PSIKOLOGI PENDIDIKAN
OLEH :
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT, yang memberikan rahmat serta
karunianya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan “Tugas Rutin” dengan baik dan
tepat pada waktunya. Tugas ini di buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah Saya yaitu
“Intelegensi,Bakat dan Minat”.
Penyusunan Makalah ini merupakan salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi pendidikan yang
diampukan oleh Ibu Dra. RAHMULYANI, M.Pd. Kons dengan adanya tugas ini diharapkan
dapat mempermudah saya dan pembaca dalam memahami Intelegensi,Bakat dan Minat.
Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini karena sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas,karena keterbatasan ilmu dan
pemahaman saya yang belum seberapa. Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik
dari pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Atas
perhatiannya saya mengucapkan terimakasih.
III. Minat 7
IV. Hubungan Intelegensi,Bakat dan Minat 8
BAB III Penutup 9
I. Kesimpulan 9
II. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
I. Latar Belakang
Setiap manusia sudah mendapat anugerah dari Tuhan berupa potensi dasar
dan kapasitas yang berbeda-beda setiap individunya. Seiring perjalanan
kehidupan, potensi tersebut akan berkembang sesuai pengalaman-
pengalaman yang diperolehnya. Dalam perkembangannya, anak akan semakin
meningkatkan berbagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya.
Kecerdasan (intelegensi) individu sendiri berkembang berhubungan dengan
interaksi antar aspek perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan
yang lainnya serta antar individu yang satu dengan individu yang lainnya,
begitu juga dengan alamnya. Sehigga, individu mempunyai kemampuan untuk
belajar dan meningkatkan potensi kecerdasan apa yang dimiliki. Kemudian,
bakat adalah anugerah yang tidak boleh disia – siakan dan harus
dikembangkan secara maksimal. Setiap manusia terlahir dengan memiliki bakat
tertentu yang dimiliki secara alamiah, yang pasti memerlukan latihan untuk
membangkitkan dan mengembangkannya.
Sebagai mahasiswa sekaligus calon guru, hendaknya memahami atau
setidaknya mempelajari ilmu mengenai intelegensi dan bakat serta minat yang
dimiliki seorang anak didik.
II. Rumusan Masalah
a) Apa yang pengertian dari Intelegensi,bakat dan Minat?
b) Apa saja faktor yang mempengaruhi intelegensi,bakat dan minat?
c) Apa saja tahap perkembangan Intelegensi,bakat dan minat?
d) Apa saja Apa saja bentuk dari intelegensi,bakat dan minat?
e) Apa hubungan antara intelegensi,bakat dan minat?
III. Tujuan
Adapun penyusunan Makalah ini untuk memenuhi tugas rutin mata kuliah
Psikologi pendidikan. Selain penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi
penulis maupun pembaca makalah ini.
I. Intelegensi
A. Pengertian Intelegensi
Menurut William Stern inteligensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan
diri kepada kebutuhan baru dengan menggunakan alat-alat berfikir yang
sesuai dengan tujuan. (Agus Sujanto,1986:66).
Sebagai pembahasan perbincangan tentang inteligensi harus didasarkan
pada empat hal pokok yakni:
a. Bahwa inteligensi itu ialah faktor total. Berbagai macam daya jiwa erat
bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan, perhatian, minat, dan
sebagainya untuk mempengaruhi inteligensi seseorang).
b. Bahwa manusia hanya dapat mengetahui inteligensi dari tingkah laku atau
perbuatannya yang tampak. Inteligensi hanya dapat kita ketahui dengan cara
tidak langsung, melalui “kelakuan inteligensinya”.
c. Bahwa bagi suatu perbuatan inteligensi bukan hanya kemampuan yang
dibawa lahir saja yang penting. Faktor faktor lingkungan dan pendidikan pun
memegang peranan.
d. Bahwa manusia dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan
tujuan tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara cara
untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu (M. Ngalim Purwanto,1987:53).
B. Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Intelegensi
Perbawaan, ialah gejala kesanggupan kita yang telah kita bawa sejak lahir,
dan yang tidak sama pada setiap orang.
Kemasakan, ialah saat munculnya sesuatu daya jiwa kita yang kemudian
berkembangan dan mencapai saat puncaknya.
Pembentukan, ialah segala faktor luar yang mempengaruhi inteligensi
dimasa perkembangannya.
Minat, inilah yang merupakan motor penggerak dariinteligensi kita. (Agus
Sujanto,1985:66).
C. Teori-Teori Intelegensi
1. Lewis Terman (1900)
Terman melanjutkan kerja yang dilakukan oleh Binet dalam melakukan
pengukuran inteligensi dengan mempertahankan konsep Binet mengenai
usia mental . Menurut Terman, inteligensi merupakan satu kemampuan tunggal
yangdisebut usia mental (mental age). Usia mental adalah kemampuan yang
seharusnya dimiliki ratarata anak pada usia tertentu. Dia mendefinisikan
inteligensi sebagai kemampuan untuk berpikir abstrak (Winkel, 1996:139). Dia
yakin bahwa inteligensi merupakan faktor tunggal yang merupakan kemampuan
10 | I n t e l e g e n s i , B a k a t d a n M i n a t
Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri seseorang tersebut.
Faktor internal itu terdapat di antaranya:
Faktor hereditas sebagai faktor pertamamunculnya bakat. Dari segi
biologi, bakat sangat berhubungan dengan fungsi otak. Bila otak kiri
dominan, segala tindakan dan verbal, intelektual sequensial, teratur rapi,
dan logis. Sedangakan otak kanan berhubungan dengan spasial, non
verbal, estetik dan artistik serta atletis.
Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan
potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri. Hal ini akan
membantu anak dalam membentuk konsep serta optimis dan percaya
diri dalam mengembangkan minat bakatnya
2. Faktor Eksternal
Anak itu sendiri. Misalnya anak itu tidak atau kurang berminat untuk
mengembangkan bakat-bakat yang ia miliki, atau kurang termotivasi untuk
mecapai prestasi yang tinggi, atau mungkin pula mempunyai kesulitan atau
masalah pribadi sehingga ia mengalami hambatan dalam pengembangan driri
dan berprestasi sesusai dengan bakatnya.
Lingkungan Anak. Misalnya orang tuanya kurang mampu untuk menyediakan
kesempatan dan sarana pendidikan yang ia butuhkan atau ekonominya cukup
tinggi tetapi kurang memberi perhatian terhadap pendidikan anak.
D. Aspek Bakat
Ada sembilan aspek terkait bakat, yaitu visual, penalaran angka, verbal, urutan
gambar, spasial, tiga dimensi, sistematisasi, kosakata, dan figural angka.
Kesembilan aspek tersebut terjabarkan dalam bentuk subtes yang akan
diperinci lebih jauh pada penjelasan berikutnya.
Aspek visual ini adalah salah satu tes yang paling dekat dalam mengukur
kecerdasan ‘alami’, yaitu, kecerdasan yang di dapat saat kita dilahirkan
dibandingkan dengan kemampuan yang diperoleh. Tes visual adalah salah satu
langkah ‘murni’ dari bakat, pengujian penalaran Individu dengan petunjuk
yang tidak memiliki kata-kata atau angka.
Aspek penalaran angka melibatkan pemahaman terkait hubungan antara
angka dan mendeteksi pola. Meskipun beberapa keterampilan ilmu hitung
diperlukan, tes ini mengukur potensi matematika dengan cara yang lebih luas
daripada keterampilan aritmatika.
Aspek verbal yaitu keterampilan menyelidiki yang membutuhkan analisis kritis
dari fakta-fakta yang diberikan, dan menuntut bahwa Individu membuat
asumsi logis tentang informasi yang hanya bisa berasal dari apa yang telah
diberikan selama ini, karena informasi penting tidak diberikan kepada Individu
secara langsung. Aspek urutan gambar dilakukan untuk mengukur
kemampuan penalaran secara kualitatif dengan menggunakan urutan gambar
dengan mendeteksi komponen yang hilang.
11 | I n t e l e g e n s i , B a k a t d a n M i n a t
Aspek spasial ini adalah tes yang berguna untuk mendeteksi, potensi dalam
memahami masalah abstrak serta yang sering berhubungan dengan seni dan
desain. Kemampuan untuk memahami rotasi bentuk dalam beberapa cara
dengan mengubah hal-hal di atas dalam pikiran seseorang. Kemampuan yang
relevan dengan berbagai bidang usaha di mana fleksibilitas berpikir seseorang
adalah hal yang penting.
Aspek tes sistematisasi ini mengukur kemampuan untuk menganalisa dan
kemampuan untuk mengorganisasi simbol dan ruang. Aspek tes Kosa Kata
dilakukan mengukur kecerdasan dalam memilih dan mengekspresikan diri
melalui penggunaan kata-kata, mengingat kata-kata, bentuk konsep dan
ekspresi informasi serta ide-ide yang abstrak. Sedangkan aspek tes Figural
Angka ini mengukur kemampuan Individu dalam aritmatika pada situasi
sehari-hari. Tes Spasial digunakan untuk mengukur kemampuan dalam
mendeteksi potensi diri dalam memahami masalah abstrak dalam
berhubungan dengan seni dan desain. Aspek tes Tiga Dimensi mengukur
kemampuan individu dalam melihat sesuatu secara lebih luas untuk melihat
indikator potensi kreatif.
Aspek tes Kosa Kata digunakan untuk mengukur kecerdasan dalam memilih
dan mengekspresikan diri melalui penggunaan kata-kata, mengingat kata-
kata, bentuk konsep serta ekspresi informasi serta ide-ide yang abstrak Tes
Figural Angka digunakan untuk mengukur kemampuan aritmatika pada situasi
sehari-hari.
3. Minat
A. Pengertian Minat
Syah (2008) secara sederhana mengungkapkan bahwa minat berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Slameto (2003) menambahkan bahwa minat terhadap
sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta
mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap
sesuatu merupakan hasil belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap
sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong kegiatan belajar
selanjutnya, minat juga merupakan suatu pemusatan perhatian yang
tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan tergantung
dari bakat dan lingkungan. Minat merupakan salah satu faktor penentu
dalam keberhasilan pendidikan.
Minat bisa berhubungan dengan daya gerak dan pendorong seseorang
untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan ataupun
dapat berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan
sendiri. Minat dapat menjadi penyebab partisipasi dalam suatu kegiatan.
Minat dianggap sebagai respon sadar, sebab jika tidak demikian tidak
akan berarti apa-apa. Minat bersifat sangat pribadi, meskipun bersifat
12 | I n t e l e g e n s i , B a k a t d a n M i n a t
sangat pribadi, minat dipengaruhi oleh lingkungan. Setiap orang harus
mengembangkan minat yang dimilikinya.
B. Ciri-ciri Minat
Menurut Slameto (2003), ciri-ciri minat yang ada pada diri masing-masing
individu adalah sebagai berikut:
Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari
kemudian.
Minat dapat diekspresikan melalui suatu pertanyaan yang
menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai suatu hal daripada
hal lain.
Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
Minat mempunyai segi motivasi dan perasaan. Peserta didik yang
memiliki minat terhadap suatu obyek akan cenderung memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap obyek tersebut.
13 | I n t e l e g e n s i , B a k a t d a n M i n a t
manusia. Selanjutkan Crow dan Crow menyatakan ada 3 faktor yang
mempengaruhi minat, yaitu;
Faktor dorongan atau keinginan dari dalam (inner urges), yaitu
dorongan atau keinginan yang berasal dari dalam diri seseorang
terhadap sesuatu akan menimbulkan minat tertentu. Termasuk di
dalamnya berkaitan dengan faktor – faktor biologis yaitu faktor –
faktor yang berkaitan dengan kebutuhan – kebutuhan fisik yang
mendasar.
Faktor motif sosial (social motive), yaitu motif yang dikarenakan
adanya hasrat yang berhubungan dengan faktor dari diri seseorang
sehingga menimbulkan minat tertentu. Faktor ini menimbulkan
seseorang menaruh minat terhadap suatu aktifitas agar dapat diterima
dan diakui oleh lingkungan termasuk di dalamnya faktor status sosial,
harga diri, prestise dan sebagainya.
Faktor emosional (emotional motive), yaitu motif yang berkaitan
dengan perasaan dan emosi yang berupa dorongan – dorongan, motif
– motif, respon – respon emosional dan pengalaman – pengalaman
yang diperoleh individu.
Dari pendapat – pendapat yang dikemukakan oleh Engel (1994), Kotler
(1994), dan Loudon & Bitta (1993), faktor – faktor yang berpengaruh
pada minat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi pengalaman, kepribadian, sikap dan
kepercayaan, serta konsep diri. Faktor eksternal meliputi budaya, sosial,
kelompok referensi dan keluarga. Faktor internal individu berupa
pengalaman merupakan hasil dari proses belajar yang akan menambah
wawasan individu. Pada saat proses terjadi, individu akan
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan objek. Hasil
pemrosesan akan menentukan sikap individu terhadap objek.
4. Hubungan Intelegensi,Bakat dan Minat
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang
umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik.
Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu
kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau
ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat
atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk
menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat
segera diketahui lewat tes inteligensi.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes
bakat atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap
14 | I n t e l e g e n s i , B a k a t d a n M i n a t
prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test
dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan
Interest Inventory. Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah Tes Potensi
Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE). Sedangkan contoh
dari Vocational Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential
Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational Interest Survey.
BAB III
PENUTUP
15 | I n t e l e g e n s i , B a k a t d a n M i n a t
a. Kesimpulan
Kecerdasan (intelegensi) individu sendiri berkembang berhubungan dengan
interaksi antar aspek perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan
yang lainnya serta antar individu yang satu dengan individu yang lainnya, begitu
juga dengan alamnya. Sehigga, individu mempunyai kemampuan untuk belajar
dan meningkatkan potensi kecerdasan apa yang dimiliki. Kemudian, bakat
adalah anugerah yang tidak boleh disia – siakan dan harus dikembangkan secara
maksimal. Setiap manusia terlahir dengan memiliki bakat tertentu yang dimiliki
secara alamiah, yang pasti memerlukan latihan untuk membangkitkan dan
mengembangkannya.
b. Saran
Psikologi pendikan ini penting bagi semuanya bagi pendidik maupun peserta
didik, maka dari itu kita harus mempelajarinya dengan benar dan paham agar
proses pembelajaran bisa berjalan baik dan terwujudnya tujuan nasional negara
Indonesia. Sebagai mahasiswa sekaligus calon guru, hendaknya memahami atau
setidaknya mempelajari ilmu mengenai intelegensi dan bakat serta minat yang
dimiliki seorang anak didik.
Bibliography
16 | I n t e l e g e n s i , B a k a t d a n M i n a t
cosynook. (2013, 2 14). Teori Minat. Retrieved 3 7, 2021, from cosynook:
https://cosynook.wordpress.com/2013/02/14/teori-minat/#:~:text=Nugroho
%20(1982)%20menyatakan%20bahwa%20minat,hubungan%20tersebut%2C%20semakin
%20besar%20minatnya.
Kemendikbud, D. P. (2016, Januari). Buku minat dan baka hires. Retrieved Maret 7, 2021, from
repositori kemdikbud: http://repositori.kemdikbud.go.id/281/1/Buku%20minat%20dan
%20bakat%20hires%20new.pdf.pdf
Purwanto. (2010). Intelegensi: Konsep dan Pengukurannya. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 480-
482.
Sutrisna, I. P. (2010, 11 7). Mari Berbagi Pengetahuani . Retrieved 3 7, 2021, from Mari Berbagi
Pengetahuani : http://putusutrisna.blogspot.com/2010/11/hubungan-intelegensi-minat-
bakat-serta.html
17 | I n t e l e g e n s i , B a k a t d a n M i n a t