CABANG WATAMPONE
Skripsi
Oleh
SYAFRIADIL
NIM. 01.15.3047
2019
DIGITALISASI PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR BPJS KESEHATAN
CABANG WATAMPONE
Skripsi
Oleh
SYAFRIADIL
NIM. 01.15.3047
2019
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika
dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, dibuat atau
dibantu orang lain secara keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh
Penyusun,
SYAFRIADIL
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi Ekonomi Syariah pada
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone, setelah dengan seksama meneliti dan
Pembimbing I Pembimbing II
iv
PENGESAHAN SKRIPSI
DEWAN MUNAQISY :
v
KATA PENGANTAR
karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga karya ilmiah skripsi ini dapat
Muhammad SAW. dan kepada keluarga beliau, sahabat, tabi’in yang telah
mengalami berbagai macam hambatan dan rintangan, akan tetapi berkat bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, namun masih jauh dari
kesempurnaan, Oleh sebab itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
keluarga yang telah memberikan dukungan dan bantuan materil serta doa
yang tulus dan ikhlas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
vi
2. Prof. Dr. A. Nuzul, SH., M.Hum. selaku rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bone serta Wakil Ketua I, II, dan III, penasehat akademik, para dosen,
mahasiswanya.
3. Dr. Syaparuddin, S.Ag., M.SI selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone beserta stafnya yang telah
4. Dr. Abdul Rahim, S.Ag., M.Ag., M.Si selaku Ketua Prodi Ekonomi
SyariahInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone beserta stafnya yang telah
5. ABD. Hafid, S.Ag., M.S.I selaku pembimbing Idan Dr. Kamiruddin, S.E.Sy.,
Islam Negeri (IAIN) Bone yang telah banyak membantu penulis dalam
peserta BPJS Kesehatan Cabang Watampone yang telah memberikan izin dan
vii
8. Kepada sahabat D’kost; Fakta fals, Aswan, Herianto. L, Arman, Anugrah, Ari
9. Terima kasih kepada keluarga besar Ekis 2 angkatan 2015 yang senantiasa
10. Rekan-rekan mahasiswa(i) serta semua pihak yang tidak sempat penulis
sebutkan namanya satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan dorongan
Hanya kepada Allah juala penulis memohon balasan. Semoga semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini mendapat pahala yang setimpal.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan selaku manusia biasa yang kapasitas ilmunya masih minim. Oleh karena
itu, penulis harapkan masukan dan kritikan yang bersifat konstruktif untuk perbaikan
selanjutnya. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang
SYAFRIADIL
NIM. 01.15.3047
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PENGESAHAN v
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
ABSTRAK xvi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Definisi Operasional 4
E. Tinjauan Pustaka 7
F. Kerangka Pikir 10
G. Metode Penelitian 11
ix
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. BPJS Kesehatan 23
B. Pelayanan Kesehatan 25
Cabang Watampone 49
Cabang Watampone 58
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan 69
B. Implikasi 70
DAFTAR RUJUKAN 71
LAMPIRAN 75
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
ABSTRAK
NIM : 01.15.3047
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
sejumlah berbagai alat komunikasi mutakhir, dimana setiap orang dapat mengolah,
komunikasi, di mana saja dan kapan saja, seolah-olah tanpa mengenal batasan ruang
serbuan informasi yang bersumber dari media massa, baik cetak maupun elektronik
mulai terasa. Disadari atau tidak, saat ini kita memang telah berada dalam suatu
pada penyelenggara pelayanan publik seperti pada sistem penggajian yang masih
bersifat manual, yaitu dengan pencatatan yang lebih mengutamakan ketelitian dan
pengamatan yang tepat. Atau dapat dikatakan pula sistem pencatatan manual ini lebih
1
Aan Ansori, “Digitalisasi Ekonomi Syariah”, Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islam,
vol. 7, No. 1 Juni 2016, h. 2.
1
2
kesalahan dalam suatu titik saja maka akan berakibat buruk dan menimbulkan
dan pelaksana keuangan untuk mengecek dengan teliti bahkan mereka harus
mengecek ulang hasil keuangan mereka. Melihat masalah di atas tentunya diperlukan
suatu solusi yang tepat yang dapat membatu para pelaksana pelayanan publik.2
bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang
dipusat, di daerah, dan dilingkungan badan usaha milik negara atau badan usaha milik
daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
2
Hanif Al Fatta, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing
Perusahaan dan Organisasi Modern ( Cet. I; Yogyakarta: ANDI, 2007), h. 58.
3
Nuriyanto, “Penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia, sudahkah berlandaskan
konsep”Welfare State?”, jurnal Konstitusi, Vol. 11, NO. 3, September 2018, h. 433.
3
baik dari sisi paradigma maupun format pelayanan seiring dengan meningkatnya
secara digital. Salah satu lembaga yang menggunakan sistem pelayanan publik ini
adalah BPJS Kesehatan. Kini berbagai kemudahan ditawarkan oleh BPJS Kesehatan
JKN-KIS di era digital. Melalui Mobile JKN kegiatan administratif yang semula
digunakan oleh peserta di mana saja, kapan saja dan tanpa batasan waktu. Dengan
kata lain diberikan kemudahan untuk melakukan self service. Peserta bisa melakukan
perubahan data, mengetahui informasi data peserta dan keluarga, dan mengetahui
informasi tagihan dan pembayaran iuran. Selain itu peserta bisa mendapatkan
pelayanan di fasilitas kesehatan dengan menunjukkan KIS Digital dalam fitur Mobile
program JKN-KIS.5
Namun, pada saat ini masih banyak peseta BPJS Kesehatan melakukan
Kesehatan. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang
4
Risna, “Pelaksanaan Pelayanan Publik (Studi Kasus Pelayanan Administratif di Kantor
Desa Kotabaru Seberida Kecematan Kritan Kabupaten Indragiri Hilir)”, Jurnal JOM FISIP, Vol. 5,
No. 1, April 2018, h. 1.
5
Humas, “Ga Pakai Repot Kalau Peserta JKN-KIS Download Aplikasi Mobile JKN”, dalam
https://www.bpjs-kesehatan.go.id, 28 Januari 2019.
4
Hal ini penting untuk diteliti agar kita dapat mengetahui seberapa besar
yang berbasis digital sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan pada BPJS
B. Rumusan Masalah
Cabang Watampone?
Watampone?
C. Definisi Operasional
dalam skripsi ini, penulis merasa perlu untuk memberikan pengertian secara
konseptual dan operasional dengan hanya menjelaskan pada fokus penelitiannya saja.
penelitian ini adalah sistempelayanan digital yang diterapkan oleh BPJS Kesehatan.
6
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. II; Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), h. 264.
5
memberikan definsi pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkain kegiatan dalam
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau
Pelayanan publik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelayanan kesehatan
2013 Tentang pelayanan kesehatan pada jaminan kesehatan nasional pada Bab 1
Joseph Murphy, mengartikan kesadaran yaitu siuman atau sadar akan tingkah
laku dimana pikiran sadar mengatur akal dan menetukan pilihan yang diinginkan
yang ada di masyarakat dalam situasi tertentu, baik dalam pengambilan keputusan
7
Hayat, Manajemen Pelayanan Publik(Cet. II; Depok: Rajawali Pers, 2017), h. 21.
8
Departemen Kesehatan, Panduan Resmi Memperoleh Jaminan Kesehatan dari BPJS (Cet. I;
Jakarta: Visimedia, 2014), h. 175.
9
Amos NeolakaKesadaran lingkungan, (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 18.
6
dimaksud dalam penelitian ini adalah peserta BPJS Kesehatan Cabang Watampone.
Berdasarkan uraian latar belakang dan pokok masalah yang telah diangkat
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
pendaftaran atau pembayaran pada BPJS Kesehatan, baik manfaat secara teori
maupun dari prakstisinya. Manfaat yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini,
antara lain:
10
Ahmad Mustanir, Partisan Abadi, “Partisipasi Masyarakat dalam Musyawarah Rencana
Pembangunan di Kelurahan Kanyuara Kecematan Watang sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang”
, Jurnal Politik Profetik, Vol. 5, No. 2, 2017, h. 249.
11
Yulianthi, “Ilmu Sosial Budaya Dasar”(Cet. I; Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 75.
7
b. Secara Praktis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman
E. Tinjauan Pustaka
Salah satu syarat yang harus dipenuhi seorang peneliti untuk menunjukkan
Oleh karena itu, merupakan keharusan bagi peneliti untuk melakukan penelusuran
Kantor Pos Watampone Dalam Menjaga Eksitensi Dan Daya Saing Pelayanan
Publik Ditinjau Dari Prespektif Ekonomi Islam” pada tahun 2016, mahasiswa
Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah
untuk mendeskripsikan bentuk inovasi Kantor Pos Watampone dan daya saing
8
pelayanan publik dan tinjauan ekonomi islam mengenai inovasi dan daya
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Esa Kuswati, yang berjudul “Kualitas
Kabupaten Gunungkidul.13
Penelitian ini penting dilakukan untuk melihat apakah permasalahan yang ada
dalam perizinan HO menjadi lebih baik atau tidak dengan adanya teknologi
12
A. Arini pratiwi, “Inovasi Kantor Pos Watampone Dalam Menjaga Eksitensi Dan Daya
Saing Pelayanan Publik Ditinjau Dari Prespektif Ekonomi Islam” (Skripsi, Program Sajana Jurusan
Syariah dan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Watampone, 2016), h. v.
13
Ratna Esa Kuswati,“Kualitas Pelayanan Publik Di Kecematan Tanjungsari Kabupaten
Gunungkidul” (Skripsi, Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan
Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2017), h. vii.
9
4. Peneitian yang dilakukan oleh Andi Sri Wahyuni, yang berjudul “Inovasi
ditemukan titik perbedaaan dengan penelitian yang akan dilakukan, hal ini dapat
dilihat pada penelitian A. Arini Pratiwi yang menjadi fokus penelitiannya yaitu
organisasional, sementara penelitian yang dilakukan oleh Ratna Esa Kuswati yang
Sleman, dan Andi Sri Wahyuni yang menjadi fokus penelitiannya adalah untuk
Kepulauan Selayar. Adapun tujuan penelitan yang akan peneliti lakukan adalah untuk
14
Arum Prabandari,“Kualitas Pelayanan Berbasis Teknologi Informasi Studi Kasus
Pelayanan Izin Gangguan (HO) di Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Sleman” (skripsi, Jurusan
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), h. Vii.
15
Andi Sri Wahyuni, “Inovasi Dalam Pelayanan Publik Sektor Jasa PT PLN Kabupaten
Kepulauan Selayar” (skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi NegaraFakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, 2016), h. ii.
10
mengetahui sistem digitalisasi pelayanan publik dalam hal ini pelayanan kesehatan
masyarakat.
F. Kerangka Pikir
ini diuraikan kerangka pikir yang dijadikan landasan berpikir dalam melaksanakan
penelitian ini. Hal ini perlu dikemukakan karena berfungsi mengarahkan penulis
untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan guna memecahkan masalah
penelitian secara ilmiah. Adapun kerangka pikir yang dimaksud, adalah sebagai
berikut;
Gambar 1.1
Kerangka Pikir
BPJS Kesehatan
Pelayanan kesehatan
Kesadaran
Partisipasi Masyarakat
Masyarakat
11
Cabang Watampone adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa,
secara digital atau menggunakan sarana jaringan komputer. Dengan adanya jenis
di tawarkan BPJS Kesehatan merupakan bentuk dan strategi BPJS Kesehatan dalam
menarik minat masyarakat untuk menggunakan layanan BPJS Kesehatan yang dapat
G. Metode Penelitian
Setiap karya tulis ilmiah pada prinsipnya selalu ditopang beberapa metode,
baik dalam pengumpulan data maupun dalam pengolahannya seperti halnya dalam
16
Burhan Bungin, Sisiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, Ed 1, (Cet. VI; Jakarta: Kencana Prenada Group, 2013), h. 306.
12
penelitian mengkaji tentang sistem pelayanan yang diterapkan oleh suatu badan
usaha.
2. Lokasi Penelitian
Data merupakan bentuk jamak dari kata datum, yang berasal dari bahasa
Latin. Data dapat diartikan sebagai fakta-fakta atau bisa dikatakan sebagai
sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Untuk lebih
a. Data Primer
Data primer merupakan jenis data yang diperoleh dari sumber utama
(sumber asli), baik berupa data kualitatif. Sesuai dengan asalnya dari mana
17
Baharuddin Ilyas dan Muhammad Arif Tiro, Metodologi Penelitian untuk Ilmu-Ilmu sosial
dan Ekonomi (Cet. I; Makassar: Andira Publisher, 2002), h. 241.
18
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi (Cet. III; Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2005), h. 118.
13
data tersebut diperoleh, maka data ini sering pula disebut dengan istilah data
mentah (raw data).19 Mengenai hal ini, data perimer yaitu data yang diperoleh
sebenarnya di lapangan dan juga hasil observasi. Dari kegiatan observasi ini
watampone.
b. Data Sekunder
Data sekunder sering juga disebut dengan penelitian meja (desk study).
Peneliti tidak perlu mencari data melalui survey, baik lewat kuesioner ataupun
lewat wawancara dan sebagainya. Semua data sudah tersedia dimedia cetak
atau media elektronik. Media cetak yang dapat dijadikan sumber adalah,
tertentu, maka data yang diperlukan dapat diperoleh.20 Adapun wujud data
sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu annual report BPJS
19
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi h. 122.
20
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Cet. I; Jakarta:
Gramata Publishing, 2013), h. 94-95.
14
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
ini adalah :
a. Observasi
kesahihannya (validitas).22
b. Wawancara
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
21
Riduan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Penelitian Pemula (Cet. V;
Bandung: Alfabeta, 2008), h.69.
22
Husaini usman dan Purnomo setiady akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Cet.I; Jakarta:
Bumi Aksara, 2017), h. 90.
15
Cabang watampone.
c. Dokumentasi
dalam penelitian ini yaitu berupa data-data mengenai jumlah peserta BPJS
a. Reduksi Data
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya.
dikenal, dan belum memiliki pola, maka hal itulah yang dijadikan perhatian
b. Penyajian Data
23
Husaini usman dan Purnomo setiady akbar, Metodologi Penelitian Sosial,h. 93.
24
Husaini usman dan Purnomo setiady akbar, metodologi penelitian sosial, h.106.
25
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Cet. IV; Jakarta: Bumi
Aksara, 2016), h. 211.
16
analisa data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-
data yang telah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna
pengecekan data dari berbagai sumber. 28 Adapun sumber yang digunakan dalam
Cabang Watampone yang terdiri dari Kepala Cabang dan Staf Pemberi Informasi
26
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian(Cet. I; Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, 2015), h. 123.
27
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, h. 124.
28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Cet. XXI; Bandung: Alfabeta,
2014), h. 273.
17
watampone.
diperlukan alat analisis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dimasyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu
kepermukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi atau
fenomena tertentu.29
29
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi: Format-Format Kuantitatif dan
Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajeman, dan Pemasaran (Cet. I;
Jakarta: Kencana, 2013), h. 48.
30
Juliansayah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah (Cet. V;
Jakarta:Kencana, 2015), h. 35.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. BPJS Kesehatan
jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk orang asing yang
bekerja paling singkat 6 bulan di indonesia(UU No.24 tahun 2011 tentang BPJS). 31
tujuan untuk memproteksi seluruh masyarakat dengan premi terjangkau dan dengan
1. Undang – Undang
2. Peraturan Pemerintah
31
Novita Resha Vianti, “Analisis Kepuasan Pasien BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap (Iri) Bangsal Dahlia Rsud Ungaran”
(skripsi, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang, 2016), h. 19.
32
Abidin, “Pengaruh Kualitas Pelayanan BPJS Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien di
Puskesmas Cempae Kota Parepare”, Jurnal MKMI, Vol. 12, No. 2, Juni 2016, h. 71.
23
24
kesehatan.
e. Perpres No. 111 Tahun 2013 tentang perubahan atas perpres no. 12 Tahun
jaminan sosial.
g. Perpres No. 108 Tahun 2013 tentang bentuk dan isi laporan pengelolaan
Kepolisian NRI.
Dalam pasal 5 ayat (2) UU No.24 Tahun 2011 disebutkan fungsi BPJS adalah:
program jaminan kematian, program jaminan pensiun dan jaminan hari tua.
33
Novita Resha Vianti, “Analisis Kepuasan Pasien BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap (Iri) Bangsal Dahlia Rsud Ungaran”,
h. 20.
25
untuk:
B. Pelayanan Kesehatan
Menurut Lovely dan Loomba, pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
34
Novita Resha Vianti, “Analisis Kepuasan Pasien BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap (Iri) Bangsal Dahlia Rsud Ungaran”,
h. 21.
35
Novita Resha Vianti, “Analisis Kepuasan Pasien BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap (Iri) Bangsal Dahlia Rsud Ungaran”,
h. 22.
36
Saribulang Sultan, “Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Tenriawaru Kabupaten Bone” (Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin,
2018), h. 27.
26
pertama adalah:
2) Praktik dokter
Fasilitas pelayanan rawat jalan dan rawat inap dapat dilakukan di:
37
BPJS Kesehatan, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan(tc; Jakarta: BPJS Kesehatan,
2014), h. 6.
38
BPJS Kesehatan, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan, h. 7.
39
BPJS Kesehatan, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan, h. 12.
27
pertama:
7) Rehabilitasi medis.
8) Pelayanan darah.
10) Pelayanan jenazah terbatas hanya bagi peserta meninggal dunia pasca
peti mati.
40
BPJS Kesehatan, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan, h. 22.
28
perawatan inap non intensif dan perawatan inap intensif dengan hak kelas
perawatan42
a. Pelayanan Persalinan
(peserta/anak/tertanggung lain).
berlaku.
1) Bayi peserta PBI Bayi baru lahir dari Peserta PBI secara otomatis
41
BPJS Kesehatan, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan, h. 23.
42
BPJS Kesehatan, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan, h. 24.
43
BPJS Kesehatan, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan, h. 40.
29
maka:
Bayi anak ke-1 (satu) sampai dengan anak ke-3 (tiga) dari peserta
44
BPJS Kesehatan, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan, h. 41.
30
a. Fasilitas Kesehatan
b. Cakupan Pelayanan
lanjutan.46
5. Pelayanan Ambulan
melakukan kerja sama dengan pihak ketiga sebagai jejaring, antara lain:
b. Ambulan 118.
Pelayanan atau hal-hal lain yang tidak termasuk jaminan yang ditanggung
lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program
alcohol.
(eksperimen).
luar biasa/wabah.
masyarakat.
49
BPJS Kesehatan, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan, h. 57.
50
BPJS Kesehatan, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan, h. 58.
33
lainnya.
kesehatan, yaitu:51
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat.52
Poulter dalam bukunya yang berjudul “Delivering digital Services” defenisi yang
paling mudah untuk digitalisasi adalah menciptakan kopi digital dari sebuah objek
keuntungan yang bias didapatkan, yakni: dapat dengan mudah diakses, dicari,
ataupun diindeks. Artikel yang didapatkan dari info computer menguraikan bahwa
51
Hetty Panggabean, perlindungan hukum praktik klinik kebidanan,Cet. I; Yogyakarta: CV
Budi Utama, 2018), h. 45.
52
Hetty Panggabean, perlindungan hukum praktik klinik kebidanan, h. 46.
53
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. II; Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), h. 264.
34
proses digitalisasi dokumen adalah proses perubahan dari dokumen tercetak (printed
besar dalam hal ekpektasi konsumen dan kompetisi yang semakin meningkat dengan
satunya melalui sebuah aplikasi yang bernama Mobile JKN. Aplikasi Mobile JKN
merupakan inovasi untuk kemudahan calon peserta atau peserta JKN-KIS, dengan
memanfaatkan teknologi informasi yang dapat diunduh melalui aplikasi Mobile JKN
54
Artitis Undari, “Proyek Digitalisasi Naskah dan Skripsi Perpustakaan Fakultas ilmu
Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia: sebuah Evaluasi Perencannaan dan pelaksanaan”
(Skripsi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia,
2009), h. 9.
55
Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat komunikasi (Cet. I; Jakarta:Prenadamedia Group,
2009), h. 122.
56
Mad Zaini,Asuhan Keprawatan Jiwa Masalah Psikososial di Pelayanan Klinik dan
Komunitas (Cet. I; Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019), h. 7.
35
JKN-KIS.
7. Menampilkan riwayat pembayaran iuran dan denda peserta selama tiga bulan.
57
BPJS Kesehatan, Panduan Layanan Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu
Indonesia Sehat (JKN-KIS)(tc; Jakarta: BPJS Kesehatan, 2018), h. 9.
36
diberlakukan.
Adapun cara registrasi aplikasi Mobile JKN bagi yang telah menjadi Peserta
JKN-KIS:
2. Isi no. Kartu, KTP, Tgl Lahir, Nama Ibu kandung, email.No.HP, dan
password.
berhasil.59
58
BPJS Kesehatan, Panduan Layanan Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu
Indonesia Sehat (JKN-KIS), h. 10.
59
BPJS Kesehatan, Panduan Layanan Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu
Indonesia Sehat (JKN-KIS), h. 11.
37
Secara harfiah, kesadaran memiliki arti yang sama dengan mawas diri
1. Joseph Murphy, mengartikan kesadaran yaitu siuman atau sadar akan tingkah
laku dimana pikiran sadar mengatur akal dan menetukan pilihan yang
diinginkan misalnya baik dan buruk, indah dan jelek dan sebagainya.
akal. Pikirran inilah yang menggugah jiwa untuk membuat pilihan baik-buruk,
Kesadaran diri akan pengetahuan merupakan titik tolak perubahan sikap dan
gaya hidup, salah satunya dengan penyuluhan kesehatan dan pola pikir kesehatan.
1. Penyuluhan Kesehatan
yang dilakukan dengan cara menyebarkan, tetapi juga mau dan mau dan bias
keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bias
bila perlu.64
Bila dilihat dari berbagai pengertian di atas, maka tujuan penyuluhan yang
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan
masyarakat.
a. Individu
b. Keluarga
64
Nasrul Effendy, Dasar-Dasar Keprawatan Kesehatan Masyarakat, hal. 233.
39
yang rendah,
6) Dan sebagainya.
c. Kelompok
pelayanan kesehatan.65
d. Masyarakat
2) Masyarakat nelayan
3) Masyarakat pedesaan
65
Nasrul Effendy, Dasar-Dasar Keprawatan Kesehatan Masyarakat, hal. 234.
40
terjadinya perubahan dan perilaku dari individu, keluarga, kelompok khusus dan
Ada dua cara dasar yang dapat digunakan manajer kesehatan untuk memandu
a. Cara pertama, yaitu dengan memberikan peluang bagi para anggota untuk
mengubah model mental atau pola piker mereka dengan visi para manejer
b. Cara kedua, yaitu dengan menciptakan peluang bagi para anggota untuk
Ada dua aspek penting pada komunikasi selama perubahan pola piker yaitu:
3. Siagian berpendapat bahwa partisipasi itu ada yang bersifat aktif dan ada juga
partisipasi yang bersifat pasif. Partisipasi yang bersifat pasif berarti bahwa
pembangunan.72
71
Novie Indrawati Sagita, “Partisipasi Warga Masyarakat dalam Penilaian Kinerja
Kecematan di Kabupaten Bandung”, Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 2, No. 2, Oktober 2016, h. 311.
72
Novie Indrawati Sagita, “Partisipasi Warga Masyarakat dalam Penilaian Kinerja
Kecematan di Kabupaten Bandung”, h. 312.
43
satu unsur penting dalam partisipasi. Dari pengetahuan yang dimiliki, maka
4. Peningkatan kinerja.74
jenis yaitu:
73
Hosea Ocbrianto, “Partisipasi Masyarakat Terhadap Posyandu dalam Upaya Pelayanan
Kesehatan Balita (Studi Kasus pada Posyandu Nusa Indah II RW II Kelurahan Meruyung, Kecematan
Limo, Depok)” (Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012), h.25.
74
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Cet. VIII; Jakakarta:
Prenadamedia Group, 2004), hal. 611.
44
hasil-hasilnya.76
75
Novie Indrawati Sagita, “Partisipasi Warga Masyarakat dalam Penilaian Kinerja
Kecematan di Kabupaten Bandung”, h. 312.
76
Novie Indrawati Sagita, “Partisipasi Warga Masyarakat dalam Penilaian Kinerja
Kecematan di Kabupaten Bandung”, h. 313.
BAB III
kebutuhan dasar hidup rakyat Indonesia yang lebih baik dan lebih layak.
Indonesia.77
sejak zaman kolonial Belanda. Dan setelah kemerdekaan, pada tahun 1949,
pegawai negeri sipil beserta keluarga, tetap dilanjutkan. Prof. G.A. Siwabessy,
selaku Menteri Kesehatan yang menjabat pada saat itu, mengajukan sebuah
semesta (universal health insurance) yang saat itu mulai diterapkan di banyak
77
BPJS Kesehatan, “Profil BPJS Kesehatan”, dalam https://www.bpjs-kesehatan.go.id, 30
Agustus 2019.
45
46
negara maju dan tengah berkembang pesat.Pada saat itu kepesertaannya baru
Nomor 22 dan 23 Tahun 1984. BPDPK pun berubah status dari sebuah badan
masyarakat miskin dan tidak mampu sebanyak 60 juta jiwa yang iurannya
bagi masyarakat yang belum tercover oleh Jamkesmas, Askes Sosial, maupun
47
asuransi swasta. Hingga saat itu, ada lebih dari 200 kabupaten/kota atau 6,4
juta jiwa yang telah menjadi peserta PJKMU. PJKMU adalah Jaminan
Askes (Persero).78
transformasi dari PT Askes (Persero). Hal ini berawal pada tahun 2004 saat
Diskriminasi”
78
BPJS Kesehatan, “Sejarah BPJS Kesehatan”, dalam https://www.bpjs-kesehatan.go.id, 30
Agustus 2019.
79
BPJS Kesehatan, “Sejerah BPJS Kesehatan”, dalam https://www.bpjs-kesehatan.go.id, 30
Agustus 2019.
48
kesehatan.80
Nasional.
Jaminan Sosial.81
Gambar 3.1
80
BPJS Kesehatan, “Visi dan Misi BPJS Kesehatan”, dalam https://www.bpjs-kesehatan.go.id,
30 Agustus 2019.
81
BPJS Kesehatan, “Landasan Hukum BPJS Kesehatan”, dalam https://www.bpjs-
kesehatan.go.id, 30 Agustus 2019.
49
Gambar 3.2
Watampone
Sistem pelayanan pada BPJS Kesehatan saat ini telah mengalami transformasi
yang cukup signifikan, yang dimana pada saat ini BPJS Kesehatan sudah
berbasis Android dan Ios penunjang pelayanan kesehatan, yaitu Mobile JKN.
Pengembangan aplikasi berbasis Android dan Ios ini didasari kehidupan penduduk
saat ini yang tidak lepas dari teknologi berbasis ponsel, karena hampir semua
50
penduduk Indonesia saat ini memiliki ponsel. Dalam penelitian ini, peneliti
merumuskan 4 (empat) fokus sistem layanan pada BPJS Kesehatan sebagai berikut:
1. Pendaftaran
terdaftar baik secara online ataupun terdaftar langsung dari kantor BPJS Kesehatan
dan memiliki nomor peserta BPJS Kesehatan, serta masyarakat yang ingin melakukan
pendaftaran BPJS Kesehatan dapat melalui aplikasi Mobile JKN. Pendaftaran dengan
Mobile JKN juga dapat dilakukan dengan mendownload Mobile JKN melalui
Adapun cara pendaftaran melalui Mobile JKN bagi peserta yang sudah
3) Tanggal Lahir : pilih tanggal, bulan dan tahun lahir sesuai data anda,
4) Nama Ibu Kandung : isi dengan nama ibu kandung anda, pastikan
ejaannya benar,
82
Dokumen Internal BPJS Kesehatan Kantor Cabang Watampone pada tanggal 15 Agustus
2018.
51
Gmail,
kesehatan.
f) Jika anda sudah mengetahui nomor verifikasi Aplikasi JKN Mobile yang
g) Klik Verifikasi,
dilakukan.
Tata cara pendaftaran Mobile JKN mudah dilakukan oleh peserta maupun
pernyataan dari Arisanti selaku Staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan
“Pendaftaran Mobile JKN mudah dilakukan oleh semua segmen asal peserta
Sesuai dengan pernyataan dari Hartono Purba selaku Kepala Cabang BPJS
terlebih dahulu.”84
Senada dengan pernyataan dari Fakta Fals selaku peserta BPJS Kesehatan
“Sangat mudah dilakukan yang jelas peserta memiliki android dan data seluler
seluler”85
dalam bentuk KIS Digital yang terdapat pada Mobile JKN, sebagaimana pernyataan
dari Arisanti selaku staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan BPJS
“Bisa dilakukan, karena dalam aplikasi Mobile JKN ada namanya menu KIS
digital, jadi peserta yang baru mendaftar walaupun sebenarnya belum aktif tapi bisa
83
Arisanti, Staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan BPJS Kesehatan Cabang
Watampone, Wawancara oleh penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
84
Hartono Purba, Kepala Cabang BPJS Kesehatan Cabang Watampone, Wawancara oleh
penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
85
Fakta Fals, Mahasiswa, JL. Hos. cokroaminoto, Kab. Bone, Hasil Wawancara oleh Penulis
di JL. Hos. Cokroaminoto, 28 Agustus 2019.
86
Arisanti, Staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan BPJS Kesehatan Cabang
Watampone, Wawancara oleh penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
53
pernyataan dari Hartono purba selaku Kepala Cabang BPJS Kesehatan Cabang
mudah dilakukan, serta peserta bisa langsung mendapatkan kartu dengan KIS Digital,
dan proses pendaftaran pada Mobile JKN bisa dilakukan dengan cepat sehingga dapat
2. Pembayaran Iuran
membayar sejumlah iuran setiap bulannya. Jumlah ini akan sangat tergantung pada
jenis layanan yang digunakan. Sebagaimana kewajiban bulanan lainnya, Anda juga
87
Hartono Purba, Kepala Cabang BPJS Kesehatan Cabang Watampone, Wawancara oleh
penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
88
Dokumen Internal BPJS Kesehatan Kantor Cabang Watampone pada tanggal 15 Agustus
2018.
54
Kesehatan.
pembayaran Iuran melalui Mobile JKN mudah dilakukan tetapi setiap peserta
“Mobile JKN sekarang bisa untuk pembayaran dalam hal ini pendaftar
berikut:
rekening bank khususnya mandiri bisa kalau pun peserta tidak memliki
rekening bank pada Mobile JKN, ada pilhan auto debit Mobile mark cash
selanjutnya kita menitipkan dana sesuai kelas yang kita pilih dan dana itu
89
Hartono Purba, Kepala Cabang BPJS Kesehatan Cabang Watampone, Wawancara oleh
penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
90
Arisanti, Staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan BPJS Kesehatan Cabang
Watampone, Wawancara oleh penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
55
“Sangat mudah karena pada saat waktunya tiba tagihan kita langsung
dalam hal ini pembayaran dilakukan dengan auto debit. Sebagaimana yang
dalam Mobile JKN, tapi jika ada biaya tambahan mungkin misal kita ke bank
berikut:
dihapuskan. Denda itu baru muncul kalau peserta sudah menunggak kemudian
sudah melakukan pembayaran tuggakan dalam masa 4-5 hari bayar tunggakan
91
Ari Pramudi Darma, Mahasiswa, JL. Dr.Wahidin Sudiro Husodo, Kab. Bone,Hasil
Wawancara oleh Penulis di JL. Dr.Wahidin Sudiro Husodo, 29 Agustus 2019.
92
Hartono Purba, Kepala Cabang BPJS Kesehatan Cabang Watampone, Wawancara oleh
penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
56
itu kalau ia melakukan rawat inap, jadi peserta yang tidak melakukan rawat
Mobile JKN. Sebagaimana yang diutarakan oleh Arisanti selaku staf Pemberi
sebagai berikut:
Mobile JKN mudah dilakukan, tidak adanya biaya tamabahan, dan tidak
3. Pengaduan
93
Arisanti, Staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan BPJS Kesehatan Cabang
Watampone, Wawancara oleh penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
94
Arisanti, Staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan BPJS Kesehatan Cabang
Watampone, Wawancara oleh penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
95
Fakta Fals, Mahasiswa, JL. Hos. cokroaminoto, Kab. Bone, Hasil Wawancara oleh Penulis
di JL. Hos. Cokroaminoto, 28 Agustus 2019.
57
seseorang yang telah melakukan tindak pidana aduan yang merugikan.96 Mobile JKN
hal kapanpun tanpa batasan waktu, sehimgga peserta BPJS Kesehatan dapat
melakukan aduan harus terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan serta wajib
selaku staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan BPJS Kesehatan Cabang
terdaftar dulu di Mobile JKN memilih menu umum, dimana menu umum terdapat
fasilitas pengaduan terus siapa yang ingin melakukan aduan kemudian pilih ini
kemudian pilih keluhan atau informasi kemudian masukkan teks aduan yang ingin di
adukan”97
Hal yang sama di utarakan oleh ibu Heriani selaku peserta BPJS Kesehatan
“pengaduan sangat mudah dilakukan kita bisa membuka aplikasinya lalu kita
pilih menu pengaduan setelah itu kita adukan yang kita ingin adukan.”98
mendapatkan respon baik aduan yang dilakukan melalui Mobile JKN ataupun
96
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Metodologi Panduan Bantuan Hukum di
Indonesia: Pedoman Anda Memahamidan Menyelesaikan Masalah Hukum (Cet. III; Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 2009), h. 62.
97
Arisanti, Staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan BPJS Kesehatan Cabang
Watampone, Wawancara oleh penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
98
Heriani, IRT, JL. Dr.Wahidin Sudiro Husodo, Kab. Bone, Hasil Wawancara oleh Penulis di
JL. Dr.Wahidin Sudiro Husodo, 29 Agustus 2019.
58
dengan langsung mendatangi kantor BPJS Kesehatan. Hal ini diutarakan oleh
sebagai berikut:
Kesehatan ada istilah care center dan staf PIPP disetiap kantor cabang BPJS
Kesehatan.”99
kesehatan memiliki petugas penerima aduan atau PIPP serta di BPJS Kesehatan
banyak unit aduan dan ada juga standar waktu yang ditetapkan maksimal 3x24 jam.
Petugas BPJS Kesehatan akan langsung menjawab aduan kalau tidak butuh
koordinasi dari bidang lain, maka petugas PIPP langsung menjawab pada saat itu,
tetapi kalau membutuhkan koordinasi yang artinya di ekskalasi pada bidang yang
sesuai bidangnya.”100
Pengaduan melalui Mobile JKN merupakan solusi bagi peserta yang tidak
ingin melakukan antrian di BPJS Kesehatan dengan hal ini dapat dikatakan bahwa
aduan melalui Mobile JKN sengat efektif dan efesien bagi peserta BPJS Kesehatan.
Sebagaimna yang diutarakan oleh Arisanti selaku staf Pemberi Informasi dan
99
Hartono Purba, Kepala Cabang BPJS Kesehatan Cabang Watampone, Wawancara oleh
penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
100
Arisanti, Staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan BPJS Kesehatan Cabang
Watampone, Wawancara oleh penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
59
“Sangat efektif dan efesian karena peserta tidak harus antri dikantor BPJS
Kesehatan serta lebih mengefesienkan waktu peserta jadi waktu tidak tebuang sia-
sia.”101
sangat mudah cukup dengan memiliki aplikasi Mobile JKN terlebih dahulu, dan
setiap aduan bisa langsung mendapatkan respon, serta pengaduan melalui Mobile
Perubahan data peserta merupakan suatu hal yang sering dilakukan peserta
berbagai faktor, dalam hal ini ubah data peserta melalui aplikasi Mobile JKN sudah
c. Pada kolom faskes, nanti ada pilihan untuk pilih provinsi, kabupaten dan
pilihan faskes,
d. Kemudian tunggu kode verifikasi melalui email atau nomor telepon yang
terdaftar,
101
Arisanti, Staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan BPJS Kesehatan Cabang
Watampone, Wawancara oleh penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
60
Ubah data peserta pada Mobile JKN merupakan fitur yng memudahkan
diutarakan oleh Hartono Purba selaku kepala cabang BPJS Kesehatan Cabang
“Peserta bisa memilih fasilitas kesehatan yang di inginkan, baik peserta yang
Hal serupa yang diungkapkan oleh Anugrah selaku peserta BPJS Kesehatan
“Dapat memilih sesuai daerah yang kita inginkan dan tanpa pergi melakukan
pengaktifan pada faskes yang baru membutuhkan waktu satu bulan namun dalam hal
ini faskes yang lama masih bisa digunakan. Sebagaimana yang diutarakan oleh
Arisanti selaku staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan BPJS Kesehatan
“Hal ini peserta tidak dapat langsung dipergunakan karena proses pengaktifan
akan diberlakukan pada bulan berikutnya namun masih bisa dipergunakan di tempat
102
Dokumen Internal BPJS Kesehatan Kantor Cabang Watampone pada tanggal 15 Agustus
2018.
103
Hartono Purba, Kepala Cabang BPJS Kesehatan Cabang Watampone, Wawancara oleh
penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
104
Anugrah, Mahasiswa, JL. Lapawawoi Karaeng Sigeri, Kab. Bone,Hasil Wawancara oleh
Penulis di JL. Lapawawoi Karaeng, 30 Agustus 2019.
105
Arisanti, Staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan BPJS Kesehatan Cabang
Watampone, Wawancara oleh penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
61
Hal yang senada yang diutarakan oleh Fakta Fals yang merupakan salah
“Tidak karena butuh proses pengaktifan dan akan aktif pada bulan
berikutnya”106
dilakukan dimana sja dan sangat memudahkan peserta yang jauh dari kantor BPJS
Kesehatan namun proses pengaktifan pada faskes yang baru akan aktif apada bulan
berikutnya tetapi selama proses pengaktifan, faskes yang lama masih bisa
dipergunakan.
peserta yang sedikit lebih memudahkan peserta BPJS Kesehatan pada kantor
tersebut.
1. Kesadaran
Kesadaran yaitu siuman atau sadar akan tingkah laku dimana pikiran sadar
mengatur akal dan menetukan pilihan yang diinginkan misalnya baik dan buruk,
106
Fakta Fals, Mahasiswa, JL. Hos. cokroaminoto, Kab. Bone, Hasil Wawancara oleh Penulis
di JL. Hos. Cokroaminoto, 28 Agustus 2019.
62
indah dan jelek dan sebagainya.107 Oleh karena itu dalam menentukan tingkat
kesadaran pada pengguna Mobile JKN, peneliti menetapkan 2 (dua) Indikator yaitu:
a) Penyuluhan
sikap yang diperlukan untuk menggunakan informasi dan teknologi ini secara
bimbingan secara ringan dan arahan menggunakan Mobile JKN pada saat
mendaftar.”109
107
Amos Neolaka, Kesadaran lingkungan, hal. 18.
108
Cees Leeuwis, Komunikasi Untuk Inovasi Pedesaan: Berpikir Kembali tentang Penyuluhan
Pertanian(Cet. V; Yogyakarta: Kanisus, 2013), hal. 40.
109
Fakta Fals, Mahasiswa, JL. Hos. cokroaminoto, Kab. Bone, Hasil Wawancara oleh Penulis
di JL. Hos. Cokroaminoto, 28 Agustus 2019.
63
Ari Pramudi Darma yang merupakan salah seorang peserta BPJS kesehatan
sebagai berikut:
“Pada saat itu metode yang digunakan oleh staf yaitu dengan
tersebut.”110
Serta yang diutarakan oleh ibu Heriani yang merupakan salah seorang
brosur.”111
Hal ini dipertegas oleh oleh Arisanti selaku staf Pemberi Informasi dan
itu kami lakukan di kantor dan secara tidak langsung kami pergi kepusat
110
Ari Pramudi Darma, Mahasiswa, JL. Dr.Wahidin Sudiro Husodo, Kab. Bone,Hasil
Wawancara oleh Penulis di JL. Dr.Wahidin Sudiro Husodo, 29 Agustus 2019.
111
Heriani, IRT, JL. Dr.Wahidin Sudiro Husodo, Kab. Bone,Hasil Wawancara oleh Penulis di
JL. Dr.Wahidin Sudiro Husodo, 29 Agustus 2019.
64
dinyatakan oleh Fakta Fals salah seorang peserta BPJS kesehatan sebagai
berikut:
katakan tadi, ini adalah salah satu alternatif yang memudahkan pengurusan
BPJS.”113
112
Arisanti, Staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan BPJS Kesehatan Cabang
Watampone, Wawancara oleh penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
113
Fakta Fals, Mahasiswa, JL. Hos. cokroaminoto, Kab. Bone, Hasil Wawancara oleh Penulis
di JL. Hos. Cokroaminoto, 28 Agustus 2019.
114
Anugrah, Mahasiswa, JL. Lapawawoi Karaeng Sigeri, Kab. Bone,Hasil Wawancara oleh
Penulis di JL. Lapawawoi Karaeng, 30 Agustus 2019.
65
peserta akan menggunakan Mobile JKN tersebut karena Peserta sadar akan
b) Pola Pikir
Pola pikir merupakan salah satu pola yang memandang setiap masalah
atau kejadian yang berlangsung pada elemen tertentu tidak berdiri sendiri,
tetapi terkait dengan apa yang telah, sedang, dan akan terjadi dan berproses
pada elemen-elemen yang lain.115 Pola pikir terhadap Mobile JKN sangat
“Ini sangat baik apalagi ini pelayanan yang praktis di era modern ini
dan mungkin bukan hanya saya berpendapat demikian karena semua orang
115
Agus Maryono, Pola Pikir Sistem (Cet. II; Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2015), hal. XXi.
116
Samsu Alam, Wiraswasta, JL. Hos. cokroaminoto, Kab. Bone, Hasil Wawancara oleh
Penulis di JL. Hos. Cokroaminoto, 28 Agustus 2019.
66
saya karena kita dapat melakukannya dirumah tanpa keluar rumah melakukan
pembayaran.”117
digital Mobile JKN. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Syerli Yunita salah
“Iya tentunya diberikan semacam arahan pada saat saya pergi Kantor
BPJS Kesehatan.”118
Hal yang sama diutarakan oleh Samsu Alam. S.E. Sysalah seorang
bisa membuat peserta menggunakan layanan digital Mobile JKN dan akan
Sebagaimana yang diutarakan oleh Fakta Fals salah seorang peserta BPJS
Mobile JKN langsung dijelaskan cara penggunaannya dan saya rasa itu cukup.
Dan saya rasa sudah pasti akan terus menggunakan karena ketika kita sudah
117
Risnawati, IRT, JL. Hos. cokroaminoto, Kab. Bone, Hasil Wawancara oleh Penulis di JL.
Hos. Cokroaminoto, 31 Agustus 2019.
118
Syerli Yunita,Mahasiswa, JL. Sukawati, Kab. Bone,Hasil Wawancara oleh Penulis di JL.
Sukawati, 30 Agustus 2019.
119
Samsu Alam, Wiraswasta, JL. Hos. cokroaminoto, Kab. Bone, Hasil Wawancara oleh
Penulis di JL. Hos. Cokroaminoto, 28 Agustus 2019.
67
terbiasa menggunakan Mobile JKN dengan cukup, secara otomatis kita akan
terus mengutak-katik dan tanpa sengaja kita akan sedikit demi sedikit kita
pikir dengan adanya Mobile JKN membuat pandangan peserta sangat baik
agar peserta bisa tahu mengenai layanan Mobile JKN pada BPJS Kesehatan.
2. Partisipasi
yang ada di masyarakat dalam situasi tertentu, baik dalam pengambilan keputusan
a) Pengetahuan
120
Fakta Fals, Mahasiswa, JL. Hos. cokroaminoto, Kab. Bone, Hasil Wawancara oleh Penulis
di JL. Hos. Cokroaminoto, 28 Agustus 2019.
121
Ahmad Mustanir, Partisan Abadi, “Partisipasi Masyarakat dalam Musyawarah Rencana
Pembangunan di Kelurahan Kanyuara Kecematan Watang sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang”
, Jurnal Politik Profetik, Vol. 5, No. 2, 2017, h. 249.
68
pada akhirnya akan terwujud dalam perubahan sikap dan tingkah laku.122
Pengetahuan akan layanan digital tidak lepas dari pengenalan serta proses
pengenalan itu sendiri. BPJS Kesehatan dalam hal ini melakukan pengenalan
baik langsung maupun tidak langsung dan proses yang dilakukan adalah
Mobile JKN ataupun care center,Paling kalau dia di kantor cabang, kalau dia
Hal yang sama di ungkapkan oleh Samsu Alam. S.E. Sy salah seorang
JKN.”124
122
Hosea Ocbrianto, “Partisipasi Masyarakat Terhadap Posyandu dalam Upaya Pelayanan
Kesehatan Balita (Studi Kasus pada Posyandu Nusa Indah II RW II Kelurahan Meruyung, Kecematan
Limo, Depok)” (Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012), h. 25.
123
Arisanti, Staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan BPJS Kesehatan Cabang
Watampone, Wawancara oleh penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
124
Samsu Alam, Wiraswasta, JL. Hos. cokroaminoto, Kab. Bone, Hasil Wawancara oleh
Penulis di JL. Hos. Cokroaminoto, 28 Agustus 2019.
69
Hal yang sama diutarakan oleh Anugrah salah seorang peserta BPJS
Mobile JKN.
b) Kebutuhan
merupakan hal yang penting. Masyarakat merasa isu tersebut penting ketika
125
Ari Pramudi Darma, Mahasiswa, JL. Dr.Wahidin Sudiro Husodo, Kab. Bone,Hasil
Wawancara oleh Penulis di JL. Dr.Wahidin Sudiro Husodo, 29 Agustus 2019.
126
Anugrah,Mahasiswa, JL. Lapawawoi Karaeng Sigeri, Kab. Bone,Hasil Wawancara oleh
Penulis di JL. Lapawawoi Karaeng, 30 Agustus 2019.
127
Hosea Ocbrianto, “Partisipasi Masyarakat Terhadap Posyandu dalam Upaya Pelayanan
Kesehatan Balita (Studi Kasus pada Posyandu Nusa Indah II RW II Kelurahan Meruyung, Kecematan
Limo, Depok)” h. 25.
70
“Saya ada keinginan agar saya bisa mengakses dengan mudah dan
cepat layanan BPJS dan insya Allah jika saya membutuhkannya saya akan
sebagai berikut:
menunjukkan KIS digital melalui Mobile JKN dan peserta sekarang lebih
JKN. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Fakta Fals salah seorang peserta
saya berpartsipasi.”130
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ari Pramudi Darma salah seorang
128
Manambung,Wiraswasta, JL. Sukawati, Kab. Bone,Hasil Wawancara oleh Penulis di JL.
Sukawati, 31 Agustus 2019.
129
Arisanti, Staf Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan BPJS Kesehatan Cabang
Watampone, Wawancara oleh penulis di BPJS Kesehtan Cabang Watampone, 27 Agustus 2019.
130
Fakta Fals, Mahasiswa, JL. Hos. cokroaminoto, Kab. Bone, Hasil Wawancara oleh Penulis
di JL. Hos. Cokroaminoto, 28 Agustus 2019.
71
“Betul, karena layanan digital ini hadir dan sangat membantu saya
Gambar 3.3
Grafik
Pengguna Mobile JKN
10000
9036
9000
8000 7337
7000
6000
5000
4000
3000
2171
2000
1000 470
0
2016 2017 2018 2019
131
Ari Pramudi Darma, Mahasiswa, JL. Dr.Wahidin Sudiro Husodo, Kab. Bone,Hasil
Wawancara oleh Penulis di JL. Dr.Wahidin Sudiro Husodo, 29 Agustus 2019.
72
Data sekunder: Partisipasi Peserta BPJS Cab. Watampone pada Aplikasi Mobile
JKN 2016-2019
tahun 2016 sampai 2018, adapun pada tahun 2019 belum bisa dikatakan
agustus dan tidak menutup kemungkinan bahwa data tersebut meningkat pada
akhir tahun. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kesadaran akan partisipasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa :
tersebut. Dalam sistem pendaftaran ini ada Sembilan prosedur yang harus
otomatis dapat memiliki KIS digital, kemudian pembayaran iuran ini pada
dan pilih menu tagihan kemudian pilih premi, nanti akan tertera informasi
BPJS Kesehatan.
69
70
meningkat.
B. Implikasi
71
72
Ilyas, Baharuddin dan Muhammad Arif Tiro. Metodologi Penelitian untuk Ilmu-Ilmu
sosial dan Ekonomi. Cet. I; Makassar: Andira Publisher, 2002.
Kuswati, Ratna Esa.“Kualitas Pelayanan Publik Di Kecematan Tanjungsari
Kabupaten Gunungkidul”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Administrasi
Perkantoran Jurusan Pendidikan Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta , 2017.
Leeuwis, Cees.Komunikasi Untuk Inovasi Pedesaan: Berpikir Kembali tentang
Penyuluhan Pertanian. Cet. V; Yogyakarta: Kanisus, 2013.
Malik, Imam. Pengantar Psikologi Umum. Cet. I; Yogyakarta: Teras, 2005.
Maryono, Agus.Pola Pikir Sistem. Cet. II; Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2015.
Miarso, Yusufhadi. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Cet. VIII; Jakakarta:
Prenadamedia Group, 2004.
Mufid, Muhammad. Etika dan Filsafat komunikasi. Cet. I; Jakarta: Prenadamedia
Group, 2009.
Mustanir, Ahmad dan Partisan Abadi. “Partisipasi Masyarakat dalam Musyawarah
Rencana Pembangunan di Kelurahan Kanyuara Kecematan Watang
sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang”. Jurnal Politik Profetik. Vol. 5.
No. 2, 2017.
Neolaka, Amos. Kesadaran lingkungan. Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah.
Cet. V; Jakarta: Kencana, 2015.
Nuriyanto.“Penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia, sudahkah berlandaskan
konsep”Welfare State?”. jurnal Konstitusi. Vol. 11, NO. 3, September
2018.
Ocbrianto, Hosea. “Partisipasi Masyarakat Terhadap Posyandu dalam Upaya
Pelayanan Kesehatan Balita (Studi Kasus pada Posyandu Nusa Indah II
RW II Kelurahan Meruyung, Kecematan Limo, Depok)”. Skripsi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
Panggabean, Hetty. perlindungan hukum praktik klinik kebidanan. Cet. I;
Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018.
Prabandari, Arum.“Kualitas Pelayanan Berbasis Teknologi Informasi Studi Kasus
Pelayanan Izin Gangguan (HO) di Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten
Sleman”. skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta, 2015.
Pratiwi, Arini A. “Inovasi Kantor Pos Watampone Dalam Menjaga Eksitensi Dan
Daya Saing Pelayanan Publik Ditinjau Dari Prespektif Ekonomi Islam”.
Skripsi, Program Sajana Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Watampone, 2016.
73
Riduan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Penelitian Pemula.
Cet. V; Bandung: Alfabeta, 2008.
Risna. “Pelaksanaan Pelayanan Publik (Studi Kasus Pelayanan Administratif di
Kantor Desa Kotabaru Seberida Kecematan Kritan Kabupaten Indragiri
Hilir)”. Jurnal JOM FISIP. Vol. 5, No. 1, April 2018.
Sagita, Novie Indrawati. “Partisipasi Warga Masyarakat dalam Penilaian Kinerja
Kecematan di Kabupaten Bandung”. Jurnal Ilmu Pemerintahan. Vol. 2. No.
2, Oktober 2016.
Siyoto, Sandu dan Ali Sodik. Dasar Metodologi Penelitian. Cet. I; Yogyakarta:
Literasi Media Publishing, 2015.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cet. XXII; Bandung:
Alfabeta, 2015.
Sultan, Saribulang. “Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Tenriawaru Kabupaten Bone”. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, 2018.
Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Cet. I;
Jakarta: Gramata Publishing, 2013.
Teguh, Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi. Cet. III;
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. II; Jakarta:
Balai Pustaka, 2002.
Undari, Artitis. “Proyek Digitalisasi Naskah dan Skripsi Perpustakaan Fakultas ilmu
Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia: sebuah Evaluasi
Perencannaan dan pelaksanaan”. Skripsi, Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia, 2009.
Usman, Husaini dan Purnomo setiady akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Cet. I;
Jakarta: Bumi Aksara, 2017.
Vianti, Novita Resha, “Analisis Kepuasan Pasien BPJS (Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap
(Iri) Bangsal Dahlia Rsud Ungaran”. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang,
2016.
Wahyuni, Andi Sri. “Inovasi Dalam Pelayanan Publik Sektor Jasa PT PLN
Kabupaten Kepulauan Selayar”. Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi
Program Studi Administrasi NegaraFakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin, 2016.
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia. Metodologi Panduan Bantuan Hukum
di Indonesia: Pedoman Anda Memahamidan Menyelesaikan Masalah
Hukum. Cet. III; Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2009.
Yulianthi.“Ilmu Sosial Budaya Dasar”.Cet. I; Yogyakarta: Deepublish, 2015.
74
Zaini, Mad. Asuhan Keprawatan Jiwa Masalah Psikososial di Pelayanan Klinik dan
Komunitas. Cet. I; Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019.
75
LAMPIRAN
76
LAMPIRAN 1
Permohonan Izin Penelitian
77
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
Izin penelitian
79
LAMPIRAN 4
Lembaran wawancara
A. Identitas responden
1. Nama responden :
2. Umur :
3. Tingkat pendidikan terakhir :
4. Jenis kelamin :
5. Pekerjaan :
B. Pertanyaan wawancara
1. Sistem Layanan
a. Pendaftaran
1) Apakah pendaftaran layanan digital (Mobile JKN) mudah dilakukan?
2) Apakah mendaftar melalui Mobie JKN sama halnya dengan
mendaftar dengan mendatangani kantor BPJS Kesehatan?
3) Apakah dengan mendaftar melalui Mobile JKN, peserta bisa
langsung mendapatkan kartu peserta BPJS Kesehatan?
4) Berapa lama waktu yang dibutuhkan saat melakukan pendaftaran
dengan Mobile JKN?
b. Pembayaran Iuran
1) Apakah pembayaran iuran melalui Mobile JKN mudah dilakukan?
2) Apakah ada biaya tambahan saat melakukan pembayaran melalui
Mobile JKN?
3) Apakah dengan Mobile JKN peserta dapat mengetahui denda yang
didapatkan dengan keterlambatan pembayaran iuran?
4) Apakah melalui Mobile JKN peserta dapat membayar denda yang
didapatkan?
5) Apakah ada bukti yang didapatkan peserta setelah melakukan
pembayaran melalui Mobile JKN?
c. Pengaduan
1) Apakah langkah-langkah melakukan pengaduan melalui Mobile
JKN?
2) Apakah pengaduan melalui Mobile JKN bisa langsung mendapatkan
respon?
80
Watampone, 2019
Responden,
(...............................................)
82
LAMPIRAN 5
Hasil Wawancara
2. KESADARAN
A. Penyuluhan 1. Apakah peserta dibimbing sebelum
menggunakan layanan digital (Mobile JKN)?
Iya ada sedikit bimbingan dari karyawan disana.
2. Metode apa yang diterapkan BPJS untuk
membimbing peserta menggunakan layanan
digital?
Ee menggunakan kayak memberikan informasi baik
arahan dan meperlihatkan brosur.
3. Apakah setelah dibimbing, peserta langsung
menggunakan layanan digital (Mobile JKN)?
Iya langsung.
4. Apakah setelah dibimbing peserta selalu
menggunakan layanan digital (Mobile JKN)?
Iya selalu menggunakan
5. Apakah setelah menggunakan Mobile JKN
peserta sadar akan manfaat dari layan digital
(Mobile JKN)?
Saya sadar akan manfaatnya karena Mobile JKN ini
sangat membantu dan mempermudah semua peserta
BPJS Kesehatan utamanya pesertayang malas
melakukan antrian ataupun peserta yang mendadak
membutuhkan layanan BPJS dan tgentu ini sangat
membantu sekali.
B. Pola pikIr 1. Bagaimana pandangan peserta dengan adanyan
layanan digital (Mobile JKN)?
Membantu masyarakat.
2. Apakah peserta diberikan pemahaman akan
layanan digital (Mobile JKN)?
Iya memberikan pemahaman.
3. Apakah layanan digital (Mobile JKN) dengan
pemahaman yang cukup peserta langsung bisa
menggunakan aplikasi tersebut?
Sedikit membantu walaupun belum terlalu
memahami menggunakannya.
4. Apakah dengan pemahaman peserta yang cukup
akan berdampak untuk terus menggunakan
layanan digital (Mobile JKN)?
Insyallah kalau ee layanannya dapat ditingkatkan.
3. PARTISIPASI
A. Pengetahuan 1. Apakah peserta dikenalkan sebelum
menggunakan layanan digital (Mobile JKN)?
104
Iya dikenalkan.
2. Proses apa yang di alami peserta selama
pengenalan layanan digital dilakukan?
Proses yang saya alami mendapatkan arahan
mengenai aplikasi tersebut.
3. Dengan metode apa peserta dikenalkan
menggunakan layanan digital?
Dengan menggunakan metode arahan dan brosur.
4. Apakah setelah dikenalkan, peserta langsung
menggunakan layanan digital (Mobile JKN)?
Iya langsung menggunakan.
5. Apakah setelah dikenalkan peserta selalu
menggunakan layanan digital (Mobile JKN)?
Sekali-kali hehehehe
B. Kebutuhan 1. Apakah ada keinginan peserta menggunakan
layanan digital (Mobile JKN)?
Insyallah ada.
2. Apakah dengan keinginan peserta menggunakan
layanan digital (Mobile JKN), peserta akan terus
menggunakan layanan digital?
Iya.
3. Apakah kepentingan yang mendesak menjadi
faktor peserta menggunakan layanan digital
(Mobile JKN)?
Iya tentunya.
4. Apakah dengan kepentingan yang mendesak
membuat peserta akan berpartispasi
menggunakan layanan digital (Mobile JKN)?
Iya pasti saat mendesak.
LAMPIRAN 5
DOKUMENTASI
118
Sumber: Dokumentasi penelitian, wawancara oleh penulis kepada Arisanti Staf PIPP
Sumber: Dokumentasi penelitian, wawancara oleh penulis kepada Fakta Fals di JL.
Sumber: Dokumentasi penelitian, wawancara oleh penulis kepada Heriani di JL. Dr.
Sumber: Dokumentasi penelitian, wawancara oleh penulis kepada Samsu Alam. S.E.
RIWAYAT HIDUP
124
A. Identitas Diri
Nama : SYAFRIADIL
NIM : 01.15.3047
Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis Islam
Prodi/Klp : Ekonomi Syariah/II
Tempat/Tanggal Lahir : Mabbiring, 05 Februari 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Mahasiswa IAIN Bone
Alamat : Desa Tunreng Tellue
No. Hp : 085343628757
E-mail : wahyu0521997@gmail.com
Nama Orang Tua
Ayah : Syamsuddin
Ibu : Darmawati
B. Pendidikan
- Tahun 2004 – 2009: SD Negeri 219 Mabbiring
- Tahun 2009 – 2012: SMP Negeri 4 Sibulue
- Tahun 2012 – 2015: SMA Negeri 1 Sibulue (sekarang SMA Negeri 12 Bone)
- Tahun 2015 – Sekarang: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone Program
Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam