Anda di halaman 1dari 122

PENERAPAN METODE BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA BUKU

CERITA BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN


BERBICARA PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA
KECAMATAN LAMBU

Oleh
Mar’atun Solehah
NIM 160110072

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2020

i
PENERAPAN METODE BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA BUKU
CERITA BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERBICARA PADA ANAK USIA DINI
DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN LAMBU

Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh
Mar’atun Solehah
NIM 160110072

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2020

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh: Mar’atun Solehah, NIM. 160110072 dengan judul “Penerapan Metode

Bercerita Menggunakan Media Buku Cerita Bergambar Dalam Meningkatkan

Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia Dini Di TK Negeri Pembina Kecamatan

Lambu” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal:......................................................

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Djuaini, M.Pd. Muammar Qadafi, M.Pd.


NIP. 195712311989031007 NIP.198901032018011001

iii
NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram, Agustus 2020

Hal : Ujian Skripsi

Kepada Yang Terhormat


Rektor UIN Mataram
Di Mataram

Assalamu’Alaikumwr…wb..
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudari:
Nama Mahasiswa: Mar’atun Solehah
NIM : 160110072
Jurusan/prodi : PIAUD (Pendidikan Islam Anak Usia Dini)
Judul : Penerapan Metode bercerita menggunakan
Media Buku Cerita bergambar Dalam Meningkatkan
Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia Dini Di TK
Negeri Pembina Kecamatan Lambu.

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah Skripsi


Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar Skripsi ini dengan segera di-munaqasyah-kan.
Wassalamu’alaikumWr…Wb

Pembimbing I, Pembimbing II

Drs. H. Djuaini, M.Pd. Muammar Qadafi, M.Pd.


NIP. 195712311989031007 NIP. 198901032018011001

iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Mar’atun Solehah


NIM : 160110072
Jurusan/prodi : PIAUD (Pendidikan Islam Anak Usia Dini)
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Menyatakan bahwa Skripsi Dengan judul “Penerapan Metode Bercerita


Menggunakan Media Buku Cerita Bergambar Dalam Meningkatkan
Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia Dini Di TK Negeri Pembina
Kecamatan Lambu”, ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Apabila dibelakang
hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap dianulir gelar kesaerjanaan saya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Mataram.

Mataram, Agustus 2020


Saya yang menyatakan,

Mar’atun Solehah

vi
MOTTO

‫السما ات ما في أاْ أ ض إ أ ت أبد ا ما في أ أنفسك أ أ أ ت أخفوه يحاس أبك أ‬


َ ‫ل َل ما في‬
َ ‫أ‬ َ
)284( ٌ‫ب الل فيغفر ِ أن يشاء يع ب م أن يشاء الل عل ٰى كل ش أيء قدير‬
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika
kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya
Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah
mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [02]: 284).1

Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya,


1

Al-Jumanatul ‘Ali, (Bandung: J-ART, 2004), hlm. 49.

vii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada Orang


tua ku tercinta, bapakku Alm. Idris, terlebih
ibuku tercinta Siti Kalisom yang selalu
memberiku doa, dukungan dan menjadi
motivasiku untuk terus semangat dan berusaha.
Kakakku Suwardin Idris yang selalu mendukung
untuk terus semangat dan tidak menyerah,
Kakak Nurhasanah yang selalu meluangkan
waktunya untuk membantu dikala susah dan
yang paling berjasa dalam hidupku.
Teman-teman seperjuangan ku kelas PIAUD C,
terutama kakak Widya Rahayu, Nurfaidah yang
selalu memberiku semangat dan selalu
mendukungku. Almamater tercinta Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dan
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya.
Penulis membuat skripsi dengan judul” Penerapan Metode Bercerita
Menggunakan Media Buku Cerita Bergambar Dalam Meningkatkan Kemampuan
Berbicara Anak Usia Dini di TK Negeri Pembina” guna memyelesaikan tugas akhir
pendidikan S1 di UIN Mataram.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses
tanpa ada bantuan dan keterlibatan beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan
tugas akhir ini dan semoga Allah SWT membalas amal baiknya kepada:

1. Bapak Drs. H. Djuaini, M.Pd. selaku pembimbing I dan Bapak Muammar


Qadafi, M.Pd. selaku pembimbing II, yang telah banyak melungkan waktu dan
kesempatan untuk memberikan bimbingan sejak awal hingga selesainya skripsi
ini.
2. Ibu Nani Husnaini, M.Pd. selaku ketua Prodi PIAUD dan Ibu Jumrah, M.Pd.
selaku Sekretaris Prodi PIAUD atas support dan dorongan yang tiada henti.
3. Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd.
4. Rektor UIN Mataram Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini diatas
ilmu dan bimbingan selama ini tanpa mengenal lelah.
6. Ibu Asturi M.Pd. selaku kepala sekolah di TK Negeri Pembina Kecamatan
Lambu
7. Ibu Sri S.Pd. selaku guru kelas A di TK Negeri Pembina Kecamatan Lambu
8. Ibu guru TK Negeri Pembina Kecamatan Lambu
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti menerima dengan hati terbuka atas semua
kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan penelitian selanjutnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Amin.

Mataram, Agustus 2020

Mar’atun Solehah

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i


HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING.......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ................................................................ vi
HALAMAN MOTO ............................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Mmasalah .................................................................................. 5
C. Tujuan Dan Manfaat .................................................................................. 5
D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian .................................................... 7
E. Telaah Pustaka ........................................................................................... 8
F. Kerangka Teori .......................................................................................... 11
G. Metode Penelitian ..................................................................................... 29
H. Sistematika Penulisan ............................................................................... 40

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ..................................................... 42


A. Gambaran umum lokasi penelitian ......................................................... 42
1. Latar belakang berdirinya TK Negeri Pembina .................................. 42
2. Letak geografis TK Negeri Pembina .................................................. 43
3. Visi misi dan tujuan TK Negeri Pembina ........................................... 43
4. Kurikulum TK Negeri Pembina .......................................................... 44
5. Struktur organisasi TK Negeri Pembina ............................................. 45
6. Sumber daya yang dimiliki TK Negeri Pembina ................................ 45
B. Temuan Khusus Mengenai Penerapan metode bercerita menggunakan
media buku cerita bergambar TK Negeri Pembina................................. 48
1. Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Media Buku Cerita
Bergambar Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Pada
Anak Usia Dini di TK Negeri Pembina Kecamatan Lambu
48
2. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Menerapkan
Metode Bercerita Menggunakan Media Buku Cerita Bergambar
Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia
Dini di TK Negeri Pembina Kecamatan Lambu. 62

x
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 65
A. Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Media Buku
Cerita Bergambar Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak
Usia Dini di TK Negeri Pembina Kecamatan Lambu ........................ 65
Kemampuan Berbicara Di TK Negeri Pembina ................................. 70
B. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam
Menerapkan Metode Bercerita Menggunakan Media Buku Cerita
Bergambar Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Pada Anak
Usia Dini Di TK Negeri Pembina Kecamatan Lambu . ..................... 75

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 77


A. Kesimpulan ........................................................................................ 77
B. Saran ................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80


LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 82
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tenaga Pendidik TK Negeri Pembina Tahun Ajaran 2019/2020, 46.

Tabel 2.2 Jumlah Peserta Didik di TK Negeri Pembina Tahun Ajaran


2019/2020, 46.

Tabel 2.3 Daftar Sarana dan Prasarana TK Negeri Pembina Tahun Ajaran
2019/2020, 47.

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi TK Negeri Pembina, 45.

xiii
PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN
MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI
DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN LAMBU

Oleh:
MAR’ATUN SOLEHAH
160110072

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode bercerita


menggunakan media buku cerita bergambar dalam meningkatkan kemampuan
berbicara anak usia dini di TK Negeri Pembina Kecamatan Lambu. Peneliti
menemukan beberapa cara yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran
bercerita dianataranya rancangan pesiapan guru, persiapn media dan penilaian yang
dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan berbicara anak di TK Negeri Pembina Kecamatan Lambu.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan kepala
sekolah. teknik pengumpulan yang digunakan adalah observasi nonpartisipan,
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, dan dokumentasi. Sedangkan teknik
analisis data, peneliti menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verification.
kemudian validitas data peneliti menggunakan perpanjangan pengamatan,
meningkatkan ketekunan, dan triangulasi.
Hasil penelitian yang dilakukan di TK Negeri Pembina dalam
menerapkan metode bercerita sekolah sudah menerapkannya dengan bagus guru
dalam proses pembelajaran juga menyesuaikan dengan tingkat perkembangan yang
dimiliki anak. Selain itu, dalam proses pembelajaran dalam kelas guru sudah
menyediakan media buku cerita bergambar sehingga anak-anak tertarik dan
antusias mengikuti pembelajaran. Namun masih ada kendala-kendalah yang
dihadapi oleh guru dalam pembelajaran metode bercerita dengan menggunakan
media buku cerita bergambar yaitu ekspersi guru yang masih kaku serta kurang
kreatif. Penerapan metode bercerita dengan menggunakan media buku cerita
bergambar dapat memberikan tingkat kemampuan berbicara anak. Hal ini terlihat
dari indikator tingkat pencapaian kemampuan perkembangan bahasa anak.

Kata kunci: Metode Bercerita, Media Buku Cerita Bergambar, Kemampuan


Berbicara.

xiv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini adalah bentuk layanan pendidikan bagi anak

dengan rentang usia 0-6 tahun, diberikan sebelum anak memasuki pendidikan

sekolah dasar. Sasarannya adalah mencapai kematangan perkembangan anak,

yaitu memastikan seluruh tugas perkembangan (kemampuan berpikir/kognitif,

berkomunikasi/bahasa, motorik, emosi dan sosial, dapat tumbuh, berkembang

serta tidak ada aspek terhambat. Para ahli PAUD meyakini bahwa hambatan

perkembangan akan berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa depan.2

Oleh karena itu sedapat mungkin sejak usia dini seorang anak penting untuk

dibimbing, dididik, dilatih agar semua aspek perkembangannya dapat tumbuh

progresif sesuai usianya. Dengan demikian pendidikan anak usia dini

berorientasi kepada perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan

sebagai the golden age (usia emas), yaitu usia yang sangat berharga

dibandingkan usia-usia selanjutnya, usia tersebut merupakan fase kehidupan

yang unik.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasioanl Pasal 1 menyatakan bahwa, Pendidikan

merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dapat mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

2
Masnipal, Menjadi Guru PAUD Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018),
hlm 2.
2

mengembangkan potensi dirinya dengan memiliki kekuatan spiritual,

keagamaan pengendalian diri, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. Sejalan dengan

undang-undang dasar tersebut, maka Negara dapat di bangun dan

dikembangkan melalaui pendidikan. Pendidikan dimulai dari pendidikan anak

usia dini. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang

diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, keterampilan, dan

pengetahuan yang melandasi pendidikan dasar serta mengembangkan diri

secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin.3

Lingkup perkembangan anak pada aspek mengungkapkan bahasa

menurut kurikulum 2013 pada anak usia 4-5 tahun terdapat sepuluh tahap

perkembangan bahasa, pada tahap ini terlihat keterampilan anak dalam

mengadakan sebuah diferensiasi ketika menggunakan kata-kata dan kalimat.

Sehingga perkembangan bahasa anak dapat dilihat secara maksimal.

Perkembangan bahasa bagi anak usia dini sangatlah penting, karena

bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain, anak

perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik berbagai

pengetahuan yang akan diterimanya. Oleh karena itu, mengajarkan bahasa

sejak dini akan memudahkan bagi anak, karena masa ini merupakan masa

3
Slamet Suyanto, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Dinas Pendidikan
Nasional 2005), hlm 45.
3

pertumbuhan kosa kata yang sangat cepat bagi anak.4

Metode bercerita memiliki kelebihan diantaranya peserta didik akan lebih

mudah memahami pembelajaran yang disampaikan pendidik, dalam setiap

pembelajaran akan lebih bergairah serta lebih mudah dalam menerima

pembelajaran. Untuk itu, penggunaan media buku cerita bergambar sangat

dibutuhkan. Sehingga memberikan pengalaman langsung bagi peserta didik.

Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada kegiatan bercerita

dapat diukur dari keberhasilan peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran,

yaitu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi

belajar peserta didik. Indikator yang dicapai dalam kemampuan berbicara pada

kegiatan pembelajaran dilihat dari keberanian anak dalam berbicara yaitu

merespon dan menuangkan pikiran, kelancaran berbicara, dilihat dari

kelancaran anak ketika menyampaikan pendapat yang ditanyakan, serta

kemampuan anak menceritakan kembali apa yang telah di sampaikan dalam

proses pembejaran yang diceritakan. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat

pemahaman peserta didik, semakin tinggi pula keberhasilan pembelajaran.

Berdasarkan observasi awal yang sudah peneliti lakukan di TK Negeri

Pembina Kecamatan Lambu pada proses pembelajaran yang dilakukan, kegiata

bercerita menggunakan media buku cerita bergambar sudah dilakukan dan di

terapkan oleh guru. Terlihat ketika guru menyampaikan cerita anak-anak

antusias dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, yang

4
Ayu Rahayu, Pengaruh Metode Bercerita Dengan Media Gambar Seri Terhadap
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Sukarame
Bandar Lampung, (Skrisi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Lampung,2018), hlm
4.
4

pembelajaran
terpenting pada proses anak-anak tidak merasa cepat bosan. Media

yang digunakan juga cukup menarik perhatian anak, dengan ditampilkannya

gambar yang berwarna-warni sehingga proses pembelajaran menjadi efektif.

Disamping itu guru juga dapat menyesuaikan dengan tingkat perkembangan

anak.5

Dari paparan yang dijelaskan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

“Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Media Buku Cerita Bergambar

Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia Dini di TK

Negeri Pembina Kecamatan Lambu Tahun Pelajaran 2019/2020”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode bercerita menggunakan media buku cerita

bergambar dalam meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini

di TK Negeri Pembina Kec. Lambu Tahun ajaran 2019/2020?

2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan metode

bercerita menggunakan media buku cerita bergambar di TK Negeri

Pembina Kec. Lambu Tahun ajaran 2019/2020?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

5
Kegiatan Penelitian, Observasi, TK Negeri Pembina Kec. Lambu, 24 Maret 2020.
5

a Mengetahui penerapan metode bercerita menggunakan media buku

cerita bergambar di TK Negeri Pembina Kec. Lambu Tahun

ajaran 2019/2020.

b Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dalam penerapan

metode bercerita mengunakan media buku cerita bergambar

dalam meningkatkan kemampuan berbicara di TK Negeri

Pembina Kec. Lambu Tahun ajaran 2019/2020.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang di dapatkan dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan

pengetahuan dan pengembangan dalam upaya meningkatkan pemahaman

berbicara anak usia dini dengan menggunakan penerapan metode

bercerita melalui media buku cerita bergambar.

b. Manfaat praktis

1) Bagi Lembaga dan Pendidik

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi

mengenai kekurangan bahan pengajaran yang telah diterapkan

sehingga pihak sekolah dapat mempertimbangkan keputusan yang

akan diambil dalam rangka mengembangkan kualitas pendidikan pada

lembaga pendidikan.

2) Bagi peneliti

Bagi peneliti dapat menjadikan sebuah pengalaman dan wawasan


6

mengenai penerapan metode bercerita mengunakan media buku

cerita bergambar dalam meningkatkan kemampuan berbicara pada

peserta didik.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, untuk menghindari kesalah pahaman serta

mencegah terjadinya bermacam-macam penafsiran tentang judul

pembahasan, maka peneliti menegaskan bahwa penelitian ini menitik

beratkan pada penerapan metode bercerita mengunakan media buku

cerita bergambar dalam meningkatkan kemampuan berbicara di TK

Negeri Pembina Kec. Lambu Tahun ajaran 2019/2020.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Kec. Lambu, karena

TK Negeri Pembina Kec. Lambu sudah menerapkan metode bercerita

menggunakan media buku cerita bergambar. TK Negeri Pembina adalah

salah satu sekolah yang ada di Desa Rato Kecematan Lambu.

E. Telaah Pustaka

Ketika peneliti ingin melakukan karya tulis ilmiah, terlebih dahulu yang

akan dikaji yaitu tentang penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian

yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peneltian yang dilakukan oleh Sri Tulasih yang berjudul “Penggunaan

metode bercerita dengan media gambar dalam meningkatkan motivasi

kemampuan berbahasa anak usia dini kelompok B di TK Sultan Agung


7

Sardono Harjo Nganglik Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016”.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode bercerita dapat

meningkatkan motivasi kemampuan berbahasa anak kelas B di Taman

Kanak-Kanak Sultan Agung Nganjaran Sardono Harjo Nganglik Sleman

Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Dan sudah berkembang dengan baik,

hal tersebut terlihat dari sikap komunikatif anak yang berkembang sangat

baik dalam kegiatan mereka sehari-hari ketika dikelas maupun bermain

dengan teman-temannya di luar kelas, mereka telah mampu menunjukan

kemampuan dalam bercerita dalam bersikap komunikatif dengan teman

maupun dengan guru.

Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama

menggunakan penelitian kualitatif. Dan menerapkan metode bercerita yang

dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada anak dengan bantuan

menggunakan media gambar. Perbedaannya penelitian ini dilakukan pada

kelompok B usia 5-6 tahun sedangkan peneliti saat ini melakukan penelitian

pada kelompok A usia 4-5 tahun.6

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Rahayu yang berjudul “Pengaruh

Metode Bercerita Dengan Media Gambar Seri Terhadap Perkembangan

Bahasa Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Sukarema

Bandar Lampung”. Dari hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan

berbicara anak terjadi peningkatan. Dapat dibuktikan, sebelum melakukan

6
Sri Tulasih, Penggunaan Metode Bercerita Dengan Media Gambar Dalam
Meningkatkan Motivasi Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini Kelompok B Di TK Sultan Agung
Sardono Harjo Nganglik Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016, (Skripsi, Universitas
Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2016), hlm 109.
8

tindakan dengan tidak menggunakan metode bercerita tanpa alat peraga

memiliki hasil 52,64. Yang kemudian sesudah melakukan penelitian

penerapan metode bercerita dengan penggunaan media gambar seri

memiliki hasil peningkatan 69,21 yang artinya metode bercerita dengan

media gambar seri memiliki pengaruh terhadap perkembangan bicara anak,

dibuktikan dengan perbandingan peningkatan dari siklus I dengan

perbandingan pada siklus II.

Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama meningkatkan

kemampuan berbicara serta penggunaan metode menggunakan media

gambar pada anak usia dini. Adapun perbedaannya penelitian ini

menggunakan penelitian tindakan kelas khususnya di kelas B usia 5-6 tahun

sedangkan penelitian yang dilakukan saat ini menggunakan penelitian

kualitatif di kelas A.7

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ririn Anggraini yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Menggunakan Media Gambar Dalam

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Pada Kelompok B TK ABA Brosot

Dua Galur Kulon Progo”. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

kemampuan berbicara anak dengan penggunaan media gambar dapat

meningkat. Ini dibuktikan dengan hasil data observasi yang diperoleh dari

kemampuan anak menyampaikan maksud, ide, gagasan, pikiran dan

perasaan, selain itu dilihat dari sebelum adanya tindakan ketuntasan

kemampuan berbicarara terdapat 13,33% yaitu pada kriteria tidak baik,


7
Ayu Rahayu, Pengaruh Metode Bercerita Dengan Media Gambar Seri Terhadap
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Sukarema
Bandar Lampung, (Skripsi Universitas Negri Intan Raden Lampung, Lampung, 2018), hlm 169.
9

selanjutnya pada siklus I meningkat menjadi 53,33% yaitu pada kriteria

kurang, kemudian pada siklus ke II meningkat menjadi 86,67% dalam

kriteria baik. Peningkatan yang terjadi dari hasil pra tindakan sebesar 13,3%

pada siklus I 53,33% sebesar 40%, siklus I sampai siklus II sebesar 33,34%,

jadi peningkatan hasil pra tindakan kemampuan berbicara sampai pada

siklus II sebesar 73,34%.

Adapun persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama dapat

meningkatkan kemampuan berbicara dengan dengan bantuan penggunaan

media gambar. Adapun perbedaannya penelitian ini menggunakan

penelitian tindakan kelas khususnya di kelas B usia 5-6 tahun sedangkan

penelitian yang dilakukan saat ini menggunakan penelitian kualitatif di kelas

A.8

F. Kerangka Teori

1. Metode Bercerita

a. Pengertian Metode Bercerita

Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai

tujuan tertentu. Selain itu ada istilah lain yang erat kaitannya dengan

metode yaitu yang artinya cara yang spesifik untuk memecahkan masalah

tertentu yang ditemukan pada pelaksanaan prosedur. Metode pengajaran

yang dilakukan seperti metode pengajaran melalui metode bercerita harus

lebih kreatif agar peserta didik tidak merasa cepat bosan. apalagi

8
Ririn Anggraini, Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Dalam Menggunakan
Media Gambar Pada Kelompok B Tk Aba Brosot Ii Galur Kulon Progo, (Skripsi, Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, Oktober 2013), hlm 154.
10

diterapkan pada proses pembelajaran anak usia dini.9

Pembelajaran pada anak usia dini dapat dilaksanakan dengan

menggunakan beberapa metode salah satunya metode bercerita. Menurut

Gunarti “bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk

menyampaikan suatu pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka yang

bisa dilakukan secara lisan atau tertulis”.10 Bercerita dapat menjadi

metode belajar efektif jika diramu dengan baik. Semua anak menyukai

cerita, bahkan sejak usia 2,5 tahun. Bercerita dapat mengembangkan

banyak aspek, seperti bahasa, dan kognitif, juga nilai agama, moral, dan

sosial emosional. Bercerita dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bisa

langsung dengan buku cerita, menggunakan boneka (tangan atau jari),

menggunakan gambar-gambar yang disusun diatas papan, dan

sebagainya. Jika langsung, guru harus mempersiapkan dan hafal isi

cerita, hindari bercerita mendadak dihadapan anak-anak, apalagi bila

tampa persiapan, selain tidak menarik, kesan cerita jadi biasa, tidak

bermakna bagi anak.11

Bercerita adalah sesuatu satuan yang mengisahkan tentang

perubahan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan

tujuan membagikan pengetahuan dan pengalaman bagi orang lain.

9
Pupuh Fathurrahman dan Sobry, Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan
Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum Dan Islami, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2014), hlm 55.
10
Ayu Tirtayani Dkk, Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Media Gambar Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Kelompok B Semester 2, jurnal, Universitas
Pendidikan Ganesha, Volume 2 Nomor 1, 2014, hlm 3.
11
Masnipal, Menjadi Guru PAUD Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018),
hlm 39-40.
11

Pengalaman belajar anak sangatlah penting. Pengalaman tersebut akan

membentuk suatu pemahaman apabila ditunjang dan dikreatifkan dengan

strategi serta penggunaan alat bantu belajar. Salah satu langkah untuk

memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

bahan pembelajaran atau yang biasa disebut dengan metode mengajar.

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau prosedur yang ditempuh

pendidik dalam mengelola pembelajaran yang efektif dan efesien. Sesuai

dengan tuntutan dan karakteristik berbeda antara anak dan orang dewasa.

Untuk itu, guru perlu menyiapkan suatu metode pembelajaran yang tepat

dan sesuai dengan dunia anak secara optimal sehingga diharapkan

tumbuhnya sikap dan kebiasaan berprilaku positif, yang mendukung

pengembangan berbagai potensi dan kemampuan anak.12

Salah satu usaha penting yang dilakukan untuk membangkitkan

semangat belajar adalah mendesain pembelajaran dalam suasana yang

menyenangkan. Menurut Dave Meier, menyenangkan atau membuat

suasan belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan

suasana ribut dan hura-hura. Hal ini, tidak ada hubungan dengan

kesenagan yang sembrono dan dangkal. Kesenangan dan kegembiraan

disini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta

terciptanya makna, pemahaman materi, dan nilai yang membahagiakan

pembelajaran.13

12
Ahmad Susanto, pendidikan Anak Usia Dini Konsep dan Teori, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2018), hlm 120.
13
Ibid, hlm 5.
12

b. Tujuan Metode Bercerita

Adapun tujuan bercerita menurut Gunarti yaitu:

1) Mengembangkan kemampuan berbahasa, di antaranya kemampuan

menyimak (listening), kemampuan dalam berbicara (speaking) serta

menambah kosa kata yang dimilikinya.

2) Mengembangkan kemampuan berpikirnya karena dengan bercerita

anak diajak untuk memfokuskan perhatian dan berfantasi mengenai

jalan cerita serta mengembangkan kemampuan berpikir secara

simbolik.

3) Menanamkan pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita yang

akan mengembangkan kemampuan moral dan agama, mislanya

konsep benar- salah atau konsep ketuhanan.

4) Mengembangkan kepekaan sosial-emosional anak tentang hal-hal

yang terjadi disekitarnya melalui tuturan cerita yang disaampaikan.

5) Melatih daya ingat atau memori anak untuk menerima dan

menyimpan informasi melalui tuturan peristiwa yang disampaikan.

6) Mengembangkan potensi kreatif anak melalui keragaman ide cerita

yang dituturkan.14

Metode bercerita digunakan dalam upaya memperkenalkan tentang

hal baru dan membantu kemampuan bicara bagi anak usia dini. Agar

anak memiliki kemampuan yang dapat memberikan motivasi dan minat

belajar sehingga dapat menambah pengalaman baru bagi anak.Metode

14
Ibid, hlm 3.
13

berbicara bermanfaat membantu perkembangan bahasa anak dan mereka

sudah mengerti arti ucapan, metode ini menuntut ada respon anak,

mendengar, mengolah informasi, dan menyampaikannya secara lisan.

Kesempatan berbicara sangat penting bagi perkembangan bahasa.

Metode bercerita, mendongeng, dan sandiwara juga dapat digunakan

guru PAUD.15

c. Jenis-Jenis Bercerita

Jenis-jenis bercerita dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu

bercerita tanpa menggunakan alat dan bercerita dengan menggunakan

alat. Bercerita menggunakan alat peraga atau pendukung yaitu untuk

memperjelas penuturan cerita yang akan disampaikan, selain itu bercerita

menggunakan alat peraga adalah bentuk bercerita yang mempergunakan

alat peraga bantu untuk menghidupkan cerita. Sedangkan bercerita tanpa

menggunakan alat bantu yaitu kegiatan bercerita yang dilakukan oleh

guru atau orang tua tampa menggunakan alat peraga yang diperlihatkan

pada anak.

Bercerita sebagai metode dapat diggunakan sebagai metode

mengajar terutama pada pendidikan di TK anak prasekolah. Anak pada

umumnya suka mendengar cerita, situasi inilah yang digunakan sebagai

situasi kegiatan pelaksanaan program kegiatan bercerita. Bercerita

menuntut keterampilan guru dalam menggunakannya, memilih cerita

yang disampaikan dan alat bantu dalam bercerita. Disamping itu, guru

15
Masnipal, Menjadi Guru PAUD Profesioal, hlm 143.
14

harus cermat dalam melakukan penilaian sehingga dapat diketahui

apakah tujuan dari bercerita dapat tercapai atau tidak.16

d. Manfaat Metode Bercerita

Adapun manfaat metode bercerita adalah sebagai berikut:

1) Melatih daya serap atau daya tangkap anak TK

2) Melatih daya pikir anak TK

3) Melatih daya konsentrasi anak TK

4) Mengembangakan daya imajinasi anak TK

5) Menciptakan situasi yang mengembirakan serta mengembangkan

suasana lingkungan yang akrab sesuai dengan tahap

perkembangannya

6) Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara

efektif dan efesien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.

e. Langkah-Langkah Kegiatan dalam Bercerita

Dalam memberikan pengalaman belajar melalui penuturan cerita,

guru terlebih dahulu menetapkan rancangan langkah-langkah yang harus

dilalui dalam bercerita. Adapun langkah-langkah kegiatan dalam

bercerita diantaranya:

1) Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan bercerita kepada

anak

2) Mengatur tempat duduk anak

3) Mengatur pembukaan kegiatan bercerita

16
Anita Yus, Penelian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PT
Fajar Interpratama Mandiri, 2011), hlm 182.
15

4) Mengembangkan cerita yang dituturkan guru

5) Menetapkan rancangan cara bertutur yang dapat menggetarkan

perasaan anak dengan cara memberikan gambaran

6) Langkah penutup kegiatan bercerita dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.17

f. Hal-Hal yang Harus Dihindaripada Kegiatan Bercerita

Ketika melakukan bercerita guru harus menyesuaikan dengan

keadaan anak, artinya isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan

anak. Selain itu, pada saat bercerita hindari bercerita terlalu panjang

sehingga anak menjadi cepat bosan dan tidak akan fokus pada proses

pembelajaran.

g. Media yang Digunakan dalam Kegiatan Bercerita

Media adalah salah satu komponen-komponen dari suatu system

penyampaian untuk membawakan atau menyempurnakan isi pengajaran.

Selain itu, media pada hakikatnya merupakan peralatan fisik untuk

membawakan atau menyempurnakan isi pengajaran. Media yang

digunakan bisa berupa media buku cerita bergambar, media boneka jari/

boneka wayang dan lain-lain, penggunaan media sangatlah penting

dengan penggunaan media maka kegiatan proses pembelajaran akan

lebih aktif dan menyenangkan. Media buku cerita bergambar dijadikan

figure oleh pendidik dalam proses pembelajaran karena didalam buku

cerita bergambar terdapat gambar yang berwarna-warni, kemudian teks

17
Moeslichatoen, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2004), hlm 143.
16

yang besar. selaini itu, media buku cerita bergambar salah satu cara yang

disukai oleh anak-anak sehingga proses pembelajaran menjadi aktif dan

menyenagkan. 18

h. Teknik dalam Kegiatan Bercerita

Salah satu teknik bercerita yang umumnya digunakan oleh pendidik

adalah membacakan buku ceritanya. meskipun konvensional, cara ini masih

sangat ampuh untuk membuat anak penasaran dengan isi buku yang dibaca.

misalnya pendidik membaca buku cerita yang berjudul “Menyayangi

Anggota Keluarga”. Pendidik memiliki teknik untuk membacakan cerita

dengan menyesuaikan pada keadaan kehidupan sehari-hari anak. dan

disesuaikan dengan langkah-langkah teknik dalam bercerita.

Adapun langkah-langkah teknik dalam bercerita diantaranya:

1) Membaca langsung dari buku cerita. Teknik bercerita dengan

membaca langsung dari buku itu sangat bagus jika guru menguasai isi

cerita yang akan disampaikan pada anak.

2) Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku. Bila cerita

yang disampaikan kepada anak terlalu panjang dan terperinci dengan

menanbahkan ilustrasi gambar dari buku yang dapat menarik

perhatian anak, maka teknik bercerita ini dapat berfungsi dengan baik.

3) Bercerita dengan media boneka. Boneka yang dibuat itu masing-

masing menunjukkan perwatakan pemegang peran tertentu. Misalnya

ayah yang penyabar, ibu yang cerewet, anak laki-laki yang pemberani,
18
Ika Yunuta, Meningkatkan Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode Bercerita
Dengan Media Boneka Tangan Pada Anak Kelompok A1 Di TK Kartika III- 38 Kentungan,
Depok, (Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), hlm 32.
17

anak perempuan yang manja, dan sebagainya.19

Selain itu, teknik bercerita dilihat dari narasi, dialog, ekspresi

(terutama mimik muka), visualisasi gerak atau peragaan (acting), ilustrasi

suara, media/alat peraga (bila ada), dan teknik ilustrasi lainnya misalnya

lagu permainan, musik dan sebaginya.

i. Kelebihan dan Kekurangan dalam Bercerita.

a. Kelebihan metode bercerita

Adapun kelebihan metode bercerita diantaranya:

1) Kisah dapat mengaktifkan dan membangkittkan semangat anak didik.

karena anak didik akan senantiasa merenungkan makna dan mengikuti

berbagai situasi kisah, sehingga anak didik terpengaruh oleh tokoh dan

topic kisah tersebut.

2) Mengarahkan semusa emosi sehingga menyatu pada satu kesimpulan

yang terjadi pada akhir cerita.

3) Kisah selalu memikat, karena mengundang untuk mengikuti

peristiwanya dan merenungkan maknanya.

4) Dapat mempengaruhi emosi. Seperti takut, perasaan diawasi, rela,

senang, sungkan, atau benci sehingga bergelora dalam isi cerita.

b. Kekurangan metode bercerita

Adapun kekurangan metode bercerita diantanya:

1) Pemahaman anak didik akan menjadi sukit ketika kisah itu telah

terakumulasi oleh masalah lain.

19
Ibid, hlm 24-25.
18

2) bersifat monolog dan dapat menjenuhkan anak didik.

3) sering terjadi ketidakseleraan isi cerita dengan konteks yang dimaksud

sehingga pencapaian tujuan sulit diwujudkan.

Dapat disimpulkan bahwa bercerita merupakan penyampaian

materi pembelajarab dengan cara menceritakan kronologis baik benar

atau bersifat fiktif semata. Metode bercerita memiliki substansi cerita

yang valid tampa diragukan lagi keabsahanya. Namun terkadang sebuah

cerita terbentur pada bagaimana cara guru menyampaikan cerita itu

sendiri sehingga akan muncul kelemahan dalam penggunaan metode

bercerita.

2. Media Buku Cerita Bergambar

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti “tengah” perantara atau pengantar. Dalam pengertian ini, guru, buku

teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus

pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan

sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elekstronis untuk mengungkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.20

a. Pengertian Media Buku Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar adalah buku bergambar yang dipilih untuk

dibesarkan memiliki karakteristik khusus, yaitu adanya pembesaran baik

teks maupun gambarnya. Hal ini sengaja dilakukan supaya terjadi

kegiatan menyimak bersama antara guru dan murid atau orang tua

20
Hasnida, Media Pembelajaran Kreatif Mendukung Pengajaran Pada Anak Usia Dini,
(Jakarta: PT Luxsiman Metro Media, 2015), hlm 33.
19

bersama anak. Buku ini mempunyai gambar yang mudah di tebak, dan

memiliki pola teks yang berirama untuk dapat dinyanyikan. Keutamaan

buku cerita bergambar salah satunya adalah disukai anak termasuk anak

yang mengalami keterlambatan dalam menyimak. Dengan menggunakan

media buku cerita bergambar, bersama-sama akan timbul keberanian dan

keyakinan dalam diri anak bahwa anak-anak sudah dapat menyimak.

Dengan menggunakan media buku cerita bergambar dapat

mengembangkan semua aspek bahasa termasuk kemampuan literasi pada

anak.21

Dari paparan diatas dapat saya simpulkan media buku cerita

bergambar adalah suatu media yang dapat digunakan untuk membatu

guru dan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran yang dapat

menimbulkan keaktifan, kesenangan pada diri anak, sehingga

pembelajaran menjadi efesien.

Salah satu media pembelajaran yang sesuai untuk anak usia dini

adalah media buku cerita bergambar. Dengan menggunakan buku cerita

bergambar anak akan lebih tertarik dan mau memusatkan perhatian juga

mampu memahami penjelasan yang dismpaikan guru pada saat kegiatan

pembelajaran. Melalui metode bercerita dengan menggunakan buku

cerita bergambar diharapkan mampu meningkatkan kemampuan

komunikasi vormal anak untuk bertanya, mengungkapkan pendapat,

meningkatkan kemampuan mendengar dan dalam menyimak isi cerita,

21
Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak, (Jakarta: Prenada Media
Group,2016), hlm 174-175.
20

mengasah logika berpikir dan rasa ingin tahu dalam menebak akhir

cerita, menanamkan minat baca anak untuk menyukai buku, menabah

wawasan dan mengembangkan imajinasi guna menumbuhkan kreativitas

dan ide.22 Gambar yang berwarna pada umumnya menarik perhatian,

semua gambar mempunyai arti, uraian, dan tafsiran sendiri. Karena itu

gambar, dapat digunakan sebagai media pendidkan dan mempunyai nilai-

nilai pendidikan bagi anak-anak, dan memungkinkan belajar efesien

disekolah.23

Nilai gambar dalam pembelajaran. Beberapa ketentuan sebagai

dasar penggunaan gambar adalah:

1) Gambar bersifat konkrit, melalui gambar para siswa dapat melihat

gambar dengan jelas sesuatu yang sedang dibicarakan atau

didiskusikan didalam kelas.

2) Gambar mengatasi batas waktu dan ruang, artinya gambar yang kerap

kali tak mungkin dilihat karena letaknya jauh.

3) Gambar mengatasi kekurangan daya mampu panca indera. Benda-

benda yang kecil yang tak dapat dilihat dengan mata, dibuat foto

grafinya sehingga dapat dilihat dengan jelas.

4) Dapat digunakan untuk menjelaskaan sesuatu masalah, karena itu

bernilai pada semua pelajaran disekolah.

5) Gambar-gambar mudah didapat dan murah.

22
Laili Fitriani Afriani, Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Penggunaan
Media Buku Cerita Bergambar Pada Anak Kelompok B TK Kusuma Mulia II Kalirong, Desa
Kalirong Kec. Tarokan Kab. Kediri (Artikel Skripsi, Universitas Nusantara PGRI Kediri 2015)
hlm 10.
23
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bndung: PT Citra Aditya Bakti), hlm 63.
21

6) Mudah digunakan.

Selain itu guru perlu mengajar siswa membaca gambar dalam hal

warna, ukuran, jarak, sesuatu gambar dapat menunjukkan gerakan dan

temperature.

Cerita bergambar sebagai media grafis yang digunakan dalam

proses pembelajaran, memiliki pengertian praktis, yaitu dapat

mengkomunikasikan fakta-fakta dan gagasan-gagasan secara jelas dan

kuat melalui perpaduan antara pengungkapan kata-kata dan gambar.

Buku cerita bergambar menguat pesan melalui ilustrasi dan teks tertulis.

Dalam buku cerita bergambar memuat berbagai tema yang sering

didasarkan pada pengalaman kehidupan sehari-hari anak, dapat berupa

karakter manusia maupun binatang. Disini ditampilkan kualitas manusia,

karakter dan kebutuhan, sehingga anak dapat memahami dan

menghubungkannya dengan pengalam pribadinya.

Fungsi media cerita bergambar adalah untuk mengembangkan

imajinasi anak, membantu meningkatkat penguasaan anak terhadap hal

yang abstrak atau peristiwa yang tidak dapat dihadirkan didalam kelas,

dapat menarik minat dan perhatian anak, membantu anak untuk

memahami dan mengingat isi informasi bahan-bahan formal yang

menyertainya, serta dapat meningkatkan keterampilan membaca anak.

b. Keistimewaan Media Buku Cerita Bergambar

Adapun keistimewaan penggunaan media buku cerita bergambar yaitu:

1) Memberikan kesempatan pada anak untuk terlibat dalam situasi nyata


22

dengan cara yang tidak menakutkan.

2) Memungkinkan anak melihat tulisan yang sama ketika guru atau

orang tua membaca tulisan tersebut.

3) Memungkin anak secara bersama-sama dengan bekerja sama memberi

makna pada tulisan didalamnya.

4) Memberikan kesempatan dan membantu anak yang mengalami

keterlambatan menyimak untuk mengenali gambar dengan bantuan

guru dan teman-temannya.

5) Mengembangkan semua aspek bahasa termasuk kemampuan

keaksaraan dan pengungkapan bahasa.

6) Dapat diselingi dengan percakapan yang relevan mengenai isi cerita

bersama anak sehingga topik bacaan dan isi sesuai pengalaman dan

imajinasi anak.24

c. Manfaat Penggunaan Media Buku Cerita Bergambar

Media buku cerita bergambar memberikan banyak manfaat yaitu: 1)

anak termotivasi untuk belajar membaca lebih cepat, 2) menumbuhkan

rasa percaya pada anak, 3) anak dapat belajar dengan cara yang

menyenangkan, 4) mendorong anak untuk lebih menyukai cerita dengan

tema dana cerita yang berbeda, 5) secara perlahan menunjukan kebiasaan

anak untuk dapat membaca cerita secara mandiri.25

Media buku cerita ini dapat membantu anak untuk lebih

mengembangkan kemampuan berbicara, karena pada media buku cerita

24
Ibid, hlm 175.
25
Ibid, hlm 176.
23

bergambar memiliki teks dan gambar yang ukurannya lebih besar dan

penuh warna warni yang sesuai dengan pemikiran secara simbolis. Media

ini dapat dibuat sesuai kebutuhan dalam mengembangkan kemampuan

berbahasa pada anak. Kegiatannya pun tak luput dari unsure kesenangan

dan bermain sehingga pada akhirnya belajar menyimak bukanlah hal

yang membosankan tetapi merupakan hal yang sangat menyenangkan

bagi anak.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat penggunaan

media buku cerita bergambar sangat membantu proses belajar mengajar.

Dilihat dari anak merasa senang dan cepat memahami apa yang

dipaparkan oleh guru, dan dilihat dari anak tidak merasa bosan terhadap

apa yang disampaikan oleh guru.

3. Meningkatkan Kemampuan Berbicara padaAnak Usia Dini

Usia dini merupakan usia yang efektif untuk mengambarkan sebuah

potensi yang dimiliki anak. Salah satu potensi yang harus dikembangkan

pada anak usia dini adalah kemampuan berbicara. Berbicara merupakan

bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila anak

mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang sedang tumbuh

kembang mengkomunikasi kebutuhannya, pikirannya, dan perasaannya

melalui pembicaraan dengan kata-kata yang menpunyai makna unik.

Kemampuan berbicara anak sangat penting agar anak mampu

berkomunikasi secara lisan apa yang ada didalam pikiran anak sehingga

orang lain mengerti apa yang diinginkan anak, selain itu anak mudah
24

bergaul dengan, kemampuan sosialnya bagus, dan juga dapat bersosialisasi

dengan anak yang lain secara baik. Apabila kemampuan berbicara anak

masih kurang, dampaknya adalah anak merasa kesulitan dalam bergaul dan

enggan berani mengungkapkan pendapat serta keinginannya pada orang

lain.

Adapun tahap perkembangan bicara anak menurut Vygotsky, diantaranya:

a. Tahap eksternal, terjadi karena sumber berfikir berasal dari luar diri anak

biasanya berasal dari orang dewasa terutama guru yang memberikan

informasi. Seperti guru melakukan Tanya jawab dengan anak untuk

mendapatkan informasi baru pada anak agar kegiatan tanya jawab

menjadi lebih optimal dengan adanya kegiatan bercerita terlebih dahulu.

b. Tahap egosentris, yaitu anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya

dan sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya. Misalnya dalam tahap

egosentris ini guru memberi kesempatan pada anak untuk dapat bercerita

tentang apa yang sedanng dipikirkannya, misalnya anak dapat

menceritakan tentang pengalaman pribadinya dan teman yang lainnya

mendengarkan apa yang diceritakannya.

c. Tahap berbicara internal, yaitu anak telah memiliki pengahayatan

sepenunya, misalnya penghayatan disini maksudnya anak

mengekspresikan sesuatu melalui isi cerita dalam buku cerita bergambar

kemudian isi gambar tersebut dijelaskan oleh anak dengan bahasa anak
25

sesuai dengan imajinasi dari masing-masing anak.26

Berbagai kegiatan dapat dilakukan dengan media gambar untuk

mengembangkan kemampuan berbicara anak. Pembelajaran dengan media

gambar dilakukan secara perorangan dan kelompok melalui metode

bercerita sesuai gambar. Kegiatan dengan media gambar yang dilakukan

perseorangan adalah anak diberi tugas untuk menceritakan gambar yang

diperlihatkan oleh guru dan setiap gambar mengandung kosakata yang baru

dengan tujuan anak mengerti makna kosakata yang diberikan. Kegiatan

dengan media gambar yang dilakukan secara kelompok adalah anak dibagi

menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari dari 3-5 orang kemudian

diberi gambar yang berbeda tiap kelompok. Pada penelitian ini metode yang

digunakan adalah dengan bercerita dengan media gambar dan langkah-

langkah dalam pembelajaran adalah terlebih dahulu guru membuat media

gambar yang disesuaikan dengan tema yang digunakan pada hari itu.

Gambar yang telah dibuat diperlihatkan kepada anak-anak dan guru

menjelaskan gambar tersebut dengan memberikan penjelasan disertai contoh

apa yang akan dilakukan dengan gambar. Beberapa gambar yang dibuat

dibagaikan setiap kelompk. Tugas anak adalah berbicara atau menceritakan

gambar yang dipegangnya kepada teman sekelompoknya. Pada penelitian

ini pembelajaran menggunakan media gambar untuk meningkatkan

kemampuan berbicara anak dilakukan melalui kegiatan kelompok, anak

26
Ririn Anggraini, Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Menggunakan Media
Gambar Pada Kelompok B TK Aba Brosot II Galur Kulon Progo,(Skripsi Universitas Negeri
Yogyakarta, 2013), hlm 4.
.
26

bercerita mengenai gambar yang diberikan guru dan menceritakannya

kepada teman sekelompoknya. Guru akan memberikan kesempatan kepada

anak yang mau disampaikan pikirannya di depan kelas mengenai gambar

yang diperlihatkan guru kepada teman- temannya.

Sebaiknya pada saat kegiatan bercerita ada kegiatan yang ditawarkan

kepada anak untuk bercerita di depan anak-anak kemudian dalam bercerita

di ciptakan suasana yang benar-benar anak merasakan dalam isi cerita yang

disampaikan. Misalnya nada dan mimik muka yang sesuai dalam isi cerita

yang dapat menarik cerita, kemudian media yang digunakan harus cerah dan

berwarna yang cerah. Setelah anak-anak diharapkan memberikan respon

terhadap guru yaitu dengan menjawab pertanyaan atas cerita yang

disampaikan. Setelah anak mampu menjawab dan menceritakan kembali apa

yang disampaikan oleh guru, maka anak dapat dikatakan mampu berbicara

dengan baik.27

Peningkatan kemampuan berbicara dapat dilihat dari pencapaian

indikator perkembangan anak sesuai dengan Kemendikbut (kementrian

pendidikan dan kebudayaan) dalam Permendikbut (peraturan menteri

pendidikan dan kebudayaan) 137 Standar Tingkat Pencapaian

Perkembangan Anak (STPPA) PAUD kurikulum 2013 sebagai berikut:

a. Memahami Bahasa

2) Menyimak perkataan orang lain (bahasa ibu atau dengan bahasa

lainnya)

27
Ibid, hlm 27.
27

3) Mengerti dua perintah apa yang diberikan bersamaan

4) Memahami cerita yang dibacakan

5) Mengenal pembendaharaan kata mengenal kata sifat (nakal, baik hati,

pelit, berani, baik, jelek, dan sebagainya)

6) Mendengarkan dan membedakan bunyi-bunyi dalam bahasa Indonesia

(contoh, bunyi dan ucapan harus sama).

b. Mengungkapkan Bahasa

1) Mengulang kaliamat sederhana

2) Bertanya dengan kalimat yang benar

3) Menjawab pertanyaan sesuai pertanyaan

4) Mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit,

baik hati, baik, berani, jelek, dan sebagainya)

5) Mengutarakan pendapat kepada orang lain

6) Menyebutkan kata-kata yang dikenal

7) Menceritakan kembali cerita atau dongeng yang pernah di dengar

8) Menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidak

setujuan

9) Memperkaya pemberdahayan kata

10) Berpartisipasi dalam percakapan.

Dari paparan diatas dapat di simpulkan upaya yang digunakan

untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak yaitu disesuai dengan

kebutuhan dan pengalaman belajar anak, selain itu proses yang dilakukan

harus lebih efektif agar pencapain peningkatan dapat tercapai sesuai


28

dengan harapan yang diinginkan.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang di bahas dalam penelitian ini, maka

pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

karena data-data atau informasi dilihat dari sesuai apa adanya dilapangan.

Adapun penelitian kualitatif menurut Bondan dan Taylor, dalam Moleong,

penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yng bisa diamati.28

Menurut Sudarwan Danim, penelitian kualitatif bermaksud untuk

memberikan makna atas fenomena secara holistic dan disamping itu,

penelitian kualitatif bersifat deskriptif yaitu terkumpul berbentuk kata-kata,

gambar bukan angka-angka, kalupun ada angka-angka bersifat hanya

sebagai penunjang saja.29

Menurut Sugiyono penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti

adalah sabagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi.30

28
Lexy j. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT Rosdakarya, 2014), hlm
3.
29
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: CV. Pustaka Media, 2002)
hlm 57.
30
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2015), hlm 9.
29

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif

adalah pendekatan yang dilkukan dengan mengumpulkan informasi dalam

bentuk kata-kata atau keterangan-keterangan yang tidak memerlukan

perhitungan atau analisis statitistik. Pendekatan penelitian ini merupakan

strategi penulis untuk memperoleh data yang valid sesuai dengan

karakteristik variabelnya.

Penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif yakni menafsirkan keadaan yang ada sekarang.

Penelitian ini berkenaan dengan kondisi atau hubungan yang ada, praktek-

praktek yang belaku dengan proses-proses berlangsung, pengaruh-pengaruh

yang sedang dirasakan atau kecenderungan-kecenderungan yang sedang

berkembang. Adapun tujuan penelitian deskriptif adalah melukiskan

keadaan sesuatu atau yang sedang terjadi pada saat penelitian berlangsung.31

Sebagaimana yang diketahui penulisan deskriptif tidak memberikan

perlakuan, manipulasi, atau pengubah pada variabel-variabel bebas, tetapi

menggambarkan sesuatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi-kondisi

bisa individual atau kelompok dan menggunakan angka-angka.32

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat

penelitian adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai human instrument,

berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informasi sebagai sumber

31
Arief Furchan, Pengatar Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: PT Pustaka
Pelajar, 2007), hlm 39.
32
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm 73.
30

data, melakukan pengumpulan data, analisis data, menafsirkan data,

membuat kesimpulan atas temuannya.33 Untuk mendapatkan yang akurat

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, maka peneiliti melakukan

observasi dengan objek yang akan diteliti terkait dengan keadaan dan

kondisi yang ada di lokasi penelitian, mengadakan wawancara dngan kepala

sekolah dan guru dan melakukan dokumentasi mengenai bagaimana proses

penerapan metode bercerita menggunakan media buku cerita bergambar

dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak di TK Negeri Pembina

Kec. Lambu.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini tepatnya dilaksanakan di TK Negeri Pembina Jalan Dam

Diwu Moro Desa Rato Kecematan Lambu Kabupaten Bima Tahun Pelajaran

2019/2020.

4. Sumber Data

Sumber data adalah bagian yang sangat penting dalam penelitian

karena sumber data itu sendiri merupakan subjek dimana data dapat

diperoleh.34 Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau

pengamatatan dan merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat,

mendengar dan bertanya. Untuk memperoleh data-data yang valid dan

objektif terhadap apa yang diteliti perlu untuk menjelaskan informasi

sekaligus karakteristiknya dan jenis-jenis data yang dikumpulkan sehingga

kualitas, validitas dan keakuraratan data-data benar-benar dijamin


33
Ibid, hlm 306.
34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010), hlm 172.
31

keabsahannya.

Didalam penelitian ini, untuk mendapatkan data peneliti langsung

turun kelapangan dengan cara observasi dan wawancara sehingga data yang

diperoleh seseuai dengan apa yang dilihat peneliti secara langsung ditempat

penelitian terkait tentang penerapan metode bercerita menggunakan media

buku cerita bergambar dalam meningkatkan kemampuan berbicara di TK

Negeri Pembina. Adapun yang menjadi sumber data utama dalam

penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru yang ada di TK Negeri

Pembina.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk

mendapatkan data. Maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan

beberapa metode yaitu sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi/pengamatan merupakan cara paling banyak dan lazim

digunakan untuk menggali informasi mengenai perkembangan anak usia

dini. Mengamati perilaku dari waktu kewaktu merupakan cara akurat dan

objektif untuk memperoleh data tentang anak. Waktu untuk mengamati

juga lebih luas, kapan saja, baik saat sendiri atau ketika bermain dalam

kelompok, baik disekolah maupun dirumah. Selain itu, observasi sebagai

suatu aktiva yang sempit, yaitu memperhatikan sesuatu dengan

menggunakan mata. Didalam pengertian psikologis, observasi atau yang


32

disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian

terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi,

mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, dan pendengaran

apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung.35

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan observasi

nonpartisipan. Dimana dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat

langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati dan hanya

sebagai pengamat independen. Tujuan peneliti melakukan observasi

karena dengan melakukan pengamatan terhadap objek penelitian maka

peneliti akan mengetahui letak geografis, keadaan sarana dan prasarana

maupun kegiatan atau aktifitasa dilakukan guru dalam proses kegian

bercerita menggunakan media buku cerita bergambar dalam

meningkatkan kemampuan berbicrara. Adapun data-data yang dihasilkan

dari metode observasi yaitu bagaimana penerapan metode bercerita

menggunakan media buku cerita bergambar di TK Negeri Pembina

Kecamatan.Lambu.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan atau komunikasi yang bertujuan

untuk memperoleh informasi dengan cara tanya jawab secara lisan antara

dua orang atau lebih dengan saling melihat atau mendengar secara

langsung pertanyaan serta jawabannya. 36

Menurut Hopkins dan Rochiati wawancara adalah suatu cara untuk


35
Masnipal, Menjadi Guru Paud Professional, hlm 190.
36
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung PT Remaja Rosdakarya,
2005), hlm 135.
33

mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang

yang lain. Orang-orang yang di wawancarai dapat termasuk beberapa

orang siswa, kepala sekolah, beberapa pegawai, tata usaha sekolah, orang

tua siswa dan lain-lain.

Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara

diantaranya:

1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara

yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan pewawancara

sebagai pengemudi jawaban resonden.

2) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang

disusun secara terperici sehingga menyerupai chekl-list. Pewawancara

tinggal memberikan tanda chekl-list pada nomor yang sesuai.37

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur

dan wawancara tidak terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan

data tentang informasi apa yang diperoleh.38 Dengan menggunakan

kedua tehnik wawancara ini akan mempermudah peneliti mendapatkan

data yang lebih banyak di tempat penelitian.

Adapun hal-hal yang peneliti siapkan terkait alat-alat wawancara

dalam hal ini adalah buku catatan untuk mencatat semua hasil

percakapan atau sebagai tempat jawaban alternatif dalam penelitian ini,

kemudian alat rekam sebagai alat untuk merekam hasil wawancara dan

37
Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010), hlm 270.
38
Sugiyono, Metode Peneiltan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandund: PT Alfabeta,
2015), hlm 233.
34

terlebih dahulu peneliti sebelum bertindak untuk melakukanya harus

meminta izin kepada semua pihak (kepala sekolah dan guru). Dan data

yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara yaitu tentang bagaimana

analisis penerapan metode bercerita menggunakan media buku cerita

bergambar dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak di TK

Negeri Pembina Kec. Lambu.

Adapun pedoman wawancara yang dilakukan peneliti dilokasi

penelitian adalah, apakah di TK Negeri Pembina sudah menerapkan

metode bercerita menggunakan media buku cerita bergambar. Apa saja

kegiatan yang ada didalam proses pembelajaran bercerita menggunakan

media buku cerita bergambar untuk anak kelompok A di TK Negeri

Pembina. Bagaimana cara ibu guru untuk mengetahui munculnya tingkat

kemampuan berbicara anak dengan melalui media buku cerita

bergambar. Apa saja kendala yang dihadapi oleh ibu selama proses

pembelajaran bercerita menggunakan media buku cerita bergambar.

Pedoman wawancara ini sebagai acuan yang digunakan oleh

peneliti ketika dilokasi penelitian. pedoman wawancara berfokus pada

subjek area tertentu yang diteliti tetapi bisa saja direvisi setelah peneliti

wawancara, karena akan ada muncul ide-ide baru.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah dan lain
35

sebaginya.39

Adapun maksud peneliti menggunakan metode dokumentasi ini

ingin memperoleh data-data tentang sejarah berdirinya TK Negeri

Pembina di Kecamatan Lambu, Jumlah peserta didik, srtuktur organisasi

TK Negeri Pembina, jumlah pendidik dan pegawai visi dan misi TK

Negeri Pembina, serta sarana dan prasarana TK Negeri Pembina

Kecamatan Lambu.

6. Teknik analisis data

Analisis data dalam penelitan kualitatif dilakukan sejak selama

dilapangan, dan setelah selesai di lapangan. Menurut Sugiyono analisis data

adalah’’ proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil obsevasi, wawancara, dokumentasi, dalam cara unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari, sehingga mudah dipaham oleh diri sendiri maupun

orang lain”.40

Menganalsis data, peneliti akan menggunakan tiga langkah sebagai

berkut:

a. Data Reduction (reduksi data)

Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu perlu di

catat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan

39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2010), hlm 274.
40
Sugiyono, Metode Peneiltan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: PT Alfabeta,
2015), hlm 244.
36

polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang

telah direduksikan memberi gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya

dan mencarinya bila diperlukan.41

b. Data display (Penyajian data)

Setelah melakukan reduksi data, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Jika dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat

dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, pictogram dan lainnya yang

bersifat naratif. Melalui penyajian data tersebut maka dapat

terorganisasikan, tersusun dalam proses hubungan sehingga akan

semakin mudah dipahami.42

c. Conclusion drawing (verification)

Langkah ketiga dalam data kualitatif adalah melakukan reduksi

data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikenakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data pada tahap berikutnya. Tetapi jika kesimpulan yang

ditemukan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang dapat

dipercaya.43

41
Ibid, hlm 247.
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, (Bandund: PT Alfabeta,
2015), hlm 249.
43
Ibid, hlm 252.
37

7. Validitas Data

Dalam penelitan kualitatif, untuk mendapatkan data dapat dinyatakan

valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan

apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Tetap perlu

diketahui, kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat

tunggal, tetap jamak dan tergantung pada kontruksi, dibentuk dalam diri

seseorang sebagai hasil proses mental setiap individu dengan berbagai latar

belakangnya. Menurut penelitian kualitatif suatu realitas itu bersifat

majemuk, dinamis atau selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten

dan berulang seperti semula.44 Uji validitas data yang peneliti gunakan

dalam penelitian ini adalah:

a. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan,

melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang

pernah ditemu maupun yang baru. Dengan adanya perpanjangan

pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan

semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada

informasi yang di sembunyikan lagi.

b. Meningkatkan ketekunan

Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan

pengecekan kembali terhadap data yang telah ditemukan itu benar atau

salah. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan yaitu

44
Ibid, Hlm 273-274.
38

dengan cara membaca sebagai referensi maupun hasil penelitian atau

dokumentasi – dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pengecekan data dari berbagai cara, dan

berbagai waktu. Dengan demikian terdapat trianggulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.

1) Triangulasi sumber yaitu dilakukan dengan cara mengecek data yang

telah diperoleh melalui berbagai sumber.

2) Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kesumber

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda

3) Triangulasi waktu yaitu dilakukan dengancara mengecek data dengan

wawancara, observasi dalam waktu yang berbeda.45

Untuk menjaga kreadibiltas data, penelitian menggunakan

triangulasi data yang berdasarkan sumbernya, sebab data-data yang

diperoleh oleh peneliti akan dananalisis sehingga mengahasilkan suatu

kesimpulan.

H. Sistematika penulisan

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dalam penulisanya

mengacu kepada pedoman penulisan skripsi UIN Mataram. Penulisan skripsi

ini menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD) maupun kamus besar bahasa indonesia. Secara umum,

skripsi ini dipilih menjadi tiga bagian yaitu:


45
Sugyono, Metode Peneltan Kuanttatf Kualtatf R&D, (Bandund: PT Alfabeta, 2015),
Hlm 274.
39

(1) Bab I PENDAHULUAN: Dalam bab ini memaparkan tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan

setting penelitian, dan telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan

sistematika pembahasan.

(2) Bab II PAPARAN DATA DAN TEMUAN: Dalam bab ini membahas

mengenai hasil temuan dilapangan selama meneliti yang mencakup profil

sekolah, guru, dan siswa, serta membahas mengenai bagaimana analilisis

penerapan metode bercerita menggunakan media buku cerita bergambar dalam

meningkatkan kemampuan bebicara di TK Negeri Pembina Kecamatan Lambu.

(3) Bab III PEMBAHASAN: Dalam bab ini mejawab rumusan masalah yang

mencakup, Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Media Buku Cerita

Bergambar di TK Negeri Pembina, Penerapan Metode Bercerita dengan

Menggunakan Media Buku Cerita Bergambar dalam Meningkatkan

Kemampuan Berbicara Anak di TK Negeri Pembina, serta Kendala-Kendala

dan Solusi Yang di Hadapi Guru dalam Pembelajaran (4) Bab IV PENUTUP:

Kesimpulan dan Saran.


40
42

BAB II

PAPARAN DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Latar Belakang Berdirinya TK Negeri Pembina

Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri Pembina Kecamatan Lambu

didirikan pada tanggal 4 April 2008 pada masa pemerintahan Bupati Bima

Bapak Ferry Zulkarnain, ST. Pada awalnya lokasi pembangunan TK Negeri

Pembina Kecamatan Lambu merupakan lahan milik SDN Rato, dimana

pada lahan tersebut terdapat bangunan rumah dinas yang sudah tidak

terpakai, karena begitu petingnya TK Negeri harus ada pada setiap

Kecematan, maka dipilihlah lokasi tersebut untuk pembangunan TK Negeri

Pembina Kecamatan Lambu.

TK Negeri Pembina Kecematan Lambu diresmikan dan mulai

beroperasi pada tanggal 1 Januari 2010 dengan kepala sekolah ibu Siti

Asmah, S.Pd., M.M. dan baru memiliki tiga orang guru yaitu ibu Asturi,

S.Pd, ibu Rohana, A.Ma, dan ibu Sri Darmawati, S.Pd. selanjutnya pada

tanggal 5 April 2017 TK Negeri Pembina Lambu dikepalai oleh ibu Asturi,

M.Pd. sampai sekarang.

Seiring berjalannya waktu TK Negeri Pembina Kecematan Lambu

terus berbenah dan menjadi rujukan dan contoh bagi TK swasta yang ada

dikecematan tersebut dan menoleh berbagai prestasi. Prestasi yang pernah

diraihnya adalah predikat juara 1 (satu) guru dan kepala sekolah TK

berprestasi tingkat Kabupaten Bima, demikian juga dengan muridnya yaitu


41

pernah mewakili Kabupaten Bima untuk mengikuti lomba menggambar

pada kegiatan gebyar PAUD TK Provinsi NTB tahun 2012.46

2. Letak geografis TK Negeri Pembina

Secara umum letak geografis TK Negeri Pembina Kecematan Lambu

berdiri di atas tanah seluas 348 meter persegi dengan lebar 30 m persegi dan

panjang 30 meter persegidan merupakan tempat yang cukup strategis dan

mudah dijangkau dengan mengunakan alat transportasi maupun dengan

jalan kaki, yang mana letaknya berada di tengah sekolah dasar dan kantor

dikpora Lambu, sehingga membuat rasa nyaman pada orang tua dalam

proses kegiatan pembelajaran. Serta jauh dari pusat perbelanjaan maupun

pasar tradisional sehingga sangat kondusif dan anak merasa nyaman pada

saat proses pembelajaran.

3. Visi dan Misi dan Tujuan TK Negeri Pembina

a. Visi

Menyiapkan anak usia dini yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri dan

bertakwa.

b. Misi

1) Melaksanakan kegiatan deteksi dini tumbuh kembang anak secara

berkala dan berkelanjutan.

2) Menanamkan nilai-nilai moral dan agama sejak dini.

3) Meningkatkan mutu pendidikan yang beroriantasi pada pembelajaran

aktif, kreatif, inovasi, efektif, dan menyenangkan.

46
Sejarah Berdirinya TK Negeri Pembina, Dokumentasi, 15 Juni 2020.
42

4) Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, bersih dan rapi.

c. Tujuan

1) Menyiapkan generasi yangs sehat jasmani dan rohani.

2) Menyiapkan generasi yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT/

Tuhan Yang Maha Esa.

3) Menjadikan anak yang berkemauan belajar yang kuat, sehingga

mampu menciptakan kreativitas yang tinggi dan inovatif

4) Terciptanya lingungan sekolah yang aman, nyaman, bersih, dan rapi.

4. Kurikulum TK Negeri Pembina

Pembelajaran TK Negeri Pembina menggunakan kurikulum nasional

yang dikembangkan dengan berbagai macam cara yang dirancang dengan

ciri khas sendiri dengan nilai-nilai islam pada setiap pengembangan aspek

yang di kembangkan dengan tidak melupakan keberagaman kecerdasan

anak melalui pembelajaran yang mengembangkan Multiple Intelligence.

Pendidikan moral menjadi perhatian utama di TK Negeri Pembina. Nilai-

nilai moral ini di kembangkan sedini mungkin, karena nilai-nilai ini akan

penting sebagai bekal dalam pendidikan selanjutnya.47

47
Kurikulum TK Negeri Pembina, Dokumentasi, 15 Juni 2020.
43

5. Struktur Organisasi TK Negeri Pembina

Gambar 2.1

PEMBINA
1. KA UPTD Dikpora Kec. Lambu
2. Pengawas TK/SD
3. Pemilik Dikmas PAUD

KEPALA SEKOLAH
Asturi, M.Pd.

KOMITE SEKRETARIS BENDAHARA


Nurnajmi, S.Pd.I. Sri Darmawanita Rita Lestari, S.Pd.

PENDIDIK
1. Asturi, M.Pd.
2. Sri Darmawati S.Pd.
3. Rita Lestari, S.Pd.
4. Nurnajmi, S.Pd.I.
5. Syuratni, S.Pd.
6. Hairunissa, S.Pd.
7. Nursahid, S.Pd.

6. Sumber Daya yang Dimiliki TK Negeri Pembina

Kelengkapan sumber daya dapat memperlancar penyelenggaraan

pendidikan di sekolah. Sumber daya yang dimiliki merupakan komponen

yang terpenting dalam proses pelaksanaan suatu pendidikan.

Sumber daya yang dimiliki oleh TK Negeri Pembina diantaranya:


44

a. Keadaan tenaga pendidik

Tenaga pendidik yang dimiliki oleh TK Negeri Pembina yaitu

terdiri dari 7 orang pendidik diantaranya kepala sekolah, sekertaris,

bendaraha, komite dan guru pendamping. Berikut gambaran tenaga

pendidik di TK Negeri Pembina.

Tabel 2.1 Tenaga Pendidik TK Negeri Pembina

Tahun Ajaran 2019/2020.48

No. Jabatan Ijazah Jumlah


1. Kepala sekolah S2 1
2. Sekretaris S1 1
3. Bendahara S1 1
4. Komite S1 1
5. Guru pendamping S1 3
Total 7

b. Keadaan Peserta Didik

Peserta didik yang ada di Tk Negeri Pembina yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.2 Jumlah Peserta Didik di TK Negeri Pembina

Tahun Ajaran 2019/2020. 49

L (orang) P (orang) Jumlah (orang)


12 10 22

Berdasarkan tabel 2.2, menunjukkan data peserta didik TK Negeri

Pembina tahun ajaran 2019/2020 menurut jumlah siswa. Data tersebut

48
Keadaan Tenaga Pendidik TK Negeri Pembina, Dokumentasi, 15 Juni 2020
49
Keadaan Siswa TK Negeri Pembina, Dokumentasi, 15 Juni 2020.
45

menjelaskan bahwa jumlah peserta didik di TK Negeri Pembina

sebanyak 12 orang laki-laki dan 10 orang perempuan.

c. Keadaan Sarana Prasarana di TK Negeri Pembina

Sarana dan prasarana merupakan komponen yang sangat penting

dalam menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Adapun sarana

dan prasarana yang dimiliki TK Negeri Pembina dapat dilihat pada tabel

2.3, dibawah ini:

Tabel 2.3 Daftar Sarana dan Prasarana TK Negeri Pembina Tahun

Ajaran 2019/2020. 50

No. Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi


1. Ruang tunggu 1 Baik

2. Ruang kepala sekolah 1 Baik

3. Ruang guru 1 Baik

4. Ruang Kelas 2 Baik

5. Dapur 1 Baik

6. WC 2 Baik

7. Gudang 1 Baik

8. Rumah Dinas 1 Baik

9. Aula 1 Baik

10. Kantin 1 Baik

50
Sarana dan Prasarana TK Negeri Pembina, Dokumentasi, 15 Juni 2020.
46

B. Temuan Khusus Mengenai Penerapan Metode Bercerita Menggunakan

Media Buku Cerita Bergambar dalam Meningkatkan Kemampuan

Berbicara di TK Negeri Pembina Kec. Lambu

Adapun deskripsi yang berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah

disusun berdasarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian

yang dilakukan peneliti dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Berikut pertanyaan-pertanyaan ataupun rumusan masalah yang diambil

peneliti dengan 3 (tiga) hal yaitu:

1. Bagaimana penerapan metode bercerita menggunakan media buku

cerita bergambar dalam meningkatkan kemampuan berbicara pada anak

usia dini di TK Negeri Pembina Kec. Lambu?

2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi guru dalam penerapan metode

bercerita menggunakan media buku cerita bergambar di TK Negeri

Pembina Kec. Lambu?

Dalam hal ini peneliti akan memaparkan hasil wawancara dengan

responden yang berkaitan dengan masalah di atas sebagai berikut:

1. Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Media Buku Cerita

Bergambar dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara di TK

Negeri Pembina Kec. Lambu.

a. Penggunaan Metode Bercerita dalam Proses Pembelajaran di TK Negeri

Pembina

Dalam memilih suatu metode yang akan dipergunakan dalam kegiatan

pembelajaran di taman kanak-kanak harus mempunyai alasan yang kuat dan


47

faktor-faktor yang mendukung untuk pemilihan metode tersebut. Dalam

pelaksanaan pembelajaran penerapan metode bercerita menggunakan media

buku cerita bergambar, dirancang dengang melakukan rancangan persiapan

guru, rancangan pelaksanaan kegiatan bercerita, dan rancangan penilaian

kegiatan bercerita. Berikut rancanngan penerapan metode bercerita

menggunakan media buku cerita bergambar di TK Negeri Pembina adalah:

1. Rancangan persiapan guru

Rancangan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang terus menerus

dan menyeluruh, dimulai dari penyusunan suatu rencana, evalusi

pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari tujuan yang sudah ditetapkan.

Pada anak usia dini rancangan pembelajaran metode bercerita dengan

bantuan menggunakan alat media buku cerita bergambar akan dapat

membantu terkait pentingnya pembelajaran bercerita yang dapat

meningktakan kemampuan berbicara anak. Adapun rancangan yang

sudah dibuat oleh guru di TK Negeri Pembina berdasarkan observasi

pada tanggal 16 Juni 2020, pembelajaran tetap dilaksanakan dengan

disesuaikan dengan keadaan pandemi. Sebelum ke proses pembelajaran

guru merancang persiapan sebagai berikut:

1) Guru Menetapkan tujuan dan tema yang dipilih

2) Guru menetapkan bentuk bercerita

3) Guru menentukan rancangan atau alat/media yang digunakan dalam

bercerita

4) Guru menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita


48

5) Guru menetapkan rancangan penilaian dalam kegiatan bercerita.51

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti melihat dalam kegitan

pembelajaran bercerita guru terlebih dahulu merancang dan menulis di

buku catatan guru, kemudian disetiap pembelajaran, kegitan pembelajaran

selalu dilakukan dan dikaitkan dengan tema yang ada sehingga peneliti

melihat bagaimana antusias anak pada saat kegiatan pembelajaran.52

a. Persiapan guru

Terdiri dari dua bagian yaitu persiapan pribadi dan persiapan teknik

1) Persiapan pribadi

Pendidik di TK Negeri Pembina mempersiapkan pribadinya

untuk menjalankan aktifitasnya sebagai seorang pendidik, seperti

mempersiapkan kondisi tubuh yang prima mulai dari badan secara

keseluruhan dan suara. Persiapan ini tidak hanya dilakukan saat

melaksanakan pembelajaran dengan metode bercerita, tetapi

dilaksanakan pada semua pembelajaran sehari-hari di TK Negeri

Pembina. Selain persiapan fisik, pendidik juga mempersiapkan

materi-materi cerita sebelum pembelajaran. Dari materi cerita

tersebut, hanya cerita-cerita yang memiliki nilai – nilai pendidikan

dan sesuai dengan perkembangan peserta didik saja yang dipilih

dan digunakan. Sebelum masuk kedalam kelas terlebih dahulu

pendidik membaca dan memahami isi cerita agar pesan yang

terkandung dalam cerita dapat diserap atau dipahami dengan baik


51
Kegiatan Penelitian, Observasi, TK Negeri Pembina,16 Juni 2020.
51
Ibid.
52
Ibid.
49

oleh peserta didik.

2) Persiapan teknik

Persiapan teknik yang dilakukan pendidik di TK Negeri

Pembina meliputi:

a Rencana kegiatan harian (RKH)

b Absen kelas

c Daftar perkembangan anak didik

d Alat tulis

e Media53

Para pendidik TK Negeri Pembina melakukan program

perencanaan persiapan mengajar yang mana guru melihat jadwal

mengajar dan kurikulum yang digunakan. Dalam pelaksanaan

metode bercerita terlebih dahulu pendidik menentukan: tema yang

akan diberikan kepada anak, yang sebelumnya pendidik telah

menyiapkan rencana pembelajaran dalam satuan kegiatan harian

(RKH). Kegiatan harian tersebut dimulai dari perencanaan,

pelaksanaan, evalusi.54

Dari hasil observasi serta dokumentasi yang peneliti

temukan dilapangan dapat disimpulkan bahwa persiapan yang

dilakukan guru di TK Negeri Pembina sudah melakukan

persiapan seprti membuat RKH dan membuat absen, daftar

perkembangan anak, serta alat media yang digunakan.


53
Persiapan Teknis yang di lakukan Pendidik, Dokumentasi, TK Negeri Pembina,17 Juni
2020.
54
Kesiapan Guru, Observasi, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.
50

b. Materi

Pembelajaran bercerita di TK Negeri Pembina mengacu

pada materi yang di ajarkan dengan metode yang dilaksanakan

dalam proses pembelajaran yaitu meliputi sebelum kegaiatan

belajar mengajar (pembukaa), ketika kegiatan belajar mengajar

(inti), dan setelah kegiatan belajar mengajar (penutup).

Pelaksanaan pembelajaran di TK Negeri Pembina

digunakan dalam beberapa materi di antaranya cerita dongeng

yang berisi tentang keteladanan. Setelah terkonsep dalam

persiapan, materi-materi tersebut di sampaikan dengan penuh

seksama Berbagai tahapan yang dilakukan oleh pendidik mulai

dari persiapan penyampaian hingga evaluasi telah dilakukan

semua itu dilakukan dengan materi cerita dan situasi serta kondisi

yang dialami peserta didik.55

Peneliti dapat menyimpulkan di TK Negeri Pembina

sebelum melakkukan pembelajaran guru sudah menyiapkan

materi cerita sesuai dengan tahap perkembangan anak.

c. Media

Penggunaan alat media di TK Negeri Pembina cukup

bervariasi tetapi lebih dominan dengan buku cerita bergambar

karena mudahnya pendidik dalam mendapatkannya. Selain itu

buku cerita bergambar menjadi media yang dominan karena

55
Kegiatan Penelitian, Observasi, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.
51

didalamnya terdapat gambar-gambar yang menarik dan imajinatif,

seperti gambar binatang, bulan, bintang, rumah dan lain-lain.

Penggunaan media ini dikuatkan karena mudahnya pendidik

dalam mendapatkannya serta mudah untuk menjalankannya.

Peneliti melihat penggunaan media di TK Negeri Pembina

sudah dilakukan karena selain media yang disiapkan oleh guru

sudah banyak media yang disiapkan si sekolah. Sehingga dalam

proses pembelajaran bercerita menjadi efektif.

d. Metode

Dalam penyampaian cerita pendidik senantiasa

menggunakan variasi-variasi atau cara yang menarik agar peserta

didik antusias dalam mendengarkan dan memperhatikan cerita

yang disampaikan apabila peserta didik merasa bosan dalam

mendengarakan cerita yang disampaikan, pendidik di TK Negeri

Pembina menghentikan cerita dengan melakukan gerak dan lagu

sehingga mampu membuat peserta didik kembali focus untuk

mendengarkan kembali isi cerita. Jika di tengah-tengah cerita ada

salah satu anak yang gaduh, maka pendidik langsung

menghentikan cerita dan memanggil nama anak dengan nada

yang lembut dan menyuruh anak tersebut supaya memperhatikan

kembali isi cerita.56

Melatih kemampuan berbicara anak dengan kegiatan pembelajaran

56
Kegiatan Penelitian, Observasi, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.
52

bercerita merupakan salah satu cara yang dilakukan guru dalam

meningkatkan kemampuan berbicara anak di TK Negeri Pembina.

Berikut sebagaimana yang di ungkapkan oleh ibu Sri selaku guru

kelompok A menyatakan sebagai berikut:

“Sebelum ke proses pembelajaran bercerita saya


menyiapkan buku pegangang, disini saya memilih buku
pegangan seperti buku cerita islami, buku kisah nabi, dan lain-
lainnya. Hal ini menurut saya bagus, tanpa adanya buku
pegangan, metode berceritapun tidak dapat dilaksanakan dengan
bagus. Selain itu anak-anak antusias untuk ikut belajar karena
anak-anak tertarik dengan adanya buku cerita bergambar.
Dengan adanya persiapan seperti ini maka pembelajaran akan
lebih aktif dan menyenangkan”57

Selaras dengan pendapat diatas, ibu Najmi selaku guru pendamping

berpendapat bahwa:

“Untuk mempersiapkan pembelajaran bercerita saya


terlebih dahulu mempersiapkan kertas seperti buku gambar,
pensil pewarna, garis, spidol agar dalam proses pembelajaran
tidak terhambat, anak-anak akan merasa senang dan semangat
megikuti pembelajaran bercerita”. 58

Dari hasil wawancara dengan ibu kepala sekolah beliau

mengatakan:

“Rancangan persiapan guru sudah bagus, karena selain


guru menyediakan buku pegangan, disekolah ini sendiri alat
serta media sepeti buku cerita sudah banyak dan tersedia, tinggal
guru meyesuaikan dengan tingat pencapaian perkembangan
anak”.59

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah peneliti

dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam penerapan metode

bercerita dengan menggunakan media buku cerita bergambar guru sudah


57
Sri Darmawanita, Wawancara, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.
58
Najmi, Wawancara, TK Negeri Pembina, 17 Juni 2020.
59
Asturi M.Pd Kepala Sekolah, Wawancara, TK Negeri Pembina, 15 Juni 2020.
53

mempersiapkan dahulu serta merancang dan menulis di buku catatan dan

guru mempersiapkan media seperti buku pegangan yaitu buku cerita

islami, buku kisah nabi, dan dan lain-lainnya. Selain itu guru

mempersiapkan kertas bergambar pensil pewarna, garis, spidol agar

dalam proses pembelajaran tidak terhambat dan berjalan dengan sesuai

yang diharapkan.

2. Pelaksanaan

Di dalam suatu lembaga (TK Negeri Pembina), tentu guru

memegang tanggung jawab yang besar dalam mendidik, melatih dan

membiasakan anak agar pencapaian perkembangan berbicara anak dapat

berkembang sesuai dengan harapan yang diinginkan. Dilihat dari peran

dan tanggung jawab guru sangat besar maka guru dituntut untuk

memahami masing-masing perkembangan dalam diri anak.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti melihat dalam

kegitan pelaksanaan pembelajaran Guru di TK Negeri Pembina

khususnya di kelas A dalam melatih kemampuan berbicara anak dengan

kegiatan pembelajaran bercerita dapat dilakukan dengan cara: 1).

Mendampingi anak ketika anak merasa malu untuk berbicara didepan.

Misalnya pada saat proses Kegiatan Belajar Mengaja (KBM) dalam

kegiatan bercerita anak disuruh untuk mengulang kembali apa yang

diceritakan oleh guru dan disini guru tetap melihat bagaimana

perkembangan kemampuan berbicara anak, 2). Memberikan kesempatan

kepada anak untuk menceritakan apa pengalaman yang dimiliki anak


54

selain dari mengulang cerita yang disampaikan (anak berimajinasi), 3).

Membiasakan dan disertai dengan memberikan contoh kepada anak

terkait dengan kebiasan menggunakan bahasa indonesia karena terkadang

anak selalu menggunakan bahasa daerah. Selain itu yang terpenting guru

di TK Negeri Pembina tidak lupa memberi rewoard berupa bintang serta

pujian kepada anak yang bisa menyelesaikan tugas maupun yang belum,

tujuannya untuk meningkatkan lagi semangat belajar anak.60

Selain itu, observasi yang peneliti lakukan, suasana pelaksanaan

kegiatan pembelajaran bercerita dengan menggunakan media buku cerita

bergambar di TK Negeri Pembina sangatlah kondusif, yaitu pada saat

peneliti melihat bagaimana cara guru memberikan pembelajaran

bercerita, kemudian peneliti melihat setelah guru melakukan kegiatan

bercerita, guru memberikan pujian kepaada anak sehingga anak merasa

senang pada saat pembelajaran berlangsung.61

Pelaksanaan metode bercerita dengan menggunakan media buku

cerita berambar di TK Ngeri Pembina dapat dibuktikan berdasarkan

observasi dan wawancara dengan ibu Sri selaku guru kelas A.

Menurut ibu sri selaku guru di kelas A pelaksanaan

pembelajaran bercerita dilakukan sebagai berikut:

“Biasanya saya melatih kemapuan berbicara anak awalnya


saya membacakan dan memperlihatkan apa yang ada dalam buku
cerita seperti contoh buku cerita bergambar yang berjudul
“Menyanyangi Anggota Keluarga”. Setelah itu, saya memberikan
penilaian dengan cara memberikan pertanyaan sederhana terkait

60
Kegiatan Penelitian, Observasi, TK Negeri Pembina,16 Juni 2020.
61
Ibid.
55

dengan gambar yang ada didalam buku cerita bergambar tersebut,


sehingga saya tau mana anak yang memperhatikan dan mana anak
yang tidak memperhatikan ketika guru membacakan cerita dengan
media buku cerita bergambar”.62

Sependapat dengan pernyataan diatas ibu Najmi menyatakan

bahwa “Dengan menerapkan metode bercerita dengan bantuan buku

cerita bergambar, anak-anak antusias mendengar dan semangat untuk

megikuti kegiatan pembelajaran bercerita”.63

Sedangkan menurut kepala sekolah mengatakan bahwa:

selain dapat diterapkan oleh guru-guru, saya juga ikut berperan


dalam bercerita menggunakan media buku cerita bergambar. Dalam
penerapan media buku cerita bergambar guru menyampaikan cerita
dengan menggunakan metode mendongeng dan menyampaikan
cerita dengan beragam ekspresi sesuai dengan gambar yang ada,
sehingga anak-anak antusias mengikuti proses pembelajaran dan
proses pembelajaran di dalam kelas menjadi efektif.64

Dilihat dari hasil wawawancara dengan kepala sekolah dan guru

maka hasil dari observasi langsung adalah sebagai berikut:

a. Guru memperkenalkan media buku cerita bergambar

b. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

memyampaikan apa yang telah mereka lihat dari media buku cerita

bergambar

c. Guru menyampaikan cerita dengan beragam ekspresi.

d. Dalam penerapannya guru menyampaikan cerita dengan dua metode

yaitu bercerita dan tanya jawab.65

Berdasarkan hasil observasi maupun wawancara diatas dapat


62
Sri Darmawanita, Wawancara, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.
63
Najmi, Wawancara, TK Negeri Pembina, 17 Juni 2020.
64
Asturi M.Pd Kepala Sekolah, Wawancara, TK Negeri Pembina, 15 Juni 20202.
65
Kegiatan Penelitian, Observasi, TK Negeri Pembina, 18 Juni 2020.
56

disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran metode bercerita dengan

media buku cerita bergambar dilakukan dengan melihat perkembangan

anak pada saat proses pembelajaran bercerita, serta guru menyampaikan

dengan memakai metode tanya jawab dan guru menyampaikan dengan

beragam ekspresi pada saat menyampaikan cerita kepada anak agar lebih

menarik.

3. Penilaian

Penilaian merupakan salah satu kegiatan untuk menilai tingkat

pencapaian dan berhasilnya proses pembelajaran. Penilaian juga sangat

penting untuk mengetahui tingkat pencapain peserta didik. Penilaian atau

evaluasi dilakukan setiap akhir cerita.

Observasi yang dilakukan peneliti dalam penilaian adalah guru

melalukan dialog dengan orang tua, melaporkan perilaku dan

perkembagangan anak-anak mereka dalam kehidupan sehari-hari

disekolah maupun dirumah yang dilakukan baik dengan telepon maupun

pertemuan wali murid. Setelah tahap persiapan sampai pelaksaan metode

cerita dilakukan, pendidik melakukan evaluasi (penilaian).

Setiap akhir pembelajaran pendidik akan mereview apa saja yang

mereka lakukan dan siapa saja yang mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan baik. Selain itu observasi yang dilakukan peneliti dalam penilaian

di TK Negeri Pembina dalam penerapan metode bercerita menggunakan

media buku cerita bergambar sebagai berikut:66

66
Ibid.
57

(1) Guru melakukan tanya jawab

Untuk mengetahui tingkat pencapaian anak dalam kegiatan

bercerita guru melakukan penilaian dengan memberikan pertanyaan

sederhana terkait dengan apa yang diceritakan.

(2) guru menyuruh anak menggambar salah satu adegan yang ada dalam

cerita.

Untuk mengetahui tingkat pencapaian anak guru juga menilai

anak dengan cara menyuruh anak mengambar apa yang ada dalam

cerita tersebut. Dengan bergambar akan dapat meningkatkan

imajinasi dalam diri anak.67

Berdasarkan observasi tersebut juga didukung oleh hasil

wawancara yang dilakukan oleh ibu Sri selaku guru kelas A

mengatakan sebagai berikut:

“Cara saya yang digunakan dalam mengevaluasi atau


memberikan penilaian (assesmen) dalam kegiatan bercerita yaitu
melakukan tanya jawab kepada anak-anak mengenai jalannya
cerita, tokoh cerita serta sifat-sifat tokoh dalam cerita. Saya juga
mengaitkan cerita dengan kehidupan sehari-hari dan kemudian
saya memberikan pesan-pesan kepada anak mengenai sesuatu
yang baik dan buruk. Dan biasanya saya melakukan penilaian
dua kali seminggu dalam pertemuan kemudian saya juga
melakukan konsultasi dengan ibu Najmi selaku guru
pendamping”.68

Selaras dngan pendapat diatas ibu Najmi selaku guru

pendamping juga mengatakan:

“Saya juga mengevaluasi atau memberikan penilaian


dengan cara memberikan pertanyaan terkait dengan isi yang ada

67
Ibid.
68
Sri Darmawanita, Wawancara, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.
58

didalam cerita, dan saya melakukan penilaian secara langsung


pada saat kegiatan bercerita kemudian selanjutnya saya
berdiskusi dengan ibu Sri terkait adannya tingkat perkembangan
anak”.69

Berdasarkan hasil observasi maupun wawancara diatas dapat

disimpulkan bahwa dengan pelaksanaan penerapan metode bercerita

menggunakan media buku cerita bergambar di TK Negeri Pembina ini

sudah bisa dikatakan efektif. Guru melakukan penilaian dengan guru

pendamping. Dan untuk kepala sekolah hanya mendapatkan laporan

setiap rapat. Pembelajaran metode bercerita dengan menggunakan media

buku cerita bergambar memiliki dampak yang dapat meningkatkan

pencapain perkembangan bicara anak.

b. Penggunaan Media Buku Cerita Bergambar Dalam Proses Pembelajaran

di TK Negeri Pembina Kec. Lambu

Menerapkan media sangat penting dalam proses pembelajaran karena

media merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan

memudahkan proses belajar mengajar dalam rangka mengefektifkan

komunikasi antara guru dan peserta didik.

Dilihat dari observasi yang peneliti lakukan dilapangan, ada banyak

manfaat yang didapatkan dalam penggunaan media buku cerita bergambar,

dimana anak menjadi pandai berbicara, dapat menambah kosakata dan

lainnya. Anak juga aktif dan tidak merasa minder sama teman sebayanya

dalam berkomunikasi. Yang terlebih lagi dalam kegiatan pembelajaran

69
Najmi, Wawancara, TK Negeri Pembina, 17 Juni 2020.
59

menjadi efisien.70

Didalm proses pembelajaran di TK Negeri Pembina penerapan media

buku cerita bergambar sangat bagus diterapkan dalam meningkatkan

kemampuan berbicara anak, Sehingga anak sangat antusias mendengarkan

cerita sambil melihat gambar yang di tunjuk oleh guru.71 Untuk mengetahui

penerapan media buku cerita bergambar dalam meningkatkan kemampuan

berbicara di TK Negeri Pembina, peneliti melakukan wawancara dengan

guru kelompok A yaitu sebagai berikut:

“Menurut ibu Sri, dengan menggunakan media buku cerita


bergambar anak akan antusias mengikuti proses pembelajaran, karena
dilihat dari perkembangan kemampuan berbicara anak di TK Negeri
Pembina sudah menunjukkan pencapaian peningkatan kemampuan
berbicara, dengan media buku cerita bergambar akan menarik
perhatian anak ”.72

Sependapat dengan pernyataan diatas ibu Najmi juga menyatakan:

“Dengan menggunakan media buku cerita bergambar maka anak


akan merasa senang pada saat ditampilkan gambar yang berwarna-
warni, anak juga satu persatu maju kedepan untuk menunjuk gambar
yang ada dalam media buku cerita bergambar, dan yang terpenting
anak tidak merasa cepat bosan”.73

Kepala sekolah menyatakan bahwa:

“pembelajaran yang dilakukan dengan penggunaan media buku


cerita bergambar banyak memberikan manfaat dan dampak yang
bagus dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak. Selain itu,
melalui penerapan media buku cerita bergambar tersebut dapat juga
meningkatkan kegiatan pembelajaran yang lebih menarik dan
menyenangkan bagi anak. Sehingga jelas bahwa media buku cerita
bergambar memiliki keterkaitan dengan kemampuan berbicara
anak.”74

70
Kegiatan Penelitian, Observasi, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.
71
Ibid.
72
Sri Darmawanita, Wawancara, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.
73
Najmi, Wawancara, TK Negeri Pembina, 17Juni 2020.
74
Asturi M.Pd Kepala Sekolah, Wawancara, TK Negeri Pembina, 15 Juni 20202.
60

Dilihat dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru

maka hasil dari observasi langsung adalah sebagai berikut: 1). Guru

Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan bercerita kepada anak

2). Guru Mengatur tempat duduk anak, 3). Guru Mengatur pembukaan

kegiatan bercerita, 4) Guru Mengembangkan cerita yang dituturkan guru, 5).

Menetapkan rancangan cara bertutur yang dapat menggetarkan perasaan

anak dengan cara memberikan gambaran, 6). Guru penutup kegiatan

bercerita dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan

isi cerita. 75

Berdasarkan hasil observasi maupun wawancara diatas peneliti dapat

menyipulkan bahwa penerapan metode bercerita dengan menggunakan

media buku cerita bergambar di TK Negeri Pembina sudah sangat baik dan

meninggkat sesuai perkembangan berbicara anak. Dengan adanya penerapan

media buku cerita bergambar anak dapat menceritakan kembali apa yang

disampaikan oleh guru.

2. Kendala-Kendala Guru dalam Penerapan Metode Bercerita

Menggunakan Media Buku Cerita Bergambar dalam Meningkatkan

Kemampuan Berbicara di TK Negeri Pembina Kec. Lambu

Didalam meleksanakan pembelajaran guru melakukan beberapa

persiapan, diantaranya persiapan teknik maupun media serta alat peraga agar

dapat menarik minat anak serta pembelajaran akan aktif dan menyenangkan.

Namun di TK Negeri Pembina ada beberapa kendala yang dihadapi guru

75
Kegiatan Penelitian, Observasi, TK Negeri Pembina, 18 Juni 2020.
61

dalam menerapkan metode bercerita mengggunakan media buku cerita

bergambar.

Pada saat peneliti melakukan observasi ada kendala yang dilihat

dalam menerapkan media buku cerita bergambar dalam meningkatkan

kemampuan berbicara, dimana peneliti melihat media yang digunakan guru

masih kurang efektif, kemudia dalam penyampaian guru tidak melihat

keadaan serta kondisi anak.76

Untuk mengetahui kendala-kendala berikut dengan solusiyang di

hadapi guru dalam menerapkan media buku cerita bergambar di TK Negeri

Pembina, maka peneliti melakukan wawancara dengan beberapa guru dan

kepala sekolah sebagaimana yang diungkapkan oleh ibu Sri, S.Pd selaku

guru kelompok A berikut:

“ Kendala-kendalaya pasti ada, (penghambat pendukung), yang


saya hadapi dan juga guru lainnya yaitu: a). Terbatasnya waktu,
karena pada saat memulai menceritakan media buku cerita bergambar,
guru hanya diberikan beberapa menit, sedangkan cerita yang ingin
disampaikan belum selesai dan terkadang dilanjutkan besok harinya.
b). Keterbatasan media buku cerita bergambar yang dimiliki sekolah,
sehingga mengakibatkan guru-guru mengulang kembali menceritakan
buku yang telah selesai dibaca, untuk mendapatkan media buku cerita
bergambar yang baru butuh waktu 2 hari, karena untuk membeli yang
baru kita harus membelinya ke kota. c). Sebagian murid yang
gampang bosan diakibatkan karena guru kurang kreatif dalam
bercerita/mendongeng. Adapun solusinya yaitu: a). Menggunakan
waktu dengan sebaik-baiknya yaitu dengan mengambil perhatian anak
dengan menunjukkan media buku cerita bergambar, b). Sekolah
mengatasi keterbatasan media buku cerita bergambar dengan
membuat yang baru, c). Untuk menghilangkan rasa bosan anak dalam
bercerita, biasanya guru melakukannya dengan mempraktekan
langsung dengan ekspresi yang sesuai.77

76
ibid.
77
Sri Darmawanita, Wawancara, TK Negeri Pembina, 16 Juni 2020.
62

Sependapat dengan pernyataan diatas kepala sekolah juga

menyatakan, bahwa kendala-kendala yang dihadapi oleh guru-guru dan saya

selama ini yaitu:

a) Susah mendapatkan perhatian anak pada saat ingin memulai bercerita

b) Kurangnya ekspresi guru pada saat membacakan media buku cerita

bergambar

c) Kurangnya ketersediaan media buku cerita begambar yang baru

Adapun solusi adalah:

a. Untuk mendapatkan perhatian anak guru harus menggunakan suara yang

besar dan candaan yang lucu

b. Guru-guru sama-sama belajar bagaimana mendongeng dan

menyampaikan cerita dengan ekspresi yang sesuai dengan cerita

c. Mengatasi media buku cerita bergambar.78

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

kendala-kendala yang dihadapi guru – guru di TK Negeri Pembina dalam

menerapkan media buku cerita bergambar adalah anak yang kurang fokus,

penyampaian serta ekspresi guru yang belum maksimal dalam bercerita, dan

keterbatasan media buku cerita bergambar.

78
Asturi M.Pd Kepala Sekolah, Wawancara, TK Negeri Pembina, 15 Juni 20202.
63

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan penyajian dan analisis data Bab sebelumnya, hasil temuan-

temuan tentang penerapan metode bercerita menggunakan media buku cerita

bergambar dalam meningkatkan kemampan berbicara di TK Negeri Pembina dan

Kendala-kendala serta solusi yang di hadapi guru dalam penerapkan metode

bercerita menggunakan media buku cerita bergambar di TK Negeri Pembina

Kecamatan Lambu, hasil dari penelitian ini dibahas oleh peneliti dengan

menggunakan pendekatan kualitatif yang sesuai dengan masalah yang sudah

peneliti paparkan. Berdasarkan paparan penulis diatas, temuan yang dapat

dikemukakan sebagai berikut:

A. Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Media Buku Cerita

Bergambar dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara di TK Negeri

Pembina Kec. Lambu

Penerapan meode bercerita merupakan salah satu kegiatan

pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar kepada anak untuk

melatih mendengarkan, melalui mendengarkan anak dapat memperoleh

informasi tentang pengetahuan nilai, dan sikap untuk diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Kegiatan pembelajaran bercerita didukung dengan

alat/media buku cerita bergambar. Media pembelajaran adalah sesuatu yang

dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan

anak sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar yang efektif dan

dinamis.
64

Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak di

pergunakan di taman kana-kanak. Cerita yang dibawakan guru harus menarik,

dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi

anak usia dini. Penggunaan bercerita sebagai salah satu kegiatan

pembelajaran yang harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan anak usia dini

2. Kegiatan bercerita harus diusahakan dapat memberikan perasaan gembira,

lucu, dan mengasikkan sesuai dengan dunia kehidupan anak.

3. Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak yang

bersifat unik dan menarik yang mengetarkan persanaan anak serta dapat

memotivasi anak.79

Kebanyakan anak ada yang aktif dan juga tidak aktif pada saat proses

pembelajaran bercerita berlangsung. Oleh karena itu, untuk meningkatkan

kemampuan berbicara anak guru harus mampu membangkitkan belajar anak

sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Pada proses pembelajaran bercerita di TK Negeri Pembina, untuk

membuka cerita biasanya pendidik membuat kesimpulan isi cerita yang

disampaikan. Seringkali pendidik juga mengajukkan pertanyaan yang

berkaitan dengan isi cerita, atau gambar apa saja yang peserta didik lihat di

cover depan buku cerita. Kemudian pendidik menyampaikan cerita dengan

nada suara yang bervariasi, kadang cepat, lambat, kencang, ataupun dengan

suara yang pelan, serta ekspresi aja yang menggambarkan perasaan sang

79
Moeslichatoen, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2004), hlm. 167.
65

tokoh dalam sebuah cerita, misalnya ekspresi sedih, senang ataupun marah,

agar peserta didik antusias dalam mendengarkan cerita yang disampaikan

sehingga cerita yang disampaikan dapat dipahami dan dapat menberikan

teladan bagi anak. Apabila anak merasa bosan dalam mendengarkan cerita

yang disampaikan, pendidik menghentikan cerita dengan melakukan gerak

dan lagu atau dengan tepuk diam agar anak fokus mendengarkan cerita lagi.

Adapun langkah-langkah kegiatan dalam bercerita yang telah

dikembangkan oleh Ibu sri di TK Negeri Pembina sesuai dengan teori yang di

kemukakan oleh Moeslichatoen diantaranya:

1. Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan bercerita kepada

anak

Sebelum masuk keproses pembelajaran guru terlebih dahulu

menginformasikan di hari sebelumnya apa tema atau judul cerita yang

akan di sampaikan di hari selanjutnya dengan tujuan untuk

membangkitkan semangat belajar dalam diri anak.

2. Mengatur tempat duduk anak

Sebelum pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu mengatur

tempat duduk anak agar proses pembelajaran tidak terhambat.

3. Mengatur pembukaan kegiatan bercerita

Kegiatan pembukaan untuk mempersiapkan anak untuk belajar

dilakukan dengan cara mengawali doa bersama, kemudian anak diabsen

secara urut berdasarkan nama yang telah ditulis dalam daftar anak,

selanjutnya dilakukan persepsi untuk mengetahui kesiapan anak dalam


66

belajar serta memberikan motivasi kepada anak.

4. Mengembangkan cerita yang dituturkan guru

Cerita yang akan disampaikan harus memiliki unsur pendidikan

yang sesuai dengan perkembangan anak serta dapat menjadi termotivasi.

5. Menetapkan rancangan cara bertutur yang dapat menggetarkan perasaan

anak dengan cara memberikan gambaran.

Pendidik dalam menyampaikan cerita dengan nada suara yang

bervariasi, kadang cepat, lambat, kencang, ataupun dengan suara yang

pelan, serta ekspresi wajah yang menggambarkan perasaan sang tokoh

dalam sebuah cerita, misalnya ekspresi sedih, senang ataupun jahat.

Apabila peserta didk merasa bosan dalam mendengarkan cerita yang

disampaikan, pendidik menghentikan cerita dengan melakukan gerak dan

lagu atau dengan tepuk diam agar peserta didik fokus mendengarkan

cerita lagi.

6. Langkah penutup kegiatan bercerita dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.

Untuk menutup cerita, pendidik membuat kesimpulan isi cerita

yang disampaikan. Sering kali pendidik juga mengajukkan pertanyaan

yang berkaitan dengan isi cerita, kadang-kadang dengan bimbingan

pendidik, pendidik meminta beberapa peserta didik untuk memceritakan

kembali cerita yang disampaikan. Dan sebelum salam pendidik

memberikan motivasi-motivasi agar peserta didik melakukan pesan dari


67

cerita yang disampaikan.80

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil dari

memperoleh data dan teori yang dipaparkan di TK Negeri Pembina

penerapan metode bercerita dengan menggunakan media buku cerita

bergambar dapat dikatakan efektif dalam proses pembelajaran,

tergantung bagaimana kesiapan guru dalam merancang proses

pembelajaran.

Menurut peneliti sendiri penerapan metode bercerita dengan media

buku cerita bergambar di TK Negeri Pembina ini perkembangan bicara

anak mulai membaik dan berkembang. Mereka juga sudah dapat

membedakan gambar-gambar yang ada dalam cerita. Selain itu dengan

metode bercerita juga membuat anak memiliki semangat dalam belajar,

memiliki banyak pembaruan kosakata yang baru dan ketertarikannya pada

buku cerita bergambar.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan

metode bercerita menggunakan media buku cerita bergambar di TK Negeri

Pembina dalam pelaksanaan pembelajaran sudah memberikan tingkat

pencapaian perkembangan yang diharapkan. Di lihat dari langkah-langkah

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru di TK Negeri Pembina

antara lain seperti: membacakan cerita yang akan diceritakan, memahami

cerita yang akan diceritakan, mempersipkan media, serta memperhatikan

tempat duduk peserta didik.

80
ibid, hlm. 169.
68

Media adalah sebagai perantara yang menghubungkan antara guru

dengan anak didik, guru sebagai pengajar hendaknya mampu memilih media

yang tepat dalam proses belajar mengajar. Yusufhadi Miraso menyebutkan

bahwa “yang dinamakan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan kemampuan anak sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.”81

Buku cerita bergambar adalah buku bergambar yang dipilih dalam

proses pembelajaran yang memiliki karakteristik khusus, yaitu adanya

pembesaran baik teks maupun gambar. Hal ini sengaja dilakukan supaya

terjadi kegiatan menyimak bersama. Buku cerita bergambar memiliki gambar

yang mudah ditebak dan memiliki pola teks berirama untuk dapat

dinyanyikan. Keutamaan buku cerita bergambar salah satunya adalah disukai

anak, termasuk anak yang mengalami keterlambatan dalam kemampuan

berbicara. Di sini guru berperan penting didalam perkembangan kemampuan

berbicara anak melalui penerapan media buku cerita bergambar, hal ini guru

dijadikan figur oleh anak-anak. Apa yang disampaikan oleh guru akan diikuti

dan dipatuhi oleh anak, dan biasanya anak akan lebih cepat menangkap

perkataan yang langsung diucapkan dari pada dibacakan langsung.82

Dengan menggunakan media buku cerita bergambar bersama-sama

akan timbul keberanian dan keyakinan dalam diri anak bahwa ana-anak sudah

81
Hasnida, Media Pembelajaran Kreatif Mendukung Pengajaran Pada Anak Usia Dini,
(Jakarta: PT. Luxsima Metro Media), 2015, Hlm 33.
82
Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahsa Pada Anak, (Jakarta: Prenadamedya
Group, 2016), Hlm 174-175.
69

dapat menyimak. Dengan menggunakan media buku cerita bergambar juga

dapat mengembangkan semua aspek bahasa termasuk kemampuan literasi

pada anak yang mencakup dengar, cakap. Media buku cerita bergambar ini

dapat membantu anak untuk lebih mengembangkan kemampuan berbicara,

karena pada media buku cerita bergambar memiliki teks dan gambar yang

ukurannya besar dan penuh warna-warni yang sesuai dengan pemikiran anak.

Media ini dapat dibuat sesuai kebutuhan dalam mengembangkan kemampuan

bahasa anak. Kegiatannya pun tak luput dari unsur kesenangan dan bermain

sehingga pada akhirnya belajar sangat menyenangkan bagi anak.83

Di TK Negeri Pembina guru menyediakan sumber-sumber belajar

untuk mendukung proses belajar. Proses penetapan dan pemanfaat sumber

belajar secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan

dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan guru di TK Negeri Pembina

dalam menerapkan media buku cerita bergambar sebagai berikut:

1. Guru memilih buku cerita sesuai dengan tema

Cerita yang akan disampaikan pada anak harus disesuaikan dengan tema.

Guru sebelum masuk kepembelajaran bercerita melihat dan

mempersiapkan buku cerita sesuai dengan tema yang sudah dirancang.

2. Guru memilih buku sesuai dengan perkembangan anak

Pada proses pembelajaran bercerita di TK Negeri Pembina, guru terlebih

83
Lilis Mdyawati, Srategi Pengembangan Bahasa Pada Anak, (Jakarta: Pernadamedia
Group), Hlm. 176-177.
70

dahulu melihat bagaima perkembamgan yang dimiliki anak, sehinnga

pada proses pembelajaran bercerita guru bisa memilih buku untuk

diceritakan sesuai dengan keadaan anak.

3. Guru memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya tentang gambar

yang telah ditunjuk.

Setelah melakukan kegian pembelajaran bercerita guru akan

memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya terkait apa yang

mereka dengar setelah kegiatan pembelajaran bercerita. Dari sinilah

anak-anak antusias mengankat tangan dan seraya bertanya apa yang

mereka lihat dan didengar dari cerita yang disampakan. Sehingga proses

pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan.

Kriteria pemilihan media perlu diperhatikan, dalam proses pembelajaran

di TK Negeri Pembina pendidik dapat memanfaatkan media dengan sebaik-

baiknya dan tujuan pembelajaran yang diharapkan terlaksana dengan baik.

Terkait dengan pemilihan media bercerita, diantaranya:

1. Ketetapan dengan tujuan proses kegiatan belajar mengajar

2. Dukungan terhadap isi materi yang disampaikan

3. Adanya media sebagai bahan pembelajaran yang lebih mudah dipahami

anak

4. Media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana, dan praktis

penggunaanya

5. Keterampilan guru dalam menggunakan media pada proses pembelajaran

6. Tersedia waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut dapat


71

bermanfaat bagi anak selama proses kegiatan belajar mengajar

berlangsung

7. Disesuaikan dengan kebutuhan anak.

Makofsky mengungkapkan bagaimana langkah-langkah penerapan

media buku cerita bergambar, lankah-langkah tersebut meliputi, bacalah

beberapa buku besar yaitu meminta anak menujukkan bagian-bagian dari

buku besar tersebut, meliputi sampul, halaman, dan judul, memberikan

contoh dari cerita yang ada, anak dapat memulainya dengan cerita yang

yang telah mereka lihat, mengilustraskan buku tersebut, anak dapat

membayangkan dari apa yang mereka lihat pada cerita yang sudah

disampaikan.84

Menurut peneliti sendiri di TK Negeri Pembina guru sudah

menggunakan media buku cerita bergambar karena dilihat dari proses

pembelajaran serta antusias anak. Selain itu, penggunaan media buku

cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak.

peningkatkan kemampuan berbicara dalam pembelajaran dengan

menggunakan media buku cerita bergambar telihat pada saat guru

melakukan tanya jawab kepada anak, dari kegiatan tersebut guru

mengevaluasi kemampuan berbicara anak. Dengan cara guru memberikan

pertanyaan kepada anak, anak diberi kebebasan untuk menceritakan

kembali isi cerita yang disampaikan oleh guru dan anak juga diberi

kesempatan untuk bercerita tentang pengalaman pribadi menggunakan

84
Ibid, hlm. 177-178.
72

bahasa yang dimiliki anak.

Dengan menggunakan media buku cerita bergambar akan timbul

keberanian dan keyakinan dalam diri anak. Selain itu dengan menggunakan

media buku cerita bergambar dapat mengembangkan semua aspek

perkembangan bahasa anak termasuk kemampuan literasi pada anak.85 Media

buku cerita bergambar ini membantu anak untuk lebih mengembangkan

kemampuan berbicara, karena pada media buku cerita bergambar memiliki

teks dan gambar dan ukuran lebih besar dan penuh warna-warni. Media ini

dapat dibuat sesuai kebutuhan dalam mengembangkan kemampuan berbicara

pada anak. Kegiatannya pun tak luput dari unsur kesenangan dan bermain

sehingga pada akhirnya belajar akan menjadi aktif dan menyenangkan.

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan media

buku cerita bergambar di TK Negeri Pembina bantuan media buku cerita

bergambar berjalan sangat baik dan media ini juga membuat motivasi anak

semakin bersemagat dalam mendengarkan guru dalam bercerita dan lebih

menarik perhatian anak, yaitu dengan gambar-gambar yang berwarna

sehingga perkembangan anak dapat sesuai harapan yang diinginkan.

B. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Metode

Bercerita Menggunakan Media Buku Cerita Bergambar dalam

Meningkatkan Kemampuan Berbicara di TK Negeri Pembina Kec.

Lambu.

Kendala adalah suatu kondisi dimana gejala atau hambatan dan

85
Ibid, hlm 190.
73

kesulitan menjadi penghalang tercapainya suatu keinginan. Kendala berarti

halangan, rintangan, faktor atau keadaan yang membatasi, menghalangi atau

mencegah pencapaian sasaran atau kekuatan yang memaksa pembatalan

pelaksnaan. Kendala sering kali terjadi dalam dunia pendidikan, seperti pada

model pembelajaran, pendekatan, media pembelajaran dan penilaian pada

peserta didik. Jadi dapat disimpulkan kendala adalah suatu masalah atau suatu

keadaan yang menjadi penghambat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

dan harus memiliki solusi tertentu yang sesuai dengan kendala yang

dihadapinya. Dan kendala guru dalam penggunaan media yang di maksud

disini adalah media visual, audio, audio visual yang menggunakan

komputer.86

Berkenaan dengan hal diaatas, adapun kendala-kendala yang di hadapi

guru dalam penerapan metode bercerita menggunakan media buku cerita

bergambar di TK Negeri Pembina yaitu,

1. Terbatasnya media buku cerita bergambar yang baru

Apabila media yang digunakan dalam proses pembelajaran tidak

sesuai makan proses pembelajaran akan menjadi terhabat. Dari sini

solusinya guru di tuntut untuk membuat media buku cerita

bergambar dengan kreativitas yang dimiliki pendidik.

2. Keterbatasan waktu

Waktu yang digunakan dalam kegiatan bercerita harus disesuaikan

karena pada pembelajaran anak usia dini terkadang anak merasa


86
Soewarno, Dkk, Kendala-Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Memanfaatkan Media
Berbasis Komputer Di SD Negeri 10 Banda Aceh(Jurnal Limiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP
Unsyiah, 2016),Vol. 1, No. 1 Diakses Pada Tanggal 14 Juli 2018 Pukul 14:28.
74

cepat bosan. Dari sini solusi guru yaitu memanfaatkan waktu

dengan baik agar kegiatan pembelajaran menjadi efisien.

3. Penyampaian guru yang masih kaku

guru yang masih belum sempurna dalam menyampaikan sebuah

cerita dalam pembelajaran atau penyampaian guru yang masih kaku

dan tidak adanya persiapan sebelum melakukan kegiatan

pembelajaran bercerita. Dari sini solusi guru yaitu melakukan

pelatihan-pelatihan dan seminar, agar dalam proses pembelajaran

tidak grogi dan dapat membangkitkan suasana kelas.

4. Susah mengambil perhatian anak.

Kurangnya interaksi antran guru dan anak sehingga pada saat

becerita anak enggan untuk mendengarkan Dan solusinya adalah

guru harus sering berkomunikasi dengan anak walaupun anak sering

bertanya pada saat bercerita dan melakukan berbagai ekspresi yang

lucu untuk mendapatkan perhatian anak.

Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala

serta solusi dalam penerapan metode bercerita dengan menggunakan media

buku cerita bergambar di TK Negeri Pembina, terbatasnyan media,

penyampaian yang kaku,, terbatasnya waktu dan kurangnya minat anak.


75

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang analisis penerapan

metode bercerita menggunakan media buku cerita bergambar dalam

meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini di TK Negeri

Pembina Kecamatan Lambu dapat di simpulkan bahwa:

1. Penerapan metode bercerita menggunakan media buku cerita

bergambar di TK Negeri Pembina yang diklasifikasikan pada

persiapan, materi dan penyampaian, alat peraga dan evaluasi dari

keseluruhan sudah baik. Dalam hal ini, persiapan pendidik di TK

Negeri Pembina sudah melakukan persiapan pribadi dan teknik

secara optimal. Dalam hal materi dan penyampaian pendidikan di TK

Negeri Pembina mengacu pada RKH. Materi yang digunakan sudah

variatif, berisi dan disampaikan sangat baik, dalam hal alat peraga

pendidik di TK Negeri Pembina sudah menggunakan berbagai alat

peraga diantaranya buku cerita. Dalam hal evaluasi, pendidik TK

Negeri Pembina sudah mengupayakan berbagai hal untuk

memperbaiki penyampaian ceritanya. Dengan cara diskusi atau

musyawarah bersama masing-masing pendidik atas pelaksanaan

pembelajaran. Masing-masing bertukar pengalaman dan mencari

solusi jika ada permasalahan pada pelaksanaan pembelajaran

bercerita.
76

2. Penerapan media buku cerita bergambar dalam meningkatkan

kemampuan berbicara di TK Negeri Pembina sudah sangat baik,

dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu usia anak dan keahlian guru

dalam mengajar. Penerapan merupakan cara menyampaikan

pembelajaran dengan memberikan penjelasan secara lisan melalui

cerita kepada anak didik, sehingga dengan cerita tersebut dapat

disampaikan pesan-pesan yang ada dalam kehidupan anak. Selain itu

penerapan media buku cerita bergambar dapat menjadi figure oleh

anak-anak dalam meningkatkan kemampuan berbicara. Untuk

menyampaikan media buku cerita bergambar, guru-guru memakai

dua metode yaitu metode tanya jawab dan metode bercerita serta

menyampaikan cerita dengan ekspresi yang beragam.

3. Kendala dan solusi dalam menerapkan media buku cerita bergambar

dalam meningkatkan kemampuan berbicara, yaitu terbatasnya media,

penyampaian yang kaku, terbatasnya waktu, ekspresi yang monoton,

dan kurangnya minat anak. Dan solusinya adalah adalah dengan

memanfaatkan waktu dengan baik, membuat media buku cerita

bergambar dengan kreativitas yang dimiliki guru. Guru melakukan

latihan dan evaluasi terhadap bercerita dan melakukan berbagai

ekspresi yang lucu untuk mendapatkan perhatian anak.


77

B. SARAN

Berdasarkan penelitian dan kesimpulan tersebut, maka dalam penerapan

metode bercerita menggunakan media buku cerita bergambar dalam

meningkatkan kemampuan berbicara di TK Negeri Pembina melakukan upaya-

upaya sebagai berikut:

1. Untuk kepada kepala sekolah lebih memperhatikan sarana dan prasarana

yang ada disekolah terutama media buku cerita bergambar, agar sarana dan

prasarana memenuhi kriteria

2. Kepada guru diharapkan untuk meningkatkan kemampuan kualitas

mengajarnya tentang bagaimana cara bercerita menggunakan media buku

cerita bergambar yang baik dan benar

3. Peneliti menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan dalam kegiatan

penelitian, baik ditinjau dari fokus penelitian, waktu pengumpulan data,

keterbatasan dalam membuat instrumen penelitian, maka diharapkan adanya

penelitian selanjutnya untuk lebih megembangkan dan memperdalam kajian

pada penelitian.
78

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini Konsep dan Teori. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2018.

Anita Yus, Penelitian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta:


PT Fajar Interpratama Mandiri, 2011.

Arief Furchan, Pengatar Penelitian Dalam Pendidikan.Yogyakarta: PT Pustaka


Pelajar, 2007.

Ayu Rahayu, Pengaruh Metode Bercerita Dengan Media Gambar Seri Terhadap
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini diTaman Kanak-kanak Dharma
Wanita Sukarame Bandar Lampung, Skripsi, Universitas Islam Negeri
Raden intan Lampung, Lampung, 2018.

Ayu Tirtayani, Dkk, Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Media Gambar


Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Kelompok B
Semester 2, jurnal, Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 2 Nomor 1
Desember 2014.

Hasnida, Media Pembelajaran Kreatif Mendukung Pengajaran Pada Anak Usia


Dini. Jakarta: PT Luxsiman Metro Media, 2015.

Ika Yunita, Meningkatkan Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode


Bercerita Dengan Media Boneka Tangan Pada Anak Kelompok A1 Di
TKKartika III- 38 Kentungan, Depok, Skripsi, Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta, 2014.

Laili Fitriani Afriani, Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui


PenggunaanMedia Buku Cerita Bergambar Pada Anak Kelompok B TK
Kusuma Mulia II Kalirong, Desa Kalirong Kec. Tarokan Kab.
Kediri.Skripsi, Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2015.

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitati. Bandung : PT Rosdakarya, 2014.

Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. Jakarta: Prenada


Media Group, 2016.

Masnipal, Menjadi Guru PAUD Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2018.

Moeslichatoen, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak.Jakarta: PT Rineka


Cipta, 2004.

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja


79

Rosdakarya, 2011.

Oemar Hamalik, Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2014.

Pupuh Fathurrahman dan Sobry, Strategi Belajar Mengajar Strategi Mewujudkan


Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum Dan
Islami. Bandung: PT Refika Aditama, 2014.

Ririn Anggraini, Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Dalam


Menggunakan Media Gambar pada Kelompok B TK Aba Brosot II Galur
Kulon Progo, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2013.

Slamet Suyanto, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta: Dinas


Pendidikan Nasional 2005.

Sri Tulasih, Penggunaan Metode Bercerita Dengan Media Gambar Dalam


Meningkatkan Motivasi Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini
Kelompok B Di TK Sultan Agung Sardono Harjo Nganglik Sleman
Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016, Skripsi, Universitas Negeri Sunan
Kalijaga, Yogyakarta, 2016

Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Media,2002.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta,


2015.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2006.

Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an dan


Terjemahannya, Al-Jumatul Ali, Bandung: J-ART, 2004.
80

LAMPIRAN- LAMPIRAN
81

Lampiran 1.1

Instrumen Observasi Pembelajaran Metode Bercerita di TK Negeri

Pembina Kec Lambu.

Nama guru : Sri Darmawanita, S.Pd

Pokok pembahasan : Ayok Belajar Hormat

Waktu : 09:30 Menit

Sekolah : TK Negeri Pembina

No Aspek yang diamati Keterangan

1. Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan


bercerita kepada anak
2. Mengatur pembukaan kegiatan bercerita

3. Mengatur tempat duduk anak

4. Mengembangkan cerita yang dituturkan guru

5. Menetapkan rancangan cara bertutur yang dapat


menggetarkan perasaan anak dengan cara memberikan
gambaran
6. Langkah penutup kegiatan bercerita dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita
82

Lampiran 1.2

Pedoman Wawacara

Wawancara Guru Kelas A TK Negeri Pembina Pada Pembelajaran Kegiatan

Bercerita Menggunakan Media Buku Cerita Bergambar Dalam Meningktkan

Kemampuan Berbicara.

1. Apakah di TK Negeri Pembina sudah menerapkan metode bercerita

menggunakan media buku cerita bergambar?

Jawab: sudah, karena dengan menerapkan metode bercerita dengan media buku

cerita bergambar dapat meningatkan keampuan berbicara pada anak.

2. Apa saja kegiatan yang ada didalam proses pembelajaran bercerita

menggunakan media buku cerita bergambar untuk anak kelompok A di TK

Negeri Pembina?

Jawab: Proses pembelajaran merupakan proses interaksi guru dengan peserta

didik didalamnya ada banyak kegiatan dan aktivitas yang dilakukan. Guru

diharuskan memanfaatkan beragam kegiatan ang dilakukan dalam

pembelajaran agar anak mudah memahami apa yang disampaikan. Contoh

kegiatan dalam pembelajaran bercerita misalnya, melihat gambar (dengan

melihat gambar anak akan berimajinasi), bertanya (dengan bertanya anak akan

memberikan pertanyaan sederhana/megeluarkan pendapatnya).

3. Apa saja persiapan ibu sebelum proses pembelajaran berlangsung?

Jawab: Perencanaan tujuan pembelajaran (materi bentuk kegiatan belajar

mengajar, pemberian motivasi belajar, pengadaan alat peraga), memberi


83

rewoard/hadiah serta perhatian kepada anak, tempat belajar yang nyaman dan

alat serta media yang cukup.

4. Bagaimanakah karakteristik menurut ibu guru sendiri tentang buku cerita

bergambar agar dapat menarik minat dan perhatian anak?

Jawab: Buku cerita harus bersifat ringkas dan langsung, buku cerita bergambar

berisi konsep-konsep yamg ditulis yang dapat dipahami oleh anak, gaya

penulisan sederhana dan terdapat ilustrasi yang melengkapi teks. Dengan

demikian penggunaan media buku cerita bergambar sangat menarik minat anak

ketika proses pembelajaran berlangsug, selain itu pembelajaran akan menjadi

lebih aktif dan menyenangkan.

5. Bagaimana cara ibu guru untuk mengetahui munculnya tingkat kemampuan

berbicara anak dengan melalui media buku cerita bergambar?

Jawab: Dilihat dari anak merespon ketika diberikan pertanyaan seerhana, sudah

tidak merasa malu untuk maju kedepan dan munculnya imajinasi anak ketika

diperlihatkan gambar pada saat proses pembelajaran bercerita.

6. Apa saja kendala yang dihadapi oleh ibu selama proses pembelajaran bercerita

menggunakan media buku cerita bergambar?

Jawab: Keterbatasan media buku cerita bergambar yang dimiliki sekolah,

sehingga guru menggulang kembali cerita yang telah selesai dibaca,

terbatasnya waktu, karena hanya diberikan waktu 4 (empat) menit sedangkan

cerita yang disampaikan belum selesai dan dilanjutkan esok hari dan sebagian

murid yang gampang merasa bosan.

7. Langkah-langkah seperti apakah yang dilakukan oleh guru terhadap anak untuk
84

meningkatkan kemampuan berbicara anak?

Jawab: Menjelaskan semua kata dengan baik, mengajarkan bahasa melalui

cerita dan selalu ajukan pertanyaan dnan jangan malas untuk mendengarkan

kata ank.

8. Bagaimanakah respon dan minat anak saat proses pembelajaran bercerita

ketika menggunakan media buku cerita bergambar?

Jawab: Dilihat dari antusias anak mengikuti proses pembelajaran, selain itu

anak akan merasa senang dan aktif ketika guru bercerita dan menampilkan

gambar pada saat kegiatan bercerita.

9. Apakah anak lebih mudah untuk memehami dengan penyampaian secara lisan

ataukah dengan menggunakan media buku cerita bergambar?

Jawab: Ketika proses pembelajaran. Maka anak akan lebih mudah memahami

proses pembelajaran dengan bantuan media buku cerita bergambar, karena

anak akan mudah mersepon ketika diberikan pertanyaan sederhana.

10. Setelah melakukan pembelajarn bercerita, penilaian apa saja yang ibu lakukan

terhadap peserta didik?

Jawab: Nampak dari anak mampu menjawab pertnyaan sederhana, anak

mengikuti proses kegiatan pembelajaran daria awal sampai akhir cerita, dan

anak mematuhi aturan proses pembelajaran pada saat kegiatan bercerita.

11. Menurut ibu, bagaimana keaktifan peserta didik selama kegiatan proses

pembelajaran berlangsung?

Jawab:Didalam kelasa anak akan aktif bertanya dan merespon , serta

berimajinasi.
85

12. Apakah anak antusias mengerjakan jika diberikan tugas atau latihan?

Jawab: Ya, apalagi didalam kelas sudah ada dan tersedianya media alat dan

bahan yang dadibutuhkan oleh anak

13. Apakah anak merespon ketika ibu bertanya dalam proses pembelajaran?

Jawab: Ya, anak akan menjawab pertanyaan dari cerita yang di bacakan dan

diperlihatkan (misalnya sekarang ibu menunjuk gambar binatang apa?.

14. Apakah tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam pedoman langkah-

langkah bercerita telah tercapai atau tidak?

Jawab: Sudah tercapai, dapat dilihat dari indikator tingkat pencapaian

indikator berbicara anak.

15. Menurut ibu, apakah dengan adanya proses pembelajaran menggunakan

media buku cerita bergambar, kemampuan berbicara anak dapat meningkat?

Jawab: Ya, karena dengan bantuan media buku cerita bergambarpenambahan

kosa kata anak lebih meningkat. Dan anak dapat menceritakan sedikit apa yang

diceritakan oleh guru.


86

Lampiran 1.2

Pedoman Wawancara

Wawancara Kepala Sekolah TK Negeri Pembina Kec. Lambu

1. Bagaimanakah sejarah berdirinya sekolah TK Negeri Pembina dan siapakah

pendirinya?

Jawab: Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri Pembina Kecamatan Lambu

didirikan pada tanggal 4 April 2008 pada masa pemerintahan Bupati Bima

Bapak Ferry Zulkarnain, ST. Pada awalnya lokasi pembangunan TK Negeri

Pembina Kecamatan Lambu merupakan lahan milik SDN Rato, dimana pada

lahan tersebut terdapat bangunan rumah dinas yang sudah tidak terpakai,

karena begitu petingnya TK Negeri harus ada pada setiap Kecematan, maka

dipilihlah lokasi tersebut untuk pembangunan TK Negeri Pembina Kecamatan

Lambu. Dan TK Negeri Pembina didirikan oleh KA UPTD Dikpora

Kecamatan Lambu.

2. Apakah visi misi dan tujuan sekolah sudah tercapai ?

Jawab: Sudah

3. Berapakah jumlah guru dan murid kelas A di TK Negeri Pembina?

Jawab: Ada 7 Pendidik dan 22 orang anak di kelas A

4. Bagaimanakah cara guru menerapkan metode bercerita menggunakan media

buku cerita bergambar dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak?

Jawab: Penerapan metode bercerita dilakukan dengan cara melihat kemampuan

perkembangan yang dimiliki anak, terkadang ketika guru melakukan cerita

anak akan merasa bosan maka dengan adanya bantuan media buku cerita
87

bergambar maka pebelajaran akan menjadi lebih aktif dan menyenangkan.

5. Ibu Berapakah luas tanah yang ada di TK Negeri Pembina?

Jawab: Tanah seluas 348 meter persegi dengan lebar 30 m persegi dan panjang

30 meter persegi.

6. Sarana dan prasarana apa saja yang dimiliki TK Negeri Pembina?

Jawab: Ruang tunggu, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas, dapur,

toilet, gudang, umah dinas, aula dan kanting.

7. Sejak kapan ibu menerapkan media buku cerita bergambar di TK Negeri

Pembina?

Jawab: Sudah lama, dan sesuai dengan tema buku pembelajaran.

8. Mengapa ibu memilih media buku cerita bergambar dalam meningkatkan

kemampuan berbicara anak?

Jawab: Karena dengan menggunakan media buku cerita bergambar maka

peningkatan kemampuan berbicara anak akan meningkat dan proses

pembelajaran lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan metode yang

lainnya.
88

Lampiran 2.1

Lembar Observasi Peneliti

Kemampuan berbicara peserta didik

Variabel Indikator Deskriptor Penilaian


1 2 3 4
Perkembangan Mengulang 1. Menirukan kalimat sederhana
Bahasa Kalimat yang 2. Menulang kembali kalimat
telah di dari cerita yang telah di dengar
dengar
Menjawab 1. Dapat menjawab pertanyaan
pertanyaan yang diberikan guru
tentang 2. Menggunakan dan dapat
keterangan menjawab pertanyaan
informasi apa,bagaimman,dimana,menga
pa dan sebagainya
Menyebutkan 1. Menirukan bunyi atau
berbagai suara dari hewan
bunyi atau
suara tertentu
Berani 1. Berani bertanya di dalam kelas
bertanya 2. Mau mengungkapkan
secara pendapatnya
sederhana
Mendengarka 1. Mendengarkan atau menyimak
n dan cerita
menceritakan 2. Mendengarkan kembali isi
kembali cerita yang telah di dengar
cerita secara 3. Melanjutkan cerita yang telah
urut di dengar sebelumnya
4. Bercerita tentang suatu
kejadian yang di alammi
Menyebukan 1. Menyebutkan nama atau
tokoh-tokoh tokoh-tokoh yang ada dalam
yang ada cerita
dalam cerita
donggeng
yang di
dengar
Menyebutkan 1. Menyebutkan kata yang ada
sifat-sifat pada gambar
tokoh yang 2. Membaca buku cerita
ada pada 3. Membaca nama sendiri
cerita
89

donggeng
(baik, senang,
nakal, pelit,
berani, jelek
dan
sebagainya)
Menuliskan 1. Menuliskan nama sendiri
nama sendiri 2. Meniru menulis

Keterangan

1 = Belum mampu

2 = Mulai mampu

3 = Mampu sesuai harapan

4 = Mampu dengan sangat baik


90

Lampiran 3.1

Dokumentasi hasil kemampuan peserta didik dilihat dari Nilai Rapor Pada
Tanggal 16 Juni 2020
91

Dokumentasi hasil kemampuan Peserta didik dilihat dari Nilai Rapor Pada

Tanggal 16 Juni 2020


92

Dokumentasi hasil kemampuan peserta didik dilihat dari Nilai Rapor Pada
Tanggal 16 Juni 2020
93

Lampiran 3.2

Dokumentasi wawancara dengan kepala sekolah dan guru di TK Negeri


Pembina Pada Tanggal 15 Juni 2020

Dokumentasi wawancara dengan Guru di TK Negeri Pembina Pada Tanggal 15

Juni 2020
94

Dokumentasi kegiatan belajar mengajar menggunakan media buku cerita


bergambar di TK Negeri Pembina Pada Tanggal 15 Juni 2020

Dokumentasi kegiatan belajar mengajar menggunakan menggunakan media

buku cerita bergambar di TK Negeri Pembina Pada Tanggal 15 Juni 2020


95

Dokumentasi Media Buku Cerita Bergambar


yang ada di TK Negeri Pembina Pada Tanggal 15 Juni 2020
96

Dokumentasi media pembelajaran yang ada di TK Negeri Pembina Pada


Tanggal 15 Juni 2020
97

lampiran 3.3

Lembar Observasi Peneliti

Kemampuan berbicara anak di TK Negeri Pembina

Nama Anak : Nahda Rafanda

Variabel Indikator Deskriptor Penilaian


1 2 3 4
Perkembangan Mengulang 1. Menirukan kalimat sederhana √
Bahasa Kalimat yang 2. Menulang kembali kalimat
telah di dari cerita yang telah di dengar √
dengar
Menjawab 1. 1. Dapat menjawab pertanyaan √
pertanyaan yang diberikan guru
tentang 2. Menggunakan dan dapat
keterangan menjawab pertanyaan
informasi apa,bagaimman,dimana,menga √
pa dan sebagainya
Menyebutkan 1. Menirukan bunyi atau suara √
berbagai dari hewan
bunyi atau
suara tertentu
Berani 1. Berani bertanya di dalam kelas √
bertanya 2. Mau mengungkapkan
secara pendapatnya √
sederhana
Mendengarka 1. Mendengarkan atau menyimak √
n dan cerita
menceritakan 2. Mendengarkan kembali isi
kembali cerita yang telah di dengar √
cerita secara 3. Melanjutkan cerita yang telah √
urut di dengar sebelumnya
4. Bercerita tentang suatu
kejadian yang di alammi √
Menyebukan 1. Menyebutkan nama atau
tokoh-tokoh tokoh-tokoh yang ada dalam √
yang ada cerita
dalam cerita
donggeng
yang di
98

dengar
Menyebutkan 1. Menyebutkan kata yang ada √
sifat-sifat pada gambar
tokoh yang 2. Membaca buku cerita √
ada pada 3. Membaca nama sendiri √
cerita
donggeng
(baik, senang,
nakal, pelit,
berani, jelek
dan
sebagainya)
Menuliskan 1. Menuliskan nama sendiri √
nama sendiri 2. Meniru menulis √

Keterangan

1 = Belum mampu

2 = Mulai mampu

3 = Mampu sesuai harapan

4 = Mampu dengan sangat baik

Perkembangan kemapuan berbicara yang dimiliki oleh Nahda Rafanda

sudah menunjukkan tingkat kemampuan berbicara yang bagus karena dilihat darii

indikator tingakat pencapaian kemampuan berbicaranya.


99

Nama Anak : Muhammad Husen Alfaribby

Variabel Indikator Deskriptor Penilaian


1 2 3 4
Perkembangan Mengulang 1. Menirukan kalimat sederhana √
Bahasa Kalimat yang 2. Menulang kembali kalimat
telah di dari cerita yang telah di dengar √
dengar
Menjawab 3. 1. Dapat menjawab pertanyaan
pertanyaan yang diberikan guru √
tentang 4. 2. Menggunakan dan dapat
keterangan menjawab pertanyaan √
informasi apa,bagaimman,dimana,menga
pa dan sebagainya
Menyebutkan 1. Menirukan bunyi atau suara √
berbagai dari hewan
bunyi atau
suara tertentu
Berani 1. Berani bertanya di dalam kelas √
bertanya 2. Mau mengungkapkan
secara pendapatnya √
sederhana
Mendengarka 1. Mendengarkan atau menyimak √
n dan cerita
menceritakan 2. Mendengarkan kembali isi
kembali cerita yang telah di dengar √
cerita secara 3. Melanjutkan cerita yang telah
urut di dengar sebelumnya √
4. Bercerita tentang suatu
kejadian yang di alammi √
Menyebukan 1. Menyebutkan nama atau
tokoh-tokoh tokoh-tokoh yang ada dalam √
yang ada cerita
dalam cerita
donggeng
yang di
dengar
Menyebutkan 1. Menyebutkan kata yang ada √
sifat-sifat pada gambar
tokoh yang 2. Membaca buku cerita √
100

ada pada 3. Membaca nama sendiri √


cerita
donggeng
(baik, senang,
nakal, pelit,
berani, jelek
dan
sebagainya)
Menuliskan 1. Menuliskan nama sendiri √
nama sendiri 2. Meniru menulis √

Keterangan

1 = Belum mampu

2 = Mulai mampu

3 = Mampu sesuai harapan

4 = Mampu dengan sangat baik

Perkembangan kemapuan berbicara yang dimiliki oleh Muhammad

Husen Alfaribby sudah menunjukkan tingkat kemampuan berbicara yang bagus

karena dilihat darii indikator tingakat pencapaian kemampuan berbicaranya.


101

Nama Anak: Alysa Regina Putri

Variabel Indikator Deskriptor Penilaian


1 2 3 4
Perkembangan Mengulang 1. Menirukan kalimat sederhana √
Bahasa Kalimat yang 2. Menulang kembali kalimat
telah di dari cerita yang telah di dengar √
dengar
Menjawab 5. 1. Dapat menjawab pertanyaan √
pertanyaan yang diberikan guru
tentang 6. 2. Menggunakan dan dapat
keterangan menjawab pertanyaan √
informasi apa,bagaimman,dimana,menga
pa dan sebagainya
Menyebutkan 1. Menirukan bunyi atau suara √
berbagai dari hewan
bunyi atau
suara tertentu
Berani 1. Berani bertanya di dalam kelas √
bertanya 2. Mau mengungkapkan
secara pendapatnya √
sederhana
Mendengarka 1. Mendengarkan atau menyimak √
n dan cerita
menceritakan 2. Mendengarkan kembali isi
kembali cerita yang telah di dengar √
cerita secara 3. Melanjutkan cerita yang telah
urut di dengar sebelumnya √
4. Bercerita tentang suatu
kejadian yang di alammi √
Menyebukan 1. Menyebutkan nama atau
tokoh-tokoh tokoh-tokoh yang ada dalam
yang ada cerita √
dalam cerita
donggeng
yang di
dengar
Menyebutkan 1. Menyebutkan kata yang ada √
102

sifat-sifat pada gambar


tokoh yang 2. Membaca buku cerita √
ada pada 3. Membaca nama sendiri √
cerita
donggeng
(baik, senang,
nakal, pelit,
berani, jelek
dan
sebagainya)
Menuliskan 1. Menuliskan nama sendiri √
nama sendiri 2. Meniru menulis √

Keterangan

1 = Belum mampu

2 = Mulai mampu

3 = Mampu sesuai harapan

4 = Mampu dengan sangat baik

Perkembangan kemapuan berbicara yang dimiliki oleh Alysa

Regina Putri sudah menunjukkan tingkat kemampuan berbicara yang bagus

karena dilihat darii indikator tingakat pencapaian kemampuan berbicaranya.


KEilEHTERIIAH AGAIIIIA
UHIVERSITAS I$LAM HEGERI iNATARATTI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jk. Gafih lrrda rtlo. lN,hnpq turuMata*mTslp, {a370) A?0783, Fax, {N7g62ATU

Nomor : 536 lUn.12lfTlqPP.00. 9f, ftA20 Mataram,O2 Juli2020


Lamp. : 1 {$atu} Berkas Proposal
Hal : Permdronan Rekomendasi Penelitian

Kepada:
Yth. Bakesbangpol Kab.Bima

dL
Tempat

Asss/amu'alaikum Wr. Wb
Bersama surat ini kami mohon kes€diaan Bapak/lbu untuk memberikan
rekomendasi penelitian kepada Mahasiswa di bawah ini :
Nsma : Mafatun Solehah
HIM :160110072
Fakultas : Tarbiyah & Keguruan
Jurusan : PIAUD
Tujuan : Penelitian
Lpkasi Penelitian :.Rato RT. 09 RVll. 03 Desa Rato Kec,Lambu Kab.Bima
Judul $kripsi :.ANALl$l$ PENERAPAN METODE BERCERITA
MENGGUNAKAN MEOIA BUKU CERITA BERGAMBAR
DALAM MENINGKATI(AN KEI/iAMPUAN BERBICARA DI
TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN TAMBU,
Rekomendasi tersebut digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan
dalam penyusunan skripsi.
Demikian surat pongantar i#
kami buat, atas keriasama BapaUlbu kami
sampaikan terimakasih.
l,Vassafam u' alaikum Wr. Wb.

ffi Dekan Bidang Akademik&Kalembagaan

'{frT
\F;1
3-+-

Wffi."*reff
.197811112CI05011009
PEMERINTAE KABT'PATUN BTUA
r{
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENEItrIAN DAN
. ( BA PPEDA)
IlrL qdil Sochot . .ttto- 02 gde. (0374) 43773 fiu- tliHffi !n& frrno

Nomor : 050.7P09l07.1n0n Kepad a


Lamp. ': Yh. Kepda TKNegeri Fernbina Kec. Lambu Kab. Bima
Perihal tjin Penelitian dan Suruei
di-
Teflpd

Berdasarkan surat rekorrrcod6i dari

bedkan izin penelitian dan surveikepda:

Nama : Ma/atun Solehah


NIM : 160110072
Lembaga/ Univensitas : Univ. lslam NegeriMataram

Jurusan/Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

TujuanKeperluan : Penelitian Dan Survei

Judul:AnalisisPenerapanMetodeBerceritaMenggunakanMedia
Buku Cerita Beqambar Dalam Meningkatkan Kemampuan
Berbicara di TK Negeri Pembinan Kecamatan Lambu

Lamanya Penelitian : 1 (Satu) Bulan dari Tanggal 20 Juli s/d 19 Agushrs 2020

dapat
sehubungan dengan hal tensebut diharapkan kiranya Bapaulbu/saudara
memberikan bantuan untuk memperoleh keterangar/data
yang diperlukan bagi yang
bensangkutran. Selaniutnya bagi yang bersargkutan, setelatr
sehsai hrgas pengambilan data
(satu) eksemplar hasil penelitian
dan observasi tersebut di atas diharuskan menyampaikan 1
Bappeda
kepada kami untuk rnenjadi bahan informasi dan rnenambah data/dokurnen
Kabupaten Bima.
sebagaimana
Demikian Surat tzin Penelitian ini diberikan untuk dapat dipergunakan
mestinya.

An.Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian


dan Pengembangan Daerah Kab' Bima
Kabid PerencanaauJ, Pengqndalian, dan Litbang

l::t,Y':"'
,r
I\
,i'i_-_*"*..*.<

riili m,*,flfl*.m"&
,. if;T
12 2 008

Tembusan : disamPaikan kePada Yth :


1. Kepala Dinas DIKBUDFORA diTempat
2. Dekan Fak. lslam NegeriMataram diMataram;
3. Sdr. Ma/atun Solehah diTemPat'
\
PEMERINTAII I(ABUPATEN BIMA
BADAN KESATUAN BANGSA
DAN POLITIK
Jln. Soekamo Hafta No. 167
Raba-Bima np. p37g 4in4}
Birm,20 Juli 2020
Nomor :070l74t003Nt Kepada
r2O2O
Lampiran Ytt. Kepata BAPPEDA
Perihal : Rekomendasi liin penelifian Kabupaten Bima
di-
Ra ba

Penelitian.

Dengan inidisampaikan kepada saudara bahwa yang tersebut di bawah ini :

Nama MAPATUN SOLEHAH


NIM rcu1a072
Prog. Study/Jurusan PIAUD
Jenis Kelamin Perempuan
Pekerjaan Mahasiswa
Alamat Desa Rato Kec,Lambu Kab Bima.

Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul penelitian " ANALISIS


PENERAPAN METODE BERCERITA TUIENGGUNAKAN MEDIA BUKU CERITA BERGATTiBAR
DALAM MENINGKATKAN KEMAilTPUAN BERBICARA D! TK NEGERI PEMBINA
KECAMATAN LAIUIBU " dari tanggal 20 Juli s/d 20 Agustus 2020 yang berlokasi di Deea Rato
Kecamatan Lambu Kabupaten Bima.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas pada prinsipnya kami dapat memberikan
Rekomendasi Kegiatan tersebut dengan Ketentuan sebagai berikut

1. Tidak dibenarkan melakukan Penelitian yang tidak sesuai / tidak ada kaitannya dengan Judul
Penelitian yang dimaksud;
2. Harus Mentaati Ketentuan Perundang-undangan yang berlaku serta mengindahkan Adat
lstiadat setempat;
3. Apabila masa berlakunya Surat Rekomendasi tersebut sudah berakhir sedangkan
pelaksanaan Penelitian belum selesai, perpanjangan harus diajukan kepada lnstansi Pemberi
Rekomendasi/ ljin;
4. Rekomendasi inidicabut bila tidak mengindahkan Ketentuan-Ketentuan diatas;
5. Setelah selesai agar menyampaikan Laporan hasil Penelitian Kepada Bupati Bima,
Cq. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Bima.

Demikian untuk maklum dan mendapat perhatian.

a.n. KEPALA BADAN KESBANGPOLI(AB. B!iIA *.1


Kabid. Pengkajian tasalah Strategis dan
Pensng€n?n Konflik,
1a.+; i\l! ti"q. r,'\.
titl,)F---*;t...'\
*.-\
PEMERINTAII KABI]PATEN BIMA
DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, PEMUDA BAN OLAHRAGA
TAMAN KANAK.KANAK NEGERI PEMBINA KECAMATA}I LAMBU
JalanJendral Soedirman Rato lambu

St]RAT KETERANGAI{
No. 003/09101 . I/02-TKNPEMBIN,q/?0?0

Ymg krtmda tssgur di barsah i*i:


Nama :Asturi, S.Pd.,M.Pd.
NIP :19740403200s012012
Jabatan : Kepala Sekolah
Unitkerja : TKNegeriPembina

Mene*angkxrhahwa

Narna :Mar'atun Solehah


NIM :160110072
Fakultas : Tarbiyah Dan Keguruan UIN Mataram
Prodi : PIAUD

Nama mahasiswa tersebut diatas telah melakukan observasi penelitian untuk tugas alfiir di
TK Negeri Peinbina, pada tanggal 16 Juni 2020 sampai 24 Juli 2020 Tentang Analisis
Penerapan Metode Bercerita Menggrrnakan Media Buku Cerita Bergambar Dalam
Meniagkatkan Kmampuan Berbicara Di TKNegsri Pembina Kecamxan Lambu-

Demikian surat keterargan ini dibuat dengan sebenanrya dan dapat dipergunakan.
KEMENTERIANAGAMA RI
IJNIVERSITAS ISLAM NEGBRI (UIN) MATARAM
TIPT ?BRPUSTAXAAITI
Jl. Pesdidikaii N.o. 35 fip. (0370) fr2129*-fi25337-fi3419fr Eax. {037CI) fr25337

rc
I.lp. : ! 079,{ll. I ?r.&rpwtakapn/0540?0

Dengan ini menerangkan bahwa :

Mataram, 11 Agustus 2020


Ksf aia UPT Ferpustakaan

NIP. 1977061 82005012003


turnitirf
Digital Receipt
This receipt acknowledges that Tumitin received,your paper. Below yott will tind the recelpt
informafion resarding ypur zubmission.

Tlre first page of yrrr subrnissions is displayed beto$,'.

Subnrission author: fiiar'attmSdeh*r.1@.{{9972


Assignrnenttitle: PIAUD
Subrnission title: ANALISIS PENEMPAN METODE 8..
Fil* nam*:' nim*1601 10072*maratun;olehah-..,1
File size: 172.9H{
:

Page ccunt: 73 :

Wor"d count: 11,883

'Charactercsunt: 77,959
Submissi*n date: 07-Aug-2020 01:34PM (UTC+0530)
Submissionl0: 1365884762

1,'
i,
a",

AItrXMKls
s.*
IHrls*a{3!B&i8 r&lgn*&w

-qt*
r$rrilrlr.toa.silr
laattr

FI(F| Fmrlt:Mllra tXlI til rt{


rlxr{"t4Br.*trrf;f, brrs gffr6r!{
lxfi rs*rrr{ ud(u !d{a rinrr*r{
xl,n*,*r
lsi
103

IhltrrBftreyrtIIilup
A. ldcnfitrollird
Nama Mar'afim Solehah

Tenryc& Tanggallahir Rato,08 Agustus 1998

NamaAyah I&is
Nama Ibu Siti Kalisom

Jenis Kelamin Perempuan

AlamatRumah Dusrn Rato Banr, RT 009 RW 003 Desa Rato

Kecamatm lambu I(abrryaten Bima

Agama Islam

NomorTelepon 08234053-0449

E-mail' athun67799(@email.com

B, Riwayrt kndidiketr
Pendidikan Formal

a- SD Negeri Rato, Lulusan tahrm 2010

b. SMPNegoi0l Lambu, Lulusan20l3

c. SMA Negeri 0l Lambu, Lulusaa 2016

d. UlNMatrmmgkffi20l6.

Anda mungkin juga menyukai