SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nama : IN’AM NIAZY
NIM : 0101151011
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
i
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 0101151011
Telah disetujui dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam ujian
skripsi
Pembimbing I
Pembimbing II
ii
ABSTRAK
Oleh:
Nama : In’am Niazy
NIM : 0101151011
Dosen Pembimbing I : Sulaeman,M.Pd
Dosen pembimbing II : Tuti alawiyah,S.Sos.I,M.Pd.I
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Oleh:
NIM : 0101151011
Dewan Penguji:
Mengesahkan Mengetahui,
iv
Tosuerdi,SH.I,M.Pd.I Tuti Alawiyah,S,Sos.I,M.Pd.I
NIDN NIDN
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : 0101151011
Apabila pada kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar, saya
bersedia menanggung resiko dan siap diperkarakan dengan aturan yang berlaku.
Yang menyatakan,
Materai 6000
In’am Niazy
NIM. 0101151011
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmaanirrahiim
Yang terkasih Bapak-ku Bpk.Murtadlo dan Ibuku,Ibu Umniyatul fuad yang tak
pernah berhenti mendoakan,berjuang dan berusaha demi keselamatan dan
kebahagiaan putra-putrinya baik dunia dan akhirat.
vi
MOTTO
Artinya :
vii
KATA PENGANTAR
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang kita
banyak pihak yang membantu. Untuk itu iringan do’a serta ucapan terimakasih
viii
4. Bapak Sulaeman,M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak
skripsi ini.
Cirebon
10. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis cantumkan satu persatu yang
penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.
ix
Wassalamualaikum Wr. Wb.
PEDOMAN TRANSLITERASI
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1987 Nomor: 158 tahun 1987 dan
A. Penulisan Huruf
x
16 ط Tha Th Te dan ha
17 ظ Zhaa Zh Zet dan hà
Koma terbalik di
18 ع ‘ain ‘
atas
19 غ Ghain Gh Ge dan ha
20 ف Fa F Ef
21 ق Qaf Q Ki
22 ك Kaf K Ka
23 ل Lam L El
24 م Min M Em
25 ن Nun N En
26 و Waw W We
27 ه Ha H Ha
28 ء Hamzah ‘ Apostref
29 ي Ya Y Ye
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul............................................................................................... i
Halaman Abstrak.............................................................................................. ii
Halaman Persetujuan........................................................................................ iii
Halaman Pengesahan........................................................................................ iv
Halaman Persembahan...................................................................................... v
Halaman Motto................................................................................................. vi
Halaman Pernyataan......................................................................................... vii
Kata Pengantar.................................................................................................. viii
Pedoman Transliterasi Arab Latin.................................................................... ix
Daftar Lampiran................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Rumusan Masalah...........................................................................
C. Tujuan Penelitian............................................................................
D. Manfaat Penelitian..........................................................................
E. Penegasan Istilah............................................................................
F. Sistematika Pembahasan.................................................................
xiii
E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................
F. Analisis Data...................................................................................
G. Tahap-Tahap Penelitian..................................................................
BAB VI PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai salah satu negara dengan pemeluk agama Islam terbesar
berbagai segi. Salah satunya adalah dalam segi perkembangan pendidikan Islam.
Mengapa Pesantren bisa survive sampai hari ini? Pertanyaan ini mungkin
pendidikan umum.1
proses pembelajaran yang baik akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula.
1
Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren (Jakarta, Paramadina, 1997), hlm. 4
1
Namun demikian masih banyak yang beranggapan bahwa sistem
tidak bersumber dari kalangan kaum Muslim sendiri. Sistem pendidikan modern
pertama kali, yang pada gilirannya mempengaruhi sistem pendidikan islam, justru
kesempatan bagi pribumi dalam paruh abad ke-19 untuk mendapatkan pendidikan.
Namun Pesantren nyatanya masih bisa bertahan dengan sisi tradisionalnya, hal ini
di sekelilingnya.2
dari perkembangan sistem pendidikan modern, hal ini disebabkan oleh pengaruh
adat dan budaya setempat,namun tidak sedikit pula pesantren di Indonesia sudah
Hasil belajar merupakan suatu bukti nyata yang dapat menjadi acuan untuk
2
menciptakan santri yang beradab dan terpelajar,akan tetapi Masih banyaknya
sekitar3. Hal ini terjadi karena pelajar lebih banyak berkutat oleh praktek
masyarakat luas bahwa mereka dapat bersaing baik dalam hal akademik ataupun
inggris,sejarah dll. Hal ini disebabkan oleh sistem pendidikan yang diterapkan
oleh pesantren tersebut tidak menekankan santrinya untuk unggul dalam mata
cukup rendah. Jika hal seperti ini terus berlanjut,maka pesantren hanya akan
output yang hanya ahli di bidang keagamaan saja,tetapi juga harus bisa mencetak
pemimpin bangsa yang salih dan tenaga professional yang mensyaratkan nilai
3
potensi peserta didik agar menjadi manuisa yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlaqul
mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”.4
akhlak,nahwu,shorof saja masih banyak santri yang tidak mengerti atau gagal
contoh,santri yang sudah menginjak kelas 1 SMA masih banyak yang tidak hafal
Dalam kurun waktu satu tahun seharusnya seorang santri sudah hafal do’a-do’a
yang tinggi terhadap tugasnya,sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa yang menjadi karakter santri
Selain itu juga mempunyai kompetensi dalam bidang keimanan dan keagamaan
4
UU Sisdiknas, Citra umbara, Bandung, 2003, hlm. 7
5
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Jakarta : Rosdakarya, 1992) hlm 49
4
yang luhur. Santri yang professional adalah yang mempunyai keahlian di
belajar santri.
merupakan salah satu pondok pesantren besar di daerah buntet pesantren Cirebon.
Kedua, memiliki lokasi strategis yang berada di daerah buntet pesantren yang
yang berbeda. Ketiga, santri yang mondok di pondok pesantren An-nur tidak
hanya nyantri tetapi juga dibarengi dengan melakukan kegiatan pendidikan formal
seperti sekolah dan kuliah sehingga khasanah keilmuan akan semakin luas dengan
seperti sekarang. Hal inilah yang menjadi pertimbangan peneliti untuk meneliti di
B. Rumusan Masalah
6
Ibid, hlm 110
5
Rumusan masalah atau fokus penelitian berisi rumusan permasalahan yang
hendak dijawab dalam penelitian agar pembahasan ini sesuai dengan kajian
penelitian, serta dapat menghasilkan data dan informasi yang baik, maka penulis
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
6
serta menjadi bahan renungan untuk mengoreksi pemikiran dalam
berpikir kritis
santri.
E. Sistematika Pembahasan
7
penelitian yang digunakan untuk menggambarkan keaadaan yang sebenarnya
secara obyektif.
Secara keseluruhan isi skripsi ini terdiri dari enam bab, yang masing-
BAB II, Berisi tentang Landasan teori yang di dalamnya terdiri dari: Pembahasan
BAB III, Berisi tentang Metode penelitian yang digunakan di Pondok Pesantren
BAB IV, Berisi tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren An-nur Buntet
belajar santri, kelebihan dan kekurangan sistem pendidikan Pondok Pesantren An-
santri.
BAB VI, Merupakan penutup yang berisikan sebuah kesimpulan dari pembahasan
yang telah diuraikan dan kritik serta saran yang bersifat membangun dalam
penelitian.
8
Kemudian di akhiri dengan Daftar Pustaka serta Lampiran-lampiran yang
BAB II
LANDASAN TEORI
suatu tujuan.7
7
A.K Ahmad Muda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta : Reality Publisher, 2006) hlm
45-50
9
Sedangkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
Negara.8
Jadi, interaksi antar elemen yang bekerja sama secara terpadu untuk
Indonesia).9
dalam masyarakat.10
8
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1
9
M.Naquib Al-attas, Modernisasi pesantren, (Jakarta : Ciputat Press, 2002) hlm 5
10
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Amzah, 2010) hlm 26-27
10
dalam peran dan profesinya dalam kehidupan, dalam masyarakat dan alam
semesta.11
kawasan bersama guru, kyai dan senior mereka. Oleh karena itu hubungan
memiliki beberapa sub sistem, setiap sub sistem memiliki beberapa sub-
sub sistem dan seterusnya, setiap sub sistem juga saling mempengaruhi
satu sama lain sehingga tidak dapat dipisahkan. Sub sistem dari sistem
dan lain-lain.
11
Ibid, hlm 27
12
Arief Subhan, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad ke-20 : Pergumulanantara Antara
Modernisasi dan Identitas, (Jakarta : Kencana, 2012) hlm. 36
13
Ahmad Syahid, Pesantren Dan Pengembangan Ekonomi Umat, (Depag dan INCIS, 2002) hlm.
30-31
11
Setiap pesantren sebagai institusi pendidikan harus memiliki ke-3 sub
sistem ini, apabila kehilangan salah satunya maka belum dapat dikatakan
secara leluasa hamper setiap saat terdaat perilaku santri baik yang terkait
sesame santri, santri dengan kyai maupun santri dengan ustadz. 14Hal
12
Dalam penggunaan kata sehari-hari pesantren bisa disebut dengan
pondok saja atau pesantren saja, atau bisa juga disebut dengan
disebut pondok, kata pondok sendiri berasal dari bahasa arab funduq yang
mendapat awalan pe- dan akhiran –an, sehingga menjadi pe-santri-an yang
bermakna kata shastri yang artinya murid. Sedangkan menurut C.C. Berg
berpendapat bahwa istilah pesantren berasal dari kata shastri yang dalam
bahasa india berarti orang yang mengetahui buku-buku suci agama hindu,
atau seorang sarjana ahli kitab-kitab suci hindu. Kata shastri berasal dari
kata shastra yang berarti buku-buku suci atau buku-buku suci agama
arti yang identik (memiliki kesamaan arti), yakni asrama tempat santri atau
dengan sistem asrama, kyai sebagai sentral figurnya, masjid sebagai pusat
yang menjiwainya.18
16
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kiai, (Jakarta :
LP3ES, 1994) hlm. 18
17
Yasmadi, Modernisasi Pesantren, Kritik Nurcholis Mdjid Terhadap Pendidikan Tradisional,
(Jakarta : Ciputat Press, 2002) hlm. 61
18
Sekretariat Pondok Modern Darussalam Gontor, Serba Serbi Singkat Tentang Pondok Modern
Darussalam Gontor, (Ponorogo, Percetakan Darussalam, 1997) hlm. 1-2
13
Pesantren juga dapat diartikan sebagai lembaga pendidikan islam
kehidupan sehari-hari.19
yang tumbuh dan diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama
dibawah kepemimpinan seorang atau beberapa kyai dengan ciri khas yang
dimana para santri belajar pada seorang kyai ataau ustadz untuk
19
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren Suatu Kajian Tentang Unsur Dan Nilai Sistem
Pendidikan Pesantren, (Jakarta : INIS, 1994) hlm. 55
20
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam Dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1993) hlm.
240
14
Pesantren sebagai lembaga pendidikan (informal) dan bagian
karakteristiknya.
21
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara, 2009)
hlm. 5
15
madrasah, kepemimpinan kepala sekolah atau madrasah,
pesantrennya.24
16
memberi pendapat. Pada umumnya pesantren ini tidak terdapat
jangka panjang.25
a. Kyai
25
Mastuhu, Op.Cit hlm. 146
26
Iik Arifin Mansurnoor, Islam In An Indonesian World Ulama Of Madura, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 1990), hlm. 293
27
HM. Amin Haedari dan Abdullah Hanif, Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Modernitas
Dan Tantangan Komplesitas Global,(Jakarta: IRD Press, 2004), hlm. 28
17
Kyai atau pengasuh pondok merupakan elemen yang sangat
b. Santri
c. Pondok
18
belajar sepanjang hari. Kehidupan dengan model pondok juga
pesantren.31
d. Masjid
sufi.32
31
Ahmad Supeno dkk. Pembelajaran Pesantren: Suatu kajian Komparatif Dalam HM. Amin Dan
Abdullah Hanif, Masa Depan Pesantren, (Jakarta: IRD Press, 2004), hlm. 32
32
HM. Amin Haedari, Op.Cit. hlm. 29-30
19
tarikh atau balaghah. Kesemuanya itu dapat digolongkan
tujuan tertentu.
33
Zamakhsyari Dhofier, Op.Cit. hlm.50-51
34
Mujammil Qomar, Op.Cit., hlm. 4
20
pendidikan yaitu pembentukan manusia yang sesuai dengan
sistem pendidikan.35
hari.36
islam yang berupa iman, islam dan ihsan telah menjadi perhatian
kepada santrinya.37
35
Muhammad Joko Susilo, Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan Dan
Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 9-10
36
HM. Amin Haedari, Op.Cit., hlm. 39
37
Mujammil Qomar, Op.Cit., hlm. 109
21
Kurikulum pondok pesantren telah berkembang menjadi
beserta tajwid dan tafsirnya, aqoid dan ilmu kalam, fiqih dengan
umum.39
38
Ibid, hlm. 111
39
Yasmadi, Op.Cit., hlm. 78
40
Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Pramadina, 1997),
hlm. 28
22
yang berarti sodoran atau yang disodorkan. Maksudnya suatu
bergantian.41
musyawarah.42
B. Hasil Belajar
41
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 50-51
42
Yasmadi, Op.Cit., hlm. 79
43
Nanang Hanafiah Dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika
Aditama, 2009), hlm. 6
44
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 118
23
Ada lima kemampuan yang dapat menjadi acuan sebagai hasil
belajar yaitu:
a. Keterampilan Intelektual
b. Strategi kognitif
c. Informasi Verbal
media lainnya.
45
Ibid, hlm. 122
24
d. Sikap
moralitas.46
e. Keterampilan Motorik
a. Faktor Internal
46
Ibid, hlm. 123
47
Ibid, hlm. 124
48
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
hlm. 54
25
Adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Yang
1. Faktor Jasmani
Yaitu meliputi:
a. Faktor Kesehatan
bersemangat.
b. Cacat Tubuh
2. Faktor Psikologis
a. Intelegensi
26
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak
b. Perhatian
c. Minat
d. Bakat
27
dipelajari peserta didik sesuai dengan bakatnya, maka
e. Motif
f. Kematangan
pelajaran.
g. Kesiapan
28
karena jika peserta didik belajar dan pada dirinya sudah
3. Faktor Kelelahan
b. Faktor Eksternal
1. Faktor Keluarga
keluarga.
2. Faktor Sekolah/Madrasah
29
3. Faktor Masyarakat
C. Kajian Terdahulu
30
vokasional.
Perbedaan: Penelitian yang dilakukan oleh Musyrif Kamal Jaaul Haq
membahas tentang Life Skills sedangkan penulis membahas tentang hasil
belajar, kemudian waktu penelitiannya juga berbeda.
Sumber: hasil kajian penulis, 2020.
D. Kerangka Berfikir
31
pengetahuan baik secara akademik ataupun output yang dihasilkan oleh
pondok pesantren.
apabila tidak diiringi oleh kemajuan dalam hal sistem pendidikan yang
Pesantren tersebut.
E. Hiposkripsi Penelitian
32
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Indonesia.
2. Metode Penelitian
50
id.m.wikipedia.org/wiki/kabupaten Cirebon (diakses pada pukul 09:11, 27 september 2020)
33
tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu, cara
pengamatan kualitatif.52
51
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2009) hlm. 2
52
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi,(Bandung: Rosdakarya, 2013) hlm.
2-4
53
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2001) hlm.
94
34
atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada
semata.
adalah orang atau peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi Instrumen,
maka peneliti harus memiliki bekal berupa teori dan wawasan yang luas,
4. Sumber Data
35
Pada penelitian ini data yang terkumpul utamanya dalam bentuk kata-
kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
yang berisi profil, sejarah, visi dan misi Pondok Pesantren. Dokumentasi
5. Unit Analisis
yang dimaksud dengan kasus dalam penelitian. Dalam studi kasus klasik,
perorangan atau kelompok merupakan kasus yang akan dikaji dan individu
adalah subjek yang akan diteliti kasusnya. Dengan demikian unit analisis
Cirebon.
57
Lexy J. Moleong, Op. Cit. hlm. 157
58
Robert K Yin, Studi Kasus Desain & Metode, (Depok: Rajagrafindo Persada, 2014), hlm. 30
36
Untuk memperoleh data yang dikehendaki sesuai dengan permasalahan
berikut:
1. Metode Observasi
hal ini dapat ditempuh dengan beberapa cara. Cara yang lazim ialah
59
Suharsini Ari Kunto, Metode Penelitian: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 156
60
Agus Salim, Teori Dan Paradigma Penelitian Sosial: Buku Sumber Untuk Penelitian Kualitatif,
Edisi Kedua, (Yogyakarta: Tiara wacana, 2006), hlm. 14
37
interpretasi periset, laporan harus ditulis dalam gaya deskriptif dan
bukan interpretatif.61
3. Metode Dokumentasi
61
Ibid,hlm. 15
62
Suharsini Ari Kunto, Op. Cit, hlm. 155
63
Moleong, Op. Cit, hlm. 9
38
Dokumenter berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang
sebagainya.64
mengetahui keadaan objek baik yang telah lalu, sekarang dan prediksi
angka-angka.
64
Suharsini Ari Kunto, Op. Cit, hlm. 13
65
M. Amir, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Grafindo Persada, 1995), hlm. 94
39
untuk mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa
mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan
1. Pengumpulan Data
berbagai jenis data dan bentuk data yang ada dilapangan, kemudian
2. Reduksi Data
66
Ibid, hlm. 30
67
Lexy J Moleong, Op. Cit, hlm. 248
68
Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu komunikasi Dan Ilmu
Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 150
40
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
ini data yang diperoleh dari informasi kunci, yaitu pengasuh Pondok
3. Penyajian Data
Dalam hal ini miles dan huberman (1984) mengatakan yang paling
4. Verifikasi
69
Sugiono, Op. Cit, hlm. 338
70
Ibid, hlm. 95
41
Verifikasi merupakan rangkaian analisis data puncak. Meskipun
yang valid. Oleh karena itu, ada baiknya sebuah kesimpulan ditinjau
71
Nasution, Op. Cit, hlm. 130
42
BAB IV
43
Pada masa kepemimpinan beliau, jumlah santri terbilang masih sedikit
meningkat.
Turmudzi masih muda, maka KH. Farid Wajdi selaku menantu yang di
44
sebauh makna do’a terhadap santrinya yang diharapkan dapat menjadi
1. Latar belakang
45
ancaman serius bagi integrasi bangsa dan sebaliknya akan
gagal.
46
kecerdasan serta keterampilan bagi generasi muda. Karena
kemerdekaan Indonesia.
2. Visi
dan terampil.
3. Misi
47
4. Dasar Pendirian
5. Tujuan
asing.
nur.
3. Sasaran
1. Para generasi muda, terdiri dari para pelajar, mahasiswa atau para
remaja islam.
48
4. Proyeksi Dan Orientasi Program
5. Kegiatan
aliyah.
bahtsul masail.
49
b. Pendayagunaan dana ummat untuk kegiatan sosial dan
ekonomi.
dhuafa.
ataupun swasta.
yang diasuh oleh KH. Farid Wajdi ini menjadi salah satu Pondok
erat dengan buntet pesantren, maka tentu saja Pondok Pesantren An-
50
nur menjadi magnet bagi para santri dari berbagi daerah untuk
dengan lokasi yang asri dan strategis, Pondok Pesantren An-nur juga
akademik.
hasil belajar yang optimal untuk santri, yang terbagi dalam beberapa
51
Hasil belajar afektif berarti hasil belajar yang berupa sikap atau
“dibotak”.
“aku ning kene wis rong taun kang,lamon ana santri sing
nglanggar aturan pondok ya ana hukumane, supaya santrine kapok,
lamon santri kuen nglanggar aturan sing pada ya hukumane
tambah abot,misale ana bocah mts sing ngudud, kan dibotak, trus
52
ngudud maning, ngkoe di denda, dendae kongkon tuku wipol siji,
terus kongkon berseni kolah”73
Yang artinya “saya disini sudah dua tahun mas,kalau ada santri
yang melanggar peraturan Pondok, dia akan dikenakan sanksi agar
memberikan efek jera, kalau santri tersebut melanggar peraturan
yang sama, maka akan dikenakan sanksi yang lebih berat, misalnya
ada siswa yang masih duduk di bangku madrasah tsanawiyah (MTs)
merokok, kemudian disanksi dengan cara “dibotak”, kemudian
santri tadi kembali merokok (melanggar peraturan yang sama, yaitu
dilarang merokok bagi anak dibawah umur), sanksinya ditambah
denda berupa harus membeli wipol ( salah satu merk deterjen
pembersih lantai) sebanyak satu buah kemudian dia juga harus
membersihkan kamar mandi”.
keilmuan.
1) Sorogan
73
Interview dengan pengurus Pondok Pesantren An-nur Ahmad syarifuddin pada tanggal 1
oktober 2020.
53
Dalam sebuah wawancara dengan salah satu santri tingkat
“jare isun sih sorogan iku efektif, sebabe isun maune bli bisa
ngaji-ngaji acan, terus isun mondok ning kene dadie alon-alon
bisa ngaji, pas sorogan, isun ngrasa diperhatiaken ning
ustadze, terus lamon isun salah bisa langsung dibeneri ning
ustadze, dadi isun weruh apa sing salah apa sing bener.”74
2) Weton
kyai atau ustadz mengkaji suatu kitab klasik dan para peserta
74
Interview dengan santri Pondok Pesantren An-nur Ghina sharapova pada tanggal 04 oktober
2020
54
Maknain adalah cara memaknai kitab dengan menulis huruf
minaahutssaniyyah.
1) Musyawarah
keagamaan.
55
musyawirin agar tidak terjadi debat kusir. Setiap bulannya
An-nur mengatakan :
2) Praktek Ibadah
teorinya saja.
75
Interview dengan santri Pondok Pesantren An-nur : Ghina sharapova pada tanggal 04 oktober
2020
56
jenazah, manasik haji dan lain sebagainya. Dan juga santri An-
nanti.
kesenian.
mendalam.
4) Qiro’ah
57
Sistem Pendidikan yang diterapkan oleh Pondok Pesantren
agar dapat menjadi personal yang serba bisa, dan juga ahli dalam
Pesantren An-nur.
a. Faktor Pendukung
1. Kemampuan Pengasuh
58
keluarga menjadikan mudah dalam merealisasikan program-
program kerja dari sector finansial maupun sector SDM nya, dan
Bank Mandiri, Baznaz dan lain-lain. Ini salah satu bukti bahwa
76
Interview dengan sekretaris yayasan Pondok Pesantren An-nur : Fia Nurul alfiyah pada tanggal
06 oktober 2020
77
Interview dengan Pengasuh Pondok Pesantren An-nur : KH. Farid Wajdi pada tanggal 07
oktober 2020
59
pendirian yang kuat dan memiliki visi yang jelas untuk gambaran
dan terencana.
2) Asrama putra-putri
3) Ruang perpustakaan
4) Musholla
5) Gedung aula
7) Kantin
8) Koperasi pesantren
9) Lapangan badminton
60
Sebagaimana yang disampaikan oleh ketua pengurus putra
4. Kurikulum
78
Interview dengan ketua santri Pondok Pesantren An-nur : Muhammad Iqbal pada tanggal 12
oktober 2020
79
Interview dengan salah satu dari dewan Asatidz Pondok Pesantren An-nur : Ust. Ahmad Faiz
pada tanggal 11 oktober 2020
61
Pesantren An-nur juga selalu berusaha melihat peluang
secara signifikan.
senin, kursus bahsa inggris pada hari kamis dan kursus bahasa
62
serta Pondok Pesantren An-nur juga telah mendapat dukungan
b. Faktor Penghambat
antara lain :
ditingkatkan.
2) Faktor santri
81
Interview dengan ketu Pondok Pesantren An-nur : Muhammad Iqbal pada tanggal 12 oktober
2020
63
dengan berbagai alasan, atau merokok, walau sudah diberikan
82
Interview dengan santri Pondok Pesantren An-nur : Tubagus Ahmad Firdaus pada tanggal 13
oktober 2020
64
anaknya dalam belajar sehingga santri menjadi lebih
83
Interview dengan santri Pondok Pesantren An-nur : Muhammad Azhari pada tanggal 14 oktober
2020
84
Interview dengan santri Pondok Pesantren An-nur : Muhammad Jaelani pada tanggal 14 oktober
2020
65
BAB V
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan data baik dari hasil
observasi, interview dan dokumentasi. Pada uraian ini akan saya sajikan uraian
analisis data sesuai dengan rumusan masalah peneliti dan tujuan penelitian. Pada
memadukannya dengan teori yang ada dan kemudian membangun teori yang
66
1. Sistem pendidikan yang ada di Pondok Pesantren An-nur dalam
meningkatkan hasil belajar santri dalam ranah afektif yaitu melalui pengajian
kitab klasik yang membahas tentang akhlak dan tauhid, pengajian dirosah
dan penerapan tata tertib yang berfungsi sebagai pembatas norma dan nilai
adalah metode belajar dimana kyai atau ustadz menjadi poros utama,
kemudian santri akan dipanggil satu persatu untuk mengaji di depan kyai
atau ustadz secara langsung. Sedangkan wetonan adalah metode belajar yang
dilakukan secara berkala (dilakukan dalam waktu tertentu) dengan kyai atau
qiro’ah.
pemimpin yang kuat dan bervisi, kurikulum, sarana dan prasarana serta
67
Pondok Pesantren An-nur dalam meningkatkan hasil belajar santri, yaitu :
B. SARAN
yaitu :
fasilitas yang telah tersedia secara baik dan benar. Serta hendaknya
mentaati segala peraturan atau tata tertib yang diberlakukan oleh Pondok
Pesantren nanti.
68