Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING

“MULTIPLE INTELLIGENT”
Disusun Sebagai Tugas Sekolah

Oleh

Kelompok 4

Kelas X- MIPA 6

NAMA KELOMPOK:

1. AHMAD ALIF RIYAN MAHDY (02)


2. MOCHAMMAD FAIZUN MUGHNI (22)
3. MOCHAMMAD VICKY BACHRUDDIN (23)
4. RIZKY WANTORO (34)

DINAS PENDIDIKAN KAB. PASURUAN


SMA NEGERI 1 BANGIL
Jl Bader No. 3, Kalirejo, Bangil, Telp : ( 0343 ) 741873. Fax : ( 0343 ) 741219.
Website : www.sman1bangil.sch.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
KATA PENGANTAR iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan masalah 1
1.3 Tujuan 1
1.4 Manfaat 2

BAB II – PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Intelegensi 3
2.2 Ciri-Ciri Perbuatan Intelegensi 3
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi 4
2.4 Konsep Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence) 4
2.5 Macam-macam kecerdasan 5

BAB III – PENUTUP


3.1 Kesimpulan 11
3.2 Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 11

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkah yang telah
melimpahkan rahmat serta karunianya kepada kami sehingga makalah bimbingan
konseling yang berjudul “ MULTIPLE INTELGENT ” dapat diselesaikan sesuai
rencana.

Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas sekolah kelas X Dalam
penyelesaian makalah ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan juga kepada:
1. Bapak Yahya Rudi H.,S.Pd selaku guru pembimbing
2. Petugas perpustakaan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
3. Dan kepada teman teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
segala kritik dan saran dari pembaca akan kami terima dengan senang hati.Semoga
makalah ini memberikan manfaat bagi pembacanya.

Bangil, 30 Agustus 2016

Penulis

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kecerdasan atau intelejensi seseorang dibawa dari pertama kali ia dilahirkan. Akan tetapi
perkembangan kecerdasan atau intelegensi itu didapatkan seseorang seiring
perkembangannya dalam kehidupan. Kecerdasan terbagi-bagi menjadi tiga bagian, yaitu
kecerdasan intelektual atau IQ, kecerdasan spiritual atau SQ, dan kecerdasan emosional atau
EQ. ketiga bentuk kecerdasan ini tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Agar
terjadi keseimbangan maka ketiganya harus diasah dengan baik melalui suatu proses
pembelajaran dan pengalaman-pengalaman tersendiri.
Menurut Piaget perkembangan intelegensi atau kecerdasan anak itu terbagi menjadi
empat tahap, yaitu tahap sensori motorik antara umur 0-2 tahun, tahap praoperasional (2-7
tahun), tahap operasional konkret (7-12 tahun), dan tahap operasional formal (12 tahun-
seterusnya). Tahapan-tahapan ini pasti dilalui oleh anak dalam perkembangannya dari lahir
sampai ia dewasa. Menurut piaget apabila satu tahap saja tidak dilalui oleh seorang anak,
maka itu akan berakibat pada kecerdasan anak itu sendiri.
Intelegensi sangat penting bagi kehidupan seseorang, karena tanpa intelegensi tersebut,
seseorang tidak akan mampu untuk membedakan sesuatu, baik itu hal yang nyata ataupun hal
yang tidak nyata. Jika kita membicarakan intelegensi maka tidak terlepas dari proses
pembelajaran. Karena intelejensi itu berkembang dan didapatkan melalui proses
pembelajaran. Jika intelegensi itu tidak diasah maka intelegensi itu tidak akan berkembang
dan tidak akan ada perubahan. Daya pikir seseorang yang telah mendapat didikan dari
sekolah (pembelajaran), menunjukkan sifat-sifat yang lebih baik daripada anak yang tidak
bersekolah.
Intelegensi atau kecerdasan tidak hanya terpaut pada kecerdasan individual, tetapi ada
pula kecerdasan majemuk. Melalui teori kecerdasan majemuk akan menghindari adanya
penghakiman terhadap manusia dari sudut pandang intelejensi. Pendidikan atau pembelajaran
kecerdasan ganda berorientasi pada pengembangan potensi anak bukan berorientasi pada
idealisme guru atau orang tua.
Dengan paparan di atas maka kami akan mencoba untuk membahas tentang kecerdasan
majemuk atau multiple intelligences. Agar kecerdasan majemuk itu dapat dikembangkan
dengan baik dalam proses pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam rumusan masalah ini,kami merumuskan beberapa masalah pokok yang akan
menjadi pokok bahasan dalam karya tulis ini,diantaranya seagai berikut:
1. Apakah pengertian intelegensi itu?
2. Bagaimanakah ciri-ciri perbuatan intelegensi?
3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi?
4. Bagaimana konsep kecerdasan majemuk itu?
5. Apa saja macam – macam bentuk kecerdasan manusia ?

1.3 Tujuan
Dari apa yang telah dipaparkan diatas, laporan ini disampaikan dengan tujuan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian intelegensi
2. Memahami bagaimana ciri-ciri perbuatan intelegensi
3. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi intelegensi
4. Memahami konsep kecerdasan majemuk
5. Untuk mengetahui macam – macam bentuk kecerdasan manusia

1
1.4 Manfaat
Dari apa yang telah dilakukan kita bisa mengambil manfaat sebagai berikut :
Bagi Penulis :
Menjadikan kami mengerti tentang kecerdasan majemuk. Dan juga
mengetahui bagaimana intelegensi itu berpengaruh bagi kehidupan kita. Agar
kita bisa memanfaatkan teori kecerdasan majemuk itu dalam proses
pembelajaran.
Bagi Pembaca :
Sebagai referensi untuk penulisan makalah selanjutnya dan sebagai
bahan bacaan bagi pembaca untuk mengetahui tentang arti kecerdasan yang
sesungguhnya . Serta meningkatkan minat membaca dan rasa ingin tahu yang
tinggi terhadap kecerdasan prbadi seseorang.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Intelegensi


Orang berpikir menggunakan pikiran atau inteleknya. Cepat tidaknya dan
terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuan intelelejensinya.
Dilihat dari intelejensinya kita dapat mengatakan seseorang itu pandai atau bodoh. Intelejensi
ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu
dengan cara yang tertentu.
William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut, Intelegensi ialah kesanggupan
untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir
yang sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar
tergantung dengan dasar dan turunan. Pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh
kepada intelegensi seseorang. Juga Prof. Waterink seorang Mahaguru di Amsterdam,
menyatakan bahwa menurut penyelidikannya belum dapat dibuktikan bahwa intelegensi
dapat diperbaiki atau dilatih. Belajar berpikir hanya diartikannya bahwa banyaknya
pengetahuan bertambah akan tetapi tidak berarti bahwa kekuatan berpikir bertambah baik.
Pendapat-pendapat baru membuktikan bahwa intelegensi pada anak-anak yang lemah
pikiran dapat juga dididik dengan cara yang lebih tepat (lihat hasil penyelidikan Frohn
dimuka). Juga kenyataan membuktikan bahwa daya pikir anak-anak yang telah mendapat
didikan dari sekolah, menunjukkan sifat-sifat yang lebih baik daripada anak yang tidak
bersekolah. Dari batasan yang dikemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa:
Intelegensi itu ialah faktor total, berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di
dalamnya (ingatan ,fantasi, perasaan, minat dan sebagainya turut mempengaruhi seseorang).
Kita hanya dapat mengetahui intelegensi dari tingkah laku atau perbuatannyayang
tampak. Intelegensinya dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung melalui kelakuan
intelegensinya.
Bagi suatu perbuatan intelegensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir
saja yang penting. Faktor-faktor lingkungan dan pendidikan pun memegang peranan.
Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan
yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai
tujuan itu.

2.2. Ciri-Ciri Perbuatan Intelegensi


Suatu perbuatan dapat dianggap intelegensi bila memenuhi beberapa syarat antara
lain:
Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru bagi yang
bersangkutan. Umpamanya ada soal: “Mengapa api jika ditutup dengan sehelai karung bisa
padam? Ditanyakan kepada anak yang baru bersekolah dapat menjawab dengan betul maka
jawaban itu intelegensi. Tetapi jika pertanyaan itu dijawab oleh anak yang baru saja
mendapat pelajaran Ilmu Alam tentang api, hal itu tidak dapat dikatakan intelegensi.
Perbuatan intelejen sifatnya serasi tujuan dan ekonomis. Untuk mencapai tujuan yang
hendak diselesaikannya., dicari jalan yang dapat menghemat waktu dan tenaga. Saudara
kehilangan pulpen di suatu lapangan. Bagaimana cara mencarinya? Bagaimana menebang
pohon-pohon di rimba raya, agar dalam waktu singkat dapat merobohkan banyak pohon?
Cara mengambil kelapa di Lampung dengan memakai galah yang panjang, sedangkan di
daerah Jawa pada umumnya dengan memanjat batangnya satu-satu. Mengapa
Masalah yang dihadapi, harus mengandung suatu tingkat kesulitan bagi yang
bersangkutan. Ada suatu masalah yang bagi orang dewasa mudah
memecahkan/menjawabnya, hampir tiada berpikir , sedang bagi anak-anak harus dijawabnya
dengan otak, tetapi dapat. Jawaban anak itu intelejen.
Keterangan pemecahannya harus dapat diterima oleh masyarakat. Apa yang harus
anda perbuat jika anda lapar? Kalau jawabannya: saya harus mencuri makanan. Tentu saja
jawaban itu tidak intelejen.

3
Dalam berbuat intelejen seringkali menggunakan daya mengabstraksi. Pada waktu
berpikir, tanggapan-tanggapan dan ingatan-ingatan yang tidak perlu harus disingkirkan.
Apakah persamaan antara jendela dan daun? Jawaban yang benar memerlukan daya
mengabstraksi.
Perbuatan intelejen bercirikan kecepatan. Proses pemecahannya relative cepat, sesuai
dengan masalah yang dihadapi.
Membutuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang mengganggu
jalannya pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Apa yang akan saudara perbuat jka
sewaktu-waktu saudar melihat orang yang tertubruk mobil dan pertolongan saudara sangat
diperlukan?

2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intelejensi, sehingga terdapat perbedaan
intelejensi seseorang dengan yang lain ialah:
·Pembawaan; Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa
sejak lahir.
·Kematangan; Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah
matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing
·Pembentukan; Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelejensi. Dapat kita bedakan
pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan di sekolah-sekolah)dan
pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
·Minat dan pembawaan yang khas; Minat mengarahkan perbuatan kepada
suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu.
·Kebebasan; Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-
metode yang tertentu dalam memecahakan masalah-masalah

Semua faktor tersebut di atas bersangkut paut satu sama lain. Untuk menentukan
intelejen atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah sati
factor tersebut di atas. Intelejensi adalah factor total. Keseluruhan pribadi turut serta
menentukan dalam perbuatan intelejensi seseorang.

2.4. Konsep Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence)


Kecerdasan Majemuk adalah suatu kemampuan ganda untuk memecahkan suatu
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Konsep kecerdasan jamak ( multiple Intellegence) berawal dari karya Howard
Gardner dalam buku Frames Of Mind tahun 1983 didasarkan atas hasil penelitian selama
beberapa tahun tntang kapasitas kognitf manusia ( Human Cognitif Capacities) Gardner
menolak asumsi bahwa kognisi manusia merupakan satu kesatuan dan individu hanya
mempunyai kecerdasan tunggal. Meski sebagian besar individu menunjukkan penguasaan
yang berbeda. Individu memiliki beberapa kecerdasan dan bergabung menjadi satu kesatuan
membentuk kemampuan pribadi yang cukup tinggi. Howard Garnerd memperkenalakan
sekaligus mempromosikan hasil penelitian Projecct Zero di Amerika yang berkaitan dengan
kecerdasan ganda (multiple intelligences). Teorinya menghilangkan anggapan yang selama
ini tentang kecerdasan manusia.

4
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada satuan kegiatan manusia yang
hanya menggunakan satu macam kecerdasan, melainkan seluruh kecerdasan yang selama ini
dianggap ada 7 macam kecerdasan, dan pada buku yang mutakhir ditambahkan lagi 3 macam
kecerdasan. Semua kecerdasan ini bekerja sama sebagai satu kesatuan yang utuh dan terpadu.
Komposisi keterpaduannya tentu saja bebeda-beda pada masing-masing budaya. Namun
secara keseluruhan semua kecerdasan tersebut dapat diubah dan ditingkatkan. Kecerdasan
yang paling menonjol akan mengontrol kecerdasan-kecerdasan lainnya dalam memecahkan
masalah.
Berdasarkan pada teori Gardner, David G. Lazear memberikan petunjuk untuk
mengubah dan meningkatkan kecerdasan-kecerdasan tersebut lengkap dengan
instrumentasinya dalam pembelajaran. Ia mengembangkan proses pembelajaran di kelas yang
memanfaatkan dan mengembangkan kecerdasan ganda anak, dengan harapan dapat
digunakan anak diluar kelas dalam mengenali dan memahami realitas kehidupan.

Pokok-pokok pikiran yang dikemukakan Garnerd adalah :


-Manusia mempunyai kemampuan meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya
-Kecerdasan selain dapat berubah dapat pula diajarkan kepada orang lain
-Kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul di bagian-bagian yang
berbeda pada sistem otak atau pikiran manusia

Pada tingkat tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh. Artinya
dalam memecahkan masalah atau tugas tertentu, seluruh macam kecerdasan manusia bekerja
bersama-sama, kompak dan terpadu.
Kecerdasan yang terkuat cenderung “memimpin”/”melatih” kecerdasan lainnya yang
lebih lemah. Dikatak juga bahwa manusia mempunyai berbagai cara untuk mendekati suatu
masalah dan hamper semuanya dipelajari secra alami.
Kecerdasan adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah atau menghasilkan
sesuatu yang dibutuhkan di dalam latar budaya tertentu. Rentang masalah atau sesuatu yang
dihasilkan mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Adapun Definisi Gardner tentang kecerdasan :
· Kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.
· Kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan.
· Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat
didalam kehidupannya.

2.5 Macam-macam kecerdasan


Penelitian Gardner mengidentifikasi ada 8 macam kecerdasan manusia dalam
memahami dunia nyata, kemudian diikuti oleh tokoh-tokohlain dengan menambahkan dua
kecerdasan lagi, sehingga menjadi 10 macam kecerdasan. Berikut akan dijelaskan secara
singkat kesepuluh kecerdasan tersebut, yaitu:

1. Kecerdasan Bahasa (Verbal- Linguistik Intelegence)


kecakapan berpikir melelui kata- kata, menggunakan bahasauntuk menyatakan dan
memmaknai arti yang kompleks.
Ciri-ciri:
a) Suka menulis kreatif di rumah, menyukai pantun lucu dan permainan kata.
b) Suka mengarang kisah khayal, menikmati, mendengarkan cerita, baca buku.
c) Sangat hafal nama, tempat, tanggal, suka mengisi teka-teki silang dll.
d) Dapat mengeja kata-kata dengan tepat dan mudah.
e) Mempunyai kosakata yang luas untuk anak seusianya.
f) Unggul dalam pelajaran sekolah yang melibatkan membaca atau menulis.
Contoh: Para Penulis, Ahli Bahasa, Sastrawan, Jurnalis, Orator.
Seperti: Abraham Lincoln & Chairil Anwar.

5
2. Kecerdasan Matematis (Logical- Mathemaical Intelegence)
Merupakan kecakapan untuk menghitung, mengkualitatif,merumuskan
proposisi,hipotesis, serta memecahkan perhitungan- perhitungan matematis yang
kompleks.
Ciri-ciri:
a) Cepat menghitung problem aritmatika di luar kepala.
b) Mampu menjelaskan masalah secara logis dan memainkan teka-teki logika.
c) Menikmati, menggunakan bahasa komputer, ahli bermain catur.
d) Suka menyusun hierarki atau struktur, memahami sebab akibat dengan mudah.
e) Menyenangi pelajaran MATEMATIKA dan IPA, serta berprestasi tinggi dalam
bidang tersebut.
Contoh: Para Ilmuan, Ahli Matematis, Akuntan, Insinyur, Pemrogram Komputer.
Seperti: Michael Faraday & Alexander Graham Bell.

3. Kecerdasan Ruang ( Visual- Spatial Intellegence)


Merupakan kecakapan berpikir dalam ruang 3 dimensi.Mampu menagkap bayangan
ruang internal dan eksternal untuk penentuan arah dirinya atau benda yang dikendalikan,
mengubah dan menciptakan karya 3 dimensi nyata.
Ciri-ciri:
a) Menonjol dalam kelas seni di sekolah.
b) Mudah menggambar sosok orang atau benda persis seperti asli.
c) Mudah membaca peta, grafik, diagram.
d) Senang melihat film, slide dan menekuni bidang fotografi.
e) Memberikan gambar visual yang jelas ketika sedang memikirkan sesuatu.
Contoh: Pilot, Nahkoda, Astronot, Pelukis, Arsitek.
Seperti: Pablo Picasso, Leonardo da Vinci, Pak Tino Sidin.

4. Kecerdasan Kinestetik/Gerak Fisik (Kinesthetik Intelegence)


Merupakan kecakapan untuk melakukan gerakan dan ketrampilan , kecakapan fisik
seperti olah raga.
Ciri-ciri:
a) Suka dan menekuni kegiatan olahraga. Seringkali mereka juga berprestasi di
bidang olahraga.
b) Tidak bisa duduk diam, pandai menirukan gerakan/perilaku orang lain.
c) Terampil dalam bidang kerajinan tangan, seperti kerajinan kayu, menjahit,
mengukir,memahat, membentuk tanah liat, melukis dengan jari.
d) Sangat suka membongkar berbagai benda dan kemudian menyusunnya kembali.
Contoh: Penari, Olahragawan, Pengrajin Profesional.
Seperti: Ade Rai, Michael Jordan, David Beckham.

5. Kecerdasan Musik ( Musical Intellegence)


Kecakapan yang dimiliki seseorang untuk menghasilkan dan menghargai musik,
sensitive terhadap melodi, ritme, nada, tangga nada.
Ciri-ciri:
a) Berprestasi dalam musik atau dapat memainkan alat musik.
b) Mempunyai suara yang bagus ketika bernyanyi sendiri atau di depan orang lain.
c) Mudah mengingat melodi lagu, mengikuti irama musik.
d) Senang mengoleksi CD/kaset.
e) Lebih bisa atau suka belajar dengan iringan musik.
f) Peka terhadap berbagai jenis musik dan suara-suara di lingkungan sekitarnya.
Contoh: Komponis, Dirigen, Musisi, Kritikus penyanyi, Kritikus musik, Pembuat
instrument musik.
Seperti: Johann Sebastian Bach, Ludwig van Beethoven,Richard Clayderman.

6
6. Kecerdasan Hubungan Sosial ( Interpersonal Intellegence)
Kecakapan memahami dan merespon serta berinteraksi dengan orang lain dengan
tepat, watak, tempramen, motivasi dan kecenderungan terhadap orang lain.

Ciri-ciri:
a) Mempunyai banyak teman, mudah bergaul atau beradaptasi dengan lingkungan.
b) Sangat mengenal lingkungan, mudah terlibat dalam kegiatan kelompok.
c) Berperan sebagai penengah keluarga ketika terjadi perselisihan.
d) Mampu bekerja, berhubungan secara efektif dan mengerti orang lain.
e) Mudah bersimpati dan berempati, sera memberikan perhatian pada orang lain.
f) Unggul dalam ilmu-ilmu sosial.
Contoh: Guru, Konselor, Aktor,Politikus.

7. Kecerdasan Kerohanian ( Intrapersonal Intellegence)


Kecakapan untuk memahami kehidupan emosional, membedakan emosi orang-orang,
pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri. Kecakapan membentuk persepsi yang
tepat terhadap orang, menggunakannya dalam merencanakan dan merencanakan dan
mengarahkan kehidupan yang lain.
Ciri-ciri:
a) Mempunyai rasa percaya diri, belajar dan bekerja dengan baik jika seorang diri.
b) Mempunyai pandangan hidup yang lain daripada pandangan umum.
c) Mampu menganalisis dan merenungkan diri.
d) Memperlihatkan sikap independen (Mandiri) atau kemauan yang kuat.
e) Bersikap realistis terhadap kekuatan dan kelemahannya.
Contoh: Psikolog, Psikiater, Filosof, Rohaniawan.
Seperti: Plato & Immanuel Kant.

8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan,
mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun
lingkungan. Intinya adalah kemampuan manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan
bagian lain dari alam semesta.
Ciri-ciri :
a. Akrab dengan hewan piaraan, suka berkebun.
b. Senang berjalan-jalan di alam terbuka atau kebun binatang.
c. Menghabiskan waktu dekat di dekat akuarium atau ekosistem yang lain.
d. Mencatat fenomena alam yang berhubungan dengan flora dan fauna.
e. Suka membawa pulang serangga, bunga, daun, dan sebagainya untuk
diperlihatkan kepada keluarga.
f. Menyenangi dan unggul dalam pelajaran biologi dan lingkungan hidup.
Seperti: Mendel & Darwin.

9. Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual banyak dimiliki oleh para rohaniawan. Kecerdasan ini
berkaitan dengan bagaimana manusia berhubungan dengan Tuhannya. Kecerdasan ini
dapat dikembangkan pada setiap orang melalui pendidikan agama, kontemplasi
kepercayaan, dan refleksi teologis.
Ciri-ciri :
a. Memiliki kemampuan refleksi yang tinggi.
b. Mampu mengendalikan dirinya dan dorongan – dorongan lainnya.
c. Memiliki kemampuan kontemplasi yang tinggi atau kemampuan mendapat
inspirasi dari berbagai hal.
d. Berani menghadapi dan memanfaakan penderitaan.
e. Berani melawan arus dan tradisi.

7
10. Kecerdasan Eksistensial ( exsistensialist intelligence)
Kecerdasan eksistensial banyak dijumpai pada para filsuf. Mereka mampu
menyadari dan menghayati dengan benar keberadaan dirinya di dunia ini dan apa tujuan
hidupnya. Melalui kontemplasi dan refleksi diri kecerdasan ini dapat berkembang.
Pada dasarnya semua orang memiliki semua macam kecerdasan di atas, namun tentu saja
tidak semuanya berkembang atau dikembangkan pada tingkatan yang sama, sehingga
tidak dapat digunakan secara efektif. Pada umumnya satu kecerdasan lebih menonjol/
kuat dari pada yang lain. Tetapi tidak berarti bahwa hal itu permanen/ tetap. Di dalam diri
manusia tersedia kemampuan untuk mengaktifkan semua kecerdasan tersebut. Teori
Garnerd ini memang masih memerlukan penelitian lebih lanjut khususnya tentang strategi
pengukuran untuk masing-masing jenis kecerdasan, serta apakah macam-macam
kecerdasan yang ada adalah sejumlah yang telah diuraiakan di atas atau masih bisa
bertambah lagi.
Ciri-ciri :
a.       Mempertanyakan hakekat segala sesuatu
b.      Mempertanyakan keberadaan peran diri sendiri di alam/ dunia
c.       Kalau bekerja sering bicara dengan diri sendiri.
d.      Lebih tenang danmenguasai diri
e.       Lebih cenderung mengutamakan kepentingan keyakinan atau agama
f.       Mampu menempatkan diri disetiap situasi  dan lingkungan

Kriteria Keabsahan Munculnya Teori Kecerdasan

a. Memiliki dasar biologis


Kecenderungan untuk mengetahui dan memecahkan masalah merupakan sifat dasar
biologis/ fisiologis manusia. Misalnya, gerak tubuh, berkomunikasi dengan orang lain,
berimajinasi sendiri, menggunakan ritme dan suara, dan lain-lain. Kecenderungan-
kecenderungan ini semua berakar pada sistem biologis manusia itu sendiri.

b. Bersifat universal bagi spesies manusia


Setiap cara untuk memahami sesuatu selalu ada pada setiap budaya, tidak peduli
kondisi sosio-ekonomi dan pendidikanya. Walaupun telah berkembang jenis ketrampilan
pada budaya yang berbeda, namun hadirnya kecerdasan adalah bersifat universal. Dengan
kata lain, kecerdasan berakar pada keberadaan spesies manusia itu sendiri.

c. Nilai budaya suatu ketrampilan


Cara untuk memahami sesuatu didukung oleh budaya manusia dan merupakan hal
yang harus diteruskan kepada generasi penerus. Contoh, pengembangan bahasa bisa berupa
tilisan pada suatu budaya,hiroglif pada budaya lain, pesan-pesan lisan, bahasa-bahasa tanda,
pada budaya lain pula. Namun bahasa formal dinilai tinggi dan merupakan kriteria
pendidikan dan sosial seseorang.

d. Memiliki basis neurologi


Setiap kecerdasan memiliki bagian tertentu pada otak sebagai pusat kerjanya, dan
yang dapat diaktifkan atau dipicu oleh informasi eksternal maupun internal.

e. Dapat dinyatakan dalam bentuk simbol


Setiap kecerdasan dapat dinyatakan dalam bentuk simbol atau tanda-tanda tertentu.
Misalnya simbol kata, gambar, music, angka, dan lain-lain. Adanya simbol-simbol tersebut
merupakan kunci bahwa kecerdasan dapat dialihkan atau diajarkan.
8
Strategi Dasar Pembelajaran Kecerdasan Ganda
Ada beberapa strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan
kecerdasan ganda, yaitu:

-Membangunkan /memicu kecerdasan , yaitu upaya untuk mengaktifkan indera dan


menghidupkan kerja otak.
-Memperkuat kecerdasan, yaitu dengan cara member latihan dan memperkuat
kemampuan membangunkan kecerdasan.
-Mengajarkan dengan /untuk kecerdasan ,yaitu upaya-upaya mengembangkan struktur
pelajaran yang mengacu pada penggunaan kecerdasan ganda.
-Mentransfer kecerdasan, yaitu usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah
dilatihkan di kelas untuk memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan nyata.
-Di dalam bukunya yang berjudul “Seven ways of knowing: Teaching for multiple
intelligences” Lazear secara lengkap menjelaskan cara pengelolaan masing-masing
kecerdasan dengan urutan seperti pada strategi dasar di atas, lengkap dengan tujuan dan
proses, teori dan penjelasan bagian otak yang berkaitan dengan kerja kecerdasan masing-
masing.
-Mengembangkan Kecerdasan Ganda dalam Kegiatan Pembelajaran
-Kecerdasan ganda sebenarnya merupakan teori yang bersifat filosofis. Hal ini tampak
pada sikapnya terhadap belajar dan pandangannya terhadapa pendidikan atau pembelajaran.
Pendidikan/pembelajaran ditinjau dari sudut pandang kecerdasan ganda lebih mengarah
kepada hakekat dari pendidikan itu sendiri, yaitu yang secara langsung berhubungan dengan
eksistensi, kebenaran , dan pengetahuan. Gambarannya tentang pendidikan diwarnai oleh
semangat Dewey yang mendasarkan diri pada pendidikan yang bersifat progresif.
-Kategori-kategori yang banyak digunakan orang selama ini adalah kategori music,
pengamatan ruang, dan body-kinestetik (Amstrong, 1994). Adalah hal yang baru ketika
Garnerd memasukkan kategori-kategori itu semua ke dalam pengertian kecerdasan dan
bukannya talenta atau bakat. Garnerd menyadari bahwa banyak orang telah terbiasa
mengatakan atau mendengarkan ungkapan seperti “Ia tidak begitu cerdas, tetapi ia memiliki
bakat music yang sangat hebat”. Sebagaimana orang-orang mengatakan bahwa sesuatu
adalah bakat, oleh Garnerd bakat-bakat atau kategoro-kategori tersebut dikatakan sebagai
kecerdasan.
-Untuk memberi dasar terhadap teori yang dikemukakannya, Gardner merancang
dasar-dasar “tes” tertentu, dimana setiap kecerdasan harus dipertimbangkan sebagai
inteligensi yang terlatih dan memiliki banyak pengalaman, yang tidak disebut sebagai talenta
atau bakat. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam teori kecerdasan ganda, yaitu:
- Setiap orang memiliki semua kecerdasan-kecerdasan itu.
- Banyak orang dapat mengembangkan masing-masing kecerdasannya sampai ke
tingkat optimal.
- Kecerdasan biasanya bekerja bersama-sama dengan cara yang unik.
- Ada banyak cara untuk menjadi cerdas.

Para pakar terdahulu mengatakan bahwa pikiran dipertimbangkan sebagai sesuatu


yang ada pada jantung, hati dan batu ginjal. Pakar berikutnya beranggapan bahwa kecerdasan
atau inteligensi terdiri dari beberapa factor. Teori kecerdasan ganda merupakan model
kognitif yang menjelaskan bagaimana individu-individu menggunakan kecerdasannya untuk
memecakan masalah dan bagaimana hasilnya. Tidak seperti model-model lain yang
berorientasi proses, pendekatan Gardner lebih berorientasi pada bagaimana pikiran manusia
mengoprasi atau mengolah, menggunakan, menguasai lingkungan.
Pengalaman-pengalaman menyenangkan ketika belajar akan menjadi activator bagi
perkembangan kecerdasan pada tahap perkembangan berikutnya. Sedangkan pengalaman-
pengalaman yang menakutkan, memalukan, menyebabkan marah, dan pengalaman emosi
negative lainnya akan menghambat perkembangan kecerdasan pada tahap perkembangan
berikutnya.
9
Apabila ingin mengetahui arah kecerdasan siswa di kelas, dapat diketahui melalui
indicator-indikator tertentu. Misalnya, apa yang dikerjakan siswa ketika mereka mempunyai
waktu luang. Setiap guru dapat menggunakan catatan-catatan kecil praktis yang dapat
digunakan untuk memantau kecenderungan perkembangan kecerdasan siswa di kelas. Guru
juga dapat menyusun checklist yang berisi tentang kecerdasan-kecerdasan tersebut. Cheklist
dapat digunakan untuk memantau kecerdasan siswa. Selain checklist ada cara lain yang dapat
digunakan yaitu mengumpulkan dokumen berupa photo, rekaman-rekaman lain yang
berhubungan dengan aktifitas siswa, dan catatan-catatan di sekolah yang berhubungan
dengan peringkat nilai semua mata pelajaran.

Kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan ganda


antara lain, dengan menyediakan hari-hari karir, studi tour,biografi, pembelajaran terprogram,
kegiatan-kegiatan eksperimen, majalah dinding, papan display, membaca buku-buku yang
bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan ganda, membuat table perkembangan
kecerdasan ganda, atau human intelligence hunt.

Setiap siswa memiliki perbedaan kecenderungan dalam perkembangan kecerdasan


gandanya, maka guru perlu menggunakan strategi umum maupun khusus dalam pembelajaran
untuk mengembangkan seluruh kecerdasan siswa secara optimal. Teori kecerdasan ganda
juga mengatakan bahwa tidak ada satu pun pendekatan atau strategi yang cocok digunaka
bagi semua siswa. Dalam hal pengukuran kecerdasan ganda lebih mengutamakan pada studi
dokumentasi dan proses pemecahan masalah. Apabila kegiatan di atas dapat dilakukan maka
ketrampilan kognitif siswa pun dapat berkembang dengan sendirinya.

Ada satu alternative lain yang juga dapat digunakan dalam rangka memantau
perkembangan kecerdasan siswa di kelas, yaitu dengan memberdayakan siswa sendiri.
Artinya, checklist yang mencakup kecerdasan-kecerdasan tadi yang mengisi bukannya guru,
tetapi pengisian dilakukan oleh para siswa. Kegiatan di kelas pada saat-saat tertentu adalah
pengisian checklist tentang kecerdasan-kecerdasan masing-masing anak. Mereka saling
memberikan penilaian antar teman.Selain anak diberi kesempatan untuk menilai kecerdasan
temannya, ia juga diberi kesempatan untuk self-monitoring, dengan cara mengisi checklist
tentang kecerdasan-kecerdasan yang dimilikinya sendiri.

Perkembangan kecerdasan juga dapat dilakukan dengan teknik “konseling sebaya”/


“tutor sebaya”. Caranya, guru menyeleksi siapakah yang memiliki keunggulan di bidang
matematika misalnya, dimimta membimbing teman-temannya yang kurang dalam
matematika. Demikian juga untuk bidang-bidang kecerdasan yang lain. Pembimbing di dalam
kelompok dapat bergantian tergantung pada kecerdasan apa yang akan dikembangkan.

Pendekatan ini sangat tepat digunakan untuk anak-anak SMP dan SMA, mengingat
pada dasarnya mereka lebih suka berbicara dan bergaul dengan teman sebayanya dari pada
gurunya. Di samping itu, model konseling sebaya atau tutor sebaya dalam pembelajaran
kecerdasan ganda memungkinkan berbagai aspek dalm diri anak dapat berkembang selaras
dan optimal. Kelompok belajar semacam ini sangat potensial untuk mengembangkan
kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Guru dituntut untuk mampu
mendeteksi anak-anak yang memiliki kecerdasa-kecerdasan unggul, dan membentuk
kelompok-kelompok sesuai dengan kebutuhan.

Pendidikan/pembelajaran kecerdasan ganda berorientasi pada pengembangan potensi


anak bukan berorientasi pada idiealisme guru atau orang tua apalagi ideology politik. Anak
berkembang agar mampu membuat penilaian dan keputusan sendiri secara tepat,
bertanggungjawab, percaya diri dan mandiri tidak bergantung pada orang lain, kreatif,
mampu berkolaborasi, serta dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa kecerdasan majemuk adalah suatu
kemampuan ganda untuk memecahkan suatu masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Adapun manfaat dari kecerdasan majemuk dalam proses pembelajaran yaitu sebagai masukan berupa
teori, metode dan praktek tentang pembelajaran itu sendiri

B. Saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu agar teori tentang kecerdasan majemuk itu dapat
digunakan dalam proses pembelajaran, tanpa membedakan antara kecerdasan siswa yang satu dengan
yang lain. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal dan optimal.

Daftar Pustaka

www.kabarsehat.com/delapan-tanda-kecerdasan-spiritual.html/
Anwar.Choirul,2010.Bimbingan Konseling SMA,Bangil:SMANegeri1Bangil
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2123241-kecerdasan-lingkungan-dan-
eksistensi/
http://judicalsophie.wordpress.com/2009/02/03/macam-macam-kecerdasan/
http://www.indowebster.web.id/archive/index.php/t-118661.html
http://www.zimbio.com/member/aguz3arzo/articles/4102474/Inteligensi+Ganda+Multiple+In
telligence
http://ayahbundacerdas.com/2010/10/multiple-intelligences-kecerdasan-
eksistensial/#postcomment

11

Anda mungkin juga menyukai