Oleh :
ABDUL MU'IN SALIM
2019104111767
Oleh :
ABDUL MU'IN SALIM
2019104111767
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal Skripsi Oleh: Abdul Mu'in Salim, NIM: 2019104111767 dengan judul
“PERAN TAREKAT NAQSYABANDIYAH DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI KEAGAMAAN MASYARAKAT( Studi Di Dusun Batu Tumpeng
Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat)” telah memenuhi syarat dan di
setujui untuk diuji.
ii
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
Alhamdulillāh, segala puja dan puji hanya milik Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita
tergolong orang-orang yang beruntung di dunia dan di akhirat. Shalawat serta
salam kepada Nabi Muhammad Saw. Yang telah membimbing ummat manusia
dari paham jahiliyah menuju paham Islam yang bertauhid. Dan semoga shalawat
dan salam juga tercurahkan kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya
hingga akhir zaman nanti.
Penyusunan proposal skripsi dengan judul “Peran Tarekat Naqsyabnadiyah dalam
Meningkatkan Motivasi Keagamaan Masyarakat Di Dusun Batu Tumpeng
Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat.
Berkat bantuan dan pertolongan Allah, proposal skripsi ini dapat diselesaikan
dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.Sekitar kurang lebih dua bulan telah
dapat diselesaikan, kemudian diserahkan kepada Dosen Pembimbing untuk
dikoreksi. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak mungkin
dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan, partisipasi, dan bimbingan dari pihak
yang lain. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
iii
7. Guru Guruku yang telah memperkenalkan jendela ilmu pengatahuan
sehingga dapat memperluas wawasan semoga jasa jasa beliau
mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik
dalam hal penulisan ,pilihan istilah-istilah maupun analisis dan tingkat
pemahaman , maka saran dan kritik yang konstuktif dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya . Akhirnya hanya kepada Allah
SWT Penulis kembalikan semua urusan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Kediri,
Penulis
DAFTAR ISI
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................7
C. Tujuan dan manfaat................................................................................................7
D. Kajian terdahulu.....................................................................................................8
E. Sismtematika pembahasan...................................................................................10
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................12
A. Pengertian tarekat.................................................................................................12
B. Tarekat Naqsyabandiyah......................................................................................13
C. Tujuan tarekat......................................................................................................14
D. Sumber hukum.....................................................................................................15
E. Ajaran tarekat naqsyabandiyah.............................................................................16
F. Motivasi keagamaan…………………………………………………………………………………………17
BAB III METODE ....................................................................................................19
A. Metodologi penelitian..........................................................................................19
1. Letak geografis.....................................................................................................19
2. Kehadiran peneliti................................................................................................19
3. Sumber Data.........................................................................................................20
4. Prosedur Pengumpulan data.................................................................................20
5. Teknis Analisis Data............................................................................................23
a. Reduksi data.........................................................................................................23
b. Penyajian data......................................................................................................24
c. Kesimpulan/verifikasi..........................................................................................24
Daftar Pustaka..............................................................................................................28
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya pembentukan semua karakter dimulai dari fitrah, yang kemudian
di bentuk jati diri dan prilaku. Walaupun dalam proses perkembangannya tidak luput dari
lingkungan.1 Setiap prilaku manusia didasarkan atas kehendak. Apa yang telah dilakukan
oleh manusia timbul dari kejiwaan. Walaupun pancaindra kesulitan melihat pada dasar
kejiwaan namun dapat dilihat dari wujud kelakuan. Maka setiap kelakuan pasti
budayanya, bahasanya, dan masih banyak lagi. Keunikan ini tidak hanya menjadikan
pedesaan yang majemuk tetapi juga menjadikan salah satu corak kekhasan sendiri bagi
sebuah desa. Kekhasan itu muncul tidak lain dari masyarakat yang ada di dalamnya,
masyarakat yang akan saya singgung disini adalah masyarakat di pedesaan pada
khususnya. Karena masyarakat di desa sendiri itu masih banyak yang menganut corak
kekeluargaan yang sangat erat sampai sekarang sehingga sangat menarik untuk diambil
demi sedikit, dari pada melalui lompatan-lompatan yang penuh insight. Tingkah laku
1
Novan Ardy Wiyana, Pendidikan Karakter, & Kepramukaan, (Yogyakarta: PT. Citra Aji Pratama,2015),
hal. 23
2
DRS. H.A. Mustofa, Akhlak Tasawuf,( Bandung: Pustaka Setia,1997), hal.82
1
secara bertahap dibentuk melalui ragkaian langkah-langkah yang beraturan yang kira-
Mempersoalkan baik dan buruk pada perbuatan manusia maka ukuran dan
karakternya selalu dinamis, sulit dipecahkan. Namun demikian karakter baik dan buruk
perbuatan manusia dapat diukur menurut fitrah manusia. 4 Namun bisa dilihat dari
Tindakan keseharian orang yang belum memiliki dasar ilmu akan melakukan Tindakan
tanpa memikirkan akibat setelah melakukannya. Manusia pasti kehilangan kendali dan
salah arah bila nilai-nilai spiritual ditinggalkan, sehingga mudah terjerumus ke berbagai
Dalam keseharian orang yang belum masuk kedalam ajaran tarekat kehidupan
belum bisa menentukan arah yang ingin ditempuh, sebab yang dipikirkan, diucapkan,
dan dilakukan tidak lain hanya sekedar sebagai bahan hiburan. Bukan sampai disitu saja
menolak akan ajaran tersebut, hal itu dikarenakan masyarakat memandang aneh orang-
orang yang ikut ke dalam tarekat. Masyarakat yang memandang bahwa tarekat itu aneh
mereka yang didokterin oleh sebagian kelompok yang menantang keberadaan tarekat.
3
Lyinn Wilcox, Psikologi Kepribadian, ( Yogyakarta: IRCiSod,2018),hal.135
4
Novan Ardy Wiyana, Pendidikan Karakter, & Kepramukaan, (Yogyakarta: PT. Citra Aji Pratama,2015),
hal 61
5
DRS. H.A. Mustofa, Akhlak Tasawuf,( Bandung: Pustaka Setia,1997), hal 17
2
dengan tetangga yang lain, sehingga menciptakan sebuah hubungan yang luas antara
satu orang dengan orang lain, hal inilah yang mungkin jarang kita temukan di
masyarakat perkotaan
Selain dari sistem kekeluargaan yang masih dianut oleh masyarakat desa,
istilah yang menggambarkan tentang persaudaraan dan salah satunya seperti, mangan
bareng yang pentig kumpul dan masih banyak istilah unik lainnya yang sebenarnya
memiliki satu arti yang sama yakni kebersamaan. Kebersamaan inilah yang pada
dapat mendekatkan diri kita kepada Allah seperti sholat sunnah, manaqiban, khotaman,
dan sebagainya. Amalan-amalan itulah yang telah menjadi ruh ibadah bagi para
jamaahnya.6
Bukan hanya tentang sebuah kebiasaan saja yang dapat mempererat sebuah
hubungan, tetapi dengan sebuah kepercayaanpun memiliki peran yang besar juga.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa mayoritas penduduk Desa Batu Tumpeng
merupakan penduduk yang beragama Islam, sehingga dari persamaan itulah muncul
sebuah hubungan sebagai saudara. demikian juga yang diajarkan oleh Tareqat
Naqsabandiyah mereka yang telah melakukan talqin dzikir sudah dianggap sebagai
6
Ust.Mahnan, jamaah tarekat naqsyabandiyah Wawancara Batu Tumpeng I, 13 november 2022
7
Ust.Mutiadin, jamaah tarekat naqsyabandiyah Wawancara Batu Tumpeng I, 13 november 2022
3
Menurut Graham dalam buku Sarwono, ada beberapa factor yang mendukung
perilaku keberagaman seseorang antara lain: factor lingkungan/ tempat tinggal, factor
pribadi, jenis kelamin, sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan agama orang tua.8
Motivasi ini muncul dari sebuah sikap ataupun perilaku keagamaan di dalam
Keyakinan yang timbul dari sebuah pengetahuan (kognisi), penghayatan (afeksi), dan
perilaku (konasi) agama pada diri seseorang maupun masyarakat. Menurut Graham
dalam buku Sarwono, ada beberapa factor yang mendukung perilaku keberagaman
seseorang antara lain: factor lingkungan atau tempat tinggal, factor pribadi, jenis
kelamin, sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan agama orang tua .9 Keberagaman seorang
muslim dapat dilihat dari seberapa dalam keyakinan, seberapa jauh pengetahuan,
atas agama Islam serta seberapa jauh implikasi agama tercermin dalam perilakunya.
Dalam islam, keberagaman akan lebih luas dan mendalam jika dapat dirasakan seberapa
sebuah motivasi maupun contoh bagi orang lain sehingga orang lain mau melakukan apa
yang dilakukannya. Sama seperti masyarakat di Dusun Batu Tumpeng yang mulanya
tidak mengenal apa itu Tarekat Naqsabandiyah dan sekarang mayoritas masyarakatnya
adalah jamaah dari tarekat naqsyabandiyah . Hal ini tidak lain adalah pengaruh dari
salah satu tokoh masyarakat di desa tersebut yang menganut Tarekat naqsyabandiyah
8
Warsono Sarito Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 1991), hal. 199-200
9
Warsono Sarito Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 1991), hal. 199-200
10
Djamaludin Ancok, Fuat Nashori Suroro, Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), hal.78
4
dan mengajarkannya. Karena dianggap ajarannya cocok dan tidak memberatkan maka
sampai saat ini jamaahnya pun semakin hari semkain bertambah. Hal ini dapat
dibuktikan ketika acara manaqib bulanan yang diselenggarakan tiap tanggal 8 hitungan
Tujuan inilah yang di dalam sebuah tarekat diajarkan tak terkecuali di Dusun
Batu Tumpeng sendiri, bahwa semua ibadah yang kita lakukan hanya untuk mencari
ridho Allah Dan pengaruh motivasi inilah yang menjadikan jamaah di Dusun Batu
Alasan penulis melakukan penelitan ini karena hadirnya Tarekat naqsyabandiah di dusun
Batu Tumpeng menjadi sebuah wacana baru dalam memahami agama Islam, dulu
sebelum Tarekat naqsyandiah ada, masyarakat hanya memahami agama tidak lain hanya
sebatas kegiatan ritual saja namun dengan seiring berkembangnya pemikiran dan
pengetahuan orang maka hadirlah Tarekat naqsyabandiyah di desa Batu tumpeng yang
sedikit demi sedikit merubah paradigma masyarakat yang dulunya memandang agama
hanya sebagai kegiatan ritual saja sekarang berubah lebih baik dari pada sebuah
5
ajarannya di kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan demikian penulis memberi judul
TUMPENG”
A. Rumusan Masalah
menarik untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut perihal Peran Tarekat Naqsyabandiyah
masyarakat ?
sesuai dengan permasalahanya, demikian juga dengan penelitian ini. Sesuai dengan
konsep tersebut dan berpijak pada rumusan masalah yang telah di sebutkan, maka tujuan
6
1. Untuk mengetahui peran Tarekat Naqsyabandiyah di dalam meningkatkan
Lombok Barat.
C. Kajian terdahulu
dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan
di lakukan. Fungsi dari adanya kajian terdahulu sebagai bahan perbandingan, apakah
masalah yang akan di bahas sudah ada membahas atau belum dan sebagai bahan
masukan untuk permasalahan yang akan di kaji. Oleh karena itu, penulis mencoba
umumnya cukup banyak antara lain: buku yang ditulis oleh Sri Mulyati dalam
Referensi Utama Suryalaya”. Hasil disertasi yang diterbitkan tahun 2010 ini
jawa serta meneliti tentang aktivitas dan kehidupan syeh Sambas. Fokusnya
7
kemudian menjelaskan transmisi doktrin-doktrin tarekat qadiriyah wa
keberadaan yang terpisah tetapi pada makna yang luas ajaran ajarannya tetap
perbedaan yang signifikan antara penelitian ini dengan yang penulis lakukan.
2. Hasil disertasi Saifuddin Zuhri pada tahun 2011 yang telah diterbitkan dalam
meneliti tentang tarekat sebagai salah satu faktor dalam perubahan perilaku
11
Sri Mulyati, Peran Edukasi Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah Dengan Referensi Utama
Suryalaya, (Jakarta: KENCANA, 2010), hal. Viii
12
Saifuddin Zuhri, Tarekat Syadziliyah Dalam Perspektif Perilaku Perubahan Sosial,
(Yogyakarta: TERAS, 2011), hal. 1-10
8
ini Dr. Saifuddin Zuhri meneliti tentang Tarekat Syadziliyah sedangkan
3. Penelitian Saiful Anam dalam skripsinya pada tahun 2007 yang berjudul
sebagai spirit.13 Persamaan dengn penelitian ini dengan yang penulis lakukan
terlihat, jika dalam penelitian saudara Saiful anam ini fok us kajiannya adalah
masyarakat
D. Sismtematika pembahasan
Majlis Ihya Ulumuddin, Batu Tumpeng, Kec. Kediri. Dengan sistematika sebagai
berikut :
lampiran.
13
Saiful Anam. Fungsi Sosial Tarekat Studi Kasus tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah di
Sokaraja Tahun Pelajaran 2007. Skripsi. (Purwokerto: STAIN Purwokerto, 2007), Hal. 3-4.
9
2. Bagian isi, pada penelitian ini terdiri dari 3 bab
kerangka teori.
b. BAB II : paparan data dan temuan, terdiri dari gambaran umum Majlis
c. BAB III : pembahasan, pada bab ini, peneliti akan memaparkan temuan
tentang yang telah dilakukan serta saran bagi pembaca dan juga yang
10
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian tarekat
Artinya: “Thariqat adalah menjalankan amal yang lebih baik berhati-hati tidak
memilih kemudahan syara’,seperti sifat wara’ serta ketetapan hati yang kuat
ditempuh oleh seorang calon sufi dalam tujuan berada sedekat mungkin dengan
Tuhan. Dan tiap tarekat mempunyai Syaikh, upacara ritual dan bentuk zikir
sendiri. Ciri khas tarekat adalah memiliki tujuan moral yang mulia. Tidak ada
perbedaan prinsipil antara satu tarekat dengan tarekat lainya. Perbedaan yang ada
terletak pada jenis wirid dan zikir serta tata cara pelaksaannya atau meminjam
11
Istilah tarekat lebih banyak digunakan para ahli tasawuf. Mustafa Zahri
dalam hubungan ini adalah jalan atau petunjuk dalam melakukan ibadah sesuai
dengan yang dicontohkan oleh ajaran Nabi Muhammad Saw. yang dikerjakan
oleh sahabat-sahabatnya, para tabi’in, dan tabi’it tabi’in, turun temurun sampai
sekarang ini.16
B. Tarekat Naqsyabandiyah
keluarga dan lingkungan sosial yang baik. Kelahirannya disertai oleh kejadian
aneh. Bahkan, menurut suatu Riwayat, jauh sebelum tiba waktu kelahirannya,
sudah ada tanda-tanda aneh berupa bau harum semerbak di desa hinduan. Bau itu
desa tersebut. Ketika itu As-Samasi berkata “ Bau harum yang kita cium
sekarang dating dari seorang laki-laki yang akan lahir di des aini”. Tiga hari
16
Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya: Bina Ilmu,1995),hal. 56
17
Drs. Totok Jumantoro, M.A, Drs. Samsul Munir Amir, M.Ag Kamus Ilmu Tasawuf ( Penerbit
Amzah,cet I 2005, cet II 2012).hal 163
12
sebelum Baha’uddin lahir, wali besar ini Kembali menegaskan bahwa bau harum
berpegang teguh pada jalan yang ditempuh Nabi dan para sahabatnya. Ia
C. Tujuan tarekat
1. Pencucian jiwa
sunnah.
wasilah ,mengondisikan bahwa setiap saat dan dimana saja selalu merasa
13
D. Sumber hukum
dan di Jawa, maka para ulama tarekat muktabar membuat penjelasan tentang
dasar hukum tarekat, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Segi eksistensi
amalan tarekat bertujuan hendak mencapai pelaksanaan syari‟at secara tertib dan
teratur serta teguh diatas norma-norma yang semestinya dikehendaki oleh Allah
dan Rasul-Nya. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT. dalam Q.S. Al-Jin ayat
16 yang berbunyi :
َ ۤ َ َ َّ َ اَل َ َ ْ َّ ْ َ َّ
اس َتق ُام ْوا َعلى الط ِر ْيق ِة ْسق ْي ٰن ُه ْم َّما ًء غ َدق وان ل ِو
Artinya : “Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu
(agama Islam), niscaya kami mencurahkan kepada mereka air yang cukup”21
Ayat ini dijadikan oleh para ulama ahli tarekat pegangan hukum dasar
3. Dari segi materi pokok amalan tarekat berupa wirid dzikrullah, baik yang
secara Mukhalafah maksudnya menghindari diri dari segala sesuatu yang dapat
membawa akibat lupa kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan Firman Allah,
14
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah ( dengan menyebut nama )
Melihat bunyi ayat diatas ini, maka jelas bahwa Allah telah memerintahkan
kepada sekalian orang yang beriman untuk tetap senantiasa berdzikir dan
bertasbih dengan menyebut nama Allah, baik dilakukan pada waktu pagi atau
Dalam zikir, Syaikh Baha’uddin lebih menenkankan pada zikir diam atau dengan
hati (khafi). Metode ini berasal dari ajaran Syaikh Ghujdwani, bukan Syaikh
Amir Kulal yang mempraktekan zikir keras (jahr). Dan menurut keterangan, zikir
diam ini bersumber dari pelajaran yang diterima oleh Sayyidina Abu Bakar dari
terdiri dari :
22
Tri Wibowo BS,Akulah Debu Di Jalan Al-Musthofa,(Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP
2015), hal.99
15
3. Wuquf Al-Qalbi : menjaga hati agar tetap terkontrol dengan membayangkan hati
mana.23
F. Motivasi Keagamaan
beragama dijelaskan bahwa motif atau motivasi ialah penyebab psikologis yang
merupakan sumber serta tujuan dari tindakan dan perbuatan seorang manusia.
Penyebab ini bersifat kausal dan final sekaligus. Artinya manusia melakukan
Hasan Langgulung adalah aktivitas yang dibuat oleh seseorang yang dapat
perilaku adalah aktivitas yang ada pada individu atau organisasi yang tidak
timbul dengan sendirinya, melainkan akibat dari stimulus yang diterima oleh
23
Tri Wibowo BS,Akulah Debu Di Jalan Al-Musthofa,(Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP
2015), hal 145
24
Nico Syukur Dister Ofm, Pengalaman Dan Motivasi Beragama, ( Yogyakarta: Kanisius,1988),
hal. 71
25
Ariyono Suyono, Kamus Antropologi, (Jakarta: Akademi Persindo, 1985), hal.315
26
Soerjono Soekamto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: Rajawali, 1985), hal. 7.
27
Hasan Langgulung, Teori-Teori Kesehatan Mental, ( Jakarta: Al-Husna, 1996), hal. 21
16
demikian sebagian terbesar dari perilaku organisme itu sebagai respon terhadap
stimulus eksternal.28.
motivasi, dan motivasi itu akan semakin diterima di hati masyarakat atau
peran penting di dalam masyarakat atau dalam sebuah jamaahnya, dalam hal ini
28
Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hal.15.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metodologi penelitian
begitu saja menunggu untuk diambil. Fakta-fakta harus dibuka dari kulit
pembungkus kenyataan, harus diamati dalam suatu kerangka acuan yang spesifik,
harus diukur dengan tepat, harus diamati suatu fakta bisa dikaitkan dengan fakta-
1. Letak geografis
Tumpeng, Kediri, Lombok Barat. Lokasi di pilih karena di dasari banyak dari
2. Kehadiran peneliti
memperoleh data dari yang diteliti serta akan menambah pengetahuan atau
18
informasi atau data dari objek peneliti tersebut. Meleong J.Lexy mengemukakan
3. Sumber Data
informan, atau subyek dari mana data diperoleh.32 Sumber data yang dimaksud di
sini adalah subyek atau responden yang menjadi tempat memperoleh suatu data,
Sumber data primer adalah sumber data lapangan yang di dapatkan lasngsung
dari subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer
adalah Tgh. Muhsinin dan Ustadz Mahnan (untuk mendapatkan informasi tentang
di berikan.
yaitu:
a. Observasi
31
Meleong J.Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Rosdakarya, 2002),hal 121
32
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik,
(Yogyakarta: Rineka Cipta 2010)hal,172
19
Obesrvasi merupakan salah satu Teknik dalam melakukan penelitian yang
secara sempit pengamatan yang dilakukan secara langsung terdapat apa yang
diteliti. Sedangkan dalam arti yang luas adalah suatu yang meliputi
Teknik non partisipan, berarti peneliti sebagai pengamat yang tidak ikut
b. Wawancara
33
Joko Pratiyo, Evaluasi Remediasi Belajar, (Jakarta: CV Trans Info Media,2013),hal27
20
Dalam penelitian kualitatif,wawancara merupakan Teknik yang sangat
terperinci.34
wawancara bebas terpimpin, dalam hal ini peneliti akan membawa pedoman
wawancara yang berisi pokok atau garis besar hal-hal yang akan di ajukan
sebagai pertanyaan yang bebas akan tetapi tidak menyimpang dari permasalahan
yang menjadi tujuan penelitian. Sedangkan yang menjadi sumber data dalam
wawncara ini adalah TGH. Muhsinin, Ust Mahnan dan Jama’ah Tareqat
Naqsyabandiyah.
c. Dokumentasi
34
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2014)
hal,199
21
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
hal-hal/variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, notulen rapat,
Analisis data adalah proses mencari dan Menyusun secara sistematika data
yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan
melakukan sintesa, Menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting, dan
akan di pelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri
Adapun Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Reduksi data
35
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung :
Alfabeta,2009),hal 329
36
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktek,
(Yogyakarta:Cipta,2010) hal 349
37
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hal 329
38
Mari Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif,Kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Kencana,2015), hal 408
22
data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan akan
b. Penyajian data
yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami
apa yang terjadi dan memudahkan peneliti dalam melakukan sesuatu berdasarkan
c. Kesimpulan/verifikasi
kesimpulan awal. Namun kesimpulan awal yang masih dibuat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada
awal, jika proses data sudah benar dan data yang dianalisis sudah memenuhi
dan datanya penuh dan tahap dalam melakukan analisis data, pertama peneliti
39
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2014),hal
247-249
40
Mari Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif,Kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Kencana,2015), hal 409
23
melakukan pemotongan atau membuang Sebagian data yang dianggap tidak
perlu/penting, Ketika data yang sudah penting didapatkan, baru setelah itu
peneliti menyajikan data sesuai dengan data yang difahami peneliti. Kemudian
LAMPIRAN LAMPIRAN
24
1. Pedoman wawancara
Lombok Barat ?
keagamaan ?
kegamaan ?
naqsyabandiyah ?
25
2. Rencana jadwal kegiatan penelitian
26
Daftar Pustaka
Amstrong Amatullah, Khazanah Istilah Sufi, Kunci Memahami Istilah Tasawuf, terj, MS.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik, (Yogyakarta: Rineka C ipta
2010),
Champion Dean J dkk, Metode Dan Masalah Penelitian Sosial (Bandung: Refika Aditama,
1999)
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung : Alfabeta,2009)
Djamaludin Ancok, Fuat Nashori Suroro, Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995)
Drs. Totok Jumantoro, M.A, Drs. Samsul Munir Amir, M.Ag Kamus Ilmu Tasawuf ( Penerbit
H. Aboe Bakar Atjeh, Pengantar Ilmu Tarekat Uraian Tentang Mistik, (solo: Ramdhani,1990)
Mawahib,2018)
Kencana,2015)
rosdakarya,2005)
Nico Syukur Dister Ofm, Pengalaman Dan Motivasi Beragama, ( Yogyakarta: Kanisius,1988)
27
Prof.Dr. H. Ismail Nawawi, M.Si, Tarekat Qadiriyah Wa Naqssyabandiyah(Surabaya : karya
agung,2008) cet 1
Saiful Anam. Fungsi Sosial Tarekat Studi Kasus tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah di
Sri Mulyati, Peran Edukasi Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah Dengan Referensi Utama
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2014)
2015)
Wirawan, teori-teori sosial dalam tiga paradigm fakta sosial,definisi sosial dan perilaku sosial
(Jakarta: 2012)
28