Anda di halaman 1dari 114

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN

MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR FIQIH


SISWA KELAS VIII DI MTS NEGERI 7 KEDIRI

SKRIPSI

OLEH

SYIFA’UL FITROH
NIM. 932114417

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2021
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR SISWA DAN
MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR FIQIH
SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 7 KEDIRI

SKRIPSI

Diajukan kepada
Institusi Agama Islam Negeri Kediri
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana

Oleh :

SYIFA’UL FITROH
NIM. 932114417

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi oleh SYIFA’UL FITROH ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Pembimbing I Pembimbing II

Ummiy Fauziyah Laili, M. Si Nila Zaimatus Septiana, M. Pd


NIP. 198306062011012012 NIDN. 202198701

NOTA DINAS

ii
Nomor : Kediri, 10 Mei 2021

Lampiran : 4 (empat) berkas

Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada
Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam (IAIN) Kediri
Jl. Sunan Ampel 07 – Ngronggo Kediri
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Memenuhi permintaan Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah untuk
membimbing penyusunan skripsi mahasiswa tersebut dibawah ini:

Nama : SYIFA’UL FITROH

NIM : 932114417

Judul : HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR


DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL
BELAJAR FIQIH KELAS VIII MTSN 7 KEDIRI
Setelah diperbaiki materi dan susunannya, kami berpendapat
bahwa skripsi ini telah memenuhi syarat sebagai kelengkapan
ujian akhir Sarjana Strata Satu (S-1).
Bersama ini kami lampirkan berkas naskah skripsinya,
dengan harapan dapat segera diujikan dalam Sidang Munaqasah.
Demikian agar maklum dan atas ketersediaan Bapak kami
ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing I Pembimbing II

Ummiy Fauziyah Laili, M. Si Nila Zaimatus Septiana, M. Pd


NIP. 198306062011012012 NIDN. 202198701

iii
NOTA PEMBIMBING

Nomor : Kediri, 10 Mei 2021

Lampiran : 4 (empat) berkas

Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada
Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam (IAIN) Kediri
Jl. Sunan Ampel 07 – Ngronggo Kediri
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Memenuhi permintaan Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah untuk
membimbing penyusunan skripsi mahasiswa tersebut dibawah ini:

Nama : SYIFA’UL FITROH

NIM : 932114417

Judul : HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR


DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL
BELAJAR FIQIH KELAS VIII MTSN 7 KEDIRI
Setelah diperbaiki materi dan susunannya, dengan beberapa
petunjuk dan tuntunan yang telah diberikan dalam Sisang
Munaqasah yang dilaksanakan pada tanggal ........, saya dapat
menerima dan menyetujui hasil perbaikannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing I Pembimbing II

Ummiy Fauziyah Laili, M. Si Nila Zaimatus Septiana, M. Pd


NIP. 198306062011012012 NIDN. 202198701

iv
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL


BELAJAR FIQIH SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 7 KEDIRI

SYIFA’UL FITROH

932114417

Telah diujikan didepan Sidang Munaqasah

Institus Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri pada tanggal

Tim Penguji,

1. Penguji Utama
(Nama lengkap) (......................................)
NIP.

2. Penguji I
Ummiy Fauziyah Laili, M. Si (......................................)
NIP. 198306062011012012

3. Penguji II
Nila Zaimatus Septia (......................................)
NIDN. 202198701

Kediri,
Dekan Fakultas Tarbiyah

Dr. Ali Anwar, M. Ag


NIP. 196405031996031001

v
KATA PENGANTAR

‫س ِم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬


ْ ِ‫ب‬

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt atas rahmat dan karunia yang

dilimpahkan Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini

mengungkapkan “Hubungan Antara Kebiasaan Belajar Dan Motivasi Belajar Dan

Hasil Belajar Fiqih Siswa Kelas VIII MTsN 7 Kediri”.

Sholawat serta salam dihaturkan kepada junjungan Nabi Agung

Muhammad SAW, beserta keluarganya dan sahabat-sahabatnya yang telah

memberi jalan terang untuk umat islam dan seluruh alam semesta.

Penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada

berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan terutama kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Nur Chamid, MM selaku Rektor IAIN Kediri

2. Bapak Dr. H. Ali Anwar, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Kediri

beserta Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Fakultas Tarbiyah Prodi Pendidikan

Agama Islam (IAIN) Kediri.

3. Ummiy Fauziyah Laili, M. Si selaku pembimbing I dan Ibu Nila Zaimatus

Septiana, M. Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

motivasi dan arahan secara tulus kepada penulis, sehingga skripsi ini bisa

terselesaikan.

4. Bapak Muhammad Zainuddin, S. Pd, M. Pd selaku kepala sekolah MTsN 7

Kediri, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan

penelitian di lembaga yang dipimpinya.

vi
5. Bapak Shofwan Hafidz, S. Pd selaku guru mata pelajaran Fiqih yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian di kelas VIII MTsN 7

Kediri.

6. Ibundaku (Faridatul Anis) dan tak lupa kedua kakakku tercinta (Nila

Kusnawati dan Nadhirus Safik) yang senantiasa tulus dan setia memberikan

kasih sayang, dukungan motivasi, mendoakan, selama penulis menyelesaikan

studi ini

7. Teman–temanku seperjuanganku di IAIN kediri Khususnya anak PAI

Angkatan 2017, Sahabat PPL 2021, Sahabat-sahabatku seperjuangan (Isma

Devi Zulianti dan Ida Restiani) yang tak henti-hentinya memberi semangat,

mengajarkan kekuatan, memberi motivasi dan sebagainya.

Akhirnya semoga Allah SWT memberikan imbalan yang berlipat

ganda dan meridhai amal baik kita semua. Penulis sadar bahwa skripsi ini

masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, sumbangan, saran,

dan kritik yang membangun sangat penyusun nantikan dengan harapan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amiin.

Kediri, 10 Mei 2021

Penulis

vii
MOTTO

‫خيرالناس أنفعهم للناس‬


“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”

(HR. Ahmad, Ath-Thabrani, Ad-Daruqutni)

Karena sesungguhnya ketika kita berbuat baik kepada orang lain, manfaatnya
akan kembali kepada kita.

‫س ًرا‬ ْ ‫فَإِنَّ َم َعا ا ْل ُع‬


ْ ُ‫س ِر ي‬
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(Q.S Al-Insyiroh : 5)

‫س ًرا‬ ْ ‫إِنَّ َم َع ا ْل ُع‬


ْ ُ‫س ِر ي‬
“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”

(Q.S Al-Insyiroh : 6)

viii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran, nikmatnya

memperoleh kemenangan akan menghilangkan letihnya perjuangan, menuntaskan

pekerjaan dengan baik akan melenyapkan lelahnya jerih payah. Istighfar dapat

membukakan semua masalah yang terkunci, melapangkan hati dan melenyapkan

segala kesulitan. Kesungguhan dan kesabaran telah dapat mengalahkan

segalanya, rasa lelah, putus asa, bosan dan lain sebagainya, kini yang ada

hanyalah rasa suka cita, kebahagiaan dan kekuatan untuk menapaki langkah

selanjutnya demi mencapai cita-cita.

Skripsi ini ku persembahkan untuk orang-orang yang telah banyak

memberikan penghidupan dan arti pentingnya kehidupan kepada penulis. Yang

utama dan terutama, Ibunda Faridatul Anis tersayang dan tercinta yang selalu

dan tak pernah letih memberikan segala dukungan moriil maupun materiil. Serta

kakakku tercinta Nila Kusnawati dan Nadhirus Safik yang tiada henti-henti

mendoakan, mencurahkan kasih sayang yang tiada batas serta memberikan

semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dan tak lupa juga kepada

penyemangatku Saichu Amrulloh yang telah menemani dan memberikan motivasi

tiada henti hingga akhir penyusunan skripsi ini.

Teman-teman seperjuanganku di IAIN Kediri khususnya anak PAI

Angkatan 2017, Sahabat PPL 2021, Sahabat-sahabatku seperjuangan (Isma Devi

Zulianti dan Ida Restiani) yang tak henti-hentinya memberi semangat,

mengajarkan kekuatan, memberi motivasi dan sebagainya. Terima kasih atas

dukungan kalian semua.

ix
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................vi

MOTTO...............................................................................................................viii

PERSEMBAHAN..................................................................................................ix

DAFTAR ISI...........................................................................................................x

DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xv

ABSTRAK...........................................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................4

C. Tujuan

Penelitian.........................................................................................5

D. Manfaat

Penelitian.......................................................................................5

E. Hipotesis Penelitian.....................................................................................6

F. Asumsi

Penelitian........................................................................................7

G. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................................7

H. Penelitian

Terdahulu....................................................................................8

I. Definisi

Operasional..................................................................................10

x
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori Kebiasaan Belajar

1. Pengertian Kebiasaan

Belajar.............................................................12

2. Aspek Kebiasaan

Belajar....................................................................15

3. Dimensi dan Indikator Kebiasaan

Belajar..........................................19

B. Kajian Teori Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar...............................................................19

2. Jenis-Jenis Motivasi Belajar...............................................................20

3. Fungsi Motivasi Belajar.....................................................................21

4. Ciri-Ciri Motivasi

Belajar...................................................................22

5. Dimensi dan Indikator Motivasi

Belajar.............................................22

C. Kajian Teori Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar.....................................................................23

2. Macam-Macam Hasil

Belajar.............................................................24

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil

Belajar.............................26

D. Mata Pelajaran Fiqih

xi
1. Pengertian Mata Pelajaran

Fiqih..........................................................28

2. Dasar Mempelajari

Fiqih.....................................................................29

3. Tujuan Mempelajari

Fiqih...................................................................30

E. Kerangka Teoritis......................................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitiam...............................................................................33

B. Populasi dan Sampel

Penelitian.................................................................34

C. Instrumen

Penelitian..................................................................................37

D. Metode Pengumpulan Data.......................................................................40

E. Aanalisi Data.............................................................................................43

BAB IV PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTsN 7

Kediri.............................................................47

B. Deskripsi Data...........................................................................................50

C. Hasil AnalisisData.....................................................................................55

D. Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov........................................................64

E. Pengujian Hipotesis...................................................................................65

BAB V PEMBAHASAN

xii
A. Hubungan antara Variabel Kebiasaan Belajar dengan Hasil

Belajar.........73

B. Hubungan antara Variabel Motivasi Belajar dengan Hasil

Belajar...........74

C. Hubungan antara Variabel Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar

Dengan Hasil

Belajar.................................................................................75

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................76

B. Keterbatasan Penelitian.............................................................................77

C. Saran..........................................................................................................78

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................79

LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................82

DAFTAR TABEL

xiii
3.1 Tabel Jumlah Siswa MTsN 7 Kediri

3.2 Tabel Skor Butir Pernyataan Skala Likert

3.3. Blue Print Angket Kebiasaan Belajar

3.4 Blue Print Angket Motivasi Belajar

3.5 Tabel Pedoman Derajat Hubungan

4.1 Tabel Hasil Uji Validitas Angket Kebiasaan Belajar

4.2 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Kebiasaan Belajar

4.3 Tabel Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar

4.4 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar

4.5 Tabel Deskriptif Kebiasaan Belajar

4.6 Tabel Pedoman Konversi Skor Variabel Kebiasaan Belajar

4.7 Tabel Interpretasi Skor Variabel Kebiasaan Belajar

4.8 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Kebiasaan Belajar

4.9 Tabel Deskriptif Motivasi Belajar

4.10 Tabel Pedoman Konversi Skor Variabel Motivasi Belajar

4.11 Tabel Interpretasi Skor Variabel Motivasi Belajar

4.12 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar

4.13 Tabel Deskripsi Variabel Hasil Belajar

4.14 Tabel Pedoman Konversi Skor Variabel Hasil Belajar

4.15 Tabel Interpretasi Skor Variabel Hasil Belajar

4.16 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar

4.17 Tabel Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

4.18 Tabel Hubungan Antara Kebiasaan Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa

4.19 Tabel Pedoman Derajat Hubungan Antara Variabel X1 Dengan Variabel Y

4.20 Tabel Hubungan Antara Motivasi Belajar Denfan Hasil Belajar Siswa

4.21 Tabel Pedoman Derajat Hubungan Antara Variabel X2 Dengan Y

xiv
4.22 Tabel Hubungan Antara Kebiasaan Belajar Dan Motivasi Belajar Dengan

Hasil Belajar

4.23 Tabel Pedoman Derajat Hubungan Antara Variabel X1 Dan X2 Dengan Y

DAFTAR LAMPIRAN

xv
Lampiran 1 Tabel Blue Print Kebiasaan Belajar, Motivasi Belajar dan Hasil

Belajar Siswa sebelum validasi dan dihapus

Lampiran 2 Angket Kebiasaan Belajar, Motivasi Belajar dan Hasil Belajar

Siswa sebelum validasi dihapus

Lampiran 3 Tabel Blue Print Kebiasaan Belajar, Motivasi Belajar dan Hasil

Belajar Siswa sesudah validasi dihapus

Lampiran 4 Angket Kebiasaan Belajar, Motivasi Belajar dan Hasil Belajar

Siswa sesudah validasi dan dihapus

Lampiran 5 Tabel Distribusi Frekuensi

Lampiran 6 Histogram Distribusi Frekuensi dan Garis Normalitas

Lampiran 7 Tabulasi Data Kebiasaan Belajar, Motivasi Belajar dan Hasil

Belajar

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian dari IAIN Kediri

Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian dari MTsN 7 Kediri

Lampiran 10 Daftar Konsultasi

Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup

xvi
ABSTRAK

SYIFA’UL FITROH, 2021. Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dan Motivasi


Belajar Dengan Hasil Belajar Fiqih Siswa Kelas VIII MTSN 7 Kediri. Jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Kediri. Pembimbing I Imron
Muzakki, M. Psi, Pembimbing II Nila Zaimatus Septia, M. Pd

Kata Kunci : Kebiasaan Belajar, Motivasi Belajar, Hasil Belajar Fiqih Siswa
Kelas VIII MTSN 7 Kediri

Unsur terpenting dalam keberhasilan proses pembelajaran terdapat pada


hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku sebagai
akibat pengalamannya sendiri, dimana perubahan tersebut dapat berupa
kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hasil belajar dipengaruhi oleh
faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri siswa berupa motivasi belajar,
dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa berupa kebiasaan
belajar. Penelitian ini merupakan hasil penelitian kuantitatif dengan rancangan
penelitian korelasi sederhana dan korelasi ganda
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan
angket tentang Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar, serta menggunakan
dokumen tentang Hasil Belajar siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh kelas VIII yang berjumlah 356 dan pengambilan
sampel sejumlah 188 siswa dengan menggunakan teknik Sample Random
Sampling. Sedangkan teknik analisis menggunakan Product Moment.
Hasil penelitian ini, yang pertama terdapat hubungan positif dan signifikan
antara kebiasaan belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas VIII
di MTsN 7 Kediri sebesar 0.560, kedua terdapat hubungan positif dan signifikan
antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri
sebesar 0.753, ketiga terdapat hubungan positif dan signifikan antara kebiasaan
belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri
sebesar 0.757 dengan koefisien determinasi R square = 0.572 artinya 57.2%
kebiasaan belajar dan motivasi belajar siswa memiliki hubungan dengan hasil
belajar siswa dan 42.8% disebabkan faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar merupakan serangkaian kegiatan yang membuat siswa

dari tidak tahu, tidak mengerti, tidak bisa menjadi tahu, mengerti dan bisa

secara optimal. Menurut Slameto belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.1 Salah satu ciri-ciri orang yang dikatakan belajar

apabila sudah menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Perubahan tingkah

laku tersebut dapat berupa kemampuan akademik yakni bertambahnya

pengetahuan, serta perubahan sikapnya dalam sehari-hari. Perubahan itu sendiri

terjadi secara bertahap sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukan.

Perubahan tingkah laku seseorang baik secara fisik, intelegensi, sikap dan

emosi menunjukkan adanya peningkatan potensi seseorang. Peningkatan

potensi yang terjadi pada seseorang itu menunjukkan bahwa adanya

peningkatan hasil belajar sebagai hasil dari proses pelajar yang telah dilakukan.

Hasil belajar sering digunakan untuk mengetahui sebarapa jauh siswa

memahami materi yang sudah diajarkan. Untuk mengetahui hasil belajar perlu

dilakukan pengukuran atau evaluasi yang dilakukan secara brkala. Pelaksanaan

evaluasi bertujuan untuk melihat hasil belajar secara kuantitatif atau angka

yang diperoleh siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono hasil belajar merupakan

suatu proses untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran

1
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, cet. v, (Jakarta : Rineka Cipta,
2010), 2

1
setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, atau keberhasilan yang

dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang

ditandai dengan bentuk angka, huruf, atau simbol tertentu yang disepakati oleh

pihak penyelenggara pendidikan.2 Dalam proses kegiatan belajar mengajar di

sekolah, untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik siswa juga harus

memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Motivasi belajar menurut Sadirman adalah keseluruhan daya

penggerak dari dalam diri siswa yang menimbulkan keinginan belajar, yang

menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan

belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai. 3

Motivasi belajar merupakan dorongan dalam diri siswa maupun dari luar diri

siswa yang menggerakkan dan mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan

belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada

kegiatan belajar demi mencapai tujuan. Motivasi belajar sangat diperlukan

didalam dunia pendidikan, karena tanpa adanya motivasi belajar yang tinggi

tujuan pendidikan akan sulit tercapai. Siswa yang tidak memiliki motivasi

belajar yang tinggi maka ketika proses pembelajaran menjadi malas, tidak

semangat dan mudah putus asa sehingga memperoleh hasil belajar yang

rendah.

Motivasi belajar apabila dikaitkan dalam proses pembelajaran yaitu

seseorang siswa jika memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak

energi untuk melakukan kegiatan pembelajaran, sehingga hasil belajar yang

diperoleh menjadi optimal dan juga memuskan. Dengan tingginya motivasi

2
Dimyati Mudijono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), 3
3
Sardiman, A. M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 89.

2
seseorang siswa dalam kegiatan pembelajaran, sangat berhubungan dengan

hasil belajar siswa. Oleh karena itu dalam pembelajaran juga perlu adanya

motivasi, baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik untuk menunjang hasil

belajar siswa. Selain motivasi belajar, faktor yang mempengaruhi hasil belajar

siswa yaitu kebiasaan belajar siswa.

Menurut Djaali kebiasaan belajar merupakan cara atau teknik yang

menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku,

mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.

Kebiasaan belajar merupakan suatu cara atau metode yang dilakukan oleh

seseorang secara berulang-ulang, dan pada akhirnya menjadi suatu ketepatan

dan bersifat otomatis.4 Kebiasaan yang efektif diperlukan oleh setiap individu

dalam kegiatan belajarnya, karena sangat berpengaruh terhadap pemahaman

dan hasil belajar yang akan diraih. Kebiasaan belajar yang baik akan menjadi

suatu cara yang melekat pada diri siswa, sehingga siswa akan melakukannya

dengan senang dan tidak ada paksaan, sehingga memperoleh hasil belajar yang

baik dan memuaskan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Fiqih di

MTsN 7 Kediri yakni Bapak Shofwan Hafidz yang dilaksanakan pada tanggal

6 April 2021, ketika dalam proses pembelajaran guru mata pelajaran Fiqih

sudah menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariatif seperti

quiz dan mind mapping. Metode tersebut bertujuan agar siswa tidak bosen

dalam pembelajaran serta bisa menerima materi pelajaran dengan baik. Namun

masih banyak yang terlihat sebagian siswa yang memiliki nilai Fiqih masih

dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Akan tetapi motivasi belajar


4
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2014), Cet. 8, 128

3
siswa bervariasi, ada yang tinggi, sedang dan rendah. Dan juga ada sebagian

siswa yang memiliki kebiasan belajar yang baik yaitu selalu hadir dalam

pembelajaran, mengumpulkan tugas tepat waktu dan menaati tata tertib

sekolah. Namun masih juga ditemui sebagian siswa yang memiliki kebiasaan

belajar yang buruk yakni selalu terlambat dalam mengikuti pembelajaran, telat

dalam mengumpulkan tugas, dan kurang memperhatikan dalam proses

pembelajaran, melihat permasalahan tersebut menjadikan hasil belajar siswa

menurun maka dari itu untuk meningkatkan hasil belajar siswa sangat

diperlukan pendukung atau dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang

yakni faktor internal berupa kebiasaan belajar dan motivasi belajar. Karena

keduanya sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya

pada mata pelajarn Fiqih siswa kelas VIII di MTsN 7 Kediri. Oleh karena itu,

peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang “Hubungan antara

Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Fiqih Siswa

Kelas VIII di MTsN 7 Kediri

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar

siswa kelas VIII mata pelajaran Fiqih di MTsN 7 Kediri?

2. Apakah terdapat hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar

siswa kelas VIII mata pelajaran Fiqih di MTsN 7 Kediri?

4
3. Apakah terdapat hubungan antara Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar

dengan Hasil Belajar siswa Kelas VIII mata pelajaran Fiqih di MTsN 7

Kediri?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil

Belajar siswa kelas VIII mata pelajaran Fiqih di MTsN 7 Kediri.

2. Untuk mengetahui hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil

Belajara siswa kelas VIII mata pelajaran Fiqih di MTsN 7 Kediri.

3. Untuk mengetahui hubungan antara Kebiasaan Belajar dan Motivasi

Belajar dengan Hasil Belajar siswa kelas VIII mata pelajaran Fiqih di

MTsN 7 Kediri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang

hubungan kebiasaan belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar,

sehingga dapat menjadi informasi dalam membentuk kebiasaan belajar

yang efektif, serta memiliki motivasi yang tinggi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan hasil penelitiannya dapat memberikan

sumbangan pemikiran untuk menambah wawasan dan berguna bagi

lembaga (baik almameter maupun obyek penelitian). Manfaat praktis ini

ditujukan pada berbagai pihak terkait, antara lain siswa, guru dan lembaga

(sekolah).

5
a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan guru dapat mengembangkan

upaya belajar dan pembentukan kebiasaan belajar yang efektif , dan

menmbuhkan motivasi belajara yang tinggi sehingga ketika siswa

mampu belajar dengan baik akan memperoleh hasil belajar yang

maksimal.

b. Bagi Sekolah

Bagi sekolah, penelitian ini berguna sebgai masukan dan bahan

pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar fiqih para siswa

dengan bekerjasama dengan orang tua siswa.

c. Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai penambah

informasi untuk menyusun rancangan penelitian bagi peneliti yang

akan datang

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian,

yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat

kebenarannya. Adapun hipotesis penelitian ini sebagai berikut :

1. Ha : Terdapat hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar

Fiqih siswa kelas VIII di MTsN 7 Kediri.

H0 : Tidak terdapat hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil

Belajar Fiqih siswa kelas VIII di MTsN 7 Kediri.

2. Ha : Terdapat hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar

Fiqih siswa Kelas VIII di MTsN 7 Kediri.

6
H0 : Tidak terdapat hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil

Belajar Fiqih siswa kelas VIII di MTsN 7 Kediri.

3. Ha : Terdapat Hubungan antara Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar

dengan Hasil Belajar Fiqih siswa kelas VIII di MTsN 7 Kediri.

H0 : Tidak terdapat hubungan antara Kebiasaan Belajar dan Motivasi

Belajar dengan Hasil Belajar Fiqih siswa kelas VIII di MTsN 7 Kediri.

F. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal

yang menjadi landasan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian.

Asumsi dasar penelitian ini adalah agar peserta didik terbiasa melakukan

kebiasaan belajar dengan baik serta memiliki motivasi belajar yang tinggi

dalam mengikuti pembelajaran didalam kelas maupun di rumah, sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

G. Ruang Lingkup

Agar temuan penelitian dapat di diskripsikan sesuai dengan kondisi

yang ada dan untuk menghindari agar persoalan yang diteliti tidak meluas dan

fokus penelitian menjadi jelas. Maka penulis kemukakan ruang lingkup

penelitian sebagai berikut :

1. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan agar tepat sasaran sesuai

tujuan maka variabel yang ada dalam penelitian ini terdiri tiga variabel.

2. Terdapat dua variabel Independent (variabel bebas) adalah kebiasaan

belajar dan motivasi belajar siswa, dan variabel Dependent (vaiabel

terikat) adalah hasil belajar.

3. Lokasi penelitian ini adalah MTsN 7 Kediri

7
4. Subyek penelitiannya adalah seluruh kelas VIII di MTsN 7 Kediri yang

berjumlah 356 siswa dengan sampel yang berjumlah 188 siswa.

H. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terkait tentang hubungan antara kebiasaan belajar

dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa yang pernah diteliti

sebelumnya sebagai berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh Yustiana Pangesti “Pengaruh Konsep

Diri Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas

V SD Negeri Sekbin II Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes”. Penelitian ini

menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode ex post facto. Hasil

penelitian menunjukkan (1) ada pengaruh antara konsep diri terhadadap hasil

belajar matematika dengan hasil perhitungan thitung > ttabel yaitu 2,671 >1,976

dan korelasi keduanya sebesar 0,212 atau dikatakan dalam kategiru rendah; (2)

ada pengaruh antara kebiasaan belajar terhadap hasil belajar dengan hasil aitu

3,731 > 1,976 dan korelasi keduanya sebesar 0,296 atau dikatakan dalam

kategori sedang; (3) ada pengaruh antara konsep diri dan kebiaaan belajar

dengan hasil perhitungan yaitu 9,295 > 3,056 dan korelasi dikatakan dalam

rendah (0,332).5 Persamaan dengan peneliti yaitu salah satu variabel bebasnya

sama kebiasaan belajar dan variabel terikatnya juga sama yaitu hasil belajar.

Penelitian yang dilakukan oleh Damsi, ”Pengaruh Kebiasaan Belajar

Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Kelas X Di SMAS

Tamansiswa Teluk Betung”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

dengan metode survey deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kebiasaan


5
Yustiana Pangesti, Pengaruh Konsep Diri dan Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Sekbin II Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes, (Skripsi :
Universitas Negeri Malang 2020)

8
belajar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar pendidikan

agama Islam sebesar 22, 8%. Jadi 77,2% dipengaruhi oleh faktor yang lain. 6

Persamaan dengan peneliti yakni pada variabel bebas dan terikanya semua

sama.

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Lestari Anggun, “Hubungan

Kebiasan Belajar Dan Fasilitas Belajar Dengan Hasil Belajar IPS Pada Siswa

Kelas V Di SD Megeri Gugus Larasati Kecamatan Gunungpati Kota

Semarang”. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan pendekatan

kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat hubungan kebiasaan

belajar dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Gugus Larasati

Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang (2) terdapat hubungan fasilitas

belajar dengan hasil belajar IPS Kelas V SDN Guggs Larasati Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang (3) terdapat hubungan yang signifikan kebiasaan

belajar dan fasilitas belajar secara bersama – sama dengan hasil belajar IPS

Kelas V SDN Gugus Larasati Kecamatan Gunung pati Kota Semarang. 7

Persamaan dengan peneliti yaitu terletak pada salah satu variabel bebas

kebiasaan belajar dan pada variabel terikat hasil belajar.

Penelitian yang dilakukan oleh aeadi Waluyo, “Pengaruh Kreativitas

Guru dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa Kompetensi

Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Muhammadiyah 2 Mayudan

Sleman”. Dimana hasil penelitian tersebut kreativitas guru berpengaruh positif

dan signifikan terhadap hasil belajar siswa. Motivasi belajar siswa memiliki

6
Damsi, Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Kelas X
Di SMAS Tamansiswa Teluk Betung, (Skripsi : UIN Raden Intan Lampung 2018)
7
Sri Lestari Anggun, Hubungan Kebiasan Belajar Dan Fasilitas Belajar Dengan Hasil Belajar
IPS Pada Siswa Kelas V di SD Megeri Gugus Larasati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang,
(Skripsi : Universitas Negeri Semarang 2019).

9
pengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar. Secara stimulan

kreativitas guru dan motivasi belajar siswa mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar siswa.8 Persamaan dengan peneliti terletak

pada variabel terikat yaitu hasil belajar dan variabel bebas yaitu motivasi

belajar.

I. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat

yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan

menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan.9

1. Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar adalah suatu ciri khas yang dimiliki seseorang

dengan cara atau teknik dan kondisi belajar yang berlangsung secara

otomatis untuk memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, kebiasaan

belajar terbentuk karena proses belajar yang dilakukan secara berulang-

ulang, dimana orang yang melakukan kegiatan belajar dengan cara yang

disenangi, sehingga menyatu pada diri sendiri.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswa yang sedng belajar untuk mengadakan perubahan tingkah

laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung. Motivasi belajar adalah suatu yang memandu,

8
Edi Waluyo, Pengaruh Kreativitas Guru Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Di Smk Muhammadiyah 2 Mayudan
Sleman, (Skripsi : Universitas Negeri Yogjakarta 2013).
9
Tim Revisi Buku Pedoman Karya Tulis Ilmiah Stain Kediri, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,
(Kediri: Stain Press, 2012), 72.

10
menggairahkan, membangkitkan, mengarahkan dan memelihara tingkah

laku manusia secara terus menerus untuk melakukan proses belajar.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai akibat

pengalamannya sendiri, dimana perubahan tersebut dapat berupa

kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hasil belajar terjadi

karena adanya suatu proses atau usaha yang dilakukan seseorang setelah

melakukan kegiatan belajar.

11
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kebiasaan Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu

melalui interaksi dengan lingkungan.10 Menurut Ngalim Purwanto belajar

merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu

dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi ada kemungkinan

kepada tingakah laku yang lebih buruk.11 Sedangkan menurut Slameto

dalam bukunya belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, belajar

ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.12

Definisi belajar yang sudah dijelaskan oleh beberapa ahli diatas

dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan

seseorang atau sekelompok individu, yang di dalam proses pembelajaran

tersebut terjadi proses pertukaran ilmu pengetahuan, yang dalam proses

pembelajaran itu menghasilkan perubahan baik perubahan tingkah laku

maupun tingkat kognitif sebagai wujud perkembangannya untuk

terbentuknya kepribadian yang utuh. Perubahan yang terjadi pada

seseorang relatif tetap yang diperoleh dari hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan seseorang terjadi

10
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar , (Jakarta : Bumi Aksara, 2013), 27
11
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2014), 85
12
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, cet v., 2

12
secara bertahap, tidak langsung dapat dilihat setelah proses belajar namun

dapat dilihat pada kesempatan yang akan datang pula.

2. Pengertian Kebiasaan

Menurut Slameto belajar bertujuan untuk mendapatkan

pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan, cara-cara yang dipakai

itu akan menjadi kebiasaan.13 Menurut Aunurrahman dalam bukunya

Belajar dan Pembelajaran, “kebiasaan belajar adalah perilaku belajar

seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga

memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya”.14 Dalam

konteks Islam, kebiasaan didefinisikan sebagai pengulangan sesuatu

secara terus-menerus atau dalam sebagaian besar waktu dengan cara yang

sama dan tanpa hubungan akal, atau dia adalah sesutau yang tertanam di

dalam jiwa dari hal-hal yang berulang kali terjadi di terima sebagai

tabiat.15

Kebiasaan adalah serangkaian perbuatan seseorang secara

berulangulang untuk hal yang sama dan berlangsung tanpa proses berfikir

lagi. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dipahami bahwa

kebiasaan belajar merupakan serangkaian tingkah laku yang dilakukan

secara konsisten/berulang oleh siswa dalam kegiatan belajarnya. Dengan

kata lain kebiasaan belajar merupakan perilaku siswa yang ditunjukkan

secara berulang tanpa proses berfikir lagi dalam kegiatan belajar yang

dilakukannya. Istilah belajar menunjukkan pada kegiatan dan peranan

13
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, cet v., 82
14
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung : Alfabeta 2013) h. 185
15
Sukring, Pendidik dalam Pengembangan Kecerdasan Peserta Didik (Analisis Perspektif
Pendidikan Islam), Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, ISSN: 2301-7562, Juni 2016, 77

13
peserta didik yang menerima pelajaran atau belajar yang artinya suatu

kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan atau

keterampilan mengenai suatu pekerjaan yang dapat dicapai melalui proses

berpikir atau dengan cara melakukan praktek. Kebiasaan adalah perilaku

yang sudah berulang-ulang dilakukan sehingga menjadi otomatis, artinya

berlangsung tanpa dipikirkan lagi, tanpa dikomando oleh otak. Untuk

dapat melatih kebiasaan dibutuhkan waktu yang cukup panjang dan juga

harus didukung pengulangan yang berkelanjutan.16

Definisi kebiasaan belajar yang sudah dijelaskan oleh beberapa

para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar adalah

suatu cara atau teknik belajar yang dilakukan seseorang secara berulang-

ulang, sehingga menghasilkan keterampilan belajar yang menetap pada

diri siswa dimana siswa akan terbiasa melakukannya tanpa ada paksaan

dari pihak manapun. Kebiasaan belajar pada dasarnya sesuatu yang

dilakukan dari waktu ke waktu, sehingga seseorang akan melakukannya

secara otomatis.

Kebiasaan belajar yang tersusun dan terencana dengan baik akan

menghasilkan suatu dorongan bagi diri siswa untuk berprestasi dan

bertanggung jawab dengan tugasnya. Apabila siswa memiliki kebiasaan

belajar yang kurang tepat, maka hasil yang akan diperoleh tidak

maksimal. Kebiasaan belajar yang tidak sesuai dapat mempersulit siswa

dalam memahami dan memperoleh pengetahuan, sehingga menghambat

kemajuan belajar siswa dan akan mengalami kegagalan dalam berprestasi.

Maka, kebiasaan belajar harus ditanamkan dan dikembangkan pada setiap


16
Djaali, Psikologi Pendidikan., 127

14
siswa sesuai dengan kepribadian siswa karena kebiasaan belajar bukan

bawaan sejak lahir. Kebiasaan seseorang dalam belajar terbentuk dari

kebiasaan belajar mandiri di rumah dan kebiasaan belajar di sekolahnya.

3. Aspek Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar yang baik harus dilaksanakan oleh siswa.

Kebiasaan belajar yang baik akan lebih bermakna dan hasil belajar yang

baik dapat diperoleh sesuai dengan harapan. Menurut Nana Sudjana ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar yaitu : cara

mengikuti pelajaran, cara belajar mandiri di rumah, cara belajar

kelompok, mempelajari buku teks dan menghadapi ujian.17

Kebiasaan belajar merupakan suatu proses yang terjadi pada

seseorang dimana kebiasaan itu berlaku di sekolah maupun di rumah.

Kebiasaan belajar seseorang dapat dilihat dari bagaimana cara mengikuti

pelajaran di sekolah. Suatu cara yang dilakukan ketika mengikuti

pelajaran di sekolah merupakan bagian penting dari proses belajar.

Dikatakan penting karena dalam proses belajar tersebut, seorang siswa

diberi bimbingan atau arahan dari guru tentang apa dan bagaimana materi

pelajaran dapat tersampaikan. Dalam mengikuti proses pembelajaran di

sekolah, kewajiban sebagai seorang siswa yaitu mendengarkan dengan

baik apa yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya, bagaimana

kemampuan siswa dalam bertanya tentang materi pelajaran. Oleh karena

itu, cara-cara yang dilakukan ketika mengikuti pelajaran sangat

berpengaruh terhadap pembentukan kebiasaan belajar yang baik.

17
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru, 2014), 165

15
Bentuk kebiasaan belajar seseorang juga dapat dilihat dari cara

belajarnya di rumah. Belajar mandiri di rumah merupakan kewajiban bagi

setiap siswa. Syarat utama belajar di rumah adalah adanya kegiatan

belajar yang teratur, misalnya memiliki jadwal belajar sendiri. Bukan

seberapa lama belajar yang dilakukan tetapi kebiasaan yang teratur dalam

melakukan belajar setiap harinya. Dalam aspek kebiasaan belajar yang di

rumah, metode belajar yang digunakan siswa juga mempengaruhi dalam

proses peningkatan pengetahuannya. Seorang siswa itu mempunyai cara

yang berbeda dalam melakukan kegiatan belajar di rumahnya. Metode

belajar seperti belajar pada keseluruhan materi atau pada bagian-bagian

tertentu saja. Cara belajar sendiri di rumah biasanya sering menimbulkan

kejenuhan. Oleh karena itu, perlu adanya variasi belajar yaitu dengan cara

belajar bersama dengan teman. Belajar kelompok efektif dilakukan oleh

seorang siswa karena dalam belajar kelompok dapat memecahkan soal

bersama. Banyak kegiatan yang bermanfaat dalam belajar kelompok. Hal

itu dapat memengaruhi peningkatan kemampuan siswa.

Kegiatan belajar tidak lepas dari sumber belajar yang digunakan

seseorang. Buku merupakan sumber ilmu, maka seorang siswa memiliki

tugas pokok untuk membaca buku. Kebiasaan membaca buku harus

dibudayakan dalam kehidupan siswa agar lebih memahami materi

pelajaran. Mempelajari buku sangat penting dan bermanfaat bagi siswa

dalam meningkatkan hasil belajarnya. Dengan demikian, siswa yang

memiliki kebiasaan mempelajari buku materi dengan rajin, maka siswa

tersebut dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam menjawab

16
soal. Ketika seorang siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik,

maka pada saat ulangan siswa tersebut dapat menyelesaikannya dengan

tenang. Sebaliknya, siswa yang tidak belajar secara teratur, maka pada

saat ulangan siswa tersebut belajar akan terlihat ragu-ragu dalam

menjawab soal. Siswa yang belajar hanya pada saat akan ulangan, tidak

akan memiliki kepercayaan yang tinggi dalam mengerjakan soal. Hal itu

dikarenakan kemampuan otak yang diberi materi dalam waktu yang

terdesak tidak akan bertahan lama.

Belajar merupakan cara yang harus dilalui siswa demi

mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan ketrampilan untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Cara atau jalan yang dipakai itu akan

menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi hasil

belajar itu sendiri. Slameto mengungkapkan kebiasaan belajar yang dapat

mempengaruhi hasil belajar meliputi : pembuatan jadwal dan

pelaksanaannya, membaca & membuat catatan, mengulangi bahan

pelajaran, konsentrasi, dan mengerjakan tugas.18

Pembuatan jadwal dan melaksanakan dengan baik merupakan

langkah awal yang tepat dalam membina kebiasaan belajar. Jadwal adalah

pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanaakan oleh

sesorang tiap harinya. Kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik dan

berhasil jika seorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan

melaksanakannya dengan teratur dan disiplin. Siswa yang mampu

membuat jadwal dan melaksanakannya sesuai jadwal, menandakan siswa

tersebut bisa membagi waktu untuk memilih kegiatan yang penting dan
18
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, cet. v., 82

17
tidak penting. Kegiatan belajar yang sesuai dengan jadwal dan

pelaksanaanya akan meningkatkan hasil belajar.

Membaca dan membuat catatan juga berpengaruh terhadap belajar

siswa. Membaca merupakan alat belajar untuk mencapai hasil belajar

yang baik. Sebelum membaca, sebaiknya mencari garis besar dari bab

atau buku yang akan dibaca. Setelah itu, membuat pertanyaan terkait isi

bab atau buku yang dibaca dengan harapan pertanyaan tesebut dapat

dijawab setelah membaca. Kemudian menghafal pokok-pokok yang

penting, mencatat pokok-pokok untuk membuat ringkasan atau

kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari. Membuat catatan memiliki

pengaruh besar dalam membaca. Catatan yang baik, rapi, lengkap, dan

teratur akan menambah semangat dalam belajar, khususnya dalam

membaca. Catatan tersebut tidak menimbulkan kebosanan dalam

membaca.

Mengulangi bahan pelajaran merupakan besar pengaruhnya dalam

langkah membina kebiasaan belajar, karena dengan adanya pengulangan

bahan yang belum dikuasai maka akan materi yang telah dipelajari tetap

tertanam dalam otak siswa. Ringkasan yang telah dibuat dapat digunakan

untuk mengulang bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Selain itu, dalam

kegiatan belajar juga membutuhkan konsentrasi agar dapat menyerap apa

yang telah dipelajari. Siswa yang sudah bisa berkonsentrasi dapat belajar

dengan baik kapan saja dan dimana saja. Tidak hanya konsentrasi saja

yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, agar siswa berhasil dalam

belajarnya perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu

18
mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal

dalam buku pengayaan, tes atau ulangan harian, ulangan umum, dan

ujian.

4. Dimensi dan Indikator Kebiasaan Belajar

Dimensi dan indikator kebiasaan belajar yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan pengembangan pendapat Sudjana dan pendapat

Slameto. Indikator tersebut yaitu :

a. Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, indikatornya pembuatan

jadwal belajar dan melaksanakan jadwal belajar secara teratur

b. Membaca dan membuat catatan dari buku teks, indikatornya

membaca buku teks atau buku pelajaran dan membuat catatan atau

rangkuman

c. Menyelesaian tugas, indikatornya mengerjakan tugas di sekolah dan

menyelesikan tugas PR

d. Cara mengikuti pelajaran, indikatornya konsentrasi mengikuti

pelajaran dan aktif dalam proses pembelajaran

e. Cara belajar kelompok

f. Cara belajar mandiri di rumah.

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” artinya

menggerakkan. Motivasi adalah suatu energi penggerak, pengarah dan

memperkuat tingkah laku. Motivasi belajar dapat dilihat dari karakter

tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian,

19
konsentrasi dan tekun mencapai tujuan.19 Motivasi adalah gejala

psikologis dalam bentuk dorongan yang timbal balik pada diri seseorang

baik sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu.

Menurut Maslow dalam Slameto menyebutkan bahwa “ Motivasi

merupakan sesuatu yang membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku

manusia”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan

dorongan dalam diri manusia yang membangkitkan, memandu, dan

mengarahkan tingkah lakunya. Menurut Uno motivasi belajar merupakan

dorongan internal dan eksternal pada siswa siswi yang sedang belajar

untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan

beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai

peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.20

Berdasarkan pengertian yang dipaparkan oleh para ahli diatas,

dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan atau

penggeraka pada pelajar yang sedang belajar untuk mengadakan

perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau

unsur yang mendukung.

2. Jenis-Jenis Motivasi Belajar

Jenis-jenis motivasi dapat dilihat dari beberapa sudut pandang.

Dengan demikian, motivasi itu sangat bervariasi. Jika dilihat dari asalnya,

motivasi dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu intrinsik (dari dalam diri

individu) dan ekstrinsik (dari luar individu). Motivasi intrinsik lebih

19
Sardiman, A. M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar., 90.
20
Hamzah Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), 45

20
berpengaruh dalam menciptakan motivasi seseorang daripada motivasi

ekstrinsik, karena seseorang yang motivasi ekstrinsiknya kuat, maka

orang tersebut tidak menunggu dimotivasi orang lain baru akan

termotivasi, tetapi dimotivasi atau tidak dimotivasi orang lain, seseorang

akan tetap termotivasi untuk melakukan sesuatu.

a) Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dalam diri siswa dan

berguna dalam situasi belajar yang fungsional.

b) Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-

faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan

hadiah, medali pertentangan dan persaingan yang bersifat negatif

ialah sarcasm, ridicule, dan hukuman. Motivasi ekstrinsik ini tetap

diperlukan di sekolah, sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya

menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa.21

3. Fungsi Motivasi Belajar

Sadirman mengemukakan tiga fungsi motivasi belajar yaitu :

a. Mendorong manusia untuk berbuat baik, yakni sebagai penggerak

atau motor yang melepaskan energi.

b. Menentukan arah perubahan, yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Jadi

21
Dianita Putri Utami, Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar
Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII Ips Sma Negeri 1 Sewon Tahun
Ajaran 2017/2018. (Skripsi: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2018).

21
motivasi itu diberikan untuk membangkitkan minat belajar siswa dan

memberikan kesempatan kepada siswa dalam memperoleh hasil

d. perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut Jadi,

motivasi itu diberikan untuk membangkitkan minat belajar siswa dan

memberikan kesempatan kepada siswa dalam memperoleh hasil yang

lebih baik, memberikan penguatan kepada siswa dan melaksanakan

evaluasi.

4. Ciri-Ciri Motivasi Belajar

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

pada siswa siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan indikato-indikator yang mendukung.

Menurut Sardiman ciri-ciri motiasi belajar sebagai berikut :

a. Tekun dalam mengerjakan tugas (dapat bekerja terus menerus dalam

waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil.

c. Mandiri dalam mengerjakan tugas

d. Ulet menghadapi kesulitan (tidak memerlukan dorongan luar untuk

berprestasi sebaik mungkin, tidak lekas puas dengan prestasi yang

telah dicapainya).22

5. Dimensi dan Indikator Motivasi Belajar

Dimensi motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini

mengacu pada teorinya Hamzah Uno dalam bukunya Sardiman tentang

ciri-ciri motivasi belajar yaitu (1) tekun dalam mengerjakan tugas,

indikatornya tepat waktu dalam mengerjakan tugas, serius dalam


22
Sardiman, A. M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar., 89

22
mengerjakan tugas dan mendalami materi yang diajarkan; (2) adanya

hasrat dan keinginan untuk berhasil, indikatornya semangat dalam

pembelajaran dan keinginan mendapat nilai bagus; (3) mandiri dalam

mengerjakan tugas, indikatornya menyelesaikan tugas sendiri,

memecahkan persoalan sendiri dan mengerjakan ulangan secara individu;

(4) ulet menghadapi kesulitan, indikatornya tidak mudah putuas asa dan

berusaha menghadapi kesulitan.

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Proses pengajaran merupakan bagian dari unsur proses belajar

memang memiliki peran yang vital. Hampir semua ahli telah mencoba

merumuskan dan membuat tafsirnnya tentang belajar, seringkali pula

perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain. Belajar adalah

modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar

merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukam suatu hasil atau

tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu,

yakni mengalami dan hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan

melalui pengubahan kelakukan.23 Hasil belajar dalam kelas harus dapat

dilaksanakan kedalam situasi-situasi diluar sekolah. Dengan kata lain,

murid dapat mentransferkan hasil belajar itu kedalam situasi-situasi yang

sesungguhnya.24

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan suatu

proses untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran

23
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar., 27
24
Ibid., 33

23
setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, atau keberhasilan

yang dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka, huruf, atau simbol

tertentu yang disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan.25

Kemudian menurut Susanto, hasil belajar adalah penguasaan yang

dimiliki siswa setelah mengalami proses belajar.26

Definisi hasil belajar yang sudah dijelaskan oleh beberapa para ahli

diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan

tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik

yang didapat melalui pengajaran. Untuk mengetahui hasil belajar peserta

didik, guru harus melakukan suatu tes hasil belajar untuk mengukur

tingkat keberhasilan dan ketercapaian dalam proses memahami belajar

dengan diikuti oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik. Untuk

mengetahui hasil belajar peserta didik, guru harus melakukan suatu tes

hasil belajar untuk mengukur tingkat keberhasilan dan ketercapaian dalam

proses belajar mengajar. Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan

untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada

peserta didiknya dalam jangka waktu tertentu.27

2. Macam-Macam Hasil Belajar

Hasil belajar dibagi menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik.

a. Ranah Kognitif

25
Dimyati Mudijono, Belajar dan Pembelajaran.,3
26
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta : Prenadamedia
Group, 2016), 5
27
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), Cet. 8, 278

24
Ranah Kognitif merupakan suatu hasil dari proses belajar yang

berhubungan dengan pengetahuan. Ranah kognitif ini mencakup :

1) Mengingat (C-1)

Mengingat merupakan proses meningkatkan ingatan atas

materi yang disajikan dalam bentuk yang sama seperti yang

diajarkan.

2) Memahami (C-2)

Memahami merupakan kemampuan untuk melihat

hubungan fakta dengan fakta atau kemampuan memahami makna

atau arti dari suatu konsep.

3) Mengaplikasikan (C-3)

Mengaplikasikan merupakan kemampuan kognitif untuk

memahami aturan, hukum, rumus, memecahkan masalah, dan lain

sebagainya.

4) Menganalisis (C-4)

Menganalisis adalah kemampuan memahami sesuatu

dengan menguraikan dan memecahkan ke dalam unsur-unsur.

Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks yang

memanfaatkan tipe unsur hasil belajar sebelumnya yaitu

pengetahuan, pemahaman, dan analisis.

5) Mengevaluasi (C-5)

Mengevaluasi merupakan kemampuan membuat penilaian

dan mengambil keputusan dari hasil penilainnya.

6) Mencipta/ menkreasi (C-6)

25
Mencipta merupakan proses kognitif yang meletakkan

unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan

yang mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu prosuk yang

baru dengan mengorganisasikan bebrapa unsur menjadi benruk

atau pola yang berbeda dari sebelumnya.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap,

minat, dan konsep diri. Kategori tujuannya mencerminkan hierarki

yang bertentangan dari keinginan untuk menerima sampai dengan

pembentukkan pola hidup. Ranah afektif dibedakan menjadi lima (5)

jenjang yaitu menerima, menanggapi, menghargai, dan karakterisasi.

c. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan

aktivitas fisik, misalnya melompat, menulis, membaca, menari, dan

lain sebagainya. Ranah psikomotor psikomotor dapat dibagi menjadi

6 (enam) klasifikasi yaitu gerak refleks, gerak fundamental dasar,

kemampuan perseptual, kemampuan fisik, gerak keterampilan, dan

komunikasi. Berdasarkan pendapat dari berbagai ahli, peneliti dapat

menunjukkan bahwa terdapat tiga ranah hasil belajar yaitu ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.28

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan

menjadi dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor

internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal).
28
Ngalim, Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2016), hal 50-53.

26
Hal ini dapat diuraikan sebagaimana disebutkan oleh Djaali sebagai

berikut.29

Faktor dari dalam diri yang meliputi kesehatan, intelegensi, minat

dan motivasi, serta cara belajar. (1) kesehatan, kesehatan dapat

memengaruhi belajar seseorang. Apabila orang tersebut sedang sakit,

maka akan mengakibatkan tidak ada motivasi dalam belajar. Hal ini juga

berdampak pada psikologis, karena dalam tubuh yang kurang sehat maka

akan mengalami gangguan pula pada pikiran; (2) inteligensi, faktor

inteligensi dan bakat sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan

belajar. Seseorang yang mempunyai inteligensi dan bakat yang tinggi

dapat memberikan pengaruh terhadap hidupnya; (3) minat dan motivasi,

minat yang besar terhadap sesuatu merupakan dasar untuk mencapai

tujuan. Sedangkan motivasi merupakan dorongan dari dalam maupun luar

diri seseorang, umumnya motivasi itu timbul karena adanya keinginan

yang besar untuk mencapai sesuatu; (4) cara belajar, teknik atau cara yang

dilakukan seseorang dalam melakukan kegiatan belajar. Cara belajar

meliputi bagaimana bentuk catatan yang dipelajari dan pengaturan waktu

belajar, tempat serta fasilitas belajar lainnya. Cara belajar yang baik akan

tercipta kebiasaan yang baik dan dapat meningkatkan hasil belajar yang

baik pula.

Faktor dari luar diri meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan

lingkungan sekitar. (1) keluarga, situasi keluarga (ayah, ibu, saudara, adik,

kakak, serta famili) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam

keluarga. Pendidikan, status ekonomi, rumah kediaman, persentase


29
Djaali, Psikologi Pendidikan., 98

27
hubungan dengan orang tua, perkataan, dan bimbingan orangtua,

mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak; (2) sekolah, tempat, gedung

sekolah, kualitas guru, perangkat instrument pendidikan, lingkungan

sekolah, dan rasio guru dan murid per kelas, mempengaruhi kegiatan

belajar siswa; (3) masyarakat, apabila di sekitar tempat tinggal keadaan

masyarakat terdiri atas orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-

anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan

mendorong anak lebih giat belajar; (4) lingkungan sekitar, bangunan

rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, dan iklim dapat

mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, sebaliknya tempat-tempat

dengan iklim yang sejuk, dapat menunjang proses belajar.

Kemampuan belajar peserta didik sangat menentukan

keberhasilannya dalam proses belajar. Di dalam proses belajar tersebut,

banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain motivasi, sikap, minat,

kebiasaan belajar, dan konsep diri.30

D. Mata Pelajaran Fiqih

Selanjutnya peneliti akan membahas sedikit mengenai mata

pelajaran Fiqih.

1. Pengertian Fiqih

Fiqih menurut bahasa bermakna tahu dan paham. Sedangkan

menurut syara’ ialah orang yang mengetahui hukum-hukum syara’

yang menjadi objek fiqih. Di dalam ilmu fiqih juga menerangkan

30
Ibid., 101

28
hukum-hukum yang besifat fari'ah (cabang) yang dihasilkan dari dalil-

dalilnya yang thafshili (khusus terperinci).31

a. Dasar Ilmu Fiqih

Pengertian ilmu fiqih adalah dasar-dasar atau sendi-sendi

yang dihasilkan oleh ijtihad dengan mempergunakan manhaj-

manhaj yang telah diterangkan atau hukum-hukum yang

dihasilkan oleh ijtihad dengan berpedoman kepada manhaj-manhaj

itu.32

Ilmu fiqih menerangkan hukum amali yang istimbathkan dari

dalil-dalil yang tafshili. Dengan mengetahui hasil belajar fiqih

dalam dunia pendidikan maka dapat membandingkan pendapat

antara satu dengan yang lain, mengharuskan pendidikan

mengetahui dalil yang dipegang oleh ahli-ahli fiqih. Dalam hal ini

memperlukan ilmu fiqih dan dasar-dasar fiqih

b. Tujuan Ilmu Fiqih

Tujuan ilmu fiqih untuk mengetahui hukum-hukum syariat,

mengetahui cara-cara mengistimbathkan hukum dari dalil yang

menurut biasa dengan mempergunakan jalan itu terhindar dari

kesalahan.33

2. Dasar Mempelajari Fiqih

a. Agar siswa dapat memahami ajaran Islam secara meluas dan

menyeluruh dengan melalui dalil naqli dan aqli sebagai pedoman

31
Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqih, (Jakarta : Bulan Bintang, 1967), 80
32
Sumadi Suryo Broto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali 1989), 320
33
Ibid., 188

29
hidup dan amal, baik dengan hubungan dirinya dengan masyarakat

dan alam sekitar.

b. Agar siswa dapat menjadi manusia yang taat pada perintah Allah

dan Rasulnya bertanggung jawab terhadap masyarakat dan

Negara.

3. Tujuan Mempelajari Fiqih

Tujuan mempelajari fiqih adalah untuk menerapkan hukum-

hukum syariat atas perbuatan manusia dan perkataannya. Ilmu fiqih

adalah tempat kembali seorang gadli suatu perkara seorang mufti

dalam member fatwa dan tempat kembali setiap mukalaf untuk

mengetahui hukum syariat bagi perbuatan dan ucapannya.34 Jadi

tujuan mempelajari fiqih adalah untuk menerapkan hukum-hukum

Islam dalam kehidupan sehari-hari supaya manusia kembali kepada

jalan yang benar.

E. Kerangka Teoritis

1. Hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan hasil belajar Fiqih

Hasil belajar merupakan pertanda berhasil tidaknya siswa dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan usaha yang

telah dilakukan. Usaha yang dimaksud adalah aktivitas belajar siswa

yang berlangsung terus-menerus. Pengulangan aktiitas belajar secara

terus menerus inilah yang disebut kebiasaan. Sudjana mengatakan,

keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung

kepada kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan.35

34
Zainal Abidin Ahmad, Usul Fikih, (Jakarta : Bulan Bintang, 1975), 13
35
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar., 173

30
Kebiasaan belajar besar pengaruhnya dengan hasil belajar. Siswa yang

rutin melakukan belajar atau terbiasa belajar akan mempengaruhi

penguasaan dan konsentrasi materi sehingga mampu mengikuti

ulangan atau tes dengan lancar yang pada akhirnya mendapatkan nilai

yang memuaskan. Nilai inilah yang menjadi patokan keberhasilan

siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar

Tinggi rendahnya hasil belajar siswa banyak dipengaruhi

berbagai faktor, baik dari dalam siswa maupun luar siswa. Faktor dari

dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar salah satunya

adalah motivasi belajar siswa. Aunurrahman berpendapat, motivasi

didalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang menjadi pendorong

siswa untuk mendayagunakan potensi pada dirinya dan diluar dirinya

untuk mewujudkan tujuan belajar.36

3. Hubungan antara Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil

Belajar

Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar siswa yang tertanam

dalam waktu relatif lama sehingga memberikan ciri dalam kegiatan

belajar yang dikerjakannya. Motiasi belajar dapat diartikan sebagai

suatu variabel penyelang yang digunakan untuk menciptakan faktor-

faktor tertentu dalam individu. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor

membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan

tingkah laku menuju suatu tujuan yang telah dibuatnya. Hasil belajar

adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang


36
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran., 180

31
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari

kegiatan belajar.

Uraian diatas dapat diasumsikan bahwa kebiasaan belajar dan

motivasi belajar dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, dimana jika

seseorang siswa memiliki kebiasaan belajar yang baik atau terbiasa

dengan belajar relatif lama dan konsisten maka dalam diri siswa

tersebut akan timbul motivasi untuk belajar. Hal ini disebabkan

variabel penyelang yang digunakan untuk membangkitkan siswa

dalam belajar yaitu kebiasaan belajar yang tertanam dalam diri,

sehingga dapat diasumsikan jika dalam diri siswa kebiasaan belajar

yang baik dan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar maka

tingkat keberhasilan siswa meningkat.

32
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan semacam strategi bagi peneliti untuk

membuktikan kebenaran hipotesis penelitian yang dibuat. Jika yang

digunakan bukan rancangan seharusnya, kemungkinan besaar hipotesis yang

dibuat tidak terbukti kebenarannya, walaupun sebenarnya adalah benar. 37

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi atau hubungan dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu

pendekatan penelitian yang bersifat obyektif, mencakup pengumpulan dan

analisis data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik.38

Menurut Zen Amiruddin, penelitian kuantitatif adalah “penelitian

yang dilakukan dengan pengumpulan data dan menggunakan daftar

pertanyaaan berstruktur (angket) yang disusun berdasarkan pengukuran

terhadap variabel yang diteliti yang kemudian menghasilkan data kuantitatif.”

Dengan kata lain, dalam penelitian kuantitatif peneliti berangkat dari sebuah

teori (menguji sebuah teori) menuju data dalam bentuk angka dan berakhir

pada penerimaan atau penolakan dari teori yang telah diuji kebenarannya.39

Penelitian ini termasuk kuantitatif korelasional yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran umum tentang

kebiasaan belajar, motivasi belajar dan hasil belajar Fiqih siswa yang berupa

nilai ulangan tengah semester 2 pada tahun pelajaran 2020/2021. Penelitian


37
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000), 88.
38
Asep Hermawan, Penelitian Bisnis : Paradigma Kuantitatif, (Jakarta : Grasindo, 2005), 18.
39
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung : Alfabeta, 2014), 119.

33
ini meneliti tentang hubungan kebiasaan belajar dan motivasi belajar dengan

hasil belajar Fiqih Kelas VIII di MTsN 7 Kediri. Pada penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas (X) yaitu kebiasaan belajar dan motivasi

belajar, serta satu variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar Fiqih. Dalam hal ini,

kebiasaan belajar dan motivasi belajar sebagai penyebab atau yang

memengaruhi, hasil belajar Fiqih sebagai akibat atau yang dipengaruhi,

sehingga akan terlihat apakah hasil belajar Fiqih tersebut baik atau tidak.

B. Populasi dan Sampel

Pembahasan dalam populasi dan sampel ini yaitu besarnya populasi

dan penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian.

1. Populasi

Populasi merupakan sekelompok elemen atau kasus, baik itu

individual, objek atau peristiwa, yang berhubungan dengn kriteria

spesifik dan merupkan sesuatu yang menjadi target generalisasi yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan di tarik kesimpulan.

Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau yang dimiliki oleh

subyek atau obyek itu sendiri.40 Suharsimi Arikunto mendefinisikan

bahwa “populasi adalah keseluruhan objek penelitian.41 Dalam penelitian

ini yang menjadi populasi adalah kelas VIII MTsN 7 Kediri yang

berjumlah 356 yang terbagi dalam 10 rombel. Alasan peneliti memilih

kelas VIII sebagai objek penelitian dikarenakan kelas VIII ini merupakan

masa dimana anak selalu ingin tahu dan ingin mencoba hal-hal yang
40
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi., 119
41
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta
2014), 173

34
baru, masa dimana siswa mempunyai banyak permasalahan atau nakal-

nakalnya siswa ketika berada di kelas VIII tersebut.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti, oleh

karena itu sampel dilihat sebagai suatu pandangan terhadap populasi dan

bukan populasi itu sendiri. Sampel dalam penelitian kuantitatif

merupakan objek yang diselidiki yang dianggap representatif untuk

mewakili seluruh populasi yang ada.

Rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel

menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut :

N
n=
N .( e)2+ 1

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e2 = Tingkat kesalahan 0.05 atau 5%

Peneliti menggunakan Rumus Slovin dengan taraf kesalahan 0,05

atau 5%. Penerapan rumus untuk menghitung sampel dengan jumlah

populasi 356, sebagai berikut :

N
n=
N .( e)2+ 1

356
n=
356 .( 0,05)2 +1

356
n=
0,89+ 1

35
356
n=
1,89

n=188

Berdasarkan Rumus Slovin diatas dengan taraf kesalahan yang

ditoleransi 5% atau 0,05 yang menghasilkan jumlah sampel sebanyak

188 dari populasi yang berjumlah 356. Sedangkan teknik pengambilan

sampel adalah Simple Random Sampling yang merupakan cara

pengambilan jumlah sampel dengan memberikan kesempatan atau

peluang yang sama bagi setiap bagian populasi sebagai sampel yang akan

diteliti.

Tabel 3.1

Jumlah Siswa Kelas VIII MTsN 7 Kediri

Jenis Kelamin
Kelas Laki-Laki Jumlah
Perempuan

VIII-A 9 24 33
VIII-B 7 26 33
VIII-C 8 23 31
VIII-D 10 18 28
VIII-E 16 22 38
VIII-F 18 20 38
VIII-G 18 22 40
VIII-H
17 21 38

VIII-I
20 18 38

VIII-J
17 22 39

TOTAL 356

C. Instrumen Penelitian

36
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dimana peneliti

menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, dalam penelitian

kuantitatif-naturalistik peneliti akan lebih banyak menjadi instrument, karena

dalam penelitian kuantitatif peneliti merupakan key instrumen. Dalam

penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket. Angket yang

digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu responden

tinggal memilih jawaban dari pertanyaan atau pernyataan yang telah tertera

Instrumen dalam penelitian ini yaitu angket tentang kebiasaan belajar

dan motivasi belajar siswa dan dokumentasi hasil belajar Fiqih. Untuk

mengukur kebiasaan belajar siswa yaitu menggunakan angket. Skala yang

digunakan adalah sikap model Likert. Selanjutnya instrumen kebiasaan

belajar dan motivasi belajar siswa disusun berdasarkan indikator-indikator

variabel tersebut. Jawaban setiap item isntrumen yang menggunakan skala

Likert mempunyai tingkatan dari positif sampai negatif yang dapat berupa

kata-kata antara lain : SL (Selalu) yang berarti dilakukan setiap hari dalam

seminggu, SR (Sering) yang berarti dilakukan 3-5 kali dalam seminggu, KK

(Kadang-Kadang) yang berarti dilakukan 1-2 kali dalam seminggu, TP (Tidak

Pernah) yang berarti tidak dilakukan sama sekali. Peneliti menggunakan skor

untuk setiap butir pernyataan terdapat pada tabel berikut :

Tabel 3.2

Tabel Skor Butir Pernyataan Skala Likert

No Jawaban Skor Peryataan Skor Pernyataan


Positif Negatif
1 Selalu 4 1
2 Sering 3 2
3 Kadang-Kadang 2 3

37
4 Tidak Pernah 1 4

a. Skala Kebiasaan Belajar

Skala kebiasaan belajar dalam penelitian ini mengembangkan

pendapatnya dari Sudjana dan Slameto yakni pembuatan jadwal belajar

dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, penyelesaian tugas,

cara mengikuti pelajaran, cara belajar kelompok dan cara belajar mandiri

di rumah. Pengukuran alat ukur ini untuk lebih jelasnya dijabarkan dalam

beberapa indikator yang tersusun sebagai berikut :

Tabel 3.3

Blue Print Angket Kebiasaan Belajar Siswa

No Indikator Sub Indikator No Butir Soal Jumlah


Positif Negatif

1 Pembuatan Pembuatan jadwal 1, 2 3 3


jadwal dan belajar
pelaksanaannya Melaksanakan 4, 5 6 3
jadwal belajar
2 Membaca dan Membaca buku 7, 8 9, 10 4
membuat teks
Membuat catatan 11, 12, - 3
catatan
13
3 Penyelesaian Mengerjakan tugas 14, 15, 16, 18 6
tugas di sekolah 17, 19
Mengerjakan PR 20, 21 22 3
4 Cara Konsentrasi 23, 24, 26 4
mengikuti mengikuti 25
pelajaran pelajaran
Aktif dalam proses 27, 28 - 2
pembelajaran
5 Cara belajar Melakukan belajar 29, 30, - 3
kelompok kelompok 31

38
6 Cara belajar Belajar mandiri di 33, 34 32 3
individu rumah

Jumlah 25 9 34

b. Skala Motivasi Belajar

Skala motivasi belajar dalam penelitian ini, peneliti mengacu

pada teorinya Hamzah Uno tentang ciri-ciri motivasi belajar yaitu tekun

dalam mengerjakan tugas, adanya hasrat dan keinginn untuk berhasil,

mandiri dalam mengerjakan tugas, ulet menghadapi kesulitan. Dari

beberapa ciri tersebut dikembangkan dalam beberapa indikator yang

kemudian disusun menjadi beberapa item pertanyaan sebagai berikut :

Tabel 3.4

Blue Print Angket Motivasi Belajar

No Indikator Sub Indikator No Butir Soal Jumlah


Positif Negatif
1
Tekun dalam Kehadiran di 1, 3 2, 4 4
mengerjakan sekolah
tugas Tepat waktu dalam 5 6 2
mengerjakan tugas
Serius dalam 7, 9 8 2
mengerjakan tugas
2 Adanya Semangat dalam 10 11 2
hasrat dan pembelajaran
Keinginan 12, 13, 15 4
keinginan
mendapatkan nilai 14
untuk
bagus
berhasil
3 Mandiri Menyelesaikan 16, 17 18 3
dalam tugas sendiri

39
mengerjakan Memecahkan 19, 20 - 2
tugas persoalan sendiri
Mengerjakan 21 - 1
ulangan sendiri

4 Ulet Tidak mudah putus 22, 23 24 3


menghadapi asa
kesulitan Berusaha 25, 26 27 3
menghadapi
kesulitan
Jumlah 18 9 27

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan

standar untuk memperoleh data yang diperlukan. 42 Sugiyono mengatakan

pengumpulan data adalah suatu bentuk penerimaan data yang dilakukan

dengan merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya dan mencatatnya. 43

Untuk mendapatkan data yang dapat dipetanggung jawabkan secara relevan

dengan masalah yang diteliti, peneliti menggunakan tiga metode untuk

menggumpulkan sebuah data dari masing-masing variabel kebiasaan belajar,

motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Berikut metode pengumpulan data

pada penelitian ini :

a. Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara

pengumpulan data secara tidak langsung dimana peneliti tidak bertanya-

jawab dengan responden secara langsung. Dalam penelitian ini, angket

berupa sejumlah pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh

42
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2010), 11.
43
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kuallitatif Dan R&D, (Bandung :
Alfabeta, 2011), 80-81

40
responden untuk mengetahui kebiasaan belajar siswa kelas VIII di MTsN

7 Kediri.

Kemudian jenis angket yang digunakan yaitu angket tertutup

dengan model pilihan ganda. Menurut Riduwan, “Angket tertutup adalah

angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa, sehingga

responden diminta utuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan

karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) atau

checklist (√)”.44

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kebiasaan

belajar dan motivasi belajar siswa dalam sehari-sehariannya yang

tercermin dalam proses pembelajaran di kelas maupun di rumah. Angket

ini akan diisi oleh siswa sebagai responden penelitian. Agar dalam

pengisian angket tidak terjadi kesalahan, maka akan diberikan petunjuk

yang jelas pada angket tersebut.

b. Wawancara

Riduwan berpendapat bahwa wawancara adalah suatu cara

pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya-jawab secara langsung

antara peneliti dan narasumber.45 Dalam penelitian ini, jenis wawancara

yang digunakan yaitu wawancara tidak struktur. Menurut Sugiyono,

wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan oleh

peneliti dengan tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun

secara sistematis dan lengkap, namun hanya berisi garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan.46 Teknik wawancara ini digunakan


44
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula., 72
45
Ibid., 74
46
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kuallitatif Dan R&D, 140

41
oleh peneliti sebagai pengumpulan data awal sebelum penelitian yaitu

untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di tempat penelitian,

kegiatan belajar di tempat penelitian, dan hasil belajar di tempat

penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang

digunakan untuk memperoleh suatu informasi atau data yang dibutuhkan

guna mendukung suatu penelitian.47 Metode dokumentasi dalam

penelitian ini dilakukan dengan jalan mengadakan pencatatan-pencatatan

dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Fiqih. Adapun data-data yang diperlukan pada penelitian

ini sebagai berikut :

a. Sejarah singkat berdirinya MTsN 7 Kediri.

b. Visi dan Misi dari MTsN 7 Kediri.

c. Tujuan MTsN 7 Kediri.

d. Daftar siswa VIII MTsN 7 Kediri.

e. Nilai UTS Genap kelas VIII MTsN 7 Kediri.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan metode yang

digunakan untuk mengolah dan menganalisa data yang telah dihasilkan dari

penelitian di lapangan, sehingga akan dapat ditarik kesimpulan. 48 Pada analisa

statistik ini diharapkan hasil pengolahan data tersebut dapat dipercaya

kredibilitasnya. Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan yakni :

47
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, 329.
48
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2011), 207.

42
1. Tahap Persiapan

Kegiatan pada tahap persiapan ini yaitu mengecek kelengkapan

data yang diterima serta mengecek jawaban responden terhadap variabel-

variabel utama.

2. Tabulasi

Kegiatan tabulasi adalah kegiatan memasukkan data ke dalam

tabel-tabel yang telah dibuat dan mengatur angka-angka untuk dapat

dianalisis. Dalam langkah tabulasi adalah memberi skor (scoring)

terhadap item pada setiap soal.

3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

instrumen betul-betul mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas ini

dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang teruji dalam angket

benar-benar mampu mengungkapkan apa yang diteliti. Menguji validitas

data dilakukan dengan menggunaakan uji validitas Pearson Product

Moment menggunakan rumus yang telah ada dari hasil SPSS versi 25

yang kemudian uji signifikan dibandingkan dengan nila rtabel. Jika rhitung >

rtabel maka data tersebut valid, dan jika rhitung < rtabel maka data tersebut tidak

valid.

Reliabilitas data menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap

konsisten bila dilakukan pengukuran berkali-kali terhadap gejala yang

sama, dengan intrumen yang sama. Untuk mengetahui apakah item

tersebut reliabel atau tidak maka peneliti menggunakan uji reliabel

cronbach alpha melalui SPSS versi 25 yang kemudian dibandingkan

43
dengan nilai 0,60. Apabila hasil output reliabel lebih dari 0,60 maka data

tersebut reliabel, jika kurang dari 0,60 maka data tersebut tidak reliabel.49

4. Mengahapus item pernyataan (angket) pada quesioner yang tidak valid

dan tidak reliabel

5. Deskripsi Data

Mendeskripsikan data penelitian dari setiap variabel dan membuat

menjadi row score. Sehingga dapat menghasilkan data mean (rata-rata)

dan juga standart deviasi untuk menghitung sesuai rumus yang telah ada

dan membagi data menjadi lima kategori yang dapat mendeskripsikan

data penelitian tersebut.

6. Uji Normalitas Data

Uji normalitas adalah pengujian tentang distribusi data yang

bertujuan untuk mengetahui bentuk distribusi data dengan mudah dan

sederhana. Uji normalitas ini menggunakan uji normalitas Kolmogrov

smirnov residual, yang mana tidak menguji normalitas pada setiap

variabel, tapi residual atau semua variabel yang akan diuji. Untuk

mengetahui data itu normal atau tidak, maka digunakan uji One Sample

Kolmogrov – Smirnov atau Shapiro – Wilk dengan menggunakan taraf

signifikan 0,05.

7. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini merupakan pengujian atau analisis hipotesis yang

bertujuan untuk mendapatkan hasil yakni akan terima H0 atau tolak H0.

Di dalam uji hipotesis ini yang gunakan sebagai analisis adalah analisis

korelasi sederhana dan analisis korelasi ganda.


49
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan., 208

44
a. Analisis Korelasi Sederhana dan Regresi Linier Sederhana.

Perhitungan korelasi sederhana untuk menganalisis hipotesis 1 dan

hipotesis 2 yakni sebagai berikut :

1) Menggunakan analisis korelasi sederhana dengan bantuan SPSS

versi 25. Untuk mengintrepretasikan hasil dari output SPSS

mempunyai korelasi atau tidak, maka diperlukan uji signifikansi

dengan membandingkan hasil yang didapatkan. Adapun kaidah

signifikansi sebagai berikut :

- Rhitung > Rtabel maka tolak H0 artinya signifikansi yang

bermakna ada hubungan

- Rhitung < Rtabel maka terima H0 artinya tidak signifikansi yang

bermakna tidak ada hubungan.

2) Jika hasil yang didapatkan berkorelasi, maka untuk mengetahui

tingkat hubungan menggunakan pedoman derajat berikut ini :

Tabel 3.5

Pedoman Derajat Hubungan

No Interval Koefisien Tingkat Hubungan


1 0.00 – 0.20 Korelasi sangat lemat
2 0.21 – 0.40 Korelasi lemah
3 0.41 – 0.60 Korelasi sedang
4 0.61 – 0.80 Korelasi kuat
5 0.81 – 1.00 Korelasi sangat kuat

3) Selanjutnya, jika ingin mengetahui prosentasi dari hubungan antar

variabel yang dianalisis, maka menggunakan analisis regresi

sederhana dalam kolom model summary yang ada dalam output

SPSS versi 25.

45
b. Analisis Korelasi Ganda adalah analisis untuk menguji 3 hipotesis

maka menggunakan perhitungan analisis korelasi ganda dan regresi

linier ganda sebagai berikut :

1) Menggunakan analisis korelasi ganda, menggunakan program

SPSS versi 25 yang menginput pada analisis regresi namun

mnggunakan signifikasi F change. Untuk mengintrepretasikan

hasil perhitungan korelasi ganda signifikan atau tidak, maka

diperlukan uji signifikasi dengan uji F. Adapun kaidah

signifikansi sebagai berikut :

- Fhitung > Ftabel maka tolak H0 artinya signifikan yang bermakna

ada hubungan.

- Fhitung < Ftabel maka terima H0 artinya tidak signifikan yang

bermakna tidak ada hubungan.

8. Mengambil Kesimpulan

Mengambil kesimpulan yang ada dalam penelitian ini yakni

mengacu pada hipotesis yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum tentang sekolah

1. Identitas Sekolah

Nama Madrasah : MTs Negeri 7 Kediri

Alamat Madrasah : Jl. Kebonsari No. 1

Desa/Kelurahan : Kencong

46
Kecamatan : Kepung

Kabupaten : Kediri

No Telp : 0354-3940210

Website : www.mtsn7kediri.sch.id

No Statistik Madrasah : 12113506002

Tahun Berdiri : 1996

Kepala Madrasah : Muhammad Zainuddin, S. Pd., M. Pd. I

Waktu Belajar : Pagi hari

2. Sejarahnya Berdirinya MTsN 7 Kediri

Seiring perkembangan jaman maka sekitar tahun 1994 MTs Negeri

Filial Pare Kab. Kediri dengan Pimpinan Bapak H. Ridlowi, BA dengan

Wakil Kurikulum Bpk Drs. Imronuddin Huda berusaha dengan sekuat

tenaga untuk diusulkan penegerian kepada Departemen Agama RI

menjadi lembaga negeri yang mandiri dan pada waktu pengusulan

penegerian tersebut nama MTs Negeri Filial Pare Kab. Kediri terletak di

Jl. Jombang Gg II Kauman Pare Kabupaten Kediri.

Akhirnya oleh Menteri Agama usul penegerian tersebut disetujui

dan berdasarkan SK Menteri Agama No 515A Tahun 1995 Tanggal 25

November 1995 maka berdirilah lembaga Negeri dari MTs Negeri Filial

Pare kab. Kediri menjadi MTs Negeri Jombang Kauman Kab. Kediri

dengan alamat di Jl. Jombang Gg. II Kauman Pare Kabupaten Kediri dan

Kepala MTs Negeri Jombang Kauman Kab. Kediri tersebut adalah Bapak

Drs. Imronuddin Huda dan pada tahun 2017 berubah nama menjadi MTs

Negeri 7 Kediri.

47
Kemudian berkat usaha yang kuat dan ikhlas oleh Kepala

Madrasah pada saat itu (Bapak Drs. Imronuddin Huda) maka pada

Tahun 1996 MTs Negeri 7 Kediri direlokasi ke Jl. Kebonsari No. 1 Desa

Kencong Kec. Kepung Kab. Kediri.

3. Visi dan Misi MTsN 7 Kediri

a. Visi MTsN 7 Kediri

“Unggul dalam berpikir, peduli lingkungan hidup dan tidak lupa

dzikir”

b. Misi Madrasah

- Menyelenggarakan pendidikan secara efektif dan efisien

- Menumbuhkan kesadaran pengalaman agama dalam kehidupan

seharai-hari

- Mengefektifkan kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri

- Menanamkan kepribadian, iman, taqwa, ilmu dan amal

- Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan

kependidikan serta mengembangkan pembelajaran yang efektif,

inovatif, dan demokratis

- Meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan lingkungan

yang tertib, disiplin, bersih, sejuk, nyaman dan bernuansa Islami

- Menjalin kerjasama dengan komite madrasah, masyarakat dan

isntansi terkait

- Meningkatkan kemampuan warga madrasah dibidang teknologi

informatika dalam menghadapi tantangan zaman

48
- Memuliakan hewan, tumbuhan,lingkungan dan menghindarkan

dampak lingkungan yang negatif

- Melaksanakan pembinaan dan bimbingan pada warga madrasah

sehingga terwujudnya madrasah sehat, lingkungan bersih,

rindang, pemikiran cerdas, prestasi cemerlang dan bebas

narkoba.

4. Struktur Organisasi MTsN 7 Kediri

B. Deskripsi Data

Deskripsi data adalah uraian atau pemaparan tentang data-data yang

dijadikan subjek kedalam penelitian serta temuan-temuan terpenting tiga

variabel. Deskripsi data dalam penelitian meliputi tiga variabel yaitu dua

variabel bebas (Independent) X1 (Kebiasaan Belajar) dan X2 (Motivasi

Belajar) serta satu variabel terikat (Dependent) yaitu variabel Y (Hasil

Belajar).

Selanjutnya dalam pembahasan ini akan dipaparkan skor angket

tentang kebiasaan belajar dan motivasi belajar siswa kelas VIII MTsN 7

49
Kediri. Setelah instrumen yang berupa angket telah selesai diisi, maka

selanjutnya melakukan Scoring dan tabulasi terhadap masing-masing variabel

angket tersebut. Setelah itu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas pada

hasil angket untuk mengukur variabel kebiasaan belajar dan motivasi belajar

dengan menggunakan SPSS versi 25.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data X1 (Kebiasaan Belajar Siswa)

Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket melalui

Google Form yang diberikan kepada seluruh siswa kelas VIII MTsN 7

Kediri yang berjumlah 188 siswa yang menjadi sampel pada penelitian

ini. Setelah hasil angket Kebiasaan Belajar terkumpul, untuk selanjutnya

diadakan Uji Validitas Pearson Product Moment dengan menggunakan

SPSS versi 25, sebagai berikut :

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Kebiasaan Belajar

No Pearson Correlation R Keterangan Keputusan/


(R Hitung) Table Konsekuensi
P1 -0.094 0.138 Tidak Valid Dihapus
P2 0.327 0.138 Valid Tetap
P3 0.202 0.138 Valid Tetap
P4 0.563 0.138 Valid Tetap
P5 0.688 0.138 Valid Tetap
P6 0.701 0.138 Valid Tetap
P7 0.700 0.138 Valid Tetap
P8 0.445 0.138 Valid Tetap
P9 0.092 0.138 Tidak Valid Dihapus
P10 0.109 0.138 Tidak Valid Dihapus
P11 0.462 0.138 Valid Tetap
P12 0.401 0.138 Valid Tetap
P13 0.455 0.138 Valid Tetap
P14 0.601 0.138 Valid Tetap
P15 0.783 0.138 Valid Tetap
P16 0.318 0.138 Valid Tetap
P17 0.479 0.138 Valid Tetap

50
P18 0.192 0.138 Valid Tetap
P19 0.302 0.138 Valid Tetap
P20 0.548 0.138 Valid Tetap
P21 0.701 0.138 Valid Tetap
P22 0.404 0.138 Valid Tetap
P23 0.581 0.138 Valid Tetap
P24 0.608 0.138 Valid Tetap
P25 0.053 0.138 Tidak Valid Dihapus
P26 -0.562 0.138 Tidak Valid Dihapus
P27 0.213 0.138 Valid Tetap
P28 0.453 0.138 Valid Tetap
P29 0.561 0.138 Valid Tetap
P30 0.543 0.138 Valid Tetap
P31 0.531 0.138 Valid Tetap
P32 0.647 0.138 Valid Tetap
P33 0.579 0.138 Valid Tetap
P34 0.270 0.138 Valid Tetap

Perhitungan uji validitas diatas, peneliti menggunakan bantuan

program komputer yaitu SPSS versi 25. Adapun langkah-langkah nya,

“klik menu Analyze > Correlate > Bivariate. Pada kotak dialog Bivariate

Correlations, masukkan data variabel pada kotak Variables. Pada

Correlation Coefficients pilih Pearson dan pada Test of Significance piih

Two-tailed, kemudian OK”.

Perhitungan uji validitas diketahui n = 188, kemudian R tabel dengan

taraf kesalahan 5% yaitu sebesar 0.136. Jika koefisien korelasi setiap

butir soal atau pernyataan itu melebihi 0.136, maka butir instrumen

dinyatakan valid. Berdasarkan perhitungan hasil uji validitas

menggunakan program SPSS versi 25 diperoleh 29 item soal valid yaitu

13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33,

34 dan 5 item soal tidak valid yaitu 1, 9, 10, 25 dan 26 . Kemudian dasar

pengambilan keputusan untuk item soal yang tidak valid maka akan

didrop/dihapus.

51
Untuk mengetahui reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan

pada nilai cronbach’s alpha sebesar 0.60. Jika nilai cronbach’s alpha >

0.60 maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel dan jika nilai

cronbach’s alpha < 0.60 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak

reliabel dan harus diperbaiki lagi secara keseluruhan, sebagaiman hasil

pengujian reliabilitas intstrumen dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Hasil Reliabilitas Kebiasaan Belajar

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items
,891 ,892 29

Pada pengujian reabilitas didapat nilai Alpha (cronbach’s alpha)

sebesar 0,891, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen Kebiasan

Belajar Siswa dinyatakan Reliabel.

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data X2 (Motivasi Belelajar)

Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket melalui

Google Form yang diberikan kepada siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri

yang berjumlah 188 siswa. Setelah hasil angket Motivasi Belajar

terkumpul, untuk selanjutnya diadakan Uji Validitas Pearson Product

Moment dengan menggunakan SPSS versi 25, sebagai berikut :

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar

No Pearson Correlation R Keterangan Keputusan/


(R Hitung) Table Konsekuensi

52
P1 -0.095 0.138 Tidak Valid Dihapus
P2 -0.305 0.138 Tidak Valid Dihapus
P3 -0.263 0.138 Tidak Valid Dihapus
P4 -0.402 0.138 Tidak Valid Dihapus
P5 0.399 0.138 Valid Tetap
P6 0.211 0.138 Valid Tetap
P7 0.591 0.138 Valid Tetap
P8 0.196 0.138 Valid Tetap
P9 0.583 0.138 Valid Tetap
P10 0.354 0.138 Valid Tetap
P11 0.487 0.138 Valid Tetap
P12 0.738 0.138 Valid Tetap
P13 0.694 0.138 Valid Tetap
P14 0.686 0.138 Valid Tetap
P15 0.462 0.138 Valid Tetap
P16 0.192 0.138 Valid Tetap
P17 0.524 0.138 Valid Tetap
P18 0.176 0.138 Valid Tetap
P19 0.491 0.138 Valid Tetap
P20 0.691 0.138 Valid Tetap
P21 0.436 0.138 Valid Tetap
P22 0.639 0.138 Valid Tetap
P23 -0.517 0.138 Tidak Valid Dihapus
P24 0.487 0.138 Valid Tetap
P25 0.121 0.138 Tidak Valid Dihapus
P26 0.340 0.138 Valid Tetap
P27 0.391 0.138 Valid Tetap

Perhitungan uji validitas diatas, peneliti menggunakan bantuan

program komputer yaitu SPSS versi 25. Adapun langkah-langkah nya,

“klik menu Analyze > Correlate > Bivariate. Pada kotak dialog Bivariate

Correlations, masukkan data variabel pada kotak Variables. Pada

Correlation Coefficients pilih Pearson dan pada Test of Significance piih

Two-tailed, kemudian OK”.

Perhitungan uji validitas diketahui n = 188, kemudian R tabel dengan

taraf kesalahan 5% yaitu sebesar 0.136. Jika koefisien korelasi setiap

butir soal atau pernyataan itu melebihi 0.136, maka butir instrumen

dinyatakan valid. Berdasarkan perhitungan hasil uji validitas

53
menggunakan program SPSS versi 25 diperoleh 21 item soal valid yaitu

5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 26, 27.

Dan diperoleh 6 item soal yang tidk valid yaitu 1, 2, 3, 4, 23, 25.

Kemudian dasar pengambilan keputusan untuk item soal yang tidak valid

maka akan didrop/dihapus.

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan

pada nilai cronbach’s alpha sebesar 0.60. Jika nilai cronbach’s alpha >

0.60 maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel dan jika nilai

cronbach’s alpha < 0.60 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak

reliabel dan harus diperbaiki lagi secara keseluruhan, sebagaiman hasil

pengujian reliabilitas intstrumen dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4

Hasil Reliabilitas Motivasi Belajar

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items
,840 ,830 21

Pada pengujian reabilitas di dapat nilai Alpha (cronbach’s alpha)

sebesar 0,840 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen Kebiasan

Belajar Siswa dinyatakan Reliabel.

C. Hasil Analis Data

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan setelah melakukan uji

validitas dan reliabilitas yang kemudian menghapus item pernyataan yang

tidak valid, maka akan dianalisis berdasarkan hasil penelitian yang ada di

54
lapangan berdasarkan variabel-variabel yang diteliti utuk mengetahui statistik

deskriptif kebiasaan belajar, motivasi belajr dan hasil belajar siswa kelas VIII

MTsN 7 Kediri yang meliputi Mean, Median, Mode Variansi, Standar

Deviasi, Maksimum, Minimum, maka perlu diketahui dengan menggunakan

Software SPSS versi 25 sebagai berikut :

1. Deskripsi tentang Kebiasaan Belajar

Hasil penilaian terhadap variabel Kebiasaan Belajar (X1) yang item

pernyataannya dinyatakan valid dan reliabel kemudian dianalisis mengenai

deskripsi statistiknya menggunakan SPSS versi 25 sebagai berikut :

Tabel 4.5

Tabel Deskriptif Kebiasaan Belajar

Statistics
TOTAL_X1
N Valid 188
Missing 0
Mean 79,3032
Median 82,0000
Mode 80,00a
Std. Deviation 10,30283
Variance 106,148
Range 50,00
Minimum 54,00
Maximum 104,00
a. Multiple modes exist. The smallest
value is shown

Dari tabel diatas diperoleh deskripsi data Kebiasaan Belajar (X 1)

dengan nilai terendah sebesar 54, nilai terbesar sebesar 104, nilai Mean

sebesar 79,3 nilai Median sebesar 82, nilai Mode/modus sebesar 80, nilai

Standar Deviasi sebesar 10,3 nilai Variansi sebesar 106,14. Untuk

55
mengubah Row Score (skor mentah) kedalam nilai standart skala lima atau

A, B, C, D, E maka peneliti menggunakan pedoman sebagai berikut :50

Tabel 4.6

Pedoman Konversi Skor Variabel Kebiasaan Belajar

Pedoman Perhitungan Hasil


M + (1.5 x SD) 79.3 + (1.5 x 10.3) 95
M + (0.5 x SD) 79.3 + (0.5 x 10.3) 84
M - (0.5 x SD) 79.3 - (0.5 x 10.3) 74
M - (1.5 x SD) 79.3 - (1,5 x 10.3) 64

Selanjutnya, langkah yang dilakukan yakni mengelompokkan skor

atau nilai ke dalam lima kategori dengan berpedoman pada hasil konversi

diatas, yakni :

Tabel 4.7

Interpretasi Konversi Skor Variabel Kebiasaan Belajar

Skor Nilai Kategori Frekuensi Persentasi


95 < x A Sangat Tinggi 8 4.3%
84 < x < 95 B Tinggi 69 36.7%
74 < x < 84 C Sedang 55 29.3%
64 < x < 74 D Rendah 35 18.6%
x < 64 E Sangat Rendah 21 11.2%

Untuk melakukan interpretasi konversi skor kebiasaan belajar

siswa juga diperlukan bantuan software SPSS versi 25 yakni sebagai

berikut :

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Variabel Kebiasaan Belajar

Kebiasaan_Belajar
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

50
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2012), 148

56
Valid Sangat Tinggi 8 4,3 4,3 4,3
Tinggi 69 36,7 36,7 41,0
Sedang 55 29,3 29,3 70,2
Rendah 35 18,6 18,6 88,8
Sangat Rendah 21 11,2 11,2 100,0
Total 188 100,0 100,0

Dari tabel distribusi frekuensi kebiasaan belajar dapat diketahui

bahwa kebiasaan belajar Siswa dengan kategori sangat tinggi berjumlah 8

dengan persentase 4.3% dengan kategori tinggi berjumlah 69 dengan

persentase 36.7% dengan kategori sedang berjumlah 55 dengan persentase

29.3% dengan kategori rendah berjumlah 35 dengan persentase 18.6%

dengan kategori sangat rendah berjumlah 21 dengan persentase 11.2%.

Kemudian hasil dari tabel frekuensi distribusi kebiasaan belajar siswa

yang berdasarkan SPSS versi 25 diatas, maka dapat digambarkan dengan

diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram Lingkaran Kebiasaan Belajar

Gambar diagram lingkaran diatas dapat disimpulkan, bahwa

kebiasaan belajar siswa kelas VIII di MTsN 7 Kediri tahun ajaran

2020/2021 tergolong tinggi.

2. Deskripsi tentang Motivasi Belajar

57
Hasil penilaian terhadap variabel Motivasi Belajar (X 2) yang item

pernyataannya dinyatakan valid dan reliabel kemudian dianalisis

mengenai deskripsi statistiknya menggunakan SPSS versi 25 sebagai

berikut :

Tabel 4.9

Tabel Deskriptif Motivasi Belajar

Statistics
TOTAL_X2
N Valid 188
Missing 0
Mean 64,7287
Median 65,0000
Mode 64,00
Std. Deviation 6,25705
Variance 39,151
Range 34,00
Minimum 45,00
Maximum 79,00

Dari tabel diatas diperoleh deskripsi data Motivasi Belajar (X 2)

dengan nilai terendah sebesar 45, nilai terbesar sebesar 79, nilai Mean

sebesar 65, nilai Mode/Modus sebesar 64, nilai Standar Deviasi sebesar

6,25 dan nilai Variansi sebesar 39,1. Untuk mengubah Row Score (skor

mentah) kedalam nilai standart skala lima atau A, B, C, D, E maka

peneliti menggunakan pedoman sebagai berikut :51

Tabel 4.10

Pedoman Konversi Skor Variabel Kebiasaan Belajar

Pedoman Perhitungan Hasil


M + (1.5 x SD) 65 + (1.5 x 6.25) 74
M + (0.5 x SD) 65 + (0.5 x 6.25) 68
51
Ibid., 148

58
M - (0.5 x SD) 65 - (0.5 x 6.25) 62
M - (1.5 x SD) 65 - (1.5 x 6.25) 56

Selanjutnya, langkah yang dilakukan yakni mengelompokkan skor

atau nilai ke dalam lima kategori dengan berpedoman pada hasil konversi

diatas, yakni :

Tabel 4.11

Interpretasi Konversi Skor Variabel Kebiasaan Belajar

Skor Nilai Kategori Frekuensi Persentasi


74 < x A Sangat Tinggi 3 1,6%
68 < x < 74 B Tinggi 61 32,4%
62 < x < 68 C Sedang 95 50,5%
56 < x < 62 D Rendah 4 2,1%
x < 56 E Sangat Rendah 25 13,3%

Untuk melakukan interpretasi konversi skor kebiasaan belajar

siswa juga diperlukan bantuan software SPSS versi 25 yakni sebagai

berikut :

Tabel 4.12

Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar

Motivasi_Belajar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat Tinggi 3 1,6 1,6 1,6
Tinggi 61 32,4 32,4 34,0
Sedang 95 50,5 50,5 84,6
Rendah 4 2,1 2,1 86,7
Sangat Rendah 25 13,3 13,3 100,0
Total 188 100,0 100,0

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Motivasi Belajar Siswa

dengan kategori sangat tinggi berjumlah 3 dengan persentase 1,6%

dengan kategori tinggi berjumlah 61 dengan persentasi 32,4% dengan

kategori sedang berjumlah 95 dengan persentase 50,5% dengan kategori

59
rendah berjumlah 4 dengan persentase 2,1% dengan kategori sangat

rendah berjumlah 25 dengan persentase 13,3%. Kemudian hasil dari tabel

frekuensi distribusi Motivasi Belajar Siswa yang berdasarkan SPSS versi

25 diatas, maka dapat digambarkan dalam diagram batang sebagai

berikut ini :

Gambar 2. Diagram Batang Motivasi Belajar

Gambar diagram batang diatas menunjukkan, bahwa Motivasi

Belajar Siswa Kelas VIII di MTsN 7 Kediri tahun ajaran 2020/2021

tergolong dalam ketgori sedang.

3. Deskripsi Hasil Belajar

Hasil penilaian terhadap variabel Kebiasaan Belajar (Y) yang

dianalisis mengenai deskripsi statistiknya menggunakan SPSS versi 25

sebagai berikut :

Tabel 4.13

Tabel Deskripsi Variabel Hasil Belajar

Statistics
HASIL_BELAJAR
N Valid 188
Missing 0

60
Mean 63,8617
Median 64,0000
Mode 66,00
Std. Deviation 13,74683
Variance 188,975
Range 51,00
Minimum 39,00
Maximum 90,00

Dari tabel diatas diperoleh deskripsi data Hasil Belajar (Y) dengan

nilai terendah sebesar 39, nilai tertinggi sebesar 90, nilai Mean sebesar

64, nilai Median sebesar 64, nilai Standar Deviasi sebesar 14, nilai

Variansi sebesar 189. Untuk mengubah Row Score (skor mentah)

kedalam nilai standart skala lima atau A, B, C, D, E maka peneliti

menggunakan pedoman sebagai berikut :52

Tabel 4.14

Pedoman Konversi Skor Variabel Kebiasaan Belajar

Pedoman Perhitungan Hasil


M + (1.5 x SD) 64 + (1,5 x 14) 85
M + (0.5 x SD) 64 + (0,5 x 14) 71
M - (0.5 x SD) 64 - (0,5 x 14) 57
M - (1.5 x SD) 64 - (1,5 x 14) 43

Selanjutnya, langkah yang dilakukan yakni mengelompokkan skor

atau nilai ke dalam lima kategori dengan berpedoman pada hasil konversi

diatas, yakni :

Tabel 4.15

Interpretasi Konversi Skor Variabel Kebiasaan Belajar

Skor Nilai Kategori Frekuensi Persentasi


52
Ibid., 148

61
85 < x A Sangat Tinggi 15 8%
71 < x < 85 B Tinggi 53 28%
57 < x < 71 C Sedang 57 30%
43 < x < 57 D Rendah 52 28%
x < 43 E Sangat Rendah 11 6%

Untuk melakukan interpretasi konversi skor kebiasaan belajar

siswa juga diperlukan bantuan software SPSS versi 25 yakni sebagai

berikut :

Tabel 4.16

Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar

HASIL_BELAJAR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 15 8,0 8,0 8,0
Tinggi 53 28,2 28,2 36,2
Sedang 57 30,3 30,3 66,5
Rendah 52 27,7 27,7 94,1
Sangat Rendah 11 5,9 5,9 100,0
Total 188 100,0 100,0

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Motivasi Belajar Siswa

dengan kategori sangat tinggi berjumlah 15 dengan persentase 8%,

kategori tinggi berjumlah 53 dengan persentase 28,2%, kategori sedang

berjumlah 57 dengan persentase 30,3%, kategori rendah berjumlah 52

dengan persentase 27,7%, kategori sangat rendah berjumlah 11 dengan

persentase 5,9%. Kemudian hasil dari tabel frekuensi distribusi Kebiasaan

Belajar Siswa yang berdasarkan SPSS versi 25 diatas, maka dapat

digambarkan dengan diagram lingkaran sebagai berikut :

62
Gambar 3. Diagram Lingkaran Hasil Belajar

Gambar diagram lingkaran diatas dapat disimpulkan, bahwa hasil

belajar siswa kelas VIII di MTsN 7 Kediri tahun ajaran 2020/2021

tergolong tinggi.

D. Uji Normalitas Kolmogrov-smirnov

Uji normalitas termasuk dalam uji asumsi klasik sangat penting

digunakan, hal ini dikarenakan untuk persyaratan statistik dalam analisis

regresi. Selain itu, uji normalitas digunakan untuk mengetahui data

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji

normalitas residual yang mana untuk menguji normalitas semua variabel yang

ada dalam penelitian ini. Menguji normalitas data bisa menggunakan analisis

statistik dari SPSS versi 25. Kemudian, dasar pengambilan keputusan sebagai

berikut :

1. Jika hasil sig. > alpha atau tingkat kesalahan maka data tersebut

berdistribusi normal,

2. Jika hasil sig. < alpha atau tingkat kesalahan maka data tersebut

berdistribusi tidak normal. Berikut ini Uji Normalitas Residual :

63
Tabel 4.17

Uji Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


KEBIASAAN MOTIVASI HASIL
BELAJAR BELAJAR BELAJAR
N 188 188 188
Normal Parametersa,b Mean 67,92 116,70 100,25
Std. Deviation 7,000 11,423 9,054
Most Extreme Differences Absolute ,069 ,050 ,049
Positive ,069 ,047 ,048
Negative -,060 -,050 -,049
Test Statistic ,914 ,665 ,644
c c
Asymp. Sig. (2-tailed) ,374 ,768 ,801c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Dari output diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk

Kebiasaan Belajar sebesar 0,374 untuk variabel Motivasi Belajar sebesar 0,768

untuk variabel Hasil Belajar sebesar 0,801. Nilai ketiga variabel tersebut lebih

besar dari alpha = 0,05 pada taraf signifikansi 5% sehingga dapat disimpulkan

bahwa data dari ketiga variabel penelitian ini berdistribusi normal.

E. Pengujian Hipotesis Korelasi

Dalam pengujian hipotesis diperlukan data yang ada dari pengisian

skala mengenai Kebiasaan Belajar, Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa

kelas VIII MTsN 7 Kediri. Adapun hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. H1 : Terdapat hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar

siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri

H0 : Tidak terdapat hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil

Belajar siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri

64
2. H1 : Terdapat hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar siswa

kelas VIII MTsN 7 Kediri

H0 : Tidak terdapat hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar

siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri

3. H1 : Terdapat hubungan antara Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar

dengan Hasil Belajar siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri

H0 : Tidak terdapat hubungan antara Kebiasaan Belajar dan Motivasi

Belajar dan Hasil Belajar siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri

Untuk menguji ketiga hipotesis tersebut, maka analisis yang akan

dilakukan adalah analisis korelasi Pearson Product Moment dengan

menggunakan bantuan software SPSS versi 25 yaitu analisis korelasi

sederhana yang digunakan untuk mencari adanya hubungan atau tidak

antara Kebiasaan Belajar (X1) dengan Hasil Belajar (Y) dan Motivasi

Belajar (X2) dengan Hasil Belajar (Y). Langkah selanjutnya yang harus

dilakukan yakni analisis korelasi ganda untuk mengetahui hubungan antara

Kebiasaan Belajar (X1) dan Motivasi Belajar (X2) dengan Hasil Belajar

(Y).

a. Analisis Hubungan antara Kebiasaan Belajar (X 1) dengan Hasil

Belajar (Y)

Analisis hubungan kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa

ini menggunakan analisis korelasi sederhana. Analisis korelasi

sederhana digunakan untuk menguji hubungan antara satu variabel

bebas dengan satu variabel terikat. Berikut ini hasil analisis korelasi

sederhana :

65
H1 : Terdapat hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar

siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri.

H0 : Tidak terdapat hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil

Belajar siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri

Tabel 4.18

Hubungan Kebiasaan Belajar (X1) dengan Hasil Belajar (Y)

Correlations
KEBIASAAN HASIL
BELAJAR BELAJAR
KEBIASAAN Pearson Correlation 1 ,560
BELAJAR Sig. (2-tailed) ,000
N 188 188
HASIL BELAJAR Pearson Correlation ,560 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 188 188

Dasar pengambilan keputusan jika nilai signifikasi (Sig) < 0.05

maka ada hubungan antara kedua variabel begitu juga sebaliknya. Dari

output tersebut dapat diketahui bahwa nilai sig. (0,000) < alpha (0,05)

maka data tersebut terdapat hubungan. Dan jika pearson correlation yang

didapat jika Rhitung > Rtabel maka terdapat hubungan yang positif dan jika

sebaliknya tidak terdapat hubungan.53 Dari data output tersebut dapat

diketahui bahwa nilai pearson correlation sebesar 0,560 yang artinya

Rhitung (0,560) > Rtabel (0,138) yang artinya terdapat hubungan positif

(searah). Hal ini berarti jika semakin baik/tinggi kebiasaan belajar maka

semakin tinggi juga hasil belajar siswa. Dari data tersebut dapat diketahui

bahwa H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara variabel (X1) dengan variabel (Y). Kemudian,


53
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi., 248

66
untuk mengetahui derajat hubungan tentang kebiasaan belajar dengan

hasil belajar dapat diketahui melalui tabel pedoman derajat hubungan

berikut ini :

Tabel 4.19

Pedoman Derajat Hubungan

No Interval Koefisien Tingkat Hubungan


1 0.00 – 0.20 Korelasi sangat lemat
2 0.21 – 0.40 Korelasi lemah
3 0.41 – 0.60 Korelasi sedang
4 0.61 – 0.80 Korelasi kuat
5 0.81 – 1.00 Korelasi sangat kuat

Tabel pedoman derajat hubungan diatas, dapat diketahui bahwa

terdapat hubungan yang dihasilkan sebesar 0,560 yang artinya adalah

termasuk Hubungan Korelasi Sedang.

b. Analisis Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar

Analisis hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa

ini menggunakan analisis korelasi sederhana. Analisis korelasi

sederhana digunakan untuk menguji hubungan antara satu variabel

bebas dengan satu variabel terikat. Berikut ini hasil analisis korelasi

sederhana :

H1 : Terdapat hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar

siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri

H0 : Tidak terdapat hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil

Belajar siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri

Tabel 4.20

Hubungan Motivasi Belajar (X2) dengan Hasil Belajar (Y)

Correlations

67
MOTIVASI HASIL
BELAJAR BELAJAR
MOTIVASI BELAJAR Pearson Correlation 1 ,753
Sig. (2-tailed) ,000
N 188 188
HASIL BELAJAR Pearson Correlation ,753 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 188 188

Dasar pengambilan keputusan jika nilai signifikansi Sig. < dari

0,05 maka ada hubungan antara kedua variabel begitu juga sebaliknya.

Dari output tersebut diketahui bahwa nilai Sig. (0,000) < alpha (0,05)

maka data tersebut terdapat hubungan. Dan jika pearson correlation

yang didapat jika Rhitung > Rtabel maka terdapat hubungan yang positif dan

jika sebaliknya tidak terdapat hubungan.54 Dari data output tersebut

dapat diketahui bahwa nilai pearson correlation sebesar 0,753 yang

artinya Rhitung (0,753) > Rtabel (0,138) yang artinya terdapat hubungan

positif (searah). Hal ini berarti jika semakin baik/tinggi kebiasaan

belajar maka semakin tinggi juga hasil belajar siswa. Dari data tersebut

dapat diketahui bahwa H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel (X2) dengan

variabel (Y). Kemudian, untuk mengetahui derajat hubungan tentang

motivasi belajar dengan hasil belajar dapat diketahui melalui tabel

pedoman derajat hubungan sebagai berikut :

Tabel 4.21

Pedoman Derajat Hubungan

No Interval Koefisien Tingkat Hubungan


1 0.00 – 0.20 Korelasi sangat lemat
54
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi., 248

68
2 0.21 – 0.40 Korelasi lemah
3 0.41 – 0.60 Korelasi sedang
4 0.61 – 0.80 Korelasi kuat
5 0.81 – 1.00 Korelasi sangat kuat

Tabel pedoman derajat hubungan diatas, dapat diketahui bahwa

terdapat hubungan yang dihasilkan sebesar 0,753 yang artinya adalah

termasuk Hubungan Korelasi Kuat.

c. Analisis Hubungan antara Kebiasaan Belajar (X 1) dan Motivasi

Belajar (X2) dengan Hasil Belajar (Y)

Analisis hubungan kebiasaan belajar dan motivasi belajar

dengan hasil belajar siswa ini menggunakan analisis korelasi ganda.

Analisis korelasi ganda digunakan untuk menguji hubungan ketiga

variabel. Berikut ini hasil analisis korelasi sederhana :

H1 : Terdapat hubungan antara Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar

dengan Hasil Belajar siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri

H0 : Tidak terdapat hubungan antara Kebiasaan Belajar dan Motivasi

Belajar dan Hasil Belajar siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri

Tabel 4.22

Hubungan antara Kebiasan Belajar (X1) dan Motivasi Belajar (X2)

dengan Hasil Belajar (Y)

Model Summaryb
Std. Error Change Statistics
R Adjusted R of the R Square Sig. F
Model R Square Square Estimate Change F Change df1 df2 Change
1 ,757a ,572 ,567 4,604 ,572 114,442 2 185 ,000
a. Predictors: (Constant), MOTIVASI BEALAJAR, KEBIASAAN BELAJAR
b. Dependent Variable: HASIL BELAJAR

69
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Sig. F change sebesar

(0,000) < alpha (0,05). Dan nilai koefisien hubungannya adalah 0,757

serta koefisien determinasi sebesar R square sebesar 0,572 yang

artinya 57,2% kebiasaan belajar dan motivasi belajar siswa

berhubungan dengan hasil belajar siswa dan 42,8% disebabkan faktor

lain. Maka dari paparan diatas, dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan antara kebiasaan belajar (X1) dan Motivasi Belajar (X2)

dengan Hasil Belajar (Y). Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa ada hubungan antara

kebiasaan belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) dengan hasil belajar

(Y).

Tabel 4.23

Pedoman Derajat Hubungan

No Interval Koefisien Tingkat Hubungan


1 0.00 – 0.20 Korelasi sangat lemat
2 0.21 – 0.40 Korelasi lemah
3 0.41 – 0.60 Korelasi sedang
4 0.61 – 0.80 Korelasi kuat
5 0.81 – 1.00 Korelasi sangat kuat

Dari pedoman derajat hubungan tersebut, dapat diketahui bahwa

Hubungan yang dihasilkan sebesar 0,757 yang artinya mempunyai

Hubungan atau Korelasi Kuat.

70
BAB V

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini dilakukan Uji Validitas dan Reliabilitas guna untuk

menguji instrumen tentang kebiasaan belajar dan motivasi belajar siswa dengan

populasi siswa kelas VIII MTsN 7 Kediri yang berjumlah 356 secara keseluruhan

dan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling dari

populasi sebanyak 188 siswa sebagai responden. Setelah itu, dilakukan analisis

statistik deskriptif untuk mengetahui nilai minimum, maksimum, mean, median,

standar deviasi dan varian. Selanjutnya dilakukan uji normalitas, korelasi

sederhana dan korelasi ganda. Dari tiga rumusan masalah maka didapatkan tiga

temuan yakni sebagai berikut :

71
A. Hubungan tentang Kebiasaan Belajar Siswa dengan Hasil Belajar Siswa

Kelas VIII MTsN 7 Kediri

Berdasarkan hasil analisis yang telah peneliti lakukan mengni hubungan

tentang kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa, peneliti mengumpulkan

data angket mengenai kebiasaan belajar sebagai variabel (X1) dan angket hasil

belajar sebagai variabel (Y). Hasil analisis hubungan tersebut telah dijelaskan

dalam bab IV diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa.

Hasil analisis data dengan bantuan software SPSS versi 25

menunjukkan nilai signifikansi perhitungan hubungan tentang kebiasaan

belajar dengan hasil belajar siswa pada tabel 4.15 diperoleh data sebesar nilai

Sig. (0,000) < alpha (0,05) dan nilai pearson correlation sebesar 0,560. Hal

tersebut menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara

kebiasaan belajar dan hasil belajar siswa. Dengan analisis tersebut peneliti

menyimpulkan jika kebiasaan belajar siswa baik/tinggi maka hasil belajar

siswa akan semakin meningkat, begitu juga sebaliknya semakin buruk/rendah

kebiasaan belajar siswa maka semakin rendah pula hasil belajar siswa. Dari

data tersebut dapat diketahui bahwa H0 ditolak maka H1 diterima. Jika dilihat

dari pedoman derajat hubungan pada tabel 4.16 termasuk dalam kategori

Korelasi Sedang.

B. Hubungan tentang Motivasi Belajar Siswa dengan Hasil Belajar Siswa

Kelas VIII MTsN 7 Kediri

Bedasarkan hasil analisis yang telah peneliti lakukan mengenai

hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa, peneliti

72
mengumpulkan data angket mengenai motivasi belajar sebagai variabel (X2)

dan angket hasil belajar siswa sebagai variabel (Y). Hasil analisis hubungan

tersebut telah dijelaskan dalam bab IV diambil kesimpulan bahwa terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan hasil

belajar siswa.

Hasil analisis data dengan bantuan software SPSS versi 25,

menunjukkan nilai signifikan perhitungan hubungan antara motivasi belajar

dengan hasil belajar siswa pada tabel 4.17 diperoleh data sebesar nilai Sig.

(0,000) < alpha (0,05) dan nilai pearson correlation sebesar 0,753. Hal

tersebut menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara

motivasi belajar dengan hasil belajar. Dengan hasil analisis tersebut peneliti

menyimpulkan jika motivasi belajar tinggi maka hasil belajar siswa akan

meningkat, begitu juga sebaliknya semakin rendah motivasi belajar maka

semakin rendah pula hasil belajar siswa. Dari data tersebut dapat diketahui H0

ditolak maka H1 diterima. Jika dilihat dari pedoman derajat hubungan pada

tabel 4.18 termasuk dalam kategori Korelasi Kuat.

C. Hubungan antara Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil

Belajar Siswa Kelas VIII MTsN 7 Kediri

Berdasarkan hasil analisis yang telah peneliti lakukan mengenai

hubungan antara kebiasaan belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar

siswa, peneliti mengumpulkan data angket mengenai kebiasaan belajar (X 1)

dan motivasi belajar (X2). Hasil analisis hubungan tersebut telah dijelaskan

dalam bab IV diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara kebiasaan belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar.

73
Hasil analisis data dengan bantuan software SPSS versi 25,

menunjukkan nilai signifikan perhitungan hubungan antara kebiasaan belajar

dan motivasi belajar dengan hasil belajar pada tabel 4.19 diperoleh nilai Sig.

F change (0,000) < alpha (0,05) yang berarti H0 ditolak maka H1 diterima dan

nilai koefisien hubungan (R) sebesar 0,757. Hal tersebut menunjukkan

terdapat hubungan positif dan signifikan. Jika dilihat dari pedoman deajat

hubungan tabel 4.20 termasuk dalam Kategori Kuat.

Berdasarkan hasil analisis tersebut peneliti menyimpulkan jika

kebiasaan belajar dan motivasi belajar siswa tinggi maka hasil belajar siswa

akan semakin meningkat, begitu juga sebaliknya semakin rendah kebiasaan

belajar dan motivasi belajar maka semakin rendah pula hasil belajar siswa.

Serta diketahui nilai koefisien determinasi sebesar sebesar 0,572 yang artinya

57,2% kebiasaan belajar dan motivasi belajar siswa berhubungan dengan

hasil belajar siswa dan 42,8% disebabkan faktor lain.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti

mengambil kesimpulan sebagai berikuy ini :

1. Hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kelas

VIII MTsN 7 Kediri terdapat hubungan Positif dan signifikan hal tersebut

dapat dilihat dari nilai signifikansi (Sig. 2 tailed) menunjukkan 0.000 nilai

tersebut kurang dari 0,05 sehingga tolak H 0 dan Terima H1 dan dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

74
kedua variabel. Sedangkan untuk besarnya hubungan jika dilihat dari nilai

korelasi terdapat hubungan yang dihasilkan adalah sebesar 0,560

berdasarkan tabel derajat hubungan termasuk dalam Korelasi Sedang.

2. Hubungan antara Moivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII

MTsN 7 Kediri terdapat hubungan Positif dan signifikan hal tersebut

dapat dilihat dari nilai signifikansi (Sig. 2 tailed) menunjukkan 0.000 nilai

tersebut kurang dari 0,05 sehingga ditolak H0 dan diterima H1 dan dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

kedua variabel. Sedangkan untuk besar hubungan Jika dilihat dari nilai

korelasi terdapat hubungan yang dihasilkan sebesar 0.753 berdasarkan

tabel derajat hubungan termasuk dalam Korelasi Kuat.

3. Hubungan antara Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil

Belajar Siswa Kelas VIII MTsN 7 Kediri terdapat hubungan Positif dan

signifikan hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi bahwa Sig. F

change (0.000) < alpha (0.05) sehingga tolak H0 dan Terima H1 dapat

disimpulkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara kebiasaan

belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa. Sedangkan untuk

besar hubungan Jika dilihat dari nilai korelasi terdapat hubungan nilai

korelasi adalah 0.757 berdasarkan tabel derajat hubungan termasuk dalam

Korelasi Kuat. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa jika

kebiasaan belajar dan motivasi belajar siswa tinggi maka hasil belajar

siswa akan semakin meningkat. Nilai determinasi sebesar 0,572 koefisien

artinya 57,2% merupakan besarnya prosentase hubungan kebiasaan

75
belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa dan 42,8%

disebabkan faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan baik dalam penyebaran

kuesioner kepada responden yang kurang maksimal. Dikarenakan Covid-19

peneliti menggunakan pengisian kuesioner secara online yang mana melalui

bantuan Google formulir. Para responden entah dirasa kurang maksimal

dalam mengisi kuesioner tersebut karna biasanya ketika pengisian kuesioner

dilampirkan dalam bentuk print out dan disebarkan di kelas serta di tunggu

oleh peneliti kemungkinan besar para responden mengisi dengan baik sesuai

kejadian realita yang dialami dikelas.

Namun dengan ini pengisian kuesioner yang disebarkan melalui

online banyak siswa yang asal-asalan dalam mengisi pertanyaan-pertanyaan

yang telah diberikan. Selain itu sinyal yang menjadi kendala dalam

pengisian tersebut, dimana peneliti tidak bisa sehari mendapatkan jawaban

dari responden. Butuh waktu satu minggu baru jawaban dari responden bisa

terkumpul.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan beberapa

saran kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan permasalahan dalam

penelitian ini. Adapun saran-saran tersebut adalah:

1. Bagi Sekolah

Disarankan pihak sekolah mengadakan seminar dan pelatihan

tentang pentingnya melakukan kebiasaan belajar yang baik ketika

76
berada di rumah maupun di sekolah. Selain itu, untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa, pihak sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan

belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan, sehingga siswa

dapat belajar dengan senang hati dan memiliki keinginan untuk

sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah.

2. Bagi Siswa

Siswa hendaknya memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan

dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif serta memperoleh

bekal ilmu pengetahuan bagi masa depannya kelak.

DAFTAR PUSTAKA

Anggun, Sri Lestari “Hubungan Kebiasan Belajar Dan Fasilitas Belajar Dengan
Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V di SD Megeri Gugus Larasati
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang”. (Skripsi : Universitas Negeri
Semarang. 2019)

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta. 2014

Ash-Shiddieqy. Pengantar Ilmu Fiqih. Jakarta : Bulan Bintang. 1967

Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. 2013

77
Azwar, Saifuddin. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pusaka Belajar.
2012

Broto, Sumadi Suryo. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali. 1989

Damsi. “Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama


Islam Kelas X Di SMAS Tamansiswa Teluk Betung”. (Skripsi : UIN
Raden Intan Lampung. 2018)

Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2014.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajr. Jakarta : Bumi Aksara. 2013

Haofah, I’anatut. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif.


Malang : Madani Media. 2015

Harjanto. Perencanan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. 2011

Hermawan, Asep. Penelitian Bisnis : Paradigma Kuantitatif. Jakarta : Grasindo.


2005

Mudjiono, Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. 2010.

Pangesti, Yustiana. “Pengaruh Konsep Diri dan Kebiasaan Belajar


Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Sekbin II
Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes”. (Skripsi : Universitas Negeri
Malang. 2010).

Purwanto, Ngalim. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Hasil Belajar.


2016

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. 2014

Riduwan. Skala Penukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.


2010

Sardiman. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press.


2014.

78
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. cet v. Jakarta :
Rineka Cipta. 2010.

Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.


2014

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung : Alfabeta. 2014

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. 2011

Sukring. Pendidik dalam Pengembangan Kecerdasan Peserta Didik (Analisis


Perspektif Pendidikan Islam). Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah.
ISSN: 2301-7562 (Juni 2013)

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.


2000

Susanto, Ahmad. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :


Prenadmedia Group. 2016

Tim Revisi Buku Pedoman Karya Tulis Ilmiah Stain Kediri. Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah. Kediri : Stain Press. 2012

Uno, Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara. 2007

Utami, Dianita Putri. “Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Tentang
Metode Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Kelas XII Ips Sma Negeri 1 Sewon Tahun Ajaran 2017/2018”. (Skripsi :
Fakultas Ekonomu Universitas Negeri Yogyakarta. 2018)

Waluyo, Edi. “Pengaruh Kreativitas Guru Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Di
Smk Muhammadiyah 2 Mayudan Sleman”. (Skripsi : Universitas Negeri
Yogyakarta. 2013)

79
80
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran-Lampiran

Kisi –Kisi Angket Kebiasaan Belajar Siswa

Sebelum Uji Validitas

No Indikator Sub Indikator No Butir Soal Jumlah


Positif Negatif

1 Pembuatan Pembuatan jadwal 1, 2 3 3

81
jadwal dan belajar
pelaksanaannya Melaksanakan 4, 5 6 3
jadwal belajar
2 Membaca dan Membaca buku teks 7, 8 9, 10 4
membuat catatan
Membuat catatan 11, 12, 13 - 3
3 Penyelesaian Mengerjakan tugas 14, 15, 17, 16, 18 6
tugas di sekolah 19
Mengerjakan PR 20, 21 22 3
4 Cara mengikuti Konsentrasi 23, 24, 25 26 4
pelajaran mengikuti pelajaran

Aktif dalam proses 27, 28 - 2


pembelajaran
5 Cara belajar Melakukan belajar 29, 30, 31 - 3
kelompok kelompok
6 Cara belajar Belajar mandiri di 33, 34 32 3
individu rumah

Jumlah 25 9 34

Angket Kebiasaan Belajar Siswa

Sebelum Uji Validitas

Nama :

Kelas :

Email :

“Jawaban anda dijamin kerahasiannya”

PETUNJUK

82
Mohon dijawab sesuai dengan situasi yang sebenarnya, dengan memberi tanda
cheklist (√) pada kolom jawaban yang telah tersedia
Keterangan :
S = Selalu
SR = Sering
KK = Kadang-Kadang
TP = Tidak Pernah

No Pernyataan S SR KK TP
1 Saya membuat jadwal belajar di rumah
2 Saya menempelkan jadwal belajar di ruang belajar
3 Saya malas membagi waktu untuk belajar
4 Saat di rumah, saya belajar secara teratur
5 Saya belajar sesuai mata pelajaran yang harus
dipelajari
6 Saya menggunakan waktu belajar untuk bermain
atau menonton televisi
7 Saya membaca buku materi
8 Jika ada waktu luang, saya pergi ke perpustakaan
untuk membaca buku
9 Saya membaca buku ketika ada ulangan
10 Saya membaca buku jika disuruh guru
11 Saya mencatat pokok-pokok materi yang
dijelaskan guru
12 Setelah membaca materi, saya menandai pokok-
pokok pentingnya
13 Saya membuat ringkasan setelah mempelajari
buku catatan
14 Saya menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
15 Setelah menyelesaikan soal, saya mengoreksi
kembali semua jawaban
16 Saya putus asa jika menemui soal yang sulit
17 Saya mengerjakan soal dari yang mudah dulu
18 Saya mencotek jawaban teman
19 Saya percaya diri saat menghadapi ujian
20 Jika guru memberikan PR, saya semangat untuk
mengerjakannya di rumah
21 Jika ada soal PR yang sulit, saya berusaha mencari
jawaban di buku bacaan

83
22 Jika saya lupa mengerjakan PR, maka akan saya
kerjakan didalam kelas sebelum bel masuk
23 Pada saat proses pembelajaran, saya
berkonsentrasi dengan baik
24 Saya memperhatikan setiap penjelasan dari guru
25 Pada saat pelajaran, saya merasa terganggu
dengan teman yang ribut
26 Saya menyimak penjelasan guru dengan seksama
27 Jika ada materi yang belum jelas, maka saya
tanyakan ke guru
28 Jika guru memberikan soal latihan, maka saya
mengajukan diri untuk menjawabnya
29 Jika ada kegiatan kerja kelompok, maka saya ikut
berdiskusi dengan teman-teman
30 Saya mencatat kesimpulan hasil belajar kelompok
untuk saya pelajari di rumah
31 Bila ada persoalan yang sulit dipecahkan dalam
kelompok, saya bertanya pada guru
32 Saya malas belajar jika orang tua tidak menyuruh
untuk belajar
33 Saya tetap belajar meskipun ulangan telah selesai
34 Saat di rumah, saya mempelajari kembali materi
yang telah dijelaskan oleh guru

84
Kisi – Kisi Motivasi Belajar Siswa

Sebelum Uji Validitas

No Indikator Sub Indikator No Butir Soal Jumlah


Positif Negatif

1 Tekun dalam Kehadiran di sekolah 1, 3 2, 4 4


mengerjakan Tepat waktu dalam 5 6 2
tugas mengerjakan tugas
Serius dalam 7, 9 8 2
mengerjakan tugas
2 Adanya hasrat Semangat dalam 10 11 2
dan keinginan pembelajaran
Keinginan 12, 13, 14 15 4
untuk berhasil
mendapatkan nilai
bagus
3 Mandiri dalam Menyelsaikan tugas 16, 17 18 3
mengerjakan sendiri
tugas Memecahkan 19, 20 - 2
persoalan sendiri
Mengerjakan ulangan 21 - 1
sendiri

85
4 Ulet menghadapi Tidak mudah putus 22, 23 24 3
kesulitan asa

Berusaha menghadapi 25, 26 27 3


kesulitan
Jumlah 18 9 27

Angket Motivasi Belajar Siswa

Sebelum Uji Validitas

Nama :

Kelas :

Email :

“Jawaban anda dijamin kerahasiannya”

PETUNJUK

Mohon dijawab sesuai dengan situasi yang sebenarnya, dengan memberi tanda
cheklist (√) pada kolom jawaban yang telah tersedia
Keterangan :
S = Selalu
SR = Sering
KK = Kadang-Kadang
TP = Tidak Pernah

No Pernyataan S SR KK TP
1 Saya hadir di sekolah sebelum pukul 07.00 WIB
2 Jika keluarga saya sedang ada acara hajatan, maka
saya membolos sekolah
3 Saya merasa senang ketika masih bisa berangkat
sekolah
4 Jika terlambat masuk sekolah, maka saya memilih

86
membolos
5 Saya tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
yang diberikan guru
6 Saya mengerjakan tugas dengan asal-asalan yang
terpenting selesai tepat waktu
7 Saya selalu serius mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru
8 Saya malas mengerjakan tugas yang diberikan
guru
9 Saya merasa tertantang untuk mampu
mengerjakan soal yang sulit
10 Saya bersemangat mengikuti pembelajaran ketika
guru menyampaikan materi
11 Saya malas untuk belajar diluar jam pelajaran
12 Mencapai hasil belajar yang tinggi adalah
keinginan saya
13 Saya ingin lebih berprestasi dari sebelumnya
14 Saya belajar sungguh untuk mendapatkan nilai
terbaik di kelas
15 Saya pasrah dalam mencapai hasil belajar
16 Saya mengerjakan tugas atau PR sendiri
17 Saya mengerjakan tugas atau PR dengan sungguh-
sungguh
18 Saya mencontek jawaban teman
19 Saya berusaha untuk memecahkan persoalan
tentang materi yang dipelajari tanpa bantuan orang
lain
20 Saya berusaha menyelesaikan soal sulit yang saya
temukan dalam belajar
21 Saya mengerjakan soal ulangan sendiri tanpa
bantuan dari orang lain
22 Saya tidak mudah putus asa jika ada kesulitan
dalam memahami pelajaran
23 Saya akan mengabaikan pelajaran jika pelajaran
itu sulit dipahami
24 Saya mudah putus asa dalam memecahkan suatu
persoalan
25 Saya selalu berusaha semaksimal mungkin jika
ada soal yang sulit dikerjakan

87
26 Jika saya kurang faham dengan penjelesan guru,
maka saya akan bertanya
27 Jika saya sudah mencoba namun tetap gagal
mengatasi kesulitan, maka saya malas berusaha
lagi

Kisi – Kisi Angket Kebiasaan Belajar Siswa

Sesudah Uji Validitas

No Indikator Sub Indikator No Butir Soal Jumlah


Positif Negatif

88
1 Pembuatan Pembuatan jadwal 2 3 2
jadwal dan belajar
pelaksanaannya Melaksanakan 4, 5 6 3
jadwal belajar
2 Membaca dan Membaca buku teks 7, 8 - 3
membuat catatan
Membuat catatan 11, 12, 13 - 3
3 Penyelesaian Mengerjakan tugas 14, 15, 17, 16, 18 6
tugas di sekolah 19
Mengerjakan PR 20, 21 22 3
4 Cara mengikuti Konsentrasi 23, 24 - 2
pelajaran mengikuti pelajaran

Aktif dalam proses 27, 28 - 2


pembelajaran
5 Cara belajar Melakukan belajar 29, 30, 31 - 3
kelompok kelompok
6 Cara belajar Belajar mandiri di 33, 34 32 3
individu rumah

Jumlah 23 6 29

Angket Kebiasaan Belajar Siswa

Sesudah Uji Validitas

Nama :

Kelas :

Email :

89
“Jawaban anda dijamin kerahasiannya”

PETUNJUK

Mohon dijawab sesuai dengan situasi yang sebenarnya, dengan memberi tanda
cheklist (√) pada kolom jawaban yang telah tersedia
Keterangan :
S = Selalu
SR = Sering
KK = Kadang-Kadang
TP = Tidak Pernah

No Pernyataan S SR KK TP
2 Saya menempelkan jadwal belajar di ruang belajar
3 Saya malas membagi waktu untuk belajar
4 Saat di rumah, saya belajar secara teratur
5 Saya belajar sesuai mata pelajaran yang harus
dipelajari
6 Saya menggunakan waktu belajar untuk bermain
atau menonton televisi
7 Saya membaca buku materi
8 Jika ada waktu luang, saya pergi ke perpustakaan
untuk membaca buku
11 Saya mencatat pokok-pokok materi yang
dijelaskan guru
12 Setelah membaca materi, saya menandai pokok-
pokok pentingnya
13 Saya membuat ringkasan setelah mempelajari
buku catatan
14 Saya menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
15 Setelah menyelesaikan soal, saya mengoreksi
kembali semua jawaban
16 Saya putus asa jika menemui soal yang sulit
17 Saya mengerjakan soal dari yang mudah dulu
18 Saya mencotek jawaban teman
19 Saya percaya diri saat menghadapi ujian
20 Jika guru memberikan PR, saya semangat untuk
mengerjakannya di rumah
21 Jika ada soal PR yang sulit, saya berusaha mencari
jawaban di buku bacaan

90
22 Jika saya lupa mengerjakan PR, maka akan saya
kerjakan didalam kelas sebelum bel masuk
23 Pada saat proses pembelajaran, saya
berkonsentrasi dengan baik
26 Saya menyimak penjelasan guru dengan seksama
27 Jika ada materi yang belum jelas, maka saya
tanyakan ke guru
28 Jika guru memberikan soal latihan, maka saya
mengajukan diri untuk menjawabnya
29 Jika ada kegiatan kerja kelompok, maka saya ikut
berdiskusi dengan teman-teman
30 Saya mencatat kesimpulan hasil belajar kelompok
untuk saya pelajari di rumah
31 Bila ada persoalan yang sulit dipecahkan dalam
kelompok, saya bertanya pada guru
32 Saya malas belajar jika orang tua tidak menyuruh
untuk belajar
33 Saya tetap belajar meskipun ulangan telah selesai
34 Saat di rumah, saya mempelajari kembali materi
yang telah dijelaskan oleh guru

91
Kisi – Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa

Sesudah Uji Validitas

No Indikator Sub Indikator No Butir Soal Jumlah


Positif Negatif

1 Tekun dalam Kehadiran di sekolah - - -


mengerjakan Tepat waktu dalam 5 6 2
tugas mengerjakan tugas
Serius dalam 7, 9 8 2
mengerjakan tugas
2 Adanya hasrat Semangat dalam 10 11 2
dan keinginan pembelajaran
Keinginan 12, 13, 14 15 4
untuk berhasil
mendapatkan nilai
bagus
3 Mandiri dalam Menyelsaikan tugas 16, 17 18 3
mengerjakan sendiri
tugas Memecahkan 19, 20 - 2
persoalan sendiri

92
Mengerjakan ulangan 21 - 1
sendiri

4 Ulet menghadapi Tidak mudah putus 22 24 2


kesulitan asa

Berusaha menghadapi 26 27 2
kesulitan
Jumlah 14 7 21

Angket Motivasi Belajar Siswa

Sesudah Uji Validitas

Nama :

Kelas :

Email :

“Jawaban anda dijamin kerahasiannya”

PETUNJUK

Mohon dijawab sesuai dengan situasi yang sebenarnya, dengan memberi tanda
cheklist (√) pada kolom jawaban yang telah tersedia
Keterangan :
S = Selalu
SR = Sering
KK = Kadang-Kadang
TP = Tidak Pernah

No Pernyataan S SR KK TP
5 Saya tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
yang diberikan guru
6 Saya mengerjakan tugas dengan asal-asalan yang

93
terpenting selesai tepat waktu
7 Saya selalu serius mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru
8 Saya malas mengerjakan tugas yang diberikan
guru
9 Saya merasa tertantang untuk mampu
mengerjakan soal yang sulit
10 Saya bersemangat mengikuti pembelajaran ketika
guru menyampaikan materi
11 Saya malas untuk belajar diluar jam pelajaran
12 Mencapai hasil belajar yang tinggi adalah
keinginan saya
13 Saya ingin lebih berprestasi dari sebelumnya
14 Saya belajar sungguh untuk mendapatkan nilai
terbaik di kelas
15 Saya pasrah dalam mencapai hasil belajar
16 Saya mengerjakan tugas atau PR sendiri
17 Saya mengerjakan tugas atau PR dengan sungguh-
sungguh
18 Saya mencontek jawaban teman
19 Saya berusaha untuk memecahkan persoalan
tentang materi yang dipelajari tanpa bantuan orang
lain
20 Saya berusaha menyelesaikan soal sulit yang saya
temukan dalam belajar
21 Saya mengerjakan soal ulangan sendiri tanpa
bantuan dari orang lain
22 Saya tidak mudah putus asa jika ada kesulitan
dalam memahami pelajaran
24 Saya mudah putus asa dalam memecahkan suatu
persoalan
26 Jika saya kurang faham dengan penjelesan guru,
maka saya akan bertanya
27 Jika saya sudah mencoba namun tetap gagal
mengatasi kesulitan, maka saya malas berusaha
lagi

94
DOKUMENTASI

Menyebar angket secara online via Whatsapp

95
96

Anda mungkin juga menyukai