Anda di halaman 1dari 83

SKRIPSI

STRATEGI KOMUNIKASI KSAHE DALAM MELESTARIKAN


GENDANG BELEK PADA KALANGAN ANAK MUDA DI DESA GIRI
MADIA, LINGSAR, LOMBOK BARAT

Aminatun Zohriah
NIM 170301057

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KUMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2021
SKRIPSI

STRATEGI KOMUNIKASI KSAHE DALAM MELESTARIKAN


GENDANG BELEK PADA KALANGAN ANAK MUDA DI DESA GIRI
MADIA, LINGSAR, LOMBOK BARAT

Aminatun Zohriah
NIM 170301057

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KUMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2021

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh: Aminatun Zohriah, NIM: 170301057, dengan judul, “Strategi


Komunikasi Ksahe Dalam Melestarikan Gendang Belek di Desa Giri Madia
Kecamnatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat ”. telah memenuhi syarat dan
disetujui untuk di uji.

Disetujui pada tanggal:

Pembimbing 1, Pembimbing II,

Dr. Nikmatullah, M.A Dr. Muchammadun, Mps.M.Gen,Appling (Adv)


NIP.1975022519990310022007 NIP.197711212009011005

iii
NOTA DINAS

Mataram,________________

Hal: Ujian Skripsi

Yang Terhormat

Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

di Mataram

Assalamu’ala ikum, Wr.Wb.

Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi, kami


berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama Mahasiswa : Aminatun Zohriah

NIM : 170301057

Jurusan/prodi :Komunikasi dan Penyiaran Islam

Judul :Strategi Komunikasi Ksahe Dalam Melestarikan Gendang


Belek di Desa Giri Madia Kecamnatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi


Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Mataram. Oleh karena
itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di munaqasyah-kan.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Pembimbing 1, Pembimbing II,

Dr. Nikmatullah, M.A Dr. Muchammadun, Mps.M.Gen,Appling (Adv)


NIP.1975022519990310022007 NIP.197711212009011005

iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertan datangan dibawah ini:

Nama :Aminatun Zohriah

Nim :170301057

Jurusan :Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas :Dakwah dan Ilmu Komuniasi

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul:“Strategi Komunikasi Ksahe Dalam


Melestarikan Gendang Belek di Desa Giri Madia Kecamnatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat” secara kesuluruhan adalah hasil penelitian/karyasaya sendiri,
kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk dari sumbernya, jika terbukti melakukan
plagiat tulisan/karya orang lain. Saya siap menerima sanksi yang telah ditentukan
oleh lembaga.

Mataram,________________

Saya yang menyatakan,

Materai 10.000

Aminatun Zohriah

v
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi oleh: Aminatun Zohriah, NIM: 170301057 dengan judul: “Strategi


Komunikasi Ksahe Dalam Melestarikan Gendang Belek di Desa Giri Madia
Kecamnatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat” telah dipertahankan di depan
dewan penguji Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Mataram pada tanggal___________________

Dewan Penguji

Dr. Nikmatullah, M.A ______________________


(KetuaSidang/Pemb.1)

Dr. Muchammadun, Mps.M.Gen,Appling(Adv) ______________________


(SekretarisSidang/Pemb.II)

__________________ _______________________
(Penguji 1)

__________________ _______________________
(Penguji II)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Dr. H. Subhan Abdullah Achim, Lc.MA


NIP. 197107102001121002

vi
MOTTO

Untuk mendapatkan apa yang di inginkan, kau harus bersabar dengan apa

yang kau benci

-IMAM GHAZALI-

vii
PERSEMBAHAN:

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya tercinta bapak saya
Nurkawi dan ibu saya Musnah terima kasih tak terhingga dariku anak mu
Aminatun Zohriah karena telah membesarkan dan memberiku pendidikan terbaik
di dunia serta mencurahkan seluruh kasih sayang kalian untukku hingga saat ini.
Dan maafkan anakmu ini karena belum bisa membalas semua cinta dan kasih
sayang, perhatian, pendidikan, materi dan semuanya hal yang telah kalian
curahkan tanpa mengharap balasan dariku kecuali melihatku bahagia. Selalu dan
terus menerus dan tak terhenti saya meminta dalam setiap do’a untuk selalu
membuat kalian berdua selalu sehat, panjang umur, murah rezki dan bahagia serta
mengizinkan aku untuk mengabiskan waktu ku dengan selalu memberikan semua
kebagiakan didunia ini unuk kalian amin. Dan terima kasih juga untuk saudara-
saudara terkasihku Muhammad Hendra Wahyudi Anto, Nisa Ulfiani, Anggun
Apriani, almarhumah Maryunani, Sapnah, Alimuddin, Kamarudin telah menjadi
penyemangat serta menjadi penghibur dikala aku mulai merasa lelah dan lemah
menjalani setiap masalah dalam setiap perjalanan dan perjuangan ku selama ini
serta menjadi seseorang yang selalu memberi dan bersedia menjadi tempat
berkeluh kesah ku do’a kalian yang menuntun ku hingga sejauh ini untuk tetap
kuat dan sabar dalam berjuang intinya all of thank for you all do’a kan dan izinkan
aku memberikan seluruh kebahagian di dunia ini untuk kalian. Untuk Munawar
harris kekasih tercintaku terima kasih banyak telah menemaniku selama ini serta
terus menjadi penyemangat dan memberi semangat untukku dalam berbagai hal
termasuk kasih sayang dan materi dan terima kasih telah bersedia setia
menemaniku berjuang serta bersedia mendengaarkan ku bekeluh kesah dan terus
memotipasi ku untuk tetap semangat dan bersabar atas semuanya sekali lagi
terima kasih sayangku Munawar Harris. Dan tidak lupa terima kasih banyak juga
untuk sahabat terbaikku Ruka’iyah, Nurul Hidayah, Khairul Ummah, dan Radia
Rahmah terima kasih telah mersedia menemaniku dengan tulus dalam berjuang
serta tidak bosan membeberi semangat dan mengingatkan ku untuk segera
menyelesaikan pendidikan S1 ini. Serta tidak juga berhenti dan bosan untuk aku
ganguin waktunya untuk mebantu ku dalam segala hal terima kasih juga telah
menghabiskan waktu berharga kalian hanya untuk menghabiskan waktu dengan
memberikan perhatian, kasih sayang,semangat,kekonyolan,dan masih banyak lagi
bersamaku. Terima kasih juga untuk sumbangsih dan materi dan pikirannya
kalian adalah orang-orng terbaik yang pernah aku kenal. Kemudin untuk teman-
teman yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu terima kasih atas
segala kebaikan kalian, semoga tuhan membalas kebaikan kalian. Untuk
kampusku tercinta UIN Mataram terima kasih telah menjadi sejarah perjuanganku
dalam meraih kesuksesan. Untuk Almamater tercinta terima kasih telah menemani
setiap hariku dalam menempuh perjuangan.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, tuhan semesta alam dan

shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda kita Nabi

Muhammad, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa

bantuan dan keterlibatan berbagai pihak oleh karena itu penulis memberikan

penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu, yaitu mereka antara lain adalah:

1. Dr. Nikmatullah, M.A Sebagai pembimbing 1 dan Dr. Muchammadun,

Mps.M.Gen, Appling (Adv) sebagai pembimbing II yang memberikan

bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus tanpa bosan

ditengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih

matang dan cepat selesai;

2. Dr. dan sebagai penguji yang telah memberikan saran kontruktif bagi

penyempurnaan skripsi ini;.

3. Najamuddin, M.Si. selaku ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam;

4. Dr. H. Subhan Abdullah Achim, Lc.M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi (FDIK);

5. Prof. Dr. Masnun, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi

tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan

peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai;

ix
6. Bapak Ibu Dosen dan pegawai di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Mataram yang telah mengajari dan melayani penulis selama masa studi.

7. Teman-teman sejurusan KPI dan se UIN Mataram;

8. Pihak Lembaga tempat lokasi penelitian.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang

berlipat ganda dari Allah SWT. Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi

semesta.Amin.

Mataram___________2021
Penulis,

Aminatun Zohriah

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


HALAMAN JUDUL................................................................. ........................ ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... .. iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................ .. iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI......................................... ................ ....v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI............................................... ............... .. vi
HALAMAN MOTTO.................................................................. ..................... . vii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ viii
KATA PENGANTAR................................................................. ...................... .. ix
DAFTAR ISI............................................................................. ......................... .. xi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiii
ABSTRAK................................................................................ ......................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah ......................................................................1
B. RumusanMasalah .................................................................................6
C. Tujuan Manfaat…………………………………… ...........................6
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian……..……………………… 7
E. Telaah Pustaka .....................................................................................8
F. Kerangka Teori ..................................................................................11
G. Metodologi Penelitian ........................................................................20
H. Sistimatika Pembahasan ....................................................................26

BAB II. PAPARAN DAN TEMUAN DATA


A. Gambaran umum Desa Giri Madia........................... ......................28
1. Sejarah Desa Giri Madia .............................................................28
2. Letak Geografis ............................................................................30
3. Data Jumlah Jiwa Dan Kartu Keluarga Di setiap Dusun Di
Desa Giri Madia ............................................................................31

xi
4. Kondisi Ekonomi ..........................................................................33
5. VISI – MISI ...................................................................................34
6. Sejarah terbentuknya Gendang Belek di Desa Giri Madia
Kec. Lingsar, Kab. Lombok Barat ..............................................35
7. Struktur Organisi Gendang Belek Di Desa Giri Madia
Kec. Lingsar Kab. Lombok Barat...............................................36
B. Strategi Komunikasi Gendang Belek di Giri Madia
Kec. Lingsar Kab. Lombok Barat .............................................36

BAB III. PEMBAHASAN


A. Strategi Komunikasi Dalam Menjaga Ikatan Sosial .....................45
B. Strategi Komunikasi dalam Menarik Minat Bersama .................47

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................57
B. Saran................................................................................. ..................58

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
STRATEGI KOMUNIKASI KESEHE DALAM MELESTARIKAN
GENDANG BELEK PADA KALANGAN ANAK MUDA DI DESA GIRI
MADIA, LINGSAR, LOMBOK BARAT

Oleh:

Aminatun Zohriah

170301057

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul Strategi Komunikasi Kesehe Dalam Melestarikan


Gendang Belek Pada Kalangan Anak Muda Di Desa Giri Madia, Lingsar, Lombok
Barat untuk mendapat gambaran serta informasi yang mendalam terkait dengan
bagaimana strategi komunikasi kesehe dalam melestarikan gendang belek pada
kalangan anak muda di desa giri madia, lingsar, lombok barat. Dalam hal ini
strategi komunikasi yang digunakan dalam melestarikan gendang belek
dikalangan anak muda yang ditemukan yakni dengan menggunakan strategi
komunikasi pendekatan sosial dan pendekatan media sosial.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, sumber data
primernya diambil dari kata-kata yang di dapatkan dari hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi secara langsung dengan orang-orang yang
bersangkutan. Ada beberapa informan yang diambil di antaranya ketua kelompok
Kesehe Gendang Belek, pengurus kelompok Gendang Belek, anggota kelompok
Gendang Belek, dan masyarakat di Desa Giri Madia. Sumber data sekundernya di
dapat melalui media sosialnya berupa Facebook dan Channel Youtubenya.
Kesimpulan yang dihasilkan adalah strategi komunikasi yang dilakukan dalam
melestarikan Gendang Belek di kalangan anak muda di Desa Giri Madia, yaitu
menggunakan media sosial seperti Youtobe dan Facebook dalam
memperkenalkan dan mempromosikan Gendang Belek. Serta menggunakan
media sosial seperti Youtobe dan Facebook untuk berhubungan dan berintraksi
dengan anggota lain atau masyarakat.
Pelestarian Gendang Belek itu akan sangat di pengaruhi dengan efektivitas
strategi komunikasi lewat sosial media dan efektivitas ikatan sosial lewat strategi
komunikasi latihan dan perform.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Media Sosial, Buadaya Gendang Belek.

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Strategi komunikasi adalah perencanaan dan manajemen untuk

mencapai suatu tujuan dan menjadi panduan dari perencanaan komunikasi

dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Strategi

komunikasi dilakukan dalam beberapa tahapan:

a. Mengenali khalayak, khalayak aktif komunikator dan komunikan terjadi

hubungan dan juga saling mempengaruhi.

b. Menyusun pesan, menentukan tema dan materi. Membangkitkan

perhatian dalam komunikasi ialah membangkitkan perhatian dari

khalayak terhadap pesan yang di sampaikan.

c. Menetapkan metode, cara pelaksanaan dan bentuk isinya.

d. Pemilihan media komunikasi, kita dapat memilih salah satu atau

gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan di

capai, pesan yang disampaikan dan teknik yang di pergunakan, karena

masing-masing medium mempunyai kelemahannya sendiri sebagai

alat.1

1
Junaidi ,Komunikasi praktis writing and speaking skills, Strategi komunikasi: pengertian
dan ruang lingkup http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi-pengertian-
dan.html/m=1, diakses pada tanggal 26 Desember 2020, pukul 04:00.

xiv
2

Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan, karena budaya tidak

hanya menentukan siapa bicara siapa, tentang apa dan bagaimana

komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga turut menentukan orang yang

menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan kondisi-

kondisinya untuk mengirim, dan menafsirkan pesan. Seluruh perbedaan

perilaku kita sangat tergantung pada budaya kita dibesarkan.

Konsekuensinya, budaya merupakan landasan komunikasi. Bila budaya

beraneka ragam, maka beragam pula praktik-praktik komunikasi.2

Strategi melestarikan Gendang Belek tidak pernah luput dari

pengaruh kebudayaan asing, kini banyak pihak pelestari budaya dan

identitas lokal mengupayakan terhindarnya kepunahan kebudayaan lokal

sebagai akibat desakan kebudayaan global. Kecemasan akan kemunduran

kebudayaan lokal oleh kebudayaan global tidak perlu terjadi jika prinsip

berikut dilaksanakan.

a. Setiap kebudayaan yang akan diwariskan kepada generasi penerus

tidak dibiarkan hidup secara pasif.

b. Nilai-nilai lama kebudayaan yang diwariskan harus dikaji, dianalisis,

dan diberi spirit baru yang sesuai dengan jiwa zaman, serta dapat

bertunas dan hidup subur di tengah-tengah masyarakat pendukungnya.

Sebab itu diperlukan kegiatan mencipta yang dapat memberi jiwa baru

pada kebudayaan sesuai dengan keadaan masyarakat yang telah

berubah dengan nilai-nilai dan ukuran baru.


2
Heni Gustini Nuraeni, Studi Budayaa di Indonesia,( Bandung, CV PustakaSetia, 2012).
hlm, 20
3

c. Revitalisasi pemahaman untuk menimbulkan kesadaran.

d. Perencanaan secara kolektif.

e. Pembangkitan kreatifitas kebudayaan. 3

Sesuai dengan namanya, Nusa Tenggara Barat merupakan suatu

kepulauan di Indonesia yang di mana provinsi ini diliputi dua pulau

besar di bagian baratnya ada Lombok dan Sumbawa di bagian

timurnya.

Ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat adalah kota Mataram

yang terletak di pulau Lombok. Pulau Lombok ini dihuni oleh suku

Sasak. Gendang Belek menjadi tradisi kebudayaan sekaligus menjadi

kesenian yang diwariskan oleh suku Sasak agar diteruskan oleh

generasi setelahnya yaitu kalangan anak muda dari Suku Sasak yang

ada di pulau Lombok.

Gendang Belek merupakan kesenian andalan provinsi Nusa

Tenggara Barat untuk di tampilkan pada acara nasional maupun

internasional. Kehadiran kesenian Gendang Belek ini memiliki tempat

tersendiri di hati masyarakat atau penontonnya dapat dibuktikan

dengan banyaknya masyarakat yang berbondong-bondong untuk

menyaksikan pertujukan Gendang Belek saat ada pertunjukannya

diadakan.

3
Heni Gustini Nuraeni, studi budaya di indonesia,( Bandung, CV Pustaka Setia, 2012),
hlm 93-94.
4

Biasanya untuk menyaksikan pertunjukan masyarakat berjejer di

pinggir jalan. Kesenian ini sering di sajikan dengan bentuk arak-

arakan, setelah selesai arak-arakan masyarakat akan berbondong-

bondong ke tempat pertunjukan penutup di suatu tempat yang telah

disepakati sebelumnya.

Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara

formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan,

pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna dan diwariskan dari

generasi ke generasi, melalui usaha individu dan kelompok.4

Merujuk arti budaya pada kamus besar Bahasa Indonesia budaya

biasa diartikan sebagai:

a. pikiran dan akal budi

b. adat istiadat

c. sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab,

maju)

d. sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah .5

Sementara dalam Psikologi, sebagaimana yang dipopulerkan

Geert Hoefstede, budaya diartikan tidak sekedar respon dari pemikiran

manusia atau “programming of the mind”, melainkan juga sebagai

jawaban atau respon interaksi antar manusia yang melibatkan pola-

pola tertentu sebagai anggota kelompok dalam merespons lingkungan


4
Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antar Budaya, ( Jakarta, PT Bumi Aksara), hal 19.
5
Rulli Nasrullah, Komunikasi Antar Budaya,(Jakarta, KENCANA, 2012), hlm 15.
5

tempat manusia itu berada. Definisi ini menekankan pada dasarnya

manusia sebagai individu memiliki pemikiran, karakteristik, sudut

pandang, atau image yang berbeda. Perbedaan itu pada dasarnya

muncul dari hubungannya dengan individu lain. 6 Dalam konteks

skripsi ini banjar merupakan sekumpulan anak muda yang tergabung

dalam sebuah kelompok adat di suatu daerah atau desa. Anak muda

yang tergabung di banjar memiliki tanggung jawab di dalam sebuah

kegiatan atau adat yang ada di desa tempat tinggal mereka. Untuk

berpartisipasi dalam mensukseskan acara adat yang sedang

berlangsung. Terutama pada saat adat begawe dilangsungkan dan

diselenggarakan bersamaan dengan adat Gendang Belek dan disanalah

setting komunikasi terjadi dalam mensosialisasikan Gendang Belek di

kalangan anak muda di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar

Kabupaten Lombok Barat.

Melihat pola interaksi dan komunikasi antar budaya pada seting

global dan akibatnya pada artefak budaya lokal seperti gendang belek

yang belum banyak didokumenkan, peneliti ingin mempertahankan

dan terus melestarikan budaya gendang belek sehingga dapat

diteruskan dan dinikmati oleh generasi berikutnya. Agar suatu saat

ketika ada wilayah yang mengakui adat ini sebagai miliknya kita

mempunyai bukti untuk mempertahankannya dan menjadi daya tarik

dalam menarik wisatawan asing untuk datang dan menikmatinya.

6
ibid, hlm 16.
6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat kita simpulkan beberapa

rumusan masalah yang akan dijadikan pokok pembahasan yaitu:

1. Bagaimana strategi memperkenalkan dan mewariskan budaya Gendang

Belek pada anak muda di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar

Kabupaten Lombok Barat ?

2. Bagaimana respon anak muda dalam melestarikan Gendang Belek?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Ada pun tujuan yang ingin peneliti capai dalam penelitian ini di

antaranya sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui lebih jauh respon anak muda terhadap

pertunjukan Gendang Belek di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar

Kabupaten Lombak Barat.

b. Untuk mempelajari dan mendeskripsikan bagaimana fungsi kesenian

Gendang Belek di kalangan anak muda Desa Giri Madia Kecamatan

Lingsar Kabupaten Lombok Barat.

2. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian di harapkan bisa berguna serta dapat

memberikan efek kebaikan untuk masa yang akan datang baik secara

praktis maupun teoritis.


7

a. Manfaat Praktis

1) Untuk Peneliti

Peneliti dapat mendeskripsikan dan mengetahui fungsi dan bentuk

kesenian Gendang Belek di Lombok Barat sehingga peneliti bisa

mengembangkan ke tahap penelitian selanjutnya.

2) Untuk kelompok kesenian Gendang Belek “Giri Madia”

Diharapkan penelitian yang di hasilkan ini dapat bermanfaat

untuk menjadi bahan acuan bagi kesenian Gendang Belek : “Giri

Madia” di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten

Lombok Barat berikutnya.

3) Untuk Pembaca

Penelitian yang dihasilkan bisa menjadi informasi dan

masukan untuk keperluan pengembangan fungsi beserta bentuk

kesenian Gendang Belek di Lombok Barat.

b. Manfaat Teoritis.

Sebagai bentuk partisipasi berpikir saya untuk UIN Mataran

khususnya mahasiswa agar dapat menambah serta memperkaya

referensi untuk memahami lebih rinci fungsi dan bentuk serta

perkembangan kesenian Gendang Belek.

D. Ruang lingkup Dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini di lakukan di kawasan pedesaan Desa Giri Madia

Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Adapun alasan kenapa


8

peneliti mengambil tempat ini sebagai tempat penelitian diantaranya

sebagai berikut:

a. Karena tempat penelitian Gendang Belek ini terlihat asri dan

menarik untuk diteliti. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah

wisata sehingga interaksi budaya lokal dan asing dapat diamati.

b. Karena tempat penelitian Gendang Belek ini strategis dan mudah

untuk dijangkau, sehingga wisatawan dapat dengan mudah

menumukan dan berkunjung ke lokasi penelitian.

c. Karena kesenian Gendang Belek yang ada di desa ini unik dan

layak untuk diperlihatkan dan diwarisi pada generasi berikutnya,

sehingga dapat dilestarikan.

2. Setting penelitian

Penelitian ini di lakukan di desa Giri Madia Kecamatan Lingsar

Kabupaten Lombok Barat.

E. Telaah Pustaka

1. Skripsi oleh Mirza Septian Maulana, Universitas Negeri Semarang,

Fakultas Bahasa dan Seni, Prodi Pendidikan Seni Drama, Tari Dan

Musik, “Bentuk Dan Fungsi Pertunjukan Kesenian Gendang Belek Di

Desa Kopang Rembiga Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok

Tengah”,7 Skripsi ini membahas tentang bagaimana bentuk dan fungsi

dari kesenian Gendang Belek, dan jenis penelitian ini adalah deskriptif

7
Mirza Septian Maulana “Bentuk dan Fungsi Pertunjukan Kesenian Gendang Belek di
Desa Kopang Rembiga Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Barat”( Skripsi Bahasa dan
Seni,UNNES, Semarang)
9

kualitatif dengan pedekatan musikologi,antropologi, dan performing

art. Skripsi ini dengan penelitian penulis memiliki kesamaan, yaitu

sama-sama membahas tentang budaya Gendang Belek dan teknik

pengumpulan data. Perbedaannya terletak pada waktu dan lokasi.

Waktu dan lokasi penelitian Mirza Septian Maulana dilakukan pada

tahun 2016 bertempat di Desa Kopang Rembige, Kecamatan Kopang,

Kabupaten Lombok Tengah persamaanya dengan peneliti kali ini yaitu

sama-sama membahas tentang Gendang Belek. Namun perbedaannya

peneliti sebelumnya membahas tentang bentuk dan fungsi sedangkan

penelitian penulis pada tahun 2020 yang bertempat di Desa Giri Madia

Lombok Barat membahas tentang strategi komunikasi dalam

melestarikan Gendang Belek.

2. Skripsi oleh Susilawarni, Institut Agama Islam Negeri Mataram,

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi “Eksistensi Cilokak Sebagai

Komunikasi Budaya”,8 Skripsi ini membahas tentang eksistensi dan

persepsi masyarakat tentang cilokak di Kelurahan Grantung Praya

Tengah Lombok Tengah dan jenis penelitian ini adalah kualitatif

dengan pedekatan perspektif fenomelogis. Pengambilan sampel yamg

digunakan adalah teknik sampling purposive. Skripsi ini dengan

penelitian penulis memiliki kesamaan, yaitu sama-sama membahas

tentang budaya. Perbedaannya terletak pada subjek, waktu dan lokasi.

Penelitian Sulistiawati memilih Cilokaq sebagai objek penelitian

8
Susilawarni, “Eksistensi Cilokak Sebagai Komunikasi Budaya”, (Skripsi, Dakwah dan
Komunikasi, IAIN Mataram)
10

sedangkan penulis memilih Gendang Belek sebagai objek penelitian.

Waktu dan lokasi penelitian Sulistiawati dilakukan pada tahun 2013

pertempat di Cilokaq Patimura Kelurahan Gerantung Praya Tengah

Lombok Tengah sedangkan penulis, sedangkan penelitian penulis pada

tahun 2020 yang bertempat di Desa Giri Madia Lombok Barat.

3. Skripsi oleh Suriani, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program

Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas

Mataram, dengan judul “Analisis Struktur Tembang Sorong Serah Aji

Krame dalam Upacara Pernikahan Suku Sasak di Desa Telagawaru

Kecamatan Praya Tengah”, 9 Skripsi ini membahas tentang Analisis

Struktur Tembang Sorong Serah Aji Krame dalam Upacara Pernikahan

Suku Sasak di Desa Telagawaru Praya Tengah Lombok Tengah dan

jenis penelitian ini adalah analisis struktur dengan pendekatan struktur

naratif. Skripsi ini dengan penelitian penulis memiliki kesamaan, yaitu

sama-sama membahas tentang budaya. Perbedaannya terletak pada

subjek, waktu dan lokasi. Penelitian Sulistiawati memilih Tembang

Sorong Serah Aji Krame sebagai objek penelitian sedangkan penulis

memilih Gendang Belek sebagai objek penelitian. Waktu dan lokasi

penelitian Sulistiawati dilakukan pada tahun 2014 pertempat di Desa

Telagawaru, Praya Tengah, Lombok Tengah. Pada sisi lain, Penelitian

penulis pada tahun 2020 yang bertempat di Desa Giri Madia Lombok

Barat. Skripsi ini dengan penelitian penulis memiliki kesamaan yaitu


9
Suriani, “Analisis Struktur Tembang Sorong Serah Aji Krame dalam Upacara
Pernikahan Suku Sasak di Desa Telagawaru Kecamatan Praya Tengah”, (Skripsi, Fakultas
Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Negeri Mataram, Mataram, 2014)
11

sama-sama menentukan strategi komunikasi di bidang kesenian. Dan

perbedaannya mereka membahas mengenai adat Cikondang dan

kesenian adat Belok sementara saya akan melakukan pada setting

Gendang Belek.

4. Femi Oktaviani,BarunaTyaswara, Roswida dalam Jurnal Signal Visipol

Universitas Gunung Jati, mengemukakan bahwa seni tradisional

mengkaji strategi tentang perencanaan pesan, menentukan media

penyampaian pesan dan sosialisasikan kesenian Belok. Dalam setting

kesenian Belok yang merupakan adat Cikondang, peneliti

menggunakan metode kualitatif dan study deskriptif 10

F. Kerangka Teoritis

1. Komunikasi

a. Pengertian komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu Pernyataan yang

di lakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi

dari hubungan sosial. Dapat disaksikan pada dua orang yang

meskipun tidak saling mengenal sebelumnya, tetapi karena duduk

berdekatan lalu terlibat dalam percakapan misalnya dalam kereta api,

bis, atau pesawat terbang.11

b. Media komunikasi

10
Femi Oktaviani, Strategi Komunikasi Kepala Adat Dalam Melestarikan Kesenian Beluk
http:www.researchgate.net/publication/334791120_STRATEGI_KOMUNIKASI_KEPALA_ADA
T_DALAM_MELESTARIKAN_KESENIAN_BELUK diakses pada tanggal 27 juni 2021, 05:55.
11
Onong Uchjanacek ejaan nama Effendy,Dinamika Komunikasi, PT Remaja
Rosdakarya, 2008, hlm 5.
12

Media merupakan salah satu unsur penting dalam komunikasi

menurut para ahli, komunikasi memiliki lima unsur utama, yaitu

komunikator, pesan, media, komunikan dan efek. Proses komunikasi

secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan

seorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)

sebagai media. Lambang yang merupakan media primer dalam

proses komunikasi itu adalah bahasa, gambar isyarat, warna dan lain

sebagainya; sedangkan telepon, e-mail, radio dan televisi

merupakan media pendukung yang mempermudah dan memperluas

jaringan komunikasi.

c. Proses berlangsungnya komunikasi

Komunikator (sender) yang mempunyai maksud

berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan sesuatu pesan kepada

orang lain yang di maksud. pesan yang disampaikan itu bisa berupa

informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang

dapat di mengerti kedua pihak . Pesan (message) itu di sampaikan

atau di bawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung

maupun tidak langsung. Misalnya, seseorang berbicara langsung

melalui telephone, menulis surat, e-mail, atau media lainnya. Dalam

hal ini, media pendukung (channel) merupakan alat yang menjadi

penyampai pesan dari komunikator kepada komunikan.

Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan

ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan.


13

Komunikan (receiver) memberikan umpan balik

(feedback) atau atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia

mengerti atau memahami pesan yang di maksud oleh si pengirim.

Jika pesan (message) yang di sampaikan oleh komunikator

(sender) diterima oleh komunikan (receiver) dengan akurat, efektif

dan efisien, maka pesan itu akan menimbulkan efek yang buruk

pada diri komunikan.12

d. Tujuan Strategi Komunikasi

Tujuan pertama dari strategi komunikasi adalah announcing,

yaitu pemberitahuan tentang kapasitas dan kualitas informasi (one

of the first goals of your communication stategy is to announce the

availability on quality). Oleh karena itu, informasi yang akan di

informasikan dapat berkaitan dengan informasi utama dari seluruh

informasi yang demikian penting.13

Tujuan kedua dari komunikasi ialah sebagaimana

mempengaruhi orang atau pihak lain. Menurut Berlo (1960) dua hal

yang perlu di jawab, yaitu: mepengaruhi siapa dan bagaimana. Jadi,

menurutnya dua dimensi mengenai tujuan yaitu siapa yang di

pengaruhi dan bagaimana mempengaruhinya.14

2. Budaya

12
Muchlis Hanafi, Komunikasi dan Informasi, (Jakarta, Latnan Pentashihan Mushaf Al-
qur’an,2013), hlm 137-138.
13
Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna,(Jakarta, Kencana Prenada Media
Group, 2011), hlm 248.
14
Muhammad Budyatna, Komunikasi Bisnis SilangBudaya,(Jakarta, Kencana Prenada
Media Group,2012), hlm 1.
14

1) Pengertian Budaya

Hoefstede mendefinisikan budaya sebagai pemprogram

kolektif atas fikiran yang membedakan anggota-anggota suatu

kategori orang dari kategori lainnya. Pernyataan kunci dalam

definisi ini adalah pemrograman kolektif. .

Meskipun demikian, umumnya budaya nasional dan regional

kita mempengaruhi perilaku kita alih-alih sebaliknya. Dan kita

menjadi menjadi orang Jerman yang solid, orang Swedia yang baik,

orang Amerika yang sebenarnya atau orang Inggris yang sejati.

Dalam bergaul dengan orang-orang sebangsa, kita menemukan

bahwa semakin kita mematuhi aturan masyarakat kita, semakin

populerlah kita.15

2) Hakikat manusia dalam kebudayaan

Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat

erat, karena menjadi manusia tidak lain merupakan bagian dari

hasil kebudayaan itu sendiri, hampir semua tindakan manusia

merupakan produk kebudayaan.

Produk kebudayaan ini kecuali tindakan yang sifatnya naluriah

saja, (Animal instinct) yang bukan merupakan kebudayaan.

Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara

belajar, seperti melalui proses internalisasi, sosialisasi, dan

15
Richard D. Lewis, Komunikasi Bisnis Lintas Budaya,(Bandung, PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2005), hlm 21-22.
15

akulturasi. Karena itu budaya bukanlah sesuatu yang statis dan

kaku, tetapi senantiasa berubah sesuai sosial yang ada.

Sebagaimana dikatakana Van Peursen (1988), bahwasanya

budaya semestinya diperlakukan sebagai kata kerja, bukannya

sebagai kata benda. Sebab budaya dalam suatu masyarakat terus

menerus berubah, bahkan meskipun itu sebuah tradisi. Dan

biasanya proses pengalihan atau perubahan budaya difasilitasi

oleh adanya kontak komunikasi melalui bahasa. Tanpa bahasa,

proses penggalian kebudayaan tidak akan terjadi.16

3) Nilai Budaya

Kebudayaan adalah konsep, keyakinan, nilai dan norma yang

dianut masyarakat yang mempengaruhi perilaku mereka dalam

upaya menjawab tantangan kehidupan yang berasal dari alam

sekelilingnya.di samping sebagai fasilitas, alam adalah tantangan

yang harus diatasi. Berbeda dengan hewan, manusia tidak puas

dengan apa yang terdapat dalam alam kebendaan. Dengan konsep

yang dimiliki manusia berusaha mengolah alam ini, dan dengan

kesadaran dan cita-citanya manusia merumuskan apa yang bermakna

dan apa yang tidak bermakna dalam kehidupannya. Enam nilai yang

amat menentukan wawasan etika dan keperibadian manusia sebagai

16
Kholis, Ridho,Rusnim,Tumanggor,Nurrochim, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar,(Jakarta.
Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm 17.
16

individu maupun masyarakat, yaitu: ekonomi, solidaritas, agama,

seni, kekuasaan, dan teori.17

3. Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan Culture (bahasa Belanda) Culture (bahasa Inggris)

Tsaqafah (bahasa Arab), berasal dari perkataan latin: “colere” yang

artinya mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembang arti

culture sebagai “Segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan

mengubah alam. di tinjau dari segi bahasa Indonesia , kebudayaan

berasal dari bahasa sansekerta “buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari

buddhi yang berarti budi atau akal.

Pendapat lain mengatakan, bahwa kata budaya adalah sebagai

suatu perkembangan dari kata majemuk budi daya, yang berarti daya

dan budi karena itu mereka membedakan antara budaya dan

kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa

dan rasa; dan kebudayaaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa

tersebut.

Adapun ahli Antropologi yang merumuskan definisi tentang

kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B.Taylor, yang

menulis dalam bukunya yang terkenal bahwa kebudayaan adalah

keseluruhan yang komplek, yang didalamnya terkandung ilmu

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan

17
Rusnim Tumanggor, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana Prenada Media Group,
2010, hlm 142.
17

kemampuan yang lain, serta kebiasaan manusia yang di dapat oleh

manusia sebagai anggota masyarakat.

Di dalam masyarakat, kebudayaan sering diartikan sebagai seni

sastra, seni musik, seni pahat, seni rupa, pengetahuan filsafat atau

bagian-bagian yang indah dari kehidupan manusia. Dalam penggunaan

seperti ini pengertian kebudayaan ditempatkan di samping pengertian

ekonomi, politik, hukum, sedang dalam pengertian ilmu sosial

kebudayaan adalah seluruh cara hidup sesuatu masyarakat.

Sedangkan kebudayaan adalah semua yang berasal dari hasrat dan

gairah yang lebih tinggi dan murni yang berada di atas tujuan praktis

dalam hubungan masyarakat misalnya musik, puisi, etik, ilmu Filsafat

dan lain-lain. Jadi semua bidang kehidupan untuk kegunaan praktis.18

a. Wujud kebudayaan dan unsur- unsurnya

Prof. Dr. Koentjoroningrat menguraikan tentang wujud

kebudayaan menjadi 3 yaitu:

1) Wujud kebudayaan sebagai komplek dari ide, gagasan, nilai,

norma, peraturan dan sebagainya.

2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta

tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.

3) Wujud kebudayaan sebagai benda- benda hasil karya manusia.

18
Joko Tri Prasetya, dkk, Ilmu Budaya Dasar, ( PT RINEKA CIPTA, 2004, 28-31).
18

Adapun unsur kebudayaan yang bersifat universal yang dapat

kita sebut sebagai inti pokok setiap kebudayaan di dunia ini adalah:

a) Peralatan dan perlengkapan hidup sehari-hari misalnya: pakaian

dan perumahan

b) Dua sistem mata pencaharian dan sistem ekonomi: misalnya

pertanian, perternakan, sistem produksi.

c) Sistem kemasyarakatan, misalnya: kekerabatan, sistem

perkawinan, sistem warisan.

d) Bahasa sebagai media komunikasi baik lisan maupun tertulis.

e) Ilmu pengetahuan

f) Kesenian, misalnya seni suara, seni rupa, seni gerak.

g) Sistem religi

b. Hubungan antara manusia, masyarakat, dan kebudayaan

Manusia, masyarakat, dan kebudayaan merupakan kesatuan

yang tidak dapat lagi dipisahkan dalam artinya yang utuh. Ketiga

unsur inilah kehidup mahluk sosial berlangsung.

Masyarakat tidak dapat dipisahkan dari manusia karena hanya

manusia saja yang hidup bermasyarakat yaitu hidup bersama-sama

dengan manusia lain dan saling memandang sebagai penanggung

kewajiban dan hak. Sebaliknya manusia tidak dapat dipisahkan dari

masyarakat. Seorang manusia yang tidak pernah mengalami hidup

bermasyarakat, tidak dapat menunaikan bakat-bakat manusianya


19

yaitu mencapai kebudayaan. Dengan kata lain di mana orang hidup

bermasyarakat, pasti akan timbul kebudayaan.19

4. Pengertian Gendang Belek

Gendang Belek termasuk alat musik kebanggaan masyarakat

sasak yang dimainkan dengan cara ditabuh dan di mainkan secara

berkelompok. Terbuat dari pohon Meranti yang tumbuh subur di

Lombok, Gendang Belek menghasilkan suara yang besar dan bergema.

Suara ini dihasilkan oleh bagian tengah batang pohon yang dilubangi

dan dilapisi dengan kulit kambing, sapi, atau kerbau.

Gendang Belek yang terdiri dari dua kata merupakan

penggabungan bahasa Indonesia dan Sasak. “Belek” dari bahasa Sasak

berarti besar sedangkan gendang hanya penambahan bentuknya

menyerupai gendang pada umumnya di Indonesia. Gendang Belek biasa

dimainkan bersama dengan alat musik lainnya seperti gong, terumpang,

pencek, oncer, dan seruling. Dengan suara yang ramai, pertunjukan

Gendang Belek sangat menghibur.

Pada awalnya Gendang Belek hanyalah alat musik yang

mengiringi prajurit saat akan berjuang ke medan perang. Suara yang

dihasilkan dipercaya membuat para pasukan menjadi lebih berani untuk

berkorban membela kerajaan. Seiring berjalannya waktu, Gendang

Belek sering digunakan sebagai hiburan dan dipertunjukkan di acara

kebudayaan, kesenian bahkan pernikahan adat.

19
Ibid, hlm 32-36.
20

Pemain Gendang Belek disebut sekaha yang terdiri dari dua

gendang utama. Dengan baju adat dan sapok Kesaha memukul gendang

yang menghasilkan alunan musik menghibur. Meski berukuran besar

dengan di gantungkan di leher atau bahu pemain. Namun terlihat mudah

membawa gendang yang merupakan bagian dari alat musik nusantara

ini.20

G. Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian ilmiah, untuk lebih terarah dan rasional

diperlukan suatu metode yang sesuai dengan objek yang dikaji, karena

metode merupakan cara bertindak supaya penelitian berjalan terarah dan

mencapai hasil yang memuaskan atau maksimal. Dalam penelitian ini

digunakan metode penelitian yang tepat dan relevan sebagaimana

penelitian yang dilaksanakan yakni:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitiatif deskriptif.

Penelitian ini menggambarkan strategi komunikasi dalam

melestarikan Gendang Beleq pada kalangan anak muda di Desa Giri

Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan komunikasi, peneliti akan

menggunakan metode pendekatan komunikasi kepada pihak-pihak

yang relevan dijadikan narasumber untuk memberikan keterangan dan


20
Ahmad, Gendang Belek, Alat Musik Kebanggaan Suku Sasak,
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/gendang-belek-alat-musik-kebanggaan-
suku-sasak, Senin 17 Pebruari 2020.
21

data terkait penelitian yang akan dilakukan. Pendekatan komunikasi

yang dimaksud adalah suatu pendekatan yang mempelajari hubungan

interaksi komunikasi dalam kehidupan masyarakat yang berlangsung

baik melalui komunikasi verbal dan non verbal. Pendekatan ini

digunakan untuk mendapatkan data tentang strategi komunikasi dalam

melestarikan Gendang Beleq pada kalangan anak muda di desa Giri

Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.

3. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan 2 (dua) sumber data, yaitu:

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah informasi yang diperoleh langsung dari

pelaku yang melihat dan terlibat langsung dalam penelitian yang

dilakukan peneliti. Data primer merupakan sumber data yang

diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media

perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara

individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda

(fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Untuk

mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkan secara

langsung.21

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang

dilakukan untuk mengumpulkan data. Sedangkan instrumen

pengumpul data merupakan alat yang digunakan untuk

21
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2011), hlm. 117.
22

mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrument berupa,

pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. 22

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan pendekatan penelitian yang

menggunakan data-data yang telah ada, selanjutnya dilakukan

proses analisa dan interpretasi terhadap data-data tersebut sesuai

dengan tujuan penelitian.

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya

berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun

dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan.23

Salah satu metode dalam pengumpulan data sekunder adalah

dokumen. Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang

berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa

merupakan rekaman, gambar, benda-benda peninggalan yang

berkaitan dengan suatu peristiwa. Banyak peristiwa yang telah

lama terjadi bisa diteliti dan dipahami atas dasar dokumen atau

arsip. Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari


22
Uma Sekaran, Metodelogi Penelitian (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hlm 45.
23
Sunardi Nur, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara,
2011) hlm.76.
23

sumber manusia atau human resources, di antaranya dokumen, foto

dan bahan statistik. Menurut Sugiyono studi dokumen merupakan

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian

kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan/menggunakan

studi dokumen ini dalam metode penelitian kualitatifnya. 24

Data sekunder meliputi hasil informasi baik dari buku serta

artikel yang berhubungan dengan kasus yang diteliti. Dalam hal ini

adalah artikel akademik populer strategi komunikasi dalam

melestarikan Gendang Belek pada kalangan anak muda di Desa

Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Interview/wawancara

Interview adalah usaha menyampaikan informasi dengan

mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan

pula.25 Menurut Supardi metode wawancara adalah “proses tanya

jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan, di mana dua

orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung

informasi-informasi atau keterangan-keterangan.” 26 Dalam hal ini

peneliti akan melakukan wawancara yang tidak terstuktur, dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis atau lengkap. Pedoman wawancara yang


24
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm 88.
25
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, hlm 112.
26
Supardi, Metodologi Penelitian (Mataram: Yayasan Cerdas Press, 2006), hlm .99.
24

digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan secara mendalam yang dilakukan dengan berbagai

informan.

Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai informan yaitu

ketua kelompok Kesehe, Anggota kelompok Gendang Belek, dan

masyarakat. Kesehe merupakan seluruh anggota dari sebuah

kumpulan kelompok gendang belek dan dipimpin atau di

koordinator oleh ketua kelompok Kesehe yang tergabung dalam

kelompok Gendang Belek. Alasan kenapa peneliti memilih ketua

kesehe sebagai informan dikarenakan dialah yang mengetahui

tentang keseluruhan anggotanya.

Informan kedua yaitu, Khairul yang bertindak sebagai

anggota dan dipilih karena sebagai seorang anggota tentunya dialah

yang mewakili para anak muda dalam wawancara kelompok

Gendang Belek.

Informan ketiga yaitu, Dani yang bertindak sebagai anggota

dan dipilih karena sebagai seorang anngota tentunya dialah yang

mewakili para anak muda dan tentunya untuk lebih memperkuat

data untuk penelitian ini.

Informan ke empat yaitu, Remi yang bertindak sebagai

anggota Masyarakat dan dipilih karena sebagai seorang Masyarakat

tentunya dialah yang mewakili Masyarakat lainnya dalam


25

membangun dan ikut serta dalam melestarikan kesenian Gendang

Belek di desa Giri Madia.

b. Metode Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data

yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan

angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai

fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila

penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses

kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak

terlalu besar. 27 Di samping wawancara, peneliti juga melakukan

metode observasi, teknik observasi yang dilakukan peneliti yaitu

dengan secara langsung mengamati strategi komunikasi yang

digunakan dalam melestarikan Gendang Belek pada kalangan anak

muda di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok

Barat. Observasi yang dilakukan peneliti yaitu terlibat dalam

kegiatan saat kelompok Gendang Belek Terune Jaye diundang

dalam acara nyongkolan serta rapat-rapat perkawinan di Desa Giri

Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.

c. Metode Dokumentasi

27
Uma Sekaran, Metodelogi Penelitian (Jakarta: Salemba Empat 2006), hlm 47-48.
26

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang

diperoleh dari pihak Kesehe Gendang Belek Giri Madia berupa

dokumen-dokumen yang berkaitan tentang penelitian ini berupa

foto atau gambar kegiatan dari kegiatan Gendang Belek, buku-buku

yang tentang budaya dan komunikasi serta literatur-literatur

budaya gendang belek.

5. Metode Analisis Data

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis

yaitu suatu bentuk penelitian yang meliputi proses pengumpulan dan

penyusunan data, kemudian data yang sudah terkumpul dan tersusun

tersebut dianalisis sehingga diperoleh Pengertian data yang jelas.

Setelah dilakukan penelitian tentunya akan diperoleh data kualitatif

sesuai dengan pendekatan yang diambil. Oleh karena itu semua data

yang diperoleh di lapangan baik yang berupa hasil observasi maupun

wawancara akan dianalisis sehingga dapat memunculkan deskripsi

tentang bagaimana strategi komunikasi dalam Melestarikan Gendang

Belek pada Kalangan Anak Muda di Desa Giri Madia.

H. Sistematika pembahasan

1. Bab I. Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang Pendahuluan, yang berisi tentang

latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian, Telaah Pustaka, Kerangka


27

Teori, Metodologi Penelitian, Sistematika Pembahasan, dan Daftar

Pustaka.

2. Bab II Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Teori

Bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian,

bagaimana interaksi komunikasi di Desa Giri Madia Kecamatan

Lingsar Kabupaten Lombok Barat.

3. Bab III Metodelogi Penelitian

Bab ini diuraikan tentang pembahasan mengenai data yang

didapatkan di lapangan.

4. BAB IV : Penutup, meliputi kesimpulan


28

BAB II

PAPARAN DAN TEMUAN DATA

A. Gambaran umum Desa Giri Madia

1. Sejarah Desa Giri Madia

Desa Giri Madia merupakan salah satu desa dari 11 desa yang ada

di wilayah Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat, yang

merupakan desa pemekaran dari Desa Duman.

Berawal dari keinginan masyarakat yang mengharapkan

peningkatan kualitas pelayanan Publik mengingat pusat pemerintahan

Desa induk (Duman) jaraknya cukup jauh sekitar kurang lebih 8 km darii

Dusun Kebun Baru. Atas dasar itulah para tokoh masyarakat dusun

Kebun Baru, Dusun Leong dan Dusun Montong Galur melakukan

rembuk merencanakan pemekaran wilayah atau berpisah dari Desa

Duman. Bagai gayung bersambut setelah dilakukan musyawarah

masyarakat Dusun Kebun Baru, Dusun Leong dan dusun Montong Galur

melakukan rembuk merencanakan pemekaran wilayah atau berpisah dari

Desa Duman. Bagai gayung bersambut setelah dilakukan musyawarah

masyarakat Dusun Kebun Baru, Dusun Leong dan Dusun Montong Galur

melakukan rembuk merencanakan pemekaran wilayah atau berpisah dari


29

Desa Duman. Bagai gayung bersambut setelah dilakukan musyawarah

bersama dengan pemerintah Desa Duman ketika Kepala Desa dijabat

bpk.H. Zulkarnain, Pemekaran dapat disetujui dan diajukan menjadi Desa

persiapan Giri Madia kepada pemerinah Daerah. Menurut kosa kata

bahasa Kawi (Jawa Kuno) Giri berarti gunung atau pegunungan Madia

berarti berada di tengah-tengah jadi Giri Madia adalah suatu daerah atau

kawasan yang terletak pada daerah pegunungan yang diapit oleh beberapa

bukit. Daerah pegunungan biasanya mata pencaharian penduduknya

adalah bertani dan berkebun.

Sehingga masyarakat Giri Madia yang terdiri dari lima Dusun

yaitu Leong, Montong Galur, Awang Madia, Dusun Kebun Baru, dan

Montong Lisung yang di singkat menjadi (LE KEBA AMA MONGA

MONLI) yang berarti LE berarti Leong, KEBA berarti Kebun Baru,

AMA berarti Awang Madia MONGA berarti Montong Galur, dan

MONLI berarti Montong Lisung, dan hampil 80% penduduk Desa Giri

Madia bekerja sebagai petani kebun GIRI = RELIGIUS dan kata

MADIA berarti M= maju A= aman D= Damai I= Indah A=Amanah.

Dan sebagai tindak lanjut dari pemerintah Daerah, pada tanggal

17 April 2010 pembentukan Desa persiapan Giri Madia dengan

keputusan Bupati Lombok Barat Nomor: 807/23/BPMPD/2010 dan

hari Kamis tanggal 20 mei 2010. Bpk.Dr.H.Zaini Aroni sebagai Bupati

Lombok Barat, yang langsung melantik 15 pejabat kepala desa persiapan

pemekaran Desa Kabupaten Lombok Barat selaku pejabat sementara


30

Kepala Desa persiapan Giri Madia Bpk. Samiudin dengan SK BUPATI

NO. 869/4/BPMPD/2010. dan tasakuran desa persiapan Giri Madia yang

dihadiri oleh Bpk. H. Muridun.H.SE.MM. dari sekertaris BPMPD

Kabupaten Lombok Barat setelah didifinitikan secara kolektif kemudian

kembali diadakan tasakuran peresmian pada tanggal 27 Desember 2011

oleh bapak bupati Bpk. Dr. H. Zaini Aroni.

Mengawali perjalanan administrasi pemerintahan Desa, mengingat

Desa persiapan Giri Madia belom memiliki kantor Desa yang tetap, untuk

sementara oleh seorang warga bernama Bpk. Laiman yang sangat baik

hati memberikan izin untuk menempati salah satu rumahnya sebagai

Kantor Desa persiapan Giri Madia.

Sebagai komitmen dan persyaratan definitife Bpk. Bupati, Bpk. Dr.

H. Zaini Aroni, maka Desa persiapan Giri Madia harus telah memiliki

kantor yang tetap/ definitife maksimal dua tahun sejak dimekarkan.

2. Letak Geografis

Secara geografis wilayah Giri Madia Kecamatan Lingsar adalah

salah satu Desa dari lima belas Desa yang ada di Kecamatan Lingsar,

Desa Giri Madia terletak di bagian barat utara wilayah Kecamatan

Lingsar dengan batas-batas wilayah:

Sebelah Utara: Hutan Tutupan/ Kabupaten Lombok Utara

Sebelah selatan : Desa Duman dan Desa Langko

Sebelah Barat : Desa Dasan Gria dan Desa Gegerung

Sebelah Timur : Desa Langko


31

Gambar Peta Desa Giri Madia

Sumber: pemerintah desa Giri Madia

Kantor Desa berada di wilayah Dusun Leong sekaligus sebagai

pusat pemerintahan, mempunyai luas wilayah kurang lebih 33,25 km

persegi/366Ha yang terdiri dari area persawahan tadah hujan seluas 5Ha,

area perkebunan seluas kurang lebih 100Ha, area pemukiman seluas

kurang lebih 11Ha dll seluas 250Ha.


32

3. Data Jumlah Jiwa Dan Kartu Keluarga Di setiap Dusun Di Desa Giri

Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 1

Jumlah penduduk di Desa Giri Madia

AGAMA JUMLAH JUMLAH


NO DUSUN
JIWA KK
1 Leong Islam 872 298

2 Awang Hindu 542 118

Madia

3 Kebun Baru Islam 1086 276

4 Montong Hindu 502 123

Galur

5 Montong Islam- 266 71

Lisung Hindu

Jumlah _ _ 3268 886

Total

Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa Desa Giri Madia

merupakan desa dengan beberapa agama yang tergabung, namun

sosialisai yang terjalin sejak dahulu hinga saat ini masih sama seperti

masa dahulu serta menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.


33

Dan Dusun Kebun Baru memiliki jumlah penduduk terbanyak

yang mencapai 1086 jiwa dan 276 kepala keluarga serta Dusun

Montong Lisung menjadi dusun yang tercatan memiliki penduduk

dengan agama yang berbeda Islam Hindu bercampur menjadi satu.

4. Kondisi Ekonomi

Tabel 2

Data Jumlah pekerjaan penduduk Desa Giri Madia

NO NAMA PEKERJAAN JUMLAH

1 Petani milik sendiri 160 orang

2 Petani nPenggaraf 112 orang

3 Buruh Tani 303 orang

4 Buruh Tukang 190 orang

5 Tukang Kayu 49 orang

6 Tukang Batu 15 orang

7 Peternak 309 orang

8 Kerajinan industri kecil 7 orang

9 Mantri kesehatan/bidan/perawa 1 orang

10 Guru 15 orang

11 PNS 6 orang

12 Pedagang 91 orang
34

13 Tukang ojek 31 orang

14 TNI/POLRI 2 orang

15 Belum bekerja 213 Orang

- - 214

- - 215

Jika dilihat dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pekerjaan yang paling mendominasi masyarakat di Desa Giri

Madia tentu saja masyarakat yang bergelut dibidang peternakan

karena dapatkita lihat sendiri masyarakat yang memilih beternak

mencapai anggka 309 dan menjadi jumlah terbanyak.

5. VISI – MISI

1) Visi

Visi Desa Giri Madia, yaitu: ”Terwujudnya masyarakat Desa

Giri Madia yang mandiri sejahtera, sehat, aman, berpengetahuan dan

terampil yang menjunjung tinggi kebersamaan” dengan harapan cita-

cita yang tertuang dalam visi tersebut dapat menjadi referensi untuk

mengaplikasikan semangat yang tertanam dalam visi pembangunan

kabupaten lombok barat periode 2010 - 2014

2) Untuk menunjang dan mendukung terwujudnya visi diatas

diperlukan misi yang jelas dan kongkrit yaitu:

a) Melayani kepentingan masyarakat

b) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

c) Menumbuh kembangkan rasa persatuan dan kesatuan


35

d) Memupuk rasa persaudaraan diantara semua umat

e) Mengembangkan dan melestarikan sumber daya alam yabg ada

untuk kepentingan masyarakat

f) Meningkatkan keadilan dan pemerataan dalam pembangunan

g) Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat

berdasarkan prinsip ekonomi desa secara berkelanjutan dan

berkeadilan

h) Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan masyarakat

berdasarkan prinsip kemandirian dan partisipsi masyarakat

i) Membangun semangat otomi desa yang bermakna bagi

kehidupan masyarakat

j) Mempasilitasi pengadaan sarana dan prasarana perumahan, dan

air bersih yang berkualitas

k) Mempasilitasi upaya peningkatan pendapatan masyarakat dan

penanganan kemiskinan serta menyandang masalah

kesejahteraan sosial

l) Pemberantasan buta aksara dan memberikan pelajaran

berkelanjutan, serta mencegah anak-anak yang putus sekolah.

6. Sejarah terbentuknya Gendang Belek di Desa Giri Madia Kec.

Lingsar, Kab. Lombok Barat

Gendang Belek di Desa Giri Madia terbentuk pada tahun 1999

yang dimana di pelopori oleh H. Jayadi dan Mahmud juga mendapat

dukungan dari masyarakat, sehingga dalam membentuk kelompok


36

kesenian Gendang Belek tidak terkendala untuk masalah perizinan. Di

mana Gendang Belek tersebut di berinama Terune Jaye. Dimana pada

awal pembentukan kelompok kesenian Gending Belek Terune Jaye ini

tercatat 40 orang yang masuk untuk mendaftarkan diri sebagai anggota

namun seiring berjalannya waktu dan strategi dari pengurus dan anggota

kelompok yang mulai berinisiatif untuk tetap melestarikan dan

mempertahankan kelompok kesenian Gendang Belek Terune Jaye.

Akhirnya mulai memperkenalkannya melalui media seperti Fecebook

dan Youtube dengan foto atau memvideokan latihan, serta aktifitas yang

mereka anggap menarik yang kemudian diposting dan disebarkan

melalui media Fecebook dan Youtube yang mereka miliki. Sampai kini

strategi yang mereka gunakan membuahkan hasil yang bisa dilihat dari

bertambahnya jumlah anggota Gendang Belek Terune Jaye, seiring

berjalannya waktu dan banyak anak muda yang ikut serta di dalam

kelompok Gendang Belek Terune Jaye sampai sekarang jumlah

anggotanya mencapai 50 orang.28

7. Struktur Organisi Gendang Belek Di Desa Giri Madia Kec. Lingsar

Kab. Lombok Barat

Ketua : Mahmud

Sekertaris : Pattahurrahman

Bendahara : Wawan

Anggota : 50 (lima puluh) orang

28
Mahmud, Wawancara Ketua Kelompok Kesehe Gendang Belek Terune Jaye Giri
Madia, 15 maret 2021.
37

B. Strategi Komunikasi Gendang Belek di Giri Madia Kec. Lingsar

Kab. Lombok Barat

Strategi Komunikasi adalah unsur utama dari komunikasi itu sendiri

yang terdiri dari siapa yang pengirim pesan, siapa yang di kirim dan

melalui media apa informasi itu disebarkan. Selain itu terdapat tiga unsur

lain di antaranya feedback, efek dan lingkungan. 29

Adapun strategi komunikasi yang dilakukan oleh gendang belek

Terune Jaye dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya Gendang

belek kepada kalangan anak muda di Desa Giri Madia Kec. Lingsar Kab.

Lombok Barat yaitu sebagai berikut:

1. Komunikasi Melalui Media Sosial

Seperti yang di sampaikan oleh bapak Mahmud selaku ketua

kelompok dari Gendang Belek Terue Jaye, adapun strategi yang kita

lakukan adalah menggunakan media sosial seperti Facebook dan

Youtobe:

“Untuk menarik minat pada kalangan anak muda agar bersedia


atau tertarik untuk ikut serta dalam kelompok Gendang Belek
Terune Jaye kami selaku pengurus beserta anggota kelompok
Gendang Belek Terune Jaye membuat channel Youtobe dan
akun Fecebook . Karena seperti yang kita sama-sama ketahui
sejak adanya media sosial seperti Youtobe, Fecebook dan lain
sebagainya. Anak muda cenderung menggunakan media sosial
yang mereka meliki untuk mencari dan mendapatkan informasi
mengenai hal-hal baru dan menarik menurut mereka. Dalam
rangka membangun solidaritas antar personil dan masyarakat
kami juga rutin mengadakan latihan untuk membangun

29
Junaidi, Komunikasi praktis writing and speaking skills,Strategi komunikasi:
pengertian dan ruang lingkup http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi-
pengertian-dan.html/m=1, diakses pada tanggal 17 Mei 2021, pukul 04:00.
38

komitmen antar anggota sekali sebulan atau dua kali sebulan


serta mempersilahkan masyarakat untuk hadir jika ingin
menyaksikan kami dalam berlatih. Dalam setiap acara atau
undangan yang kami hadiri saya selaku ketua mengingatkan
anggota agar hadir tepat waktu di manapun lokasi yang
mengundang kami untuk hadir ntah itu di desa maupun di luar
desa sekalipun. Namun ada saja anggota yang datang terlambat
tapi biasanya saya selalu mengingatkan untuk tidak terlambat
lagi. Karena menurut saya tepat waktu itu penting jadi saya tidak
pernah bosan untuk tetap mengingatkan setiap ada
kesempatan.30
Saat berbicara mengenai alat untuk pelestarian budaya

Gengang Belek ada sebuah pola bahwa penggunaan teknologi

komunikasi berupa media sosial menjadi sarana untuk strategi

komunikasinya.

Mahmud ketua kelompok dari Gendang Belek Terune Jaye

menyebutkan bahwa Facebook dan media Youtobe sengaja dibuat

untuk menarik minat para anggota untuk ikut serta melestarikan

Gendang Belek Pendapat itu dilanjutkan memang benar oeleh

nggota Khairul yang mengatakan ;

“kami menggunakan media sosial seperti Facebook dan


Youtobe untuk memperkenalkan, mewariskan, melestarikan dan
menarik minat anak muda dalam mempertahankan Budaya
Gendang BelekTerune Jaye di Desa Giri Madia”. Tetapi Dani yang
merupakan anggota lainnya mengatakan bahwa “Iya kami
mempunyai Facebook dan Youtobe namun jarang mengapload
video atau konten baru”. Jadi ada kebutuhan untuk selalu anggota
menginginkan apload-apload konten baru secara berkelanjutan.

30
Wawancara dengan Bapak Mahmud, selaku ketua Kesehe, Pada Senin, 15 Maret
2021.
39

Omongan-omongan yang menyebutkan bahwa media

komunikasi itu cocok ternyata juga sesuai dengan dokumentasi dari

Channel Youtobe dan Facebook mereka seperti gambar berikut:

Gambar:tampilan Youtobe dari kelompok Gendang Belek

Desa Giri Madia

Sumber: http://youtu.be/NfVccf4tHkc

Sumber: tampilan Facebook dari kelompok Gendang Belek

Desa Giri Madia


40

Sumber: http://www.facebook.com/pajry.chemul

Setelah peneliti amati media komunikasi yang disebutkan

diatas konten-konten yang di apload dalam channel youtobe

maupun facebook lebih banyak tentang kecimol dibandingkan

dengan video Gendang Belek. Begitupun dengan media

Facebooknya konten-konten yang di apload lebih banyak tentang

banjar, konten pribadi dan sedikit sekali menggunakan caption

yang menerik. Bahkan yang peneliti dapatkan ada beberapa foto

yang diapload di facebook yang hanya menggunakan link youtobe

saja tanpa di tambahkan caption menarik. Agar yang membacanya

merasa tertarik untuk menonton bahkan ikut serta dalam kelompok

Gendang Belek di Desa Ggiri Madia.. Namun kolom komentar

terlihat bagus karena disetiap komentar yang peneliti temukan

admin rajin membalas komentar darii akun Facebooknya. Dan


41

memberikan komentar yang bernada mengajak untuk menonton

dan mensuport setiap postingannya dengan cara like, komentar,

shere,dan lain sebagainya.

2. Komunikasi Dengan Menggunakan Pendekat Sosialisasi

Berikutnya ketua Kesehe dan anggota-anggota juga

melakukan segenap strategi komunikasi dengan menggunakan

sosialisasi melalui latihan dan perform.

Sosialisasi pertama adalah latihan rutin anggota kelompok

Kesehe yang dilakukan dua kali dalam satu bulan dan biasa

dilakukan pada malam rabo selesai solat isha di kediaman ketua

kelompok Gendang Belek Giri Madia.

Tahapan selanjutnya perform biasanya dilakukan pada saat

ada acara dan diundang oleh penyelenggara yang ingin menyewa

kelompok Gendang Belek Terune Jaye untuk tampil di acaranya

mereka.

seperti pada gambar berikut di bawah ini:


42

Seperti yang disampaikan Khairul selaku anggota dari

kelompok Gendang Belek Terune Jaye adapun strategi promosi

yang kita lakukan adalah:

”Selain media sosial kami juga menggunakan teknik


sosialisasi dalam rangka memperkenalkan, mewariskan,
melestarikan dan menarik minat anak muda dalam
mempertahankan budaya Gendang Belek Terune Jaye di
Desa Giri Madia ini. Salah satunya mengundang masyarakat
dan anak muda bersosialisasi mengenai keuntungan dan
manfaat ikut serta dalam kesenian Gendang Belek dan
beberapa hal contohnya: mengadakan latihan rutin setiap
satu kali atau bahkan dua kali dalam satu bulan, membuat
acara untuk memeriahkan bulan maulid atau ramadhan
kemudian di lanjutkan dengan sosialisasi tentang Gendang
Belek Terune Jaye. Hal ini kami lakukan juga dalam rangka
menjaga silaturrahmi, kekompakan, keahlian serta niat dan
rasa bangga karena ikut andil dalam tradisi melestarikan
Gendang Belek. Dan alhamdulillah dari sosialisasi tersebut
juga dapat membuat anak muda tertarik dan ikut
mendaftarkan dirinya sebagai anggota dari Gendang Belek
Terune Jaye”.31
C. Respon Anal Muda Terhadap Strategi Kesehe Gendang
Belek di Desa Giri Madia

Dani merupakan salah satu anggota dari kelompok Gendang


Belek mengatakan bahwa dia mulai tertarik untuk bergabung di
kelompok Gendang Belek Terune Jaye karena melihat di Facebook
dan melihat langsung pertunjukan Gendang Belek dan juga disuruh
bergabung oleh ayahnya. Pak ketua juga pernah datang untuk
berkunjung sendiri kerumah saya karena ada urusan dengan ayah
saya lalu beliau menceritakan atau mensosialisasikan bagaimana
jika saya masuk dan bergabung dalam kelompok Gendang Belek
dan beliau menjelaskan keuntungan dan manfaat ikut dalam
kelompok kesenian Gendang Belek Terune Jaye Seiring
berjalannya waktu saya mulai merasa nyaman karena sejak awal
saya mulai bergabung anggota yang lainnya ramah-ramah dan
mengajarinya dari awal walau terkadang cara mereka agak keras.
Menurut saya niat merupakan salah satu elemen yang sangat

31
Wawancara dengan saudara Wawan, selaku bendahara kesehe, Pada Senin, 15 maret
2021.
43

penting dalam membangun sebuah organisasi kelompok untuk


keberlangsungan serta kesuksesan kelompok kedepannya.
Diundang di desa sendiri itu berbeda dengan diundang desa lain,
perbedaannya kalo di desa upahnya sedikit dan tidak dibagi karena
dimasukkan didalam kas kelompok namun sebaliknya jika di luar
desa upahnya lebih banyak dan dibagikan pada anggota. Pendapat
saya tentang masyarakat desa yang mengundang kami dan menilai
kami sering terlambat dan lalai saya rasa kami bersikap sama saja.
Mahmud selaku ketua kesehe Gendang Belek Terune Jaye
mengatakan “kami menggunakan media sosial seperti Facebook
dan Youtobe untuk memperkenalkan, mewariskan, melestarikan
dan menarik minat anak muda dalam mempertahankan Budaya
Gendang BelekTerune Jaye di Desa Giri Madia”. Tetapi Dani yang
merupakan anggota lainnya mengatakan bahwa “Iya kami
mempunyai Facebook dan Youtobe namun jarang mengapload
video atau konten baru”. Jadi ada kebutuhan untuk selalu anggota
menginginkan apload-apload konten baru secara berkelanjutan.
Khairul selaku anggota mengatakan ; “kami menggunakan
media sosial seperti Facebook dan Youtobe untuk
memperkenalkan, mewariskan, melestarikan dan menarik minat
anak muda dalam mempertahankan Budaya Gendang BelekTerune
Jaye di Desa Giri Madia”. Tetapi Dani yang merupakan anggota
lainnya mengatakan bahwa “Iya kami mempunyai Facebook dan
Youtobe namun jarang mengapload video atau konten baru”. Jadi
ada kebutuhan untuk selalu anggota menginginkan apload-apload
konten baru secara berkelanjutan.
Dari hasil wawancara yang didapat oleh peneliti bahwa

dalam melakukan strategi komunikasi untuk melestarikan dan

memperkenalkan Gendang Belek di Desa Giri Madia Kec. Lingsar

Kab. Lombok Barat ketua dan pengurus beserta anggota kelompok

menggunakan media sosial dan sosialisasi secara langsung untuk

memperkenalkan dan mewariskan budaya Gendang Belek pada

kalangan anak muda di Desa Giri Madia.


44

BAB III

PEMBAHASAN

Masyarakat di Desa Giri Madia, memiliki komitmen sosial. Sebagaimana

diketahui bahwa dari hasil temuan peneliti di lapangan, perkembangan kesenian

Gendang Belek di desa Giri Madia tidak terlepas dari dukungan serta interaksi

masyarakat dalam melestarikan Gedang Belek. Anggota kelompok Gendang

Belek dan masyarakat memiliki peranan penting dalam keberlangsungan kesenian

ini ke depannya serta bertanggung jawab untuk tetap melestarikannya agar terus

dapat dinikmati oleh generasi-generasi berikutnya.

Sementara dalam Psikologi, sebagaimana yang dipopulerkan Geert

Hoefstede, budaya diartikan tidak sekedar respon dari pemikiran manusia atau

“programming of the mind”, melainkan juga sebagai jawaban atau respon

interaksi antar manusia yang melibatkan pola-pola tertentu sebagai anggota

kelompok dalam merespon lingkungan tempat manusia itu berada. Definisi ini
1

menekankan pada dasarnya manusia sebagai individu memiliki pemikiran,

karakteristik, sudut pandang, atau image yang berbeda. Perbedaan itu pada

dasarnya muncul dari hubungannya dengan individu lain.32

Berdasarkan hasil observasi, wawancara di lapangan peneliti memperoleh

data mengenai “Sreategi komunikasi Kesehe dalam melestarikan Gendang Belek

pada kalangan anak muda di desa Giri Madia” namun sebagai langkah awal

terlebih dahulu peneliti akan memaparkan mengenai bentuk interaksi dan praktik-

praktik ketua kelompok Kesehe Gendang Belek dan anggota kelompok.

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak

hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat

digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi).

Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang

tidak terlalu besar.33 Di samping wawancara, penelitian juga melakukan metode

observasi, teknik observasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan secara langsung

mengamati strategi komunikasi yang digunakan dalam melestarikan Gendang

Belek pada kalangan anak muda di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar

Kabupaten Lombok Barat. Observasi yang dilakukan peneliti yaitu terlibat

langsung dalam kegiatan saat kelompok Gendang Belek Terune Jaye diundang

dalam acarara nyongkolan di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten

Lombok Barat.

32
ibid, hlm 16.
33
Uma Sekaran, Metodelogi Penelitian (Jakarta: Salemba Empat 2006), hlm 47-48.
2

Isu-isu keberlangsungan kelompok Gendang Belek di Desa Giri Madia

Kecamatan Lingsar.

A. Strategi Komunikasi dalam Menarik Minat Bersama

Pada konteks studi kasus Kesehe di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar

isu-isu keberlanjutan organisasi merupakan hal yang dikatakan penting. Hal

ini bergantung pada sebagian besar faktor komitmen, wawancara dengan

bapak ketua Kesehe mengatakan sebagai berikut: “Dalam rangka membangun

solidaritas antar personil dan masyarakat kami juga rutin mengadakan latihan

untuk membangun komitmen antar anggota sekali sebulan atau dua kali

sebulan dan mempersilahkan masyarakat untuk hadir jika ingin menyaksikan

kami dalam berlatih”. Selanjutnya sejumlah anggota yang peneliti wawancara

juga mengatakan komitmen atau niat juga dinyatakan penting untuk

mendukung keberlanjutan organisasi Gendang Belek ini”. Khairul salah satu

anggota yang peneliti wawancara hari Senin tanggal 15 Maret 2021 di

rumahnya menyatakan sebagai berikut: ”Hal ini kami lakukan juga dalam

rangka menjaga silaturrahmi, kekompakan, keahlian serta niat dan rasa

bangga karena ikut andil dalam tradisi melestarikan Gendang Belek”.

Saat penulis bandingkan wawancara-wawancara tadi dengan hasil

observasi maka ada kemiripan bahwa niat kuat dan komitmen merupakan

faktor penting dalam keberlanjutan Gendang Belek, tadi juga penulis amati

dalam observasi saat pertama kali turun ketika mereka sedang diundang

dalam salah satu acara nyongkolan yang diadakan oleh seorang warga di

Desa Giri Madia.


3

Hasil observasi menyatakan bahwa: pak ketua berkata” Inget nanti jam

empat kita sudah ada di sini dan bersiap-siap untuk jalan nyongkolan dan

inget jangan pada telat karena ini bukan tempat latihan yang kalian bebas

datang sesuka kalian”. Ungkapan pak ketua tadi memberikan dorongan pada

para anggota untuk rajin serta mempunyai komitmen untuk tepat waktu. Saat

pak ketua mengatakan hal itu pak ketua mengangkat tangan ke depan dan

menunjuk ke atas dan ke depan serta matanya agak dibesarkan yang dalam

bahasa nonverbal dapat diartikan bahwa pokoknya jangan datang terlambat

karena ini kita diundang bukan latihan yang bisa kalian remehkan.

Hasil wawancara pak ketua dan anggota yang mengenai niat kuat

komitmen untuk melanjutkan organisasi kelompok Kesehe sayangnya tidak

sesuai dengan observasi yang saya lakukan terhadap perilaku anggota pada

hari Senin 15 Maret 2021 di rumahnya pak ketua sebagai berikut nukilan

observasi saya. Dani yang diwawancarai berikutnya mengatakan niat

merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam membangun sebuah

organisasi kelompok untuk keberlangsungan serta kesuksesan kelompok

kedepannya. Hanya saja pada saat peneliti wawancarai Dani pada waktu itu

datang terlambat dengan melangkah santai, meringis dan tanpa rasa bersalah

dia beranjak ke tengah-tengah anggota lainnya yang sudah terlebih dahulu

standby sebelum dirinya, tanpa menghampiri ketua Kesehe untuk meminta

maaf terlebih dahulu. Selanjutnya perilaku tidak konsisten Dani mengenai

ucapan niat dan perbuatan yang terlambat dan merasa bersalah itu sayang

sekali juga muncul dalam pengamatan-pengamatan berikutnya oleh anggota-


4

anggota lain seperti,Opan, Idi, Bayu, Faisal, Sahman yang juga datang

terlambat. 34

B. Strategi Komunikasi Dalam Menjaga Ikatan Sosial

Strategi komunikasi adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai

suatu tujuan dan menjadi panduan dari perencanaan komunikasi dan

manajemen komunikasi contohnya seperti latihan rutin dan pada saat perform

untuk mencapai suatu tujuan. Strategi komunikasi dilakukan dalam beberapa

tahapan:

a. Mengenali khalayak, khalayak aktif komunikator dan komunikan terjadi

hubungan dan juga saling mempengaruhi.

b. Menyusun pesan, menentukan tema dan materi. Membangkitkan perhatian

dalam komunikasi ialah membangkitkan perhatian dari khalayak terhadap

pesan yang disampaikan.

c. Menetapkan metode, cara pelaksanaan dan bentuk isinya.

d. Pemilihan media komunikasi, kita dapat memilih salah satu atau gabungan

dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan

yang disampaikan dan teknik yang dipergunakan, karena masing-masing

medium mempunyai kelemahannya sendiri sebagai alat.35

Setelah peneliti amati media komunikasi yang disebutkan di atas konten-

konten yang di apload dalam channel Youtobe maupun Facebook lebih

banyak tentang kecimol dibandingkan dengan video Gendang Belek.

34
Wawacara Peneliti Dengan Kelompok Gendang Belek Giri Madia ,15 Maret 2021.
35
Junaidi ,Komunikasi praktis writing and speaking skills, Strategi komunikasi:
pengertian dan ruang lingkup http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi-
pengertian-dan.html/m=1, diakses pada tanggal 26 Desember 2020, pukul 04:00.
5

Begitupun dengan media Facebooknya konten-konten yang di apload lebih

banyak tentang banjar, konten pribadi dan sedikit sekali menggunakan

caption yang menerik. Bahkan yang peneliti dapatkan ada beberapa foto yang

diapload di Facebook yang hanya menggunakan link Youtobe saja tanpa di

tambahkan caption menarik. Agar yang membacanya merasa tertarik untuk

menonton bahkan ikut serta dalam kelompok Gendang Belek di Desa Ggiri

Madia. Namun kolom komentar terlihat bagus karena di setiap komentar

yang peneliti temukan admin rajin membalas komentar dari akun

Facebooknya. Dan memberikan komentar yang bernada mengajak untuk

menonton dan mensuport setiap postingannya dengan cara like, komentar,

share,dan lain sebagainya seperti yang ada pada gambar berikut ini:

Gambar: Tampilan screensoot komentar dalam media social Facebook

Gambar: tampilan Facebook dari kelompok Gendang Belek Desa Giri

Madia.
6

Sumber: http://wwwFacebook.com/pajry.chemul

Gambar: tampilan Youtobe dari kelompok Gendang Belek Desa Giri

Madia.

Sumber: http://youtu.be/NfVccf4tHkc
7

Analisis interaksi untuk ikatan sosial lewat channel Youtobe dan

Facebook di atas cocok dengan kajian bahwa Budaya dan komunikasi tidak

dapat dipisahkan, karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara siapa,

tentang apa dan bagaimana komunikasi berlangsung. Tetapi budaya juga

turut menentukan orang yang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk

pesan dan kondisi-kondisinya, untuk mengirim, dan menafsirkan pesan.

Seluruh perbedaan perilaku kita sangat tergantung pada budaya kita

dibesarkan. Konsikuensinya, budaya merupakan landasan komunikasi. Bila

budaya beraneka ragam, maka beragam pula praktik-praktik komunikasi.36

a. Hubungan antara Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan

Manusia, masyarakat, dan kebudayaan merupakan kesatuan yang

tidak dapat lagi dipisahkan dalam arti yang utuh. Ketiga unsur inilah

kehidupan mahluk sosial berlangsung.

Masyarakat tidak dapat dipisahkan dari manusia karena hanya

manusia saja yang hidup bermasyarakat, yaitu hidup bersama-sama

dengan manusia lain dan saling memandang sebagai penanggung

kewajiban dan hak. Sebaliknya manusia tidak dapat dipisahkan dari

masyarakat. Seorang manusia yang tidak pernah mengalami hidup

bermasyarakat, tidak dapat menunaikan bakat-bakat manusianya, yaitu

mencapai kebudayaan. Dengan kata lain di mana orang hidup

bermasyarakat, pasti akan timbul kebudayaan.37

36
Heni Gustini Nuraeni, Studi Budaya di Indonesia,(Bandung, CV Pustaka Setia, 2012).
hlm, 20
37
Ibid, hlm 32-36.
8

b. Kali ini sosialisasi menjadi bagian penting dalam mempertahankan dan

melestarikan Gendang Belek di Desa Giri Madia, wawancara bersama

anggota Kesehe Gendang Belek ”Selain media sosial kami juga

menggunakan teknik sosialisasi dalam rangka memperkenalkan,

mewariskan, melestarikan dan menarik minat anak muda dalam

mempertahankan budaya Gendang Belek Terune Jaye di Desa Giri Madia

ini. Salah satunya mengundang masyarakat dan anak muda bersosialisasi

mengenai keuntungan dan manfaat ikut serta dalam kelompok kesenian

seperti gendang belek”

Beberapa bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh kelompok Gendang

Belek Desa Giri Madia yaitu latihan rutin dan perform seperti yang

ditampilkan pada gambar berikut ini:

Gambar: Sosialisasi dalam bentuk latihan rutin kelompok Gendang Belek

Desa Giri Madia sebagai berikut:

Sumber: Hasil observasi peneliti dilapangan pada tanggal, 12 Juni

2021.
9

Gambar: Sosialisasi dalam bentuk perform kelompok Gendang Belek

Desa Giri Madia:

Sumber: Observasi peneliti pada tanggal 17 juni 2021

Dani seorang anggota mengatakan pada wawancara sebagai

berikut: “Pak ketua juga pernah datang untuk berkunjung sendiri ke rumah

saya karena ada urusan dengan ayah saya lalu beliau menceritakan atau
10

mensosialisasikan bagaimana jika saya masuk dan bergabung dalam

kelompok Gendang Belek dan beliau menjelaskan keuntungan dan

manfaat ikut dalam kelompok kesenian Gendang Belek”

Keseluruhan analisis tadi bisa digambarkan dalam diagram sebagai

betikut:

PELESTARIAN GENDANG BELEQ

STRATEGI
IKATAN SOSIAL
KOMUNIKASI

SOSIAL MEDIA

LATIHAN PERFORM

YOUTUBE FCEBOOK

INTERAKSI ADMIN DENGAN


VIEWERS/FOLLOWERS
11

C. Keterkaitan Kelompok Gendang Belek Dengan Masayarakat Di Desa

Giri Madia

Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat,

karena menjadi manusia tidak lain merupakan bagian dari hasil kebudayaan

itu sendiri, hampir semua tindakan manusia merupakan produk kebudayaan.

Sebagaimana dikatakana Van Peursen, bahwasanya budaya semestinya

diperlakukan sebagai kata kerja, bukannya sebagai kata benda. Sebab budaya

dalam suatu masyarakat terus menerus berubah, meskipun itu sebuah tradisi.

Dan biasanya proses pengalihan atau perubahan budaya difasilitasi oleh

adanya kontak komunikasi melalui bahasa. Tanpa bahasa, proses penggalian

kebudayaan tidak akan terjadi.38

Dari hasil wawancara yang peneliti dapatkan, tanggapan salah seorang

warga yang mengundang kelompok Gendang Belek Terune Jaye dalam acara

nyongkolan anaknya mengatakan “Saya mengundang Gendang Belek ini

dalam acara saya menjadi salah satu bentuk dukungan dan rasa bangga saya

pada kelompok kesenian di desa ini serta ikut ambil andil dalam melestarikan

warisan leluhur kami sejak dahulu agar tetap ada dan dapat dinikmati oleh

anak cucu kami”.

Jadi saat di bahas rinci dua strategi komunikasi untuk pelestarian

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti selama di

lapangan. Bahwa dalam menarik minat anak muda dalam melestarikan

gendang belek pihak Kesehe melakukannya dengan cara memperlihatkan

38
Kholis, Ridho,Rusnim,Tumanggor,Nurrochim, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar,(Jakarta.
Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm 17.
12

secara langsung dengan memperlihatkan latihan dan perform untuk menarik

minat anak muda.

Sedangkan untuk menjalin ikatan social pihak Gendang Belek

menggunakan media sosial seperti Youtobe dan Facebook dalam

memperkenalkan dan mempromosikan Gendang Belek. Serta menggunakan

media sosial seperti Youtobe dan Facebook untuk berhubungan dan

berintraksi dengan anggota lain atau masyarakat.

Pelestarian Gendang Belek itu akan sangat di pengaruhi dengan

efektivitas strategi komunikasi lewat sosial media dan efektivitas ikatan

sosial lewat strategi komunikasi latihan dan perform.


13

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Strategi Komunikasi Kesehe Dalam Melestarikan Gendang Belek di Desa Giri

Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat

Sealin dari itu etika komunikasi yang dilakukan juga dengan

mengguunakan komunikasi nonverbal yang memang gerak tubuh yang

perlu diperhatikan. Komunikasi nonverbal berperan utama dalam

perkembangan suatu hubungan. Karena komunikasi nonverbal merupakan

saluran utama yang kita gunakan untuk mengkomunikasikan perasaan dan

sikap kita. Namun kebanyakan komunikasi nonverbal adalah tingkah laku

yang tidak disadari karena kebanyakan dari kita mempunyai keterbatasa

nuntuk memahami hal tersebut.


1

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi

yang di lakukan oleh kelompok Gendang Belek di Desa Giri Madia di

terima dengan baik oleh anak muda di Desa Giri Madia. Dan etika

komunikasi antar kelompok Gendang Belek dan masyarakat dalam

melestarikan yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia

yaitu berkata baik, saling menghargai, menghormati, dan menjaga

perasaan antar satu dengan yang lain dalam rangka mewujudkan

komunikasi yang baik dan efektif.

C. Faktor faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi antar kelompok

Gendang Belek dan masyarakat Desa Giri Madia

Adapun faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi antar

kelompok Gendang Belek dan masyarakat Desa Giri Madia adalah:

Kebersamaan yang terjalin sangat lama dari kelompok Gendang

Belek dan masyarakat desa Giri Madia yang membuat ikatan sosial

diantara keduanya terjalin sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.

Iklim komunikasi yang positif dan terjalin baik dari sejak lama

membuat kelompok Gendang Belek dan masyarakat memiliki komunikasi

yang sangat baik dan tidak canggung-canggung menyampaikan pendapat

mereka.

Toleransi tinggi tetap terjaga dan lestari di Desa Giri Madia dapat

di buktikan dan dilihat dari masyarakat yang selalu menjaga tali

persaudaraannya meski tinggal dan berbaur dengan yang berbeda agama.


2

Solidaritas tinggi menjadi prioritas masyarakat di Desa Giri Madia

untuk tetap menjalin kekeluargaan dan sebagai bentuk apresiasi pada

Desa Giri Madia yang selalu aman dan damai.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai etika komunikasi

antar komuntasi kelompok Gendang Belek dan masyarakat Desa Giri Madia,

peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Persepsi keseluruhan masyarakat mengenai pelestarian budaya

tanjble yang bisa dilihat dan bisa dilakukan

2. Etika komunikasi dan kerukunan yang ditunjukkan oleh anggota

kelompok Gendang Belek dan masyarakat Desa Giri Madia

tersebut dapat jadi teladan bagi masyarakat Lombok yang majemuk

dengan beragam budaya di dalamnya agar dapat menciptakan serta

menjaga komunkasi dan kerukunan.

C. Kelemahan

Kelemahan yang ditemukan oleh peneliti dalam strategi komunikasi

melestarikan kelompok Gendang Belek Terune Jaye di Desa Giri Madia

adalah kurang kreatifnya anggota dalam memilih caption dan gambar

untuk di post di media yang mereka miliki.


3

DAFTAR PUSTAKA

Ahad Shihabuddin, Komunikasi Antar Budaya, (Jakarta, PT Bumi aksara)

Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta,Kencana Prenada


Media Group, 2011)

Deddy Mulyana, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung, PT remajarosdakarya,


2005)

Febrian Abbas, Pesan moral tembang sorong serah aji krame dalam prosesi
pernikahan masyarakatsasak didesa lepak kecamatan sakra timur
kabupaten Lombok timur, Skripsi, Dakwah dan komunikasi, IAIN
Mataram.

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press, 2011)

Heny Gustini Nuraeni, Muhammad Alfan, Studi budaya di Indonesia,(Bandung,


cv pustaka setia, 2012)

Ahmad, Gendang Belek, Alat Musik Kebanggaan Suku Sasak


https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/gendang-belek-
alat-musik-kebanggaan-suku-sasak, diakses pada tanggal 26 Desember,
pukul 04:05

Joko Try Prasetya, dkk, Ilmu Budaya Dasar, PT Rineka Cipta, 2004

Kholis, Ridho, Rusnim, tumanggor, Nurochim, Ilmu Sosial dan Budaya


Dasar,(Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010)

Komunikasi praktis writing and speaking skills, Strategi komunikasi: pengertian


dan ruang lingkup http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-
komunikasi-pengertian-dan.html/m=1, diakses pada tanggal 26
Desember, pukul 04:00.

Mirza Septian Maulana, Bentuk dan fungsi pertunjukan kesenian gendang belek
di desa kopang rembiga kecamatan kopangkabupaten Lombok barat,
skripsi bahasa dan seni, UNNES, semarang
4

Muchlis Hanafi, Komunikasi dan Informasi, (Jakarta,Latnan Pentashihan


Alqur’an, 2013)

Muhammad Budyatna, Komunikasi Bisnis Silang Budaya,(Jakarta, Kencana


Prenada Media Group, 2012)

Onong Uchjnana Effendy, Dinamika Komunikasi,(Bandung,PT Remaja


Rosdakarya, 2008)

Richard D. Lewis, Komunikasi Bisnis lintas Budaya,(Bandung,TP Remaja


Rosdakarya, 2005)

Rulli Nasrullah, Komunikasi Antar Budaya, (Jakarta, Kencana, 2012)

Rusnim Tumanggor, Ilmu Sosia dan Budaya Dasar,(Jakarta, Kencana Prenada


Media Group, 2010)

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 2003)

Sunardi Nur, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi


Aksara, 2011)

Supardi, Metodologi Penelitian (Mataram: Yayasan Cerdas Press, 2006)

Susilawarni, Eksistensi cilokak sebagai komunikasi budaya, Skripsi, Dakwah dan


komunikasi, IAIN Mataram

Uma Sekaran, Metodelogi Penelitian (Jakarta: Salemba Empat 2006)


5

LAMPIRAN

Wawancara bersama Mahmud selaku ketua kelompok Terune Jaye di Desa

Giri Madia.

Wawancara bersama Wawan selaku bendahara kelomok Gendang Belek

Terunne Jaye Desa Giri Madia.


6

Screensot konten youtobe kelompok Gendang Belek Terune Jaye di Desa

Giri Madia.

Screensot konten youtobe kelompok Gendang Belek Terune Jaye Desa

Giri Madia
7

Screensot nama channel Youtobe kelompok Gendang Terune Jaye di Desa

Giri Madia.

Screensot akun Facebook dari kelompok Gendang Belek Terune Jaye di

Desa Giri Madia.


8

Screensot konten Facebook dari kelompok Gendang Belek Terune Jaye di

Desa Giri Madia.

Gambar saat Gendang Belek Terune Jaye perform atau diundang di salah

satu acara pernikahan warga di Desa Giri Madia.


9

Gambar saat latihan rutin kelompok Gendang Belek Terune Jaye di Desa

Giri Madia.
10
11
12
13

Anda mungkin juga menyukai