Oleh:
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Mukhlis Isnaini Putra
NIM. 152145313
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Yang Terhormat
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
di Mataram
Pembimbing I Pembimbing II
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan menyebut nama
Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan penulis
kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW
yang telah menunjukan jalan yang lurus untuk semua umat manusia.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati penulis
1. Bapak Prof. Dr. Mutawali, M. Ag., selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu.
2. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Mataram.
3. Bapak H. Bahrur Rosyid, M.M., Selaku ketua jurusan Ekonomi Syariah
Universitas Islam Negeri Mataram.
4. Bapak Dr. H. M. Zaidi Abdad, M.A., Selaku wali kelas I Ekonomi Syariah
angkatan 2014 yang selalu mendidik dan membimbing kami selama
melakukan studi di Universitas Islam Negeri Mataram.
5. Bapak Dr. Muhammad Yusup, M. Si. Selaku Dosen Pembimbing 1 dan Ibu
Dahlia Bonang, M. Si. Selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah meluangkan
waktu dan memberikan banyak saran, bimbingan dan arahan dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas
Islam Negeri Mataram.
7. Kedua orang tua saya Bapak Drs. H. Adam Azhar, M.M. dan Ibu Hj.
Munawarah yang tidak hentinya menyemangati dan memotivasi saya akan
8.
ix
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK
Penelitian ini menjelaskan tentang pemberdayaan ekonomi ummat
berbasis masjid. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui potensi
apa yang dimiliki oleh Masjid tersebut dalam pemberdayaan ekonomi umat
dan juga untuk mengetahui pemberdayaan ekonomi umat yang di lakukan
pada masjid tersebut untuk kesejahteraan jamaah dan masyarakat sekitar
masjid.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan
teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi. Pengolahan data dilakukan dengan cara deskriptif analisis
yaitu dengan memaparkan data yang didapat dari hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi kemudian menganalisisnya dengan pedoman
pada sumber tertulis.
Dari hasil penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa ada
beberapa Potensi yang dimiliki Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center
NTB yaitu Sumber Daya Manusia yang mumpuni, Masjid Raya Hubbul
Wathan sebagai Icon Wisata. Kemudian dari segi Pemberdayaannya Masjid
Raya Hubbul Wathan Islamic Center NTB memberikan modal bagi
Masyarakat Lemah melalui Program Koperasi Syariah, Pemberian
pelatihan kepada masyarakat sekitar Islamic Center dan Penyaluran Zakat,
Infak dan Shadaqah menjadi kegiatan rutin bagi pengurus masjid Hubbul
Wathan Islamic Center setiap tahunnya.
Kata Kunci: Pemberdayaan Ekonomi Ummat , Masjid.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah melalui adzan, qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar dan ucapan lain
yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan
dari kehidupan spiritual, sosial dan kultur umat Islam. Dimana ada umat
Islam, maka disana tentunya ada Masjid. Islam menempatkan Masjid dalam
posisi yang strategis. Secara umum Masjid mempunyai banyak fungsi antara
1
Moh. E. Ayub, dkk, “Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis bagi Para
Pengurus”,(Jakarta : Gema Insani Press, 2007), hlm. 7-8.
2
karena itu banyak sekali sahabat Rasul yang memerlukan bantuan sosial
sebagasi resiko dari keimanan yang mereka hadapi dan sebagai konsekuensi
masalah sosial itu Rasulullah SAW dan para sahabatnya menjadikan Masjid
besar fungsinya pada masa Rasulullah dan hal itu dirasakan betul oleh
Hingga Tahun 2018, ungkap Jusuf Kallas, Indonesia memiliki 800 ribu
bermoral, dan terpercaya karena kesan keagamaan yang lekat padanya. Hal
2
A. Bachrun Rifa’I dan Mech. Fakhruroji, Manajemen Masjid, (Bandung: Benang Merah
Press, 2005), hlm.14
3
Dr. H. Ahmad Yani. “Menuju Masjid Ideal”. (Jakarta: LP2SI Haramain, cet 1 2001),
hlm. 14
4
https://republika.co.id. “JK: Tugas pokok DMI Memakmurkan dan Dimakmurkan
Masjid”. Di akses pada tanggal 21 Desember 2018.
3
ini merupakan modal tersendiri bagi Masjid yang mungkin modal ini tidak
dan kemiskinan.
dan fungsi sebagai sarana peribadatan saja bagi jamaahnya. Masjid memiliki
misi yang lebih luas mencakup bidang pendidikan agama dan pengetahuan,
jamaah, dan peningkatan ekonomi jamaah, sesuai dengan potensi lokal yang
tersedia. 5
Islam.
5
Ahmad Sutarmadi, Visi, Misi, dan langkah strategis; Pengurus Dewan Masjid
Indonesia dan Pengelola Masjid. (Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 2002), hlm. 19
4
mengembangkan jaringan.6
Islam. Cita-cita besar ini merupakan sesuatu yang sangat historis dan sesuai
dengan konteksnya karena dalam Islam Idealnya Masjid adalah pilar utama
dan kyai, perguruan tinggi Islam untuk membina para Intelektual dan
tidak akan terbentuk secara kokoh dan rapi kecuali dengan adanya
komitmen terhadap sistem, akidah dan tatanan Islam. Hal ini tidak akan
dalam mengelola dana yang berasal dari zakat, infaq dan shadaqah dari
6
http://www.yadmi.or.idmasjid-sebagai-pusat-pemberdayaan-ekonomi-untuk-
kesejahteraan-umat-islam-indonesia: artikel ini diakses pada 20 Desember 2018.
5
yang paling efektif dan paling esensial dan tidak terdapat dalam sistem
investasi.7
Islam perlu kembali ke Masjid. Masjid dapat menjadi sentral kekuatan umat.
Dimasa lalu, pada masa Nabi, Masjid dapat diperankan secara maksimal
Masjid yang besar, namun sepi jamaah dan minim kegiatan. Namun patut
bersyukur sejak beberapa decade terakhir cukup banyak yang aktif dengan
Center NTB. Masjid yang terletak di pusat Ibukota Provinsi NTB ini
7
Euis Amalia. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam. (Jakarta: RajaGrafindo Persada.
2009), hlm. 373-474
6
Mataram.
Provinsi NTB. Maka Nusa Tenggara barat juga mempunyai icon tersendiri
yaitu Islamic Center (IC). Keindahan Islamic Center sendiri memang lekat
akan identitas “ Lombok Pulau Seribu Masjid”. Dinilai cocok dengan kultur
masyarakat.8
Takmir Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center NTB) pada tanggal 10
Hubbul Wathan ini mempunyai banyak sekali program, seperti Kajian Rutin
ba’da shalat Fardhu, Tablig akbar, perayaan hari besar Islam, Pemberdayaan
salah satu usaha untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat. Sejauh ini koperasi
hukum Islam, pemberian modal usaha dan ada 2 gerai toko, kedua gerai
toko tersebut masih disewakan kepada pihak lain , rencana tahun ini akan
8
https://kicknews.today/2017/11/popularitas-Islamic-Center-ntb-akan-samai-monas-di-
jakarta-2/. Diakses pada tanggal 21 Desember 2018.
7
dikelola sendiri oleh Koperasi Syariah Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic
Center NTB.9
Ikan segar yang saya punya . awalnya saya terdesak oleh pesanan Pelanggan
yang meningkat sedangkan modal yang saya punya tidak cukup untuk
pinjaman modal usaha koperasi syariah Masjid Raya Hubbul Wathan dapat
juta Rupiah.10
Koperasi yang di bawah naungan Dinas Koperasi dan UKM provinsi NTB
9
Observasi, Mataram, 10 September 2019
10
Observasi, Mataram, 10 September 2019
8
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
1. Apa potensi yang dimiliki Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center
1. Tujuan Penelitian.
umat.
2. Manfaat Penelitian
adalah:
9
1. Batasan Masalah
2. Setting Penelitian
Islamic Center menjadi “icon” bagi Nusa Tenggara Barat, yang bisa
NTB umumnya.
E. Telaah Pustaka
adalah:.
ini juga membawa dampak politik secara sosial bagi peserta program.
nada rasa persaudaraan serta tali silaturrahmi dapat terjaga antara peserta
11
Muhyil Qoyyim,”Efektifitas Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis
Masjid: Studi Pada Program Pemberantasan Kemiskinan Berbasis Masjid” ,(Skripsi, Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009).
12
antara Kota dan Desa karena melihat dari beberapa perbandingan ketiga
yang mendasar dengan penelitian yang akan peneliti teliti yaitu dalam
sejarah dan tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW dan sahabat,
yaitu dengan dibentuknya Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Kondisi riil
fungsi Masjid saat sekarang ini masih jauh dari contoh zaman nabi.
12
Hidayat Hardi, “Dampak Program KUM3 BMM Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Brbasi Masjid : Studi Komparasi ditiga Masjid Binaan”,(Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Jakarta, Jakarta, 2010).
13
berasal dari dana zakat, infak, dan shadaqah. Program dana bergulir Yang
13
Muhammad Muhib, “ Optimalisasi Fungsi Masjid dalam Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat”,(Jurnal, Fakultas Dakwah IAIN Jember, Jember, 2015).
14
berbasis masjid (pada masjid raya hubbul wathan Islamic center NTB).
F. Kerangka Teori
a. Pemberdayaan
memiliki dua arti, yaitu: (1). to give power atau autority to atau
14
Robiatul Auliyah, “Studi Fenomenologi Pernanan Masjid At-Takwa dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Bangkalan”(Jurnal : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Trunojoyo Madura, 2014).
15
otoritas ke pihak lain; (2) to give ability to atau anable atau usaha
aspek kebijakannya.16
modern, dan berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang besar.
15
Nanih Machendrawati dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam; Dari
Ideologi, Strategi Sampai Tradisi (Bandung: ROSDA, 2001), hlm. 30
16
Mardi Yatmo Hutomo, Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi: Tinjauan
Teoritik dan Implementasi. Http//www.bappenas.go.id./artikel/, diakses pada 15 Agustus 2019,
pukul 20.15.
16
17
Sumodiningrat Gunawan, “Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman
Sosial”(Jakarta: Gramedia, 2002), hlm. 15
17
18
Achmad Djunaidi dan Thobicb Al-Ashar, “Menuju Era Wakaf Produktif: Sebuah
Upaya Progresif untuk Kesejahteraan Umat”(Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006), hlm. 6-7
19
Setiana L. “tekhnik penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat”(Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga Press, 2007), hlm. 79
18
memperbaiki keadaan.
tengah masyarakat.
20
Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, (Bandung: PT. refika
Aditama , 2005), hlm. 58
21
Ibid., hlm. 58-59.
19
22
Ismet Firdaus dan Ahmad Zaki, “upaya meningkatkan Equity Perempuan Dhuafa Desa
Bojang Indah, Parung” (Jakarta : Dakwah Press, 2008) hlm. 226
20
ini termasuk pada golongan asset tidak nyata. Humman asset secara
sendiri.
nikah.
22
yaitu.24
bersama.
23
Ibid., hlm. 64-66
24
Ibid., hlm. 227.
23
masyarakat
masyarakat lokal.
25
Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”.( Bandung: PT. refika
Aditama , 2005), hlm. 25
26
Asep Usman Ismail Dkk, “Pengembangan Komunitas Muslim; Pemberdayaan
Mayarakat kampong Badak Putih dan Kampung Satu Duit”, (Jakarta: Dakwah Press, 2007),
hlm.54.
24
f. Ekonomi Umat
Indonesia. Sementara itu umat Islam sendiri merupakan 87% dari total
umat Islam.
tersendiri, karena sulit membedakan mana yang Islam dan mana pula
ekonomi. 27
Islam dan hubungan ini mengarah pada hal yang konstruktif, tidak
destruktif.
selama ini ada. Umat (Islam) bukan hanya menjadi konsumen, tapi
27
Nur Mahmudi Isma’il, “Strategi Pemberdayaan Umat dan Pencetakan SDM Unggul”.
(Bandung: ISTECS, 2001).hlm. 22-25
26
2. Masjid
a. Pengertian Masjid
kata tersebut berasal dari kata sajada-sujud yang berarti patuh, taat
serta tunduk dengan hormat dan takzim. Oleh karena itu , pada
28
Agustanto Imam, “Ekonomi Umat, Kebijakan Strategis atau Taktis?”, dalam
http//www.kompasiana.com/agustanto.imam52/ekonomi-umat-kebijakan-strategis-atas-taktis,
diakses tanggal 20 februari 2020, pukul 17.30 wita.
29
Aisyah Nur Handryant,” Masjid Sebagai Pusat Pengembangan Masyarakat”,(UIN-
MALIKI:2010) hlm.51.
27
karena itu, Masjid dapat diartikan lebih jauh, bukan hanya tempat
Sebagai berikut:
Masjid pada masa itu, yaitu bahwa tercatat tidak kurang dari
30
Sumalyo, “Arsitektur Masjid”, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 1
31
Drs. Muhammad Zuhri, “Kelengkapan Hadits Qudsi”,(Semarang: PT. Karya Toha
Putra:1982), hlm. 227.
28
agama. 32
daya insani, sumber daya yang bersifat fisik (tangible), sumber daya
ekonomi berupa sumber daya yang bersifat fisik, yaitu : 1) tanah dan
32
Aisyah Nur Handryant, “Masjid Sebagai Pusat Pengembangan Masyarakat”,(UIN-
MALIKI:2010) hlm.52.
33
Marihot Tua Efendi Hariandja, “Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007) hlm. 1
34
Ibid., hlm. 3.
29
intelektual.
35
Khirjan Nahdi, “Dinamika Pesantren Nahdlatul Wathan Dalam Perspektif Pendidikan,
Sosial, dan Moral” dalam Islamiat, Vol. 7, No. 2,(Surabaya : UIN Sunan Ampel, 2013), hlm. 381-
405.
30
dengan sebenar-benarnya. 36
memiliki potensi spiritual yang sangat luar biasa yang akan melekat
36
Teukeu Aminudin, “Masjid Dalam Pembangunan”, (Yogyakarta : UII, 2008 ), hlm.52.
31
prinsip Masjid adalah tempat membina umat. Untuk itu Masjid harus
G. Metode Penelitian
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.38
1. Jenis Penelitian
Kasus. Studi kasus atau penelitian kasus adalah (case study), adalah
37
Ibid., hlm. 54.
38
Sugiono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Da R&D”, (Bandung: Alfabeta,
2013), hlm. 2.
32
2. Pendekatan Penelitian
generalisasi. 40
3. Kehadiran Peneliti
keadaan yang terjadi atau keadaan yang ada di lapangan, karena peneliti
39
Moh. Nazir,” Metode Penelitian”, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 57.
40
Ibid., hlm. 9.
41
Ibid., hlm. 164.
33
dokumentasi.
dokumen yaitu data lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini
ada di Islamic Center (IC), place (tempat) seperti lokasi Islamic Center
data dan informasi dalam penelitian ini diproleh dari masyarakat atau
a. Data Primer
data kepada pengumpul data. Maka data primer ini didapatkan secara
42
Lexy, J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi”, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2017), hlm. 157.
34
b. Data Sekunder
bukti , catatan atau laporan Historis yang telah tersusun dalam arsip
dipublikasikan.
a. Metode Observasi
ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
43
Jonathan Sarwono, “Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006), hlm. 17.
35
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
b. Interview (Wawancara)
44
Ibid.,hlm. 145.
45
Ibid, hlm.146
36
Wathan.
c. Dokumentasi
bahasa latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Secara bebas dapat
lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa catatan anecdotal, surat,
6. Analisis Data
dilakukan.
Masjid.
7. Keabsahan Data
48
Ibid., hlm. 248.
38
H. Sistematika Penulisan
Bab dua, bab ini menguraikan tentang paparan data dan temuan data,
Bab empat, bab ini berisi tentang uraian kesimpulan berdasarkan hasil
analisis data penelitian. Pada bab ini penulis juga akan menyampaikan
49
Ibid., hlm.11.
50
Sugiono, “Metode Penelitian, Kuantitatif”, (Bandung: Cv Alfabeta, 2011), hlm. 330.
39
beberapa saran sebagai masukan kepada lembaga terkait yaitu Masjid Raya
BAB II
yang telah menyatu di dalam budaya dan pola kehidupan baik di pulau
wilayah terdapat bangunan Masjid yang dibangun secara mandiri. Pada setiap
perjalanan , tak lebih dari 2 kilometer akan ditemukan Masjid yang bentuk
1000 Masjid.
Syiar Islam, sebagai Pusat Ibadah Icon NTB. Pusat Pengkajian dan Peradaban
51
Unit Pegelola Islamic Center, Brosur Resmi Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara
Barat, Mataram, 24 November 2019.
41
Gubernur Drs. H. Lalu Serinata pada tahun 2004. Bentuk komitmen dari
rencana tersebut
dibebankan pada APBD Provinsi NTB tahun anggaran 2004, atas beban
Provinsi NTB. 52
Naiknya Dr. TGKH. M. Zainul Majdi, MA. Sebagai Gubernur NTB yang
pada tahun 2009 yang dilaksanakan oleh PT. Penta Rekayasa dari
52
Unit Pegelola Islamic Center, Brosur Resmi Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara
Barat, Mataram, 24 November 2019.
42
- Bangunan Masjid
Disnakertrans.
3. Pemancangan Perdana
Gubernur NTB Dr. TGKH. M. Zainul Majdi, MA. Yang dihadiri oleh
Gubernur NTB Ir. H. Badrul Munir, MM. pimpinan DPRD Provinsi NTB
53
Unit Pegelola Islamic Center, Brosur Resmi Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara
Barat, Mataram, 24 November 2019.
43
Sejak pemancangan perdana pada tahun 2010 maka secara bertahap dan
4. Peresmian
penggunaan Masjid Hubbul Wathan Islamic Center (IC) yang ditandai dengan
5. Profil Masjid
lnkkkkkkkkkkkk kkkkkklllNTB
54
Unit Pegelola Islamic Center, Brosur Resmi Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara
Barat, Mataram, 24 November 2019.
44
6. Tipologi Masjid
Barat adalah Masjid Raya. Masjid Raya adalah Masjid yang berada di Ibu
kriterianya adalah dibiayai oleh Pemerintah Provinsi melalui APBD dan dana
masyarakat.55
7. Kepengurusan
Islamic Center NTB yang baik dan berkelanjutan telah dibentuk Dewan
55
Unit Pegelola Islamic Center, Brosur Resmi Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara
Barat, Mataram, 24 November 2019.
45
duduk sebagai Ketua Umum adalah Sekda Provinsi NTB dan ketua harian
8. Fasilitas
menara Asmaul Husna setinggi 114m diikuti 4 buah menara pada empat
bangunan serbaguna serta ruang rapat pada lantai dasar, ruang shalat utama
b) Pedestrian Beratap dan Menara : 3.302 m2 terdiri dari selasar tertutup dan
c) Fasilitas pendukung dan Menara : 2.097 m2, yang terdiri dari Cat Walk
100-150 orang
- Lantai 1 = 3.816 m2
- Lantai 2 = 3.503 m2
- Lantai 3 = 3.503 m2
46
g) Gedung Serbaguna dengan luas lantai dasar 5.795 m2 dan kapasitas daya
dengan jumlah kamar mandi atau WC pada setiap unit nya bervariasi 1-5
kamar
menampung 600 unit Mobil dan Sepeda Motor sebanyak 2.000 unit.
9. Kegiatan Masjid
Sholat Terawih, dan Sholat Sunnah yang Insidentil seperti Shalat Gerhana
56
Unit Pegelola Islamic Center, Brosur Resmi Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara
Barat, Mataram, 31 Mei 2018.
47
b) Menyelenggarakan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha yang dihadiri oleh
Besar Islam (PHBI) seperti Peringatan Maulid, Isra’ Mi’raj, Tahun Baru
Islam.
santunan.57
10. Layanan
NTB sebagai tempat Akad Nikah, Setiap hari pada pukul 08.00-10.00
Wita.
57
Unit Pegelola Islamic Center, Brosur Resmi Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara
Barat, Mataram, 24 November 2019.
48
11. Nama Pegawai Negeri Sipil UPTB Islamic Center (IC) Provinsi Nusa Tenggara
Barat Bulan januari 2019
Pengadministrasian
Pengadministrasian Umum TU Bendahara Pengeluaran
Seksi Sarpras Lalu Malik Firmansyah Siti Sofianah Bidanti,SH
Mahdan
Juhur
B. Potensi Yang Dimiliki Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center Dalam
Hal Pemberdayaan Ekonomi Ummat
dibangun pada tahun 2017, Lembaga Zakat, Baitul Mall Wat Tamwil (BMWT) .
pemberian modal. Selain itu, Islamic Center yang berlokasi strategis di jantung
zakat adalah daerah Lingkar Masjid seperti Dasan Agung, Gomong, Karang
Kelok dan lain-lain. Adapun layanan atau program yang ada di Islamic Center
adalah:
1. Penggunaan ruang utama Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center NTB
sebagai tempat Akad Nikah, Setiap hari pada pukul 08.00-10.00 Wita.
Menara Asmaul Husna Islamic Center NTB yang tingginya 114 m.58
dilaksanakan oleh pengurus Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center, yaitu
melalui diberdirikannya koperasi syariah dan program rutin Zakat Infak dan
sasaran penyaluran ZIS ini adalah masyarakat yang ada di seputaran Islamic
Center.
Koperasi syariah yang dibangun pada tahun 2017 oleh pengurus Masjid
58
Ibid.
52
Masjid dan masyarakat pada umumnya. Berdasarkan hasil RAT pada tahun
2019 tertuang ada tiga bidang menjadi inti rencana kerja pengurus, yaitu :
a. Bidang Organisasi
kali dalam sebulan dan melaksanakan RAT setiap tahun tepat pada
waktunya.
b. Bidang Usaha
yang lain.
c. Bidang Permodalan
dari 106 anggota dan bertambah 44 anggota di tahun 2019. Modal dari
yang ada di area Islamic Center. Program pemberian modal ini dirasa sangat
59
H. Ilham, Dokumentasi Laporan RAT AD/ART, (Mataram, 2018).
54
umum bagi seluruh masyarakat. Semangat yang dibawa bersama perintah zakat
masyarakat. Tugas Takmir Masjid yang mengelola zakat tidak cukup hanya
degan cara memandirikan mustahik agar terbebas dari jerat kemiskinan hingga
terbiasa dan bangga menjadi mustahik selamanya. Pada prinsipnya, dana zakat
itu adalah milik mustahik yang jumlahnya ada delapan kelompok sebagaimana
dikemukakan dalam surat al-Baqarah ayat 60, yaitu fakir, miskin, amil zakat,
muallaf, budak, orang yang mempunyai hutang, fii sabilillah dan ibnu sabil.
sodaqoh yang dilakukan oleh Takmir Masjid dilihat dari sisi pemanfaatannya
digunakan oleh mustahik, model ini dibagi menjadi dua model yaitu model
produktif yaitu pendistribusian zakat, infak dan sodaqah yang tidak langsung
kreatif
jalanan dan yatim piatu. program ini berbentuk beasiswa pendidikan, selain
dengan sistem Qordul Hasan, yaitu pinjaman modal usaha tanpa bunga.
infak dan shodaqah yang dilakukan oleh Takmir Masjid Raya Hubbul Wathan
yang dijalankan setiap tahunnya, khususnya pada hari raya kurban. Sumber
dana dari ZIS ini adalah pengurus Masjid dan masyarakat umum. Sasaran dari
penyaluran Zakat Infak dan Shadaqoh adalah masyarakat yang tinggal di area
seputaran Islamic Center seperti kelurahan Karang Kelok, Dasan Agung, dan
Gomong. Adapun bentuk yang diberikan dari ZIS ini adalah barang dan uang
tunai. Seperti yang kesaksian yang telah diungkapkan oleh bapak Haris salah
raya idul fitri, hari raya kurban juga biasanya pada pertengahan puasa.
Masyarakat di sini juga banyak yang dapat tapi tidak semuanya, hanya
60
Amiruddin Inoed. “Anatomi Fiqh Zakat” (Potret & Pemahaman Badan Amil Zakat
Sumatera Selatan). hlm.13.
61
Haris (warga), wawancara, tanggal 11 Mei 2019 pukul 10.15 WITA.
57
diberikan oleh kepala lingkungan. Adapun prioritas penerima ZIS ini adalah
anak yatim, lansia dan masyarakat pengangguran. Seperti yang telah dijelaskan
kami saat akan menyalurkan zakat. Kami yang mendata siapa saja
tersebut, karena pihak masjid tidak punya data warga makanya mereka
selain itu pengurus masjid juga menyalurkan infaq dan sodakoh dengan
cara membagikan makanan kepada jamaah pada saat selesai shalat jum’at. Hal
ini dilakukan dengan mengambil sebagian infaq dan sodakoh yang telah
pada jama’ah yang solat jum’at di sana. Seperti yang telah diterangkan oleh H.
menyatakan bahwa:
“pada setiap hari jum’at kami dari pengurus Masjid selalu menyediakan
makanan untuk jama’ah yang shalat jum’at di Masjid ini. Jadi setiap
Makanan tersebut dibeli dengan uang yang terkumpul dari infaq dan
62
H. Maksum (kepala lingkungan), wawancara, tanggal 13 Mei 2019 pukul 11.23 WITA.
58
63
H. Rusdi (pengurus masjid), wawancara, tanggal 13 Mei 2019 pukul 12.15 WITA.
59
BAB III
PEMBAHASAN
A. Potensi yang dimiliki Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center dalam hal
Pemberdayaan Ekonomi Ummat
salah satu langkah strategis. Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center
memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dalam ikut serta berperan
kalangan S2, 10 % dari kalangan S1, dan 10% dari kalangan guru besar di
salah satu perguruan tinggi di pulau Lombok. Kekuatan SDM yang dimiliki
oleh Masjid Raya Hubbul Wathan IC ini menjadi potensi besar untuk dapat
64
Ibid.
60
Sumber daya insani Masjid yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
fungsi dan potensi Masjid. Oleh karena itu, sumber daya insani Masjid dalam
hal ini terdiri dari pengurus Masjid dan jamaah Masjid. Pertama, Potensi
aspek produktivitas kerja dilihat dari usia produktif pengurus Masjid sebanyak
atas 60 tahun.
sebanyak sekitar 300 orang. Dari jumlah ini aspek latar belakang pendidikan
jamaah, sebanyak 6% lulusan D3, 60% lulusan S1, dan 20% lulusan S2, 10%
lulusan S3.65
65
H. Ilham, wawancara, tanggal 15 Mei 2019 pukul 09.15 WITA
61
signifikan bagi wisatawan asing untuk berkunjung di pulau seribu Masjid ini.
berkumpulnya umat secara rutin dengan hati dan pikiran yang lebih jernih
Masjid maka akan lebih terbuka dan lebih jernih pikiran dan hatinya, karena di
Masjid umat akan lebih dekat kepada Allah SWT. Pada satu sisi Masjid adalah
tempat untuk bermunajat kepada Allah SWT, dan pada sisi lain merupakan
yang ada di lingkungannya. Oleh karena itu, jamaah Masjid adalah basis-basis
bangunan yang megah menjadi daya tarik wisatawan lokal, nasional hingga
lokal menambah daya tarik tersendiri. Sehingga Masjid ini keliatan tetap ramai
pengunjungnya.
data Bimas Islam Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2014 adalah
sebanyak 731.095 yang terdiri dari 292.439 Masjid dan 438.656 Mushalla.
62
Dengan jumlah Masjid yang besar tersebut, seharusnya Masjid memiliki peran
khususnya persoalan kemiskinan, karena Masjid memiliki ikatan yang kuat dan
Pada kenyataannya fungsi Masjid di pulau Lombok yang ada dewasa ini
sebagian besarnya hanya terbatas sebagai tempat ibadah ritual saja. Hal ini berbeda
dengan fungsi Masjid pada zaman Rasulullah SAW. Pada masa Rasulullah SAW
fungsi Masjid di samping sebagai tempat ibadah ritual juga memiliki fungsi
digunakan untuk mengatur Negara dan strategi perang. Ada beberapa keuntungan
66
Muhtadi, “Pemberdayaan Masjid Untuk Pengentasan Kemiskinan”, Republika, 27
September 2006, hlm.1.
63
wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai sebuah organisasi dalam
secara lancar. Kisaran atau volume modal yang diberikan adalah mulai dari 500
sekitar area Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center. Langkah ini
dilakukan oleh pengurus Koperasi Syariah yang bernaung pada Masjid Hubbul
Masjid. Contohnya dalam hal mpemberdayaan Ekonomi umat Masjid ini telah
“untuk pemberdayaan Ekonomi umat kita sudah punya unit unit yang
menangani itu , seperti Koperasi syariah jadi semua diurusi oleh Koperasi
syariah , dan kita membentuk panitia kecil dalam pengelolaan ZIS (Zakat,
Infak, Sedekah)”70
Masjid dapat menjadi Central kekuatan umat . di masa lalu . pada masa
nabi . Masjid dapat diperankan secara maksimal sebagai central umat Islam
69
Husni, wawancara, tanggal 16 Mei 2019 pukul 10.00 WITA
70
H.Ilham, wawancara, tanggal 16 Mei 2019 pukul 10.00 WITA
65
ZIS . akan sanggup menjadi basis pemberdayaan ekonomi bagi jamaah dan
pelatihan ini menjadi program rutin yang diselenggarakan setiap tahun. Lokasi
3. Penyaluran Zakat, Infak dan Shadaqah menjadi kegiatan rutin bagi pengurus
adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya. Adapun penerima ZIS
ini adalah masyarakat yang ada di seputaran area Islamic Center. Seperti
71
Jaohari, wawancara, tanggal 4 mei 2020 pukul 09.30 WITA
66
lingkungan.72
Suatu proses yang dilakukan oleh Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic
Center dalam Pemberdayaan yaitu dengan mengelola dana zakat, infak dan
yang kurang mampu secara ekonomi disertai dengan kegiatan lain seperti
bagian saja yang akan diuraikan dengan pertimbangan analisa potensi yang
72
Jaohari, wawancara, tanggal 4 mei 2020 pukul 09.30 WITA
67
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
ummat, yaitu:
2017.
Mataram, dan kemegahan bangunan Masjid ini menjadi daya tarik bagi
NTB. Kemegahan struktur bangunan menjadi salah satu daya tarik baik bagi
syariah.
B. Saran
2. Masyarakat
usaha berdagang dan usaha lainnya, terlebih usaha seperti ini mendapat
69
dukungan penuh oleh pengurus Masjid Raya Hubbul Wathan IC dan disertai
dengan dukungan modal usaha, kesempatan seperti ini adalah kesempatan baik
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djunaidi dan Thobicb Al-Ashar, Menuju Era Wakaf Produktif: Sebuah
Upaya Progresif untuk Kesejahteraan Umat. (Jakarta, Mitra Abadi Press :
2006.)
Ahmad Sutarmadi, Visi, Misi, dan langkah strategis; Pengurus Dewan Masjid
Indonesia dan Pengelola Masjid. (Jakarta, Logos Wacana Ilmu : 2002)
Amiruddin Inoed. Anatomi Fiqh Zakat (Potret & Pemahaman Badan Amil Zakat
Sumatera Selatan.
Moh. E. Ayub, dkk, Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis bagi Para Pengurus.
(Jakarta, Gema Insani Press : 2007)
Unit Pegelola Islamic Center, Brosur Resmi Islamic Center Provinsi Nusa
Tenggara Barat, Mataram, 24 November 2019.