Anda di halaman 1dari 149

i

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KELAS PADA MATA PELAJARAN

PAI KELAS XI DI SMAN 1 PRAYA TENGAH TAHUN AJARAN

2021/2022

Oleh:

Niswatun Aini
NIM 180101111

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2021/2022
ii

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KELAS PADA MATA PELAJARAN

PAI KELAS XI DI SMAN 1 PRAYA TENGAH TAHUN AJARAN

2021/2022

Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram
Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Pendidikan

oleh
Niswatun Aini
NIM 180101111

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM
iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Niswatun Aini, NIM: 180101111 dengan judul ”Implementasi

Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran Pai Kelas XI Di SMAN 1 Praya Tengah

Tahun Ajaran 2021/2022” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal:

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Dr. H Lukman Hakim, M, Pd Dr. Azhar, M. Pd, BI


NIP. 196602151997031001 NIP.198709092019031000
iv

NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram,...............2022
Hal : Ujian Skripsi
Yang Terhormat
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
di Mataram

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.


Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi,
kami berpendapat bahwa skripsi Saudara:
Nama Mahasiswa : Niswatun Aini
NIM : 180101111
Jurusan/Prodi : PAI
Judul : Implementasi Manajemen Kelas Pada Mata
Pelajaran Pai Kelas XI Di SMAN 1 Praya Tengah
Tahun Ajaran 2021/2022

telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar skripsi ini dapat segera di -munaqasyah-kan.

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Dr. H Lukman Hakim, M, Pd Dr. Azhar, M. Pd, BI


NIP. 196602151997031001 NIP.198709092019031000
v

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi oleh: Niswatun Aini, NIM: 180101111 dengan judul “Implementasi

Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran Pai Kelas XI Di SMAN 1 Praya

Tengah Tahun Ajaran 2021/2022” telah dipertahankan di depan dewan

penguji Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Mataram pada tanggal 25 Juni 2020

Dewan Penguji

1. Dr. H Lukman Hakim, M, Pd

(Ketua Sidang/ Pemb 1)

2. Dr. Azhar, M. Pd, BI

(Sekertaris Sidang/ Pem 2)

3.

(Penguji 1)

4.

(Penguji 2)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN MATARAM

Dr. Jumarim
NIP:
vi

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Niswatun Aini
NIM : 180101111
Jurusan : PAI
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini menyatakan bahwa SKRIPSI dengan judul

“Implementasi Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran Pai Kelas XI

Di Sman 1 Praya Tengah Tahun Ajaran 2021/2022” ini secara

keseluruhan adalah hasil skripsi/karya saya sendiri, kecuali pada

bagian-bagian yang dirujuk pada sumbernya. Apabila dikemudian

hari ternyata skripsi ini tidak asli maka saya bersedia dikenakan

sanksi akademis berupa pencabutan hak atas pemakaian gelar

kelulusan maupun sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Mataram, 2022
Saya menyatakan

Niswatun Aini
NIM .180101111
vii

MOTTO

ُ‫ِإ ّن هَّللا َ تَ َعالى يُ ِحبّ ِإ َذا َع ِم َل َأ َح ُد ُك ْم َع َمالً َأ ْن يُ ْتقِنَه‬


Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla suka jika kalian ketika beramal / bekerja
melakukan pekerjaan tersebut dengan itqan (terarah, jelas dan bersungguh-
sungguh.( H.Thabrani)1

1
Imam Bukhari, Kitab Shahih Al Bukhari Jilid 4, (Pustaka As Sunnah: Jakarta,2010), Hlm.253
viii

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah dan


Ibukku yang selalu memberikan support dan terus
mendo’akanku, Kemudian untuk keluarga besar,
orang-orang terdekatku, untuk Sahabat-sahabat
seperjuanganku bersama-sama dalam berbagi
suka dan duka yang tidak bisa kusebutkan satu
persatu, terimakasih atas dukungan dan
motivasinya.”
ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb Alhamdulillah, puji syukur penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufiq serta inayah-

Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik guna memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas

Keguruan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama Islam di Universitas

Islam Negeri Mataram (UIN). Shalawat dan salam senantiasa pula

diperuntukkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang dengan

penuh semangat dan ikhlas berjuang dalam menumbuhkembangkan ajaran

Islam sehingga dapat membimbing umat manusia menuju keimanan dan

keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Manajemen Kelas Pada

Mata Pelajaran Pai Kelas XI Di SMAN 1 Praya Tengah Tahun Ajaran

2021/2022” dapat terselesaikan dengan baik. Dengan selesainya penyusunan

skripsi ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam

memberikan bimbingan, saran-saran dan informasi yang sangat berharga

kepada penulis, terutama kepada:

1. Dr. H Lukman Hakim, M.Pd selaku pembimbing I dan Dr. Azhar, M.Pd,

BI selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, masukan

dan motivasi serta dorongan moril terhadap koreksi secara detail,

sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan.

2. Dr. Jumarim, M.H.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Mataram


x

3. Prof. Dr. H. Masnun, M. Ag Selaku Rektor UIN Mataram.

4. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Mataram yang

telah banyak membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari

kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak

sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya. Akhirnya hanya

kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para

pembaca pada umunya semoga Allah SWT meridhoi dan mencatat sebagai

ibadah disisinya. Amin

Mataram,……2022
Penulis

Niswatun Aini
NIM.180101111
xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................. i

HALAMAN JUDUL..................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..................................................... vi

HALAMAN MOTTO................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... viii

KATA PENGANTAR.................................................................................. ix

DAFTAR ISI................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xv

ABSTRAK………………………………………………………………… xvi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

a) Latar Belakang........................................................................ 1

b) Rumusan Masalah................................................................... 7

c) Tujuan Penelitian.................................................................... 7

d) Manfaat Penelitian.................................................................. 8

e) Ruang Lingkup dan Setting Penelitian................................... 9

f) Telaah Pustaka........................................................................ 11

g) Kerangka Teori....................................................................... 13

1. Manajemen Kelas............................................................ 13
xii

a. Pengertian Manajemen Kelas...................................... 13

b. Fungsi Manajemen pendidikan.................................... 15

c. Prinsip Manajemen Kelas............................................ 16

d. Implementasi Manajemen dalam Pembelajaranan...... 19

2. Pembelajaran PAI............................................................ 21

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam........................... 21

b. Hakikat Belajar Mengajar............................................ 22

c. Pendekatan Dalam Belajar........................................... 23

d. Faktor Keberhasilan Belajar........................................ 23

e. Implementasi Manajemen Kelas Dalam Pembelajaran 26

h) Metode Penelitian...................................................................... 33

i) Sistematika Pembahasan......................................................... 45

j) Kegiatan Penelitian................................................................ 46

BAB II PEMAPARAN DATA.................................................................. 48

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................... 48

1. Sejarah SMAN 1 Praya Tengah......................................... 48

2. Keadaan Guru..................................................................... 52

3. Keadaan Siswa................................................................. 55

4. Keadaan Sarana Prasarana................................................. 56

5. Struktur Organisasi Sekolah............................................... 59

B. Implementasi Manajemen Kelas PAI Kelas XI SMAN 1

Praya Tengah........................................................................... 59

C. Faktor Pendukung dan Penghambat implementasi Manajemen


xiii

Kelas PAI Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah........................... 78

D. Efektifitas Pembelajaran PAI di SMAN 1

Praya Tengah............................................................................ 82

BAB III PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .................................. 95

A. Implementasi Manajemen Kelas PAI Kelas XI SMAN 1

Praya Tengah........................................................................... 95

B. Faktor Pendukung dan Penghambat implementasi Manajemen

Kelas PAI Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah........................... 101

C. Efektifitas Pembelajaran PAI di SMAN 1 Praya Tengah........ 104

BAB IV PENUTUP................................................................................... 110

A. Kesimpulan............................................................................... 110

B. Saran......................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 114

LAMPIRAN.................................................................................................. 119
xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Nama kepala SMAN 1 Praya Tengah........................................... 49

Tabel 2.2: Prestasi akademik dan non akademik yang pernah diraih

SMAN 1 Praya Tengah................................................................. 50

Tabel 2.3: Keadaan guru SMAN 1 Praya Tengah ........................................ 52

Tabel 2.4: Keadaan siswa SMAN 1 Praya Tengah ....................................... 55

Tabel 2.5: Keadaan Sarana SMAN 1 Praya Tengah..................................... 56

Tabel 2.6: Keadaan sarana SMAN 1 Praya Tengah...................................... 57

Tabel 2.7: Daftar Nilai siswa kelas XI Mipa 1.............................................. 86

Tabel 2.8: Daftar Nilai siswa kelas XI Mipa 2.............................................. 87

Tabel 2.9: Daftar Nilai siswa kelas XI Mipa 3.............................................. 89

Tabel 2.10 Daftar Nilai Siswa kelas XI IPS 1............................................... 90

Tabel 2.11 Daftar Nilai Siswa kelas XI Bahasa 1.......................................... 92

Tabel.2.12 kriteria Keberhasilan Proses Pembelajaran Siswa dalam proses

pembelajaran PAI kelas XI SMAN 1 Praya Tengah................... 94

Tabel 2.13 Tentang Hasil Temuan di SMAN 1 Praya Tengah...................... 107


xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi SMAN 1 Praya Tengah............................. 59


xvi

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KELAS PADA MATA PELAJARAN


PAI KELAS XI DI SMAN 1 PRAYA TENGAH TAHUN AJARAN
2021/2022

Oleh:
Niswatun Aini
NIM 180101111

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi
Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran PAI Di SMAN 1 Praya Tengah
Tahun Ajaran 2021/2022, Faktor Penghambat Dan Pendukung
Implementasi Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran PAI di SMAN 1
Praya Tengah dan Untuk mengetahui Efektivitas pembelajaran PAI di
SMAN 1 Praya Tengah tahun pelajaran 2021/2022
Jenis Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif ini bertujuan
untuk mengungkapkan fakta atau keadaan yang terjadi sesungguhnya tanpa
adanya rekayasa. Teknik pengumpulan data merupakan sebuah upaya yang
dilakukan peneliti dalam memperoleh dan mengumpulkan data seperti
teknik observasi, wawancara, dokumentasi. Setelah data terkumpul, langkah
selanjutnya adalah menganalisis data yang sudah terkumpul. Analisis data
yang digunakan berupa analisis kualitatif yang bersifat deskritif, yaitu
analisis berdasarkan data yang diperoleh. Dari analisis data diperoleh hasil
penelitian sebagai berikut: Bentuk Implementasi Manajemen Kelas Pada
Mata Pelajaran PAI Di SMAN 1 Praya Tengah Tahun Ajaran 2021/2022
adalah yang pertama perencanaan dengan menyiapkan perangkat
pembelajaran, kedua pelaksanaan. Faktor pendukung dalam Implementasi
Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran PAI Di SMAN 1 Praya Tengah
adalah terjalinnya koordinasi yang baik antara guru-guru di SMAN 1 Praya
Tengah, adanya perintah dan larangan untuk siswa, keaktifan kepala sekolah
dalam mengontrol perkembangan dari proses pembelajaran yang dilakukan
guru di kelas. Adapun faktor penghambat dalam Implementasi Manajemen
Kelas Pada Mata Pelajaran PAI di SMAN 1 Praya Tengah adalah masih ada
siswa yang tidak mengerjakan PR, adanya siswa yang kurang aktif dalam
proses pembelajaran, dan adanya beberapa siswa yang keluar masuk kelas
dengan berbagai alasan. Pelaksanaan Implementasi Manajemen Kelas Pada
Mata Pelajaran PAI Di SMAN 1 Praya Tengah sudah efektif, hal ini didasari
atas respon yang positif dari siswa dan perubahan yang dialami oleh siswa
seperti siswa merasa bersemangat, siswa merasa termotivasi agar lebih aktif
dalam proses pembelajaran, siswa merasa nyaman dalam proses
pembelajaran
Kata Kunci: Implementasi, Manajemen Kelas, Pembelajaran PAI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah ialah suatu lembaga yang bersifat kompleks dan unik,

dikatakan bersifat kompleks sebab ia berada pada satu tatanan sistem yang

rumit dan saling berhubungan satu sama lain, sedangkan bersifat unik

karena ia mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh

organisasi lain yaitu sebagai tempat berkumpulnya guru dan siswa. untuk

kemudian mengadakan kegiatan belajar mengajar yang terencana dan

terorganisasi. Sekolah sebagai suatu sistem mempunyai tiga aspek pokok

yang sangat berkaitan erat dengan mutu sekolah, yakni proses belajar

mengajar, kepemimpinan dan manajemen sekolah. Sekolah

bertanggungjawab terhadap peningkatan mutu pendidikan sehingga

dibutuhkan perubahan tata nilai, baik pada tatanan manajemen sekolah

maupun pada sistem pembelajarannya.2 Oleh karena itu sebuah sekolah

harus dikelola menggunakan manajemen yg baik.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dibutuhkan peningkatan dan

penyempurnaan pendidikan, yang berkaitan erat dengan peningkatan mutu

proses belajar mengajar secara operasional yang berlangsung di dalam

kelas. Oleh sebab itu, dibutuhkan manajemen kelas yang baik sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai. Karena itu, manajemen kelas

2
Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2004), hal. 291.

1
2

memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar

mengajar. Manajemen kelas menurut Sunaryo ialah masalah tingkah laku

yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk membentuk dan

mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa, sehingga siswa bisa

mencapai tujuan pengajaran secara efisien serta memungkinkan mereka

bisa belajar.3

Manajemen kelas merupakan salah satu keterampilan yang

dibutuhkan pengajar untuk memahami, mendiagnosis, membuat

keputusan, dan mengambil tindakan untuk meningkatkan lingkungan

belajar yang aktif.4 Manajemen kelas merupakan salah satu tugas seorang

guru yang tidak akan ditinggalkan. Guru selalu mengelola kelas ketika

menjalankan tugas mengajarnya. Manajemen kelas dirancang untuk

menciptakan lingkungan belajar yang mendukung bagi siswa untuk

mencapai tujuan belajar mereka secara efektif dan efisien. Ketika kelas

terganggu, guru berusaha untuk mengembalikannya agar tidak menjadi

penghambat dalam proses belajar mengajarnya.5

Kaitannya dengan uraian di atas, dalam al Qur’an surah An-Nahl:

125, dijelaskan bahwa:

‫ك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس ۗ ُن‬
َ ِّ‫ع اِ ٰلى َسبِ ْي ِل َرب‬
ُ ‫اُ ْد‬
َ‫ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ٖه َوهُ َو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد ْين‬
َ ‫اِ َّن َربَّكَ هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬

3
Sunaryo, Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (Malang: IKIP Malang,
1989), hlm. 62
4
Mulyadi, Classroom management: Mewujudkan suasana kelas yang menyenangkan bagi
siswa, (Malang: UIN-Maliki Press, 2009), h.4
5
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014),
h.174.
3

Artinya, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk.” (QS.An-Nahl [16]:125).6

Manajemen kelas bukanlah hal yang mudah dijalankan. Jangankan

bagi guru yang baru terjun ke dalam dinia pendidikan, bagi guru yang suda

profesionalpun sudah pernah merasakan kesulitan dalam mengelola kelas.

Namun seorang guru tidak pernah merasa bosan ataupun menyerah dalam

pengelolaan kelas. Kegagalan seorang pengajar untuk memenuhi tujuan

instruksional sejalan dengan ketidakmampuan guru untuk mengelola kelas.

Indikator kegagalan ini merupakan kinerja siswa yang buruk tidak

memenuhi standar atau batas ukuran yang ditetapkan. Oleh karena itu,

pengelolaan kelas adalah kompetensi guru yang sangat krusial yang wajib

dimiliki pengajar sebagai bagian dari kesuksesan dari proses pembelajaran.

Persoalan tingkah laku peserta didik yang tidak sinkron mengakibatkan

beberapa permasalahan dalam manajemen kelas.

Sedangkan beberapa sumber masalah yang datangnya berasal dari

guru contohnya, karena pikiran guru yang sedang kulut, banyaknya

pekerjaan yang dilakukan dalam waktu bersamaan, daya introspeksi yang

kurang terhdap penampilan fisik, gaya mengajar, serta tidak bisa

mengendalikan perasaan. Persoalan yang berkaitan dengan pengelolaan

kelas tidak akan pernah selesai. Bahkan semaikin bertambah, semakin sulit

dan bervarisi. Oleh sebab itu, khusus untuk melakukan refleksi atau

6
Faizal Djabidi, Manajemen Pengelolaan Kela, (Malang:Madani, 2017), 73
4

perbuatan guru, masing-masing guru bisa membuat daftar penemuan

masalah manajemen kelas. Kemudian dijdikan sebagai bahan diskusi kelas

untuk dicari solusi dan pemecahan dari masalah tersebut. Untuk

menghindari munculnya perilaku timbulnya tingkah laku peserta didik

akan menghambat jalannya kegiatan pembelajaran, guru berusaha

mengelola potensi kelas, fokus terhadap siswa, mengerti mereka secara

perorangan serta memberikan layanan yang tertentu sebagai bentuk

dorongan dari pihak sekolah. Usaha-usaha tersebut merupakan perjuangan

untuk membuat kondisi belajar yang efisien, memaksimalkan serta

menyenangkan supaya pembelajaran bisa berjalan dengan baik, sehingga

tujuan dari pembelajaran bisa tercapai.

Aktivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI

SMAN 1 Praya Tengah ditengah pandemi covid-19 mengalami perubahan

yang signifikan. SMAN 1 Praya Tengah melakukan pemangkasan dari

semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran PAI. Pembelajaran PAI di

SMAN 1 Praya Tengah yang mulanya 3 jam dipangkas menjadi dua jam,

perjam 30 menit, jadi siswa hanya belajar 60 menit tiap minggunya.7

Waktu yang sedikit dan pokok bahasan yang berbagai macam tujuan serta

fungsinya, dari itu guru PAI kelas XI SMAN 1 Praya Tengah

mengusahakan pembelajaran yang terstruktur sehingga pembelajaran dapat

berjalan dengan maksimal dan menggembirakan.8

7
Eka Nurlanti, Wawancara, Siswa Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah, 17 Desember 2021
8
Bq. Femi, Wawancara, Guru PAI kelas XI SMAN 1 Praya Tengah, tanggal 17 Desember
2021
5

Seperti yang dijelaskan oleh Bapak H.M.Amrullah, M.M, selaku

kepala sekolah SMAN 1 Praya Tengah bahwa pengelolaan kelas dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat penting dan mendasar,

karena pembelajaran yang baik di dalam kelas tergantung pada

pengelolaan kelas, yaitu dengan adanya dukungan sarana dan prasarana

yang memadai, sehingga pendidik juga harus memiliki kompetensi dan

kemampuan mengelola ruang dalam proses pembelajaran, yaitu cara

mengatur siswa agar proses pembelajaran berjalan lancar.9

Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMAN 1 Praya Tengah,

dalam proses pembelajaran PAI kelas XI, bahwa manajemen kelas sudah

diterapkan oleh pendidik untuk mengkondisikan kelas agar tetap kondusif,

salah satunya ialah dengan berdo’a sebelum pelajaran dimulai. Keadaan

dikelas terlihat bahwa penataan tempat duduk peserta didik tidak berubah

atau bervariasi, volume dan intonasi suara pendidik terdengar oleh seluruh

peserta didik dikelas, tutur kata pendidik santun dan mudah mengerti, guru

menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan siswa. Namun

disisi lain ada beberapa siswa yang berbicara dengan siswa lainnya saat

proses pembelajaran berlangsung, selain itu beberapa siswa duduk

berpindah-pindah, guru tidak membeba-bedakan siswanya berdasarkan

asalnya, guru menghormati argument dari siswa, guru berpenampilan

dengan baik, silabus telah di jelaskan di awal semester, terkadang guru

datang terlambat saat proses pembelajaran.10 Berdasarkan keadaan tersebut


9
Observasi, H.M Amrullah, Wawancara, Kepala SMAN 1 Praya Tengah, tanggal 17
Desember 2021
10
Observasi, SMAN 1 Praya Tengah tanggal 17 Desember 2021
6

menunjukan bahwa kelas masih kurang kondusif ketika proses

pembelajaran PAI berlangsung.

Berkaitan dengan masalah tersebut sesuai dengan yang

diungkapkan ibu Bq. Femi, selaku pendidik PAI kelas XI SMAN 1 Praya

Tengah yang menerangkan bahwa dalam proses pembelajaran

berlangsung, adanya tingkah laku siswa yang mengganggu jalannya proses

pembelajaran seperti berbicara dengan temannya yang lain saat guru

menjelaskan pelajaran, tidak merubah posisi duduk siswa karena untuk

pelajaran PAI hanya satu pertemuan dalam seminggu, siswa kurang

memerhatikan guru saat menjelaskan materi, sehingga pembelajaran

menjadi kurang efektif.11

Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik untuk melaksanakan

penelitian skripsi dengan judul: “Implementasi Manajemen Kelas Pada

Mata Pelajaran PAI Di SMAN 1 Praya Tengah Tahun Ajaran 2021/2022.

Penelitian ini sangat penting dilakukan karena peneliti bisa mengetahui

sejauh mana Implementasi Manajemen Kelas pada Mata Pelajaran PAI di

SMAN 1 Praya Tengah Siswa. Mengetahui apa saja faktor penghambat

dan pendukung Implementasi Manajemen Kelas Mata Pelajaran PAI di

SMAN 1 Praya Tengah. Serta bagaimana efektivitas pembelajaran PAI di

SMAN 1 Praya Tengah.

B. Rumusan Masalah

11
Bq. Femi, Wawancara, Guru PAI kelas XI SMAN 1 Praya Tengah, tanggal 17 Desember
2021
7

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas

maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Implementasi Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran PAI

Di SMAN 1 Praya Tengah Tahun Ajaran 2021/2022?

2. Apa Saja Faktor Penghambat Dan Pendukung Implementasi

Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran PAI di SMAN 1 Praya Tengah?

3. Bagaimana Efektivitas pembelajaran PAI di SMAN 1 Praya Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

a. Untuk mengetahui Implementasi Manajemen Kelas Mata Pelajaran

PAI Di SMAN 1 Praya Tengah Tahun Ajaran 2021/2022

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Implementasi

Manajemen Kelas Mata Pelajaran PAI Di SMAN 1 Praya Tengah

Tahun Ajaran 2021/2022

c. Untuk mengetahui Efektivitas pembelajaran PAI di SMAN 1 Praya

Tengah.

D. Manfaat Penelitian
8

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka

penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Manfaat secara Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

yaitu:

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang

Manajemen Kelas Mata Pelajaran PAI, untuk penulis, badan

pendidikan, dan masyarakat luas pada umumnya.

2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi Manajemen Kelas Mata Pelajaran PAI di sekolah menengah

atas yang terus berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan

sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa.

3) Penelitian ini diharapkan dapat Sebagai pijakan dan referensi pada

penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

Manajemen Kelas Mata Pelajaran PAI serta menjadi bahan kajian

lebih lanjut.

b. Manfaat secara Praktis

Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi guru, sekolah, orang

tua, siswa, dan peneliti lainnya.

1) Bagi Peneliti, merupakan sarana untuk belajar dan menuangkan pikiran

dan gagasan serta untuk menambah pengetahuan, wawasan dan


9

pengalaman di bidang penelitian serta pengetahuan tentang Manajemen

Kelas Mata Pelajaran PAI

2) Bagi Sekolah, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

kontribusi positif bagi pihak sekolah, khususnya bagi pihak SMAN 1

Praya Tengah untuk mengetahui peran guru pai dalam membentuk

kepribadiaan siswa

3) Bagi Fakultas Tarbiyah dan Tadris, diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan informasi ilmiah dan dapat dijadikan referensi bagi

mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Tadris, khususnya program studi

Pendidikan Agama Islam UIN Mataram untuk melakuakan penelitian

selanjutnya.

E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang lingkup penelitian

Untuk memperjelas masalah yang dibahas dalam penelitian ini

supaya tidak terjadi pembahasan yang meluas dan menyimpang dari

fokus penelitian, maka perlu dikemukakan ruang lingkup dari

Implementasi Manajemen Kelas pada Mata Pelajaran PAI siswa kelas

XI di SMAN 1 Praya Tengah. Adapun ruang lingkup permasalah yang

dibahas dalam penelitian ini yaitu Implementasi Manajemen Kelas

Mata Pelajaran PAI, faktor pendukung dan penghambat Implementasi

Manajemen Kelas Mata Pelajaran PAI serta bagaimana efektivitas

pembelajaran PAI. Supaya lebih fokus penelitian dapat merincikan

sebagai berikut:
10

a. Peneliti hanya memfokuskan disatu tempat yaitu kelas XI SMAN 1

Praya Tengah

b. Implementasi Manajemen Kelas pada Mata Pelajaran PAI

c. Faktor pendukung dan faktor penghambat Implementasi Manajemen

Kelas Mata Pelajaran PAI

d. Pencapaian hasil belajar pada pelajaran PAI kelas XI SMAN 1

Praya Tengah.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Desa Pengadang,

Kecamatan Praya Tengah, adapun penulis memilih lokasi ini sebagai

tempat peneliti karena didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu

unsur keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dilihat dari

segi tenaga, maupun dana dari segi efesiensi waktu, selain itu lokasi ini

dipilih karena SMAN 1 Praya Tengah ini merupakan sekolah yang

maju dan sekolah favorit di desa Pengadang, kecamatan Praya Tengah,

hal ini bisa dilihat dari antusias anak desa Pengadang untuk masuk di

SMAN 1 Praya Tengah.

F. Telaah Pustaka
11

Selain mengumpulkan informasi dari buku yang memiliki kaitan

Implementasi Manajemen Kelas Mata Pelajaran PAI di SMAN 1 Praya

Tengah Tahun Ajaran 2021/2022, peneliti juga menggali informasi dari

skripsi dan jurnal terdahulu agar dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan

yang membahas permasalahan yang serupa maka dari itu peneliti

melakukan telaah pustaka mengenai beberapa tema yang diangkat

diantaranya adalah :

Nama Judul dan


No Hasil penelitian Persamaan dan perbedaan
Tahun
1. Rudi Herwanto, Dari penelitian tersebut Adapun letak persamaannya
menulis skripsi menunjukkan bahwa: adalah sama-sama melakukan
yang BerjudulImplementasi manajemen penelitian yang berkaitan
“implementasi kelas dalam meningkatkan dengan Manajemen Kelas,
manajemen kelas proses belajar mengajar PAI di sementara perbedaan antara
dalam MTsN Turen Malang adalah: penelitian sekarang adalah
meningkatkan a). Perencanaan: yaitu penelitian sekarang lebih
proses belajar
menyusun perangkat fokus pada implementasi
mengajar PAI di pembelajaran serta instrument- manajeman pada pelajaran
MTsN Tureninstrumen, 2). Faktor PAI, sedangkan penelitian
Malang tahunpenghambat dalam proses terdahulu lebih pada peran
2015” pembelajaran yaitu siswa dan dari manajemen kelas dalam
lingkungan, sedang factor meningkatkan proses belajar
pendukungnya yaitu mengajar PAI.12
ketersediaan sarana dan
prasarana yang memadai, 3).
Menggunakan metode yang
tepat dan bervariasi, dan
pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan personal
dan pendekatan hati.
2. Ana Karmila, Hasil penelitian tersebut Adapun letak persamaannya
“Implementasi menunjukkan bahwa: 1) adalah sama-sama melakukan
Manajemen Implementasi manajemen penelitian yang berkaitan

12
Rudi Herwanto, “Implementasi Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Proses Belajar
Mengajar Pendidikan Agama Islam di madrasah Tsanawiyah Negeri Turen Malang, (Skripsi, FTK
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, 2015).
12

Kelas Dalam kelas pada pembelajaran PAI dengan Manajemen Kelas,


Proses di SMPN 18 Bandar lampung sementara perbedaan antara
Pembelajaran Pai adalah: a). Mengatur siswa, b). penelitian sekarang adalah
Di SMPN 18 Mengatur fasilitas. 2). Faktor penelitian sekarang lebih
Bandar Lampung penghambat manajemen kelas fokus pada implementasi
adalah: a). kekurangsadaran manajeman pada pelajaran
dari peserta didik, b). fasilitas PAI, sedangkan penelitian
yang kurang memadai. terdahulu lebih pada peran
dari manajemen kelas dalam
meningkatkan proses belajar
mengajar PAI.13

3. Sititis Wuriana, Penelitian Tersebut Adapun letak persamaannya


dalam Penulisan Menghasilkan Kesimpulan: 1). adalah sama-sama melakukan
Skripsinya yang Manjemen Kelas Dalam penelitian yang berkaitan
berjudul Peningkatan Efektivitas dengan Manajemen Kelas,
“implementasi Pembelajaran PAI Sudah sementara perbedaan antara
manajemen kelas Berjalan Lancar. Namun Tidak penelitian sekarang adalah
dalam Sepenuhnya. Sebab, Adanya penelitian sekarang lebih
meningkatkan Permasalahan Dari Siswa fokus pada implementasi
efektivitas Yang Mengganggu Proses manajeman pada pelajaran
pembelajaran Pembelajaran, Serta PAI, sedangkan penelitian
PAI kelas X di Evaluasinya Hanya Sampai terdahulu lebih pada
SMK Negeri 6 Batas Ketuntasan Belajar, implementasi manajemen
Yogyakarta tahun 2).Upaya Yang Dilakukan kelas dalam meningkatkan
2013 Dalam Meningkatkan efektifitas pembelajaran
Pembelajaran Yaitu Dengan PAI.14
Menggunakan Pendekatan
Kekuasaan Dan Ancaman.
Untuk pendekatan dalam
pengelolaan kelas tidak
selamanya bisa diterapkan oleh
pendidik.

G. Kerangka Teori

13
Ana Karmila, “Implementasi Manajemen Kelas Dalam Proses Pembelajaran Pai Di
SMPN 18 Bandar Lampung, (Skripsi, FTK UIN Raden Intan Lampung, Lampung)
14
Sititis Wuriana, “Implementasi Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektivitas
Pembelajaran PAI Kelas X di SMK Negeri 6 Yogyakarta, (Skripsi, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Yogyakarta, 2013)
13

1. Manajemen Kelas

a. Pengertian Manajemen Kelas

Menurut Dadang Suhardan, pengelolaan kelas adalah

menciptakan suasana pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan

menyenangkan yang memotivasi siswa untuk belajar dengan baik

sesuai dengan kemampuannya. Atau, manajemen kelas adalah upaya

sadar untuk mengatur secara sistematis kegiatan proses belajar

mengajar. Usaha sadar mengarah pada penyiapan bahan ajar,

penyiapan bahan dan alat, penempatan ruang belajar, serta realisasi dan

waktu keadaan kegiatan pembelajaran. Sehingga pembelajaran berjalan

dengan efektif dan tujuan pembelajaran bisa terpenuhi.15

Manajemen kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-

macam kegiatan belajar siswa yang berlangsung pada lingkungan

sosial, emosional, dan intelektual anak dalam kelas menjadi sebuah

lingkungan belajar dan bekerja, mampu mencapai keadaan kelas yang

memuaskan, kedisiplinan, aman dan bersemangat, hingga adanya

perkembangan pemikiran, sifat dan sikap serta apresiasi pada siswa.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah pengelolaan kelas merupakan

kewajiban seorang guru yang harus dijalankan. Seorang pendidik

memimpin kelas saat menjalankan kewajibannya. Manajemen kelas

dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung

15
Dadang Suhardan dkk, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 106
14

bagi siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan

efisien.16

Menurut Bambang Warsito, kriteria pembelajaran wajib

diketahui oleh seorang pendidik adalah sebagai berikut:

1) Bersikap baik kepada siswa

2) Berkomunikasi yang efektif

3) Menguasai topic pembelajaran serta antusias

4) Mengorganisasikan pembelajaran

5) Memberikan penilaian yang adil

6) Fleksibilitas dalam melakukan pendekatan.17

Manajemen kelas sangat tidak mudah untuk dijalankan.

Dengan keberagaman perilaku siswa dalam pengelolaan kelas dapat

menimbulkan masalah. Menurut Made Pidarta, permasalahan

manajemen kelas yang berkaitan dengan tingkah laku peserta didik

adalah:

1) Adanya kelompok-kelompok, klik-klik, konflik gender, kerangka

kesatuan.

2) Dalam kerja kelompok tidak ada standar perilaku, misalnya,

kebisingan-kebisingan, berjalan di sana-sini, dan sebagainya.

3) Sikap negative terhadap anggota kelompok, misalnya rebut,

bermusuhan, mengucilkan, merendahkan martabat kelompok, dan

sebagainya.
16
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2014), hlm. 174
17
Bambang Warsito, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: Rineka Cipta, 2008), h. 265
15

4) Sikap toleransi terhadap kekeliruan-kekeliruan temannya.

5) Mudah merasa terganggu dan bereaksi negatif.

6) Bermoral kurang, bermusuhan.

7) Ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan kondisi yang berbeda-

beda, misalnya penambahan tugas, teman barukondisi baru, dan lain-

lain.18

Dengan hal tersebut, bisa kita simpulkan bahwa pengelolaan

kelas adalah semua upaya yang ditujukan untuk menciptakan proses

pembelajaran yang menyenangkan dan menarik, dan bisa

menginspirasi peserta didik supaya belajar dengan baik sesuai dengan

bakatnya, sehingga memudahkan siswa mengerti topik pembelajaran

yang disampaikan oleh pendidik.

b. Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan

Adapun terdapat beberapa fungsi dari manajemen pendidikan

ini adalah sebagai berikut:

1) Planning (perencanaan) Perencanaan adalah menentukan segala

usaha agar tercapainya suatutujuan yang diharapkan. Menurut

Stoner, planning adalah penepatan tujuan dan usaha yang akan

dijalankan tujuan bisa tercapai.

2) Organizing (organisasi) Organisasi adalah kerjasama antara dua

orang atau lebih secara sistematis agar tercapai tujuan tertentu.

Pengorganisasian adalah proses menghubungkan peserta ke

organisasi tertentu dan mengintegrasikan tugas dan fungsi mereka


18
Khusnul Wardan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta:CV Budi Utama, 2019), hlm.35
16

dalam organisasi. Dalam proses pengorganisasian, pembagian

tugas, wewenang, dan tanggung jawab dilaksanakan secara khusus

sesuai dengan bagian dan bidangnya masing-masing untuk

menciptakan hubungan yang sinergik, koperatif, dan harmonis

dalam melaksanakan tugas sesuai target yang telah disepakati.

3) Actuating (penggerak). Pengimplementasian rencana ke dalam

bentuk perbuatan tertentu sesuai dengan keahlian dan proporsinya

pada kegiatan yang diarahkan pada tujuan yang sudah ditetapkan.

4) Controling (pengawasan) Pengawasan merupakan salah satu fungsi

manajemen berupa evaluasi, melakukan pemeriksaan terkait semua

kegiatan. Pengawasan meliputi pengkajian dan pengawasan agar

semua pekerjaan dilakukan dengan benar serta sesuai dengan

aturan yang telah ditetapkan.19

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengelolaan kelas

adalah untuk meningkatkan suatu pembelajaran. mutu pembelajaran

akan tercapai, jika tercapainya tujuan pembelajaran.

c. Prinsip-prinsip Manajemen Kelas

Pada Buku Strategi Belajar Mengajar, Syaiful Bahri Djamarah

dan Azwan Zain menyatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen kelas

dapat digunakan untuk meminimalkan masalah dan kebingungan

manajemen kelas. Prinsip-prinsip manajemen kelas adalah sebagai

berikut:

19
8 Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 20
17

1) Hangat dan Antusias. Sifat hangat dan antusias guru sangat

diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Sifat hangat seorang guru

selalu menunjukkan antusias pada kewajibannya atau dalam

aktivitasnya akan berhasil mengimplementasikan manajemen kelas.

2) Tantangan penggunaan, kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-

bahan yang menantang akan membuat siswa menjadi lebih

tertantang dan mampu meningkatkan gairah belajar siswa sehingga

dapat mengurangi penyimpangan perilaku siswa.

3) Bervariasi. Penggunaan alat, media dan alat bantu yang beragam,

gaya mengajar guru, dan pola interaksi antara guru dan siswa

mengurangi gangguan dan meningkatkan perhatian siswa. Apalagi

jika penggunaannya berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan saat

itu. Keanekaragaman saat menggunakan di atas adalah kunci untuk

manajemen kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

4) Keluwesan, fleksibilitas atau keluwesan perilaku untuk mengubah

strategi mengajar guru, dapat mencegah kemungkinan intervensi

siswa dan menciptakan lingkungan belajar-mengajar yang efektif.

Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan

seperti keributan anak didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan

tugas, dan sebagainya.

5) Menekankan pada hal-hal yang positif. Secara umum guru

hendaknya menekankan hal-hal yang positif dalam mendidik dan

membesarkan anak dan menghindari pemuatan perhatian siswa


18

pada hal-hal negatif. Penekanan ini dapat dilakukan melalui

penguatan aktif dan penyadaran guru serta menghindari kesalahan

yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.

6) Menumbuhkan kedisiplinan. Tujuan akhir pendidikan adalah agar

siswa menambah kedisiplinan. Oleh sebab itu, pendidik selalu

mendukung siswa untuk melatih disiplin diri dan pemenuhan

tanggung jawab. Jadi jika Anda ingin siswa Anda melatih

semuanya, guru harus melatih semuanya. Jadi, guru harus disiplin

dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam

segala hal.20

Keakraban guru, pola interaksi, cara kerja yang menantang,

keragaman belajar, keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah

stategi pendidikan, penekanan guru pada perilaku siswa yang

positif, dan keteladanan guru merupakan modal awal dalam

penanaman disiplin diri pada siswa yang dapat mengurangi

kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang, dan

menambah menarik perhatian anak didik. Prinsip-prinsip

pengelolaan kelas ini merupakan konsep-konsep yang diterapkan

dalam proses belajar mengajar.

d. Implementasi Manajemen dalam Belajar Mengajar

Tugas dan peran guru dalam implementasi manajemen

pengelolaan proses pembelajaran sebagai berikut:

20
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2014), h. 185-186
19

1) Perencanaan

1) Kapan, apa, dan bagaimana hal itu dilakukan.

2) Batasi tujuan dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk

mencapai hasil yang sempurna dengan adanya target.

3) Memikirkan solusi yang lain sebagai alternative.

4) Pengumpulan dan analisis informasi.

5) Mendiskusikan segala sesuatu yang akan dijalankan.

2) Pengorganisasian

a) Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan tenaga kerja yang di

perlukan untuk menyusun kerangka yang efisien dalam

melaksanakan rencana-rencana melalui proses penetapan

kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan.

b) Membentuk struktur organisasi.

c) Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi

d) Merumuskan, menetapkan metode dan prosedur.

e) Menentukan, dan mengadakan pelatihan ketenagakerjaan,

dan menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan.

3) Pengarahan

a) Membuat susunan waktu dan biaya secara detail.

b) Menjelaskan rencana dan mengambil keputusan.

c) Memberikan perintah-perintah yang jelas.

d) Memotivasi, membimbing dan menjalankan surpervisi.

4) Pengawasan
20

a) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.

b) Melaporkan ketidaksesuaian dan merumuskan serta

menyusun standar-standar dan sasaran-sasaran tindak

korensi.

c) Mengevaluasi pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi

terhadap penyimpangan-penyimpangan.

Adapun keterampilan dalam pengembangan kondisi belajar

meliputi:

a) Modifikasi tingkah laku. Modifikasi tingkah laku adalah

menyesuaikan bentuk-bentuk tingkah laku kedalam tuntunan

kegiatan pembelajaran sehingga tidak muncul pada peserta

didik tentang peniruan perilaku kurang baik.

b) Pengelolaan kelompok. Kelompok belajar di kelas

merupakan bagian dari pencapaian tujuan pembelajaran dan

strategi yang diterapkan oleh guru.

c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang

menimbulkan masalah. Permasalahan memiliki sifat akan

selalu ada (perennial) dan memberikan efek berkelanjutan

(nurturan effect), oleh karena itu permasalahan akan muncul

di dalam kelas, yang berkaitan dengan interaksi dan akan

diikuti oleh dampak pengiring yang besar bila tidak

diselesaikan secepatnya. Guru harus dapat mendeteksi

permasalahan yng muncul serta secepatnya mampu


21

mengambil langkah-langkah penyelesaian, sehingga

permasalahan tersebut akan diatasi.21

2. Pembelajaran PAI

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Sajjad Husain dan Syed Ali Asraf dalam buku

yang ditulis oleh Sri Minarti mendefinisikan pendidikan Islam

sebagai “pendidikan yang melatih emosi siswa dengan cara tertentu

sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan, dan pendekatan

terhadap semua jenis pengetahuan sangat dipengaruhi oleh nilai-

nilai spiritual dan sadar akan nilai etis islam.22 Sedangkan menurut

Zakiya Dragat, yang dikutip oleh Abdul Majid, pendidikan Islam

diartikan sebagai "upaya mendidik dan membina peserta didik agar

mereka selalu dapat memahami ajaran Islam secara utuh".23

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpukan bahwa terdapat

persamaan secara rinci yaitu pendidikan agama Islam adalah

bimbingan yang dilakukan oleh seseorang yang sudah dewasa ke

peserta didik yang masih dalam masa pertumbuhan agar memiliki

kepribadian Muslim.

Dari perbedaan pendapat tersebut dapat dipaparkan bahwa

adanya titik persamaan secara ringkas yaitu pendidikan agama

Islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa

21
Euis Karwati dan Donni Joni Priansa, Manajemen Kelas Guru Profesional yang
Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan, dan Berprestasi, (Bandung: ALFABETA, 2015), H. 32-34
22
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2013), h. 26.
23
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi
Kurikulum 2004 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 13
22

kepada terdidik pada masa pertumbuhannya supaya dia

mempunyai kepribadian Muslim.

b. Hakikat Belajar Mengajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar

mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Artinya berhasil

tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada

bagaimana proses pendidikan dan pembelajaran dirancang dan

dilaksanakan secara profesional. Setiap kegiatan belajar mengajar

selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai

pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain

secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan anak

sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati

kondisi belajar yang diciptakan guru. Perpaduan kedua unsur manusia

tersebut mengarah pada interaksi pedagogis melalui penggunaan bahan

ajar sebagai medianya. Pada kegiatan belajar mengajar, guru dan murid

saling mempengaruhi dan memberi masukan. Karena itulah kegiatan

belajar mengajar harus merupakan aktivitas yang hidup, sarat nilai dan

senantiasa memiliki tujuan.24

Wattuba dan Wright menyimpulkan indikator yang

menunjukan pembelajaran yang efektif, yaitu:

1) Pengorganisasian materi dengan baik.

2) Komunikasi secara efektif.

24
Baiq Rohiyatun, Sri Erni Mulyani, Hubungan Prosedur Manajemen Kelas Dengan
Kelancaran Proses Belajar MengajaR, Jurnal Pendidikan Mandala, Vol. 2 No. 2, 2017, Hlm.93
23

3) Penguasaan dan antusiasme terhadap mata pelajaran.

4) Sikap positif terhadap siswa.

5) Adil dalam arti penilaian.

6) Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran.25

c. Pendekatan Dalam Belajar

Seorang guru yang memandang siswa sebagai individu yang

berbeda dengan siswa lainnya akan berbeda dengan guru yang

memandang siswa sebagai mahluk yang sama dan tidak ada perbedaan

dalam segala hal. Oleh karena itu, penting untuk mengoreksi

kesalahpahaman ketika menilai siswa. Sebaliknya guru memandang

anak didik sebagai individu dengan segala perbedaan, sehingga mudah

melakukan pendekatan dalam pengajaran. Ada beberapa pendekatan

yang diajukan dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu

guru dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan belajar

mengajar, yaitu:

1) Pendekatan individual. Pendekatan individual mempunyai arti

yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pendekatan

individual ini sangat penting dalam pengelolaan kelas. Dalam

pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan

pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan

tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap

anak didik di kelas. Masalah ketidakmampuan belajar pada anak-

25
Bambang Warsito, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: Rineka Cipta, 2008), h. 289
24

anak memerlukan pendekatan kelompok di beberapa titik, tetapi

lebih mudah untuk menangani dengan pendekatan individu.

2) Pendekatan kelompok. Dengan pendekatan kelompok, diharapkan

bisa tumbuh kembangnya rasa sosial yang tinggi dalam diri setiap

anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang

terdapat pada diri mereka masing-masing. Sehingga terbina

perilaku kesetiakawanan sosial di kelas.

3) Pendekatan edukatif. Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan

dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik, bukan untuk motif

lain.26

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar

Mengajar

Keberhasilan belajar bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri,

namun ada beberapa faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor

yang dimaksud antara lain tujuan guru, siswa, kegiatan pengajaran dan

evaluasi.

1) Tujuan

Tujuan merupakan muara dan pangkal dari proses belajar

mengajar. Oleh karena itu, tujuan menjadi pedoman arah dan

sekaligus sebagai suasana yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar

mengajar.
26
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,…Hlm.53-59
25

2) Guru

Cara guru memandang siswa mempengaruhi kegiatan

mengajar mereka di kelas. Guru melihat anak sebagai individu yang

tidak mampu. Demikian pula pelatihan dan pengalaman mengajar

merupakan dua aspek yang mempengaruhi kompetensi profesi guru

dalam mengajar.

3) Peserta didik

Peserta didik dengan segala perbedaannya seperti motivasi,

minat, bakat, perhatian, harapan, latar belakang, sosial budaya dan

tradisi keluarga, disatukan dalam satu sistem pembelajaran di kelas.

4) Kegiatan pengajaran

Pola umum kegiatan mengajar adalah interaksi antara guru

dan siswa dengan materi sebagai medianya. Guru menciptakan

lingkungan belajar yang baik yang akan memenuhi minat belajar

siswa.

5) Evaluasi

Evaluasi mempunyai cakupan bukan saja dalam bahan ajar,

namun dalam keseluruhan proses belajar. Bahkan pada alat dan

bentuk evaluasi itu sendiri. Artinya, penilaian yang dilakukan telah

benar-benar mengevaluasi tujuan yang sudah ditetapkan, bahan yang

diajarkan dan proses yang dilakukan. Hasil belajar siswa dipengaruhi

oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam siswa itu sendiri dan

faktor dari luar diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.


26

Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil

belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh Clark, bahwa hasil

belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan

10% dipengaruhi oleh lingkungan di samping faktor yang dimiliki

siswa, masih ada faktor lain, seperti motivasi, sosial ekonomi dan

faktor .

e. Implementasi Manajemen Kelas dalam Proses Pembelajaran

Agama Islam

Salah satu komponen yang mempengaruhi kualitas

pembelajaran dapat ditinjau dari pengelolaan sekolahnya. Pengelolaan

sekolah memiliki beberapa unsur, salah satunya adalah pengelolaan

kelas. Unsur yang lain mencakup pengelolaan pengajar, pengelolaan

anak didik, sarana dan prasarana, peningkatan kedisiplinan, dan

kepemimpinan. Pengelolaan kelas yang efektif adalah prasyarat mutlak

bagi terjadinya proses belajar yang efektif. Pengelolaan dipandang

sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang

mendasar, diantaranya sekian macam tugas guru di dalam kelas.

Manajemen kelas yang baik yaitu bertanggung jawab untuk hal-hal ini

dan dapat menciptakan suasana positif yang rendah konflik dimana

energi difokuskan pada kegiatan yang memiliki tujuan. Pada saat yang

sama, anda menghapus banyak perjuangan terus-menerus yang habis

dipakai begitu banyak, dan anda memiliki lebih banyak waktu dan

energi untuk bekerja dengan siswa anda. Pengelolaan kelas merupakan


27

salah satu upaya guru untuk menciptakan proses pembelajaran agama

yang efektif. Upaya guru untuk menciptakan kondisi kelas yang efektif

adalah ia harus mengetahui secara pasti faktor-faktor apa saja yang

dapat membantu guru menciptakan kondisi kelas yang baik. Selain itu,

guru perlu mempelajari berbagai metode dan pendekatan manajemen

kelas serta bisa mengimplementasikan untuk menyelesaikan

permasalahan.27

Kesimpulannya yaitu, manajemen kelas merupakan semua

upaya yang bertujuan untuk menciptakan kondisi pendidikan dan

pembelajaran yang efektif dan menyenangkan yang dapat memotivasi

siswa untuk belajar lebih baik sesuai dengan kemampuannya.

Sebagaimana dikemukakan Alam S., ini merupakan rangkaian kegiatan

guru untuk membangun dan memelihara organisasi kelas yang efektif

yaitu:

1) Tujuan pengajaran

Tujuan pendidikan merupakan unsur utama yang harus

dikembangkan terlebih dahulu oleh guru dalam proses pendidikan

dan pembelajaran. Peranan tujuan sangat penting karena

merupakan tujuan dari proses belajar mengajar. Hal ini

dikarenakan tujuan pendidikan dan pengajaran sering disebut

dengan sasaran pembelajaran

27
Martinis Yamin dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas, (Jakarta: Gaung Pesada
Press, 2009), h. 166
28

Tujuan pengajaran lebih diartikan sebagai perilaku hasil

belajar yang kita harapkan dimiliki siswa-siswa setelah mereka

menempuh proses belajar mengajar. Dengan pemusatan tujuan

pengajaran pada peserta didik, keberhasilan proses belajar

mengajar lebih banyak dinilai dari sejauh mana perubahan-

perubahan perilaku yang diinginkan telah terjadi antara siswa.

Selain itu, tujuan pengajaran yang berfokus pada siswa dirasakan

dapat memberi pengarahan untuk evaluasi, penilaian materi

danproses pembelajaran, serta penetapan media dan alat belajar.28

2) Pengaturan waktu

Terkait dengan waktu yang tersedia untuk setiap pelajaran

per catur wulan, pertahun, sangatlah terbatas. Karena kebutuhan

akan regulasi, siswa diharapkan bisa berpartisipasi dalam berbagai

kegiatan pembelajaran supaya tercapai tujuan pembelajarannya.

Waktu yang ada seyogianya dimanfaatkan untuk kegiatan yang

bermanfaat serta dapat menghasilkan hal yang produktif dan

menyenangkan. Sebab kewajiban seorang pendidik adalah

mengajar, maka pembagian satuan pembelajaran didasarkan pada

RPP.

3) Pengaturan ruangan (fasilitas)

Kondisi lokasi pembelajaran berlangsung sangat

berpengaruh terhadap hasil proses pembelajaran. Lingkungan

ruang yang kondusif yang memenuhi persyaratan minimal


28
Ibrahim & Nana syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta, Rineka Cipta), h. 70
29

mendukung peningkatan kekuatan proses pendidikan dan

pembelajaran siswa dan berdampak positif pada pencapaian tujuan

pendidikan. Lingkungan fisik yang dimaksud akan meliputi hal-hal

dibawah ini:

a) Ruangan tempat berlangsungnya proses pembelajaran.

Ruangan tempat belajar harus memungkinkan peserta didik

bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan, dan saling tidak

mengganggu antara peserta didik yang satu dengan yang lain.

Jika ruangan tesebut mempergunakan hiasan, maka pakailah

hiasanhiasan yang mempunyai nilai pendidikan yang dapat

secara tidak langsung mempunyai “daya sembuh” bagi

pelanggar disiplin, Misalnya, dengan kata-kata yang baik,

anjuran-anjuran, gambar tokoh sejaarah, mading ataupun yang

berkaitan dengan pembelajaran, peraturan yang berlaku dan

lain sebagainya.

b) Pengaturan tempat duduk. Dalam mengatur tempat duduk yang

penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan

demikian guru dapat mengontrol tingkah laku peserta didik.

Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran

pengaturan proses belajar mengajar. Beberapa pengaturan

tempat duduk diantaranya: berbaris berjajar yang terdiri atas 8

sampai 10 orang. Berbentuk setengah lingkaran seperti dalam

teater dimana disamping guru bisa langsung bertatap muka


30

dengan peserta didik juga mudah bergerak untuk segera

memberi bantuan kepada peserta didik atau berbentuk

lingkaran.

c) Ventilasi dan pengaturan cahaya suhu, ventilasi dan

penerangan (kendatipun guru sulit mengatur karena sudah ada)

adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang

nyaman. Oleh karena itu, ventilasi harus cukup menjamin

kesehatan peserta didik.

d) Pengaturan dan penyimpanan. Barang-barang hendaknya

disimpan pada tempat yang khusus yang dapat dicapai kalau

segera diperlukan dan akan dipergunakan pada kepentingan

belajar. Karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan di

ruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu

pribadi dan sebagainya. Hendaknya ditempatkan sedemikian

rupa sehingga tidak menganggu gerak kegiatan peserta didik.29

4) Pengelompokan

Siswa belajar dari apa yang sudah dijelaskan diatas terkait

pengaturan tempat duduk siswa dengan bentuk yang bermacam-

macam yang sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan.

Masalah pengaturan tempat duduk itu sebenarnya akan

berhubungan dengan pemandangan siswa sebagai individu dengan

perbedaan pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Abu

Ahmadi dan Widodo Supriyono melihat siswa sebagai individu


29
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 148
31

dengan segala perbuatan dan persamaannya. Persamaan dan

perbedaan yang dimaksud adalah persamaan kecerdasan,

kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian, dan latar belakang

lingkungan. Berbagai persamaan dan perbedaan antara siswa di

atas membantu siswa mengatur upaya kelas mereka. Kegiatan

belajar yang menyenangkan dan penuh gairah dapat memakan

waktu yang relatif lama, terutama karena berkaitan dengan masalah

pola yang mengelompokkan siswa untuk menjadikan lingkungan

belajar yang aktif serta membantu. Pengelompokkan siswa dapat

pula dilakukan dengan cara menyerahkan ke peserta didik,

membuat kelompok yang diatur oleh pendidik, atau usulan dari

masing-masing peserta didik. Hal yang perlu diperhatikan oleh

pendidik dalam diskusi kelompok kecil yaitu menjalankan

fungsinya sebagai mentor.30

Setelah guru telah memanajemen kelas dengan baik, maka

akan memberikan dampak tehadap proses pembelajaran sehingga

akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Berikut ini akan dijelaskan

tentang skema hasil belajar yang akan diciptakan ketika guru

melakukan manajemen kelas dengan baik.

30
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,…Hlm.209-212
32

GURU
MANAJEMEN
EVALUASI HASIL
KELAS KBM
SISWA

SEKOLAH

Dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam

lembaga pendidikan, selalu terjadi proses pembelajaran di dalamnya.

Kegiatan pembelajaran ini bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar,

yang ditandainya dengan prilaku pada diri siswa baik dalam aspek

kognitif, afektif maupun psikomotorik. Jadi proses pembelajaran akan

memberikan dampak kepada perkembangan peserta didik. Oleh karna itu

diperlukan sebuah perangkat kegiatan yaitu mengajar dan manajemen

kelas yang baik. Manajemen kelas merupakan perangkat yang kompleks

yang telah disiapkan oleh guru untuk digunakan untuk mengembangkan

dan memelihara kondisi kelas yang efektif. Dengan kata lain, menejemen

kelas yang efektif menjadi prasyarat utama bagi pembelajaran yang

efektif. Sehingga pendidik sangat dituntut untuk bisa melakukan

pengelolaan pembelajaran yang meliputi tiga aspek yaitu membuat

perencanaan pembelajaran, melakukan proses pembelajaran, dan

melaksanakan evaluasi pembelajaran. Jika tiga aspek ini berhasil

diterapkan oleh pendidik maka tujuan dari sekolah untuk menciptakan

peserta didik yang berkompeten akan tercapai.


33

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode

kualitatif sering disebut dengan metode penelitian naturalistik karena

penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah.31 Penelitian kualitatif

ini disebut juga dengan penelitian dengan metode interpretatif karena data

hasil penelitiannya lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data-data

yang ditemukan di lapangan.32 Selain itu penelitian kualitatif merupakan

metode penelitian tentang ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan

menganalisis data baik berupa kata-kata lisan maupun tulisan dan

perbuatan atau tindakan manusia serta peneliti tidak berusaha menghitung

data kualitatif yang diperoleh dengan demikian tidak menganalisis dengan

angka-angka.33

Penelitian kualitatif menjadi sebuah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada obyek alamiah (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik

pengambilan data hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi.34

Sedangkan model penelitian ini menggunakan model studi kasus,

kemudian jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan apabila

dilihat dari lokasi penelitian yang diperoleh dari sasaran penelitian yang

31
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2009), H.13
32
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2009), H.350
33
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, (Depok: Rajagrafindo Persada,2017), Hlm.13
34
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), Hlm.1
34

selanjutnya tersebut. Penelitian lapangan adalah penelitian dengan

menggunakan informan-informan atau responden melalui instrument

pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Dengan demikian, hasil penelitian yang menggunakan pendekatan

kualitatif, banyak terdapat penjelasan-penjelasan serta penganalisisan

terhadap permasalahan., yakni permasalahan tentang Implementasi

Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran PAI di SMAN 1 Praya Tengah

Tahun Ajaran 2021/2022 sesuai dengan fakta yang terjadi secara apa

adanya berdasarkan kondisi yang terjadi dan keadaan yang sesungguhnya

tanpa adanya rekayasa.

Adapun alasan yang digunakan peneliti dalam menggunakan

penelitian kualitatif, antara lain:

a. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang secara

mendalam memiliki suatu data yang mengandung makna.

b. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti dihadapkan

langsung dilapangan dan individu secara utuh guna data yang

objek dan lugas.

c. Dengan pendekatan kualitatif, peneliti langsung terjun ke lapangan

dapat merasakan apa yang mereka belum pernah alami dalam

kehidupan sosial mereka sendiri serta dapat mempelajari

kelompok-kelompok, situasi-situasi yang ada disektiarnya dan

pengalaman-pengalaman yang mungkin belum pernah sama sekali

tidak diketahui.35
35
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif… Hlm,9-10
35

2. Kehadiran Peneliti

Untuk memperoleh informasi mengenai data yang valid,

peneliti harus datang langsung di lokasi tempat penelitian, dengan

demikian bisa mengetahui lebih dekat dengan subyek. Demikian

peneliti dengan subyek akan lebih terbuka dalam menyampaikan

beberapa persoalan yang berkaitan langsung dengan data yang diteliti.

Sebelum peneliti berada di lokasi penelitian, peneliti harus

mendapatkan rekomendasi dan izin langsung dari kepala sekolah yang

bersangkutan. Sehingga bisa hadir langsung ditempat penelitian.

Dengan kehadiran peneliti di lokasi, sangat berpengaruh dalam

mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan secara fakta dalam

mendapatkan hasil penelitian yang ilmiah (murni).

Kehadiran penelliti di lokasi penelitian secara langsung sebagai

penanya atau bisa disebut dengan pewawancara. Dalam penelitian

kualitatif, tehnik pengumpulan data yang utama adalah observasi,

wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan secara bersama-sama,

artinya sambil melakukan wawancara peneliti juga bisa melakukan

observasi atau pengamatan.36 Peneliti bisa berhubungan langsung

dengan pihak sekolah seperti kepala sekolah SMAN 1 Praya Tengah

dan Guru PAI kelas X SMAN 1 Praya Tengah.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data

diperoleh. Sumber data didalam melakukan penelitian kualitatif adalah


36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), Hlm.332
36

kata-kata, tindakan, dan selebihnya data tambahan seperti dokumentasi

dan lain-lain.37 Sumber data yang dalam penelitian ini dibedakan atas

sumber data primer dan sumber data sekunder. Untuk lebih jelasnya akan

dijelaskan sebagai berikut:

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung

diperoleh dari orang atau lembaga yang mempunyai wewenang dan

tanggung jawab terhadap pengumpulan ataupun penyimpanan

dokumen atau sumber data pokok yang langsung dikumpulkan peneliti

dari objek penelitian.38 Adapun yang menjadi sumber data atau

informansi dalam penelitian ini adalah kepala sekolah SMAN 1 Praya

Tengah, Guru PAI kelas X SMAN 1 Praya Tengah.

b. Sumber Data Sekunder

Data dan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari

sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. 39

Sumber data sekunder adalah sumber informasi yang tidak secara

langsung diperoleh dari orang atau lembaga yang mempunyai

wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi yang ada padanya,

atau sumber data tambahan yang menurut peneliti dapat menunjang


37
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,… Hlm. 193
38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), Hlm. 114.
39
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm.132
37

data pokok.40 Adapun sumber sekunder dalam penelitian ini diperoleh

dari hasil dokumentasi tertulis atau berupa foto yang terkait dengan

mana Implementasi Manajemen Kelas pada Mata Pelajaran PAI di

SMAN 1 Praya Tengah.

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa tekhnik

dalam pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui

pengamatan visual dengan menggunakan panca-indra. Kemampuan

melakukan observasi merupakan kemampuan tingkat tinggi yang

memerlukan banyak latihan. Unsur terpenting dalam observasi adalah

mempertahankan objektivitas penilaian. Mencatat hasil observasi secara

khusus tentang apa yang dilihat, dirasa, didengar, dicium dan dikecap

akan lebih akurat dibandingkan mencatat interpretasi seseorang tentang

hal tersebut.41

Teknik observasi dibedakan atas observasi partisipan dan

observasi non partisipan, Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai

berikut:

1) Observasi Berperan Serta (participant observation )

Observasi berperan serta artinya peneliti berbaur dengan

masyarakat yang menjadi sasran penelitian. Keuntungan dari


40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,... hlm.115
41
Asmadi, Konsep Dasar Keperawatan, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005),
hlm. 170
38

observasi berperan serta adalah proses pengamatan atau wawancara

yang sifatnya penting dapat dilakukan dengan tidak banyak

mengalami kesulitan.42

2) Observasi Non Partisipan

Observasi non partisipan adalah dimana observatory tidak ikut

dalam kehidupan orang yang akan di observasi, dam secara terpisah

kedudukannya selaku pengamat. Di dalam hal ini observer hanya

bertindak sebagai pengamat saja tanpa harus ikut terjun langsung ke

lapangan.43 Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi non partisipan, yang dimana dalam observasi ini

peneliti tidak langsung ikut dalam keseharian informan yang di

obeservasi dan berkedudukan sebagai pengamat dan penulis fakta-

fakta yang ditemukan dilapangan yang ada kaitannya dengan

masalah yang diteliti, sehingga dapat disesuaikan antara keterangan

yang diperoleh dari sumber data. Melalui observasi non partisipan

ini peneliti akan memperoleh data yang lebih lengkap mengenai

mana Implementasi Manajemen Kelas pada Mata Pelajaran PAI di

SMAN 1 Praya Tengah.44

b. Wawancara

Teknik wawancara adalah sebuah bentuk percakapan yang

bertujuan untuk memperoleh informasi atay data yang valid. Dalam

42
Tim Ganesha Operation, Sosiologi, (Penerbit Duta, 2018), hlm. 87
43
B fitri Rahmawati & Syahrul Amar, Evaluasi Pembelajaran Sejarah, (Lombok Timur:
Universitas Hamzanwadi Press, 2017), hlm.88
44
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,..Hlm.203
39

tehnik wawancara, terdapat pertanyaan dan jawaban yang diberikan

secara verbal. Biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling

berhadapan.45 Tehnik Wawancara dibedakan menjadi wawancara

terstruktur, dan tidak terstruktur. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan

sebagai berikut:

1) Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana si pewawancara

penetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang diajukan.46

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,

apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi

yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara

ini, peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif dan jawabannya pun

telah disiapkan.

2) Wawancara tak terstruktur. Dalam wawancara tidak terstruktur, sifat

wawancara adalah informal. Wawancara tidak terstruktur

merupakan kebalikan wawancara terstruktur. Dalam wawancara

tidak terstruktur tidak ada pedoman apapun. Wawancara tidak

terstruktur dimulai dengan mengeksplorasi suatu topik umum

bersama-sama dengan partisipan. Partisipan diberi kebebasan

seluas-luasnya untuk mengungkapkan apapun yang berkaitan

dengan topik wawancara. Pewawancara tidak memerlukan daftar

pertanyaan yang menuntun arah wawancara. Meskipun demikian,


45
Nasution, Metode Research (Jakarta : Bumi Aksara 2016), Hlm. 113
46
Suwardi Endraswara, Penelitian Kebudayaan; Ideologi, Epistemologi dan Aplikasi,
(Yogyakarta: Penerbit Widyatama, 2006), hlm.166
40

pewawancara harus memiliki tujuan dan topik wawancara yang

jelas sehingga isi wawancara tidak terlalu jauh menyimpang. 47

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

wawancara terstruktur agar data-data yang kurang jelas bisa

ditanyakan kembali kepada informan sehingga dapat diperoleh data

yang valid. Wawancara dalam penelitian ini akan dilakukan kepada

kepala sekolah SMAN 1 Praya Tengah dan guru PAI kelas XI

SMAN 1 Praya Tengah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data

kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang

dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. 48

Dokumentasi merupakan instrumen yang menjadi alat bantu yang

digunakan dalam penelitian untuk memperkuat bukti hasil penelitian

apabila didukung dengan foto-foto, karya tulis, biografi yang telah ada.

Tehnik dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang terkumpul

berupa catatan, agenda buku-buku tentang data-data yang dibutuhkan

penelitian ini.49 Dokumentasi yang peneliti gunakan adalah gambar atau

foto dari usaha yang dilakukan guru PAI kelas XI SMAN 1 Praya

Tengah. Metode ini digunakan sebagai bahan yang akan mendukung

analisis terhadap tema yang diangkat. Langkah yang dapat dilakukan

47
Samiaji Sarosa, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: PT Kanisius, 2020),
hlm. 23
48
Albi Anggito & Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jawa Barat: CV
Jejak, 2018), hlm.153
49
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,..Hlm.308-328
41

yakni peneliti akan hadir secara langsung untuk mendapatkan data yang

diperlukan mengenai mana Implementasi Manajemen Kelas pada Mata

Pelajaran PAI di SMAN 1 Praya Tengah.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pelacakan dan pengaturan

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan dokumentasi, dengan cara membuat kesimpulan sehingga mudah

difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.50 Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan analisis data yang bersifat induktif, yaitu suatu

analisa yang memandang semua permasalahan secara khusus kemudian

disimpulkan secara umum. Teknik analisis data dalam penelitian ini

menggunakan beberapa model dan teknik analisis data yakni sebagai

berikut:

a. Reduksi Data, yaitu peneliti merangkum beberapa data dan keterangan

yang dianggap penting yang menjadi hal pokok untuk dianalisa dan

membuang hal yang tidak perlu, kemudian dimasukkan kedalam

pembahasan ini, artinya tidak semua data dan keterangan yang

diperoleh masuk dalam kategori pembahasan ini. Dengan demikian data

yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya.

b. Penyajian Data, yaitu peneliti memperoleh data dan keterangan dari

objek yang bersangkutan, kemudian disajikan untuk dibahas guna


50
Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial,…Hlm. 217
42

menemukan kebenaran-kebenaran yang hakiki. Dalam penelitian

kualitatif penyajian data bisa dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori dan yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif. dengan penyajian data maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi.

c. Verifikasi Data, yaitu langkah ketiga ini menurut miles and huberman

adalah penarikan kesimpulan atau peneliti membuktikan kebenaran

data, tujuan dari verifikasi data ini adalah untuk menghindari adanya

unsur subjektifitas yang dapat mengurangi bobot kualitas skripsi ini.

Artinya, data dan keterangan yang diperoleh dapat diukur melalui

responden yang benar-benar sebagai pelaku atau sekurang-kurangnya

memahami terhadap masalah yang diajukan. Dengan demikian

kesimpulan dalam penelitian kualitatif mugkin dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.51

6. Pengecekan keabsahan data/Validasi data

Setelah data dianalisis kemudian pengecekan keabsahan data

atau validitas data. Validitas merupakan derajad ketepatan antara data

yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan

oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak

berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Keabsahan data di sini

bertujuan untuk membuktikan bahwa yang diamati oleh peneliti sesuai


51
Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial,…Hlm.338-245
43

dengan apa yang diberikan tentang kenyataan dan sesui dengan

kebenaran yang terjadi.52

Untuk memperoleh data yang valid diperlukan tekhnik

pemeriksaan supaya diperoleh temuan-temuan dan informasi yang

absah, maka peneliti menggunakan tehnik:

a. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pada pengamatan bertujuan untuk menemukan

ciri-ciri dan unsur-unsur yang sangat relevan dengan situasi dan

kondisi perosaalan atau isu yang akan dicari kemudian

merumuskannya dengan jelas untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan.53 Untuk mendapatkan data yang validitasnya terjamin,

salah satu cara yang digunakan peneliti adalah meningkatkan

ketekunan berarti melakukan pengamatan dengan lebih cermat dan

berkesinambungan dengan memperpanjang kehadiran peneliti

dilokasi penelitian dengan maksud untuk mencari data yang nilai

kredibilitasnya tinggi, selain itu dengan memperpanjang kehadiran

peneliti di lapangan bisa juga memberikan pelajaran dan

pengetahuan yang banyak baik itu tentang subyek atau obyek

penelitiannya sekaligus bisa membuktikan kebenaran informasi yang

telah didapatkan.

b. Triangulasi sumber dan metode

52
Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial,…Hlm.363
53
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017), Hlm..170
44

Triangulasi metode adalah pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Sedangkan

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.54 Adapun

maksud peneliti menggunakan triangulasi sumber ini adalah untuk

mendapatkan informasi sejenis dari sumber data yang berbeda, untuk

melaksanakan triangulasi sumber data yang dilakukan terhadap suatu

hal yang menjadi fokus penelitian yaitu Implementasi Manajemen

Kelas Pada Mata Pelajaran PAI Kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah.

c. Kecakupan referensi

Kecakupan refrensi merupakan sesuatu yang wajib terpenuhi

pada karya ilmiah, kecakupan refrensi diperlukan sebagai pendukung

terhadap fokus penelitian. Refrensi yang dibutukan peniliti harus sesuai

dengan fokus yang ingin diteliti.

Alur penelitian yang akan dilakukan dari awal hingga akhir

sebagai berikut:

54
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,…Hlm. 273.
45

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan penyusunan secarangaris

besar tugas proposal skripsi. Pada bagian ini terdapat deskripsi dari

hubungan antar bab dan rasionalitas isi. Dalam bagian ini akan dipaparkan

isi dari setiap bab yang meliputi:

1. Bab I pendahuluan, pada bagian ini menyangkut latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan

setting penelitiang, telaah pustaka, kerangka teori dan metode

penelitian.

2. Bab II paparan data dan temuan, dibagian ini diungkapkan seluruh data

dan temuan penelitian. Dalam hal ini, penliti sebisa mungkin untuk

menjaga jarak dan menahan diri untuk tidak mencampuri fakta terlebih

dahulu. Untuk judul dan paparan data dan temuan dibuat judul bab

tersendiri yang merefleksikan isi bab dan tidak harus menurunkan

kembali kata “paparan data dan temuan” tersebut sebagai judul bab.
46

3. Bab III pembahasan, pada bab ini diungkapkan proses analisis

terhadap temuan penelitian sebagaimana dipaparkan di bab II

berdasarkan pada perspektif penelitian atau kerangka teoritik

sebagaimana yang diungkap dibagian pendahuluan. Jadi, peneliti tidak

menulis ulang data-data atau temuan-temuan yang telah diungkapkan

di bab II.untuk judul bab pembahasan dibuat bab tersendiri yang

merefleksikan isi bab dan bukan menaikkan kata “pembahasan”

tersebut sebagai judul bab.

4. Bab IV, penutup, menyangkut kesimpulan yang merupakan jawaban

darri rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian sebagaimana

tertuang dalam bab pendahuluan. Dan saran yang dibuat berdasarkan

hasil penelitian, baik bersipat teoritis maupun praktis.

5. Daftar pustaka, berisi daftar rujukan yang digunakan dalam penulisan

peoposal skripsi, berupa buku, jurnal, majalah, koran ataupun lainnya.

J. Jadwal kegiatan penelitian

Bulan ke-

No Kegiatan 12 1 2 3 4 5

1 Observasi awal √

2 Pengajuan judul √

3 Penyusunan proposal √

4 Seminar proposal √

5 Memasuki lapangan/ penelitian √ √

6 Penyusunan skripsi √ √
47

7 Ujian skripsi √

Catatan: Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian ini bisa saja berubah sesuai

situasi dan kondisi


BAB II

PEMAPARAN DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah SMAN 1 Praya Tengah

SMAN 1 Praya Tengah yang terletak di Jln. Raya Praya Kopang

KM. 08, Desa Pengadang, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok

Tengah. SMA Negeri 1 Praya Tengah merupakan salah satu Sekolah

Menengah Atas yang ada di, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dengan luas

tanah 10,040 m2. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa

pendidikan sekolah di sekolah ini ditempuh dalam waktu tiga tahun

pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. SMA Negeri 1 Praya

Tengah yang dulunya bernama SMUN 3 Praya didirikan pada tahun 1996

yang menempati gedung SMAN 1 Praya, dalam proses belajar-

mengajarnya siang s.d sore hari dengan membuka jurusan IPA, IPS dan

Bahasa. Pada tahun 1997 SMAN 1 Praya Tengah menempati gedung

sediri yang berlokasi di Desa Pengadang Kec. Praya. Atas rahmat Tuhan

Yang Maha Esa, Pada Tahun 1998 SMU Negeri 3 Praya ditandai dengan

Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 13a.0.1998

tanggal 29 Januari 1998 Keputusan ini menyatakan bahwa SMUN 3

Praya berdiri tanggal 29 Januari 1998. Dengan adanya pemekaran

wilayah  Kec. Praya, untuk itu SMUN 3 Praya diubah menjadi SMA 1

Praya Tengah berdasarkan Surat Keputusan Bupati No. 22/12/03/2004.


49

Di bawah ini pada tabel 2.1. akan dijabarkan urutan yang

menjabat sebagai Kepala  SMA Negeri 1 Praya Tengah mulai dari

periode tahun 1996 sampai saat ini 55Adapun adalah sebagai berikut ini.

Tabel 2.1. Nama kepala SMAN 1 Praya Tengah 1996-2022

NO NAMA TAHUN JABATAN


1. Drs. Ahmad 1996-1998
2. Drs. L. Baharudin 1998-2002
3.  Drs. H. Libuh Hanafi 2002-2005
(Almarhum)
4. Digdo Cahyono, S.Pd 2005-2012
5. Drs. Lalu Rustamaji  2012-2015
6. H. M. Amrullah 2015-sekarang

Adapun Visi dan Misi SMAN 1 Praya Tengah adalah sebagai berikut:

1. Visi

“Terwujudnya SMAN 1 Praya Tengah Yang Tinggi Dalam Prestasi,

Keteladanan dan Kewibawaan Berbasis Keunggulan Lokal, Imtaq dan

Iptek”

2. Misi

Untuk mencapai misi sekolah tersebut, misi dari penyelenggaraan

Pendidikan di SMAN 1 Praya Tengah adalah sebagai berikut:

1) Bersama-sama secara berkesinambungan membina anak didik

pendidikan, agama, pendidikan umum dan akhlak melalui pengajaran

dan pendidikan efektif baik di dalam maupun diluar kelas, misalnya

program imtaq di hari Jum’at pagi, memulai pelajaran dengan

menyampaikan pendidikan akhlak.

55
Dokumentasi, Profil SMAN 1 Praya, tanggal 25 April 2022
50

2) Bersama-sama memberikan latihan studi, ketrampilan, olahraga, dan

kegiatan ekstrakurikuler lain secara rutin dan terjadwal setiap minggu,

misalnya: latihan MIPA, latihan beladiri, latihan teater, latihan PMR,

latihan Paskibra dan latihan-latihan lain yang telah diprogramkan oleh

sekolah untuk mencapai prestasi yang gemilang.

3) Menciptakan suasana yang menyenangkan, harmonis, bersih dan indah

dalam lingkungan kerja (civitas akademika), hubungan antara kepala

sekolah, guru, pegawai dan siswa.

4) Menciptakan hubungan yang harmonis dengan komite sekolah, dan

kerja sama yang baik antar berbagai instansi di lingkungan pendidikan

baik pada lingkungan sekitar maupun pada lingkungan yang lebih

luas.56

Di SMAN 1 Praya Tengah, terdapat berbagai macam prestasi dan

piagam penghargaan yang diraih, baik oleh guru maupun siswa, prestasi

kurang yang diraih dengan berbagai macam lomba dalam bidang akademik

maupun non akademik baik dalam tingkat kecamatan, kabupaten, dan

provinsi. Berikut ini pada tabel 2.1 dijabarkan prestasi akademik dan

prestasi non akademik yang pernah diraih oleh SMAN 1 Praya Tengah.57

Tabel 2.2 prestasi SMAN 1 Praya Tengah tahun 2015.

No Prestasi Tahun Pelajaran


1. Juara II Olimpiade Matematika Sub KKM SMAN 2015
2. Juara I Olimpiade Fisika Sub KKM SMAN. 2015

56
Dokumentasi, Profil SMAN 1 Praya, tanggal 25 April 2022
57
Dokumentasi, Profil SMAN 1 Praya Tengah, tanggal 25 April 2022
51

Table 2.2 Prestasi non akademik SMAN 1 Praya Tengah tahun 2005-2017
No Jenis kejuaraan Tingkat Tahun
1. LKBB Tongkat Penggalang Putri II/ Kabupaten 2014
2. Badminton Putri (Aksioma) I/ kecamatan 2015
3. Badminton Putri (Aksioma) II/ Kecamatan 2015
4. Badminton Putri (Aksioma) II/ Kabupaten 2015
5. Lomba Mading II/ Kabupaten 2015
6. Lomba Lintas Kota dan susuran Sepulai Lombok 2017
Pantai
7. Lomba Pidato Bahasa Indonesia III/ Kabupaten 2008
8. Pembuatan Tandu Cepat III/ Provinsi 2005

9. Lomba Pidato Bahasa Inggris I/ Kabupaten 2005


10. Lomba Lari 10 K III/ kecamatan 2009
11. Lomba Pionering (Pramuka) III/ kecamatan 2017
12. Lomba Mading II/ kabupaten 2015

Berdasarkan data tersebut SMAN 1 Praya Tengah pernah mengikuti

berbagai macam kejuaraan dan mendapatkan prestasi baik dalam bidang

akademik maupun non akademik. Dalam bidang akademik prestasi yang

diraih seperti Juara II Olimpiade Matematika Sub KKM SMAN pada tahun

2015 dan Juara 1 Olimpiade Fisika Sub KKM SMAN pada tahun 2015.

Dalam bidang non akademik SMAN 1 Praya Tengah pernah mengikiti

berbagai macam kejuaraan dan mendapatkan prestasi seperti LKBB Tongkat

penggalang Putri Tingkat II/Kabupaten pada tahun 2014, Badminton Putri

(Aksioma) tingkat I dan II/Kecamatan pada tahun 2015, Badminton Putri

(Aksioma) tingkat II Kabupaten pada tahun 2015, Lomba Mading tingkat

II/Kabupaten pada tahun 2015, Lomba lintas kota dan susuran Pantai

Sepulai Lombok pada tahun 2017, Lomba Pidato bahasa Indonesia tingkat

III/Kabupaten pada tahun 2008, Pembuatan tandu cepat tingkat III/Provinsi


52

pada tahun 2005, lomba pidato bahasa Inggris tingkat I/Kabupaten pada

tahun 2005, lomba lari 10 K tingkat III/kecamatan pada tahun 2009, Lomba

pionering (Pramuka) tingkat III/kecamatan pada tahun 2017 dan lomba

mading tingkat II/kabupaten pada tahun 2015.

2. Keadaan Guru

Table 2.3 keadaan guru di SMAN 1 Praya Tengah


No Nama L/P Status Kepegawaian Jenis PTK
Tenaga
Tenaga Honor
1. Amrillah P Administrasi
Sekolah
Sekolah
Tenaga
Tenaga Honor
2. Amrullah P Administrasi
Sekolah
Sekolah
Honor Daerah TK.I
3. Arya Wathoni L Guru Mapel
Provinsi
Tenaga
Tenaga Honor
4. Azhari Herlan L Administrasi
Sekolah
Sekolah
Tenaga
Tenaga Honor
5. Baiq Helmiati L Administrasi
Sekolah
Sekolah
Honor Daerah TK.I
6. Baiq Irma Widiartini L Guru Mapel
Provinsi
Baiq Natasya Ayu
7. P GTY/PTY Guru Mapel
Pradia
Honor Daerah TK.I
8. Baiq Vemi Apriliani P Guru Mapel
Provinsi
Tenaga
Tenaga Honor
9. Bambang Hermanto L Administrasi
Sekolah
Sekolah
Honor Daerah TK.I
10. Budiman Ali Akbar L Guru Mapel
Provinsi
11. Dewi Rostika P PNS Guru Mapel

12. Emilda Widiastuti P PNS Guru Mapel


Honor Daerah TK.II
13. Ernawati L Guru Mapel
Kab/Kota
14. Fauzar Muadzin L PNS Guru Mapel
15. H. Lalu Masri P PNS Guru Mapel
53

16. H. Moh. Zaki P PNS Guru Mapel


Tenaga
Tenaga Honor
17. Hamzan Wadi P Administrasi
Sekolah
Sekolah
Tenaga
Tenaga Honor
18. Hartoni L Administrasi
Sekolah
Sekolah
19. Heri Suharion L PNS Guru Mapel
Honor Daerah TK.II
20. Herman Hamdani P Guru Mapel
Kab/Kota
Honor Daerah TK.II
21. Hirvia Hardiyani P Guru Mapel
Kab/Kota
22. Husmayani L Guru Honor Sekolah Guru BK
23. Kusmayani L PNS Guru Mapel
Lalu Iftihar Indra Honor Daerah TK.II
24. P Guru Mapel
Praja Kab/Kota
Tenaga
Tenaga Honor
25. Lalu Muh. Azan P Administrasi
Sekolah
Sekolah
26. Lalu Rodya Martin L GTY/PTY Guru Mapel
Tenaga
27. Lili Nuryani P PNS Administrasi
Sekolah
Honor Daerah TK.I
28. Mahdini P Guru Mapel
Provinsi
29. Marlina Rahmawati L PNS Guru Mapel
30. Masniati L PNS Guru Mapel
Tenaga Honor Penjaga
31. Moh. Akhirudin L
Sekolah Sekolah
Honor Daerah TK.I
32. Moh. Jamiludin L Guru Mapel
Provinsi
Kepala
33. Muhamad Amrullah P PNS
Sekolah
Tenaga
34 Muhsin P PNS Administrasi
Sekolah
Tenaga Honor Tenaga
35. Novida Lestiani L
Sekolah Perpustakaan
Honor Daerah TK.I
36 Novita Sari L Guru Mapel
Provinsi
37. Nur Faried Ma'ruf P PNS Guru BK
Honor Daerah TK.I
38. Nurdin P Guru Mapel
Provinsi
54

39. Nurhayani L PNS Guru Mapel


Tenaga
Tenaga Honor
40. Nurul Hidayani L Administrasi
Sekolah
Sekolah
41. Purwanta P PNS Guru BK
Honor Daerah TK.II
42. Ramadhani P Guru Mapel
Kab/Kota
Honor Daerah TK.II
43. Rita Sagita P Guru Mapel
Kab/Kota
44. Rizka Niasari L GTY/PTY Tutor
45. Rusmini L PNS Guru Mapel
46. Saibi P PNS Guru Mapel
47. Samiun P PNS Guru Mapel
48. Sri Anna Estisari L PNS Guru Mapel
Honor Daerah TK.I
49. Sri Yuliani L Guru Mapel
Provinsi
Tenaga
50. Sudirman P PNS Administrasi
Sekolah
Honor Daerah TK.I
51. Syahirul Alim P Guru Mapel
Provinsi
52. Tati Sunarti L PNS Guru Mapel
Honor Daerah TK.I
53. Witri Iswarini P Guru Mapel
Provinsi
54. Yakub P PNS Guru Mapel

Berdasarkan data tersebut, secara umum keadaan guru di SMAN 1 Praya

Tengah dikelompokkan menjadi Guru Tetap berjumlah 22 orang, Guru Tidak

Tetap (GTT) berjumlah 18 orang, dan pegawai tidak tetap (PTT) berjumlah 11

orang, sehingga secara keseluruhan jumlah semua guru dan pegawai di SMAN 1

Praya Tengah berjumlah 54 orang.58 Data guru yang dimaksud diperoleh dari data

dokumentasi yang terdapat pada SMAN 1 Praya Tengah dan telah diolah.

3. Keadaan Siswa

58
Dokumentasi, SMAN 1 Praya Tengah, tanggal 25 April 2022
55

Berdasarkan keadaan siswa yang diperoleh di SMAN 1 Praya Tengah,

Jumlah siswa secara keseluruhan dari kelas 10, 11 dan 12 berjumlah 649

siswa. Di bawah ini, pada tabel 2.4. dijabarkankan Keadaan Siswa SMAN 1

Praya Tengah tahun pelajaran 2021-2022.59 Tabel 2.4. Keadaan Siswi SMAN

1 Praya Tengah tahun pelajaran 2021-2022, adalah sebagai berikut:

Kelas L P Jumlah
X (Sepuluh) 118 128 246
XI (Sebelas) 70 102 172
XII (Dua Belas) 73 88 161
Jumlah 294 286 579

Dari data tersebut dijelaskan bahwa SMAN 1 Praya Tengah

memiliki siswa berjumlah 579 siswa, yang terdiri dari 294 siswa laki-laki

dan 286 siswa perempuan. Untuk kelas X SMAN 1 Praya Tengah memiliki

siswa sejumlah 246 yang terdiri dari 118 siswa laki-laki dan 128 siswa

perempuan. Kemudin untuk kelas XI sejumlah 172 siswa yang terdiri dari

70 siswa laki-laki dan 102 siswa perempuan sehingga berjumlah 172 dan

kelas XII sejumlah 161 siswa yang terdiri dari 73 siswa laki-laki dan 88

siswa perempuan sehingga berjumlah 576.

4. Keadaan Sarana dan Prasarana

59
Ibid
56

Pada tabel 2.5 tentang kondisi prasarana SMAN 1 Praya Tengah.

Persentase
Tingkat
No Nama Prasarana Panjang Lebar
Kerusakan
(%)
1. BP/BK 4 8 44.8
2. GUDANG 1 4 4 42.3
3. Kamar Mandi/WC Siswa
Laki-laki 4 2 35.3
4. Kamar Mandi/WC Siswa
Perempuan 4 2 38.25
5. Lab Komputer 2 9 8 14.5
6. Lab. Biologi (Ruang Kelas) 13 9 44.3
7. Lab. Kimia (Ruang Kelas) 13 9 44.8
8. Lab. Komputer 1 9 8 12
9. LAPANGAN OLAH RAGA 42 20 10.5
10. MUSHOLLA 17 13 44.3
11. R-GURU 15 9 39
12. R-TU 7 7 44.3
13. R JAGA 6 7 44.3
14. R Perpus 15 9 41.3
15. R UKS 8 8 32
16. RK 1 9 8 44.8
17. RK 10 9 8 44.3
18. RK 11 9 8 12
19. RK 12 9 8 12
20. RK 13 9 8 13
21. RK 14 9 8 12
22. RK 15 9 8 30
23. RK 16 9 8 32
24. RK 17 9 8 33
25. RK 2 9 8 45
26. RK 3 9 8 44.3
27. RK 4 9 8 43.3
28. RK 5 9 8 42.3
29. RK 6 9 8 42.3
30. RK 7 9 8 42.3
31. RK 8 9 8 42.3
32. RK 9 9 8 42.3
33. RUANG KEPALA
SEKOLAH 7 5 45
34. RUANG LAB. KOMPUTER 9 8 44.8
35. WC GL 4 2 44.8
36. WC GP 4 4 42.8
57

37. WC S P 4 4 44.3
38. WC SIWA LAKI 4 2 44.3

Kemudian dapat dilihat pada tabel 2.6 tentang kondisi sarana

SMAN 1 Praya Tengah.

No Nama Prasarana Kepemilikan Letak


1. Meja Siswa Milik RK 5
2. Kursi Siswa Milik RK 5
3. Meja Guru Milik RK 5
4. Kursi Guru Milik RK 5
5. Papan Tulis Milik RK 5
6. Lemari Milik RK 5
7. Tempat Sampah Milik RK 5
8. Tempat cuci tangan Milik RK 5
9. Jam Dinding Milik RK 5
10. Papan Pajang Milik RK 5
11. Kursi Kerja Milik RK 5
12. Meja Kerja / sirkulasi Milik RK 5
13. Papan pengumuman Milik RK 15
14. Kursi dan Meja Tamu Milik RK 15
15. Penanda Waktu (Bell
Sekolah) Milik RK 15

Sarana dan prasarana di SMAN 1 Praya Tengah dapat dilihat dari

kondisi gedung dan perlengkapan belajar mengajar lainnya. Gedung tempat

belajar yakni ruang kelas. Secara keseluruhan keadaan sarana dan prasarana
58

SMAN 1 Praya Tengah sudah cukup untuk menunjang proses belajar

mengajar.60

Dari data tersebut dapat dipaparkan bahwa beberapa prasarana yang

ada di SMAN 1 Praya Tengah berserta keadaannya seperti, ruang BP/BK

dengan panjang 4 x 8 m dan presentase tingkat kerusakannya 44.8%.

Gudang 1, kamar mandi/WC siswa laki-laki dan perempuan, lab komputer

2, lab biologi, lab kimia, lab komputer 1, lapangan olahraga, musholla,

ruang guru, ruang TU, ruang jaga, ruang perpus, ruang UKS dan ruang kelas

dan lain-lain.

Kemudian pada tabel 2.6 tentang kondisi sarana di SMAN 1 Praya

Tengah yaitu meja guru, meja siswa, kursi guru, kursi siswa, papan tulis,

lemari, tempat sampah, tempat cuci tangan, jam dinding, papan panjang,

kursi kerja, meja kerja/sirkulasi, papan pengumuman, kursi dan meja tamu,

penanda waktu (bell sekolah) dengan status kepemilikan sekolah dan

ditempatkan diruangannya masing-masing.

5. Struktur Organisasi Sekolah

Dalam struktur organisasi kepala sekolah adalah orang yang

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan di SMAN 1 Praya Tengah

dalam menjalankan tugasnya. Kepala sekolah juga dibantu oleh para

wakaseknya yaitu wakasek kurikulum, wakasek sarana dan prasarana,

wakasek kesiswaan dan wakasek humas. Serta melakukan koordinasi

dengan komite sekolah, adapun disini komite sekolah ikut membantu

mensukseskan semua program sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat


60
Ibid
59

pada gambar 5.1. Struktur Organisasi SMAN 1 Praya Tengah Tahun

Pelajaran 2021/2022.61

STRUKTUR ORGANISASI
SMAN 1 PRAYA TENGAH

KEPALA Sekolah Komite Sekolah


Drs.H.M.AMRULLAH,MM

WAKIL KEPALA MADRASAH Urusan


Kepala Tata usaha
Administrasi

Bendahara
Waka Kurikulum Waka Kesiswaan

Pembina Ekstrakulikuler

Keagam Pramuka PMR Seni Olahraga


aan

WALI KELAS

X X Mipa 1 X IPS 1 XI XI Mipa 1 XI XII XII


Bahasa 1 Bahasa 1 IPS 1 Mipa 1
IPS 1

A
X Bahasa X Mipa 2 X IPS 2 XI XI Mipa 2 XI
A XII XII
2 Bahasa 2 IPS 2 Mipa 2 A
IPS 2
A XII
A X Mipa 3 XI Mipa 3 A XII
Bahasa 1 Mipa 3 A

B. Implementasi Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran PAI Di SMAN

1 Praya Tengah Tahun Ajaran 2021/2022

Dalam manajemen kelas, sebelum penyusunan kegiatan

pembelajaran di dalam kelas, hal pertama yang harus dilakukan adalah

perencanaan. Dalam perencanaan ini langkah pertama yang diambil adalah

melakukan suatu analisis kelas untuk mengetahui tantangan (suatu

keadaan yang berbeda dengan apa yang kita harapkan). Besar kecilnya

61
Dokumentasi, SMAN 1 Praya Tengah, tanggal 25 April 2022
60

suatu ketidaksesuaian antara situasi sasaran sekarang dengan situasi yang

diharap menujukkan besar kecilnya tantangan. Implementasi manajemen

kelas dalam proses pembelajaran PAI di SMAN 1 Praya Tengah meliputi

perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian, sehingga apa yang

dilakukannya merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling terkait.

Dalam proses belajar mengajar di kelas, hal yang sangat penting

untuk dilakukan oleh seorang guru adalah mengupayakan atau

menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik. Kelas sebagai komunitas

sekolah terkecil dapat mempengaruhi interaksi siswa dan kegiatan

pembelajaran yang pada gilirannya dapat berpengaruh terhadap suasana

kelas dan prestasi belajar siswa. Suasana kelas yang kondusif akan mampu

mengantarkan pada prestasi akademik dan non-akademik siswa, maupun

kelasnya secara keseluruhan.

Terkait dengan usaha yang dilakukan guru-guru di SMAN 1 Praya

Tengah khususnya guru-guru PAI mendapat dukungan dari kepala sekolah

bapak H.M.Amrullah yang senantiasa selalu memberikan himbauan

kepada semua guru dalam meningkatkan ketertiban dan kondisi belajar

yang kondusif, untuk meningkatkan kualitas peserta didiknya.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak H. M.

Amrullah selaku kepala SMAN 1 Praya Tengah diperoleh informasi

bahwa:

Saya selalu memberikan himbauan kepada semua rekan guru


disini, terutama pada setiap upacara hari senin saya tidak pernah
lelah untuk menyampaikan pesan kepada semua guru untuk
menciptakan pembelajaran dengan sebaik mungkin, bahkan
61

sesering mungkin saya sempatkan memantau proses pembelajaran


yang dilakukan perkelas dengan tujuan untuk melihat bagaimana
proses pembelajarannya. 62

Hasil wawancara dengan informan tersebut juga diperkuat dengan


hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama berada di lokasi
penelitian. Dimana kepala SMAN 1 Praya Tengah memang terus
melakukan segala upaya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
nyaman dan kondusif dengan cara melakukan pemantauan pada setiap
kelas setelah proses pembelajaran dimulai.63
Jadi berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan
oleh peneliti di lapangan, ada beberapa hal yang ditemukan oleh peneliti,
antara lain bentuk dukungan kepala sekolah terhadap manajemen kelas
dalam proses pembelajaran. Adapun bentuk dukungan yang dilakukan
bapak H. M. Amrullah adalah:
1. Memberikan himbauan dan pesan kepada semua guru disela
kegiatan baik saat upacara maupun imtaq.
2. Pengawasan yang dilakukan kepala sekolah SMAN 1 Praya Tengah
kepada seluruh kelas yang sedang menjalankan proses
pembelajaran menjadi salah satu bentuk dukungan yang dilakukan
oleh kepala SMAN 1 Praya Tengah dalam menciptakan manajemen
kelas yang baik.
Dalam manajemen kelas, SMAN 1 Praya Tengah sebelum
penyusunan kegiatan pembelajaran didalam kelas, ada beberapa hal yang
dilakukan oleh guru PAI sebelum proses pembelajaran dimulai, untuk
lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran PAI

62
H. M. Amrullah (Kepala SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei 2022
63
Observasi, Tanggal 10 Mei 2022
62

Manajemen kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki

oleh seorang guru dalam merumuskan, memahami, mendiagnosis, dan

kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas yang dinamis

dengan tujuan agar proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.

Manajemen kelas sangat identik dengan salah satu fungsinya, yaitu

perencanaan (Planning) pembelajaran yang sangat membantu

berlangsungnya proses belajar mengajar. Adapun perencanaan proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Praya Tengah

sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan Budiman Ali Akbar,

selaku Guru PAI kelas XI SMAN 1 Praya diperoleh informasi bahwa:

Sebelum pembelajaran dimulai, yang saya persiapkan terlebih


dahulu adalah perangkat pembelajaran seperti RPP, media
pembelajaran, buku untuk guru dan buku untuk siswa. Hal ini saya
lakukan untuk memberikan kemudahan dan terlebih sebagai
pedoman saya ketika mengajar dikelas. Selain RPP saya juga
mempersiapkan kondisi psikis siswa ketika mengawali Kegiatan
Belajar Mengajar. 64

Senada dengan bapak Budiman Ali Akbar, bapak Wahyu

Fahriza selaku guru PAI kelas XI SMAN 1 Praya Tengah

mengungkapkan bahwa:

Sebelum pembelajaran, saya menyiapkan perangkat dan media


pembelajaran seperti RPP, silabus, media pembelajaran, refrensi
pembelajaran. Contohnya ketika memasuki pembelajaran awal
saya selalu menyampaikan silabus pembelajaran kepada peserta
didik, agar mereka juga memahami target kita dalam proses
pembelajaran ke depannya.65

64
Budiman Ali Akbar (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei
2022
65
Wahyu Fahriza, (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 10 Mei
2022
63

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bayu Sastra yang merupakan

salah satu siswa kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan

bahwa:

Alhamdulillah selama saya mengikuti pelajaran PAI saya


merasakan kemudahan, karna bapak guru menyampaikan tujuan
dan rencana pembelajaran kedepan, sehingga kami sebagai siswa
paham dan mengerti apa yang akan dikerjakan selama proses
pembelajaran khususnya dalam satu semester. 66

Hal senada yang diungkapkan oleh Eka Nurianti salah satu siswi

kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan bahwa:

Dalam pelajaran PAI, saya merasa sangat senang karna sebelum


proses pembelajaran dimulai saya dan teman-teman diberikan
motivasi dulu agar tetap bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran sampai selesai, selain itu bapak guru juga
memberikan arahan kepada kami apa yang akan dibahas baik
dalam satu semester maupun yang dibahas pada hari itu. 67

Terkait dengan persiapan yang dilakukan guru-guru di SMAN 1

Praya Tengah khususnya guru-guru PAI, bapak H.M.Amrullah selaku

kepala SMAN 1 Praya Tengah menegaskan bahwa:

Setiap proses belajar mengajar, para guru harus benar-benar siap


guna menciptakan pembelajaran yang kondusif. Oleh karna itu
setiap guru wajib merencanakan bentuk pembelajaran yang akan
dilakukan di kelas, agar ketika sudah masuk kedalam kelas guru
dan siswa sudah siap menciptakan suasana kelas yang kondusif dan
terkendali. 68

Hasil wawancara dengan informan tersebut juga diperkuat dengan

hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama berada di lokasi

66
Bayu Sastra (Siswa Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11 Mei
2022.
67
Eka Nurianti (Siswi Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11 Mei
2022.

68
H. M. Amrullah Kepala SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei 2022
2020.
64

penelitian. Dimana guru PAI SMAN 1 Praya Tengah memang sebelum

melaksanakan proses pembelajaran, guru PAI yang memasuki ruang kelas

memberikan arahan kepada siswa dan memberikan stimulus kepada siswa

agar mereka tetap semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain

itu guru PAI SMAN 1 Praya Tengah menyiapkan perangkat pembalajaran

seperti RPP, silabus, buku guru, buku siswa dan media pembelajaran

sebagai penunjang proses pembelajaram.69

Dalam tahap ini guru mampu merencanakan manajemen kelas

sebelum pembelajaran dilaksanakan yaitu: Guru menyusun RPP secara

sistematis dan terukur, yang sesuai dengan kurikulum, kondisi sekolah,

dan kebutuhan peserta didik, sehingga rencana tersebut mampu

mengaklerasi tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif. Dalam tahap

perencanaan, pertama-tama ditetapkan kompetensikompetensi yang akan

diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan kompetensi-

kompetensi tersebut selanjutnya dikembangkan tema, subtema, dan topik-

topik mata pelajaran yang akan diajarkan. Kemudian guru menyusun

silabus, pembuatan silabus ini disesuaikan dengan karakter materi yang

sesuai kurikulum dan dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan

daerahsetempat. Kemudian disesuaikan pula dengan karakteristik, potensi,

dan kebutuhan peserta didik.

b. Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar

Pelaksanaan Manajemen Kelas yang efektif dalam

pembelajaran ketika seorang guru mampu mewujudkan kondisi kelas


69
Observasi, Tanggal 10 Mei 2022
65

sebagai lingkungan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk

mengembangkan kemampuan seoptimal mungkin, menghilangkan

berbagai hambatan yang dapat menghalangi interaksi pembelajaran,

menyediakan dan mengatur fasilitas serta media pembelajaran yang

mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan

lingkungan sosial, emosional dan intelektual siswa, serta dapat

membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar sosial, ekonomi,

budaya dan sifat/karakter siswa yang berbeda. Oleh karena itu, dalam

pelaksanaan pembelajaran perlu diketahui kondisi dan masalah yang

terjadi pada siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

1. Tindakan-tindakan dalam Manajemen Kelas

Setiap proses pembelajaran berlangsung selalu ada

permasalahan yang terjadi yang berkaitan dengan sikap siswa dan

masalah eksternal lainnya, disini dibutuhkan peran guru PAI untuk

ikut mencari solusinya agar tanggung jawab guru berfungsi dengan

maksimal.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

kepada Bapak Budiman Ali Akbar, selaku guru PAI SMAN 1

Praya Tengah mengatakan bahwa:

Setiap pembelajaran berlangsung, mungkin sering terjadi


permasalahan sehingga proses pembelajaran menjadi
terganggu, seperti siswa yang sering terlambat masuk kelas,
anak yang tidak mengerjakan PR, anak yang sering membuat
keributan di dalam kelas hal ini mungkin sering terjadi. Oleh
karna itu saya terus berusaha mengatasi hal tersebut dengan
mencari informasi terkait dengan latar belakang masalah
tersebut. Setelah itu saya akan membantu memberikan solusi
66

misalnya dengan mengajak siswa untuk berkonsultasi dengan


BK atau wali kelas dan memberikan motivasi agar siswa
tetap semangat meskipun sedang ada masalah.70

Senada dengan pendapat bapak Budiman Ali Akbar, bapak

Wahyu Fahriza selaku guru PAI kelas XI SMAN 1 Praya Tengah

mengungkapkan bahwa:

Secara umum dalam setiap proses pembelajaran mungkin


sering terjadi permasalahan yang mendasar dari siswa
sehingga dapat mengganggu kelancaran dalam proses
pembelajaran. namun kita sebagai guru perlu juga
mengantisipasi setiap masalah yang terjadi pada siswa. Oleh
karna itu salah satu cara yang saya lakukan adalah melakukan
pendekatan personal seperti berkomunikasi dengan siswa dan
menanyakan kesulitan belajar yang mereka hadapi
selanjutnya memotivasi mereka. Untuk masalah pada saat
mereka kerja kelompok, biasanya ada saja yang mengganggu
dan tidak memperdulikan kerja kelompok. Dan hal yang saya
lakukan ya memotivasi mereka tentang pentingnya kerjasama
demi tercapainya tujuan pembelajaran dikelas.71

Terkait dengan cara mengantisipasi beberapa tindakan yang

dilakukan siswa di SMAN 1 Praya Tengah, bapak H.M.Amrullah

selaku kepala SMAN 1 Praya Tengah menegaskan bahwa “saya selalu

meminta kepada semua guru SMAN 1 Praya Tengah yang mengajar di

dalam kelas agar terus menjalin komunkasi yang baik dengan siswa,

dengan pendekatan seperti ini akan membantu kenyamanan dari siswa

yang sedang menjalani proses pembelajaran.72

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bayu Sastra salah satu

siswa kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan bahwa:


70
Budiman Ali Akbar (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei
2022
71
Wahyu Fahriza, (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 10 Mei
2022
72
H.M. Amrullah (Kepala SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei 2022
2020.
67

Dalam pembelajaran PAI ini, bapak guru melakukan pendekatan


yang baik kepada kami sehingga kami merasakan kenyamanan
dalam belajar tanpa adanya rasa takut yang timbul pada diri kami.73

Hal senada yang diungkapkan oleh Eka Nurianti salah satu siswi

kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan bahwa:

Yang saya rasakan dalam proses pembelajaran PAI adalah rasa


perhatian dari seorang guru, kadang bapak guru memberikan
pencerahan kepada saya dan teman-teman, kadang juga guru
memberikan sebuah peringatan kepada teman-teman jika
melakukan hal yang tidak baik, hal ini justru membuat teman-
teman yang lain menjadi sadar akan kesalahannya.74

Hasil wawancara dengan informan tersebut juga diperkuat

dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama berada di

lokasi penelitian. Dimana guru PAI SMAN 1 Praya Tengah memang

melakukan beberapa tindakan seperti pencegahan dan nasehat

sehingga peserta didik merasa nyaman dan aman untuk belajar.

Pencegahan ini sekaligus menjadi tindakan penyembuhan terhadap

tingkah laku yang menyimpang yang terlanjur terjadi agar

penyimpangan tersebut tidak berlarut-larut. Selain itu peneliti juga

menemukan pendekatan yang dilakukan guru ini membantu siswa

dalam mengatasi masalah yang dihadapi, contohnya ketika KBM

berlangsung, masalah terkadang muncul, baik itu masalah individu

maupun berkelompok. Dalam hasil observasi ini peneliti melihat ada

siswa yang kurang bersemangat, ramai dan ada yang mengganggu

73
Bayu Sastra (Siswa Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11 Mei
2022.
74
Eka Nurianti (Siswi Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11 Mei
2022.
68

temannya. Namun dengan pendekatan yang dilakukan guru PAI dalam

proses pembelajarannya. Siswa perlahan menjadi tenang, sehingga

menjadi kelas yang kondusif.75

2. Suasana Kelas

Lingkungan fisik tempat belajar dalam pengelolaan kelas

mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran.

Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat

minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran

dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan

pembelajaran.

Menurut Bapak Budiman Ali Akbar, selaku guru PAI SMAN 1

Praya Tengah mengatakan bahwa:

Keadaan kelas sebagai ruang tempat berlangsungnya kegiatan


belajar mengajar cukup berpengaruh dalam kenyaman siswa dalam
proses pembelajaran, namun Alhamdulillah ruang kelas di SMAN
1 Praya Tengah ini sudah memadai, sehingga memungkinkan
siswa dapat bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan sehingga
suasana kelas kondusif, tertib dan tenang saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung..76

Senada dengan bapak Wahyu Fahriza selaku guru PAI kelas XI

SMAN 1 Praya Tengah mengungkapkan bahwa:

Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus


memungkinkan semua siswa nyaman dalam belajar. Sehingga
disini saya mencoba melakukan perombakan tempat duduk, seperti
yang perempuan duduk di deretan depan sedang yang laki-laki
duduk di deretan belakangnya. Atau yang laki-laki duduk di
deretan sebelah kanan sedang yang perempuan duduk di deretan
sebelah kiri. Biasanya hal ini saya lakukan setiap seminggu sekali
75
Observasi, Tanggal 10 Mei 2022
76
Budiman Ali Akbar (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei
2022
69

kadang sebulan sekali sesuai dengan keadaan dan kondisi dengan


tujuan penyegaran suasana belajar.77

Hal senada juga disampaikan oleh bapak H.M. Amrullah selaku

kepala SMAN 1 Praya Tengah mengatakan bahwa:

Penataan ruang sangat penting dilakukan untuk menciptakan


suasana kelas yang kondusif, karna ini bersifat fleksibel sehingga
perubahan dari satu tujuan ke tujuan yang lain dapat dilakukan
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat kegiatan yang
dituntut oleh tujuan yang akan dicapai pada waktu itu. Penataan
ruang dan fasilitas yang ada di kelas akan berdampak pada siswa
salah satunya adalah membantu siswa dalam meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka merasa senang
belajar. 78

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bayu Sastra salah satu siswa

kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan bahwa “Pengaturan

tempat duduk dilakukan sekali seminggu, hal ini tidak menjadi masalah

bagi saya pribadi, karna dengan seringnya perpindahan tempat duduk ini

dapat menuntun kita semua agar selalu berbaur kepada sesame teman. 79

Hal senada yang diungkapkan oleh Eka Nurianti salah satu siswi

kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan bahwa “guru sering

mengubah posisi duduk kami, dengan ini kami bisa berbaur dengan teman

yang lain dan bukan dengan ini itu saja”80

Hasil wawancara dengan informan tersebut juga diperkuat dengan

hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama berada di lokasi


77
Wahyu Fahriza, (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 10 Mei
2022
78
H. M. Amrullah (Kepala SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei 2022
2020.
79
Bayu Sastra (Siswa Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11 Mei
2022.
80
Eka Nurianti (Siswi Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11 Mei
2022.
70

penelitian bahwa ruang kelas sudah memenuhi standar untuk menunjang

proses pembelajaran. Selain itu guru PAI SMAN 1 Praya Tengah

melakukan perombakan tempat duduk siswa, sehingga terlihat siswa

memiliki teman duduk yang berbeda-beda.81

3. Pola Interaksi

Dalam Manajemen Kelas, suatu pembelajaran dapat dikatakan

efektif, apabila terjadi interaksi yang baik antara guru dengan siswa

dan bertujuan untuk mencapai suatu tujuan belajar tertentu dengan cara

memfasilitasi pengetahuan dan keterampilan siswa melalui

kegiatan/aktivitas yang dapat membantu dan memudahkan siswa

dalam belajar. Interaksi yang baik adalah interaksi yang terjadi tidak

hanya di dalam kelas, akan tetapi juga terjadi di luar kelas, karena

keduanya dapat membangkitkan semangat/motivasi belajar siswa.

Menurut Bapak Budiman Ali Akbar, selaku guru PAI SMAN 1

Praya Tengah mengatakan bahwa:

Dalam hal penyampaian materi pelajaran, saya berusaha untuk


menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa terlebih
menggunakan tutur kata yang sopan saat mengajar karna kita
adalah seorang guru maka dari itu kita harus menjadi contoh yang
baik bagi siswa-siswi kita. Namun apabila ada kata-kata yang
belum dipahami, peserta didik saya berikan kesempatan untuk
bertanya kembali apa yang belum ia pahami. Kemudian saya akan
memberi penjelasan kembali dengan kata-kata yang lebih mudah
untuk dipahami oleh peserta didik sampai benar-benar mengerti.82

Senada dengan bapak Wahyu Fahriza selaku guru PAI kelas XI

SMAN 1 Praya Tengah mengungkapkan bahwa:


81
Observasi, Tanggal 10 Mei 2022
82
Budiman Ali Akbar (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei
2022
71

Kalau masalah interaksi, kami dengan guru yang lain sudah baik
begitu pula interaksi saya dengan siswa ketika proses pembelajaran
di kelas maupun di luar kelas sudah harmonis, hal ini bisa dilihat
dari anak-anak yang aktif untuk bertanya maupun menjawab,
sehingga dengan komunikasi yang harmonis dapat menjadikan
proses pembelajaran yang menarik dan tidak menoton.83

Hal senada juga disampaikan oleh bapak H. M. Amrullah

selaku kepala SMAN 1 Praya Tengah mengatakan bahwa:

Interaksi atau komunikasi yang baik menjadi poin utama yang


kami terapkan di sisni, karna dengan hubungan erat antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan guru akan
menciptakan gairah dan kegembiraan belajar siswa sehingga
mereka memiliki motivasi kuat dan keleluasaan mengembangkan
cara belajar masingmasing. Selain interaksi antar personal yang
edukatif, sehinga mau tidak mau kami harus tetap menjaga
hubungan komunikasi yang baik antar guru dengan materi
pelajaran, yakni guru yang berkompeten dalam mengajar sehingga
proses belajar mengajar berlangsung efektif, dan interaksi antra
siswa dengan materi pelajaran, yakni siswa aktif dan semangat
belajar. 84

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bayu Sastra salah satu siswa

kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan bahwa “Pada proses

pembelajaran PAI, bapak guru menjelaskan materi dengan kata-kata yang

mudah kami pahami, sehingga cepat kita paham.85

Hal senada yang diungkapkan oleh Eka Nurianti salah satu siswi

kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan bahwa “selain tutur

kata yang baik, penyampaian materi pembelajaran PAI juga mudah

83
Wahyu Fahriza, (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 10 Mei
2022
84
H. M. Amrullah (Kepala SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei 2022
2020.
85
Bayu Sastra (Siswa Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11 Mei
2022.
72

dipahami, selain itu saya juga merasakan kenyaman sehingga timbul rasa

berani bertanya pada diri saya pribadi.”86

Hasil wawancara dengan informan tersebut juga diperkuat dengan

hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama berada di lokasi

penelitian. Dimana guru PAI SMAN 1 Praya Tengah memang ketika

proses pembelajaran PAI berlangsung pendidik menggunakan kata yang

santun dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik,

sehingga interaksi dalam proses pembelajaran berjalan aktif.87

4. Pendidik menyesuaikan materi pelajaran dan kecepatan serta

kemampuan belajar peserta didik

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Budiman Ali Akbar,

selaku guru PAI SMAN 1 Praya Tengah mengatakan bahwa:

Untuk menyampaikan materi pelajaran, saya menyesuaikan materi


pelajaran dengan perbedaan kemampuan peserta didik. Terdapat
peserta didik yang cepat memahami materi yang diberikan, ada
juga yang sedikit lambat dalam memahami materi yang diberikan
biasanya yang sedikit lambat memahami ini, anaknya pendiam jadi
partisipasinya dalam belajar kurang. Sehingga saya memberikan
pertanyaan dengan menunjuk peserta didik. Apabila ia belum bisa
menjawab dan belum paham, maka pendidik mengulangi
penjelasan materi hingga ia paham. Bahkan, jika dalam
pengambilan nilai terdapat nilai yang kecil, maka diadakan proses
remedian sampai nilainya tuntas.88

Senada dengan bapak Wahyu Fahriza selaku guru PAI kelas XI

SMAN 1 Praya Tengah mengungkapkan bahwa:

86
Eka Nurianti (Siswi Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11 Mei
2022.
87
Observasi, Tanggal 10 Mei 2022
88
Budiman Ali Akbar (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei
2022
73

Saya menyampaikan materi kepada anak-anak itu tidak jauh


berbeda dengan apa yang telah saya susun di RPP, sehingga ketika
proses pembelajaran berlangsung saya tetap mengacu pada RPP
yang saya susun.89

Hal senada juga disampaikan oleh bapak H. M. Amrullah

selaku kepala SMAN 1 Praya Tengah mengatakan bahwa:

Saya selalu menghimbau kepada rekan-rekan guru agar


menyampaikan materi dengan cara yang baik, dengan bahasa yang
dipahami dan tidak bosan untuk menyampaikan materi kepada
siswa yang belum paham. 90

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bayu Sastra salah satu siswa

kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan bahwa:

Dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam kami paham dengan


materi yang disampaikanMeskipun kemampuan belajar kami yang
berbedabeda, ada yang cepat paham ada juga yang tidak, apabila
saat mengajar terdapat materi yang belum dipahami, kami bertanya
kembali dengan pendidik dan beliau akan menjelaskan kembali
hingga kami benar-benar paham.91

Hal senada yang diungkapkan oleh Eka Nurianti salah satu siswi

kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan bahwa “Dalam

pembelajaran agama Islam, sudah memberikan pemahaman materi

pembelajaran kepada kami dengan cara yang baik tanpa adanya sebuah

tekanan yang diberikan kepada kami selaku siswa jadi tidak ada rasa takut

yang timbul di hati kami ketika ada mau kita tanyakan.”92

89
Wahyu Fahriza, (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 10 Mei
2022
90
H.M. Amrullah (Kepala SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei 2022
91
Bayu Sastra (Siswa Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11 Mei
2022.

92
Eka Nurianti (Siswi Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11 Mei
2022.
74

Hasil wawancara dengan informan tersebut juga diperkuat dengan

hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama berada di lokasi

penelitian. Dimana guru PAI SMAN 1 Praya Tengah memang pada saat

proses pembelajaran PAI berlangsung pendidik menyesuaikan

penyampaian materi terhadap perbedaan kemampuan belajar peserta didik.

Hal tersebut terlihat ketika dalam penyampaian materi terdapat peserta

didik yang masih belum memahami materi, maka pendidik kembali

menjelaskan secara berulang-ulang hingga ia paham, dan disertai dengan

pemberian tugas rumah tambahan agar peserta didik lebih paham serta

proses remedial untuk perbaikan nilai. Perbaikan kembali diberikan oleh

pendidik ketika pertemuan minggu selanjutnya sampai nilai peserta didik

tuntas.93

5. Metode Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Budiman Ali Akbar,

selaku guru PAI SMAN 1 Praya Tengah mengatakan bahwa:

Dalam pembelajaran saya sering memberikan penguatan seperti


memotivasi siswa agar tetap semangat untuk terus rajin belajar,
bahkan saya juga sering mengingatkan mereka agar tetap patuh
kepada orang tua dirumah, dan selalu mengingatkan agar tidak
meninggalkan ibadah seperti sholat. Bahkan salah satu contoh cara
yang diberikan, terdapat buku jadwal sholat. Selain penguatan saya
memberikan umpan balik, apabila peserta didik diberikan tugas
dengan baik, maka diberikan nilai sesuai dengan hasilnya. Apabila
terdapat peserta didik yang mendapatkan nilai kecil, maka
diberikan tugas dirumah untuk memperbaiki nilainya. Selain itu,
diakhir pembelajaran saya memberikan pertanyaan-pertanyaan
pada peserta didik, siapa yang dapat menjawab pertanyaan tersebut
akan didahulukan pulang. 94
93
Observasi, Tanggal 10 Mei 2022
94
Budiman Ali Akbar (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei
2022
75

Senada dengan bapak Wahyu Fahriza selaku guru PAI kelas XI

SMAN 1 Praya Tengah mengungkapkan bahwa:

Metode yang saya gunakan dalam proses pembalajaran adalah


bermacam-macam dan terkadang saya mengkomparasikan dua
metode sekaligus tergantung dari kondisi peserta didik. Metode
yang gunakan seperti ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Metode
ini saya terapkan sebagai bentuk strategi saya untuk memancing
keaktifan siswa. Dan tentunya penggunaan metode ini saya suaikan
dengan bahan pelajaran yang akan disampaikan dengan tidak
mengabaikan keinginan siswa sehingga metode yang digunakan
mampu mencapai sasaran yang komprehensip yaitu dari ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik.95

Hal senada juga disampaikan oleh bapak H.M. Amrullah selaku

kepala SMAN 1 Praya Tengah mengatakan bahwa:

Dalam proses pembelajaran semua guru memiliki metode masing-


masing, jadi tidak menggunakan satu macam metode agar proses
pembelajaran memiliki variasi dan tidak membuat siswa-siswi kita
bosan dan jenuh. 96

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bayu Sastra salah satu siswa

kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan bahwa:

Kami sering diberi motivasi oleh pendidik, biasanya setelah


dinasehati karena kami ribut. Setelah dinasehati, pendidik
mengucapkan kata-kata seperti “jangan ribut terus, belajar yang
giat agar nilainya bagus.. Dan jangan melawan orang tua.97

Hal senada yang diungkapkan oleh Eka Nurianti salah satu siswi

kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan bahwa “Dalam

95
Wahyu Fahriza, (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 10 Mei
2022
96
H. M. Amrullah (Kepala SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei 2022
97
Bayu Sastra (Siswa Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11 Mei
2022.
76

pelajaran agama Islam, saya dan teman-teman sering diberikan nasehat

agar terus melakukan kebaikan dan terus rajin menuntut ilmu.”98

Hasil wawancara dengan informan tersebut juga diperkuat dengan

hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama berada di lokasi

penelitian. Dimana guru PAI SMAN 1 Praya Tengah bahwa pada saat

proses pembelajaran berlangsung ketika kelas mulai tidak kondusif,

terdapat peserta didik yang mengobrol dengan sendirinya, pendidik

kembali mengingatkan agar memperhatikannya. Memberikan penguatan

agar rajin belajar supaya meraih cita-cita dan sesuai harapan orang

tuanya.99

6. Pendidik menghargai peserta didik dengan tidak memandang latar

belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Budiman Ali Akbar, selaku

guru PAI SMAN 1 Praya Tengah mengatakan bahwa:

Dalam satu kelas yang terdapat banyak peserta didik dan berbeda-
beda latar belakang mereka, baik dari perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, dan status sosial keluarganya, saya tidak membeda-
bedakan mereka dan berusaha bersikap adil, yang terpenting
mereka mau belajar dengan sungguh-sungguh dan saling
menghargai satu sama lainnya. Karena disini mereka sama-sama
ingin belajar dengan baik. 100

Senada dengan bapak Wahyu Fahriza selaku guru PAI kelas XI

SMAN 1 Praya Tengah mengungkapkan bahwa:

98
Eka Nurianti (Siswi Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11 Mei
2022.
99
Observasi, Tanggal 10 Mei 2022
100
Budiman Ali Akbar (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei
2022
77

Dalam satu kelas terdapat banyak siswa, disini saya berusaha agar
tetap adil dan tidak membeda bedakan mereka, Apabila dalam
proses pembelajaran terdapat peserta didik yang memberikan
pendapatnya ketika diberi pertanyaan, saya menghargai pendapat
mereka. Karena, dengan mereka berani untuk mengemukakan
pendapat itu sudah merupakan sikap berani. Namun, terdapat juga
anak yang pendiam, terkadang saya menunjuknya untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan. Dengan demikian, semuanya
berpartisipasi dalam proses pembelajaran.101

Hal senada juga disampaikan oleh bapak H. M. Amrullah

selaku kepala SMAN 1 Praya Tengah mengatakan bahwa disini saya

dan guru-guru yang lain menghargai peserta didik tanpa memandang

latar belakang mereka, kami akan siap melayani siswa tanpa harus

memilih milih.102

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bayu Sastra salah satu siswa

kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan bahwa:

Ketika dalam proses pembelajaran PAI, guru tidak pernah


membeda-bedakan kami di kelas, walaupun berbeda-beda suku,
latar belakang, maupun keadaan ekonomi kami semuanya. Guru
selalu memberikan sikap yang sama dengan semuanya.103

Hal senada yang diungkapkan oleh Eka Nurianti salah satu siswi

kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan bahwa:

Dalam proses pembelajaran PAI guru tidak pernah membeda-


bedakan kita, semua dianggap sama, contohnya guru selalu
menghargai pendapat kami ketika diberikan kesempatan untuk
memberikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan, contohnya
“jawabanmu bagus..”, akan tetapi jika ada yang jawabannya kurang
tepat, maka disuruh untuk menambahkan jawabannya lagi dari
teman yang lain.”104

101
Wahyu Fahriza, (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 10 Mei
2022
102
H.M. Amrullah (Kepala SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei 2022
2020.
103
Bayu Sastra (Siswa Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11
Desember 2020.
78

Hasil wawancara dengan informan tersebut juga diperkuat dengan

hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama berada di lokasi

penelitian. Dimana guru PAI SMAN 1 Praya Tengah bahwa imana selama

proses pembelajaran berlangsung terlihat bahwa pendidik tidak membeda-

bedakan sikap antar peserta didik. Pendidik bersikap adil dengan

menghargai setiap peserta didik yang mengemukakan pendapat selain

peneliti menemukan bahwa dalam proses pembelajaran, dimana pendidik

menghargai dengan menerima pendapat dari yang dikemukakan oleh

peserta didik dikelas, meskipun jawabannya kurang tepat dan kemudian

diperbaiki secara bersama-sama atau diberikan waktu untuk menambahkan

jawaban dari teman yang lain.105

C. Faktor Penghambat Dan Pendukung Implementasi Manajemen Kelas

Pada Mata Pelajaran PAI di SMAN 1 Praya Tengah

Penerapan sebuah program, tentu tidak akan terlepas dari

hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan. Begitu juga dengan

penerapan manajemen kelas dalam meningkatkan proses pembelajaran.

Hanbatan-hambatan ini mungkin terjadi karena manajemen kelas

merupakan sebuah konsep pendidikan yang sangat komplek, karena

menyangkut semua unsur pendidikan. Sehingga untuk menyatukannya

juga merupakan suatu hal yang tidak mudah. Butuh sebuah proses dan

perjuangan dalam mengimplementasikanya.

104
Eka Nurianti (Siswi Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11 Mei
2022.
105
Observasi, Tanggal 10 Mei 2022
79

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Budiman Ali Akbar,

selaku guru PAI SMAN 1 Praya Tengah mengatakan bahwa:

Ada berbagai macam faktor yang dapat menghambat


manajemen kelas diantaranya adalah:
1. Masih ada siswa yang kurang disiplin seperti PR tidak
dikerjakan,
2. Adanya siswa yang kurang aktif dalam PBM,
3. Adanya beberapa siswa yang keluar masuk kelas dengan alasan
kekamar kecil dll.
Hal trsebut yang menyebabkan terhambatnya proses belajar
mengajar di dalam kelas. Sedangkan faktor pendukung kalau
menurut saya sudah komplek, misalnya:
1. Sarana prasarana yang memadai seperti perpustakaan, LCD
dikelas, masjid dll.
2. Terjalinnya koordinasi yang baik antara guru-guru PAI, Wali
kelas, BK, WAKA dan kepala sekolah.
3. Disamping itu adanya umpan balik dalam pembelajaran, siswa
merasa senang pada saat pembelajaran dengan metode yang
sesuai, dan juga adanya dukungan dari orang tua/wali murid
dirumah. 106

Senada dengan bapak Wahyu Fahriza selaku guru PAI kelas XI

SMAN 1 Praya Tengah mengungkapkan bahwa:

Faktor penghambat manajemen kelas adalah siswa masih ada yang


kurang peduli, kurang disiplin terhadap tanggung jawabnya sebagai
siswa seperti masih ada siswa yang sering buang sampah
sembarangan, dan mengabaikan sampah didekatnya, masih ada
yang sering terlambat sehingga ini menjadi penghambat mereka
dalam proses belajar mengajar, sedangkan faktor pendukung
adalah kepala sekolah aktif dalam mendorong semua guru agar
terus menciptakan pembelajaran yang efektif, selain itu komunikasi
yang baik dari semua stakeholder SMAN 1 Praya Tengah.107

Hal senada juga disampaikan oleh bapak H.M. Amrullah selaku

kepala SMAN 1 Praya Tengah mengatakan bahwa aktor penghambat

manajemen kelas adalah masih ada siswa yang bersikap tidak mau tau

106
Budiman Ali Akbar (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei
2022
107
Wahyu Fahriza, (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 10 Mei
2022
80

terhadap apa yang telah dinasehatkan oleh guru, ada juga siswa yang

pendiam atau pemalu sehingga kurang aktif pada kegiatan

pembelajaran, sedangkan faktor pendukung adalah komunikasi yang

baik dan kekompakan dalam melakukan segala upaya untuk

menciptakan pembelajaran yang kondusif.108

Berdasarkan faktor yang menjadi hambatan dalam

pembelajaran, dalam mengatasinya diperlukan usaha dari guru agar

pembelajaran berjalan efektif. Dalam hal ini usaha untuk mengatasi hal

tersebut Bapak Budiman Ali Akbar, selaku guru PAI SMAN 1 Praya

Tengah mengatakan bahwa:

Untuk mengatasinya, strategi yang saya terapkan adalah berusaha


tampil prima agar siswa tidak jenuh dengan suasana panas dikelas,
variasi metode, memotivasi dengan pemberian jadwal pengaturan
waktu, mengulang materi yang menyenangkan sehingga meskipun
di jam terakhir siswa tetap semangat. Untuk siswa yang kurang
aktif dan kurang konsentrasi, hal yang saya lakukan adalah
mendekati dan mengingatkan siswa tersebut. Adapun pendekatan
yang saya terapkan adalah pendekatan personal, yaitu mendekati
siswa tersebut dengan menannyakan penyebab dia tidak
berkonsentrasi dalam pembelajaran, mengingatkan siswa tersebut
jika hal itu sudah sering diulang, kemudian memberikan perhatian
yang lebih terhadap siswa tersebut. Kemudian pendekatan hati,
alhamdulillah dengan pendekatan hati, proses KBM tidak
mengalami kendala yang berarti sebab guru senantiasa memberikan
kesempatan yang sama kepada siswa dan menganggap semua
siswa memiliki bekal yang sama, kesempatan yang sama untuk
menjadi yang terbaik dan memotivasi siswa bahwa kemauan
merekalah yang yang akan mengantarkannya untuk menjadi yang
terbaik. 109
Senada dengan bapak Wahyu Fahriza selaku guru PAI kelas XI

SMAN 1 Praya Tengah mengungkapkan bahwa:

108
H.M. Amrullah (Kepala SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei 2022
109
Budiman Ali Akbar (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei
2022
81

Untuk mengatasi faktor penghambat tersebut adalah kami sebagai


guru harus lebih aktif lagi memberikan motivasi kepada peserta
didik dan melakukan variasi dalam proses pembelajaran.110

Hal senada juga disampaikan oleh bapak H.M. Amrullah selaku

kepala SMAN 1 Praya Tengah mengatakan bahwa faktor penghambat

dapat kita atasi dengan terus memberikan pendekatan yang lebih

kepada siswa yang bersikap tidak bai, dan terus memberikan arahan

baik secara individu maupun secara berkelompok. Serta memberikan

peringatan kepada siswa yang sering membuat keributan dalam proses

pembelajaran.111

Dari berbagai macam faktor penghambat tersebut maka

seorang guru dituntut untuk bisa mengelola kelas dengan baik, agar

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya. Dari hasil keterangan

tersebut, terlihat bahwa guru mampu mengetahui kondisi siswa dan

berusaha memberikan yang terbaik agar tujuan yang diharapkan dapat

tercai, baik itu untuk guru dan tujuan untuk siswa.

D. Efektivitas pembelajaran PAI di SMAN 1 Praya Tengah

Efektivitas pelaksanaan pembelajaran PAI di SMAN 1 Praya

Tengah ini menyangkut sikap yang ditunjukan siswa terhadap pelaksanaan

pembelajaran PAI yang dijalankan, dan manfaat yang diperoleh dari

pembelajaran PAI yang dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan

pengakuan dari siswa setelah mereka berpartisipasi dalam proses

110
Wahyu Fahriza, (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 10 Mei
2022
111
H.M. Amrullah (Kepala SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei 2022
82

pembelajaran PAI yang telah direncanakan oleh guru PAI SMAN 1 Praya

Tengah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Budiman Ali Akbar,

selaku guru PAI SMAN 1 Praya Tengah mengatakan bahwa:

Untuk meningkatkan gairah belajar siswa, ketika saya mengajar di


kelas, saya menggunakan pembelajaran yang komunikatif dan
kreatif, dengan memberikan hadiah (reward) bagi siswa yang
memiliki prestasi belajar, sekaligus memotivasi siswa yang lain
untuk berprestasi,serta memberikan nilai yang objektif sesuai
pemberian tugas, sehingga anak-anak menjadi lebih giat dan rajin
lagi untuk berprestasi. 112

Senada dengan bapak Wahyu Fahriza selaku guru PAI kelas XI

SMAN 1 Praya Tengah mengungkapkan bahwa:

Untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif, ketika suasana di


dalam sudah mulai sulit terkendali atau siswa ribut, maka saya
memberikan peringatan atau teguran yang ringan, misalnya dengan
ucapan “jangan ribut!”, setelah itu anak-anak kembali
memperhatikan. Apabila mereka ribut kembali, maka siswa yang
ribut maju untuk tegak di depan papan tulis, hal ini ditujukan agar
memberikan efek jera terhadap siswa yang rebut di dalam kelas.113

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bayu Sastra salah satu siswa

kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan bahwa:

kami merasa sangat senang dan bersemangat belajarnya kalau dari


gurunya enak dan menyenangkan dalam mengajar. Dan untuk guru
mata pelajar PAI kami senang belajarnya karena beliau suka sekali
mengajar dengan bercerita yang berubungan tentang materi hari
itu. Selain dari cara guru dalam mengajar yang membuat kami
senang, tetapi karena beliau sering memberikan hadiah (reward)
bagi siswa yang berprestasi di kelas, dan tidak hanya bagi yang
berprestasi saja bagi yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan

112
Budiman Ali Akbar (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei
2022
113
Wahyu Fahriza, (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 10 Mei
2022
83

yang diajukan beliau akan di kasih hadiah berupa alat tulis,


makanan, atau uang.114

Hal senada yang diungkapkan oleh Eka Nurianti salah satu siswi

kelas XI di SMAN 1 Praya Tengah, yang mengatakan bahwa:

Dalam pembelajaran PAI, saya dan teman-teman tidak berani ribut


karna ada sangsi berupa berdiri di depan papan tulis, sehingga
teman-teman menjadi takut dan tidak terlalu berani ribut mengingat
sangsi tegas dari bapak guru ketika pembelajaran PAI.115

Hasil wawancara dengan informan tersebut juga diperkuat dengan

hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama berada di lokasi

penelitian. Dimana guru PAI SMAN 1 Praya Tengah bahwa dalam proses

pembelajaran PAI, guru memberikan hadiah (reward) bagi siswa yang

memiliki prestasi belajar, sekaligus memotivasi siswa yang lain untuk

berprestasi, contohnya memberikan hadiah permen bagi siswa yang bisa

menjawab pertanyaan guru, selain itu guru juga memberikan tambahan

nilai bagi siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Selain itu

pada proses pembelajaran PAI yang sedang berlangsung ada saja peserta

didik yang membuat keributan, namun guru memberi teguran kepada

peserta didik agar kembali memperhatikan apa yang disampaikan.

Sehingga peserta didik merasa diperhatikan dan fokus pada proses

pembelajaran.116

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti di SMAN 1

Praya Tengah efektivitas pembelajaran PAI menunjukan peningkatan

114
Hendrawan (Siswa Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11 Mei
2022.
115
Eka Nurianti (Siswi Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11 Mei
2022.
116
Observasi, Tanggal 10 Mei 2022
84

terhadap gairah belajar dari siswa, selain gairah dalam belajar, tingkat

pencapaian nilai yang dihasilkan oleh beberapa siswa lebih cendrung pada

tingkat sedang. Peningkatan hasil belajar siswa tidak lepas dari kegiatan

pembelajaran yang dilakukan dikelas sudah baik hal ini dilihat dari

kondisi kelas yang tepat, guru mampu mengatur ruang belajar, dan

mengelolah interaksi belajar mengajar yang masih tergolong sedang. Guru

juga menerapkan gaya pembelajaran yang bervariasi seperti guru

menggunakan alat atau media dan penguasaan keterampilan mengajar.

Guru menyampaikan materi PAI dari materi yang paling mudah sampai

materi yang paling susah. Hal ini membuat peserta didik lebih cepat dalam

memahami materi. Dalam menjelaskan materi, guru selalu mengawali

dengan membaca judul terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan

mendemonstrasikan cara-cara menyelesaikan soal-soal sambil mengawasi

siswa dan menjelaskan kembali bagi siswa yang kurang mengerti atau

belum paham dalam mengikuti materi, untuk memberikan perhatian siswa

guru sesekali berkeliling kelas untuk memperhatikan sikap siswa dan

kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Hal ini mampu memberikan

motivasi kepada siswa dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang tertera dalam kurikulum dan silabus sehingga

siswa mempunyai semangat belajar yang tinggi dan pantang menyerah.

Guru juga memberikan latihan-latihan untuk memecahkan soal-soal yang

sulit sehingga siswa sudah terbiasa dan menjadi lebih kreatif dalam

menyelesaikan soal-soal PAI. Sehingga seluruh kegiatan yang dilakukan


85

guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA mampu mendukung siswa

untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

Hasil observasi peneliti diperkuat dengan data yang diperoleh dari

bapak Wahyu Fahrizal selaku guru PAI SMAN 1 Praya Tengah, dalam

data ini peneliti memaparkan hasil belajar PAI siswa kelas XI SMAN 1

Praya Tengah berdasarkan kriteria kelulusan minimal (KKM) dapat

ditentukan kelompok siswa berdasarkan kategori hasil belajar PAI yaitu

hasil belajar rendah (nilai < 75), menengah (nilai 75-85), dan tinggi (nilai

>85).117

Ketuntasan dalam belajar di sekolah dilihat menurut Kriteria Ketuntasan

Minimal, biasa di sebut juga KKM. Jadi, siswa dikatakan mencapai KKM apabila

nilainya sudah mencapai KKM atau lebih besar dari nilai KKM yang ditentukan.

Ketuntasan belajar diartikan kepastian peserta didik dalam menguasai kompetensi

sesuai yang diharapkan pada suatu materi yang dipelajari sebelum siswa naik atau

pindah ke materi pelajaran berikutnya. Pencapaian prestasi belajar yang mengacu

pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan sebelumnya

dimana ini mencirikan penguasaan konsep serta ketrampilan dimana itu semua dapat

diamati dan diukur.

Dibawah ini merupakan data nilai siswa kelas XI yang diberikan oleh

sumber data dalam proses penelitian.

Tabel 2.7 Daftar Nilai Siswa kelas XI Mipa 1

No Nama Nilai

1 Abiel Mulya Cipta 70


2 Adinda Armana Putri 70

117
Documentasi, capaian hasil belajar siswa PAI SMAN 1 Praya Tengah
86

3 Astia Ramdani 90
4 Baiq Amara Ayudla 72
5 Baiq Devi Permata Artami 73
6 Baiq Septia Elwandini 69
7 Dinda Sucianingsih 90
8 Elinda Sari 73
9 Ema Oktapiani 95
10 Endra Lesmana 65
11 Eva Mulyana 87
12 Fahrudin Salim Khaeri 69
13 Hendri Agusfiawan 60
14 Isnaini Maisarah 60
15 Juan Ardiansyah 70
16 Lalu Deni Herowandi 60
17 Lalu Muh. Hatta Winata 65
18 M. Alwan Gilang Dhanumaya 60
19 M. Azizee Syeh Ramawadi 50
20 M. Hendika Sebastian 50
21 M. Hendry Syahroni 89
22 M. Wirandi 90
23 Maheris Efendi 50
24 Marsa Juniandita 80
25 Melani Sulastri 90
26 Melina Rahmawati 90
27 Nadia Sucita 92
28 Nopita Yanti Susiana 87
29 Nurmayana Maulina 50
87

30 Putri Rahmania 89
31 Reva Febriyanti 85
32 Sherlida Dhesti Nurhanijal 84
33 Sulistriana 88
34 Titin Febrianti 90
35 Weni Setiawati 75
36 M. Alfin Rasidi 55

Tabel 2.8 Daftar Nilai Siswa kelas XI Mipa 2

No Nama Nilai

1 Adit Surya Asyari 80


2 Adrian Sukma Winata 70
3 Andrean 65
4 Anisa 80
5 Arman Hidayat 65
6 Arzinta Salsabila 75
7 Auliya Khaerun Nisya 85
8 Aziz Saputra 86
9 Baiq Uska Eliza 85
10 Baiq Tari Yuliandari 83
11 Dira Annisa 87
12 Eka Susanti 75
13 Elvina Sintia Utami 82
14 Fazila Syahranata 85
15 Hairullati Sukma 86
16 Ita Pralla Wandini 40
88

17 Jelita Triandani 87
18 Lalu Fahriyan Hadi 78
19 Lali Iyan Rizky Al Parizi 80
20 A. Azril Aziz 85
21 Matori Sahroni 78
22 Minhatul Maula 95
23 Mira Yulianti 83
24 Muhamad Restu Alwi 70
25 Muhammad Umamur Rozikin 75
26 Nadia Putri 89
27 Najwa Jamiarti 82
28 Nesa Puspita Ayu 85
29 Nova Desi Lawana 82
30 Nur Roudatul Jannah 87
31 Pandu Angger Tantowi Mukmin  87
32 Shiva Samudra 81
33 Susilawati 82
34 Tia Rahmawati 92
35 Zefanata Arinugraha 75

Tabel 2.9 Daftar Nilai Siswa kelas XI Mipa 3

No Nama Nilai

1 Ahmad Faried Riadi 60

2 Apriliadi 80

3 Awina Halia Lestari 80

4 Baik Anisa Nelahi Purnadya 80

5 Baik Nazia Defita 81


89

6 Baik Reni Maharani 80

7 Baik Sanya Rahmayanti 89

8 Baik Zayu Zinnur Aini 80

32 Bayu Sastra 75

9 Bima Darusman 60

10 Daniyal 65

11 Dimas Riskian Firga Hamdi 69

30 Eka Nurlanti 85

12 Eva Yulianti 75

13 Fina Herlinza 87

15 Janu Gasali Hani 85

16 Kasya Yuna Salsabila 80

17 Lalu Garda Pramudia 69

14 Lin Adekayanti 89

18 Linda Faozawati 81

19 M Riski Abdul Faqih 80

20 Maizatulakma 80

21 Masnia Arlita Siskawati 81

22 Melia Iryani 80

23 Minawatul Halawiyah 80

24 Moh Zikrul Hadi 80

25 Nila Widiya Wati 82


90

26 Nina Salsa Nurwati 81

27 Niza Yuliani 85

28 Nurhidayati 80

29 Nurul Febriana 98

31 Pahimaitsnaini 83

32 Roni Ansori 60

33 Wahyu Hidayat 72

34 Widia Citra Lestari 95

35 Yogi Sandra 79

36 Yola Restiani 86

Tabel 2.10 Daftar Nilai Siswa kelas XI IPS 1

No Nama Nilai

1 Ahmad Aldi Alparizi 60

2 Anastasya Nurdini Darma 80

3 Ayi Nisfatullaili 80

4 Baiq Huzaima 80

5 Baiq Karina Safitri 81

6 Danu Ferdiawan 80

7 Dedi Saputra 89

8 Dimas Bima Sofyan 80

9 Etika Muliana Sari 75


91

10 Gina Aulia 60

11 Hengki Iskandar 65

12 Hilmiati 69

13 Ikhwan Azhari 85

14 Indriani 75

15 Iqbal Pakula 87

16 Lalu Usman Hadi 85

17 Leni Triana 80

18 Lia Hardani 69

19 Moh. Sahrandy Saputra 89

20 Muhammad Alfarozi 81

21 Renita Febrianti 80

22 Restu Amanda 80

23 Ria Wardaniati 81

24 Rian Maolana 80

25 Riki Wiran Saputra 80

26 Sopian Sauri 80

27 Suciy Aulia Wulandariy 82

28 Tiara Madani 81

29 Yulia Ananda 85

30 Yusrina Halimi Putri 80

Tabel 2.11 Daftar Nilai Siswa kelas XI Bahasa 1


92

No Nama Nilai

1 Ahmad Busron Septriandaka 60

2 Amelia Tari 80

3 Baiq Ghina Desi Permatasari 80

4 Baiq Intan Nuraini 80

5 Baiq Lilik Aulia 81

6 Bayu Farhad Amrussiam 80

7 Dini Amiarti 89

8 Edi Mulia Saputra 80

9 Eka Sasmita 80
10 Erin Yuliana 70
11 Hhelena Septiani 65
12 Indar Jayadi 80
13 Intan Sri Karlina 65

14 Jupriadi 75

15 Lalu Gema Juang Sasaka 87

16 Lalu Lion Saputra 85

17 Lalu Muhammad Marta Arjuna 80

18 Lalu Zaki Padlul Rahman 69

19 M Royyan Faerozi 89

20 M Sahreza Andrean 81

21 M Taufik Hidayat 85

22 Martin Ardila 75

23 Maulidatussyarifah 87
93

24 Melani Sopia Fatmala 85

25 Muhamad Rando Adev 80

26 Muhammad Akil Afiyat 69

27 Nisa Atika Sari 85

28 Putri Ulinnuha 81

29 Restu Arya Anggara 85

30 Riski Ramdani 81

31 Rizka Nabila 80

32 Salmiatari 80

33 Siti Asiah 80

34 Sumiati 82

35 Wia septiani 81

Tabel.2.12 kriteria Keberhasilan Proses Pembelajaran Siswa dalam

proses pembelajaran PAI kelas XI SMAN 1 Praya Tengah

No Tingkat Keberhasilan Predikat Keberhasilan

1 86-100% Sangat Tinggi

2 71-85 % Tinggi

3 56-70 % Sedang

4 41-55% Rendah

5 <40% Sangat Rendah


94

Untuk mencari ketuntasan belajar siswa pada pelajaran PAI kelas 11 SMAN 1

Praya Tengah, peneliti menggunakan rumus seperti dibawah ini:

Ketuntasan = Jumlah Siswa Tuntas X 100 %


Jumlah Seluruh Siswa

Jadi dalam penelitian ini terdapat 134 siswa tuntas dalam pelajaran PAI dan

terdapat 172 siswa kelas 11 yang tergolong dari kelas 11 Mipa 1, Mipa 2, dan

Mipa 3. Kemudian kelas 11 Bahasa 1 dan kelas 11 IPS 1. Sehingga peneliti

merumuskan data nilai siswa kelas 11 SMAN 1 Praya Tengah dengan:

Ketuntasan = Jumlah Siswa Tuntas X 100 %


Jumlah Seluruh Siswa
= 134 X 100 %
172
= 77, 90 %
Jadi tingkat persentase ketuntasan siswa kelas 11 SMAN 1 Praya Tengah pada

pembelajaran PAI adalah 77,90 % masuk pada tingkat keberhasilan tinggi.


BAB III

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Setelah data diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi, peneliti melakukan pembahasan secara berturut-turut atas data

hasil temuan penelitian sesuai dengan fokus penelitian yang ada. Pembahasan

hasil penelitian dilakukan berdasarkan perspektif penelitian atau kerangka

teoritik. Dengan demikian, adapun pembahasan hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

A. Implementasi Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran PAI di SMAN 1

Praya Tengah Tahun Ajaran 2021/2022

Seperti yang telah dijelaskan pada penemuan di atas, bahwa pada

umumya terdapat beberapa bentuk Implementasi Manajemen Kelas Pada

Mata Pelajaran PAI yang dilakukan oleh guru, adapun bentuk Implementasi

Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran PAI di SMAN 1 Praya Tengah

adalah sebagai berikuti:

1. Perencanaan Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran PAI

Manajemen kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki

oleh seorang guru dalam merumuskan, memahami, mendiagnosis, dan

kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas yang dinamis

dengan tujuan agar proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.

Manajemen kelas sangat identik dengan salah satu fungsinya, yaitu

perencanaan (Planning) pembelajaran yang sangat membantu

berlangsungnya proses belajar mengajar.


96

Adapun perencanaan proses pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMAN 1 Praya Tengah adalah sebagai berikut:

a. Silabus

b. Menyusun RPP

c. Menyiapkan media pembelajaran

d. Menyediakan sumber belajar seperti buku untuk guru dan buku untuk

siswa.

e. Alat peraga untuk materi yang diajarkan

Dari paparan data diatas menunjukkan bahwa, jika dilihat dari sisi

ketentuan teoritisnya dalam perencanaan manajemen kelas pada mata

pelajaran PAI SMAN 1 Praya Tengah, sudah merupakan langkah-langkah

proses perencanaan dalam manajemen kelas yang umum dialami oleh

guru.

Sehingga temuan ini selaras dengan teori dari Saefullah, dalam

bukunya yang berjudul “Manajemen Pendidikan Islam” bahwa

perencanaan (Planing) merupakan salah satu fungsi dari manajemen kelas.

Fungsi manajemen kelas yang terbagi menjadi 4 yaitu:

a) Planning (perencanaan) Perencanaan adalah penentuan serangkaian


tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
b) Organizing (organisasi) Organisasi adalah sama antara dua orang atau
lebih dalam cara yang tersruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau
jumlah sasaran.
c) Actuatimg (penggerak) adalah kegiatan yang menggerakkan dan
mengusahakan agar seseorang melakukan tugas dan kewajibannya.
d) Controling (pengawasan) adalah salah satu fungsi manajemen yang
berupa mengadakan penilaian, mengadakan koreksi terhadap segala
hal yang telah dilakukan.118

118
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 20
97

Selain itu temuan tersebut selaras dengan teori dari Nurul Hidayah,

dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis Kesiapan Mahasiswa Prodi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Sebagai Calon Pendidik

Profesional.” Bahwa Berkaitan dengan perencanaan pembelajaran, maka

di dalamnya terdapat perencanaan proses pembelajaran, yang meliputi

silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sesuai dengan

Peraturan Menteri No. 41 tahun 2007, yang memuat identitas mata

pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator

pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,

metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian pembelajaran,

penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.119

Kaitannya dengan uraian di atas, dalam Al-Qur’an dijelaskan

bahwa:

ٌ َ‫صفًّا َكاَنَّهُ ْم بُ ْني‬ ‫هّٰللا‬


ٌ‫ان َّمرْ صُوْ ص‬ َ ‫اِ َّن َ ي ُِحبُّ الَّ ِذ ْينَ يُقَاتِلُوْ نَ ِف ْي َسبِ ْيلِ ٖه‬
Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di
jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh. (Q.S As-Shaff:4)

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah menganjurkan

untuk melakukan sesuatu dengan cara terorganisir dan direncanakan

dengan matang. Hal ini bertujuan agar terciptanya suatu kesatuan yang

kokoh dalam suatu organisasi demi tercapanya tujuan.Oleh sebab itu

manajemen kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan waktu ke

waktu tingkah laku siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar
119
Nurul Hidayah, “Analisis Kesiapan Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Sebagai Calon Pendidik Profesional”. Terampil Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Dasar, Vol. 5 Nomor 1 p-ISSN 2355-1925 e-ISSN 2580-8915 (Juni 2018), h.145.
98

dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Hari ini terjadi

persaingan yang sehat, tapi sebaliknya dimasa mendatang bisa saja terjadi

persaingan yang kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk

perilaku, perbuatan, sikap, mental dan emosional siswa.120

Hadist manajemen pendidikan, hadist riwayat al-Khathib

‫ َو الحلم بِالتَّحلُّم‬،‫ِإنَّما العلم بِالتَّ َعلُّم‬

Artinya: Hanyalah ilmu itu didapat dengan cara mempelajarinya,

dan hanyalah hilm (sikap bijak) itu diperoleh dengan cara tahallum

(usaha untuk bersikap bijak) [HR. Al-Kathib).

Terjemahan di atas peneliti dapat memahami bahwa ilmu itu akan

didapatkan oleh manusia dengan cara mempelajarinya yaitu dengan cara

tetap usaha untuk bersikap bijak.121

2. Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar

Pelaksanaan Manajemen Kelas yang efektif dalam pembelajaran

ketika seorang guru mampu mewujudkan kondisi kelas sebagai lingkungan

pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan

kemampuan seoptimal mungkin, menghilangkan berbagai hambatan yang

dapat menghalangi interaksi pembelajaran.

120
Ana Karmila, “Implementasi Manajemen Kelas Dalam Proses Pembelajaran PAI SMPN 18
Bandar Lampung, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Lampung, 2017),
hlm. 11.
121
Indasari, “Implementasi Pengelolaan Kelas Efektif Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Di Kelas VII SMPN 27 Bulukumba, (Skripsi, Uuniversitas
Muhammadiyah Makassar, Makassar, 2018) hlm.13
99

Adapun pelaksanaan manajemen kelas dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Praya Tengah adalah sebagai

berikut:

1) Tindakan-tindakan dalam Manajemen Kelas, guru PAI kelas XI

SMAN 1 Praya Tengah membantu memberikan solusi kepada peserta

didik yang mempunyai masalah

2) Pengaturan Kelas, guru PAI kelas XI SMAN 1 Praya Tengah

melakukan pengelolaan kelas seperti pengaturan tempat duduk peserta

didik diubah, sehingga terlihat peserta didik memiliki teman duduk

yang berbeda

3) Pola Interaksi yang baik seperti bertutur kata yang santun dan dengan

bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik, dan terlihat apabila

terdapat peserta didik yang kurang memahami apa yang dijelaskan,

maka pendidik menjelaskan kembali dengan bahasa yang lebih mudah

dipahami sehingga peserta didik paham

4) Menyesuaikan materi pelajaran dan kecepatan serta kemampuan

belajar peserta didik

5) Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi

6) Menghargai peserta didik dengan tidak memandang latar belakang

agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.

Dari paparan data diatas menunjukkan bahwa, jika dilihat dari sisi

ketentuan teoritisnya dalam pelaksanaan manajemen kelas pada mata

pelajaran PAI SMAN 1 Praya Tengah, sudah masuk dalam standar


100

manajeman kelas yang umum dialami oleh guru. Sehingga temuan ini

selaras dengan teori yang terdapat pada Badan Standar Nasional

Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Tentang Standar Proses, Nomor 41 Tahun 2007, disebutkan bahwa

indikator manajemen kelas yang efektif, dapat dilihat dari standar

manajemen kelas yang baik dalam pembelajaran. Menurut Peraturan

Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 Tahun 2007 mengenai

standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa

manajemen kelas harus meliputi:

1. Pendidik mengatur tempat duduk sesuai karakteristik peserta didik dan

mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.

2. Volume dan intonasi suara pendidik dalam proses pembelajaran harus

dapat didengar denga baik oleh peserta didik.

3. Tutur kata pendidik santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik.

4. Pendidik menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan

kemampuan belajar peserta didik.

5. Pendidik menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan,

keselamatan, dan keputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan

proses pembelajaran.

6. Pendidik memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon

dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran

berlangsung.
101

7. Pendidik menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang

agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.

8. Pendidik menghargai pendapat peserta didik.

9. Pendidik memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi.

10. Pada setiap awal semester, pendidik menyampaikan silabus mata

pelajaran yang diampunya.

11. Pendidik memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan

waktu yang dijadwalkan.122

B. Faktor Penghambat dan Pendukung Implementasi Manajemen Kelas

Pada Mata Pelajaran PAI di SMAN 1 Praya Tengah

Penerapan dalam sebuah program, tentu tidak akan terlepas dari

sebuah hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan. Selain hambatan, ada

pula beberapa hal yang membuat sebuah program yang dijalankan menjadi

berhasil. Begitu juga dengan penerapan manajemen kelas dalam

meningkatkan proses pembelajaran.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti ditemukan Faktor

pendukung Pendukung Implementasi Manajemen Kelas Pada Mata

Pelajaran PAI di SMAN 1 Praya Tengah adalah sebagai berikut:

1) Terjalinnya koordinasi yang baik antara guru-guru PAI, wali kelas, BK,

WAKA dan kepala sekolah

2) Adanya perintah dan larangan (reward dan punishment) dalam

pembelajaran bagi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran.

122
Badan Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Tentang Standar Proses, Nomor 41 Tahun 2007
102

3) Keaktifan dari kepala sekolah dalam mengontrol perkembangan dari

proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas.

4) Peran Aktif Guru PAI yang selalu memonitoring atau mengontrol

Siswanya baik secara individu maupun secara berkelompok.

Sehingga temuan ini selaras dengan teori dari Sadirman, dalam

bukunya yang berjudul “Buku Ajar Prinsip-Prinsip Pengelolaan

Pembelajaran”, bahwa:

1. Informator, kepala sekolah diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar

informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan

akademik maupun umum.

2. Organisator, kepala sekolah sebagai pengelola kegiatan akademik,

silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.

3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan

serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa,

menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga

akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.

4. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan

belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.

6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam

pendidikan dan pengetahuan.

7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam

proses belajar-mengajar.
103

8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik

dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat

menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.123

Selain itu dengan adanya motivasi yang diberikan guru kepada

siswa yang aktif dalam proses pembelajaran akan memberikan semangat

yang tinggi bagi siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan

teori motivasi dari Achievement Mc Clelland yang telah disusun pada bab

1, bahwa Motivasi dapat diartikan sebagai suatu energi yang mendorongan

seseorang agar dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya

dalam melaksanakan suatu kegiatan baik yang bersumber dari dalam diri

individu maupun dari luar diri individu. Jadi motivasi seseorang terdiri dari

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinisk. Motivasi intrinsik ini merupakan

motivasi yang tumbuh dari diri sendiri, Sedangkan motivasi ekstrinsik

merupakan motivasi yang datang dari luar seseorang, contohnya seperti

seseorang itu belajar karena tahu besok ada ujian dengan harapan

mendapatkan nilai baik agar dapat hadiah124

Sedangkan teori dari sardiman tentang tehnik yang digunakan oleh

guru untuk membangkitkan motivasi siswa adalah sebagai berikut:

1. Memberi angka-angka sebagai simbol dari nilai kegiatan yang

dilaksanakan, yang perlu diingat oleh guru, harapannya angka-angka

123
Sadirman, Buku Ajar Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pembelajaran, (Pamekasan: Stain
Pamekasan Press, 2001), h.142.
124
Widayat Prihartanta, “Teori-teori Motivasi”, Jurnal Adabiya, Vol. 1, Nomor 83, 2015,
Hlm 4-5
104

tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan hanya sekedar

kognitifnya saja

2. Hadiah dapat menjadi motivasi karena hadiah ini merupakan bentuk

dari penghargaan.

3. Kompetisi persaingan, yang dimana dengan adanya suatu persaingan,

siswa akan menjadi lebih semangat dalam mencapai hasil yang terbaik

4. Ego-involment menumbuhkan kesadaran kepada siswa terhadap

pentingnya suatu kegiatan yang dilaksanakan agar siswa dapat

menerimanya sebagai sebuah tantangan, sehingga siswa akan merasa

tertantang, secara kognitif siswa akan mencari cara untuk memecahkan

tantangan tersebut

5. Memberi ulangan kepada siswa, sehingga siswa akan giat untuk belajar

6. Mengetahui hasil belajar sebagai alat motivasi, karena dengan

mengetahui hasilnya maka siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat

lagi

7. Memberikan pujian apabila ada siswa yang berhasil melaksanakan

tugasnya dengan baik, hal ini akan menjadi motivasi sekaligus akan

membangkitkan harga diri siswa

8. Hukuman, merupakan bentuk yang negatif tetapi jika diberikan dengan

tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motiuvasi.125

Oleh karena itu, guru sangat dituntut memiliki kompetensi keahlian

khusus dalam menumbuhkan semangat belajar siswa dan semangat dalam


125
Siti Suprihatin, “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” Jurnal
Pendidikan Ekonomi, Vol. 3, Nomor. 1, 2015. Hlm. 75-76
105

mengikuti kegiatan-kegiatan yang disusu dalam suatu program oleh pihak

sekolah. Dalam mengembangkan kemampuannya, siswa harus didorong

secara terus menerus terutama dalam memahami ilmu agama. Dengan

demikian program imtaq yang telah direncanakan oleh pihak sekolah dapat

diikuti oleh seluruh siswa dengan penuh kesadaran.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti ditemukan

Faktor pendukung Pendukung Implementasi Manajemen Kelas Pada Mata

Pelajaran PAI di SMAN 1 Praya Tengah adalah guru dan kepala sekolah

saling bekerja sama dalam menuntaskan permasalahan yang sedang

dihadapi oleh siswa dan siswi dan memberikan motivasi kepada siswa

dalam proses pembelajaran. namun yang menjadi kendala, terkadang masih

ada siswa yang tidak mengerjakan PR, adanya siswa yang kurang aktif

dalam proses pembelajaran, dan adanya beberapa siswa yang keluar masuk

kelas dengan alasan kekamar kecil.

C. Efektivitas pembelajaran PAI di SMAN 1 Praya Tengah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di

SMAN 1 Praya Tengah, ditemukan bahwa Implementasi Manajemen Kelas

Di SMAN 1 Praya Tengah yang dilakukan oleh ibu Rina Zulaeha, S,Hi

dalam mata pelajaran PAI mendapat respon positif dari siswa. Karena

dengan implementasi tersebut siswa merasa mendapatkan suatu perubahan

dalam mengikuti proses pembelajaran seperti:

1) Siswa merasa bersemangat

2) Siswa merasa termotivasi agar lebih aktif dalam pembelajaran,


106

3) Siswa merasa nyaman dalam proses pembelajaran

4) Siswa merasa lebih diperhatikan.

Temuan tersebut sejalan dengan teori efektivitas dari dari Gomes

tentang tipe-tipe suatu program yang dijalankan sudah efektifitas yang

terdiri dari 4 tipe yaitu:

1. Reactions (reaksi), yang dimana melalui reactions dapat kita ketahui

pendapat dari peserta didik dari program yang diberikan.

2. Learning, memberikan sebuah informasi yang akan diperoleh melalui

sebuah kemampuan dan keterampilan yang diberikan selama proses

pelaksanaan.

3. Behavior, perubahan dari peserta didik sebelum dan sesudah

pelaksanaan. sehingga dibandingkanlah untuk dapat mengetahui tingkat

pengaruh pelaksanaan program tersebut terhadap peserta didik.

4. Organizational Results, untuk menguji dampak dari pelaksanaan

program terhadap peserta didik.126

Dalam teori efektifitas dari Gomes sudah sangat jelas bahwa

Implementasi Manajemen Kelas yang diterapkan oleh ibu Rina Zulaeha,

S,Hi dalam mata pelajaran PAI sudah efektif, hal ini dilihat dari respon

positif dari siswa atasatas perubahan yang dialami.

Kemudian diperkuat kembali dengan teori dari Salman Rusydie

yang mengatakan bahwa manajemen kelas dapat dilaksanakan dengan baik,

tujuan dari manajemen kelas dapat tercapai. Maka, ada dua kemungkinan

126
Nurkomariah, Efektivitas Program Imtaq Dalam Membentuk Kepribadian Siswa,
(Skripsi Uin Mataram, 2015), Hlm.13
107

yang akan dialami oleh peserta didik sebagai indikator keberhasilan

manajemen kelas. Pertama, sebuah manajemen kelas dapat dikatakan

berhasil jika sesudah itu setiap peserta didik mampu untuk terus belajar dan

bekerja. Peserta didik tidak mudah menyerah dan pasif disaat mereka

merasa tidak tahu atau kurang memahami tugas yang harus dikerjakannya.

Setidaknya, peserta didik masih menunjukkan semangat dan gairahnya

untuk terus mencoba untuk belajar walaupun mereka menghadapi hambatan

dan masalah yang sangat sulit.

Kedua, sebuah manajemen kelas juga dapat dikatakan berhasil jika

setiap peserta didik mampu untuk terus menerus melakukan pekerjaan

tanpa membuangbuang waktu dengan percuma. Artinya setiap peserta didik

akan bekerja secepatnya agar ia segera dapat menyelesaikan tugas yang

diberikan kepadanya. Hal ini akan menjadikan peserta didik mampu

menggunakan waktu belajarnya seefektif dan seefesien mungkin.127

Tabel 2.13 Tentang Hasil Temuan di SMAN 1 Praya Tengah

No Fokus Penelitian Hasil Analisa Peneliti

1. Implementasi Bentuk Implementasi 1. Guru PAI SMAN 1


Manajemen Kelas Manajemen Kelas Pada Praya melakukan
Pada Mata Mata Pelajaran PAI Di perencanaan dengan
Pelajaran PAI Di SMAN 1 Praya Tengah menyiapkan beberapa
SMAN 1 Praya Tahun Ajaran komponen yang
Tengah Tahun 2021/2022 adalah: dibutuhkan dalam
Ajaran 2021/2022 1. guru PAI proses pembelajaran
melakukan seperti RPP, silabus,
perencanaan media pembelajaran
dengan dan sumber
menyiapkan pembelajaran.
beberapa 2. Setelah semua
127
Rusydie, Salman Prinsip-prinsip Manajemen Kelas (Yogyakarta: Diva Press, 2011),
hlm. 45
108

komponen disiapkan, guru


pembelajaran melaksanakan kegiatan
seperti silabus, pembelajaran. Dalam
RPP, media tahap pelaksanaan ini
pembelajaran dan guru berpedoman pada
menyediakan komponen yang telah
sumber belajar disiapkan sebelumnya,
seperti buku untuk sehingga proses
guru dan buku pembelajaran menjadi
untuk siswa. terarah, kemudian guru
2. Selain itu guru menciptakan suasana
juga melakukan kelas yang nyaman
pelaksanaan dalam bagi siswa dengan
pembelajaran menjaga pola interaksi
dengan yang baik kepada
mengutamakan siswa dan aktif
pengelolaan kelas. melakukan pendekatan
kepada siswa.
2. Faktor Penghambat Faktor pendukung Dalam menciptakan
Dan Pendukung dalam Implementasi manajemen kelas yang
Implementasi Manajemen Kelas Pada baik kepala sekolah dan
Manajemen Kelas Mata Pelajaran PAI Di guru PAI SMAN 1 Praya
Pada Mata SMAN 1 Praya Tengah Tengah melakukan
Pelajaran PAI di adalah kordinasi dengan semua
SMAN 1 Praya 1. Adanya koordinasi guru terhadap
Tengah dari guru, perkembangan siswa
2. Adanya perintah dikelas, kemudian guru
dan larangan PAI SMAN 1 Praya
(reward dan Tengah memberikan
punishment), motivasi kepada siswa
3. Keaktifan dari dengan memberikan
kepala sekolah reward atau hadiah bagi
dalam mengontrol siswa seperti penambahan
perkembangan nilai bagi siswa yang aktif
proses pembelajaran bertanya maupun
yang dilakukan guru menjawab sehingga siswa
di kelas dan terdorong agar lebih aktif
4. Peran aktif guru untuk bertanya maupun
PAI yang selalu menjawab, selain itu
memonitoring atau dengan adanya reward
mengontrol siswa menjadi fokus
siswanya baik memperhatikan materi
secara individu yang dijelaskan oleh guru.
maupun secara Meskipun demikian masih
berkelompok. ada juga siswa yang masih
Adapun faktor ribut di dalam kelas ketika
109

penghambat dalam pembelajaran berlangsung,


Implementasi namun disini bisa teratasi
Manajemen Kelas oleh pengontrolan aktif
Pada Mata Pelajaran yang dilakukan guru PAI
PAI Di SMAN 1 SMAN 1 Praya Tengah
Praya Tengah ketika ada siswa yang
adalah: ribut.
1. Masih ada siswa
yang tidak taat pada
aturan yang telah
diberlakukan oleh
guru ketika di dalam
kelas.
3. Efektivitas Implementasi Dengan adanya reward
pembelajaran PAI Manajemen Kelas Pada yang diberikan kepada
di SMAN 1 Praya Mata Pelajaran PAI Di siswa, membuat proses
Tengah SMAN 1 Praya Tengah pembelajaran menjadi
sudah efektif, hal ini lebih hidup, hal ini dilihat
didasari atas adanya dari aktifnya siswa
peningkatan yang bertanya dan mau
terjadi pada siswa menjawab, hal ini
ketika proses menandakan bahwa
pembelajaran dilakukan semangat belajar anak
meningkat. Selain adanya
reward, peran aktif guru
PAI yang selalu
memonitoring atau
mengontrol siswanya baik
secara individu maupun
secara berkelompok
menjadi suatu hal yang
memiliki dampak positif
kepada siswa, karna siswa
merasa terus dipantau atau
diperhatikan.
110
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terkait

dengan Implementasi Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran PAI Di

SMAN 1 Praya Tengah Tahun Ajaran 2021/2022 adalah sebagai berikut:

1. Bentuk Implementasi Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran PAI di

SMAN 1 Praya Tengah Tahun Ajaran 2021/2022 adalah yang pertama

perencanaan dengan menyiapkan silabus, RPP, media pembelajaran,

menyediakan sumber belajar seperti buku untuk guru dan buku untuk

siswa dan alat peraga untuk materi yang diajarkan, Kemudian yang

kedua pelaksanaan yang terdiri dari membantu memberikan solusi

kepada peserta didik yang mempunyai masalah, melakukan pengelolaan

kelas, pola Interaksi yang baik, menyesuaikan materi pelajaran dan

kecepatan serta kemampuan belajar peserta didik, penggunaan metode

pembelajaran yang bervariasi dan selalu menghargai peserta didik

dengan tidak memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin,

dan status sosial ekonomi.

2. Faktor pendukung dalam Implementasi Manajemen Kelas Pada Mata

Pelajaran PAI Di SMAN 1 Praya Tengah adalah terjalinnya koordinasi

yang baik antara guru-guru PAI, wali kelas, BK, WAKA dan kepala

sekolah, adanya perintah dan larangan (reward dan punishment) dalam

pembelajaran bagi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran,


111

keaktifan dari kepala sekolah dalam mengontrol perkembangan dari

proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas dan peran aktif guru

PAI yang selalu memonitoring atau mengontrol siswanya baik secara

individu maupun secara berkelompok. Adapun faktor penghambat

dalam Implementasi Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran PAI Di

SMAN 1 Praya Tengah adalah masih ada siswa yang tidak mengerjakan

PR, adanya siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, dan

adanya beberapa siswa yang keluar masuk kelas dengan alasan kekamar

kecil.

3. Pelaksanaan Implementasi Manajemen Kelas Pada Mata Pelajaran PAI

Di SMAN 1 Praya Tengah sudah efektif, hal ini didasari atas respon

yang positif dari siswa dan perubahan yang dialami oleh siswa seperti

siswa merasa bersemangat, siswa menjadi sangat antusias dalam proses

pembelajaran, siswa merasa termotivasi agar lebih aktif dalam proses

pembelajaran, siswa merasa nyaman dalam proses pembelajaran.

Sehingga tujuan dari proses pembelajaran itu sendiri dapat tercapai.

B. Saran

Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, dengan mendasarkan pada

penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin memberikan saran

yang mungkin yang mungkin dapat menjadi bahan masukan, antara lain

sebagai berikut:

1. Kepada murid SMAN 1 Praya Tengah, penulis sarankan bahwa untuk

mencapai suatu prestasi yang baik seperti yang kita harapkan maka
112

diperlukan usaha belajar yang optimal, karena dengan adanya usaha

yang demikian maka tujuan yang kita harapkan akan tercapai.

2. Kepada guru SMAN 1 Praya Tengah yang telah menjalankan tugas

sebagai manajemen kelas dalam proses pembelajaran, namun belum

sepenuhnya berhasil untuk itu pihak sekolah perlu meningkatkan

kerjasama yang baik dengan orang tua peserta didik.

3. Kepada orang tua, selain faktor pendukung lainnya orang tua

merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap siswa

itu sendiri, jadi orang tuang harus selalu memberikan suport kepada

siswa agar lebih bersemangat dalam belajar dan orang tua bisa bekerja

sama dengan pihak sekolah demi tercapainya tujuan dan harapan dari

masing-masing.

4. Kepada kepala sekolah SMAN 1 Praya Tengah hendaknya lebih tegas

dalam keputusan yang berkaitan dengan peratuan di sekolah dan

kepala sekolah juga harus lebih menegaskan kedisiplinan kepada

seluruh warga sekolah serta hubungan yang harmonis dengan warga

sekolah dan harus melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung

jawab agar dapat lebih mengoptimalkan dalam upaya peningkatan

kinerja guru SMAN 1 Praya Tengah. Kepala sekolah harus lebih sering

lagi untuk melakukan kunjungan ke kelas-kelas, memberikan motivasi

kepada guru dan siswa. Untuk mengatasi faktor-faktor penghambat

implementasi manajemen kelas pada mata pelajaran PAI diharapkan


113

kesatuan langkah dan kebersamaan tujuan antara kepala sekolah, guru,

siswa dan orang tua serta masyarakat sekitar.

5. Kepada peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian atau peneliti

selanjutnya, sebaiknya kaji lebih mendalam permasalahan apa yang

akan dijadikan penelitian agar lebih memahami apa yang akan dibahas

melalui referensi dari buku, dari jurnal atau penelitian terdahulu yang

pembahasannya menyerupai baik variabel maupun metode

penelitiannya. Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengambil

penelitian yang memiliki tema serupa atau sama diharapkan dapat

lebih meningkatkan keaktifan, rasa inisiatif, percaya diri, dan

bekerjasama dengan informan penelitian atau responden penelitian

untuk melakukan koordinasi yang lebih baik sehingga dapat membantu

kelancaran penelitian.
114

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan

Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005.

Abdul Rachman Shaleh. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada. 2004

Abudin Nata. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2009.

Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif. Depok: Rajagrafindo Persada. 2017

Ahmad Rohani. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2010

Albi Anggito & Johan Setiawan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat:

CV Jejak. 2018

Ana Karmila. “Implementasi Manajemen Kelas Dalam Proses Pembelajaran Pai

Di SMPN 18 Bandar Lampung. Skripsi, FTK UIN Raden Intan Lampung,

Lampung.

Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

2005

B fitri Rahmawati & Syahrul Amar. Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Lombok

Timur: Universitas Hamzanwadi Press. 2017

Badan Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Tentang Standar Proses, Nomor 41 Tahun 2007

Baiq Rohiyatun dan Sri Erni Mulyani, Hubungan Prosedur Manajemen Kelas

Dengan Kelancaran Proses Belajar Mengajar, Jurnal Pendidikan

Mandala. Vol. 2 No. 2. 2017


115

Bambang Warsito. Teknologi Pembelajaran. Bandung: Rineka Cipta, 2008

Bambang Warsito. Teknologi Pembelajaran. Bandung: Rineka Cipta. 2008.

Bayu Sastra (Siswa Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11

Mei 2022.

Bq. Femi, Wawancara, Guru PAI kelas XI SMAN 1 Praya Tengah, tanggal 17

Desember 2021

Bq. Femi. Wawancara, Guru PAI kelas XI SMAN 1 Praya Tengah, tanggal 17

Desember 2021

Budiman Ali Akbar (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9

Mei 2022

Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. 2017

Dadang Suhardan dkk. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2009.

Dokumentasi, Profil SMAN 1 Praya, tanggal 25 April 2022

Eka Nurianti (Siswi Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 11

Mei 2022.

Eka Nurlanti. Wawancara, Siswa Kelas XI SMAN 1 Praya Tengah, 17 Desember

2021

Euis Karwati dan Donni Joni Priansa. Manajemen Kelas Guru Profesional yang

Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan, dan Berprestasi. Bandung:

ALFABETA. 2015.

Faizal Djabidi. Manajemen Pengelolaan Kela. Malang: Madani. 2017

H. M. Amrullah (Kepala SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 9 Mei

2022
116

Ibrahim & Nana syaodih. Perencanaan Pengajaran. Jakarta, Rineka Cipta

Imam Bukhari. Kitab Shahih Al Bukhari Jilid 4. Pustaka As Sunnah: Jakarta. 2010

Indasari, “Implementasi Pengelolaan Kelas Efektif Dalam Meningkatkan Mutu

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas VII SMPN 27

Bulukumba, (Skripsi, Uuniversitas Muhammadiyah Makassar, Makassar,

2018)

Khusnul Wardan. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: CV Budi Utama. 2019.

Martinis Yamin dan Maisah. Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta: Gaung

Pesada Press. 2009.

Mulyadi. Classroom management: Mewujudkan suasana kelas yang

menyenangkan bagi siswa. Malang: UIN-Maliki Press. 2009.

Nasution. Metode Research. Jakarta : Bumi Aksara. 2016.

Nurkomariah. Efektivitas Program Imtaq Dalam Membentuk Kepribadian Siswa.

Skripsi Uin Mataram. 2015.

Nurul Hidayah, “Analisis Kesiapan Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Sebagai Calon Pendidik Profesional”. Terampil

Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, Vol. 5 Nomor 1 p-ISSN 2355-

1925 e-ISSN 2580-8915 (Juni 2018), h.145.

Observasi, H.M Amrullah, Wawancara, Kepala SMAN 1 Praya Tengah, tanggal

17 Desember 2021.

Observasi, SMAN 1 Praya Tengah tanggal 17 Desember 2021.

Observasi, Tanggal 10 Mei 2022.


117

Rudi Herwanto. “Implementasi Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Proses

Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di madrasah Tsanawiyah

Negeri Turen Malang. Skripsi, FTK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,

Malang. 2015.

Rusydie. Salman Prinsip-prinsip Manajemen Kelas. Yogyakarta: Diva Press.2011.

Sadirman, Buku Ajar Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pembelajaran. Pamekasan:

Stain Pamekasan Press. 2001.

Saefullah. Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Saefullah. Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Samiaji Sarosa. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: PT Kanisius.

2020.

Siti Suprihatin. “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” Jurnal

Pendidikan Ekonomi, Vol. 3, Nomor. 1, 2015.

Sititis Wuriana, “Implementasi Manajemen Kelas dalam Meningkatkan

Efektivitas Pembelajaran PAI Kelas X di SMK Negeri 6 Yogyakarta.

Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta,

Yogyakarta. 2013.

Sri Minarti. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah. 2013

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2012

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. 2009

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta. 2017.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2017


118

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 1998

Sunaryo. Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Malang: IKIP

Malang, 1989.

Suwardi Endraswara. Penelitian Kebudayaan; Ideologi, Epistemologi dan

Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Widyatama. 2006.

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta. 2014.

Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta. 2014.

Syaiful Bahri Djamarah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

2002.

Tim Ganesha Operation. Sosiologi. Penerbit Duta. 2018.

Wahyu Fahriza, (Guru PAI SMAN 1 Praya Tengah), Wawancara, Tanggal 10

Mei 2022.

Widayat Prihartanta, “Teori-teori Motivasi”, Jurnal Adabiya, Vol. 1, Nomor 83,

2015.
119

LAMPIRAN
120

Lampiran 1

Kisi-kisi Penelitian di SMAN 1 Praya Tengah


Upaya yang dilakukan Instrumen Pengumpulan Data
No Guru PAI
Indikator Observasi Wawancara Dokumentasi
1. Guru mengatur tempat duduk
sesuai dengan karakteristik
peserta didik, mata pelajaran,
serta aktivitas pembelajaran
yang
akan dilakukan
2. Volume dan intonasi suara
guru dalam proses
pembelajaran harus dapat
didengar baik oleh peserta
didik.
3. Tutur kata guru santun dan
dapat dimengerti peserta didik.

4. Guru menyesuaikan materi


pelajaran dengan kecepatan
kemampuan belajar peserta
didik
5. Guru menciptakan ketertiban,
kedisiplinan, kenyamanan,
keselamatan, dan kepatuhan
pada peraturan dalam
menyelenggarakan proses
pembelajaran.
6. Guru memberikan penguatan
dan umpan balik terhadap
respon dan hasil belajar peserta
didik selama
proses pembelajaran
berlagsung
7. Guru menghargai peserta didik
tanpa memandang latar
belakang agama, suku, jenis
kelamin, dan
status sosial ekonomi.
8. Guru menghargai pendapat
peserta didik.
121

9. Guru memakai pakaian yang


sopan, bersih, dan rapi.

10. Pada tiap awal semester, guru


menyampaikan silabus mata
pelajaran yang diampunya.

11. Guru memulai dan mengakhiri


proses pembelajaran sesuai
waktu
yang dijadwalkan.
122

Lampiran 2

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA


A. PEDOMAN OBSERVASI

Upaya yang dilakukan Instrumen Pengumpulan Data


Guru PAI
No Terlaksa Kadang Tidak
Indikator na terlaksa terlaksana
na
1. Guru mengatur tempat duduk
sesuai dengan karakteristik
peserta didik, mata pelajaran,
serta aktivitas pembelajaran
yang
akan dilakukan
2. Volume dan intonasi suara guru
dalam proses pembelajaran
harus dapat didengar baik oleh
peserta
didik.
3. Tutur kata guru santun dan
dapat dimengerti peserta didik.

4. Guru menyesuaikan materi


pelajaran dengan kecepatan
kemampuan belajar peserta
didik
5. Guru menciptakan ketertiban,
kedisiplinan, kenyamanan,
keselamatan, dan kepatuhan
pada peraturan dalam
menyelenggarakan proses
pembelajaran.
6. Guru memberikan penguatan
dan umpan balik terhadap
respon dan hasil belajar peserta
didik selama
proses pembelajaran berlagsung
7. Guru menghargai peserta didik
tanpa memandang latar
belakang agama, suku, jenis
kelamin, dan
status sosial ekonomi.
123

8. Guru menghargai pendapat


peserta didik.

9. Guru memakai pakaian yang


sopan, bersih, dan rapi.

10. Pada tiap awal semester, guru


menyampaikan silabus mata
pelajaran yang diampunya.

11. Guru memulai dan mengakhiri


proses pembelajaran sesuai
waktu
yang dijadwalkan.
124

B. PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Profil SMAN 1 Praya Tengah, yang terdiri dari:

a. Identitas SMAN 1 Praya Tengah

b. Sejarah berdirinya M SMAN 1 Praya Tengah

c. Arsip Visi, Misi dan Tujuan SMAN 1 Praya Tengah

d. Struktur organisasi SMAN 1 Praya Tengah

e. Keadaan sumber daya manusia (Guru, siswa, dan karyawan)

f. Daftar Mata Pelajaran SMAN 1 Praya Tengah

g. Keadaan Sarana dan Prasarana SMAN 1 Praya Tengah

h. RPP mata pelajaran PAI kelas XI SMAN 1 Praya Tengah


125

C. PEDOMAN WAWANCARA GURU PAI

Responden : Bq. Femi (Guru PAI kelas XI SMAN 1 Praya Tengah)

Tempat : SMAN 1 Praya Tengah

1. Perencanaan dalam Proses Pembelajaran

a. Apa saja persiapan Anda sebelum proses pembelajaran berlangsung?

b. Bagaimana mengelola kegiatan sebelum proses pembelajaran

berlangsung?

2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

a. Apakah Anda mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik,

mata pelajaran, dan kegiatan belajar peserta didik?

b. Apakah volume dan intonasi suara bapak/ibu dalam proses

pembelajaran sudah dapat didengar baik oleh peserta didik?

c. Apakah bapak/ibu sudah menggunakan bahasa yang sopan dan dapat

dipahami peserta didik?

d. Apakah bapak/ibu menyesuaikan materi pelajaran dengan

kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik?

e. Apakah bapak/ibu sudah menciptakan ketertiban, kedisiplinan,

kenyamanan dan peraturan dalam menyelenggarakan pembelajaran?

f. Apakah bapak/ibu sudah memberikan penguatan dan umpan balik

terhadap respon dan hasil belajar peserta didik selama pembelajaran

berlangsung?
126

g. Apakah bapak/ibu sudah menghargai peserta didik tanpa

memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status

sosial ekonomi?

h. Apakah bapak/ibu sudah menghargai pendapat peserta didik?

i. Apakah bapak/ibu sudah menggunakan pakaian yang sopan dan

rapi?

j. Setiap awal semester apakah bapak/ibu menyampaiakan silabus mata

pelajaran?

k. Dalam memulai dan mengakhiri proses belajar mengajar, apakah

bapak/ibu sudah menggunakan waktu yang tekah dijadwalkan?

3. Evaluasi/penilaian

a. Apakah anda melakukan evaluasi dalam kegiatan pembelajarannya?

b. Bagaimana hasil evaluasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI?

4. Faktor pendukung dan penghambat

a. Apa faktor pendukung dalam implementasi manajemen kelas pada

mata pelajaran PAI ?

b. Apa faktor penghambat dalam implementasi manajemen kelas pada

mata pelajaran PAI?


127

PEDOMAN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

Responden : H.M.Amrullah (kepala SMAN 1 Praya Tengah)

Tempat : SMAN 1 Praya Tengah

1. Bagaimana dukungan anda mengenai manajemen kelas yang ada di

sekolah?

2. Bagaimana dukungan anda mengenai manajemen kelas yang ada di

sekolah?

3. Bagaimana sejarah berdirinya SMAN 1 Praya Tengah?

4. Apa visi dan misi SMAN 1 Praya Tengah?

5. Bagaimana kondisi pendidik, peserta didik, dan pegawai lainnya.


128

PEDOMAN WAWANCARA SISWA

Responden : Siswa kelas XI SMAN 1 Praya Tengah

Tempat : SMAN 1 Praya Tengah

1. Bagaimana kegiatan pembelajaran yang diampu oleh guru PAI ketika

berada di dalam kelas, apakah guru menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan?

2. Bagaimana cara guru menciptakan lingkungan yang menyenangkan?

3. Seperti apa konsep pengaturan tempat duduk ketika pembelajaran?

4. Bagaimana cara guru menyelesaikan masalah ketika siswa mengalami

kesulitan dalam belajar?

5. Apakah guru menerapkan kedisiplinan di kelas? Contohnya apakah guru

menegur siswa ketika melakukan kesalahan atau terlambat datang untuk

mengikuti pembelajaran?

6. Apakah guru sering memberikan hadiah atau penghargaan kepada siswa

yang aktif dalam kegitan pembelajaran di kelas?


129

ANALISA PROGRAM TAHUNAN


SATUAN PENDIDIKAN : SMAN 1 PRAYA TENGAH
PENDIDIK : WAHYU FARIZA,S.Pd
NIP : 0
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI 2
KELAS : XI
PROGRAM/PEMINATAN : Bhs-IPA-IPS
TAHUN PELAJARAN : 2021;2022
A. PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU TIAP SEMESTER
SEMESTER 1: GANJIL
HARI TIDAK EFEKTIF HARI EFEKTIF BANYAK PEKAN SEMESTER 1

Hari tatap Muka


Lbr.Keagamaan

Pasca Smt/UTS

TIDAK EFEKTIF
Smt/UTS/MOS

SELURUHNYA
Jumlah Hari

NO BULAN
Lbr. Khusus

Bagi Raport
KET.

Hari Efektif

EFEKTIF
Lbr.Umum

/hari Guru
Lbr.Smtr

Jumlah
Ahad

1 Juli-21 31 4 1 9 0 0 14 17 0 0 0 17 5 2 3
2 agustus 21 31 5 2 0 0 0 7 24 0 0 0 24 4 0 4
3 Sep-21 30 4 0 0 0 0 4 26 7 0 0 19 4 1 3
4 Okt-21 31 5 1 0 0 0 6 25 0 0 0 25 4 0 4
5 Nop-21 30 4 0 0 0 0 4 26 0 0 0 26 4 0 4
6 Des-21 31 4 1 6 0 0 11 20 8 12 1 -1 5 4 1
JUMLAH 184 26 5 15 0 0 46 138 15 12 1 110 26 7 19
SEMESTER 2: GENAP
HARI TIDAK EFEKTIF HARI EFEKTIF BANYAK PEKAN SEMESTER 2
Smt/UTS/MO

SELURUHNY
Jumlah Hari

Lbr. Khusus

Bagi Raport

NO BULAN
Keagamaan

Hari Efektif
Lbr.Umum

KET.

EFEKTIF
EFEKTIF
Hari tatap

TIDAK
Lbr.Smtr

Smt/UTS

A
Jumlah

S/ HUT
Pasca

Muka
Ahad

Lbr.

1 Jan-22 31 5 1 6 25 25 5 0 5
2 Feb-22 28 4 1 1 6 22 22 4 0 4
3 Mar-22 31 4 2 2 8 23 6 17 4 3 1
4 Apr-22 30 5 1 1 7 23 1 22 5 1 4
PASCA
5 Mei-22 31 5 4 1 10 21 21 4 4 0 USBN/UN
6 Jun-22 30 4 1 12 17 13 6 12 1 -6 4 4 0
JUMLAH 181 27 10 12 0 5 54 127 13 12 1 101 26 12 14
Jlh. Total 365 53 15 27 0 5 100 265 28 24 2 211 52 19 33

B. DISTRIBUSI ALOKASI WAKTU TIAP SEMESTER


Jumlah Jampel
No. No. Mapok Materi Pokok Pertemuan
Ket.
3
1 1 Q.S. al Maidah/5: 48; Q.S. an-Nisa/4: 59; dan Q.S. at Taubah /9: 105. Serta 3 9
2 3 Iman kepada Kitab-kitab Allah Swt. 3 9
3 5 Syaja’ah (berani membela kebenaran) 2 6
4 6 Hormat dan patuh kepada orangtua dan guru 3 9
5 7 Pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah 2 6
6 8 Pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah di masyarakat 3 9
7 9 Prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam 3 9
Jumlah 19 57 0
8 2 Q.S. Yunus/10 : 40-41 dan Q.S. al-Maidah/5: 32 serta hadits tentang toleransi, 4 12
9 4 Iman kepada Rasul-rasul Allah Swt. 3 9
10 10 Perkembangan peradaban Islam pada masa kejayaan 3 9
11 11 Perkembangan Islam pada masa modern (1800-sekarang) 4 12
FALSE 0
0
Jumlah 14 42 0
Jumlah Total 33 99 0
C. ANALISIS ALOKASI WAKTU & DISTRIBUSI WAKTU
Jumlah Pekan Jumlah Pekan
Semester tersedia dibutuhkan
Sisa Pekan Ket

Ganjil 19 19 0 Ca da ngan
Genap 14 14 0 Ca da ngan
Mengetahui, PENGADANG,
KEPALA SMAN 1 PRAYA TENGAH GMP- PAI BP

Drs.H.M.AMRULLAH,MM WAHYU FARIZA,S.Pd


NIP 196708061995021000 NIP
130
1

(Wawancara dengan Kepala sekolah SMAN 1 Praya Tengah yaitu bapak H. M


Amrullah)

“Observasi Manajemen Kelas Mata Pelajaran PAI Kelas XI di SMAN 1 Praya


Tengah”
2

Wawancara dengan guru PAI (Bapak Budiman Ali Akbar)

“Wawancara dengan siswa/i (Bayu Saputra dan Eka Nurlanti)”

Anda mungkin juga menyukai