OLEH
DEVITA DWI CAHYANTI
NIM: 17.2400.030
OLEH :
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S.E) pada
Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare
i
ii
Skripsi
Program Studi
Ekonomi Syariah
Kepada
PAREPARE
2021
ii
iii
PERSETUJUAN SKRIPSI
NIM : 17.2400.030
Program Studi : Ekonomi Syariah
Disetujui Oleh ;
Mengetahui:
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat hidayah, taufik dan
keluarganya dan para sahabat yang telah membimbing umat manusia ke alam terang
benderang, sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar “Sarjana Ekonomi pada Fakultas
tercinta Nurbaya dan Ayahanda saya M.Yusuf yang senantiasa mendukung dan
Penulis telah menerima banyak bimbingan dan bantuan dari Bapak Dr. Zainal
Said, M.H. dan Bapak Dr. Hannani, M.Ag. sebagai pembimbing utama dan
pembimbing pendamping, atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan,
kepada:
1. Bapak Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si. sebagai Rektor IAIN Parepare yang
iv
v
3. Ibu Dr. Rusnaena, M.Ag. sebagai “Ketua Prodi Ekonomi Syariah”, atas arahan
baik.
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi “Ekonomi Syariah” yang telah
Parepare.
5. Bapak dan Ibu Staf dan admin Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah
Parepare.
7. Sahabat dan teman-teman dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, yang telah
8. Sahabat Tercinta Sahara, Nurul Aulia, Maya Mustapa, Herlina, Anma Juniar,
9. Kekasih saya Dedy Muhramdy Yunus yang membantu serta selalu memotivasi
Penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, baik moril maupun materil hingga skripsi ini dapat
v
vi
konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini, karena penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna akan tetapi besar harapan
penulis, semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis,
vi
vii
NIM : 17.2400.030
benar merupakan hasil karya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Penulis,
vii
viii
viii
ix
ABSTRAK
Devita Dwi Cahyanti. Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga) Sebagai Pemecah
Batu Di Bojo Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Tinjauan Ekonomi Islam,
(dibimbing oleh Bapak Dr. Zainal Said, M.H. dan Bapak Dr. Hannani, M.Ag.)
Penelitian ini membahas Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga) Sebagai
Pemecah Batu Di Bojo Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Tinjauan Ekonomi
Islam dimana sebagian ibu rumah tangga yang ada di desa Bojo khususnya di dusun
Lojie bekerja sebagai pemecah batu. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah
ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pemecah batu meninggalkan tanggung jawab
mereka sebagai istri sekaligus ibu yang seharusnya lebih banyak tinggal di rumah
mengurus rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi
IRT (Ibu Rumah Tangga) sebagai pemecah batu Di Bojo dalam meningkatkan
ekonomi keluarga dan untuk mengetahui Tinjauan ekonomi islam yaitu Pekerjaan itu
diisyaratkan, Memenuhi adab wanita muslimah,dan pekerjaan itu tidak mengabaikan
kewajiban-kewajiban lain yang tidak boleh diabaikan terhadap Kontribusi IRT (Ibu
Rumah Tangga) sebagai pemecah batu Di Bojo.
Kata Kunci: Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga) Pemecah Batu, Ekonomi
Keluarga, Ekonomi Islam.
ix
DAFTAR TABEL
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
iv
v
DAFTAR LAMPIRAN
9 Dokumentasi
v
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………i
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...iii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Kegunaan Penelitian 5
II. TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Tinjauan Penelitian Relevan 6
B. Tinjauan Teori 8
D.Kerangka Pikir 20
III. METODE PENELITIAN 23
A. Jenis Penelitian 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 24
C. Fokus Penelitian 24
D. Jenis dan Sumber Data 24
E. Teknik Pengumpulan Data 25
F. Uji Keabsahan Data 26
G. Teknik Analisis Data 27
DAFTAR PUSTAKA I
KERANGKA ISI TULISAN (OUTLINE) IV
vi
KONTRIBUSI IRT (IBU RUMAH TANGGA) SEBAGAI PEMECAH
BATU DI BOJO DALAM MENINGKATKAN EKONOMI
KELUARGA TINJAUAN EKONOMI ISLAM
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an telah memberikan pandangan terhadap keberadaan dan kedudukan
dan telah secara jelas mengajarkan adanya persamaan antara laki-laki dan perempuan
Partisipasi wanita dalam dunia kerja, telah memberikan konstribusi yang besar
pendidikan yang terbuka untuk pria atau wanita. Kedua. Wanita sebagai pencari
Keempat. Wanita yang ditinggal mati suaminya. Kelima. Wanita yang dicerai oleh
suaminya. Keenam. Wanita yang menjadi ibu pada usia muda tanpa suami.2
Kini perempuan Indonesia diberi kesempatan serta peran yang sama dengan
pria untuk berpartisipasi dalam dunia kerja. Hasilnya, banyak perempuan yang tampil
1
Ahmad Nur Fuad, Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Islam, (Malang: LPSHAM
Muhammadiyah Jatim, 2010), h. 24-26.
2
Soundang. P. SIAGIAN, Manajemen Abad 21, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), cet III, h.
106-107.
3
Mufidah, Paradigma Gender, (Malang:Bayumedia, 2004)., h. 124.
1
2
Salah satu cara untuk meningkatkan ekonomi keluarga bagi perempuan yaitu
dengan menjadi buruh pemecah batu, Usaha pemecahan batu cukup banyak dijumpai
di Indonesia, hal ini dapat di lihat dari beberapa tempat misalnya di Desa Bojo yang
batu di Desa Bojo Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru ada sejak lama, tidak ada
yang mengetahui siapa yang memulai dan kapan pertama kali usaha pemecah batu ini
ada.
melakukan pekerjaan memecah batu karena tidak memiliki keterampilan dan tidak
memiliki pendidikan yang baik, sehingga rela untuk menjadi pekerja kasar. Mereka
adalah perempuan yang telah bersuami di mana suami mereka adalah pekerja kasar
dan para janda yang tidak mempunyai pensiun yang biasanya menjadi buruh pemecah
batu.
Dengan memanfaatkan waktu, tempat tinggal yang dekat dengan bahan baku
dan tenaga yang cukup, sejumlah perempuan yang bertempat tinggal di Desa Bojo
tangga mereka dengan menjadi pemecah batu. Pekerjaan ini juga tidak membutuhkan
banyak modal uang. Adapun alat-alat yang digunakan oleh pemecah batu adalah :
Martil atau palu untuk memecah batu, Kolongan atau penjepit, yang digunakan untuk
melingkari batu agar tetap berada ditempat yang dikehendaki saat dipecah dengan
Risiko dari usaha memecah batu cukup berat, risiko utama yang harus
dihadapi di sekitar sungai risiko utama yang harus dihadapi adalah Kepanasan .
Risiko lain yang harus dihadapi adalah pecahan-pecahan batu kecil yang kadang
terpecik ke wajah pemecah batu. Selain itu walaupun sudah sering melakukan
pemecahan batu, martil atau palu yang digunakan terkadang mengenai tangan
mereka. Usaha memecah batu merupakan pekerjaan terakhir yang dipilih mengingat
banyaknya risiko yang ada dan pendapatan yang di terima tidak seimbang dengan
Pendapatan suami yang tidak tetap dan kebutuhan rumah tangga yang tinggi
menyebabkan para perempuan melakukan usaha memecah batu ini dimana pekerjaan
ini merupakan pekerjaan yang sebenarnya lebih cocok dilakukan oleh kaum laki-laki.
Upaya pemenuhan kebutuhan pada dasarnya tak pernah berfikir, karena sifat
pemecah batu dapat dikatakan perempuan yang perkasa, karena pekerjaan ini
sebenarnya lebih cocok dilakukan oleh para kaum laki-laki yang dimana secara fisik
Pada dasarnya pekerjaan ini adalah pekerjaan kasar dan membutuhkan tenaga
yang kuat. Perempuan yang melakukan pekerjaan ini tidak memikirkan apakah kulit
mereka akan menjadi hitam karena sengatan matahari, tangan mereka yang kasar
tangga mereka tanpa meninggalkan rumah terlalu jauh, sebab biasanya tempat
pemecahan batu hanya berjarak beberapa meter saja dari rumah mereka
menjadi masalah yang krusial namun untuk pekerja perempuan yang telah
mereka untuk meninggalkan tanggung jawab sebagai istri sekaligus ibu yang
seharusnya lebih banyak tinggal di rumah mengurus rumah tangga. Karena dengan
keadaan ekonomi yang sangat rendah maka istri ikut serta mencari nafkah demi
B. Rumusan Masalah
masalah adalah Bagaimana Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga) Sebagai Pemecah
Pokok masalah tersebut akan dirinci menjadi tiga sub masalah, dan setiap sub
masalah akan ditinjau berdasarkan ekonomi islam. Sub-sub masalah yang dimaksud
1. Bagaimana Kondisi IRT (Ibu Rumah tangga) sebagai pemecah batu Di Bojo
2. Faktor apa yang mempengaruhi IRT (Ibu Rumah Tangga) sebagai pemecah
keluarga?
5
C. Tujuan Penelitian
Keluarga Tinjauan Ekonomi Islam, dengan tujuan dari sub-sub pembahasan adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Kondisi IRT (Ibu Rumah tangga) sebagai pemecah batu Di
2. Untuk mengetahui Faktor apa yang mempengaruhi IRT (Ibu Rumah Tangga)
keluarga
D. Kegunaan Penelitian
diantaranya yaitu :
keluarga serta bagaimana Ibu Rumah Tangga bekerja sebagai pemecah batu apakah
sudah sesuai dengan tinjauan ekonomi islam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
peneliti dan pembaca serta dapat menjadi sumber bacaan yang bermanfaat untuk
penelitian berikutnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Relevan
Peneliti mengutip hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu
sebagai acuan dalam penelitian ini yang berkaitan dengan peran istri dalam
membantu perekonomian. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Pita Sari dengan
menyebabkan para istri di Desa Tanjung Selamat bekerja sebagai pedagang kue yaitu
untuk membantu perekonomian keluarga karena penghasilan suami mereka dari hasil
ada sebagian dari para istri tersebut yang suaminya mempunyai penghasilan yang
dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka, tetapi tetap berjualan dengan alasan
penghasilan dari berjualan kue itu cukup menguntungkan. Kehidupan mereka sudah
termasuk layak dan tidak kekurangan, mereka memiliki rumah permanen yang di
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada fokus dan
berfokus untuk menjelaskan Bagaimana Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga) Sebagai
Islam.
4
Dian Pita Sari,”Peran Istri Dalam Membantu Perekonomian Keluarga Di Desa Tanjung
Slamet Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat”,Skripsi: (Fakultas Ekonomi Bisnis Islam
Universitas Negeri Islam Sumatera Utara Medan, 2016), h. 74.
6
7
pelaku usaha dengan modal kecil namun membutuhkan kerja keras dan tenaga yang
kuat. Penghasilan yang diperoleh dapat di tentukan sendiri sesuai target dan
kemampuan dalam memecah batu. Mereka tidak berada di bawah instansi manapun
dan tidak pula terikat dengan orang lain. Usaha ini adalah pilihan terakhir, karena
tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi dan tidak pula memiliki
pendapatan tambahan. 5
Angket. sedangkan penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
Penelitian Siska Febrianti dengan judul: “Peran Ibu Rumah Tangga Dalam
perekonomian keluarga. Ibu rumah tangga, bekerja melalui home Industry untuk
5
Aris Sulistyanto., “analisis usaha perempuan pemecah batu dan kontribusinya terhadap
pemenuhan kebutuhan keluarga di desa Rebug kecamatan Kemiri Kabupaten Purwerejo”,Skipsi:
(Universitas Negeri Semarang Jurusan Ekonomi pembangunan , 2013), h. 35.
8
ibu rumah tangga dalam meningkatkan perekonomian keluarga melalui home industri
pandangan ekonomi Islam yaitu, ibu rumah tangga diperbolehkan untuk bekerja
diluar rumah asalkan memenuhi syarat seperti mendapat izin dari suami atau walinya,
perempuan, pekerjaannya sesuai dengan tabiat seorang wanita dan tidak melalaikan
analisi data. penelitian sebelumnya oleh Siska Febrianti teknik analisis data yang
dipakai adalah teknik analisis data lapangan.sedangkan penelitian ini teknik analisis
data yang dipakai adalah Reduksi data, Penyajian data,dan verifikasi data.
B. Tinjauan Teori
1.Teori Kontribusi
akan diteliti atau untuk menjawab permasalahan penelitian yang telah dibangun
Teori Kontribusi Menurut Anne ahira, Kontribusi berasal dari bahasa inggris
melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa
6
Siska Febrianti., “Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Perekonomian Keluarga
Melalui Home Industri Di Lihat Dari Ekonomi Islam” Skipsi: (Fakultas Ekonomi Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri Bengkulu, 2018), h. 81.
9
materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan
pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian
sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian
memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai
suasana asri di daerah tempat ia tinggal sehingga memberikan dampak positif bagi
berusaha meningkatkan efisisensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan
cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian mejadi bidang spesialis,
agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai
Adapun macam macam kontribusi menurut Anne Athira dalam jurnal Yudi
7
Anne Ahira,Terminologi Kosa Kata, (Jakarta: Aksara,2012), h. 77.
10
Islam menetapkan hukum yang sama antara pria dan wanita dalam masalah
kewajiban berdakwah (amar ma’ruf nahi mungkar), kewajiban menuntut ilmu, serta
kewajiban menunaikan ibadah-ibadah ritual. Dalam hal ini Allah Berfirman dalam
ُظلَ ُمونَ نَقِيرًا َ ت ِم ْن َذ َك ٍر َأوْ ُأ ْنثَ ٰى َوه َُو ُمْؤ ِم ٌن فَُأو ٰلَِئ
ْ ك يَ ْد ُخلُونَ ْال َجنَّةَ َواَل ي ِ َو َم ْن يَ ْع َملْ ِمنَ الصَّالِ َحا
Terjemahnya:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh baik laki-laki maupun
wanita sedang ia orang beriman, maka mereka itu termasuk ke dalam surga
dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun.”
Islam mengizinkan wanita melakukan jual beli, sewa menyewa dan akad
supermarket dan lain-lain. seruhan tersebut dapat bearti wajib, misalnya menuntut
ilmu dan berdakwah, dapat juga berarti boleh atau mubah, misalnya bermuamalah
pengeluaran yang dilakukan oleh sebuah keluarga. Keluarga yang tidak kesulitan
8
Anne Ahira,Terminologi Kosa Kata, h. 79.
9
Departemen Agama RI. Alquran dan Terjemahannya, (Jakarta : Mediantara Semesta,2012).
11
masih kurang.
provinsi). Riau menetapkan UMP 2017 sebesar Rp. 2.095.000 atau naik 11,55 % dari
gubernur nomor 1361 tahun 2016 per 30 oktober 2016.12 Mengacu pada UMP itu
dapat dikatakan tingkat penghasilan dibawah Rp. 2.095.000 tergolong ekonomi kelas
bawah, dari Rp. 2.095.000 samapai Rp. 5.000.000 tergolong ekonomi kelas
menengah, dan dari Rp. 5.000.000 ke atas tergolong ekonomi kelas atas.
Tingkat ekonomi keluarga yang sejahtera bukan seperti keluarga serba yang
ada, atau keluarga dengan harta yang serba berkelebihan, tetapi suatu kehidupan
keluarga yang sejahtera adalah suatu keadaan kehidupan keluarga dimana para
anggotanya dapat menikmati kehidupan yang serasi, bebas dari segala pertengkaran
dan pertikaian, tidak diliputi ketegangan, kecemasan serta putus asa. Menurut
kategori, yaitu:
keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimalnya yang meliputi
makan dua kali atau lebih dalam sehari, memiliki pakaian yang berbeda untuk
aktivitas (misalnya untuk di rumah, bekerja/ sekolah, dan bepergian), bagian terluas
lantai rumah bukan dari tanah, memiliki penghasilan kurang dari Rp. 1.000.000 tiap
bulannya.
yang dapat memenuhi kebutuhan dasar minimalnya dalam hal agama, sandang,
pangan, papan, pengajaran, dan pelayanan kesehatan yang sangat dasar yang
meliputi: paling sedikit sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telur,
setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakain
baru, memiliki penghasilan tetap minimal Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.0000 tiap
bulannya
1) Indikator Ekonomi
a)Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau
telor
c) Keluarga sejahtera II, yaitu keluarga itu selain dapat memenuhi kebutuhan dasar
minimalnya, dapat pula memenuhi kebutuhan sosial psikologinya, tetapi belum dapat
Adalah keluaraga yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah
d) Keluarga sejahtera III, yaitu keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar
lingkungan desa atau wilayah, yang meliputi memiliki tabungan keluarga, dapat
memenuhi kebutuhan pendidikan anak secara formal serta memberikan fasilitas dasar
kepada anak, dapat mengganti fasilitas hiburan di rumah, memiliki pengasilan Rp.
e) Keluarga sejahtera plus, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi semua efek
yang tersebut diatas dan sekaligus dapat secara teratur ikut mengembangkan dalam
kegiatan sosial dan aktif mengikuti gerakan semacam itu, yang meliputi dapat
memenuhi semua efek yang tersebut diatas dan sekaligus dapat secara teratur, ikut
dan aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki pengasilan > Rp. 5.000.0000 tiap
bulannya.10
berbeda. Secara alami (sunnatullah), laki-laki memiliki otot yang kekar, kemampuan
untuk melakukan pekerjaan yang berat, pantang menyerah, sabar dan lain-lain. Cocok
dengan pekerjaan yang melelahkan dan sesuai dengan tugasnya yaitu menghidupi
keluarga secara layak. Sedangkan bentuk kesulitan yang dialami wanita yaitu:
haknya di dalam bekerja, kecuali pada aspek-aspek yang dapat menjaga kehormatan
10
BKKBN, Profil, Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012, Jakarta: Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional Direktorat Pelaporan dan Statistik, 2013, h. 3
15
pencampakan.
Islam datang dengan menjunjung tinggi harga diri dan kemuliaan wanita dan
yang berhubungan dengan pria dan wanita secara timpang dan lebih mengunggulkan
pria dibanding wanita. Terutama dalam persoalan hak, pria memperoleh hak yang
lebih banyak dibandingkan dengan wanita, seperti warisan, wali, saksi, dan menjadi
imam shalat.
sekarang sudah dipastikan kaum wanita pun tidak ingin selamanya berada “dibawah
ketiak” laki-laki. Mereka pun mulai menjunjung tinggi haknya sebagai wanita, dan
pendidikan menjadi salah satu alasan banyaknya wanita terdidik yang tidak lagi
Dalam Al Qur’an pun sebenarnya tidak dijelaskan secara pasti apakah wanita
diperbolehkan bekerja di luar rumah atau tidak, namun dari beberapa ayat diatas
memang akan lebih baik jika wanita selalu berada di rumah. Selain itu, bekerja di luar
pekerjaan diharuskan berinteraksi dengan lawan jenis yang dipastikan akan terjadi
kontak fisik dengan bukan mahramnya, secara tidak langsung para wanita yang
bekerja pun seakan-akan berlomba berhias agar mendapatkan perhatian kaum lelaki.
Tidak seorang pun mengingkari bahwa banyak lekaki yang menjadi lemah
ketika menghadapi wanita, lebih-lebih bila wanita tersebut memang sengaja untuk
11
Hasan, M. Ali, “Masail Fiqhiyah Al-Haditsah pada Masalah-Masalah Kontemporer
Hukum Islam” (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1998).
16
menggoda dan memikatnya, karena tipu daya wanita lebih besar daripada tipu daya
laki-laki. Karena itu wajarlah jika kaum laki-laki diperingatkan terhadap bahaya ini,
yang baik baik generasi-generasinya, yaitu: anak perempuan beradab, istri shalihah,
ibu yang utama, dan wanita yang baik, yang beraktivitas untuk kebaikan agama dan
hukum wanita yang bekerja diluar rumah. Menurut ulama yang melarang wanita
bekerja di luar rumah, pada dasarnya hukum wanita karir atau wanita yang bekerja di
luar rumah adalah terlarang, karena dengan bekerja di luar rumah maka akan ada
banyak kewajiban yang harus dia tinggalkan. Misalnya melayani keperluan suami,
mengurusi dan mendidik anak, serta hal lainnya yang menjadi tugas dan kewajiban
seorang istri dan ibu. Padahal semua kewajiban ini sangat melelahkan dan
Namun demikian, tidak berarti bahwa wanita bekerja di luar rumah itu
diharamkan syara’. Karena tidak ada seorang pun yang dapat mengharamkan sesuatu
tanpa adanya nash syara’ yang shahih periwayatannya dan sharih (jelas) petunjuknya.
Selain itu, pada dasarnya segala sesuatu dan semua tindakan itu boleh sebagaimana
12
Dr.Qardhawi Yusuf,”Fatwa-Fatwa Kontemporer Jilid 1”, (Penerbit Buku Andalan, Jakarta,
1995), hal: 534
17
seorang janda atau diceraikan suaminya, sedangkan tidak ada orang atau keluarga
yang menanggung kebutuhan ekonominya, dan dia sendiri dapat melakukan suatu
usaha untuk mencukupi dirinya dari minta-minta atau menunggu uluran tangan orang
lain.
syarat, yaitu:
haram atau bisa mendatangkan sesuatu yang haram, seperti wanita yang
bekerja untuk melayani lelaki bujang, atau wanita menjadi sekretaris khusus
bagi seorang direktur yanag karena alasan kegiatan maka mereka sering
Islam, baik yang khusus untuk wanita maupun khusus untuk laki-laki, ataupun
keduanya.
perhiasan, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya dan janganlah mereka
lain yang tidak boleh diabaikan, seperti kewajiban terhadap suaminya atau
Dari banyak contoh yang terjadi pada masa Rasulullah SAW., dan Sahabat
pekerjaan. Tentu saja tidak semua bentuk dan ragam pekerjaan yang terdapat
pada masa kini telah ada pada masa Nabi SAW. Namun, betapapun, sebagian
luar rumahnya secara mandiri, bersama orang lain, atau dengan lembaga
C.Kerangka Konseptual
Skripsi berjudul "Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga) sebagai pemecah batu
di bojo dalam meningkatkan ekonomi keluarga tinjauan ekonomi islam". Judul ini
13
QS. An-Nur: 31
14
Dr.Qhardawi Yusuf, “Fatwa-Fatwa Kontemporer”, (Gema Insani Press, Jakarta dalam
http://media.isnet.org/kmi/islam/Qardhawi/Kontemporer/WanitaKerja.html, diakses pada 19 Des 2016
jam: 17:44)
19
Tugas seorang wanita yang sudah berumah tangga adalah mengurus rumah
tangga, menjadi seorang istri, menjadi ibu bagi anak-anaknya, serta menjadi pendidik,
sederajat dengan pria dan tidak mempunyai peran apa-apa selain sebagai istri dan ibu
rumah tangga, sekarang sudah memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam dunia
2.Pemecah Batu
Pekerjaan pemecah batu merupakan salah satu pekerjaan yang ada di desa
Bojo yang didominasi oleh kaum perempuan. Pekerjaan pemecah batu ini merupakan
usaha yang dilakukan oleh para perempuan sehingga penghasilan dari usaha ini
yang bekerja sebagai pemecah batu akan menerima uang hasil penjualan dari batu-
3.Ekonomi Keluarga
Ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia
baik secara individu maupun kelompok masyarakat (dapat berbentuk badan hukum
maupun tidak serta dapat pula berbentuk penguasaan/ pemerintah) dalam memenuhi
kebutuhan hidup baik kebutuhan material maupun spiritual (jasmani dan rohani)
dimana kebutuhan tersebut cenderung mengarah menjadi tidak terbatas, sedangkan
Menurut KBBI perspektif adalah satu cara melukiskan suatu benda pada
permukaan yang mendatar sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi
(Panjang, lebar, dan tingginya); 2 sudut pandang; pandangan 16. Perspektif yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu sudut pandang terhadap fenomena yang terjadi.
Adapun permasalahan dalam penelitian ini akan dilihat dari sudut pandang ekonomi
Islam.
Menurut S.M. Hasanuz Zaman ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan
D.Kerangka Pikir
Menurut Anne Athira dalam jurnal Yudi Bakti Nagarai (2012) Adapun macam
macam kontribusi yaitu, a)Kontribusi yang bersifat materi,hal yang bersifat materi
15
Achmad Ramzy, Ahmad Azhar Basyit, Nik Mustapha, Berbagai Aspek Ekonomi Islam, (PT.
Tiara Wacana Yogya Bekerjasama Dengan P3EL UII : Yogyakarta, 1993), h.3.
16
Departemen Pendidikan Nasional, KamusBesar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi III, h.
1062
17
Siti Nur Fatoni, PengantarIlmuEkonomi (dilengkapidasar-dasarekonomi Islam), (Bandung,
Pustaka Setia,2014), h. 156.
20
bantuan terhadap pihak lain demi kebaikan bersama b)Kontribusi yang bersifat
memberikan dampak baik positif maupun negative terhadap pihak lain c)Kontribusi
memiliki keterampilan dalam bidang tertentu dapat ditularkan kepada orang yang
21
Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga)
Sebagai Pemecah Batu di Bojo
Materi Tindakan
sejahtera plus
mengabaikan kewajiban-kewajiban
22
23
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi) yang diterbitkan oleh IAIN
Parepare. Metode penelitian dalam buku tersebut mencakup beberapa bagian, yakni
jenis penelitian, lokasi dan waktu peneltitian, fokus penelittian, jenis dan sumber data
A. Jenis Penelitian
Pendekatan kualitatif dipilih karena obyek penelitian ini berupa proses atau
kegiatan maupun tindakan beberapa orang, yaitu tentang kontribusi IRT (ibu rumah
ekonomi islam. tentang kontribusi IRT (ibu rumah tangga) pemecah batu dibojo
latar yang alami, dan data yang diungkap bukan berupa angka tetapi berupa kata,
18
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi), Edisi Revisi
(Parepare: STAIN Parepare, 2013), h.30-36.
19
Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal (Cet. VII; Jakarta: Bumi Aksara,
2004), h.26.
24
data untuk menemukan makna dari hal-hal mendasar dan esensial dari fenomena,
Lokasi penelitian adalah tempat atau objek untuk diadakan suatu penelitian.
1.Lokasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan Kontribusi IRT (ibu
rumah tangga) pemecah batu dibojo dalam meningkatkan ekonomi keluarga yang
2.Waktu Penelitian
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan judul yang diangkat oleh peneliti, maka fokus penelitian ini adalah
untuk mengetahui Kontribusi IRT (ibu rumah tangga) pemecah batu dibojo dalam
meningkatkan ekonomi keluarga yang di lakukan oleh ibi rumah tangga apakah
Jenis data adalah data-data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif baik dalam
bentuk data primer maupun data sekunder. Jenis data yang digunakan dalam
didapatkan dari hasil observasi dan wawancara sehingga tidak berupa angka akan
20
Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Muamalah (Ponorogo: STAIN Po Press, 2010), h.6.
25
tetapi berupa kata-kata atau kalimat. Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu
1.Data Primer
Data primer adalah jenis pengumpulan data dari sumber yang asli atau peneliti
memperoleh data tanpa melalui perantara. Data penelitian ini adalah data yang
didapatkan atau diperoleh dari hasil wawancara peneliti kepada Ibu Rumah tangga
2.Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau data
diperoleh tidak berasal dari subyek penelitian. Data yang diperoleh sebagai data
pelengkap sumber data primer. Data yang peneliti peroleh melalui beberapa media
seperti buku, hasil penelitian, tulisan-tulisan yang mendukung atau memperkuat data
primer.
1.Wawancara (Interview)
Wawancara dilakukan dengan kontak langsung dengan tatap muka antara pencari
sejumlah pertanyaan yang kemudian akan dijawab oleh informan (Ibu Rumah Tangga
2.Dokumentasi
26
Dokumentasi adalah salah satu dari teknik pengumpulan data yang dilakukan
ini, baik itu dalam bentuk file data seperti dokumentasi rekaman suara, foto, dan data-
data langsung yang diperoleh dari Ibu Rumah Tangga di Bojo yang melakukan
terhadap fenomena yang tampak. 21Observasi adalah mengamati kejadian, gerak, atau
proses.22Peneliti mengetahui sesuatu yang sedang terjadi atau yang sedang dilakukan
sehingga merasa perlu untuk melihat sendiri, mendengarkan atau merasakan sendiri.
keabsahan (trustworthiness) data. Uji keabsahan data yang dilakukan oleh peneliti
yaitu uji kepercayaan (credibility) dan uji kepastian (confirmability). Uji kredibilitas
kenyataan ganda yang sedang diteliti. 23Uji keabsahan data yang digunakan dalam uji
21
Sanapiah Faizal, Format-Format Penelitian Sosial (Cet. V; Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2001), h.71.
22
Suharsimi Arikunto, Proses Penelitian Suatu Pendekatan (Cet. XIII; Jakarta: Rineka Cipta,
2006), h.230.
23
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 324.
27
pengumpulan data mengikuti konsep Miles dan Huberman, sebagaimana dikutip oleh
Sugiyono, bahwa aktifitas dalam pengumpulan data melalui tiga tahap, yaitu reduksi
Teknik analisis data yaitu bagaimana peneliti mengolah data-data yang telah
ditemukan. Mengolah dengan tujuan untuk mengetahui keabsahan dari data yang
1.Reduksi Data
Setelah semua data dikumpulkan oleh peneliti dari metode pengumpulan data
memberikan kode khusus untuk menyesuaikan hasil pengumpulan data. Hal ini
dilakukan untuk memilah data yang penting dan data yang tidak penting sehingga
akan dibuang data yang tidak perlu dan menggolongkan ke dalam hal-hal pokok yang
menjadi fokus permasalahan yang diteliti yakni tinjauan Ekonomi Islam yang
diterapkan dalam kontribusi IRT (ibu rumah tangga) pemecah batu dibojo dalam
2.Penyajian Data
Semua informasi dan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan beberapa
sumber data dan studi dokumentasi akan digabungkan. Yang kemudian peneliti akan
mendeskripsikan secara tertulis berupa narasi kalimat, dimana setiap fenomena yang
24
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif (Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 300
28
interpretasi atau penilaian sehingga data yang tersaji dapat diketahui hubungannya,
3.Verifikasi Data
kepastian apakah data yang telah diperoleh tersebut dapat dipercaya atau tidak.
Dalam verifikasi data ini akan diprioritaskan keabsahan sumber data dan tingkat
objektivitas serta adanya keterkaitan antar data dari sumber yang satu dengan sumber
A. Kondisi IRT (Ibu Rumah Tangga) Sebagai Pemecah Batu Di Bojo Dalam
Ibu rumah tangga adalah seorang wanita yang berperan penting dalam keluarga
sebagai unit terkecil dalam kehidupan masyarakat dan sudah berstatus sebagai istri
sekaligus ibu bagi suami dan anak-anaknya. Ibu rumah tangga memiliki tugas dan
tanggung jawab terhadap pengaturan segala sesuatu yang ada didalam rumah tangga.
Tugas ibu rumah tangga yakni menjalankan pekerjaan rumah, merawat anak-anak,
Seiring dengan perkembangan teknologi dan tuntutan zaman, banyak ibu rumah
tangga yang awalnya hanya melakukan pekerjaan rumah saja, kini banyak yang
memutuskan untuk bekerja. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah peningkatan akan kebutuhan hidup yang semakin mahal dan pendapatan yang
didapatkan oleh suami terbilang kurang sehingga mengakibatkan ibu rumah tangga
memiliki keinginan untuk ikut membantu dalam hal pendapatan demi memenuhi
Dusun Lojie salah satu dusun yang ada di Desa Bojo Kecamatan Mallusetasi
Kabupaten Barru, yang mempunyai batas wilayah: sebelah utara Kabupaten Barru.
Yang dimana sebagian besar wilayahnya adalah lahan pertanian, perkebunan dan
berkebun dan menjadi nelayan. Dari hasil panen bertani dan berkebun dan nelayan di
30
jual dan sebagian lainya untuk di konsumsi dalam kehidupan sehari-hari untuk
kebutuhan keluarganya.
pemecah batu guna meningkatkan pendapatan rumah tangga. Mereka berangkat dari
rumah untuk bekerja dari jam 07.00 pagi dan bekerja sampai jam 04.00 sore. Adapun
alat-alat yang digunakan oleh pemecah batu adalah : (1) Martil atau palu untuk
memecah batu, (2) Kolongan atau penjepit, yang digunakan untuk melingkari batu
agar tetap berada ditempat yang dikehendaki saat dipecah dengan martil atau palu.
Kondisi Ibu Rumah Tangga yang bekerja sebagai pemecah batu di Bojo
bekerja dengan rajin dan baik walaupun dalam bekerja memecah batu masih
menggunakan alat sederhana dan upah yang minim, pekerjaan ini membutuhkan
tenaga yang cukup dan mempunyai ketrampilan dalam memecah batu. Seseorang
yang sudah berpengalaman dalam pekerjaan ini tidak asal pukul batu melainkan
menentukan suatu titik agar batu tersebut mudah pecah sesuai ukuran keinginan
Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut :
Terakhir
tamat SD
tamat SD
Tamat SD
Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut :
0 0%
Di bawah umur 20 thn
1 5%
21 thn – 30 thn
6 30%
31 thn – 45 thn
46 thn – 65 thn 13 65%
33
TOTAL 20 100%
menunjukkan bahwa tidak ada perempuan pemecah batu yang memiliki usia dibawah
umur 20 atau 0%, perempuan pemecah batu yang memiliki usia lebih dari 21tahun
sampai dengan 30 tahun sebanyak 1 orang atau 5%, perempuan pemecah batu yang
memiliki usia lebih dari31 tahun sampai dengan 45 tahun sebanyak 6 orang atau 30%
dan perempuan pemecah batu yang memiliki usia 46 tahun sampai dengan 65 tahun
Sarjana 0 0%
SMA 4 20%
SMP 4 20%
SD 9 45%
TOTAL 20 100%
pendidikan sampai dengan setingkat sarjana. Perempuan pemecah batu yang tingkat
pendidikannya tamat SMA adalah 4 orang atau 20% Hal ini dikarenakan lulusan
SMA sudah bisa diterima sebagai buruh pabrik bisa menjadi pegawai baik negeri
negeri maupun swasta dan perempuan pemecah batu tingkat pendidikannya SMP
adalah 4 orang atau 20% yang tamat SMP dahulu sempat bekerja sebagai penjaga
pendidikannya SD adalah 9 orang atau 45% dan sedangkan 3 orang atau 15% yang
sekarang bekerja sebagai pemecah batu tingkat pendidikannya tidak tamat SD.
Pendidikan formal dalam pekerjaan ini tidaklah berpengaruh dalam tinggi rendahnya
pendapatan pekerjaan memecah batu. Pendidikan tinggi, rendah atau pun tidak
Sehari (Jam)
>8 0 0%
7–8 20 100%
5–6 0 0%
35
3–4 0 0%
TOTAL 20 100%
pemecah batu yang lama bekerja dalam sehari melakukan usaha memecah batu
selama lebih dari 8 jam, bekerja selama 7 jam sampai dengan 8 jam sebanyak 20
orang atau 100%%. Di Pabrik batu memiliki peraturan jam kerja yang harus di ikuti
oleh semua yang bekerja disana yaitu kerja mulai dari jam 08.00 pagi sampai ja m
5.00 Sore Walaupun Tanggung jawab seorang perempuan sebagai ibu rumah tangga
dan kesibukan lain yang berbeda-beda yang menyebabkan namun jam mereka dating
dan pulang kerja harus sesuai dengan peraturan jam kerja yang telah ditentukan oleh
mempunyai anak atau anak mereka yang sudah besar dan tidak memerlukan perhatian
kusus sehingga dapat mengoptimalkan waktunya untuk bekerja memecah batu, tetapi
lain halnya dengan keluarga perempuan pemecah batu yang anak-anaknya masih
sekolah dasar atau balita mereka berinisiatif dengan membawa anak-anaknya tersebut
kelokasi perempuan pemecah batu tersebut bekerja,agar tetap bekerja sesuai jam kerja
> 1.500.000 0 0%
500.000 – 1.000.000 0 0%
< 500.000 0 0%
TOTAL 20 100%
pemecah batu dimana pandapatan mereka sudah diatur oleh pabrik itu sendiri,
sehari ibu-ibu pemecah batu itu adalah Rp 50.000, maka dari itu pendapatan ibu-ibu
pemecah batu jumlahnya rata-rata sama. Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan tidak
ada perempuan pemecah batu yang pendapatanya lebih dari Rp. 1.500.000 dan
100%.dan tidak ada pendapatan perempuan pemecah batu kurang dari Rp 500.000
karena setiap harinya mereka bekerja dan walaupun kadang tidak masuk kerja dengan
alasan sakit atau ada urusan lain tetapi tidak pernah tidak pergi bekerja selama 5-10
hari.
Deskripsi mengenai jenis pekerjaan suami dapat dilihat dalam tabel 4.6
berikut :
37
Tabel 4.6 Jenis Pekerjaan Suami Perempuan Pemecah Batu di Desa Bojo
Wiraswast 2 10%
a
Petani 1 5%
Buruh pabrik 1 5%
3 15%
Pemecah batu
Tukang ojek 1 5%
Sopir 1 5%
TOTAL 20 100%
perempuan pemecah batu, tidak ada suami perempuan pemecah batu yang bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil dan buruh pabrik. Suami perempuan pemecah batu
yang bekerja wiraswasta sebanyak 2 orang atau 10%, suami perempuan pemecah batu
yang bekerja sebagai petani sebanyak 1 orang atau 5%, suami perempuan pemecah
batu yang bekerja sebagai pekerja bangunan sebanyak 2 orang atau 10%, suami
38
perempuan pemecah batu yang bekerja pekerja bangunan sebanyak 2 orang atau 10%,
suami perempuan pemecah batu yang bekerja sebagai buruk pabrik sebanyak 1 orang
atau 5%. suami perempuan pemecah batu yang bekerja sebagai pemecah batu
sebanyak 3 orang atau 15%, suami perempuan pemecah batu yang bekerja sebagai
tukang ojek sebanyak 1 orang atau 5%, suami perempuan pemecah batu yang bekerja
sebagai sopir sebanyak 1 orang atau 5%,Perempuan yang tidak mempunyai suami
atau janda sebanyak 9 orang atau 45%. Berdasarkan hasil penelitian semua suami dari
perempuan pemecah batu bekerja informal, tidak terikat dengan suatu perusahaan dan
pemecah batu di Bojo dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan narasumber.
Berikut hasil wawancara dari beberapa ibu rumah tangga yang bekerja sebagai
Berdasarkan hasil wawancara yang pertama oleh Ibu I menni berumur 59 tahun
” Saya sudah bekerja di pabrik batu ini sudah 4 tahun setiap harinya saya bekerja
mulai jam 8 pagi sampai jam 5 sore dan yang membuat saya ingin bekerja disini yaitu
saya ingin memperbaiki perekonomian keluarga saya, karena suami saya sudah
meninggal 5 tahun yang lalu jadi mau tidak mau saya harus menutupi semua
kebutuhan rumah serta biaya sekolah untuk ke 3 anak saya,selain itu saya cuman
lulusan SD dan hanya pekerjaan ini yang cocok dengan pendidikan dan saya dan
hanya pekerjaan ini yang bisa saya lakukan . Anak saya sudah besar dan mengerti jadi
mereka mendukung, kalau saya tidak bekerja lalu saya mau kasih mereka makan
dengan apa. Penghasilan saya bekerja disini perhari nya Rp 50.000, keluarga saya
39
mendukung bekerja karena mereka paham akan keadaan ekonomi keluarga, dan
ketika saya keluar dari rumah untuk bekerja saya mengunnakan pakaian yang tertutup
dengan menggunakan hijab walaupun bekerja sebagai pemecah batu tetap harus
menunaikan kewajiban sebagai wanita muslim, Sebelum saya pergi bekerja, saya
harus mengerjakan tugas saya dulu sebagai seorang ibu , seperti memasak, bersih-
bersih rumah tekadang anak saya yang pertama membantu saya sebelum dia pergi
kesekolah lalu baru saya pergi. Kalau pendapatan saya selama disini kalau dibilang
cukup atau tidaknya itu relatif, terkadang mereka memerlukan biaya yang banyak
kadang juga sedikit, jadi saya belum bisa memprediksi apakah itu bisa dikategorikan
cukup atau tidaknya. Dan pendapatan yang saya peroleh kadang bisa disisihkan, rata-
rata yang bisa saya sisihkan itu paling banyak sebesar Rp 300.000 000 perbulannya
dan terkadang juga habis begitu saja karena kebutuhan keluarga yang banyak Kalau
kendalanya awal-awalnya mungkin ada karena saya belum biasa kerja diluar rumah
tapi sekarang sudah terbiasa jadi bagi saya tidak ada kendala yang berat mungkin
karena saya sudah menjadi orang tua tunggal jadi saya harus bisa memenuhi
kebutuhan keluarga saya sendiri agar anak anak saya tidak kekurangan.Menurut saya
dengan bekerja sebagai pemecah batu ini saya mampu memberikan kontribusi dalam
meningkatkan ekonomi keluarga saya karena Alhamdulillah saya mampu sedikit
demi sedikit memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga saya dan membeli barang-
barang keinginan anak saya Dan Dampak positif dengan saya bekerja disini yaitu
saya bisa mendapat uang dan memenuhi kebutuhan keluarga saya, kalau dampak
negatifnya kebersaman saya dengan anak-anak sedikit berkurang karena saya bekerja
dari pagi sampai sore.”
Berdasarkan pemaparan dari hasil wawancara oleh Ibu I menni dapat disimpulkan
bahwa ibu rumah tangga yang bekerja ini, membuktikan bahwa orang tua tunggal
terkadang kebutuhannya belum bisa terpenuhi semua, seperti Ibu I menni yang
mencari tambahan uang karena suaminya sudah meningal 5 tahun yang lalu mau
tidak mau Ibu I menni harus bekerja karena kalau tidak dari mana Ibu I menni bisa
Tapi Ibu I menni tidak melupakan tugasnya sebagai seorang Ibu yaitu sebelum dia
pergi bekerja terlebih dahulu Ibu I menni mengerjakan tugas dirumah baru dia
berangkat bekerja. Jadi pemaparan hasil wawancara diatas yang dilakukan oleh Ibu I
menni dapat disimpulkan bahwa peran ibu rumah tangga yang bekerja harus tetap
40
menjalankan tugas utamanya sebagai seorang ibu baru dia bisa menjalankan
Berdasarkan hasil wawancara yang kedua oleh Ibu P.tati yang berumur 56 tahun
bahwa alasan Ibu Istina dan Ibu Yanti berbeda, Ibu Istina lebih untuk membantu
keluarganya maka dari itu Ibu istina bekerja, dan Ibu Istina masih memiliki anak kecil
41
yang harus dia ajak kalau dia harus bekerja. Tapi tidak ada bedanya dengan Ibu
Yanti, Ibu Istina melakukan pekerjaan atau mementingkan pekerjaan dirumah dahulu
baru dia pergi untuk bekerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa pekerjaan Ibu rumah
tangga haruslah menjadi prioritas utama sebelum melakukan pekerjaan lainnya diluar
rumah. Karena sudah menjadi kewajiban seorang wanita yang sudah menjadi istri
sekaligus ibu rumah tangga untuk menjalankan semua pekerjaan rumah tangga.
Berdasarkan hasil wawancara yang ketiga oleh Ibu Rosiani yang berumur 47 tahun
Islam adalah agama sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia
dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan
prinsip ilahiah. Harta yang ada pada kita sesungguhnya bukan milik kita, melainkan
titipan Allah Swt, agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia
yang pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah Swt untuk dipertanggung
jawabkan.
Dalam islam kedudukan seorang wanita sama dengan laki-laki, hal ini ditegaskan
ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَ لَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشـعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعــا َرفُوْ ا ۚ اِ َّن اَ ْكـ َر َم ُك ْم ِع ْنـ َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم
خَ بِ ْي ٌر
Terjemahnya:
“Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seseorang perempuan, kemudian kami jadikan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Maha Teliti.”
Ayat di atas menegaskan bahwa pada prinsipnya laki-laki dan perempuan masing-
masing dapat mengambil peran dalam kehidupan bersama untuk membangun sebuah
Di era globalisasi ini wanita juga ikut andil dalam melakukan pekerjaan di luar
rumah atau disebut sebagai wanita karir dalam membantu keuangan keluarga dan
seorang wanita paling utama menjadi sosok pengasuh, pendidik anak-anak serta
43
mengurus suami dan rumah sedangkan kaum pria selaku suami memiliki kewajiban
menafkahi istri dan anak-anaknya secara ma’ruf (baik) dari pekerjaan dan cara yang
halal. Ada beberapa faktor kondisi yang membuat wanita tetap bekerja meskipun
mereka sudah berkeluarga. Terutama gaji atau pendapatan dari suami yang tidak
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, tidak rela meninggalkan karir yang sudah
kejenuhan. Dalam hal ini islam sudah mengaturnya yang tercatat dalam al-qur’an dan
hadits tentang membolehkan atau tidaknya wanita bekerja di luar rumah. Pada
dasarnya kewajiban wanita di dalam rumahnya dan laki-laki yang mencari nafkah
untuk bekerja di luar rumah namun islam juga tidak melarang untuk bekerja di luar
rumah dengan menyesuaikan kondisi dan tidak melanggar syariat yang telah
ditentukan islam
berkewajiban mencari nafkah, akan tetapi pada saat ini peran perempuan sebagai istri
dan ibu bagi anak-anak nya untuk membantu meningkatkan ekonomi keluarga tidak
dapat dihindari. Karena jika dilihat Di Desa Bojo banyak ibu rumah tangga saat ini
terutama ibu rumah tangga yang ditinggal cerai atau mati oleh suaminya yang harus
Dalam Islam apabila diperbolehkannya wanita bekerja, maka wajib diikat dengan
A.Mendapat izin dari suami dan tetap melakukan pengabdian kepada suami
kehormatan suaminya.
44
DAFTAR PUSTAKA
Islam”,Jakarta: Kencana,2010.
Achmad Ramzy, Ahmad Azhar Basyit, Nik Mustapha, Berbagai Aspek Ekonomi
UII ,1993.
Ahmad Nur Fuad. “Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Islam”, Malang: LPSHAM,
Jatim ,2016.
2010.
Beni Ahmad Saebani. “ Metode Penelitian”, Cet. 2, Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Semesta,2012.
45
Bahasa, 2003.
Medan, 2016.
Dwijayanti, “Perbedaan Motif antara Ibu Rumah Tangga Yang Bekerja Dan Yang
Eter Salim, Yenhi Salim, “Kamus Bahasa Kontemporer”, Jakarta: Modern English
press,2002.
Husein Syahata, “Ekonomi Rumah Tangga Muslim”, Jakarta: Gema Insani Press,
1998.
Kartono, K. Psikologi Wanita (Jilid I): “Gadis Remaja dan Wanita Dewasa”.
Rosdakarya, 2004.
Mardalis, Metode Penelitian: “Suatu Pendekatan Proposal”, Cet. VII; Jakarta: Bumi
Aksara, 2004.
2018.
Persada,2006.
Bandung:Alfabeta, 2009.
Tim Penyusun, “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi)”, Edisi
Yesi Dwi Aptika., “Upaya Istri Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Ditinjau
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
B. Tinjauan Teori
C. Kerangka Konseptual
D. Kerangka Pikir
C. Fokus Penelitian
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
49
Nama :
Umur :
Agama :
Asal Daerah :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
A.MATERI
2. Apakah suami ibu bekerja? Jika iya, apa pekerjaan suami ibu?
3. Apakah pendapatan ibu dan suami cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
4. Apakah pendapatan yang ibu peroleh bisa disisihkan untuk menabung? Jika
5. Apakah dengan bekerja sebagai pemecah batu, ibu mampu memberikan kontribusi
B.TINDAKAN
10. Apakah ketika ibu keluar rumah bekerja sebagai pemecah batu, ibu menggunakan
11. Apakah dengan bekerja sebagai pemecah batu, ibu tidak melalaikan pekerjaan di
rumah?
12. Apakah kesulitan/kendala yang ibu hadapi dalam menjalankan dua peran ini?