Anda di halaman 1dari 122

STRATEGI KOMUNIKASI PIMPINAN RUMAH PINTAR DALAM

MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR ANAK DI DESA KABAR


KECAMATAN SAKRA

Oleh

FITRIYATI ROMDANI
NIM. 1503171948

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAN


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2019

i
STRATEGI KOMUNIKASI PIMPINAN RUMAH PINTAR DALAM
MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR ANAK DI DESA KABAR
KECAMATAN SAKRA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram


Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Komunikasi
Penyiaran Islam

Oleh

FITRIYATI ROMDANI
NIM. 1503171948

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2019

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Fitriyati Romdani, NIM. 1503171948 yang berjudul “Strategi Komunikasi


Pimpinan Rumah Pintar dalam Meningkatkan Semangat Belajar Anak di Desa
Kabar.
Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk dimunaqasyahkan.
Disetujui pada tanggal:……………..

Di bawah bimbingan

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H.Kadri, M,SI Najamudin, M,SI


NIP.197310181998031002 NIP. 198212312009121004

iii
Nota Dinas Pembimbing

Hal : Munaqasyah

Kepada
Yth.Rektor UIN Mataram
Di
Mataram

Asslamu’alaikum, Wr. Wb.

Disampaikan dengan hormat , setelah melakukan bimbingan, arahan, dan

koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama Mahasiswa : Fitriyati Romdani

NIM : 1503171948

Jurusan/Prodi : Komunikasi Penyiaran Islam

Judul : Strategi Komunikasi Pimpinan Rumah Pintar dalam

Meningkatkan Semangat Belajar Anak di Desa Kabar

Kecamatan Sakra

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar

skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.

Wassalammu’alaikum, Wr. Wb.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. Kadri, M,SI Najamudin M,SI


NIP.197310181998031002 NIP. 198212312009121004

iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : Fitriyati Romdani

NIM : 1503171948

Jurusan/Prodi : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas : Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Institut : UIN Mataram

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul ” Strategi Komunikasi Pimpinan Rumah


Pintar dalam Meningkatkan Semangat Belajar Anak di Desa Kabar’’. ini secara
keselurahan adalah hasil peneltian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian
yang dirujuk sumbernya. jika saya terbukti melakukan plagiat tulisan/karya orang
lain, siap menerima sanski yang telah ditentukan oleh lembaga.

Mataram, 30 Juni 2019

Saya yang menyatakan,

Fitriyati Romdani
NIM:1503171948

v
PENGESAHAN

Skripsi dengan judul : “Strategi Komunikasi Pimpinan Rumah Pintar dalam


Meningkatkan Semangat Belajar Anak di Desa Kabar’’ oleh Fitriyati Romdani,
NIM: 1503171948, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi
UIN Mataram telah di Munaqasyahkan pada hari dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk mencapai gelar sarjana Komunikasi penyiaran Islam.

Dewan Munaqasyah

1. KetuaSidang/Pemb.I : Dr. H. Kadri, M,SI -------------------


NIP. 197310181998031002

2. SekretarisSidang/Pemb.II : Najamuddin ,M,SI -------------------


NIP. 198212312009121004

3. Penguji I : Dr.H. Subhan Abdullah,MA -------------------


NIP. 197107102001121002
4. Penguji II : Dr. Ahyar, M.Pd -------------------
NIP. 197112312006041155

Mengetahui
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Dr. H. Subhan Abdullah, MA


NIP. 19710710200121002

vi
Motto

 

  

  

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan

hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (Q.S. At-

Taubah:1191)

1
Departemen Agama., Terjemahan Al-Qur’an Revisi 2018

vii
PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk :

1. Kedua orang tuaku Ayah saya Makyah dan Ibundaku Sudiati yang telah

memberikan dukungan moril maupun materi serta do’a yang tiada henti untuk

kesuksesan saya. Ucapan terimakasih saja takkan pernah cukup untuk

membalas kebaikan kalian, karena itu terimalah persembahan bakti dan cinta

ku untuk kalian bapak ibuku.

2. Untuk Keponakan (Sibgatullah Mujadidi) yang telah mendukungku baik secara

moril, dan spiritual.

3. Sahabat-sahabatku tercinta, Julyana dewi, Julina maelani, Acep, Niswatun alfi,


Nurhanis
4. serta bibikku tercinta Sri Wahyul Aemi yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini
5. Almamaterku tercinta UIN Mataram.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat
dan karunia-Nya yang senantiasa dilimpahkan sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi yang berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI PIMPINAN
RUMAH PINTAR DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR
ANAK.”
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, yang senantiasa menjadi figur dan contoh bagi seluruh umat
Islam dan semoga kelak kami semua bisa mendapat syafa’atnya. Amin.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan dan dorongan motivasi dari semua pihak. Untuk itu penulis
ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada beberapa pihak yang telah
banyak membantu atas bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini yaitu kepada :
1. Dosen Pembimbing Bapak Dr. H. Kadri, MSI selaku pembimbing I dan bapak
Najamudin,M,SI selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu,
memberikan pelajaran berharga, serta mendukung selama proses pembuatan
skripsi dari awal hingga selesai.
2. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr.H. Subhan Abdullah, MA.
3. Rektor Universitas Islam Negeri Mataram Prof.Dr. H. Mutawali, M.Ag
4. Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Najamudin, M,SI
5. Bapak Ibu Dosen dan seluruh civitas akademisi FDIK UIN Mataram yang telah
memberikan bimbingan, dan bantuan selama peneliti melaksanakan studi di
UIN Mataram.
6. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah
terlibat banyak membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
7. Keluarga besar Rumah Pintar yang menjadi lokasi penelitian, atas dukungan
informasi dan data yang diberikan kepada penulis selama penelitian.
8. Kedua orang tua beserta segenap keluarga yang dengan kesungguhan telah
medidik dan membiayai penulis sampai terwujudnya penyeselesaian skripsi ini.

ix
9. Keluarga besar kelas B Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang selalu
saling mendukung dan saling memberi semangat selama proses penulisan
skripsi.

Semoga Allah memberikan rahmat dan karunia kepada semua pihak yang
telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan dalam skripsi ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan dengan baik, karena kemampuan penulis yang
terbatas. Oleh karenannya, saran dan kritikan yang sifatnya membangun,
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Mataram, 29 Juni 2019

Peneliti

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ i


HALAMAN JUDUL .................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .................................................................................................................. xi
ABSTRAK ..................................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


A. Konteks penelitian ..................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ........................................................................................ 3
C. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 4
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ...................................................... 5
E. Telaah Pustaka .......................................................................................... 5
F. Kerangka Teoritik ..................................................................................... 9
G. Metodelogi Penelitian ............................................................................... 37
H. Sistematikan Penulisan Skripsi ................................................................. 45

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ....................................................... 47


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 47
B. Strategi Komunikasi Pimpinan Rumah Pintar dalam Meningkatkan
Semangat Belajar anak .............................................................................. 51
C. Kendala yang di hadapi Pimpinan Rumah Pintar dalam Meningkatkan
semangat Belajar Anak di Desa Kabar Kecamatan Sakra ........................ 65

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 47


A. Strategi Komunikasi Pimpinan Rumah Pintar dalam Meningkatkan
Semangat Belajar Anak ............................................................................ 69
1. Melakukan komunikasi bersifat persuasif dan edukatif kepada
siswa .................................................................................................... 71
2. Membentuk komunikasi yang sejajar dengan pengurus rumah
pintar serta orang tua siswa ................................................................. 73
3. Menjaga keharmonisan hubungan Komunikasi Antar Pimpinan

xi
dan Siswa ........................................................................................... 74
4. Strategi komunikasi yang digunakan pimpinan rumah pintar dalam
program yang ada di rumah Pintar ..................................................... 76
5.
B. Kendala-Kendala Strategi Komunikasi Pimpinan Rumah Pintar dalam
Meningkatkan Semangat Belajar Anak ..................................................... 92
1. Kurang Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak .............................. 92
2. Kurang Eratnya Hubungan Komunikasi Dengan Pemerintah Desa ... 93
3. Rusaknya Etika dan Moral Anak Akibat Teknologi Komunikasi
Media Sosial ........................................................................................ 94

BAB IV PENUTUP ...................................................................................................... 102


A. KESIMPULAN ......................................................................................... 102
B. SARAN ..................................................................................................... 103

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
STRATEGI KOMUNIKASI PIMPINAN RUMAH PINTAR DALAM
MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR ANAK
DI DESA KABAR KECAMATAN SAKARA

Oleh :

FITRIYATI ROMDANI
NIM. 1503171948

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Strategi Komunikasi Pimpinan Rumah Pintar dalam


Meningkatkan Semangat Belajar Anak di Desa Kabar Kecamatan Sakra”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah berdirinya Rumah pintar dan sejah
terbentuknya Program- program yang ada di Rumah Pintar, untuk mengetahui
strategi komunikasi yang digunakan para pimpinan Rumah Pintar dalam
Meningkatkan Semangat Belajar Anak dan kendala yang dihadapinya di tengah-
tengah pembelajarannya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber utama atau data primer ini digali dari
beberapa sumber terkait dengan strategi komunikasi pimpinan Rumah Pintar .
Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah observasi
lapangan, dokumentasi, dan wawancara yang dianalisis secara kualitatif dengan
menyeleksi dan menyederhanakan data dan menghubungkan kembali dengan
konsep dan pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian.Hasil penelitian yang
ditemukan oleh peneliti bahwa strategi komunikasi yang digunakan para pimpinan
Rumah Pintar menggunakan pola komunikasi yaitu komunikasi antarpribadi,
komunikasi kelompok, dan komunikasi sosial,komunikasi lisan dan tulisan dan
komunikasi instrumental yang dimana para pimpinan Rumah Pintar memulai
strategi komunikasi dari internal Rumah Pintar dengan berkomunikasi kepada
anak-anak, kemudian membentuk komunikasi dengan sesama pimpinan Rumah
Pintar. Kendala yang dihadapi oleh para pimpinan Rumah Pintar adalah
kurangnya minat anak dalam mengikuti program yang ada di Rumah Pintar, serta
tidak memiliki waktu luang yang cukup untuk belajar.

Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Pimpinan rumah pintar

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Di kehidupan saat ini, kita sebagai makhluk sosial dituntut untuk

saling berinteraksi demi memenuhi kelangsungan hidup. Apapun kegiatan

kita, profesi pekerjaan kita dan kemanapun kita berada, berinteraksi sangat

diperlukan. Kemampuan berinteraksi memang selalu identik dengan

kemampuan berkomunikasi dengan orang-orang dilingkungan sekitar.

Dalam proses kehidupan bermasyarakat, komunikasi sudah menjadi

kebutuhan pokok untuk menjalani seluruh aspek kehidupan. Pemahaman

komunikasi dengan segala praksinya merupakan proses keseharian manusia.

Dapat dikatakan bahwa proses komunikasi merupakan proses kehidupan itu

sendiri. Komunikasi tidak bisa dipisahkan dari seluruh proses kehidupan

konkret manusiawi. Aktifitas komunikasi merupakan aktivitas antar

manusiawi. Setiap manusia mempunyai kepentingan untuk menyampaikan

pikiran atau perasaan itu memakai dan memanfaatkan bahasa sebagai

medium komuniikasinya.2

Dalam bermasyarakat kepribadian pimpinan yang mampu

memanfaatkan bahasa dengan baik untuk berkomunikasi kepada masyarakat

juga sangat dibutuhkan, sebab komunikasi juga berfungsi memelihara

hubungan yang baik antara bawahan dan atasan dalam suatu organisasi.

Sehingga komunikasi berfungsi menjembatani hubungan antar manusia


2
Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2009), hlm. 98

2
dalam bermasyarakat.3 Pembangunan karakter masyarakat menjadi

idealisme tersendiri bagi pemerintah Lombok Timur, hal ini mendorong

untuk menemukan model yang tepat agar idealisme ini cepat terwujud.

Berdirinya Rumah Pintar di Desa Kabar tentu memberikan warna

baru dalam strategi komunikasi yang dibentuk oleh para pimpinannya.

Konsep rumah pintar yang digagas oleh Ibu Ani Susilo Bambang yudoyono

dipandang mampu menjadi dasar pembentukan karakter bagi masyarakat .

sehingga masyarakat di desa Kabar kecamatan Sakra Kabupaten Lombok

Timur menangkap hal ini sebagai peluang yang sangat baik untuk

dikembangkan.

PT Sampoerna Tbk membuka program Rumah pintar di NTB sejak

2016. Rumah pintar merupakan program layanan bagi anak-anak usia 7-18

tahun (SD-SMA) dengan kegiatan positif dan edukatif. Program ini juga

merupakan upaya sampoerna mendukung kebijakan pemerintah mencapai

“Indonesia Bebas Pekerja Anak 2022’. Masyarakat desa Kabar sangat

mengapresiasi kehadiran Rumah Pintar karna telah membantu

mengembalikan semangat anak dalam mengembangkan skill mereka dan

program rumah pintar juga mampu mengubah kebiasaan dari 74 persen

anak-anak yang dulunya hanya memikirkan bermain sekarang lebih

mengutamakan belajarnya.4

Tidak dapat dipungkiri oleh masyarakat Desa Kabar secara umum

dan para pemimpin Rumah Pintar secara khusus bahwa berkembangnya

3
Hafied cangara, Pengantar Ilmu Komuniasi, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
hlm 59.
4
Abdurrahman,Wawancara,Desa Kabar,kamis 28 februari 2019

3
pola kehidupan, pola fikir dan pola komunikasi yang dilakukan oleh setiap

individu, kelompok,maupun organisasi dalam bermasyarakat dipengaruhi

oleh kemajuan teknologi, fenomena sosial dalam dan pengaruh budaya luar.

Oleh karna itu perlu strategi komunikasi yang mampu menyesuaikan

keadaan belajar anak. Hal ini dilakukan oleh para pimpinan Rumah Pintar

dalam berupaya dalam meningkatkan semangat belajar anak dalam mencari

solusi dari kendala yang ada.5

Berangkat dari uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian yang secara mendalam kepada strategi komunikasi

yang dilaksanakan oleh pimpinan Rumah Pintar di Desa Kabar dalam

mempertahankan semangat anak dalam belajar, dengan demikian maka

judul penelitian ini adalah : “STRATEGI KOMUNIKASI PIMPINAN

RUMAH PINTAR DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT

BELAJAR ANAK DI DESA KABAR KECAMATAN SAKRA”

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana Strategi komunikasi pimpinan rumah pintar dalam

meningkatkan semangat belajar anak di desa Kabar kecamatan Sakra

Lombok Timur?

2. Apa kendala yang dihadapi pimpinan rumah pintar dalam Meningkatkan

semangat belajar anak di desa Kabar kecamatan Sakra Lombok Timur?

5
Observasi,Desa Kabar,Senin 4 Maret 2019

4
C. Tujuan Dan Manfaat

Mengenai kondisi atau masalah yang sesuai dengan fokus penelitian

diatas, penelitian ini dilakukan karena tujuan dan manfaat sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan

rumah pintar dalam Meningkatkan semangat belajar anak di desa

Kabar kecamatan Sakra Lombok Timur.

b. Untuk menegetahui Kendala yang dihadapi pimpinan rumah pintar

dalam menigkatkan semangat belajar anak.

2. Manfaat Penelitian

Secara umum, manfaat penelitian ini difokuskan kedalam dua

kategori yakni manfaat akademis dan praktis. Adapun manfaat dari dua

kategori yang dimaksud sebagai berikut :

a. Secara Akademis

Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi dalam pengembangan kajian komunikasi, khususnya pola

atau model komunikasi.

b. Secara Praktis

Secara praktis peneliti telah menguraikan tiga manfaat yang

dapat dipetik dari hasil penelitan yang dilaksanakan sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif

kepada masyarakat desa Kabar dalam mendukung proses belajar

anak.

5
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi pengelola

Rumah pintar untuk mengembangkan lembaganya dan metode

pembelajaran.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup

penelitiannya pada para pimpinan masing-masing Rumah Pintar dan anak

di Desa Kabar Kecamatan Sakra Lombok Timur.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kabar Kecamatan Sakra

Kabupaten Lombok Timur yaitu Desa Kabar salah satu desa yang dipilih

untuk membangun lokasi program Rumah Pintar.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka merupakan bahasan tentang penelitian terdahulu

yang terkait pembahasan yang sejalan dengan penelitian yang akan diulas,

sehingga tujuan dari telaah pustaka ini adalah untuk menampilkan perbedaan

dan menghindari kesamaan terhadap penelitian sebelumnya. Adapun

penelitian tentang komunikasi pimpinan Rumah Pintar sudah banyak

dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yaitu :

1. Siti Fitriyanti, dalam penelitian yang berjudul “Pola Komunikasi Pondok

Pesantren Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Masyarakat

(Studi Kasus Pada Pondok Pesantren Hadil Ishlah Bilebante, Kecamatan

6
Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah)”. Dalam penelitiannya Siti

Fitriyanti membahas tentang peran Pondok Pesantren yang dipercaya

oleh umat Islam di Indonesia sebagai tempat mengajarkan agama dalam

rangka mewujudkan umat yang berakhlakul karimah dan beriman kepada

Allah SWT melalui aktivitas dakwah yang memiliki pola tersendiri

dalam mengembangkan pemahaman agama Islam untuk santri dan

masyarakatnya.

Pada fokus penelitiannya, Siti Fitriyanti fokus kepada pola

komunikasi Pondok Pesantren Hadil Ishlah dalam meningkatkan pemahaman

keagamaan masyarakat dan respon masyarakat Desa Bilebante terhadap pola

komunikasi yang digunakan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siti Fitriyanti yang

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif menemukan kesimpulan bahwa

pesantren Hadil Ishlah lebih banyak menggunakan komunikasi lisan dalam

memberikan pesan-pesan keagamaan terhadap masyarakat yang melibatkan

ustadz dan ustadzah sebagai komunikator utama.6

Perbedaan dengan peneliti sebelumnya, peneliti sekarang lebih

mengkaji kepada strategi komunikasi antar pimpinan Rumah pintar terhadap

anak-anak didiknya dalam meningkatkan semangat belajar mereka. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Siti Fitrianti Mengkaji tentang “Pola

Komunikasi”.

2. Mantilina Ervina, dalam penelitian yang berjudul “Pola Komunikasi

Tuan Guru Dalam Melestarikan Lingkungan Hidup (Studi Terhadap

6
Siti Fitriyanti, Pola Komunikasi Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan Pemahaman
Keagamaan Masyarakat, (Mataram : Skirpsi IAIN Mataram, 2011 ), hlm. 69

7
Kiprah TGH. Hasanain Djuani, Lc. MH)”. Dalam penelitiannya menggali

tentang kiprah TGH. Hasanain Djuani dalam menerapkan pola

komunikasi yang mampu mengubah dan membangun pola fikir santri dan

masyarakat akan pentingnya mejaga kelestarian lingkungan hidup,

mengingat kondisi lingkungan hidup yang memperihatinkan dan

timbulnya masalah yang sebagian besar bersumber dari perilaku

manusia,baik pada lingkup global maupun nasional.

Untuk memperoleh data yang valid, Mantilina Ervina

memberikan batasan fokus penelitiannya pada pola komunikasi dan

kiprah TGH. Hasanain Djuani, Lc, MH dalam rangka melestarikan

lingkungan hidup.

Pendekatan penelitian kualitatif yang digunakan Mantilina Ervina

menemukan hasil bahwa TGH. Hasanain Djuani, Lc. MH., Menginformasikan

tentang pelesatrian lingkungan hidup melalui isi ceramah, isi khutbah jum’at,

dan juga melalui isi tulisan-tulisan yang diposting di internet, mengajak pula

dengan mencontohkan keteladanan, dan memanfaatkan media massa untuk

mengabarkan kepada orang banyak dengan tujuan melestarikan lingkungan

hidup. Dan juga melakukan penjagaan keseimbangan ekosistem dengan cara,

reboisasi dengan menghijaukan lahan seluas 36 hektar dan membangun hutan-

hutan kota dengan basis gerakan masyarakat.7

Jika peneliti sebelumnya membahas tentang bagaimana pola

komunikasi yang dijalankan oleh TGH. Hasanain Djuani, Lc. MH., sedangkan

peneliti sekang mengkaji tentang “Strategi Komunikasi”.

7
Mantilina Ervina, Pola Komunikasi Tuan Guru Dalam Melestarikan Lingkungan
Hidup, (Mataram : Skiripsi IAIN Mataram, 2015), hlm. 84

8
3. Nindi Waisqarni, dalam penelitian yang berjudul “Strategi Dakwah Pondok

Pesantren Thohir Yasin Dalam Upaya Membina Perilaku Remaja Di Desa

Lendang Nangka”. Dalam penelitianya membahas tentang keberadaan Pondok

Pesantren Thohir Yasin yang berpengaruh terhadap Pendidikan Islam di tengah-

tengah masyarakat Lendang Nangka, yang kemudian membangun strategi

dakwah dalam bentuk upaya membina remaja.

Pada penelitiannya, Nindi Waisqarni menfokuskan penelitian kepada

strategi dakwah Pondok Peantren Thohir Yasin dalam upaya membina

perilaku remaja dan pengaruh dakwah terhadap perilaku remaja di Desa

Lendang Nangka. Kemudian sesuai dengan fokus penelitiaannya, Nindi

Waisqarni menggunakan metode penelitian kualitatif sehingga mengahasilkan

kesimpulan bahwa Pondok Pesantren Thohir Yasin dalam upaya membina

perilaku remaja bergerak dalam bidang pendidikan baik secara formal dan non

formal, kemudian dakwah Pondok Pesantren Thohir Yasin memberikan

pengaruh positif terhadap perilaku remaja di Desa Lendang Nangka karena

sudah tidak ada lagi terdengar remaja yang mabuk-mabukan, berjudi atau

berkelahi seperti tahun-tahun sebelumnya.8

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Nindi Waisqarni yang

membahas tentang strategi dakwah Pondok Pesantren Thohir Yasin, peneliti

sekarang mengarah kepada konteks yang lebih besar yakni strategi komunikasi

pimpinan Rumah Pintar dalam meningkatkan semangat belajar anak di desa

Kabar.

8
Nindi Waisqarni, Strategi Dakwah Pondok Pesantren Tohir Yasin Dalam Upaya
Membina Perilaku Remaja Di Desa Lendang Nangka, (Mataram : Skripsi IAIN Mataram, 2011),
hlm. 72

9
F. Kerangka Teoritik

1. Strategi

a. Pengertian Strategi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa

strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya

bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di perang dan

damai, atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai

sasaran khusus.9

Menurut Lawrence R. Jauah dan William F. Guek strategi

adalah sarana yang digunakan untuk tujuan akhir (tujuan). Tetapi

strategi bukanlah sekedar suatu rencana. Strategi ialah rencana yang

disatukan : strategi mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu,

strategi itu menyeluruh : strategi meliputi semua aspek penting

perusahaan. Strategi itu terpadu semua bagian rencana serasi satu

sama lain dan bersesuaian.10

Menurut Onong Uchjana Efendy, mengatakan bahwa startegi

pada hakekatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai

tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi

sebagai peta jalan yang memberikan arah saja melainkan harus

mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.11

9
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta : Balai Pustaka, 2005), hlm. 1902
10
Lawrence R. Jauah dan William F. Guek, Manajemen Strategi dan Kebijakan
Perusahaan, (Jakarta : Penerbit Erlangga), hlm. 12
11
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja
Rosdakrya, 2007), hlm. 32

10
2. Komunikasi

b. Pengertian Komunikasi

Adapun kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris

berasal dari kata latin, communis yang berarti “sama”, communico,

communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to

make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai

asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin

lainnya yang mirip, yaitu communicates yang mempunyai arti berbagai atau

menjadi milik bersama, sehingga komunikasi diartikan sebagai proses sharing

diantara pihak-pihak yang melakukan aktivitas komunikasi tersebut.12

Adapun menurut Carl Hovland, komunikasi adalah upaya sistematis

untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta

pembentukan pendapat dan sikap. Hovland juga menambahkan bahwa

komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication

is the process to modify the behavior of other individuals).13

Apabila kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha

agar sesuatu yang disampaikan kepada orang lain tersebut dipahaminya.

Paradigma Lasswel merupakan cara yang baik untuk menjelaskan

komunikasi, yaitu mengatakan sesuatu kepada siapa dan dengan efek apa.

Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai

jawaban dari pertanyaan tersebut, yaitu : komunikator, pesan, media,

12
Kismiyanti El Karimah dan Uud Wahyudin, Filsafat dan Etika komunikasi, (Bandung :
Widya Padjadjaran, 2010), hlm. 27
13
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 1999), hlm. 10

11
komunikan, dan efek. Jadi bisa kita simpulkan bahwa komunikasi

menurut Lasswel, adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator

kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

c. Unsur-Unsur Komunikasi

Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan oleh para

pakar komunikasi, jelas bahwa komunikasi antarmanusia hanya bisa

terjadi, jika ada seseorang yang bertindak sebagai penyampai pesan

kepada orang lain dengan tujuan tertentu, sebab komunikasi bisa terjadi

jika didukung oleh adanya komunikator, pesan, media, komunikan, dan

efek.

1. Pengirim Pesan (Komunikator)

Pengirim pesan (komunikator) adalah individu atau orang yang

mengirim pesan. Pesan atau informasi yang akan dikirimkan berasal

dari otak si pengirim pesan. Oleh sebab itu sebelum pengirim

mengirimkan pesan, si pengirim harus menciptakan dulu pesan yang

akan dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa

yang akan dikirimkan kemudian menyandikan /encode arti tersebut ke

dalam satu pesan. Sesudah itu baru dikirim melalui saluran (media).

2. Pesan

Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada penerima.

Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal. Pesan secara verbal

dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan

pesan yang secara lisan dapat berupa, percakapan tatap muka,

12
percakapan melalui telepon, radio dan sebagainya. Pesan nonverbal

dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara. isi

pesan bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau

propaganda.

3. Media

Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk

memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa

pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa

media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi

antarpribadi pancaindra dianggap sebagai media komunikasi. Selain

indra manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat,

telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi.14

4. Penerima (Komunikan)

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim

oleh sumber. Penerima terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam

bentuk kelompok, partai atau Negara. Penerima biasa disebut dengan

berbagai macam istilah seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau

dalam bahasa inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses

komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat

karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber. 15

14
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu…, hlm. 25
15
Ibid.., hlm. 26

13
1. Efek

Tujuan akhir dari proses komunikasi adalah munculnya efek. Efek

merupakan hasil dari komunikasi atau dampak yang didapatkan dari

komunikasi. Efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,

dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah

menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap

dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga

diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengerahuan,

sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.16

d. Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Dedy Mulyana, dalam Ilmu komunikasi suatu pengantar yang

dikutip oleh Aang Ridwan menyatakan ada empat macam fungsi

komunikasi, yaitu sebagai berikut.17

a) Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun

konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh

kebahagiaan, menghindari tekanan dan ketegangan, antara lain melalui

komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan

orang lain. Melalui komunikasi, kita bekerjasama dengan anggota

masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW,

desa, kota, dan Negara secara keseluruhan).

16
Ibid..,hlm. 27
17
Aang Ridwan, Filsafat Komunikasi, (Bandung : Pustaka Setia, 2013), hlm. 161-162

14
b) Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif dapat dilakukan, baik sendirian maupun

dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan

mempengaruhi orang lain, tetapi dapat sejauh komunikasi tersebut

menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi)

kita. Perasaan-perasaan tersebut, terutama dikomunikasikan melalui

pesan-pesan nonverbal.

c) Komunikasi Ritual

Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi

ritual yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas

sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan

sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of

passage, mulai upacara kelahiran, khitanan, ulang tahun,

pertunangan, pernikahan, dan banyak lagi. Dalam acara-acara itu,

orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku tertentu

yang bersifat simbolik. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk

komunikasi ritual tersebut menegaskan komitmen mereka kepada

tradisi keluarga, suku, bangsa, Negara, ideologi atau agama mereka.

d) Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum,

yaitu menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap,

dan keyakinan, dan mengubah perilaku, atau menggerakkan tindakan

untuk menghibur. Apabila diringkas tujuan tersebut dapat disebut

15
membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang bersifat

memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan

persuasive dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya

memercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat

dan layak untuk diketahui.

Pada umumnya tujuan komunikasi dapat mempunyai beberapa

tujuan antara lain :

1) Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti. Sebagai

pejabat ataupun komunikator kita harus menjelaskan kepada

komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya

dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang

dimaksudkan.

2) Memahami orang lain. Kita sebagai pejabat atau pimpinan harus

mengetahui benar aspirasi tentang apa yang diinginkannya,

jangan mereka menginginkan arah untuk pergi ke barat tetapi kita

memberikan jalan ke timur.

3) Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain. Kita harus

berusaha agar gagasan kita dapat diterima oleh orang lain

dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan

kehendak.

4) Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.

Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin

berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksudkan disini adalah

16
kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting

harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk

melakukaknnya.18

i. Pola Komunikasi

Sehubungan dengan kenyataan bahwa komunikasi adalah

sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas seorang manusia,

tentu masing- masing orang mempunyai cara sendiri, tujuan apa yang

didapatkan, melalui apa atau kepada siapa. Dalam formulasinya

Harold D. Laswell itu biasa disebut who (siapa), say what

(mengatakan apa), in which channel (lewat saluran mana), to whom

(kepada siapa), with what effect (efek apa yang diharapkan). Dan jelas

masing-masing orang mempunyai perbedaan dalam

mengaktualisasikan komunikasi tersebut, oleh karena itu, dalam

komunikasi dikenal pola-pola tertentu sebagai manifestasi perilaku

manusia dalam berkomunikasi.19

Beberapa sarjana Amerika membagi pola komunikasi

menjadi lima, yakni komunikasi antarpribadi (interpersonal

communication), komunikasi kelompok kecil (small group

communication), komunikasi organisasi (organizational

communication), komunikasi massa (mass communication) dan

komunikasi publik (public communication). Joseph A. Devito

18
H.A.W Widjaja, Komunikasi : Komunikasi dan Hubungan Masyarakat,-Ed.1, Cet.6-
(Jakarta : PT. Bumii Aksara, 2010 ), hlm. 10-11
19
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2007),

17
membagi pola komunikasi menjadi empat, yakni komunikasi

antarpribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik dan

komunikasi massa.20

1) Komunikasi Antarpribadi

Menurut Joseph A Devito komunikasi antarpribadi

adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua

orang atau diantara sekelompok kecil orang orang-orang, dengan

beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. (the process of

sending and receiving messages between two persons, or among a

small group of persons, with some effect and some immediate

feedback).

Berdasarkan definisi Devito itu, komunikasi antarpribadi

dapat berlangsung antara dua orang yang memang sedang berdua-

duaan seperti suami istri yang bercakap-cakap, atau antara dua

orang dalam suatu pertemuan, misalnya antara antara penyaji

makalah dengan salah seorang peserta suatu seminar.21

2) Komunikasi Kelompok Kecil

Komunikasi kelompok (group communication) berarti

komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan

sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Seperti

telah diterangkan di muka, apabila komunikan seorang atau dua

20
Ibid., hlm. 28
21
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti, 2003), hlm. 60

18
orang itu termasuk komunikasi antarpribadi.

Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit,

bisa banyak. Apabila jumlah orang yang dalam kelompok itu

sedikit yang berarti kelompok itu kecil (small group

communication), jika jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya

besar dan dinamakan komunikasi kelompok besar (large group

communication).22 Komunikasi kelompok besar ini juga bisa

berupa organisasi.

Komunikasi kelompok kecil (small/micro group

communication) adalah komunikasi yang ditujukan kepada kognisi

komunikan dan proses berlangsungnya secara dialogis. Dalam

prosesnya komunikator menunjukkan pesannya kepada benak atau

fikiran komunikan, misalnya kuliah, ceramah, diskusi, seminar,

rapat, dan lain-lain. Dalam situasi komunikasi seperti itu logika

berperan penting. Komunikan akan dapat menilai logis tidaknya

uraian komunikator.23

3) Komunikasi Organisasi
Organisasi dibentuk melalui komunikasi ketika individu di

dalamnya saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan

individu dan tujuan bersama. Proses komunikasi yang terjadi dalam

organisasi menghasilkan berbagai hal seperti hubungan

kewenangan, terciptanya peran, adanya jaringan komunikasi, dan

22
Ibid, hlm. 75
23
Ibid, hlm. 76

19
iklim organisasi.24 Komunikasi yang dilakukan antara individu dan

kelompok dalam organisasi merupakan bagian penting dari proses

organisasi yang berlangsung terus- menerus (ongoing organizing

process).25

Dalam hal ini tujuan komunikasi dalam proses organisasi

tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual

undersantanding). Pendek kata agar terjadi penyetaraan dalam

kerangka refrensi (frame of refrences) maupun bidang pengalaman

(field of experiences). Meskipun nyaris mustahil menyamakan

ranah kognitif individu-individu dalam organisasi, tetapi melalui

kegiatan komunikasi yang terencana dan subtansi isinya terdesain,

minimal terjadi proses (deffusi) dimensi-dimensi organisasi pada

setiap orang.

Dimensi-dimensi yang dimaksud misalnya : Misi organisasi, Visi,

nilai, strategi, prospek, dan sebagainya.26 Pada dasarnya kesuksesan

dalam organisasi tidak terlepas dari kesuksesan komunikasi pada

individu dan kelompok dalam organisasi.

Keselarasan antara komunikasi dan organisasi yang tidak

dapat dipisahkan memberikan definisi dari para pakar komunikasi.

Goldhaber memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai

24
Morissan, Teori Komunikasi : Individu Hingga Massa, (Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group, 2013), hlm. 383
25
Ibid, hlm. 384
26
Redi Panuju, Komunikasi Organisasi : Dari Konseptual-Teoritis Ke Empirik,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 2-3

20
berikut, “organizational communication is the process of creating

and exchanging messages whitin a network of interdependent

relationship to cope with environmental unicertainty”. Atau dengan

kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan

saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling

tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak

pasti atau yang selalu berubah---ubah.27

Komunikasi organisasi dapat didenisikan sebagai

pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi

yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu

organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam

hubungan- hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan

berfungsi dalam suatu lingkungan.28

Didalam komunikasi internal organisasi terbagi menjadi

tiga kegiatan, yaitu komunikasi vertical (vertical communication),

komunikasi horizontal (horizontal communication), dan

komunikasi diagonal (diagonal communication).

27
Arni Muhammad, Komunikasi.………., hlm. 67
28
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, (Penerjemah) : Deddy Mulyana, Komunikasi
Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2006), hlm. 31

21
1. Komunikasi Vertikal

a. Pengertian komunikasi vertikal

Komunikasi vertical, yakni komunikasi dari atas ke

bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas

(upward communication) adalah komunikasi dari pimpinan

ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal

balik (two traffic communication).29

Komunikasi vertikal dalam organisasi sangat

memiliki kontribusi yang cukup besar dalam perjalanan

organisasi. Komunikasi dari puncak pimpinan kepada

bawahan sangat diperlukan dalam merelevansikan apa yang

menjadi tujuan organisasi yang akan dilakukan oleh

bawahan. Semakin jelas dan intens komunikasi yang

dilakukan oleh pimpinan maka semakin kecil kemugkinan

terjadinya kesalah pahaman pesan pada pelaksanaan tugas

yang disampaikan oleh pimpinan.

b. Bentuk komunikasi vertikal

Terkait bentuk komunikasi vertikal, arni

Muhammad mengklasifikasikan ke dalam beberapa tipe,

secara umum komunikasi ke bawahan dapat

diklasifikasikan atas lima tipe, yaitu :

29
Onong Ucjana Efendy, Human Relations dan Public Relations, (Bandung : Mandar
Maju, 1993), hlm. 18

22
1) Instruksi tugas

Instruksi tugas/ pekerjaan, yaitu pesan yang

disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang

diharapkan dilakukakn mereka dan bagaimana

melakukannya.

2) Rasional

Rasional pekerjaan adalah pesan yang

menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana

kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam

organisasi atau objek organisasi.

3) Ideology

Pesan mengenai ideology ini adalah merupakan

perluasan dari pesan rasional

4) Informasi

Pesan informasi dimaksudkan untuk

memperkenalkan bawahan dengan praktik-praktik

organisasi, peraturan- peraturan organisasi,

keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak

berhubungan instruksi dan rasional.

5) Balikan

Balikan adalah pesan yang berisi informasi

mengenai ketepatan individu dalam melakukan

pekerjaan. Salah satu bentuk sederhana dari balikan ini

23
adalah pembayaran gaji karyawan yang telah siap

melakukan pekerjaannya, berarti pekerjaannya sudah

memuaskan. Tetapi jika pekerjaannya kurang baik,

balikannya mungkin berupa kritik atau peringatan.30

c. Fungsi komunikasi vertikal

Merhaeni Fajar mengemukakan beberapa fungsi dari

komunikasi antara bawahan mengirim pesan kepada atasan.

Fungsi arus komunikasi dari bawahan ke atas ini adalah :

1) Menyampaikan informasi tentang pekerjaan ataupun tugas

yang sudah dilaksanakan.

2) Menyampaikan informasi tentang persoalan- persoalan

pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan

oleh bawahan.

3) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan.

4) Menyampaiakan keluhan dari bawahan tentang dirinya

sendiri maupun pekerjaan.31

2. Komunikasi Horizontal

a. Pengertian komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara

mendatar, misalnya antara anggota staf dengan anggota

staf, pegawai tingkat menengah dengan tingkat menengah

30
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ………, hlm. 108-109
31
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2009),hlm. 122-123.

24
atau pegawai rendahan dengan berpangkat rendah pula.32

b. Bentuk komunikasi horizontal

Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat

koordinatif, dan merupakan hasil dari konsep spesialisasi

organisasi. Sehingga komunikasi ini dirancang guna

mempermudah koordinasi dan penanganan masalah.33

c. Fungsi komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal dalam organisasi

pemerintah, organisasi sosial maupun organisasi swasta

sangat dibutuhkan, karena komunikasi ini sangat berfungsi

bagi seluruh anggota organisasi, baik bagi manajemen

puncak, anggota organisasi tingkat mengengah, maupun

anggota tingkat paling bawah.

Pesan yang mengalir mennurut fungsi dalam

organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya

berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan

kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah,

penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi.34

3. Komunikasi Diagonal

Hubungan antara seluruh individu yang terdapat di

dalam internal organisasi selain menggunakan bentuk

32
Onong Uchjana Efendy, Human Relations…….hlm. 20
33
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 1984), Edisi 2,
hlm.282
34
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 1984), Edisi 2,
hlm.282

25
komunikasi vertikal dan horizontal, dapat pula menggunakan

komunikasi diagonal. Komunikasi diagonal juga memiliki

kontribusi yang cukup tinggi di dalam organisasi walaupun

terkadang komunikasi ini terjadi diluar perencanaan

komunikasi organisasi.

Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan

komunikasi silang (cross communication) adalah komunikasi

dalam organisasi antara seseorang dengan orang lain yang

satu sama lain berbeda dalam kedudukan dan bagian.35

4) Komunikasi Massa

Menurut Bittner, komunikasi massa adalah pesan

yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

besar orang (mass communication is messages

commmuncated through a mass medium to a large number of

people). 36

Gerbner menulis, “Mass communication is the

technologically and institutionally based production and

distribution of the most broadly shared continuous flow of

messages in industrial societies” (komunikasi massa adalah

produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan

lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas

35
Onong Uchajan Efendy, Human Relations……..hlm. 21
36
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah, Komunikasi Massa : Suatu
Pengantar, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2007), hlm. 3

26
dimiliki orang dalam masyarakat industri).37

Berdasarkan definisi-definsi diatas, di sini

komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang

ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,

heterogen, dan anonim melalu media cetak atau elektronik

sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan

sesaat.38

5) Komunikasi Publik

Komunikasi publik juga tidak kalah penting dari

pola komunikasi lainnya. Yang dimaksud komunikasi publik

adalah adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang

berada dalam organisasi atau yang di luar organisasi, secara

tatap muka atau melalui media.39

Dalam komunikasi publik, satu orang ditunjuk

sebagai pembicara dan yang lainnya sebagai pendengar yang

merupakan peranan pelengkap, atau khalayak pendengar.

Para peserta tetap bertatap muka dan tetap mengirim dan

menerima rangsangan komunikatif. Setiap orang yang pernah

berbicara di depan khalayak yang anggota-anggotanya

sedang membaca, tidur, atau melakukan hal lain yang

menunjukkan kurang perhatian, mengetahui betul bahwa para

37
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2007), hlm. 188
38
Ibid, hlm. 189
39
Arni Muhammad, Komunikasi……, hlm. 197

27
pendengar itu tetap dianggap mengirim dan menerima

pesan.40 Meskipun tidak seimbang, komunikasi publik tetap

merupakan komunikasi tatap muka dan kita sering

menjumpai diri kita berpartisipasi di dalamnya sebagai

pembicara atau pendengar.

Secara garis besar ada tiga aspek pengalaman

komunikasi publik. Yaitu, Pertama, komunikasi komunikasi

publik cendrung terjadi di tempat-tempat yang biasanya

dianggap sebagai tempat publik. Kedua, pembicaraan publik

lebih merupakan kesempatan mengemukakan masalah sosial

daripada kesempatan mengemukakan masalah-masalah

informal dan tidak terstruktur. Biasanya pembicaraan publik

direncanakan lebih dulu, mungkin ada agendanya dan acara

lainnya dapat mendahului dan mengikuti

penampilan pembicara. Ketiga, komunikasi publik

melibatkan norma perilaku yang relatif jelas.41

3. Kepemimpinan

a. Pengertian Pemimpin

Pemimpin merupakan faktor penentu dalam meraih sukses

bagi sebuah organisasi. Sebab pemimpin yang sukses akan mampu

mengelola organisasi, dapat memengaruhi orang lain secara

40
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, (Penerjemah) : Deddy Mulyana, Human
Communication : Konteks-Konteks Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.
111.
41
Ibid, hlm. 112

28
konstruktif, dan mampu menunjukkan jalan serta tindakan benar yang

harus dilakukan secara bersama-sama.

Adapun definisi pemimpin yang dikutip oleh Muhammad

Munir dan Wahyu Ilaihi, Henry Pratt Fairchild menyatakan bahwa

pemimpin dalam pengertian luas adalah seorang yang memimpin

dengan jalan memprakasai tingkah laku sosial dengan cara mengatur,

menggerakkan, mengorganisir, dan mengontrol usaha atau upaya

orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan, dan posisi. Dalam

pengertian terbatas, pemimpin adalah orang yang membimbing,

memimpin, dan penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.42

Kartini Kartono, mengatakan bahwa pemimpin adalah

pribadi yang memiliki kecakapan khusus dengan atau tanpa

pengangkatan resmi untuk dapat mempengaruhi kelompok yang

dipimpinnya untuk melakukan usaha bersama mengarah kepada

sasaran-sasaran tertentu,

selanjutnya Terry, Mengatakan kepemimpinan adalah

hubungan di mana satu orang yakni pemimpin mempengaruhi pihak

lain untuk dapat bekerja sama dalam upaya mencapai tujuan.43

b. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi kepemimipinan adalah banyak dan bervariasi,

tergantung dari problem pokok yang akan dicapai oleh kelompok itu.

42
Muhammad Munir dan Wahyu ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2006), hlm. 219
43
Marno, Islam By Management and Leadership : Tinjauan Teoritis Dan Empris
Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta : Lintas Pustaka Publisher, 2007), hlm. 37

29
Reven dan Rubin menyebutkan 4 (empat) fungsi pemimpin yaitu : 44

1. Membantu menetapkan tujuan kelompok.

Pemimpin adalah pembuat polisi (policy) membantu

kelompok dalam menetapkan tujuan apa yang hendak dicapai.

Kemudian merumuskan rencana kerja guna mencapai tujuan yang

sudah ditetapkan. Sebagai pelaksana, pemimpin mengkoordinir

kegiatan-kegiatan semua anggota kelompok sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan.

2. Memelihara kelompok

Selama perjalanan kegiatan kelompok, tak dapat dielakan

terjadi ketidakcocokan diantara anggota yang sering diikuti

ketegangan dan permusuhan. Pemimpin dapat diharapkan dapat

meredakan ketegangan, perbedaan pendapat, dan secara umum

menjaga keharmonisan kelompok.

3. Memberi simbol untuk identifikasi.

Anggota kelompok suatu ketika memerlukan symbol dimana

mereka dapat mengidentifkasikan dirinya seperti misalnya: bendera,

slogan atau simbol-simbol yang lain, misalnya untuk gerak jalan dan

sebagainya. Pemimpin itu sendiri kadang-kadang juga sebagai

simbol dari kelompoknya. Dengan mengidentifkasi dirinya dengan

pemimpinnya, diharapkan dapat dijaga kesatuan kelompok.

44
H. Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 144-145

30
4. Mewakili kelompok terhadap kelompok lain.

Pemimpin mewakili kelompok dalam hubungannya dengan

kelompok atau orang lain, ia diharapkan dapat memecahkan

problem dan ketegangan-ketegangan di antara kelompok lain

terhadap tujuan umum.

c. Gaya Kepemimpinan

Dalam proses pelaksanaan kepemimpinan, tentu seorang

pemimpin memiliki gaya tersendiri dalam melaksanakan

kepemimpinannnya. Alvin A. Goldberg dan Carl E. Larson, mengutif

tiga gaya kepemimpinan yang diuraikan oleh Lewin, Lippitt, dan

White, yaitu gaya kepemimpinan otoriter, demokratis, dan laissez

faire.45

a) Kepemimpinan Laissez Faire

Kepemimpinan laissez faire pada dasarnya menunjukkan

suatu pola pengabdian yakni dimana pemimpin yang dipilih atau

tokoh berwenang dalam suatu kelompok berusaha menghindari

suatu tanggung jawab terhadap para pengikutnya. Orang dewasa

yang bertindak sebagai pemimpin laissez faire dalam penelitian

Lewin menghindari partisipasi dan menganut suatu sikap yang tak

acuh terhadap anak-anak di dalam kelompok mereka. Mereka

menyediakan materi dan informasi hanya apabila diminta dan

45
Alvin A. Goldberg dan Carl E. Larson, Komunikasi Kelompok : Proses – Proses
Diskusi dan Penerapannya, (Jakarta : UI-Press, 2006), hlm. 161

31
bahkan jarang tidak sama sekali member pujian dan kritik.

b) Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter lebih cendrung mencerminkan gambaran

tentang manusia yang negative, pesimis, dan mengecilkan hati.

Pemimpin otoriter dalam penelitian lewin, Lippit dan White

mengekspoloitir ketergantungan pengikutnya dengan cara

menentukan kebijaksanaan kelompok tanpa berkonsultasi terlebih

dahulu pada anggotanya, dengan mendikte tugas pada kelompok,

menetapkan prosedur dalam mencapainya, menguji dan

mengeritik anggota kelompok secara subjektif serta menganut

sikap yang mengambil jarak dan formal. Komunikasi dalam

kelompok tersebut pada dasarnya dilakukan melalui pemimpin,

para anggota tidak dianjurkan untuk berkomunikasi secara

langsung satu sama lain.

c) Kepemimpinan Demokratis

Pandangan seorang pemimpin yang demokratis terhadap

orang lain lebih optimis dan positif daripada pandangan otoriter. Ia

berpendapat orang mampu mengarahkan diri-sendiri dan berusaha

menyajikan kepada pengikut-pengikutnya suatu kesempatan untuk

tumbuh, berkembang, dan bertindak sendiri (self-actualization).

Dalam penelitian Lewin, Lippitt, dan White, pemimpin demokratis

mendukung komunikasi di antara para anggota kelompok dengan

cara mendorong mereka untuk menentukan sendiri kebijaksanaan

32
dan kegiatan kelompok.

Berbeda dengan Lewin dan kawan-kawan, Kartono

menjelaskan lebih banyak tetang gaya kepemimpinan. Yaitu

membagi atas lima kelompok, sebagai berikut :46

a) Autractic Leadership, yaitu kepemimipinan yang berdasarkan

pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipenuhi,

seorang pemimpin yang autokratik menganggap semua

pengambilan keputusan, pengarahan, motivasi dan mengawasi

bawahan terpusat pada pimpinan.

b) Democratic Leadership, yaitu pimpinan yang dalam mengambil

keputusan dalam memberikan kebebasan pada bawahan,

sehingga bawahan tidak terlalu tertekan untuk mengambil

keputusan yang dianggap baik.

c) Participative Leadership, yaitu pimpinan menggunakan gaya

partisipatif berarti dalam menjalankan kepemimpinannya

dengan konsultasi, pemimpin mendorong bawahan agar

meningkatkan kemampuannya dan penerimaan tanggung jawab

yang lebih besar. Namun pengambil keputusan tetap pada

atasan.

d) Goal Oriented Leadership, yaitu pimpinan yang berorientasi

pada tujuan yang hendak dicapai sehingga gaya kepemimpinan

46
Abdurrahman, Analisis Gaya Kepemimpinan : Partisipatif dan Konflik Fungsional
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, (Yogyakarta : Genta Press, 2009), hlm. 25-26

33
yang dilakukan untuk memotivasi para bawahan bekerja pada

tingkat yang paling tinggi.

e) Situational Leadership, yaitu gaya kepemimpinan yang

dilakukan berdasarkan pada situasi yang berbeda, sehingga

kepemimpinan situasional dianggap yang paling efektif

dilakukan.

4. Rumah Pintar

1. Pengertian Rumah Pintar

Rumah Pintar sebagai salah satu program pendidikan berbasis

masyarakat, dalam pengelolaannya bisa fleksibel.Artinya bisa di

selenggarakan oleh beberapa kalangan, baik secara individu

(perorangan) maupun kerja sama antar kelompok

masyarakat,organisasi, yayasan LSM dan lain-lain. Program ini bisa

dilaksanakan di setiap posyandu pada tiap-tiap kelurahan yang

dikelola oleh ibu PKK. Sebagaimana yang dicontohkan oleh

solidaritas isteri kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB). Dalam tukisan

ini, akan di bahas tentang tujuan, manfaat dan strategi pengelolaan

rumah pintar.

Untuk proses pengembangan Rumah Pintar harus dijalin

kerjasama antara lain dengan perguruan tinggi perpustakaan

daerah,Dinas Pendidikan Luar Sekolah Kabupaten/Kota dan lembaga-

lembaga yang relavan lainnya. Rumah pintar harus dikelola secara

profesional dan tranparan pengelolaan ditangani oleh tim yang

34
disiapkan dan melibatkan partisipasi tokoh masyarakat sekitar Rumah

pintar berada. Untuk menjalankan kegiatan Rumah Pintar diperlukan

sumberdaya manusia yang memadai baik dari segi pengalaman

mengelola lembaga pendidikan.

2. Tujuan dan manfaat Rumah Pintar

Adapun tujuan dan manfaat Rumah Pintar,serta manfaat yang bisa

didapatkan dari adanya rumah pintar adalah sebagai berikut:

1. Memperluas wawasan pengetahuan peserta didik melalui media

teknologi digital

2. Memberikan bekal keerampilan hidup (Life Skill) pada peserta

didik agar siap hidup mandiri.

3. Memberdayakan dan mengangkat masyarakat dari keterbelakangan

pendidikan dan pengetahuan sekaligus sebagai lembaga pelatihan

keterampilan dan informasi teknologi

4. Agar masyarakat didaerah terpencil juga bisa menikmati fasilitas

yang tersedia,sehinggapengetahuannya tidak tertinggal dengan

masyarakat di perkotaan.

5. Diharapkan akan menjadi wadah pembelajaran bagi anak-anak usia

dini sekaligus pengembangan potensi masyarakat.

3. Strategi Pengolaan Rumah Pintar

Rumah Pintar sebagai upaya pe,berdayaan masyarakat menuju

Indonesia pintar akan tetap eksis jika dalam pengelolaan rumah pintar

mempertahankan prinsip-prinsip dasar pendidikan berbasis masyarakat

35
yakni:47

1. Tumbuh dan berkembang,dibiayai dan dikelola oleh dan untuk

kepentingan masyarakat.

2. Keterlibatan berbagai kalangan yang mempunyai kepedulian pada

pemberdayaan masyarakat melalui program pendidikan.

3. Menjadikan masyrakat sebagai sumber atau rujukan dalam

penyelenggaraan program pendidikannya.

4. Masyarakat merasakan adanya kebermaknaan dari program-

program belajar yang disajikan Rumah Pintar bagi kehidupan

masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kultur masyarakat.

5. Dikelola secara profesional dan tranfaran.

4. Prosfek Rumah Pintar

Mencermati konsep dan realitas perkembangan Rumah Pintar

yang relatif pesat, model pemberdayaan pendidikan berbasis

masyarakat ini sangat prosfektif.

Berdirinya Rumah Pintar di tempat-tempat strategis dengan

fasilitas yang lengkap,akan menambah gairah masyarakat untuk belajar

dan masyarakat akan merasa terlayani kebutuhan pendidikannya.

Masyarakat khususnya anak-anak akan merasa senang dan bisa betah

berlama-lama tinggal di Rumah Pintar untuk membaca, mencari

informasi,menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman serta bisa

mengikuti berbagai bimbingan yang diselenggarakan. Dengan

47
Muhria Lanlan,Tujuan,Manfaat Dan Strategi Pengelolaan Rumah Pintar, 31 oktober
2016.

36
sendirinya cepat atau lambat, jika Rumah Pintar ini terus eksis,akan

menghasilkan generasi yang cerdas, kreatif, berpengetahuan, memiliki

pengalaman dan keterampilan (Skill) yang memadai untuk bisa hidup

layak di masa mendatang.

Hadirnya Rumah Pintar sebagai salah satu upaya pemberdayaan

masyarakat pada sektor pendidikan sanagtlah penting. Paling tidak

dapat memberikan kesempatan pada masyarakat yang tidak tersentuh

oleh pendidikan formal untuk dapat memanfaatkannya. Melalui

pemberdayaan pendidikan diharapkan masyarakat dapat memperoleh

berbagai pengetahuan dan pengalaman.Bahkan keterampilan yang

sangat berguna bagi kehidupan masa yang akan datang.

5. Komitmen Keberlangsungan Rumah Pintar

Eksistensi Rumah Pintar ini tergantung pada komitmen semua

pihak; Terutama pemerintah yang mempunyai kebijakan dan kekuatan

dana yang bisa digulirkan untuk mendanai berbagai program.

Diperlukannya komitmen dalam hal ini mengingat tidak sedikit

program yang pernah digulirkan atas nama “Kepentingan Rakyat”.

Namun berujung pada ketidak jelasan orientasi. Hal ini sering terjadi

karena tidak adanya perencanaan dan analisis yang matang. Akhir dari

semua ini dapat disimpulkan merupakan program “coba-coba” bahkan

hanya sekedar menghamburkan uang Negara yang itu juga bersumber

dari rakyat. Karena itu, rumah pintar akan eksis dan memiliki prospek

yang bagus dalam mewujudkan Indonesia Pintar, jika dalam

37
pengelolaan rumah pintar direncanakan dengan matang dan adanya

komitmen dari semua pihak demi tujuan rumah pintar didirikan. Di

lihat / di evaluasi secara simultan bagaimana proses dan hasilnya

dengan melibatkan masyarakat.

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif

karena penenelitian kualitatif adalah sebuah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, misalnya keadaan masyarakat, perilaku, persepsi, motivasi, dan

tindakan yang dilakukan.48

Metode deskriptif menitikberatkan pada observasi dan suasana

alamiah (Naturalistis Setting). Dengan suasana alamiah yang dimaksud

bahwa peneliti terjun langsung ke lapangan. Peneliti tidak berusaha untuk

memanipulasi variabel.49 Sehingga data yang diperoleh menjadi konkrit.

Pendekatan penelitian ini juga mampu memberikan pengetahuan

dan pengalaman secara langsung kepada peneliti karena peneliti merasakan

secara pribadi apapun yang terjadi di lapangan sehingga segala sesuatu

yang terjadi mampu dijelaskan kembali oleh peneliti secara detail dan

sesuai dengan teori dan praktik.

Melalui pendekatan ini juga peneliti mengetahui secara langsung

48
Lexi J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya,2006), hlm. 6
49
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik,
(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 24-25

38
bagaimana situasi dan kondisi yang terjadi di Rumah Pintar yang akan

menjadi tempat penelitian.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan

ketika melakukan penelitian, dalam hal ini peneliti tidak hanya berposisi

sebagai peneliti tetapi juga menempatkan diri bagian dari objek penelitian.

Hal ini dilakukan untuk lebih memudahkan peneliti mendapatkan

keabsahan data.

3. Sumber Data

Untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat, peneliti

menggunakan dua jenis data yakni data Primer dan data Skunder.

a) Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden

berupa hasil temuan observasi serta wawancara dengan pihak-pihak

instansi yang bersangkutan dalam hal ini Kepala pimpinan Rumah

Plntar Desa Kabar.

b) Data Skunder akan diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang terdapat

dalam buku, jurnal, internet, dokumentasi dan arsip-arsip Rumah

Pintar serta literatur lain yang berkaitan dengan penelitian strategi

komunikasi pimpinan Rumah Pintar dalam mempertahankan eksistensi

anak didik.

39
4. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Dalam metode observasi yang dilaksanakan, peneliti menggunakan

pendekatan teori observasi yang dikemukakan oleh Larry Cristense yang

menyatakan bahwa “In research, observation is define as watching of

behavioral patterns of people in certain situations to obtain information

about phenomenon of intrest. Observation is an important way of

collecting information about people because people do not always do what

they say do ”. Dalam penelitian, observasi diartikan sebagai pengamatan

terhadap pola perilaku manusia dalam situasi tertentu, untuk mendapatkan

informasi tentang fenomena yang diinginkan. Observasi merupakan cara

yang penting untuk mendapatkan informasi yang pasti tentang orang,

karena apa yang dikatakan orang belum tentu sama dengan apa yang

dikerjakan.50

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat

dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan

observasi non participant observation.

1) Observasi Partisipan (Participant Observation)

Dalam observsi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-

hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber

data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut

melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, ikut merasakan

50
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), ( Bandung : Alfabeta,
2014), hlm. 196-197

40
suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang

diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada

tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

2) Observasi Non Partisipan (Non Participant Observation)

Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung

dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam

observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya pengamat

independen.51

Observasi yang digunakan dalam penelitian adalah observasi

partisipan (participant observation), karena dilakukan langsung

kepada objek yang diteliti yakni pada pimpinan Rumah Pintar dan

mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan, guna untuk memperolah

data yang lebih aktual.

b. Metode Wawancara

Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan

keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta

pendirian-pendirian itu merupakan suatu pembantu utama dari metode

observasi (pengamatan).pelaksanaan wawancara tidak hanya sekali atau

dua kali, melainkan berulang-ulang dengan intensitas yang tinggi. Menurut

S. Margono, wawancara dapat dibedakan dalam 2 (dua) jenis, yaitu

sebagai berikut :

51
Ibid, hlm. 197

41
1) Wawancara Berstruktur

Dalam wawancara bersteruktur, pertanyaan dan alternatif

jawaban yang diberikan kepada interviewer telah ditetapkan terlebih

dahulu. Keuntungan pendekatan ini adalah bahwa pendekatan ini telah

dibakukan. Oleh karena itu, jawabannya dapat dengan mudah

dikelompokkan dan dianalisis. Kelemahannya, pendekatan ini kaku

dilakukan, dalam teknik ini dapat meningkatkan reliabilitas wawancara,

tetapi dapat menurunkan kemampuannya mendalami persoalan yang

diselidiki.

2) Wawancara Tak Terstruktur

Wawancara ini lebih bersifat informal. Pertanyaan- pertanyaan

tentang pandangan hidup, sikap, keyakinan subjek, atau tentang

keterangan lainnya dapat diajukan secara bebas kepada subjek.

Wawancara seperti ini bersifat luwes dan biasanya direncanakan agar

sesuai dengan subjek dan suasana pada saat wawancara dilaksanakan.

Teknik wawancara ini tidak dapat segera dipergunakan untuk

pengukuran, mengingat subjek mendapat kebebasan untuk mejawab

sesuka hatinya, dan pertanyaan yang diajukan interviewer dapat

menyimpang dari rencana semula. Namun, wawancara semacam ini

dapat membantu menciptakan dan menjelaskan dimensi-dimensi yang

ada dalam topik yang sedang dipersoalkan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tak

terstruktur karena peneliti berusaha mendapatkan informasi awal

42
tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga

peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa

yang harus diteliti. Dan untuk mendapatkan gambaran permasalahan

yang lengkap, maka peneliti akan melakukan wawancara kepada

pimpinan Rumah Pintar Desa Kabar.

c. Metode Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya

catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi,

peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,

gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Metode mengumpulkan data dalam bentuk dokumen akan

dilaksanakan peneliti untuk lebih menvalidkan data. Teknik Analisis

Data

Analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau

fokus kajian menjadi bagian-bagian sehingga susunan atau tatanan

bentuk sesuatu diurai itu tampak dengan jelas karenanya bisa secara

lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk

perkaranya. Data kualitatif merupakan sumber dari deskripsi yang luas

dan berlandaskan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-

proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Dengan data kualitatif kita

dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis,

43
menilai sebab akibat dalam lingkup penelitian. Data kualitatif dapat

membimbing peneliti untuk memperoleh temuan yang tak terduga

sebelumnya serta untuk membentuk kerangka teori baru. Data kualitatif

membantu peneliti untuk melangkah lebih jauh dari kerangka kerja

awal.52

Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secaraterumenerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.53Jadi

data yang didapatkan valid dan akurat.

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis induktif, yaitu melakukan analisis data yang berangkat dari

kasus atau peristiwa yang bersifat khusus, kemudian melakukan

generalisasi dengan mengambil kesimpulan yang bersifat umum.

Analisis data dalam penelitian ini hanya menggunakan analisis induktif

saja karena metode ini dianggap pas dan bisa dipergunakan dalam

penelitian kualitatif ini.

5. Uji Validitas Data

Dalam melakukan pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan beberapa teknik uji validitas data, yaitu :

1) Perpanjangan Pengamatan

52
Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung : Alpabeta, cv : cetakan 6, 2014), hlm. 200-201
53
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2013), hlm. 246

44
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,

melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan narasumber yang

pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan

ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin

terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin

terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang

disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk rapport, maka telah terjadi

kewajaran dalam penelitian, dimana kehadiran peneliti tidak lagi

mengganggu perilaku yang dipelajari.54

2) Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara

lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka

kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan

sistematis. Dengan ketekunan ini, maka peneliti dapat melakukan

pengecekan kembali apakah data yang ditemukan itu salah atau tidak.

Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat

memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang

diamati.55

3) Triangulasi

Triangulasi dimaksudkan untuk memeriksa keabasahan data

dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk melakukan

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang

54
Sugiyono, Metode Penelitian … hlm. 366-367
55
Ibid, hlm. 368

45
sudah ada. Oleh karena itu peneliti menggunakan triangulasi data yang

diorientasikan pada fokus penelitian yang diteliti yaitu dengan

memperdalam observasi lapangan (lokasi penelitian).56

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Dalam penulisannya

mengacu kepada pedoman penulisan skripsi UIN Mataram. Penulisan skripsi

ini menggunakan bahasa Indonesia yang baik, tentang struktur kalimat

maupun kata. Tidak lupa juga menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang

disempurnakan dan mengacu kepada kamus besar bahasa Indonesia.

Pada Bab I, yaitu pendahuluan, peneliti mengungkapkan latar

belakang masalah sehingga memunculkan keinginan untuk mengkaji

permasalahan yang menjadi tema dasar dari penelitian ini. Termasuk juga

dalam bab ini diantaranya fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,

telaah pustaka, dan kerangka teoritik yang menjadi acuan teori dari penelitian

lapangan ini. Kemudian dalam bab ini juga terdapat serangkaian metode

penelitian yang peneliti gunakan dalam melakukan penelitian, yang termasuk

didalamnya adalah pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, sumber data,

teknik pengumpulan data dan uji validitas data.

Pada Bab II, yang berisi paparan data dan temuan dari penelitian yang

ditemukan di lapangan. Dalam hal ini peneliti mencoba menggambarkan

secara singkat tentang gambaran lokasi penelitian, keadaan pemerintahan,

keadaan penduduk, keadaan pendidikan, gambaran strategi komunikasi

56
Lexi J. Meleong, Metodologi Penelitian …hlm. 325

46
pimpinan Rumah Pintar dan temuan –temuan dalam melakukan penelitian

serta tanggapan dari beberapa responden tentang pembahasan dari penelitian

ini.

Pada Bab III, berisi tentang pembahasan dari penelitian ini yang

termasuk didalamnya adalah proses dari analisa peneliti dalam melakukan

penelitian di lapangan yang berdasar dari paparan data dan temuan-temuan

penelitian yang telah dipaparkan pada bab II.

Pada Bab IV, berisi tentang penutup yang memuat kesimpulan dan

saran- saran dalam penelitian ini.

47
BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Rumah Pintar Desa Kabar

1. Sejarah Rumah Pintar Desa Kabar

Desa Kabar pada awalnya merupakan salah satu Dusun yang berada

di bawah Pemerintahan Desa Rumbuk, dan pertama kali dihuni oleh

manusia pada tahun 1700 M. penduduk dusun Kabar pada waktu itu

berjumlah kurang lebih 10 orang yang berasal dari berbagai wilayah

diantaranya dari Kabupaten Sumbawa, Bagek Nyaka Desa Aikmel

Kecamatan Aikmel, Desa Korleko Kecamatan Labuan Haji dan Desa

Montong Tangi Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur. 57

Wilayah Dusun Kabar sebelum diadakan pemekaran pada tahun

1928 masih dalam wilayah Pemerintahan Desa Rumbuk Kecamatan

Sakra Kabupaten Lombok Timur. Sejak terjadinya pemekaran Desa maka

untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat telah

dibentuk wilayah pemerintahan sebanyak 2 bagian yang dipimpin oleh

seorang keliang, masing-masing antara lain:

a. Kekeliangan Kabar

b. Kekeliangan Presak

Sejalan dengan laju tingkat perkembangan sosial ekonomi

masyarakat maka dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat pada tahun 1983 sesuai dengan Perda Kabupaten Lombok

57
Arsip Profil Desa Kabar, Dikutip Tanggal 28 Mei 2018.

48
Timur No.7 tahun 1981 istilah Kekeliangan dirubah menjadi Dusun dan

sekaligus meningkatkan fungsi dan peran sebagai suatu Pemerintahan di

bawah Pemerintahan Desa yang dibagi menjadi 2 wilayah Kekeliangan

dikembangkan menjadi 4 Dusun, tiap-tiap Dusun dipimpin oleh seorang

Kepala Dusun yang masing-masing antara lain:

a. Dusun Kabar Utara

b. Dusun Kabar Selatan

c. Dusun Presak Bongkot

d. Dusun Presak Idik.

Pada tahun 2012, berdasarkan Perda No. 7 Tahun 2011 Desa Kabar

dengan jumlah dusun tersebut di atas dimekarkan lagi menjadi 2 (dua)

Desa yaitu Desa Kabar (Induk) dan Desa Peresak (Pemekaran). Setelah

Pemekaran, maka secara Administrasi Desa Kabar memiliki 5 (lima)

Dusun, yakni :

a. Dusun Kabar Utara

b. Dusun Kabar Selatan

c. Dusun Perenang

d. Dusun Dasan Agung

e. Dusun Terentem.58

58
Ibid.,

49
2. Rumah Pintar

Konsep Rumah Pintar yang digagas oleh Ibu Negara Republik

Indonesia, Ibu Ani Susilo Bambang Yudoyono dan Solidaritas Istri Kabinat

Indonesia Bersatu (SIKIB) menjadi dasar pembentukan Rumah Pintar Desa

Kabar. Rumah pintar ini wujud idealisme tokoh masyarakat di dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat di dalam pembentukan karakter

dan kepribadian masyarakat khususnya di Desa Kabar. Idealisme ini sejalan

dengan kemauan aparatur pemerintah di Desa Kabar. kelahiran rumah pintar

ini tidak terlepas dari peran tokoh-tokoh masyarakat termasuk bapak kepala

desa, yang secara tanggap mampu menangkap pemikiran ibu negara

sehingga diterjemahkan kedalam kegiatan riil yang memberikan kontrinusi

bagi masyarakat. Kesadaran tokoh masyarakat ternyata mampu memberikan

penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya sebuah wadah kegiatan

yang mampu menjebatani antara kebutuhan masyarakat dengan fasilitas dan

penyelenggara, sehingga keterpaduan dan keinginan bersama tersebut

melahirkan Rumah Pintar sebagai wadah kegiatan masyarakat tersebut.

Masyarakat Desa Kabar ternyata mampu mengambil manfaat keberadaan

rumah pintar sebagai wujud karya mereka dengan bahasa lain dari oleh dan

untuk masyarakat menjadi konsep dasar berjalannya seluruh program. Hal

ini membuktikan bahwa ide rumah pintar terbukti dapat ditangkap dan

diaktualisasikan oleh masyarakat.

50
Program yang diselenggarakan oleh Rumah Pintar Desa Kabar ini

menggunakan sistem sentar yang terdiri dari:

a. Sentra Buku

b. Sentra Bermain

c. Sentra Komputer

d. Sentra Panggung/ Audio Visual

e. Sentra Kriya

f. Sentra Agama

g. Sentra Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini

Visi :

Mewujudkan masyarakat yang sejahtera, cerdas, agamis, terampil

dan mandiri melalui pengetahuan dan keterampilan yang nantinya dapat

meningkatkan taraf hidup.

Misi :

a. Meningkatkan minat baca masyarakat

b. Mengembangkan potensi anak usia dini

c. Memberantas buta aksara

d. Mengembangkan keterampilan masyarakat berbasis potensi local

e. Mengenalkan teknologi dan informasi

f. Melestarikan budaya setempat


3. Kelembagaan
Rumah Pintar Desa Kabar telah dilengkapi dengan susunan

organisasi dengan rapi dan memenuhi seluruh kelengkapan organisasi.

Seluruh tugas dan wewenang juga telah dirumuskan dengan baik dan rapi

51
dengan harapan dapat menjadi acuan dan tuntunan dalam menjalankan

program kegiatan, sehingga tidak terjadi tumpang tindah peran dan

tanggungjawab. Struktur organisasi secara garis besar dapat di tampilkan

sebagai berikut :

a. Alamat : Kabar Selatan Desa Kabar Kecamatan

Sakra Lombok Timur

b. Total Anak Sasaran : 635 Anak

c. Jumlah Anak Petani Binaan: 95 Anak

d. Jumlah Anak Buruh Tani : 171 Anak

e. Jumlah Anak Lainnya : 369 Anak

f. Nama Pengelola

1) Ahmad Zuhri, S.Pd

2) Rohimah

g. Layanan Rumah Pintar

No Layanan Nama Mentor Keterangan


1 Matematika 1. Raehanah, S.Pd
2. Yulia Hariyati, S.Pd
2 Bahasa Inggris 1. Abdurrahman, S.Pd
2. Mausunatin Ijtimaiyah
3 Komputer Fathurrohman
4 Seni Tari Mas’ud, S.Pd
5 Tahfiz Al-Qur’an Muhammad Saleh Yahya, M.Pd
6 Posyandu Mardiati A.md.keb
7 Gerakan Gemar Nila Mayasari
membaca

Tujuan dari pendidikan nasional adalah mecerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia

yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi

52
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani

dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan.

Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional maka dibentuklah sebuah

lembaga yang menunjang ketercapaian dari tujuan pendidikan nasional

maka dibentuk lembaga rumah pintar yang digagas oleh ibu Negara

Republik Indonesia.

Visi misi rumah pintar dibentuk untuk selaras dengan tujuan

pendidikan nasional yaitu mencerdaskan setiap elemen masyarakat dari

tingkat bawah sampai atas.

Untuk mencapai tujuan tersebut Rumah Pintar memiliki beberapa

program diantaranya mengajajarkan program matimatika,belajar bahasa

inggris, komputer, seni tari, tahfidz Al-Qur’an, posyandu dan gerakan gemar

membaca. Adapun Program yang ada di Rumah Pintar yaitu sebagai berikut:

1. Pogram Matematika

Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang harus

dipelajari, karena dengan kita bisa matematika kita bisa menghitung apa saja,

atau ilmu pasti yang harus dipelajari untuk kebutuhan kehidupan kedepannya,

karena kita hidup itu tidak akan terlepas dari matematika ataupun berhitung.

Dalam hal apapun mengenai kehidupan selalu berkaitan dengan matematika,

baik dari segi ekonomi, sosial, poitik, dan lainnya

53
a. Strategi yang digunakan guru adalah example non example

Langkah-langkah pembelajarannya yaitu:

1) Guru mempersiapkan berbagai gambar yang di sesuaikan dengan tujuan

pembelajaran

2) Guru menyajikan atau menampilkan gambar dengan cara menempelkan

gambar-gambar tersebut dipapan.

3) Guru memberikan arahan dan kesempatan kepada siswa untuk

mengamati menganalisa gambar-gambar yang telah disajikan

4) Siswa mencatat hasil analisa dari gambar setelah melakukan diskusi

kelompok yang terdiri dari 2-3 siswa.

5) Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya.

b. Tujuan Pembelajaran adalah agar anak-anak dapat mengenal nama-nama

serta bentuk-bentuk dari bangun datar melalui pengalaman belajar

mengamati gambar.

c. Narasumber

Guru yang mengajar adalah Yulia Hariati, S.Pd yang basic

pendidikannya serjana strata 1 pendidikan matimatika.

2. Program Bahasa Inggris

Pembelajaran bahasa inggris di rumah pintar dimaksudkan sebagai

upaya membantu anak- anak mengalami kesulitan dalam hal penguasaan

bahasa inggris, memperkenalkan sejak dini kepada siswa sekolah dasar

khususnya yang di sekolahnya belum atau tidak diajarkan bahasa inggris.

54
a. Strategi pembelajarannya yaitu dengan menghafal vocabulary dengan

cara megamati lingkungan belajar dan menerjemahkan ke dalam bahasa

inggris belajar ungkapan sehari-hari dalam bahasa inggris,agar bisa di

terapkan dilingkungan keluarga sekolah dan bermain.

b. Tujuan belajaranya melatih pengetahuan dan kemampuan berfikir anak

dengan baik supaya mengenal bahasa asing.

c. Narasumber

Guru yang mengajar adalah Abdurrahman, S.Pd yang basic

pendidikannya sarjana strata 1 pendidikan bahasa inggris.

3. Program Komputer

Pelatihan komputer diharapkan dapat mengenalkan berbagai

macam teknis program komputer kepada siswa. Peserta dipelatihan tidak

jauh berbeda dengan peserta pelatihan bahasa inggris yaitu anak usia SD,

SMP, dan SMA. Bidang yang diajarkan adalah Microsoft Office sert

pengenalan perangkat komputer untuk anak-anak usia pra sekolah.

a. Strategi

Pembelajaran yaitu guru menerangkan dan menjelaskan,dan

memperaktikan materi ajar melalui contoh langkah kerja yang nantinya

harus diikuti masing-masing siswa maka diperlukan perangkat.

b. Tujuan

Tujuan belajar yaitu untuk mendapatkan pengetahuan hal ini

ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan

kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata

lain, tidak dapat mengembangkan kemamouan berfikir sebagai yang

tidak dapat dipisahkan.

55
c. Narasumber

Guru yang mengajar adalah Fathurrohman yang basic

pendidikannya serjana lulusan BKI.

4. Program Seni Tari

Memberikan pelatihan tentang tari yang ada di daerah yang meliputi:

a. Tari Gandrung

Merupakan tarian yang dilakukan secara berpasangan antara

penari wanita dan pria. Tarian Gendrung mirip dengan tarian gendrung

jawa barat dan Bali tetapi ada beberapa perbedaan yang menjadikan

sebagai ciri khas tarian gandrung dari sukus sasak yakni kostum,

gerakan, dan penyajian pertunjukan

b. Tari Rudat

Petunjukan tarian rudat kental dengan nuansa Islam mulai dari

kostum, gerakan maupun musik pengiringnya.

c. Tari Gendang Beleq

Tarian yang wajib dilakukan oleh masyarakat suku sasak dalam

acara budaya dan acara besar lainnya.

1) Materi

Penyampaian materi pada seni tari diarahkan menuju

penggarapan karya tari kelompok Nusantara yang bertemakan

lingkungan hidup . biasanya pembelajaran berbasis budaya lokal

yang mengambil tari kreasi daerah.

56
2) Strategi

Adapun strategi yang digunakan yaitu metode tutor sebaya

penggunaan tutor sebaya yaitu siswa membentuk kelompok besar

yang dipimpin salah satu anak dalam berdiskusi membahas masalah

alur cerita atau adegan berkarya tari, tutor disini ditugaskan

mrncipta tari bertema membimbing.metode yang digunakan juga

metode Eksplorasi penggunaan metode ini pada saat praktek siswa

mencari gerak dan menciptakan gerak tari, dalam menciptakan

gerak tari siswa masih mendapatkan pengarahan dari guru.

3) Tujuan

Yang dicapai dalam program seni tari untuk

mengembangkan budaya Indonesia dan memperkenalkan budaya

daerah ke daerah lain. Dan bermanfaat bagi tubuh karena sebagian

dari olahraga.

4) Narasumber

Guru yang mengajar adalah Mas’ud, S.Pd yang basic

pendidikannya sarjana strata 1 pendidikan Seni Budaya.

5. Program Tahfidz Qur’an

Rumah pintar megadakan program tahfidz qur’an, yang bertujuan

agar anak-anak didsa kabar dapat menjadi seorang hafidz, karena manusia

yang paling mulia adalah orang-orang yang menjaga alqur’an dan

membacanya

57
a. Strategi

Dalam belajar tahfidz Qur’an setiap anak dibuatkan kelompok

masing-masing kelompok dibuat menjadi 3 khalaqah dan 1 khalaqah

terdiri dari 5 orang anak dan bagi anak yang belum bisa baca al Qur’an

strategi menghafalnya dengan cara diperdengarkan oleh ustadznya

sedangkan anak yang sudah bisa baca diarahkan untuk membaca dan

menghafal, tapi tetap dalam pengawasan ustadz.

Guru juga memberikan metode penting untuk menghafal yaitu

1) Berusaha menghafal A[-Qur’an setiap hari meski hanya sedikit

jangan sekali-kali meninggalkan Al-Qur’an

2) Mengulangi apa yang sudah dihafal ketika sholat, niscaya seorang

akan menemukan kenikmatan dan tanpa disadari sholat akan

bertambah lama

3) Merenengi kembali ayat-ayat yang telah dihafal pada saat menuju

pembaringan dan pada saat bangun tidur, karena alam bawah sadar

pada dua waktu ini berambung dengan alam sadar.

4) Optimis bahwa seorang mampu menghafal Al-Qur’an dan selalu

semangat untuk menyongsongnya.

b. Tujuan

1) Santri dapat memahami dan mengetahui arti penting dalam

menghafal Al-Qur’an

2) Santri dapat terampil menghafal ayat dan surat-surat dalam Al-

Qur’an

58
3) Santri dapat membiasakan menghafal Al-Qur’an dan supaya dalam

berbagai kesempatan ia sering melafadzkan ayat-ayat Al-Qur’an

dalam aktivitas sehari-hari

c. Narasumber

Guru yang mengajar adalah Muhammad Saleh Yahya, M.Pd

yang basic pendidikannya S2 pendidikan Bahasa arab.

6. Program Posyandu

Posyandu mempunyai fungsi dasar sebagai unit pemantau tumbuh

kembang anak, serta menyampaikan pesan kepada ibu sebagai agen

pembaharuan dan anggota keluarga dengan mengupayakan bagaimana

memelihara secara baik agar medukung tumbuh kembang anak sesuai

dengan potensinya yang dilakukan secara mandiri dan terpadu yang meliputi

: program balita, bina keluarga balita, pendidikan anak usia dini, taman dan

kelompok bermain, program dana sehat, penyuluhan berbagai penyakit

endemis, penyehatan lingkungan dan pemukiman, gerakan sayang ibu,

usaha kesehatan gigi, deversifikasi tanaman pangan, perbaikan lingkungan

pemukiman dan pemanfaatan pekarangan untuk TOGA, pengolahan

kompos, industri kerajinan rumah tangga, pemanfaatan got untuk ikan lele.

Selain itu juga kegiatan bina keluarga lansia yang yang dilaksanakan dengan

medatangkan bidan dan dokter.

a. Strategi

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan

dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan.

59
Kegiatan yang dilakukan dalam program ini yaitu Kia, Kb,Imunisasi,

Gizi, Penanggulangan diare.Pelaksanaan layanan posyandu dilakukan

dengan sistem 5 meja yaitu:

1) Meja 1 : Pendaftaran

2) Meja II : Penimbangan

3) Meja III : Pengisian KMS

4) Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

5) Meja V : Pelayanan kesehatan berupa: Imunisasi,pemberian

vitamin A dosis tinggi, pembagian pil KB atau kondom,

pengobatan ringan dan konsultasi KB.

b. Tujuan

Menurunkan angka kematian bayi (AKB) angka kematian ibu

(ibu hamil), melahirkan dan nifas. Meningkatkan peran serta masyarakat

untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan

lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN

S : Semua balita di wilayah kerja posyandu

K : Semua balita yang memiliki KMS

D : Balita yang di timbang

N : Balita yang berat badannya naik

7. Pogram Gerakan Gemar Membaca

Perpustakaan mempunyai fungsi sebagai tempat belajar dan

menambah ilmu di luar jam sekolah. Berbagai buku sudah di siapkan di

perpustakaan rumah pintar yaitu : buku-buku agama, buku ilmu sosial,

60
filsafat, bahasa, ilmu terapan, kesenian dan olahraga, kesusastraan, sejarah

dan geografi, cerita fiksi walau memang masih sangat terbatas.

Perpustakaan ini di buka setiap hari.

a. Strategi Gerakan Gemar Membaca

Setiap anak diminta membaca buku yang berbeda terkait

tanaman dalam waktu 30 menit,kemudian guru meminta kepada anak-

anak merangkum hasil bacaan dalam bentuk catatan kecil..Guru

meminta masing-masing anak menyampaikan didepan hasil dari proses

membaca dan kemudian Guru membuka ruang diskusi untuk anak-anak.

b. Tujuan pembelajaran

Agar anak membaca dengan cepat dan tepat serta agar

menyaring informasi yang didapat dari membaca.

B. Strategi Komunikasi Pimpinan Rumah Pintar dalam Meningkatkan


Semangat Belajar Anak Di Desa Kabar Kecamatan Sakra

Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan berbagai

informan, peneliti memperoleh data bahwa Sebagai pemimpin yang berada

dalam lingkungan organisasi tentunya para pimpinan Rumah Pintar di Desa

Kabar Kecamatan sakra dituntut untuk membangun strategi komunikasi yang

profesional dalam upaya meningkatkan semangat belajar anak di Desa Kabar.

Dalam strategi yang dilaksanakan oleh para pimpinan Rumah Pintar berupaya

untuk merangkul semua komponen, merangkap anak, pemerintah dan

masyarakat secara umum serta berusaha bersinergi dalam mempersatukan

tujuan.59

59
81 Marzoan, Wawancara ,Kepala Desa kabar Kecamatan Sakra Lombok Timur. Sabtu

61
Seperti strategi komunikasi para pimpinan Rumah Pintar di Desa

Kabar yang peneliti jadikan sebagai objek dalam penelitian ini. dalam

menentukan objek penelitian ini peneliti menfokuskan kepada strategi

komunkasi yang digunakan pemimpin dalam mengajar program yang ada di

Rumah Pintar, Kondisi lokasi yang strategis ini membentuk suatu peluang

besar kepada para pimpinan Rumah Pintar ketika mampu bekerjasama dalam

berupaya merangkul semangat belar anak Desa Kabar yang berposisi di

tengah – tengah masyarkat dalam meningkatkan semangat belajar anak

dengan strategi komunikasi yang para pimpinan Rumah Pintar sebagai

berikut:

1. Melakukan Komunikasi Bersifat persuasif dan edukatif kepada Siswa

Dalam proses berkomunikasi dengan siswa yang dilakukan oleh

pimpinan dilaksanakan dengan pola persuasif dan edukatif, cara ini dianggap

mampu memberikan pendidikan kepada siswa untuk menjadi suri tauladan

bagi orang lain, baik dalam hal berakhlak.

Selain dengan komunikasi yan persuasif dan kondusif, tentunya harus

disertai dengan kondisi lingkungan yang kondusif, karena merupakan salah

satu faktor pendukung dalam menunjang proses belajar mengajar. Dengan

lingkungan belajar yang kondusif, dapat memberikan kenyamanan bagi siswa

dan guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Salah satu usaha pimpinan

untuk menciptakan kenyamanan di lingkungan rumah pintar khususnya ketika

proses belajar mengajar adalah menganjurkan bagi semua siswa untuk tidak

27 Mei 2019

62
gaduh di luar kelas ketika proses pembelajaran masih berlangsung. Hal

tersebut dapat membuat siswa tidak fokus dan kurangnya konsentrasi dalam

menangkap materi pelajaran.

Seperti hasil wawancara penulis dengan Anastasya Fitri, salah satu

siswa kelas VI Sekolah Dasar di Desa KABAR yang mengikuti rumah pintar,

ia menyatakan bahwa :

“Guru-guru biasanya menegur kita ketika kita ngobrol di depan kelas


dengan suara yang keras. Soalnya mengganggu pelajaran di dalam
kelas. Saya juga bakalan tidak fokus kok kalau pas masih ada
pelajaran di kelas, terus denger suara gaduh dari luar. Tapi ya
alhamdulillah, di sekolahan ini anak-anaknya memiliki kesadaran diri
yang tinggi, jadinya bisa menyesuaikan kapan mereka harus ramai
dan kapan harus mematuhi peraturan.60

Dari hasil wawancara penulis di atas dapat disimpulkan, untuk

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif salah satunya adalah dengan

cara tidak gaduh di luar kelas ketika proses belajar mengajar masih berjalan.

Karena untuk menyerap materi pembelajaran, salah satunya yaitu

membutuhkan konsentrasi.

2. Membentuk komunikasi yang sejajar dengan pengurus rumah pintar


serta orang tua siswa

Komunikasi pimpinan rumah pintar tidak hanya dilakukan antar

pimpinan dan siswa, tetapi juga berlangsung antar pimpinan dan pengurus

rumah pintar. Hal ini bertujuan untuk menunujukkan kesetaraan dalam

kehidupan sosial rumah pintar sehingga tercipta suasana kehidupan rumah

pintar yang harmonis. Berikut dipaparkan oleh pimpinan :

60
Anastasya Fitri, Wawancara, siswi Rumah Pintar. Jumat 15 Mei 2019

63
“Komunikasi kita sebagai pimpinan lembaga dengan pimpinan
lembaga yang lainnya rumah pintar, termasuk para guru yang ada
komunikasi yang sifatnya saling memberi. Tidak ada yang lebih dan
tidak ada yang kurang, artinya kita mampu menunjukkan bahwa
komunikasi yang kita bangun ini komunikasi yang sejajar sehingga
tidak merasa direndahkan walaupun tidak sebagai pimpinan dan dia
tidak merasa sebagai bawahan dari kita.”61

Selain komunikasi dengan para pengurus rumah pintar di dalam,

tentunya pimpinan juga menjalankan komunikasi dengan orang tua siswa.

Mereka saling berkomunikasi terkait perkembangan anak-anaknya ketika di

rumah, serta guru memberitahukan perkembangan anak-anaknya ketika di

rumah. Dari hal terkecil itulah, kerjasama tersebut mampu berjalan dengan

baik dan membuahkan hasil yang cukup memuaskan bagi kedua belah pihak.

Selain itu, pimpinan berserta anggota guru rumah pintar meminta

kepada orang tua siswa untuk meluangkan waktu senggangnya ketika libur

bekerja untuk mendampingi anak-anaknya belajar ketika di rumah. Orang tua

berhak membimbing, mengarhakan, memberikan motivasi penuh atas anak-

anaknya ketika di luar sekolah. Maka dari itu, kerjasama ini diterapkan oleh

pimpinan.

Seperti hasil wawancara penulis dengan pimpinan rumah pintar, beliau

menyatakan bahwa :

“ Saya sengaja melakukan kerjasama atau komunikasi juga dengan


wali murid supaya mereka terpantau ketika di rumah.jadi belajarnya
itu seimbang dengan disini. Kami mengharap kepada orang tua agar
membimbing anak-anaknya, karena kondisi di rumah mereka yang
tahu. Orang tua Alhamdulillah tidak keberatan, malah senang dan
apresiatif sekali mbak.” 62

61
M. Zuhri, Wawancara, Pimpinan Rumah Pintar. Kamis 14 Mei 2019
62
Ibid

64
3. Menjaga keharmonisan hubungan Komunikasi Antar Pimpinan dan
Siswa

Mempertahankan keharmonisan komunikasi dengan cara selalu

berinteraksi dengan anak didik, mengetahui segala keperluan serta hal apa saja

yang membuat agar hubungan dianatara pimpinan dan siswa selalu harmonis.

Sehingga, akan tercipta belajar mengajar yang efektif dan tentunya akan

meningkatkan semangat belajar anak.

Dalam menjaga keharmonisan ini tentunya pimpinan rumah pintar

dapat melakukannya dengan cara berbagai pendekatan serta komunikasi yang

baik yang siswa sehingga mereka semua akan merasa nyaman dan aman saat

berada didalam lingkungan rumah pintar untuk mengikuti kegiatan belajar

mengajar,sehingga terciptalah keharmonisan tersebut yang membuat anak

didik akan termotivasi atau selalu semangat dalam belajar.

4. Promosi Kegiatan atau program-program Rumah Pintar

Dalam proses promosi kegiatan-kegiatan atau program rumah pintar,

pimpinan dan para pengurus rumah pintar melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Sosialisasi

Faktanya masih banyak masyarakat disekitar Desa Kabar yang

tidak mengetahui keberadaan Rumah pintar sebagai rumah belajar bagi

anak-anak. Maka dari itu sosialisai perlu dilakukan untuk menambah nilai

guna Rumah Pintar di masyarakat. Sosialisasi rumah pintar bertujuan untuk

memberitahukan adanya rumah pintar dengan sasaran adik-adik dan

masyarakat di Desa Kabar dan mengajak anak-anak belajar dengan cara

yang menyenangkan. Dalam proses sosialialisasi ini kadang dilaksakan

65
secara langsung kepda masyarakat dengan cara mulut ke mulut atau

terkadang juga dengan membuat forum resmi dengan tema sosialisasi

program rumah pintar.

b. Mengadakan acara/pameran

Rumah pintar Desa kabar seing juga mengadakan kegiatan-kegitan

atau acara besar, seperti perlombaan antar siswa, pawai, dan pameran dari

hasil karya rumah pintar itu sendiri supaya dikenal oleh masyarakat hasil

dari anak-anak rumah pintar yang membawa pengaruh yang positif.

C. Kendala-Kendala Dalam Strategi Komunikasi Pimpinan Rumah Pintar


dalam Meningkatkan Semangat Belajar Anak Di Desa Kabar Kecamatan
Sakra

Membentuk strategi komunikasi dalam upaya meningkatkan semangat

belajar anak harus dilakukan oleh para pimpinan, tetapi disisi lain para

pimpinan juga tidak terlepas dari kendala-kendala yang terjadi di lingkungan

sekitar lingkungan belajar sehingga membuat kurang maksimalnya upaya

yang dilakukan oleh pimpinan Rumah Pintar. Pada penelitian ini peneliti

menemukan beberapa kendala dalam strategi komunikasi para pimpinan

Rumah Pintar dalam meningkatkan semangat belajar anak di Desa Kabar

Kecamatan Sakraat :

1. Kurangnya Komunikasi Antara Orang dan Anak

Banyak orang tua di Desa Kabar yang tidak sadar akan pentingnya

pendidikan keagamaan dalam bentuk pengajian yang diadakan para pimpinan

Pondok Pesantren dan tuan guru di Desa Kabar sehingga mereka lalai dalam

66
memberikan pengarahan kepada anak-anaknya kepada hal yang lebih

menunjukkan keberadaannya dilingkungan Rumah Pintar dan malas untuk

menghadiri pembelajaran:63

“Kendala yang saya lihat di lingkungan kita Kurangnya kesadaran


orang-orang tua dalam masyarakat guna mengarahkan anak-anak
untuk menghadiri setiap program atau kegiatan yang ada di rumah
pintar.”64

2. Kurang Eratnya Hubungan Komunikasi Dengan Pemerintah Desa

Kehadiran Rumah Pintar di Desa kabar ini tentu tidak lepas juga dari

kerjasamanya dengan pemerintah Desa dan tokoh-tokoh masyarakat. Namun

hubungan komunikasi pemerintah Desa Kabar kurang erat sehingga dalam

mengambil sikap dalam upaya membantu pimpinan Rumah Pintar dan tokoh

masyarakat dalam strategi komunikasi menjadi kurang. Hal ini menjadi

kendala pimpinan Rumah Pintar meskipun tidak terlalu merugikan

sebagaimana yang disinggung oleh pimpinan Rumah Pintar dalam wawancara:

“ yang menjadi masalah juga komunikasi kita dengan pemerintah desa


kurang erat sehingga ketika mengharapkan kerjasama pemerintah
desa untuk membangun strategi komunikasi itu kurang maksimal.”65

“Kendala yang saya lihat di lingkungan kita Kurangnya kesadaran


orang-orang tua dalam masyarakat guna mengarahkan anak-anak
untuk menghadiri setiap program atau kegiatan yang ada di rumah
pintar.”66

63
Ibid, …
64
95 Saleh Yahya, Wawancara, Masyarakat Desa Kabar Kecamatan Sakra Lombok
Timur. Kamis 06 Juli 2019
65
96 M. Zuhri, Wawancara, Pimpinan Rumah Pintar Desa Kabar Kecamatan Sakra
Lombok Timur. Kamis 14 Juni 2019
66
95 Saleh Yahya, Wawancara, Masyarakat Desa Kabar Kecamatan Sakra Lombok
Timur. Kamis 06 Juli 2019

67
3. Kurang Eratnya Hubungan Komunikasi Dengan Pemerintah Desa

Kehadiran Rumah Pintar di Desa kabar ini tentu tidak lepas juga dari

kerjasamanya dengan pemerintah Desa dan tokoh-tokoh masyarakat. Namun

hubungan komunikasi pemerintah Desa Kabar kurang erat sehingga dalam

mengambil sikap dalam upaya membantu pimpinan Rumah Pintar dan tokoh

masyarakat dalam strategi komunikasi menjadi kurang. Hal ini menjadi

kendala pimpinan Rumah Pintar meskipun tidak terlalu merugikan

sebagaimana yang disinggung oleh pimpinan Rumah Pintar dalam wawancara:

“ yang menjadi masalah juga komunikasi kita dengan pemerintah desa


kurang erat sehingga ketika mengharapkan kerjasama pemerintah
desa untuk membangun strategi komunikasi itu kurang maksimal.”67

Jika dilihat dari sisi fasilitas sebuah lembaga yang diberikan

pemerintah Desa Kabar masih kurang diperhatikan seperti adanya hal tersebut

semakin memberikan kesan berada di Desa Kabar. Sebagaimana yang

diungkapkan masyarakat Desa Kabar saat wawancara di rumahnya :

“terhadap fasilitas yang sudah dibuat, seperti fasilitas bangku belajar


dan papan tulis semuanya masih kurang sekarang dan tidak diperbaiki
oleh pemerintah. Jika itu diperhatikan maka program dan kegiatan di
Rumah Pintar berjalan dengan baik.”68

4. Rusaknya Etika dan Moral Masyarakat Akibat Teknologi Komunikasi

Media Sosial

Kemajuan teknologi komunikasi yang seharusnya menjadi kemudahan

dalam meningkatkan kualitas pendidikan dalam materi dan moral tapi malah

67
96 M.Zuhri, Wawancara, Pimpinan Rumah Pintar Desa Kabar Kecamatan Sakra
Lombok Timur. Kamis 14 Juni 2019
68
97 Nurudin, Wawancara, Masyarakat Desa Kabar Kecamatan Sakra Lombok Timur.
Sabtu 15 Juli 2019

68
menjadi kendala dalam mewujudkan keberhasilan strategi komunikasi dalam

meningkatkan semangat belajar anak di Rumah Pintar karena merusak etika

dan moral, demikian menurut pengurus Rumah Pintar Desa Kabar dalam

wawancara dengan peneliti :

“Dengan meningkatnya kemajuan teknologi seperti media sosial


seharusnya lebih mudah menigkatkan kualitas pendidikan seperti
materi dan moral tapi karena kurang pengawasan orang tua malah
membuat anak-anak di Desa Kabar rusak etika dan moralnya oleh
sesuatu yang negatif disana.”69

69
98 Saleh Yahya, Wawancara, Masyarakat Desa Kabar Kecamatan Sakra Lombok
Timur. Senin 17 Juli 2019

69
BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan data-data yang peneliti peroleh melalui beberapa teknik

pengumpulan data yakni observasi, wawancara dan dokumentasi, maka dalam hal

ini peneliti akan menjelaskan lebih lanjut terkait dengan analisis hasil penelitian

mengenai strategi komunikasi pimpinan rumah pintar dalam meningkatkan

semangat belajar anak di rumah pintar desa kabar, termasuk juga dengan kendala-

kendala yang dihadapi pimpinan rumah pintar dalam meningkatkan semangat

belajar anak di rumah pintar desa kabar sebagai berikut :

A. Strategi Komunikasi Pimpinan Rumah Pintar dalam Meningkatkan

Semangat Belajar Anak

Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan berbagai

informan, peneliti memperoleh data bahwa Sebagai pemimpin dituntut untuk

membangun strategi komunikasi yang profesional dalam upaya meningkatkan

semangat belajar anak. Dalam strategi yang dilaksanakan oleh pimpinan rumah

pintar berupaya untuk merangkul semua komponen, pemerintah dan

masyarakat secara umum serta berusaha bersinergi dalam mempersatukan

tujuan.

1. Melakukan komunikasi bersifat persuasif dan edukatif kepada Siswa

Melakukan komunikasi bersifat persuasif dan edukatif kepada siswa

Adapun kekuatan komunikasi yang pertama dikuatkan oleh para pimpinan

Rumah Pintar di Desa Kabar Kecamatan Sakra dalam berupaya meningkatkan

semangat belajar anak adalah komunikasi yang terjadi di dalam internal

70
Rumah Pintar yang dilakukan secara antarpribadi atau biasa disebut dengan

komunikasi interpersonal. Dalam penjelasan sebelumnya peneliti telah

memaparkan pola komuniksi persuasif menurut Menurut H.A.W. widjaja

mengungkapkan pengertian komunikasi persuasif Komunikasi persuasif

berasal dari istilah persuation (inggris) sedangkan istilah persuasion itu sendiri

di turunkan dari bahasa latin ’’persuasio’’kata kerjanya adalah to persuade,

yang dapat diartikan sebagai membujuk, merayu,menyakinkan dan

sebagainya.70

Pada dasarnya kegiatan persuasif memiliki tujuan untuk memberikan

dorongan kepada komunikasn agar berubah sikap, pendapat dan tingkah

lakunya atas kehendak sendiri dan bukan karna paksaan.

Strategi komunikasi ini memudahkan pimpinan Rumah Pintar dalam

memberikan pesan-pesan moral, nasehat, pendidikan sehingga dapat langsung

diterima olehanak da pengurus Rumah Pintar, seperti halnya dalam

menerapkan komunikasi yang bersifat persuasif dan edukatif yang dilakukan

oleh pimpinan Rumah Pintar dibawah ini ::

“Jadi komunikasi dengan anak itu kita lakukan pola persuasif,


edukatif dalam bahasa jawa di kenal dengan Tut Wuri Handayani itu
maknanya, anak-anak ini masih labil mentalnya, sikapnya sehingga
perlu contoh tauladan yang bagus yang baik untuk mereka ikuti
sehingga pendekatannya persuasif, edukatif lebih banyak kepada pola
pendidikan.”

70
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti, 2003), hlm. 60

71
Maksudnya dalam proses komunikasi persuasif dan edukatif pimpinan

dengan anak, pimpinan Rumah Pintar berperan sebagai komunikator yang perlu

banyak memberikan nilai pendidikan baik dari sisi bahasa, sikap dan etika sehingga

anak sebagai komunikaan bisa menjadikan pesan yang dilakukan pimpinannya

sebagai contoh atau tauladan yang baik, karena dalam sistem pendidikan di Rumah

Pintar seorang akan selalu berpegang kuat dan taat kepada apa yang diucapkan,

dilakukan, dan dicontohkan oleh ketua,guru, ustadz, ustadzahnya.

Selain itu sebagai pimpinan Rumah Pintar yang berperan sebagai orang tua,

pengasuh, dan pengajar yang mengayomi anak-anaknya pimpinan Rumah Pintar juga

perlu memahami strategi komunikasi berdasarkan perkembangan jiwa anak yang

dilihat dari tingkat usia anak yang berbeda- beda, karena jika tidak mampu begitu

maka akan menimbulkan komunikasi yang tidak efektif, sebagaimana yang

diungkapkan Muamad zuhri S.pd. selaku pimpinan Rumah Pintar :

“Pertama melihat perkembangan jiwa anak terkait dengan usia dan


kelas sekolah, ya tentu berbeda strategi komunikasi kita kepada anak-
anak yang baru dengan tingkat usia masih 12 tahun 13 tahun, berbeda
dengan anak yang usia aliyah, pada usia saat anak-anak anak baru
tentu komunikasi kita menggunakan bahasa yang lebih menyesuaikan
diri kita dengan usia mereka, yakni bahasa yang masih sesuai dengan
tingkat perkembangan anak sebagai remaja awal, barulah dalam
beberapa tata tertib umpamanya kita lebih banyak memberikan
bimbingan dengan detil kemudian dengan teman-teman ada yang
sampai bergurau disamping ada pembacaan secara umum, tapi
pendekatan dalam pelaksanaannya seperti itu berbeda begitu anak
sudah di aliyah itu komunikasi kita lebih naik sedikit sebab mereka
dari sisi psikologis mereka sudah berada pada remaja yang lebih
matang.”

Artinya disini bahwa seorang pimpinan Pimpinan tidak hanya

melaksanakan kewajibannya mengajar saja, lalu mengabaikan perkembangan

jiwa anak yang pada dasarnya membantu pembentukan pola fikir santri

melalui bahasa yang sesuai dengan perkembangan usianya.

71
Dari uraian di atas peneliti menemukan bahwa Para pimpinan Rumah

Pintar menyadari akan ketaatan anak kepadanya sehingga seorang pimpinan

Rumah Pintar selalu berusaha memberikan panutan yang baik kepada anak

dan pengurus, sebab jika seorang pimpinan Rumah Pintar memberikan contoh

yang kurang baik kepada anak-anak sehingga diikuti oleh anak-anak dan

dibawa cara tersebut ke luar Rumah Pintar, maka citra Rumah Pintarakan

tercoreng dan pimpinan juga menyadari masyarakat lebih condong akan

menyalahkan pengurus Rumah Pintar dianggap lalai dalam mengurus anak-

anak.

2. Membentuk komunikasi yang sejajar dengan pengurus rumah pintar

serta orang tua siswa

Komunikasi pimpinan rumah pintar tidak hanya dilakukan antar

pimpinan dan siswa, tetapi juga berlangsung antar pimpinan dan pengurus

rumah pintar. Hal ini bertujuan untuk menunujukkan kesetaraan dalam

kehidupan sosial rumah pintar sehingga tercipta suasana kehidupan rumah

pintar yang harmonis. Selain komunikasi dengan para pengurus rumah pintar

di dalam, tentunya pimpinan juga menjalankan komunikasi dengan orang tua

siswa yang dimana Komunikasi yang dilakukan yaitu komunikasi antarpribadi

menurut Dalam penjelasan sebelumnya peneliti telah memaparkan pola

komunikasi antrpribadi menurut Joseph A Devito komunikasi antarpribadi

adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau

diantara sekelompok kecil orang orang-orang, dengan beberapa efek dan

beberapa umpan balik seketika. (the process of sending and receiving

72
messages between two persons, or among a small group of persons, with some

effect and some immediate feedback).71

Mereka saling berkomunikasi terkait perkembangan anak-anaknya

ketika di rumah, serta guru memberitahukan perkembangan anak-anaknya

ketika di rumah. Dari hal terkecil itulah, kerjasama tersebut mampu berjalan

dengan baik dan membuahkan hasil yang cukup memuaskan bagi kedua belah

pihak.

Selain itu, pimpinan berserta anggota guru rumah pintar meminta

kepada orang tua siswa untuk meluangkan waktu senggangnya ketika libur

bekerja untuk mendampingi anak-anaknya belajar ketika di rumah. Orang tua

berhak membimbing, mengarhakan, memberikan motivasi penuh atas anak-

anaknya ketika di luar sekolah. Maka dari itu, kerjasama ini diterapkan oleh

3. Menjaga keharmonisan hubungan Komunikasi Antar Pimpinan dan

Siswa

Pimpinan Rumah Pintar dalam meningkatkan semangat belajar

anak juga membentuk jaringan komunikasi dengan sesama pimpinan

Rumah Pintar untuk membentuk kerjasama Meningkatkan semangat

belajar anak di Desa Kabar sebagaimana yang diungkapkan Zuhri S,pd.

sebagai berikut :

“Memang kita harus menjaga keharmonisan hubungan komunikasi


antara pimpinan Rumah Pintar yang satu dengan Rumah Pintar
yang lain di kecamatan Sakra, karena kehidupan Rumah pintar di
Desa Kabar ini tidak tergantung oleh salah satu Lembaga tetapi
oleh semua punya peran strategis, punya pengaruh masing- masing,

71
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti, 2003), hlm. 60

73
punya kemampuan dan punya siswa oleh karena itu dalam rangka
melestarikan rumah pintar sebagai lingkungan belajar kita saling
bahu membahu, saling memberi informasi, saling memberi
pengayoman bersama, bahwa Rumah Pintar ini perlu kita
lestarikan bersama antar Rumah Pintar lain.”

Artinya bahwa kekuatan strategi komunikasi untuk meningkatkan

semangat belajr anak terletak pada kekuatan hubungan silaturrahmi antar

pimpinan Rumah Pintar yang sama-sama memiliki peran strategis dan

pengaruh terhadap masyarakat dan semua memiliki anak-anak, jika semua

Rumah Pintar saling bekerjasama dalam melaksanakan strategi komunikasi

dalam berupaya memningkatakan semangat belajar anak, maka nama

sebagai Rumah Pintar yang disandang akan tetap baik. Dalam proses ini

para pimpinan Rumah Pintar melaksanakan fungsi pemimpin seperti yang

dikemukakan oleh Reven dan Rubin yang mengatakan ada 4 (empat)

fungsi pemimpin yaitu :

1) Membantu menetapkan tujuan kelompok.

2) Pemimpin adalah pembuat polisi (policy) membantu kelompok dalam

menetapkan tujuan apa yang hendak dicapai. Kemudian merumuskan

rencana kerja guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Sebagai

pelaksana, pemimpin mengkoordinir kegiatan-kegiatan semua anggota

kelompok sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

3) Memelihara kelompok

Selama perjalanan kegiatan kelompok, tak dapat dielakan

terjadi ketidakcocokan diantara anggota yang sering diikuti ketegangan

dan permusuhan. Pemimpin dapat diharapkan dapat meredakan

ketegangan, perbedaan pendapat, dan secara umum menjaga

keharmonisan kelompok.

74
4) Memberi simbol untuk identifikasi.

Anggota kelompok suatu ketika memerlukan symbol dimana

mereka dapat mengidentifkasikan dirinya seperti misalnya : bendera,

slogan atau simbol-simbol yang lain, misalnya untuk gerak jalan dan

sebagainya. Pemimpin itu sendiri kadang-kadang juga sebagai simbol

dari kelompoknya. Dengan mengidentifkasi dirinya dengan

pemimpinnya, diharapkan dapat dijaga kesatuan kelompok.

5) Mewakili kelompok terhadap kelompok lain.

Pemimpin mewakili kelompok dalam hubungannya dengan

kelompok atau orang lain, ia diharapkan dapat memecahkan problem

dan ketegangan-ketegangan di antara kelompok lain terhadap tujuan

umum. 100

4. Strategi komunikasi yang digunakan pimpinan rumah pintar dalam

program yang ada di rumah Pintar

Sedikit berbeda dengan tempat pembelajaran yang lain. Adanya

kesenian yaitu seni tari tetongkeq dan drumband yang membuat ank-anak

tertarik untuk mengikuti program yang ada dirumah pintar. Pendidikan

merupakan hal yang sangat penting dimasa sekarang, terlebih diera globalisasi

seperti saat ini yang menuntut masyarakatnya agar senantiasa memiliki

kesdaran untuk menuntut ilmu. Pelajaran yang diperoleh di sekolah merupakan

bekal utama, namun lingkungan juga banyak mempengaruhi bagaimana anak-

anak bisa menangkap pelajaran. Kegiatan belajar mengantar dilaksanakan

tujuan memberikan pemahaman yang lebih kepada anak-anak mengenai materi

yang telah didapatkan di Sekolah, dengan menggunakan strategi yang berbeda

75
untuk anak-anak yang ada di Desa Kabar. Program ini di laksanakan setiap

hari senin- jum’at pukul 16.00-17.30 bertempat di Rumah Pintar di Desa Kabar

Kecamatan Sakra. Materi yang diberikan sesuai dengan kurikulum yang

sekarang. Namun Strategi komunikasi yang digunakan adalah pembelajaran

yang ringan, adapun di waktu-waktu khusus akan diajarkan kegiatan tambahan

seperti Seni tari, Tetongkek,Drumband dan kelas Berenang.

a. Strategi komunikasi yang digunakan dalam Program Belajar

Matematika yaitu Komunikasi Sosial

Data yang ditemukan dilapangan menggunakan beragam strategi

komunikasi sesuai dengan program yang dijalankan. komunikasi yang

digunakan yaitu komunikasi sosial komunikasi sebagai komunikasi sosial

setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk

membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup,

memperoleh kebahagiaan, menghindari tekanan dan ketegangan, antara

lain melalui komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan

dengan orang lain. Pada program belajar matematika Rumah Pintar

menggunakan strategi komunikasi excample non excample. Strategi ini

dapat membantu anak untuk lebih mengenal objek yang dipelajari. Dalam

proses belajar anak-anak dapat mengeksplor kemampuan berfikir mereka

dalam mengenali objek. Melalui strategi ini siswa melalui beberapa fase

diantaranya, menganalisa, mempertimbangkan dan memutuskan untuk

mencapai hasil bersama. Tidak kalah pentingnya dalam strategi ini siswa

dituntut untuk bekerja sama. Belajar dengan cara bekerja sama

76
membentuk anak menjadi pribadi yang open minded. Belajar

mendengarkan orang lain dan belajar mengungkapkan ide dan gagasannya.

Bekerja sama dalam belajar juga dapat memberi semangat lebih bagi anak-

anak. Sesuai dengan paparan data dan temuan peneliti bahwa dengan

penerapan strategi itu lembaga Rumah Pintar mampu mencapai tujuan dari

pelaksanaan program belajr Matimatika yakni memahami Matimatika

melalui pengalaman belajar

1) Yang membedakan progam ini dengan pembelajaran lain yaitu strategi

mengajar di Rumah pintar dengan cara belajar menyenangkan. pada

dasarnya setiap anak adalah pembelajar, jadi tidak ada anak yang tidak

suka belajar. Ketika anak mereka mendapat metode pembelajaran

menyenangkan, mereka akan dengan mudah memahami apa yang

sedang mereka pelajari. Belajar akan menjadi hal yang menyenangkan

bagi mereka bukan karena tertekan atau paksaan. Dalam proses belajar

mengajar, ada yang disebut metode anchoring, yaitu mengaitkan

antara pelajaran dengan yang memberi pelajaran. Bila yang memberi

pelajaran menarik dan menyenangkan tentunya pelajaran akan disukai

anak. Contoh pelajaran matematika adalah salah satu pelajaran yang

ditakuti murid. Bahkan bila gurunya tidak masuk mengajar, murid

justru akan senang dan bertepuk tangan dan sebaliknya jika guru yang

mengajar asyik, menyenangkan, sabar, baik dan telaten tentunya

matematika bukan sesuatu pelajaran yang menakutkan.

77
2) Evaluasi atau hasil dari tujuan akhir program Matematika

Sebuah penilaian dapat di katakan sebagai langkah penting dan

yang paling utama dalam manajemen program yang ada di Rumah

Pintar. Dan perlu kita ingat bahwa adanya program tanpa adanya

penilaian akhir, maka kita tidak akan mungkin mengetahui bagaimana

cara mengidentifikasi suatu keberhasilan terhadap pelaksanaan

program yang telah di sepakati dan sudah direncanakan sejak awal.

Sehingga program matematika Setelah proses pembelajaran selsai,

guru memberikan soal sebagai bahan evaluasi sejauh mana tingkat

pencapaian peserta didik. Hasilnya 90% siswa mampu menjawab

dengan nilai 98 dari 10% siswa mendapat nilai 80. Dengan demikian

secara keseluruhan strategi example non example telah berjalan dengan

baik dilihat dari hasil belajar peserta didik.

b. Strategi Komunikasi yang digunakan dalam Program Belajar Bahasa

Inggris yaitu Komunikasi lisan dan komunikasi tertulis

Pembelajaran bahasa inggris di Rumah Pintar bertujuan agar anak-

anak tidak mengalami kesulitan dalam membaca, sehingga komunikasi

yang digunakan disini komunikasi lisan dan komunikasi tertulis yang

dimana komunikasi lisan adalah komunikasi yang terjadi secara langsung

dan tidak ada batas jaraknya sedangkan komunikasi tertulis adalah

komunikasi yang dilakukan melalui tulisan seperti yang dilakukan dalam

program ini.yang dimana komunikasi ini sangat cocok untuk guru dan

anak mendengarkan konteks berbahasa Inggris. Untuk mencapai tujuan itu

belajar bahasa Inggris di desain dengan baik dan menyenangkan bagi

78
anak-anak pembelajaran dimulai dan anak-anak di arahkan untuk

menemukan benda di sekitar lingkungan belajar dan menerjemahkan

kedalam bahasa Inggris. Selanjutnya anak-anak diminta untuk persentasi

ke depan menghafal benda yang ditemukan sambil menunjuk benda

tersebut, selan itu nak-anak juga diajarkan ungkapan-ungkapan sehari-hari

dan langsung di praktikkan kepada orang-orang yang di jumpanya, seperti

keluarga, guru, teman-teman berman. Strategi belajar seperti ini akan

melatih anak-anak untuk terus menggunkan bahasa Inggris, strategi belajar

bahasa yang bak adalah dengan selalu mengunakannya di segala kondisi.

Berdasarkan paparan di atas strategi yang di terapkan dalam belajar bahasa

Inggris sangat membantu anak dalam belajar. Strategi ini sesuai untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

1) Yang membedakan progam ini dengan pembelajaran lain yaitu strategi

yang digunakan dengan mengajak anak-anak terjun langsung ke

lingkungan sekitar dengan tujuan agar lebih terbuka, dan anak tidak

cepat bosan dalam belajar. Seperti mempraktikkan langsung apa yang

mereka lihat lalu menerjemahkan benda apa yang sedang mereka lihat

dengan menggunakan bahasa inggris. Dengan cara ani anak lebih

mudah mengerti selain itu juga strategi yang digunakan guru yaitu

belajar sambil bermain dengan menggunakan bahasa inggris. Seperti

main tebak nama benda yang ada disekitar mereka.

2) Evaluasi atau hasil dari tujuan akhir program bahasa inggris

Selanjutnya terkait tentang evaluasi, yang mana bisa diartikan dengan

sebuah proses dalam pengumpulan data untuk mengetahui secara rinci

atas keterlaksaan maupun ketercapaian terhadap program yang sudah

79
dilaksakan. Seperti yang sudah dipaparkan diatas program matematika

dan bahasa inggris tidak jauh berbeda yang hanya membedakannya

yaitu materi pembelajarannya.

c. Strategi Komunikasi yang digunakan dalam Program Belajar

Komputer yaitu Komunikasi Intrumental

Pembelajaran Komputer di Rumah Pintar bertujuan agar anak-anak

tidak mengalami kesulitan. Strategi komunikasi yang digunakan yaitu

Komunikasi instrumental yaitu menginformasikan, mengajar, mendorong,

mengubah sikap, dan keyakinan, dan mengubah perilaku, atau

menggerakkan tindakan untuk menghibur. Apabila diringkas tujuan

tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi ini

berfungsi memberitahukan atau menerangkan mengandung muatan

persuasive dalam arti bahwa fakta atau informasi yang di sampaikannya

akurat dan layak diketahui. Sehingga strategi komnikasi ini lah yang

digunakan guru dalam program Komputer. Dengan menjelaskan lalu

mempraktikkan, seperti belajar dasar-dasar komputer. Setelah itu anak-

anak diminta untuk mempraktikkan apa yang sudah dijelaskan guru.

Sehingga Strategi ini dapat memudahkan guru dan anak dalam belajar

mengajar, Berdasarkan paparan diatas strategi yang diterapkan dalam

belajar komputer sangat membantu anak dalam belajar. Strategi ini sesuai

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

1) Yang membedakan progam ini dengan pembelajaran lain menghadapi

kondisi dan susasana tiap harinya mudah sekali menimbulkan efek

80
jenuh atau bosan bagi siapapun, tidak kecuali anak-anak di Rumah

Pintar. Di era teknologi sekarang ini perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi telah membawa pengaruh terhadap bidang

pendidikan dalam proses pembelajara. untuk itu guru memberikan

strategi belajar dengan cara belajar sambil bermain. Strategiyang

digunkan guru yaitu memperlihatkan video yang ada diruang belajar

sesuai dengan materi yang sedang disampaikan. Dengan penyajian

yang baik dan menarik, fokus anak akan lebih terarah pada mataeri

yang disampaikan. Program komputer di Rumah Pintar ini salah satu

program favorit karena disini anak diajarkan bagaimana fungsi alat

yang ada di komputer.

2) Evaluasi atau hasil dari tujuan akhir program komputer

Pekerjaan terakhir dari serangkaian tahap dalam kegiatan mengajar,

pekerjaan ini harus dilakukan untuk mengukur ketercapaian belajar

siswa. Tahap ini guru melihat hasil praktik masing-masing siswa.

Prosesnya bisa dengan cara melihat hasil akhir dari latihan, atau

langsung pada saat siswa praktik( penilaian demokrasi). atau juga bisa

dengan komunikasi verbal menanyakan point-point penting yang

dianggap mewakali standar kompetensi materi yang diajarkan

81
d. Strategi Komunikasi yang digunakan dalam Program Belajar Seni

Tari yaitu Komunikasi Kelompok

Pada program Seni Tari ini strategi komunikasi yang digunakan

yaitu Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi

yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang

yang jumlahnya lebih dari dua orang. Seperti telah diterangkan di muka,

apabila komunikan seorang atau dua orang itu termasuk komunikasi

antarpribadi.

Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa

banyak. Sehingga guru memilih strategi metode tutor sebaya yang dimana

tutor sebaya yaitu siswa membentuk kelompok besar yang dipimpin salah

satu anak dalam berdiskusi. Strategi ini dapat membantu mengenal

gerakan yang dipelajari. Dalam proses belajar anak dapat mengeksplor

kemampuan berfikir dalam dan mengamati macam gerakan. Melalui

strategi ini anak-anak harus melalui beberapa fase diantaranya

menganalisis gerakan, mempertimbangkan dan memutuskan untuk

mencapai hasil bersama. Tidak kalah pentingnya dalam strategi ini anak

dituntut untuk bekerja sama. Karna dengan bekerja sama, karena dengan

bekerja sama kita bisa melihat kekompakan anak, selain itu anak-anak

juga di ajarkan bagaimana alur cerita yang ada di tarian sehingga anak bisa

memahami isi tarian yang akan dipelajari. Berdasarkan paparan diatas

strategi yang diterapkan dalam belajar komputer sangat membantu anak

dalam belajar. Strategi ini sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran.

82
1) Yang membedakan progam ini dengan Strategi komunikasi

pembelajaran lain seperti yang sudah di jelaskan di atas strategi

mengajar biar anak tidak cepat bosan itu hal yang diinginkan semua

guru. seperti guru yang mengajar dalam program ini. beberapa strtegi

yang dilakukan biar anak tidak bosan dan jenuh, guru melakukan

pelatihan seperti melihatkan anak tarian-tarian lewat media teknologi

seperti menonton tarian lewat youtobe setah guru menontotonkan anak

disuruh buat kelompok masing-masing kelompok terbentuk 4 orang

anak setelah itu anak mulai latihan dengan apa yang sudah di lihatkan

sebelumnya.

2) Evaluasi atau hasil dari tujuan akhir program Seni Tari

Evaluasi adalah usaha dalam mendapatkan informasi dengna

berkala,yang berkesinambungan serta tersusun secara menyeluruh

dalam proses dan hasil pada perkembangan sikap maupun prilaku

anak,atau bisa juga diambil dari tugas sebagai proses perkembangan

anak melalui program yang dilaksanakan. Untuk itu hasil dari program

Yang dihasilkan yaitu bisa melestarikan kebudayaan daerah sendiri

dan meningkatkan daya kreatif anak. Dan menanamkan konsep dan

keterampilan dari setiap anak sehingga anak yang dulu belum

mengenal tarian-tarian daerah menjadi bisa mengenal lebih jauh lagi.

e. Strategi Komunikasi yang digunakan dalam Program Belajar Hafidz

Al-Qur’an yaitu Komunikasi Ritual

Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi

ritual yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering

83
melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang

hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai

upacara kelahiran, khitanan, ulang tahun, pertunangan, pernikahan, dan

banyak lagi. Dalam acara-acara itu, orang mengucapkan kata-kata atau

menampilkan perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Mereka yang

berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan

komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, Negara, ideologi

atau agama mereka. . strategi komunikasi yang di gunakan ustadz dalam

mengajar Hafidz Al- Qur’an Pada program belajar Hafidz Al-Qur’an

Rumah Pintar menggunakan strategi menghafal A[-Qur’an setiap hari

meski hanya sedikit jangan sekali-kali meninggalkan Al-Qur’an.

Mengulangi apa yang sudah dihafal ketika sholat, niscaya seorang akan

menemukan kenikmatan dan tanpa disadari sholat akan bertambah lama,

Merenengi kembali ayat-ayat yang telah dihafal pada saat menuju

pembaringan dan pada saat bangun tidur, karena alam bawah sadar pada

dua waktu ini berambung dengan alam sadar. bahwa seorang mampu

menghafal Al-Qur’an dan selalu semangat untuk menyongsongnya.

Strategi ini dapat membantu anak untuk lebih cepat menghafal dan

cepat menambah hafalan anak-anak. Berdasarkan paparan diatas strategi

yang diterapkan dalam belajar hafidz Al-Qur’an sangat membantu anak

dalam belajar. Strategi ini sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran.

1) Yang membedakan progam ini dengan Strategi pembelajaran lain yaitu

yang dimana strategi ini lebih mengutamakan hafalan. Hafalan

84
merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh anak dalam menghafal

Al-Qur’an karna keberhasilan anak dalam menghafal tidak lepas dari

motivasi ustadz dan ustdzah. Sehinga ustadz dan ustadzah sangat

berperan aktif dalam memberikan arahan supaya anak cepat menghafal

dan tidak mudah lupa hafalan. Ustadz juga memberikan metode

penting untuk menghafal yaitu :

a) Berusaha menghafal A[-Qur’an setiap hari meski hanya sedikit

jangan sekali-kali meninggalkan Al-Qur’an

b) Mengulangi apa yang sudah dihafal ketika sholat, niscaya seorang

akan menemukan kenikmatan dan tanpa disadari sholat akan

bertambah lama

c) Merenengi kembali ayat-ayat yang telah dihafal pada saat menuju

pembaringan dan pada saat bangun tidur, karena alam bawah sadar

pada dua waktu ini berambung dengan alam sadar.

d) Optimis bahwa seorang mampu menghafal Al-Qur’an dan selalu

semangat untuk menyongsongnya.

85
2) Evaluasi atau hasil dari tujuan akhir program evaluasi dilakukan dalam

rangka pengendalian mutu pendidikan seara nasional sebagai bentuk

akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Evaluasi akhir belajar peserta didik dilakukan oleh

pendidik untuk memantau proses,kemajuan, dan perbaikan hasil

belajar secara kesinambungan. Untuk itu hasil akhir dari program ini

tentu kita mengharapkan yang terbaik, dan Metode atau cara sangat

penting dalam mencapai keberhasilan menghafal, karena berhasil

tidaknya suatu tujuan ditentukan oleh strategi mengajarnya

f. Strategi komunikasi yang digunakan dalam Program Posyandu yaitu

Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep

diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan,

menghindari tekanan dan ketegangan, antara lain melalui komunikasi yang

bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui

komunikasi, kita bekerjasama dengan anggota masyarakat (keluarga,

kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan Negara

secara keseluruhan).

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan

dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan.

Sehingga Strategi komunikasi ini sangat berpengaruh dalam kegiatan

posyandu.Kegiatan yang dilakukan dalam program ini yaitu Kia,

Kb,Imunisasi, Gizi, Penanggulangan diare.Pelaksanaan layanan posyandu

86
dilakukan dengan sistem 5 meja yaitu:

1) Meja 1 : Pendaftaran

2) Meja II : Penimbangan

3) Meja III : Pengisian KMS

4) Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

5) Meja V : Pelayanan kesehatan berupa: Imunisasi,pemberian vitamin A

dosis tinggi, pembagian pil KB atau kondom, pengobatan ringan dan

konsultasi KB

a) Yang membedakan progam ini dengan Strategi Posyandu lain biasanya

program posyandu lain yang dulunya dilaksnakan di kantor desa di

rumah Rt/Rw. pengurus Rumah Pintar dan pemerintah Desa bekerja

sama untuk memindahkan lokasi tersebut, karna dengan di adakannya

posyandu di Rumah Pintar anak-anak bisa bermain karna di Rumah

Pintar sudah menyediakan taman bermain dengan begini ibu hamil dan

anak balita lebih rajin untuk mengecek kesehatan mereka.

b) Evaluasi atau hasil dari tujuan akhir program posyandu tentu hasil dari

kegiatan ini sangat berpengaruh untuk mengurangi angka kelahiran dan

kematian. Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN

S : Semua balita di wilayah kerja posyandu

K : Semua balita yang memiliki KMS

D : Balita yang di timbang

N : Balita yang berat badannya naik

87
Hasil kegiatan posyandu ini dapat membantu dan menangani

permaslahan yang selama ini terjadi dalam maslah kesehatan ibu dan anak.

g. Strategi Komunikasi yang digunakan dalam Program Gerakan

Gemar Membaca yaitu Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi dibentuk melalui komunikasi ketika

individu di dalamnya saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai

tujuan individu dan tujuan bersama. Proses komunikasi yang terjadi dalam

organisasi menghasilkan berbagai hal seperti hubungan kewenangan,

terciptanya peran, adanya jaringan komunikasi, dan iklim organisasi.72

komunikasi ini sangat berpengaruh dalam meningkatkan semangat anak

dalam membaca dan strategi yang digunakan guru yaitu Setiap anak

diminta membaca buku yang berbeda terkait tanaman dalam waktu 30

menitkemudian guru meminta kepada anak-anak merangkum hasil bacaan

dalam bentuk catatan kecil Guru meminta masing-masing anak

menyampaikan didepan hasil dari proses membaca kemudian guru

membuka ruang diskusi untuk anak-anak. Strategi ini dapat membantu

anak untuk lebih mengenal objek yang dipelajari. Dalam proses bgrakan

membaca ini anak-anak dapat mengeksplor kemampuan membaca mereka.

Melalui strategi ini siswa melalui beberapa fase diantaranya, menganalisa,

mempertimbangkan dan memutuskan untuk mencapai hasil.

1) Yang membedakan progam ini dengan Strategi lain keberadaan

program gerakan membaca ini sangat membantu untuk anak-anak

72
Morissan, Teori Komunikasi : Individu Hingga Massa, (Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group, 2013), hlm. 383

88
yang sangat haus akan hal-hal baru dan ilmu. Buku-buku yang tersedia

di Rumah Pintar beraneka ragam bentuknya. Sehingga anak lebih puas

mencari ilmu tambahan perbedaan program ini dengan yang lain

program ini juga menyediakan fasilitas-fasilitas bermain salah satunya

ayunan dll. Dengan fasilitas tersebut anak-anak bisa membaca sambil

main ayunan.

2) Evaluasi atau hasil dari tujuan akhir program Hasil pembelajaran

gemar membaca yaitu meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan

anak. Dengan adanya gerakan membaca ini tentu mambawa efek

positif bagi anak apalagi anak di perdesaan. Sehingga anak yang

kekurangan ilmu sebelumnya bisa mendapatkan pengetahuan dari

membaca tersebut.

Setelah melakukan penelitian tersebut, maka peneliti menemukan

ternyata berbagai macam strategi komunikasi telah dilakukan oleh

pimpinan Rumah Pintar dan bekerjasama dengan para orang tua,

masyarakat dalam upaya mempertahankan semangat belajar anak. Setelah

peneliti melakukan penelitian lebih dalam terkait dengan strategi

komunikasi komunikasi pimpinan Rumah Pintar sesuai dengan paparan

data telah di uraikan ternyata peneliti menemukan bahwa strategi

komunikasi pimpinan dalam meningkatkan semangat belajar anak.

a. Menjaga Keharmonisan Hubungan Komunikasi Antar Pimpinan dan

pengurus Rumah Pintar lainnya.

Selain menguatkan komunikasi dalam internal Rumah Pintar

juga membentuk jaringan komunikasi dengan pimpinan Rumah Pintar

untuk membentuk kerjasama meningkatkan semangat belajar.

89
Dalam proses ini para pimpinan Rumah Pintar melaksanakan

fungsi pemimpin seperti yang dikemukakan oleh Reven dan Rubin

yang mengatakan ada 4 (empat) fungsi pemimpin yaitu :

1) Membantu menetapkan tujuan kelompok.

Pemimpin adalah pembuat polisi (policy) membantu

kelompok dalam menetapkan tujuan apa yang hendak dicapai.

Kemudian merumuskan rencana kerja guna mencapai tujuan yang

sudah ditetapkan. Sebagai pelaksana, pemimpin mengkoordinir

kegiatan-kegiatan semua anggota kelompok sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan.

2) Memelihara kelompok

Selama perjalanan kegiatan kelompok, tak dapat dielakan

terjadi ketidakcocokan diantara anggota yang sering diikuti

ketegangan dan permusuhan. Pemimpin dapat diharapkan dapat

meredakan ketegangan, perbedaan pendapat, dan secara umum

menjaga keharmonisan kelompok.

3) Memberi simbol untuk identifikasi.

Anggota kelompok suatu ketika memerlukan symbol

dimana mereka dapat mengidentifkasikan dirinya seperti misalnya

: bendera, slogan atau simbol-simbol yang lain, misalnya untuk

gerak jalan dan sebagainya. Pemimpin itu sendiri kadang-kadang

juga sebagai simbol dari kelompoknya. Dengan mengidentifkasi

dirinya dengan pemimpinnya, diharapkan dapat dijaga kesatuan

kelompok.

90
4) Mewakili kelompok terhadap kelompok lain.

Pemimpin mewakili kelompok dalam hubungannya dengan

kelompok atau orang lain, ia diharapkan dapat memecahkan

problem dan ketegangan-ketegangan di antara kelompok lain

terhadap tujuan umum.73

B. Kendala-Kendala Strategi Komunikasi Pimpinan Rumah Pintar dalam

Meningkatkan Semangat Belajar Anak

Berbagai macam strategi komunikasi telah dilakukan oleh para

pimpinan Rumah Pintar dalam meningkatkan semangat belajar anak di Desa

Kabar Kecamatan Sakra Tentunya dengan kapasitas wilayah Desa yang cukup

luas dan memiliki ribuan masyarakat para pimpinan Rumah Pintar tidak

terlepas dari kendala – kendala yang harus dihadapi. Adapun kendala-kendala

dalam strategi komunikasi pimpinan Pondok Pesantren dalam meningkatkan

semangat belajar anak di Desa Kabar sebagai berikut :

1. Kurang Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak

Orang tua sebagai salah satu elemen masyarakat Desa Kabar memiliki

peran penting dalam mengarahkan anak-anaknya kepada pendidikan

keagamaan, jika orang tua tidak menyadari hal tersebut maka itu menjadi

kendala dalam strategi komunikasi dalam meningkatkan semangat belajar

anak.

Disini peneliti melihat yang diungkapkan saleh yahya memberikan

makna bahwa orang menjadi salah satu juru kunci dalam meningkatkan

semangat belajar anak, sebab orang tua lebih dekat dan mengetahui tingkah

73
H. Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 144-145

91
laku, etika dan keseharian anak-anaknya. Oleh karena itu jika orang tua mampu

mendidik anak-anaknya dan mengontrol segala kegiatan keseharian anaknya

maka tingkah laku dan etika anaknya akan lebih baik. Karena kalau melihat

kondisi pemuda di Desa kabar saat ini sangat jarang orang asli dari Desa Kabar

yang mengikuti pembelajaran, hanya anak yang tinggal di sekitar Rumah Pintar

terlihat mengikuti kegiatan tersebut.

2. Kurang Eratnya Hubungan Komunikasi Dengan Pemerintah Desa

Para pimpinan Rumah Pintar tidak bisa bergerak sendiri dalam

berupaya meningkatkan semangat belajar anak, peran pemerintah juga para

pimpinan Rumah Pintar butuhkan dalam membantu dalam bentuk program

penunjang serta fasilitas dan kegiatan yang bersifat mendukung rumah pintar.

Sebagai pimpinan Rumah Pintar memang zuhri dalam wawancara

mengungkapkan kurang erat hubungan komunikasi dengan pemerintah ini

sebagai suatu kendala yang tidak terlalu merugikan para pimpinan rumah

pintar, tapi jika bisa dilaksanakan dapat memaksimalkan strategi komunikasi

yang dilaksanakan oleh pimpinan Rumah Pintar.

“yang menjadi masalah juga komunikasi kita dengan pemerintah desa


kurang erat sehingga ketika mengharapkan kerjasama pemerintah desa
untuk membangun strategi komunikasi itu kurang maksimal.”

Artinya bahwa meskipun tidak menjadi kendala yang merugikan, tapi

para pimpinan Rumah Pintar beserta masyarakat tetap membutuhkan hubungan

komunikasi yang erat dengan pemerintah desa, Karena dengan adanya

hubungan komunikasi yang erat tersebut, maka dukungan dari pemerintah

memudahkan para pimpinan rumah pintar, sehingga segala upaya tersebut

maksimal.

92
3. Rusaknya Etika dan Moral Anak Akibat Teknologi Komunikasi Media
Sosial
Desa Kediri termasuk Desa yang sudah dimasuki kemajuan teknologi

komunikasi yang cukup tinggi, kemajuan teknologi dalam bentuk media sosial

ini tidak semua yang dihadirkan disana memberi pengaruh positif terhadap

masyarakat . Banyak dari kalangan remaja di Desa kabar yang lebih

mementingkan membeli kuota internet dibandingkan membeli buku pelajaran

ataupun kitab untuk pengajian.

Selain itu karena kurangnya pengawasan kemajuan teknologi ini juga

merusak moral dan etika masyarakat Desa Kabar terutama kaum remaja.

Sebagai diungkapkan Saleh Yahya berikut :

“Dengan meningkatnya kemajuan teknologi seperti media sosial


seharusnya lebih mudah menigkatkan kualitas pendidikan seperti
materi dan moral tapi karena kurang pengawasan orang tua malah
membuat anak di Desa Kabar rusak etika dan moralnya oleh sesuatu
yang negatif disana, jadinya merusak citra Desa Kabar.”

Maksudnya disini bahwa kemajuan teknologi khususnya dalam bentuk

media sosial ini sangat baik jika digunakan kepada hal-hal yang positif. Media

ini sebagai jalan untuk berkomunikasi yang lebih mudah seperti mengirim

informasi, materi pendidikan, materi dan lain sebagainya. Memang secara

fungsi masyarakat Desa Kabar memanfaatkan media sosial untuk mengirim

dan menerima informasi seperti yang dijelaskan oleh Hafied Cangara dalam

bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi yang mengatakan media adalah alat yang

digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima,74 Tapi

74
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2005),

93
banyak dari masyarakat di Desa Kabar yang mengikuti hal-hal negatif yang

tersebar dalam media sosial dan terkadang melakukan transaksi-transaksi yang

dilarang oleh agama islam seperti jual beli obat-obatan terlarang melalui

facebook.

Adapun kendala-kendala dalam setiap progam strategi komunikasi

pimpinan rumah pintar dalam mempertahankan semangat belajar anak sebagai

berikut:

b. Kendala Strategi Komunikasi belajar program Matematika

Dari hasil yang sudah diperoleh Matematika adalah salah satu

pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar kalangan, karena

keabstrakan matimatika membuat pelajar agak kesulitan dalam memahami

materi terlebih lagi untuk kalangan anak sekolah dasar, oleh sebab itu

belajar matematika di Rumah Pintar di desain dengan strategi example non

excample siswa diajak menemukan objek matematika dan di arahkan

menyelesaikan permasalahan terkait itu.

c. Kendala Strategi Komunikasi belajar program Bahasa Inggris

Kemampuan bahasa inggris saat ini seolah mencadi hal yang wajib

yang dimiliki anak-anak sekarang. Bahkan mulai banyak sekolah dasar

yang mengajarkan bahasa inggris sebingga dengan adanya program ini

anak telah dianggap telah memahami dasar-dasar dari bahasa inggris.

Namun terlepas dari keberhasilan tersebut terkadang terdapat masalah

atau kendala-kendala yang menghambat proses belajar tersebut

diantaranya:

hlm.25

94
1) Bosan anak yang dituntut untuk belajar suatu hal sejak dini,suatu saat

akan mengalami rasa bosan, apalagi sang anak belajar dalam lingkungan

yang sama, hal ini biasanya terlihat dari anak yang mulai malas untuk

datang ketempat belajar dan berusaha mencari alesan agar bisa tidak

datang.

2) Lelah selain belajar bahasa inggris tidak jaranganak mengikuti program

lainnya. Terkadang anak akan tertinggal denga teman-temannya ketika

belajar dikelas.dengan mengikuti banyaknya pembelajaran akan menbuat

anak merasa kelelahan.

3) Malu (tidak percaya diri) ini adalah kesulitan belajar bahasa inggris yang

sering terjadi pada setiap orang yang ingin belajar bahasa inggris.

4) Lingkungan naluri alami seorang anak adalah senang bermain. ketika

anak menemukan teman berman yang cocok dengannya, dan diminta

berhenti bermain karna harus mengikuti pembelajaran, tidak jarang anak

ini akan memberontak.

5) Sulit menghafal kosakata bahasa inggris karena terlalu banyak kosakata

bahasa inggris anak mendapat kesulitan dalam hal tersebut.

d. Kendala Strategi Komunikasi dalam belajar program Komputer

1) siswa yang mengalami keterlambatan akademik, yakni siswa yang

diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi tetapi tidak

menggunakan kemampuanya secara optimal.

2) Siswa yang sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang

memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu

95
dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran

khusus.

3) Siswa yang kekurangan motivasi dalam belajar, yakni keadaan atau

kondisi siswa yang kurang bersemangat dalam belar seprti jera dan

bermalas-malasan.

4) Siswa yang bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu

kondisi siswa yang kegiatannya ata perbuatan belajarnya sehari-hari

antagonistik dengan seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas,

mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-

hal yang tidak diketahui dan sebagainya.

e. Kendala Strategi Komunikasi dalam belajar Seni Tari

1) Pada proses memeragakan gerak tari tradisional elemen ruang, waktu,

dan tenaga, permasalahan yang kerap muncul adalah terkat dengan

siswa (laki-laki) yang mulai malu-malu dalam melaksanakan gerak

tari,juga dengan siswa yang kurang memiliki minat bidang tari.

2) Hal yang muncul sebagai kendala pembelajaran adalah masalah

kemampuan berkepresi dalam mengembangkan gerak tari untuk

keperluan ekspresi diri. Tampaknya banyak masalah terkait dengan

siswa pemalu dan kurang minat.

f. Kendala strategi komunikasi dalam belajar Tahfidz Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan sebagai petunjuk

bagi setiap muslim. Sebagai orang islam kita harus menjaga kemurnian Al-

Qur’an. Slah satu menjaga kemurniannya yaitu dengan menghafalkannya.

96
Tentu dalam proses menghafal banyak kendala yang harus dihadapi.

1) Kurangnya praktek menghafal

Banyak orang ingin menghafal Al-Qur’an bahkan sudah belajar

banyak metode macam-macamtapi tidak pernah menghafal maka

hasilnya tidak akan ada satu juz pun yang mampu dihafalkan.

2) Mudah lupa sifat lupa itu pasti ada semua manusia pasti pernah lupa

tidak mungkin jika tidak. Tapi jangan biarkan lupa itu menjadikan

malas untuk menghafalkannya. Lupa untuk menghafal Al-Qur’an itu

karena penghafal Al-Qur’an kurangnya murojaah (menghulang

hafalan).karena yang membuat kita dosa saat lupa untuk menghafal Al-

Qur’an adalah ketika kita sudah hafal tapi kita acuh terhadapnya, tidak

mengulangulang yang sudah dihafalkannya.

3) Godaan dan ujian lawan jenis solusinya adalah bagaimana kita

berusaha mamanage perasaan itu dengan selalu diarahkan kepada hal-

ahal yang positif dengan disertai selalu memohon kepadanya gar diberi

kekuatan dan di beri pendamping hidup yang terbak untuk kita baik di

dunia maupun diakhirat.

4) Internet kita dan sosial Media

Saat ini penjelmaan syetan yang paling dahsyat ada pada

fasilitas. Terutama yang sekarang paling sering digunakan adalah

internet dan medsos. Bukan bermaksud melarang untuk

menggunakannya tapi kita harus tau bagaimana kita dapat

mengendalikan oleh internet dan medsos bukan malah kita

dikendalikan olehnya.

97
g. Kendala strategi komunikasi dalam program Posyandu

Memperbaki kinerja puskesmas baik dalam memberikan

pelayanan kesehatan maupun dari segi kedisiplinan pegawai dan

managemen puskesmas sehingga damfak tersebut berimbas dari kesehatan

masyarakat seperti sararan dan prasarana.

1) Kurangnya fasilitas pelayanan

Diantara sekian banyaknya kendala dan hambatan yang sering

terjadi saat proses pelayanan adalah kurangnya fasilitas.

Sarana Dan Prasarana salah satu kendala yang jadi ada di

kegiatan posyandu seperti sarana non medis dan sarana medis. Sarana

non medis seperti kurangnya tempat atau lokasi sedangkan sarana

medis kurangnya alat kesehatan.

2) Kepegawean

Kurangnya tenaga pegawai dan tidak adanya ketegasan dalam

hal pelaksanaan kesepakatan yang telah dibuat antara dinas dengan

kepala puskesmas.dan masih kurangnya disiplin pegawai dalam hal

waktu

3) Terhambatnya Komunikasi Interpersonal

Salah satu yang menjadi kendala dalam memberikan pelayanan

terhadap masyarakat adalah terhambatnya komunikasi interpersonal

antara tim kesehatan dengan masyarakat dalam proses pelayanan.

98
h. Kendala Strategi Komunikasi dalam Gerakan Gemar Membaca

1) Hambatan dari lingkungan keluarga keluarga adalah peran penting dan

mendasar dalam mencetak anaknya. Oleh karena itu, keluarga

hendaknya menumbuhkan minat baca anak sejak dini dan sesuai dengan

level anak. Sehingga kenyataa tersebut membuat kurang efektif dan

kondusif dalam menumbuhkan minat baca pada anak.

2) Hambatan dari lingkungan Sekolah saat ini, banyak sekolah-sekolah

lebih mengutamakan standart pencapaian kelulusan anak.

3) Hambatan dari lingkungan masyarakat semangat dan kesadaran akan

pentingnya literasi yang rendah pada lingkungan masyarakat dan

masyarakat yang malu mengakui bahwa dirinya buta huruf dan

berhitung.

4) Hambatan dari keterbatasan akses atas buku

99
BAB IV

PENUTUP

Berdasarkan uraian data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

peneliti dapat menarik kesimupulan sebagai berikut

A. Kesimpulan

1. Pimpinan Rumah Pintar membangun strategi komunikasi yang dibentuk

mulai dalam internal Rumah Pintar masing-masing dengan cara

memperkuat strategi komunikasi dalam internal Rumah Pintar, dalam hal

ini komunikasi pola komunikasi yang terjadi adalah komunikasi

antarpribadi yang dimana pimpinan Rumah Pintar bertindak sebagai

komunikator dan siswa atau pengurus bertindak sebagai komunikan.

kemudian menerapkan komunikasi kelompok dalam upaya menjaga

keharmonisan hubungan komunikasi,

2. Dalam membentuk strategi komunikasi tentu terdapat kendala – kendala


yang dihadapi para pimpinan Rumah Pintar beserta anak dalam

menjalankan program di Rumah Pintar . Kendala-kendala ini bersifat

internal dan eksternal, Kendala internalnya adalah kurangnya komunikasi

antara orang tua dalam mengarahkan anak-anaknya dan mengajak anaknya

berkomunikasi dan kurang eratnya hubungan komunikasi dengan

pemerintah sebagai pendukung dalam strategi komunikasi yang diterapkan

pimpinan rumah pintar, dan adapun kendala eksternalnya berupa pengaruh

media sosial dan lingkungan. Yang dimana pengaruh media sosial ni

kurangnya minat anak untuk mengikuti pelajaran karna mereka sibuk

dengan hanphone.

100
B. Saran – Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti temukan dan uraian diatas,

maka peneliti memberikan saran - saran sebagai berikut :

1. Pimpinan rumah pintar harus lebih meningkatkan lagi strategi komunikasi

kepada para orang tua, intinya adalah jika orang tua mampu membimbing

anak-anaknya maka generasi yang akan datang akan lebih baik, sebab

orang tua merupakan orang-orang yang paling dekat dengan anak-anaknya

dan orang tua juga yang mengetahui sikap, tingkah laku dan etika anak-

anaknya setiap hari.

2. Pemerintah Desa Kabar perlu memperhatikan juga keberadaan Rumah

Pintar. Pemerintah Desa harus lebih banyak mengadakan kegiatan yang

meningkatkan semangat belajar anak, karena dengan begitu antusias

masyarakat Desa Kabar.

Dari hasil penelitian ini, peneliti mengharapkankan kritikan dan

saran yang membangun dari para pembaca untuk menjadi masukan bagi

peneliti, karena dalam skrispsi ini peneliti menyadari banyak sekali

kekurangan yang harus disempurnakan dan kesempurnaan hanyalah milik

tuhan semata.

101
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu. 1999. Psikologi Sosial, Jakarta : PT Rineka Cipta.

Abidin, Zainal. 2002. Analisis Eksistensial : Untuk Psikologi & psikiatri,


Bandung : PT Refika Aditama.

Ardianto, Elvinaro, Komala, Lukiati dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa :
Suatu Pengantar, Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Abdurrahman. 2009. Analisis Gaya Kepemimpinan : Partisipatif dan Konflik


Fungsional Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, Yogyakarta : Genta
Press.

Bungin, Burhan (ED). 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualisasi


Metodologis Kearah Varian Kontemporer , Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada.

Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT. Grafindo


Persada.

.2007. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT.


RajaGrafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana. 1999. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, Bandung :
Remaja Rosdakarya.

. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung :


PT. Citra Aditya Bakti.

. 2007. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung :


Remaja Rosdakrya
Fitriyanti, Siti. 2011. Pola Komunikasi Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan
Pemahaman Keagamaan Masyarakat, Mataram : Skirpsi IAIN Mataram.

Goldberg, Alvin A. dan Larson, Carl E. 2006. Komunikasi Kelompok : Proses –


Proses Diskusi dan Penerapannya, Jakarta : UI-Press.

Greg, Faely. 2007. Ijtihad Politik Ulama’ : Sejarah NU 1952-1967, Yogyakarta :


LKIS.

104
Jauah, Lawrence R. dan Guek, William F.. Manajemen Strategi dan Kebijakan
Perusahaan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Karimah, Kismiyanti El dan Wahyudin, Uud. 2010. Filsafat dan Etika
komunikasi, Bandung : Widya Padjadjaran.
Mufid, Muhammad. 2009. Etika dan filsafat komunikasi, Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Morissan. 2013. Teori Komunikasi : Individu Hingga Massa, Jakarta :
Kencana
Prenada Media Group.

Munir, Muhammad dan Ilaihi Wahyu. 2006. Manajemen Dakwah, Jakarta : Kencana
Prenada Media Group

Marno. 2007. Islam By Management and Leadership : Tinjauan Teoritis dan


Empiris Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta : Lintas
Pustaka Publisher.

Meleong, Lexi J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya.

Nurudin. 2007. Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.


Panuju, Redi. 2001. Komunikasi Organisasi : Dari Konseptual-Teoritis
Ke Empirik, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

105
LAMPIRAN

1. Program Matematika

2. Seni Tari

106
3. Program Bahasa Inggris

4. Program Komputer

107
5. Kegiatan Tambahan Dirumah Pintar

108
6. Gerakan Membaca

109
7. Program tahfidz Al-Qur’an

110
8. Program Posyandu

111

Anda mungkin juga menyukai