1. KHAIRUNNISA 4193131046
2. ZENY AFRISKA BARUTU 4193131016
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
yang berlimpah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Intelegensi, Minat dan Bakat” ini sebagai tugas rutin untuk memenuhi mata
kuliah Psiklogi Pendidikan. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak akan sanggup
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para pendukung penulis dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Ibu Khairunnisa, S.Pd, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah yang telah memberikan bimbingan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca agar menjadi lebih baik lagi. Kami
juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca baik secara pribadi
maupun kelompok.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Defenisi Intelegensi 3
2.2 Defenisi Minat 4
2.3 Dafenisi Bkat 6
2.4 Perbedaan Intelegensi, Minat dan Bakat 7
2.5 Keterkaitan Intelegeni, Minat dan Bakat dengan
Proses Belajar Siswa 8
BAB III KESIMPULAN 10
DAFTAR PUSTAKA 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan intelegensi.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan minat.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan bakat.
4. Memahami perbedaan intelegensi, minat dan bakat.
5. Mengetahui keterkaitan intelegensi, minat dan bakat dalam proses belajar
siswa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Pembawaan
pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir
batas kesanggupan kita, yakni dapat tindaknya seseorang memecahkan suatu soal,
pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita.
b. Kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, Tiap organ (fisik dan psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia
telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
c. Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi.
d. Minat dan Pembawaan yang Khas
Minat mengarahkan pembuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi pembawaan itu. Dorongan-dorongan (motif-motif) yang
mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
e. Kebebasan
kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang
tertentu dalam memecahkan masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih
metode juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Sedangkan menurut Bayley, faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan intelektual individu, yaitu:
a. Keturunan
b. Latar belakang sosial ekonomi
c. Lingkungan hidup
d. Kondisi fisik
e. Iklim emosi
4
mengartikan bahwa minat sebagai rasa senang atau tidak senang dalam
menghadapi suatu objek. Sedangkan Slameto (2003:180) mengatakan bahwa
minat itu sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang memerintah.
Ada beberapa jenis minat menurut Guilford (1956), diantaranya adalah :
1. Minat vokasional, merujuk pada bidang – bidang pekerjaan.
Minat profesional : minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial.
Minat komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli,
periklanan,akuntansi, kesekretariatan dan lain–lain.
Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain–lain.
2. Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi.
Misalnya petualang, hiburan, apresiasi, ketelitian dan lain–lain.
Menurut Samsudin (1961: 8) minat jika dilihat dari segi timbulnya terdiri
dari dua macam yaitu:
1. Minat spontan, minat yang timbul dengan sendirinya secara langsung.
2. Minat yang disengaja, minat yang dimiliki karena dibangkitkan atau
ditimbulkan.
5
3. Emosional Factor
Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek
misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan
tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah
semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya
kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.
6
2. Bahasa (Linguistic)
Bakat untuk menggunakan kata-kata, baik oral maupun verbal, secara
efektif.
3. Logika dan Matematis (Logical-Mathematical)
Bakat untuk mengerti dan menggunakan angka secara efektif, termasuk
mempunyai kemampuan kuat untuk mengerti logika.
4. Pemahaman Alam (Naturalist Intelligence)
Mengenali dan menggolongkan dunia tumbuhan dan binatang, termasuk
dalam memahami fenomena alam.
5. Musikalitas (Musical)
Bakat untuk memahami musik melalui berbagai cara.
7
Intelegensi Bakat Minat
Pembawaan (Hereditas) Pembawaan (Hereditas) Lingkungan
Lepas dari aspek suka Lepas dari aspek suka Orientasi pada hobi/
atau tidak suka atau tidak suka kesukaan semata
Permanen, tetapi dapat
Tidak mudah berubah Mudah berubah sesuai
berubah jika dipengaruhi
dan bersifat permanen dengan tren yang ada
faktor-faktor tertentu
Genetik lebih dominan Genetik lebih dominan Genetik tidak dominan
Membutuhkan latihan Membutuhkan latihan Membutuhkan latihan
Tidak selalu berdasarkan
Membutuhkan motivasi Membutuhkan motivasi
motivasi
8
ada juga diantara mereka yang menjadi pembersih kantor, tukang sapu jalan, dan
pekerja kasar lainnya.
Dengan demikian orang-orang yang memiliki kemampuan IQ yang tinggi
tidak selamanya akan berhasil dalam hidupnya. Penelitian serupa juga dilakukan
oleh Harjito dkk., (1993) pada siswa SMA di Indonesia yang memperoleh prestasi
belajar rendah atau yang mempunyai permasalahan kesukaran belajar di sekolah.
Hasilnya menunjukkan tidak selamanya siswa yang memiliki prestasi belajar
rendah dan memiliki kesukaran belajar berasal dari siswa yang memiliki
inteligensi rendah. Kenyataan menunjukkan beberapa siswa yang memiliki IQ
diatas rata-rata memiliki prestasi belajar yang rendah dan beberapa memiliki
permasalahan dalam belajar.
Maka dapat disimpulkan bahwa Intelegensi, bakat dan minat pada peserta
didik harus dikembangkan secara bersamaan dan bertahap. Sebab ketiganya
memiliki keterkaitan satu sama lain. Seorang anak didik yang tahu akan kapasitas
intelegensi, bakat dan minatnya sejak dini akan mampu menjadikan bakat tersebut
sebagai bekal untuk memperoleh kekuatan saat mereka dewasa nanti dan akan
membuka peluang bagi mereka untuk menjadi orang yang sukses. Adapun guru
sebagai fasiliatator pembelajaran yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan siswa sebaiknya dapat mengenali kemampuan seperti apa yang
dimiliki oleh siswanya.
Untuk meningkatkan kemampuan intelegensi, bakat dan minat peserta
didik dengan baik maka seorang pendidik harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Dorongan. Dorongan secara berlebihan (pemaksaan) pada anak didik dapat
melunturkan motivasi anak untuk mengembangkan diri mereka.
2. Pujian. Pujian yang berlebihan tanpa kendali emosi dapat membawa anak
terjebak ke dalam sikap lupa diri.
BAB III
KESIMPULAN
9
Setiap individu memiliki tingkat intelegensi yang berbeda satu sama lain.
Sama juga halnya juga dengan minat dan bakat. Sesorang tidak bias dipaksakan
untuk menyukai atau mampu dalam suatu hal karena setiap individu memiliki
dorongan tersendiri untuk menyukai sesuatu. Dimana dorongan itu dating dari
dalam diri individu itu sendiri. Perbedaan yang khas dan unik pada individu
disebut dengan keberagaman individual. Keberagaman individual menyebabkan
perbedaan kemampuan intelegensi, bakat dan minat pada setiap individu.
Dengan memahami kapasitas (intelegensi, bakat dan minat) anak didiknya,
seorang guru akan mampu merancang model pembelajaran seperti apa yang sesuai
dengan kemampuan intelegensi anak didiknya sehingga dapar meningkatkan
minat dan motivasi yang tinggi dalam proses belajar peserta didik. Proses
pembelajaran yang dilandasi oleh pemahaman terhadap peserta didik juga dapat
mengembangkan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu seorang
guru yang mengenali bakat dan minat peserta didik akan mampu mengarahkan
anak didiknya dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Sehingga
dengan adanya perkembangan-perkembangan tersebut diharapkan dapat menjadi
indikator meningkatnya hasil prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
10
Milfayetty, Sri. 2015. Psikologi Pendidikan. Medan : Unimed
Press.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sit, Masganti. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan : Perdana Publishing.
11