian muncul mata dadu 1 = P(1) = …
b. Mata dadu genap = 2, 4, 6
Banyak kejadian muncul mata dadu genap = n(genap)= …
Banyak kejadian yang mungkin = n(S) = 6
Peluang kejadian muncul mata dadu genap = P(genap) = …
c. Banyak kejadian muncul mata dadu 7 = n(7)= …
Banyak kejadian yang mungkin = n(S) = 6
Peluang kejadian muncul mata dadu 7 = P(7) = …
d. Mata dadu kurang dari 7 = …, …, …, …, …, ….
Banyak kejadian muncul mata dadu kurang dari 7 = n(kurang dari 7)= …
Banyak kejadian yang mungkin = n(S) = 6
Peluang kejadian muncul mata dadu kurang dari 7 = P(kurang dari 7) = …
Gambarkan letak nilai-nilai peluang tersebut pada garis bilangan di bawah
ini!
0 1
Dari garis bilangan tsb terlihat bahwa nilai-nilai peluang dari hasil suatu
percobaan
terletak di antara … sampai dengan …, atau dapat dituliskan dengan

…≤ P(A) ≤…
Untuk:
P(A) = … Nilai peluang dari suatu kejadian yang pasti terjadi disebut
kepastian.
Misal: Pada suatu hari manusia akan mati
P(A) = … Nilai peluang dari suatu kejadian yang mustahil terjadi disebut
kemustahilan.
Misal: besok matahari akan terbenam di timur.
LEMBAR KERJA SISWA 6
(LKS 6 )
 Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini!
 Berdiskusilah dengan teman satu kelompok!
 Kalian harus saling membantu dengan teman satu
kelompok dalam memahami materi.
 Selamat Belajar!

A. Frekwensi Harapan
Jika kalian melakukan pelemparan 100 kali sebuah mata dadu, frekwensi
harapan muncul mata dadu kelipata 2 adalah…
Maka hal ini dapat dirumuskan :

FH (A) = N x P(A)
dimana;
FH (A) = Frekwensi harapan muncul kejadian A
N = banyaknya pelemparan (percobaan)
Contoh 1 :
Jika kita melempar sebuah uang logam 200 kali, berapa kalikah kita
harapkan muncul gambar (G)?
Penyelesaian:
P(G) = …
Harapan seringnya muncul gambar adalah:
P(G) x 200 kali = …. X 200 kali

Contoh 2 :
Sebuah mata dadu dilempar 150 kali, tentukan berapa kali harapan
muncul mata
dadu 2!
Penyelesaian:
P(2) = …
Harapan seringnya muncul mata dadu 2 adalah: …. X …….
Contoh 3 :
Jika sebuah dadu dilempar 300 kali, berapakah frekuensi harapan dari:
a. Munculnya mata dadu 4;
b. Munculnya bilangan yang habis dibagi 2.
Jawab :
Penyelasaian :

Contoh 4 :

Dari seperangkat kartu brigde dilakukan pengambilan secara acak


sebanyak 250 kali, dan setiap kali pengambilan kartu dikembalikan.
Berapa frekuensi harapan yang terambil adalah kartu K?

Penyelasaian :
Kesimpulan:
Frekuensi harapan munculnya suatu kejadian = nilai peluang x
banyaknya percobaan

SOAL-SOAL kOMPETISI SIKLUS I


1. dua buah dadu dilempar bersamaan, tentukan ;
a. banyaknya ruang sampelnya
b. banyaknya titik sampelnya yang berjumlah 5
c. banyaknya jumlah titik sampel yang merupakan bilangan prima

2. Usia (dinyatakan dalam tahun) para penghuni Panti Jompo “Manula”


adalah
67, 63, 69, 65, 66, 69, 70, 66, 66, 68, 67.
Tentukan:
a. Rentang (jangkauan data);
b. Mean;
c. Modus;
d. Median (Q2);
e. Q1;
f. Q3;
g. Jangkauan Interquartil;

3. Rata-rata nilai ujian 25 siswa adalah 6,4. Jika seorang siswa


mengundurkan diri,
maka rata-ratanya menjadi 6,5. Nilai siswa yang mengundurkan diri
tersebut
adalah …

4. Data berikut menunjukkan nilai tes matematika: 3, 5, 8, 5, 3, 7, 4, 5, 4, p


,6.
Jika nilai rata-ratanya 5 maka tentukan:
a. nilai p;
b. jangkauan data
c. Median (Q2);
d. Modus;
e. Q1;
f. Q3;
g. Jangkauan Interquartil;
5. Pada suatu ulangan diketahui nilai rata-rata kelas adalah 70. Jika nilai
rata-rata
siswa putra adalah 68 dan rata-rata nilai siswa putri adalah 65 maka
perbandingan
banyaknya siswa putra dan putri adalah …
SOAL-SOAL kOMPETISI SIKLUS II
1. Hasil pendataan jumlah peternak di desa Suka Maju ditunjukkan pada
daftar
Berikut ini.

Frekuensi
Jenis Peternakan

Peternak itik
30

Peternak ayam
38

Peternak kambing
15

Peternak sapi
17

Buatlah diagram batang dan diagram lingkaran dari data tersebut!

2. Jumlah peserta dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) dinyatakan


dalam tabel berikut ini.

propinsi peserta

DI Yogyakarta
25

jawa timur
100

Jawa tengah
125

Jawa barat
75

DKI Jakarta 175

Buatlah diagram batang garis dan diagram batangnya jumlah peserta


dalam PON tersebut!
3. Dalam satu kelas terdapat 23 anak laki-laki dan 17 anak perempuan. Jika dipilih
satu anak untuk mewakili kelas dalam suatu lomba, berapa kemungkinan
terpilihnya anak laki-laki?

4. Dari seperangkat kartu bridge, diambil satu secara acak. Berapa besar nilai
kemungkinan terambilnya kartu bernomor 10?

5. Suatu huruf dipilih secara acak dari huruf-huruf pembentuk kata “P E L U A N


G”. Berapa besar kemungkinan terpilih konsonan?

6. Suatu huruf dipilih secara acak dari huruf-huruf pembentuk kata “P R I M A”.
Berapa besar kemungkinan terpilih vokal?

7. Suatu tim sepak bola menganalisa bahwa kemungkinan untuk menang ketika
bertanding di kandang lawan adalah 0,34. Jika dalam tahun ini tim tersebut akan
bertanding di kandang lawan sebanyak 20 kali, berapa diharapkan dapat menang?

8. Pada suatu gudang, peluang mendapatkan barang yang rusak adalah 0,10. Dari
100 barang yang ada, berapa banyak yang dapat diharapkan masih baik?

9. Berdasarkan hasil survey dengan sampel 50 orang, 40 orang menyatakan


menyukai produk baru yang akan dipasarkan. Jika jumlah penduduk suatu kota
200.000 orang, berapa orang yang diharapkan suka dengan produk baru tersebut?

10. Sembilan dari 10 peluncuran roket adalah sukses. Jika dalam tahun ini akan
dilakukan 50 kali peluncuran roket, berapa yang diharapkan sukses?
SURAT KETERANGAN MENGADAKAN PENELITIAN
No. 1.067/S. Ket/A/SMP-DM/XII/10

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif
menerangkan bahwa :
Nama : Darman Affandi
NIM : 103017027227
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan
Jurusan : Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas IX-2 dalam
rangka pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Reveiw Horay dari
tanggal 10 November 2010 sampai dengan 02 Desember 2010. Demikian surat
keterangan ini kami buat agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 04 Desember 2010


Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif

Drs. Syaiful A’la


PIAGAM PENGHARGAAN KELOMPOK TERBAIK
Dalam Rangka Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay
Diberikan Kepada :
Kelompok I

Ishma Nur. P
Neneng. A
Dwi Putri. W
Hardiansyah. P
Oman Wae

Jakarta, 04 Desember 2010


Kolaborator Guru Mata Pelajaran (Peneliti)

Aris Susanto Darman Affandi

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif

Drs. Syaiful A’la


Lampiran 5.

Tabel 1 : Perbedaan belajar aktif dan pasif

Aktif Pasif
Tidak dapat melihat adanya potensi
Belajar apa saja dari setiap situasi
belajar
Menggunakan apa yang dipelajari Mengabaikan kesempatan untuk
untuk mendapatkan manfaat atau berkembang dari suatu pengalaman
keuntungan belajar
Mengupayakan agar segalanya
Membiarkan segalanya terjadi
terlaksana
Bersandar pada kehidupan
Menarik diri dari kehidupan
Lampiran 6.

Tabel 2 : Kriteria Penentuan Penghargaan Kelompok

Rata-rata Kelompok Penghargaan Kelompok

45 ≤ rata-rata kelompok < 50 Good Team (Kelompok Baik)

50 ≤ rata-rata kelompok < 55 Great Team (Kelompok Hebat)

55 ≤ rata-rata kelompok ≤ 60 Super Team (Kelompok Super)


Lampiran 7.

Tabel 3 : Penskoran Aspek Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa


Nilai Keterangan
0 -1siswa Keaktifan siswa (Kurang)
melakukan
2 – 3 siswa Keaktifan siswa (Sedang)
melakukan
4 – 5 siswa Keaktifan siswa (Baik)
melakukan
Lampiran 8.

Tabel 4. Jadwal Pelajaran Matematika Kelas IX-2


Hari Jam Pelajaran ke- Waktu
Rabu 1, 2 07:00 – 08:20
Kamis 7, 8 11:20 – 12:40
Sabtu 2, 3 07:40 – 09:00
Lampiran 9.

Tabel 5 : Waktu Pelaksanaan Penelitian


Siklus Pertemuan Hari / Tanggal Kegiatan
ke-
I 1 Rabu, 10 November Presentasi dan Belajar Kelompok
2010 (LKS I)
2 Kamis, 11 November Presentasi dan Belajar Kelompok
2010 (LKS 2)
3 Sabtu, 13 November Presentasi dan Belajar Kelompok
2010 (LKS 3)
4 Kamis, 18 November Kompetisi Course Review Horay
2010
5 Sabtu, 20 November Penghargaan dan perbaikan pada
2010 Siklus I
II 1 Rabu, 24 Novemberr Presentasi dan Belajar Kelompok
2010 (LKS 4)
2 Kamis, 25 November Presentasi dan Belajar Kelompok
2010 (LKS 5)

3 Sabtu, 27 November Presentasi dan Belajar Kelompok


2010 (LKS 6)
4 Rabu, 01 Desember Kompetisi Course Review Horay
2010
5 Kamis, 02 Desember Penghargaan kelompok
2010
Lampiran 10.

Tabel 6 : hasil rata-rata poin latihan soal kelompok dan kompetisi pada siklus I
Poin latihan soal kelompok Poin kompetisi
Kelompok Penghargaan
(Siklus I) (Siklus I)
1 68,50 65,50 Great Team
2 48,25 40,50 -
3 62,50 59,50 Great Team
4 49,50 42,25 -
5 47,75 46,50 -
6 50,50 52,25 -
7 58,25 53,50 -
8 60,25 60,50 Great Team
9 57,50 56,75 -
Jumlah 503,00 477,25
Rata-rata
55,89 53,03
kelompok
Lampiran 11.

Tabel 7 : Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus


Dan per aspek Pada Siklus I
Pertemuan Rataan Total
No Aspek yang diamati Rata-
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Jumlah rata Ket.
1. Mencatat materi,
Merespon
1,68 1,70 1,72 1,81 1.48 8.39 1,68 S
pertanyaan/intruksi guru.

Berdiskusi dalam
kelompok, mengerjakan
2. soal LKS dan kompetisi 1.63 1.70 2.11 1.81 1.72 8.97 1.79 S

3. mempresentaisikan hasil
kerja kelompok dan
memamfaatkan sumber
belajar yang ada. 1.15 1.49 1.60 1.62 1.39 7.25 1.45 S

Jumlah
4.46 4.89 5.43 5.24 4.59 24,61 4.92

Rata-rata
1.49 1.63 1.81 1.75 1.53 8.21 1.65 S

Keaktifan siswa
Keterangan S S S S S
Sedang
Lampiran 12.

Tabel 8 : Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I


No Permasalahan Rencana Perbaikan
1. Masih terdapat siswa yang malas untuk Memeriksa catatan siswa setiap akhir
mencatat matei pelajaran dan siswa masih pembelajaran dan memberikan nilai agar
terlihat malu-malu untuk bertanya siswa lebih rajin mencatat materi pelajaran
kepada guru. serta memberika reword bagi mereka yang
bertanya dan menanggapi intruksi guru.
2. Pada tahap belajar kelompok masih Memberikan sanksi kepada siswa tidak ikut
terdapat siswa yang hanya diam meliahat serta mengerjakan LKS dengan disuruh
temannya mengerjakan soal-soal LKS. mengerjakan soal di papan tulis.
3. Dalam mempresentasikan hasil kerja Meningkatkan keberanian siswa dan rasa
kelompok masih saling tunjuk antara percaya diri siswa dengan cara memberikan
siswa dalam kelompoknya, serta tiap point tambahan pada siswa yang berani
kelompok masih kurang memamfaatkan mempresentasikan hasil kerja kelompok di
sumber belajar yang ada. papan tulis. Juga memberikan tambahan
poin bagi kelompok yang membawa
sumber referensi yang lain selain buku
LKS dan catatan.
Lampiran 13.

Tabel 9 : Hasil perolehan rata-rata poin latihan soal dan kompetisi siklus II
Poin latihan soal kelompok Poin kompetisi
Kelompok Penghargaan
(Siklus II) (Siklus II)
1 83,50 78,25 Great Team
2 53,50 50,50 -
3 70,25 65,50 Great Team
4 51,25 55,50 -
5 54,50 54,75 -
6 65.00 67,50 Great Team
7 69,50 63,75 Great Team
8 76,25 72,50 Great Team
9 61,75 60,25 Great Team
Jumlah 585,50 568,50
Rata-rata
65,05 63,17
kelompok
Lampiran 14.

Tabel 10 : Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus


Dan per aspek Pada Siklus II
Pertemuan Rataan Total
No Aspek yang diamati
Ke-6 Ke-7 Ke-8 Ke-9 Ke-10 Jumlah Rata-
rata Ket.
1. Mencatat materi,
Merespon
1.54 1.98 1.56 2.04 2.22 9.34 1.87 S
pertanyaan/intruksi guru

Berdiskusi dalam
kelompok, mengerjakan
2. 2.04 2.48 2.02 2.83 2.91 12.28 2.46 B
soal LKS dan kompetisi

3. Berpartisipasi dalam
tahap kompotisi,
mempresentaisikan hasil
1.67 2.09 2.15 2.67 2.91 11.49 2.30 B
kerja kelompok dan
memamfaatkan sumber
belajar yang ada.

Jumlah 5.25 6.55 5.73 7.54 8.04 33.11 6.63

Rata-rata 1.75 2.18 1.91 2.51 2.68 11.04 2.21 B

Keaktifan siswa
Keterangan S B S B B
Baik
Lampiran 15.

Gambar 1: Guru mempresentasikan materi.


Lampiran 16.

Gambar 2 : Siswa-siswi belajar kelompok


Lampiran 17.

Gambar 3 : Guru memberikan Penghargaan kepada siswa.


Lampiran 18.

Gambar 4 : Siswa-siswi belajar kelompok Siklus II


Lampiran 19.

Gambar 5 : Kolaborator sedang mengecek kesiapan siswa


dalam belajar
LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Darman Affandi


NIM : 103017027227
Jurusan : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP kelas IX”

Paraf Pembimbing
No Judul dan Halaman Buku/Referensi Pembimbing Pembimbing
I II
1. Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan
aplikasi PAIKEM” ( Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009)
hal. 10
2. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakrata: Pedoman
Ilmu Jaya, 1996), h. 54-56
3. Aminuddin Rasyat, Makalah ini disampaikan di depan
forum para pendidik dan guru-guru dari lembaga
pemberdayaan masyarakat komunitas maestro 2012,
pada tanggal 29 September 2007. td
4. Aminuddin Rasyat, Makalah ini disampaikan di depan
forum para pendidik dan guru-guru dari lembaga
pemberdayaan masyarakat komunitas maestro 2012,
pada tanggal 29 September 2007. td
5. Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning
membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan,
(Bandung: Kaifa, 1999). hal. 180
6. Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer, (Bandung: IMSTEP UPI, 2003), h. 15
http://abangilham.wordpress.com/2009/03/31/pentingny
7. a-upaya-guru-dalam-mengembangkan-keaktifan-belajar-
siswa/ diakses agustus 2010, 20:00 WIB

8. http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1024&bih=546&q
=Konsep+Dasar+Penelitian+Tindakan+Kelas+Classroo
m+Action+Research&aq=f&aqi=&aql=&oq=Konsep+D
asar+Penelitian+Tindakan+Kelas+Classroom+Action+R
esearch&fp=1102bc494991dbbe di akses januari 2011:
20:15 WIB
9. Ilham,http://abangilham.wordpress.com/feed/Agustus
2010: 19:30 WIB
10. Isjoni, Cooperative Learning mengembangkan
kemampuan belajar berkelompok, (Bandung :
ALFABETA, 2010), h. 11
11. Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung: Remaja Rosdakarya. 2002), hal 121
12. Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar
siswa aktif,(Bandung: Nusa Media,2006) Cet ke-3
13. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Berkesulitan
Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet.2, h. 252
14. Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar.( Bandung:
Sinar Baru Algesindo, 2005), hal.172
15. Rachmadi Widdiharto, Model-model pembelajaran
matematika SMP, disampaikan pada diklat
instruktur/pengembang matematika SMP jenjang dasar
tanggal 10–23 Oktober 2004.hal. 13
16. Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan
Kelas: Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen.
(Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005), hal 11
17. Sardiman, A.M.. Interaksi dan motivasi Belajar
Mengajar. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006)
18. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya,( Jakarta: Rineka Cipta, 1995 ), hal. 2
19. Slavin, Robert E,Cooperative Learning Theory Research
and Practise. (Boston: Allyn&Bacon.1995). hal 90.
20. Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, “Kontruksi
Pengembangan Pembelajaran” (Jakarta: PT Prestasi
Pustakaraya 2010), Cet 1, hal.237
21. Tim satu, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),
LKS Matematika kelas IX, (Jakarta: Dwi Pustaka Jaya,
2010), hal. 37
22. Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran “Berorientasi
Standar Proses Pendidikan”, (Jakarta: Kencana, 2006),
h. 177

Jakarta, Februari 2011

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd Otong Suhyanto, M.Si


NIP. 19480323 198203 1001 NIP. 19681104 199903 1001

Anda mungkin juga menyukai