Anda di halaman 1dari 34

PERAN TAREKAT NAQSYABANDIYAH DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI KEAGAMAAN MASYARAKAT


( Studi di Dusun Batu Tumpeng, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat)

Oleh :
ABDUL MU'IN SALIM
2019104111767

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULSTAS DAKWAH
SEKOLAH TINGGI ILMU DAKWAH MUSTAFA IBRAHIM AL
ISLAHUDDINY
2022
PERAN TAREKAT NAQSYABANDIYAH DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI KEAGAMAAN MASYARAKAT
( Studi di Dusun Batu Tumpeng, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat)

Oleh :
ABDUL MU'IN SALIM
2019104111767

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULSTAS DAKWAH
SEKOLAH TINGGI ILMU DAKWAH MUSTAFA IBRAHIM AL
ISLAHUDDINY
2022

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Skripsi Oleh: Abdul Mu'in Salim, NIM: 2019104111767 dengan judul
“PERAN TAREKAT NAQSYABANDIYAH DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI KEAGAMAAN MASYARAKAT( Studi Di Dusun Batu Tumpeng
Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat)” telah memenuhi syarat dan di
setujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal :

Pembimbing I, Pembimbing II,

ABDUL KOHAR, M.H SAMSUL BAHRI, M.Sos


NIDN: 2131089502 NIDN: 2130129401

ii
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
Alhamdulillāh, segala puja dan puji hanya milik Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita
tergolong orang-orang yang beruntung di dunia dan di akhirat. Shalawat serta
salam kepada Nabi Muhammad Saw. Yang telah membimbing ummat manusia
dari paham jahiliyah menuju paham Islam yang bertauhid. Dan semoga shalawat
dan salam juga tercurahkan kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya
hingga akhir zaman nanti.
Penyusunan proposal skripsi dengan judul “Peran Tarekat Naqsyabnadiyah dalam
Meningkatkan Motivasi Keagamaan Masyarakat Di Dusun Batu Tumpeng
Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat.
Berkat bantuan dan pertolongan Allah, proposal skripsi ini dapat diselesaikan
dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.Sekitar kurang lebih dua bulan telah
dapat diselesaikan, kemudian diserahkan kepada Dosen Pembimbing untuk
dikoreksi. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak mungkin
dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan, partisipasi, dan bimbingan dari pihak
yang lain. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada:

1. Dr. H. Habiburrahman, M.Pd selaku ketua STID Musthafa Ibrahim Al-


Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat.
2. Fe Muhammad Muzahab Badar Ar, M.Pd Selaku Kaprodi Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam.
3. Abdul Kohar, M.H sebagai pembimbing I yang telah memberikan saran
bagi penyempurnaan skripsi ini.
4. Samsul Bahri, M.Sos sebagai pembimbing II yang telah memberikan
saran bagi penyempurnaan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan Staf Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Musthafa Ibrahim
(STID-MI) Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat yang telah mengajarkan
berbagai disiplin ilmu pengatahuan
6. Ayahanda Rahmatullah dan Ibunda Mahnim tercinta yang telah
memelihara, membesarkan, memberikan pendidikan yang begitu berarti
bagi saya. Merekalah motivator dalam hidup saya, sehingga dapat
menyelesaikan segala macam masalah yang dihadapi.

iii
7. Guru Guruku yang telah memperkenalkan jendela ilmu pengatahuan
sehingga dapat memperluas wawasan semoga jasa jasa beliau
mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik
dalam hal penulisan ,pilihan istilah-istilah maupun analisis dan tingkat
pemahaman , maka saran dan kritik yang konstuktif dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya . Akhirnya hanya kepada Allah
SWT Penulis kembalikan semua urusan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Kediri,
Penulis

Abdul Mu'in Salim


2019104111767

DAFTAR ISI

iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................7
C. Tujuan dan manfaat................................................................................................7
D. Kajian terdahulu.....................................................................................................8
E. Sismtematika pembahasan...................................................................................10
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................12
A. Pengertian tarekat.................................................................................................12
B. Tarekat Naqsyabandiyah......................................................................................13
C. Tujuan tarekat......................................................................................................14
D. Sumber hukum.....................................................................................................15
E. Ajaran tarekat naqsyabandiyah.............................................................................16
F. Motivasi keagamaan…………………………………………………………………………………………17
BAB III METODE ....................................................................................................19
A. Metodologi penelitian..........................................................................................19
1. Letak geografis.....................................................................................................19
2. Kehadiran peneliti................................................................................................19
3. Sumber Data.........................................................................................................20
4. Prosedur Pengumpulan data.................................................................................20
5. Teknis Analisis Data............................................................................................23
a. Reduksi data.........................................................................................................23
b. Penyajian data......................................................................................................24
c. Kesimpulan/verifikasi..........................................................................................24
Daftar Pustaka..............................................................................................................28

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya pembentukan semua karakter dimulai dari fitrah, yang kemudian

di bentuk jati diri dan prilaku. Walaupun dalam proses perkembangannya tidak luput dari

lingkungan.1 Setiap prilaku manusia didasarkan atas kehendak. Apa yang telah dilakukan

oleh manusia timbul dari kejiwaan. Walaupun pancaindra kesulitan melihat pada dasar

kejiwaan namun dapat dilihat dari wujud kelakuan. Maka setiap kelakuan pasti

bersumber dari kejiwaan.2

Masyarakat pedesaan sudah terkenal sejak jaman dahulu sebagai masyarakat

yang heterogen atau berbeda-beda, perbedaan ini terkait dengan keyakinannya,

budayanya, bahasanya, dan masih banyak lagi. Keunikan ini tidak hanya menjadikan

pedesaan yang majemuk tetapi juga menjadikan salah satu corak kekhasan sendiri bagi

sebuah desa. Kekhasan itu muncul tidak lain dari masyarakat yang ada di dalamnya,

masyarakat yang akan saya singgung disini adalah masyarakat di pedesaan pada

khususnya. Karena masyarakat di desa sendiri itu masih banyak yang menganut corak

kebudayaan daerahnya masing-masing dan masih menganut sebuah sistem

kekeluargaan yang sangat erat sampai sekarang sehingga sangat menarik untuk diambil

sebagai sebuah kajian.

Sepanjang waktu manusia cenderung untuk berubah secara perlahan, sedikit

demi sedikit, dari pada melalui lompatan-lompatan yang penuh insight. Tingkah laku
1
Novan Ardy Wiyana, Pendidikan Karakter, & Kepramukaan, (Yogyakarta: PT. Citra Aji Pratama,2015),
hal. 23
2
DRS. H.A. Mustofa, Akhlak Tasawuf,( Bandung: Pustaka Setia,1997), hal.82

1
secara bertahap dibentuk melalui ragkaian langkah-langkah yang beraturan yang kira-

kira memperkuat pola tingkah laku yang diinginkan.3

Mempersoalkan baik dan buruk pada perbuatan manusia maka ukuran dan

karakternya selalu dinamis, sulit dipecahkan. Namun demikian karakter baik dan buruk

perbuatan manusia dapat diukur menurut fitrah manusia. 4 Namun bisa dilihat dari

Tindakan keseharian orang yang belum memiliki dasar ilmu akan melakukan Tindakan

tanpa memikirkan akibat setelah melakukannya. Manusia pasti kehilangan kendali dan

salah arah bila nilai-nilai spiritual ditinggalkan, sehingga mudah terjerumus ke berbagai

penyelewengan dan kerusakan akhlak.5

Dalam keseharian orang yang belum masuk kedalam ajaran tarekat kehidupan

belum bisa menentukan arah yang ingin ditempuh, sebab yang dipikirkan, diucapkan,

dan dilakukan tidak lain hanya sekedar sebagai bahan hiburan. Bukan sampai disitu saja

Tindakan-tindakan justru lebih condrong ke hal-hal negative.

Sebagian orang yang belum memahami tarekat banyak dari masyarakat

menolak akan ajaran tersebut, hal itu dikarenakan masyarakat memandang aneh orang-

orang yang ikut ke dalam tarekat. Masyarakat yang memandang bahwa tarekat itu aneh

mereka yang didokterin oleh sebagian kelompok yang menantang keberadaan tarekat.

Sistem kekeluargaan dimasyarakat pedesaan yang dimaksud adalah sebuah

sistem yang terbentuk akibat dari adanya hubungan persaudaraan,sehingga kebanyakan

orang-orang yang tinggal di sebuah desa masih memiliki hubungan persaudaraan

3
Lyinn Wilcox, Psikologi Kepribadian, ( Yogyakarta: IRCiSod,2018),hal.135
4
Novan Ardy Wiyana, Pendidikan Karakter, & Kepramukaan, (Yogyakarta: PT. Citra Aji Pratama,2015),
hal 61
5
DRS. H.A. Mustofa, Akhlak Tasawuf,( Bandung: Pustaka Setia,1997), hal 17

2
dengan tetangga yang lain, sehingga menciptakan sebuah hubungan yang luas antara

satu orang dengan orang lain, hal inilah yang mungkin jarang kita temukan di

masyarakat perkotaan

Selain dari sistem kekeluargaan yang masih dianut oleh masyarakat desa,

Sebagaimana yang diketahui di masyarakat pedesaan banyak sekali muncul istilah-

istilah yang menggambarkan tentang persaudaraan dan salah satunya seperti, mangan

bareng yang pentig kumpul dan masih banyak istilah unik lainnya yang sebenarnya

memiliki satu arti yang sama yakni kebersamaan. Kebersamaan inilah yang pada

akhirnya akan membentuk sebuah hubungan persaudaraan di desa semakin erat.

Tarekat Naqsabandiyah tidak hanya mengajarkan kepada para jamaahnya

tentang berdzikir saja melainkan mengajarkan berbagai macam amalan-amalan yang

dapat mendekatkan diri kita kepada Allah seperti sholat sunnah, manaqiban, khotaman,

dan sebagainya. Amalan-amalan itulah yang telah menjadi ruh ibadah bagi para

jamaahnya.6

Bukan hanya tentang sebuah kebiasaan saja yang dapat mempererat sebuah

hubungan, tetapi dengan sebuah kepercayaanpun memiliki peran yang besar juga.

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa mayoritas penduduk Desa Batu Tumpeng

merupakan penduduk yang beragama Islam, sehingga dari persamaan itulah muncul

sebuah hubungan sebagai saudara. demikian juga yang diajarkan oleh Tareqat

Naqsabandiyah mereka yang telah melakukan talqin dzikir sudah dianggap sebagai

ikhwan atau akhwat di tareqat ini.7

6
Ust.Mahnan, jamaah tarekat naqsyabandiyah Wawancara Batu Tumpeng I, 13 november 2022
7
Ust.Mutiadin, jamaah tarekat naqsyabandiyah Wawancara Batu Tumpeng I, 13 november 2022

3
Menurut Graham dalam buku Sarwono, ada beberapa factor yang mendukung

perilaku keberagaman seseorang antara lain: factor lingkungan/ tempat tinggal, factor

pribadi, jenis kelamin, sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan agama orang tua.8

Motivasi ini muncul dari sebuah sikap ataupun perilaku keagamaan di dalam

masyarakat maupun individu yang menjadikan agama sebagai sebuah keyakinan.

Keyakinan yang timbul dari sebuah pengetahuan (kognisi), penghayatan (afeksi), dan

perilaku (konasi) agama pada diri seseorang maupun masyarakat. Menurut Graham

dalam buku Sarwono, ada beberapa factor yang mendukung perilaku keberagaman

seseorang antara lain: factor lingkungan atau tempat tinggal, factor pribadi, jenis

kelamin, sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan agama orang tua .9 Keberagaman seorang

muslim dapat dilihat dari seberapa dalam keyakinan, seberapa jauh pengetahuan,

seberapa konsisten pelaksanaan ibadah ritual keagamaan, seberapa dalam penghayatan

atas agama Islam serta seberapa jauh implikasi agama tercermin dalam perilakunya.

Dalam islam, keberagaman akan lebih luas dan mendalam jika dapat dirasakan seberapa

dalam penghayatan keagamaan seseorang.10

Pengaruhnya di dalam masyarakat, sikap keagamaan seseorang dapat menjadi

sebuah motivasi maupun contoh bagi orang lain sehingga orang lain mau melakukan apa

yang dilakukannya. Sama seperti masyarakat di Dusun Batu Tumpeng yang mulanya

tidak mengenal apa itu Tarekat Naqsabandiyah dan sekarang mayoritas masyarakatnya

adalah jamaah dari tarekat naqsyabandiyah . Hal ini tidak lain adalah pengaruh dari

salah satu tokoh masyarakat di desa tersebut yang menganut Tarekat naqsyabandiyah
8
Warsono Sarito Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 1991), hal. 199-200
9
Warsono Sarito Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 1991), hal. 199-200
10
Djamaludin Ancok, Fuat Nashori Suroro, Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), hal.78

4
dan mengajarkannya. Karena dianggap ajarannya cocok dan tidak memberatkan maka

sampai saat ini jamaahnya pun semakin hari semkain bertambah. Hal ini dapat

dibuktikan ketika acara manaqib bulanan yang diselenggarakan tiap tanggal 8 hitungan

jawa. Hampir puluhan orang datang menghadirinya.

Tujuan inilah yang di dalam sebuah tarekat diajarkan tak terkecuali di Dusun

Batu Tumpeng sendiri, bahwa semua ibadah yang kita lakukan hanya untuk mencari

ridho Allah Dan pengaruh motivasi inilah yang menjadikan jamaah di Dusun Batu

Tumpemg selalu mengamalkan dan mengamankan semua yang diperintahkan oleh

mursyidnya. Mengamalkan dalam bentuk amaliyahnya sedangkan mengamankan yakni

menjaga agar tetap konsisten dalam menjalankannya.

Alasan penulis melakukan penelitan ini karena hadirnya Tarekat naqsyabandiah di dusun

Batu Tumpeng menjadi sebuah wacana baru dalam memahami agama Islam, dulu

sebelum Tarekat naqsyandiah ada, masyarakat hanya memahami agama tidak lain hanya

sebatas kegiatan ritual saja namun dengan seiring berkembangnya pemikiran dan

pengetahuan orang maka hadirlah Tarekat naqsyabandiyah di desa Batu tumpeng yang

sedikit demi sedikit merubah paradigma masyarakat yang dulunya memandang agama

hanya sebagai kegiatan ritual saja sekarang berubah lebih baik dari pada sebuah

keyakinan yang mendalam.

Beberapa alasan inilah yang menjadikan peneliti merasa tertarik untuk

melakukan sebuah penelitian tentang peran Tarekat Naqsabandiyah di desa batu

tumpeng, terutama dalam hal memotivasi masyarakatnya dalam mengamalkan ajaran-

5
ajarannya di kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan demikian penulis memberi judul

pada penelitian ini yaitu “PERAN TAREKAT NAQSYABANDIYAH DALAM

MENINGKATKAN MEMOTIVASI KEBERAGAMAAN DI DUSUN BATU

TUMPENG”

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di paparkan di atas, peneliti

menarik untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut perihal Peran Tarekat Naqsyabandiyah

Dalam Meningkatkan Motivasi Keagamaan maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebegai berikut

1. Apa Peran tarekat Naqsyabandiyah dalam meningkatkan motivasi kagamaan

masyarakat ?

2. Bagaimana saja bentuk-bentuk motivasi yang diberikan tarekat

naqsyabandiyah kepada jamaah di desa Batu Tumpeng ?

B. Tujuan dan manfaat

Segala sesuatu yang telah diusahakan pasti mempunyai tujuan tertentu

sesuai dengan permasalahanya, demikian juga dengan penelitian ini. Sesuai dengan

konsep tersebut dan berpijak pada rumusan masalah yang telah di sebutkan, maka tujuan

ini memiliki tujuan sebagai berikut :

6
1. Untuk mengetahui peran Tarekat Naqsyabandiyah di dalam meningkatkan

motivasi keagamaan masyarakat Batu tumpeng Kecamatan Kediri Kabupaten

Lombok Barat.

2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk motivasi yang di lakukan Tarekat

Naqsyabandiyah terhadap peningkatan motivasi keagamaan masyarakat Desa

Batu tumpeng Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat.

C. Kajian terdahulu

Kajian Terdahulu memuat uraian sistematis tentang penelitian yang

dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan

di lakukan. Fungsi dari adanya kajian terdahulu sebagai bahan perbandingan, apakah

masalah yang akan di bahas sudah ada membahas atau belum dan sebagai bahan

masukan untuk permasalahan yang akan di kaji. Oleh karena itu, penulis mencoba

menelaah beberapa karya ilmiah di antaranya :

1. Literatur yang membahas tentang tarekat Naqsyabandiyah dan akhlak pada

umumnya cukup banyak antara lain: buku yang ditulis oleh Sri Mulyati dalam

buku yang berjudul “Peran Edukasi Tareka Qadiriyah Naqsabandiyah dengan

Referensi Utama Suryalaya”. Hasil disertasi yang diterbitkan tahun 2010 ini

menekankan tentang perkembangan sejarah dan intelektual dari Tarekat

Qadiriyah Naqsabandiyah, kemajuan tarekat ini di dalam dan di luar pulau

jawa serta meneliti tentang aktivitas dan kehidupan syeh Sambas. Fokusnya

7
kemudian menjelaskan transmisi doktrin-doktrin tarekat qadiriyah wa

naqsyabandiah oleh murid-murid syeh Sambas terutama Abdul Karim

Banten, dan penyebaran tarekat secara berangsur-angsur di seluruh kepulauan

yang mengakibatkan pembentukan cabang yang memelihara keberadaan-

keberadaan yang terpisah tetapi pada makna yang luas ajaran ajarannya tetap

sama.11 Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama

meneliti tentang Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah, hanya saja terdapat

perbedaan yang signifikan antara penelitian ini dengan yang penulis lakukan.

Jika penelitian fokus kajiannya adalah tentang sejarah perkembangan tarekat

qadiriyah wa naqsyabandiyah sedangkan peneliti adalah peran Tarekat

naqsyabandiah dalam memotivasi perilaku keagamaan.

2. Hasil disertasi Saifuddin Zuhri pada tahun 2011 yang telah diterbitkan dalam

bentuk buku yang berjudul “Tarekat Syadziliyah: Dalam Perspektif Perilaku

Perubahan Sosial”, focus penelitian Saifuddin ini menekankan bahwa

mengikuti tarekat tidak hanya akan membuat seseorang menjadi manusia

yang sholeh dengan mengamalkan berbagai ajaran tarekat tetapi keikutsertaan

dalam tarekat juga membawa implikasi pada terjadinya perubahan sosial.12

Persamaannya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama sama

meneliti tentang tarekat sebagai salah satu faktor dalam perubahan perilaku

sosial. Sedangkan perbedaannya adalah fokus kajiannya, bila dalam disertasi

11
Sri Mulyati, Peran Edukasi Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah Dengan Referensi Utama
Suryalaya, (Jakarta: KENCANA, 2010), hal. Viii
12
Saifuddin Zuhri, Tarekat Syadziliyah Dalam Perspektif Perilaku Perubahan Sosial,
(Yogyakarta: TERAS, 2011), hal. 1-10

8
ini Dr. Saifuddin Zuhri meneliti tentang Tarekat Syadziliyah sedangkan

Penulis tentang Tarekat Naqsabandiyah.

3. Penelitian Saiful Anam dalam skripsinya pada tahun 2007 yang berjudul

Fungsi Sosial Tarekat (Studi Kasus Tarekat Naqsabandiyah Kholidiyadi

Sokaraja. Dalam skripsi tersebut membahas tentang fungsi sosial tarekat

naqsabandiyah kholidiyah di sokaraja baik sebagai bentuk organisasi maupun

sebagai spirit.13 Persamaan dengn penelitian ini dengan yang penulis lakukan

adalah dalam segi objek penelitiannya yakni sama-sama membahas tentang

masalah sosial terkait hubungannya dengan tarekat. Perbedaannya jelas

terlihat, jika dalam penelitian saudara Saiful anam ini fok us kajiannya adalah

pada fungsi sosial tarekat naqsabandiyah kholidiyah sedangkan penulis

sendiri adalah peran tarekat dalam memotivasi perilaku keberagaman

masyarakat

D. Sismtematika pembahasan

Karena penelitian ini bersifat ilmiah, maka pembahasan dalam

penulisannya nanati akan memaparkan temuan-temuan yang dilapangan, yaitu di

Majlis Ihya Ulumuddin, Batu Tumpeng, Kec. Kediri. Dengan sistematika sebagai

berikut :

1. Bagian awal : terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman

motto dan persembahan,kata pengantar, daftar isi,daftar gambar,dan daftarn

lampiran.

13
Saiful Anam. Fungsi Sosial Tarekat Studi Kasus tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah di
Sokaraja Tahun Pelajaran 2007. Skripsi. (Purwokerto: STAIN Purwokerto, 2007), Hal. 3-4.

9
2. Bagian isi, pada penelitian ini terdiri dari 3 bab

a. BAB I : pendahuluan, penulis menguraikan tentang latar belakang

masalah,rumusan masalah,tujuan dan manfaat,telaah Pustaka dan

kerangka teori.

b. BAB II : paparan data dan temuan, terdiri dari gambaran umum Majlis

Ihya Ulumuddin, seperti sejarah berdirinya,visi misi, letak geografis,

keadaan guru, keadaan santri, keadaan sarana dan prasarana, dan

Metode yang di gunakan dalam mendidik jamaah, kesulitan dalam

menjalankan metode kepada para jamaah,

c. BAB III : pembahasan, pada bab ini, peneliti akan memaparkan temuan

terkait peran dan metode yang digunakan.

d. BAB IV : pada bab penutup peneliti akan memberikan kesimpulan

tentang yang telah dilakukan serta saran bagi pembaca dan juga yang

menerima manfaat peneliti

10
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian tarekat

Menurut Al-Malibari (Syaikh Zainuddin bin Ali Al-Mubarri yang dimuat

dalam kitabnya yang berjudul “Kifayatul Atqiya wa Minhajul Al-Ashfiya” yang

di maksud dengan tarekat adalah

َ ‫َو َطر ْي َق ًة َأ خ ٌذ بَأ ْح َوط َك ْال َو َر !ع َو َع ْز َي َم ٌة َكر َيا‬


‫ض ٍة ُم َت َب ِّدل‬ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ

Artinya: “Thariqat adalah menjalankan amal yang lebih baik berhati-hati tidak

memilih kemudahan syara’,seperti sifat wara’ serta ketetapan hati yang kuat

seperti Latihan-latihan jiwa”14

Harun Nasution memberikan Batasan tarekat dengan jalan yang harus

ditempuh oleh seorang calon sufi dalam tujuan berada sedekat mungkin dengan

Tuhan. Dan tiap tarekat mempunyai Syaikh, upacara ritual dan bentuk zikir

sendiri. Ciri khas tarekat adalah memiliki tujuan moral yang mulia. Tidak ada

perbedaan prinsipil antara satu tarekat dengan tarekat lainya. Perbedaan yang ada

terletak pada jenis wirid dan zikir serta tata cara pelaksaannya atau meminjam

istilah Taufiq Ath-Thawil “wirid yang menentukan karakteristik setiap tarekat.15


14
Prof.Dr. H. Ismail Nawawi, M.Si, Tarekat Qadiriyah Wa Naqssyabandiyah(Surabaya :
karya agung,2008) cet 1, hal 21
15
Drs. Totok Jumantoro, M.A, Drs. Samsul Munir Amir, M.Ag Kamus Ilmu Tasawuf ( Penerbit
Amzah,cet I 2005, cet II 2012).hal 239

11
Istilah tarekat lebih banyak digunakan para ahli tasawuf. Mustafa Zahri

dalam hubungan ini adalah jalan atau petunjuk dalam melakukan ibadah sesuai

dengan yang dicontohkan oleh ajaran Nabi Muhammad Saw. yang dikerjakan

oleh sahabat-sahabatnya, para tabi’in, dan tabi’it tabi’in, turun temurun sampai

kepada guru-guru atau ulama’-ulama’secara berantai hingga masih sampai

sekarang ini.16

B. Tarekat Naqsyabandiyah

Nama naqsyabandiyah diambil dari nama pempinan aliran ini,yakni Baha-

ud Din Naqsyabandiyah dari Bukhara (1390). Aliran ini kemudian mnyebar

secara luas di Asia Tengah,Volga,Kaukakus, Barat dan Timur Daya, Cina,

Indnesia, Anak Benua India, Turki, Eropa serta Amerika Utara.17

Menurut kitab Jami’ul Ushul Fil Auliya’, Naqsyabandiyah lahir dari

keluarga dan lingkungan sosial yang baik. Kelahirannya disertai oleh kejadian

aneh. Bahkan, menurut suatu Riwayat, jauh sebelum tiba waktu kelahirannya,

sudah ada tanda-tanda aneh berupa bau harum semerbak di desa hinduan. Bau itu

tercium ketuka Muhammad Baba As Samasi (w.740 H/ 1340M). seorang wali

besar dari sammas (sekitar 4 km dari Bukhara ), bersama pengikutnya melewati

desa tersebut. Ketika itu As-Samasi berkata “ Bau harum yang kita cium

sekarang dating dari seorang laki-laki yang akan lahir di des aini”. Tiga hari

16
Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya: Bina Ilmu,1995),hal. 56
17
Drs. Totok Jumantoro, M.A, Drs. Samsul Munir Amir, M.Ag Kamus Ilmu Tasawuf ( Penerbit
Amzah,cet I 2005, cet II 2012).hal 163

12
sebelum Baha’uddin lahir, wali besar ini Kembali menegaskan bahwa bau harum

itu semakin semerbak.18

Berkaitan dengan yang ditempuhnya Baha Al-Din mengatakan bahwa ia

berpegang teguh pada jalan yang ditempuh Nabi dan para sahabatnya. Ia

mengatakan bahwa sangatlah mudah mencapai puncak pengetahuan tertinggi

tentang monotoisme ( Tauhid ), tetap sangat sulit mencapai makrifat yang

menunjukkan perbedaan halus antara pengetahuan dan pengalaman spiritual.19

C. Tujuan tarekat

Para murid atau pengikut tarekat mempunyai tujuan mengamalkan paket-

paket dzikir, tujuan berikut adalah sebagai berikut:

1. Pencucian jiwa

Melalui amalan has dalam tarekat, membersihkan kotoran-kotoran jiwa yang

dapat mematikan hawa nafsu,mengamalkan syariat , mengamalkan amalan

sunnah.

2. Pendekatan diri pada Allah

Melalui amalan yang baik atau mengikuti petunjuk ulama atau

wasilah ,mengondisikan bahwa setiap saat dan dimana saja selalu merasa

Bersama Allah SWT.

3. Menjalankan amalan wirid yang diijazahkan oleh mursyid,meneladi amaliah

guru melalui manaqib.20


18
K.H A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedia 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf,(Surabaya: Imtiyaz
2011),hal.141
19
Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya: Bina Ilmu,1995),hal 37
20
K.H A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedia 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf,(Surabaya:
Imtiyaz 2011),hal 25

13
D. Sumber hukum

Disamping itu untuk menghindari adanya penilaian-penilaian negatif

terhadap tarekat yang sekarang tumbuh pesat di Indonesia terutama di Sumatra

dan di Jawa, maka para ulama tarekat muktabar membuat penjelasan tentang

dasar hukum tarekat, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Segi eksistensi

amalan tarekat bertujuan hendak mencapai pelaksanaan syari‟at secara tertib dan

teratur serta teguh diatas norma-norma yang semestinya dikehendaki oleh Allah

dan Rasul-Nya. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT. dalam Q.S. Al-Jin ayat

16 yang berbunyi :
َ ۤ َ َ ‫َّ َ اَل‬ َ َ ْ َّ ْ َ َّ
‫اس َتق ُام ْوا َعلى الط ِر ْيق ِة ْسق ْي ٰن ُه ْم َّما ًء غ َدق‬ ‫وان ل ِو‬

Artinya : “Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu

(agama Islam), niscaya kami mencurahkan kepada mereka air yang cukup”21

Ayat ini dijadikan oleh para ulama ahli tarekat pegangan hukum dasar

melaksanakan amalan-amalan yang diajarkan. Meskipun masih ada sebagian

orang yang menentang dijadikan sebagai dasar hukum tarekat.

3. Dari segi materi pokok amalan tarekat berupa wirid dzikrullah, baik yang

dilakukan secara Mulazamah yakni secara terus menerus, ataupun dilakukan

secara Mukhalafah maksudnya menghindari diri dari segala sesuatu yang dapat

membawa akibat lupa kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan Firman Allah,

dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 41-42 yang berbunyi:


‫َّ َ ْ ً َ ً َ َ ّ ُ ُ ْ ً َأ‬ ُْ َ ‫َيا َأ ُّي َها َّالذ‬
‫وه ُبك َرة َو ِصيال‬ ‫ وس ِبح‬.‫ين َآم ُنوا اذك ُروا الله ِذكرا ك ِثيرا‬ ِ
21
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Darus Sunnah, 2002), h.574

14
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah ( dengan menyebut nama )

Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu

pagi dan petang.”

Melihat bunyi ayat diatas ini, maka jelas bahwa Allah telah memerintahkan

kepada sekalian orang yang beriman untuk tetap senantiasa berdzikir dan

bertasbih dengan menyebut nama Allah, baik dilakukan pada waktu pagi atau

petang, siang atau malam.

E. Ajaran terkat naqsyabandiyah

Ajaran dasar tarekat naqsyabndiyah adalah dari Syaikh Ghujd wani.

Dalam zikir, Syaikh Baha’uddin lebih menenkankan pada zikir diam atau dengan

hati (khafi). Metode ini berasal dari ajaran Syaikh Ghujdwani, bukan Syaikh

Amir Kulal yang mempraktekan zikir keras (jahr). Dan menurut keterangan, zikir

diam ini bersumber dari pelajaran yang diterima oleh Sayyidina Abu Bakar dari

Rasulullah saat bersembunyi di gua menghindari kejaran kaum kafir Quraisy.22

Adapun beberapa ajaran yang diajarkan tarekat naqsyabandiyah yang

terdiri dari :

1. Wuquf az-zamani : memeriksa penggunaan waktu seseorang, mengamati secara

teratur bagaimana seorang menghabiskan waktunya.

2. Wuquf Al-Adadi : memeriksa hitungan dzikir seseorang dengan hati-hati

beberapa kali sesorang mengulangi kalimat dzikir.

22
Tri Wibowo BS,Akulah Debu Di Jalan Al-Musthofa,(Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP
2015), hal.99

15
3. Wuquf Al-Qalbi : menjaga hati agar tetap terkontrol dengan membayangkan hati

seseorang yang didalamnya secara batin zikir di tempat mengembara kemana

mana.23

F. Motivasi Keagamaan

Menurut Dr. Nico Syukur di dalam bukunya pengalaman dan motivasi

beragama dijelaskan bahwa motif atau motivasi ialah penyebab psikologis yang

merupakan sumber serta tujuan dari tindakan dan perbuatan seorang manusia.

Penyebab ini bersifat kausal dan final sekaligus. Artinya manusia melakukan

perbuatannya baik karena terdorong maupun tertarik.24

Pengertian perilaku dalam kamus antropologi yaitu segala tindakan

manusia yang disebabkan baik dorongan organisme, tuntutan lingkungan alam

serta hasrat-hasrat kebudayaannya.25 Sedangkan perilaku di dalam kamus

sosiologi sam dengan “action” artinya rangkaian atau tindakan.26Perilaku menurut

Hasan Langgulung adalah aktivitas yang dibuat oleh seseorang yang dapat

disaksikan dalam kenyataan sehari-hari.27Sedangkan menurut Bimo Walgito,

perilaku adalah aktivitas yang ada pada individu atau organisasi yang tidak

timbul dengan sendirinya, melainkan akibat dari stimulus yang diterima oleh

organisasi yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun internal. Namun

23
Tri Wibowo BS,Akulah Debu Di Jalan Al-Musthofa,(Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP
2015), hal 145
24
Nico Syukur Dister Ofm, Pengalaman Dan Motivasi Beragama, ( Yogyakarta: Kanisius,1988),
hal. 71
25
Ariyono Suyono, Kamus Antropologi, (Jakarta: Akademi Persindo, 1985), hal.315
26
Soerjono Soekamto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: Rajawali, 1985), hal. 7.
27
Hasan Langgulung, Teori-Teori Kesehatan Mental, ( Jakarta: Al-Husna, 1996), hal. 21

16
demikian sebagian terbesar dari perilaku organisme itu sebagai respon terhadap

stimulus eksternal.28.

Penulis menyimpulkan berdasarkan penegasan istilah diatas maksud dari

judul penulisan skripsi ini adalah perilaku keagamaan masyarakat memerlukan

motivasi, dan motivasi itu akan semakin diterima di hati masyarakat atau

jamaahnya jika yang menyampaikannya adalah seseorang yang telah memiliki

peran penting di dalam masyarakat atau dalam sebuah jamaahnya, dalam hal ini

adalah seorang Mursyid dan wakil talkinnya.

28
Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hal.15.

17
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metodologi penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif, sesuatu penelitian yang ditunjukkan untuk

mendeskripsikan dengan menganalisis gejala-gejala, peristiwa, aktifitas sosial,

sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok.29 Metode penelitian merupakan fakta-fakta tidak tergeletak di sekitar

begitu saja menunggu untuk diambil. Fakta-fakta harus dibuka dari kulit

pembungkus kenyataan, harus diamati dalam suatu kerangka acuan yang spesifik,

harus diukur dengan tepat, harus diamati suatu fakta bisa dikaitkan dengan fakta-

fakta lain yang relevan.30

1. Letak geografis

Letak geografis penelitian dilaksanakan di Majlis Ihya Ulumudin Batu

Tumpeng, Kediri, Lombok Barat. Lokasi di pilih karena di dasari banyak dari

masyarakat yang mengikuti tareqat naqsyabandiyah.

2. Kehadiran peneliti

Kehadiran peneliti secara langsung merupakan suatu keharusan dalam

penelitian kualitatif, karena peneliti adalah sebagai instrument kunci untuk

memperoleh data dari yang diteliti serta akan menambah pengetahuan atau

wawasan seseorang peneliti tentang yang akan dibahas dalam memperoleh


29
B Nana Syaudin Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (bandung: remaja
rosdakarya,2005),hal 60.
30
Champion Dean J dkk, Metode Dan Masalah Penelitian Sosial (Bandung: Refika Aditama,
1999),hal 5.

18
informasi atau data dari objek peneliti tersebut. Meleong J.Lexy mengemukakan

bahwa “dalam penelitian kualitatif , kehadiran peneliti merupakan suatu

keharusan di mana peneliti sebagai instrument penelitian, karena ia menjadi

segalanya dalam keseluruhan proses penelitian.31

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subyek penelitian atau

informan, atau subyek dari mana data diperoleh.32 Sumber data yang dimaksud di

sini adalah subyek atau responden yang menjadi tempat memperoleh suatu data,

dalam hal ini menggunakan wawancara dan dokumentasi dalam mengumpulkan

data, baik itu dari primer dan data sekunder.

Sumber data primer adalah sumber data lapangan yang di dapatkan lasngsung

dari subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer

adalah Tgh. Muhsinin dan Ustadz Mahnan (untuk mendapatkan informasi tentang

peran Tarekat Naqsyabandiyah dalam meeningkatkan motivasi keberagamaan

masyarakat) beserta jamaahnya yang telah di bimbing berdasarkan metode yang

di berikan.

4. Prosedur Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 prosedur pengumpulan data,

yaitu:

a. Observasi

31
Meleong J.Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Rosdakarya, 2002),hal 121
32
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik,
(Yogyakarta: Rineka Cipta 2010)hal,172

19
Obesrvasi merupakan salah satu Teknik dalam melakukan penelitian yang

paling utama khususnya dalam penelitian kualitatif. Secara garis besar

pengertian observasi dibedakan menjadi 2 yaitu pengertian observasi secara

sempit dan pengertian observasi secara luas. Adapun pengertian observasi

secara sempit pengamatan yang dilakukan secara langsung terdapat apa yang

diteliti. Sedangkan dalam arti yang luas adalah suatu yang meliputi

pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terhadap

obyek yang akan di teliti.33

Sedangkan observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

Teknik non partisipan, berarti peneliti sebagai pengamat yang tidak ikut

dalam kegiatan tariqah, akan tetap peneliti memperhatikan dan mengamati

kegiatan Majlis Ihya ulumuddin yang sedang berlangsung.

Melalui observasi ini data yang di cari adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana pelaksanaan metode tariqah

2) Bentuk kesulitan dalam menjalankan metode

3) Fakto factor penyebab terhambatnya pembinaan akhlak jamaah tariqah

4) Dan upaya atau solusi yang dilakukan dalam mengatasi terhambatnya

metode dalam pembinaan akhlak jamaah tariqah.

b. Wawancara

33
Joko Pratiyo, Evaluasi Remediasi Belajar, (Jakarta: CV Trans Info Media,2013),hal27

20
Dalam penelitian kualitatif,wawancara merupakan Teknik yang sangat

popular yang menjadi acuan untuk mendapatkan data. Di tinjau dari

pelaksanaannya Arikunto membagi wawancara menjadi 3 macam yaitu :

1) Wawancara bebas, yaitu wawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi

mengikat data apa yang dikumpulkan.

2) Wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan oleh pewawancara d

engan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.

3) Wawancara bebas terpimpin, yaitu kombinasi wawancara bebas dan

terperinci.34

Adapun metode wawancara yang digunakan penelitian ini adalah

wawancara bebas terpimpin, dalam hal ini peneliti akan membawa pedoman

wawancara yang berisi pokok atau garis besar hal-hal yang akan di ajukan

sebagai pertanyaan yang bebas akan tetapi tidak menyimpang dari permasalahan

yang menjadi tujuan penelitian. Sedangkan yang menjadi sumber data dalam

wawncara ini adalah TGH. Muhsinin, Ust Mahnan dan Jama’ah Tareqat

Naqsyabandiyah.

c. Dokumentasi

34
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2014)
hal,199

21
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.35

Arkunto mengemukakan bahwa metode dokumentasi mencari data mengenai

hal-hal/variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, notulen rapat,

agenda dan sebagainya.36

5. Teknis Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan Menyusun secara sistematika data

yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan

cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintesa, Menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting, dan

akan di pelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri

sendiri maupun orang lain37

Adapun Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Reduksi data

Reduksi data adalah bentuk analisis yang memilih,memfokuskan,

mempertajam, membuang serta mengorganisasikan data dalam ke satu cara,

dimana kesimpulannya bisa digambarkan dan diverifikasikan.38 Dengan demikian

35
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung :
Alfabeta,2009),hal 329
36
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktek,
(Yogyakarta:Cipta,2010) hal 349
37
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hal 329
38
Mari Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif,Kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Kencana,2015), hal 408

22
data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan akan

mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data.

b. Penyajian data

Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa

yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami

tersebut.39 Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay

data, dan dengan menyajikan data akan memudahkan penelitiuntuk memahami

apa yang terjadi dan memudahkan peneliti dalam melakukan sesuatu berdasarkan

apa yang di dapatkan sebelumnya.

c. Kesimpulan/verifikasi

Langkah ketiga analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan/verifikasi. Sejak awal pengumpulsn data peneliti bisa membuat

kesimpulan awal. Namun kesimpulan awal yang masih dibuat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada

proses pengumpulan data hingga kesimpulan/verifikasi haruslah dimulai sejak

awal, jika proses data sudah benar dan data yang dianalisis sudah memenuhi

standar kelayakan dan konformitas,maka kesimpulan awal bisa di percaya. 40

Sebelum proses analisis data penelitian dilakukan, terlebih dahulu peneliti

melakukan pengumpulan data sebanyak-banyaknya sampai peneliti merasa puas

dan datanya penuh dan tahap dalam melakukan analisis data, pertama peneliti
39
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2014),hal
247-249
40
Mari Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif,Kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Kencana,2015), hal 409

23
melakukan pemotongan atau membuang Sebagian data yang dianggap tidak

perlu/penting, Ketika data yang sudah penting didapatkan, baru setelah itu

peneliti menyajikan data sesuai dengan data yang difahami peneliti. Kemudian

menyimpulkan semua data yang sudah disajikan peneliti.

LAMPIRAN LAMPIRAN

24
1. Pedoman wawancara

a. Bagaiamana peran tarekat naqsyabandiyah dalam meningkatkan motivasi

keagamaan masyarakat Dusun Batu Tumpeng kecamatan Kediri Kabupaten

Lombok Barat ?

b. Apa saja motivasi yang diberikan tarekat naqsyabandiyah dalam

meningkatkan semangat keagamaan masyarakat ?

c. Apakah ada hambatan dalam memotivasi masyarakat untuk meningkatkan

keagamaan ?

d. Apakah ada kegiatan-kegiatan husus dilakukan untuk meningkatkan motivasi

kegamaan ?

e. Kapan saja kegiatan-kegiatan husus dilakukan oleh jamaah tarekat

naqsyabandiyah ?

f. Bagaimana sistem pengamalan zikir tarekat naqsyabaandiyah setelah

dibimbing oleh mursyid ?

g. Berapa banyak amalan-amalan tarekat naqsyabandiyah untuk mendekatkan

diri kepada Allah ?

h. Bagaimana sistem pelaksanaan tarekat naqsayabandiah dalam meningkatkan

motivasi keagamaan masyarakat ?

25
2. Rencana jadwal kegiatan penelitian

No kegiatan Bulan ke-


1 2 3 4 5 6
1 Pengajuan Judul ✓
2 Observasi Awal ✓
3 Penyusunan proposal penelitian ✓
4 Diskusi/Konsultasi Proposal Penlitian ✓
5 Seminar Proposal Penelitian ✓
6 Perbaikan/Penyempurna Proposal ✓
Penelitian
7 Pengajuan Izin Penelitian ✓
8 Penelitian Lapangan ✓ ✓
9 Penelitian Hasil Penelitian ✓ ✓
10 Diskusi/Konsultasi Skripsi ✓ ✓
11 Ujian Skripsi ✓

26
Daftar Pustaka

Amstrong Amatullah, Khazanah Istilah Sufi, Kunci Memahami Istilah Tasawuf, terj, MS.

Nasrullah & Ahamad Baiquni, (Bandung: Mizan1996)

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik, (Yogyakarta: Rineka C ipta

2010),

Ariyono Suyono, Kamus Antropologi, (Jakarta: Akademi Persindo, 1985

Champion Dean J dkk, Metode Dan Masalah Penelitian Sosial (Bandung: Refika Aditama,

1999)

Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung : Alfabeta,2009)

Djamaludin Ancok, Fuat Nashori Suroro, Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995)

Drs. Totok Jumantoro, M.A, Drs. Samsul Munir Amir, M.Ag Kamus Ilmu Tasawuf ( Penerbit

Amzah,cet I 2005, cet II 2012).

H. Aboe Bakar Atjeh, Pengantar Ilmu Tarekat Uraian Tentang Mistik, (solo: Ramdhani,1990)

H.A. Fuad Said, Hakikat Tarekat Naqsyabandiah, (Jakarta:PT. Alhusna ZIkra,1996)

Joko Pratiyo, Evaluasi Remediasi Belajar, (Jakarta: CV Trans Info Media,2013),

Lukman Al Hakim, DZIKIR QUR’ANI: Mengingat Allah Sesuai Fitrah Manusia,(Jakarta:

Mawahib,2018)

Mari Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif,Kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:

Kencana,2015)

Meleong J.Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Rosdakarya, 2002),

Nana Syaudin Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (bandung: remaja

rosdakarya,2005)

Nico Syukur Dister Ofm, Pengalaman Dan Motivasi Beragama, ( Yogyakarta: Kanisius,1988)

27
Prof.Dr. H. Ismail Nawawi, M.Si, Tarekat Qadiriyah Wa Naqssyabandiyah(Surabaya : karya

agung,2008) cet 1

Saiful Anam. Fungsi Sosial Tarekat Studi Kasus tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah di

Sokaraja Tahun Pelajaran 2007. Skripsi. (Purwokerto: STAIN Purwokerto, 2007)

Soerjono Soekamto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: Rajawali, 1985)

Sri Mulyati, Peran Edukasi Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah Dengan Referensi Utama

Suryalaya, (Jakarta: KENCANA, 2010)

Sri Mulyati, Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2011)

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2014)

Tri Wibowo BS,Akulah Debu Di Jalan Al-Musthofa,(Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP

2015)

Warsono Sarito Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 1991)

Wirawan, teori-teori sosial dalam tiga paradigm fakta sosial,definisi sosial dan perilaku sosial

(Jakarta: 2012)

28

Anda mungkin juga menyukai