Anda di halaman 1dari 304

PENYESUAIAN DIRI PENSIUNAN GURU SEKOLAH DASAR

DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

SKRIPSI

Oleh:

NINDA DWIKA NUR VITASARI

NIM. 9334.206.18

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2023
PENYESUAIAN DIRI PENSIUNAN GURU SEKOLAH DASAR
DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

SKRIPSI

Diajukan kepada
Institut Agama Islam Negeri Kediri
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program Sarjana

Oleh:

Ninda Dwika Nur Vitasari

NIM. 9334.206.18

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PENYESUAIAN DIRI PENSIUNAN GURU SEKOLAH DASAR


DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

NINDA DWIKA NUR VITASARI


NIM. 9334.206.18

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Moch. Muwaffiqillah, S.IP., M.Fil.I. Tatik Imadatus S., M.Psi. Psikolog
NIP. 197711302003121002 NIP. 198102152009122003

ii
NOTA DINAS

Kediri,10 Januari 2023

Nomor :-
Lampiran : 4 (empat) berkas
Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada
Yth, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri
Di
Jl.SunanAmpel 07-Ngronggo Kediri

Assalamu’alaikumWr.Wb.

Memenuhi permintaan Dekan untuk membimbing


penyusunan skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama : Ninda Dwika Nur Vita Sari


NIM : 9334.206.18
Judul :Penyesuaian Diri Pensiunan Guru Sekolah Dasar
di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

Setelah diperbaiki materi dan susunannya, kami


berpendapat bahwa skripsinya telah memenuhi syarat sebagai
kelengkapan ujian akhir Sarjana Strata Satu (S1).
Bersama ini terlampir satu berkas naskah skripsinya,
dengan harapan dalam waktu yang telah ditentukan dapat
diujikan dalam Sidang Munaqasah.
Demikian agar maklum dan atas kesediaan Bapak kami
ucapkan banyak terimakasih.

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Moch. Muwaffiqillah, S.IP., M.Fil.I. Tatik Imadatus S., M.Psi. Psikolog
NIP. 197711302003121002 NIP. 198102152009122003

iii
HALAMAN PENGESAHAN

PENYESUAIAN DIRI PENSIUNAN GURU SEKOLAH DASAR

DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

NINDA DWIKA NUR VITASARI


NIM. 9334.206.18

Telah diujikan di depan Sidang Munaqosah Institut Agama Islam Negeri Kediri
Pada tanggal 17 maret 2023

Tim Penguji,

1. Penguji Utama

Dr. Robingatun, M.Pd.I (……………………)


NIP. 196904081998032002

2. Penguji I

Dr. Moch. Muwaffiqillah, S.IP., M.Fil.I. (……………………)


NIP. 197711302003121002

3. Penguji II

Tatik Imadatus S., M.Psi. Psikolog (…………………….)


NIP. 198102152009122003

Kediri, 17 Maret 2023


Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IAIN Kediri

Dr. A. Halil Thahir, M.HI


NIP. 197111212005011006

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Ninda Dwika Nur Vitasari
NIM : 933420618
Program Studi : Psikologi Islam
Fakultas : Ushuluddin dan Dakwah

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
dari plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kediri, 14 Januari 2023


Yang membuat pernyataan

Ninda Dwika Nur Vitasari

v
HALAMAN MOTTO

“apapun yang menjadi takdirmu, akan mencari jalannya menemukanmu”

(Abi bin Abi Thalib)

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi Robbil „Alamin, Segala Puji hanya untuk-Mu ya Allah


Tuhan Semesta alam syukurku atas limpahan nikmat dan karunia-Mu. Sehingga
dapat menyelesaikan skripsi. Dengan segenap curahan kasih dan sayang
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
1. Institut Agama Islam Kediri (IAIN) Kediri serta seluruh civitas
akademiknya yang telah menjadi wadah peneliti dalam menambah ilmu
dan berbagai pengalaman untuk kehidupan saat ini dan mendatang.
2. Orang tua tercinta yaitu Ibu saya Susiami dan Ibu Lia serta Ayah
Mujianto, ucapan terima kasih yang tiada henti anakmu ucapkan untuk
curahan kasih sayang, doa, dukungan dan pengorbanan yang tiada
terhingga.
3. Ibu Dr. Robingatun, M.Pd.I sebagai penguji utama kemudian Bapak Dr.
Moch. Muwaffiqilah, S.IP., M.Fil.I. dan ibu Tatik Imadatus S., M.Psi.
Psikolog selaku dosen pembimbing penulis yang selalu penuh kesabaran
dalam membimbing penulis serta menyediakan waktu ditengah
kesibukannya dan memberikan dukungan untuk segera menyelesaikan
skripsi.
4. Keluarga Besar Psikologi Islam angkatan 2018 yang selalu mendukung
setiap waktu dan memberi masukan dan semangat kepada penulis.
5. Kepada kakak kandung saya Novia Seifi serta saudara-saudara sepupu dan
keponakan tercinta yang selalu memberikan dukungan serta motivasi
selama proses menyusun skripsi
6. Kepada teman-teman yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang
selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Teruntuk kalian para pembaca kelak.

vii
ABSTRAK

DWIKA NUR VITASARI, NINDA. Pembimbing (1) Dr. Moch. Muwaffiqilah,


S.IP., M.Fil.I. Dan pembimbing (2) Tatik Imadatus S., M.Psi. Psikolog.
Penyesuaian Diri Pensiunan Guru Sekolah Dasar di Keamatan Mojoroto Kota
Kediri. Skripsi, Program Studi Psikologi Islam, Fakultas Ushuluddin dan
Dakwah, IAIN Kediri. 2023.

Kata Kunci: Penyesuaian Diri, Pensiunan, Guru

Masa pensiun adalah suatu keharusan yang tidak bisa dihindari oleh
pegawai swasta maupun pegawai negeri sipil (PNS) dan dimana pegawai yang
sudah memasuki usia lanjut tidak lagi bekerja disebabkan usia yang tidak
produktif sebagai tenaga kerja yang sudah memenuhi kriteria untuk dapat
direkomendasikan untuk pensiun. Penyesuaian diri dalam menjalani masa
pensiun memiliki arti yang penting baik untuk fisik maupun mental. Maka dari
itu penting bisa menyesuaiakan diri pada masa pensiun ini sangat perlu supaya
tidak cemas, stress dan depresi. Oleh karena itu masing-masing pensiunan guru
memiliki masalah yang berbeda beda, ada yang bisa menyesuaiakan diri atau
malah sebaliknya mengalami sebuah problem, baik problem kejiwaan maupun
fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana macam-macam
penyesuaian diri serta apa faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri
pensiunan guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi. Lokasi penelitian ini dilakukan di tempat tinggal guru
sekolah dasar yang sudah pensiun, berada di Dusun Mrican, Dusun Mojoroto,
Dusun Mbetik, Dan Dusun Boto Lengket, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan juga
dokumentasi. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan metode triangulasi,
ketekunan pengamatan dan mengambil kesimpulan, sedangkan teknik analisa
data dilakukan dengan mereduksi data, menyajikan data, dan mengambil
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyesuaian diri pensiunan guru
Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri memiliki penyesuaian diri
yang berbeda-beda di masing-masing individu dalam menyesuaikan diri, dari
macam-macam penyesuaian diri dan faktor faktor yang mempengaruhi
penyesuian diri yaitu dari beberapa macam penyesuaian diri yang di paparkan
Schneiders. Bahwa kelima subyek dapat menyesuaikan diri dalam penyesuaian
diri secara sosial dan penyesuaian diri jabatan dan vokasional. Namun ada tiga
subyek yang belum bisa menyesuaikan diri dalam hal penyesuaian diri
individual dan satu subyek belum bisa penyesuaian diri dalam hal perkawinan.
Selain itu ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri
pensiunan guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri yakni kelima
subyek dapat menyesuaikan diri dalam faktor perkembangan dan kematangan
serta penyesuaian diri dalam faktor unsur kebudayaan. Namun ada dua subyek
yang belum bisa menyesuaikan diri dalam faktor keadaan fisik dan tiga subyek
dalam faktor keadaan psikologis kemudian satu subyek yang belum bisa
menyesuaikan diri dalam faktor kondisi lingkungan..

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang


telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Penyesuaian Diri Pensiunan Guru Sekolah
Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri”.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita


Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing umat manusia mengikuti
ajarannya untuk mencapai keselamatan dunia akhirat.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis tidak lepas dari kesulitan dan
hambatan yang harus dihadapi. Akan tetapi, berkat bimbingan dan bantuan serta
kerjasama dari berbagai pihak mulai dari dosen pembimbing, sahabat dan
sebagainya rintangan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini, dengan tulus dan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Wahidul Anam, M.Ag., selaku Rektor IAIN Kediri.


2. Bapak Dr. A. Halil Thahir, M.HI selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Dakwah IAIN Kediri.
3. Ibu Dr. Rini Risnawita Suminta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi
Islam IAIN Kediri.
4. Ibu Dr. Robingatun, M.Pd.I selaku penguji utama kemudian Bapak Dr. Moch.
Muwaffiqilah, S.IP., M.Fil.I. selaku dosen pembimbing I dan Tatik Imadatus
S., M.Psi. selaku dosen pembimbing II yang selalu penuh kesabaran dalam
membimbing penulis serta menyediakan waktu ditengah kesibukannya dan
memberikan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
5. Serta Ketua Program Studi Psikologi Islam beserta staf IAIN Kediri, atas
segala kebijaksanaan, perhatian dan dorongan sehingga peneliti selesai
studinya.
6. Para Dosen terutama Dosen Psikologi Islam yang telah memberikan banyak
ilmu dan pengetahuan.
7. Ibu dan ayah yang tiada henti berjuang dan berdo‟a untuk anaknya dan
keluarga besar, kakak serta sepupu yang selalu memberikan dukungan berupa
materi maupun non materi.
8. Teman-teman maupun orang-orang yang telah bersedia mendo‟akan sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
9. Serta orang-orang yang selalu memberikan semangat dan dukungannya.
10. Kawan-kawanku seperjuangan Psikologi Islam Angkatan 2018.
11. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang juga
memberikan banyak pengalaman, pelajaran, semangat dan dukungan kepada
penulis.

Atas bantuan dan pengorbanan yang diberikan semoga dapat tercatat


sebagai amal sholeh yang diterima oleh Allah SWT.

ix
Akhirnya penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan ini masih
banyak kekurangan baik dari segi materi maupun metodologi. Oleh karena itu,
berbagai kritik dan saran senantiasa penulis harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan skripsi ini. Kepada Allah penulis selalu berharap mendapatkan
taufiq dan hidayah-Nya. Mudah-mudahan penulisan skripsi ini bisa bermanfaat
bagi semuanya yang menambah keilmuan dan pengetahuan pembaca. Amin

Kediri, 16 Januari 2023

Penulis

Ninda Dwika Nur Vitasari

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

NOTA DINAS ....................................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... vi

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Konteks Penelitian ....................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

D. KegunaanPenelitian...................................................................................... 7

E. Penelitian terdahulu.............................................................................................. 8

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 13

A. Penyesuaian Diri ................................................................................................. 13

B. Masa Pensiun ...................................................................................................... 18

xi
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 22

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................................................... 22

B. Kehadiran Peneliti .............................................................................................. 23

C. Lokasi Penelitian ................................................................................................ 24

D. Data dan Sumber Data ....................................................................................... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 25

F. Instrumen Pengumpulan Data........................................................................... 27

G. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................................ 28

H. Teknik Analisis Data.......................................................................................... 29

I. Tahap tahap penelitian ....................................................................................... 32

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN MASALAH .............................. 34

A. Paparan Data ....................................................................................................... 34

B. Temuan Penelitian ............................................................................................ 120

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................... 133

A. Macam-macam penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah Dasar di

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri .......................................................................... 134

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri pensiunan guru

Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri ........................................... 146

BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 155

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 155

B. Saran................................................................................................................... 156

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 157

LAMPIRAN ....................................................................................................... 163

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 289

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1: Indentitas Informan ................................................................................. 37

Tabel 2: Macam-macam penyesuaian diri .......................................................... 125

Tabel 3: Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri ....................................... 130

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ..................................................................... 164

Lampiran 2. Pedoman Observasi ........................................................................ 172

Lampiran 3. Lembar Dokumentasi ..................................................................... 174

Lampiran 4. Informed Consent ........................................................................... 175

Lampiran 5. Hasil Wawancara ............................................................................ 181

Lampiran 6. Hasil Observasi ............................................................................... 254

Lampiran 7. Checklist Data ................................................................................. 262

Lampiran 8. Reduksi Data................................................................................... 266

Lampiran 9. Daftar Konsultasi Penyelesaian Skripsi .......................................... 286

Lampiran 10. Dokumentasi ................................................................................. 288

Lampiran 11. Riwayat Hidup .............................................................................. 289

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian
Masa pensiun adalah suatu keharusan tidak bisa dihindari oleh pegawai

swasta maupun pegawai negeri sipil (PNS). Masa pensiun adalah masa yang

normal dimana dilalui oleh siapa saja yang bekerja di bawah instansi

pemerintahan. Sudirman menyatakan pensiun adalah kondisi yang muncul disaat

seseorang yang menggeluti suatu karir atau pekerjaan tertentu wajib

menghentikan karirnya karena dipengaruhi oleh batas usia tertentu. Hal inilah

yang disebut dengan istilah purnatugas. Dari pekerjaannya dengan kriteria usia

yang ditetapkan dalam peraturan pensiun yaitu 58 tahun.

Pensiun yakni masa dimana pegawai yang sudah memasuki usia lanjut

tidak lagi bekerja disebabkan usia yang tidak produktif sebagai tenaga kerja

sudah memenuhi kriteria untuk dapat direkomendasikan untuk pensiun, karena

peraturan pemerintah juga menetapkan usia pensiun yang sudah bisa mengurus

administrasi pensiunan sebelum usia 58 tahun rentang waktu menjelang usia 58,

misal setahun menjelang pensiun, yakni pensiun berdasarkan tahun kelahiran. Di

masa pensiun, dengan cara apapun juga siap tidak siap tentu akan dihadapi oleh

semua para pekerja, mereka yang sudah memasuki batasan usia, dimana para

pekerja tersebut harus meninggalkan pekerjaannya yang selama ini. Pensiun

merupakan kehidupan baru yang harus dijalani dan memindahkan seseorang

pada posisi baru di dalam masyarakat atau tahapan yang baru dalam hidupnya. 1

1
Hanum Nindialoka, Skripsi : “Dinamika Psikologis Proses Pencapaian Successful Aging pada
Lansia Pensiunan”(Malang: UINMMI, 2017), Hal 4.

1
Pensiun juga disebut masa dan keadaan yang memprihatinkan yang harus

dihadapi oleh orang yang sudah tidak bekerja lagi. Karena mereka biasanya

setiap hari bekerja dan menumbuhkan rasa semangat baru yang biasanya mereka

bersama teman-temannya, dan bisa menghilangkan rasa bosan kemudian juga

mencari hiburan. Setiap hari mereka sibuk bekerja ada kegiatan dan sesudah

pensiun mereka menjadi berubah tidak ada kesibukan lagi.

Masa pensiun ini salah satu jenjang yang harus dilalui oleh individu itu

sendiri yang terjadi pada dewasa madya. Schwartz dalam Hurlock menerangkan

bahwa, Pensiun ini adalah perubahan dari awalnya bekerja, menjadi tidak

bekerja lagi karena adanya pola transisi masih bekerja dengan usia yang dahulu

masih produktif dan sekarang sudah memasuki usia pensiun yang secara

peraturan perundang-undangan harus dipatuhi. Perubahan ini tentu menimbulkan

efek berbeda yang dialami setiap pegawai, baik efek pergantian peran, kemudian

keinginan, nilai, dan perubahan yang secara total didalam kehidupan setiap

pegawai”. 2

Pensiun ini sama dengan tanda yang menunjukkan seseorang itu akan

memasuki masa tua/lansia. Beberapa orang mengira pensiun dipandang sebuah

hal yang negatif karena kalau seseorang sudah memasuki masa pensiun,

seseorang yang berkaitan ini sudah tidak dibutuhkan lagi dan tidak berguna di

dalam tempat pekerjaanya. Semakin tua seseorang semakin turun tingkat

produktivitasnya dan tidak dianggap menguntungkan lagi bagi instansi di

tempat mereka bekerja. Di masa pensiun ini sering dianggap hal yang tidak

2
Candra Dewi Kusumarini, Skripsi: “Pengaruh Sikap Menghadapi Pensiun terhadap
Penyesuaian Diri menjelang Masa Pensiun”(Semarang: UNES, 2006), Hal 2

2
begitu menyenangkan dan ada juga yang menganggap hal yang menyenangkan

tergantung masing- masing orang.

Dengan adanya pensiun mereka harus bisa menyesuaikan diri di

lingkungannya yang baru. Sebagian yang sering terjadi seseorang yang

menjalani masa pensiun dengan bersenang senang, santai dan menikmati masa

tua, atau malah sebaliknya. Padahal setelah pensiun itu banyak hal hal yang

positif yang dapat ditemukan. Dan banyak sekali kegiatan setelah masa pensiun

diantaranya saat seseorang sudah memasuki usia tua mereka mereka untuk lebih

bisa meingkatkan kondisi fisik dan kesehatannya di karenakan banyak waktu-

waktu luang yang bisa dimanfaatkan oleh seseorang tersebut dengan

melaksanakan olahraga, kemudian beristirahat dengan cukup, menikmati masa

tua bersama anak cucu cucunya kemudian ditambah dengan kegiatan yang

positif. Diantaranya masih banyak hal - hal yang bisa dilakukan dengan suatu

kegiatan yang menyenangkan pada masa pensiun contohnya seperti

menumbuhkan hobi mereka.

Seringkali beberapa orang di masa pensiun ini membuat mereka menjadi

jenuh di rumah karena bosan karena sudah tidak ada kegiatan. Tapi hal itu bisa

diatasi dengan mencari kesibukan dan tergantung masing masing orang

menyikapinya. Dan setelah memasuki masa pensiun hal inilah menjadi hal yang

lazim di setiap pekerja yang ada di indonesia, tetapi tidak semua individu itu

bisa menerima dalam menghadapi masa pensiun tersebut. pensiun juga termasuk

sebuah babak baru dan kehidupan baru yang dijalani oleh seseorang terutama

sudah dibatas usia perlu persiapan yang matang. Karena setelah pensiun itu

3
sesorang benar benar secara otomatis sesorang harus melepas segala statusnya,

kedudukannya dan kekuasaanya di dalam pekerjaan mereka.

Dan mereka sebagai makhluk sosial pasti akan membutuhkan kehadiran

dari orang lain, dibutuhkan dengan adanya kecocokan diantara individu itu

sendiri dan melakukan penyesuaian diri. Menurut Sunarto dan Agung Hartono

penyesuaian diri merupakan “Upaya individu dalam mencapai keharmonisan

pada dirinya sendiri dan di sekitar lingkungannya.” Penyesuaian diri salah satu

syarat penting untuk terciptannya kesehatan jiwa dan mental individu tersebut.

individu dengan penyesuaian dirinya yang berhasil, kemudian bisa dan mampu

untuk mencapai taraf keakraban yang pas di dalam hubungan sosialnya.3 Tidak

semua individu itu dapat berhasil dalam melakukan penyesuaian diri tersebut.

maka dari itu hal tersebut disebabkan oleh adanya tantangan dan hambatan

tertentu halinilah yang menyebabkan mereka tidak bisa atau tidak mampu dalam

melakukan penyesuaian diri secara maksimal. Tantangan- tantangan tersebut

berasal dari dalam dirinya sendiri lingkungan keluarga maupun lingkungan yang

baru dapat menjadi sebuah stimulus/penyebab terjadinya kesulitan dalam

menyesuaikan diri.

Menurut Erickson, kesiapan lansia usia lanjut individu tetap akan

melakukan kegiatan-kegiatan yang biasa individu lakukan dalam kehidupan

sehari- hari pada tahap perkembangan sebelumnya antara lain melakuka aktivitas

fisik seperti berolahraga, menumbuhkan hobinya contohnya misal dengan

bercocok tanam dan lain sebagainya. Kemudian untuk bisa beradaptasi atau

menyesesuaikan diri dalam tugas perkembangan usia lanjut itu dipengaruhi


3
Lilis Ratna Purnamasari, “Kontribusi Self- Efficacy terhadap Kemampuan Penyesuaian Diri
pada Mahasiswa Unnes Berkewarnegaraan Turki Tahun 2010”. Indonesian journal of Guidance
and Conseling: Theory and application. Vol 1, No 1, Hal 58

4
dalam proses tumbuh kembang pada tahap-tahap yang sebelumnya. Dan semisal

seseorang sudah memasuki masa pensiun dan semisal seseorang sudah

memasuki masa pensiun dalam tahap tumbuh kembang mereka sebelumnya

dengan melakukan aktivitas atau kegiatan sehari- hari dengan cara yang teratur,

baik untuk membina hubungan yang harmonis dengan orang orang di sekitar

lingkungannya, jadi penyesuaian diri pada lanjut usia yaitu kesanggupan

individu yang berusia lanjut dalam mengalami tekanan dan konflik akibat dari

perubahan-perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialami dan

kesanggupan untuk mencapai kecocokan diantara tuntutan dari dalam diri

dengan tuntutan dari lingkungan, dan disertai oleh kemampuan mengembangkan

metode psikologis yang cocok sehingga bisa dapat mencukupi kebutuhan-

kebutuhan yang ada dalam dirinya tanpa mengakibatkan masalah baru.

Penyesuaian diri dijelaskan seperti hubungan yang berkelanjutan dengan

diri kita sendiri, apa yang telah ada pada diri kita sendiri, seperti tubuh, perilaku,

pemikiran kemudian perasaan diri kita, kepada orang lain serta dengan

lingkungannya. Menurut Hurlock pertolongan dari lingkungan sekitar memiliki

peranan yang penting bagi individu yang mengalami masa perubahan di dalam

kehidupannya seperti ketika sudah memasuki masa pensiun ini. Cohen dan

Hoberman menurutnya support dari lingkungan sekitar dengan arti lain yang

bisa disebut juga sebagai dukungan sosial yang mengacu dari beraneka macam

sumber daya yang di sediakan oleh interaksi antar pribadi dari seseorang. 4

Penyesuaian diri dalam menjalani masa pensiun memiliki arti yang

penting baik untuk fisik maupun mental. Dan persiapan masa pensiun juga
4
Dewa Ayu Dyah Puteri Pratiwi dan Made Diah Lestari, “Gambaran Dukungan Sosial dan
Penyesuaian Diri pada Perempuan Pegawai Negeri Sipil Pra Pensiun di Provinsi Bali”. Jurnal
Psikologi Udayana. Vol. 6 No. 2, Hal 328-336.

5
penting karena bertemu masa-masa baru yang dimana seseorang tersebut akan

terlepas dari kewajiban tanggung jawabnya yang biasa dikerjakan dan kini

menjadi hilang tidak punya kesibukan. Maka dari itu penting bisa menyesuaikan

diri dalam menjalani masa pensiun itu sangat perlu supaya tidak terlalu cemas,

stress dan depresi. Kemudian penyesuaian diri juga harus dilakukan karena

seseorang memasuki kehidupan baru masa pensiun.

Penelitian tentang penyesuaian diri ini ditujukan kepada pensiunan guru

Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Peneliti ingin menggali

informasi lebih dalam tentang penyesuaian diri yang terbentuk saat menjalani

masa pensiun. Karena masing-masing pensiunan di Sekolah Dasar mempunyai

masalah yang berbeda-beda, ada yang bisa menyesesuaikan diri atau malah

sebaliknya mengalami sebuah problem, baik problem kejiwaan maupun fisik.

Contohnya mengalami kecemasan dan stress.

Peneliti memilih pensiunan guru Sekolah Dasar karena pada saat mereka

masih bekerja mereka merasa terhibur bertemu teman-teman guru terutama

bertemu dan mengajar murid-muridnya yang masih SD, dalam perspektif

psikologi yang usianya sekitar 6-11 tahun tersebut adalah dalam masa kanak-

kanak tengah. Yang artinya dalam masa tersebut masih senang diajak bermain

dan meningkatkan kreativitas anak, jadi para pensiunan guru Sekolah Dasar

merasa terhibur akan hal itu, dibandingkan mengajar murid yang masih SMP

dan SMA mereka cenderung bosan. Kemudian setelah pensiun ini mereka

sekarang lebih banyak di rumah, yang biasanya ada hiburannya saat mereka

bekerja. Dan pada saat mereka banyak menghabiskan waktu dirumah seringkali

ditemui banyak persoalan ataupun problem yang terjadi pada faktor internal

6
maupun eksternal. Internalnya dalam problem kejiwaan maupun fisik,

sedangkan faktor eksternal terjadi di sekitar lingkungan pensiunan tersebut.

Kemudian peneliti ingin mengetahui bahwa materi tentang penyesuaian diri ini

masih bisa untuk diteliti dan dijelajahi secara lebih mendalam.

B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana macam-macam penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah

Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri ?

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri pensiunan guru

Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri?

C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan tentang macam-macam penyesuaian diri pensiunan

guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

2. Mendeskripsikan faktor-faktor penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah

Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

D. KegunaanPenelitian
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberi manfaat untuk memperluas

kajian/materi ilmu psikologi dengan tema yaitu “Penyesuaian Diri

Pensiunan Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri”.

Kemudian untuk memberikan referensi yang lebih khusus untuk

penelitian psikologi selanjutnya.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan

manfaat bagi seluruh perguruan tinggi atau universitas lainnya sebagai

pengetahuan dan motivasi dalam menghadapi kehidupan setelah masa

pensiun yang pasti akan dijalani. Kemudian penelitian ini juga

7
diharapkan memberi motivasi untuk berbagai kalangan lanjut usia pada

masa pensiun untuk menjalani kehidupan agar bisa lebih baik lagi.

E. Penelitian Terdahulu
Di dalam penelitian pastinya memiliki beberapa pandangan di

penelitian-penelitian sebelumnya, sebagai bahan evaluasi ke dalam topik

keaslian yang dapat memberikan perbedaan yang berpedoman dari

beberapa penelitian-penelitian terdahulu. Kemurnian penelitian dalam

penelitian ini akan diungkap yang berdasarkan dari pengkajian beberapa

penelitian terdahulu, kemudian dapat dibedakan oleh peneliti dalam

melakukan penelitian dengan penelitian sebelumnya. Di bawah ini

beberapa penelitian-penelitian sebelumnya yang akan dilakukan oleh

peneliti terkait penelitian yang dilakukannya seperti :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dimas Prakasa Putra Adi Sudjono dari

jurnal yang berjudul “Penyesuaian Diri Masa Transisi: Studi Kasus pada

Pensiunan Perwira TNI di Kodim 0812 Lamongan”, 2021. Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui bagaimana cara adaptasi yang dilakukan

oleh pensiunan TNI di lingkungan sosialnya pasca pensiun. 5 Persamaan

dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel, dan

jenis penelitian yang digunakan. Variabel yang digunakan dalam kedua

penelitian ini adalah penyesuaian diri, dan kedua penelitian

menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaan penelitian

ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada rumusan masalah yang

diteliti, pendekatan, subyek, serta lokasi penelitian. Rumusan masalah

5
Dimas Prakasa Putra Adi Sudjono, “Penyesuaian Diri Masa Transisi: Studi Kasus pada
Pensiunan Perwira TNI di Kodim 0812 Lamongan”. Jurnal Penelitian Psikologi. Vol. 8 No. 7
(2021).

8
yang diteliti sebelumnya adalah bagaimana cara adaptasi yang dilakukan

oleh pensiunan TNI di lingkungan sosialnya pasca kasus, sedangkan

dalam penelitian ini adalah bagaimana macam-macam penyesuaian diri

dan bagaimana faktor-faktor penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah

Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Pendekatan dalam penelitian

sebelumnya adalah studi kasus, sedangkan dalam penelitian ini

menggunakan fenomenologi. Subyek yang diteliti di penelitian

sebelumnya adalah lima subyek pensiunan TNI, sedangkan penelitian ini

adalah lima subyek pensiunan guru Sekolah Dasar. Lokasi di penelitian

ini di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri, sedangkan penelitian

sebelumnya di Lamongan.

2. Selanjutnya jurnal penelitian yang dilakukan oleh Sri Wianti dan U. Olis

Muchlisin yang berjudul “Studi Fenomenologi: Pengalaman Adaptasi

Diri pada Lansia di Masa Pensiun”, 2020. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengeksplor lebih dalam tentang pengalaman lansia dalam beradaptasi


6
pada masa pensiun. Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah jenis penelitian yang digunakan. Jenis Penelitian yang

digunakan dalam kedua penelitian ini adalah kualitatif menggunakan

pendekatan fenomenologi. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah pada variabel yang diteliti, rumusan

masalah, subyek, serta lokasi penelitian. Variabel yang digunakan di

penelitian sebelumnya adalah adaptasi diri. Rumusan masalah yang

diteliti sebelumnya adalah mengeksplor lebih dalam tentang pengalaman

6
Sri Wianti dan U. Olis Muchlisin, “Studi Fenomenologi: Pengalaman Adaptasi Diri pada
Lansia di Masa Pensiun”.Healthcare Nursing Journal. Vol. 2 No. 2 (2020).

9
lansia dalam beradaptasi pada masa pensiun, sedangkan dalam penelitian

ini adalah bagaimana macam-macam penyesuaian diri dan bagaimana

faktor-faktor penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah Dasar di

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Subyek yang diteliti di penelitian

sebelumnya adalah lansia pensiun dengan kriteria pegawai baik PNS

maupun Non PNS, sedangkan penelitian ini adalah lima subyek

pensiunan guru Sekolah Dasar. Lokasi di penelitian ini di Kecamatan

Mojoroto Kota Kediri, sedangkan penelitian sebelumnya di Kota Banjar.

3. Jurnal penelitian oleh Dewa Ayu Dyah Puteri Pratiwi dan Made Diah

Lestari yang berjudul “Gambaran Dukungan Sosial dan Penyesuaian Diri

pada Perempuan Pegawai Negeri Sipil Pra Pensiun di Provinsi Bali”,

2019. Tujuan dari jurnal penelitian ini untuk melihat dari gambaran

dukungan sosial dan penyesuaian diri oleh para perempuan menjelang


7
pensiun Pegawai Negeri Sipil di Provinsi Bali. Persamaan dari

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah jenis penelitian. Jenis

Penelitian yang digunakan dalam kedua penelitian ini adalah kualitatif

menggunakan pendekatan fenomenologi. Sedangkan perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada variabel yang

diteliti, rumusan masalah, subyek, serta lokasi penelitian. Variable yang

digunakan dalam penelitian ini ada dua, dukungan sosial dan

penyesuaian diri. Rumusan masalah yang diteliti sebelumnya adalah

bagaimana pengalaman subjekti perempuan PNS terkait dengan

dukungan sosial dan penyesuaian diri pada masa pra pensiun, sedangkan
7
Dewa Ayu Dyah Puteri Pratiwi dan Made Diah Lestari, “Gambaran Dukungan Sosial dan
Penyesuaian Diri pada Perempuan Pegawai Negeri Sipil Pra Pensiun di Provinsi Bali”. Jurnal
Psikologi Udayana. Vol. 6 No. 2 (2019)

10
dalam penelitian ini adalah bagaimana macam-macam penyesuaian diri

dan bagaimana faktor-faktor penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah

Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Subyek yang diteliti di

penelitian sebelumnya adalah tiga perempuan PNS dengan rentang usia

55-57 tahun, sedangkan penelitian ini adalah lima subyek pensiunan guru

Sekolah Dasar. Lokasi di penelitian ini di Kecamatan Mojoroto Kota

Kediri, sedangkan penelitian sebelumnya di Provinsi Bali.

4. Jurnal penelitian oleh Afrizal yang berjudul “Permasalahan yang dialami

Lansia dalam Menyesuaikan Diri terhadap Penguasaan Tugas-Tugas

Perkembangannya”, 2018. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan

dan menerangkan permasalahan yang dialami lansia terhadap penguasaan


8
tugas-tugas perkembangannya. Persamaan dari penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah jenis penelitian dan variabel. Jenis

Penelitian dan variabel yang digunakan dalam kedua penelitian ini adalah

kualitatif menggunakan pendekatan fenomenologi dan penyesuaian diri.

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

pada rumusan masalah, subyek, serta lokasi penelitian. Rumusan masalah

yang diteliti sebelumnya adalah gambaran permasalahan yang dialami

lansia dalam penguasaan tugas-tugas perkembangannya, sedangkan

dalam penelitian ini adalah bagaimana macam-macam penyesuaian diri

dan bagaimana faktor-faktor penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah

Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Subyek yang diteliti di

penelitian sebelumnya adalah beberapa lansia di Kelurahan Pasar Tengah

8
Afrizal,”Permasalahan yang dialami Lansia dalam Menyesuaikan Diri terhadap Penguasaan
Tugas-Tugas Perkembangannya”. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam. Vol.2 No.2 (2018).

11
Curup, sedangkan penelitian ini adalah lima subyek pensiunan guru

Sekolah Dasar. Lokasi di penelitian ini di Kecamatan Mojoroto Kota

Kediri, sedangkan penelitian sebelumnya di Kelurahan Pasar Tengah

Curup.

5. Jurnal penelitian oleh Mardhiah Rubani yang berjudul “Kondisi Psikologis

Personil TNI-AD Menghadapi Pensiun”, 2018. Tujuan dari penelitian ini

adalah mengetahui kondisi psikis personil TNI-AD Makorem


9
031/Wirabima Pekanbaru. Persamaan dari penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah jenis penelitian dan variabel. Jenis

Penelitian yang digunakan dalam kedua penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah pada variabel, rumusan masalah, subyek, serta lokasi

penelitian. Variabel dalam penelitian sebelumnya kondisi psikologis.

Rumusan masalah yang diteliti sebelumnya adalah bagaimana kondisi

psikis personil TNI-AD Makorem 031/Wirabima Pekanbaru. Subyek

yang diteliti di penelitian sebelumnya adalah personil TNI-AD Makorem

031/Wirabima Pekanbaru , sedangkan penelitian ini adalah lima subyek

pensiunan guru Sekolah Dasar. Lokasi di penelitian ini di Kecamatan

Mojoroto Kota Kediri, sedangkan penelitian sebelumnya di Makorem

031/Wirabima Pekanbaru.

9
Mardhiah Rubani, “Kondisi Psikologis Personil TNI-AD Menghadapi Pensiun”. Jurnal
Bimbingan Konseling Islam. Vol. 1 No. 2 (2018)

12
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penyesuaian Diri
1. Pengertian

Penyesuaian diri adalah teori dari psikologi yang sangat luas dan

kompleks, dengan melibatkan seluruh reaksi-reaksi individu terhadap

tuntutan baik di dalam luar lingkungan maupun di dalam diri masing-

masing individu itu sendiri. Dengan arti lain penyesesuaian diri melekat

dari semua bagian kepribadian individu yang berinteraksi dari dalam

lingkungan maupun luar dirinya.

Schneiders mendenifisikan bahwa penyesuaian diri (adjusment)

sebagai: “ A process involving both mental and behavioral responsses, by

wich an individual strives to cope succesfully with inner needs, tensions,

frustration and conflicts, and to effect a degree of harmony between these

iner demands and those imposed on him by the objective world in which he

lives.” Jadi prinsip penyesuaian diri merupakan proses yang berisi tingkah

laku dan respon-respon mental, dimana individu itu sendiri berusaha

mencapai keberhasilan untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan yang berada

di dalam individu, konflik-konflik kemudian ketegangan-ketegangan serta

frustasi yang dialaminya. Maka bisa mewujudkan dari tingkat

keharmonisan antara tuntutan individu dengan yang diharapkan di

lingkungan tempat tinggalnya tersebut.

Menurut Mustafa Fahmi juga menerangkan definisi luas dari

metode penyesesuaian diri terbentuk di dalam hubungan individu dengan

lingkungan sosial, dan dituntut bukan hanya mengubah perbuatannya saja

13
dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan dari dalam maupun luar, di dalam

wilayah lingkungan mereka sehari hari, mereka juga harus bisa

menyesuaikan diri dengan orang sekitar dan berbaai bentuk-bentuk

kegiatan.

Penyesuaian diri ini untuk memperoleh pembelajaran dalam

menghadapi keadaan-keadaan yang baru melalui perubahan tindakan dan

perubahan sikap. Baum menerangkan bahwa tingkah laku penyesesuaian

diri ini diawali dengan kondisi mental seperti stress, adalah keadaan dimana

di lingkungan mereka bisa membahayakan atau mengancam individu itu

sendiri. Tetapi setiap individu mengalami reaksi yang berbeda. Individu

yang mengalami perbedaan inilah dapat menyebabkan konsep dari

penyesuaian diri yang relatif sama sifatnya, jadi tidak bisa dibuat suatu

pilihan upaya-upaya dalam menghadapi stres atau kecemasan tertentu yang

secara pasti.

Menurut Schneider bahwa penyesuaian diri dinyatakan relatif

karena dirumuskan kemauan seseorang untuk mengubah berbagai tuntutan

yang mengganggunya. Kemampuan ini bisa berganti-ganti sesuai dengan

nilai-nilai kepribadiannya dan tingkat perkembangannya, serta kualitas

yang berganti-ganti dalam beberapa hal yang berhubungan dengan

kebudayaan dan masyarakat, kemudian terdapat adanya variasi tertentu

pada setiap individu. 10

10
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 191-
194

14
2. Macam-macam Penyesuaian Diri

Menurut Schneiders penyesuaian diri dibagi menjadi empat macam

antara lain yaitu:

a. Penyesuaian diri individual yaitu penyesuaian diri yang ditujukan

kepada diri/pribadi kita sendiri. Penyesuaian diri individual mencakup

antara lain:

1. Penyesuaian diri emosi dan fisik yang menyangkut respon-respon

kemudian dalam penyesuaian secara fisik inilah kesehatan fisik

adalah hal yang utama dalam mewujudkan pencapaian diri secara

sehat.

2. Penyesuaian diri dalam hal seksual yang memiliki arti kapasitas

yang merespon terhadap kenyataan seksual diantara lain pikiran

konflik, nafsu, perasaan salah, frustasi dan perbedaan seks.

3. Penyesuaian diri secara religius dan moral. Arti moralitas sendiri

yaitu taraf untuk melengkapi moral dari kehidupan secara efektif

dan memberikan manfaat serta peran dalam menghasilkan

kehidupan yang baik atau layak dari individu itu sendiri.

b. Penyesuaian diri secara sosial. Penyesuaian diri yang ditujukan kepada

lingkungan sosial. Penyesuaian diri secara sosial mencakup antara lain:

1. Penyesuaian diri yang berada di lingkungan keluarga dan rumah.

Penyesesuaian ini memfokuskan interaksi yang positif secara sehat

diantara anggota keluarga, pengaruh orang tua, dan kapasitas

tanggung jawab yang berupa pembatasan dan larangan.

15
2. Penyesuaian diri terhadap sekolah. Yakni perhatian dan

penerimaan murid atau antar murid beserta partisipasinya terhadap

fungsi dan aktivitas sekolah, dan manfaatnya dengan teman

sekolah, guru, konselor, penerimaan keterbatasan dan tanggung

jawab dan membantu sekolah untuk merealisasikan ke tujuan

ekstrinsik dan instrinsik. Hal tersebut merupakan cara penyesuaian

diri di kehidupan sekolah.

3. Penyesuaian diri di kalangan masyarakat. Memiliki arti dalam

kehidupan masyarakat, bahwa untuk dapat memberikan dan

membangun peran secara sehat dan positif terhadap lingkungan di

sekitar masyarakat.

c. Penyesuaian diri yang berhubungan dengan perkawinan yaitu suatu

kehidupan yang sehat dan memiliki manfaat dalam konteks tanggung

jawab. Hubungan serta harapan yang terdapat di dalam lingkungan

perkawinan.

d. Kemudian penyesuaian diri jabatan atau vokasional (bersangkutan

dengan kejuruan). Menurut Schneiders penyesuaian diri ini memiliki

hubungan yang sangat erat dengan penyesuaian diri secara akademis.11

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri

Menurut Schneiders faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian

diri dibagi menjadi lima macam yaitu:

1. Keadaan fisik

11
M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita S, Teori-Teori Psikologi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), 52-54

16
Dalam kondisi fisik ini penyesuaian diri dapat dipengaruhi

oleh seorang individu itu sendiri, dikarenakan faktor penunjang

individu dalam menyesuaikan diri dipengaruhi oleh sistem

kekebalan tubuh. Kondisi fisik inilah yang dapat mempengaruhi

penyesuaian diri individu yang mencakup konstitusi fisik dan

hereditas, system utama tubuh (sistem saraf, otot dan kelenjar,

ataupun berbagai penyakit).

2. Perkembangan dan kematangan

Setiap dari tahap perkembangan individu melakukan

penyesuaian diri yang berbeda beda tergantung kondisi pada saat

itu, hal inilah dikarenakan kematangan individu secara segi sosial,

intelektual, dan emosi yang dapat mempengaruhi bagaiamana

individu tersebut dalam melakukan penyesuaian diri. Yang

dimaksud dari perkembangan dan kematangan ini mencakup,

kematangan intelektual, kematangan sosial dan kematangan

emosional.

3. Keadaan psikologis

Kondisi mental yang baik atau sehat dapat mempengaruhi

penyesuaian diri yang baik pada individu itu sendiri. Kondisi mental

yang sehat akan mengoptimalkan individu untuk memberikan

respon-respon yang seimbang dengan dorongan bersifat internal

maupun tuntutan dari lingkungannya. Faktor-faktor psikologis

pengalaman, proses belajar dan kebiasaan.

17
4. Keadaan lingkungan

Kondisi lingkungan yang tentram, damai, penuh dukungan

dan penerimaan, serta dapat memberikan perlindungan dapat

menciptakan lingkungan yang dapat memperlancar dari proses

penyesuaian diri. Faktor dari lingkungan diantara lain situasi rumah

dan keadaan keluarga, sekolah dan masyarakat.

5. Unsur kebudayaan

Termasuk di dalamnya pengaruh keyakinan dan agama. 12

B. Masa Pensiun

1. Pengertian Pensiun

Schwartz mengemukakan bahwa pensiun adalah pola hidup atau juga

bisa dijelaskan masa transisi ke dalam kehidupan yang baru atau pola hidup

baru. Dalam pensiun tersebut selalu mencakup perubahan-perubahan yaitu

perubahan peran, perubahan nilai dan keinginan, dan perubahan secara

menyeluruh terhadap kehidupan (pola hidup) setiap masing-masing

individu. Pensiun juga disebut istirahat sebagai masa tua.

Disaat sudah pensiun ini terkadang mereka memerlukan kegiatan

seperti bisa juga mengikuti kursus yang diingini, sebagai pengganti kerja,

mengajak anak-anak dan cucu-cucunya liburan di akhir pekan. Kemudian

disaat pensiun juga lebih banyak bersosialisasi dengan masyarakat

disekitarnya. Maka dari itu masa pensiun ini mencoba berbuat sesuatu yang

terbaik alam sisa hidupnya. 13

12
Ibid‟ Hal 55-56
13
Elizabeth B dan Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan (Jakarta: Erlangga, 1980), Hal 417.

18
2. Jenis Pensiun

Jenis pensiunan dibagi menjadi 2 macam yaitu pensiun berupa

sukarela dan kewajiban. Beberapa dari pekerja menjalani pensiun dengan

sukarela, yang seringkali sebelum masa pensiun wajib. Dan mereka

melakukan hal tersebut karena dengan alasan kesehatannya atau keinginan

untuk menghabiskan sisa hidupnya dengan hal-hal yang lebih berarti buat

indidvidu tersebut. Kemudian pensiun yang dilakukan dengan caea terpaksa

atau disebut wajib pensiun, karena suatu organisasi dimana seseorang

bekerja tersebut menetpakan batas usia tertentu untuk pensiun, tanpa

mempertimbangkan apakah mereka akan senang atau malah sebaliknya

tidak.

Bagi mereka yang suka bekerja akan tetapi dipaksa keluar karena pad

usia wajib pensiun seringkali menunjukkan sikap benci dan akibatnya

terkadang motivasi untuk melakukan penyesuaian diri yang baik pada masa

pensiun sangat rendah dan cenderung mengalami kemunduran fisik dan

psikologis. Oleh karena itu beberapa pekerja yang menyesuaikan diri

dengan masa wajib pensiun sangat bergantung pada masing-masing

individu, seberapa baik persiapan mereka dalam menghadapinya.14

3. Kondisi yang mempengaruhi penyesuaian diri terhadap masa pensiun

Para pegawai perlu melakukan penyesuaian diri di masa pensiunan.

Dalam penyesuaian diri di masa pensiun ini banyak dipengaruhi oleh

14
Ibid‟ hal 417-418

19
beberapa kondisi. Hurlock menuturkan bahwa terdapat beberapa kondisi

diantara lain :

a. Pegawai yang pensiun dengan tulus dan ikhlas,mereka akan bisa atau

mudah menyesuaikan diri dengan baik, daripada mereka yang merasa

pensiun dengan keadaan yang terpaksa apalagi bagi mereka yang

masih ingin tetap melanjutkan bekerja.

b. Kemudian melakukan bimbingan konseling pra pensiun dan

perencanaan pra pensiun akan membantu mereka dalam penyesuaian

diri. Para pegawai yang pensiun disaat mereka melakukan bimbingan

dan perencanaan kerja mereka akan terbantu mengurangi stress dan

kecemasannya disaaat masa pensiun dan dapat mempermudah

penyesuaian diri.

c. Para pensiun yang bisa mengembangkan minat atau bakat tentu akan

berpengaruh untuk menggantikan aktivitas kerja secara rutin yang

mereka lakukan sebelum pensiun. Hal ini sangat bermanfaat bagi

mereka, dan dapat menghasilkan kepuasan yang didapat oleh

pekerjaanya yang dulu.

d. Dengan kontak sosial. Melakukan kontak sosial yaitu salah satu

syarat yang harus dipenuhi untuk menciptakan interaksi sosial, sangat

penting para pensiun melakukan kontak sosial dengan orang

disekitarnya. Contohnya kontak sosial secara langsung mereka bisa

melakukan kontak sosial misalnya menyapa, memberi senyuman dan

mengobrol, kemudian melakukan kontak sosial secara tidak langsung

20
mereka bisa berinteraksi lewat perantara contohnya seperti mengirim

surat, berkomunikasi di media sosial atau melalui telepon.

e. Semakin sedikit perubahan dalam kehidupan di masa pensiun, maka

akan semakin baik pula dalam melakukan penyesuaian diri.

Kemudian sebaliknya bila semakin banyak perubahan dalam

kehidupan di masa pensiun individu harus bisa menyesuaikan diri

dengan kondisi tersebut, kemudian individu itu bakal merasa

kesulitan dalam penyesuaian diri pada masa pensiun ini.

f. Dalam kualitas perkawinan/pernikahan yang bahagia akan sangat bisa

membantu individu dalam melakukan proses penyesuaian diri pada

masa pensiun. Perubahan peran dari yang semula menjadi pekerja

kemudian mengalami pensiunan memaksa individu untuk

menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Jika hubungan pribadi

dengan pasangan baik dan romantis maka hal tersebut dapat

membawa kebahagiaan untuk mereka berdua, sekaligus memudahkan

mereka untuk bisa menyesuaiakan diri dengan masa pensiun. 15

15
Ibid‟ Hal 419-420

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Strauss dan corbin mendenefisikan bahwa, penelitian kualitatif

yaitu salah satu jenis penelitian yang tidak didapat melalui langkah

statistik atau berbentuk berbagai hitung-hitungan. Walaupun data-

datanya dapat dihitung dan disajikan ke dalam angka-angka seperti

dalam sensus, dan analisis datanya ini bersifat kualitatif. Metode

penelitian kualitatif ini mengarah pada analisis data yan non-sistematis.

Metode ini dapat menghasilkan temuan-temuan yang didapatkan dari

data deskriptif yang berupa kata-kata/istilah tertulis maupun lisan dari

perilaku orang yang diamati. 16

Lebih lanjut Creswel adapun ciri-ciri sebagai pembeda dari

penelitian kualitatif ini yang mudah dipahami yaitu bentuk datanya

berupa kalimat, kata-kata, perilaku, gambar, manuskrip (tulisan tangan

atau naskah) dan replika. 17

Pendekatan fenomenologi memiliki arti pengalaman yang bersifat

subjektif, subjektif sendiri meruapakan keadaan dimana individu

memiliki fikiran yang relatif dan masih menduga-duga. Atau juga

pengalaman fenomelogikal yaitu kesadaran dari perspektif (sudut

pandang) pokok dari individu itu sendiri. Penelitian fenomenologi

mencoba menjelaskan dari pengalaman yang bersifat subjektif dari

bermacam-macam jenis dan tipe subjek yang ditemui oleh individu,

16
Farida Nurgrahani, Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta,2014), hlm 9.
17
Adhi Kusuma Astuti dan Ahmad Mustamil Khoiron, Metode Penelitian Kualitatif, (Semarang:
Lembaga Pendidikan Sukarno Pressindo, 2019), hal 2-3.

22
sehingga tidak ada batasan atau penentu dalam memahami berbagai

fenomena yang ditinjau dari peneliti itu sendiri bebas menganalisis data

yang diperoleh. 18

Kemudian pertimbangan mengunakan metode kualitatif dengan

pendekatan fenomenologi antara lain yang pertama adalah dengan

fenomenologi memungkinkan untuk mengetahui penyesuaian diri

pensiunan guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

Kedua, dengan menggunakan metodologi kualitatif diharapkan dapat

mengungkapkan secara utuh pola penyesuaian diri pensiunan guru

Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Ketiga, pentingnya

latar alami, guna mengungkap penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah

Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Selanjutnya bisa menjadikan

pelajaran atau pengetahuan yang berharga bagi pengembangan konsep-

konsep teori.

B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sangatlah penting dan

utama sebagaimana sesuai dan sinkron dengan metode penelitian

kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan ini mempunyai pengaruh yang

sangat penting dan diperlukan secara maksimal. Peneliti sendiri sebagai

kunci perlengkapan yang utama dan menjelaskan makna dan serta

bertugas sebagai alat pengumpul data.

Kemudian peneliti juga harus ikut terjun atau terlibat dalam

kehidupan orang-orang yan ditelitinya sampai dengan tahap-tahap

18
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 35th edn (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2016),hal14-15.

23
adanya keterbukaan dari kedua belah pihak. Dengan demikian peneliti ini

harus langsung terjun ke lapangan untuk bisa mengamati dan

mengumpulkan data yang diperlukan atau dibutuhkan. Kemudian peneliti

akan melakukan pengamatan dari beberapa guru yang sudah pensiun.

Ada juga data–data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini

yaitu berupa data-data mengenai penyesuaian diri yang mempengaruhi

pensiunan guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Dusun Mrican, Dusun Mojoroto,

Dusun Mbetik, Dan Dusun Boto Lengket, Kecamatan Mojoroto, Kota

Kediri.

Peneliti memilih lokasi ini, karena peneliti ingin melihat berbagai

fenomena pensiunan guru Sekolah Dasar bagaimana menyesuaikan

dirinya setelah pensiun ini.

D. Data dan Sumber Data


Berikut ini terdapat dua jenis sumber data yang digunakan atau

diperlukan dalam melakukan penelitian ini yaitu data primer dan

sekunder

a. Data primer adalah data yang di dapat dari sumber utama baik

Perseorangan ataupun individu, yaitu hasil wawancara dan observasi

yang dilakukan oleh peneliti tersebut. Selanjutnya yang menjadi data

primer dalam penelitian ini yaitu pensiunan guru Sekolah Dasar di

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

b. Data sekunder adalah data yang didapatkan atau dikumpulkan

memalui brosur, buku-buku, serta artikel yang didapatkan lewat

24
website yang berkaitan atau berhubungan dengan penelitian. Atau

bisa juga data dari orang-orang kedua bukan data yang datan secara

langsung. Data tersebut mendukung penelitian dan pembahasan,

maka dari itu beberapa sumber dari buku atau data yang didapatkan

akan mempermudah dan membatu secara kritis penelitian tersebut.

Jadi di penelitian ini data primer di peroleh dari berupa wawancara

dan observasi. Sedangkan kalau data sekunder diambil dari dokumen

dan data serta menggunakan penelitian terdahulu yang relevan

(hubungan terkait pokok masalah yang dihadapi). 19

E. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pemakaian sehari-hari, data sendiri mempunyai arti hasil

dari sebuah pernyataan yang bisa diterima apa adanya. Selanjutnya

definisi dari data sendiri yaitu hasil dari pengamatan dan pengukuran

pada suatu variabel yang susunannya atau bentuknya bisa berbentuk

angka maupun juga kata-kata yang dijadikan bahan untuk menyusun dan

menggali suatu informasi. Berikut ini dalam pengumpulan data peneliti

menggunakan :

a. Metode wawancara

Yaitu teknik dari pengumpulan data, dimana seorang peneliti

tersebut langsung berkomunikasi atau berdialog dengan narasumber

untuk menyusun dan menggali informasi dari berbagai narasumber

tersebut. Kemudian terdapat dua jenis-jenis wawancara, yaitu ada

wawancara tidak struktur dan wawancara struktur. Wawancara tidak

struktur sendiri adalah wawancara yang memuat secara garis besar

19
Ibid‟ hal 115

25
yang akan ditanyakan saja. Sedangkan kalau wawancara yang stuktur

adalah wawancara yang sifatnya tersusun dan terperinci. 20

Dengan metode tersebut penulis menggunakan dengan cara tanya

jawab secara lisan diantara peneliti dengan pihak-pihak yang terkait

penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah Dasar di Kecamatan

Mojoroto Kota Kediri.

b. Metode observasi

Arikunto dalam Imam Gunawan menyebutkan bahwa observasi

yaitu teknik dari pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara

mengadakan peneliti agar bisa secara teliti, dengan pencatatan secara

tersususun dan terstuktur.

Observasi sendiri adalah sebuah metode atau cara pengumpulan

data menggunakan cara untuk meninjau atau mengamati secara teliti

dan terjun langung ke lapangan tujuannya untuk mengetahui keadaan

yang sebenarnya dan membuktikan kebenaran dari rancangan

penelitian yang sedang dilakukannya tersebut. arti observasi menurut

beberapa orang memiliki arti bahwa observasi itu sebagai aktifitas

yang dibatasi atau sempit. Menurut Pengertian psikologi, observasi

atau disebut juga sebuah pengamatan yang melingkupi kegiatan yang

menjadi sebuah perhatian yang ditujukan kepada suatu objek

menggunakan semua panca indra. Jadi intinya observasi sendiri

20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik, PT. Rineka Putra, Jakarta,
2006, hlm. 227.

26
dilakukan melalui semua alat indra yang meliputi penciuman,

penglihatan,pendengaran, pengecap dan peraba. 21

Kemudian metode observasi ini digunakan untuk melakukan

pengamatan secara lisan atau langsung ke obyek penelitian tersebut

tujuannya untuk memeriksa situasi atau keadaan pensiunan guru di

Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi ini sebagai pelengkap dari metode wawancara

dan metode observasi di dalam penelitian kualitatif. Kemudian hasil

dari wawancara dan observasi untuk memingkatkan kualitas dan

kepercayaan apabila didiukung dengan adanya metode dokumentasi

ini contohnya seperti riwayat pribadi kehidupan, bentuk foto, jurnal-

jurnal, buku-buku, audio dan dokumen yang berkaitan dengan

pensiunan guru di Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota

Kediri. 22

F. Instrumen Pengumpulan Data


1. Instrumen wawancara merupakan alat-alat yang digunakan oleh

peneliti untuk melakukan proses wawancara. Instrumen wawancara

dalam penelitian ini berbentuk pedoman wawancara berupa teori

yang relevan dengan fokus penelitian. Kemudian dalam

memaksimalkan hasil wawancara peneliti menggunakan alat

perekam suara dalam pengambilan data. Hal ini bertujuan untuk

21
Ibid‟ hlm 156-157
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 19th edn (Bandung: Alfabeta
Cv, 2013),hal. 240

27
nanti peneliti bisa mengantisipasi tidak lupa dan tidak kesulitan

terhadap hasil wawancara tersebut.

2. Instrumen observasi

Instrument observasi merupakan alat yang dibutuhkan oleh peneliti

untuk mendukung pelaksanaan observasi. Instrumen observasi

dalam penelitian ini berupa kondisi pensiunan guru Sekolah Dasar

di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Alat yang digunakan dari

instrumen observasi berupa macam-macam penyesuaian diri serta

faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri.

3. Instrumen dokumentasi

Dokumentasi dalam wawancara bisa berupa foto, video, dan

transkrip wawancara yang dijadikan sebagai bahan analisa dan

bukti penelitian yang benar-benar dilakukan. 23

G. Pengecekan Keabsahan Data


Untuk dapat menjamin dari keabsahan data dalam melakukan

penelitian ini, digunakan berupa teknik kriteria derajat kepercayaan,

yaitu :

a. Triangulasi

Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan

sesuatu yang lain dan untuk keperluan pengecekan atau juga sebagai

pembeda dan pembanding terhadap data tersebut. Teknik ini berguna

untuk menghilangkan dari perbedaan-perbedaan susunan (kontruksi)

kenyataan dalam konteks atau suatu uraian sewaktu mengumpulkan

23
Ibid‟ hlm 270

28
data. Dengan cara cek ulang (me-recheck) temuannya dengan cara

membandingkan dari berbagai metode, sumber atau teori.

b. Ketekunan/Keajegan Pegamatan

Menemukan unsur-unsur yang memiliki hubungan erat yang terkait

dengan persoalan dan isu-isu yang sedang dicari, selanjutnya dengan

memusatkan atau memfokuskan diri pada hal-hal secara rinci.

Selanjutnya peneliti melakukan pengamatan dengan rinci dan teliti

secara berkepanjangan terhadap faktor faktor yang paling muncul dan

ditelaahnya secara rinci pada suatu titik, sehingga pemeriksaan pada

tahap awal tampak seluruh atau salah satu faktor yang dipelajari

sudah dipahami dengan cara yang biasa.

c. Mengambil kesimpulan dan memverifikasi data dari penelitian

Hasil diperoleh peneliti dari proses observasi dan wawancara yang

sebelumnya masih belum ada titik temu dan dengan adanya

penelitian dan diharapkan dapat menemukan kejelasannya. Jadi

kesimpulannya harus ada persyaratan yang telah terpenuhi

(diverifikasi) selama penelitian ini berlangsung. 24

H. Teknik Analisis Data


Analisa data yaitu prosedur dalam menyusun dan mencari secara

teratur dan logis dalam data yang didapatkan dari hasil catatan lapangan,

wawancara dan dokumentasi, dengan cara menyusun data ke dalam

kategori, kemudian menjabarkan dan menguraikan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa (campuran berbagai pengertian), menyusun ke dalam

24
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 35th edn (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2016),hal 327-342

29
pola, kemudian memilih mana saja yang penting yang akan dipelajari

kemudian membuat rangkuman atau simpulan tujuannya agar mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun juga orang lain.

Analisis menurut Miles dan Huberman mengatakan bahwa analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif (saling berhubungan) dan

berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya

benar-benar sudah jenuh. Analisis data dibagi menjadi tiga alur yaitu

reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan

penarikan simpulan (conlusion drawing).

a. Reduksi Data (Data Reduction).

Data yang didapatkan dari lapangan cukup banyak, maka dari itu

perlu untuk dicatat secara rinci dan teliti, maka perlu untuk

melakukan analisis data yang melalui reduksi data. Selanjutnya arti

dari mereduksi data sendiri yaitu memilih hal-hal yang penting atau

pokok, merangkum, memusatkan pada hal-hal yang penting dari tema

dan polanya. Dalam penyesuaian diri, peneliti akan mereduksi data

yang memfokuskan pensiunan guru Sekolah Dasar di Kecamatan

Mojoroto Kota Kediri, macam-macam penyesuaian diri dan faktor-

faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah

Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

b. Penyajian Data (Data Display).

Langkah selanjutnya setelah data direduksi kemudian

membeberkan atau mendisplay data. Dalam penyajian data ini bisa

dilakukan dalam bentuk bagan, uraian yang singkat, flowchart,

30
hubungan antar kategori dan sejenisnya. Untuk menyajikan data yang

paling sering digunakan adalah berupa teks yang bersifat naratif atau

disebut juga narasi.

Kemudian peneliti juga harus menguji apa yang telah diperoleh

saat sudah memasuki lapangan yang sifatnya masih berupa hipotetik

(teori) tersebut berkembang atau tidak. Disaat sudah memasuki

lapangan ternyata hipotesisnya yang dirumuskan bila didukung oleh

data pada saat dikumpulkan di lapangan, maka hipotesis ini akan

terbukti dan berkembang menjadi teori yang dasar (grounded).

c. Penarikan Simpulan dan Verifikasi Langkah (Conlusion

Drawing/Verification)

Kemudian ketiga dari analisis data yang berupa kualitatif menurut

Miles dan Huberman yaitu penarikan simpulan dan verifikasi

langkah. Dalam simpulan awal yang disampaikan itu masih bersifat

sementara dan kemudian akan berubah bila tidak ditemukan bukti-

bukti yang valid atau kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

data berikutnya. Tetapi bila kesimpulan tersebut, disampaikan pada

tahap awal dan didukung berupa bukti-bukti yang kuat dan konsisten

disaat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data tersebut,

maka kesimpulan yang disampaikan adalah kesimpulan yang dapat

dipercaya atau kredibel. 25

25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 19th edn (Bandung: Alfabeta
Cv,2013), hal. 247-253

31
I. Tahap tahap penelitian
Di bawah ini ada beberapa macam tahapan penelitian. Tahap-tahap

penelitian ini terdiri atas tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan,

tahap analisis data dan tahap penulisan laporan

1. Tahap pra-lapangan

Tahap ini meliputi kegiatan untuk menyusun rancangan penelitian,

memilih lokasi penelitian, menjajaki dan menilai lokasi penelitian,

memilih dan memanfaatkan informan.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Dalam tahapan ini peneliti menggali data melalui observasi dan

wawancara secara mendalam kepada subyek penelitian, kemudian

mengumpulkan data-data yang dapat menunjang informasi mengenai

macam-macam penyesuaian diri dan faktor-faktor yang

mempengaruhi penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah Dasar di

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

3. Tahap analisa data

Dalam tahapan ini peneliti mengelola data mentah yang belum

terstruktur yang didapat dari proses wawancara, observasi dan

dokumentasi sehingga akan terbentuk hasil penelitian. Data

penelitian berupa deskriptif naratif. Kemudian peneliti melakukan uji

keabsahan data yang telah didapatkan dari hasil analisa, sehingga

hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

32
4. Tahap penulisan laporan

Dalam tahap ini peneliti akan menulis laporan hasil penelitian sesuai

dengan pedoman ketentuan penulisan. Data yang dituliskan berupa

wawancara, observasi serta dokumentasi dan hasil analisa, serta

kesimpulan yang telah dibuat setelah dilakukan uji keabsahan data.

Laporan hasil penelitian kualitatif berupa kata-kata, perilaku,

gambaran bukan bentuk angka statistik. 26

26
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 35th edn (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2016),hal 127-152

33
BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN MASALAH

A. Paparan Data

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Tempat pengambilan data penelitian ini dilakukan di Dusun

Mrican, Dusun Mojoroto, Dusun Mbetik, Dan Dusun Boto Lengket,

Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

a. Profil Dusun Mrican

Mrican ialah sebuah kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan

Mojoroto, Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur. Dan di Mrican ini terkenal

terdapat sebuah bangunan pabrik gula Mritjan yang sudah didirikan sejak

dari puluhan tahun yang lalu yang telah menghasilkan ratusan ribu ton

gula dari dulu hingga sampai sekarang ini. Mrican terdapat dua dusun

yaitu dusun mrican dan dusun putat. Kelurahan mrican ini mempunyai

kepala kelurahan yang bernama Yuli Rachmawati, S.Sos. MM. Kemudian

jumlah total masyarakat ada 1.458 kepala keluarga (KK) yang diantaranya

terdiri dari 3.026 laki-laki dan 3.036 perempuan.

Selanjutnya pendapatan perkapita menurut sektor usaha Dusun

Mrican ini adalah kebanyakan dari sektor pertanian, sektor pedagangan

dan industri.

b. Profil Dusun Mojoroto

Mojoroto ialah sebuah kecamatan yang ada di Kota Kediri,

Provinsi Jawa Timur. Mojoroto ini terletak di sebelah barat aliran Sungai

34
Brantas dan di lereng Gunung Klotok dan Maskumambang. Luas wilayah

Kecamatan Mojoroto ini sekitar 24,6 Km2 dan mempunyai batas-batas

yaitu sebelah utara adalah Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri,

sebelah timur Kecamatan Kota, sebelah Selatan Kecamatan Semen

Kabupaten Kediri dan Sebelah Barat adalah Gunung Wilis. Mojoroto ini

hanya memiliki satu dusun yaitu Mojoroto. Kelurahan Mojoroto memiliki

kepala kelurahan yang bernama Achmad Koharuddin S. STP. M. AEI.

Jumlah total masyarakat menurut hasil registrasi penduduk yaitu

1.562 Kepala Keluarga (KK) yang diantaranya terdiri dari 3.124 laki laki

dan 4.364 perempuan. Selanjutnya pendapatan perkapita menurut sektor

usaha Dusun Mojoroto ini adalah kebanyakan dari sektor perdagangan

yaitu umkm.

c. Profil Dusun Mbetik

Desa Mbetik adalah sebuah desa yang ada di Kelurahan Ngampel,

Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Provinsi Jawa timur. Desa Mbetik ini

mempunyai dua dusun yaitu Dusun Mbetik dan Dusun Ngampel.

Kelurahan Ngampel ini mempunyai kepala kelurahan yang bernama Moh.

Subagya, S.Sos. Kemudian jumlah total masyarakat ada 1.523 kepala

keluarga (KK) yang diantaranya terdiri dari 3.274 laki-laki dan 3.853

perempuan.

Selanjutnya pendapatan perkapita menurut sektor usaha Desa

Mbetik ini adalah kebanyakan dari sektor pertanian dan sektor

pedagangan.

35
d. Profil Dusun Boto Lengket

Dusun Boto Lengket adalah sebuah dusun yang terletak di

Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Provinsi Jawa

timur. Dusun Boto Lengket ini mempunyai satu dusun yaitu Dusun Bujel.

Kelurahan Sukorame ini mempunyai kepala kelurahan yang bernama Vita

Sari, SE.MM. Kemudian jumlah total masyarakat ada 2.350 kepala

keluarga (KK) yang diantaranya terdiri dari 4.532 laki-laki dan 3.342

perempuan.

Selanjutnya pendapatan perkapita menurut sektor usaha Dusun

Boto Lengket ini adalah kebanyakan dari sektor perdagangan, sektor

perindustrian dan sektor pekerjaan umum.

2. Paparan Data

Subyek dalam penelitian ini berjumlah 5 orang, dengan

karakteristik: pensiunan guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota

Kediri. Dalam sub bab ini peneliti memaparkan data yang diperoleh dari

hasil penelitian lapangan yang menggunakan metode observasi dan

wawancara (interview) secara mendalam bersama informan. Kemudian

peneliti membuat surat pernyataan persetujuan kepada masing-masing

subyek. Sehingga subyek bersedia dan menandatangani surat pernyataan

persetujuan sebagai informan dengan tanpa paksaan. Kemudian data-data

yang telah terkumpul akan disajikan secara deskriptif dan dilengkapi

dengan keterangan seperlunya. Selanjutnya data penelitian ini

dikelompokkan dan disajikan sesuai dengan fokus penelitian yang terdapat

36
di BAB 1. Berikut gambaran mengenai lima informan dengan indentitas

yang disamarkan sesuai dengan peraturan penelitian yang berlaku.

Tabel 1 : Identitas Informan

Subyek S1 S2 S3 S4 S5

Nama
SK SY HR MD PA
(Inisial)

Jenis
P L P P P
Kelamin

Usia 68 67 66 70 62

Tahun
2015 2015 2016 2012 2020
Pensiun

Berdasarkan tabel di atas, berikut adalah pemaparan data hasil observasi

dan wawancara dengan informan.

a. Bagaimana macam-macam penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah

Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri ?

1) Subyek 1 (SK)

Subyek ini bertempat tinggal di Dusun Mrican Kecamatan

Mojoroto, Kota Kediri. Subyek asli berdomisili di Yogjakarta kemudian

pindah di perumahan pabrik dan akhirnya pindah di daerah Mrican mulai

tahun 1999 sampai saat ini. Subyek kelahiran 1954 dan sudah 7 tahun

subyek pensiun sejak tahun 2015. Subyek bermutasi menjadi guru di

Kediri pertama di SDN Mrican 3, kemudian beliau diangkat menjadi

37
kepala sekolah di SDN Gayam 1 selama 6 tahun dari tahun 1997 sampai

2003 kemudian bermutasi lagi menjadi guru di SDN Bujel 2 selama 3

tahun dari tahun 2003 sampai 2006. Dan yang terakhir subyek bermutasi

di SDN Mojoroto 4 selama 2 tahun dari tahun 2006 sampai 2008 dan

akhirnya subyek pensiun.

Suaminya bekerja sebagai staf sebuah pabrik gula di daerah Mrican

dan seorang pensiunan juga. Subyek sekarang lebih banyak menghabiskan

waktu dirumah, dan dulu subyek sangat aktif melakukan berbagai kegiatan

di sekolah maupun di tempat tinggalnya. Meskipun sudah lanjut usia dan

kesehatan fisik juga menurun tidak seperti dulu lagi, tetapi subyek masih

bisa melakukan aktivitas sehari-hari, terlebih subyek sekarang banyak

berada dirumah, dan semua agak dibatasi mulai dari aktivitas, makanan.

Karena subyek mempunyai suatu penyakit jadi sudah tidak seperti dulu

lagi.27

Wawancara dengan subyek dilakukan di lingkungan rumah subyek.

Wawancara dilakukan pada tanggal 7 November 2022 pukul 10.00-12.00.

Keadaan dan kondisi disekitar lingkungan rumah subyek terlihat sepi

karena lingkungan nya minim dalam bersosialisasi sehingga wawancara

yang dilakukan berjalan sukses dan lancar. Saat berinteraksi subjek

menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik dan suka bergurau. Dan

subyek memiliki kemampuan sosial terlihat ramah dan sangat mudah

berinteraksi dengan orang baru.28

27
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
28
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.

38
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan subyek pertama,

telah didapatkan hasil bahwa dalam penyesuaian diri individual yaitu

penyesuaian diri emosi, subyek mengalami adanya perasaan puas dan

bahagia. Sebagaimana yang telah dipaparkan SK.29

“Ya saya merasa puas itu jelas mbak ya, ya saya merasa puas dan
bahagia mbak alhamdulillah hehe. Karena saya sudah menjalani
tugas sampai pada saat pensiun ini, itu kan suatu kepuasan. Saya
waktu mengajar dan dinas bisa menjalankan tugas tanpa cacat dan
tercela, alhamdulillah saya merasa bahagia mbak”. (KB. W.S1/b.9)

Subyek menjelaskan bahwa setelah pensiun ini merasa adanya

perasaan puas dan bahagia, tidak merasa kecewa maupun benci. Karena

saat pensiun ini subyek saat masih dinas sudah menjalani tugas dengan

baik tanpa cacat dan tercela dan merasa bahagia. Tapi subyek merasa

sering marah dan emosi, seperti yang dipaparkan oleh SK.30

“Ya kadang kadang mbak, ya namanya manusia juga, karena


dirumah juga ketemu terus sama suami dan anak, dan karakter
suami saya itu pendiam mbak, kadang kalau ngga di jawil kadang
terucap seperti mbok yo tulung di ngenekno, pokoknya saya sifat
nya sukanya merintah, tapi merintahnya nyuwun tulung gitu
mbak”. (KB. W.S1/b.13)

Subyek menjelaskan bahwa merasa sering marah dan meluapkan

emosi karena karakter suaminya pendiam dan introvert, sehingga subyek

sering cerewet dan marah. Tapi marahnya hanya memerintah dan meminta

bantuan.

Saat menjawab pertanyaan mengenai apa yang dialami. SK

menjawab dengan sedikit adanya raut geram dan jengkel saat subyek

menyatakan hal tersebut.31

29
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
30
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
31
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.

39
Kemudian dalam penyesuaian diri fisik subyek selalu

membiasakan pola hidup sehat saat pensiun ini. Sebagaimana yang telah

dipaparkan SK.32

“Kan karena sudah tidak ada kewajiban tugas mbak ya, artinya
bangun pagi tetap selalu menjalankan ibadah, ke dapur bersama
suami minum kopi, susu buat sarapan setelah itu jalan jalan pagi,
kalau ada cucian ya nyuci, terus setrika dan bagi bagi tugas”. (KB.
W.S1/b.17)

Subyek menjelaskan bahwa selalu menerapkan pola hidup sehat

saat pensiun ini. Pola hidup sehat nya seperti beraktivitas seperti ibadah,

membersihkan rumah dan olahraga seperti jalan-jalan pagi.

Dalam penyesuaian diri dalam hal seksual, kebutuhan seksual

subyek sudah menurun tetapi subyek dapat menerima hal tersebut. Seperti

yang dipaparkan oleh SK.33

“Sikap saya ya menerima saja mbak emang sudah wayae mbak.


Untuk hubungan seksual dan rasa kebutuhan seksual itu sudah
berkurang mbak, dan sudah tidak ada gairah sudah lempeng gitu
mbak, karena faktor usia juga kan ya mbak, bapak juga seperti itu”.
(KB. W.S1/b.23)

Subyek menjelaskan bahwa penyesuaian diri dalam hal seksual

sudah berkurang, dan tidak bersemangat seperti yang dulu lagi karena

menurut subyek faktor usia juga. Subyek menerima dengan keadaan

tersebut. Dan subyek tidak pernah melakukan hal romantis bersama

pasangannya. Seperti yang dipaparkan oleh SK.34

“Kalau melakukan hal romantis mbak, ya itu tadi waktu usia ini
kadang kadang saya itu kan ingin, pak ayo keluar pak misalnya
terus bapak nggak mau, ya saya pengen ngumbah moto misalnya
hanya sekedar jalan jalan, ya kadang bapak malas, yaitu karena
faktor usia itu, karena usia saya lumayan terpaut jauh. Kalau
32
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
33
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
34
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.

40
dibanding bapak masih romantisan saya, karena bapak tipenya juga
pendiam dan introvert”. (KB. W.S1/b.27)

Subyek menjelaskan bahwa merasa ingin melakukan hal romantis

seperti keluar berdua untuk refreshing berdua, tapi pasangannya tidak mau

karena faktor usia dan pasangannya pendiam dan introvert.

Saat menjawab pertanyaan mengenai apa yang dialami. SK

menjawab dengan sedikit adanya raut sedih dan datar saat subyek

menyatakan hal tersebut.35 Meskipun tidak pernah melakukan hal

romantis, subyek selalu menyisihkan waktu dan mengobrol intim dengan

pasangannya. Seperti yang dipaparkan oleh SK. 36

“Dimana saja mbak, umpama di meja makan sambil mengambil


lauk pauk gitu ngobrol bergurau dan bercanda misal “pie pak iki
mau masakane, terus bapak bilang enak ya siapa dulu yang masak
hanya bercanda-bercanda gitu mbak”. (KB. W.S1/b.31)
Subyek menjelaskan bahwa selalu mengobrol dan menyisihkan

waktu dimana saja dengan cara bergurau,bercanda canda dan ngobrol

serius. Selanjutnya penyesuaian diri secara religious dan moral, subyek

bisa menyesuaikan sikap di sekitar lingkungan. Sebagaimana yang

dipaparkan SK.37

“Ya selalu anu mbak selalu menyesuaikan diri, kan saya dulu
domisili perumahan pabrik, bapak pensiun saya pindah di sini, ya
saya mulai menyesuaikan lingkungan karena ada kegiatan. jadi
saya bisa menyesuiakan sikap saya, sudah kenal saya seperti apa”.
(KB. W.S1/b.35)

Subyek menjelaskan bisa menyesuaikan sikapnya karena

lingkungannya sudah mengenali subyek dari lama dan subyek mengikuti

kegiatan di sekitar lingkungannya. Selain itu subyek juga bisa

35
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
36
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
37
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.

41
menyesuaikan sikapnya dalam hal keagamaan. Seperti yang dipaparkan

oleh SK.38

“Jadi saya alhamdulillah bisa menyesuaikan diri dengan sikap


saya. Dengan mengikuti kegiatan kegiatan keagamaan dan tidak
merasa asing. ya ibu cepat akrab ya mungkin karena saya
dipandang lebih dari mereka.” (KB. W.S1/b.39)

Subyek menjelaskan bisa menyesuaikan sikapnya di keagamaan

karena subyek mengikuti acara keagamaan di sekitar lingkungannya

sehingga tidak merasa asing. Selain mengikuti kegiatan keagamnaan

subyek juga melakukan hal untuk meningkatkan ketaqwaan. Seperti yang

dipaparkan SK.39

“Kegiatanya ikut pengajian satu minggu sekali dan giliran begitu


mbak, kalau sekarang itu pengajiannnya di mushola jadi
mengadakan di mushola, kamis malam jumat ibu sama bapak itu
yasinan, kirim doa lewat yasinan ke orang tua saya, terus sholat
isya berjamaah isya, kemudian sholat malam setiap hari sama
bapak, kemudian baca quran. Dan perasaan saya ya ayem tentrem
mbak dan aduh nggak punya rasa apa-apa ya alhamdulillah”. (KB.
W.S1/b.45)

Subyek melakukan banyak kegiatan untuk meningkatkan

ketaqwaan bersama suaminya, dan perasaanya merasa tentram. Subyek

juga bisa menyesuaikan diri di lingkungan berbeda agama. Seperti yang

dipaparkan SK, “Kebetulan disini mbak, nggak seberapa ada mbak yang

nonis mayoritas islam, jadi ya bisa menyesuaikan lah mbak saling

menghormati mbak”. (KB. W.S1/b.50).40

.Subyek menjelaskan mempunyai sikap yang saling menghormati

terhadap lingkungan yang berbeda agama.

38
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
39
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
40
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.

42
Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik, dan secara

keseluruhan mmapu menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

penyesuaian diri secara individual. Subyek senanag bercerita dan sambil

bergurau.41

Selanjutnya dalam penyesuaian diri sosial yaitu di lingkungan

keluarga dan rumah. subyek memiliki hubungan yang baik dengan

pasangan setelah pensiun ini. Seperti yang dipaparkan SK.42

“Karena sama-sama sudah tua ya mbak ya, dianggap seperti


sahabat juga, jadi tempat cerita, dan bapak kan tipe nya pendiam
dan introvert mbak jadi harus bisa ngemong, kalau dibiarkan nanti
bisa stress mbak, jadi diajak ngomong aja ceriwis gitu”. (KB.
W.S1/b.54).

Subyek menjelaskan merasa hubungannya baik-baik saja terhadap

pasanagnnya karena subyek menganggap seperti sahabat sendiri dan

tempat buat cerita. Selain itu hubungan subyek dengan anak dan cucu juga

baik. Seperti yang dipaparkan SK.43

“Kalau sama anak anak dan cucu-cucu malah lebih gembira mbak
dan senang ada hiburannya, bapak juga senang , jadi itu kalau
sudah tua dan punya cucu disitu gantinya mbak, isok ngguyu-
ngguyu tapi kalau nggak datang rasanya kangen”. (KB. W.S1/b.60)

Subyek menjelaskan merasa lebih gembira dan senang saat

bersama anak dan cucu. Karena pada saat pensiun ini hiburannya bersama

anak dan cucu. Saat menjawab pertanyaan mengenai apa yang dialami. SK

menjawab dengan adanya raut senang dan gembira saat subyek

menceritakan hal tersebut 44

41
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
42
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
43
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
44
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.

43
Selain itu hubungannya sama sanak keluarga juga baik. Seperti

yang dipaparkan SK.45

“Kalau sama sanak keluarga ya baik mbak, karena saya pendatang


kebetulan ada saudara saya yang di kabupaten kediri sana,
hubungannya ya baik lah ndak ada masalah, ada masalah sedikit
pun ya bisa dipecahkan begitu kalau lainnya kan jauh jauh”. (KB.
W.S1/b.66)

Subyek menjelaskan merasa hubungannya baik sama sanak

keluarga yang jauh maupun dekat. Karena kalau ada masalah segera

diselesaikan. Selanjutnya penyesuaian diri di kalangan masyarakat, subyek

memiliki hubungan yang baik dan akrab terhadap tetangga RT/RW.

Sebagaimana yang dipaparkan SK.46

“Baik mbak, malah ibuk pernah jadi pengurus Rt dan Rw, karena
mereka juga ya memandang ya mbak, ibu pertama guru, jadi sudah
kenal saya, jadi ketua pkk juga, mengadakan simpan pinjam, ya
jadi itu akrab hubungannya baik.” (KB. W.S1/b.70)

Subyek menjelaskan merasa hubungannya baik karena seorang

guru jadi subyek lebih dipandang, apalagi subyek aktif terhadap kegiatan.

Subyek juga memiliki hubungan yang baik sesama teman dekat dan

komunitas. Seperti yang dipaparkan SK.47

“Teman dekat ya ada, karena usia saya dan teman saya terpaut
jauh muda teman ibuk, ya kadang teman-teman ibu bercerita
kepada saya, ya ibu nasehati kalau mereka ada masalah, jadi
mereka menanggap saya sebagai orang tua. Jadi ya baik
hubungannya”. (KB. W.S1/b.74)

Subyek menjelaskan bahwa merasa teman-teman subyek sering

bercerita kepada subyek, dan dianggap orang tua sendiri. Dengan teman

45
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
46
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
47
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.

44
sesama pensiunan juga subyek merasa hubungannya baik meskipun jarang

bertemu. Seperti yang dipaparkan SK.48

“Ya saya masih kontakan, kan saya ikut grup pensiunan dengan
membalas wa nya. Kalau ketemuan ya pas di koperasi itu juga kan
ketemu tapi kadang dua tahun sekali, kadang ketemu baru-baru ini
ada mantenan kan seperti reuni. Kalau dulu awal-awal pensiun kan
ibu ikut terus jadi sering ketemu kalau sekarang jarang ya faktor
usia dan jarak aras-aras en mbak”. (KB. W.S1/b.78).

Subyek menjelaskan masih berkomunikasi, tetapi jarang bertemu

sesama teman pensiunan, pada waktu acara saja. Karena faktor usia juga

jadi malas kalau bertemu dengan teman pensiunan.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik, dan secara

keseluruhan mampu menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

penyesuaian diri secara sosial. Subyek senang bercerita dan sambil

bergurau.49

Selanjutnya dalam penyesuaian diri yang berhubungan dengan

perkawinan. Sikap dan sifat pasangan subyek setelah pensiun ini terlihat

lebih pendiam. Seperti yang dipaparkan SK, “Ya gitu mbak setelah

pensiun ini, sikapnya lebih diam mbak, awal awal dulu to sama tetangga

masih sering keluar, sekarang agak menurun agak jarang mbak wis an”.

(KB. W.S1/b.84). 50

Subyek menjelaskan merasa pasangannya sebelum dan sesudah

pensiun itu beda. Setelah pensiun ini sifatnya lebih diam dan sudah jarang

untuk keluar rumah. Saat menjawab pertanyaan mengenai apa yang

48
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
49
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
50
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.

45
dialami. SK menjawab dengan sedikit adanya raut kecewa dan agak

sedih.51

Karena pasangannya sifatnya lebih diam akhirnya subyek sering

bertengkar dan pasangannya menerapkan silent tritment. Seperti yang

dipaparkan oleh SK.52

“Ya namanya orang mbak ya, kadang-kadang, tapi untuk


bertengkar dalam arti bertengkar mulut ndak pernah, soalnya ibu
yang ngomel, bapak terus pergi nggak dirungokne terus saya
tambah mangkel, penjenengan iki ngene ngene, terus saya sadar
diri, akhirnya ya wah percuma kalau aku ngomel kayak begini,
saya hanya ngelus dodo terus ya wes hilang, itu jadi kalau ati saya
mangkel nggak cocok, wong wes ngene lo kok gak gelem terus tak
jarno sedino rong dino, yaudah terus hilang-hilang sendiri dah lupa
masalahnya”. (KB. W.S1/b.88)

Subyek menjelaskan sering bertengkar, tapi tidak sampai adu

mulut. Kalau subyek mengomel pasangannya hanya diam lalu pergi

meninggalkan subyek jadi cara mengatasi konflik pasangan subyek

menerapkan silent trietment. Meskipun subyek dan pasangan sering

bertengkar hal sepele, tapi kualitas pernikahan subyek baik dan sukses.

Seperti yang dipaparkan oleh SK.53

“Ya anu mbak sukseslah termasuk, sukses bisa berumah tangga


rukun, ayem tentrem, nggak ada masalah pribadi yang parah gitu
nggak ada, terus lancar, karena anak-anak saya selalu saya didik
untuk ingat selalu kepada allah, sholat lima waktu. Sukses bisa
mendidik anak anak dengan baik, hasil pendidikan juga sukses”.
(KB. W.S1/b.92)

Subyek menjelaskan merasa kualitas pernikahan sukses. Karena

subyek selalu bersikap sabar dan mendidik dengan baik.

51
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
52
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
53
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.

46
Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik, dan secara

keseluruhan mampu menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

penyesuaian diri yang berhubungan dengan perkawinan. Subyek senang

bercerita dan sambil bergurau. Sesekali subyek memunculkan wajah yang

agak sedih.54

Selanjutnya dalam penyesuaian diri jabatan atau vokasional,

subyek tidak mengikuti persiapan atau pengalaman saat mau pensiun.

Seperti yang dipaparkan oleh SK.55

“Oo ndak mbak, jadi ndak ada jadi langsung karena sudah tau,
seakan akan bisa menerima lah mbak, dalam arti ora kok pie-pie
ndak, saya bisa menerima wes wancine pensiun sudah iklhas dan
alhamdulillah bisa menjalani sampai pensiun, jadi nggak iku pra
pensiun konseling”. (KB. W.S1/b.94)

Subyek menjelaskan merasa sudah ikhlas dan bisa menerima pada

saat mau pensiun karena sudah waktunya. Jadi tidak mengikuti pra

pensiun. Dan kegiatan untuk mengisi waktu luang subyek setelah pensiun

ini kegiatannya melakukan aktivitas sehari hari. Seperti yang dipaparkan

oleh subyek SK.56

“Kalau kebetulan dikatakan hobi ki ora ndue hobi mbak, cuman itu
punya kesibukan, kesibukannya ya dirumah bersih bersih, ke dapur
kalau waktunya istirahat ya tidur, bangun sholat lima waktu, baca
baca grub wa, jadi nggak ada hobi yang apa ngono mbak, saya ya
pas dinas dan sudah pensiun ini tidak ada bedanya mbak sama
saja.” (KB. W.S1/b.98)
Subyek menjelaskan saat pensiun ini tidak mempunyai hobi dan

kegiatan pun seperti aktivitas sehari hari seperti bersih-bersih

rumah,beribadah dan berkomunikasi dengan teman di grub hp dan subyek

54
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
55
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB
56
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB

47
tidak punya usaha. Membicarakan tentang pensiun, subyek memberi

pendapat tentang pensiun. Seperti yang dipaparkan ole SK.57

“Nek tentang pensiun itu, ya pendapat saya itu seharusnya itu


wajib, masak usia sudah tua masih dipaksa kerja terus, jadi ya ada
batasnya l, karena badan ini sudah tidak bisa produktif lagi kan
ngono to mbak, karena wes pensiun makanya tuh ya itu sudah
seharusnya”. (KB. W.S1/b.100)

Subyek menjelaskan menurutnya pensiun merupakan hal yang

wajib, karena memang sudah waktunya dan usia juga semakin bertambah

kemudian sudah tidak bisa produktif lagi.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik, dan secara

keseluruhan mmapu menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

penyesuaian diri jabatan atau vokasional. Subyek bercerita sambil

tersenyum sesekali.58

2) Subyek 2 (SY)

Subyek ini bertempat tinggal di Dusun Mojoroto Kecamatan

Mojoroto, Kota Kediri. Subyek bertempat tinggal di Mojoroto sejak tahun

1977 sampai sekarang ini. Subyek kelahiran 1955 dan sudah 7 tahun

beliau pensiun sejak tahun 2015. Dulu subyek mengajar menjadi guru di

SDN Mrican 2 kemudian diangkat menjadi kepala sekolah di SDN Gayam

3 dan akhirnya subyek pensiun. Istrinya juga bekerja sebagai guru di

sekolah dasar dan juga seorang pensiunan.

Disaat sejak pensiun subjek ini terkadang jarang berada di rumah

karena beliau masih aktif ikut berbagai kegiatan saat pensiun ini. Beda dari
57
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB
58
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.

48
pensiun-pensiun lainnya, subjek ini mempunyai jadwal yang terkadang

padat karena ada panggilan-panggilan yang penting. Jadi subyek ini

dikatakan masih sibuk meskipun beliau sudah pensiun. Subyek saat

pensiun ini masih menjadi pengawas koperasi guyub rukun di Mojoroto

kemudian juga mengurusi menjadi ketua forum koperasi se kecamatan

Mojoroto. Jadi subyek juga ingin lebih banyak menghabiskan waktu

dirumah, tetapi subyek juga mempunyai hobi aktif dalam kegiatan apapun.

Sehingga peneliti merasa tertarik untuk melihat bagaimana subyek ini bisa

menyesuaikan diri terlebih subyek masih banyak kegiatan dan jarang

berada di rumah berbeda dengan pensiun lainnya. 59

Wawancara dengan subyek dilakukan di lingkungan rumah subyek.

Wawancara dilakukan pada tanggal 8 November 2022 pukul 11.00-12.00.

Keadaan dan kondisi disekitar lingkungan rumah subyek terlihat sangat

ramai karena di tempat tinggalnya dekat sama jalan raya, dan kendaraan

sangat bising sehingga wawancara yang dilakukan berjalan agak sedikit

berisik. Saat berinteraksi subjek menerima pertanyaan yang diajukan

dengan baik meskipun subyek kalau menjelaskan agak sedikit lirih. Dan

subyek memiliki kemampuan sosial Subjek terlihat ramah dan sangat

mudah berinteraksi dengan orang baru.60

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan subyek kedua, telah

didapatkan hasil bahwa dalam penyesuaian diri secara individual yaitu

59
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
60
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB.

49
emosi subyek mengalami adanya perasaan puas dan bahagia. Sebagaimana

yang telah dipaparkan SY.61

“Ya santai mbak, merasa puas dan bahagia, karena sudah bisa
menjalani sampai pensiunan ini. Hal yang mendorong ya saya
melihat anak anak sudah sesuai keinginan, sudah lulus, sudah
bekerja dan ada yang sudah berumah tangga, gitu mbak”. (KB.
W.S2/b.8).

Subyek menjelaskan setelah pensiun ini merasa adanya perasaan

puas dan bahagia, tidak merasa kecewa maupun benci. Karena melihat

anak didiknya sudah sukses semua dan sudah sesuai keinginan. Meskipun

subyek mempunyai perasaan puas dan bahagia ,subyek setelah pensiun ini

sering marah tetapi tidak tidak meluapkan emosi. Seperti yang dipaparkan

oleh SY.62

“Kalau emosi yang tidak mbak, yo kadang-kadang kalau ada


problem ya marah, kalau ndak ya ndak, ya namanya manusia lo
mbak, ya kalau ada problem gitu yang bener-bener membuat
marah.” (KB. W.S2/b.10)

Subyek menjelaskan merasa sering marah tapi tidak sampai

meluapkan emosi. Namanya manusia tidak ada yang sempurna. Kalau ada

suatu problem atau konflik yang membuat subyek benar-benar marah.

Saat menjawab pertanyaan mengenai apa yang dialami. SY

menjawab dengan sedikit adanya raut kecewa dan matanya lihat ke bawah

saat subyek menyatakan hal tersebut. 63

Kemudian dalam penyesuaian diri fisik subyek selalu

membiasakan pola hidup sehat saat pensiun ini. Sebagaimana yang telah

dipaparkan SY.64

61
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
62
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
63
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB.

50
“Jalani sesuai dengan keinginan itu saja mbak, mau makan ini ya
makan, mau jalan-jalan, ya sesuai keinginan saja. Biasanya saya ya
olahraganya bersepeda itu mbak , kalau tidak ada kegiatan ya
olahraga”. (KB. W.S2/b.12)

Subyek menjelaskan selalu menerapkan pola hidup sehat saat

pensiun ini. Pola hidup sehat nya seperti olahraga bersepeda.

Selanjutnya penyesuaian diri dalam hal seksual dalam kebutuhan

seksual sudah menurun, dan subyek bisa menerima hal tersebut. Seperti

yang dipaparkan oleh SY, “Yang pertama kita harus saling percaya, jujur

seperti itu, ya agak berkurang, ya saya menerima meskipun sudah

menurun tapi saya usahakan bagaimana yang terbaik untuk pasangan

saya”. (KB. W.S2/b.16). 65

Subyek menjelaskan merasa penyesuaian diri dalam hal seksual

sudah berkurang, tapi tetap membahagiakan pasangannya. Dan subyek

juga sering melakukan hal-hal romantis bersama pasangannya. Seperti

yang dipaparkan oleh SY.66

“Kalau hal romantis itu ya sering kalau jalan-jalan berdua makan


diluar sama istri saya, kadang bersama anak dan cucu-cucu saya,
saya kalau kemana mana seperti jalan-jalan itu jarang sendiri mbak
mesti sama-sama”. (KB. W.S2/b.18)

Subyek menjelaskan bahwa sering melakukan hal romantis dengan

jalan jalan, makan diluar bersama pasangan dan terkadang bersama anak

dan cucunya. Selain melakukan hal romantis berdua subyek juga

menyisihkan waktu mengobrol dengan intim bersama pasangannya.

Seperti yang dipaparkan SY, “Setiap saat bisa di kamar tidur, di ruang

64
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
65
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
66
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB

51
tamu, suatu saat ada problem kita bicarakan bersama, curhat problem

rumah tangga kita bicarakan secara bersama”. (KB. W.S2/b.22). 67

Subyek menjelaskan mengobrol dengan intim dan menyisihkan

waktu dimana saja saat ada problem rumah tangga. Selanjutnya

penyesuaian diri secara religious dan moral, subyek bisa menyesuaikan

sikap di sekitar lingkungannya. Sebagaimana yang dipaparkan SY.68

“Untuk itu ya bisa mbak menyesuaikan sikap saya karena mereka


menganggap saya seperti dituakan gitu mbak, sikap saya juga baik
tidak ada masalah, jadi malah masyarakat yang harus
menyesuaikan saya bukan saya yang menyesuaikan mereka, saya
ditokohkan seperti menjadi penasehat”. (KB. W.S2/b.24)

Subyek menjelaskan merasa bisa menyesuaikan sikapnya di

lingkungan, karena dianggap dituakan oleh lingkungannya. Subyek

menganggap mereka yang harus menyesuaiakan subyek. Selanjutnya

subyek bisa menyesuaikan diri dalam hal keagamaan. Seperti yang

dipaparkan oleh SY.69

“Ya kita saling menghormati hak hak mereka, karena keluarga saya
kebanyakan katolik, mereka juga saling menghormati dengan
keyakinan mereka masing-masing, begitu pun saya sikap saya ya
baik bisa menyesuaikan juga mbak tidak ada hal-hal tertentu”. (KB.
W.S2/b.26)

Subyek menjelaskan bahwa keluarga dari subyek mayoritas katolik

dan subyek mempunyai sikap saling menghormati dan menghargai. Selain

subyek bisa menyesuaikan diri dari hal keagamaan, subyek juga mengikuti

kegiatan untuk meningkatkan ketaqwaan. Seperti yang dipaparkan oleh

SY. “Ya kadang-kadang ikut tahlilan, yasinan itu saja mbak, kalau ada

67
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
68
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
69
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB

52
punya hajat seperti selamatan itu ya saya ikut mbak, perasaan saya ya

senang mbak, karena banyak temanya”. (KB. W.S2/b.28). 70

Subyek menjelaskan dalam meningkatkan ketaqwaan dengan

mengikuti kegiatan keagamaan di sekitar lingkungannya dan perasaan

subyek senang karena bertemu dengan banyak orang. Meskipun

lingkungan subyek ada yang non islam, tetapi subyek bisa menyesuaikan

diri dalam lingkungan yang berbeda agama. seperti yang dipaparkan oleh

SY, “Kalau ada kegiatan ikut mbak tidak membeda-bedakan, seperti ini ya

kita ikuti, kalau diundang ya datang, dan tidak menyalahkan satu pihak

dan pihak lain”. (KB. W.S2/b.30). 71

Subyek bisa menyesuaikan diri dalam lingkungan yang berbeda

agama karena saling menghormati dan tidak membeda-bedakan.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik, dan secara

keseluruhan mmapu menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

penyesuaian diri secara individual, subyek bercerita dengan wajah agak

datar dan jarang tersenyum.72

Selanjutnya dalam penyesuaian diri secara sosial yaitu di

lingkungan keluarga dan rumah. Subyek memiliki hubungan yang baik

dengan pasangan setelah pensiun ini. Seperti yang dipaparkan oleh SY,

“Ya wajar baik baik saja, kalau ada problem ya diselesaikan bersama,

maksudnya lebih ke baik baik saja”. (KB. W.S2/b.32) 73.

70
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
71
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
72
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB.
73
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB

53
Subyek menjelaskan merasa hubungan dengan pasangan baik-baik

saja karena kalau ada problem segera diselesaikan. Selain hubungan

dengan pasangannya, hubungan subyek dengan anak dan cucu-cucu

subyek juga baik. Seperti yang dipaparkan oleh SY, “Kalau ada yang jauh

ya tetap berkomunikasi tanya bagaimana kabarnya, video call saling

bercanda, kemudian sering kumpul bersama anak cucu pas hari libur. (KB.

W.S2/b.36)”.74

Subyek menjelaskan hubungan dengan anak cucu baik karena tetap

berkomunikasi lewat virtual kalau jauh dan sering berkumpul di hari libur.

Kemudian hubungan dengan sanak keluarga subyek juga baik. Seperti

yang dipaparkan oleh SY, “Hubungannya ya tetap dekat saling

meluangkan waktu mengunjungi saudara, sering berkunjung, kalau yang

jauh ya diprogamkan, jadi ya baik baik saja situsional lah” (KB.

W.S2/b.40).75

Subyek merasa hubungannya baik sama sanak keluarga karena

sering meluangkan waktu dan berkunjung di rumah saudaranya. Kalau

yang jauh nanti akan diprogamkan.

Kemudian penyesuaian diri di kalangan masyarakat, hubungan

subyek dengan tetangga RT/RW juga baik. Seperti yang dipaparkan oleh

SY, “Hubungannya saya ya baik, tidak ada konflik jarang ada konflik gitu,

kan saya sudah lama tinggal disini”. (KB. W.S2/b.42). 76

Subyek menjelaskan merasa hubungan dengan tetangga RT/RW

baik dan tidak ada konflik karena sudah lama tinggal di lingkungannya.
74
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
75
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
76
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB

54
Dengan teman dekat/komunitas dan teman sesama pensiunan subyek pun

hubungannya dibilang baik. Seperti yang dipaparkan oleh SY.77

“Kalau teman dekat ya wajar-wajar saja to mbak, kalau saya


diundang acara ya datang, kalau ada waktu ya ngobrol, kalau
enggak ya tetap dirumah, ya intinya baik-baik mbak”. (KB.
W.S2/b.44)
“Wajar ya berkomunikasi kalau pas ada kegiatan ya ketemu, kalau
sudah pensiun itu ya sudah kita ya wajar saja, karena kita sudah
punya tujuan sendiri, tetap baik hubungannya”.(KB. W.S2/b.46)

Subyek menjelaskan hubungan dengan teman dekat dan teman

sesama pensiunan baik karena sering mengobrol dan sering ketemu kalau

ada kegiatan dan acara.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik, dan secara

keseluruhan mmapu menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

penyesuaian diri secara soisal. Subyek bercerita dengan wajah yang agak

sesekali tersenyum saat menceritakan tentang temannya.78

Selanjutnya penyesuaian diri yang berhubungan dengan

perkawinan, sikap dan sifat pasangan subyek mempunyai sikap yang

saling mengerti. Seperti yang dipaparkan oleh SY, “Ya malah lebih dekat

mbak, sikap dan sifatnya saling mengerti satu sama lain, sifat dan

sikapnya sama saja mbak sebelum pensiun sama sesudah pensiun. (KB.

W.S2/b.48)”. 79

Subyek merasa sikap dan sifat pasangan saling mengerti dan lebih

dekat, tidak ada perbedaan setelah pensiun ini. Saat menjawab pertanyaan

77
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
78
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB.
79
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB

55
mengenai apa yang dialami. SY menjawab dengan raut sedikit tersenyum

saat subyek menyatakan hal tersebut.80

Sikap pasangan subyek saling mengerti dan tidak pernah

bertengkar tetapi lebih ke berbeda pendapat sama pasangan subyek.

Seperti yang dipaparkan oleh SY 81

“Kalau bertengkar itu istilahnya bukan bertengkar tapi lebih ke


beda pendapat, kalau beda pendapat itu caranya gimana ya
pendapatnya kan nggak sama ya kita padukan, konflik biasa ya
tetap kita cari solusinya, dari konflik itu kita cari gimana
solusinya”. (KB. W.S2/b.50)

Subyek menjelaskan sering berbeda pendapat, dan cara mengatasai

konflik pasanagan subyek saling terbuka dan mencari solusinya. Meskipun

berbeda pendapat, kualitas pernikahan subyek baik dan sukses. Seperti

yang dipaparkan oleh SY.82

“Ya kalau kita melihat tidak ada istilahnya apa itu, tidak ada
perpisahan itu kan berarti hal yang baik to mbak, nah itu lo mbak
kalau ada perpisahan itu tidak baik. Jadi ya dari dulu sampai
sekarang ini ya alhamdulillah pernikahan saya dibilang baik dan
sukses mbak”. (KB. W.S2/b.52)

Subyek menjelaskan kualitas pernikahan baik dan sukses, karena

menurut subyek kalau pernikahannya tidak ada perpisahan berarti

pernikahannya sukses.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik, dan secara

keseluruhan mmapu menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

penyesuaian diri yang berhubungan dengan perkawinan. Subyek bercerita

80
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB.
81
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
82
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB

56
sambil tersenyum sesekali saat menceritakan tentang hubungan sama

pasanagnnya dan merasa bersyukur.83

Selanjutnya dalam penyesuaian diri jabatan atau vokasional,

subyek tidak mengikuti pengalaman pra pensiun atau sejenisnya. Seperti

yang dipaparkan oleh SY.84

“Ndak mbak saya ndak pernah, karena sudah siap sendiri, kalau
dah siap ya yaudah memang sudah waktunya, karena kebetulan
mbak saya waktu pensiun itu aktivitas saya ya banyak itulo
sehingga tidak ada perubahan mbak, saya kan dari pengurus pusat
koperasi, saya sering keluar kota, sehingga untuk persiapan
pensiun itu nggak ada, ya sudah dijalani saja, malah saya kadang
kadang kurang waktu. Meskipun kurang waktu ya masih bisa
meluangkan waktu mbak”. (KB. W.S2/b.54)

Subyek menjelaskan tidak mengikuti persiapan dan pengalaman

saat mau pensiun, karena memang sudah waktunya untuk pensiun dan

setelah pensiun ini aktivitas atau kegiatan subyek untuk mengisi waktu

luang banyak. Seperti yang dipaparkan oleh SY.85

“Saya masih menjadi pengawas koperasi guyub rukun Kecamatan


Mojoroto, terus mengurusi koperasi di RW jadi ketua forum
koperasi RW seluruh Kecamatan Mojoroto. Tapi ya saya usahakan
untuk banyak dirumah. Saya senang karena saya bisa dan masih
dibutuhkan”. (KB. W.S2/b.56)

Subyek menjelaskan saat pensiun mempunyai banyak kegiatan di

luar rumah, sama seperti sebelum pensiun. Perasaanya senang. Saat

ditanya pendapat tentang pensiun, SY mengatakan.86

“Kalau pendapat tentang pensiun yo wis karena uisa juga makin tua
jadi ya ada batasnya ya wajib kalau pensiun itu mbak, saya kira ya
sudah wajar saja to, dan sudah bisa menerima to mbak,kalau yang
tidak bisa menerima itu yang punya jabatan tinggi, itu pasti ada

83
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB.
84
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
85
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
86
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB

57
sindrom, kalau yan sepeerti saya ini ya biasa mbak”. (KB.
W.S2/b.58)

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik, dan secara

keseluruhan mmapu menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

penyesuaian diri jabatan atau vokasional. Subyek bercerita sambil

tersenyum sesekali.87

3) Subyek 3 (HR)

Subyek ini bertempat tinggal di Dusun Mojoroto Kecamatan

Mojoroto, Kota Kediri. Subyek bertempat tinggal di Mojoroto sejak tahun

1977 sampai sekarang ini. Subyek kelahiran 1956 dan sudah 6 tahun

subyek pensiun sejak tahun 2016. Subyek menjadi guru di SDN Mojoroto

5 kemudian diangkat menjadi kepala sekolah di SDN Bujel 3 dan 4 dan

menjadi guru lagi di SDN Mojoroto 4 dan SDN Sukorame 3 selama 6

tahun, kemudian sampai pensiun ini.

Subyek ini sejak pensiun saat ini menghabiskan banyak waktu

dirumah, meskipun sudah lanjut usia subyek menjalani hari-hari seperti

biasa. Dan masih ikut kegiatan walaupun dirumah. Subyek masih

ditugaskan menjadi sekretaris koperasi guyub rukun di kecamatan

Mojoroto. Subyek melakukan kegiatannya di rumah. Dan suaminya pun

merupakan seorang pensiunan juga.88

Wawancara dengan subyek dilakukan di lingkungan rumah subyek.

Wawancara dilakukan pada tanggal 9 November 2022 pukul 16.00-17.00.

87
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB.
88
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB

58
Keadaan dan kondisi disekitar lingkungan rumah subyek terlihat ramai dan

bisisng karena lingkungan nya di pinggir dengan jalan raya sehingga

wawancara yang dilakukan agak berisik dan bising. Saat berinteraksi

subjek menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik dan lancar. Dan

subyek memiliki kemampuan sosial terlihat ramah dan sangat mudah

berinteraksi dengan orang baru.89

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan subyek ketiga, telah

didapatkan hasil bahwa dalam penyesuaian diri secara individual yaitu

emosi subyek mengalami adanya perasaan senang dan bahagia setelah

pensiun ini. Seperti yang dipaparkan oleh HR.90

“justru pada saat pensiun ini kalau ditanya perasaan ya senang


dikatakan ya bahagia, senangnya apa sebelumnya beban pekejaan
ya dan tanggung jawab guru itu ya lumayan mbak ya karena lebih
ya tangung jawabnya, dan pekerjaan itu sudah waktunya purna itu
saya merasa lega gitu mba. Tanggung jawab dan kewajiban sudah
selesai, jadi pada saat pensiun merasa glong, merasa marem seperti
itu mbak”. (KB. W.S3/b.9)

Subyek menjelaskan setelah pensiun ini merasa adanya perasaan

senang dan bahagia. Karena sudah lepas tanggung jawab sebagai pendidik

dan subyek merasa lega akan hal tersebut. Saat menjawab pertanyaan

mengenai apa yang dialami. HR menjawab dengan raut sedikit tersenyum

saat menyatakan hal tersebut91

Dan setelah pensiun ini subyek tidak pernah marah atau meluapkan

emosi. Seperti yang dipaparkan oleh HR.92

“Kalau itu ya saya kadang marah dan itu tentang pekerjaan rumah
dulu sebelum pensiun mbak, nah karena justru saya sekarang
89
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 16.00 WIB.
90
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
91
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 16.00 WIB.
92
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB

59
banyak dirumah kesempatan untuk bertemu dengan pekerjaan
rumah dengan enjoy, kalau dulu agak serampangan cepat-cepat
kerja, pulang mengerjakan tugas rumah, justru sekarang lebih
banyak waktu”. (KB. W.S3/b.13)

Subyek menjelaskan merasa lebih enjoy karena dulu sebelum

pensiun sering marah karena pekerjaan rumah, karena sekarang banyak

waktu luang akhirnya tidak pernah marah. Selain itu setelah pensiun ini

subyek selalu menerapkan pola hidup sehat. Seperti yang dipaparkan oleh

HR.93

“Dalam menerapkan pola hidup sehat itu saya olahraganya


sepedahan dengan suami saya, kemudian itu saya ikut senam juga
tapi hanya seminggu sekali.” Dan kalau soal makan, ya makan
makanan yang bergizi seperti sayuran mbak”. (KB. W.S3/b.15)
Subyek menjelaskan selalu menerapkan pola hidup sehat saat

pensiun ini. Pola hidup sehat nya seperti olahraga bersepedah dan

mengikuti senam dan memakan makanan bergizi.

Selanjutnya dalam penyesuaian diri dalam hal seksual. Kebutuhan

seks subyek sudah menurun, subyek dan pasangannya sudah memasuki

masa andropouse dan menopause subyek menerima hal tersebut. Seperti

yang dipaparkan oleh HR.94

“Kalau saya ya kewajiban istri ya melayani kalau sewaktu waktu


dan saya justru merasa senang, ya memang benar agak menurun,
sikap saya ya yaudah gitu lo mbak memang takdirnya begini, kalau
dulu kan jarang soalnya ya ada kerjaan repot kerjaan ada saja gitu.
Kalau sekarang sewaktu waktu siap meskipun sudah menurun”.
(KB. W.S3/b.I9)

Subyek menjelaskan merasa penyesuaian diri dalam hal seksual

sudah berkurang, tapi tetap mempunyai kewajiban melayani pasangannya.

93
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
94
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB

60
Sebelum pensiun dan sesudah pensiun berbeda, sekarang banyak waktu

luang.

Dan subyek juga sering melakukan hal romantis bersama

pasangannya. Seperti yang dipaparkan oleh HR, “Ya itu kita sepedahan

berdua bareng, kalau kemana mana bersama jalan jalan di dekat sini, itu

saja i mbak hal romantisnya heheh apa ya, yaitu saja”. (KB. W.S3/b.21).95

Subyek menjelaskan sering melakukan hal romantis dengan jalan

jalan disekitar rumahnya dan olahraga bersama pasangan. Subyek juga

menyisihkan waktu dan mengobrol bersama pasangan. Seperti yang

dipaparkan HR.96

“Kalau mengobrol itu sewaktu-waktu mbak, misal mau tidur itu


ngobrol kalau dirumah hanya berdua dan anak saya dibelakang
gitu. Kalau anak saya keluar saya hanya berdua saja ya itu
mengobrol dengan intim nya seperti itu”. (KB. W.S3/b.23)

Subyek menjelaskan mengobrol dengan pasangan sewaktu waktu

dimana saja, pada waktu tidur atau disaat anaknya keluar.

Selanjutnya dalam penyesuaian diri religius dan moral, subyek bisa

menyesuaikan sikapnya di lingkungan sekitar. Seperti yang dipaparkan

oleh HR.97

“Saya tidak merasa asing sama sekali ndak, jadi ya langsung bisa
menyesuaikan itu karena mertua saya cinta ke saya melebihi ibu
saya sampai purna sekarang, di lingkungan tetangga ya sikap saya
baik dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sini.
Kebetulan saudara saya banyak yang tinggal di sini ya malah raket,
biasa mbak”. (KB. W.S3/b.27)

Subyek menjelaskan merasa bisa menyesuaiakan sikapnya di

lingkungan, karena tidak merasa asing dan saudaranya banyak yang


95
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
96
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
97
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB

61
tinggal sekitar rumahnya. Dan subyek juga bisa menyesuaikan sikap dalam

hal keagamaan. Seperti yang dipaparkan oleh HR.98

“Saya tidak ada masalah mbak sikap saya karena keagamaan itu
pilihannya masing-masing sehingga tidak bisa dipaksakan, karena
keluarga dari suami saya itu kebanayakan katolik tapi ndak ada
masalah kan punya jalur sendiri-sendiri ndak masalah suami saya
anak-anak saya islam, baik-baik saja tidak ada masalah”. (KB.
W.S3/b.29)

Subyek menjelaskan bisa menyesuaikan diri di keagamaan, karena

agama merupakan pilihan masing masing dan urusannya masing-masing.

Dan untuk meningkatkan ketaqwaan subyek melakukan beberapa

kegiatan. Seperti yang dipaparkan oleh HR.99

“Saya mendatangkan orang untuk les saya membaca al-quran


dengan cucu saya, dan kalau pengajian-pengajian itu saya tidak
ikut. Saya mengikuti les untuk membaca al-quran ya untuk camilan
untuk sewaktu waktu saya longgar saya baca, untuk memperdalam
dan menghaluskan dalam bacaan, perasaan saya senang, kalau
tidak datang saya malah menunggu-nunggu itu”. (KB. W.S3/b.33).

Subyek menjelaskan dalam meningkatkan ketaqwaan dengan

mengikuti les belajar quran untuk memperdalam dan dibaa sewaktu waktu

untuk bekal hidup di akhirat, perasaanya senang. Kemudian dengan

lingkungan dan keluarga subyek ada yang non islam tetapi subyek bisa

menyesuaikan diri di lingkungan berbeda agama. Seperti yang dipaparkan

oleh HR.100

“Ya ndak papa, ya kalau ada acara selametan yaudah disini


manggil tetangga untuk masalah dapur ditangani bersama, tidak
ada masalah mbak saling menghormati .Kalau di keluarga ya sejak
dulu sampai sekarang kan sudah tau latar belakang mereka, tapi
tidak ada masalah mbak dari keluarga dan adik-adik dari suami”.
(KB. W.S3/b.35)

98
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
99
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
100
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB

62
Subyek menjelaskan bisa menyesuaikan diri dalam lingkungan

yang berbeda agama karena saling menghormati dan di keluarganya sejak

dulu subyek sudah tau latar belakang mereka.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik, dan secara

keseluruhan mampu menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

penyesuaian diri individual dengan bahasa yang mudah dimengerti dan

tidak berbelit-belit. Dan subyek duduk dengan santai sambil pandangan

lurus ke samping sambil melihat peneliti. Subyek bercerita sambil

tersenyum sesekali.101

Selanjutnya dalam penyesuaian diri sosial yaitu di lingkungan

keluarga dan rumah. Subyek setelah pensiun ini memiliki hubungan yang

baik dengan pasangannya. Seperti yang dipaparkan oleh HR, “Biasa mbak,

baik baik saja, kalaupun ada masalah ya itu segera diselesaikan, kadang

kebentik la itu segera diselesaikan wajar wajar saja”. (KB. W.S3/b.37). 102

Subyek menjelaskan merasa hubungan dengan pasangan baik-baik

saja kalau ada masalah segera diselesaikan. Selain sama pasangan,

hubungan subyek dengan anak, cucu-cucunya dan sama sanak keluarga

juga baik. Seperti yang dipaparkan oleh HR.103

“Sewaktu waktu disini main kesini, kalau yang di surabaya ya itu


telfun video call kalau saya ingin kesana ya kesana merasa
terhibur, cucu yang berada di kediri dua yang ada di sby dua. Jadi
ya baik baik saja”.(KB. W.S3/b.39).
“Biasa-biasa saja mbak karena keluarga saya kakak dan adik ini
satu deret ini lima rumah, kalau yang jauh itu sudah meninggal,
jadi ya saya hubungannya baik-baik saja karena kan ya dekat juga,
kalau saya ada acara mereka kesini, kalau mereka ada acara ya

101
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 16.00 WIB.
102
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
103
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB

63
saya kesana, ya baik baik saja tidak ada masalah”. (KB.
W.S3/b.41)
Subyek menjelaskan merasa hubungan dengan anak cucu baik

karena tetap berkomunikasi dengan video call dan sering main bersama.

Dan hubungan sama sanak keluarga juga merasa hubungannya baik karena

keluarganya dekat sama rumahnya.

Selanjutnya dengan lingkungan masyarakat, hubungan subyek

sesama tetangga RT/RW sekitarnya juga baik. Seperti yang dipaparkan

oleh HR, “Biasa saja mbak, kan disini ada arisan, ya saya mengikuti,

karena ada arisan Rt/Rw dan saya kumpul-kumpul gitu sama tetangga

saya, intinya ya baik baik saja”. (KB. W.S3/b.43).104

Subyek menjelaskan merasa hubungan dengan tetangga RT/RW

baik Karena mengikuti kegiatan sosial dan sering berkumpul. Selain

dengan tetangganya, hubungan teman dekat/komunitas dan teman sesama

pensiunan juga baik meskipun hanya berkomunikasi lewat virtual sama

teman pensiunan. Seperti yang dipaparkan oleh HR.105

“Kadang-kadang reuni teman-teman dekat yowis sudah biasa ingin


telefon ya telefon, kalau reuni teman jauh jarang ikut. Komunikasi
tetap kan ada grup”. (KB. W.S3/b.45).
“Kalau dengan teman pensiun ya baik mbak, ya komunikasi di
grup itu. (KB. W.S3/b.47)”
Subyek menjelaskan merasa hubungan dengan teman dekat baik

karena sering reuni kalau yang dekat. Yang jauh tetap komunikasi. Dan

teman sesama pensiunan merasa hubungan baik, karena tetap komunikasi

di hp karena jarang untuk bertemu.

104
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
105
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB

64
Subyek mampu menerima petanyaan dengan baik dan menjawab

pertanyaan dengan nada yang santai. Pandangannya menghadap ke

samping sesekali.106

Selanjutnya dalam penyesuaian diri yang berhubungan dengan

perkawinan, sikap dan sifat pasangan subyek merasa lebih enjoy dan baik-

baik saja. Seperti yang diparkan oleh HR, “Ya wajar-wajar saja i mbak,

secara kebetulan kan ada kegiatan itu lo mbak. Jadi sikap dan sifatnya ya

wajar-wajar saja enjoy gitu mbak sama saja setelah pensiun ini”. (KB.

W.S3/b.49).107

Subyek menjelaskan merasa sikap dan sifat pasangannya baik-baik

saja dan enjoy sama saja seperti dulu sebelum pensiun, karena masing-

masing mempunyai kegiatan jadi tidak merasa bosan. Tetapi subyek sering

berbeda pendapat sama pasangannya. Seperti yang dipaparkan oleh HR108

“Saya kira ya biasa mbak, nggak bertengkar mbak tapi lebih ke


selisih itu beda pendapat terus ya saya sama suami saya cepat-
cepat harus diselesaikan masalahnya. Paling ya hal sepele itu, ya
opo to gunane ngunu kui cari hal yang baik saja dan sekarang ya
ngunduri tuek opo terus bertengkar gitu”. (KB. W.S3/b.51).
Subyek menjelaskan sering berbeda pendapat sama pasangan dan

segera diselesaikan. Menurut subyek masing masing sudah lanjut usia jadi

bertengkar itu tidak ada gunanya. Meskipun sering berbeda pendapat,

kualitas pernikahan subyek baik. Seperti yang dipaparkan oleh HR.109

“Langsung dijalani dengan enjoy mbak tidak ada masalah, karena


itu pilihan saya sendiri, tidak dijodohkan sehingga ya sudah sesuai
dengan apa yang saya pilih dan merasa cocok, kita jalani bersama.
Jadi ya baik. (KB. W.S3/b.53)

106
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 16.00 WIB.
107
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
108
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
109
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB

65
Subyek menjelaskan merasa kualitas pernikahannya tidak ada

masalah baik-baik saja, karena pasangannya itu pilihannya sendiri.

Subyek mampu menerima dan menjawab pertanyaan dengan baik

dengan bahasa yang mudah dimengerti tidak berbelit-belit. Dengan nada

yang santai dan kalem.110

Selanjutnya penyesuaian diri jabatan dan vokasional, subyek tidak

mengikuti persiapan dan pengalaman saat mau pensiun. Seperti yang

dipaparkan oleh HR.111

“Nggak pernah ya langsung pensiun, dan sebelumnya itu sudah


anu mbak, sudah mengurangi aktivitas, sebelum pensiun itu saya
ya mulai mengurangi aktivitas saya di sekolah. Sehingga begitu
pensiun sudah plong”. (KB. W.S3/b.55)

Subyek menjelaskan tidak mengikuti persiapan dan pengalaman

saat mau pensiun, karena sebelum pensiun sudah mengurangi aktivitas di

sekolah. Jadi langsung lega. Karena subyek juga sudah siap menjelang

pensiun. Ditambah lagi sekarang subyek ada kegiatan untuk mengisi

waktu luang setelah pensiun ini. Seperti yang dipaparkan oleh HR.112

“Kegiatan ya itu tadi koperasi saya kan sebagai sekretarisnya, tapi


kalau mengerjakan ya dirumah, kalau hobi itu kesenian
alhamdulillah keturutan terpenuhi di belakang itu ada karawitan.
Jadi ya kegiatanya itu”. (KB. W.S3/b.57)

Subyek menjelaskan saat pensiun mempunyai kegiatan seperti

menjadi sekretaris koperasi dan mempunyai hobi karawitan. Saat ditanya

pendapat tentang pensiun, HR menjawab.113

“Kalau saya pendapat pensiun itu ya memang kewajiban, ya


memang perlu. Kalau memang usia nya itu 60 itu pas untuk guru,
110
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 16.00 WIB.
111
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
112
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
113
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB

66
60 lebih itu pikirannya dan produkivitasnya sudah beda, cara
mikirnya”. (KB. W.S3/b.59)

Menurut subyek pensiun merupakan suatu hal yang wajib karena

usianya sudah pas dan produkvitasnya menurun.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik, menjawab

dengan nada yang cukup santai. Sesekali menoleh dengan raut muka

tersenyum. Tetapi saat bicara subyek kurang keras karena rumahnya dekat

dengan jalan raya jadi agak bising.114

4) Subyek 4 (MD)
Subyek ini bertempat tinggal di Dusun Mbetik Kecamatan

Mojoroto, Kota Kediri. Subyek bertempat tinggal di Dusun Mbetik sejak

tahun 1980 sampai sekarang ini. Subyek kelahiran 1952 dan sudah 10

tahun subyek pensiun sejak tahun 2012. Subyek sebelumnya menjadi guru

agama di SDN Lirboyo 4 kemudian subyek bermutasi di SDN Gayam 3,

kemudian sampai pensiun ini. Suaminya bekerja sebagai petani.

Subyek ini sejak pensiun aktivitasnya dibilang sangat terbatas,

karena kondisi fisik beliau dibilang cukup menurun karena faktor lansia

juga. Beliau tidak bisa terlalu kemana mana. Karena kondisi salah satu

bagian tubuh kaki beliau agak menurun, agak sulit untuk berjalan jadi dan

beliau juga melakukan aktviitas sehari-hari seperti pensiunan lainnya,

meskipun kadang aktivitasnya dibatasi dan kondisi fisiknya menurun.

Subyek dirumahnya tinggal bersama suaminya dan anaknya pun

sudah menikah jadi subyek juga tinggal bersama cucunya. Dan cucunya

juga agak banyak. Jadi kondisi rumahnya juga agak berantakan, berbeda
114
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 16.00 WIB.

67
dengan sebelum pensiun rumahnya bersih dan tertata. Sehingga peneliti

merasa tertarik untuk melihat bagaimana beliau ini bisa menyesuaikan diri

saat pensiun meskipun kondisi fisiknya menurun dan kondisi sekitar

berbeda sebelum beliau pensiun.115

Wawancara dengan subyek dilakukan di lingkungan rumah subyek.

Wawancara dilakukan pada tanggal 10 November 2022 pukul 14.00-15.00.

Wawancara dilakukan di rumah subyek, dan kondisi disekitar lingkungan

rumah terlihat sedikit ramai karena ada cucu-cucu subyek sehingga

wawancara yang dilakukan berjalan agak sedikit berisik.. Saat berinteraksi

subjek menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik dan lancar. Dan

subyek memiliki kemampuan sosial terlihat ramah dan sangat mudah

berinteraksi dengan orang baru.116

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan subyek keempat

telah didapatkan hasil bahwa dalam penyesuaian diri individual yaitu

emosi subyek mengalami adanya perasaan senang dan tenang setelah

pensiun ini. Seperti yang dipaparkan oleh MD.117

“Yang saya rasakan selama menjalani pensiun, saya usahakan agar


jiwa dan pikiran selalu tenang dan bersyukur mengabdi kepada
allah agar selamat di dunia dan akhirat, jadi saya usahakan untuk
merasa senang dan bersyukur meskipun saya dengan kondisi fisik
saya yang tidak seperti dulu lagi”. (KB. W.S4/b.9)

Subyek menjelaskan setelah pensiun ini perasaan senang dan

bahagia dan jiwa pikiran diusahakan tenang karena selalu bersyukur

meskipun kondisi fisiknya menurun. Saat menjawab pertanyaan mengenai

115
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
116
Observasi di rumah subyek pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB.
117
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB

68
apa yang dialami. MD menjawab dengan raut sedikit tersenyum saat

menyatakan hal tersebut118.

Tetapi subyek setelah pensiun ini sering marah dalam penyesuaian

diri emosi. Seperti yang dipaparkan oleh MD, “Saya saat pensiun ya

kadang kadang saya emosi terus marah terhadap saya sendiri, karena

sekarang saya sakit sakitan dan daya tubuh mulai menurun, tapi saya

selalu bersyukur untuk itu”. (KB. W.S4/b.11). 119

Subyek menjelaskan merasa sering emosi dan marah terhadap diri

sendiri karena sekarang kondisi fisiknya menurun dan sakit-sakitan tetapi

subyek selalu bersyukur. Saat menjawab pertanyaan mengenai apa yang

dialami. MD menjawab dengan raut muka yang agak sedih.120

Dan meskipun kondisi fisiknya menurun dan sakit sakitan subyek

selalu menerapkan pola hidup sehat. Seperti yang dipaparkan oleh MD,

“Saya terapkan pola hidup sehat itu ya saya sholat lima waktu itu jamaah

mbak, diusahakan jalan jalan sedikit karena kaki saya sakit”. (KB.

W.S4/b.13). 121

Subyek menjelaskan selalu menerapkan pola hidup sehat saat

pensiun ini. Pola hidup sehat nya seperti melakukan ibadah sholat dan

jalan jalan sedikit, meskipun kakinya sedang sakit.

Selanjutnya dalam penyesuaian diri dalam hal seksual. Kebutuhan

seks subyek sudah menurun, subyek dan pasangannya sudah memasuki

118
Observasi di rumah subyek pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB.
119
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
120
Observasi di rumah subyek pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB.
121
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB

69
masa andropouse dan menopause dan subyek menerima dengan ikhlas

akan hal tersebut. Seperti yang dipaparkan oleh MD.122

“Saya semakin bertambahnya usia kan ya menurun mbak untuk hal


seksualnya, dan saya juga sudah menopouse, apalagi saya tidak
seperti dulu lagi sering sakit sakitan, ya saya menjalani dan
menerima dengan ikhlas mbak, saya jua kadang masih minum
seperti obat herbal seperti itu mbak”. (KB. W.S4/b.17)

Subyek menjelaskan merasa semakin tambah usia hal seksual

sudah mulai menurun, karena sekarang sakit sakitan, dan subyek

menerima dengan ikhlas. Dan usaha untuk minum herbal. Meskipun

subyek dan pasangan menerima hal tersebut, subyek jarang melakukan hal

romantis sama pasangannya. Seperti yang dipaparkan oleh MD.123

“Diusahakan tetap setia dengan suami, kalau saya jarang dan tidak
pernah mbak romantisan sama suami saya, ya karena itu sudah
males sudah menurun nggak seperti dulu lagi mbak, yang
terpenting itu tetap setia”. (KB. W.S4/b.19)

Subyek menjelaskan tidak pernah melakukan hal romantis karena

faktor usia dan sudah menurun, yang terpenting tetap setia kepada

pasangannya, dengan menyisihkan waktu dan mengobrol dengan intim

dimana saja kepada pasangannya. Seperti yang dipaparkan oleh MD,

“Waktu sholat jamaah bareng dengan suami saya, dan setelah sholat dan

berdoa ya saya biasanya mengobrol dengan intim dengan suami saya, ya

diamana saja mengobrolnya”. (KB. W.S4/b.21)124

Subyek menjelaskan mengobrol intim dan menyisihkan waktu

dengan pasangan diwaktu setelah berdoa pada saat sholat jamaah bersama

pasangannya dan dimana saja.

122
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
123
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
124
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB

70
Selanjutnya dalam penyesuaian diri religius dan moral, subyek bisa

menyesuaikan sikapnya di lingkungan sekitar. Seperti yang dipaparkan

oleh MD.125

“Saya bisa menyesuaikan sikap saya, karena mereka juga kan


sudah kenal saya lebih lama, dan saya termasuk tertua di
lingkungan sini, sikap saya ya baik baik saja tidak merasa
terasingkan malah mereka yang menghormati saya”.(KB.
W.S4/b.25)
Subyek menjelaskan merasa bisa menyesuaiakan sikapnya di

lingkungan, karena sudah kenal lebih lama dan subyek merupakan tertua

di lingkungan sekitarnya jadi tidak merasa asing.

Dalam hal keagamaan juga sama sikap subyek yang bisa

mnyesuaikan diri dalam hal keagamaan. Seperti yang dipaparkan oleh

MD, “Dalam soal keagamaan sikap saya ya baik-baik saja dengan

menjalankan tugas sebagai seorang muslim itu ya wajib menjalankannya.

Baik sesama orang tidak membeda bedakan”. (KB. W.S4/b.27). 126

Subyek menjelaskan bisa menyesuaikan sikapnya di keagamaan,

karena wajib menjalankan tugas sebagai seorang muslim dan baik sama

orang sekitar tidak membeda bedakan.

Dan subyek untuk meningkatkan ketaqwaan subyek melakukan

beberapa hal. Seperti yang dipaparkan oleh MD.,“Kegiatan yang saya

lakukan ya banyak-banyak membaca al-quran, berdzikir, membaca

sholawat, perasaan saya menjadi tenang dan damai”. (KB. W.S4/b.29). 127

Subyek dalam meningkatkan ketaqwaan dengan melakukan

sholawat, dzikir dan membaca quran dan perasaannya menjadi tenang dan

125
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
126
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
127
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB

71
damai. Karena subyek ini dulunya adalah guru pendidikan agama islam

jadi paham tentang hal beragama.

Sehingga subyek juga bisa menyesuaikan diri dalam lingkungan

yang berbeda agama. Seperti yang dipaparkan oleh MD, “Ya kita saling

menghormati mbak, saya tidak mempermasalahkan itu”. (KB. W.S4/b.31)


128

Subyek menjelaskan bisa menyesuaikan diri dalam lingkungan

yang berbeda agama dengan saling menghormati.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik, dan secara

keseluruhan mmapu menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

penyesuaian diri individual dengan bahasa yang mudah dimengerti.

Meskipun saat wawancara kondisi subyek kurang sehat menunjukkan

ekspresi yang datar dan agak lemas.129

Selanjutnya dalam penyesuaian diri sosial yaitu di lingkungan

keluarga dan rumah. Subyek setelah pensiun ini memiliki hubungan yang

baik dengan pasangannya. Seperti yang dipaparkan oleh MD, “Setelah

pensiun hubungan saya dengan suami saya semakin baik karena ya sama

sama tua nya jadi mengerti satu sama lain mbak”. (KB. W.S4/b.33) 130

Subyek menjelaskan merasa hubungan dengan pasangan setelah

pensiun ini semakin dekat karena sama sama mengerti. Selain dengan

pasangan, hubungan subyek dengan anak, cucu-cucu nya dan sanak

keluarganya juga baik. Seperti yang dipaparkan oleh MD.131

128
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
129
Observasi di rumah subyek pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB.
130
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
131
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB

72
“Dengan anak cucu sangat baik mbak, karena cucu-cucu saya lucu-
lucu jadi saya merasa senang dan terhibur kalau bersama cucu
rumah menjadu ramai mbak”. (KB. W.S4/b.39)
Ya sama sanak keluarga tetap baik meskipun berjauhan, ya kadang
kangen, terus kalau kangen itu ya chatan wa, bertelefon kalau
nggak ya video call. (KB. W.S4/b.37)

Subyek menjelaskan hubungan dengan anak dan cucu sangat baik

karena merasa terhibur dan rumah semakin ramai dan hubungan dengan

sanak keluarga juga tetap baik meskipun berjauhan masih tetap

berkomunikasi secara virtual. Peneliti waktu kerumah subyek pada waktu

wawancara cucu-cucu subyek lumayan banyak dan saling bermain di

halaman.132

Selanjutnya dengan lingkungan masyarakat, hubungan subyek

sesama tetangga RT/RW sekitarnya juga baik. Seperti yang dipaparkan

oleh MD, “Ya hubungan saya sama tetangga baik, karena ada kegiatan

seperti arisan itu jadi ya sama sama bersosialisasi dan akrab mbak”. (KB.

W.S4/b.41) 133

Subyek menjelaskan hubungan sesama tetangga RT/RW baik

karena subyek mengikuti kegiatan di lingkungannya sehingga lebih akrab.

Selain hubungannya sesama tetangga baik, hubungan dengan teman

dekat/komunitas dan teman sesama pensiunan juga baik meskipun jarang

dan tidak pernah bertemu. Seperti yang dipaparkan oleh MD.134

“Saya tidak punya komunitas mbak, tapi kalau sama teman ya


dekat, saya nggak pernah keluar bareng, jadi ya komunikasinya
sekedar lewat hp mbak, hubungannya ya baik terus berlanjut”.
(KB. W.S4/b.43)

132
Observasi di rumah subyek pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB.
133
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
134
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB

73
“Ya sama kalau teman pensiunan itu sudah jarang berjumpa, saya
juga mau kemana-mana juga tidak bisa kaki saya sakit, ya lewat
hp komunikasinya tetap baik”. (KB. W.S4/b.45)

Subyek menjelaskan hubungan dengan teman dekat baik meskipun

tidak pernah bertemu, jadi berkomunikasi secara virtual. Sama dengan

hubungan dengan teman sesama pensiunan baik meskipun tidak pernah

berjumpa, jadi tetap komunikasi secara virtual.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik dan mudah

dimengerti dengan bahasa yang tidak terbelit belit saat menjawab tentang

penyesuaian diri sosial dan saat menjawab pertanyaan hubungan dengan

teman dekat dan pensiunan. MD menjawab dengan raut muka yang agak

sedih karena MD merasa kangen dan jarang berjumpa dengan teman-

temanya, karena kondisi kakinya tidak memungkinkan.135

Selanjutnya dalam penyesuaian diri yang berhubungan dengan

perkawinan, sikap dan sifat pasangan subyek tidak ada perubahan dan

baik-baik saja. Seperti yang diparkan oleh MD.136

“Ya sikap dan sifat suami saya ya baik sama saja sebelum pensiun
sama setelah pensiun ini tidak ada perubahan mbak, malah
sekarang kesehatannya ibu menurun ya beliau mengemong saya,
dan mengurusi saya. (KB. W.S4/b.47)

Subyek merasa sikap dan sifat pasangannya setelah pensiun ini

tidak ada perubahan tetap baik karena pasangannya semakin menunjukkan

sikap peduli dan tidak pernah bertengkar tetapi lebih ke berbeda pendapat.

Seperti yang dipaparkan oleh MD, Jarang mbak kalau bertengkar, ya

paling ada beda apa gitu hal sepele sih mbak, ya nggak masalah besar itu,

135
Observasi di rumah subyek pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB.
136
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB

74
cara mengatasinya ya dengan cara musyawarah mbak”. (KB.

W.S4/b.49)137

Subyek menjelaskan bahwa dirinya dengan pasangannya merasa

tidak pernah bertengkar, lebih ke berbeda pendapat dan cara mengatasinya

dengan musyawarah bersama. Kemudian kualitas perkawinan dengan

pasangannya subyek juga baik. Seperti yang dipaparkan oleh MD,

“Kualitasnya ya pernikahannya menuju kebahagiaan dunia dan akhirat

mbak, alhamdulillah awal menikah sampai sekarang baik-baik saja”. (KB.

W.S4/b.51) 138

Subyek merasa kualitas pernikahannya baik karena menuju

kebahagiaan. Selanjutnya dalam penyesuaian diri jabatan atau vokasional,

subyek tidak mengikuti pengalaman pra pensiun atau sejenisnya. Seperti

yang dipaparkan oleh MD.139

Subyek mampu menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik

tentang penyesuaian diri berhubungan dengan perkawinan. Subyek terlihat

ramah dan mudah berinteraksi. Dan duduk dengan santai bersebelahan

dengan informan, “Ya alhamdulillah saat mau pensiun saya tidak

mengikuti hal semacam itu, ya pripun ya mbak soalnya saya mau pensiun

ya sudah ikhlas dan bersyukur”. (KB. W.S4/b.53) 140

Selanjutnya penyesuaian diri jabatan atau vokasional. Subyek

menjelaskan tidak pernah mengikuti persiapan dan pengalaman saat mau

pensiun, karena sudah ikhlas waktu mau menjelang pensiun. Subyek juga

137
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
138
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
139
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
140
Observasi di rumah subyek pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB.

75
melakukan kegiatan-kegiatan untuk mengisi waktu luang sesudah pensiun.

Seperti yang dipaparkan oleh MD.141

“Ya kegiatannya ya kalau pagi saya masak mbak, meskipun


dengan keadaan begini tapi ya masih bisa masak, kadang main
sama cucu. Ya kalau dirumah kegiatannya itu. Hobi saya tidak
punya”. (KB. W.S4/b.55)

Subyek saat pensiun subyek tidak mempunyai hobi tetapi

kegiatannya seperti dengan melakukan aktivitas sehari hari di rumah dan

bermain dengan cucu-cucu subyek. Saat ditanya pendapat tentang pensiun,

MD menyatakan, “Disyukuri mbak karena saat masih kerja kan jarang

menikmati waktu waktu santai, kalau sekarang lebih menikmati mbak

banyak waktu”. (KB. W.S4/b.57) 142

Menurut subyek pensiun itu menikmati waktu waktu santai yang

belum dirasakan pada saat masih belum pensiun.

Subyek mampu menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik

tentang penyesuaian dirijabtan atau vokasional. Subyek terlihat ramah dan

mudah berinteraksi. Dan duduk dengan santai bersebelahan dengan

informan. Meskipun saat menjawab dengan wajah gak datar.143

5) Subyek 5 (PA)

Subyek ini bertempat tinggal di Dusun Boto Lengket, Kelurahan

Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Subyek bertempat tinggal

di Dusun Boto Lengket sejak tahun 1973 sampai sekarang ini. Subyek

kelahiran 1952 dan sudah 10 tahun subyek baru saja pensiun pada tahun

141
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
142
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
143
Observasi di rumah subyek pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB.

76
2020 kemarin. Subyek diangkat menjadi guru olahraga di SDN Gayam 3,

kemudian sampai pensiun ini. Suaminya bekerja sebagai pesuruh dan

suaminya subyek juga merupakan seorang pensiunan.

Subyek ini sudah pensiun tetapi berbeda dengan pensiun lainnya

yang menghabiskan kebih banyak waktu di rumah tetapi subyek masih

membantu tugaskan di tempat beliau mengajar di SDN gayam 3. Subyek

yang dulunya sebagai guru olahraga sebelum pensiun, kini beliau di

tugaskan untuk menjaga koperasi sekolahan. Karena di lingkungan rumah

subyek terbilang sepi. Dan anaknya pun sudah menikah dan sekarang

tinggal di surabaya. Terkadang juga pulang setiap minggu. Mungkin

subyek supaya tidak jenuh akhirnya memilih untuk mau membantu tugas

di tempat subyek mengajar.144

Wawancara dengan subyek dilakukan di tempat sekolah, tempat

subyek bekerja dulu Wawancara dilakukan pada tanggal 11 November

2022 pukul 10.00-11.00. Keadaan dan kondisi di tempat sekolah, tempat

subyek bekerja dulu terlihat sepi karena pada waktu pulang

sekolah.sehingga wawancara yang dilakukan berjalan sukses dan lancar.

Saat berinteraksi subjek menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik

meskipun terlihat malu dan bingung saat menjawab pertanyaan. Dan

subyek memiliki kemampuan sosial terlihat ramah dan sangat mudah

berinteraksi dengan orang baru.145

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan subyek kelima, telah

didapatkan hasil bahwa dalam penyesuaian diri individual yaitu emosi

144
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
145
Observasi di rumah subyek pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB.

77
subyek mengalami adanya perasaan puas dan bahagia. Sebagaimana yang

telah dipaparkan PA.146

“Saya sudah puas karena saya sudah bekerja dengan lulus, sehat
sampai sekarang ini, hal yang mendorong ya karena teman-teman
saya ya sama sudah pensiun seperti saya, tapi saya sudah merasa
tegar, ada teman yang gimana ya istilahnya merasa tidak puas
begitu, kalau saya sudah puas”. (KB. W.S5/b.9)

Subyek menjelaskan setelah pensiun ini merasa puas dan bahagia

karena sudah bekerja dengan lulus dan sehat sampai sekarang ini selain itu

menurut subyek teman nya ada yang tidak puas, tetapi subyek sangat puas.

Subyek setelah pensiun ini juga tidak pernah marah atau emosi.

,Seperti yang dipaparkan oleh PA. “Tidak pernah sama sekali, saya enjoy

apalagi saya masih dibantukan di SD saya tempat mengajar, itu hal yang

mendorong saya nggak gampang marah soalnya ada hiburan lain. (KB.

W.S5/b.11) 147

Saat menjawab pertanyaan mengenai apa yang dialami. PA

menjawab dengan adanya raut wajah yang tersenyum saat subyek

menyatakan hal tersebut.148

Subyek menjelaskan merasa tidak pernah marah dan meluapkan

emosi selalu enjoy apalagi subyek sekarang ada kegiatan dan hiburan yaitu

masih diperbantukan di SD. Disamping itu subyek juga selalu menerapkan

pola hidup sehat, apalagi dulu adalah seorang guru olahraga. Seperti yang

dipaparkan oleh PA.149

“Ya seperti biasanya saya minum air putih yang banyak, kalau
jalan-jalan sepertinya ndak soalnya masih diperbantu tugas ini, dan
146
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
147
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
148
Observasi di rumah subyek pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB.
149
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB

78
ketambahan saya punya cucu baru, masak masakan sendiri, masak
sayur sendiri tidak beli. (KB. W.S5/b.13)

Subyek menjelaskan selalu menerapkan pola hidup sehat saat

pensiun ini. Pola hidup sehat nya seperti minum air putih dan masak

makanan sehat.

Selanjutnya dalam penyesuaian diri dalam hal seksual. Kebutuhan

seks subyek sudah menurun, subyek dan pasangannya sudah memasuki

masa andropouse dan menopause subyek menerima hal tersebut. Seperti

yang dipaparkan oleh PA.150

“Kalau suami saya masih, ya kalau saya biasa soalnya saya guru
olahraga juga, hari hari dan bulan bulan ini masih istirahat soalnya
ada suatu halangan entah lain hari ya saya menerima dan ya
memang sudah menopuse tapi saya usahakan tetap meskipun
berkurang dan saya menerima dengan baik hal tersebut bersyukur
lah intine mbak”. (KB. W.S5/b.17)

Subyek merasa penyesuaian diri dalam hal seksual sudah

berkurang tapi tetap diusahakan karena kewajiban. Subyek bisa menerima

dengan baik dan selalu bersyukur akan hal tersebut. Subyek bersama

pasangannya juga sering melakukan hal romantis. Seperti yang dipaparkan

oleh PA, “Ya sering tapi kalau keluar bareng tidak, tapi kalau di rumah

mesti bergurau dan bercanda, lihat tv di ruang tamu, kalau punya cucu

malah berempat berguraunya”. (KB. W.S5/b.19) 151

Subyek menjelaskan untuk melakukan hal romantis, subyek tidak

pernah keluar bareng tetapi dengan menghabiskan waktu dirumah dengan

bercanda dan bergurau. Dan subyek juga menyisihkan waktu dan

mengobrol dengan intim bersama pasangannya. Seperti yang dipaparkan

150
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
151
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB

79
oleh PA, “Saya mengobrol dengan intim itu biasanya ya pas diruang tamu,

didepan tv, curhat curhat tentang problem ngobrol sana kemari ya pokok

kalau mengobrol berdua dimana saja begitu”. (KB. W.S5/b.21) 152

Subyek menjelaskan ketika mengobrol dengan pasangan seperti

bercerita tentang problem rumah tangga, sampai mengobrol hal yang tidak

terlalu penting di mana saja.

Selanjutnya dalam penyesuaian diri religius dan moral, subyek bisa

menyesuaikan sikapnya di lingkungan sekitar. Seperti yang dipaparkan

oleh PA.153

“Seperti biasa sejak pensiun ini tidak ada perubahan, ya sama


tetangga ya biasa biasa tidak merasa asing seperti biasa, kalau ikut
kegiatan itu jarang mbak soalnya tetangga saya itu jarang keluar
mbak jadi waktu jamaah ya jamaah pulang ya pulang, sikap saya
ya biasa saja”. (KB. W.S5/b.25)

Subyek merasa bisa menyesuaiakan sikapnya di lingkungan,

karena tidak merasa asing dan di sekitar lingkungannya juga tetangga

jarang keluar. Dalam hal keagamaan, sikap subyek yang taat pada agama

dan bisa menyesuaikan diri dalam hal keagamaan. Seperti yang dipaparkan

oleh PA.154

“Ya sikap saya taat pada agama pada lima waktunya taat, juga
jamaah karena mushola dekat dengan rumah saya, jadi ya sholat di
mushola jarang sholat di rumah, ya anu mbak sikapnya ya baik
baik saja bisa menyesuaikan diri sebelum sama sesudah pensiun ya
sama saja tidak ada bedanya”. (KB. W.S5/b.27)
Subyek bisa menyesuaikan sikapnya di keagamaan, karena

mempunyai sikap yang taat pada agama. Tidak ada perubahan selama

pensiun ini. Dan subyek juga meningkatkan ketaqwaanya dengan

152
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
153
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
154
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB

80
mengikuti kegiatan keagamaan di sekitar lingkungannya. Seperti yang

dipaparkan oleh PA, “Kalau ada kegiatan di RT itu ya ikut umpama

muludan, israj miraj ikutnya di langgar, itu saja. Perasaan saya ya senang

ketemu dengan tetangga-tetangga sekitar”. (KB. W.S5/b.29) 155

Subyek menjelaskan dalam meningkatkan ketaqwaan dengan

mengikuti kegiatan keagamaan di lingkungannya. Dan perasaanya senang

karena bisa bersosialisasi dengan tetangganya, meskipun tetangga nya

keluar rumah hanya da kegiatan saja.

Kemudian subyek juga bisa menyesuaikan diri dalam lingkungan

yang berbeda agama. Seperti yang dipaparkan oleh PA, “Biasa saja i mbak

karena saudara saya ya ada yang lain agama, tidak ada perbedaan gitu.

Sama tetangga ya sama, sama-sama saling mengerti dan menghormati”.

(KB. W.S5/b.31) 156

Subyek menjelaskan bisa menyesuaikan diri dalam lingkungan

yang berbeda agama dengan tidak membeda-bedakan saling menghormati

dan mengerti.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik, dan secara

keseluruhan mmapu menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

penyesuaian diri individual dengan bahasa yang mudah dimengerti. Dan

ekspresi wajah terlihat rileks sesekali tersenyum, meskipun saat

berinteraksi agak sedikit malu.157

Selanjutnya dalam penyesuaian diri secara sosial yaitu di

lingkungan keluarga dan rumah. Subyek setelah pensiun ini memiliki


155
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
156
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
157
Observasi di rumah subyek pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB.

81
hubungan yang baik dengan pasangannya. Karena pasangan subyek jarang

emosi. Seperti yang dipaparkan oleh PA, “Hubungannya ya biasa, nanti

suamiku juga pensiun bulan ini, saya jarang emosi mbak orang e jadi tidak

ada masalah baik baik saja”. (KB. W.S5/b.33) 158

Subyek merasa hubungan dengan pasangan setelah pensiun ini baik

baik saja, karena subyek dan pasangannya jarang emosi dan pasangannya

juga mau pensiun. Selanjutnya hubungan subyek dengan anak, cucu-cucu

dan sanak keluarga subyek juga baik. Seperti yang dipaparkan oleh PA.159

“Ya saya suka terhibur, karena anak saya kan cuma satu dan baru
lahiran bulan ini jadi saya merasa senang. Hubungannya baik,
meskipun nanti anak saya bersama suaminya bakal ke sby karena
ada kerjaan jadi anaknya juga dibawa, disitu saya akan merasa
kangen dan agak kesepian”. (KB. W.S5/b.37)
“Kalau sanak keluarga baik mbak, ya saya belum pensiun dan
sudah pensiun malah tiap bulan saya kasih uang saku untuk
ponakan saya,jadi ya biasa ndak ada perubahan”. (KB. W.S5/b.39)

Subyek menjelaskan hubungan dengan sanak keluarga baik. karena

subyek peduli sesama keluarga dan tidak ada perubahan setelah pensiun

ini. Subyek merasa hubungan dengan anak dan cucu juga baik karena

subyek diberi cucu baru dan subyek perasaanya merasa senang.

Selanjutnya dengan lingkungan masyarakat, hubungan subyek

sesama tetangga RT/RW sekitarnya juga baik. Seperti yang dipaparkan

oleh PA.160

“Ndak ada perubahan i mbak ninda ya kalau kumpul-kumpul satu


bulan sekali ya itu arisan, saya jadi bendahara membawa tabungan
simpan pinjam tapi itu Rw, dulu Rt terus saya serahkan ke Rw.
Hubungan saya ya bagus”. (KB. W.S5/b.41)

158
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
159
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
160
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB

82
Subyek menjelaskan hubungannya baik dan bagus karena tidak ada

perubahan setelah pensiun ini dan subyek aktif ikut kegiatan di

lingkungannya.

Selain sama tetangga RT/RW, hubungan dengan teman dekat dan

teman sesama pensiunan juga baik meskipun sesama teman pensiunan

jarang bertemu. Seperti yang dipaparkan oleh PA.161

“Sahabat ya itu di grup itu, barusan tiga tahun yang lalu


mengadakan grup sgu, jadi setiap satu tahun sekali ketemu reunian,
jadi ya tetap terjalin. teman saya semua guru”. (KB. W.S5/b.45)
“Sesama pensiunan ya sama juga di grup khusus pensiun, ya saya
cuma mbales-mbales di grup itu menanyakan kabar entah sekedar
nyapa. Kalau ketemu itu belum pernah selama ini cuma di grup
saja”. (KB. W.S5/b.43)

Subyek menjelaskan merasa hubungan dengan teman sesama

pensiunan baik meskipun belum pernah ketemu dan komunikasinya lewat

virtual saja. Dan subyek merasa hubungan dengan teman dekat tetap

terjalin dan satu tahun sekali mengadakan reunian.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik, dan secara

keseluruhan mmapu menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

penyesuaian diri sosial dengan bahasa yang mudah dimengerti. Dan

ekspresi wajah terlihat rileks sesekali tersenyum, duduk dengan santai di

kursi bersebelahan dengan informan selama proses wawancara.162

Selanjutnya dalam penyesuaian diri yang berhubungan dengan

perkawinan, sikap dan sifat pasangan subyek enjoy-enjoy saja tidak ada

perubahan dan baik-baik. Seperti yang dipaparkan oleh PA, “Ya biasa

161
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
162
Observasi di rumah subyek pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB.

83
tidak ada perubahan sama sekali, sepertinya enjoy-enjoy saja selama ini,

dulu sama sekarang sama”. (KB. W.S5/b.47) 163

Subyek menjelaskan sikap dan sifat pasanagannya setelah pensiun

ini baik dan merasa enjoy tidak ada perubahan. Dan subyek juga tidak

pernah bertengkar sama pasangannya. Seperti yang dipaparkan oleh PA.164

“Saya ndak pernah mbak kalau bertengkar, ndak pernah sama


sekali, saya jadi istrinya sampai 35 tahun belum pernah saya
bertengkar sama suami, cuma ya pernah dulu pas nikah awal-awal
paling kalau marah ya diem beberapa hari, tapi suamiku ya itu
intropeksi diri, setelah pensiun ini nggak pernah bertengkar kalau
marah ya cuma paling halah-halah gitu tok mbak”. (KB.
W.S5/b.49)
Subyek merasa tidak pernah bertengkar, dulu sebelum pensiun

pada awal-awal subyek menikah pernah bertengkar hanya sesekali. Cara

mengatasinya dengan selalu berintropeksi diri. Kemudian kualitas

pernikahan subyek lebih bagus dibandingkan dengan keluarganya. Seperti

yang dipaparkan oleh PA.165

“Saya kira lebih bagus dari yang lain, dari keluarga yang lain saya
lebih bagus, ya maaf mbak ninda sebelumnya malah saya itu
sebagai panutan dari keluarga saya, keluarga suami saya, soalnya
saya ya itu nggak pernah bertengkar dengan suara keras ndak
pernah, kalau pas waktu mengajar tok suara saya keras, kalau
dirumah ya enggak, jadi ya baik kualitasnya”. (KB. W.S5/b.51)

Subyek menjelaskan merasa kualitas pernikahannya lebih bagus

dari yang lainnya karena subyek tidak pernah bertengkar dan menjadi

panutan dari keluarganya.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik, dan secara

keseluruhan mmapu menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

penyesuaian diri yang berhubungan dengan perkawinan dengan bahasa


163
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
164
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
165
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB

84
yang mudah dimengerti tidak terbelit belit. Dan ekspresi wajah terlihat

rileks sesekali tersenyum, subyek berkemampuan sosial yang ramah.166

Selanjutnya dalam penyesuaian diri jabatan atau vokasional,

subyek tidak mengikuti pengalaman pra-pensiun atau sejenisnya. Seperti

yang dipaparkan oleh PA, “Ndak pernah saya tidak pernah mengikuti

kegiatan itu, soalnya saya langsung bisa menerima mbak”. (KB.

W.S5/b.53)167

Subyek menjelaskan tidak pernah mengikuti persiapan apapun saat

mau pensiun, karena subyek saat mau pensiun sudah menerima dengan

baik dan ikhlas. Dan subyek banyak kegiatan untuk mengisi waktu luang

setelah pensiun. Seperti yang dipaparkan oleh PA.168

“Ya ini saya masih diperbantukan di SD, ya nanti umpama saya


mengundurkan diri ya nanti di rumah ya ngurusi cucu kalau pas
pulang, dirumah ya sama suami ya menjalankan aktivitas seperti
biasa mbak. Ini ada sampingan gitu, saya merasa terhibur dan
bahagia, masih diperbantukan apalagi saya baru punya cucu ini
tambah senang”. (KB. W.S5/b.55)

Subyek setelah pensiun kegiatannya masih tetap diperbantukan di

SD meskipun sudah pensiun, dan kalau subyek mau mengundurkan diri,

subyek menjalani aktivitas seperti biasa di rumah dan perasaanya saat

menjalani kegiatan tersebut merasa terhibur dan bahagia. Dan subyek saat

ditanya pendapat pensiun. PA menyatakan, “Harus menerima dengan

ikhlas harus alhamdulillah bisa lulus dengan mengerjakan tugas dari

negara sampai sekarang. Itu pendapat saya”. (KB. W.S5/b.57) 169

166
Observasi di rumah subyek pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB.
167
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
168
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
169
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB

85
Menurut subyek pensiun itu harus ada sikap menerima dan ikhlas

karena sudah lulus mengerjakan tugas negara dengan baik.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik, dan secara

keseluruhan mmapu menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

penyesuaian diri jabatan dan vokasional dengan raut wajah sesekali agak

tersenyum.170

b. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri pensiunan

guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri ?

1) Subyek 1 (SK)

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan subyek pertama,

telah didapatkan hasil bahwa dalam faktor-faktor penyesuaian diri, yang

pertama tentang keadaan fisik. Yaitu konstitusi fisik dan sistem utama

tubuh. Diketahui subyek mempunyai riwayat penyakit dan kesehatannya

mulai menurun setelah pensiun. Seperti yang dipaparkan oleh SK.171

“Saya kena gula ini mbak, dan ternyata saya kena diabetes, sebab
malamnya itu buang air kecil terus. Kalau di kehidupan sehari hari
ya ada pengaruhnya mbak, pengaruhnya itu kalau sudah kepayahan
itu lemes mbak koyok wes ogah, aras arasen. Pengaruh fisik saja
mba”. (KB. W.S1/b.102)
“Iya merasa berkurang mbak, kalau mau kemana mana saya selalu
bilang wes gausah adoh-adoh, kok lemes ngene nah itu kan merasa
berkurang mbak. Ya memang saya harus istirahat habis itu bangun,
makan. Sepertinya saya belum bisa menyesuaikan mbak ya sudah
seperti itu ya dijalani saja dan dinikmati, meskipun agak males. nek
sudah kejadian koyok ngene ya saya bisa agak mengurangi
aktivitas”. (KB. W.S1/b.106)

Subyek menjelaskan terkena penyakit diabetes, karena disebabkan

dulu waktu dinas minum manis, dan penyakit tersebut mempengaruhi

170
Observasi di rumah subyek pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB.
171
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB

86
kehiduan sehari-hari subyek. Subyek merasa kesehatannya mulai menurun

dan berkurang, belum bisa menyesuaikan diri.

Saat menjawab pertanyaan mengenai apa yang dialami. SK

menjawab dengan sedikit adanya raut wajah agak sedih dan matanya

mengarah ke bawah saat subyek menyatakan hal tersebut172 Kemudian

menurut subyek dukungan keluarga itu berpengaruh pada kesehatannya.

Seperti yang dipaparkan oleh SK.173

“Iya jelas ada pengaruh mbak, misalnya ibuk kan agak gak enak
badan, anak selalu mengingatkan obate ndang diunjuk buk kan, itu
kan mengingatkan mbak, terus mengantar mengontrol. Seperti itu
kan itu mereka mendukung dan mengingatkan. Perasaan saya
senang soalnya diperhatikan”. (KB. W.S1/b.108)

Subyek menjelaskan merasa dukungan keluarga berpengaruh,

disaat kesehatannya menurun, keluarga memberi dukungan dengan cara

mengingatkan dan memberi perhatian. Dan perasaan subyek menjadi

senang.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik dengan bahasa

yang mudah dipahami mengenai faktor keadaan fisik, sesekali subyek saat

menjawab pertanyaan tentang penyakitnya raut wajahnya agak sedih

sambil menatap informan.174

Faktor kedua yaitu perkembangan dan kematangan, dalam

kematangan sosial, saat subyek bersosialisasi terdapat pengalaman dan

pembelajaran yang diperoleh selama berinteraksi dengan keluarga,

tetangga dan teman dekat. Seperti yang dipaparkan oleh SK.175

172
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
173
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB
174
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
175
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB

87
“Kalau orang tua dulu waktu anak anak, komando kan orang tua
dan harus dituruti. Intine orang tua harus menang, dan saya dapat
masukan dari anak saya (kok ngene buk, kalau sekarang itu tidak
pas tidak baik bu, kita sudah dewasa). Dan saya langsung
intropeksi diri, jadi saling memberi tahu dan mengingatkan.
Kemudian soal makanan itu saya latih untuk selalu berbagi mbak.
Karena berbagi itu indah”. (KB. W.S1/b.112)
“Ya ibu selalu juga berbagi juga, dalam hal kalau dia mengalami
apa ya kesulitan hubungan sama keluarganya kurang cocok,
kemudian larinya mengadu ke saya. Saya juga kan mesti
menasehati dan memberi motivasi. Ibu sering dicurhati, jadi saya
disini sudah dianggap menjadi orang tua”. (KB. W.S1/b.114)
“Kalau teman-teman pensiun iku jarang mbak, justru malah
berinteraksi denan teman SPG dulu mbak. Terus buat grub,
sehingga sering berhubungan di chat. Chatnya isinya saling
mengingatkan mbak, contohnya seperti ayo sholat tahajud terus
alhamdulillah sudah. Jadi ya agak terhibur mbak”. (KB.
W.S1/b.116)

Subyek menjelaskan pembelajaran yang subyek peroleh dalam

interaksi keluarga yaitu sikap intropeksi diri, saling mengingatkan dan

berbagi, kemudian pembelajaran yang subyek peroleh dalam interaksi

tetangga yaitu sikap berbagi, saling menasehati dan memberi motivasi

karena subyek sering dicurhati sama tetangga-tetangganya.

Dan kalau sama teman dekat subyek berkomunikasi lewat chat

dengan teman SPG dulu, karena subyek jarang berkomunikasi langsung,

jadi pembelajaran dan pengalaman yang didapatkan dari isi chatnya yaitu

sama-sama saling mengingatkan.

Selanjutnya dalam kematangan intelektual, diketahui subyek bisa

melakukan cara untuk mengatasi berbagai konflik dari dirinya sendiri dan

dengan keluarga. Seperti yang dipaparkan oleh SK.176

“Minta pertolongan kepada allah, kok hati gelisah begini kok


begini. Kemudian saya mengucap istigfhar biar saya tenang paling
nggak membaca amalan-amalan, jadi saya itu yowes nggak pernah

176
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB

88
pie ngunu-ngunu, habis sholat memang saya ucapkan sebagai
penolong. Itu cara mengatasi”. (KB. W.S1/b.120)
“Saling minta maaf, saling terbuka dan saling mengerti. Dan kalau
ada sanak keluarga yang berselisih seperti nggak sapa sapa an ya
saya saling mengingatkan menjadi penengah gitu. Jangan keras
kepala semua dan harus mau mengalah”. (KB. W.S1/b.124)

Subyek menjelaskan saat ada konflik dengan dirinya sendiri cara

mengatasinya dengan hal yang berbau agama yaitu dengan cara istighfar,

sholat dan membaca amalan-amalan karena menurut subyek sebagai

penolong disaat ada konflik batin dengan dirinya sendiri dan saat ada

konflik sama keluarga cara mengatasinya dengan saling meminta maaf,

mengingatkan, terbuka dan mengerti.

Dan kalau sama tetangga ada konflik yang membuat subyek

merasa geram. Seperti yang dipaparkan oleh SK.177

“Ada dulu satu Rt saya dituduh menjadi provokator, ibu kan jadi
ketua. Sampai dirumah saya mikir mbak. Saya dibilang dasar elek,
pensiunan, saya langsung nyebut. Yang lurahnya itu kok nggak
menengahi. Untuk kasus yang seperti itu saya tidak sanggup cerita
ke suami tak pendam sendiri. Habis sholat itu saya tulis apa yang
saya alami dan sing tak rasakne habis itu tak uwel-uwel hal itu
untuk melampiaskan. Setelah dua bulan saya baru cerita ke suami
dan anak saya”. (KB. W.S1/b.128)

Subyek menjelaskan ada salah satu konflik yang membuat subyek

merasa geram yaitu subyek dituduh menjadi provokator karena disaat itu

menjadi ketua kegiatan di sekitar lingkungannya saat ada konflik dengan

tetangga memilih subyek memilih memendam setelah itu dengan cara

menulis apa yang dialami untuk melampiaskannya hari demi hari berlalu

subyek baru cerita.

177
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB

89
Saat meneritakan apa yang dialami. SK menjawab dengan sedikit

adanya raut wajah marah dan geram sambil mengelus dada saat subyek

menceritakan hal tersebut.178

Selanjutnya tentang kematangan emosi, diketahui subyek bisa

melakukan cara untuk mengontrol emosi disaat sedang marah. Seperti

yang dipaparkan oleh SK.179

“Yo kimau mbak, tidak ada pelampiasan mbak. Ya kalau ada


seperti itu saya menulis, nulisnya itu ya mangkelnya mau. Ya
nggak sampai marah-marah gitu enggak mbak. Ya saya menulis
tak uwel-uwel terus tak guak mbak”. (KB. W.S1/b.132)

Subyek menjelaskan saat mengontrol emosinya ketika marah,

subyek mengeluarkan uneg-unegnya dengan cara menulis apa yang

dirasakannya. Selanjutnya subyek bisa melakukan cara untuk mengontrol

emosi disaat merasa adanya rasa benci dan kecewa. Seperti yang

dipaparkan oleh SK.180

“Ya karena sudah faktor usia ya mbak, sampai diberi allah umur
panjang ini berarti saya lebih pendekatan di allah, ibadah saya
tingkatkan. Kemudian ya meminta pertolongan kepada allah. Jadi
hatine di dingin-dingin kan sendiri”. (KB. W.S1/b.136)
Subyek menjelaskan saat mengontrol emosi disaat ada rasa benci

dan kecewa dengan cara melakukan pendekatan di allah dan meminta

pertolongan allah. Kemudian cara mengontrol disaat merasa adanya stress,

frustasi dan takut.

178
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
179
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB
180
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB

90
Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik dengan bahasa

yang mudah dipahami dan terlihat tidak malu-malu saat

menjawabpertanyaan dan suka sambil bergurau.181

Faktor kedua yaitu keadaan psikologis yaitu pengalaman, subyek

tidak merasakan adanya dampak psikologis tersebut. Seperti yang

dipaparkan oleh SK.182

“Nggak pernah mbak tidak ada rasa seperti itu, aku juga heran i.
Wes gak tak pikirno mbak. Rasa rasa seperti itu alhamdulillah
tidak ada. Karena apa sifat saya humoris mbak jadi senang
bercanda”. (KB. W.S1/b.138)
“Kalau merasa cemas, stress alhamdulillah kok ngga ada rasa
seperti itu to mbak, karena saya ya menikmati masa pensiun ini
mbak”. (KB. W.S1/b.140)

Subyek menjelaskan merasa tidak mengalami rasa stress, cemas

dan benci. Karena subyek memiliki tipe yang bodo amat dan suka

bercanda. Dan subyek merasa tidak ada dampak psikologis seperti tidak

ada rasa cemas dan stres karena subyek menikmati masa pensiunan ini.

Selanjutnya proses belajar yaitu subyek juga mencurahkan

kepeduliannya/ memberi kasih sayang pada orang sekitar. Seperti yang

dipaparkan oleh SK.183

“Bukannya saya anu mbak tapi ini kalau peduli terhadap orang
yang saya pandang di bawah saya saya selau sedikit banyak entah
berupa uang, entah berupa barang. Itu kan termasuk peduli to mbak
sam saya bersyukur. Jadi untuk memberikan kepedulian ya itu saya
sedekah mbak”. (KB. W.S1/b.143)
Subyek menjelaskan cara mencurahkan kepeduliannya dan kasih

sayang kepada orang yang kurang mampu yaitu berupa sedekah.

Kemudian kebiasaan, subyek juga memberikan rewards atau

181
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
182
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB
183
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB

91
mengapresiasi diri sendiri setelah pensiun ini. Seperti yang dipaparkan

oleh SK.184

“Kalau mengapresiasi diri sendiri itu anu mbak. Jadi cuman gini
aku lak ndue kepengenan aku pengen tuku soale aku punya uang,
kalau anak saya itu bilan ibu iki senengane tas terus beli tas,
biasanya baju beli langsung jadi”. (KB. W.S1/b.147)
Subyek menjelaskan untuk mengapresiasi diri sendiri subyek

membeli sesuai kebutuhan saja misal membeli barang.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik dengan bahasa

yang mudah dipahami dan terlihat tidak malu-malu saat

menjawabpertanyaan dan suka sambil bergurau, duduk dengan santai

bersebelahan dengan informan.185

Faktor keempat tentang keadaan lingkungan, kondisi di lingkungan

rumah dan keluarga, subyek merasa damai, tentram dan tidak ada

keributan. Seperti yang dipaparkan oleh SK.186

“Ya damai mbak tentram, kalau di lingkungan rumah lak


bisingnya itu ya logis lah ada kos kos an di depan rumah saya itu
kadang ya ramai suara montor anak kos. Jadi saya ya ngga merasa
apa-apa sudah biasa , kalau di lingkungan keluarga ya
alhamdulillah tenang juga mbak tidak ada keributan soalnya saya
ya cuma bertiga saja di rumah”. (KB. W.S1/b.149)
Subyek menjelaskan di lingkungan rumah dan keluarga merasa

tenang, damai, tentram dan tidak ada keributan. Dan di lingkungannya

juga sepi di dalam rumah hanya bertiga saja. Selanjutnya di lingkungan

tetangga juga sama merasa damai dan tenang. Seperti yang dipaparkan

oleh SK, “Kalau di lingkungan tetangga itu ya tenang-tenang saja i mbak,

184
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB
185
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
186
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB

92
ya damai soalnya tetangga itu juga jarang keluar jadi ya sekitar tempat

tinggal saya ya sepi. Orang-orangnya jarang keluar”. (KB. W.S1/b.151) 187

Subyek menjelaskan merasa di lingkungan tetangga tenang dan

damai karena lingkungan sekitar tempat tinggal subyek sepi tetangga

jarang keluar. Dan pada saat peneliti melakukan wawancara di rumahnya,

peneliti melihat keadaan lingkungan tetangganya yang sepi dan jarang ada

yang bersosialisasi keluar.188

Selanjutnya di lingkungan teman juga sama, subyek merasa damai,

tenang dan tidak ada konflik. Seperti yang dipaparkan oleh SK, “Kalau di

lingkungan teman alhamdulillah kok juga tenang-tenang saja to mbak,

soalnya saya berkomunikasinya ya cuma lewat hp. Jadi ya baik baik saja

tidak ada konflik damai lah gitu mbak”. (KB. W.S1/b.153)189

Subyek menjelaskan merasa di lingkungan teman juga tenang

karena jarang bertemu dengan teman-temanya dan berkomunikasinya

hanya lewat virtual saja.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik dengan bahasa

yang mudah dipahami dan terlihat tidak malu-malu saat

menjawabpertanyaan dan terlihat sangat ramah. Saat peneliti mengamati di

lingkungan tempat tinggal subyek, di lingkungan sekitarnya sepi tidak ada

tetangga yang berlalu lalang.190

Selanjutnya unsur kebudayaan, subyek merasa bisa menyesuaikan

diri dengan budaya norma hukum di lingkungannya. Seperti yang

187
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB
188
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
189
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB
190
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.

93
dipaparkan oleh SK, “Iya bisa mbak, ya ibu selalu menghromati norma

norma dan hukum di lingkungannya ibu. Tidak pernah melanggarnya”.

(KB. W.S1/b.155)191

Subyek menjelaskan selalu menghomati norma-norma dan hukum

di lingkungannya dan tidak pernah melanggarnya.

Subyek mampu menerima pertanyaan dengan baik dengan bahasa

yang mudah dipahami dan terlihat tidak malu-malu saat menjawab

pertanyaan kemudian suka sambil bergurau, sesekali dengan wajah yang

tersenyum.192

2) Subyek 2 (SY)

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan subyek kedua, telah

didapatkan hasil bahwa dalam faktor-faktor penyesuaian diri. Faktor yang

pertama adalah keadaan fisik yaitu konstitusi fisik dan sistem tubuh.

Diketahui subyek tidak mempunyai riwayat penyakit, tetapi kesehatannya

mulai menurun setelah pensiun. Seperti yang dipaparkan oleh SY.193

“Alhamdulillah tidak punya mbak, sebelumnya dan sudah pensiun


ini alhamdulillah tidak punya, paling ya penyakitnya seperti flu
kayak gitu mbak. Sikap saya ya bersyukur alhamdulillah diberi
kesehatan bisa menjalani aktivitas”. (KB. W.S2/b.60)
“Jelas ada penurunan mbak, disitu biasanya mbak ya ada
penurunan pasti ada apalagi bertambahnya usia maka dari itu kita
tetap terlatih, ya kadang saya cara menyesuaikannya saya ya
olahraga biasanya jalan, sepedahan”. (KB. W.S2/b.62)

Subyek menjelaskan tidak punya riwayat penyakit, dan

penyakitnya tergolong ringan yang sering dijumpai sehari hari dan subyek

191
Subyek berinisial SK pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB
192
Observasi di rumah subyek pada tanggal 7 November 2022, pukul 10.00 WIB.
193
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB

94
merasa sangat bersyukur diberi kesehatan akan tetapi subyek merasa

kesehatannya mulai menurun dan berkurang, meskipun berkurang subyek

bisa menyesuaikan diri dengan cara dengan berolahraga.

Dan menurut subyek dukungan keluarga berpengaruh dalam

kesehatannya. Seperti yang dipaparkan oleh SY.194

“Ya berpengaruh mbak, contohnya keluarga saya istri saya masak


dan mengingatkan untuk selalu memakan makanan yang bergizi,
terus mengingatkan check up seperti itu mbak. Ya saya
bersyukur”. (KB. W.S2/b.66)
Subyek menjelaskan merasa dukungan keluarga berpengaruh,

disaat kesehatannya menurun, keluarga memberi dukungan dengan cara

mengingatkan dan memberi perhatian.

Subyek menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik, tetapi

saat menjawab pertanyaan faktor keadaan fisik dengan jawaban yang

singkat dan dengan suara yang lirih dan subyek terlihat ramah dan sangat

mudah berinteraksi dengan orang baru.Saat menjawab pertanyaan, SY

menjawab dengan sedikit adanya raut wajah agak tersenyum saat subyek

menyatakan hal tersebut.195

Faktor kedua yaitu perkembangan dan kematangan, kematangan

sosial, saat subyek bersosialisasi terdapat pengalaman dan pembelajaran

yang diperoleh selama berinteraksi dengan keluarga, tetangga dan teman

dekat. Seperti yang dipaparkan oleh SY.196

“Tambah akrab mbak, kalau seperti ini malah lebih akrab.


Misalnya kalau ada acara saling ngabari, kalau ada acara disini
saling ngabari terus keluarga kesini, begitu pun sebaliknya. Dan
menambah silahturahmi mbak”. (KB. W.S2/b.68)

194
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
195
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB.
196
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB

95
“Kalau di lingkungan tetangga ya kita saling sapa, terus ramah
pada tetangga sekitar itu saja, kalau ada kegiatan ya ikut jadi biar
tambah akrab dan tidak sombong”. (KB. W.S2/b.70)
“Ya hanya itu saja saling menyapa, dan saling menanyakan tentang
kesehatan itu saja mbak, kadang-kadang malah saya yang sering
berkunjung ke rumahnya, karena teman teman saya terkadang tidak
bisa meninggalkan rumah. Jadi saling memberi motivasi juga”.
(KB. W.S2/b.72)
Subyek menjelaskan pembelajaran yang diperoleh dalam interaksi

keluarga yaitu setelah pensiun ini interaksi dengan pasangan dan

keluarganya tambah dekat dan akrab, saling memberi kabar pada saat ada

acara dan juga untuk menambah tali silahturahmi. Selanjutnya

pembelajaran yang diperoleh dalam interaksi tetangga yaitu sikap saling

sapa, ramah sama tetangga, dan ikut kegiatan supaya tambah akrab.

Dan pembelajaran yang subyek peroleh dalam interaksi teman

saling memberi perhatian, motivasi, saling menanyakan seputar kesehatan

dan sikap peduli subyek yang berkunjung di rumah temannya.

Selanjutnya dalam kematangan intelektual, diketahui subyek bisa

melakukan cara untuk mengatasi berbagai konflik dari dirinya sendiri dan

dengan keluarga. Seperti yang dipaparkan oleh SY.197

“Kita harus bisa menganalisa, saya kok bisa seperti ini bagaimana.
Ya itu caranya menganalisa kejadian-kejadian dari kita. Ya setiap
orang berbeda beda. Kita cari akar masalahnya apa kalau sudah tau
terus bisa memilah mana yang betul mana yang tidak betul”. (KB.
W.S2/b.74)
“Kalau dengan keluarga itu ya kita saling memberi tahu dan
mengingatkan. Karena anu mbak kalau konflik itu jarang terjadi
dalam keluarga itu karena kita itu saling mendukung, sering
musyawarah”. (KB. W.S2/b.76)
Subyek menjelaskan saat ada konflik cara mengatasinya dengan

mengetahui akar masalahnya kemudian intropeksi diri selanjutnya dengan

diselesaikan menganalisa dan memilah mana yang betul dan salah.

197
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB

96
Selanjutnya subyek saat ada konflik dengan keluarga cara mengatasinya

dengan saling terbuka, mengingatkan dan memberi tahu.

Begitupun cara mengatasi konflik sama teman dan tetangga, akan

tetapi subyek merasa tidak adanya konflik. Seperti yang dipaparkan oleh

SY, “Ya baik mbak biasa, soalnya saya dan teman kemudian tetangga

tidak ada konflik soalnya mbak”. (KB. W.S2/b.78)198

Subyek merasa tidak ada konflik di tetangga sekitar maupun dalam

pertemanan. Selanjutnya tentang kematangan emosi, diketahui subyek bisa

melakukan cara untuk mengontrol emosi disaat sedang marah. Seperti

yang dipaparkan oleh SY.199

“Kalau marah itu ya kadang meledak mbak, kadang ya muring


muring. terus cara mengontrolnya ya yaitu dengan intropeksi diri
berdiam diri kemudian kenapa kok terjadi seperti itu”. (KB.
W.S2/b.82)
Subyek menjelaskan kalau sedang marah terkadang bisa meledak

dan cara untuk mengontrol emosi marah dengan cara intropeksi diri dan

berdiam diri. Saat menjawab pertanyaan mengenai apa yang dialami. SY

menjawab dengan wajah datar saat subyek menyatakan hal tersebut.200

Selanjutnya subyek bisa melakukan cara untuk mengontrol emosi

disaat merasa adanya rasa benci dan kecewa. Seperti yang dipaparkan oleh

SY, “Kalau emosi rasa kecewa itu ya ada mbak ya sudah terlanjur mudah

mudahan saya tidak mengulangi, ya biar mengalir itu saja”. (KB.

W.S2/b.84)201

198
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
199
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
200
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB.
201
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB

97
Subyek merasa rasa kecewa itu pasti ada, karena sudah terjadi dan

ara mengontrolnya dengan dibiarkan mengalir begitu saja. Kemudian cara

mengontrol disaat merasa adanya stress, frustasi dan takut.

Subjek menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik dan

subjek terlihat ramah dan sangat mudah berinteraksi dengan orang baru,

tetapi kondisi disekitar lingkungan rumah terlihat ramai karena rumahnya

dekat jalan raya sehingga wawancara yang dilakukan berjalan agak

berisik.202

Faktor ketiga kondisi psikologis yaitu pengalaman, subyek tidak

merasakan adanya dampak psikologis tersebut. Seperti yang dipaparkan

oleh SY.203

“Karena saya kan punya banyak aktivitas malah enjoy saja mbak.
Saya ngga pernah cemas dan frusati alhamdulillah engga mbak.
Karena hidup saya ya santai-santai saja mbak”. (KB. W.S2/b.88)
“Tidak mbak saya tidak merasa seperti itu ya itu tadi lo mbak saya
kan kegiatannya juga termasuk banyak ya, jadi ya rasa cemas,stress
frustasi itu saya ngak ada, nggak dirasakan soalnya kan ada
aktivitas mbak”. (KB. W.S2/b.90)
Subyek menjelaskan bahwa tidak pernah merasa cemas dan frustasi

karena subyek banyak aktivitas setelah pensiun ini sehingga subyek

hidupnya jadi lebih enjoy. Saat menjawab pertanyaan mengenai apa yang

dialami SY menjawab dengan wajah tertawa saat subyek menyatakan hal

tersebut.204

202
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB.
203
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
204
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB.

98
Selanjutnya subyek juga mencurahkan kepeduliannya/ memberi

kasih sayang pada orang-orang di sekitar. Seperti yang dipaparkan oleh

SY.205

“Kalau kepada orang lain ya kita ya memberikan saran kalau


mereka bercerita atau ngrumpi itu saya memberi saran, kalau
memebri nasehat kurang bagus, kalau menyarankan gapapa, kalau
nasehat itu berat mbak resiko, kalau menasehati itu belum tentu
kita bagus, kita belum bagus kok nasehati orang”. (KB. W.S2/b.94)
Subyek menjelaskan saat mencurahkan kepedulian dan memberi

kasih sayangnya dengan memberikan saran, kepada orang-orang di sekitar

atau teman-teman subyek bercerita. Menurut subyek juga lebih baik

memberi saran daripada memberi nasehat. Meskipun subyek memberikan

kepeduliannya kepada orang di sekitar. Subyek tidak pernah memberi

rewards atau apresiasi diri sendiri. Seperti yang dipaparkan oleh SY, “Ya

nyantai saja lo mbak, ndak pernah diberi reward apa itu ndak pernah, ya

pokonya nyantai gitu ajalah, kita jalani saja itu mbak.” (KB. W.S2/b.98)206

Subyek menjelaskan tidak pernah mengapresiasi diri sendiri karena

menurut subyek setelah pensiun ini dijalani saja dan enjoy.

Subjek menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik, tetapi

subjek menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat dan dengan

suara yang lirih, kemudian dengan raut wajah yang rileks dan berwajah

datar saat menjawab pertanyaan.207

205
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
206
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
207
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB.

99
Faktor keempat yaitu keadaan lingkungan, kondisi di lingkungan

rumah dan keluarga, subyek merasa damai, tentram dan tidak ada

keributan. Seperti yang dipaparkan oleh SY.208

“Selama saya tinggal di rumah ini ya tidak terganggu i mbak,


situasinya juga baik ya wajar wajar saja jarang ada keributan, kalau
pertama dulu rumah ini rasanya hampir seperti roboh mbak, karena
kan rumah saya dekat dengan jalan raya tapi sekrang dah biasa jadi
ya wajar”. (KB. W.S2/b.100)
Subyek menjelaskan bahwa di lingkungan rumahnya dan keluarga

merasa tenang, damai, tentram tidak terganggu dan tidak ada keributan,

dulu subyek merasa rumahnya seperti akan roboh dan bising karena

rumahnya dekat sama jalan raya dan sekarang subyek sudah terbiasa akan

hal tersebut.

Peneliti waktu berkunjung di rumah subyek untuk melakukan

wawancara suasanannya di sekitar rumahnya sangat bising karena banyak

kendaraan yang berlalu lalang dan ditambah lagi suara subyek ketika

wawancara lirih jadi merasa agak terganggu.209

Selanjutnya di lingkungan tetangga juga sama merasa damai dan

tenang. Seperti yang dipaparkan oleh SY.210

“Kalau di lingkungan teatngga itu gimana ya, sini tetangga” itu ya


biasa biasa saja ndak ada orang yang ribet ndak ada, ya kita hidup
ya wajar mbak, ndak masalah. Dilingkungan sini memang uniknya
begitu disini daerah lingkungan berbagai macam kepercayaan
sehinga mereka hidup masing masing menghargai, jadi itu nggak
ada konflik. Tidak membedakan mbak”. (KB. W.S2/b.102)
Subyek menjelaskan merasa di lingkungan tetangga tenang dan

damai karena lingkungan sekitar tempat tinggal subyek saling menghargai

dan tidak ada yang ribet, jadi jarang ada konflik karena tidak membeda

208
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
209
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB.
210
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB

100
bedakan. Selanjutnya di lingkungan teman juga sama, subyek merasa

damai, tenang dan tidak ada konflik. Seperti yang dipaparkan oleh SY.211

“Kalau di lingkungan teman itu ya baik juga mbak. Ya karena


mbak kan teman pensiun itu kita sudah tau to mbak dulu sebelum
pensiun karakter dia seperti apa ya sudah kalau mereka karakter
tidak mau di anu ya kita tidak komunikasi yang sering sering saja
gitu” (KB. W.S2/b.106)

Subyek menjelaskan bahwa di lingkungan teman pensiun itu ya

baik karena seperlunya saja kalau berkomunikasi karena sudah tau

lingkungannya dulu seperti apa.

Faktor kelima yaitu unsur kebudayaan, Subyek merasa bisa

menyesuaikan diri dengan budaya sekitar. Seperti yang dipaparkan oleh

SY, “Alhamdulillah mbak saya bisa menyesuaikan diri dengan budaya

hokum di masyarakat. Kita diusahakan untuk tidak melanggar. Setelah

pensiun ini ya baik baik saja mbak”. (KB. W.S2/b.108)212

Subyek menjelaskan bisa menyesuaikan diri dengan hokum di

masyarakat dan diusahakan tidak melanggar. Sebelum dan setelah pensiun

subyek merasa baik-baik saja tidak ada perubahan.

Subjek menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik dan

subjek duduk dengan santai di kursi bersampingan dengan informan

selama proses wawancara dan sesekali raut wajahnya agak tersenyum

sedikit.213

211
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
212
Subyek berinisial SY pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB
213
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 11.00 WIB.

101
3) Subyek 3 (HR)

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan subyek ketiga, telah

didapatkan hasil bahwa dalam faktor-faktor penyesuaian diri, yang

pertama faktor keadaan fisik yaitu hereditas dan sistem tubuh. Diketahui

subyek tidak mempunyai riwayat penyakit, tetapi kesehatannya mulai

berkurang setelah pensiun dan bisa menyesuaiakan diri akan hal tersebut.

Seperti yang dipaparkan oleh HR.214

“Terus terang enggak mbak, alhamdulillah. Sakit ya pernah dulu


tiba-tiba kaki itu ndak bisa digerakkan terus ke dokter dan terapi
dua minggu sudah sembuh, kalau yang lainnya itu biasa mbak
misal batuk pilek ya wajar. Ndak ada suatu penyakit yang apa gitu.
Ngga mempernaruhi mbak alhamdulillah diberi kesehatan.” (KB.
W.S3/b.63).
“Ya kalau berkurang itu wajar mba, soalnya kan usia juga sudah
segini jadi ya saya kadang pegel-pegel gitu mbak badan saya.
Alhamdulillah bisa menyesuaikan diri mbak. Saya kadang ya
olahraga sepedahan itu.” (KB. W.S3/b.65).
Subyek menjelaskan tidak punya riwayat penyakit yang spesifik.

Dan sakitnya tergolong ringan seperti flu. Subyek merasa tidak

mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan subyek merasa sangat

bersyukur, meskipun subyek kesehatannya mulai menurun dan berkurang,

karena wajar sudah lanjut usia/faktor usia, tapi subyek bisa menyesuaikan

diri dengan berolahraga. Subyek saat sakit dan kesehatannya menurun

dukungan keluarga sangat berpengaruh Seperti yang dipaparkan HR,

“Karena saya tidak punya penyakit yang seperti itu mbak, jadi ya

dukungannya wajar wajar saja mbak. Paling kalau sya sakit flu misal

mereka mengantar saya untuk lansung berobat”. (KB. W.S3/b.67) 215

214
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
215
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB

102
Subyek menjelaskan merasa dukungan keluarga berpengaruh

seperti saling memberi perhatian dengan mengantar subyek untuk berobat.

Saat wawancara berlangsung, kondisi subjek terlihat sehat kemudian subjek

menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik dengan menggunakan

bahasa yang mudah dipahami.216

Faktor kedua perkembangan dan kematangan, dalam kematangan

sosial, saat subyek bersosialisasi terdapat pengalaman dan pembelajaran

yang diperoleh selama berinteraksi dengan keluarga, tetangga dan teman

dekat. Seperti yang dipaparkan oleh HR.217

“Ya kalau malam minggu itu selalu kumpul bersama mbak, anak
dan cucu sampai jam 12 malam. Apalagi saya kan keluarga saya
dekat dekat sini jadi ya mampir mampir gitu mbak, ya kalau
keluarga ada yang punya hajatan itu ya mendatangi saling
mendatangi dan mendukung”. (KB. W.S3/b.69)
“Kalau di tetangga itu kalau perempuan arisan , kalau bapak bapak
juga ada arisan. Terus kalau ada kesulitan itu saling membantu dan
gotong royong mengerjakan sesama tetanga bersama sama kegiatan
lingkungan itu mbak.” (KB. W.S3/b.71).
“Teman pensiun hanya beberapa saja, jadi saya punya grub itu
kelompok spg mbak. Kalau ada acara rekreasi kalau dekat saya ikut
kalau jauh ndak ikut. Hubungannya baik mbak tetap ramah, Jadi
kalau di grub itu chatnya kadang ya menanyakan eh gimana dan
lain-lain, saling mengingatkan, saling bercerita”. (KB. W.S3/b.73)

Menurut subyek pembelajaran yang diperoleh dalam interaksi

keluarga yaitu saling peduli dan mendukung. Seperti berkumpul dengan

anak dan cucu, kemudian ada acara saling datang dan berkunjung di rumah

keluarga dan pembelajaran yang subyek peroleh dalam interaksi tetangga

yaitu saling membantu dan saling peduli dengan membantu kalau ada

kesulitan.

216
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 16.00 WIB.
217
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB

103
Contohnya saat ada kegiatan antar warga, kemudian pembelajaran

yang subyek peroleh dalam interaksi teman yaitu saling mengingatkan dan

tukar pendapat, meskipun hanya berkomunikasinya lewat virtual dan

jarang untuk bertemu .

Selanjutnya dalam kematangan intelektual, diketahui subyek bisa

melakukan cara untuk mengatasi berbagai konflik dari dirinya sendiri dan

dengan keluarga. Seperti yang dipaparkan oleh HR.218

“Ya langsung cerita to mbak apa permasalahannya nanti


diselesaikan bareng bareng”. (KB. W.S3/b.77).
“Bercerita dengan suami saya. Kan tidak mungkin memendam
masalah, kalau ada apa-apa selalu cerita ke suami saya, jadi dengan
bercerita bersama gitu”. (KB. W.S3/b.75)
Subyek menjelaskan saat ada konflik dengan diri sendiri cara

mengatasinya dengan bercerita kepada pasangannya. Jadi tidak

memendam masalah dan subyek saat ada konflik dengan keluarga juga

sama cara mengatasinya dengan bercerita dan terbuka kepada

pasangannya. Sama dengan teman dekat dan tetangga, subyek merasa

tidak ada konflik. Seperti yang dipaparkan oleh HR.219

“Masalahnya kalau konflik gaada mbak, kalau petuk pas blonjo


bareng yo menyapa mbak guyon-guyon. Saolnya ya memang
nggak ada konflik mbak alhamdulillah. Teman juga begitu mbak
sama”. (KB. W.S3/b.79).
Subyek menjelaskan merasa tidak ada konflik sama tetangga dan

teman, karena kalau sesame tetangga kalau ketemu saling menyapa dan

bergurau, begitupun dengan teman subyek tidak ada konflik apalagi jarang

bertemu dan hanya berkomunikasi lewat media sosial.

218
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
219
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB

104
Selanjutnya tentang kematangan emosi, diketahui subyek bisa

melakukan cara untuk mengontrol emosi disaat sedang marah. Seperti

yang dipaparkan oleh HR, “Dengan cara istigfhar mbak, berdoa sudah

hilang mbak ya itu untuk mengontrol diri sendiri. Terus cerita ke suami”.

(KB. W.S3/b.81). 220

Subyek menjelaskan bisa mengontrol emosi marah dengan cara

meminta pertolongan allah dan bercerita pada pasangannya. Selanjutnya

subyek bisa melakukan cara untuk mengontrol emosi disaat merasa adanya

rasa benci dan kecewa. Seperti yang dipaparkan oleh HR.221

“Kalau benci gaada mbak ya, kecewa dengan diri sendiri saya kira
nggak ada mbak, saya selalu enjoy mensyukuri yang ada. Tidak
ada yang perlu dikecewakan karena pemberian dari yang maha
kuasa”. (KB. W.S3/b.83)
Subyek menjelaskan tidak ada rasa benci dan kecewa karena

subyek selalu menikmati pensiun ini dengan enjoy dan selalu bersyukur.

Kemudian cara mengontrol disaat merasa adanya stress, frustasi dan takut.

Subjek menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik

menggunakan bahasa yang mudah dipahami kemudian subjek terlihat

ramah dan sangat mudah berinteraksi dengan orang baru.222

Faktor ketiga keadaan psikologis yaitu pengalaman. Subyek tidak

merasakan adanya dampak psikologis tersebut. Seperti yang dipaparkan

oleh HR.223

“alhamdulillah kalau umpama ada masalah kan saya cerita ke


suamai apapaun jadi ya kalau ada masalah plong akhirnya tidak
merasa stress, cemas”. (KB. W.S3/b.85)

220
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
221
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
222
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 16.00 WIB.
223
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB

105
“Stress ndak ada, kalau ada apapun masalah ya saya cerita ke
suami ananti dipikirkan bersama. Saya orangnya terbuka”. (KB.
W.S3/b.87).
Subyek menjelaskan tidak ada rasa stress karena apapun

masalahnya selalu terbuka dengan bercerita ke pasangannya supaya lega.

Selanjutnya subyek juga mencurahkan atau memberikan kasih sayang

kepada sekitar lingkungannya. Seperti yang dipaparkan oleh HR.224

“Ya secara bersama sama ya kalau kumpul sama keluarga itu sama
anak cucu, saling berbagi, kemudian pas kumpul itu ya biasa mbak
anak kecil kadang kadang ngene ya saya mengingatkan gitu mbak
memberi saran sran, kan kehdupan anak ya gitu biasanya ngak
cocok itu saya ikut mengingatkan le ojo ngunu dll”. (KB.
W.S3/b.89)
Subyek menjelaskan untuk mencurahkan kepeduliannya dengan

saling berbagi, memberi saran dan saling mengingatkan disaat berkumpul

dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Dan subyek juga memberi apresiasi

diri sendiri atau rewards. Seperti yang dipaparkan oleh HR.225

“Ya apa yang diberikan kepada saya harus seapa itu dinimati apa
yan diberikan kepda allah gitu mbak, kalau beli apa, itu ndak sesuai
kebutuhan aja mbak, untuk menyenangkan diri sendiri ya ndak
mbak”. (KB. W.S3/b.91).

Subyek menjelaskan cara untuk mengapresiasi diri sendiri dengan

cara menikmati dan mensyukuri apa yang diberikan oleh tuhan dan

membeli barang sesuai kebutuhan, beli sesuatu untuk menyenangkan diri

sendiri.

Selanjutnya tentang keadaan lingkungan, kondisi di lingkungan

rumah, keluarga dan tetangga, subyek merasa damai, tentram dan tidak ada

keributan. Seperti yang dipaparkan oleh HR.226

224
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
225
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB
226
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB

106
“Ya mbak nyaman di sini, ndak terganggu, mearsa nyaman, apalagi
dekat dulur ini”. (KB. W.S3/b.93).
“Ndak ada masalah mbak alhamdulillah. Ndak merasa terganggu
dengan kiri kanan, sekarang dah biasa mbak”. (KB. W.S3/b.95)
“Dengan teman ya ndak ada masalah saling menghubungi teman
ben iso petuk bel yo bel”. (KB. W.S3/b.97)

Subyek merasa di lingkungan rumah dan keluarga merasa tenang,

damai, tentram dan tidak terganggu karena dekat dengan saudara subyek

rumahnya bersebelahan dengan keluarga subyek. Dan di lingkungan

tetangga pun subyek merasa tenang, damai, tentram dan tidak terganggu

karena sudah terbiasa. Begitu pun dengan lingkungan teman, subyek

merasa, damai, tentram dan tidak terganggu karena jarang bertemu tetapi

saling berkomunikasi seperti bertelefon.

Peneliti waktu berkunjung di rumah subyek untuk melakukan

wawancara suasanannya di sekitar rumahnya sangat bising karena banyak

kendaraan yang berlalu lalang.227

Faktor kelima unsur kebudayan, bisa menyesuaikan diri dengan

budaya hukum dan norma masyarakat. Seperti yang dipaparkan oleh

HR,“Ya mbak saya bisa menyesuaikan diri dengan norma-norma yang

berlaku di masyarakat, untuk berusaha tidak melanggar dan selalu

menghargai”. (KB. W.S3/b.99).228

Subyek menjelaskan bisa menyesuaikan diri dengan norma-norma

yang berlaku di masyarakat dan selalu menghargai.

227
Observasi di rumah subyek pada tanggal 8 November 2022, pukul 16.00 WIB.
228
Subyek berinisial HR pada tanggal 9 November 2022, pukul 16.00 WIB

107
4) Subyek 4 (MD)

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan subyek keempat,

telah didapatkan hasil bahwa dalam faktor-faktor penyesuaian diri, faktor

yang pertama tentang keadaan fisik yaitu hereditas dan sistem tubuh.

Diketahui subyek mempunyai suatu riwayat penyakit, dan kesehatannya

mulai berkurang setelah pensiun belum bisa menyesuaiakan diri akan hal

tersebut. Seperti yang dipaparkan oleh MD.229

“Kalau masih belum pensiun itu ngga ada mbak, tapi kalu pensiun
ini saya punya penyakit linu-linu ya seperti ini agak tidak bisa
kemana-mana. Kaki saya sakit mbak kalau dibuat jalan lama. Tapi
saya ya masih aktivitas seperti biasa. Aktivitas yang ringan-ringan
saja mbak. Lumayan berpengaruh mbak dalam kehiduapam sehari
hari. Ya sikap saya ya dijalani saja sambil berobat dan berusaha.”
(KB. W.S4/b.61)
“Jelas berkurang mbak ya ini kan saya termasuk sudah tua to
mbak, pensiun saya ya sudah dibilang lama. Jelas berkurang mbak.
Melakukan aktivitas itu seperti aras arasen gitu mbak, tidak seperti
dulu lagi, saya ya kadang tidak bisa menyesuaiakan mbak, agak
tidak percaya diri tapi diberi penyakit itu suatu anugrah mbak.
Tergantung kitanya”. (KB. W.S4/b.63)

Subyek menjelaskan terkena penyakit linu-linu yang

mengakibatkan kakinya sakit sehingga tidak bisa jalan lama dan penyakit

tersebut berpengaruh dalam kesehariaannya dan subyek merasa

kesehatannya mulai menurun dan berkurang seperti tidak bersemangat

melakukan aktivitas sehari hari dan belum bisa menyesuaikan diri.

Saat menjawab pertanyaan mengenai apa yang dialami. MD

menjawab dengan raut sedikit bersedih saat menyatakan hal tersebut . dan

peneliti saat melakukan wawancara melihat keadaan MD yang tubuhnya

agak lemas.230

229
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
230
Observasi di rumah subyek pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB.

108
Oleh karena itu menurut subyek dukungan keluarga sangat

berpengaruh. Seperti yang dipaparkan MD, “Alhamdulillah berpenaruh

mbak. Ya keluarga saya membantu berobat saya. Supaya saya sehat dan

perasaan saya ya bahagia mbak, dikelilingi orang yang alhamdulillah

baik”. (KB. W.S4/b.65)231

Subyek menjelaskan merasa dukungan keluarga berpengaruh

seperti saling peduli contohnya membantu berobat subyek dan perasaanya

menjadi bahagia. Saat menjawab pertanyaan mengenai apa yang dialami

MD menjawab dengan raut wajah yang tersenyum sesekali saat

menyatakan hal tersebut .232

Faktor kedua perkembangan dan kematangan. Dalam kematangan

sosial, saat subyek bersosialisasi terdapat pengalaman dan pembelajaran

yang diperoleh selama berinteraksi dengan keluarga, tetangga dan teman

dekat. Seperti yang dipaparkan oleh MD.233

“Ya itu mbak, mengaji bersama, terus jamaah bersama. Saling


mengingatkan untuk selalu taat kepada allah mbak”. (KB.
W.S4/b.67)
“Kalau di lingkungan tetangga itu mbak, saya mendapat informasi
tentang masalah kesehatan mbak. Jadi bertukar informasi, saling
mendukung juga”. (KB. W.S4/b.69)
“Kalau sesama teman pensiun membicarakan masalah keluarga,
membicarakan kesehatan saling memberi pendapat dan motivasi
serta dukungan biar tetap dan selalu bersemangat”. (KB.
W.S4/b.71)

Subyek menjelaskan pembelajaran yang subyek peroleh dalam

interaksi keluarga yaitu saling mengingatkan dalam hal keagamaan dan

pembelajaran yang subyek peroleh dalam interaksi tetangga yaitu saling

231
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
232
Observasi di rumah subyek pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB.
233
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB

109
bertukar informasi tentang kesehatan dan saling mendukung. Pembelajaran

yang subyek peroleh dalam interaksi teman yaitu saling mengutarakan

pendapat, saling mendukung dan memberi motivasi.

Selanjutnya dalam kematangan intelektual, diketahui subyek bisa

melakukan cara untuk mengatasi berbagai konflik dari dirinya sendiri dan

dengan keluarga. Seperti yang dipaparkan oleh MD.234

“Ya saya itu mbak selalu harus bersabar dan selalu bersyukur
apapun yang terjadi, kalau hati ini rasanya sedih ya meminta
pertolongan kepada allah”. (KB. W.S4/b.73)
“Saya kalau ada konflik ya cara mengatasinya dengan caara
musyawarah bersama mbak sama suami dan anak saya”. (KB.
W.S4/b.75)
Subyek menjelaskan saat ada konflik dengan diri sendiri cara

mengatasinya dengan selalu bersabar dan meminta pertolongan pada allah

dan subyek saat ada konflik dengan keluarga cara mengatasinya dengan

saling bermusyawarah bersama pasangan dan anak-anaknya. Saat

menjawab pertanyaan mengenai apa yang dialami MD menjawab dengan

raut wajah agak murung dan bersedih saat menyatakan hal tersebut . 235

Selanjutnya cara mengatasi konflik dengan tetangga dan teman

MD bersikap mengalah. Seperti yang dipaparkan oleh MD, “Cara

mengatasi nya saya itu mbak diusahakan harus banyak bersabar dan

mengalah”. (KB. W.S4/b.77) 236

Subyek menjelaskan saat ada konflik dengan teman dan tetangga

cara mengatasinya dengan sikap selalu mengalah dan sabar. Selanjutnya

tentang kematangan emosi, diketahui subyek bisa melakukan cara untuk

mengontrol emosi disaat sedang marah. Seperti yang dipaparkan oleh MD,
234
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
235
Observasi di rumah subyek pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB.
236
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB

110
“Saya kalau mengontrol emosi ya saya harus membaca istighfar,

kemudian sholat”. (KB. W.S4/b.79) 237

Subyek menjelaskan mengontrol emosi disaat marah dengan cara

meminta pertolongan pada allah. Selanjutnya subyek bisa melakukan cara

untuk mengontrol emosi disaat merasa adanya rasa benci dan kecewa.

Seperti yang dipaparkan oleh MD, “Ya kalau rasa kecewa ada mbak

sedikit kalau benci insayallah tidak ada, ya cara mengontrolnya harus

bersabar jalani yang ada mbak”. (KB. W.S4/b.81) 238

Subyek menjelaskan ada rasa kecewa meskipun sedikit

mengontrol emosi disaat kecewa dengan selalu bersabar dan tetap

menjalaninya. Kemudian cara mengontrol disaat merasa adanya stress,

frustasi dan takut.

Subjek menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik dengan

menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan subjek terlihat ramah dan

mudah berinteraksi dengan orang baru. Kemudian ekspresi wajah subjek

terlihat agak lemas dan terlihat datar. 239

Faktor ketiga yaitu kondisi psikologis pengalaman. Subyek merasa

sedikit stress tetapi tidak sampai frustasi adanya dampak psikologis

tersebut. Seperti yang dipaparkan oleh MD. 240

“Ya kalau stress itu ada mbak cemas juga tapi ngga sampai frustasi
mbak. Karena saya kan sekarang banyak waktu dirumah kadang ya
jenuh mbak, kadang ya stress cemas takut kenapa napa”. (KB.
W.S4/b.83)
“Ya kalau stress itu ada mbak tapi nggak sampai frustasi, terus
cemas karena saya ini kan kadang nggak terlalu aktivitas juga, saya
237
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
238
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
239
Observasi di rumah subyek pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB.
240
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB

111
juga kaki saya kalau berjalan lama ngga bisa tidak seperti dulu lagi
mbak yan bisa kemana mana ya itu saya banyak bersabar,
disyukuri pemberian yang ada, kalau ngga pa saya merasa sumpek
saya wudhu terus tidur”. (KB. W.S4/b.85)
Subyek menjelaskan merasa rasa stress dan cemas tapi tidak

sampai merasa frustasi , karena subyek terkadang agak jenuh dirumah

ditambah dengan keadaan fisik subyek yang agak tidak memungkinkan.

Dan subyek cara mengontrol rasa cemas dan stress dengan banyak

bersabar kemudian bersyukur apa yang ada.

Saat menceritakan mengenai apa yang dialami MD menjawab

dengan raut wajah agak murung dan bersedih saat menyatakan hal

tersebut. 241

Selanjutnya subyek juga mencurahkan kepeduliannya dan kasih

sayangnya pada orang disekitarnya. Seperti yang dipaparkan MD, “Ya ibu

memberi uang dan barang kepada orang yang membutuhkan mbak, itu

cara ibu mencurahkan kepedulian”. (KB. W.S4/b.87) 242

Subyek menjelaskan bahwa mencurahkan kepedulian dan kasih

sayangnya dengan bersedekah uang maupun barang kepada orang yang

lebih membutuhkan. Meskipun subyek mencurahkan kepedulian kepada

orang-orang disekitarnya, subyek tidak pernah mengapresiasi dirinya

sendiri. Seperti yang dipaparkan oleh MD, “Gini ya mbak saya tidak

pernah mengapresiasi diri sendiri, yang terpenting itu hidupnya berjalan

dengan baik melakukan hal yang positif”. (KB. W.S4/b.89) 243

Subyek menjelaskan tidak pernah mengapresiasi diri sendiri yang

terpenting hidupnya berjalan dengan baik dan selalu melakukan hal yang
241
Observasi di rumah subyek pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB.
242
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
243
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB

112
positif. Selanjutnya tentang keadaan lingkungan, kondisi di lingkungan

rumah, subyek merasa agak bising. Seperti yang dipaparkan oleh MD.244

“kondisi yang ibu rasakan ya kadang saya merasa bising mbak


kalau dirumah soalnya cucu saya kan banyak jadi ruame mbak,
kadang mau tidur nggak bisa. Tapi cucu saya itu pintar mbak kalau
dibilangi ya manut hehehe, itu saja mbak selebihnya tidak ada”.
(KB. W.S4/b.91)
Subyek menjelaskan di lingkungan rumah dan keluarga merasa

bising, karena pada saat tidur subyek merasa terganggu karena banyak

cucu-cucu subyek. Tetapi menurut subyek cucu-cucunya sangat pintar

kalau dibilangi patuh. Selanjutnya di lingkungan tetangga dan teman

subyek merasa tentram dan damai. Seperti yang dipaparkan oleh MD.245

“Ya sama mbak di lingkungan tetangga juga baik, tidak ada


keributan juga soalnya di lingkungan tetangga ya biasa biasa saja”.
(KB. W.S4/b.93)
“Di lingkungan teman i bagaimana ya mbak, soalnya saya ya
jarang bertemu juga jadi hanya lewat hp saja. Jadi ya damai dan
tentram ae mbak”. (KB. W.S4/b.95)
Subyek menjelaskan di lingkungan tetangga subyek merasa

tentram dan damai karena tidak ada keributan jadi tidak menganggu

kehidupan sehari hari dan di lingkungan teman subyek merasa damai,

karena jarang ketemu dan komunikasi lewat virtual saja.

Saat melakukan wawancara di rumah subyek, dan kondisi disekitar

lingkungan rumah terlihat sedikit ramai karena ada cucu-cucu subyek

sehingga wawancara yang dilakukan berjalan agak sedikit berisik.246

Faktor kelima tentang unsur kebudayaan, subyek bisa

menyesuaikan diri dengan budaya norma hukum yang ada di

lingkungannya. Seperti yang dipaparkan oleh MD.

244
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
245
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
246
Observasi di rumah subyek pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB.

113
“Oiya mbak saya sangat menghormati dan menghargai apa yang
ada di lingkungan ibu termasuk norma dan hukum. Dan saya tidak
melanggar apapun. Jadi saya bisa menyesuaikan diri dengan hal
itu”. (KB. W.S4/b.97).247

Subyek menjelaskan sangat menghormati dan menghargai apa

yang ada di lingkungannya dan subyek merasa tidak melanggar apapun.

5) Subyek 5 (PA)

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan subyek kelima, telah

didapatkan hasil bahwa dalam faktor-faktor penyesuaian diri yaitu faktor

pertama tentang keadaan fisik hereditas dan sistem tubuh. Diketahui

subyek tidak mempunyai riwayat penyakit, tetapi kesehatannya mulai

berkurang setelah pensiun dan bisa menyesuaiakan diri akan hal tersebut.

Seperti yang dipaparkan oleh PA.248

“Tidak punya insyallah tidak punya. Ngga punya mbak paling


sakitnya ya flu, panas, batuk pilek seperti itu saja alhamdulillah
mbak. Sikap saya ya merasa bersyukur diberi kesehatan sampai
saat ini”. (KB. W.S5/b.61)
“Ya cuma berkurang itu saja, soalnya sudah lanjut usia jadi
kesehatan ndak seperti biasanya pas saya ngajar dulu masih fit
badannya,kalau sekarang dadi yo berkurang tapi ya paling pegel-
pegel itu saja. Cara menyesuaikan nya saya kalau capek istirahat,
biasanya kalau saya keju-keju ya ngomong ke suami suruh dipijat
terus ya olahraga kecil kecilan”. (KB. W.S5/b.63)

Subyek menjelaskan tidak mempunyai riwayat penyakit, hanya

penyakit yang sering dijumpai dan subyek merasa bersyukur akan hal itu.

Meskipun kesehatannya mulai berkurang berbeda dengan dulu, cara

menyesuaikannya dengan beristirahat dan berolahraga. Dan menurut

subyek dukungan keluarga berpengaruh pada kesehatan subyek. Seperti

247
Subyek berinisial MD pada tanggal 10 November 2022, pukul 14.00 WIB
248
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB

114
yang dipaparkan oleh PA, “Berpengaruh mbak ya karena suami dan anak

saya saling mengingatkan untuk masalah kesehatan saling mengingatkan

itu saja mbak”. (KB. W.S5/b.65)249

Subyek menjelaskan bahwa dukungan keluarga berpengaruh

seperti saling mengingatkan seputar kesehatan. Subjek menerima

pertanyaan yang diajukan dengan baik menggunakan bahasa yang mudah

dipahami, tetapi terlihat malu dan bingung dalam menjawab pertanyaan.250

Faktor kedua yaitu perkembangan dan kematangan dalam

kematangan sosial, saat subyek bersosialisasi terdapat pengalaman dan

pembelajaran yang diperoleh selama berinteraksi dengan keluarga,

tetangga dan teman dekat. Seperti yang dipaparkan oleh PA.251

“Ya banyak mbak contoh salah satunya saya kan ini alhamdulillah
dikasih cucu, pengalaman saya ya menjadi tambah dulu nggak
pernah gini, belum bisa memandikan anak kecil sekarang bisa.
Kalau ada masalah kecil sama suami dan anak saling memberi
tahu, memberi pendapat dan saling intropeksi diri”. (KB.
W.S5/b.67)

“Ya biasa biasa saja mbak pembelajarannya itu sedikit soalnya


tetangga saya jarang keluar rumah mbak, jadi keluar bareng dan
saling mnegobrol itu ndak pernah”. (KB. W.S5/b.69)

“Kalau sesama teman ya hanya pas di grub itu salingg


bercanda,guyonan. Kalau saya sedang kesepian ya bukak grub itu
jadi saya merasa terhibur juga gitu. Jadi saling memberi hiburan
dan guyonan supaya tidak bosan”. (KB. W.S5/b.71)

Subyek menjelaskan pembelajaran yang diperoleh dalam interaksi

keluarga yaitu pengalaman subyek saat punya cucu baru dan pengalaman

berinteraksi nya dengan saling memberi tahu, memberi pendapat dan

intropeksi diri dan pembelajaran yang subyek peroleh dalam interaksi


249
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
250
Observasi di rumah subyek pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB.
251
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB

115
lingkungan tetangga dibilang sedikit karena lingkungan tetangga nya

jarang mengobrol dan keluar rumah hanya seperlunya. Kemudian

pembelajaran yang subyek peroleh dalam interaksi teman yaitu saling

mensupport dan memberi hiburan.

Selanjutnya dalam kematangan intelektual, diketahui subyek bisa

melakukan cara untuk mengatasi berbagai konflik dari dirinya sendiri,

keluarga dan tetangga. Seperti yang dipaparkan oleh PA.252

“Jadi saya ini nggak pernah marah lo mbak ninda maaf ya ngga
pernah marah, konflik yang parah itu nggak ada, marah sepele gitu,
soalnya saya banyak guyon kalau dirumah. Ya mengatasi nya
diam saja, ya lihat tv gitu istigfhar gitu tok”. (KB. W.S5/b.73)
“Ya nanti kalau umpama saya dan suami ada konflik ya
dibicarakan berasam terus saya cuma bilang sambat istigfhar gitu
tok. Kalau keluarga kalau marahnya ngomong yang kasar, ya saya
cuma bilang satu kata dengan cara menyebut gtu tok, terus ya
saling intropeksi diri”. (KB. W.S5/b.75)
“Kalau tetangga ya ngga pernah ada konflik soalnya ya itu nggak
tau srawung soalnya ketemunya kalau ada kegiatan”. (KB.
W.S5/b.81)
Subyek menjelaskan subyek tidak pernah marah, marahnya pun

cuma hal sepele, menurut subyek cara mengatasi konflik dari diri sendiri

dengan cara berdiam dan mencari hiburan misal nonton tv. Dan di

keluarga subyek pun kalau ada konlflik dengan cara musyawarah bersama

dan saling intropeksi diri. Kemudian di tetangga, subyek pernah ada

konflik yaitu saat ada kegiatan tetangganya belum membayar uang

pinjaman kepada cara mengatasinya subyek hanya mengingatkan saja

tidak diperpanjang.

Selanjutnya tentang kematangan emosi, diketahui subyek bisa

melakukan cara untuk mengontrol emosi disaat sedang marah. Seperti

252
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB

116
yang dipaparkan oleh PA, “Nggak pernah marah saya, kalau umpama

marah ya saya ke hal lain lihat contoh dengan menonton tv terus diam

mencari hiburan terus ndengerin radio”. (KB. W.S5/b.85) 253

Subyek menjelaskan saat mengontrol emosi ketika marah dengan

mencari hiburan untuk diri sendiri. Selanjutnya subyek bisa melakukan

cara untuk mengontrol emosi disaat merasa adanya rasa benci dan kecewa.

Seperti yang dipaparkan oleh PA, Rasa benci dan kecewa nggak ada

samsek, kalau di guyonan gitu bar ya bar ndak pernah saya memikirkan

terus. Sudah ya sudah tidak memperpanjang”. (KB. W.S5/b.87) 254

Subyek menjelaskan tidak ada rasa benci dan kecewa daan tidak

terlalu memikirkan hal tersebut. Kemudian cara mengontrol disaat merasa

adanya stress, frustasi dan takut.

Subjek menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik, tetapi

terlihat malu dan bingung dalam menjawab pertanyaan. Dan subjek duduk

dengan santai di kursi bersebelahan dengan informan selama proses

wawancara dengan raut wajah yang agak canggung.255

Faktor ketiga yaitu keadaan psikologis yaitu pengalaman. Subyek

merasa tidak ada rasa stress, cemas dan frustasi dengan adanya dampak

psikologis tersebut. Seperti yang dipaparkan oleh PA.256

“Stress cemas frustasi ndak pernah sama sekali. Alhamdulillah


nggak pernah ,enjoy soalnya saya keadaan keluarga saya semuanya
i yang ada i cuma saya gitu lo, jadi semua tumpuan di saya, jadi
umpama ada kesalahan ada apa apa mesti curhat cerita gitu, merasa
tentram damai”. (KB. W.S5/b.89)

253
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
254
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
255
Observasi di rumah subyek pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB.
256
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB

117
“Tidak mbak alhamduillah saya tidak merasakan seperti itu, justru
saya setelah pensiun ini ya memang sudah ikhlas gitu mbak apalagi
sekarang kan masih diperbantukan di SD juga. Kalau sudah tidak
diperbantukan ya tetap biasa saja mbak.” (KB. W.S5/b.91)
Subyek menjelaskan tidak merasa cemas, stress dan takut karena

selalu enjoy dan dikontrol untuk selalu terbuka jadi merasa tentram dan

damai. Selain itu subyek juga aktif berkegiatan dengan masih

diperbantukan di kerjanya dulu. Selanjutnya subyek juga mencurahkan dan

memberi kasih sayang kepada orang di sekitarnya, tetapi subyek tidak

memberikan apresiasi ke diri sendiri menurut subyek semua untuk

anaknya. Seperti yang dipaparkan oleh PA.257

“Ya seperti biasanya umpama ada orang kesusahan ya


dikunjungi,lak umpama ada kesusahan itu baru saya menengok.
Misal seperti tetangga ada yang sakit atau keluarga”. (KB.
W.S5/b.93)
“Ndak pernah mba ninda, yowes semua saya kasihkan ke anak wes
ndak saya malah yowes semua ke anak, anak cuma satu satunya, ya
ngasih tiap bulannya saudara, ke diri sendiri nggak pernah”. (KB.
W.S5/b.95)
Subyek menjelaskan mencurahkan kepedulian nya dengan peduli

sesama orang sekitar misalnya menjenguk orang yang sedang sakit dan

Subyek tidak pernah mengapresiasi diri sendiri karena menurut subyek

semua untuk anaknya. Karena anaknya hanya satu.

Faktor keempat keadaan lingkungan, kondisi di lingkungan rumah,

keluarga dan tetangga, subyek merasa damai, tentram dan tidak ada

keributan. Seperti yang dipaparkan oleh PA.258

“Yo damai tentram enjoy enggak merasa bising mbak soalnya


serumah ya cuma berdua saja mbak. Anak saya kan di surabaya
sama suaminya. Jadi ya rumah ini sepi. Dan sebelah saya itu rumah
mbak saya”. (KB. W.S5/b.97)

257
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB
258
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB

118
“Kalau di tetangga yo biasa, semua tetangga soalnya nggak ada
yang keluar lo mbak disitu, jadi nggak yang ngobrol terus ngrumpi
gitu ndak ada, jadi di tempat saya pulang kerja ya wes masuk,
kalau kumpul pas ada acara gitu tok. Di sekitar rumah saya itu sepi
jadine”. (KB. W.S5/b.99)
“Ya ndak ada damai kondisinya alhamdulillah baik baik saja.
Karena ya itu kalau teman pensiun dan teman SGU itu juga masih
berinteraksi lewat hp dan setahun sekali reuni sama teman sgu
saya. Ya kondisinya sejauh ini baik baik saja mbak ninda”. (KB.
W.S5/b.101)

Subyek menjelaskan di lingkungan rumah dan keluarga subyek

merasa tentram dan enjoy karena serumah cuma berdua jadi tidak merasa

bising atau merasa terganggu dan di lingkungan tetangga juga tidak

merasa terganggu karena sekitar rumah sepi tetangga jarang keluar dan

kurangnya untuk berinteraksi. Kemudian di lingkungan teman, subyek

merasa kondisi di lingkungan teman baik-baik saja masih tetap

berinteraksi meskipun hanya lewat virtual.

Wawancara dilakukan di tempat sekolah tempat subyek bekerja

dulu, dan kondisi disekitar lingkungan terlihat sepi karena pada waktu

pulang sekolah.259

Faktor kelima tentang unsur kebudayaan, Subyek merasa bisa

menyesuaikan diri dalam norma dan hukum budaya di masyarakat. Seperti

yang dipaparkan oleh PA. 260

“Iya mbak setelah pensiun ini maupun sebelum saya bisa


menyesuaikan diri dalam norma dan hukum di masyarakat. Saya
berusaha tidak melanggar, apapun itu saya selalu menghormati.
Kalau kita tidak melanggar dan selalu berbuat baik hidup kita
menjadi tenang mbak”. (KB. W.S5/b.103)

259
Observasi di rumah subyek pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB.
260
Subyek berinisial PA pada tanggal 11 November 2022, pukul 10.00 WIB

119
Subyek menjelaskan bisa menyesuaikan diri dalam norma-norma

dan hukum yang ada di masyarakat dan selalu menghormati. Menurut

subyek kalau tidak melanggar dan selalu berbuat baik maka hidup akan

tenang.

Secara keseluruhan subyek mampu menerima pertanyaan yang

diajukan dengan baik dan sebagian ada yang sambil bergurau, dan mampu

menjawab dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan tidak

terbelit-belit. Subyek terlihat lebih rileks dan santai selama proses

wawancara, meskipun ada salah satu subyek yang kondisi nya kurang

sehat. Kemudian pandangan subyek cenderung ke depan dan ke samping

saat proses wawancara. Subyek tidak mengalami kesulitan dalam

menjawab pertanyaan, meskipun ada salah satu subyek yang menjawab

pertanyaan dengan suara lirih dan ditambah kondisi rumahnya ramai jadi

agak terganggu. Dan ada satu subyek menunjukkan ekspresi yang terlihat

datar dan agak lemas, dan selebihnya tidak menunjukkan ekspresi yang

kurang berkenan saat proses wawancara berlangsung.261

B. Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil pemaparan data mengenai macam-macam

penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto

Kota Kediri dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri

pensiunan guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri, maka

peneliti dapat merumuskan temuan penelitian sebagai berikut:

261
Observasi di rumah subyek

120
1. Macam-macam penyesuaian diri pensiunan Guru Sekolah dasar di

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

Menurut schneiders macam-macam penyesuaian diri dibagi

menjadi empat yaitu penyesuaian diri individual, penyesuaian diri secara

sosial, penyesuaian diri yang berhubungan dengan perkawinan dan

penyesuaian diri jabatan atau vokasional. Schneiders mengemukakan

penyesuaian diri individual ada tiga aspek yaitu: penyesuaian diri emosi

dan fisik, penyesuaian diri dalam hal seksual dan penyesuaian diri secara

religious dan moral. Dan penyesuaian diri secara sosial ada tiga aspek

yaitu: Penyesuaian diri di lingkungan keluarga dan rumah, penyesuaian

diri di kalangan masyarakat, dan penyesuaian diri terhadap sekolah.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, berikut macam-

macam penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah Dasar di Kec. Mojoroto

Kota Kediri. Pada penyesuaian diri individual yaitu aspek penyesuaian diri

emosi dan fisik, dimana menyangkut respon-respon dalam penyesuaian

secara emosi dan fisik, hal inilah yang utama dalam mewujudkan

pencapaian diri secara sehat. Dalam kelima subyek mempunyai respon

yang sama yaitu kelima subyek setelah pensiun ini merasa adanya

perasaan puas dan bahagia hal yang mendorong setiap subyek karena

sudah menjalani tugas sampai waktunya, lepas tanggung jawab dan

bekerja sampai lulus dan sehat. Setiap subyek memiliki respon yang

berbeda yaitu SK sering marah dan meluapkan emosi karena setiap hari

bertemu dengan suami dan anaknya, apalagi karakter suaminya yang

pendiam. Sementara SY dan MD sering marah tetapi tidak sampai

121
meluapkan emosi. SY sering marah disaat ada suatu problem saja dan MD

karena kondisi fisiknya yang sakit sakitan dan daya tubuhnya mulai

menurun. Sedangkan yang lain tidak pernah marah dan meluapkan emosi.

Kelima subyek sama sama selalu menerapkan pola hidup sehat

setelah pensiun ini. menerapkan pola hidup sehat dengan beraktivitas

sehari hari seperti biasa dan berolahraga seperti jalan-jalan, bersepeda,

senam dan memakan makanan yang bergizi, menerapkan pola hidup sehat

dengan melakukan ibadah sholat dan jalan jalan Dan minum air putih yang

banyak dan masak makanan yang sehat.

Selanjutnya penyesuaian diri secara seksual pada subyek SK dan

MD merasa penyesuaian diri dalam hal seksual sudah menurun, tidak ada

gairah dan tidak seperti dulu lagi. Sudah tidak aktif lagi. Dan sakit-sakitan,

Tetapi subyek menerima dengan ikhlas. Dan MD berusaha meminum obat

herbal. Sedangkan pada ketiga subyek juga sama sama sudah menurun dan

masih aktif. Subyek menerima dengan hal tersebut. Dan meskipun ketiga

subyek tersebut sudah menurun, mereka tetap mengusahakan yang terbaik

kepada pasangannya karena suatu kewajiban.

Subyek SK dan MD tidak pernah melakukan hal romantis kepada

pasangannya. Karena SK terkadang ingin keluar berdua tetapi suaminya

terkadang agak malas dan keduanya usia terpaut agak jauh, dan MD faktor

usia dan sudah menurun, agak tidak berminat. Sedangkan ketiga subyek

sering melakukan hal romantis seperti keluar jalan jalan berdua,

berolahraga bersama, dan saling bercanda dan bergurau.Kemudian kelima

subyek, selalu mengobrol dengan intim dan menyisihkan waktu. Seperti

122
mengobrol dimana saja saat ada problem rumah tangga kemudian sambil

bergurau sampai membicarakan hal yang tidak penting.

Selanjutnya penyesuaian diri secara religius dan moral. Kelima

subyek bisa menyesuaikan sikapnya dalam lingkungan sekitarnya. karena

mengikuti kegiatan di sekitar lingkungannya sehingga tidak merasa asing

dan dianggap dituakan oleh lingkungannya sehingga sudah kenal lebih

lama. Kelima subyek bisa menyesuaikan sikapnya di keagamaan. Dan

setiap subyek mempunyai alasan yang berbeda-beda. Misal karena subyek

mengikuti acara keagamaan di sekitar lingkungan, mempunyai sikap saling

menghormati dan menghargai, dan menurut subyek agama pilihan serta

urusan masing masing dan sudah punya jalur sendiri-sendiri, tidak

membeda-bedakan dan sikap yang taat pada agama.

Kelima subyek sama-sama melakukan kegiatan untuk

meningkatkan ketaqwaan dengan mengikuti kegiatan keagamaan di

sekitar, melakukan sholwat, dzikir dan membaca quran dan perasaan

kelima subyek senang, damai dan merasa tentram. Dan kelima subyek bisa

menyesuaikan diri dalam lingkungan yang berbeda agama dengan tidak

membeda-bedakan, saling menghargai, saling menghormati dan mengerti.

Selanjutnya penyesuaian diri secara social yaitu di lingkungan

keluarga dan rumah. Kelima subyek merasa hubungannya baik-baik saja

terhadap pasangannya karena kalau ada problem segera diselesaikan

bersama, selalu terbuka dan saling mengerti satu sama lain. Dan kelima

subyek merasa hubungan dengan anak cucu-cucunya baik karena tetap

berkomunikasi secara langsung maupun virtual dan kelima subyek merasa

123
senang dan terhibur. Kemudian hubungan kelima subyek dengan sanak

keluarga juga baik karena saling meluangkan waktu untuk berkunjung,

maupun berkomunikasi secara virtual dan saling peduli kepada sanak

keluarga.

Selanjutnya penyesuaian diri di lingkungan masyarakat. Kelima

subyek merasa hubungannya baik sama tetangga RT/RW karena

mengikuti kegiatan dan sudah lama tinggal di lingkungannya.

Penyesuaian diri di lingkungan sekolah. Kelima subyek merasa

hubungannya dengan teman dekat dan teman pensiunan baik karena

menjadi tempat bercerita dan mengobrol saat bertemu. Dan meskipun

jarang bertemu dengan teman dekat dan teman pensiunan tetap

berkomunikasi meskipun secara virtual.

Selanjutnya penyesuaian diri yang berhubungan dengan

perkawinan, keempat subyek merasa sikap dan sifat pasangan baik tidak

ada perubahan karena saling mengerti, merasa enjoy dan menunjukkan

sikap yang peduli, dan keempat subyek merasa tidak pernah bertengkat

tetapi lebih ke perbedaan pendapat, cara mengatasinya dengan saling

musayawarah dan saling terbuka. Sedangkan pada subyek SK merasa

pasangannya sebelum dan sesudah pensiun itu beda. Setelah pensiun ini

sifat dan sikap pasangannya lebih diam. SK sering bertengkar, tetapi tidak

sampai adu mulut. Cara mengatasi konflik pasanagan subyek menerapkan

silent trietment dan saling berintropeksi diri. Dan kelima subyek

mempunyai kualitas pernikahan yang baik dan sukses. Karena bisa

124
berumah tangg dengan rukun dan ayem tentram dan menuju kebhagiaan

dunia dan akhirat.

Selanjutnya penyesuain diri jabatan atau vokasional. Kelima

subyek tidak mengikuti persiapan atau pengalaman karena subyek merasa

sudah ikhlas dan bisa menerima pada saat mau pensiun dan kelima subyek

mempunyai kegiatan untuk mengisi waktu luang setelah pensiun.

Berkegiatan melakukan aktivitas sehari hari dan bermain dengan cucu.

Kemudian masih aktif mengikuti kegiatan setelah pensiun ini. yaitu masih

diperbantukan di SD meskipun sudah pensiun. Menurut kelima subyek

pendapat tentang pensiun merupakan hal wajib dan harusn menerima

dengan ikhlas.

Tabel 2

Macam-macam penyesuaian diri pensiunan Guru Sekolah dasar

di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

No. Aspek Indikator S1 S2 S3 S4 S5

1. Penyesuaian

diri emosi dan     

fisik
Penyesuaian
Penyesuaian
diri
diri dalam hal     
individual
seksual

Penyesuaian
    
diri secara

125
religius dan

moral

2. Penyesuaian

diri di

lingkungan     

keluarga dan

rumah.
Penyesuaian
Penyesuaian
diri secara
diri di
sosial     
kalangan

masyarakat

Penyesuaian

diri terhadap     

sekolah

3. Penyesuaian Hubungan dan

diri yang harapan yang

berhubungan terdapat dalam     

dengan kerangka

perkawinan perkawinan

4. Penyesuaian Berhubungan

diri jabatan erat dengan


    
dan penyesuaian

vokasional diri akademis

126
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa lima subyek dalam penelitian

ini, ketiga subyek diantaranya dalam penyesuaian diri secara individual

kurang dalam penyesuaian diri emosi dan fisik mengalami sering marah.

Kemudian penyesuaian diri dalam hal seksual dua subyek diantaranya

sudah menurun, bahkan sudah tidak aktif, tidak ada gairah dan tidak

pernah melakukan hal romantis. Selebihnya kedua subyek bisa

menyesuaikan diri secara individual. Dan kelima subyek bisa

menyesuaikan diri dalam penyesuaian diri sosial

Selanjutnya satu subyek kurang dalam penyesuaian diri

berhubungan dengan perkawinan karena pasangannya sebelum dan

sesudah pensiun itu beda dan sering bertengkar. Keempat subyek lainnya

bisa menyesuaiak diri yang berhubungan dengan perkawinan dan kelima

subyek bisa menyesuaiakan diri dalam penyesuaian diri jabatan

vokasional.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri Pensiunan Guru

Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

Menurut schneiders faktor-faktor penyesuaian diri dibagi menjadi

lima yaitu keadaan fisik, perkembangan dan kematangan, keadaan

psikologis, kondisi lingkungan dan unsur budaya.. Schneiders

mengemukakan keadaan fisik ada konstitusi fisik (hereditas) dan sistem

tubuh. Perkembangan dan kematangan ada kematangan sosial, intelektual

dan emosi. Keadaan psikologis ada pengalaman, proses belajar dan

kebiasaan. Kondisi lingkungan ada situasi rumah (keadaan keluarga),

127
masyarakat dan sekolah. Unsur kebudayaan termasuk di dalamnya

pengaruh keyakinan agama.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, berikut faktor-

faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah

Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Pada faktor keadaan fisik

dimana yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri individu yang

mencakup konstitusi fisik (hereditas) dan sistem tubuh. Kedua subyek SK

dan MD diketahui keadaan fisiknya kurang sehat mempunyai riwayat

penyakit diabetes dan penyakit linu linu mengakibatkan kakinya sakit

sehingga tidak bisa jalan lama dan penyakit tersebut, sehingga

mempengaruhi kehidupan sehari harinya dan kesehatannya menurun

seperti tidak bersemangat melakukan aktivitas sehari hari dan belum bisa

menyesuaikan diri. Sedangkan ketiga subyek tidak mempunyai riwayat

penyakit dan keadaan fisiknya dibilang sehat meskipun semakin tambah

usia semakin menurun tetapi bisa menyesuaikan diri.

Faktor yang kedua yaitu perkembangan dan kematangan yang

mencakup kematangan intelektual, sosial dan emosi, hal itulah yang dapat

mempengaruhi individu dalam penyesuaian diri. Yang pertama

kematangan social, kelima subyek mempunyai pengalaman dan

pembelajaran yang diperoleh dalam interaksi keluarga, tetangga dan teman

yaitu sikap intropeksi diri, saling mengingatkan, berbagi, saling peduli,

mendukung, menambah rasa keakraban dan menambah silahturahmi,.

menasehati dan memberi motivasi, saling membantu dan sikap saling sapa

ramah.

128
Selanjutnya kematangan intelektual kelima subyek bisa mengatasi

konflik dari dirinya sendiri yaitu dengan cara intropeksi diri, cara bercerita

kepada pasangannya, meminta pertolongan pada allah dan cara berdiam

dan mencari hiburan. dan mengatasi konflik dari keluarga dengan cara

memngingatkan, mendukung, saling terbuka, dan cara saling meminta

maaf. Begitu pula dengan tetangga yaitu dengan cara menulis apa yang

dialami, sikap mengalah dan sabar dan dengan cara mengingatkan.

Dan yang terakhir kematangan sosial. Kelima subyek bisa

mengontrol emosi disaat marah, kecewa dan sedih, dan kelima subyek bisa

mengontrol diri mengalami rasa stress, cemas dan takut.

Faktor yang ketiga adalah keadaan psikologis dimana kondisi

mental yang baik atau sehat dapat mempengaruhi penyesuaian diri yang

baik pada individu itu sendiri. Pada aspek pengalaman keempat subyek

tidak mempunyai dampak psikologis cemas, stress dan takut. Sedangkan

MD merasa ada dampak psikologis yaitu rasa stress dan cemas. Karena

subyek merasa agak jenuh di rumah apalagi dengan keadaan subyek yang

kakinya sakit. Pada aspek proses belajar kelima subyek mencurahkan

kepeduliannya dengan orang disekitar. Sedangkan dalam aspek kebiasaan

subyek SY, MD dan PA tidak pernah mengapresiasi dirinya sendiri dan

yang lain mengapresiasi.

Faktor yang keempat yaitu keadaan lingkungan, dimana kondisi

lingkungan yang tentram, damai serta dapat memberikan perlindungan

dapat menciptakan lingkungan yang dapat memperlanar proses

penyesuaian diri. Diketahui dalam situasi rumah dan keadaan keluarga

129
keempat subyek merasa damai, tentram dan tidak terganggu. Sedangkan

MD merasa di lingkungan rumah dan keluarga merasa bising. Karena

subyek kadang tidak bisa tidur, karena dirumah subyek banyak cucu-cucu

subyek. Dan kelima subyek dalam kondisi lingkungan masyarakat dan

sekolah merasa damai, tenang dan tidak ada konflik.

Faktor kelima yaitu unsur kebudayaan, dimana termasuk di

dalamnya pengaruh keyakinan dan agama. Kelima subyek merasa bisa

menyesuaikan diri dengan budaya norma hukum di lingkungannya dengan

tidak melanggar norma-norma hokum dan selalu menghargai kemudian

saling menghormati.

Tabel 3

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri Pensiunan Guru

Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

No. Faktor Indikator S1 S2 S3 S4 S5

Konstitusi

fisik dan     

hereditas

Sistem utama

1. Keadaan fisik tubuh (sistem

saraf, otot dan


    
kelenjar,

ataupun

berbagai

130
penyakit).

Kematangan
    
sosial
Perkembangan
Kematangan
2. dan     
intelektual.
kematangan
Kematangan
    
emosi

Pengalaman     
Keadaan
3. Proses belajar     
psikologis
Kebiasaan     

Situasi rumah

dan keadaan     

keluarga
Kondisi
4. Masyarakat     
lingkungan
Sekolah

(lingkungan     

teman)

Termasuk di

dalamnya
Unsur
5. pengaruh     
kebudayaan
keyakinan

agama

131
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa lima subyek dalam penelitian ini,

dalam faktor keadaan fisik yaitu hereditas dan sistem tubuh, ada dua subyek

dengan keadaan fisik yang kurang sehat dan kesehatannya mulai menurun dan

berkurang belum bisa menyesuaikan diri. Selanjunya faktor perkembangan dan

kematangan kelima subyek terdapat adanya kematangan social, intelektual dan

emosi. Kemudian keadaan psikologis yaitu aspek pengalaman, terdapat satu

subyek terkena dampak psikologis yaitu sering stress dan cemas. Aspek

kebiasaan terdapat tiga subyek tidak pernah mengapresiasi dirinya sendiri.

Faktor kondisi lingkungan yaitu situasi rumah dan keadaan keluarga terdapat

satu subyek merasa terganggu. Terakhir faktor unsur kebudayaan kelima subyek

mampu menyesuaikan diri dengan budaya norma hukum di lingkungannya.

132
BAB V

PEMBAHASAN

Menurut Schneiders individu yang dapat menyesuaikan diri dengan

baik saat pensiun ditunjukkan dengan tidak adanya emosi yang berlebihan,

tidak adanya frustasi personal, kemampuan untuk belajar dan memiliki

sikap realistik dan objektif. Adanya pemikiran negatif ketika akan

memasuki masa pensiun seperti merasa dirinya seperti tidak dihargai dan

tidak dihormati sehingga menyebabkan tidak mampu dalam menyesuaiakn

diri. Bagi individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik akan mampu

mempersepsi secara positif adanya perhatian dari lingkungannya sehingga

individu bisa terhindar dari mekanisme psikologis dan timbul perasaan

masih berguna dan dihargai.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pradono dan

Purnamasari bahwa semakin tinggi dalam menyesuaikan diri maka akan

semakin mudah seseorang bisa menyesuaikan diri dengan baik terhindar

dari faktor psikologis kecemasan dan sebaliknya semakin rendah dalam

menyesuaikan diri dalam menghadapi masa pensiun maka akan semakin

tinggi seseorang untuk mengalami faktor psikologis kecemasan. 262

Dan penelitian yang dilakukan Husnun Nadidah Wanodya bahwa

pegawai negeri sipil dengan jabatan fungsional guru bergolongan IV/a di

kabupaten grobogan yang menjelang pensiun menunjukkan individu yang

dapat menyesuaikan diri dengan baik dengan ciri-ciri mampu menghadapi

dan menyelesaikan dengan bijak, kemudian mampu menghargai dan


262
Ganang Septian Pradono dan Santi Esterlita Purnamasari, “ Hubungan antara Penyesuaian
Diri dengan Kecemasan dalam menghadapi Masa Pensiunan pada Pegawai Negeri Sipil di
Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta”. Hal 10

133
mensyukuri hidup yang diberikan allah. Dan setiap individu juga yakin

untuk tetap eksis di masyarakat, bermanfaat untuk lingkungan keluarga

dan sekitar, dan lebih religious. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hal

itulah tergolong penyesuaian diri yang positif. 263

Berikut ini adalah hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti

berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang mendalam. Dilakukan

terhadap lima subyek, yakni penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah

Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

A. Macam-macam penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah Dasar di

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

Schneiders mengklasifikasikan macam-macam penyesuaian diri

meliputi:

1. Penyesuaian diri personal

Penyesuaian diri pribadi yaitu kemampuan individu untuk menerima

dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang baik dan harmonis antara

dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Menurut penelitian yang dilakukan

oleh Muhammad Choirudin individu itulah yang menyadari sepenuhnya

dirinya siapa sebenarnya, apa kekurangan dan kelebihannya dan bisa

bertindak obyektif yang sesuai dengan kondisi individu tersebut. Jadi

keberhasilan dalam penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa

benci, marah, dongkol kecewa, lari dari kenyataan dan tidak percaya atas

kondisi dirinya. Dan kehidupan kejiwaanya atau psikologisnya tidak

adanya kecemasan dan goncangan yang disertai dengan rasa bersalah, rasa
263
Husnun Nadidah Wanodya, Skripsi: Penyesuaian Diri menjelang Pensiun pada Guru PNS
Golongan IV/A di Kabupaten Grobogan” (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2016). Hal 5

134
tidak puas dan keluhan terhadap nasib yang dialami oleh individu

tersebut.264

Menurut Schneiders penyesuaian diri secara personal meliputi:

a. Penyesuaian Diri Emosi dan Fisik.

Dalam penyesuaian diri emosi, kelima subyek SK, SY, HR, MD

dan PA. setelah pensiun ini merasa adanya perasaan puas dan bahagia

tidak mengalami rasa kecewa dan benci terhadap diri sendiri Namun

dengan respon subyek SK setelah pensiun ini subyek merasa sering marah,

kesal dan meluapkan emosi karena setiap hari bertemu dengan suami dan

anaknya, dan karakter pasangannya yang pendiam. Dan subyek SY merasa

sering marah kalau ada suatu problem. MD merasa sering marah karena

kondisi fisiknya yang sakit sakitan dan daya tubuhnya mulai menurun.

Dalam penyesuaian diri fisik kelima subyek menerapkan pola hidup sehat

saat pensiun ini dengan beraktivitas sehari hari seperti biasa dan

berolahraga.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nindi Tantalia Oktavani

bahwa setiap partisipan yang memiliki emosi yang matang akan bisa dan

mampu menyesuiakan diri dimanapun dan kemana pun individu berada.

Partisipan tersebut mampu mengikuti tuntutan yang ada di daerah yang

sedang mereka tempati. Disaaat partisipan sering marah, mereka dapat

mengontrolnya kemarahan mereka dan mampu melampiaskannya pada

waktu tempat semstinya. Semakin tinggi kematangan emosi individu,

264
Muchammad Choirudin, “Penyesuaian Diri Sebagai Upaya mencapai Kesejahteraan Jiwa”.
Hal 3.

135
maka semakin tinggi tingkat penyesuaian dirinya yang artinya individu

tersebut dapat menyesuaiakan diri dengan baik di berbagai tempat. 265

Hal ini sama dengan kedua subyek yaitu HR dan PA mereka bisa

mengontrol emosi dengan stabil tidak pernah marah dan selalu hidup

dengan enjoy.

Dan penelitian yang dilakukan oleh Hanum Nindialoka pada aspek

kehidupan pensiunan yang berkaitan dengan cara menjaga tubuh dari

resiko penyakit dengan memilih pola hidup sehat dan pola makan sehingga

individu dapat menyesuaiakan diri.266

Hal ini sama dengan kelima subyek selalu menjaga pola hidup

sehat, hal ini mereka mampu mneyesuaiakan diri secara fisik dengan baik.

Kemudian dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria

Nugraheni dan Rudangta Arianti bahwa partisipan dari penelitian menilai

respon perilaku maupun mental telah cukup baik untuk dapat memenuhi

tuntutan sosial maupun interpersonaldan jurusan yang telah ditekuni

sekarang. Partisipan memiliki kesejahteraan psikologis dan kondisi fisik

yang baik dan merasa puas saat menjalani proses dalam penyesuaian diri

karena mempunyai keterikatan yang diperlukan dengan universitas

maupun jurusan. Sehingga partisipan memiliki penyesuaian yang baik.

Sebaliknya sebagian dari partisipan penelitian lainnya masih dalam

kategori rendah karena terdapat kelompok mahasiswa yang menilai bahwa

kondisi psikologis dan fisik terganggu dan kurang puas saat menjalani

265
Nindi Tantalia Oktavani, “ Hubungan antara Kematangan emosi dengan Penyesuaian diri di
Sekolah pada Siswa SMA Muhammadiyah 1 Prambanan”. Hal 7
266
Hanum Nindialoka, Skripsi: “Dinamika Psikologis Proses Pencapaian Succesfull Aging pada
Lansia Pensiunan” (Malang: UIN Malik Ibrahim Malang, 2017). Hal 156

136
proses penyesuaian diri di kehidupan perguruan tinggi yang mereka pilih

dan merasa tidak cocok sehingga mereka belum bisa menyesauain dirinya

dengan baik. 267

Hal ini sama dengan kedua subyek yaitu HR dan PA, Kedua

subyek ini mampu menyesuaikan diri karena setelah pensiun merasa puas

dan bahagia kemudian tidak pernah marah karena subyek menjalani

pensiun ini dengan rasa senang dan santai, dan sebaliknya SK, SY dan

MD belum bisa menyesuaiakan diri dengan baik karena merasa sering

marah.

b. Penyesuaian diri dalam hal seksual.

Pada ketiga subyek SY, HR, dan PA merasa penyesuaian diri

dalam hal seksual sudah berkurang, tetapi masih aktif, karena suatu

kewajiban membahagiakan dan mengusahakan yang terbaik ke

pasangannya. Dan ketiga subyek tersebut masih melakukan hal romantis

terhadap pasangannya dan selalu menyisihkan waktu untuk pasangannya,

berbeda dengan SK dan PA penyesuaian diri dalam hal seksual sudah

berkurang, tidak ada gairah dan sudah tidak aktif seperti dulu lagi karena

subyek sakit sakitan, dan merasa tidak ada gairah lagi juga tidak pernah

melakukan hal romantic karena ada perbedaan dengan pasangan subyek.

Pasanagan subyek agak mulai malas karena faktor usia.

Penelitian yang dilakukan oleh Dina Nadira Amelia Siahaan bahwa

dorongan seksual yang berekembang lebih awal pada pria daripada wanita

dan cenderung tetap demikian, sedangkan wanita muncul secara periodik,


267
Maria Nugraheni Mardi Rahayu dan Rudangta Arianti,” Penyesuaian Mahasiswa Tahun
Pertama di Perguruan Tinggi: Studi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW”. Jurnal
Psikologi dan Sains dan Profesi. Vol. 4 No. 2 (2020). Hal 83

137
dengan munculnya turun naik selama siklus menstruasi, maka hal ini

mempengaruhi minat , kenikmatan seks dan dalam melakukan aktivitas

intim dalam sehari hari. Hal tersebut akan mempengaruhi penyesuaian

seksual. 268

Hal ini sama pada kedua subyek SK dan PA aktivitas seksual sudah

menurun, tidak aktif lagi dan tidak ada gairah sehingga mereka jarang

melakukan hal hal romantic kepada pasangannya, maka dari itu kedua

subyek itu belum mampu dalam penyesuaian diri seksual.

c. Penyesuaian diri secara religus dan moral.

Kelima subyek bisa menyesuaikan sikapnya dalam lingkungan

sekitarnya. karena mengikuti kegiatan di sekitar lingkungannya sehingga

tidak merasa asing, kemudian bisa menyesuaikan sikapnya di keagamaan

dengan cara subyek mengikuti acara keagamaan di sekitar lingkungan,

mempunyai sikap saling menghormati dan menghargai, dan menurut

subyek agama pilihan serta urusan masing masing dan sudah punya jalur

sendiri-sendiri, selanjutnya subyek sama-sama melakukan kegiatan untuk

meningkatkan ketaqwaan dengan mengikuti kegiatan keagamaan di sekitar

lingkungan dan subyek bisa menyesuaikan diri dalam lingkungan yang

berbeda agama dengan tidak membeda-bedakan, saling menghargai, saling

menghormati dan mengerti.

Hasil penelitian dari Salma Zahwa bahwa religiusitas

mempengaruhi macam-macam aspek dalam kehidupan individu misalnya

cara berpikir. Individu yang memiliki religiusitas akan memandang hidup

268
Dina Nadira Amelia Siahaan,” Penyesuaian Diri dalam Pernikahan: Studi Pada Istri yang
Menikah Muda”. Jurnal Pendidikan Dan Konseling. (2020). Hal 10-11

138
lebih positif dan selalu bahagia bersyukur. Saat orang memasuki masa

pensiunan, mereka lebih memiliki tanggung jawab untuk melakukan

kegiatan agama di ruang publik, mereka juga bisa bersosialisasi dengan

lingkungan tempat tinggal dan cenderung lebih bahagia pada usia

pensiunan. 269

Hal ini sama pada kelima subyek yaitu mereka dapat menyesuaikan

diri dengan hal religiusitas yaitu dengan sikap menghromati, menghargai

dan mengikuti kegiatan keagamaan sehingga mereka hidup lebih bahagia.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Puji Rahayu, Widyastuti

dan Ahmad Ridfah bahwa memiliki jiwa optimisme yang tinggi akan

membuat masa pensiun dengan bahagia dan tenang, memberikan kegiatan

positif untuk mempertahankan optimism yang akan memasuki pensiun.

Kegiatan keagamaan lah yang bisa dijadikan pilihan untuk menjadi pengisi

waktu luang serta semangat dan motivasi. 270

Hal ini sama dengan kelima subyek melakukan kegiatan

keagamaan untuk pengisi waktu luang maupun berguna untuk berinteraksi

kepada masyarakat.

2. Penyesuaian diri sosial.

Penyesuaian diri sosial meliputi:

a. Penyesuaian diri yang berada di lingkungan keluarga dan rumah.

Kelima subyek merasa hubungannya baik-baik saja terhadap

pasangannya karena, selalu terbuka dan saling mengerti satu sama lain.

269
Salma Zahwa, Skripsi: “Pengaruh Religiusitas dan Penyesuaian Diri terhadap Kebahagiaan
Pensiunan PNS Dan BUMN Di Bangka” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2019). Hal 77
270
Puji Rahayu, Widyastuti dan Ahmad Ridfah”Hubungan Optimisme Masa Persiapan Pensiun
dengan Sindrom Purna Kuasa pada PNS Guru di Kota Makassar”. Jurnal Administrasi Negara.
Vol. 23 No. 3 (2017). Hal 122

139
Dan kelima subyek merasa hubungan dengan anak cucu-cucunya baik

karena tetap berkomunikasi secara langsung maupun virtual dan kelima

subyek merasa senang dan terhibur. Kemudian hubungan kelima subyek

dengan sanak keluarga juga baik karena saling meluangkan waktu untuk

berkunjung, maupun berkomunikasi secara virtual dan saling peduli

kepada sanak keluarga.

Hasil penelitian yang dilakukan Ellsa Azma Oktaviani dan Erdina

Indrawati semakin baik penyesuaian diri maka semakin baik pula

hardiness diri yang dimilikinya dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan

semakin baik hubungan dan dukungan keluarga, maka semakin baik dalam

melakukan hardiness dan sebaliknya. Maka penelitian tersebut

disimpulkan semua santriwati yang baru memasuki di pondok pesantren

mampu menyesuaiakan diri dengan baik dan mendapatkan dukungan dan

hubungan yang baik dari keluarga sehingga memiliki hardiness yang baik.
271

Hal ini sama dengan kelima subyek yang memiliki hubungan dan

dukungan baik dari keluarga. Semakin hubungannya baik maka semakin

erat pula dan mendukung memiliki kepribadian yang baik dalam

menyesuaikan diri.

b. Penyesuaian diri di kalangan masyarakat.

Kelima subyek merasa hubungannya baik sama tetangga RT/RW

karena tidak ada perubahan setelah pensiun ini mengikuti kegiatan sosial

271
Ellsa Azma Oktaviani dan Erdina Indrawati,” Penyesuaian Diri dan Dukungan Keluarga
dengan Kepribadian Tangguh Santriwati Tahun Pertama Pondok Pesantren Tahun Pertama
Pondok Pesantren X Cikarang”. Jurnal Ikraith Humaniora. Vol. 3 No. 2 (2019). Hal 114-115

140
di lingkungannya dan sering berkumpul.sehingga bersosialisasi sehingga

lebih akrab dan juga subyek sudah lama tinggal di lingkungannya.

Dalam penelitian jurnal internasional yang dilakukan oleh Nwoye

Adaobi Victoria PhD, Ukamaka T. Eze (Ph.D) dan Uzoagulu Janji Nneze.

Bahwa banyak kegiatan sukarela yang dapat dilakukan oleh para

pensiunan setelah pensiun ini agar tetap produktif dan relevan setelah

pensiun. Mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut memiliki manfaat bagi para

pensiun dan membantu dalam menjalani kehidupan setelah pensiun ini.

Terlibat dari kegiatan berinteraksi masyarakat terungkap untuk memberi

dan mempromosikan harapan hidup yang sehat dan umur yang panjang,

meningkatkan harga diri serta penyesuaian diri para pensiunan dan

membangun interaksi sosial. 272

Hal tersebut sama dengan kelima subyek dengan melakukan

interaksi yang baik dan tetap produktif seperti mengikuti kegiatan sosial di

masyarakat maka akan semakin baik dalam melakukan penyesuaian diri di

lingkungan masyarakat.

c. Penyesuaian diri di lingkungan sekolah

Kelima subyek merasa hubungannya dengan teman dekat dan

teman pensiunan baik karena menjadi tempat bercerita dan mengobrol saat

bertemu. Dan meskipun jarang bertemu dengan teman dekat dan teman

pensiunan tetap berkomunikasi meskipun secara virtual.

Penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim Ignatius Felix Ruwan, Aa

arobodade, Vakpa iliya dan Dashit samson ishaya bahwa penyesuaian diri
272
Nwoye Adaobi Victoria PhD, Ukamaka T. Eze (Ph.D) dan Uzoagulu Janji Nneze,”Retirees
Participation In Community Development For Sosial Adjustment In Enugu State”. Journal of
Continuing Education Departement. Vol. 1 No. 1 (2021). Hal 80.

141
sosial berpengaruh pada kesejahteraan psikologis diantara pensiunan

personal militer di Nigeria sedangkan usia, jenis kelamin, dan status

pendidikan tidak akan memprediksi dan menjamin kesejahteraan

psikologis di antara pensiunan personel militer di Nigeria. Jadi dapat

disimpulkan penyesuaian diri sosial berpengaruh dalam keadaan

psikologis individu. 273

Penelitian ini terdapat perbedaan dalam kelima subyek yaitu usia

berpengaruh pada penyesuaian diri sosial kemudian berpengaruh dengan

keadaan psikologisnya. Dari kelima subyek beberapa jarang bertemu

dengan teman karena faktor usia lebih tidak berminat.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muh Kadarisman saat sudah

memasuki masa pensiun, individu memerlukan penyesuaian diri. Baik atau

buruknya penyesuaian diri dipengaruhi oleh beberapa macam faktor

diantaranya hubungan dan dukungan keluarga, teman dan

sosial/masyarakat. Dengan adanya hubungan dan pengertian dari orang-

orang terdekat khususnya keluarga sangat penting diciptakan untuk

membangkitkan semangat dan percaya diri saat menghadapi realita

kehidupan, serta tidak sendirian menghadapi usia senja. Seseorang tetap

bermanfaat bagi masyarakat, teman dan keluarga. Jadi hubungan antara

keluarga, teman dan msyarakat akan membantu pensiunan untuk

penyesuaian diri yang baik. 274

273
Ibrahim Ignatius Felix Ruwan, Aa arobodade, Vakpa iliya dan Dashit samson ishaya,”
Relationship between Military-Civilian Transition and Psychological Well-Being, Social
Adjustment among Retired Military Personnel in Nigeria”. Journal of Social Sciences. Vol. 6
No. 2 (2020). Hal 197.
274
Muh. Kadarisman,” Menghadapi Pensiun dan Kesejahteraan Psikologis Pegawai Negeri
Sipil”. Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS. Vol. 5 No. 2 (2011). Hal 60

142
Hal ini sama kepada kelima subyek untuk mampu berhubungan

baik dengan keluarga, masyarakat dan teman. Sehingga memunculkan rasa

senang dan bahagia saat menjalani kehidupan pensiun.

3. Penyesuaian diri yang berhubungan dengan perkawinan

Keempat subyek SY, HR, MD dan PA subyek merasa sikap dan

sifat pasangan baik tidak ada perubahan karena saling mengerti, merasa

enjoy dan menunjukkan sikap yang peduli, dan keempat subyek merasa

tidak pernah bertengkat tetapi lebih ke perbedaan pendapat, cara

mengatasinya dengan saling musayawarah dan saling terbuka, kemudian

mempunyai kualitas pernikahan yang baik dan sukses. Karena bisa

berumah tangg dengan rukun dan ayem tentram dan menuju kebhagiaan

dunia dan akhirat. Namun berbeda dengan SK merasa pasangannya

sebelum dan sesudah pensiun itu beda. Setelah pensiun ini sifat dan sikap

pasangannya lebih diam. SK sering bertengkar, tetapi tidak sampai adu

mulut.

Penelitian yang dilakukan oleh Endang Sri Indrawati dan Nailul

Fauziah mengatakan bahwa seseorang yang bisa memelihara suatu

hubungan untuk membuat hubungan memuaskan antara individu untuk

bisa melakukan perubahan di lingkungannya agar mampu mengatasi

konflik, frustasi dan perasaan yang tidak nyaman saat timbul sehingga

tercapailah keharmonisan dan keselarasan antara tuntutan dalam diri

dengan lingkungan disebut penyesuaian diri.275

275
Endang Sri Indrawati dan Nailul Fauziah, “Attachment dan Penyesuaian Diri dalam
Perkawinan”. Jurnal Psikologi Undip. Vol. 11 No.1 (2012). Hal 47-48

143
Pada keempat subyek memiliki hubungan sikap dan sifat yang baik

terhadap pasangan karena bisa memelihara suatu hubungan untuk

membuat hubungan lebih memuaskan dengan menghindari konflik dan

perasaan tidak nyaman.

Menurut Mustofa Fahmi alih Bahasa Zakiah Darajat penyesuaian

istri yang baik mampu memahami dan menerima sebagaimana adanya,

kemudian sanggup menerima kekurangan serta kelebihan setiap individu,

penyesuaian suami istri yang tidak baik yaitu mudah marah, menunjukkan

kecemasan dan kekhawatiran. 276 Hal yang terpenting dalam penyesuaian

diri perkawinan ialah kesanggupan dan kemampuan pasutri untuk tetap

berhubungan mesra. 277

Hal ini sama dengan keempat subyek yang memiliki hubungan

yang baik terhadap perkawinan yang saling mengerti menunjukkan sikap

yang peduli dan tidak pernah bertengkar, hal ini menunjukkan subyek bisa

menyesuaiakan diri dalam hal perkawinan, berbeda dengan subyek SK

terjadi adanya perubahan dengan pasanagnnya dan sering bertengkar, hal

ini menunjukkan penyesuaian suami istri yang tidak baik sehingga belum

mampu dalam penyesuaian diri perkawinan.

4. Penyesuaian Diri Jabatan atau Vokasional (bersangkutan dengan

kejuruan).

Kelima subyek tidak mengikuti persiapan atau pengalaman karena

subyek merasa sudah ikhlas dan bisa menerima pada saat mau pensiun,

pada masa pensiun ini kelima subyek mempunyai kegiatan untuk mengisi
276
Mustofa Fahmi alih Bahasa Zakiah Darajat. Penyesuaian diri Pengertian dan Peranan dalam
Kesehatan Mental. (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), Hal 50
277
Ibid‟67

144
waktu luang setelah pensiun. Menurut kelima subyek pendapat tentang

pensiun merupakan hal wajib dan harus menerima dengan ikhlas.

Penelitian yang dilakukan oleh M. Clara P. de Paula Couto dkk,

dalam jurnal internasional dengan studi sebelumnya, mereka menyelidiki

peran pandangan tentang usia lansia dan persiapan untuk perubahan usia

lansia. Dan mereka menemukan pandangan tentang usia lansia pensiun

dengan persiapan menunjukkan pola yang berbeda tergantung dari proses

pensiun, dengan melakukan persiapan menjadi sangat relevan bagi yang

baru saja pensiun. Dan hasilnyan menginformasikan tentang pentingnya

mengembangkan pandangan positif terhadap usia lansia pada perencanaan

pra-pensiun. Karena dengan melakukan persiapan maka telah terbukti

berkontribusi menjadi penyesuaian diri yang positif terhadap masa

pensiun. 278

Penelitian tersebut terdapat perbedaan dengan kelima subyek yang

bisa menyesuaiakan diri tanpa melakukan persiapan pensiun meskipun

disarankan untuk melakukan persiapan pensiun supaya lebih positif

menjalani kehidupan setelah pensiun, kelima subyek sudah menerima

dengan ikhlas pada saat mau pensiun karena menurut kelima subyek masa

pensiun adalah hal yang wajib dan harus diterima.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Humaira dan Risana

Rachmatan bahwa pensiunan yang tidak melakukan pra pensiun juga dapat

memiliki penyesuaian diri yang baik, oleh karena itu pra pensiun tidak

menjadi syarat yang mutlak dalam menetukan baik dan buruknya


278
M. Clara P. de Paula Couto dkk,”What will you do with all that time? Changes in leisure
activities after retirement are determined by age-related self-views and preparation”. Journal
Acta Psychologica. Vol. 231 (2022). Hal 7-8.

145
penyesuian diri pensiunan. Karena memumgkinkan seseorang untuk hidup

menikmati hal yang menyenangkan dan didukung dengan banyak kegiatan

setelah memasuki masa pensiun, syarat penting untuk mempermudah

penyesuaian diri. 279

Hal ini senada seperti kelima subyek yang tidak mengikuti pra

pensiun dan masih ada kegiatan selama pensiun ini, hal ini menunjukkan

mampu menyesuaikan diri dalam jabatan atau vokasional.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri pensiunan guru

Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

Schneiders mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi

penyesuaian diri meliputi:

1. Keadaan Fisik

Kondisi fisik yang mencakup konstitusi fisik dan hereditas, sistem

utama tubuh (sistem saraf, otot dan kelenjar, ataupun berbagai penyakit). 280

Pada konstitusi fisik kedua subyek SK dan MD diketahui keadaan

fisiknya kurang sehat mempunyai riwayat penyakit diabetes dan penyakit

linu linu mengakibatkan kakinya sakit sehingga tidak bisa jalan lama dan

penyakit tersebut, sehingga mempengaruhi kehidupan sehari harinya dan

pada sistem utama tubuh kesehatannya menurun seperti tidak bersemangat

melakukan aktivitas sehari hari dan belum bisa menyesuaikan diri.

279
Humaira dan Risana Rachmatan, “Perbedaan Penyesuaian Diri Pensiunan yang Mendapatkan
Training Pra Pensiun Dengan yang Tidak Mendapatkan Training Pra Pensiun”. Jurnal Ecopsy.
Vol. 4 No. 1. Hal 6
280
M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita S, Teori-Teori Psikologi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), Hal 55

146
Sedangkan ketiga subyek tidak mempunyai riwayat penyakit dan keadaan

fisiknya dibilang sehat meskipun semakin tambah usia semakin menurun

tetapi bisa menyesuaikan diri.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Afrizal bahwa usia lanjut atau

lansia dimana sudah tidak produktif lagi, kemudian dalam kondisi fisik

rata-rata sudah menurun sehingga berbagai penyakit akan menyerang, oleh

karena itu orang lanjut usia terkadang muncul pemikiran bahwa berada di

sisa-sisa umur menunggu datangnya ajal. Sehingga sebagian besar mereka

kurang siap menyikapi hal tersebut, kemudian menyebabkan para lansia

kurang dapat menyesuaiakan diri. 281

Hal ini sama dengan subyek SK dan MD bahwa kedua subyek

memiliki riwayat penyakit sehingga tubuhnya menjadi tidak sehat dan

kesehatannya menurun subyek tidak bisa menyesuaiakan diri, hal tersebut

akan menghambat individu untuk bisa menyesuaikan diri. Berbeda dengan

ketiga subyek SY, HR dan PA kondisi fisiknya sehat tidak punya riwayat

penyakit sehingga bisa menyesuaikan diri.

Dalam jurnal internasional, penelitian yang dilakukan oleh Ethes

Shanas PhD bahwa dalam sampel pensiunan dan wawacara menghasilkan

bahwa dari data menunjukkan bahwa keluhan kesehatan sebagian besar

pensiunan dini adalah kesehatan yang buruk merupakan penyebab utama

pensiun. Jadi penyebab kesehatan yang memburuk pada saat waktu kerja

karena faktor kelelahan jadi memilih untuk pensiun dan dapat menikmati

waktu yang luang dan santai. Dan pensiunan wajib karena merasa mereka
281
Afrizal, “Permasalahan Yang Dialami Lansia Dalam Menyesuaikan Diri Terhadap
Penguasaaan Tugas-Tugas Perkembangannya”. Jurnal Bimbingan Konseling dan Islam. Vol. 2
No. 2 (2018). Hal 100

147
sudah di usia pensiun. Penyebab kesehatan yang buruk dapat menganggu

aktivitas sehari-hari dan menimbulkan rasa yang tidak bahagia, depresi

dan mengeluh. 282

Hal ini sama dengan subyek SK dan MD mereka mempunyai

kesehatan yang kurang baik jadi hal tersebut cukup menganggu aktivitas

sehari-hari. Perbedaannya mereka merupakan pensiun wajib jadi waktu

bekerja tidak merasa kelelahan atau apa justru merasa senang. Jadi mereka

mempunyai riwayat penyakit setelah pensiunan ini.

2. Perkembangan dan kematangan

Unsur-unsur kepribadian (misalnya kemasakan intelektual, emosi dan

sosial. 283

Dalam kematangan sosial kelima subyek mempunyai pengalaman

dan pembelajaran yang diperoleh dalam interaksi keluarga, tetangga dan

teman yaitu sikap intropeksi diri, saling mengingatkan, berbagi, saling

peduli, mendukung, menambah rasa keakraban dan menambah

silahturahmi,. menasehati dan memberi motivasi, saling membantu dan

sikap saling sapa ramah. Kemudian dalam kematangan intelektual kelima

subyek bisa mengatasi konflik dari dirinya sendiri dan dalam kematangan

emosional Kelima subyek bisa mengontrol emosi disaat marah, kecewa

dan sedih, dan kelima subyek bisa mengontrol diri mengalami rasa stress,

cemas dan takut.

282
Ethel Shanas, “Health and Adjustment in Retirement”. Journal The Gerontologist. Vol. 10
No. 1 (1970). Hal 2-3
283
M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita S, Teori-Teori Psikologi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), Hal 55

148
Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Nindi Tantalia

Oktaviani bahwa kematangan emosi di SMA Muhamadiyah 1 Prambanan

bahwa dalam kematangan emosi akan memberikan pengaruh dalam

menyesuaiakan diri. Semakin tinggi dalam kematangan emosi semakin

baik pula dalam melakukan penyesuaian diri. 284

Hal ini terjadi pada kelima subyek adanya kematangan emosi yaitu

kelima subyek bisa mengontrol diri. Semakin mempunyai kematangan

emosi, maka bisa menyesuaiakan diri dengan baik.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Faiqah Dzakiyah bahwa

semakin tinggi kematangan sosial individu maka semakin baik/tinggi

dalam menyesuaiakan diri. Begitu juga sebaliknya. 285

Hal ini terjadi pada kelima subyek adanya kematangan sosial yaitu

mempunyai pengalaman dan pembelajaran. Semakin mempunyai

kematangan sosial, maka bisa menyesuaiakan diri dengan baik.

Menurut Kadwi Jamuati kematangan intelektual merupakan cara

untuk berpikir secara efektif dan mampu menalar serta mampu

memecahkan masalah yang dihadapinya di lingkungan sekitar. 286

Hal ini terjadi pada kelima subyek yang mampu dalam mengatasi

berbagai konflik.

284
Nindi Tantalia Oktavani, “ Hubungan antara Kematangan emosi dengan Penyesuaian diri di
Sekolah pada Siswa SMA Muhammadiyah 1 Prambanan”. Hal 8
285
Faiqah Dzakiyah, “Pengaruh Kematangan Sosial Terhadap Penyesuaian Diri Siswa SMP
Negeri 1 Sewon”. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Vol. 5 No.8 (2019). Hal
589.
286
Kadwi Jamuati, “Kematangan Kepribadian Sebagai Prasyarat Bagi Perempuan Dalam
Menjalani Peran Publik atau Domestik”. Jurnal Mimbar. No. 3 (2001) hal 330.

149
3. Keadaan Psikologis

Unsur penentu Psikoligik (seperti pengalaman, proses belajar dan

kebiasaan). 287

Keempat subyek pada aspek pengalaman tidak mempunyai dampak

psikologis cemas, stress dan takut. Sedangkan MD merasa ada dampak

psikologis yaitu rasa stress dan cemas. Pada aspek proses belajar kelima

subyek mencurahkan kepeduliannya dengan orang disekitar. Sedangkan

dalam aspek kebiasaan subyek SY, MD dan PA tidak pernah

mengapresiasi dirinya sendiri dan yang lain mengapresiasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Rohimah bahwa keadaan

psikologis pensiunan PNS UIN Ar-Raniry terdapat gejala-gejala karena

individu itu mengalami perasaan sedih, cemas, takut. Individu saat memasuki

masa pensiun dengan tidak bekerja lagi akan mengalami shock yaitu individu

belum mampu menyesuaiakan dirinya. 288

Hal ini senada sama subyek MD yaitu belum mampu menyesuikan

dirinya sendiri karena merasa stress dan cemas.

Penelitian yang dilakukan oleh Yansen Alberth Reba dkk, bahwa

semakin baik dalam melakukan kebiasaan belajar mahasiswa maka semakin

baik pula tingkat dalam melakukan penyesuaian dirinya, mahasiswa

hendaknya memiliki kebiasaan dan self management bisa berupa

penghargaan pada dirinya sendiri agar bisa menyesuaikan dirinya dengan

287
M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita S, Teori-Teori Psikologi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), Hal 55
288
Siti Rohimah, Skripsi: “Keadaan Psikologis Pensiunan Pegawai Negeri UIN Ar-Raniry Banda
Aceh”(Banda Aceh: UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2016).

150
baik dimana saja. Sehingga dalam meningkatkan kebiasaan belajar yang baik

maka mahasiswa perlu meningkatkan self management dengan baik. 289

Penelitian tersebut berbeda terjadi pada subyek SY, MD dan PA

tidak pernah mengapresiasi dirinya sendiri. Tidak ada kebiasaan yang ada

dalam diri sendiri jadi setiap subyek maka belum mampu mencapai

penyesuaian diri yang baik.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Nidawati bahwa belajar

merupakan peningkatan kuantitas dan kualitas tingkah laku yang dimiliki

seseorang di bermacam-macam bidang dengan melakukan interaksi di

lingkungannya, belajar sendiri ditandai dengan perubahan tingkah laku

bisa berupa dari hasil pengalaman dan latihan. Dan berhasil atau tidaknya

dari proses belajar dipengaruhi oleh dua faktor intern yaitu intelegensi

yang berupa minat, bakat, perhatian dan motivasi. Faktor ekstern yang

berasal dari luar. Dalam perspektif islam surat al-Alaq ialah dasar-dasar

konsep psikologi belajar bagi kehidupan manusia.

Allah memerintahkan untuk belajar, sebagaimana dengan firman-

Nya yang tertuang dalam surat al-„Alaq:1-5

)( ‫ق () اِ ْقزأْ َو َرب َُّك ْاْل َ ْك َز ُم‬


ٍ َ‫عل‬
َ ‫سنَ ِه ْن‬ ِ ْ َ‫اِ ْق َزأْبِاس ِْن َر ِبّ َك الَّذِى َخلَقَ () َخلَق‬
َ ‫اْل ن‬
)( ‫سنَ َهالَ ْن َي ْعلَ ْن‬
َ ‫اْل ن‬ َ )( ‫علَّ َن بِ ْالقَلَ ِن‬
ِ ْ ‫علَّ َن‬ َ ‫الّذِى‬
Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan

manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha

Pemurah, yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S. al-


289
Yansen Alberth Reba, “Kebiasaan Belajar Mahasiswa Ditinjau Dari Self Management dan
Penyesuaian Diri”. Jurnal Konseling Indonesia. Vol. 7 No.1 (2021). Hal 14.

151
„Alaq:1-5). Inti dari ayat ini mencakup konsep belajar (aktivitas manusia

yakni Muhammad) dan mengajar (aktivitas manusia yakni malaikat).

Dalam implikasi paedagogis dalam hal mengajar kepada sesama manusia

yang disebut proses pembelajaran. Disimpulkan belajar tanggung jawab

dan aktivitas manusia itu sendiri. 290

Hal ini sama dengan kelima subyek mencurahkan kepeduliannya

dan perhatian kepada lingkungan disekitarnya, oleh karena itu bisa

disimpukan bahwa kelima subyek telah berhasil dari proses belajar dalam

faktor intern yaitu berupa perhatian.

4. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan seperti situasi rumah, keadaan keluarga, sekolah

dan masyarakat). 291

Kondisi di lingkungan keluarga keempat subyek merasa damai,

tentram dan tidak terganggu. Berbeda dengan MD merasa di lingkungan

rumah dan keluarga merasa bising. Hal tersebut bisa mempengaruhi MD

dalam melakukan penyesuaian diri di lingkungan keluarga dan situasi

rumah. Dan kelima subyek dalam kondisi lingkungan masyarakat dan

sekolah merasa damai, tenang dan tidak ada konflik.

Penelitian yang dilakukan oleh Yu Jiao dkk dalam jurnal

internasional bahwa kondisi lingkungan yang disukai para lansia adalah

lingkungan hidup yang nyaman dan sehat dan berpotensi menjadi potensi

ancaman bagi kesehatan mereka. Jadi disimpulkan bahwa cuaca dan

290
Nidawati, “Belajar Dalam Perspektif Psikologi dan Agama”. Jurnal Pionir. Vol. 1 No.1
(2013). Hal 20-27.
291
M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita S, Teori-Teori Psikologi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), Hal 55

152
kondisi merupakan faktor penting bagi para lansia untuk bisa

menyesuaikan di kondisi lingkungannya. 292

Hal tersebut berbeda dengan kelima subyek bahwa para lansia

pensiun suka dengan kondisi lingkungan sekitar yang damai, tentram dan

tidak berisik sehingga membuat mereka merasa bahagia untuk bisa

menyesuaiakan dirinya sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Mustikawati juga sama tentang

kondisi lingkungan para nelayan bahwa hubungan kondisi lingkungan

dengan kebahagiaan nelayan sangat berhubungan untuk bisa

menyesuaikan dirinya di lingkungan agar menjadi kehidupan yang positif.


293

Penelitian tersebut sama dengan keempat subyek dengan kondisi

lingkungan yang damai dan tentram akan membawa setidaknya

kebahagiaan, meskipun pada subyek MD merasa di lingkungan rumah

terganggu sehingga berpengaruh dalam menyesuaiakan dirinya.

5. Unsur kebudayaan

Termasuk di dalamnya pengaruh keyakinan dan agama. Hal ini

terjadi pada kelima subyek merasa bisa menyesuaikan diri dengan budaya

norma hukum di lingkungannya dengan tidak melanggar norma-norma

hokum dan selalu menghargai dan saling saling menghormati.

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Ujam Jaenudin dan Tahrir

nilai-nilai budaya dan religiusitas sangat berpengaruh dalam perilaku

292
Yu Jiao Dkk, “Thermal Comfort and Adaptation of the Elderly in Free-Running
Environments in Shanghai China ”. Journal Building and Environments. Vol. 118 (2017). Hal
271.
293
Mustikawati, “Relasi Kondisi Lingkungan Dengan Kebahagiaan Nelayan Tradisional di
Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Provinsi Riau”. (2017). Hal 9

153
moral masyarakat di bandung, budaya disana berkembang dan tumbuh

bersama pola kehidupan masyarakat sunda, menjunjung tinggi sopan

santun, menghormati dan menghargai kehidupan masyarakat yang tentram

dan damai. 294

Hal tersebut sama dengan kelima subyek yang selalu menghargai

dan menghormati budaya di tempat tinggal mereka dengan tidak

melanggar norma-norma hukum yang ada.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Michele J Gelfand dan

Joshua Conrad Jackson dalam jurnal internasional bahwa kekuatan norma

budaya memiliki pengaruh dalam kesejahteraan masyarakat dan

berpengaruh dalam berperilaku. Kemampuan manusia untuk meneruskan

budaya berguna untuk membentuk masyarakat sehingga norma-norma

budaya tidak hanya memahami budaya tetapi juga untuk melakukan

perubahan positif dimana kita berada. 295

Hal tersebut sama dengan kelima subyek yang meneruskan budaya

di sekitar dengan tidak melanggar norma-norma dimasyarakat dan

melakukan perubahan yang positif, seperti saling menghormati dan

menghargai dimanapun mereka berada.

294
Ujam Jaenudin dan Tahrir, “Studi Religiusitas, Budaya Sunda, dan Perilaku Moral pada
Masyarakat Kabupaten Bandung”. Jurnal Psikologi Islam dan Budaya. Vol. 2 No.1 (2019). Hal
7.
295
Michele J Gelfand dan Joshua Conrad Jackson, “From One Mind to Many: The Emerging
Science Of Cultural Norms”. Journal Current Opinion in Psychology. Vol. 8 No.8 (2016). Hal
178.

154
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan pada bab

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Macam-macam penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah Dasar di

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Kelima subyek dapat menyesuaikan

diri dalam penyesuaian diri secara sosial dan penyesuaian diri jabatan

dan vokasional. Namun ada tiga subyek yang belum bisa

menyesuaiakan diri dalam hal penyesuaian diri individual dan satu

subyek belum bisa penyesuaian diri dalam hal perkawinan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri pensiunan guru

Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Kelima subyek

dapat menyesuaikan diri dalam faktor perkembangan dan kematangan

serta penyesuaian diri dalam faktor unsur kebudayaan. Namun ada dua

subyek yang belum bisa menyesuaikan diri dalam faktor keadaan fisik

dan tiga subyek dalam faktor keadaan psikologis kemudian satu

subyek yang belum bisa menyesuaikan diri dalam faktor kondisi

lingkungan.

155
B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah

dituliskan di atas. Peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat serta ilmu kepada

masyarakat tentang penyesuaian diri pensiunan guru, kemudian

diharapkan untuk tidak memberikan pandangan yang berbeda terhadap

penyesuaian diri pensiunan guru dan selalu memberi motivasi serta

dukungan kepada kalangan pensiunan guru.

2. Bagi pensiunan guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi dan

pandangan yang bermanfaat khususnya bagi pensiunan guru, dan dapat

dijadikan suatu motivasi untuk berbagai kalangan pensiunan guru

untuk menjalani kehidupan setelah pensiun agar bisa lebih baik lagi.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Memberikan manfaat untuk memperluas kajian/materi ilmu psikologi

dengan tema yaitu “Penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah Dasar di

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri”. Disarankan untuk menggunakan

metode kualitatif agar dapat menggali informasi lebih mendalam saat

melakukan penelitian. Kemudian untuk memberikan referensi lebih

khusus untuk penelitian psikologi selanjutnya.

156
DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, ”Permasalahan yang dialami Lansia dalam Menyesuaikan Diri terhadap

Penguasaan Tugas-Tugas Perkembangannya”, Jurnal Bimbingan dan

Konseling Islam, Vol.2 No.2, (2018).

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. Psikologi Remaja Perkembangan

Peserta Didik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016).

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:

Choirudin, Muchammad. “Penyesuaian Diri Sebagai Upaya mencapai

Kesejahteraan Jiwa”.

Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009).

Dzakiyah, Faiqah. “Pengaruh Kematangan Sosial Terhadap Penyesuaian Diri

Siswa SMP Negeri 1 Sewon”, Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan

Konseling, Vol. 5 No.8, (2019).

Fahmi, Mustofa alih Bahasa Zakiah Darajat. Penyesuaian diri Pengertian dan

Peranan dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982).

Gelfand, Michele J dan Joshua Conrad Jackson. “From One Mind to Many: The

Emerging Science Of Cultural Norms”, Journal Current Opinion in

Psychology, Vol. 8 No.8, (2016).

Humaira, Risana Rachmatan. “Perbedaan Penyesuaian Diri Pensiunan yang

Mendapatkan Training Pra Pensiun Dengan yang Tidak Mendapatkan

Training Pra Pensiun”, Jurnal Ecopsy, Vol. 4 No. 1.

157
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (Jakarta: Erlangga, 1980).

Indrawati, Endang Sri dan Nailul Fauziah. “Attachment dan Penyesuaian Diri

dalam Perkawinan”, Jurnal Psikologi Undip, Vol. 11 No.1, (2012).

Jaenudin, Ujam dan Tahrir. “Studi Religiusitas, Budaya Sunda, dan Perilaku

Moral pada Masyarakat Kabupaten Bandung”, Jurnal Psikologi Islam

dan Budaya, Vol. 2 No.1, (2019).

Jamuati, Kadwi. “Kematangan Kepribadian Sebagai Prasyarat Bagi Perempuan

Dalam Menjalani Peran Publik atau Domestik”, Jurnal Mimbar, No. 3,

(2001).

Kadarisman, Muh. ”Menghadapi Pensiun dan Kesejahteraan Psikologis Pegawai

Negeri Sipil”, Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS, Vol. 5 No. 2,

(2011).

Kusumarini, Candra dewi. “Pengaruh Sikap Menghadapi Pensiun terhadap

Penyesuaian Diri menjelang Masa Pensiun”, SkripsiUniversitas Negeri

Semarang, (2006).

Kusumastuti, Adhi dan ahmad mustamil khoiron. Metode Penelitian Kualitatif

(Semarang: Lembaga Pendidikan Sukarno Pressindo, 2019).

Moleong,Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, 35th edn (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2016).

Mustikawati. “Relasi Kondisi Lingkungan Dengan Kebahagiaan Nelayan

Tradisional di Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir Kota

Pekanbaru Provinsi Riau”, (2017).

158
Nidawati. “Belajar Dalam Perspektif Psikologi dan Agama”, Jurnal Pionir, Vol.

1 No.1, (2013).

Nindialoka, Hanum. “Dinamika Psikologis Proses Pencapaian Successful Aging

pada lansia pensiunan”, Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, (2017).

Nur Ghufron, Muhammad dan Rini Risnawita S.Teori-Teori

Psikologi.(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011).

Nurgrahani, Farida. Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta: Cakra Books,

2014).

Oktavani , Nindi Tantalia, “ Hubungan antara Kematangan emosi dengan

Penyesuaian diri di Sekolah pada Siswa SMA Muhammadiyah 1

Prambanan.

Oktaviani, Ellsa Azma dan Erdina Indrawati. “Penyesuaian Diri dan Dukungan

Keluarga dengan Kepribadian Tangguh Santriwati Tahun Pertama

Pondok Pesantren Tahun Pertama Pondok Pesantren X Cikarang”, Jurnal

Ikraith Humaniora, Vol. 3 No.2, (2019).

Paula Couto, J. Ekerdt, H.Fung, M. Hess dan Klaus Rothermund. “What Will

You Do With All That Time? Changes in Leisure Activities After

Retirement are Determined by Age-related self-views and Preparation”,

Journal Acta Psychologica, Vol. 231, (2022).

Penguasaan Tugas-Tugas Perkembangannya”,Jurnal Bimbingan dan

Konseling Islam, Vol.2 No.2, (2018).

Penguasaan Tugas-Tugas Perkembangannya”,Jurnal Bimbingan dan

Konseling Islam, Vol.2 No.2, (2018).

159
Pradono, Ganang Septian dan Santi Esterlita. “Hubungan antara Penyesuaian

Diri dengan Kecemasan dalam menghadapi Masa Pensiunan pada

Pegawai Negeri Sipil di Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta”.

Pratiwi, Dewa Ayu Dyah dan Made Dyah Lestari. “Gambaran Dukungan Sosial

dan Penyesuaian Diri pada Perempuan Pegawai Negeri Sipil Pra Pensiun

di Provinsi Bali”, Jurnal Psikologi Udayana, Vol. 6 No. 2, (2019).

PT. Rineka Putra, 2006).

Purnamasari, lilis ratna. “Kontribusi Self- Efficacy terhadap Kemampuan

Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Unnes Berkewarnegaraan Turki

Tahun 2010”, Indonesian journal of Guidance and Conseling: Theory

and application, Vol. 1 No. 1, (2010).

Rahayu, Maria Nugraheni Mardi dan Rudangta Arianti. “Penyesuaian

Mahasiswa Tahun Pertama di Perguruan Tinggi: Studi Pada Mahasiswa

Fakultas Psikologi UKSW”, Jurnal Psikologi dan Sains dan Profesi, Vol.

4 No.2, (2020).

Reba, Yansen Alberth. “Kebiasaan Belajar Mahasiswa Ditinjau Dari Self

Management dan Penyesuaian Diri”, Jurnal Konseling Indonesia, Vol. 7

No.1, (2021).

Rohimah, Siti. “Keadaan Psikologis Pensiunan Pegawai Negeri UIN Ar-Raniry

Banda Aceh”, Skripsi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, (2016).

Rubani, Mardhiah. “Kondisi Psikologis Personil TNI-AD Menghadapi Pensiun”,

Ruwan, Arobodade, Iliya, dan Ishaya. “Relationship between Military-Civilian

Transition and Psychological Well-Being, Social Adjustment among

160
Retired Military Personnel in Nigeria”, Journal of Social Sciences, Vol. 6

No.2, (2020).

Shanas, Ethel. “Health and Adjustment in Retirement”, Journal The

Gerontologist, Vol. 10 No.1, (1970).

Siahaan , Dina Nadira Amelia.” Penyesuaian Diri dalam Pernikahan: Studi Pada

Istri yang Menikah Muda”, Jurnal Pendidikan Dan Konseling, (2020).

Sudjono, Dimas Prakasa Putra Adi. “Penyesuaian Diri Masa Transisi: Studi

Kasus pada Pensiunan Perwira TNI di Kodim 0812 Lamongan”, Jurnal

Penelitian Psikologi, Vol. 8 No. 7, (2021).

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 19th edn

(Bandung: Alfabeta Cv,2013).

Sunarto dan B. Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: PT.

Asdi Mahatsya, 1994).

Victoria, T. Eze, dan Uzoagulu Janji Nneze. “Retirees Participation In

Community Development For Sosial Adjustment In Enugu State”,

Journal of Continuing Education Departement, Vol. 1 No.1, (2021).

Wanodya, Husnun Nadidah. “Penyesuaian Diri menjelang Pensiun pada Guru

PNS Golongan IV/A di Kabupaten Grobogan”, Skripsi Universitas

Muhammadiyah Surakarta, (2016).

Wianti, Sri dan U. Olis Muchlisin. “Studi Fenomenologi:Pengalaman Adaptasi

Diri pada Lansia di Masa Pensiun”, Healthcare Nursing Journal, Vol. 2

No. 2, (2020).

161
Widyastuti, Puji Rahayu dan Ahmad Ridfah. “Hubungan Optimisme Masa

Persiapan Pensiun dengan Sindrom Purna Kuasa pada PNS Guru di Kota

Makassar”, Jurnal Administrasi Negara, Vol. 23 No.3, (2017).

Yu Jiao, Hang Yu, Tianwang, Yusong An dan Yi Fan Yu. “Thermal Comfort

and Adaptation of the Elderly in Free-Running Environments in

Shanghai China”, Journal Building and Environments, Vol. 118, (2017).

Zahwa, Salma. “Pengaruh Religiusitas dan Penyesuaian Diri terhadap

Kebahagiaan Pensiunan PNS Dan BUMN Di Bangka”, Skripsi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (2019).

162
LAMPIRAN

163
Lampiran 1: Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA PENYESUAIAN DIRI PENSIUNAN GURU

SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

a. Macam- macam penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

No Aspek Indikator Pertanyaan

1. Penyesuaian diri individual Penyesuaian diri emosi dan 1. Apa yang anda rasakan dan pikirkan
fisik selama menjalani masa pensiun ini?
Apa ada rasa kecewa dan rasa benci
terhadap diri sendiri? Atau sebaliknya
merasa puas dan bahagia. Hal apa saja
yang mendorong anda merasa seperti
itu? Ceritakan.
2. Apakah saat pensiun ini anda sering
marah dan sering meluapkan emosi?
Hal apa saja yang mendorong anda
sering marah dan meluapkan emosi?

164
Ceritakan.
3. Bagaimana cara anda
menerapkan/membiasakan pola hidup
sehat saat pensiun ini?
Penyesuaian diri dalam hal 1. Semakin bertambahnya usia antara laki
laki dan perempuan akan memasuki
seksual
masa andropuse dan menopouse.
Bagaimana sikap anda terhadap hal
tersebut?. Bagaimana anda dan
pasangan bisa menerima hal tersebut?
2. Apakah anda sering melakukan hal
romantis terhadap pasangan anda?
Bagaimana cara melakukannya?
3. Saat pensiun bagaimana cara anda
menyisihkan waktu dan mengobrol
dengan intim dengan pasangan anda?
Penyesuaian diri moral dan 1. Bagaimana anda mampu menyesuaikan
sikap anda dalam lingkungan sekitar
religius
anda?

165
2. Bagaimana sikap anda dalam
penyesuaian diri di keagamaan?
3. Kegiatan apa saja yang anda lakukan
dalam meningkatkan ketaqwaan?
Bagaimana perasaan anda saat
melakukan kegiatan tersebut?
4. Bagaimana cara menyesuaikan diri
dalam lingkungan yang berbeda
agama?
2. Penyesuaian diri sosial Penyesuaian diri di lingkungan 1. Bagaimana hubungan anda dengan
pasangan setelah pensiun?
keluarga dan rumah
2. Bagaimana hubungan anda dengan
anak dan cucu-cucu anda setelah
pensiun?
3. Bagaimana hubungan anda dengan
sanak keluarga setelah pensiun?
Penyesuaian diri di kalangan 1. Bagaimana hubungan anda sesama
tetangga RT/RW sekitar desa anda?
masyarakat

166
Penyesuaian diri terhadap 1. Bagaimana hubungan anda dengan
teman dekat atau komunitas anda?
sekolah
2. Bagaimana hubungan anda dengan
teman sesama pensiunan?
3. Penyesuaian diri yang berhubungan dengan Hubungan dan harapan yang 1. Bagaimana sikap dan sifat pasangan
anda setelah pensiun ini?
perkawinan terdapat dalam kerangka
2. Seberapa sering anda bertengkar
perkawinan.
dengan pasangan anda seputar masalah
lainnya? Bagaimana cara mengatasi
konlik dengan pasangan anda?
3. Bagaimana pendapat anda mengenai
kualitas pernikahan anda dan
pasangan?
4. Penyesuaian diri jabatan atau vokasional Berhubungan erat dengan 1. Saat mau pensiun, persiapan atau
pengalaman apa saja yang anda
penyesuaian diri akademis
lakukan? (mengikuti pra pensiun atau
bimbingan konseling lainnya)
2. Setelah pensiun apa kegiatan, hobi
anda? Dan apakah mempunyai usaha

167
sendiri untuk mengisi waktu luang?
Bagaimana perasaan anda terhadap
kegiatan baru anda setelah pensiun?
3. Bagaimana pendapat anda tentang
pensiun?

b. Faktor-faktor penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

No Faktor Indikator Pertanyaan

1. Keadaan fisik konstitusi fisik dan hereditas, 1. Apakah anda mempunyai riwayat
penyakit? Dan apakah penyakit
system utama tubuh (sistem
tersebut mempengaruhi kehidupan
saraf, otot dan kelenjar, ataupun
anda? Bagaimana?
berbagai penyakit). 2. Apakah anda merasa kesehatan anda
berkurang sewaktu pensiun?
Bagaimana anda bisa menyesuaikan
diri anda?
3. Apakah dukungan dari keluarga
berpengaruh dalam kesehatan anda?

168
Bagaimana perasaan anda terhadap hal
tersebut?
2. Perkembangan dan Kematangan Kematangan social, 1. Apa pengalaman atau
Kematangan intelektual pembelajaranyang anda peroleh dalam
Kematangan emosi proses interaksi dengan keluarga anda?
2. Apa pengalaman atau
pembelajaranyang anda peroleh dalam
proses interaksi dengan lingkungan
tetangga anda?
3. Apa pengalaman atau
pembelajaranyang anda peroleh dalam
proses interaksi dengan teman anda?

1. Bagaimana cara anda mengatasi


berbagai konflik dari diri anda sendiri?
2. Bagaimana cara anda mengatasi
berbagai konflik dengan keluarga
anda?
3. Bagaimana cara anda mengatasi

169
berbagai konflik dengan teman dan
tetangga sekitar anda?

1. Bagaimana cara anda mengontrol


emosi disaat anda merasa marah?
2. Bagaimana cara anda mengontrol
emosi disaat anda merasa adanya rasa
benci dan kecewa dalam diri anda?
3. Bagaimana cara anda mengontrol
emosi disaat anda merasa stress, cemas
dan frustasi?
4. Keadaan Psikologis pengalaman, proses belajar dan 1. Bagaimana dampak psikologis yang
kebiasaan. anda rasakan setelah pensiun? (merasa
cemas, stress dan takut atau merasa
tentram dan damai).
2. Bagaimana cara anda mencurahkan
kepedulian/ memberi kasih sayang
pada orang sekitar anda?
3. Bagaimana anda mengapresiasi diri

170
sendiri (self rewards) setelah pensiun
ini?
5. Kondisi lingkungan situasi rumah dan keadaan 1. Bagaimana kondisi yang anda rasakan
keluarga, masyarakat dan dari lingkungan rumah dan keluarga?
sekolah. (apakah damai, tentram, merasa bising
yang menggangu kehidupan sehari-
hari anda).
2. Bagaimana kondisi yang anda rasakan
dari lingkungan tetangga? (apakah
damai, tentram, merasa bising yang
menggangu kehidupan sehari-hari
anda).
3. Bagaimana kondisi yang anda rasakan
dari lingkungan teman anda? (apakah
damai dan tentram atau ada konflik)
6. Unsur kebudayaan Termasuk di dalamnya 1. Setelah anda pensiun, apakah anda
pengaruh keyakinan dan agama mampu menyesuaiakan diri dengan
budaya (norma dan hokum)
masyarakat sekitar?

171
Lampiran 2: Pedoman Observasi

HASIL OBSERVASI

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Tahun Pensiun :

No. Kesan umum subjek Ket.

1. Kondisi fisik

2. Penampilan

3. Ekspresi wajah

4. Cara menjawab

5. Gesture tubuh

6. Interaksi subjek saat wawancara

172
7. Kemampuan sosial

8. Kondisi tempat saat wawancara

173
Lampiran 3: Lembar Dokumentasi

No Dokumen Keterangan

1. Profil Dusun Mrican

2. Profil Dusun Mojoroto

3. Profil Dusun Mbetik

4. Profil Dusun Boto Lengket

174
Lampiran 4: Informed Consent

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN


(INFORMED CONSENT)

Judul Penelitian : Penyesuaian Diri Pensiunan Guru Sekolah Dasar di


Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
Nama Peneliti : Ninda Dwika Nur Vitasari
Nim : 933420618
Saya adalah mahasiswa S1 Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushulludin
dan Dakwah Insitut Agama Islam Negeri Kota Kediri yang melakukan penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyesuaian diri pensiunan
guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Penelitian ini
merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana psikologi
(S.Psi).
Saya mengharapkan partisipasi bapak/ibu dalam memberikan jawaban atas
wawancara sesuai dengan pendapat bapak/ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban bapak/ibu, informasi yang
ibu berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian.
Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, bapak/ibu
bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi
apapun. Jika bapak/ibu bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani
surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti
ibu bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Terimakasih atas perhatian
bapak/ibu untuk penelitian ini.

Kediri, November 2022


Tanda Tangan, Peneliti,
Responden

(Responden) (Ninda Dwika N.)

175
SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Judul Penelitian : Penyesuaian Diri Pensiunan Guru Sekolah Dasar di


Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
Nama Peneliti : Ninda Dwika Nur Vitasari
Nim : 933420618
Saya adalah mahasiswa S1 Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushulludin
dan Dakwah Insitut Agama Islam Negeri Kota Kediri yang melakukan penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyesuaian diri pensiunan
guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Penelitian ini
merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana psikologi
(S.Psi).
Saya mengharapkan partisipasi bapak/ibu dalam memberikan jawaban atas
wawancara sesuai dengan pendapat bapak/ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban bapak/ibu, informasi yang
ibu berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian.
Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, bapak/ibu
bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi
apapun. Jika bapak/ibu bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani
surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti
ibu bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Terimakasih atas perhatian
bapak/ibu untuk penelitian ini.

Kediri, 7 November 2022


Tanda Tangan, Peneliti,
Responden

(SK) (Ninda Dwika N.)

176
SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Judul Penelitian : Penyesuaian Diri Pensiunan Guru Sekolah Dasar di


Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
Nama Peneliti : Ninda Dwika Nur Vitasari
Nim : 933420618
Saya adalah mahasiswa S1 Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushulludin
dan Dakwah Insitut Agama Islam Negeri Kota Kediri yang melakukan penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyesuaian diri pensiunan
guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Penelitian ini
merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana psikologi
(S.Psi).
Saya mengharapkan partisipasi bapak/ibu dalam memberikan jawaban atas
wawancara sesuai dengan pendapat bapak/ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban bapak/ibu, informasi yang
ibu berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian.
Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, bapak/ibu
bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi
apapun. Jika bapak/ibu bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani
surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti
ibu bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Terimakasih atas perhatian
bapak/ibu untuk penelitian ini.

Kediri, 8 November 2022


Tanda Tangan, Peneliti,
Responden

(SY) (Ninda Dwika N.)

177
SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Judul Penelitian : Penyesuaian Diri Pensiunan Guru Sekolah Dasar di


Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
Nama Peneliti : Ninda Dwika Nur Vitasari
Nim : 933420618
Saya adalah mahasiswa S1 Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushulludin
dan Dakwah Insitut Agama Islam Negeri Kota Kediri yang melakukan penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyesuaian diri pensiunan
guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Penelitian ini
merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana psikologi
(S.Psi).
Saya mengharapkan partisipasi bapak/ibu dalam memberikan jawaban atas
wawancara sesuai dengan pendapat bapak/ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban bapak/ibu, informasi yang
ibu berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian.
Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, bapak/ibu
bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi
apapun. Jika bapak/ibu bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani
surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti
ibu bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Terimakasih atas perhatian
bapak/ibu untuk penelitian ini.

Kediri, 9 November 2022


Tanda Tangan, Peneliti,
Responden

(HR) (Ninda Dwika N.)

178
SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Judul Penelitian : Penyesuaian Diri Pensiunan Guru Sekolah Dasar di


Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
Nama Peneliti : Ninda Dwika Nur Vitasari
Nim : 933420618
Saya adalah mahasiswa S1 Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushulludin
dan Dakwah Insitut Agama Islam Negeri Kota Kediri yang melakukan penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyesuaian diri pensiunan
guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Penelitian ini
merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana psikologi
(S.Psi).
Saya mengharapkan partisipasi bapak/ibu dalam memberikan jawaban atas
wawancara sesuai dengan pendapat bapak/ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban bapak/ibu, informasi yang
ibu berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian.
Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, bapak/ibu
bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi
apapun. Jika bapak/ibu bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani
surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti
ibu bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Terimakasih atas perhatian
bapak/ibu untuk penelitian ini.

Kediri, 10 November 2022


Tanda Tangan, Peneliti,
Responden

(MD) (Ninda Dwika N.)

179
SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Judul Penelitian : Penyesuaian Diri Pensiunan Guru Sekolah Dasar di


Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
Nama Peneliti : Ninda Dwika Nur Vitasari
Nim : 933420618
Saya adalah mahasiswa S1 Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushulludin
dan Dakwah Insitut Agama Islam Negeri Kota Kediri yang melakukan penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyesuaian diri pensiunan
guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Penelitian ini
merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana psikologi
(S.Psi).
Saya mengharapkan partisipasi bapak/ibu dalam memberikan jawaban atas
wawancara sesuai dengan pendapat bapak/ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban bapak/ibu, informasi yang
ibu berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian.
Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, bapak/ibu
bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi
apapun. Jika bapak/ibu bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani
surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti
ibu bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Terimakasih atas perhatian
bapak/ibu untuk penelitian ini.

Kediri, 11 November 2022


Tanda Tangan, Peneliti,
Responden

(PA) (Ninda Dwika N.)

180
Lampiran 5: Hasil Wawancara

VERBATIM WAWANCARA SUBJEK

A. Subjek I

Nama : SK

Usia : 68

Jenis kelamin : Perempuan

Tahun Pensiun : 2015

Waktu Wawancara : 7 November 2022

Keterangan : I (Interviewer)

S (Subjek)

Keterangan Koding : KB : Kode Baris

W.S1 : Wawancara Subjek 1

b : baris

181
No. I/S Pertanyaan dan Hasil Wawancara Kesimpulan Ket.

Baris

1. I Assalamualaikum bu, selamat siang


2. S Selamat siang juga mbak
3. I Bagaimana bu kabarnya sehat?
4. S Alhamdulillah sehat mbak hehe
5. I Iya bu, jadi sebelumnya perkenalkan bu saya ninda dari IAIN
kediri mau mewawancarai dan mau mengobrol dengan ibu.
6. S Oiya mbak silahkan
7. I Langsung saja saya mulai nggih bu
8. I Selama pensiun ini apa yang ibu rasakan dan pikirkan selama
menjalani masa pensiun ini bu, apa ada rasa kecewa dan rasa
benci terhadap diri sendiri. Atau sebaliknya merasa puas dan
bahagia? Kemudian hal apa saja yang mendorong ibu merasa
puas dan bahagia seperti itu bu?
9. S Ya saya merasa puas itu jelas mbak ya, ya saya merasa puas Subyek setelah pensiun ini Adanya perasaan puas dan
dan bahagia mbak alhamdulillah hehe. Karena saya sudah merasa adanya perasaan puas bahagia.
menjalani tugas sampai pada saat pensiun ini, itu kan suatu dan bahagia, tidak merasa (penyesuaian diri emosi)
kepuasan. Saya waktu mengajar dan dinas bisa menjalankan kecewa maupun benci.
tugas tanpa cacat dan tercela, alhamdulillah saya merasa (KB. W.S1/b.9)
bahagia mbak.
10. I Oiya alhamduillah ya bu, berarti ibu setelah pensiun ini ndak
ada rasa kecewa dan benci nggih bu
11. S Tidak ada mbak, justru merasa puas dan bahagia
12. I Selanjutnya apa ibu sering marah dan sering meluapkan
emosi bu? Hal apa saja yang mendorong anda sering marah

182
dan meluapkan emosi?
13. S “Ya kadang kadang mbak, ya namanya manusia juga, karena Subyek merasa sering marah Sering marah dan meluapkan
dirumah juga ketemu terus sama suami dan anak, dan dan meluapkan emosi. emosi.
karakter suami saya itu pendiam mbak, kadang kalau ngga di (KB. W.S1/b.13) (penyesuaian diri emosi)
jawil kadang terucap seperti mbok yo tulung di ngenekno,
pokoknya saya sifat nya sukanya merintah, tapi merintahnya
nyuwun tulung gitu mbak.
14. I Oh begitu ya bu, tapi sering marah ngga bu?
15. S Ya ngga sering mbak, marahnya pun biasa saja, nggak
sampai terlalu.
16. I Baik bu. Terus bagaimana cara ibu
menerapkan/membiasakan pola hidup sehat saat pensiun ini?
17. S Kan karena sudah tidak ada kewajiban tugas mbak ya, artinya Subyek selalu menerapkan Menerapkan pola hidup sehat
bangun pagi tetap selalu menjalankan ibadah, ke dapur pola hidup sehat saat pensiun (penyesuaian diri fisik)
bersama suami minum kopi, susu buat srapan setelah itu jalan ini. Pola hiduo sehat nya
jalan pagi, kalau ada cucian ya nyuci, terus setrika dan bagi seperti beraktivitas dan
bagi tugas. olahraga. (KB. W.S1/b.17)
18. I Oiya bu, penting ya bu menjaga pola hidup sehat saat
pensiun itu
19. S Ya perlu mbak menurut saya.
20. I Jadi gini bu ini pertanyaannya agak sedikit kurang nyaman,
soalnya saya sambil belajar psikologi juga. Nanti ibu
menjawabnya terbuka saja.
21. S Baik mbak tidak apa apa
22. I Semakin bertambahnya usia antara laki laki dan perempuan
akan memasuki masa andropuse dan menopouse. Bagaimana
sikap ibu terhadap hal tersebut?. Bagaimana ibu dan
pasangan bisa menerima hal tersebut?

183
23. S Sikap saya ya menerima saja mbak emang sudah wayae Subyek merasa penyesuaian Kebutuhan sudah menurun,
mbak. Untuk hubungan seksual dan rasa kebutuhan seksual diri dalam hal seksual sudah dan mempunyai sikap
itu sudah berkurang mbak, dan sudah tidak ada gairah sudah menurun, tidak seperti dulu menerima.
lempeng gitu mbak, karena faktor usia juga kan ya mbak, lagi. Dan menerima dengan (Penyesuaian diri dalam hal
bapak juga seperti itu keadaan tersebut. seksual)
(KB. W.S1/b.23)
24. I Jadi sudah aras-arasen nggeh bu, tidak seperti dulu lagi
25. S Iya mbak sudah lempeng hehe
26. I Dan apa ibu sering melakukan hal romantis terhadap
pasangan ibu kemudian bagaimana cara melakukannya?

27. S “Kalau melakukan hal romantis mbak, ya itu tadi waktu usia Subyek merasa ingin Tidak pernah melakukan hal
ini kadang kadang saya itu kan ingin, pak ayo keluar pak melakukan hal romantis romantis (Penyesuaian diri
misalnya terus bapak nggak mau, ya saya pengen ngumbah seperti keluar berdua, tapi dalam hal seksual)
moto misalnya hanya sekedar jalan jalan, ya kadang bapak suaminya tidak mau.
malas, yaitu karena faktor usia itu, karena usia saya lumayan (KB. W.S1/b.27)
terpaut jauh. Kalau dibanding bapak masih romantisan saya,
karena bapak tipenya juga pendiam dan introvert.
28. I Berarti nggak pernah keluar berdua aja sama bapak bu?
29. S Tidak pernah mbak.
30. I Oiya begitu ya bu. Kalau cara ibu menyisihkan waktu dan
mengobrol dengan intim dengan pasangan ibu bagaimana
bu?
31. S Dimana saja mbak, umpama di meja makan sambil Subyek mengobrol dan Menyisihkan waktu dan
mengambil lauk pauk gitu ngobrol bergurau dan bercanda menyisihkan waktu dimana mengobrol intim dimana saja.
misal “pie pak iki mau masakane, terus bapak bilang enak ya saja dengan cara bergurau (Penyesuaian diri dalam hal
siapa dulu yang masak hanya bercanda-bercanda gitu mbak”. dan ngobrol serius. seksual)

184
(KB. W.S1/b.31)
32. I Oh berati hanya bercanda canda gitu ya bu. Tapi pernah
ngomong hal serius gitu bu?
33. S Ya pernah mbak.
34. I Saya lanjut bu, bagaimana ibu mampu menyesuaikan sikap
ibu dalam lingkungan sekitar ibu?

35. S Ya selalu anu mbak selalu menyesuaikan diri, kan saya dulu Subyek bisa menyesuaikan Bisa menyesuaikan sikap di
domisili perumahan pabrik, bapak pensiun saya pindah di sikapnya karena subyek sekitar lingkungan nya.
sini, ya saya mulai menyesuaikan lingkungan karena ada mengikuti kegiatan di sekitar (penyesuaian diri religius dan
kegiatan. jadi saya bisa menyesuiakan sikap saya, sudah lingkungannya. moral)
kenal saya seperti apa (KB. W.S1/b.35)
36. I Kegiatannya apa saja bu?
37. S arisan ya ikut, simpan pinjam, sering pengajian di mushola
karena dekat, kan disini banyak yang muridnya saya, ada
yang wali murid juga jadi sudah kenal dan diterima dengan
senang hati ibuk.
38. I Bagaimana sikap anda dalam penyesuaian diri dalam
keagamaan?
39. S jadi saya alhamdulillah bisa menyesuaikan diri dengan sikap Subyek bisa menyesuaikan Bisa menyesuaikan sikap
saya. Dengan mengikuti kegiatan kegiatan keagamaan dan sikapnya di keagamaan dalam hal keagamaan
tidak merasa asing. ya ibu cepat akrab ya mungkin karena Ikarena subyek mengikuti (penyesuaian diri religius dan
saya dipandang lebih dari mereka acara keagamaan di sekitar moral)
lingkungannya.
(KB. W.S1/b.39)
40. I Kok bisa menyesuaiakan itu gimana bu?
41. S “Kebetulan kita memeluk agama islam ya mbak ya itu
dengan mengikuti pengajian perempuan-perempuan itu, terus

185
kalau ada hari besar hari raya islam itu, misal bersih desa
muludan, nuzulul quran, traweh.
42. I Ibu lumayan aktif ya mengikuti kegiatan keagamaan
43. S Ya lumayan mbak hehe
44. I Kemudian selain kegiatan tersebut apa saja yang ibu lakukan
dalam meningkatkan ketaqwaan bu?
45. S Kegiatanya ikut pengajian satu minggu sekali dan giliran Subyek melakukan banyak Subyek melakukan banyak
begitu mbak, kalau sekarang itu pengajiannnya di mushola kegiatan untuk meningkatkan kegiatan dan perasaanya
jadi mengadakan di mushola, kamis malam jumat ibu sama ketaqwaan bersama tentram. (penyesuaian diri
bapak itu yasinan, kirim doa lewat yasinan ke orang tua saya, suaminya, dan perasaanya religius dan moral)
terus sholat isya berjamaah isya, kemudian sholat malam merasa tentram.
setiap hari sama bapak, kemudian baca quran. (KB. W.S1/b.45)
46. I Bagaimana perasaan ibu saat melakukan hal tersebut?
47. S perasaan saya ya ayem tentrem mbak dan aduh nggakpunya
rasa apa-apa ya alhamdulillah
48. I Oiya alhamdulillah ya bu
49. I Kalau menyesuaikan diri dalam lingkungan yang berbeda
agama gimana bu?
50. S Kebetulan disini mbak, nggak seberapa ada mbak yang nonis Subyek mempunyai sikap Subyek bisa menyesuaikan
mayoritas islam, jadi ya bisa menyesuaikan lah mbak saling yang saling menghormti diri di lingkungan berbeda
menghormati mbak.” terhadap lingkungan yang agama. (penyesuaian diri
berbeda agama. religius dan moral)
(KB. W.S1/b.50)
51. I Jadi bisa ibu bisa menyesuaiakan diri nggeh bu terhadap
lingkungan yang berbeda agama.
52. S Iya mbak bisa
53. I Bu kalau hubungan ibu dengan pasangan setelah pensiun ini
bagaimana bu?

186
54. S Karena sama-sama sudah tua ya mbak ya, dianggap seperti Subyek merasa hubungannya Memiliki hubungan yang
sahabat juga, jadi tempat cerita, dan bapak kan tipe nya baik-baik saja terhadap baik dengan pasangan stelah
pendiam dan introvert mbak jadi harus bisa ngemong, kalau pasanagnnya karena subyek pensiun ini. (Penyesuaian diri
dibiarkan nanti bisa stress mbak, jadi diajak ngomong aja menganggap sperti sahabat di lingkungan keluarga dan
ceriwis gitu, sendiri dan tempat buat rumah)
cerita. . (KB. W.S1/b.54)
55. I Berarti hubungan ibu dengan bapak baik baik saja nggeh?
56. S ya hubungan saya baik saling mengisi saling menyesuaikan
57. I Iya kalau tipe introverti itu memang jarang bicara bu, kalau
bicara ya seperlunya saja
58. S Iya mbak betul
59. I Kalau hubungan ibu dengan anak dan cucu-cucu anda setelah
pensiun bu?

60. S Kalau sama anak anak dan cucu cucu malah lebih gembira Subyek merasa lebih gembira Hubungannya baik merasa
mbak dan senang ada hiburannya, bapak juga senang , jadi dan senang saat bersama lebih gembira dan senang.
itu kalau sudah tua dan punya cucu disitu gantinya mbak, anak dan cucu. Karena pada (Penyesuaian diri di
isok ngguyu-ngguyu tapi kalau nggak datang rasanya kangen saat pensiun ini hiburannya lingkungan keluarga dan
bersama anak dan cucu. rumah)
(KB. W.S1/b.60)
61. I Wo enggeh buk alhamduillah cucunya banyak nggeh bu
62. S Iya mbak lumayan, kadang ya ngumpul dirumah ramai mbak
63. I Iya bu, soalnya hiburannya orang pensiun ya itu sama anak
dan cucu
64. S Iya mbak
65. I Kemudian hubungan ibu dengan sanak keluarga setelah
pensiun bu?

187
66. S “Kalau sama sanak keluarga ya baik mbak, karena saya Subyek merasa hubungannya Memiliki hubungan yang
pendatang kebetulan ada saudara saya yang di kabupaten baik sama sanak keluarga baik sama sanak keluarga.
kediri sana, hubungannya ya baik lah ndak ada masalah, ada yang jauh maupun dekat. (Penyesuaian diri di
masalah sedikit pun ya bisa dipecahkan begitu kalau lainnya Karena kalau ada masalah lingkungan keluarga dan
kan jauh jauh. segera diselesaikan. rumah).
(KB. W.S1/b.66)
67. I Jadi hubungan dengan sanak keluarga baik ya bu meskipun
jauh
68. S Iya mbak hubungan saya baik sebelum dan sesudah pensiun
tidak ada bedanya mbak.
69. I Selanjutnya di kalangan masyarakat bagaimana hubungan ibu
sesama tetangga RT/RW sekitar desa bu?
70. S Baik mbak, malah ibuk pernah jadi pengurus rt dan rw, Subyek merasa hubungannya Memiliki hubungan yang
karena mereka juga ya memandang ya mbak, ibu pertama baik karena seorang guru baik dan akrab terhadap
guru, jadi sudah kenal saya, jadi ketua pkk juga, mengadakan jadi subyek lebih dipandang, tetangga RT/RW.
simpan pinjam, ya jadi itu akrab hubungannya baik. apalagi subyek aktif terhadap (Penyesuaian diri di kalangan
kegiatan. (KB. W.S1/b.70) masyarakat)
71. I Oh gitu ya buk, jadi ibu dianggap senior di lingkungannya
ibu?
72. S Iya mbak betul, mereka mengganggap ibu paling tua jadi ya
saya dan mereka hubungannya baik.
73. I Kalau dengan teman dekat atau komunitas ibu?
74. S Teman dekat ya ada, karena usia saya dan teman saya Subyek merasa teman teman Memiliki hubungan yang
terpaut jauh muda teman ibuk, ya kadang teman-teman ibu subyek sering bercerita baik sesama teman dekat dan
bercerita kepada saya, ya ibu naeshati kalau mereka ada kepada subyek, dan dianggap komunitas. (Penyesuaian diri
masalah, jadi mereka menanggap saya sebagai orang tua. Jadi orang tua sendiri. terhadap sekolah)
ya baik hubungannya (KB. W.S1/b.74)
75. I Kalau sesama teman pensiunan bu? Masih berkomunikasi?

188
76. S Masih mbak.
77. I Nah Hubungannya ibu dengan teman sesama pensiunan itu
bagaimana?
78. S Ya saya masih kontakan, kan saya ikut grub pensiunan Subyek masih Memiliki hubungan baik
dengan membalas wa nya. Kalau ketemuan ya pas di berkomunikasi, tetapi jarang meskipun jarang bertemu.
koperasi itu juga kan ketemu tapi kadang dua tahun sekali, bertemu sesama teman (Penyesuaian diri terhadap
kadang ketemu baru baru ini ada mantenan kan seperti reuni. pensiunan. (KB. W.S1/b.78) sekolah)
Kalau dulu awal-awal pensiun kan ibu ikut terus jadi sering
ketemu kalau sekarang jarang ya faktor usia dan jarak aras-
aras en mbak.
79. I Begitu ya bu. Jadi sekarang jarang ketemu nggih bu
80. S Jarang mbak
81. I Kemudian ini berhubungan dengan perkawinan bu
82. S Iya mbak, gimana
83. I Bagaimana sikap dan sifat pasangan ibu setelah pensiun ini?
84. S Ya gitu mbak setelah pensiun ini, sikapnya lebih diam mbak, Subyek merasa pasangannya Sikap dan sifat pasangan
awal awal dulu to sama tetangga sik masih sering keluar, sebelum dan sesudah pensiun terlihat lebih pendiam.
sekarang agak menurun agak jarang mbak wis an. itu beda. Setelah pensiun ini (Penyesuaian diri yang
sifatnya lebih diam. berhubungan dengan
(KB. W.S1/b.84) perkawinan)
85. I Kalau ibu sendiri?
86. S kalau ibu masih kalau ada acara 17 agustus saya masih
dimintai data, diminta pertimbangan itu, ya sering dimintai.
Yai itu saya dianggap dituakan di lingkungan saya.
87. I Seberapa sering ibu bertengkar dengan pasangan ibu seputar
masalah lainnya? Bagaimana cara mengatasi konlik dengan
pasangan ibu?

189
88. S Ya namanya orang mbak ya, kadang-kadang, tapi untuk Subyek sering bertengkar, Sering bertengkar dan cara
bertengkar dalam arti bertengkar mulut ndak pernah, soalnya tapi tidak sampai adu mulut. mengatasinya pasangan
ibu yang ngomel, bapak terus pergi nggak dirungokne terus Cara mengatasai konflik subyek menerapkan silent
saya tambah mangkel, penjenengan iki ngene ngene, terus pasanagan subyek tritment.
saya sadar diri, akhirnya ya wah percuma kalau aku ngomel menerapkan silent trietment (Penyesuaian diri yang
kayak begini, saya hanya ngelus dodo terus ya wes hilang, itu (KB. W.S1/b.88) berhubungan dengan
jadi kalau ati saya mangkel nggak cocok, wong wes ngene lo perkawinan)
kok gak gelem terus tak jarno sedino rong dino, yaudah terus
hilang-hilang sendiri dah lupa masalahnya
89. I Jadi nggak pernah adu mulut bu ya? Diam diam an gitu bu?
90. S Iya mbak, nggak pernah yang sampai kayak gitu.
91. I Bagaiman sih pendapat ibu mengenai kualitas pernikahan ibu
dan pasangan?
92. S Ya anu mbak sukseslah termasuk, sukses bisa berumah Subyek merasa kualitas Kualitas pernikahan baik dan
tangga rukun, ayem tentrem, nggak ada masalah pribadi yang pernikahan sukses. Karena sukses. (Penyesuaian diri
parah gitu nggak ada, terus lancar, karena anak-anak saya subyek selalu bersikap sabar yang berhubungan dengan
selalu saya didik untuk ingat selalu kepada allah, sholat lima dan mendidik. perkawinan).
waktu. Sukses bisa mendidik anak anak dengan baik, hasil (KB. W.S1/b.92)
pendidikan juga sukses
93. I Saat mau pensiun ini, persiapan atau pengalaman apa saja
yang ibu lakukan? (mengikuti pra pensiun atau bimbingan
konseling lainnya)?

94. S Oo ndak mbak, jadi ndak ada jadi langsung karena sudah tau, Subyek merasa sudah ikhlas Tidak mengikuti persiapan
seakan akan bisa menerima lah mbak, dalam arti ora kok pie- dan bisa menerima pada saat atau pengalaman.
pie ndak, saya bisa menerima wes wancine pensiun sudah mau pensiun. (Penyesuaian diri jabatan atau
iklhas dan alhamdulillah bisa menjalani sampai pensiun, jadi (KB. W.S1/b.94) vokasional)
nggak iku pra pensiun konseling

190
95. I Biasanya kan ada bu yang mengikuti pra pensiun kayak gitu
96. S Kalau ibu sih nggak mbak alhamdulillah
97. I Setelah pensiun apa kegiatan atau mungkin hobi. Dan apakah
mempunyai usaha sendiri untuk mengisi waktu luang?
Bagaimana perasaan anda terhadap kegiatan baru ibu setelah
pensiun?

98. S Kalau kebetulan dikatakan hobi ki ora ndue hobi mbak, Saat pensiun subyek tidak Kegiatannya dengan
cuman itu punya kesibukan, kesibukannya ya dirumah bersih mempunyai hobi dan melakukan aktivitas sehari-
bersih, ke dapur kalau waktunya istirahat ya tidur, bangun kegiatan pun seperti aktivitas hari. (Penyesuaian diri
sholat lima waktu, baca baca grub wa, jadi nggak ada hobi sehari hari. Dan tidak punya jabatan atau vokasional)
yang apa ngono mbak, saya ya pas dinas dan sudah pensiun usaha (KB. W.S1/b.98)
ini tidak ada bedanya mbak sama saja
99. I Menurut ibu bagaimana pendapat anda tentang pensiun?
100. S “Nek tentang pensiun itu, ya pendapat saya itu seharusnya itu Menurut subyek pensiun Pensiun merupakan hal yang
wajib, masak usia sudah tua masih dipaksa kerja terus, jadi merupakan hal yang wajib, wajib. (Penyesuaian diri
ya ada batasnya l, karena badan ini sudah tidak bisa produktif karena memang sudah jabatan atau vokasional)
lagi kan ngono to mbak, karena wes pensiun makanya tuh ya waktunya. (KB. W.S1/b.100)
itu sudah seharusnya.
101. I Selanjutnya ini keadaan fisik bu, apakah ibu mempunyai
riwayat penyakit? Dan apakah penyakit tersebut
mempengaruhi kehidupan ibu? Bagaimana?
102. S Saya kena gula ini mbak, dan ternyata saya kena diabetes, Subyek terkena penyakit Terkena penyakit diabetes
sebab malamnya itu buang air kecil terus. Kalau di kehidupan diabetes, karena disebabkan dan menganggu aktivitas
sehari hari ya ada pengaruhnya mbak, pengaruhnya itu kalau dulu waktu dinas minum sehari-hari. (Keadaan Fisik)
sudah kepayahan itu lemes mbak koyok wes ogah, aras manis, dan penyakit tersebut
arasen. Pengaruh fisik saja mba mempengaruhi kehiduan
sehari-hari subyek.

191
(KB. W.S1/b.102)
103. I Itu penyebabnya apa ya bu? Kok ibu punya penyakit
diabetes?
104. S Saya kena itu baru baru pensiun ini, tahun 2008. Saya
rasakan tak delok awakku opo yo penyebabe, dan saya suka
beli jamu herbal, bagi saya itu enak kentel hampir setiap hari
beli mbak, sampe rumah lama lama kok badan saya cape,
pulang sekolah saya mesti membuat teh sirup manis, habis
bangun tidur siang badan saya kok sakit semua.
105. I Jadi begitu bu, terus saat pensiun ini apa ibu merasa
kesehatannya berkurang sewaktu pensiun? Bagaimana ibu
bisa menyesuaikan diri?
106. S “Iya merasa berkurang mbak, kalau mau kemana mana saya Subyek merasa kesehatannya Kesehatan mulai menurun
selalu bilang wes gausah adoh-adoh, kok lemes ngene nah itu mulai menurun dan dan berkurang. Belum bisa
kan merasa berkurang mbak. Ya memang saya harus istirahat berkurang, belum bisa menyesuaikan diri. (Keadaan
habis itu bangun, makan. Sepertinya saya belum bisa menyesuaikan diri dengan Fisik)
menyesuaikan mbak ya sudah seperti itu ya dijalani saja dan cara dengan mengurangi
dinikmati, meskipun agak males. nek sudah kejadian koyok aktivitas. (KB. W.S1/b.106)
ngene ya saya bisa agak mengurangi aktivitas.
107. I Saat ibu mempunyai penyakit diabetes dan kesehatannya
mulai berkurang, apakah dukungan dari keluarga
berpengaruh dalam kesehatan ibu? Bagaimana perasaan anda
terhadap hal tersebut?
108. S “Iya jelas ada pengaruh mbak, misalnya ibuk kan agak gak Subyek merasa dukungan Dukungan keluarga
enak badan, anak selalu mengingatkan obate ndang diunjuk keluarga berpengaruh, disaat berpengaruh. dan
buk kan, itu kan mengingatkan mbak, terus mengantar kesehatannya menurun, menimbulkan perasaan
mengontrol. Seperti itu kan itu mereka mendukung dan keluarga memberi dukungan senang. (Keadaan Fisik)
meningigatkan. Perasaan saya senang soalnya diperhatikan. dengan cara mengingatkan

192
dan memberi perhatian.
(KB. W.S1/b.108)
109. I Jadi merasa dilindungi juga ya bu, alhamduillah ibu
dikelilingi orang-orang baik nggeh bu.
110. S Iya saya sangat bersyukur sekali.
111. I Selama bersosialisasi dengan keluarga ibu, apa pengalaman
atau pembelajaran yang ibu peroleh dalam proses interaksi
keluarga ibu?
112. S “Kalau orang tua dulu waktu anak anak, komando kan orang Pembelajaran yang subyek Adanya pengalaman dan
tua dan harus dituruti. Intine orang tua harus menang, dan peroleh dalam interaksi pembelajaran yang diperoleh
saya dapat masukan dari anak saya (kok ngene buk, kalau keluarga yaitu sikap interaksi keluarga.
sekarang itu tidak pas tidak baik bu, kita sudah dewasa). Dan intropeksi diri, saling (kematangan sosial)
saya langsung intropeksi diri, jadi saling memberi tahu dan mengingatkan dan berbagi.
mengingatkan. Kemudian soal makanan itu saya latih untu (KB. W.S1/b.112)
selalu berbagi mbak. Karena berbagi itu indah.
113. I Kalau dengan lingkungan tetangga ibu?
114. S Ya ibu selalu juga berbagi juga, dalam hal kalau dia Pembelajaran yang subyek Adanya pengalaman dan
mengalami apa ya kesulitan hubungan sama keluarganya peroleh dalam interaksi pembelajaran yang diperoleh
kurang cocok, kemudian larinya mengadu ke saya. Saya juga tetangga yaitu sikap berbagi, interaksi tetangga
kan mesti menasehati dan memberi motivasi. Ibu sering menasehati dan memberi (kematangan sosial)
dicurhati, jadi saya disini sudah dianggap menjadi orang tua motivasi. (KB. W.S1/b.114)
115. I Oiya bu kalau dengan teman dekat apa sama saja bu?
116. S “Kalau teman-teman pensiun iku jarang mbak, justru malah Subyek berkomunikasi lewat Adanya pengalaman dan
berinteraksi denan teman spg dulu mbak. Terus buat grub, chat dengan teman spg dulu. pembelajaran yang diperoleh
sehingga sering berhubungan di chat. Chatnya isinya saling Pembelajaran dan interaksi teman dekat.
mengingatkan mbak, contohnya seperti ayo sholat tahajud pengalaman yang didapatkan (kematangan sosial)
terus alhamdulillah sudah. Jadi ya agak terhibur mbak yaitu saaling mengingatkan.
(KB. W.S1/b.116)

193
117. I Habis ini kita ngomongin tentang konflik ya bu
118. S Iya mbak
119. I Bagaimana cara ibu mengatasi berbagai konflik dari diri ibu
sendiri?
120. S Minta pertolongan kepada allah, kok hati gelisah begini kok Subyek saat ada konflik cara Bisa mengatasi konlik dari
begini. Kemudian saya mengucap istigfhar biar saya tenang mengatasinya dengan hal diri sendiri (kematangan
paling nggak membaca amalan-amalan, jadi saya itu yowes yang berbau agama yaitu intelektual)
nggak pernah pie ngunu-ngunu, habis sholat memang saya dengan cara istighfar, sholat
ucapkan sebagai penolong. Itu cara mengatasi. dan membaca amalan-
amalan. (KB. W.S1/b.120)
121. I Tapi ibu pernah nggak mengalami konflik pada diri sendiri
yang parah gitu
122. S Nggak mbak, saya tidak ada konflik yang parah gitu.
123. I Kalau cara anda mengatasi berbagai konflik dengan keluarga
anda?
124. S Saling minta maaf, saling terbuka dan saling mengerti. Dan Subyek saat ada konflik cara Bisa mengatasi konlik dengan
kalau ada sanak keluarga yang berselisih seperti nggak sapa mengatasinya dengan saling keluarga (kematangan
sapa an ya saya saling mengingatkan menjadi penengah gitu. meminta maaf, intelektual)
Jangan keras kepala semua dan harus mau mengalah. memngingatkan, terbuka dan
mengerti. (KB. W.S1/b.124)
125. I kalau dengan teman dan tetangga sekitar ibu?
126. S Saya sambil bercerita ya mbak
127. I Iya bu tidak apa apa
128. S Ada dulu satu Rt saya dituduh menjadi provokator, ibu kan Subyek saat ada konflik Bisa mengatasi konlik dengan
jadi ketua. Sampai dirumah saya mikir mbak. Saya dibilang dengan tetangga memilih tetangga. (kematangan
dasar elek, pensiunan, saya langsung nyebut. Yang lurahnya memendam, kemudian intelektual)
itu kok nggak menengahi. Untuk kasus yang seperti itu saya setelah mengatasi dengan
tidak sanggup cerita ke suami tak pendam sendiri. Habis cara menulis apa yang

194
sholat itu saya tulis apa yang saya alami dan sing tak rasakne dialami baru cerita.
habis itu tak uwel-uwel hal itu untuk melampiaskan. Setelah (KB. W.S1/b.128)
dua bulan saya baru cerita ke suami dan anak saya.
129. I Oh gitu ya cerita nya, tidak usah dimasukkan di dalam hati
nggeh bu
130. S Iya mbak, saya ya sabar sama ngelus dodo
131. I Kalau cara anda mengontrol emosi disaat ibu merasa marah
itu bagaimana?
132. S Yo kimau mbak, tidak ada pelampiasan mbak. Ya kalau ada Subyek mengontrol Bisa mengontrol emosi disaat
seperti itu saya menulis, nulisnya itu ya mangkelnya mau. Ya emosinya dan mengeluarkan marah (Kematangan emosi)
nggak sampai marah-marah gitu enggak mbak. Ya saya uneg-unegnya dengan cara
menulis tak uwel-uwel terus tak guak mbak menulis apa yang
dirasakannya.
(KB. W.S1/b.132)
133. I Berarti ibu suka menulis ya.
134. S Iya ngga suka suka amat ya mbak, kalau pas ada unek unek
aja.
135. I Kalau cara ibu mengontrol emosi disaat ibu merasa adanya
rasa benci dan kecewa dalam diri ibu?
136. S Ya karena sudah faktor usia ya mbak, sampai diberi allah Subyek mengontrol emosi Bisa mengontrol emosi disaat
umur panjang ini berarti saya lebih pendekatan di allah, saat ada rasa benci dan ada rasa keewa dan sedih
ibadah saya tingkatkan. Kemudian ya meminta pertolongan kecewa dengan cara (Kematangan emosi)
kepada allah. Jadi hatine di dingin-dingin kan sendiri. melakukan pendekatan di
allah dan meminta
pertolongan allah.
(KB. W.S1/b.136)
137. I Kalau merasa stress, cemas dan frustasi bu?
138. S Nggak pernah mbak tidak ada rasa seperti itu, aku juga heran Subyek merasa tidak Tidak punya rasa stress,

195
i. Wes gak tak pikirno mbak. Rasa rasa seperti itu mengalami rasa stress, cemas cemas dan frustasi.
alhamdulillah tidak ada. Karena apa sifat saya humoris mbak dan benci. Memiliki tipe (Kematangan emosi)
jadi senang bercanda yang bodo amat dan suka
bercanda. (KB. W.S1/b.138)
139. I Jadi ibu tidak punya dampak psikologis yang sampai merasa
cemas, stress dan takut gitu ya bu setelah pensiun ini atau
malah merasa tentram dan damai gitu bu?
140. S Kalau merasa cemas, stress alhamdulillah kok ngga ada rasa Subyek merasa tidak ada rasa Tidak mempunyai dampak
seperti itu to mbak, karena saya ya menikmati masa pensiun cemas dan strees karena psikologis cemas, stress dan
ini mbak. subyek menikmati masa takut. (Keadaan psikologis)
pensiunan. (KB. W.S1/b.140)
141. I Baik bu
142. I Kemudian bagaimana sih cara ibu mencurahkan kepedulian/
memberi kasih sayang pada orang sekitar ibu?
143. S Bukannya saya anu mbak tapi ini kalau peduli terhadap orang Subyek mencurahkan Mencurahkan kepedulian/
yang saya pandang di bawah saya saya selau sedikit banyak kepeduliannya kepada orang memberi kasih sayang pada
entah berupa uang, entah berupa barang. Itu kan termasuk yang kurang mampu yaitu orang sekitar (Keadaan
peduli to mbak sam saya bersyukur. Jadi untuk memberikan berupa shodaqoh. psikologis)
kepedulian ya itu saya shodaqoh mbak. (KB. W.S1/b.143)
144. I Alhamduillah ya bu
145. S Iya mbak saya selalu menyisihkan sebaian uang pensiun saya
mbak untuk berbuat baik.
146. I Bagaimana ibu mengapresiasi diri sendiri (self rewards)
setelah pensiun ini?
147. S Kalau mengapresiasi diri sendiri itu anu mbak. Jadi cuman Subyek mengapresiasi diri Mengapresiasi diri.
gini aku lak ndue kepengenan aku pengen tuku soale aku sendiri sesuai kebutuhan saja (Keadaan psikologis)
punya uang, kalau anak saya itu bilan ibu iki senengane tas misal membeli barang.
terus beli tas, biasanya baju beli lansung jadi. (KB. W.S1/b.147)

196
148. I Bu ini saya mau tanya tentang keadaan di lingkungan ibu,
Bagaimana kondisi yang ibu rasakan dari lingkungan rumah
dan keluarga? (apakah damai, tentram, merasa bising yang
menggangu kehidupan sehari-hari ibu?).
149. S Ya damai mbak tentram, kalau di lingkungan rumah lak Subyek di lingkungan rumah Di lingkugan rumah dan
bisingnya itu ya logis lah ada kos kos an di depan rumah saya dan keluarga merasa tenang, keluarga merasa damai,
itu kadang ya ramai suara montor anak kos. Jadi saya ya ngga damai, tentram dan tidak ada tentram dan tidak ada
merasa apa-apa sudah biasa , kalau di lingkungan keluarga ya keributan. Dan di keributan.
alhamdulillah tenang juga mbak tidak ada keributan soalnya lingkungannya juga sepi di (keadaan lingkungan)
saya ya cuma bertiga saja di rumah. dalam rumah hanya bertiga
saja. (KB. W.S1/b.149)
150. I Kalau di dari lingkungan tetangga?
151. S Kalau di lingkungan tetangga itu ya tenang-tenang saja i Subyek merasa di lingkungan Di lingkungan tetangga
mbak, ya damai soalnya tetangga itu juga jarang keluar jadi tetangga tenang dan damai merasa damai dan tenang.
ya sekitar tempat tinggal saya ya sepi. Orang-orangnya karena lingkungan sekitar (keadaan lingkungan)
jarang keluar. tempat tinggal subyek sepi
tetangga jarang keluar.
(KB. W.S1/b.151)
152. I Oh gitu nggeh bu, kalau di lingkungan teman ibu? Teman
sekitar atau teman pensiun gitu bu
153. S Kalau di lingkungan teman alhamdulillah kok juga tenang Subyek merasa di lingkungan Di lingkungan teman merasa
tenag saja to mbak, soalnya saya berkomunikasinya ya Cuma teman juga tenang karena damai dan tenang.
lewat hp. Jadi ya baik baik saja tidak ada konflik damai lah jarang bertemu dengan (keadaan lingkungan)
gitu mbak teman-temanya dan hanya
lewat virtual.
(KB. W.S1/b.153)
154. I Selanjutnya tentang budaya dan norma norma bu, setelah ibu
pensiun, apakah ibu mampu menyesuaiakan budaya yang

197
berisi norma dan hokum di lingkungan ibu?
155. S Iya bisa mbak, ya ibu selalu menghromati norma norma dan Subyek merasa bisa (Unsur kebudayan)
hokum di lingkungannya ibu. Tidak pernah melanggarnya menyesuaiakn diri dengan
budaya norma hokum di
lingkungannya.
(KB. W.S1/b.155)
156. I Sudah selesai bu wawancaranya hehe, alhamdulillah
157. S Oh iya mbak alhamdulillah.
158. I Saya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada ibu
karena mau manjadi subyek penelitian saya, maaf klau
menganggu aktivitas ibu
159. S Tidak apa apa mbak, justru saya senang mbak

VERBATIM WAWANCARA SUBJEK

B. Subjek 2

Nama : SY

Usia : 67

Jenis kelamin : Laki-laki

Tahun Pensiun : 2015

Waktu Wawancara : 8 November 2022

Keterangan : I (Interviewer)

198
S (Subjek)

Keterangan Koding : KB : Kode Baris

W.S2 : Wawancara Subjek 2

b : baris

No. I/S Pertanyaan dan Hasil Wawancara Kesimpulan Ket.

Baris

1. I Assalamualaikum pak, selamat siang


2. S Selamat siang juga pak
3. I Bagaimana pak kabarnya sehat?
4. S Alhamdulillah sehat mbak hehe
5. I Alhamdulillah nggeh pak, jadi sebelumnya perkenalkan pak
saya ninda dari IAIN kediri mau mewawancarai dan mau
mengobrol dengan bapak.
6. S Oiya mbak silahkan
7. I Apa yang bapak rasakan dan pikirkan selama menjalani
masa pensiun ini? Apa ada rasa kecewa dan rasa benci
terhadap diri sendiri? Atau sebaliknya merasa puas dan
bahagia. Hal apa saja yang mendorong bapak merasa seperti
itu?
8. S Ya santai mbak, merasa puas dan bahagia, karena sudah bisa Subyek setelah pensiun ini Adanya perasaan puas dan
menjalani sampai pensiunan ini. Hal yang mendorong ya merasa adanya perasaan puas bahagia.

199
saya melihat anak anak sudah sesuai keinginan, sudah lulus, dan bahagia, tidak merasa (penyesuaian diri emosi)
sudah bekerja dan ada yang sudah berumah tangga, gitu kecewa maupun benci.
mbak. Karena melihat anak
didiknya sudah sukses
semua.
(KB. W.S2/b.8)
9. I Kemudian apakah saat pensiun ini bapak sering marah dan
sering meluapkan emosi? Hal apa saja yang mendorong
anda sering marah dan meluapkan emosi
10. S Kalau emosi yang tidak mbak, yo kadang kadang kalau ada Subyek merasa sering marah Sering marah dan tidak
problem ya marah, kalau ndak ya ndak, ya namanya tapi nggak sampai meluapkan emosi.
manusia lo mbak, ya kalau ada problem gitu yang bener meluapkan emosi. (KB. (penyesuaian diri emosi)
bener membuat marah. W.S2/b.10)
11. I Baik pak. Selama pensiun ini bagaimana cara bapak
menerapkan/membiasakan pola hidup sehat?
12. S Jalani sesuai dengan keinginan itu saja mbak, mau makan Subyek selalu menerapkan Menerapkan pola hidup sehat
ini ya makan, mau jalan-jalan, ya sesuai keinginan saja. pola hidup sehat saat pensiun (penyesuaian diri fisik)
Biasanya saya ya olahraganya bersepeda itu mbak , kalau ini. Pola hidup sehat nya
tidak ada kegiatan ya olahraga. seperti olahraga.
(KB. W.S2/b.12)
13. I Sebelumnya maaf nggih pak kalau ada pertanyaan yang
kurang nyaman, jadi nanti bapak menjawabnya terbuka saja.
14. S Baik mbak
15. I Semakin bertambahnya usia antara laki laki dan perempuan
akan memasuki masa andropuse dan menopouse.
Bagaimana sikap anda terhadap hal tersebut?. Bagaimana
anda dan pasangan bisa menerima hal tersebut?
16. S Yang pertama kita harus saling percaya, jujur seperti itu, ya Subyek merasa penyesuaian Kebutuhan sudah menurun,

200
agak berkurang, ya saya menerima meskipun sudah diri dalam hal seksual sudah dan mempunyai sikap
menurun tapi saya usahakan bagaimana yang terbaik untuk berkurang, tapi tetap menerima.
pasangan saya membahagiakan (Penyesuaian diri dalam hal
pasangannya. Dan menerima seksual)
dengan keadaan tersebut
(KB. W.S2/b.16)
17. I Selanjutnya apakah bapak sering melakukan hal romantis
terhadap pasangan bapak?
18. S Kalau hal romantis itu ya sering kalau jalan jalan berdua Subyek sering melakukan Sering melakukan hal
makan diluar sama istri saya, kadang bersama anak dan hal romantis dengan jalan romantis (Penyesuaian diri
cucu-cucu saya, saya kalau kemana mana seperti jalan-jalan jalan, makan diluar bersama dalam hal seksual)
itu jarang sendiri mbak mesti sama-sama pasangan.
(KB. W.S2/b.18)
19. I Oh jadi sering keluar berdua ya pak?
20. S Iya mbak bener.
21. I Saat pensiun bagaimana cara bapak menyisihkan waktu dan
mengobrol dengan intim dengan pasangan bapak?
22. S Setiap saat bisa di kamar tidur, di ruang tamu, suatu saat ada Subyek mengobrol dan Menyisihkan waktu dan
problem kita bicarakan bersama, curhat problem rumah menyisihkan waktu dimana mengobrol intim dimana
tangga kita bicarakan secara bersama. saja saat ada problem rumah saja. (Penyesuaian diri dalam
tangga. hal seksual)
(KB. W.S2/b.22)
23. I Selanjutnya bagaimana bapak mampu menyesuaikan sikap
bapak dalam lingkungan sekitar?
24. S Untuk itu ya bisa mbak menyesuaikan sikap saya karena Subyek merasa bisa Bisa menyesuaikan sikap di
mereka menganggap saya seperti dituakan gitu mbak, sikap menyesuaiakan sikapnya di sekitar lingkungan nya.
saya juga baik tidak ada masalah, jadi malah masyarakat lingkungan, karena dianggap (penyesuaian diri religius
yang harus menyesuaikan saya bukan saya yang dituakan oleh dan moral)

201
menyesuaikan mereka, saya ditokohkan seperti menjadi lingkungannya. (KB.
penasehat W.S2/b.24)
25. I Ini dalam hal agama nggeh pak, bagaimana sih sikap bapak
dalam penyesuaian diri di keagamaan?

26. S Ya kita saling menghormati hak hak mereka, karena Subyek bisa menyesuaikan Bisa menyesuaikan sikap
keluarga saya kebanyakan katolik, mereka juga salin diri di keagamaan, karena dalam hal keagamaan
menghormati dengan keyakinan mereka masin masing, mempunyai sikap saling (penyesuaian diri religius
begitu pun saya sikap saya ya baik bisa menyesuaikan juga menghormati dan dan moral).
mbak tidak ada hal hal tertentu menghargai.
(KB. W.S2/b.26)
27. I Dan kegiatan apa saja yang bapak lakukan dalam
meningkatkan ketaqwaan? Bagaimana perasaan bapak saat
melakukan kegiatan tersebut?

28. S Ya kadang kadang ikut tahlilan, yasinan itu saja mbak, kalau Subyek dalam meningkatkan Meningkatkan ketaqwaan
ada punya hajat seperti selamatan itu ya saya ikut mbak, ketaqwaan dengan mengikuti (penyesuaian diri religius
perasaan saya ya senang mbak, karena banyak temanya. kegiatan keagamaan di dan moral) (penyesuaian diri
sekitar lingkungannya. religius dan moral)
(KB. W.S2/b.28)
29. I Bagaimana bapak menyesuaikan diri dalam lingkungan
yang berbeda agama pak?
30. S Kalau ada kegiatan ikut mbak tidak membeda-bedakan, Subyek bisa menyesuaikan Subyek bisa menyesuaikan
seperti ini ya kita ikuti, kalau diundang ya datang, dan tidak diri dalam lingkungan yang diri di lingkungan berbeda
menyalahkan satu pihak dan pihak lain berbeda agama karena saling agama. (penyesuaian diri
menhormati dan tidak religius dan moral)
membeda-bedakan.
(KB. W.S2/b.30)

202
31. I Oh iya pak kemudian ini tentang hubungan sosial nah
bagaimana hubungan bapak dengan pasangan setelah
pensiun?
32. S Ya wajar baik baik saja, kalau ada problem ya diselesaikan Subyek merasa hubungan Memiliki hubungan yang
bersama, maksudnya lebih ke baik baik saja. dengan pasangan baik-baik baik dengan pasangan stelah
saja karena kalau ada pensiun ini. (Penyesuaian
problem segera diselesaikan. diri di lingkungan keluarga
(KB. W.S2/b.32) dan rumah)
33. I Berarti tidak ada bedanya ya pak sama sebelum pensiun ?
34. S Tidak mbak, tidak ada bedanya.
35. I Kalau dengan anak dan cucu-cucu bapak setelah pensiun?
36. S Kalau ada yang jauh ya tetap berkomunikasi tanya Subyek merasa hubungan Hubungannya baik sama
bagaimana kabarnya, video call saling bercanda, kemudian dengan anak cucu baik anak dan cucu-cucu.
sering kumpul bersama anak cucu pas hari libur karena tetap berkomunikasi (Penyesuaian diri di
kalau jauh dan sering lingkungan keluarga dan
berkumpul. (KB. W.S2/b.36) rumah)
37. I Seru ya pak ya, kalau pensiun brkumpul sama anak dan
cucu
38. S Iya mbak ramai juga
39. I Kalau hubungan anda dengan sanak keluarga setelah
pensiun?
40. S Hubungannya ya tetap dekat saling meluangkan waktu Subyek merasa hubungannya Memiliki hubungan yang
mengunjungi saudara, sering berkunjung, kalau yang jauh baik sama sanak keluarga baik sama sanak keluarga.
ya diprogamkan, jadi ya baik baik saja situsional lah. karena sering meluangkan (Penyesuaian diri di
waktu dan berkunjung. lingkungan keluarga dan
(KB. W.S2/b.40) rumah).
41. I Ini di kalangan masyarakat pak. Bagaimana hubungan
bapak sesama tetangga RT/RW sekitar desa bapak?

203
42. S Hubungannya saya ya baik, tidak ada konflik jarang ada Subyek merasa hubungan Memiliki hubungan yang
konflik gitu, kan saya sudah lama tinggal disini dengan tetangga RT/RW baik terhadap tetangga
baik Karena sudah lama RT/RW. (Penyesuaian diri di
tinggal di lingkungannya. kalangan masyarakat)
(KB. W.S2/b.42)
43. I Kalau dengan teman dekat atau komunitas bapak?
44. S Kalau teman dekat ya wajar-wajar saja to mbak, kalau saya Subyek merasa hubungan Memiliki hubungan yang
diundang acara ya datang, kalau ada waktu ya ngobrol, dengan teman dekat baik baik terhadap teman dekat.
kalau enggak ya tetap dirumah, ya intinya baik baik mbak karena sering mengobrol (Penyesuaian diri terhadap
(KB. W.S2/b.44) sekolah)
45. I Bagaimana hubungan bapak dengan teman sesama
pensiunan?
46. S “Wajar ya berkomunikasi kalau pas ada kegiatan ya ketemu, Subyek merasa hubungan Memiliki hubungan yang
kalau sudah pensiun itu ya sudah kita ya wajar saja, karena dengan teman pensiunan baik terhadap teman
kita sudah punya tujuan sendiri, tetap baik hubungannya baik, karena bertemu pas pensiunan. (Penyesuaian diri
kegiatan. (KB. W.S2/b.46) terhadap sekolah)
47. I Selanjutnya bagaimana sikap dan sifat pasangan bapak
setelah pensiun ini?

48. S Ya malah lebih dekat mbak, sikap dan sifatnya saling Subyek merasa sikap dan Sikap dan sifat pasangan
mengerti satu sama lain, sifat dan sikapnya sama saja mbak sifat pasangan saling saling mengerti (Penyesuaian
sebelum pensiun sama sesudah pensiun. mengerti dan tambah lebih diri yang berhubungan
dekat. (KB. W.S2/b.48) dengan perkawinan)
49. I Dan seberapa sering bapak bertengkar dengan pasangan
anda seputar masalah lainnya? Bagaimana cara mengatasi
konlik dengan pasangan anda?

50. S Kalau bertengkar itu istilahnya bukan bertengkar tapi lebih Subyek sering berbeda Sering berbeda pendapat dan

204
ke beda pendapat, kalau beda pendapat itu caranya gimana pendapat, Cara mengatasai cara mengatasinya saling
ya pendapatnya kan nga sama ya kita padukan, konflik biasa konflik pasanagan subyek terbuka.
ya tetap kita cari solusinya, dari konflik itu kita cari gimana saling terbuka dan mencari (Penyesuaian diri yang
solusinya solusinya. berhubungan dengan
(KB. W.S2/b.50) perkawinan)
51. I Bagaimana pendapat bapak mengenai kualitas pernikahan
bapak dan pasangan?
52. S Ya kalau kita melihat tidak ada istilahnya apa itu, tidak ada Subyek merasa kualitas Kualitas pernikahan baik dan
perpisahan itu kan berarti hal yang baik to mbak, nah itu lo pernikahan baik dan sukses, sukses. (Penyesuaian diri
mbak kalau ada perpisahan itu tidak baik. Jadi ya dari dulu Karena menurut subyek yang berhubungan dengan
sampai sekarang ini ya alhamdulillah pernikahan saya tidak ada perpisahan berarti perkawinan).
dibilang baik dan sukses mbak pernikahannya sukses.
(KB. W.S2/b.52)
53. I Saat mau pensiun, persiapan atau pengalaman apa saja yang
bapak lakukan? (mengikuti pra pensiun atau bimbingan
konseling lainnya)

54. S Ndak mbak saya ndak pernah, karena sudah siap sendiri, Subyek tidak mengikuti Tidak mengikuti persiapan
kalau dah siap ya yaudah memang sudah waktunya, karena persiapan dan pengalaman atau pengalaman.
kebetulan mbak saya waktu pensiun itu aktivitas saya ya saat mau pensiun, karena (Penyesuaian diri jabatan
banyak itulo sehingga tidak ada perubahan mbak, saya kan memang sudah waktunya atau vokasional)
dari pengurus pusat koperasi, saya sering keluar kota, untuk pensiun dan aktivitas
sehingga untuk persiapan pensiun itu nggak ada, ya sudah sama banyaknya sama saja
dijalani saja, malah saya kadang kadang kurang waktu. sebelum dan sesudah
Meskipun kurang waktu ya masih bisa meluangkan waktu pensiun. (KB. W.S2/b.54)
mbak.
55. I Setelah ini apa kegiatan, hobi bapak? Dan apakah
mempunyai usaha sendiri untuk mengisi waktu luang?

205
Bagaimana perasaan anda terhadap kegiatan baru bapak
setelah pensiun?

56. S Saya masih menjadi pengawas koperasi guyub rukun Subyek saat pensiun Banyak melakukan kegiatan
kecamatan mojoroto, terus mengurusi koperasi di RW jadi mempunyai banyak kegiatan di luar rumah dan masih aktif
ketua forum koperasi RW seluruh kecamatan mojoroto. di luar rumah, sama seperti sampai sekarang.
Tapi ya saya usahakan untuk banyak dirumah. Saya senang sebelum pensiun. Perasaanya (Penyesuaian diri jabatan
karena saya bisa dan masih dibutuhkan senang (KB. W.S2/b.56) atau vokasional)
57. I Bagaimana pendapat bapak tentang pensiun?
58. S “Kalau pendapat tentang pensiun yo wis karena uisa juga Menurut subyek pensiun Pensiun merupakan hal yang
makin tua jadi ya ada batasnya ya wajib kalau pensiun itu merupakan hal yang wajib, wajib dan wajar
mbak, saya kira ya sudah wajar saja to, dan sudah bisa karena usia semakin tua dan (Penyesuaian diri jabatan
menerima to mbak,kalau yang tidak bisa menerima itu yang ada batasnya. atau vokasional)
punya jabatan tinggi, itu pasti ada sindrom, kalau yan (KB. W.S2/b.58)
sepeerti saya ini ya biasa mbak.
59. I Selanjutnya niki tentang kesehatan fisik pak, apakah bapak
mempunyai riwayat penyakit? Dan apakah penyakit tersebut
mempengaruhi kehidupan bapak? Bagaimana?
60. S Alhamdulillah tidak punya mbak, sebelumnya dan sudah Subyek tidak punya riwayat Tidak punya riwayat
pensiun ini alhamdulillah tidak punya, paling ya penyakit, dan penyakitnya penyakit. (Keadaan Fisik)
penyakitnya seperti flu kayak gitu mbak. Sikap saya ya tergolong ringan yang
bersyukur alhamdulillah diberi kesehatan bisa menjalani dijumpai sehari hari.
aktivitas (KB. W.S2/b.60)
61. I Dan apakah bapak merasa kesehatan anda berkurang
sewaktu pensiun, Bagaimana anda bisa menyesuaikan diri
bapak?

62. S Jelas ada penurunan mbak, disitu biasanya mbak ya ada Subyek merasa kesehatannya Kesehatan mulai menurun

206
penurunan pasti ada apalagi bertambahnya usia maka dari mulai menurun dan dan berkurang. Bisa
itu kita tetap terlatih, ya kadang saya cara menyesuaikannya berkurang, bisa menyesuaikan diri. (Keadaan
saya ya olahraga biasanya jalan, sepedahan. menyesuaikan diri dengan Fisik)
cara dengan berolahraga.
(KB. W.S2/b.62)
63. I Sering ya pak sepedahan?
64. S Ya sering tapi nggak ya setiap hari hehe
65. I Lalu apakah dukungan dari keluarga berpengaruh dalam
kesehatan bapak? Bagaimana perasaan anda terhadap hal
tersebut?
66. S Ya berpengaruh mbak, contohnya keluarga saya istri saya Subyek merasa dukungan Dukungan keluarga
masak dan mengingatkan untuk selalu memakan makanan keluarga berpengaruh, disaat berpengaruh. dan
yang bergizi, terus mengingatkan check up seperti itu kesehatannya menurun, menimbulkan perasaan rasa
mbak. Ya saya bersyukur. keluarga memberi dukungan syukur. (Keadaan Fisik)
dengan cara mengingatkan
dan memberi perhatian.
(KB. W.S2/b.66)
67. I Apa pengalaman atau pembelajaran yang bapak peroleh
dalam proses interaksi dengan keluarga bapak?

68. S Tambah akrab mbak, kalau seperti ini malah lebih akrab. Pembelajaran yang subyek Adanya pengalaman dan
Misalnya kalau ada acara saling ngabari, kalau ada acara peroleh dalam interaksi pembelajaran yang diperoleh
disini saling ngabari terus keluarga kesini, begitu pun keluarga yaitu menambah dari interaksi keluarga.
sebaliknya. Dan menambah silahturahmi mbak. rasa keakraban dan (kematangan sosial)
menambah silahturahmi.
(KB. W.S2/b.68)
69. I Kalau dengan lingkungan tetangga bapak?
70. S Kalau di lingkungan tetangga ya kita saling sapa, terus Pembelajaran yang subyek Adanya pengalaman dan

207
ramah pada tetangga sekitar itu saja, kalau ada kegiatan ya peroleh dalam interaksi pembelajaran yang diperoleh
ikut jadi biar tambah akrab dan tidak sombong tetangga yaitu sikap saling dari interaksi tetangga.
sapa, ramah sama tetangga (kematangan sosial)
dan ikut kegiatan supaya
tambah akrab.
(KB. W.S2/b.70)
71. I Dengan teman bapak? Apa pembelajaran yang diperoleh?
72. S Ya hanya itu saja saling menyapa, dan saling menanyakan Pembelajaran yang subyek Adanya pengalaman dan
tentang kesehatan itu saja mbak, kadang- kadang malah saya peroleh dalam interaksi pembelajaran yang diperoleh
yang sering berkunjung ke rumahnya, karena teman teman teman saling memberi dari interaksi tetangga.
saya terkadang tidak bisa meninggalkan rumah. Jadi saling perhatian dan sikap peduli. (kematangan sosial)
memberi motivasi juga (KB. W.S2/b.72)
73. I Nggeh pak. Ini bicara tentang konflik nggeh. Bagaimana
cara bapak mengatasi berbagai konflik dari diri bapak
sendiri?

74. S Kita harus bisa menganalisa, saya kok bisa seperti ini Subyek saat ada konflik cara Bisa mengatasi konflik dari
bagaimana. Ya itu caranya menganalisa kejadian-kejadian mengatasinya dengan diri sendiri
dari kita. Ya setiap orang berbeda beda. Kita cari akar intropeksi diri kemudian (kematangan intelektual)
masalahnya apa kalau sudah tau terus bisa memilah mana dengan diselesaikan dengan
yang betul mana yang tidak betul menganalisa.
(KB. W.S2/b.74)
75. I Kalau cara mengatasi konflik di keluarga bapak?
76. S “Kalau dengan keluarga itu ya kita saling memberi tahu dan Subyek saat ada konflik cara Bisa mengatasi konflik
mengingatkan. Karena anu mbak kalau konflik itu jarang mengatasinya dengan saling dengan keluarga
terjadi dalam keluarga itu karena kita itu saling mendukung, terbuka, mengingatkan dan (kematangan intelektual)
sering musyawarah memberi tahu.
(KB. W.S2/b.76)

208
77. I Kalau dengan teman dan tetangga bapak?
78. S Ya baik mbak biasa, soalnya saya dan teman kemudian Subyek merasa tidak ada Tidak ada konflik
tetangga tidak ada konflik soalnya mbak. konflik di tetangga sekitar (kematangan intelektual)
maupun dalam pertemanan.
(KB. W.S2/b.78)
79. I Saya lanjut nggeh pak, sebelumnya maaf kalau menganggu
waktu bapak
80. S Nggeh tidak apa apa mbak santai saja hmm hehehe
81. I Bagaimana sih cara bapak mengontrol emosi disaat anda
merasa marah?
82. S Kalau marah itu ya kadang meledak mbak, kadang ya Subyek bisa mengontrol Kematangan emosi)
muring muring. terus cara mengontrolnya ya yaitu dengan emosi marah dengan cara
intropeksi diri berdiam diri kemudian kenapa kok terjadi intropeksi diri dan berdiam
seperti itu. diri. (KB. W.S2/b.82)
83. I Kemudian cara anda mengontrol emosi disaat bapak merasa
adanya rasa benci dan kecewa dalam diri bapak?
84. S Kalau emosi rasa kecewa itu ya ada mbak ya sudah terlanjur Subyek merasa rasa kecewa Bisa mengontrol emosi
mudah mudahan saya tidak mengulangi, ya biar mengalir itu itu pasti ada, dan dibiarkan disaat ada rasa kecewa dan
saja. mengalir begitu saja. sedih (Kematangan emosi)
(KB. W.S2/b.84)
85. I Jadi bapak tidak terlalu memikirkan ya, seperti sikap bodo
amat
86. S Iya mbak betul wes ya biar saja.
87. I Dan bagaimana cara bapak mengontrol emosi disaat bapak
merasa stress, cemas dan frustasi?
88. S “Karena saya kan punya banyak aktivitas malah enjoy saja Subyek merasa tidak pernag Tidak punya rasa stress,
mbak. Saya ngga pernah cemas dan frusati alhamdulillah merasa cemas dan frustasi cemas dan frustasi.
engga mbak. Karena hidup saya ya santai-santai saja mbak. karena banyak aktivitas jadi (Kematangan emosi)

209
lebih enjoy. (KB.
W.S2/b.88)
89. I Bagaimana dampak psikologis yang bapak rasakan setelah
pensiun? (merasa cemas, stress dan takut atau merasa
tentram dan damai).
90. S Tidak mbak saya tidak merasa seperti itu ya itu tadi lo mbak Subyek merasa tidak ada Tidak mempunyai dampak
saya kan kegiatannya juga termasuk banyak ya, jadi ya rasa rasa cemas dan strees karena psikologis cemas, stress dan
cemas,stress frustasi itu saya ngak ada, nggak dirasakan subyek banyak kegiatan dan takut. (Keadaan psikologis)
soalnya kan ada aktivitas mbak” aktivitas. (KB. W.S2/b.90)
91. I Oiya pak, alhamduillah nggeh pak. Biasanya kalau orang
pensiun kadang seperti itu merasa stress, cemas.
92. S Nggak mbak.
93. I Dan bagaimana cara bapak mencurahkan kepedulian/
memberi kasih sayang pada orang sekitar bapak?
94. S Kalau kepada orang lain ya kita ya memberikan saran kalau Subyek mencurahkan Mencurahkan kepedulian/
mereka bercerita atau ngrumpi itu saya memberi saran, kepeduliannya dengan memberi kasih sayang pada
kalau memebri nasehat kurang bagus, kalau menyarankan memberikan saran kepada orang sekitar (Keadaan
gapapa, kalau nasehat itu berat mbak resiko, kalau orang sekitar. psikologis)
menasehati itu belum tentu kita bagus, kita belum bagus kok (KB. W.S2/b.94)
nasehati orang
95. I Iya pak betul njenengan hehe
96. S Iya iya
97. I Bagaimana anda mengapresiasi diri sendiri (self rewards)
setelah pensiun ini?
98. S Ya nyantai saja lo mbak, Ndak pernah diberi reward apa itu Subyek tidak pernah Tidak mengapresiasi diri.
ndak pernah, ya pokonya nyantai gitu ajalah, kita jalani saja mengapresiasi diri sendiri (Keadaan psikologis)
itu mbak karena setelah pensiun ini ya
dijalani saja.

210
(KB. W.S2/b.98)
99. I Selanjutnya ini keadaan lingkungan pak, bagaimana kondisi
yang bapak rasakan dari lingkungan rumah dan keluarga?
apakah damai, tentram, merasa bising yang menggangu
kehidupan sehari-hari bapak?

100. S Selama saya tinggal di rumah ini ya tidak terganggu i mbak, Subyek di lingkungan rumah Keadaan lingkungan rumah
situasinya juga baik ya wajar wajar saja jarang ada dan keluarga merasa tenang, dan keluarga merasa damai,
keributan, kalau pertama dulu rumah ini rasanya hampir damai, tentram dan tidak tentram dan tidak ada
seperti roboh mbak, karena kan rumah saya dekat dengan terganggu karena sudah keributan. (keadaan
jalan raya tapi sekrang dah biasa jadi ya wajar. terbiasa. (KB. W.S2/b.100) lingkungan)
101. I Kalau kondisi yang anda rasakan dari lingkungan tetangga?
102. S Kalau di lingkungan teatngga itu gimana ya, sini tetangga” Subyek merasa di Keadaan lingkungan
itu ya biasa biasa saja ndak ada orang yang ribet ndak ada, lingkungan tetangga tenang tetangga merasa damai dan
ya kita hidup ya wajar mbak, ndak masalah. Dilingkungan dan damai karena tenang. (keadaan
sini memang uniknya begitu disini daerah lingkunan lingkungan sekitar tempat lingkungan)
berbagai macam kepercayaan sehinga mereka hidup masing tinggal subyek saling
masing menghargai, jadi itu nggak ada konflik. Tidak menghargai dan tidak ada
membedakan mbak yang ribet. (KB.
W.S2/b.102)
103. I Di lingkungan teman juga sama pak?
104. S Teman apa mbak?
105. I Ya teman di sekeliling bapak.
106. S Kalau di lingkungan teman itu ya baik juga mbak. Ya Subyek merasa di Keadaan lingkungan teman
karena mbak kan teman pensiun itu kita sudah tau to mbak lingkungan teman sebelum merasa damai dan tenang.
dulu sebelum pensiun karakter dia seperti apa ya sudah pensiun itu ya baik karena (keadaan lingkungan).
kalau mereka karakter tidak mau di anu ya kita tidak seperlunya saja kalau
komunikasi yang sering sering saja gitu. berkomunikasi karena sudah

211
tau lingkungannya seperti
apa.
(KB. W.S2/b.106)
107. I Selanjutnya tentang budaya dan norma norma pak, setelah
bapak pensiun, apakah bapak mampu menyesuaiakan
budaya yang berisi norma dan hokum di lingkungan bapak?
108. S Alhamdulillah mbak saya bisa menyesuaikan diri dengan Subyek merasa bisa (Unsur kebudayaan)
budaya hokum di masyarakat. Kita diusahakan untuk tidak menyesuaikan diri dengan
melanggar. Setelah pensiun ini ya baik baik saja mbak. budaya sekitar.
(KB. W.S2/b.108)
109. I Alhamdulillah pak wawancaranya sudah selesai,
sebelumnya saya mengucapkan banyak banyak terimakasih
nggeh pak. Maaf kalau menganggu waktu bapak
110. S Iya mbak hehe, tidak menganggu mbak santai saja

VERBATIM WAWANCARA SUBJEK

C. Subjek 3

Nama : HR

Usia : 66

Jenis kelamin : Perempuan

Tahun Pensiun : 2016

Waktu Wawancara : 9 November 2022

212
Keterangan : I (Interviewer)

S (Subjek)

Keterangan Koding : KB : Kode Baris

W.S3 : Wawancara Subjek 3

b : baris

No. I/S Pertanyaan dan Hasil Wawancara Kesimpulan Ket.

Baris

1. I Assalamualaikum bu, selamat sore bu


2. S Iya mbak selamat sore
3. I Sehat nggeh bu kabarnya?
4. S Alhamdulillah sehat mbak, enten nopo mbak?
5. I Jadi gini bu, sebelumnya maaf kalau menganggu waktu ibu,
perkenalkan bu nama saya ninda dari IAIN kediri mau
mewawancarai dan mau mengobrol ngobrol dengan ibu,
apakah ibu bersedia?
6. S Oh begitu mbak, iya mbak ndak apa apa
7. I Iya bu langsung dimulai saja nggeh
8. I Apa yang ibu rasakan dan pikirkan selama menjalani masa
pensiun ini bu? apa ada rasa kecewa dan rasa benci terhadap
diri sendiri? atau sebaliknya merasa puas dan bahagia. Hal
apa saja yang mendorong ibu merasa seperti itu?
9. S justru pada saat pensiun ini kalau ditanya perasaan ya Subyek setelah pensiun ini Adanya perasaan puas dan

213
senang dikatakan ya bahagia, senangnya apa sebelumnya merasa adanya perasaan bahagia.
beban pekejaan ya dan tanggung jawab guru itu ya lumayan senang dan bahagia. Karena (penyesuaian diri emosi)
mbak ya karena lebih ya tangung jawabnya, dan pekerjaan sudah lepas tanggung jawab
itu sudah waktunya purna itu saya merasa lega gitu mba. sebagai pendidik.
Tanggung jawab dan kewajiban sudah selesai, jadi pada saat (KB. W.S3/b.9)
pensiun merasa glong, merasa marem seperti itu mbak.
10. I Jadi merasa lega gitu ya bu?
11. S Iya merasa senang mbak
12. I Selanjutnya apakah saat pensiun ini ibu sering marah dan
sering meluapkan emosi bu? Hal apa saja yang mendorong
ibu sering marah dan meluapkan emosi?
13. S Kalau itu ya saya kadang marah dan itu tentang pekerjaan Subyek merasa lebih enjoy Tidak pernah marah dan
rumah dulu sebelum pensiun mbak, nah karena justru saya daripada dulu, karena tidak meluapkan emosi.
sekarang banyak dirumah kesempatan untuk bertemu sekarang banyak waktu (penyesuaian diri emosi)
dengan pekerjaan rumah dengan enjoy, kalau dulu agak luang akhirnya tidak pernah
serampangan cepat-cepat kerja, pulang mengerjakan tugas marah.
rumah, justru sekarang lebih banyak waktu. (KB. W.S3/b.13)
14. I Bagaimana cara ibu menerapkan/membiasakan pola hidup
sehat saat pensiun ini?
15. S Dalam menerapkan pola hidup sehat itu saya olahraganya Subyek selalu menerapkan Menerapkan pola hidup sehat
sepedahan dengan suami saya, kemudian itu saya ikut pola hidup sehat saat pensiun (penyesuaian diri fisik)
senam juga tapi hanya seminggu sekali.” Dan kalau soal ini. Pola hidup sehat nya
makan, ya makan makanan yang bergizi seperti sayuran seperti olahraga dan
mbak. memakan makanan bergizi.
(KB. W.S3/b.15)
16. I Bu sebelumnya maaf nggeh, niki pertanyaanya agak kurang
nyaman, jadi ibu menjawabnya terbuka saja.
17. S Nggeh mbak okee

214
18. I Gini bu, semakin bertambahnya usia antara laki laki dan
perempuan akan memasuki masa andropuse dan
menopouse. Bagaimana sikap ibu terhadap hal tersebut?.
Bagaimana ibu dan pasangan bisa menerima hal tersebut?
19. S Kalau saya ya kewajiban istri ya melayani kalau sewaktu Subyek merasa penyesuaian Kebutuhan sudah menurun,
waktu dan saya justru merasa senang, ya memang benar diri dalam hal seksual sudah dan mempunyai sikap
agak menurun, sikap saya ya yaudah gitu lo mbak memang berkurang, tapi tetap menerima.
takdirnya begini, kalau dulu kan jarang soalnya ya ada mempunyai kewajiban (Penyesuaian diri dalam hal
kerjaan repot kerjaan ada saja gitu. Kalau sekarang sewaktu melayani pasangannya. Dan seksual)
waktu siap meskipun sudah menurun. menerima dengan keadaan
tersebut. (KB. W.S3/b.I9)
20. I Oh gitu nggeh bu, terus apakah ibu sering melakukan hal
romantis terhadap pasangan ibu?
21. S Ya itu kita sepedahan berdua bareng, kalau kemana mana Subyek sering melakukan Sering melakukan hal
bersama jalan jalan di dekat sini, itu saja i mbak hal hal romantis dengan jalan romantis (Penyesuaian diri
romantisnya heheh apa ya, yaitu saja jalan dan olahraga bersama dalam hal seksual)
pasangan. (KB. W.S3/b.21)
22. I Dan saat pensiun bagaimana cara ibu menyisihkan waktu
dan mengobrol dengan intim dengan pasangan ibu?
23. S Kalau mengobrol itu sewaktu-waktu mbak, misal mau tidur Subyek mengobrol dengan Menyisihkan waktu dan
itu ngobrol kalau dirumah hanya berdua dan anak saya pasangan sewaktu waktu mengobrol intim dimana
dibelakang gitu. Kalau anak saya keluar saya hanya berdua dimana saja, kalau tidak ada saja. (Penyesuaian diri dalam
saja ya itu mengobrol dengan intim nya seperti itu. anaknya. (KB. W.S3/b.23) hal seksual)
24. I Baik bu. Saya lanjut nggeh bu.
25. S Iya mbak
26. I Bagaimana ibu mampu menyesuaikan sikap ibu dalam
lingkungan sekitar ibu?
27. S Saya tidak merasa asing sama sekali ndak, jadi ya langsung Subyek merasa bisa Bisa menyesuaikan sikap di

215
bisa menyesuaikan itu karena mertua saya cinta ke saya menyesuaiakan sikapnya di sekitar lingkungan nya.
melebihi ibu saya sampai purna sekarang, di lingkungan lingkungan, karena tidak (penyesuaian diri religius
tetangga ya sikap saya baik dengan mengikuti kegiatan- merasa asing dan saudaranya dan moral)
kegiatan yang ada di sini. Kebetulan saudara saya banyak banyak yang tinggal sekitar
yang tinggal di sini ya malah raket, biasa mbak rumahnya. (KB. W.S3/b.27)
28. I Kemudian ini tentang keagaaman bu, bagaimana sih sikap
ibu dalam penyesuaian diri di keagamaan?
29. S Saya tidak ada masalah mbak sikap saya karena keagamaan Subyek bisa menyesuaikan Bisa menyesuaikan sikap
itu pilihannya masing-masing sehinga tidak bisa dipaksakan, diri di keagamaan, karena dalam hal keagamaan
karena keluarga dari suami saya itu kebnayakan katolik tapi agama merupakan pilihan (penyesuaian diri religius
ndak ada masalah kan punya jalur sendiri -sendiri ndak masing masing dan dan moral).
masalah suami saya anak-anak saya islam, baik baik saja urusannya masing-masing.
tidak ada masalah. (KB. W.S3/b.29)
30. I Jadi urusannya sendiri sendiri gitu bu?
31. S Iya mbak saya tidak mempermasalahkan itu
32. I Ini bu kegiatan apa saja sih yang ibu lakukan dalam
meningkatkan ketaqwaan? Bagaimana perasaan anda saat
melakukan kegiatan tersebut?
33. S “Saya mendatangkan orang untuk les saya membaca al- Subyek dalam meningkatkan Meningkatkan ketaqwaan
quran dengan cucu saya, dan kalau pengajian-pengajian itu ketaqwaan dengan belajar (penyesuaian diri religius
saya tidak ikut. Saya mengikuti les untuk membaca alquran quran, perasaanya senang dan moral)
ya untuk camilan untuk sewaktu waktu saya longgar saya (KB. W.S3/b.33).
baca, untuk memperdalam dan menghaluskan dalam bacaan,
perasaan saya senang, kalau tidak datang saya malah
menunggu-nungu itu.
34. I Nah keluarga ibu kan ada yang non muslim. Bagaimana
cara ibu menyesuaikan diri dalam lingkungan yang berbeda
agama?

216
35. S Ya ndak papa, ya kalau ada acara selametan yaudah disini Subyek bisa menyesuaikan Subyek bisa menyesuaikan
manggil tetangga untuk masalah dapur ditangani bersama, diri dalam lingkungan yang diri di lingkungan berbeda
tidak ada masalah mbak saling menghormati .Kalau di berbeda agama karena saling agama. (penyesuaian diri
keluarga ya sejak dulu sampai sekaran kan sudah tau latar menghormati dan sejak religius dan moral)
belakang mereka, tapi tidak ada masalah mbak dari keluarga sudah tau latar belakang
dan adik-adik dari suami. mereka. (KB. W.S3/b.35)
36. I Selanjutnya bagaimana hubungan ibu dengan pasangan
setelah pensiun ini?
37. S Biasa mbak, baik baik saja, kalaupun ada masalah ya itu Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri di
segera diselesaikan, kadang kebentik la itu segera dengan pasangan baik-baik lingkungan keluarga dan
diselesaikan wajar wajar saja. saja kalau ada masalah rumah)
segera diselesaikan.
(KB. W.S3/b.37).
38. I Baik bu. Bagaimana hubungan ibu dengan anak dan cucu-
cucu ibu setelah pensiun?
39. S Sewaktu waktu disini main kesini, kalau yang di surabaya Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri di
ya itu telfun video call kalau saya ingin kesana ya kesana dengan anak cucu baik lingkungan keluarga dan
merasa terhibur, cucu yang berada di kediri dua yang ada di karena tetap berkomunikasi rumah)
sby dua. Jadi ya baik baik saja. dengan video call dan sering
main bersama.
(KB. W.S3/b.39).
40. I Kalau hubungan ibu dengan sanak keluarga setelah pensiun?
41. S Biasa-biasa saja mbak karena keluarga saya kakak dan adik Subyek merasa hubungannya (Penyesuaian diri di
ini satu deret ini lima rumah, kalau yang jauh itu sudah baik sama sanak keluarga lingkungan keluarga dan
meninggal, jadi ya saya hubungannya baik-baik saja karena karena keluarganya dekat rumah)
kan ya dekat juga, kalau saya ada acara mereka kesini, kalau sama rumahnya.
mereka ada acara ya saya kesana, ya baik baik saja tidak ada (KB. W.S3/b.41).
masalah

217
42. I Selanjutnya hubungan ibu sesama tetangga RT/RW sekitar
desa anda?
43. S Biasa saja mbak, kan disini ada arisan, ya saya mengikuti, Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri di
karena ada arisan rt rw dan saya kumpul-kumpul gitu sama dengan tetangga RT/RW kalangan masyarakat)
tetangga saya, intinya ya baik baik saja baik Karena mengikuti
kegiatan sosial dan sering
berkumpul.
(KB. W.S3/b.43).
44. I Bagaimana hubungan ibu dengan teman dekat atau
komunitas ibu?

45. S Kadang-kadang reuni teman- teman dekat yowis sudah biasa Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri terhadap
ingin telefon ya telefon, kalau reuni teman jauh jarang ikut. dengan teman dekat baik sekolah)
Komunikasi tetap kan ada grub karena sering reuni kalau
yang dekat. Yang jauh tetap
komunikasi.
(KB. W.S3/b.45).
46. I Bagaimana hubungan ibu dengan teman sesama pensiunan?
47. S Kalau dengan teman pensiun ya baik mbak, ya komunikasi Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri terhadap
di grub itu. dengan teman sesama sekolah)
pensiunan baik, karena tetap
komunikasi di hp.
(KB. W.S3/b.47).
48. I Bagaimana sikap dan sifat pasangan ibu setelah pensiun ini?
49. S Ya wajar-wajar saja i mbak, secara kebetulan kan ada Subyek merasa sikap dan (Penyesuaian diri yang
kegiatan itu lo mbak. Jadi sikap dan sifanya ya wajar-wajar sifat pasangannya baik baik berhubungan dengan
saja enjoy gitu mbak sama saja setelah pensiun ini. saja enjoy sama saja seperti perkawinan)
dulu.

218
(KB. W.S3/b.49).
50. I Seberapa sering ibu bertengkar dengan pasangan anda
seputar masalah lainnya? Bagaimana cara mengatasi konlik
dengan pasangan anda?

51. S Saya kira ya biasa mbak, nggak bertengkar mbak tapi lebih Subyek sering berbeda (Penyesuaian diri yang
ke selisih itu beda pendapat terus ya saya sama suami saya pendapat sama pasangan dan berhubungan dengan
cepat-cepat harus diselesaikan masalahnya. Paling ya hal segera diselesaikan. perkawinan)
sepele itu, ya opo to gunane ngunu kui cari hal yang baik (KB. W.S3/b.51).
saja dan sekarang ya ngunduri tuek opo terus bertengkar
gitu.
52. I Bagaimana pendapat ibu mengenai kualitas pernikahan anda
dan pasangan?
53. S “Langsung dijalani dengan enjoy mbak tidak ada masalah, Subyek merasa kualitas (Penyesuaian diri yang
karena itu pilihan saya sendiri, tidak dijodohkan sehingga ya pernikahannya tidak ada berhubungan dengan
sudah sesuai dengan apa yang saya pilih dan merasa cocok, maslah baik baik saja, karena perkawinan)
kita jalani bersama. Jadi ya baik. pasanagnnya itu pilihannya
sendiri.
(KB. W.S3/b.53).
54. I Saat mau pensiun, persiapan atau pengalaman apa saja yang
ibu lakukan? (mengikuti pra pensiun atau bimbingan
konseling lainnya)
55. S Nggak pernah ya langsung pensiun, dan sebelumnya itu Subyek tidak mengikuti (Penyesuaian diri jabatan
sudah anu mbak, sudah mengurangi aktivitas, sebelum persiapan dan pengalaman atau vokasional)
pensiun itu saya ya mulai mengurangi aktivitas saya di saat mau pensiun, karena
sekolah. Sehingga begitu pensiun sudah plong. sebelum pensiun sudah
mengurangi aktivitas di
sekolah. Jadi langsung lega.

219
(KB. W.S3/b.55).
56. I Setelah pensiun apa kegiatan, hobi ibu? Dan apakah
mempunyai usaha sendiri untuk mengisi waktu luang?
Bagaimana perasaan ibu terhadap kegiatan baru ibu setelah
pensiun?
57. S Kegiatan ya itu tadi koperasi saya kan sebagai sekretarisnya, Subyek saat pensiun (Penyesuaian diri jabatan
tapi kalau mengerjakan ya dirumah, kalau hobi itu kesenian mempunyai kegiatan seperti atau vokasional)
alhamdulillah keturutan terpenuhi di belakang itu ada menjadi sekretaris koperasi
karawitan. Jadi ya kegiatanyya itu. dan mempunyai hobi
karawitan. (KB. W.S3/b.57).
58. I Bagaimana pendapat ibu tentang pensiun?
59. S Kalau saya pendapat pensiun itu ya memang kewajiban, ya Menurut subyek pensiun (Penyesuaian diri jabatan
memang perlu. Kalau memang usia nya itu 60 itu pas untuk merupakan suatu hal yang atau vokasional)
guru, 60 lebih itu pikirannya dan produkivitasnya sudah wajib karena usianya sudah
beda, cara mikirnya pas dan produkvitasnya
menurun. (KB. W.S3/b.59).
60. I Saya lanjutkan nggeh bu?
61. S Iya mbak silahkan.
62. I Apakah ibu mempunyai riwayat penyakit? Dan apakah
penyakit tersebut mempengaruhi kehidupan ibu?
Bagaimana?
63. S “Terus terang enggak mbak, alhamdulillah. Sakit ya pernah Subyek tidak punya riwayat (Keadaan Fisik)
dulu tiba-tiba kaki itu ndak bisa digerakkan terus ke dokter penyakit yang spesifik. Dan
dan terapi dua minggu sudah sembuh, kalau yang lainnya itu sakitnya tergolong ringan.
biasa mbak misal batuk pilek ya wajar. Ndak ada suatu (KB. W.S3/b.63).
penyakit yang apa gitu. Ngga mempernaruhi mbak
alhamdulillah diberi kesehatan
64. I Kemudian apakah ibu merasa kesehatan ibu berkurang

220
sewaktu pensiun? Bagaimana ibu bisa menyesuaikan diri ?
65. S Ya kalau berkurang itu wajar mba, soalnya kan usia juga Subyek merasa kesehatannya (Keadaan Fisik)
sudah segini jadi ya saya kadang pegel-pegel gitu mbak mulai menurun dan
badan saya. Alhamdulillah bisa menyesuaikan diri mbak. berkurang, karena wajar
Saya kadang ya olahraga sepedahan itu sudah lanjut usia, tapi bisa
menyesuaikan diri dengan
olahraga. (KB. W.S3/b.65).
66. I Apakah dukungan dari keluarga berpengaruh dalam
kesehatan ibu? Bagaimana perasaan ibu terhadap hal
tersebut?
67. S Karena saya tidak punya penyakit yang seperti itu mbak, Subyek merasa dukungan (Keadaan Fisik)
jadi ya dukungannya wajar wajar saja mbak. Paling kalau keluarga berpengaruh seperti
sya sakit flu misal mereka mengantar saya untuk lansung saling memberi perhatian
berobat dengan mengantar berobat.
(KB. W.S3/b.67).
68. I Apa pengalaman atau pembelajaran yang ibu peroleh dalam
proses interaksi dengan keluarga ibu?

69. S Ya kalau malam minggu itu selalu kumpul bersama mbak, Pembelajaran yang subyek (kematangan sosial)
anak dan cucu sampai jam 12 malam. Apalagi saya kan peroleh dalam interaksi
keluarga saya dekat dekat sini jadi ya mampir mampir gitu keluarga yaitu saling peduli
mbak, ya kalau keluarga ada yang punya hajatan itu ya dan mendukung.
mendatangi saling mendatangi dan mendukung (KB. W.S3/b.69).
70. I Apa pengalaman atau pembelajaran yang ibu peroleh dalam
proses interaksi dengan lingkungan tetangga ibu?

71. S Kalau di tetangga itu kalau perempuan arisan , kalau bapak Pembelajaran yang subyek (kematangan sosial)
bapak juga ada arisan. Terus kalau ada kesulitan itu saling peroleh dalam interaksi

221
membantu dan gotong royong mengerjakan sesama tetanga tetangga yaitu saling
bersama sama kegiatan lingkungan itu mbak membantu dan saling peduli
dengan membantu kalau
kesulitan. (KB. W.S3/b.71).
72. I Apa pengalaman atau pembelajaran yang ibu peroleh dalam
proses interaksi dengan teman ibu?
73. S Teman pensiun hanya beberapa saja, jadi saya punya grub Pembelajaran yang subyek (kematangan sosial)
itu kelompok spg mbak. Kalau ada acara rekreasi kalau peroleh dalam interaksi
dekat saya ikut kalau jauh ndak ikut. Hubungannya baik teman yaitu saling
mbak tetap ramah, Jadi kalau di grub itu chatnya kadang ya mengingatkan dan tukar
menanyakan eh gimana dan lain-lain, saling mengingatkan, pendapat. (KB. W.S3/b.73).
saling bercerita
74. I Bagaimana cara ibu mengatasi berbagai konflik dari diri ibu
sendiri?
75. S Bercerita dengan suami saya. Kan tidak mungkin Subyek saat ada konflik (kematangan intelektual)
memendam masalah, kalau ada apa-apa selalu cerita ke dengan diri sendiri cara
suami saya, jadi dengan bercerita bersama gitu mengatasinya dengan
bercerita kepada
pasangannya. Jadi tidak
memendam masalah.
(KB. W.S3/b.75).
76. I Bagaimana cara ibu mengatasi berbagai konflik dengan
keluarga ibu?
77. S “Ya langsung cerita to mbak apa permasalahannya nanti Subyek saat ada konflik (kematangan intelektual)
diselesaikan bareng bareng dengan keluarga cara
mengatasinya dengan
bercerita dan terbuka.
(KB. W.S3/b.77).

222
78. I Bagaimana cara ibu mengatasi berbagai konflik dengan
teman dan tetangga sekitar ibu?
79. S Masalahnya kalau konflik gaada mbak, kalau petuk pas Subyek merasa tidak ada (kematangan intelektual)
blonjo bareng yo menyapa mbak guyon-guyon. Saolnya ya konflik sama tetangga dan
memang nggak ada konflik mbak alhamdulillah. Teman teman.
juga begitu mbak sama. (KB. W.S3/b.79).
80. I Bagaimana cara ibu mengontrol emosi disaat ibu merasa
marah?
81. S Dengan cara istigfhar mbak, berdoa sudah hilang mbak ya Subyek bisa mengontrol (Kematangan emosi)
itu untuk menontrol diri sendiri. Terus cerita ke suami emosi marah dengan cara
meminta pertolongan allah
dan bercerita pada
pasangannya.
(KB. W.S3/b.81).
82. I Bagaimana cara ibu mengontrol emosi disaat ibu merasa
adanya rasa benci dan kecewa dalam diri ibu?

83. S “Kalau benci gaada mbak ya, kecewa dengan diri sendiri Subyek merasa tidak ada (Kematangan emosi)
saya kira nggak ada mbak, saya selalu enjoy mensyukuri rasa benci dan kecewa
yang ada. Tidak ada yang perlu dikecewakan karena karena subyek selalu
pemberian dari yang maha kuasa menikmati dengan enjoy dan
selalu bersyukur. (KB.
W.S3/b.83).
84. I Bagaimana cara mengontrol emosi disaat ibu merasa stress,
cemas dan frustasi?
85. S “Stress ndak ada, kalau ada apapun masalah ya saya cerita Subyek merasa tidak ada (Kematangan emosi)
ke suami ananti dipikirkan bersama. Saya orangnya terbuka rasa stress karena apapun
masalahnya dengan bercerita

223
ke pasangannya.
(KB. W.S3/b.85).
86. I Bagaimana dampak psikologis yang ibu rasakan setelah
pensiun? (merasa cemas, stress dan takut atau merasa
tentram dan damai).
87. S alhamdulillah kalau umpama ada masalah kan saya cerita ke Subyek merasa tidak ada (Keadaan Psikologis)
suamai apapaun jadi ya kalau ada masalah plong akhirnya rasa cemas, stress karena
tidak merasa stress, cemas” selalu terbuka dengan
pasangannya dengan cara
bercerita agar lega. (KB.
W.S3/b.87).
88. I Bagaimana cara ibu mencurahkan kepedulian/ memberi
kasih sayang pada orang sekitar ibu?
89. S Ya secara bersama sama ya kalau kumpul sama keluarga itu Subyek mencurahkan (Keadaan Psikologis)
sama anak cucu, saling berbagi, kemudian pas kumpul itu ya kepeduliannya dengan saling
biasa mbak anak kecil kadang kadang ngene ya saya berbagi, memberi saran.
mengingatkan gitu mbak memberi saran sran, kan (KB. W.S3/b.89).
kehdupan anak ya gitu biasanya ngak cocok itu saya ikut
mengingatkan le ojo ngunu dll
90. I Bagaimana ibu mengapresiasi diri sendiri (self rewards)
setelah pensiun ini?
91. S Ya apa yang diberikan kepada saya harus seapa itu dinimati Subyek mengapresiasi diri (Keadaan Psikologis)
apa yan diberikan kepda allah gitu mbak, kalau beli apa, itu tetapi sesuai kebutuhan, beli
ndak sesuai kebutuhan aja mbak, untuk menyenangkan diri sesuatu untuk
sendiri ya ndak mbak menyenangkan diri sendiri.
(KB. W.S3/b.91).
92. I Bagaimana kondisi yang ibu rasakan dari lingkungan rumah
dan keluarga? (apakah damai, tentram, merasa bising yang

224
menggangu kehidupan sehari-hari anda).

93. S Ya mbak nyaman di sini, ndak terganggu, mearsa nyaman, Subyek di lingkungan rumah (keadaan lingkungan)
apalagi dekat dulur ini dan keluarga merasa tenang,
damai, tentram dan tidak
terganggu karena dekat sama
saudara. (KB. W.S3/b.93).
94. I Bagaimana kondisi yang ibu rasakan dari lingkungan
tetangga? (apakah damai, tentram, merasa bising yang
menggangu kehidupan sehari-hari anda).
95. S Ndak ada masalah mbak alhamdulillah. Ndak merasa Subyek di lingkungan (keadaan lingkungan)
terganggu dengan kiri kanan, sekarang dah biasa mbak tetangga merasa tenang,
damai, tentram dan tidak
terganggu karena sudah
terbiasa. (KB. W.S3/b.95).
96. I Bagaimana kondisi yang ibu rasakan dari lingkungan teman
anda? (apakah damai dan tentram atau ada konflik)
97. S Dengan teman ya ndak ada masalah saling menghubungi Subyek di lingkungan teman (keadaan lingkungan)
teman ben iso petuk bel yo bel. merasa, damai, tentram dan
tidak terganggu karena
saling berkomunikasi seperti
bertelefon. (KB. W.S3/b.97).
98. I Selanjutnya tentang budaya dan norma norma bu, setelah
ibu pensiun, apakah ibu mampu menyesuaiakan budaya
yang berisi norma dan hokum di lingkungan ibu?
99. S Ya mbak saya bisa menyesuaikan diri dengan norma norma Subyek merasa bisa (Unsur Kebudayaan)
yang berlaku di masyarakat, untuk berusaha tidak menyesuaikan diri dengan
melanggar dan selalu menghargai. budaya hokum dan norma

225
masyarakat.
(KB. W.S3/b.99).
100. I Baik ibu, alhamduillah ini wawancaranya sudah selesai.
Saya benar benar mengucapkan terimakasih kepada ibu
yang telah membantu menjadi subyek saya
101. S Iya mbak sama sama nyantai saja mbak heheheheh
102. I Baik bu terimakasih

VERBATIM WAWANCARA SUBJEK

D. Subjek 4

Nama : MD

Usia : 70

Jenis kelamin : Perempuan

Tahun Pensiun : 2012

Waktu Wawancara : 10 November 2022

Keterangan : I (Interviewer)

S (Subjek)

Keterangan Koding : KB : Kode Baris

W.S4 : Wawancara Subjek 4

226
b : baris

No. I/S Pertanyaan dan Hasil Wawancara Kesimpulan Ket.

Baris

1. I Assalamualikum wr wb bu, selamat siang menuju sore ya bu


hehe
2. S Iya mbak siang juga hehe
3. I Bagaimana bu kabarnya?
4. S Alhamdulillah ya seperti ini mbak hehe
5. I Oiya bu, sebelumnya maaf kalau menganggu waktu ibu,
perkenalkan bu nama saya ninda dari IAIN kediri mau
mewawancarai dan mau mengobrol ngobrol dengan ibu,
apakah ibu bersedia?
6. S Iya mbak bersedia.
7. I Langsung saya mulai bu
8. I Apa yang ibu rasakan dan pikirkan selama menjalani masa
pensiun ini? Apa ada rasa kecewa dan rasa benci terhadap
diri sendiri? Atau sebaliknya merasa puas dan bahagia. Hal
apa saja yang mendorong ibu merasa seperti itu?
9. S Yang saya rasakan selama menjalani pensiun, saya Subyek setelah pensiun ini (Penyesuaian diri Emosi dan
usahakan agar jiwa dan pikiran selalu tenang dan bersyukur perasaan senang dan bahagia Fisik)
mengabdi kepada allah agar selamat di dunia dan akhirat, dan jiwa pikiran tetang
jadi saya usahakan untuk merasa senang dan bersyukur karena selalu bersyukur
meskipun saya dengan kondisi fisik saya yang tidak seperti meskipun kondisi fisik
dulu lagi. menurun. (KB. W.S4/b.9)
10. I Selanjutnya apakah saat pensiun ini ibu sering marah dan

227
sering meluapkan emosi bu? Hal apa saja yang mendorong
ibu sering marah dan meluapkan emosi?
11. S Saya saat pensiun ya kadang kadang saya emosi terus marah Subyek merasa sering emosi (Penyesuaian diri Emosi dan
terhadap saya sendiri, karena sekarang saya sakit sakitan dan marah terhadap diri Fisik)
dan daya tubuh mulai menurun, tapi saya selalu bersyukur sendiri karena kondisi
untuk itu. fisiknya tetapi selalu
bersyukur. (KB. W.S4/b.11)
12. I Baik ibu. Bagaimana cara ibu menerapkan/membiasakan
pola hidup sehat saat pensiun ini?
13. S Saya terapkan pola hidup sehat itu ya saya sholat lima Subyek selalu menerapkan (Penyesuaian diri Emosi dan
waktu itu jamaah mbak, diusahakan jalan jalan sedikit pola hidup sehat saat pensiun Fisik)
karena kaki saya sakit.. ini. Pola hidup sehat nya
seperti melakukan ibadah
sholat dan jalan jalan sedikit.
(KB. W.S4/b.13)
14. I Bu sebelumnya, niki pertanyaanya agak kurang nyaman,
jadi kalau ada kata kata yang kurang nyaman mohon
dimaklumi nggeh bu soalnya saya sambil belajar psikologi
15. S Iya mbak siap
16. I Semakin bertambahnya usia antara laki laki dan perempuan
akan memasuki masa andropuse dan menopouse.
Bagaimana sikap ibu terhadap hal tersebut?. Bagaimana ibu
dan pasangan bisa menerima hal tersebut?
17. S Saya semakin bertambahnya usia kan ya menurun mbak Subyek merasa penyesuaian (Penyesuaian diri dalam hal
untuk hal seksualnya, dan saya juga sudah menopuse, diri dalam hal seksual sudah seksual)
apalagi saya tidak seperti dulu lagi sering sakit sakitan, ya berkurang, karena sekarang
saya menjalani dan menerima dengan ikhlas mbak, saya jua sakit sakitan, dan subyek
kadang masih munum seperti obat herbal seperti itu mbak.” menerima dengan ikhlas.

228
Dan usaha untuk minum
herbal. (KB. W.S4/b.17)
18. I Terus apakah ibu sering melakukan hal romantis terhadap
pasangan ibu?
19. S Diusahakan tetap setia dengan suami, kalau saya jarang Subyek tidak pernah (Penyesuaian diri dalam hal
mbak romantisan sama suami saya, ya karena itu sudah melakukan hal romantis seksual)
males sudah menurun nggak sperti dulu lagi mbak, yang karena faktor usia dan sudah
terpenting itu tetap setia menurun, yang penting
kesetiaanya.
(KB. W.S4/b.19)
20. I Dan saat pensiun bagaimana cara ibu menyisihkan waktu
dan mengobrol dengan intim dengan pasangan ibu?
21. S Waktu sholat jamaah bareng dengan suami saya, dan setelah Subyek mengobrol dengan (Penyesuaian diri dalam hal
sholat dan berdoa ya saya biasanya mengobrol dengan intim pasangan diwaktu setelah seksual)
dengan suami saya, ya diamana saja mengobrolnya sholat jamaah dan dimana
saja. (KB. W.S4/b.21)
22. I Iya bu bener setia itu penting nggeh
23. S Iya mbak
24. I Bagaimana ibu mampu menyesuaikan sikap ibu dalam
lingkungan sekitar ibu?
25. S Saya bisa menyesuaikan sikap saya, karena mereka juga kan Subyek merasa bisa (Penyesuaian diri secara
sudah kenal saya lebih lama, dan saya termasuk tertua di menyesuaiakan sikapnya di religius dan moral)
lingkungan sini, sikap saya ya baik baik saja tidak merasa lingkungan, karena sudah
terasingkan malah mereka yang menghormati saya kenal lebih lama dan tidak
merasa asing.
(KB. W.S4/b.25)
26. I Kemudian ini tentang keagaaman bu, bagaimana sih sikap
ibu dalam penyesuaian diri di keagamaan?

229
27. S Dalam soal keagamaan sikap saya ya baik-baik saja dengan Subyek bisa menyesuaikan (Penyesuaian diri secara
menjalankan tugas sebagai seorang muslim itu ya wajib sikapnya di keagamaan, religius dan moral)
menjalankannya. Baik sesama orang tidak membeda karena wajib menjalankan
bedakan tugas sebagai seorang
muslim dan baik sama orang
sekitar tidak membeda
bedakan. (KB. W.S4/b.27)
28. I kemudian bu kegiatan apa saja sih yang ibu lakukan dalam
meningkatkan ketaqwaan? Bagaimana perasaan ibu saat
melakukan kegiatan tersebut?
29. S Kegiatan yang saya lakukan ya banyak-banyak membaca al- Subyek dalam meningkatkan (Penyesuaian diri secara
quran, berdzikir, membaca sholawat, perasaan saya menjadi ketaqwaan dengan religius dan moral)
tenang dan damai. melakukan sholawat, dzikir
dan membaca quran,
perasaannya menjadi tenang.
(KB. W.S4/b.29)
30. I Bagaimana cara ibu menyesuaikan diri dalam lingkungan
yang berbeda agama?
31. S Ya kita saling menghormati mbak, saya tidak Subyek bisa menyesuaikan (Penyesuaian diri secara
mempermasalahkan itu. diri dalam lingkungan yang religius dan moral)
berbeda agama dengan
saling menghormati.
(KB. W.S4/b.31)
32. I Selanjutnya bagaimana hubungan ibu dengan pasangan
setelah pensiun ini?
33. S Setelah pensiun hubungan saya dengan suami saya semakin Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri di
baik karena ya sama sama tua nya jadi mengerti satu sama dengan pasangan setelah lingkungan keluarga dan
lain mbak. pensiun ini semakin dekat rumah)

230
karena sama sama mengerti.
(KB. W.S4/b.33)
34. I Oiya bu alhamduillah
35. S Iya mbak ya saling mengerti
36. I Bagaimana hubungan ibu dengan anak dan cucu-cucu ibu
setelah pensiun?
37. S Dengan anak cucu sangat baik mbak, karena cucu cucu saya Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri di
lucu-lucu jadi saya merasa senang dan terhibur kalau dengan anak dan cucu sangat lingkungan keluarga dan
bersama cucu rumah menjadu ramai mbak baik kareana merasa terhibur rumah)
dan rumah semkain ramai
(KB. W.S4/b.37)
38. I Kalau hubungan ibu dengan sanak keluarga setelah pensiun?
39. S Ya sama sanak keluarga tetap baik meskipun berjauhan, ya Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri di
kadang kangen, terus kalau kangen itu ya chatan wa, dengan sanak keluarga tetap lingkungan keluarga dan
bertelefon kalau nggak ya video call baik meskipub berjauhan rumah)
masih tetap berkomunikasi.
(KB. W.S4/b.39)
40. I Selanjutnya hubungan ibu sesama tetangga RT/RW sekitar
desa ibu?
41. S Ya hubungan saya sama tetangga baik, karena ada kegiatan Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri di
seperti arisan itu jadi ya sama sama bersosialisasi dan akrab sesama tetangga RT/RW kalangan masyarakat)
mbak baik karena mengikuti
kegiatan sehingga lebih
akrab.
(KB. W.S4/b.41)
42. I Bagaimana hubungan ibu dengan teman dekat atau
komunitas ibu?
43. S Saya tidak punya komunitas mbak, tapi kalau sama teman Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri terhadap

231
ya dekat, saya nggak pernah keluar bareng, jadi ya dengan teman dekat baik sekolah)
komunikasi nya sekedar lewat hp mbak, hubungannya ya meskipun tidak pernag
baik terus berlanjut bertemu, jadi berkomunikasi
seara virtual.
(KB. W.S4/b.43)
44. I Bagaimana hubungan ibu dengan teman sesama pensiunan?
45. S Ya sama kalau teman pensiunan itu sudah jarang berjumpa, Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri terhadap
saya juga mau kemana-mana juga tidak bisa kaki saya sakit, dengan teman sesama sekolah)
ya lewat hp komunikasinya tetap baik. pensiunan baik meskipun
tidak pernah berjumpa, jadi
tetap komunikasi secara
virtual. (KB. W.S4/b.45)
46. I Bagaimana sikap dan sifat pasangan ibu setelah pensiun ini?
47. S Ya sikap dan sifat suami saya ya baik sama saja sebelum Subyek merasa sikap dan (Penyesuaian diri yang
pensiun sama setelah pensiun ini tidak ada perubahan mbak, sifat pasanagannya setelah berhubungan dengan
malah sekarang kesehatannya ibu menurun ya beliau pensiun ini tidak ada perkawinan)
mengemong saya, dan mengurusi saya perubahan tetap baik karena
pasangannya semakin
menunjukkan sikap peduli.
(KB. W.S4/b.47)
48. I Seberapa sering ibu bertengkar dengan pasangan anda
seputar masalah lainnya? Bagaimana cara mengatasi konlik
dengan pasangan ibu?
49. S Jarang mbak kalau bertengkar, ya paling ada beda apa gitu Subyek merasa tidak pernah (Penyesuaian diri yang
hal sepele sih mbak, ya nggak masalah besar itu, cara bertengkar, lebih ke berbeda berhubungan dengan
mengatasinya ya dengan cara musyawarah mbak pendapat cara mengatasinya perkawinan)
dengan musyawarah
bersama. (KB. W.S4/b.49)

232
50. I Bagaimana pendapat ibu mengenai kualitas pernikahan anda
dan pasangan?
51. S Kualitasnya ya pernikahannya menuju kebahagiaan dunia Subyek merasa kualitas (Penyesuaian diri yang
dan akhirat mbak, alhamdulillah awal menikah sampai pernikahannya baik karena berhubungan dengan
sekarang baik baik saja menuju kebahagiaan. perkawinan)
(KB. W.S4/b.51)
52. I Saat mau pensiun, persiapan atau pengalaman apa saja yang
ibu lakukan? (mengikuti pra pensiun atau bimbingan
konseling lainnya)
53. S Ya alhamdulillah saat mau pensiun saya tidak mengikuti hal Subyek tidak pernah (Penyesuaian diri jabatan
semacam itu, Ya pripun ya mbak soalnya saya mau pensiun mengikuti persiapan dan atau vokasional)
ya sudah ikhlas dan bersukur pengalaman saat mau
pensiun, karena sudah ikhlas.
(KB. W.S4/b.53)
54. I Setelah pensiun apa kegiatan, hobi ibu? Dan apakah
mempunyai usaha sendiri untuk mengisi waktu luang?
Bagaimana perasaan ibu terhadap kegiatan baru ibu setelah
pensiun?
55. S Ya kegiatannya ya kalau pagi saya masak mbak, meskipun Subyek saat pensiun (Penyesuaian diri jabatan
dengan keadaan begini tapi ya masih bisa masak, kadang kegiatannya dengan atau vokasional)
main sama cucu. Ya kalau dirumah kegiatannya itu. Hobi melakukan aktivitas sehari
saya tidak punya hari di rumah dan bermain
dengan cucu.
(KB. W.S4/b.55)
56. I Bagaimana pendapat ibu tentang pensiun?
57. S Disyukuri mbak karena saat masih kerja kan jarang Menurut subyek pensiun itu (Penyesuaian diri jabatan
menikmati waktu waktu santai, kalau sekarang lebih menikmati waktu waktu atau vokasional)
menikmati mbak banyak waktu. santai yang belum dirasakan

233
pada saat masih belum
pensiun. (KB. W.S4/b.57)
58. I Masih bersemangat nggeh bu, kulo lanjutkan nggeh
59. S Iya mbakk
60. I Apakah ibu mempunyai riwayat penyakit? Dan apakah
penyakit tersebut mempengaruhi kehidupan ibu?
Bagaimana?
61. S Kalau masih belum pensiun itu ngga ada mbak, tapi kalu Subyek terkena penyakit linu (Keadaan Fisik)
pensiun ini saya punya penyakit linu-linu ya seperti ini agak linu mengakibatkan kakinya
tidak bisa kemana-mana. Kaki saya sakit mbak kalau dibuat sakit sehingga tidak bisa
jalan lama. Tapi saya ya masih aktivitas seperti biasa. jalan lama dan penyakit
Aktivitas yang ringan-ringan saja mbak. Lumayan tersebut berpengaruh dalam
berpengaruh mbak dalam kehiduapam sehari hari. Ya sikap kesehariaannya.
saya ya dijalani saja sambil berobat dan berusaha (KB. W.S4/b.61)
62. I Kemudian apakah ibu merasa kesehatan ibu berkurang
sewaktu pensiun? Bagaimana ibu bisa menyesuaikan diri ?
63. S Jelas berkurang mbak ya ini kan saya termasuk sudah tua to Subyek merasa kesehatannya (Keadaan Fisik)
mbak, pensiun saya ya sudah dibilang lama. Jelas berkurang mulai menurun dan
mbak. Melakukan aktivitas itu seperti aras arasen gitu mbak, berkurang seperti tidak
tidak seperti dulu lagi, saya ya kadang tidak bisa bersemangat melakukan
menyesuaiakan mbak, agak tidak percaya diri tapi diberi aktivitas sehari hari dan
penyakit itu suatu anugrah mbak. Tergantung kitanya. belum bisa menyesuaikan
diri. (KB. W.S4/b.63)
64. I Apakah dukungan dari keluarga berpengaruh dalam
kesehatan ibu? Bagaimana perasaan ibu terhadap hal
tersebut?
65. S Alhamdulillah berpenaruh mbak. Ya keluarga saya Subyek merasa dukungan (Keadaan Fisik)
membantu berobat saya. Supaya saya sehat dan perasaan keluarga berpengaruh seperti

234
saya ya bahagia mbak, dikelilingi orang yang alhamdulillah saling peduli dan perasaanya
baik. menjadi bahagia.
(KB. W.S4/b.65)
66. I Apa pengalaman atau pembelajaran yang ibu peroleh dalam
proses interaksi dengan keluarga ibu?
67. S Ya itu mbak, mengaji bersama, terus jamaah bersama. Pembelajaran yang subyek (Kematangan sosial)
Saling mengingatkan untuk selalu taat kepada allah mbak peroleh dalam interaksi
keluarga yaitu saling
mengingatkan dalam hal
keagamaan. (KB.
W.S4/b.67)
68. I Apa pengalaman atau pembelajaran yang ibu peroleh dalam
proses interaksi dengan lingkungan tetangga ibu?
69. S Kalau di lingkungan tetangga itu mbak, saya mendapat Pembelajaran yang subyek (Kematangan sosial)
informasi tentang masalah kesehatan mbak. Jadi bertukar peroleh dalam interaksi
informasi, salin mendukung juga. tetangga yaitu saling
bertukar informasi dan saling
mendukung.
(KB. W.S4/b.69)
70. I Apa pengalaman atau pembelajaran yang ibu peroleh dalam
proses interaksi dengan teman ibu?
71. S Kalau sesama teman pensiun membicarakan masalah Pembelajaran yang subyek (Kematangan sosial)
keluarga, membicarakan kesehatan saling memberi peroleh dalam interaksi
pendapat dan motivasi serta dukungan biar tetap dan selalu teman yaitu saling
bersemangat mengutarakan pendapat,
saling mendukung dan
memberi motivasi.
(KB. W.S4/b.71)

235
72. I Bagaimana cara ibu mengatasi berbagai konflik dari diri ibu
sendiri?
73. S Ya saya itu mbak selalu harus bersabar dan selalu bersyukur Subyek saat ada konflik (Kematangan intelektual)
apapun yang terjadi, kalau hati ini rasanya sedih ya meminta dengan diri sendiri cara
pertolongan kepada allah. mengatasinya dengan selalu
bersabar dan meminta
pertolongan pada allah.
(KB. W.S4/b.73)
74. I Bagaimana cara ibu mengatasi berbagai konflik dengan
keluarga ibu?
75. S Saya kalau ada konflik ya cara mengatasinya dengan caara Subyek saat ada konflik (Kematangan intelektual)
musyawarah bersama mbak sama suami dan anak saya. dengan keluarga cara
mengatasinya dengan saling
bermusyawarah bersama.
(KB. W.S4/b.75)
76. I Bagaimana cara ibu mengatasi berbagai konflik dengan
teman dan tetangga sekitar ibu?
77. S Cara mengatasi nya saya itu mbak diusahakan harus banyak Subyek saat ada konflik (Kematangan intelektual)
bersabar dan mengalah dengan teman dan tetangga
cara mengatasinya dengan
sikap mengalah dan sabar.
(KB. W.S4/b.77)
78. I Bagaimana cara ibu mengontrol emosi disaat ibu merasa
marah?
79. S Saya kalau mengontrol emosi ya saya harus membaca Subyek mengontrol emosi (Kematangan emosi)
istighfar, kemudian sholat disaat marah dengan cara
meminta pertolongan pada
allah. (KB. W.S4/b.79)

236
80. I Bagaimana cara ibu mengontrol emosi disaat ibu merasa
adanya rasa benci dan kecewa dalam diri ibu?
81. S Ya kalau rasa kecewa ada mbak sedikit kalau benci Subyek mengontrol emosi (Kematangan emosi)
insayallah tidak ada, ya cara mengontrolnya harus bersabar disaat kecewa dengan selalu
jalani yang ada mbak. bersabar dan tetap dijalani.
(KB. W.S4/b.81)
82. I Bagaimana cara mengontrol emosi disaat ibu merasa stress,
cemas dan frustasi?
83. S Ya kalau stress itu ada mbak tapi nggak sampai frustasi, Subyek merasa rasa stress (Kematangan emosi)
terus cemas karena saya ini kan kadang nggak terlalu dan cemas itu ada cara
aktivitas juga, saya juga kaki saya kalau berjalan lama ngga mengontrolnya dengan
bisa tidak seperti dulu lagi mbak yan bisa kemana mana ya banyak bersabar kemudian
itu saya banyak bersabar, disyukuri pemberian yang ada, bersyukur apa yang ada.
kalau ngga pa saya merasa sumpek saya wudhu terus tidur. (KB. W.S4/b.83)
84. I Bagaimana dampak psikologis yang ibu rasakan setelah
pensiun? (merasa cemas, stress dan takut atau merasa
tentram dan damai).
85. S Ya kalau stress itu ada mbak cemas juga tapi ngga sampai Subyek merasa ada dampak (Keadaan Psikologis)
frustasi mbak. Karena saya kan sekarang banyak waktu psikologis yaitu rasa stress
dirumah kadang ya jenuh mbak, kadang ya stress cemas dan cemas.
takut kenapa napa. (KB. W.S4/b.85)
86. I Bagaimana cara ibu mencurahkan kepedulian/ memberi
kasih sayang pada orang sekitar ibu?
87. S Ya ibu memberi uang dan barang kepada orang yang Subyek mencurahkan (Keadaan Psikologis)
membutuhkan mbak, itu cara ibu mencurahkan kepedulian. kepedulian dan kasih sayang
dengan bershodaqah uang
maupun barang.
(KB. W.S4/b.87)

237
88. I Bagaimana ibu mengapresiasi diri sendiri (self rewards)
setelah pensiun ini?
89. S Gini ya mbak saya tidak pernah mengapresiasi diri sendiri, Subyek tidak pernah (Keadaan Psikologis)
yang terpenting itu hidupnya berjalan dengan baik mengapresiasi diri sendiri
melakukan hal yang positif. yang terpenting hidupnya
berjalan dengan baik dan
selalu melakukan hal positif.
(KB. W.S4/b.89)
90. I Bagaimana kondisi yang ibu rasakan dari lingkungan rumah
dan keluarga? (apakah damai, tentram, merasa bising yang
menggangu kehidupan sehari-hari anda).
91. S kondisi yang ibu rasakan ya kadang saya merasa bising Subyek di lingkungan rumah (Keadaan Lingkungan)
mbak kalau dirumah soalnya cucu saya kan banyak jadi dan keluarga merasa bising.
ruame mbak, kadang mau tidur nggak bisa. Tapi cucu saya (KB. W.S4/b.91)
itu pintar mbak kalau dibilangi ya manut hehehe, itu saja
mbak selebihnya tidak ada
92. I Bagaimana kondisi yang ibu rasakan dari lingkungan
tetangga? (apakah damai, tentram, merasa bising yang
menggangu kehidupan sehari-hari anda).
93. S Ya sama mbak di lingkungan tetangga juga baik, tidak ada Subyek di lingkungan (Keadaan Lingkungan)
keributan juga soalnya di lingkungan tetangga ya biasa biasa tetangga merasa tentram dan
saja damai karena tidak ada
keributan jadi tidak
menganggu kehidupan sehari
hari. (KB. W.S4/b.93)
94. I Bagaimana kondisi yang ibu rasakan dari lingkungan teman
anda? (apakah damai dan tentram atau ada konflik)
95. S Di lingkungan teman i bagaimana ya mbak, soalnya saya ya Subyek di lingkungan (Keadaan Lingkungan)

238
jarang bertemu juga jadi hanya lewat hp saja. Jadi ya damai tetangga merasa damai,
dan tentram ae mbak. karena jarang ketemu dan
komunikasi lewat virtual
saja. (KB. W.S4/b.95)
96. I Selanjutnya tentang budaya dan norma norma bu, setelah
ibu pensiun, apakah ibu mampu menyesuaiakan budaya
yang berisi norma dan hokum di lingkungan ibu?
97. S Oiya mbak saya sangat menghormati dan menghargai apa Subyek merasa bisa (Unsur Kebudayaan)
yang ada di lingkungan ibu termasuk norma dan hokum. menyesuaikan diri dengan
Dan saya tidak melanggar apapun. Jadi saya bisa budaya norma hokum yang
menyesuaikan diri dengan hal itu. ada di lingkungannya.
(KB. W.S4/b.97)
98. I Sudah selesai bu wawancaranya hehe
99. S Iya mbak alhamdulillah hehe
100. I Saya benar benar menguapkan terimakasih kepada ibu
101. S Iya mbak sama sama

VERBATIM WAWANCARA SUBJEK

A. Subjek 5

Nama : PA

Usia : 62

Jenis kelamin : Perempuan

Tahun Pensiun : 2020

239
Waktu Wawancara : 11 November 2022

Keterangan : I (Interviewer)

S (Subjek)

Keterangan Koding : KB : Kode Baris

W.S5 : Wawancara Subjek 5

b : baris

No. I/S Pertanyaan dan Hasil Wawancara Kesimpulan Ket.

Baris

1. I Assalamualikum wr wb bu, selamat siang bu hehe


2. S Iya siang jugaa mbak
3. I Iya bu. Hmm bagaimana bu kabarnya?
4. S Alhamdulillah ya seperti ini mbak hehe, sehat mbak
5. I Alhamdulillah sae nggeh bu, sebelumnya maaf kalau
menganggu waktu ibu, perkenalkan bu nama saya ninda dari
IAIN kediri mau mewawancarai dan mau mengobrol
ngobrol dengan ibu, apakah ibu bersedia?
6. S Iya mbak bersedia.
7. I Langsung saya mulai bu
8. I Apa yang ibu rasakan dan pikirkan selama menjalani masa
pensiun ini? Apa ada rasa kecewa dan rasa benci terhadap
diri sendiri? Atau sebaliknya merasa puas dan bahagia. Hal

240
apa saja yang mendorong ibu merasa seperti itu?
9. S Saya sudah puas karena saya sudah bekerja dengan lulus, Subyek setelah pensiun ini (Penyesuaian diri Emosi dan
sehat sampai sekarang ini, hal yang mendorong ya karena merasa puas dan bahagia Fisik)
teman-teman saya ya sama sudah pensiun seperti saya, tapi karena sudah bekerja dengan
saya sudah merasa tegar, ada teman yang gimana ya lulus dan sehat sampai
istilahnya merasa tidak puas begitu, kalau saya sudah puas. sekarang ini selain itu teman
temannya sama pensiunan.
(KB. W.S5/b.9)
10. I Selanjutnya apakah saat pensiun ini ibu sering marah dan
sering meluapkan emosi bu? Hal apa saja yang mendorong
ibu sering marah dan meluapkan emosi?
11. S “Tidak pernah sama sekali, saya enjoy apalagi saya masih Subyek merasa tidak pernah (Penyesuaian diri Emosi dan
dibantukan di sd saya tempat mengajar, itu hal yang marah dan meluapkan emosi Fisik)
mendorong saya nggak gampang marah soalnya ada hiburan selalu enjoy karena masih
lain. diperbantukan di SD
(KB. W.S5/b.11)
12. I Nggeh ibu. Selanjutnya bagaimana cara ibu
menerapkan/membiasakan pola hidup sehat saat pensiun
ini?
13. S “Ya seperti biasanya saya minum air putih yang banyak, Subyek selalu menerapkan (Penyesuaian diri Emosi dan
kalau jalan jalan sepertinya ndak soalnya masih diperbantu pola hidup sehat saat pensiun Fisik)
tugas ini, dan ketambahan saya punta cucu baru, masak ini. Pola hidup sehat nya
masakan sendiri, masak sayur sendiri tidak beli seperti minum air putih dan
masak makanan sehat.
(KB. W.S5/b.13)
14. I Bu sebelumnya saya minta maaf, niki pertanyaanya agak
kurang nyaman, jadi kalau ada kata kata yang kurang
nyaman mohon dimaklumi nggeh bu soalnya saya sambil

241
belajar psikologi juga bu hehe
15. S Iya mbak siap siap
16. I Semakin bertambahnya usia antara laki laki dan perempuan
akan memasuki masa andropuse dan menopouse.
Bagaimana sikap ibu terhadap hal tersebut?. Bagaimana ibu
dan pasangan bisa menerima hal tersebut?
17. S Kalau suami saya masih, ya kalau saya biasa soalnya saya Subyek merasa penyesuaian (Penyesuaian diri dalam hal
guru olahraga juga, hari hari dan bulan bulan ini masih diri dalam hal seksual sudah seksual)
istirahat soalnya ada suatu halangan entah lain hari ya saya berkurang tapi tetap
menerima dan ya memang sudah menopuse tapi saya diusahakan karena
usahakan tetap meskipun berkurang dan saya menerima kewajiban. Subyek bisa
dengan baik hal tersebut bersyukur lah intine mbak. menerima hal tersebut.
(KB. W.S5/b.17)
18. I Terus apakah ibu sering melakukan hal romantis terhadap
pasangan ibu?
19. S Ya sering tapi kalau keluar bareng tidak, tapi kalau di rumah Subyek melakukan hal (Penyesuaian diri dalam hal
mesti bergurau dan bercanda, lihat tv di ruang tamu, kalau romantis dengan seksual)
punya cucu malah berempat berguraunya menghabiskan waktu
dirumah dengan bercanda
dan bergurau.
(KB. W.S5/b.19)
20. I Dan saat pensiun bagaimana cara ibu menyisihkan waktu
dan mengobrol dengan intim dengan pasangan ibu?
21. S Saya mengobrol dengan intim itu biasanya ya pas diruang Subyek mengobrol dengan (Penyesuaian diri dalam hal
tamu, didepan tv, curhat curhat tentang problem ngobrol pasangan seperti bercerita seksual)
sana kemari ya pokok kalau mengobrol berdua dimana saja tentang problem rumah
begitu tangga, sampai mengobrol
hal yang tidak terlalu penting

242
di mana saja.
(KB. W.S5/b.21)
22. I Jadi dimana saja bu mengobrolnya, yang sering di ruang
tamu?
23. S Iya mbak
24. I Bagaimana ibu mampu menyesuaikan sikap ibu dalam
lingkungan sekitar ibu?
25. S Seperti biasa sejak pensiun ini tidak ada perubahan, ya sama Subyek merasa bisa (Penyesuaian diri secara
tetangga ya biasa biasa tidak merasa asing seperti biasa, menyesuaiakan sikapnya di religius dan moral)
kalau ikut kegiatan itu jarang mbak soalnya tetangga saya lingkungan, karena tidak
itu jarang keluar mbak jadi waktu jamaah ya jamaah pulang merasa asing dan lingkungan
ya pulang, sikap saya ya biasa saja tetangga jarang keluar.
(KB. W.S5/b.25)
26. I Kemudian ini tentang keagaaman bu, bagaimana sih sikap
ibu dalam penyesuaian diri di keagamaan?
27. S Ya sikap saya taat pada agama pada lima waktunya taat, Subyek bisa menyesuaikan (Penyesuaian diri secara
juga jamaah karena mushola dekat dengan rumah saya, jadi sikapnya di keagamaan, religius dan moral)
ya sholat di mushola jarang sholat di rumah, ya anu mbak karena mempunyai sikap
sikapnya ya baik baik saja bisa menyesuaiakan diri sebelum yang taat pada agama. Tidak
sama sesudah pensiun ya sama saja tidak ada bedanya ada perubahan selama
pensiun ini. (KB. W.S5/b.27)
28. I kemudian bu kegiatan apa saja sih yang ibu lakukan dalam
meningkatkan ketaqwaan? Bagaimana perasaan ibu saat
melakukan kegiatan tersebut?
29. S “Kalau ada kegiatan di RT itu ya ikut umpama muludan, Subyek dalam meningkatkan (Penyesuaian diri secara
israj miraj ikutnya di langgar, itu saja. Perasaan saya ya ketaqwaan dengan mengikuti religius dan moral)
senang ketemu dengan tetangga-tetangga sekitar kegiatan keagamaan di
lingkungannya. Dan

243
perasaanya senang.
(KB. W.S5/b.29)
30. I Bagaimana cara ibu menyesuaikan diri dalam lingkungan
yang berbeda agama?
31. S Biasa saja i mbak karena saudara saya ya ada yang lain Subyek bisa menyesuaikan (Penyesuaian diri secara
agama, tidak ada perbedaan gitu. Sama tetangga ya sama, diri dalam lingkungan yang religius dan moral)
sama-sama saling mengerti dan menghormati berbeda agama dengan tidak
membeda bedakan saling
menghormati dan mengerti.
(KB. W.S5/b.31)
32. I Selanjutnya bagaimana hubungan ibu dengan pasangan
setelah pensiun ini?
33. S Hubungannya ya biasa, nanti suamiku juga pensiun bulan Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri di
ini, saya jarang emosi mbak orang e jadi tidak ada masalah dengan pasangan setelah lingkungan keluarga dan
baik baik saja. pensiun ini baik baik saja. rumah)
(KB. W.S5/b.33)
34. I Baik bu jadi baik ya hubungannya
35. S Iya mbak betul
36. I Bagaimana hubungan ibu dengan anak dan cucu-cucu ibu
setelah pensiun?
37. S Ya saya suka terhibur, karena anak saya kan cuma satu dan Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri di
baru lahiran bulan ini jadi saya merasa senang. dengan anak dan cucu baik lingkungan keluarga dan
Hubungannya baik, meskipun nanti anak saya bersama karena anaknya baru rumah)
suaminya bakal ke sby karena ada kerjaan jadi anaknya juga melahirkan dan subyek
dibawa, disitu saya akan merasa kangen dan agak kesepian merasa senang.
(KB. W.S5/b.37)
38. I Kalau hubungan ibu dengan sanak keluarga setelah
pensiun?

244
39. S Kalau sanak keluarga baik mbak, ya saya belum pensiun Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri di
dan sudah pensiun malah tiap bulan saya kasih uang saku dengan sanak keluarga juga lingkungan keluarga dan
untuk ponakan saya,jadi ya biasa ndak ada perubahan baik. karena subyek peduli rumah)
sesama keluarga.
(KB. W.S5/b.39)
40. I Selanjutnya hubungan ibu sesama tetangga RT/RW sekitar
desa ibu?
41. S Ndak ada perubahan i mbak ninda ya kalau kumpul-kumpul Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri di
satu bulan sekali ya itu arisan, saya jadi bendahara dengan tetangga RT/RW kalangan masyarakat)
membawa tabungan simpan pinjam tapi itu rw, dulu rt terus baik karena tidak ada
saya serahkan ke rw. Hubungan saya ya bagus perubahan setelah pensiun
ini dan subyek aktif ikut
kegiatan di lingkungannya.
(KB. W.S5/b.41)
42. I Bagaimana hubungan ibu dengan teman dekat atau
komunitas ibu?
43. S Sahabat ya itu di grub itu, barusan tiga tahun yang lalu Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri terhadap
mengadakan grub sgu, jadi setiap satu tahun sekali ketemu dengan teman dekat tetap sekolah)
reunian, jadi ya tetap terjalin. teman saya semua guru. terjalin dan satu tahun sekali
mengadakan reunian.
(KB. W.S5/b.43)
44. I Bagaimana hubungan ibu dengan teman sesama pensiunan?
45. S Sesama pensiunan ya sama juga di grub khusus pensiun, ya Subyek merasa hubungan (Penyesuaian diri terhadap
saya cuma mbales mbales di grub itu menanyakan kabar dengan teman sesama sekolah)
entah sekedar nyapa. Kalau ketemu itu belum pernah selama pensiunan baik meskipun
ini cuma di grub saja belum pernah ketemu dan
komunikasinya lewat irtual
saja. (KB. W.S5/b.45)

245
46. I Bagaimana sikap dan sifat pasangan ibu setelah pensiun ini?
47. S Ya biasa tidak ada perubahan sama sekali, sepertinya enjoy- Subyek merasa sikap dan (Penyesuaian diri yang
enjoy saja selama ini, dulu sama sekarang sama. sifat pasanagannya setelah berhubungan dengan
pensiun ini baik dan merasa perkawinan)
enjoy tidak ada perubahan.
(KB. W.S5/b.47)
48. I Seberapa sering ibu bertengkar dengan pasangan anda
seputar masalah lainnya? Bagaimana cara mengatasi konlik
dengan pasangan ibu?
49. S Saya ndak pernah mbak kalau bertengkar, ndak pernah sama Subyek merasa tidak pernah (Penyesuaian diri yang
sekali, saya jadi istrinya sampai 35 tahun belum pernah bertengkar, dulu sebelum berhubungan dengan
saya bertengkar sama suami, cuma ya pernah dulu pas nikah pensiun pernah bertengkar perkawinan)
awal-awal paling kalau marah ya diem beberapa hari, tapi hanya sesekali.
suamiku ya itu intropeksi diri, setelah pensiun ini nggak (KB. W.S5/b.49)
pernah bertengkar kalau marah ya cuma paling halah-halah
gitu tok mbak.
50. I Bagaimana pendapat ibu mengenai kualitas pernikahan anda
dan pasangan?
51. S Saya kira lebih bagus dari yang lain, dari keluarga yang lain Subyek merasa kualitas (Penyesuaian diri yang
saya lebih bagus, ya maaf mbak ninda sebelumnya malah pernikahannya lebih bagus berhubungan dengan
saya itu sebagai panutan dari keluarga saya, keluarga suami karena subyek tidak pernah perkawinan)
saya, soalnya saya ya itu nggak pernah bertengkar dengan bertengkar dan menjadi
suara keras ndak pernah, kalau pas waktu mengajar tok panutan dari keluarganya.
suara saya keras, kalau dirumah ya enggak, jadi ya baik (KB. W.S5/b.51)
kualitasnya.
52. I Saat mau pensiun, persiapan atau pengalaman apa saja yang
ibu lakukan? (mengikuti pra pensiun atau bimbingan
konseling lainnya)

246
53. S Ndak pernah saya tidak pernah mengikuti kegiatan itu, Subyek tidak pernah (Penyesuaian diri jabatan
soalnya saya langsun bisa menerima mbak mengikuti persiapan saat atau vokasional)
mau pensiun. (KB.
W.S5/b.53)
54. I Setelah pensiun apa kegiatan, hobi ibu? Dan apakah
mempunyai usaha sendiri untuk mengisi waktu luang?
Bagaimana perasaan ibu terhadap kegiatan baru ibu setelah
pensiun?
55. S Ya ini saya masih diperbantukan di sd, ya nanti umpama Subyek saat pensiun (Penyesuaian diri jabatan
saya mengundurkan diri ya nanti di rumah ya ngurusi cucu kegiatannya masih tetap atau vokasional)
kalau pas pulang, dirumah ya sama suami ya menjalankan diperbantukan di SD
aktivitas seperti biasa mbak. Ini ada sampingan gitu, saya meskipun sudah pensiun, dan
merasa terhibur dan bahagia, masih diperbantukan apalagi perasaanya terhibur dan
saya baru punya cucu ini tambah senang. bahagia. (KB. W.S5/b.55)
56. I Bagaimana pendapat ibu tentang pensiun?
57. S Harus menerima dengan ikhlas harus alhamdulillah bisa Menurut subyek pensiun itu (Penyesuaian diri jabatan
lulus dengan mengerjakan tugas dari negara sampai harusn ada sikap menerima atau vokasional)
sekarang. Itu pendapat saya. dan ikhlas karena sudah lulus
mengerjakan tugas negara
dengan baik.
(KB. W.S5/b.57)
58. I kulo lanjutkan nggeh pertanyaanya bu
59. S Iya mbak oke
60. I Apakah ibu mempunyai riwayat penyakit? Dan apakah
penyakit tersebut mempengaruhi kehidupan ibu?
Bagaimana?
61. S Tidak punya insyallah tidak punya. Ngga punya mbak Subyek tidak mempunyai (Keadaan Fisik)
paling sakitnya ya flu, panas, batuk pilek seperti itu saja riwayat penyakit, hanya

247
alhamdulillah mbak. Sikap saya ya merasa bersyukur diberi penyakit yang sering
kesehatan sampai saat ini. dijumpai, subyek merasa
bersyukur. (KB. W.S5/b.61)
62. I Kemudian apakah ibu merasa kesehatan ibu berkurang
sewaktu pensiun? Bagaimana ibu bisa menyesuaikan diri ?
63. S Ya cuma berkurang itu saja, soalnya sudah lanjut usia jadi Subyek merasa kesehatannya (Keadaan Fisik)
kesehatan ndak seperti biasanya pas saya ngajar dulu masih mulai berkurang berbeda
fit badannya,kalau sekarang dadi yo berkurang tapi ya dengan dulu, cara
paling pegel-pegel itu saja. Cara menyesuaikan nya saya menyesuaikannya dengan
kalau capek istirahat, biasanya kalau saya keju-keju ya beristirahat dan berolahraga.
ngomong ke suami suruh dipijat terus ya olahraga kecil (KB. W.S5/b.63)
kecilan.
64. I Apakah dukungan dari keluarga berpengaruh dalam
kesehatan ibu? Bagaimana perasaan ibu terhadap hal
tersebut?
65. S Berpengaruh mbak ya karena suami dan anak saya saling Subyek merasa dukungan (Keadaan Fisik)
mengingatkan untuk masalah kesehatan saling keluarga berpengaruh seperti
mengingatkan itu saja mbak. saling mengingatkan seputar
kesehatan. (KB. W.S5/b.65)
66. I Apa pengalaman atau pembelajaran yang ibu peroleh dalam
proses interaksi dengan keluarga ibu?
67. S Ya banyak mbak contoh salah satunya saya kan ini Pembelajaran yang subyek (Kematangan sosial)
alhamdulillah dikasih cucu, pengalaman saya ya menjadi peroleh dalam interaksi
tambah dulu nggak pernah gini, belum bisa memandikan keluarga yaitu pengalaman
anak kecil sekarang bisa. Kalau ada masalah kecil sama punya cucu dan pengalaman
suami dan anak saling memberi tahu, memberi pendapat dan interaksi nya dengan saling
saling intropeksi diri mmeberi tahu, memberi
pendapat dan intropeksi diri.

248
(KB. W.S5/b.67)
68. I Apa pengalaman atau pembelajaran yang ibu peroleh dalam
proses interaksi dengan lingkungan tetangga ibu?
69. S Ya biasa biasa saja mbak pembelajarannya itu sedikit Pembelajaran yang subyek (Kematangan sosial)
soalnya tetangga saya jarang keluar rumah mbak, jadi keluar peroleh dalam interaksi
bareng dan saling mnegobrol itu ndak pernah. lingkungan tetangga dibilang
sedikit karena jarang
mengobrol. (KB. W.S5/b.69)
70. I Apa pengalaman atau pembelajaran yang ibu peroleh dalam
proses interaksi dengan teman ibu?
71. S Kalau sesama teman ya hanya pas di grub itu salingg Pembelajaran yang subyek (Kematangan sosial)
bercanda,guyonan. Kalau saya sedang kesepian ya bukak peroleh dalam interaksi
grub itu jadi saya merasa terhibur juga gitu. Jadi saling teman yaitu saling
memberi hiburan dan guyonan supaya tidak bosan. mensupport dan memberi
hiburan. (KB. W.S5/b.71)
72. I Bagaimana cara ibu mengatasi berbagai konflik dari diri ibu
sendiri?
73. S Jadi saya ini nggak pernah marah lo mbak ninda maaf ya Cara mengatasi konflik dari (Kematangan intelektual)
ngga pernah marah, konflik yang parah itu nggak ada, diri sendiri dengan cara
marah sepele gitu, soalnya saya banyak guyon kalau berdiam dan mencari hiburan
dirumah. Ya mengatasi nya diam saja, ya lihat tv gitu misal nonton tv.
istigfhar gitu tok. (KB. W.S5/b.73)
74. I Bagaimana cara ibu mengatasi berbagai konflik dengan
keluarga ibu?
75. S Ya nanti kalau umpama saya dan suami ada konflik ya Cara mengatasi konflik (Kematangan intelektual)
dibicarakan berasam terus saya cuma bilang sambat dengan musyawarah bersama
istigfhar gitu tok. Kalau keluarga kalau marahnya ngomong dan saling intropeksi diri.
yang kasar, ya saya cuma bilang satu kata dengan cara (KB. W.S5/b.75)

249
menyebut gtu tok, terus ya saling intropeksi diri.
76. I Bagaimana cara ibu mengatasi berbagai konflik dengan
teman dan tetangga sekitar ibu?
77. S Kalau tetangga ya ngga pernah ada konflik soalnya ya itu (Kematangan intelektual)
nggak tau srawung soalnya ketemunya kalau ada kegiatan.
78. I Owalah gitu nggeh bu
79. S Tapi ini ada suatu cerita, saya bererita boleh nggeh mbak?
80. I Boleh bu monggo
81. S Satu ada itu saya kan membawa simpanan tabungan kalau Cara mengatasi konflik
nggak nyaur ya yowes terserah soalnya bukan uang saya, denga tetangga ontoh
terus ada pinjam tapi belum nyaur nyaur gtu mnbak ninda tetangga belum bayar uang
yo gpp wi duk duik ku duik e wong akeh isin aku bilang pinjaman dan subyek hanya
gitu tok, cuma dengan cara mengingatkan gitu tok. Kalau mengingatkan saja tidak
uang saya yang dipinjam saya ya ngak ikhlas mbak, ya itu diperpanjang.
dengan cara mengingatkan tok. Saya tipenya orangnya (KB. W.S5/b.81)
bodoamatan mbak
82. I Jadi dengan cara mengingatkan gitu nggeh
83. S Iya mbak
84. I Bagaimana cara ibu mengontrol emosi disaat ibu merasa
marah?
85. S Nggak pernah marah saya, kalau umpama marah ya saya Subyek mengontrol emosi (Kematangan emosi)
ke hal lain lihat contoh dengan menonton tv terus diam ketika marah dengan
mencari hiburan terus ndengerin radio. mencari hiburan untuk diri
sendiri.
(KB. W.S5/b.85)
86. I Bagaimana cara ibu mengontrol emosi disaat ibu merasa
adanya rasa benci dan kecewa dalam diri ibu?
87. S Rasa benci dan kecewa nggak ada samsek, kalau di guyonan Subyek tidak ada rasa benci (Kematangan emosi)

250
gitu bar ya bar ndak pernah saya memikirkan terus. Sudah dan kecewa daan tidak
ya sudah tidak memperpanjang. terlalu memikirkan.
(KB. W.S5/b.87)
88. I Bagaimana cara mengontrol emosi disaat ibu merasa stress,
cemas dan frustasi?
89. S Stress cemas frustasi ndak pernah sama sekali. Subyek tidak ada rasa stress (Kematangan emosi)
Alhamdulillah nggak pernah ,enjoy soalnya saya keadaan cemas dan frustasi selalu
keluarga saya semuanya i yang ada i cuma saya gitu lo, jadi enjoy. karean dikontrol
semua tumpuan di saya, jadi umpama ada kesalahan ada apa untuk selalu terbuka jadi
apa mesti curhat cerita gitu, merasa tentram damai merasa tentram dan damai.
(KB. W.S5/b.89)
90. I Bagaimana dampak psikologis yang ibu rasakan setelah
pensiun? (merasa cemas, stress dan takut atau merasa
tentram dan damai).
91. S Tidak mbak alhamduillah saya tidak merasakan seperti itu, Subyek tidak merasa cemas, (Keadaan Psikologis)
justru saya setelah pensiun ini ya memang sudah ikhlas gitu stress dan takut.
mbak apalagi sekarang kan masih diperbantukan di SD juga. (KB. W.S5/b.91)
Kalau sudah tidak diperbantukan ya tetap biasa saja mbak
92. I Bagaimana cara ibu mencurahkan kepedulian/ memberi
kasih sayang pada orang sekitar ibu?
93. S Ya seperti biasanya umpama ada orang kesusahan ya Subyek mencurahkan (Keadaan Psikologis)
dikunjungi,lak umpama ada kesusahan itu baru saya kepedulian nya dengan
menengok. Misal seperti tetangga ada yang sakit atau peduli sesama orang sekitar.
keluarga. (KB. W.S5/b.93)
94. I Bagaimana ibu mengapresiasi diri sendiri (self rewards)
setelah pensiun ini?
95. S Ndak pernah mba ninda, yowes semua saya kasihkan ke Subyek tidak pernah (Keadaan Psikologis)
anak wes ndak saya malah yowes semua ke anak, anak mengapresiasi diri sendiri

251
cuma satu satunya, ya ngasih tiap bulalnya saudara, ke diri karena menurut subyek anak
sendiri ngga pernah. nomer satu jadi semua
dikasih ke anak.
(KB. W.S5/b.95)
96. I Bagaimana kondisi yang ibu rasakan dari lingkungan rumah
dan keluarga? (apakah damai, tentram, merasa bising yang
menggangu kehidupan sehari-hari anda).
97. S Yo damai tentram enjoy enggak merasa bising mbak Subyek di lingkungan rumah (Keadaan Lingkungan)
soalnya serumah ya cuma berdua saja mbak. Anak saya kan dan keluarga tentram dan
di surabaya sama suaminya. Jadi ya rumah ini sepi. Dan enjoy karena serumah cuma
sebelah saya itu rumah mbak saya. berdua jadi tidak merasa
bising. (KB. W.S5/b.97)
98. I Bagaimana kondisi yang ibu rasakan dari lingkungan
tetangga? (apakah damai, tentram, merasa bising yang
menggangu kehidupan sehari-hari anda).
99. S Kalau di tetngga yo biasa, semua tetangga soalnya nggak Subyek di lingkungan (Keadaan Lingkungan)
ada yang keluar lo mbak disitu, jadi nggak yang ngobrol tetangga juga tidak merasa
terus ngrumpi gitu ndak ada, jadi di tempat saya pulang terganggu karena sekitar
kerja ya wes masuk, kalau kumpul pas ada acara gitu tok. Di rumah sepi tetangga jarang
sekitar rumah saya itu sepi jadine keluar dan kurangnya untuk
berinteraksi.
(KB. W.S5/b.99)
100. I Bagaimana kondisi yang ibu rasakan dari lingkungan teman
anda? (apakah damai dan tentram atau ada konflik)
101. S Ya ndak ada damai kondisinya alhamdulillah baik baik saja. Subyek di lingkungan teman (Keadaan Lingkungan)
Karena ya itu kalau teman pensiun dan teman sgu itu juga merasa kondisinya baik baik
masih berinteraksi lewat hp dan setahun sekali reuni sama saja masih tetap berinteraksi.
teman sgu saya. Ya kondisinya sejauh ini baik baik saja (KB. W.S5/b.101)

252
mbak ninda.
102. I Selanjutnya tentang budaya dan norma norma bu, setelah
ibu pensiun, apakah ibu mampu menyesuaiakan budaya
yang berisi norma dan hokum di lingkungan ibu?
103. S Iya mbak setelah pensiun ini maupun sebelum saya bisa Subyek merasa bisa (Unsur Kebudayaan)
menyesuaikan diri dalam norma dan hokum di masyarakat. menyesuaiak diri dalam
Saya berusaha tidak melanggar, apapun itu saya selalu norma dan hokum budaya di
menghormati. Kalau kita tidak melanggar dan selalu berbuat masyarakat.
baik hidup kita menjadi tenang mbak. (KB. W.S5/b.103)
104. I Alhamduillah sampun bu, wawancaranya sudah selesai
105. S Alhamdulillah mbak

253
Lampiran 6: Hasil Observasi

A. Subjek 1 (SK)

Nama : SK

Usia : 68

Jenis Kelamin : PEREMPUAN

Tahun Pensiun : 2015

No. Kesan umum subjek Ket.

1. Kondisi fisik Saat wawancara berlangsung, kondisi subjek terlihat sehat

2. Penampilan Subjek mengenakan pakaian hem berlengan panjang dan

berkerudung.

3. Ekspresi wajah Subjek terlihat tidak malu-malu dan selalu tersenyum saat

menjawab pertanyaan.

4. Cara menjawab Subjek menjawab pertanyaan dengan lancar dan suka sambil

254
bercerita.

5. Gesture tubuh Subjek duduk dengan santai di kursi bersebelahan dengan

informan selama proses wawancara.

6. Interaksi subjek saat wawancara Subjek menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik dan

suka bergurau.

7. Kemampuan sosial Subjek terlihat ramah dan sangat mudah berinteraksi dengan

orang baru.

8. Kondisi tempat saat wawancara Wawancara dilakukan di rumah subyek, dan kondisi disekitar

lingkungan rumah terlihat sepi sehingga wawancara yang

dilakukan berjalan sukses dan lancar.

255
B. Subjek 2 (SY)

Nama : SY

Usia : 67

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tahun Pensiun : 2015

No. Kesan umum subjek Ket.

1. Kondisi fisik Saat wawancara berlangsung, kondisi subjek terlihat sehat.

2. Penampilan Subjek mengenakan pakaian berkaos yang santai dan celana

panjang.

3. Ekspresi wajah Subjek rileks dan berwajah datar saat menjawab pertanyaan.

4. Cara menjawab Subjek menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat

dan dengan suara yang lirih.

5. Gesture tubuh Subjek duduk dengan santai di kursi berhadapan dengan

informan selama proses wawancara.

256
6. Interaksi subjek saat wawancara Subjek menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik.

7. Kemampuan sosial Subjek terlihat ramah dan sangat mudah berinteraksi dengan

orang baru.

8. Kondisi tempat saat wawancara Wawancara dilakukan di rumah subyek, dan kondisi disekitar

lingkungan rumah terlihat ramai karena rumahnya dekat jalan

raya sehingga wawancara yang dilakukan berjalan agak

sedikit berisik.

C. Subjek 3 (HR)

Nama : HR

Usia : 66 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tahun Pensiun : 2016

257
No. Kesan umum subjek Ket.

1. Kondisi fisik Saat wawancara berlangsung, kondisi subjek terlihat sehat.

2. Penampilan Subjek mengenakan pakaian daster

3. Ekspresi wajah Subjek rileks dan sedikit tersenyum saat menjawab

pertanyaan.

4. Cara menjawab Subjek menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

5. Gesture tubuh Subjek duduk dengan santai di kursi bersebelahan dengan

informan selama proses wawancara.

6. Interaksi subjek saat wawancara Subjek menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik.

7. Kemampuan sosial Subjek terlihat ramah dan sangat mudah berinteraksi dengan

orang baru.

8. Kondisi tempat saat wawancara Wawancara dilakukan di rumah subyek, dan kondisi disekitar

lingkungan rumah terlihat ramai karena rumahnya dekat jalan

raya sehingga wawancara yang dilakukan berjalan agak

258
sedikit berisik.

D. Subjek 4 (MD)

Nama : MD

Usia : 70 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tahun Pensiun : 2012

No. Kesan umum subjek Ket.

1. Kondisi fisik Saat wawancara berlangsung, kondisi subjek terlihat tidak

begitu sehat.

2. Penampilan Subjek mengenakan pakaian daster dan berkerudung.

3. Ekspresi wajah Subjek terlihat agak lemas dan terlihat datar

4. Cara menjawab Subjek menjawab pertanyaan dengan baik.

259
5. Gesture tubuh Subjek duduk dengan santai di kursi bersebelahan dengan

informan selama proses wawancara.

6. Interaksi subjek saat wawancara Subjek menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik.

7. Kemampuan sosial Subjek terlihat ramah dan mudah berinteraksi dengan orang

baru.

8. Kondisi tempat saat wawancara Wawancara dilakukan di rumah subyek, dan kondisi disekitar

lingkungan rumah terlihat sedikit ramai karena ada cucu-

cucu subyek sehingga wawancara yang dilakukan berjalan

agak sedikit berisik.

E. Subjek 5 (PA)

Nama : PA

Usia : 62 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

260
Tahun Pensiun : 2020

No. Kesan umum subjek Ket.

1. Kondisi fisik Saat wawancara berlangsung, kondisi subjek terlihat sehat.

2. Penampilan Subjek mengenakan pakaian hem dan berkerudung.

3. Ekspresi wajah Subjek rileks dan sedikit tersenyum saat menjawab

pertanyaan.

4. Cara menjawab Subyek menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

5. Gesture tubuh Subjek duduk dengan santai di kursi bersebelahan dengan

informan selama proses wawancara.

6. Interaksi subjek saat wawancara Subjek menerima pertanyaan yang diajukan dengan baik,

tetapi terlihat malu dan bingung dalam menjawab pertanyaan.

7. Kemampuan sosial Subjek terlihat ramah dan mudah berinteraksi dengan orang

baru.

8. Kondisi tempat saat wawancara Wawancara dilakukan di rumah subyek, dan kondisi disekitar

261
lingkungan rumah terlihat sepi sehingga proses wawancara

lancar.

Lampiran 7: Checklist Data


a. Bagaimana macam-macam penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri?

No. Aspek Indikator S1 S2 S3 S4 S5

5. Penyesuaian diri emosi


    
dan fisik

Penyesuaian diri Penyesuaian diri dalam hal


    
individual seksual

Penyesuaian diri secara


    
religius dan moral

6. Penyesuaian diri Penyesuaian diri di


    
secara sosial lingkungan keluarga dan

262
rumah.

Penyesuaian diri di
    
kalangan masyarakat

Penyesuaian diri terhadap


    
sekolah

7. Penyesuaian diri Hubungan dan harapan

yang berhubungan yang terdapat dalam     

dengan perkawinan kerangka perkawinan

8. Penyesuaian diri Berhubungan erat dengan

jabatan dan penyesuaian diri akademis     

vokasional

263
b. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri?

No. Faktor Indikator S1 S2 S3 S4 S5

Konstitusi fisik dan


    
hereditas

6. Keadaan fisik Sistem utama tubuh (sistem

saraf, otot dan kelenjar,     

ataupun berbagai penyakit).

Kematangan sosial     
Perkembangan dan
7. Kematangan intelektual.     
kematangan
Kematangan emosi     

Pengalaman     

8. Keadaan psikologis Proses belajar     

Kebiasaan     

264
Situasi rumah dan keadaan
    
keluarga

9. Kondisi lingkungan Masyarakat     

Sekolah (lingkungan
    
teman)

Termasuk di dalamnya

10. Unsur kebudayaan pengaruh keyakinan     

agama

265
Lampiran 8: Reduksi data
REDUKSI DATA HASIL WAWANCARA

a. Bagaimana macam-macam penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri?

No. Aspek Indikator S1 S2 S3 S4 S5

1. Penyesuaian Penyesuaian Subyek setelah Subyek setelah Subyek setelah Subyek setelah Subyek setelah
Diri diri emosi dan pensiun ini pensiun ini pensiun ini pensiun ini pensiun ini
Individual fisik merasa adanya merasa adanya merasa adanya merasa adanya merasa adanya
perasaan puas perasaan puas perasaan puas perasaan puas, perasaan puas
dan bahagia, dan bahagia. dan bahagia bahagia jiwa dan bahagia
Karena subyek Karena sudah Karena sudah pikiran tenang karena sudah
sudah menjalani menjalani kerja lepas tanggung karena subyek bekerja dengan
tugas sampai sampai pensiun jawab dan selalu lulus dan sehat
pada waktunya dan melihat kewajiban bersyukur sampai
pensiun ini tanpa anak didiknya sebagai seorang mengabdi sekarang. Dan
cacat dan sudah sukses pendidik dan kepada allah merasa tidak
tercela. Tetapi semua. Tetapi sudah merasa meskipun pernah marah
subyek merasa subyek merasa lega. Dan kondisi fisiknya dan tidak
sering marah sering marah subyek merasa tidak seperti meluapkan
dan meluapkan tetapi tidak tidak pernah dulu lagi. emosi. Karena
emosi, karena sampai marah dan tidak Tetapi subyek subyek selalu
karakter meluapkan meluapkan merasa sering enjoy, apalagi
suaminya emosi. Disaat emosi setelah marah karena sekarang masih
pendiam. ada problem pensiun ini. kondisi fisiknya diperbantukan
Subyek selalu saja. Pola hidup Marahnya yang sakit di SD dan
menerapkan sehat nya seperti tentang sakitan dan merasa ada

266
pola hidup sehat olahraga. pekerjaan daya tubuh hiburannya.
saat pensiun ini. Subyek selalu rumah. setelah mulai menurun. Dan
Karena sudah menerapkan pensiun ini Dan subyek menerapkan
tidak ada pola hidup sehat lebih banyak selalu pola hidup
kewajiban, pola saat pensiun ini. waktu luang menerapkan sehat. Pola
hidup sehat nya dan lebih enjoy. pola hidup hidup sehat nya
seperti Subyek selalu sehat. seperti minum
beraktivitas menerapkan melakukan air putih ang
seperti biasa dan pola hidup sehat ibadah sholat banyak dan
olahraga. saat pensiun ini. dan jalan jalan masak makanan
dengan sedikit karena sehat.
berolahraga kakinya agak
memakan sakit.
makanan
bergizi.
Penyesuaian Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa
diri dalam hal penyesuaian diri penyesuaian diri penyesuaian diri penyesuaian penyesuaian
seksual dalam hal dalam hal dalam hal diri dalam hal diri dalam hal
seksual sudah seksual sudah seksual sudah seksual sudah seksual sudah
berkurang, tidak berkurang, berkurang, Dan berkurang, berkurang, dan
ada gairah dan tetapi masih menerima hal tetapi subyek bisa menerima
sudah tidak aktif aktif, karena tersebut dan menerima dengan baik hal
seperti dulu lagi. membahagiakan masih aktif dengan ikhlas, tersebut.
Tetapi subyek dan karena tetapi subyek Subyek masih
menerima mengusahakan mempunyai tidak aktif lagi aktif tetap
dengan keadaan yang terbaik ke kewajiban karena sakit diusahakan
tersebut. Subyek pasangannya. melayani sakitan, dan karena
tidak pernah Dan menerima pasangannya, usaha untuk kewajiban. Dan

267
melakukan hal dengan keadaan karena sekarang minum herbal. sering
romantis berdua. tersebut. Dan lebih banyak Subyek tidak melakukan hal
Karena sering waktu. Dan pernah romantis
pasangannya melakukan hal subyek sering melakukan hal dengan
malas dan faktor romantis dengan melakukan hal romantis karena menghabiskan
usia. Dan jalan jalan, romantis faktor usia dan waktu dirumah
pasanganya makan diluar dengan jalan sudah menurun, dengan
bertipe introvert. bersama jalan dan tidak berminat bercanda dan
Tetapi subyek pasangan. berolahraga yang penting bergurau. Dan
mengobrol dan Selalu disekitar kesetiaanya. selalu
menyisihkan mengobrol dan rumahnya. Dan subyek mengobrol dan
waktu dimana menyisihkan misalnya mau mengobrol dan menyisihkan
saja dengan cara waktu dimana tidur menyisihkan waktu seperti
bergurau dan saja saat ada Subyek waktu bersama bercerita
ngobrol serius problem rumah mengobrol pasangannya sampai
dengan tangga. dengan dimana saja, mengobrol hal
pasangannya. pasangan misalnya yang tidak
sewaktu waktu setelah sholat terlalu penting
dimana saja, berjamaah. dimana saja.
misalnya mau
tidur.

Penyesuaian Subyek bisa Subyek bisa Subyek bisa Subyek bisa Subyek bisa
diri secara menyesuaikan menyesuaikan menyesuaikan menyesuaikan menyesuaikan
religius dan sikapnya di sikapnya di sikapnya di sikapnya di sikapnya di
moral. lingkungan dan lingkungan dan lingkungan dan lingkungan dan lingkungan
di keagamaan di keagamaan di keagamaan di keagamaan karena tidak
karena subyek karena karena karena tidak karena subyek ada perubahan

268
mengikuti dianggap merasa asing termasuk tertua sehingga tidak
kegiatan dituakan oleh dengan di merasa asing,
keagamaan di lingkungannya mengikuti lingkungannya ikut kegiatan
sekitar dan di kegiatan di akhirnya sudah dan lingkungan
lingkungannya. keagamaan sekitar kenal lebih tetangga jarang
Sehingga sudah subyek lingkungan dan lama dan tidak keluar. Dan di
kenal seperti memiliki sikap saudaranya merasa asing keagamaan
apa, cepat akrab saling banyak yang dan wajib mempunyai
dan tidak merasa menghormati tinggal sekitar menjalankan sikap yang taat
asing. Dan dan menghargai rumahnya. Dan tugas sebagai pada agama,
melakukan saat ada di menurut subyek seorang muslim tidak ada
kegiatan untuk lingkungan keagamaan, dan baik sama perubahan.
meningkatkan berbeda agama menurut subyek orang sekitar Subyek bisa
ketaqwaan meskipun agama pilihan tidak membeda menyesuaikan
bersama keluarganya serta urusan bedakan sama diri dalam
suaminya, dan mayoritas masing masing lingkungan lingkungan
perasaanya katolik. Subyek dan sudah yang berbeda berbeda agama
merasa tentram. melakukan punya jalur keyakinan. dengan tidak
Dan mempunyai banyak kegiatan sendiri-sendiri. Dalam membeda
sikap yang untuk Subyek dalam meningkatkan bedakan saling
saling meningkatkan meningkatkan ketaqwaan menghormati
menghormti ketaqwaan. ketaqwaan subyek dan mengerti.
terhadap dengan dengan belajar melakukan dalam
lingkungan yang mengikuti quran, untuk sholawat, dzikir meningkatkan
berbeda agama. kegiatan memperdalam dan membaca ketaqwaan
Karena di keagamaan di dan quran, dengan
lingkungannya sekitar menghaluskan perasaannya mengikuti
mayoritas islam. lingkungannya bacaan dan menjadi tenang kegiatan

269
dan perasaanya perasaanya dan damai. keagamaan di
senang. senang. Subyek lingkungannya.
bisa Dan
menyesuaikan perasaanya
diri dalam senang bisa
lingkungan bersosialisasi
berbeda agama dengan
dengan saling tetangga.
menghormati
dan sudah tau
latar belakang
mereka.
2. Penyesuaian Penyesuaian Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa
diri secara diri di hubungannya hubungannya hubungannya hubungannya hubungannya
sosial. lingkungan baik-baik saja baik sama sanak baik-baik saja baik-baik saja baik-baik saja
keluarga dan terhadap keluarga yang terhadap terhadap terhadap
rumah. pasangannya jauh maupun pasangannya pasangannya pasangannya
subyek dekat. Karena karena saja semakin dekat Karena subyek
menganggap kalau ada kalau ada karena sama- tidak gampang
seperti sahabat masalah segera masalah segera sama sudah tua emosi jadi tidak
sendiri dan diselesaikan. diselesaikan. jadi saling ada masalah
tempat buat Subyek merasa Subyek merasa mengerti satu Subyek merasa
cerita. Karena hubungan hubungan sama lain. hubungan
pasangannya dengan anak dengan anak Subyek merasa dengan anak
tipe pendiam cucu baik cucu baik dan hubungan cucu baik
jadi selalu diajak karena tetap mrasa terhibur dengan anak subyek
bicara oleh berkomunikasi karena tetap cucu baik mempunyai
subyek. Subyek secara virtual berkomunikasi karena subyek cucu baru,

270
merasa lebih kalau jauh dan dengan video merasa senang meskipun nanti
gembira dan kalau dekat call dan sering dan terhibur, cucunya
senang saat sering main bersama rumah semkain dibawa di sby,
bersama anak berkumpul. Subyek merasa ramai. Subyek disitu subyek
dan cucu. Subyek merasa hubungannya merasa merasa kangen.
Karena pada saat hubungannya baik sama sanak hubungannya Subyek merasa
pensiun ini baik sama sanak keluarga karena baik sama hubungannya
hiburannya keluarga karena keluarga subyek sanak keluarga baik sama
bersama anak saling dekat sama meskipun sanak keluarga
dan cucu. meluangkan rumahnya dan berjauhan karena subyek
Subyek merasa waktu dan kalau ada acara masih tetap peduli sesama
hubungannya berkunjung di saling berkomunikasi keluarga dan
baik sama sanak rumah saudara. mendatangi. secara virtual. tidak ada
keluarga yang perubahan.
jauh maupun
dekat. Karena
kalau ada
masalah segera
diselesaikan.
Penyesuaian Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa
diri di hubungannya hubungan hubungan hubungan hubungan
kalangan baik sama dengan tetangga dengan tetangga dengan dengan
masyarakat. tetangga RT/RW RT/RW baik RT/RW baik tetangga tetangga
karena seorang Karena sudah Karena RT/RW baik RT/RW baik
guru jadi subyek lama tinggal di mengikuti subyek karena tidak
lebih dipandang, lingkungannya. kegiatan sosial mengikuti ada perubahan
apalagi subyek dan sering kegiatan di setelah pensiun
aktif terhadap berkumpul. lingkungannya ini dan subyek

271
kegiatan di sehingga aktif ikut
lingkungannya. bersosialisasi kegiatan di
sehingga lebih lingkungannya.
akrab.

Penyesuaian Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa
diri terhadap hubungannya hubungannya hubungannya hubungannya hubungannya
sekolah. dengan teman dengan teman dengan teman dengan teman dengan teman
dekat atau dekat atau dekat atau dekat atau dekat atau
komunitas komunitas baik komunitas baik komunitas baik komunitas baik
subyek baik karena kalau karena tetap meskipun tidak tetap terjalin
karena usia ada acara berkomunikasi pernah bertemu dan satu tahun
subyek dengan subyek datang secara virtual dan keluar sekali
teman terpaut sehingga sering dan jarang ikut bersama, jadi mengadakan
jauh jadi sering mengobrol. kalau ada reuni. tetap reunian.
bercerita kepada Subyek merasa Subyek merasa berkomunikasi Subyek merasa
subyek, dan hubungannya hubungannya secara virtual hubungannya
dianggap orang dengan teman dengan teman Subyek merasa dengan teman
tua sendiri. sesama sesama hubungannya sesama
Subyek merasa pensiunan baik, pensiunan baik, dengan teman pensiunan baik,
hubungannya karena sering meskipun sesama meskipun
dengan teman berkomunikasi berkomunikasi pensiunan baik, belum pernah
sesama saat bertemu di hp lewat meskipun tidak ketemu dan
pensiunan baik kalau ada media social. pernah komunikasinya
meskipun jarang kegiatan. berjumpa, lewat virtual
bertemu karena kondisi saja.
karena subyek isiknya tidak
merasa agak memungkinkan

272
malas karena jadi tetap
factor usia, komunikasi
tetapi masih secara virtual.
berkomunikasi
meskipun lewat
virtual.

3. Penyesuaian Hubungan Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa
diri yang dan harapan pasangannya sikap dan sifat sikap dan sifat sikap dan sifat sikap dan sifat
berhubungan yang terdapat sebelum dan pasangan saling pasangan baik pasangan tidak pasangan baik
dengan dalam sesudah pensiun mengerti dan karena secara ada perubahan dan merasa
perkawinan. kerangka itu beda. Setelah tambah lebih kebetulan masih tetap baik enjoy tidak ada
perkawinan. pensiun ini sifat dekat. ada kegiatan karena perubahan.
dan sikap Subyek merasa jadi enjoy sama pasangannya Subyek merasa
pasangannya tidak pernah saja seperti semakin tidak pernah
lebih diam. bertengkar dulu. menunjukkan bertengkar,
Subyek merasa tetapi sering Subyek merasa sikap peduli. dulu sebelum
namanya berbeda tidak pernah Subyek merasa pensiun pernah
manusia pendapat, cara bertengkar tidak pernah bertengkar
terkadang sering mengatasi tetapi sering bertengkar hanya sesekali.
bertengkar, konflik berbeda tetapi sering Kalau marah
tetapi tidak pasanagan pendapat, cara berbeda hanya hal
sampai adu subyek saling mengatasi pendapat, cara sepele.
mulut. Cara terbuka dan konflik dengan mengatasinya Subyek merasa
mengatasai mencari pasangan segera dengan kualitas
konflik solusinya. diselesaikan musyawarah pernikahannya
pasangan Subyek merasa masalahnya. bersama. lebih bagus
menerapkan kualitas Subyek merasa Subyek merasa karena subyek

273
silent trietment pernikahan baik kualitas kualitas tidak pernah
dan saling dan sukses, pernikahan baik pernikahannya bertengkar
berintropeksi Karena menurut tidak ada baik karena maupun sampai
diri. Subyek subyek tidak masalah , menuju adu mulut dan
merasa kualitas ada perpisahan karena kebahagiaan subyek menjadi
pernikahan berarti pasanagnnya dunia dan panutan dari
sukses, bisa pernikahannya itu pilihannya akhirat. keluarganya.
berumah tang sukses. sendiri dan
dengan rukun merasa cocok.
dan ayem
tentram, karena
subyek selalu
bersikap sabar
dan mendidik.
4. Penyesuaian Berhubungan Subyek tidak Subyek tidak Subyek tidak Subyek tidak Subyek tidak
diri jabatan erat dengan mengikuti mengikuti mengikuti mengikuti mengikuti
atau penyesuaian persiapan atau persiapan dan persiapan dan persiapan atau persiapan atau
vokasional. diri akademis. pengalaman pengalaman saat pengalaman pengalaman pengalaman
karena subyek mau pensiun, saat mau karena subyek karena subyek
merasa sudah karena memang pensiun, karena merasa sudah sudah
ikhlas dan bisa sudah waktunya sebelum ikhlas dan menerima akan
menerima pada untuk pensiun pensiun sudah bersyukur hal tersebut.
saat mau dan setelah mengurangi Subyek saat Subyek saat
pensiun. pensiun ini aktivitas di pensiun pensiun
Saat pensiun aktivitas sekolah. Jadi kegiatannya kegiatannya
subyek subyek sama langsung lega dengan masih tetap
mempunyai banyaknya menurun. melakukan diperbantukan
kegiatan seperti dengan sebelum Subyek saat aktivitas sehari di SD

274
aktivitas sehari pensiun. pensiun hari di rumah meskipun
hari seperti Subyek saat mempunyai dan bermain sudah pensiun
bersih-bersih pensiun kegiatan seperti dengan cucu. perasaanya
rumah dan mempunyai menjadi Menurut terhibur dan
beribadah. Dan banyak kegiatan sekretaris subyek bahagia.
tidak punya di luar rumah, koperasi dan pendapat Dan
usaha. sama seperti mempunyai tentang menurut subyek
Menurut subyek sebelum hobi karawitan. pensiun pendapat
pendapat tentang pensiun. Menurut subyek menikmati tentang
pensiun Perasaanya pendapat waktu waktu pensiun harus
merupakan hal senang. tentang santai yang ada sikap
yang wajib, Menurut subyek pensiun belum menerima dan
karena memang pendapat merupakan hal dirasakan pada ikhlas karena
sudah waktunya. tentang yang wajib saat masih sudah lulus
Karena semakin pensiun karena usianya belum pensiun. mengerjakan
tambah usia merupakan hal sudah pas dan Setelah pensiun tugas negara
semakin yang wajib, produkvitasnya. ini lebih banyak dengan baik.
menurun karena usia waktu luang.
produktifitasnya. semakin tua dan
ada batasnya.
Dan bisa
menerima
dengan baik,
kalau tidak
menerima
menurut subyek
yang punya
jabatan tinggi.

275
b. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri pensiunan guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojoroto Kota

Kediri?

No. Faktor Indikator S1 S2 S3 S4 S5

1. Keadaan Fisik Konstitusi Subyek Subyek tidak Subyek tidak Subyek Subyek tidak
mempunyai punya riwayat punya riwayat terkena mempunyai
fisik dan
riwayat penyakit penyakit, dan penyakit, dan penyakit linu riwayat
Hereditas diabetes dan penyakitnya penyakitnya linu penyakit,
mempengaruhi tergolong ringan tergolong ringan mengakibatkan hanya penyakit
fisiknya dan seperti flu yang seperti flu dan kakinya sakit yang sering
kehidupan sering dijumpai tidak sehingga tidak dijumpai,
sehari-hari, sehari hari. Dan mempengaruhi bisa jalan lama subyek merasa
missal sering subyek merasa kehidupan dan penyakit bersyukur.
kepayahan dan bersyukur sehari hari dan tersebut
lemas. subyek merasa berpengaruh
bersyukur. dalam
keseharianya.
Dan sikap
subyek
menjalani
sambil
berusaha.

276
Subyek merasa
kesehatannya
Subyek merasa Subyek merasa mulai menurun Subyek merasa
kesehatannya kesehatannya dan berkurang, kesehatannya
Subyek merasa
mulai menurun mulai menurun seperti tidak mulai menurun
kesehatannya
dan berkurang, dan berkurang, bersemangat dan berkurang,
mulai menurun
karena semakin karena wajar melakukan berbeda
dan berkurang,
Sistem utama bertambahnya sudah lanjut aktivitas sehari dengan dulu,
belum bisa
usia dan subyek usia, tapi bisa hari dan belum cara
tubuh (sistem menyesuaikan
bisa menyesuaikan bisa menyesuaikann
diri. Dan
saraf, otot dan menyesuaikan diri dengan menyesuaikan ya dengan
Subyek merasa
diri dengan cara olahraga. diri. beristirahat dan
kelenjar, dukungan
dengan Subyek merasa Subyek merasa berolahraga
keluarga
ataupun berolahraga. dukungan dukungan kecil-kecilan.
berpengaruh,
Dan dukungan keluarga keluarga Subyek merasa
berbagai keluarga
keluarga berpengaruh berpengaruh dukungan
memberi
penyakit). berpengaruh, seperti saling seperti saling keluarga
dukungan
dengan cara memberi peduli berpengaruh
dengan cara
mengingatkan perhatian membantu seperti saling
mengingatkan
dan memberi dengan berobat dan mengingatkan
dan memberi
perhatian dan mengantar perasaan seputar
perhatian.
merasa berobat. subyek kesehatan.
bersyukur. menjadi
bahagia.

2. Perkembanga Kematangan Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran


yang subyek yang subyek yang subyek yang subyek yang subyek
n dan Sosial.
peroleh dalam peroleh dalam peroleh dalam peroleh dalam peroleh dalam

277
Kematangan. interaksi interaksi interaksi interaksi interaksi
keluarga yaitu keluarga yaitu keluarga saling keluarga saling keluarga
sikap intropeksi menambah rasa peduli dan mengingatkan pengalaman
diri, saling keakraban dan mendukung dalam hal punya cucu
mengingatkan menambah seperti ketika keagamaan. baru dan
dan berbagi. silahturahmi. sedang Kemudian di dengan saling
Dan di interaksi misalnya kalau berkumpul interaksi memberi tahu,
tetangga yaitu ada acara dengan keluarga tetangga saling memberi
sikap berbagi, keluarga saling dan berkumpul bertukar pendapat dan
menasehati dan mengabari kalau ada informasi intropeksi diri.
memberi sikap saling hajatan. tentang Kemudian di
motivasi. sapa, ramah. Kemudian di kesehatan dan interaksi
Kemudian Kemudian sama interaksi saling tetangga
interaksi teman tetangga dan tetangga saling mendukung. karena
dekat yaitu ikut kegiatan membantu dan dan memberi tetangga jarang
saaling supaya tambah saling peduli motivasi. keluar rumah
mengingatkan. akrab. kalau kesulitan Dan di dan jarang
Dan interaksi missal kalau ada interaksi teman mengobrol.
teman saling gotong royong. saling Dan interaksi
memberi Dan di interaksi mengutarakan sama teman
perhatian, teman saling pendapat, saling
motivasi dan mengingatkan saling mensupport
sikap peduli. dan tukar mendukung. dan memberi
Misal tanya pendapat saat hiburan supaya
tentang berkomunikasi tidak bosan.
kesehatan, secara virtual.
berkunjung di
rumah teman.

278
Kematangan Bisa mengatasi Bisa mengatasi Bisa mengatasi Bisa mengatasi Bisa mengatasi
konflik dari diri konflik dari diri konflik dari diri konlik dari diri konlik dari diri
Intelektual.
sendiri dengan sendiri dengan sendiri dengan sendiri kalau sendiri, karena
hal yang berbau cara intropeksi cara bercerita hati rasanya subyek tidak
agama yaitu diri kepada sedih cara pernah ada
dengan cara kemudian pasangannya. mengatasinya konflik. Cara
istighfar, sholat dengan Jadi subyek dengan selalu mengatasi
dan membaca diselesaikan tidak bersabar dan konflik dari
amalan-amalan. dengan memendam meminta diri sendiri
Bisa mengatasi menganalisa masalah. pertolongan dengan cara
konlik dengan konflik tersebut Bisa mengatasi pada allah. berdiam dan
keluarga dengan Menurut subyek konflik dengan Bisa mengatasi mencari
cara saling di keluarga keluarga dengan konflik dengan hiburan misal
meminta maaf, jarang ada cara dengan keluarga nonton tv.
memngingatkan, konflik karena bercerita dan dengan saling Bisa mengatasi
terbuka dan saling terbuka. bermusyawara konflik dengan
mengerti. mendukung, Subyek h bersama. keluarga
Bisa mengatasi saling terbuka, merasatidak ada Bisa mengatasi dengan
konflik dengan mengingatkan konflik sama konflik dengan musyawarah
tetangga dengan dan memberi. tetangga dan tetangga cara bersama dan
cara memilih tahu. teman. Subyek mengatasinya saling
memendam, Subyek merasa ketika bertemu dengan sikap intropeksi diri
kemudian tidak ada konflik dengan tetangga mengalah dan Bisa mengatasi
setelah di tetangga saling menyapa sabar. konflik dengan
mengatasi sekitar maupun dan bergurau. tetangga
dengan cara dalam dengan cara
menulis apa pertemanan. mengingatkan
yang dialami karena subyek

279
baru cerita. pernah ada
konflik tentang
tetangganya
yang belum
bayar hutang.
Kematangan Bisa mengontrol Bisa mengontrol Bisa mengontrol Bisa Bisa
emosi disaat emosi disaat emosi disaat mengontrol mengontrol
Emosi.
marah dengan marah dengan marah dengan emosi disaat emosi disaat
mengeluarkan intropeksi diri cara meminta marah dengan marah dengan
uneg-unegnya dan berdiam diri pertolongan dengan cara dengan
dengan cara kenapa terjadi allah dan meminta mencari
menulis apa seperti itu. bercerita pada pertolongan hiburan untuk
yang Bisa mengontrol pasangannya. pada allah. diri sendiri.
dirasakannya. emosi disaat ada Subyek merasa Bisa Subyek merasa
Bisa mengontrol rasa kecewa dan tidak ada rasa mengontrol tidak ada rasa
emosi disaat ada sedih dengan benci dan emosi disaat benci dan
rasa kecewa dan cara dibiarkan kecewa karena ada rasa kecewa subyek
sedih dengan mengalir begitu subyek selalu kecewa dan tidak terlalu
cara melakukan saja dan tidak menikmati sedih dengan memikirkan.
pendekatan di mengulanginya dengan enjoy dengan selalu Subyek tidak
allah dan lagi. dan selalu bersabar dan ada rasa stress
meminta Subyek tidak bersyukur. Dan tetap dijalani. cemas dan
pertolongan mengalami rasa tidak perlu Subyek merasa frustasi selalu
allah. stress, cemas dikeewakan oleh rasa stress dan enjoy. Karena
Subyek tidak dan benci. apa yang cemas itu ada dikontrol
mengalami rasa karena subyek diberikan tuhan. tetapi tidak untuk selalu
stress, cemas setelah Subyek tidak sampai frustasi terbuka jadi
dan benci. pensiun banyak mengalami rasa cara merasa tentram

280
Memiliki tipe aktivitas jadi stress, cemas mengontrolnya dan damai.
yang bodo amat lebih enjoy dan dan benci. dengan banyak
dan suka santai. karena apapun bersabar
bercanda. masalahnya kemudian
dengan bercerita bersyukur apa
ke pasangannya. yang ada.
3. Pengalaman Tidak Tidak Tidak Subyek merasa Tidak
mempunyai mempunyai mempunyai ada dampak mempunyai
dampak dampak dampak psikologis dampak
psikologis psikologis psikologis yaitu rasa psikologis
cemas, stress cemas, stress cemas, stress stress dan cemas, stress
dan takut. dan takut. dan takut karena cemas. Karena dan takut,
karena subyek karena subyek subyek selalu subyek merasa Karena setelah
menikmati masa banyak kegiatan terbuka dengan agak jenuh di pensiun ini
pensiunan. dan aktivitas, pasangannya rumah apalagi sudah iklhas
sehingga subyek dengan cara dengan apalagi masih
Keadaan tidak pernah bercerita agar keadaan ada sampingan
Psikologis. merasakan akan lega. subyek yang jadi subyek
hal tersebut. kakinya sakit. merasa
terhibur.

Mencurahkan Mencurahkan Mencurahkan Mencurahkan Mencurahkan


kepedulian/ kepedulian/ kepedulian/ kepedulian/
kepedulian/
memberi kasih memberi kasih memberi kasih memberi kasih
Proses Belajar sayang pada sayang pada memberi kasih sayang pada sayang pada
orang sekitar orang sekitar orang sekitar orang sekitar
sayang pada
yaitu memberi yaitu saat ada yaitu dengan yaitu dengan
kepada orang orang bercerita orang sekitar bershodaqah peduli sesama

281
yang lebih atau curhat, yaitu dengan uang maupun orang sekitar.
membutuhkan. subyek barang kepada Misalnya kalau
saling berbagi,
memberikan orang yang ada yang
saran kepada mengingatkan membutuhkan. kesusahan dan
orang tersebut. sakit dengan
dan memberi
menengok.
saran.
Subyek Subyek tidak Subyek Subyek tidak Subyek tidak
mengapresiasi pernah mengapresiasi pernah
pernah
diri sendiri mengapresiasi diri sendiri mengapresiasi
sesuai diri sendiri sesuai diri sendiri mengapresiasi
kebutuhan saja karena setelah kebutuhan, beli yang
diri sendiri
misal membeli pensiun ini ya sesuatu untuk terpenting
Kebiasaan barang. dijalani saja. .menyenangkan hidupnya karena menurut
diri sendiri. berjalan
subyek semua
Karena menurut dengan baik
subyek apa yang dan selalu dikasih ke anak
diberikan oleh melakukan hal
dan keluarga.
allah harus di positif.
nikmati

4. Kondisi Situasi rumah Subyek di Subyek di Subyek di Subyek di Subyek di


lingkungan lingkungan lingkungan lingkungan lingkungan
Lingkungan. dan keadaan
rumah dan rumah dan rumah dan rumah dan rumah dan
keluarga. keluarga merasa keluarga merasa keluarga merasa keluarga keluarga
tenang, damai, tenang, damai, tenang, damai, merasa bising. tentram dan
tentram dan tentram dan tentram, nyaman Karena subyek enjoy karena
tidak ada tidak terganggu dan tidak kadang tidak serumah cuma

282
keributan. dulu pertama terganggu dekat bisa tidur, berdua jadi
karena di kali pindah, sama saudara. karena tidak merasa
lingkungannya subyek merasa dirumah bising.
sepi di dalam rumahnya sperti subyek banyak
rumah hanya akan roboh cucu-cucu
bertiga saja. karena dekat subyek.
dengan jalan
raya dan
sekarang sudah
terbiasa.
Masyarakat. Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa Subyek di Subyek di
di lingkungan di lingkungan di lingkungan lingkungan lingkungan
tetangga tenang tetangga tenang tetangga tenang, tetangga tetangga juga
dan damai dan damai. damai dan tidak merasa tentram tidak merasa
karena tetangga Karena menurut merasa dan damai terganggu
jarang keluar. subyek terganggu oleh karena tidak karena sekitar
lingkungan kiri dan kanan ada keributan rumah sepi
sekitar tempat karena sudah jadi tidak tetangga jarang
tinggalnya unik terbiasa. menganggu keluar,
karena dari kehidupan keluarnya
berbagai macam sehari hari. hanya ada
keperayaan kegiatan saja
tetapi mereka dan kurangnya
saling untuk
menghargai dan berinteraksi.
tidak ada yang
ribet dan bising.
Sekolah Subyek merasa Subyek merasa Subyek di Subyek di Subyek di

283
(lingkungan di lingkungan di lingkungan lingkungan lingkungan lingkungan
teman juga teman juga teman merasa, tetangga teman merasa
teman).
tenang karena tenang dan baik damai, tentram merasa damai, kondisinya
jarang bertemu karena dan tidak karena jarang baik baik saja
dengan teman- seperlunya saja terganggu ketemu dan masih tetap
temanya dan kalau karena saling komunikasi berinteraksi
hanya lewat berkomunikasi berkomunikasi lewat virtual lewat virtual
virtual. dan sudah tau seperti saja. dan
lingkungannya meskipun mengadakan
seperti apa. dengan cara reuni setahun
virtual. sekali.

5. Unsur Termasuk di Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa Subyek merasa
bisa bisa bisa bisa bisa
Kebudayaan. dalamnya
menyesuaikan menyesuaikan menyesuaikan menyesuaikan menyesuaiak
pengaruh diri dengan diri dengan diri dengan diri dengan diri dalam
budaya norma budaya sekitar. budaya hokum budaya norma norma dan
keyakinan dan
hokum di Dan berusaha dan norma hokum yang hokum budaya
agama. lingkungannya. tidak melanggar. masyarakat. Dan ada di di masyarakat.
Karena selalu Sebelum dan berusaha tidak lingkungann. Dan berusaha
menghormati sesudah pensiun melanggar dan Subyek sangat tidak
norma norma tiak ada selalu menghormati melanggar,
hokum di perubahan. menghargai. dan apapun selalu
lingkungannya menghargai menghormati.
dan tidak sehingga tidak Menurut
melanggarnya. melanggar subyek kalau
apapun. kita tidak
melanggar dan

284
selalu berbuat
baik hidup kita
menjadi
tenang.

285
Lampiran 9: Daftar Konsultasi Penyelesaian Skripsi

286
287
Lampiran 10: Dokumentasi

Subyek SK

Subyek SY

Subyek MD

Subyek PA

Subyek HR

288
Lampiran 11: Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Ninda Dwika Nur Vitasari, lahir di


Kediri, 21 Juli 2000, orang tua peneliti bernama Bapak
Mujianto dan ibu Susiami, ibu Lia. Peneliti tinggal di
Desa Bakalan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri.

Riwayat pendidikan formal dimulai dari TK Perwanida 1


Kota Kediri lulus tahun 2005, SDN Mrican 1 Kota
Kediri lulus tahun 2012, SMPN Grogol 1 lulus tahun
2015, SMA Grogol 1 lulus tahun 2018. Kemudian pada tahun 2018 peneliti
melanjutkan pendidikan S1 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri,
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Prodi Psikologi Islam.

289

Anda mungkin juga menyukai