Anda di halaman 1dari 133

i

MANAJEMEN PELAYANAN MANASIK HAJI


PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI DAN UMRAH (KBIHU) NW
DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Skripsi

Oleh

Moh. Nursya’ban
NIM 170305026

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2021
MANAJEMEN PELAYANAN MANASIK HAJI
PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI DAN UMRAH (KBIHU) NW
DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram
Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Sosial

Oleh

Moh. Nursya’ban
NIM 170305026

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2021

ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh: Moh. Nursya’ban NIM: 170305026, yang berjudul “Manajemen


Pelayanan Manasik Haji Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Dan Umrah (KBIHU) NW
Di Kabupaten Lombok Tengah”. Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Di setujui pada tanggal: 02 Desember 2021

iv
NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram, 02 Desember 2021

Hal : Ujian Skripsi

Yang Terhormat
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Islam
Di Mataram

Assalamualikum, Wr. Wb
Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami berpendapat
bahwa skripsi Saudara:

Nama Mahasiswa : Moh. Nursya’ban

NIM : 170305026

Jurusan/Prodi : Manajemen Dakwah

Judul : Manajemen Pelayanan Manasik Haji Pada Kelompok


Bimbingan

Ibadah Haji Dan Umrah (KBIHU) NW Di Kabupaten Lombok


Tengah

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasah skripsi Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar
skripsi ini dapat segera dimunaqasah-kan.

Wassalamu’alikum, Wr. Wb

v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Moh. Nursya’ban

NIM : 170305026
Jurusan : Manajemen Dakwah
Fakultas : Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Manajemen Pelayanan Manasik Haji Pada

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Dan Umrah (KBIHU) NW Di Kabupaten Lombok Tengah”

ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian

yang dirujuk sumbernya. Jika saya terbukti melakukan plagiat tulisan/ karya orang lain, siap

menerima sanksi yang telah ditentukan oleh lembaga.

Mataram, 02 Desember 2021

Moh. Nursya’ban

vi
PENGESAHAN

Skripsi oleh: Moh. Nursya’ban, NIM: 170305026 dengan judul “Manajemen Pelayanan

Manasik Haji Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Dan Umrah (KBIHU) NW Di

Kabupaten Lombok Tengah”. Telah dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan

Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram telah

dimunaqasahkan pada hari, 20 Desember 2021. Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Sosial.

vii
MOTTO

    


  
 
 
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Q.S Ar Ra’d: 11)

viii
PERSEMBAHAN

“Saya persembahkan skripsi ini kepada kedua orang tuaku tercinta teruntuk

kepada Ibuku tercinta Hj Ummi Latifah yang selalu sabar dan ikhlas dalam

membimbing dan membesarkan ku sampai saat ini dan untuk bapakku tercinta

DRS.TGH Zaidin Mashudi yang mengajarkan-ku tentang pentingnya hidup serta

kasih sayang, dan yang telah merawat, membesarkan dan memperjuangkanku

dengan penuh cinta,dan kasih sayangnya, yang selalu memberikanku semangat

dukungan serta do’anya yang sangat berharga. Kedua untuk saudra dan saudari ku

yang selalu menyemangti. Ketiga untuk Teman-temanku, sahabatku, teman kelas

MD A dan untuk orang terdekat denganku. Yang selalu memberikan saya

dukungan dalam menyelesaikan perkuliahan dan meraih impian. Terakhir, tidak

lupa skripsi-ku ini kupersembahkan kepada almamterku, serta semua guru dan

dosenku”

ix
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dan tidak lupa

sampaikan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa

bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan

setinggi- tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak- pihak yang telah membantu sebagai

berikut:

1. Ke Dua orang tua ku Hj Ummi Latiffah dan DRS.TGH Zaidin Mashudi yang selalu

merawat dan membesarkan saya dengan penuh cinta dan kasih sayangnya

2. Pak Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag. Selaku Rektor UIN Mataram yang berkenan

memberikan wadah kepada penulis untuk mengembanggkan ilmu pengetahuan serta

memebrikan pasilitas untuk bimbingan dalam berproses menyadi lebih baik.

3. Pak Dr. M. Saleh Ending, MA. Merupakan Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Yang telah bersedia memberikan pelayana yang baik serta

memberikan rasa nyaman dan memberikan motivasi dalam mengerjakan skripsi

tepat waktu sehingga bisa mengamalkan ilmu pengetahuan di dalam kehidupan.

4. Pak Irpan, MA sebagai ketua jurusan dan Muhammad Syaoki, M. Kom selaku

sekertaris jurusan MD. Yang selalu memberikan arahan dan semangat untuk

menyelesaikan studi dan mewujudkan impiannya

5. Pak Dr. Muh. Fakhri, M. Pd. I. Sebagai Pembimbing I dan Syamsul Hadi, M.Pd.I

Sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi

x
mendetail, terus menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana

keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.

6. Kepada seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram

yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan dengan sabar, semoga ilmu

pengetahuan yang telah diberikan semoga bermanfaat bagi penulis serta penulis

dapat mengamalkan kembali ilmu-ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

7. Petugas Akademik FDIK, yang selalu mengarahkan, memperhatikan serta

membantu dalam menyelesaikan persoalan dokumen dan administrasi.

8. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan UIN Mataram yang banyak membantu

penulis dalam memberikan referensi buku-buku dalam penyelesaikan skripsinya.

9. Kepada guru-guru saya yang sealam ini sabar dalam membimbing dan membina

saya sehingga sampai bisa seperti sekarng ini.

10. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Manajemen Dakwah angkatan 2017 Terima

kasih untuk kenangannya, dan kebersamaannya. Semoga silaturahim ini dapat

berlangsung hingga akhir hayat dan di akhirat nanti, Aamiin.

Akhirnya penulis berharap semoga segala usaha, bantuan, pengorbanan, do’a dan

harapan kita semua mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dan penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi keluarga besar

Jurusan Manajemen. Aamiin.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i


HALAMAN JUDUL......................................................................................... ii
HALAMAN LOGO .......................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iv
NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................ vi
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... vii
HALAMAN MOTTO...................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
ABSTRAK ........................................................................................................ xv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat penelitian ...............................................................7
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian...................................................8
E. Telaah Pustaka .........................................................................................9
F. Kerangka Teori ...................................................................................... 12
1. Ruang Lingkup Manajemen ........................................................... 12
2. KBIH ........................................................................................ 15
3. Tinjauan Tentang Mansik Haji ..................................................... 18
4. Persiapan di Indonesia ................................................................... 19
5. Persiapan pribadi yang harus disiapkan ..................................... 20
6. Mengikuti bimbingan haji .......................................................... 23
7. Manfaat manasik haji ................................................................. 24
8. Tinjauan tentang standar pelayanan haji ....................................... 24
9. Ruang lingkup haji .......................................................................... 29
G. Metodelogi Penelitian ............................................................................ 35

xii
a. Metodelogi dan jenis penelitian ..................................................... 35
b. Metode pengumpulan data ......................................................... 36
c. Metode analisis data................................................................... 38
d. Metode penentuan calon informan ............................................. 39
H. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 40
I. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................... 41
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN .............................................. 43
A. Gambaran umum lokasi penelitian....................................................... 43
B. Program pembinaa calon jamaah haji dan umrah ............................. 46
C. Bentuk manajeman pelayana manasik haji dan umrah
di KBIHU NW Lombok Tengah ...................................................... 57
D. Peluang dan Tantangan KBIHU NW Lombok Tengah dalam
melaksanakan manajemen pelayanan manasik haji dan umrah ......... 59
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 65
A. Manajeman pelayana manasik haji dan umrah

di KBIHU NW Lombok Tengah ...................................................... 73

B. Peluang dan Tantangan KBIHU NW Lombok Tengah dalam

melaksanakan manajemen pelayanan manasik haji dan umrah ......... 89

BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 95


A. Keseimpulan .......................................................................................... 95
B. Saran ...................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiii
MANAJEMEN PELAYANAN MANASIK HAJI
PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI DAN UMRAH (KBIHU) NW
DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Oleh

Moh. Nursya’ban
NIM 170305026

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Manajemen Pelayanan Manasik
Haji dan Umrah di KBIHU NW Lombok Tengah kemudian terdapat rumusan masalah yakni:
1. Bagaimana bentuk manajemen pelayanan manasik haji dan umrah di KBIHU NW Lombok
Tengah? Serta 2. peluang dan tantangan yang dihadapi pihak KBIHU NW Lombok Tengah
dalam melaksanakan manasik haji dan umrah?.
Metodelogi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodelogi
penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan manajemen pelayanan yakni menitik
beratkan pada proses manajemen pelayana dalam melihat bentuk manajemen pelayanan di
KBIHU NW Lombok Tengah. Dalam Riset ini peliti akan membahas dari aspek bagaimana
keberfunsian sebuah lembaga atau yayasan yang bergerak dibidang bimbingan manasik haji
dan umrah dalam hal ini KBIHU NW Lombok Tengah. Informan yang digunakan sebanyak 6
orang yang terdiri dari ketua KBIHU, sekertaris KBIHU, pembimbing manasik haji dan
umrah, pemateri manasik haji, anggota/staff dan jamaah manasik haji dan umrah.
Dari Hasil penelitian penulis akan menggambarkan bahwa manajemen pelayanan
manasik haji dan umrah pada KBIHU NW Lombok Tengah sudah memenuhi kriteria dalam
menerapkan proses manajemen pelayanan manasik haji dan umrah. Sehingga, dapat dikatakan
bahwasanya manajemen pelayanan yang digunakan oleh KBIHU NW Lombok Tengah sudah
pas dengan harapan Kementerian Agama selaku salah satu rekan kerja KBIHU NW Lombok
Tengah. Kemudian, pada Peluang dan Tantangan yang dihadapi KBIHU NW Lombok
Tengah menjalankan manasik Haji dan Umrah adalah sebagi berikut: terdapat perbedaan
jenjang pendidikan jama’ah, sebagian jama’ah kurang mengikuti prosedur yang sudah di buat
oleh pihak KBIHU, fasilitas masih kurang lengkap dan butuh tambahan fasilitas serta kondisi
ekonomi jama’ah yang berbeda-beda. Sedangkan, peluang yang ada di KBIHU NW yakni
kepercayaan jamaah pada KBIHU NW Lombok Tengah sudah tinggi, pembimbing dan
Pembina manasik haji dan umrah sudah mumpuni dibidanya, KBIHU NW sudah banyak
dikenal oleh masyarakat luas, dan selain sebagai teman kerja dari Kementerian Agama,
KBIHU NW Lombok Tengah juga sudah ada lebih dari 10 tahun.
Dampak yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebaiknya KBIHU NW Lombok
Tengah lebih perhatian lagi terhadap jamaah dalam hal menjaga dan mengawasi jama’ah baik
dalam proses bimbingan mansik haji dan umrah, proses keberangkatan, di tanah suci sampai
jama’ah balik ke tanah air lagi. Dan meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana yang
lebih lengkap lagi, Serta Manajemen yang telah diterapkan KBIHU NW Lombok Tengah
lebih dingkatkan kembali, untuk menjaga kesetabilan dan lebih dipercayai oleh masyarakat
serta memberikan perhatian lebih pada para jama’ah yang memiliki jenjang pendidikan yang
kurang bagus, meningkatkan sarana dan prasarana dalam mendukung proses bimbingan
manasik haji dan umrah serta lebih memperhatikan jamaah haji dan umrah yang berusia lanjut

xiv
agar mereka merasakan kenyamanan dalam melakukan proses pembimbingan manasik haji
dan umrah.

Kata Kunci: Manajemen, Pelayanan, Manasik dan Haji

xv
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam agama Islam ada Rukun Islam, dimana di dalamnya termasuk Ibadah Haji

untuk menyempurnakan rukun Islam yang lainnya, seperti; membaca dua kalima

syahadat, solat lima waktu, berpuasa dalam bulan ramadhan, mengalurkan zakat bagi

yang mampu dan yang terakhir adalah Ibadah Haji bagi yang mampu. Dalam rukun

Islam yang Kelima ini Islam menekankan kepada kemampuan baik itu kemampuan

dalam bidang jasmani dan rohani. Serta dalam melaksanakan ibadah Haji Agama Islam

sudah menentukan waktunya kapan, bagaimana, dan dimana tempanya. Sehingga

apabila melakukan ibadah Haji di waktu yang sudah ditetapkan Agama Islam itu bukan

di katakan sebagai ibadah Haji melainkan Ibadah Umrah. 1

Ibadah Haji dalam Agama Islam Memiliki arti yang mendasar yakni melakukan

sesuatu dengan cara sengaja. Sedangkan Ibadah Haji dalam Ilmu Syarah’ yaitu

perbuatan yang dilakukan secara sadar untuk berkunjung ke rumah Allah SWT

(Ka’bah), serta dirangkaikan dengan mengerjakan amalan-amalan ibadah yang sudah

memiliki aturan-aturan yang sudah ditentukan dalam Agama Islam. 2 Rukun Islam yang

kelima ini banyak sekali disinggung dan disebutkan di surat-surat dalam al-qur’an yaitu

diantaranya surat At-taubah (9) ayat 3, surat al-baqarah (2) ayat 189, surat Ali Imran (3)

ayat 97 dan ayat Al-Hajj (22) ayat 27. Dengan demikian sering kali Allah SWT

menyebutkan Ibadah Haji dalam Al-qur’an menandakan bahwa Ibadah Haji sangatlah

penting bagi Umat Islam di Seluruh dunia.

1
Halimi Zuhdy, Sejarah Haji dan Manasik, (Malang:UIN Maliki Press, 2015), hlm. 20
2
Nuruddin ‘Itr, Tuntas Memahami Haju dan Umrah (Hukum Segala Hal Tentanh Haji dan Urah,
Tuntunan Praktik Manasik, Doa-doa Mat’sur, dan Ziarah Nabi SAW) (Jakarta: Qalam, 2017), hlm. 21
Contoh ayat yang membicarakan ibdah Haji dalam Al-Qur’an adalah surat At-

Taubah ayat 3 yakni:

  


  
  
   
 
   
    
 
   
  
  
Artinya:

dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat
manusia pada hari haji akbar bahwa Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas
diri dari orang-orang musyrikin. kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat,
Maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, Maka ketahuilah
bahwa Sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. dan beritakanlah
kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. 3

Oleh karena itu, rukun Islam yang keliama ini bisa dikatakan bidah yang cukup

Spesial, selain membutauhkan sehat jasmani dan rohani, juga membutuhkan dana

finansial yang cukup banyak menguras tabungan, serta membutuhkan orang lain untuk

membantu kita, supaya kita bisa sampai kepada tempat tujuan yaitu tanah suci Makkah.

Selain itu, ibadah ini juga membutuhkan orang lain untuk membimbing kita dalam

mengerjakan ibdah Haji supaya kita bisa pulang mendapatkan haji yang mabrur.

Dalam buku karangan Nidjam dan Hanan yang berjudul Manajemen Haji: Studi

Kasus dan Telaah Implementasi Knowledge Workers dalam Tabrani Rusyan

memberitahuna bahwa, ada bebrapa unsur dalam melaksanakan Haji dan Umrah yakni:
3
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Bandung: PT. Syamsil Cipta Media,
1428H/2007 M), hlm. 256

2
1. Ibadah Haji

2. Melakukan pembayaran biaya

3. Memenuhi syarat kelengkapan adminstrasi

4. Mendapatkan fasilitas mobilisasi

5. Mendapakan fasilitas hubungan Internasional dari negara Arab Saudi

6. Serta pihak lembaga pelaksana haji dan Umrah

Dari Keenam syarat tersebut, memberikan informasi menting untuk memenuhi

syarat sebagai berikut yaitu: 1. Jama’ah haji yang telah terdaftar sah dan memenuhi

syarat dapat diberangkatkan ke Arab Saudi; 2. Seluruh jama’ah haji yang telah berada di

tanah suci dapat memenuhi akomodasi, konsumsi dan transportasi; 3. Seluruh jama’ah

haji yang telah berada di tanah suci dapat menjalankan ibadah wukuf di Arafah dan

rukun haji lainnya; dan 4. Jama’ah haji yang telah menunaikan ibadah haji seluruhnya

dapat dipulangkan ke daerah asal dengan selamat. 4

Persoalaannya sekarang, Kementerian Agama selaku penyelenggara ibadah haji

berdasarkan UU No.17 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan ibadah haji, dinilai tidak

cukup serius dan profesional untuk memenuhi jaminan tersebut. Terbukti, meski

penyelenggaraan ibadah haji sudah berlangsung puluhan tahun, akan tetapi tidak pernah

sepi dari masalah: mulai lolosnya jama’ah haji yang hamil, terlambatnya jadwal

penerbangan, pemondokan tidak sesuai standar, petugas yang tidak ramah dan tidak ada

ditempat bila dibutuhkan, penipuan yang dilakukan oknum petugas atau

penyelenggaraan ibadah haji khusus, ongkos haji yang terus naik, jama’ah haji batal

berangkat, sehingga seperti peristiwa tahun 2006 terjadinya kelaparan jama’ah haji.

4
A. Tabrani Rusyan, Dsiplin Berhaji Menuju Haji Mabrur, (Bandung: Yrama Rusyan, 2017), hlm.
103.

3
Semua peristiwa itu telah menempatkan Kementerian Agama sebagai tertuduh, bahwa

kendati setiap tahun ada evaluasi penyelenggaraan ibadah haji pada tahun sebelumnya

tetapi Kementerian Agama sebenarnya tidak pernah sungguh-sungguh melakukan

perbaikan. 5

Berangkat dari kenyataan tersebut, penting kiranya mengetahui lebih jauh

manajemen pelayanan ibadah haji di Indonesia yang dilakukan Kementerian Agama.

Munculnya persoalan-persoalan seputar penyelenggaraan ibadah haji disebabkan

buruknya manajemen ibadah haji. Artinya, sistem manajemen yang semestinya dapat

menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinir,

dan mengawasi kegiatan penyelenggaraan ibadah haji, sehingga lebih damai, nyaman,

dan aman.

Jama’ah haji di Negara-negara yang berkembang termasuk Indonesia yang

sebagian kecil jama’ah hajinya berlatar belakang pendiidikan yang rendah bahkan

banyak juga jama’ah haji di Indonesia itu tidak pernah mengenyam pendidikan.

Sehingga, jama’ah yang seperti ini lah banyak menjadi objek pencari keuntungan bagi

Oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, hal ini didasari oleh ketidak tahuan dan

ketidak fahaman mereka tentang regulasi. Akan tetapi, sangat disayangkan masyarakat

yang menyaksikan fenomena seperti ini tidak mencoba mambantu teman-temannya,

malah menyerahkan urusan seperti ini ke pihak Kementrian Agama. 6 Oleh Maka itu,

demi mengurangi beban dan kecurangan Kementrian Agama dalam menyelenggarakan

ibadah haji dan umrah, dalam bidang bimbingan manasik haji dan umrah maka hadirlah

5
M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Haji, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2020), hlm. 4.
6
Yazid bin abdul qodir jawaz dan Mubarak bin Mahfudh Bamuallim, Panduan Manasik dan Umrah
Berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dan Pemahaman As-Salafush Shalih, (Jakarta: Pustaka Imam Asy-
Syafi’I, 2019), hlm. 25.

4
KBIHU sebagai perpanjangan tangan dari kementrian Agama dalam bidang Haji dan

Umrah.

KBIHU merupakan lembaga dalam sebuah yayasan dan berdiri sendiri tanpa

dibawah naungan yayasan yang berkegar dibidang bimbingan dan pembinaan manasik

haji dari awal sampai akhir kegiatan haji seperti sebelum keberangkatan ke tanah suci

makkah, keberangkatan ke tanah suci makkah, di tanah suci makkah, sampai kembalinya

jama’ah ke tanah air lagi, itu menjadi tanggung jawab pihak lembaga atau KBIHU.

Selain itu, KBIHU merupakan lembaga sosial keagamaan Islam yang memiliki izin dari

pemerintah serta memiliki tenaga pembimbing sendiri sesuai dengan ketentuan UU dan

memiliki struktur yang jelas dalam kelembagaanya.

Selain itu, KBIHU merupakan lembaga pelaksana dari lembaga resmi

penanggung jawab penyelanggara ibadah haji dan umrah dalam hal ini kementrian

agama islam. KBIHU menjadi pelaksana program ibadah haji dan umrah membantu

pemerintah dalam proses bimbingan dan pembinaan manasik haji dan umrah baik itu

sebelum keberngkatan, keberngkatan, di tanah suci mekkah serta kembalinya jama’ah ke

tanah air dengan selamat.

Dengan Bahasa sangat sederhana KBIHU diberikan wewenang oleh pemerintah

untuk melakukan pendaftaran calon jama’ah dan membuatkan jadwal pengkloteran dan

KBIHU tidak diperkenankan menentukan jama’ah menginap selama proses haji di Arab

Saudi serta pihak KBIHU tidak diperbolehkan mengambil alih yang menjadi wewenang

dari pemerintah itu sendiri atau lain sebaginya. 7

Masyarakat di Indonesia pada awal-awalnya menilai lembaga KBIHU memiliki

7
Achmad Nidjam dan Alatif Hanan, Manajemen Haji: Studi Kasus dan Telaah Implementasi
Knowledge Worker, (Jakarta: Nizam Press, 2004), hlm. 181.

5
kesan dan respon yang cukup baik, sehingga banyak di antara masyarakat itu

mempercayakan proses ibadah haji mereka ke pada KBIHU untuk memberikan mereka

pembinaan dan pembimbingan baik sebelum keberangkatan, keberangkatan, sesudah di

tanah suci Makkah dan kembalinya lagi ke tanah air. Dengan seiring waktu berjalan ada

beberapa Oknum-Oknum Lembaga KBIHU menjadikan proses Ritual ibadah haji ini

menjadi bisnis yang dianggap sangat menguntungkan mereka, yang mengakibatkan

beberapa lembaga KBIHU tidak menerapkan manajemen pelayanan yang diharapakan

oleh jama’ah. Selain itu, oknum Lembaga KBIHU ini tidak memberikan pelayanan yang

tidak sesuai dengan apa yang di promosikan dengan kenyataan pelayanan di lapangan.

Secara sederhananya adalah KBIHU abal-abal ini tidak memberikan pelayanan yang

sesuai dengan apa yang di sampaikan pada saat pengrekrutan calon jama’ahnya

Sedangkan Provinsi Nusa Tenggara Barat Khususnya di Praya Kabupaten

Lombok Tengah sendiri, permasalahan yang dialami tidak jauh beda dengan provinsi-

provinsi lain seperti terjadinya pengunduran jadwal keberangkatan jama’ah haji,

pengurusan adminstrasi untuk ke luar negeri, ketidak sesuaiannya materi pemimbingan,

pembinaan serta pelayanan yang diberikan di tanah air dengan yang ada di tanah suci

makkah. Kemudian, adanya wabah Virus Covid-19 yang menyebar keseluruh penjuru

dunia termasuk Negara Timur Tengah. Selain itu, di KBIHU NW Lombok Tengah

dalam pelaksanaan proses ibadah haji yang diselenggrakan oleh kementrian agama pada

tiga tahun lalu 2018, beberapa kelompok jama’ah calon haji dan umrah mengalami

pengaturan ulang jadwal keberangkatan, yang berdampak kepada jama’ah calon haji dan

umrah banyak dari mereka terpisah dengan keluarga serta kerabatnya. 8

8
http//blognatulomboktengah.blogspot.ae//2009/10/kbih-yanmu-peraya-soroti-kandepag-
loteng.html?m=1, diakses 18 Desember 2020

6
Pada hakekatnya jama’ah haji membutuhkan bimbingan dan pembinaan sehingga

mereka bisa beribadah dengan aman, tenang dan khusuk, supaya nantinya mereka bisa

mendapatkan predikat haji yang mabrur. Selain itu, pada hakikatnya ibadah haji yakni

rukun iman yang kelima ini memutuhkan orang lain dan lembaga dalam

mewujudkannya. Maka, sewajarnya KBIHU menjadi perpanjangan tangan pemerintah

khususnya kementrian Agama selaku penyelenggara, dan KBIHU selaku pelaksana

bimbingan manasik haji dan umrah menjadi garda terdepan untuk membimbing,

membina dan mengarahkan jama’ah haji dan umrah kearah yang benar.9

Sehingga, dengan adanya permasalahan yang diatas menjadi ketertarian bagi

penulis untuk melihat dan meneliti salah satu lembaga KBIHU di daerah Lombok

terutama di Lombok Tengah, apakah pihak lembaga KBIHU di Lombok Tengah sudah

melaksnakan fungsi pembimbingan, pembinaan dan manajemen pelayanan yang sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di kementrian Agama.

Sehingga peneliti memilih salah satu lembaga KBIHU yakni KBIHU NW

Lombok Tengah untuk dikaji dan diteliti lebih mendalam terkait manajemen pelayanan

manasik haji dan umrah. Serta, mengapa penulis memilih KBIHU NW Lombok Tengah

sebagai lokasi yang akan diteliti, itu disebabkan karena KBIHU NW Lombok Tengah

merupakan salah satu penyelenggara resmi bimbingan ibadah haji dan Umrah. Serta

yang menjadi ketertarikan Penulis menjadikan KBIHU NW Lombok Tengah sebagai

lokasi penelitian disebabkan karena KBIHU NW Lombok Tengah telah menerapkan

fungsi manajemen layanan yang baik mulai dari planning, organizing, Actuating dan

Controlling. Selain itu, yang menjadi keunikan dari KBIHU NW Lombok Tengah

adalah tidak ada perubahan struktur kepengurusan selama berdirinya KBIHU NW


9
Pasal 5 UU No. 17 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.

7
Lombok Tengah hingga sekarang, terutama posisi ketua KBIHU NW Lombok Tengah.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, penulis bermaksud ingin

mengetahui, “Manajemen Pelayanan Manasik Haji Pada Kelompok Bimbingan

Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) NW Di Kabupaten Lombok Tengah” dari judul

yang ditulis oleh peneliti di atas, bahwasanya peneliti ingin melihat, mengkaji dan

meneliti sejauh mana sebuah lembaga KBIHU sudah menerapkan fungsi Manajemen

Pelayanannya ke masyarakat sehinggan nantinya masyarakat medapatkan dampak yang

baik bagi proses kegiatan ibadah hajinya di tanah suci Mekkah. Serta mampu

menciptakan keadaan dan situasi yang baik aman dan nyaman nantinya. Selain itu,

penelitain ini bisa menjadi masukan serta kritik sehingga tercipta korelasi antara

lembaga yang dimaksud dengan jama’ah haji, agar tercipta pelayanan pembinaan

jama’ah haji yang efektif dan efisien sesuai landasan hukum kepemerintahan di tanah air

dan hukum secara Islami.

B. Rumusan Masalah

Dari papran permasalahan di atas, yang menjadi kegalauan akademisi peneliti di

dalam penelitian ini yang berjudul: “Manajemen Pelayanan Manasik Haji Pada

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) NW Di Kabupaten Lombok

Tengah” yaitu:

1. Bagaimana Manajemen Pelayanan Manasik Haji Pada Kelompok Bimbingan

Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) NW Di Kabupaten Lombok Tengah?

2. Peluang dan tantangan yang dihadapi pihak KBIHU NW Di Kabupaten Lombok

Tengah Dalam Melaksanakan Manasik Haji?

C. Tujuan dan Manfaat

8
Untuk mengetahu Tujuan dan manfaat dalam penelitian ini yaitu:

1. Tujuan

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah unntuk mencari, mengetahui dan

mempelajari dari hasil penelitian yakni:

a. Untuk memahami dan mengetahui bagaimana bentuk Manajemen Pelayanan

Manasik Haji Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU)

NW Lombok Tengah seperti apa.

b. Serta bagaiman mengetahui peluang dan tantangan dihadapi pihak KBIHU NW

Di Kabupaten Lombok Tengah saat melakukan pembinaan dan bimbingan

manasik haji dan umrah.

2. Manfaat

a. Secara akademik, semoga dari hasil penelitian ini nantinya, lebih banyak

mahasiswa semester akhir tertarik untuk meneliti masalah lembaga haji dan

umrah, supaya lebih memper luas dan memperkaya khazanah keilmuan jurusan

Manajemen Dakwah di bidang haji dan umrah, serta memperkaya khazanah

keilmuan bagi UIN Mataram pada umumnya.

b. Secara praktis, semoga dengan adanya asil dari penelitian ini nantinya bisa

memberikan dampak yang baik bagi keberlangsungan lembaga KBIHU lebih

memperhatikan masalah manajemen pelayanan haji dan umrah. Selanjunya

semoga dari hasil penelitian ini terutama kepada praktisi haji dan umrah lebih

meningkatkan manajemen pelayanan haji dan umrah, serta lebih memperhatikan

lagi jama’ah-jama’ah yang rentan diakal-akali oleh oknum-oknum yang tidak

bertanggung jawab.

9
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup

Demi menjaga batasan dan ruang lingkup penelitian di dalam judul ini, sehingga

peneliti memberikan batasan penelitian ini kepada “Manajemen Pelayanan Manasik

Haji Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) NW Di

Kabupaten Lombok Tengah”.

Selain itu, penulis akan memfokuskan penelitiannya nanti ke KBHIU NW

Lombok Tengah tentang fokus manajemen pelayanan manasik haji dan umrah baik

yang sebelum keberangkatan, keberangkatan, saat di tanah suci makkah dan

kembalinya ke tanah air.

2. Setting Penelitian

Dalam setting penelitian ini peneliti akan membatasi penelitian ini hanya ke

manajeman pelayanan manasik haji dan umrah saja yang meliputi unsure-unsur apa saja

yang berkaitan dengan manajemen pelayanan mansik haji dan umrah dan Aspek-aspek

apa saja yang berkaitan tetang pembimbingan dan pembinaan manasik haji dan umrah

yaitu:

a. Unsure-unsur manajemen Pelayanan manasik haji dan umrah

Unsure yang menjadi landasan pelayana dalam proses manasik haji dan

umrah adalah adanya fasilitas miniature ka’bah, miniature-miniatur pendukung

kelancaran bimbingan manasik haji dan umrah, TOA, proyektor dan beberapa alat

peraga lainnya. Oleh karena itu, manajeman pelayanan yang terapkan oleh KBIHU

10
NW Di Kabupaten Lombok Tengah terhadap jama’ah haji bisa dikatakan memiliki

kelengkapan yang standar bagi proses manajemen pelayanan manasik haji dan

umrah. Serta Manajemen pelayana meliputi planning/perencanaan,

organizing/pengorganisasian, actuating/pelaksanaan, controlling/pengawasan dan

evaluasi.10

b. Aspek pembinaan dan pembimbingan manasik haji dan umrah

Aspek pembinaan dan pembimbingan haji dan umrah itu meliputi materi

pembinaan, praktik lapangan, cara berniat, bagaiman memakai baju haji, materi-

materi tentang bimbingan di tanah suci dan lain sebaginya. Sehingga, unsure

pembinaan dan pembimbingan manasik haji dan umrah sangat diperlukan dalam

melakoni proses ritual ibadah haji dan umrah di tanah suci makkah.

E. Telaah Pustaka

1. Hubungan dengan Penulis Terdahulu

Dari beberapa rujukan skripsi yang penulis jadikan perbandingan mempunyai

referensi yang sangat kuat ditinjau dari segi manajemen bimbingan ibadah haji, akan

tetapi yang jadi perbedaan dari penulisan sebelumnya ditinjau dari pendekatan yang

dipakai oleh penulis, karena penulis fokus dengan pendekatan Manajemen KBIH.

a. Skripsi, Tirta Wijaya yang berjudul “Manajemen Pembinaan Jama’ah Haji Pada

KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) Ulul Al-Baab Tanggerang” memiliki

persamaan yaitu sama-sama meneliti tentang haji, sedangkan perbedaanya yaitu

penelitian Tirta Wijaya meneliti tentang Manajemen pembinaan haji saja

sedangkan penelitian penulis memeliti tentang manajemen pelayanan manasik

10
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), cet.v, hlm.50

11
haji dan umrah sehingga penelitian penulis lebih menyeluruh dan lebih luas.11

b. Dalam skripsi Shoimatur Rohmah yang berjudul “Tingkat Kepuasan Jama’ah

KBIH (Studi Kasus Pada Jama’ah Haji Tahun 2011 KBIH Ar Raudhah

Yogyakarta)” memiliki persaan dengan peneliti sama-sama mengangkat masalah

haji sedangkan perbedaannya adalah Shoimatur Rohan meneliti tentang studi

evaluasi tingkat kepausan jama’ah tehadap salah satu KBIH dan metodelogi yang

digunakan adalah kuantitatif sedangkan penelitan penulis membahas masalah

manajemen pelayanan dalam proses bimbingan manasik haji dan umrah, dan

tidak bersifat evaluatif hanya menjelaskan saja serta metodelogi yang digunakan

adalah kualitatif. 12

c. Dalam Skripsi yang berjudul, Angraini Frista Pratiwi Hatta “Manajemen Travel

Haji dan Umrah dalam Merekrut Jama’ah (Studi Kasus PT Aliyah Perdana

Wisata)” memiliki persamaan meneliti tentang haji dan umrah dan metodelogi

penelitian yang sama, sedangkan Angraini Frista Pratiwi Hatta meneliti masalah

bagaimana cara merekrut atau mengajak calon jama’ah, dan pendaftaran calon

jama’ah. Sedangkan penulis meneliti masalah manajeman pelayanan manasik haji

dan umrah bukan masalah strategi perekrutan jama’ah calon haji dan umrah.13

d. Skiripsi Sutriani strategi pemasaran program haji dan umroh dalam meningkatkan

jumlah jamaah pada PT.Muhsinin Tour dan Travel Jempong Mataram, skripsi ini

memiliki kesamaan dalam meneliti masalah manasik haji sedangkan perbedaanya

11
Tirta Wijaya, Manajemen Pembinaan Jama’ah Haji Pada KBIH Ulul Al Baab Tanggerang
(Jakarta: Syarif Hidayatullah Press, 2011)
12
Shoimatur Rohmah, Tingkat Kepuasan Jama’ah KBIH (Studi kasus pada jama’ah haji Tahun
2011 Ar Raudhah Yokyakarta (Yokyakarta: Sunan Kalijaga Yokyakarta Press, 2012)
13
Angraini Frista Pratiwi Hatta, Manajemen Travel Haji dan Umrah dalam Merekrut Jama’ah (
Studi Kasus PT Aliyah Perdana Wisata) (Alauddin: UIN Press, 2015).

12
yaitu saudara ini meneliti masalah strategi pemasaran program haji sedangkan

penelitian saya meneliti masalah manajemen pelayanan dalam proses manasik

haji dan umrah.14

2. Hubungan dengan Buku-Buku

Dalam penulisan penelitian ini penulis tidak hanya membandingkan dengan

bebrapa penelitian terdahulu akan tetapi juga mencoba membandingkan dengan beberapa

refrensi buku yang kira-kira relevan dengan masalah yang diangkat oleh peneliti.

Diantaranya yaitun:

Di salah satu karya buku yang ditulis oleh Ahcmad Nidjam Alatif Hanan yang

berjudul Manajemen Haji mencoba menjabarkan dari hasil pengkajian beliau dari

berbagai literatur mengenai ibadah haji yakni berkunjung ke Baitullah rumah Allah SWT

(Ka’bah) untuk melakukan beberapa ritual amalan, yakni: wukuf, tawaf, sa’i dan amalan

lainnya pada waktu yang sudah ditentukan, sekaligus menjawab seruan oleh Allah SWT

serta mendambakan keridhoan-Nya. 15 Setelah penelitian penulis selesai nantinya optimis

akan mendapatkan informasi baru dan keilmuan baru bahwasanya ibadah Haji itu tidak

hanya yang disampaikan oleh beliau, masih banyak yang belum dikupas dan dibahas

dalam proses ritual sakral dari ibadah haji itu sendiri.

Buku selanjutnya yang dikarang oleh Imam Syaukani yang berjudul Manajemen

Pelayanan Haji Di Indonesia memberikan penjelasan dan menganggap bahwa pelayanan

sebuah kegiatan yang selalu melibatkan keuntungan dalam prosesnya oleh organisasi

14
Sutriani, Strategi Pemasaran Program Haji Dan Umroh Dalam Meningkatkan Jumlah Jamaah
Pada PT.Muhsinin Tour dan Travel Jempong Mataram, (Mataram: UIN Mataram Press, 2020)
15
Ahcmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji (Jakarta: Cet; 4, PT Media Cita, 2006),
hlm. 5.

13
terhadap calon jama’ahnya bersifat patamorgana dan tidak dapat dimiliki. 16 Pandangan

atau paradigma seperti ini sepertinya di pandang dari pandangan ekonomi yang selalu

melibatkan untung dan rugi, bedahlnya kalau dipandang dari segi kegamaan atau sosial

keagamaan, cara pandangnya mungkin akan berbeda hasilnya.

Salah satu Buku karangan Gazali Suyuti yang berjudul Problematika

Pelaksanaan Ibadah Haji menjelaskan panjang lebar tentang problematika pelaksnaan

haji yang meliputi beberapa unsure yang terlibat di dalamnya yaitu manajemen,

kelembagaan, pengelolaan keuangan, peningkatan SDM, serta sarana dan prasarana

pendukung tidak memeberikan perubahan dalam meningkatkan pelayanan kepada

jama’ah haji. 17 Akan tetapi, walaupun Gazali Suyuti mengemukakan seperti itu, penulis

yakin ketika penelitian ini selesai akan menemukan hal yang baru, bisa saja mengkritik

dari pemaparan dari Gazali Suyuti.

F. Kerangkat Teori

1. Pengertian Manajemen

Secara bahasa, manajemen itu bersumber dari bahasa Inggris, Management, arti

ketatalaksanaan, dalam bahasa Indonesia juga berarti tatalaksanaan. Manjeman adalah

sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya

koordinasi untuk mencapai suatu tujuan. 18

Dalam bahasa Arab istilah manajemen diartikan sebagai an-nizam atau at-

tauzhim, yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan

penempatan segala sesuatu pada tempatnya.

16
Imam Syaukani, Manajemen Pelayanan Haji Di Indonesia , (Jakarta: Cet. 1, CV. Prasasti,
2009), hlm. 12.
17
Gazali Suyuti, Problematika Pelaksanaan Ibadah Haji, (Makassar: Cet. 1, Alauddin University
Press, 2013), hlm. 200.
18
Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah.., hlm. 9.

14
Pengertian tersebut dalam skala aktivitas juga dapat diartikan sebagai aktivitas

menertibkan, mengatur dan berpikir yang dilakukan yang dilakukan oleh seseorang,

sehingga ia mampu mengemukakan, menata dan merapikan segala sesuatu yang ada di

sekitarnya, mengetahui prinsip-prinsipnya serta menjadikan hidup selaras dan serasi

dengan yang lainnya.

Sedangkan secara terminologi pengertian manajemen yaitu kekuatan yang

menggerakkan suatu usaha yang bertanggungjawab atas sukses dan kegagalannya suatu

kegiatan atau usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kerja sama dengan

orang lain. 19

Sedangkan manajemen menurut M. Manullang mengatakan bahwa manajemen

adalah seni atau ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan

daya untuk mencapai suatu tujuan. 20

Manajemen juga menaruh perhatian pada aspek efektivitas yang penyelesaian

kegiatan-kegiatan agar sasaran organisasi tercapai. Sedangkan efektif adalah

kemampuan untuk mengukur tujuan dengan tepat. Manakala para manejer mencapai

sasaran organisasi mereka, dikatakan bahwa itu berhasil. Efektivitas sering dilukiskan

dengan melakukan hal yang tepat, artinya kegiatan kerja yang membantu organisasi

tersebut mencapai sasarannya.21

Sementara efisiensi ini lebih memperhatikan sarana-sarana dalam melaksanakan

segala sesuatunya, dan efektivitas itu berkaitan dan menunjang antara satu dengan

19
Ibid.., hlm. 10.
20
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Galia Indonesia, 1996), hlm. 16.
21
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 16.

15
lainnya. Mengenai efesiensi dan efektivitas dapat dilihat dalam firman Allah SWT

Surat Al-Furqan 25 ayat 67:

   


   
  
Artinya:

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak


berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-
tengah antara yang demikian. 22

Agar manajemen itu dilakukan mengarah kepada kegiatan yang biasa secara

efektif dan efesien, maka manajemen perlu dijelaskan berdasarkan fungsi-fungsinya yang

dikenal dengan fungsi-fungsi manajemen, yakni perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan.

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan diartikan sebagai bentuk awal dari berbagai rancangan yang akan

bisa mempengaruhi kehidupan atau kemajuan dari sebuah lembaga sehingga seseorang

atau lembaga sangat membutuhkan perencanaan yang matang dan strategis, sehigga

nantinya bisa memenuhi targen dan tujuan dari sebuah organisasi atau lembaga.

b. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian yaitu proses mewujudkan sebuah rencana yang telah

dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat

dan tanggung, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif dan bisa memastikan

bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efesien guna

22
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: PT. Syamsil Cipta Media,
1428H/2007 M), hlm. 365.

16
pencapaian tujuan.

c. Pelaksanaan (actuating)

Pelaksanaan adalah proses menerapkan program agar bisa dijadikan oleh

seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut

dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang

tinggi.

d. Pengendalian dan pengawasan (controlling)

Pengendalian (pengawasan) adalah proses dilakukan untuk memastikan seluruh

kegiatan yang telah dirancang dari awal bisa berjalan dengan target yang diharapkan.23

Dengan demikian, secara keseluruhan defenisi manajemen tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a. Ketatalaksanaan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai

sasaran tertentu.

b. Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka

pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.

c. Kegiatan yang dilakukan untuk memobilisasi seorang dan kelompok bertujuan

untuk mewujudkan rencana yang sudah dibentuk atau di buat.24

Artinya bahwa manajemen itu setidaknya mengajarkan kita bagaimana caranya

bisa berkerjasama dengan orang-orang yang memiliki perbedaan, budaya, psikologi,

karakter dan berbeda tingkat keilmuan dan pendidikan. Dalam Islam konsep dan

prinsip menejer ini dapat dikaitkan dengan tugas yang diembannya, yaitu bertanggung

23
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana,
2008), hlm. 8.
24
Ahmad Fadli, Organisasi dan Administrasi (Cet. III; Kediri: Manhalun Nasin Press, 2002),
hlm. 26.

17
jawab terhadap semua aktifitas dan keputusan dalam organisasi. 25

Dari beberapa defenisi diatas tentang efektivitas dan manajemen maka dapat

disimpulkan bahwa efektivitas manajemen adalah pengukuran suatu proses kerja atau

mengatur yang melibatkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk menjalankan

suatu usaha demi tercapainya suatu sasaran atau tujuan bersama.

2. KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji)

KBIH adalah lembaga dalam bentuk organisasi yang berbadan hukum dan

kedudukannya sebagai mitra kerja pemerintah dalam melakukan pembinaan dan

membimbing jama’ah haji.

Sampai saat ini, belum ada buku atau literatur yang baku yang coba membahas

tentang KBIH. Akan tetapi dengan segala daya upaya penulis akan mencoba

menggunakan berbagai data tertulis yang masih berantakan untuk coba dijadikan

kerangka teori dalam penulisan ini. Terdapat tiga kata kunci kewajiban pemerintah

dalam Undang-Undang Penyelengaraan Ibadah Haji Dan Umrah. Yakni: pembinaan,

pelayanan, dan perlindungan. 26

Dalam hubungannya dengan kegiatan pembinaan kepada jama’ah haji,

pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama, membuka diri terhadap adanya peran

serta masyarakat. Bentuk peran serta dan keterlibatan masyarakat itu, kini telah

melembaga dalam bentuk organisasi, KBIH, dan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia

(IPHI). Kedudukan pemerintah adalah sebagai penyelenggara ibadah haji, sedangkan

KBIH adalah mitra kerja pemerintah membimbing jemaah calon haji (pra-haji dan

paska haji). KBIH adalah penyelenggara swasta yang merupakan perpanjangan tangan

25
Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 10.
26
Kelompok Empat Satu, Cara Mudah Naik Haji (Bandung: Cet VI; Penerbit Mizan, 1996) , hlm.
17

18
Departemen Agama sebagai pengemban UU dalam hal memberikan bimbingan

manasik haji. 27

Menurut sejarahnya keberadaan KBIH awalnya berangkat dari sebuah yayasan

berlatar belakang pesantren atau majelis ta‟lim yang kepentingannya untuk menimba

ilmu agama kepada para kyai, lebih khusus ilmu yang membahas tentang masalah

syariat termasuk didalamnya haji. Dari itu semua kemudian muncul keyakinan dari

para santri atau masyarakat yang merasa belum mampu melakuka ibadah haji secara

sempurna untuk meminta bimbingan haji secara langsung kepada para kyai dan ustadz

tersebut.

Kemudian juga menurut Kepala Sub Dinas Direktorat Informasi Haji

Departemen Agama tahun 2001 Farid Hadjiry, keberadaan KBIH berawal dari para

warga muslim Indonesia yang saat itu sedang melakukan studi atau bekerja di Arab

Saudi. Yang coba menawarkan jasa untuk melakukan pembinaan untuk melakukan

aktivitas ibadah haji. Baik itu ikut secara resmi oleh orang Arab yang sudah membuka

biro jasa bimbingan ataupun melakukan bimbingan secara indipenden (perorangan).

Harapan pemerintah sendiripun pada awalnya mengizinkan adanya KBIH adalah agar

dapat membina dan membimbing para jama’ah, agar para jama’ah dapat menjalankan

ibadahnya sesempurna mungkin.

Selain itu kondisi obyektif jama’ah haji di dalam KBIHU Itu memahami ibadah

haji dengan tingkat pengetahuan mereka yang berbeda-beda baik yang berlatar

belakang pendidikan SD, SMP, SMA, S1, S2, dan ada juga yang tamatan pondok

pesantren. Hal ini membutuhkan persamaan persepsi atau pendapat dalam memandang

27
Deswandi, Teguh Arif, Panduan Praktis Haji dan Umrah (Jakarta: PT. Alex Media
Kumpotindo, 2009), hlm. 12.

19
sebuah masalah atau tema, sehingga nantinya bisa berjalan searah, selaras tanpa

melihat latar belakang pendidikan dan budaya. Sehingga nantinya pihak KBIHU

mampu menentukan pelayanan seperti apa yang setiap jama’ah butuhkan serta bisa

saling menghargi antara jama’ah dengan pihak pengurus KBIHU. 28 Pendekatan seperti

ini, dibutuhkan agar jama’ah mampu memahami sesuatu dengan cara step by step.

a. Tupoksi KBIH:

 Bukan menyelenggarakan ibadah haji dan umrah tetapi pelaksana

pembimbingan dan pembinaan haji dan umrah dari perpanjangan tangan

kementrian Agama.

 Membimbing, membina dan mengawasi jama’ah haji dan umrah di Arab

Saudi

 Mempasilitasi dan membantu menyelesaikan jama’ah haji apabila ada

permasalahan di Arab Saudi.

 Memberikan motivasi dan semangat bahwa jama’ah bisa menyelesaian

seluruh proses ritual di dalam haji dan umrah.

b. Kontribusi KBIHU pada saat pembimbingan:

 Melakukan simulasi dan bimbingan pemantapan di asrama sebelum

melaksnakan ibadah haji di Makkah.

 Melakukan pelaksana pembinaan dan bimbingan di Arab Saudi langsung.

 Menjadi mediator, fasilitator, melayani jama’ah, menjadi gaet bagi jama’ah.

 Menjadi mentor dalam membimbing jama’ah yang belum fasih dalam

menyerap materi-materi.

28
Lihat Abdul Aziz Kustini, Ibadah Haji dalam Sorotan Publik (Persepsi Calon/Jama’ah Haji
tentang Pembimbingan dan Pelayanan Oleh KBIH dan Pemerintah di Indonesia dan Saudi Arabiah
(Jakarta: Puslitbang, 2007), hlm. 4.

20
c. Tugas dan fungsi KBIHU

Tugas dan Fungsi KBIHU sebagai pelaksaan di Indonesia maupun di

Arab Saudi yakni:

 Memposisikan diri sebagai teman kerja bagi pemerintahan untuk membantu

pemerintah melaksanakan kewajibannya kepada masyarakat atau jama’ah.

 Memposisikan diri sebagai bawahan dari pemerintah itu sendiri.

 Menjadi tangan kanan di bawah komando Kakanwil (kepala Kantor

Wilayah) yang mengatas namakan kementrian Agama RI untuk diberikan

izin untuk KBIHU yang sudah memenuhi syarat.

 Diberikan tugas oleh Direktur untuk mentaati peraturan dan pedoman yang

sudah disepakati.

 Menerima tugas dari Kementerian Agama secara langsung bagaimana tugas

pokok, kedudukan, kewenangan, dan fungsinya KBIHU. 29

3. Tinjauan Tentang Manasik Haji

Manasik haji merupakan proses peragaan setiap proses haji yang akan

dilaksanakan nantinya di tanah suci Makkah, pada saat dan waktunya ibadah haji

ditunaikan. 30 Proses pelaksanaan manasik haji dan umrah, para jama’ah haji secara

perkelompok diajarkan untuk rukun haji dan wajib haji dengan cara detail, agar tidak

ada satupun proses haji terlewatkan. Selain itu, jama’ah haji dan umrah belajar

bagaimana cara melakukan tawaf, sa‟i, wukuf, lempar jumrah, dan prosesi ibadah

lainnya dengan kondisi yang dibuat mirip dengan keadaan di tanah suci.

Manasik haji juga diperlukan guna memberikan pemahaman kepada setiap

29
Ibid.., hlm. 5-7.
30
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-dan-manfaat-manasik-haji.html,
Dikases pada tanggal 15 Agustus 2020 pada jam 07.16 Wita.

21
calon jama’ah haji tentang tujuan utama keberangkatan mereka ke tanah suci. Manasik

haji sangat bermanfaat bagi para calon jama’ah haji, karena setelah melaksanakan

manasik haji, para calon jama’ah haji akan dapat memahami hal-hal apa saja yang

harus dilakukan pada saat melakukan ibadah haji nantinya. Para calon jama’ah haji

juga mempelajari budaya, bahasa, dan kondisi alam di Arab Saudi.31 Jama’ah haji yang

telah dibekali dengan manasik haji akan terlihat berbeda dengan merreka yang haji

mandiri.

4. Persiapan di Indonesia

Pemerintah Indonesia, sebagai penyelenggara perjalanan ibadah haji

melakukan administrasi sebagai berikut:

a) Menentukan ongkos haji (ONH) dan ONH-plus

b) Memeriksa, melayani dan memelihara kesehatan

c) Menerima dan mengelola ONH

d) Menerima pendaftaran

e) Mengeluarkan paspor perjalanan haji (PPH)

f) Membina dan membimbing calon haji (calhaj)

g) Menjaga keselamatan, ketertiban dan kesejahteraan calon haji

h) Menyediakan penginapan atau pemondokan

i) Menyediakan mobilisasi

j) Menjaga keamanan barang-barang32 hal ini dilakukan guna mencegah terjadi

sesuatu yang merugikan jama’ah.

31
https://id.wikipedia.org/wiki/Manasik_Haji, 15 Agustus 2020 Dikases pada tanggal 15 Agustus
2020 pada jam 07.16 Wita.
32
Kementerian Agama RI, Tuntunan Praktis Manasik Haji da Umrah ( Jakarta: Kemenag, 2012),
hlm. 3.

22
5. Persiapan Pribadi yang Harus Dilakukan

a. Mental

Perjalanan ke Makkah merupakan perjalanan untuk menunaikan seruan

sang Maha Cipta. Maka sebelumnya hati andapun harus bersih terlebih dahulu

dengan cara bertobat kepada Allah dengan sebenar-benarnya tobat dari segala dosa.

Ikhlaskan hati anda semata-mata untuk melaksanakan perintah-Nya untuk

mengharapkan ridho-Nya dan jauhkan diri anda dari rasa ingin dipandang , ingin

tersohor, atau berbangga diri. Mulailah dengan mebiasakan diri berzikir,

mempererat tali silaturahim dan perbanyak istighfar. Dengan membersihkan diri,

insya Allah akan memperoleh kemudahan dalam melaksanakan ibadah haji.

Perlu diigatkan bahwa orang yang melaksanakan ibadah haji berarti telah

siap menghadapi segala kemungkinan termaksud bila wafat ketika sedang

menunaikan ibadah haji. oleh sebab itu, sebaiknya anda membuat surat wasiat

sebelum berangkat untuk keluarga yang ditinggalkan agar dapat menghindari hal-

hal yang tidak dinginkan dikemudian hari.

b. Pengetahuan

Persiapkan diri anda pula dengan ilmu dengan cara lebih banyak mendalami

syariat tentang tata cara ibadah haji, dengan demikian pelaksanaannya nanti, anda

mampu dengan tenang karena yakin denganilmu anda miliki dan tidak bingung jika

melihat perbedaan beribadah dengan jama’ah lain. Anda juga harus menghafal rute

tempat penting untuk itu kemampuan membaca peta itu juga penting dan banyak

manfaatnya. 33

33
Kementerian Agama RI, Tuntunan Praktis Manasik Haji da Umrah ( Jakarta: kemenag, 2012),
hlm. 4-5

23
Dalam manasik haji, yang perlu dipersiapkan sejak awal ialah mengahafal

zikir-zikir penting dan doa-doa , karena haji pada hakikatnya adalah zikir dan doa.

c. Kesehatan jasmani

Persiapkan kondisi fisik yang baik agar anda tetap sehat dan bugar selama

melaksanakan ibadah haji.lakukan senam dan berjalan kaki naik turun bukit setelah

waktu zhuhur dengan memakai sandal yang akan dipakai pada saat ibadah haji. hal

ini dilakukan sebagai langkah menyesuaikan cuaca di tanah suci kelak. Lakukan

latihan ini minimal sebulan sebelum keberangkatan dan selalu pula mengkonsumsi

makanan yang bergizi.

d. Materi (uang)

Sebaiknya membawa uang sedikit lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk

menghadapi hal-hal yang tidak terduga. Seperti mebayar dam (denda) yang tiba-

tiba naik, menolong pengurus anggota kelompok yang meninggal, menolong kawan

yang kehilangan atau kehabisan uang, dan bersedekah kepada pengemis yang

jumlahnya cukup banyak. 34 Mempersiapkan uang yang lebih demi penjagaan ketika

terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

e. Peralatan Yang Perlu Dibawa

Alat-alat yang dibutuhkan selama menjalankan ibadah haji ialah:

 Spidol (menulis kardus yang berisi barang)

 Lakban/plaster besar (untuk merekatkan barang-barang yang sudah dipak

ke dalam kardus

 Kertas tulis (untuk menuliskan pesan atau petunjuk)

34
Kelompok Empat Satu, Cara Mudah Naik Haji (Bandung: Cet VI; Penerbit Mizan, 1996), hlm.
40

24
 Lem atau isolasi (untuk menempelkan kertas berisi pesan atau petunjuk)

 Krim pelembab kulit

 Payung

 Syal (untuk melindungi kepala dari terik matahari)

 Sprayer (penyemprot air)

 Sandal

 Pakaian sebaiknya yangberwarnah putih

 Al-Qur‟an terjemahan

Selain itu, ada bebrapa barang khusus yang harus dibawa oleh jama’ah laki-

laki dan perempuan seperti;

f. Untuk pria

 Pakaian ihram 2 stel.

 Celana panjang 3 buah.

 Kemeja, kain sarung dan piyama masing-masing 2 buah.

 Kaos kaki 2 pasang.

 Kaos oblong dan pakaian dalam masing-masing 4 lembar.

 Alat cukur jenggot.

g. Untuk wanita

 Mukena 2 buah.

 Kain sarung 3 lembar.

 Pakaian dan pakaian dalam secukupnya saja.

 Dan keperluan wanita lainnya.

 Muhrim (Bagi Wanita).

25
Sesuai dengan ketentuan syariat. Jama’ah haji wanita harus disertai dengan

muhrimnya atau suaminya, atau bermuhrim kepada orang lain (sesuai dengan

ketentuan agama). Di samping itu, dalam setiap regu harus ada pria yang mengatur

dan memimpin. 35 wanita diharuskan untuk membawa muhrimnya sesuai dengan

ketentuan agama yang berlaku.

6. Manfaat Manasik Haji dan Umrah

a. Dapat Mengetahui Tentang doa-doa sunah mulai dari keluar rumah untuk

melaksanakan ibadah haji sampai kembali ke Indonesia dari Makkah.

b. Dapat memberikan pemahaman mana yang wajib, rukun, sunah, dan haram saat

melaksanakan ibadah haji.

c. Dapat Mengetahui kondisi Makkah dan Madinah yang akan berguna untuk tidak

tersesat nantinya.

d. Bisa saling mengenal antara jama’ah satu dengan yang lainnya dan saling

bersahabat.

e. Bisa mendapatkan pengalaman belajar Bahasa Arab. 36

Dari paparan singkat di atas tadi, bahwasanya dalam proses bimbingan manasik

haji dan umrah lebih mengenal lingkungan seperti apa yang mereka alami, budayanya

seperti apa nantinya di tanah suci Makkah.

7. Tentang Standar Pelayanan haji

a. Standar Pelayanan

1) Pelayanan

Istilah pelayanan yang didefinisikan secara istilah dalam kamus ilmiah

35
Kementerian Agama RI, Tuntunan Praktis Manasik Haji da Umrah (Jakarta: Kemenag, 2012),
hlm. 4-5.
36
Ibid., hlm. 6.

26
yaitu suatu cara menolong orang dan mempermudah orang untuk mengakses

sesuatu serta mendapatkan sesuatu yang diinginkan dengan cara yang lebih

mudah. Fungsi dari pelayanan adalah untuk menggerakkan system divisi-divisi

dalama sebuah lembaga atau organisasi untuk sama-sama saling membantu agar

terwujunya keadaan yang aman dan nyaman. 37

Di dalam pemikiran dasar ilmu pelayanan menekankan ada dua jenis

layanana yaitu yang memberikan menyediakan jasa pelayanan itu sediri seperti

lembaga atau organisasi. Sedangkan kedua adalah yang menjadi sasaran yang

akan dilayani atau konsumen seperti masyarakat umum dan para jama’ah. 38

2) Pelayanan Publik

Pelayanan public bisa diartikan sebagai dengan peayanan pemerintah

yang bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada rakyat untuk mengakses

dan melengkapi berkas-berkas yang diperlukan oleh rakyat. Selain itu, yang

menjadi pemberi layanan public ini adalah pemerintah itu sendri sebagai

pelayan rakyat, sedangkan yang menerima pelayanan public adalah rakyat itu

sediri sehingga rakyat menjadi mudah dalam mengakses pelayanan public

lainnya di Negara Indonesia ini. 39

Oleh karena itu, istilah pelayana public di Indonesia diartikan sama

dengan pelayanan masyarakat, pelayanan umum serta tidak memiliki perbedaan

yang mendasar.

Menurut peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

37
http://kamusbesarbahasaindonesia/online.web.id/layan, 17 Desember 2020
38
http://ribuanpengunjung.wordpress.com/2009/12/28/konsep-pelayanan-prima/, 18 Desember
2020
39
UU No 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

27
tentang pelayana public mendefinisikan bahwa segala sesuatu yang bertujuan

untuk melayani dalam hal apapun yang diperuntukkan untuk melengkapi

dokumen-dokumen dan memenuhi kebutuhannya.40

3) Standar Pelayanan Publik

Dalam melakukan pelayanan public ada beberapa yang harus

diperhatikan antara lain;

a) Memberikan tempat pelayanan serta memberikan akses umtuk memilih.

b) Menciptakan suasana menjadi adil.

c) Mengurangi angaka kecurangan

d) Mendorong masyarakat untuk menggunakan SDM secara baik.

e) Mendorong jiwa untuk maju serta mendorong masyarakat untuk

berubah.

f) Melakuan integrasi dengan semua jenis pelayanan yang diberikan. 41

Di Negara Indonesia dalam melakukan dan menentukan acuan pelayana

public itu sudah sejak lama diputuskan dan ditentukan. Keputusan itu

dibuktikan dengan dibuatnya beberapa kebijakan yaitu:

(1) Inpres No 1 Tahun 1995 tentang perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan

aparatur pemerintah kepada masyarakat.

(2) Surat edaran menko wasbangpan No. 56 wasbangpan/6/98 tentang langkah-

langkah nyata memperbaiki pelayanan masyarakat. Intruksi mendagri no.

20/1996.

40
Ejournal Ilmu Pemerintahan Volume 3, Nomor 1, 2015, h. 328, 20 Agustusi 2020
41
Muhammad Ali Yusni Studi Tentang Pelayanan Haji Di Kota Samarinda (Samarida, Samarida
Press, 2015), hlm.328

28
(3) Surat edaran menkowasbangpan no. 56/MK. Wasbangpan/6/98; surat

menkowasbangpan No. 145/MK. Waspan/3/1999; hingga surat edaran mandagri

No. 503/125/PUOD/1999 yang kesemuanya itu bermuara pada peningkatan

kualitas pelayanan.

(4) Kep. Menpan NO. 81/1993 tentang pedoman tatalaksana pelayanan umum.

(5) Surat edaran depdagri No. 100/757/OTDA tentang pelaksanan kewenagan wajib

dan standar pelayanan minimum, pada tahun 2002 8. Kep. Menpan No:

63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan

publik.42

Namun sejauh ini standar pelayanan publik sebagai mana yang

dimaksud masih lebih banyak berada pada tingkat Konseptual, sedangkan

inplementasinya masih jauh dari harapan. Pentingnya Standar Pelayanan Publik

Standar pelayanan publik wajib dimiliki oleh institusi penyelenggara layanan

publik untuk menjamin diberikannya pelayanan yang berkualitas oleh penyedia

layanan publik sehingga masyarakat penerima pelayanan publik merasakan

adanya nilai yang tinggi atas pelayanan tersebut. Tanpa adanya standar

pelayanan publik maka akan sangat mungkin terjadi pelayanan yang diberikan

jauh dari harapan publik. Dalam keadaan seperti itu akan timbul kesenjangan

harapan (expectation gap) yang tinggi.

8. Ruang Lingkup haji

a. Pengertian dan Syarat Haji

Istilah haji dalam bahasa arab yaitu “hajja-yahujja-hajjan”. Yang berarti

menyengaja dan menuju. Didalam Al-Qur’an banyak di temukan kata Haji yaitu di
42
http://Journal Ilmu Pemerintahan Volume 3, Nomor 1, 2015, 28 September, 2020.

29
surat Al-Baqarah (2) ayat 189 dan 197, QS Ali Imran/3: 97, QS At-Taubah/9: 3, dan

QS Al-Hajj/22: 27. Penyebutan kata haji dalam beberapa ayat Al-Qur’an membertahukan

bahwa rukun islam yang ke lima ini sangat penting bagi kesempuranan islamnya.

Haji secara istilah dapat diartikan seperti sengaja mengunjungi temapat atau

sesuatu yang dimuliakan, sehingga syekh Hasan Muhammad Ayyud mengartikan

bahwasanya ibadah haji yaitu bepergian atau musapir ke Masjidil Haram serta

menunaikan ibadah tertentu, seperti tawaf, sa’I dan wukuf di Arafah. Senada dengan itu

itu, Prof. Dr. Muhmud Syaltut menjelaskan bahwa haji adalah ibadah yang

dilaksanakan manusia sebagai ibadah ruh (hati), fisik, dan harta benda, yang berbeda

dengan ibadah lainnya, baik dari segi waktu maupun tempat.43

Ibadah haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk menunaikan amalan-

amalan yaitu: wukuf, tawaf, sa‟i dan amalan lainnya pada masa tertentu, demi

memenuhi panggilan Allah swt dan mengharapkan ridho-Nya. Haji merupakan rukun

Islam yang kelima yang pelaksanaannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

antara tanggal 8 samapai dengan 13 Dzulhijjah setiap tahun, sebagaimana dapat

dipahami dari ayat berikut: QS Al-Baqarah/2: 197

    


     
      
     
   
   

Artinya:

(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, Barangsiapa yang


menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh
rafats, berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan
apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.

43
Masrul Huda, Isyubahat Seputar Haji dan Umrah (Solo: Tinta Media Solo, 2012), hlm. 1-2.

30
Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwah, dan bertakwalah
kepada- Ku Hai orang-orang yang berakal. 44
Rangkaian kegiatan manasik haji, baik yang berupa rukun maupun syarat wajib

haji seluruhnya dilakukan di tempat-tempat yang telah ditetapkan oleh Syari’at, antara lain

miqat-miqat yang berlokasi permanen: Makkah, Arafah, Mina dan Musdalifah,

termaksud ziarah ke makam nabi Muhammad SAW di Madinah. Semua tempat ini

beraada di wilayah kerajaan Arab Saudi dan tidak berubah hingga akhir zaman.

Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu

(istitho’ah) mengerjakannya sekali seumur hidup. Kemampuan yang harus dipenuhi

untuk melaksanakan ibadah haji dapat digolongkan ke dalam dua penertian, yaitu:

Pertama, kemampuan personal yang harus dipenuhi oleh masing-masing individu

yang antara lain meliputi kesehatan jasmani dan rohani, kemampuan ekonomi yang

cukup bagi dirinya maupun keluarga yang ditinggalkan, dan didukung oleh pengetahuan

agama khususnya tentang manasik haji. Kedua, kemampuan umum yang bersifat

eksternal yang harus dipenuhi oleh lingkungan (Negara dan pemerintah) mencakup

keamanan dalam perjalanan, fasilitas akomodasi, transportasi dan hubungan antar negara

khususnya antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

Ibadah haji diwajibkan Allah swt kepada kaum muslimin yang telah mencukupi

syarat-syaratnya, menunaikan ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur hidup yang

kedua kali dan seterusnya adalah sunnah. Akan tetapi bagi mereka yang bernazar

(berkaul) haji menjadi wajib melaksanakannya. 45 Ibadah haji diwajibkan berdasarkan

firman Allah SWT yang terkandung dalam al-Qur’an dalam surat Al- Hajj (22) ayat 27

44
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PT Syamsil Cipta Media,
1428H/2007 M), hlm. 48.
45
Nuruddin Shiddiq, Tuntunan Manasik Haji, (Jakarta: Cet. I, T. Syamsil Cipta,2001), hlm. 2.

31
yaitu:

   

   

    



Artinya:
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan
datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang
datang dari segenap penjuru yang jauh”.46

Selanjunya dalam Al-Qur’an Allah SWT berfitman dalam surat Al-Imran (2) ayat

96-97 yang berbunyi:

     


  
   
    
     
   
    
    

Artinya:

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat)


manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi
petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di
antaranya) maqam Ibrahim; Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi
amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu
(bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam. 47

46
Kementerian Agama RI, Al-Quran, Tajwid, Dan Terjemahannya (Bogor: PT. Syigma Examedia
Arkanleema, 2007), hlm. 335.
47
Kementerian Agama RI, Al-Quran, Tajwid, Dan Terjemahannya (Bogor: PT. Syigma Examedia
Arkanleema, 2007), hlm. 497.

32
Dengan bunyi ayat Al-Quran di atas, maka menunaikan ibadah haji bagi seorang

muslim atau muslimah yang memenuhi syarat-syaratnya menjadi wajib hukumnya.

Menunaikan ibadah haji hendaklah sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh Rasulullah.

Oleh karena itu, dalam mengerjakannya harus berpedoman pada syarat, hukum, dan

sunnahnya.48

Dalam melaksanakan ibadah haji terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi,

adapun syarat-syarat tersebut adalah:

1) Islam

2) Baligh (dewasa)

3) Aqil (berakal sehat)

4) Merdeka (bukan hamba sahaya)

5) Istitho’ah yang berarti (mampu) memapu secara umum adalah bisa

mengerjakan, biasa melaksanakan ibadah haji, biasa secara rohani, pinasial

seperti;

a) Secara fisik. Tidak memiliki kecacatan, tidak lumpuh serta mampu

melakukan perjalanan jauh.

b) Ilmu, memiliki pondasi keilmuan tentang haji dan umrah serta bisa

belajar dengan cepat.

c) Secara ekonomi, yaitu tidak memiliki utang yang besar, mampu

membayar biaya perjalanan menunaikan ibadah haji. 49

b. Rukun dan Wajib Haji

48
Said Agil Husin AlMunawar dan Abdul halim, Fiqih Haji (Jakarta Selatan: Ciputas Press,
2002), hlm. 1
49
Said Agil Husin AlMunawar dan Abdul halim, Fiqih Haji (Jakarta Selatan: Ciputas Press,
2002), hlm. 2-3.

33
Rukun haji ialah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji dan

tidak diganti dengan yang lain dan apabila ditinggalkan maka hajinya menjadi tidak

sah. Adapun rukun-rukun haji adalah sebagai berikut:

 Peristiwa Ihram adalah sebagai star atau memulai proses rangakian awal

ibadah haji dan umrah seperti memasang pakaian Ihram serta memulai niat

haji dan umrah di Miqat.

 Wukuf di Arafah bisa dikatakan sebagai ritual berdiam diri, dzikir dan

berdoa di Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah

 Tawaf ifadah berarti mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali, dilaksanakan

setelah melempar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Zulhijjah.

 Sa’i yaitu peristiwa berjalan dan berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah

sebanyak 7 kali, dilaksanakan setelah Tawaf Ifadah.

 Tahallul awal dan akhir yaitu memotong rambut sedikit setelah melaksanakan

Sa’i

 Tertib yaitu mengerjakan kegiatan sesuai dengan urutan dan tidak ada yang

tertinggal.

Rukun haji yang dilakukan oleh jama’ah haji dan umrah bertujuan untuk

melakukan dan menjadikan amalan-amalan sebagai syarat sah saat melakukan ibadah

haji dan umrah. Selain itu, wajib haji adalah serangkaian ritual yang dilakukan sebagai

pelengkap dalam ibadah haji dan umrah. Apabila dalam proses kegiatan haji dan umrah

ada yang terlewatkan atau lupa dilaksanakan, maka hajinya tetap dikatakan sah. Akan

tetapi, harus memenuhi atau mebayar Dam (denda). Adapun yang termasuk kategori

wajib haji adalah sebagai berikut:

34
 Niat Ihram, untuk haji atau umrah dari Miqat Makani, dilakukan setelah

berpakaian ihram.

 Mabit (bermalam) di Muzdalifah, pada tanggal 9 Zulhijjah (dalam

perjalanan dari Arafah ke Mina).

 Melontar jumrah Aqabah, pada tanggal 10 Zulhijjah yaitu dengan cara

melontarkan 7 butir kerikil berturut-turut dengan mengangkat tangan. Pada

setiap melempar krikil sambil berucap “Allahu Akbar,Allahumma’jallhu

hajjan wa zanban magfurah”. Setiap kerikil harus mengenai kedalam

jumrah jurang besar tempat jumrah.

 Mabit di Mina, pada hari tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijjah).

 Melontar jumrah Ula, Wustha dan Aqabah, pada hari tasyrik.

 Tawaf Wadah yaitu melakukan Tawaf perpisahan sebelum meningglkan

kota Mekkah.

 Meninggalkan perbuatan yang dilarang saat ihram. 50

Dari penjelasan dan paparan yang disampaikan dan diceritakan oleh para

narasumber bisa dikatakan mampu menjawab rumusan masalah dalam penelitian

penulis.

G. Metodelogi Penelitian

1. Metodelogi dan Jenis Penelitian

Metodologi ialah suatu pengkajiaan dalam mempelajari peraturan-peraturan

suatu metode. Jadi metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari

peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian dan dari sudut filsafat metodologi

50
Djufri M. Mangkuto, Panduan Praktis Manasik Haji Sesuai Sunnah Rasulullah SAW
(Jakarta: Cet: III, Sinar Grafika Offset,2009), hlm. 8.

35
penelitian merupakan epistemologi penelitian. Dan adapun rangkaian metodologi yang

di gunakan penulis sebagai berikut:

a. Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian secara holistik bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, baik itu

perilakunya, persepsi, motivasi maupun tindakannya, dan secara dekskriptif

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah

dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah serta orang yang member

data itu disebut dengan Informan. 51 Diantaranya adalah penggunaan studi kasus

dekskriptif dalam penelitian ini bermaksud agar dapat mengungkap atau

memperoleh informasi dari data penelitian secara menyeluruh dan mendalam. 52

b. Lokasi, Objek dan Waktu Penelitian

Penentuan lokasi penelitian ini yaitu di KBIHU NW di Kabupaten

Lombok Tengah, yang menjadi narasumber pada penelitian ini adalah beberapa

orang yang dianggap berkompoten dan memiliki ilmu pengetahuan tentang

objek yang akan diteliti. Seperti beberapa orang dari anggota KBIHU NW

Lombok Tengah, jama’ah Haji, serta jama’ah calon haji dan umrah. Penelitian

ini akan dilakukan pada tanggal 01 Juni 2021 samapi dengan waktu 01

September 2021, setelah terbitnya surat izin melakukan penelitian.

c. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode Diskriptif atau

menjelaskan secara mendalam hasil penelitiannya nanti dan mendapatkan

51
Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Kerta Karya, 1998), hlm. 6
52
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian ( Bandung: Alfabeta, 2006 ), hlm. 35.

36
informasi nantinya dari calon informan/informan. Peneliti akan menggunakan

metode pendekatan manajemen ini kepada pihak-pihak yang dianggap relevan

dijadikan narasumber untuk memberikan keterangan terkait penelitian yang

akan dilakukan. Pendekatan manajemen pada hakikatnya sangatlah komplit

karena didalamnya sudah mencakup unsur-unsur manajemen yang secara garis

besar sudah mencakup semuanya. Ini menandakan bahwa setiap disiplin ilmu

dan elemen kehidupan membutuhkan manajemen, terlebih lagi pada disiplin

ilmu haji dalam penelitian ini, yang mengandung unsur-unsur tentang

pelaksanaan ibadah haji.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti membutuhkan seseorang untuk

membantu peneliti mendapatkan informasi dan data-data yang dibutuhkan dalam

penelitian, sehingga penelitian dari peneliti menjadi ilmiah. Dalam melakukan pecarian

data dan informasi yang dibutuhkan membutuhkan cara, tekhnik dan metode

pengumpulan data dalam penelitian.

Seorang peneliti harus melakukan kegiatan pengumpulan data. Kegiatan

pengumpulan data merupakan prosedur yang sangat menentukan baik tidaknya suatu

penelitian. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan pariset untuk mengumpulkan data.53 Metode pengumpulan data yang dipilih

oleh peneliti adalah;

a. Metode Pustaka (Library Research)

Metode ini mengambil informasi dan data bersumber dari bebrapa

53
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, dengan kata pengantar oleh Burhan
Bungin, Edisi Pertama ( Cet. IV; Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 93.

37
literature-literatur yang bisa dikatakan relevan dengan masalah yang ingin dicari

oleh peneliti dalam penelitiannya. Literature-literatur yang dimaksud adalah

buku-buku, buku ensiklopedia, karya ilmiah, jurnal dan sumber data lainnya

yang bisa diakses di perpustakaan kampus dan lain sebagainya.

b. Metode Lapangan (Field Research)

Dalam metode pengumpulan data lapangan ini membutuhkan seluruh

tubuh peneliti, waktu, kehadiran peneliti dilokasi penelitian serta diangggap

relevan dengan penelitian. Diantara metode ini adalah sebagai beriku:

1) Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala gejala yang diteliti. 54 Penggunaan metode observasi dalam penelitian

diatas pertimbangan bahwa data yang dikumpulkan secara efektif bila dilakukan

dengan cara bersentuan langsung dengan objek penelitian dan tidak bersentuahn

langsung dengan objek penelitian. Yang menjadi alat metode ini adalah panca

indra peneliti, dan seluruh anggota tubuh peneliti, metode observasi digunakan

oleh peneliti untuk mencari jawaban dari rumusan masalah seperti manajemen

pelayanan pembimbingan manasik haji dan umrah di KBIHU NW Lombok

Tengah.

2) Metode Wawancara (Interview)

Dalam tekhnik ini peneliti mencari informasidengan cara tatap muka

langsung yang dilakukan dengan wawancara dan peneliti memberikan

54
Husaini Usman Poernomo, Metodologi Penelitian Sosial ( Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm.
54.

38
pertanyaan kepada innforman. 55

Peneliti menggunakan tekhnik ini dengan cara metode wawancara

mendalam dan wawancara non structural, yang dilakukan dengan lepas namun

sistematis dan terarah. Sehingga mampu menjawab pertanyaan dari rumusan

masalah penelitian peneliti. 56

3) Metode Dokumentasi

Dalam metode ini menggunakan sumber informan seperti majalah,

jurnal, karya tulis ilamiah, foto kegiatan, laporan kegiatan, notulen dan

peraturan-peraturan.57 Dari penjelasan pengertian sebelumnya yaitu peneliti

melakukan pencarian data penelitian, peneliti mencari informasi yang bersifat

teks, foto-foto dan lain sebagainya, yang bertujuan untuk menemukan data yang

dibutuhkan oleh penelitian. Serta terkait untuk menjelaskan dan menguraikan

mengenai hubungannya dengan arah penelitian.

Data yang ingin diperoleh dari metode dokumentasi adalah data

mengenai gambaran umum lokasi penelitian, dan historikalnya.

3. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis data kualitatif yang

bersifat induktif yaitu dengan cara menganalisis data yang bersifat khusus (fakta

empiris) kemudian mengambil kesimpulan secara umum (tataran konsep).58

Menurut Kirk dan Muller yang dikutip Moleong, penelitian kualitatif adalah

55 5
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek ( Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009 ), hlm. 222.
56
Husaini Usman dan Pornomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial ( Cet. VI; Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2011 ), hlm. 73.
57
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: UGM Press, 1999 ), hlm. 72.
58
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Cet .I; Jakarta: Kencana, 2007 ), hlm. 196.

39
tradisi dari ilmu sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

manusia dalam kawasan sendiri. Senada dengan itu, Lincoln dan Guba mengatakan

bahwa penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks

dan suatu kebutuhan. 59 Hal ini sangat berpengaruh agar dalam pengumpulan informasi

lebih akurat dan sistematis.

4. Metode Penentuan calon Informan

Penelitian yang menggunakan metodelogi kualitatif dan pendekatannya adalah

diskriptif untuk menjeaskan bagaimana penerapan manajemen pelayanan didlakukan

oleh lebaga KBIHU dalam proses pembimbingan manasik haji dan umrah. Maka, peran

informan merupakan hal yang sangat penting dan perlu. Penentuan sampel atau

informan dalam riset metodelogi kualitatif bertujuan untuk medapatkan informasi yang

menyeluruh dan detail. Serta penunjukan calon informan itu juga dilakukan dengan

cara randem atau diacak supaya lebih beragam. 60

Selain cara yang diatas penulis juga mengandalkan informasi dari beberapa

tinjauan kepustakaan (literature review) untuk mendapatkan informasi yang lebih

beragam dan lebih kaya literature.

H. Sitematika Pembahasan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing

menampakkan titik berat yang berbeda, namun dalam satu kesatuan yang saling

mendukung dan melengkapi.

BAB I Pendahuluan

Berisi pendahuluan yang merupakan garis besar dari keseluruhan pola berpikir

59
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 24.
60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009 ), hlm. 221.

40
dan dituangkan dalam konteks yang jelas serta padat. Atas dasar itu deskripsi skripsi

diawali dengan lastar belakang masalah yang terangkum didalamnya tentang apa yang

menjadi alasan memilih judul, dan bagaimana pokok permasalahannya. Dengan

penggambaran secara sekilas sudah dapat ditangkap substansi skripsi. Selanjutnya untuk

lebih memperjelas maka dikemukakan pula tujuan penelitian baik ditinjau secara teoritis

maupun praktis. Penjelasan ini akan mengungkap seberapa jauh signifikansi tulisan ini.

Kemudian agar tidak terjadi pengulangan dan penjiplakan maka dibentangkan pula

berbagai hasil penelitian terdahulu yang dituangkan dalam tinjauan pustaka. Demikian

pula metode penulisan diungkap apa adanya dengan harapan dapat diketahui apa yang

menjadi jenis penelitian, pendekatan, sumber data, teknik pengumpulan data dan analisis

data. Pengembangannya kemudian tampak dalam sistematika penulisan. Dengan

demikian, dalam bab pertama ini tampak penggambaran isi skripsi secara keseluruhan

namun dalam satu kesatuan yang ringkas dan padat guna menjadi pedoman untuk bab

kedua, ketiga, dan bab keempat.

BAB II Paparan Data dan Temuan

Di bagian ini diungkapkan seluruh data dan temuan penelitian. Dalam hal ini,

peneliti sebisa mungkin menjaga jarak dan menahan diri untuk tidak mencampuri fakta

terlebih dulu. Untuk judul bab paparan data dan temuan dibuat judul bab tersendiri yang

merefleksikan isi bab dan tidak harus menurunkan kembali kata “Paparan Data dan

Temuan” tersebut sebagai judul bab.

BAB III Pembahasan

Di bagian pembahasan ini diungkapkan proses analisis terhadap temuan penelitian

sebagaimana dipaparkan di Bab II berdasarkan pada perspektif penelitian atau kerangka

41
teoretik sebagaimana diungkap di bagian Pendahuluan. Jadi, peneliti tidak menulis ulang

data-data atau temuan yang telah diungkapkan di Bab II. Untuk judul bab pembahasan

dibuat bab tersendiri yang merefleksikan isi bab dan bukan menaikkan kata

“Pembahasan” tersebut sebagai judul bab.

BAB IV Penutup

Berisi penutup yang meliputi kesimpulan, saransaran, penutup.

42
I. RENCANA KEGIATAN PENELITIAN

Adapun rencana kegiatan penelitian dilapangan yang dilakukan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

N Kegiatan Tahun 2021 dan Bulan


o
Me Jun Jul Agustu Septembe Oktobe Novembe
i i i s r r r
1. Tahapan persiapan
Penelitian
a. Penyusunan
dan
Pengajuan
Judul
b. Pengajuan
Proposal
c. Ujian
Proposal
d. Perijinan
Penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a. Poses
Pengumpulan
Data
b. Analisis Data
3. Tahap Penyusunan
Skripsi

43
44

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat KBIHU NW Lombok Tengah

KBIH NW Lombok Tengah adalah salah satu KBIH yang ada di Kabupaten

Lombok Tengah KBIH ini berada di kota Praya Atau kelurahan Praya kecamatan

Praya Kabupaten Lombok Tengah Persis berada di tengah – tengah kota Praya. alamat

KBIHU NW Lombok Tengah ini adalah di Yayasan Pondok Pesantren Munirul Arifin

(YANMU NW) Praya yang beralamatkan di jalan Basuki Rahmat kampung Rabithah

Praya kelurahan Praya kecamatan Praya Kabupaten Lombok tengah Nusa Tenggara

Barat.

Pada tahun 2004 KBIHU ini berdiri atas instruksi PBNW (pengurus besar

Nahdatul Wathon) saat itu ummi HJ. Ummi Siti Raihanun Abdul Majid untuk

mendirikan sebuah yayasan atau lembaga yang bergerak pada bidang jasa pelayanan dan

penyelengara ibadah haji dan Umrah. Alasan latar belakang untuk mendirikan KBIH

adalah membantu pemerintah daerah untuk membantu calon jama’ah haji yang sudah

berdaftar atau berangkat bisa di bimbing oleh pihak yang berpengalaman dan

Khususnya jama’ah NW (Nahdlatul Wathan) yang sudah ber daftar atau berangkat ke

tanah suci bisa bergabung atau di bimbing oleh para tuan guru atau masaikh yang ada

di NW Anjani Yanmu berasal dari Lombok Tengah. 61

KBIHU NW berada di Yayasan Pondok Pesantren Munirul Arifin (YANMU

NW) Praya yang beralamatkan di jalan Basuki Rahmat kampung Rabithah Praya

kelurahan Praya kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat.

61
Dokumen profil KBIHU NW Lombok Tengah Dikutip pada tanggal 21 Agustus 2021.
Sehingga pada tahun 2005 berdiri lah KBIH NW Lombok Tengah ini dengan ketuanya

yakni TGH. L. Gede Muh Ali Wire sakti Amir Murni LC., M..A sampai saat ini. Pada

tahun 2006 KBIH ini memberangkatan perdana jama’ah nya yakni sebanyak 45 orang

yang terdiri dari 24 laki laki dan perampuan 21, sampai saat ini jumlah jama’ah haji

yang ada di KBIH NW Lombok tengah ini sebanyak 760 mulai tahun 2006-2021. Tahun

2021 sampai tahun 2050 KBIH ini berpusat di pondok pesantren YANMU NW Praya ini

di kelola oleh Dr.TGH Zainal Arifin Munir, LC.M.A

Kemudian, pada tahun 2019 KBIHU NW Lombok Tengah yang dulunya bernama

KBIH Yanmu Praya ini berubah nama menjadi KBIHU NW Lombok Tengah. Dengan

Nomor 811 Tahun 2019.62

2. Letak Geografis

Lombok Tengah adalah Kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Barat, di

Kabupaten Lombok Tengah terdiri dari beberapa KBIHU. Di kota Praya terdapat

beberapa KBIH yaitu : KBIH AL Madani yang di Diao yang di pimpin oleh TGH

Fahrurozi Lc, KBIH Yatofa Bidak yang ada di montong kelep dusun bidak yang di

pimpin oleh TGH, Ahmad Padli Tahir, dan KBIHU NW Lombok Tengah ini terletak di

Tengah-Tengah kota Praya dan dipimpin oleh TGH, Lalu Gede Ali Sakti Amir Murni,

Lc atas usulan PBNW ummi Hj Siti Raihanun pada tahun 2005. 63

3. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Membimbing ummat meraih predikat haji mabrur

b. Misi

62
Dokumen profil KBIHU NW Lombok Tengah Dikutip pada tanggal 21 Agustus 2021.
63
Dokumen profil KBIHU NW Lombok Tengah Dikutip pada tanggal 21 Agustus 2021.

45
1) Menyelenggarakan bimbingan haji dan umrah bagi jama’ah calon haji

2) Membantu pengurusan segala administrasi yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

3) Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan ibadah lainya di luar ibadah pokok haji

seperti ziarah ke makam Rasulullah dan tempat tempat ijabah lainya, ziarah ke

kediaman para ulama’-ulama’ yang ada di Mekkah dan Madinah, ziarah kepusat

pusat peninggalan kebudayaan pada zaman permulaan Islam yang ada di sekitar

Makkah dan Madinah.64

c. Tujuan

1) Membantu jama’ah calon haji dalam penggurusan administrasi yang terkait

dengan segala persiapan pemberangkatan.

2) Memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi para jama’ah calon haji mulai dari

proses persiapan pemberangkatan dan selama menunaikan ibadah haji dalam

upaya memperoleh haji mabrur.65

64
Dokumen profil KBIHU NW Lombok Tengah Dikutip pada tanggal 21 Agustus 2021.
65
Dokumen profil KBIHU NW Lombok Tengah Dikutip pada tanggal 21 Agustus 2021.

46
4. Struktur organisasi

Berikut struktur dari KBIHU NW Lombok Tengah menurut keterangan narasumber

Gambar 1. struktur KBIHU NW Lombok Tengah

Pengurus

Ketua

Wakil Ketua Sekertaris Bendahara

Perlengkapan Administrasi Humas

Pembimbing

Sumber: papan struktur Organisasi Yayasan Yanmu Praya KBIHU NW Lombok Tengah

Dari papan struktur kepengurusan KBIHU NW Lombok Tengah yang ditampilkan di atas

maka akan fungsi dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Ketua

 Pimpinan memberikan intruksi dan membuat standar oprasional untuk

kegiatan pembimbingan manasik haji dan umrah

 Mengaudit dan mengevaluasi hasil kerja staff dan stekholder di KBIHU NW

Lombok Tengah

 Bertanggung jawab atas pemberangkatan dan Pemulangan jama’ah haji

 Mensosialisasikan KBIHU kecalon jama’ah haji

 Memberikan informasi pada wakil ketua mengenai calon jama’ah haji yang

akan mendaftar serta jama’ah yang mau membayar

47
 Mendapatkan tugas untuk menjadi pihak penaggung jawab sepenuhnya di

lembaga KBIHU NW Lombok Tengah

b. Wakil ketua

 Menyelesaikan tugas ketua KBIHU ketika berhalangan

 Membimbing jama’ah

 Memberikan informasi mengenai calon jama’ah haji yang akan mendaftar

c. Sekertaris

 Bertugas mengurus masalah kelengkapan administrasi serta masalah surat-

surat penting

 Menangani pengurusan paspor dan membuat laporan perusahaan

 Mencatat pendaftar yang berdaftar di KBIHU

 Mengatur jama’ah ke bank untuk menerima pendaftaran Dan kekantor

kementerian agama untuk mendapatkan Nomor porsi

 Menyiapkan tempat manasik

 Mengatur jalannya manasik

d. Bendahara

 Mengatur dan bertanggung jawab terhadap lembaga

 Mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan jama’ah

 Menyerahkan sisa uang bimbingan kepengurus organisasi NW

 Memegang kebijakan umum dalam hal pengolaan dan pengaturan keuangan.

e. Pembimbing

Memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pembimbingan dan

pendampingan baik tahap persiapan pembimbingan, pemberian materi,

48
pembimbingan sebelum keberangkatan, pembimbingan waktu keberangkatan,

pembimbingan di tanah suci makkah serta pembimbingan setelah ibadah haji dan

umrah dilakukan atau saat kembali ke tanah air juga mejadi tangung jawab

pembimbing.

5. Data Jumlah jama’ah haji dari tahun-ketahun

No Tahun Jumlah Laki-laki Jumlah Perempuan Jumlah


1 2006 24 21 45
2 2007 21 13 34
3 2008 24 21 45
4 2009 35 25 60
5 2010 35 32 67

6 2011 48 27 75
7 2012 20 22 42
8 2013 31 30 61
9 2014 37 39 76
10 2015
11 2016 28 20 48
12 2017 57 36 93
13 2018 27 22 49
14 2019 23 21 44
15 2020 14 7 21
Jumlah 424 336 760

6. Uang Bimbingan

Uang bimbingan adalah biaya untuk mendanakan kegiatan manasik haji di

KBIHU NW. Berdasarkan wawancara dengan Bendahara Mansub Amri, QH., S.Pd.I

Menyatakan bahwa, uang bimbingan yang dibayar oleh jama’ah dalam proses
pembimbingan manasik haji dari KBIHU NW Lombok Tengah itu terbilang

49
cukup murah yaitu sebesar 2.500.000 untuk saat sekarang ini. Sedangkan waktu
KBIHU NW Lombok Tengah baru-baru muncul jama’ah haya disiruh bayar
untuk proses bimbingan manasik haji yakni 1.000.000 itu pada tahun 2005, dan
mulai naik pada tahun 2015 sampai 2020 menjadi 2.500.000.66

Pernyataaan Bendahara KBIHU NW Lombok Tengah, di perkuat oleh pernyataan

jama’ah, di waktu yang berbeda pada saat melakukan proses wawancara dengan salah

satu jama’ah yang ber inisial W mengatakan KBIHU NW Lombok Tengah itu uang

bimbingan manasik hajinya sangat murah.

Saya mendapatkan informasi KBIHU NW Lombok Tengah dari keluarga


karena waktu itu dia sudah berangkat haji duluan bersama pasangannya,
kemuadian dia mengusulakan ke saya untuk mendaftar ke KBIHU NW Lombok
Tengah, dalam proses perbincangan keluarga itu menyampaikan bahwa di
KBIHU NW itu uang untuk biaya proses bimbingan manasik haji dan Umrah
tergolong murah katanya, awalnya saya tidak percaya tetapi setelah saya
medaftarkan diri bersama keluarga ternyata benar, uang bimbingannya itu
terbilang cukup murah.67

Dengan adanya informasi KBIHU NW Lombok Tengah memiliki pembiayaan

dalam manasik haji dan Umrah lumayan murah, ini menjadi nilai lebih dari manajemen

pelayanan oleh KBIHU NW Lombok Tengah.

7. Materi bimbingan

No Materi bimbingan Pembimbing


1 a. Pembukaan dan sosialisasi jadwal Dr. TGH Zainal
b. Perangkat kelompok Arifin Munir, M.Ag
c. Mental dan keyakinan jama’ah haji
d. Keutamaan niat Akhlakul Karimah dan adat istiadat
bahasa Arab
e. Kiat kiat di dalam menggapai haji mabrur

2 Pengertian dan ketentuan ibdah haji dan Umrah TGH Khotibuddin


a. Pengertian syarat dan rukun haji QH. S.Pdi
b. Hukum hukum manasik haji
c. Tanya jawab seputar materi di sampaikan

66
Hasil wawancara pada tanggal 13 juli tahun 2021 dengan Patihi Sekertaris KBIHU NW Lombok
Tengah
67
Hasil wawancara pada tanggal 13 juli tahun 2021 dengan Jama’ah KBIHU NW Lombok Tengah.

50
3 Cara cara pelaksanaan haji TGH Mustamin
a. Ihrom dari ifrod Hafifi, Lc
b. Haji tamatu’
c. Haji Qiran
4 Penjelasan rukun rukun haji dan Umrah TGH MansubAmri
a. Ihrom dan miqob QH., S.PdI
b. Wukuf dan rangkaiannya
c. Tawaf dll
5 Lanjutkan rukun haji dan unroh TGH Fathul Aziz
a. Sai dan rangkaiannya
b. Tahallul
c. Tartib
6 Wajib wajib haji TGH Ahyar Rosyidi,
a. Ihrom dari miqob S.Pdi
b. Mabit di Muzdalifah
c. Mabit di Mina
d. Melontar
e. Tawaf wada
7 Larangan larangan ihrom selama pelaksanaan haji dan umrah TGH Jalaluddin
QH., S.PdI
8 Manasik haji TGH Mashur Rajab,
a. Berpakaian ihrah QH., S.Pd., M.Pd
b. Tawaf
c. Sa’i
d. MelontarjUmrah
e. Tahallul
9 Tata cara dan hikmah serta hal hal penting dalam haji TGH Mashur Rajab,
a. Pakaian ihram QH., S.Pd., M.Pd
b. Thawaf
c. Sa’i
d. Tahallul menggunting rambut
10 Adat dan lingkungan Arab Dr.TGH Zainal
a. Adat kebiasaan orang Arab karakter Arifin Munir M.Ag
b. Kondisi alam daerah perhajjian
TGH. Saipullah
c. Sikap dan pergaulan antartar bangsa
yusuf
11 a. Tempat-tempat memasang niat dalam semua TGH Khotibuddin
pelaksanaan haji dan umrah QH. S.Pdi
b. Tempat tempat bersejarah Makkah dan madinah
Hikmah berhaji TGH Ahyar
a. Waktu tua dan muda RosyidiS.Pdi
b. Orang kaya miskin

51
c. Cara mendapatkan haji mabrur
Pelaksanaan ibadah dalam musafir TGH Mansub
a. Berwudu’dalam musafir QH.,S.Pdi
b. Shlat Qasar jama’ dan lain sebagainya

Kaifayat dan pelaksanaan wudu’shlat dan sebagainya ketika TGH Mashur Rajab,
uzur /sakit QH., S.Pd., M.Pd
a. Pemantapan mental jama’ah Dr.TGH Zainal
b. Gambaran kondisi jama’ah ketika berada di asrama, air Arifin Munir M.Ag
port, pesawatdan hotel

Sumber: Arsip Kegiatan Program-Program Pembinaan pada KBIH NW Lombok Tengah

8. Pembimbing

Adapun petugas yang menjadi pembimbing Haji dan Umrah di KBIHU NW

Lombok Tengah adalah

a. Dr TGH. Zainal Arifin Munir, Lc M.Ag

b. TGH Mansub QH.,M.Pd

c. TGH Ahyar Rosyidi, M.Pd

d. TGH Mustamin Hafifi Lc., M.Pd

e. TGH Burhanuddin S.Ag

f. TGH Saefullah Yusuf, S.Kom.I

g. TGH Sukandi S.Pd.I

h. TGH Halim Ansori QH., M.Pd

i. TGH Muh. Khotibudim QH.S.PdI

j. TGH Jalaluddin QH.S.PdI

k. Para mukimin tullab As-shaulatiyah Makkah Al-Mukarramah.68

9. Cara menyampaikan dalam manasik haji

68
Arsip Kegiatan Program-Program Pembinaan pada KBIHU NW Lombok Tengah.

52
Di dalam penyampaian Manasik haji pihak KBIHU NW Lombok Tengah

menerapkan dalam beberapa cara yaitu berupa pengajian/dakwah diadakan setiap

Minggu sekali oleh para pemimbing yang ada di KBIHU NW Lombok Tengah tersebut.

Isi manasik membahas tentang haji dan rukun refresinya dari kitab fiqih haji dan buku

pedoman haji RI.69

B. Program-Program Pembimbingan Jama’ah calon haji dan umrah di KBIHU NW

Lombok Tengah

Pembimbingan yang dilakukan oleh lembaga KBIHU NW Lombok Tengah bisa

terbilang cukup sering dilakukan, sebagai salah satu mitra kerja dari kementrian Agama di

Kabupaten Lombok Tengah. Lembaga KBIHU memiliki tanggung jawab sebagai pihak

pelaksana dari pihak penyelenggaran kegiatan ibadah haji dan umrah, selain itu, setelah

penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, pihak kementrian selalu melakukan evaluasi,

audit internal dan eksternal untuk melihat sejauh mana kesiapan, tanggung jawab, dan

pemenuhan kewajiban kepada jama’ah supaya tahun-tahun selanjunya bisa memberikan

pelayanan maksimal bagi masyarakat dan jama’ah haji dan umrah khusunya.

KBIHU NW Lombok Tengah selalu melakukan persiapan-persiapan dan

merancang rencana tindak lanjut terhadap proses pembimbingan manasik haji dan umrah.

Baik itu yang bersifat andministratif, pengurusan Visa, dan lain sebagainya yang berkaitan

dengan pembimbingan manasik haji dan umrah. Adapaun beberpa program yang dilakukan

dan dilaksanakan oleh KBIHU NW Lombok Tengah, untuk memperkuat keilmuan dan

memperkuat ingatan serta hafalan bacaan proses haji dari awal samapai selesai, adalah

sebagai berikut:
69
Arsip Kegiatan Program-Program Pembinaan pada KBIHU NW Lombok Tengah.

53
1. Pembimbingan jama’ah sebelum Keberangkatan

Dalam melakukan pembimbingan pihak KBIHU sebelum keberangkatan ke

tanah suci makkah melakukan pembimbingan manasik haji dan umrah, supaya

masyarakat atau jama’ah bisa melakukan proses ritual haji secara tertib. Proses

pembimbingan dilakukan di lingkungan lembaga KBIHU seperti menggunakan ruang

kelas, dan aula, sedangkan yang dilkaukan di luar lingkungan KBIHU dikarenakan

kurangnya sara dan prasarana serta fasilitas yang belum lengkap sepenuhnya di KBIHU

NW Lombok Tengah.

Rangkaian kegiatan pembimbingan dilakukan dengan cara pembimbing

memberitahukan tentang cara memakai pakaian Ihram, larangan ketika Ihram, Thawaf,

sa’I, wukuf, lontar jumrah, serta amalan- amalan lain. Untuk menyampaikan materi-

materi yang bersifat teori pihak KBIHU NW Lombok Tengah menyediakan tempat biar

lebih nyaman dan tenang seperti di aula yayasan, kelas, masjid dan asrama haji Kota

Mataram.

Sesaat setelah mereka mendapatkan wejangan dan materi para jama’ah juga

mendapatkan materi yang bersifat praktik lapangan, yang akan mampu mendukung

para jama’ah untuk lebih terbiasa melakukan proses haji dan umrah di tanah suci

makkah nantinya. Untuk melakukan kegiatan praktik harus mengarahkan para jama’ah

oleh pembimbing ke asrama haji di Kota Mataram secara bersama-sama dan

berkelompok sesuai kelompok jama’ah masing-masing. Yang berlokasi di asama haji

kota mataram dan dibimbing langsung oleh: Tim pembimbing KBIHU NW Lombok

Tengah.70

Seperti pernyataan dari salah satu jama’ah KBIHU NW Lombok Tengah yang
70
Laporan Kegiatan Perjalanan Ibadah Haji, KBIHU NW Lombok Tengah Tahun 2016 / 2019

54
sudah melaksanakan haji dan Umrah pada tahun 2019 lalu pada saat diwawancara

sebagai berikut:

“selama melakukan proses haji dan Umrah di tanah Suci Makkah, kami selalu
dikontrol dan dibimbing bagaimana proses pelaksanaan haji dan Umrah yang
baik dan benar, suapaya nantinya tidak melakukan kesalahan dalam proses
melakukan ibadah haji dan Umrah. Sehingga hususnya saya menjadi tenang
dalam melaksanakan ibadah haji dan Umrah karena ada yang membimbing,
membina dan mengarahkan agar tidak terjadi kesalahan” 71

Lembaga KBIHU NW Lombok Tengah sudah mempersiapkan kepada semua

jama’ah buku panduan tentang ibadah haji dan umrah, yang nantinya bisa memudahkan

jama’ah untuk memahami isi materinya dan lagkah-langkahnya.

2. Pemberangkatan

Sebelum melakukan pemberangkatan ke tanah suci makkah pihak lembaga

KBIHU NW Lombok Tengah melakukan pertemuan yang bertujuan untuk memberikan

informasi yang berkaitan dengan kesiapan jama’ah dari segi mental dan kelengkapan

admintrasi, sekaligus menginformasikan kepada jama’ah tentang tanggal

keberangkatan, tanggal kepulangan, kloter, maktab, nomor rumah, dan pesawat.

Selanjutnya para jama’ah diberangkatkan ke asrama haji di Kota Mataram yang

akan mendapatkan beberapa kelengkapan adminsitrasi sebelum menuju ke Bandara

Internasional Lombok kemudian ke Bandara Soekarno-Hatta kemudian menuju

Bandara King Abdul Aziz, Arab Saudi.

3. Pembinaan Selama di Makkah dan Madinah

Setelah sampai di Arab Saudi baik di Mekkah ataupun Madinah tidak ada

satupun kegiatan jama’ah yang terlepas dari pengawasan, bimbingan dan pembinaan

oleh pembimbing rombongan dari KBIHU NW Lombok Tengah.

71
Hasil wawancara pada tanggal 11 Agustus tahun 2021 dengan Jama’ah KBIHU NW Lombok
Tengah.

55
Selama jama’ah dan pembimbing berada di makkah akan melakukan proses

kegiatan yaitu: Thawaf Qudum dan Umrah, ibadah di masjidil haram, pemotongan

hewan qurban, Ziarah ke jabal tsur, Jabal Nur, jabal Rahmah, dan ARMINA

(ARAFAH-MINA), Umrah sunnah Miqot dan Tan’im, membayar DAM karena

melakukan Haji Tamattu, Tausiyah, Wukuf, melontar JUmrah Ula, Wustho, dan

Aqobah, ceramah agama tentang fathul Mekkah (penakulukan kota Mekkah), belanja

oleh-oleh, Thawaf Wada, dan Tahallul. 72

Kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing dan jama’ah selama di Madinah

antara lain : Sholat Arba’in, Ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, pemakaman

baqi’, ziarah ke masjid Quba, Qiblatain, dan Jabal Uhud, Taushiah Agama, berkunjung

ke percetakan Al-Qur’an, dan belanja oleh-oleh. Kemudian apabila seluruh rangkaian

kegiatan Haji dan Umrah telah selesai maka jama’ah akan pulang ke Tanah Air sesuai

dengan jadwal yang telah di tentukan oleh Pemerintah melalui Kementrian Agama.

4. Pembinaan Jama’ah Setelah Pelaksanaan Ibadah Haji

Setelah seluruh rangkaian kegiatan jama’ah selesai di laksanakan dan jama’ah

pun sudah kembali kepada keluarga masing-masing. KBIHU NW Lombok Tengah pun

merancang berbagai program bagi para alumni untuk merekatkan silaturahmi antara

jama’ah dan pengurus KBIHU NW Lombok Tengah yaitu:

 Kegiatan dakwah yaitu;

• Adanya kegiatan Peringatan Hari Besar Islam.

• Pengajian rutin bulanan pada minggu pertama bagi masing-masing

alumni.

 Kegiatan Sosial yaitu;


72
Laporan Kegiatan Perjalanan Ibadah Haji, KBIHU NW Lombok Tengah Tahun 2016/2019

56
• Mengadakan kegiatan sunatan massal.

• Santunan anak yatim sekaligus periksa kesehatan.

• Mengadakan bazaar murah.

• Bantuan bencana alam

 Kegiatan pemberdayaan zakat dan wakaf dari jama’ah yaitu:

• Mengadakan koperasi KBIHU NW Lombok Tengah. 73

5. Fasilitas Pelayanan

 Bimbingan

Jama’ah akan mendapatkan pembimbingan manasik haji di lingkungan KBIHU

NW Lombok Tengah dan di lingkungan asrama haji Mapak Loang Balok kota mataram

berupa materi yang bersifat teori dan materi bersifat praktik, sehingga menjadi bekal

jama’ah untuk lebih mengeri dan memahami rangkaian ibadah haji dan umrah di tanah

suci Makkah nanti. Yang memberikan materi kepada jama’ah adalah para pembimbing

yang sudah dianggap berpengalaman dan profesional. 74

 Pendampingan Ziarah

Mengantarkan jama’ah berziarah ketempat-tempat bersejarah di Mekkah,

Madinah, Arafah, Mina dan Lain-lainnya.

 Transportasi

Menyediakan transportasi khusus untuk rombongan jama’ah haji dan khusus

untuk barang.

 Pakaian dan Kesehatan

Menyediakan pakaian seragam dan memberikan penyuluhan kesehatan sesuai

73
Arsip Kegiatan Program-Program Pembinaan pada KBIHU NW Lombok Tengah
74
Arsip Kegiatan Program-Program Pembinaan pada KBIHU NW Lombok Tengah

57
dengan kondisi di Arab Saudi.

 Umrah

Dilaksankan dalam jangka waktu satu tahun sebanyak 3x keberangkatan.

Dengan program Umrah maulid Nabi Muhammad SAW, program Umrah liburan, dan

program Umrah ramadhan. 75

C. Bentuk Manajemen Pelayana Manasik Haji dan Umrah di KBIHU NW Lombok

Tengah

Lembaga KBIHU NW Lombok Tengah adalah salah satu dari lembaga yang

bergerak di bidang haji dan umrah yang berada di Lombok Tengah. Lembaga KBIHU

NW Lombok Tengah menerapkan teori manajemen pelayanan seperti:

1. Perencanaan (planning)

Tahap ini lembaga melakukan dan menyusun rencana untuk memanjukan

lembaga dan pelayanan kepada jama’ah haji dan umrah sehingga terciptanya

manajemen pelayanan yang baik, aman dan nyaman. Pada saat mau menyusun

rencana strategis atau perncanaan diperlukan pemikiran sebagai berikut:

a) Arah dan tujuan lembaga yaitu berarti sebuah perencanaan harus jelas apa

maksud dan tujuanya beserta ruang lingkupnya.

b) Rancangan rencana yaitu suatu tingkat keberhasilan yang harus dapat diukur

dari program kerja dan rencana yang dibuat.

c) Rancangan keberhasilan kedepannya yaitu sesuatu tersebut bisa tercapai dan

diwujudkan, bukan hanya sekedar fiktif dan khayalan belaka.

d) Sesuai kenyataan yaitu sesuatu yang sesuai dengan kemampuan dan sumber

75
Arsip Kegiatan Program-Program Pembinaan pada KBIHU NW Lombok Tengah

58
daya yang ada, harus seimbang tetapi tetap ada tantangan didalamnya.

e) Rancangan waktu yaitu ada batas waktu yang jelas, sehingga bisa dinilai dan

dievaluasi. 76

Hal senada juga disampaikan oleh Sekertaris KBIHU NW Patihi QH, M.H

dalam wawancara beliau mengatakan bahwa:

“kegiatan-kegiatan yang dilakukan jauh-jauh sebelum terjadinya musim haji


dan Umrah yakni melakukan persiapan-persiapan terkait manasik haji dan
Umrah seperti membuat jadwal manasik haji dan Umrah, menentukan lokasi
manasik, nara sumber, dan menyiapkan alat peraga manasik haji dan Umrah
supaya nantinya di tanah suci Mekkah para calon jama’ah haji tidak
kebingungan apa yang dilakukan sesampai di Kota Makkah saat mau
melakukan ibadah haji dan Umrah”77

Dari penjelasan yang disampaikan oleh narasumber tadi maka peneliti dapat

membuat ringkasan yaitu;

1) Persiapan manasik haji

“Dalam menyusun sebuah rencana supaya lebih efektif untuk suatu


kegiatan atau acara, yang sangat diperlukan adalah kemampuan untuk
pemprediksi situasi dan kondisi. Menurut keterangan dari wakil ketua KBIHU
NW Lombok Tengah TGH. Mashur Rajab QH., S.Pd ada beberapa persiapan
yang dilakukan sebelum memulai manasik haji dan Umrah yakni:”

a) Lembaga KBIHU membuatkan jadwal dalam proses pembimbingan agar

lebih terarah dan teratur.

b) Mencarikan lokasi bimbingan manasik haji dan umrah.

c) Menyelesi, memilah, dan memilih pembimbing yang professional dan

perkompeten dibidang haji dan umrah.

d) Mencari dan menyaipkan kebutuhan-kebutuhan serta mencari alat-alat

76
Arsip Kegiatan Program-Program Pembinaan pada KBIHU NW Lombok Tengah
77
Patihi, Sekertaris KBIHU NW Lombok Tengah, Wawancara, Praya, 10 Juli 2021

59
sebagai peraga pada saat manasik haji dan umrah nantinya. 78

2) Pelaksanaan manasik haji

Terkait pelaksanaan bimbingan manasik haji dan umrah di sampaikan oleh

Patihi Sekertaris KBIHU NW Lombok Tengah dalam wawancaranya yaitu:

“kegiatan-kegiatan yang dilakukan di KBIHU NW laksanakan di dalam


mempersiapkan proses kegiatan bimbingan manasik haji dan Umrah adalah
registrasi jama’ah, mengatur jama’ah di ruangan, menyampaikan isi materi
manasik haji dan Umrah serta memandu praktik manasik haji dan Umrah.”79

Berdasarkan pernyataan diatas penulis berkesimpulan sebagai berikut:

 Yaitu memberikan ruang kepada pihak lembaga untuk mengatur,

membimbing, mengarahkan dan menginformasikan bahwa

bimbingan manasik haji seperti ini rentetan dalam pelaksanaan haji,

dam (denda), wajib haji, dan lain sebagainya

 Menjadi pembimbing, pembina dan pengarah pada manasik haji

Situasi seperti itu dilakukan demi kelancaran dari proses pembimbingan

mansik haji dan umrah.

2. Pengorganisasian (organizing)

Pada proses ini lembaga KBIHU harus memulai menentukan bagaimana

perencanaan yang sudah di susun dan rirancang sedemikian rupa terus dibuatkan bagan

atau wadah untuk nantinya bisa dikontrol dan bisa di jalani sebagaimana yang sudah

menjadi perencanaan sebelumnya, sehingga bisa berjalan dengan terarah dan tersusun

dengan rapi.

Dalam organizing ini lembaga KBIHU bisa membuatkan wadah atau tempat

78
Mashur Rajab, Wakil Ketua KBIHU NW Lombok Tengah, Wawancara, Praya, 29 Agustus 2021
79
Patihi, Sekertaris KBIHU NW Lombok Tengah, Wawancara, Praya, 20 Juli 2021

60
sekaligus harus wadah itu harus dipenuhi oleh tugas dan fungsinya sehingga mereka

yang menempati wadah atau posisi itu bisa bertanggung jawab dengan baik. Selain itu,

dalam organizing ini juga bisa difungsikan sebagai tempat uji coba SDM dan SDA dari

sebuah lembaga apakah sudah professional dan kompeten dibidang haji dan umrah.

Berdasarkan posisi yang sudah di tentukan dalam sebuah lembaga KBIHU akan

di uraikan sebagai berikut:

a. Ketua

 Menjadi tim audit internal bagai lembaga KBIHU demi kelancaran dari

kegiatan pembimbingan haji dan umrah.

 Sekaligu menjadi audit internal bagai devisi dan posisi-posisi yang ada di

lembaga KBIHU NW Lombok Tengah.

 Bertanggung jawab atas pemberangkatan dan Pemulangan jama’ah haji

 Mensosialisasikan KBIHU kecalon jama’ah haji

 Memberikan informasi pada wakil ketua mengenai calon jama’ah haji yang

akan mendaftar serta jama’ah yang mau membayar

 Sorang ketua atau pimpinana bisa menjadi penanggung jawab dalam

pelaksaan pembimbingan haji dan umrah.

b. Wakil ketua

 Menyelesaikan tugas ketua KBIHU ketika berhalangan

 Membimbing jama’ah

 Memberikan informasi mengenai calon jama’ah haji yang akan mendaftar

c. Sekertaris

 Diberikan tugas mengurus masalah kelengkapan adminstrasi dan masalah


surat yang keluar dan masuk.

61
 Diberikan tugas untuk pengurusan masalah paspor dan menyusun notulen
setiap bulannya dari hasil kegiatan.
 Mencatat pendaftar yang berdaftar di KBIHU
 Mengatur jama’ah ke bank untuk menerima pendaftaran Dan kekantor
kementerian agama untuk mendapatkan Nomor porsi
 Menyiapkan tempat manasik
 Mengatur jalannya manasik
d. Bendahara

 Mengatur dan bertanggung jawab terhadap lembaga


 Mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan jama’ah
 Menyerahkan sisa uang bimbingan kepengurus organisasi NW
 Memegang kebijakan umum dalam hal pengolaan dan pengaturan
keuangan.
e. Pembimbing

Yang menjadi tanggung jawab seorang pembimbing adalah memberikan

femahaman tentang materi-materi yang disampaikan, serta menjadi pengarah

tau penunjuk arak bagi proses praktik manasik haji dan umrah sehingga calon

jama’ah haji menjadi lebih terbiasa, faham dan fasih dalm melakukan ritual haji

dan umrah nanti di tanah suci Makkah.

Sedangkan dari hasil wawancara dengan salah satu pembimbing

manasik haji dan umrah di KBIHU NW Lombok Tengah sebagai berikut:

“Menurut Mashur Rajab pengorganisasian ini sangat dibutuhkan, guna menjadi


control bagi struktur lainnya sehingga mampur beroprasi dengan semestinya,
serta mampu menjadikan menjadikan KBIHU NW Lombok Tengah bisa eksis
dan terbentuk hinggah sekarang, itu tidak lain dan tidak bukan karena
pengorganisasian yang baik dan terarah”. 80

80
Mashur Rajab, Wakil Ketua KBIHU NW Lombok Tengah, Wawancara, Praya, 19 Agustus 2021

62
3. Pelaksanaan (actuating)

Pada tahap ini lembaga KBIHU dituntut untuk menjalankan fungsi-fungsi

devisi yang sudah ditunjuk yang tertuang dalam bentuk Struktur kepengurusan lembaga

sehingga bisa berjalan dengan apa yang sudah direncanakan. Sehingga, dalam proses

menjalankan fungsi dari devisi itu lembaga bisa melihat kinerja dan pekerjaan yang

sudah dilakukan oleh devisi-devisi itu.

Sehingga dalam KBIHU NW Lombok Tengah melakukan proses

pembimbingan manasik haji dan umrah sebagai bentuk eksekusi dari perncanaan yang

sudah disusun dan melihat kinerja dari devisi-devisi yang sudah dibentuk sebelumnya.

Sehingga, ada beberapa kebutuhan yang harus dipersiapkan oleh lembaga KBIHU NW

Lombok Tengah adalah sebagai berikut:

1) Penetuan waktu dan pembuatan jadwal manasik haji dan umrah

Penyusuna sebuah jadwal untuk pembibingan manasik haji dan umrah

dibutuhkan kesepakatan umum dari pemangku kebijakan sehingga nantinya akan

berimbas kepada ketertiban, dan kenyaman jama’ah calon haji dan umrah.

Adapun, berdasarkan wawancara peneliti dengan Patihi sekertaris KBIHU

NW Lombok Tengah menyatakan;

“bahwasanya dalam penetapan jadwal dan lokasi ditentukan langsung oleh


ketua, wakil Ketua, Sekertaris, Bendahara dan pengurus yang berwenang di
KBIHU NW Lombok Tengah”.81

Tabel 1: Jadwal Bimbingan Manasik Haji dan Umrah KBIHU NW Lombok Tengah

No TANGGAL MATERI PEMBIMBING KETERANGAN


1 - Ahad 20 - Membuka kegiatan mansik - Dr TGH. Zainal - Kegiatan dan
Januari haji dan umrah pelaksanan
2019 - Memberikan pemahaman proses

81
Patihi, Sekertaris KBIHU NW Lombok Tengah, Wawancara, Praya, 25 Agustus 2021

63
sepintas tentang lembaga Arifin Munir, Lc pembimbingan
KBIHU haji dan umrah
2 - Ahad 27 - Menyampaikan peraturan M.Ag dilakukan di
Januari pemerintah tentang kegiatan waktu pagi pada
2019 ibadah haji dan umrah - TGH Mansub hari minggu
- Memberikan penjelasan - Lokasinya
terkit ilmu akidah dan QH.,M.Pd bertempat di
akhlak masjid, alula,
3 - Ahad 03 - Memberikan informasi - TGH Ahyar Rosyidi, ruang kelas
Februari tentang kebudayaan di tanah KBIHU NW
2019 suci Makkah dan Orang M.Pd Lombok Tengah,
Arab serta di Asrama
4 - Ahad 10 - Memberikan arahan tentang - TGH Mustamin Haji loang Balok
Februari perjalana ibadah haji dan Kota Mataram
2019 umrah Hafifi Lc., M.Pd - Kegiatan dari
proses
- Memberitahuna tentang
bagaimana caranya - TGH Burhanuddin pembimbingan
bertayammum, solat jama’ manasik haji dan
S.Ag umrah dilakukan
serta solat qashar
pada jam 08.30
5 - Ahad 17 - Melakukan pembimbingan sampai dengan
Februari mansik haji dan umrah - TGH Saefullah
jam 12.00 Wita
2019 tapan awal
6 - Ahad 24 - Melaksankan proses Yusuf, S.Kom.I
Februari pembimbingan masik haji
2019 dan umrah tapan selanjutnya - TGH Sukandi S.Pd.I
7 - Ahad 03 - Pelaksanaan pembimbingan
Maret manasik haji tahapan - TGH Halim Ansori
2019 berikutnya
QH., M.Pd
8 - Ahad 10 - Pemantapan pemahaman
Maret Manasik Haji
- TGH Muh.
2019 - Peragaan manasik haji
9 - Ahad 17 - Penyusunan regu dan Khotibudim
Maret rombongan
2019 - Pemantapan pemahaman QH.S.PdI
manasik haji
10 - Ahad 24 - - Praktek perjalanan ibadah - TGH Jalaluddin
Maret haji
2019 - (Masjid) QH.S.PdI
11 - Ahad 31 - - Praktek manasik haji di
Maret Asramah - Para mukimin tullab
2019 - haji Sudiang
12 - Ahad 07 - Pemantapan bimbingan As-shaulatiyah
April 2019 manasik haji
- Pemantapan ketua regu dan

64
- Rombongan Makkah Al-
13 - Ahad 14 - Pemantapan bimbingan
April 2019 manasik haji Mukarramah
- Simulasi pelaksanaan haji
14 - Ahad 21 - Pemantapan bimbingan
April 2019 manasik haji
- Mengajak jama’ah calon
haji dan umrah untuk
melakukan simulasi proses
ibadah haji dan umrah di
tanah suci makkah
15 - Ahad 28 Melakukan bimbingan
April 2019 pemantapan serta
melakukan simulasi ibadah
haji dan umrah
16 - Ahad 05 - Melakukan pembimbingan
Mei 2019 untuk memantapkan mansik
haji dan umrah
- Melakukan kegiatan untuk
memantapkan ketua
kelompk beserta anggota
kelompok
17 - Ahad 12 - Pemantapan bimbingan
Mei 2019 manasik
- Haji
18 - Ahad 19 - Simulasi perjalanan haji
Mei 2019
19 - Ahad 26 - Penentuan bimbingan
Mei 2019 manasik
- haji muslim haji tahun 2019
M

Sumber data: Arsip Kegiatan Program-Program Pembinaan pada KBIHU NW

Lombok Tengah

2) Menentukan pembimbing dalam pembimbingan manasik haji dan umrah

Dalam wawancara dengan TGH Khotibuddin QH. S.Pdi selaku salah satu

pembimbing haji dan Umrah mengatakan:

“bahwasanya dalam melakukan penetapan dan penentuan yang menjadi seorang


pemateri dan pelaksana untuk mengkoordinir langsung oleh ketua KBIHU NW,

65
Wakil Ketua, Skertaris, Bendahara berserta jajaran struktural” 82

3) Penyampaian undangan jama’ah

Dari hasil wawancara peneliti dengan Patihi selaku sekretaris KBIHU NW

Lombok Tengah, menyatakan bahwa:

“di dalam menyampaikan berita undangan kepada seluruh jama’ah calon haji dan
Umrah dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada waktu satu bulan sebelum
pelaksanaan kegiatan manasik haji dan Umrah, satu minggu sebelum pelaksanaan
kegiatan dan satu hari sebelum pelaksanaan kegiatan manasik haji dan Umrah
dilaksanakan supaya jama’ah bisa mengikuti serangkaian kegiatan bimbingan
manasik haji dan Umrah sebelum keberangkatan ke tanah suci. Sehingga ketika
dalam pelaksanaan ibadah haji dan Umrah para jama’ah calon haji dan umrah tidak
merasa kebingungan, sehingga dalam proses ibadah bisa mendapatkan haji yang
mabrur sesuai dengan harapan semua jama’ah.” 83

4) Mejadi penunjuk dan pengatur jama’ah di dalam ruang

Dalam wawancara dengan kepala pimpinan KBIHU NW Lombok Tengah

TGH. L. Gede Muh. Ali Wira Sakti Amir Murni Lc. M.A:

“dalam proses bimbingan mansik haji dan Umrah baik yang dilakukan di luar
ruangan dan di dalam ruangan yang mengatur dan mengarahkan para jama’ah
calon haji dan Umrah yaitu para pembimbing manasik haji dan Umrah yang
sudah diberi kepercayaan dan ditunjuk langsung oleh ketua KBIHU NW
Lombok Tengah.”84

5) Penyampaian materi manasik

Penyampaian materi manasik pada kegiatan bimbingan manasik haji

biasanya dilakukan oleh pembimbing manasik haji sesuai dengan table jadwal

manasik haji diatas.

6) Tim Pemandu proses praktik manasik haji dan umrah

82
Khotibuddin pembimbing haji dan Umrah KBIHU NW Lombok Tengah, Wawancara, Praya, 15
Agustus 2021
83
Patihi sekrtaris KBIHU NW Lombok Tengah, Wawancara, Praya, 26 Juli 2021
84
TGH. L. Gede Muh. Ali Wira Sakti Amir Murni Lc. M.A Ketua KBIHU NW Lombok Tengah,
Wawancara, Praya, 28 Agustus 2021

66
Semua pembimbing berperan penting juga sebagai sorang pemandu untuk

membimbing dan memandu jama’ah yang sedang melakukan praktik manasik

haji yang sudah mereka dapatkan di materi-materi bimbingan di dalam kelas, di

dalam masjid, dan aula. Praktik manasik haji di lokasi Asrama Haji di Loang

Balok Kota Mataram, yang memiliki miniatur-miniatur haji dan umrah bisa

memudahkan para jama’ah untuk bisa beradaftasi dan mudahkan para jama’ah

mengingat letak dan posisinya nanti di tanah suci Makkah.

4. Pengawasan (controlling)

Dalam istilah lain pengawsan bisa diartikan sebagai Audit yang bertujuan untuk

melakukan kegiatan evaluasi supaya bisa mengetahui letak keruarangan, dan kesalahan

dalam melakukan pelaksanaan kegiatan manasik kepada jama’ah calon haji dan umrah.

Selain itu, pengawasan juga bisa dikatakan sebgaagai pengauditan karena bisa

berfungsi sebagai bahan evaluasi sebuah lembaga dan organisasi. Dengan adanya audit

internal atau mengevaluasi kinerja dari devisi-devisi yang seblumnya ditunjuk untuk

bekerja dan melaksanakan perencanaan yang sudah dibuat, bertujuan untuk

mengembangkan dan melaksanakan fungsi manajemen pelayanaan kepada jama’ah

calon haji dan umrah, supaya mereka mendapatkan pelayanan yang baik, sopan serta

kondisi yang nymanan dan aman.

Yang melakukan kegiatan evaluasi atau audit adalah pimpinan atau ketua di

lembaga KBIHU NW Lombok Timur dalam hal ini TGH. L. Gede Muh. Ali Wira Sakti

Amir Murni Lc. M.A, karena beliu bisa dikatakan paling berhak untuk mengevaluasi

dan mengaudit lembaga sendiri, dengan menunjuk beberapa orang yang dipercaya

untuk membantunya mengaudit atau mengevaluasi. Sehingga nantinya bisa

67
mempermudah mengetahui apakah perencanaan yang sudah dibuat dan disusun sudah

terlaksana dengan baik atau tidak.

Berikut wawancara dengan seorang pengurus KBIHU NW Lombok Tengah

Haji Asmuni yang mengatakan:

“bahwasanya disetiap kegiatan bimbingan mansik haji dan Umrah, lembaga


kami tidak membentuk tim husus untuk melakukan pengawasan atau
pengendalian, akan tetapi pengawasan dan pengendalian itu sendiri dilakukan
langsung oleh ketua, wakil ketua, skertaris dan pejabat struktural dan atau
pembimbing yang ditunjuk langsung oleh ketua”.85

Dari urain dan penjelasan di atas penulis berpendapat bahwasanya tahapapan

dari perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksaan tidak akan sempurna tanpa adanya

pengawasan sebagai fungsi mengevaluasi tahapan yang sebelumnya.

Pengawasan sebagai fungsi evaluasi memberikan dampak yang positif dan

sangat besar bagi kemajuan dan pengembangan manajemen pelayanan bimbingan

manasik kepada jama’ah calon haji dan umrah. Selain itu, menjadi bahan evaluasi dan

semangat untuk meningkatkan kinerja dari setiap devisi yang sudah di tunjuk serta

dipercaya oleh lembaga dan pimpinan KBIHU NW Lombok Tengah.

Sehingga, dari penjelasan yang didapatkan oleh penulis pada saat pengambilan

data-data dan dokumentasi dapat dijelaksan bahwa proses manajemen pelayana pada

bimbingan manasik kepada calon haji dan umrah bertujuan untuk memudahkan

jama’ah calon haji dan umrah memahami apa saja yang dilakukan pada saat ibadah

ahaji dan umrah serta apa saja yang harus dilakukan ketika melakukan proses ibadah

haji dan umrah di tanah suci Makkah.

85
Haji Asmuni Humas KBIHU NW Lombok Tengah, Wawancara, Praya, 05 Agustus 2021

68
D. Peluang serta Tantangan KBIHU NW Lombok Tengah Dalam Melaksanakan

Manajeman Pelayanan Manasik Haji dan Umrah

Pada saat menjalankan atau mengelola sebuah lembaga tentunya tidak akan

terlepas dari yang nanya peluang yang menjadi penunjang kemajuan lembaga, serta

adanya tantangan yang menjadi sebuah kendala bagi kemajuan dan perkembangan dari

sebuah lembaga itu sendiri, karena situasi yang dua ini akan selalu berdampingan di

mana saja dan kapan saja. Begitu halnya yang berlaku dan terjadi di lembaga KBIHU

NW Lombok Tengah yaitu:

1. Peluang

Hasil wawancara dengan pimpinan atau ketua KBIHU NW Lombok Tengah TGH.

L. Gede Muh. Ali Wira Sakti Amir Murni Lc. M.A, tentang peluang yaitu;

“ Jama’ah mungkin melihat bahwa KBIHU NW Lombok Tengah ini sudah


lama berdiri dan sudah banyak memberangkatkan jama’ah sampai dipelosok-
pelosok Kabupaten Lombok Tengah dan diluar Kabupaten. Bukan cuma itu,
kami juga menggunakan tenaga pembimbing yang ahli dibidang manasik dan
tentu berpengalaman juga dan terpercaya lebih dari 10 tahun terakhir sebagai
mitra dari pemerintah bidang biro haji dan umrah serta kami juga sebelum
memberangkatkan jama’ah kami cek lokasi dulu mengenai perubahan-
berubahan yang terjadi di tanah suci supaya nanti kami tidak kebingungan
membimbing manasik haji.” 86

Hal serupa juga diceritakan oleh seorang jama’ah perempuan yang sudah

menjadi alumni bimbingan manasik haji di lembaga KBIHU NW Lombok Tengah Hj.

Lale Nurmiatin yang mengatakan bahwa:

“Saya mengikuti manasik haji di KBIHU NW Lombok Tengah karena saya


melihat beberapa pembimbingnya ahli dan berpengalaman, sudah sering dan
banyak meberangkatkan jama’ah haji dan umrah, dan pelayanan yang saya
dapatkan sangat baik karena kami benar-benar dibimbing dari dasarnya, serta
pemberian materi dan pembimbingan manasik haji dan umrah dari sebelum

86
TGH. L. Gede Muh. Ali Wira Sakti Amir Murni Lc. M.A, Ketua KBIHU NW Lombok Tengah,
Wawancara, Anjani, 16 Juli 2021

69
berangkat hingga di tanah suci” 87

Penjelasan dari beberapa cerita yang disampaikan dalam wawancara bisa

dijelasakan bawahasanya ada beberapa peluang yang didapatkan dari semenjak

berdirinya lembaga KBIHU NW Lombok Tengah yakni:

a. Lembaga KBIHU NW Lombok Tengah merupakan salah satu lembaga yang

sudah lama berkecimpung di haji dan umrah, sehingga KBIHU NW

Lombok Tengah merupakah lembaga yang sudah lama berdiri dan sudah

dikenal luas oleh masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat secara umum

serta hususnya di Kabupaten Lombok Timur.

b. Lembaga KBIHU NW Lombok Tengah adalah salah satu dari banyaknya

lembaga yang bergerak dibidang haji dan umrah, yang sudah berkerja sama

dengan pemerintah dalam hal ini kementrian Agama RI, sehingga

masyarakat tdiak perlu cemas dengan kehadiran KBIHU NW Lombok

Tengan menjadi Lembaga Abal-abal di bidang haji dan umrah.

c. Lembaga KBIHU NW Lombok Tengah tidak bisa disepelekan dari segi

SDM dan SDA, dikarenakan para pembimbing manasik haji dan umrah

sudah memiliki legalitas, sertifikat, professional dan ahli dalam

membimbing jama’ah calon haji dan umrah.

d. Lembaga KBIHU NW Lombok Tengah juga sudah diberika kepercayaan

oleh masyarakat dan jama’ah serta tidak diragukan lagi oleh jama’ah hal itu

dibuktikan dengan para jama’ah yang sudah berhaji dari Lembaga KBIHU

NW Lombok Tengah mengajak sahabat, kerabat dan kelaurga untuk

87
Hj. Lale Nurmiatin, Jama’ah Yang Telah Bimbingan di KBIHU NW Lombok Tengah,
Wawancara, Kopang, 06 Juli 2021.

70
mendapatkan bimbingan manasik haji dan umrah di KBIHU NW Lombok

Tengah.

e. Selanjunya adalah Lembaga KBIHU NW Lombok Tengah tidak diragukan

lagi dalam membimbing, membina dan mengarahkan para jama’ah calon

haji dan umrah, disebabkan oleh lembaga sudah berdiri lebih dari 10 tahun

dan sudah memiliki piagam, sertifikat dan ijin lembaga dari pemerintah.

2. Tantangan

Dawalpun dalam pelaksanaan pembimbingan manasik kepada calon

jama’ah haji dan umrah sudah dilaksanakan dan manajemen pelayanan lembaga

KBIHU NW Lombok Tengah sudah dilakukan, namun ada beberapa tantangan

yang dialami ketika dalam proses pembimbingan manasik haji dan umrah,

diantaranya seperti:

a. Masih ada itu KBIHU yang menelantarkan Jama’ah

Masih banyak tersebarnya di pemeberitan baik di internet dan televisi

yang meberitakan KBIHU yang menelantarkan jama’ahnya di bandara, menjadi

berimbas kepada kepercayaan masyarakat kepada KBIHU menjadi berkurang,

walaupun dalam kenyataanya lembaga KBIHU NW Lombok Tengah belum

pernah menelantarkan jama’ahnya sehingga jama’ah tidak ragu sama sekali

terkait bimbingan KBIHU NW Lombok Tengah.

b. Tidak singkron antara materi dengan kondisi di Lapangan

Sepertinya yang diceritakan dari hasil wawancara dengan salah satu

anggota staff lembaga KBIHU NW Lombok Tengah yakni Syiabuddin QH.,

S.HI mengatakan bahwa:

71
“Menanggapi hal ini, memang ada beberapa KBIH yang kurang pengalaman
sehingga jama’ah merasakan perbedaan materi yang didapat dengan apa yang ada
di lapangan. Pihak KBIHU NW Lombok Tengah yang bertugas membimbing
jama’ah mereka yang telah cek lokasi mengenai perubahan-perubahan yang
terjadi di tanah suci seperti pintu masuk yang berubah, infrastuktur yang
berkembang terus dan ditambah dengan beberapa mahasiswa Indonesia yang
kuliah di tanah suci ditunjuk sebagai pembimbing jama’ah calon haji dan umrah
serta lain sebagainya.”88

Demikian tantangan yang dihadapi KBIHU NW Lombok Tengah terkait berita -

berita keburukan KBIHU yang sedang beredar luas. Sehingga, pada saat melakukan

pembimbingan dan pembinaan akan selalu ada tantangnnya seperti yang dikatkan oleh

TGH. Ahyar Rosidi beliau adalah salah satu pembimbing manasik haji dan umrah

mengatakan bahwa:

“Setiap proses pembimbingan manasik haji dan umrah yang dilakukan KBIHU
NW Lombok Tengah setiap tahunnya akan selalu mendapatkan beberapa
permasalahan yakni pendidikan jama’ah yang rendah, jenjang pendidikan jama’ah
yang berbeda-beda, banyak jama’ah berusua lanjut usia sehingga pendengarannya
menjadi berkurang dan kurang berfungsi dengan baik dan daya tangkapnya yang
kurang baik, jama’ah yang tidak mengikuti sesuai aturan serta jama’ah yang
memiliki penyakit kronis.”89

Maka dari penyataan yang disampaikan oleh Informan dalam wawancara

tersebut penulis merangkum sebagai berikut:

a. Jama’ah yang menjadi bimbingan lembaga KBIHU NW Lombok Tengah itu

memiliki jenjang pendidikan yang berbeda-beda, memiliki kebudayaan yang

berbeda-beda sehingga untuk menyatukan itu butuh proses, sehingga menjadi

salah satu kendala dan tantangan yang dihadapi oleh pembimbing beserta

lembaga itu sendiri. Supaya dalam melakukan pembimbingan dan pembinaan

manasik haji dan umrah tidak terbengkalai serta proses pembimbingan menjadi

88
Syiabuddin QH., S.HI, Staff/Anggota KBIHU NW Lombok Tengah, Wawancara, Praya 11
Agustus 2019
89
Ahyar Rosidi, Pembimbing, KBIHU NW Lombok Tengah, Wawancara, Praya 20 Agustus 2019

72
baik, bagus dan tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

b. Jama’ah yang dibimbing oleh KBIHU NW Lombok Tengah itu juga tidak

hanya berusia muda dan masih enerjik. Akan tetapi, juga berusia lanjut yang

sudah mempunyai kekurangan dari segi pendengaran, lemah daya ingat, dan

lemah dari segi fisik serta tenaga. Maka dari itu, pembimbing harus lebih sabar,

lebih pelan-pelan dalam menjelaskan dan lebih banyak memberikan waktu

membimbing mereka agar mereka lebih cepat faham. Ini juga lah yang menjadi

kendala dan tantangan dalam proses pembimbingan manasik haji dan umrah.

c. Lembaga KBIHU NW Lombok Tengah masih belum memiliki fasilitas yang

lengkap dalam memudahkan dan menunjang kegiatan pembimbingan mansik

kepada jama’ah calon haji dan umrah. Contoh; belum memiliki miniatur-

miniatur kelengkapan proses ibadah haji dan umrah, sperti, Ka’bah, bukit syofa

dan marwa dan lain sebagainya.

d. Serta yang menjadi tantangan pada saat melakukan pembimbingan manasik

haju dan umrah adalah banyak juga dari jama’ah yang sulit sekali diatur untuk

lebih disiplin, jama’ah yang sulit sekali diberikan intruksi, dan ada juga yang

jarang hadir serta ada juga yang hanya mengikuti kegiatan pembimbingan itu

setengah pertemuan saja. Ini lah yang menjadi salah satu kendala atau tantangan

yang di alami oleh pembimbing dan lembaga KBIHU NW Lombok Tengah.

73
74

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan data-data yang peneliti peroleh melelui beberapa teknik pengumpulan data

yakni observasi, wawancara dan dokumentasi, maka dalam hal ini peneliti akan menjelasakan

lebih lanjut terkait dengan analisis hasil penelitian mengenai Manajemen Pelayanan Manasik

Haji Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) NW Di Kabupaten Lombok

Tengah, serta bagaimana peluang dan kendala dalam menerapkan manajemen pelayanan

kepada jama’ah untuk mencapai kemaslehatan ummat.

A. Manajemen Pelayana Manasik Haji dan Umrah di KBIHU NW Lombok Tengah

Management diartikan ke dalam bahasa Indonesia yaitu menjalankan sebuah

lembaga untuk bergerak maju dari yang sebelumnya tidak terurus sama sekali. 90 Sehingga,

manajemen itu bisa diartikan sebagai sebuah proses prencanaan yang bersifat sistematis,

bertujuan untuk memajukan sebauh lebaga-lembaga, dengan memperhitukan kemungkinan-

kemungkinan yang sekiranya bisa menghambat dan memajukan perkembangan lembaga

atau organisasi kedepannya. Oleh karena itu, lembaga KBIHU NW Lombok Tengah yang

bergerak dibidang haji dan umrah, sangat membutuhkan manajemen pelayanan yang baik

dan akurat, supaya masyarakat yang mendaftar sebagai jama’ah calon haji dan umrah di

KBIHU NW Lombok Tengah mendapat kenyamanan, ketenangan dan khusukan dalam

beribadah nantinya.

KBIHU NW Lombok Tengah merupakan salah satu lembaga di bidang haji dan

Umrah, meilik visi mempermudah masyarakat sebagai jama’ah calon haji dan umrah di

Kabupaten Lombok Tengah Khususnya sedangkan secara umum itu calon jama’ah haji di

90
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Popular, (Yogyakarta: Arkosa,
2001), hlm. 440
seluruh Provinsi Nusa Tenggara barat, sebelum mereka menginjakkan kakinya di tanah suci

Makkah melakukan ibadah haji umrah.

KBIHU NW Lombok Tengah melakukan manajeman pelayanan itu merupakan

bentuk realisasi dari teori Manajeman Pelayanan meliputi tahap pertama; Planning

(perencanaan), kedua; Organizing (pengorganisasian), ketiga; Actuating (penggerakkan),

dan keempat; controlling (pengawasan). Sehingga menurut peneliti baik secara khusus dan

secara umum KBIHU NW Lombok Tengah sudah menjalankan kegiatan manajemen

layanan ke calon jama’ah haji dengan baik.

Manajemen pelayanan yang diterapkan KBIHU NW Lombok Tengah dalam

bimbingan dan pembinaan calon jama’ah Haji dan Umrah yaitu:

1. Perencanaan (planning)

Pada pase ini sebuah lembaga atau organisasi yang bergerak di bidang haji

dan umrah melakukan proses perencanaan yang matang untuk meningkatkan dan

memajukan lembaga, sehingga lembaga tidak dikatakan sebagai mati suri atau tidak

berkembang. 91

di dalam menyusun sebuah Planning (melakukan rencana), menurut penulis,

saat menyusun sebuah perencanaan harus melibatkan para pemangku kebijakan

yang ada di lembaga itu sendiri beserta dengan seluruh staff untuk sama-sama

memberikan pemikiran mereka secara serius dan mendalam serta menyeluruh apa

saja yang menjadi prioritas utama dalam proses pembimbingan mansik haji dan

umrah. Sehingga, target dan visi dan misi dari lembaga untuk menciptakan

91
Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, Education Management Analisis Teori dan Praktik,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hlm.13

75
manajeman pelayanan yang baik bisa terwujud serta membantu masyarakat atau

jama’ah mendapatak predikat haji yang mabrur.

Dalam perencanaan terkandung suatu aktivitas tertentu yang saling berkaitan

untuk mencapai hasil tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai hasil tertentu

dan yang diinginkan. Harus ada:

a. Specific, pada tahap ini rencana yang dibuat lembaga harus jelas sejauh

mana dan sampai mana sehingga bisa menjadi acuan dalam memajukan

lembaga atau organisasi.

b. Measurable, yaitu suatu tingkat keberhasilan yang harus dapat diukur dari

program kerja dan rencana yang dibuat.

c. Achievable, yaitu sesuatu tersebut bisa tercapai dan diwujudkan, bukan

hanya sekedar fiktif dan khayalan belaka.

d. Realistic, yaitu sesuatu yang sesuai dengan kemampuan dan sumber daya

yang ada, harus seimbang tetapi tetap ada tantangan didalamnya.

e. Time, yaitu ada batas waktu yang jelas, sehingga bisa dinilai dan

dievaluasi. 92

Tujuan dari prencanaan dalam sebuah manajemen pelayana adalah untuk

mendapatkan hasil yang maksimal dan menjadikan plenning lembaga itu menjadi

terarah dan jelas. Sehingga dalam manajeman pelayanan pembinaan dan

pembimbingan mansik haji dan umrah, pihak KBIHU NW Lombok Tengah

melakukan aktivitas perencanaan melakukan langkah-langkah kegiatan, seperti :

forecasting, objective, policies, programmes, schedule, procedurs, budget.93

92
Azhar Arsyad, Pokok-Pokok Manajemen (Yokyakarta, Pustaka Pelajar; cet: 2, 2003), hlm 16
93
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), cet.v, hlm.50

76
a. Perkiraan (Forecasting)

Forecasting merupakan suatu prediksi atau peramalan usaha yang

sistematis, yang diharapkan memperoleh sesuatu di masa yang akan datang,

dengan dasar perkiraan dan menggunakan perhitungan yang rasional dan

fakta yang ada.

Forecasting merupakan suatu hal yang berhubungan dengan masa

depan, yaitu suatu keadaan yang belajar dan penuh ketidakpastian kondisi

internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal (dalam lembaga) meliputi

keadaan organisasi, terpenuhinya tenaga ahli sebagai pelaksana, serta

tersedianya fasilitas yang memadai untuk melakukan manasik haji dan

umrah. Selain itu, yang dimaksud dengan keadaaan eksternal (luar lembaga)

seperti tempat dilakukannya kegiatan, latar belakang pendidikannya, tempat

tinggalnya, keadaaan dan kondisi kehidupannyai, dan lain sebagainya.

Maka diliahat dari kondisi internal lembaga yaitu ketika seorang

pembimbing atau tenaga Pembina terkendala dalam segi kehadiran kurang

yang disebabkan oleh terlalu padat jadwalnya dalam kegiatan-kegiatan yang

lain sehingga menjadi jarang hadir, maka pihak lembaga KBIHU NW

Lombok Tengah sudah mempersiapkan solusinya yakni dengan menunjuk

penggantinya dengan cepat dan tepat.

Sedangkan dari keadaan eksternal itu sendiri bahwasanya

masyarakat atau jama’ah KBIHU NW Lombok Tengah ini memiliki

beragam latar belakang status sosial yang berbeda-beda seperti jenjang

pendidikan yang berbeda-beda, tingkat sosial ekonomi yang berbeda-beda.

77
Sehingga melalui proses forecasting atau memprediksi semua kemungkinan-

kemungkinan yang akan terjadi kedepannya bisa meminimalisir atau bisa

mencegahnya dengan tepat.

Meramalkan (forecasting) merupakan suatu usaha yang sistematis

untuk meramalkan atau memperkirakan waktu yang akan datang dengan

penarikan kesimpulan atas fakta yang telah diketahui. 94

b. Penentuan dan penetapan tujuan (objectives)

Harapan yang dinginkan dalam melakukan bimbingan jama’ah calon

haji dan umrah di KBIHU NW Lombok Tengah adalah :

 Untuk membekali jama’ah haji dengan manasik haji secara optimal,

sehingga tercapai kesiapan jasmani dan rohani yang baik.

 Menjalin tali persaudaraan selama melaksanakan ibadah haji maupun

setelah kembali dari tanah suci dan terpeliharanya kemabruran haji

dengan mengadakan kegiatan amal sholeh yang terorganisir

Dalam melakukan pembimbingan manasik haji dan umrah itu harus

menentukan tujuan melakukan bimbingan mansik haji dan umrah, agar apa

yang sudah menjadi tujuan dari awal bisa terlaksana dan mendapatkan hasil

yang diinginkan oleh lembaga.

Sedangkan yang menjadi tujuannya atau sasaranya adalah

menjadikan masyarakat atau jama’ah KBIHU NW Lombok Tengah cepat

memahami materi, dan praktik yang dilakukan serta yang menjadi

sasarannya adalah seluruh jama’ah KBIHU NW Lombok Tengah yang

94
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMPYKPN, 2002), hlm. 170- 175.

78
belum melakukan ibadah haji dan umrah.

Penetapan tujuan (objective) merupakan suatu aktivitas untuk

menetapkan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan.95

c. Penetapan Kebijakan (policies)

Pada tahap ini seorang yang menjadi pemangku kebijakan tertinggi

dalam lembaga adalah seorang pemimpin atau ketua, sehingga ketua harus

lebih selektif dalam mengambil kebijakan, serta lebih berhati-hati dalam

menentukan kebijakan supaya kebijakan yang diambil oleh ketua atau

pimpinan tidak merugikan para jama’ah haji dan umrah pada saat

pelaksanaan bimbingan dan pembinaan manasik haji dan umrah. Jadi,

kebijakan (policies) adalah suatu keputusan yang senantiasa berlaku untuk

permasalahan yang timbul berulang demi suatu organisasi. 96

d. Program-program (programmes)

Suatu program kerja yang akan dilakukan dari sebelum berangkat ke

tanah suci sampai dengan baliknya lagi jama’ah haji dan umrah ke tanah air.

Program kerja seperti ini akan memberikan panduan secara efektif dalam

mengontrol serta mengevaluasi berbagai kegiatan yang sesuai dengan target

yang diharapkan. Sebelum mendesain sebuah program dalam suatu lembaga

atau organisasi, perlu diketahui bahwa suatu program selalu mempunyai

suatu siklus yang dikenal dengan istilah Life Cycle of Management. Siklus

ini bersifat berulang dalam pelaksaanan, pengelolaan, hingga berakhirnya

suatu program atau kegiatan.

95
Ibid.., hlm. 170- 175.
96
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), cet.v, hlm.50

79
Program (programing) adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan

maksud untuk menetapkan: 1). Langkah-langkah utama yang diperlukan

untuk mencapai suatu tujuan; 2). Unit dan anggota yang bertanggung jawab

untuk setiap langkah; 3). Urutan serta pengaturan waktu setiap langkah. 97

e. Waktu pelaksanaan (Schedule)

Jadwal (schedule) adalah penetapan atau penunjukan waktu menurut

kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan. 98

Waktu dalam pelaksanana rangkaian kegiatan yang sudah disusun

oleh lembaga harus dibuatkan dalam bentuk Jadwal yang bertujuan untuk

menjadi alat dasar manajemen waktu, yang terdiri kapan pelsanan, jadwal

bimbingan, materi bimbingan manasik, kapan waktu keberangkatan, waktu

mengerjakan seluruh rangkaian haji dan Umrah serta waktu dari sebelum

keberangkatan ke tanah suci Makkah hingga balik lagi ketanah air. Jadwal

diperlukan atau paling tidak berguna dalam situasi ketika seorang perlu

mengetahui pukul berapa mereka harus berada di lokasi spesifik untuk

menerima layanan tertentu dan di mana seorang perlu untuk menyelesaikan

sekumpulan tujuan dalam periode waktu yang ditentukan.

f. Serangkaian Aktivitas (procedur)

Prosedur yakni merupakan suatu aktivitas menormalisasikan teknik,

dan metode pelaksanaan suatu pekerjaan.99 Prosedur adalah serangkaian aksi

yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi

dengan cara yang baku (sama) agar selalu memperoleh hasil yang sama dari

97
Ibid.., hlm. 50
98
Ibid.., hlm. 50
99
Muhammad, Manajemen Bank…, hlm. 170- 175.

80
keadaan yang sama, semisal prosedur kesehatan dan keselamatan kerja,

Prsedur Masuk Sekolah, Prosedur berangkat sekolah, dan sebagainya. Atau

lebih tepatnya mengindikasikan rangkaian aktivitas bimbingan manasik haji

dan umrah, tugas-tugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan,

perhitungan-perhitungan dan proses-proses, yang dijalankan melalui

serangkaian pekerjaan yang menghasilkan haji yang mabrur sepulang dari

tanah suci Makkah.

g. Anggaran dan menganggarkan (budgeting)

Budget adalah anggaran sedangkan Budgeting adalah penganggaran

yang bertujuan untuk mejalankan semua rangkaian kegiatan yang sudah di

susun oleh puihak KBIHU NW Lombok Tengah demi menyukseskan

seluruh rangkaian kegiatan baik dari bimbingan manasik haji dan umrah,

baju , buku panduan, dan proses keberangkatan jama’ah hingga balik lagi ke

tanah air semuanya itu membutuhkan dana atau anggaran dana atau sering

dikenal dengan suatu aktivitas untuk membuat pernyataan tentang sumber

daya keuangan (financial recources) yang disediakan untuk aktivitas dan

waktu tertentu.100

Dari hasil analisis penelitian menurut penulis rentetan proses

perencanana dari mulai disusunya perencanaan lembaga KBIHU NW

Lombok Tengah sudah menerapkan preoses perancangan hingga menjaga

kemungkinan-kemungkinan, yang nantinya akan menghambat proses

bimbingan manasik haji dan umrah. Walaupun masih ada bebrapa yang

kurang dalam sebuah perncangan rencana pembimbingan manasik haji dan


100
Ibid.., hlm. 170- 175.

81
umrah baik itu yang sebelum keberangkatan, keberangkatan, di tanah suci

Makkah dan sesudah kembalinya ke tanah air.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Organizing (organisasi) adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam

cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.

Mengorganisasikan adalah suatu proses menghubungkan orang-orang yang terlibat

dalam organisasi tertentu dan menyatupadukan tugas serta fungsinya dalam

organisasi. 101

Pengorganisasian adalah suatu mekanisme atau suatu struktur, yang dengan

struktur itu semua subyek, perangkat lunak dan perangkat keras yang semuanya

dapat bekerja secara efektif, dan dapat dimanfaatkan menurut fungsi dan posisinya

masing-masing. 102

Ada beberapa tahapan-tahapan yang akan dilakukan oleh para pemangku

kebijakan seperti pimpinan dan dewan Pembina dalam melakukan pembimbingan

manasik haji dan umrah oleh lembaga KBIHU NW Lombok Tengah adalah sebagai

berikut :

a. Di lembaga KBIHU NW Lombok Tengah selalu memberikan beban atau

tugas bagi para pejabat structural untuk melakukan tugas dan fungsinya

masing-masing, sehingga tidak memasuki tugas dan fungsi orang lain,

membuat pekerjaan menjadi terarah dan tertib serta menjadi bukti bahwa

lembaga KBIHU NW Lombok Tengah adalah lembaga yang profesional.

b. Setelah lembaga KBIHU memberikan tugas bagi perabat struktur dan

101
U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm. 22
102
R. Ibrahim, Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 9.

82
staffnya selanjunya adalah pemberian wewenang dan keputusan harus

dilakukan oleh satu orang biasanya dalam pengambilan keputusan itu

dilakukan oleh ketua dan pemangku kebijakan tertinggi di lembaga.

c. Selanjutnya adalah pengambilan sumpah terhadap kewajiban, tanggung

jawab dan tugas yang diemban didalam lembaga sehingga mereka bisa

bertanggung jawab terhadap tugas-tugas posisi yang dipegangnya.

Di setiap penghujung tahun lembaga KBIHU NW Lombok Tengah selalu

melakukan Audit internal untuk melihat sejauh mana kinerja dan pemenuhan

tanggung jawab dari posisi yang sudah di amanahkan oleh lembaga. Yang menjadi

sasaran Audit internah adalah semua pengurus, staff dan hasil pekerjaan selama

setahun lembaga KBIHU NW Lombok Tengah.

Dalam Organizing (pengorganisasian), menurut penulis dalam melakukan

pengorganisasian KBIHU NW Lombok Tengah bisa dikatakan sudah melakukan

system peraturan seluruh stekholder yang bernaung di lembaga. Untuk menetukan

jabatan dan fungsinya seseorang itu tidak semudah membalik telapak tangan, itu

membutuhkan pengayaan dan pemikiran yang mendalam sehingga mereka yang

ditunjuk oleh lembaga atau ketua harus benar-benar mengerti dan faham fungsi dan

tanggung jawabnya di dalam lembaga. Sehingga, menurut pandangan dari hasil

penelitian yang dilakukan bahwasanya KBIHU NW Lombok Tengah sudah

menerapkan dari fungsi pengorganisasian terhadap lembaga sehingga bisa

bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya.\

83
3. Pelaksanaan (Actuating)

Pada tahap berikutnya setelah membuat perncanaan dengan sangat teliti dan

matang, kemudian legalitas lembaga dalam bentuk struktur pengurus lembaga sudah

terbentuk serta fungsi dan tanggung jawab dari pejabat structural dan staff sudah

diberikan tugas masing-masing maka pada tahap selanjunya adalah melaksanakan

rancangan rencana yang sudah dibuat.

Dalam buku karangan Djati Julitiarsa mengemukakan bahwa pelaksanaan

atau penggerak adalah tahapan dari teori manajemen pelayanan yang bertujuan

untuk melakukan aksi dari tahapan-tahapan sebelumnya. Sehingga, tahapan-tahapan

sebelumnya bisa terwujut maka dibutuhkan Actuating untuk bisa meralisasikan

tahapan perencaan sebelumnya. Sekaligus sebagai system dalam lembaga untuk

mampu dan bisa memobilisasi (kepemimpinan) orang dalam lembaga itu sendiri. 103

Ada dua unsur di dalamnya yaitu:

a. Pembimbingan

Supaya proses pembimbingan mansik haji dan umrah berjalan

dengan baik, terarah dan teratur, dibutuhkannya seorang mentor yang

mampu membimbing dan mengendalikan jama’ah agar bisa mengikuti apa

yang intruksikan oleh pembimbing dan ketua.

b. Penjalinan hubungan

Kondisi di atas sangat dibutuhkan untuk menciptakan hubungan

yang bersifat kekeluargaan, dengan menumbuhkan sifat kekeluargaan

menjadikan intraksi antara individu jama’ah yang satu dengan yang lainnya

menjadi kuat dan erat. Dalam hal ini KBIHU NW Lombok Tengah sudah
103
Djati Julitriarsa dan John Suprihanto, Manajemen Mutu, (Yogyakarta: BPFE, 1988), hlm. 65.

84
berupaya untuk mewujudkannya dengan melakukan pertemuan rutin,

membuatkan program-program bersifat keakraban dan menciptakan situasi

yang humoris.

c. Pengembangan dan peningkatan pelaksana bimbingan

Pada konteks ini para pembimbing dan Pembina dituntut untuk

selalu mengembangkan dan memperbaharui informasi yang kekinian,

supaya ketika jama’ah bertanya terkait perkembangan isu masalah haji dan

umrah mereka mampu menjawabnya. Dan meningkatkan kinerja dalam

bentuk pelayanannya kepada jama’ah dan jama’ah calon haji dan umrah di

lembaga KBIHU NW Lombok Tengah..104

Dalam proses Actuating (penggerakkan) yakni begitu sudah

dirancangnya perncanaan kerja dan sudah dibentunya struktur lembaga serta

diberikannya tugas dan fungsinya yang diberikan kepada orang-orang yang

berkompeten, maka langkah selanjutnya yang dilakukan lembaga berikutnya

adalah menggerakkan para pelaksana, pembimbing dan jama’ah calon haji

dan umrah.

Sehingga menurut penulis dalam penelitian ini yakni dalam

pelaksanaan penggerakkan di dalam Lembaga KBIHU NW Lombok

Tengah, para petinggi atau pemamku kebijakan seperti ketua memiliki peran

yang sangat penting agar kegiatan penggerakkan ini dapat terlaksana. Selaku

ketua ataupun pimpinan pada KBIHU NW Lombok Tengah diharuskan dan

dianjurkan bisa memiliki semangat kepemimpinan (leadership).

Dari pengalaman pada saat penulis melakukan penelitian ada


104
Ibid.., hlm. 65

85
kejadian yang sangat bagus melihat ketua memberikan intruksi kepada

bawahnnya dengan cara yang sangat sopan, turtur kata yang lemah lembut

dan penuh karisma dan berwibawa menegus beberapa staff dan

karyawannya untuk memperbaiki dan mengembangkan kompetensi, skill

dan kemampuannya dalam mengolah kata dan bahasa, supaya jama’ah

mampu memahami apa yang dia sampaikan.

Selain itu, setelah ketua menegur beberapa staffnya tidak menjadikan

bawahannya malah menjadi takut dan benci terhadapnya tetapi malah

sebaliknya menjadikan mereka menjadi lebih bersemangat untuk

meningkatkan kemapuan mereka dan menjadi lebih maju dan berkembang

dari sebelumnya.

4. Pengawasan (Controlling)

Pada pase ini lembaga harus melakukan audit internal sebagai wadah dan

alat untuk mengetahui dan menemukan, apakah ada proses pelaksaan kegiatan yang

dilakukan oleh lembaga tidak dilakukan dan dipenuhi oleh semua stakeholder yang

bertanggung jawab terhadap kelancaran gegiatan tersebut. Dengan dilakukannya

audit internal sebagai pengawas lapangan akan mendeteksi dan menemukan bagian

masa saja yang belum memenuhi criteria dan standar SOP yang berlaku di

lingkungan lembaga tersebut.105

Pihak lembaga atau pemangku kebijaka melakukan audit dengan dua cara

yaitu ada yang terjun langsung dan ada yang tidak terjun lansung :

a. Audit yang langsung adalah melihat dan mengamati secara langsung proses

kegiatana dari tahapan ke tahapan lainnya, yang dilakukan oleh ketua dan
105
Ibid.., hlm. 65

86
pemangku kebijakan lainnya.

b. Audit tidak langsung merupakan proses pengecekan atau pengawasan yang

dilakukan dengan cara mengamati dan mengkaji data-data yang masuk dari

kejauhan, tanpa melakukan intervensi lansung ke kegiatan itu. 106

Saat melakukan audit internalnya pihak KBIHU NW Lombok Tengah

melakukkannya dengan audit langsung, sehingga pihak atau stakeholder yang

bernaung dibawah lembaga KBIHU takut untuk melakukan kecurangan-

kecurangan. Seperti halnya dengan proses pembimbingan manasik haji dan umrah

para Pembina dan pembimbing sangat ketat dan teliti dalam menyampaikan materi

baik materi yang bersifat teori dan materi yang bersifat praktik langsung dilokasi

miniature-miniatur Ka’bah dan lain sebagainya. Sehingga, pihak pemangku

kebijakan berharap para staff lebih terbuka kepadanya apa saja yang menjadi

keluhan, kendala dan kebutuhan mereka harus disampaikan, biar tidak ada

penghambat dan kendala di kemudian harinya. 107

Pada level pengecekan kelengkapan dokumen yang bersifat fisik, ketua dan

para pemangku kebijakan tidak melakukan audit atau pengawasan secara langsung,

tapi meminta yang bertanggung jawab melaporkan setiap perkembangan masalah

kelengkapan dokumentasi, supaya mengetahui perkembangan terbarunya. Berbeda

dengan proses kegiatan pembimbingan manasik haji dan umrah melakukan

pengawasan dan audit secara langsung bersentuhan dengan proses pembimbingan

itu sendiri.

106
Laporan kegiatan perjalanan ibadah haji, KBIHU NW Lombok Tengah Tahun 2016/2019
107
Djati Julitriarsa dan John Suprihanto, Manajemen Mutu, (Yogyakarta: BPFE, 1988), hlm. 65.

87
Pada tahap pemberkasan dokumen, pengawasan oleh ketua dilakukan secara

tak langsung. Akan tetapi pada tahap pembinaan jama’ah haji, ketua ikut terjun

langsung bukan saja dalam mengawasi proses pembinaan, melainkan juga ikut

aktif membina jama’ah. Bahkan Ketua juga ikut mengawal dan memberikan

pembinaan secara langsung kepada jama’ah di tanah suci.

Manajemen pelayanan memiliki kedudukan strategis dalam memberikan

dukungan penyelenggaraan pembimbingan dan pembinaan manasik haji dan umrah.

Untuk efektif dan efisien, maka di perlukan manajemen. Artinya bahwa tanpa

adanya manajemen yang baik dipastikan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai

secara maksimal. Karena di dalam manajemen tercakup aspek planning, organizing,

leading dan controlling yang semua mengarah kepada pencapaian tujuan

pembelajaran secara efektif dan efisien. 108

Fungsi manajemen pelayanan yang keempat yang diterapkan oleh lembaga

KBIHU NW Lombok Tengah yakni menjadi kewajiban bagai ketua, pemangku

kebijakan dan pimpinan KBIHU NW Lombok Tengah untuk melakukan Audit

Internal dan Audit Eksternalnya.

Sehingga dari pengamatan penulis dari data-data dan hasil penelitian yang

dilakukan di lembaga KBIHU NW Lombok Tengah, yakni melakukan audit

Internal yaitu para pimpinan dan ketua melakukan pengecekan dan evaluasi di

lingkup interen atau seputaran lembaganya saja tidak melakukan audit ke luar

lembaga itu sendiri. Sedangkan Audit Eksternal yaitu melakukan pengawsan dan

evaluasi ke luar lembaga seperti teman kerjasama, serta lembaga yang memiliki

108
Agus Maimun dan Agus Zaenul Fitri, Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatis Di
Era Kompetitif, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm.122

88
kepentingan terhadap lembaga KBIHU NW Lombok Tengah serta yang mempunyai

ketrlibatan dalam pembimbingan mansik haji dan umrah dari luar lembaga.

Maka kemudian selanjutnya adalah manajemen pelayanan menjadi ilmu

yang penting dalam pencapaian tujuan dari suatu lembaga baik lembaga pemerintah

maupun swasta. Oleh karena itu, Henry Fayol dalam T. Hani Handoko, manajemen

pelayanan memiliki kegunaan umum sebagai berikut:

a. Manajemen berguna untuk merancang pola pembagian kerja.

b. Menetapkan wewenang dan tanggung jawab

c. Meningkatkan kedisiplinan pegawai (discpline) dengan taat asas dan taat

pada tanggung jawabnya masing-masing.

d. Kedisiplinan dibangun melalui kesatuan perintah (unity of command) yang

tertuang pada visi dan misi perusahaan serta karisma pemimipin.

e. Kesatuan perintah berhubungan dengan kesatuan pengarahan (unity of

direction) sebagai bentuk kepedulian dan tanggungjawab kepemimpinan.

f. Seluruh perintah manajemen dan pelaksanaan fungsinya selalu

mengutamakan kepentinagan organisasi.

g. Sikap mengutamakan kepentiingan organisasi dibayar melalui penggajian

pegawai, reward, bonus, imbalan, dan sebagainya akan meningkatkan

kesejahteraan pegawai dan kewibawaan manajemen sekolah.

h. Manajemen penggajian berguna untuk menerapkan asas profesionalisme

kerja, asas keadilan, dan asas peningkatan pegawai.

i. Dengan pelaksanaan asas-asas manajeman sekolah dan pegawai serta

manajemennya sebagai suatu kesatuan utuh dan stabilitasnya lebih terjaga

89
dengan baik.109

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi dan lembaga, karena tanpa

manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit.

Menurut T. Hani Handoko ada tiga alasan utama diperlukannaya manajeman:

a. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan

organisai dan tujuan pribadi.

b. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling

bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara

tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan kegiatan-kegiatan yang saling

bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi.

c. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu organisasi dapat diukur

dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah

efisiensi dan efektifitas.110

Berdasarkan pemaparan di atas menunjukkan bahwa ketercapainya tujuan

lembaga KBIHU yang bermutu dan mampu bersaing sangat tergantung dari

kecakapan dan kebijakan pimpinan, pejabat structural selaku pengampu kebijakan.

Para pimpinan bertugas mengelola lembaga dan organisasi sekaligus mengatur dan

mengelola semua sumber, lembaga dan organisasi serta bekerja sama dengan

masyarakat, lembaga-lembaga lain serta stakeholder yang ada. Oleh karena, untuk

mengelola semua sumber dibutuhkan ilmu manajemen bagi seorang pemimpin.

Pimpinan lembaga sangat menentukan arah lembaga dengan berbagai

strategi. Hal itu hanya dapat dicapai manakala pimpinan dan pemangku kebijakan

109
U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam…, hlm. 7- 8.
110
T.Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 2011), hlm. 6-7

90
beserta stafnya menjalankan manajemen yang fungsional dengan kepemimpinan

partisipatif dalam pengambilan keputusan disetiap lembaga. 111

Oleh karena itu, posisi ketua lembaga sangat signifikan karena merupakan

penentu masa depan lembaga itu sendiri. Mereka memiliki kewenangan

mengendalikan lembaga itu sendiri dan menentukan arah strategi pengelolaan serta

pengembangan lembaga tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatan lembaga dan

bimbingan manasik haji dan umrah, pihak lain memang terlibat, tetapi kewenangan

paling besar berada di tangan ketua lembaga dan pejabat struktural kapasitas mereka

sebagai pemimpin dan pimpinan. 112

B. Peluang dan Tantangan KBIHU NW Lombok Tengah Dalam Melaksanakan

Manajeman Pelayanan Manasik Haji dan Umrah.

Eksistensi sebuah lembaga KBIHU itu tidak akan terhindar dari yang namanya

peluang yang diciptakan serta tantangan yang dihadapi, sama halnya dengan KBIHU

NW Lombok Tengah, yang sering terjadi diakibatkan oleh beberapa lembaga KBIHU

yang tidak bekerja sesuai dengan professional dan kurang memfungsikan lembaganya.

Oleh karena itu, penulis akan mencoba menjabarkan tentang peluang dan tantangan

berdasarkan kajian dan hasil analisis data-data yang ditemukan di lapangan yang

dialami oleh KBIHU NW Lombok Tengah di dalam melaksanakan bimbingan dan

pembinaan manasik haji dan umrah adalah sebagai berikut:

1. Peluang

Dari hasil analisis penulis dari data-data hasil penelitian ada bebarapa peluang

111
Syafruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Ciputat: Ciputat Press, 2005) hlm. 291.
112
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: Erlangga, 2007), hlm. 286.

91
yang dihasilkan oleh KBIHU NW Lombok Tengan diantaranya sebagai berikut:

a. KBIHU NW Lombok Tengah merupakan lembaga yang membimbing

kelompok jama’ah calon haji dan umrah, yang sudah terkenal di masyarakat

Lombok baik dikawasan pedesaan dan perkotaan sehingga itu menjadi modal

utama untuk merekrut calon jama’ahnya untuk bergabung dengannya.

b. KBIHU NW Lombok Tengah juga merupakan bagian dari teman kerja

Kementrian Agama di Kabupaten Lombok Tengah, sehingga jama’ah haji dan

umrah jagan merasakan kegelisahan yang ditimbulkan oleh rasa kurang yaki

dan percaya pada lembaga KBIHU NW Lombok Tengah.

c. Lembaga KBIHU NW Lombok Tengah memiliki para Pembimbing,

pendamping dan Pembina di KBIHU NW Lombok Tengah sangat disiplin

dalam membimbing dan membinaan calon jama’ahnya, hal itu disebakan

karena selalu memperhatikan apa yang yang menjadi kebutuhan calon

jama’ahnya pada saat proses pembimbingan dan pembinaan.

d. KBIHU NW Lombok Tengah memiliki kepercayaan dari calon jama’ah yang

dibimbing dan masih dibimbing. Hal itu menjadi salah satu peluang bagi

KBIHU NW Lombok Tengah karena kapercayaan dari jama’ah itu merupakan

asset yang tidak dapat bisa dibeli dengan apapun.

e. Pengalaman kerja, membimbing dan membina, KBIHU NW Lombok Tengah

sudah berdiri dari tahun 2005 sampai sekarang dan sudah melakukan

pembinaan dan pembimbingan jama’ah haji cukup lama.

f. Minat umrah dan haji di Kabupaten Lombok Tengah lumayan tinggi sehingga

calon jama’ah dan jama’ah haji dan umrah KBIHU NW Lombok Tengah

92
menjadi cukup luas.

2. Tantangan

Meskipun fungsi manajemen dan pelayanan yang dilakukan KBIHU NW

Lombok Tengah sudah berjalan dengan cukup baik, bukan berarti KBIHU NW

Lombok Tengah ini tidak memiliki tantangan. Sehingga menurut pengamatan penulis

dari data-data dan pernyataan dari bebrapa narasumber, ada beberapa tantangan-

tantangan mengenai issu kinerja dan sarana prasarana KBIHU NW Lombok Tengah

terkait persoalan proses bimbingan dan pembinaan manasik haji dan umrah, serta ada

beberapa kendala yang dialami oleh jama’ah hingga memberikan dampak kepada

Lembaga KBIHU NW Lombok Tengah serta berimbas kepada kurang terlaksananya

manajemen pelayanan dengan baik. Adapun tantangannya adalah sebagai berikut:

a. Terlantarnya jama’ah KBIH

Terlantarnya calon jamah haji dan umrah yang diberitakan oleh media

lewat media baik itu media TV, Radio, HP dan media cetak memberikan

dampak kepada masyarakat dan mengakibatkan calon jama’ah manasik haji

dan umrah menjadi ragu untuk melakukan pembimbingan manasik haji dan

umrah di lembaga KBIH, sehingga lebih memilih menjadi jama’ah haji

mandiri. Namun kendati demikian Jama’ah calon haji dan umrah yang

dibimbing KBIHU NW Lombok Tengah belum pernah terjadi menelantarkan

jama’ahnya, sehingga jama’ah KBIHU NW Lombok Tengah tidak merasa

tidak ragu sama sekali terkait masalah bimbingan dan pembinaan.

b. Materi tidak sesuai dengan lapangan

Untuk menyingkapi hal itu, terkadang ada saja lembaga KBIHU yang

93
masih baru merintis menjadi lembaga KBIHU sehingga dalam melakukan

pembinaan dan pembimbingan sehingga jama’ah merasakan perbedaan isi

materi yang disampiakan di dalam ruangan dengan apa yang di alami di

lapangan. Sehingga, pihak KBIHU NW Lombok yang diberikan tugas untuk

melakukan pembimbingan terhadap jama’ah mereka adalah Pembina yang

sudah mengecek kondisi tempat dilaksanaknnya ibadah haji dan umrah, serta

sudah mengetahui informasi kekinian kondisi Arab Saudi dan kondisi Kota

Makkah saat ini. Selain itu, lembaga juga mengajak para alumni dan binaan

KBIHU NW Lombok yang sedang mengenyam pendidikan sebagai mahasiswa

di tanah suci kemudian ditunjuk sebagai pembimbing, Pembina dan

pendamping bagi jama’ah calon haji dan umrah.

c. Tingkat pendidikan jama’ah calon haji dan umrah yang berbeda-beda

Latar belakang pendidikan jama’ah haji dan umrah ini juga menjadi

salah satu tantangan bagi para Pembina, pembimbing dan pendamping untuk

lebih kratif, inovatif serta mencari metode penyampaian materi supaya bisa

difahami dan dimengerti oleh semua latar pendidikan jama’ah. Oleh sebab itu,

dalam penyampian materi menggunakan bahasa yang sederhana mudah

difahami dan dimengeri itu juga berdampak kepada pemahaman jama’ah pada

saat memahami materi yang diberikan pembimbing. Selain itu, karena ada

beberapa jama’ah juga tidak pandai dalam baca tulis Indonesia juga cukup

kesulitan untuk mendapatkan bimbingan, pembinaan yang baik dari KBIHU

NW Lombok Tengah.

d. Banyaknya KBIHU di Kabupaten Lombok tengah

94
Selain itu, yang menjadi salah satu tantangan KBIHU NW Lombok

Tengah adalah banyaknya KBIHU dalam satu kecamatan dan Kabupaten

sehingga untuk merekrut calon jama’ah menjadi cukup sulit, dan berbeda

dengan sedikitnya KBIHU pada tahun 2005. Maka dari itu, semakin banyak

banyaknya pesaing KBIHU tidak menjadi problematika jika memperlakukan

pelanggan atau kastemer dengan baik dan tentunya dengan manajemen

pelayanan dengan baik dan promosi yang dapat diterima dengan mudah oleh

masyarakat.

e. Sara dan prasarana yang kurang memadai

Yang menjadi tantangan bagi KBIHU NW Lombok Tengah adalah

kurangnya sara dan prasarana terutama dalam hanya praktik manasik haji dan

umrah di lapangan, hal ini disebabkan oleh pihak KBIHU NW Lombok

Tengah masih memiliki kekurangan anggaran untuk membangunkan pasilitas

tempat praktik manasik haji dan umrah. Sejauh penulis menyimpulkan dari

hasil penelitian bahwa dalam melakukan peraktik haji dan umrah di lapangan,

pihak KBIHU NW Lombok Tengah masih melakukan kerjasama dengan pihak

asrama haji di Kabupaten dan provinsi untuk melakukan proses praktik

manasik haji dan umrah.

f. Jama’ah sulit diatur oleh pihak KBIHU NW Lombok Tengah

Selanjunya menjadi tantangan adalah banyak dari jama’ah yang tidak

mengikuti aturan yang berlaku disusun dan dirancang dari awal dalam kegiatan

manasik haji dan umrah. Sering kali jama’ah memutuskan dengan sepihak

untuk tidak mengikuti kegiatan atau proses manasik haji dan umrah baik itu

95
yang di dalam ruangan dan di luar ruangan. Hal itu, bisa memberikan kesulitan

kepada lembaga KBIHU pada saat akan melakukan praktikum manasik haji

dan umrah, bagi jama’ah yang tidak ikut sepenuhnya mengikuti proses

manasik pasti akan mengalami gagal faham terhadap isi materi yang

disampaikan oleh pembimbing, sehingga nanti mereka akan mengalami

kesulitan menyesuaikan diri dengan jama’ah yang lain (jama’ah haji yang

sudah full mendapatkan materi dari awal proses manasik haji dan umrah)

ketika sedang dalam peragaan proses haji dan umrah.

g. Jama’ah yang berusia lanjut

Jama’ah yang berusia lanjut juga menjadi salah satu tantangan untuk

kedepannya menyusun dan merancang manajeman pelayanan kepada jama’ah

yang sudah usia lanjut atau lansia, karena jama’ah lansia sedikit memiliki

kedala dalam menangkap dan mencerna materi. Disebabkan, ada beberapa

kendala diantara, secara umur mereka sudah tidak bisa terlalu diberikan

berpikir berat dan beban pikiran ke otaknya. Sehingga, lembaga KBIHU NW

Lombok Tengah memberikan himbauan kepada para jama’ah yang sudah

dikatakan lansia membawa pendamping yang masih mudan enerjik serta yang

mereka percayai, untuk menjadi penerjemahnya.

h. Kondisi ekonomi masyarakat

Selanjutnya tantangan yang terakhir adalah kondisi ekonomi

masyarakat ini juga menjadi problematika dan juga memberikan pengaruh bagi

kelancaran pembiayaan anggaran dan administrasi dalam rincian pembayaran

jama’ah dalam paket perjalanan ibdah haji dan umrah. Sehingga dari segi

96
pembiayaan untuk manasik haji dan umrah di KBIHU NW Lombok Tengah

bisa dikatakan untuk biaya bimbingan manasik haji dan umrah cukup

terjangkau oleh para jama’ah.

97
98

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada bab

sebelumnya, berikut akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang dapat diambil mengenai

manajemen pelayanan manasik haji dan umrah di KBIHU NW Lombok Tengah adalah

sebagai berikut:

1. Manajemen pelayanan pembinaan mansik haji dan umrah yang diterapkan oleh KBIHU

NW Lombok Tengah adalah bertujuan untuk membantu para jama’ah secara baik

sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits dalam melaksanakan ibadah haji dan

umrah. Melalui proses bimbingan manasik haji dan umrah baik dari segi teori mapun

praktek, pembinaan jama’ah selama prosesi ibadah Haji dan Umrah berlangsung. Maka

dalam melakukan manajemen pelayana manasik haji dan umrah KBIHU NW Lombok

Tengah menerapkan 4 fungsi manajemen layanan dan pembinaan terhadap jama’ah

calon haji dan umrah, diantaranya:

a. Perencanaan (Planning)

Dalam menyukseskan sebuah kegiatan akan ada sebuah rencana yang

bertujuan menyukseskan kegiatan tersebut, seperti perencanaan manasik haji dan

umrah. Dalam membuat sebuah perencanaan harus memiliki pertimbangan

diantaranya;

 Specific, merupakan proses mengkaji apakah rencana itu sudah jelas atau

tidak.
 Measurable, yakni mengukur tingkat keberhasilan dan kegagalan dari

sebuah rencana itu sendiri.

 Achievable, tahap ini rencana itu harus bisa dibuktikan atau diwujudkan

bukan hanya patamogana saja.

 Realistic, pada tahap ini perencanaan harus juga di sesuai dengan

kemampuan dan pendanaan.

 Time, tahap yang terakhir ini perencanaan itu butuh waktu untuk

mewujudkannya sehingga nantinya bisa dievaluasi kalau tidak mencapai

targetnya.

Selain itu, di dalam mengeksekusi perencanaan itu harus melakukan

langkah-langkah yang tersistematis diantaranya: forecasting, objective, policies,

programmes, schedule, procedurs, budget.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian KBIHU NW Lombok Tengah sudah memiliki struktur

yang bagus dari tingkat Dewan penasehat, ketua, sekertaris, bendahara pembimbing

dan pembina serta staf/anggota, dan seksi-seksi yang lain.

c. Penggerakkan (Actuating)

Dalam tahapan ini yakni pelaksanaan pihak KBIHU NW Lombok Tengah

mempersiapkan dan membuat seperti jadwal bimbingan manasik haji dan umrah,

penunjukan petugas atau pemateri, membuatkan sitematika materi manasik haji dan

umrah, waktu pelaksanaan jadwal, menyebarkan undangan kepada jama’ah,

mengatur dan menertibkan jama’ah di dalam ruangan, dibuatkan jadwal

penyampaian materi manasik, membimbing dan mengarakan praktek manasik.

99
d. Sistem Pengawasan (Controlling)

Pengawasan ini langsung akan dilakukan oleh dewan penasehat dan ketua

serta pejabat struktural dan para pemangku kebijanan KBIHU NW Lombok Tengah

dengan cara melihat langsung proses bimbingan manasik haji dan umrah. Setelah

itu para Dewan penasehat, ketua beseta pejabat structural melakukan audit unternal

di antaranya jadwal bimbingan manasik haji dan umrah, penunjukan petugas atau

pemateri, membuatkan sitematika materi manasik haji dan umrah, waktu

pelaksanaan jadwal, menyebarkan undangan kepada jama’ah, mengatur dan

menertibkan jama’ah di dalam ruangan, dibuatkan jadwal penyampaian materi

manasik, membimbing dan mengarakan praktek manasik.

Dalam melakukan audit internal bisa dilakukan dengan dua cara yaitu:

 Mengawasi dengan cara partisifatif yakni langsung bersentuhan

dengan kegiatan itu sendiri menjadi partisipan.

 Kemudian yang ke dua, melakukannya dengan hanya mengkaji data,

dengan obervasi non partisipatif sehingga bisa mengevaluasi

berdasarkan data dan pengamatan atau observasi.

2. Peluang Dan Tantangan Yang Dihadapi Pihak KBIHU NW Lombok Tengah saat

pelaksanaa proses manasik haji dan umrah yaitu;

 Peluang

Adapun peluangnya sebagai berikut:

1) Minat umrah dan haji di Kabupaten Lombok Tengah lumayan tinggi

sehingga calon jama’ah dan jama’ah haji dan umrah KBIHU NW Lombok

Tengah menjadi cukup luas.

100
2) KBIHU NW Lombok Tengah merupakan kelompok dampingan haji dan

umrah sudah lama sehingga terkenal dikalangan masyarakat Lombok

terutama kawasan pesedaan, perkotaan serta di wilayah KBIHU NW

Lombok Tengah itu sendiri.

3) KBIHU NW Lombok Tengah merupakan salah satu teman kerjasama dari

Kementrian Agama RI di Kabupaten Lombok Tengah, sehingga jama’ah

haji dan umrah tidak merasakan kegalauan kalau seandainya ada terjadi

penipuan.

4) Tenaga pembimbing, tenaga pendamping dan Pembina di KBIHU NW

Lombok Tengah sangat disiplin dalam membimbing dan membinaan calon

jama’ahnya, hal itu disebakan karena selalu memperhatikan apa yang yang

menjadi kebutuhan calon jama’ahnya pada saat proses pembimbingan dan

pembinaan.

5) KBIHU NW Lombok Tengah memiliki kepercayaan dari jama’ah yang

dibimbing dan masih dibimbing. Hal itu menjadi salah satu peluang bagi

KBIHU NW Lombok Tengah karena kapercayaan dari jama’ah itu

merupakan asset yang tidak dapat bisa dibeli dengan apapun.

6) Pengalaman kerja, membimbing dan membina, KBIHU NW Lombok

Tengah sudah berdiri dari tahun 2005 sampai sekarang dan sudah

melakukan pembinaan dan pembimbingan jama’ah haji cukup lama yang

dulunya menjadi treval haji dan umrah.

 Tantangan

Tantangan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

101
1) Akan selalu berkomitmen untuk meningkatkan manajemen pelayanan

kepada jama’ah supaya masyarakat tidak ragu dengan KBIHU NW Lombok

Tengah.

2) Menyakinkan masyarakat atau jama’ah bawah dalam penyampian materi

manasik haji dan umrah, itu sudah sesuai dengan yang ada di tanah suci

Makkah dan materinya sudah sesuai dengan perkebangan infrastruktur yang

ada di Arab Saudi.

3) Kemudian lebih memperhatikan untuk memajukan sarana dan prasarana

untuk praktik manasik haji dan umrah,

4) Serta Membuat terobosan-terobosan baru dalam merekrut jama’ah calon haji

dan umrah kedepannya

5) Dan jama’ah yang sulit diatur oleh pihak KBIHU NW Lombok Tengah

6) Dan kondisi ekonomi masyarakat atau jama’ah yang tidak selalu sama.

B. Saran-Saran

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa Manajemen pelayanan

manasik haji dan umrah di KBIHU NW Lombok Tengah peneliti memberikan beberapa

saran yaitu:

1. Manajemen yang telah diterapkan KBIHU NW Lombok Tengah lebih ditingkatkan lagi

untuk menjaga kepercayaan dan kenyamanan jama’ah.

2. Selain itu, pihak KBIHU sering-sering memperhatian khusus terhadap jama’ah yang

memiliki jejang pendidikan rendah.

3. Serta memberikan perhatian khusus juga terhadap jama’ah yang usia lanjut supaya

mereka kenikmatan dalam beribadah kepada Allah SWT.

102
4. Sebaiknya KBIHU NW Lombok Tengah lebih memperhatian dan peduli terhadap

jama’ah supaya jama’ah makin percaya terhadap KBIHU. Sehigga masyarakat banyak

mendaftarkan dirinya melalui lembaga KBIHU terutama ke lembaga KBIHU NW

Lombok Tengah.

5. Koordinasi antar pengurus dengan jama’ah lebih diintensifkan lagi, agar sifat

kekeluargaan semakin tumbuh, sehingga proses pembinaan dapat berjalan dengan

lancar, sesuai yang diharapkan, kemudian hubungan silaturahi bisa terjalin hingga

terbentuklah hasil kerja yang maximal dan baik.

6. Kegiatan ataupun program-program pembinaan jama’ah semakin beragam lagi, agar

semakin banyak manfaat yang bisa di ambil oleh pengurus, jama’ah, dan masyarakat

luas.

7. Meningkatkan pembangunan di bidang sarana dan prasarana manasik haji dan umrah,

agar para jamaah merasa lebih nyaman dalam menerima materi, beribada dan nyaman

selama proses pelaksanaan pembinaan manasik haji dan umrah.

103
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Achmad Nidjam dan Alatif Hanan, Manajemen Haji: Studi Kasus dan Telaah Implementasi
Knowledge Workers, (Jakarta: Nizam Press, 2004)

A. Tabrani Rusyan, Dsiplin Berhaji Menuju Haji Mabrur, (Bandung: Yrama Rusyan, 2017).

Ahcmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji (Jakarta: Cet; 4, PT Media Cita, 2006).

Azhar Arsyad, Pokok-Pokok Manajemen, (Yokyakarta: Cet.3, Pustaka Pelajar Offset, 2012).

Asmahwati, Penerapan Fungsi Perencanaan Pada KBIH Bina Umat Dalam Upaya
Peningkatan Kualitas Bimbingan Ibadah Haji¸ (Yokyakarta: Sunan Kalijaga
Yokyakarta, 2008).

Angraini Frista Pratiwi Hatta, Manajemen Travel Haji dan Umrah dalam Merekrut Jama’ah (
Studi Kasus PT Aliyah Perdana Wisata) (Alauddin: UIN Press, 2015)

Ahmad Fadli, Organisasi dan Administrasi (Cet. III; Kediri: Manhalun Nasin Press, 2002).

Abdul Aziz Kustini, Ibadah Haji dalam Sorotan Publik (Persepsi Calon/Jama’ah Haji
tentang Pembimbingan dan Pelayanan Oleh KBIH dan Pemerintah di Indonesia dan
Saudi Arabiah (Jakarta: Puslitbang,2007).

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Cet .I; Jakarta: Kencana, 2007).

Deswandi, Teguh Arif, Panduan Praktis Haji dan Umrah (Jakarta: PT. Alex Media
Kumpotindo, 2009).

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: PT. Syamsil Cipta Media,
1428H/2007 M).

Djufri M. Mangkuto, Panduan Praktis Manasik Haji Sesuai Sunnah Rasulullah SAW (Jakarta:
Cet: III, Sinar Grafika Offset,2009).

Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana,
2008).

Gazali Suyuti, Problematika Pelaksanaan Ibadah Haji, (Makassar: Cet. 1, Alauddin


University Press, 2013).

Husaini Usman dan Pornomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Cet. VI; Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2011 ).

104
Halimi Zuhdy, Sejarah Haji dan Manasik, (Malang:UIN Maliki Press, 2015).

Husaini Usman Poernomo, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 1996).

Imam Syaukani, Manajemen Pelayanan Haji Di Indonesia , (Jakarta: Cet. 1, CV. Prasasti,
2009).

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Bandung: PT. Syamsil Cipta
Media, 1428H/2007 M)

Kelompok Empat Satu, Cara Mudah Naik Haji (Bandung: Cet VI; Penerbit Mizan, 1996).

Kementerian Agama RI, Al-Quran, Tajwid, Dan Terjemahannya (Bogor: PT. Syigma
Examedia Arkanleema, 2007).

Kementerian Agama RI, Tuntunan Praktis Manasik Haji da Umrah ( Jakarta: kemenag,
2012).

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001).

Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Kerta Karya, 1998).

M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Galia Indonesia, 1996).

M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006).

Muhammad Ali Yusni Studi Tentang Pelayanan Haji Di Kota Samarinda (Samarida,
Samarida Press, 2015).

Masrul Huda, Isyubahat Seputar Haji dan Umrah (Solo: Tinta Media Solo, 2012).

M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Haji, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2020).

Nuruddin Shiddiq, Tuntunan Manasik Haji, (Jakarta: Cet. I, T. Syamsil Cipta,2001).

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009).

Nuruddin ‘Itr, Tuntas Memahami Haju dan Umrah (Hukum Segala Hal Tentanh Haji dan Urah,
Tuntunan Praktik Manasik, Doa-doa Mat’sur, dan Ziarah Nabi SAW) (Jakarta: Qalam,
2017).

Pasal 5 UU No. 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, dengan kata pengantar oleh Burhan
Bungin, Edisi Pertama ( Cet. IV; Jakarta: Kencana, 2009).

105
Shoimatur Rohmah, Tingkat Kepuasan Jama’ah KBIH (Studi kasus pada jama’ah haji Tahun
2011 Ar Raudhah Yokyakarta (Yokyakarta: Sunan Kalijaga Yokyakarta Press, 2012)

Said Agil Husin Al Munawar dan Abdul Halim, FIqih Haji, (Jakarta: Ciputas Press,
2003)

Said Agil Husin AlMunawar dan Abdul halim, Fiqih Haji (Jakarta Selatan: Ciputas Press,
2002).

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian ( Bandung: Alfabeta, 2006 ).

Sutriani, Strategi Pemasaran Program Haji Dan Umroh Dalam Meningkatkan Jumlah Jamaah
Pada PT.Muhsinin Tour dan Travel Jempong Mataram, (Mataram: UIN Mataram
Press, 2020)

Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: UGM Press, 1999).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2009).

Tirta Wijaya, Manajemen Pembinaan Jama’ah Haji Pada KBIH Ulul Al Baab Tanggerang
(Jakarta: Syarif Hidayatullah Press, 2011)

UU No 25 Tahun 2009 tentang pelayanan public

Yazid bin abdul qodir jawaz dan Mubarak bin Mahfudh Bamuallim, Panduan Manasik dan
Umrah Berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dan Pemahaman As-Salafush Shalih,
(Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2019).

Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006).

Artikel

eJournal Ilmu Pemerintahan Volume 3, Nomor 1, 2015, h. 328, 20 September 2020.

Journal Ilmu Pemerintahan Volume 3, Nomor 1, 2015, 28 Agustus, 2020.

Web

http//blognatulomboktegah.blogspot.ae//2009/10/kbih-syekh-yusuf-soroti-kandepag-
lomboktengah.html?m=1, 18 September 2020

http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-dan-manfaat-manasik-haji.html,
15 Agustus 2020

106
https://id.wikipedia.org/wiki/Manasik_Haji, 15 September 2020

http://kamusbesarbahasaindonesia/online.web.id/layan, 17 Desember 2020


http://ribuanpengunjung.wordpress.com/2009/12/28/konsep-pelayanan-prima/, 18 Desember
2020

107
LAMPIRAN-LAMPIRAN

108
LAMPIRAN KE 1
RIWAYAT HIDUP

"Moh.NurSya'ban, Dilahirkan di Kabupaten Lombok

Tengah tepatnya di Dusun Bale Montong 2 Desa Kawo

Kecamatan Pujut. tanggal lahir 21 agustus 1989. Anak pertama

dari Drs.TGH ZAIDIN Mashudi dan Hj.Ummi Latifah (Arfah)

Peneliti menyelesaikan pendidikan di MI NW KAWO tahun

pada tahun 2002.

Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan Pendidikan di MTS NW KAWO tahun

2005 kemudian melanjutkan Sekolah di MA NW KAWO pada tahun 2006 dan selesai pada

tahun 2009. Pada tahun 2009 peneliti melanjutkan KULIAH di Universitas Nahdlatul

Wathan (UNW) MATARAM.mengambil jurusan bahasa Indonesia dan sastra. Peneliti

menyelesaikan kuliah strata satu (S1) pada tahun 2013.

Selanjutnya peneliti kuliah lagi di starata satu (S1) di Universitas Islam Negeri

Mataram (UIN MATARAM) 2017 dengan Jurusan Manajemen Dakwah di Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi.

KETERANGAN DIRI
Nama Moh. Nursya'ban
Tempat/Tanggal Lahir Kawo, 21 Maret 1989
Jenis Kelamin laki-laki
Agama Islam
Alamat Dusun Bale Montong 2 Desa Kawo Pujut Lombok Tengah
NTB
Pekerjaan Mahasiswa
NIM 170305026
Jurusan Manajemen Dakwah

109
Semester 9
Tahun Ajaran 2020/2021
Riwayat Pendidikan MI NW Kawo (2002) MTS NW Kawo (2005) MA NW Kawo
(2008)
Riwayat Pekerjaan Wakil Ketua KBIH Al-Masyhudien NW Kawo dan Guru MI
NW Kawo
Riwayat Organisasi  Remaja Masjid Jami'at Taqwa Desa Kawo
 IPMK (Ikatan Pemuda Mahasiswa Kawo)
 Anggota Karang Taruna Desa Kawo
 Wakil Ketua KBIH Al-Masyhudien NW Kawo
 Penggurus Majlis Ta'lim NW Kawo
 Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Al-Masyhudien NW
Kawo

110
LAMPIRAN KE 2

PEDOMAN WAWANCARA

Teks Wawancara

A. Fokus I (Gambaran Umum KBIHU NW Lombok Tengah)

1. latar belakang berdirinya KBIHU NW Lombok Tengah ini?

2. tugas dan kewajiban KBIHU NW Lombok Tengah terhadap calon jamaah

hajinya?

3. visi dan misi serta tujuan KBIHU NW Lombok Tengah?

4. Apa saja Program-program yang dilakukan dalam melakukan bimbingan dan

pembinaan manasik haji dan umrah?

5. Kapan saja Jadwal kegiatan bimbingan manasik haji dan umrah?

B. Fokus II (manajemen pelayanan manasik haji pada KBIHU NW Lombok

Tengah)

1. Langkah-langkah awal yang terapkan sebelum menghadapi jamaah haji?

2. Bagaimana bentuk manajemen pelayanan mansik haji dan umrah?

3. Bagaimana pembuatan jadwal manasik haji dan umrah dilakukan?

4. Bagaimana proses manasik haji dan umrah berlangsung?

5. Siapa-siapa yang ditunjuk sebagai pelaksana manasik haji dan umrah?

6. Apa yang di evaluasi setelah proses bimbingan haji telah selesai?

C. Fokus III (peluang dan tantangan yang dihadapi KBIHU NW Lombok Tengah.

1. Peluang apa saja yang dimiliki KBIHU NW Lombok Tengah dalam pelaksanaan

manasik haji dan umrah?

111
 Apa saja bentuk peluang yang ditimbulkan oleh KBIHU NW Lombok

tengah?

 Dampak peluang yang diberikan kepada masyarakat sekitaran KBIHU

NW Lombok Tengah?

2. Tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan manasik haji dan umrah di

KBIHU NW Lombok Tengah?

 Apa saja tantangan yang dihadapi dalam proses bimbingan manasik haji

dan umrah?

 Dalam meminimalisir tantangan yang ada, apa saja langkah yang

dilakukan oleh KBIHU NW Lombok Tengah?

 Dalam Mengatasi tantangan yang sudah ada apa saja yang dilakukan

oleh KBIHU NW Lombok Tengah?

112
LAMPIRAN KE 3

FOTO WAKTU WAWANCARA DENGAN INFORMAN

113
114
LAMPIRAN KE 4

FOTO KEGIATAN MANASIK HAJI DAN TANAH SUCI MAKKAH

115
LAMPIRAN KE 5

KARTU KONSULTASI SKRIPSI PEMBIMBING 1

116
117
KARTU KONSULTASI SKRIPSI PEMBIMBING 2

118

Anda mungkin juga menyukai