Anda di halaman 1dari 101

PERAN BANK SYARIAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN

USAHA KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PADA MASA PENDEMI


COVID-19

(Studi Kasus pada PT BPRS Haji Miskin Pandai Sikek)

SKRIPSI

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Prodi Perbankan Syariah

Oleh

Sonya Pratiwi

Nim 3317.342

JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2021

1
KATA PENGANTAR

ِ‫االرحْ َمنِلل ِه‬


َّ ‫الر ِحي ِْم‬
َّ ‫ْــــــــــــــــــم‬
ِِ ‫بِس‬

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis. Shalawat dan salam penulis kirimkan

kepada contoh tauladan seluruh umat manusia, nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran Bank

Syariah Dalam Meningkatkan Pendapatan UMKM di masa Pandemi Covid-19

(Studi Kasus BPRS Haji Miskin Pandai Sikek Tanah Datar)”. Skripsi ini disusun

dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittingi. Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai

pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu, dengan segala keridhaan hati

penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua, Ayahanda EE Sugianto

dan Ibunda Ratna Wati atas segala pengorbanan yang tak terhingga dan tak ternilai,

segala doa dan usaha serta kerja keras demi menjadikan anakmu ini sebagai anak

yang bisa membanggakan, atas segala motivasi dan dorongannya yang menjadikan

ananda sebagai anak yang lebih kuat yang nantinya akan selalu menjadi anak yang

berbakti yang ibu harapkan juga yang telah memberikan cinta dan kasih sayang yang

tak pernah henti, yang menjadi panutan bagi penulis. Kemudian untuk adik penulis

Mutiara Rahmadani dan Adimas Kurnia Putra, kakak, abang, paman, dan bibi

dan semuanya yang turut ikut mendoakan kesuksesan penulis. Penulisan skripsi ini

2
tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini yaitu kepada :

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi.

2. Bapak Dr. Iiz Izmuddin, M.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam.

3. Ibu Sandra Dewi, SE,. MM selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah yang

telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk menuntut ilmu di IAIN

Bukittinggi.

4. Bapak Gusril Basir, SH, M. Hum selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktu dan menyumbangkan buah pikiran untuk memberikan arahan dan

bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Beni Firdaus, SHI, MA selaku Pembimbing Akademik (PA) yang telah

memberikan nasehatnya demi kelancaran proses belajar penulis.

6. Bapak Hendri Jamal selaku Pimpinan BPRS Haji Miskin Pandai Sikek Tanah

Datar, dan kakak Ezia Rahman sebagai Staff Bagian Umum Pada BPRS Haji

Miskin Pandai Sikek Tanah Datar, terimakasih telah membantu penulis

dengan memberikan informasi pada penelitian yang penulis lakukan.

Sehingga mendapatkan data dan semua keperluan penulis mengenai masalah

yang penulis teliti.

3
7. Rekan-rekan Program Studi S1 Perbankan Syariah terkhusus lokal PS I

dan sahabat seperjuangan saya, Dyna Indriani, Novita anggi, Pebria Ningsih,

Septia Wahyuni, Mega Jelita, Nidya Pertisia, dan teman- teman yang lain

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah ,memberikan semangat

dan ikut mendoakan kelancaran dalam penulisan skripsi ini.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Penulis

berdo’a dan berharap kepada Allah SWT semoga amal dan kebaikan kita semua

diridhai oleh Allah SWT dan bernilai ibadah di hadapanNya. Dalam penulisan skripsi

ini penulis menyadari bahwa di dalamnya masih belum terlepas dari kekurangan dan

kesalahan, baik dari segi penulisan maupun penyampaiannya. Untuk itu, penulis

sangat menghargai kritik dan saran yang konstruktif dari segenap pembaca untuk

lebih sempurnanya skripsi ini. Atas kritik dan saran yang disampaikan, penulis

ucapkan terimakasih.

Bukittinggi,16 Juli 2020


Penulis,

Sonya Pratiwi
(3317.342)

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ....................

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................

KATA PENGANTAR .......................................................

ABSTRAK.........................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................

DAFTAR TABEL .............................................................

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .........................................

B. Identifikasi Masalah ...............................................

C. Batasan Masalah .....................................................

D. Rumusan Masalah ..................................................

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................

F. Penjelasan Judul .....................................................

5
G. Sistematika Penulisan .............................................

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori Bank .............................................................

1. Pengertian Peran Bank Syariah .........................

2. Fungsi dan Peran Bank Syariah ........................

3. Tujuan Bank .....................................................

4. Landasan Hukum Perbankan Syariah ................

5. Peraturan Bank Indonesia

Mengenai Perbankan Syariah ............................

6. Produk – Produk Bank Syariah ..........................

B. Pendapatan .............................................................

1. Pengertian Pendapatan ......................................

2. Karateristik Pendapatan ....................................

C. UMKM ..................................................................

1. Pengetiam UMKM ...........................................

2. Kriteria UMKM ................................................

3. Klasifikasi UMKM ...........................................

4. Peranan UMKM ...............................................

D. Covid-19 ................................................................

E. Kajian Terdahulu ....................................................

BAB III METODE PENELITIAN

6
A. Jenis Penelitian .......................................................

1. Jenis Penelitian .................................................

2. Sumber Data .....................................................

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................

C. Informan Penelitian ................................................

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................

1. Wawancara .......................................................

2. Dokumentasi ....................................................

E. Teknik Analisis Data ..............................................

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum BPRS

Haji Miskin Pandai Sikek .......................................

1. Sejarah BPRS Haji Miskin Pandai Sikek ..........

2. Visi dan Misi BPRS Haji Miskin Pandai Sikek .

3. Tujuan di kembangkannya BPRS Syariah .........

4. Kegiatan Usaha BPR Syariah.............................

5. Fungsi BPR Syariah ..........................................

6. Produk – Produk BPRS Haji Miskin .................

7. Persyaratan Pengajuan Pembiayaan ...................

8. Produk Jasa layanan Lainnya ............................

9. Manajemen/ Struktur Organisasi ........................

7
B. Peran BPRS Haji Miskin Pandai Sikek dalam Meningkatkan Pendapatan

UMKM di masa Pandemi Covid-19 ........................

1. Peran BPRS Hal Pemberian

Pembiayaan terhadap Pelaku UMKM ...............

C. Analisis Prinsip 5C di BPRS Haji

Miskin Pandai Sikek ...............................................

1. Character (Karakter) .........................................

2. Capacity ( Kapasitas/Keuangan) .......................

3. Capital (Modal) ................................................

4. Collateral (Jaminan/Agunan) ............................

5. Conditions Of Economy

(Kondisi Ekonomi Nasabah) ..............................

D. Produk Produk BPRS Haji Miskin

yang diberikan Kepada Pelaku UMKM .................

1. Produk Pembiayaan ...........................................

2. Produk Pendanaan ............................................

E. Strategi BPRS Dalam Mengendalikan Dampak Covid-19 Terhadap

Jalannya Usaha Bank dan Pelaku UMKM ..............

1. Selektif dalam memberikan pembiayaan ............

2. Melalukan survey terhadap nasabah

yang telah diberikan pembiayaan ......................

8
F. Analisis Proses Manajemen Risiko Pembiayaan pada BPRS Haji Miskin

Pandai Sikek ...........................................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................

B. Saran ......................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

9
ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Peran Bank Syariah Dalam Meningkatkan


Pendapatan UMKM di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus BPRS Haji
Miskin Pandai Sikek Tanah Datar)”. Penelitian ini disusun oleh Sonya Pratiwi
Nim 3317342, Program Studi S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnin
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
Latar belakang penulis melakukan penelitian ini adalah dengan adanya
pandemic covid-19 yang telah beredar di Indonesia sejak awal 2020, banyak dari
masyarakat yang terkena dampaknya salah satunya pelaku UMKM, banyak dari
pelaku UMKM yang terkena dampak covid-19 tersebut, seperti penurunan
pendapatan, bahan baku semakin naik, sulitnya UMKM memasarkan peroduknya,
banyaknya pesaing lain. Maka dengan itu perlu adanya dukungan atau bantuan dari
pemerintah ataupun pihak lembaga keuangan syariah khuhusnya Bank syariah, bank
perlu memberikan bantuan kepada pelaku UMKM dengan memberikan pembiayaan
terhadap UMKM tersebut.
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan
kualitatif deskriptif yaitu dari hasil wawancara, dokumentasi yang penulis peroleh,
penulis mencoba mendeskripsikan, menggambarkan, menguraikan dan menelaah
bagaimana peran bank syariah dalam meningkatkan pendapatan UMKM di masa
pandemi covid-19 dalam kalimat yang teratur, namun logis, dan efektif, sehingga
memudahkan pemahaman dan interprestasi data.
Berdasarkan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa peran bank syariah
dalam meningkatkan pendapatan UMKM dimasa pandemi covid-19 yaitu dengan
memberikan pembiayaan kepada pelaku UMKM, bank memberikan pembiayaan
kepada UMKM harus bisa secara selektif memilih usaha yang paling kecil terkena
dampak covid-19. Dengan itu perlu adanya peran BPRS dalam memberikan
pembiayaan terhadap pelaku UMKM yang terkena dampak tersebut bisa
memperbaiki perkembangan usaha pelaku UMKM di tengah pandemi ini.

10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan Ekonomi suatu Negara memerlukan pola peraturan

dalam mengolah sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan

terpadu serta dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mengatur semua sumber-sumber ekonomi dari berbagai sector

diperlukan suatu lembaga keuangan yang mengatur dan menghubungkan

semua pelaku ekonomi dalam lalu lintas keuagan. Kegiatan utama lembaga

perbankan, baik bank konvensional ataupun bank syariah adalah menghimpun

dan menyalurkan dana dalam bentuk kredit atau pembiayaan kepada

masyarakat yang memerlukan dana, baik untuk investasi, modal kerja,

maupun konsumsi. 1

Bank syariah adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada masyarakat

dalam bentuk pembiayaan dan bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat. Menurut UU No. 21 tahun 2008 pasal 1 ayat (1) tentang

perbankan syariah, bahwa bank syariah adalah bank syariah menjalankan

kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Perbankan syariah adalah

segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah,

1
Karmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pres,2014), hal.23

11
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara proses dalam melaksankan

kegiatan usahanya.2

Sistem perbankan di Indonesia diatur dalam UU No. 7 Tahun 1992 (di

ubah dengan Undang- Undang No. 10 tahun 1998) tentang perbankan dan

undang-undang tersebut telah diikuti dengan ketentuan pelaksanaan dalam

beberapa surat keputusan direksi Bank Indonesia tanggal 12 Mei 1999 yaitu

tentang bank Umum, Bank Umum berdasarkan prinsip syariah, Bank

Perkreditan rakyat, dan bank Perkreditan rakyat berdasarkan syariah.

Adanya bank syariah diharapkan dapat memberikan sumbangan

terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat seperti memberikan pembiayaan-

pembiayaan yang di keluarkan atau diberikan oleh bank syariah. Keadaan

bank syariah pada masa sekarang ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi seluruh masyarakat. Salah satu bentuk pertanggung jawaban social bank

syariah adalah memberikan pembiayaan terhadap UMKM. Mengingat

UMKM ini merupakan cerminan dari perekonomian rakyat. Permasalahan

terkait UMKM ini seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, khususnya

bagi pihak Lembaga Keuangan seperti Perbankan dan Lembaga Keuangan

non Bank.

Usaha Mikro Kecil Menenegah (UMKM) merupakan usaha yang perlu

mendapat perhatian, karena UMKM merupakan usaha yang terbukti

2
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Hal, 50

12
menyediakan lapangan pekerjaan di saat persaingan mendapatkan pekerjaan

di sector formal sangat ketat. Sector UMKM memberikan dampak yang baik

bagi kemandirian suatu bangsa untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan

sendiri sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.

UMKM sendiri juga memiliki jumlah yang sangat banyak dan

beragam yang ada di seluruh Indonesia ini. Pada dasarnya sendiri UMKM

juga memiliki peran dan mampu memberikan kontribusi terhadap

perekonomian di Indonesia. UMKM memiliki peluang yang besar untuk

mendapatkan kredit untuk tambahan modal usaha. Hingga saat ini banyak

program yang diberikan oleh pemerintah maupun oleh perbankan untuk

penambahan modal bagi para usaha UMKM. 3 Sebelum datangnya Covid -19

UMKM berkembang dengan pesat, maka banyak dari pelaku UMKM yang

bisa membuka cabang usaha baru, pendapatan yang semakin meningkat,

dengan adanya UMKM bisa membuka peluang pekerjaan bagi pengangguran.

Sector Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah

satu sector ekonomi yang paling tertekan di masa pendemi Covid-19, menurut

Menteri Keuangan Sektor UMKM terpukul yang paling depan karena tidak

adanya kegiatan masyarakat (www.republikka.co.id) berdasarkan data dari

kementerian Koperasi dan UMKM (Komenkop UKM) setidaknya terdapat

3
Tisya Khalda Salsabilla, Jurnal, Peran Perbankan Terhadap Pembiayaan UMKM Pada masa
Pendemi Covid-19 di Rumah Nusantara Café DS Plosokandang, kec Kedungwaru, Kab. Tulungagung,
diakses pada Senin 7 Desember 2020, Pukul 11,08

13
949 laporan dari pelaku koperasi serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) yang terkena dampak pendemi Covid-19 (Kompas, 27 maret

2020).4 Permasalahan mendasar yang sering terjadi dan menjadi tantangan

pelaku UMKM sebagai berikut: sumber daya manusia memiliki ilmu

pengetahuan dan keterampilan terbatas serta dalam mengembangkan usaha

terhambat, permasalahan permodalan, sarana prasarana yang kurang

terpenuhi, kurangnya akses pemasaran. Tantangan yang harus dihadapi pelaku

UMKM di masa pendemi Covid-19 saat ini yaitu semakin melemahnya

penjualan dan penyebabkan krisis pendapatan. Pandemi Covid-19

menimbulkan ancaman kehilangan pendapatan rumah tangga, tidak dapat

bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup minimalnya. Maka dari itu perlu

adanya peran bank syariah dalam meningkatkan pendapatan UMKM pada

Masa Pandemi Covid-19.

4
Yuninda Rara Yekti Nugrahana, Irham Zaki, Jurnal, “Peran Bank Wakaf Mikro Di masa Pandemi
Covid-19”(Departemen Ekonomi Syariah,Universitas Airlangga, 2020)

14
Tabel 1.1

Data Pendapatan Usaha Tahu dan Tempe terhitung dari tahun 2017-

2019 adalah sebagai berikut :

Tahun Pendapatan

2017 Rp. 345.635.000

2018 Rp 357.890.000

2019 Rp. 319.789.000

Berdasarkan table 1.1 terlihat jumlah pendapatan usaha tahu dan

tempe pada tahun 2017 berjumlah Rp 345.635.000, namun pada tahun 2019

terjadinya peningkatan jumlah pendapatan berjumlah Rp 357.890.000,

sedangkan pada tahun 2019 jumlah pendapatan pelaku usaha tahu dan tempe

kembali mengalami penurunan berjumlah Rp 319.789.000, dibandingkan

tahun sebelumnya.

Namun dalam perkembangannya UMKM memiliki beberapa kendala

yang dihadapi, salah satu kendala yang dihadapi adalah masalah permodalan .

ada beberapa UMKM yang sulit berkembang karena kekurangan modal. Bila

hal ini tidak diatasi maka berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat.

Seperti yang kita ketahui masyarakat di Bukittinggi umumnya mayoritas

pedagang. Dengan adanya virus Covid-19, banyak dari pedagang yang ada

dibukittinggi terkena dampaknya, seperti terjadinya penurunan penjualan,

15
Sejak terjadinya pendemi Covid-19 berdampak pada juga pada daya beli

masyarakat yang semakin menurun. Maka dari itu terjadinya penurunan

pendapatan UMKM. Permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM yaitu

sulitnya mendapatkan bahan baku, pelaku UMKM sulit mendapatkan bahan

baku karena kegiatan impor yang semakin dibatasi, dengan semakin

dibatasinya bahan baku tersebut maka harga jual produk semakin naik pula.

Dengan permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UMKM, maka perlu adanya

kebijakan dari lembaga keuangan khusunya perbankan syariah untuk bisa

membantu pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya kembali. Karena

dengan tidak adanya pembiayaan yang diberikan oleh pihak BPRS kepada

UMKM ,maka berpengaruh juga terhadap bagi hasil yang di peroleh oleh

pihak bank. Kebijakan dari BPRS dengan memberikan bantuan dan suntikan

pembiayaan bisa meringankan beban dari pelaku UMKM yang terkena

dampak Covid-19.

Table 1.2

Data pendapatan pelaku usaha tahu dan tempe pada saat pandemi

Covid-19 sebagai berikut:

Bulan Pendapatan(2020)

Januari Rp 18.580.000

Februari Rp 17.459.000

16
Maret Rp 17.678.000

April Rp 17.090.000

Mei Rp 15.435.000

Juni Rp 17.890.000

Juli Rp 18.675.000

Agustus Rp 17.237.000

September Rp 16.045.000

Oktober Rp 15.352.000

November Rp 17.357.000

Desember Rp 17. 265.000

Jumlah Rp 206.063.000

Sumber: Wawancara dengan Salah satu Nasabah BPRS Haji Miskin Pandai

Sikek

Berdasarkan table 1.2 terlihat jumlah pendapatan dari pelaku usaha

tahu dan tempe pada tahun 2020 dari bulan ke bulan mengalami penurunan

dan peningkatkan setiap bulanya, dapat dilihat dari table dia atas, setelah di

jumlahkan pendapatan tahun 2020 kembali mengalami penurunan berjumlah

Rp 206.063.000 dibandingkan tahun sebelumnya.

17
Oleh karena itu, perbankan menjadi salah satu alternative untuk

memperoleh tambahan modal yang dapat dipergunakan untuk

keberlangsungan UMKM, karena perbankan berfungsi sebagai intermediasi.

Perbankan berpotensi besar dalam mendukung UMKM terkait pembiayaan.

diberikan bank untuk untuk meningkatkan omset penjualan dalam sebuah

usaha yang akan memberikan peran baik terhadap usaha. Sehingga kendala

yang dihadapi UMKM akan teratasi, UMKM dapat berjalan dan semakin

berkembang yang akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian

masyarakat karena lapangan pekerjaaan akan tersedia lebih banyak. Dengan

hal ini berdampak baik pula terhadap pembangunan ekonomi nasional yang

berperan dalam meningkatkan pendapatan Negara.

Dengan adanya bank syariah diharapkan dapat memberikan

sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-

pembiayaan yang dikeluarkan atau diberikan oleh bank syariah untuk

kelangsungan hidup dan pertumbuhan UMKM pada masa Pendemi Covid-19.

Keberadaan bank syariah di tengah pendemi bisa memberikan manfaat bagi

pelaku UMKM, terutama masalah peran bank syariah dalam hal pemberian

pembiayaan terhadap UMKM. Salah satu bentuk pertanggung jawaban social

bank syariah adalah memberikan pembiayaan terhadap UMKM. Mengingat

UMKM ini merupakan cerminan dari perekonomian rakyat. Permasalahan

terkait UMKM ini seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, khususnya

bagi lembaga keuagan seperti Perbankan dan Lembaga Keuagan Non Bank.

18
Dengan demikian banyak masalah yang dihadapi oleh pelaku UMKM

pada masa Pandemi Covid-19, dengan adanya masalah yang dihadapi maka

periu adanya peran bank syariah dalam meningkatkan pendapatan UMKM

pada masa pandemic covid-19, salah satu nya perlu adanya peran dari BPRS

Haji Miskin Pandai Sikek dalam meningkatkan pendapatkan UMKM pada

masa pendemi covid-19,seperti memberikan bantuan UMKM yang terkena

dampak covid, lebih mempermudah prosedur peminjaman, memberikan

tambahan modal untuk pelaku UMKM yang ingin mempertahankan usaha di

tengah pandemic covid 19.

Berdasarkan pembahasan yang dipaparkan pada latar belakang diatas,

maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan Judul Peran

Bank Syariah Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Kecil dan

Menengah (UMKM) Pada Masa Pendemi Covid-19 (Studi Kasus BPRS

Haji Miskin Pandai Sikek)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Terjadinya penurunan penjualan, kurangnya modal, sejak terjadinya

pandemi Covid-19 berdampak pada daya beli dari masyarakat yang

semakin menurun. Maka dari itu terjadinya penurunan pendapatan

UMKM.

19
2. Sulit mendapatkan bahan baku, pelaku UMKM sulit mendapatkan bahan

baku karena kegiatan impor yang dibatasi.

3. Banyaknya dari pelaku UMKM yang terdampak covid-19 maka sulitnya

UMKM berkembang di tengah pendemi, itu sangat berpengaruh terhadap

lapangan pekerjaan, karena UMKM tersebut bisa membuka lapangan

pekerjaan baru.

4. Terjadinya penurunan minat nasabah yang mengajukan pembiayaan

kepada BPRS Haji Miskin Pandai Sikek sehingga juga terjadinya

penurunan bagi hasil yang diperoleh oleh BPRS untuk disalurkan nya

lagi kepada nasabah.

C. Batasan Masalah

Untuk tidak meluasnya masalah serta disebabkan karena keterbatasan

biaya, dana dan waktu, maka penulis membatasi penelitian ini pada Peran

Bank Syariah Dalam Meningkatkan Pendapataan UMKM pada Masa Pendemi

di BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Peran Bank Syariah Dalam

Meningkatkan Pendapatan UMKM Pada Masa Pendemi Covid-19 di BPRS

Haji Miskin Pandai Sikek ?

20
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang diuraikan di atas,

maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Peran Bank Syariah

dalam Meningkatkan Pendapatan UMKM pada Masa Pendemi Covid-

19 di BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

(SE) pada jurusan S1 perbankan syari’ah.

b. Bagi pihak perbankan, penelitian ini merupakan sebagai bahan

kajian awal terkait Peran Bank Syaraih dalam meningkatkan

Pendapatan UMKM pada Masa Pendemi Covid-19 di BPRS Haji

Miskin Pandai Sikek dan menjadi pertimbangan bagi lembaga

keuangan khususnya BPRS Haji Miskin Pandai Sikek tentang

Peran Bank Syariah dalam hal membantu pelaku UMKM untuk

meningkatkan Pendapatannya pada masa Pendemi Covid-19.

c. Bagi pengembangan keilmuan, penelitian ini bermanfaat sebagai

sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang

Perbankan Syariah. Studi ini memberikan kontribusi dalam

pengembangan studi terkait Peran bank Syariah terhadap

pendapatan UMKM pada masa Pendemi Covid-19, khususnya

21
masalah pembiayaan terhadap UMKM, Memberikan bantuan

terhadap UMKM yang terdampak Covid-19.

F. Penjelasan Judul

Untuk lebih mudah memahami dan agar tidak terjadi kesalahpahaman

dari pembaca terhadap kata-kata dalam tulisan, berikut adalah penjelasan

beberapa kata-kata pada judul:

Peran : Peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pemain,

perangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

dalam masyarakat. Dan peranan adalah bagian yang dimainkan oleh seorang

pemain atau tindakan yang dilakukan oleh seorang disuatu tempat.5

Bank Syariah : Bank syariah adalah badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada

masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat. Menurut UU No. 21 tahun 2008 pasal 1 ayat

(1) Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank

syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta

cara proses dalam melaksankan kegiatan usahanya.6

Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari

pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang

5
Erling Yuwanisya, Skripsi, Peran Bank Syariah Dalam Mendukung Pengembangan Industri Halal
Melalui Halal Center Pada PT BPRS Buana Mitra Perwira Purbalingga, Purwokerto:2020, Hal 8
diakses pada Tanggal 11 Desember 2020 Pukul 21.42
6
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Hal, 50

22
bingung mengenai istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan dapat

diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income, maka

income dapat diartikan sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai

pendapatan penghasilan maupun keuntungan.

UMKM : Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha

yang perlu mendapat perhatian, karena UMKM merupakan usaha yang

terbukti menyediakan lapangan pekerjaan di saat persaingan mendapatkan

pekerjaan di sector formal sangat ketat. Sector UMKM memberikan dampak

yang baik bagi kemandirian suatu bangsa untuk dapat menciptakan lapangan

pekerjaan sendiri sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran di

Indonesia. 7

Pendemi Covid-19 : Virus corona atau yang dikenal juga dengan

covid-19 mulai muncul di Wuhan pada bulan November 2019. Virus tersebut

tergolong sebagai virus yang mematikan, melihat bagaimana orang-orang

yang terpapar virus tersebut kemudian banyak yang tewas. Sebegitu seriusnya

virus corona, hingga pada saat itu China membangun rumah sakit khusus

untuk menangani pasien covid-19. covid-19. 8

7
Tisya Khalda Salsabilla, Jurnal, “Peran Perbankan Terhadap Pembiayaan UMKM Pada masa
Pendemi Covid-19 di Rumah Nusantara Café DS Plosokandang, kec Kedungwaru, Kab.
Tulungagung”, diakses pada Senin 7 Desember 2020, Pukul 11,08
8
J Gia Dara Hafizah, Jurnal, “ Peran Ekonomi Dan Keuangan Syariah pada Masa Pendemi Covid-19”,
(Bandung: UIN SGD) diakses pada tanggal 7 Desember 2020 Pukul 11.18

23
Dengan demikian, yang dimaksud dengan judul pada penelitian ini

adalah Bagaimana Peran Bank Syariah dalam Meningkatkan Pendapatan

UMKM pada Masa Pendemi. Apakah bank syariah bisa berperan memberikan

pembiayaan pada masa pendemi untuk meningkatkan pendapatkan UMKM

atau Bank Syariah Memberikan keringanan Pembayaran angsuran Pada Masa

Pendemi bagi pelaku UMKM yang terdampak Covid-19 apakah bisa

memberikan dampak yang baik terhadap pendapatan UMKM tersebut.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulis dalam penelitian ini, penulis membuat

sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, penjelasan judul, kajian terdashulu, dan

sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Berisikan pembahasan yang mengemukakan tentang teori

Peran bank Syariah, Peran, Bank syariah, fungsi dan peran

Bank syariah, tujuan Bank syariah, Landasan hukum Bank

syariah, produk- produk bank syariah, pendapatan UMKM,

24
pengertian pendapatan, pengertian Bank UMKM, criteria

UMKM, Klasifikasi UMKM, peranan UMKM, Covid.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Berisikan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, jenis

dan sumber data, informan penelitian, teknik pengumpulan

data, teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Berikan hasil penelitian yang membahas mengenai gambaran

umum BPRS Haji Miskin Pandai Sikek Tanah Datar, dan

Peran BPRS dalam meningkatkan pendapatan UMKM di masa

pandemic Covid-19.

BAB V : PENUTUP

Berikan kesimpulan dan saran.

25
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Bank

1. Pengertian Peran Bank Syariah

Bank Islam atau selanjutnya disebut bank syariah adalah

lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan

jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang

yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada

ketentuanketentuan Al-Qur‟an dan Hadits. Sementara bank yang

beroperasi sesuai prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam

operasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam,

khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam

Peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pemain,

perangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang

berkedudukan dalam masyarakat. Dan peranan adalah bagian yang

dimainkan oleh seorang pemain atau tindakan yang dilakukan oleh

seorang disuatu tempat. Sejalan dengan itu jelas bahwa bank

memainkan peran sangat penting di masyarakat dalam menciptakan

kestabilan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan usaha kecil,

26
Industri perbankan yang dianggap sebagai jantungnya dan motor

penggerak perekonomian suatu Negara. Sebagaimana terlihat dan

strategisnya peran perbankan dalam perekonomian sebagai fungsi

intermediary institution dalam menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat bagi pembiayaan kegiatan sector perekonomian sehingga

akan memperkuat struktur perekonomian suatu Negara, kemudian

sebagai agen pembangunan dan sebagainya termasuk disini bank

syariah.

Sementara itu, sebagai lembaga intermediasi perbankan

berperan sebagai tempat menghimpun dana dari pihak yang

mempunyai dana menganggur atau kelebihan dana untuk kemudian

menyalurkan kepada pihak yang memerlukan atau kekurangan dana.

Peranan perbankan sebagai perantara dalam memobilisasi dan

menyalurkan dana, secara langsung ataupun tidak langsung. 9

Bank syariah adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada

masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Menurut UU No. 21 tahun

2008 pasal 1 ayat (1) Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang

9
Skripsi Erling Yuwanisya, Peran Bank Syariah Dalam Mendukung Pengembangan Industri Halal
Melalui Halal Center Pada PT BPRS Buana Mitra Perwira Purbalingga, Purwokerto:2020, Hal 7-8
diakses pada Tanggal 14 Desember 2020 Pukul 10.35

27
menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara proses dalam melaksankan

kegiatan usahanya.10

Secara filosofis, bank syariah adalah bank yang aktivitasnya


11
meninggalkan masalah riba. Bank syariah adalah lembaga keuangan

yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya

dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang

pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat islam. 12

Sebenarnya ide dasar adanya bank syariah ini adalah upaya

untuk menangkal sistem ribawi yang ada pada bank-bank

konvensional. Perspektif islam terhadap persoalan ini sudah jelas,

yaitu allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. 13

Kehadiran bank yang berdasarkan syariah di indonesia masih

relatif baru, yaitu baru pada awal tahun 1990-an, meskipun masyarakat

indonesia merupakan masyarakat muslim terbesar di dunia. Praksara

untuk mendirikan bank syariah di indonesia dilakukan oleh Majlis

ulama Indonesia (MUI) pada 18-20 Agustus 1990. Namun, diskusi

10
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Hal, 50
11
Amir Machmud dan Rukmana, Bank Syariah Teori, Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia,
(Jakarta: Erlangga,2010,) hal.4
12
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta:Rajawali Pres,2015), Hal, 2
13
Muhammad, Paradigma, Metodologi Dan Aplikasi Ekonomi Syariah, (Yogyakarta:Graha,2008)
Hal,108

28
tentang bank syariah sebagai basis ekonomi islam sudah mulai

dilakukan pada awal tahun 1980.

Sistem perbankan di Indonesia diatur dalam UU No. 7 Tahun

1992 (di ubah dengan Undang- Undang No. 10 tahun 1998) tentang

perbankan dan undang-undang tersebut telah diikuti dengan ketentuan

pelaksanaan dalam beberapa surat keputusan direksi Bank Indonesia

tanggal 12 Mei 1999 yaitu tentang bank Umum, Bank Umum

berdasarkan prinsip syariah, Bank Perkreditan rakyat, dan bank

Perkreditan rakyat berdasarkan syariah.

Perkembangan bank syariah telah memberikan pengaruh yang

luas terhadap upaya perbaikan ekonomi lembaga keuangan islam.

Krisis perbankan yang terjadi sejak tahun 1997 telah membuktikan

bahwa bank yang beroperasi dengan prinsip syariah dapat bertahan

ditengah gejolak nilai tukar dan tingkat suku bunga yang tinggi.

Kesadaran ini di dukung oleh karakter kegiatan usaha bank syariah

yang melarang bunga (Riba) Konvensional dan memberlakukan

nisbah bagi hasil sebagai penganti serta melarang transaksi keuangan

yang bersifat spekulatif (garar) dan tanpa didasari pada kegiatan usaha

yang rill.

2. Fungsi dan Peran Bank Syariah

29
Bank syariah adalah bank yang menjalankan fungsi

intermediasinya berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. Peran dan

fungsi bank syariah, di antaranya sebagai berikut: 14

a. Sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat atau

dunia usaha dalam bentuk tabungan (mudharabah), dan

giro (wadiah), serta menyalurkannya kepada sektor rill

yang membutuhkan.

b. Sebagai tempat investasi bagi dunia usaha(baik dana modal

maupun dana rekening investasi) dengan menggunakan

alat-alat investasi yang sesuai dengan syariah.

c. Menawarkan berbagai jasa keuangan berdasarkan upah

dalam sebuah kontrak perwakilan atau penyewaan.

d. Memberikan jasa sosial seperti pinjaman kebajikan, zakat

dan dana sosial lainnya yang sesuai dengan ajaran Islam.

3. Tujuan Bank Syariah

Upaya percapaian keuntungan yang setinggi-tingginya (profit

maximization) adalah tujuan yang biasa dicanangkan oleh

bankkomersial, terutama bank konvensional. Berbeda dengan tujuan

bank konvensional, bank syariah berdiri untuk menggalakkan,

memelihara dan mengembangkan jasa-jasa serta produk-produk

14
Imamul Arifin, Membuka Cakrawala Ekonomi, (Jakarta: Setia Purna Inves 2007), hal.14

30
perbankan yang berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. Bank

syariah juga memiliki kewajiban untuk mendukung aktivitas investasi

dan bisnis yang ada di lembaga keuangan sepanjang aktifitas tersebut

tidak dilarang dalam Islam. Selain itu, bank syariah harus lebih

menyentuh kepentingan masyarakat kecil. 15

4. Landasan Hukum Perbankan Islam

a. Landasan Hukum Islam

Surat Al-Baqarah 275





 

 

 





 

  



 

 

31
 

 

 

 

 

 



 

 

 

   



 

  

 





 

 

 





32
 

  



 

 

 

 

 

 

 

 



 

 

 

   



 

  

 

33
Artinya:

Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan

seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang

demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan

riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari

Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya

dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah.

Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka,

mereka kekal di dalamnya.

b. Surat Ar-Ruum ayat 39

 

 

 

 

  

  

 



 

34
 







Artinya:

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia

bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah

pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang

kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang

berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan

(pahalanya).

5. Beberapa Peraturan Bank Indonesia mengenai Perbankan syariah

a. PBI No.9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip syariah

dalam kegiatan penghimpunan danadan penyaluran dana serta

pelayanan jasa bank syariah.

b. PBI No.7/35/PBI/2005 tentang perubahan atas peraturan bank

Indonesia No. 6/24/PBI/2004 tentang bank umum yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

c. PBI No.6/24/PBI/2004 tentang bankumum yang melaksnakan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Produk Perbankan

Syariah Produk perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga

35
bagian yaitu: (I) Produk Penyaluran Dana, (II) Produk

Penghimpunan Dana, dan (III) Produk yang berkaitan dengan

jasa yang diberikan perbankan kepada nasabahnya.a.Produk

Penyaluran DanaDalam menyalurkan dananya pada nasabah,

produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori

yaitu:81)Prinsip Jual Beli (Bay’)Prinsip jual beli dilaksanakan

sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang

atau benda (transfer of property

6. Produk – produk Bank Syariah

a. Al- wadi’ah ( Simpanan)

Al Wadi’ah merupakan titipan atau simpanan pada bank syariah

prinsip Al Wadi’ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke

pihak yang lain, baik perorangan maupun badan hukum yang harus

dijaga dan dikembalikan kapan saja bila si penitip menghendaki. 16

b. Pembiayaan dengan bagi hasil

Dalam perbankan syariah untuk penyaluran dananya dikenal

dengan istilah pembiayaan. Berikut pembiayaan dengan bagi

hasil:17

1) Al Musyarakah

16
Kasmir, Bank dan lembaga keuangan lainnya, ( Jakarta: Rajawali Pers,2014) hal. 166
17
Ibid. hal 169

36
Al Musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua

belah pihak atau lebih untuk melakukan usaha tertentu.

Masing- masing pihak memberikan dana atau amal dengan

kesepakatan bahwa keuntungan atau resiko akan

ditanggung bersama sesuai kesepakatan.

2) Al Mudharabah

Al Mudharabah merupakan akad kerja sama antara dua

belah pihak, dimana pihak pertama menyediakan seluruh

modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan

dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dakam

kontrak. Apabila rugi, maka akan ditanggung pemilik

modal selama kerugian itu bukan akibat dari kesalahan di

pengelola. Apabila kerugian diakibatkan kelalaian oleh

dipengelola, maka si pengelolalah yang akan bertanggung

jawab. 18

3) Al Muza’arah

Al Muza’arah merupakan kerja sama pengolahan pertanian

antara pemilik lahan dengan penggarap. Pemilik lahan

menyediakan lahan kepada penggarap untuk ditanami

produk pertanian dengan imbalan bagian tertentu dari hasil

18
Ibid.hal 170

37
panen. Dalam dunia perbankan kasus ini diaplikasikan

untuk pembiayaan bidang platation atas dasar bagi hasil

panen.

Pemilik lahan dalam hal ini menyediakan lahan, benih, dan

pupuk. Sedangkan penggarap menyediakan keahlian,

tenaga, dan waktu. Keuntungan diperoleh dari hasil panen

dengan imbalan yang telah disepakati.

4) Al Musaqah

Al Musaqah adalah bagian dari Al Muza’arah, yaitu

penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan

pemeliharaan dengan menggunakan dana dan peralatan

mereka sendiri. Imbalan tetap diperoleh dari persentase

hasil panen pertanian. Jadi tetap dalam kontek adalah kerja

sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan

penggarap.

c. Bai’al Murabahah

Bai’al Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok

dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini

penjual harus terlebih dulu memberitahukan harga pokok yang ia

beli ditambah keuntungan yang diinginkannya. 19

19
Ibid. hal 171

38
d. Bai’as salam

Bai’as salam adalah pembelian barang yang diserahkan kemudian

hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Prinsip yang

harus dianut adalah harus diketahui terlebih dulu jenis, kualitas dan

jumlah barang dan hukum awal pembayaran harus dalam bentuk

uang.

e. Bai’ Al Istihna

Bai’ al Istihna adalah bentuk khusus dari akad Bai’as Salam, oleh

karena itu, tertentu dalam Bai’ al Istihna mengikuti ketentuan dan

aturan Bai’ As Salam. Bai’ Al Istihna adalah kontrak penjualan

antara pembeli dengan produsen (pembuatan barang). Kedua belah

pihak harus saling menyetujui atau sepakat lebih dulu tentang

harga dan sistem pembayaran. Kesepakatan harga dapat dilakukan

tawar- menawar dan sistem pembayaran dapat dilakukan di muka

atau secara angsuran per bulan atau di belakang.

f. Al-Ijarah (Leasing)

Al-Ijarah (Leasing) merupakan akad pemindahan hak guna atas

barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti

dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam

praktiknya kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan leasing, baik

untuk kegiatan operating lease maupun financial lease.

g. Al-Wakalah (Amanat)

39
Wakalah atau Wakilah artinya penyerahan atau pendelegasian atau

pemberian mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini

harus dilakukan sesuai dengan yang telah disepakati oleh si

pemberi mandat.

h. Al-Kafalah (Garansi)

Al Kafalah adalah jaminan yang diberikan penanggung kepada

pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang

ditanggung. Dapat pula diartikan sebagai pengalihan tanggung

jawab dari satu pihak kepada pihak lain. Dalam dunia perbankan

dapat dilakukan dalam hal pembiayaan dengan jaminan seserang.

i. Al-Hawalah

Al- Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang

berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Atau

pihak lain. Dalam dunia keuangan atau perbankan dikenal dengan

kegiatan anjak piutang atau factoring.

j. Ar-Rahn

Peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.

Kegiatan seperti ini dilakukan seperti jaminan utang atau gadai.20

20
Ibid.hal 174

40
B. Pendapatan

1. Pengertian pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari

pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang

bingung mengenai istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan

dapat diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income,

maka income dapat diartikan sebagai penghasilan dan kata revenue

sebagai pendapatan penghasilan maupun keuntungan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pendapatan adalah hasil kerja

(usaha atau sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen

adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi

lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba. 21

2. Karateristik Pendapatan

Pendapatan diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam

memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan

pertumbuhan. Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan

pendapatan secara keseluruhan disebur earning process. Secara garis besar

earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau

pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negatif atau beban dan

21
Ziana Silvia, Jurnal, Strategi Pemasaran UMKM Arka Puyuh dalam meningkatkan Pendapatan
Selama masa Covid-19 Di desa Winong Kab. Tulugangung, di akses pada tanggal 4 Januari 2021
Pukul 20:37

41
kerugian. The activity of earning process creates two effect, possitive

stream (revenues and gains) and negative stream (expenses and loses).

Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba atau income dan rugi atau

less. Pendapatan umumnya digolongkan atas pendapatan yang berasal dari

kegiatan normal perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari

kegiatan normal perusahaan.

Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari

hasil penjualan barang ataupun jasa yang berhubungan dengan kegiatan

utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal

perusahaan adalah hasil di luar kegiatan utama perusahaan yang sering

disebut hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan ke

dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan deviden.

C. Usaha Kecil dan Menengah (UMKM).

1. Pengertian UMKM

Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang UMKM. 22 Pasal 1 dari UU terebut,

dinyatakan bahwa Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang

perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha

mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut.23 Usaha kecil adalah usaha

22
Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009), hal.16
23
Ibid.hal 17

42
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

perorangan atau badan usaha yang buka merupakan anak perusahan atau

bukan anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik

langsung maupun tidak langsung, dari usaha menengah atau usaha besar

yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU

tersebut.24

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha yang perlu

mendapat perhatian, karena UMKM merupakan usaha yang terbukti

menyediakan lapangan pekerjaan di saat persaingan mendapatkan

pekerjaan di sector formal sangat ketat. Sector UMKM memberikan

dampak yang baik bagi kemandirian suatu bangsa untuk dapat

menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sehingga dapat mengurangi

tingkat pengangguran di Indonesia.

Usaha Mikro Kecil Menengah berperan sebagai salah satu sumber

penting dalam meningkatkan sumber pendapatkan dan memperluas

kesempatan kerja bagi masyarakat. Di Indonesia UMKM telah menjadi

bagian penting dari sistem perekonomian di Indonesia. Hal ini

dikarenakan UMKM merupakan unit unit- unit usaha yang lebih banyak

jumlahnya dibandingkan usaha industry berskala besar dan memiliki

24
Ibid.hal 18

43
keunggulan dalam menyerap tenaga kerja lebih banyak dan juga mampu

mempercepat proses pemerataan sebagai bagian dari pembangunan.

2. Kriteria UMKM

Kriteria UMKM Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008

UMKM memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan

atau badan usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria

yakni:

1). Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000

(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha,

2). Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp

300.000.000 (tiga ratus juta rupiah)

b. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau

usaha besar yang memenuhi kriteria yakni:

1). Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak

44
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2). Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus

juta rupiah).

c. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau

usaha besar yang memenuhi kriteria:Memiliki kekayaan bersih

lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta`rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar

rupiah).25

25
Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009),
hal.12

45
3. Klasifikasi UMKM

Dalam perspektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah

paling besar.Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai

macam goncangan krisi ekonomi.Maka sudah menjadi keharusan

penguatan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang melibatkan

banyak kelompok. Berikut ini adalah klasifikasiUsaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM): 26

a. Livelhood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) yang digunakan sebagai kesempatan kerja

untuk mencari nafkah, yang labih umum biasa disebut sektor

informal. Contohnya pedagang kaki lima.

b. Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki

sifat kewirausahaan.

c. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan

mampu menerima subkontrak dan Ekspor.

26
Ade Resalawati, Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap pertumbuhan ekonomi
pada sektor UKM Indonesia, (Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011), hal. 31.

46
d. Fast Moving Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) yang telah memiliki dan akan melakukan

transformasi menjadi usaha besar (UB).

4. Peranan UMKM

Diakui, bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

memainkan peran penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang (NSB), tetapi

juga di negara-negara maju (NM). Di negara maju, UMKM sangat

penting, tidak hanya kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak

tenaga kerja dibandingkan usaha besar (UB), seperti halnya di negara

sedang berkembang, tetapi juga kontribusinya terhadap pembentukan atau

pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) paling besar dibandingkan

kontribusi dari usaha besar.

D. Virus Corona

Virus corona atau yang dikenal juga dengan covid-19 mulai muncul di

Wuhan pada bulan November 2019. Virus tersebut tergolong sebagai virus

yang mematikan, melihat bagaimana orang-orang yang terpapar virus tersebut

kemudian banyak yang tewas. Sebegitu seriusnya virus corona, hingga pada

saat itu China membangun rumah sakit khusus untuk menangani pasien covid-

19. Seperti yang diketahui, saat itu China benar-benar kewalahan menghadapi

virus ini, tenaga medis pun harus berjuang mati-matian untuk menyembuhkan

para pasien. Kebijakan yang diambil kemudian adalah melakukan lockdown,

47
dimana para penduduk diwajibkan untuk terus berada di rumah demi menekan

angka penyebaran covid-19. Tidak ada aktivitas yang dilakukan di luar rumah,

kecuali dengan sangat terpaksa. Hal ini lambat laun juga berdampak pada

perekonomian, yang aktivitasnya menjadi menurun karena tidak ada kegiatan

yang boleh di lakukan di luar rumah. 27

Merosotnya perekonomian Tiongkok yang disebabkan oleh pandemi

COVID-19 tentu juga berdampak pada perekonomian global, mengingat

Tiongkok merupakan Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Beberapa lembaga riset kredibel dunia telah memprediksi bagaimana

penyebaran wabah ini berpengaruh terhadap ekonomi global. Untuk

Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi bahwa

pertumbuhan ekonomi saat wabah ini berlangsung bisa mencapai minus 0,4%

untuk kemungkinan terburuknya. Apalagi pada saat ini, bukan hanya China

yang terdampak virus tersebut, melainkan hampir seluruh dunia juga

merasakannya, termasuk Indonesia. Hal ini lalu membuat pertumbuhan

ekonomi menjadi semakin dikhawatirkan. Meskipun di beberapa kota di

beberapa Negara telah memberlakukan system new normal, dengan

melakukan kegiatan di luar rumah dengan tetap mematuhi protocol kesehatan,

27
Jurnal Gia Dara Hafizah, Peran Ekonomi Dan Keuangan Syariah pada Masa Pendemi Covid-19,
(Bandung: UIN SGD) diakses pada tanggal 16 Desember 2020 Pukul 10.42

48
nyatanya masih ada banyak tempat yang belum memberlakukan hal itu,

sehingga perekonomian dapat dikatakan belum stabil.

E. Kajian Terdahulu

Untuk kelengkapan data dalam penyusunan penelitian ini maka

diperlukan penelitian terdahulu sebagai berikut:

Hasil penelitian Erling Yuwanisya “Peran Bank Syariah Dalam

Mendukung Pengembangan Industri Halal Melalui Halal Center Pada

PT BPRS Buana Mitra Perwira Purbalingga” Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan oleh penulis tentang Peran Bank Syariah dalam Mendukung

Pengembangan Industri Halal Melalui Halal Center pada BPRS Buana Mitra

Perwira Purbalingga yaitu sebagai lembaga intermediary penyaluran

pembiayaan terhadap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang

membutuhkan modal untuk menunjang kelangsungan usahanya. BPRS Buana

Mitra Perwira Purbalingga memiliki produk khusus untuk disalurkan pelaku

UMKM yaitu dengan produk Mitra Barokah dan Mitra Usaha. Dimana Mitra

Barokah ini penyaluran pembiayaan tanpa adanya jaminan, sedangkan produk

Mitra Usaha merupakan penyaluran pembiayaan dengan jaminan. BPRS

Buana Mitra Perwira Purbalingga juga berperan dalam pengurusan sertifikasi

halal produk dengan berdirinya Halal Center BPRS Buana Mitra Perwira

Purbalingga yang membantu para pelaku UMKM. Halal Center BPRS Buana

Mitra Perwira Purbalingga ini baru diresmikan bulan Februari 2020 dan

bersamaan dengan peresmian ini dibarengi dengan adanya pandemi covid-19,

49
operasional dari Halal Center ini baru ditahap pendataan pendaftaran sertifikat

halal. Hal ini juga karena ombusdman prosedur dari pusat perihal sertifikasi

halal belum ditetapkan salah satunya mengenai biaya dalam pengurusan

sertifikasi halal.

Hasil penelitian Tisya Khalda Salsabila “Peran Perbankan

Terhadap Pembiayaan Umkm Pada Masa Pendemi Covid-19 Di Rumah

Nusantara Cafe DS Plosokandang Kec. Kedungwaru, Kab.

Tulungangung” berdasarkan kesimpulannya dapat disimpulkan bahwa

dengan adanya peran bank yaitu memberikan kredit kepada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) dapat membantu keberlangsungan serta

perkembangan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Rumah

Nusantara Café. Kegiatan produksi tidak akan berjalan apabila kebutuhan

bahan baku dan peralatan yang digunakan tidak tersedia. Namun, Rumah

Nusantara Café sendiri lebih memilih untuk menggunakan dana pribadinya

sendiri dibandingan meminjam atau melakukan pembiayaan dengan bank. Hal

ini beralasan jika sang pemilik, Bapak Krismon, masih memiliki kemampuan

untuk memenuhi kebutuhan café-nya dengan strategi dan pemasaran yang

diterapkan pada masa pandemic covid-19. Perkembangan usaha ditentukana

dengan bagaimana strategi pemasaran yang digunakan. Strategi pemasaran

merupakan elemen terpenting dalam suatu usaha. Jika menggunakan strategi

pemasaran yang benar maka usaha akan mengalami perkembangan yang baik

dan mampu bersaing dengan lembaga lainnya. Namun jika suatu usaha tidak

50
mampu menggunakan strtaagi pemasaran dengan benar maka akan tergerus

dengan persaingan yang membuat suatu usaha akan mengalami keterpurukan.

Rumah Nusantara Café telah menggunakan strategi yang baik sehingga

mampu mengembangkan usahanya dengan baik, bahkan di tengah pandemi

covid-19 ini usahanya tergolong masih stabil, penurunan yang dialami tidak

signifikan.

Hasil penelitian Yuninda Roro Yekti Nugrahana, Irham Zaki “ Peran Wakaf

Mikro di masa Pendemi Covid-19”

Berdasarkan dari hasil pengkajian penelitian, dapat disimpulkan

bahwasanya peran Bank Wakaf Mikro dalam penanganan nasabah dimasa

pandemi covid-19 yaitu:

1. Pendataan nasabah yang terdampak adanya pandemi covid19.

2. Mempermudah angsurannya dengan cara memberikan keringanan

pembayaran angsuran.

3. Memberikan arahan, bimbingan dan fasilitas mengenai

pemanfaatan media online dalam proses pengembangan usaha

nasabah dimasa pandemi covid-19

4. Penutupan proses pembiayaan tetapi diakomidir di lembaga

keuangan lain

Hasil Penelitian Azwar Iskandar, Baju Taufiq Possumah, Khaerul

Aqbar ” Peran Ekonomi dan Keuangan Sosial Islam Saat Pandemi Covid-

19” Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif

51
merupakan upaya memahami berbagai konsep yang ditemukan dalam proses

penelitian, dengan menggunakan teknik content analysis (analisis isi) dan riset

kepustakaan (library research). Teknik content analysis merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk mengetahui simpulan dari sebuah teks. Atau

dengan kata lain, analisis isi merupakan metode penelitian yang ingin

mengungkap gagasan penulis yang termanifestasi maupun yang laten.

Sedangkan riset kepustakaan (library research) pada penelitian ini

menggunakan jenis dan sumber data sekunder yang diperoleh dari hasil

penelitian, artikel dan buku-buku referensi yang membahas topic yang

berkaitan dengan tema penelitian.

Hasil Penelitian Gia Dara Hafizah “Peran Ekonomi Dan Keuangan

Syariah Pada Masa Pandemi Covid-19” Penulisan jurnal ini menggunakan

metode pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode penelitian pustaka

(library research). Adapun riset kepustakaan menggunakan jenis dan sumber

data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian, artikel dan buku-buku

referensi yang membahas topic yang berkaitan dengan tema penelitian.

Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, umat Islam dapat

memberikan peran terbaiknya melalui berbagai bentuk atau model

philanthropy dalam Ekonomi dan Keuangan Syariah, khususnya dalam masa

pandemi Covid-19. Peran ini diharapkan dapat mengatasi guncangan ekonomi

yang terjadi dan seluruh masyarakat, khususnya umat muslim, dapat ikut serta

berkontribusi dalam memulihkan guncangan tersebut. Di antara solusi yang

52
dapat ditawarkan dalam kerangka konsep dan sistem Ekonomi dan Keuangan

Sosial Islam adalah: (1) dengan penyaluran bantuan langsung tunai yang

berasal dari zakat, infak dan sedekah; (2) dengan penguatan wakaf baik

berupa wakaf uang, wakaf produktif, waqf linked sukuk maupun wakaf untuk

infrastruktur; (3) memberikan bantuan modal usaha unggulan untuk sector

usaha atau Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM); (4) melalui skema

qardhul hasan; (5) peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah;

peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah; (6) melalui

pengembangan teknologi finansial syariah, serta (7) memberikan kesadaran

pada masyarakat muslim bahwasanya kegiatan ekonomi pun tidak terlepas

dari ketaatan kepada Allah.

Hasil Penelitian Fahmi Muhammad Irfan “ Analisis Peran Bank

Syariah Terhadap Pemberdayaan UMKM Melalui Pembiayaan

Murabahah” Metode adalah cara untuk melakukan sesuatu dengan

menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.

Sedangkan penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu terhadap suatu

masalah dengan perlakuan tertentu (seperti memeriksa, mengusut, menelaah,

dan mempelajari secara cermat dan bersungguh-sungguh) sehingga diperoleh

sesuatu (seperti mencapai kebenaran, memperoleh jawaban, penegembangan

ilmu pengetahuan dan sebagainya). Penulis menggunakan metode pendekatan

penelitian secara kualitatif. Metode kualitatif sendiri dapat diartikan sebagai

53
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah.

54
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan

(field researh) yaitu penulisan menggumpulkan data langsung dari

lapangan/lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif, karena data dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif bukan

angka. Data dapat berupa gejala-gejala, kejadian, peristiwa dan kemudian

dibentuk dalam analisis kategori- kategori. 28

Dengan adanya penelitian kualitatif deskriptif ini diharapkan dapat

mendapatkan segala informasi yang kualitatif. Selain itu pada setiap

subjek-subjek akan dilihat dinamika konflik dan perubahan, susunan,

hubungan, serta defenisi kelompok dan individu yang sedang berkembang

serta akan dilihat adanya berbagai kecendrungan, pola piker,

ketidakteraturan, serta tampilan perilaku pada subjek tersebut.

Karena itu penulis akan menganalisis secara lengkap bagaimana Peran

bank syariah dalam meningkatkan pendapatan UMKM pada masa

pandemi Covid-19.

28
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2006),
Hal.209

55
2. Data dan Sumber Data

Data diperoleh dari data primer dan data sekunder.

a. Data primer

Data Primer merupakan data yang diperoleh dari sumber asli dari

lapangan atau lokasi penelitian. Misalnya penulis melakukan

wawancara langsung dengan pimpinan bank maupun kariawan BPRS

yang bejumlah lebih kurang tiga orang dan juga mewawancarai

langsung dengan Pelaku UMKM yang berjumlah 13 orang yang

menjadi nasabah di BPRS Haji Miskin Pandai Sikek mengenai

masalah yang dibahas yaitu Peran Bank Syariah dalam Meningkatkan

Pendapatan UMKM pada Masa Pandemi Covid-19.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber

lain yang telah tersedia dan telah diterbitkan oleh suatu lembaga. Data

sekunder ini berasal dari artikel, jurnal, majalah dan buku.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPRS Haji Miskin Pandai Sikek.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2020 hingga penelitian ini selesai.

Alasan penulis mengambil lokasi ini karena disini penulis menemukan

masalah yang menurut penulis perlu dibahas dan perlu penyelesaian secara

ilmiah serta pihak bank dan pelaku UMKM lebih kooperatif memberikan

data. Penulis mengambil data-data atau informasi mengenai bagaimana

56
Peran bank syariah dalam pendapatan UMKM pada masa pandemi Covid-

19.

C. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang bertindak sebagai sumber informasi yang

diteliti, sehingga dia mempunyai banyak pengalaman tentang latar dari

penelitian dan ia berkewajiban secara suka rela menjadi anggota tim

penelitian, walaupun hanya bersifat informan sebagai tim dengan kebaikan

dan kesukarelaan. 29 Dalam penelitian ini yang menjadi utama (kunci)

adalah pimpinan BPRS Haji Miskin Pandai Sikek dan Pelaku UMKM

yang menjadi nasabah BPRS Haji Miskin Pandai Sikek. Dalam penelitian

ini informan ditentukan secara sengaja atau bertujuan (purposive). Karena

peneliti merasa informan yang diambil paling mengetahui tentang masalah

yang akan diteliti oleh peneliti. Selanjutnya pada penelitian ini informan

non kunci ditentukan dengan metode snowball sampling yaitu teknik

penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian lama-lama

menjadi besar. Ibarat bola salju yang mengelinding lama-lama menjadi

besar. Dalam penentuan informan pertama-tama dipilih satu atau dua

orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap

data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang

57
lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang

sebelumnya.30

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah interaksi bahasa yang berlangsung antara

dua orang dalam situasi saling berhadapan salah berhadapan salah

seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau

ungkapan kepada orang yang akan diteliti yang berputar disekitar

pendapat dan keyakinannya. 31

Untuk mendapatkan data dilakukan wawancara. Peneliti

melakukan wawancara kepada karyawan dengan memberikan 15

pertanyaan dan kemudian juga melakukan wawancara dengan

memberikan 15 pertanyaan kepada pelaku UMKM yang menjadi

nasabah bank tersebut. Dengan menggunakan Wawancara Tersruktur

dan tidak terstuktur. Wawancara terstuktur yaitu, mempersiapkan

pertanyaan yang akan di ajukan nanti dari rumah seperti membuat nya

di kertas terlebih dahulu. Wawancara tidak terstuktur langsung

30
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D), Bandung:
Alfabeta,2014), hal,97
31
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), hal 49

58
menanyakan apa yang ingin ditanyakan langsung kepada informan

tersebut.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

memperoleh informasi bermacam- macam sumber tertulis atau

dokumen yang ada pada informan . dalam penelitian ini penulis

mengumpulkan bahan- bahan berupa data tertulis dari BPRS dan data

dari pelaku UMKM sehingga mampu menjadi data pendukung dalam

masalah ini.

E. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Data peneliti yang akan dianalisa dengan menggunkan metode

deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah suatu metode meneliti suatu status

kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian

deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

59
sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat- sifat, serta

hubungan antar fenomena- fenomena tertentu.32

Pendekatan kualitatif artinya dipakai menguraikan data dalam bentuk

kalimat yang teratur, namun logis, tidak tumpang tindih, dan efektif

sehingga memudahkan pemahaman dan interprestasi data.

32
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D), Bandung:
Alfabeta,2014), hal, 105

60
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

1. Sejarah BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

Digagas oleh DR Rahmat Ismail dan Aswin Jusar dari Kenagarian

Pandai Sikek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar dan Yong Suar

SH almarhum, dari Kenagarian Padang Laweh, Kecamatan Sungai Puar,

Kabupaten Agam yang ketiganya bermukim di Jakarta, PT Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah Haji Miskin, mulai beroperasi 1 April 2006.

Berkantor pusat di Pandai Sikek, modal disetor BPRS Haji Miskin adalah

Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) atas nama 75 orang pemegang

saham masyarakat Pandai Sikek dan Padang Laweh, baik yang bermukim

di kampung halaman maupun mereka yang menetap di perantauan seperti

di Jakarta, Pekanbaru, Padang dan Batusangkar. Sejak 24 November 2009

Bank Indonesia menyetujui perubahan komposisi kepemilikan BPRS dari

75 orang menjadi 83 pemegang saham dengan tambahan modal disetor

oleh PT.PNM, Rp 1.100.000.000,- (satu milyar seratus juta rupiah) dan

oleh pemegang saham lain Rp 170.000.000,- (seratus tujuh puluh juta

rupiah) sehingga modal disetor menjadi Rp 2.270.000.000,- (dua milyar

dua ratus tujuh puluh juta rupiah) sejak tanggal 26 februari 2013 modal

disetor BPRS Haji Miskin meningkat menjadi Rp 2.589.800.000,- (Dua

61
milyar lima ratus delapan puluh Sembilan juta delapan ratus ribu rupiah)

karena ada penambahan modal disetor dari PT.PNM dan pemegang saham

lainnya yang berjumlah Rp 319.800.000,- pada tanggal 14 April modal

disetor meningkat Rp 381.400.000,- sehingga modal di setor menjadi Rp

2.971.200.000,- dan pada tahun 2018 dilakukan penambahan modal dari

PT.PNM dan pemegang saham lain dengan modal disetor menjadi Rp

5.147.600.000,- dengan porsi saham PT PNM Rp 2.674.200.000,-atau

51,95% yang mana perubahan modal telah mendapat persetujuan dari OJK

pada awal tahun 2019.33

BPRS HAJI MISKIN diresmikan 30 Maret 2006 oleh Direktur Perbankan

Syariah Bank lndonesia Jakarta, Harisman, berdasarkan keputusan Gubernur

Bank lndonesia No.8/24IKEP.GBI/2006 tentang Pemberian lzin Usaha BPRS

Haji Miskin tanggal I Maret 2006 , saat ini berkantor pusat di Jl. Raya Padang

Panjang - Bukittinggi KM 10, Simpang Koto Tinggi Nagari Pandai Sikek,

Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar. Dengan 1 kantor cabang dan 3

kantor Kas yaitu:

a. Jl. Imam Bonjol No.187 Kel. Balai- balai, Kec Padang Panjang Barat,

Padang Panjang.

b. Baruah Pandai Sikek, Kec. X Koto Kabupaten Tanah Datar.

c. Jl. Jend. Sudirman No.94 Limo Kaum Batu Sangkar Kab Tanah Datar.

33
Rahmat Ismail dan Aswin Jusar, Profil dan Sejarah BPRS Haji Miskin, (Pandai Sikek, BPRS Haji
Miskin )

62
d. Kantor Cabang Payakumbuh: Jl.Tan Malaka No.195 Kelurahan Napar-

Kec Payakumbuh Utara- Kota Payakumbuh.

2. Visi dan Misi BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

a. Motto

Hidup Berkah, Tanpa Riba dengan Syariah

b. Visi

Menjadikan BPR Syariah Haji Miskin sebagai panutan bank

pembiayaan rakyat syariah di Sumatera Barat.

c. Misi

BPR Syariah HAJI MISKIN adalah "Meningkatkan peran serta usaha

kecil dan menengah dalam pembangunan ekonomi rakyat indonesia di

masa depan.

BPRS ini dinamai HAJI MISKIN adalah untuk menghormati dan

mengabadikan pejuang agama lslam yang berasal dari Pandai Sikek. Bersama

Haji Piobang, Haji Sumaniak dan Tuanku Nan Renceh, HAJI MISKIN adalah

Asisten Tuanku lmam Bonjol (Perang Pandri 1803 - 1836). Semula perang

Paderi merupakan perang kaum ulama dengan kaum adat, karena kaum ulama

ingin memberantas berbagai perbuatan kaum adat yang bertentangan dengan

ajaran lslam. Kaum adat yang terdesak kemudian meminta bantuan Belanda

dan HAJI MISKiN di kejar-kejar oleh Belanda .HAJI MISKIN berhasil

menyelamatkan dlri dan sampai sekarang, tidak diketahui keberadaan

63
makamnya. yang ada hanya situs makam HAJI MlSKlN, di Kanagarian

Pandai Sikek. Nama HAJI MlSKlN, juga telah diabadikan sebagai mana

masjid dan nama Pesantren di Pandai Sikek.

BPR Syariah adalah salah satu jenis bank, beroperasi atas izin Bank

lndonesia dengan sistem syariah, berdasarkan undang-undang No.7 Tahun

1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang No.10 Th

1998 dan Surat keputusan Direksi Bank lndonesia No.32l36/KEP/DlR tanggal

12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasa*an Prinsip Syariah.

BPR Syariah adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran (rekening giro).34

3. Tujuan dikembangkannya BPR Syariah

Tujuan dikembangkannya BPRS adalah untuk memberikan pelayanan

kepada pengusaha Mikro dan kecil, guna meningkatkan kinerja

perekonomian di wilayah operasionalnya. Dalam sistem perbankan

nasional BPR Syariah didirikan untuk melayani Usaha Mikro dan Kecil

(UMK). Sektor ini menjadikan BPR Syariah berbeda pangsa pasar dengan

bank Umum/Bank Umum Syariah.

34
Rahmat Ismail dan Aswin Jusar, Profil dan Sejarah BPRS Haji Miskin, (Pandai Sikek, BPRS Haji
Miskin )

64
4. Kegiatan Usaha BPR Syariah

Usaha yang dibolehkan BPRS meliputi:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

Deposito Berjangka ,Tabungan dan atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

b. Menyediakan pembiayaan bagi hasil, transaksi jual beli ,sewa dan

multi jasa dan kegiatan yang lazim dilakukan BPR Syariah sesuai

ketentuan Bl dan sepanjang sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah

Nasional (DSN).

c. Menempatkan dana dalam bentuk Deposito berjangka dan atau

tabungan pada Bank Syariah lain dan sertipikat Wadiah Bank

lndonesia.

5. Fungsi BPR Syariah

Fungsi BPR Syariah tidak hanya sekedar menyalurkan Pembiyaan

kepada usaha Mikro kecil dan Menengah tetapi juga menerima simpanan

masyarakat dalam bentuk tabungan dan Deposito serta produk-produk

perbankan lainnya sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Bank

lndonesia dan Fatwa DS.

65
Tabel 4.1

Perkembangan Usaha BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

No Tahun Aktiva Pembiayaan Dana Pihak Laba/

Ke 3 Rugi

1 2006

1.539.958 819.638 468.86 (40.490)

2 2007

2.531.243 1.426.176 1.553.294 (33.333)

3 2008

4.763.742 2.620.397 1.489.212 128.072

4 2009

6.967.192 5.270.754 3.280.037 281.929

5 2010

11.418.018 9.116.373 4.689.248 352.143

6 2011

20.182.008 14.516.674 7.940.432 467.496

7 2012

26.650.145 21.748.694 10.371.709 572.103

8 2013

27.476.918 21.435.126 10.131.416 606.792

66
9 2014

29.169.348 23.902.404 11.886.752 671.295

10 2015

35.149.506 25.932.313 16.973.132 613.677

11 2016

35.761.284 28.622.694 19.1253.121 713.894

12 2017 23.441.179

37.246.017 28.938.213 828.822

13 2018 30.636.536

47.488.577 35.447.524 1.083.601

6. Produk- produk BPRS Haji Miskin

a. Produk Penghimpunan Dana

1). Tabungan Mudharabah Umat

Setoran awal Rp 10.000,- memperoleh bagi hasil setiap

bulan, tidak dikenakan beban biaya administrasi tabungan,

sehingga saldo tabungan nasabah terus bertambah.

Pengambilan dapat dilakukan sewaktu-waktu pada jam

kerja, dapat dilayani dengan antar jemput bisa dijadikan

jaminan pembiayaan.

67
2). Tabungan Qurban

Setoran awal Rp 10.000,- memperoleh bagi hasil setiap

bulan, tidak dikenakan beban biaya administrasi tabungan,

sehingga saldo tabungan nasabah terus bertambah,

pengambilan tabungan dapat silakukan saat akan dilakukan

qurban.

3). Tabungan Haji

Adalah tabungan yang diniatkan dan digunankan untuk

pergi Haji atau Umrah setoran awal Rp 100.000,-

Memperoleh bagi hasil setiap bulan, tidak dikenakan beban

biaya administrasi, sehingga saldo tabungan nasabah terus

bertambah, dapat dijadikan jaminan pembiayaan.

4). Tabungan Pendidikan

Adalah tabungan yang ditujukan untuk pelajar mulai

dari TK sampai SLTA dalam rangka mendidik anak-anak

hidup hemat dan gemar menabung setoran awal Rp 5.000,-

Memperoleh bagi hasil setiap bulan, tidak dikenakan beban

biaya administrasi, sehingga saldo tabungan nasabah terus

68
bertambah, tabungan di jemput ke sekolah- sekolah dengan

jabwal tertentu.

b. Produk Penyaluran Dana (Pembiayaan)

1). Pembiayaan Murabahah (Jual Beli)

2). Pembiayaan Ijarah (Sewa)

3). Pembiayaan Ijarah Multi Jasa

4). Pembiayaan Mudharabah

5). Pembiayaan Musyarakah

6). Pembiayaan Talangan Haji

c. Persyaratan Pengajuan Pembiayaan

Usaha berbentuk perdagangan, jasa dan usaha produktif lainnya.

a. Foto Copy KTP Suami Istri

b. Foto Copy Kartu Keluarga

c. Pas Foto suami istri ukuran 3 × 4, sebanyak 2 lembar

d. Foto copy Agunan berupa BPKB kendaraan, sertifikat

tanah

69
e. Legalitas usaha

d. Produk Jasa Layanan Lainnya

a. Melayani transfer uang secara online keseluruh bank di

Indonesia

b. Melayani pembayaran rekening listrik dan telepon online

7. Manajemen/ Struktur Organisasi

Dewan Komisaris

Dwi Prahoro Irianto : Komisaris Utama

Aswin Jusar : Komisaris

Sjafril Ruslim,SE MA : Komisaris

Dewan Pengawas Syariah

DRS Sudirman M,Ag : Ketua

H. Syafruddin Halimy Kamaluddin, MA : Anggota

Direksi

Hendri Kamal.SE : Direktur Utama

70
Muhammad Nursal S.Ag : Direktur

B. Peran Bank Syariah dalam Meningkatkan Pendapatan UMKM di masa

Pandemi Covid-19

Untuk mengetahui Peran Bank Syariah Dalam Meningkatkan

Pendapatan UMKM di Masa Pandemi Covid-19. Maka dilakukan wawancara

dengan megajukan beberapa pertanyaan kepada Pimpian dan Nasabah BPRS

Haji Miskin Pandai Sikek yaitu sebagai berikut:

1. Peran Bank Syariah Dalam Hal Pemberian Pembiayaan Terhadap

Pelaku UMKM

Dalam rangka untuk mendukung pengembangan UMKM,

BPRS haji miskin pandai sikek Tanah Datar sangat memiliki peran

untuk mengembangkan usaha nasabah agar tidak terjadi penurunan

pendapatan pada masa pandemi Covid-19 dengan salah satu cara

memberikan pembiayaan untuk menambah modal usaha calon

nasabah tersebut.

Sebagaimana hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti

kepada pimpinan yang mana narasumber mengatakan bahwa:

Produk –produk yang diberikan kepada pelaku UMKM Produk


Pembiayaan yaitu: Mudharabah, Musyarakah, Murabahah,

71
Ijarah, dan Multijasa, produk Pendanaannya seperti Tabungan,
Deposito,dengan Syarat usahanya harus berjalan lancar,
usahanya harus jelas, tergantung pendapatan usahanya, maka
bank akan mensurvey terlebih dahulun usahanya, apakah usaha
yang dijalankan telah sesuai dengan prinsip syariah, tidak hanya
syarat yang harus ada dalam pemberian pembiayaan, prosedur
juga akan dibutuhkan oleh bank agar pemberian pembiayaan tidak
terjadinya kekeliruan dan kesalahan. . Dalam pemberian
pembiayaan terhadap pelaku UMKM tersebut pihak bank
memberikan pembiayaan tergantung kebutuhan nasabah maksimal
bisa sampai 1,2 milyar.35

Jadi untuk menganalisis pembiayaan yang akan diberikan

kepada calon nasabah dengan prosedur dan syarat yang cepat,

mudah dengan akad yang sesuai yang dibutuhkan oleh nasabah,

dengan Syarat usahanya harus berjalan lancar, usahanya harus

jelas, tergantung pendapatan usahanya, maka bank akan

mensurvey terlebih dahulu usahanya, apakah usaha yang

dijalankan telah sesuai dengan prinsip syariah yang akan di

berikan terhadap pemohon pembiayaan, dengan diberikannya

pembiayaan hendaknya dapat membantu UMKM dalam

mengembangkan usaha, dalam kebutuhan modal usaha agar tidak

terjadi penurunan pendapatan pada masa pandemi covid-19. Dalam

35
Wawancara dengan pimpinan BPRS haji miskin pandai sikek bapak Hendri Kamal, 29 April 2021

72
pemberian pembiayaan terhadap pelaku UMKM tersebut pihak

bank memberikan pembiayaan tergantung kebutuhan nasabah

maksimal bisa sampai 1,2 milyar. Prosedur dalam pengajuan

pembiayaan terhadap BPRS Haji Miskin Pandai Sikek yaitu

sebagai berikut:

a. Pengajuan permohonan pembiayaan

Nasabah datang langsung ke bank untuk mengisi

formulir permohonan pembiayaan sekaligus menyerahkan

persyaratan pembiayaan kepada petugas UMKM, syarat-

syarat yang harus dipenuhi oleh calon nasabah adalah

sebagai berikut:

1). Foto Copy kartu identitas diri (KTP/SIM) nasabah dan

Istri/ suami nasabah yang masih berlaku, dengan

memperlihatkan bukti dokumen aslinya.

2). Foto copy kartu keluarga yang masih berlaku, dengan

memperlihatkan bukti dokumennya.

3). Foto copy perizinan usaha ( dengan memperlihatkan

bukti dukumen aslinya), dengan ketentuan:

73
a). Untuk Plafond kecil dari Rp 100.000.000,- ( seratus juta

rupiah):

1. Surat keterangan usaha dari dinas / instansi/ pengelola

pasar (jika usaha berada di lingkungan pasar- pasar), atau

surat –surat keterangan lurah atau wali nagari.

2. Untuk usaha tertentu karena sifat, jenis dan lokasi

usahanya memerlukan perizinan khusus sesuai ketentuan

pemerintah berlaku, wajib dilengkapi dengan perizinan

khusus tersebut.

b). Untuk plafond Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah)

1. Foto copy perizinan usaha formal yang berlaku seperti

SIUP, SITU, TDP, NPWP dan lainnya.

2. Untuk usaha tertentu karena sifat, jenis dan lokasi

usahanya memerlukan perizinan khusus sesuai ketentuan

pemerintah berlaku, wajib dilengkapi dengan perizinan

khusus tersebut.

4). Foto copy agunan (asli diserahkan saat realisasi)

74
5). Foto copy NPWP bagi plafond pembiayaan yang lebih

dari Rp 100.000.000,

6). Mempunyai catatan keuangan

7). Foto nasabah dan istri/suami nasabah masing-masing

sebanyak 2 lembar.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Pimpinan BPRS

Haji Miskin tentang syarat- syarat kelengkapan dokumen

menyatakan bahwa:

“Persyaratan untuk mendapatkan pembiayaan sangat mudah,

cepat, tergantuung melihat kelancar usaha dan apakah sudah

sesuai dengan prinsip syariah.36Syarat yang wajib diminta oleh

bank berupa foto copy KTP, SIM, KK, bukti kepemilikan agunan,

pas foto, foto copy NPWP jika ada.”

Jadi untuk menganalisis persyaratan yang harus dipenuhi calon

nasabah agar bisa mengajukan pembiayaaan kepada BPRS Haji

Miskin Pandai Sikek Tanah Datar, calon nasabah tidak

dibebankan dengan banyak syarat dan prosedurnya yang sangat

sulit, pihak bank hanya melihat tergantung kelancaran usaha

36
Wawancara dengan pimpinan BPRS haji miskin pandai sikek bapak Hendri Kamal, 29 April 2021

75
nasabah tersebut, apakah sudah sesuai dengan prinsip syariah,

usahanya lancar, dengan melengkapi syarat- syarat berupa foto

Copy KTP, SIM, KK, bukti kepemilikan agunan, pas foto, foto

copy NPWP jika ada.

b. Sebelum memberikan pembiayaan

Pada tahap ini bank membandingkan permohonan

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah calon debitur, ini

disebut tahap analisa pembiayaan yang diperlukan agar

memperoleh keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan

dapat dikembalikan oleh nasabahnya, analisa pembiayaan

bertujuan untuk memperoleh permohonan dan meyakinkan

apakah usaha nasabah layak, nasabah memiliki

kemampuan dan kemauan memenuhi kewajibannya kepada

bank secara baik, baik pembayaran pokok pinjamam

maupun margin bagi hasil sesuai kesepakatan dengan baik.

c. Memberikan pembiyaan

Permohonan pembiayaan yang disetujui selanjutnya

akan dibuat akad pembiayaan. Untuk ketentuan akad

menggunakan akad jual beli (murabahah), yaitu berupa apa

76
yang dibutuhkan oleh calon nasabah yang dicantumkan di

dalam permohonan pembiayaanya. Bagi nasabah yang

membutuhkan tambahan modal usaha, pihal bank

memberikan sebanyak uang sebagai pembiayaan

(Murabahah) yang dibutuhkan oleh nasabah untuk usaha

produktif, sedangkan nasabah diwakilkan (wakalah) untuk

membeli objek pembiayaan, kemudian nasabah membayar

dalam bentuk angsuran kepada pihak bank sesuai dengan

akad yang sudah disepakati.

Setelah akad ditandatangani oleh kedua belah pihak dan

dokumentasi pengikat agunan pembiayaan telah selesai

dibuat, selama pembiayaan berdasarkan prinsip syariah itu

digunakan oleh nasabah debitur sampai jangka waktu

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, pihak bank

melanjutkan permohonan ke pusat dengan rekomendasi

dari pimpinan pembiayaan dengan lampiran yang

dibutuhkan dengan catatan telah memenuhi persyaratan

pembiayaan yang ditetapkan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibuk

Maymunnah pelaku UMKM, tentang bagaimana bisa

77
pelaku UMKM memilih BPRS sebagai tempat

pembiayaannya menyatakan bahwa:

“Pihak BPRS memberikan kemudahan prosedur, cepat,


dan bisa dipercayai, dengan syarat- syarat yang mudah
dan sesuai dengan prinsip syariah.”

“Ketika saya melakukan permohonan persyaratan yang


diberikan pihak sangat mudah, saya tidak mengalami
kesulitan, hanya saja harus menunggu beberapa minggu
untuk mengetahui hasil permohonan diterima atau ditolak,
maka dari itu saya lebih memilih BPRS dari pada bank
lainnya terkadang saya juga membutuhkan dana cepat.” 37

Jadi untuk menganalisis bagaimana menurut nasabah

prosedur dan syarat yang diberikan oleh pihak bank

sangatlah mudah, cepat, dan bank tersebut telah bisa

mempercayai nasabah tersebut karena nasabah tersebut

telah memakai jasa bank sudah bertahun- tahun untuk

menambah modal usahanya, dan nasabah tersebut tidak

pernah menungak dalam hal membayar angsuran

pembiayaan nya tersebut, dan akad yang diberikan oleh

pihak bank sesuai dengan prinsip syariah.

37
Wawancara langsung dengan ibuk Maymunnah , nasabah Pelaku UMKM BPRS Haji Miskin
Pandai sikek, 25 April 2021

78
Keuntugan yang diberikan oleh BPRS tersebut yaitu,

dengan pemberian pembiayaan tersebut bisa menambah

modal usaha saya, agar tidak terjadinya penurunan

pendapatan dimasa pada saat sekarang ini, pelaku UMKM

tersebut sangat tertolong oleh pihak bank tersebut karena

pihak telah mempercayai mereka untuk bertransaksi

menjadi nasabah bank tersebut

C. Analisis Prinsip 5C di BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

Sebelum melakukan pembiayaan pihak Bank terutama melakan

penilaian melalui Prinsip analisis 5C, sebagai berikut :

1. Character (Kemampuan Nasabah)

Penilaian terhadap karakter calon nasabah merupakan hal yang

sangat penting bagi suatu Bank. Berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan peneliti dengan Bapak Hendri Kamal mengatakan

bahwa pihak bank akan menilai bagaimana perilaku atau watak

dari calon nasabah. Biasanya pihak Bank akan melakukan

wawancara awal dengan calon nasabah, dari hal itu Bank akan

melihat bagaimana mimik dan tata berbicara calon nasabah,

apakah nasabah tersebut jujur atau tidak didalam menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh pihak Bank. Hal ini dilakukan agar

Bank mudah didalam melihat keseriusan calon nasabah dalam

79
melakukan pembiayaan. Tujuan dilakukannya penilaian karakter

nasabah tersbut guna agar calon nasabah tersebut tidak lalai

didalam melakukan kewajibannya untuk mengembalikan angsuran

kredit.

2. Capacity (Kemampuan Nasabah)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Hendri

Kamal Bahwa biasanya pihak Bank akan melihat potensi apakah

calon nasabah memiliki kemampuan didalam mengelola usahanya,

Sehingga nantinya calon nasabah akan bisa membayar kreditnya.

Selain itu Bank juga harus melihat jenis usaha apa yang dilakukan

oleh calon nasabah serta pihak Bank benar-benar teliti didalam

melihat omset usaha yang diperoleh calon nasabah setiap bulannya.

Dan nantinya calon nasabsah tidak melakukan keterlambatan dalam

pengembalian angsuran kredit.

3. Capital (Modal)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Hendri

Kamal bahwa Bank akan melakukan penilaian terhadap modal yang

dimiliki oleh calon nasabah, yang diukur sesuai posisi perusahaan.

Setiap nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan hal

yang harus dilakukan nasabah adalah menyediakan sumber dana

atau modal sendiri. Karena modal merupakan jumlah dana yang

dimiliki oleh calon nasabah. Semakin besar modal yang dimiliki

80
nasabah, maka akan semakin meyakinkan bagi Bank akan

keseriusan calon nasabah dalam melakukan pembiayaan.

4. Colleteral (Jaminan)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Hendri

Kamal menyatakan bahwa jaminan sangat diperlukan bagi suatu

Bank sebelum melakukan pembiayaan. Penilaian kelayakan

jaminan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pencairan

saat pembiayaan. Jaminan juga merupakan faktor yang sangat

penting, karena apabila calon nasabah mengalami kendala pada saat

pembiayaan didalam pengenmbalian kredit dan tidak dapat

melunasinya, maka jaminan yang dititipkan dapat digunakan

secepat mungkin sebagai gantinya. Jaminan yang diberikan harus

melebihi dari jumlah pembiayaan yang diberikan. Pada BPRS Haji

Miskin Pandai Sikek jaminan yang dapat diberikan berupa BPKB

kendara atau sertifikat tanah. Oleh sebab itu didalam melakukan

pembiayaan Bank harus benar-benar teliti melihat dokumen atau

data agunan tersebut. Dan data kepemilikan jaminan tersebut harus

benar-benar jelas dan pasti.

5. Condition Of Economy (Kondisi Ekonomi Nasabah)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Hendri

Kamal bahwa Bank harus melihat bagaiman kondisi ekonomi

nasabah pada saat ini dan dimasa yang akan datang. Karena

81
penilaian kondisi ekonomi calon nasabah juga sangat berpengaruh,

sebab tidak semua pembiayaan bisa disalurkan, Bank juga menilai

apakah usaha yang dijalankan nasabah bagus atau tidak. Jika

kondisi ekonomi nasabah bagus maka pembiayaan dapat

disalurkan, begitupun sebaliknya jika usahanya tidak bagus maka

pembiayaan tidak dapat disalurkan.

“Jika pihak bank telah memberikan pembiayaan berdasarkan


5C kepada nasabah sesuai karakter dan kebutuhan nasabah, maka
pihak bank telah memberikan pembiayaan kepada nasabah sesuai
dengan kebutuhannya dan nasabah berkewajiban untuk
memberikan bukti-bukti yaitu berupa bukti pembelian barang atas
usahanya. BPRS Haji Miskin Pandai Sikek berhak meminta
nasabah untuk memberikan bukti atas barang apa saja yang telah
dibeli sesuai tujuan awal pembiayaan.”38
Jadi, setelah pembiayaan diberikan pihak bank berdasarkan 5C,

maka nasabah wajib memberikan bukti seperti bukti pembelian

barang dan pihak bank berhak memintanya sesuai dengan tujuan di

awal.

D. Produk – produk BPRS Haji Miskin yang di berikan kepada pelaku

UMKM

1. Produk Pembiayaan

38
Wawancara dengan pimpinan BPRS haji miskin pandai sikek bapak Hendri Kamal, 29 April 2021

82
a. Pembiayaan Murabahah

Murabahah adalah pembiayaan yang diberikan bank untuk

pembelian atau renovasi rumah tinggal, pembelian rumah

susun/apartemen, rumah toko dan/atau rumah kantor. Serta juga di

dalam modal kerja. Akad yang digunakan adalah Murabahah, yaitu

jual beli dengan harga pokok dengan margin keuntungan yang

disepakati.

b. Pembiayaan Musyarakah

Musyarakah adalah pembiayaan yang disepakati oleh 2 orang

yang digunakaan untuk pembiayaan modal kerja untuk melakukan

usaha yang mana keuntungan kerugian ditanggung perjanjian yang

telah disepakati.

c. Mudharabah

Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih

pihak dimana pemilik modal (Bank) mempercayai sejumlah modal

kepada pengelola (Nasabah) dengan suatu perjanjian di awal.

Menegaskan kerja sama dengan kontribusi seratus persen modal dari

Bank dan akan di kelola oleh nasabah.

d. Ijarah

83
Ijarah Akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,

melalui sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas

barang itu sendiri. Contoh nasabah menjaminkan BPKB kepeda bank,

nanti bank akan memberikan pinjaman kepada nasabah tersebut.

e. Multijasa

Multijasa adalah pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada

nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa. Contohnya

pelayanan yang diberikan oleh bank kepada nasabah seperti transaksi

pengiriman uang, penerbitan Leter Of Credit (L/C), Gadai (Rahn),

Take Over pembiayaan (factoring), Garansi Bank, termasuk layanan

transaksi kartu kredit syariah untuk dapat memenuhi gaya hidup

modern yang serba cepat dan efisien.

2. Produk Pendanaan

a. Tabungan

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat

ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamaan

dengan itu. Contohnya seperti Tabungan Mudharabah Umat,

Tabungan Qurban, Tabungan Haji, Tabungan Pendidikan

84
b. Deposito

Deposito adalah produk simpanan di bank yang penyetorannya

maupun penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu saja,

deposito adalah tabungan yang berjangka, manfaat lain dari deposito

yaitu sebagai salah satu produk investasi yang paling menguntungkan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Pimpinan BPRS

Haji Miskin Pandai Sikek, tentang apa saja produk-produk yang

diberikan kepada pelaku UMKM yaitu:

”Produk –produk yang BPRS berikan kepada nasabah pelaku

UMKM yaitu Produk pembiayaannya seperti Mudharabah,

Musyarakah, Murabahah, Ijarah, Multijasa, produk pendanaaannya

seperti Tabungan dan Deposito. Bank memberikan produk sesuai

dengan yang dibutuhkan oleh nasabah”39

Jadi hasil dari analisis mengenai produk-produk pada BPRS

Haji Miskin Pandai Sikek sesuai dengan apa yang di sepakati oleh

nasabah dengan bank, nanti bank akan menawarkan beberapa produk

yang cocok untuk pelaku UMKM, maka di situ nasabah bisa memilih

39
Wawancara dengan pimpinan BPRS haji miskin pandai sikek bapak Hendri Kamal, 29 April 2021

85
produk apa yang sesuai dengan apa yang dibutuhkanya, produk BPRS

seperti Mudharabah, Murabahah, Musyarakah, Ijarah, Multijasa,

Tabungan dan Deposito.

E. Strategi BPRS dalam Pengendalian Dampak Pandemi Covid-19

Terhadap Jalannya Usaha Bank dan Pelaku UMKM

1. Selektif dalam memberikan pembiayaan

Pada masa sekarang ini sama kita ketahui bahwanya telah terjadinya

pandemi Covid-19 sejak awal 2020, dengan adanya pandemi tersebut

banyak dari lembaga keuangan syariah yang terkena dampaknya salah

satunya BPRS Haji Miskin dan pelaku UMKM. Dalam hal ini bank sulit

memberikan pembiayaan terhadap UMKM dan nasabah lainnya karena

bank itu sendiri berdampak covid-19, dengan itu bank harus bisa mencari

strategi dalam mengendalikan usaha bank nya agar bisa tetap bertahan

pada saat sekarang ini.

Hasil wawancara dengan Pimpinan BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

tentang peran bank dalam meningkatkan pendapatan UMKM pada masa

pandemic covid-19 beliau menyatakan bahwa:

“BPRS sangat sulit dalam memberikan pembiayaan kepada pelaku


UMKM pada saat sekarang ini, tetapi kami akan berusaha dan memilih

86
secara selektif dengan cara memilih usaha yang terkena dampak covid-19
yang kecil danpak terhadap usahanya, seperti usaha sembako, sector
pertanian, yang punya pendapatan tetap seperti pegawai, sector
pedagang yang penjualannya sudah membaik.”40

Jadi untuk menganalisis dari peran bank syariah dalam meningkatkan

pendapatan UMKM di masa pandemic yaitu pihak bank berusaha dalam

memberikan pembiayaan terhadap UMKM yang paling kecil terkena

dampak covid-19, agar bank tidak terlalu banyak mengambil resiko, jika

bank memilih usaha yang dampaknya terlalu besar maka bank akan

mengalami kesulitan dalam menghadapi resiko covid-19. Bank masih

memberikan pembiayaan kepada usahanya masih lancar, pendapatannya

lancar, mempunyai pendapatan tetap seperti pegawai, sector pertanian,

sector perdagangan.

2. Melalukan survey terhadap nasabah yang telah diberikan pembiayaan

Tujuan dari survey yaitu mengumpulkan semua informasi yang

diperlukan berdasarkan prinsip 5C, agar calon nasabah dapat dianalisis

dengan baik sehingga komite kredit dapat mengambil keputusan yang

tepat. BPRS harus melalukan survey dengan wawancara, maka bank akan

mengajukan beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan kepada nasabah.

40
Wawancara dengan pimpinan BPRS haji miskin pandai sikek bapak Hendri Kamal, 29 April 2021

87
Kiat –kiat Analisis dan Survey dalam pembiayaan:

1. Cek validasi dokumen (pre screening)

2. Gali informasi tentang calon debitur/ nasabah (5C)

3. Gali informasi tentang penggunaan unit barang

4. Gali informasi dari pihak ketiga (tetangga, RT, RW, Rekan kerja, dll)

5. Jelaskan isi perjanjian kontrak

Parameter umum survey lapangan

1. Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal

Hal –hal yang harus diverifikasi dan divalidasi saat survey kondisi

lingkungan tenpat tinggal adalah:

a. Lama tinggal di rumah tersebut

b. Status kepemilikan rumah

c. Jumlah penghuni rumah

d. Kondisi rumah calon nasabah

e. Lokasi tempat tinggal menunjukan kondisi lingkungan

2. Kondisi lingkungan tempat usaha

Hal –hal yang harus diverifikasi dan divalidasi saat survey adalah

lingkungan tempat usaha adalah:

88
a. Lama usaha disana

b. Status/jabatan calon debitur ditempat usaha tersebut

c. Omset penjualan nasabah per bulan nya

d. Jumlah karyawan usahanya

e. Luas tempat usaha dan lokasi strategis

f. Sarana / peralatan yang dimiliki

Hasil wawancara dengan Pimpinan BPRS Haji Miskin

Pandai Sikek tentang Strategi bank dalam mengendalikan

dampak covid-19 yang mempengaruhi usahanya bank yaitu:

“Kami pihak bank cara mengatasi dampak covid-19 dengan


cara melakukan pembiayaan ini, dengan melalukan survey
terlebih dahulu apakah usahanya sudah mulai berjalan atau
bergerak, usahanya harus jelas, sudah mampu mencicil
angsuran bank, setelah melakukan survey kami bisa melihat
bahwa usahanya masih bisa berjalan, meskipun sedikit
setidaknya ada pertumbuhan dari sebelumnya” 41

Jadi untuk menganalis cara bank dalam mengendalikan

dampak covid-19 yang mempengaruhi jalannya usahanya

bank, bank mengatasi dengan cara memberikan pembiayaan

kepada nasabah yang usahanya paling kecil terkena dalam

covid-19, kemudian akan mensurvey apakah nasabah tersebut

usahanya telah berjalan atau bergerak dan usahanya harus jelas,

41
Wawancara dengan pimpinan BPRS haji miskin pandai sikek bapak Hendri Kamal, 29 April 2021

89
nasabah tersebut telah mampu mencicil angsuran ke bank,maka

dari situ pihak bank bisa melihat bagaimana berkembangan

usaha nasabah nya tersebut.

Hasil wawancara dengan ibuk Yuliza tentang apakah

ada strategi dari pihak bank untuk nasabahnya yang usahanya

yang terkena dampak covid-19:

“Bank tersebut bisa menolong usaha saya, dengan cara


bank memberikan pembiayaan, dengan diberikannya
pembiayaan bisa menambah modal saya untuk kelancaran
usaha saya pada masa sekarang ini, pada masa sekarang ini
bank memberikan keringanan terhadap saya, dengan
memperpanjang angsurannya pembiayaan, pihak bank tau
bagaimana kondisi perekonomian masyarakat pada saat
sekarang ini, dengan itu bank memberikan keringanan
terhadap saya.”42

Jadi untuk menganalisis strategi dari pihak bank untuk

nasabah yang usahanya yang terkena dampat covid -19 yaitu

bank bisa menolong nasabah yang terkena dampak covid-19

tersebut, dengan cara memberikan kemudahan terhadap

nasabah, seperti meringankan angsurannya demi kekancaran

42
Wawancara dengan Ibuk Yuliza, Nasabah BPRS haji miskin pandai sikek 03 Mei 2021

90
usaha nasabah tersebut. Agar nasabah bisa mengembangkan

usahanya di tengah pandemic ini.

Hasil wawancara dengan ibuk Ratna Wati tentang

bagaimana cara ibuk mengendalikan usaha ibuk pada masa

sekarang ini agar tidak terjadinya penurunan pendapatan:

“Pada saat sekarang ini bahan baku usaha saya, yaitu


saya mempunyai usaha pembuatan tempe, dengan bahan baku
kacang kedelai yang di impor dari luar negeri, dengan adanya
pandemic sekarang bahan baku usaha saya naik menjadi 2000
per kilo nya, dengan terjadinya kenaikan harga bahan baku,
saya mengendalikan agar usaha tidak rugi dan pendapatan
tidak menurun maka saya mengurangi berat timbangan atau
ukuran tempe yang saya buat dengan harga yang sama.”43

Jadi untuk menganalisis cara nasabah mengendalikan

usaha agar tidak terjadinya penurunan pendapatan pada masa

pandemic covid-19 dengan memperkecil ukuran tempe nya,

akibat di kecilkan karena bahan baku kacang kedelai naik dari

sebelumnya, untuk menghindari penurunan pendapatan maka

nasabah tidak mau mengambil resiko banyak, nasabah

menyesuaikan harga bahan baku dengan besarnya tempe

tersebut harus sesuai dengan persaingan di pasar.

43
Wawancara dengan Ibuk Ratna Wati, Nasabah BPRS Haji Miskin Pandai Sikek, 05 Mei 2021

91
F. Analisis Proses Manajemen Risiko Pembiayaan pada BPRS Haji Miskin

Pandai Sikek

Proses Manajemen risiko merupakan suatu tindakan yang di lakukan

oleh Bank untuk meminimalisir risiko yang terjadi dalam suatu

pembiayaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan

pihak Bank bahwasanya Bank Syariah BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

telah menerapkan menajemen risiko untuk bisa mengatasi risiko yang

terjadi. Alternatif manajemen risiko yang dilakukan pihak bank yaitu

dengan prinsip 5C. 44

Pembiayaan Murabahah juga menjadi salah satu produk yang

digunakan oleh nasabah, dengan akad jual beli. karena pembiayaan

murabahah ini merupakan suatu akad yang terdiri dari pembiayaan

komsumtif dan produktif dan investasi. Pembiayaan komsumtif yang

digunakan nasabah untuk keperluan komsumsi nasabah seperti pembelian

rumah, pembelian bahan bangunan. Sedangkan pembiayaan yang produktif

untuk modal kerja atau modal usaha. Bagi nasabah yang melakukan

pembiayaan untuk modal usaha, maka dari tambahan modal tersebut

nasabah dapat membuka atau mengembangkan usahanya untuk membantu

pertumbuhan ekonomi nasabah. Dan terakhir yaitu pembiayaan investasi

44
Wawancara dengan pimpinan BPRS haji miskin pandai sikek bapak Hendri Kamal, 29 April 2021

92
yang dapat digunakan untuk pembelian kendaraan bermotor, mobil, mesin

jahit dan lainnya.

Dalam hal tersebut pembiayaan yang telah dilakukan dapat

menimbulkan risiko yang tidak diinginakan. Risiko pembiayaan yang

ditimbulkan adalah kegagalan nasabah untuk membayar kewajibannya

kreditnya sesuai ketepatan waktu yang telah ditentukan. Akibat dari

terjadinya risiko tersebut ditimbulkan karena menurunnya pendapatan

nasabah dengan kondisi ekonomi nasabah yang tidak stabil, sehingga

nasabah tersebut lalai didalam membayar kewajibannya terhadap bank

yang bersangkutan.

Adapun Proses Analisis Manajemen Risiko yang dapat dilakukan

BPRS Haji Miskin Pandai Sikek Tanah Datar yaitu dengan melakukan :

a. Identifikasi Risiko

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Hendri

Kamal bahwasanya pihak Bank akan melakukan analisa

terhadap pelaksanaan risiko yang timbul. identifikasi risiko ini

merupakan langkah awal didalam melihat kondisi keuangan

nasabah, yaitu kemampuan nasabah didalam membayar kredit.

Biasanya hal tersebut terjadi karena faktor pendapatan ekonomi

nasabah yang menurun. Dengan adanya risiko tersebut pihak

bank wajib melakukan identifikasi risiko secara berkala

93
dengan membuat daftar-daftar naasabah yang melakukan

keterlambatan dalam membayar angsuran perbulannya.

b. Pengukuran Risiko

Berdasarkan hasil wawancara bahwasanya setelah

dilakukannya identifiikasi risiko selanjutnya Bank melakukan

pengukuran risiko, yaitu dengan melakukan evaluasi secara

berkala untuk melihat besar kecilnya kerugian yang

ditimbulkan oleh suatu risiko terhadap tingkat kesehatan BPRS

Haji Miskin Pandai Sikek

c. Pemantauan Risiko

Dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak Hendri

Kamal bahwasanya pemantauan yang dilakukan oleh Bank

yaitu sebagai penyempurnaan suatu proses manajemen risiko.

Bank juga harus memiliki prosedur peamntauan yang

mencakup besarnya eksposur risiko, karena phak bank akan

selalu melihat atau memantau langsung bagaimana usaha yang

dilakukan oleh nasabah tersebut.

d. Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko merupakan suatu tindakan untuk

menyelamatkan Bank dari suatu kerugian. Upaya

menanggulangi risiko harus dilakukan, Sehingga dapat

dihindari dan diminimalkan. Proses pengendalian risiko yang

94
dilakukan oleh Bank harus sesuai dengan prosedur yang telah

diterapkan sesuai dengan risiko-risiko yang terjadi. Tujuannya

adalah agar risiko yang terjadi dalam suatu pembiayaan

murabahah dapat dikendalikan dengan baik.

Hasil wawancara dengan bapak Hendri kamal,

bagaimana cara jika kredit yang diberikan kepada nasabah

bermasalah karena nasabah terjadiya penurunan pendapatan,

bagaimana cara BPRS dalam mengatasi masalah tersebut yaitu:

“Cara bank dalam mengatasi hal tersebut, selama


nasabah mengelola usahanya dengan baik, nasabahnya cukup
komperatif dan terbuka, tetapi omsetnya menurun di luar
kemampuan dengan adanya covid-19, itu diberikan relaksasi,
Rescheduling, dan diberikan kemudahan dengan memperkecil
cicilan, dan diberikan tenggang waktu agar usahanya bisa
pulih kembali, tetapi jika nasabah tidak bisa mengatur
keuangan dan omzetnya, maka bank bank akan memberikan
peringatan lisan, SP1, SP2, SP3, dengan Eksekusi jaminan
yang diberikan kepada bank.”45
Jika untuk menganalisis bagaimana cara jika kredit

yang diberikan kepada nasabah bermasalah karena nasabah

terjadiya penurunan pendapatan, bagaimana cara BPRS dalam

mengatasi masalah tersebut yaitu selama nasabah bisa

mengelola usahanya dengan baik, nasabah cukup komperatif

45
Wawancara dengan pimpinan BPRS haji miskin pandai sikek bapak Hendri Kamal, 29 April 2021

95
dan terbuka, maka dengan itu bank bisa memberikan

keringanan kepada nasabah tersebut dengan memperkecil

cicilan nasabah, tetapi jika penurunan pendapatan nasabah

akibat covid-19, maka pihak bank masih bisa memberikan

relaksasi, rescheduling, dan diberikan kemudahan lainnya agar

usahanya nasabah tetap berjalan lancar.

96
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran bank

syariah dalam meningkatkan pendapatan UMKM di masa pandemic Covid-19

studi kasus BPRS Haji Miskin Pandai Sikek Tanah Datar yang telah

dipaparkan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut:

Peran BPRS Haji Miskin Pandai Sikek Tanah Datar pada masa

pandemi covid-19 dalam meningkatkan pendapatan UMKM salah satunya

dengan cara memberikan pembiayaan kepada pelaku UMKM yang paling

kecil usahanya yang terkena dampak covid-19, bank harus dengan selektif

dalam memilih mana usaha nasabah yang paling kecil berdampak covid-19.

Jenis produk yang diberikan kepada calon nasabah pelaku UMKM seperti

produk pembiayaanya Murabahah, Musyarakah, Mudharabah, Ijarah,

Multijasa produk pendanaannya yaitu, Tabungan dan Deposito. Bank

memberikan pembiayaan kepada nasabah paling besar 1,2 Milyar tergantung

kebutuhan nasabah dan melihat berapa besar agunannya. Untuk

meminimalisir resiko kemacetan angsuran BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

menerapkan Prinsip 5C yaitu, Character, Capacity, Capital, Collateral,

Conditions Of Economy.

97
B. Saran

Setelah melakukan penelitian dan penganalisaan pada BPRS Haji

Miskin Pandai Sikek Tanah Datar, penulis mengharapkan agar pihak BPRS

Haji Miskin Pandai Sikek Tanah Datar lebih selektif dalam memberikan

pembiayaan kepada calon nasabah pada masa sekarang ini, agar bank bisa

mengendalikan dampak yang terjadi terhadap jalanya usaha bank. Dengan

adanya pandemi Covid-19 pasti banyak dari nasabah BPRS yang terkena

dampak Covid-19, dengan itu perlu adanya dukungan atau peran bank dalam

meningkatkan pendapatan UMKM di masa pandemic covid-19 ini. Selain itu

BPRS perlu melakukan sosialisasi dalam mengenalkan produk-produk yang

ada pada BPRS kepada masyarakat luas. Selain itu penulis berharap agar

BPRS Haji Miskin Pandai Sikek Tanah Datar lebih meningkatkan

pelayanannya dan meningkatkan promosi terhadap produk-produk

pembiayaan dan pendanaannya

98
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, mamul. 2007. Membuka Cakrawala Ekonomi. Jakarta: Setia Purna Inves

Bungin, burhan . 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gramedia.

Dara Hafizah Gia. Peran Ekonomi Dan Keuangan Syariah pada Masa Pendemi

Covid-19, .Bandung: UIN SGD. Jurnal Likuid Volume I Nomor 01 Juli 2020

Danim , sudarwan. 2002. menjadi peneliti kuantitatif. Bandung : CV.Pustaka Setia

Erling Yuwanisya. Skripsi.2020. Peran Bank Syariah Dalam Mendukung

Pengembangan Industri Halal Melalui Halal Center Pada PT BPRS Buana Mitra

Perwira Purbalingga, Purwokerto

Karmir. 2015. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:Rajawali.

Kasmir. 2014. Bank dan lembaga keuangan lainnya. Jakarta: Rajawali Pers

Khalda Salsabilla Tisya. Jurnal. 2020. Peran Perbankan Terhadap Pembiayaan

UMKM Pada masa Pendemi Covid-19 di Rumah Nusantara Café DS Plosokandang,

kec Kedungwaru, Kab. Tulungagung.

Machmud Amir dan Rukmana. 2010. Bank Syariah Teori, Kebijakan dan Studi

Empiris di Indonesia. Jakarta: Erlangga

Muhammad. 2015. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta:Rajawali pres.

Muhammad. 2008. Paradigma, Metodologi Dan Aplikasi Ekonomi Syariah.

Yogyakarta:Graha

99
Resalawati, Ade . 2011. Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap
pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM Indonesia. Skripsi: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Rulam Ahmad. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sarwono Jonathan. 2012. Metode Riset Skripsi: Pendekatan Kuantitatif

(Menggunakan Prosedur SPSS). Jakarta: PT. Alex Media Komputindo

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Silvia Ziana. Jurnal. 2020. Strategi Pemasaran UMKM Arka Puyuh dalam

meningkatkan Pendapatan Selama masa Covid-19 Di desa Winong Kab.

Tulugangung.

Subagyo, Joko. 1997. metodologi penelitian dan teori praktek. Jakarta: rineka cipta

Sugiyono. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Sumar’in. 2012. Konsep Kelembagaan Bank Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tambunan. Tulus T.H. 2009. UMKM di Indonesia,. Bogor : Ghalia Indonesia

Tambunan, Tulus.2009. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia. Bogor :

Ghalia Indonesia

100
Yuninda Rara Yekti Nugrahana, Irham Zaki, Jurnal. 2020. Peran Bank Wakaf Mikro

Di masa Pandemi Covid-19. Departemen Ekonomi Syariah,Universitas Airlangga.

Rahmat Ismail dan Aswin Jusar, Profil dan Sejarah BPRS Haji Miskin, (Pandai

Sikek, BPRS Haji Miskin )

Wawancara dengan pimpinan BPRS haji miskin pandai sikek bapak Hendri Kamal,

29 April 2021

Wawancara langsung dengan ibuk Maymunnah , nasabah Pelaku UMKM BPRS

Haji Miskin Pandai sikek, 25 April 2021

Wawancara dengan Ibuk Yuliza, Nasabah BPRS haji miskin pandai sikek 08 Mei

2021

Wawancara dengan Ibuk Ratna Wati, Nasabah BPRS Haji Miskin Pandai Sikek, 05

Mei 2021

101

Anda mungkin juga menyukai