Anda di halaman 1dari 106

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP

KONSTRUKTIF TERHADAP PEMBELAJARAN WAKTU,


JARAK, DAN KECEPATAN MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD (Student Team
Achievement Division) PADA SISWA SMPN 2 DEMAK TAHUN
2004/2005

SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1
untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh
Nama : Ida Fitriana Ulfah
NIM : 4101401030
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2005
2

ABSTRAK

Ida Fitriana Ulfah. 2005. Pendidikan Matematika. MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR DAN SIKAP KONSTRUKTIF TERHADAP PEMBELAJARAN
WAKTU, JARAK, DAN KECEPATAN MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD (Student Team Achievement
Division) PADA SISWA SMPN 2 DEMAK TAHUN 2004/2005

Selama ini guru hanya menggunakan model pembelajaran konvensional,


sehingga dalam proses pembelajaran siswa kurang dilibatkan. Salah satu model
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran adalah model
pembelajaran kooperatif STAD.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh manakah
peningkatan hasil belajar dan sikap konstruktif siswa terhadap pembelajaran
waktu, jarak dan kecepatan.
Variabel yang diselidiki adalah hasil belajar dan sikap konstruktif siswa
terhadap pembelajaran waktu, jarak dan kecepatan. Untuk mengukur keberhasilan
hasil belajar digunakan lembar tes, sedangkan untuk mengukur keberhasilan sikap
konstruktif digunakan angket sikap konstruktif siswa terhadap pelajaran
matematika dan lembar komunikasi dan kerjasama siswa.
Tolok ukur keberhasilan penelitian ini dilihat dari adanya peningkatan
hasil belajar dan sikap konstruktif terhadap pelajaran matematika.
Model pembelajaran STAD dilaksanakan dengan tahapan: (1) guru
menyampaikan apersepsi pembelajaran. (2) Guru menyampaikan materi. (3) Guru
mengorganisasikan siswa dalam kelompok. (4) guru membagikan lembar Diskusi
Siswa(LDS). (5) Siswa diberi kesempatan untuk bekerjasama dalam kelompok.
(6) Guru membimbing secara proporsional kepada kelompok atau individu yang
mengalami kesulitan. (7) Salah satu siswa sebagai wakil kelompoknya maju untuk
mempresentasikan hasil kelompoknya. (8) Guru memandu jalannya diskusi. (9)
Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya dan memberi
tanggapan atas pertanyaan yang diajukan. (10) Siswa dengan bimbingan guru
mengambil simpulan materi . (11) Siswa diberi evaluasi individu.
Dari hasil penelitian diperoleh informasi sebagai berikut. Rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus I adalah 60,9 (51,1 %) dengan nilai minimal 25 dan
maksimal 100 dengan simpangan baku sebesar 22,2. Pada siklus II adalah 70,3
(70,2 %) dengan nilai minimal 35 dan maksimal 100 dengan simpangan baku
sebesar 18,5. Pada siklus III adalah 85,8 (87,2 %) dengan nilai minimal 48 dan
maksimal 100 dengan simpangan baku sebesar 15,9. Skor angket sikap konstruktif
pada siklus I adalah 55,2 dan siklus III 60,43 (skor 0 – 80).
Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran
kooperatif STAD(Student Team Achievement Division) menjadikan hasil belajar
dan sikap konstruktif siswa terhadap pelajaran matematika meningkat.
3

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang.

Hari : Kamis

Tanggal : 18 Agustus 2005

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S, M. S Drs. Supriyono, M. Si


NIP. 130781011 NIP. 130815345
Pembimbing I Penguji I

Prof. Drs. YL. Sukesti yarno, M. S, Ph. D Dra. Isti Hidayah, M. Pd


NIP. 131404322 NIP. 131813672
Pembimbing II Penguji II

Drs. Moch. Chotim, M. S Prof. Drs. YL. Sukestiyarno, M. S, Ph. D


NIP. 130781008 NIP. 131404322
Penguji III

Drs. Moch. Chotim, M. S


NIP. 130781008
4

MOTTO DAN PERUNTUKKAN

MOTTO

Pendidikan bukan cuma urusan memperbanyak isi memori otak atau mencari

sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya. Namun lebih dari itu adalah upaya

menghubungkan semua yang sudah diketahui dengan hal-hal yang masih menjadi

misteri (Anatole France: 1817 – 1895, Pemenang Nobel Sastra Prancis)

PERUNTUKKAN
Skripsi ini penyusun peruntukkan kepada:

1. Ibuku dan Bapakku Tercinta, untuk kasih sayang dan doa restunya yang

selalu menyertaiku.

2. Suami dan Anakku yang manis.

3. Kakak dan Adikku tersayang.

4. Teman-teman seperjuanganku, PENDIDIKAN MATEMATIKA 2001

5. Bangsaku dan pemerhati dunia pendidikan serta pecinta Matematika.


5

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahnya sehingga penyusun diberikan izin dan kemudahan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Selanjutnya penyusun menghaturkan terima kasih atas bantuan dan peran

yang tidak dapat didefinisikan satu persatu pada tahapan penyelesaian skripsi ini,

kepada:

1. Dr. H. Ari Tri Soegito, SH, MM, Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Kasmadi Imam S, M. S, Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Supriyono, M. Si, Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Negeri Semarang.

4. Prof. Drs. YL Sukertiyarno, M. Si, Ph. D dan Drs. Moch. Chotim, M. S,

selaku Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping yang telah

meluangkan waktu dan memberikan petunjuk kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Trisyono, M. Pd selaku kepala SMPN 2 Demak yang telah

memberikan ijin dan bantuan selama pelaksanaan penelitian.

6. Riyanto, S. Pd, guru matematika kelas II A yang telah memberikan banyak

bantuan selama pelaksanaan penelitian.

7. Ibu. Ibuku adalah cahaya dalam hidupku. Dia memberikan sinar ketika

hatiku meredup, dan kehangatannya menjauhkanku dari kebekuan.


6

8. Bapak. Bapakku dengan kasih sayang dan segala pengorbanannya untuk

menjadikanku seperti yang dicitakannya. Terima kasih untuk semua.

9. Suamiku tercinta yang setia menemaniku.

10. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Hanya ucapan terima kasih dan doa, semoga apa yang telah diberikan

tercatat sebagai amal baik dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.

Penyusun menyadari akan segala keterbatasan yang dimiliki terutama

dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penyusun mengharapkan saran

untuk dipergunakan pada masa selanjutnya.

Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan konstribusi nyata dalam

kemajuan dunia pendidikan.

Semarang, Agustus 2005

Penyusun
7
8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya

maupun aspek penalarannya, mempunyai peranan penting dalam upaya

penguasaan ilmu dan teknologi. Untuk itu matematika sekolah perlu

difungsikan sebagai wahana untuk menumbuhkembangkan kecerdasan,

kemampuan, keterampilan, serta untuk membentuk kepribadian siswa.

Penyelenggaraan pendidikan akan dapat berhasil apabila semua unsur

dalam sistem tersebut berjalan seiring dan seirama menuju tujuan pendidikan

yang ditetapkan. Dengan demikian pembelajaran matematika harus bertumpu

pada dua hal yaitu optimalisasi interaksi semua unsur pembelajaran dan

optimalisasi keterlibatan seluruh sense siswa dalam pembelajaran.

Tujuan pembelajaran matematika dalam pembentukan sifat antara lain

dengan mengembangkan pola pikir rasinal, kritis, dan kreatif, serta

membentuk sikap konstruktif. Untuk itu guru perlu memperhatikan daya

imajinasi dan rasa ingin tahu siswa dalam belajar. Guru hendaknya memilih

dan menggunakan strategi, pendekatan, metode, dan teknik yang melibatkan

siswa untuk aktif dalam belajar baik secara fisik, mental, maupun sosial.

Pembelajaran matematika yang selama ini terkesan hanya melibatkan

proses pemindahan fakta dari guru kepada siswa semata-mata perlu

dihilangkan. Siswa hendaknya dilibatkan secara aktif didalam membina


9

konsep dan pengetahuan yang berhubungan dengan setiap isi pelajaran yang

dipelajarinya. Siswa perlu menata nalarnya, membentuk kepribadiannya, serta

dapat menggunakan atau menerapkan matematika dalam kehidupannya kelak

sesuai dengan jenjang pendidikannya.

Perubahan cara dan sistem dalam proses belajar mengajar di sekolah

akan berpengaruh terhadap sikap dan kebiasaan belajar siswa. Russefendi

(1980:131) menyatakan bahwa, “Sikap positif terhadap matematika membuat

siswa mengerti terhadap matematika, melihat matematika itu indah dan sikap

seperti itu akan mendorong siswa untuk mempelajarinya”.

Proses belajar matematika tidak selamanya berjalan efektif, karena

masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar

matematika. Kesulitan belajar matematika terutama disebabkan oleh sifat

khusus dari matematika yang memiliki obyek abstrak. Sifat inilah yang perlu

disadari dan dicari jalan keluar sehingga siswa dapat mempelajari matematika

dengan mudah dan menyenangkan.

Guru mata pelajaran matematika kelas IIA SMPN 2 Demak

mengeluhkan bahwa siswa SMPN 2 Demak merupakan siswa pilihan, karena

SMPN 2 Demak merupakan sekolah favorit di Demak, namun sebagian besar

siswanya mempunyai tingkat perhatian yang kurang terhadap pelajaran

matematika. Ini diperkuat dengan rendahnya nilai ulangan harian dan tengah

semester mata pelajaran matematika, disamping itu siswa juga mengeluhkan

bahwa matematika hanya berisi angka-angka dan rumus-rumus yang harus

dihafalkan, sehingga materinya dianggap kurang bermakna.


10

Rendahnya motivasi siswa mengakibatkan sikap ingin tahu terhadap

matematika dan rasa solidaritas antar siswa dalam belajar matematika menjadi

berkurang, ditambah materi pelajaran yang sulit dan proses pembelajaran yang

kurang menarik menjadikan siswa kurang menghargai kegunaan matematika.

Untuk itu guru bersama peneliti mencoba mengatasi permasalahan

tersebut dengan mengganti model pembelajaran konvensional dengan model

pembelajaran kooperatif. Diharapkan dengan pembelajaran kooperatif dapat

mendorong siswa aktif menentukan sendiri pengetahuannya melalui

keterampilan proses. Sehingga sikap konstruktif siswa dalam belajar

matematika diharapkan dapat meningkat yang pada gilirannya akan membawa

pengaruh positif yaitu terjadinya peningkatkan hasil belajar matematika siswa

dan penguasan konsep serta keterampilannya. Dalam belajar kelompok, tugas

anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi dan saling membantu

antar anggota kelompok mencapai ketuntasan.

Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah STAD (Student Team

Achievement Division). STAD dalam pembelajaran matematika diharapkan

dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif dan sikap konstruktif

dalam belajar matematika. Siswa secara individu membangun keperacayaan

diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah

matematika, sehingga akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas

terhadap matematika.

Dari permasalahan diatas peneliti mengambil judul

“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP KONSTRUKTIF


11

TERHADAP PEMBELAJARAN WAKTU, JARAK, DAN KECEPATAN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD (Student

Team Achievement Division) PADA SISWA SMPN 2 DEMAK TAHUN

2004/2005”

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang dalam penelitian

ini adalah:

(1) Sejauh manakah peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan

model pembelajaran kooperatif STAD?,

(2) Sejauh manakah peningkatan sikap kontruktif siswa terhadap pelajaran

matematika dengan model pembelajaran kooperatif STAD?.

C. Cara Pemecahan Masalah

Dalam penelitian ini masalah akan dipecahkan melalui Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara bersiklus, masing-masing

siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Dengan menggunakan model pembelajaran STAD, adapun yang direncanakan

untuk siklus I adalah sebagai berikut.

1. Pengajuan permasalahan oleh guru.

2. Membuat Rencana Pembelajaran (RP).

3. Membuat angket sikap konstruktif siswa terhadap pelajaran matematika.

4. Siswa diberi angket sikap konstruktif terhadap pelajaran matematika

sebelum pembelajaran berlangsung.


12

5. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5

– 6 siswa sesuai dengan prinsip kooperatif.

6. Guru memberikan LDS (Lembar Diskusi Siswa) kepada setiap kelompok.

7. Guru mengintensifkan kelompok dengan cara meminta perwakilan dari

beberapa kelompok untuk maju kedepan mempresentasikan hasil pekerjaan

LDS.

8. Siswa diberi evaluasi individu dari materi yang baru diajarkan.

D. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam pemahaman istilah-istilah

yang ada dalam judul, maka perlu adanya penegasan istilah dan pembatasan

ruang lingkup penelitian. Bagian-bagian yang perlu dijelaskan adalah

(1) Hasil belajar,

Hasil belajar matematika adalah hasil yang diperoleh dari perubahan

tingkah laku berkat pengalaman dan latihan yang berupa penguasaan

pengetahuan dan keterampilan dalam pelajaran matematika

(2) Sikap Konstruktif,

Menurut R. Soetarno, sikap konstruktif adalah sikap seseorang yang

implementasinya berupa tindakan atau tingkah laku yang tidak merugikan

baik untuk dirinya maupun orang lain.

Aspek sikap konstruktif adalah sikap senang siswa terhadap

matematika, sikap ingin tahu siswa terhadap matematika, dan sikap ingin

membantu teman yang kesulitan dalam belajar matematika.


13

(3) Model pembelajaran STAD

STAD (Student Team Achievement Division) adalah model

pembelajaran yang membagi kelas dalam beberapa kelompok yang

beranggotakan 4 – 6 siswa yang terdiri dari siswa yang pandai, sedang dan

rendah. Disamping itu guru juga mempertimbangkan heterogenitas kriteria

yang lain, seperti jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan dan

sebagainya.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang penulis kemukakan diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui sejauh manakah peningkatan hasil belajar matematika

siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. Untuk mengetahui sejauh manakah peningkatan sikap konstruktif siswa

terhadap pelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Siswa:

(1) Menumbuhkan kemampuan bekerjasama, berkomunikasi, dan

mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi siswa.

(2) Meningkatkan sikap konstruktif siswa dalam belajar matematika yang

pada gilirannya akan membawa pengaruh positif yaitu terjadinya


14

peningkatkan hasil belajar matematika siswa dan penguasan konsep

serta keterampilannya.

b. Bagi Guru:

(1) Memperoleh pengetahuan untuk meningkatkan keterampilan memilih

strategi pembelajaran yang bervariasi.

(2) Guru termotivasi melakukan penelitian sederhana yang bermanfaat

bagi perbaikan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan

kemampuan guru itu sendiri.

c. Manfaat bagi peneliti:

(1) Akan diperoleh pemecahan masalah dalam penelitian sehingga akan

diperoleh suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dan sikap konstruktif siswa terhadap matematika.

(2) Mendapat pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian

dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan khususnya

tentang konsep matematika yang abstrak dalam bentuk konkret.

F. Sistematika Penulisan skripsi

Sistematika penulisan skripsi ini terbagi menjadi tiga bagiabn, yaitu:

(1) Bagian Awal

Pada bagian ini memuat beberapa halaman yang terdiri dari halaman judul,

abstrak, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar,

daftar isi, dan daftar lampiran.

(2) Bagian kedua

Bagian ini memuat 5 bab yang terdiri dari:


15

BAB I Pendahuluan

Mengemukakan tentang latar belakang masalah, permasalahan,

cara pemecahan masalah, penegasan istilah, tujuan dan manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II Landasan Teori dan Hipotesis Tindakan

Berisi tentang teori yang mendasari permasalahan dalam skripsi ini

yang meliputi pembelajaran matematika, hasil belajar, sikap, sikap

konstruktif, model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan materi

pembelajaran. Bab ini juga menguraikan tentang kerangka berpikir

dan hipotesisi tindakan.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang setting penelitian, variabel penelitian, dan

prosedur penelitian, cara pengumpulan data, indikator

keberhasilan dan metode analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan

terhadap hasil penelitian.

BAB V Simpulan dan Saran

Berisi tentang simpulan hasil penelitian dan saran-saran

berdasarkan simpulan.

(3) Bagian Akhir

Pada bab ini berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang

mendukung tersusunnya skripsi.


16
17

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Matematika

Satu-satunya wadah kegiatan yang dapat dipandang dan seyogyanya

berfungi sebagai pencetak SDM yang berkualitas adalah pendidikan.

Pendidikan adalah upaya sadar yang dilakukan agar siswa dapat mencapai

tujuan tertentu. Untuk itu pendidikan dimasa mendatang harus didesain dan

diorientasikan pada penyiapan, pembentukan, pengkaderan, dan

pengembangan agar setiap individu dapat mengoptimalkan seluruh potensi

yang ada pada dirinya.

Matematika adalah pengetahuan tentang penalaralan logik dan

fakta-fakta kuantitatif, berhubungan dengan bilangan dan kalkulasi, dan

terorganisir secara sistematis. Beberapa karakteristik Matematika adalah

sebagai berikut.

a. Memiliki obyek kajian yang abstrak.

b. Bertumpu pada kesepakatan.

c. Berpola pikir deduktif.

d. Memiliki simbol yang kosong dari arti.

e. Memperhatiakn semesta pembicaraan.

f. Konsisten terhadap sistemnya.


18

Pembelajaran matematika merupakan kegiatan yang menggunakan

matematika sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Matematika dapat mencerdaskan siswa dan membentuk kepribadian serta

mengembangkan keterampilan siswa. Ini mengarahkan perhatian pada

pengajaran nilai-nilai dalam kehidupan melalui matematika.

Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak dapat

dilepaskan dari soal-soal penanaman nilai-nilai (tranfer of value). Dilandasi

oleh nilai-nilai itu anak didik akan tumbuh kesadaran dan kemauan untuk

mempraktekan segala sesuatu yang dipelajarinya.

Dalam garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP), tujuan

khusus pengajaran matematika di Sekolah Lanjutan Pertama adalah

(Soedjadi. 2000: 43 – 44):

(1) Memiliki kemampuan, yang dapat dialihgunakan melalui


kegiatan matematika.
(2) Memiiki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk
melanjutkan ke pendidikan menengah.
(3) Mempunyai keterampilan matematika sebagai peningkatan dan
perluasan dari matematika Sekolah Dasar untuk dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
(4) Mempunyai pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap
logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin serta menghargai
kegunaan matematika.

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diperhatikan dua hal yaitu:

(1) Tujuan yang bersifat formal, yaitu penataan nalar serta pembentukan

pribadi siswa.

(2) Tujuan yang bersifat materiil, yaitu penerapan matematika dan

keterampilan matematika.
19

Jadi matematika sekolah perlu difungsikan sebagai wahana untuk

menumbuhkembangkan kecerdasan, kemampuan serta untuk membentuk

kepribadian siswa. Matematika merupakan faktor pendukung dalam laju

perkembangan persaingan diberbagai bidang ekonomi, teknologi,

persenjataan serta usaha eksploitasi ruang angkasa.

2. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (1990:22), hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar

yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:

(1) Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis, dan

(2) Faktor yang datang dari luar diri siswqa atau faktor lingkungan,

terutama kualitas pengajaran.

Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar yakni

informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan

keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga kawasan tujuan

pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan

merupakan hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Beberapa fungsi hasil belajar:

(1) Hasil belajar sebagai indikator kuantitas dan kualitas pengetahuan yang

telah dikuasai oleh siswa

(2) Hasil belajar sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu


20

(3) Hasil belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan,

asumsinya bahwa hasil belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa

dalam meningkatkan IPTEK serta berperan sebagai umpan balik dalam

meningkatkan mutu pendidikan.

Menurut Sudjana (1990:57), hasil belajar yang dicapai siswa melalui

proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai

berikut.

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi


belajar instrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan
prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk
memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah
dicapai.
b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi
yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagai mana
mestinya.
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan
tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk
mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar
sendiri dan mengembangkan kreatifitasnya.
d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh
(komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau
wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik,
keterampilan atau perilaku.
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan
mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya
maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Menurut Bobbi Porter (2001), manusia mempunyai keiginan belajar

yang alami yang didasarkan atas rasa ingin tahu. Dengan modal yang

dimiliki berupa “kekayaan” fisik dan mental, daya serap dan kecanggihan

linguistik merupakan potensi untuk mencapai hasil yang maksimal apabila

dimanfaatkan secara maksimal.


21

Belajar melalui interaksi dengan sesama kawan, menuntut

kecakapan untuk berkomunikasi serta keterbukaan sikap yang konstruktif.

Menurut Suparno (2001:132) bahwa hubungan antara siswa dengan siswa

yang konstruktif memberikan sumbangan kepada hasil belajar siswa dalam

beberapa hal berikut ini.

1. Hubungan antara anggota kelompok memberikan/mempengaruhi


hasil belajar dan aspirasi pendidikan.
2. Hubungan dengan kawan menunjang sosialisasi dalam hal nilai-
nilai, sikap dan cara memahami dunia ini.
3. Hubungan dengan kawan merupakan petunjuk untuk kesehatan
jiwa seseorang dimasa yang akan datang.
4. Hubungan dengan kawan menyebabkan seseorang belajar
keterampilan sosial untuk mengurangi keterisolasian sosial.
5. Hubungan dengan kawan mempengaruhi sikap terhadap sekolah.
6. Hubungan dengan kawan membantu siswa menemukan identitas
seksualnya.
7. Hubungan dengan kawan memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengatur dorongan-dorongan impulsnya.
8. Hubungan dengan kawan mendorong diperolehnya kemampuan
memahami cara memandang persoalan.

3. Sikap

Berikut ini disajikan beberapa definisi tentang sikap.

1. Wirawan (1983:20) mengatakan sikap adalah kecenderungan atau

kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia

mendapatkan rangsangan.

2. Thomas dan Znaniecki mengatakan sikap adalah proses mental yang

berlaku individual yang menentukan respon-respon baik yang nyata

ataupun yang potensial daripada setiap orang yang berada dalam

kehidupan sosial.
22

3. Rohman Natawidjaja mengatakan sikap adalah kesediaan individu yang

mempengaruhi, mewarnai bahkan menentukan kegiatan individu yang

bersangkutan dalam memberikan respon terhadap objek atau situasi

yang mempunyai arti baginya.

Menurut Ahmadi (1982), sikap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Sikap seseorang tidak dibawa sejak lahir, tetapi harus dipelajari selama

perkembangan hidupnya.

2. Sikap itu tidak semata-mata berdiri sendiri melainkan selalu

berhubungan dengan suatu obyek. Pada umumnya sikap tidak berkenaan

dengan satu obyek saja., melainkan juga dapat berkenaan dengan obyek-

obyek yang sepadan.

3. Sikap pada umumnya mempunyai segi motivasi dan emosi (Ahmadi,

1982:83)

Sikap seseorang terhadap suatu obyek sangat dipengaruhi oleh


lingkungan dimana dia berada. Sikap seseorang terhadap suatu
pelajaran juga banyak dipengaruhi oleh beberapa hal misalnya
guru, lingkungan sekolah, lingkungan rumah, teman sepergaulan
dan sebagainya. Tindakan yang dilakukan berupa perilaku yang
disebut sikap. Perilaku yang dimaksud dapat berupa pendapat,
persamaan, ekspresi maupun tindakan fisik seperti membantu
atau memberontak.

Menurut Ahmadi (1982) sikap berfungsi untuk : menyesuaikan diri,

mengatur tingkah laku, alat pengatur pengalaman, dan pernyataan

kepribadian. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak

kemasa dewasa, ini berlangsung dari umur 13 tahun sampai 18 tahun. Pada

masa ini anak mulai mempunyai rasa senang terhadap sesuatu, mempunyai
23

keingintahuan untuk mencoba sesuatu, keinginan untuk bekerjasama dan

kesediaan untuk menerima sesuatu yang dibutuhkan orang lain.

4. Sikap Konstruktif

Konstruktif berarti membina, memperbaiki, membangun dan

sebagainya (dalam KBBI, 1998:838). Menurut Rokok Soetarno (dalam

Wirawan.1983:31), sikap konstruktif adalah sikap seseorang yang

implementasinya berupa tindakan atau tingkah laku yang tidak merugikan

baik untuk dirinya maupun orang lain.

Aspek sikap konstruktif adalah sikap senang siswa terhadap

pelajaran, sikap ingin tahu siswa terhadap pelajaran, dan sikap ingin

membantu teman yang kesulitan dalam belajar.

1. Sikap senang

Sikap pada umumnya memiliki segi emosi dan motivasi yang

berpengarh pada tingkah laku dan seluruh nilai kemanusiaan. Perasaan

senang akan menimbulkan minat, sehingga menimbulkan sikap positif.

Sikap senang terhadap suatu pelajaran akan menimbulkan suatu motivasi

dalam belajar sehingga hasil belajar akan lebih baik.

Sikap senang terhadap pelajaran matematika menimbulkan minat

belajar dengan baik, menyelesaikan tugas dengan baik, berusaha

menyelesaikan soal yang dihadapi, sehingga sikap senang terhadap

pelajaran matematika merupakan awal yang baik dalam meraih hasil

belajar yang lebih baik, karena sikap ini mempunyai jalinan yang erat
24

dengan kecenderungan untuk bertindak kearah pencapaian tujuan yang

diinginkan.

Russefendi (1982:131) dalam pengajaran matematika mengatakan

“Perasaan senang terhadap pelajaran matematika akan menimbulkan

minat dalam belajar matematika. Dengan sikap senang terhadap

matematika, mereka merasa bahwa belajar matematika itu

menyenangkan dan memuaskan”.

2. Sikap ingin tahu terhadap pelajaran matematika

Sikap memberi arah kepada perbuatan atau tindakan seseorang.

Sikap positif terhadap suatu pelajaran akan mendorong siswa untuk

berhasil pada pelajaran tersebut. Seorang siswa yang bersikap positif

terhadap pelajaran, akan mengakibatkan dia selalu ingin tahu terhadap

pelajaran tersebut dan menghargainya. Rasa ingin tahu tersebut

mendorong siswa untuk mencoba setiap soal yang dihadapi yang

mendorong siswa untuk selalu belajar agar mendapat hasil belajar yang

lebih baik.

Sikap ingin tahu siswa dalam belajar matematika dapat

ditunjukkan dengan seringnya siswa mengajukan pertanyaan, merasa

tertantang dan mencoba menjawab pertanyaan ataupun soal yang

diberikan dan aktif menjajaki buku-buku yang mendukung pelajaran

matematika.

3. Sikap ingin membantu teman yang kesulitan belajar matematika


25

Kecenderungan untuk bertindak dari sikap meliputi seluruh

kesediaan individu untuk bertindak terhadap obyek tertentu yang

berasosiasi dengan sikap tersebut. Jika seorang anak peramah, simpatik,

toleran, bersahabat, periang dan terbuka, ia akan memperhatikan teman-

temannya, hal ini akan menimbulkan suatu sikap sosial yang yang

mendorong dia untuk membantu teman yang mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal pada pelajaran matematika. Dengan demikian

sikapingin membantu teman yang mengalami kesulitan belajar

matematika, dapat menimbulkan motivasi tersendiri dalam belajar.

Shapiro (1994), menyatakan tujuan mengetahui sesuatu bukanlah

untuk menemukan realitas, tetapi lebih adaptif, yaitu untuk

mengorganisasikan “pengetahuan” yang cocok dengan pengalaman hidup

manusia, sehingga dapat digunakan bila berhadapan dengan tantangan dan

pengalaman-pengalaman baru.

Sikap konstruktif siswa terhadap matematika akan membantu

memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam, karena

matematika mengajarkan pola pikir yang sistematis dan bernalar tinggi.

Jadi sikap konstruktif akan mendorong dan membantu siswa menghadapi

segala macam persoalan dalam era globalisasi.

4. Model Pembelajaran STAD

Sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak

didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas


26

terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong atau

cooperatif learning (Lie. 1995:22).

Manfaat pembelajaran kooperatif antara lain:

(a) Mengembangkan dan menggunakan keterampilan kooperatif berfikir

kritis dan kerjasama kelompok;

(b) Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif diantara siswa

yang berasal dari latar belakang yang berbeda;

(c) Menciptakan bimbingan oleh teman;

(d) Menciptakan lingkungan yang menghargai, menghormati nilai-nilai

ilmiah;

(e) Membangun sekolah dalam suasana kerjasama;

(f) Membantu siswa dalam pembelajaran akademisnya.

Dasar teori pembelajaran kooperatif adalah teori motivasi dan teori

kognitif.

a. Teori motivasi

Motivasi yang diharapkan dari pembelajaran yang terpenting terletak

pada siswa. Menurut Dealson ada tiga bentuk siswa dalam kelompok,

yaitu:

(1) Kooperatif/kerjasama, dimana keberhasialan individu diorientasikan

pada keberhasilan orang lain dalam pembelajaran;

(2) Kompetensi/bersaing adalah individualis atau peseorangan dimana

keberhasilan seseorang diorientasikan pada kegagalan orang lain;


27

(3) Individualis, dimana keberhasilan seseorang individu tidak

diorientasikan kepada siapapun.

b. Teori kognitif

Teori ini mengukur efek-efek yang mungkin terjadi pada teori motivasi.

Teori kognitif ada dua yaitu:

(1) Teori perkembangan. Asumsi dasar dari teori perkembangan bahwa

interaksi antar siswa disekitar tugas-tugas yang sesuai meningkatkan

penguasaan mereka terhadap konsep-konsep yang sulit.

(2) Teori elaborasi kognitif. Penelitian dalam psikologi kognitif telah

menemukan bahwa apabila informasi harus tinggal dalam memori,

siswa harus terlibat dalam beberapa macam kegiatan restruktur atau

elaborasi kognitif atas suatu materi.

Pengalaman belajar kooperatif menghasilkan keyakinan yang lebih

kuat bahwa seseorang merasa disukai dan diterima oleh siswa lain serta

menaruh perhatian bagaimana kawannya belajar dan ingin membantu

kawannya belajar.

STAD (Student Team Achievement Division) adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam model pembelajran

ini siswa dalam kelas dikelompokkan dalam beberapa kelompok yang

beranggotakan 4 – 6 siswa yang terdiri dari siswa yang pandai, sedang dan

rendah. Disamping itu guru juga mempertimbangkan heterogenitas kriteria

yang lain, seperti jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan dan

sebagainya.
28

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu:

a. Persiapan

1) Penentuan dan pembatasan materi yang akan diberikan.

2) Menetapkan siswa dalam kelompok.

Penetapan siswa dalam kelompok-kelompok belajar berdasar pada

prinsip kooperatif, yaitu dengan cara: merangking siswa berdasarkan

prestasi akademik didalam kelas, menentukan jumlah kelompok

dimana masing-masing kelompok beranggotakan 5 – 6 siswa, dan

membagi siswa dalam kelompok berdasarkan prinsip kooperatif,

sehingga setiap kelompok heterogen dalam kemampuannya.

3) Menentukan nilai dasar, merupakan nilai rata-rata siswa pada kuis

yang lalu atau nilai akhir siswa secara individual pada semester

sebelumnya.

b. Tahap Pembelajaran

1) Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa sesuai dengan

tujuan pembelajaran khusus.

2) Guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar, dan

siswa dibawah bimbingan guru bekerjasama untuk menyelesaikan

tugas.

c. Evaluasi mandiri dan penghargaan kelompok

Setelah pelaksanaan pembelajaran, siswa mengerjakan tes hasil belajar

secara individual. Hasil dari tes digunakan sebagai nilai perkembangan

individu dan untuk menentukan skor kelompok. ( Slavin, 1995)


29

Tabel nilai perkembangan

Nilai tes Nilai perkembangan

Lebih dari 10 poin dibawah nilai dasar 0

1 hingga 10 poin dibawah nilai dasar 10

Nilai dasar sampai 10 poin diatas nilai dasar 20

Lebih dari 10 poin diatas nilai dasar 30

Nilai sempurna (tidak berdasarkan nilai dasar) 30

Penghargaan terhadap prestasi kelompok, diberikan dalam tiga

tingkat penghargaan ( modifikasi dari Slavin, 1995)

1. Kelompok dengan rata-rata skor 15 - 19, sebagai kelompok baik (good

team)

2. Kelompok dengan rata-rata skor 20 - 24, sebagai kelompok hebat (great

team)

3. Kelompok dengan rata-rata skor ≥ 25, sebagai kelompok super (super

team)

5. MATERIPEMBELAJARAN

A. WAKTU

(1) Mengenal satuan waktu

1 menit = 60 detik, 1 jam = 60 menit = 3.600 detik, 1 hari = 24 jam

= 1.440 menit = 86. 400 detik, 1 tahun = 12 bulan.

(2) Menghitung lama antara selang dua waktu tertentu

Dalam menghitung lama waktu untuk satu hari dimulai pukul

00.00(permulaan hari) sampai pukul 24.00 (akhir hari). Oleh


30

karena itu, lama waktu satu hari adalah 24 jam. Sedangkan pukul

12.00 disebut tengah hari.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disebutkan bahwa:

(a) Pukul 02.45 berarti 2 jam 45 menit setelah tengah malam yaitu

pukul 2 lebih 45 menit pagi.

(b) Pukul 15.30 berarti 15 jam 30 menit setelah tengah malam

yaitu pukul 3 lebih 30 menit siang.

(c) Pukul 22.10 berarti 22 jam 10 menit setelah tengah malam

yaitu pukul 10 lebih 10 menit malam.

B. HUBUNGAN JARAK, WAKTU, DAN KECEPATAN

(1) Satuan jarak

km catatan
1. Setiap turun satu tingkat dikalikan
hm 10.
Contoh : 1 km = 10 hm
dam 1 hm = 1000 dm
2. Setiap naik satu tingkat dibagi 10.
m Contoh : 10 m = 1 dam
1000 cm = 10 m
dm

cm

mm

(2) Satuan jarak non metrik

1 mil = 1, 86 km

1 kaki = 12 inci

1 inchi = 2, 54 cm

1 mill = 5280 kaki.


(3) Menentukan jarak, waktu, dan kecepatan

s
Tulis s = jarak, t = waktu, dan v = kecepatan maka v = , sehingga
t

s
diperoleh s = v x t, dan t = . Satuan kecepatan adalah km/jam atau
v

m/detik.

Contoh : Sabrina naik sepeda dengan kecepatan rata-rata 25 km/jam.

Dia bersepeda selama 3 jam. Hitung jarak yang ditempuh Sabrina?

Penyelesaian:

v = 25 km/jam, t = 3 jam

s = v x t = 25 km/jam x 3 jam = 75 km

Jadi, jarak yang ditempuh Sabrina 75 km.

(4) Grafik

a) Menggambar grafik jarak-waktu

Grafik hubungan antara jarak dan waktu dapat ditunjukkan

dengan dua cara, yaitu:

(1) Jika kecepatannya tetap.

Contoh: Jarak Jakarta – Cirebon adalah 250 km. Dengan

menggunakan mobil, jarak tersebut dapat ditempuh dengan

waktu 5 jam dengan kecepatan tetap. Gambarlah grafiknya.

Jawab:

Untuk kecepatan tetap, berarti perbandingan jarak yang

ditempuh dan perbandingan waktu yang diperlukan


merupakan perbandingan senilai. Kecepatan rata-rata untuk

250
menempuh jarak Jakarta dan Cirebon= =50 km / jam
5

Hasil tersebut dapat ditunjukkan pada tabel berikut.

Waktu (jam) 0 1 2 3 4 5

Jarak (km) 0 50 100 150 200 250

Grafiknya:

Jika pasangan-pasangan titik pada gambar diatas

dihubungkan, maka didapat grafik hubungan waktu dan jarak

untuk kecepatan tetap yang berbentuk garis lurus.

(2) Jika kecepatannya tidak tetap.

Contoh: Jarak Jakarta – Cirebon adalah 250 km. Waktu yang

diperlukan untuk menempuh jarak itu adalah 5 jam dengan

kecepatan tidak tetap. Gambarlah grafiknya. Jika hubungan

jarak – waktu ditunjukkan oleh tabel berikut ini.


Waktu 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5
(jam) 1 2 3 4
2 2 2 2 2

Jarak 0 25 55 75 125 150 150 180 200 215 250


(km0
Grafiknya:

b) Membaca grafik

Contoh:

Grafik berikut menunjukkan perjalanan dengan mengendarai

mobil yang kecepatan rata-ratanya tidak tetap. Berdasarkan

grafik di bawah ini tentukanlah:

a. Lama perjalanan.

b. Jarak yang ditempuh oleh seluruh perjalanan.


Jawab:

a. Dari titik terakhir pada grafik, buatlah garis vertikal(ke

bawah) sehingga memotong garis skala waktu. Ternyata

memotong pada angka 3. Jadi lama perjalanannya adalah 3

jam.

b. Dari titik terakhir pada grafik, buatlah garis horisontal (ke

kiri), sehingga memotong garis skala jarak. Ternyata

memotong pada angka 130. Jadi, jarak yang ditempuh selama

perjalanan adalah 130 km.

B. Kerangka Berpikir

Pada dasarnya manusia secara individual itu berbeda-beda, demikian pula

dalam memahami konsep-konsep abstrak akan dicapai melalui tingkat belajar

yang berbeda-beda. Matematika sebagai ilmu yang sasaran penelaahannya

abstrak cenderung sulit diterima dan dipahami oleh siswa. Hal ini
menyebabkan siswa enggan atau kurang berminat dalam mempelajari

matematika. Oleh karena itu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD (Student Team Achievement Division) diharapkan akan membantu

siswa dalam belajar matematika, sehingga hasil belajar dan sikap konstruktif

siswa terhadap pelajaran matematika dapat ditingkatkan.

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir yang teralh diuraikan diatas, maka hipotesis

tindakan penelitian ini adalah dilakukan pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division)

pada pokok bahasan waktu, jarak, dan kecepatan pada siswa kelas IIA SMPN

2 Demak akan mengakibatkan:

1. Hasil belajar matematika siswa lebih meningkat.

2. Sikap konstruktif siswa terhadap pelajaran matematika lebih meningkat.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

SMPN 2 Demak. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IIA tahun pelajaran

2004/2005 yang berjumlah 47 anak terdiri dari 22 siswa laki-laki. dan 25

siswa perempuan.

B. Variabel penelitian

Variabel yang penulis ingin teliti meliputi:

1. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Team Achievement Division).

2. Sikap konstruktif siswa terhadap pelajaran matematika dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division).

C. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam tiga siklus karena adanya

keterbatasan waktu. Setiap siklus ada empat tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, dan dilaksanakan dengan kolaborasi-

partisipatif antara guru dan mahasiswa (peneliti).

1. Perencanaan

a. Identifikasi permasalahan yang dirumuskan secara kolaboratif antara

guru dan peneliti.


b. Peneliti menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu waktu,

jarak, dan kecepatan.

c. Menyusun Rencana Pembelajaran.

d. Menyusun pembentukan kelompok-kelompok diskusi.

e. Menyusun angket sikap konstruktif siswa terhadap pelajaran

matematika.

f. Menyusun LDS (Lembar Diskusi Siswa).

g. Menyusun soal evaluasi individu.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan RP yang telah disiapkan

pada tahap perencanan.

3. Pengamatan

Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran, menilai

kemampuan guru dalam mengelola dan melaksanakan pembelajaran dengan

lembar observasi untuk guru, dan menilai kemampuan siswa dan

keterampilan proses dengan menggunakan lembar komunikasi dan

kerjasama untuk siswa.

Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan tindakan dalam setiap

siklus, maka dilakukan tes tentang materi yang telah diajarkan yang

diberikan pada akhir setiap siklus yang berupa tes tertulis. Selanjutnya

diambil rata-rata kelas dari tes-tes yang diberikan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar.


4. Refleksi

Dari pengamatan melalui lembar observasi bagi guru dan bagi siswa,

hasilnya diseleksi, difokuskan, disederhanakan dan ditransformasikan

kedalam bentuk portofolio. Kemudian dianalisis dan dievaluasi oleh

peneliti, sehingga peneliti dapat merefleksi diri tentang berhasil tidaknya

tindakan yang dilakukan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya dalam

rangka mencapai tujuan akhir.

Diharapkan setelah akhir siklus III, dari sajian data diambil simpulan

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team

Achievement Division) pada pokok bahasan waktu, jarak, dan kecepatan,

dapat meningkatkan hasil belajar dan sikap konstruktif siswa terhadap

pelajaran matematika kelas IIA SMPN 2 Demak.

D. Cara Pegumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

a. Data sikap konstruktif siswa diambil dari lembar komunikasi dan

kerjasama siswa pada setiap siklus dan angket sikap konstruktif pad siklus

1 dan siklus 3,

b. Data tentang proses belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan

dengan lembar observasi,

c. Data tentang hasil belajar diambil dari tes tertulis dan pengamatan proses

belajar siswa, dan

d. Data tentang refleksi diri dan perubahan-perubahan yang terjadi dikelas

diambil dari jurnal harian dan catatan diskusi siswa.


40

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditunjukkan dengan:

(1) Adanya peningkatan hasil belajar matematika dari siklus I sampai III yang

dapat dilihat melalui hasil evaluasi yang diberikan.

(2) Adanya peningkatan sikap konstruktif dalam pembelajaran matematika

dari siklus I sampai III yang dapat dilihat melalui angket sikap konstruktif

siswa dan lembar komunikasi dan kerjasama siswa dalam pembelajaran ≥

75% yang diukur dengan lembar observasi komunikasi dan kerjasama

siswa.

(3) Secara klasikal 85% siswa telah menguasai materi pelajaran dan secara

individu menguasai pelajaran 65%.

F. Metode Analisis Data


1. Menentukan nilai rata-rata hasil tes evaluasi digunakan rumus: x =

∑X i
, dimana Σxi = jumlah nilai tes dan n = banyaknya siswa yang
n

mengikuti tes.

2. a. Siswa dianggap tuntas belajar bila telah mencapai nilai 65 (skor 0 –

100).

b. Daya serap klasikal

Untuk mengetahui ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus:

B
P = x100% , dimana P = pencapaian persentase, B = banyak siswa
N

yang mendapat nilai ≥ 65 dan N = jumlah siswa yang mengikuti tes.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Siklus I

1. Proses Perencanaan

a. Identifikasi masalah yang dirumuskan secara kolaboratif antara guru

dan peneliti, yaitu:

1. Sejauh manakah peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan

model pembelajaran kooperatif STAD?,

2. Sejauh manakah peningkatan sikap kontruktif siswa terhadap

pelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif

STAD?.

b. Peneliti menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu waktu,

jarak, dan kecepatan dengan sub pokok bahasan waktu.

c. Menyusun RP (Rencana Pembelajaran) sebagai pedoman dalam

pembelajaran.

d. Menyusun pembentukan kelompok-kelompok diskusi untuk

mengerjakan LDS (Lembar Diskusi Siswa) sesuai dengan prinsip

kooperatif, siswa dibagi menjadi 9 kelompok dimana setiap kelompok

terdiri dari 5 – 6 siswa.

e. Menyusun angket sikap konstruktif siswa terhadap pelajaran

matematika.
f. Menyusun LDS (Lembar Diskusi Siswa).

g. Menyusun soal evaluasi individu sebagai sarana untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan.

h. Menyusun lembar observasi proses pengelolaan pembelajaran dikelas

untuk guru dan lembar komunikasi dan kerjasama siswa dalam

pembelajaran dikelas.

2. Proses Pelaksanaan

a. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD sesuai dengan RP yang telah dibuat.

b. Guru memberikan angket sikap konstruktif kepada siswa.

c. Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa tentang waktu dan

memberi kesempatan siswa bertanya tentang materi yang belum

dipahami.

d. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar untuk

mengerjakan LDS (Lembar Diskusi siswa). (Selama diskusi

berlangsung, guru memantau kerja dari tiap-tiap kelompok dan

membimbing siswa yang mengalami kesulitan)

e. Guru menyuruh perwakilan dari beberapa kelompok untuk

mempresentasikan diskusi kelompoknya didepan kelas dan kemudian

kelompok lain memberikan tanggapan mengenai hasil pekerjaan LDS.

(Guru memandu jalannya diskusi dan membimbing siswa untuk

mengambil simpulan bersama)

f. Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan materi.


g. Guru memberi PR untuk memantapkan materi dan materi selanjutnya.

h. Guru memberikan soal-soal evaluasi kepada siswa tentang sub pokok

bahasan waktu.

3. Proses Pengamatan

a. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai sejauh

mana keterampilan siswa dalam kerja kelompok dan menilai hasil LDS

yang dikerjakan.

b. Dari pengamatan, pemberian angket dan evaluasi yang dilakukan

terhadap siswa dalam kegiatan pembelajaran, ditemukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) Rendahnya sikap konstruktif siswa terhadap pelajaran, ini

ditunjukkan dengan hasil angket sikap konstruktif yang rendah

(dalam pengisisan angket yang dilakukan diperoleh rata-rata kelas

sebesar 55,66.(skor 0 – 80)). Pada saat proses pembelajaran siswa

kurang bersemangat, kurang memperhatikan saat guru menerangkan,

sikap ingin tahu siswa rendah, diskusi kelompok terlihat pasif, dan

interaksi siswa dalam kerja kelompok belum terlihat , siswa yang

pandai saja yang mendominasi pekerjaan LDS.

(2) Beberapa kelompok belum bisa berdiskusi, dari 9 kelompok hanya 4

kelompok yang aktif berdiskusi.

(3) Suasana kelas terlihat ramai dan beberapa siswa mengganggu

temannya saat diskusi berlangsung, ini disebabkan kali pertama


diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sebelumnya

mereka hanya diajar dengan model pembelajaran langsung.

(4) Dalam menyajikan hasil diskusi kelompok di depan kelas siswa

masih terlihat gugup, hanya sedikit siswa yang mengajukan

pertanyaan dan memberikan tanggapan.

(5) Dalam membuat simpulan materi hanya didominasi oleh siswa yang

pandai.

(6) Terdapat beberapa siswa yang mencontek teman saat mengerjakan

soal evaluasi individu.

(7) Diperoleh nilai minimal sebesar 25, maksimal sebesar 100, rata-rata

kelas sebesar 60,9 dengan simpangan baku sebesar 22,2 dan

ketuntasan belajar siswa sebesar 51,1% serta terdapat 7 siswa yang

mengerjakan evaluasi individu secara sempurna.

c. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap guru dalam kegiatan

pembelajaran, diperoleh hala-hal sebagai berikut.

(1) Guru dalam menyampaikan materi melebihi waktu yang ditentukan.

(2) Guru masih belum optimal dalam memberikan bimbingan kelompok

dan kurang memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif

berdiskusi dan bertanya.

4. Refleksi

Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran

dikelas selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang dilakukan.

Dalam kegiatan siklus I, diperoleh refleksi sebagai berikut.


a. Waktu untuk menyampaikan materi pelajaran kurang efisiean melebihi

waktu yang ditentukan, sehingga waktu untuk diskusi kelompok

menjadi berkurang. Guru sebaiknya mengatur waktu dengan baik.

b. Dalam berdiskusi anak yang pandai sering mendominasi pekerjaan

LDS, tidak ada tukar pendapat antar anggota kelompok, akibatnya

siswa yang kurang pandai pasif dan menggantungkan jawaban pada

yang pandai. Disarankan siswa yang pandai tidak mendominasi

kelompoknya namun diberi tugas untuk membimbing temannya yang

masih mengalami kesulitan.

c. Terdapat beberapa kelompok yang tidak aktif berdiskusi mereka

malahan bercanda. Disarankan guru membimbing dan memberi

motivasi kepada siswa untuk aktif berdiskusi.

d. Terdapat siswa yang mencontek temannya waktu mengerjakan soal

evaluasi individu. Dalam hal ini guru perlu memberikan arahan dan

motivasi belajar.

e. Hasil belajar dan sikap konstruktif siswa terhadap pelajaran matematika

rendah. Pada siklus berikutnya selama pembelajaran guru memberikan

motivasi dan bimbingan yang maksimal kepada siswa.

Siklus II

1. Proses Perencanaan

a. Menyusun kembali RP (Rencana Pembelajaran) dengan sub pokok

bahasan hubungan jarak, waktu, dan kecepatan.

b. Menyusun LDS (Lembar Diskusi Siswa).


c. Menyusun soal evaluasi individu.

2. Proses Pelaksanaan

a. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan RP yang telah

dibuat.

b. Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa tentang hubungan

jarak, waktu, dan kecepatan dan memberi kesempatan siswa bertanya

tentang materi yang belum dipahami.

c. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar untuk

mengerjakan LDS (Lembar Diskusi siswa). (Selama diskusi

berlangsung, guru memantau kerja dari tiap-tiap kelompok dan

membimbing siswa yang mengalami kesulitan)

d. Guru menyuruh perwakilan dari beberapa kelompok untuk

mempresentasikan diskusi kelompoknya didepan kelas dan kemudian

kelompok lain memberikan tanggapan mengenai hasil pekerjaan LDS.

(Guru memandu jalannya diskusi dan membimbing siswa untuk

mengambil simpulan bersama)

e. Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan materi.

f. Guru memberikan PR untuk memantapkan materi dan menyuruh siswa

mempelajari sub pokok bahasan menggambar grafik jarak-waktu untuk

pertemuan berikutnya.

g. Guru memberikan soal-soal evaluasi kepada siswa tentang sub pokok

bahasan hubungan jarak, waktu, dan kecepatan.


3. Proses Pengamatan

a. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai sejauh

mana keterampilan siswa dalam kerja kelompok dan menilai hasil LDS

yang dikerjakan.

b. Dari pengamatan dan evaluasi yang dilakukan terhadap siswa dalam

kegiatan pembelajaran, ditemukan beberapa hal antara lain:

(1) Pada saat proses pembelajaran siswa lebih bersemangat,

memperhatikan saat guru menerangkan, sikap ingin tahu siswa

meningkat, diskusi kelompok terlihat aktif dan interaksi siswa

dalam kerja kelompok sudah terlihat.

(2) Dalam menyajikan hasil diskusi kelompok di depan kelas terlihat

hidup, sudah banyak siswa yang mengajukan pertanyaan dan

memberikan tanggapan.

(3) Dalam membuat simpulan materi tidak hanya didominasi oleh

siswa yang pandai dan suasana kelas sudah tampak tenang.

(4) Dari evaluasi individu diperoleh nilai minimal sebesar 35, nilai

maksimal sebesar 100, rata-rata kelas sebesar 70,3 dengan

simpangan baku sebesar 18,5 dan ketuntasan belajar siswa sebesar

70,2% serta terdapat 9 siswa yang mengerjakan evaluasi individu

secara sempurna.

c. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap guru dalam kegiatan

pembelajaran, diperoleh hal-hal sebagai berikut.


(1) Dalam penyampaian materi sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.

(2) Guru sudah optimal dalam memberikan bimbingan kepada

kelompok yang mengalami kesulitan.

(3) Guru lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif

berdiskusi dan bertanya.

4. Refleksi

Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran dikelas

selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang dilakukan. Dalam

kegiatan siklus II, diperoleh produk refleksi sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan kondusif, kesadaran

siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan guru mulai tumbuh.

Namun guru masih perlu memberikan motivasi.

b. Hasil belajar siswa meningkat dan sikap konstruktif siswa terhadap

pelajaran mulai tumbuh, diharapkan pada siklus berikutnya akan

memenuhi indikator keberhasilan.

Siklus III

1. Proses Perencanaan

a. Menyusun kembali RP (Rencana Pembelajaran) dengan sub pokok

bahasan menggambar grafik jarak – waktu.

b. Menyusun LDS (Lembar Diskusi Siswa).

c. Menyusun soal evaluasi individu.

2. Proses Pelaksanaan
50

Pertemuan I

a. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan RP yang telah

dibuat.

b. Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa tentang cara

menggambar dan membaca grafik jarak-waktu dan memberi

kesempatan siswa bertanya tentang materi yang belum dipahami.

c. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar untuk

mengerjakan LDS (Lembar Diskusi siswa). (Selama diskusi

berlangsung, guru memantau kerja dari tiap-tiap kelompok dan

membimbing siswa yang mengalami kesulitan).

d. Guru menyuruh perwakilan dari beberapa kelompok untuk

mempresentasikan diskusi kelompoknya didepan kelas dan kemudian

kelompok lain memberikan tanggapan mengenai hasil pekerjaan LDS.

(Guru memandu jalannya diskusi dan membimbing siswa untuk

mengambil simpulan bersama)

e. Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan materi.

f. Guru memberikan PR untuk memantapkan materi dan memberi tahu

siswa akan diadakan tes pada pertemuan berikutnya tentang pokok

bahasan waktu, jarak dan kecepatan.

Pertemuan II

a. Guru memberikan angket sikap konstruktif kepada siswa.


51

b. Guru memberikan soal-soal evaluasi kepada siswa tentang pokok

bahasan waktu, jarak, dan kecepatan.

3. Proses Pengamatan

a. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai sejauh

mana keterampilan siswa dalam kerja kelompok dan menilai hasil LDS

yang dikerjakan.

b. Dari pengamatan, pemberian angket dan evaluasi yang dilakukan

terhadap siswa dalam kegiatan pembelajaran, ditemukan beberapa hal

antara lain:

(1) Sikap konstruktif siswa terhadap pelajaran meningkat, ini

ditunjukkan dengan hasil angket sikap konstruktif (dalam

pengisisan angket yang dilakukan diperoleh rata-rata kelas sebesar

60,723.(skor 0 – 80)). Siswa sangat antusias dalam mengikuti

pembelajaran, minat belajar meningkat, keaktifan dalam kelompok

semakin maju, sehingga suasana pembelajaran hidup dan berjalan

lancar.

(2) Keberanian siswa untuk mempresentasikan hasil LDS didepan

kelas semakin tumbuh.

(3) Dalam menyajikan hasil diskusi kelompok di depan kelas terlihat

hidup, banyak siswa yang mengajukan pertanyaan dan memberikan

tanggapan.

(4) Dari evaluasi diperoleh rata-rata kelas sebesar 85,8, nilai minimal

sebesar 48, nilai maksimal sebesar 100 dengan simpangan baku


52

sebesar 15,9 dan ketuntasn belajar sebesar 87,2% serta terdapat 17

siswa yang mengerjakan evaluasi individu secara sempurna.

4. Refleksi

Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran dikelas

selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang dilakukan. Dalam

kegiatan siklus III, diperoleh produk refleksi sebagai berikut.

a. Hasil belajar dan sikap konstruktif siswa terhadap pelajaran

matematika meningkat dan telah memenuhi indikator keberhasilan.

b. Pelaksanaan siklus III dipandang sudah cukup karena kemampuan

siswa dalam mengerjakan tes evaluasi dan sikap konstruktif siswa

melalui pemberian angket dan dengan pengamatan langsung hasilnya

memenuhi indikator keberhasilan, dengan demikian hipotesis telah

tercapai.

B. Pembahasan

Hasil dari pengamatan dan refleksi pada setiap siklus akan diuraikan sebagai

berikut.

Pada siklus I dihasilkan antara lain kegiatan pembelajaran kurang kondusif karena

siswa kurang aktif dan terlihat tegang. Hanya siswa yang pandai yang berani

menjawab pertanyaan dan bertanya tentang kesulitan materi yang dialami. Sikap

konstruktif siswa rendah, ini ditunjukkan dengan hasil angket sikap konstruktif

yang rendah, pada saat proses pembelajaran siswa kurang perhatian, sikap ingin

tahu siswa rendah, diskusi kelompok terlihat pasif, siswa yang pandai

mendominasi pekerjaan LDS tanpa mau bekerjasama dan menerangkan hasil


53

penyelesaiaannya dengan anggota kelompoknya. Banyak siswa yang mengerjakan

soal evaluasi individu secara salah, karena kurang teliti sehingga perhitungannya

salah. Diperoleh nilai minimal sebesar 25, maksimal sebesar 100, rata-rata kelas

sebesar 60,9 dengan simpangan baku sebesar 22,2 dan ketuntasan belajar siswa

sebesar 51,1% serta terdapat 7 siswa yang mengerjakan evaluasi individu secara

sempurna. Dari nilai perkembangan individu diperoleh 7 kelompok baik dan 2

kelompok hebat. Dengan melihat hal tersebut maka siklus I dilanjutkan dengan

siklus II.

Hasil pengamatan dan refleksi pada siklus II menunjukkan hasil bahwa PR yang

diberikan pada siklus I untuk materi yang belum diajarkan sangat bermanfaat. Ini

terjadi karena siswa penasaran dan mencoba dengan materi PR sehingga

merangsang daya pikir dan pengetahuan siswa. Hal tersebut menjadikan siswa

lebih aktif, lebih bersemangat, lebih perhatian, dan mempunyai sikap ingin tahu

yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Siswa semakin aktif dalam

berdiskusi dan terampil dalam mengerjakan LDS. Dari evaluasi individu diperoleh

nilai minimal sebesar 35, nilai maksimal sebesar 100, rata-rata kelas sebesar 70,3

dengan simpangan baku sebesar 18,5 dan ketuntasan belajar siswa sebesar 70,2%

serta terdapat 9 siswa yang mengerjakan evaluasi individu secara sempurna. Dari

nilai perkembangan individu diperoleh 3 kelompok baik, 5 kelompok hebat, dan 1

kelompok super. Dengan melihat hal tersebut maka siklus II dilanjutkan dengan

siklus III.

Dari pengamatan dan refleksi pada siklus III dihasilkan hal-hal sebagai berikut.
54

Sikap konstruktif siswa meningkat, ini ditunjukkan dengan hasil angket sikap

konstruktif yang lebih tinggi daripada siklus I, keaktifan siswa dalam berdiskusi

sudah terlihat nyata, siswa lebih bersemangat, lebih perhatian dan sanagt antusias

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar siswa lebih meningkat

dengan rata-rata kelas sebesar 85,8, nilai minimal sebesar 48, nilai maksimal

sebesar 100 dengan simpangan baku sebesar 15,9 dan ketuntasn belajar sebesar

87,2% serta terdapat 17 siswa yang mengerjakan evaluasi individu secara

sempurna. Dari nilai perkembangan individu diperoleh 3 kelompok hebat dan 6

kelompok super. Berdasarkan temuan dari hasil refleksi pada siklus III ini

disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team

Achievement Division) dapat meningkatkan hasil belajar dan sikap konstruktif

siswa terhadap pelajaran matematika.


55
56

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas IIA SMPN 2 Demak

tahun pelajaran 2004/2005 maka peneliti dapat memberikan simpulan

penerapan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement

Division) menjadikan hasil belajar dan sikap konstruktif siswa terhadap

pelajaran matematika meningkat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian disarankan:

1. Guru hendaknya berkreasi untuk menciptakan atau memilih model

pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran dan membantu siswa dalam belajar matematika.

2. Dalam kegiatan diskusi hendaknya guru dapat mengkondisikan suasana

kelas yang menyenangkan sehingga siswa bergairah dan aktif mengikuti

pembelajaran.

3. Mengingat model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team

Achievement Division) dapat meningkatkan hasil belajar dan sikap

konstruktif terhadap pelajaran matematika maka seyogyanya guru dapat

memepergunakannya dalam pembelajaran.


57
58

DAFTAR PUSTAKA

Adinawan, M. Cholik. 2000. Matematika Untuk SLTP jilid 2A. Jakarta: Erlangga.

Ahmadi, Abu. 1982. Psikologi sosial. Surabaya: Bina Ilmu.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asikin, Moh. 2004. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran Matematika 1. Semarang:


Pend. Matematika FMIPA Unnes.

Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta

Devlin. 2004. Penulisan ilmiah: Pendekatan Kooperatif.


(http://www.geocities.com/devlin epsilon/pembelajaran kooperatif.htm).

Heriyanto. 2003. Pengaruh tingkat intelegensi dan sikap konstruktif siswa


terhadap prestasi pada pembelajaran matematika pokok bahasan persamaan
eksponen dan logaritma pada siswa kelas II SMUN 6 Semarang tahun pelajaran
2002/2003. Skripsi Unnes.

Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya: university Press

Kartawidjaja. 1992. Mengukur sikap sosial pegangan untuk peneliti dan praktisi.
Bandung: Bumi aksara

Karuru, Perdy. 2004. Penerapan pendekatan keterampilan proses dalam setting


pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan kualitas belajar IPA
siswa SLTP.( http://www.depdiknas.go.id/jurnal/45/perdykaruru.htm)

Lie, A. 2002. Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning


diruang-ruang kelas. Jakarta:Grassindo.

Natawidjaya, Rohman. 1979. Psikologi Umum dan sosial. Jakarta: Pusaka.

Purnomo, Sidik. 2000. Matemetika Untuk Kelas 2 SLTP Tengah Tahun Pertama.
Jakarta: Yudhistira.

Russefendi. 1980. Pengajaran matematika untuk sekolah menengah. Jakarta:


Depdikbud
59

Sarwono, Sarliti Wirawan. 2000. Psikologi remaja. Jakarta: Raja Bravindo


Persada

Slavin, RE.1995. Cooperative Learning Second Edition. Massachusett: Allyn and


Bacon Publisher

Soedjadi, R. 2000. Kiat pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dikti


Depennas.

Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi pendidikan. Jakarta:Rajawali Press

Sudjana, Nana. 1990. Penilaian proses hasil belajar mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Suparno, A Suhaenah. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta:


Departemen Pendidikan nasional.

Wirawan, Sarlito. 1983. Teori Spikologi Sosial. Jakarta: Rajawali.


60
61

RENCANA PEMBELAJARAN
SIKLUS I

NAMA SEKOLAH : SMPN 2 DEMAK


MATA PELAJARAN : Matematika
KELAS / SEMESTER : II / Gasal
POKOK BAHASAN : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
SUB POKOK BAHASAN : Waktu
ALOKASI WAKTU : 2 x 45 menit

I. TUJUAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Siswa mampu menginterpretasikan hubungan antara waktu, jarak, dan
kecepatan serta mampu menggunakannya dalam pemecahan masalah.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
1. Tujuan Proses
a. Siswa dapat menyatakan satuan waktu dari jam ke menit.
b. Siswa dapat menyatakan satuan waktu dari menit ke detik.
c. Siswa dapat menyatakan satuan waktu dari jam ke detik.
d. Siswa dapat menghitung lama diantara dua waktu tertentu.
2. Tujuan Afektif
a. Siswa dapat bekerjasama dengan orang lain.
b. Siswa mendengarkan dengan aktif.
c. Siswa berani bertanya.
d. Siswa dapat menjawab pertanyaan/menyampaikan pendapat.
II. SARANA DAN SUMBER BELAJAR
1. Buku Matematika SLTP Seribu Pena Jilid 2.
2. Jam dinding.
3. Lembar Diskusi Siswa.
4. Lembar soal evaluasi.
62

III. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


A. Model Pembelajaran: Kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Division)
B. Metode: Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
C. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (5 menit)
a. Guru memberi salam pada siswa.
b. Guru menyiapkan alat pelajaran.
c. Guru mendata siswa yang tidak hadir.
d. Guru memberi motivasi siswa akan pentingnya waktu.
e. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan
digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD
(Student Team Achievement Division)
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikan angket sikap konstruktif (terlampir)
kepada siswa. (10 menit)
b. Pembahasan dan pengembangan konsep. (20 menit)
1) Guru mempersiapkan media jam dinding, kemudian guru
bertanya pada siswa, misalnya:
(1) Pada jam dinding ini ada berapa jarumnya?
(2) Menunjukkan apa saja ketiga jarum tersebut?
2) Dengan metode tanya jawab, guru bertanya pada siswa,
misalnya:
(1)
1 hari ada berapa jam?.
(2)
1 jam ada berapa menit?.
(3)
1 menit ada berapa detik?.
(4)
Jadi, 1 jam ada berapa detik?. Diharapkan ada siswa yang
mampu menjawab bahwa 1 jam = 3.600 detik. Kemudian
guru bertanya pada siswa “Mengapa bisa begitu?”.
Kemudian siswa yang bisa tersebut mengungkapkan
alasannya, dan ditanggapi oleh siswa yang lain.
3) Dengan metode tanya jawab, guru bertanya pada siswa,
misalnya:
(1) Apa arti dari pukul 02.45?.
(2) Apa arti dari pukul 15.30?.
63

(3) Apa arti dari pukul 22.10?.


4) Guru dan siswa membahas contoh soal.
1
(1) 2 jam = … detik, kemudian guru memberi kesempatan siswa
2
untuk menjawab. Diharapkan ada siswa yang mampu
1
menjawab bahwa 2 x 3600 detik = 9000 detik.
2
(2) Hitunglah lama perjalanan dari pukul 08.15 sampai pukul
15.50?, kemudian guru memberi kesempatan siswa untuk
mengerjakannya dipapan tulis dan menerangkan kepada siswa
lain. Diharapkan jawaban siswa seperti ini :
Cara 1. cara 2.
15.50 pukul 08.15 sampai pukul 09.00 = 45 menit
08.15 6 jam50menit
− pukul 09.00 sampai pukul 15 50 = +
07.35 6 jam95menit
= 7 jam 35 menit
Jadi, lama perjalanan 7 jam 35 menit.
5) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
c. Penerapan. (35 menit)
1) Guru menetapkan siswa dalam kelompok belajar sesuai dengan
prinsip kooperatif.
2) Guru memberi Lembar diskusi Siswa(terlampir) kepada setiap
kelompok.
3) Siswa mengerjakan Lembar Diskusi Siswa secara
berkelompok. (Selama diskusi berlangsung, guru memantau
kerja dari tiap-tiap kelompok dan membimbing siswa yang
mengalami kesulitan)
4) Beberapa kelompok yang masing-masing diwakili oleh seorang
siswa mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dan
kemudian kelompok lain memberikan tanggapan mengenai
hasil pekerjaan Lembar Diskusi Siswa. (Guru memandu
jalannya diskusi dan membimbing siswa untuk mengambil
simpulan bersama)
5) Siswa kembali pada tempat duduk semula.
3. Penutup. (20 menit)
a. Siswa dibimbing guru untuk membuat simpulan.
1 jam = 60 menit = 3.600 detik
1menit = 60 detik
1 hari = 24 jam
Dalam menghitung lama waktu untuk satu hari dimulai dari pukul

00.00(permulaan hari) sampai pukul 24.00 (akhir hari). Oleh karena itu, lama

waktu satu hari adalah 24 jam. Sedangkan pukul 12.00 disebut tengah hari.

b. Guru menginformasikan materi pelajaran pada pertemuan


selanjutnya adalah hubungan jarak, waktu, dan kecepatan dan
menyuruh siswa untuk mempelajarinya terlebih dahulu dirumah.
c. Guru memberikan tugas rumah dari buku paket matematika Seribu
Pena Matematika SLTP Jilid 2 halaman 78 nomor 4 – 15.
d. Siswa diberi evaluasi (terlampir) untuk dikerjakan secara individu.
IV. PENILAIAN
1. Ranah Kognitif
a. Jenis tagihan : Pertanyaan lisan, Tugas kelompok (LDS), evaluasi
individu.
b. Bentuk instrumen : Isian singkat dan uraian.
2. Ranah Psikomotorik : Siswa dapat bekerjasama untuk menyelesaikan
LDS (Lembar Diskusi Siswa) dalam kelompoknya.
3. Ranah Afektif : Siswa mampu mengikuti Kegiatan Pembelajaran
dengan aktif dan siswa dapat meningkatkan sikap konstruktif terhadap
pelajaran matematika.

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 2 Demak Guru Mata Pelajaran

Drs. Trisyono, M. Pd Riyanto, S. Pd


NIP.131261304 NIP. 131953599
KISI – KISI SOAL LEMBAR DISKUSI SISWA
SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : II / Gasal
Pokok Bahasan : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Sub pokok bahasan : Waktu
Alokasi waktu : 30 menit
Jumlah Soal : 5 soal
Bentuk Soal : Isian singkat dan Uraian

No. Materi Indikator Jumlah No.


Soal Soal
1. Satuan Siswa dapat mengubah satuan waktu 1 1
Waktu. dari jam ke menit dan detik, dari
menit ke jam dan detik, dan dari
detik ke jam dan menit.
Siswa dapat menuliskan waktu 1 2
dengan cara yang lain
2. Menghitung Siswa dapat menghitung lama waktu 1 3
lama waktu antara dua waktu.
antara dua
waktu.
3. Soal cerita. Siswa dapat menyelesaikan soal 2 4, 5
cerita yang berkaitan dengan waktu.
Lembar Diskusi Siswa
Siklus I
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Sub pokok bahasan : Waktu
Alokasi waktu : 15 menit

I. Petunjuk Umum
1. Diskusikan dengan anggota kelompokmu dan bila telah selesai perwakilan
dari kelompok maju kedepan mempresentasikan hasil diskusi
kelompokmu sehingga kelompok lain dapat memberikan tanggapan
mengenai hasil pekerjaan kelompokmu!
2. Bila ada kesulitan bertanyalah pada guru!
II. Petunjuk Kegiatan
Kerjakan semua soal berikut dengan benar!
1. Lengkapilah tabel berikut!
Jam Menit Detik
1 … …
4
3
… 390 …
… … 12.600
2. Sebutkan dengan cara lain!
a. Pukul 02.35 siang hari = pukul …
b. Pukul 17.20 = pukul …
3. Hitung lama perjalanan dari pukul :
a. 06.15 sampai pukul 19.30 hari itu juga
b. 08.48 hari Senin sampai pukul 14.53 hari Selasa
4. Doni dan Hendra mengikuti reli motor. Dari tempat pemberangkatan, mereka
berangkat dengan selisish waktu 18 menit, Hendra berangkat lebih dahulu.
Doni berangkat pukul 09.15 lebih 20 detik. Pada pos terakhir Doni tiba pukul
12.20 lebih 47 detik dan Hendra tiba pukul 12.35 lebih 28 detik. Siapakah
yang lebih cepat dalam reli tersebut?
5. Dimas bepergian dari kota P ke kota Q dengan menggunakan mobil. Setelah
berjalan selama 8 jam 15 menit, dia istirahat makan selama 45 menit.
Kemudian melanjutkan perjalanan. Setelah berjalan 7 jam 30 menit, dia tiba di
kota Q pukul 08.20 hari Sabtu. Pukul berapa dan hari apakah dia berangkat
dari kota P?

Selamat berdiskusi
KISI – KISI SOAL EVALUASI INDIVIDU
SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : II / Gasal
Pokok Bahasan : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Sub pokok bahasan : Waktu
Alokasi waktu : 15 menit
Jumlah Soal : 2 soal
Bentuk Soal : Uraian

No. Materi Indikator Jumlah No.


Soal Soal
1. Menghitung lama Siswa dapat menghitung lama 1 1
waktu antara dua waktu antara dua waktu.
waktu.
2. Soal cerita Siswa dapat menyelesaikan soal 1 2
cerita yang berkaitan dengan
waktu.
Soal Evaluasi Individu
Siklus I
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Sub pokok bahasan : Waktu
Alokasi waktu : 15 menit

I. Petunjuk Umum
1. Tuliskan terlebih dahulu nama, kelas, dan nomor absen pada lembar
jawab.
2. Kerjakan semua soal yang ada.
3. Bacalah dengan teliti petunjuk dan cara mengerjakan soal.
4. Periksalah kembali seluruh pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada
guru.
II. Petunjuk Khusus
Selesaikan soal-soal berikut dengan jelas dan benar !
1. Bus antar kota berangkat dari Demak pukul 22.15 WIB pada hari Minggu

menuju Bandung dan tiba di Bandung pukul 04.30 WIB pada hari Senin.

Berapa lama perjalanan itu?

2. Sebuah bus berangkat dari kota A pada hari Rabu pukul 13.25 menuju kota N.

Setelah berjalan 6 jam 30 menit, bus berhenti untuk istirahat selama 45 menit,

kemudian melanjutkan perjalanan. Setelah berjalan selama 8 jam 45 menit,

bus istirahat lagi selama 50 menit, kemudian melanjutkan perjalanan. Setelah

berjalan selama 5 jam 30 menit sampai di kota N. Pukul berapa dan hari

apakah bus tiba di kota N?

8Selamat Mengerjakanw
8Semoga Suksesw
70

Pedoman Penskoran Soal Evaluasi Individu


Siklus I

No. Pembahasan Skor


1. Diket: bus berangkat pukul22.15 WIB hari Minggu 5
bus tiba pukul 04.30 WIB hari Senin
Dit: lama perjalanan bus? 2
Jwb: 24.00
22.15 5

→ 23.60
22.15

01.45 5
01.45
04.30
+
05.75
→ 06.15 7
Jadi, lama perjalanan bus adalah 6 jam 15 menit 6
5
2. Diket: bus berangkat hari Rabu pukul 13.25
bus berjalan selama 6 jam 30 menit, kemudian bus istirahat
selama 45 menit. Bus berjalan lagi selama 8 jam 45 menit,
kemudian istirahat lagi selama 50 menit. Bus berjalan lagi 5
selama 5 jam 30 menit.
Dit: hari dan pukul berapa bus tiba? 2
Jwb: lama perjalanan
06.30
00.45
08.45
00.50
71

05.30
+
19.200 15
→ 22.20 10
Jadi, lama perjalanan bus adalah 22 jam 20 menit 5
Bus berangkat pukul 13.25
22.20
Lama perjalanan bus +
35.45 10
Perjalanan bus melalui pukul 24.00
35.45
24.00

11.45
Jadi, bus tiba hari Kamis pukul 11.45
10
8

Jml 100
72

RENCANA PEMBELAJARAN
SIKLUS II

SATUAN PENDIDIKAN : SMP


MATA PELAJARAN : Matematika
KELAS / SEMESTER : II / Gasal
POKOK BAHASAN : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
SUB POKOK BAHASAN : Hubungan Jarak, waktu, dan kecepatan
ALOKASI WAKTU : 2 x 45 menit

1. TUJUAN

1. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Siswa mampu menginterpretasikan hubungan antara waktu, jarak, dan
kecepatan serta mampu menggunakannya dalam pemecahan masalah
2. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
a. Tujuan Proses
Siswa dapat menentukan salah satu dari waktu, jarak, dan kecepatan
rata-rata jika dua diantaranya diketahui serta mampu menggunakannya
dalam penyelesaian masalah.
b. Tujuan Afektif
1) Siswa dapat bekerjasama dengan orang lain.
2) Siswa mendengarkan dengan aktif.
3) Siswa berani bertanya.
4) Siswa dapat menjawab pertanyaan/menyampaikan pendapat.
2. SARANA DAN SUMBER BELAJAR

1. Lembar Diskusi Siswa


2. Lembar soal evaluasi
3. Buku Matematika SLTP Seribu Pena Jilid 2
73

3. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

1. Model Pembelajaran: Kooperatif tipe STAD (Student Team


Achievement Division)
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
3. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
a. Guru membuka pelajaran
1) Guru memberi salam pada siswa.
2) Guru mendata siswa yang tidak hadir.
3) Guru menyiapkan alat pelajaran.
4) Guru bersama siswa membahas PR yang sulit.
5) Guru memberi motivasi siswa akan pentingnya materi
pelajaran ini.
6) Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan
digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD
(Student Team Achievement Division).
b. Apersepsi
1) Dengan metode tanya jawab, guru bertanya pada siswa,
misalnya:
a. 1 km ada berapa meter?.
b. 1 m ada berapa cm?.
c. 1 km ada berapa mm?.
2) Dengan metode tanya jawab, guru bertanya pada siswa,
misalnya:
a. 1 hari ada berapa jam?.
b. 1 jam ada berapa detik?.
c. 1 hari ada berapa detik?.
2. Kegiatan Inti
a. Pembahasan dan pengembangan konsep (20 menit).
1. Guru bercerita tentang permasalahan sehari-hari, “Spidometer adalah alat
untuk mengukur kecepatan kendaraan, jika jarum pada spidometer menunjuk
angka 40, artinya pada saat itu kendaraan melaju dengan kecepatan 40 km/jam
dan kecepatan tersebut merupakan kecepatan rata-rata ”.
74

2. Dengan metode tanya jawab, guru bertanya pada siswa “Apa arti dari
kecepatan?”.
3. Dengan metode ceramah, guru menerangkan cara merubah satuan kecepatan,
1000m
misalnya: a. 150 km/jam = 180 x = 3000 m/menit.
60menit
1
b. 12 km/menit = 12 x km/jam = 720 km/jam.
1
60
4. Guru dan siswa membahas contoh soal.
Dengan mengendarai mobil. Joni berangkat dari Jakarta pukul 06.15 menuju
Brebes yang jaraknya 339 km. Jika tiba di Brebes pukul 11.35, berapakah
kecepatan rata-ratanya?, kemudian guru memberi kesempatan siswa untuk
mengerjakannya dipapan tulis dan menerangkan kepada siswa lain.
Diharapkan jawaban siswa seperti ini.
11.35
06.15 20 1
− , waktu perjalanan = 5 jam 20 menit = 5 jam = 5 jam.
05.20 60 3
Dengan cara perbandingan:
Waktu Jarak
1
5 jam 336 km
3
1 3
1 jam x 336 km = x 336 = 63, atau
1 16
5
3
Dengan menggunakan rumus:
s 336 3
v = , sehingga v = = 336 x = 63
t 1 16
5
3
Jadi, kecepatan rata-ratanya = 63 km/jam.
5. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
b. Penerapan. (35 menit)
1) Guru menetapkan siswa dalam kelompok belajar sesuai dengan prinsip
kooperatif.
2) Guru memberi Lembar Diskusi Siswa (terlampir) kepada setiap
kelompok.
3) Siswa mengerjakan Lembar Diskusi Siswa yang diberikan secara
berkelompok. (Selama diskusi berlangsung, guru memantau kerja dari
tiap-tiap kelompok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan)
4) Guru memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya didepan kelas dan saling bertukar pendapat mengenai hasil
pekerjaan Lembar Diskusi Siswa. (Guru memandu jalannya diskusi dan
membimbing siswa untuk mengambil simpulan bersama)
5) Siswa kembali pada tempat duduk semula.
c. Penutup. (20 menit)
1. Siswa dibimbing guru untuk membuat simpulan.
s
Tulis s = jarak, t = waktu, dan v = kecepatan maka v = , sehingga diperoleh
t
s
s = v x t, dan t =
.
v
2. Guru memberikan tugas rumah dari buku paket matematika halaman 78 – 79
nomor 15 – 22.
3. Siswa diberi evaluasi (terlampir) untuk dikerjakan secara individu.
3. PENILAIAN
1. Ranah Kognitif
a. Jenis tagihan : Pertanyaan lisan, Tugas kelompok (LDS), evaluasi individu.

b. Bentuk instrumen : isian singkat dan uraian.

2. Ranah Psikomotorik : Siswa dapat bekerjasama untuk menyelesaikan LDS


(Lembar Diskusi Siswa) dalam kelompoknya.
3. Ranah Afektif : Siswa mampu mengikuti Kegiatan Pembelajaran dengan aktif
dan siswa dapat meningkatkan sikap konstruktif terhadap pelajaran matematika.

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 2 Demak Guru Mata Pelajaran

Drs. Trisyono, M. Pd Riyanto, S. Pd


NIP.131261304 NIP. 131953599
KISI – KISI SOAL LEMBAR DISKUSI SISWA
SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : II / Gasal
Pokok Bahasan : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Sub pokok bahasan : Hubungan jarak, waktu, dan kecepatan
Alokasi waktu : 30 menit
Jumlah Soal : 5 soal
Bentuk Soal : Isian singkat dan Uraian

No. Materi Indikator Jumlah No.


Soal Soal
1. Satuan jarak. Siswa dapat mengubah satuan 1 1
jarak dari satuan jarak tertentu ke
satuan jarak yang lain.
2. Hubungan jarak, Siswa dapat menghitung jarak jika 1 2
waktu, dan diketahui waktu dan kecepatan
kecepatan. rata-rata
Siswa dapat menghitung waktu 1 3
yang diperlukan jika diketahui
jarak dan kecepatan rata-rata.
3. Soal cerita. Siswa dapat menyelesaikan soal 2 4, 5
cerita yang berkaitan dengan jarak,
waktu dan kecepatan.
Lembar Diskusi Siswa
Siklus II

Mata Pelajaran : Matematika


Pokok Bahasan : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Sub pokok bahasan : Waktu
Alokasi waktu : 15 menit

I. Petunjuk Umum
1. Diskusikan dengan anggota kelompokmu dan bila telah selesai perwakilan
dari kelompok maju kedepan mempresentasikan hasil diskusi kelompokmu
sehingga kelompok lain dapat memberikan tanggapan mengenai hasil
pekerjaan kelompokmu!
2. Bila ada kesulitan bertanyalah pada guru!
II. Petunjuk Kegiatan
Kerjakan semua soal berikut dengan benar!
1. Lengkapilah!
a. 4 km = … dam = … m
b. 108 km/jam = … m/menit
2. Sebuah mobil berjalan dengan kecepatan 1250 m/menit. Tentukan jarak yang
ditempuh mobil bila waktu yang diperlukan 6 jam 40 menit?.
3. Anton mengendarai sepeda motor menempuh jarak 270 km dengan kecepatan
rata-rata 75 km/jam. Berapa waktu yang diperlukan Anton untuk menempuh
jarak tersebut?
4. Seorang pembalap sepeda berangkat dari kota Besuki pukul 04.30 WIB
menuju kota Surabaya yang berjarak 180 km dan tiba di Surabaya pukul 13.30
WIB, kemudian istirahat selama 30 menit dan berangkat lagi menuju kota
Jombang yang berjarak 80 km dari Surabaya. Jika pembalap itu melaju dengan
kecepatan rata-rata sama dengan perjalanan Besuki – Surabaya, pukul berapa
pembalap itu tiba di kota Jombang?
5. Pak Gino berangkat pukul 05.30 WIB dari Solo menuju Madiun yang berjarak
130 km dengan menggunakan mobil dan tiba di Madiun pukul 08.45 WIB.
Pada hari yang sama pak Giman juga melakukan perjalanan dari Pasuruan
menuju Madiun yang berjarak 141,75 km dengan sepeda motor. Jiak pak Gino
berangkat 15 menit lebih awal dari pak Giman, maka pak Giman tiba di
Madiun 30 menit lebih lambat dari pak Gino.
a. Tentukan kecepatan rata-rata dari pak Gino dan pak Giman!
b. Siapakah yang lebih cepat?

Selamat berdiskusi
KISI – KISI SOAL EVALUASI INDIVIDU
SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : II / Gasal
Pokok Bahasan : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Sub pokok bahasan: Hubungan jarak, waktu, dan kecepatan
Alokasi waktu : 15 menit
Jumlah Soal : 2 soal
Bentuk Soal : Uraian

No. Materi Indikator Jumlah No.


Soal Soal
1. Hubungan jarak, waktu Siswa dapat menghitung 1 1
dan kecepatan. kecepatan rata-rata jika
diketahui jarak dan waktu.
2. Soal cerita Siswa dapat 1 2
menyelesaikan soal cerita
yang berkaitan dengan
jarak, waktu dan
kecepatan.
80

Soal Evaluasi Individu

Siklus II

Mata Pelajaran : Matematika


Pokok Bahasan : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Sub pokok bahasan : Hubungan jarak, waktu, dan kecepatan
Alokasi waktu : 15 menit

I. Petunjuk Umum
1. Tuliskan terlebih dahulu nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawab.
2. Kerjakan semua soal yang ada.
3. Bacalah dengan teliti petunjuk dan cara mengerjakan soal.
4. Periksalah kembali seluruh pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru.
II. Petunjuk Khusus
Selesaikan soal-soal berikut dengan jelas dan benar !
1. Arif mengendarai mobil menempuh jarak 30 km dalam waktu 40 menit
dan Dika mengendarai motor menempuh jarak 20 km dalam waktu 25
menit. Tentukan kecepatan rata-rata Arif dan Dika, manakah yang lebih
cepat?
2. Jarak kota M dan N adalah 225 km. Sebuah bus berangkat dari kota M
pukul 08.30 dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam dan selama perjalanan
istirahat 45 menit. Pukul berapa bus tiba dikota N ?

8Selamat Mengerjakanw
8Semoga Suksesw
81

Pedoman Penskoran Soal Evaluasi Individu


Siklus II

No. Pembahasan Skor


1. Diket: sArif = 30 km.
2
tArif = 40 menit = jam.
3
sDika = 20 km.
5 10
tDika = 25 menit = jam.
12
Dit: a. Kecepatan rata-rata Arif dan Dika?
3
b. Manakah yang lebih cepat?
s 30
Jawab: a. vArif =
Arif
= = 45. 10
tarif 2
3
5
Jadi, kecepatan rata-rata Arif adalah 45 km/jam.
s Dika 20
v = = = 10
Dika 48.
t Dika 5
12 5
Jadi, kecepatan rata-rata Dika adalah 48 km/jam. 5
2. Diket: sb.= Dika lebih cepat daripada Arif.
225 km
Bus berangkat pukul 08.30
Bus istirahat selama 45 menit
v = 60 km/jam 5
Dit : pukul berapa bus tiba? 2
s 225 45 10
Jawab: t = = =3
v 60 60
Jadi, lama perjalanan bus adalah 3 jam 45 menit. 5
08.30
00.45
82

03.45
+
11.120 15
→ 13.00
Jadi, bus tiba pukul 13.00 10
5
Jml 100
83

RENCANA PEMBELAJARAN
SIKLUS III

SATUAN PENDIDIKAN : SMP


MATA PELAJARAN : Matematika
KELAS / SEMESTER : II / Gasal
POKOK BAHASAN : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
SUB POKOK BAHASAN: Menggambar Grafik Jarak – Waktu
ALOKASI WAKTU : 4 x 45 menit (2 x Pertemuan)

I. TUJUAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Siswa mampu menginterpretasikan hubungan antara waktu, jarak, dan
kecepatan serta mampu menggunakannya dalam pemecahan masalah
B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
1. Tujuan Proses
a. Siswa dapat menggambar dan membaca grafik jarak – waktu jika
kecepatannya tetap.
b. Siswa dapat menggambar dan membaca grafik jarak – waktu yang
disediakan.
2. Tujuan Afektif
a. Siswa dapat bekerjasama dengan orang lain.
b. Siswa mendengarkan dengan aktif.
c. Siswa berani bertanya.
d. Siswa dapat menjawab pertanyaan/menyampaikan pendapat.
II. SARANA DAN SUMBER BELAJAR
1. Lembar Diskusi Siswa
2. Lembar soal evaluasi
3. Buku Matematika SLTP Seribu Pena Jilid 2
84

III. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


A. Model Pembelajaran : Kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Division).
B. Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
C. Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan I
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
a. Guru memberi salam pada siswa.
b. Guru menyiapkan alat pelajaran.
c. Guru mendata siswa yang tidak hadir.
d. Guru bersama siswa membahas PR yang dianggap sulit oleh siswa.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, meliputi tujuan proses dan
afektif.
f. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
g. Guru memberi motivasi siswa akan pentingnya belajar materi ini.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Guru menerangkan materi pelajaran tentang cara menggambar dan membaca
grafik jarak – waktu dengan kecepatan tetap dan tidak tetap.
b. Guru menetapkan siswa dalam kelompok belajar sesuai dengan prinsip
kooperatif.
c. Guru memberi Lembar Diskusi Siswa (terlampir) kepada setiap kelompok.
d. Siswa mengerjakan Lembar Diskusi Siswa yang diberikan secara
berkelompok. (Selama diskusi berlangsung, guru memantau kerja dari tiap-
tiap kelompok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan)
e. Beberapa siswa dipilih sebagai wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya didepan kelas dan kemudian kelompok lain memberikan tanggapan
mengenai hasil pekerjaan Lembar Diskusi Siswa. (Guru memandu jalannya
diskusi dan membimbing siswa untuk mengambil simpulan bersama)
f. Siswa kembali pada tempat duduk semula.
3. Penutup (15 menit)
85

(1) Guru membimbing siswa untuk membuat simpulan materi


pelajaran yang telah dipelajari.
(2) Siswa diberi PR dari buku Matematika SLTP Seribu Pena Jilid 2
halaman 81 nomor 10 – 15.
Pertemuan II
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
(1) Guru memberi salam pada siswa.
(2) Guru menyiapkan alat pelajaran.
(3) Guru mendata siswa yang tidak hadir.
(4) Guru bersama siswa membahas PR yang dianggap sulit oleh siswa.
(5) Guru memberi motivasi siswa.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
(1) Guru memberikan angket sikap konstruktif (terlampir) kepada
siswa. (10 menit)
(2) Siswa diberi evaluasi individu dari seluruh materi pelajaran pada
pokok bahasan jarak, waktu, dan kecepatan.
3. Penutup (5 menit)
Guru memberi salam penutup.
IV. Penilaian
1. Ranah Kognitif
a. Jenis tagihan : Pertanyaan lisan, Tugas kelompok (LDS), evaluasi individu.
b. Bentuk instrumen : uraian.

2. Ranah Psikomotorik : Siswa dapat bekerjasama untuk menyelesaikan LDS


(Lembar Diskusi Siswa) dalam kelompoknya.
3. Ranah Afektif : Siswa mampu mengikuti Kegiatan Pembelajaran dengan aktif
dan siswa dapat meningkatkan sikap konstruktif terhadap
pelajaran matematika.
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 2 Demak Guru Mata Pelajaran
Drs. Trisyono, M. Pd Riyanto, S. Pd
NIP.131261304 NIP. 131953599
86

KISI – KISI SOAL LEMBAR DISKUSI SISWA


SIKLUS III

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : II / Gasal
Pokok Bahasan : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Sub pokok bahasan : Menggambar Grafik Jarak – Waktu
Alokasi waktu : 40 menit
Jumlah Soal : 4 soal
Bentuk Soal : Uraian

No. Materi Indikator Jml No.


Soal soal
1. Grafik hubungan jarak – Siswa dapat menggambar 1 1
waktu jika kecepatannya dan membaca grafik jarak –
tetap. waktu bila kecepatannya
tetap.
2. Grafik jarak – waktu Siswa dapat menggambar 1 2
dengan kecepatan tidak dan membaca grafik jarak –
tetap. waktu jika kecepatannya
tidak tetap.
Siswa dapat membaca 2 3, 4
grafik jarak – waktu bila
kecepatannya tidak tetap
87

Lembar Diskusi Siswa


Siklus III
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Sub pokok bahasan : Menggambar grafik jarak - waktu
Alokasi waktu : 40 menit

I. Petunjuk Umum
1. Diskusikan dengan anggota kelompokmu dan bila telah selesai perwakilan
dari kelompok maju kedepan mempresentasikan hasil diskusi kelompokmu
sehingga kelompok lain dapat memberikan tanggapan mengenai hasil
pekerjaan kelompokmu!
2. Bila ada kesulitan bertanyalah pada guru!
II. Petunjuk Kegiatan
Kerjakan semua soal berikut dengan benar!
1. Joko dengan mengendarai mobil dapat menempuh jarak 360 km dengan
kecepatan rata-rata 60 km/jam tanpa istirahat dan kecepatannya tetap.
a. Buatlah tabel yang menunjukkan hubungan waktu dan jarak.
b. Buatlah grafiknya.
c. Dari grafik yang diperoleh, tentukan :
(i) Jarak yang ditempuh jika waktunya 3 jam 30 menit.
(ii) Waktu yang diperlukan jika jarak yang ditempuh 150 km.
2. Tabel berikut menunjukkan hubungan antara waktu dan jarak yang ditempuh
seseorang yang mengendarai sepeda motor.
Waktu (jam) 0 1/2 1 1 1/2 2 2 1/2 3 3 1/2 4
Jarak (km) 0 15 40 80 130 130 160 180 210
a. Buatlah grafik dari tabel diatas
b. Berapakah kecepatan rata–ratanya.
c. Berapa kecepatan rata–rata pada ½ jam pertama.
d. Berapa kecepatan rata–rata pada ½ jam ketiga.
e. Berapa kecepatan rata–rata pada 1 jam kedua.
88

3. Grafik diatas menunjukkan perjalanan 2 anak. Garis utuh menunjukkan


perjalanan anak pertama dengan sepeda motor dan garis putus-putus
menunjukkan grafik perjalanan anak kedua dengan mobil.
a. Berapa jarak yang ditempuh anak pertama dari pukul 11.00 sampai pukul
11.30? Berapa kecepatan rata-ratnya saat itu?
b. Berapa lama anak pertama istirahat?
c. Pada pukul berapa anak kedua mendahului anak pertama? Dan berapakah
jarak yang ditempuh?
d. Berapakah kecepatan rata-rata anak pertama?
e. Berapakah kecepatan rata-rata anak kedua?
4.
Grafik diatas menunjukkan perjalanan dua bus. Bus pertama dari A ke B dan

bus kedua dari B ke A pada saat bersamaan.

a) Berapakah kecepatan rata-rata bus dari A ke B sebelum istirahat?


b) Berapakah kecepatan rata-rata bus dari B ke A sesudah istirahat?
c) Pada pukul berapakah bus bertemu? Berapakah jarak yang ditempuh bus
dari B saat bertemu?
d) Berapakah kecepatan rata-rata seluruh perjalanan bus yang dari A?
e) Pukul berapakah bus yang dari B istirahat?

Selamat berdiskusi
89

KISI – KISI SOAL EVALUASI INDIVIDU


SIKLUS III

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : II / Gasal
Pokok Bahasan : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Alokasi waktu : 60 menit
Jumlah Soal : 5 soal
Bentuk Soal : Uraian

No. Materi Indikator Jml No.


soal soal
1. Menghitung lama waktu Siswa dapat menghitung 1 1
antara dua waktu. lama waktu antara dua
waktu.
Siswa dapat menghitung 1 2
waktu awal jika diketahui
waktu akhir dan lama waktu
antara dua waktu.
2. Hubungan jarak, waktu Siswa dapat menghitung 1 3
dan kecepatan. jarak jika diketahui waktu
dan kecepatan rata-rata.
Siswa dapat menghitung 1 4
kecepatan rata-rata jika
diketahui jarak dan waktu
3. Grafik jarak – waktu Siswa dapat menggambar 1 5
dengan kecepatan tidak dan membaca grafik jarak –
tetap. waktu jika kecepatannya
tidak tetap.
90

Soal Evaluasi Individu


Siklus III

Mata Pelajaran : Matematika


Pokok Bahasan : Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Alokasi waktu : 60 menit

I. Petunjuk Umum
1. Tuliskan terlebih dahulu nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawab.
2. Kerjakan semua soal yang ada.
3. Bacalah dengan teliti petunjuk dan cara mengerjakan soal.
4. Periksalah kembali seluruh pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru.
II. Petunjuk Khusus
Selesaikan soal-soal berikut dengan jelas dan benar !
1. Seorang perawat dinas malam hari dari pukul 22.15 WIB sampai pukul 07.45
WIB hari berikutnya. Berapa lama perawat tersebut bekerja?
2. Seorang pelari jarak jauh berlari selama 2 jam 25 menit 55 detik. Jika pelari
tersebut berangkat dari start pukul 05.35.45, pukul berapa pelari tersebut
sampai di finis?
3. Sebuah bus dari Solo menuju Jakarta berangkat pukul 19.00 WIB pada hari
Minggu sampai di Jakarta pukul 04.30 pada hari Senin, Jika bus berjalan
dengan kecepatan rata-rata 90 km/jam. Berapa jarak Solo – Jakarta?
4. Sebuah mobil berangkat dari kota P pukul 21.45 dan sampai di kota Q pukul
02.15 hari berikutnya. Jika jarak kota P – Q adalah 414 km, hitung kecepatan
rata-rata mobil tersebut?
5. a) Buatlah grafik perjalanan sebuah mobil dalam menempuh jarak tertentu
dengan kecepatan tidak tetap yang ditunjukkan oleh tabel berikut ini.
Waktu 0 1/2 1 1 1/2 2 2 1/2 3 3 1/2 4 4 1/2 5
(jam)
91

Jarak 0 25 55 75 125 150 150 180 200 215 250


(km)
b) Berapa kecepatan rata-rata mobil tersebut?
c) Tentukan kecepatan pada.
(i) ½ jam keempat.
(ii) ½ jam kesembilan.
(iii) 1 jam ketiga.
(iv) 1 jam kelima.
d) Berapa menit mobil tersebut istirahat?

e) Dari grafik yang diperoleh tentukan:


i. Jarak yang ditempuh jika waktunya 2 jam 15 meni.
ii. Waktu yang diperlukan jika jarak yang ditempuh 100 km.
iii. Pada selang waktu manakah mobil bergerak paling cepat.

8Selamat Mengerjakanw
8Semoga Suksesw
92

Pedoman Penskoran Soal Evaluasi Individu


Siklus III

No. Pembahasan Skor


1. Diket: Perawat dinas malam dari pukul 22.15 WIB sampai pukul.
07.45 WIB hari berikutnya. 2
Dit: lama perawat bekerja? 1
Jawab: 24.00 → 23.60
22.15 22.15
− −
01.45 2
01.45
07.45
+
08.90 2
→09.30
Jadi, lama perawat bekerja adalah 9 jam 30 menit. 2
1
2. Diket: pelari berangkat dari start pukul 05.35.45.
Pelari berlari selama 2 jam 25 menit 55 detik. 1
Dit: pukul berapa pelari sampai di finis?
Jawab: 05.35.45
02.25.55
+
07.60.100 2
→ 08.01.40 2
Jadi, pelari sampai di finis pukul 08.01.40. 1
3. Diket: bus berangkat dari Solo hari minggu pukul 19.00 WIB.
Bus tiba di Jakarta hari Senin pukul 04.30 WIB.
V = 90 km/jam 1
Dit: jarak Solo – Jakarta ? 1
Jawab: 24.00 05.00
93

19.00 04.30 4
− +
05.00 09.30
1 1
t=9 jam
2
1
s = v x t = 90 x 9 = 855. 5
2
1
Jadi, jarak Solo – Jakarta adalah 855 km.
4. Diket: mobil berangkat pukul 21.45.
mobil tiba pukul 02.15 hari berikutnya.
s = 414 km. 1
Dit: kecepatan rata-rata mobil? 1
Jawab: 24.00 23.60
21.45 21.45
− −
02.15 2
02.15
02.15 2
+
04.30
1 1
t=4 jam
2
s 414
v= = = 92. 5
t 1
4
2
Jadi, kecepatan rata-rata mobil adalah 92 km/jam. 1

5. a. 12
94

s 250
b. v = = = 50.
t 5 5
Jadi, kecepatan rata-rata mobil adalah 50 km/jam.
25 − 0 1
c. (i) v = = 50.
1
−0 5
2
1
Jadi, kecepatan mobil pada jam pertama adalah 50 km/jam.
2
215 − 200 1
(ii) v = = 30.
1
4 −4
2 5
1
Jadi, kecepatan mobil pada jam kesembilan adalah 30
2
1
km/jam.
150 − 125
(iii) v = = 25. 5
3−2
Jadi, kecepatan mobil pada 1 jam ketiga adalah 25 km/jam.
1
250 − 200
(iv) v = = 50. 5
5−4
Jadi, kecepatan mobil pada 1 jam kelima adalah 50 km/jam.
d. 30 menit. 1

e. (i) 137,5 km. 5

(ii) 1 jam 45 menit. 5

1 5
(iii) pada selang waktu antara 1 jam sampai 2 jam.
2 5
Jml 100
95

KISI – KISI ANGKET SIKAP KONSTRUKTIF SISWA

TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA

No. Indikator No. Pertanyaan Jumlah


Positif Negatif soal
1. Sikap senang terhadap pelajaran 1, 16 4, 8, 14 5
matematika
2. Sikap ingin tahu siswa terhadap 2, 5, 7, 10, 11, 15, 20 10
pelajaran matematika 13, 17, 18,
3. Sikap ingin membantu teman 12, 19 3, 6, 9 5
yang kesulitan belajar matematika
96

ANGKET SIKAP KONSTRUKTIF SISWA TERHADAP PELAJARAN


MATEMATIKA

Petunjuk cara mengerjakan angket:


1. Tuliskan nama dan nomor absen anda disudut kanan atas.
2. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda.
3. Berilah tanda ( v ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan anda.
4. I soal hanya untuk 1 jawaban.
5. Setiap pertanyaan disertai 4 alternatif jawaban, yaitu :
a. SL = selalu.
b. SR = sering.
c. KK = kadang-kadang.
d. TP = tidak pernah.
No Butir Soal Jawaban
SL SR KK TP
1. Jika besok pagi ada pelajaran matematika maka
malam harinya anda belajar matematika.
2. Jika anda menjumpai soal-soal matematika anda
belum merasa puas jika anda belum mampu
memecahkannya.
3. Anda berharap nilai teman anda jelek, dengan
begitu anda akan kelihatan lebih hebat dari dia.
4. Anda malas belajar matematika jika tidak ada tes
matematika.
5. Anda mengikuti acara TV yang berhubungan
dengan masalah matematika dan terpancing untuk
memcahkan masalah tersebut.
6. Apabila anda diajak teman untuk menyelesaikan
tugas matematika anda tidak akan mengikutinya
meskipun anda mempunyai banyak waktu.
97

7. Menurut anda pelajaran matematika sangat perlu


dipelajari karena berperan penting untuk
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
yang lain.
8. Ketika guru sedang menerangkan matematika anda
berpura-pura memperhatikan karena anda takut
dimarahi guru.
9. Anda malas membantu teman yang mengalami
kesulitan dalam belajar matematika karena bisa jadi
prestasinya nanti lebih baik daripada anda.
10. Anda mendahulukan mengerjakan tugas
matematika dibanding dengan tugas pelajaran lain.
11. Ketika guru memberikan latihan soal anda malas
mengerjakannya, karena hal itu cuma buang waktu
toh nanti guru akan membahasnya didepan kelas.
12. Jika ada teman yang tidak bisa mengerjakan soal
matematika anda menunjukkan caranya, kemudian
membimbingnya agar dia mengerti.
13. Anda memecahkan masalah kehidupan dengan
menggunakan pola pikir matematika.
14. Anda tidak senang bila ada pelajaran matematika,
karena anda harus berhadapan dengan suasana
serius dan menegangkan.
15. Anda mencontek pekerjaan teman bia ada tugas
matematika.
16. Jika mendengar kata matematika anda merasa ada
tantangan untuk berfikir, ini membuat anda punya
kebanggaan tersendiri.
17. Anda menyukai dan berusaha memecahkan teka-
teki yang ada hubungannya dengan matematika.
98

18. Anda mengerjakan semua soal-soal latihan yang


ada pada buku pelajaran matematika/ LKS.
19. Anda belajar bersama teman untuk mengerjakan
tugas matematika yang sulit.
20. Jika mendapat PR matematika yang agak sulit
maka anda cukup menyalin pekerjaan teman.
99

Pedoman penskoran angket sikap konstruktif

No. Skor Jawaban


Soal SL SR KK TP
1. 4 3 2 1
2. 4 3 2 1
3. 1 2 3 4
4. 1 2 3 4
5. 4 3 2 1
6. 1 2 3 4
7. 4 3 2 1
8. 1 2 3 4
9. 1 2 3 4
10. 4 3 2 1
11. 1 2 3 4
12. 4 3 2 1
13. 4 3 2 1
14. 1 2 3 4
15. 1 2 3 4
16. 4 3 2 1
17. 4 3 2 1
18. 4 3 2 1
19. 4 3 2 1
20. 1 2 3 4
100

Tabel Hasil Tes Evaluasi Individu

Kel Nama Anggota L/P Nilai Tuntas Siklus I Sklus II Sklus III
Kelompok MID Ya Tidak Nilai Tuntas Nilai Tuntas Nilai Tuntas
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
A. Faisol L 30 V 42 V 65 V 90 V
Akmal Akbar L 75 V 67 V 70 V 95 V
I Aldina Huzna P 97 V 65 V 70 V 100 V
Laras Setyaningsih P 34 V 29 V 70 V 51 V
Wasiati Ubuidiyah P 36 V 63 V 55 V 95 V
Agung Pribadi L 35 V 52 V 60 V 75 V
A. Sakti Budi L 90 V 67 V 100 V 100 V
II Nur Azizah P 29 V 35 V 70 V 60 V
Sri Kaningsih P 25 V 27 V 70 V 77 V
Winda Septiany P 80 V 100 V 85 V 85 V
Antonius Suryo L 50 V 52 V 70 V 85 V
Ferryanto D.K L 73 V 100 V 70 V 100 V
III R. Dimas Reza L 55 V 30 V 75 V 100 V
Rizka Septiany P 43 V 55 V 60 V 95 V
Tri Prasetyowati P 81 V 67 V 70 V 95 V
Bare Kingkin K P 80 V 67 V 70 V 100 V
Moh. Ghufron L 100 V 100 V 100 V 100 V
IV Nadia Usitiaradita P 61 V 35 V 55 V 70 V
Pradita Wulandari P 26 V 35 V 70 V 60 V
Widodo Bowo L L 39 V 82 V 65 V 90 V
Eko Adi W L 39 V 42 V 55 V 75 V
Isnina Yuniasri P 82 V 75 V 100 V 90 V
V Maulida Mitayani P 70 V 65 V 70 V 80 V
Muh. Alfian L 40 V 45 V 55 V 50 V
Novan Andrianto L 61 V 67 V 55 V 95 V
Andhi wardana L 75 V 100 V 100 V 100 V
Fatchullah Zarkasi L 55 V 67 V 35 V 73 V
VI Rokhimin L 41 V 75 V 35 V 85 V
Romatus Septiana P 37 V 42 V 55 V 48 V
Theresia Kristi P 95 V 72 V 100 V 100 V
Devina Kristi P 64 V 55 V 65 V 85 V
Ferdy Romadhan L 81 V 100 V 70 V 100 V
VII Ita Listiana P 97 V 52 V 100 V 100 V
Martina Setyowati P 55 V 67 V 100 V 100 V
Tonny L 34 V 52 V 35 V 48 V
Diah Ulfa P 81 V 67 V 70 V 100 V
Indah Setiati P 66 V 100 V 85 V 100 V
VIII Retno Nur U P 28 V 25 V 70 V 80 V
Senvi Riksi P 91 V 100 V 55 V 100 V
Tri Cahyanto L 74 V 52 V 65 V 85 V
Y. Aditya Y L 28 V 30 V 55 V 75 V
Aprilina W. P 25 V 25 V 70 V 80 V
Dian Fery A. L 60 V 67 V 35 V 75 V
IX Melinda Mayau P 65 V 67 V 100 V 100 V
101

Tabel Perkembangan Individu

M. Syamsul B. L 77 V 72 V 100 V 100 V


Sri Wahyuni P 50 V 52 V 70 V 85 V
Zainal Arififn L 90 V 57 V 80 V 100 V
Rata-rata 59,6 60,9 70,3 85,8
% Ketuntasan 45 51,1 70,2 87,2
Min 25 25 35 48
Max 100 100 100 100
Simpangan Baku 23,3 22,2 18,5 15,9
t -1,6 -1,3 1,98 8,96
t tabel 1,68
102

Dian Fery A. 60 67 20 67 35 0 35 75 30
IX Melinda Mayau 65 67 20 Baik 67 100 30 Super 100 100 30 Super
Kel. M. SyaNmamsual Nil7 Nila7 Sko1r Penghar Nila7 Ni1la Sko3r Penghar Ni1la Nil1a Skor Penghar
BA.nggota
Sri Wahyuni a7i i2
MI5 Skls5 0
Prkm2 i2
Skls5 0i0
Skls7I 0
Prkm3 0i0 Skls
Skls7II 0i 0 30Prkm3
AZa. iFnaailsAolriHfifn D039 2I 45 b0 30 2I 450I b0
68 30 0 I8II5
68 109 b0 30
Ket. Askklms a=l sAikklbuasr 0
75 67 10 67 70 20 70 095 30
I PArldkimnab 97 65 0 Baik 65 70 20 Hebat 70 100 30 Hebat
PLaernagshSaret=yapeNn 34 29 10 29 70 30 70 51 0
ghargaan
Wasiati U 36 63 30 63 55 10 55 95 30
Agung Pribadi 35 52 30 52 60 20 60 75 30
A. Sakti Budi 90 67 0 67 100 30 100 100 30
II Nur Azizah 29 35 10 Baik 35 70 30 Hebat 70 60 10 Hebat
Sri Kaningsih 25 27 10 27 70 30 70 77 20
Winda Septiany 80 100 30 100 85 0 85 85 20
Antonius Suryo 50 52 20 52 70 30 70 85 30
Ferryanto D.K 73 100 30 100 70 0 70 100 30
III R. Dimas Reza 55 30 0 Baik 30 75 30 Hebat 75 100 30 Super
Rizka Septiany 43 55 30 55 60 20 60 95 30
Tri Prasetyo W 81 67 0 67 70 20 70 95 30
Bare Kingkin K 80 67 0 67 70 20 70 100 30
Moh. Ghufron 100 100 30 100 100 30 100 100 30
IV Nadia Usitiara 61 35 0 Baik 35 55 30 Hebat 55 70 30 Super
Pradita Wulan 26 35 20 35 70 30 70 60 10
Widodo Bowo 39 82 30 82 65 0 65 90 30
Eko Adi W 39 42 10 42 55 30 55 75 30
Isnina Yuniasri 82 75 10 75 100 30 100 90 10
V Maulida Mita 70 65 10 Baik 65 70 20 Hebat 70 80 20 Hebat
Muh. Alfian 40 45 20 45 55 20 55 50 10
Novan Andri A 61 67 20 67 55 0 55 95 30
Andhi wardana 75 100 30 100 100 30 100 100 30
Fatchullah Z 55 67 30 67 35 0 35 73 30
VI Rokhimin 41 75 30 Hebat 75 35 0 Baik 35 85 30 Super
Romatus Septi 37 42 20 42 55 30 55 48 10
Theresia Kristi 95 72 0 72 100 30 100 100 30
Devina Kristi 64 55 10 55 65 20 65 85 30
Ferdy R 81 100 30 100 70 0 70 100 30
VII Ita Listiana 97 52 0 Hebat 52 100 30 Baik 100 100 30 Super
Martina Setyo W 55 67 30 67 100 30 100 100 30
Tonny 34 52 30 52 35 0 35 48 30
Diah Ulfa 81 67 0 67 70 20 70 100 30
Indah Setiati 66 100 30 100 85 0 85 100 30
VIII Retno Nur U 28 25 10 Baik 25 70 30 Baik 70 80 20 Super
Senvi Riksi 91 100 30 100 55 0 55 100 30
Tri Cahyanto 74 52 0 52 65 30 65 85 30
Y. Aditya Y 28 30 20 30 55 30 55 75 30
Aprilina W. 25 25 20 25 70 30 70 80 20
103

Hasil skor angket sikap konstruktif terhadap pelajaran matematika

No. Nama Siswa Siklus I Siklus III No. Nama Siswa Siklus I Siklus III
1. A. Faisol 51 65 31. Devina Kristi 59 60
2. Akmal Akbar 50 56 32. Ferdy Romadhan 59 64
3. Aldina Huzna 62 67 33. Ita Listiana 67 70
4. Laras Setyaningsih 49 51 34. Martina Setyowati 49 54
5. Wasiati Ubuidiyah 61 65 35. Tonny 62 63
6. Agung Pribadi 46 53 36. Diah Ulfa 42 55
7. A. Sakti Budi 63 68 37. Indah Setiati 58 61
8. Nur Azizah 57 63 38. Retno Nur U 60 72
9. Sri Kaningsih 60 63 39. Senvi Riksi 60 65
10. Winda Septiany 57 58 40. Tri Cahyanto 53 54
11. Antonius Suryo 44 60 41. Y. Aditya Y 52 53
12. Ferryanto D.K 59 62 42. Aprilina W. 55 67
13. R. Dimas Reza 53 57 43. Dian Fery A. 53 57
14. Rizka Septiany 59 67 44. Melinda Mayau 57 59
15. Tri Prasetyowati 58 59 45. M. Syamsul B. 65 69
16. Bare Kingkin K 54 59 46. Sri Wahyuni 50 55
17. Moh. Ghufron 70 71 47. Zainal Arififn 59 63
18. Nadia Usitiaradita 59 63 Rata-rata 55,2 60,4333
19. Pradita Wulandari 54 60 varians 33,9586 23,1506
20. Widodo Bowo L 54 61 simpangan baku 5,34365
21. Eko Adi W 56 61 t -4,7476
22. Isnina Yuniasri 57 60 t tabel 1,68
23. Maulida Mitayani 52 56
24. Muh. Alfian 59 62
25. Novan Andrianto 51 56
26. Andhi wardana 47 53
27. Fatchullah Zarkasi 52 57
28. Rokhimin 62 66
29. Romatus Septiana 53 58
30. Theresia Kristi 47 56
104

LEMBAR KOMUNIKASI DAN KERJASAMA SISWA DALAM


PEMBELAJARAN DIKELAS
SIKLUS I

GURU PRAKTIKAN : Riyanto, S. Pd


KELAS / SEMESTER : II / GASAL
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
POKOK BAHASAN : WAKTU, JARAK, DAN
KECEPATAN
No Aspek yang diamati Jawaban Nilai
Y Tdk 1 2 3 4
a
1. Siswa bersemangat mengikuti pelajaran
2. Siswa memperhatikan demonstrasi guru
3. Siswa memperhatikan saat guru menyelesaikan contoh soal
4. Siswa saling berinteraksi dalam bekerja kelompok
a. Saling bertanya
b. Saling menjelaskan
c. Saling bekerjasama
5. Siswa mengembangkan komunikasi
a. Siswa aktif menyampaikan pendapat / mempresentasikan hasil
karya
b. Siswa aktif mengajukan pertanyaan
c. Siswa aktif dalam memberi tanggapan
d. Siswa memperhatikan pendapat atau jawaban teman dari
kelompok lain
6. Ketenangan kelas
Penilaian : 1. 1.
1. Banyak siswa yang melakukan aktivitas < 25%
2. Banyak siswa yang melakukan aktivitas 25% - 50%
3. Banyak siswa yang melakukan aktivitas50% - 75%
4. Banyak siswa yang melakukan aktivitas ≥ 75%
105

LEMBAR KOMUNIKASI DAN KERJASAMA SISWA DALAM


PEMBELAJARAN DIKELAS
SIKLUS II

GURU PRAKTIKAN : Riyanto, S. Pd


KELAS / SEMESTER : II / GASAL
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
POKOK BAHASAN : WAKTU, JARAK, DAN
KECEPATAN
No Aspek yang diamati Jawaban Nilai
Y Tdk 1 2 3 4
a
1. Siswa bersemangat mengikuti pelajaran
2. Siswa memperhatikan demonstrasi guru
3. Siswa memperhatikan saat guru menyelesaikan contoh soal
4. Siswa saling berinteraksi dalam bekerja kelompok
d. Saling bertanya
e. Saling menjelaskan
f. Saling bekerjasama
5. Siswa mengembangkan komunikasi
e. Siswa aktif menyampaikan pendapat / mempresentasikan hasil
karya
f. Siswa aktif mengajukan pertanyaan
g. Siswa aktif dalam memberi tanggapan
h. Siswa memperhatikan pendapat atau jawaban teman dari
kelompok lain
6. Ketenangan kelas
Penilaian :
1. Banyak siswa yang melakukan aktivitas < 25%
2. Banyak siswa yang melakukan aktivitas 25% - 50%
3. Banyak siswa yang melakukan aktivitas50% - 75%
4. Banyak siswa yang melakukan aktivitas ≥ 75%
106

LEMBAR KOMUNIKASI DAN KERJASAMA SISWA DALAM


PEMBELAJARAN DIKELAS
SIKLUS III

GURU PRAKTIKAN : Riyanto, S. Pd


KELAS / SEMESTER : II / GASAL
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
POKOK BAHASAN : WAKTU, JARAK, DAN
KECEPATAN
No Aspek yang diamati Jawaban Nilai
Y Tdk 1 2 3 4
a
1. Siswa bersemangat mengikuti pelajaran
2. Siswa memperhatikan demonstrasi guru
3. Siswa memperhatikan saat guru menyelesaikan contoh soal
4. Siswa saling berinteraksi dalam bekerja kelompok
g. Saling bertanya
h. Saling menjelaskan
i. Saling bekerjasama
5. Siswa mengembangkan komunikasi
i. Siswa aktif menyampaikan pendapat / mempresentasikan hasil
karya
j. Siswa aktif mengajukan pertanyaan
k. Siswa aktif dalam memberi tanggapan
l. Siswa memperhatikan pendapat atau jawaban teman dari
kelompok lain
6. Ketenangan kelas
Penilaian : 1. 1.
1. Banyak siswa yang melakukan aktivitas < 25%
2. Banyak siswa yang melakukan aktivitas 25% - 50%
3. Banyak siswa yang melakukan aktivitas50% - 75%
4. Banyak siswa yang melakukan aktivitas ≥ 75%

Anda mungkin juga menyukai