Anda di halaman 1dari 64

SKRIPSI

KONTRIBUSI IRT (IBU RUMAH TANGGA) SEBAGAI


PEMECAH BATU DI BOJO DALAM MENINGKATKAN
EKONOMI KELUARGA TINJAUAN EKONOMI ISLAM

OLEH
DEVITA DWI CAHYANTI
NIM: 17.2400.030

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PAREPARE
2021
KONTRIBUSI IRT (IBU RUMAH TANGGA) SEBAGAI
PEMECAH BATU DI BOJO DALAM MENINGKATKAN
EKONOMI KELUARGA TINJAUAN EKONOMI ISLAM

OLEH :

DEVITA DWI CAHYANTI


NIM: 17.2400.030

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S.E) pada
Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PAREPARE
2021

i
ii

KONTRIBUSI IRT (IBU RUMAH TANGGA) SEBAGAI


PEMECAH BATU DI BOJO DALAM MENINGKATKAN
EKONOMI KELUARGA TINJAUAN EKONOMI ISLAM

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Program Studi

Ekonomi Syariah

Disusun dan diajukan oleh

DEVITA DWI CAHYANTI


NIM: 17.2400.030

Kepada

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PAREPARE

2021

ii
iii

PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul Proposal Skripsi : Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga) Sebagai


Pemecah Batu Di Bojo Dalam Meningkatkan
Ekonomi Keluarga Tinjauan Ekonomi Islam
Nama Mahasiswa : Devita Dwi Cahyanti

NIM : 17.2400.030
Program Studi : Ekonomi Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Dasar Penetapan Pembimbing : Surat Penetapan Pembimbing Skripsi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
B. 1138/In.39.8/PP.00.9/8/2020

Disetujui Oleh ;

Pembimbing Utama : Dr. Zainal Said , M.H (………...)

NIP : 19761118 200501 1 002

Pembimbing Pendamping : Dr. Hannani, M.Ag (………...)

NIP : 19720518 199903 1 011

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Dr. Muhammad Kamal Zubair, M.Ag.


NIP. 19730129 200501 1 004

iii
iv

KATA PENGANTAR

ِ ‫ْــــــــــــــــــم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر‬


‫َّحي ِْم‬ ِ ‫بِس‬

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat hidayah, taufik dan

rahmat-Nya. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta

keluarganya dan para sahabat yang telah membimbing umat manusia ke alam terang

benderang, sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar “Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam” Institut Agama Islam Negeri Parepare.

Penulis menghaturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ibunda saya

tercinta Nurbaya dan Ayahanda saya M.Yusuf yang senantiasa mendukung dan

memberikan do’a tulusnya, sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam

menyelesaikan tugas akademik tepat pada waktunya.

Penulis telah menerima banyak bimbingan dan bantuan dari Bapak Dr. Zainal

Said, M.H. dan Bapak Dr. Hannani, M.Ag. sebagai pembimbing utama dan

pembimbing pendamping, atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan,

penulis ucapkan terima kasih.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan dan menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si. sebagai Rektor IAIN Parepare yang

telah bekerja keras sebagai pemimpin di kampus tercinta IAIN Parepare.

iv
v

2. Bapak Dr. Muhammad Kamal Zubair, M.Ag. sebagai “Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam” beserta jajarannya atas pengabdiannya telah

menciptakan suasana pendidikan yang positif bagi mahasiswa(i) IAIN Parepare.

3. Ibu Dr. Rusnaena, M.Ag. sebagai “Ketua Prodi Ekonomi Syariah”, atas arahan

dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini dengan

baik.

4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi “Ekonomi Syariah” yang telah

meluangkan waktu mereka dalam mendidik penulis selama studi di IAIN

Parepare.

5. Bapak dan Ibu Staf dan admin Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah

membantu dan memberi support penulis selama studi di IAIN Parepare.

6. Kepala Perpustakaan IAIN Parepare beserta seluruh stafnya yang telah

memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di IAIN

Parepare.

7. Sahabat dan teman-teman dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, yang telah

memberikan sumbangsinya dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat Tercinta Sahara, Nurul Aulia, Maya Mustapa, Herlina, Anma Juniar,

Monica Mulba Putri, Uswatun Hasanah, dan A.Nurfadzila Massikkireng yang

sama-sama berjuang memperoleh gelar sarjana.

9. Kekasih saya Dedy Muhramdy Yunus yang membantu serta selalu memotivasi

dan memberikan semangat kepada saya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan, baik moril maupun materil hingga skripsi ini dapat

v
vi

diselesaikan. Semoga Allah SWT berkenan menilai segala kebaikan sebagai

amal jariyah dan memberikan rahmat pahala-Nya.

Akhirnya penulis menyampaikan kiranya pembaca berkenan memberikan saran

konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini, karena penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna akan tetapi besar harapan

penulis, semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Barru, 30 Juni 2021

Penulis,

Devita Dwi Cahyanti


Nim 17.2400.030

vi
vii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Devita Dwi Cahyanti

NIM : 17.2400.030

Tempat/Tgl. Lahir : Bojo, 05 Mei 1999

Program Studi : Ekonomi Syariah

JudulSkripsi :Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga) Sebagai Pemecah

Batu Di Bojo Dalam Meningkatkan Ekonomi

Keluarga Tinjauan Ekonomi Islam

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar merupakan hasil karya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa ia

merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau

seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Barru, 30 Juni 2021

Penulis,

vii
viii

Devita Dwi Cahyanti


Nim. 17.2400.030

viii
ix

ABSTRAK

Devita Dwi Cahyanti. Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga) Sebagai Pemecah
Batu Di Bojo Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Tinjauan Ekonomi Islam,
(dibimbing oleh Bapak Dr. Zainal Said, M.H. dan Bapak Dr. Hannani, M.Ag.)
Penelitian ini membahas Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga) Sebagai
Pemecah Batu Di Bojo Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Tinjauan Ekonomi
Islam dimana sebagian ibu rumah tangga yang ada di desa Bojo khususnya di dusun
Lojie bekerja sebagai pemecah batu. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah
ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pemecah batu meninggalkan tanggung jawab
mereka sebagai istri sekaligus ibu yang seharusnya lebih banyak tinggal di rumah
mengurus rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi
IRT (Ibu Rumah Tangga) sebagai pemecah batu Di Bojo dalam meningkatkan
ekonomi keluarga dan untuk mengetahui Tinjauan ekonomi islam yaitu Pekerjaan itu
diisyaratkan, Memenuhi adab wanita muslimah,dan pekerjaan itu tidak mengabaikan
kewajiban-kewajiban lain yang tidak boleh diabaikan terhadap Kontribusi IRT (Ibu
Rumah Tangga) sebagai pemecah batu Di Bojo.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dan menggunakan


metode observasi non-partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, kemudian
disusun secara sistematis sehingga mudah dipahami dan menjabarkan dalam bentuk
kutipan.

Kata Kunci: Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga) Pemecah Batu, Ekonomi
Keluarga, Ekonomi Islam.

ix
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

4.1 Syarat dan Ketentuan Pengajuan KPR Subsidi 55

4.2 Daftar User Perumahan Pamulang Permai dan


61
Perumahan Pamulang Garden

4.3 Margin Efektif BTN Syariah KCPS 71

4.4 Pembiayaan KPR BTN Syariah 73

4.5 Spesifikasi Perumahan Pamulang 77

iii
iv

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian 32

4.1 Mekanisme Pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB 45

iv
v

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Lampiran

Surat Izin Penelitian dari Institut Agama Islam Negri (IAIN)


1
Parepare

Surat Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan


2
Terpadu Satu Pintu Kota Parepare

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari BTN Syariah


3
KCPS Parepare

4 Pedoman Wawancara Penelitian

5 Surat Keterangan Wawancara

6 Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Ib

7 Daftar Angsuran Kredit Perumahan Pamulang Garden

8 Brosur Perumahan Pamulang Garden

9 Dokumentasi

10 Riwaya Hidup Penulis

v
vi

DAFTAR ISI

SAMPUL PROPOSAL SKRIPSI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………i

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………...iii

I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Kegunaan Penelitian 5
II. TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Tinjauan Penelitian Relevan 6
B. Tinjauan Teori 8
D.Kerangka Pikir 20
III. METODE PENELITIAN 23
A. Jenis Penelitian 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 24
C. Fokus Penelitian 24
D. Jenis dan Sumber Data 24
E. Teknik Pengumpulan Data 25
F. Uji Keabsahan Data 26
G. Teknik Analisis Data 27
DAFTAR PUSTAKA I
KERANGKA ISI TULISAN (OUTLINE) IV

vi
KONTRIBUSI IRT (IBU RUMAH TANGGA) SEBAGAI PEMECAH
BATU DI BOJO DALAM MENINGKATKAN EKONOMI
KELUARGA TINJAUAN EKONOMI ISLAM
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an telah memberikan pandangan terhadap keberadaan dan kedudukan

perempuan. Syari’ah sangat memberikan kesempatan kepada perempuan untuk

mengembangkan dirinya sebagai sumber daya manusia di tengah-tengah masyarakat

dan telah secara jelas mengajarkan adanya persamaan antara laki-laki dan perempuan

maupun antar bangsa, suku dan keturunan.1

Partisipasi wanita dalam dunia kerja, telah memberikan konstribusi yang besar

terhadap kesejahteraan keluarga, khususnya bidang ekonomi. Ada 6 faktor penyebab

kaum wanita memasuki lapangan kerja, yaitu: Pertama. Kesempatan memperoleh

pendidikan yang terbuka untuk pria atau wanita. Kedua. Wanita sebagai pencari

nafkah utama. Ketiga. Keharusan wanita berkarya menambah penghasilan suami.

Keempat. Wanita yang ditinggal mati suaminya. Kelima. Wanita yang dicerai oleh

suaminya. Keenam. Wanita yang menjadi ibu pada usia muda tanpa suami.2

Kini perempuan Indonesia diberi kesempatan serta peran yang sama dengan

pria untuk berpartisipasi dalam dunia kerja. Hasilnya, banyak perempuan yang tampil

dan berperan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan dalam

berbagai aktivitas ekonomi. Keterlibatan perempuan yang sudah sangat pesat

membawa dampak terhadap peran perempuan dalam kehidupan keluarga.3

1
Ahmad Nur Fuad, Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Islam, (Malang: LPSHAM
Muhammadiyah Jatim, 2010), h. 24-26.
2
Soundang. P. SIAGIAN, Manajemen Abad 21, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), cet III, h.
106-107.
3
Mufidah, Paradigma Gender, (Malang:Bayumedia, 2004)., h. 124.

1
2

Salah satu cara untuk meningkatkan ekonomi keluarga bagi perempuan yaitu

dengan menjadi buruh pemecah batu, Usaha pemecahan batu cukup banyak dijumpai

di Indonesia, hal ini dapat di lihat dari beberapa tempat misalnya di Desa Bojo yang

merupakan sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Mallusetasi. Pemecah

batu di Desa Bojo Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru ada sejak lama, tidak ada

yang mengetahui siapa yang memulai dan kapan pertama kali usaha pemecah batu ini

ada.

Sejumlah perempuan yang bertempat tinggal di Desa Bojo Kecamatan

Mallusetasi Kabupaten Barru tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menjadi

pemecah batu guna meningkatkan pendapatan rumah tangga. Perempuan tersebut

melakukan pekerjaan memecah batu karena tidak memiliki keterampilan dan tidak

memiliki pendidikan yang baik, sehingga rela untuk menjadi pekerja kasar. Mereka

adalah perempuan yang telah bersuami di mana suami mereka adalah pekerja kasar

dan para janda yang tidak mempunyai pensiun yang biasanya menjadi buruh pemecah

batu.

Dengan memanfaatkan waktu, tempat tinggal yang dekat dengan bahan baku

dan tenaga yang cukup, sejumlah perempuan yang bertempat tinggal di Desa Bojo

Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru ingin meningkatkan pendapatan rumah

tangga mereka dengan menjadi pemecah batu. Pekerjaan ini juga tidak membutuhkan

banyak modal uang. Adapun alat-alat yang digunakan oleh pemecah batu adalah :

Martil atau palu untuk memecah batu, Kolongan atau penjepit, yang digunakan untuk

melingkari batu agar tetap berada ditempat yang dikehendaki saat dipecah dengan

martil atau palu.


3

Risiko dari usaha memecah batu cukup berat, risiko utama yang harus

dihadapi di sekitar sungai risiko utama yang harus dihadapi adalah Kepanasan .

Risiko lain yang harus dihadapi adalah pecahan-pecahan batu kecil yang kadang

terpecik ke wajah pemecah batu. Selain itu walaupun sudah sering melakukan

pemecahan batu, martil atau palu yang digunakan terkadang mengenai tangan

mereka. Usaha memecah batu merupakan pekerjaan terakhir yang dipilih mengingat

banyaknya risiko yang ada dan pendapatan yang di terima tidak seimbang dengan

tenaga dan waktu yang harus dikorbankan.

Pendapatan suami yang tidak tetap dan kebutuhan rumah tangga yang tinggi

menyebabkan para perempuan melakukan usaha memecah batu ini dimana pekerjaan

ini merupakan pekerjaan yang sebenarnya lebih cocok dilakukan oleh kaum laki-laki.

Upaya pemenuhan kebutuhan pada dasarnya tak pernah berfikir, karena sifat

kebutuhan manusia baik jumlah dan jenisnya tak terbatas.

Kebutuhan yang dimaksud dalam penelitian ini bukanlah kebutuhan tersier,

melainkan kebutuhan primer dan sekunder sehari-hari seperti biaya pendidikan,

transportasi, listrik, ataupun kebutuhan yang tak terduga lainnya. Perempuan

pemecah batu dapat dikatakan perempuan yang perkasa, karena pekerjaan ini

sebenarnya lebih cocok dilakukan oleh para kaum laki-laki yang dimana secara fisik

lebih tepat melakukan pekerjaan ini dibandingkan kaum perempuan.

Pada dasarnya pekerjaan ini adalah pekerjaan kasar dan membutuhkan tenaga

yang kuat. Perempuan yang melakukan pekerjaan ini tidak memikirkan apakah kulit

mereka akan menjadi hitam karena sengatan matahari, tangan mereka yang kasar

karena bekerja berat,Perempuan pemecah batu ini hanya berpikir bagaimana

mendapatkan peningkatan pendapatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan rumah


4

tangga mereka tanpa meninggalkan rumah terlalu jauh, sebab biasanya tempat

pemecahan batu hanya berjarak beberapa meter saja dari rumah mereka

Bagi pekerja perempuan yang belum berkeluarga,hal ini mungkin bukan

menjadi masalah yang krusial namun untuk pekerja perempuan yang telah

mempunyai suami terlebih memiliki anak,keadaan semacam ini tentu memaksa

mereka untuk meninggalkan tanggung jawab sebagai istri sekaligus ibu yang

seharusnya lebih banyak tinggal di rumah mengurus rumah tangga. Karena dengan

keadaan ekonomi yang sangat rendah maka istri ikut serta mencari nafkah demi

kebutuhan hidup sehari-hari dan dapat meningkatkan ekonomi keluarganya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka pokok

masalah adalah Bagaimana Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga) Sebagai Pemecah

Batu Di Bojo Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Tinjauan Ekonomi Islam?

Pokok masalah tersebut akan dirinci menjadi tiga sub masalah, dan setiap sub

masalah akan ditinjau berdasarkan ekonomi islam. Sub-sub masalah yang dimaksud

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Kondisi IRT (Ibu Rumah tangga) sebagai pemecah batu Di Bojo

dalam meningkatkan ekonomi keluarga ?

2. Faktor apa yang mempengaruhi IRT (Ibu Rumah Tangga) sebagai pemecah

batu Di Bojo dalam meningkatkan ekonomi keluarga?

3. Bagaimana tinjauan ekonomi islam terhadap kontribusi IRT (Ibu Rumah

Tangga) sebagai pemecah batu Di Bojo dalam meningkatkan ekonomi

keluarga?
5

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Kontribusi IRT (Ibu

Rumah Tangga) Sebagai Pemecah Batu Di Bojo Dalam Meningkatkan Ekonomi

Keluarga Tinjauan Ekonomi Islam, dengan tujuan dari sub-sub pembahasan adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Kondisi IRT (Ibu Rumah tangga) sebagai pemecah batu Di

Bojo dalam meningkatkan ekonomi keluarga

2. Untuk mengetahui Faktor apa yang mempengaruhi IRT (Ibu Rumah Tangga)

sebagai pemecah batu Di Bojo dalam meningkatkan ekonomi keluarga

3. Untuk mengetahui Tinjauan ekonomi islam terhadap kontribusi IRT (Ibu

Rumah Tangga) sebagai pemecah batu Di Bojo dalam meningkatkan ekonomi

keluarga

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua kalangan

diantaranya yaitu :

Penelitian ini merupakan bentuk upaya mengetahui Kontribusi IRT (Ibu

Rumah Tangga) sebagai pemecah batu di Bojo dalam meningkatkan ekonomi

keluarga serta bagaimana Ibu Rumah Tangga bekerja sebagai pemecah batu apakah

sudah sesuai dengan tinjauan ekonomi islam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi untuk perkembangan ilmu pengetahuan, menambah wawasan

peneliti dan pembaca serta dapat menjadi sumber bacaan yang bermanfaat untuk

memperluas cakrawala pengetahuan dan sebagai tambahan referensi ilmiah bagi

penelitian berikutnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Relevan
Peneliti mengutip hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu

sebagai acuan dalam penelitian ini yang berkaitan dengan peran istri dalam

membantu perekonomian. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Pita Sari dengan

judul:”Peran Istri Dalam Membantu Perekonomian Keluarga Di Desa Tanjung Slamet

Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat” dijelaskan bahwa Yang

menyebabkan para istri di Desa Tanjung Selamat bekerja sebagai pedagang kue yaitu

untuk membantu perekonomian keluarga karena penghasilan suami mereka dari hasil

perkebunan tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Walaupun

ada sebagian dari para istri tersebut yang suaminya mempunyai penghasilan yang

dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka, tetapi tetap berjualan dengan alasan

penghasilan dari berjualan kue itu cukup menguntungkan. Kehidupan mereka sudah

termasuk layak dan tidak kekurangan, mereka memiliki rumah permanen yang di

bangun di atas tanah milik pribadi.4

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada fokus dan

tinjauan penelitian.penelitian sebelumnya oleh Dian Pita Sari berfokus pada

bagaiamana Peran Istri Dalam Membantu Perekonomian Keluarga Di Desa Tanjung

Slamet Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat sedangkan penelitian ini

berfokus untuk menjelaskan Bagaimana Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga) Sebagai

Pemecah Batu Di Bojo Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Tinjauan Ekonomi

Islam.

4
Dian Pita Sari,”Peran Istri Dalam Membantu Perekonomian Keluarga Di Desa Tanjung
Slamet Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat”,Skripsi: (Fakultas Ekonomi Bisnis Islam
Universitas Negeri Islam Sumatera Utara Medan, 2016), h. 74.

6
7

Penelitian Aris Sulistyanto dengan judul: “analisis usaha perempuan pemecah

batu dan kontribusinya terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga di desa Rebug

kecamatan Kemiri Kabupaten Purwerejo” Pemecah batu bukanlah buruh melainkan

pelaku usaha dengan modal kecil namun membutuhkan kerja keras dan tenaga yang

kuat. Penghasilan yang diperoleh dapat di tentukan sendiri sesuai target dan

kemampuan dalam memecah batu. Mereka tidak berada di bawah instansi manapun

dan tidak pula terikat dengan orang lain. Usaha ini adalah pilihan terakhir, karena

tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi dan tidak pula memiliki

ketrampilan, sehingga hanya pekerjaan inilah yang dapat di lakukan untuk

mendapatkan penghasilan keluarga baik itu sebagai pendapatan pokok maupun

pendapatan tambahan. 5

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada metode

pengumpulan data. penelitian sebelumnya oleh Aris Sulistyanto metode pengumpulan

data yang digunakan adalah metode Observasi,Wawancara, dan Kuesioner atau

Angket. sedangkan penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah

metode Wawancara, Dokumentasi dan Observasi.

Penelitian Siska Febrianti dengan judul: “Peran Ibu Rumah Tangga Dalam

Meningkatkan Perekonomian Keluarga Melalui Home Industri Di Lihat Dari

Ekonomi Islam” Peran ibu rumah tangga dalam meningkatkan perekonomian

keluarga melalui home industri di Desa Bukit Peninjau II Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Seluma iniperan ibu rumah tangga sangat berpengaruh dalam

perekonomian keluarga. Ibu rumah tangga, bekerja melalui home Industry untuk

5
Aris Sulistyanto., “analisis usaha perempuan pemecah batu dan kontribusinya terhadap
pemenuhan kebutuhan keluarga di desa Rebug kecamatan Kemiri Kabupaten Purwerejo”,Skipsi:
(Universitas Negeri Semarang Jurusan Ekonomi pembangunan , 2013), h. 35.
8

membantu meningkatkan perekonomian keluarga dan membantu suami dalam

mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Pandangan Ekonomi Islam terhadap peran

ibu rumah tangga dalam meningkatkan perekonomian keluarga melalui home industri

di Desa Bukit Peninjau II Kecamatan Sukaraja Kabupaten Selama ini menurut

pandangan ekonomi Islam yaitu, ibu rumah tangga diperbolehkan untuk bekerja

diluar rumah asalkan memenuhi syarat seperti mendapat izin dari suami atau walinya,

tetap menjaga penampilan islamiah, menghindari pencampuran laki-laki dan

perempuan, pekerjaannya sesuai dengan tabiat seorang wanita dan tidak melalaikan

tugas utamanya sebagai ibu rumah tangga.6

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada Teknik

analisi data. penelitian sebelumnya oleh Siska Febrianti teknik analisis data yang

dipakai adalah teknik analisis data lapangan.sedangkan penelitian ini teknik analisis

data yang dipakai adalah Reduksi data, Penyajian data,dan verifikasi data.

B. Tinjauan Teori

1.Teori Kontribusi

Penelitian ini akan menggunakan suatu bangunan kerangka teoritis atau

konsep-konsep yang menjadi grand teori dalam menganalisis permasalahan yang

akan diteliti atau untuk menjawab permasalahan penelitian yang telah dibangun

sebelumnya. Adapun tinjauan teori yang digunakan adalah :

Teori Kontribusi Menurut Anne ahira, Kontribusi berasal dari bahasa inggris

yaitu contribute, contribution,maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan,

melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa

6
Siska Febrianti., “Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Perekonomian Keluarga
Melalui Home Industri Di Lihat Dari Ekonomi Islam” Skipsi: (Fakultas Ekonomi Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri Bengkulu, 2018), h. 81.
9

materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan

pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian

sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian

memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai

contoh, seseorang melakukan kerja bakti di daerah rumahnya demi menciptakan

suasana asri di daerah tempat ia tinggal sehingga memberikan dampak positif bagi

penduduk maupun pendatang. Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga

berusaha meningkatkan efisisensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan

cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian mejadi bidang spesialis,

agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai

bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan lainnya.7

Adapun macam macam kontribusi menurut Anne Athira dalam jurnal Yudi

Bakti Nagarai yaitu;

a. Kontribusi yang bersifat materi,hal yang bersifat materi misalnya seorang

individu memberikan uang,makanan,pakaian dan lainnya sebagai bantuan

terhadap pihak lain demi kebaikan bersama.

b. Kontribusi yang bersifat tindakan,yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh

individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun negative

terhadap pihak lain

c. Kontribusi yang bersifat pemikiran,yaitu sesorang memberikan bantuannya

kepada orang lain dalam bentuk pemikirannya,misalnya orang tersebut

mendalami bidang ilmu keagamaan lalu ia memberikan kontribusinya dalam

bentuk menularkan ilmunya dengan orang lain

7
Anne Ahira,Terminologi Kosa Kata, (Jakarta: Aksara,2012), h. 77.
10

d. Kontribusi yang bersifat profesionalisme,yaitu apabila seseorang memiliki

keterampilan dalam bidang tertentu dapat ditularkan kepada orang yang

dianggap perlu mendapatkan ilmu tersebut,agar nantinya dapat bermanfaat.8

2. Kontribusi ibu rumah tangga dalam pandangan islam

Islam menetapkan hukum yang sama antara pria dan wanita dalam masalah

kewajiban berdakwah (amar ma’ruf nahi mungkar), kewajiban menuntut ilmu, serta

kewajiban menunaikan ibadah-ibadah ritual. Dalam hal ini Allah Berfirman dalam

surat An-Nisa’ Ayat 124.9

‫ُظلَ ُمونَ نَقِيرًا‬ َ ‫ت ِم ْن َذ َك ٍر َأوْ ُأ ْنثَ ٰى َوه َُو ُمْؤ ِم ٌن فَُأو ٰلَِئ‬
ْ ‫ك يَ ْد ُخلُونَ ْال َجنَّةَ َواَل ي‬ ِ ‫َو َم ْن يَ ْع َملْ ِمنَ الصَّالِ َحا‬
Terjemahnya:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh baik laki-laki maupun
wanita sedang ia orang beriman, maka mereka itu termasuk ke dalam surga
dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun.”

Islam mengizinkan wanita melakukan jual beli, sewa menyewa dan akad

perwakilan. Islam membolehkan wanita bekerja di luar rumah dalam rangka

mendukung pembangunan keluarga, misalnya sebagai guru, perusahaan, pemilik

supermarket dan lain-lain. seruhan tersebut dapat bearti wajib, misalnya menuntut

ilmu dan berdakwah, dapat juga berarti boleh atau mubah, misalnya bermuamalah

dengan orang lain.

3.Teori Peningkatan ekonomi keluarga

Tingkat ekonomi sebuah keluarga ditentukan dengan besar pendapatan dan

pengeluaran yang dilakukan oleh sebuah keluarga. Keluarga yang tidak kesulitan

dalam memenuhi kebutuhan dikatakan tingkat ekonomi tinggi sedangkan keluarga

8
Anne Ahira,Terminologi Kosa Kata, h. 79.
9
Departemen Agama RI. Alquran dan Terjemahannya, (Jakarta : Mediantara Semesta,2012).
11

yang masih kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya dikatakan tinggkat ekonomi

masih kurang.

Di seluruh provinsi yang ada di Indonesia mempunyai UMP (upah minimum

provinsi). Riau menetapkan UMP 2017 sebesar Rp. 2.095.000 atau naik 11,55 % dari

UMP tahun sebelumnya sebesar Rp. 1.878.000 penetapan UMP berdasarkan SK

gubernur nomor 1361 tahun 2016 per 30 oktober 2016.12 Mengacu pada UMP itu

dapat dikatakan tingkat penghasilan dibawah Rp. 2.095.000 tergolong ekonomi kelas

bawah, dari Rp. 2.095.000 samapai Rp. 5.000.000 tergolong ekonomi kelas

menengah, dan dari Rp. 5.000.000 ke atas tergolong ekonomi kelas atas.

Tingkat ekonomi keluarga yang sejahtera bukan seperti keluarga serba yang

ada, atau keluarga dengan harta yang serba berkelebihan, tetapi suatu kehidupan

keluarga yang sejahtera adalah suatu keadaan kehidupan keluarga dimana para

anggotanya dapat menikmati kehidupan yang serasi, bebas dari segala pertengkaran

dan pertikaian, tidak diliputi ketegangan, kecemasan serta putus asa. Menurut

BKKBN, keluarga dilihat dari kategorinya dapat dikelompokan kedalam lima

kategori, yaitu:

a) Keluarga pra sejahtera (Sering dikelompokkan sebagai “ Sangat Miskin”), yaitu

keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimalnya yang meliputi

makan dua kali atau lebih dalam sehari, memiliki pakaian yang berbeda untuk

aktivitas (misalnya untuk di rumah, bekerja/ sekolah, dan bepergian), bagian terluas

lantai rumah bukan dari tanah, memiliki penghasilan kurang dari Rp. 1.000.000 tiap

bulannya.

1) Indikator Ekonomi diantaranya:

a)Makan dua kali atau lebih sehari


12

b)Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas (misalnya dirumah,

berkerja,sekolah dan bepergian)

c)Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah.

b) Keluarga sejahtera I (Sering dikelompokkan sebagai “Miskin”), yaitu keluarga

yang dapat memenuhi kebutuhan dasar minimalnya dalam hal agama, sandang,

pangan, papan, pengajaran, dan pelayanan kesehatan yang sangat dasar yang

meliputi: paling sedikit sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telur,

setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakain

baru, memiliki penghasilan tetap minimal Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.0000 tiap

bulannya

1) Indikator Ekonomi

a)Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau

telor

b)Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang

satu stel pakaian baru

c)Luas lantai rumah paling kurang 8m untuk tiap penghuni.

c) Keluarga sejahtera II, yaitu keluarga itu selain dapat memenuhi kebutuhan dasar

minimalnya, dapat pula memenuhi kebutuhan sosial psikologinya, tetapi belum dapat

memenuhi kebutuhan pengembangannya yang meliputi selalu menyisihkan uang

untuk ditabung, memenuhi kebutuhan pendidikan anak secara formal serta

memberikan fasilitas dasar kepada anak, selalu menyediakan fasilitas hiburan di

rumah, mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, memiliki dan menggunakan

sarana transportasi, memiliki penghasilan tetap minimal Rp. 2.000.000 – Rp.

3.000.0000 tiap bulannya.


13

Adalah keluaraga yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah

satu atau lebih indikator meliputi :

Memiliki tabungan keluarga

Mengikuti kegiatan masyarakat

Rekreasi bersama (6 bulan sekali)

Meningkatkan pengetahuan agama

Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah

Menggunakan sarana transporstasi

d) Keluarga sejahtera III, yaitu keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar

minimal, kebutuhan sosial psikologi, dan sekaligus dapat memenuhi kebutuhan

pengembanganya, tetapi belum dapat aktif dalam usaha kemasyarakatan dalam

lingkungan desa atau wilayah, yang meliputi memiliki tabungan keluarga, dapat

memenuhi kebutuhan pendidikan anak secara formal serta memberikan fasilitas dasar

kepada anak, dapat mengganti fasilitas hiburan di rumah, memiliki pengasilan Rp.

3.000.000 – Rp. 5.000.0000 tiap bulannya.

Sudah dapat memenuhi beberapa indikator, meliputi:

Memiliki tabungan keluarga

Mengikuti kegiatan masyarakat

Rekreasi bersama (6 bulan sekali)

Meningkatkan pengetahuan agama

Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah

Menggunakan sarana transporstasi

Belum dapat memenuhi beberapa indikator. meliputi :

Aktif memberikan sumbangan material secara teratur


14

Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan

e) Keluarga sejahtera plus, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi semua efek

yang tersebut diatas dan sekaligus dapat secara teratur ikut mengembangkan dalam

kegiatan sosial dan aktif mengikuti gerakan semacam itu, yang meliputi dapat

memenuhi semua efek yang tersebut diatas dan sekaligus dapat secara teratur, ikut

dan aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki pengasilan > Rp. 5.000.0000 tiap

bulannya.10

Sudah dapat memenuhi indikator meliputi :

Aktif memberikan sumbangan material secara teratur

Sebagi pengurus organisasi Kemasyarakatan

4.Tinjauan wanita karir menurut ekonomi islam

a. Wanita Karier Dalam Al Qur’an

Allah SWT menciptakan laki-laki dan wanita dengan karakteristik yang

berbeda. Secara alami (sunnatullah), laki-laki memiliki otot yang kekar, kemampuan

untuk melakukan pekerjaan yang berat, pantang menyerah, sabar dan lain-lain. Cocok

dengan pekerjaan yang melelahkan dan sesuai dengan tugasnya yaitu menghidupi

keluarga secara layak. Sedangkan bentuk kesulitan yang dialami wanita yaitu:

mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh dan mendidik anak, serta menstruasi

yang mengakibatkan kondisinya menjadi labil, selera makan berkurang, pusing-

pusing, rasa sakit di perut serta melemahnya daya pikir.

Oleh karena itu, Islam menghendaki agar wanita melakukan pekerjaan/karir

yang tidak bertentangan dengan kodrat kewanitaannya dan tidak mengungkung

haknya di dalam bekerja, kecuali pada aspek-aspek yang dapat menjaga kehormatan

10
BKKBN, Profil, Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012, Jakarta: Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional Direktorat Pelaporan dan Statistik, 2013, h. 3
15

dirinya, kemuliannya dan ketenangannya serta menjaga dari pelecehan dan

pencampakan.

Islam datang dengan menjunjung tinggi harga diri dan kemuliaan wanita dan

menempatkannya setara dengan pria. Tetapi masyarakat Islam memahami ayat-ayat

yang berhubungan dengan pria dan wanita secara timpang dan lebih mengunggulkan

pria dibanding wanita. Terutama dalam persoalan hak, pria memperoleh hak yang

lebih banyak dibandingkan dengan wanita, seperti warisan, wali, saksi, dan menjadi

imam shalat.

Bagaimanapun, melihat bagaimana besarnya perbedaan zaman dulu dan

sekarang sudah dipastikan kaum wanita pun tidak ingin selamanya berada “dibawah

ketiak” laki-laki. Mereka pun mulai menjunjung tinggi haknya sebagai wanita, dan

mengasah kemampuan yang mereka miliki. Kemajuan wanita dalam sektor

pendidikan menjadi salah satu alasan banyaknya wanita terdidik yang tidak lagi

merasa puas bila hanya menjalankan peranannya di rumah saja.11

Dalam Al Qur’an pun sebenarnya tidak dijelaskan secara pasti apakah wanita

diperbolehkan bekerja di luar rumah atau tidak, namun dari beberapa ayat diatas

memang akan lebih baik jika wanita selalu berada di rumah. Selain itu, bekerja di luar

rumah dinilai lebih membawa kerugian daripada manfaatnya. Beberapa bidang

pekerjaan diharuskan berinteraksi dengan lawan jenis yang dipastikan akan terjadi

kontak fisik dengan bukan mahramnya, secara tidak langsung para wanita yang

bekerja pun seakan-akan berlomba berhias agar mendapatkan perhatian kaum lelaki.

Tidak seorang pun mengingkari bahwa banyak lekaki yang menjadi lemah

ketika menghadapi wanita, lebih-lebih bila wanita tersebut memang sengaja untuk

11
Hasan, M. Ali, “Masail Fiqhiyah Al-Haditsah pada Masalah-Masalah Kontemporer
Hukum Islam” (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1998).
16

menggoda dan memikatnya, karena tipu daya wanita lebih besar daripada tipu daya

laki-laki. Karena itu wajarlah jika kaum laki-laki diperingatkan terhadap bahaya ini,

sehingga ia tidak mengikuti dorongan-dorongan seksualnya.12

Karena itu, wanita muslimah wajib menyadari persekongkolan ini, dan

hendaklah ia menjaga dirinya jangan sampai dijadikan alat perusak di tangan

kekuatan musuh yang menentang Islam. Hendaklah ia menjadi wanita-wanita umat

yang baik baik generasi-generasinya, yaitu: anak perempuan beradab, istri shalihah,

ibu yang utama, dan wanita yang baik, yang beraktivitas untuk kebaikan agama dan

umatnya. Dengan demikian, ia beruntung mendapat dua kebaikan: kebaikan dunia

dan kebaikan akhirat.

Beberapa ulama Islam tentunya memiliki pendapat masing-masing mengenai

hukum wanita yang bekerja diluar rumah. Menurut ulama yang melarang wanita

bekerja di luar rumah, pada dasarnya hukum wanita karir atau wanita yang bekerja di

luar rumah adalah terlarang, karena dengan bekerja di luar rumah maka akan ada

banyak kewajiban yang harus dia tinggalkan. Misalnya melayani keperluan suami,

mengurusi dan mendidik anak, serta hal lainnya yang menjadi tugas dan kewajiban

seorang istri dan ibu. Padahal semua kewajiban ini sangat melelahkan dan

membutuhkan tenaga ekstra.

Namun demikian, tidak berarti bahwa wanita bekerja di luar rumah itu

diharamkan syara’. Karena tidak ada seorang pun yang dapat mengharamkan sesuatu

tanpa adanya nash syara’ yang shahih periwayatannya dan sharih (jelas) petunjuknya.

Selain itu, pada dasarnya segala sesuatu dan semua tindakan itu boleh sebagaimana

yang sudah dimaklumi.

12
Dr.Qardhawi Yusuf,”Fatwa-Fatwa Kontemporer Jilid 1”, (Penerbit Buku Andalan, Jakarta,
1995), hal: 534
17

Berdasarkan prinsip ini, Yusuf Al Qhardawi mengatakan bahwa wanita

bekerja atau melakukan aktivitas dibolehkan (jaiz). Bahkan kadang-kadang ia dituntut

dengan tuntutan sunnah atau wajib apabila ia membutuhkannya. Misalnya, karena ia

seorang janda atau diceraikan suaminya, sedangkan tidak ada orang atau keluarga

yang menanggung kebutuhan ekonominya, dan dia sendiri dapat melakukan suatu

usaha untuk mencukupi dirinya dari minta-minta atau menunggu uluran tangan orang

lain.

Apabila diperbolehkannya wanita bekerja, maka wajib diikat dengan beberapa

syarat, yaitu:

a. Hendaklah pekerjaan itu sendiri diisyaratkan. Artinya, pekerjaan itu tidak

haram atau bisa mendatangkan sesuatu yang haram, seperti wanita yang

bekerja untuk melayani lelaki bujang, atau wanita menjadi sekretaris khusus

bagi seorang direktur yanag karena alasan kegiatan maka mereka sering

berkhalwat (berduaan), atau menjadi penari yang merangsang nafsu hanya

demi mengeruk keuntungan duniawi, atau bekerja di bar-bar untuk

menghidangkan minum-minum keras – padahal Rasulullah SAW telah

melaknat orang yang menuangkannya, membawanya, dan menjualnya. Atau

menjadi pramugari di kapal terbang dengan menghidangkan minum-minuman

yang memabukkan, bepergian jauh tanpa disertai mahram, bermalam di negeri

asing sendirian, atau melakukan aktivitas-aktivitas lain yang diharamkan oleh

Islam, baik yang khusus untuk wanita maupun khusus untuk laki-laki, ataupun

keduanya.

b. Memenuhi adab wanita muslimah ketika keluar rumah, dalam berpakaian,

berjalan, berbicara, dam melakukan gerak-gerik.


18

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan

pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan

perhiasan, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya dan janganlah mereka

memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.13

c. Janganlah pekerjaan atau tugasnya itu mengabaikan kewajiban-kewajiban

lain yang tidak boleh diabaikan, seperti kewajiban terhadap suaminya atau

anak-anaknya yang merupakan kewajiban pertama dan tugas utamanya.14

Dari banyak contoh yang terjadi pada masa Rasulullah SAW., dan Sahabat

beliau, menyangkut keikutsertaan wanita dalam berbagai bidang usaha dan

pekerjaan. Tentu saja tidak semua bentuk dan ragam pekerjaan yang terdapat

pada masa kini telah ada pada masa Nabi SAW. Namun, betapapun, sebagian

ulama menyimpulkan bahwa Islam membenarkan kaum wanita aktif dalam

berbagai kegiatan, atau bekerja dalam berbagai bidang di dalam maupun di

luar rumahnya secara mandiri, bersama orang lain, atau dengan lembaga

pemerintah maupun swasta, selama pekerjaan tersebut dilakukan dalam

suasana terhormat, sopan, serta mereka dapat memelihara agamanya, dan

dapat pula menghindarkan dampak-dampak negatif pekerjaan tersebut

terhadap diri dan lingkungannya.

C.Kerangka Konseptual

Skripsi berjudul "Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga) sebagai pemecah batu

di bojo dalam meningkatkan ekonomi keluarga tinjauan ekonomi islam". Judul ini

13
QS. An-Nur: 31
14
Dr.Qhardawi Yusuf, “Fatwa-Fatwa Kontemporer”, (Gema Insani Press, Jakarta dalam
http://media.isnet.org/kmi/islam/Qardhawi/Kontemporer/WanitaKerja.html, diakses pada 19 Des 2016
jam: 17:44)
19

mengandung unsur-unsur pokok kata yang perlu di berikan penjelasan agar

pembahasan terhadap penelitian ini lebih fokus dan lebih jelas.

1.Kontribusi Ibu Rumah Tangga

Tugas seorang wanita yang sudah berumah tangga adalah mengurus rumah

tangga, menjadi seorang istri, menjadi ibu bagi anak-anaknya, serta menjadi pendidik,

pengatur dan pemeliharaan rumah tangga. Anggapan bahwa perempuan tidak

sederajat dengan pria dan tidak mempunyai peran apa-apa selain sebagai istri dan ibu

rumah tangga, sekarang sudah memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam dunia

kerja. Perempuan yang memperoleh kesempatan kerja bisa memberikan kontribusi

dalam pemenuhan kebutuhan keluarganya.

2.Pemecah Batu

Pekerjaan pemecah batu merupakan salah satu pekerjaan yang ada di desa

Bojo yang didominasi oleh kaum perempuan. Pekerjaan pemecah batu ini merupakan

usaha yang dilakukan oleh para perempuan sehingga penghasilan dari usaha ini

mampu berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga, ibu rumah tangga

yang bekerja sebagai pemecah batu akan menerima uang hasil penjualan dari batu-

batu yang dipecahnya dengan ukuran tertentu.

3.Ekonomi Keluarga

Ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia

baik secara individu maupun kelompok masyarakat (dapat berbentuk badan hukum

maupun tidak serta dapat pula berbentuk penguasaan/ pemerintah) dalam memenuhi

kebutuhan hidup baik kebutuhan material maupun spiritual (jasmani dan rohani)
dimana kebutuhan tersebut cenderung mengarah menjadi tidak terbatas, sedangkan

sumber pemenuhan kebutuhan tersebut sangat terbatas.15

4.Perspektif ekonomi Islam

Menurut KBBI perspektif adalah satu cara melukiskan suatu benda pada

permukaan yang mendatar sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi

(Panjang, lebar, dan tingginya); 2 sudut pandang; pandangan 16. Perspektif yang

dimaksud dalam penelitian ini yaitu sudut pandang terhadap fenomena yang terjadi.

Adapun permasalahan dalam penelitian ini akan dilihat dari sudut pandang ekonomi

Islam.

Menurut S.M. Hasanuz Zaman ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan

aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam

pencarian dan pengeluaran sumber-sumber daya, untuk memberikan kepuasan bagi

manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka

terhadap Allah SWT dan masyarakat.17

D.Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah teori dasar yang digunakan dalam menyelesaikan

masalah penelitian, Dan teori yang saya gunakan adalah:

Menurut Anne Athira dalam jurnal Yudi Bakti Nagarai (2012) Adapun macam

macam kontribusi yaitu, a)Kontribusi yang bersifat materi,hal yang bersifat materi

misalnya seorang individu memberikan uang,makanan,pakaian dan lainnya sebagai

15
Achmad Ramzy, Ahmad Azhar Basyit, Nik Mustapha, Berbagai Aspek Ekonomi Islam, (PT.
Tiara Wacana Yogya Bekerjasama Dengan P3EL UII : Yogyakarta, 1993), h.3.

16
Departemen Pendidikan Nasional, KamusBesar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi III, h.
1062
17
Siti Nur Fatoni, PengantarIlmuEkonomi (dilengkapidasar-dasarekonomi Islam), (Bandung,
Pustaka Setia,2014), h. 156.

20
bantuan terhadap pihak lain demi kebaikan bersama b)Kontribusi yang bersifat

tindakan,yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian

memberikan dampak baik positif maupun negative terhadap pihak lain c)Kontribusi

yang bersifat pemikiran,yaitu sesorang memberikan bantuannya kepada orang lain

dalam bentuk pemikirannya,misalnya orang tersebut mendalami bidang ilmu

keagamaan lalu ia memberikan kontribusinya dalam bentuk menularkan ilmunya

dengan orang lain d)Kontribusi yang bersifat profesionalisme,yaitu apabila seseorang

memiliki keterampilan dalam bidang tertentu dapat ditularkan kepada orang yang

dianggap perlu mendapatkan ilmu tersebut,agar nantinya dapat bermanfaat.

21
Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga)
Sebagai Pemecah Batu di Bojo

Materi Tindakan

Meningkatkan Ekonomi Keluarga

Keluarga pra sejahtera , Keluarga

sejahtera I, Keluarga sejahtera II,

Keluarga sejahtera III, Keluarga

sejahtera plus

Tinjauan Ekonomi Islam

1.Mendapat izin dari suami dan

Tetap melakukan pengabdian kepada

suami, 2.Memenuhi adab wanita

muslimah, 3.Pekerjaan itu tidak

mengabaikan kewajiban-kewajiban

lain yang tidak boleh diabaikan.


Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

22
23

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi) yang diterbitkan oleh IAIN

Parepare. Metode penelitian dalam buku tersebut mencakup beberapa bagian, yakni

jenis penelitian, lokasi dan waktu peneltitian, fokus penelittian, jenis dan sumber data

yang digunakan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.18

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah yang diangkat oleh peneliti, penelitian ini digolongkan

sebagai penelitian deskriptif kualitatif, artinya penelitian ini berupaya

mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan mengintrepretasikan apa yang diteliti

melalui observasi, wawancara dan mempelajari dokumentasi.19

Pendekatan kualitatif dipilih karena obyek penelitian ini berupa proses atau

kegiatan maupun tindakan beberapa orang, yaitu tentang kontribusi IRT (ibu rumah

tangga) pemecah batu dibojo dalam meningkatkan ekonomi keluarga tinjauan

ekonomi islam. tentang kontribusi IRT (ibu rumah tangga) pemecah batu dibojo

dalam meningkatkan ekonomi keluarga tinjauan ekonomi islam. Mengungkap

substansi penelitian semacam ini diperlukan pengamatan secara mendalam dengan

latar yang alami, dan data yang diungkap bukan berupa angka tetapi berupa kata,

kalimat, paragraf dan dokumen.

Pengertian fenomonologi sendiri adalah sebuah studi dalam bidang filsafat

yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Fenomonologi akan menggali

18
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi), Edisi Revisi
(Parepare: STAIN Parepare, 2013), h.30-36.
19
Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal (Cet. VII; Jakarta: Bumi Aksara,
2004), h.26.
24

data untuk menemukan makna dari hal-hal mendasar dan esensial dari fenomena,

realitas atau pengalaman yang dialami oleh objek penelitian.20

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau objek untuk diadakan suatu penelitian.

Adapun waktu penelitian adalah jangka waktu kegiatan penelitian berlangsung.

1.Lokasi Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan Kontribusi IRT (ibu

rumah tangga) pemecah batu dibojo dalam meningkatkan ekonomi keluarga yang

berlokasi di Desa Bojo Dusun Lojie Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru.

2.Waktu Penelitian

Selang durasi waktu penelitian yang dilakukan peneliti di dalam penyusunan

penelitian, sekurang-kurangnya menggunakan waktu kurang lebih 1 bulan.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan judul yang diangkat oleh peneliti, maka fokus penelitian ini adalah

untuk mengetahui Kontribusi IRT (ibu rumah tangga) pemecah batu dibojo dalam

meningkatkan ekonomi keluarga yang di lakukan oleh ibi rumah tangga apakah

sudah sesuai dengan tinjauan ekonomi islam.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data adalah data-data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif baik dalam

bentuk data primer maupun data sekunder. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data kualitatif.

Dalam penelitian ini pendekatan kualitatif berupa informasi-informasi yang

didapatkan dari hasil observasi dan wawancara sehingga tidak berupa angka akan

20
Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Muamalah (Ponorogo: STAIN Po Press, 2010), h.6.
25

tetapi berupa kata-kata atau kalimat. Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu

terbagi menjadi dua:

1.Data Primer

Data primer adalah jenis pengumpulan data dari sumber yang asli atau peneliti

memperoleh data tanpa melalui perantara. Data penelitian ini adalah data yang

didapatkan atau diperoleh dari hasil wawancara peneliti kepada Ibu Rumah tangga

yang bekerja sebagai pemecah batu di Bojo

2.Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau data

diperoleh tidak berasal dari subyek penelitian. Data yang diperoleh sebagai data

pelengkap sumber data primer. Data yang peneliti peroleh melalui beberapa media

seperti buku, hasil penelitian, tulisan-tulisan yang mendukung atau memperkuat data

primer.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan untuk memperoleh data di lapangan yang

sesuai dengan data yang bersifat teknis, yakni sebagai berikut :

1.Wawancara (Interview)

Interview merupakan alat pengumpul informasi dengan cara tanya jawab.

Wawancara dilakukan dengan kontak langsung dengan tatap muka antara pencari

informasi dengan sumber informasi.

Dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan, peneliti memberikan

sejumlah pertanyaan yang kemudian akan dijawab oleh informan (Ibu Rumah Tangga

di Bojo yang melakukan kegiatan memecah batu).

2.Dokumentasi
26

Dokumentasi adalah salah satu dari teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti. Data akan dikumpulkan sebagai bentuk pertanggungjawaban penelitian

ini, baik itu dalam bentuk file data seperti dokumentasi rekaman suara, foto, dan data-

data langsung yang diperoleh dari Ibu Rumah Tangga di Bojo yang melakukan

kegiatan memecah batu.

3.Observasi / pengamatan alami

Observasi adalah pengamatan sistematis yang berkenaan dengan perhatian

terhadap fenomena yang tampak. 21Observasi adalah mengamati kejadian, gerak, atau

proses.22Peneliti mengetahui sesuatu yang sedang terjadi atau yang sedang dilakukan

sehingga merasa perlu untuk melihat sendiri, mendengarkan atau merasakan sendiri.

F. Uji Keabsahan Data

Sebelum melakukan analisis data, peneliti terlebih dahulu melakukan uji

keabsahan (trustworthiness) data. Uji keabsahan data yang dilakukan oleh peneliti

yaitu uji kepercayaan (credibility) dan uji kepastian (confirmability). Uji kredibilitas

berfungsi untuk: Pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat

kepercayaan penemuannya dapat dicapai; Kedua, mempertunjukkan derajat

kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada

kenyataan ganda yang sedang diteliti. 23Uji keabsahan data yang digunakan dalam uji

kredibilitas adalah uji triangulasi data.

21
Sanapiah Faizal, Format-Format Penelitian Sosial (Cet. V; Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2001), h.71.
22
Suharsimi Arikunto, Proses Penelitian Suatu Pendekatan (Cet. XIII; Jakarta: Rineka Cipta,
2006), h.230.
23
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 324.
27

G. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan analisis kualitatif. Proses

pengumpulan data mengikuti konsep Miles dan Huberman, sebagaimana dikutip oleh

Sugiyono, bahwa aktifitas dalam pengumpulan data melalui tiga tahap, yaitu reduksi

data, penyajian data, dan verifikasi.

Teknik analisis data yaitu bagaimana peneliti mengolah data-data yang telah

ditemukan. Mengolah dengan tujuan untuk mengetahui keabsahan dari data yang

diperoleh oleh peneliti.24

1.Reduksi Data

Setelah semua data dikumpulkan oleh peneliti dari metode pengumpulan data

wawancara, dokumentasi dan observasi selanjutnya peneliti akan mereduksi data

tersebut. Reduksi dilakukan dengan cara mengelompokkan, mengklasifikasikan atau

memberikan kode khusus untuk menyesuaikan hasil pengumpulan data. Hal ini

dilakukan untuk memilah data yang penting dan data yang tidak penting sehingga

akan dibuang data yang tidak perlu dan menggolongkan ke dalam hal-hal pokok yang

menjadi fokus permasalahan yang diteliti yakni tinjauan Ekonomi Islam yang

diterapkan dalam kontribusi IRT (ibu rumah tangga) pemecah batu dibojo dalam

meningkatkan ekonomi keluarga

2.Penyajian Data

Semua informasi dan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan beberapa

sumber data dan studi dokumentasi akan digabungkan. Yang kemudian peneliti akan

mendeskripsikan secara tertulis berupa narasi kalimat, dimana setiap fenomena yang

dilakukan atau diceritakan ditulis apa adanya kemudian peneliti memberikan

24
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif (Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 300
28

interpretasi atau penilaian sehingga data yang tersaji dapat diketahui hubungannya,

ditarik kesimpulannya dan menjadi bermakna.

3.Verifikasi Data

Peneliti akan melalukan verifikasi data dengan upaya untuk mendapatkan

kepastian apakah data yang telah diperoleh tersebut dapat dipercaya atau tidak.

Dalam verifikasi data ini akan diprioritaskan keabsahan sumber data dan tingkat

objektivitas serta adanya keterkaitan antar data dari sumber yang satu dengan sumber

yang lainnya, kemudian akan ditarik sebuah kesimpulan.


29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi IRT (Ibu Rumah Tangga) Sebagai Pemecah Batu Di Bojo Dalam

Meningkatkan Ekonomi Keluarga

Ibu rumah tangga adalah seorang wanita yang berperan penting dalam keluarga

sebagai unit terkecil dalam kehidupan masyarakat dan sudah berstatus sebagai istri

sekaligus ibu bagi suami dan anak-anaknya. Ibu rumah tangga memiliki tugas dan

tanggung jawab terhadap pengaturan segala sesuatu yang ada didalam rumah tangga.

Tugas ibu rumah tangga yakni menjalankan pekerjaan rumah, merawat anak-anak,

memasak, membersihkan rumah, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan

keadaan didalam rumah.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan tuntutan zaman, banyak ibu rumah

tangga yang awalnya hanya melakukan pekerjaan rumah saja, kini banyak yang

memutuskan untuk bekerja. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya

adalah peningkatan akan kebutuhan hidup yang semakin mahal dan pendapatan yang

didapatkan oleh suami terbilang kurang sehingga mengakibatkan ibu rumah tangga

memiliki keinginan untuk ikut membantu dalam hal pendapatan demi memenuhi

kebutuhan hidup sekaligus meningkatkan ekonomi keluarganya

Dusun Lojie salah satu dusun yang ada di Desa Bojo Kecamatan Mallusetasi

Kabupaten Barru, yang mempunyai batas wilayah: sebelah utara Kabupaten Barru.

Yang dimana sebagian besar wilayahnya adalah lahan pertanian, perkebunan dan

perairan yang dimanfaatkan sebagian besar masyarakatnya untuk bertani dan

berkebun dan menjadi nelayan. Dari hasil panen bertani dan berkebun dan nelayan di
30

jual dan sebagian lainya untuk di konsumsi dalam kehidupan sehari-hari untuk

kebutuhan keluarganya.

Sejumlah perempuan yang bertempat tinggal di Desa Bojo Kecamatan

Mallusetasi Kabupaten Barru tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menjadi

pemecah batu guna meningkatkan pendapatan rumah tangga. Mereka berangkat dari

rumah untuk bekerja dari jam 07.00 pagi dan bekerja sampai jam 04.00 sore. Adapun

alat-alat yang digunakan oleh pemecah batu adalah : (1) Martil atau palu untuk

memecah batu, (2) Kolongan atau penjepit, yang digunakan untuk melingkari batu

agar tetap berada ditempat yang dikehendaki saat dipecah dengan martil atau palu.

Kondisi Ibu Rumah Tangga yang bekerja sebagai pemecah batu di Bojo

bekerja dengan rajin dan baik walaupun dalam bekerja memecah batu masih

menggunakan alat sederhana dan upah yang minim, pekerjaan ini membutuhkan

tenaga yang cukup dan mempunyai ketrampilan dalam memecah batu. Seseorang

yang sudah berpengalaman dalam pekerjaan ini tidak asal pukul batu melainkan

menentukan suatu titik agar batu tersebut mudah pecah sesuai ukuran keinginan

pembeli nantinya karena pembeli biasanya cenderung menginginkan pecahan batu

yang ukurannya kecil-kecil.

1.Nama Perempuan Pemecah Batu

Deskripsi mengenai data nama perempuan pemecah batu di Desa Bojo

Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Nama Perempuan Pemecah Batu di Desa Bojo Kecamatan

Mallusetasi Kabupaten Barru


31

No Nama Umur Agama Pendidikan Alamat

Terakhir

1 I menni 59 Islam SD Lojie

2 P.tati 56 Islam SD Lojie

3 Itti 58 Islam SD Lojie

4 P.ikong 61 Islam Tidak Lojie

tamat SD

5 Ana darue 48 Islam SMP Lojie

6 Samsidar 35 Islam SMA Lojie

7 Sahira 32 Islam SMA Bojo 2

8 Fatmawati 49 Islam SD Lojie

9 Sumiati 52 Islam SD Lojie

10 Ma’ati 59 Islam SD Lojie

11 Sarina 32 Islam SMP Bojo 2

12 Wa’maru 62 Islam Tidak Bojo 2

tamat SD

13 P.Cenni 54 Islam SD Bojo 2


32

14 I keda 57 Islam SD Bojo 2

15 Kursia 59 Islam SD Bojo 2

16 Andini 33 Islam SMA Bojo 2

17 Jaleha 58 Islam Tidak Bojo 2

Tamat SD

18 Muttiara 43 Islam SMP Bojo 2

19 Saribulan 45 Islam SMP Bojo 2

20 Raya 30 Islam SMA Bojo 2

2.Usia Perempuan Pemecah Batu

Deskripsi mengenai data usia perempuan pemecah batu di Desa Bojo

Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2 Usia Perempuan Pemecah Batu di Desa Bojo Kecamatan

Mallusetasi Kabupaten Barru

Usia (Tahun) Jumlah Presentase

0 0%
Di bawah umur 20 thn
1 5%
21 thn – 30 thn
6 30%
31 thn – 45 thn
46 thn – 65 thn 13 65%
33

TOTAL 20 100%

Sumber: Data Primer, (Hasil Observasi, Wawancara. 2021)

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa perempuan pemecah batu di Desa

Bojo Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru Berdasarkan Tabel 4.2 di atas

menunjukkan bahwa tidak ada perempuan pemecah batu yang memiliki usia dibawah

umur 20 atau 0%, perempuan pemecah batu yang memiliki usia lebih dari 21tahun

sampai dengan 30 tahun sebanyak 1 orang atau 5%, perempuan pemecah batu yang

memiliki usia lebih dari31 tahun sampai dengan 45 tahun sebanyak 6 orang atau 30%

dan perempuan pemecah batu yang memiliki usia 46 tahun sampai dengan 65 tahun

sebanyak 13 orang atau 65%.

3.Pendidikan Perempuan Pemecah Batu

Deskripsi pendidikan terakhir perempuan pemecah batu, dapat dilihat dalam

tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Perempuan Pemecah Batu di Desa Bojo

KecamatanMallusetasi Kabupaten Barru

Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase

Sarjana 0 0%

SMA 4 20%

SMP 4 20%

SD 9 45%

Tidak Tamat SD 3 15%

TOTAL 20 100%

Sumber: Data Primer, (Hasil Observasi, Wawancara. 2021)


34

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa perempuan pemecah batu di Desa

Bojo Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru tidak ada yang mengenyam

pendidikan sampai dengan setingkat sarjana. Perempuan pemecah batu yang tingkat

pendidikannya tamat SMA adalah 4 orang atau 20% Hal ini dikarenakan lulusan

SMA sudah bisa diterima sebagai buruh pabrik bisa menjadi pegawai baik negeri

negeri maupun swasta dan perempuan pemecah batu tingkat pendidikannya SMP

adalah 4 orang atau 20% yang tamat SMP dahulu sempat bekerja sebagai penjaga

toko, peekerja harian lepas diperusahaan,. Perempuan pemecah batu tingkat

pendidikannya SD adalah 9 orang atau 45% dan sedangkan 3 orang atau 15% yang

sekarang bekerja sebagai pemecah batu tingkat pendidikannya tidak tamat SD.

Pendidikan formal dalam pekerjaan ini tidaklah berpengaruh dalam tinggi rendahnya

pendapatan pekerjaan memecah batu. Pendidikan tinggi, rendah atau pun tidak

mengenyam pendidikan sama sekali mempunyai kedudukan yang sama dalam

bekerja, sama-sama panas-panasan dan sama-sama memecah batu.

4. Waktu yang digunakan untuk memecah batu dalam satu hari


Deskripsi mengenai rata-rata waktu yang digunakan untuk memecah batu

dalam satu hari, dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Rata-rata Waktu yang Digunakan Perempuan Pemecah Batu

di Desa Bojo KecamatanMallusetasi Kabupaten Barru

Lama Bekerja Dalam Jumlah Presentase

Sehari (Jam)

>8 0 0%

7–8 20 100%

5–6 0 0%
35

3–4 0 0%

TOTAL 20 100%

Sumber: Data Primer, (Hasil Observasi, Wawancara. 2021)

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa tidak ada perempuan

pemecah batu yang lama bekerja dalam sehari melakukan usaha memecah batu

selama lebih dari 8 jam, bekerja selama 7 jam sampai dengan 8 jam sebanyak 20

orang atau 100%%. Di Pabrik batu memiliki peraturan jam kerja yang harus di ikuti

oleh semua yang bekerja disana yaitu kerja mulai dari jam 08.00 pagi sampai ja m

5.00 Sore Walaupun Tanggung jawab seorang perempuan sebagai ibu rumah tangga

dan kesibukan lain yang berbeda-beda yang menyebabkan namun jam mereka dating

dan pulang kerja harus sesuai dengan peraturan jam kerja yang telah ditentukan oleh

pabrik batu itu sendiri. Perempuan-perempuan yang sudah berkeluarga tidak

mempunyai anak atau anak mereka yang sudah besar dan tidak memerlukan perhatian

kusus sehingga dapat mengoptimalkan waktunya untuk bekerja memecah batu, tetapi

lain halnya dengan keluarga perempuan pemecah batu yang anak-anaknya masih

sekolah dasar atau balita mereka berinisiatif dengan membawa anak-anaknya tersebut

kelokasi perempuan pemecah batu tersebut bekerja,agar tetap bekerja sesuai jam kerja

kerja yang ditentukan.

5.Pendapatan Ibu Rumah Tangga Pemecah Batu

Deskripsi mengenai rata-rata pendapatan perempuan pemecah batu yang

diperoleh setiap bulan, dapat dilihat dalam tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Rata-rata Pendapatan Per Bulan Perempuan Pemecah Batu di

Desa Bojo Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru


36

Rata – rata pendapatan Jumlah Presentase


sebulan ( Rupiah )

> 1.500.000 0 0%

> 1.000.000 – 1.500.000 20 20%

500.000 – 1.000.000 0 0%

< 500.000 0 0%

TOTAL 20 100%

Sumber: Data Primer, (Hasil Observasi, Wawancara. 2021)

Dari jawaban yang dikemukakan oleh informan yang bekerja sebagai

pemecah batu dimana pandapatan mereka sudah diatur oleh pabrik itu sendiri,

pendapatan mereka dibayarkan setiap harinya setelah mereka bekerja pendapatan

sehari ibu-ibu pemecah batu itu adalah Rp 50.000, maka dari itu pendapatan ibu-ibu

pemecah batu jumlahnya rata-rata sama. Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan tidak

ada perempuan pemecah batu yang pendapatanya lebih dari Rp. 1.500.000 dan

pendapatan Rp 1.000.000 sampai dengan Rp 1.500.000 sebanyak 20 orang atau

100%.dan tidak ada pendapatan perempuan pemecah batu kurang dari Rp 500.000

karena setiap harinya mereka bekerja dan walaupun kadang tidak masuk kerja dengan

alasan sakit atau ada urusan lain tetapi tidak pernah tidak pergi bekerja selama 5-10

hari.

6. Jenis Pekerjaan Suami Perempuan Pemecah Batu

Deskripsi mengenai jenis pekerjaan suami dapat dilihat dalam tabel 4.6

berikut :
37

Tabel 4.6 Jenis Pekerjaan Suami Perempuan Pemecah Batu di Desa Bojo

Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru

Jenis pekerjaan suami Jumlah Presentase


perempuan pemecah
batu

Pegawai Negeri Sipil 0 0%

Wiraswast 2 10%
a

Petani 1 5%

Pekerja bangunan 2 10%

Buruh pabrik 1 5%

3 15%

Pemecah batu

Tukang ojek 1 5%

Sopir 1 5%

Tidak Mempunyai Suami 9 45%

TOTAL 20 100%

Sumber: Data Primer, (Hasil Observasi, Wawancara. 2021)

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa jenis pekerjaan suami

perempuan pemecah batu, tidak ada suami perempuan pemecah batu yang bekerja

sebagai Pegawai Negeri Sipil dan buruh pabrik. Suami perempuan pemecah batu

yang bekerja wiraswasta sebanyak 2 orang atau 10%, suami perempuan pemecah batu

yang bekerja sebagai petani sebanyak 1 orang atau 5%, suami perempuan pemecah

batu yang bekerja sebagai pekerja bangunan sebanyak 2 orang atau 10%, suami
38

perempuan pemecah batu yang bekerja pekerja bangunan sebanyak 2 orang atau 10%,

suami perempuan pemecah batu yang bekerja sebagai buruk pabrik sebanyak 1 orang

atau 5%. suami perempuan pemecah batu yang bekerja sebagai pemecah batu

sebanyak 3 orang atau 15%, suami perempuan pemecah batu yang bekerja sebagai

tukang ojek sebanyak 1 orang atau 5%, suami perempuan pemecah batu yang bekerja

sebagai sopir sebanyak 1 orang atau 5%,Perempuan yang tidak mempunyai suami

atau janda sebanyak 9 orang atau 45%. Berdasarkan hasil penelitian semua suami dari

perempuan pemecah batu bekerja informal, tidak terikat dengan suatu perusahaan dan

suami-suami tersebut bekerja serabutan.

B. Faktor Yang Mempengaruhi IRT (Ibu Rumah Tangga) Sebagai Pemecah

Batu Di Bojo Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga

Faktor-faktor yang mempengaruhi IRT (Ibu Rumah Tangga) bekerja sebagai

pemecah batu di Bojo dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan narasumber.

Berikut hasil wawancara dari beberapa ibu rumah tangga yang bekerja sebagai

pemecah batu untuk meningkatkan ekonomi keluarga:

Berdasarkan hasil wawancara yang pertama oleh Ibu I menni berumur 59 tahun

yang menyatakan bahwa :

” Saya sudah bekerja di pabrik batu ini sudah 4 tahun setiap harinya saya bekerja
mulai jam 8 pagi sampai jam 5 sore dan yang membuat saya ingin bekerja disini yaitu
saya ingin memperbaiki perekonomian keluarga saya, karena suami saya sudah
meninggal 5 tahun yang lalu jadi mau tidak mau saya harus menutupi semua
kebutuhan rumah serta biaya sekolah untuk ke 3 anak saya,selain itu saya cuman
lulusan SD dan hanya pekerjaan ini yang cocok dengan pendidikan dan saya dan
hanya pekerjaan ini yang bisa saya lakukan . Anak saya sudah besar dan mengerti jadi
mereka mendukung, kalau saya tidak bekerja lalu saya mau kasih mereka makan
dengan apa. Penghasilan saya bekerja disini perhari nya Rp 50.000, keluarga saya
39

mendukung bekerja karena mereka paham akan keadaan ekonomi keluarga, dan
ketika saya keluar dari rumah untuk bekerja saya mengunnakan pakaian yang tertutup
dengan menggunakan hijab walaupun bekerja sebagai pemecah batu tetap harus
menunaikan kewajiban sebagai wanita muslim, Sebelum saya pergi bekerja, saya
harus mengerjakan tugas saya dulu sebagai seorang ibu , seperti memasak, bersih-
bersih rumah tekadang anak saya yang pertama membantu saya sebelum dia pergi
kesekolah lalu baru saya pergi. Kalau pendapatan saya selama disini kalau dibilang
cukup atau tidaknya itu relatif, terkadang mereka memerlukan biaya yang banyak
kadang juga sedikit, jadi saya belum bisa memprediksi apakah itu bisa dikategorikan
cukup atau tidaknya. Dan pendapatan yang saya peroleh kadang bisa disisihkan, rata-
rata yang bisa saya sisihkan itu paling banyak sebesar Rp 300.000 000 perbulannya
dan terkadang juga habis begitu saja karena kebutuhan keluarga yang banyak Kalau
kendalanya awal-awalnya mungkin ada karena saya belum biasa kerja diluar rumah
tapi sekarang sudah terbiasa jadi bagi saya tidak ada kendala yang berat mungkin
karena saya sudah menjadi orang tua tunggal jadi saya harus bisa memenuhi
kebutuhan keluarga saya sendiri agar anak anak saya tidak kekurangan.Menurut saya
dengan bekerja sebagai pemecah batu ini saya mampu memberikan kontribusi dalam
meningkatkan ekonomi keluarga saya karena Alhamdulillah saya mampu sedikit
demi sedikit memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga saya dan membeli barang-
barang keinginan anak saya Dan Dampak positif dengan saya bekerja disini yaitu
saya bisa mendapat uang dan memenuhi kebutuhan keluarga saya, kalau dampak
negatifnya kebersaman saya dengan anak-anak sedikit berkurang karena saya bekerja
dari pagi sampai sore.”
Berdasarkan pemaparan dari hasil wawancara oleh Ibu I menni dapat disimpulkan

bahwa ibu rumah tangga yang bekerja ini, membuktikan bahwa orang tua tunggal

terkadang kebutuhannya belum bisa terpenuhi semua, seperti Ibu I menni yang

mencari tambahan uang karena suaminya sudah meningal 5 tahun yang lalu mau

tidak mau Ibu I menni harus bekerja karena kalau tidak dari mana Ibu I menni bisa

mendapatkan uang dan memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan anak-anaknya.

Tapi Ibu I menni tidak melupakan tugasnya sebagai seorang Ibu yaitu sebelum dia

pergi bekerja terlebih dahulu Ibu I menni mengerjakan tugas dirumah baru dia

berangkat bekerja. Jadi pemaparan hasil wawancara diatas yang dilakukan oleh Ibu I

menni dapat disimpulkan bahwa peran ibu rumah tangga yang bekerja harus tetap
40

menjalankan tugas utamanya sebagai seorang ibu baru dia bisa menjalankan

pekerjaan diluar rumah.

Berdasarkan hasil wawancara yang kedua oleh Ibu P.tati yang berumur 56 tahun

yang menyatakan bahwa :


“ Saya sudah bekerja di pabrik batu ini sudah 4 tahun trakhir saya bekerja disini
mulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore dan alasan saya bekerja disini yaitu jarak
rumah saya dengan parbrik batu ini lumayan dekat selain itu saya juga ingin
membantu suami saya karena suami saya hanya bekerja sebagai kuli bangunan yang
penghasilannya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan 2 orang anak
saya yang masih kecil dan masih membutuhkan banyak keperluan.Penghasilan saya
bekerja disini setiap harinya Rp 50.000, saya bekerja disini bisa dilihat saya tetap
menggunakan jilbab dan menutup aurat Dengan saya bekerja bisa sedikit membantu
perekonomian keluarga kami walaupun hanya paspasan tapi kami selalu bersyukur
dengan rezeki yang Allah kasih pada keluarga kami. Masalah keluarga mendukung
atau tidaknya, kalau suami saya tidak memaksa saya harus bekerja dia
memperbolehkan asalkan tidak melantarkan keluarga. Alhamdulilahnya saya selalu
mementingkan tugas saya dulu sebagai seorang Ibu baru saya melanjutkan pekerjaan
saya diluar rumah. Pagi-pagi saya menyiapkan makanan dan mengerjakan semua
pekerjaan rumah setelah semua beres lalu baru saya pergi. Pendapatan saya dan suami
kadang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari walaupun terkadang juga tidak
cukup karena tiba-tiba ada kebutuhan mendadak yang harus dipenuhi , Pendapatan
yang bisa disisihkan selama bekerja disini paling banyak Rp 500.000 per bulannya
jika tidak ada kebutuhan yang mendesak dan Menurut saya dengan bekerja sebagai
pemecah batu ini saya mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan ekonomi
keluarga saya karena selain suami saya bekerja sayapun juga bekerja untuk
menambah penghasilan keluarga dengan saya bekerja disini saya mampu memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Kesulitan saya karena saya masih mempunyai anak kecil yang
mau tidak mau harus saya bawak ketempat kerja kalau tidak dia tidak ada yang
menjaga. Dampak positif yang saya dapatkan setelah bekerja disini yaitu saya bisa
membantu suami saya dan bisa menutupi kebutuhan serta meningkatkan
perekonomian keluarga saya. Kalau dampak negatifnya mungkin karena saya masih
memiliki anak kecil yang mau tidak mau harus saya bawak kalau dia sakit terpaksa
saya harus izin dulu.”
Berdasarkan pemaparan dari hasil wawancara oleh Ibu Istina dapat disimpulkan

bahwa alasan Ibu Istina dan Ibu Yanti berbeda, Ibu Istina lebih untuk membantu

suaminya karena penghasilan suaminya belum bisa mencukupi kebutuhan

keluarganya maka dari itu Ibu istina bekerja, dan Ibu Istina masih memiliki anak kecil
41

yang harus dia ajak kalau dia harus bekerja. Tapi tidak ada bedanya dengan Ibu

Yanti, Ibu Istina melakukan pekerjaan atau mementingkan pekerjaan dirumah dahulu

baru dia pergi untuk bekerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa pekerjaan Ibu rumah

tangga haruslah menjadi prioritas utama sebelum melakukan pekerjaan lainnya diluar

rumah. Karena sudah menjadi kewajiban seorang wanita yang sudah menjadi istri

sekaligus ibu rumah tangga untuk menjalankan semua pekerjaan rumah tangga.

Selanjutnya jika pekerjaan sudah selesai dilakukan barulah dilanjutkan dengan

pekerjaan sebagai seorang ibu yang bekerja.

Berdasarkan hasil wawancara yang ketiga oleh Ibu Rosiani yang berumur 47 tahun

yang menyatakan bahwa :


“ Saya sudah bekerja di home industri milik Ibu Sri Mulyana sudah kurang lebih 7
tahun lamanya. Setiap harinya saya bekerja mulai jam 8 pagi dan pulang jam 5 sore
Alasan saya bekerja disini sematamata hanya ingin membantu suami saya karena
sudah 3 tahun terakhir ini dia sudah tidak bisa bekerja terlalu berat jadi saya
membantu suami saya, sebelumnya saya dan suami sama-sama bekerja dan sekarang
sayalah yang harus memenuhi kebutuhan keluarga saya. Anak saya ada 4 orang 2
sudah berkeluarga 1 sudah memiliki pekerjaan dan 1 lagi masih duduk dibangku
SMA. Pengasilan saya bekerja disini sebesar Rp 50.000 setiap harinya. Anak-anak
saya selalu mendukung apa yang terbaik bagi keluarganya, apalagi anak-anak saya
sudah pada besar jadi mereka mengerti. Alhamdulillah dengan saya bekerja disini,
perekonomian saya bisa terpenuhi anak-anak saya bisa sekolah walaupun hanya
sebatas SMA. Kalau pekerjaan rumah, saya selalu dibantu oleh anak bungsu saya dan
kakaknya, mereka membagi tugas rumah dan saya hanya memasak, sebelum saya
pergi saya memasak untuk keluarga dan mengurus suami saya yang sudah tua lalu
baru saya pergi. Kendala yang saya rasakan selama ini mungkin kalau sekarang saya
harus menjadi tulang punggung untuk keluarga saya walaupun tanggungan saya
sudah tidak terlalu besar karena kedua anak saya sudah berkeluarga dan anak saya
yang ketiga juga sudah bekerja, jadi hanya anak saya yang terakhir dan suami saya
saja. Kalau dampak negatifnya tidak ada tapi kalau dampak positifnya banyak
mungkin salah satunya saya bisa meningkatkan perekonomian keluarga saya.
42

C. Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Kontribusi IRT (Ibu Rumah Tangga)

Sebagai Pemecah Batu Di Bojo Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga

Islam adalah agama sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia

dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan

prinsip ilahiah. Harta yang ada pada kita sesungguhnya bukan milik kita, melainkan

titipan Allah Swt, agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia

yang pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah Swt untuk dipertanggung

jawabkan.

Dalam islam kedudukan seorang wanita sama dengan laki-laki, hal ini ditegaskan

dalam QS. Al Hujurat /49:13

‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَ لَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشـعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعــا َرفُوْ ا ۚ اِ َّن اَ ْكـ َر َم ُك ْم ِع ْنـ َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم‬

‫خَ بِ ْي ٌر‬

Terjemahnya:
“Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seseorang perempuan, kemudian kami jadikan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Maha Teliti.”

Ayat di atas menegaskan bahwa pada prinsipnya laki-laki dan perempuan masing-

masing dapat mengambil peran dalam kehidupan bersama untuk membangun sebuah

masyarakat dan yang menjadi pembeda adalah ketaqwaannya.

Di era globalisasi ini wanita juga ikut andil dalam melakukan pekerjaan di luar

rumah atau disebut sebagai wanita karir dalam membantu keuangan keluarga dan

suami walaupun bukan merupakan suatu kewajiban. Namun hakikat kewajiban

seorang wanita paling utama menjadi sosok pengasuh, pendidik anak-anak serta
43

mengurus suami dan rumah sedangkan kaum pria selaku suami memiliki kewajiban

menafkahi istri dan anak-anaknya secara ma’ruf (baik) dari pekerjaan dan cara yang

halal. Ada beberapa faktor kondisi yang membuat wanita tetap bekerja meskipun

mereka sudah berkeluarga. Terutama gaji atau pendapatan dari suami yang tidak

mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, tidak rela meninggalkan karir yang sudah

dirintis sejak masih lajang, atau merupakan kebutuhan untuk menghilangkan

kejenuhan. Dalam hal ini islam sudah mengaturnya yang tercatat dalam al-qur’an dan

hadits tentang membolehkan atau tidaknya wanita bekerja di luar rumah. Pada

dasarnya kewajiban wanita di dalam rumahnya dan laki-laki yang mencari nafkah

untuk bekerja di luar rumah namun islam juga tidak melarang untuk bekerja di luar

rumah dengan menyesuaikan kondisi dan tidak melanggar syariat yang telah

ditentukan islam

Pandangan islam yang menempatkan laki-laki menjadi kepala keluarga yang

berkewajiban mencari nafkah, akan tetapi pada saat ini peran perempuan sebagai istri

dan ibu bagi anak-anak nya untuk membantu meningkatkan ekonomi keluarga tidak

dapat dihindari. Karena jika dilihat Di Desa Bojo banyak ibu rumah tangga saat ini

banyak yang ikut membantu suaminya dalam meningkatkan ekonomi keluarga,

terutama ibu rumah tangga yang ditinggal cerai atau mati oleh suaminya yang harus

bekerja untuk menanggung sendiri kebutuhan ekonomi keluarganya.

Dalam Islam apabila diperbolehkannya wanita bekerja, maka wajib diikat dengan

beberapa syarat yaitu:

A.Mendapat izin dari suami dan tetap melakukan pengabdian kepada suami

Idealnya Fokus untuk mengerjakan tugas-tugas rumah tangganya, menjaga

kehormatan suaminya.
44

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Shomad. Hukum Islam: “Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum

Islam”,Jakarta: Kencana,2010.

Abad Badruzaman, “Teologi kaum tertindas”, Yokyakarta, Pustaka Belajar, 2007.

Aburrahmat Fathoni. “Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi”,

Jakarata: Renaka Cipta,2011.

Achmad Ramzy, Ahmad Azhar Basyit, Nik Mustapha, Berbagai Aspek Ekonomi

Islam, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya Bekerjasama Dengan P3EL

UII ,1993.

Adiwarman Azwar Karim. “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam”, Jakarta: The

International Institute of Islamic Thought Indonesia,2002.

Ahmad Nur Fuad. “Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Islam”, Malang: LPSHAM,

Jatim ,2016.

Aji Damanuri, “Metodologi Penelitian Muamalah”,Ponorogo: STAIN Po Press,

2010.

Anne Ahira, “Terminologi Kosa Kata”, Jakarta: Aksara,2012.

Aris Sulistyanto. “analisis usaha perempuan pemecah batu dan kontribusinya

terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga di desa Rebug kecamatan Kemiri

Kabupaten Purwerejo”, Skipsi: Universitas Negeri Semarang Jurusan

Ekonomi pembangunan, 2013.

Beni Ahmad Saebani. “ Metode Penelitian”, Cet. 2, Bandung: Pustaka Setia, 2008.

Darmansyah M, “Ilmu Sosial Dasar”, Surabaya: Usaha Nasional,1986.

Departemen Agama RI. “Alquran dan Terjemahannya”, Jakarta: Mediantara

Semesta,2012.
45

Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”,Jakarta : Pusat

Bahasa, 2003.

Dian Pita Sari,”Peran Istri Dalam Membantu Perekonomian Keluarga Di Desa

Tanjung Slamet Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat”,Skripsi:

Fakultas Ekonomi Bisnis Islam Universitas Negeri Islam Sumatera Utara

Medan, 2016.

Dwijayanti, “Perbedaan Motif antara Ibu Rumah Tangga Yang Bekerja Dan Yang

Tidak Bekerja Dalam Mengikuti Sekolah Pengembangan Pribadi Dari John

Robert Power”, Media Psikologi Indonesia 1999, Vol.14 No.55.

Eter Salim, Yenhi Salim, “Kamus Bahasa Kontemporer”, Jakarta: Modern English

press,2002.

Husein Syahata, “Ekonomi Rumah Tangga Muslim”, Jakarta: Gema Insani Press,

1998.

Kartono, K. Psikologi Wanita (Jilid I): “Gadis Remaja dan Wanita Dewasa”.

Bandung: Alumni Penerbit. 2006.

Khattab Huda. “Buka Pandangan Wanita Islam”, Bandung : Mizan, 1993,

Muhammadiyah Jatim, 2010.

Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2004.

Mardalis, Metode Penelitian: “Suatu Pendekatan Proposal”, Cet. VII; Jakarta: Bumi

Aksara, 2004.

Mufidah, “Paradigma Gender”, Malang:Bayumedia, 2004.

Sanapiah Faizal, “Format-Format Penelitian Sosial”, Cet. V; Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2001.


46

Shinta Doriza, “Ekonomi Keluarga”, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015.

Siska Febrianti., “Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Perekonomian

Keluarga Melalui Home Industri Di Lihat Dari Ekonomi Islam” Skipsi:

Fakultas Ekonomi Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Bengkulu,

2018.

Soerjono Soekanto, “Sosiologi Suatu Pengantar”, Jakarta: Raja Grafindo

Persada,2006.

Soedjendro. J, Kartini. “Peranan wanita indonesia dalam pembangunan bangsa”,

:tujuan hukum dan kelembagaan keluarga, Yogyakarta: Yayasan

Widya Patria, 1994.

Soejono Dan Djoemasib, “Istilah Komunikasi”, Yogyakatra: Liberty, 1997.

Soundang. P. SIAGIAN, “Manajemen Abad 21”, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004.

Sugiyono,“Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif”,

Bandung:Alfabeta, 2009.

Suharsimi Arikunto, “Proses Penelitian Suatu Pendekatan”, Cet. XIII; Jakarta:

Rineka Cipta, 2006.

Sunarto, kamanto, “Pengantar Sosiologi”, Jakarta: Lembaga Penerbit, 2004.

Tim Penyusun, “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi)”, Edisi

Revisi Parepare: STAIN Parepare, 2013.

Yesi Dwi Aptika., “Upaya Istri Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Ditinjau

Dari Ekonomi Islam”,Skipsi: Fakultas Ekonomi Bisnis Islam Institut Agama

Islam Negeri Metro, 2018.


47

KERANGKA ISI TULISAN (OUTLINE)


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Kegunaan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Relevan

B. Tinjauan Teori

C. Kerangka Konseptual

D. Kerangka Pikir

BAB III METODE PENELIIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

B. Lokasi dan Lokasi Penelitian

C. Fokus Penelitian

D. Jenis dan Sumber Data

E. Teknik Pengumpulan dan Pengelolaan Data

F. Uji Keabsahan Data

G. Teknis Analisis Data

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi ekonomi buruh panggul di pasar sentral Kabupaten Pinrang

B. Faktor yang menpengaruhi peningkatan pendapatan ekonomi buruh panggul

di pasar sentral Kabupaten Pinrang

C. Dampak wabah Covid-19 terhadap buruh panggul di pasar sentral Kabupaten

Pinrang Berdasarkan Analisis Ekonomi Syariah


48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
49

PEDOMAN WAWANCARA SUBYEK PENELITIAN

Nama :

Umur :

Agama :

Asal Daerah :

Pendidikan Terakhir :

Alamat :

Daftar Pertanyaan Wawancara

IBU RUMAH TANGGA SEBAGAI PEMECAH BATU

A.MATERI

1. Berapa penghasilan ibu perhari/perbulannya?

2. Apakah suami ibu bekerja? Jika iya, apa pekerjaan suami ibu?

3. Apakah pendapatan ibu dan suami cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?

4. Apakah pendapatan yang ibu peroleh bisa disisihkan untuk menabung? Jika

iya,berapa rata-rata ibu menabung perbulan?

5. Apakah dengan bekerja sebagai pemecah batu, ibu mampu memberikan kontribusi

dalam meningkatkan ekkonomi keluarga ?

B.TINDAKAN

6. Sudah berapa lama ibu bekerja sebagai pemecah batu?

7. Berapa rata-rata lama waktu bekerja ibu sebagai pemecah batu?

8. Faktor apa yang mempengaruhi ibu bekerja sebagai pemecah batu?

9. Apakah keluarga ibu mendukung ibu bekerja sebagai pemecah batu?


50

10. Apakah ketika ibu keluar rumah bekerja sebagai pemecah batu, ibu menggunakan

pakaian yang menutup aurat?

11. Apakah dengan bekerja sebagai pemecah batu, ibu tidak melalaikan pekerjaan di

rumah?

12. Apakah kesulitan/kendala yang ibu hadapi dalam menjalankan dua peran ini?

13. Apakah dampak positif ibu bekerja sebagai pemecah batu?

14. Apakah dampak negative ibu bekerja sebagai pemecah batu?

Anda mungkin juga menyukai