Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGERTIAN ASPEK KOGNITIF DAN KECERDASAN MATEMATIS: CIRI-CIRI,


TEORI, MASALAH DAN UPAYA PENGEMBANGANNYA

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah psikologi perkembangan anak usia dini

Dosen Pengampu :

Dra.Inna Ratu Kania, M.Pd.

Disusun oleh:

Nina Ernawati

Rima Aulia

Sri Kulsum Wulansari

PROGRAM PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

STAI YAPATA AL-JAWAMI

BANDUNG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi, karena atas rahmat, kekuasaan,
kekuatan dan karunia-Nyalah makalah yang berjudul “pengertian aspek kognitif dan
kecerdasan matematis: ciri-ciri, teori, masalah dan upaya pengembangannya” dapat
terselesaikan. Makalah ini disusun dari berbagai sumber yang mendukung terpenuhinya materi
yang akan penulis sampaikan.

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok pada mata kuliah Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Dalam kesempatan ini,
penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra.Inna Ratu Kania, M.pd. sebagai dosen mata
kuliah Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini yang telah memberikan arahan dalam
penulisan makalah ini. Demikian pula kepada seluruh pihak yang turut membantu sehingga
makalah ini dapat terselesaikan .

Dengan kerendahan hati Penulis menyadari akan keterbatasan makalah ini. Oleh karena
itu, sebagai langkah untuk perbaikan selanjutnya, penulis mengharapkan keikhlasan dari semua
pihak untuk memberikan saran dan kritik yang konstruktif. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi semuanya.

Bandung, April 2024

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Pengertian Aspek Kognitif ..................................................................................... 3


B. Kecerdasan Matematis ............................................................................................ 5
C. Upaya Pengembangan Teori Kognitif dan Kecerdasan Matematis Anak………...8
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 10

A. KESIMPULAN ....................................................................................................... 10
B. SARAN ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aspek merupakan bagian atau sudut pandang dari suatu hal yang dapat dilihat dari
berbagai sisi. Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak hal yang dapat dilihat dari
berbagai aspek untuk mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh. Aspek dapat
merujuk pada beragam hal, mulai dari aspek sosial, aspek ekonomi, aspek budaya,
hingga aspek lingkungan. Pemahaman yang baik terhadap berbagai aspek ini akan
membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan menyeluruh.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif adalah suatu hal yag berhubungan
dengan kognisi. Sementara kognisi merupakan kegiatan dalam memperoleh
pengetahuan (termasuk kesadaran, perasaan, dan sebagainya) atau usaha mengenali
sesuatu melalui pengalaman sendiri.Secara sederhana, kognitif dapat diartikan sebagai
pemikiran atau kemampuan untuk berpikir. Kognitif menjadi pusat cara berpikir
manusia dalam mengontrol pikiran dan perilakunya.
Kecerdasan adalah kemampuan yang digunakan untuk memahami informasi,
memecahkan masalah, dan membentuk pengetahuan dan kesadaran serta menciptakan
produk-produk dan karya-karya. Kecerdasan merupakan kesempurnaan perkembangan
akal budi, yakni kemampuan memecahkan suatu masalah atau menciptakan sesuatu
yang bernilai bagi budaya tertentu. Definisi kecerdasan dapat dijelaskan dalam dua
metode, yaitu kecerdasan secara kuantitatif adalah kecerdasan proses belajar untuk
memecahkan masalah yang dapat diukur dengan tes inteligensi, sedangkan secara
kualitatif kecerdasan merupakan suatu cara berpikir dalam membentuk konstruk
bagaimana menghubungkan dan mengelola informasi dari luar yang disesuaikan
dengan dirinya. Selain itu, pengertian kecerdasan juga dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu: kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan, beradaptasi dengan situasi-
situasi baru atau menghadapi situasi-situasi yang sangat beragam, kemampuan untuk
belajar atau kapasitas untuk menerima Pendidikan, kemampuan untuk berpikir secara
abstrak, menggunakan konsep-konsep abstrak dan menggunakan secara luas simbol-
simbol serta konsep-konsep.
Menurut KBBI arti matematis adalah sangat pasti dan tepat. Arti lainnya dari
matematis adalah bersangkutan dengan matematika. Jadi, secara etimologis, perkataan
matematika berarti’’ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar’’.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah ada, berikut adalah rumusan permasalahan pada
makalah ini yang terkait dengan pengertian aspek kognitif dan kecerdasan matematis:
ciri-ciri, teori, masalah dan upaya pengembangannya.

1. Apa itu aspek kognitif ?


2. Apa itu kecerdasan matematis ?
3. Apa upaya pengembangan aspek kognitif dan kecerdasan matematis anak?

C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah yang telah ada, berikut adalah tujuan penulisan pada makalah
ini, yang terkait dengan pengertian aspek kognitif dan kecerdasan matematis: ciri-ciri,
teori, masalah dan upaya pengembangannya.

1. Dapat mengetahui apa itu aspek kognitif.


2. Dapat mengetahui apa itu kecerdasan matematis.
3. Dapat mengetahui masalah dan upaya pengembangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aspek Kognitif

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif diartikan sebagai sesuatu hal
yang berhubungan dengan atau melibatkan kognisi berdasarkan kepada pengetahuan
faktual yang empiris. kemampuan kognitif ialah kemampuan anak untuk berpikir lebih
kompleks serta melakukan penalaran dan pemecahan masalah, berkembangnya
kemampuan kognitif ini akan mempermudah anak menguasai pengetahuan umum yang
lebih luas, sehingga ia dapat berfungsi secara wajar dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari. Disimpulkan bahwa perkembangan kognitif adalah seluruh preses
aktifitas mental yang berkitan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengelolaan
informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan
masalah, merencanakan masa depan, atau semua proses kognisi yang berkaitan
dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati,
membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
Aspek perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang perlu
dikembangkan, dan hal ini juga merupakan tujuan pembelajaran di TK. Kemampuan
kognitif ini berisikan akal, dan pikiran. Dengan kemampuan kognitif atau daya pikir
tersebut manusia akan dapat membedakan mana yang benar atau yang salah, mana yang
harus dilakukan atau dihindari, bagaimana harus bertindak yang pada intinya seseorang
tersebut dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya. Kognitif sebagaimana
dimaksud meliputi: belajar dan pemecahan masalah, mencakup kemampuan
memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara fleksibel dan
diterima sosial serta menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang
baru, berfikir logis, mencakup berbagai perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif,
berencana, dan mengenal sebab-akibat, berfikir simbolik, mencakup kemampuan
mengenal, menyebutkan, dan menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf,
serta mampu mempresentasikan berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk
gambar.
A.1. Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Kognitif Anak
Dinukil dari buku Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai
Aspeknya (2014) karya Ahmad Susanto, berikut penjelasan faktor-faktor yang
memengaruhi perkembangan kognitif anak usia dini:
- Faktor keturunan
Faktor keturunan dapat berpengaruh terhadap munculnya gangguan kognitif
atau sebaliknya. Ahli psikologi, seperti Loehlin, Lindzer, dan Spuhler bahkan
meyakini faktor keturunan punya peran 75-80% dalam perkembangan intelegensi
anak.
- Faktor lingkungan
Jhon Locke menganalogikan manusia yang lahir seperti kertas putih, sehingga
kualitas intelegensi ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan saat berinteraksi
dengan lingkungan.
- Faktor Kematangan
Kematangan fisik dan psikis dapat memengaruhi kualitas kognitif anak.
Keduanya dianggap sudah matang jika telah mencapai level kemampuan sanggup
menjalankan fungsinya masing-masing.
- Faktor pembentukan
Apa yang dimaksud dengan faktor pembentukan adalah proses dari luar yang
berpengaruh kepada perkembangan kognitif anak. Pembentukan itu bisa disengaja
(formal) dan tidak disengaja (datang dari pengaruh lingkungan). Pendidikan di
PAUD atau sekolah dan asuhan orang tua bisa dianggap sebagai pembentikan
formal (disengaja). Pengaruh dari perilaku orang di sekitar termasuk pembentukan
tidak disengaja.
- Faktor minat dan bakat
Minat dan bakat bisa memengaruhi perkembangan kognitif karena berperan
mendorong seseorang mempelajari sesuatu. Minat atau ketertarikan membikin
seorang anak akan lebih giat mempelajari suatu bidang keahlian. Adapun bakat
yang merupakan kemampuan bawaan membantu anak lebih mudah menguasai
suatu keahlian.
- Faktor kebebasan
Kebebasan yang dimaksud dalam hal ini adalah keleluasaan dalam berpikir atau
bertindak. Banyak penelitian sudah menunjukkan bahwa kebebasan dalam
bertindak dan berpikir (yang terarah) bisa membantu perkembangan kognitif anak.

Pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak juga dipengaruhi faktor internal


dan eksternal. Berikut sejumlah faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak:
- Faktor internal
Faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak yang dikategorikan sebagai faktor
internal adalah faktor genetik atau keturunan. Sama seperti sifat yang dimiliki
manusia lainnya, kecerdasan setiap anak juga berbeda-beda. Masyarakat banyak
yang memiliki anggapan bahwa kecerdasan anak diwariskan dari orang tua yang
juga cerdas. Pepatah yang populer terkait hal ini adalah buah jatuh tak jauh dari
pohonnya. Meskipun demikian, sebagian besar penelitian memperkirakan bahwa
faktor genetik berperan hanya sekitar 30 sampai 75 persen dalam menentukan
kecerdasan anak. Penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan memiliki peran
yang sama pentingnya dalam hal kecerdasan anak. Hasil penelitian menyebutkan,
anak-anak yang dibesarkan di lingkungan yang tidak mendukung perkembangan
kecerdasannya seperti tidak diberi ASI, malnutrisi, serta terpapar polusi, tidak akan
berkembang dengan optimal meskipun ia memiliki faktor genetik yang baik.
- Faktor eksternal
Selain gen penentu kecerdasan anak, faktor yang mempengaruhi perkembangan
intelektual dari luar atau faktor eksternal adalah lingkungan, stimulasi, gaya
belajar, dan nutrisi.
- Lingkungan
Faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak yang pertama adalah faktor
lingkungan, antara lain tempat tinggal, yang juga berdampak pada kecerdasan
anak. Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak yang tinggal di area yang
memiliki fasilitas baik, melakukan aktivitas fisik lebih dari 5 jam per minggu dan
memiliki orang tua yang berpendidikan tinggi, akan cenderung memiliki IQ yang
tinggi. Dalam sebuah penelitian lain juga disebutkan, jika seorang anak tinggal di
kota kecil dengan fasilitas pendidikan yang terbatas, dapat membuat potensi
kecerdasan anak tidak berkembang semaksimal anak-anak yang tinggal di kota
besar dengan fasilitas belajar yang lebih baik.
- Stimulasi
Faktor yang mempengaruhi IQ anak berikutnya adalah stimulasi yang diberikan
kepada anak atau anak. Interaksi Ibu dengan anak di tahun-tahun pertama
kehidupannya akan sangat menentukan perkembangan anak.

A.2. Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini


Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget (Wiyani, 2015) tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Tahap sensor-motorik
Pada tahap sensor-motorik (0-2 tahun), bayi bergerak pada tindakan refleks
instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun
suatu pemahaman tentang dunia melalui pengkoordinasian pengalaman-
pengalaman sensor dengan tindakan fisik.
2. Tahap Pra-operasional
Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), anak mulai merepresentasikan dunia
dengan kata-kata dan gambar-gambar tersebut menunjukan adanya peningkatan
pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensor dan tindak fisik.
3. Tahap operasional konkret
Pada tahap operasional konkrit (7-11 tahun), pada saat ini anak dapat berpikir
logis mengenai berbagai peristiwa yang nyata dan dapat mengklarifikasikan
berbagai benda kedalam bentuk-bentuk benda.
4. Tahap operasional formal
Pada tahap operasional formal (11-dewasa), anak remaja berfikir dengan cara
yang lebih abstrak dan logis. Pemikirannya lebih idealistik. Berdasarkan uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa tahap sensorimotor anak masih mengunakan
panca inderanya, tahap praopersioanal anak dapat berpikir secara simbolis, pada
tahap operasioanal konkret anak mulai dapat memberikan kesimpulan dan
mempertimbangkan pada dua aspek dan pada tahap opersioanal formal pada usia 11
tahun anak mulai dapat berpikir secara abstrak.

A.3. Ciri-ciri Perilaku Kognitif Anak Usia Dini :

- Berpikir lancar, yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan dan arus
pemikiran lancar.
- Berpikir luwes, yaitu menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam, mampu mengubah
cara atau pendekatan dan arah pemikiran yang berbeda-beda.
- Berpikir orisinal, yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim atau lain dari yang lain
yang jarang diberikan kebanyakan orang lain.
- Berpikir terperinci (elaborasi), yaitu mengembangkan, menambah, memperkaya suatu
gagasan, memperinci detail-detail dan memperluas suatu gagasan.
B. Kecerdasan Matematis

Kecerdasan logis matematis atau kecerdasan logika matematika adalah kemampuan


seorang anak melakukan penalaran ilmiah, perhitungan secara sistematis, termasuk
kemampuan anak berpikir logis. Selain itu, kecerdasan logis matematis ini juga
berhubungan dengan kemampuan seorang anak melakukan penalaran secara induktif
dan deduktif, serta ketajaman anak melihat dan menganalisis pola-pola abstrak dan
hubungan-hubungannya. Kecerdasan logis matematis ini sangat berkaitan dengan
kemampuan matematika dan kemampuan logika. Sehingga, ketika seorang anak
memiliki kecerdasan logis matematis, ia akan mampu memecahkan masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan konsep berhitung dan bernalar.
Karakteristik Anak dengan Kecerdasan Logis Matematis Untuk mampu
mengembangkan dan menggali potensi anak dengan kecerdasan semacam ini, orang tua
harus mencermati berbagai karakteristik yang dimiliki oleh anak dengan kemampuan
kecerdasan logis matematis. Berikut adalah beberapa karakteristik anak dengan
kecerdasan logis matematis :
a. Anak mampu merasakan objek yang ada di lingkungan, serta fungsi-fungsi objek
itu.
b. Anak merasa familiar dengan konsep kuantitas/nilai, waktu, sebab dan akibatnya.
c. Anak menunjukkan keahlian dengan logika untuk menyelesaikan masalah
d. Anak mampu mengajukan dan menguji hipotesis.
e. Anak mampu menggunakan bermacam keahlian dalam matematika.
f. Anak menikmati pengoperasian yang kompleks, seperti kalkulus, fisika, program
komputer atau metode penelitian.
g. Anak tertarik menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah matematika.
h. Anak menunjukkan minat dalam berkarir sebagai akuntan, teknologi komputer,
ahli hukum, insinyur dan ahli kimia.
i. Anak tertarik dan mampu menciptakan model baru dalam ilmu pengetahuan dan
matematika.

B.1. Ciri anak memiliki kecerdasan logis matematis

Anak-anak dengan ciri kecerdasan logis-matematis memproses informasi paling


baik ketika diajar menggunakan materi visual, komputer, program statistik dan
analitis, dan proyek langsung. Berikut beberapa ciri yang bisa ditemukan pada anak
dengan kecerdasan logis-matematis seperti dilansir berbagai sumber:
a. Punya daya ingat kuat
Salah satu ciri anak memiliki kecerdasan logis matematis yakni daya ingat
alias memorinya sangat kuat. Mereka mampu menghapal sesuatu yang mungkin
dianggap rumit oleh orang lain, termasuk orang dewasa. Misalnya, anak dapat
menghapal urutan buku di meja atau rumus-rumus yang ditulis oleh guru di
papan tulis dengan lebih cepat.
b. Menyukai mata pelajaran 'berat'
Ciri anak dengan kecerdasan logis matematis di sekolah yang mudah terlihat
yakni ketertarikannya terhadap mata pelajaran tertentu. Termasuk seperti
matematika, ilmu komputer, atau kimia. Beberapa mata pelajaran yang disukai
ini biasanya dianggap sangat sulit atau mungkin justru tidak digemari oleh
teman-teman sebayanya.
c. Suka puzzle dan teka-teki
Anak gemar dan punya kekuatan dalam permainan tertentu,
seperti puzzle atau teka-teki. Bisa jadi berpotensi memiliki kecerdasan logis
matematis nih, Bunda. Jenis permainan ini biasanya menggunakan logika dan
perhitungan untuk dipecahkan, sesuatu yang menjadi unggulan anak dengan
kecerdasan logis matematis.
d. Tertarik dengan angka
Dibandingkan dengan tulisan, anak dengan kecerdasan logis matematis lebih
senang dengan angka dan konsep statistik. Mereka gemar mengolah materi
berupa angka dengan lebih mudah dibandingkan dengan teman sebayanya.
e. Minat tinggi pada program computer
Program-program komputer seperti coding biasanya juga menjadi salah satu
materi yang diminati oleh anak dengan kecerdasan logis matematis.
f. Analisis visual unggul
Anak dengan kecerdasan logis matematis memiliki kemampuan analisis
visual yang kuat. Ciri-cirinya mereka mampu memahami pola, mengklasifikasi,
serta mengerti konsep abstrak dengan lebih mudah.
g. Mampu berfikir secara logika
Berpikir secara logika merupakan salah satu ciri anak yang memiliki
kecerdasan logis matematis. Misalnya, mereka mampu memecahkan teka-teki
dengan menggunakan kemampuan logikanya ini. Dapat melihat potensi ini pada
keunggulan anak saat mengungkap teori dan memecahkan kasus pada
permainan detektif.
h. Suka membuat timeline
Seperti disebutkan sebelumnya, anak dengan kecerdasan logis matematis
biasanya senang menganalisis dan senang dengan keteraturan. Maka dari itu,
mereka mungkin akan sering membuat grafik, tabel, atau timeline untuk
mengatur materi belajar agar lebih tertata.
i. Berpikir secara kritis
Ciri lain yang dapat dilihat yakni adanya kemampuan anak untuk
menganalisis sesuatu secara kritis, melalui ide dan pola abstraknya. Meski
terlihat sederhana, tetapi keterampilan ini sangat bermanfaat dalam bidang
pemrograman.
j. Senang dengan aturan
Jika anak-anak biasanya tidak menyukai aturan, maka lain halnya pada anak
dengan kecerdasan logis matematis. Mereka justru menyukai adanya prosedur
dan aturan, termasuk saat belajar. Menurut mereka, lingkungan atau metode
yang terstruktur justru dapat membantu mengoptimalkan proses belajar.

C. Upaya Pengembangan Aspek Kognitif dan Kecerdasan Matematis Anak

C.1. Teori untuk meningkatkan Aspek Kognitif :

- Bernyanyi
Tidak hanya menyenangkan untuk dilakukan, bernyanyi lagu anak-anak juga
merupakan aktivitas yang sangat baik untuk menstimulasi kemampuan kognitif
anak-anak usia pra sekolah dan balita. Dengan bernyanyi, anak-anak bisa
mempelajari kosakata baru dan pola bahasa yang baik.
- Mengidentifikasi suara
Cara lain untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak, bisa meminta anak
untuk mengidentifikasi suara-suara yang ia dengar sepanjang hari. Misalnya, kicau
burung, klakson mobil, air mengalir, suara pintu ditutup, dan lain-lain. Cara ini bisa
membantu anak memahami bagaimana suara berhubungan dengan benda-benda di
lingkungannya sehari-hari.
- Belajar alfabet
Belajar alfabet juga bisa meningkatkan kemampuan kognitif anak untuk
mengidentifikasi huruf dengan cara menyanyikan lagu alfabet, bermain kartu
alfabet, atau membaca buku tentang alfabet.
- Belajar berhitung
Belajar berhitung setiap ada kesempatan sehari-hari. Misalnya, mintalah anak
menghitung jumlah sepatu yang ada di rak sepatu atau jumlah kancing yang ada di
kemejanya, dan lain-lain.
- Belajar bentuk dan warna
Meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam membedakan bentuk dan warna,
ibu bisa mengajarinya dengan cara memberitahu anak, seperti “ini adalah bola biru
yang bulat” saat bermain di halaman. Atau memberitahu anak “Lihat, itu ada kotak
berwarna merah”, dan sebagainya. Juga bisa memberi anak barang-barang dengan
berbagai warna dan bentuk untuk disortir, seperti balok warna-warni, gelas dan
wadah plastik dengan ukuran berbeda.
- Membaca buku
Membaca buku merupakan aktivitas yang sangat penting untuk perkembangan
kognitif anak. Dengan membaca buku, anak bisa mengalami perkembangan kosa
kata, pola bahasa, kemampuan berpikir, memori dan kemampuan mendengarkan.
Jadi, ajaklah anak untuk membaca buku setiap hari. Sambil membaca, kita bisa
menjelaskan berbagai kata-kata padanya.
- Bermain berbagai macam permainan
Mengajak anak memainkan berbagai macam permainan bisa meningkatkan
perkembangan kemampuannya dalam memecahkan masalah dan kreativitasnya.
Mengajak anak bermain membangun balok dan mengajaknya bermain puzzle, petak
umpet, atau teka-teki silang.

C.2 Teori untuk mengasah kecerdasan matematis anak

Berikut sejumlah aktivitas yang dapat mengasah kecerdasan logis matematik anak
sejak usia dini:
a. Game matematika atau logika
Permainan seperti kartu urutan peristiwa, puzzle, lego dan maze dapat
melatih anak mengorganisir objek berdasarkan warna, ukuran, bentuk angka,
sebagai dasar mempelajari logika matematika. Permainan itu akan membuat anak
berhadapan masalah, tetapi bukan masalah sebenarnya, melainkan sebuah
permainan yang harus dikerjakan anak. Masalah yang mengasyikkan itu dapat
membuat anak tanpa sadar dilatih untuk memecahkan sebuah masalah. Hal ini
akan memperkuat kemampuan anak keluar dari masalah.
b. Berhitung dalam aktivitas sehari-hari
Libatkan anak dalam perhitungan sederhana di kegiatan harian agar ia terbiasa
dengan angka dan hitungan, seperti menghitung jumlah barang belanjaan,
menghitung buah yang dimakan, atau menghitung durasi pergi ke suatu tempat.
Ajak anak untuk mengenal berat dan besar, seperti mana buah yang ukurannya
lebih besar atau mana yang bobotnya lebih berat.
c. Kenalkan alat pengukuran
Mengenalkan alat pengukur bisa dilakukan dengan mengajak anak menimbang
tepung pada timbangan saat akan membuat kue bersama. Bisa juga mengukur
sesuatu dengan penggaris, menghitung lamanya ayah berlari dengan stopwatch,
dan lainnya.
d. Ajarkan ketelitian
Saat orangtua terbiasa teliti dalam menghitung sesuatu, mengajak anak terlibat
dapat perhitungan sederhana di rumah, menyelesaikan masalah secara runut dan
logis, maka anak akan lebih mudah untuk mengikuti. Tanpa sadar, logika
matematikanya sudah tumbuh. Saat anak dikenalkan dengan penerapan
matematika sejak dini, maka ia dapat lebih bersemangat dan percaya diri dalam
mempelajari matematika kelak.
e. Kenalkan matematika sebagai hal menyenangkan dan penting
Ada baiknya orangtua tak menunjukkan pada anak bahwa matematika adalah
pelajaran sulit, melainkan pelajaran yang akan bermanfaat bagi hidupnya kelak.
Jabarkan apa saja manfaat yang dapat ia lakukan bila ia pandai berhitung misalnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif diartikan sebagai sesuatu hal
yang berhubungan dengan atau melibatkan kognisi berdasarkan kepada
pengetahuan faktual yang empiris. kemampuan kognitif ialah kemampuan anak untuk
berpikir lebih kompleks serta melakukan penalaran dan pemecahan masalah,
berkembangnya kemampuan kognitif ini akan mempermudah anak menguasai
pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga ia dapat berfungsi secara wajar dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari. Disimpulkan bahwa perkembangan kognitif
adalah seluruh preses aktifitas mental yang berkitan dengan persepsi, pikiran,
ingatan, dan pengelolaan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh
pengetahuan, memecahkan masalah, merencanakan masa depan, atau semua proses
kognisi yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan,
mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
Aspek perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang perlu
dikembangkan, dan hal ini juga merupakan tujuan pembelajaran di TK. Kemampuan
kognitif ini berisikan akal, dan pikiran. Dengan kemampuan kognitif atau daya pikir
tersebut manusia akan dapat membedakan mana yang benar atau yang salah, mana yang
harus dilakukan atau dihindari, bagaimana harus bertindak yang pada intinya seseorang
tersebut dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya. Kognitif sebagaimana
dimaksud meliputi: belajar dan pemecahan masalah, mencakup kemampuan
memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara fleksibel dan
diterima sosial serta menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang
baru, berfikir logis, mencakup berbagai perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif,
berencana, dan mengenal sebab-akibat, berfikir simbolik, mencakup kemampuan
mengenal, menyebutkan, dan menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf,
serta mampu mempresentasikan berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk
gambar.
Kecerdasan logis matematis atau kecerdasan logika matematika adalah
kemampuan seorang anak melakukan penalaran ilmiah, perhitungan secara sistematis,
termasuk kemampuan anak berpikir logis. Selain itu, kecerdasan logis matematis ini
juga berhubungan dengan kemampuan seorang anak melakukan penalaran secara
induktif dan deduktif, serta ketajaman anak melihat dan menganalisis pola-pola abstrak
dan hubungan-hubungannya. Kecerdasan logis matematis ini sangat berkaitan dengan
kemampuan matematika dan kemampuan logika. Sehingga, ketika seorang anak
memiliki kecerdasan logis matematis, ia akan mampu memecahkan masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan konsep berhitung dan bernalar.

B. SARAN

Demikian makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan. Kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dianawuri, L. (2023, februari 1). mengenal-kecerdasan-logis-matematis-dan-ciri-cirinya-


pada-anak-gBJE. Retrieved from tirto.id: https://tirto.id
Geograf. (2024, januari 10). jelaskan/pengertian/aspek/. Retrieved from geograf.id:
https://geograf.id
Kasih, A. P. (2020, oktober 11). ready/2020/10/11/182617271/pilihan-aktivitas-untuk-
mengasah-kecerdasan-logis. Retrieved from edukasi.kompas.com:
https://edukasi.kompas.com
Kasih, A. P. (2021, mei 31). ready/2021/05/31/190000171/5-cara-mengasah-kecerdasan-
logis-matematis-anak. Retrieved from edukasi.kompas.com:
https:edukasi.kompas.com
Kasih, A. P. (2022, februari 23). read/2022/02/23/135532171/orangtua-ketahui-faktor-faktor-
yang-mempengaruhi. Retrieved from edukasi.kompas.com:
https://edukasi.kompas.com
Kinan. (2023, oktober 17). parenting/20231011205559-62-318289/10-ciri-anak-memiliki-
kecerdasan-logis. Retrieved from www.haibunda.com: https://www.haibunda.com
Laba, D. N. (2021, maret).
publication/351118974_ASPEK_PERKEMBANGAN_KOGNITIF_ANAK_USIA_DINI
. Retrieved from researchgate.net: https://www.researchgate.net
Makarim, D. R. (2023, agustus 23). artikel/7-cara-meningkatkan-kemampuan-kognitif-anak.
Retrieved from www.halodoc.com: https://www.halodoc.com
Paud. (2015, september jateng). mengenal-perkembangan-kognitif-paud/. Retrieved from
www.paud.id: https://www.paud.id
Revita, T. (2022, desember 7). post/kognitif-adalah#. Retrieved from dailysocial.id:
https://dailysocial.id
Riadi, M. (2022, maret 03). 2022/03/pengertian-dan-jenis-jenis-kecerdasan.html. Retrieved
from www.kajianpustaka.com: https://www.kajianpustaka.com
Wulandari. (2023, februari 28). faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-kognitif-anak-
usia-dini-gBa6. Retrieved from tirto.id: https://tirto.id

Anda mungkin juga menyukai