Anda di halaman 1dari 24

MENGEMBANGKAN INSTRUMEN UNTUK MENGUKUR

HIGH ORDER MATHEMATICAL THINKING SKILLS

Oleh:
Utari Sumarmo
Pascasarjana STKIP Siliwangi Bandung

Makalah disajikan dalam Workshop Pendidikan Matematika


di Universitas Islam Negeri Jakarta tanggal 22 Oktober 2014

ABSTRAK
Pada dasarnya Kurikulum Matematika 2013 menganut kurikulum berbasis kompetensi dan memuat
pendidikan budaya dan karakter yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia,
agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional. Kurikulum 2013
memuat Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sikap spiritual dan sosial yang merupakan
perilaku afektif (affective behavior) matematik dan relevan dengan pendidikan nilai dan karakter; serta
memuat KI dan KD pengetahuan dan keterampilan matematika yang merupakan kemampuan berpikir
matematik (mathematical thinking skills). Terdapat beragam jenis dan level kemampuan berpikir
matematik. Ditinjau dari jenis proses berpikirnya, kemampuan berpikir matematik meliputi:
pemahaman, komunikasi, dan representasi, koneksi, pemecahan masalah, penalaran matematik dan
semuanya dapat diklasifikasikan pada tingkat rendah (low order mathematical thinking, LOMT), dan
pada tingkat tinggi (high order mathematical thinking skills, HOMT) yang dapat dikembangkan dalam
pembelajaran matematika. Pada dasarnya level kemampuan berpikir matematik tidak hanya dilukiskan
oleh kata kerja operasional dan jenis kemampuan berpikir matematik namun juga bergantung pada level
proses matematik dan materi matematika yang terlibat. Selain itu terdapat pula beberapa jenis berpikir
matematik yang tergolong pada HOMT antara lain berpikir kritis, kreatif, dan reflektif matematik.
Dalam Kurikulum 2013, pengembangan kemampuan berpikir matematik dapat dilaksanakan melalui
beragam pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik pembelajaran aktif, kreatif, efisien,
menyenangkan (PAKEM). Dalam makalah ini disajikan contoh-contoh butir tes untuk mengukur
kemampuan berpikir matematik tingkat rendah dan tinggi.
Kata kunci: kompetensi inti (KI) sikap spiritual dan sosial, kompetensi dasar (KD) pengetahuan dan
keterampilan, kemampuan berpikir matematik tingkat tinggi (HOMT), perilaku afektif
matematik (mathematical affective behavior)

A. Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan dan mengembangkan
nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu menjadi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa datang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Merujuk UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum 2013
bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Untuk mencapai tujuan Kurikulum tahun 2013, peserta didik perlu memiliki Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar sesuai dengan bidang studi dan jenjang pendidikan yang bersangkutan.

1
Kompetensi inti meliputi: Kompetensi Inti sikap spiritual; Kompetensi Inti sikap sosial;
Kompetensi Inti pengetahuan; dan Kompetensi Inti keterampilan. Kompetensi dasar merupakan
penjabaran dari Kompetensi Inti yang terdiri atas: Kompetensi Dasar sikap spiritual;
Kompetensi Dasar sikap sosial; Kompetensi Dasar pengetahuan; dan Kompetensi Dasar
keterampilan.
Kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sikap spiritual matematika meliputi:
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Kompetensi inti sikap sosial
matematika meliputi: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Sebagai rincian KI
sosial, KD sikap sosial matematika meliputi:
1) Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab,
responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.
2) Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika serta memiliki
rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk melalui pengalaman
belajar.
3) Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya teman dalam
interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari.
Kompetensi inti (KI) pengetahuan matematika meliputi: Memahami dan menerapkan
pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Kompetensi
inti (KI) keterampilan matematika meliputi: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Kompetensi dasar (KD)
pengetahuan dan keterampilan matematika merupakan rincian dari KI inti pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan konten matematika pada tingkat kelas dan jenjang sekolah.
Ditinjau dari ruang lingkup ranahnya, KI dan KD sikap sosial matematika di atas
tergolong pada ranah afektif dalam matematika atau mathematical affective domain dan
dinamakan pula sebagai mathematical soft skill. Demikian juga, KI dan KD pengetahuan dan
keterampilan matematika tergolong pada ranah kognitif atau mathematical cognitive domain
dan dinamakan pula sebagai mathematical hard skill atau kemampuan berpikir matematik
(mathematical thinking ability). Sesuai dengan pedoman pembelajaran matematika dalam
Kurikulum 2013, pembinaan mathematical hard skill dan soft skill dilaksanakan secara
bersamaan dan berimbang melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien, dan menyenangkan
(PAKEM).

B. Mathematical Thinking Skills dan Alat Ukurnya


Ditinjau dari segi tuntutan kognitif yang termuat, kemampuan berpikir matematik
(mathematical thinking ability atau mathematical thinking skill) diklasifikasikan dalam dua
level yaitu tingkat rendah (low order mathematical thinking, LOMT) dan tingkat tinggi (high
order mathematical thinking, HOMT). Pengertian istilah berpikir matematik tingkat tinggi
(higher order mathematical thinking, HOMT) kadang-kadang tertukar dengan istilah advanced
mathematical thinking (AMT). Ditinjau dari segi proses yang berlangsung, dalam beberapa
kondisi proses HOMT juga dijumpai pada proses AMT misalnya keduanya memuat proses
kognitif yang tidak sederhana, namun sebaliknya terdapat proses AMT yang tidak berlangsung
dalam proses HOMT. Sebagai ilutrasi, AMT dilawankan dengan berpikir matematik elementer
(elementary mathematical thinking, EMT) sedangkan HOMT dilawankan dengan berpikir
matematik tingkat rendah (low order mathematical thinking, LOMT). Proses perpindahan dari
LOMT ke HOMT, adalah proses sederhana yang algoritmik atau prosedural ke proses

2
menyadari tindakan yang dilaksanakan atau dari pencapaian pengetahuan hafalan ke
pengetahuan yang bermakna (meaningful). Misalnya melakukan operasi hitung sederhana,
menerapkan rumus atau prinsip secara langsung, bekerja secara algoritmik atau prosedural
adalah tergolong pada berpikir matematik tingkat rendah (low order mathematical thinking,
LOMT). Sebaliknya, pemahaman bermakna, menyusun konjektur, menarik analogi dan
generaliasi, penalaran logis, pemecahan masalah, dan non prosedural komunikasi dan koneksi
adalah tergolong pada berpikir matematik tingkat tinggi (higher order mathematical thinking,
HOMT) (Webb and Coxford, 1993). Beberapa penulis menggunakan beragam istilah untuk
istilah HOMT. Misalnya, Champagne (1990) menamkannya dengan high order cognitive skills,
sedangkan Draper (1992) memandang HOMT sebagai berpikir yang terstruktur, dinamik,
generik, ilmiah, closed-loop, dan kontinum. Istilah lain dari HOMT adalah proses
metakognitif, (Davidson, Deuser, dan Stemberg, 1994), dan berpikir kritis, kreatif, dan
konstruktif (Thomas and Albee, 1998, Williams, 2002). Berbeda proses perpindahan dari
LOMT ke HOMT, perpindahan dari elementer ke AMT memuat transisi dari melukiskan ke
mendefinisikan, dan dari meyakinkan ke membuktikan secara logik. Beberapa proses yang
tergolong dalam AMT di antaranya adalah: proses representasi, proses abstraksi, hubungan
representasi dan abstraksi, kreativitas matematis (mathematical creativity), dan bukti matematis
(mathematical proof).
Bloom menggolongkan tujuan dalam ranah kognitif dalam enam tahap sebagai berikut.
a) Ingatan/hafalan (C1): menghafal fakta; mengingat kembali konsep, rumus, prinsip
matematika sederhana. Tahap kognitif ini dapat menggunakan kata kerja operasional:
mendefinisikan, mengidentifikasikan, mendaftarkan, menjodohkan, menyatakan,
mereproduksi.
b) Pemahaman (C2): melaksanakan perhitungan sederhana, memahami hubungan konsep
sederhana. Tahap kognitif ini dapat menggunakan kata kerja operasional:
c) Aplikasi (C3): menerapkan rumus/prinsip/atura/konsep secara langsung
d) Analisis (C4): menguraikan hubungan/situasi yang kompleks atas komponen/konsep-
konsep dasar.
e) Sintesis (C5): menggabungkan/menyusun kembali komponen/bagian menjadi struktur baru
f) Evaluasi (C6): menerapkan konsep/rumus/prinsip matematika untuk menilai suatu situasi
matematik.
Dalam matematika, tiga tahap pertama yaitu C1, C2 , C3 tergolong pada berpikir
tingkat rendah (LOMT) dan C4, C5 , C6 tergolong pada berpikir tingkat tinggi (HOMT). Pada
umumnya dalam menyusun butir soal untuk tiap jenjang kognitif di atas dicirikan oleh kata
kerja operasional yang menggambarkan kedalaman tuntutan tugas dalam soal yang
bersangkutan. Namun dalam menyusun butir soal matematika suatu kata kerja operasional tidak
selalu menentukan jenjang kognitif soal yang bersangkutan. Hal ini karena kedalaman tugas
matematik tidak hanya pada kata kerja operasionalnya saja tetapi juga bergantung pada proses
matematik yang berlangsung dan materi matematika yang terlibat.
Selanjutnya, berdasarkan jenisnya, berpikir matematik secara garis besar dapat
diklasifikasikan dalam lima jenis kompetensi dasar matematik yaitu: pemahaman, komunikasi,
koneksi, pemecahan masalah, dan penalaran matematik. Pemecahan masalah matematik
tergolong pada berpikir matematik tingkat tinggi, sedang keempat jenis berpikir matematik
lainnya dapat tergolong tingkat rendah atau tingkat tinggi. Selain pemecahan masalah
matematik, berpikir matematik tingkat tinggi lainnya adalah berpikir kritis, berpikir kreatif,
berpikir reflektif matematik yang tergolong di atas jenjang C6 dari taksonomi Bloom. Berikut
ini disajikan rincian indikator jenis berpikir matematik dan contoh butir tesnya yang relevan.

3
1. Pemahaman matematik (mathematical understanding)
Istilah pemahaman matematik sebagai terjemahan dari istilah mathematical
understanding memiliki tingkat kedalaman tuntutan kognitif yang berbeda. Misalnya, seorang
pakar matematika memahami suatu teorema matematika, maka ia mengetahui secra mendalam
tentang teorema yang bersangkutan. Selain ia menguasai aspek-aspek deduktif dan
pembuktian teorema itu, ia juga paham akan contoh aplikasi dan atau akibat teorema itu, serta
memahami hubungannya dengan teorema lainnya. Secara umum indikator pemahaman
matematika meliputi; mengenal, memahami dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip dan
idea matematika. Ditinjau berdasarkan level berpikirnya, pemahaman matematik dapat
tergolong rendah atau tinggi.
a) Pemahaman mekanikal, komputasional, instrumental, dan induktif (Sumarmo, 1987)
dengan indikator mengingat dan menerapkan rumus secara rutin atau dalam kasus
sederhana, dan menghitung secara sederhana tergolong pada kemampuan atau berpikir
matematik tingkat rendah.
b) Pemahaman rasional, fungsional, relasional, dan intuitif: (Sumarmo, 1987), setara dengan
pemahaman relasional (Skemp, dalam Sumarmo, 1987) dengan indikator: mengkaitkan
satu konsep/prinsip dengan konsep/prinsip lainnya, menyadari proses yang
dikerjakannya, dan membuat perkiraan benar tanpa ragu-ragu tergolong pada
kemampuan atau berpikir matematik tingkat tinggi.

Berikut ini disajikan contoh butir tes pemahaman matematik dan perkiraan level
kognitif yang relevan untuk siswa pada jenjang sekolah tertentu.

Contoh Butir Soal Pemahaman Matematik: rasional, relasional, tingkat tinggi C4 untuk
SMP, dan pemahaman mekanikal, komputasional, instrumental, tingkat rendah atau
jenjang C3 untuk siswa SMA.

1) Urutkan bilangan di bawah ini dari yang terkecil ke yang lebih besar.
0,105 ; 0,13 ; 10,2%; 8% ; 0,90%

2) Satu set meja makan memuat empat kursi. Serombongan tamu berjumlah 60 orang. Berapa set meja
makan harus disediakan agar tiap tamu duduk di kursi masing-masing? Jelaskan

3) Sebuah kotak berukuran 15,6 cm X 12,5 cm x 20 cm. Ada sejumlah kubus kecil dengan panjang
rusuknya 1 cm. Berapa banyak kubus kecil yang dapat dimuat? Jelaskan. Andaikan kotak diisi
penuh dengan pasir, volume pasir sama dengan jumlah volume kubus kecil. Benarkah pernyataan
tersebut. Jelaskan.

4) Pagar depan sebuah rumah akan dipasang tiang tembok yang berjarak 2 meter. Diketahui
panjang pagar 20 meter dan tiang tembok di pasang di awal pagar. Ada berapa tiang yang akan
dipasang? Bagaimana cara menghitungnya?

5) Lantai sebuah kamar berukuran 3,5 m x 5,5 m akan dipasang ubin berukuran 30 cm x 20 cm. Satu
dus berisi 40 ubin. Berapa dus paling sedikit harus disediakan? Bagaimana cara mengihitungnya?

4
Contoh Butir Soal Pemahaman Matematik, rasional, relasional, tingkat tinggi C4 untuk
siswa SMA (Permana, 2010)

6) Pak Aman memiliki kebun seperti pada gambar di bawah ini. Ukuran sudut BDA adalah , BD =
CD dan panjang sisi AB adalah a unit. Nyatakan panjang BC dalam a and .
B

A C
D
a. Tulis semua konsep matematika yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut.
b. Nyatakan arti konsep tersebut dengan kata-katamu sendiri.
c. Tulis model matematika masalah tersebut dan selesaikanlah.

Contoh Butir Soal Pemahaman Statistik, rasional, relasional, tingkat tinggi C4 untuk
mahasiswa (Dasari, 2009)

7) Bacalah dengan cermat pesan yang tertera pada sebuah kemasan obat berikut ini.
Perhatian: Penggunaan krem ini pada permukaan kulit, sebesar 15 % mungkin kulit akan
terbakar. Bila terjadi seperti itu, hubungi dokter secepatnya.
Pilih satu pernyataan yang merupakan interpretasi terbaik dari pesan di atas, dan jelaskan.
a) Jangan gunakan obat ini pada permukaan kulit, karena akan membakar kulit anda.
b) Untuk menggunakan obat ini, gunakan 15 % dari dosis yang dianjurkan dokter
c) Bila kulit anda terbakar, maka akan terjadi pada 15% dari permukaan kulit anda.
d) Sekitar 15 dari 100 orang yang menggunakan obat ini kulitnya terbakar.
e) Bila seseorang menggunakan krim ini, probabilitas kulitnya akan terbakar sangat tinggi.

2. Komunikasi matematik (mathematical communication) dan Representasi Matematik


(mathematical representation)
Komunikasi matematik merupakan kemampuan matematik esensial yang tercantum
dalam kurikulum matematika sekolah menengah (NCTM, 1999, KTSP, 2006). Selain
tercantum dalam kurikulum matematika sekolah, pengembangan kemampuan komunikasi
matematik juga sesuai dengan hakekat matematika sebagai bahasa simbol yang efisien, padat
makna, memiliki sifat keteraturan yang indah dan kemampuan analisis kuantitatif, bersifat
universal dan dapat dipahami oleh setiap orang kapan dan di mana saja, dan membantu
menghasilkan model matematika yang diperlukan dalam pemecahan masalah berbagai cabang
ilmu pengetahuan dan masalah kehidupan sehari-hari. Setiap simbol matematik mempunyai arti
yang jelas, dan disepakati secara bersama oleh semua orang. Sifat universal dari simbol
matematik, misalnya terlukis dalam contoh simbol bilangan 9 , operasi +, , - berlaku di tiap
jenjang sekolah di mana pun dan dapat dipahami oleh semua orang yang belajar matematika.
Pentingnya pemilikan kemampuan komunikasi matematik antara lain dikemukakan
Baroody (Yonandi, 2010) dengan rasional: a) Matematika adalah bahasa esensial yang tidak
hanya sebagai alat berpikir, menemukan rumus, menyelesaikan masalah, atau menyimpulkan
saja, namun matematika juga memilki nilai yang tak terbatas untuk menyatakan beragam idea
secara jelas, teliti dan tepat; b) Matematika dan belajar matematika adalah jantungnya kegiatan
sosial manusia, misalnya dalam interaksi antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, antara
bahan pembelajaran matematika dan siswa. Peran penting lainnya dari pemilikian kemampuan
komunikasi matematik dikemukakan Asikin (Yonandi, 2010) yaitu: membantu siswa
menajamkan cara siswa berpikir, sebagai alat untuk menilai pemahaman siswa, membantu
siswa mengorganisasi pengetahuan matematik mereka, membantu siswa membangun

5
pengetahuan matematikanya, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik,
memajukan penalarannya, membangun kemampuan diri, meningkatkan keterampilan sosialnya,
serta bermanfaat dalam mendirikan komunitas matematik.
Berdasarkan analisis terhadap beberapa tulisan, Sumarmo (2006) mengidentifikasi
indikator komunikasi matematik yang meliputi kemampuan:
a) Menyatakan situasi atau masalah ke dalam bentuk model matematika (gambar, tabel,
diagram, relasi/ ekspresi matematika)
b) Menyatakan/menjelaskan model matematika (gambar, tabel, diagram, ekspresi/relasi
matematika) ke dalam bahasa biasa
c) Mendengarkan, berdiskusi, menulis matematika
d) Membaca presentasi matematika
e) Menjelaskan/bertanya tentang matematika
Butir a, dan b, untuk indikator penyusunan butir tes (soal) tertulis, dan butir a, b, c, d,
dan e, untuk indikator penyusunan soal latihan selama pembelajaran. Butir a, dan butir b
adalah bagian dari indikator komunikasi matematik yang juga merupakan representasi
matematik. Semula, representasi matematik dinyatakan sebagai bagian dari komunikasi
matematik. Namun karena representasi matematik sangat luas dan penting, selanjutnya
representasi matematik merupakan komptensi matematik atau berpikir matematik tersendiri.
Steffe dan Weigel, Schultz dan Waters, Joijner dan Reijs dalam Mudzakir (2011)
mengemukakan bahwa representasi adalah gambaran mental dalam diri seseorang yang
divisualisasikan dalam bentuk verbal, gambar, atau benda konkrit (model matematika).
Hampir serupa dengan pendapat di atas, Downs dan Downs, dan Goldin (Mudzakir, 2011)
menyatakan bahwa representasi adalah suatu konfigurasi atau konstruksi matematis yang
menggambarkan, mewakili, atau melambangkan aspek konstruksi matematis lainnya ke dalam
bentuk matematis tertentu. Dalam proses representasi matematis berlangsung dua tahap yaitu
secara internal dalam fikiran individu dan secara eksternal dalam bentuk perwujudan hasil
representasi internal.
Suatu representasi eksternal yang ditampilkan dalam beragam cara dinamakan
representasi multipel (RM) yang meliputi representasi dalam bentuk kata-kata (words) yang
dapat diungkapkan secara lisan (talk) atau tulisan (written); dalam bentuk simbol, ekspresi,
atau notasi matematis (mathematical expressions); dalam bentuk visual seperti gambar
(pictures), grafik (graphs), diagram (diagrams), atau tabel (tables); dan dalam wujud konkrit
seperti alat peraga (hands on). Dalam pembelajaran, penumbuhan multipel representasi dapat
dirangsang melalui penyajian situasi kontekstual yang telah diakrabi oleh siswa sebagai
starting point kemudian dilanjutkan dengan mengkaitkannya ke pengetahuan yang diperoleh
dalam materi baru. Representasi matematik tersebut dihadirkan secara beragam dalam bentuk
dan levelnya, misalnya representasi standar, non-standar, atau bahkan representasi yang aneh-
aneh (idiocyncratic) dengan level konkrit, semi konkrit, semi abstrak, atau abstrak.
Pada dasarnya, RM dapat digunakan dalam seluruh aspek materi matematika. Namun,
aljabar memberi peluang besar dalam meningkatkan kemampuan RM matematik dan
penggunaannya dalam penyelesaian soal. Misalnya: 1) menuangkan atau menyatakan ide atau
konsep matematik dari situasi masalah ke dalam bentuk persamaan, tabel, diagram, grafik, atau
representasi lainnya, serta menggunakannya dalam penyelesaian soal, yang melibatkan
variabel. Pembahasan tentang variabel dipelajari dalam aljabar; 2) Dalam aljabar, situasi
kontekstual yang memicu munculnya RM matematik bervariasi. Misalnya, situasi kontekstual
yang mengkoneksikan matematika dengan suasana keseharian (real world), antar materi
matematika, atau bahkan antar disiplin ilmu.
Berikut ini disajikan contoh butir tes pemahaman matematik dan perkiraan level
kognitif yang relevan untuk siswa pada jenjang sekolah tertentu.

6
Contoh Butir soal Komunikasi Matematik Tingkat Rendah atau Jenjang C3 untuk Siswa
kelas 1 SD. Butir ini juga contoh soal Representasi Matematik bentuk gambar (picture)
Tingkat Rendah atau Jenjang C3 untuk Siswa kelas 1 SD.

1) Isi kotak kosong dengan gambar yang sesuai lalu hubungkan dengan bilangan yang sesuai

a) + = 9

b) = 7
-

c) - = 11

d) + = 5

Contoh Butir soal Komunikasi atau Representasi Matematik dalam bentuk gambar
Tingkat Tinggi atau C5 untuk Siswa SD dan C4 untuk siswa SMP.

2) Pak Ali mempunyai kebun berbentuk persegi panjang dengan ukuran lebar 8 m dan panjangnya 10
m. Seperempat bagian kebun ditanami kol, seperenam bagian kebun ditanami cabe dan sisanya
ditanami jagung.
a) Gambarlah sketsa kebun pak Ali seluruhnya dan bagian kebun yang ditanami kol, cabe, dan
jagung.
b) Hitung luas kebun seluruhnya dan luas kebun kol, kebun cabe, dan kebun jagung.

(Butir soal ini bersifat terbuka, banyak cara menggambar bagian-bagian kebun dan dapat tergolong
kemampuan berpikir kreatif matematik tingkat tinggi C4 untuk siswa SMP)

Contoh Butir soal Komunikasi Matematik atau Representasi Matematik dalam bentuk
gambar dan ekspresi Tingkat Tinggi atau C5 untuk Siswa SD dan C4 untuk siswa SMP
(Abdurahman, 2014)

3. ABCD adalah trapesium dengan sisi-sisi sejajar AB = 14 cm, CD = 8 cm, dan sisi-sisi tidak sejajar
AD = 8 cm, BG = 12 cm. Sebuah garis EF dibuat sejajar AB sehingga keliling dua trapesium yang
terbentuk sama.
a) Ilustrasikan situasi di atas dalam bentuk gambar yang mudah dipahami.
b) Susun kalimat matematika untuk menghitung panjang garis AE dan selesaikan.

Contoh Butir soal Komunikasi Matematik atau Representasi Matematik dalam bentuk
gambar dan ekspresi Tingkat Tinggi atau Jenjang C4 untuk Siswa SMA (Isnaeni, 2014)

7
4. Diketahui bidang dan yang saling tegak lurus dan berpotongan sepanjang garis m. Garis n
terletak pada bidang dan sejajar garis m. Titik P dan Q terletak pada m.
a) Gambarlah jarak antara garis n dan garis PQ.
b) Misalkan bidang tegak lurus garis n. Jelaskan kedudukan antara bidang dan , antara bidang
dan , serta kedudukan antara garis perpotongan bidang dan dengan garis n.

Contoh Butir Tes Komunikasi Matematik atau Representasi Matematik dalam bentuk
bagan (diagram) dan ekspresi (model matematika) Tingkat Tinggi untuk Siswa SMA
(Yonandi, 2010)

5. Sebuah kompleks perumahan mempunyai beberapa blok. Di sebuah blok yaitu blok melati terdapat
beberapa rumah bernomor terdiri dari tiga angka yang berbeda dan nilainya lebih besar dari 640
tetapi lebih kecil dari 860 serta hanya mengandung angka 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.
a) Ilustrasikan permasalahan tersebut ke dalam bentuk bagan !
b) Dari gambar tersebut, buatlah model matematika kemudian selesaikanlah model untuk
menentukan banyak rumah yang ada di blok melati, dan selesaikan !

Contoh butir tes komunikasi matematik atau representasi multipel matematik dalam
bentuk grafik, dan ekspresi (model matematika) tingkat tinggi C6 untuk siswa SMA
(Mudzakir, 2010)

6. Dua hari menjelang hari raya, Ibu membekukan beberapa kilogram daging yang dibungkus
plastik masing-masing beratnya 1 kg di lemari pendingin. Besoknya, seluruh daging itu
dilumerkan untuk dimasak. Tabel berikut menyatakan berat daging (X dalam kg, X real
positif) dan waktu yang diperlukan untuk melumerkan dan memasak daging (Y dalam
menit, Y real positif).

X (kg) Y (menit) Berdasarkan situasi masalah dan tabel yang


1 55 disajikan, buatlah model-model matematika
2 85 lainnya dalam tiga bentuk berbeda (representasi
3 115 multipel/RM).
4 145

Contoh jawaban yang dapat dibuat:


a) Representasi grafik
Dengan memasangkan nilai variabel X dan variabel Y dari tabel dalam bidang Cartesius,
siswa memperoleh grafik garis lurus seperti berikut:

Y
145
5
115
85
55

O 1 2 3 4 X

b) Representasi ekspresi matematik

8
Dengan mengamati pola bilangan dalam tabel, siswa dapat menduga atau membuat
konjektur sehingga diperoleh aturan keumumannya (generalisasi). Kemudian, siswa
menuliskan generalisasi tersebut dalam ekspresi matematik berupa persamaan linear
dua peubah yang menghubungkan variabel X dan variabel Y . Misalnya:
55 = 30.1 + 25 atau 55 = 35.1 + 20 = 35.1 + 5 (5 1)
85 = 30.2 + 25 85 = 35.2 + 15 = 35.2 + 5 (5 2)
115 = 30.3 + 25 115 = 35.3 + 10 = 35.2 + 5 (5 3)
145 = 30.4 + 25 145 = 35.4 + 5 = 35.4 + 5 (5 4)
175 = 30.5 + 25 175 = 35.5 + 0 = 35.5 + 5 (5 5)
dan seterusnya
Bila dibuat generalisasinya, akan diperoleh
Y = 30 X + 25 atau Y = 35 X + 5 (5 X)
Persamaan Y = 30 X + 25 merupakan representasi standar dengan cara mengamati
selisih antara bilangan-bilangan dalam variabel Y yang konstan dan menghubungkannya
dengan bilangan dalam variabel X. Sedangkan persamaan Y = 35 X + 5 (5 X) diperoleh
dengan acuan mengamati hubungan antara bilangan dalam variabel Y = 175 dan variabel X =
5 dilanjutkan dengan pengamatan terhadap hubungan antara bilangan-bilangan Y dan X
lainnya.

c) Representasi kata-kata (teks tertulis)


Interpretasi hubungan antara variabel X dan variabel Y dari data atau persamaan dalam
kata-kata adalah waktu yang dibutuhkan untuk melumerkan daging selama 25 menit
sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk memasak tergantung pada banyaknya daging.
Misalnya, untuk memasak 1 kg daging dibutuhkan waktu 30 menit, untuk 2,5 kg dibutuhkan
waktu 75 menit, dan seterusnya.

3. Koneksi matematik (mathematical connection)


Kegiatan yang terlibat dalam tugas koneksi matematik menujukkan bahwa pada
dasarnya matematika memuat sejumlah konsep yang saling berelasi, sehingga seorang individu
mampu mengkonstruksi dan mengkreasi pemahaman konsep yang bermakna. Demikian pula
tugas koneksi matematik terlibat dalam tugas analogi dan generalisasi matematik yang
melibatkan keserupaan hubungan antar konsep dan atau proses matematik.
Indikator koneksi matematik meliputi
a) Mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur matematika
b) Mencari hubungan satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yg ekuivalen
c) Memahami representasi ekuivalen konsep yang sama
d) Menerapkan hubungan antar topik matematika dan dengan topik BS lain
e) Menggunakan matematika dalam BS lain/ kehidupan sehari-hari

Kemampuan koneksi matematik dapat tergolong pada tingkat rendah atau tingkat tinggi
bergantung pada kekompleksan dan tingkat kedalaman tuntutan kognitif dalam hubungan yang
disajikan.

Contoh Butir Soal Koneksi Matematik


Hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur matematika

1) Jelaskan konsep yang termuat dalam hubungan antara f(2) dengan grafik y = f(x)

2) Jelaskan konsep matematika yang termuat dalam hubungan fungsi f dan f dan yang termuat
dalam hubungan persamaan gerak S(t) dan kecepatan sesaat v(t).

9
3) Jelaskan prosedur yang termuat dalam pernyataan , segitiga ABC berlaku sin A = sin (B + C)

Contoh Butir Soal Koneksi Matematik Representasi ekuivalen suatu konsep

4) Nyatakan notasi {1, 3, 5, 7} dalam bentuk lainnya, dan tuliskan nama cara penulisan notasi
tersebut.

5) Nyatakan notasi {(1, 2), (3,4), (5.6), ...} dalam beberapa bentuk lainnya (multipel representasi).
Periksa apakah notasi tersebut merupakan fungsi.

6) Nyatakan ekspresi f(x) = 2x 1 dalam selang (-2, 4) dalam bentuk lainnya.

7) Diberikan y = f(x). Notasi lain dari f(x) adalah (pilih yang benar dan sertakan penjelasan)
f(x h) - f(x)
a) lim b) f(x) dx
h 0 h

8) Urutkan bilangan-bilangan ini dari yang kecil ke yang lebih besar. Beri penjelasan cara
menyelesaikan soal ini.
1
0,120 ; ; /8 ; 0,245 ; 20% ; 0,090; 350/00 ;

Contoh butir soal koneksi matematik tingkat tinggi atau jenjang C5 untuk siswa SMP (Umar,
2014)

9) Gambar di bawah ini adalah pengubinan dengan menggunakan keramik berbentuk segitiga sama sisi
dengan sisinya 1 satuan.
a) Berapa banyak keramik yang diperlukan untuk membentuk
segitiga dengan panjang sisi 5 satuan?
b) Tuliskan hubungan antara panjang sisi segitiga dengan
banyaknya keramik yang dibutuhkan pada butir pertanyaan
c) Tuliskan konsep matematika yang digunakan dan jelaskan
cara memperolehnya
Contoh butir soal koneksi matematik tingkat tinggi atau jenjang C5 untuk siswa SMP (Rahmat,
2014)

10) Diketahui suatu persegi dengan panjang sisinya a cm Kemudian persegi serupa diletakkan
berimpit di kanan persegi semula. Proses tersebut dilanjutkan dengan persegi ketiga dan seterusnya
sampai persegi ke-n.
a) Gambarlah situasi tersebut
b) Susun model matematika untuk menyatakan keliling dan luas bangun yang terbentuk dari
gabungan: 2 persegi, 3 persegi, 4 persegi dan n persegi!
c) Tuliskan konsep yang termuat dalam persoalan di atas!

Contoh butir soal koneksi matematik tingkat rendah atau jenjang C3 untuk siswa SMA

11) Pilih jawaban yang paling sesuai disertai penjelasan atau alasan. Gradien garis singgung terhadap
kurva fungsi f di titik x1 pada f adalah:
a) Absis titik ekstrim f
b) Ordinat titik ekstrim f
c) f(x1)

10
4. Pemecahan masalah matematik (mathematical problem solving)
Proses pemecahan masalah matematik berbeda dengan proses menyelesaikan soal
matematika. Perbedaan tersebut terkandung dalam istilah masalah dan soal. Menyelesaikan soal
atau tugas matematik belum tentu sama dengan memecahkan masalah matematik. Apabila
suatu tugas matematik dapat segera ditemukan cara menyelesaikannya, maka tugas tersebut
tergolong pada tugas rutin dan bukan merupakan suatu masalah. Suatu tugas matematik
digolongkan sebagai masalah matematik apabila tidak dapat segera diperoleh cara
menyelesaikannya namun harus melalui beberapa kegiatan lainnya yang relevan. Suatu
masalah untuk siswa pada jenjang sekolah tertentu belum tentu merupakan masalah untuk
siswa jenjang sekolah yang lebih tinggi.
Ditinjau dari banyaknya solusi dan atau cara penyelesaiannya masalah matematik
dapat bersifat tertutup (closed) atau terbuka (open-ended). Masalah tertutup adalah masalah
yang memiliki solusi dan cara penyelesaian tertentu sedang masalah terbuka adala masalah
yang mempunyai lebih dari satu atau beragam solusi dan atau cara penyelesaian. Misalnya
tugas matematik 2x2 3x + 7 = 5x2- 7x + 6 di atas, adalah contoh masalah tertutup karena
solusi dan cara penyelesaiannya tertentu. Contoh lain misalnya: Susunlah persamaan yang
mempunyai akar-akar 3 dan 5. Solusi tugas tersebut beragam, misalnya x2 8x + 15 = 0, atau
3p2 2p + 2 = 4 p2 - 10p + 17 atau masih banyak lagi persamaan yang memenuhi. Ditinjau dari
susunan unsur-unsurnya, masalah matematik dinamakan masalah terstruktur (well- structured)
atau masalah tidak terstruktur (ill-structured). Masalah terstruktur adalah masalah yang
memiliki unsur-unsur yang lengkap sehingga masalah dapat diselesaikan, sedang masalah yang
tidak terstruktur adalah masalah yang memiliki unsur yang belum lengkap dan untuk
menyelesaikannya harus dicari lebih dulu unsur-unsur tertentu yang relevan.
Proses pemecahan masalah matematik merupakan salah satu kemampuan dasar
matematik yang harus dikuasai siswa sekolah menengah. Pentingnya pemilikan kemampuan
tersebut tercermin dari pernyataan Branca (Sumarmo, 2005) bahwa pemecahan masalah
matematik merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran matematika bahkan
proses pemecahan masalah matematik merupakan jantungnya matematika
Pemecahan masalah matematik mempunyai dua makna yaitu:
a. Pemecahan masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran, yang digunakan untuk
menemukan kembali (reinvention) dalam memahami materi, konsep, prinsip matematika
dan menyelesaikan masalah. Pembelajaran diawali dengan penyajian masalah kontekstual
kemudian melalui induksi siswa menemukan konsep/prinsip matematika
b. Pemecahan masalah sebagai kemampuan atau berpikir matematik yang memiliki
indikator:
i. Mengidentifikasi kecukupan data untuk memecahkan masalah
ii. Membuat model matematik dari suatu masalah dan menyelesaikannya.
iii. Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika dan atau
di luar matematika
iv. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal, serta memeriksa
kebenaran hasil atau jawaban
Karakteritik masalah dalam pemecahan masalah bersifat tidak rutin, oleh karena itu
kemampuan pemecahan masalah matematik tergolong pada kemampuan atau berpikir
matematik tingkat tinggi.

Contoh butir tes pemecahan masalah matematik tingkat tinggi atau C5 untuk siswa SD kelas 6

1) Lantai di ruang kelas 6 berbentuk persegi panjang berukuran 9,5 m x 8 m akan dipasang keramik
berukuran 30 cm x 30 cm. Satu dus keramik berisi 20 keping dan harganya Rp.40.000,00.
Hitunglah biaya yang diperlukan untuk membeli keramik untuk menutupi lantai tersebut? Jelaskan
cara menghitungnya.

11
Contoh butir tes pemecahan masalah matematik tingkat tinggi atau C6 untuk siswa SMP
(Rahmat, 2014)

2) Diketahui bentuk atap sebuah rumah terdiri atas sepasang trapesium sama kaki
dan sepasang segitiga sama kaki. Panjang sisi sejajar atap yang berbentuk trapesium adalah 5 m
dan 3 m dan panjang alas atap yang berbentuk segitiga adalah 7 m. Kedua jenis bangun atap
mempunyai tinggi yang sama yaitu 4 m.
a. Buatlah sketsa atap rumah di atas.
b. Atap akan ditutup dengan genting berbentuk persegi panjang berukuran 30 cm x 45 cm
Tentukan banyak genteng minimum yang harus disediakan untuk menutup seluruh atap.
c. Andaikan harga 1 buah genteng Rp1.500,00, hitunglah biaya untuk membeli genteng yang
diperlukan.

Contoh butir tes pemecahan masalah matematik tingkat tinggi atau c5 untuk siswa
SMA (Isnaeni, 2014)

3) Sebuah bejana berbentuk seperti pada gambar. Permukaan bejana berbentuk persegi
panjang (dengan ukuran dalam cm). Hitunglah nilai kosinus sudut antara tepi bejana
yang miring terhadap alas bejana disertai dengan penjelasan !

Contoh butir tes pemecahan masalah matematiktingkat tinggi atau C5 untuk siswa SMA
(Yonandi, 2010)

4) Suatu SMA akan membentuk Tim untuk mengikuti suatu kontes kepemimpinan antar SMA di
suatu kota. Terdaftar ada 4 siswa kelas-10, 5 siswa kelas-11, dan 6 siswa kelas-12 untuk
berkompetisi. Tim terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua, dan seorang sekretaris. Tingkat
kelas ketua lebih tinggi dari tingkat kelas wakil ketua, dan tingkat kelas wakil ketua lebih tinggi
dari tingkat kelas sekretaris. Berapa banyak tim yang dapat disusun? Jawablah pertanyaan tersebut
dengan cara yang berbeda dan bandingkan hasilnya.

5. Penalaran matematik (mathematical reasoning)


Secara garis besar penalaran dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu penalaran
induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif diartikan sebagai penarikan kesimpulan
yang bersifat umum atau khusus berdasarkan data yang teramati. Nilai kebenaran dalam
penalaran induktif dapat bersifat benar atau salah. Beberapa kegiatan yang tergolong pada
penalaran induktif di antaranya adalah:
a) Transduktif: menarik kesimpulan dari satu kasus atau sifat khusus yang satu diterapkan
pada yang kasus khusus lainnya. Suatu penalaran transduktif dapat bersifat benar atau
salah.
b) Analogi: penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan data atau proses
c) Generalisasi: penarikan kesimpulan umum berdasarkan sejumlah data yang teramati
d) Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan: interpolasi dan ekstrapolasi
e) Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau pola yang ada
f) Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi, dan menyusun konjektur

12
Pada umumnya penalaran transduktif tergolong pada kemampuan berpikir matematik
tingkat rendah sedang yang lainnya tergolong berpikir matematik tingkat tinggi.
Penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan berdasarkan aturan yang disepakati.
Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat mutlak benar atau salah dan tidak keduanya
bersama-sama. Penalaran deduktif dapat tergolong tingkat rendah atau tingkat tinggi. Beberapa
kegiatan yang tergolong pada penalaran deduktif di antaranya adalah:
a) Melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu.
b) Menarik kesimpulan logis (penalaran logis) berdasarkan aturan inferensi (proposisional),
memeriksa validitas argumen, dan menyusun argumen yang valid; menarik kesimpulan
berdasarkan proporsi, berdasarkan kombinasi, dan berdasarkan peluang; menyusun analisis
dan sintesis beberapa kasus.
c) Menyusun pembukltian langsung, pembukltian tak langsung dan pembuktian dengan
induksi matematika.
Kemampuan pada butir a) dapat tergolong berpikir matematik tingkat rendah, atau tingkat
tinggi bergantung kedalaman tingkat perhitungannya. Sedangkan kemampuan lainnya
tergolong berpikir matematik tingkat tinggi.

Contoh butir soal penalaran transduktif matematik

a) Segitiga ABC siku-siku di A, berlaku BC2 = AB2 + AC2


Segitiga PQR siku-siku di P. Jadi berlaku QR2 = PQ2 + PR2 (transduktif yang benar)

b) 15 bilangan ganjil dapat dibagi 3,


7 bilangan ganjil, jadi dapat dibagi 3 (transduktif yang salah)

c) Fungsi f(x) = sin x adalah fungsi trigonometri dan f fungsi ganjil


Fungsi g(x) = cos x adalah fungsi trigonometri, jadi g fungsi ganjil (transduktif yang salah)

d) R Diketahui lingkaran pusat O, jari-jari OR.


Sudut POQ adalah sudut pusat lingkaran dan sudut PRQ
adalah sudut keliling lingkaran, dan keduanya menghadapi
O busur kecil PQ. Besar sudut PRQ sama dengan setengah
S besar sudut POQ
P Q
Sudut POR adalah sudut pusat lingkaran dan sudut PSR
adalah sudut keliling lingkaran , dan keduanya
menghadapi busur kecil PR. Jadi besar sudut PSR sama
dengan setengah besar sudut POR (transduktif yang benar)

Contoh butir soal penalaran analogi matematik tingkat rendah atau C3 untuk siswa SD
2) C

O B
Serupa dengan

A
Titik O adalah pusat lingkaran Perbandingan luas .......... buah persegi panjang
Perbandingan luas juring AOB kecil dengan luas persegi panjang seluruhny
dengan luas lingkaran Jelaskan keserupaannya.

13
Contoh butir soal penalaran analogi matematik tingkat rendah atau C3 untuk siswa SMA
(Rosliawati, 2014)
3) S
C
T
B
0
40 U R
0
Serupa dengan
80
O
P Q
A

Perbandingan luas juring BOC Perbandingan luas segitiga PQU dengan


luas juring AOB dengan luas segitiga ...................
.
Berikan penjelasan tentang keserupaan dalam kasus di atas.

Contoh butir tes analogi matematik tingkat rendah atau C3 untuk siswa SMA

4) Perhatikan gambar kubus di bawah ini!


Kedudukan garis BE dengan garis GH pada kubus ABCD.EFGH di bawah ini,
serupa dengan
H G
E kedudukan antara garis yang mempunyai persamaan 2x 3y = 5 dengan
F
garis yang mempunyai persamaan
a. 3x - 2y = -5
D b. 3y = 2x + 10
C c. 2x = 3y + 5
A B d. 2x + 3y = 10
Jelasan keserupaan konsep dalam soal di atas.

Contoh butir tes analogi permutasional matematik tingkat tinggi atau C6 untuk siswa
SMA (Budiyanto, 2014)

5) Perhatikan kasus di bawah ini dengan cermat, kemudian jawablah pertanyaan berikut. Manakah
dari empat kasus berikut yang serupa dengan banyaknya cara menyusun bilangan ratusan berbeda
yang terdiri dari angka 1, 2, 3, 4, dan 5. Tulislah konsep matematika yang termuat pada tiap kasus
dan serta penjelasan anda.
a) Menyusun pasangan dobel putra dari 5 orang pemain bulutangkis putra
b) Memilih 3 orang dari 5 orang calon untuk menduduki jabatan ketua, sekretaris, dan pengelola
keuangan suatu organisasi.
c) Menyusun tim kontes matematika yang terdiri dari 3 orang yang dipilih dari 5 orang calon.
d) Memilih juara pertama, juara 2, dan juara 3 dari 5 orang finalis suatu kontes kecantikan.

Contoh butir soal generalisasi matematik tingkat tinggi atau C6 untuk siswa SMA
(Syaban, 2008)

6.. Perhatikan gambar di bawah ini B1

B2

B3
B4
B5

0
60
C1
A1 A2 A3 A4 A5
14
Dari gambar di atas diketahui panjang A1B1 = 10 cm. Proses dilanjutkan sampai ke-n (An Bn). Tentukan
jumlah panjang garis A1 B1 + A2 B2 + A3 B3 + A4 B4 + A5 B5 + ... Konsep matematika apa yang
digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut? Berikan penjelasan.

Contoh butir soal memperkirakan intrapolasi dan ekstrapolasi tingkat tinggi atau C5 untuk siswa
SMA

7). Perhatikan diagram produksi barang A di bawah ini.

90
80
70

40

Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7

Berdasarkan diagram di atas, perkirakan produksi pada bulan ke-3 dan bulan ke 7. Sertakan penjelasan.
Apakah kurva persamaan di atas mendekati fungsi linier, kuadrat atau pangkat tiga? Jelaskan

Contoh butir soal penalaran matematik: menganalisis, mensintesa, menyusun perkiraan


korelasi tingkat tinggi, atau C5 untuk siswa SMA

8) Sebanyak 45 orang siswa, mengikuti tes matematika dan tes fisika (skor maksimum tes masing-
masing 100). Diperoleh data sebagai berikut: 7 siswa skor matematika-nya 85 dan skor fisika-nya
70, 25 siswa skor matematika-nya 70 dan skor fisika-nya 65, dan sisanya skor matematika-nya 55
dan skor fisika-nya 50. Dari data tersebut, benarkah pernyataan berikut? Jelaskan.
a. Tes fisika lebih sukar dari tes matematika. Konsep apa yang terlibat dalam pernyataan ini?
Tuliskan perhitungannya! (menganalisis dan mensintesa)
b. Terdapat korelasi yang cukup tinggi antara skor matematika dan skor fisika. Sertakan alasan
yang mendasari perkiraan di atas (menyusun perkiraan korelasi)

Contoh butir soal penalaran matematik: menganalisis, mensintesa, menyusun perkiraan tingkat
tinggi, atau C5 untuk siswa SMA

9) Sebanyak 45 orang siswa, mengikuti tes matematika dan tes fisika (skor maksimum tes masing-
masing 100). Diperoleh data sebagai berikut: 7 siswa skor matematika-nya 85 dan skor fisika-nya
70, 25 siswa skor matematika-nya 70 dan skor fisika-nya 65, dan sisanya skor matematika-nya 55
dan skor fisika-nya 50. Dari data tersebut, benarkah pernyataan berikut? Jelaskan.
a. Tes fisika lebih sukar dari tes matematika. Konsep apa yang terlibat dalam pernyataan ini?
Tuliskan perhitungannya! (menganalisis dan mensintesa)
b. Terdapat korelasi yang cukup tinggi antara skor matematika dan skor fisika. Sertakan alasan yang
mendasari perkiraan di atas (menyusun perkiraan korelasi)

15
Contoh butir soal penalaran memperkirakan data, tingkat tinggi, atau C6 untuk siswa SMA

10) Dalam suatu penelitian diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini.

KM
PM Tg Sd Rd Tot

Tg 9 15 0 24

Sd 5 43 10 56

Rd 0 0 0 0

Tot 14 56 10 80
Ket.: PM pemecahan masalah matematik
KM komunikasi matematik

Berdasarkan data pada tabel di atas, perkirakanlah tes mana yang lebih sukar. Jelaskan.

Contoh soal melaksanakan perhitungan matematika berdasarkan aturan atau rumus yang
berlaku, C5 untuk Siswa SD

11) D Perhatikan gambar di bawah ini.


Diketahui lingkaran berpusat di O berjari-jari 7 cm.
A O C Hitung keliling daerah ABOCD.

Contoh soal melaksanakan perhitungan matematika berdasarkan aturan atau


rumus yang berlaku, C5 untuk Siswa SD
D
12) Perhatikan gambar di bawah ini. Diketahui lingkaran
berpusat di O berjari-jari 7 cm. Hitung luas daerah dalam lingkaran di
A O C luar daerah ABOCD. Gunakan = 22/7

Contoh soal melaksanakan perhitungan matematika berdasarkan aturan atau rumus yang
berlaku, C5 untuk Siswa SMP

13) Diketahui titik A(-1,6) dan titik B (4, 8). Tentukan koordinat titik C agar terbentuk segitiga sama
sisi ABC

Contoh soal penalaran logis matematik melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau
rumus yang berlaku, C4 untuk siswa SMA

14) Tentukan persamaan garis yang melalui titik P(2,4) dan tegak lurus garis yang melalui A(-1,6) dan
B (4, 8)

16
Contoh soal penalaran logis matematik: melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan
tertentu, tingkat tinggi atau c6 untuk siswa sma

15) Tentukan ekstrim dan jenisnya fungsi f di bawah ini.

2x 3 6 x
jika - 3 x 3
f(x) 6
-x jika 3 x 5

Contoh butir soal menarik kesimpulan berdasarkan proporsi yang sesuai, tingkat tinggi C5
untuk siswa SD dan C4 untuk siswa SMP

16) Ani membuat tiga liter sirup dari dua kg gula. Kemudian, Nuri dari tiga kg gula membuat lima
liter sirup. Sirup siapa yang lebih manis? Jelaskan.

Contoh menarik kesimpulan berdasarkan proporsi yang sesuai tingkat tinggi C4 untuk siswa
SMP

17) Diketahui garis l y = x + 3, garis m 6x + by + c = 0 garis n 2x + qy + r = 0


i) Berapa b dan c agar m ekuivalen dengan l , jelaskan.
ii) Berapa q dan r agar n tidak memotong l, jelaskan.

Contoh butir soal menarik kesimpulan berdasarkan kombinasi beberapa variabel, tingkat tinggi
atau C5 untuk siswa SMA (Maya, 2010)

18) Warung Bu Harja menyediakan 4 macam sayur, 3 macam lauk kering, dan 3 macam buah-buahan.
Kupon A dapat ditukarkan dengan satu macam sayur, satu macam lauk kering dan satu macam
buah dari tiap kelompok makanan dan buah. Kupon B dapat ditukarkan dengan dua macam sayur,
satu macam lauk kering dan satu macam buah. Paket manakah yang memberi lebih banyak
pilihan? Jelaskan.

Contoh butir soal penalaran logis matematik menarik kesimpulan, berdasarkan


peluang, tingkat tinggi atau C6 untuk siswa SMA

19) Di satu SMA akan dibentuk panitia yang terdiri 1 orang ketua, 1 orang wakil ketua, 1 orang
sekretaris dan 3 orang anggota. Ada 6 orang siswa laki-laki dan 4 orang siswa perempuan akan
berpartisipasi dalam kepanitiaan tersebut. Tiap siswa berpeluang sama untuk menduduki salah
satu jabatan di atas.
a. Siswa perempuan atau siswa laki-laki yang berpeluang lebih besar untuk menjadi ketua?
Tuliskan aturan atau rumus yang digunakan.
b. Sudah terpilih ketua dan wakil ketua adalah siswa laki-laki, dan sekretaris adalah siswa
perempuan. Sekarang akan dipilih sekali gus tiga anggota. Manakah yang peluangnya lebih
besar, ketiganya siswa perempuan atau satu perempuan dan dua laki-laki. Tuliskan konsep dan
rumus yang digunakan dalam menyelesaikan masalah di atas.

Contoh soal mengikuti aturan inferensi, tingkat tinggi atau C4 untuk siswa SMA

20) Nyatakan premis berikut dalam bentuk simbol. Kemudian tariklah kesimpulannya dan sertakan
aturan yang digunakan.
Jika fungsi f = f (x) terdeferensialkan di titik c maka f kontinu di titik c. Diketahui f diskontinu di
titik c

17
Contoh soal pembuktian langsung tingkat tinggi atau C5 untuk siswa SMA

21) Misalkan x > 3 dan y < 2. Buktikan bahwa x2 2y > 5.

Contoh soal pembuktian tak langsung tingkat tinggi atau C6 untuk siswa SMA

22) Diketahui x bilangan genap. Buktikan bahwa x2 6x + 5 adalah bilangan ganjil.

Contoh soal pembuktian dengan induksi matematik tingkat tinggi atau C6 untuk siswa SMA
n
23) Periksa proposisi di bawah ini dengan induksi matematik 1 + 2 + 3 + . . . + n = (3n - 1)
2
7. Berpikir Kritis Matematik
Berpikir kritis tidak ekuivalen dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam
berpikir kritis termuat semua komponen berpikir tingkat tinggi, namun juga memuat disposisi
kritis yang tidak termuat dalam berpikir tingkat tinggi. Ennis (Baron, dan Sternberg, (Eds),
1987) mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir reflektif yang beralasan dan difokuskan
pada penetapan apa yang dipercayai atau yang dilakukan. Beberapa indikator kemampuan
berpikir kritis adalah: memfokuskan diri pada pertanyaan, menganalisis dan mengklarifikasi
pertanyaan, jawaban, dan argumen, mempertimbangkan sumber yang terpercaya, mengamati
dan menganalisis deduksi, menginduksi dan menganalisis induksi, merumuskan eksplanatori,
kesimpulan dan hipotesis, menarik pertimbangan yang bernilai, menetapkan suatu aksi, dan
berinteraksi dengan orang lain. (Ennis, dalam Baron dan Sternberg, (Eds), 1987).
Dihubungkan dengan taksonomi Bloom, Gokhale (1995) mendefinisikan soal berpikir kritis
adalah soal yang melibatkan analisis, sintesis, dan evaluasi dari suatu konsep. Dalam
matematika, Glaser (2000) mendefinisikan berfikir kritis matematik sebagai kemampuan dan
disposisi yang menggabungkan pengetahuan awal, penalaran matematik, dan strategi kognitif
untuk mengeneralisasi, membuktikan, dan mengevaluasi situasi matematis secara reflektif.

Contoh butir tes berpikir kritis matematik tingkat tinggi atau C4 untuk siswa SD

1) Di sebuah kebun berbentuk persegi panjang terdapat 10 batang pohon pisang dan 12 batang pohon
mangga. Hitunglah luas kebun dan jelaskan cara menghitungnya.

Contoh butir tes berfikir kritis matematik tingkat tinggi atau C5 untuk siswa SMP

2)

Perhatikan gambar di sebelah kiri. Tiap petak kecil


mempunyai luas yang sama
Apakah daerah yang berwarna gelap pada gambar di
sebelah kiri menunjukkan (1/5 + 1/3) bagian dari luas
petak besar. Jelaskan alasanmu.

Contoh butir tes berpikir kritis matematik tingkat tinggi atau C5 untuk siswa SD

18
3). Andi mempunyai tabungan sebanyak Rp. 100.000,00 dan Tuti mempunyai tabungan sebanyak Rp
150.000,00. Tabungan Andi diambil setengahnya untuk membeli buku matematika. Tuti mengambil
sepertiga tabungannya untuk membeli buku IPA. Uang Andi untuk membeli buku matematika lebih
banyak dari uang Tuti untuk membeli buku IPA, karena setengah lebih besar daripada sepertiga.
Benarkah pernyataan di atas? Jelaskan.

Contoh butir tes berpikir kritis matematik tingkat tinggi atau C5 untuk siswa SMP
(Rohaeti, 2008)

4) Diketahui empat buah persamaan garis berikut:


(1) x + 2y + 3 = 0
(2) 3x + 2y + 5 = 0
(3) x + 2y - 3 = 0
(4) 2x + y + 5 = 0

Manakah garis yang mempunyai kemiringan paling tajam! Berikan alasannya!

Contoh Butir Tes Berfikir Kritis Matematik Tingkat Tinggi C5 Untuk Siswa SMA (Jayadipura,
2014)

5) Di dalam sebuah ruangan berukuran 8m x 6m akan dipasang pita dari titik pusat langit-langit
ruangan ke tiap titik sudut pada lantai ruangan. Vira ditugaskan untuk menghitung panjang minimal
pita yang dibutuhkan.
a. Cukupkah data yang tersedia untuk menyelesaikan tugas Vira? Jelaskan jawabanmu!
b. Kalau cukup selesaikan disertai dengan penjelasan, kalau tidak cukup lengkapi datanya dan
kemudian selesaikan!

Contoh butir tes berfikir kritis matematik tingkat tinggi atau c6 untuk siswa SMA (Rosidawati,
2014)

Perhatikan penyelesaian soal berikut ini.

= .

Karena x mendekati , maka = = 0

Jadi =

Periksalah apakah tiap langkah perngerjaan di atas benar dan lengkap? Tulislah konsep yang digunakan
pada tiap langkap dan sertakan penjelasan.

8. Berpikir kreatif matematik


Rhodes (Munandar,1977), Munandar (1992), dan Supriadi (1994) mendefinisikan kreativitas
dengan menganalisis empat dimensinya yang dikenal dengan istilah the Four P's of Creativity, atau
empat P dari kreativitas yaitu Person, Product, Process, dan Press Pertama, kreativitas sebagai
person mengilustrasikan individu dengan pikiran atau ekspresinya yang unik. Kedua kreativitas sebagai
produk merupakan kreasi yang asli, baru, dan bermakna. Ketiga, kreativitas sebagai proses
merefleksikan keterampilan dalam berfikir yang meliputi: kemahiran/kelancaran (fluency), fleksibilitas
(flexibility), originalitas (originality), dan elaborasi (ellaboration) (Munandar, 1992, 2000). Keempat,

19
kreativitas sebagai press adalah kondisi internal atau eksternal yang mendorong munculnya berfikir
kreatif.
Selanjutnya, Munandar (1977), merinci ciri-ciri keempat komponen berpikir kreatif sebagai
proses sebagai berikut. Ciri-ciri fluency meliputi: 1) Mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak
penyelesaian masalah, banyak pertanyaan dengan lancar; 2) Memberikan banyak cara atau saran untuk
melakukan berbagai hal; 3) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Ciri-ciri flexibility di antaranya
adalah: 1) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, 2) Melihat suatu masalah
dari sudut pandang yang berbeda; 3) Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda; 4) Mengubah
cara pendekatan atau cara pemikiran. Ciri-ciri originality di antaranya adalah: 1) Melahirkan ungkapan
yang baru dan unik; 2) Memikirkan cara yang tidak lazim; 3) Membuat kombinasi yang tidak
lazim dari bagian atau unsur-unsurnya. Ciri-ciri elaboration di antaranya adalah :1) Memperkaya dan
mengembangkan suatu gagasan atau produk; (2) Menambah atau merinci detil-detil dari suatu obyek,
gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

Contoh butir tes berfikir kreatif matematik tingkat tinggi atau C4 untuk siswa SD

1) Ibu menimbang terigu sebanyak 1,85 kg. Tersedia anak timbangan dengan ukuran berat: 2 kg; 1
kg; kg; 200 gr, 100 gr; dan 50 gr. Tuliskan beberapa cara penimbangan yang lebih efektif.

2)

Tersedia papan berpaku seperti pada gambar. Dengan


menggunakan sebuah karet gelang, buatlah beberapa
bangun geometri yang tidak sama bentuknya tetapi kira-
kira mempunyai luas yang sama.
Jelaskan jawabanmu

Contoh butir tes berfikir kreatif matematik tingkat tinggi atau C5 untuk siswa SD

3)

Gb 1 Gb.2 Gb 3 dan seterusnya

11) Petak-petak kecil di atas adalah persegi dengan sisi 1 cm.


Hitunglah keliling Gambar 2, dan Gambar 3. Jika proses diteruskan, hitunglah keliling Gambar 5.
Bagaimana cara menghitungnya?
Sekarang buatlah pola gambar yang lain. Kemudian buat pertanyaan pada pola yang kamu buat dan
selesaikanlah

Contoh butir tes berfikir kreatif matematik tingkat tinggi atau C5 untuk siswa SMP (Gunawan,
2014)

12) Rasio panjang dan lebar suau persegipanjang adalah 3 : 2. Jika panjangnya dikurangi 3 dan
lebarny ditambah 2 maka persegipanjang tersebut menjadi persegi. Tulislah beberapa pertanyaan
dari data tersebut dan kemudian selesaikan.

20
Contoh butir tes berfikir kreatif matematik tingkat tinggi atau c5 untuk siswa smp (rohaeti, 2008)

6)

dan seterusnya

Berdasarkan pola yang ada, hitung banyaknya batang korek api pada pola ke-100.
Kemudian buatlah susunan batang korek api dengan pola yang lain dan hitung banyaknya batang
korek api pada pola tertentu yang baru kamu susun

Contoh butir tes berfikir kreatif matematik tingkat tinggi atau C6 untuk siswa SMA

7). Dalam sebuah kotak terdapat 12 bola merah dan 8 bola putih yang identik. Diambil 2 buah bola
secara acak sekali gus.
a) Manakah yang mempunyai peluang lebih besar dari peristiwa bola yang terambil:
Keduanya berwarna merah, keduanya berwarna putih, atau satu bola merah dan satu bola putih.
Bagaimana cara menghitungnya? Konsep apa yang digunakan?
b) Tuliskan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kombinasi k unsur dari n unsur dari
informasi di atas.

Contoh butir tes berfikir kreatif matematik tingkat tinggi atau C6 untuk siswa SMA

8) Satu kelas terdiri dari 24 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Guru akan menyusun pasangan
siswa untuk mengerjakan tugas kelompok.
a) Pasangan manakah yang mempunyai peluang paling besar di antara: keduanya siswa
perempuan, keduanya laki-laki, dan satu siswa perempuan dan satu siswa laki-laki. Bagaimana
cara menghitungnya? Konsep apa yang digunakan?
b) Ajukan pertanyaan lain yang berhubungan dengan kombinasi k unsur dari n unsur dan
kemudian selesaikan.

Contoh butir tes berfikir kreatif matematik tingkat tinggi atau C6 untuk siswa SMA (Sumarmo,
dkk, 2012)

9) Dalam suatu segitiga PQR, diketahui sin P= 0,5 dan cos Q = 0, 6


a) Uraikan beberapa cara untuk menghitung nilai cos R. Kemudian selesaikanlah dengan memilih
salah satu cara yang kamu sukai.
b) Cukupkah data untuk menghitung luas daerah segitiga PQR? Kalau cukup, selesaikanlah. Kalau
tidak cukup, lengkapi data agar luas segitiga PQR dapat dihitung!

9. Berpikir Reflektif Matematik


Tiga istilah berpikir matematik yaitu berpikir reflektif matematik, berpikir kritis
matematik, dan berpikir metakognitif matematik memiliki keterkaitan yang erat dan memuat
beberapa karakteristik yang serupa. Pernyataan tersebut terlukis dalam beberapa pendapat
pakar antara lain sebagai berikut: a) Berpikir kritis sebagai berpikir reflektif yang beralasan
dan difokuskan pada penetapan apa yang dipercayai atau yang dilakukan (Ennis dalam Baron,
dan Sternberg, Eds., 1987); b) Berpikir reflektif kadang-kadang diartikan sebagai berpikir
kritis (Bruning, et al dalam Jiuan, 2007); c) Berpikir kritis matematik memuat kemampuan
penalaran matematik, dan strategi kognitif yang sebelumnya dan digunakan untuk
menggeneralisasikan, membuktikan, mengases situasi matematik secara reflektif (Glaser,
2000). Pendapat di atas menunjukkan bahwa berpikir kritis memiliki cakupan yang lebih luas
dari berpikir reflektif atau berpikir kritis memuat berpikir reflektif namun tidak sebaliknya.

21
Berdasarkan pendapat beberapa pakar, Nindiasari (2011) merangkum indikator berpikir
reflektif matematik sebagai berikut.
1) Menginterpretasi suatu kasus berdasarkan konsep matematika yang terlibat,
mengidentifikasi konsep ;
2) Mengevaluasi kebenaran suatu argumen, menarik analogi dua kasus serupa, menganalisis
dan mengklarifikasi pertanyaan dan jawaban;
3) Menggeneralisasi dan menganalisis generalisasi;
4) Membedakan antara data relevan dan tidak relevan;
5) Mengecek kembali solusi yang dibuat.
Memperhatikan tuntutan kognitif yang termuat dalam indikator berpikir reflektif
matematik, kemampuan berpikir reflektif matematik tergolong berpikir tingkat tinggi, setara
dengan tingkat berpikir kritis matematik dan berpikir kreatif matematik. Berikut ini disajikan
beberapa contoh soal berpikir reflektif matematik

Contoh soal berpikir reflektif matematik, menginterpretasi konsep dalam suatu kasus, tingkat
tinggi C6 untuk siswa SMA (Nindiasari, 2011)

1) Suatu jalan dengan kemiringan sebesar 0,005 dimulai dari titik O sampai ke titik A. Tinggi titik A
dari bidang datar adalah 5 meter. Analisislah pernyataan berikut, kemudian berikan komentar anda
dan tuliskan konsep matematika dan atau rumus yang mendasarinya/digunakan.
a) Apakah jalan tersebut tergolong agak landai atau curam? Berikan penjelasan disertai dan
konsep dan atau rumus matematika yang digunakan.
b) Jika Dodi berjalan kaki sepanjang jalan tersebut mulai pukul 07.00 dengan kecepatan 2,5
km/jam, maka ia akan sampai diujung jalan kira-kira pada tengah hari. Benarkah perkiraan
tersebut? Berikan penjelasan disertai dengan perhitungan dan rumus yang digunakan.

Contoh soal berpikir reflektif matematik, menarik analogi dari dua kasus serupa tingkat tinggi
C6 untuk siswa SMA (Nindiasari, 2011)

2) Perhatikan persamaan a sin2x + b sin x +c = 0 dan a cos2x + b cos x + c = 0.


a) Tuliskan bangun aljabar dasar yang serupa dengan kedua persmaan di atas. Agar masing-masing
persamaan dapat diselesaikan, apakah persyaratan yang harus dipenuhi oleh kedua persamaan di
atas sama? Berikan alasan yang mendasari jawaban anda.
b) Andaikan x adalah salah satu besar sudut dalam suatu segitiga, apakah jawaban pada butir a.
sudah memenuhi syarat agar ada penyelesaian x? Berikan alasan yang mendasari jawaban anda.

Daftar Pustaka
Abdurahman, D. (2014). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi serta
Disposisi Matematik Siswa SMP melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Tesis pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Bandura, A. (1997). Self Efficacy. The exercise of Control. New York, W.H. Freeman and
Company.
Baron, J. B. dan Sternberg, R.J. (Editor), (1987) Teaching Thinking Skill. New York:
W.H. Freeman and Company
Berman, S. (2001) Thinking in context: Teaching for Open-mindeness and Critical
Understanding dalam A. L. Costa,. (Ed.) (2001). Developing Minds. A Resource Book
for Teaching Thinking. 3 rd Edidition. Assosiation for Supervision and Curriculum
Development. Virginia USA
Budiyanto, A.M. (2014). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis dan Kreatif Matematik
serta Kemandirian Belajar Siswa SMA melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.
Program Pascasarjana STKIP Siliwangi Bandung

22
Departemen Nasional Pendidikan. (2013). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Nomor 69 Tahun 2013. Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Alyah.
Ghozi, A. (2010). Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa dan Implementasinya dalam
Pembelajaran. Makalah disampaikan pada Pelatihan Tingkat Dasar Guru Bahasa
Perancis Tanggal 24 Okober s.d 6 November 2010
Gunawan, H. (2014). Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif Matematik Siswa SMP
melalui Pembelajaran Berbantuan Komputer. Tesis pada Sekolah Pascasarjana UPI.
Tidak diterbitkan.
Hendriana, H. (2009). Pembelajaran dengan Pendekatan Methaporical Thinking untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik, Komunikasi Matematik dan
Kepercayaan Diri Siswa Sekolah Menengah Pertama. Disertasi pada Sekolah Pasca
Sarjana UPI : tidak diterbitkan.
Hendriana, H. (2013). Membangun Kepercayaan Diri Siswa melalui Pembelajaran
Matematika Humanis. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika, di STKIP Siliwangi Bandung, tanggal 31 Agustus 2013.
Isnaeni (2014). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Komunikasi serta
Disposisi Matematik Siswa SMA melalui Pembelajaran Generatif. Tesis pada Program
Pascasarjana STKIP Siliwangi Bandung. Tidak diterbitkan.
Jayadipura, Y. (2014). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis
serta Kemandirian Belajar Siswa SMA melalui Pembelajaran Kontekstual. Program
Pascasarjana STKIP Siliwangi.Bandung.
Maya, R. (2005). Mengembangkan Kemampuan Matematik Tingkat Tinggi Siswa SMA melalui
Pembelajaran Langsung dan Tak Langsung. Tesis pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Mudzakir, H. (2006). Meningkatkan Kemampuan Representasi Multipel Matematik Siswa SMP
melalui Strategi Think-talk-write. Tesis pada Pascasarjana UPI, tahun 2006.
Munandar, U. (1987). Creativity and Education. Disertasi Doktor. Fakultas Psikologi-UI.
Jakarta : Tidak diterbitkan
Munandar, S.C.U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Petunjuk
Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia.
Nindiasari, H. (2013). Meningkatkan kemampuan berpikir reflektif dan kemandirian belajar
matematis melalui pendekatan metakognitif pada siswa SMA. Disertasi pada Pascasarjana
UPI. Makalah dimuat dalam Jurnal Nasional, Edusentris, No. .. Vol. Hal... 2014
Permana, Y. (2010). Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi serta Disposisi Matematik:
Eksperimen terhadap Siswa SMA melalui Model Eliciting Activities
Disertasi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Polking J. (1998). Response To NCTM's Round 4 Questions [Online] In
http://www.ams.org/government/argrpt4.html.
Rachmat, U,S. (2014). Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah
Matematik serta Kepercayaan Diri Siswa SMP melalui Pembelajaran Kontekstual
berbantuan Mathematical Manupulative. Thesis at Post Graduate Study, Siliwangi School
of Teacher Training and Education, Bandung.
Rochaeti, E.E.(2008). Pembelajaran dengan Pendekatan Eksplorasi untuk Mengembangkan
Kemampuan Berfikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama,
Disertasi pada Sekolah pascasarjana UPI. Tidak diterbitkan
Rosliawati, Iis, S.E. (2014). Mengembangkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi serta
Disposisi Matematik Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Program
Pascasarjana STKIP Siliwangi Bandung

23
Sinurat, R. (2014). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif serta Disposisi
Matematik Siswa SMA melalui Pembelajaran Kontekstual. Tesis pada Pascasarjana
STKIP Siliwangi, Bandung, tidak dipublikasi.
Sauri, S. (2010). Membangun Karakter Bangsa melalui Pembinaan Profesionalisme Guru
Berbasis Pendidikan Nilai. Jurnal Pendidikan Karakter. Vol.2. No.2.
Sumarmo, U. (1987). Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMA
Dikaitkan dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa dan Komponen Proses Belajar
Mengajar. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, tidak
dipublikasi.
Sumarmo, U. (2006). Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana dikembangkan
pada Peserta Didik. Makalah disampaikan pada seminar di FPMIPA, Universitas
Pendidikan Indonesia. Dimuat dalam Website Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia.
Sumarmo, U. (2010). Pengembangan Berpikir dan Disposisi Kritis, Kreatif pada Peserta Didik
dalam Pembelajaran Matematika. Makalah dimuat dalam Website Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumarmo, U., Hidayat, W., Zulkarnaen, R., Hamidah, Sariningsih, R. (2012). Kemampuan
dan Disposisi Berpikir Logis, Kritis, Dan Kreatif Matematis: Eksperimen terhadap Siswa
SMA Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Strategi Think-Talk-Write.
Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 17, No.1, 17-33, April 2012.
Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: CV.Alfabet
Syaban, M. (2008). Menumbuhkan daya dan disposisi siswa SMA melalui pembelajaran
investigasi. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, tidak
dipublikasi.
Umar, A. M. (2014). Meningkatkan Kemampuan Koneksi, Representasi, dan Self Efficacy
Matematis Siswa SMP melalui Pendekatan Kontekstual dengan Stretegi Formulate-
Share-Listen-Creat. Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia,
tidak dipublikasi.
Wongsri, N., Cantwell, R.H., Archer, J. (2002). The Validation of Measures of Self-Efficacy,
Motivation and self-Regulated Learning among Thai tertiary Students. Paper presented
at the Annual Conference of the Australian Association for Research in Education,
Brisbane, December 2002
Yonandi (2010). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik
melalui Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Komputer pada Siswa Sekolah Menengah
Atas. Disertasi pada PPs UPI, tidak dipublikasikan

24

Anda mungkin juga menyukai