Anda di halaman 1dari 104

PERAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN SEBAGAI WADAH

PENANAMAN AKHLAKUL KARIMAH PADA ANAK DI DESA KR. ANYAR


PAGESANGAN TIMUR KOTA MATARAM TAHUN 2018/2019

Oleh
Supriandi Ramadan
NIM 1501010149

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2019

i
SKRIPSI
PERAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN SEBAGAI WADAH
PENANAMAN AKHLAKUL KARIMAH PADA ANAK DI DESA KR. ANYAR
PAGESA NGAN TIMUR KOTA MATARAM TAHUN 2018/2019

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Untuk Memenuhi


Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Oleh
Supriandi Ramadan
NIM 1501010149

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2019

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh : Supriandi Ramadan Nim : 1501010149 dengan judul “Peran Taman

Pendidikan Al-Qur’an Sebagai Wadah Penanaman Akhlakul Karimah Pada Anak Di

Desa KR. Anyar Pagesangan Timur Kota Mataram Tahun 2018/2019” telah

memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. M. Ziyad, M.Ag Dr. Emawati, M.Ag


NIP:197008281997031003 NIP:197705192006042002

iii
NOTA DINAS

Hal: Munaqasyah Skripsi

Mataram, 2019

Kepada

Yth. Rektor UIN Mataram

di-

Mataram

Assalamualaikun Wr, Wb……

Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan


pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa Skripsi Inayah Nur Annisa,
NIM: 1501010149 yang berjudul “Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an Sebagai
Wadah Penanaman Akhlakul Karimah Pada Anak Di Desa KR. Anyar Pagesangan
Timur Kota Mataram Tahun 2018/2019” telah memenuhi syarat untuk diajukan
dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.
Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di munaqasyahkan.

Demikian atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb…

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. M. Ziyad, M.Ag Dr. Emawati, M.Ag

NIP:197008281997031003 NIP:197705192006042002

iv
PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an sebagai Wadah


Penanaman Akhlakul Karimah Pada Anak Di Desa KR. Anyar Pagesangan Timur
Kota Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019” NIM: 1501010149, Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam, telah dimunaqasyahkan pada
tanggal , dan telah dinyatakan sah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd).

DEWAN PENGUJI

1. Ketua Sidang Drs. H. M. Ziyad, M.Ag


Pembimbing I NIP :197008281997031003

2. Sekretaris Sidang Dr. Emawati, M.Ag


Pembimbing II NIP :197705192006042002

3. Penguji I Prof. Dr. H. M. Taufik, M.Ag


NIP : 19550325519790221001

4. Penguji II Dr. Musta’in, M.Ag


NIP: 196807231995031001

Mengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

(Dr. Hj. Lubna, M. Pd)


NIP: 196812311993032008

vi
MOTTO

      

“ Tidak ada Balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)”

(Ar-Rahman (55):60).

vii
PERSEMBAHAN

Rasa syukur tak terhingga ku panjatkan kepada Allah SWT, pemberi nikmat tanpa
batas dan Rasulullah SAW guru semua ummat yang terbaik disetiap waktu “Isyfa
‘Ianaa Ya Rasulullah.”

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ibunda (Hasbi) dan Ayahanda (Tohri) yang telah mendidik, membimbing dan

selalu memberikan semanagat serta selalu mendoakan keberhasilan ananda.

2. Kakakku tercinta Santi Hidayati dan adikku Ahmad Pikri Hadi yang selalu

menberikanku semanagat serta mendoakan keberhasilan untukku.

3. Sayyida As Syakandari (Siti Nurfiyaturizkiah) yang senantiasa memberikan

semangat, dukungan, motivasi dan selalu memberikan dorongan yang lebih

dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.

4. Wahyudi ramdhani, Pina Wahyuni Utami, Nur Holifatussa’diah yang telah

memberikan bantuan dan semangat dalama mengerjakan skripsi ini sehingga

bisa selesai pada waktunya.

5. EX kelas Agama angkatan 2015 MAN 1 Mataram, Kelas D angkatan 2015

dan kelas Akidah Akhlak B yang selalu mendo’akan keberhasilan saya.

6. Anggota PPL Gelogor Squad dan PPL MTsN 3 Mataram yang selalu

memberikan dukungan dan semanagat kepada saya.

7. PPS BETAKO MERPATI PUTIH dan PPS Mataram Manunggal yang telah

memberikan dorongan dan semangat untuk mengerjakan skripsi .

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha

Esa karena dengan izin-Nya, penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dan

tidak lupa penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi besar

Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam

yang terang menderang dan tak pula penulis haturkan salam kepada keluarga,

sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulisan skripsi yang berjudul “Peran

Taman Pendidikan Al-Qur’an sebagai Wadah Penanaman Akhlakul Karimah Pada

Anak Di Desa KR. Anyar Pagesangan Timur Kota Mataram Tahun Pelajaran

2018/2019” dapat terselesaikan pada waktunya.

Dengan selesainya skripsi ini, maka penulis menyampaikan rasa terima kasih

sebesar - besarnya kepada semua belah pihak yang telah banyak memberikan

bimbingan, saran – saran dan informasi yang sangat berharga. Ucapan penulis

sampaikan terutama kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs. H. M. Ziyad, M. Ag selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr.

Emawati, M. Ag selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan

waktunya untuk membimbing peneliti dalam menyusun proposal ini.

2. Bapak Dr. Saparudin, M. Ag dan bapak H. Muhammad Taisir, M. Ag

selaku ketua dan sekretaris Jurusan PAI UIN Mataram yang sealalu

ix
memberikan motivasi kepada mahasiswa khusunya Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Agama Islam UIN Mataram.

3. Ibu Dr. Hj. Lubna, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

4. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M. Ag selaku Rektor UIN Mataram beserta

para dosen yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan bagi peneliti.

5. Kepada Kepala TPQ Ittihadil Ummah H. M. Fahruroji, M.Pd dan seluruh

ustadz dan ustadzah yang tekah membantu dalam pengumpulan data

proposal ini sehingga dapat terselesaikan.

Mataram, ...,...2019

Peneliti

Supriandi Ramadan

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................................. v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI .................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL.................................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvii

ABSTRAK ............................................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian .................................................................................... 1


B. Fokus Penelitian ........................................................................................ 7

xi
C. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 8
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian...................................................... 9
E. Telaah Pustaka .......................................................................................... 10
F. Kerangka Teoretik..................................................................................... 14
a. Taman Pendidikan Al-Qur’an
1. Pengertian Taman Pendidikan Al-Qur’an .................................... 14
2. Fungsi Taman Pendidikan Al-Qur’an .......................................... 16
3. Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an ............................................ 18
b. Akhlakul karimah
1. Pengertian Akhlak ....................................................................... 20
2. Macam-macam Akhlakul Karimah ............................................. 23
G. Metode Penelitian...................................................................................... 36
1. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 36
2. Kehadiran Peneliti .............................................................................. 38
3. Lokasi Penelitian ............................................................................... 39
4. Sumber Data ....................................................................................... 39
5. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 40
6. Analisis Data ...................................................................................... 44
7. Validitas Data ..................................................................................... 47
H. Sistematka Pembahasan ............................................................................ 49

BAB II DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Sejarah berdirinya TPQ Ittihadil Ummah ..................................... 50
2. Letak Geografis TPQ Ittihadil Ummah ......................................... 52
3. Data TPQ Ittihadil Ummah ........................................................... 52
4. Struktur Organisasi TPQ Ittihadil Ummah ................................... 53
5. Keadaan Guru yang mengajar di TPQ Ittihadil Ummah ............... 55
6. Keadaan dan Jumlah Siswa TPQ Ittihadil Ummah ....................... 56

xii
7. Sarana dan Prasarana TPQ Ittihadil Ummah ................................ 57
B. Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah Sebagai
Wadah Penanaman akhlakul Karimah Pada Anak di Desa
KR.Anyar Pagesangan Timur Kota Mataram ..................................... 60

BAB III PEMBAHASAN

A. Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Ittihadil Ummah


Sebagai Wadah Penanaman Akhlakul Karimah Pada Anak di Desa
Karang Anyar Pagesangan Kota Mataram .......................................... 66

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 76
B. Saran................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Struktur Organisasi Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah Desa

Kr. Anyar Kecamatan Pagesangan Timur Kota Mataram

Tabel 2 : Nama-nama guru Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah Desa

Kr. Anyar Kecamatan Pagesangan Timur Kota Mataram

Tabel 3 : Keadaan dan Jumlah Peserta Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil

Ummah Desa Kr. Anyar Kecamatan Pagesangan Timur Kota Mataram

Tabel 4 : Saearana dan prasarana Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah

Desa Kr. Anyar Kecamatan Pagesangan Timur Kota Mataram

Tabel 5 : Jadwal mengaji Pesrta Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah

Desa Kr. Anyar Kecamatan Pagesangan Timur Kota Mataram

Tabel 6 : Lembaran Hafalan Peserta Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil

Ummah Desa Kr. Anyar Kecamatan Pagesangan Timur Kota Mataram

xiv
PERAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN SEBAGAI WADAH
PENANAMAN AKHLAKUL KARIMAH PADA ANAK DI DESA KR. ANYAR
PAGESANGAN TIMUR KOTA MATARAM TAHUN 2018/2019

OLEH:

Supriandi Ramadan
NIM: 1501010149

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran dari Taman


Pendidikan Al-Qur’an yang berda di desa Karang Anyar Kota Mataram apakah
hanya sebagai lembaga nonformal yang hanya mengajarkan baca tulis Al-Qu’an
atau memiliki peran yang lainnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif
yang bersifat deskriptif. Metode yang bersifat deskriptif adalah mengumpulkan
data lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka.
Prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah
dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukka bahwa Peran Taman Pendidikan al-
Qur’an Ittihadil Ummah diDesa Karang Anyar Pagwsangan Timur Kota
Mataram selain mengajarkan baca tulis Al-Qur’an juga menanamkan akhlakul
karimah seperti adab atau akhalak terhadap orang tua, jujur dan amanah.
Kata kunci: Taman Pendidikan Al-Qur’an, Akhlakul karimah

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Salah satu problematika yang saat ini dihadapi umat Islam khususnya di

Negara Indonesia yang paling mendasar ialah kurangnya kecintaan kepada Al-

Qur’an dan adab terhadap orang tua. Sebagaimana yang diutarakan Muhammad

Azmi mengenai fenomena tersebut dalam bukunya Pembinaan Akhlak Anak Usia

Pra Sekolah:

Meningkatnya jumlah generasi muda dan anak-anak Islam yang tidak


mampu membaca Al-Qur’an merupakan salah satu indikator terpuruknya
moral dan akhlak anak-anak generasi Islam, ditambah lagi dengan adanya
pengaruh-pengaruh teknologi melalui media kaca maupun pengaruh budaya
Barat berupa mode dan pergaulan bebas yang sekarang telah menjamur di
tengah-tengah masyarakat.1

Kemajuan teknologi dan informasi selain berdampak positif juga berdampak

negatif pada kehidupan sosial yang mana mengakibatkan dekadensi moral atau

akhlak. Sebgaimana yang diungkapakan oleh Mochamad Iskarim:

Perkembangan teknologi saat ini, yang ditandai hadirnya zaman modern,


termasuk di Indonesia diikuti oleh gejala dekadensi moral yang benar-benar
berada pada taraf yang memprihatinkan. Akhlak mulia seperti kejujuran,

1
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/5490/1/hasnah.pdf, diakses tanggal 28 Desember 2018,
pukul 13:05 Wita

1
2

kebenaran, keadilan, tolong menolong, tepo seliro (toleransi), dan saling


mengasihi sudah mulai terkikis.2
Oleh karena itu perlu adanya pembinaan akhlakul karimah terhadap generasi
penerus bangsa. hal tersebut sesuai dengan sabda Rasullullah SAW yang dikutip
dalam buku Rosihin Anwar Akhlak Tasawuf, yaitu: 3

)‫بُعثْتُ ُلِاتَ مِمَ مَكَاِرمَ الْ َاخْلَا قِ (رواه احمد‬


ِ ‫�َ مَا‬
‫ ا‬K

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan perangai

(budi pekerti) yang mulia.” (H.R. Ahmad).

Dalam kamus bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti,

tabiat, watak dan kelakuan.4 Secara istilah menurut Ibnu Maskawaih dalam buku

Abuddin Nata mengatakan bahwa akhlak adalah:5

ٍ‫فْعَالِ هَا مِنْ َغيْرِفِكْرٍ وَلَا ر ُِويَ ة‬


َ‫فْسِ د َِاعيَ ةٌلَ هَا اِلَى ا‬
ّ‫حَالٌلِلن‬

Artinya: Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk

melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Akhlak menurut Imam Al-Gazali, sebagaimana yang dikutip oleh Yatimin

Abdullah dalam bukunya Studi Akhlak Dalam Persefektif Al-Qur’an ialah sifat

2
Mochamad Iskarim,” Dekadensi Moral di Kalangan Pelajar (Revitalisasi Strategi PAI
dalam Menumbuhkan Moralitas Generasi Bangsa)”dalam Jurnal Edukasia Islamika: Vol. I, Nomor 1,
Desember 2016, hlm. 2.
3
Ahmad bin Hambal, Musnad Imam Ahmad bin Hambal Juz-2 Cetakan ke-1, (Bairul:Darul
Al-Kutub Al-Umiah,1993), hadis nomor 8952.
4
Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:Pusat Bahsasa, 2008), hlm. 28.
5
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). hlm. 3.
3

yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan

gamblang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 6

Pembinaan akhlakul karimah diperlukan untuk membentuk sikap pribadi

yang baik, menjadi anggota masyarakat dan warga negara yang baik. Hal ini

sejalan dengan sila ke dua kemanusiaan yang adil dan beradab. Kemanusiaan yang

adil dan beradab berarti menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, gemar melakukan

kegiatan–kegiatan kemanusiaan, berani membela kebenaran dan keadilan. Serta

sadar bahwa manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa dirinya

sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat

menghormati dan bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain.7

Untuk membina akhlakul karimah salah satunya adalah melalui

pembelajaran agama Islam. Agama Islam merupakan salah satu komponen yang

paling penting karena agama memberikan pedoman-pedoman dan petunjuk-

petunjuk yang dibutuhkan manusia untuk dapat mencapai budi pekerti yang mulia,

baik kepada Allah SWT, Rasul-Nya, dirinya sendiri, keluarga, masyarakat,

maupun kepada Negara.8 Selain itu sumber ajaran agama Islam berpegang teguh

pada Al-Qur‟ an dan sunnah sebagai sumber moral atau pedoman hidup dalam

Islam yang menjelaskan kriteria baik buruknya suatu perbuatan. Al-Qur‟ an

menjadi pedoman yang sangat baik karena didalamnya terkandung firman Allah

6
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Persepektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007),
hlm. 4.
7
Ibid.,hlm. 18
8
Zainuddin Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm. 63.
4

SWT yang maha pandai dan maha bijaksana yang tidak dapat ditandingi oleh

manusia. Sedangkan sunah Rasul menjadi pedoman kedua yang meliputi perkataan

dan tingkah laku beliau yang patut ditiru oleh umatnya. Hal tersebut sesuai dengan

firman Allah dala Q.S Al-Ahzab[33]:21:

                 

 

Artinya:”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. 9

Selain itu untuk mewujudkan akhlak yang mulia tersebut memerlukan

kesadaran serta kerja sama berbagai pihak seperti para orang tua, pihak sekolah,

atau lembaga-lembaga pendidikan, dan masyarakat. Sehingga pembinaan akhlakul

karimah dapat berjalan dengan baik. Serta pembinaan akhlak tidak hanya

dilakukan oleh lembaga formal saja tetapi juga nonformal.

Salah satu lembaga nonformal yang mengajarkan ilmu agama adalah Taman

pendidikan Al-Qur’an. Taman Pendidikan Al-Qur’an merupakan lembaga

nonformal yang mengajarkan baca dan menulis Al-Qur’an.10 Taman Pendidikan

Al-Qur’an didirikan oleh lembaga penyelenggara di tengah-tengah masyarakat

9
Departemen Agama RI. Al-Qur’an Dan Terjemahnya Cetakan Ke-4. (Bandung: CV
Penerbit Diponegoro, 2006), hlm. 420
10
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),
hlm. 134
5

muslim yang mana keberadaannya dimaksudkan untuk mendukung usaha

pemerintah menuju tercapainya tujuan pendidikan nasional yang bukan hanya

berorientasi pada intelektual belaka, namun disamping itu pembinaan akhlak.

Sebagaimana dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No 55 Tahun 2007 Pasal 24

Ayat 2 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan menyatakan bahwa:

"Pendidikan Al-Qur’an terdiri dari Taman Kanak-Kanak al-Qur’an (TKA/TKQ),


Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ/TPQ), Ta’limul Qur’an lil Aulad (TQA), dan
bentuk lainnya yang sejenis. Perkembangan lembaga pendidikan al-Qur’an yang begitu
pesat menandakan makin meingkatnya kemampuan kesadar-an masyarakat. akan
11
pentingnya kemampuan baca tulis al-Qur’an dan ke-beradannya di Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian awal yang telah dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa peran Taman Pendidikan Al-Qur’an Selain mengajarkan baca

TulisnAl-Qur’an juga menanamkan akhlakul karimah kepada peserta TPQnya.

Sebagaimana yang peneliti lihat di lapangan ustadz atau ustadzah selain

mengajarkan baca tulis Al-Qur’an juga menanakan akhlakul karimah kepada

pesertanya sebagaimana yang diungkapkan oleh Suhaimi salah satu ustadz yang

mengajar, beliau mengungkapkan bahwa:

“Dalam pembelajaran yang kami lakukan di TPQ ini tidak hanya


mengajarkan baca tulis Al-Qur’an semata namun kami juga mengajarkan

11
https://kemenag.go.id/file/dokumen/PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONES
IA.pdf, diakses tanggal 28 Desember 2018, pukul 11:25 Wita
6

kepada peserta TPQ bacaan sholat, do’a sehari-hari, hafalan ayat pendek ,
tahsin, kaligrafi dan adab yang baik atau akhlak-akhlak yang baik”.12

Dalam pembelajaran yang dilaksanakan di Taman Pendidikan Al-Qur’an

Ittihadil Ummah, metode yang diterapkan adalah metode Iqro’ yang mulai dari

usia 5-12 tahun. Pada usia ini peserta TPQ mulai dikenalkan berbagai huruf

hijaiyah, membaca huruf hijaiyah, dan tanda baca dalam bahasa Arab serta

diajarkan berbagai macama contoh akhlakul karimah di setiap pembelajaran yang

dilakukan oleh para ustadz ataupun ustadzah. Waktu yang digunakan dalam proses

pembelajaran adalah waktu setelah sholat ashar.13

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk menggali,

membahas, dan memahami lebih jauh tentang persoalan di atas sebagai judul

penulisan skripsi. Atas dasar pertimbangan di atas, maka peneliti mengangkat

permasalahan tersebut dalam skripsi dengan judul “Peran Taman Pendidikan

Al-Qur’an Sebagai Wadah Penanaman Akhlakul Karimah Pada Anak di

Desa Karang Anyar Pagesangan Timur Kota Mataram Tahun 2018/2019”.

B. Fokus Penelitian

Dari konteks penelitian di atas, maka yang menjadi fokus penelitian dalam

penelitian ini ialah sebagai berikut:

12
Wawancara dengan Suhaimi selah satu ustadz yang mengajar di Taman Pendidikan Al-
Qur’an Ittihadil Ummah, tanggal 28 Februari 2019
13
Observasi, Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah, Sabtu tanggal 28 Sepember
2018.
7

Bagaimanakah Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an dalam menanamkan

akhlakul karimah pada anak di desa Karang Anyar Pagesangan Timur Kota

Mataram tahun 2018/2019?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan dan manfaat yang ingin

dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang diteliti, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui peran Taman Pendidikan Al-Qur’an dalam menanamkan

akhlakul karimah pada anak di desa Karang Anyar Pagesangan Timur Kota

tahun 2018/2019.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terdiri dari dua macam, yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

yang berharga didalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan pada

Taman Pendidikan Al-Qur’an, dan khususnya pada guruyang mengemban

amanah agar bisa melaksanakan tugas secara optimal kepada peserta didik.
8

Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi peneliti

lain yang ingin mengembangkan dan mendalami hal-hal yang belum

terjangkau dalam penelitian ini.

b. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi dan acuan bagi para pengurus Taman Pendidikan Al-Qur’an,

terutama bagi para guru dalam melaksanakan peranannya sebagai guru

mengaji di TPQIttihadil Ummah Karang Anyar Pagesangan Timur Mataram.

Dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian

selanjutnya dalam penelitian yang berkaitan.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun batasan ruang lingkup dan sekaligus obyek dalam penelitian ini

adalah bagaimana Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an dalam membina

akhlakul karimah kepada peserta didik di Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil

Ummah Karang Anyar Kecamatan Pagesangan Timur Kota Mataram, supaya

dalam penelitian ini bisa terarah, teratur dan tidak keluar dari permasalahan

yang ada, selain itu juga untuk mempertimbangkan waktu, tenaga, materi

maupun ilmu yang relatif terbatas maka peneliti memberi batasan terhadap

permasalahan yang akan diteliti, yaitu : fokus pada Peran Taman Pendidikan

Al-Qur’an dalam membina akhlakul karimah kepada peserta didik di Taman


9

Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah Karang Anyar Kecamatan Pagesangan

Timur Kota Mataram.

2. Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan lokasi penelitian dimana peneliti akan

melakukan penelitian. Dalam hal ini Taman Pendidikan Al-Qur’an yang akan

menjadi tempat atau obyek penelitian nantinya adalah di Taman Pendidikan Al-

Qur’an Ittihadil Ummah Karang Anyar Kecamatan Pagesangan Timur Kota

Mataram. Peneliti memilih Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah

Karang Anyar Kecamatan Pagesangan Timur Kota Mataram.atas beberapa

pertimbangan, Pertama, di Taman Pendidikan Al-Qur’an tersebut terdapat

banyak peserta didik usia dini yang membutuhkan penanaman akhlak. Kedua,

Peneliti mengambil lokasi tersebut dilihat dari segi efektifitas dan efesiennya

waktu, serta lokasi tersebut dekat dengan tempat tinggal peneliti. Sehingga

dengan hal tersebut peneliti dapat dengan cepat mendapatkan informasi dan

data yang diperlukan.

E. Telaah Pustaka

Telaah Pustaka adalah sutu teori yang bersangkutan dengan permasalahan

yangakan diteliti yang dikhususkan pengkajian terhadap penelitian-penelitian

terdahulu yang bersifat relevan.14 Untuk mendapatkan gambaran umum secara

jelas tentang data-data atau informasi yang berkaitan dengan judul penelitian ini,

14
Saiful Annur, Metodologi Penelitian Pendidikan Analisis Data Kualitatif dan
Kuantitatif,(Palembang: Grafika Telindo Press, 2008), hlm. 77.
10

maka peneliti mengumpulkan, mengkaji, menganalisis, dan mendalami hasil-hasil

yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti ini diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Marhaeni NIM 15.1.09.1.071 yang berjudul

Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Tajwid di TPA (Taman Pendidikan Al Qur’an)

Raudathul Ulum Merembu Lombok Barat Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi

ini meneliti tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran ilmu tajwid di taman

pendidikan al-Qur’an . Dimana di taman pendidikan al-Qur’an penekanan yang

diutamakan dalam pembelajarannya adalah agar peserta didik mengenal aksara

al-Qur’an dengan baik dan benar menjadikan kebiasaan dan kegemaran

membaca Al Qur’an atau tadarus dengan fasih menurut kaidah ilmu tajwid

ditambah pelajaran keagamaan lainnya. Hal itu sangat penting sekali diterapkan

suatu pendekatan dan pembelajaran yang lebih tepat dan cepat dalam

mengajarakan dan mengenalkan aksara al-Qur’an bagi peserta didik, metode ini

lebih dikenal dengan metode iqra’.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Kamarudin NIM 15.1.08.1.021 yang berjudul

Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) An-Najah dalam mengembangkan

kemampuan baca Al-Qur’an bagi anak usia sekolah dasar di dasan Agung

Mataram. Skripsi ini meneliti bagaimana eksistensi dari Taman Pendidikan Al-

Qur’an sebagai sebuah sarana untuk mengembangkan skill dalam membaca al-

Qur’an bagi anak usia sekolah. Belajar al-Qur’an merupakan kewajiban utama

bagi setiap mukmin, begitu pula mengajarkannya. Menjadikan anak-anak dapat

belajar al-Qur’an mulai semenjak kecil adalah kewajiban orang tuanya masing-
11

masing. Berdosalah orang tua yang mempunyai anak-anak, tetapi anak-anaknya

tidak pandai membaca al-Qur’an. Dengan memberikan pendidikan dan

pengajaran al-Qur’an sejak dini pada anak-anak muslim agar dapat menunjang

perkembangan jiwa mereka, sesuai dengan nilai Islam demi terbentuknya

kepribadian muslim yang diharapkan.Oleh sebab itu, kaum muslimin dewasa

ini perlu mempertahankan pengajaran al-Qur’an bagi anak-anaknya dan

janganlah membiarkan mereka sampai tidak kenal tidak mengerti membaca al-

Qur’an, sebab dalam al-Qur’an terkandung ajaran Islam yang membawa

pengaruh besar sekali bagi pembentukan kepribadian muslim dan

pengembangan prinsip moral manusia.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Judartha NIM 15.1.11.1.068 dengan judul


Penanaman Nilai Kejujuran Pada Anak (Studi Kasus Pada Komunitas Belajar

Al-Mubarok Di Dusun Bumi Harapan Permai Telagawaru Kecamatan Labuapi

Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016. Penelitian ini meneliti tentang

bagaimana peranan komunitas Al-Mubarok sebagai wadah penanaman akhlak

khususnya dalam akhlak terhadap diri sendiri yaitu jujur. Yang mana komonitas

Al-Mubarok menerapkan tiga cara dalam menumbuhkan nilai kejujuran pada

anak yaitu penanaman melalui pertanyaan, penanaman melalui janji dan

penanaman melalui nasehat. Tiga cara yang sederhana itu memilki kekuatan

yang besar dalam kerangka pembentukan moral dan perkemabangan karakter

anak. Ketika pendidik memberikan pertanyaan yang terkait dengan keseharian


12

anak, maka anak akan merasa harus melakukan agar tidak menjadi beban saat

ditanya kemudian, yang berarti bahwa anak juga sudah berjanji untuk

melakukan apa yang telah ditanyakan oleh pendidik. Dari janji yang telah

dibuatnya, maka diperlukan nasehat agar semakin kokoh pendirian anak dalam

mengemban tanggunga jawab tersebut. Sehinga anak akan terbiasa untuk

berlaku jujur dalam setiap tindak tanduknya, karena telah berjanji dan telah

mengetahui konsekuensi janji tersbut melalui nasehat yang telah berikan oleh

pendidik.

Setelah peneliti membaca dan menelaah hasil penelitian yang relevan, maka

peneliti melihat adanya persamaan yang terdapat dalam penelitian-penelitian

sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu sama-sama

meneliti di Taman Pendidikan Al-Qur’an dan lembaga non formal.

Selain itu, peneliti juga melihat adanya perbedaan-perbedaan yang ada

dalam penelitian-penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti. Obyek penelitian Marhaeni di Taman Pendidikan Al-Qur’an Raudathul

Ulum Merembu Lombok Barat Tahun Pelajaran dan fokus penelitiannya adalah

pembelajaran ilmu tajwid. Sedangkan obyek penelitian yang dilakukan peneliti di

Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah Karang Anyar Kecamatan

Pagesangan Kota Mataram dan fokus penelitiannya adalah penanaaman akhlakul

karimah.

Obyek penelitian Kamarudin di Taman Pendidikan Al-Qur’an An-Najah

Dasan Agung Mataram dan fokus penelitiannya adalah mengembangkan


13

kemampuan membaca Al-Qur’an bagi anak usia sekolah dasar. Sedangkan obyek

penelitian yang dilakukan peneliti di Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil

Ummah Karang Anyar Kecamatan Pagesangan Kota Mataram dan fokus

penelitiannya adalah penanaaman akhlakul karimah.

Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Judartha di komunitas

Al-Mubarok Di Dusun Bumi Harapan Permai Telagawaru Kecamatan Labuapi

Kabupaten Lombok Barat yang mana fokus penelitiannya terletak pada

penanaman nilai kejujuran pada anak. Sedangkan obyek penelitian yang dilakukan

peneliti di Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah Karang Anyar

Kecamatan Pagesangan Kota Mataram dan fokus penelitiannya adalah

penanaaman akhlakul karimah.

F. Kerangka Teoritik

1. Taman Pendidikan Al-Qur’an

a. Pengertian Taman Pendidikan Al-Qur’an

Menurut Hatta Abdul Malik Taman pendidikan Al-Qur’an

(TPA/TPQ) adalah lembaga atau kelompok masyarakat yang

menyelenggarakan pendidikan nonformal jenis keagamaan Islam yang

bertujuan untuk memberikan pengajaran Al-Qur’an, serta memahami dasar-

dasar dinul Islam pada anak usia sekolah dasar dan atau madrasah Ibtidaiyah
14

(SD/MI). Batasan usia anak yang mengikuti pendidikan Al-Qur’an pada

Taman Pendidikan Al Qur’an adalah anak-anak berusia 7 – 12 tahun.15

Senada dengan itu Ali Anwar berpendapat bahwa Taman Pendidikan

Al-Qur’an (TPA/TPQ) adalah lembaga atau kelompok masyarakat yang

menyelenggarakan pendidikan nonformal jenis keagamaan Islam yang

bertujuan untuk memberikan pengajaran membaca Al-Qur’an sejak usia

dini, serta memahami dasar-dasar dinul Islam pada anak usia taman kanak-

kanak, sekolah dasar dan atau madrasah ibtidaiyah (SD/MI) atau bahkan

yang lebih tinggi.16

Selain itu Mansur dalam buku pendidikan anak usia dini dalam Islam

mengemukakan bahwa Taman penddikan Al-Qur’an adalah pendidikan

untuk baca dan menulis Al-Qur’an di kalangan anak-anak. Tujuan

pembelajaran adalah salah satu aspek atau komponen dalam pendidikan yang

harus diperhatikan, karena pendidikan akan dikatakan berhasil apabila tujuan

tersebut dapat tercapai atau paling tidak mendekati target yang telah

ditentukan.17

15
Hatta Abdul Malik,”Pemberdayaan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Al-Husna
Pasadena Semarang dalam Jurnal DIMAS.” Vol. 13, Nomor 2, 2013, hlm. 390.
16
Aliwar,”Penguatan Model Pembelajaran Baca Tulis Qur’an Dan Manajemen Pengelolaan
Organisasi (TPA) dalam Jurnal Al-Ta’dib”, Vol. 9. Nomor 1, Januari-Juni 2016, hlm. 24.
17
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),
hlm. 134.
15

Sedangan menurut Priyadi, Hidayat, Islamawati menjelaskan Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPA) adalah unit pendidikan non-formal jenis

keagamaan berbasis komunitasmuslim yang menjadikan Al-Qur’an sebagai

materi utamanya, dan diselenggararakan dalam suasana yang indah, bersih,

rapi, nyaman, dan menyenangkan sebagai cerminan nilai simbolis dan


18
filosofis dari kata taman yang dipergunakan.

b. Tujuan Taman Pendidikan Al-Qur’an

Taman pendidikan Al-Qur’an berfungsi sebagai lembaga non formal

agar tidak terjadi kemerosotan agama dan generasi Qur’ani. Kemampuan

membaca dan menulis Al-Qur’an merupakan indikator kualitas kehidupan

beragama umat muslim. Oleh karena itu, gerakan baca dan tulis Al-Qur’an

merupakan langkah strategis dalam rangka meningkatkan kualitas umat

khususnya umat Islam dan keberhasilan pembangunan di bidang agama.

Karena Al-Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi

Muhammad untuk disampaikan kepada umatnya sebagai petunjuk manusia

untuk kehidupan dunia dan akhirat. Al-Qur’an mengarahkan manusia pada

jalan yang benar dan lurus, sehingga bisa mencapai kesempurnaan

manusiawi yang merealisasikan kebahagian hidup dunia dan akhirat.19

18
Priyadi, dkk, “Peningkatan Mutu Pembelajaran Taman Pendidikan Al-Qur’an dengan
Pembuatan Kurikulum TPA dalam Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan”, Vol. 2, Nomor. 3 September
2013, hlm. 206.
19
Ibid.,hlm. 135-136.
16

Keberadaan pendidikan Al-Qur’an membawa misi yang sangat

mendasar terkait dengan pentingnya memperkenalkan dan menanamkan

nilai-nilai Al-Qur’an sejakusia dini. Taman Kanak -kanak Al-Qur'an dan

Taman Pendidikan Al-Qur'an bertujuan menyiapkan anak didiknya agar

menjadi generasi muslim Qur'ani, yaitu generasi yang mencintai Al-Qur'an

sebagai bacaan dan sekaligus pandangan hidupnya sehari-hari. Adapun

tujuan TPQ adalah memberikan bekal dasar bagi anak didik (santri) agar

mampu membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah

ilmu tajwid dan juga menanamkan nilai-nilai keislaman bagi peserta didik

(santri) sekaligus membekali peserta didik dengan ilmu keagamaan. TPQ

merupakan lembaga yang lebih menekankan aspek keagamaan dan

menekankan santri-santrinya agar dapat membaca Al-Qur'an serta

menyiapkan generasi yang Qur’ani, yaitu generasi yang mencintai Al-

Qur'an, komitmen dengan Al-Qur'an sebagai bacaan dan pandangan hidup

sehari-hari. Taman Pendidikan Al-Qur’an bertujuan untuk menyiapkan anak

didiknya agar menjadi : “Generasi yang Qur’ani yaitu generasi yang

mencintai Al-Qur’an, komitmen dengan Al-Qur’an, dan menjadikan Al-

Qur’an sebagai bacaan dan pandangan hidup sehari-hari”.20

Secara umum taman pendidikan Al-Qur’an bertujuan dalam rangka

untuk menyiapkan anak-anak didiknya menjadi generasi Qur’ani, yaitu

komitmen dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pandangan hidupsehari-hari.


20
Aliwar, Penguatan Model Pembelajaran Baca Tulis Qur’an Dan Manajemen…, hlm. 25.
17

Untuk mencapai tujuan tersebut, taman pendididkan Al-Qur’an perlu

merumuskan target yang dijadikan sebagai tujuan dalam waktu lebih kurang

selama satu tahun. Hal ini sesuai dengan buku pedoman taman pedidikan Al-

Qur’an Nasional, yaitu: dapat membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai

dengan ilmu tajwid,dapat melakukan sholat dengan baik dan terbiasa hidup

dalam suasana yang Islami, dapat menulis huruf-huruf Al-Qur’an, hafal

surat-surat pendek, ayat-ayat pilihan dan do’a sehari-hari.21

c. Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an

Peran lembaga sosial adalah aktivitas yang dilakukan berdasarkan

status masing-masing yang dimiliki seorang individu atau kelompok, dalam

suatu sistem hubungan sosial yang terorganisir atau teratur yang

memperlihatkan adanya nilai-nilai, norma, peraturan, peran-peran dan cara-

cara berhubungan satu sama lain, yang diatur bersama guna memenuhi

kebutuhan manusia dalam suatu masyarakat tertentu, yang tujuannya untuk

bisa melakukan kontrol terhadap setiap anggota.22

Sedangkan peran taman pendidikan Al-Qur’an menurut Abu Zakariya

Sutrisno mengungkapkan bahwa:23

a. Memberantas buta Al-Qur’an

b. Membentuk peserta TPQ menjadi generasi islami

21
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam…, hlm. 134-135.
22
http://digilib.unila.ac.id/8712/15/BAB%20II.pdf, diakses 29 Januari 2019, pukul, 22.17
Wita
23
Abu Zakariya Sutrisno, Panduan Lengkap Mengajar Taman Pendidikan Al-Qur’an(TPA),
(Jawa Tengah: Yayasan Hubbul Khoir, 2018), hlm. 10
18

c. Memberikan pemahaman dasar agama kepada Peserta TPQ.

Selain itu eksistensi dari Taman pendidikan Al-Qur’an tentunya

memiliki peran sebagaimana yang ditetapkan DEPAG RI:24

a. Memfasilitasi dalam pembelajaran al-Qur’an.

b. Mengontrol dan memonitoring secara periodik perkembangan

pendidikan al-Qur’an.

c. Melakukan pembinaan secara menyeluruh dan berkelanjutan

kepada unit-unit tertentu.

d. Melakukan koordinasi secara intensif dengan instansi-instansi

terkait.

Sejalan dengan itu sebagaimana yang rumuskan Kemenag dalam

Pedoman Kurikulum TKQ (Taman Kanak-kanak Al Qur’an) Kemenag

menyebutkan peran dari Taman Pendidikan Al-Qur’an bertujuan sebagai

berikut:25

a. Dasar pembelajaran Al-Qur’an

b. Hafal bacaan solat lima waktu dan mampu memprektikan tata cara

pelaksanaannya dengan baik.

c. Menguasai sejumlah hafalan do’a harian .

d. Menguasai sejumlah hafalan surah pendek.

24
http://digilib.uinsby.ac.id/13921/5/Bab%202.pdf , Tim direktorat pendidikan Diniyah dan
Pondok Pesantren (DEPAG RI),regulasi pendidikan pedoman pembinaan dan peranan
TKQ/TPQ,(Jakarta;DEPAG RI,2009)cet.1,h,8, diakses tanggal 28 Februari 2019 pukul 15:37 WITA
25
https://pontren.com/2017/05/29/pedoman-kurikulum-tkq-taman-kanak-kanak-al-quran-
lingkungan-kementerian-agama/ diakses tanggal 28 Februari 2018 pukul 15:06 WITA.
19

e. Membiasakan sikap dan adab yang baik.

f. Tahsinul kitabah.

g. Mampu mengenal dasar-dasar keislaman.

Dari beberapa pemaparan peran taman pendidikan Al-Qur’an di atas

hal yang berkaitan dengan judul peneliti terdapat pada poin B, C, D, E dan G

untuk diteliti.

2. Aklakul Karimah atau Mahmudah

a. Pengertian Akhlakul Karimah

Ibnu Athir dalam Annihayah menerangkan bahwa, pada hakekatnya

makna khuluq ialah gambaran batin manusia yang paling tepat (yaitu jiwa

dan sifatnya), sedangkan khalqun merupakan gambaran bentuk luarnya(raut

muka, warna kulit, tinggi rendah tubuh, dan lain sebagainya).26

Dalam kamus bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi

pekerti, tabiat, watak dan kelakuan.27 Secara istilah Ibnu Maskawaih (w.421

H/1030 M) dalam buku Abuddin Nata secara singkat mengatakan, bahwa

akhlak adalah:28

ٍ‫كرٍ وَلَا رُوِيَ ة‬


ْ ِ‫يرِف‬
ْ َ‫فْعَالِ هَا ِمنْ غ‬
َ‫فْسِ دَاعِي َةٌلَ هَا اِلَى ا‬
‫حَالٌ ّلِلن‬

Artinya: Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk

melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

26
Zaharuddin dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak..., hlm. 15.
27
Kamus Bahasa Indonesia…, hlm. 28.
28
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). hlm. 3.
20

Sedangkan, imam al-Ghazali, sebagaimana yang dikutip oleh M.

Yatim Abdullah dalam bukunya Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an

dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam) karena kepiawaiannya dalam

membela Islam dan berbagai faham yang dianggap menyesatkan,

mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang

menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gamblang dan mudah tanpa

memerlukan pemikiran dan pertimbangan.29

Akhlak terpuji merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa arab

akhlak mahmudah. Mahmudah merupakan bentuk maf’ul dari kata jamida

yang berarti terpuji. Akhlak terpuji disebut pula dengan Akhlak Karimah

(akhlak mulia), atau makarim al-akhlak (akhlak mulia) atau akhlah al-

munjiya (akhlak yang menyelamatkan pelakunya). Istilah yang kedua berasal

dari hadits Nabi Muhammad SAW yang dikutip dalam buku Rosihin Anwar

Akhlak Tasawuf, yaitu:

)‫بُعثْتُ ُلِاتَ مِمَ مَكَاِرمَ الْ َاخْلَا قِ (رواه احمد‬


ِ ‫�َ مَا‬
‫ ا‬K

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan perangai

(budi pekerti) yang mulia.” (H.R. Ahmad).30

Berikut ini dikemukakan beberapa penjelasan tentang pengertian

akhlak terpuji: 31

29
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Persefektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah,
2007), hlm. 4.
30
Ahmad bin Hambal, Musnad Imam Hambal bin Hambal Juz-2 Cetakan ke-1,
(Bairul:Darul Al-Kutub Al-Umiah,1993), hadis nomor 8952.
21

1) Menurut al-Ghazali akhlak terpuji merupakan sumber ketaatan dan

kedekatan kepada Allah SWT. sehingga mempelajari dan

mengamalkannya merupakan kewajiban individual setiap muslim .

2) Menurut al-Quzwaini, akhlak terpuji adalah ketepatan jiwa dengan

perilaku yang baik dan terpuji.

3) Menurut al-Mawardi, akhlak terpuji adalah perangai yang baik dan

ucapan yang baik.

4) Menurut Ibnul Qayyim, pangkal akhlak terpuji adalah ketundukan

dan keinginan yang tinggi. Sifat-sifat terpuji, menurutnya, berpangkal

dari kedua hal ini. Ia memberikan gambaran tentang bumi yang

tunduk pada ketetapan Allah SWT. Ketika air turun menimpanya,

bumi merespon dengan kesuburan dan menumbuhkan tanam-

tanaman yang indah. Demikian pula manusia, tatkala diliputi rasa

ketundukan kepada Allah SWT., lalu turun taufik dari Allah SWT., ia

akan meresponnya dengan sifat-sifat terpuji.

5) Menurut Ibnu Hazm, pangkal akhlak terpuji ada empat, yaitu adil,

paham, keberanian, dan kedermawanan.

6) Menurut Abu Daud AS-Sijistani (w. 275/889), akhlak terpuji adalah

perbuatan-perbuatan yang disenangi, sedangkan akhlak tercela adalah

perbuatan-perbuatan yang harus dihindari.

31
Ibid., hlm. 87-88.
22

Dari berbagai macam pengertian akhlakul karimah (terpuji) yang

dikemukakan oleh para ulama di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

akhlakul karimah (akhlak terpuji) adalah merupakan suatu ketaatan jiwa

yang dapat dicerminkan dengan perbuatan-perbuatan terpuji (baik) dalam

kehidupan sehari-hari.

Jadi, akhlak terpuji adalah lawan dari akhlak tercela, akhlak terpuji

merupakan segala bentuk akhlak yang bertentangan dengan akhlak tercela.

Akhlak terpuji akan membawa seseorang pada keselamatan hidup di dunia

dan di akhirat, seperti syukur, sabar, jujur dan tawakkal. Sedangkan akhlak

tercela merupakan tingkah laku yang tercela yang dapat merusak keimanan

seseorang dan menjatuhkan martabatnya sebagai manusia, seperti syirik,

kufur, fasik, dan takabur.32

b. Macam-Macam Akhlakul Karimah

Akhlak mahmudah atau akhlakul karimah pada prinsipnya merupakan

daya jiwa seseorang yang mempengaruhi perbuatannya sehingga menjadi

prilaku utama, benar dan cinta kebajikan, suka berbuat baik sehingga

menjadi watak pribadinya dan mudah baginya melakukan sebuah perbuatan

itu tanpa adanya paksaan.33 Adapun macam-macam ruanglingkup akhlakul

karimah atau mahmudah sebagai berikut:

1. Akhlak kepada Allah

32
Rosihan Anwar, Akhlak Tasawuf..., hlm. 121.
33
Kasmuri Selamat, Ihsan Sanusi, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia,2012), hlm. 52.
23

Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sebuah sikap atau

perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai mahkluk, kepada

Tuhan sebagai khalik.34 Akhlak yang baik kepada Allah berucap dan

bertingkah laku yang terpuji terhadap Allah Swt.baik melalui ibadah

langsung kepada Allah, seperti shalat, puasa dan sebagainya, maupun

melalui perilaku-perilaku tertentu yang mencerminkan hubungan atau

komunikasi dengan Allah diluar ibadah itu. Allah Swt telah mengatur hidup

manusia dengan adanya hukum perintah dan larangan. Hukum ini, tidak lain

adalah untuk menegakkan keteraturan dan kelancaran hidup manusia itu

sendiri. Dalam setiap pelaksanaan hukum tersebut terkandung nilai-nilai

akhlak terhadap Allah Swt.35 Macam-macam akhlak terhadap Allah:

a. Mentauhidkan Allah Swt.

Definisi tauhid adalah meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya

Tuhan yang menciptakan semua makhluk dan seluruh alam jagat raya

dan satu-satunya al-ma’bud (yang patut disembah).36 Ibadah

merupakan penghambaan diri kepada Allah SWT dengan mentaati

segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya sebagaimana

yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Dan inilah hakikat

agama Islam, karena Islam maknanya ialah penyerahan diri kepada

34
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf Karakter Mulia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014). hlm.127
35
Syarifah Habibah, “Akhlak dan Etika dalam Islam” dalam Jurnal Pesona Dasar
:Volume. 1, Nomor. 4, Oktober 2015,hlm. 78
36
Rosihan Anwar, Akhlak Tasawuf..., hlm. 90.
24

Allah SWT semata-mata yang diserrtai dengan kepatuhan mutlak

kepada-Nya.37

Artinya adalah tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun

baik itu makhluk hidup, benda mati, gunung, patung dan sebagainya.

Ciri-ciri orang yang mentauhidkan Allah adalah menyembah hanya

kepadanya, mengerjakan perintahnya seperti sholat, puasa, zakat dan

lain sebagainya. Perintah menyembah atau mentauhidkan Allah SWT

dengan rasa ikhlas dan kemurnian terdapat dalam QS. Al-Bayyinah

[98]:5 sebagai berikut:


             

       

Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya

menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam

(menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan

shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang

lurus.” 38

b. Khusyuk,

37
Sukarta, dkk, Kuliah Aqidah, ((LP2I) Universitas Muhammadiyah Mataram: Mataram,
2014), hlm. 69
38
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya..., hlm. 598
25

Khusyuk yaitu bersatunya pikiran dengan perasaan batin dalam

perbuatan yang sedang dikerjakannya. Ciri-ciri Khusyu’ yaitu adanya

perasaan nikmat ketika melaksanakannya. Shalat perlu dilakukan

dengan khusyu’. Jika orang melakukan shalat tetapi belum khusyu’.

Agar khusyu’ dalam shalat, sejak niat kita harus sunguh-sungguh

hanya terpusat pada perbuatan yang berkaitan dengan shalat. Apa yang

dibacakan oleh lidah, dimaknai oleh pikran, diresapi oleh hati dan

difokuskan pada Allah yang sedang kita hadapi.39

c. Tawakal.

Tawakal yaitu mempercayakan diri kepada Allah dalam

melaksanakan suatu rencana. Sikap tawakal merupakan gambaran dari

sabar dan menggambarkan kerja keras dan sungguh-sungguh dalam

melaksanakan suatu rencana. Apabila rencana tersebut menghasilkan

keinginan yang diharapkan atau gagal dari harapan yang semestinya, ia

akan mampu menerimanya tanpa penyesalan.40

Tawakal mempunyai hubungan yang sangat erat dengan

pemahaman manusia akan takdir, ridha, ikhtiar, sabar, dan do’a.

dimana tawakal merupakan kesungguhan hati dalam bersandar kepada

Allah untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah

39
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam Arah Baru Pembangunan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinngi, (Jakarta: Rajawali Pres:2012), hlm. 145-146
40
Syarifah Habibah, “Akhlak dan Etika dalam Islam” dalam Jurnal Pesona
Dasar,…hlm.79
26

kemudharatan, baik menyangkut urusan dunia maupun urusan

akhirat.41 Sebagaimana firman Allah dalam Q. S Ali-Imron[3]:159:

        


     ..

Artinya:”kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka

bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang yang bertawakkal kepada-Nya”.42

d. Syukur

Syukur, yaitu mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas

nikmat yang telah diberikan-Nya.Ungkapan syukur dilakukan dengan

kata-kata dan perilaku. Ungkapan dalam bentuk kata-kata adalah

mengucapkan hamdalah setiap saat, sedangkan bersyukur dengan

perilaku dilakukan dengan cara menggunakan nikmat Allah sesuai

dengan semestinya. Misalnya nikmat diberi mata,maka bersyukur

terhadap nikmat itu dilakukan dengan menggunakan mata untuk

melihat hal-hal yan baik, seperti membaca, mengamati alam dan

sebagainya yang mendatangkan manfaat.

Syukur menurut Deden Makbuloh, dalam bukunya

mengungkapkan syukur yaitu merealisasikan apa yang dianugrakan

41
Rosihin Anwar, Akidah Akhlak, ( Bandung: Setia Pustaka:2008),hlm. 220
42
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya..., hlm. 71
27

Allah kepada kita sesuai dengan fungsinya. Semakin bersyukur kita

kepada Alllah semakin bertambah anugerah-Nya.43

Bentuk syukur ini ditandai dengan keyakinan hati bahwa nikmat

yang diperoleh berasal dari Allah SWT, bukan selain-Nya, lalu diikuti

pujian oleh lisan, dan tidak menggunakan nikmat tersebut untuk

sesuatu yang dibenci saudaranya. Bentuk syukur terhadap nikmat

Allah SWT tersebut adalah dengan jalan menggunakan nikmat Allah

SWT. itu dengan sebaik-baiknya. Adapun karunia yang diberikan oleh

Allah SWT. harus kita manfaatkan dan kita pelihara, seperti

pancaindra, harta benda, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Apabila

kita sudah mensyukuri karunia Allah SWT. itu, berarti kita telah

bersyukur kepada-Nya sebagai penciptanya. Bertambah banyak kita


44
bersyukur, bertambah banyak pula nikmat yang akan kita terima.

Diantara dasar perintah syukur sebagaimana firman Allah dalam Q.S

Ibrahim [14]:7 sebagai berikut:

    


   
      

Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah

43
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam Arah Baru Pembangunan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinngi, (Jakarta: Rajawali Pres:2012), hlm. 146
44
Rosihan Anwar, Akhlak Tasawuf..., hlm. 98.
28

(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka

Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".45

2. Akhlak kepada Rasulullah

Rasulullah adalah manusia yang paling mulia akhlaknya. Beliau sangat

dermawan paling dermawan diantara manusia. Beliau sangat menghindari

perbuatan dosa, sangat sabar, sangat pemalu melebihi gadis pingitan,

berbicara sangat fasih dan jelas, beliau sangat pemberi, beliau juga jujur dan

amanah, sangat tawadhu’, tidak sombong, tepati janji, penyayang, lembut,

suka memaafkan, dan lapang dada. Beliau mencintai orang miskin dan

duduk bersama mereka, beliau banyak diam dan tawa beliau adalah

senyuman.46

Maka sepatutnya sebagai seorang muslim hendaknya meneladani

akhlak Rasulullah. Berakhlak kepada Rasulullah dapat diartikan suatu sikap

yang harus dilakukan manusia kepada baginda Rasulullah sebagai rasa

terima kasih atas perjuangannya membawa umat manusia ke jalan yang

benar. Macam-macam akhlak terhadap Rasulullah sebagai berikut:47

a. Ridha dan beriman kepada Rasulullah.

45
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya..., hlm. 256.
46
Syarifah Habibah, “Akhlak dan Etika dalam Islam” dalam Jurnal Pesona
Dasar,…hlm.81
47
Ibid., hlm. 81
29

Ridha dan beriman kepada rasulullah merupakan sesuatu yang

harus dinyatakan. Mengakui kerasulannya dan menerima segala ajaran

yang disampaikannya.

b. Mentaati dan mengikuti Rasulullah.

Mentaati dan mengikuti Rasulullah merupakan sesuatu yang

bersifat mutlak bagi orang-orang yang beriman. Allah Swt. akan

menempati orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul kedalam

derajat yang tinggi dan mulia. Disamping itu juga dicintai Allah Swt

sehingga Allah mudah mengampuni dosa orang-orang yang mentaati

Allah dan Rasul. Barang siapa yang mentaati Rasul berarti juga

mentaati Allah Swt.

c. Mencintai dan memuliakan Rasulullah.

Keharusan yang harus tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada

rasul adalah mencintai beliau dan ahlul baitnya setelah kecintaan

kepada Allah Swt. Sebagaimana hadist Rasulullah: 48

ِ‫�َى أَكُو نَ أَحَ�ُ إِلَيْ هِ مِنْ أ َهْلِ هِ وَ مَالِيْ ه‬


َ‫�َيُؤْ مِنُ عَبْدٌ َ وفِي حَدِيْثِ عَبْدِالْوَارِثِ الرِ جُلُ ح‬

َ‫وَالنَاسِ أَجْ مَعِيْن‬

Artinya: “Tidak beriman salah seorang dari mu, apabila ia tidak

mencintaiku melebihi dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan

manusia semuanya” . ( H.R. Bukhari Muslim )

48
Ahmad Mudjab Muhalli, Hadus-hadis Mutafaq ‘Alaih Bagian Ibadat, (Jakarta: Kencana,
2004), hal. 51
30

d. Mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah.

Mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah sebagai

tanda ucapan terima kasih dan sukses dalam perjuangannya.

Sebagaimana Firman Allah dalam Q.S Al-Ahzab [33]: 56:

              

Artinya:”Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya

bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,

bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam

penghormatan kepadanya”.49

3. Akhlak terhadap Keluarga

Akhlak terhadap keluarga meliputi ayah, ibu, anak, dan keturunannya.

Sebagai seorang muslimin hendaknya berbuat baik kepada anggota keluarga

terutama orang tua.50 Akhlak kepada orang tua adalah menghormati dan

menyayangi mereka berdua dengan sopan santun dan berbakti kepada

keduanya, macam-macam akhlak terhadap keluarga ialah:

a. Bebakti kepada orang tua

Berbakti kepada orang tua merupakan faktor utama diterimanya

doa seseorang, juga merupakan amal saleh paling utama yang

dilakukan seorang muslim. Salah satu bentuk berbuat baik kepada

49
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya..., hlm. 426
50
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam Arah Baru Pembangunan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinngi,..hlm. 149
31

orang tua adalah bersikap sopan santuan, berkata lemah lembut, dan

mendo’akannya, Banyak ayat al-Qur’an ataupun hadits yang

menjelaskan keutamaan berbuat baik kepada kedua orang tua. Oleh

karena itu, perbuatan terpuji ini seiring dengan nilai-nilai kebaikan

untuk selamanya dan dicintai oleh setiap orang sepanjang masa. 51

Salah satu keutamaan berbuat baik kepada kedua orang tuam

disamping melaksanakan metaan atas perintah Allah SWT. adalah

mengghapus dosa-dosa besar. Dasar-dasar keharusan berbuat baik

kepada kedua orang tua sebagaimana firman Allah dalam Q.S An-Nisa

[4]:36:

            


.. 

Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu

mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat/ baiklah

kepada dua orang ibu-bapa,..” 52

b. Bersikap baik kepada saudara

Agama Islam memerintahkan untuk berbuat baik kepada sanak

saudara atau kerabat sesudah menunaikan kewajiban kepada Allah Swt

dan ibu bapak. Hidup rukun dan damai dengan saudara dapat tercapai

apabila hubungan yang terjalin dengan saling pengertian dan tolong

menolong. Pertalian kerabat itu dimulai dari yang lebih dekat dengan

51
Rosihan Anwar, Akhlak Tasawuf..., hlm. 107.
52
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya..., hlm. 84.
32

menurut tertibnya sampai kepada yang lebih jauh.53 Sebagaimana

Firman Allah Swt dalam Q.S An-Nisa [4]:36:

       


    ...

              



Artinya:”…Karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,

tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu

sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”54

4. Akhlak terhadap Diri Sendiri

Islam mengajarkan manusia agar menjaga diri baik kesehatan jasmani

ataupun rohani. Kesehatan jasmani hendaknya dipelihara dengan

memberikan konsumsi makanan yang halal dan baik. Apabila

mengkonsumsi makanan yang tidak halal dan tidak baik, berarti telah

merusak diri sendiri. Oleh karena itu Islam mengatur makan dan minum.55

Sebgaimana firman Allah Swt dalam Q.S Al-Maidah []:3 A’raf [7]:31:

53
Iwan,”Pendidikan Akhlak Terpuji Mempersiapkan Generasi Muda Berkarakter, dalam
Jurnal Al Tarbawi Al Hadist, Volume.1, Nomor.1, hlm. 9
54
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya..., hlm. 107.
55
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam Arah Baru Pembangunan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinngi,..hlm. 147
33

     


          
    

.....          

Artinya:”Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging

babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,

yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas,

kecuali yang sempat kamu menyembelihnya...”

Akhlak terhdap diri sediri diantaranya ialah:

a. Amanah

Amanah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh umat Islam

yang merupakan salah satu bentuk akhlakul karimah. Amanah menurut

bahasa ialah kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan,atau kejujuran.

Ciri-ciri orang yang amah ialah ia tidak melanggar janji, apa yang

diamanahkan keadanya disampaikan, dapat menjaga rasia.

Kebalikannya ialah khianat. Khianat adalah gelajala munafik. Betapa

pentingnya sifat dan sikap amanah ini dipertahankan sebagai akhlakul

karimah dalam masyarakat, jika sifat dan sikap itu hilang dari tatanan

sosial umat Islam maka kehancuranlah yang bakalan terjadi bagi umat

Islam.56 Sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. An-Nisa [4]: 58:

...        

56
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Persefektif Al-Qur’an,..hlm. 43.
34

Artinya:”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya…”57

b. Jujur

Maksud akhlak terpuji ini adalah berlaku jujur, baik dalam

perkataan maupun dalam perbuatan. Benar dalam perkataan adalah

mengatakan keadaan yang sebenarnya, tidak mengada-ngada, dan

tidak pula menyembunyikannya. Lain halnya apabila yang

disembunyikan itu bersifat rahasia atau karena menjaga nama baik

seseorang. Benar dalam perbuatan adalah mengerjakan sesuatu

menurut perintah agama, berarti itu benar. Dan apa yanng tidak boleh

dikerjakan sesuai dengan larangan agama, berarti itu tidak benar.58

Diantara ciri jujur adalah Bila berkata-kata tidak berdusta

(berbohong), bila berkata sesuai apa adanya tidak ditambah-tambah,

dapat di percaya dan mampu memegang amanah orang lain. 59

Sebagaimana firman Allah dala Q.S At-Taubah [9]:199 sebagai

berikut:

        

57
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya..., hlm. 87
58
https://wilkipediaislam.blogspot.com/2017/11/ciri-ciri-orang-yang-jujur-menurut-
islam.html, diakses tanggal 05 Januari 2019, pukul 14:00 Wita.
59
Ibid., hlm. 102
35

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada

Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang

benar.”60

Dari ruang lingkup akhlak di atas peneliti merasa tertarik meneliti dan

membatasi penelitian kepada akhlak terhadap orang tua, jujur, dan amanah.

Sehingga peneliti ingin melihat sejauh mana perubahan yang dialami para

peserta TPQ baik sebelum masuk maupun setelah masuk Taman Pendidikan

Al-Qur’an.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian seorang peneliti hendaknya memiliki

rancangan yang baik guna mencapai hasil yang diharapkan dapat tercapai.

Maka dari itu seorang peneliti hendaknya melakukan pendekatan penelitian.

Pendekatan penelitian merupakan awal dari sebuah penelitian, dimana seorang

peneliti harus mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sebelum

melakukan penelitian. Perencanaan yang baik dan matang akan mempermudah

peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Sesuai dengan masalah yang

dikaji dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan penelitian dengan

menggunakan penelitian kualitatif.

Menurut Creswell dalam bukunya Djam’an Satori dan Aan Komariah

mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu proses inqury tentang


60
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya..., hlm. 206.
36

pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis terpisah; jelas

pemeriksaan bahwa menjelajah suatu masalah sosial atau manusia.61

Sejalan dengan Kirk dan Miller dalam Sudjana, mendefinisikan penelitian

kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara

fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya

sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam peristilahannya”.62

Sedangkan menurut Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani mengungkapkan

bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti kondisi objek yang alamiah, (lawannya adalah eksperimen) di mana

peneliti merupakan instrument kunci, teknik pengumpulan data secara

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.63

Oleh karena itu penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian

kualitatif dalam melukiskan analisis data dilakukan dengan cara

mendeskripsikan atau menjabarkan masalah yang diteliti sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya. Hal ini dilakukan karena peneliti berusaha

mengungkapkan masalah yang diteliti khususnya bagaiamana Peran Taman

Pendidikan Al-Qur’an Sebagai Wadah Penanaman Akhlakul Karimah Pada

61
Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung:
Alfabeta,2014),hlm. 23
62
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, (Bandung:Sinar Baru Algerindo,
2004), hlm. 15.
63
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Pustaka
Setia, 2012), hlm. 57-58.
37

Anak di Desa Karang Anyar Kecamatan Pagesangan Timur Mataram Tahun

2018/2019.

Dengan demikian, pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah

penelitian kualitatif dalam melukiskan analisis data dilakukan dengan cara

mendeskripsikan atau menjabarkan masalah yang diteliti sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang

lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena jika

memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih

dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat

tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan

yang ada di lapangan. Selain itu hanya manusia sebagai alat sajalah yang

dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya

manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan.

Kehadiran peneliti dilokasi penelitian untuk mengumpulkan data sehingga

data yang diperlukan terpenuhi sehubungan dengan penelitian ini. Pendekatan

kualitatif lebih banyak bergantung pada peneliti sebagai alat pengumpul data,
38

disebabkan karena peneliti dapat menilai keadaan dan dapat mengambil

kesimpulan.64

Ada beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti di lapangan dalam

mengumpulkan data yakni sebagai berikut:

a. Melakukan observasi yang mendalam tentang obyek penelitian khususnya

yang berkaitan dengan fokus penelitian.

b. Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait baik dengan

hubungan langsung dengan fokus penelitan ini atau dengan pihak yang di

anggap bisa memberikan data–data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

c. Disamping mengadakan observasi dan wawancara, peneliti juga

mengadakan pencatatan beberapa dokumen-dokumen yang di anggap

perlu sesuai dengan fokus penelitian.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih oleh peneliti untuk diteliti adalah Taman Pendidikan

Al-Qur’an di Desa Karang Anyar Kecamatan Pagesangan Timur Kota

Mataram Tahun 2018-2019.

4. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh.65 Menurut Lofland

dan Loflan dalam Lexy J Moleong bahwa sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

64
Ibid., hlm. 9.
65
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta,2006), hlm. 129.
39

seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis

datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan

statistik.66

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah sebagai berikut:

a. Kepala Taman Pendidikan Al-Qur’an

b. Guru Taman Pendidikan Al-Qur’an.

c. Para peserta TPQ.

d. Wali peserta TPQ.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu

penelitian, begitu pula dalam penelitian ini, peneliti menggunakan prosedur

relevan dengan jenis penelitian kualitatif. Beberapa metode yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu:

a. Observasi

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa:

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses


tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam
dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.67

66
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset,2011),hlm. 157.
67
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 203.
40

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data observasi dapat

dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Observasi Partisipan adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh

observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang

yang akan di observasi. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut

melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan

suka dukanya. Dengan observasi ini maka data yang diperoleh akan lebih

lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap

perilaku yang nampak.

2) Observasi Non Partisipan adalah suatu proses pengamatan observer tanpa

ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah

berkedudukan sebagai pengamat. Pengumpulan data dengan observasi

non partisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak

sampai pada tingkat makna yaitu nilai-nilai dibalik perilaku yang tampak,

yang terucapkan dan yang tertulis.68

Dalam hal ini jenis observasi yang digunakan peneliti adalah observasi

non partisipan. Peneliti menggunakan metode observasi dengan tujuan untuk

mendapatkan data tentang Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an sebagai

wadah Penanaman Akhlakul Karimah Pada Anak di Desa Karang Anyar

Kecamatan Pagesangan Timur Mataram Tahun 2018-2019.

b. Metode Interview/Wawancara
68
Ibid., hlm. 203-204.
41

Interview atau wawancara merupakan metode pengumpulan data yang

menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subjek atau

responden. Dalam interview biasanya terjadi sepihak yang dilakukan secara

sistematis dan berpijak pada tujuan penelitian.69

Sedangkan menurut Bungin, wawancara adalah proses percakapan

dengan maksud untuk mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan,

organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya yang dilakukan dua pihak

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan orang

yang diwawancarai (interviewee).70

Wawancara atau interview adalah proses untuk memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap

muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau

responden/panduan wawancara. Jadi metode wawancara ini merupakan

suatu metode yang mencakup cara yang di pergunakan oleh seorang dengan

tujuan mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang respondent.71

Metode ini merupakan suatu teknik menjaring data dengan

menggunakan pertanyaan atau wawancara langsung dengan responden

secara sistimatis sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai.

Adapun jenis atau macam-macam wawancara/interview antara lain:

69
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2013),
hlm. 82.
70
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis Ke Arah
Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 143.
71
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalian Indonesia, 2001), hlm. 243.
42

1) Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan

data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti

tentang informasi apa yang akan diperoleh.

2) Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana

peneltiti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. 72

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara tidak terstruktur. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat secara

bebas dan leluasa mengajukan pertanyaan-pertanyaan serta proses

wawancara dilakukan secara mendalam tentang Peran Taman Pendidikan

Al-Qur’an Sebagai Wadah Penanaman Akhlakul Karimah Pada Anak di

Desa Karang Anyar Kecamatan Pagesangan Timur Mataram Tahun 2018-

2019 diperoleh lebih banyak dan terinci.

Adapun data yang ingin diketahui dengan teknik ini yaitu terkait

dengan Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an sebagai wadah Penanaman

Akhlakul Karimah Pada Anak di Desa Karang Anyar Kecamatan

Pagesangan Timur Mataram Tahun 2018/2019.

c. Teknik Dokumentasi

72
Sugiyono, Metode Peneltian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 195-197.
43

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah

catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan yang tertulis yang disusun

oleh seorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa, dan

berguna bagi sumber data, bukti, informasi kealamiahan yang sukar

diperoleh, sukar ditemukan dan membuka kesempatan untuk lebih

memperluas pengetahuan terhadap suatu yang diselidiki.73

Jadi metode dokumentasi peneliti gunakan untuk mengumpulkan data

tertulis yang memberikan keterangan yang dibutuhkan oleh peneliti yakni

mengenai data lokasi penelitian, data keadaan barang inventaris TPQ, data

keadaan guru yang mengajar dan ketua yayasan TPQ Ittihadil Ummah

Karang Anyar Kecamatan Pagesangan Timur Mataran Tahun 2018/2019.

Adapun data yang ingin dicari dalam metode dokumentasi ini adalah

mengenai data-data siswa, penanaman akhlakul karimah yang diajarkan,

sarana dan prasarana, keadaan guru, keadaan siswa, struktur organisasi dan

data tata tertib di Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah Karang

Anyar Kecamatan Pagesangan Timur Mataram Tahun 2018/2019.

6. Analisis Data

Data yang telah peneliti kumpulkan selama mengadakan penelitian perlu

diolah dan dianalisis dengan penuh ketelitian, keuletan dan secara cermat

73
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia,2011), hlm. 183.
44

sehingga mendapatkan suatu kesimpulan tentang obyek-obyek penelitian yang

baik.

Analisis data adalah proses sistematis pencarian dan pengaturan

transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi yang telah peneliti

kumpulkan untuk meningkatkan pemahaman peneliti sendiri mengenai materi-

materi tersebut dan untuk memungkinkan peneliti menyajikan apa yang sudah

peneliti temukan kepada orang lain.74

Dalam hal ini Bogdan dalam buku Sugiyono menyatakan bahwa:

Analisis data adalah mensyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil pengumpulan data dengan cara menemukan apa yang penting,
kemudian memuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.75

Menurut Amri Darwis dalam bukunya menyatakan bahwa: “Analisis data

penelitian adalah pengolahan data dengan menggunakan teknik pengolahan data

berupa rumus-rumus atau aturan-aturan yang sesuai dengan rumusan masalah

dan pendekatan penelitian yang digunakan.”76

Dari uraian yang disajikan di atas, bahwa analisis data merupakan bagian

yang terpenting yang harus dilakukan oleh seorang peneliti dengan maksud

agar data yang diperoleh di lapangan bisa diuraikan lebih jelas dan mendalam.

Analisis data baru bisa dilakukan setelah peneliti memperoleh data-data yang

74
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers,2012),
hlm. 85.
75
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alfabeta,2012),hlm. 88.
76
Amri Darwis, Metode Penelitian Pendidikan Islam(Pengembangan Ilmu Berparadigma
Islami), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2014), hlm. 125.
45

dibutuhkan di lapangan dengan memberikan tanggapan atau masukan yang

nantinya dapat bermanfaat bagi orang lain dan peneliti khususnya.

Mengingat penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, maka

peneliti menggunakan analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman

yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan,

penyederhanaan, abstrak, dan penstranformasian “data mentah” yang terjadi

dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Sebagaimana diketahui reduksi data

terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang diorientasikan

secara kualitatif.77

b. Model Data (Data Display)

Model merupakan suatu kumpulan informasi yang tersusun yang

membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Model

tersebut mencakup berbagai jenis matrik, grafik, jaringan kerja dan bagan.

Semua dirancang untuk merakit informasi yang tersusun dalam suatu yang

dapat diakses secara langsung, bentuk yang praktis, dengan demikian

peneliti dapat melihat apa yang terjadi dan dapat dengan baik

77
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers,2012),
hlm. 129.
46

menggambarkan kesimpulan yang dijustifikasikan maupun bergerak ke

analisis tahap berikutnya model mungkin menyarankan yang bermanfaat.78

c. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan

Kesimpulan “akhir” mungkin tidak terjadi hingga pengumpulan data

selesai, tergantung pada hasil dari catatan lapangan, pengodean,

penyimpanan, dan metode-metode perbaikan yang digunakan, pengalaman

peneliti, dan tuntunan dari penyandang dana. Tetapi kesimpulan sering

digambarkan sejak awal, bahkan ketika seorang peneliti menyatakan telah

memproses secara induktif.79

7. Validasi Data

Validasi data adalah suatu yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka

menentukan keakuratan atau kreadibilitas dari temuan tersebut melalui strategi-

strategi seperti triangulasi.80 Validasi data berarti bahwa data yang telah

terkumpul dapat menggambarkan realitas yang ingin diungkapkan oleh

peneliti.81

Untuk mendapatkan data yang valid, objektif dan dapat dijamin

keabsahannya maka peneliti melakukan teknik sebagai berikut:

a. Perpanjangan waktu keikutsertaan

78
Ibid.,hlm. 131-132.
79
Ibid.,hlm. 133.
80
Ibid.,hlm. 81.
81
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif (Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2015), hlm. 167.
47

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.

Keikutsertan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi

memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. Perpanjangan

keikutsertaan berarti peneliti tinggal dilapangan penelitian sampai kejenuhan

pengumpulan data tercapai.82

Dengan adanya perpanjangan waktu keikutsertaan peneliti maka

peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan penelitian. Dalam aplikasinya

peneliti memperpanjang waktu keikutsertaan guna untuk mendapatkan data

yang lengkap dan akurat.

b. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-

unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang

sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara

rinci.83

Ketekunan pengamatan ini sangat berpengaruh penting dalam

melakukan sebuah penelitian. Ini berarti penelitian harus melakukan

pengamatan secara teliti dan rinci. Oleh karena itu, tehnik ini menuntun

peneliti untuk melakukan pengamatan dengan cara teliti dan rinci.

82
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), hlm. 327.
83
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2014), hlm. 329.
48

c. Tringulasi

Tringulasi adalah tehnik pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tringulasi

sumber,dan tringulasi teknik pengumpulan data.84

Adapun tringulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

tringulasi sumber yaitu menguji kreadibilitas data dengan mengecek data

yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pemahaman, maka perlu diberikan gambaran singkat

yang dirumuskan dalam sistematika pembahasan pada bagian awal terdiri dari

halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, dan daftar isi. Bagian

kedua meliputi: Bab 1: pendahuluan dalam hal ini dikemukakan tentang latar

belakang masalah, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan setting

penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, dan metode penelitian. Bab II: paparan

data dan temuan, pada bagian ini berisi gambaran umum tentang Taman

Pendidikan Al-Qur’an di Desa Karang Anyar, peran dari Taman Pendidikan Al-

Qur’an dalam menanamkan akhlakul karimah pada anak usia dini di Desa Karang

Anyar Kecamatan Pagesangan Timur Kota Mataram. Bab III: berisi pembahasan

yang mana pada bagian ini membahas tentang peran Taman Pendidikan Al-Qur’an

dalam menanamkan akhlakul karimah pada anak usia dini dan upaya penanaman
84
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alfabeta, 2012), hlm. 125.
49

akhlakul karimah di Taman Pendidikan Al-Qur’an pada anak usia dini. Bab IV:

penutup, pada bagian ini membahas tentang kesimpulan dan saran-saran serta

diakhiri oleh daftat pustaka.


50

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, serta

dokumentasi dari pihak Taman Pendidikan Qur’an Ittihadil Ummah, maka

peneliti memperoleh data sebagai berikut.

1. Sejarah Berdirinya Taman Pendidikan Qur’an Ittihadil Ummah

Pendidikan pada dasarnya ialah suatu upaya dasar untuk memanusiakan

manusia. Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang, tanggung jawab

penyelenggaraan pendidikan itu berada di pundak keluarga, masyarakat dan

pemerintah. Untuk mengambil peran sebagai penyelenggara pendidikan

tersebut, pada pertengahan tahun 2012 masyarakat Lingkungan Karang Anyar

Kelurahan Pagesangan Kota Mataram bersama-sama dengan pemuka agama

dan tokoh masyarakat bersepakat untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan

non formal yang bercirikan agama yaitu TPQ Ittihadil Ummah.85

Berdirinya TPQ Ittihadil Ummah Karang Anyar diawali dengan

pendirian TPQ Ittihadil Ummah pada pertengahan tahun 2012 yang pada saat

itu dikepalai oleh Tohirin dan dibantu oleh remaja masjid seperti M. Tanwir,

Azhar, Hauliawati, Sri Mahyuni, Suadatul Adawiyah, Ida Fitriati, Husnul

Jalilah, Wardatul Ain, Eni Wahyuni dan lain-lain. Selanjutnya atas inisiatif

beberapa tokoh seperti : Drs. H. Wildan, Dra. Hj. Nurul Yakin, M.Pd., Drs. H.
85
Profil MTs Ittihadil Ummah,Dokumentasi, Mataram, 27 Februari 2019.

50
51

Ahmad Hari Witono, M.Pd., H. Burhanudin, SP., H. Zainul Islam, SH.,

Muslihin, S.Ag., Tohirin, Isnaini dan beberapa yang lainnya serta mendapat

dukungan dari tokoh-tokoh agama seperti :

TG.H Idhar Mahyudin, H. Syafiuddin, H. Syafi’i, TGH. Tanwir Idhar

serta mendapat dukungan yang sangat besar dari kepala lingkungan Karang

Anyar, H. Sarkawi, maka mulai tanggal 10 Juli 2012 dimulailah berdirinya

Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah Karang Anyar. Sebagai kepala

yayasan TPQ yang pertama ditunjuk atas nama H. Muhammad

Fahrurrozi M.Pd.

Pada awalnya berdirinya Taman Pendidikan Al-Qur’an dalam

pengajarannya berpusat di Masjid Al-Istiqomah karang Anyar Pagesangan

Timur. Seiring berjalannya waktu dan melihat antusias masyarakat karang

anyar untuk memasukkan anaknya ke Taman Pendidikan Al-Qur’an ini

membuat para guru kewalahan dalam baik dalam mengajar terlebih lagi

keamanan peserta TPQ mengingat masjid Al-Istiqomah bearada di tepi jalan.

Kemudian pada tanggal 02 Agustus 2016 atas perintah pimpinan yayasan H.

Taufiqqurrahman M.Ag pengajaran Taman pendidikan Al-Qur’an di pindah

ke Pondok Pesantren Ittihadil Ummah Karang Anyar dengan tujuan untuk

membantu guru yang mengajar di TPQ, melatih para santri-santriwati untuk


52

mengajar dan untuk kesalamatan para peserta TPQ mengingat pondok


86
pesantren bertempat di tepi sawah dan jauh dari jalan raya.

2. Letak Geografis TPQ Ittihadil Ummah Mataram

Adapun letak geografis TPQ Ittihadil Ummah adalah:

Sebelah Utara : Bangunan Sekolah, Pondok santriwati dan rumah

penduduk

Sebelah Selatan : Sawah Penduduk

Sebelah Barat : Rumah penduduk

SebelahTimur : Sawah penduduk.

3. Data TPQ Ittihadil Ummah

Nama TPQ : Taman Pendidikan Qur’an Ittihadil

Ummah Karang Anyar Pagesangan

Timur Mataram

Alamat : Jln/Lingkungan: Jl. Guru Bangkol Gg.

Banjarmasin No. 55 Karang Anyar

Kelurahan : Pagesangan timur

Kecamatan : Mataram

Kabupaten/Kota : Mataram

Provinsi : Nusa Tenggara Barat

No.Telp/Hp : 081907799696

86
Ust. Fahrurrozi (Kepala TPQ Ittihadil Ummah ), Wawancara, di TPQ Ittihadil Ummah
Karang Anyar, tanggal 29 April 2019
53

Yayasan Penyelenggara : Yayasan Ittihadil Ummah

Tahun Berdiri : 2012

Tahun Beroperasi : 2012

Pendiri Yayasan : TGH. Idhar Mahyudin

Pimpinan Yayasan TPQ : H. Muhammad Fahrurrozi, M.Pd.

Kepemilikan Tanah : Yayasan

Status Tanah : Hibah

Luas Tanah : 650 m2

Status Bangunan Milik : Yayasan

Luas Seluruh Bangunan : 422 m2

Kode Pos : 83127

Kegiatan belajar mengajar : Mulai dari pukul: 16.00-18.50.87

4. Struktur Organisasi TPQ Ittihadil Ummah

Struktur kepengurusan TPQ Ittihadil Ummah yang terdiri dari ketua,

sekertaris, bendahara, dan anggota. Adapun struktur organisasi Tama Al-

Qur’an Ittihadil Ummah dapat dilihat sebagai berikut:88

87
Profil MTs Ittihadil Ummah, Dokumentasi, Senin, 27 Februari 2019.
88
Profil MTs Ittihadil Ummah, Dokumentasi, Senin, 27 Februari 2019.
54

Tabel 1
Struktur Organisasi TPQ Ittihadil Ummah 89

Pimpinan Yayasan

H. Taufiqurrahman
M.Ag

Pembina TPQ
- --------- H. Zainul Islam

Kepala TPQ

H.M Fahrurrozi M.Pd

Sekretaris Bendahara

Saputra S.Pd Santi Hidayati S.Pd

Guru

Peserta TPQ

Profil TPQ Ittihadil Ummah, Dokumentasi, Mataram, 27 Februari 2019.


89
55

5. Keadaan Guru yang mengajar di TPQ Ittihadil Ummah

Tenaga edukatif TPQ Ittihadil Ummah juga mempunyai tenaga pengajar

yang sebagian besar santri-santriwati dan alumni yang mondok di Pondok

pesantren Ittihadil Ummah dan juga berpendidikan terakhir S1, dengan jumlah

keseluruhan 16 orang guru ngaji dengan perincian laki-laki sebanyak 9 orang

dan perempuan sebanyak 7 orang guru ngaji.

Adapun data statistik guru di (TPQ) Ittihadil Ummah dapat dilihat pada

tablel berikut:90

Tabel 2
Nama-nama Guru TPQ Ittihadil Ummah TAHUN 2018/201991
L
No Nama guru Tgl lahir Alamat Pendidikan
/P

1 Saputra, S,Pd 04-09-1990 Karang Anyar S1 UIN Mataram L

2 Alfikran, S.Pd 12-12-1994 Dompu S1 UIN Mataram L

3 Santi hidayati S,Pd 20-05-1994 Karang Anyar S1 UIN Mataram P

4 Susanti 13-12-1994 Karang Anyar S1 IAIN Mataram S

5 Rodi 19-02-1993 S1 Universitas L


Karang Anyar
Mataram

6 Supriandi Ramadan 04-021996 Karang Anyar MAN 1Mataram L

7 Suhaimi 10-03-2001 Karang Anyar MA ittihadil ummah L

8 Mustiani 08-08-1998 Pesongoran MA Ittihadil Ummah P

90
Profil MTs Ittihadil Ummah, Dokumentasi, Mataram, 27 Februari 2019.
Profil TPQ Ittihadil Ummah, Dokumentasi, Mataram, 27 Februari 2019.,
91
56

9 Sindra wahyuni 16-03-1999 Karang Anyar MA Ittihadil Ummah P

10 Ahmad Ramdani 09-11-2001 Karang Anyar MTs Ittihadil ummah L

11
Muhatir Al Katiri 05-02-2001 Seganteng MA Ittihadil Ummah L

12 Akbar Maulana 05-04-2003 Karang Anyar MTs Ittihadil Ummah L

13 Khusnul Khotimah 31-12-2001 P


Karang Anyar MTs Ittihadil Ummah

14 Juana Hariati 06-01-2001 Karang Anyar MA Ittihadil Ummah P

15 Savira wardani 18-11-2002 Karang Anyar MAN 2 Mataram P

16 Kholid Azmi 02-06-2001 Karang Anyar MTs Ittihadil Ummah L

6. Keadaan dan Jumlah Siswa TPQ Ittihadil Ummah Tahun 2018/2019

Anak sebagai peserta didik merupakan salah satu komponen yang

sangat penting dan tidak bisa dilepaskan dalam sebuah institusi pendidikan.

Karena tanpa adanya siswa (peserta didik), maka TPQ sebagai salah satu

institusi pendidikan itu tidak berarti apa-apa dimata masyarakat.92

Di Taman Pendidikan Qur’an Ittihadil Ummah para peserta sebagian

besar berasal dari Desa karang Anyar kemudian dari desa taman Indah,

Pesongoran, Desa Bebidas, Desa Timrah, lingkungan BTN Taman Indah dan

desa sekitar.

92
Profil MTs Ittihadil Ummah,, Dokumentasi Mataram, 27 Februari 2019.
57

Taman Pendidikan Qur’an Ittihadil Ummah memiliki 3 ruang kelas

yang digunakan dalam belajar Jumlah keseluruhannya para peserta TPQ ialah

102 orang. Adapun data peserta TPQ dapat dilihat sebagai berikut: 93

Tabel 3
Keadaan Peserta TPQ Ittihadil Ummah Karang Anyar Pagesangan
Timur Kota Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019.94
No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Iqro 34 29 63

2 Al-Qur’an 10 29 39

Total Keseluruhan 102

7. Sarana dan Prasarana TPQ Ittihadil Ummah Tahun 2018/2019

Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah menggunakan Pondok

Pesantren Ittihadil Ummah sebagai tempat untuk proses pembelajaran maka

fasilitas sarana dan prasana disesuaikan dengan kondisi yang ada disana.

Sarana dan prasarana yang ada di Pondok Pesantren Ittihadil Ummah

Karang Anyar Pagesangan Timur Kota Mataram bisa dikatakan kurang

memadai karena ruangan kepala TPQ, guru TPQ bertempat dalam 1 ruangan.

Adapun daftar sarana dan prasaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:95

93
Profil MTs Ittihadil Ummah, Dokumentasi, Mataram, 27 Februari 2019.
94
Profil TPQ Ittihadil Ummah, Dokumentasi, Mataram, 27 Februari 2019.
95
Profil MTs Ittihadil Ummah, Dokumentasi, Mataram, 27 Februari 2019.
58

Tabel 4
Daftar Rincian Sarana Prasarana TPQ Ittihadil Ummah Karang Anyar
Pagesangan Timur Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019.96
No Sarana Dan Prasarana Jumlah Ruang

1. Ruang Belajar/Kelas 3 ruang

2. Ruang Kepala Sekolah, Guru, dan Pegawai 1 ruang

3. Ruang Perpustakaan 1ruang

5. Dapur 1 ruang

6. Ruang UKS 1 ruang

7. Musholla 1 ruang

8. WC Siswa 2 ruang

9. WC Guru 1 rui9ang

10. Kantin 1

11. Meja Kelas 120 buah

12. Meja Guru 11 buah

13. Bangku/Kursi Siswa 120 buah

14. Bangku/Kursi Guru 20 buah

15. Lemari 3 buah

16. Listrik 1 buah

Profil MTs Ittihadil Ummah, Dokumentasi, Mataram, 27 Februari 2019.


96
59

Tabel 5

Jadwal Mengaji Peserta TPQ97


Hari dan Jam Kelas

No Hari Pukul Iqra’ Al-Qur’an

1 Senin 16.30-18.15 Mengaji, tahsin dan Ekstrakurikuler

menghafal ayat pendek Marawis

2 Selasa 16.30-18.15 Mengaji , tahsin dan Mengaji,Tajwid dan

menghafal ayat pendek menghafal ayat pendek

3 Rabu 16.30-18.15 Mengaji , tahsin dan Mengaji,Tajwid dan

menghafal ayat pendek menghafal ayat pendek

4 Kamis 16.30-18.15 Praktik Sholat Praktik Sholat

5 Jumat 16.30-18.15 Mengaji dan menghafal Mengaji menyetor

do’a sehari-hari hafalan

6 Sabtu 16.30-18.15 Mewarnai Kaligrafi Kaligrafi dan

Ekstrakurikuler

Marawis

Tabel 6
Lembar Hafalan Peserta TPQ.98
Hari Tanggal/ Setoran Ket Paraf
Bulan/Tahun Ayat
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu

97
Buku Santri TPQ Ittihadil Ummah, Dokumentasi,18 April 2019.
98
Buku Santri TPQ Ittihadil Ummah, Dokumentasi,18 April 2019.
60

B. Peran TPQ Ittihadil Ummah Sebagai Wadah Penanaman Akhlakul

Karimah Pada Anak di Desa Karang Anyar Pagesangan Kota Mataram

Taman Pendidikan Qur’an adalah suatau lembaga pendidikan

nonformal yang mengajarkan baca tulis al-Qur’an, dan dalam

perkembangannya tidak hanya memberikan pengajaran baca tulis al-Qur’an

semata. Salah satu contohnya adalah Taman Pendidikan Qur’an Ittihadil

Ummah yang tidak hanya mengajarkan baca tulis al-Qur’an sebagaimana TPA

pada umumnya. Peran TPQ Ittihadil Ummah selain mengajarkan baca tulis

Qur’an juga berperan dalam penanaman akhlakul karimah sebagai berikut:

1. Adab atau akhlak terhadap orang tua

Taman pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah dalam perkembangan

tidak seperti Taman Pendidikan Al-Qur’an pada umumnya yang hanya

mengajarkan baca tulis Al-Qur’an, namun dalam perkembangannya

menanamkan akhlak kepada peserta TPQ.

Salah satu contoh nilai akhlakul karimah yang ditanamkan di Taman

Pendidikan Al-Qur’an ini ialah akhlak terhdap orang tua. Salah satu

contohnya peneliti melihat salah seorang ustadz ketika hendak akan mengajar

menanyakan apakah sebelum berangkat mengaji sudah sholat atau belum,

sudah mengucapkan salam dan mencium tangan orang tuanya apa belum.99

99
Observasi, TPQ Ittihadil Ummah, Senin 21 April 2019
61

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh ustadz saputra:100

“Sebelum mengajar mengaji saya biasanya menanyakan kepada


peserta TPQ apakah sudah sholat ashar, sebelum berangkat mengaji
sudah mencium tangan kedua orang tua dan mengucapkan salam atau
belum. Hal ini saya lakukan untuk mengajarkan peserta TPQ agar
tertanam dalam diri mereka akhlak yang baik”.
Sejalan dengan pernyataan ustadz saputra, salah seorang peserta TPQ
juga mengungkapkan:101
“Sebulum mengaji saya selalu ditanyakan kegiatan hari ini seperti
sudah sholat, sudah mengucapkan salam dan mencium tangan kepada
kedua orang tua atau belum oleh ustadz Saputa”
Selain itu peneliti juga mengamati salah seorang peserta TPQ yakni

Azka baik di Taman Pendidikan Al-Qur’an maupun kesehariannya di rumah.

Peneliti melihat perkembangan peserta TPQ ini baik sebelum masuk dan

setelah masuk di TPQ.102 Adanya perubahan yang terjadi sebelum dan

sesudah ia amasuk TPQ. Sebelum ia masuk Taman Pendidikan Al-Qur’an ini

biasanya ia mengerjai temannya dengan menyembunyikan sendal temannya

karena ia tidak diberikan meminjam mainan oleh temannya dibandingkan

dengan ketika dimasukkannya ia di TPQ oleh orang tuanya terdapat

perubahan seperti ia mulai tidak mengerjai temannya lagi. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Ibu Johariah:103

100
Saputra (Ustadz), Wawancara, TPQ Ittihadil Ummah, Jumat 19 April 2019.
101
Agustian (Peserta TPQ), Wawancara, TPQ Ittihadil Ummah, Jumat 19 April 2019.
102
Obsevasi, TPQ Ittihadil Ummah, Jumat 19 April 2019.
103
Johariah (Wali Peserta TPQ), Wawancara, Rumah Ibu Johariah, 20 April 2019.
62

“Kini anak saya sudah mulai mengucapkan salam ketika pulang


rumah, mencium tangan saya dan ayahnya, berdo’a sebelum makan
dan mulai mengikuti ayahnya ke masjid untuk sholat dibandingkan
dengan sebelum ia mulai mengaji di Taman Pendidikan Al-Qur’an
Ittihadil Ummah”.

Dari hasil observasi dan pengamatan yang peneliti lakukan di atas

bahwa Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah tidak hanya

mengajarkan baca tulis Al-Qur’an kepada peserta TPQ namun juga

mengajarkan akhlakul karimah contohnya akhlak kepada orang tua.

2. Jujur
Selain menanamkan akhlakul karimah seperti akhlak terhdap orang

tua, di Taman Pendidikan Al-Qur’an ini juga menanamkan kejujuran kepada

pesertanya. Dalam hal ini peneliti melihat bagaimana para ustadz dan

ustadzah menanamkan rasa kejujuran kepada peserta TPQ.

Para Ustadz atau ustadzah dalam menanamkan nilai kejujuran kepada

pesertanya melalui metode nasihat secara langsung kepada peserta TPQ.

Sebagai salah satu contohnya ketika kejadian hilangnya sandal salah satu

peserta TPQ ketika hendak keluar main. Kemudian salah satu ustazah yakni

Santi Hidayati menanamkan nilai kejujuran kepada peserta TPQ melalui

nasihat.104 Sebagaimana yang diutaran oleh ustadzah Santi hidayati:105

104
Observasi, TPQ Ittihadil Ummah, Senin 21 April 2019.
105
Santi Hidayati (Ustadzah), Wawancara, TPQ Ittihadil Ummah, Senin 21 April 2019.
63

“Selain mengajarkan peserta TPQ mengaji dan menulis Al-Qur’an


kami juga mengajarkan nilai kejujuran kepada peserta TPQ dengan
cara memberikan nasihat kepada mereka”
Selain itu juga peneliti juga melihat salah seorang peserta TPQ yang

dalam kesehariannya sebelum masuk dan setelah masuk TPQ ini terbiasa

menyembunyikan sendal temannya baik di TPQ maupun di rumhanya.

Sebagaimana yang yang dinyatakan oleh orang tuanya Ibu Sri:106

“Dulu sebelum masuk Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah


keseharian Haekal di rumah sering mengerjai temannya dengan
menyembunyikan sendal temannya. Biasanya ia menyembunyikan
sendal temannya karena berantem atau berkelahi karena tidak
diberikan meminjam mainan. Namun setelah saya memasukkan anak
saya ke Taman Pendidikan Al-Qur’an ini, kini sudah mulai berubah”.
Sejalan dengan pernyataan di atas, dari hasil observasi dan wawancara,

peneliti melihat bahwa peran Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah

selain mengajarkan akhlak terhadap orang tua juga menanamkan nilai

kejujuran kepada peserta TPQ melalui nasihat.

3. Amanah

Adapun peran Taman Pendidikan Al-Qur’an Ittihadil Ummah yang

lainnya dalam menanamkan akhlakul karimah kepada peserta TPQ di atas,

juga menanamkan sifat amanah kepada pesertanya. Salah satu contoh cara

menanamkan amanah kepada peserta TPQ melalui metode keteladanan yang

mana ustadz atau ustadzah menceritakan kisah tauladan dari Nabi dan Rasul,

106
Sri (Wali Peserta TPQ), Wawancara, Rumah Ibu Sri, Selasa 22 April 2019.
64

sahabat dan yang lainnya.107 Sebagaimana yang diterangkan oleh ustadz

Suhaimi mengungkapkan:108

“Dalam menanamkan amanah kepada adi-adik , kami menggunakan


metode keteladanan melalui kisah-kisah dari Nabi dan Rasul, sahabat
dan lainnya yang kami ceritakan setelah keluar main “
Selain itu juga peneliti melihat dalam prktik penanaman akhlakul

karimah selain menggunakan metode keteladanan para ustadz dan ustadzah

juga menjelaskan secara langsung tentang pentingnya amanah. Salah satu

contohnya ketika diberikannya surat undangan rapat atau surat pemberitahuan

lain kepada orang tua. Usatadz dan ustadzah memberikan nasihat tentang

pentingnya menyampaikan sebuah amanah kepada orang lain.109

Sejalan dengan apa yang peneliti lihat, hal ini sesuai dengan

pernyataan yang disampaikan oleh ustadzah Sindra Wahyuni yang

mengungkapkan:110

“ Sebelum memberikan surat pemberitahuan atau surat lainnya untuk


disampaikan kepaada orang tua melalui peserta TPQ, kami
memberikan nasihat tentang pentingnya menyampaikan amanah
kepada orang lain dengan harapan mereka mampu untuk menjadi
pribadi yang terbiasa melaksanakan amanah sejak dini “.
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan memang benar apa yang

dikatakan oleh ustadz Suhaimi. Dalam menanamkan amanah kepada peserta

107
Observasi, TPQ Ittihadil Ummah, Selasa 22 April 2019.
108
Suhaimi (Ustadz), Wawancara, TPQ Ittihadil Ummah, 22 April 2019.
109
Observasi, TPQ Ittihadil Ummah, Selasa 22 April 2019.
110
Sindra Wahyuni (Ustadzah), Wawancara, TPQ Ittihadil Ummah, Selasa 22 April 2019.
65

TPQ peneliti melihat para ustadz atau ustadzah menggunakan kisah

keteladanan serta.111

Dari hasil observasi dan paparan temuan data di atas maka dapat

peneliti simpulkan bahwa peran dari Taman Pendidikan Qur’an Ittihadil

Ummah yang berada di Desa Karang Anyar dalam perkembangannya tidak

hanya mengajar baca tulis Qur’an saja. Dalam sepak terjangnya dibidang

pendidikan nonformal yang bergelut pada pendidikan agama telah mengalami

perubahan dibandingkan dengan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) pada

umumnya. Dimana dalam pengajarannya Taman Pendidikan Qur’an ini

menanamkan akhlakul katrimah kepada pesertanya seperti adab atau akhlak

kepada orang tua, jujur, dan amanah.

111
Observasi, TPQ Ittihadil Ummah, Selasa 22 April 2019.
66

BAB III

PEMBAHASAN

B. Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Ittihadil Ummah Sebagai Wadah

Penanaman Akhlakul Karimah Pada Anak di Desa Karang Anyar

Pagesangan Timur Kota Mataram

Pendidikan Islam merupakan suatu upaya untuk membentuk suatu

keperibadian yang menurut nilai-nilai ajaran Islam. Sebagaimana yang

diungkapkan Arifin dalam buku Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam ialah:112

“Pesndidikan Islam ialah sebagai suatu proses sistem pendidikan yang


mencangkup semua aspek kehidupan yang diperlukan oleh anak didik
dengan berpedoman pada ajaran Islam”.
Sejatinya pendidikan Islam bertujuan bukan hanya sekedar

memenuhkan otak peserta didik dengan berbagai macam ilmu yang belum

mereka ketahui sebagaimana yang diungkapkan Athiyah Al-Abrasyi dalam

buku Abuddin Nata Sejarah Pendidikan Islam:

“Yang dimaksud dengan pendidikan Islam bukan memenuhi otak


peserta anak didik dengan ilmu yang belum mereka ketahui, akan tetapi
maksudnya ialah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan
fadihilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan,
mempersiapkan mereka untuk kehidupan yang suci selalu runya, ikhlas
dan jujur”.113

112
Munjin Nasih, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bndung: PT
Refika Aditama, 2009), hlm. 5
113
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana 2011), hlm. 16

66
67

Begitu juga dengan TPQ tidak menyampingkan pendidikan selain dari

pengajaran Islam hanya saja memfokuskan pada bidang pendidikan Islam. Hal

ini sesuai dengan tujuan dari TPQ yakni:114

“Membaca al-Qur’an dengan benar sesuai dengan ilmu tajwid, dapat


melaksanakan sholat dengan baik dan terbiasa untuk hidup dalam
lingkungan Islami, dapat menulis ayat-ayat al-Qur’an, hafal surat-surat
pendek, ayat-ayat pilihan dan do’a sehari-hari”.
TPQ merupakan suatu lembaga pendidikan nonformal berbasis agama

yang keberadaannya begitu penting di tengah masyarakat, lembaga

pendidikan agama pertama kali dimasuki oleh anak sehingga memiliki peran

penting dalam penanaman dasar-dasar pengetahuan agama dan menciptakan

manusia yang berakhlak. Selain itu TPQ juga berperan mengembangkan

potensi yang ada pada peserta TPQ, mengearahkan pembentukan sikap,

keperibadian dan berakhlakul karimah dengan menanamkan materi akidah

akhlak ketika proses pembelajaran berlangsung. Sebagaimanayang

diungkapkan Aan Kurnia dalam bukunya Pendirian Taman Pendidikan Al-

Qur’an:115

“Hakikat taman pendidikan Al-Qur’an adalah upaya membantu


mengembangkan potensi anak didik secara optimal kea rah
pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan keagamaan melalui
pendekatan yang disesuaikan dengan lingkungan dan taraf
perkembangan anak.”

114
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),
hlm. 135
115
Aan Kurnia, Pendirian Taman Pedidikan Al-Qur’an, Dalam
http://barkahqordhofa.wordpress.com/pendirian-taman-pendidikan-al-qur’an/2009, dikutip 20 Maret
2019. Pukul 22:11 WITA.
68

Trinovitasari lebih jauh memaparkan bagaimana peran dari Taman

Pendidikan Al-Qur’an sebagai berikut:

“Secara kelembagaan (institusional) Taman Pendidikan Al-Qur’an


bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang sholeh yang
memiliki perkembangan yang optimal di bidang pikir (kognitif), di
bifang dzikir (sikap, afektif) dan amal (keterampilan keagamaan,
psikomotor) atau menghasilkan anak didik yang memiliki keperibadian
integratif.”116
Salah satu upaya masyarakat di Desa Karang Anyar Pagesangan dalam

menumbuhkan generasi muslim yang berakhlakul karimah pada anak usia dini

adalah dengan mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ). Masyarakat

desa Karang Anyar merupakan masyarakat yang memiliki antuiasme yang

tinggi untuk mendirikan dan mengelola TPQ. Jika melihat pada data yang ada

pada TPQ Ittihhadil ummah bahwa peserta TPQ yang mendominasi adalah

anak usia dini anatara 4-12 tahun. Maka dengan ini dapat dikatakan bahwa

para peserta TPQ yang berada di Desa Karang Anyar telah disiapkan untuk

mendapatkan pembinaan akhlak sejak usia dini melalui lembaga TPQ.

Salah satu lembaga pendidikan nonformal dibidang pengajaran agama

Islam di Desa Karang Anyar Pagesangan ialah TPQ Ittihadil Ummah yang

memiliki peran dalam menanamkan akhlakul karimah kepada peserta TPQ

sebagai berikut:

116
Trinovitasari, Efektivitas Taman Pendidikan al-Qur’an Sebagai Lembaga Pendidikan
Non Formal” dalam http://skripsi .umm.ac.id/files/ disk 1/211/ jiptummpp-gdl-s 1-2007, dikutip
tanggal 22 Maret 2019, Pukul 22:35 WITA.
69

1. Adab atau akhlak terhadap orang tua

Membiasakan sikap dan adab yang baik sejak dini sejatinya

merupakan kegiatan yang hendak dilakukan oleh orang tua demi

mempersiapkan generasi muda Islami yang religius yang mencerminkan

akhlak sebagai seorang muslim. Begitu juga sebagai seorang guru atau yang

lebih besar usianya hendaknya memberikan suatau suri tauladan dalam

kesahariannya sehingga dapat digugu dan ditiru oleh peserta didik.

Sebagaiamana yang diutarakan Saepul Manan dalam Jurnal Pendidikan

Agama Islam-Ta’lim:117

“Dalam pembinaan akhlak diperlukan adanya strategi khusus agar


Pembinaan Akhlak peserta didik dapat berhasil. Keteladanan dan
pembiasaan dalam pendidikan amat dibutuhkan karena secara
psikologis, anak didik lebih banyak mencontoh prilaku atau sosok
figur yang diidolakannya termasuk gurunya”
Degan begitu guru dapat mencontohkan suatu yang baik kepada para

peserta didiknya dengan harapan ia dapat menirunya. Bukan hanya di sekolah

formal saja namun di lembaga nonformalpun hal ini diterapkan salah satu

contohnya TPQ, yang dikenal masyarakat pada umumnya hanya mengajarkan

baca tulis al-Qur’an kini telah ikut andil dalam mempersiapkan generasi muda

yang Qur’ani, beriman dan berakhlakul karimah.

Salah satunya TPQ Ittihadil Ummah yang berperan dalam

menanamkan adab atau akhlak terhadap orang tua kepada peserta TPQ yang
117
Saepul Manan,” Pembinaan Akhlak Mulia Melalui Keteladanan dan Pembiasaan” dalam
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Volume 15, Nomer 1 -2017, hal. 51
70

mengaji di sana. Para peserta selain diajarkan baca tulis al-Qur’an mereka

juga diajarkan untuk senantiasa untuk bersikap yang baik. Meskipun dalam

aplikasinya materi adab dan sikap yang baik tidak tercantum secara formal

dalam jadwal pembelajaran namun dalam penerapannya peserta TPQ

diajarkan secara langsung baik ketika pembelajaran sedang berlangsung

ataupun di luar pembelajaran.

Dalam pembelajarannya para peserta TPQ diselipkan materi adab dan

akhlak yang baiik, seperti ustadzmenanyakan sebelum berangkat mengaji

sudah sholat apa belum, sudah mengucapkan salam dan mencium tangan

orang tuanyan apa belum. Sedangkan untuk di luar pembelajaran ustadz atau

ustadzah mempraktikkan secara langsung kepada peserta TPQ, contohnya

mengucapkan salam ketika bertemu, bertetimakasih ketika sudah dibantu,

berbicara yang baik, menghormati orang tua, menjaga kebersihan lingkungan

dengan tidak membuang sampah pada sembarangan. Dengan begitu secara

langsung sifat anak-anak (peserta TPQ) akan meniru apa yang telah ia lihat

terlebih lagi hal itu di contohkan langsung oleh ustadz atau ustadzahnya.

2. Jujur

Mendidik anak sejak usia dini adalah salah satu hal yang sangat

mendasar. Pendidikan bukan hanya terbatas dengan pembelajaran yang

diajarkan oleh guru di sekolah semata, namun juga mencakup pendidikan

moral atau akhlak.


71

Salah satu pendidikan yang menyangkut moral atau akhlak ialah

kejujuran. Kejujuran ialah suatu nilai kehidupan yang sangat penting yang

handak diajarkan kepada anak sejak dini, mengajarkan buah hati untuk

berkata, bersikap dan berprilaku jujur akan menjadi suatu pembelajaran yang

sangat berguna untuk kehidupannya kelak.118

Selain dari pendidikan formal salah satu langkah yang dapat ditempuh

untuk menanamkan nilai kejujuran kepada anak sejak dini ialah dengan

memasukkannya kedalam Taman Pendidikan Al-Qur’an. Sebagai cintohnya

ialah Taman Pendidikan AL-Qur’an Ittihadil Ummah yang berada di Desa

Karang Anyar. Taman Pendidikan Al-Qur’an ini selain mengajarkan para

peserta TPQnya membaca dan menulis Al-Qur’an juga menanamkan akhlakul

karimah. Salah satu akhlakul karimah yang ditanamkan di Taman Pendidikan

Al-Qur’an ini selain mengajarkan peseta TPQnya adab terhadap orang tua

juga mengajrakan kejujuran kepada peserta TPQnya.

Sejalan dengan itu selain lembaga formal seperti sekolah terdapat jiuga

lembaga nonformal seperti Taman Pendidikan Al-Qur’an yang mengajarkan

akhlakul karimah kepada peserta TPQnya. Salah satunya Taman Pendidikan

Al-Qur’an Ittihadil Ummah yang dalam kiprahnya tidak hanaya mengajarkan

118
Daviq Chairilsyah, Metode dan Teknik Mengajarkan Kejujuran Pada Anak Sejak Usia
Dini, dalam Jurnal EDUCHIL,. Volume. 5 Nomer. 1 Tahun 2016, hal. 8
72

pesertanya membaca dan menulis al-Qur’an melainkan juga menanamkan

akhlakul karimah seperti kejujuran.

Sebagaimana yang peneliti amati di Taman Pendidikan Al-Qur’an ini

menanamkan kejujuran kepada peserta TPQnya melalui nasihat. Salah satu

contohnya ketika salah seorang peserta TPQ yang kehilangan sendalnya

ketika keluar main. Dan ternyata yang meyembunikan sendalnya adalah

temannya sendiri. Selanjutnya ustadz atau ustadzah menanyakan siapa yang

menyembunyikan sendal temannya kepada peserta TPQ sambil memberikan

nasihat bahwa menyembunyikan sendal temannya adalah prilaku tecela dan

tidak baik. Kemudian ustadz atau ustadzah memberikan nasihat bahwa

kejujuran adalah akhlak terpuji, dan memberikan gambaran orang yang

melakukan kejujuran akan diberikan syurga oleh Allah Swt dan jika

berbohong akan ditempatkan di neraka.

Dalam hal ini secara langsung para ustadz atau ustadzah menanamkan

rasa kejujuran kepada peserta TPQ melaui nasihat. Dari hasil observasi dan

pengamatan yang peneliti lihat bahwa perkembangan yang terjadi kepada

Haekal salah seorang peserta TPQ baik di TPQ maupun di rumahnya, peneliti

melihat adanya perubahan.


73

Dari hasil obvesevasi dan pengamatan yang peneitli lakukan di atas

menunjukkan bahwa selain mengajarkan adab atau akhlak terhadap orang tua

kepada para peserta TPQnya juga menanamkan rasa jujur.

3. Amanah

Masa kanak-kanak ialah sebuah masa dimana mereka belum

memasuki pendidikan formal. Masa ini merupakan masa yang begitu penting

baagi perkembangan dan pertumbuhan seorang anak. Pada usia ini merupakan

saat dimana potensi si anak berkembang sehingga pada masa ini anak-anak

cenderung aktif dan ingin tahu segala sesuatu yang ia lihat serta yang berada

di lingungannya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Tattik Ariyanti dalam

Jurnal Dinamika Pendidikan Dsar:119

“Anak pada usia dini berada pada masa keemasan di sepanjang


rentang usia perkembangan manusia. Masa ini adalah periode sensitif,
selama masa inilah anak secara khusus mudah menerima stimulus-
stimulus dari lingkungannya.”.
Maka sudah sepatunya sebagai orang tua hendaknya anak dilatih dan

ditanamkan alkhlak terpuji seperti amanah mulai sejak dini. Hal ini untuk

menumbuhkan mereka menjadi generasi yang mampu untuk memegang

tanggung jawab atas apa yang diamanahkan pada dirinya. Penanaman amanah

119
Tattik Ariyanti, Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh Kembang Anak
dalam Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar, Volume 8, Nomer 1, Maret 2016, hlm.50
74

sudah sepatutnya hendaknya dilakukan saat kecil sebagaimana yang

diungkapkan oleh Syaifullah dalam Jurnal Mudarrisuna :120

“Penanaman amanah semestinya dimulai sejak dini. Karena anak


merupakan kertas putih yang akan kelak akan menjadi sesuatu sesuai
dengan apa yang dipelajarinya semenjak kecil”.
Dengan menamkan sifat amanah kepada anak sejak dini diharapkan

mereka mampu untuk membiasakan dalam kehidupannya. Selain itu pula

langkah yang dapat ditempuh oleh orang tua ialah dengan cara memasukkan

anaknya kedalam lembaga nonformal seperti TK (Taman Kanak-kanak),KB

(Kelompok Bermain) dan TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an). Orang tua

dapat memasukkan anaknya kedalam Taman Pendidikan al-Qur’an yang mana

selain mengajarkan para pesertanya membaca dan menulis al-Qur’an juga

menanamkan akhlakul karimah. Salah satu Taman Pendidikan al-Qur’an yang

menanamkan akhlakul karimah pada anak yakni TPQ Ittihadil Ummah, yang

dalam perkembangannya tidak hanya mengajarkan baca tulis al-Qur’an

sebagaimana TPQ pada umumnya.

Selain mennamkan adb atau akhlak terhadap orang tua, jujur Taman

Pendidikan al-Qur’an ini juga menanamkan sifat amanah kepada pesertanya.

Hal ini sebagaimana yang peneliti lihat di TPQ ini bahwa para pesertanya

ditanamkan sifat amanah, salah satu contohnya ialah ketika ustadz atau

ustadzah hendak memberika surat pemberitahuan atau rapat kepada orang tua

120
Syaifullah, Konsep Pembentukan Karakter Siddiqdan Amanahpada Anak melalui
Pembiasaan Puasa Sunat, dalam Jurnal Mudarrisuna, Volume 7, Nomer ,1, Januari-Juni 2017, hlm. 77
75

peserta TPQ, terlebih dahulu memberikan arahan sembari menanamkan sifat

amanah melalui kisah suritauladan. Ustadz dan ustadzah menceritakan kisah

sahabat Rasulullah Abdullah bin Mas’ud yang kemudian didengar oleh

peserta TPQ. Kemudian ustadz ataupun ustadzah memberikan surat keoada

peserta TPQ untuk dibwrikan kepada orang tuanya.

Dari pengamaan yang peneliti lakukan di TPQ ini penekliti juga

mengobservasi salah seorang peserta TPQ di rumahnya apakah ia

menjalankan amanah yang diberikan kepadanya atau tidak. Dan hasil yang

peneliti ovservasi menunjukkan bahwa peserta TPQ ini memyampaikan apa

yang disuruh oleh ustadz dan ustadzahnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran TPQ Ittitihadil

Ummah selain mengajarkan baca tulis al-Qur’an juga menanamkan akhlakul

karimah kepada pesertanya. Diantara akhlakul karimah yang ditanamkan di

Taman Pendidikan Al-Qur’an ini yakni aadab atau akhlak kepada orang tua,

jujur dan amanah.


76

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan di atas maka peneliti mengambil

kesimpulan bahwa peran Taman Pendidikan al-Qur’an Ittihadil Ummah selain

mengajarkan peserta TPQ baca tulis al-Qur’an juga menanamkan akhlakul

karimah seperti adab atau akhlak terhadap orang tua, jujur dan amanah.

Dari peran TPQ Ittihadil Ummah di atas maka jelas bahwa Taman Pendidikan

al-Qur’an Ittihadil Ummah selain mengajarkan baca tulis al-Qur’an namun juga

menanamkan akhlakul karimah kepada peserta TPQnya jika dibandingkan

dengan TPQ pada umumnya.

B. Saran-saran

a. Untuk pengurus TPQ Ittihadill Ummah, agar tetap berkomitmen dalam

mengembangkan, memajukan dan mengelola TPQ ke arah yang lebih baik.

b. Untuk masyarakat di Desa Karang Anyar agar tetap mempertahankan

eksistensi TPQ sebagai lembaga nonformal yang memiliki peran dalam

pembentukan keperibadian atau akhlakul karimah pada anak-anak dan

mempersiapkan generasi-generasi muda yang beriman dan berpegang teguh

terhadap ajaran Islam.

76
77

c. Untuk pemerintah agar terus memberikan perhatian dan support baik dalam

bentuk dukung moril maupun materil demi terciptanya pembelajaran yang

lebih baik.
78

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Rajawali Pers. 2010.

-------, Manajemen Pendidikan, Mengenai Kelemahan Pendidikan Islam Indonesia,

Jakarta: Kencana.2007.

Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif,

Bandung:Pustaka Setia.2012.

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif (Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian

Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin) Ilmu, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. 2015.

Ahmad bin Hambal. Musnad Imam Hambal bin Hambal Juz-2 Cetakan ke-1. Bairul:Darul

Al-Kutub Al-Umia. 1993.

Aliwar, ”Penguatan Model Pembelajaran Baca Tulis Qur’an Dan Manajemen

Pengelolaan Organisasi (TPA) dalam Jurnal Al-Ta’dib.” Vol. 9. Nomor 1,

Januari-Juni 2016.

Amri Darwis, Metode Penelitian Pendidikan Islam (Pengembangan Ilmu

Berparadigma Islami), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2014.

Awaludin Hakim,”Doa dalam Perspektif Al-Qur’an Kajian Tafsir Ibnu Kathir dan Al-

Azhar” dalam Jurnal Al-Fath: Volume 11 Nomor 01 Januari-Juni 2017.

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis Ke Arah

Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2006.


79

Bukhari Umar, Hadits Tarbawi Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, Jakarta:

Amzah. 2015.

Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam Arah Baru Pembangunan Ilmu dan

Kepribadian di Perguruan Tinngi, Jakarta: Rajawali Pres:2012.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya Cetakan Ke-4, Bandung: CV

Penerbit Diponegoro. 2006.

Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitati, Bandung:

Alfabeta. 2014.

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta: Rajawali Pers. 2012.

Hatta Abdul Malik, ”Pemberdayaan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Al-

Husna Pasadena Semarang dalam Jurnal DIMAS,” Vol. 13. Nomor 2.

2013.

http://bacasitus.com/agama/inilah-maksud-aku-diutus-menyempurnakan-akhlak.html

,diakses tanggal 29 Desember 2018.

https://id.123dok.com//document/ky60545y-peranan-taman-pendidikan-al-qur-an-

tpq-dalam-pembentuka-akhlak-di-kalangan-remaja.html, diakses tanggal 1

Januari pukul 15:00 Wita.

https://kbbi.web.id/peran, diakses tanggal 1 januari 2019 pukul 14:57 Wita.

https://kemenag.go.id/file/dokumen/PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDO

NESIA.pdf, diakses tanggal 28 Desember 2018.


80

https://wilkipediaislam.blogspot.com/2017/11/ciri-ciri-orang-yang-jujur-menurut-

islam.html, diakses tanggal 05 Januari 2019 pukul 14:00 Wita.

https://www.academia.edu/12955476/akhlak_terhadap_lingkungan siakses tanggal 05

Januari 2018 pukul 15:20 Wita.

http://digilib.uinsby.ac.id/13921/5/Bab%202.pdf , Tim direktorat pendidikan

Diniyah dan Pondok Pesantren DEPAG RI,regulasi pendidikan pedoman pembinaan

dan peranan TKQ/TPQ,(Jakarta;DEPAG RI,2009 cet.1,h,8, diakses tanggal 28

Februari 2019 pukul 15:37 WITA

https://pontren.com/2017/05/29/pedoman-kurikulum-tkq-taman-kanak-

kanak-al-quran-lingkungan-kementerian-agama/ diakses tanggal 28 Februari 2018

pukul 15:06 WITA.

Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:Pusat Bahsasa. 2008.

Kasmuri Selamat dan Ihsan Sanusi, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia. 2012.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2014.

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia. 2011.

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2011.
81

Mochamad Iskarim, ” Dekadensi Moral di Kalangan Pelajar (Revitalisasi Strategi

PAI dalam Menumbuhkan Moralitas Generasi Bangsa)”dalam Jurnal

Edukasia Islamika: Volume I, Nomor 1, Desember 2016.

Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalian Indonesia. 2001.

Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak Usia PraSekolah, Yogyakarta:

Belukar. 2006.

M. Nashiruddin Al Abani. Shahih Riyadhush-Shalihin. Jakarta Selatan: Pustaka Azzam.

2004.

M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Alquran, Jakarta: Amzah. 2007.

Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung:Sinar Baru Algerindo.

2004.

Priyadi, dkk, “Peningkatan Mutu Pembelajaran Taman Pendidikan Al-Qur’an

dengan Pembuatan Kurikulum TPA dalam Jurnal Inovasi dan

Kewirausahaan”, Vol. 2, Nomor. 3 September 2013.

Rifa’I.Risalah Tuntunan Shalat Lengkap.Karya Toha Putra: Semarang.2013

Rosihan Anwar, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia. 2010.

-------, Akidah Akhlak, Bandung: Setia Pustaka:2008.

Saiful Annur, Metodologi Penelitian Pendidikan Analisis Data Kualitatif dan

Kuantitatif, Palembang: Grafika Telindo Press. 2008.

Samsul Niza,. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana,.2013.


82

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta. 2012.

-------, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV Alfabeta. 2012.

-------, Metode Peneltian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

Bandung: Alfabeta. 2016.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT

Rineka Cipta. 2006.

Zainuddin Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara. 2004.


83

DAFTAR GAMBAR

Gambar persiapan pengajaran sholat

wajib atau praktik sholat


84

Wawan cara dengan Ibu Johariah wali


peserta TPQ

Wawan cara dengan Bapak Uci wali


peserta TPQ
85

Wawan cara dengan Ustadz Suhaimi

Wawan cara dengan Ustadzah Santi


Hidayati
86

Wawan cara dengan Zeva peserta TPQ

Wawan cara dengan Ibu Mae wali peserta


TPQ
87

Wawan cara dengan Ustadz Akbar


Maulana

Wawan cara dengan Zhalila Peserta TPQ


90
91
92

Anda mungkin juga menyukai