Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH SHOLAT DUHA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPRITUAL

SISWA DISEKOLAH DAARUL HIKMAH LUWUK, BANGGAI


TAHUN AJARAN 2021-2022
Proposal penelitian yang disusun untuk memenuhi Tugas Akhir
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian
Dosen Pembimbing: Dr. Ade Irma Solihah, S.Psi, M.Si.

Disusun oleh:
MUH IKHSAN FIRSANDI
NIM: 19.03.2548

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM

BANDUNG 2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah subhanahu wa Ta’aala yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Serta tak lupa sholawat dan salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada junjungan umat akhir zaman kepada Nabi Muhammad Shollahu ‘alahi wasallam
serta juga kepada Para Shohabatnya, ahlul bait-nya, dan kepada umat muslim yang mengikuti Nabi-
nya dengan baik hingga hari akhir. Aamiin...
Pertama-tama, Saya ucapakan terima kasih kepada Ibu Dr. Ade Irma Solihah, S. Psi., M.Si..
yang telah memberikan saya kesempatan untuk mengerjakan tugas proposal penelitian sebagai
pemenuhan Ujian Akhir Semester 4. Dan Alhamdulillah, dengan segala rahmat dan karunia-Nya, saya
telah menyelesaikannya.
Tugas Proposal yang dibuat ini berjudul “Pengaruh Sholat Dhuha Dalam Meningkatkan
Kecerdasan Spritual Siswa di sekolah Daarul Hikmah Luwuk, Banggai".
Saya telah berusaha dengan sebaik mungkin dalam penulisan karya ini, akan tetapi tidak
dapat dipungkiri penulisan ini terdapat kekurangan, baik dalam segi bahasa, penyusunan kalimat,
sumber/rujukan isi makalah dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, harapan saya semoga kepada Ibu Dr. Ade Irma Solihah, S. Psi., M. Si.
memberikan kritik dan sarannya kepada penulis, sehingga kedepannya dapat diperbaiki dan karya ini
bisa menjadi proposal penelitian skripsi yang lebih baik sebagai pemenuhan tugas akhir kuliah.

Jakarta, 9 Juli 2021

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada penghujung abad ke dua puluh, dunia sering dilanda perubahan besar yang mendasar,
menyeluruh dan berlangsung dengan cepat. Masyarakat dewasa ini, terlibat dalam dinamika
perkembangan yang implikasinya menyangkut dengan eksistensi manusia sebagai makhluk Tuhan.
Perubahan besar tersebut sebagian besar karena ulah manusia sebagai pemain utama di panggung
sejarah yang secara kuantitatif telah dan sedang mengubah wajah dunia.Proses modernisasi berjalan
terus dan merupakan pertanda yang dianggap biasa terdapat di setiap penjuru dunia. Dalam bergelut
dengan gejala modernisasi tidak jarang manusia kehilangan arah, bahkan kehilangan dirinya sendiri,
sehingga ia berpegang pada yang tampak baik dari luar dan mengenyampingkan nilai-nilai mental
spiritual yang telah dianut secara turun-menurun. “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan
kedalam (tubuh)mnya ruh (ciptaan)-Nya.Dan Dia jadikan bagi kamu pendengaran, pengalihan,
penglihatan, dan (perasaan) hat:(tetapi)kamu sedikit sekali bersyukur…..” (As-Sajdah : 9) 1.Dunia
pendidikan, khususnya pendidikan Indonesia semakin berkembang dengan pesatnya. Pembaharuan-
pembaharuan dalam bidang pendidikan seperti pembaharuan kurikulum buku-buku paket, sarana
prasarana yang menunjang dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan terus didorong dengan
subsidi-subsidi dari pemerintah pusat. Namun yang sangat mengkhawatirkan adalah perbaikan media
pendidikan ini tidak diiringi dengan perubahan yang positif dari perilaku dan moral bangsa sehingga
timbul kemerosotan moral yang sangat membahayakan bangsa Indinesia.Untuk itulah, sekarang ini
pendidikan Indonesia tidak hanya membutuhkan teori/materi ajar yang hanya dikaji dan dimengerti,
melainkan dibutuhkan pengimplementasian dari teori tersebut kedalam kehidupan sehari-hari,
sehingga akan membentuk sebuah dimensi kepribadian dalam meniti kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bertanah air.
Dijelaskan pula bahwa kondisi lingkungan hidup, apakah itu kondisi social, atau kondisi
budaya sebagaimana oleh Urie Bronfenbrenner (1979) yang menyebutnya : Ecological appraoach to
development, sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak 2.Pemerintah perlu
mensosialisasikan semua materi ajar yang terdapat pada kurikulum, sehingga dari sosialisasi tersebut
akan mewujudkan sebuah kepribadian yang akan tertanam dalam diri anak didik. Kemudian dalam
menciptakan generasi yang unggul diperlukan sebuah landasan yang kuat untuk membimbing kearah
yang akan dituju, adapun kecerdasan spiritual yang dimiliki dalam diri setiap anak didik yang
dibimbing secara continue akan membentuk sebuah benteng dan akan menjadikannya sebagai
manusia yang mempunyai kepribadian sesuai dengan tujuan pendidikan nasional berdasarkan UUD
No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi sebagai berikut :Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Dan dalam rangka mencapai tujuan tersebut hendaknya ditempatkan
kebijaksanaan umum pembangunan di bidang pendidikan yang antara lain menekankan kepada
ditemukannya upaya-upaya yang menanggulangi dampak negative dari kemerosotan moral,

3
sedangkan pembangunan1 keagamaan juga dituntut untuk mengimbangi dan mengadaptasi proses
pendidikan melalui pikiran-pikiran ilmiah dengan cara menghayati dan mengamalkan ajaran
agama.Pengamalan ajaran agama dalam hal ini dapat dilakukan dengan mensosialisasikan shalat
dengan berjamaah di lingkungan sekolah, dengan penerapan shalat, khususnya shalat dhuha dalam
lingkungan sekolah diharapkan dapat memberikan dorongan/motivasi untuk memperbaiki pendidikan
di Indonesia. Maka dari sini, Allport mempunyai pemikiran bahwa agama merupakan ciri kepribadian
yang berfungsi otomatis, yaitu memiliki kekuatan motivasi tersendiri. Pengaruh shalat khususnya
shalat dhuha yang dikerjakan secara rutin akan membawa pengaruh terhadap kecerdasan spiritual dan
kepribadian yang dimiliki oleh anak didik.Singgih D. Gunarsa mengemukakan bahwa kehidupan pada
masa anak dengan berbagai pengaruhnya adalah masa kehidupan yang sangat penting khususnya
berkaitan dengan diterimanya perangsangan (stimulasi) dan perlakuan dari lingkungan hidupnya.
3.Lembaga Pendidikan Islam sekolah Daarul Hikmah Luwuk telah mencoba mengambil langkah
antisipasi dan memberikan alternatif solusi terhadap problem-problem pendidikan di Indonesia.
Lembaga Pendidikan tersebut telah menjadikan sebuah teori pelajaran ke dalam bentuk praktek
keseharian yaitu memasukkan sholat dhuha ke dalam program rutin sekolah yang diwajibkan bagi
seluruh siswa dan bertujuan untuk melatih anak didik untuk mengembangkan kepribadian serta
kecerdasanya dalam lingkungan sekolah, dimana mereka dilatih dan didik untuk mengembangkan
skill dan mental mereka ke arah yang lebih baik, sehingga lembaga pendidikan tersebut dapat
menciptakan out-put yang unggul dan tangguh, yang tidak hanya mrngandalkan teori-teori dalam
belajarnya tetapi juga berpengalaman dalam bidangnya untuk menghadapi arus modernisas. Dan hal
ini belum begitu banyak dijalankan oleh lembaga-lembaga pendidikan di Luwuk. Oleh karena itulah,
dari statement diatas mendorong peneliti untuk mengetahui adakah pengaruh dari
pengimplementasian shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa di Daarul Hikmah. Mengenai
pemilihan Lembaga Pendidikan Islam Daarul Hikmah sebagai obyek penelitian, dikarenakan lembaga
tersebut telah melaksanakan program sholat dhuha dalam lingkungan pendidikannya, sehingga hal ini 2
menggugah hati untuk mengadakan penelitian dan membuat sebuah karya ilmiyah skripsi dengan
judul “ Pengaruh Implementasi Sholat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa Daarul
Hikmah Luwuk Tahun 2021.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka timbul permasalah yang dapat dikemukakan antara
lain sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan sholat duha di Daarul Hikmah Luwuk ?


2. Bagaimana pengaruh kecerdasan siswa Daarul Hikmah Luwuk ?
3. Adakah pengaruh immplementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan
spiritual Siswa Daarul Hikmah Luwuk ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan pelaksanaan


penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi shalat dhuha siswa Daarul Hikmah Luwuk.

1
Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al-Qur’an dan
Terjemahan, (Madinah Munawwaroh, KSA, 2005), hal 661.
2
S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Pribadi, (Jakarta,
Gunung Agung, 2001) hal. 133.

4
2. Untuk mengetahui bagaimana kecerdasan spiritual siswa Daarul Hikmah Luwuk.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap
kecerdasan spiritual siswa Daarul Hikmah Luwuk.

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan sebagai
berikut :

1. Secara Teoritis
Diharapkan penelitian ini akan menjadi kontribusi khasanah keilmuan yang dimungkinkan
akan dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis
Diharapkan penelitian ini akan menjadi sumber informasi bagi lembaga-lembaga pendidikan
pada umumnya, dan lembaga pendidikan Daarul Hikmah Luwuk.

D. Kerangka Berpikir

Pendidikan adalah sebuah proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan dan

perilaku manusia melalui pengajaran. Pendidikan bisa memberikan pencerahan pada generasi

penerus, sehingga dapat mengaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara, karena pendidikan tidak hanya menciptakan generasi yang cerdas secara

Intelektual saja, tetapi generasi yang mempunyai akhlak terpuji.

Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan Al-

Qur’an yang dilakukan orang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar supaya

berkepribadian muslim. Pendidikan dasar untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada

anak didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi serta mempersiapkan anak

didik untuk melanjutkan kejenjang pendidikan selanjutnya.

Salah satunya yaitu melaksanakam sholat dhuha, Salat Dhuha adalah salat sunah yang

dilakukan seorang muslim ketika waktu dhuha. Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai

naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya hingga waktu zuhur. Jumlah rakaat salat dhuha minimal

2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Dan dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali salam.

5
Sholat dhuha memili banyak sekali manfaat. Di antaranya memperlancar rejeki dan

memudahkan urusan dunia. Sebab, manfaat salat dhuha sangat baik bagi jasmani dan rohani

seorang muslim. Selain sangat baik bagi jasmani dan rohani, salat dhuha juga merupakan

salat untuk memohon rezeki dari Allah SWT.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: adanya dampak yang sangat positif terhadap

Kecerdasan Spiritual peserta didik Madrasah Aliyah Al-Hikmah bahwa shalat dhuha dapat

mengendalikan kecakapan spiritual, membuat para peserta didik memiliki rasa peduli dan

sabar.

Berdasarkan pernyataan uraian diatas, bahwa sholat dhuha sangat berpengaruh dalam

meningkatkan kecerdasan sritual siswa, khususnya pada peserta didik kelas 10 Daarul Hikmah

Luwuk. Untuk memperjelas kerangka di atas, penulis akan menggambarkan secara sistematis

pada tabel dibawah ini:

Korelasi

Sholat dhuha Kecerdasan spritual

Indikator : Indikator:

1. Ampunan dosa 1. Dapat engendalikam kecakapan

2. Terhindar dari Sifat Lalai spritul

3. Sedekah bagi Tubuh 2. Memiliki rasa peduli

4. Membuka Pintu Rejeki 3. Dan juga akan mengendalikan emosi

6
4. Serta sabar

Responden

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka penelitian ini menggunakan dua variabel,

yaitu yang pertama variabel independen (variabel bebas) adalah pengaruh sholat dhuha

(variabel X) dan kedua variabel dependen (variabel terikat) adalah kecerdasan spritual

(variabel Y).3 Maka jenis hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ha, yaitu adanya pengaruh

positif dan signifikan sholat dhuha dalam meningkatkan kecrerdasan spritual siswa, Daarul

Hikmah Luwuk.

Untuk menguji hipotesis akan digunakan rumus analisis korelasi, yaitu dengan menguji

hipotesis nol (Ho) yang menunjukan tidak adanya pengaruh positif sholat dhuha dalam

meningkatkan kecerdasan spritual siswa atau tidak ada hubungan antara variabel X dengan

variabel Y. Dalam pengujiannya bertolak pada taraf signifikan 5% dengan membandingkan

antara t (hitung) dengan t (tabel) dengan catatan: apabila t (hitung) lebih besar dari t (tabel)

maka Ho ditolak, sebaliknya jika t (hitung) lebih kecil dari t (tabel) maka Ho diterima.

F. Langkah-langkah penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan model

survei dengan pendekatan korelasi, yaitu penelitian untuk menggambarkan dan mencari

hubungan antara dua variabel serta mengukur seberapa besar hubungan antara variabel yang

3
Prof. DR. Sugiyono, Statistik untuk penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2015), cet.ke-26,hlm. 4

7
diteliti.4 Yaitu Sholat dhuha sebagai variabel X dan meningkatkan kecerdasan spritual siswa

sebagai variabel Y, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data

yang memang sudah ada.5

2. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data yang terkait dengan pengaruh sholat dhuha

dalam meningkatkan kecerdasan spritual siswa. Data Sholat DHUHA diambil dari hasil

belajar. Adapun data tentang kecerdasan spritual diperoleh dari angket.

3. Sumber Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini diperlukan adanya sumber data.

Sedangkan yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data

diperoleh.6 Untuk penelitian ini penulis memperoleh sumber data dari beberapa sumber

diantaranya:

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh penulis pada objek tempat

penelitian, yaitu seluruh peserta didik dikelas 10 Daarul Hikmah Luwuk.

b. Data Sekunder, yaitu data berupa, angket, observasi, dan dokumen lainnya yang berkaitan

dengan masalah tersebut

c. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

4
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004, hlm.
77
5
Prof.DR. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penilitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:Rineka Cipta, 2013),
cet.ke-15. Hlm.4
6
Ibid.h.172

8
kemudian ditarik kesimpulanya.7 Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa

Daarul Hikmah Luwuk.

d. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. 8 Dengan demikian, dapat

dimengerti bahwa sampel pada hakekatnya hanya mengambil sebagian yang akan diteliti,

yang sudah pasti ada hubungannya dari waktu, tenaga, dan biaya penelitian.

Menurut Suharmi Arikunto, apabila subjeknya kurang dari 100 maka akan lebih baik

diambil semua, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Kemudian jika jumlah

subjeknya besar maka diambil antara 10-15% atau 20-25%. Jadi, luas sempitnya wilayah

pengamatan tergantung banyaknya data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

Purposive Sampling. Pengertian Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

secara sengaja. Maksudnya, peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada

pertimbangan tertentu. Jadi sampel diambil tidak secara acak, tapi ditentukan oleh peneliti.

Sampling dalam peniitian ini adalah siswa kelas 10 Daarul Hikmah Luwuk.

4. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan, metode yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data, dan sebagai alat bantu yang dipilih serta digunakan oleh peneliti dalam

7
Op.Cit
8
Op.Cit

9
kegiatan, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.9 Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Angket (kuesioner)

Untuk memperoleh data mengenai disiplin belajar siswa, peneliti menggunakan

angket. Untuk itu diharapkan kepada seluruh responden Dapat menjawab seluruh pertanyaan

yang diajukan dalam angket, dan semua pertanyaan dalam angket atau kuesioner tersebut

disajikan dalam bentuk skala likert (Sikap) dengan alternatif jawaban Selalu (SL), Sering

(SR), Kadang-Kadang (KK), dan Tidak Pernah (TP).

b. Observasi

Pengamatan ini akan dilakukan secara langsung pada subjek yang diteliti, dalam hal

ini peneliti mengamati perilaku siswa dalam melaksanakan sholat Dhuha. Pengamatan juga

dilakukan secara tidak langsung dengan cara mencatat secara sistematik mengenai fenomena-

fenomena yang diteliti. Penemuan hipotesis ini yang akhirnya dapat menjadi teori substantif

tentang pengaruh.

c. Wawancara

Cara komunikasi yang dilakukan dengan dialog (tanya-jawab) secara lisan, baik

langsung atau tidak langsung berkaitan dengan persepsi dan pengaruh pembelajaran PAI

terhadap perilaku disiplin belajar siswa. Kepala sekolah dijadikan nara sumber untuk

melengakapi informasi yang didapatkan pengaruh sholat dhuha dalam meningkatkan

kecerdasan spritual siswa.

d. Dokumentasi

Dokumentasi juga dilakukan untuk mendapatkan data antara lain:

9
Moh.Nazir.Ph.D. Metode Penelitian, (Bagor: Ghalia Indonesia,2013),cet.ke-9,hlm.143

10
1) Data Saran Prasarana Daarul Hikmah Luwuk

2) Struktur Organisasi Daarul Hikmah Luwuk

3) Denah Lokasi Daarul Hikmah Luwuk

4) Keadaan Siswa Daarul Hikmah Luwuk

5) Data Hasil Belajar Siswa.

5. Analisis Data

Dalam melaksanakan penelitian ini guna mencapai tujuan yang diharapkan

diperlukan suatu metode yang tepat. Dengan demikian, maka peneliti membuat

suatu perencanaan dan langkah-langkah yang akan ditempuh. Adapun langkahlangkah

dalam penelitian ini dikatagorikan dalam rencana penelitian.

Rencana penelitian adalah desain atau strategi yang mengatur latar

(setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid. Seperti hal nya

dengan alat pengambil data, rancangan penelitian juga didiktekan oleh

variabelvariabel penelitian yang diidentifikasikan serta oleh hipotesis yang akan diuji

kebenarannya1.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Ekspost Facto,

menurut Sugiono, penelitian expost facto adalah suatu penelitian yang dilakukan

untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dalam kemudian menurut kebelakang

melalui data tersebut untuk menemukan faktor-faktor yang mendahului atau

menentukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti.2 Dalam

penelitian ini ada dua variabel, adapun jenis variabel yang digunakan dalam

11
penelitian ini adalah :

1. Untuk variabel independen (bebas) adalah implementasi shalat dhuha.

2. Untuk variabel dependen (terikat) adalah kecerdasan spiritual.

Setelah kita mengatahui jenis variabel-variabelnya, maka kita menentukan

paradigma penelitiannya. Berdasarkan pengertian tentang paradigma, maka

paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau model, atau pola

pikir yang dapat menjabarkan beberapa variabel yang lain, sehingga akan mudah

dirumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori yang relevan, rumusan hipotesis

yang diajukan, metode/strategi penelitian, instrumen penelitian, teknik

analisa data yang akan digunakan serta kesimpulan yang diharapkan3.

Berdasarkan tingkat eksplanasi (tingkat penjelasan) maka penelitian ini

termasuk penelitian asosiatif, yaitu suatu penelitian yang mencari hubungan antara

satu variabel dengan variabel yang lain.

Dan menurut jenis datanya, penelitian ini menggunakan jenis data

kuantitatif. Menurut Sugiyono data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka

atau data kualitatif yang diangkakan.4

Adapun skala pengukurannya menggunakan skala Likert, yang berarti

peneliti sudah menetapkan secara spesifik pengukuran terehadap variabel yang

diteliti.5

1. Adapun paradigma penelitian adalah sebagai berikut :

X Y

Keterangan :

12
X. Implementasi shalat dhuha siswa.

Y. Kecerdasan spiritual siswa


10

cara analisis butir atau item, yaitu dengan menggunakan akar-akar yang ada pada
butir yang dimaksud dengan skor total dipandang sebagai nilai y, kemudian
dimasukkan ke dalam rumus product moment.19 Yaitu :
Keterangan :

rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment


N : Jumlah responden
XY : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
X : Jumlah skor x
Y : Jumlah skor y

10
3
Sugiyono, Metodologi Penelitian. 2001, hal 24.
4
Sugiyono, Metodologi Penelitian. 2001, hal 7.
5
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta. 2008), hal 134.
6
Sugiyono, Metodologi Penelitian. 2008, hal 66.

13
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan tentang sholat dhuha

1. Pengertian Sholat Dhuha

2. Tata cara pelaksanaan Sholat Dhuha

3. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam

4. Media Pendidikan Agama Islam

5. Metodologi Pendidikan Agama Islam

B. Tinjauan Tentang prilaku

1. Pengertian kecerdasan Spritual

2. Bentuk Prilaku Siswa

C. Kecerdasan spritual

14
1. Hakikat kecerdasan spritual

2. Fungsi kecerdasan spritual

3. Macam-macam kecerdasan spritual

4. Bentuk-bentuk kecerdasan spritual

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kercerdasan spritual.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini guna mencapai tujuan yang diharapkan

diperlukan suatu metode yang tepat.

Dengan demikian, maka peneliti membuat suatu perencanaan dan langkah-langkah yang

akan ditempuh. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini dikatagorikan dalam rencana

penelitian.

Rencana penelitian adalah desain atau strategi yang mengatur latar (setting) penelitian

agar peneliti memperoleh data yang valid.

15
Seperti hal nya dengan alat pengambil data, rancangan penelitian juga didiktekan oleh

variabel-variabel penelitian yang diidentifikasikan serta oleh hipotesis yang akan diuji

kebenarannya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Ekspost Facto, menurut

Sugiono, penelitian expost facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti

peristiwa yang telah terjadi dalam kemudian menurut kebelakang melalui data tersebut untuk

menemukan faktor-faktor yang mendahului atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas

peristiwa yang diteliti.

Dalam penelitian ini ada dua variabel, adapun jenis variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Untuk variabel independen (bebas) adalah implementasi shalat dhuha.

2. Untuk variabel dependen (terikat) adalah kecerdasan spiritual.

Setelah kita mengatahui jenis variabel-variabelnya, maka kita menentukan paradigma

penelitiannya. Berdasarkan pengertian tentang paradigma, maka paradigma penelitian dapat

diartikan sebagai pandangan atau model, atau pola pikir yang dapat menjabarkan beberapa

variabel yang lain, sehingga akan mudah dirumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori

yang relevan, rumusan hipotesis yang diajukan, metode/strategi penelitian, instrumen

penelitian, teknik analisa data yang akan digunakan serta kesimpulan yang diharapkan3.

Berdasarkan tingkat eksplanasi (tingkat penjelasan) maka penelitian ini termasuk

penelitian asosiatif, yaitu suatu penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan

variabel yang lain.

Dan menurut jenis datanya, penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif.

16
Menurut Sugiyono data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif

yang diangkakan.

Adapun skala pengukurannya menggunakan skala Likert, yang berarti peneliti sudah

menetapkan secara spesifik pengukuran terehadap variabel yang diteliti.

Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma sederhana di mana penelitian ini

terdiri dari satu variabel independent dan satu variabel dependen jadi untuk mencari besarnya

hubungan X dengan Y digunakan teknik korelasi sederhana. 11

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi pada Lembaga

Pendidikan Islam yang berada di desa Biak, kecamatan Luwuk Utara, kabupaten Banggai , provinsi

Sulawesi Tengah, pada unit MA.

Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksaakan selama kurang

lebih 60 hari, yang dimulai pada tanggal 1 Mei 2021 sampai dengan tanggal

30 Juni 2021.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian atau penyelidikan ini di dalam pelaksanaannya, terdapat

komponen permasalahan yang mutlak dibutuhkan. Adapun komponen tersebut

adalah subyek penelitian.

Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah seluruh siswa putra dan

putri Daarul Hikmah Luwuk tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 72 orang.
11

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2000)
hal. 80.
Sugiono, Metodologi Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta. 2001), hal 3.

17
Dengan perincian 21 siswa dari kelas X, 34 siswa dari kelas XI, dan 17 siswa dari

kelas XII.

Sebagaimana dikatakan Suharsimi Arikunto bahwa apabila subyek kurang

dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi.

Suharsimi Arikunto, mendifinisikan lebih lanjut bahwa yang dimaksud

dengan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan menurut

Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Karena jumlah siswa hanya berjumlah 72 orang yang mana kurang dari

100, maka peneliti menggunakan semua siswa untuk dijadikan subyek penelitian. 12

D. Variabel dan Indikator Penelitian

Berdasarkan prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran sehingga

tidak dipungkiri bahwa setiap melakukan pengukuran harus ada alat ukur yang

baik dan sesuai dengan sesuatu yang diukur. Adapun alat ukur dalam penelitian

biasanya dinamakan sebagai instrumen penelitian.

Instrumen penelitian selalu berkaitan dengan kegiatan pengumpulan dan

pengolahan data, sebab instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan

data pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti

Menurut Sugiyono, yang dimaksud dengan instrumen penelitian adalah

suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati. Dan secara spesifik semua fenomena disebut variabel penelitian.

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

12
Suharsimi Arikunto.Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta. 2002), hal 120.
8
Suharsimi Arikunto.Prosedur Penelitian, 2002, hal 108.
9
Sugiono, Metodologi Penelitian, 2008, hal 117.

18
diolah.

Sebelum peneliti mengurai tentang prosedur pengembangan, maka terlebih

dahulu peneliti menguraikan tentang jawaban variabel yang akan diteliti.

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua variabel, adapun jenis variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk variabel independen (X) adalah implementasi shalat dhuha.

b. Untuk variabel dependen (Y) adalah kecerdasan spiritual

2. Indikator Penelitian

Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian

yang telah ditetapkan untuk diteliti, maka susunan di dalam penelitian tentang

pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual siswa Daarul Hikmah Luwuk,
dikembangkan melalui13

penjabaran variabel menjadi indikator-indikator, adapun jabaran variabel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel Implementasi Shalat Dhuha dengan indikator :

1) Keikutsertaan melaksanakan shalat dhuha.

2) Kesadaran melaksanakan shalat dhuha.

3) Perasaan tenang dan damai.

4) Menambah motivasi belajar.

5) Membangkitkan harapan.

6) Rezeki ilmu pengetahuan.

7) Mengatasi rasa gelisah.

8) Mengusir kegundahan.

b. Variabel Kecerdasan Spiritual dengan indikator14 :

1) Ketenangan batin.

2) Kasih sayang.

13
10 M. Subana, Dasar Dasar Penelitian Ilmiah,(Bandung, Pustaka Setia, 2001) hal 127
11 Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 184.
12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 136.

19
3) Memiliki kreatifitas tinggi.

4) Ketekunan beribadah.

5) Merasakan kehadiran Allah.

6) Penuh keikhlasan.

7) Memiliki dedikasi belajar yang tinggi.

3. Kriteria Penilaian

Untuk memperoleh data dari masing-masing variabel, peneliti

menggunakan angket dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berjumlah

20 item dengan berdasar pada indikator-indikator jabaran variabel tersebut. Dari

masing-masing variabel peneliti membuat 10 butir pertanyaan yang didalamnya

sudah tersedia alternatif jawaban, dan masing-masing jawaban diberi skor nilai yang tidak sama.
Adapun jawaban dalam pertanyaan tersebut adalah : selalu,

sering, kadang-kadang, dan tidak pernah14

Untuk pertanyaan favorable (positif) pemberian skor adalah sebagai

berikut :

a. Selalu mendapatkan skor 4

b. Sering mendapat skor 3

c. Kadang-kadang mendapat skor 2

d. Tidak pernah mendapat skor 1

Untuk pertanyaan unfavorable (negative) permberian skor adalah sebagai

berikut :

a. Selalu mendapat skor 1

b. Sering mendapat skor 2

c. Kadang-kadang mendapat skor 3

d. Tidak pernah mendapatkan skor 4

4. Skor penilaian

Dari jawaban variabel diatas, selanjutnya dikembangkan menjadi itemitem pertanyaan


disertai dengan alternatif jawaban. Untuk variabel implementasi shalat dhuha, dan kecerdasan
spiritual peneliti menggunakan instrumen-instrumen dengan cara menggunakan indikator-indikator
14
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah, Al- Thibb Al-Nabawy,(Beirut, Dar Maktabah Al Hayat,
1985), hal 196-197
14 Alfred Adler, Understanding Human Nature, (New York, Greenberg Publisers, Inc,
1927), hal 239

20
tersebut menjadi item-item pertanyaan tertutup yang disebut angket tertutup. Menurut Suharsimi
Arikunto, yang disebut angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.

Setelah dikembangkan menjadi 20 item pertanyaan disediakan alternatif jawaban, maka


dengan demikian interval skor pada variabel-variabel penelitian ini

adalah sebagai berikut :

 Interval skor pada variabel implementasi Shalat Dhuha terbagi :

a. Interval skor 31-40 merupakan skor tertinggi.

b. Interval skor 21-30 merupakan skor sedang 15

c. Interval skor 10-20 merupakan skor terendah

-> Interval skor pada variabel Kecerdasan Spiritual terbagi :

a. Interval skor 31-40 merupakan skor tertinggi.

b. Interval skor 21-30 merupakan skor sedang.

c. Interval skor 10-20 merupakan skor terendah.

5. Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas

Dalam penelitian, data mempunyai peranan yang cukup penting terbukti

dengan benar tidaknya data, dan baik tidaknya data tergantung pada baik

buruknya instrumen pengumpulan data. Sedangkan instrumen dikatakan baik

apabila memenuhi persyaratan, yaitu valid dan raliabel.

Menurut Sugiyono, bahwa yang dimaksud dengan hasil penelitian yang

valid adalah apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data

yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Jika ada kecocokan yang logis diantara item-item tersebut berarti

dikatakan valid. Sebuah Instrumen dikatakan valid apabila dalam penelitian

mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat mengungkapkan data dari

variabel diteliti secara tepat.

Suharsimi Arikunto mengatakan validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat validitas kevalidan dan kesahihan sesuatu

instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas


15
15 Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 135
16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 129.

21
tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah.

Oleh karena itu, untuk mengetahui valid dan tidaknya instrumen yang

digunakan didalam penelitian ini, maka diadakan pengujian terhadap instrumen-instrumen tersebut
sehingga dapat diketahui di dalam tiap-tiap item instrumen

apakah item tersebut logis atau tidak.

Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan validitas harus dilakukan uji

coba (try-out) dan untuk menguji valid tidaknya instrumen, peneliti menggunakan 16

cara analisis butir atau item, yaitu dengan menggunakan akar-akar yang ada pada

butir yang dimaksud dengan skor total dipandang sebagai nilai y, kemudian

dimasukkan ke dalam rumus product moment. 17

Yaitu :

rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment


N : Jumlah responden
XY : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
X : Jumlah skor x
Y : Jumlah skor y

Dengan ketentuan :

Item pertanyaan dikatakan valid jika koofesien korelasi sama dengan atau lebih

besar dari 0,3, sesuai dengan pendapat masrun.

16
Sugiyono, Metodologi Penelitian. 2001, hal 24.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 129.
17
Suharsimi Arikunto 2002 hal. 243
Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 188.

22
Masrun menyatakan bahwa item yang mempunyai korelasi positif

dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan

bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya

syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r =

0,3”, Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3

maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Dari pengujian reliabilitas instrumen tersebut diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

instrumen Aplikasi shalat dhuha memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi pada

taraf 5 % dan 1 %. Begitu juta pada instrumen variabel kecerdasan spiritual.

E. Pengumpulan Data Penelitian

Data menurut Suharsimi arikunto adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun angka.
Sedang dari sumber SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0259/1977 tanggal 11 Juli 1977
disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun
suatu informasi.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ini adalah

metode Kuesioner atau Angket. Menurut Suharsimi Arikunto angket adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Instrumen yang digunakan untuk metode angket ini adalah berbentuk

kuesioner (serangkaian pertanyaan) atau angket. Dan bentuk angket yang

digunakan adalah angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya,

sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban atau alternatif yang sudah

disediakan atau yang bersifat pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban, yaitu

selalu, sering, kadang-kadang, dan pernah.

F. Analisis Data Penelitian

Setelah data terkumpul melalui teknik pengumpulan data kuesioner atau

angket, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data yang telah terkumpul.

Setelah data terkumpul, maka langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut 18

a. Editing
18
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002 hal. 96
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 128

23
Yaitu memeriksa atau meneliti data atau catatan yang ada kemudian

disempurnakan apabila ada kekurangan atau yang lain sesuai dengan kondisi

yang ada

b. Skoring

Yaitu memberi skor pada item-item yang perlu di beri skor.

c. Coding

Yaitu usaha untuk mengklasifikasikan menurut macamnya dengan memberi

tanda atau kode tertentu pada setiap jawaban.

d. Tabulating

Yaitu menghitung frekuensi yang terhitung dalam masing-masing kategori

dengan tujuan agar data dapat difahami.

e. Analisa data

Yaitu mengubah jenis data sesuai dengan teknik analisis data yang

digunakan.

Selanjutnya, karena dalam penelitian ini adalah jenis korelasional yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan pengaruh antara dua variable maka dalam

penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment.24

Berdasarkan jenis data yang diajukan yaitu untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual

Daarul Hikmah Luwuk, maka dalam penelitian

ini analisa data yang digunakan untuk menghitung data statistik adalah rumus

Product Moment dimana persamaan regresi sudah ada di dalamnya25 , rumus

tersebut adalah sebagai berikut :19

rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment


19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 240.
Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 255.

24
N : Jumlah responden
XY : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
X : Jumlah skor x
Y : Jumlah skor y

DAFTAR PUSTAKA

Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al-Qur’an dan


Terjemahan, (Madinah Munawwaroh, KSA, 2005), hal 661.

S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Pribadi, (Jakarta,


Gunung Agung, 2001) hal. 133.

Prof. DR. Sugiyono, Statistik untuk penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2015), cet.ke-26,hlm. 4
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2004, hlm. 77
Prof.DR. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penilitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:Rineka Cipta, 2013),
cet.ke-15. Hlm.4

Op.Cit
Moh.Nazir.Ph.D. Metode Penelitian, (Bagor: Ghalia Indonesia,2013),cet.ke-9,hlm.143

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2000)
hal. 80.

Sugiono, Metodologi Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta. 2001), hal 3.


Suharsimi Arikunto.Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta. 2002), hal 120.

Suharsimi Arikunto.Prosedur Penelitian, 2002, hal 108.


Sugiono, Metodologi Penelitian, 2008, hal 117.

25
M. Subana, Dasar Dasar Penelitian Ilmiah,(Bandung, Pustaka Setia, 2001) hal 127
Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 184.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 136.

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah, Al- Thibb Al-Nabawy,(Beirut, Dar Maktabah Al Hayat,


1985), hal 196-197
Alfred Adler, Understanding Human Nature, (New York, Greenberg Publisers, Inc,
1927), hal 239

Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 135


Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 129.

Sugiyono, Metodologi Penelitian. 2001, hal 24.


Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 129.
Suharsimi Arikunto 2002 hal. 243
Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 188.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002 hal. 96


Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 128

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 240.


Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 255.

26

Anda mungkin juga menyukai