Oleh:
NUR LAILATULQADRI
NIM.15.1.13.1.179
i
2
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
NUR LAILATULQADRI
NIM.15.1.13.1.179
ii
3
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Jln. Gajah Mada, Telp. (0370)620783, 620784, Fax. (0370) 620784, Jempong Mataram
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
iii
4
Hal :Munaqasyah
Mataram, / / 2019.
Kepada
Yth. Rektor UIN Mataram
di-
Mataram
Assalamu‟alaykum Wr.Wb
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama Mahasiawa : Nur Lailatulqadri
Nim : 15.1.13.1.179
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Peran Guru Dalam Membina Etika Berpakaian
Siswi di MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram
Tahun Pelajaran 2019/2020.
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang Munaqasyah skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu kami
berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyah.
Wassalamu‟alaykum Wr.Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
iv
6
7
MOTTO
1
Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta: Jabal Raudatuljannah, 2010), h. 353.
vii
8
PERSEMBAHAN
viii
9
KATA PENGANTAR
menyelsaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, yang dengan penuh semangat dan ikhlas berjuang dalam
Sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Guru Dalam
terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
Taisir, M.Ag selaku pembimbing II yang selama ini telah tulus dan ikhlas
bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih
baik.
2. Bapak Dr. Saparudin, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam.
3. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
UIN Mataram.
ix
10
4. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram beserta
Jempong Mataram.
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat penulis harapkan bagi
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis
dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT meridhoi dan mencatat
Mataram, / / 2019
Penulis
Nur Lailatulqadri
x
11
DAFTAR ISI
xiii
14
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian
Sekarang 12
Tabel 1 : Daftar Nama Guru MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram ..............36
Tabel 2 : Keadaan siswa MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram .....................38
Tabel 3 : Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Al-Madaniyah Jempong
Mataram ..............................................................................................38
xiv
15
DAFTAR GAMBAR
xv
16
DAFTAR LAMPIRAN
Kota Mataram
Mataram
xvi
17
Oleh:
NUR LAILATULQADRI
NIM.15.1.13.1.179
ABSTRAK
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
mualamah termasuk salah satu yang diatur itu ialah tata cara berpakaian.
SWT telah menetapkan berbagai macam aturan-aturan entah itu cara dia
berpakaian islami memiliki perhatian yang cukup besar yang tujuannya tidak
penting yang salah satu tujuannya adalah untuk melindungi manusia itu
tiada terhingga nilainya dan juga salah satu nikmat yang telah dianugerahkan
oleh Allah SWT kepada manusia. Hal ini penting artinya bila dilihat dari segi
1
2
ketakwaan seseorang kepada Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam QS. Al-
aurat dan sebagai perhiasan. Dengan demikian fungsi utama dari pakaian
mendatangkan mudharat dan bahaya pasti akan dilarang sehingga tidak ada
satupun hal yang dilarang dalam agama, kecuali menimbulkan efek negative
2
Q.S.Al-Ahzab (33): 59.
3
Nur Sillaturohmah, Kumpulan Kultum WanitaTerlengkap,(Surakarta: Ziyad Books,
2016), h. 93
3
demikian, masalah berpakaian itu juga adalah merupakan ajaran Islam yang
diabaikan begitu saja. Islam mengatur beberapa etika berpakaian baik bagi
antara lain:
(1) Pakaian tidak terbuat dari sutera murni, (2) Tidak berlebihan atau
mewah, (3) Tidak menyerupai pakaian wanita, (4) Tidak memberikan
gambaran bentuk tubuh atau aurat dan tidak perlu memperlihatkannya,
(5) Hendaknya panjang pakaian tidak melebihi mata kaki.4
Oleh karena itu dalam rangka membina etika berpakaian siswi, guru
memiliki peran yang sangat penting karena tugas guru tidak hanya sekedar
4
Syaikh Sya’ad Yusuf Abu Aziz, Buku Pintar Sunnah Bid‟ah (Jakarta Timur: Pustaka Al
Kautsar, t t), h. 452
4
yang dipikul orang tua.5Guru merupakan salah satu komponen penting dalam
proses belajar mengajar, sehingga posisi guru memiliki peran yang sangat
mewujudkan akhlak yang mulia pada diri siswa maka guru sangat berperan
penting.6Selain itu guru juga menjadi model atau icon sehingga menjadi pusat
panutan bagi siswanya. Peran tersebut akan berimbas pada akhlak atau
kepribadian siswa baik yang berupa etos ibadahnya, etos kerjanya, etos
semata, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
cara berpakaian bagi setiap siswa baik laki-laki maupun perempuan, karena
itu merupakan salah satu tata tertib atau aturan yang berlaku di madrasah.
beragam cara berpakaian, seperti yang dilihat oleh peneliti di lapangan ada
siswi yang berpakaian sesuai dengan aturan Madrasah yang telah ditentukan
dengan berseragam longgar dan panjang, dan ada juga yang berpakaian tidak
ketat. Masalah yang mereka lakukan tidak sesuai dengan aturan dan norma
tetapi tindakan yang mereka lakukan tersebut tidaklah terlalu berat, bisa
dikatakan ringan sehingga masih bisa diatasi dan mampu ditanggulangi oleh
pihak madrasah.
Namun demikian, sudah ada usaha maksimal dari guru masih saja ada
mengurangi peran dari guru itu dalam melakukan pembinaan. Maka tidak
apa, itu semua sudah diatur. Aturan tersebut ditegakkan untuk menumbuhkan
kesadaran terhadap peserta didik akan pentingnya berpakaian yang baik dan
6
2019, peneliti memperoleh informasi dari beberapa guru yang ada di MTs Al-
MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram. Dari beberapa guru yang ada diMTs
Al-Madaniyah Jempong Mataram yaitu Ibu Eli Sumiati S.Pd.I selaku guru
Sumiati menjelaskan bahwa ada beberapa para siswi yang melanggar aturan
Dari urain diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui dan meneliti lebih
jauh bagaimana tugas guru dalam membina etika berpakaian siswi diMTs Al-
skripsi “Peran Guru Dalam Membina Etika Berpakaian Siswi di MTs Al-
B. Fokus Penelitian
7
Eli Sumiati, MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Wawancara, 18 Januari 2019.
7
3. Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam membina etika berpakaian
2019/2020?
1. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
Pelajaran 2019/2020
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
b. Manfaat praktis
berpakaian Islami.
masyarakat.
Jempong Mataram.
9
2. Setting Penelitian
E. Telaah Pustaka
studi atau karya terdahulu yang terkait, untuk menghindari duplikasi, plagiasi,
Berkenaan dengan hal tersebut, berikut ini akan dikemukakan beberapa hasil
SMP.
peranan guru mata pelajaran akidah akhlak dalam membina akhlak siswa
dan apa kendala yang didapatkan oleh guru mata pelajaran akidah akhlak
guru akidah akhlak dalam membentuk kepribadian siswa dan faktor apa
10
Senianto, “Peranan Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak Dalam Membina Akhlak
Siswa Kelas VIII di MTs Nahdlatul Mujahidin NW Jempong Mataram Tahun Pelajaran
2013/2014”(Skripsi: IAIN Mataram, 2014)
11
Nur Khaerani, “Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Membentuk Kepribadian Siswa
Kelas X di Madrasah Aliyah Al-Ijtihad Al-Mashuni Danger Masbagik Lombok Timur Tahun
Pelajaran 2013/2014” (Skripsi: IAIN Mataram, 2013)
11
12
Ida Suryani Wijaya, “Etika Berbusana Mahasiswa STAIN Samarinda”,
(JurnalFenomena, Vol. IV, Nomor 1, 2012)
13
Mujiburrahman, “Kontribusi Guru PAI dalam Pembinaan Etika Berpakaian Islami
Siswa SMAN Kota Sabang”, (JurnalIlmiah Islam Futura, Vol. 14, Nomor 2, Februari 2015)
12
terdahulu dengan judul yang senada maka dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian-PenelitianTerdahulu
Dengan Penelitian Sekarang
.
No. Peneliti Judul Persamaan Perbedaan
disini peneliti lebih memfokuskan pada peran guru dalam membina etika
F. Kerangka Teoritik
a. Pengertian Guru
Dosen pasal 1 ayat (1) yang dimaksud dengan “guru adalah pendidik
sebagai berikut:
18
Ibid, h. 49-50
16
peserta didik baik itu dari aspek jasmani maupun rohaninya agar ia
yang beradab.
b. Syarat-syarat Guru
Undang Guru dan Dosen BAB III pasal 7 ayat (1) point (c), guru harus
19
Ibid, h. 50
20
Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (CV. Widya Karya-
semarang 2005), h. 158
17
21
Weinata Sairin, Himpunan Peraturan Di Bidang Pendidikan, (Bandung: Margahayu
Permai, 2013), h. 38
18
22
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 80
23
Winata Sairin, Himpunan Peraturan Di Bidang Pendidikan, h. 41
19
agar anak didik menjadi patuh terhadap aturan sekolah dan norma
24
Ibid, h. 36
20
(ekstern).25
memerlukan pedoman atau kode etik guru agar terhindar dari segala
etik guru. Sebab kode etik ini sebagai salah satu ciri yang harus ada
pribadi anak didik, karena guru merupakan teladan bagi anak didik,
25
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h. 123-
125.
26
Lalu Mukhtar dan Hully, Profesi Keguruan, h. 23-25
27
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000), h.149
22
oleh siswa.
ethos yang berarti adat atau kebiasaan.28 Dalam Kamus Umum Bahasa
28
Abdul Quddus, ISLAM MULTIDIMENSI: Mengungkap Trilogi Ajaran Islam,
(Mataram: Pantheon Media Pressindo, 2007), h.172
29
H. Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014),
h. 74
30
Muhammad Al Ghazali, Dilema Wanita Di Era Modern: Wanita Dipersimpangan
Islam&Tradisi, (Jak-Sel: Mustaqiim, 2003), h.291
23
barang apasaja yang bisa dipakai oleh seseorang, baik berupa jaket,
yang di kuasai oleh fitrah tanpa ada beban. Hal ini Allah berfirman
bersih dan indah tetapi tidak menyolok mata. Semuanya ada aturan di
31
Kholisin, dkk, Akidah Akhlak (Sidoarjo: Media Ilmu, 2007), h. 34-35.
32
Depag RI, al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta Timur: Putaka Al Mubin, 2013). h.
24
menurut batas yang wajar adalah suatu yang baik. Karena Allah itu
berpakaian yang sopan sesuai dengan nilai budaya bangsa dan tutunan
33
Sudarno,Etika dan Mode Berpakaian Menurut Syari‟at Islam, (LPID, Surakarta: 2005),
h. 10
25
terlihat.34
2) Sebagai perhiasan
keindahan
3) Sebagai perlindungan
34
Ibid, h. 10
35
Ibid, h. 12
26
4) Sebagai identitas
sebagai berikut:
36
Ibid, h. 414
37
Ibid, h. 14
38
Ibid, h. 13
27
Islam
laki.39
39
Nabil Mahmud, Ummu Mahmud Al-Asymuni, Panduan Muslimah Mempercantik Diri,
(Surabaya: Pustaka Elba, 2011), h.16
28
2) Tidak ketat. Saat ini, telah banyak kita jumpai wanita-wanita yang
40
Abdul Syukur al-Azizi, KITAB LENGKAP DAN PRAKTIS FIQH
WANITA,(Yogyakarta: Noktah, 2017),h.355-356.
29
merupakan hal mutlak yang yang harus diperhatikan oleh setiap insan
41
Nur Sillaturohmah,Kumpulan Kultum WanitaTerlengkap,(Surakarta: Ziyad Books,
2016), h.91-92
30
G. Metode Penelitian
formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karna mereka terikat dengan
aturan, urutan, maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui
1. Pendekatan Penelitian
keterangan secara alamiah (apa adanya) bukan dalam bentuk simbol atau
42
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), h. 4
43
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada
University, 1998), h. 63
31
2. Kehadiran Peneliti
akrab dan bekerja sama serta saling bertukar informasi yang sebanyak-
etika berpakaian siswi. Berkenaan dengan hal tersebut, maka hal-hal yang
sendiri tidak merasa terganggu oleh peneliti, tetapi pemberian data itu
merupakan kewajiban.
3. Sumber Data
benda, sedangkan jenis datanya adalah kata-kata berupa lisan dan tulisan
33
adalah kepala madrasah, guru-guru, serta siswi yang ada di MTs Al-
membina etika berpakaian siswi, serta apa saja kendala yang dihadapi
a. Observasi
44
Zuldafrial, Penelitian Kualitatif, (Surakarta: Yunna Pustaka, 2012), h. 46
45
34
gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Mataram.
b. Wawancara
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap
46
Husaini Usman dan Purnomo Setiaady Akbar Metodologi Penelitian Social,
(Jakarta:Bumi Aksara,2009), h.52.
35
keterangan-keterangan.
Seperti kita lihat atau dengan lewat teknik wawancara, telivisi atau
masyarakat.47
mengekplorasi dunianya.
atau mendalami subjek yang akan diteliti, dan informan lebih bebas
47
Cholid Narbuko, Abu Achmadi Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara,2015), h. 83.
36
adalah :
siswi.
c. Dokumentasi
data yang diambil dari dokumen cenderung sudah lama, dan kalau ada
yang salah cetak, maka peneliti ikut salah pula mengambil datanya. 48
48
Husaini Purnomo, Metodologi Penelitian, h.69.
37
Mataram
seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan
sebagai berikut:
a. Reduksi Data
diverifikasi.50
atau file-file dan kemudian akan diproses menjadi sebuah data dengan
49
H. Afifuddin, Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2012), h. 145
50
Imam Suprayogo, Tobroni, Metodologi Penelitian Social-Agama, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2003), h. 193-194.
39
datanya.
b. Penyajian Data
dipergunakan.
6. Keabsahan Data
a. Triangulasi
51
Muhammad, Paradigm Kualitatif Penelitian Bahasa, (Yogyakarta: Liebe Book Press,
2011), h. 158
40
berbeda.
yang berbeda-beda.
lapangan.
c. Pengecekan
52
Sugeng Pujilaksono, Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Malang: Kelompok
Intrans Publishing, 2015), h.144.
41
representative, dalam hal ini adalah kepala madrasah, guru dan siswa.
42
BAB II
pada tahun 1991 umumnya santri dan santriwati yang tamat dari SD tidak
saja.
itu siswa tidak semata belajar di tempat tersebut saja, akan tetapi dalam
SMPN 7 Mataram.
pendidikan non formal (Diniyah) saja, akan tetapi mereka juga harus
42
43
Mataram, dengan status swasta. Pada tanggal 30 Maret tahun 2000 status
II (kedua) pada tahun 2012 dengan nilai B, dan akreditasi ke III (ketiga)
semua berkat kerja sama dan dukungan yang baik dari elemen
NSM : 121252710018
Jenjang : MTs
Status : Swasta
53
Dokumentasi, Profil MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, 05 Agustus 2019.
44
Mataram
Kepemilikan Tanah :
a. Visi
b. Misi
Bernuansa Islami.
Mataram
sekolah.
54
Dokumentasi, Visi dan Misi MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, 05 Agustus 2019.
55
Observasi, Sejarah MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, 22 Juli 2019.
46
Tabel 2.1
Data Guru MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram56
56
Dokumentasi, MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, 05 Agustus 2019.
47
menjalankan proses belajar mengajar dengan baik dan tepat karena tenaga
kualifikasi pendidikannya.
penting dan harus ada dalam proses belajar mengajar. Tanpa siswa, maka
peserta didik meduduki peran yang sangat penting karena peserta didik
yang menjadi tolak ukur berhasil tidaknya proses belajar mengajar. Oleh
karena itu keadaan dan peran aktif peserta didik sangat mutlak diperlukan
Tabel 2.2
Keadaan siswa MTs Al-Madaiyah Jempong Mataram57
57
Dokumentasi, MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, 05 Agustus 2019.
48
Mataram berdasarkan kelas dan jenis kelamin. Adapun jumlah siswa pada
tahun sebelumnya dan sebagian besar siswa berasal dari Jempong Barat
ini aka diuraikan tentang keadaan sarana dan prasarana yang terdapat di
Tabel 2.3
Keadaan Sarana da Prasarana MTs Al-Madaniyah Jempong
Mataram.58
Jumlah
Ruang Jumlah Rusak Berat Rusak Baik
Ringan
Kelas 7 - - 7
Laboraturium - - - -
Perpustakaan - - - 1
Ruang Kepala - 1
1 -
Madrasah
Ruang Guru 1 - 1 -
Ruang UKS - - - -
Ruang - 1
1 -
Komputer
Aula 1 - 1 -
WC Guru 2 - - 2
WC Siswa 6 - 2 4
Gudang - - - -
58
Dokumentasi, MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, 05 Agustus 2019.
49
Tabel diatas berisi tentang keadaan sarana dan prasarana MTs Al-
Gambar 2.1
Struktur Organisasi MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020
50
51
Dalam upaya membina etika berbusana yang baik pada diri siswi, guru
berpakaian kepada anak didik, sehingga menjadi anak yang berbudi pekerti
luhur dan memiliki etika berpakaian yang baik sesuai dengan tuntunan dan
menjadi dua macam cara berpakaian. Yaitu, yang pertama cara berpakaian
siswi yang sesuai dengan aturan, kedua cara berpakaian siswi yang tidak
tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh madrasah, dan tidak
satunya yaitu menggunakan rok pedek dan sempit, rok pendek disini dalam
betisnya atau auratnya yang seharusnya ditutup. Kemudian rok sempit yang
dipakai para siswi di madrasah itu bisa membentuk lekuk tubuh yang tidak
atas mata kaki yang tidak sesuai dengan aturan madrasah yang telah
52
ditentukan, dari hal-hal yang dilakukan oleh para siswi itu bisa membuat
temannya yang lain terpengaruh dan bisa ikut berpakaian seperti itu juga.
bentuk dan warna pada waktu yang telah ditentukan oleh Madrasah:
pakaian yang sopan juga merupakan salah satu cerminan perilaku siswa siswi
islam yaitu menutupi keseluruhan tubuh (aurat) kecuali wajah dan telapak
pentingnya menjaga aurat, oleh sebab itu madrasah dan guru-guru sangat
berperan penting dalam mendidik anak bagaimana cara berpakaian yang baik
seperti: hasil wawancara dengan siswi bernama Risti Kholisa kelas IX,
mengatakan bahwa:
59
Dokumentasi, tata tertib siswa dan siswi MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram
60
Aswadi, Wawancara, Tanggal 29 Juli 2019.
61
Eli Sumiati, Wawancara, Tanggal 26 Juli 2019.
54
Kita mengenakan pakaian yang sopan itu sebagai bukti ketaatan kita
terhadap perintah Allah kak, saya masih ingat nasehat dari guru
Akidah Akhlak kalau kita diperintahkan untuk memakai pakaian yang
sopan itu demi kebaikan kita sendiri kak biar kita tidak diganggu sama
laki-laki yang tidak bertanggung jawab. 63
Banyaknya hal-hal yang tidak baik menimpa anak muda sekarang itu
karena mereka tidak memakai pakaian yang sopan dan tidak menjaga
62
Risti Kholisa, Siswi Kelas IX MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Wawancara,
Tanggal 01 Agustus 2019.
63
Anisa Ramdani, Siswi Kelas VIII MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Wawancara,
Tanggal 02 Agustus 2019.
64
Nia, Siswi Kelas VII MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Wawancara, Tanggal 02
Agustus 2019.
65
Audiya, Siswi Kelas IX MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Wawancara, Tanggal
01 Agustus 2019.
55
siswi yang meskipun dia menggunakan pakaian islami tetapi tidak mengikuti
aturan-aturan madrasah seperti memakai baju dan rok yang sempit serta tidak
terlalu panjang, jilbab tidak diulurkan untuk menutupi bagian dada, lengan
Memakai pakaian yang syar’i memang anjuran akan tetapi saya belum
siap memakai pakaian yang seperti itu karena bagi saya yang penting
kita perbaiki hati saja dulu baru kita perbaiki pakaian. Bagi saya yang
penting sudah pakai jilbab.67
66
Riskia Rovida, Siswi Kelas VIII MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Wawancara,
Tanggal 02 Agustus 2019.
67
Mayani, Siswi Kelas IX MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Wawancara, Tanggal
01 Agustus 2019.
68
Eli Sumiati, Wawancara, Tanggal 26 Juli 2019.
56
ini sisa kakak saya yang dulu juga pernah sekolah disini dan orang tua saya
tidak punya uang untuk beli seragam baru. Sebenarnya saya juga malu karena
sering ditegur oleh ibu dan bapak guru mengenai seragam saya yang kurang
sopan, tapi mau bagaimana lagi karena keadaan ibu saya yang kekurangan
beberapa siswi diatas, maka peniliti dapat menarik suatu kesimpulan bahwa
dikatakan sopan, artinya berpakaian sopan itu adalah berpakaian yang Islami,
menutup aurat dengan sempurna kecuali wajah dan telapak tangan, tidak
transparan serta tidak ketat sehingga membentuk lekukan tubuh, dan bahkan
memakai pakaian yang kurang sopan bukan karena faktor kesengajaan akan
69
Iin, Siswi Kelas IX MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Wawancara, 01 Agustus
2019.
70
Ahmad Efendi, Wawancara, 27 Juli 2019.
57
berpakaian, dan walaupun ada yang melanggar tetapi ada juga rasa takut
pedidikan yang dipercaya oleh masyarakat khususnya orang tua yang berada
menjadi anak-anak yang sholih dan sholihah yang memiliki budi pekerti luhur
serta etika berpakaian yang baik sesuai dengan tuntunan Agama Islam. Maka
dari itu guru memiliki peran yang sangat penting dalam membina, mengajar,
siswanya.
dalam mendidik para siswa agar menjadi siswa semestinya yang diharapkan
mampu memiliki perubahan baik dalam sikap, pola fikir, serta akhlak atau
etika berpakaian yang baik tidak hanya didalam lingkungan madrasah tapi
baik pula pada diri peserta didik. Namun kenyataannya dalam kehidupan
yang baik sebagaimana yang diharapkan, meskipun sudah di didik dan di bina
upaya membina etika berpakaian pada diri siswi. Ini artinya, guru memiliki
nilai etika berpakaian yang baik kepada peserta didik sehingga menjadi anak
yang berbudi pekerti luhur serta memiliki etika berpakaian yang baik sesuai
berpakaian siswi seperti yang dilakukan oleh Ibu Eli Sumiati selaku guru
syari’at, hal tersebut selalu dibarengi dengan pengawasan terhadap para siswi
71
Wawancara dengan ibu Hj. Haeruniah, S.Ag, selaku kepala MTs Al-Madaniyah
Jempong Mataram, Tanggal 29 Juli 2019.
59
aturan baik cara berpakaian maupun aturan seragam sekolah sesuai dengan
ketentuan hari.72
berpakaian yang baik, tidak lepas dari peran guru. Apabila guru dalam
didik salah satunya dalam etika berbusana siswi. Oleh karena itu, peran guru
1. Peran Mengontrol
tata tertib yang wajib dipatuhi oleh semua siswa dan siswi yang ada di
mengajar saja, akan tetapi juga mengontrol setiap perilaku atau kegiatan
peserta didik diluar jam kegiatan belajar seperti menjaga tata tertib.
guru selalu mengajak mereka untuk tetap disiplin dan mematuhi tata
tertib dalam madrasah, seperti harus mengenakan pakaian baik dan sopan,
sebagai bentuk kecintaan dalam sikap yang lebih islami, sesuai dengan
72
Observasi, MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Tanggal 26 Juli 2019.
60
siswa yang melanggar tata tertib maka akan diberikan sanksi sesuai
menjelaskan bahwa:
Bapak dan ibu guru selalu mengontrol perilaku kami di luar jam
belajar mengajar, selalu memantau dan menasehati kami agar
mematuhi dan melaksanakan tata tertib dengan baik. Kalau kami
melanggar peraturan seperti memakai pakaian yang kurang sopan,
maka bapak atau ibu guru langsung memanggil kami ke ruang guru
untuk dinasehati.74
didik di luar jam belajar mengajar dengan tetap membina dan mendidik
agar peserta didik tetap patuh dan taat terhadap aturan atau tata tertib
2. Peran Mengingatkan
bahwa, “Saya dan guru-guru yang lain selalu mengingatkan kepada siswi
dan menasehati mereka untuk selalu berpakaian yang baik dan sopan.
Pada saat upacara diingatkan, pada saat kegiatan imtaq juga diingatkan,
73
Hj. Haeruniah, Wawancara, Tanggal 29 Juli 2019.
74
Anisa Ramdhani, Siswi Kelas VIII MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram,
Wawancara, Tanggal 02 Agustus 2019.
75
Observasi, MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Tanggal 26 Juli 2019.
61
setiap pagi sebelum pelajaran dimulai pun harus diingatkan, itu dilakukan
oleh guru-guru disini agar siswi tetap berpakaian yang baik dan sopan,
pada saat upacara dan imtaq, serta sebelum pelajaran dimulai selalu
bahwa:
76
Aswadi, Wawancara, Tanggal 29 Juli 2019.
77
Samiatul Hidayah, Siswi Kelas IX MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Wawancara,
Tanggal 01 Agustus 2019.
78
Observasi, MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Tanggal 22-27 Juli 2019.
79
Hj. Nursehan, Wawancara, Tanggal 30 Juli 2019
62
mengemukakan bahwa:
siswi kelas IX, menyatakan bahwa, “benar ibu guru disini selalu
berpakaian dengan sopan, dan kalau bertemu dengan kami jika salah satu
jilbabnya.”81
80
Wawancara dengan ibu Eli Sumiati, S.Pd.I, guru akidah akhlak di MTs Al-Madaniyah
Jempong Mataram, Tanggal 26 Juli 2019.
81
Asrol Fitri, Siswi Kelas IX MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Wawancara,
Tanggal 01 Agustus 2019.
63
dapat meniru dengan baik salah satunya dalam cara berpakaian yang
dengan menjadi contoh atau tauladan. Adapun cara guru akidah akhlak
berpakaian yang baik dan sopan sesuai dengan aturan yang ditetapkan
memakai rok yang panjang kalau tidak terlalu panjang harus memakai
kaos kaki yang panjang, baju dan rok tidak boleh transparan dan ketat
memberikan teladan yang baik pada diri peserta didik, dimana guru selalu
82
Observasi di MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Tanggal 26 Juli 2019.
64
mengatakan bahwa:
seperti:
83
Ahmad Efendi, Wawancara, Tanggal 27 Juli 2019.
84
Wawancara dengan Risti Kholisa, siswi kelas IX di MTs Al-Madaniyah Jempong
Mataram, Tanggal 01 Agustus 2019.
85
Observasi di MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Tanggal 25 Juli 2019.
65
dilakukan setiap hari jum’at yang dihadiri oleh guru-guru dan para siswa
yang lain ini, dilakukan untuk memahami agama islam lebih dalam
syari’at islam.86
dilingkungan masyarakat.
2. Pembuatan aturan atau tata tertib baik bagi guru maupun siswi seperti tata
86
Observasi, MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Tanggal 26 Juli 2019.
87
Wawancara dengan Audiya, siswi kelas IX di MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram,
Tanggal 01 Agustus 2019.
66
bahwa:
Biru pada hari Senin dan Selasa, menggunakan seragam pramuka pada
hari Rabu dan Kamis, menggunakan seragam Imtaq pada hari Jum’at.89
harus dipraktekkan dengan syarat baju dan roknya tidak boleh pendek dan
ketat hingga membentuk lekukan tubuh, jilbab tidak boleh dinaikkan dan
harus menutup bagian dada, tidak boleh melipat lengan baju, tidak boleh
memakai sandal dan harus memakai sepatu serta kaos kaki. Pakaian yang
digunakan harus bersih dan rapi selayaknya pakaian siswi muslimah yang
sesuai dengan ajaran agama Islam dan peraturan yang ditetapkan oleh
madrasah.
berpakaian yaitu:
88
Aswadi, Wawancara, Tanggal 29 Juli 2019.
89
Hasil, Observasi, MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Hari Senin-Sabtu Tanggal
22-27 Juli2019.
67
Mataram ini sangat penting bahkan baik buruknya atau maju mundurnya
besar peran yang telah diberikan oleh para guru dalam membina etika
membina etika berpakaian anak sesuai dengan ajaran agama Islam dan aturan
90
Aswadi, Wawancara, Tanggal 29 Juli 2019.
68
terjadi baik dari dalam maupun luar madrasah. Berdasarkan dari hasil
beberapa hal yang menjadi masalah atau kendala guru dalam membina etika
madrasah tidak mengenakan jilbab, tentu sebagai seorang guru saya harus
sering dinasehati oleh bapak dan ibu guru, baik di sekolah maupun diluar
91
Hj. Haeruniah, Wawancara, Tanggal 29 Juli 2019.
92
Rafiq Musaddad, Wawancara, Tanggal 30 Juli 2019.
69
sekolah. Akan tetapi saya tetap saja tidak memakai jilbab di luar sekolah
secara langsung salah seorang siswi yang berpakaian tidak sopan seperti
memakai baju yang ketat dan jilbab tidak diulurkan untuk menutupi bagian
dada.
kehidupan sehari-hari.
mengatakan bahwa:
93
Mayani, Siswi Kelas IX MTs Al-Madaniyah Jempong Mataram, Wawancara, Tanggal
01 Agustus 2019.
94
Ahmad Efendi, Wawancara, Tanggal 27 Juli 2019.
70
rumah
Mataram.
sekitar madrasah, hal seperti ini sangat penting untuk diperhatikan karena
berpakaian siswi.
95
Eli Sumiati, Wawancara, Tanggal 26 Juli 2019.
96
Aswadi, Wawancara, Tanggal 29 Juli 2019.
71
BAB III
PEMBAHASAN
dikatakan bahwa etika berpakaian adalah tata cara manusia menempatkan diri
seperti halnya memakai pakaian yang baik dan sopan akan memiliki pengaruh
yang positif dalam kehidupan siswi yang ada di MTs Al-Madaniyah Jempong
Mataram. Dalam mewujudkan itu semua tidak terlepas dari kerja keras kepala
madrasah dan juga para guru-guru yang selalu mendidik dan memberikan
bimbingan kepada peserta didik sehingga etika berpakaian yang baik dan
madrasah.
Mataram sebagaimana yang telah diungkap dalam paparan data dan hasil
meskipun masih ada beberapa siswi yang berpakaian tidak sesuai dengan
Mataram mengenakan pakaian yang rapi dan sopan, serta menutup aurat
tersebut.
72
73
Ghozali setidaknya ada 5 hal yang termasuk etika berpakaian, antara lain:
Dari teori diatas maka dapat dikatakan etika berpakaian siswi di MTs
syarat etika berpakaian yang baik sesuai dengan peraturan yang telah
syar’i sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh madrasah dan ajaran
agama islam.
97
Muhammad Al-Ghazali, Dilema Wanita di Era Modern, (Gresik: Mustaqim, 2003), h.
296.
74
Siswi yang cantik lahir batin yang dihiasi dengan hiasan busana indah
merupakan suatu perbuatan yang didasari atas iman dan ilmu yang datang dari
Allah SWT, bahwa dengan mengenakan busana muslimah yang sopan maka
siswi telah bertanggung jawab atas keselamatan diri mereka sendiri, serta
dengan mengenakan pakaian yang sopan akan bisa membina rasa saling
untuk kebaikan wanita itu sendiri. Sebab, wanita yang selalu menjaga auratnya
Allah SWT. Dengan berpakaian yang baik dan sopan, seorang wanita berarti
telah menjaga nilai-nilai ajaran Islam yang luhur dan menjaga eksistensinya
sebagai makhluk yang dimuliakan oleh Allah SWT. Selain itu, apabila wanita
agama, masyarakat, dan Negara akan dapat dipertahankan. Jika wanita mampu
75
kriminalitas yang diakibatkan oleh fitnah dari mengumbar aurat akan semakin
bisa ditekan.98
Allah langsung agar wanita selalu terjaga dan tidak diganggu oleh lelaki yang
muslimah atau berbusana indah merupakan benteng yang kokoh dan kuat,
yang dapat dijadikan sebagai benteng moral atau akhlak, karena akhlak itu
merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani,
kelakuan itu lahirlah perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia yang
fitrah yang bisa membedakan antara perbuatan yang baik dan perbuatan yang
buruk.
98
Abdul Syukur al-Azizi, KITAB LENGKAP DAN PRAKTIS FIQH WANITA
(Yogyakarta: Noktah, 2017), h. 356.
76
tidak menjadi tolak ukur keimanan seseorang. Akan tetapi, hal ini
pakaian itu harganya mahal atau murah, yang penting dapat menutup seluruh
serta mengikuti sunah Rasul-Nya, mereka akan selamat dan sebaliknya bagi
akan sesat. Penggunaan jilbab bagi perempuan bukanlah suatu hal yang sia-sia
atau tidak berguna akan tetapi mengandung hikmah yang amat diperlukan
ekonomi orang tua siswi yang kurang mampu untuk membeli seragam yang
baru untuk anaknya, para siswi sebenarnya sadar bahwa peraturan harus di
karena kemauan sendiri tetapi atas dasar keadaan. Tetapi meskipun demikian
99
Ibid, h. 360.
77
siswi tetap saja masuk sekolah demi mengikuti kegiatan belajar di sekolah
dengan ini tindakan yang dilakukan oleh siswi tersimpan hal yang positif lebih
islam. Hal itulah yang menyebabkan peran guru sangat penting dan
madrasah maupun di luar madrasah, dengan diajarkan oleh para guru tentang
etika berpakaian yang baik dan sopan sehingga guru juga memberikan praktek
yang rill sehingga dapat ditiru secara langsung selain dari mendapatkan ilmu
Dari hasil penelitian dilokasi bahwa peran guru dalam membina etika
berikut:
melanggar aturan-aturan yang telah ada. Salah satu upaya yang dilakukan
sekolah. Aturan tata tertib tersebut dilakukan oleh semua pihak sekolah.
taat dan patuh secara sadar untuk mengikuti tata tertib yang ada di sekolah.
tetap membina dan mendidik peserta didik untuk tetap patuh dan taat
tingkah laku guru sangat mudah mereka rekam dalam ingatannya, maka
dari itu hendaknya guru menjadi contoh yang baik dan memberikan kata-
karena hal itu akan berpengaruh pada pola perkembangan tingkah laku
mereka.100
guru sangat penting dan mendasar yang harus dilakukan oleh guru, karena
100
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1995),
h. 9.
79
madrasah.
agar siswanya tahu beberapa hal, akan tetapi guru juga melatih beberapa
keterampilan dan sikap mental anak didik. Dalam mendidik siswanya guru
dan agama yang akan ditiru oleh anak didiknya. Sehingga guru sebagai
dan keteladanan itu lebih pada aspek sikap dan perilaku, budi pekerti
luhur, dan akhlak mulia, seperti jujur, tekun, amanah, mau belajar, sopan
santun terhadap sesama. Sikap dan perilaku guru dalam sehari-hari dapat
pada berbagai pengetahuan yang disertai dengan contoh teladan, sikap dan
101
Suparlan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2006), h. 32-33.
80
diajarkan.102
pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik, tetapi lebih dari itu
merupakan contoh dan panutan yang harus diikuti oleh anak didiknya
bahkan masyarakat luas, tanpa membedakan apakah dia guru IPA, IPS,
Bahasa, dan sebagainya. 103 Sebagaimana guru sebagai contoh bagi para
Sebagai tauladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru
akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar
lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru: sikap dasar,
bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui
pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan,
proses berfikir, perilaku neurotis, selera, keputusan, kesehatan,
gaya hidup secara umum.
merupakan cerminan dari apa yang dilakukan oleh para guru. Sehingga
kebiasaan guru yang baik maupun yang buruk maka dengan sendirinya
102
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.
137-138.
103
Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 270.
81
perannya sebagai pendidik dengan baik, menjadi figur yang bisa dicontoh,
dan memberikan tauladan yang baik kepada siswinya. Guru di MTs Al-
pribadi peserta didik itu sendiri karena ada siswi yang melaksanakan
sesuai dengan yang dicontohkan dan ada juga siswi yang menolak bahkan
104
Syaiful Bahri Djamaharja, Guru Profesional, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), h. 46.
105
Zaenal Asri, Micro Teaching (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), h. 11.
82
soal fisik namun juga perjalanan mental, moral, kreatifitas, emosional dan
lingkungan dan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Selain itu,
teguran dan nasehat kepada siswi saat siswi melakukan perbuatan yang
106
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, h. 149.
107
Suparlan, Guru Sebagai Profesi, h. 67.
83
yang dilakukan setiap hari Jum’at yang dihadiri oleh seluruh guru dan
suatu alat untuk menata agar suatu tujuan dapat diwujudkan diranah
memiliki iman yang dapat menciptakan akhlak dan moral yang baik dalam
diri manusia.
agama sehingga dengan ceramah yang diberikan ketika proses imtaq dapat
108
Depag RI, Buku Modul Pesantren Kilat, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam),
1999.
84
seragam putih biru pada hari Senin dan Selasa, menggunakan seragam
pramuka pada hari Rabu dan Kamis, menggunakan seragam Imtaq pada
hari Jum’at.
harus dipraktekkan dengan syarat baju serta rok tidak boleh pendek dan
ketat, tidak boleh melipat lengan baju, jilbab tidak boleh dinaikkan dan
harus diulurkan menutup bagian dada, memakai sepatu dan kaos kaki.
109 109
https://www.jogloabang.com/pendidikan/permendikbud-452014-tentang-pakaian-
seragam-sekolah-bagi-peerta-didik-jenjang-pendidikan. Diambil tanggal 16 Desember 2019 pukul
14.30 wita.
85
untuk:
tata tertib di sekolah haruslah dimulai dari unsur atau kelompok sekolah
itu sendiri, yakni kepala sekolah, guru dan juga siswa. Disiplin dan tata
tertib merupakan dua hal yang saling terkait, sebab tata tertib pada
110
https://www.jogloabang.com/pendidikan/permendikbud-452014-tentang-pakaian-
seragam-sekolah-bagi-peerta-didik-jenjang-pendidikan. Diambil tanggal 16 Desember 2019 pukul
14.30 wita.
111
Ahmad Amin, ETIKA Ilmu Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978).
112
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak…..
86
tersebut.
dapat disebutkan ada beberapa hal yang menjadi kendala guru dalam
Kendala merupakan suatu hal yang dihadapi oleh setiap guru dalam
memiliki arti yang sangat penting dalam setiap melaksanakan suatu tugas atau
pekerjaan. Suatu tugas atau pekerjaan tidak akan terlaksana apabila ada suatu
objek utama dalam pendidikan, tetapi belakangan ini sering terjadi hal-hal
87
yang tidak wajar dari para siswi. Terutama para siswi sering melanggar
tempat pendidikan berlangsung. Hal ini sangat dirasakan oleh guru yang
Mataram memiliki siswa yang beragam baik dari segi lulusan yang
dari SD dan MI, maupun dari segi lingkungan dimana mereka tinggal
mereka tanpa ada campur tangan dari orang tua, sehingga banyak diantara
berasal dari luar atau eksternal seperti kurangnya perhatian orang tua atau
88
karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa keseharian peserta didik
siswi akan tetap terkontrol dengan baik. Hal seperti ini sangat diharapkan
oleh guru untuk membina akhlak atau etika berpakaian siswi agar dapat
terlaksana dengan baik. Akan tetapi karena sebagian siswi di MTs Al-
buruh tani, buruh bangunan, dan berjualan dan yang lainnya yang
terhadap anaknya menjadi kendala yang nyata bagi guru untuk membina
pribadi siswinya agar menjadi lebih baik dalam berakhlak atau beretika
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh bagi diri siswa adalah
setelah orang tua dan sekolah. Menurut Abdurrahman Saleh dalam Nur
113
Sjakarwi, Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 26.
89
keinsafan batin
jilbab seperti yang dikenakan waktu berada di dalam madrasah, hal ini
114
Uhbiyah, Ilmu Pendidikan Islam, h. 210.
90
guru dalam membina etika berpakaian siswi yang pertama adalah kendala
dari dalam diri siswi yang kurang perhatian dalam menaati aturan
masyarakat karena banyak hal yang anak pelajari secara tidak langsung,
BAB IV
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
berpakaian yang baik dan sopan meskipun masih ada beberapa siswi yang
membuat aturan atau tata tertib berpakaian bagi guru dan juga siswi.
siswi diantaranya: Pertama, kendala dari siswi itu sendiri yang kurang
madrasah. Kedua, kendala dari orang tua yang kurang mengontrol dan
91
92
B. Saran
Mataram untuk lebih taat pada tata tertib yang telah dibuat oleh madrasah
agar kedepannya lebih tertib dalam menuntut ilmu baik itu tata tertib
3. Kepala Madrasah
madrasah.
Kepada orang tua atau wali murid diharapkan ikut aktif dalam
DAFTAR PUSTAKA
Aat Syafaat dan Sohari Sahrani, Peran Pendidikan Islalm dalam Mencegah
Kenakalan Remaja, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Depag RI, al-Quran dan Terjemahan, Jakarta Timur: Putaka Al Mubin, 2013.
H. Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta: Rajawali Pers,
2014.
Sudarno, Etika dan Mode Berpakaian Menurut Syari‟at Islam, LPID, Surakarta:
2005.
Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, CV. Widya
Karya-semarang 2005.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
96
FOTO DOKUMENTASI
Keadaan Siswi