SKRIPSI
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh gelar
Oleh :
932111815
FAKULTAS TARBIYAH
(IAIN) KEDIRI
2022
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
ii
NOTA DINAS
Kediri, 16 September 2021
Nomor :
Lampiran : 4 (empat) berkas
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada
Yth, Dekan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri
Jln. Sunan Ampel 07 – Ngronggo
Kediri
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Memenuhi permintaan Rektor untuk membimbing penyusunan skripsi
mahasiswa tersebut di bawah ini :
Nama : Zein Amrulloh Achmad
NIM : 932111815
Judul : PERAN PONDOK PESANTREN AL-AMIEN DALAM UPAYA
MENINGKATKAN NILAI KEISLAMAN MASYARAKAT DI
SEKITAR KELURAHAN REJOMULYO KOTA KEDIRI
Setelah diperbaiki materi dan susunannya, kami berpendapat bahwa skripsi
tersebut telah memenuhi syarat sebagai kelengkapan ujian akhir Sarjana Strata Satu
(S-1).
Bersama ini kami lampirkan berkas naskah skripsinya, dengan harapan dapat
segera diujikan dalam sidang Munaqosah.
Demikian agar maklum dan atas kesediaan Bapak kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
iii
Dr. H. Ali Anwar, M.Ag. Novi Rosita Rahmawati, M.Pd
NOTA PEMBIMBING
Kepada
Yth, Bapak Dekan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri
Jln. Sunan Ampel 07 – Ngronggo
Kediri
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Memenuhi permintaan Bapak ketua untuk membimbing penyusunan skiripsi
mahasiswa tersebut di bawah ini :
Nama : Zein Amrulloh Achmad
NIM : 932111815
Judul : Peran Pondok Pesantren Al-Amien Dalam Upaya Meningkatkan
Nilai Keislaman Masyarakat Di Sekitar Kelurahan Rejomulyo Kota
Kediri
Setelah diperbaiki materi dan susunannya, kami berpendapat bahwa skripsi
tersebut telah memenuhi syarat sebagai kelengkapan ujian akhir Sarjana Strata Satu
(S-1).
Bersama ini kami lampirkan berkas naskah skripsinya, dengan harapan dapat
segera diujikan dalam sidang Munaqosah.
Demikian agar maklum dan atas kesediaan Bapak kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
iv
Dr. H. Ali Anwar, M.Ag.
NIP. 199211092018012001
HALAMAN PENGESAHAN
PERAN PONDOK PESANTREN AL-AMIEN DALAM UPAYA
MENINGKATKAN NILAI KEISLAMAN MASYARAKAT DI SEKITAR
KELURAHAN REJOMULYO KOTA KEDIRI
Telah diujikan di depan Sidang Munaqosah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Kediri Pada tanggal,
Tim Penguji,
1. Penguji Utama
......................................... (..........................................)
NIP.
v
2. Penguji I
Dr. H. Ali Anwar, M.Ag. (..........................................)
NIP. 196405031996031001
3. Penguji II
Novi Rosita Rahmawati, M.Pd. (..........................................)
NIP. 199211092018012001
Kediri,
HALAMAN MOTTO
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT, atas semua rahmat dan nikmat yang
Nabi besar Muhammad SAW, yang telah merubah umat manusia dari jaman
mengundi nasib menggunakan anak panah menjadi manusia yang pekerja keras
vii
2. Dosen pembimbing I (Dr. H. Ali Anwar, M.Ag) dan dosen pembimbing II
(Novi Rosita Rahmawati, M.Pd.) yang tak lelah dan sabar dalam
3. Segenap Dosen IAIN Kediri yang telah memberikan banyak ilmu dan
perkuliahan.
ABSTRAK
viii
pesantren yang terletak di kota Kediri, tidak hanya berperan dalam bidang
pendidikan tetapi, berperan dalam meningkatkan nilai keislaman suatu
masyarakat. Para santri ponpes al-amien didik dengan tujuan untuk
memahami pentingnya akhlak sebelum ilmu. Hal ini lah yang juga menjadi
alasan peneliti untuk melakukan penelitian dengan sejumlah fokus penelitian
yang telah peneliti tetapkan. Dengan begitu maka fokus penelitian dalam
penelitian ini diantaranya 1) bagaimana peran Ponpes Al-Amien Kediri dalam
meningkatkan nilai keislaman masyarakat kelurahan Rejomulyo Kediri ?, 2)
faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam kegiatan
dakwah santri Ponpes Al-Amien Kediri ?.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif.
Lokasi penelitian berada di kelurahan Rejomulyo Kota Kediri. Pengumpulan
data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara,
observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Peran Ponpes Al-Amien Kediri
dalam meningkatkan nilai keislaman masyarakat selain dalam bentuk
membekali santri dengan ilmu teori maupun praktik juga dengan mengajak
masyarakat untuk belajar dan melakukan pembinaan keagamaan. Faktor
pendukung kegiatan dakwah santri Ponpes Al-Amien Kediri adalah tingginya
minat masyarakat untuk mengikuti kegiatan keagamaan yang diadakan
pesantren, serta semangat dan tanggug jawab para santri untuk melaksanakan
tugas yang diberikan oleh pengasuh dalam mengajak dan membina
masyarakat disetiap kegiatan yang diadakan pondok pesantren. Faktor
penghambat kegiatan dakwah santri Ponpes Al-Amien Kediri adalah
beragamnya mata pencaharian masyarakat di lingkungan pesantren sehingga
membuat masyarakat sulit membagi waktu untuk mengikuti kegiatan dakwah
yang diadakan oleh pondok pesantren Al-Amien.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. atas
rahmat serta karunia yang telah dilimpahkan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
ix
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mengakui bahwa penulis
mendapatkan banyak bantuan dari beberapa pihak yang telah bersedia mendukung
dan meluangkan waktunya agar terselesikan dengan baik. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung
membantu menyelesaikan skripsi ini, ucapan terima kasih penulis sampaikan
terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Nur Chamid, MM. Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Kediri.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Munifah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri.
3. Bapak Moh. Zainal Fanani, M.Pd.I. Selaku Ketua Progam Studi Pendidikan
Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri.
4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis
menyelesaikan studi di prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Kediri.
5. Bapak Dr. H. Ali Anwar, M.Ag. selaku dosen pembimbing I, dan Ibu Novi
Rosita Rahmawati, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, dan dorongan sehingga penyusunan skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Penguji pada saat sidang munaqasah, yang telah menguji, memberikan
bimbingan, arahan dan dorongan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Kedua orang tua beserta keluarga besar, yang telah memberikan motivasi serta
semangat sehingga skripsi dapat terselesaikan.
8. Semua teman dan sahabat yang selalu memberikan kekuatan untuk terus
semangat dalam mengerjakan skripsi.
9. Dan berbagai pihak yang telah membantu kelancaran dalam proses penelitian,
tetapi tidak bisa disebutkan satu persatu.
Kepada semua pihak yang telah penulis sebutkan tersebut, karena atas
kesediannya membantu agar terselesaikannya skripsi ini berjalan lancar, semoga
amal kebaikan yang telah diberikan senantiasa mendapat balasan yang berlipat
x
ganda dari Allah SWT. dan semoga karya ilmiyah ini bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
NOTA DINAS iii
NOTA PEMBIMBING iv
HALAMAN PENGESAHAN v
xi
MOTTO vi
PERSEMBAHAN vii
ABSTRAK viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Konteks Penelitian 1
B. Fokus Penelitian 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Kegunaan Penelitian 5
E. Telaah Pustaka 6
xii
DAFTAR PUSTAKA 78
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
menyiarkan agama Islam sebagai bukti ketaqwaanya kepada Allah SWT, sesuai
syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.” (QS. al-Hajj:
32)1
pendidikan Islam yang dapat digunakan sebagai sarana dalam menyebarkan ajaran
Islam.
Islam sangat kental dengan karakteristik Indonesia ini memiliki nilai-nilai strategis
wadah untuk memperdalam agama sekaligus sebagai pusat penyebaran agama Islam
sejalan dengan gelombang pertama dai proses pengislaman di daerah Jawa yang
1
QS. al- Hajj: 32
2
berakhir sekitar abad ke-16. Pondok pesantren adalah hasil penyerapan akulturasi dari
yang kemudian menjelmakan suatu lembaga yang lain, yang baru, dengan warna
Indonesai yang berbeda dengan apa yang dijumpai di India dan di Arab.2
ternyata kedua fungsi utama tersebut telah dilaksanakan oleh pondok pesantren pada
umumnya.
Pondok pesantren melahirkan para juru dakwah, para mualim, ustadz dan para
ulama berarti orang yang memiliki pengetahuan. Karakter ulama di atas belumlah
2
Choirul Fuad Yusuf dkk, Pesantren Dan Demokrasi Jejak Demokrasi Dalam Islam,(Jakarta, Titian
Pena, 2010),189.
3
ilmu-ilmu agama melainkan juga sebagai media penyebaran agama Islam. Ada tiga
Pengaruh yang tumbuh akibat adanya sebuah pondok pesantren yang ada di
lingkungan suatu masayarakat dapat dilihat dari segi moral, akhlaq, gaya hidup
bahkan perekonomian masyarakat sekitar pondok pesantren yang jelas berbeda dari
masyarakat yang tidak tinggal berdekatan dengan pondok. Keislaman atau bersifat
agamis didefiniskan sebagai perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain. Karakter keislaman ini
degradasi moral.
pesantren yang terletak di kota Metro, tidak hanya berperan dalam bidang pendidikan
kehidupan religi secara langsung atau tidak langsung membawa dampak tersendiri
dalam kehidupan bermasyarakat. Kegiatan salat jama’ah di masjid, baca Al- Quran,
salat jumat bahkan gotong royong yang terjadi sehari-hari didalam pondok pesantren
3
Samsul Nizar, Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di Nusantara , (Jakarta,
Kencana, 2013), 120-121.
4
Data sementara dari ketua pengurus asrama putri ponpes Al-Amien Kediri
ustadz/ustadzah dari ponpes al-amien, serta pengajian khataman kitab kuning tahunan
yang turut mengundang lapisan masyarakat sekitar dan wali santri menjadi salah satu
contoh kegiatan pondok yang dibuka untuk umum. Kegiatan dalam pondok pesantren
satu warga kelurahan Rejomulyo Kediri menuturkan bahwa kegiatan langsung yang
melibatkan masyarakat di pondok pesantren hanya saat pengajian besar, namun efek
yang dirasakan masyarakat sangatlah terasa. Pergi salat berjamaah ke masjid memang
belum rajin dilakukan namun, karena sering mendengar azan yang berkumandang
B. Fokus penelitian
yang diajukan:
2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam kegiatan dakwah
4
Syahril. Skripsi, (Bandar Lampung: IAIN Raden Intan), 2000
5
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
masyarakat sekitar dapat bekerja sama khususnya dalam dakwah penyebaran agama
Islam.
2. Bagi Masyarakat
pondok lebih dapat menerima dakwah sehingga pada akhirnya akan meningkatkan
3. Bagi Penulis
Menjadi sarana penulis dalam memenuhi salah satu tri darma perguruan
tinggi, sekaligus untuk memberikan informasi mengenai kegiatan yang ada di Pondok
E. Penelitian Terdahulu
antara peneliti dengan penulis-penulis sebelumnya, hal ini perlu peneliti kemukakan
untuk menghindari adanya pengulangan kajian terhadap hal-hal yang sama, dengan
demikian akan diketahui sisi-sisi apa yang membedakan antara penelitian yang akan
Syahril, IAIN Raden Intan, dalam skripsinya yang berjudul Fungsi Pondok
lapangan apa adanya. Teknik pengumpula data yang digunakan adalah dengan
para santri belajar ilmu-ilmu agama Islam. Yang di didalam pesantren santri-santri
digunakan adalah deskriptif non statistik yaitu menggambarkan data yang diperoleh
7
dengan kata-kata yang dipisahkan untuk memperoleh suatu kesimpulan. Hasil yang
langsung dan tidak langsung. Secara langsung melalui kegiatan keagamaan seperti
ceramah pada kegiatan hari besar Islam dan melalui khutbah jumat. Secara tidak
langsung melalui komunikasi sehari-hari seperti saat kerja disawah, gotong royong
dan lain-lain.
yang diikuti di pondok pesantren tersebut. Beberapa alumni pondok pesantren juga
mushalla setempat.
Santri di Wonokromo Pleret Bantul, penelitian ini brsifat kualitatif yang mengarah
pada pendekatan penelitian field research. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi participant, wawancara dan dokumentasi, dalam hal ini penulis
terkumpul kemudian melakukan koding data dan dianalisis. Hasil dari penelitian ini
adalah:
karakter santri cukup signifikan, hal inilah yang dicontohkan oleh pendiri
8
secara berjenjangan dengan tetap memakai kurikulum dan materi pelajaran dari
kitab kuning dan dilengkapi dengan pelatihan keterampilan seperti pidato, qiroah,
karakter santri yang keislaman, kejujuran, toleransi, disiplin dan kreatif adalah
ta’zir.5
akan dilakukan oleh peneliti ini memiliki persamaan dalam meneliti peran dari
pondok pesantren, namun penelitian ini memiliki bidang kajian yang berbeda.
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti lebih ditekankan pada aspek keislaman
atau nilai keagamaan yang dirasakan dampaknya oleh masyarakat karena adanya
pondok pesantren.
BAB II
5
Muhammad Asrofi, Skripsi, UIN Sunan Kaljaga, 2013 (http://scholar,google.co.id/)
9
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Peran
Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berbeda, akan tetapi saling berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya,
Peran diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang berbeda akan tetapi
walaupun kedudukan itu berbeda antara satu orang dengan orang lain, akan tetapi
dalam status tertentu di dalam suatu masyarakat atau lingkungan di mana dia
2. Pondok Pesantren
gabungan dari 2 (dua) kata yang memilik satu arti, yaitu dari kata “Pondok” dan
“Pesantren”. Pondok bisa diartikan sebagai tempat tinggal yang biasanya terbuat
dari bambu, sedangkan Pesantren bisa diartikan sebagai sekolah Islam yang
Pesantren dengan awalan “pe” dan akhiran “an” sehingga menjadi pe-
santri-an yang berarti tempat tinggal santri. Kata “santri” berasal dari kata Shastri
yang menurut bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu
atau sarjana ahli kitab agama Hindu. Pesantren sebagai lembaga pendidikan dan
pengajaran agama umumnya dengan cara nonklasikal di mana seorang kyai atau
kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama-ulama abad pertengahan, dan
6
Abdurrahman Mas’ud, Intelektual Pesantren dan Perhelatan Agama dan Tradisi,(Yogyakarta: Lkis,
2004), 17.
11
tersebut, diantaranya:
a. Pondok
kyai. Pondok menjadi tempat tinggal santri merupakan elemen paling penting
dari pesantren, tapi juga penopang utama bagi pesantren untuk terus
berkembang.
b. Masjid
Masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dari pesantren dan
dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama
dalam praktik sembahyang, khutbah dan pengajaran kitab klasik. Seorang kyai
Pada masa lalu, pengajaran kitab Islam klasik terutama karangan ulama
d. Santri
pertama santri mukim, yaitu murud-murid yang berasal dari daerah yang jauh
yang berasal dari desa di sekitar pesantren, bisanya tidak menetap dalam
sendiri.
e. Kyai
Pondok, masjid, santri, pengajaran kitab Islam klasik dan kyai adalah lima
elemen dasar dari sebuah pondok pesantren, dapat dikatakan bahwa suatu lembaga
pengajian yang berkembang dan memiliki kelima elemen tersebut dapat berubah
7
Zamarkasyi Dhofier, Tradisi Pesantren Study Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengeai Masa
Depan Indonesia,(Jakarta: LP3ES, 2011), 79-93.
13
berbagai pelosok tanah air dengan ribuan santrinya telah tampil baik sebagai
oleh pikiran ulama-ulama fiqh, hadis, tafsir, tauhid dan tasawuf yang hidup
tuanya.
masjid pesantren di mana ia tidak hanya digunakan untuk kalangan santri saja,
akan tetapi digunakan sebagai masjid umum, jadi masjid tersebut menjadi
tempat belajar agama dan ibadah bagi masyarakat umum sekitar pesantren.
potensial, karena Islam adalah agama dakwah yang berarti bahwa Islam adalah
agama yang harus disampaikan kepada manusia, hal ini terlihat jelas dari ayat-ayat
Al-Quran dan hadis, yang isinya memerintahkan kepada umat Islam untuk
berdakwah.
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
agama tetapi ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan yang sangat
Kehidupan di dalam pondok pesantren tidak lepas dari kegiatan masyarakat yang
ada di sekitar pondok, secara langsung dan tidak langsung kegiatan yang terjadi
proses transformasi sosial telah menempatkan pondok pesantren sebagai salah satu
15
pemberdayaan masyarakat berpijak pada tatanan nilai yang diyakini dan dianut
oleh kalangan pesantren yang bermuara pada dua nilai yaitu nilai illahi dan nilai
berubah-ubah yang bersumber dari teks baik di dalam Al-Quran maupun Hadis.
Sedangkan nilai-nilai insani yang tumbuh atas dasar kesepakatan manusia dan
mandiri, mengamalkan ajaran agama dan restu kyai. 8 Beberapa komponen nilai
nilai agama sebagai nilai yang membumi dan dapat dipraktekkan oleh masyarakat
8
Mansur, Moralitas Pesantren Sebagai Lembaga Kearifan dan Telaga Kehidupan (Yogyakarta: Safiria
Insania Press, 2004), 60.
16
arah yang lebih baik. Sedangkan sebagai motivator dan inovator, pesantren harus
B. Nilai Keislaman
bersangkut paut dengan religi. Religi sendiri berarti agama, berasal dari kata religi
(Latin) atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Agama dalam bahasa
berusaha mencari makna dengan suatu cara tertentu yang diyakini benar.
itu agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.
Ikatan dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia
sebagai kekuatan ghaib yang tak dapat ditangkap pancaindera, namun mempunya
karena tanpa adanya penanaman nilai keislaman, maka budaya keislaman tidak
akan terbentuk. Kata nilai keislaman berasal dari gabungan dua kata, yaitu kata
nilai dan kata keislaman. Secara etimologi nilai adalah harga, derajat. Nilai adalah
9
Jalaluddin, Psikologi Agama,(Jakarta, Rajawali Press, 2012) cet.16, 12
17
ukuran untuk menghukum atau memilih tindakan dan tujuan tertentu, jadi nilai
merupakan suatu keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar bagi seseorang
atau sekelompok orang untuk memilih tindakannya atau menilai suatu yang
melakukan ritual agama tetapi juga ketika melakukan aktivitas yang lain. Penting
a. Nilai Ibadah
Ibadah merupakan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab, yaitu
dari masdar ‘abada yang berarti penyembahan. Secara istilah berarti khidmat
Nilai ibadah perlu ditanamkan kepada diri seorang anak didik, agar anak
didik menyadari pentingnya beribadah kepada Allah. Ibadah di sini tidak hanya
18
terbatas pada menunaikan shalat, puasa, mengeluarkan zakat dan beribadah haji
serta mengucapkan syahadat tauhid dan syahadat Rasul, tetapi juga mencakup
segala amal, perasaan manusia, selama perasaan manusia itu dihadapkan karena
Allah SWT.
Ibadah adalah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta
segala yang dilakukan manusia dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT.
Tanpa ibadah, maka manusia tidak dapat dikatakan sebagai manusia secara utuh,
akan tetapi lebih identik dengan makhluk yang derajatnya setara dengan binatang.
Maka dari itu, agar menjadi manusia yang sempurna dalam pendidikan formal
Ruhul Jihad artinya adalah jiwa yang mendorong manusia untuk bekerja
atau berjuang dengan sungguh-sungguh. Hal ini didasari adanya tujuan hidup
manusia yaitu hablum minallah, hablum min al- nas dan hablum min al-alam.
Dengan adanya komitmen ruhul jihad, maka aktualisasi diri dan unjuk kerja
rasa malu dan adat kebiasaan. Menurut Quraish Shihab, “Kata akhlak walaupun
terambil dari bahasa Arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai, kebiasaan
bahkan agama), namun kata seperti itu tidak ditemukan dalam al Qur’an. Yang
19
terdapat dalam al Qur’an adalah kata khuluq, yang merupakan bentuk mufrad
perilaku dan sikap sehari-hari. Berarti akhlak adalah cerminan keadaan jiwa
seseorang. Apabila akhlaknya baik, maka jiwanya juga baik dan sebaliknya,
d. Keteladanan
Nilai keteladanan ini tercermin dari perilaku guru, pemimpin, orang tua.
pembelajaran. Sebagai orang tua dan pendidik haruslah memiliki sifat yang
merupakan nilai universal. Secara bahasa ikhlas berarti bersih dari campuran.
Secara umum ikhlas berarti hilangnya rasa pamrih atas segala sesuatu yang
diperbuat. Jadi dapat dikatakan bahwa ikhlas merupakan keadaan yang sama
dari sisi batin dan sisi lahir. Dengan kata lain ikhlas adalah beramal dan berbuat
keprbadian secara utuh telihat dari ciri khas (individuality), sikap dan prilaku
lahir batin (personality), pola pikir (mentality), dan jati diri (identity).10
seseorang untuk menunjukkan ciri khas dirinya sebagai penganut agama, sikap,
dan perilakunya secara lahir dan batin yang sejalan dengan nilai-nilai agama
yang beragama.
tampak, namun juga sikap yang tidak tampak yang terjadi dalam hati seseorang.
sudah diakui bisa menghasilkan sikap keagamaan, faktor- faktor itu terdiri dari
sosial). Faktor sosial dalam agama terdiri dari berbagai pengaruh terhadap
keyakinan dan perilaku keagamaan, dari pendidikan yang kita terima pada masa
pengalaman mengenai:
menyadari bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah karena Allah
sebagainya.
ketika seseorang telah mencuri dia akan terus menyalahkan dirinya atas
yang dilarang.
kasih, harga diri, dan ancaman kematian. Pada faktor ini, untuk mendukung ke
benar dan yang salah menurut ajaran agamanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kecil mengenalkan atau tidak mengenalkan tentang agama, namun juga banyak
sendiri.
C. Masyarakat Islam
1. Pengertian Masyarakat
Masyarakat menurut bahasa adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-
luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Seperti
23
bahasa, kelompok orang yang merasa memiliki bahasa bersama, yang merasa
termasuk dalam kelompok itu. “Ber, ma, sya, ra, kat” 1. Merupakan masyarakat
“Me, ma, sya, ra, kat; menjadi persoalan masyarakat meluas (menyebar) ke
masyarakat. “me, ma, sya, ra, kat, kan” 1. Menjadikan sebagai anggota masyarakat
oleh sistem-sistem, adat istiadat, ritus-ritus serta hukum-hukum khas, dan yang
berbagi iklim serta makanan yang sama. Pepohonan di suatu taman juga ‘hidup’
bersama dan sama-sama mendapatkan iklim serta makanan yang sama, seperti itu
Namun, baik pepohonan maupun sekawanan rusa tak dapat dikatakan sebagai
dan sistem kemasyarakatan akan tetap terwujud selama ada pembagian kerja,
tertentu tradisi dan sistem. Di pihak lain, gagasan- gagasan, ideal-ideal, perangai-
11
Tim Penulis Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Depdikbud, ed. II., Balai Pustaka, Jakarta, 1994), 635.
24
memberi merek suatu rasa kesatuan. Dengan kata lain, masyarakat merupakan
manusia sehingga setiap usaha perwujudan itu membawa bias-bias ideologis dan
yang relatif dan pasif. Masyarakat harus dirubah, peradaban harus diciptakan.
maka yang paling mendasar harus dilakukan adalah mengubah pandangan dunia
agama”, artinya, jiwa daripada agama adalah pembentukan masyarakat itu sendiri,
sendiri.12
12
Emil Durkheim, The Elementary Forms of the Religious Life (trans, Joseph Ward Swaim),
Macmillan Company, New York, 1915), 419.
25
sintesis bentukan, yakni suatu sintesis tak sejati, keberadaan suatu sintesis nyata
termasuk senyawa, meski tak alamiah. Suatu senyawa bentukan, seperti mesin,
merupakan suatu sistem kesaling berkaitan antar bagian. Dalam suatu senyawa
Masyarakat, begitu pula, terdiri atas beberapa badan dan organisasi primer
mana senyawa-senyawa alamiah tetapi yang disintesis disini adalah jiwa, pikiran,
unsur bendawi, yang dalam proses saling aksi dan reaksi, saling susut dan lebur,
suatu senyawa baru, dan unsur-unsur itu terus maujud dengan identitas baru.
lebih tinggi daripada senyawa alamiah. Dalam hal senyawa alamiah, unsur- unsur
26
yakni tidak rasial, tidak nasional dan tidak pula terbatas di dalam lingkungan
batas-batas geografis. Dia terbuka untuk seluruh anak manusia tanpa memandang
jenis, atau warna kulit atau bahasa, bahkan juga tidak memandang agama dan
keyakinan/aqidah.
itulah masyarakat harus menjadi dasar kerangka kehidupan duniawi bagi kesatuan
hidup, agar dalam hidup wajib memelihara diri, meningkatkan kualitas hidup, agar
13
Kaelany HD, Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan ( Bumi Aksara, Jakarta, 1992), 128.
27
kualitas manusia dari suatu segi bisa dipandang dari manfaatnya bagi manusia
yang lain. Dengan pandangan mengenai status dan fungsi individu inilah Islam
memberikan aturan moral yang lengkap kepadanya. Aturan moral lengkap ini
didasarkan pada waktu suatu sistem nilai yang berisi norma-norma yang sama
pada tiap kelompok sebelum dan sesudah masuknya agama itu. Cara yang
peranan itu. Namun banyak yang telah dikerjakan oleh sarjana- sarjana semacam
W. Robertson Smith dan Goldziher untuk meratakan jalan, dan hasil kerja mereka
telah dengan bebas, dan tak terelakkan, dijadikan sumbangan bagi usaha di atas.
Islam, di sini dikemukakan teori tentang masyarakat Islam secara lengkap, banyak
14
Kaelany HD, op.cit, , 125.
28
a. Bertolak dari perspektif mikro ini, teori ini mampu mengembangkan diri
proses konsensus dan kerjasama di satu sisi, dan proses konflik dan
perubahan pola-pola perilaku individual dan juga tata sosial dari segi
Sudah tentu, teori yang harus kita susun ini mesti mengandung, antara
saling berkaitan secara logis, bukannya saling bersaing di dalam batas-batas suatu
suatu teori tentang perilaku manusia yang jauh lebih kompleks dan komprehensif
dari pada teori-teori serupa yang ada selama ini. Karena teori ini adalah tentang
manusia, maka ia harus bisa diterapkan pada manusia secara universal di mana
saja dan kapan saja, ia harus mampu menjelaskan pola-pola masyarakat primitif
29
maupun modern.15
adalah:
1. Weber
kasarnya dibagi dalam dua bagian. Pertama, sebuah paparan mengenai isi etika
Islam, di mana Weber menggaris bawahi dua aspek inti. Meskipun Islam muncul
namun Islam tidak berkembang menjadi agama asketik, oleh karena pelaku
sosialnya yang paling utama adalah serombongan prajurit. Isi dari amanat salah
emosional dan orgiastik masa. Akibatnya ialah bahwa, sementara stratum prajurit
Inti dari argumentasi Weber adalah untuk menyarankan, bahwa Islam tidak
Weber dikecam sebagai fakta yang salah, atau sedikitnya terlalu mempermudah
dalam memandang Islam tempo dulu, dan walaupun diakui atau tidak, Islam
sekarang-pun masih merupakan agama kota untuk para pedagang dan pegawai
15
Ilyas Ba Yunus, Sosiologi Islam dan Masyarakat Kontemporer (Mizan, Bandung, 1985), 60-62
30
2. Fazlur Rahman
Fazlur Rahman seabgai yang dikutip oleh Ahmad Syafi’i Ma’arif, bahwa
tujuan sentral Al-Qur'an adalah untuk menciptakan sebuah tata sosial yang
mantap dan hidup di muka bumi, yang adil dan diasaskan pada etika. Dalam
perspektif Islam apakah individu yang lebih penting ataukah masyarakat, tidak
menjadi soal benar, yang jelas antara individu dan masyarakat harus saling
bergantung dan saling berkaitan, kita umpamanya tidak akan mengenal individu
tanpa masyarakat, yang amat ditekankan Islam ialah perlunya keamanan ontologis
kelompok orang yang hanya kehidupannya dalam hubungan antara manusia dan
Ada beberapa tipe tipologi atau ciri-ciri dalam masyarakat Islam secara global
Ciri khas ini berbeda sekali dengan segala sistem sosial yang dikenal Eropa,
16
Ahmad Syafi’i Maarif, Membumikan Islam (Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1995), 64.
31
yang tumbuh mengikuti perkembangan dan sebagai buah dari pertarungan dalam
negeri antara pelbagai lapisan masyarakat. Dalam bentuk lain ia adalah buah dari
perbenturan yang dapat dielakkan, yaitu antara hubungan kerja yang berbentuk itu ke
itu saja, dan metode produksi yang selalu diperbaharui. Semua itu, ditambah dengan
dan bentuk kemasyarakatan dan nilai-nilai akhlak. Lantaran itu, maka segala peraturan
negeri barat, tidak dapat dipasangkan ke dalam masyarakat Islam, yakni karena
yang menentukan ciri dan polanya dan dia pula yang mengarahkannya dan
perkembangannya.
lalu mendorongnya ke suatu arah untuk mewujudkan masyarakat Islam yang menjadi
tujuan. Makin tinggi pengetahuan manusia dalam perjalanan waktu, makin dekatlah
Ciri yang tadi adalah batas yang tegas dalam mendefinisikan hakekat
32
masyarakat Islam, sehingga benar-benar jelas bedanya dari segala bentuk masyarakat
Islam yang tumbuh menurut pembawaannya pula dan menerbitkan peraturan hukum
masyarakat itu.17
Syari’at Islam yang tetap itu berpusat pada beberapa ciri khas yang
perkembangan dan pembaharuan, dan supaya masyarakat sendiri selalu mampu untuk
melaksanakan tuntutan kemanusiaan yang serba baru. Ciri khas itu ialah:
17
Sayid Qutb, op.cit., 48.
33
mengenai segi-segi itu, masih tetap unggul dibandingkan dengan teori- teori
dan sampai sekarang pun dia senantiasa mampu untuk mengulang jejak
kemasyarakatan dan teori yang sedang “laku” sekarang ini, maka prinsip-
sebagai alternatif bagi pilar peradaban yang akan datang, maka orang akan mulai
mengenai ide tentang satu Tuhan dan satu kemanusiaan yang begitu sentral dalam
masyarakat dan peradaban yang hendak ditawarkan ini. Landasan ontologi yang
kuat, maka masyarakat yang hendak dibangun itu haruslah: terbuka, demokratik,
toleran dan damai. Empat ciri utama ini haruslah dijadikan acuan bagi semua
berwajah ramah dan anggun. Dalam masyarakat ini perbedaan agama, ideologi
34
dan nilai-nilai budaya, tidak boleh dijadikan penghambat untuk tercapainya ciri-
ciri di atas.
Ciri keterbukaan berangkat dari sifat Al-Qur'an sebagai kitab suci yang
terbuka. Ia terbuka untuk diterima atau untuk ditolak sudah tentu dengan argumen-
argumen yang kuat. Yang menolak Al-Qur'an tidak harus dikucilkan dari
masyarakat. Islam memelihara hakekat plurarisme agama dan budaya. Sikap yang
otoriter apalagi yang totaliter harus dinyatakan sebagai sistem yang haram dalam
wajah damai selaras dengan the very root dari perkataan Islam itu: S.L.M
terhadap maksud Islam itu sendiri, memperbaiki ciri diri ini perlulah dijadikan
program utama oleh seluruh gerakan Islam. Hanya sewaktu menghadapi musuh
18
Ibid 68-69
35
e. Masyarakat keislaman merupakan suatu cara hidup dan tata sosial yang
sejak dari yang sangat agamis sampai yang kurang atau tidak agamis.19
terhadap Tuhan dan agama yang diwujudkan dengan mematuhi perintah dan
menjauhi larangan yang ada di dalam suatu agama dengan sepenuh hati.
dan nilai keagamaan serta kharisma seorang kyai bagi masyarakat menjadi faktor
yang signifikan untuk menempatkan pesantren sebagai salah satu motor penggerak
kemasyarakatan secara sekular dan lebih kuat telah dibagi dan direalisasi dalam
keberagamaan masyarakat.
yang telah diperbuatnya selama ini, memang benar bahwa tugas pokok yang
dipikul pesantren selama ini pada esensinya adalah mewujudkan manusia dan
kaitannya pesantren bahkan diharapkan lebih dari pada itu, ia diharapkan dapat
memikul tugas yang tak kalah pentingnya yaitu melakukan reproduksi ulama. Para
20
Manfred Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, diterjemahkan oleh Butche B.Soendjojo, dari
judul asli Pesantren Islamische Building In Sozialen Wandel, (Jakarta: P3M, 1986), 197.
37
para santri dapat memainkan fungsi ulama dan pengakuan terhadap fungsi
BAB III
38
METODE PENELITIAN
1. pendekatan Penelitian
menghasilkan data deskriptif, yang berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-
orang dan penelitian yang diamati. Penelitian lapangan yaitu penelitian yang
Kediri kota .
2. Jenis Penelitian
untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain yang hasilnya dipaparkan dalam
memberikan sebuah gambaran atau uraian atas suatu keadaan sebagaimana yang
diteliti dan dipelajari sehingga hanya merupakan suatu fakta. Sedangkan penelitian
kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang dapat diamati.22
skripsi ini menggambarkan fakta apa adanya dengan cara yang sistematis dan
B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam hal ini sangatlah penting dan utama, hal ini
peneliti sendiri atau bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.
kunci utama dalam mengungkapkan makna dan sekaligus sebagai alat pengumpul
data. Karena itu peneliti juga harus terlibat dalam kehidupan orang-orang yang
diteliti sampai pada tingkat keterbukaan antara kedua belah pihak. Oleh karena itu
dalam penelitian ini peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengamati dan
Amien Kediri. Adapun data-data yang dibutuhkan dalam peneltian ini adalah data-
C. Lokasi penelitian
22
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, cet 12, (Bandung: Alfabeta, 2011),
224.
40
serta mendalami fokus serta rumusan masalah penelitian. Untuk itu pergilah dan
Kediri. Peneliti menggunakan penelitian ini karena keadaan lokasi yang mudah
fenomena yang terjadi sesuai dengan pokok fokus masalah yang diajukan.
D. Sumber Data
Data merupakan hasil pencatatan baik yang berupa fakta, angka dan kata
subjek penelitian akan diambil datanya dan selanjutnya akan disimpulkan, atau
sejumlah subjek yang diteliti dalam suatu penelitian. Peneliti menggunakan beberapa
sumber data dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder.
data kepada pengumpul data. Data yang diperoleh langsung dari sumber utamanya.
Data penelitian diperoleh langsung dari subjek utamanya yaitu penanggung jawab
yayasan Ponpes Al-Amien Kediri dan dan wawancara langsung dengan warga
Sumber data sekunder adalah sumber data penunjang yang berkaitan dapat
berupa buku-buku tentang Subject Matter yang ditulis orang lain, dokumen-
mengungkap data yang diperlukan dalam penelitian, sehingga sumber data primer
menjadi lebih lengkap. Data sekunder yang peneliti gunakan berasal dari
Yaitu berupa buku- buku yang membahas tentang pondok pesantren dan
2001), Samsul Nizar: Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di
di wilayah sekitar Ponpes Al-Amien Kediri, untuk mengetahui peran ponpes Al-
data digunakan untuk menetapkan atau guna melengkapi pembuktian masalah, maka
42
1. Wawancara
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antar penanya dengan di
Wawancara bertujuan mencatat opini, perasaan, emosi, dan hal lain yang
wawancara peneliti dapat memperoleh data yang lebih banyak sehingga peneliti
dapat mengetahui melalui bahasa dan ekspresi pihak yang diwawancara dan dapat
diarahkan kepada topik yang akan digarap, untuk dilakukan wawancara. Dalam hal
kepada 8 orang sumber utama yang terdiri dari penanggung jawab yayasan Ponpes
2. Observasi
terhadap gejala yang tampak pada objek penulisan. Secara sederhana observasi
pengamatan dilakukan terhadap suatu aktivitas yang akan diteliti tersebut, dimana
3. Dokumentasi
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger,
Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu berupa sejarah dan
profil Ponpes Al-Amien Kediri juga aktivitas lain yang berkaitan dengan peran
pondok pesantren.
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan dipresentasikan. Analisis kualitatif dilakukan terhadap data baik
berupa data kualitatif maupun data kuantitatif. Analisis kualitatif dalam hal ini
24
Wawancara dengan Wachid Asy’ary, November 2017
44
dilakukan terhadap data yang berupa informasi, uraian dalam bentuk bahasa prosa
kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu
menguatkan suatu gambaran yang sudah ada dan sebaliknya. Jadi bentuk analisis ini
berpikir induktif atau analisis sintetik yang bertitik tolak dari fakta yang bersifat
menggunakan data yang telah diperoleh kemudian data tersebut dianalisis dengan
menggunakan cara berpikir induktif yang berangkat dari informasi tentang peran
G. Keabsahan Data
Suatu penelitian, semua hal harus dicek keabsahannya agar hasil penelitiannya
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ada dua cara, pertama
25
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2006), 106.
45
teknik yang berbeda dalam fenomena yang sama, kedua menggunakan triangulasi
data yang sama dengan sumber yang berbeda. 26 Teknik triangulasi yang digunakan
Data yang diperoleh peneliti dari wawancara dengan pengurus ponpes Al-
apabila dengan tiga teknik pengujian kredibiltas data tersebut menghasilkan data yang
berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
H. Tahap-Tahap Penelitian
belakangi mengapa peneliti mengambil judul ini selain itu juga gambaran umum
tentang skripsi ini, Rumusan Masalah, adapun tentang rumusan masalah di sini
tentang apa saja yang akan di bahas mengenai penelitian baik prakteknya maupun
kemanfaatan skripsi ini terutama untuk penulis sendiri dan orang olain, Telaah
Pustaka, mengenai telaah pustaka yaitu paparan skripsi terdahulu yang pernah di teliti
26
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 103.
46
Bab II: Berisi tentang landasan teori acuan di mana peneliti memadukan
Bab III: Berisi tentang metode penelitian yang merupakan cara atau langkah
metode penelitian ini ada Pendekatan Penelitian, Jenis Penelitian, Obyek Penelitian,
Bab IV: Berisi tentang paparan data mengenai temuan-temuan yang penulis
Bab VI: penutup dan kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis dapati.
BAB IV
yang ada di sekitar di wilayah Rejomulyo yang masih hura-hura atau belum
pemuda atau para pelajar banyak yang belum bisa mengaji dan sangat sedikit yang
mengetahui tata cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar, bahkan mereka
K.H. Muhammad Anwar Iskandar melihat jika para pemuda atau para
pelajar memiliki kebiasaan yang kurang baik ini dibiarkan saja dan tidak di
bimbing dengan benar disertai ilmu agama yang baik ini maka akan berdampak
yang mengajarkan untuk selalu berjuang selama masih hidup khusunya di jalan
Pondok Pesantren Al-Amien. Dari dasar itulah K.H Muhammad Anwar Iskandar
dapat memberikan tempat yang sehat (suasana yang keislaman) dan mempunyai
akhlaqul karimah kepada para pelajar ataupun pemuda penurus bangsa agar
Di samping itu, diharapkan para pelajar dapat memperoleh ilmu agama dan
umum secara seimbang serta dapat hidup mandiri. Mereka dapat belajar
berinteraksi dengan lingkunganya baik sesama teman, masyarakat. Hal ini juga
tidak terlepas dari keinginan masyarakat untuk menempatkan putra putrinya dalam
pondok pesantren. Karena para orang tua khawatir anak - anaknya akan terjerumus
dalam lingkungan yang tidak baik (pergaulan bebas) dan mengharapkan anaknya
masyarakat tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga
masyarakat jawa timur khususnya di Kota Kediri tidak terlepas dari peran tokoh-
tokoh yang turut serta dalam membangun pondok serta memperkenalkan pondok
27
Ibid.
49
juga di bantu istri serta para sahabat-sahabatnya, begitu pula dengan pendirian
Pondok Pesantren Al-Amien ada beberapa orang yang berperan dalam mendirikan
Pondok Pesantren Al-Amien. mereka adalah orang yang memiliki pengaruh dari
berupa pemikiran, tenaga, moril, materil dan harapan bagi pembangunan dan
Dari keprihatinan beliau tentang nilai agama dan akhlak yang ada pada
masyarakat sekitar khusunya bagi pelajar yang masih kurang baik beliau
28
Umar Faruqi, salah satu yang berperan dalam pendirian ponpes Al-amin, Wawancara, Kediri, 15
nopember 2020.
50
bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara. Pesan inilah yang membuat K.H.
masyarakat luas sampai diluar daerah Kediri sebagai seorang da'i atau kyai.29
Kediri. Beliau juga sangat sabar dalam mengajar santri santri yang berada di
beliau sulit untuk ditemui oleh para tamu yang ingin bersilaturrahmi. Tapi
1940 merupakan alumni dari Pondok Pesantren Lirboyo Kediri selama empat
tahun di bawah asuhan K.H. Mahrus Ali, selain itu beliau juga pondok Al-Falah
Sarang Rembang, Minggen Demak, dan ilmu Falak di Jember. Tidak hanya
Selain itu beliau juga pernah menjabat MPR-RI pada tahun 1998 dan
juga menjadi Rois Syuriyah PWNU tahun 1997. Hingga sam Dari kontribusi
dan juga pengalaman itulah yang membuat Pondok Pesantren Al-Amien tak
luput dari peran kiai, para tokoh yang membantu kyai dan para masyarakat
sekitar. K.H. Muhammad Anwar Iskandar yang selalu di hormati dan di segani
terhadap pendidikan Pondok Pesantren Al-Amien. Hal ini bisa terlihat setiap
Pondok Pesantren Assidiqiah Kebun Jeruk Jakarta Barat Jakarta yang di asuh
oleh K.H. Nur Muhammad Iskandar. Beliau merupakan adik K.H. Muhammad
kepada Pondok Pesantren Al-Amien, salah satunya adalah beliau selalu di ajak
dukungannya untuk mendirikan pondok pesantren. Selain itu beliau juga selalu
memantau para santri yang ada di pondok pesantren Dalam struktur organisai
c. K.H. Mustofa
K.H. Mustofa adalah orang pertama yang ikut ndalem atau rumah
Lirboyo dan juga Al-Ishlah Bandar Kediri. Kontribusinya saat awal mula
berdirinya pondok pesantren, selain itu ketika K.H Muhammad Anwar Iskandar
sedang sibuk, beliau sering menggantikannya untuk mengajar para santri yang
ada pada saat itu. Beliau juga ikut membantu K.H Muhammad Anwar Iskandar
d. H. Muammal
beliau merupakan salah satu guru pertama yang ada di pondok pesantren. Selain
itu pada awal berdirinya pondok pesantren beliau pernah menjabat sebagai
juga sebagai pegawai di Kementrian Agama di kota Kediri. Pada tahun 2015
e. H. Umar Faruqi
ada dilingkungan Rejomulyo. Itu tidak lepas karena keilmuan beliau dan
merupakan alumni Pondok Pesantren Lirboyo asuhan K.H. Mahrus Ali pada
tahun 1976. Setelah lulus dari Pondok Pesantrean Lirboyo dan menikah beliau
orang yang berpengaruh dan memiliki ilmu agama yang cukup di lingkungan
merupakan salah satu oranag yang membantu mengajar saat sebelum lahirnya
pondok pesantren hingga munculnya pondok pesantren. Selain itu beliau juga
31
Miftachul Huda, Alumni Ponpes Al-amin, Wawancara, Kediri, nopember 2020.
54
pesantren.
menghadirinya.32
tentang visi dan misi. Visi dan Misi merupakan pandangan ke depan, arahan
sekaligus motivasi serta kekuatan gerak bagi seluruh jajaran yang terlibat dalam
pengembangan pesantren ini. Lebih dari itu, visi dan misi juga dipandang sangat
pendidikan bergantung pada sejauh mana visi dan misi yang dimilikinya dapat
dipenuhi. Oleh karena itu, setiap lembaga pendidikan diperlukan rumusan visi dan
misi untuk mencapai tujuan dan cita-citanya, baik dalam jangka panjang maupun
32
Rohmad Effendi, Waka bidang administrasi ponpes Al-amin, Wawancara, Kediri, 3 nopember 2020
55
tujuan untuk memmberikan tempat yang sehat (suasana yang keislaman) dan
mempunyai akhlaqul karimah kepada para pelajar ataupun pemuda penurus bangsa
agar mereka terhindar dari pergaulan yang tidak baik. Di samping itu, diharapkan
para pelajar dapat memperoleh ilmu agama dan umum secara seimbang serta dapat
Tujuan merupakan inilah yang merupakan arah atau sasaran yang ingin
dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang
diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan.
Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur,
dengan maksimal, dengan adanya tujuan dapat dipastikan sebuah lembaga itu akan
maka K.H Muhammad Anwar Iskandar sebagai pengasuh dan beberapa pengurus
mempunyai komitmen yang tinggi dengan membentuk visi dan misi. Adapun visi
a. Visi
b. Misi
sosial.
kemudia hari.
dan budaya.
Menurut K.H Muhammad Anwar Iskandar dari visi dan misi inilah
meupakan suatu kebutuhan mutlak saat ini, beliau juga melihat krisis sosial moral
atau degradasi akhlaq yang terus bertambah jangan sampai dianggap remeh,
karena inilah hal yang akan berperan dalam menghadapi pengaruh dunia luar yang
sangat kuat.
membutuhkan lingkungan yang sehat yaitu lingkungan yang relegius agar mereka
bisa selamat di dunia dan akhirat serta agar tidak memiliki nilai kosong yang
artinya tidak mempunya fondasi agama yang kuat yaitu ilmu, akhlaq dan bertaqwa
Pesantren Al-Amien mempunyai kreatif dan inovatif, beliau selalu membenah diri
33
Muhammad Anwar Iskandar, Pengasuh ponpes Al-amin, Wawancara, Kediri, 27 Nopember 2020
57
perkembangan zaman dan kebutuhan santri untuk dibekali ilmu setelah keluar dari
dan mulai tahun 2005 berdiri sekolah dengan sistem formal. Mendirikan lembaga
Masyarakat
dibentuk dengan tujuan untuk membawa perubahan positif dalam segi religi
masyarakat, dilihat dari latar belakang lingkungan pesantren yang dahulu dikenal
rawan dan tingkat kemauan masyarakat yang tinggi untuk belajar tentang agama. 34
lulusnya santri dalam beberapa tingkatan mengkaji kitab kuning atau kitab
klasik. Acara ini merupakan ajang bagi semua santri dan masyarakat
pertama pengajian bagi santri pondok yang mana hanya melibatkan santri
PPDA, kedua pengajian untuk masyarakat sekitar pondok yaitu pengajian bagi
santri dan masyarakat sekitar saja, dalam hal ini masyarakat sekitar telah
bertindak sebagai panitian, ketiga adalah acara inti yaitu pengajian bagi umum
yang mengundang masyarakat luas sekitar pondok bahkan umum serta para
wali santri.
pertunjukan hadrah dilanjut dengan ceramah ulama besar yang diundang dari
pulau jawa, pada acara ini pula dimanfaatkan oleh santri untuk menunjukkan
kreatifitas mereka dengan membuka bazar yang tentunya bisa dibeli oleh
pengunjung.
b. Kesenian Hadrah
kegiatan yang dilaksanakan setiap jumat sore ini dihadiri oleh ibu-ibu muslimat.
acara seperti aqiqah dan walimah, animo masyarakat dalam mengikuti pelatihan
ini sangatlah dirasakan ditengah kesibukan kerja dan mengurus rumah namun
c. Pengajian Ibu-Ibu
memiliki tugas untuk mendidik anak-anak, hal ini tentunya membuka peluang
Pengajian ibu-ibu ini dikhususkan bagi mereka yang belum cakap atau
kurang dalam hal membaca Al-quran, kegiatan rutin ini diadakan setiap sore
hari disalah satu rumah ustadz. Salah satu ustadz PPDA menuturkan bahwa
kegiatan ngaji ibu-ibu ini tidak hanya diperuntukkan bagi ibu-ibu sekitar
pondok, saat ini pondok telah mempunyai jamaah mengaji di desa lain wilayah
Trimurejo, dengan mengirim utusan dari pondok maka kegiatan di desa itupun
berjalan setiap sore tanpa harus jauh-jauh datang ke pondok untuk belajar
mengaji.
d. Jumat Bersih
masyarakat tidak hanya dalam bidang akhlaq dan ibadah, saling menghargai,
khusus bagi pondok pesantren. Jumat bersih merupakan agenda mingguan yang
Para santri dibagi tugas membersihkan asrama dan yang lain turun
masyarakat ini diadakan 2 minggu sekali, dengan diadakannnya jumat bersih ini
bahwa dengan diadakannya jumat bersih ini terjalin hubungan yang baik antara
Islam dan silaturahmi atau halal bihalal pula melibatkan lapisan masyarakat
nilai-nilai agama sebagai nilai yang membumi dan dapat dipraktekkan oleh
35
Wawancara dengan masyarakat sekitar ponpes al-amien
61
menjadikan masyarakat pintar dalam memilih kegiatan apa yang dapat menunjang
nilai-nilai keagamaan itu sendiri. Beberapa kegaiatan keagamaan yang aktif dalam
lingkungan masyarakat berasal dari kebiasaan turun temurun orang terdahulu yang
masih dijaga kelestariannya, hal ini tentunya dapat dimanfaatkan oleh pondok
pesantren untuk menambahkan sentuhan ilmu yang dapat dijadikan bekal masyarakat
Sebut saja yasinan rutin bapak-bapak pada kamis malam, yasinan sendiri
yasin dan doa-doa untuk keselamatan baik bagi mereka yang masih hidup atau yang
sudah tiada, selain sebagai event untuk membaca yasin dan doa bersama, yasinan
juga merupakan sarana silaturahmi antar warga yang dalam kesehariannya jarag
bertemu karna tuntutan pekerjaan. Peran pondok pesantren khususnya ponpes al-
amien sendiri dalam kegiatan yasinan ini dengan mengirim ustadz untuk memimpin
acara yasinan ini, setelah acara doa selesai ustadz tadi membuka majlis bahtsu masail
yang pada majlis ini membahas tentang masalah ilmu fiqih, aqidah dan syariah yang
Permasalahan yang dikaji dalam bahtsu masail ini pun beragam, pada
kesempatan ini, peserta yasinan boleh bertanya tentang apa-apa yang belum mereka
ketahui atau bertanya tentang bagaimana pemecahan suatu masalah. Kegiatan bahtsu
masail setelah yasinan ini bertujuan agar yasinan bukan hanya sekedar event untuk
62
berdoa bersama kemudia pulang namun, sebagai sarana bertukar fikir dan berbagi
ilmu. Kegiatan lain yang sudah ada di lingkungan masyarakat adalan majlis ta’lim
untuk ibu-ibu, dan peran pondok pesantren disini sebagai narasumber yang
memimpin dan memberi masukan serta tausiyah yang di wakili oleh ustadzah
pondok.36
generasi ulama yang intelek, sebagaimana kekuatan yang dimilikinya, jika ponpes
hanya menjadi penonton di era yang akan datang, maka para santri jebolan ponpes
boleh jadi bergerak ke arah kemajuan. Kiranya diperlukan analisis yang cermat untuk
penguatan langkah dalam membentuk kegiatan yang akan dilakoni santri agar tidak
salah melangkah, sasaran akhir dari seluruh kegiatan dalam ponpes adalah
kemandirian santri untuk berjuang di level mereka kelak saat kembali ke kampung
halaman masing-masing.
berbagai kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkuat fungsi pesantren, latihan bagi
para santri dan untuk mengembangkan nilai spiritual masyarakat. Sebagaimana telah
seperti: khataman akhiru sannah, kesenian hadrah, pengajian ibu-ibu dan jumat
bersih, serta kegiatan rutin halal bihalal khusus para wali santri. Kegiatan ini dalam
santri ponpes mendapat bekal baik teori maupun praktik untuk meneruskan visi misi
5. PPDA melakukan kemitraan dengan beberapa kegiatan yang telah ada di masyarakat,
Potensi dan peran pesantren mempunyai nilai yang cukup strategis dan
signifikan dalam memberikan sumbangsih dan perannya bagi peningkatan nilai moral
nilai baik nilai keswadayaan, kemandirian, sosial maupun nilai politis. Pesantren
memperbaiki nilai- nilai yang ada, dengan adanya program, penguatan dan
pengembangan kegiatan keagamaan pesantren ini menjadi bekal bagi pesantren untuk
menjadi lembaga yang membawa pengaruh besar dalam mencetak ulama yang intelek
64
dan dapat membawa perubahan bagi masyarakat sekitarnya dan masyarakat pada
umumnya.
Amien
Salah satu fungsi dan peran pesantren adalah indzar (menyampaikan dan
mengajak dan melatih menjadi salah satu bidang yang penting untuk dikelola sebiah
pesantren. Mengacu pada peran dan fungsi pesantren yang diemban tersebut
1. Faktor Pendukung
SDM yang dimaksud dalam penelitian ini adalah santri dan masyarakat
yang cukup besar untuk menghasilkan SDM dengan kompetensi yang telah
dan kemauan. Dilihat dari skill yang dimiliki santri dan ustadz yang berperan
dalam setiap kegitatan dan antusias masyarakat dalam mengikuti setiap kegitan
pesantren.37
37
Observasi Pondok Pesantren al-amien, 24 November 2020
65
b. Kelembagaan
Secara garis besar, setiap kegiatan yang ada di pondok pesantren berada
dibawah tanggung jawab ustadz dan pengurus yang berbeda sesuai dengan
bidangnya, dalam hal ini masing-masing bagian memiliki job description yang
jelas termasuk hak dan kewenangannya. Pada dasarnya setiap kegiatan dalam
pondok pesantren dibimbing dan diawas langsung oleh bapak pimpinan namun
kembali pada pembagian tugas dan tanggung jawab kepada ustadz dan
pengurus yang ahli dibidangnya agar tercapai semua tujuan awal diadakannya
suatu kegiatan.
2. Faktor Penghambat
bangunan sampai tukang becak, hal ini menyebabkan sulitnya masyarakat untuk
membagi waktu dan ikut serta dalam setiap kegiatan yang diadakan pesantren
BAB V
PEMBAHASAN
generasi ulama yang intelek, sebagaimana kekuatan yang dimilikinya, jika ponpes
hanya menjadi penonton di era yang akan datang, maka para santri jebolan ponpes
67
boleh jadi bergerak ke arah kemajuan. Kiranya diperlukan analisis yang cermat untuk
penguatan langkah dalam membentuk kegiatan yang akan dilakoni santri agar tidak
salah melangkah, sasaran akhir dari seluruh kegiatan dalam ponpes adalah
kemandirian santri untuk berjuang di level mereka kelak saat kembali ke kampung
halaman masing-masing.
Santri dididik dalam pesantren untuk menjadi manusia yang bersikap mandiri
berbagai kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkuat fungsi pesantren, latihan bagi
para santri dan untuk mengembangkan nilai spiritual masyarakat. Sebagaimana telah
Salah satu fungsi dan peran pesantren adalah indzar (menyampaikan dan
mengajak dan melatih menjadi salah satu bidang yang penting untuk dikelola sebiah
pesantren. Mengacu pada peran dan fungsi pesantren yang diemban tersebut
1. Faktor Pendukung
SDM yang dimaksud dalam penelitian ini adalah santri dan masyarakat
yang cukup besar untuk menghasilkan SDM dengan kompetensi yang telah
dan kemauan. Dilihat dari skill yang dimiliki santri dan ustadz yang berperan
dalam setiap kegitatan dan antusias masyarakat dalam mengikuti setiap kegitan
pesantren.38
b. Kelembagaan
Secara garis besar, setiap kegiatan yang ada di pondok pesantren berada
dibawah tanggung jawab ustadz dan pengurus yang berbeda sesuai dengan
bidangnya, dalam hal ini masing-masing bagian memiliki job description yang
jelas termasuk hak dan kewenangannya. Pada dasarnya setiap kegiatan dalam
pondok pesantren dibimbing dan diawas langsung oleh bapak pimpinan namun
kembali pada pembagian tugas dan tanggung jawab kepada ustadz dan
pengurus yang ahli dibidangnya agar tercapai semua tujuan awal diadakannya
suatu kegiatan.
2. Faktor Penghambat
bangunan sampai tukang becak, hal ini menyebabkan sulitnya masyarakat untuk
membagi waktu dan ikut serta dalam setiap kegiatan yang diadakan pesantren
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
selain dalam bentuk membekali santri dengan ilmu teori maupun praktik juga
pelatihan kesenian hadrah, pengajian ibu- ibu, jumat bersih dan bahtsu almasail
pesantren, serta semangat dan tanggug jawab para santri untuk melaksanakan
tugas yang diberikan oleh pengasuh dalam mengajak dan membina masyarakat
membuat masyarakat sulit membagi waktu untuk mengikuti kegiatan dakwah yang
B. Saran
1. Pihak pesantren untuk selalu berinovasi memberi terobosan terbaru dalam setiap
kegiatan agar masyarakat tidak jenuh dalam mengikuti setiap kegiatan yang ada,
2. Pihak pesantren agar lebih memperhatika santri dalam memberi ilmu pengetahuan
baik teori maupun praktik dilapangan, karna santri merupakan agent of change
yang akan membawa perubahan nanti di lingkungan mereka saat mereka selesai
3. Masyarakat agar lebih aktif dan memanfaatkan dengan baik segala kegiata dari
DAFTAR PUSTAKA
Choirul Fuad Yusuf. Pesantren Dan Demokrasi Jejak Demokrasi Dalam Islam.
Didin Hafidhuddin. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani Press 2000 Jalaluddin.
2008.
Offset. 2010.
https://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/11/12/kategorisasi-nilai-
Desember 2017.
Sindu Galba. Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta. 2004.
2011.
Taufik Pasiak. Tuhan Dalam Otak Manusia. Bandung: Mizan Pustaka, 2012.
Zamarkasyi Dhofier. Tradisi Pesantren Study Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
Zuhairi et.al. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Metro: STAIN Jurai Siwo. 2015.