SKRIPSI
Oleh:
WAVA ULFAH
NIM. 1423101046
1
PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : 1423101046
Jenjang : S-1
Fakultas : Dakwah
penelitian atau karya ilmiah sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya.
ii
iii
NOTA DINAS PEMBIMBING
Kepada
Di Purwokerto
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Purwokerto, 23 Januari
2019
Dosen Pembimbing
iv
Implementasi Bina Diri Melalui Bimbingan Kelompok pada Siswa
Tunagrahita SMPLB di SLB Negeri Kroya
Wava Ulfah
NIM. 1423101046
Wafa_ulfah@yahoo.com
Jurusan S1 Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto
ABSTRAK
Bina Diri merupakan suatu usaha dalam memberikan pendidikan bagi
anak tunagrahita untuk melatih kemandirian anak, sehingga mampu beradaptasi
dari lingkungannya dan mampu merawat diri sendiri, dengan tujuan
ketergantungan terhadap orang lain dalam melakukan aktivitasnya. Anak
tunagrahita ringan dan sedang memiliki kecerdasan antara 50-75, namun mereka
memiliki kemampuan sosialisasi dan motorik yang baik. Sehingga mereka masih
mampu melakukan program Khusus Bina Diri melalui kegiatan Bimbingan
Kelompok. Bimbingan Kelompok yakni suatu layanan baik topik tugas maupun
topik bebas untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi oleh peserta
didik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi
Bina diri melalui Bimbingan Kelompok pada siswa tunagrahita SMPLB di SLB
Negeri Kroya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan
metodenya adalah deskriptif. Dalam teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisis data yang
digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Bedasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program Bina Diri
melalui Bimbingan kelompok di SLB Negeri Kroya yaitu: menggunakan topik
tugas, guru kelas/ pembimbing dalam kelompok memberikan pengarahan dan
menyampaikan materi Bina Diri meliputi: 1) merawat diri : gosok gigi, menyisir
rambut, memotong kuku. 2) mengurus diri : makan dan minum, berpakaian. 3)
menolong diri : memasak, menyapu, mencuci pakaian. 4) berkomunikasi dimana
siswa tunagrahita mampu menjawab pertanyaan tentang diri sendiri dan mampu
memahami apa yang disampaikan temannya. 5) sosialisasi/ adaptasi:
keterampilan bermain, berpartisipasi dalam kelompok, berekspresi,
mengendalikan emosi, bergaul dengan temannya. 6) keterampilan hidup. 7)
mengisi waktu luang. Hal ini dilakukan secara bertahap/ continue, karena tidak
cukup sekali dua kali untuk siswa bisa mandiri. Hambatan dalam pelaksanaan
yaitu ketika mood peserta didik yang tidak stabil. Kemandirian tidak
menentukan siswa dalam kenaikan kelas atau kelulusannya. Akan tetapi program
ini hanya untuk membantu memudahkan dan meminimalisasi ketergantungan
siswa khususnya tunagrahita. Sehingga siswa mampu menerapkannya ketika di
sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat.
v
KATA PENGANTAR
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan semua pengikut-
Nya. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam
pada Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Judul
yang penulis ajukan adalah “Bina Diri Melalui Bimbingan Kelompok untuk
bantuan,bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Dr. H. A. Luthfi Hamidi, M.Ag., Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Purwokerto
2. Drs. Zaenal Abidin, M.Pd., Dekan Fakultas Dakwah Institut Agama Islam
3. Dr. H. M. Najib, M. Hum., Wakil Dekan I dan Wakil Dekan III Fakultas
vi
4. Dr. Hj. Khusnul Khotimah, M.Ag., Wakil Dekan II Fakultas Dakwah Institut
5. Nurma Ali Ridlwan, M.Ag., Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam
Akademik.
7. Segenap Dosen dan Staff administrasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
laporan penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
8. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan.
9. Kepala sekolah, Guru-guru beserta staff SLB Negeri Kroya yang telah
memberi izin riset dan membantu terkait informasi siswa dan sekolah.
10. Siswa dan wali murid SLB Negeri Kroya atas ketersediannya menjadi
Subyek Penelitian.
12. Serta seluruh pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi.
penulis mendapat imbalan yang lebih baik dari Alloh SWT. Tidak ada kata yang
vii
pantas penulis ucapkan selain ucapan terimakasih. Penulis sangat menyadari
bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan
dalam diri penulis. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun ssangat penulis
harapkan demi kebaikan penulis di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya. Amiin.
viii
MOTTO
َو ََل تَ ِهىُ ْىا َو ََل تَحْ َزوُ ْىا َوأَ ْوتُ ُم ْاْلَ ْعلَ ْى َن أِ ْن ُك ْىتُ ْم ُم ْؤ ِمىِي َْه
“Wahai kaum mukmin, janganlah kalian merasa hina, dan jangan bersedih.
Derajat kalian lebih tinggi daripada orang-orang kafir, jika kalian benar-benar
beriman kepada Muhammad.” (Q.S Al Imron: 139)1
1
Al-Ustadz Muhammad Thalib, Al-Qur’an Tarjamah Tafsiriyah Q.S: An-Nuur (24):
61, (Yogyakarta: Ma’had An-Nabawy, 2012), hlm. 80
ix
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih
1. Ibu Bapak Tercinta, sebagai rasa bakti, hormat dan rasa sayang yang
tiada terhingga kupersembahkan skripsi ini kepada Ibu dan Bapak yang
terimakasih. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan
Bapak bahagia karena aku sadar selama ini belum bisa berbuat yang
x
5. Teman-teman semua khususnya teman-teman BKI A angkatan 2014
xi
DAFTAR ISI
xii
C. Tunagrahita.................................................................................. 29
1. Pengertian Tunagrahita ........................................................ 29
2. Klasifikasi Tunagrahita ........................................................ 30
3. Penanganan Anak Tunagrahita ............................................ 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 33
B. Lokasi Penelitian ......................................................................... 35
C. Subyek dan Obyek Penelitian ..................................................... 35
D. Sumber Data ................................................................................ 36
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 37
F. Metode Analisis Data .................................................................. 40
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SLB NegerI Kroya ......................................... 43
1. Letak Goegrafi ..................................................................... 43
2. Sejarah Singkat SLB Yakut Purwokerto .............................. 43
3. Visi dan Misi SLB C dan C1 Yakut Purwokerto ................. 44
4. Tujuan Sekolah (SLB Negeri Kroya) .................................. 45
5. Struktur Organisasi............................................................... 47
6. Profil SLBNegeri Kroya ...................................................... 51
7. Gambaran Umum Subyek .................................................... 54
B. Implementasi Bina Diri Melalui Bimbingan Kelompok pada
Siswa Tunagrahita SMPLB di SLB Negeri Kroya...................... 60
1. Metode Bimbingan Kelompok pada pembelajaran Bina Diri 61
2. Hasil implementasi Bina Diri melalui Bimbingan Kelompok 66
3. Materi Program Khusus Bina Diri ....................................... 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 80
B. Saran-saran ................................................................................... 82
C. Kata Penutup ................................................................................ 83
xiii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
emosional, mental, sosial, dan/ atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa.” Pada pasal 5 ayat 1 dan ayat 2: “setiap warga negara mempunyai
hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, dan warga negara
yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/ atau sosial
dan tidak membeda-bedakan bentuk rupa dan keturunan. Seringkali kita jumpai
bahwa disekitar kita banyak sekali anak-anak yang memiliki kelainan dan
mereka juga berhak untuk mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak
normal lainnya. Allah SWT dzat yang Maha Penyayang, telah menyeru kepada
makhlukNya untuk tidak membeda-bedakan antara yang sehat dan yang cacat
dalam bergaul. Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surat An-Nuur ayat 61:
ج َح َر ٌج َوَلَ َعلَى ِ ْس َعلَى ْاْلَ ْع َمى َح َر ٌج َو ََل َعل َى ْاْلَ ْع َر َ لَي
ِ ْض َح َر ٌج َو ََل َعلَى اَ ْوفُ ِس ُك ْم أَ ْن تَأْ ُكلُ ْىا ِم ْه بُي ُْىتِ ُك ْم اَ ْو بُي ُْى
ت َءابَائِ ُك ْم ِ ْال َمرْ ي
ت أَ ْع َما ِم ُك ْمِ ت أَ َخ َىاتِ ُك ْم اَ ْو بُي ُْى
ِ ت إِ ْخ َىاوِ ُك ْم اَ ْو بُي ُْى ِ ت اُ َّمهَاتِ ُك ْم أَ ْو بُي ُْىِ اَ ْو بُي ُْى
2
M. Rauf, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: BP. Dharma Bhakti, 2005), hlm. 107, 95.
1
2
Pada ayat tersebut terkandung makna bahwa semua makhluk baik sehat
maupun cacat, hendaknya diperlakukan dengan cara yang sama serta dipenuhi
terutama kekurangan intelegensi sehingga daya guna sosial dan dalam pekerjaan
3
Al-Ustadz Muhammad Thalib, Al-Qur’an Tarjamah Tafsiriyah Q.S: An-Nuur (24):
61, (Yogyakarta: Ma’had An-Nabawy, 2012), hlm. 438.
4
Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedogogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), hlm.110.
3
lahir atau masa anak). retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang
keterampilan dan latihan sebagaimana anak normal pada umumnya. Akan tetapi
yang baru, kesulitan dalam mengenaralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru,
fisik dan perkembangan gerak, kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri,
bertingkah laku dan interaksi yang tidak lazim, serta tingkah laku kurang wajar
terus menerus.6
mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu
materi khusus yaitu pendidikan Prosus (Program Khusus) Bina diri. Kemampuan
merawat diri berarti kecakapan atau keterampilan yang perlu oleh anak agar
5
Willy F. Maramis dan Albert A. Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa edisi 2,
(Jakarta :Airlangga University Press, 2009), hlm. 137, 386.
6
Safrudin Aziz, Pendidikan Seks Anak Berkebutuhan Khusus, (Yogyakarta: Penerbit
Gava Media, 2002), hlm. 89-90.
7
Sutjihati Soemantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: PT Refika Aditama,
2006), hlm. 103.
4
dapat mengurus dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari tanpa bantuan orang
lain.8
Mengurus atau merawat diri merupakan hal yang sangat penting dikuasai
oleh anak. karena dalam kehidupannya, anak tidak mungkin selamanya harus
khusus salah satunya diarahkan agar anak mampu mengurus diri sendiri dan
hidup mandiri di masyarakat. Untuk melatih anak tunagrahita pada sekolah luar
biasa adalah termasuk mata pelajaran bina diri. Melalui pembelajaran Bina diri,
yang masih meraka miliki, sehingga ketergantungan anak tunagrahita pada orang
lain bisa dikurangi atau dihilangkan. Pembelajaran Bina diri ditujukan untuk
dimana menurut kurikulum 1994 dan KBK ditetapkan sebagai mata pelajaran
Kemampuan Merawat Diri (KMD), sedangkan saat ini diperluas menjadi mata
pelajaran Bina Diri. Secara konsep Bina Diri memberikan makna lebih luas dari
Kemampuan merawat diri (KMD), karena secara langsung KMD menjadi bagian
dari pembelajaran Bina Diri. Program pendidikan Bina Diri secara prinsif
dikembangkan, untuk membantu anak tunagrahita agar dapat hidup lebih wajar
dan mandiri. Untuk membantu anak tunagrahita dapat hidup mandiri diperlukan
8
Lita Susanti, Meningkatkan Kemampuan Memakai Seragam Sekolah Melalui Media
Model Bagi Anak Tunagrahita Ringan, (Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, Mei 2013) No.2,
Vol.1, http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu, hlm. 93.
9
Saptunar, Meningkatkan Keterampilan Menyetrika Pakaian Anak Tunagrahita
Sedang, (jurnal ilmiah pendidikan khusus, januari 2012) No.1, Vol.1,
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu, hlm. 102-103.
5
program yang mampu membantu anak belajar dan bisa melakukan dengan wajar
dan baik.10
apabila topik yang dibicarakan dalam kelompok itu adalah topik-topik umum.
masalah pribadi para anggota kelompok, yaitu apabila interaksi dalam kelompok
untuk melayani anak berkebutuhan khusus adalah SLB Negeri Kroya. Disekolah
ini diberlakukan program khusus Bina diri bagi peserta didik yang memiliki
yang diberikan mulai dari mengajarkan tentang merawat diri, mengurus diri,
pembelajaran bina diri ini dilakukan 2 jam pelajaran per minggu (1 jam= 35
10
Atang Setiawan, Program Kebutuhan Bina Diri Bagi Anak Tunagrahita Ringan dan
Sedang,(Cipanas: Diklat Bina diri, 2010), hlm. 1, 4.
11
Prayitno, Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok.............., hlm. 178, 23, 24.
6
menit / 70 menit per minggu) untuk siswa SMP. Jumlah siswa di SMPLB sekitar
diri secara optimal sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Hal ini akan
tergantung pada kegiatan bimbingan yang teratur dan terus menerus serta
khususnya di SLB Negeri kroya bagi anak tunagrahita dapat berhasil dengan
baik dan maksimal bila didukung dengan pembelajaran Bina diri yang efektif.
yang besar terhadap siswa tunagrahita dari teman sebayanya untuk melakukan
dengan lingkungannya.
program khusus yaitu Bina diri yang merupakan suatu pemberian bantuan
terhadap siswa agar mampu melakukan aktivitasnya sendiri tanpa bantuan orang
12
Hasil wawancara dengan bapak Suharto sebagai Kepala Sekolah pada hari Senin,
tanggal 13 Agustus 2018, pukul 09:15 WIB, di kantor SLB Negeri Kroya.
7
kemandirian pada anak Sekolah Luar Biasa (SLB). Berdasarkan hal tersebut,
penulis ingin mengetahui lebih luas dan mendalam mengenai implementasi bina
B. Definisi Operasional
beberapa istilah:
1) Implementasi
tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah disusun dengan cermat dan
13
Jhon Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: ramedia, 1989), hlm. 313.
8
2) Bina diri
penyempurnaan agar lebih baik, maka Bina Diri adalah usaha membangun
diri individu baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial melalui
hari”. Bila ditinjau lebih jauh istilah Bina Diri lebih luas dari istilah
mengurus diri, menolong diri, dan merawat diri. Karena kemampuan Bina
dirinya sendiri tanpa bantuan atau ketergantungan pada orang lain dengan
mengoptimalkan kemampuannya. 16
14
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Bandung: CV. Sinar
Baru, 2002), hlm. 70.
15
Mamad Widya, Bina Diri Bagi Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung: UPI Press,
2008), hlm. 1-2.
16
Samsu Hadi, Pengantar Ke arah Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat Mental,
(Sragen: RPPCM Raharjo, 1998), hlm. 32.
9
3) Bimbingan Kelompok
individu yang karena satu atau lain alasan tergabung bersama, melainkan
suatu unit orang yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama,
berinteraksi dan berkomunikasi secara intensif satu sama lain pada waktu
17
Sri Narti, Model Bimbingan Kelompok Berbasis Ajaran Islam untuk Meningkatkan
Konsep Diri Siswa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 17.
10
4) Tunagrahita
retardation) secara bahasa berasal kata tuna berarti merugi dan grahita
memiliki taraf kecerdasan sangat rendah atau dibawah rata-rata (IQ 70 atau
18
W.S Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta: Media
Abadi, 2004)), hlm. 548.
19
Safrudin Aziz, Pendidikan Seks Anak Berkebutuhan Khusus, .............., hlm. 86-87.
11
sekolah berdiri diatas tanah seluas 3.276 . Sejak september 2016 lau
sekolah yang semula berstatus SDLB, diubah menjadi SLB Negeri Kroya
Bermula hanya 38 siswa dan saat ini jumlah siswa 190 siswa yang
terdiri dari 8 siswa SMALB, 43 siswa SMPLB, dan 139 siswa SDLB.
masing. Mata pelajaran yang diajarkan sama seperti sekolah pada umumnya,
hanya saja metode dan peralatan yang dibutuhkan agak berbeda sesuai
20
Hasil wawancara dengan bapak Suharto sebagai Kepala Sekolah pada hari Senin,
tanggal 13 Agustus 2018, pukul 09:15 WIB, di kantor SLB Negeri Kroya.
12
Kroya.
C. Rumusan Masalah
untuk :
3. Sebagai bahan informasi bagi peserta didik tentang bina diri melalui
bimbingan kelompok.
E. Kajian Pustaka
adalah:
bahwa program Bina diri di SLB ABCD Kuncupmas sudah sangat baik
bagi siswa tunagraghita untuk dapat lebih layak, dan berperilaku islami
tersebut, analisis data dalam kondisi dan antar kondisi memiliki estimasi
overlap data pada analisis antar kondisi sangat kecil yaitu 0%, semakin kecil
21
Estria Solihatun Nurjannah, Implementasi Program Bina Diri dalam Penanaman
Nilai Agama Islam untuk Siswa Penyandang Tunagrahita di SLB ABCD Kuncup Mas Banyumas,
(Skripsi, Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2017).
22
Singgih Ardiyanto, Meningkatkan kemampuan bina diri melalui analisis tugas pada
anak tunagrahita sedang kelas 1 di SLB Limas Padang. (Skripsi, Padang, April 2014)
15
singgung yang sama, yaitu mengenai ketrampilan bina diri. Akan tetapi
fokus dan lokasi penelitian serta media yang digunakan berbeda dengan apa
yang dikaji oleh penulis. Penulis akan mengkaji skripsi dnegan judul “bina
hasil penelitian tersebut akan penulis jadikan bahan belajar dan bahan
F. Sistematika Pembahasan
23
Sri Handayani, Meningkatkan kemandirian melalui pembelajaran bina diri siswa
tunagrahita kelas IV semester II di SLB C/ YPALB karangannya, (Skripsi, Surakarta: Universitas
Sebelas Maret, 2009)
16
Bab II landasan teori tentang dari penelitian yang dilakukan, pada sub
bab pertama meliputi: pengertian program Bina Diri, tujuan Bina Diri, ruang
lingkup program Bina Diri dan metode pembelajaran Bina Diri. Pada sub bab
Bimbingan Kelompok, dan materi layanan Bimbingan Kelompok. Dan pada sub
penanganan tunagrahita.
Bab III ini berisi tentang metode penelitian yang membahas tentang jenis
penelitan, sumber data, teknik pengumpulan data, dan mtode analisis data.
bina diri melalui bimbingan kelompok pada siswa tunagrahita meliputi penyajian
Bab V adalah penutup, dalam bab ini yang terdiri dari kesimpulan dan
A. Bina Diri
diri sendiri agar anak mampu untuk melakukan aktifitas sehari-hari dengan
24
Heppy El Rais, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 93.
25
Dodo Sudrajat dan Lilis Rosida, Pendidikan Bina Diri Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus, (Jakarta: PT. Luxima Metro Media, 2013), hlm. 2-3.
17
18
khusus agar mereka mampu dan tidak bergantung pada orang lain, serta
datang.26
Ruang lingkup program Bina Diri tidak dapat terlepas dari program
Materi Bina Diri yang harus dikuasai oleh anak tunagrahita sedang
dan ringan, sehingga setiap anak dapat hidup wajar sesuai dengan fungsi-
fungsi kemandirian:27
26
Dodo Sudrajat dan Lilis Rosida, Pendidikan Bina Diri Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus, .............. hlm. 57
27
Atang Setiawan, Program Kebutuhan Bina Diri Bagi Anak Tunagrahita Ringan dan
Sedang, (Cipanas: Diklat Bina Diri, 2010), hlm. 2-4.
19
menyuap dan tata cara makan sesuai dengan norma dan kondisi,
resepsi.
Pergi ke WC
Berpatut diri
Memasak sederhana
Mencuci pakaian
lantai dll.
4. Kebutuhan Komunikasi
keinginan
5. Kebutuhan Sosialisasi/adaptasi
Keterampilan bermain
Keterampilan berinteraksi
orangtua)
lingkungan kerja.
sehingga tujuan dari program Bina Diri dapat tercapai. Beberapa metode
a. Metode ceramah
b. Metode simulasi
28
Dodo Sudrajat dan Lilis Rosida, Pendidikan Bina Diri Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus,.............. hlm. 96-98.
23
d. Metode demonstrasi
sebagainya. Disini yang lebih aktif adalah guru dan anak agar lebih
guru.
e. Metode karyawisata
kreativitas anak.
24
f. Metode latihan
B. Bimbingan Kelompok
29
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm. 48.
25
30
Robert L. Gibson dan Marianne H. Mitchell, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 275.
31
Tohirin, Bimbingan dan Koonseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),
(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007), hlm. 170.
26
umum baik topik tugas maupun topik bebas. Yang dimaksud topik tugas
bebas adalah suatu topik atau pok bahasan yang dikemukakan secara bebas
32
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah,,.............. hlm. 172.
33
Giyono, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Media Akademi, 2015), hlm. 222.
34
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Progran Bimbingan dan
Konseling,.............., hlm. 48.
27
mencakup masalah cara belajar, kesulitan belajar, gagal ujian, dan lain
sebagainya.35
orang siawa) atau bersifat individual atau perorangan, yaitu masalah yang
kehidupan kelompok.
kelompok. Kelompok yang terlalu kecil (misalnya hanya 2-3 orang saja)
terbatas. Sebaliknya kelompok yang terlalu besar pun tidak efektif karena
35
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Madrasah ............, hlm. 172-173.
28
home room, (2) karyawisata, (3) diskusi kelompok, (4) kegiatan kelompok,
remedial.36
kelompok yang positif, sehingga melalui sarana ini dapat dibahas berbagai
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Topik bahasan dalam kelompok tersebut
sehat.
adanya.
pemecahannya.
konsekuesinya.
36
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Madrasah,............, hlm. 176, 289, 290.
37
Zaenal Abidin dan Alief Budiyono, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,
(Purwokerto: Stain Press Purwokerto, 2010), hlm. 63-64.
29
penanggulangannya.
C. Tunagrahita
1. Pengertian Tunagrahita
Istilah tunagrahita berasal dari kata tuna berarti merugi dan grahita
dalam interaksi sosial atau dikenal juga dengan istilah terbelakang mental
38
Dodo Sudrajat dan Lilis Rosida, Pendidikan Bina Diri Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus, .............. hlm. 17-19.
30
2. Klasifikasi Tunagrahita
a. Tunagrahita Ringan
b. Tunagrahita Sedang
dan berhitung. Akan tetapi Mereka masih dapat dididik mengurus diri,
39
Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: Refika Aditama, 2006), hlm.
103.
31
c. Tunagrahita Berat
Kelompok ini dapat dibedakan lagi antara anak tunagrahita berat dan
skala binet dan antara 39-25 menurut skala weschler (WISC). Anak
praktis, terapi terintegrasi yang terdiri atas fisioterapi, terapi wicara, terapi
40
Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa,............., hlm. 106-107.
32
41
Tri Gunadi. Mereka Pun Bisa Sukses. (Jakarta: Penebar Plus. 2011). hlm 144-145.
BAB III
METODE PENELITIAN
mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga
mengatisipasi masalah.42
1. Pendekatan Penelitian
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
42
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 3, 5.
33
34
2. Jenis Penelitian
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku orang-orang yang diamati.
43
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta:Teras, 2009), hlm 100
44
Lexy Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2014), hlm. 4-5.
35
B. Lokasi Penelitian
terletak di Jl. Jendral Sudirman, RT/RW 3/7, Dsn. Banjar, Desa Kroya,
a. Bahwa di SLB Negeri Kroya terdapat praktek bina diri melalui bimbingan
kelompok.
penelitian ini bermanfaat bagi SLB Negeri Kroya dan SLB lain pada
umumnya.
a. Subyek Penelitian
yang diteliti. 45
45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, ............... hlm. 300.
36
2. Orang tua atau Wali murid, adalah sebagai subyek pendukung atau
sekolah.
b. Obyek Penelitian
sentral perhatian dan penelitian.46 Objek penelitian ini adalah bina diri
46
Koentjaningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1977), hlm. 167.
37
D. Sumber Data
Data yang penulis peroleh dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu:
penelitian ini data primer berasal dari informasi yang penulis peroleh
surat, daftar hadir, dan statistik, ataupun segala bentuk dokumentasi yang
alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak
a. Metode Observasi
ikut ambil bagian atau berada dalam keadaan objek yang diteliti. 50 Melalui
data-data yang diperoleh dari hasil interview dan untuk memperkuat serta
b. Metode Wawancara
49
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, ............... hlm. 308-309.
50
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif,(Jakarta: Prenada Media Group, 2007), hlm. 115.
39
(interviewee).51
c. Metode Dokumentasi
51
Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hlm.
57-58
52
Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, ..............hlm. 129.
53
Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, .............., hlm. 73.
40
ini.
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipaham oleh diri sendiri maupun orang lain.
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data
yaitu:
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak
41
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
difahami tersebut.
yang dikemukakan adalah bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,
42
54
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, ..............., hlm. 335, 336, 337, 338, 339, 341,
345.
BAB IV
1. Letak Geografi
Kroya adalah sekolah yang secara geografis terletak di Jl. Jend Sudirman, Rt/RW
Tengah, Kode Pos 53282. Dengan lokasinya yang mudah dijangkau karena
terletak di tepi jalan raya, dan tidak begitu jauh dari alun-alun atau biasa disebut
Kebudayaan Kabupaten Cilacap tentang Tuntas pada tahun 2008 tidak terkecuali
Tuntas wajar bagi anak berkebutuhan khusus ( ABK ) atau anak berkelainan /
penyandang cacat.
43
44
pendidikan.
sekolah yang lain dari pada penyelenggaraan sekolah biasanya dan juga menuntut
khusus disesuaikan dengan tingkat dan jenis kelainannya serta keamanan dan
Nomor : 421.5/135/133 tahun 2008 tanggal 21 Mei 2008 oleh Bupati Cilacap, SK
tentang Izin Perubahan dan Operasional Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Luar
Biasa ( SDLB ) Negeri Kroya Cilacap menjadi Sekolah Luar Biasa ( SLB )
spiritual.
1) Standar SKL
2) Standar isi
lingkungan.
mapel.
3) Standar proses
dan lain-lain.
6) Standar pengelolaan
7) Standar pembiayaan
8) Standar penilaian
5. Struktur Organisasi
terhadap pelaksanaan proses pendidikan yang biasanya hal seperti ini terjadi
berikut:
SEKOLAH KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
ANGGOTA
MASYARAKAT /
ORANGTUA WALI
48
Perpustakaan : Istinganah
Sumiarti, S.Pd
Witri Ardiyanto
a) Data Pendidik
IV – VI B
9 Sumarsih, S.Pd P Guru Kelas - S1
SDLB
10 Eva Sutiana, S.Pd P Guru Kelas - S1 VII C SMPLB
11 Dwi Cahyati, S.Pd P Guru Kelas - S1 IV C SDLB
12 Fitri Sumarni, S.Pd P Guru Kelas - S1 I–XA
13 Sri Pujiati, S.Pd P Guru Kelas - S1 I –III B SDLB
14 Fenty Feristu P Guru Kelas - S1 I C SDLB
Oktaviani M. Rahmayanti, VIII – IX C
15 P Guru Kelas - S1
S.Pd SMPLB
SMPLB dan
16 Machrus Ali, S.Pd.I L Guru PAI - S1
SMALB
SDLB, SMPLB
17 Andi Wahyudin, S.Pd L Guru Penjaskes - S1
dan SMALB
18 Vita Nur Setyawati, S.Pd P Guru Kelas - S1 III C SDLB
19 Sumiarti, S.Pd P Guru Kelas - S1 II C SDLB
20 Mella Anisa Rizqia, S.Pd P Guru Kelas - S1 V C SDLB
21 Utuh Setyasih, S.Pd P Guru Kelas - S1 X-XI SMALB
50
b) Tenaga Kependidikan
pengembangan dari SDLB Negeri Cilacap yang berstatus filial, namun mulai
bulan Mei tahun 2008 telah berubah status menjadi SDLB Negeri Kroya dengan
2016 SDLB Negeri Kroya berganti menjadi SLB Negeri Kroya dengan SK
Gubernur Jawa Tengah Nomor 420 / 82 TAHUN 2016 tentang Izin Perubahan
(SDLB) Negeri Kroya Cilacap menjadi Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri
lapangan olah raga tepatnya di jalan Jenderal Sudirman Kroya kabupaten Cilacap,
bangunan gedung sekolah berdiri diatas tanah seluas 3.276 m 2 dengan nomor
sertifikat 11301405400017 tanggal 7 Maret 2007, hak pakai nomor 00017 yang
terdiri dari :
51
2. Ruang kepala sekolah dan ruang guru menggunakan ruang kelas di sekat
6. Ruang Keterampilan
7. Mushola
orang yang tediri dari satu orang kepala sekolah, tiga belas orang guru dan dua
Keadaan siswa pada tahun pelajaran 2016 / 2017 berjumlah 125 orang
berasal dari daerah kecamatan Kroya, Binangun, Nusawungu, dan Adipala karena
jarak dari sekolah ke rumah siswa cukup jauh maka siswa tersebut kebanyakan
A. Identitas Sekolah
B. Keadaan Guru
C. Keadaan Siswa
Tahun Jumlah
No Keterangan
Pelajaran Siswa
2007 / Lulus 3 meninggal 1,
1. 71
2008 mutasi 3
2008 / Lulus 3
2. 65
2009
3. 2009 81 Lulus 4
53
/2010
4. 2010/2011 85 Lulus 9
5. 2011/2012 88 Lulus 3
6. 2012/2013 89 Lulus 10
7. 2013/2014 97 Lulus 14
a. Kepala Sekolah
merupakan kepala sekolah SLB Negeri Kroya yang memiliki usia sekitar 60
tahun (pensiun pada bulan September 2018). Karena di SLB Negeri Kroya
seminggu.
yang dibuat oleh guru pembimbing atau guru kelas, melakukan evaluasi
waka sarana dan prasarana untuk memberikan informasi terkait SLB Negeri
55
Hasil wawancara praobservasi dengan kepala sekolah hari Senin 13 Agustus 2018,
pukul 09:15 WIB di ruang kantor kepala SLB Negeri Kroya.
54
siswa SD kelas 2 dengan jumlah siswa 9 siswa (6 siswa laki-laki dan 3 siswa
perempuan).
program yang ada di SLB Negeri Kroya. Dari latar belakang tersebut,
penulis ingin mengetahui tentang informasi terkait program khusus Bina Diri
b. Guru Pembimbing/Guru BK
guru kelas sekaligus guru BK di SLB Negeri Kroya. Ibu Eva merupakan
guru kelas VII C (Tunagrahita Ringan) dengan jumlah siswa sekitar 11 siswa
(Ilmu Pengetahuan Sosial) dan Program Khusus Bina Diri atau Kemampuan
56
Wawancara dengan Bapak Umar pada hari Rabu, tanggal 10 September 2018 pukul
10:11 WIB di kantor SLB Negeri Kroya.
55
dari guru tergantung mood siswa) maka dalam kegiatan belajar ibu Eva tidak
memaksakan siswa untuk harus mengikuti perintahnya. Akan tetapi Ibu Eva
Alasan peneliti memilih Ibu Eva sebagai subyek karena Ibu Eva
di SLB Negeri Kroya. Ibu Eva mengajarkan Prosus (Program Khusus) Bina
c. Siswa Tunagrahita
a. Subjek 1
CILACAP
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pekerjaan : Petani
b. Subjek 2
53273
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
akademik, sebab sampai sekarang asri tidak dapat membaca, menulis juga
masih perlu dituntun. Asri juga termasuk siswa yang pendiam, kurang
percaya diri, kurang aktif dalam kelas, manja dan moodnya seringkali tidak
kegiatan sehari-hari secara mandiri. Mulai dari makan dan minum asri tidak
disuapi, mandi dan menyapu sendiri. Hingga dilatih mandiri untuk mencuci
kendala dalam hal belajar. Asri termasuk siswa yang pendiam dan tidak
yang kurang. Karena sampai sekarang martina belum begitu lancar dalam
membaca (perlu dieja). Akan tetapi martina hafal huruf alfabet dari A-Z.
Akan tetapi Martina merupakan siswa yang giat, percaya diri dan
57
Hasil wawancara dengan Asri dan ibu/Orangtua Asri, hari Kamis tanggal 3 Januari
2019 pukul 10:35 WIB di serambi depan Mushola SLB Negeri Kroya.
58
mulai dari hal-hal kecil, seperti makan dan minum sendiri, mandi sendiri,
diatas penulis ingin mengetahui tentang kebiasaan apa saja yang masih
dirumah.
wawancara, observasi, dan dokumentasi yang peneliti lakukan kepada kepala sekolah,
guru pembimbing, orang tua siswa serta siswa Tunagrahita ringan, peneliti dapat
Diri melalui Bimbingan Kelompok di SLB Negeri Kroya. Dari hasil pengumpulan
58
Hasil wawancara dengan Martina dan Ibu/Orangtua Martina, hari Kamis tanggal 3
Januari 2019, pukul 10:35 WIB di serambi depan mushola SLB Negeri Kroya.
59
proses pembelajaran. Dalam perbaikan proses pembelajaran ini peran guru sangat
hendaknya dilakukan dengan metode pembelajaran atau cara yang efektif agar
metode dan pendekatan khusus sehingga pesan dan tujuan program Bina Diri
“Pada prosus Bina Diri itu kan berbagai macam metode, seperti
karyawisata, diskusi, simulasi dan lainya. Tapi pada penerapan Bina Diri
di sekolah ini kami terapkan dengan metode layanan Bimbingan
Kelompok. Bimbingan kelompok itu kan suatu layanan untuk
59
Dodo Sudrajat dan Lilis Rosida, Pendidikan Bina Diri Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus, (Jakarta: PT. Luxima Metro Media, 2013), hlm. 84.
60
Wawancara dengan bapak Umar pada hari rabu tanggal 5 September 2018, pukul
09:45 WIB di ruang kelas SLB Negeri Kroya.
61
Dodo Sudrajat dan Lilis Rosida, Pendidikan Bina Diri, ............, hlm.96, 97, 98.
60
guru memberi tugas kepada salah satu siswa untuk mempraktekan meteri Bina
Diri yang diminta. Kemudian yang lain bisa saling memberi pendapat dan
62
Wawancara dengan ibu Eva pada hari jum’at tanggal 16 November 2018, pukul 08:30-
pukul 11:00 WIB di ruang kelas SLB Negeri Kroya.
63
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada, 2007), hlm. 172-173.
61
Lingkup pembicaraan:
Topik yang dibahas : “Upaya kemandirian siswa dalam Prosus Bina Diri
a. Tunagrahita ringan :
b. Tunagrahita sedang
(kendala yang dialami Siswa yang lain dan pada umumnya yaitu mood)
mengenakan baju, guru meminta penilaian anggota yang lain “apakah ini sudah
62
benar atau belum?” serentak ada yang menjawab “belum bu” kemudian guru
memintai dia untuk memberikan contoh yang benar, dan memintai kembali
diulang kepada peserta yg pertama. “kalau begini apakah sudah betul?” diantara
mereka menjawab “iya bu begitu”. “pintar kalian, tapi ini dirapihkan ya”.
oleh temannya. Dari hal tersebut maka terlihat bahwa perlu adanya pengulangan
dalam memberi pembelajaran. Dan perlu adanya contoh yang benar agar bisa
pemberian materi. Dan tidak semuanya mampu mandiri jika tanpa bantuan orang
lain, beberapa diantara mereka masih perlu bimbingan dan bantuan dari orang
sekitar.
baju sendiri.
ketika kukunya yang panjang tidak mau dipotong, guru mencoba meminta
Meminta teman yang lain agar jangan menertawakan ketika temannya salah,
Dalam memakai baju yang masih salah dalam memakaikan kancing baju
paham.
kanan.
(mood siswa memang tidak bisa dipaksakan tapi untuk mengatasi hal demikian
memiliki segi positif yang dapat dipetik yaitu, contoh yang benar dari teman bisa
ditiru oleh teman yang belum bisa, dan pendapat teman yang lain dapat
satu dengan yang lainnya bergantung tingakt kelainan masing-masing dari anak
tersebut. Inilah yang menjadi acuan bagaimana pemberian layanan Bina Diri,
64
artinya layanan pendidikan Bina Diri pada setiap individu akan berbeda, baik
tunagrahita sedang dan tunagrahita berat. Akan tetapi di SLB Negeri Kroya hanya
melayani siswa tunagrahita ringan dan sedang. Karena pada dasarnya tunagrahita
berat sulit ketika harus di satukan dengan tunagrahita ringan dan sedang. Setiap
menjadi besar, kuat dan mandiri. 66 Bimbingan kelompok yang dilakukan ibu eva
dengan tingkat kemampuan peserta didiknya. Tujuannya agar guru bisa lebih
Behavior” atau penyesuaian perilaku yang berarti anak tunagrahita tidak dapat
64
Dodo Sudrajat dan Lilis Rosida, Pendidikan Bina Diri, ............, hlm. 3.
65
Wawancara dengan ibu Eva pada hari jum’at tanggal 16 November 2018, pukul 08:30-
pukul 11:00 WIB di ruang kelas SLB Negeri Kroya.
66
Prayitno. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok(Dasar dan Profil). (Jakarta:
Ghalia Indonesia. 1995). Hlm. 61
65
tanggung jawab sosial, selain itu juga mengalami masalah dalam keteramilan
ditunjukan yang benar. Karena diantara mereka banyak yang masih kurang
mengeluarkan pendapatnya.
b. Tindak lanjut
67
Dodo Sudrajat dan Lilis Rosida, Pendidikan Bina Diri, .............., hlm. 76.
66
bantuan orang lain khususnya hal yang seharusnya dilakukan sendiri. Baik
tujuan awal pembelajaran bina diri adalah diharapkan siswa bisa mandiri
orang lain.
guru dan teman-temannya, tetapi As cenderung berdiam dan melamun. setiap kali
tidak baik membuat kemandirian As masih bergantung pada orang lain. Selain
disekolah As jika dirumah juga didukung dan dilatih untuk melakukan aktivitas
kesehariannya sendiri.
beradaptasi, dan berkomunikasi dengan baik. Akan tetapi dalam segi kemandirian
68
Hasil wawancara dengan Orang tua Asri pada hari Kamis, tanggal 3 Januari 2019, di
halaman mushola SLB Negeri Kroya.
67
“Mt kalau dirumah ya cukup mandiri, tapi Mt orangnya pelupa. Apa yang
dipelajari hari ini sampai rumah lupa. Mt bisa dibilang rajin anaknya dia
mau melakukan aktivitas sehari-hari dari makan mandi sendiri, menyapu
kalau disuruh terkadang ya mau melakukannya sendiri. Selain itu juga
terkadang mencuci baju sendiri terutama pakaian dalam.”69
normal pada umumnya. Tunagrahita ringan masih mau dan mampu untuk
tidak cukup dilakukan satu kali, dalam artian perlu adanya pengulangan dalam
69
Hasil wawancara dengan Orang tua Martina, hari Kamis, tanggal 3 Januari 2019, di
halaman mushola SLB Negeri Kroya.
70
Wawancara dengan ibu Eva pada hari jum’at tanggal 16 November 2018, pukul 08:30-
pukul 11:00 WIB di ruang kelas SLB Negeri Kroya.
68
siswa, 5) kesesuaian dengan sumber dan fasilitas yang tersedia, 6) situasi kondisi
yang sesuai dengan Bina Diri meliputi metode simulasi, metode latihan,
sesuai dengan tujuan dan metode yang dipilih. Sehingga pembelajaran Bina
Materi Bina Diri seperti merawat diri, mengurus diri, menolong diri,
dimilikinya, karena hal ini akan menentukan hasil prestasi yang dicapai oleh
71
Dodo Sudrajat dan Lilis Rosida, Pendidikan Bina Diri, ............, hlm. 95-96.
69
siswa. Di SLB Negeri Kroya guru mampu menyesuaikan kondisi siswa, dan
sedang, atau tunagrahita mampu latih dan mampu didik. Sehingga ini
mood siswa.
lupa membawa alat pribadi ketika diperintah guru pada hari sebelumnya
misalnya: pasta gigi dan sikat gigi. Peralatan pendukung bina diri yang
disediakan meliputi: baju, selimut, sprei, sapu lantai, sapu lidi, pel, sabun
ringan dan kelas tunagrahita sedang. Yang pada dasarnya siswa tunagrahita
sedang sulit jika untuk berkelompok. Kemudian kendala lain yaitu siswa
70
yang tidak selalunya setiap hari berangkat sekolah. Hal ini menyulitkan guru
Di SLB Negeri Kroya waktu aktif sekolah hanya 5 hari, dari hari senin
hingga jum’at. Pembelajaran berlangsung dari jam 07:30 hingga jam 12:00/
jam 13:00 dan jam 11:00 jika hari jum’at. Waktu yang disediakan
Waktu yang digunakan untuk metode ini dalam penyampaiannya tidak perlu
dan berjalan secara continue agar siswa tidak mudah bosan dan paham apa
yang disampaikan guru. Dan baisanya diadakan evaluasi setelah UAS atau
kemandiriannya.
agar mereka mampu dan tidak bergantung pada orang lain, serta dapat
serta menjadi bekal dalam kehidupannya dimasa yang akan datang. Program Bina
Diri mencakup beberapa hal yang berhubungan dengan kepentingan anak dalam
72
Dodo Sudrajat dan Lilis Rosida, Pendidikan Bina Diri, ............, hlm. 57, 2.
71
a. Merawat diri
selamanya harus dibantu oleh orang lain. Dengan demikian, pendidikan anak
diri sendiri dan hidup mandiri di masyarakat. Untuk melatih anak tunagrahita
pada sekolah luar biasa adalah termasuk mata pelajaran bina diri. Melalui
membantu diri anak didik dalam kehidupan sehari-hari.73 Merawat diri yang
diberikan oleh guru pembimbing “Ibu Eva” kegiatan Bina Diri dapat
langsung.
b. Mengurus diri
73
Saptunar, Meningkatkan Keterampilan Menyetrika Pakaian Anak Tunagrahita Sedang,
(jurnal ilmiah pendidikan khusus, januari 2012) No.1, Vol.1,
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu, hlm. 102-103.
74
Wawancara dengan ibu Eva pada hari jum’at tanggal 16 November 2018, pukul 08:30-
pukul 11:00 WIB di ruang kelas SLB Negeri Kroya.
72
terkadang siswa terbalik antara yang depan dan belakang, dan pakaian
juga bermacam-macam ada yang suka bermake up, ada yang suka berjilbab
c. Menolong diri
mengatasi berbagai masalah yang sangat mungkin dihadapi oleh anak dalam
75
Atang setiawan, Program Kebutuhan Bina Diri Bagi Anak Tunagrahita Ringan dan
Sedang, (Cipanas: Diklat Bina Diri, 2010), hlm. 3.
76
Wawancara dengan ibu Eva pada hari jum’at tanggal 16 November 2018, pukul 08:30-
pukul 11:00 WIB di ruang kelas SLB Negeri Kroya.
77
Atang setiawan, Program Kebutuhan Bina Diri Bagi Anak Tunagrahita Ringan dan
Sedang,............., hlm. 4.
73
menghindari diri dari benda tajam yang dipraktekan adalah mengupas ubi,
memasak pisang krispi. Kemudian melipat baju yang masih belum rapih ada
d. Kebutuhan berkomunikasi
78
Wawancara dengan ibu Eva pada hari jum’at tanggal 16 November 2018, pukul 08:30-
pukul 11:00 WIB di ruang kelas SLB Negeri Kroya.
79
Dodo Sudrajat dan Lilis Rosida, Pendidikan Bina Diri, ............, hlm. 64.
80
Wawancara dengan ibu Eva pada hari jum’at tanggal 16 November 2018, pukul 08:30-
pukul 11:00 WIB di ruang kelas SLB Negeri Kroya.
74
program Bina Diri, hal ini memudahkan siswa sambil belajar Bina diri
f. Keterampilan hidup
81
Dodo Sudrajat dan Lilis Rosida, Pendidikan Bina Diri, ............, hlm. 65.
82
Wawancara dengan ibu Eva pada hari jum’at tanggal 16 November 2018, pukul 08:30-
pukul 11:00 WIB di ruang kelas SLB Negeri Kroya.
83
Dodo Sudrajat dan Lilis Rosida, Pendidikan Bina Diri, ............, hlm. 66
84
Wawancara dengan ibu Eva pada hari jum’at tanggal 16 November 2018, pukul 08:30-
pukul 11:00 WIB di ruang kelas SLB Negeri Kroya
75
Senam yang dilakuakan rutin setiap hari jum’at pagi akan membuat
A. Kesimpulan
kesimpulan bahwa:
topik jenis tugas meliputi materi Bina Diri tentang: mengurus diri,
oleh pembimbing atau Guru BK, hal ini dikarenakan guru pembimbing
harus dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain, seperti makan minum,
76
77
siswa dapat mandiri setelah mendapatkan satu kali program khusus Bina
Diri, akan tetapi pembelajaran Bina Diri perlu dilakukan secara bertahap,
atau kelulusan siswa, apabila siswa belum mandiri. Hal ini dilakukan
mandiri dalam hal berpakaian bisa dicontohkan oleh temannya yang sudah
mereka banyak yang masih kurang percaya diri. Sebenarnya mereka bisa
sehingga mereka mampu bertukar pendapat. Dimana ini adalah tujuan agar
B. Saran
bina diri melalui bimbingan kelompok dapat berjalan dengan efektif dan
efisien.
alangkah baiknya jika selalu mengikuti program khusus Bina Diri melalui
bimbingan kelompok secara rutin dan berkala sebab program khusus Bina
tentang penerimaan diri orang tua terhadap anak penyandang Luar Biasa
C. Kata Penutup
dengan kemampuan yang penulis miliki. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang
ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S dan Sultan Moh Zain. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Sinar Harapan.
Gunadi, Tri. 2011. Mereka Pun Bisa Sukses. Jakarta: Penebar Plus.
Narti, Sri. 2014. Model Bimbingan Kelompok Berbasis Ajaran Islam untuk
Meningkatkan Konsep Diri Siswa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil).
Jakarta: Ghalia Indonesia. Cet 1.
Setiawan, Atang. 2010. Program Kebutuhan Bina Diri Bagi Anak Tunagrahita
Ringan dan Sedang. Cipanas: Diklat Bina diri.
Setiawan, Atang. 2010. Program Kebutuhan Bina Diri Bagi Anak Tunagrahita
Ringan dan Sedang. Cipanas: Diklat Bina Diri.
Somantri, Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.
Sudrajat, Dodo dan Lilis Rosida. 2013. Pendidikan Bina Diri Bagi Anak
Berkebutuhan Khusus. Jakarta: PT. Luxima Metro Media.
Usman, Husaini. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Widya, Mamad. 2008. Bina Diri Bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: UPI
Press.