Anda di halaman 1dari 72

EFEKTIFITAS REMEDIAL DALAM MENANGGULANGI

PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH PADA PT. BPRS HAJI


MISKIN PANDAI SIKEK KAB. Tanah Datar
TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)

PadaJurusan D III Perbankan Syariah

Oleh :

ZULFADHLI
3113.119

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2016 M / 1437 H
P.rti[ti4I,g[A,tI'ieMeJNfuD[P.fi6nr,iSsjrh
dGEleDid'DBt!i'IdmIAINBdd(igibomz!I,*rDm
Nn[3rlsle hg.n ndd .rrErfllns

FADA rI. BP*S EAJI MTSXIN PA]iDd SII@X XAXI. I'.rrh


D.nr. M!-das brlw Ts Allnn ,iis r.trhstf,tu ahh mMUh
e@tfu ir"ri&i&Ddr djhjd !d* di.juro k' si&4 rid4'5n
h*drh!de{m&rfud*&s!diquI&@r!4

1--1
ru.alAsi !i! Gnd
Pl. IPRSnlivn{i Psd, s*rr! d

1A Nrt !rusi DUr Pdmk! s, {tsi d!


ABSTRAK
Tugas akhir ini disusun oleh Zulfadhli, Bp. 3113.119 yang berjudul
“Efektifitas Remedial Dalam Menanggulangi Pembiayaan Murabahah
Bermasalah pada PT. BPRS Haji Miskin Pandai Sikek”. Maksud dari
penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah peranan
remedial dalam menanggulangi pembiayaan murabahah bermasalah.
Latar belakang diangkatnya judul ini dikarenakan untuk mengetahui
bagaimanakah peranan remedial dalam menanggulangi dari banyaknya
pembiayaan murabahah yang mengalami kemacetan pada PT. BPRS Haji Miskin
Pandai Sikek.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang di
lakukan di PT BPRS Haji Miskin Pandai Sikek, data dalam penelitian ini
diperoleh dengan menggunakan metode wawancara serta dokumentasi, yaitu
penelitian langsung kelapangan melalui praktek magang serta penelitian di BPRS
Haji Miskin Pandai Sikek dan melalui studi kepustakaan yaitu dengan membaca
buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas.
Hasil dari penelitan ini adalah pihak BPRS Haji Miskin Pandai Sikek
memberikan beberapa tahapan terhadap nasabah yang mengalami kemacetan dan
juga pihak BPRS Haji Miskin Pandai Sikek memberikan rescheduling kepada
nasabah nya yang macet.

i
KATA PENGANTAR

‫ﺑﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ‬

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karena berkat

hidayah dan ‘inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini

sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya perbankan syariah.

Shalawat dan salam penulis doakan buat Nabi junjungan kita, Nabi Muhammad

SAW. Semoga beliau selalu mendapat kasih sayang Allah SWT dan tetap berada

dalam naungan-Nya. Tugas akhir ini berjudul “EFEKTIFITAS REMEDIAL

DALAM MENANGGULANGI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BERMASALAH PADA BPRS Haji Miskin Pandai Sikek Kab. Tanah

Datar”.

Sesungguhnya kebenaran itu hanya datang dari Allah SWT, tidak ada

gading yang tidak retak. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan dalam penulisan tugas akhir ini, untuk itu penulis berharap

kepada para pembaca yang budiman jika terdapat kesalahan dan kekeliruan baik

isi maupun penulisan supaya dapat memperbaikinya demi kesempurnaan.

Penulis menyadari juga bahwa dalam penulisan tugas akhir ini tidak akan

dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan, dukungan, ataupun motivasi dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis pertama mempersembahkan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Darzi dan Ibunda Masnawati

tercinta yang begitu tulus mendidik, membesarkan, serta memberikan motivasi

kepada penulis.
Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh keluarga besar yang selalu

memberikan motivasi dan dukungan demi kelanjutan studi penulis.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Bukittinggi beserta seluruh jajaran wakil Rektor,

Dekan Fakultas Syari’ah dan Ketua Jurusan Perbankan Syariah yang

telah memfasilitasi penulis dalam menimba pengetahuan di IAIN

Bukitinggi.

2. Bapak H. Andriyaldi, M.A selaku Pembimbing Akademik penulis

selama menjalani pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi yang telah memberikan nasehat, saran dan motivasi

kepada penulis.

3. Ibu Zulhemi,SE.MM selaku pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu dan fikiran untuk memberikan arahan serta

bimbingan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak dan Ibu dosen serta Karyawan/I Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi yang telah membekali penulis dengan berbagai

ilmu pengetahuan di perguruan tinggi ini.

5. Bapak Drs. Usman selaku Kepala perpustakaan Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Bukittinggi, serta karyawan/I Perpustakaan IAIN

Bukittinggi yang telah memberikan pelayanan terbaik bagi penulis

dalam mencari literatur-literatur terkait penulisan skripsi ini.


6. Bapak Hendri Kamal, SEsebagai pimpinan BPRS Haji Miskin Pandai

Sikek Kab. Tanah Datar yang telah memberikan izin penulis untuk

penelitian di perusahaan yang beliau pimpin.

7. Sahabat-sahabat, kakak-kakak dan abang-abang serta adik-adik

penulis di IAIN Bukittinggi yang selalu memberikan dukungannya

terhadap saya dan silaturahmi yang selama ini yang sudah kita

pertahankan.

8. Kepada para sahabat yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu

persatu yang selalu memotivasi dan memberikan bantuan baik moril

maupun materil.

Atas bantuan, saran dan bimbingan yang telah diberikan, penulis doakan ke

hadirat Allah SWT, semoga kiranya apa yang telah diberikan kepada penulis

dapat diterima sebagai amal sholeh di sisi-Nya. Amiin ya Rabbal’alamin.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis mengucapkan Alhamdulillah dan kepada

para pihak yang telah disebutkan, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya. Dengan harapan semoga tugas akhir ini memberikan manfaat

bagi siapa saja yang membacanya.

Bukittinggi, Juli 2016

Penulis

ZULFADHLI
NIM. 3113.119
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................. 5
C. Rumusan dan Batasan Masalah............................................................ 5
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian......................................................... 6
E. Penjelasan Judul....................................................................................7
F. Kajian Terdahulu.................................................................................. 9
G. Metode Penelitian................................................................................. 9
H. Sistematika Penulisan........................................................................... 13

BAB II PEMBAHASAN
A. Efektifitas
1. Pengertian Efektifitas.....................................................................14
2. Ukuran Efektifitas..........................................................................15
B. Pembiayaan Murabahah
1. Pengertian Pembiayaan Murabahah.............................................. 17
2. Landasan Syari`ah Pembiayaan Murabahah..................................18
3. Rukun dan Syarat Jual Beli............................................................20
4. Penerapan Murabahah dalam Perbankan Syari`ah.........................23

v
BAB III HASIL PENELITIAN

A. Monografi PT. BPRS Haji Miskin Pandai Sikek..................................36

1. Sejarah Berdirinya PT. BPRS Haji Miskin Pandai Sikek.................. 36

2. Visi Dan Misi PT. BPRS Haji Miskin Pandai Sikek..........................37

3. Struktur Organisasi PT. BPRS Haji Miskin Pandai Sikek................. 39

4. Produk PT. BPRS Haji Miskin Pandai Sikek.....................................44

B. Efektifitas Remedial dalam Menanggulangi Pembiayaan Murabahah

Bermasalah Pada PT. BPRS Haji Miskin Pandai Sikek........................47

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..... ..................................................................................... 56
B. Saran-saran........................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang mana mereka

mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam menjalani hidupnya

sebagai makhluk sosial, mereka harus saling berinteraksi dan tolong

menolong demi pemenuhan kebutuhan mereka yang berbeda-beda.

Bank hadir untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat

dalam menghadapi persoalan hidup mereka yang muncul bersamaan

dengan adanya perkembangan zaman dan peradaban yang mendorong

mereka untuk berikhtiar.

Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan

yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali kepada masyarakat serta memberikan jasa bank

lainnya.1 Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dananya ini

merupakan kegiatan pokok perbankan. Maksud dari menghimpun dana

adalah mengumpulkan atau mencari dana (Uang) dengan cara mencari dari

masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito.

1
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 11.

1
Bagi perbankan yang memakai prinsip konvensional, keuntungan

utama diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada

penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan.

Keuntungan dari selisih bunga ini di bank dikenal dengan istilah

spred based. Jika suatu bank mengalami kerugian dari selisih bunga maka

istilah ini dinamakan negatif spread, dimaksudkan suku bunga lebih besar

dari suku bunga kredit.

Sedangkan dalam ajaran islam bunga bank adalah riba yang

hukumnya adalah haram. Untuk mengatasi masalah ini, maka didirikan

bank yang berbasis syari`ah. Dan diiringi oleh munculnya lembaga

keuangan non bank yang berbasis syari`ah, maka terpenuhilah kebutuhan

dan keinginan masyarakat akan sarana perbankan yang tanpa bunga dan

dilandasi syari`ah yaitu dengan bagi hasil atau margin.

Sebagaimana diketahui bahwa lembaga perbankan syariah dalam

menjalankan usahanya, menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Namun berdirinya bank

syari`ah belum sanggup menjangkau masyarakat pada lapisan bawah.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibangunlah lembaga keuangan

mikro yang berbasis syari`ah yaitu Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) Haji Miskin.

2
Pada PT. BPRS Haji Miskin tempat penulis melakukan penalitian

ini, kegiatan usahanya tidak berbeda jauh dengan bank umum syariah

lainnya yang menyediakan produk dan jasa bank dengan jumlah dan

kapasitas yang lebih kecil dibandingkan bank umum syariah. Selain

memberikan penyaluran dana kepada masyarakat kecil, kegiatan usaha PT.

BPRS Haji Miskin juga menyediakan produk penghimpunan dana yang

dapat membantu masyarakat sekitar, serta fasilitas-fasilitas jasa lainnya

yang dapat memudahkan masyarakat.

Peranan umum BPRS Haji Miskin Pandai Sikek adalah melakukan

pendanaan pada usaha-usaha yang dilakukan masyarakat dengan

berdasarkan pada sistem perekonomian syari`at islam. Untuk menjalankan

peranannya tersebut, maka terdapat produk-produk penyaluran dana yang

berupa pembiayaan yang menggunakan akad Mudharabah (bagi hasil),

Murabahah (jual beli), dan Ijarah (sewa menyewa).

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah menjalankan dan meluncurkan

pembiayaan dengan prinsip kehati-hatian dalam melakukan pembiayaan.

Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah tidak semuanya dapat kembali

dengan baik dan membawa keuntungan yang diharapkan. Dengan kata

lain, pembiayaan berjalan baik dan lancar, akan tetapi dalam

perkembangannya tidak semua pembiayaan yang diberikan berjalan

lancar, dan sebagian menuju kearah kemacetan.

3
Dari sekian banyaknya pembiayaan-pembiayaan yang disalurkan

oleh PT. BPRS Haji Miskin Pandai Sikek Kab.Tanah Datar ini tidak

semuanya berjalan dengan lancar atau sesuai dengan yang diharapkan

akan tetapi banyak juga yang mengalami kemacetan, dan termasuk juga

pembiayaan Murabahah.

Dalam menanggulangi dari banyaknya pembiayaan-pembiayaan

yang macet, maka pihak bank akan melakukan beberapa hal, diantaranya

ialah dengan memberikan surat teguran kepada nasabah yang mengalami

kemacetan tersebut, namun apabila si nasabah tidak juga menghiraukan

dari teguran pihak bank, maka jalan terakhir yang ditempuh oleh pihak

bank adalah dengan menurunkan bagian Remedial untuk menindak lanjuti

nasabah yang mengalami kemacetan.

Dalam menanggulangi pembiayaan yang mengalami kemacetan

atau bermasalah tersebut bagian remedial menggunakan tekhnik

reschedulling yakni penjadwalan kembali, meliputi penjadwalan kembali

jangka waktu pembiayaan, perubahan jadwal angsuran, pemberian jangka

panjang, perubahan angsuran.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk

mengetahui lebih lanjut tentang penyelesian kemacetan pada pembiayaan

Murabahah bermasalah di BPRS Haji Miskin Pandai Sikek.

4
Oleh karena itu, penulis membahas dalam bentuk tugas akhir

dengan judul “EFEKTIFITAS REMEDIAL DALAM

MENANGGULANGI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BERMASALAH PADA PT. BPRS HAJI MISKIN PANDAI SIKEK. ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Adanya pembiayaan yang macet di BPRS haji Miskin Pandai

Sikek.

2. Langkah-langkah penyelesaian pembiayaan macet telah ditangani

oleh pihak BPRS Haji Miskin.

3. Penanganan pembiayaan macet dilakukan oleh bagian Remedial.

C. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka penulis membatasi

penelitian ini pada efektifitas remedial dalam menanggulangi

pembiayaan murabahah bermasalah dengan menggunakan teknik

reshedulling di BPRS Haji Miskin Pandai Sikek Kab. Tanah

Datar.

5
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, rumusan dalam penelitian ini

adalah; “Bagaimana Efektifitas Remedial Dalam Menanggulangi

Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BPRS Haji Miskin Pandai

Sikek Kab. Tanah Datar?”

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui dan menjelaskan

efektifitas yang dilakukan oleh bagian Remedial dalam menanggulangi

pembiayaan murabahah bermasalah di BPRS Haji miskin Pandai Sikek

Kab. Tanah Datar.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai

berikut :

a. Untuk memenuhi persyaratan akademis dalam

menyelesaikan studi Jurusan Diploma III demi

mendapatkan gelar Ahli Madya ( A.Md ) pada instansi

terkait.

6
b. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapat

dengan penerapan yang dilakukan pada PT. BPRS Haji

Miskin.

c. Untuk menambah wawasan penulis dalam dunia perbankan

syariah dan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya.

E. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kesulitan dalam

memahami judul ini, maka untuk menjelaskan pengertian dari beberapa

kata yang penting, yang terdapat dalam judul.

Efektifitas : Suatu pencapaian tujuan secara tepat

atau memilih tujuan-tujuan yang tepat

dari serangkaian alternatif atau pilihan

cara dan menentukan pilihan dari

beberapa pilihan lainnya.2

Remedial : Suatu bagian di lembaga perbankan

yang menangani masalah

pembiayaan macet. 3

2
Tim Mitra Bestari, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: PT. Refika
Aditarama, 2005), h.66
3
Idnaldi (Karyawan bagian Remedial di BPRS Haji Miskin)

7
Pembiayaan Murabahah : Segala sesuatu yang berhubungan

dengan biaya. Murabahah adalah

akad jual beli barang dengan

menyatakan harga perolehan dan

keuntungan (Margin) yang disepakati

oleh penjual dan pembeli.4

Pembiayaan Bermasalah :Yaitu dalam kaitannya dengan

kemampuan menghasilkan

pendapatan bagi lembaga keuangan,

sudah berkurang atau menurun dan

bahkan mungkin sudah tidak ada lagi

dan juga mengurangi pendapatan

memperbesar biaya pencadangan.5

Dari penjelasan judul diatas dapat disimpulkan bahwa bagaimana pihak

BPRS Haji Miskin Pandai sikek terutama bagian Remedial dalam menyelesaikan

dan menanggulangi pembiayaan yang macet.

4
Ibid, h. 147
5
Denda Wijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, ( Ghalian Indonesia :2005 ), h. 81-82

8
F. Kajian Terdahulu

Peneliti ini sebelumnya pernah diteliti oleh Mardhatillah, BP

3107.015 dengan judul Tekhnik Teknik Reconditioning dalam

Penyelesaian Pembiayaan Murabahah bermasalah pada BMT Al-

Hijrah Bukittinggi. Judul ini lebih memfokuskan kepada bagaimana

tekhnik Rescheduling dalam Penyelesaian pembiayaan Murabahah

bermasalah. Selanjutnya oleh Debi Cipta Dini, BP 3112.038 yang berjudul

Penanganan pembiayaan Bermasalah Murabahah Ba`i Bitsaman `Ajil

Bermasalah Bagi Pedagang kaki lima Melalui Tekhnik Rescheduling

pada KJKS Al-Ihsan Kenagarian Tabek Panjang Baso. Judul ini

terfokus pada penanganan pembiayaan Murabahah Bai` Bitsaman `Ajil

bermasalah bagi pedagang kaki lima melalui teknik Rescheduling.

Selanjutnya oleh Desyi Marianti, BP 1405.024 yang berjudul Faktor-

faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah (Murabahah Modal usaha)

pada BMT Al-Hijrah Bukittinggi. Judul ini terfokus pada bagaimana

Faktor-faktor penyebab pembiayaan bermasalah (Murabahah Modal

Usaha). Sedangkan penelitian ini Lebih terfokus kepada Upaya Yang

Dilakukan Oleh Bagian Remedial dalam Menanggulangi Pembiayaan

Murabahah Bermasalah Di Bprs Haji Miskin Pandai Sikek.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

9
Deskriptif, metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti

status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system

pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang6.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, penelitian deskriptif dimaksudkan

untuk eksplorasi dan klarifikasisuatu fenomena atau kenyataan sosial,

dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel dalam masalah yang

diteliti. Oleh karenanya, dalam penlitian jenis ini tidak melakukan

pengujian hipotesis tidak berpretensi membangun sebuah teori baru.

Dalam pengolahan dan analisis data lazimnya menggunakan pengolahan

statistik yang bersifat deskriptif (statistic deskriptif).7

2. Lokasi dan Tempat Penelitian

Lokasi tempat penulis melakukan penelitian adalah pada BPRS

Haji Miskin Pandai Sikek. Dilaksanakan saat penulis melakukan kegiatan

magang pada tanggal 5 Januari s/d 5 Februari 2016.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh

peneliti melalui observasi, wawancara langsung dengan pihak

6
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.hlm 98
7
Mulyadi, Mohammad. 2010. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Nadi Pustaka.hlm 75

10
Bank BPRS Haji Miskin Pandai Sikek Kab. Tanah Datar melalui

penyajian daftar dan wawancara tidak terstruktur.8

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah teknik pengumpulan data dengan cara

tidak langsung atau dengan studi kepustakaan, baik berupa bahan-

bahan bacaan maupun data angka yang memungkinkan.9 Data ini

penulis peroleh dan telaah dari berbagai buku referensi di pustaka

yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertataqp muka antara si

penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden yang

dalam hal ini adalah pihak Bank BPRS Haji Miskin Pandai Sikek Kab.

Tanah Datar dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide

(panduan wawancara).10

8
Muhammad Teguh, metodologi penelitian ekonomi dan aplikasi, ( Jakarta: PT
Raja Grafindo, 1999), hal. 112
9
Muhammad Teguh, metodologi penelitian ekonomi dan aplikasi, ( Jakarta: PT
Raja Grafindo, 1999), hal. 112
10
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.hlm 45
11
b. Observasi

Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai perhatian

yang berfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu.11

Observasi dapat dibedakan berdasarkan peran peneliti yaitu :

1) Observasi partisipan

Adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan

sebagai anggota yang berperan serta dalam kehidupan masyarakat topik

penelitian.peneliti memainkan dua peran, yaitu yang pertama berperan

sebagai anggota peserta dalam kehidupan masyarakat, dan kedua sebagai

peneliti yang mengumpulkan data tentang perilaku masyarakat dan

perilaku individunya.

2) Observasi non-partisipan

Adalah observasi yang menjadikan peneliti sebagaipenonton atau

penyaksi terhadap gejala atau kejadian yang menjadi topik penelitian.

Teknik Analisa Data

Untuk menganalisa data penulis melakukan analisa

kualitatif deskriptif. Analisa kualitatif adalah data yang berbentuk

non angka seperti kalimat.12

11
Emzir. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers.hlm 87

12
Irawan Prasetya, Logika Prosedur Penelitian, ( Jakarta:STIA-IAIN Press, 1999), hal. 86

12
H. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Bab pendahuluan terdiri dari hal-hal yang berkaitan dan

berhubungan dengan latar belakang masalah, identifikasi

masalah rumusan masalah, tujuan dan kegunaanya, kajian

terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Dimaksudkan sebagai bab untuk mengantarkan pada

pengenalan tentang efektivitas remedia dalam

menanggulangi pembiayaan murabahah bermasalah.

BAB III : Hasil Penelitian

BAB IV : Penutup

13
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektifitas

Menurut Agung Kurniawan dalam bukunya Trasformasi Pelayanan

Publik mendefinisikan efektifitas sebagai berikut : Efektifitas adalah

kemampuan melaksanakan tugas, fungsi ( operasi kegiatan program atau

misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan

atau ketegangan diantara pelaksanaannya.13

Menurut Steers, Efektifitas adalah jangkauan usaha suatu system

dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan

sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa

memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya.14

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata efektivitas

berasal dari kata efektif, termasuk adjectiva yaitu kelas kara yang

menjelaskan nomina atau pronominal yang bermakna 1) ada efeknya (

akibatnya, pengaruhnya, kesannya), 2) manjur atau mujarab ( tentang

13
Agung Kurniawan, Tranformasi Pelayanan Publik, (Yogyakarta:
Pembaharuan, 2005) h 109
14
Richard M Steers, Efektifitas Organisasi, (Jakarta:Erlangga, 1985), h 87

14
obat), 3) dapat membawa hasil, berhasil guna ( tentang usaha, tindakan), 4)

mulai berlaku (tentang undang – undang)15

Efektifitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran

yang telah ditentukan didalam setiap organisasi, kegiatan ataupun

program.Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti

yang telah ditentukan. Dari beberapa pengertian diatas mengenai

efektivitas dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target ( kualitas, kuantitas dan waktu) yang

telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan

terlebih dahulu.

2. Ukuran Efektifitas

Mengukur efektifitas bukanlah suatu hal yang sangat sederhana, karena

efektifitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada

siapa yang menilai serta menginterpretasikannya.Bila dipandang dari sudut

pandang produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan

pemahaman bahwa efektifitas berarti kualitas dan kuantitas barang dan

jasa.

Tingkat efektifitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara

rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan.

15
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembagan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia Ed.2 cet 9, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h 250

15
Namun jika hasil usaha atau pekerjaan dan tidakan yang dilakukan

tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang

diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.

Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, seperti yang dikemukakan

oleh Martan dan Lubis, yakni:

1) Pendekatan Sumber (resource approach) yakni mengukur

efektifitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya

keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik

fisik maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan

organisasi.

2) Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat

sejauh mana efektifitas pelaksanaan program dari semua

kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi.

3) Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian

pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai

output yang sesuai dengan rencana.16

Ukuran efektifitas menurut Richard M. Steers dalam bukunya yang

berjudul “Efektifitas Organisasi”adalah sebagai berikut:

1) Pencapaian tujuan

16
Hari S.B. Lubis dan Martani Husaini, Teori Organisasi (Suatu Pendekatan
Makro), Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia, 1987, h
55

16
Pencapaian tujuan adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan

harus dipandang sebagai suatu proses.

Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin

terjamin, diperlukan tahapan, baik dalam tahapan pencapaian

bagian-bagiannya maupun tahapan dalam arti periodisasinya.

Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa factor yaitu: kurun

waktu dan sasaran yang merupakan target kongkrit.

2) Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu

organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan

komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya.

Integrasi menyangkut proses sosialisasi.

3) Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan

diri dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur

proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja.17

B. Pembiayaan Murabahah

1. Pengertian Murabahah

Secara bahasa Murabahah berasal dari kata ar-ribhu yang berarti

keuntungan.Jual beli Murabahah berarti jual beli yang disebutkan jumlah

keuntungan nya.

17
Richard M Steers, Efektifitas Organisasi Cet ke-2, (Jakarta:Erlangga, 1985, h 53

17
Menurut fatwa DSN MUI, Murabahah adalah menjual suatu

barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli

membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.(fatwa DSN-MUI

Nomor 4 thn 2000).

Menurut kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Murabahah ialah

pembiayaan yang menguntungkan yang dilakukan oleh shahib al-mal

dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli dengan

penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan harga pengadaan jual

terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi shahib al-

mal dan pengembaliannya dilakukan secara tunai atau angsur. (pasal 20

angka 6,buku II)18.

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan

harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual

dan pembeli.Atau akad penyediaan barang berasarkan jual beli, dimana

bank membelikan kebutuhan barang nasabah (investasi/modal kerja) dan

bank menjual kembali kepada nasabah ditambah dengan keuntungan

yang disepakati19.

2. Landasan Hukum Syariah

Murabahah adalah suatu akad yang dibolehkan oleh syar’I serta

didukung oleh mayoritas ulama dari kalangan sahabat, tabi’in serta

ulama-ulama dari berbagai mazhab dan aliran.

18
Agustianto,Perjanjian (Akad) dalam Perbankan Syariah,Ciputat,2015.120-121
19
Modul2,Pelatihan Dasar Perbankan Syariah,Payakumbuh,2010.3

18
a. Al Qur’an

          

              

              

         

“orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan

lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian

itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),

Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang

telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti

(dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya

dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)

kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang

itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”(

QS Al-Baqarah 275)

19
          

              

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.

dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu.” (QS An-Nisaa’ 29)

b. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

No.04/DSC-MUI/IV/2000, tentang MURABAHAH.

3. Rukun dan Syarat Sahnya Jual Beli

Rukun Murabahah:

a. Adanya pihak-pihak yang melakukan akad yaitu penjual dan

pembeli.

b. Obyek yang di akadkan, yang mencakup barang yang diperjulbelikan

dan harga.

c. Akad/sighat yang terdiri dari ijab dan qabul.

Masing-masing rukun harus mempunyai syarat-syarat tertentu

a. Pihak yang berakad, harus:

1) Cakap hukum.

20
2) Sukarela(ridha), tidak dalam tekanan atau paksaan ataupun

ancaman.

b. Obyek yang diperjual belikan harus:

1) Tidak termasuk yang dilarang atau diharamkan.

2) Memberikan manfaat atau sesuatu yang bermanfaat.

3) Penyerahan obyek Murabahah dari penjual kepada pembeli

dapat dilakukan.

4) Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad.

5) Sesuai spesifikasinya antara yang diserahkan penjual dan yang

diterima pembeli.

c. Akad/sighat:

1) Harus jelas dan disebutkan secara spesifik dengan siapa yang

berkad.

2) Antara ijab dan qabul harus selaras baik dalam spesifikasi

barang maupun harga yang disepakati.

3) Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan

keabsahan transaksi pada kejadian yang akan datang.

Syarat-syarat sahnya jual beli Murabahah, yaitu:

a. Mengetahui harga pokok

Harga pokok juga harus diketahui oleh pembeli nasabah,

karena mengetahui harga merupakan salah satu syarat sah nya jual

beli yang menggunakan prinsip Murabahah.

21
b. Mengetahui keuntungan

Keuntungan harusnya juga diketahui karena ia merupakan

bagian dari harga20.

Jenis-jenis Pembiayaan

Pembiayaan dapat dijelaskan dari berbagai segi salah satunya dari

segi tujuannya. Pembiayaan dilihat dari segi tujuannya, terdapat dua

pengelompokan, yaitu:

a. Pembiayaan konsumtif

Pembiayaan konsumtif bertujuan untuk memenuhi barang-

barang atau kebutuhan-kebutuhan guna memenuhi keputusan dalam

konsumsi, pembiayaan konsumsi dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1) Pembiayaan konsumtif untuk umum, dan

2) Pembiayaan konsumtif untuk pemerintah.

Berdasarkan uraian diatas, maka pembiayaan konsumtif

memiliki arti ekonomis juga dengan adanya penarikan konsumtif oleh

suatu perusahaan, maka proses produksi akan berjalan lancar dan

memberikan hasil yang maksimal.

b. Pembiayaan produktif

Pembiayaan produktif bertujuan untuk memungkinkan

penerima pembiayaan dapat mencapai tujuannya yang apabila tanpa

pembiayaan tersebut tidak dapat diwujudkan.

20
Agustianto,Perjanjian (Akad) dalam Perbankan Syariah,Ciputat,2015.129-132.

22
Pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang bertujuan

untuk memperlancar jalannya proses produksi, mulai saat dari

pengumpulan bahan mentah, pengolahan dan sampai menjual barang-

barang yang sudah jadi.

Syarat Administratif

Seperti juga dalam perbankan konvensional,perbankan syariah

menetapkan syarat-syarat umum untuk sebuah pembiayaan, seperti hal-

hal berikut:

a. Surat permohonan tertulis,dengan dilampirkan proposal yang

memuat (antara lain) gambaran umum usaha, rencana atau prospek

usaha, rincian dan rencana penggunaan dana, jumlah kebutuhan

dana, dan jangka waktu penggunaan dana.

b. Legalitas usaha, seperti identitas diri, akta pendirian usaha, surat izin

umum perusahaan, dan tanda daftar perusahaan.

c. Laporan keuangan, seperti neraca dan laporan rugi laba, data

persediaan terakhir, data penjualan, dan fotocopy rekening bank.21

4. Penerapan Murabahah dalam Perbankan Syariah

Prinsip Murabahah umumnya diterapkan dalam pembiayaan

pengadaan barang investasi dan persediaan barang modal kerja. Skim ini

paling banyak digunakan karena sederhana dan menyerupai kredit

investasi pada bank konvensional.

21
Dr. Muhammad Syafi’I Antonio, M.Ec, Bank Syariah dari Teori ke Praktik,
(Jakarta: Gema Insani,2001) cet, ke-1,h.171.

23
Karakteristik Murabahah adalah penjual harus memberi tahu

harga produk yang ia beli dan menetukan tingkat keuntungan sebagai

tambahannya.

Apabila kita sebagai nasabah suatu bank syariah ingin

mengajukan pembiayaan Murabahah untuk pembelian bahan baku atau

modal kerja lainnya, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut22:

a. Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu

barang atau asset kepada bank syariah. Permohonan bisa dilakukan

dengan secara lisan, kemudian dilakukan tindakan tertulis.

b. Pengumpulan Data dan Investigasi. Data yang dibutuhkan oleh

officer bank di dasari pada kebutuhan dan tujuan pembiayaan. Untuk

mendukung kebenaran yang diperoleh, officer bank dapat melakukan

investigasi antara lain melakukan kunjungan langsung kelapangan

dan wawancara yang dapat dilakukan berkali-kali untuk meyakini

data yang diberikan nasabah23.

c. Analisa pembiayaan. Analisa pembiayaan dapat dilakukan dengan

berbagai metode sesuai kebijakan bank. Dalam beberapa kasus

seringkali di gunakan metode 5C ( character, capacity, capital,

condition, dan collateral), analisa ini ditinjau dengan melakukan

wawancara, BI checking dan verifikasi.

22
Agustianto, Perjanjian (Akad) dalam Perbankan Syariah,Ciputat,2015.148-149.
23
Ibid,.143.

24
d. Jika bank menerima permohonan tersebut bank harus membeli

terlebih dahulu asset yang dipesannya secara sah dengan pedagang,

bank membeli barang keperluan nasabah atas nama bank sendiri, dan

pembelian ini harus sah dan bebas riba.

e. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah dengan

harga jual sebesar harga beli plus margin/keuntungannya. Nasabah

harus membelinya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakatnya,

karena secara hukum perjanjian itu mengikat. Kemudian kedua belah

pihak harus membuat kontrak jual beli.

f. Pengikatan notariel. Proses penandatanganan akad yang disaksikan

oleh notaris24.

g. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad/

perjanjian tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus

dengan nasabah.

Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut

pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

Hubungan Hukum Antara Bank Syariah dan Nasabah

Penerapan hukum syariah dalam konteks hukum positif tersebut

juga dapat diwujudkan dalam kgiatan perbankan syariah. Akan tetapi,

asas kebebasan berkontrak ini harus memenuhi syarat sah nya suatu

24
Sunarto Zulkifli, panduan praktis transaksi perbankan syariah,153.

25
perjanjian, baik menurut syariah maupun KUH perdata pasal 1320,

yaitu:25

a. Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri.

b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.

c. Mengenai suatu pokok perjanjian tertentu.

d. Mengenai sutu sebab yang tidak dilarang.

Dengan kata lain jika bank dengan nasabah membuat perjanjian

yang bentuk formalnya didasarkan pada pasal 1320 KUH Perdata dan

pasal 1338 KUH Perdata,tapi isis, teori, atau substansinya didasarkan

atas ketentuan syariah, maka perjanjian tersebut dinyatakan sah, baik

dilihat dari segi hukum nasionl maupun dari sisi syariah.26

Pada prakteknya penyusunan suatu perjanjian antara bank syariah

dengan nasabah, dari segi hukum positif, selain mengacu kepada KUH

Perdata, juga harus merujuk kepada UU No. 10 Tahun 1998 tentang

perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, sedangkan dari sisi

suariah, para pihak tersebut perpedoman pada fatwa-fatwa Dewan

Syariah Nasional Majelis Ulama.

25
Karim, Ir. Adiwarman A. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. ( Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada). h. 482.
26
Karim, Ir. Adiwarman A. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. (
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada). h.482

26
Pembiayaan Syariah dalam Perspektif Legal Formal

Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998tentang Perubahan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, tidak terdapat

perbedaan definisi signifikan antara kredit dengan pembiayaan

berdasarkan prinsip syariah. Pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah

didefinisikan sebagai,27

“Penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain

yang mewajibkan pihak yang dibiayaai untuk mengembalikan uang atau

tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi

hasil.”

Dalam definisi tersebut kata pembiayaan prinsip syariah diganti

dengan kata kredit, kata pihak yang dibiayai untuk mengmbalikan uang

atau tagihan tersebut dig anti dengan peminjam untuk melunasi

untuknya, dan akhirnya kata imbalan atau bagi hasil diganti dengan kata

bunga.

Ketika berbicara tentang penerapan akad-akad syariah, bank

syariah harus mengacu kepada hukum positif yang ada. Menurut UU No,

10/1998 dan UU No. 23/1999, akad-akad fiqih tersebut adalah prinsip,

bukan jenis perjanjian bank syariah. Dalam parafigma ini, bank syariah

27
Karim, Ir. Adiwarman A. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. (
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada). h.483

27
memberikan fasilitas pembiayaan, bukan menjual atau menyewakan

suatu barang.

Akad jual beli atau sewa menyewa hanyalah prinsip yang

mendasarinya. Oleh karena itu, sebagian konsekuensi logisnya, dalam

surat perjanjian antara bank syariah dengan nasabah sebaiknya tidak

menggunakan istilah-istilah perjanjian jual-beli atau sewa-menyewa,

melainkan perjanjian pembiayaan berdasarkan prinsip Murabahah,

Ijarah dan sebagainya.

Sudah saatnya kita membedakan tataran berfikir fiqih dengan

tataran berfikir hukum positif . dengan kata lain, ketika berbicara bank

syariah, terdapat two level of playing fields, yaitu sharia level dan legal

level. Hal ini bukan sebgai wujud sekularisasi hukum, sebaliknya

sebagai upaya mewarnai hukum positif dengan nilai-nilai syariah.

Memahami sistematika berfikir hukum positif akan memberikan banyak

celah untuk memodifikasinya sesuai dengan nilai-nilai syariah.

28
Pokok-pokok Aturan Pembiayaan Murabahah Perspektif Fatwa dan

SEBI28

FATWA DSN -MUI SEBI 10/14/2008

Pelaku a. Bank membeli barang yang a. Bank bertindak sebagai

diperlukan nasabah atas pihak penyedia dana

nama bank sendiri dan dalam rangka

pembelian ini harus sah membelikan barang

dan bebas riba. (Fatwa terkait dengan kegiatan

No.04/IV/2000 Ps 1:4) transaksi Murabahah

b. Bank kemudian menjual dengan nasabah sebagai

barang tersebut kepada pihak pembeli barang.

nasabah (pemesan) dengan (III.3.1.a)

harga jual senilai harga beli

plus keuntungan nya.

(Fatwa No04/IV/2000 Ps

1:6)

Objek a. Barag yang a. Barang adalah objek

diperjualbelikan tidak jual beli yang diketahui

diharamkan oleh Syari’ah secara jelas kuantitas,

Islam. (Fatwa kualitas, harga

28
Karim, Ir. Adiwarman A. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. ( Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada). h.495-497.

29
No04/IV/2000 Ps 1:2) perolehan dan

b. Bank membiayai sebagian spesifikasinya.

atau seluruh harga (III.3.1.b)

pembelian barang yang b. Bank dapat membiayai

telah disepakati sebagian atau seluruh

kualifikasinya. (Fatwa harga pembelian barang

No04/IV/2000 Ps 1:3) yang telah disepakati

kualifikasinya.

(III.3.1.e)

c. Bank wajib

menyediakan dana

untuk merealisasikan

penyediaan barang yang

dipesan nasabah.

(III.3.1.f)

Harga a. Dalam kaitan ini bank a. Kesepakatan atas

harus memberitahu secara margin ditentukan hanya

jujur harga pokok barang satu kali pada awal

kepada nasabah berikut pembiayaan atas dasar

biaya yang diperlukan. Murabahah dan tidak

Bank kemudian menjual berubah selama periode

barang tersebut kepada pembiayaan.

nasabah (pemesan) dengan

30
harga jual senilai harga beli

plus keuntungannya.

(Fatwa No04/IV/2000 Ps

1:6)

b. Harga jual beli Murabahah

adalah harga beli dan biaya

yang diperlukan ditambah

keuntungan sesuai dengan

kesepakatan

(Fatwa16/IX.2000. Ps 1:2)

Jangka Nasabah membayar barang Jangka waktu pembayaran

Waktu dengan harga yang telah oleh nasabah kepada bank

disepakati tersebutpada jangka ditentukan berdasarkan

waktu tertentu yang telag kesepakatan bank dengan

disepakati. (Fatwa nasabah. (III.3.1.i)

No04/IX/2000. Ps 1:7)

Akad a. Jika bank menerima Bank dan nasabah wajib

permohonan nasabah, ia menuangkan kesepakatan

harus membeli terlebih dalam bentuk perjanjian

dahulu asset yang tertulis berupa akad

dipesannya secara sah pembiayaan atas dasar

dengan pedagang. (Fatwa Murabahah. (III.3.1.h)

No04/IV/2000. Ps 2:2)

31
b. Bank kemudian

menawarkan asset tersebut

kepada nasabahnya

(membelinya) sesuai

dengan perjanjian yang

disepakati, karena secara

hukum perjanjian tersebut

mengikat: kemudian kedua

belah pihak harus membuat

kontrak jual beli. (Fatwa

No04/IV/2000. Ps 2:9)

c. Jika bank hendak

mewakilkan kepada

nasabah untuk membeli

barang akad jual beli

Murabahah harus

dilakukan setelah barang

seecara prinsip telah

menjadi milik bank. (Fatwa

No. 04/IV/2000. Ps1:9)

Uang Dalam jual beli ini bank

muka membolehkan meminta

nasabah untuk membayar

32
uang muka saat

menandatangani kesepakatan

awal pemesanan (Fatwa

No04/IV/2000 Ps 2:4)

Jaminan Jaminan dalam Murabahah

dibolehkan agar nasabah

serius dengan pesanannya

(Fatwa No04/IV/2000 Ps 3:1)

Diskon a. Jika dalam jual beli Bank dapat memberikan

Murabahah LKS mendapat potongan dalam besaran

diskon dari supplier, harga yang wajar dengan tanpa

sebenarnya adalah harga diperjanjikan dimuka.

setelah diskon; karena itu (III.3.2)

diskon adalaha hak

nasabah. (Fatwa

No.16/IX/2000Ps 1:3)

b. Jika pemberan diskon

terjadi setelah akad,

pembagian diskon tersebut

dilakukan berdasarkan

perjanjian (persetujuan)

yang dimuat dalam akad

(Fatwa No.16/IX/2000. Ps

33
1:4)

Pelunasan a. Jika nasabah dalam

Dini transaksi Murabahah

melakukan pelunasan

pembayaran tepat waktu

atau lebih cepat dari waktu

yang telah disepakati, LKS

boleh memberikan

potongan dar kewajiban

pembayaran tersebut,

dengan syarat tdak

diperjanjikan dalam akad.

(Fatwa No.23/III/2002 Ps

1:1)

b. Besar potongan

sebagaimana dimaksud

diatas diserahkan pada

kebijakan dan

pertimbangan LKS.(Fatwa

No.23/III/2002 Ps 1:2)

Denda/ a. Nasabah mampu yang

Sanksi menunda-nunda

pembayaran dan/atau tidak

34
mempunyai kemauan dan

itikad baik untuk

membayar utangnya boleh

dikenakan sanksi.

b. Sanksi didasarkan pada

prinsip ta’zir yaitu yang

bertujuan agar nasabah

lebih disiplin dalam

melaksanakan

kewajibannya.

c. Sanksi juga dapat

sejumlah uang yang

besarnya ditentukan atas

dasar kesepakatan dan

dibuat atas akad

ditandatangani.

d. Dana yang berasal dari

denda diperuntukan

sebagai dana sosial.(Fatwa

No.17/IX/2002 Ps 1:3-6)

35
BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Monografi PT BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

1. Sejarah singkat PT.BPRS Haji Miskin

PT.BPRS Haji Miskin digagas oleh Dr.Rahmad Ismail dan Aswin

Jusar di Kanagarian Pandai Sikek,Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar

dan alm.Yong Suar,SH dari Kanagarian Padang Laweh,Kecamatan Sungai

Puar Kabupaten Agam yang ketiganya bermukim di Jakarta.

Gagasan tersebut berhasil diwujudkan dengan didirikannya PT.BPRS

Haji Miskin mulai beroperasi pada 1 April 2006 yang berkantor pusat di

Pandai Sikek dengan modal awal Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah)

atas nama 75 orang pemegang saham masyarakat pandai sikek dan padang

laweh,baik yang bermukim dikampung halaman maupun yang bermukim atau

menetap di perantauan seperti Jakarta,Pekanbaru,Padang dan Batu Sangkar.

Pada tanggal 24 Novenber 2009 BI menyetujui perubahan komposisi

kepemilikam BPRS Haji Miskin dari 75 menjadi 83 orang pemegang saham

dengan pertambahan modal disetor dari PNM (Permodalan Nasional Madani)

sebesar Rp.1100.000.000,- dan pemegang saham sebesar Rp.170.000.000-,

sehingga menjadi Rp.2.270.000.000,- (Dua Milyar Dua Ratus Tujuh Puluh

Juta)

Sedangkan daimbilnya Haji Miskin,untuk menghormati dan

mengabadikan pejuang Islam yang berasal dari Pandai Sikek bersama Haji

Piobang.
36
Haji Sumaniak dan Tuangku Nan Renceh yang merupakan Asisten

Tuanku Imam Bonjol (perang paderi 1803-1836) dan tidak itu saja nama Haji

Miskin juga telah diabadikan sebagai nama Mesjid dan Pesantren di Pandai

Sikek.

Akhirnya PT.BPRS Haji Miskin diresmakan pada 30 maret 2006 oleh

Direktur Perbankan Syariah Indonesia Jakarta Harisman berdasarkan

Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor:8/24Kep.GBI/2006 tentang

Pemberian Izin Usaha PT.BPRS Haji Miskin yang berkantor di Nagari Pandai

Sikek dan sejak tahun 2009 Kantor Pusat PT.BPRS Haji Miskin di jalan raya

Padang Panjang-Bukittinggi Km 10 Simpang Koto Tinggi Nagari Pandai

Sikek. Dengan beberapa kantor kas dan kantor cabang:

1. Jalan Imam Bonjol no.187 Kelurahan Balai balai,Kecamatan Padang

Panjang Barat Nagari Padang Panjang (kantor kas).

2. Baruah Pandai Sikek ,Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar

(kantor kas).

3. Jalan Jendaral Sudirman no.94 Limo Kaum Batu Sangkar Kabupaten

Tanah Datar (kantor kas).

4. Jalan Tan Malaka No.195 kel, Napar Payakumbuh Utara (kantor

cabang).

2. VISI dan MISI PT.BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

VISI

Menjadikan PT.BPRS Haji Miskin sebagai Bank Pembiayaan Syariah

diSumatera Barat.

37
MISI

Meningkatakan peran serta usaha kecil dan menengah dalam

pembanagunan ekonomi rakyat Indonesia dimasa depan.

Kegiatan Usaha BPRS Haji Miskin

Adapun usaha yang dapat dilakukan meliputi:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

tabungan,deposito berjangka dan lain lain.

2. Menyediakan pembiayaan bagi hasil,transaksi jual beli,sewa,multi jasa tang

sesuai dengan ketentuan BI dan disetujui DSN.

Adapun usaha yang dilarang operasionalnya yaitu:

a. Dilarang menerima simpanan berupa giro,dan ikut serta dalam lalulintas

pembayaran

b. Melakukan kegiatan usaha dalam Valas (valuta asaing) kecuali kegiatan

perdagangan valas (money changer) dengan izin dari BI.

c. Melakukan pernyataan modal.

d. Melakukan usaha peransuransian.

e. Melakukan usaha diluar kegiatan usah yang diperbolehkan.

Fungsi BPRS

Tidak hanya sekedar menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat

dalam bentuk usaha mikro tetapi juga menerima simpanan dalam bentuk

38
tabungan dan deposito serta produk lainnya yang telah sesuai dengan

ketentuan yang dikeluarkan BI.

3. Struktur Organisasi PT BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

Struktur organisai dalam sebuah lembaga perbankan sangatlah

diperlukan,hal ini bertujuan sebagai sistem penghubung antara bagian

bagian dan posisi dalam suatu perusahaan.

Pengorganisasian merupakan suatu manajemen penting bagi

perusahaan yang mempunyai fungsi sebagai pendelegasian wewenang dari

setiap orang dalam perusahaan sehingga dapat meminimalisir terjadinya

kekacauan.

39
Adapun struktur organisasi BPRS Haji Miskin sebagai berikut:

Gambar : 3 : 1
StrukturOrganisasi
BankPembiayaanRakyatSyariahHajiMiskin
RUPS

KomisarisUtam
a DPS
HadiPurnomo
DrsSudirman,M.Ag
Kom isaris Ketua
AswinJusar
H.SyafrudinHK,MA
Kom isaris Anggotal
SyafriRuslim

DirekturUtama
HendriKamal,SE

Direktur Direktur
M.Nursal IndraJaya

Kabid.Ops
EldaEnaMarini

InternalAud Teller CS AdmOperasional Um um Rem edial Pem biayaan/AO Adm.Pem by Funding Legal&Apreisal
EliSovia ElsaFebrina IkhwanulFikri ViviSusanti W idyaRahmi Idnaldi Ridwan DefiRosi Misrina DefiSTP
MeisraNinceAR DediAshari Akmal
Zamaluddin LharissaTri
Ass.Um um Osrizal
ReniHerawati
KANTOR KANTORKAS SalmanW ahyu
CABANG BATUSANGKAR Primananda
KaCabPyk Security PujiaResti
DiniEkaPutri AgusShandi DinaFitria
Marzuki RiciNovika

Driver KANTORKAS
BARUAH Raudhati
AO AdmPem b Funding CS/Teller JhoniPranata
RikiSabripinto LidyaMarka RizkiRizkaFeri SriYunifa
HarwanNovel AriAhmadRizal OfficeBoy KANTORKAS
PDGPJG DesiZaidar
RintoZulhas
TitinMarlina
Gusril
YudiMeizuardi
Sumber: Dokumentasi BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

40
Pola Kerja Instansi

Agar masing masing bagian dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan

prosedur yang telah ditetapkan,maka perlu adanya pembagian tugas masing

masing personil. Adapun pembagian tugasnya sebagai berikut:

1. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS

Merupakan kekuasaan tertinggi dalam struktur PT.BPRS Haji Miskin.

2. Dewan Komisaris

Tugas dan wewenangnya antara lain:

a. Menetapakan kebijaksanaan umum dan melakukan pengawasan

terhadap oleh Direksi. Dalam hal ini direksi dan anggota wajib

memberikan dan menjelaskan tentang hal yang diminta atau dinyatakan

komisaris.

b. Komisaris berwenang memberhentikan seorang direksi apabila anggota

direksi tersebut terbukti melanggar uu dengan ketentuan

c. Sebelum memberhentikan seorang direksi harus ada pemberitahuan

terlebih dahulu

d. Setelah 30 hari pemberitahuan komisaris wajib mengadakan RUPS.

e. Komisaris berhak menunjuk atau memberhentikan seseorang atau lebih

dalam membantu tugas tugasnya.

3. Dewan Pengawas Syariah

Dewan yang diletakkan setingkat dengan Dewan Komisaris,terdiri

dari 3 atau lebih ahli dibidang hukum islam. Ada beberapa tugas DPS yaitu:

41
a. Mengawasi produk bank apakah produk tersebut sesuai dengan syariat

islam.

b. Menegur jalannya operasional bank apabila bertentangan dengan syariat.

c. Mengeluarkan fatwa terhadap produk baru sebelum ditetapkan.

4. Direksi

a. Direktur Utama

1) Mengatur dan mengawasi staf yang ada di bawahnya.

2) Memimpin rapat direksi.

3) Memberikn persetujuan atas segala transaksi.

4) Menyetujui pencairan dan sesuai dengan ketentuan BI.

5) Bertanggung jawab atas perseoran dalam hubungan dengan pihak

eksternal perusahaan.

6) Bertanggung jawab terhadap RUPS.

b. Direktur Operasional

1) Memasarkan secara efektif dan selektif produk dan jasa bank.

2) Membuat rencana kerja pada bidang penghimpunan dan penyaluran

dana.

3) Memimpin suvervisi terhadap nasabah di lapangan dan mengatur

MSDI.

5. Funding

a. Melakukan penyuluhan dan meyakinkan calon nasabah.

b. Mempromosikan bank.

42
c. Bertanggung jawab atas setoran tunai yang diterima dilapangan dan

membuat rencana menghimpun dana.

6. Bagian Pembiayaan

a. Melayani dan menerima nasabah yang akan melakukan pembiayaan.

b. Menerima permohonan pembiayaan dari nasabah serta

mempersiapkannya.

c. Melakukan analisa secara menyeluruh terhadap kelayakan usaha nasabah

sebelum pembiayaan.

d. Menyerahkan hasil analisa dan mempertimbangkannya.

e. Menjaga semua register yang berhubungan dengan pembiayaan.

f. Memberikan semua laporan tentang calon nasabah.

4. Teller

a. Melayani transaksi nasabah baik setoran maupun penarikkan.

b. Bertanggung jawab atas uang di brangkas.

c. Membuat mutasi harian,jurnal kas harian dan mencocokkannya.

d. Meneliti kelengkapan nasabah yang aan dicairkan dananya.

8. Custumer service (CS)

a. Menerima nasabah dan calon nasabah dengan sopan dan ramah.

b. Melakukan prnjualan produk dan pendekatan pada nasabah dan calon

nasabah.

c. Memberikan pelayanan kepada nasabah.

43
9. Pembukuan Accounting

Bertugas melakukan aktifitas yang terjadi setiap harinya dan

membuat laporan yang dibutuhkan.

a. Bagian Support Pembiayaan

1) Bertugas menyiapkan pencairan akad.

2) Melengkapi persyaratan pencairan.

3) Mengadakan pengarsipan dan penyimpanan dokumen dokumen

pembiayaan.

b. Bagian Umum

1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan administrasi dan

keselamatan berbagai instansi.

2) Memelihara registrsi dan kartu investasi dan menghitung

penyusutan.

3) Mengagendakan syarat masuk maupun keluar.

4. Produk-produk di PT BPRS BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

1. Produk Penghimpun Dana

a. Tabungan

Dalam produk ini BPRS Haji Miskin memberikan bagi hasil setiap

bulannya selain itu produk tabungan ini dilayani dengan sistem antar

jemput tabungan.

44
1) Tabungan Mudharabah Umat

Merupakan tabungan untuk seluruh lapisan masyarakat dari berbagai

goongan. Setoran awal Rp.10.000 dan pengambilan dapat dilakukan

sewaktu waktu.

2) Tabungan Qurban

Tabungan yang direncanakan untuk ibadah Qurban dengan saldo

awal Rp.10.000.

3) Tabungan Haji

Tabungan yang direncanakan umtuk biaya keberangkatan haji atau

umrah dengan setoran minimal Rp.10.000.

4) Tabungan Pendidikan

Tabungan yang ditujukan untuk pelajar dalam rangka mendidik agar

dapat hidup hemat dan gemar menabung. Setoran awal minimal

Rp.5.000.

b. Deposito

Merupakan jaminan yang dapat dicairkan sesuai jangka waktu

yang telah ditentukan.

45
Tabel Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Tabel : 3 : 1

No Deposito

Jangka Waktu Nisbah

1 1 bulan 47 : 53

2 3 bulan 50 : 50

3 6 bulan 53 : 47

4 12 bulan 53 : 47

Sumber : Dokumentasi BPRS Haji Miskin Pandai Sikek.

Nasabah mendapatkan bagi hasil sesuai dengan jangka waktu

penyimpanan dan dapat diperpanjang setelah jatuh tempo.

2. Produk Penyaluran Dana

Dana yang terkumpul disalurkan dalam bentuk pembiayaan sesuai

dengan ketentuan syariah.

Sistem pembayarannya atas dasar kerjasama dan persaudaraan umat

islam. Pembiayaan ni diutamakan untuk modal kerja dan investasi dalam

rangka meningkatkan kehidupan masyarakat.

Adapun jenisnya:

a. Pembiayaan Murabahah ( jual beli ).

b. Pembiayaan Ijarah ( sewa ).

c. Pembiayan Mudharabah.

d. Pembiayaan Multi Jasa.

46
e. Pembiayaan Mingguan.

Persyaratan Pengajuan Pembiayaan.

a. Photo Copy KTP suami dan istri.

b. Photo Copy Kartu Keluarga.

c. Pas Foto suami dan istri ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar.

d. Photo Copy Anggunan.

e. Legalita usaha.

3. Produk Jasa Layanan Lainnya

a. Melayani transfer uang secara On Line keseluruh bank di Indonesia.

b. Melayani pembayaran listrik dan telpon prabayar.

B. Efektifitas Remedial Dalam Menanggulangi Pembiayaan Murabahan

Bermasalah di PT BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

Di dalam pemberian pembiayaan murabahah tentu adanya

pembiayaan yang bermasalah yang tidak mungkin dihindarkan oleh

lembaga keuangan syariah, seperti BPRS. Adapun dampak

pembiayaan yang bermasalah tersebut bagi BPRS kurang baiknya

kesehatan BPRS.

Dampak dari pembiayaan murabahah yang bermasalah bagi BPRS

Haji Miskin Pandai Sikek adalah kurangnya sebagian pendapatan

modal semakin menurun, tingkat kesehatan pembiayaan semakin

menurun dan memburuk.

Dan dilihat dari sisi lainnya dampak yang bisa di lihat adalah

hilangnya kesempatan usaha, reputasi BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

47
semakin buruk dan investor lain tidak berminat menanamkan

modalnya, serta dampak moral yang terjadi adalah BPRS Haji Miskin

Pandai Sikek telah bertindak lazim kepada investor dana karena tidak

produksionalnya aparat BPRS Haji Miskin Pandai Sikek dalam

menyalurkan pembiyaan yang baik, sehingga BPRS Haji Miskin

Pandai Sikek tidak memberikan bagi hasil yang baik kepada investor

dana.

Dengan terjadinya pembiayaan murabahah bermasalah di BPRS

Haji Miskin Pandai Sikek yang mengakibatkan kurangnya sebagian

pendapatan, modal semakin menurun, tingkat kesehatan pembiyaan

semakin menurun dan memburuk, sehingga mengakibatkan reputasi

BPRS Haji Miskin Pandai Sikek menjadi kurang baik.

Pada dasarnya cara menyelesaikan pembiayaan bermasalah

pada BPRS Haji Miskin Pandai Sikek tidak ada perbedaan pada

segmen pasar apapun, tetapi hanya saja perbedaan nya yaitu pada cara

dari pihak BPRS Haji Miskin Pandai Sikek mendatangi atau

menyelesaikan pembiayaan yang bermasalah tersebut pada nasabah

yang bermasalah.

Penyelesaian pembiayaan yang terjadi pada BPRS Haji Miskin

Pandai Sikek berdasarkan pada berat ringannya masalah yang dihadapi

serta sebab – sebab timbulnya kemacetan, khusus untuk nasabah

kategori bermasalah telah di lakukan penagihan harian, mingguan, dan

bulanan sesuai dengan janji nasabah.


48
Langkah-langkah yang dilakukan oleh remedial dalam

menanggulangi pembiayaan murabahah bermasalah:

Reschedulling ( penjadwalan kembali )

Merupakan perubahan persyaratan pembiayaan apabila usaha

nasabah di nilai masih memiliki prospek dan nasabah itu sendiri

mempunyai kemauan yang kuat untuk memenuhi kewajiban

pembiayaan.

Penjadwalan Penyelesaian Reschedulling dilakukan dengan cara :

1. Penjadwalan kembali jangka waktu pembiayaan.

Merupakan suatu dispensasi terhadap nasabah dalam

mengatur timbal balik sistem keuangan yang telah diatur

secara seksama pada perjanjian awal, karena adanya

dispensasi terhadap nasabah, agar dapat saling

menguntungkan kedua belah pihak yang saling

menguntungkan dalam bentuk kerja sama pemberi dan

peminjam. Dan apabila melanggar perjanjian awal maka

melakukan tindakan tegas terhadap peminjam dengan

memakai jangka waktu yang telah di tetapkan dari

perjanjian awal yang telah di sepakati antara pemberi dana (

pihak bank ) dengan peminjam ( nasabah ).

2. Perubahan jadwal angsuran

Dalam pengaturan perubahan jadwal angsuran pinjaman

nasabah memberikan jangka waktunya yang di perpanjang


49
dengan jadwal yang telah di tentukan pada awal pinjaman,

maka nasabah harus membayar sesuai dengan perjanjian

yang telah di tetapkan tersebut, dan apabila tidak tepat

waktu maka peminjam akan di beri sanksi sesuai aturan

yang berlaku dalam pinjam – meminjam di BPRS Haji

Miskin Pandai Sikek.

3. Pemberian jangka panjang

Dalam hal ini pemberian memakai sistem jangka panjang

dan mempunyai dispensasi terhadap nasabah pada jadwal

yang telah di tentukan, hal ini memberikan kelonggaran

terhadap nasabah dalam melakukan pembayaran dan tidak

mempunyai dispensasi akhir atau perjanjian kedua, dalam

sistem jangka panjang, karena dalam hal ini memberikan

kelonggaran terhadap peminjam atau nasabah.

4. Perubahan jadwal angsuran

Dalam hal ini peneliti mendapatkan informasi yang di

terima dari pihak BPRS Haji Miskin Pandai Sikek, apabila

angsuran tidak tercapai dalam perjanjian awal, maka ada

perjanjian kedua antara kedua belah pihak dan perubahan

sistem pembayarannya dalam akad, untuk di sepakati oleh

pihak BPRS Haji Miskin Pandai Sikek dan Pihak Nasabah.

50
Tahap-tahap pemberian surat peringatan terhadap nasabah yang

menunggak.29

Tahap I

Pada tahap ini penagihan dilakukan oleh AO ( Account

Officer ) bagian pembiayaan. Tahap pertama ini penagihan atas

hutang-hutang nasabah masih dilakukan oleh Account Officer

bagian pembiayaan sebagaimana pada hari-hari sebelumnya.30

Tahap II

Pada tahap ini nasabah telah menerima surat peringatan

pertama, tapi masih belum juga memenuhi perjanjian atau belum

menampakkan tanda – tanda untuk membayar. Pada tahap kedua

ini pihak masih memberikan kelonggaran kepada nasabahnya yang

mengalami kemacetan agar untuk membayarkan kewajibannya

kepada pihak BPRS Haji Miskin Pandai Sikek, namun apabila

nasabah masih juga tidak menghiraukan surat peringatan kedua ini

maka pihak BPRS Haji Miskin Pandai Sikek akan mengeluarkan

surat peringatan yang ketiga.

29
Defi kepala bagian pembiayaan wawancara pribadi tanggal 25-07-2016
30
Zamaluddin Anwar AO bagian pembiayaan wawancara pribadi tanggal 25-07-2016

51
Tahap III

Pada tahap ini nasabah yang sudah mendapatkan surat

peringatan kedua tetapi masih belum merespon dan tidak

menunjukkan etikat baik untuk membayar angsuran, maka pihak

BPRS Haji Miskin Pandai Sikek akan menurunkan bagian

remedialnya untuk melakukan secara terus menerus penagih

kepada nasabah tersebut. Pada tahap ketiga ini bagian remedial

mempunyai cara-cara pendekatan kepada nasabah pembiayaan

murabahah yang macet agar membayarkan hutangnya tersebut.

Tahap IV

Apabila surat peringatan ke tiga masih tidak mendapatkan

respon atau bahkan cenderung komperatif, maka barulah pihak

BPRS Haji Miskin Pandai Sikek akan melakukan penyitaan

jaminan bersama kolektor. Pada tahap ini apabila sinasabah masih

juga tidak menghiraukan surat peringatan yang telah pihak BPRS

Haji Miskin Pandai Sikek berikan padanya, maka pihak BPRS Haji

Miskin Pandai Sikek akan bertindak tegas terhadap nasabah

tersebut dengan cara melakukan penyitaan atas jaminan nasabah

yang mengalami kemacetan tersebut.

52
Jika dilihat dari segi kualitas pembiayaan yang bermasalah ada tiga kategori yang

bisa dilihat yaitu:31

a. Calon Masalah

Calon masalah yang dimaksud adalah ketepatan nasabah waktu

pembayaran hutangnya menurun, pembayaran nasabah selalu terlambat

sehingga selalu dingatkan untuk melakukan pembayaran.

b. Masalah Semi Permanen

Masalah semi permanen biasanya terjadi ketikan nasabah

mengalami kesulitan dalam pembayaran, misalnya bulan ini bisa bayar,

dan bulan depan tidak bisa bayar. Itikad baik nasabah masih ada untuk

membayar. Hanya saja tidak bisa tepat waktunya dalam pembayaran dan

masih bisa dibicarakan secara baik-baik.

c. Pembiayaan bermasalah permanen (tunggakan diatas 6 bulan)

Yang dimaksud pembiayaan bermasalah secara permanen adalah

terhentinya pembayaran yang dilakukan oleh nasabah, selain itu unit

barangnya sudah tidak ada lagi dan orang yang bersangkutan pun sudah

tidak ada lagi, data yang dimiliki oleh remedialpun tidak jelas atau tidak

ada sama sekali.

Dari sekian persen pembiayaan bermasalah, rata-rata penyebab utamanya

adalah:32

31
Defi kepala bagian pembiayaan wawancara pribadi tanggal 25-07-2016
32
Idnaldi bagian remedial wawancara pribadi tanggal 26-juli-2016.

53
a. Pada saat booking awal

Jika dilihat dari internal ada unsur kesengajaan pada waktu survey ada

kerjasama antara pihak eksternal (konsumen) dan internal (nasabah) dengan pihak

pembiayaan yang menerima nasabah dengan data fiktif, dan ketika di survey

terjadilah semacam sandiwara antara eksternal atau ada kerjasama antara dua

belah pihak sehingga pada akhirnya pasti menimbulkan masalah dan kasus inilah

yang paling berat masalahnya untuk diselesaikan.

b. Kemampuan nasabah menurun

Kemampuan nasabah dilihat dari pendapatan nasabah yang bisa berubah-

ubah, misalnya pendapatan perbulan biasanya lima juta menjadi dua juta.

Namun apabila sinasabah masih ada kemauan untuk membayar hutangnya

tersebut maka pihak BPRS Haji Miskin Pandai Sikek masih bisa memberikan

toleransi kepada nasabah tersebut.

54
Data Pembiayaan PT. BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

Tabel : 3 : 2

Tahun Jumlah Debitur Baki Debet Collectibility


2011 1.220 14.290.671.177,- LANCAR
11 90.373.800,- KURANG LANCAR
16 88.166.400,- DIRAGUKAN
35 47.462.499,- MACET
Jumlah: 1.282 14.516.673.876,-

2012 1.460 21.148.376.892,- LANCAR


31 236.810.600,- KURANG LANCAR
14 259.094.600,- DIRAGUKAN
38 104.412.399,- MACET
Jumlah: 1.543 21.748.694.091

2013 1.497 20.621.366.350,- LANCAR


30 200.534.650,- KURANG LANCAR
26 217.584.550,- DIRAGUKAN
64 359.639.850,- MACET
Jumlah: 1.617 21.435.125.400,-

2014 1.404 22.661.006.277,- LANCAR


29 526.734.722,- KURANG LANCAR
21 112.687.373,- DIRAGUKAN
73 601.975.253,- MACET
Jumlah: 1.527 23.902.403.625,-

2015 1.638 24.986.379.127,- LANCAR


28 504.395.758,- KURANG LANCAR
10 180.889.198,- DIRAGUKAN
44 260.684.645,- MACET
Jumlah: 1.720 25.932.312.728,-
Sumber: Dokumentasi BPRS Haji Miskin Pandai Sikek

55
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada BPRS Haji

Miskin Pandai Sikek maka dapat dikemukakan kesimpulan bahwa

efektifitas remedial dalam menanggulangi pembiayaan murabahah

bermasalah pada BPRS Haji Miskin Pandai Sikek sudah dilakukan

sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan yaitu :

1. BPRS Haji Miskin Pandai Sikek Memberikan beberapa tahapan

yaitu :

a. Tahap pertama pemberian surat peringatan pertama

(SP1).

b. Tahap keduan pemberian surat peringatan ke dua (SP2 ).

c. Tahap ketiga menurunkan bagian remedial.

d. Tahap keempat penyitaan terhadap barang jaminan.

2. BPRS Haji Miskin Pandai Sikek memberikan reschedulling

yaitu dengan cara :

a. Penjadwalan kembali jangka waktu pembiayaan.

b. Perubahan jadwal angsuran.

c. Pemberian jangka panjang.

d. Perubahan jadwal angsuran.

56
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikemukakan

saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya pihak BPRS Haji Miskin Pandai Sikek bisa

mempertahankan atas kinerja yang telah lakukan, agar

dimasa yang akan datang dapat lebih maju dan lebih

unggul.

2. Bagian Remedial lebih meningkatkan lagi strategi-strategi dan

cara-cara untuk menghadapi nasabah-nasabah yang mengalami

kemacetan, agar pembiayaan yang mengalami kemacetan

terutama pembiayaan Murababah dapat berkurang dan bahkan

dapat teratasi secara keseluruhan.

57
Daftar Pustaka
Agustianto,Perjanjian (Akad) dalam Perbankan Syariah,Ciputat,2015.

Agung Kurniawan, Tranformasi Pelayanan Publik, (Yogyakarta: Pembaharuan,


2005).
Denda Wijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, ( Ghalian Indonesia :2005 ).

Dr. Muhammad Syafi’I Antonio, M.Ec, Bank Syariah dari Teori ke Praktik,
(Jakarta: Gema Insani,2001) cet, ke-1.
Emzir. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers.

Hari S.B. Lubis dan Martani Husaini, Teori Organisasi (Suatu Pendekatan
Makro), Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu-ilmu Sosial Universitas
Indonesia, 1987).
Irawan Prasetya, Logika Prosedur Penelitian, ( Jakarta:STIA-IAIN Press, 1999).

Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006).

Karim, Ir. Adiwarman A. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. ( Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada).
Modul2,Pelatihan Dasar Perbankan Syariah,Payakumbuh,2010.

Mulyadi, Mohammad. 2010. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Nadi


Pustaka.

Muhammad Teguh, metodologi penelitian ekonomi dan aplikasi, ( Jakarta: PT


Raja Grafindo, 1999).
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Richard M Steers, Efektifitas Organisasi, (Jakarta:Erlangga, 1985).

Sunarto Zulkifli, panduan praktis transaksi perbankan syariah.

Tim Mitra Bestari, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: PT. Refika
Aditarama, 2005).
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : ZULFADHLI
NIM : 3113.119
Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 19 Februari 1991
Agama : Islam
Anakdari : Darzi, Masnawati
Alamat : Bulaan Jorong Kotohilalang Kec.
IV Koto Kab. Agam Sumbar

1. Sekolah Dasar Negeri (SDN ) Medan, Tahun 1997-2002


2. Sekolah Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah, Kab. Agam, Tahun 2006-
2010
3. Sekolah Menengah Atas Diniyyah Muara Bungo, Kab. Bungo, Tahun 2010-
2013
4. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi Jurusan Ekonomi D3
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Tahun 2013-2016

Anda mungkin juga menyukai