Anda di halaman 1dari 32

PERAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS)

DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MUSTAHIK DI


KABUPATEN JENEPONTO

PROPOSAL SKRIPSI

Sebagai Syarat Untuk Menyusun Skripsi


Program Studi Ekonomi Syariah

Oleh:
NURHIKMAH
NIM. 202211036

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
AL-AMANAH JENEPONTO
2023
PERAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS)
DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MUSTAHIK DI
KABUPATEN JENEPONTO

PROPOSAL SKRIPSI

Sebagai Syarat Untuk Menyusun Skripsi


Program Studi Ekonomi Syariah

Oleh:
NURHIKMAH
NIM. 202211036

Pembimbing :
1. Dr. Ida Maiyanti A.R. S.Pd.I.,MM.,M.Pd
2. Hajrah B S,Pd.,M.Pd.

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
AL-AMANAH JENEPONTO
2023
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal
Berjudul : Peran Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Dalam Meningkatkan Perekonomian Mustahik
Di Kabupaten Jeneponto
Yang ditulis oleh;
Nama : Nurhikmah
NIM : 202211036
Program Studi : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi Syariah

Disetujui untuk diseminarkan pada Seminar Proposal. Demikian untuk proses


selanjutnya.
Jeneponto, 1 November 2023
Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ida Maiyanti A.R. S.Pd.I.,MM.,M.Pd Hajrah B S,Pd.,M.Pd.


NIDN : 2002055602 NIDN : 2130058702

Mengetahui
Ketua Program Studi

Syaripuddin, SE.,M.Si.
NIDN : 2102019501

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT.


Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis
mampu menyelesaikan proposal ini dengan lancar.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi
yang agung, Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya, AamiinallahummaAamiin.
Dengan mengucap rasa puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT,
yang telah memberikan rahmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
untuk memenuhi tugas akhir dari Institut Agama Islam Al-Amanah Jeneponto
dengan mengambil judul“Peran Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Dalam Meningkatkan Perekonomian Mustahik Di Kabupaten Jeneponto”.
Sebagai makhluk Allah yang tidakluputdari salah dan dosa,
penulissadarbahwa proposal ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya pihak-pihak
yang mendukung, dan memberikan pencerahan bagi penulis. Oleh karena itu
dengan rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan, dukungan,
motivasi dan bimbingankepada:
1. Kedua orang tua tercinta yang telah mendidik dan membesarkan;
2. Ida Maiyanti A.R. S.Pd.I.,MM.,M.Pd, selaku Rektor Institut Agama Islam Al-
Amanah Jeneponto;
3. Adnan, S.Ag., S.Pd.i., MA. Selaku Wakil Rektor I Institut Agama Islam Al-
Amanah Jeneponto;
4. Sudharmono, S.Pd., M.Hum. Selaku Wakil Rektor II Institut Agama Islam Al-
Amanah Jeneponto;
5. Nurfitriani, SE., M.Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Syariah;
6. Dr. Ida Maiyanti A.R. S.Pd.I.,MM.,M.Pd, selaku Pembimbing I dan selaku
pembimbing II;
7. Syaripuddin, SE.,M.Si. Selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah;
8. Seluruh Dosen yang telah membimbing dan mengajar selama studi di
Institut Agama Islam Al-Amanah Jeneponto;

ii
iii

9. Seluruh Pegawai dan Jajaran IAI Al-Amanah Jeneponto yang telah


membantu kelancaran Akademik;
10. Teman-teman mahasiswa IAI Al-Amanah Jeneponto dan berbagai pihak
yang tidak dapat disebut satu persatu, yang telah memberikan dukungan
moral sehingga penulis selesai studi;
Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat
pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt., dan semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

Jeneponto, 23 Oktober 2023

Nurhikmah
NIM. 202211036
DAFTAR ISI

SAMPUL ....................................................................................................................
HALAMAN JUDUL .................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN .....................................................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian .........................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI ..........................................................................................7
A. Kajian Teori ...................................................................................................7
B. Hasil Penelitian yang Relavan .......................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................................18
A. Jenis dan Pendekatan Peneltian .....................................................................18
B. Definisi Operasional ......................................................................................19
C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................20
D. Subjek dan Objek Penelitian ..........................................................................21
E. Teknik Pegumpulan Data ...............................................................................22
F. Keabsahan Data .............................................................................................23
G. Teknik Analisis Data .....................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................25

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Pengelolaan Badan Amil Zakat Nasional


Kabupaten Jeneponto 2022 .........................................................................................3

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Badan Amil Zakat Nasional merupakan salah satu lembaga yang dibawahi
oleh Kementerian Agama dalam urusan penghimpunan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat pada suatu wilayah dengan tujuan untuk memberantas
kemiskinan. Salah satu kantor Baznas terletak di Kabupaten Jeneponto yang mana
untuk penghimpunan zakat dari masyarakat setempat.
Kabupaten Jeneponto termasuk Kabupaten terbesar di Provinsi Sulawesi
Selatan dan terbesar, dengan luas real 749,79 km2, sehingga menjadikan
Kabupaten masuk dalam kategori Kabupaten yang tingkat pemberdayaan alam
sangat melimpah.
Kabupaten Jeneponto juga dihadapkan dengan persoalan yang amat
banyak dan beragam bentuk. Diantara persoalan yang paling mendapat perhatian
adalah persoalan kemiskinan. Kemiskinan sendiri telah menjadi akrab dengan
kota-kota besar, termasuk Kabupaten Jeneponto yang tentunya harus segera
diselesaikan. Menjadi suatu keniscayaan bahwasanya mengatasi kemiskinan
adalah strategi penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada suatu
daerah atau kota.
Baznas Kabupaten Jeneponto masih belum biasa menjangkau seluruh
golongan masyarakat yang mana jika dihubungkan dengan tujuan dari
dibentuknya Baznas tersebut adalah memberantas kemiskinan tidak selaras
dengan data yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Jeneponto dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKB) mencatat
bahwa sampai pada Maret 2022, angka kemiskinan tertinggi berada di Kabupaten
Jeneponto 14,28%.
Serta berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2023, Kabupaten
Jeneponto memiliki jumlah penduduk miskin terbanyak di Provinsi Sulawasi
Selatan yakni sebanyak 50,59 ribu jiwa, dengan presentase kemiskinan mencapai
13,73 persen, yang saling tindis dengan Kabupaten Pangkep sebagai daerah

1
2

termiskin di Sul-Sel, yang dimana Pangkep secara presentase lebih tinggi dari
Jeneponto, yakni 13,92 persen, namun jumlah penduduk miskinnya lebih sedikit
dibandingkan Jeneponto, dengan angka 47,53 ribu jiwa.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk miskin di
Kabupaten Jeneponto lumayan tinggi. Dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat-masyarakat miskin diperlukan beberapa upaya yang pada akhirnya
nanti masyarakat miskin tersebut mampu mandiri dalam meningkatkan
perekonomian mereka. Untuk tercapainya tujuan tersebut harus dilakukannya
langkah-langkah yang efektif yang mampu meningkatkan perekonomian
masyarakat miskin dan mampu secara mandiri dan berkelanjutan mengelola
perekonomiannya.
Dengan banyaknya jumlah penduduk miskin di Kabupaten Jeneponto
sangat dibutuhkan andil dari ZIS untuk meningkatkan perekonomian masyarakat
miskin tersebut. Kabupaten Jeneponto yang mayoritas umat muslim yang
kebanyakan dari masyarakatnya setelah menyelesaikan Sekolah Menengah Atas
cenderung langsung bekerja, dikarenakan ketidakmampuan keluarga dalam biaya
untuk sekolah lebih lanjut.
Cara untuk mengurangi kemiskinan menurut prespektif Islam adalah
dengan cara menumbuhkan budaya zakat, infaq, sedekah (ZIS) dikalangan umat
muslim. Budaya zakat, infaq, sedekah (ZIS) bukan hanya untuk meningkatkan
spiritual seseorang tapi juga bisa berdampak sosial dan ekonomi yang dapat
mengurangi beberapa aspek yaitu tingkat kejahatan, kesenjangan pendapatan dan
kemiskinan. Pernyataan di atas terbukti pada masa kepemimpinan Nabi
Muhammad SAW dan khalifah sesudahnya dilihat dari hampir semua masyarakat
diharuskan untuk berzakat dengan upaya mengurangi masyarakat miskin di masa
itu. Pada saat sekarangpun jika dilihat dari perkembangan dan banyaknya lembaga
zakat di Indonesia budaya ZIS ini mampu meningkatkan yang awalnya
masyarakat sebagai mustahiq sekarang menjadi muzakki karena dengan adanya
zakat produktif yang diberikan lembaga zakat. Berikut tabel pengelolaan zakat
oleh BAZNAS di Kabupaten Jeneponto.
3

Tabel 1.1
Data Pengelolaan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Jeneponto 2022
NO URAIAN 2022 (Rupiah)
A. PENGHIMPUNAN
1 Zakat 11.838.371
2 Infaq 114.444.166
Jumlah 126.282.537
B. PENYALURAN
1 Zakat 349.029.800
2 Infaq 284.219.800
Jumlah 633.249.600

Sumber: Data Pengelolaan Baznas Kabupaten Jeneponto, 2022

Dari data tersebut dapat dilihat sebagian dana dihimpun dari gaji bulanan
Pegawai Negeri Sipil (PNS),Unit Pengumpul Zakat (UPZ) per kecematan dan
masyarakat yang ada di Kabupaten Jeneponto. Badan Amil Zakat Nasional
Kabupaten Jeneponto juga melakukan beberapa Program untuk meningkatkan dari
penyaluran pendanaannya. Program Baznas Peduli seperti memberikan bantuan
air bersih kepada warga Kab. Jeneponto ditengah kekeringan yang melanda.
Program Baznas Cerdas memberikan beasiswa dari kalangan SD sampai
Mahasiswa yang kurang mampu. Program Baznas Dakwah & Advokasi yang
memberikan bantuan pendanaan dalam membangun tempat ibadah. Program
Baznas Sehat melakukan kerjasama dengan BKKBN berupa bantuan untuk
Gerakan Masyarakat bebas stunting berupa telur 50 rak. Program ZMART
Pemberdayaan Ekonomi dalam bentuk pengembangan warung/took yang dimiliki
mustahik dengan skala mikro sampai kecil
Dengan adanya Lembaga sosial seperti BAZ (Badan Amil Zakat)
diharapkan lebih berperan dalam mewujudkan hal tersebut. Besar-kecilnya
peranan dari BAZ dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin di
wilayah tersebut dapat dilihat dari beberapa masyarakat yang terlihat dalam
beberapa kegiatan secara langsung yang kemudian berperan dalam kehidupan
4

sehari-hari yang mengalami peningkatan.


BAZNAS berperan sebagai penyedia bantuan jaminan sosial bagi fakir
miskin di tanah air kita. Kehadiran lembaga ini menopang tugas negara dalam
mensejahterakan masyarakat, sehingga sewajarnya disokong oleh pemerintah.
Peran dan kontribusi BAZNAS kepada masyarakat, khususnya umat
Islam, tidak hanya dalam ukuran yang bersifat kuantitatif, tetapi juga ukuran yang
bersifat kualitatif, terutama peran BAZNAS dalam menyebarluaskan nilai-nilai
zakat di tengah masyarakat. Yaitu nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT, etos kerja, etika kerja dalam mencari rezeki yang halal dan baik, serta
nilai-nilai zakat yang terkait dengan pembangunan karakter manusia (character
building) sebagai insan yang harus memberi manfaat bagi sesama.
Zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya yang dihimpun
BAZNAS, disalurkan kepada orang-orang yang berhak menerima (mustahik)
sesuai ketentuan syariat Islam. Penyaluran zakat diperuntukkan untuk 8 (delapan)
asnaf, yaitu fakir, miskin, amilin, muallaf, gharimin, riqab, fisabilillah dan ibnu
sabil. Penyaluran dana umat yang dikelola oleh BAZNAS dilakukan dalam bentuk
pendistribusian (konsumtif) dan pendayagunaan (produktif). Selain menyantuni,
BAZNAS menanamkan semangat berusaha dan kemandirian kepada kaum miskin
dan dhuafa yang masih bisa bekerja agar tidak selamanya bergantung dari dana
zakat.
Penyaluran zakat melalui BAZNAS kepada masyarakat yang tergolong
dhuafa diberikan dalam bentuk bantuan langsung (santunan) untuk pemenuhan
kebutuhan dasar, seperti biaya hidup, sewa rumah, biaya pendidikan, biaya
pengobatan, biaya transportasi, pembayaran hutang konsumtif, dan biaya
operasional panti/pondok pesantren/ yayasan sosial.
Secara umum tugas BAZNAS meliputi dua hal, yaitu sebagai operator dan
koordinator pengelolaan zakat nasional. Untuk itu keamanahan, transparansi dan
akuntabilitas menjadi perhatian BAZNAS sejak awal berdiri. Hasil audit Kantor
Akuntan Publik atas Laporan Keuangan BAZNAS memberikan opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) berturut-turut sejak 2001 sampai sekarang. Dalam
5

bidang manajemen BAZNAS meraih sertifikat ISO sejak 2009 dan terus
dipertahankan hingga kini.
Pelaksanaan tugas BAZNAS di pusat merupakan satu sistem dengan
BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota serta LAZ. Undang-
Undang Pengelolaan Zakat secara normatif mengatur semua operator pengelola
zakat melaksanakan tugas secara terintegrasi (unified system) di bawah koordinasi
BAZNAS serta pembinaan dan pengawasan dari Kementerian Agama. Setiap
tahun laporan pengelolaan keuangan BAZNAS disampaikan kepada Kementerian
Agama dan Kementerian Keuangan sebagai lampiran laporan badan dan lembaga
lainnya. Pada tahun 2008, Laporan Pengelolaan Keuangan BAZNAS mendapat
penghargaan dari Kementerian Keuangan RI sebagai laporan keuangan terbaik
untuk lembaga pemerintah nondepartemen.
Berdasarkan uraian diatas membuat peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mendalam terkait Peran Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Dalam
Meningkatkan Perekonomian Mustahik Di Kabupaten Jeneponto untuk
mengetahui seberapa besar peranan dari BAZNAS Kabupaten Jeneponto dalam
meningkatkan perekonomian mustahik dan untuk mengetahui peningkatan
perekonomian mustahik dalam rangka pemenuhan kebutuhan setelah
mendapatkan dana zakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan, permasalahan yang
akan diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana Peranan Badan Amil Zakat Dalam Meningkatkan Perekonomian
Mustahik?
2. Bagaimana Peningkatan Perekonomian Mustahik Dalam Rangka
Pemenuhan Kebutuhan Setelah Mendapatkan Dana Zakat?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian berdasarkan beberapa rumusan masalah diatas di
antaranya sebagai berikut:
6

1. Terdeskripsikan Peranan Badan Amil Zakat Dalam Meningkatkan


Perekonomian Mustahik
2. Terdeskripsikan Peningkatan Perekonomian Mustahiq Dalam Rangka
Pemenuhan Kebutuhan Setelah Mendapatkan Dana Zakat?

D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini dilhat dari segi teoritis untuk mengembangkan
khasanah pengetahuan tentang peran badan amil zakat nasional dalam
meningkatkan perekonomian mustahik di kabupaten Jeneponto.
2. Manfaat Praktis
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, pada dasarnya peneliti
mengharapkan dari hasil penelitian ini nantinya akan dapat memberikan manfaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan:
a. Bagi Lembaga
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan untuk lembaga dalam mengembangkan dan meningkatkanm pengelolaan
zakat bagi masyarakat miskin.
b. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini menjadi suatu objek nyata atau fenomena penerapan
dari teori-teori yang dipelajari selama perkuliahan dan dibandingkan dengan
fenomena yang terjadi di lapangan. Serta dapat menambah wawasan bagi peneliti
khususnya mengenai Peran Badan Amil Nasional (BAZNAS) Dalam
Meningkatkan Perekonomian Mustahik Di Kabupaten Jeneponto.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Pengertian Peran
Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia“ mempunyai arti
pemain sandiwara (film), perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang
yang berkedudukan di masyarakat. Pengertian peran yaitu peran merupakan aspek
dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Perbedaan
antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang
lain dan sebaliknya.
Adapun beberapa dimensi peran sebagai berikut:
1. Peran sebagai suatu kebijakan. Pengaruh paham ini berpendapat bahwa
peran merupakan suatu kebijaksanaan yang tepat dan baik untuk
dilaksanakan.
2. Peran sebagai strategi. Penganut peran ini mendalilkan bahwa peran
merupakan strategi untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat.
3. Peran sebagai alat komunikasi. Peran didayagunakan sebagai instrumen
atau alat untuk mendapatkan masukan berupa informasi dalam proses
pengambilan keputusan.
Persepsi ini dilandaskan oleh suatu pemikiran bahwa pemerintahan
dirancang untuk melayani masyarakat, sehingga pandangan dan preferensi
dari masyarakat tersebut adalah masukan yang bernilai guna mewujudkan
keputusan yang responsif dan responsibel.
4. Peran sebagai alat penyelesaian sengketa. Peran didayagunakan sebagai
suatu cara untuk mengurangi atau meredam konflik melalui usaha
pencapaian konsensus dari pendapat-pendapat yang ada. Asumsi yang
melandasi persepsi ini adalah bertukar pikiran dan pandangan dapat

7
8

meningkatkan pengertian dan toleransi serta mengurangi rasa


ketidakpercayaan dan kerancauan.

2. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)


Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi dan satu-
satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8
Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan
Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) pada tingkat nasional. Lahirnya Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin mengukuhkan peran
BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara
nasional. Dalam UU tersebut, BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah
non struktural yang bersifat mandiri dan bertanggungjawab kepada Presiden
melalui Menteri Agama. Dengan demikian, BAZNAS bersama Pemerintah
bertanggungjawab untuk mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan: syariat
Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan
akuntabilitas.
Lembaga pengelolaan zakat di Indonesia diatur dengan beberapa peraturan
yang ada dalam perundang-undangan yaitu pada UU RI No.38 Tahun 1999
Tentang Zakat yang sudah di ubah serta disempurnakan dalam UU RI No. 23
Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. Badan amil zakat adalah sebuah lembaga
yang melaksanakan kegiatan urusan zakat, mulai dari penghimpunan dana zakat
melalui muzakki, penyimpanan, pencatatan hingga penyaluran dana zakat kepada
mustahik, yang mana fungsi masing-masing dari struktur Badan Amil Zakat dapat
di uraikan sebagai berikut:
1) Dewan Pertimbangan berfungsi memberikan pertimbangan, fatwa, saran dan r
ekomen dari tentang pegembangan hukum dan pemahaman mengenai
pengelolaan zakat.
2) Komisi pengawas memiliki fungsi melaksanakan pengawasan internal atau
operasional kegiatan yang dilaksanakan badan pelaksana.
3) Badan Pelaksana memiliki fungsi melaksanakan kebijakan BAZ dalam
program penghimpunan, penyaluran, pendayagunaan dana zakat.
9

4) Sebagai perantara keuangan Amil berperan menghubungkan antara pihak


muzzaki dengan mustahik. Sebagai perantara keuangan amil dituntut
menerapkan azas kepercayaan. Sebagaimana layaknya lembaga keuangan
yang lain, azas kepercayaan menjadi syarat mutlak yang harus dibangun.
Setiap amil dituntut mampu menunjukkan keunggulannya masing-masing
sampai terlihat jelas positioning organisasi, sehingga masyarakat dapat
memilihnya. Tanpa adanya positioning, maka kedudukan akan sulit untuk
berkembang.
5) Sebagai Pemberdayaan Fungsi ini, sesungguhnya upaya mewujudkan misi
pembentukan Amil, yakni bagaimana masyarakat muzaki menjadi lebih
berkah rezekinya dan ketentraman kehidupannya menjadi terjamin disatu sisi
dan masyarakat mustahiq tidak selamanya tergantung dengan pemberian
bahkan dalam jangka panjang diharapkan dapat berubah menjadi muzaki
baru.
Pengelolaan zakat di Indonesia sebelum tahun 90-an memiliki beberapa
ciri khas, seperti diberikan langsung oleh muzakki. Jika melalui amil zakat hanya
terbatas pada zakat fitrah dan zakat yang diberikan pada umumnya hanya bersifat
konsumtif untuk keperluan sesaat. Jenis zakat hanya terbatas pada harta-harta
yang secara eksplisit dikemukakan secara rinci dalam Al-Qur’an maupun Hadits
Nabi. Dalam pemberdayaannya, zakat tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk hal-
hal yang bersifat konsumtif, tetapi juga untuk sesuatu yang bersifat produktif.
Dengan pemanfaatan zakat untuk kegiatan yang produktif akan
memberikan income (pemasukan) bagi para penerima zakat dalam kelangsungan
hidupnya. Para penerima zakat akan terbantu untuk mendapatkan lapangan
pekerjaan yang akan meningkatkan kesejahteraan bagi dirinya dan keluarganya
dan selanjutnya berdampak bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Oleh
karena itu, apabila zakat dikelola dengan baik, maka zakat akan dapat
dipergunakan sebagai sumber dana yang potensial yang berasal dari masyarakat
sendiri dan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
Pengelola zakat ini akan optimal apabila dapat dilakukan secara bersama-sama
antara pemerintah, masyarakat dan lembaga pengelola zakat.
10

3. Pengertian Perekonomian
Perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun
organisasi di Negara tersebut. Selain itu, menurut KBBI ilmu ekonomi juga
berkaitan dengan perekonomian negara. Maksud dari perekonomian disini yaitu
segala aturan atau tata cara dalam berekonomi (perindustrian dan perdagangan).
Ilmu ekonomi juga berurusan dengan keuangan rumah tangga yang berarti
organisasi atau negara.
Menurut Abraham Maslow mengatakan bahwa ekonomi ialah suatu ilmu
yang dapat menyelesaikan seluruh permasalahan manusia dalam kehidupan
melalui pengelolaan sumber daya yang tersedia. Penhelolaan yang dimaksud
disini menggunakan teori dan prinsip menempuh jalan yang efektif dan efisien.
Menurut Anwal menyatakan bahwa ekonomi adalah suatu cabang ilmu
yang mempelajari tenang cara menentukan keputusan yang efisien dalam
penggunakan sumber daya yang tersedia sehingga kebutuhan dan tujuan dari
Negara, masyarakat maupun individu tercapai.

4. Zakat dalam Peningkatan Perekonomian


Zakat adalah suatu kewajiban bagi umat islam yang telah ditetapkan dalam
Al-Qur’an, sunnah Nabi dan ijma’ para ulama. Zakat merupakan salah satu rukun
islam yang selalu disebutkan sejajar dengan shalat. Inilah yang menunjukkan
betapa pentingnya zakat sebagai salah satu rukun islam.
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan bentuk kata dasar
(masdar) dan zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. Sedangkan
menurut istilah zakat berarti kewajiban seorang muslim untuk mengeluarkan nilai
bersih dari kekayaan yang tidak melebihi satu nisab, diberikan kepada mustahik
dengan beberapa syarat yang telah ditentukan.
Dari segi istilah fiqih, zakat berarti sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan Allah yang diserahkan kepada orang-orang yang berhak. Mazhab
Hanafi mendefinisikan zakat dengan menjadikan sebagian harta yang khusus dari
harta yang sebagian milik orang yang khusus yang ditentukan oleh syariat karena
11

Allah. Menurut Mazhab Syafi’i zakat adalah sebuah ungkapan keluarnya harta
atau tubuh sesuai dengan cara khusus. Sedangkan menurut mazhab Hanbali zakat
ialah hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang
khusus pula, yaitu kelompok yang diisyaratkan dalam Alquran. Para pemikir
ekonomi Islam kontemporer mendefinisikan zakat sebagai harta yang telah
ditetapkan oleh pemerintah atau pejabat yang berwenang, kepada masyarakat
umum atau individu yang bersifat mengikat dan final, tanpa mendapat imbalan
tertentu yang dilakukan oleh pemerintah sesuai dengan kemampuan pemilik harta,
yang dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan delapan golongan yang telah
ditentukan oleh Alquran, serta untuk memenuhi tuntutan politik bagi keuangan
islam.
Dasar hukum zakat terdapat dalam Al-Quran dalam surah Al-Baqarah ayat
110:
‫اوميقأو ة لصال اوتآو ةاكزال امو اومدقت مكسفن ل نم ريخ هودجت دنع ال ل نإ ال ل امب نولمعت ريصب‬
Artinya:
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan kebaikan apa saja yang
kamu usahakan bagi dirimu tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.”
Menurut Tafsir Al-Mukhtashar: Allah memerintahkan orang- orang yang
beriman untuk mendirikan shalat pada waktunya dan memenuhi rukun-rukunnya
dan membayar zakat kepada orang yang berhak menerimanya. Dan segala
kebaikan yang mereka lakukan akan mereka lihat balasannya dari Allah di akhirat.
Tidak ada amalan mereka yang bersembunyi dari Allah dan dia akan membalas
amalan itu.
Zakat dalam sistem ekonomi Islam memiliki fungsi utama dalam
pendistribusian harta kekayaan. Artinya, harta seseorang dari kalangan yang
mampu diberikan kepada mereka yang kurang mampu untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Selain itu zakat juga mampu memelihara keberlangsungan
perekonomian masyarakat bila dikelola dengan baik. Dengan begitu zakat bisa
meminimalisir angka kemiskinan dan mengurangi kesenjangan antara golongan
kaya dan miskin.
12

Meningkatkan adalah sebuah cara yang dilakukan untuk mendapatkan


keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik. Sedangkan ekonomi
merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa.
Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang
berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos) yang berarti "peraturan,
aturan, hukum". Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah
tangga" atau "manajemen rumah tangga.
Muchtar Efendy mengemukakan ada dua alternatif dalam upaya
pemberdayaan zakat, yaitu:
1. Pendekatan Parsial berarti forming only apart, not complit atau sebagian
tidak menyeluruh. Pendekatan semacam ini merupakan pertolongan yang
dilakukan secara langsung dan bersifat insedential, dengan cara ini
pendistribusian zakat lebih berbentuk konsumtif, variatif dan
hanyatempory relief (peringanan bebas sesaat). Dalam konteks
kesejahteraan sosial, pendekatan semacam ini disebut juga pendekatan
tradisional. Dengan pendekatan ini dampak pendistribusian zakat ada dua
cara, ialah:
a. Konsumtif Tradisional
Dalam hal ini zakat hanya dapat dimanfaatkan oleh mustahik
secara langsung, bentuk seperti ini tepatnya diberikan kepada mereka yang
benar-benar tidak mampu untuk berusaha dalam mencari rezeki
disebabkan karena contohnya sudah lemah insannya atau ada halangan
lain yang dapat diterima oleh akal.
b. Konsumtif Kreatif
Dalam hal ini mustahik dapat mengembangkan dan memanfaatkan
zakat dengan baik, misalnya membeli peralatan sekolah, beasiswa dan
lain-lain. Dalam bentuk ini lebih sesuaidiberikan untuk mereka yang
benar-benar kekurangan akan tetapi mempunyai potensi untuk
mengembangkan dirinya.
13

2. Pendekatan struktural atau yang biasa disebu tdengan institusional atau


produktif yakni cara pendistribusian zakat secara kontiniu atau pendekatan
yang lebih cenderung kearah usaha pengadaan atau perubahan secara
terencana. Dengan pendekatan ini, masalah kemiskinan bisa teratasi secara
perlahan dikarenakan para mustahik menggunakan dana zakat yang
diterima untuk mengembangkan usaha atau membuka usaha demi
kelangsungan masa depan mereka. Melalui pendekatan structural ini
pendistribusian zakat ada dua cara,yaitu:
a. Produktif Tradisional
Yaitu zakat dapat diberikan dalam bentuk barang yang produktif
seperti kambing, kerbau,mesin jahit, alat pertukangan dan sebagainya.
Bentuk zakat ini lebih sesuai jika diberikan kepada mereka yang tergolong
mustahik yang mampu dan kuat berusaha.
b. Produktif Kreatif
Zakat berwujud dalam bentuk permodalan baik untuk membangun
proyek sosial atau untuk menambah modal bagi pedagang kecil.

5. Pengertian Mustahik
Mustahik adalah orang berhak menerima zakat. Ketentuan tentang siapa
saja yang berhal menerima zakat telah diatur dengan jelas dalam QS At-
Taubah{9}:60.
"sesungguhnya zakat itu hanyala huntuk orang-orang fakir, orang
miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk
(memerdekakan) hamba sahaya, untu (membebaskan) orang yang
berutang, untuk kepentingan dijalan Allah, dan untuk orang yang
sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha
Mengetahui, Maha bijaksana."

Adapun penjelasan adalah sebagai berikut:


a) Fakir
14

Ialah orang-orang yang memiliki harta namun sangat sedikit. Orang-orang


ini tak memiliki penghasilan sehingga jarang bisa memenuhi kebutuhan
sehari-hari dengan baik.
b) Miskin
Di atas fakir, ada orang-orang yang disebut miskin. Mereka adalah orang-
orang yang memiliki harta namun juga sangat sedikit. Penghasilannya
sehari-hari hanya cukup untuk memenuhi makan, minum dan tak lebih dari
itu.
c) Amil
Mereka adalah orang-orang yang mengurus zakat mulai dari penerimaan
zakat hingga menyalurkannya kepada orang yang membutuhkan.
d) Mu'allaf
Orang yang baru masuk Islam atau mu'allaf juga menjadi golongan yang
berhak menerima zakat. Ini bertujuan agar orang-orang semakin mantap
meyakini Islam sebagai agamanya, Allah sebagai tuhan dan Muhammad
sebagai rasulNya.
e) Fi Sabilillah
Yang dimaksud dengan sabilillah adalah segala sesuatu yang bertujuan
untuk kepentingan di jalan Allah. Misal, pengembang pendidikan, dakwah,
kesehatan, panti asuhan, madrasah diniyah dan masih banyak lagi.
f) Ibnu Sabil
Ibnu Sabil disebut juga sebagai musaffir atau orang-orang yang sedang
melakukan perjalanan jauh termasuk pekerja dan pelajar di tanah
perantauan.

B. Hasil Penelitian yang Relavan


1. Tabel 1 Hasil Penelitian Yang Relevan
No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian
.
1. Dhea Tri Anggun Peranan Badan Amil peran baznas
Utami Zakat Nasional sangat penting bagi
15

Jurnal Ilmiah (BAZNAS) Dalam kehidupan masyarakat


Universitas Brawijaya Meningkatkan karena dapat membantu
Malang Perekonomian dan juga mengurangi
Tahun 2021 Mustahik (Studi Kasus beban hidup masyarakat
Pada BAZNAS Kota yang kurang mampu
Sibolga) yang ada di Kota
Sibolga. Melalui pola
pemberdayaan seperti
itu, zakat orang yang
kaya dapat terus
dikembangkan atau
digulirkan kepada
mustahiq yang
memperoleh
keterampilan dan modal
tersebut diharapkan
dapat mengembangkan
usahanya agae
perokonomiannya
menjadi semakin
meningkat sehingga
lambat laun predikat
mustahiq akan berubah
menjadi muzakki.
2. Putri Balqis Peran BAZNAS BAZNAS cukup
Dalimunthe Dalam Meningkatkan berperan dalam
Skripsi Kesejahteraan meningkatkan
Universitas Islam Masyarakat Melalui kesejahteraan hidup
Negeri Sumatera Utara Zakat Produktif Di dikarenakan adanya
Medan Kabupaten Labuhan bantuan
Tahun 2020 Batu zakat dari BAZNAS
16

yang bisa dijadikan


sebagai modal usaha
untuk
meningkatkan
perekonomian dalam
keluarga penerima zakat
di Kabupaten
Labuhan Batu
3. Heri Iswandi, Suhardi Peranan Baznas Kota Hasil penelitian
Jurnal : Dirasat Makassar dalam menunjukkan bahwa
ilmiah : Jurnal Kajian Pengentasan strategi komunikasi
Keislaman Kemiskinan : Studi yang dilakukan oleh
pada Kecamatan Baznas Kota Makassar
Universitas Islam Tamalanrea Kota yaitu komunikasi
Maksaar Makassar persuasive dan
komunikasi kelompok,
Tahun 2020 dengan melakukan
sistem pendekatan
secara kekeluargaan dan
kemudian membentuk
sebuah kelompok untuk
memudahkan dalam
mensosialisasikan
program yang akan
dilaksanakan, kemudian
strategi penerimanya
dan penyalur dana
zakat.
4. Khoirunnisa Pulungan Peranan Baznas Baznas sangat berperan
Skripsi Dalam Menanggulangi dalam menanggulangi
Institut Agama islam Kemiskinan di kemiskinan dilihat dari
17

Negeri Kabupaten Tapanuli zakat produktif maupun


Padangsidimpuan Selatan konsumtif. Untuk zakat
kansumtif Baznas
Tahun 2022 Kabupaten Tapanuli
Selatan
Mendistribusikan
zakatnya empat kali
setahun sedangkan
untuk produktifnya dari
yang tidak memiliki
usaha sekarang
memiliki usaha bahkan
dari yang mustahiq
(yang berhak menerima
zakat) sekarang menjadi
muzakki (orang yang
membayar zakat). Itu
artinya Baznas
Kabupaten Tapanuli
Selatan berhasil
menjalankan peran
maupun tugas yang
diberikan kepada
mereka.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan jenis
penelitian kualitatif yang artinya penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
memahami secara komperhensif fenomena yang dialami oleh objek, misalnya
tingkah laku, cara pandang, motivasi dan sebagainya secara menyeluruh dan
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu kejadian-kejadian khusus yang
alamiah. Artinya metode dalam penelitian ini tidak menggunakan angka.
Penelitian kualitatif ialah suatu jenis penelitian ilmiah yang bertujuan
untuk mengkaji tentang pemberdayaan ekonomi mustahik yang dilakukan oleh
lembaga amil zakat dalam membangun ekonomi islam. Jenis penelitian ini bisa
disebut penelitian empiris, yaitu data yang diperoleh berasal dari fenomena
langsung di lapangan melalui investigasi langsung pada informan.

penelitian sosiologis adalah penelitian dalam bentuk penelitian empiris


untuk menemukan teori-teori mengenai proses hukum yang terjadi dan beroprasi
di masyarakat. Bisa juga disebut dengan penelitian lapangan (field research)
yang bertujuan untuk mempelajari secara mendalam konteks situasi saat ini dan
interaksi lingkungan dari unit sosial, (seperti: komunitas ataupun suatu lembaga).
Informasi yang dikumpulkan oleh peneliti berasal dari percakapan dan wawancara
langsung kepada para
Penelitian kualitatif ini dilakukan untuk mengetahui keadaan yang terjadi
sebenarnya di BAZNAS dalam meningkatkan Perekonomian Mustahik di
Kabupaten Jeneponto. Maka dalam hal ini peneliti berupaya menggambarkan
kenyataan yang ada di lapangan melalui pengamatan maupun wawancara secara
apa adanya jelas dengan permasalahan yang diteliti serta peneliti akan menarik
kesimpulan.

18
19

2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu
pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis
atau pernyataan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif
bersifat deskriptif adalah data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar bukan
angka. Kalaupun ada angka sifatnya hanya sebagai penunjang. Data yang
diperoleh meliputi transkrip wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi
dan lainnya.
Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,
tata cara yang berlaku dalam masyarakat dan situasi-situasinya, termasuk tentang
hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-
proses yang sedang berlangsung dan pengaruhnya dari suatu fenomena.

B. Defenisi Operasional
Agar tidak keliru dalam memahami maksud yang terkandung dalam judul
skripsi, maka penulis perlu memberikan pengertian terhadap berbagai istilah yang
terdapat dalam skripsi ini yaitu:
1. Peran
Peran merupakan pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang yang sesuai
dengan kedudukan atau jabatannya. Peran menentukan apa yang harus dilakukan
seseorang untuk masyarakat serta kesempatan apa yang dapat diberikan
masyarakat kepadanya.
2. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan satu-satunya badan
resmi yang dibentuk untuk mengelola dan menyalurkan zakat, infaq maupun
sedekah dalam lingkup nasional yang diakui negara.
3. Meningkatkan
Meningkatkan adalah suatu proses atau tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan sesuatu, baik secara kualitas maupun kuantitas. Meningkatkan
dapat dilakukan pada berbagai hal, seperti prestasi, kinerja, produktivitas, dan
lain-lain.
20

4. Perekonomian
Perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun
organisasi di negara tersebut.
Menurut Abraham Maslow mengatakan bahwa ekonomi ialah suatu ilmu
yang dapat menyelesaikan seluruh permasalahan manusia dalam kehidupan
melalui pengelolaan sumber daya yang tersedia. Penhelolaan yang dimaksud
disini menggunakan teori dan prinsip menempuh jalan yang efektif dan efisien.
Menurut Anwal menyatakan bahwa ekonomi adalah suatu cabang ilmu
yang mempelajari tenang cara menentukan keputusan yang efisien dalam
penggunakan sumber daya yang tersedia sehingga kebutuhan dan tujuan dari
Negara, masyarakat maupun individu tercapai
5. Mustahik
Mustahik adalah orang berhak menerima zakat. Ketentua tentang siapa
saja yang berhal menerima zakat telah diatue dengan jelas dalam QS At-Taubah
{9}:60.
"sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil
zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya,
untu (membebaskan) orang yang berutang, untuk kepentingan dijalan Allah, dan
untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah
Maha Mengetahui, Mahabijaksana."

C. Tempat dan Waktu Penelitian


Setelah peneliti memutuskan dan telah melakukan penjajakan lapangan,
maka penulis mempertimbangkan informasi-informasi faktual sebelumnya.
Penulis telah memperoleh gambaran mengenai kesesuaian masalah yang diteliti
dengan kenyataan yang ada. Hal ini penulis hubungkan dengan pendapat Bog dan
yang membagi model pentahapan sebuah penulisan kualitatif kepada tiga hal
yaitu :
1. Pra lapangan
2. Kegiatan lapangan
21

3. Analisis intensif

Atas dasar inilah maka penulis akan meneliti untuk mengetahui


Peran Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Dalam Meningkatkan perekonomian
Mustahik di Kabupaten Jeneponto.
Berdasarkan dengan hal tersebut, maka yang menjadi alasan pemilihan
lokasi penelitian ini dipertimbangkan yaitu :
1) Kabupaten Jeneponto, sangat strategis bila dibandingkan dengan lokasi lain.
Kemudian jarak antara tempat tinggal peneliti dengan lokasi penelitian dapat
dijangkau.
2) Kabupaten Jeneponto juga merupakan kabupaten besar yang sehingga
menjadikan penelitian ini menarik untuk diteliti
Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu kurang lebih 3 bulan.
Penelitian ini dilakukan secara bertahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan
penyelesaian.

D. Subjek dan Objek Penelitian


1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang
memiliki data mengenai hal-hal yang diteliti. Dalam penelitian survei sosial,
subjek penelitian ini adalah manusia. Subjek penelitian, pada dasarnya adalah
yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Subjek penelitian ini akan digali
langsung dari pihak-pihak yang terkait dan data - data dari instansi yang terkait
dengan penelitian ini. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah BAZNAS itu
sendiri dan Mustahiq (orang-orang yang berhak menerima zakat) di Kabupaten
Jeneponto.
2. Objek Penelitian
Obyek penelitian adalah sasaran yang akan diteliti. Yang menjadi
sasaran dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana Peran Badan Amil Zakat
(Baznas) Dalam Meningkatkan Perekonomian Di Kabupaten Jeneponto. sampai
saat ini, Sejauh mana produktivitas pengelolaan zakat di Kabupaten Jeneponto
selaras dengan konsep diwajibkannya zakat dalam Islam.
22

E. Teknik Pengumpulan Data


Didasari oleh data-data yang digunakan untuk penelitian ini, peneliti akan
menggunakan metode campuran antara content analysis (kajian isi) observasi dan
wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan masalah perzakatan. Pihak
tersebut adalah BAZNAS Kabupaten Jeneponto sebagai representatif badan amil
zakat nasional, muzakki, mustahik dan wawancara bersama informan serta
akademisi yang telah ditentukan. Metode campuran ini digunakan untuk menggali
informasi terkait dengan peranan baznas terhadap sikap mengatasi kemiskinan di
Kabupaten Jenponto.
Olehnya itu, data yang diperlukan dalam penelitian ini akan dikumpulkan
melalui 4 cara, yaitu:
1. Observasi, dimana dilakukan untuk memperoleh gambaran yang bersifat
umum dan relatif menyeluruh, tentang apa yang tercakup di dalam rumusan
masalah masalah yang akan diteliti. Observasi ini dilakukan di kantor
BAZNAS Kabupaten Jeneponto.
2. Wawancara (interview), dimana pada tahap ini akan dilaksanakan wawancara
baik dengan cara terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara yang
dilakukan dengan menetapkan sendiri masalah yang akan menjadi bahan
pertanyaan atau wawancara yang pertanyaan- pertanyaan berkembang sendiri
saat kegiatan wawancara berlangsung.
3. Dokumentasi, yaitu tahapan yang akan mendokumentasikan berbagai hal
dalam penelitian untuk dapat lebih kredibel. Dokumentasi merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan,
kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup,
sketsa dan lainlain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni,
yang dapat berupa gambar, film, dan lain-lain.
F. Keabsahan Data
Untuk menguji keabsahan data yang didapat sehingga benar-benar sesuai
23

dengan tujuan dan maksud penelitian, maka peneliti menggunakan teknik


triangulasi. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding data tersebut.
Adapun triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi dengan sumber dan metode, yang berarti membandingkan dan
mengecek derajat balik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai
dengan jalan sebagai berikut:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membendingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang seperti orang yang berpendidikan lebih tinggi atau ahli
dalam bidang yang sedang diteliti.

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu
pada konsep interactive model, yaitu konsep yang mengklasifikasikan analisis
data dalam tiga langkah, yaitu :
1. Reduksi data (Data Reduction ) Reduksi data yaitu suatu proses pemilahan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi
data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
2. Penyajian data ( Display Data ) Data ini tersusun sedemikian rupa sehingga
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Adapun bentuk yang lazim digunakan pada data kualitatif terdahulu
adalah dalam bentuk teks naratif.
3. Penarikan kesimpulan ( Verifikasi ) Dalam penelitian ini akan diungkap
mengenai makna dari data yang dikumpulkan. Dari data tersebut akan
diperoleh kesimpulan yang tentatif, kabur, kaku dan meragukan, sehingga
kesimpulan tersebut perlu diverifikasi. Verifikasi dilakukan dengan melihat
24

kembali reduksi data maupun display data sehingga kesimpulan yang diambil
tidak menyimpang.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS), Data Kemiskinan Di Kabupaten Jeneponto, Artikel.


Diakses tanggal 1 November 2023, dari
https://jenepontokab.bps.go.id./subject/23/kemiskinan.html, Maret 202.
Badan Pengawas Keuangan Dan Pembangunan (BPKP), Rakor Penanganan
Kemiskinan, Perbaikan DTKS oleh Daerah yang Belum Optimal, Artikel.
Diakses tanggal 1 November 2023, dari
https://www.bpkp.go.id/berita/readunit/32/37325/95Dihadiri-BPKP
Inspektorat-Sulsel-Selenggarakan-Larwasda, Agustus 202.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Zakat Mendorong Kesejahteraan
Masyarakat Indonesia, Artikel. Diakses tanggal 1 November 2023, dari

https://baznas.go.id/news-show/Zakat_Mendorong_Kesejahteraan_Masyar
akat_Indonesia/348?back=https://baznas.go.id/news-all, Agustus 2019.
Heri Iswandi, Perana BAZNAS Kota Makassar Dalam Pengentasan Kemiskinan
(Studi Pada Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar), Universitas Islam
Makassar, 2020.
Khoirunnisa P, Peran BAZNAS dalam Menanggulangi Kemiskinan di Kabupaten
Tapanuli Selatan, Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, 2022
Putri Balqis D, Peran BAZNAS Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Melalui Zakat Produktif di Kabupaten Labuhan Batu, Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara Medan, 2020.
QS. At-Taubah {9}:60.
QS. Al-Baqarah ayat 110.
STIEM PASIM, Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli, Artikel. Diakses 1
November 2023, dari https://www.stiepasim.ac.id/pengertian-ilmu-
ekonomi-menurut-para-ahli/, Maret 2020
Utami Dhea T, Peranan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dalam
Meningkatkan Perekonomian Mustahik (Studi Kasus pada Baznas Kota
Sibolga), Universitas Brawijaya, 2021.

25

Anda mungkin juga menyukai