Anda di halaman 1dari 80

KONTRIBUSI PT.

PNM MEKAAR SYARIAH DALAM


MEMAJUKAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
(UMKM) DI KECAMATAN AMPEK NAGARI
KABUPATEN AGAM

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Penulisan Skripsi Pada Program Studi


Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Batusangkar

Oleh :

RASMI NURAIDA
NIM 1630401142

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BATUSANGKAR
1441H/ 2020M
i
ii
BIODATA PENULIS

Nama : Rasmi Nuraida

NIM : 1630401142

Jurusan : Perbankan Syariah

Fakutas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Tempat/ Tanggal Lahir : Bawan/ 05 Maret 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Email : rasminuraida20@gmail.com

Alamat :Kampung Tanjung, Jorong Pudung, Nagari Bawan,

Kecamatan, Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Provinsi

Sumatera Barat.

Riwayat Pendidikan : 1. 2004-2010: SDN 11 Pudung KAB AGAM

2. 2010-2013: SMPN 2 AMPEK NAGARI Kab AGAM

3. 2013-2016: MAN PADUSUNAN PARIAMAN

4. 2016-2020: IAIN BATUSANGKAR

iii
ABSTRAK

RASMI NURAIDA, NIM 1630401142, dengan judul “KONTRIBUSI


PT.PNM MEKAAR SYARIAH DALAM MEMAJUKAN USAHA MIKRO,
KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KECAMATAN AMPEK NAGARI
KABUPATEN AGAM”, Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Batusangkar tahun 2020
Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana kontribusi
PT.PNM Mekaar Syariah Dalam Memajukan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) di Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kontribusi PT.PNM Mekaar Syariah dalam memajukan usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten
Agam
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian lapangan
(field research), di mana dalam penelitian ini penulis akan menggambarkan
tentang Kontribusi PT.PNM Mekaar Syariah Dalam Memajukan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam.
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah melalui observasi dan
wawancara, sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan maka dapat diketahui
bahwa kontribusi yang dilakukan oleh PT.PNM Mekaar Syariah dalam
memajukan usaha mikro, kecil dan menengah yaitu dengan cara pihak PNM
memberikan pembiayaan kepada nasabah dimana pembiayaan tersebut diberikan
tanpa agunan, sehingga hal ini sangat membantu dan memudahkan nasabah dalam
mendapakan pembiayaan atau modal usaha, dan adanya keterlibatan PNM dalam
mengembangkan atau pembinaan bagaimana usaha tersebut dapat berkembang
serta dapat meningkatkan pendapatan. Selain itu dari sisi petugas difokuskan
untuk memberi pelayanan pada nasabah tidak serta merta hanya mengambil
angsuran tetapi juga mendampingi nasabah agar usahanya terus berkembang
melalui program Mekaar Mendengar. Kendala yang terjadi yaitu adanya nasabah
yang telah mendapatkan pembiaayan namun pembiayaan tersebut tidak digunakan
untuk kegiatan produktif melainkan untuk kegiatan konsumtif sehingga hal ini
menyebabkan nasabah kesulitan dalam pembayaran angsuran.

Kata kunci: PT.PNM Mekaar Syariah, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Kontribusi PT.PNM Mekaar Syariah Dalam
Memajukan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kecamatan
Ampek Nagari Kabupaten Agam”. Shalawat beriringan salam tidak lupa pula
penulis mohonkan kepada Allah SWT, semoga tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarganya, para sahabat dan para pengikut beliau sampai pada
akhir zaman yang telah membentangkan jalan kebenaran dimuka bumi Allah yang
tercinta ini.
Skripsi ini ditulis untuk menyelesaikan kuliah penulis guna meraih gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam, Institut Agama Islam Negeri Batusangkar. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini pula perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan
terimakasih yang setulusnya serta rasa penghargaan yang tak terhingga kepada
kedua orang tua Ibundaku tersayang dan tercinta Ali Nurhayati dan Ayahanda
Bustari yang sudah bersabar mendidik, menuntun, menasehati, dan mendoakan
serta memberikan dorongan moril maupun materil dengan segenap jiwa dan
ketulusan hatinya. Kemudian juga peneliti ucapkan terimakasih kepada Bapak
Rahmat Firdaus, M. E. Sy selaku pembimbing, yang telah membimbing dan
mengarahkan dengan penuh kesabaran, kasih sayang dan kebijaksanaannya,
meluangkan waktu, memberikan nasehat serta saran kepada penulis dalam
menyusun skripsi ini.
Selain itu penulis juga menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat:
1. Bapak Rektor IAIN Batusangkar Dr. H. Kasmuri, MA
2. Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Dr. Ulya Atsani, S.H.,
M.Hum.

ii
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
PENGESAHAN TIM PENGUJI
BIODATA PENULIS
KATA PERSEMBAHAN
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ........................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian .............................................................................................. 7
C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
E. Manfaat dan Luaran Penelitian ................................................................. 8
F. Defenisi Operasional ................................................................................. 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. LandasanTeori ........................................................................................... 10
1. Kontribusi ............................................................................................ 10
a. Pengertian Kontribusi ...................................................................... 10
2. Usaha Mikro, Kecil dan Menegah....................................................... 12
a. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ............................ 10
b. Landasan Hukum Usaha Mikro .................................................... 21
c. Hakekat Usaha Kecil, Menengah .................................................. 23
d. Sektor Usaha Yang Dapat Dibiayai .............................................. 25

iv
e. Pengembangan UMKM ................................................................ 25
f. Karakteristik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah......................... 27
g. Jenis Usaha Kecil dan Menengah ................................................. 31
h. Peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).....................32
i. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah....................................33
B. Penelitian Relevan..................................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 43
B. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................................. 43
C. Instrument Penelitian ................................................................................ 43
D. Sumber Data .............................................................................................. 43
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 44
F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 44
G. Teknik Penjaminan Keabsahan Data ........................................................ 45

BAB VI HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tentang PT.PNM Mekaar Syariah Cabang Lubuk


Basung 2
1. Sejarah PT.PNM Mekaar Syariah...................................................... 47
2. Lokasi PT.PNM Mekaar Syariah.......................................................49
3. Visi Misi PT.PNM Mekaar Syariah...................................................49
4. Struktur Organisasi PT.PNM Mekaar Syariah....................................50
5. Deskripsi Tugas dan Jabatan PT.PNM Mekaar Syariah.....................51
6. Budaya Perusahaan PT.PNM Mekaar Syariah....................................52
7. Produk-produk pada PT.PNM Mekaar Syariah................................. 53
B. Kontribusi PT.PNM Mekaar Syariah dala memajukan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM)...........................................................................54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................64

v
B. Saran...........................................................................................................64

DAFTAR KEPUSTAKAAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: data jumlah nasabah PT. PNM Mekaar Syariah.................................6

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur organisasi PT.PNM Mekaar Syariah................................51

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya. Menghadapi
era globalisasi saat ini, dunia usaha semakin berkembang.Usaha kecil
telah mendapat perhatiana dari pemerintah dan masyarakat, berbagai
keringanan dan kemudahan disediakan pemerintah untuk merangsang
dan membina usaha kecil.Kedudukan usaha kecil ditengah masyarakat
telah mendapat tempat yang layak karena dapat menyerap tenaga kerja
dan ikut memperlancarkan perekonomian Negara.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan
perekonomian dunia serta kemajuan ilmu teknologi maka suatu bangsa
harus terus bisa bersaing dengan global, perlu dilakukannya suatu
perubahan ke arah yang lebih baik.Salah satu indikator kemajuan suatu
bangsa dapat lihat dari pembangunan diberbagai sektor. Oleh karena
itu keberadaan lembaga keuangan dalam pembiayaan pembangunan
sangat dibutuhkan. Lembaga keuangan yang terlibat dalam suatu
pembiayaan pembangunan ekonomi dibagi menjadi dua, yaitu lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB). Keduanya
merupakan lembaga intermediasi keuangan (nurastuti, 2011:53).
Pemerintah telah berusaha membantu meningkatkan produksi dan
pengembangan usaha kecil yang salah satunya dengan cara
memberikan kredit, seperti kredit usaha kecil atau kebijaksanaan
dalam penyisihan laba BUMN sebesar 1-3% guna membina usaha
kecil dengan pola kemitraan. Hal ini sesuai dengan surat keputusan
yang dikeluarkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik
Indonesia Nomor: PER-05/MBU/2013 tentang program kemitraan
Badan Usaha Milik Negara dengan usaha kecil dapat berkembang

1
2

dengan baik, dan dapat meningkatkan nilai ekonomi bangsa


Indonesia(hadinoto,2005:173).
Usaha mikro kecil dan menengah atau yang disebut UMKM
merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam
pembangunan ekonomi. Gerak sektor usaha mikro kecil dan menengah
amat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan lapangan
pekerjaan.Usaha mikro kecil dan menengah cukup fleksibel dan dapat
dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan
pasar, selain itu juga usaha mikro kecil dan menengah cukup
memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan perdagangan.
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam undang-undang nomor 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 Juta tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 Juta.

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,


yang dilakukan oleh orang peroranga atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yag
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM.

Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan lebih dari Rp 50 Juta sampai dengan paling


banyak Rp 500 Juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.
3

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 sampai


dengan paling banyak Rp 2,5 M
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dal;am undang-undang no 20 tahun 2008 tentang UMKM.
Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekaayan bersih lebih dari Rp 500 Juta sampai
dengan paling banyak Rp 10 M tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5 M sampai
dengan yang paling banyak Rp 50 M.
Dilihat dari segi manajemen, kondisi usaha kecil dan menengah di
Indonesia masih memerlukan pengembangan yang tidak sebanding
dengan perannya sebagai tulang punggung ekonomi kerakyatan.
Memang cukup berat tantangan yang dihadapi untuk memperkuat
struktur perekonomian nasional. Untuk itu, pembinaan usaha kecil
harus lebih diarahkan dalam meningkatkan kemampuan, keterampilan,
keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan,
pemasaran dan keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan
sumber daya manusia mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu
menjalankan usahanya dengan baik(kuncoro, 2007:368). Fenomena
yang terjadi dimana usaha kecil banyak yang terpaksa gulung tikar
karena kekurangan modal untuk usaha.
Lembaga keuangan memegang peranan yang sangat penting untuk
mendukung pertumbuhan usaha kecil dan menengah dalam
menjembatani kebutuhan modal kerja. Ketersediaan modal yang
memadai dapat menciptakan pembentukan modal bagi usaha rakyat
4

sehingga dapat meningkatkan produksi, pendapatan dan menciptakan


surplus yang dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat dan
melakukan pemupukan modal.
Lembaga keuangan yang berperan dalam memberikan dan
menyalurkan bantuan modal kepada para pelaku usaha mikro kecil dan
menengah, selain itu juga membimbing masyarakat supaya dapat
bersaing serta dapat melahirkan usaha mikro kecil dan menegah yang
tangguh dan mandiri adalah PT.PNM Mekaar Syariah (Permodalan
Nasional Madani). PT.PNM Mekaar Syariah merupakan lembaga
keuangan yang berstatus BUMN. Keberadaan PT.PNM Mekaar
Syariah di Kecamatan Ampek Nagari diharapkan mampu menjadi
prospek ekonomi masyarakat bawah.
PT.PNM Mekaar syariah memiliki program kerja yang bertujuan
untuk mensejahterakan dan membimbing masyarakat untuk mencapai
derajat kehidupan yang lebih baik. Layanan pemberdayaan pada
PT.PNM Mekaar syariah lebih difokuskan kepada perempuan pelaku
usaha mikro melalui layanan berbasis kelompok. Sistem kelompok
tersebut dinamai sistem kelompok tanggung renteng, yang diharapkan
dapat menjembatani adanya masalah pada akses pembiayaan
perempuan dalam menjalankan usaha mikronya. Sehingga diharapkan
nasabah mampu menjalankan dan mengembangkan usahanya yang
akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Di PT PNM Mekaar ini jumlah pengusaha yang tergolong UMKM
di Kecamatan Ampek Nagari yaitu sebanyak 2.100 pengusaha, ini
merupakan jumlah dari keseluruhan, karena di PT.PNM ini hanya
fokus kepada berapa jumlah nasabah yang bisa dibiayai saja tidak
mendata apa saja usahanya karena ketika menerima pembiayaan ada
yang sudah punya usaha ada juga yang baru memulai usaha.
Dari wawancara yang saya lakukan dengan seorang nasabah yaitu
ibuk merry yang ada di Kecamatan Ampek Nagari ini bahwa pada
dasarnya nasabah sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan
5

keinginan dalam berusaha, namun terkendala dengan modal yang


dimiliki, jika seseorang ingin memiliki usaha tentunya harus ada modal
terlebih dahulu agar usaha tersebut dapat terjalankan sesuai dengan
yang diinginkan, namun terbatasnya akses pembiayaan modal kerja
menyebabkan keterampilan berusaha mereka kurang termanfaatkan
sehingga banyak masyarakat disini yang mengeluh, dengan adanya
PT.PNM Mekaar ini masyarakat dapat lebih mudah mendapatkan
modal(merry,2020:22).
Dalam operasionalnya PT.PNM Mekaar syariah di Kecamatan
Ampek Nagari menyalurkan pembiayaan kepada nasabah berupa
modal produktif. Penyaluran modal produktif ini diharapkan mampu
untuk memberdayakan masyarakat kecil yang membutuhkan modal
usaha.Adapun usaha ekonomi produktif ini meliputi seluruh kegiatan
usaha baik perorangan ataupun kelompok untuk meningkatkan taraf
hidupnya.
Pada tahun 2017 di Kecamatan Ampek Nagari telah berdiri suatu
perusahaan yaitu PT.PNM Mekaar Syariah, dengan keberadaan
PT.PNM Mekaar Syariah masyarakat sangat terbantu karena PT.PNM
Mekaar ini membantu masyarakat dengan memberikan pinjaman
modal bagi nasabah yang ingin membuka usaha. Bantuan yang
diberikan tidak hanya pinjaman modal saja tetapi juga pendampingan ,
sehingga nasabah yang tergabung dalam mekaar merupakan
masyarakat yang berkomitmen untuk terus meningkatkan dan
menumbuhkan keinginan untuk berwirausaha. PT.PNM Mekaar ini
sangat membantu dalam mengembangkan dan meningkatkan
perekonomian masyarakat yang ada di Kecamatan Ampek Nagari
dimana dapat dilihat bahwa samakin bertambahnya pelaku usaha, yang
awalnya tidak memiliki usaha sekarang sudah memiliki usaha dan
yang sudah memiliki usaha sekarang usahanya semakin berkembang
atau dapat mengembangkan usahanya dengan bantuan pinjaman modal
dari PT.PNM Mekaar Syariah.
6

Berikut adalah data jumlah nasabah 3 tahun terakhir di PT.PNM


Mekaar syariah:
Tabel 1.1
Jumlah nasabah
No Tahun Jumlah Nasabah
1 2017 3.000 Nasabah
2 2018 1.113 Nasabah
3 2019 2.100 Nasabah
Sumber: Kantor PT.PNM Mekaar syariah
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2017 jumlah
nasabah pada PT.PNM Mekaar syariah yang berada di cabang lubuk
basung 1 berjumlah 3.000 nasabah. Jumlah ini merupakan sebelum
adanya cabang baru yang terbagi dari cabang lubuk basung 1 tersebut,
pada tahun 2018 jumlah nasabah pada PT.PNM Mekaar syariah
berjumlah 1.113 nasabah dan pada tahun 2019 jumlah nasabah
sebanyak 2.100 nasabah. Pada tahun 2018 dan 2019 merupakan total
dari nasabah yang ada di PT.PNM Mekaar syariah cabang lubuk
basung 2.
Untuk memperoleh pembiayaan dari PT.PNM Mekaar syariah di
Kecamatan Ampek Nagari, masyarakat tidak merasa dipersulit oleh
persyaratan-persyaratan yang harus mereka penuhi sebagaimana pada
lembaga perbankan. Seperti yang diungkapkan ibuk Ali Nurhayati
bahwa dirinya merasa senang bisa mendapatkan pembiayaan dari
PT.PNM Mekaar syariah yang menawarkan kemudahan dalam
prosedurnya, persyaratannya yang ringan, memberikan pelayanan yang
cepat, dan pihak permodalan juga menerapkan sistem “jemput bola’’
dengan mendatangi nasabah atau calon nasabahnya. Kemudian dari
pembiayaan tersebut usaha ibuk Ali Nurhayati dapat berkembang
dengan baik(Ali Nurhayati, 2020:24).
Walaupun demikian permasalahan yang sering terjadi ialah adanya
nasabah yang telah mendapatkan pinjaman pembiayaan dari PT.PNM
Mekaar syariah berupa modal produktif, akan tetapi tidak digunakan
7

untuk pengembangan usaha, melainkan untuk tujuan konsumtif, seperti


untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga pembiayaan
tersebut tidak bisa menghasilkan apa-apa, akhirnya nasabah kesulitan
untuk mengembalikan pembiayaan tersebut. Dengan demikian, ini
merupakan tugas bagi PT.PNM Mekaar syariah agar pembiayaan yang
disalurkan tersebut betul-betul mampu mengembangkan usaha
masyarakat khususnya di Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten
Agam.
Dari paparan di atas, maka penulis ingin mengetahui lebih jauh lagi
tentang “Kontribusi PT.PNM Mekaar Syariah Dalam Memajukan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Di Kecamatan
Ampek Nagari, Kabupaten Agam”.

B. Fokus Penelitian
Penulis membatasi permasalahan penelitian pada Kontribusi
PT.PNM Mekaar Syariah dalam memajukan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) di Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam.

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa kontribusi PT.PNM Mekaar Syariah dalam memajukan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan
Ampek Nagari, Kabupaten Agam?
2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh PT.PNM Mekaar
Syariah dalam memajukan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam?
8

D. Tujuan dan Kegunaaan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui Kontribusi PT.PNM Mekaar syariah dalam
memajukan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Di
Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam.
b. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh PT.PNM Mekaar
Syariah dalam memajukan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam.
E. Manfaat dan Luaran Penelitian
a. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penelitian
Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan
perkuliahan pada program (S1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
2. Bagi Akademis
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat
memperkaya khazanah, sumbangan pemikiran, informasi dan
praktisi tentang PT.PNM Mekaar Syariah dalam memajukan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan
Ampek Nagari, Kabupaten Agam selain itu juga sebagai bahan
acuan bagi peneliti selanjutnya.
3. Bagi objek yang diteliti
Sebagai bahan masukan dan menjadi sumbangan pikiran
khususnya PT.PNM Mekaar Syariah dalam memajukan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Ampek
Nagari, Kabupaten Agam.
b. Luaran penelitian
Berhubungan dengan target yang ingin dicapai dari temuan
penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi pustaka dan
diterbitkan dijurnal ilmiah.
9

F. Definisi Operasional
Kontribusi adalah sesuatu yang dilakukan untuk membantu
menghasilkan atau mencapai sesuatu bersama-sama dengan orang lain,
atau melihatkan diri pada suatu kegiatan baik posisinya sabagai tim
kerja maupun karena jabatan yang diembannya selaku individu. Ketika
memberikan kontribusi, itu berarti memberikan sesuatu yang bernilai
bagi sesama, seperti uang, harta benda, kerja keras ataupun waktu kita.
Kontribusi yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah
keikutsertaan PT.PNM Mekaar syariah dalam memajukan usaha mikro
kecil menengah (UMKM) yang ada di kecamatan ampek nagari
Usaha mikro kecil menengah (UMKM) adalah usaha produktif
yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi
kriteria sebagai usaha mikro. Seperti diatur dalam UU No 20 tahun
2008.
Usaha mikro kecil menengah yang penulis maksud dalam
penelitian ini adalah usaha produktif yang diberikan oleh PT.PNM
Mekaar Syariah yang bertujuan untuk memajukan usaha mikro kecil
menengah (UMKM) yang ada di kecamatan ampek nagari
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori
1. Kontribusi
a. Pengertian Kontribusi
Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute,
contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan,
melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini
kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat
materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap
pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian
sebagai tindakan nyata yang dilakukan oleh individu atau lembaga
yang kemudiandapat memberikan dampak baik positif maupun
negatif terhadap pihak lain. Dari rumusan kontribusi diatas maka
dapat diartikan bahwa kontribusi adalah suatu keterlibatan yang
dilakukan oleh individu atau sebuah lembaga yang kemudian
memposisikan dirinya terhadap peran dalam sebuah kerja sama,
dan memberikan dampak nilai dari aspek sosial dan ekonomi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kontribusi adalah
sumbangan atau pemberian, yaitu pemberian andil setiap kegiatan,
peranan, masukan, ide dan lainnya. Sedangkan menurut Kamus
Ekonomi, kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama
dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu dan
bersama-sama.
Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha
meningkatkan efisiensi dan efektifitas hidupnya. Hal ini dilakukan
dengan cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian
menjadi bidang spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan
kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang

10
11

yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial dan


lainya (Anne Ahira, 2012:77)
Secara umum masyarakat mengartikan sebagai sumbangsih
atau peran, atau keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan
tertentu, ada banyak definisi dari berbagai ahli. Mereka
mengartikan kontribusi menurut sudut pandangnya masing-masing.
Kontribusi tidak bisa diartikan hanya sebagai keikutsertaan
seseorang secara formalitas saja, melainkan harus ada bukti nyata
atau aksi nyata bahwa orang atau kelompok tersebut ikut
membantu, ikut turun kelapangan untuk mengsukseskan suatu
kegiatan tertentu. Bentuk kontribusi yang bisa diberikan oleh
masyarakat harus sesuai dengan kapasitas atau kemampuan
masing-masing orang tersebut.Individu atau kelompok bisa
menyumbangkan pikirannya, tenaganya, dan materinya demi
mengsukseskan kegiatan yang direncanakan demi untuk mencapai
tujuan bersama.
Pengertian kontribusi menurut Soerjono Soekanto
mengartikan kontribusi sebagai bentuk iuran uang atau dana,
bantuan tenaga, bantuan pemikiran, bantuan materi, dan segala
macam bentuk bantuan yang kiranya dapat membantu suksesnya
kegiatan pada suatu forum, perkumpulan dan lain sebagainya
(Soerjono, 2006:269)
Jadi setiap orang dapat dikatakan berkontribusi apabila
terlihat atau melihatkan diri pada suatu kegiatan baik dalam
posisinya sebagai tim kerja maupun karena jabatan yang
diembannya selaku individu. Kontribusi tersebut tidak berhenti
pada satu jenis kegiatan atau aktivitas akan tetapi berkelanjutan
meskipun tindakan yang dilakukan oleh individual tersebut beda
dengan aktivitas yang dilakukan sebelumnya (Depertemen
Pendidikan Nasional, 2003:854).
12

2. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah


a. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Di indonesia posisi usaha mikro kecil dan menegah
(UMKM) telah lama diakui sebagai sektor usaha yang sangat
penting, karena berbagai peranannya yang riil dalam
perekonomian. Mulai dari Sharenya dalam pembentukan PDB
sekitar 63,58%, kemampuannya menyerap tenaga kerja sebesar
99,45% atau sangat besarnya jumlah unit usaha yang terlibat yakni
sekitar 99,84% dari seluruh unit usaha yang ada, sehingga pada
sharenya yang cukup signifikan dalam jumlah nilai eksport total,
yang mencapai 18,72%. Disamping itu keberadaan dari UMKM
itu sendiri merupakan salah satu upaya alternatif untuk
menanggulangi kemiskinan dimana melalui pemberdayaan
UMKM yang telah terbukti memiliki daya tahan yang relatif kuat
dalam menghadapi krisis ekonomi yang pernah dialami bangsa
Indonesia. Meskipun kita sadari bersama bahwa UMKM kurang
mendapatkan perhatian di indonesia sebelum krisis pecah pada
tahun 1997. Namun demikian, sejak krisis ekonomi melanda
indonesia (yang telah meruntuhkan banyak usaha besar) sebagian
besar UKM tetap bertahan, bahkan jumlahnya meningkat dengan
pesat, perhatian pada UMKM menjadi lebih besar, kuatnya UMKM
juga didukung oleh struktur permodalannya yang lebih banyak
tergantung pada modal sendiri (73%), 4% bank swasta, 11% bank
pemerintah, dan 3% pemasok (Pramiyanti.,2008:3).
Demikian juga berdasarkan data dari Biro Statistik (BPS)
kemampuannya menyerap tenaga kerja juga semakin meningkat
dari sekitar 12 juta pada tahun 1980, tahun 1990, dan tahun 1993
angka ini meningkat menjadi sekitar 45 juta dan 71 juta, dan pada
tahun 2001 menjadi 74,5 juta. Jumlah UMKM yang meningkat
dengan pesat, dari sekitar 7 ribu pada tahun 1980 menjadi sekitar
40 juta pada tahun 2001. Sementara itu total volume usaha, usaha
13

kecil dengan modal dibawah Rp. 1 miliar yang merupakan 99,85%


dari total unit usaha, mampu menyerap 88,59% dari total tenaga
kerja pada tahun yang sama. Demikian juga usaha skala menengah
(0,14% dari total usaha) dengan nilai modal antara 1 miliar sampai
Rp 50 miliar hanya mampu menyerap 10,83% tenaga kerja.
Sedangkan usaha skala besar (0,01%) dengan total diatas Rp. 54
miliar hanya mampu meyerap 0,56% tenaga kerja.
Dari data tersebut perkembangan UMKM dapat dikatakan
cukup baik dan masih memiliki prospek yang baik untuk
ditingkatkan, mengingat proses restrukturisasi sektor korporat dan
BUMN berlangsung lamban, padahal permintaan barang dan jasa
yang selama ini dipenuhi sektor korporat terus meningkat, sehingga
memberikan peluang usaha bagi UMKM dalam berbagai sektor
ekonomi. Pertumbuhan dan peran UMKM masih bisa terus
ditingkatkan, tidak saja karena ketangguhannya dalam menghadapi
berbagai kejutan ekonomi, tetapi juga kemampuannya yang besar
dalam menyediakan lapangan kerja, serta mengatasi
kemiskinan.Dengan semakin menguatnya komitmen pemerintah
saat ini, iklim investasi dan kegairahan usaha dalam perekonomian
nasional, termasuk UMKM akan jauh lebih baik (Jurnal Kajian
Ekonomi dan bisnis, 2009:1979-1607).
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah
satu andalan utama bagi ketahanan ekonomi sebuah negara.
Terbukti dimasa krisis dengan bertumbangannya banyak usaha
konglomerasi yang dililit hutang luar negeri, usaha kecil menengah
terutama yang berorientasi eksport justru meraup keuntungan yang
luar biasa. Sebagian lagi survive dengan berbagai cara karena
kecilnya investasi dan modal yang berputar.
Akan tetapi masih banyaknya masalah yang dihadapi oleh
pihak UMKM dalam rangka mengembangkan usahanya perlu
mendapatkan perhatian khusus bukan hanya dari pihak pemerintah
14

saja. Dengan kata lain bahwa persoalan kurang berkembangnya dan


terperhatikannya sektor ekonomi UMKM tersebut kiranya jangan
hanya ditumpukan pada tanggung jawab salah satu lembaga
ekonomi saja, misalnya hanya pada sektor perbankan dalam
kaitannya dengan permasalahan pendanaan. Jadi seharusnya
ditumpukan dan menjadi tanggung jawab dari seluruh lembaga-
lembaga ekonomi lainnya. Oleh karena itu hal yang penting untuk
dibahas adalah bagaimana seharusnya peran yang dimainkan oleh
lembaga-lembaga ekonomi tersebut dalam memberdayakan atau
membangun sektor ekonomi UMKM tersebut.
Pertama, mungkin dapat dipahami bahwa sebenarnya
lembaga yang paling bertanggung jawab adalah untuk
mengembangkan sektor ekonomi UMKM adalah pemerintah.
Karena secara ”de facto dan de jure”, pemerintahlah yang
seharusnya terlebih dulu menunjukan ”political will dan political
action-nya” secara konkrit dalam komitmennya untuk berpihak
secara nyata kesektor UMKM. Dimana hal tersebut seharusnya
sudah tertuang dalam ”blue print” kebijaksanaan pembangunan
diwilayahnya masing-masing (Marsuki, 2006: 21).
Dalam hal ini pemerintah daerah misalnya, harus mampu
berperan sebagai inisiator, fasilitator, mediator, koordinator
ataupun regulator demi untuk merealisasikan strategi pembangunan
ekonomi yang berbasis pada UMKM. Diantaranya, pemerintah
melalui dinas-dinasnya dibawah koordinasi BAPPEDA harus
mampu menyusun dan menerbitkan ”land scape” atau peta potensi
sektor ekonomi UMKM ini secara jelas dalam berbagai aspeknya,
yang nantinya dapat dijadikan acuan bagi lembaga-lembaga lainnya
untuk mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan secara tepat.
Kedua, dalam kaitannya dengan lembaga-lembaga dunia
usaha, baik pengusaha UKMK maupun pengusaha besar, mereka
selalu harus berupaya secara mandiri dan sukarela untuk
15

melakukan langkah-langkah strategis dan realistis dalam berusaha.


Diantaranya bagi pengusaha UMKM, meraka harus selalu berupaya
meningkatkan ketrampilan atau pengetahuan berusahanya, baik di
bidang produksi, manajemen maupun pemasarannya, atau
melakukan aliansi usaha secara professionalbaik dengan pengusaha
sektor UMKM, maupun dengan sektor-sektor usaha lainnya, dalam
bidang-bidang yang telah disebutkan. Kemudian mereka harus
selalu berusaha dapat memenuhi syarat-syarat minimal agar dapat
akses kelembaga-lembaga perbankan.
Sedangkan bagi pengusaha besar didaerah, kiranya mereka
berusaha menyertakan sektor ekonomi UMKM sebagai partner
berusaha secara fungsional atas dasar saling menguntungkan.Serta
kiranya pengusaha besar tersebut berusaha melakukan investasi
berkenaan dengan pemberdayaan sektor atau potensi sumber daya
lokal unggulan utamanya dalam industri pengolahan dengan
melibatkan sektor UMKM, atau kiranya para pengusaha besar
dapat berperan sebagai penjamin pendanaan pada sektor perbankan,
oleh karena adanya keterkaitan kegiatan atau usaha diantara
mereka.
Ketiga, dalam kaitannya dengan lembaga keuangan dan
perbankan. Kiranya dengan adanya UU otonomi daerah maka
sektor perbankan yang ada didaerah dapat melakukan beberapa
penyesuaian kebijaksanaan baik dari kepentingan Bank Indonesia
agar dapat mengakomodasi semangat UU Otonomi Daerah agar
dapat melayani kebutuhan masyarakat secara optimal.
Berdasarkan ketiga alasan diatas sebetulnya pemerintah saat
ini telah menjalankan strategi pemberdayaan UMKM tersebut yang
dapat diklasifikasikan kedalam:
1. Aspek manajerial yang meliputi: peningkatan produktivitas/
omset/tingkatutilitas atau tingkat hunian, meningkatkan
16

kemampuan pemasaran, dan pengembangan sumber daya


manusia.
2. Aspek permodalan yang meliputi: bantuan moral (penyisihan
1-5% keuntungan BUMN dan kewajiban untuk menyalurkan
kredit bagi usaha kecil minimum 20% dari portofolio kredit
bank) dan kemudahan kredit (KUPEDES, KUK, KIK,
KMKP, KCK, Kredit mini/ Midi, KKU).
3. Mengembangkan program kemitraan dengan perusahaan
besar, baik melalui sistem Bapak–Anak Angkat. PIR,
keterkaitan hulu-hilir (Forward linkage), kerekaitan hilir-hulu
(backward linkage), modal ventura ataupun subkontrak.
4. Pengembangan sentra industri kecil dalam suatu kawasan,
apakah berbentuk PIK (Pemukiman Industri Kecil), LIK
(Lingkungan Industri Kecil), SUIK (Sarana Usaha Industri
Kecil), yang didukungoleh UPT (Unit Pelayanan Teknis) dan
TPI (Tenaga Penyuluh Industri) 5. Pembinaan untuk bidang
usaha dan daerah tertentu lewat KUB (Kelompok Usaha
Bersama), KOPINKRA (Koperasi Industri Kecil dan
Kerajinan).
Dalam konteks Indonesia, kriteria usaha penting dibedakan
untuk penentuan kebijakan yang terkait. Skala usaha dibedakan
menjadi, usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha
besar. Penyebutan UMKM adalah untuk ketiga skala usaha selain
usaha besar, yakni usaha menengah, kecil dan mikro. Sedangkan
penyebutan UKM dalam disertai ini untuk selanjutnya adalah untuk
usaha kecil dan mikro saja. Dalam kehidupan ekonomi sehari-hari,
usaha mikro dan usaha kecil mudah dikenali dan mudah
dibedakaan dari usaha besar. Secara kualitatif, awalil risky (2008)
menyatakan bahwa usaha mikro adalah usaha informal yang
memiliki asset, modal, omzet yang amat kecil. Ciri lainnya adalah
jenis komoditi usahanya sering berganti, tempat usaha yang kurang
17

tetap, tidak dapat dilayani oleh perbankan, dan pada umumnya


tidak memiliki legalitas usaha.Sedangkan usaha kecil menunjuk
kepada kelompok usaha yang lebih baik dari pada itu, tetapi masih
memiliki sebagian ciri tersebut.
Definisi legal formal masing-masing masih berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berbeda. Usaha mikro
menurut SK Menter Keuangan No.40/KMK.06/2003 adalah usaha
milik produkrif milik keluarga atau perorangna WNI dan memiliki
hasil penjualan paling banyak Rp. 100.000.000.00 per tahun serta
dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.
50.000.000.00. sedangkan usaha kecil, berdasarkan undang-undang
No. 9 tahun 1995, memiliki pengertian segala kegiatan ekonomi
rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini (Amalia,2009:42).
Perkembangan usaha kecil dan mikro diindonesia mendapat
perhatian yang sangat baik dipemerintah maupun dari kalangan
masyarakat luas, terutama kelompok usaha tersebut dapat
memberikan kesempatan kerja bagi orang yang belum bekerja atau
dalam pengangguran. Oleh karena itu menjadi sumber penting bagi
menciptakan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi (Tambunan,
2003:307).
Kementerian Koperasi dan UKM telah mencanangkan 6
pendekatan utama untuk melaksanakan pembangunan koperasi dan
UMKM di Indonesia, yaitu:
a) Strategi Pengembangan Lingkungan Usaha yang kondusif.
Pengembangan lingkungan usaha yang kondusif bagi
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM)
dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing KUMKM dengan
menciptakan peluang usaha seluas-luasnya, menghilangkan biaya
ekonomi tinggi, serta menjamin adanya mekanisme pasar yang
18

sehat. Kebijakan pengembangan lingkungan usaha yang


kondusif bagi KUMKM tidak berada pada suatu instansi tertentu,
dan cenderung tersebar pada berbagai instansi. Untuk itu,
koordinasi dan sinergi dengan instansi lain untuk
menumbuhkan iklim berusaha yang kondusif bagi KUMKM.
Pengembangan lingkungan usaha yang kondusif memerlukan
adanya landasan peraturan perundang-undangan dan berbagai
kebijakan pelaksanaannya yang memungkinkan KUMKM bersaing
secara sehat dengan pelaku usaha lainnya.Pengembangan
lingkungan usaha memiliki spektrum yang luas dan mencakup
kebijakan politik, hukum, ekonomi makro, kerjasama internasional
dan kebijakan pembangunan daerah, serta perizinan yang
bersifat lintas sektoral. Kementerian Koperasi dan UKM akan
mendoron lahirnya kebijakan dan peraturan perundang-undangan
yang pro pengembangan KUMKM.
b) Strategi Peningkatan Akses KUMKM Ke Sumberdaya
Produktif.
Rendahnya produktivitas KUMKM salah satunya akibat
keterbatasan aksesnya kepada sumberdaya produktif. Untuk itu,
pemerintah dan dunia usaha perlu mengembangkan sistem
insentif agar KUMKM dapat mengakses sumberdaya produktif
untuk mengembangkan usaha dan daya saingnya. Peningkatan
akses KUMKM ke sumberdaya produktif ini bersifat selektif
yang berfungsi sebagai stimulan bagi KUMKM dan berperan
mengoreksi ketidaksempurnaan pasar sumberdaya produktif yang
dihadapii KUMKM. Kementerian Koperasi dan UKM akan
mendorong upaya peningkatan akses KUMKM kepada sumber-
sumber permodalan dan pembiayaan, peningkatan akses pasar,
akses teknologi, dan akses informasi. Mempertimbangkan jumlah
KUMKM yang sangat besar, maka demi efektivitas pembangunan
KUMKM ditempuh melalui pendekatan sentra disertai
19

pengembangan pasar BDS (jasa pengembangan bisnis) di


Indonesia.
c) Strategi Pengembangan Kewirausahan Dan Daya Saing
KUMKM.
Kewirausahaan merupakan faktor produksi terpenting
untuk meningkatkan daya saing KUMKM dan daya saing
ekonomi nasional. Dalam rangka mendukung pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan diperlukan tambahan 6 juta unit usaha
baru yang berbasis pengetahuan dan teknologi selama 5 tahun
mendatang. Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM
mengembangkan kebijakan untuk menumbuhkan wirausaha baru,
mengembangka system insentif untuk peningkatan kewirausahaan
KUMKM yang ada, pengembangan KUMKM yang berkeunggulan
kompetitif dan berbasis teknologi, serta pengembangan kebijakan
produksi bersih.
d) Strategi Pemantapan Kelembagaan Koperasi Sesuai Dengan
Jati Diri Koperasi.
Pengembangan koperasi sejati merupakan salah satu
wahana untuk mewujudkan adanya demokrasi ekonomi di
Indonesia. Untuk itu, perlu upaya menyempurnakan Undang-
undang Perkoperasian, meningkatkan administrasi dan
pengawasan badan hukum koperasi, pemberian bimbingan dan
kemudahan kepada koperasi, serta perlindungan kepada koperasi,
dan perlindungan publik terhadap kegiatan usaha koperasi. Strategi
pemantapan kelembagaan koperasi diharapkan dapat menumbuh-
kembangkan 70.000 unit koperasi yang berkualitas dan mampu
memberikan layanan yang baik kepada lebih dari 20 juta
anggotanya.
20

e) Strategi Pemberdayaan Usaha Mikro.


Usaha mikro merupakan kelompok pelaku usaha terbesar
(96%) di Indonesia dengan karakteristik berpenghasilan rendah,
bergerak di sektor informal dan sebagian besar termasuk dalam
kelompok keluarga miskin. Bahkan dalam sebagian besar kasus,
kelompok usaha mikro masih belum dapat memenuhi kebutuhan
dasar untuk hidup, seperti: gizi, pendidikan, kesehatan dan lain-
lain. Usaha mikro memiliki karakteristik yang unik dan belum
tentu dapat diberdayakan secara optimal melalui mekanisme
pasar yang bersaing. Untuk itu, pemberdayaan usaha mikro
perlu ditetapkan sebagai suatu strategi yang tersendiri, melalui
pengembangan kelembagaan usaha mikro, pengembangan
lembaga keuangan mikro dan mendorong pengembangan
industri pedesaan.
f) Strategi Peningkatan Sinergi Dan Partisipasi Masyarakat.
Sinergi dan peran serta masyarakat dalam pembangunan
ekonomi merupakan perwujudan dari demokrasi ekonomi.
Strategi peningkatan sinergi dan partisipasi masyarakat dilakukan
dengan pendekatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan KUMKM;
peningkatan kapasitas institusi pembina dan dunia usaha untuk
berpartisipasi dalam pembangunan KUMKM dan pengembangan
kelembagaan UMKM.
Pasal 1 UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM), maka yang dimaksud dengan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah adalah:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria
Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
21

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan


cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
Berdasarkan definisi di atas maka pada intinya Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah adalah suatu bentuk usaha ekonomi
produktif yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1 :1286-1295).

b. Landasan Hukum Usaha Mikro


Keberadaan usaha kecil sebagai bagian dari pelaku usaha di
Indonesia eksis dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 9
tahun 1995 tanggal 26 Desember 1995, lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 74 tahun 1995 tentang Undang-Undang usaha
kecil. Arti pentingnya usaha kecil dalam dunia usaha tercermin dari
dasar pertimbangan di keluarkannya Undang-Undang usaha kecil
bahwa dalam pembangunan nasional, usaha kecil sebagai bagian
integral dunia usaha yang merupakan kegiatan ekonomi rakyat
mempunyai kedudukan, potensi, dan peran yang strategis unutk
mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang
yang berdasarkan demokrasi ekonomi. Bahwa sehubungan hal
22

tersebut, usaha perlu lebih diberdayakan dalam memanfaatkan


peluang usaha dan menjawab tantangan perkembangan ekonomi
pada masa yang akan datang.
Dalam penjelasan umum Undang-Undang usaha kecil
disebutkan:
“usaha kecil yang merupakan bagian integral dunia usaha
nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat
penting dan strategis dalam mewujudkan tinjauan pembangunan
nasional pada umumnya dan tujuan ekonomi pada
khususnya”(sembiring,2008:89).
Dalam Undang-Undang No 9 tahun 1995 tentang usaha
kecil pasal 8 dijelaskan upaya pemerintah unutk menumbuhkan
iklim usaha yang kondusif agar tidak terjadi persaingan yang tidak
sehat, yaitu:
a. meningkatkan kerja sama usaha kecil dalam bentuk koperasi
dan himpunan kelompok usaha untuk memperkuat posisi
tawar usaha kecil.
b. Mencegah pembentukan struktur pasar yang dapat
melahirkan persaingan yang tidak wajar dalam bentuk
monopoli, oligopoly, yang merugikan usaha kecil.
c. Mencegah terjadinyan penguasaan pasar dan pemusatan
usaha oleh orang perorangan atau kelompok tertentu yang
merugikan pasar.
Kebijakan pemerintah yang lain adalah pembinaan
UKM.UU.No 9 tahun 1995 tentang usaha kecil, pasal 17,
menyatakan bahwa pemerintah, dunia usaha dan masyarakat
melakukan pembinaan dan pengembangan dalam sumber daya
manusia (SDM), disamping penguatan SDM dan upaya
menumbuhkan manajemen kewirausahaan, pemerintah juga
melakukan pembinaan teknologi sebagaimana diatur dalam pasal
18, yaitu:
23

a. Menigkatkan kemampuan dibidang teknologi produksi dan


pengandalian mutu.
b. Meningkatkan kemampuan dibidang penelitian untuk
mengembangkan desain dan teknologi baru.
c. Memberi insentif kepada UKM yang merupakan teknologi
baru dan melestarikan lingkungan hidup.
d. Meningkatkan kemampuan memenuhi standarisasi
teknologi.
e. Menumbuhkan dan pengembangkan lembaga penelitian dan
pengembangan di bidang desain dan teknologi bagi usaha
kecil (Amalia, 2009:263)
Dalam upaya meningkatkan kesempatan dan kemampuan
usaha kecil, telah dikeluarkan berbagai kebijaksanaan oleh
pemerintah tentang percadangan usaha kecil menjadi tangguh,
mandiri, dan juga dapat berkembang menjadi usaha mencegah
sehingga dapat menigkatkan produk nasional, kesempatan kerja,
ekspor, serta pemerataan hasil-hasil pembangunan yang ada pada
gilirannya akan memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap
penerimaan Negara. Selanjutnya pemberdayaan usaha kecil akan
meningkatkan kedudukan serta peran usaha kecil dalam
perekonomian nasional sehingga terwujud tatanan perekonomian
nasional yang sehat dan kukuh.

c. Hakikat Usaha Kecil Menengah


Belakangan ini istilah pemberdayaan ekonomi rakyat atau
usaha kecil menengah menjadi topik pembicaraan banyak
kalangan.Penggunaan istilah ekonomi rakyat memberikan kesan
secara umum yang menggambarkan bahwa seolah-olah selama ini
telah terjadi pembelahan antara rakyat dan konglomerat.
Kata “pemberdayaan dan memberdayakan” yang
merupakan terjemahan dari kata “empower”. Kemunculan istilah
24

ini memberikan isyarat bahwa selama ini telah terjadi


ketidakberdayaan dalam kehidupan kelompok tertentu baik dalam
siklus kehidupan politik, sosial, maupun ekonomi. Pemberdayaan
adalah upaya membuat sesuatu kemampuan atau
berkekuatan.Pemberdayakan ekonomi rakyat juga berarti upaya
untuk memandirikan rakyat lewat perwujudan potensi kemampuan
yang dimiliki rakyat.
Pemberdayaan dapat dilihat dari tiga sisi; pertama,
pemberdayaan dengan menciptakan suasana iklim yang
memungkinkan potensi rakyat berkembang. Chomsky (1972)
mengatakan bahwa semua manusia memiliki potensi kreativitas
bawaan. Artinya, setiap anggota masyarakat memiliki kemampuan
untuk berkembang sehingga setiap anggota masyarakat memiliki
hak untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki menuju kehidupan
yang lebih baik.
Kedua, pemberdayaan dilakukan untuk memperkuat potensi
ekonomi atau daya yang dimiliki keluarga.Dalam rangka
memperkuat potensi ekonomi ini, upaya yang dilakukan adalah
meningkatkan taraf hidup pendidikan, kesehatan, dan akses
terhadap sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti, modal,
teknologi, informasi, dan lapangan kerja.
Ketiga, pemberdayaan melalui pengembangan ekonomi
rakyat berarti berupaya melindungi atau mencegah terjadinya
persaingan yang tidak seimbang, serta menciptakan kebersamaan
dan kemitraan antara yang maju dengan yang belum maju.
Gagasan pemberdayaan ekonomi rakyat dengan demikian
mengacu pada bagaimana membangun kemampuan masyarakat,
memberikan ruang gerak bagi masyarakat agar berpartisipasi dan
emansipasi jalan memilih, menentuak dan melaksanakan pilihan-
pilihan mereka melalui serangkaian kegiatan riil yang dapat
membantu menigkatkan produktifitas ekonomi mereka yang
25

memeperbaiki taraf kehidupan dari yang baik menjadi lebih baik


atau dari yang kurang baik menjadi baik (Muhammad, 2005:111-
113).

d. Sektor Usaha Yang Dapat Dibiayai


1.) Pertanian tanaman pangan.
2.) Perdagangan.
3.) Industri rumah tangga.
4.) Industri jasa.
5.) Usaha lainnya
Usaha-usaha yang memiliki pengaruh baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap norma-norma kehidupan seperti:
a) Usaha memproduksi dan memperdagangkan peralatan
militer.
b) Usaha memproduksi dan memperdagangkan yang dapat
membahayakan makhluk hidup dan merusak lingkungan.
c) Usaha memproduksi dan memperdagangkan bahan ilegal.
d) Kegiatan spekulasi, baik mata uang, tanah, real, estate,
sekuritas dan lain-lain.

e. Pengembangan UMKM
Pengembangan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk
menigkatkan kemampuan konseptual, teoritis, teknis, dan moral
individu sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui
pendidikan dan pelatihan. Mengemukakan bahwa pengembangan
UKM lebih diarahkan untuk menjadi pelaku ekonomi yang berdaya
saing melalui perkuatan kewirausahaan dan peningkatan dan
peningkatan adaptasi terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil
inovasi dan penerapan teknologi (Alfifuddin, 2010:180). Pengaruh
dari pengembangan UMKM di Indonesia dan melihat peran serta
pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan UMKM di
26

Indonesia memiliki hasil positif, baik secara langsung maupun


tidak langsung (Tambunan, 2009:04).
Pengembangan UMKM pada hakekatnya merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi oleh UMKM,
diperlukan upaya hal-hal seperti:
1. Penciptaan iklim usaha yang kondusif.
2. Bantuan permodalan.
3. perlindungan usaha.
4. pengembangan kemitraan.
5. Pelatihan.
6. Pengembangan promosi.
7. Mengembangkan kerja sama yang setara.
Pengembangan SDM Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) sebagaimana Pasal 19 UU No. 20 Tahun 2008 tentang
UMKM, pengembangan dalam bidang sumber daya manusia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf c dilakukan
dengan cara:
a. memasyarakatkan dan memberdayakan kewirausahaan;
b. meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial; dan
c. membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan dan
pelatihan untuk melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan,
motivasi dan kteativitas bisnis, dan penciptaan wirausaha baru.
Dari ketiga aspek tersebut berarti sumber daya manusia
merupakan subyek yang terpenting dalam pengembangan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah agar dapat menciptakan wirausaha
yang mandiri dari masyarakat. Oleh karena itu masyarakat perlu
diberdayakan untuk meningkatkan kualitas SDM sehingga dapat
mempengaruhi kualitas produksi yang dihasilkan dalam rangka
meningkatkan perekonomian masyarakat untuk kesejahteraan
27

masyarakat (Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal.


1286-1295).

f. Karakteristik usaha mikro, kecil dan menegah


1.) Usaha mikro
Adapun karakteristik usaha mikro antara lain:
a) Akses sumber daya
Usaha mikro adalah pelaku usaha yang
dikarakteristikkan dengan akses mereka terhadap sumber
daya yang relatif rendah. Secara umum, intensitas pelaku
usaha mikro dianggap tidak eksis sebagai bisnis yang legal.
Mereka memiliki akses kecil terhadap proteksi hukum atau
layanan pemerintah dalam bisnis. Konsekuensi kasus yang
tidak legal antara lain menghindari monitoring para aparat
pemerintah dan hal ini dapat mengganggu operasi serta
meningkatkan biaya transaksi dan operasi sehingga
mengurangi akses mereka terhadap pelanggan. Produksi skala
mikro masih berorientasi pada tenaga kerja. Teknologi
produksi yang dimilikinya masih rendah, pengalaman
pelatihan yang mereka miliki relatif minim.
Demikian juga akses mereka terhadap bahan baku yang
dapat berpengaruh terhadap biaya. Tetapi, skala mikro dapat
menjadi sangat kompetitif karena kemampuannya
menggunakan tenaga kerja yang murah dan juga terhindar
dari pajak. Bukti telah menunjukkan bahwa sektor mikro
mampu menjadi inovasi dan energi terhadap pengembangan
jiwa kewirausahaan.
a. Kepemilikan usaha mikro
Usaha skala mikro dimiliki dan dikelola oleh
perorangan atau keluarga sehingga mempunyai peran penting
bagi ekonomi keluarga, namun ada sebagian kecil ada yang
28

diserahkan untuk dikelola oleh orang lain. Pendapatan utama


usaha skala mikro merupakan penyangga utama untuk
memenuhi kebutuhan keluarga bukan hanya sekedar usaha
sampingan baik yang dikelola laki-laki (suami) maupun
perempuan (istri).
Jadi, usaha mikro bisa merupakan usaha utama dalam
memenuhi kebutuhan keluarga juga bisa dalam bentuk usaha
sampingan rumah tangga.
b. Peran usaha mikro
Sebagian besar usaha skala mikro menyerap tenaga
kerja kurang dari 5 orang, tetapi hampir semuanya menyerap
lebih dari 1 orang setiap unit usaha mikro. Ada juga usaha
mikro yang sudah berkembang usahanya yang menyerap
tenaga kerja antara 5-10 orang. Oleh karena itu, apabila usaha
skala mikro tumbuh dan berkembang dengan baik akan
menyerap tenaga kerja secara signifikan.
c. Kelembagaan usaha mikro
Karakteristik umum usaha skala mikro tidak memiliki
kelembagaan dan izin atau lisensi formal dari lembaga yang
berwenang sehingga beroperasi secara informal. Tidak
adanya badan usaha yang resmi merupakan salah satu
kendala bagi usaha mikro untuk dapat mengakses sumber
dana, baik dana dari lembaga keuangan, misalnya perbankan,
koperasi, maupun dana dari program-program perberdayaan
yang dilakukan pemerintah.
Kemungkinan dampak dari tidak adanya badan hukum
adalah tidak dapat melakukan kerja sama misalnya menjadi
subkontraktor bagi perusahaan dan pemerintah daerah,
sehingga mereka sulit untuk menjadi pemasok/distributor
bagi usaha-usaha besar. Padahal, kemampuan skala mikro
29

dalam menggunakan tenaga kerja membuat usaha skala ini


menjadi atraktif (menarik).
d. Kelayakan usaha
Guna mengetahui kelembagaan usaha skala mikro,
dapat diidentifikasi dari berbagai aspek, di antaranya mode
(tipe) produksi, teknologi, pemasok, sifat usaha, prospek
pengembangan, permintaan produk, produk pengganti, usaha
sekitar, dukungan pemerintah. Penggunaan teknologi dalam
melakukan produksi sebagian besar masih bersifat sederhana.
Walapun menggunakan teknologi sederhana, usaha mikro
tetap memerlukan adanya proses pembelajaran dalam
memanfaatkan teknologi tersebut melalui pelatihan, advokasi,
pendampingan, dan pemagangan.
Karakterisrik usaha mikro berdasarkan pasal 6 UU N0. 20
tahun 2008 tentang UMKM yaitu:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000
tidak termasuk dana dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil tahun paling banyak Rp. 30.000.000
(Saiman, 2014:9).
2.) Usaha kecil
Menurut Suharto Prawirokusumo, karakteristik usaha kecil:
a) Biasanya usaha kecil dikelola oleh pemiliknya sehingga
disebut owner-manager yang biasanya bertindak sebagai
pimpinan yang memberikan arahan kepada beberapa staf
yang tidak terlalu banyak dan tidak berspesialisasi untuk
menjalankan usaha. Mereka disebut managemen team
yang biasanya berasal dari anggota famili, sanak saudara,
atau teman dekat.
b) Usaha kecil biasanya hanya mempunyai singel product
line tidak diversifikasi usaha, volume usaha relatif kecil.
30

c) Penanggung jawab pengambilan keputusan biasanya


dipegang oleh satu orang dan kurang memberikan
wewenang kepada orang lain (very little or no delegation
of authority).
d) Hubungan antara managemen dengan pekerjanya bersifat
sangat dekat (close management-employee relationship).
e) Biasanya organisasi usaha tanpa adanya spesialisasi
fungsional (has few or sometimes no functional specialist,
such as a full time accountant or a personal manager).
f) Dalam sistem pelaporan juga tidak bertingkat (has no
more than two tiers of managemen reporting).
g) Kurang mempunyai long term planning. 8. Biasanya tidak
go public.
h) Lebih berorientasi kepada survival untuk menjaga
(ownwer’s equity dari pada provit maximusasi).
i) Tidak dominan dalam pasar.
Menurut undang-undang N0 9 tahun 1995 ada beberapa
kriteria dari usaha kecil yaitu sebagai berikut:
(1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.
(2) Memilikik hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000.
(3) Milik warga Negara Indonesia.
(4) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perudahaan yang dimiliki, dikuasai atau
berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan
usaha menegah atau usaha besar.
(5) Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum
, termasuk koperasi (pasal 5 ayat 1).
31

3.) Usaha Menengah


Adapun kriteria usaha menegah yaitu:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih besar dari
Rp.200.000.000.00 sampai dengan yang paling banyak
Rp. 10.000.000.000.00, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
b. Sesuai denga ketentuan butir empat Inpres No. 10/1999
Tentang Usaha Menengah, para menteri sesuai dengan
ruang lingkup tugas, kewenangan, dan tanggung jawab
masing-masing dapat menetapkan kriteria usaha
menengah sesuai dengan karakteristik sektornya dengan
ketentuan kekayaan bersih paling banyak
Rp.10.000.000.000.00.
c. Milik warga Negara Indonesia.
d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi,
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha besar.
e. Bentuk badan usaha perorangan, badan usaha yang
berbadan hukum atau yang tidak berbadan hukum.

g. Jenis Usaha Kecil Dan Menengah


Menurut soetrisno P.H., jenis-jenis usaha kecil dan
menengah diindonesia dari beberapa segi yaitu sebagai berikut:
1.) Dari segi ekonomi sektoral
a) Sektor koperasi.
b) Sektor Negara.
c) Sektor swasta, yang terdiri dari perseroan terbatas,
perseroan komanditer, firma, usaha perorangan dan
perusahaan internasional.
32

2.) Ditinjau dari segi bentuk produksinya.


a) Perusahaan industri
b) Perusahan niaga
c) Perusahaan agribisnis
d) Perusahaan jasa
e) Perusahaan ekstratif
f) Perusahaan kredit
3.) Ditinjau berdasarkan tanggung jawabnya
a.) Perusahaan dengan pemilik yang bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap utang perusahaan. Yang termasuk
kedalam bentuk ini adalah perusahaan perorangan dan
firma.
b.) Perusahaan dengan pemilik yang tidak bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap utang perusahaan. Yang termasuk
dalam bentuk perusahaan ini adalah Perseroan Terbatas
(Amalia,2009:47).

h. Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


Usaha mikro dan kecil bertujuan menumbuhkan dan
mengembangkan usahanya dalam rangka membangun
perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang
berkeadilan. Dapat dikatakan UMKM memiliki peran dalam
pembangunan perekonomian nasional melalui kontribusi
terhadap PDB, menciptakan lapangan pekerjaan, dan penyerapan
tenaga kerja.
Kemampuan UMKM dalam menghadapi krisisdan
pembangunan perekonomian nasional disebabkan oleh (Glen
Glenardi,2002:290):
1) Sektor mikro dapat dikembangkan hampir disemua sektor
usaha dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
33

2) Karena sifat penyebaran yang sangat luas (baik sektor


usaha dan wilayahnya) sektor mikro sangat berperan dalam
pemerataan kesempatan kerja.
3) UMKM termasuk usaha-usaha anggota koperasi yang pada
umumnya fleksibel. UMKM dengan skala usaha yang tidak
besar, kesederhanaan spesifikasi dan teknologi yang
digunakan dapat lebih mudah menyesuaikan dengan
perubahan atau perkembangan yang terjadi.
4) UMKM merupakan industri padat modal. Dalam struktur
biaya produksinya, komponen tersebar adalah biaya variabel
yang mudah menyesuaikan dengan perubahan atau
perkembangan yang terjadi.
5) Produk-produk yang dihasilkan sebagian besar merupakan
produk yang berkaitan langsung dengan kebutuhan primer
masyarakat.
6) UMKM lebih sesuai dan dekat dengan kehidupan pada
tingkat bawah (grassroot) sehingga upaya mengentaskan
masyarakat dari keterbelakangan akan lebih efektif.

i. Permasalahan Usaha Kecil Menengah


Permaslahan usaha kecil dalam ekonomi nasional maupun
global menunjukkan hal-hal apa yang perlu diperkuat dalam
percaturan bisnis (mampu atau tidak bertahan) dan usaha-usaha
bagaimanakah yang perlu dikembangkan dimasa-masa yang akan
datang, dalam rangka mencapai sperpektif usaha kecil yang
potensial dan dinamis. Hal tersebut, terutama permasalahannya
dikelompokkan atas 3 kategori berikut:
1.) Permasalahan klasik dan mendasar, misalnya keterbatasan
modal, SDM, pengembangan produk, dan akses pemasaran.
2.) Permasalahan pada umumnya, misalnya antara peran dan
fungsi instansi terkait dalam menyelesaikan masalah dasar
34

yang berhubungan dengan maslah lanjutan seperti, prosedur


perizinan, perpajakan, agunan, dan hukum.
3.) Permasalahan lanjutan, misalnya pengenalan dan penetrasi
pasar ekspor yang belum optimal, kurangnya pemahaman
desain produk yang sesuai dengan karakter pasar,
permasalahan hukum yang menyangkut perizinan, hak paten
dan prosedur kontrak.
Beberapa permasalahan usaha kecil dalam arti luas yaitu:
a) Keterbatasan pemasaran.
Dalam literatur, pemasaran sering dianggap sebagai
salah satu kendala yang kritis bagi perkembangan UKM.
Hasil dari studi lintas negara yang dilakukan oleh james dan
akrasanee (1988) di sejumlah Negara ASEAN menunjukkan
bahwa pemasaran adalah termasuk growth constraints yang
dihadapi oleh banyak pengusaha kecil dan menengah. Studi
ini menyimpulkan bahwa jika UKM tidak melakukan
perbaikan yang cukup disemua aspek-aspek yang terkait
dengan pemasaran seperti kualitas produk dan kegiatan
promosi maka sulit sekali bagi UKM untuk dapat turut
berpartisipasi dalam era perdagangan bebas.
Hasil studi mereka itu menunjukkan bahwa salah satu
aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum
dihadapi oleh UKM yaitu tekanan-tekanan persaingan, baik
dipasar domestik dari produk-produk serupa buatan usaha
besar dan impor, maupun ekspor. Selain terbatasnya
informasi, banyak pengusaha kecil dan menengah, khususnya
mereka yang kekurangan modal dan SDM dan mereka yang
berlokasi di daerah-daerah pedalaman yang relatife terisolasi
dari pusat informasi, komunikasi dan transfortasi kesulitan
untuk memenuhi standar produksi dan perdagangan.
35

b) Keterbatasan finansial.
UKM menghadapi dua masalah utama dalam aspek
finansial, yaitu mobilisasi modal awal dan akses ke modal
kerja investasi, serta finansial jangka panjang akibab skala
ekonomi ynag kecil.Modal yang dimiliki oleh pengusaha
kecil sering kali tidak mencukupi untuk kegiatan
produksinya, terutama untuk investasi, walaupun pada
umumnya modal awal bersumber dari modal sandiri atau
sumber-sumber informal.
Banyaknya kredit perbankan saat ini tidak menjamin
terpenuhinya kebutuhan finansial UKM sehingga sumber-
sumber pendanaan dari sektor informal masih tetap dominan
didalam pembiayaan UKM. Hal ini disebabkan oleh sejumlah
alasan yang teralif terisolasi, persyaratan kredit terlalu berat,
kurangnya informasi ynag ada beserta prosedurnya (Hubeis.
2009:5).
c) Keterbatasan SDM.
Keterbatasan SDM juga merupakan salah satu kendala
serius bagi banyak UKM di Indonesia, terutama dalam aspek-
aspek entrepreneurship manajemen teknik produksi,
pengembangan produksi, engineering, design, quality
control, organisasi bisnis, akuntansi, data processing, teknik
pemasaran, dan penelitian pasar. Sedangkan keahlian ini
sangat dibutuhkan untuk mempertahankan atau memperbaiki
kualitas produk, meningkatkan efisiensi dan produktifitas
dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus
pasar baru.
Untuk menanggulangi masalah SDM ini, memberikan
pelatihan langsung kepada pengusaha sangat penting dan ini
merupakan satu-satunya cara yang paling efektif. Akan tetapi
banyak UKM, khususnya usaha mikro, tidak sanggup sendiri
36

menanggung biaya pelatihan.Oleh karena itu, peran


pemerintah sangat penting dalam menyelenggarakan
program-program pendidikan/pelatihan bagi pengusaha
maupun tenaga kerja di UKM.
d) Masalah bahan baku.
Keterbatasan bahan baku juga sering menjadi salah satu
kendala serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan
produksi bagi banyak UKM di Indonesia.
e) Keterbatasan teknologi
UKM di Indonesia masih menggunakan teknologi
lama/tradisional dalam bentuk mesin-mesin tua atau alat-alat
produksi yang sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi
ini tidak hanya membuat rendahnya total factor productivity
dan efisiensi di dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya
kualitas produk yang dibuat. Keterbatasan teknologi
khususnya usaha-usaha rumah tangga (mikro), disebabkan
oleh banyak faktor; diantaranya keterbatasan modal investsai
untuk membeli mesin-mesin baru atau untuk
menyempurnakan proses produksi, keterbatasan informasi
mengenai perkembangan teknologi atau mesin-mesin dan
alat-alat produksi baru, dan keterbatasan SDM yang dapat
mengoperasikan mesin-mesin baru atau melakukan inovasi-
inovasi dalam produk maupun proses produksi.(Tambunan,
2003:73-80).
f) Kemampuan Manajemen
Kekurangmampuan pengusaha kecil untuk menentukan
pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangan usahanya, sehingga pengelolaan usaha
menjadi terbatas. Dalam hal ini, manajemen merupakan seni
yang dapat digunakan atau diterapkan dalam
penyelenggaraan kegiatan apapun, karena dalam setiap
37

kegiatan akan terdapat unsur perencanaan, pelaksanaan, dan


pengawasan. Atas dasar hal tersebut, maka praktik-praktik
manajemen dapat dilakukan diberbagai bidang ataupun
fungsi yang ada dalam suatu usaha, yaitu sebagai berikut:
(1) Planning (perencanaan)
Adalah perhitungan dan penentuan tentang apa
yang akan dijelaskan di dalam rangka mencapai suatu
tujuan tertentu dari suatu organisasi atau perusahaan;
dimana, bilamana, oleh siapa, dan bagaimana tata cara
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
(2) Organizing (pengorganisasian)
Adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
memikirkan, memperhitungkan dan menyediakan
segala sesuatunya, untuk membuka suatu kemungkinan,
agar rencana yang telah ditentukan sebelumnya dapat
dilaksanakan dengan baik.
(3) Actuating (pelaksanaan)
Adalah fungsi manajemen yang merupakan
penggabungan dari beberapa fungsi manajemen lain.
Dalam praktik, fungsi actuating dilaksanakan dalam
bentuk lima subfungsi manajemen, yaitu komunikasi,
kepemimpinan, pengarahan atau penjelasan,
memotivasi, serta penyediaan sarana dan kemudahan.
(4) Controlling (pengawasan)
Adalah keseluruhan kegiatan yang
membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau
sudah dilaksanakan dengan kriteria, standar atau
rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya
(Hubeis. 2009:6).
Sarana atau alat manajemen untuk mencapai
tujuan adalah lima (5) M, yaitu :
38

1. Man (sumber daya manusia)


2. Money (uang)
3. Material (bahan)
4. Methods (metode)
5. Market (pasar)
g) Kemitraan
Kemitraan mengacu pada pengertian bekerja sama
antara pengusaha dengan tingkatan yang berbeda yaitu
antara pengusaha kecil dan pengusaha besar. Istilah
kemitraan sendiri mengandung arti walaupun tingkatannya
berbeda, hubungan yang terjadi adalah hubungan yang setara
(sebagai mitra kerja).
B. Penelitian Relevan
1. Skripsi Sri Fatimah NIM 15 301 100 134 Mahasiswa Jurusan
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri Batusangkar 2019 Dengan Judul “ Pembiayaan
UMKM Unit Layanan Modal Mikro (Ulamm) Syariah PT.PNM
Persero Unit Batusangkar”. Hasil penelitiannya penyaluran
pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah oleh UlaMM Syariah
Unit Batusangkar kepada masyarakat memiliki prosedur tahap inisiasi,
pengikatan dan pencairan. Pengembalian pembiayaan UMKM oleh
nasabah kepada UlaMM Syariah Unit Batusangkar melalui sistem
virtual account. Apabila terlambat mengembalikan pembiayaan,
nasabah akan dikenakan denda. Denda yang dikenakan setiap produk
berbeda-beda. Untuk produk M 50 denda yang dikenakan sebesar Rp.
30.000,-per bulan, produk M 100 dikenakan denda Rp. 40.000,- per
bulan, sedangkan untuk produk M 200 dan produk laku 200+ akan
dikenakan denda sama-sama sebesar Rp.50.000,-per bulan. Terdapat
keunggulan dan kelemahan pembiayaan UMKM pada ULaMM
Syariah Unit Batusangkar, untuk keunggulan pembiayaan UMKM
pada ULaMM Syariah Unit Batusangkar adalah secara proses,
39

ULaMM Syariah Unit Batusangkar selalu berkesinambungan dalam


memantau usaha nasabah, prosedur pengajuan pembiayaannya tidak
sulit dan proses pencairannya juga cepat, memiliki aset finansial yang
cukup kuat, sistem informasi manajemen yang cukup canggih dan
modren, dan banyaknya jumlah unit yang tersebar didaerah sumatra
barat. Kelemahan pembiayaan UMKM kepada nasabah yang tidak
tepat sasaran, jaminan yang diterima hanya berupa sertifikat, bisa
sertifikat SHM/SHGB/SHGU, adanya pengalihan calon nasabah yang
mngajukan pembiayaan dengan produk M 50 dengan jaminan BPKB
ke Bank Rakyat Indonesia, kekurangan sumber daya manusia (SDM),
dan terbatasnya akad yang digunakan.Beda penelitian Eko Ade
Setiawan dengan penulis, Sri Fatimah membahas tentang Pembiayaan
UMKM Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) Syariah PT.PNM
Persero Unit Batusangkar, sedangkan penulis membahas bagaimana
Kontribusi PT PNM Mekaar Syariah Dalam Memajukan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) Di Kecamatan Ampek Nagari,
Kabupaten Agam.
2. Skripsi Eko Ade Setiawan NIM 13102774 Mahasiswa Jurusan
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri Metro 2018 dengan judul “Analisis Faktor-Faktor
Penghambat unit layanan modal mikro (ULaMM) terhadap
peningkatan usaha mikro (studi kasus UlaMM didesa Mulyo Asri
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang
Barat) “. Hasil penelitiannya ditemukan beberapa faktor yang
menjadi penghambat unit layanan modal mikro (ULaMM) dalam
meningkatkan usaha mikro yang ada didesa Mulya Asri, adapun
faktor-faktor nya sebagai berikut: faktor perekonomian, faktor sumber
daya manusia, faktor terbatasnya pemasaran, faktor kurangnya
sosialisasi, dan faktor barang jaminan. Beda penenlitian Eko Ade
Setiawan dengan penulis, Eko Ade Setiawan membahas tentang
Analisis Faktor-Faktor Penghambat unit layanan modal mikro
40

(ULaMM) terhadap peningkatan usaha mikro (studi kasus UlaMM


didesa Mulyo Asri Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat), sedangkan penulis membahas bagaimana
Kontribusi PT PNM Mekaar Syariah Dalam Memajukan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) Di Kecamatan Ampek Nagari,
Kabupaten Agam.
3. Tesis Gatot Suhirman NIM 08.233.453 Mahasiswa Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga 2010 dengan judul “Strategi BPRS
Permodalan Nasional Madani (PNM) Patuh Beramal Mataram
Dalam Pembiayaan Usaha Mikro (UM) “. Hasil dari penelitiannya
menunjukkan bahwa :pertama, BPRS PNM patuh beramal mataram
NTB, melakukan strategi yang unik dalam memberikan pelayanan
pembiayaan kepada nasabah dari sektor usaha mikro. Setiap nasabah
harus bankable memang merupakan syarat mutlak sebelum
memperoleh pembiayaan dari BPRS PNM patuh beramal Mataram,
karenanya analisis pembiayaan yang ketat tetap dilakukan oleh BPRS
PNM patuh beramal Mataram sebagai bentuk kehati-hatian sebelum
memberikan pembiayaan kepada mereka. Namun demikian, ada dua
jenis nasabah usaha mikro yang memperoleh pembiayaan permodalan
dari BPRS PNM patuh beramal Mataram: 1) Bankable normal-formal
2) Bankable setelah mendapatkan pembinaan dari PT. PNM yang
menjadi mitra BPRS PNM patuh beramal Mataram. Bagi nasabah yang
termasuk Bankable normal-formal akan langsung diterima sebagai
nasabah yang layak untuk menerima pembiayaan. Sedangkan, untuk
nasabah usaha mikro yang pada awalnya diangkap tidak layak, tidak
serta merta langsung ditolak secara mentah-mentah, tapi BPRS PNM
patuh beramal Mataram akan meminta bantuan mintranya yakni PT.
PNM untuk membina mereka terlebih dahulu sehingga bisa Bankable
dan pada akhirnya dapat akses dan menjadi nasabah BPRS PNM patuh
beramal Mataram untuk memperoleh pembiayaan permodalan. Kedua,
pola pengembangan dan pemberdayaan usaha mikro dengan
41

memberikan pembiayaan oleh BPRS PNM patuh beramal Mataram


hampir secara keseluruhan dilakukan dengan prinsip jual beli
murabahah. Hal ini terlihat pada beberapa produk pembiayaan yang
diberikan kepada mereka, meski dengan nama produk yang berbeda-
beda, yakni produk pembiayaan murabahah, pembiayaan usaha atau
pembiayaan modal kerja syariah, dan pembiayaan syariah pro-mikro,
namum semuanya tetap dengan menggunakan akad murabahah. Beda
penelitian penulis dengan Gatot Suhirman, Gatot Suhirman membahas
tentang Strategi BPRS Permodalan Nasional Madani (PNM) Patuh
Beramal Mataram Dalam Pembiayaan Usaha Mikro (UM). Sedangkan
penulis membahas bagaimana Kontribusi PT PNM Mekaar Syariah
Dalam Memajukan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Di
Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam.
4. Skripsi Guntur Danu KusumoNIM D1116012 Mahasiswa Jurusan
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta 2019 dengan judul “Pemberdayaan Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Oleh PT. Permodalan
Nasional Madani (PNM) (PERSERO) Melalui Program Membina
Keluarga Ekonomi Sejahtera (MEKAAR) Dikelurahan
Mojosongo, Jebres, Surakarta Jawa Tengah”. Hasil dari Penelitian
yaitu PT.PNM Mekaar Jepres telah melaksanakan pemberdayaan
UMKM khususnya wanita pra sejahtera dalam mengatasi pelaku
UMKM yang kekurangan modal usaha untuk membuka usaha maupun
untuk mengembangkan usaha dari modal yang diberikan oleh PT PNM
Mekaar. Pemberdayaan yang diberikan telah dilaksanakan sesuai
dengan prosedur yang berlaku dan sesuai teori yang sudah
dicantumkan .
Proses pertama yaitu penyadaran dimana para petugas
memberikan brosur dan memberikan informasi secara singkat. Proses
kedua yaitu pengkapasitasan pada proses ini pemberian informasi
kepada kelompok, pembuatan kelompok, dan pemberitahuan tentang
42

cara main atau prosedur yang harus diikuti. Tahap terakhir yaitu
pemberian daya yaitu pemberian permodalan usaha produktif bagi
rumah tangga untuk membuka atau meneruskan usaha yang sudah di
jalankan sebelumnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan jika dalam
kegiatan pemberdayaan terjadi kendala-kendala. Beda penelitian antara
penulis dengan Guntur danu kusumo, Guntur danu kusumo membahas
tentang Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Oleh PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) (PERSERO) Melalui
Program Membina Keluarga Ekonomi Sejahtera (MEKAAR)
Dikelurahan Mojosongo, Jebres, Surakarta Jawa Tengah. Sedangkan
penulis membahas bagaimana Kontribusi PT PNM Mekaar Syariah
Dalam Memajukan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Di
Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam.
Berdasarkan ke empat penelitian di atas perbedaanya dengan
penelitian penulis yaitu penelitian ini membahas mengenai bagaimana
penyaluran pembiayaan dan pemberdayaan usaha mikro kecil
menengah serta faktor yang menjadi penghambat dalam peningkatan
usaha mikro kecil menengah. Sedangkan penulis membahas mengenai
kontribusi PT.PNM Mekaar dalam memajukan usaha mikro kecil
menengah (UMKM) di kecamatan ampek nagari. persamaan dari
penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu sama-sama membahas
mengenai usaha mikro kecil menengah.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan
(field research) dengan metode kualitatif, yaitu untuk menjelaskan
dan menggambarkan tentang kontribusi PT.PNM Mekaar Syariah
dalam memajukan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di
kecamatan ampek nagari, kabupaten agam.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT.PNM Mekaar Syariah cabang
lubuk basung 2. Sedangkan waktu penelitian terhitung dari bulan
Januari 2019 sampai Juni2020 .
C. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini menjadikan peneliti sebagai instrumen
kunci atau utama. Sebagai instrumen kunci, peneliti akan
melakukan pengumpulan data, pengecekan keabsahan data dan
analisis data. Dalam melakukan kegiatan tersebut peneliti dibantu
dengan instrumen pendukung seperti buku catatan, alat tulis, alat
perekam, dan kamera.
D. Sumber Data
Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Sumber Data primer
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah kepala
cabang PT.PNM Mekaar Syariah cabang Lubuk Basung 2, Account
officer PT.PNM Mekaar Syariah cabang Lubuk Basung 2, nasabah
PT.PNM Mekaar Syariah cabang Lubuk Basung 2 yang dapat
memberikan informasi-informasi mengenai permasalahan yang
diteliti.

43
44

2. Sumber Data sekunder


Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa
data dari Web resmi PT.PNM Mekaar Syariah, brosur dan
dokumen PT.PNM Mekaar Syariah.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi
Observasi yang peneliti lakukan merupakan pengamatan
awal untuk melihat gambaran masalah yang akan peneliti angkat
menjadi topik dalam karya tulis ini, yakni melalui pengamatan
lokasi/mengamati bagaimana kontribusi PT.PNM Mekaar
Syariah dalam memajukan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) di Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam.
2. Wawancara
Wawancara penulis lakukan dengan mengajukan
pertanyaan kepada kepala cabang PT.PNM Mekaar Syariah
cabang Lubuk Basung 2, Account officer PT.PNM Mekaar
Syariah cabang Lubuk Basung 2, nasabah PT.PNM Mekaar
Syariah cabang Lubuk Basung2 yang dapat memberikan
informasi-informasi mengenai permasalahan yang diteliti.
F. Teknik Analisis Data
Penulis menganalisis data dengan menggunakan analisis
teknik kualitatif. Adapun dalam menganalisis data, penulis
menggunakan analisis data model dari Matwe G. Miles dan Michel
Huberman, meliputi proses tiga tahap yang dilakukan secara
interaktif yaitu reduksi data, Penyajian data, dan penarikan
kesimpulan (Sugiyono, 2018:245-253)
1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting dari
lapangan sejak awal sampai akhir. Dengan demikian data yang
45

telah diperoleh akan memberikan gambaran yang jelas, dan


mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya mengenai kontribusi PT.PNM Mekaar Syariah
dalam memajukan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
di Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan proses pemberian sekumpulan
informasi yang sudah disusun, dimana memungkinkan untuk
mengambil kesimpulan mengenai kontribusi PT.PNM Mekaar
Syariah dalam memajukan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) di Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh dari hasil interprestasi terhadap data
penelitian yang diperoleh dari lapangan. Sehingga memberikan
informasi yang lengkap tentang kontribusi PT.PNM Mekaar
Syariah dalam memajukan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) di Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam.

G. Teknik Penjaminan Keabsahan Data


Adapun teknik penjaminan keabsahan data dalam penelitian
ini penulis gunakan adalah triangulasi. Triangulasi dalam
pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu
(Sugiyono, 2018:273).
Dalam teknik penjaminan keabsahan data peneliti
melakukan dengan cara kualitatif, dimana peneliti melakukan
wawancara dengan kepala cabang PT.PNM Mekaar Syariah
cabang Lubuk Basung 2 dan nasabah PT.PNM Mekaar Syariah
cabang Lubuk Basung 2 yang dapat memberikan informasi-
informasi mengenai permasalahan yang diteliti yang disertai
dengan panduan wawancara. Apabila dengan teknik tersebut
46

pengujian menghasilkan data yang berbeda, maka data dari sumber


data primer dinyatakan kembali kepada sumber data sekunder
untuk dikonfirmasi atau verifikasi data mana yang dianggap benar.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tentang PT.PNM Mekaar Syariah Cabang


Lubuk Basung 2
1. Sejarah PT.PNM Mekaar Syariah
PT permodalan nasional madani (Persero),sebuah lembaga
keuangan khususnya yang sahamnya 100 % milik pemerintah,
didirikan dijakarta berdasarkan TAP XVI/MPR/1998, Letter of Intent
IMF TANGGAL 16 maret 1999, PP No. 38/99 tanggal 25 Mei 1999
dan Akte Notaris No. 1 tanggal 1 juni 1999 yang mendapat pengesahan
menteri kehakiman RI No. C-11.609.HT.01.TH 99 tanggal 23 juni
1999.Dari modal dasar perseroan ini sebesar rp 1.2 trilyun, telah
ditempatkan dan diseterkan sebesar 300 milyar.
Tugas utama PNM adalah memberikan solusi pembiayaan pada
usaha mikro, kecil, menengah, koperasi (UMKMK) dengan
kemampuan yang ada berdasarkan kelayakan usaha serta prinsip
ekonomi pasar. Dengan pengembangan modal lembaga keuangan
alternatif maka pendekatan pembiayaan yang dilakukan PNM tidak
seperti pendekatan perbankan. Penguatan manajaemen juga diberikan
oleh PNM sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
pengutan permodalan dalam operasinya, kebijakan PNM ini bekerja
sama dengan pengautan permodalan. Dalam operasinya, kebijakan
PNM ini bekerja sama dengan lembaga-lembaga keuangan seperti
modal lembaga venture, Bank umum/Syariah, koperasi simpan pinjam,
BPRS/S, maupun lembaga keungan mikro/syariah lainya di seluruh
provinsi indonesia.
Fokus usaha yang perlu segera dikembangkan antara lain sektor
agribisnis yang meliputi bidang pangan, perkebunan, perikanan,
peternakan, kehutanan, industri rumah tangga yang berorientasi ekspor
atau substitusi impor, padat karya dengan menghasilkan nilai tambah,

47
48

disamping sektor jasa seperti pengembang, pariwisata dan tenaga


kerja. Nilai tambah yang dimaksud menyangkut konsep dagang,
pemanfaatan teknologi dan kualitas produk. Sumber pembiayaan yang
disalurkan PNM berasal dari modal pemerintah, dan kini dalam
pengajakan untuk memperoleh pinjaman dalam dan luar negeri sumber
pembiayaan yang berasal dari investor lokal dan luar negeri dapat
dihimpun oleh PNM melalui pengelolaan dana investasi oleh unit
usaha PNM Investasi Management.
Sesuai SK Menteri Keuangan RI No. 487/KMK017/1999 tanggal
13 Oktober 1999, PNM telah ditetapkan menjadi salah satu BUMN
Koordinator Penyaluran Kredit Program eks KLBI yang sebelumnya
dilaksanakan oleh bank indonesia. Dengan dukungan pemerintah dan
seluruh masyarakat indonesia, PT Permodalan Nasional Madani
(Persero) dikelola dengan prinsip-prinsip profesionalisme, transparasi,
syariah dan good corporate governance siap melangkah memasuki era
indonesia baru, menuju masyarakat madani yang dicita-citakan.
PT.Permodalan Nasional Madani yang mana PT Permodalan
Nasional Madani (persero ini ) terbagi menjadi dua pembiayaan yaitu
UlaMM ( Unit Layanan Modal Mikra ) dan Mekaar (Membina
Ekonomi Keluarga Sejahtera). Pembiayaan UlaMM adalah untuk
pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah, sedangkan pada
pembiayaan mekaar untuk para ibu-ibu atau keluarga sejahtera yg
berada dibawah angka kemiskinan atau tidak mampu untuk membuka
usaha karna tidak memiliki modal.
Sejak awal berdirinya, PNM telah merintis usaha pinjaman (kredit)
modal kepada pelaku UMKM dengan mengemasnya dalam dua
produk, yaitu Unit Layanan Modal Mikro (UlaMM) dan Membina
Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).
ULaMM maupun Mekaar menyasar pelaku usaha yang belum
terjamah akses perbankan, dengan cara melakukan sosialisasi langsung
kepada masyarakat di berbagai daerah. Para calon nasabah tidak perlu
49

harus memiliki usaha lebih dulu saat mengajukan kredit. Langkah ini
diambil untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam sektor
wirausaha.
Terkait 2 produk andalan PNM (UlaMM dan Mekaar), memiliki
perbedaan dalam penerapannya PNM “Khusus Mekaar, diperuntukkan
bagi ibu-ibu yang rentan miskin. Kenapa pilih ibu-ibu?Karena kami
yakin kalau wanita bisa berdaya, keluarganya bisa lebih sejahtera.”
Kredit permodalan diberikan secara bertahap.Tim PNM (AO)
diterjunkan langsung untuk melakukan pendampingan usaha pada tiap
nasabah. Selain itu, PNM juga melakukan penanaman nilai bagi
setiapnasabah untuk jujur dalam melakukan usahanya serta disiplin
dalam mengangsur pinjaman.
2. Lokasi PT.PNM Mekaar Syariah Cabang Lubuk Basung 2
PT.PNM Mekaar Syariah ini sendiri sudah tersebar diseluruh kota
di indonesia lebih tepatnya diempat provinsi di Indonesia yaitu Aceh,
Sumatra Barat, NTB dan Riau. Disumatra barat sendiri tedapat 46
cabang PT. PNM Mekaar Syariah, Kantor pusat dari PT.PNM Mekaar
ini berada dijakarta., sedangkan untuk PT.PNM Mekaar Syariah
Cabang Lubuk Basung 2 ini berada di Jl. Manggopoh Pasaman Barat
Nagari Padang Lansano Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam.
3. Visi dan Misi PT.PNM Mekaar Syariah Cabang Lubuk Basung 2
Sebagai lembaga keuangan syariah yang berbasiskan Al-Qur’an
dan As-Sunnah maka PT.PNM Mekaar Syariah Cabang Lubuk Basung
2 mempunyai visi dan misi yang hendak dicapai agar selalu menjadi
lembaga keuangan yang berkompeten dan selalu dipercaya oleh
nasabahnya. Adapun visi dan misinya adalah sebagai berikut:
a. Visi PT.PNM Mekaar Syariah Cabang Lubuk Basung 2
“Menjadi lembaga pembiayaan terkemuka dalam meningkatkan
nilai tambah secara berkelanjutan bagi usaha mikro, kecil,
menengah dan koperasi (UMKM) yang berlandaskan prinsip good
corporate governance (GCG)”
50

b. Misi PT.PNM Mekaar Syariah Cabang Lubuk Basung 2


Dalam upaya mewujudkan visi tersebut, perusahaan mengemban
misi sebagai berikut:
1) Menjalankan berbagai upaya, yang terkait dengan
operasional perusahaan, untuk menigkatkan kelayakan
usaha dan kemampuan wirausaha para pelaku bisnis
UMKM.
2) Membantu pelaku UMKM untuk mendapatkan dan
kemudian meningkatkan akses pembiayaan UMKM kepada
lembaga keuangan baik bank maupun non-bank yang pada
akhirnya akan meningkatkan kontribusi mereka dalam
perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
3) Meningkatkan kreatifitas dan produktivitias karyawan
untuk mencapai kinerja terbaik dalam usaha pengembangan
sektor UMKM.
4. Struktur Organisasi PT.PNM Mekaar Syariah Cabang Lubuk
Basung 2
Sebagai halnya sebuah perusahaan, lembaga keuangan juga
membutuhkan suatu pengorganisasian sebagai salah satu prinsip
manajemen. Organisasi yang baik dan efektif nantinya akan
menentukan tugas dan tanggungjawab yang jelas antara bagian-
bagian yang ada dalam organisasi, hal tersebut tergambar dalam
struktur organisasi yang dimiliki oleh lembaga keuangan.
Adapun bentuk struktur organisasi PT.PNM Mekaar Syariah
Cabang Lubuk Basung 2adalah:
51

Gambar 4.1

Struktur organisasi PT.PNM Mekaar Syariah Cabang Lubuk Basung 2

Kepala Cabang

Tiyarman Restu Putra


Galo

Finance Account Senior Account Officer Account Officer


Officer Delvia Nanda
Diana Ulfa Mega

Yoli

Mimi

Marisa

Anias

Lili

Nengsih

Apni

Tila

5. Deskripsi Tugas dan Jabatan PT.PNM Mekaar Syariah Cabang


Lubuk Basung 2
a. Kepala cabang
Selain sebagai pemimpin, kepala cabang juga sebagai
administrator dari penyaluran pembiayaan dari kantor pusat ke
kantor cabang, dan kepala cabang juga bisa sebagai vertifikator.
52

b. Finance Account Officer


Sifatnya hanya dikantor, dimana fianance account officer ini
bertugas sebagai pembuat laporan dimana adanya laporan
penerimaan uang harian dan laporan menyetor uang angsuran ke
bank beserta juga bertugas sebagai untuk pencairan dana di bank.
c. Senior Account Officer
Verifikator atau yang bertanggungjawab atas dana yabng
telah dicairkan, dan juga selaku sebagai wakil dari kepala
cabang.
d. Account Officer
Tugas dari account officer ini adalah mencari nasabah yang
layak sesuai kriteria peraturan yang telah berlaku, menilai,
mengevaluasi, dan juga melakukan pemasaran produk yang
berkaitan dengan kredit.
6. Budaya Perusahaan PT.PNM Mekaar Syariah Cabang Lubuk
Basung 2
PT.PNM Mekaar Syariah Cabang Lubuk Basung 2dalam
tindakan operasionalnya sehari-hari memiliki budaya perusahaan
yang diaktulisasikan ke dalam bentuk simbol atau istilah ILMU
PADI yang bermakna:
a. Integritas, yakni :jujur, tulus, objektif dankeberanian moral
untuk menyatakan bahwa yang benar adalah benar, yang
salah adalah salah serta bertindak dengan benar, terbuka
dalam mengemukakan dan menerima pendapat serta tidak
menutupi permasalahan.
b. Luhur,yakni : mengandung nilai-nilai yang terkandung
didalam pancasila.
c. Mandiri, yakni : kemampuan untuk mengatur diri sendiri
sesauai dengan hak dan kewajibannya sehingga dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya, serta
bertanggungjawab terhadap segala keputusan yang telah
53

diambilnya melalui berbagai timbangan sebelumnya dan atas


kemampuan sendiri serta tidak melepaskan tanggungjawab,
tetapi mencari jalan keluar dalam menghadapi kesulitan.
Bekerja keras, cerdas, cepat dalam berpikir, menganalisa
pengambilan keputusan dan pelaksanaan tugas dengan tetap
berpedoman kepada sistem prosedur serta
mempertimbangkan risiko.
a. Ulet, yakni : kuat, tidak mudah putus asa yang disertai
kemauan yang keras berusaha mencapai tujuan.
b. Pekerja keras, yakni :pantang menyerah, waktu ekstra, clear
dan on the track.
c. Amanah, yakni : dapat dipercaya, dapat memegang amanah
dengan baik dan juga bekerja dengan dilandasi kejujuran
serta nilai-nilai ajaran agama dalam mengemban tugas dan
tanggungjawab.
a. Dedikasi, yakni : pengorbanan tenaga, pikiran dan waktu
demi keberhasilan suatu usaha beserta selalu berdedikasi
tinggi terhadap perusahaan.
b. Ikhtiar, yakni : selalu berikhtiar atas izin Allah
7. Produk-produk pada PT.PNM Mekaar Syariah
a. Murabahah
perjanjian jual beli antara PNM atau pemberi pembiayaan
dengan nasabah. Pihak PNM Mekaar syariah membeli barang
yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada
nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan
ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara
mekaar syariah dan nasabah.
Syarat dari akad wadiah ini adalah sebagai berikut:
1. Foto copy KTP
2. Foto copy KK
3. Tanda tangan diatas materai
54

b. wakalah
pelimpahan kekuasaan oleh seseorang sebagai pihak
pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua dalam hal-hal
yang diwakilkan. Dalam hal ini mekaar syariah memberikan
kuasa kepada nasabah untuk membeli barang sesuai dengan
yang dibutuhkan.
Syarat dari akad wakalah ini adalah sebagai berikut:
1. Foto copy KTP
2. Foto copy KK
3. Tanda tangan diatas materai
c. Wadiah
Titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan
setiap saat nasabah yang bersangkutan menghendaki.Mekaar
syariah baertanggung jawab atas pengembalian titipan
tersebut.
Syarat dari akad wadiah ini adalah sebagai berikut:
1. Foto copy KTP
2. Foto copy KK
3. Tanda tangan diatas materai
Dari ketiga akad diatas pihak PNM tidak begitu
mempersulit nasabah untuk melakukan pembiyaan dan untuk
syaratnya pun pihak PNM menyamakan syarat dari ketiga akad
tersebut agar nasabah juga tidak begitu repot.

B. Kontribusi PT.PNM Mekaar Syariah dala memajukan Usaha Mikro


Kecil dan Menengah (UMKM)
PNM Mekaar Syariah merupakan layanan pemberdayaan berbasis
kelompok sesuai ketentuan hukum islam yang berdasarkan fatwa dan atau
pernyataan kesesuaian syariah dari dewan syariah nasional majelis ulama
indonesia yang ditujukan bagi perempuan pra-sejahtera pelaku usaha ultra
mikro, melalui:
55

1. Peningkatan pengelolaan keuangan untuk mewujudkan cita-cita dan


kesejahteraan keluarga.
2. Pembiayaan modal usaha tanpa agunan.
3. Pembiasaan budaya menabung.
4. Peningkatan kompetensi kewirausahaan dan pengembangan bisnis.
Program Mekaar Syariah dilaksanakan melalui indoktrinasi usaha
sesuai syariat islam yaitu:
1. Pertemuan mingguan wajib dilakukan secara disiplin dan tepat
waktu dengan mengucapkan doa, janji nasabah, janji Account
Officer Mekaar Syariah, janji bersama.
2. Nasabah mekaar syariah adalah mereka yang telah mempunyai
usaha, atau akan melakukan usaha atau yang pernah usaha karena
mempunyai pengalaman usaha sebelumnya sesuai syariat islam.
3. Nasabah wajib memiliki usaha setelah diberikan pembiayaan.
4. Dari penerima sedekah menjadi pemberi sedekah(www.pnm.co.id)
Dalam wawancara yang peneliti lakukan secara online dengan kepala
cabang atau bapak Tiyarman bahwa dalam mayakinkan nasabah agar
menjadi nasabah di PT.PNM Mekaar Syariah tidak ada paksaan sedikit
pun ini murni keinginan nasabah untuk melakukan pembiayaan di
PT.PNM Mekaar Syariah. Dengan adanya program mekaar Syariah
(Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera Syariah) terpadu dari
pemerintahan pusat, hal ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan
sektor UMKM dan Koperasi, maka dari itu petugas dari PNM fokus
memperkenalkan dan mensosialisasikan program ke desa-desa terpencil
yang belum terjamah oleh perbankan syariah dan wajib memberitahu
bahwa program ini merupakan program dari pemerintah pusat
(wawancara, Tiyarman Restu Putra Gulo, sebagai kepala cabang PT.PNM
Mekaar Syariah cabang lubuk basung 2, selasa, 09 juni 2020).
Berdasarkan wawancara dengan bapak tiyarman sistem
pembiayaannya menggunakan pinjaman berjangka. Dimana nasabah
diberikan pinjaman awal sebesar 2 juta rupiah untuk dikelola
56

mengembangkan usahanya dan pinjaman ini diberikan baik untuk yang


sudah memiliki usaha maupun yang belum memiliki usaha sama sekali dan
ini juga mendapatkan verifikasi yang cukup ketat, bilamana nasabah yang
bersangkutan layak menerima pembiayaan. Apabila sudah mendapatkan
pembiayaan maka pihak PNM akan melihat perkembangan usaha yang
telah diberikan pembiayaan tersebut dan selalu memberikan wejangan-
wejangan terhadap usahanya agar usaha tersebut berkembang dengan baik.
Kontribusi yang diberikan PNM terdahap nasabah itu sangat membantu
nasabah dalam memajukan usaha mikro, dimana di PNM ini nasabah
diberikan pembiayaan tanpa agunan, sehingga hal ini tidak memberatkan
nasabah dalam mengajukan pembiayaan dan dalam pembayaran
angsurannya pun nasabah juga tidak dipersulit karena pihak PNM akan
melakukan sistem jemput bola, dimana pihak PNM akan melakukan
pemungutan angsuran dengan dijemput kerumah nasabah itu sendiri, hal
ini dilakukan dalam satu kali seminggu (wawancara, Tiyarman Restu Putra
Gulo, sebagai kepala cabang PT.PNM Mekaar Syariah cabang lubuk
basung 2, selasa, 09 juni 2020).
Persyaratan yang harus dipenuhi nasabah agar mendapatkan
pembiayaan dari PT.PNM Mekaar Syariah tidak begitu sulit, hanya dengan
memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Foto Copy KTP
2. Foto Copy KK (Kartu Keluarga)
3. izin dari Suami (karena nasabah khusus perempuan)
Namun dengan proses verifikasinya yang cukup ketat, pihak PNM
harus mengetahui apakah yang bersangkutan benar warga disana,
berdomisili dan menetap disana, serta memiliki saudara yang bisa
dihubungi nantinya, agar dalam angsurannya tidak macet atau tidak terjadi
kesalahan (wawancara, Tiyarman Restu Putra Gulo, sebagai kepala cabang
PT.PNM Mekaar Syariah cabang lubuk basung 2, selasa, 09 juni 2020).
Disetiap perusahan pastinya ada beberapa kendala-kendala yang
dihadapi seperti halnya di PNM. Pada PT.PNM Mekaar Syariah ini dalam
57

pembiayaannya itu nasabah harus membentuk kelompok dimana satu


kelompok berjumlah 10 orang dan diketuai oleh satu orang, dan setiap
minggunya akan berkumpul dalam satu rumah untuk melakukan angsuran
dan apabila satu orang tidak hadir maka 9 orang lagi yang akan beriyuran
untuk menutupi angsuran dari satu nasabah yang tidak hadir tersebut atau
disebut dengan tanggung renteng. Namun yang menjadi masalah atau
kendala bagi PNM ini yaitu apabila pihak PNM sudah memberikan
pembiayaan kepada nasabah namun nasabah tidak mempergunakannya
sesuai dengan dengan ketentuan, dimana pembiayaan ini diberikan untuk
modal produktif namun nasabah menggunakannya untuk kebutuhan
konsumtif. Hal ini membuat nasabah kesulitan dalam pengembalian atau
pembayaran angsuran karena tidak ada pemasukan atas pembiayaan yang
telah diberikan oleh pihak PNM. (wawancara, Tiyarman Restu Putra Gulo,
sebagai kepala cabang PT.PNM Mekaar Syariah cabang lubuk basung 2,
selasa, 09 juni 2020).
Berdasarkan wawancara dengan bapak tiyarman, peran dari PNM ini
sesuai dengan visi dan misi pemerintah dalam pengembangan UMKM dan
Koperasi untuk kemajuan bangsa dan Negara, dan di Kecamatan Ampek
Nagari ini sendiri pun PNM berperan dalam memajukan usaha mikro kecil
dan menengah dimana pemberian pembiayaan yang dilakukan PNM inu
ditujukan untuk kaum ibu-ibu pelaku usaha yang sebelumnya tidak
memiliki modal untuk usaha sekarang sudah memiliki modal dari
pembiayaan yang telah diberikan oleh PNM Mekaar Syariah (wawancara,
Tiyarman Restu Putra Gulo, sebagai kepala cabang PT.PNM Mekaar
Syariah cabang lubuk basung 2, selasa, 09 juni 2020).
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan bapak tiyarman
selaku kapala cabang dari PT.PNM Mekaar Syariah, bahwa pihak PNM
selalu melakukan pengembangan yaitu dengan cara adanya keterlibatan
nasabah untuk menerima pembiayaan sekaligus pembinaan bagaimana
usahanya dapat berkembang. Selain itu dari sisi petugas kita fokuskan
untuk memberi pelayanan pada nasabah tidak serta merta hanya
58

mengambil angsuran tetapi mendampingi nasabah untuk bagaimana


usahanya dapat berkembang melalui program Mekaar Mendengar. PNM
juga berkontribusi dalam memajukan UMKM baik itu dalam materil
maupun non materil , dimana dalam bentuk materil berupa modal dan non
materil dalam bentuk dukungan agar nasabah lebih giat lagi dalam
mengembangkan usahanya dan usahanaya dapat terus berkembang.
Dikecamatan Ampek Nagari sendiri sudah lebih dari 2000 nasabah pra-
sejahtera yang menerima pembiayaan ini, dan Alhamdulillah, untuk
manfaatnya sudah dapat dirasakan masyarakat banyak dan harapannya ada
kemampuan nasabah untuk dapat mengembangkan usahanya melalui
program pemerintah ini(wawancara, Tiyarman Restu Putra Gulo, sebagai
kepala cabang PT.PNM Mekaar Syariah cabang lubuk basung 2, selasa, 09
juni 2020).
Berdarkan wawancara peneliti dengan Nanda selaku Account Officer
(AO) di PT.PNM Mekaar Syariah, bahwa ia telah bekerja selama satu
tahun lebih dan ia tertarik bekerja disana karena PNM itu salah satu
BUMN, kredibilitasnya sudah jelas, dan tentunya ikut andil dalam
pengembangan UMKM di Indonesia ini, disini dia banyak mendapatkan
pengalaman baik itu dalam segi fee yang diterima, plus bonus, juga ada
beberapa yang bisa kita dapatkan, baik pengalaman saat bertugas
dilapangan, maupun dalam organisasi saat berada dikantor, karena
dilapangan banyak menjumpai banyak orang dan dengan sifat yang
berbeda pula sehingga itu menjadi tantangan tersendiri bagi para karyawan
di PNM ini(wawancara, Nanda, sebagai Account Officer PT.PNM Mekaar
Syariah cabang lubuk basung 2, selasa, 09 juni 2020)
Berdasarkan wawancara peneliti dengan Nanda bahwa kesulitan yang
ditemukan dilapangan yaitu kendalanya mungkin karena harus perjalanan
jauh masuk ke desa-desa dan dengan keadaan jalan yang masih tidak rata
atau,masih batu-batu bahkan masih ada jalan setapak (wawancara, Nanda,
sebagai Account Officer PT.PNM Mekaar Syariah cabang lubuk basung 2,
selasa, 09 juni 2020).
59

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Nanda, strategi untuk


menarik nasabah agar bergabung dengan PNM, itu dilakukan dengan
semaksimal mungkin, yaitu dengan cara pergi ke ibu-ibu nasabahnya, yang
mungkin punya kendala pembiayaan atau kurangnya modal untuk
usahanya, yang sebelumnya juga sudah diperkenalkan dari pemerintah
daerah, tugas kita memperkenalkan lebih jauh lagi, bagi mereka yang
belum punya akses keluar desa atau belum mengenal PNM ini
(wawancara, Nanda, sebagai Account Officer PT.PNM Mekaar Syariah
cabang lubuk basung 2, selasa, 09 juni 2020).
Dalam memasarkan produknya Account Offoicer (AO) malakukannya
dengan cara terjun langsung kelapangan dan mencari tempat-tempat
dimana biasa adanya perkumpulan ibuk-ibuk dengan itu Account
Office(AO) langsung memberitahu bahwa ada program pemerintah yang
bagus untuk mengembangkan usahanya dan dengan cara beserta syarat
yang tidak begitu sulit sehingga setiap ibuk-ibuk yang ingin atau yang mau
melakukan usaha bisa langsung megajukan pembiayaan ke PT.PNM
Mekaar Syariah. Dan disitu juga dapat mensosialisasikan apa itu PNM dan
apa-apa saja produk yang dimiliki PNM itu sendiri (wawancara, Nanda,
sebagai Account Officer PT.PNM Mekaar Syariah cabang lubuk basung 2,
selasa, 09 juni 2020).
Kontribusi yang diberikan Account Officeruntuk memajukan usaha
mikro kecil dan menengah yaitu berupa kontirbusi secara waktu dan
tenaga, tentu juga pikiran buat berpikir untuk lebih memaksimalkan dalam
pelayanan terhadap masyarakat agar semakin banyak masyarakat yang
terbantu dalam memajukan usahanya serta dapat meningkatkan taraf hidup
keluarganya dan kontribusi dalam meningkatkan pelayanan terhadap
nasabah Account Office melakukan pembinaan agar pembiayaan yang
telah diterima tidak dipergunakan untuk kegiatan konsumtif melainkan
untuk kegiatan produktif agar pembiayaan yang telah diberikan tersebut
dapat menjadi berkembang dan meningkatkan pendapatan para nasabah
60

tersebut (wawancara, Nanda, sebagai Account Officer PT.PNM Mekaar


Syariah cabang lubuk basung 2, selasa, 09 juni 2020).
Berdasarkan wawancara peneliti dengan Nanda selaku Account
Officer bahwa dalam memberikan informasi mengenai PNM dan produk-
produk yang ada didalamnya, Account Officer menjelaskan dengan sangat
penuh pemahaman agar pihak yang menerima atau calon nasabah juga
dapat mencerna informasi tersebut dengan baik agar tidak terjadi
kekeliruan dan apabila masih ada keraguan pihak Account Officer bersedia
untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh calon nasabah
(wawancara, Nanda, sebagai Account Officer PT.PNM Mekaar Syariah
cabang lubuk basung 2, selasa, 09 juni 2020).
Berdasarkan data diatas dapat peneliti simpulkan bahwa PT.PNM
Mekaar Syariah sangat berkontribusi dalam memajukan usaha mikro kecil
dan menengah yang ada di Kecamatan Ampek Nagari dimana PNM ini
memberikan pembiayaan tanpa agunan kepada nasabah sehingga nasabah
tidak merasa kesulitan dalam mengajukan pembiayaan pada PNM dan
masyarakat sangat terbantu dalam mendapatkan modal untuk membuka
usaha dimana hal ini akan dapat meningkatkan pendapatan dan juga
meningkatkan taraf hidupnya.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan nasabah yaitu ibuk ali
nurhayati dan ibuk nita yang mengatakan bahwa PT.PNM ini merupakan
layanan yang berbasis kelompok untuk perempuan yang memiliki usaha
mikro dimana ini juga ditegaskan oleh ibuk merry bahwa PT.PNM ini
merupakan suatu lembaga keuangan syariah yang pertama ada di
Kecamatan Ampek Nagari dan dalam pembiayaannya pun tidak perlu
adanya agunan sehingga lebih memudahkan para nasabah untuk melalukan
pembiayaan (wawancara, Ali Nurhayati selaku nasabah PT.PNM Mekaar
Syariah, 09 selasa 2020).
Berdasarkan wawancara peneliti dengan ibuk nita bahwa PNM ini
sangat membantu dalam usaha yang dijalani baik itu dalam pemberian
pembiayan, pengembangan maupun pendampingan, karna itulah dari yang
61

sebelumnya belum memiliki usaha sekarang sudah memiliki usaha dan


disetiap peretemuan selalu memberikan wejangan terhadap usaha yang
dijalani. Ibuk merry juga mengatakan bahwa PNM ini juga dapat menjadi
tempat untuk menabung karena apabila kita ingin menyimpan uang maka
itu cukup dengan memberikan 55.000 dimana angsuran yang sebenarnya
50.000, dan yang 5000 lagi untuk menabung (wawancara, Nita selaku
nasabah PT.PNM Mekaar Syariah, 09 selasa 2020).
Berdasarkan wawancara peneliti dengan nasabah yaitu ibuk merry
bahwa dalam memberikan penjelasan pihak PNM sangat baik sehingga
mudah dimengerti, baik itu penjelasan mengenai produk-produk maupun
sistem dalam melakukan pembiayan dengan PNM, dan ini juga ditegaskan
oleh ibuk nita dan ibuk ali bahwa pihak PNM ini sangat memberikan
informasi yang jelas dan tidak berbelit-belit sehingga nasabah sangat
mudah dalam memahami atas penjelasan yang telah diberika pihak PNM.
Pihak PNM ini juga sangat ramah dan mudah sekali bergaul dengan
nasabah sehingga tidak ada jarak antara pihak PNM dengan nasabah.Hal
ini lah yang membuat nasabah nyaman dalam melakukan hubungan atau
melakukan pembiayan dengan pihak PNM.
Berdasarkan data diatas dapat peneliti simpulkan bahwa kontribusi
yang diberikan PNM kepada masyarakat dalam memajukan usaha, mikro,
kecil dan menengah sudah sangat berkontribusi atau sudah sangat
membantu nasabah, dimana kontribusi ini merupakan suatu keterlibatan
yang dilakukan oleh individu atau sebuah lembaga yang kemudian
memposisikan dirinya terhadap peran dalam sebuah kerja sama, dan
memberikan dampak nilai dari aspek sosial dan ekonomi. PNM ini sudah
melakukan kontribusi sesuai dengan yang seharusnya atau sesuai dengan
teori yang telah ada, dimana PNM ini ikut serta atau melibatkan dirinya
dalam memajukan usaha mikro, kecil, dan menengah yang ada di
Kecamatan Ampek Nagari, yaitu dengan cara pemberian pembiayaan
kepada nasabah yang akan mendirikan suatu usaha khususnya pada kaum
ibuk-ibuk, karena di PNM ini hanya memberikan pembiayaan kepada
62

kaum ibuk-ibuk saja. Dalam pemberian pembiayaan pihak PNM hanya


memberikan pembiayaan untuk kegiatan produktif, agar pembiayaan yang
diberikan tersebut dapat berkembang dan menghasilkan pendapatan yang
cukup sehingga dapat meningkatkan taraf hidup nasabah tersebut. Di PNM
ini pemberian pembiayan tidak menggunakan agunan sehingga hal ini
membuat nasabah sangat terbantu dan juga memudahkan nasabah dalam
mengajukan pembiayaan di PNM ini. Kendala yang sering terjadi dalam
pemberian pembiayaan ini yaitu nasabah yang menggunakan pembiayaan
tersebut untuk kegiatan konsumtif sehingga dalam pengembalian atau
pembayaranangsuran nasabah mengalami kesulitan.
PNM tidak hanya sekedar memberikan pembiayan namun juga
melakukan pendampingan dan pemberdayaan atas pembiayaan yang telah
diberikan, diamana Pemberdayaan dapat dilihat dari tiga sisi; pertama,
pemberdayaan dengan menciptakan suasana iklim yang memungkinkan
potensi rakyat berkembang. Chomsky (1972) mengatakan bahwa semua
manusia memiliki potensi kreativitas bawaan. Artinya, setiap anggota
masyarakat memiliki kemampuan untuk berkembang sehingga setiap
anggota masyarakat memiliki hak untuk memanfaatkan potensi yang
dimiliki menuju kehidupan yang lebih baik.
Kedua, pemberdayaan dilakukan untuk memperkuat potensi ekonomi
atau daya yang dimiliki keluarga.Dalam rangka memperkuat potensi
ekonomi ini, upaya yang dilakukan adalah meningkatkan taraf hidup
pendidikan, kesehatan, dan akses terhadap sumber-sumber kemajuan
ekonomi seperti, modal, teknologi, informasi, dan lapangan kerja.
Ketiga, pemberdayaan melalui pengembangan ekonomi rakyat berarti
berupaya melindungi atau mencegah terjadinya persaingan yang tidak
seimbang, serta menciptakan kebersamaan dan kemitraan antara yang
maju dengan yang belum maju.
Peberdayaan yang dilakukan PNM ini bertujuan untuk agar nasabah
dapat memaksimalkan pembiayaan yang telah diberikan PNM, untuk
mengembangkan usahanya agar usaha tersebut dapat terus berkembang
63

dan menjadi usaha yang sangat dapat membantu dalam meningkatkan


perekonomian.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pihak PNM selalu melakukan pengembangan yaitu dengan cara
adanya keterlibatan nasabah untuk menerima pembiayaan sekaligus
pembinaan bagaimana usahanya dapat berkembang. Selain itu dari sisi
petugas memfokuskan untuk memberi pelayanan pada nasabah tidak
serta merta hanya mengambil angsuran tetapi mendampingi nasabah
untuk bagaimana usahanya dapat berkembang melalui program
Mekaar Mendengar. PNM juga berkontribusi dalam memajukan
UMKM baik itu dalam materil maupun non materil , dimana dalam
bentuk materil berupa modal dan non materil dalam bentuk dukungan
agar nasabah lebih giat lagi dalam mengembangkan usahanya dan
usahanaya dapat terus berkembang.
Kontribusi yang diberikan Account Officer untuk memajukan
usaha mikro kecil dan menengah yaitu berupaKontirbusi secara waktu
dan tenaga, tentu juga pikiran buat berpikir untuk lebih
memaksimalkan dalam pelayanan terhadap masyarakat agar semakin
banyak masyarakat yang terbantu dalam meningkatkan taraf hidup
keluarganya dan kontribusi dalam meningkatkan pelayanan terhadap
nasabah Account Office melakukan pembinaan agar pembiayaan yang
telah diterima tidak dipergunakan untuk kegiatan konsumtif
melainkan untuk kegiatan produktif agar pembiayaan yang telah
diberikan tersebut dapat menjadi berkembang dan meningkatkan
pendapatan para nasabah tersebut
B. Saran

Setelah penulis melakukan penelitian pada PT.PNM Mekaar


Syariah terkait dengan kontribusi PT.PNM Mekaar Syariah dalam
memajukan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kecamatan

64
65

Ampek Nagari, penulis menyarankan agar PT.PNM Mekaar Syariah


sebaiknya lebih giat dalam memasarkan produk-produk dan
mengenalkan pada masyarakat mengenai apa itu PT.PNM Mekaar
Syariah, dan ikut berkontribusi aktif dalam memajukan usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM).
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahira, A. (2012). Terminologi Kosa Kata. Jakarta: Aksara.

Alfifuddin. (2010). Pengantar Adminisyrasi Pembangunan. Bandung: CV


Alfabeta.

Amalia, E. (2009). Keadilan Distrubusi Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali


Pers.

Glen, G. (2002). Peran Perbankan Dalam Pngembangan Keuangan Mikro.


Diskusi Kelompok C2 Temu Nasional Bazar Pengembangan Mikro.

Hadinoto, S. (2005). Kunci Sukses Bisnis Kredit Mikro. Jakarta: PT Gramedia.

Heykal, N. H. (2013). Lembagan Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis .


Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.

Hubeis, M. (2009). Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Ilmi, M. (2012). Teori dan Praktek Keuangan Syariah. Yogyakarta: UII Pers.

Jafar, H. M. (2014). Usaha Pengembangan Usaha Mikro Menengah (UKM).


Jakarta: Infokop.

Karim, A. A. (2013). Bank Islam Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Kasmir. (2007). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Kuncoro, M. (2007). Ekonomi Industri Indonesia. Yogyakarta: Andi.

Marsuki. (2006). Pemikiran dan Strategi Memberdayakan Ekonomi UMKM Di


Indonesia. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Muhammad. (2005). Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan Di
Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nainggolan, B. (2016). Perbankan Syariah Di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.

Nawawi, I. (2012). Fiqih Muamalah Klasik dan Kontemporer. Bogor: Ghalia


Indonesia.

Nurastuti, W. (2011). Teknologi Perbankan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pramiyanti. (2008). Studi Kelayakan Bisnis Untuk UMKM. Yogyakarta: Media


Pressindo.

Saiman, L. (2014). Kewirausahaan Teori Praktik dan Kasus-Kasus. Jakarta:


Salemba Empat.

Sembiring, S. (2008). Hukum Dagang. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Subagio, A. (2009). Kamus Istilah Ekonomi Islam. Jakarta: PT ALEX Media


Computindo.

Tambunan, T. T. (2003). Perekonomian Indonesia Beberapa Masalah Penting .


Jakarta: Galiga Indonesia.

Tambunan, T. T. (2009). UMKM Di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

www.pnm.co.id

Anda mungkin juga menyukai