Anda di halaman 1dari 65

IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR DALAM PENINGKATAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI PUYUNG

SKRIPSI

OLEH:

AMI NOVITA DEWI


NIM: 20192901014140

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NAHDLATUL WATHAN
LOMBOK TIMUR
TAHUN 2023/2024

1
IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR DALAM PENINGKATAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI PUYUNG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah


Institu Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

OLEH:

AMI NOVITA DEWI


NIM: 20192901014140

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NAHDLATUL WATHAN
LOMBOK TIMUR
TAHUN 2023/2024

i
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama Mahasiswa : AMI NOVITA DEWI
NIMKO : 20192901014140
Judul Skripsi : Implementasi Merdeka Belajar Dalam Peningkatan
Motivasi Belajar Siswa Di SDN PUYUNG

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini merupakan karya


saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain atau pengutipan dengan cara-
cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini,
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya secara pribadi siap
menanggung resiko/sanksi hukum serta dibatalkan gelar kesarjanaan saya apabila
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini
dikemudian hari.

Anjani, .........................................

Yang Menyatakan,

AMI NOVITA DEWI


NIMKO: 20192901014140

ii
SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Hj.RAHMAWATI S.Pd.

Jabatan : Kepala Sekolah

Menerangkan bahwa

Nama Mahasiswa : AMI NOVITA DEWI

NIMKO : 20192901014140

Judul Skripsi : Implementasi Merdeka Belajar Dalam Peningkatan

Motivasi Belajar Siswa Di SDN PUYUNG

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Nama yang bersangkutan memang benar telah melakukan penelitian di

tempat kami dalam rangka menyusun skripsi, dari tanggal 17 Juli s/d 17 Agustus

2023.

Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Puyung,
Kepala SD Negeri Puyung

Hj. RAHMAWATI, S.Pd.


NIP. 197305111997072001

iii
iv

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Persetujuan Pembimbing


Lamp : Surat Persetujuan Skripsi
Kepada Yth :
Dekan Fakultas Tarbiyah IAI Hamzanwadi NW
Lombok Timur
di-
Anjani

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk, dan mengoreksi serta


mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing I dan
pembimbing II berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama Mahasiswa : AMI NOVITA DEWI


NIMKO : 20192901014140
Judul Skripsi : Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Dalam
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Di SDN PUYUNG

Sudah dapat diajukan kembali kepada fakultas Tarbiyah Institut Agama


Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S. 1).
Dengan ini kami berharap agar skripsi saudara tersebut di atas, dapat
segera munaqasyah. Atas perhatiannya kami ucapan banyak terimakasih.

Anjani,
..............................

Pembimbing I Pembimbing II

Muh. Alawi Harun, M.Pd. Muh. Zulkifli, M.Pd.I


NIDN: 2107119001 NIDN: 2107119001

Mengetahui:
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Ketua,

Muh. Zulkifli, M.Pd. I


NIDN: 2107119001
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Implementasi Merdeka Belajar Dalam Peningkatan


Motivasi Belajar Siswa Di SDN PUYUNG”, ini telah dipertahankan dihadapan
Panitia Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW
Lombok Timur pada hari Rabu tanggal 22 November 2023.

PANITIA PENGUJI

1. Ketua Sidang/ Anggota : Muh. Zulkifli, M.Pd.I ( )

NIDN. 2107119001

2. Sekretaris Sidang/ Anggota : Adet Tamula Nugrah, M.Pd. ( )

NIDN. 2118099701

3. Penguji Ketiga (Netral) : Muhammad Ramdani Nur, M.Pd ( )

NIDN. 2102018702

Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah

H. Muzakkir Walad, M. Ag
NIDN : 2131125705

v
vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan diri mereka sendiri”

(Surah Ar-Ra’d ayat 11)

PERSEMBAHAN

Syukur kupanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat

kesehatan kepada penyusun sehingga penyusun bisa menyelesaikan skripsi ini

dengan baik, sabar dan tetap bedo’a. Semoga hasil ini menjadi langkah awal untuk

menjadi orang yang sukses, Amiin. Skripsi ini ku persembahkan untuk:

1. Kepada Ibuku zohriah yang selalu berjuang untuk menyemangati pendidikanku

agar menjadi orang yang berhasil dan Bapakku Lukmanul Hakim yang selalu

berjuang bekerja dengan susah payah demi pendidikanku agar menjadi orang

yang berhasil. Semoga tetap diberikan kesehatan dan umur yang panjang serta

tetap dalam lindungan Allah SWT.

2. Kepada teman-temanku, sahabat dan kawan-kawan MI, MTS, MA dan Kuliah

yang selalu mendukung dan memberikan semangat.

3. Semua dosen prodi pendidikan Agama Islam, khususnya dosen pembimbing

skripsi yaitu Bapak Muh. Alawi Harun selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak

Muh,Zulkifli selaku dosen pembimbing II. Terimakasih atas bimbingan dan

arahan selama perkuliahan hingga selesainya tugas akhir Skripsi.


4. Teman-teman prodi Pendidikan Agama Islam disemua angkatan, khususnya

sahabat dan kawan-kawan kelas A angkatan 2019. Terimakasih atas

kebersamaannya selama 4 tahun kita bersama di bangku kuliah, semoga kita

semua menjadi orang sukses.

5. Almamater Tercinta yang menjadi kebangganku menjadi mahasiswa di Institut

Agama Islam Hamzanwadi NW LOTIM

vii
viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan

rahmat dan pertolongan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan

skripsi ini yang berjudul “Implementasi Merdeka Belajar Dalam Peningkatan

Motivasi Belajar Siswa Di SDN PUYUNG”. Shalawat dan salam semoga

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Shalallahu Alaihi

Wassalam, yang telah menuntun manusia menuju jalan yang terang benderang,

dengan penuh cahaya ilmu pengetahuan sehingga menjadi manusia yang berilmu

dan beradab. Dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun

mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Maulana Syaikh TGKH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani Lc.,

M.Pd.I. selaku Rektor Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok

Timur.

2. Bapak H. Muzakkir Walad, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.

3. Bapak Muh. Zulkifli, M. Pd.I selaku Ketua Program Studi Prodi Pendidikan

Agama Islam.

4. Bapak Muh. Alawi Harun, M.Pd. dan Bapak Muh. Zulkifli, M.Pd.I selaku

dosen pembimbing I dan II.

5. Semua pihak yang ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

kami sebutkan satu-persatu.


Kepada semua pihak, semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima disisi

Allah Subhanahu Wata’ala, dan mendapat limpahan rahmat-Nya, amin.

Anjani, _______________
Penyusun,

AMI NOVITA DEWI


NIMKO. 20192901014140

ix
x

ABSTRAK

Ami Novita Dewi. 20192901014140. Implementasi Merdeka Belajar Dalam


Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Di SDN Puyung tahun pelajaran 2023/2024.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur tahun 2023/2024.Pembimbing I,
Muh. Alawi Harun, M.Pd.. Pembimbing II Muh. Zulkifli, M.Pd. I
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan merdeka belajar di
SDN Puyung Kec.Kopang Kabupaten Lombok Tengah. Evaluasi merdeka belajar
di SDN Puyung Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah. Dan tingkat
motivasi belajar siswa dengan adanya merdeka belajar di SDN Puyung
Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan teknik
observasi kegiatan dan pelaksanaan pembelajaran, wawancara, dan dokumentasi
bersama guru kelas yang ada disekolah tentang program merdeka belajar
mengenai pelaksanaan, evaluasi dan tingkat motivasi belajar siswa dalam merdeka
belajar. Hasil penelitian ini yaitu mengenai pelaksanaan merdeka belajar yang
dilakukan mengenai perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran bahawa di SDN
Puyung telah berjalan dengan baik. Mengenai Evaluasi yang dilakukan di SDN
Puyung bahwa evaluasi terhadap sistem penilaian dalam prlaksanaan merdeka
belajar bahwa dalam penilaian menggunakan formatif dan sumatif.

Kata Kunci : Merdeka Belajar dan Peningkatan Motivasi Belajar


DAFTAR ISI

Halaman Sampul/Cover

Halaman Judul………………………………………………...……………………i

Surat Pernyataan Keaslian Tulisan………………………………………………..ii

Surat Keterangan Penelitian………………………………………………………iii

Nota dinas pembimbing………………………………………………………….iv

Halaman Pengesahan…………………………………………………….………..v

Kata Pengantar……………………………………………………………………vi

Abstrak…………………………………………………………………………..vii

Daftar Isi………………………………………………………………………...viii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………...6

C. Tujuan penelitian………………………………………….………………6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis…………………………………………………….….6

2. Manfaat Praktis………………………………………………………....7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Konsep…………………………………………….……………9

B. Penelitian Relevan……………………………………..…………………17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian ……………………………………………...21

xi
xii

B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………...22

C. Subjek Penelitian………………………...……………………………….22

D. Sumber Data……………………………………………………………..22

E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………24

F. Teknik Analisis Data……………………………………………………..26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penalitian……………………………………..31

B. Hasil Penelitian…………………………………………………………..36

C. Pembahasan………………………………………………………………51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………58

B. Saran……………………………………………………………………..59

Daftar Pustaka……………………………………………………………………16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu yang menjadi tokoh sentral dalam pendidikan, yakni guru

yang merupakan orang utama dalam menyampaikan materi kepada siswa,

sehingga guru juga dituntut menguasai materi pelajaran. Belum lama ini,

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim meluncurkan gerakan

“Merdeka Belajar”, yaitu kemerdekaan dalam berpikir. Tujuan merdeka belajar

ialah agar para guru siswa serta orang tua bisa mendapatkan suasana yang

menyenangkan (Media Indonesia, 2019). Diharapkan dari merdeka belajar,

guru dan siswa dapat merdeka dalam berpikir sehingga hal ini dapat

diimplementasikan dalam inovasi guru dalam menyampaikan materi kepada

siswa, tidak hanya itu siswa juga dimudahkan dalam merdeka belajar karena

siswa dimudahkan dalam berinovasi dan kreativitas dalam belajar. Sejalan

dengan konsep merdeka belajar yang digagaskan oleh Mendikbud, bangsa

Indonesia juga memiliki tokoh pelopor pendidikan, yakni Ki Hadjar Dewantara

yang sering kita kenal sebagai bapak pendidikan melalui gagasan dan

pemikiran beliau pendidikan di Indonesia menjadi lebih terarah dan memiliki

pondasi yang lebih jelas. 1

1
Dela Khoirul Ainia, “Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan Relevansinya
Bagi Pengembangan Pendidikan Karakter,” Jurnal Filsafat Indonesia 3, no.3 (2020).

1
2

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 UU RI No. 20

Tahun 2003). Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai

upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk

menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan

dan kelangsungan pembangunan. Pendidikan berkualitas harus dipenuhi

melalui peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga

kependidikan lainnya. Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan ilmu

pegetahuan dan teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan

santun, etika serta didukung penyediaan sarana dan prasarana yang memadai,

karena pendidikan yang dilaksanakan di sini mungkin dan berlangsung seumur

hidup yang menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah, masyarakat, dan

pemerintah. Sekarang banyak orang mengukur keberhasilan suatu pendidikan

hanya dilihat dari segi hasil. Dalam rangka menyukseskan pendidikan nasional,

dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang signifikan dalam suatu negara.

Karena semakin baik sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki suatu negara

maka semakin maju negara tersebut dan dapat mengentaskan masalah-masalah

yang dialami bangsa Indonesia. Untuk menghadapi berbagai masalah dan

tantangan di atas menuntut perlunya dilakukan penataan sistem pendidikan

nasional termasuk penyempurnaan kurikulum. Undang-Undang Nomor 20


3

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19 menjelaskan

kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Kurikulum di Indonesia sejak zaman kemerdekaan sampai sekarang

mengalami banyak perubahan. Kurikulum yang terbaru digunakan di Indonesia

adalah Kurikulum 2013 dan sekarang ada beberapa sekolah yang sudah

menggunakan kurikulum paradigma baru, salah satunya termasuk sekolah

dasar.

Dikatakan sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara

sistematis, kurikulum memiliki peranan yang sangat penting bagi seorang

individu dalam bidang pendidikan karena kurikulum harus mampu dijadikan

sebagai pedoman ketercapaian pendidikan. Kurikulum memiliki berbagai

tujuan, salah satu tujuan utama dari kurikulum itu sendiri adalah untuk

membantu peserta didik dalam mempersiapkan masa depannya agar mampu

menjadi pribadi yang memiliki kecakapan yang tinggi, memiliki daya nalar

yang tinggi serta cara berpikir kritis dan kreatif untuk diterapkan nantinya

dalam lingkungan masyarakat.2

Proses meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia kurikulum yang

diterapkan berkembang, menyesuaikan dengan satuan pendidikan, potensi

daerah, dan perlu dilakukan evaluasi kajian sejauh mana efektivitas penerapan

2
Lince Leny, “Implementasi Kurikulum Merdeka Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pada
Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan,” SENTIKJAR 1 No.1 2022 (2022).
4

kurikulum.3 Salah satu kurikulum yang sedang diupayakan adalah kurikulum

merdeka belajar. Merdeka belajar dimaknai sebagai rancangan belajar yang

memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar dengan santai, tenang, tidak

merasa tertekan, gembira tanpa stress dan memperhatikan bakat alami yang

dimiliki para siswa. Nadiem mengatakan Merdeka Belajar merupakan konsep

yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing.4

Dimulai dengan empat kebijakan Merdeka Belajar yang dipaparkan

oleh Kemdikbud, (2021a) antara lain pertama, pada tahun 2020 mengganti

Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) menjadi ujian atau asesmen yang

diselenggarakan oleh pihak sekolah dengan penilaian kompetensi siswa bisa

dilakukan dalam berbagai bentuk yang lebih komprehensif yang memberikan

kebebasan pada guru dan sekolah untuk menilai hasil belajar siswanya. Kedua,

di tahun 2021 Ujian Nasional berubah menjadi Asesmen Kompetensi

Minimum (AKM) dan Survei Karakter yang berfokus pada kemampuan

literasi, numerasi, dan karakter sebagai usaha mendorong guru dan sekolah

memperbaiki mutu pembelajaran yang mengacu pada praktik baik asesemen

interasional seperti PISA dan TIMSS. Ketiga, Penyederhanaan dalam

penyusunan perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang semula

terdiri dari 13 komponen menjadi 3 komponen inti meliputi tujuan

pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan asesmen. Hal ini bertujuan agar guru

memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan persiapan dan mengevaluasi

3
Dewi Rahmadayanti and Agung Hartoyo, “Potret Kurikulum Merdeka, Wujud Merdeka Belajar
di Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu 6, no. 4 (June 7, 2022): 7174–87,
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3431.
4
Evi Susilowati, “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam Pembentukan Karakter Siswa
pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam,” n.d.
5

pembelajaran selain keefektifan dan efisien. Dan keempat, kebijakan dalam

Penerimaan Peserta Didik Baru yang lebih fleksibel agar mampu menopang

ketimpangan dalam hal akses dan kualitas di daerah. 5 Pemerintah mendukung

implementasi Kurikulum Merdeka di sekola dasar dengan menyediakan

perangkat ajar berupa buku teks dan bahan ajar pendukung; pelatihan dan

penyediaan sumber belajar bagi guru, kepala sekolah dan pemerintah daerah;

dan jaminan jam mengajar dan tunjangan profesi guru. Kurikulum Merdeka

menyempurnakan penanaman pendidikan karakter siswa dengan profil pelajar

Pancasila, yang terdiri dari 6 dimensi, tiap dimensi yang dijabarkan secara

detail ke dalam masing-masing elemen. yang terdiri dari beriman bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong,

mandiri, bernalar kritis, Kreatif.6

Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan diatas dalam

mengimplementasikan merdeka belajar melalui Keselarasan dunia pendidikan

untuk menyemangatkan siswa agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,

guru harus jeli dalam memilih metode pembelajaran agar siswa dapat

merasakan merdeka belajar di kelas. penulis merasa penting untuk melakukan

penelitian untuk melihat kondisi yang sesungguhnya terjadi pada saat ini terkait

perubahan kurikulum belajar di SDN Puyung Kopang Lombok Tengah

mengenai penerapan, metode dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru guna melihat tingkat motivasi siswa dalam belajar. Sehingga peneliti

menemukan ide untuk melakukan penelitian yang berjudul “Implementasi


5
Rahmadayanti and Hartoyo, “Potret Kurikulum Merdeka, Wujud Merdeka Belajar di Sekolah
Dasar.”
6
Rahmadayanti and Hartoyo.
6

Kurikulum Merdeka Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Di SDN

Puyung Kec. Kopang Kabupeten Lombok Tengah” Untuk mendeskripsikan

tingkatan motivasi belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimankah Pelaksanaan merdeka belajar di SDN Puyung.

2. Bagaimana Evaluasi merdeka belajar dalam peningkatan motivasi belajar

siswa di SDN Puyung.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan merdeka belajar di SDN Puyung.

2. Untuk mendeskripsikan evaluasi merdeka belajar dalam peningkatan belajar

siswa di SDN Puyung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan

manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan terutama untuk

meningkatkan pembelajaran siswa dan keaktifan siswa demi tercapainya

hasil belajar melalui kurikulum merdeka belajar.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Siswa
7

Dengan diimplementasikannya kurikulum merdeka belajar

tersebut, siswa menjadi lebih aktif, serta mendorong dan memberi

rangsangan kepada siswa untuk membangun kegiatan belajar melalui

kurikulum terbaru.

b. Bagi Guru

Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi

dan menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang

digunakan untuk meningkatkan hasil belajar yang optimal.

c. Bagi Sekolah

Mendorong untuk selalu mengevaluasi tingkat keaktifan

pembelajaran disekolah agar bisa membuat perubahan ke arah yang

lebih baik dalam meningkatkan kualitas kurikulum yang diterapkan.

d. Bagi Pengambil Kebijakan

Penelitian ini bermanfaat agar peneliti mendapatkan pengalaman

nyata,dan menjadi informasi dan masukan bagi kegiatan belajar

mengajar di sekolah terutama dalam mengimplementasikan kurikulum

merdeka belajar.
9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Konsep

1. Konsep Kurikulum

a. Definisi Kurikulum

Secara umum, kurikulum merupakan gambaran gagasan

pendidikan yang diekspresikan dalam praktik. Kurikulum didefinisikan

sebagai seluruh program pembelajaran yang terencana dalam institusi

pendidikan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan Pendidikan Tinggi.7 Selain itu, kurikulum juga sangat

berperan penting demi tercapainya kegiatan proses belajar mengajar

dengan lebih baik dan melancarkan proses pendidikan disekolah.

Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata

manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik

bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu, kurikulum juga dapat

dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan

dilaksanakan untuk mencapai pendidikan.8

7
Susetyo, “Permasalahan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia FKIP Universitas Bengkulu,” Ejournal.Unib.Ac.Id 29 (2020).
8
Dr. Hj. Hamdanah, M.Ag., BUNGA RAMPAI ILMU PENDIDIKAN ISLAM, BUKU ILMU PENDIDIKAN
ISLAM (Palangkaraya: Pustaka Buana, 2017).

9
10

Secara Tradisional ; Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran

yang harus dikuasai peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.

Secara Modern ; Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yg digunakan untuk

mencapai tujuan pendidikan.9 S. Nasution menyatakan, ada beberapa

penafsiran lain tentang kurikulum. Diantaranya: Pertama, kurikulum

sebagai produk (hasil pengembangan kurikulum), Kedua, kurikulum

sebagai hal-hal yang diharapkan akan dipelajari oleh siswa (sikap,

keterampilan tertentu), dan Ketiga, kurikulum dipandang sebagai

pengalaman siswa.10

b. Fungsi Kurikulum

Selain memiliki arti, kurikulum juga mempunyai fungsi. Guru

merupakan pendidik profesional, yang mana secara implisit ia telah

merelakan dirinya untuk memikul sebagian tanggungjawab pendidikan.

Para orangtua tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, sekaligus

berarti pelimpahan sebagian tanggungjawab pendidikan anaknya

kepada guru, tentunya orang tua mengharapkan agar anaknya akan

menemukan guru yang baik, berkompetensi dan berkualitas.

9
Dr. Hj. Hamdanah, M.Ag.
10
Dr. Hj. Hamdanah, M.Ag.
11

Sehingga para guru harus mampu membimbing dan terus

meningkatkan kinerja mengajarnya untuk memiliki kompetensi-

kompetensi yang bagus, tentunya juga dengan adanya kurikulum

sebagai penunjang masa depan pendidikan.

Adapun fungsi kurikulum bagi guru atau pendidik adalah;

1) Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman

belajar para anak didik.

2) Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak

didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang

diberikan.11

Kurikulum dapat diharapkan sebagai sebuah sistem atau

seperangkat rencana dan pengaturan engenai bahan pembelajaran yang

dapat dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar. Karena pada

intinya kurikulum adalah sebuah rencana dalam pembelajaran

disekolah.

2. Konsep Merdeka Belajar

a. Definisi Merdeka Belajar

Pada sejarah terdahulu pendidikan-merujuk ke masa Yunani

Kuno, menunjukkan bahwa seseorang yang melakukan aktivitas belajar

merupakan sebuah kegiatan untuk mengisi waktu luang dengan

mengunjungi seorang filsuf. Sementara itu, jika dilihat dari ilmu

pengetahuan yang berkembang di masa sejarah klasik Islam, mencari

11
Dr. Hj. Hamdanah, M.Ag.
12

ilmu pengetahuan merupakan sebuah ibadah dan sebagai kelezatan

dalam menjalani hidup. Pada masa itu, seorang ulama akan bisa sangat

larut dalam ilmu pengetahuan dengan melakukan rihlah ilmiyah

mengunjungi orang-orang yang ingin mereka pelajari ilmunya.12

Sementara itu di nusantara, tradisi merdeka belajar dapat dilihat

dalam sejarah pesantren. Pada awalnya santri dapat belajar ke pesantren

mana saja sesuai dengan keilmuan yang ingin ditekuni. Misalnya ketika

ingin belajar hadis, maka santri akan mengunjungi seorang ulama hadis,

santri yang ingin belajar fiqih maka ia akan mencari pesantren yang

kiainya dikenal sebagai ahli fiqih, dan begitu juga dengan keilmuan

Islam lainnya. Merujuk sejarah ilmu pengetehuan, maka dapat

dikatakan bahwa konsep merdeka belajar memiliki akar yang kuat

untuk kembali diterapkan.13

Konsep merdeka belajar yang di rencanangkan oleh Na-dim

Makariem adalah merdeka dalam berfikir. Guru se-bagai komponen

utama dalam pendidikan memiliki ke-bebasan secara mandiri untuk

menterjemahkan kuriku-lum sebelum diajarkan kepada para siswa,

dengan gurumampu memahami kurikulum yang sudah di tetapkan

maka guru akan mampu menjawab kebutuhan dari parasiswa selama

proses pembelajaran. Dengan ini, ancangan program pendidikan

merdeka belajar diharapkan mampu mengembangkan kompetensi guru

dalam pembelajaran. Pembelajaran terkesan menarik, menyenangkan,


12
Fridiyanto and dkk, Merdeka Belajar Dan Kampus Merdeka, 1st ed. (Kota Malang: CV. Literasi
Nusantara Abadi, 2022).
13
Fridiyanto and dkk.
13

dan bermakna, sehingga dalam pencapaian tujuan pendidikan dari pihak

guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik mampu

terwujud. Merdeka belajar mencakup kondisi merdeka dalam mencapai

tujuan, metode, materi, dan evaluasi pembelajaran, baik bagi guru

maupun siswa.14 Era merdeka belajar dapat diartikan sebagai masa di

mana guru dan siswa memiliki kemerdekaan atau kebebasan berfikir,

bebas dari beban pendidikan yang membelenggu agar mampu

mengembangkan petensi diri mencapai tujuan pendidikan.15

Menurut Nadiem Makarim, esensi kemerdekaan berpikir harus

didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya kepada

peserta didik. Nadiem menyebutkan, dalam kompetensi guru di level

apapun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan

kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang

terjadi.16

Merdeka belajar juga sebagai salah satu strategi dalam

pengembangan pendidikan karakter. Melalui merdeka belajar, peserta

didik diharapkan lebih banyak praktik implementasi nilai-nilai karakter

bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar.

14
Aini Zulfa Izza, Mufti Falah, and Siska Susilawati, “STUDI LITERATUR: PROBLEMATIKA
EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN DI ERA
MERDEKA BELAJAR,” n.d.
15
Izza, Falah, and Susilawati.
16
Ranu Suntoro and Hendro Widoro, “INTERNALISASI NILAI MERDEKA BELAJAR
DALAM PEMBELAJARAN PAI DI MASA PANDEMI COVID-19” 10, no. 2 (2020).
14

Merdeka belajar merupakan suatu aktivitas pendidikan yang

menerapkan suatu pembelajaran efektik oleh guru demi

mengembangkan perangkat pembelajaran dan bahan-bahan ajar yang

ditrerapkan dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan uraian definisi tentang merdeka belajar diatas dapat

disimpulkan bahwa merdeka belajar merupakansuatu pembaharuan

kurikulum yang dimana guru dan siswa memiliki suatu bentuk

kemerdekaan atau kebebasan berfikir secara bebas dari pembelajaran

yang dilakukan disekolah agar mampu mengembangkan potensi diri

demi mencapai tujuan pendidikan yang sempurna.

b. Tujuan dan Manfaat Merdeka Belajar

Terdapat juga tujuan dan manfaat dari merdeka belajar, yang

dimana tujuan dan manfaat ini sangat berguna untuk diketahui oleh

guru dan tenaga pengajar lainnya.

Tujuan merdeka belajar ialah agar para guru siswa serta orang

tua bisa mendapatkan suasana yang menyenangkan dan diharapkan dari

merdeka belajar, guru dan siswa dapat merdeka dalam berpikir sehingga

hal ini dapat diimplementasikan dalam inovasi guru dalam

menyampaikan materi kepada siswa, tidak hanya itu siswa juga

dimudahkan dalam merdeka belajar karena siswa dimudahkan dalam

berinovasi dan kreativitas dalam belajar.17

17
Ainia, “Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan Relevansinya Bagi
Pengembangan Pendidikan Karakter.”
15

Secara umum pendidikan ditujukan untuk mengubah manusia

sebagai makhluk Tuhan dan warga negara yang berkepribadian baik,

guna meningkatkan kualitas diri. Demi memiliki kepribadian yang

berguna bagi agama nusa dan bangsa.

Menurut Musanna (2017) tujuan pendidikan tercermin pada

pengertian pendidikan yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara. Ki

Hajar Dewantara memaknai pendidikan sebagai proses pemberian

tuntunan untuk menumbuhkembangkan potensi anak.18

Manfaat merdeka belajar yaitu dapat mempersiapkan manusia

yang memiliki akhlak, berkarakter, dan siap menghadapi perkembangan

zaman. Hingga akhirnya generasi Indonesia merupakan manusia pada

zamannya, bukan hanya menjadi penonton dari kemajuan zaman yang

semakin maju sekarang ini. Kita harus bisa mengembangkan apa yang

lebih terbaru dalam pendidikan, guna mencapai pendidikan yang baik

bagi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan.

c. Langkah-langkah Merdeka Belajar

Terdapat empat program yang akan diterapkan sesuai konsep

merdeka belajar, yaitu sebagai berikut.

1. Ujian Nasional akan digantikan dengan Asesmen Kompetensi

Minimun (AKM) dan Survei Karakter. AKM tidak dilakukan pada

tahun terakhir pendidikan peserta didik, tetapi akan dilaksanakan

18
Al Musanna, “INDIGENISASI PENDIDIKAN: Rasionalitas Revitalisasi Praksis Pendidikan Ki
Hadjar Dewantara,” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 2, no. 1 (June 13, 2017): 117–33,
https://doi.org/10.24832/jpnk.v2i1.529.
16

pada kelas 4, kelas 8, dan kelas 11. Hasilnya diharapkan akan

menjadi bahan evaluasi bagi sekolah dan guru untuk memperbaiki

kekurangan sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikannya.

2. USBN (Ujian Sekolah Berstandar Nasional) akan diselenggarakan

oleh masing-masing sekolah. Sekolah diberikan kebebasan dalam

menentukan bentuk penilaian.

3. Penyederhanaan RPP, hanya berisi tujuan pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, dan asesmen.

4. Perluasan sistem zonasi dalam PPDB.19

Dalam aplikasinya, merdeka belajar memberi kebebasan bagi

guru dan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun.

Tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas, tetapi juga bisa dilakukan

di luar kelas. Hal tersebut akan membuat peserta didik lebih dapat

mengeksplorasi diri karena langsung terhubung dengan lingkungan dan

dunia nyata. Konsep merdeka belajar seiring dan sejalan dengan definisi

pembelajaran sesungguhnya yang telah berubah dari pengajaran

menjadi pembelajaran.Pembelajaran merupakan proses untuk membuat

peserta didik belajar. Konsep Merdeka Belajar yang sangat erat

kaitannya dengan pendidikan 4.0 menuntut infrastruktur berbasis

teknologi yang lengkap. Oleh karena itu, tantangan utama dalam

langkah menjalankan merdeka belajar yaitu pemerintah harus

mempersiapkan fasilitas teknologi yang dibutuhkan untuk kesuksesan


19
Fridiyanto and dkk, Merdeka Belajar Dan Kampus Merdeka.
17

implementasi merdeka belajar. Langkah penting selanjutnya yang perlu

dipersiapkan adalah sumber daya pendidik. Guru atau dosen harus

memiliki pemahaman dan kecakapan dalam keterampilan yang

dibutuhkan oleh program merdeka belajar. Oleh karena itu, pemerintah

perlu membangun kapasitas para pendidik terlebih dahulu. Langkah

lainnya yang tidak kalah pentingnya yaitu membangun birokrasi yang

sederhana sehingga tidak menghambat terjadinya berbagai bentuk kerja

sama antarlembaga yang akan menjalankan merdeka belajar.20

B. Penelitian Relevan

Terdapat 3 hasil penelitian relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Khafid Anridzo, Imron Arifin, and

Dwi Fitri Wiyono, (2022), yang berjudul: “Implementasi Supervisi Klinis

dalam Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar”. Hasil

penelitian ini dapat ditemukan bahwa dalam supervisi klinis terdapat

perencanaan penerapan kurikulum merdeka di SDN 2 Jagong, Kunduran,

Blora, Jawa Tengah dengan menentukan rancangan rencana supervisi klinis

sebelum melakukan supervisi klinis. Kemudian pelaksanaan supervisi klinis

dalam penerapan kurikulum merdeka di SDN 2 Jagong, Kunduran, Blora,

Jawa Tengah terkendala ketika pelaksanaan karena kurikulum merdeka

masih terlalu dini untuk di terapkan dan rata-rata masih menggunakan

kurikulum 13 sehingga diperlukan evaluasi untuk menindaklajut apa saja

yang perlu diperbaiki.


20
Fridiyanto and dkk.
18

2. Penelitian yang dilakukan oleh Evi Susilowati, (2022), yang berjudul:

“Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam Pembentukan

Karakter Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa implementasi kurikulum merdeka belajar di

sekolah telah berjalan namun ada beberapa kendala yang dihadapi guru

dalam mengimplementasikannya. Kendala yang terkait dengan pemahaman

berkisar pada belum dipahaminya esensi ‘merdeka belajar,’ sulit untuk

menghilangkan kebiasaan lama yakni masih mendominasinya metode

ceramah. Kendala lain terkait teknis berkisar pada kesulitan untuk

pembuatan modul ajar dan ketidaksesuaian platform belajar dengan apa

yang ada di dalamnya. Akhirnya pada tahap evaluasi guru mengalami

kesulitan dalam melakukan penilaian atau assesmen.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Anggal, Cucu Suryana, Ima Nurwahidah,

Asep Herry Hernawan, Prihantini (2022), yang berjudul: “Komparasi

Implementasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Sekolah

Dasar” Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa Kurikulum 2013

memiliki konsep yang baik dalam proses pendidikan. Akan tetapi,

implementasi di lapangan tidak berjalan sebagaimanamestinya. Sementara,

implementasi Kurikulum Merdeka di beberapa Sekolah Penggerak

dilaksanakan di tahun pertama dengan cukup baik, kemudian

dikembangkan di banyak sekolah tahun sekarang. Beberapa sekolah masih

merancang formula yang tepat dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka ini.

Berdasarkan uraian tersebut, maka implemetasi Kurikulum Merdeka setelah


19

dianalisis lebih baik dan sesuai dengan kultur pendidikan Indonesia

daripada Kurikulum 2013. Namun demikian, beberapa hal haruslah menjadi

pertimbangan pemangku kebijakan dan pelaksana pendidikan, sehingga

Kurikulum Merdeka dapat diimplementasikan dengan tepat serta

menyempurnakan Kurikulum 2013, bukan sekadar program yang dipaksa

diterapkan dalam pendidikan di Sekolah Dasar, khususnya di Kabupaten

Garut.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Rahmadayanti, Agung Hartoyo

(2022), yang berjudul: “Potret Kurikulum Merdeka, Wujud Merdeka

Belajar di Sekolah Dasar”. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa

Dalam persiapan implementasi Kurikulum Merdeka, guru perlu

mempelajari lebih jauh mengenai Kurikulum Merdeka, mempertimbangkan

projek sesuai fase siswa agar tercapai capaian pembelajaran yang

bermakna, mendalam, dan menyenangkan serta pelajar Pancasila yang

berkompeten.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Sherly, Edy Dharma, Humiras Betty

Sihombing (2020), yang berjudul: “Merdeka Belajar: Kajian Literatur”.

Hasil penelitian menyatakan “Merdeka Belajar” terdiri dari empat program

pokok meliputi Penilaian USBN Komprehensif, UN diganti dengan

assessment penilaian, RPP dipersingkat dan zonasi PPDB lebih fleksibel.

Untuk mengimplementasikan program “Merdeka Belajar” perlu tranformasi

kurikulum sekolah dan pembelajaran; transformasi manajemen pendidikan


20

nasional dan transformasi manajemen pendidikan daerah dan otonomi

sekolah.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Sehubungan dengan judul penelitian maka jenis penelitian ini yaitu

jenis penelitian kualitatif lapangan (Field Research). Metode penelitian

kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena

penelitiannya dilakukan pada kondisi alamiah (Natural Setting). Metode

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek

yang alamiah sebagai lawannya dari eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif karena penelitian ini

berupa pengungkapan fakta yang ada yaitu suatu penelitian yang terfokus

pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana

adanya, yang diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh. Hal ini dapat

dipahami bahwa pada dasarnya penelitian yang sebenarnya adalah dalam

rangka menemukan atau membahas mengenai masalah yang baru untuk

21
22

dijadikan pengetahuan maupun mencari teori yang baru, didasarkan pada

penjelasan mengenai gejala yang muncul pada suatu masalah.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ialah cara yang dipilih oleh peneliti untuk

mengintegrasikan secara menyeluruh komponen penelitian secara logis

dan sistematis untuk membahas dan menganalisis apa yang menjadi fokus

penelitian.21 Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga desain

penelitian yakni, pengumpulan data, pengukuran dan analisis data.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di SDN Puyung Kec.Kopang

Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian dilakukan pada waktu aktif sekolah

yakni pada waktu pagi. Penelitian ini terfokus pada Implementasi Kurikulum

Merdeka Belajar Di SDN Puyung Kecamatan Kopang Kabupeten Lombok

Tengah.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.

Berdasarkan pengertian diatas maka ciri atau pertimbangan penentuan subjek

dalam penelitian ini adalah 1) tokoh formal di sekolah, 2) tokoh pengajar, 3)

yang melaksanakan kurikulum merdeka belajar. Berdasarkan ciri atau

pertimbangan tersebut maka subjek penelitian ini adalah Guru sekolah.

D. Sumber Data

21
Eko Sudarmanto, dkk., Desain Penelitian Bisnis: Pendekatan Kualitatif, (Jabar:
Yayasan Kita Menulis, 2021), hal. 30
23

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data primer dan

data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli atau pihak pertama.22

Adapun data primer pada penelitian ini adalah Implementasi

Kurikulum Merdeka Belajar Di SDN Puyung Kec. Kopang Kabupaten

Lombok Tengah yang diperoleh melalui penjelasan dari Kepala Sekolah

mengenai implementasi kurikulum merdeka belajar yang di lakukan di

sekolah tersebut.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung,

yakni data yang diperoleh dari sumber/pihak kedua.23 Data sekunder

bersumber dari dokumentasi yang ada di sekolah dasar dengan melihat

data-data dari Kepala Sekolah berupa laporan bulanan perkembangan

kecakapan guru, melihat profil sekolah, wawancara dengan Kepala

sekolah dan dokumentasi berupa foto atau video kegiatan penelitian di

lapangan/madrasah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data meliputi:

1. Teknik Observasi

22
Ibid
23
Farida Nugrahani, METODE PENELITIAN KUALITATIF, hal. 6
24

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala pada objek penelitian

untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, dan maknanya dalam upaya

mengumpulkan data penelitian.24 Peneliti melakukan observasi terhadap

lingkungan madrasah, tenaga pengajar atau guru yang ada di madrasah

tersebut, serta observasi terhadap Kepala Madrasah, untuk memperoleh

data-data yang diperlukan.

Dalam melakukan penelitian, peneliti juga menggunakan pedoman

observasi yang disusun dengan tujuan mempermudah peneliti saat

melakukan penelitian. Adapun pedoman observasi yang dipakai oleh

peneliti terkait judul, antara lain : Pengamatan terhadap lingkungan sekolah,

mengamati peningkatan kecakapan tenaga pendidik atau guru, mengamati

implementasi kurikulum merdeka belajar di SDN puyung Kec.Kopang

Kabupeten Lombok tengah yang sudah diterapkan oleh kepala sekolah.

2. Teknik Wawancara

Pengumpulan data melalui teknik wawancara dilakukan untuk

mencari data tentang pemikiran, konsep atau pengalaman mendalam dari

subjek dan informan. Dengan demikian, peneliti dapat melakukan reduksi

dan analisis berdasarkan data yang didapatkan.25 Teknik wawancara

digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya

sekolah, pelaksanaan dalam menggunakan implementasi kurikulum

24
Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Pontianak: Gajah Mada
University Press, 2016), hal. 74
25
Musfiqon, Metode Penelitian Pendidikan , (Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya, 2012),
hal. 117
25

merdeka belajar, evaluasi kurikulum merdeka belajar, dan kelebihan serta

kekurangan dalam implementasi kurikulum merdeka belajar.

Adapun pedoman wawancara yang disiapkan oleh peneliti untuk

mendapakan informasi terkait judul, antara lain:

a) Wawancara terhadap Kepala Sekolah; yakni wawancara mengenai

keadaan sekolah berdasarkan letak geografis, sejarah berdirinya

sekolah, kecakapan tenaga pendidik atau guru, pelaksanaan

kurikulum merdeka belajar di sekolah, evaluasi kurikulum merdeka

belajar dan kelebihan serta kekurangan implementasi kurikulum

merdeka belajar di sekolah.

b) Wawancara terhadap tenaga pendidik/guru; yakni wawancara

mengenai bagaimana pelaksanaan kurikulum merdeka belajar,

evaluasi kurikulum merdeka belajar, dan kelebihan serta kekurangan

implementasi kurikulum merdeka belajar di sekolah.

3. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, agenda dan sebagainya.

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber tertulis

yang ada pada responden atau tempat responden melakukan kegiatan.26

Dokumen yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut; (a) sejarah berdirinya SDN Puyung; (b) Visi dan

Misi Sekolah; (c) kelengkapan sarana dan prasarana; (d) data guru dan
26
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2011), hal.
81
26

siswa; dan (e) foto-foto kegiatan penelitian. Dokumen-dokumen tersebut

merupakan data sekunder yang akan dicari oleh peneliti sebagai bahan

tambahan dalam pengumpulan data penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu proses mengolah data menjadi

informasi baru. Proses ini dilakukan bertujuan agar karakteristik data menjadi

lebih mudah dimengerti dan berguna sebagai solusi bagi suatu permasalahan,

khususnya yang berkaitan dengan penelitian.27 Dalam menganalisis data

penelitian, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik

analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan Implementasi

kurikulum merdeka belajar.28

Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif mempunyai

beberapa tahapan sebagai berikut.

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu peneliti mengumpulkan data dari berbagai

sumber untuk diproses menjadi bahasan dalam penelitian, tentunya hal-hal

yang berhubungan dengan judul yang diangkat oleh peneliti.29 Pengumpulan

data menggunakan cara atau teknik observasi lapangan, wawancara, dan

dokumentasi. Kemudian data yang telah dikumpulkan akan dianalisis

menjadi data baru yang lebih mudah untuk difahami.

2. Reduksi Data

27
Aprianus & Zainul Arifin, Metodologi Penelitian Ilmiah, hal. 85
28
Miles & Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: Universitas Indonesia Press,
2019), hal. 15
29
Ibid, hal. 20
27

Reduksi data yaitu penulis merangkum dan memilih beberapa data

yang penting yang berkaitan dengan judul. Data yang telah direduksi

kemudian disajikan dalam bentuk teks yang bersifat deskriptif naratif dalam

laporan penelitian. Dengan demikian, gambaran kebenaran hasil penelitian

akan lebih jelas dan lebih akurat.30

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan

laporan hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan

dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan.31 Data disajikan dalam

bentuk teks naratif, baik itu data hasil wawancara, observasi, maupun

dokumentasi.

4. Verifikasi Data

Setelah dilakukan reduksi dan penyajian data, langkah selanjutnya

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi/penentuan kebenaran informasi.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan menemukan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih samar atau gelap sehingga

setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan interaktif, hipotesis

atau teori.32

30
Hasri Hasri, “Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Islam,” Al-Khwarizmi: Jurnal
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 2, no. 1 (19 Agustus 2018): hal. 27
31
Ibid
32
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, hal. 90
31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah SD Negeri Puyung

SD Negeri puyung merupakan Sekolah berstatus Negeri yang

terletak di kampung Pendem Dusun Lauk Rurung II Desa Kopang Rembiga

Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara

Barat. SD Negeri Puyung Berdiri Sejak tanggal 01 April 1974 dan

merupakan salah satu sekolah inpres yang berdiri diatas lahan sekitar kurang

lebih 3050 m2 dengan Tanggal / Nomor Sertifikat Tanah 28 – 8 -2000 No

ukur .133/Kop.RBG/1999.

Selama beroperasi, SD Negeri Puyung pernah dipimpin oleh

beberapa kepala sekolah diantaranya:

1. Geger (1974-1991)

2. Djumhur Hakim (1991-1998)

3. Lalu Dahri (1998-2001)

4. Baiq Hajar (2001-2003)

5. Amir (2003-2007)

6. M. Tayeb H. Ismail (2008-20015)

7. Lalu Suparman (2015-2018)

8. Sukanah (2019-2023)

9. Hj. Rahmawati (2023 sampai sekarang)

31
32

SD Negeri Puyung memberi pelayanan pendidikan guna

meningkatkan SDM yang berkualitas dan bermartabat berdasarkan

ketakwaan cinta tanah air dan bangsa. Pada saat ini SDN Puyung berusaha

menjadi lembaga pendidikan yang terdepan dalam memberikan pelayanan

prima kepada masyarakat di Kampung Pendem dusun lauk rurung II dan

sekitarnya. Meskipun pada kenyataannya banyak sekali rintangan-rintangan

untuk merealisasikan tujuan baik tersebut. Namun berbekal semangat dan

rasa ikhlas dalam membaktikan diri pada Ibu Pertiwi usaha itu tetap

dilakukan secara terus menerus.

2. Profil SD Negeri Puyung

Nama Sekolah : SD NEGERI PUYUNG

NPSN : 50201552

Bentuk Pendidikan : SD

Status Sekolah : Negeri

Status Kepemilikan : Pemerintah Pusat

SK Izin Operasional : -

Tanggal SK :

Alamat : Jalan Langko

Desa/Kelurahan : KOPANG REMBIGA

Kecamatan : Kec. Kopang

Kabupaten/Kota : Kab. Lombok Tengah

Propinsi : Prov. Nusa Tenggara Barat

RT : 0
33

RW : 0

Nama Dusun : Lauk rurung II

Kode Pos : 83553

Lintang : -8.644425

Bujur : 116.3510983

Layanan Keb. Khusus : Tidak ada

SK Pendirian Sekolah :

Tanggal SK : 1974-04-01

Rekening BOS : 0032235980014

Nama Bank : BPD NUSA TENGGARA

Nama KCP/Unit : BPD NUSA TENGGARA BARAT SYARIAH

CABANG KOPANG

Atas Nama : SDN PUYUNG

MBS : Ya

Email : sdnpuyung81@gmail.com

VISI

‘’ Mewujudkan peserta didik yang berprestasi , beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa serta cinta terhadap lingkungan”.

MISI

1. Mewujudkan siswa yang taat beribadah

2. Membentuk sikap dan perilaku yang baik, sopan santun dan berkarakter

3. Mewujudkan peserta didik yang disiplin

33
34

4. Menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, aktif, inovatif, kreatif,

menyenangkan, gembira dan berbobot.

5. Mewujudkan suasana kekeluargaan antar warga sekolah

6. Membangun lingkungan sekolah yang bertoleransi dan menjunjung

tinggi nilai gotong royong.

Jumlah Pendidik : 10 Orang

Detail Pendidik

No Nama TMT Status Pendidikan


Sertifikasi
1 Hj. Rahmawati, S.Pd. 17/07/2023 Sertifikasi S1 BHS.

INDO

2 Baiq Muliani, S.Pd.I 01/04/2019 Belum S1 PGSD


Sertifikasi
3 Marlianto, S.Pd.SD. 03/01/2023 Sertifikasi S1 PGSD

4 Moh. Kadri, S.Pd. 08/03/2023 Belum S1 PGSD


Sertifikasi
5 Fahrul Rozi, S.Pd. 03/01/2005 Belum S1 PJOK
Sertifikasi
6 Nani Akromah, S.Pd. 03/01/2005 Belum S1
Sertifikasi
Pend,.Sejarah

7 Yuni Arni, S.Pd. 13/04/2012 Belum S1 PGSD


Sertifikasi
8 Jumatrim, S.Pd.I 01/01/2017 Belum S1 PAI
Sertifikasi
35

9 Rahmawati, S.Pd.SD. 03/01/2005 Belum S1 PGSD


Sertifikasi
10 Reni Hidayati, S.Pd. 01/12/2018 Belum S1 PGSD
Sertifikasi

Jumlah Siswa : 82 orang

Detail jumlah siswa

- Kelas 1 : 10 siswa – kela 2 :17 siswa – kelas 3: 12 siswa

- kelas 4: 14 siswa – kelas 5: 15 siswa –kelas 6: 14 siswa

Jumlah Rombel: 6 Rombel

Detail Rombel & Wali Kelas

Kelas 1: NANI AKROMAH, S.Pd.

Kelas 2: RAHMAWATI, S.Pd.SD.

Kelas 3: YUNIARNI, S.Pd.

Kelas 4: MOH. KADRI, S.Pd.

Kelas 5: BAIQ MULIANI, S.Pd.I.

Kelas 6: MARLIANTO, S.Pd.SD.

Kegiatan ekstrakulikuler

Nama Kegiatan Pelatih Jadwal Kegiatan

PRAMUKA Nailil Ula Sabtu

Pelatihan T.I.K Reni Hidayati, S.Pd. Jum’at

35
36

SARANA DAN PRASARANA

NO Jenis Ruang Banyaknya Keterangan

1 Ruang Kelas 6 Baik

2 Perpustakaan 1 Baik

3 Ruang Kepsek 1 Baik

4 WC Guru 2 Baik

5 WC Siswa 6 Baik

6 Dapur 1 Baik

7 Ruang Guru 1 Baik

PRESTASI

1. Juara 1 Lomba azan tingkat Desa

2. Juara 2 Lomba Bulu Tangkis Tingkat Desa

B. HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan merdeka belajar yang dilakukan oleh suatu sekolah

tentunya dilaksanakan dengan ketentuan dari mentri pendidikan yang sudah di

tetapkan melalui program sekolah. Salah satunya yaitu sekolah dasar yang

sudah menerapkan merdeka belajar, begitulah seperti Sekolah Dasar Negeri

Puyung yang sudah menjalankan merdeka belajar.

1. Pelaksanaan merdeka belajar di SDN Puyung

Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara, dapat peneliti ketahui

terdapat beberapa temuan yang menjadi pembeda SD Negeri Puyung setelah


37

mengimplementasikan kurikulum merdeka dan belum menerapkan

Kurikulum Merdeka. Beberapa temuan tersebut adalah Pendekatan

pembelajaran : Kurikulum Merdeka SD Negeri Puyung cenderung

menggunakan pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel dan berpusat

pada peserta didik. Guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang lebih

interaktif, kolaboratif, dan mengakomodasi kebutuhan individual siswa. Hal

ini berbeda dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan pada

sebelumnya yang lebih terpusat pada guru dan kurikulum yang lebih kaku

pada sekolah yang belum menerapkan kurikulum merdeka.

Selain itu, metode evaluasi dan penilaian yang beragam : setelah

menerapkan Kurikulum merdeka cenderung menggunakan metode evaluasi

dan penilaian yang lebih bervariasi, termasuk penilaian formatif dan sumatif

yang mencakup berbagai bentuk, seperti proyek, presentasi, diskusi

kelompok, atau portofolio. Sebelum menerapkan kurikulum merdeka,

metode evaluasi dan penilaian mungkin lebih didominasi oleh tes atau ujian

tulis.

Terdapat juga perbedaan dari segi perangkat pembelajaran dari

istilah mengalami pergantian. Di kurikulum sebelumnya guru tidak

diperlukan menganalisis CP, setelah menerapkan IKM guru di haruskan

menganalisis CP yang disesuaikan dengan fase peserta didik yang kemudian

baru diturunkan menjadi TP dan Modul Ajar.

a. Perencanaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka di SDN Puyung

Dalam Kurikulum Merdeka, guru memperoleh kebebasan yang

37
38

lebih besar dalam menentukan perencanaan pembelajaran. Kebebasan ini

memungkinkan guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan

kebutuhan dan karakteristik unik setiap siswa di kelas. Dalam kurikulum

merdeka, guru tetap dapat menggunakan Prota dan Promes sebagai

pedoman dasar dalam perencanaan pembelajaran. Karena Prota dan juga

Prosem merupakan kebutuhan. Sebelum menyusun Prota dan Promes

guru terlebih dahulu menganalisis pekan efektif yang didasarkan pada

kalender akademik sekolah agar memudahkan dalam mengatur

pembelajaran kedepannya dengan melihat hari efektif dan libur dalam

kalender. Namun, dalam konteks kurikulum merdeka, guru juga

diberikan kebebasan untuk menyesuaikan Prota dan Promes dengan

kebutuhan dan karakteristik siswa di kelasnya serta pendekatan

perencanaannya lebih fleksibel, memberikan kebebasan kepada guru

untuk menentukan pembelajaran yang relevan dan bermakna.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Moh. Kadri, S.Pd. selaku

guru kelas 4 di SDN Puyung dalam kutipan wawancara sebagai berikut :

“Kalau prota promes itu kan memang kebutuhan, kalau tidak ada
maka akan kebingungan ketika mengajar. Itu bukan bersifat
administrative sebenarnya, tetapi itu lebih bersifat kebutuhan.
Maka sudah sewajarnya guru-guru membuat untuk rencana
pembelajaran dalam jangka satu semester dan satu tahun. Setelah
itu baru diturunkan menjadi RPP atau modul”33

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

perencanaan pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka, Prota dan

Prosem dapat diperluas atau diadaptasi dengan mempertimbangkan


33
Moh. Kadri, wawancara, Puyung, 23 Oktober 2023
39

pendekatan-pendekatan pembelajaran yang lebih aktif. Guru dapat

menggunakan Prota dan Prosem sebagai kerangka awal, namun tetap

memberikan ruang dan fleksibilitas bagi siswa dalam menentukan

bagaimana mereka akan belajar, mengeksplorasi topik, dan mencapai

tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Program tahunan adalah program yang umumnya digunakan

untuk setiap mata pelajaran selama satu tahun pelajaran dengan tujuan

untuk meningkatkan efektivitas program pembelajaran. Program ini

disusun dan dikembangkan oleh guru sebelum dimulainya tahun ajaran

baru, karena berfungsi sebagai panduan dalam pengembangan program-

program yang akan datang. Program tahunan yang disusun

diantaranya memuat materi pokok yang dikuasai siswa setetlah

mempelajari pokok bahasan tertentu, alokasi waktu, serta keterangan.

Program semester merupakan program yang merinci rencana

pembelajaran untuk satu semester yang berisikan garis-garis besar

mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester

tersebut. Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan.

Program semester yang disusun berisikan tentang Materi pokok yang

hendak dicapai, bulan, alokasi waktu, serta keterangan-keterangan.

Perencanan pembelajaran selanjutnya yang dilakukan oleh guru

yaitu menganalisis Capaian Pembelajaran atau penyesuaian Capaian

Pembelajaran (CP) dengan fasenya. Tujuan analisis Capaian

Pembelajaran dalam kurikulum merdeka adalah untuk mengukur

39
40

kemajuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Melalui analisis ini, guru dapat mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan siswa secara individu serta mengadaptasi strategi pengajaran

untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Hal ini membantu guru untuk memberikan pembelajaran yang

lebih efektif dan sesuai dengan minat serta kebutuhan siswa yang

disesuaikan dengan fase siswanya, sehingga memaksimalkan hasil

pembelajaran yang dicapai oleh setiap siswa. Jadi guru merasa bahwa

mereka mendapat pekerjaaan tambahan yaitu menganalisis Capaian

Pembelajaran yang cocok dengan siswanya. Karena dikurikulum

sebelumnya tidak ada analisis-analisis seperti itu tetapi langsung.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari ibu Rahmawati, S.Pd.

sebagai berikut :

“Kurikulum Merdeka satu sisi memberikan kemudahan, satu sisi


memberikan tambahan pekerjaan bagi guru. Karena guru harus
menganalisis terlebih dahulu bagaimana yang khas dari Sekolah,
tapi mungkin hanya satu kali kemudian diterapkan seperti itu
tidak apa-apa. Yang dulunya langsung tidak usah analisis Tujuan
Pembelajaran (TP) kemudian diturunkan ATP dan sebagainya
dulunya kan langsung KD langsung diberikan untuk satu tahun,
kalau sekarang itu harus menganalisa terlebih dahulu yang ini
masuk ke fase mana, apakah ini cocok untuk kelas 1 atau kelas 2
atau kls 4 dan 5 itu masih dipilah-pilah terlebih dahulu.34

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa CP ini

harus dipahami oleh guru untuk kemudian diaktualisasikan dalam

bentuk tujuan pembelajaran (TP). Tujuan Pembelajaran harus merujuk

34
Rahmawati, Wawancara, Puyung, 23 Oktober 2023
41

pada Capaian Pembelajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan

kemudian disesuaikan oleh guru sesuai dengan konteks dan lingkungan

sekolah yang sedang berkembang. Dalam perumusannya, Tujuan

Pembelajaran tidak hanya didasarkan pada preferensi pribadi guru, tetapi

didasarkan pada kebutuhan dan karakteristik peserta didik di lingkungan

pendidikan tersebut.

Setelah TP disusun, desain pelaksanaan pembelajaran

selanjutnya dibuatkan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Alur Tujuan

Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun

secara sistematis dan logis dalam kurikulum.

Hal ini senada dengan ungkapann oleh Bapak Marlianto sebagai

berikut :

“ATP yaitu pengganti silabus yang merupakan rangkaian tujuan


pembelajaran yang disusun secara sistematis di dalam fase
pembelajaran untuk murid dapat mencapai Capaian Pembelajaran
(CP) tersebut. CP : kompetensi yang diharapkan dapat dicapai
murid diakhir fase”35

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa ATP

memberikan penjelasan tentang rangkaian tujuan pembelajaran yang

harus dikuasai oleh peserta didik mulai dari awal hingga akhir suatu unit

atau periode pembelajaran. Dengan menggunakan ATP, pendidik dapat

mengatur langkah-langkah pembelajaran secara terstruktur, memastikan

bahwa peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan

terintegrasi tentang materi pembelajaran.

35
Marlianto, Wawancara, Puyung, 23 Oktober 2023

41
42

Persiapan pembelajaran berikutnya yang disusun guru berupa

Modul Ajar. Modul Ajar adalah sebuah dokumen yang berisi tujuan,

langkah-langkah, media pembelajaran, dan asesmen yang diperlukan

untuk satu unit atau topic pembelajaran berdasarkan urutan tujuan

pembelajaran.

Hal ini senada dengan pernyataan Bapak Moh. Kadri, S.Pd.

sebagai berikut :

“Modul Ajar itu merupakan sejumlah alat / sarana media, metode,


petunjuk, dan pedoman yang dirancang secara sistematis dan
menarik. MA ini merupakan implementasi dari ATP yang
dikembangkan dari CP pembelajaran dengan Profil Pelajar
Pancasila sebagai sasaran. Modul Ajar sama dengan RPP”36

Dari hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa

Modul Ajar mengalami perubahan dari RPP ke Modul Ajar. Jadi Modul

Ajar merupakan salah satu bentuk perangkat pembelajaran yang

digunakan dalam pendidikan agar pembelajaran menjadi terorganisir.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka di SDN Puyung

Pelaksanaan proses pembelajaran adalah kegiatan dimana guru

berintegrasi dengan siswa dalam upaya menyajikan materi pembelajaran.

Proses ini diperlukan kemampuan guru untuk mengelola suasan belajar

menjadi hidup, menyenangkan, kondusif, serta interaktif sehingga siswa

menjadi tertarik dan termotivasi.

Dalam Kurikulum Merdeka untuk penyampaian materi itu

terserah dari guru yang mengajarkan selama materi itu disampaikan

36
Moh. Kadri, Wawancara, Puyung, 23 Oktober 2023
43

dalam jangka waktu. Kemudian jika belum tersampaikan bisa di

koordinasikan dengan guru ditingkat atasnya lagi apabila terdapat materi

yang belum disampaikan jika itu masih satu fase. Jadi ada kolaborasi

antar guru dalam satu fase. Upaya guru melaksanakan proses

pembelajaran dari hasil observasi dan juga hasil wawancara mengenai

yang peneliti lakukan di kelas 1 SDN Puyung Dengan rangkaian

kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

1) Kegiatan awal atau pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran berguna untuk

menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan

peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik

Dapat diketahui bahwa kegiatan awal pembelajaran dimulai

dengan salam dan berdo’a. karena ini menjadi sesuatu yang penting.

Karena dengan salam mampu terbagun interaksi yang baik antar

sesama.

Hasil observasi ini dapat diperkuat dengan pernyataan ibu

Nani Akromah, S.Pd. sebagai berikut:

“Sebelum proses pembelajaran, saya selalu mengucapkan


salam terlebih dahulu. Karena salam merupakan bagian
penting dalam agama Islam yang melibatkan interaksi sosial
antara sesama Muslim. Dalam pembelajaran , salam memiliki
peran yang sangat penting dalam membentuk hubungan yang
baik antara peserta didik. Selain itu, salam juga mencerminkan
akhlak yang baik dan sikap ramah yang sejalan dengan ajaran
agama Islam. saya selalu mengajarkan peserta didik untuk
menyapa dengan salam kepada teman-teman mereka saat
masuk dan meninggalkan ruangan. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran yang harmonis dan

43
44

penuh dengan rasa persaudaraan di antara mereka. Tentang


doa, saya selalu mengajak peserta didik untuk memahami
pentingnya berdoa dalam kehidupan sehari-hari. Doa menjadi
salah satu aspek yang perlu ditekankan. Saya percaya bahwa
melalui doa, peserta didik dapat memperkuat hubungan
mereka dengan Allah dan mendapatkan bimbingan-Nya
dalam memahami dan mengamalkan apa yang
37
dipelajari.

Dari hasil observasi dan wawancara diatas dapat disimpulkan

bahwa sebelum memulai sebuah pembelajaran sangat penting untuk

mengucapkan salam. Karena dengan saling mengucap dan menjawab

salam hubungan atau interaksi antar sesame dapat terjalin baik.

Begitupun dengan membaca doa ketika memulai pembelajaran juga

menjadi poin penting sebelum masuk ke pembelajaran inti tujuannya

agar diberikan pemahaman ilmu oleh Allah SWT.

Selanjutnya, guru melakukan absensi. Guru mengecek

kehadiran siswa yang dilakukan dengan cara siswa yang hadir disuruh

menyebutkan siswa yang tidak hadir, kemudian guru menanyakan

alasan yang bersangkutan tidak hadir.

Selanjutnya yaitu guru menciptakan kesiapan belajar siswa.

Disini guru memberikan apersepsi yang artinya guru menghubungkan

materi yang akan dipelajari dengan materi dipertemuan sebelumnya,

memunculkan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan

dengan materi yang akan dipelajari, menyampaikan Capaian

Pembelajaran yang akan dipelajari, serta memberikan ilustrasi atau

pre tes dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa
37
Nani Akromah, Wawancara, Puyung, 23 Oktober 2023
45

terkait materi yang akan dipelajari.

2) Kegiatan Inti Pembelajaran

Dari hasil observasi atau pengamatan diketahui kegiatan yang

dilakukan pada proses pembelajaran SDN Puyung dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a) Metode atau strategi pembelajaran

Guru memiliki peran dominan di kelas terutama dalam penggunaan

metode dan tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pelaksanaan

pembelajaran metode ceramah masih sangat dominan dan

diperlukan dalam penyampaian materi. Maka dari itu guru perlu

mengetahui kebutuhan serta karakteristik peserta didik.

b) Sumber Belajar

c) Media Pembelajaran

Media pada dasarnya merupakan sarana yang digunakan dalam

pembelajaran untuk meningkatkan komunikasi dan interaksi

antara guru dan siswa. Tujuan penggunaan media dalam konteks

sekolah adalah untuk meningkatkan efektivitas proses

pembelajaran.

3) Kegiatan Akhir atau penutup

Kegiatan akhir atau penutup dalam pembelajaran adalah saat di

mana guru bersama peserta didik meninjau kembali apa yang telah

dipelajari. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa peserta didik

memahami materi dengan baik. Berdasarkan observasi atau

45
46

pengamatan kegiatan akhir atau penutup diketahui bahwa guru

melakukan refleksi dilanjutkan dengan membuat kesimpulan

bersama, serta memberitahukan materi yang akan dibahas pada

pertemuan selanjutnya, karena agar siswa dapat mepersiapkan bahan

untuk materi yang akan datang.

2. Evaluasi merdeka belajar di SDN Puyung

Sistem penilaian atau evaluasi di SDN Puyung menggunakan dua

macam penilaian yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian

formatif dilakukan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan

balik kepada siswa dan guru tentang kemajuan belajar mereka. Ini

dilakukan secara terus-menerus, seperti tugas harian, ulangan kecil, atau

observasi kelas. Penilaian sumatif dilakukan setelah proses pembelajaran

berlangsung untuk mengevaluasi pencapaian siswa secara keseluruhan.

Penilaian ini dilakukan pada akhir periode pembelajaran atau setelah

mencapai tujuan pembelajaran. Hasil penilaian sumatif digunakan untuk

mengevaluasi tingkat pemahaman siswa, memberikan penilaian akhir, dan

memberikan informasi tentang capaian pembelajaran secara keseluruhan.

Ibu Nani Akromah, S.Pd. mengemukakan sebagai berikut :

“Dalam Kurikulum Merdeka ini praktisnya semua komponen atau


limit penilaian itu menyatu di situ. Jadi kita berikan dari berbagai
jenis penilaian. Anak kita beri kesempatan untuk bertanya, itu juga
ada penilaiannya. Namun kita juga beri kesempatan anak untuk
memberikan jawaban dan ide-ide yang lain. Ditambah juga kita bisa
berikan dalam bentuk tes atau quiz yang berisi isian pendek, ini kan
juga untuk mengukur sejauh mana anak itu memahami. Juga nanti
kita bisa kembangkan dalam kegiatan diskusi. Disana juga ada
pengumpulan tugas sebagai penguat dari hasil yang kita pelajari.
47

Tugas bisa berupa resume (merangkum) yang kita pelajari, bisa juga
membuat peta konsep. Kemudian anak nanti juga tindak lanjuti
dengan penilaian tes tertulis untuk mengukur dari materi yang sudah
dipelajari anak. Sehingga semua penilain itu nanti cukup menjadi
satu penilaian didalam Kurikulum Merdeka. Jadi otomatis
didalamnya itu sudah ragam kombinasi perpaduan dari penilaian-
penilaian. Selain itu juga penilaian Sumatif terdapat STS (Sumatif
Tengah Semester) dan SAS (Sumatif Akhir Semester). Selain itu,
saya juga selalu memberikan tugas ke siswa untuk dinilai juga serta
memberikan remidi apabila dijumpai hasil ulangan sumatif siswa
dibawah KKM”38

Dari hasil observasi pada Dokumen KOS (Kurikulum Operasional

Sekolah) dan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa untuk penilaian

di SDN Puyung berbasis Kurikulum Merdeka menggunakan dua penilaian

yaitu formatif yang berarti penilaian terus-menerus selama proses

pembelajaran dan sumatif yang berarti penilaian yang dilakukan pada

akhir periode pembelajaran atau setelah mencapai tujuan pembelajaran

yang ditentukan. Dan terkadang siswa juga diberikan remidi oleh guru

ketika nilai tidak memenuhi standar yang telah ditentukan.

C. PEMBAHASAN

1. Pelaksanaan merdeka belajar di SDN Puyung

Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum alternatif mengatasi

kemunduran belajar selama masa pandemi yang memberikan kebebasan

“Merdeka Belajar” pada pelaksana pembelajaran yaitu guru dan kepala

sekolah dalam menyusun, melaksanakan proses pembelajaran dan

mengembangkan kurikulum di sekolah memperhatikan pada kebutuhan dan

38
Nani Akromah, Wawancara, Puyung, 23 Oktober 2023

47
48

potensi siswa.39 Pelaksanaan merdeka belajar yang sudah diterapkan dan

dijalankan saat ini sangat membantu guru dan siswa guna untuk berjalannya

proses belajar mengajar yang dilakukan di SDN Puyung saat ini, dan

pelaksanaan merdeka belajar yang dilakukan juga berjalan dengan baik

sesuai ketentuan yang berlaku untuk menjalankan proses belajar mengajar di

SDN Puyung.

Selanjutnya Program tahunan adalah program yang umumnya

digunakan untuk setiap mata pelajaran selama satu tahun pelajaran dengan

tujuan untuk meningkatkan efektivitas program pembelajaran. Program ini

disusun dan dikembangkan oleh guru sebelum dimulainya tahun ajaran

baru, karena berfungsi sebagai panduan dalam pengembangan program-

program yang akan datang. Program tahunan yang disusun diantaranya

memuat materi pokok yang dikuasai siswa setetlah mempelajari pokok

bahasan tertentu, alokasi waktu, serta keterangan. Selanjutnya juga ada

Program semester merupakan program yang merinci rencana pembelajaran

untuk satu semester yang berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang

hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program

semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Program semester

yang disusun berisikan tentang Materi pokok yang hendak dicapai, bulan,

alokasi waktu, serta keterangan-keterangan.

Perencanan pembelajaran selanjutnya yang dilakukan oleh guru

yaitu menganalisis Capaian Pembelajaran atau penyesuaian Capaian

39
Rahmadayanti and Hartoyo, “Potret Kurikulum Merdeka, Wujud Merdeka Belajar di Sekolah
Dasar.”
49

Pembelajaran (CP) dengan fasenya. Tujuan analisis Capaian Pembelajaran

dalam kurikulum merdeka adalah untuk mengukur kemajuan siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Melalui analisis ini, guru

dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa secara individu serta

mengadaptasi strategi pengajaran untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Hal ini membantu guru untuk memberikan pembelajaran yang lebih

efektif dan sesuai dengan minat serta kebutuhan siswa yang disesuaikan

dengan fase siswanya, sehingga memaksimalkan hasil pembelajaran yang

dicapai oleh setiap siswa. Jadi guru merasa bahwa mereka mendapat

pekerjaaan tambahan yaitu menganalisis Capaian Pembelajaran yang cocok

dengan siswanya. Karena dikurikulum sebelumnya tidak ada analisis-

analisis seperti itu tetapi langsung.

Sedangkan dalam pelaksanaannya di SDN Puyung guru

merangkaikan kegiatan atau proses pembelajaran yang akan dilakukan

dimana terdapat rangkaian kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan awal atau pendahuluan, dimana kegiatan ini untuk menciptakan

awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan peserta didik dapat

mengikutinya dengan baik. Kegiatan ini diawali dengan salam dan do’a.

Dari hasil observasi dan wawancara dapat disimpulkan bahwa

sebelum memulai sebuah pembelajaran sangat penting untuk

mengucapkan salam. Karena dengan saling mengucap dan menjawab

salam hubungan atau interaksi antar sesame dapat terjalin baik.

Begitupun dengan membaca doa ketika memulai pembelajaran juga

49
50

menjadi poin penting sebelum masuk ke pembelajaran inti tujuannya agar

diberikan pemahaman ilmu oleh Allah SWT.

Selanjutnya guru melakukan absensi dengan mengecek kehadiran

siswa. Selanjutnya yaitu guru menciptakan kesiapan belajar siswa. Disini

guru memberikan apersepsi yang artinya guru menghubungkan materi

yang akan dipelajari dengan materi dipertemuan sebelumnya,

memunculkan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan

materi yang akan dipelajari, menyampaikan Capaian Pembelajaran yang

akan dipelajari, serta memberikan ilustrasi atau pre tes dengan tujuan

untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terkait materi yang akan

dipelajari.

b. Kegiatan Inti Pembelajaran

Dari hasil observasi atau pengamatan diketahui kegiatan yang

dilakukan pada proses pembelajaran SDN Puyung dapat dijelaskan

sebagai berikut : Pertama, Metode atau strategi pembelajaran, Guru

memiliki peran dominan di kelas terutama dalam penggunaan metode

dan tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran

metode ceramah masih sangat dominan dan diperlukan dalam

penyampaian materi. Maka dari itu guru perlu mengetahui kebutuhan

serta karakteristik peserta didik. Kedua, Sumber Belajar. Ketiga, Media

Pembelajaran, Media pada dasarnya merupakan sarana yang digunakan

dalam pembelajaran untuk meningkatkan komunikasi dan interaksi

antara guru dan siswa. Tujuan penggunaan media dalam konteks sekolah
51

adalah untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.

c. Kegiatan akhir atau penutup dalam pembelajaran adalah saat di mana

guru bersama peserta didik meninjau kembali apa yang telah dipelajari.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa peserta didik memahami

materi dengan baik. Berdasarkan observasi atau pengamatan kegiatan

akhir atau penutup diketahui bahwa guru melakukan refleksi dilanjutkan

dengan membuat kesimpulan bersama, serta memberitahukan materi

yang akan dibahas pada pertemuan.

2. Evaluasi merdeka belajar di SDN Puyung

Sistem penilaian atau evaluasi di SDN Puyung menggunakan dua

macam penilaian yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian

formatif dilakukan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan

balik kepada siswa dan guru tentang kemajuan belajar mereka. Ini

dilakukan secara terus-menerus, seperti tugas harian, ulangan kecil, atau

observasi kelas. Penilaian sumatif dilakukan setelah proses pembelajaran

berlangsung untuk mengevaluasi pencapaian siswa secara keseluruhan.

Penilaian ini dilakukan pada akhir periode pembelajaran atau setelah

mencapai tujuan pembelajaran. Hasil penilaian sumatif digunakan untuk

mengevaluasi tingkat pemahaman siswa, memberikan penilaian akhir, dan

memberikan informasi tentang capaian pembelajaran secara keseluruhan.

Dari hasil observasi pada Dokumen KOS (Kurikulum Operasional

Sekolah) dan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa untuk penilaian di

SDN Puyung berbasis Kurikulum Merdeka menggunakan dua penilaian

51
52

yaitu formatif yang berarti penilaian terus-menerus selama proses

pembelajaran dan sumatif yang berarti penilaian yang dilakukan pada akhir

periode pembelajaran atau setelah mencapai tujuan pembelajaran yang

ditentukan. Dan terkadang siswa juga diberikan remidi oleh guru ketika

nilai tidak memenuhi standar yang telah ditentukan.


53

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat saya simpulkan bahwa pelaksanaan, evaluasi dan motivasi yang

dilakukan berdasarkan penerapan merdeka belajar di SDN Puyung sudah

berjalan dengan baik. Dalam pelaksanaannya merdeka belajar di SDN Puyung

berjalan dengan baik yaitu dalam proses pembelajarannya seperti pembukaan,

kegiatan inti dan penutup.

Pada evaluasinya, terdapat dua cara yang dilakukan dalam penilaian

yaitu dengan menggunakan sistem formatif dan sumatif. formatif dilakukan

selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan

guru tentang kemajuan belajar mereka. Dan Penilaian sumatif dilakukan

setelah proses pembelajaran berlangsung untuk mengevaluasi pencapaian siswa

secara keseluruhan.

Terakhir yaitu pada motivasi belajarnya Terdapat bahwa adanya

peningkatan motivasi belajar siswa dengan penerapan kurikulum merdeka

belajar. Siswa kelas I (satu) SDN Puyung sudah mampu meningkatkan

motivasi belajarnya dalam penerapan kurikulum merdeka dan mampu

menyesuaikan diri untuk mengikuti penerapan kurikulum merdeka. Hasil

prestasi yang optimal tidak terlepas dari motivasi belajar peserta didik secara

individu. Oleh karena itu diharapkan peserta didik mepunyai motivasi belajar

53
54

yang tinggi untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data-data di lapangan,

pada dasarnya penelitian ini berjalan baik. Namun bukan suatu kekeliruan

apabila peneliti ingin mengemukakan beberapa saran yang mudah-mudahan

bermanfaat bagi kemajuan pendidikan pada umumnya. Adapun saran yang

peneliti ajukan adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya bagi peneliti selanjutnya dapat memperdalam kembali

mengenai apa saja perkembangan yang terjadi setelah adanya merdeka

belajar tersebut.

2. Hendaknya para peneliti selanjutnya lebih mengembangkan ruang lingkup

penelitian, mengingat penelitian yang dilaksanakan ini belum sepenuhnya

lengkap. Penambahan ruang lingkup penelitian bisa berupa mencari tahu

apa saja factor pendukung dan penghambat terlaksananya merdeka belajar

di sekolah.

3. Hendaknya bagi peneliti selanjutnya supaya lebih sigap dan siap dalam

melakukan penelitian dengan mengadakan alat atau media yang sekiranya

diperlukan selama proses penelitian.


55

DAFTAR PUSTAKA

A. GUSTI FANSURY. “PERKEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN


ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH HIJRIYAH II KOTA
PALEMBANG TAHUN 1990 - 2006 (SUMBANGAN MATERI PADA
MATA KULIAH SEJARAH PENDIDIKAN).” UNIVERSITAS
SRIWIJAYA, 2020.
Ainia, Dela Khoirul. “Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara
Dan Relevansinya Bagi Pengembangan Pendidikan Karakter.” Jurnal
Filsafat Indonesia 3, no.3 (2020).
Ansori, Aan, and Ahmad Supriyanto. “PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS
DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR,”
n.d.
Aprianus, Zainul Arifin. “Metodologi Penelitian.” KBM Indonesia, 2020.
Dr. Hj. Hamdanah, M.Ag. BUNGA RAMPAI ILMU PENDIDIKAN ISLAM.
BUKU ILMU PENDIDIKAN ISLAM. Palangkaraya: Pustaka Buana,
2017.
Eko Sudarmanto, and dkk. Desain Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif. 1st
ed. Jabar: Yayasan Kita Menulis, 2021.
Fridiyanto and dkk. Merdeka Belajar Dan Kampus Merdeka. 1st ed. Kota
Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi, 2022.
Hadari, Nawawi. “Instrumen Penelitian Bidang Sosial” 74 (2016).
Hasri. “MADRASAH SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM.”
Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
2 2, no.1 (2018).
“Hasri - 2018 - Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Islam.Pdf,” n.d.
Hasri, Hasri. “Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Islam.” Al-Khwarizmi:
Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 2, no. 1
(August 19, 2018): 69–84. https://doi.org/10.24256/jpmipa.v2i1.103.
Izza, Aini Zulfa, Mufti Falah, and Siska Susilawati. “STUDI LITERATUR:
PROBLEMATIKA EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM
MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN DI ERA MERDEKA BELAJAR,”
n.d.
“Jurnal Manajemen Strategis Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Minat Peserta
Didik.Pdf,” n.d.
Leny, Lince. “Implementasi Kurikulum Merdeka Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Pada Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan.”
SENTIKJAR 1 No.1 2022 (2022).
Miles, Huberman. Analisis Data Kualitatif. Press. Jakarta: Universitas Indonesia
(UI -Press), 1992, 2019.

55
56

Musanna, Al. “INDIGENISASI PENDIDIKAN: Rasionalitas Revitalisasi Praksis


Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 2,
no. 1 (June 13, 2017): 117–33. https://doi.org/10.24832/jpnk.v2i1.529.
Musfiqon. “Musfiqon, Metode Penelitian Pendidikan.” PT. Prestasi Pustakaraya
117 (2012).
Rahmadayanti, Dewi, and Agung Hartoyo. “Potret Kurikulum Merdeka, Wujud
Merdeka Belajar di Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu 6, no. 4 (June 7,
2022): 7174–87. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3431.
Ramdhan, Muhammad. “Metode Penelitian.” CV. Cipta Media Nusantara 5
(2021).
Sukardi. “Metodologi Penelitian Pendidikan.” OPAC Perpustakaan Kota Bontang
24 (2011).
Suntoro, Ranu, and Hendro Widoro. “INTERNALISASI NILAI MERDEKA
BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PAI DI MASA PANDEMI
COVID-19” 10, no. 2 (2020).
Susetyo. “Permasalahan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Bengkulu.”
Ejournal.Unib.Ac.Id 29 (2020).
Susilowati, Evi. “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam Pembentukan
Karakter Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam,” n.d.

Anda mungkin juga menyukai