Anda di halaman 1dari 107

i

OPTIMALISASI PERAN BMT EL IHSAN MUBAROK PRINGSEWU


DALAM MEMINIMALISIR RENTENIR DI LINGKUNGAN
MASYARAKAT KECAMATAN PRINGSEWU
TAHUN 2022

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mendapat Gelar
Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh :
SEPTIYA MAHARANI
NIM : 1927102010133

Program Study : Ekonomi Syariah

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM AN-NUR LAMPUNG
TAHUN 1444H/2023 M

i
ii

PERNYATAAN ORISINALITAS/KEASLIAN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Septiya Maharani

Nim : 1927102010133

Jenjang Pendidikan : S1

Program Study : Ekonomi Syariah

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul "OPTIMALISASI

PERAN BMT EL IHSAN MUBAROK PRINGSEWU DALAM

MEMINIMALISIR RENTENIR DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN 2022" adalah benar – benar karya saya,

kecuali yang disebutkan sebagai sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan

kekeliruan di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Pringsewu, 2023

Yang Menyatakan,

Septiya Maharani
Nim : 1927102010133

ii
iii

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : OPTIMALISASI PERAN BMT EL IHSAN


MUBAROK PRINGSEWU DALAM
MEMINIMALISIR RENTENIR DI
LINGKUNGAN MASYARAKAT
KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN 2022

Nama Mahasiswi : Septiya Maharani

Nim : 1927102010133

Jurusan : Ekonomi Dan Bisnis Islam

Program Study : Ekonomi Syariah

MENYETUJUI

Untuk dimunaqosyahkan dan dipertahankan dalam sidang munaqosyah Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Islam Program study Ekonomi Syariah (ESY) Universitas

An Nur (UNISAN) Lampung.

Pembimbing I Pembimbing II

Estelee Elora Akbar, M.E Lisa Efrina,M.E


NIDN : 2109079402 NIDN : 210529104

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

Dr. Tamyiz, M.Pd


NIDN : 2106117901

iii
iv

PENGESAHAN

Judul Skripsi : OPTIMALISASI PERAN BMT EL IHSAN


MUBAROK PRINGSEWU DALAM
MEMINIMALISIR RENTENIR DI
LINGKUNGAN MASYARAKAT
KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN 2022

Nama Mahasiswi : Septiya Maharani

Nim : 1927102010133

Jurusan : Ekonomi Dan Bisnis Islam

Program Study : Ekonomi Syariah

MENYETUJUI

Telah disetujui dan diujikan dalam ujian munaqosyah Jurusan Ekonomi Dan
Bisnis Islam program Ekonomi Syariah (ESY) Universitas Islam An Nur
(UNISAN) Lampung.

Tim Penguji
Ketua : (………………………….)

Penguji I : (………………………….)

Penguji II : (………………………….)

Sekertaris : (………………………….)

Lampung Selatan, 2023


Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis islam

Dr. Tamyiz, M.Pd


NIDN : 2106117901

iv
v

PERSEMBAHAN

Pertama-tama puji syukur saya panjatkan pada Allah swt atas

terselesaikannya Skripsi ini dengan baik dan lancar. Dan skripsi ini saya

persembahkan untuk :

1. Allah SWT, yang telah memberikan banyak nikmat Iman, Islam serta

Kesehatan yang telah menuntun setiap langkah sehingga penulis mampu

menyelesaikan tugas akhir ini dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

2. Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan bagi umatnya,

semoga shalawat serta salam senantiasa selalu mengiringi Beliau.

3. Bapak Sudarsono dan mamak Nani yang selalu memberikan do'a serta

dukungan, motivasi yang luar biasa serta kasih saying yang takkan pernah

mampu untuk terbalaskan.

4. Untuk kakak ku Susanto dan Adik ku Egi Afan Dimastiar yang selalu

mendukung dan memberikan motivasi.

5. Teruntuk Mas Ryan yang selalu memberikan motivasi, memberikan hiburan

dan keceriaan setiap waktu.

6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam terimakasih

untuk semuanya, keberhasilanku tak lepas dari jasa – jasamu, teruntuk Ibu

Estelee Elora Akbar, M.E dan Ibu Lisa Efrina, M.E selaku Pembimbing

terimakasih atas bimbingannya sehingga mampu menyelesaikan tugas akhir

ini.

7. Rekan – rekan kerja kantor BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu, Ibu

Maesaroh, Mba Fika dan Alif semoga kita tetap jadi team kerja yang baik.

v
vi

8. Teruntuk sahabat ku Dina nur rahmatika, meilia, nur rizki, miftahul jannah

terimakasih sudah menjadi bagian dari perjalanan hidup ini, semoga Allah

permudah segala niat kita aamiin.

9. Teman – teman seperjuanganku Ekonomi Syariah Kelas B, terimakasih sudah

menjadi teman terbaik dalam menghabiskan waktu di kampus.

Semoga kita terus bisa bersilaturahim meski di putuskan jarak dan waktu.

10. Semua Pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini.

vi
vii

MOTTO

‫هّٰللا‬
ً ‫ۗ اَل يُ َكلِّفُ ُ نَ ْف‬
ْ ‫سا اِاَّل ُو‬
‫س َع َها‬
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."1

1
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya (Bandung: CV Diponegoro, 2010) Hal
29.

vii
viii

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq,

Hidayah serta Inayah-Nya. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa untuk

Rasulullah Muhammad SAW sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas

Akhir dengan judul "Optimalisasi Peran BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu dalam

Meminimalisir Rentenir di Lingkungan Masyarakat Kecamatan Pringsewu Tahun

2022”. Tugas Akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna

menyelesaikan Pendidikan Strata satu Program Study Ekonomi Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas An Nur (UNISAN) Lampung.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa proses

penyusunan tidak lepas dari kesulitan dan hambatan, tetapi berkat bantuan serta

bimbingan dari berbagai pihak, maka penyusunan Tugas Akhir ini dapat

terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, oleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT atas segala rahmad dan hidayahnya hingga Tugas Akhir ini

dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Dr. H. Andi Warisno, M.MPd selaku rektor Universitas Islam An-

Nur (UNISAN) Lampung.

3. Bapak Dr. Tamyiz,M.Pd selaku dekan fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

Universitas Islam An-Nur (UNISAN) Lampung.

4. Bapak Dr. Agus Sujarwo, M.Pd selaku kordinator saya yang selalu

membantu dan mengarahkan saya.

viii
ix

5. Ibu Estelee Elora Akbar, M.E selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dan sabar dalam membimbing penulisan skripsi ini.

6. Ibu Lisa Efrina, M.E selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu

dan memberi masukan-masukan pada penulisan skripsi ini.

7. Segenap ibu / bapak staff akademik kampus Universitas Islam An-Nur

(UNISAN) Lampung atas bantuan-bantuan yang diberikan.

8. Ayahanda dan ibunda yang selalu memberikan doa-doa dan dukungan-

dukungan, dorongan, dan bantuan material maupun non material agar

penulis dapat menyelesaikan study.

9. Terimakasih pada teman-teman yang senantiasa memberikan dukungan

dan doa-doa yang diberikan.

10. Dan semua pihak yang tidak bisa kusebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari

ksempurnaan, baik dari segi materi maupun teknik.untuk itu demi kesempurnaan

Tugas Akhir ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

dari pembaca. Akhirnya, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat

bagi dunia Ekonomi Syariah khususnya dan ilmu pengetahuan lain pada

umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Lampung, 2023
Penulis

Septiya Maharani
Nim : 1927102010133

ix
x

ABSTRAK

Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui peran BMT El Ihsan


Mubarok Pringsewu dalam upaya meminimalisir praktik rentenir serta peran El
Ihsan Mubarok Pringsewu dalam upaya meminimalisir praktik rentenir dalam
perspektif ekonomi Islam.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), bersifat
deskriptif. Sumber data yang digunakan berasal dari data primer dan data
sekunder. Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara, dokumentasi
dan observasi. teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan
diperoleh sampel dalam penelitian ini adalah 2 karyawan BMT El Ihsan Mubarok
Pringsewu dan 4 anggota BMT yang terjebak pada praktek rentenir. Analisa data
yang digunakan adalah analisa data kualitatif dengan pendekatan berfikir secara
deduktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran BMT El Ihsan
Mubarok Pringsewu dalam upaya meminimalisir praktek rentenir di masyarakat
dilakukan melalui sosialisasi, pembinaan dan system jemput bola sebagai salah
satu cara agar masyarakat dapat meninggalkan ketergantungan terhadap rentenir.
Kini terdapat 15 anggota sudah melakukan pembiayaan kembali di BMT El Ihsan
Mubarok Pringsewu walaupun belum sepenuhnya. Peran BMT El Ihsan Mubarok
Pringsewu dalam upaya meminimalisir parktek rentenir dalam perspektif ekonomi
islam merupakan upaya untuk menjauhkan masyarakat dari praktek riba yang
identik dengan praktek rentenir. Hal ini juga telah memenuhi indikator dalam
system ekonomi islam yang meliputi prinsip keadilan, prinsip ta'awun dan prinsip
maslahat.

Kata kunci : BMT, Rentenir.

x
xi

DAFTAR ISI

PERSETUJUANPERNYATAAN ORISINALITAS/KEASLIAN............ii
PERSETUJUAN............................................................................................iii
PENGESAHAN.............................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................v
MOTTO.........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR..................................................................................viii
ABSTRAK......................................................................................................x
DAFTAR ISI..................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Identifikasi Masalah.............................................................................7
C. Rumusan Masalah................................................................................7
D. Tujuan Masalah...................................................................................7
E. Manfaat Penelitian...............................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................10
A. Kajian Teori........................................................................................10
1. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT).....................................................10
a. Pengertian BMT.........................................................................10
b. Sejarah BMT..............................................................................12
c. Dasar Hukum BMT....................................................................15
d. Pembiayaan di BMT..................................................................21
e. Peran BMT.................................................................................25
f. Indikator Peran BMT..................................................................29
2. Praktek Rentenir..............................................................................30
a. Pengertian Rentenir Dalam Islam...............................................30
b. Dasar Hukum Cara Rentenir......................................................31
c. Dampak Negatif Praktek Rentenir.............................................33
d. System Rentenir.........................................................................36
e. Rentenir Dalam Perspektif Ekonomi Islam................................42
B. Kajian Penelitian Yang Relevan.........................................................44
C. Fokus Dan Sub Fokus Penelitian........................................................47
1. Fokus Penelitian..............................................................................47
2. Sub Fokus Penelitian......................................................................47
..............................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................48
A. Jenis Penelitian...................................................................................48
B. Setting Penelitian................................................................................48
C. Unit Analisis.......................................................................................49
D. Sumber Data.......................................................................................49

xi
xii

a. Data Primer.....................................................................................49
b. Data Sekunder.................................................................................50
E. Metode Pengumpulan Data.................................................................50
1. Metode Observasi...........................................................................50
2. Metode Wawancara........................................................................51
...............................................................................................................
3. Metode Dokumentasi......................................................................51
F. Keabsahan Data...................................................................................51
G. Analisis Data.......................................................................................52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................53
A. Deskripsi Hasil Penelitian...................................................................53
1. Gambaran Objek Penelitian............................................................53
a. BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu............................................53
b. Visi – Misi BMT........................................................................54
c. Badan Hukum BMT...................................................................55
d. Alamat Perusahaan.....................................................................56
e. Layanan BMT.............................................................................56
f. Struktur Organisasi BMT............................................................57
g. Produk Dan Aplikasi Akad........................................................58
h. Syarat Pendaftaran Anggota BMT.............................................62
2. Data Hasil Penelitian.......................................................................64
B. Pembahasan.........................................................................................70
1. Analisis Peran BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu Dalam
Upaya Meminimalisir Praktek Rentenir Di Masyarakat ...............70
2. Analisis Peran BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu Dalam
Upaya Meminimalisir Praktek Rentenir Di Masyarakat
Dalam Perspektif Ekonomi Islam .................................................76
C. Keterbatasan Penelitian.......................................................................79
BAB V PENUTUP ................................................................................80
A. Kesimpulan.........................................................................................80
B. Saran...................................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................82
LAMPIRAN – LAMPIRAN..........................................................................

xii
1
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Baitul Maaal Wat Tamwil menjadi salah satu lembaga keuangan yang

sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas dalam hal membantu permodalan

atau pendanaan. Keberadaan BMT pada dasarnya merupakan pengembangan

dari konsep ekonomi Islam, terutama dalam dalam bidang keuangan.

Berdirinya bank mumalat Indonesia (BMI) Pada tahun 1992 memberikan

peluang kepada lembaga keuangan lain untuk mendirikan bank-bank yang

berdasarkan pada prinsip syari'ah, namun operasional BMI kurang

menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah, maka munculah usaha

untuk mendirkan bank dan lembaga keuangan mikro, seperti BPR syari'ah

dan BMT yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasional daerah.2

Baitul Maal Wat Tamwil merupakan salah satu jenis lembaga

Keuangan non Bank yang bergerak dalam skala mikro sebagaimana koperasi

simpan pinjam (KSP). BMT merupakan lembaga keuangan yang

berlandaskan prinsip syari'ah dan dioperasikan dengan prinsip bagi hasil.

BMT tidak hanya bergerak dalam pengelolaan modal (uang) melainkan juga

bergerak dalam bidang sosial, seperti pengumpulan dana Zakat, Infaq dan

Shodaqah (ZIS). Dilihat dari segi namanya Baitul Maal berarti lembaga sosial

sejenis BAZ (Badan Amil Zakat) sedangkan Baitul Tamwil berarti lembaga

2
Heri Sudarsono, Lembaga dan Keuangan Syariah (Yogyakarta : Ekonomisasi, 2003), Hal
97.
2

bisnis, sebagai lembaga keuangan mikro syari'ah pendirian BMT diawali oleh

ide dan modal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat.3

Baitul Maal Wat Tamwil tidak lebih dari sebuah koperasi, karena

dimiliki oleh masyarakat yang menjadi anggotanya, menghimpun simpanan

anggota dan menyalurkannya kembali kepada anggota melalui produk

pembiayaan. Oleh karena itu, legalitas BMT pada saat ini yang paling cocok

adalah berbadan hukum koperasi.4

Keberadaan BMT bertujuan untuk dapat mensejahterakan ekonomi

masyarakat serta menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi ribawi,

beberapa peran BMT, yakni sebagai berikut:

1. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi non syari'ah, dengan

melakukan sosialisasi tentang arti sistem ekonomi Islam.

2. Melakukan pembinaan usaha kecil dengan cara memberikan

pendampingan, pembinaan, penyuluhan, dan pengawasan terhadap usaha-

usaha nasabah dan masyarakat umum.

3. Melepaskan ketergantungan pada rentenir alasan utama masyarakat

menggunakan jasa rentenir adalah proses pinjaman praktis, sederhana dan

tidak membutuhkan waktu lama. Karena itulah BMT harus bisa

mengimbangi rentenir dengan pelayanan yang lebih cepat.

3
M. Aziz, Pedoman Pendirian BMT (Jakarta: Pinbuk Pres, 2004), Hal 10.
4
Heri Sudarsono, Lembaga dan Keuangan Syariah (Yogyakarta : Ekonisasi, 2003), Hal 96.
3

4. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distriusi yang merata

misalnya ketika pembiayaan BMT harus mampu lebih teliti dalam

menggolongkan nasabah yang layak dan tidak layak.

Adanya peningkatan terhadap kebutuhan masyarakat, namun hal

tersebut tidak diiringi dengan peningkatan pendapatan, mendorong

masyarakat untuk melakukan sesuatu demi memenuhi kebutuhannya yang

semakin lama semakin berkembang, Salah satunya adalah dengan meminjam

dana atau modal kepada lembaga keuangan salah satunya yakni lembaga

keuangan syari'ah seperti BMT, namun, bagi beberapa pelaku usaha kecil

tidak mudah untuk mendapatkan akses pembiayaan di dunia perbankan hal ini

disebabkan karena akses untuk mendapatkan pembiayaan di perbankan

relatif sulit.

Baik lembaga keuangan konvensional atau syari'ah tetap mensyaratkan

adanya jaminan dalam pengajuan pembiayaan yang itu tidak mungkin

dipenuhi oleh para pelaku usaha kecil. Selain itu juga persyaratan

administratif pada saat melakukan pembiayaan seperti laporan keuangan yang

lainnya masih relatif sulit dipenuhi oleh pelaku usaha kecil padahal pada

waktu yang bersamaan para pelaku usaha kecil ini sangat membutuhkan

pembiayaan untuk mencapai keinginan mereka dalam melancarkan usaha.

Akibat sulitnya akses untuk mendapatkan pembiayaan maka tidak

sedikit dari para pelaku usaha kecil dan masyarakat yang kemudian

mengajukan pinjaman kepada rentenir. Rentenir adalah orang yang sering

disebut lintah darat karena iamenawarkan pinjaman jangka pendek tanpa


4

jaminan, akan tetapi menarik bunga yang sangat tinggi untuk setiap kredit.

Pada dasarnya hal ini tidak sesuai dengan ajaran yang disyariatkan oleh Islam

sebagaimana dijelaskan dalam Surat An Nahl ayat 90 berikut ini:

‫ ۤا ِء‬YY‫ش‬ ۤ ‫ا ِن َواِ ْيت‬YY‫س‬ ‫هّٰللا‬


َ ‫َن ا ْلفَ ْح‬ ْ ُ‫اِئ ِذى ا ْلق‬YYَ
ِ ‫ر ٰبى َويَ ْن ٰهى ع‬YY َ ‫ ْد ِل َوااْل ِ ْح‬YY‫ْأ ُم ُر بِا ْل َع‬YYَ‫اِنَّ َ ي‬
َ‫َوا ْل ُم ْن َك ِر َوا ْلبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْون‬
Artinya: " Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."5

Alasan utama yang mendasari maraknya praktik rentenir tidak lain

adalah dikarenakan proses pendanaan yang lebih fleksibel dibandingkan Bank

atau lembaga keuangan lain yang mengharuskan nasabah menyertakan

jaminan.

Padahal meski rentenir menawarkan pinjaman dengan sangat mudah,

namun dibalik itu semua ada dampak negatif yang akan dirasakan oleh

masyarakat, salah satunya ialah ketika ada masyarakat yang tidak mampu

mengembalikan uang tersebut bunga yang dibebankan akan semakin

menumpuk semakin lama peminjam mengembalikan uang pinjaman maka

akan semakin besar juga bunga yang harus ia bayarkan. Selain itu, alasan

lainnya yang membuat masyarakat lebih memilih rentenir daripada lembaga

keuangan syari'ah seperti BMT, salah satunya ialah karena kurangnya

pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang ekonomi Islam seperti

larangan terhadap riba padahal riba dilarang keras dalam ekonomi Islam.

5
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahannya (Bandung : CV Diponegoro, 2010),
Hal 273.
5

Praktik rentenir di masyarakat masih marak ditemui bahkan dari data

menunjukkan adanya perentase kenaikan minat Anggota terhadap

pembiayaan melalui rentenir.

Tabel 1

minat Anggota BMT terhadap Rentenir

NO TAHUN JUMLAH PERSEN

1 2020 64 13%

2 2021 50 10%

3 2022 79 15%

Gambar 1

Persentase Minat Anggota Pembiayaan di Rentenir

Masyarakat masih banyak menaruh minat terhadap rentenir. Hal ini

terjadi pada BMT El-Ihsan Mubarok dimana anggotanya berjumlah 527,


6

dimana dari jumlah ini 15% atau 79 anggota mengaku masih ada yang

melakukan pembiayaan diluar BMT El-Ihsan Mubarok Cab.Pringsewu.6

BMT El-Ihsan Mubarok Pringsewu sebagai lembaga keuangan yang

ada di Kota pringsewu melalui strategi yang menarik seperti adanya layanan

jemput bola, pelayanan yang prima, jaminan serta margin yang ringan serta

produk yang bervariasi diharapkan mampu membuat masyarakat beralih ke

sistem syari'ah yang di kelola oleh koperasi BMT El-Ihsan Mubarok dan

melepaskan diri dari jerat rentenir.7

Keberadaan BMT El-Ihsan Mubarok dapat menjadi alternatif kepada

masyarakat kalangan bawah dalam mendapatkan pembiayaan dengan

kewajiban pengembalian yang cukup ringan sehingga masyarakat tidak harus

meminjam kepada rentenir lagi. Peran BMT dalam memberikan pelayanan

dengan akses yang mudah ini diharapkan bisa menghapus praktik rentenir

namun kenyataannya rentenir masih tetap diminati tidak hanya oleh

masyarakat namun juga pelaku usaha kecil.

Berangkat dari paparan diatas, penulis sangat tertarik untuk meneliti

tentang bagaimana optimalisasi peran BMT El-Ihsan Mubarok dalam

meminimalisir praktik rentenir. Sehingga dalam kesempatan ini penulis

memutuskan untuk melakukan penulisan dengan judul “Optimalisasi Peran

BMT Dalam Upaya Meminimalisir Rentenir Pada Masyarakat Kecamatan

Pringsewu Tahun 2022".

6
Wawancara bersama Fika Yuvita, S.Pd Staff AO BMT El Ihsan Mubarok, Pringsewu, 13
November 2022.
7
Wawancara bersama Siti maesaroh, S.Pd (Kepala Manager BMT El-Ihsan Mubarok),
Pringsewu, 15 november 2022
7

B. Identifikasi Masalah

1. Masih banyaknya masyarakat yang melakukan pinjaman kepada rentenir-

rentenir yang terdapat di lingkungan sekitar di kecamatan pringsewu.

2. Masih minimnya literasi tentang lembaga keuangan non bank seperti BMT.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada Identifikasi masalah di atas maka dapat

dirumuskan permasalahan yang hendak diteliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran BMT El-Ihsan Mubarok Pringsewu dalam upaya

meminimalisir praktek rentenir di masyarakat ?

2. Bagaimana peran BMT El-Ihsan Mubarok Pringsewu dalam upaya

meminimalisir praktek rentenir perspektif ekonomi islam ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan ingin dicapai melalui penulisan ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui peran BMT El-Ihsan Mubarok Pringsewu dalam upaya

meminimalisasi praktik rentenir di masyarakat.

2. Untuk mengetahui peran BMT El-Ihsan Mubarok Pringsewu dalam upaya

meminimalisasi praktik rentenir dalam perspektif ekonomi Islam.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Manfaat Teoritis/Ilmiah
8

a. Sebagai perbandingan antara teori yang didapat dari bangku

perkuliahan dengan fakta yang ada dilapangan.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan referensi bagi Institut

Agama Islam An Nur Lampung jika melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai Peran BMT Dalam Upaya Meminimalisasi Praktek Rentenir.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian dilakukan untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan

gelar Sarjana S1 pada Program Studi Ekonomi Syariah Universitas

Agama Islam An Nur (UNISAN) Lampung. Selain itu, hasil penelitian

ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulisan

mengenai Peran BMT dalam Upaya Meminimalisasi Praktek Rentenir

bagi penulis

b. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan agar masyarakat paham

pentingnya dalam memilih Lembaga Keuangan Syariah agar tidak

terjerat riba.

c. Bagi Baitul Maal Wat Tamwil

Hasil Penelitian ini dapat dijadikan acuan agar BMT dapat menjadi

Lembaga Keuangan Syariah yang lebih baik lagi. Serta dapat

meningkatkan Peran dalam meminimalisasi praktek rentenir di

masyarakat.
9

d. Bagi Lembaga Kampus

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan koleksi perpustakaan dan

menambah referensi karya ilmiah bagi mahasiswa Universitas Agama

Islam An Nur (UNISAN) Lampung.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

a. Pengertian BMT

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Secara etimologis, istilah

“Baitul Maal” berarti ‘rumah uang’, sedangkan “Baitul Tamwil”

mengandung pengertian “rumah pembiayaan”.Sehingga dikatakan

bahwa Baitul Maal Wat tamwil (BMT) merupakan suatu lembaga

yang terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitul

Maal lebih mengarah pada usaha-usaha non profit, seperti zakat, infaq

dan sedekah. Adapun Baitul Tamwil sebagai usaha pengumpulan dan

penyaluran dana komersial.8

BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sosial.

Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya pada

sektor keuangan yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha

perbankan, yakni menghimpun dana anggota dan calon anggota

(nasabah) serta menyalurkannya pada sektor ekonomi yang halal dan

menguntungkan. Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk

mengembangkan lahan bisnisnya pada sektor riil maupun sektor

keuangan lain yang dilarang dilakukan oleh lembaga keuangan bank.

8
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan
Praktis (Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri,2013), Hal 363.
11

Karena BMT bukan bank, maka ia tidak tunduk pada aturan

perbankan.9

Secara etimologis adalah suatu lembaga yang mempunyai tugas

khusus menangani segara harta umat, baik berupa pendapatan maupun

pengeluaran Negara. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) sebenarnya

adalah lembaga swadaya masyarakat dalam pengertian didirikan dan

dikembangkan oleh masyarakat. Terutama sekali pada awal berdiri,

biasanya dilakukan dengan menggunakan sumber daya, termasuk dana

atau modal dari masyarakat setempat itu sendiri.10

Berdasarkan beberapa definisi mengenai BMT di atas, dapat

disimpulkan bahwa Baitul Mal wat Tamwil (BMT) merupakan

lembaga keuangan syari'ah yang didirikan oleh masyarakat secara

luas, tidak ada batasan ekonomi, sosial bahkan agama. Masyarakat

dapat berperan aktif dalam membangun sebuah sistem keuangan yang

lebih adil dan yang terpenting mampu menjangkau unit usaha mikro.

Sebagai bentuk lembaga Keuangan syariah non bank, BMT

mempunyai ciri-ciri utama yang membedakannya dengan lembaga

Keuangan bank, yaitu11 :

1) Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan

pemanfaatan ekonomi, terutama anggota, dan lingkungannya.

9
Muhammad Ridwan, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2003),
Hal 126.
10
Awalil Rizky,BMT Fakta dan Prospek Baitul Maal Wa Tamwil,(Yogyakarta, Kreasi
Wacana) 2007, Hal 3.
11
Sri Dewi Yusuf, Peran Strategis BMT dalam Peningkatan Ekonomi Rakyat, Volume 10
No.1 Edisi Juni 2014, Hal 74.
12

2) Bukan lembaga sosial tetapi dapat dimanfaatkan untuk

mengaktifkan penggunaan dana-dana sosial untuk kesejahteraan

orang banyak serta dapat menyelenggarakan kegiatan pendidikan

untuk memberdayakan anggotanya dalam rangka menunjang

kegiatan ekonomi.

3) Ditumbuhkan dari bawah berdasarkan peran serta masyarakat

sekitarnya.

4) Milik bersama masyarakat kecil, bawah dan menengah, yang

berada dilingkungan BMT itu sendiri, bukan milik orang seorang

atau orang lain dari luar masyarakat itu.

b. Sejarah BMT

Pada dekade 70-an mulailah timbul sosok ekonomi Islam dan

Lembaga Keuangan Islam dalam tatanan dunia internasional, kajian

ilmiah tentang sistem ekonomi Islam marak menjadi bahan diskusi

kalangan akademisi di berbagai Universitas Islam. Berdasarkan hasil

kajian tersebut dalam tataran aplikatif mulai menuai hasilnya dengan

didirikan Islamic Development Bank (IDB) di Jeddah tahun 1974

yang diikuti dengan berdirinya bank-bank Islam di kawasan Timur

Tengah. Hal ini bahkan banyak menggiring asumsi masyarakat bahwa

sistem ekonomi Islam adalah Bank Islam, padahal sistem ekonomi

Islam mencakup ekonomi makro, mikro, kebijakan moneter, kebijakan


13

fiskal, Public Finance, model pembangunan ekonomi dan instrumen

instrumennya.12

Sistem ekonomi Islam tidak terlepas dari seluruh sistem ajaran

Islam secara integral dan komprehensif. Sehingga prinsip-prinsip

dasar ekonomi Islam mengacu pada saripati ajaran Islam. Kesesuaian

sistem tersebut dengan fitrah manusia tidak ditinggalkan, keselarasan

inilah yang menjadikan tidak terjadinya benturan-benturan. Pada

implementasinya, kebebasan berekonomi terkendali menjadi ciri dan

prinsip sistem ekonomi Islam, kebebasan memiliki unsur produksi

dalam menjalankan roda perekonomian merupakan bagian penting

dengan tidak merugikan kepentingan kolektif.

Latar belakang berdirinya BMT bersama dengan usaha

pendirian usaha Bank Syari'ah di Indonesia, pada tahun 1990-an.

BMT semakin berkembang saat pemerintah mengeluarkan kebijakan

hukum ekonomi UU No. 7/1992 tentang perbankan dan PP No.

72/1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Bagi Hasil.13

Hasil positif tersebut dirasakan oleh masyarakat, terutama

kalangan usaha kecil dan menengah. Mereka sering memanfaatkan

pelayanan BMT yang kini tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini

disebabkan mereka memperoleh banyak keuntungan dan kemudahan

dari BMT yang tidak mereka peroleh sebelumnya dari lembaga sejenis

12
Achmad Rizal Purnama, Menuju Sistem Ekonomi Islam“Membuka Peluang
Kewirausahaan Dalam Sistem Ekonomi Islam" (Jakarta: UI Depok, 2000), Hal 10.
13
Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal wa Tanwil (Bandung: Pustaka Setia,
2013). Hal 23.
14

yang menggunakan pendekatan konvensional. BMT terus

berkembang, BMT akan terus berproses dan berupaya mencari

terobosan baru untuk memajukan perekonomian masyarakat, karena

masalah muamalat memang berkembang dari waktu ke waktu.14

Maraknya kehadiran BMT belakangan ini, seiring dengan upaya

umat untuk kembali berekonomi sesuai syari'ah dan berkontribusi

menanggulangi krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun

1997. Adanya prinsip penentuan suka rela yang tak memberatkan,

kehadiran BMT menjadi angin segar bagi para anggotanya. Hal

tersebut terlihat dari operasinya yang semula hanya terbatas di

lingkungannya, kemudian menyebar ke daerah lainnya. Jumlah BMT

pada tahun 2003 ditaksir 3000-an dan tersebar di Indonesia, sekaligus

tidak menutup kemungkinan pertumbuhan BMT akan semakin

meningkat seiring bertambahnya kepercayaan masyarakat.15

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

sejarah lahirnya BMT khususnya di Indonesia telah menempuh

sejarah yang cukup panjang. Jika kemudian saat ini banyak sekali

BMT yang berdiri dan berkembang pesat hal tersebut tidak terlepas

dari mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam, sehingga

sebagai lembaga keuangan berbasis syari'ah kehadiran BMT sangatlah

di tunggu-tunggu oleh masyarakat muslim kita.

14
Ahmad Sumiyanto, BMT Menuju Koperasi Moderen (Yogyakarta: Ises Publishing, 2008),
Hal 23.
15
Azhamasri, Pentingnya Baitul Maal Wat Tamwil bagi Perekonomian (Jakarta: Gramedia
Pustaka, 2000), Hal 10.
15

c. Dasar Hukum BMT

Menurut Solehudin (2010), karena tidak ada aturan hukum

khusus yang mengatur BMT maka kelmbagaan BMT dapat mengikuti

peraturan koperasi atau kelompok swadaya masyarakat/LSM. Jika

BMT dianggap sebagai koperasi, itu diatur dalam Undang-Undang itu

diatur dalam koperasi yang koperasi UU No 25/1992 (faradilla, 2007).

Sementara itu, jika BMT didirikan sebagai kelompok swadaya (LSM),

akan hanya ada sekelompok orang dan tidak ada peraturan hukum

untuk mengaturnya.16

Oleh sementara itu, tidak semua BMT beroperasi sebagai

lembaga hukum, karena beberapa dari mereka adalah dalam bentuk

lembaga bentukan masyarakat swadaya secara swadaya. Jika BMT

dalam bentuk koperasi mereka akan didaftarkan dengan kementrian

koperasi dan usaha Kecil/Menengah.

Ditinjau dari segmen usahanya BMT juga termasuk UKM

karenanya juga mengikuti peraturan-peraturan terkait pembinaan dan

pengembangan usaha kecil. Hingga saat ini status kelembagaan atau

badan hukum yang memayungi keabsahan BMT adalah koperasi. Hal

ini berarti kelembagaan BMT tunduk pada Undang-Undang

Perkoperasian Nomor 17 tahun 2012 dan secara spesifik diatur dalam

16
Schorul rohmatul ajija, Koperasi BMT: Teori, Aplikasi dan Inovasi (Jawa Tengah, CV
Inti Media Komunika, 2018), Hal 9.
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor

91/Kep/M.KUKM/IX/2004.17

Dasar hukum kegiatan BMT terdapat dalam beberapa surat di

dalam Al-Qur’an dan hadis di antaranya adalah:

1) Surat Al-Baqarah ayat 275

ُ‫ش ْي ٰطن‬ َّ ‫ي يَت ََخبَّطُهُ ال‬ ْ ‫الر ٰبوا اَل يَقُ ْو ُم ْونَ اِاَّل َك َما يَقُ ْو ُم الَّ ِذ‬ ِّ َ‫اَلَّ ِذيْنَ يَْأ ُكلُ ْون‬
‫ َع‬Y‫ َّل هّٰللا ُ ا ْلبَ ْي‬Y‫بٰوا َواَ َح‬
ۘ ‫الر‬ ِّ ‫ ُل‬Y‫ ُع ِم ْث‬Y‫ا ا ْلبَ ْي‬YY‫س ٰذلِ َك بِاَنَّ ُه ْم قَالُ ْٓوا اِنَّ َم‬ ِّ ۗ ‫ِمنَ ا ْل َم‬
ۗ َ‫ل‬Y‫س‬
َ‫ف‬ َ ‫ا‬YY‫ه َم‬Yٗ Yَ‫ا ْنت َٰهى فَل‬YYَ‫ةٌ ِّمنْ َّربِّ ٖه ف‬Yَ‫ ۤا َء ٗه َم ْ ۤو ِعظ‬Y‫بٰوا فَ َمنْ َج‬ ۗ ‫الر‬ ِّ ‫ َّر َم‬Y‫َو َح‬
َ‫ب النَّا ِر ۚ ُه ْم فِ ْي َها ٰخلِد ُْون‬ ‫هّٰللا‬
ٰ ُ ‫َواَ ْم ُر ٗ ٓه اِلَى ِ ۗ َو َمنْ عَا َد فَا‬
ُ ‫ص ٰح‬ ْ َ‫ول ِٕى َك ا‬
Artinya: "Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya."18

Tafsir Ibnu Katsir dari surat di atas bermakna bahwa orang

orang yang memakan riba dari harta kekayaan orang lain dengan

cara yang tidak benar, serta berbagai macam syubhat, kemudian

Allah mengibaratkan keadaan merek saat bangkit dan keluar dari

kubur pada hari kebangkitan. Penjelasan ayat di atas, berarti

mereka yang memakan riba saat dibangkitkan pada hari kiamat dari

17
Fitri Nurhartati dan Ika Saniyati Rahmaniyah, Koperasi Syariah (Surakarta: PT Era
Adicitra Intermedia, 2012), Hal 58,
18
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya (Semarang: CV Diponegoro,
2000), Hal 45.
kubur tidak akan dapat berdiri dari kuburan mereka, jika

diibaratkan berdirinya akan seperti berdirinya orang gila pada saat

mengamuk dan kerasukan syaitan, yaitu mereka berdiri dengan

posisi yang tidak sewajarnya.19

Berkaitan dengan dasar hukum pendirian BMT maka dapat

diartikan bahwa landasan hukum riba dan juga akibat yang akan

diterima oleh pelaku riba sebagaimana telah dijelaskan pada ayat di

atas menjadi landasan dalam pendirian BMT. Pada praktik dan

pelaksanaan kegiatannya BMT sama sekali tidak terdapat unsur

riba. Sehingga kondisi sebagaimana yang dijelaskan pada ayat

tidak akan diterima oleh mereka yang melakukan kegiatan pinjam

meminjam melalui BMT.

2) Surat Al-Baqarah ayat 279

‫هّٰللا‬
ُ ‫س ْولِ ٖ ۚه َواِنْ تُ ْبتُ ْم فَلَ ُك ْم ُر ُء ْو‬
‫س‬ ُ ‫ب ِّمنَ ِ َو َر‬ ٍ ‫فَاِنْ لَّ ْم تَ ْف َعلُ ْوا فَْأ َذنُ ْوا بِ َح ْر‬
َ‫اَ ْم َوالِ ُك ۚ ْم اَل تَ ْظلِ ُم ْونَ َواَل تُ ْظلَ ُم ْون‬
Artinya:"Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa
riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya
akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu
tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya."20

Berdasarkan tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ayat ini

merupakan peringatan keras serta ancaman yang sangat tegas bagi

mereka yang masih tetap mempraktikan riba. Berdasarkan

kandungan dalam ayat tersebut maka menjadi dasar dan landasan


19
Penerjemah M. Abdul Ghoffar E.M, Abdurrahim Mu'thi, dan Abu Ihsan Al-Atsari, Tafsir
Ibnu Katsir Jilid 1, judul asli Lubaabut Tafsir min Ibnu Katsir (Jakarta: Pustaka Imam asy-
Syafi'I, 1424H/2004M), Cet. 1, Hal 546.
20
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Semarang: CV Diponegoro,
2000), Hal 49.
bahwa apa yang dilakukan oleh pihak BMT tidak terkait dengan

kegiatan riba, sebab kehadiran BMT sendiri tidak lain adalah

untuk memutus rangkaian kegiatan riba yang marak di masyarakat.

3) Surat At-Taubah Ayat 103

َّ‫ ِّل َعلَ ْي ِه ۗ ْم اِن‬Y ‫ص‬


َ ‫ا َو‬YY‫زَ ِّك ْي ِه ْم بِ َه‬YYُ‫ َدقَةً تُطَ ِّه ُر ُه ْم َوت‬YY‫ص‬ َ ‫ ْذ ِمنْ اَ ْم‬YY‫ُخ‬
َ ‫والِ ِه ْم‬YY
‫هّٰللا‬
َ ُ ‫س َكنٌ لَّ ُه ۗ ْم َو‬
‫س ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬ َ َ‫ص ٰلوتَك‬ َ
Artinya:"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."21

Tafsir Ibnu Katsir dari ayat di atas menjelaskan bahwa Alla

memerintahkan Rasulullah untuk mengambil zakat dari harta

kekayaan mereka, yang dengannya beliau dapat membersihkan dan

menyucikan mereka.

Ayat di atas menjelaskan bahwa salah satu jalan untuk

menyucikan harta adalah melalui kegiatan zakat, terkait dengan

keberadaan BMT maka ayat tersebut menjadi landasan dalam

penyelenggaraan kegiatan BMT yang membedakannya dengan

lembaga keuangan konvensional lainnya, yakni bahwa BMT selain

sebagai lembaga pengelolaan dana dapat juga berperan dalam

pengelolaan zakat, sedekah, wakaf dan infak. Selain landasan

filosofis yang terdapat dalam Al-Qur’an, BMT dikepung oleh

beberapa peraturan yang menaunginya, sesuai dengan bentuk badan

21
Ibid, Hal 276.
hukum BMT itu sendiri. Berikut beberapa hukum positif yang

menjadi landasan dasar hukum kegiatan BMT:

a) Undang-Undang Nomor 23Tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Zakat

Selain beroperasi sebagai lembaga keuangan yang

memberikan jasa keuangan berupa penitipan, investasi dan

pembiayaan BMT memiliki karakteristik khusus yang berbeda

dengan lembaga keuangan lainnya yaitu mengenai nilai sosial

atau kegiatan non profit. Untuk kegiatannya yang khusus

tersebut, berdasarkan Pasal 24 Kep-Men No. 91 Tahun 2004

Tentang Petunjuk Pelaksanaan kegiatan Usaha Koperasi Jasa

Keuangan Syari'ah (KJKS), kegiatan BMT dapat pula berupa

pengelolaan dana Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf. Dengan

ketentuan ini, tentu BMT harus merujuk kegiatan sosialnya

pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat.22

b) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang

Perkoperasian

Sebelumnya Undang-Undang nomor 25 Tahun 1992

tentang Koperasi telah diubah menjadi Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2012 tentang Koperasi. Akan tetapi, pada

tahun 2014 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 dibatalkan

oleh Mahkamah Konstitusi sehingga undang-undang tersebut


22
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
sudah tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.

Sehingga untuk mengisi kekosongan hukum, MK menyatakan

Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992 kembali berlaku

sampai dengan terbentuknya UU yang baru.23

c) UU No. 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro

(LKM)

Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang No. 1

Tahun 2013 Tentang Lembaga Keuangan Mikro, maka status

badan hukum BMT sebagai lembaga keuangan mikro hanya

dapat berbentuk koperasi atau perseroan terbatas.24 Bila

berbentuk koperasi, maka tunduk pada Undang-Undang No. 25

Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan pengawasan berada di

bawah Kementerian Koperasi dan UKM, dan jika berbadan

hukum perseroan terbatas, maka pengawasan dilakukan

Otoritas Jasa Keuangan dan tunduk pada Undang-Undang No.

21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Dapat disimpulkan bahwa dasar hukum BMT sangatlah jelas

baik secara hukum Islam yang tercantum dalam Al-Qur'an maupun

juga hukum positif. Dasar hukum ini merupakan landasan bagi

BMT dalam melaksanakan semua kegiatannya sehingga dalam

praktiknya tidak ada kegiatan yang bertentangan dengan kedua

hukum tersebut.

23
Muhammad Junaidi, Profil BMT Indonesia, Cet. 3 (Jakarta: BMT Center, 2013), Hal 4.
24
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2013 Pasal 5 ayat 1.
d. Pembiayaaan di BMT

Semua jenis pembiayaan merupakan pemanfaatan dana untuk

usaha produktif secara efektif. Namun penggunaan tersebut haruslah

sesuai dengan penggunaan dan pembiayaan tersebut sesuai dalam

pembiayaan di BMT dalam akad-akad syari'ah yang diterapkan. Sebab

jika tidak digunakan sebagaimana mestinya maka hal ini akan

penyaluran pembiayaan. Oleh sebab itu maka perlu diketahui

beberapa jenis pembiayaan yang terdapat di BMT karena antara satu

pembiayaan dan lainnya memiliki perbedaan.

1) Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah adalah kerjasama antara pemilik dana atau

penanam modal dengan pengelola dana untuk melakukan usaha

tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah. KHES

pasal 20 ayat 4. Pada pembiayaan ini BMT bertindak sebagai

penyalur dana (shohibul maal) dan anggota atau nasabah sebagai

penerima (mudhairb) untuk usaha dengan bagi hasil keuntungan

yang telah ditentukan, dengan akad syirkah atau kerja sama antara

BMT dengan anggota yang menjalankan usaha dengan modal

seluruhnya dari BMT.25 Dalam jangka waktu tertentu hasil

keuntungan usahanya akan dibagi sesuai dengan kesepakatan,

misalnya 20% untuk pemilik modal (BMT) dan 80% untuk

nasabah.

25
Muhammad Syafi'i Antonio, BMT dan Teori Kepraktekan, (Jakarta: Gema Insani,
2001) , Hal 97.
2) Pembiayaan Musyarakah

Musyarakah adalah kerjasama antara kedua belah pihak atau

lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing masing pihak

memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko

ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.26 Pembiayaan

dengan akad syirkah atau kerja sama antara BMT dengan anggota

menjalankan usaha dengan modal sebagian (tidak seluruhnya) dari

BMT atau penyerta modal. Dalam jangka waktu tertentu hasil

keuntungan usahanya akan dibagi sesuai dengan kesepakatan.

Dasar hukum musyarakah yaitu Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 12

berikut:

‫اج ُك ْم اِنْ لَّ ْم يَ ُكنْ لَّ ُهنَّ َولَ ٌد ۚ فَاِنْ َك ا َن ل َُه َّن َولَ ٌد‬ ُ ‫صفُ َما ت ََركَ اَ ْز َو‬ ْ ِ‫َولَ ُك ْم ن‬
َّ‫ٓا اَ ْو َد ْي ٍن ۗ َولَ ُهن‬Y‫يْنَ بِ َه‬Y‫ص‬ ِ ‫يَّ ٍة يُّ ْو‬Y‫ص‬ ِ ‫ ِد َو‬Y‫ َر ْكنَ ِم ۢنْ بَ ْع‬Yَ‫ ُع ِم َّما ت‬Yُ‫الرب‬ ُّ ‫فَلَ ُك ُم‬
ُ‫ ٌد فَلَ ُهنَّ الثُّ ُمن‬Y َ‫انَ لَ ُك ْم َول‬YY‫الربُ ُع ِم َّما تَ َر ْكتُ ْم اِنْ لَّ ْم يَ ُكنْ لَّ ُك ْم َولَ ٌد ۚ فَاِنْ َك‬ ُّ
‫ ٌل‬Y‫انَ َر ُج‬YY‫ٓا اَ ْو َد ْي ٍن ۗ َواِنْ َك‬YY‫ ْونَ بِ َه‬Y ‫ص‬ ُ ‫ة ت ُْو‬Yٍ َّ‫ي‬Y ‫ص‬ ۢ
ِ ‫ ِد َو‬Y‫ َر ْكتُ ْم ِّمنْ بَ ْع‬Y َ‫ِم َّما ت‬
ْ‫ُس فَاِن‬ۚ
ُ ‫سد‬ ُّ ‫اح ٍد ِّم ْن ُه َما ال‬ ِ ‫ث َك ٰللَةً اَ ِو ا ْم َراَةٌ َّولَ ٗ ٓه اَ ٌخ اَ ْو اُ ْختٌ فَلِ ُك ِّل َو‬ ُ ‫ُّي ْو َر‬
‫ى‬Y‫ص‬ ِ ‫ ِد َو‬Y‫ث ِم ۢنْ بَ ْع‬
ٰ ‫ة يُّ ْو‬Yٍ َّ‫ي‬Y‫ص‬ ِ ُ‫ َر َك ۤا ُء فِى الثُّل‬Y‫ش‬ ُ ‫ َك فَ ُه ْم‬Yِ‫ر ِمنْ ٰذل‬Y َ َ‫َكانُ ْٓوا اَ ْكث‬
‫صيَّةً ِّمنَ هّٰللا ِ ۗ َوهّٰللا ُ َعلِ ْي ٌم َحلِ ْي ۗ ٌم‬
ِ ‫ض ۤا ٍّر ۚ َو‬َ ‫بِ َهٓا اَ ْو َد ْي ۙ ٍن َغ ْي َر ُم‬
Artinya:"Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta
yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak
mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu
mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari
harta yang ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat
yang mereka buat atau (dan setelah dibayar) hutangnya.
Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu
tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu
mempunyai anak, maka para istri memperoleh
seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan (setelah
dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau (dan setelah
dibayar) hutang-hutangmu. Jika seseorang meninggal,
26
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi
(Yogyakarta: Ekonisia, 2004), Hal 67.
baik laki-laki maupun perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi
mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau
seorang saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-
masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta.
Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang,
maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga
itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau (dan
setelah dibayar) hutangnya dengan tidak menyusahkan
(kepada ahli waris).1 Demikianlah ketentuan Allah. Allah
Maha Mengetahui, Maha Penyantun." (QS. An Nisa :
12)27

Pembiayaan ini sama hanya dengan pembiayaan mudharabah

perbedaannya yaitu masing-masing pihak BMT maupun anggota

memberikan kontribusi modal massing-masing pihak mempunyai

hak untuk ikut serta, mewakili, membatalkan haknya dalam

pelaksanaan atau manajemennya. Keuntungan ini dibagi menurut

perhitungan secara proposional antara profesi penyertaan modal

atau berdasarkan penyertaan modal atau berdasarkan kesepakatan

bersama.

3) Pembiayaan Murabahah

menurut Syaid Sabiq, Murabahah adalah penjualan barang

seharga pembelian disertai dengan keuntungan yang diberikan oleh

pembeli.28 Bukti atau contoh riil dalam penetapan harga yang

dilakukan oleh BMT adalah pihak BMT sudah merumuskan harga

pembiayaan dan jumlah harga yang harus dibayarkan perbulan.

Misalnya pembiayaan dengan harga 1.000.000,- selama 10 bulan

27
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: CV Diponegoro, 2010),
Hal 217.
28
Atang Abdul Hakim, Fiqih Perbankan Islam (Bandung: Refika Aditama), 2011, Hal. 226.
dengan keuntungan bagi pihak BMT 200.000,- sehingga nasabah

harus mengembalikan pembayaran 120.000,- per bulan sebagai

uang pengembalian kepada BMT yang di dalamnya sudah termasuk

keuntungan dan harga pokok.

4) Pembiayaan Qordul Hasan

Qordul Hasan adalah pembiayaan atas dasar kewajiban sosial

semata dimana anggota (penerima bayaran) tidak dituntut

mengembalikan apapun kecuali modal pokok pembiayaan. 29

Qardhul Hasan merupakan Pinjaman tanpa pengenaan bagi hasil

sama sekali. Sumber dana yang digunakan untuk memberikan

pinjaman biasanya berasal dari zakat, infaq dan shadaqah. Jika

peminjam secara sukarela melebihkan pembayaran maka akan

dianggap sebagai shadaqah. Pembiayaan ini tidak memungut

tambah bagi hasil kepada peminjam, walaupun dana tersebut

digunakan untuk usaha dan ada hasilnya. Pembiayaan ini

diperuntukan bagi nasabah yang benar-benar membutuhkan.

Manajemen pembiayaan diberikan melalui proses-proses yang

integrasi dari sumber-sumber dana pembiayaan yang telah

ditetapkan dan sesuai dengan prinsip syari'ah, transparan dan

berkeadilan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

berbagai produk pembiayaan yang ditawarkan BMT tentu sangat

29
Pinbuk, Konsep Dasar Ekonomi Islam, Modal Pelatihan Baitul Maal Wat Tammwil
(Tulung Agung:Pinbuk Tulung Agung, 2000), Hal. 9.
25

berbeda dengan produk kebanyakan Bank Konvensional terlebih

lagi sebagai lembaga keuangan berbasis syari'ah BMT

mengedepankan konsep Islami. Sehingga bisa dikatakan bahwa

semua produk pembiayaan yang ditawarkan jauh dari unsur riba

yang hanya menguntungkan salah satu pihak. Anggota BMT

diberikan kemudahan dengan sistem pembiayaan yang sangat

mengedepankan nilai Islami yang tentunya tidak membebani para

anggota sebagaimana yang biasa diterapkan dalam bank

konvensional. Keunggulan inilah yang menjadikan produk-produk

pembiayaan BMT diminati masyarakat khususnya umat muslim.

e. Peran BMT

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupakan salah satu lembaga

keuangan Islam dengan jenis koperasi simpan pinjam yang

menggunakan prinsip syari'ah Islam.30 Baitul Maal wat Tamwil (BMT)

dibentuk oleh dua kata yaitu “Baitul Maal” dan “Baitul wat Tamwil”.

Arti dari kata Baitul Maal adalah lembaga pengumpulan dana

masyarakat yang disalurkan tanpa tujuan profit, sedangkan Baitul

maal wat Tamwil adalah lembaga pengumpulan dana masyarakat yang

disalurkan dengan orientasi profit dan komersial. Berdasarkan nama

tersebut dapat disimpulkan bahwa BMT memiliki dua peran yaitu

peran sosial yang tanpa tujuan profit dan juga peran sebagai lembaga

intermediasi keuangan untuk memajukan perekonomian yang

30
Muh. Awal Satrio Nugroho, Urgensi Penerapan Islamic Corporate Governance Di
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Jurnal Kajian Bisnis Vol. 23No. 1 (Januari 2015), Hal. 66-75.
26

dilakukan dengan orientasi profit dan komersil. Dalam hal sosial BMT

berperan untuk mengumpulkan dana zakat, infak, maupun shadaqah

yang kemudian disalurkan berdasarkan ketentuan syariat. Sebagai

lembaga intermediasi keuangan BMT menjalankan fungsi pengalihan

dana dari penabung (lenders) kepada peminjam (borrowers) yang

dilakukan melalui sosialisasi dan promosi namun juga melalui

pendampingan, pembinaan, penyuluhan kepada pelaku usaha kecil.

Telah disebutkan diatas bahwa BMT memiliki dua peran, untuk

menjalankan peran tersebut adapun kegiatan yang dilakukan BMT

sebagai berikut:

1) Penghimpunan Dana Baitul Maal dari Zakat,Infaq dan Shadaqah

dengan meminta muzaqqi untuk menempatkan zakatnya pada BMT

untuk disalurkan kepada mustahiq untuk kegiatan yang produktif

mustahiq agar dana zakat tersebut bermanfaat lebih luas.

2) Penghimpunan Dana BMT yaitu dengan Mobilisasi dana dan

mengembangkannya dalam aneka simpanan sukarela (semacam

tabungan umum) dengan berasaskan akad mudharabah dari anggota

dan akad wadi’ah (titipan tidak berbagi hasil).

3) Penyaluran Dana melalui Kegiatan pembiayaan usaha mikro dan

kecil, antara lain dapat berbentuk :

a) Pembiayaan musyarakah yaitu pembiayaan bersama dengan

menggunakan mekanisme bagi hasil.


27

b) Pembiayaan Murabahah, yaitu pemilikan suatu barang tertentu

dengan jual beli berdasar harga pokok dengan margin

keuntungan yang dibayar pada saat jatuh tempo.

c) Pembiayaan Bai’Bitsaman ajil, yaitu pemilikan suatu barang

tertentu dengan mekanisme pembayaran.

d) Bai’Assalam Pembiayaan untuk pembayaran dimuka

(advancepayment) yang diberikan kepada pengusaha untuk

pembelian/barang yang dikirim kemudian (diferred delivery)

sesuai dengan kesepakatan bersama.

e) Bai’al Istishna pembiayaan dengan pembayaran dengan cicilan.

f) Pembiayaan Qard Al-hasan, yaitu pinjaman tanpa adanya

tambahan pengembalian kecuali sebatas biaya administrasi.31

Firman Allah SWT Al-Qur'an surat Az-Zukhruf (43) ayat 32,

‫تَ ُه ْم فِى ا ْل َحيٰو ِة‬Y ‫ش‬ َ ‫ ْمنَا بَ ْينَ ُه ْم َّم ِع ْي‬Y ‫س‬َ َ‫س ُم ْونَ َر ْح َمتَ َربِّ ۗكَ نَ ْحنُ ق‬ ِ ‫اَ ُه ْم يَ ْق‬
‫ا‬Y ‫ض‬ ُ ‫ َذ بَ ْع‬Y‫ت لِّيَتَّ ِخ‬
ً ‫ ُه ْم بَ ْع‬Y ‫ض‬ ٍ ‫ض د ََر ٰج‬ ٍ ‫ق بَ ْع‬ َ ‫و‬Y َ ‫ا بَ ْع‬YYَ‫ ُّد ْنيَ ۙا َو َرفَ ْعن‬Y ‫ال‬
ْ Yَ‫ ُه ْم ف‬Y ‫ض‬
َ‫س ْخ ِريًّا َۗو َر ْح َمتُ َربِّكَ َخ ْي ٌر ِّم َّما يَ ْج َم ُع ْون‬ ُ
Artinya:"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?
Kami telah menentukan antara mereka penghidupan
mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah
meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain
beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat
Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."32

Berdasarkan uraian di atas, diharapkan bahwa kehadiran

BMT ini mampu menanggulangi masalah permodalan yang dialami

31
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (Yogyakarta: UII Press, 2004),
Hal. 127.
32
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Semarang: CV Diponegoro,
2010), Hal. 465.
28

oleh penguasa kecil mikro, sehingga distribusi modal dan

pendapatan dapat dirasakan masyarakat kecil yang tidak tersentuh

oleh kebijakan pemerintah. Sehingga bukan hanya orang-orang

mampu yang bisa meningkatkan finansial dan kesejahteraan

mereka, melainkan sebaliknya. Keberadaan BMT bertujuan untuk

dapat mensejahterakan ekonomi masyarakat serta menjauhkan

masyarakat dari praktik ekonomi ribawi, adapun peran sosial BMT

terkait dengan hal tersebut adalah sebagai berikut:

1) Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi non syari'ah,

dengan melakukan sosialisasi tentang arti sistem ekonomi Islam.

2) Melakukan pembinaan usaha kecil dengan cara memberikan

pendampingan, pembinaan, penyuluhan, dan pengawasan

terhadap usaha-usaha nasabah dan masyarakat umum.

3) Melepaskan ketergantungan pada rentenir alasan utama

masyarakat menggunakan jasa rentenir adalah proses pinjaman

praktis, sederhana dan tidak membutuhkan waktu lama. Karena

itulah BMT harus bisa mengimbangi rentenir dengan pelayanan

yang lebih cepat.

4) Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distriusi yang

meratam ketika pembiayaan BMT harus mampu lebih teliti

dalam menggolongkan nasabah yang layak dan tidak layak.33

33
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi
(Yogyakarta: Ekonisia, 2004) Hal. 97.
29

Peran BMT ini merupakan upaya untuk menjaga hubungan

yang harmonis antara anggota dan BMT sehingga akan lebih

mudah dalam memberikan pemberdayaan dan meningkatkan

kesejahteraan ekonomi masyarakat, karena modal utama dalam

menjalankan sebuah bisnis adalah kejujuran dengan

mengedepankan kejujuran maka akan bisa mendapatkan

kepercayaan baik dari rekan bisnis dan juga orang-orang

disekitarnya.

f. Indikator Peran BMT

Keberhasilan BMT dalam menjalankan perannya dapat diukur

dengan menggunakan indikator sebagai berikut ini:

1) Memiliki kinerja keuangan yang baik, dalam hal ini BMT

memiliki kemampuan dalam melakukan penataan, pengaturan,

pembagian dan penempatan dana (uang) dengan baik, teliti, cerdik

dan benar. Sehingga keberlangsungan arus dalam mengelola

kegiatan simpan pinjam BMT dan terus meningkatkan keuntungan

baik dalam jangka waktu pendek hingga panjang.

2) Memiliki kelembagaan dan manajemen yang baik, dalam hal ini

BMT memiliki kesiapan untuk melakukan operasinya dilihat dari

sisi kelengkapan aturan-aturan dan mekanisme organisasi,

perencanaan, pelaksanan, pembinaan dan pengawasan yang baik,

SDM berkualitas, permodalan yang mencukupi serta sarana dan

prasarana yang memadai.


30

3) Adanya rasa memiliki perhatian yang besar terhadap maju

mundurnya BMT dari para pendiri, pengurus, pengelola dan

seluruh anggota.

4) Tingkat kepecayaan masyarakat terhadap BMT semakin besar.34

2. Praktek Rentenir

a. Pengertian Rentenir dalam Islam

Rentenir adalah seseorang atau kelompok orang yang memiliki

profesi sebagai peminjam uang kepada para petani kecil (misalnya di

kawasan Asia) dengan tingkat bunga yang jauh lebih tinggi daripada

tingkat bunga yang resmi di pasar, bahkan, terkadang sedemikian

tingginya terasa mencekik leher.35 Sedangkan rentenir adalah kata

kerja yang artinya orang yang membungakan uang. Menurut ekonom

Indonesia yang terkemuka Muhammad Hatta mengatakan "riba itu

semata-mata konsumtif yaitu dipungut dari orang-orang miskin yang

meminjam uang untuk keperluan hidupnya, dengan tidak berfikir

panjang tentang resikonya, maka tidak tergolong riba kelebihan yang

dipungut dari orang-orang yang meminjam uang untuk membuka atau

untuk menambah modal usahanya, karena ia telah mempertimbangkan

terlebih dahulu bunga yang mesti dibayarnya.36Jika akan dirasakan

akan lebih menguntungkan maka ia akan meminjam uang yang bunga

itu, sekiranya tidak menguntungkan sudah barang tentu ia


34
M. Amin Azis, Mengembangkan Bank Islam Indonesia (Jakarta: PINBUK Press, 2008),
Hal. 65.
35
Nurlaili, Mudharat Muamalah Ribawi dalam Kardi Pakpahan (Jakarta: PT Raja
Grafindo, 2005), Hal. 20.
36
Hamzah Ya’kub, Kode Etik Dagang Menurut Islam (Bandung: C.V Diponegoro, 2005),
Hal. 194. Cet.Ke-3.
31

mengurungkan niatnya. Jadi rente sifatnya produktif, ia adalah

sebahagian dari keuntungan yang diperoleh dengan bantuan modal

orang lain. Sedangkan riba adalah hasil uang yang tidak produktif.

Praktik rentenir dalam Islam disamakan dengan istilah mu’amalat

ribawiyah yaitu tambahan terhadap modal uang yang timbul akibat

suatu transaksi utang-piutang yang harus diberikan oleh peminjam

kepada pemilik uang pada saat hutang jatuh tempo.

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai rentenir di atas, dapat

disimpulkan bahwa praktik rentenir sangat jauh dari nilai-nilai

keislaman, sebab rentenir merupakan praktik yang identik dengan riba,

dalam Islam sendiri riba merupakan hal sangat dilarang bahkan

cenderung diharamkan. Dasar pengharaman riba jelas-jelas tercantum

dalam Al-Qur'an hal ini menegaskan bahwa betapa berbahaya dan

dilarangnya praktik-praktik yang berkaitan dengan riba.

b. Dasar Hukum Cara Rentenir

Praktik rentenir, secara hukum positif, dilarang Indonesia karena

berdasarkan kepada dasar hukum berikut: 37

1) Adanya larangan melakukan usaha pelepasan uang, sebagaimana

yang disebutkan dalam Pasal 1 Undang-Undang Pelepas Uang atau

Geldscheiter Ordanantie dan sesuai dengan ketentuan Pasal II

Aturan Peralihan UUD1945.

37
Kardi Pakpahan, Praktek Rentenir Perlu Diberantas (Jakarta: UII Press, 2001), Hal. 5.
32

2) Batal demi hukum karena tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian

yang diatur dalam pasal 1320 Burgerlijk Wetboek, yaitu, sesuatu

yang halal atau tidak melanggar peraturan perundang-undangan.

3) Rentenir atau lintah darat dianggap sebagai salah satu bentuk

penyakit masyarakat, sehingga harus dicegah dan ditanggulangi

sebagaimana tersebut dalam Pasal 13, Pasal 14 dan Pasal 15 ayat 2,

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia.

Karena praktik rentenir dinilai sebagai salah satu aktivitas yang

dilarang di Indonesia berdasarkan peraturan atau hukum positif yang

berlaku, maka para pelaku praktik ini, baik pemberi pinjaman dan

peminjam, dapat dikenakan sanksi hukum.Aktivitas penghitungan

jumlah pinjaman dan bunga akan terus berlanjut hingga peminjam dapat

melaksanakan kewajibannya. Perilaku rentenir ini dapat dikategorikan

tindakan pemerasan dan dapat dituntut sesuai Pasal 368 ayat (1) Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi:

"Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau


orang lain secara melawan hukum, memaksa seseorang dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu,
yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang
lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang,
diancam karena pemerasan dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan."38

Contoh kasus lain, yang justru menimpa peminjam, adalah

pelaporan penipuan atau penggelapan dana yang dilaporkan oleh

38
Pasal 368 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Mengenai Tindak Pidana
Pemerasan.
33

rentenir kepada pihak berwajib karena peminjam tidak dapat

melaksanakan kewajibannya melunasi hutang. Kesimpulannya, rentenir

adalah orang atau salah satu jenis pekerjaan yang berhubungan dengan

kegiatan utang piutang dan mengandung unsur riba yang diharamkan

dalam agama dan dilarang dalam hukum Negara.

c. Dampak negatif praktik rentenir

Beberapa alasan masyarakat masih melakukan pinjaman pada

rentenir antara lain :

1) prosedur mudah

2) tidak ada syarat merepotkan

3) tanpa agunan atau jaminan dalam bentuk uang atau barang

4) ada kelonggaran-kelonggaran seperti kelonggaran waktu

pembayaran

5) sikap rentenir yang rama

6) jangka waktu pengambilan yang pendek (short term period).39

Maka dijelaskan dampak negative praktek rentenir pada

umumnya adalah sebagai berikut :

1)Dapat mengembangkan riba secara luas

2) Dapat memperlebar kesenjangan ekonomi (yang kaya semakin kaya

yang miskin semakin miskin)

39
Sukidjo, "Peran Rentenir Dalam Pengembangan Usaha Kecil Di Daerah” (Yogyakarta:
Salemba, 2000)
34

3) Ketika seseorang sudah menggantungkan diri pada rentenir maka ini

akan sulit lepas dari kredit tersebut, karena apabila 1 kali macet

maka ia harus bayar bunga tersebut yang sama.

4) Dapat meresahkan masyarakat karna harus membayar bunga sampai

20% dibandingkan BMT Yang 2-3%.

5) Mekanisme lebih mudah atau tidak menyulitkan para nasabahnya

peminjamnya.

Pekerjaan rentenir ini disajikan dengan beberapa metode, ada

yang berkedok usaha sebagai usaha berupa koperasi simpan-pinjam dan

ada juga yang mengelolanya secara pribadi yang menjadikannya

sebagai sumber penghasilan utama atau sebagai usaha sampingan.

Rentenir yang berkedok koperasi simpan-pinjam memiliki Surat Izin

Usaha yang diterbitkan oleh pemerintah setempat, berpegangan surat

izin ini, mereka melakukan praktik pinjam-sita, sedangkan rentenir

yang tidak memiliki izin biasanya berada dilingkungan perumahan dan

melakukan praktik pinjaman secara sembunyi-sembunyi.40

Jenis pinjaman yang disajikan bermacam-macam, mulai dari

tanpa agunan, surat-surat becak, motor, ijazah hingga surat tanah.

Lamanya jangka pinjaman bervariasi mulai yang dipungut harian,

mingguan hingga bulanan. Tapi bagaimana pun modusnya, seperti

apapun dikelola tujuannya satu : menarik "bunga" sebesar-besarnya.

40
Latief Abdul, Pengaruh Praktik Rentenir terhadap Tingkat Kemiskinan Masyarakat
(Surabaya: Penebit Universitas Erlangga. 2004), h. 5.
35

Adapun dampak-dampak yang diitimbulkan dari adanya praktik

rentenir khususnya bagi masyarakat diantaranya adalah :

1) Bersifat eksploitatif karena adanya kehendak mendapatkan

keuntungan yang relative besar dari pemberi kredit.

2) Dalam kurun waktu yang relatif lama kredit ini mengurangi

konsumsi dan produksi di masa datang.

3) Kredit informal banyak digunakan untuk keperluan konsumtif.

4) Kenyamanan memiliki barang-barang konsumsi yang relatif jauh

dibawah kemampuan pendapatan menimbulkan beban dan kerugian

konsumsi bagi masyarakat di masa akan datang dan menimbulkan

tabungan yang dipaksakan.

5) Jangka waktu yang pendek dalam pelunasan hutang menyebabkan

kesulitan bagi peminjam kredit sehingga mengakibatkan perubahan

pada pendapatan, konsumsi dan sumber-sumber lain yang

dibutuhkan.41

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

dampak negatif yang ditimbulkan dari praktik rentenir ternyata akan

dirasakan langsung oleh masyarakat selaku peminjam, hampir tidak ada

dampak negatif yang dirasakan oleh pihak rentenir. Hal ini menegaskan

bahwa masyarakat selaku peminjam akan menjadi pihak yang sangat

dirugikan jika sampai terjebak dalam praktik rentenir. Meskipun

dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya praktik pinjaman dengan


41
Sutama, Nyoman Tri Adnyani. "Analisis Peran Lembaga Perbankan Mengatasi
Permodalan Pedagang Kecil dalam Menghadapi Rentenir Studi Kasus di Pasar Tradisional
Lemabang, Palembang".Tesis. Universitas Sumatera Utara, 2013.
36

rentenir ini sudah diketahui oleh masyarakat namun kenyataannya

masih banyak masyarakat yang tetap tertarik dan terjerat dalam praktik

rentenir.

d. System rentenir

Tumbuh suburnya praktik rentenir bukan semata-mata karena

adanya kebutuhan dari masyarakat, namun praktik rentenir telah

Tumbuh suburnya praktik rentenir bukan semata-mata karena adanya

kebutuhan dari masyarakat, namun praktik rentenir telah terbentuk dan

menjadi sebuah solusi dan pemecahan terkait dengan masalah ekonomi

yang dihadapi oleh masyarakat. Sumber dana yang dimiliki rentenir

dalam melaksanakan usahanya berasal dari modal sendiri, disamping itu

juga dari pinjaman orang lain dikota dengan tingkat suku bunga yang

cukup tinggi.

Rentenir memberikan kredit untuk pertanian, perdagangan,

kerajinan dan juga keperluan konsumsi. Pemberian kredit oleh rentenir

tidak dipungut biaya permintaan kredit. Pembayaran bisa dilakukan

dengan mengangsur dan tingkat suku bunga 50% dan dibayar

dibelakang. Ketentuannya besar maksimum dan minimum kredit cukup

bervariasi dan berubah-ubah. Barang-barang bergerak dan tidak

bergerak bisa dijadikan jaminan, namun ada juga yang tanpa

menggunakan jaminan. Bila debitur terlambat membayar ia

diperingatkan terlebih dahulu dan bila ternyata tak bisa membayar

kembali pinjaman maka barang jaminan menjadi milik pelepas uang


37

(rentenir). Mengenai prosedur permintaan kredit relatif dapat dilakukan

dengan sangat mudah. Calon peminjam cukup mendatangi rentenir

dengan membawah barang jaminan. Kalau sudah cocok maka pinjaman

segera diberikan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

sistem rentenir memang relatif lebih mudah dibandingkan dengan

sistem peminjaman yang diterapkan baik oleh bank konvensional

maupun BMT. Selain kemudahan sistem persyaratan secara

administrasi juga tidak ada sehingga lebih praktis serta proses untuk

mendapatkan pinjaman juga lebih cepat. Hal inilah yang menyebabkan

praktik rentenir masih tumbuh subur meskipun secara jelas hal ini

merupakan praktik riba yang tegas diharamkan oleh Islam.

Ditinjau dari segi fiqih, menurut Qardhawi praktik rentenir

sama dengan riba yang hukumnya jelas-jelas haram. Suatu sistem

ekonomi Islam harus bebas dari bunga (riba). Hanya sistem ekonomi

Islam yang dapat menggunakan modal dengan benar dan baik, karena

dalam sistem ekonomi kapitalis dijumpai bahwa manfaat keuntungan

teknik yang dicapai oleh ilmu pengetahuan hanya bisa dinikmati oleh

segelintir orang saja.42

Menurut Imam Ar-Razi praktik riba (bunga) dalam ekonomi

Islam sangatlah dilarang dalam hukum Islam (Fatwa MUI No. 1 tahun

42
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Perbankan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Hal
318.
38

004 tentang bunga),43Praktik riba sangat menjauhkan manusia dari

rahmat Allah diatas akhlaknya, agama, kesejahteraan dan perekonomian

masyarakat. justru Allah akan mengadzab orang yang berbuat riba

(rentenir) karena sesuatu yang ia lakukan sangatlah merugikan dan

memberikan mafsadat bagi orang lain khususnya yang menjadi korban

dari praktik rentenir karena inilah hukumnya diharamkan dalam Islam. 44

Islam juga menjelaskan beberapa tahapan pelarangan riba sebagaimana

yang disebutkan dalam Al-Qur’an:

1) Tahap awal menggambarkan adanya unsur negative

‫ٓا‬YY‫ َد هّٰللا ِ ۚ َو َم‬Y‫وا ِع ْن‬Y


ْ Yُ‫س فَاَل يَ ْرب‬ِ ‫ال النَّا‬ ِۤ ‫و‬Y َ Y‫ َو ۠ا فِ ْٓي اَ ْم‬Yُ‫ا لِّيَ ْرب‬YYً‫ٓا ٰاتَ ْيتُ ْم ِّمنْ ِّرب‬YY‫َو َم‬
َ‫ض ِعفُ ْون‬ْ ‫ول ِٕىكَ ُه ُم ا ْل ُم‬ٰ ُ ‫ٰاتَ ْيتُ ْم ِّمنْ َز ٰكو ٍة تُ ِر ْيد ُْونَ َو ْجهَ هّٰللا ِ فَا‬
Artinya:"Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak
menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)."(QS.
Ar-Rum : 39). 45

Tafsir Ibnu Katsir ayat di atas menjelaskan bahwa barang siapa

yang banyak kepadanya dari apa yang diberikan, maka perilaku ini

tidak bisa mendapatkan pahala disisi Allah. Dijelaskan bahwa riba

dapat menambahkan jumlah harta pada manusia, karena pada

prinsipnya hasil riba ini dapat menambah jumlah harta seseorang

yang melakukannya namun tidak dengan jumlah pahala, sebab

43
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah (Bandung: Alfabeta,
2009), Hal 289.
44
Mustafa Kamal dkk, Wawasan Islam dan Ekonomi (Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2007), Hal 146.
45
Departemen Agama RI, AL-Qur'an dan Terjemahannya (Bogor: Penerbit Sygma, 2007)
Hal 408.
39

secara jelas praktik riba ini merupakan hal yang dilarang. Sebaliknya

pahala akan dilipat gandakan oleh Allah SWT jika seseorang

tersebut memberikan zakat sebagai upaya mencapai keridhaanNya.

Memberikan pinjaman dengan mengenakan bunga tinggi bukanlah

sebuah perbuatan yang layak mendapatkan pahala.

2) Tahap Kedua: berisi isyarat tentang keharamannya

َ ِ‫ت اُ ِحلَّ ۡت لَ ُهمۡ َوب‬


‫ ِّد ِهمۡ ع َۡن‬Y ‫ص‬ َ ۡ‫ا َعلَ ۡي ِهم‬YYَ‫فَبِظُ ۡل ٍم ِّمنَ الَّ ِذ ۡينَ هَاد ُۡوا َح َّرمۡ ن‬
ٍ ‫طيِّ ٰب‬
١٦٠ ۙ ‫ل هّٰللا ِ َكثِ ۡي ًرا‬Yِ ‫سبِ ۡي‬ َ
ؕ ‫ ِل‬YY‫س بِ ۡالبَا ِط‬
ِ ‫ َوا َل النَّا‬YYۡ‫ هُ َواَ ۡكلِـ ِهمۡ اَم‬YY‫وا ع َۡن‬YY
ۡ ‫د نُ ُه‬YYۡ َ‫ ِذ ِه ُم ال ِّربٰوا َوق‬YY‫َّواَ ۡخ‬
١٦١ ‫َواَ ۡعت َۡدنَـا لِ ۡل ٰـكفِ ِر ۡينَ ِم ۡن ُهمۡ َع َذابًا اَ لِ ۡي ًما‬
Artinya:"Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami
haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang
dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan
disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya
mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka
memakan harta benda orang dengan jalan yang batil.
Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di
antara mereka itu siksa yang pedih." (QS An-Nisa : 160-
161)46

Tafsir Ibnu Katsir pada ayat di atas ialah bahwa sebab Allah

SWT mengharamkan hal tersebut kepada mereka karena mereka

berhak menerimanya sebab mereka menghalangi manusia dan diri

mereka sendiri dari jalan kebenaran, Allah juga telah melarang riba

namun mereka tetap memakan harta orang lain dengan jalan yang

bathil. Dapat dipahami dari ayat tersebut bahwa seseorang yang

mengetahui jika praktik yang mengandung riba adalah hal yang tidak

disukai atau dilarang oleh Allah akan tetapi justru melakukan


46
Departemen Agama RI, AL-Qur'an dan Terjemahannya (Bogor: Penerbit Sygma, 2007)
Hal 103.
40

kesalahan tersebut maka Allah akan memberikan siksaan yang amat

pedih sebab secara tegas Allah SWT sangat membencinya.

3) Tahap ketiga: dinyatakan secara eksplisit salah satu keharaman

bentuknya

‫وا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم‬YYُ‫ َعفَةً ۖ َّواتَّق‬Y‫ض‬


ٰ ‫ َعافًا ُّم‬Y‫ض‬ ٓ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا اَل تَْأ ُكلُوا ال ِّر‬
ْ َ‫بٰوا ا‬
َ‫تُ ْفلِ ُح ْو ۚن‬
Artinya:"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan
riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat keberuntungan." (QS. Al-
Imran : 130)47

Tafsir Ibnu Katsir ayat di atas menjelaskan bahwa melalui ayat

ini Allah SWT melarang umatnya untuk melakukan riba dan

memakan dengan berlipat ganda, sebagaimana pada masa jahiliyah

dulu mereka mengatakan "jika hutang sudah jatuh tempo, maka

hanya ada dua kemungkinan yakni dibayar atau dibungakan, jika

dibayar maka selesai sudah urusan, dan jika tidak dibayar ditetapkan

tambahan untuk jangka waktu tertentu dan kemudian ditambahkan

pada pinjaman pokok.

4) Tahap Keempat: diharamkan secara total dalam bentuk apapun

‫هّٰللا‬
ٓ ‫ا بَقِ َي ِمنَ ال ِّر‬YYY‫وا َ َو َذ ُر ْوا َم‬YYYُ‫وا اتَّق‬YYYُ‫ا الَّ ِذيْنَ ٰا َمن‬YYY‫ٰيٓا َ ُّي َه‬
‫بٰوا اِنْ ُك ْنتُ ْم‬
َ‫ُّمْؤ ِمنِيْن‬
‫هّٰللا‬
‫س‬ ُ ‫ ْولِ ٖ ۚه َواِنْ تُ ْبتُ ْم فَلَ ُك ْم ُر ُء ْو‬Y‫س‬
ُ ‫ب ِّمنَ ِ َو َر‬ ٍ ‫ ْر‬Y‫ْأ َذنُ ْوا بِ َح‬Yَ‫وا ف‬Y
ْ Yُ‫فَاِنْ لَّ ْم تَ ْف َعل‬
َ‫اَ ْم َوالِ ُك ۚ ْم اَل تَ ْظلِ ُم ْونَ َواَل تُ ْظلَ ُم ْون‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika
47
Ibid, Hal 66.
41

kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu


pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula)
dianiaya."(QS. Al Baqarah : 278-279)48

Tafsir Ibnu Katsir dalam ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa

disyariatkan kepada orang-orang yang beriman, bahwa jual beli

dihalalkan dan diharamkannya riba, ayat ini merupakan peringatan

keras dan ancaman yang sangat tegas bagi orang yang masih tetap

mempraktikan riba setelah adanya peringatan tersebut.

Isi kandungan dalam ayat ini memberikan ketegasan bahwa

praktik riba adalah haram yang berlaku tidak hanya kepada pemberi

pinjaman atau rentenirnya namun juga penerima pinjaman. Sebab

dalam ayat tersebut dijelaskan untuk meninggalkan sisa riba,

sehingga hal ini juga berlaku kepada semua pihak yang terlibat

dalam praktik riba khususnya pinjam meminjam melalui rentenir.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, secara

jelas tahapan-tahapan tersebut mengharamkan riba secara total. Riba

menjadi alat pemerasan antar sesama manusia. Praktik rentenir

menyebabkan hancurnya ukhuwah dan memicu perselisihan. Kita

lihat pelaku rentenir hanya menggoyang-goyangkan kakinya sambil

menikmati bunga yang akan terus mengalir kedalam sakunya.

Pelarangan riba dalam Islam tidak hanya merujuk pada apa

yang ada dalam Al-Qur’an, melainkan juga pada hadis. Hal ini

sebagaimana posisi umum hadis yang berfungsi untuk menjelaskan

48
Ibid, Hal 176.
42

lebih lanjut aturan yang telah digariskan melalui Al-Qur’an,

pelarangan riba dalam hadis lebih terinci.

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan, dapat diketahui

bahwa riba tidak hanya dilarang atau diharamkan dalam Islam

melainkan juga dalam agama lain bahkan agama atau kepercayaan

terdahulu. Adanya praktik utang piutang yang dibarengi dengan riba

sebetulnya tidak diterima oleh agama yang dianut oleh para

pelakunya.

e. Rentenir dalam perspektif ekonomi islam

Islam memperbolehkan umatnya untuk mengembangkan harta

dengan cara berdagang, akan tetapi islam melarang dengan keras bagi

orang yang berusaha mengembangkan hartanya melalui jalan riba. Riba

menyebabkan terputusnya sikap baik (ma’ruf) antara sesama manusia

dalam pinjam meminjam dan orang yang bermuamalah ribawi memiliki

sifat bakhil, egois, dan hati yang keras.49

Lihatlah kreditor atau rentenir yang berlaku sebagai peminjam

ribawi senantiasa menunggu dan mencari-cari serta berharap kesusahan

menimpa orang lain sehingga dapat mengambil hutang darinya.

Tentunya hal ini menampakkan kekerasan, tidak adanya rasa sayang

dan penyembahan terhadap harta. Hingga terputuslah perasaan belas

kasih dan kebaikan. Hal inilah yang menandakan bahwa seorang

rentenir cenderung memiliki rasa kemanusiaan yang relatif rendah.

49
Muhammad Syafi'i Antonio, BMT dan Teori Kepraktekan (Jakarta: Gema Insani, 2001)
Hal 25.
43

Disamping mengharap ada orang yang mengambil hutang darinya

para muraabi (para peminjam ribawi) memiliki mental keras pemboros

dan pemalas yang hanya mengembangkan hartanya dengan menimbun

harta tanpa kerja keras ibarat pohon benalu (parasit) yang tumbuh di

atas jerih payah orang lain. ini berbanding terbalik dengan apa yang

dianjurkan dalam Islam, dimana Islam menganjurkan bagi pemberi

pinjaman untuk memudahkan pinjamannya dan bagi peminjam untuk

membayar lebih pinjamannya dan Islam menganjurkan ummatnya

untuk tidak berhutang kecuali terpaksa, menghilangkan sifat

konsumarisme bagi peminjam (debitur).

Kegiatan pinjam meminjam kepada rentenir juga sangat

berbahaya, terlebih lagi saat ini banyak masyarakat yang tidak

menyadarinya. Kegiatan itu akan menimbulkan permusuhan antara

pribadi dan mengikis habis semangat kerjasama atau saling tolong

menolong sesama manusia, padahal semua agama terutama Islam

menyeru kepada ummatnya untuk saling tolong menolong. Para pelaku

muamalah ribawi khususnya rentenir melakukan praktik pinjamanannya

dengan sistem menang sendiri dan tidak membantu yang lainnya

kecuali dengan imbalan keuntungan tertentu, sehingga kesulitan dan

kesempitan orang lain menjadi kesempatan emas dan peluang bagi yang

kaya untuk mengembangkan hartanya dan mengambil manfaat sesuai

hitungannya.
44

seorang rentenir yang merupakan pelaku muamalah ribawiyah

sangat berbahaya tidak hanya dalam kehidupan perekonomian namun

juga membawa dampak buruk yang besar bagi kehidupan masyarakat.

Keserakahan yang berasal dari praktik rentenir atau muamalah

ribawiyah akan menciptakan kejahatan, kriminal, keburukan, dan juga

anarkisme.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Kajian pustaka dalam penelitian terdahulu merupakan hal sangat

bermanfaat untuk menjadi perbandingan dan acuan yang memberikan

gambaran terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu menyangkut pertumbuhan

ekonomi. Perlu disadari untuk melakukan penelitian perlu ada suatu suatu

bentuk hasil penelitian terdahulu yang dijadikan referensi pembanding dalam

penelitian, untuk itu bagian ini akan diberikan penjelasan beberapa penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan rencana penelitian.

1) Penulisan Rosalinda berjudul “Peran BMT Taqwa Muhammadiyah dalam

Membebaskan Masyarakat dari Rentenir di Kota Padang”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Pada penelitian ini penulis memfokuskan pada faktor-faktor

apa saja yang menyebabkan masyarakat masih memanfaatkan jasa

rentenir di Kota Padang dan bagaimana peran BMT Taqwa

Muhammadiyah dalam membebaskan masyarakat dari belenggu rentenir

tersebut. Persamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan yakni

tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peran


45

BMT dalam membebaskan masyarakat dari praktik rentenir yang masih

terus ada sampai saat ini. Perbedaannya ialah jika dalam penelitian ini

subjek yang diteliti adalah BMT Taqwa Muhammadiyah maka berbeda

halnya dengan yang akan penulis teliti yakni Koperasi Simpan Pinjam

KSPPS BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu.50

2) Penulisan Visita Dwi Ayogi dan Tuti Kurnia berjudul “Optimalisasi

Peran BMT Dalam Upaya Penghapusan Praktik Rentenir”

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif

kualitatif. Pada penelitian ini penulis fokus penulis adalah untuk

mengetahui peran yang dilakukan oleh BMT sudah optimal atau belum

dalam upaya penghapusan praktik rentenir. Kesimpulan dalam penelitian

ini adalah peran yang dilakukan oleh BMT Amal Atina dan BMT Berkah

Mandiri Sejahtera dalam upaya penghapusan praktik rentenir belum

dilaksanakan secara optimal, dikarenakan sumber daya yang ada belum

dimanfaatkan secara optimal. 51

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis yakni

sama-sama membahas tentang peran BMT dalam upaya penghapusan

praktik rentenir. akan tetapi dalam penelitian ini penulis membahas dan

membandingkan dua BMT sekaligus sedangkan yang akan penulis

lakukan hanya berfokus pada satu BMT saja.

50
Rosalinda, Peran Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) Taqwa Muhammadiyah dalam
Membebaskan Masyarakat dari Rentenir di Kota Padang, Jurnal INFERENSI Vol 7, No. 2
(Desember 2013).
51
Visita Dwi Ayogi dan Tuti Kurnia, Optimalisasi Peran BMT Dalam Upaya Penghapusan
Praktik Rentenir, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam (JEBI) Vol 9, No. 2 (Januari 2016).
46

3) Penulisan Muh. Al-Juned berjudul “Upaya dan Startegi BMT Dalam

Menghapus Praktik Rentenir di Kelurahan Gunung Sari Kec. Rappocini

Makasar”

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif

kualitatif. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah upaya dan strategi

yang dilakukan BMT Al Hikmah dalam menghapus praktik rentenir di

Kelurahan Gunung Sari Kec. Rappocini Makasar belum dilaksanakan

secara optimal, dikarenakan masih terdapat 40% warga masyarakat yang

tetap melakukan pinjaman kepada rentenir. Persamaan dengan penelitian

yang akan dilakukan penulis yakni sama-sama membahas tentang upaya

BMT dalam penghapusan keberadaan dan juga praktek rentenir di

Masyarakat.52

4) Penulisan Dicky Hidayat berjudul “Pengaruh Pembiayaan BMT Terhadap

Praktik Riba Oleh Rentenir Pada UMKM (Studi Kasus Pada Pedagang

Pasar Sleman)”

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif

kuantitatif. Pada penelitian ini penulis fokus penulis adalah untuk

pengaruh pembiayaan BMT terhadap praktik riba oleh rentenir pada

UMKM di pasar Sleman. Variabel yang digunakan kepercayaan,

kemudahan, keuntungan serta pembiayaan BMT terhadap praktik riba

rentenir. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa pada variable

kepercayaan ternyata tidak berpengaruh signifikan, faktor kemudahan

52
Muh.Al-Juned Upaya dan Startegi BMT Dalam Menghapus Praktik Rentenir di
Kelurahan Gunung Sari Kec. Rappocini Makasar, Jurnal Laa Maisyir Vol 1, No. 3 (Maret 2017).
47

juga tidak signifikan dan berpengaruh terhadap praktik riba rentenir,

sedangkan faktor keuntungan berpengaruh signifikan pada

ketergantungan pedagang terhadap praktik riba rentenir, untuk faktor

pembiayaan hasilnya adalah tidak berpengaruh signifikan sehingga berarti

pedagang lebih memilih pinjaman kepada rentenir ketimbang kepada

pihak BMT.53

C. Fokus dan Sub Fokus Penelitian

1. Fokus Penelitian

Fokus Penelitian berdasarkan latar belakang masalah yang telah

dibahas diatas adalah Bagaimana peran BMT El-Ihsan Mubarok

Pringsewu dalam upaya meminimalisir praktek rentenir di masyarakat

Pringsewu. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam skripsi

lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari

situasi sosial (lapangan)

2.Sub Fokus Penelitian

Sub fokus penelitian pada skripsi ini terletak pada tinjauan ekonomi

islam dalam melihat peran BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu dalam

meminimalisir praktik rentenir.

53
Dicky Hidayat, Pengaruh Pembiayaan BMT Terhadap Praktik Riba Oleh Rentenir Pada
UMKM (Studi Kasus Pedagang Pasar Sleman), Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam (JEK),
(Oktober 2015).
48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penulisan ini merupakan penulisan lapangan (field research), yaitu

penulisan yang bertujuan untuk mempelajari secara instensif tentang latar

belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial atau

individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.54Penulisan lapangan

dilakukan dengan terjun langsung BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu.Selain

itu, penulis juga menggunakan penulisan kepustakaan (library research).

Penulisan kepustakaan adalah penulisan yang dilaksanakan dengan

menggunakan literatur (kepustakaan), yang berupa buku, catatan maupun

hasil penulisan yang telah terlebih dahulu ada.55

B. Setting Penelitian

Penelitian Optimalisasi Peran BMT Dalam Upaya Meminimalisasi

Praktek Rentenir Pada Masyarakat (Studi kasus Pada BMT El-Ihsan

Mubarok Pringsewu) yang berlokasi di Jl. Kenanga I Kelurahan Pringsewu

Utara Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu. Waktu penelitian yang

diperlukan pada Bulan November-Desember tahun 2022.

54
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R&D (Bandung: Alfabeta, 2011),
Hal 1.
55
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik (Jakarta : Bumi Akasara,
2008), Hal 5.
49

C. Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu,

kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti aktivitas individu

atau kelompok sebagai subjek penelitian.

Dalam Penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan

Narasumber 2 Karyawan BMT El Ihsan Mubarok selaku AO, dan 4 Mitra

BMT El Ihsan Mubarok yang melakukan pembiayaan di rentenir.

Tabel 1
Narasumber penelitian

N
NAMA STATUS
O

1 Siti Maesaroh, S,P.d Manager BMT

2 Fika Yuvita, S,P.d Staff Ao

3 Alif Alfianto Staff Ao

4 Turiman Anggota BMT

5 Kasmianti Anggota BMT

6 Purwanto Anggota BMT

7 Leli Triana Anggota BMT

D. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama baik

dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara. 56 Data primer

merupakan data yang di peroleh langsung dari lapangan atau objek


56
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)Hal 26.
50

penelitian yakni BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu data yang

dipergunakan adalah hasil wawancara dengan para karyawan dan

anggota BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu yang terjerat pada praktik

rentenir.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau yang digunakan

oleh yang bukan pengelolanya.57 Data sekunder pada penulisan ini

diperoleh dari dokumen, laporan dan arsip-arsip yang tersedia di BMT

El Ihsan Mubarok, dan literatur lainnya yang terkait dengan rumusan

permasalahan.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Observasi

Observasi digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam

penulisan yang merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh.

Observasi digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam

penulisan yang merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh

perhatian dengan menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang

diinginkan atau studi yang dilakukan secara sistematis mengenai sesuatu

keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan cara

mengamati dan mencatat.58 Teknik observasi digunakan untuk menggali

data dari sumber data yang berupa peristiwa, perilaku, tempat atau

57
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta, 2017), Hal 117.
58
Ibid, Hal 145.
51

lokasi, dan benda serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan

baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah proses Tanya jawab dalam penulisan yang

berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-

keterangan.59

3. Metode dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada

subyek penulisan, namun melalui dokumen. dengan

mendokumentasikan kegiatan wawancara dengan narasumber BMT El

Ihsan Mubarok Pringsewu dan data-data penunjang lainnya yang

mendukung penelitian ini.

F. Keabsahan Data

Pada Penelitian ini Pengecekan keabsahan data dapat dapat melalui 3

tahapan, yaitu :

1. Editing (pemeriksaan data) yaitu apakah data yang terkumpul sesuai dan

cukup lengkap, apakah sudah benar dan sesuai atau relevan dengan

masalah.

2. Klasifikasi pengelompokan data sesuai dengan jenis dan

penggolongannya setelah diadakan pengecekan.

59
Cholid Narbuko, H. Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian, Cet. 9 (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008) Hal 8.
52

3. Interpretasi adalah memberikan penafsiran terhadap hasil persentase yang

diperoleh melalui observasi sehingga memudahkan untuk menganalisa

dan menarik kesimpulan.60

G. Analisis Data

Analisis data dalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh

data.61 Pada penelitian ini, analisa data yang dipergunakan adalah analisa

kualitatif deskriptif guna menganalisis data mengenai intelegensi, opini,

keterampilan, aktivitas sosialitas, kejujuran atau sikap simpati dan lainnya.

Metode deskriptif artinya melukiskan variabel demi variabel satu demi

satu yang bertujuan mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang

melukiskan gejala yang ada atau mengidentifikasi masalah.62

Metode berfikir dalam penelitian ini menggunakan metode berfikir

deduktif yaitu metode yang berpijak dari fakta yang bersifat khusus,

kemudian diteliti dan akhirnya ditemui pemecahan persoalan yang bersifat

khusus, kemudian diteliti dan akhirnya ditemui pemecahan persoalan yang

bersifat umum. Deduktif juga merupakan cara berfikir di mana ditarik suatu

kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individu

60
Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian Bisnis Dan Ekonomi (Yogyajarta: Pustaka Baru
Pers, 2015)Hal 122.
61
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda karya, 2001)
Hal 103.
62
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial Cet ke-2 (Jakarta: Bumi Aksara
2002)Hal 136.
53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian


1. Gambaran Umum Objek Penelitian

a. BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu

Melihat realitas di masyarakat Bandungbaru—pasar

tradisional—banyak pedagang yang terlilit rentenir, dan banyaknya

masyarakat kecil yang kesusahan modal untuk usaha, telah

mendorong para Tokoh Masyarakat untuk bersatu dan bersepakat

untuk membuat sebuah wadah yang dapat membantu masyarakat

menghadapi kondisi tersebut. Dengan didorong oleh PINBUK dan

Bank Muamalat ketika itu, akhirnya pada tanggal 5 November 2008

terbentuklah Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT EL

IHSAN dengan 38 orang Tokoh Masyarakat sebagai Pendiri.63

Dengan berjalannya waktu, BMT EL IHSAN dapat

mewujudkan keinginannya untuk membebaskan masyarakat kecil—

pedagang—dari lilitan rentenir, dan dapat mengembangkan

usahanya hingga saat ini.

Selain di bidang Tamwil (usaha), BMT EL IHSAN juga

mengelola dana Zakat, Infaq, dan Shodaqoh masyarakat yang

ditasyarufkan kepada masyarakat yang berhak menerimanya.

63
Dokumen BMT, Company Profile BMT El Ihsan Mubarok th.
2023.
54

Program Baitul Maal ini meliputi: pembagian sembako, pemberian

zakat produktif, sunatan massal, pemberian bantuan beasiswa,

tanggap bencana, dan lain-lain.64

b. Visi Misi BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu

Visi dan Misi BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu adalah

sebagai berikut :

VISI :

berikhtiar menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang sehat,

berkembang dan terpercaya yang mampu melayani anggota dan

masyarakat lingkungannya untuk mencapai kehidupan yang

salaam, penuh keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan.

MISI :

1) Menciptakan kesejahteraan bagi para anggota yang

berkesinambungan

2) Berdayaguna sebagai mitra strategis dan terpercaya bagi anggota

3) Berkontribusi dalam perkembangan perkoperasian di Indonesia

4) Mengelola koperasi dan unit usaha secara profesional dengan

menerapka prinsip “Good Corporate Governance”

5) Memberikan pelayanan prima kepada anggota dan masyarakat

dengan mengutamakan sikap profesional, antusias, jujur, penuh

tanggungjawab dan sabar.

64
Siti Maesaroh, Manager Baitul Maal wat Tamwil El Ihsan Mubarok
Pringsewu,Wawancara , 16 Januari 2023.
55

6) Menjadi lembaga pilihan utama anggota dan masyarakat dalam

peningkatan kualitas kehidupan hingga tercapai kebahagiaan

dunia akhirat

7) Membangin semangat produktifitas dan krealifitas dalam

kehidupan bermasyarakat

8) Membangun sumber daya insani yang berjiwa entrepreneur,

mencintai profesi, berfikiran terbuka dan dinamis

c. Badan Hukum

KSPPS BMT EL IHSAN MUBAROK didirikan di Desa

Bandungbaru Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu

Lampung berdasarkan Badan Hukum Nomor: 151/BH/X.6/III/2009

tanggal 12 Maret 2009 yang dikeluarkan oleh Kantor Dinas

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, Perdagangan

dan Pengolahan Pasar Kabupaten Pringsewu.65

Dan telah dilakukan perubahan anggaran dasar dengan Akta

Notaris Desy Shelfya, SH., M.Kn Nomor: 498.AH.02.01. TH 2013

Tgl 12 September 2013, dan telah disahkan oleh Kementrian

Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor: 000479/LAP-PAD/DEP.1/XI/2017 tanggal 20

November 2017.

KSPPS BMT EL IHSAN MUBAROK telah mendapatkan

Sertifikat Nomor Induk Koperasi Nomor 1812010011004

65
Dokumen Company file koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah Baitul Maal Wat
Tamwil El Ihsan Mubarok Pringsewu th. 2023.
56

tertanggal 26 Mei 2015, dan saat ini sedang dalam proses

perpanjangan dari Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia. Sedangkan Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP) Badan dengan Nomor: 02.896.823.8-325.000.

Adapun surat-surat perijinan yang dimiliki oleh KSPPS BMT

EL IHSAN MUBAROK adalah: Surat Izin Usaha Perdagangan

(SIUP) Nomor: 503.U/212/LL.03/SIUP/VII/2013; Surat Gangguan

(HO) Nomor: 5003/012/LL.03/530.08/I/2017; Tanda Daftar

Perusahaan (TDP) Nomor: 503.2.000004; Izin Usaha Simpan

Pinjam (SIUSP) Nomor: 463/501/V.16/2018.

d. Alamat Perusahaan
1) Kantor Pusat

JL. Raya Bandung Baru (Selatan Masjid Jami' Adda'wah)

Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu Lampung.

2) Kantor Kas

a) Kantor Cabang Pringsewu

JL. Kenanga 1 Pringsewu Utara Kecamtan Pringsewu Utara

Kabupaten Pringsewu Lampung.

b) Kantor Cabang Bandung baru

JL. Raya Bandung Baru (Selatan Masjid Jami' Adda'wah)

Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu Lampung.

e. Layanan BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu

Telepon : 0853 8041 0710

Email : Kjksbmtelihsan@yahoo.co.id
57

f. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi BMT El Ihsan Mubarok

Rapat Anggota Tahunan

Pengawas Dewan pengawas Syariah

Ketua

Bendahara

General Manager

S.Keuangan Mandiv SDI

Mancab B.Baru Mancab Psw


58

NO JABATAN NAMA
1. Nafsir, S.Pd.SD
1 Pengawas 2. Ahmad Rifa'I, M.Pd.I
3. Drs. Hi. Irsyad
1. Ashari, S.Pd.I
2 Dewan Pengawas Syariah 2. Suwandi
3. Ahmad Bukhori, S.Pd
3 Ketua Drs. Hi. Paidi
4 Sekertaris Totok Pujianto, S.Pd
5 Bendahara Dra. Sri Amiyanti, MM
6 General Manager Yuli Rahmawati, SS
7 Mandiv SDI Maskuroh, S.Pd
8 Staff SPI Fega Cendekia Dewi, S.Pd
9 Staff Keuangan Fega Cendekia Dewi, S.Pd
10 Mancab Bandung Baru Edi Heriyanto, S.Pd
1. Tri Nurdiani
11 AO Bandung Baru 2. Burhanudin
3. Nur Hafid Setiawan
12 Opr (Teller Bandung Baru) Rara Ariyanti
13 Opr (Admin Bandung Baru) Rofiqul Abror
14 Mancab Pringsewu Siti Maesaroh, S.Pd
1. 1.Fika Yuvita, S.Pd
15 AO Pringsewu
2.Alif Alfianto
16 Opr (Teller Pringsewu) Septiya Maharani
17 Opr (Admin Pringsewu) Septiya Maharani

g.Produk dan Aplikasi Akad

1) Produk Simpanan

a) Simpanan Wadiah

Adalah simpanan berdasarkan prinsip Wadiah Yad

Dhomanah. Dengan prinsip ini, simpanan anggota

dimanfaatkan secara produktif dalam bentuk pembiayaan

kepada masyarakat secara professional dengan memenuhi

kaidah – kaidah syariah, sehingga bonus yang didapatkan

Insya Allah Berkah.


59

1) Simpanan SIMMARA

Merupakan sarana investasi murni sesuai syariah

dalam mata uang rupiah yang memungkinkan untuk

melakukan penyetoran dan penarikan tunai dengan

sangat mudah.66

2) Simpanan TAHAJU (Tabungan Haji dan Umrah)

Adalah simpanan yang ditujukan untuk anggota

yang berniat untuk melaksanakan ibadah haji secara

terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu

yang dikehendaki.

3) Simpanan TAQURI

Adalah simpanan anggota untuk memperingan

kewajiban kaum muslim menunaikan qurban. Dengan

simpanan ini kaum muslim dapat menyimpan dananya

secara berkala yang nantnya dapat diambil menjelang

hari raya Idul Adha untuk pembelian hewan qurban.

4) Simpanan TADIKA (Tabungan Pendidikan)

Adalah simpanan pendidikan untuk

mempersiapkan masa depan anak – anak yang lebih

baik. Dengan simpanan ini orang tua dimudahkan dalam

rangka mengarahkan orientasi jenjang pendidikan anak

66
Brosur Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Baitul Maal Wat Tamwil El Ihsan
Mubarok Pringsewu.
60

– anaknya. Dana pendidikan ini dapat diambil setiap

semester untuk biaya pendidikan.

b) Simpanan Mudhorabah

Adalah akad pengelolaan dana oleh BMT atas ijin

Shohibul Maal dengan kesepakatan bagi hasil. Simpanan

Mudhorabah berjangka atau yang sering disebut simpanan

TAJAKA ini merupakan pilihan tepat untuk berinvestasi

dalam mata uang rupiah dengan jangka waktu yang

bervariatif. Dana ini digunakan untuk membiayai berbagai

macam usaha produktif yang halal dan berguna bagi

kepentingan umat.

1) Simpanan TAJAKA (Tabungan Berjangka)

Simpanan bagi masyarakat yang penarikannya di

lakukan pada waktu yang telah disepakati dengan

interval waktu 3, 6 dan 12 bulan. Dengan minimal

Sijaka Rp. 2.000.000,.67

NO LAMA BULAN BAGI HASIL

1 3 Bulan 30% : 70%

2 6 Bulan 35% : 65%

3 12 Bulan 40% : 60%

67
Siti Maesaroh, Manager Baitul Maal Wat Tamwil El Ihsan Mubarok Pringsewu,
wawancara 16 januari 2023.
61

2) produk Pembiayaan

Pembiayaan merupakan penyaluran dana kepada mitra

baik yang berasal dari simpanan, tabungan, deposito, maupun

modal untuk keperluan pembiayaan yang produktif dan

investasi yaitu dalam bentuk (bagi hasil, jual beli maupun

jasa) dengan didahului kesepakatan antara pemilik dana dan

pengguna dengan memperhatikan kaidah- kaidah aman,

lancer dan menghasilkan.

a) Pembiayaan Murabahah

Adalah jenis akad pembiayaan konsumtif atau jual

beli barang sebesar harga pokok barang ditambah dengan

margin keuntungan yang disepakati.

Teknik pengembalian bisa dengan cara angsuran / jatuh

tempo. Missal untuk pembelian sepeda motor, televise

dan lainnya.

b) Pembiayaan Musyarakah

Adalah jenis akad kerjasama anatar dua pihak atau

lebih untuk usaha tertentu dimana masing – masing pihak

memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan

keuntungan dan resiko ditanggung bersama.

Teknik pengembalian bisa dengan cara angsuran / tempo,

misalnya untuk modal dagang pakaian, dagang bakso,

atau lainnya.
62

c) Pembiayaan Ijaroh Multijasa

Adalah akad pembiayaan untuk menyewakan jasa

untuk memenuhi kebutuhan anggota yang berbentuk jasa

pendidikan, jasa kesehatan, jasa event organizer ataupun

jasa lainnya yang berbentuk layanan dan material.

Jangka waktu dan cara pembayarannya sesuai

kesepakatan antara BMT dan anggota, bisa dengan cara

angsuran jatuh tempo.

d) Pinjaman Qordhul Hasan

Adalah pinjaman kebaikan tanpa mengharapkan

imbalan.

Syarat pinjaman Qordhul Hasan :

1) Pinjaman ini dana bersumber dari dana ZIS (Zakat,

Infaq dan Sodakoh.

2) Pinjaman ini diperuntukan untuk masyarakat kurang

mampu.

3) Syarat dan ketentuan berlaku.

h)Persyaratan pendaftaran anggota

1) Syarat pembukaan rekening tabungan

a) Mengisi formulir pendaftaran rekening tabungan

b) Membayar iuran simpanan pokok sebesar Rp. 25.000,-

c) Membayar iuran simpanan wajib sebesar Rp. 5.000,-

d) Membayar administrasi buku simpanan Rp. 5.000,-


63

2) Syarat pendaftaran pengajuan pembiayaan68

a) Mengisi formulir pembiayaan

b) Terdaftar sebagai anggota BMT Al Fithrah dengan bukti

pembukaan rekening tabungan simpanan umum

c) Saldo blokir tabungan 50% dari total pembiayan yang

diajukan jika jaminan berupa tabungan.

d) Melampirkan fotocopy KK dan KTP suami istri

e) Melampirkan fotocopy buku nikah

f) Melampirkan slip gaji bulan terbaru

g) Melampirkan foto suami istri ukuran 3x4 masing- masing 1

lembar

h) Melampirkan fotocopy bukti pembayaran listrik bulan

terbaru

i) Melampirkan fotocopy jaminan

j) Melampirkan Fotocopy Stnk (jika kendaraan motor/mobil)

3) Persyaratan pengajuan di renternir

a) Masyarakat cukup datang ke rentenir dengan mengatakan

kebutuhan mereka apa dan jumlah pinjaman yang mereka

butuhkan berapa.

b) Untuk plafond diatas 5.000.000 rentenir meminta jaminan

kepada masyarakat berupa surat nikah. Karena bagi rentenir

68
Siti Maesaroh, Manager Koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah Baitul Maal Wat
Tamwil El Ihsan Mubarok Pringsewu, wawancara 16 januari 2023.
64

surat nikah merupakan jaminan yang lebih berharga

dibandingkan BPKB dan lain sebagainya.

2.Data Hasil Penelitian

a. Hasil Wawancara BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu

1) AO Fika Yuvita

Fika Yuvita,S.Pd AO BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu

yang merupakan salah satu AO Senior di BMT dengan masa

kerja 7 Tahun dari bulan maret 2016 hingga sekarang. Fika

Yuvita bertempat tinggal di Desa Sidodadi Kelurahan Wates

Timur Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.

Hasil wawancara dengan AO Fika Yuvita mengatakan

tahun 2022 banyak Mitra pasar nya yang enggan memilih

melakukan pembiayaan di BMT. Proses pembiayaan di BMT

memang tidak secepat pembiayaan di rentenir karna di BMT ada

beberapa proses yang harus di lakukan sebelum pencairan

pembiayaan. Yang pertama harus dilakukan adalah menjadi

anggota BMT El Ihsan Mubarok jika belum menjadi anggota,

yang kedua mengajukan pembiayaan dengan menyerahkan berkas

pembiayaan, setelah itu proses survey. Kemudian rapat

pembiayaan, setelah di setujui dan dirasa pantas mendapatkan

pembiayaan langkah selanjutnya adalah pencairan pembiayaan.

Proses ini berlangsung 2-3 hari.


65

Dari hasil wawancara, Ibu Fika menjelaskan bahwa sudah

banyak langkah yang dilakukan BMT El Ihsan Mubarok

Pringsewu seperti system jemput bola, dimana BMT yang datang

ke lokasi mitra untuk dapat bertransaksi setoran tabungan

maupun tarik tunai tabungan. BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu

juga telah mengadakan pembiayaan di pasar untuk para mitra

tabungan. mitra bisa melakukan pembiayaan di tempat tanpa

harus datang ke kantor cukup dengan foto Kartu Tanda Penduduk

(KTP) dengan jaminan saldo tabungan 50% dari jumlah

pembiayaan. 69

Hal ini dilakukan BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu

dengan harapan masyarakat dapat mengetahui keberadaan BMT

meninggalkan rentenir dan bergabung dengan BMT El Ihsan

Mubarok Pringsewu.

2) AO Alif Alfianto

Alif Alfianto merupakan karyawan BMT El Ihsan sebagai

Staff AO. Alif bergabung menjadi karyawan BMT Sejak bulan

Agustus 2021 hingga sekarang. Alif Alfianto Tinggal di desa

Sukamanah Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu.

Hasil Wawancara bersama AO Alif Alfianto mengatakan

bahwa dirinya kesulitan mencari mitra pembiayaan di Pringsewu,

Selain banyaknya Lembaga Keuangan di Pringsewu Alif juga

69
Wawancara bersama Fika Yuvita, S.Pd Staff AO BMT El Ihsan Mubarok, Pringsewu
31 Januari 2023.
66

dihadapkan dengan praktek rentenir yang prosesnya sangat

mudah. Akan tetapi menurut Alif ini adalah tantangan yang harus

dihadapi dimana mencari mitra pembiayaan sebanyak –

banyaknya adalah bentuk bangga tersendiri karna dapat

bergabung di BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu.

Menurut Alif, BMT sudah Mengupayakan yang terbaik

guna kesejahteraan anggotanya, dari mulai membuka pembiayaan

pasar, melakukan sosialisasi di pasar hingga mengadakan

pembiayaan untuk dapat cair pada saat itu juga. Hal ini menjadi

salah satu langkah BMT menarik minat masyarakat dan

meninggalkan rentenir.70

Sebagai AO BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu Alif juga

selalu mengedukasi masyarakat dampak pembiayaan di rentenir,

menjelaskan riba dan bahaya riba, menurutnya ini bisa menjadi

cara untuk mengurangi ketergantungan masyarakat kepada

rentenir dengan alasan proses cepat dan mudah. Padahal jika

dilihat dari sisi lain proses pembiayaan dengan cepat belum tentu

aman dan berkah.

70
Wawancara Bersama Alif Alfianto AO BMT El Ihsan Mubarok, Pringsewu 31 Januari
2023.
67

b. Hasil Wawancara Mitra BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu Yang

Masih Melakukan Pembiayaan di Rentenir.

1) Bapak Turiman

Turiman adalah salah satu mitra BMT El Ihsan Mubarok

Pringsewu di Pasar Terminal Pringsewu dari bulan September

tahun 2020. Turiman bertempat tinggal di Jl. Satria Kelurahan

Pringsewu Barat.

Dari Hasil wawancara bapak Turiman menjelaskan bahwa

dirinya telah melakukan pembiayaan dengan rentenir meskipun

dirinya menabung di BMT. Hal ini dilakukan karna menurutnya

proses di rentenir sangat mudah tanpa jaminan dan langsung bisa

cair, Kapan pun butuh langsung bisa dicairkan dan tidak perlu

repot datang ke kantor. Berbeda dengan BMT prosesnya lama

dan mengharuskan adanya jaminan.71

Menurut penuturan Bapak Turiman sudah banyak

sosialisasi serta edukasi yang dilakukan BMT terutama kepada

dirinya, mengarahkan agar meninggalkan ketergantungan kepada

rentenir dan melakukan pembiayaan di BMT. Namun disisi lain

dirinya keberatan karna tidak mempunyai jaminan. Hal ini yang

menyebabkan bapak turiman masih melakukan pembiayaan di

rentenir.

71
Wawancara Bersama Turiman Mitra BMT El Ihsan Mubarok, Pringsewu 31 Januari
2023.
68

2) Ibu Kasmianti

Ibu Kasmianti sudah bergabung menjadi mitra tabungan di

BMT sejak Bulan Januari tahun 2022, bisa dikatakan ibu

kasmianti adalah salah satu mitra BMT yang sangat antusias

dalam menabung. Ibu kasmianti tinggal di Jl. Veteran Pringsewu

yang mempunyai usaha bunga articfical di Pasar Induk

Pringsewu.

Hasil wawancara ibu kasmianti menjelaskan bahwa dirinya

mempunyai pembiayaan di rentenir, hal ini dilakukan karna

situasi yang mendesak dimana ibu kasmianti membutuhkan uang

dengan jumlah yang lumayan besar dan mengharuskan untuk ada

saat itu juga.

Menurutnya sudah ada sosialisasi dari BMT El Ihsan

Mubarok Pringsewu terkait pembiayaan ini, BMT telah

menawarkan jenis pembiayaan pasar agar dapat cair pada saat itu

juga, namun karna maksimal pembiayaan pasar yang di tawarkan

BMT masih belum cukup dengan apa yang ibu kasmianti

butuhkan, jadi mau tidak mau beliau harus melakukan

pembiayaan kepada rentenir.72

72
Wawancara Bersama Kasmianti Mitra BMT El Ihsan Mubarok, Pringsewu 31 Januari
2023.
69

3) Bapak Purwanto

Bapak Purwanto bertempat tinggal di Pajaresuk Kecamatan

Pringsewu yang sudah 1 tahun menjadi anggota BMT El Ihsan

Mubarok Pringsewu.

Hasil wawancara Bapak Purwanto menjelaskan bahwa

dirinya melakukan pembiayaan di rentenir. Hal ini dilakukan

karna menurutnya meminjam di Rentenir atau BMT sama saja.

Dengan menganggap Lembaga Keuangan sama saja baik BMT

maupun Rentenir. Meskipun sudah di beri pengetahuan oleh

pihak BMT bahaya melakukan pinjaman di rentenir, Persepsi ini

muncul karna beranggapan bahwa mereka mendapatkan bagi

hasil itu sama saja dengan bunga.73

4) Ibu Leli Triana

Ibu Leli Triana telah menjadi anggota BMT El Ihsan

Mubarok Pringsewu dari Tahun 2019 sampai sekarang. Ibu Leli

bertempat tinggal di Jl. Veteran Kelurahan Pringsewu Utara. Ibu

Leli merupakan mitra BMT yang sangan antusias dalam

menabung di BMT.

Hasil wawancara Ibu Leli Triana menjelaskan bahwa

dirinya mempunyai pembiayaan di rentenir. Meskipun sudah di

beri pengarahan,Hal ini tetap dilakukan dengana alasan proses

pembiayaan di BMT yang ribet berbeda dengan rentenir yang

73
Wawancara Bersama Purwanto Mitra BMT El Ihsan Mubarok, Pringsewu 31 Januari
2023.
70

memberikan pinjaman bisa dicairkan saat itu juga. Dirinya tidak

mempunyai jaminan, Sedangkan pembiayaan di Rentenir Tanpa

jaminan dan prosesnya mudah, hal ini yang membuat ibu Leli

melakukan pembiayaan di rentenir. 74

B.Pembahasan

1. Analisis Peran BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu dalam Upaya

Meminimalisir Praktek Rentenir di Masyarakat

Pembahasan pada penelitian berdasarkan pada hasil penelitian

yang telah dijelaskan diatas, dari hasil penelitian yang telah

didapatkan dapat dilakukan pembahasan mengenai Peran KSPPS

BMT El Ihsan Dalam Upaya Meminimalisir Praktek Rentenir di

Masyarakat.

Dalam perannya meminimalisir rentenir di masyarakat BMT

tidak menaikkan margin pembiayaan. Margin pembiayaan tetap sama

hingga sekarang. Jika pembiayaan dengan cara angsuran <5 juta maka

margin nya 2% dan jika pembiayaan >5 juta maka marginnya adalah

2,3%. Untuk pembiayaan jatuh tempo marginnya sebesar 2,5%

dengan maksimal jatuh tempo 3 bulan. Hal ini dilakukan agar

masyarakat dapat melakukan pembiayaan di BMT El Ihsan Mubarok.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, peneliti mendapati

bahwa dalam proses pembiayaan yang dilakukan pihak BMT itu

74
Wawancara Bersama Leli Triana Mitra BMT El Ihsan Mubarok, Pringsewu 31 Januari
2023.
71

melalui beberapa tahapan dan persyaratan yang harus dilengkapi agar

bisa mengajukan permohonan pembiayaan kepada pihak BMT El

Ihsan Mubarok Pringsewu Menurut penuturan Ibu Fika Yuvita ketika

melakukan wawancara dikatakan bahwa

“Yang pertama harus dilakukan adalah menjadi anggota BMT


El Ihsan Mubarok jika belum menjadi anggota, yang kedua
mengajukan pembiayaan dengan menyerahkan berkas pembiayaan,
setelah itu proses survey. Kemudian rapat pembiayaan, setelah di
setujui dan dirasa pantas mendapatkan pembiayaan langkah
selanjutnya adalah pencairan pembiayaan. Proses ini berlangsung 2-3
hari".75

Langkah yang harus dilakukan untuk dapat melakukan

pembiayaan baru di BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu :

a) Menjadi Anggota BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu

1) Untuk bisa menjadi anggota BMT bisa dilakukan dengan

pengajuan anggota baru melalui Customer Service di kantor

BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu atau melalui Account

Officer saat berkeliling menarik tabungan.

2) Menyerahkan Fotocopy Kartu tanda Penduduk

3) Mengisi Formulir Anggota Baru

4) Wajib mengisi saldo simpanan dengan saldo awal minimal

Rp. 10.000,-

5) Membayar iuran wajib anggota sebesar Rp. 5.000,-


75
Wawancara bersama Fika Yuvita, S.Pd Staff AO BMT El Ihsan Mubarok, Pringsewu
31 Januari 2023.
72

6) Membayar iuran pokok anggota sebesar Rp. 25.000,-

7) Membayar biaya administrasi buku simpanan Rp. 5.000,-

b)Proses pengajuan pembiayaan di BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu

1) Anggota bisa melakukan pengajuan pembiayaan melalui

Admin Pembiayaan di Kantor BMT El Ihsan Mubarok

Pringsewu atau melalui AO yang dapat langsung mengambil

berkas pengajuan pembiayaan.

2) Berkas pengajuan pembiayaan meliputi Fotocopy KK, KTP,

Buku nikah, Slip gaji bulan terbaru, bukti pembayaran listrik

terbaru, jaminan, dan melampirkan fotocopy STNK (jika

jaminan berupa mototr/mobil).

3) Anggota dapat mengisi Formulir pengajuan pembiayaan

dipandu oleh Admin/AO.

4) AO akan memberitahukan jadwal untuk disurvey setelah

berkas diterima.

c) Proses Survey Jaminan


73

1) Survey bisa langsung dilakukan setelah menyerahkan berkas

pengajuan pembiayaan dengan maksimal 2 hari setelah berkas

masuk.

2) Proses survey dilakukan oleh bagian AO BMT El Ihsan

Mubarok

3) Pengajuan <25 juta survey oleh AO BMT El Ihsan Mubarok

Pringsewu. Pengajuan 25 juta – 50 juta dilakukan oleh AO

didampingi dengan manager BMT El Ihsan Mubarok

Pringsewu. Jika pengajuannya lebih dari 50 juta dilakukan

oleh AO, Manager dan Divisi Marketing.

4) Hal yang ditanyakan pihak BMT pada saat survey meliputi

Analisis sumber pendapatan, pengeluaran, penggunaan dari

dana pengajuan dan mengenai jaminan.

d) Rapat Pembiayaan

survey dilakukan untuk selanjutnya adalah rapat

pembiayaan. Pengajuan berkas <25 juta dilakukan di Kantor

BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu dengan dihadiri oleh manager

dan admin pembiayaan.

Jika pengajuan >25 juta maka dilakukan di Kantor Pusat

BMT El Ihsan Mubarok dengan dihadiri oleh ketua, sekertaris,

bendahara, Staff Keuangan, Manager cabang dan Manager

Umum BMT El Ihsan Mubarok.


74

e) Pencairan pembiayaan

Setelah rapat dilakukan dengan hasil deal maka selanjutnya

adalah jadwal pencairan pembiayaan. Berkas yang sudah

dirapatkan diserahkan kepada Admin pembiayaan BMT El Ihsan

Mubarok Pringsewu untuk kemudian diinput system dan

dibuatkan akad pembiayaan sesuai dengan kegunaan dari dana

yang diajukan. Admin akan memberitahukan jadwal pencairan

kepada anggota dan memberitahukan notaris jika pencairannya

>25 juta. Proses pencairan dilakukan maksimal 2 hari setelah

rapat pembiayaan.

Proses pengajuan pembiayaan ini bersifat harus dan merupakan

persyaratan dari BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu. Namun, menurut

Bapak Turiman dan ibu Leli yang merupakan Mitra Tabungan BMT

yang sudah peneliti wawancarai menyatakan bahwa, proses

pembiayaan dari BMT El Ihsan Mubarok ini dinilai rumit dan

memakan waktu yang lama sedangkan ketika melakukan pinjaman

kepada rentenir tidak ribet dan tidak memakan waktu yang lama

karena uang pinjaman dapat cair pada saat itu juga. BMT dirasa sudah

memberikan pelayanan yang cukup efisien untuk melayani nasabah

Dalam layanan Jemput bola bahwa Pihak BMT yang akan mendatangi

lokasi mitra untuk melakukan transaksi setoran tabungan maupun tarik

tunai, Hal tersebut dirasa efisien untuk nasabah.


75

Dari upaya yang sudah dilakukan oleh BMT dalam

meminimalisir rentenir di masyarakat, dapat disimpulkan bahwa BMT

Telah dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap rentenir,

khususnya para anggota BMT El Ihsan Mubarok yang telah kembali

melakukan pembiayaan di BMT El Ihsan Mubarok dan meninggalkan

pembiayaan di Rentenir. Berikut adalah data anggota peralihan dari

rentenir.

Tabel 2

Mitra peralihan dari rentenir

MITRA MURNI MITRA PERALIHAN


TAHUN
BMT DARI RENTENIR
2020 489 73
2021 503 61
2022 527 40

Gambar 2

Presentase mitra peralihan dari Rentenir

Dari presentase diatas menjelaskan bahwa selama 3 tahun

kebelakang upaya BMT dalam meminimalisasi rentenir di masyarakat

membawa hasil yang baik. BMT mengalami peningkatan dalam


76

mendapat peralihan anggota pembiayaan dari rentenir. Di tahun 2020

– 2021 anggota BMT El Ihsan mubarok telah kembali melakukan

pembiayaan di BMT. Namun pada tahun 2022 mitra peralihan dari

rentenir tidak sebanyak tahun – tahun sebelumnya.76

Meski anggota yang belum beralih lebih banyak dibandingkan

anggota yang sudah beralih, akan tetapi BMT El Ihsan Mubarok tetap

bisa dikatakan berperan baik dalam meminimalisir praktik rentenir

meski hal tersebut belum optimal.

2. Analisis Peran BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu dalam Upaya

Meminimalisir Praktek Rentenir di Masyarakat dalam Perspektif

Ekonomi Islam

Berdasarkan wawancara peneliti dengan AO (Account Officer)

serta beberapa anggota yang melakukan pembiayaan di rentenir.

Alasan masyarakat melakukan pinjaman di rentenir adalah selain

proses yang mudah dan cepat juga karena kebutuhan mendesak yang

mereka alami baik itu pinjaman konsumtif ataupun pinjaman yang

sifatnya produktif. Hal ini tetap mereka lakukan meskipun sudah ada

himbauan tegas yang disampaikan oleh MUI (Majelis Ulama

Indonesia) Tentang Bunga yakni sebagai berikut :

“Praktik pembungaan saat ini telah memenuhi kriteria riba yang


terjadi pada jaman Rasulullah saw. Termasuk dalam riba nasi’ah.
Dengan demikian, praktik pembungaan uang termasuk praktik riba,
dan riba hukumnya haram”77

76
Dokumen Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah BMT El Ihsan Mubarok
Pringsewu, Th 2022.
77
Keputusan fatwa MUI Nomor 1 tahun 2004 tentang Bunga
(Intersat/Fa’idah).
77

Akan tetapi semenjak BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu hadir

ditengah-tengah masyarakat hal pertama yang diungkap oleh

masyarakat tentang peran dari keberadaan BMT El Ihsan Mubarok

Pringsewu selama ini adalah memberdayakan ekonomi ummat

khususnya anggota. Pemberdayaan ekonomi, diarahkan guna

meningkatkan ekonomi masyarakat secara produktif, sehingga dapat

meningkatkan pendapatan yang lebih besar. Dan upaya pemberdayaan

ekonomi bisa dilakukan dengan pemberian motivasi.

Upaya pemberdayaan ekonomi anggota dilakukan selain

dengan mengedukasi bahaya riba kepada mitra juga dengan

menyalurkan pembiayaan kepada orang yang tepat. Selain

memberikan dukungan berupa pemberian modal BMT El Ihsan

Mubarok Pringsewu juga memberikan arahan/pendampingan kepada

anggota yang kesulitan dalam mengelola usahanya.

Peran BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu ialah mengubah

persepsi masyarakat yang menganggap bahwa lembaga keuangan

syariah dan konvensional sama saja. Mengubah persepsi masyarakat

tentang perbedaan BMT dengan rentenir tentu hal ini bukanlah hal

yang mudah, mengingat sampai saat ini masih banyak sekali

masyarakat yang berfikir bahwa lembaga keuangan syariah itu sama

saja dengan praktik- praktik rentenir ataupun lembaga keuangan

konvensional, akan tetapi sedikit demi sedikit masyarakat saat ini

mulai sadar dan faham bahwa lembaga keuangan syariah seperti


78

BMT berbeda dengan praktek rentenir, karena baik system

pengelolaan atau managemen BMT itu terhindar dari praktik non

syariah terutama unsur gharar, maysir dan riba.

Cara yang dilakukan BMT dalam mengubah persepsi

masyarakat adalah dengan terus memberikan edukasi atau sosialisasi

kepada masyarakat tentang dampak negative penggunaan jasa rentenir

yang jelas mengandung riba dan solusi alternative masyarakat dengan

hadirnya BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu yang mempunyai badan

hukum yang jelas dan terhindar dari praktik ribawi. Sosialisasi ini

biasa dilakukan oleh AO (Account Officer) BMT El Ihsan Mubarok

Pringsewu kepada masyarakat khususnya mitra BMT El Ihsan

Mubarok Pringsewu.

Peran BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu yang lainnya adalah

Menjadi solusi atau pilihan alternatif masyarakat agar mulai menjauh

dari jerat rentenir. Dengan cara menyalurkan dana pembiayaan ke

tangan yang tepat yakni mereka yang membutuhkan dana (modal),

setidaknya BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu dapat meminimalisir

praktik rentenir karena masyarakat yang terjerumus kedalam praktik

rentenir sedikit demi sedikit berkurang karena mereka sudah beralih

mengajukan pembiayaan ke BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu.

Perlahan masyarakat sudah mulai sadar bahwa melakukan pinjaman

kepada rentenir bukan malah mengatasi masalah yang mereka hadapi,

melainkan justru menambah masalah untuk mereka dimasa


79

mendatang. Karena jelas praktik rentenir merupakan praktir yang

diharamkan oleh agama dan mengandung unsur riba, selain itu bunga

yang diminta oleh rentenir sangatlah besar. Karena itulah BMT hadir

untuk memberikan manfaat dan solusi bagi masyarakat yang belum

ataupun sudah terlanjur jerat rentenir.

C. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pengalaman langsung saat penelitian, ada beberapa

keterbatasaan dalam penelitian ini untuk lebih diperhatikan lagi untuk

peneliti-peneliti yang akan datang agar lebih sempurna. Penelitian ini tentu

memiliki kekurangan yang perlu dan harus diperbaiki. Beberapa

keterbatasan dalam penelitian ini adalah :

1. Jumlah Narasumber yang di wawancarai hanya 6 orang, tentunya masih

kurang untuk menggambarkan keadaan sesungguhnya.

2. Objek penelitian ini hanya difokuskan pada Peran BMT El Ihsan

Mubarok dalam Meminimalisir Prakter Rentenir.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
80

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran BMT El

Ihsan Mubarok Pringsewu dalam upaya meminimalisir praktek rentenir di

masyarakat dilakukan melalui sosialisasi, pembinaan, margin yang rendah

dan system jemput bola sebagai salah satu cara agar masyarakat dapat

meninggalkan ketergantungan terhadap rentenir.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 527 anggota BMT El Ihsan

Mubarok 15% dari mereka yaitu 79 anggota adalah masyarakat yang

melakukan transaksi di rentenir, dan dari hasil observasi dan temuan

peneliti dilapangan dari 79 masyarakat yang bertransaksi di rentenir, 50%

dari mereka sekarang sudah beralih ke BMT. Meski jumlah anggota yang

belum beralih lebih banyak dibandingkan anggota yang sudah beralih, akan

tetapi BMT El Ihsan Mubarok tetap bisa dikatakan meminimalisir praktik

rentenir meski hal tersebut belum optimal. Hal ini dikarenakan praktik

rentenir yang ada dimasyarakat sudah jauh lebih dulu ada dibandingkan

kehadiran BMT El Ihsan Mubarok, Dan regulasi dari pemerintah juga

belum tegas dalam menindaklanjuti praktik rentenir yang ada disekitar

masyarakat.

B. Saran
81

Berdasarkan data dan informasi yang telah penulis peroleh diatas,

maka perlu sekiranya bagi penulis untuk memberikan saran kepada pihak

pihak BMT yaitu :

1. Masyarakat

Masyarakat diharapkan dapat mengetahui perbedaan lembaga keuangan

syariah dan konvensional. Hendaknya sebagai seorang muslim agar dapat

melakukan pembiayaan secara syariah.

2. Baitul Maal Wat Tamwil

Agar dapat meningkatkan perannya sebagai lembaga keuangan syariah

dalam meminimalisir praktek rentenir tidak hanya dalam masyarakat

sekitar saja tetapi juga masyarakat yang lebih luas.

3. Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan kajian terkait dari

apa yang akan di teliti.

DAFTAR PUSTAKA
82

Ahmad Hasan Ridwan. Manajemen Baitul Mal wa Tanwil, Bandung: Pustaka


Setia. 2013.

Achmad Rizal. Menuju Sistem Ekonomi Islam, Makalah Seminar “Membuka


Peluang Kewirausahaan Dalam Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: UI
Depok. 2000.

Andri Soemitra., Bank Purnama Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta:


Kencana Prenada Media Grup, Cet Ke 2. 2010.

Artikel Machfud Sidik, Optimalisasi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Dalam
Rangka Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah. Jakarta:
Gramedia. 2001.

Azhamasri, Pentingnya Baitul Maal Wat Tamwil bagi Perekonomian, Jakarta:


Gramedia Pustaka. 2000.

Buchari Alma dan Donni Juni Priansa. Manajemen Bisnis Syari'ah. Bandung:
Alfabeta. 2009.

Cholid Narbuko Dan H. Abu Achmadi. Metodelogi Penulisan. Jakarta: Bumi


Aksara.Cet. 9. 2008.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bogor: Penerbit Sygma.


2007.

Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM
dan UKM di Indonesia. Jakarta: Rajawali. 2009.

Fitri Nurhartati dan Ika Saniyati Rahmaniyah, Koperasi Syari'ah. Surakarta: PT


Era Adicitra Intermedia. 2012.

Hamzah Ya’kub, Kode Etik Dagang Menurut Islam. Bandung: C.V Dipenegoro.
Cet.Ke-3. 2005.

Heri Sudarsono. Bank dan Lembaga Keuangan Syari'ah Deskripsi dan Ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonisia. 2004.

Heru Nugraha, Uang Rentenir dan Hutang Piutang di Jawa. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2001.

Kardi Pakpahan. Praktek Rentenir Perlu Diberantas. Jakarta: UII Press. 2001. .
Latief Abdul. Pengaruh Praktik Rentenir terhadap Tingkat
Kemiskinan Masyarakat. Surabaya: Penebit Universitas Erlangga.
2004.
83

M. Abdul Mannan. Teori dan Praktik Ekonomi Islam (Dasar-dasar Ekonomi


Islam). Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yas. 2003.

M. Aziz. Pedoman Pendirian BMT. Jakarta: Pinbuk Press. 2004.

M. Iqbal Hasan. Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penulisan Dan Aplikasinya.


Jakarta: Ghaliya Indonesia. 2000.

Moh. Papundu Tika. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2006.

Mufid Hendra Setyawan. Ambivalensi Subjective Beliefs dan Subjective Norm.


Jakarta: Gramedia. 2005.

Muhammad Ali. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen. Jakarta: Pustaka


Amani. 2008.

Muhammad Ridwan. Manajemen Baitul Mall wa Tamwil (BMT). Yogyakarta:


UII Press. 2004

Muhammad Syafi'i Antonio. BMT dan Teori Kepraktekan. Jakarta; Gema


Insani. 2001.

Mustafa Kamal dkk. Wawasan Islam dan Ekonomi. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. 2007.

Neni Sri Imaniyati. Aspek-Aspek Hukum BMT. Bandung: Citra Aditya Bakti.
2010.

Nurul Huda dan Mohammad Heykal. Lembaga Keuangan Islam Tinjauan


Teoritis dan Praktis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010.

Pinbuk. Konsep Dasar Ekonomi Islam, Modal Pelatihan Baitul maal Wat
Tammwil. Tulungagnug: Pinbuk Tulungagung. 2000.

Raried Wijaya. Perkreditan, Bank dan Lembaga-Lembaga Keuangan.


Yogyakarta: BPFE. 2004.

Rini Hayati Lubis. Peranan Baitul Mal Wat Tamwil Terhadap Perekonomian
Sumatera Utara. Tesis. UINSU Medan. 2017.

Sugiono. Metode Penulisan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. Bandung:


Alfabeta. 2017.

Suharsismi Arikunto. Metodelogi Penulisan. Yogyakarta: Bina Aksara. 2006.

Suhrawardi K. Lubis. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika. 2008.


84

Sukidjo. Peran Rentenir dalam Pengembangan Usaha Kecil di Daerah.


Yogyakarta: Salemba. 2000.

Sumiyanto, Ahmad. BMT Menuju Koperasi Moderen. Yogyakarta: Ises


Publishing. 2008. .

Sutama, Nyoman Tri Adnyani. Analisis Peran Lembaga Perbankan Mengatasi


Permodalan Pedagang Kecil dalam Menghadapi Rentenir Studi
Kasus di Pasar Tradisional Lemabang. Palembang. Tesis.
Universitas Sumatera Utara. 2013.

Taqyuddin An-Nabhani. Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif


Islam. Surabaya: Risalah Gusti. 2005.

Warkum Sumito. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga terkait BMI


danTakaful di Indonesia. Jakarta; Raja Grafindo Persada. 2002.

Wiratna Sujarweni. Metode Penulisan Bisnis dan Ekonomi. Yogyajarta: Pustaka


Baru Pers. 2015.

Muh Awal Satrio Nugroho, "Urgensi Penerapan Islamic Corporate Governance


Di Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)", Jurnal Kajian Bisnis Vol. 23
No. 1 Januari 2015.

Renny Oktavia, "Peranan Baitul Maal Wattamwil (BMT) terhadap Upaya


Perbaikan Moral Masyarakat di Kawasan Dolly Surabaya", Jurnal
AN-NISBAH, Vol. 01, No. 01 Oktober 2014.

Rosalinda, “Peran Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) Taqwa Muhammadiyah dalam


Membebaskan Masyarakat dari Rentenir di Kota Padang”,Jurnal
INFERENSI, Vol 7, No. 2 Desember 2013.

Visita Dwi AyogidanTuti Kurnia, "Optimalisasi Peran BMT Dalam Upaya


Penghapusan Praktik Rentenir", Jurnal SYARIKAH, Vol 1 No. 1
Juni 2015.

LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. SURAT RISET
85

2. DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Daftar Pertanyaan Wawancara


86

A. Wawancara dengan Staff AO BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu

1) Data diri narasumber :

a) Nama : AO Fika Yuvita, S.Pd

Alamat : Sidodadi Kelurahan Wates Timur

b) Nama : Alif Alfianto

Alamat : Sukamanah

2)Daftar Pertanyaan :

1) Sudah berapa lama Bapak/ Ibu menjadi karyawan BMT El

Ihsan Mubarok Pringsewu ?

2) Bagaimana menurut Bapak/Ibu perkembangan mitra

pembiayaan di BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu ?

3) Bagaimana proses pembiayaan di BMT El Ihsan Mubarok

Pringsewu ?

4) Langkah seperti apakah yang dilakukan BMT agar dapat

menarik minat masyarakat untuk melakukan pembiayaan di

BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu ?

B. Wawancara dengan mitra BMT El Ihsan Mubarok Pringsewu yang masih

melakukan pembiayaan di Rentenir

1) Data diri narasumber :

a) Nama : Turiman

Alamat : Jl. Satria Pringsewu Barat

b) Nama : Kasmianti
87

Alamat : Jl. Veteran Pringsewu

c) Nama : Purwanto

Alamat : Pajaresuk

d) Nama : Leli Triana

Alamat : Jl. Veteran Pringsewu Utara

2) Daftar Pertanyaan :

a) Sudah berapa lama menjadi anggota BMT El Ihsan Mubarok

Pringsewu?

b) Apakah Bapak/Ibu mempunyai pembiayaan di BMT El Ihsan

Mubarok Pringsewu ?

c) Dari Segi kemudahan system pembiayaan yang ditawarkan

menurut Bapak/Ibu apakah lebih mudah BMT atau Rentenir ?

d) Bentuk sosialisasi apa yang sudah BMT lakukan kepada anggota

selama ini ?

3. HASIL INTERVIEW

NO PERNYATAAN NARASUMBER
1 kurang lebih sudah 2,5 tahun, Sejak Turiman
88

bulan september tahun 2020.

Saya jadi anggota di BMT sudah ada


Kasmianti
1 tahun, kurang lebihnya segitu.

Saya jadi mitra BMT itu kurang lebih

ada 1 tahun, sejak saya pindah usaha


Purwanto
menjahit di pasar pringsewu ini.

kurang lebih 4 tahun jadi anggota

BMT El Ihsan Mubarok, karna rumah

saya yang gak jauh dari BMT jadi


Leli Triana
saya lebih mudah transaksi langsung

ke kantornya

2 Saya pembiayaan di rentenir mba,

lebih gampang gak ribet, Kapan kita

butuh langsung bisa cair. Tanpa

jaminan dan ga perlu survey. Di BMT


Turiman
ribet, lama sampe berhari - hari.

Jaman sekarang mba orang carinya

yang praktis, kalo ada yang mudah

kenapa cari yang susah.

Saya terpaksa mba ambil pinjaman di Kasmianti

Rentenir, karna saat itu saya butuh

dana besar sekitar 10 juta buat bayar

kasbon belanja toko. Kalau saya


89

pinjam di BMT harus masuk berkas

dulu terus di survey gabisa langsung

cair saat itu juga.

saya ga pinjem di BMT mba. Sama

aja si pinjam di BMT atau Rentenir


Purwanto
kan sama sama ada bunga nya.

Pinjem di Rentenir aja mba tanpa

jaminan, prosesnya mudah dan cepat.

Saat itu juga kita butuh langsung cair.


Leli Triana
Kalau di BMT terlalu ribet butuh

waktu berhari - hari.

3 Kalo BMT sering mengedukasi

anggotanya mba, saya sering di beri

penjelasan tentang Rentenir kalau itu


Turiman
Riba. Tapi ya mau gemana lagi BMT

terlalu ribet saya juga tidak punya

jaminan.

waktu itu saya pernah di kasih solusi Kasmianti

lebih baik pinjaman di BMT dari pada

di Rentenir kan riba. Saya di

tawarkan pembiayaan pasar mba bisa

cair saat itu juga dengan jaminan

saldo tabungan 50% dari total


90

pinjaman. Tapi maksimal

pinjamannya hanya boleh 3 juta

sedangkan saya butuhnya 10 juta, jadi

yasudah pinjam di Rentenir saja kan

bisa.

Saya pernah kok mba di kasih

pegarahan dari AO BMT yang suka

ngambil tabungan saya. Katanya


Purwanto
pinjam di Rentenir itu riba. Menurut

saya apa bedanya dengan BMT kan

sama - sama ada bunganya.

Saya pembiayaan di rentenir karna

saya ga punya jaminan mba. Kalo di

rentenir bisa tanpa jaminan dan


Leli Triana
prosesnya mudah bisa langsung cair.

Di BMT ribet mba.

3KARTU KONSULTASI
91

4.DOKUMENTASI PENDUKUNG
92
93
94

Anda mungkin juga menyukai