Anda di halaman 1dari 115

UPAYA GURU DALAM MENANGANI LEARNING LOSS DI KELAS III

MI AL-ISLAHUDDINY TAHUN AJARAN 2021/2022

Oleh

Rihan Rahmatin Agustina


NIM 1801006176

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2022

ii
UPAYA GURU DALAM MENANGANI LEARNING LOSS DI KELAS III

MI AL-ISLAHUDDINY TAHUN AJARAN 2021/2022

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi


persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Rihan Rahmatin Agustina


NIM 1801006176

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2022

ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh: Rihan Rahmatin Agustina, NIM: 180106176 dengan judul “Upaya
Guru dalam Menangani Learning Loss di Kelas III MI Al-Islahuddiny Tahun
Ajaran 2021/2022” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ramdhani Sucilestari, M.Pd Siti Ruqoiyyah, M.Pd


NIP. 198605132015032006 NIP. 199307112019032017

iv
NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram,

Hal : Ujian Skripsi

Kepada Yang Terhormat

Dekan Fakultas Tarbiyah

di Mataram

Assalamu’alaikum, Wr, Wb

Dengan hormat, setelah melakukan bimingan, arahan, dan koreksi maka kami
berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama Mahasiswa : Rihan Rahmatin Agustina

NIM : 180106176

Judul : Upaya Guru dalam Mengatasi Learning Loss di III MI Al-


Islahuddiny

Telah memenuhi syarat unttuk dijukan dalam sidang munaqasyah skripsi fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram oleh karena itu, kami berharap agar skripsi
ini dapat segera di munaqasyah kan.

Wasalammu’alaikum, Wr, Wb.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ramdhani Sucilestari, M.Pd Siti Ruqoiyyah, M.Pd


NIP. 198605132015032006 NIP. 199307112019032017

v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rihan Rahmatin Agustina

Nim : 180106176

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas : Tarbiyah

Menyatakan ahwa skripsi dengan judul “Upaya Guru dalam Mengatasi Learning

Loss di Kelas III MI Al-Islahuddiny Tahun Ajaran 2021/2022” ini secara

keseluruhan adalah hasil penelitian karya saya sendiri, kecuali pada bagian yang

dirujuk sumbernya. Jika saya terbukti melakukan plagiasi tulisan/karya orang lain,

siap menerima sanksi yang telah ditentukan oleh lembaga.

Mataram, 04 Desember 2022

Saya yang menyatakan,

Rihan Rahmatin Agustina


NIM.180106176

vi
PENGESAHAN

Skripi oleh: Rihan Rahmatin Agutina, NIM: 180106176 dengan judul “Upaya

Guru dalam Mengatasi Learning Loss di Kela III MI Al-Islahuddiny Tahun

Ajaran 2021/2022,” telah dipertahankan di depan dewan penguji jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

(FTK) UIN Mataram pada tanggal__________________

Dewan Penguji

Ramdhani Suciletari, M.Pd


(Ketua Sidang/Pemb. I)

Siti Ruqoiyyah, M.Pd


(Sekertaris Sidang/Pemb.II)

vii
MOTO

ْ‫الل ُه َع َل ْيه َو َس َّل َم ُك ْن َعا ًا َأ ْو ُم َت َع ِّل ًما َأ ْو ُم ْس َتم ًعا َأ ْو ُمح ًّبا َواَل َت ُكن‬
ّ َّ َ ُّ َّ َ َ
‫قال الن ِبي صلى‬
ِ ِ ‫مِل‬ ِ
َ َ
‫خ ِام ًسا ف َت ْه ِل َك رواه بيهقى‬
.

Artinya: “Nabi SAW bersabda; Jadilah engkau orang berilmu, atau orang yang
menuntut ilmu, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang
yang menyukai ilmu. dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima
maka kamu akan celaka” (HR. Baihaqi).1

1
HR. Baihaqi. No 1709.

viii
PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk ibuku Hurmah


dan Bapakku M.Ruplan, almamterku, semua guru
dan dosenku”

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat

dan ridhonya serta limpahan karunianya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

proposal ini. Sholawat serta salam tidak lupa disampaikan kepada Nabi

Muhammad SAW serta keluarga dan sahabatnya, hingga kepada umatnya sampai

akhir zaman. Amiin. Penulisan proposal ini diajukan untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI), dengan judul “Upaya Guru dalam Menangani Learning Loss

di Kelas III MI Al-Islahuddiny Tahun Ajaran 2021/2022”.

Dalam penyusunan dan penulisan Skripsi ini terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan

ini penulis dengan segala hormat menyampaikan banyak terimakasih kepada:

1. Ibu Ramdhani Sucilestari, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Ibu Siti

Ruqoiyyah, M.Pd sebagai Pembimbing II yang telah meluangkan waktu waktu

selama bimbingan dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.

2. Bapak Dr. Muammar, M.Pd, sebagai ketua jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah UIN Mataram.

3. Bapak Dr. Jumarim, M.H.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

yang telah melakukan pembinaan di akademik selama penyusunan proposal

ini.

4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. Selaku Rektor UIN Mataram yang telah

memberikan tempat bagi penulis tempat menuntut ilmu.

x
5. Kedua orang tua serta keluarga dan sahabat-sahabat tercinta yang telah

memberikan dukungan dalam penyelesaian proposal ini.

Peneliti menyadari bahwa keterbatasan dalam penyusunan penulisan

proposal ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pikiran

peneliti. Untuk itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun

sehingga pada penulisan karya-karya ilmiah berikutnya penulis dapat menyusun

dengan baik.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada

kita semua. Aamiin.

Mataram, 13 Agustus 2022


Penulis,

Rihan Rahmatin Agustina

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i

HALAMAN JUDUL.........................................................................................ii

HALAMAN LOGO..........................................................................................iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................iv

NOTA DINAS PEMBIMBING........................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.........................................................vi

PENGESAHAN...............................................................................................vii

MOTO.............................................................................................................viii

PERSEMBAHAN.............................................................................................ix

KATA PENGANTAR.......................................................................................x

DAFTAR ISI....................................................................................................xii

DAFTAR TABEL...........................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xv

ABSTRAK.......................................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................1


B. Rumusan Masalah.............................................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.........................................................5
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian.............................................6
E. Telaah Pustaka..................................................................................7
F. Kerangka Teori...............................................................................10
1. Upaya Guru................................................................................10
2. Learning Loss............................................................................17
3. Faktor-faktor Learning Loss......................................................20
G. Metode Penelitian...........................................................................22
1. Pendekatan Penelitian...............................................................22
2. Kehadiran Peneliti....................................................................23
3. Lokasi Penelitian......................................................................24
4. Sumber Data.............................................................................24

xii
5. Prosedur Pengumpulan Data....................................................25
6. Teknik Analisis Data................................................................27
7. Keabsahan Data........................................................................29
H. Sistematika Pembahasan.................................................................32
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN..................................................34
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................34
1. Sejarah Singkat MI Al-Islahuddiny..........................................34
2. Visi dan Misi MI Al-Islahuddiny.............................................35
3. Letak Geografis MI Al-Islahuddiny.........................................36
4. Keadaan Guru MI Al-Islahuddiny............................................36
5. Keadaan Siswa MI Al-Islahuddiny...........................................37
6. Sarana dan Prasarana MI Al-Islahuddiny.................................39
B. Gambaran Umum Learning Loss....................................................40
1. Minat Belajar yang Rendah......................................................40
2. Kemampuan Belajar Siswa yang Rendah.................................42
3. Kemunduran Akademik............................................................43
C. Upaya Guru Dalam Mengatasi Learning Loss................................45
1. Meningkatkan Minat Belajar Siswa.........................................45
2. Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa...............................47
3. Bekerjasama dengan Orang Tua...............................................50
4. Guru Memberikan Perhatian dan Motivasi..............................51
D. Faktor Penyebab Terjadinya Learning Loss....................................52
1. Faktor Internal..........................................................................52
a. Intelligensi.........................................................................52
b. Motivasi Belajar................................................................54
2. Faktor Eksternal........................................................................55
a. Faktor Lingkungan Keluarga.............................................55
b. Faktor Lingkungan Sekolah..............................................59
c. Gadget dan Game Online..................................................63
d. Peristiwa Covid-19............................................................64
BAB III PEMABAHASAN.............................................................................66
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................66
B. Upaya Guru Dalam Mengatasi Learning Loss................................67
C. Faktor Penyebab Terjadinya Learning Loss....................................67
BAB IV PENUTUP..........................................................................................77
A. Kesimpulan......................................................................................77
B. Saran................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................79
LAMPIRAN ....................................................................................................82

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data keadaan guru MI Al-Islahuddiny

Tabel 2.2 Data keadaan siswa kela III MI Al-Islahuddiny

Tabel 2.3 Data keadaan sarana dan Prasarana MI Al-Islahuddiny

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Intrumen Penelitian

Lampiran 2 Hasil Observasi

Lampiran 3 Hasil wawancara

Lampiran 4 Dokumentasi

xv
Upaya Guru dalam Mengatasi Learning Loss di kelas III MI Al-
Islahuddiny Tahun Ajaran 2021/2022

Oleh:

Rihan Rahmatin Agustina


NIM 180106176

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk, 1). mendeskripsikan gambaran umum learning


loss di kelas III MI Al-Islahuddiny Tahun Ajaran 2021/2022, 2) menganalisis
upaya guru dalam mengatasi learning loss di kelas III MI Al-Islahuddiny tahun
ajaran 2021/2022 dan 3). mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya learning
loss di kelas III MI Al-Islahuddiny tahun ajaran 2021/2022.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif
untuk mengumpulkan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan teknik interaktif dengan
tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan
pada pengujian keabsahan data menggunakan tiga triangulasi yaitu, triangulasi
sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu dan kecukupan refrensi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa yang mengalami learning loss
memiliki indikator sebagai berikut: siswa yang memiliki minat belajar yang
rendah, kemampuan belajar yang rendah dan mengalami kemunduran akademik.
Upaya guru dalam mengatasi learning loss meliputi, meningkatkan minat belajar
siswa, meningkatkan kemampuan belajar siswa, dan bekerjasama dengan orang
tua, memberikan perhatian dan motivasi, serta memberikan penguatan dan
evaluasi. Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya learning loss meliputi,
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi adanya
learning loss diantaranya, intelligensi dan motivasi belajar. Sedangkan faktor
eksternal meliputi, faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, adanya
pristiwa covid-19.

Kata Kunci: Learning Loss, Upaya Guru, Anak Usia Sekolah Dasar

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Learning loss merupakan hilangnya pengetahuan dan keterampilan

siswa dalam bidang akademik akibat terputusnya akses pendidikan. 2 Hal

tersebut terjadi karena beberapa hal yaitu penutupan instansi dalam jangka

waktu yang lama, cuti sekolah, pembelajaran yang kurang efektif, dan

sebagainya. Mengingat terjadinya covid-19 pada 2 tahun silam berdampak

besar dalam beberapa bidang terutama dalam bidang pendidikan. Wabah

tersebut mengakibatkan instansi pendidikan ditutup dalam jangka waktu yang

lama sehingga dampak yang dihasilkannya terjadi sampai sekarang salah

satunya yaitu siswa banyak mengalami learning loss.

Penutupan instansi yang berlangsung lama mengakibatkan sistem

pembelajaran yang digunakan menjadi berubah sehingga pelajaran yang

diserap oleh siswa menjadi tidak maksimal dan berakibat pada hasil informasi

yang didapatkan siswa serta hasil belajar siswa yang juga tidak maksimal.

Sehingga berdampak juga pada kualitas sumber daya manusia. 3 Mengingat

bahwa pembelajaran pada kurikulum 2013 memfokuskan siswa lebih aktif

dan kreatif dalam mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan

keterampilan psikomotorik sehingga diperlukannya peran guru yang dapat

membimbing siswa sehingga tercapainya nilai yang memuaskan. Kegiatan

2
Abdul Rahmat, Model Mitigasi Learning Loss Era Covid-19: Studi pada pendidikan
Nonformal Dampak Penididikan Jarak Jauh, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2021), hlm. 39.
3
Jaka Bangkit Sanjaya, Rastini, “Implementasi Kurikulum Darurat di Masa Pendemi
Covid-19 dalam Upaya Pemenuhan Hak Pendidikan”, Journal of Indonesian Law, Vol. 1, Nomor
2, Desember 2020, hlm. 5.

1
pembelajaran pada kurikulum 2013 dilakukan melalui interaksi langsung

dengan sumber belajar yang sudah dirancang dalam silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP).4

Learning loss di indonesia terjadi bukan hanya dikarenakan penutupan

instansi yang terjadi karena covid-19 akan tetapi ada banyak hal yang dapat

mempengaruhinya. Jika dilihat dari beberapa tahun sebelum terjadinya

pendemi learning loss memang sudah terjadi. Hal tersebut sesuai dengan hasil

tinjauan raport pendidikn indonesia sebelum tahun 2020 yaitu, pada tahun

2018 indonesia berada pada posisi 74 dari 79 negara pada skor Survei

Program For International Student Asessment (PISA) adapun skor rata-rata

untuk sains adalah 396, matematika 379 dan yang paling rendah adalah

membaca sebesar 371. Data itu menjadi bukti lemahnya keterampilan serta

kemampuan siswa dalam bidang-bidang tersebut. Jika dibandingkan dengan

survei priode sebelumnya pada tahun 2015 angka-angka tersebut sebuah

penurunan. Pada tahun 2015 indonesia mendapat skor 403 dalam kategori

sains, 386 untuk matematika dan 397 pada kemampuan membaca. 5 Hal

tersebut membuktikan jika indonesia mengalami learning loss jauh sebelum

pendemi covid-19.

Salah satu penyebab terjadinya learning loss yaitu pemberian materi

dalam pembelajaran terkadang dilakukan guru dengan metode yang kurang

pas sehingga siswa menjadi tidak berminat dan malas mendengarkan. Guru

4
Ahmad Tarmizi H, Andi Prastowo “Konsep Pendidikan Abad 21: Kepemimpinan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia SD/MI”, Jurnal Magistra, Vol. 10, Nomor 1, Juni 2019,
hlm. 7.
5
“Menyoal Biang Kerok Learning Loss: Keyza Widiatmika, Dosen FISIP Universitas
Indonesia (UI)”, dalam Kompas, 2022, hlm. 1-2.

2
bisa diartikan sebagai seseorang yang mempunyai tugas untuk

mentransferkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru merupakan

seseorang yang bertanggung jawab dalam menuntun dan memandu peserta

didik baik secara individu ataupun kelompok yang bisa dilakukan di sekolah

maupun di luar sekolah.6 Namun, guru pada abad ke-21 memiliki perannya

masing-masing dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru bukan hanya

sebagai satu-satunya sumber belajar (teacher center) melainkan guru sebagai

mediator dan fasilitator aktif untuk mengembangkan potensi aktif siswa yang

ada pada diri siswa.7

Peran guru dalam peningkatan kemampuan belajar peserta didik

memiliki pengaruh yang besar sehingga upaya yang guru lakukan harus lebih

besar. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membangun suasana

kelas menjadi lebih aktif sehingga disukai oleh peserta didik. Suasana kelas

direncanakan dan dibangun dengan sedemikian rupa menggunakan strategi

dan model yang tepat.8 Kegiatan belajar mengajar tentu memiliki tujuan yang

akan dicapai, tak jarang guru dan peserta didik mengalami masalah di

dalamnya. Masalah yang biasanya dihadapi yaitu, konsentrasi peserta didik

kurang, dan minat belajar yang rendah sehingga nilai yang dihasilkan peserta

didik mengalami penurunan dan berpengaruh kepada kemampuan belajar

peserta didik.9
6
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), hlm. 31-32.
7
Rusman, Belajar dan Pebelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (jakarta:
Kencana,2017), hlm. 135.
8
Ibid., hlm. 137.
9
Stainlus Amsikan, Selestina Nahak, dan Ferdinandus Mone, “Kemampuan Siswa
Sebagai Alternative Solusi Mengatasi Learning Loss SMPN Nunufafi”, Jurnal Pendidikan dan
Pengabdian Masyarakat, Vol.4, Nomor 4, November 2019, hlm. 9.

3
Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti di

MI Al-Islahuddinny pada tanggal 5 oktober 2021 peneliti memperhatikan

proses pembelajaran yang berlangsung di kelas III MI Al-Islahuddinny yang

dimulai dari guru memasuki kelas dan memulai pembelajaran dengan diawali

salam dan pemberian materi. Saat pembelajaran berlangsung siswa tampak

antusias mendengarkan penjelasan guru namun ada beberapa siswa yang

terlihat tidak mempunyai minat dalam pembelajaran dan ketika guru mulai

memberikan pertanyaan siswa tersebut tidak dapat menjawab dengan baik.

Kemudian ketika jam istirahat berlangsung guru memberikan bimbingan

khusus untuk siswa tersebut diantaranya memberikan tugas tambahan dan

bimbingan membaca. Hal tersebut merupakan upaya guru kelas III MI Al-

Islahuddiny dalam menangani masalah siswa dalam proses belajar.10

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III MI Al-

Islahuddiny bahwa ada beberapa siswa yang kehilangan minat belajarnya dan

nilai beberapa siswa mengalami penurunan ketika pembelajaran tatap muka

diberlakukan kembali yang merupakan salah satu indikator dari loss learning.

Hal tersebut dikarenakan sistlem pembelajaran dalam jaringan diberlakukan

sangat lama sehingga intensitas bertemunya siswa dengan guru sangat

kurang. Oleh karena itu, banyak siswa yang tertinggal materinya dan hanya

fokus pada permainan game yang membuat keterampilan dan kemampuan

belajar siswa menurun.11 Dari uraian latar belakang tersebut, peneliti tertarik

10
MI Al-Islahuddinny, Observasi, 05 Oktober 2021.
11
Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 05 Oktober 2021.

4
untuk melakukan penelitian terkait upaya guru dalam menangani learning

loss di kelas III MI Al-Islahuddiny Tahun Ajaran 2021/2022.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yakni:

1. Bagaimana gambaran learning loss di kelas III MI Al-Islahuddiny tahun

ajaran 2021/2022?

2. Bagaimana upaya guru dalam menangani learning loss di kelas III MI Al-

Islahuddiny tahun ajaran 2021/2022?

3. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya learning loss di kelas III MI Al-

Islahuddiny tahun ajaran 2021/2022?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendeskripsikan gambaran learning loss di kelas III MI Al-

Islahuddiny tahun ajaran 2021/2022.

b. Untuk menganalisis upaya guru dalam menangani learning loss di

kelas III MI Al-Islahuddiny tahun ajaran 2021/2022.

c. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya learning

loss di kelas III MI Al-Islahuddiny tahun ajaran 2021/2022.

5
2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi pada

peneliti selanjutnya terkait dengan upaya guru dalam menangani

learning loss di kelas III MI/SD.

b. Manfaat Praktis

1) Manfaat bagi guru

Dengan hasil penelitian ini guru diharapkan dapat menangani

learning loss yang terjadi di kelas III MI/SD.

2) Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pedoman

sekaligus solusi dalam menghadapi learning loss.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian dalam penelitian karya ilmiah

dimaksudkan untuk memperjelas tujuan dari dilaksanakannya penelitian

ilmiah. Hal tersebut bertujuan agar pembaca mengetahui cakupan dari

fokus penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu upaya guru dalam

menangani learning loss pada siswa kelas III MI Al-Islahuddiny.

2. Setting Penelitian

Lokasi dari obyek penelitian ini adalah di MI Al-Islahuddiny.

Adapun alasan dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian adalah

6
karena dilokasi ini terdapat siswa yang mengalami kehilangan kemampuan

belajar atau learning loss.

E. TELAAH PUSTAKA

Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai kajian dalam

penelitian ini diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yasintta Mahendra, Berta Apriza, dan

Rohmani dengan judul “Learning Loss Pembelajaran Calistung Siswa

Sekolah Dasar”12

Fokus penelitian ini berkaitan dengan learning loss yang terjadi

pada pembelajaran calistung khususnya di kelas rendah. Metode

penelitian yang digunakan oleh peneiti yaitu metode deskriptif kualitatif.

Hasil dari penelitian ini yaitu learning loss merupakan dampak

dari covid-19 yang membua sistem belajar di indonesia menjadi daring.

Pengawasan orang tua yang kurang ketika pembelajaran di rumah

membuat siswa menjadi learning loss. Dari analisis data hasil penelitian

didapatkan terdapatnya pengaruh yang sangat signifikan pemahaman

siswa terhadap pembelajaran Calistung yang diberikan di rumah dan di

sekolah.

Persamaan yang terdapat pada penelitian ini adalah membahas

terkait dengan learning loss yang terjadi pada siswa sekolah dasar.

Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian ini mengkaji tentang learning


12
Yasintta Mahendra, Berta Apriza, dan Rohmani, “Learning Loss Pembelajaran
Calistung Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal Basicedu. Vol. 6, Nomor 6, 2022, hlm. 5-8.

7
loss pada pembelajaran CALISTUNG sedangkan peneliti mengkaji upaya

yang dilakukan guru dalam mengatasi learning loss.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Arif Widodo, dan Umar dengan judul:

Apakah Learning Loss Berpengaruh Terhadap Kemampuan Numerisasi

Siswa? 13

Adapun hasil penelitian ini adalah kemampuan numerisasi pada

siswa sekolah dasar sangat rendah. learning loss selama pendemi

berdampak pada menurunnya kemampuan numerisasi siswa yang terlihat

dari banyaknya siswa yang tidak mampu menyelesaikan operasi hitung

dengan dasar dengan benar setelah dilakukan tes. Penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.

Persamaan yang terdapat pada penelitian ini adalah membahas

tentang learning loss yang terjadi pada siswa sekolah dasar. Sedangkan

perbedaannya terletak pada pembahasan pokok bahasannya. penelitian di

atas lebih berfokus pada tingkat kemampuan numerisasi siswa pada masa

pendemi sedangkan peneliti membahas tentang upaya yang dilakukan

guru dalam mengatasi learning loss.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Wiwin Andriani, M. Subandowo, Hari

Karyono, dan Wawan Gunawan dengan judul : Learning Loss Dalam

Pembelajaran Daring di Masa Pendemi Corona.14

13
Arif Widodo, dan Umar, “Apakah Learning Loss Berpengaruh Terhadap Kemampuan
Numerisasi Siswa”, Jurnal Sekolah, Vol. 6, Nomor 2, Maret 2022, hlm. 3-4.
14
Wiwin Andriani, M. Subandowo, Hari Karyono, dan Wawan Gunawan, “Learning Loss
Dalam Pembelajaran Daring di Masa Pendemi Corona”, Seminar Nasional Tekhnologi,
Pembelajaran 1, Nomor 1, 2021, hlm. 9-13.

8
Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan learning loss

dalam pembelajaran dimasa pendemi corona di universitas PGRI Adi

Buana Surabaya. Penelitian tersebut menggunakan metode study kasus

dengan bentuk deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini meliputi (1) aplikasi yang sering digunakan

dalam pembelajaran daring selama masa pandemic corona adalah Google

Meet, Zoom meeting dan WhatsApp, (2) pembelajaran daring disamping

memberikan manfaat yang positif bagi mahasiswa, yaitu kemandirian

belajar dan fleksibilitas dalam belajar juga memberikan dampak yang

negatif antara lain: rendahnya interaksi dosen dengan mahasiswa,

mahasiswa dengan mahasiswa dalam pembelajaran, akses jaringan

internet yang sering menjadi kendala serta menurunnya konsentrasi dalam

belajar, (3) Learning loss dalam pembelajaran daring, antara lain:

interaksi antara dosen dengan mahasiswa, interaksi antara mahasiswa

dengan mahasiswa, waktu belajar mahasiswa, konsentrasi, terbatasnya

durasi waktu, tidak dapat menjelaskan secara tuntas materi perkuliahan

yang diajarkan, dan serapan mahasiswa terhadap materi perkuliahan

rendah.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan

dilaksanakan adalah membahas learning loss dan menggunakan

pendekatan kualitatif. Sedangkan perbedaannya terletak pada objek

penelitiannya, penelitian diatas menggunakan dosen dan mahasiswa

9
sebagi objek penelitiannya sedangkan penelitian yang akan dilakukan

menggunakan guru dan siswa sekolah dasar.

F. Kerangka Teori

1. Tinjauan Upaya Guru

a. Pengertian Upaya Guru

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian upaya adalah

usaha, akal, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan

persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya).15 Secara umum guru

bisa diartikan sebagai seseorang yang mempunyai tugas untuk

mentransferkan ilmu pengetahuan kepada pesertia didik. Guru

merupakan seseorang yang bertanggung jawab dalam menuntun dan

memandu peserta didik baik secara individu ataupun kelompok yang

bisa dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah.16

Menurut istilah atau terminologis pengertian guru memiliki

makna yang luas yaitu seluruh tenaga kependidikan dari jenjang

pendidikan dasar sampai menengah yang mempunyai tugas untuk

memberikan pembelajaran dan termasuk pada kegiatan praktik siswa.

Adapun pengertian guru menurut para ahli sebagai berikut:

1) Menurut Zakiyah Daradjat dalam Ramayulis menyatakan bahwa

guru dapat diartikan sebagai pendidik professional karena dia

15
KBBI, “Kamus Besar Bahas Indonesia”, dalam https://www.kbbi.web.id/sekolah,
diakses tanggal 29 Maret 2022, pukul 20.15.
16
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), hlm. 31-32.

10
sudah merelakan dirinya untuk menerima dan membantu memikul

beban orang tua yaitu mendidik anak-anak.17

2) Menurut Zahara Idris dan Lisma Jamal menyatakan bahwa guru

yaitu orang dewasa yang memiliki tanggung jawab untuk

memandu dan menuntun perkembangan peserta didik baik secara

rohani maupun jasmani, supaya menjadi pribadi dewasa yang bisa

memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial, dan

makhluk individu yang mandiri. 18

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Pendidikan Nasional Pasal 39 Ayat 1 dijelaskan bahwa pendidik

merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan

pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tunggi. Kemudian

dalam ayat 2 dijelaskan bahwa pendidik yang mengajar pada satuan

pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pendidik yang

mengajar pada satuan pendidikan tinggi disebut dosen.19

Dapat disimpulkan upaya merupakan sebuah usaha atau ikhtiar

untuk memecahkan masalah dan mencari solusi dari persoalan yang

ada. Karena sebuah persoalan pasti ada jalan keluarnya dan persoalan

itu tidak selesai jika tidak ada usaha yang dilakukan. Adapun upaya

17
Zakiyah Derajad, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 139.
18
Ibid., hlm.140
19
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional, 8 Juli 2003, Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Jakarta.

11
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha atau ihktiar yang

dilakukan oleh guru dalam menangani learning loss atau kehilangan

kemampuan belajar di kelas III MI Al-Islahuddiny pada tahun ajaran

2021/2022.

b. Macam-macam Peran Guru

Adapun beberapa peran seorang guru yaitu sebagai berikut:

1) Guru sebagai demonstrator

Peran guru sebagai demonstrator yaitu berusaha untuk

membantu siswa dalam kegiatan proses pembelajaran dengan cara

mempraktikan apa yang diajarkan agar dipahami oleh mereka agar

tidak ada kesalahpahaman maksud materi yang diajarkan,

sehingga tujuan belajar bisa dicapai dan menghasilkan hasil

belajar yang baik.20

2) Guru sebagai Pengelola Kelas

Peran guru sebagai pengelola kelas yaitu berusaha untuk

dapat menciptakan kondisi kelas yang baik agar terciptanya

interaksi yang baik pada saat kegiatan belajar dan mengajar.

Pengelolaan kelas yang kurang baik akan manjadi penghalang

dalam kegiatan pengajaran. Tujuan dari pengelolaan kelas yaitu

supaya peserta didik merasa tentram dan senang berada di kelas

dan senantiasa mampu belajar dengan baik di dalamnya.21

3) Guru sebagai Mediator dan Fasilitator


20
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2014), hlm. 4.
21
Ibid.

12
Sebagai mediator, guru berperan sebagai orang yang

tugasnya untuk mengarahkan atau mengatur pada saat proses

kegiatan pembelajaran. Guru sebagai mediator artinya yaitu guru

memliki tugas untuk menyediakan media dalam proses belajar.

Peran guru sebagai fasilitator yaitu berperan untuk

menyediakan semua alat kebutuhan belajar yang akan membuat

siswa menjadi lebih mudah untuk belajar karena kelengkapan

fasilitas berpengaruh terhadap keinginan siswa dalam mengikuti

pembelajaran.22

4) Guru sebagai Evaluator

Sebagai evaluator, guru berperan dalam mengumpulkan

data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah

dilakukan. Terdapat dua fungsi guru dalam perannya sebagai

evaluator diantaranya, untuk menentukan keberhasilan siswa

dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dan untuk

menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh

kegiatan yang telah diprogramkan.23

5) Guru sebagai Korektor

Peran guru sebagai korektor artinya yaitu orang yang

bertugas untuk melakukan penilaian kepada anak didik dan dapat

membedakan nilai anak didik yang bagus dan jelek serta berusaha

22
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2006) hlm. 23.
23
Ibid., hlm. 25.

13
untuk menyingkirkan nilai jelek dari anak didik dan berusaha

untuk memperbaikinya menjadi nilai yang bagus.24

6) Guru sebagai Inspirator

Guru berperan sebagai inspirator yaitu guru menjadi sosok

yang menginspirasi bagi peserta didik, dan orang yang bisa

memberikan petunjuk yang baik dalam kegiatan belajar.25

7) Guru sebagai Motivator

Sebagai seorang motivator guru harus memberikan

dukungan dan dapat merangsang serta reinforcemen untuk

mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya

sehingga akan terjadi dinamika di dalam pembelajaran.26

c. Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan sesuatu yang menunjukkan keahlian

atau kemampuan seseoraang secara kualitatif maupun kuantitatif.

Kompetensi diartikan sebagai kewenangan. Selain itu, kompetensi

juga diartikan sebagai kemampuan yang bersifat mental atau fisik.27

Adapun jenis-jenis kompetensi guru yaitu sebagai berikut:

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan suatu keahlian yang

harus dimiliki oleh guru dalam memahami siswa secara luas serta

24
Rusman, Belajar..., hlm. 207.
25
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), hlm.43-49.
26
Syarwani Ahmad dan Zahruddin Hodsay, Profesi Kependidikan dan Keguruan,
(Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020) hlm. 74.
27
Dewi Safitri, Menjadi Guru Profesional, (Riau: PT Indragiri, 2019), hlm. 10-12.

14
pengerjaan pembelajaran yang mendidik. Hal tersebut

dikemukakan sesuai dengan pejelasan Undang-undang Nomor 14

Tahun 2005 tentang guru dan dosen yaitu kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik. Kemampuan yang dimaksudkan

dalam hal tersebut dapat meliputi:

a. Keahlian dalam mengenali siswa.

b. Keahlian dalam menjalankan kegiatan pembelajaran.

c. Keahlian dalam mengoperasikan teknologi pembelajaran.

d. Keahlian dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar.

e. Mampu membantu peserta didik dalam mengembangkan

kemampuan yang dimilikinya.28

2) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan sifat mendasar yang

dimiliki oleh setiap orang dan bisa dilihat pada perilaku dan

sikapnya. Menurut Sumardi dalam Ramayulis kompetensi

kepribadian merupakan sifat terbaik yang dimiliki seseorang,

misalnya sifat yang selalu berfikir positif, tangguh, bertanggung

jawab, berkomitmen, sabar, dan selalu semangat dalam

melakukan berbagai hal.29

3) Kompetensi Profesional

Kemampuan guru dalam menguasai materi secara luas dan

mendalam yang kemungkinanya membimbing peserta didik

28
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), hlm. 97.
29
Ibid., hlm. 98.

15
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar

Nasional Pendidikan. Kompetensi ini meliputi: menguasai

substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi dan

menguasai struktur dan metode keilmuan.30

4) Kompetensi Sosial

Kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat

untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta

didik dan masyrakat sekitar. Kompetensi ini meliputi:

a. Berkomunikasi lisan, tulisan dan isyarat.

b. Mengutamakan tekhnologi dan informasi secara fungsional.

c. Mampu berkomunikasi secara baik dengan peserta didik,

sesama tenaga kependidikan dan orang tua peserta didik, dan

mampu bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.31

30
Soejipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009) hlm. 43.
31
Didi Pianda, Kinerja Guru, (Sukabumi: CV Jejak, 2018) hlm. 49.

16
2. Learning Loss

a. Pengertian Learning Loss

The Education and Development Forum mengartikan bahwa

learning loss adalah situasi dimana peserta didik kehilangan

pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau

kemunduran secara akademis, yang terjadi karena kesenjangan yang

berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses pendidikan.32

Jika di luar negeri learning loss diartikan sebagai fenomena

yang terjadi pada anak-anak dari golongan ekonomi menengah ke

bawah yang memang tidak mempunyai kemampuan untuk

menggunakan dan mengakses gawai dan internet untuk belajar.33

Menurut Piere et all Learning loss merupakan penurunan

kemampuan pengetahuan dan keterampilan pada siswa. Hal tersebut

dmengacu pada informasi pada data pembelajaran yang dilakukan dari

tahun ke tahun melalui pengujian rutin. Learning loss terjadi ketika

kemajuan pendidikan tidak terjadi dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya.34

Menurut Mahar learning loss merupakan menurunnya

kompetensi belajar siswa yang hal tersebut dapat dilihat melalui

32
Wahyu Dewi Pratiwi, “Dinamika Learning Loss: Guru dan Orang Tua”, Jurnal Edukasi
Non Formal, Vol.2, Nomor 1, Juli 2021, hlm. 2.
33
Agusriadi, Elihami, Mutmainnah, dan Busa, “Tekhnical Guidance for Learning
Management in a Video Converencewith the zoom and Youtube Application in the Covid-19
Pendemic Era”, Journal of Physics, Vol. 1783, Nomor 1, Februari 2021. hlm. 5.
34
Robin Donelly, Harry Anthony Patrions, “ Learning Loss During Covid-19: An Early
Systematic Review”, Prospects, Vol. 51, Nomor. 4 hlm. 5.

17
kemampuan berhitung dan membaca siswa yang berkurang secara

signifikan.35

Berdasarkan definisi learning loss dari ketika pendapat diatas

dapat disimpulkan bahwa learning loss merupakan penurunan

kemampuan belajar siswa baik dalam kemampuan maupun dalam

keterampilan yang dapat diamati melalui pengujian setiap tahunnya

dan dalam kemampuan numerasi dan literasi siswa. Learning loss

adalah salah satu konsep yang didefinisikan sebagai adanya

ketidakmaksimalan proses pembelajaran di sekolah serta kurang

optimalnya proses pembelajaran di sekolah menyebabkan siswa tidak

memahami apa yang dipelajari. Kondisi learning loss bagi siswa

adalah kondisi ketika,

1) Siswa kurang paham materi pembelajaran sehingga kompetensi

yang diperoleh tidak memadai. Hal tersebut bisa dikarenakan

metode yang digunakan guru terlalu monoton, pembelajaran yang

biasanya membosankan, dan kemampuan belajar siswa yang

memang rendah.

2) Siswa kehilangan minat dan motivasi belajar. Seorang siswa yang

awalnya memiliki minat dan motivasi belajar yang tinggi menjadi

kehilangan minat dan motivasi disebabkan oleh faktor-faktor

tertentu. Siswa yang seperti ini akan kehilangan minatnya dalam

35
“Cegah Learning Loss dengan Lakukan Pembelajaran Tatap Muka: Mahar Pratiwi,
Asisten Editor Edukasi”, dalam Kompas.com, 2021, hlm.1

18
mengekspresikan kemampuan akademik sehingga nilai yang

dihasilkan akan menjadi tidak maksimal.

3) Rendahnya kemampuan numerasi dan literasi siswa. Numerasi dan

literasi merupakan dua kemampuan dasar yang harus dikuasai

siswa. Semakin tinggi kelas yang akan ditempati siswa tingkat

pembelajarannya juga akan semakin sulit. Jika siswa memiliki

kemampuan numerasi dan literasi yang rendah maka siswa akan

merasa kesulitan dalam memahami pembelajaran untuk tingkat

selanjutnya dan kemunduran akademik tidak bisa dihindarkan.36

Hal tersebut dapat diamati guru melalui beberapa hal di antaranya:

1. Semangat Belajar yang Menurun

Jika siswa mulai kehilangan semangat dalam belajar, bisa

jadi hal tersebut adalah tanda awal terjadinya learning loss, siswa

yang biasanya menjalani aktivitas belajar di sekolah dan bertemu

teman-teman serta guru secara tatap muka pasti lama-kelamaan

akan merasa bosan saat harus menjalani pembelajaran secara

daring.

2. Teledor dan Lalai Mengerjakan Tugas

Siswa lalai dalam mengumpulkan tugas dan menganggap

sepele tugas yang guru berikan mengingat tugas dan pembelajaran

yang dilakukan masih di rumah atau menggunakan sistem daring.

Siswa hampir selalu mengalami masa di mana ia teledor atau lalai


36
Stainlus Amsikan, Selestina Nahak, dan Ferdinandus Mone, “Kemampuan Siswa
Sebagai Alternative Solusi Mengatasi Learning Loss SMPN Nunufafi”, Jurnal Pendidikan dan
Pengabdian Masyarakat, Vol.4, Nomor 4, November 2019, hlm. 7.

19
untuk mengerjakan dan mengumpulkan tugas. hal tersebut cukup

normal terjadi. Namun, jika siswa melakukan hal tersebut

berulang-ulang kali, meskipun telah mendapat teguran, bisa jadi

siswa tersebut sedang mengalami learning loss.37

3. Grafik Nilai

Turunnya nilai siswa merupakan Domino Effect dari ciri-ciri

learning loss. Grafik nilai seorang anak yang sedang mengalami

learning loss tak selalu menurun. bahkan, bisa jadi nilai siswa tiba-

tiba mengalami kemajuan pesat meski sebenarnya hasil kerjanya

biasa-biasa saja.38

b. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya learning loss

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya learning loss

pada peserta didik. Jika dilihat dari faktor pendidikan, diantaranya

yaitu:

a. Kualitas yang kurang saat kegiatan pembelajaran.

b. Kurangnya pemahaman dan media belajar

c. Kurangnya Intraksi Pembelajaran.

d. Kurangnya pemberian materi bahan ajar.

Faktor yang menyebabkan terjadinya learning loss jika dilihat dari

faktor sosiodemografi, diantaranya yaitu:

a) Rendahnya pengetahuan orang tua terhadap pendidikan.

37
Ana Fauziyaturrosidah, “Metode Gamifaction Sebagai Solusi Fenomena Learning Loss
Dalam Pembelajaran Daring Selama Pendemi Covid-19”, Journal Of Elementary Education,
Vol.4, Nomor 5,Sseptember 2021, hlm. 3.
38
I Wayan Redhana, “Mengembangkan Keterampilan Abad Ke21 Dalam Pembelajaran
Kimia”, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol.13, Nomor 1, 2019, hlm. 12.

20
b) Tingkat pendidikan orang tua yang rendah.

c) Pendapatan keluarga yang rendah.

d) Fasilitas pendidikan yang di perlukan peserta didik tidak

terpenuhi.39

Dan ada beberapa faktor juga yang menyebabkan hal tersebut terjadi,

antara lain:

1. Jangka Waktu Liburan yang Lama.

Sebenarnya durasi liburan pada tiap jejak pendidikan adalah

berbeda-beda namun ketika liburan, sebagian besar siswa akan

melupakan sejenak mengenai hal-hal terkait sekolah. namun, Hal

inilah yang berpotensi menyebabkan learning loss.

2. Pengajaran yang Kurang Efektif

Dalam kasus tertentu, kualitas pengajar yang kurang

mumpuni pun dapat menjadi salah satu penyebab lebih luas pada

siswa jika dibandingkan, siswa yang mendapatkan fasilitas berupa

pengajar yang berkualitas dan mengajar dengan cara yang efektif

akan relatif lebih mudah memahami suatu topik. sedangkan, siswa

yang kebetulan memiliki pengajar yang kurang efektif pun akan

relatif lebih sulit untuk mencapai level pemahaman tertentu. jika

hal ini terjadi terus-menerus secara lintas jenjang pendidikan,

fenomena learning loss pada siswa dapat berpotensi menjadi lebih

parah.

39
Syifaul Fuada, Dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Masa
Pendemi, (Banten: Media Edukasi Indonesia, 2020), hlm. 76.

21
3. Adanya Pandemi Covid-19

Selama pandemi covid 19, kegiatan pendidikan secara tatap

muka di sekolah beralih menjadi terlaksana secara online atau

daring. salah satu pemicu terjadinya learning loss pada sebagian

siswa. hal ini menjadi akibat absennya peran dan supervisi guru

secara tatap muka yang dapat membimbing dan memberi instruksi

para siswa selama kegiatan pembelajaran.

4. Kompetensi guru yang masih rendah sehingga membuat kegiatan

pembelajaran tidak berjalan efektif dan optimal. hal tersebut

menimbulkan keberhasilan dan kejenuhan pada siswa, sehingga

motivasi belajar mereka menurun.

5. Kurikulum pendidikan di Indonesia dinilai terlalu berat dan banyak

mengandung materi yang tidak perlu untuk pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta kurang mempersiapkan anak

untuk memasuki kehidupan yang sebenarnya di masa depan

khususnya di era globalisasi dan era informasi.

6. Siswa merasa terbebani dengan banyaknya tugas sekolah yang

sulit. tugas memang diperlukan untuk mengukur kompetensi siswa.

Akan tetapi, jika terlalu banyak juga justru menyulitkan dan

membebani mereka.

22
G. Metode penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

studi kasus. Karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau

menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa

deskripsi dari gejala-gejala yang diamati, yang tidak selalu harus

berbentuk angka-angka atau koefisien antar variabel.40

Penelitian kualitatif merupakan penelitian khusus objek yang tidak

dapat diteliti secara statistik atau secara kuantitatif yang biasanya

digunakan meneliti peristiwa sosial, gejala ruhani, dan proses tanda

berdasarkan pendekatan nonpositivis. Misalnya seperti kehidupan

masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan

sosial keagamaan, atau hubungan kekerabatan.41

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen kunci

(the key instrument).42 Untuk itu kehadiran peneliti mutlak diperlukan

dengan kata lain bahwa peneliti berperan sentral dalam setiap tahap atau

kegiatan penelitian. kedudukan peneliti dalam penelitian kombinasi

(mixed method) sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpul

40
Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2011),
hlm. 17.
41
M. Djunaidi Ghoni dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Dyogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). hlm. 13.
42
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R & D (Bandung: Alfabeta, 2008),
hlm. 40.

23
data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil

penelitian.

Adapun tujuan kehadiran peneliti di lapangan untuk mengamati

secara langsung keadaan dan fenomena yang sedang terjadi di sekolah.

Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang konkrit.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Al-Islahuddiny yang beralamat di

desa Pelowok Dusun Kediri Induk Kecamatan Kediri Lombok Barat

NTB. Lokasi tersebut di pilih sesuai dengan beberapa pertimbangan

diantaranya MI Al-Islahuddiny merupakan salah satu madrasah ibtidaiyah

dengan sarana prasarana yang memadai hal tersebut terlihat dari

lengkapnya buku-buku bacaan yang ada di perpustakaan namun sebagian

siswa terlihat malas dan kurang dalam membaca, para pendidik dan

pengajar yang ada di sekolah tersebut merupakan guru-guru yang terpilih

secara selektif serta metode dan strategi mengajar guru yang beragam.

Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui penyebab siswa

mengalami learning loss dan upaya yang dilakukan guru dalam

menanganinya.

4. Sumber Data

Peneliti menggunakan jenis data kualitatif dengan sumber data

responden yang dibagi menjadi dua yaitu: sumber data primer dan

sumber data sekunder.

24
a. Sumber Data Primer

Data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya.43 Sumber data primer dalam

penelitian ini yaitu Wali kelas III MI Al-Islahuddiny, siswa kelas III

MI Al-Islahuddiny, dan orang tua kelas III MI Al-Islahuddiny.

5. Sumber Data Skunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan,

buku harian, dan sebagainya.Sumber data sekunder yaitu, sumber data

diluar kata-kata dan tindakan yakni sumber data tertulis.44

Sumber data skunder pada penlitian ini adalah arsip atau data-

data yang disimpan sebagai penunjang dan foto yang dihasilkan dari

kegiatan selama di lapangan seperti hasil observasi dan wawancara

berlangsung..

6. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

kualitatif ini yaitu teknik pengumpulan data menggunakan wawancara,

observasi dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan jalan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap penemuan-

43
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm.
84.
44
Ibid.

25
penemuan mana yang diselidiki.45 Dalam observasi ini peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data observasi dengan jenis

observasi non partisipan. Pada observasi non partisipan peneliti tidak

terlibat secara aktif dengan aktivitas orang-orang yang sedang

diamati dan hanya sebagai pengamat independen.46 Pada penelitian

ini yang diobservasi meliputi:

1) Gambaran learning loss,

2) Upaya guru dalam menangani learning loss di kelas III MI Al-

Islahuddiny,

3) Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya learning loss.

b. Wawancara

Menurut Moleong wawancara dilakukan untuk

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain.47 Teknik

wawancara yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah

wawancara terstruktur karena peneliti telah mengetahui dengan pasti

tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam

melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan pedoman

wawancara. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden

diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.48

45
Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2002), hlm. 123.
46
Sugiyono, Metode..., hlm. 204.
47
Koenjaraningrat, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1983), hlm.
119.
48
Sugiyono, Metode..., hlm. 305.

26
Subjek dari wawancara ini adalah wali kelas III MI Al-

Islahuddiny, siswa kelas III MI Al-Islahuddiny, dan orang tua siswa.

Adapun data yang akan digali dalam hal ini yaitu bagaimana upaya

guru dalam menghadapi learning loss di kelas III MI Al-

Islahuddiny.

c. Dokumentasi

Peneliti juga menggunakan dokumentasi sebagai teknik

pengumpulan data. Dokumentasi sebagai setiap tulisan atau

pernyataan yang dipersiapkan oleh individual atau organisasi dengan

tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa atau memenuhi

accounting.49

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode

dokumentasi untuk memperoleh data yang berwujud arsip atau

dokumen tentang keadaan guru, keadaan siswa, nilai raport dan

sebagainya.

7. Tekhnik Analisis Data

Analisis data adalah pengorganisasian informasi yang diperoleh

dari observasi, wawancara, dokumentasi dan hal-hal lain yang telah

dibuktikan oleh peneliti.50 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

analisis data yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yaitu:

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. 51


49
Lincoln dan Guba, Prosedur Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: Graivndo,
1985), hlm. 43.
50
Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju,
2011), hlm. 86.
51
Miles dan Hubermen, Analisis Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gema Press,2008), hlm.
21.

27
a. Data collection (Pengumpulan Data) yaitu mengumpulkan data di

lokasi penelitian yaitu melakukan observasi, wawancara, dan

dokumentasi dengan menemukan strategi pengumpulan data yang

dipandang tepatdan untuk menentukan fokus serta pendalaman

data pada proses pengumpulan data. 52

b. Data reduction (reduksi data) berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data

merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan

dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti

yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat

mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.

Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang,

sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan

dan pengembangan teori yang signifikan.53

Dalam penelitian ini yang akan dilakukan oleh peneliti

dalam mereduksi data adalah mengumpulkan hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi yang kemudian dipilah-pilah

berdasarkan fokus penelitian atau rumusan masalah.

c. Date display (penyajian data), setelah data direduksi, maka

langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian

52
Albi Anggito dan Johan Stawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: Cv.
Jejak, 2018) hlm. 178.
53
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2021), hlm. 338.

28
kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.54 Disini peneliti

akan mendeskripsikan semua data yang telah dipilah-pilah

sebelumnya.

d. Conclution Drawing/verification yaitu penarikan kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten

saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.55 Langkah selanjutnya setelah data dipaparkan secara

deskriptif, kemudian dianalisis setelah itu baru peneliti mengambil

sebuah kesimpulan.

54
Ibid., hlm. 341.
55
Ibid., hlm. 345.

29
8. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam pengabsahan data ini, penulis menggunakan teknik

triangulasi. Triangulasi sendiri merupakan teknik pengecekan kembali

atau pembanding data yang telah diperoleh melalui salah satu dari teknik

pengumpul data dengan teknik pengumpul data yang lainnya. Teknik

triangulasi dibagi menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut:

a. Tringulasi Sumber

Tringulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber.56 Teknik triangulasi sumber yaitu membandingkan dan

mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda, dengan langkah berikut:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan

apa yang dikatakannya secara pribadi.

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang lain tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;

4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang.

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.57

56
Albi Anggito dan Johan Stawan, Metodologi…, hlm. 230.
57
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda 2002), hlm. 178.

30
Untuk menguji kredibilitas data tentang upaya guru dalam

mengatasi learning loss pada siswa kelas III MI Al-Islahuddiny Tahun

Ajaran 2021/2022 maka pengumpulan data dan pengujian data yang

telah diperoleh dapat dilakukan ke Wali kelas, siswa kelas III, dan

orang tua siswa.

b. Tringulasi Teknik

Tringulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan

observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data

tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti

melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan

atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar.

Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-

beda.58 Teknik yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat

narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan

data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka

pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan

pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam


58
Sugiyono, Metode…, hlm. 373-374.

31
waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang

berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai

ditemukan kepastian data.59 Tringulasi waktu merupakan waktu yang

ditentukan oleh peneliti untuk mendapatkan data. Dalam penelitian ini

peneliti melakukan kegiatan penelitian pada pagi hari, karena pada

waktu pagi hari data yang diperoleh lebih valid.

59
Moleong, Metodologi…, hlm. 374

32
H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan ini dimaksudkan untuk memberi gambaran isi

skripsi seecara keseluruhan. adapun skripsi ini dibagi menjadi empat bab,

yaitu sebagai berikut:

1. BAB I: Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan ini peneliti mengungkapkan konteks

penelitian yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup

dan setting penelitian, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika

pembahasan.

2. BAB II: Paparan Data dan Temuan

Pada bagian paparan data dan temuan ini peneliti memaparkan

mengenai hasil dari penelitian yang sudah dilakukan. Segala sesuatu yang

ditemukan dalam penelitian khususnya yang menyangkut dengan masalah

penelitian dan aspek-aspek penunjang hasil penelitian seperti keadaan

lokasi. Pada bagian ini penulis berusaha mengungkapkan hasil

temuannya dengan berusaha untuk tidak melakukan interfensi terhadap

data-data hasil penelitian.

3. BAB III: Pembahasan

Pada bab ini pembahasan ini penulis menguraikan analisis-analisis dari

data yang sudah berhasil dikumpulkan oleh penulis dalam proses

penelitian. Analisis data penelitian tersebut dilakukan dengan tahap

33
berpijak pada kerangka teori yang telah diuraikan pada bagian

pendahuluan.

4. BAB IV: Penutup

Pada bab penutup ini peneliti berusaha melakukan sintesis dari apa

yang telah dianalisis dalam pembahasan. Hasil dari sintesis yang

dilakukan itu dipaparkan dalam bentuk simpulan akhir yaitu terkait

dengan masalah yang menjadi fokus perhatian utama dalam penelitian ini.

Kemudian setelah menarik kesimpulan, peneliti mengajukan berbagai

saran-saran yang merupakan hasil pemikiran penulis yang menyangkut

hal-hal yang perlu dilakukan oleh semua pihak terkait dengan rangka

menyediakan suatu perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang

ditemukan oleh peneliti.

34
BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah singkat berdirinya MI Al-Islahuddiny

Pada tahun 136 H/1941 TGH. Mustafa Kholidy dan TGH.

Ibrahim mendirikan sebuah madrasah kecil yang amat sederhana (TK)

yang dapat menampung anak- anak Kediri dan sekitarnya kurang lebih

70 anak. Beliau menulis risalah kecil untuk hafalan kanak-kanak yang

diberi nama Tuhfatus Sibyan, beliau mengatakan dalam risalah itu:

”Ambillah risalah tuhfatus sibyan ini maka akan menjelaskan

kepadamu tentang aqaidul iman”.60

Pada tahun 1363 H/1943 M. TGH. Mustafa Kholidy membeli

sebidang tanah yang luasnya 300,30 M separuh dari tanah ini beliau

wakafkan sebagi lahan pemakaman umum untuk kaum muslimin dan

sisanya untuk mendirikan madrasah yang diberi nama Madrasah Al-

Ishlahuddiny. Pada tahun 1366 H/1946 M simulasi dimulai da’wah dan

pengajaranya, dan tahun ajaran pada saat itu terdiri dari tingkat sebagai

berikut:

a. Tingkat ibtida’iyah yang terdiri dari enam kelas dan masa

belajarnya enam tahun.

b. Tingkat tsenawiyah yang terdiri dari tiga kelas dan masa

belajarnya tiga tahun.

60
Sejarah Berdirinya MI AlIslahuddiny , Dokumentasi, 2 November 2022

35
c. Tingkat Aliyah yang terdiri dari empat kelas dan sema

belajarnya tiga tahun.

Kemudian pada tahun 1391 H/1971 M, pada pembangun sekolah

baru dilakukan renovasi dan bangunan ini terdiri dari 23 kelas. Pada

tahun 1416 H/1996 M, pengurus pesantren melaksanakan pemugaran

dan merenovasi gedung sekolah sehingga gedung tersebut menjadi dua

tingkat. Pada tahun 2000 M pengurus pesantren mendirikan bangunan

tambahan disebelah timur yang terdiri dari dua lanttai dengan delapan

ruang kelas, dana pembangunan ini diperoleh dari PEMDA Lombok

barat, bangunan yang dua lantai ini diharpkan sebagi perangsang para

santri baru agar betah dan mau meneruskan studinya di pesantren ini.61

2. Visi dan Misi MI Al-Islahuddiny

Visi MI Al-Islahuddiny:

Mencetak generasi islami yang kuat dan sehat serta berprestasi.

Misi MI Al-Islahuddiny:

a. Menumbuhkan kebiasaan dan prilaku baru sesuai denagan

protokol kesehatan dalam masa pendemi covid-19

b. Menumbuh kembangkan sikap dan alamiah keagamaan.

c. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang menumbuhkan

semangat bersaing.

d. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga

setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan

potensi yang dimiliki.


61
MI Al-Islahuddiny, Dokumentasi, 2 November 2022

36
e. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh

warga MI baik dalam prestasi akademik dan non akademik.

f. Menciptakan lingkungan MI yang sehat, bersih dan indah.

g. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi

dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal.

h. Menerapkan menejemen partisipasif dengan melibatkan seluruh

warga MI dan komite MI.62

3. Letak Geografis MI Al-Isahuddiny

MI Al-Ishlahuddiny merupakan madrasah swasta yang berlokasi

di Jln. TGH. Ibrahim Khalidy Kediri, Kediri Lombok Barat Nusa

Tenggara Barat. Dengan batas wilayah sebagai berikut:63

a. Sebelah Timur : Dibatasi oleh musholla

b. Sebelah Barat : Dibatasi oleh TPU desa kediri

c. Sebelah selatan : Dibatasi oleh perumahan penduduk

d. Sebelah Utara : Dibatasi oleh jalan raya

4. Keadaan Guru MI Al-Islahuddiny

Berdasarkan data yang di peroleh peneliti di lapangan jumlah

guru di MI Al-Ishlahuddiny berjumlah 18 orang hal ini dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

62
Visi dan Misi MI Al-Islahuddiny Tahun 2022
63
Letak Geografis MI Al-Islahuddiny, Tahun 2022

37
Tabel 2.1
Data Keadaan Guru MI Al-Ishlahuddiny64

NO NAMA GURU L/P NIP


1. Syurahbil, S.Pd.I L
2. H.Adnan L
3. Siti Haniek, S.Pd P
4. Nurul Istianah, S.Pd.I P
5. Habibah, S.Pd P
6. Nur’aini, S.Pd P
7. Sirojul Huda, S.Pd P
8. Laela Huda, S.Pd.I P
9. Raida, S. Kom. I P
10. Herawati, S.Pd P
11. Munawir Syazalie L
12. Ahmad Lubi, S. Kom.I L
13. Fitrah, S.Pd P
14. Yulia Pahlawati, S.Pd P
15. Maulida Agustina, S.Pd P
16. Sibawaih Azhar, S.Pd.I L
17. Nurlaela, S.Pd.I P
18. Hamzan Wadi, S.Pd L

d. Keadaan Siswa MI Al-Islahuddiny

Siswa kelas III MI Al-Ishlahuddiny berjumlah 28 siswa yang

masing-masing terdiri dari 13 siswa laki- laki dan 15 siswa perempuan

yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2
Data Keadaan Siswa Kelas III MI Al-Ishlahuddiny65

No Nama Siswa Kelas IV P/L Keterangan


1 Arman Aziz L
2 Aufa Yazidurrahman L
3 Ayu Ningsih P
4 Diva Rahmi P
5 Eva Yolanda P
6 Faidatul Maliha P
64
Data Dokumen keadaan Guru MI Al-Ishlahuddiny Kediri
65
Data Dokumen Keadaan Siswa Kelas III MI Al-Ishlahuddiny

38
7 Hani Syakira P
8 Hilmawati P
9 Husna Syafitri P
10 Lu’lu’an Harira P
11 Maizun Rahma P
12 Maisha Naumi P
13 M. Andika Wahyudi L
14 M. Adzka L
15 M. Alfan L
16 M. Danis L
17 M. Fazril Anwar L
M. Hibbatillah
18 L
Annabhan
19 M. Irwan Fadli L
20 M. Kadafi L
21 M. Nurkholid L
22 Naelul Munaffifi P
23 Novia Rahmawati P
24 Putri Andini P
25 Rizki Zamzami L
2 Urwatu Wusqo
P
6
2 Zahratul Aini
P
7
2 M. Waes al-Korni
L
8

39
e. Sarana dan Prasarana MI Al-Islahuddiny

Sarana dan prasarana bertujuan untuk mengarahkan pelaksanaan

pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif, produktif,

dan progresif lagi edukatif. Sarana dan prasarana yang ada di MI Al-

Ishlahuddiny masih belum dikatakana baik, peneliti melihat berbagai

kerusakan dan kurang adanya sarana dan prasarana dilokasi penelitian

dimana keadan tersebut disebabkan karena sarana dan prasarana yang

sudah tua dan sudah tidak layak pakai dan gampang rusak. Adapun

sarana dan prasarana di MI Al-Ishlahuddiny Tahun Ajaran 2022 yaitu

sebagai berikut:

Tabel 2.3
Keadaan Sarana dan Prasarana MI Al-Islahuddiny66

No Bangunan Jumlah Keterangan

1 Ruang kepala sekolah 1 ruangan Cukup


2 Ruang guru 1 ruangan Cukup
3 Ruang kelas 10 ruangan Cukup
4 Ruang TU 1 ruangan Cukup
5 Perpustakaan 1 ruangan Cukup
6 Toilet guru 1 ruangan Cukup
7 Toilet siswa laki 1 ruangan Cukup
8 Toilet siswa cewek 1 ruangan Cukup
9 Kantin 1 ruangan Cukup

66
Data Dokumen Keadaan Sarana dan Prasarana MI Al-Ishlahuddin

40
B. Gambaran Learning Loss di Kelas III MI Al-Islahuddiny

Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan

peneliti dapat di temukan bahwa terdapat siswa yang mengalami learning

loss di kelas III MI Al Islahuddiny. Adapaun indikator learning loss yang

di temukan peneliti pada beberapa siswa sebagai berikut:

1. Minat Belajar yang Rendah

Kurangnya minat belajar siswa menjadi salah satu indikator siswa

mengalami learning loss hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara

dengan Ibu Sirojul Huda, S.Pd.I. (Wali Kelas III MI Al-Islahuddiny ),

menyatakan sebagai berikut:

“Pada saat pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa


merasa bosan dan melakukan hal-hal yang membuat suasana
kelas menjadi tidak kondusif. Pada 10 menit pertama
pembelajaran berjalan dengan lancar dan siswa masih fokus pada
materi yang saya sampaikan tapi semakin lama kkondisi siswa di
dalam kelas mkurang kondusif dan tidak fokus lagi dengan
pembelajaran”.67

Hal serupa juga disampaikan oleh damar siswa kelas III MI Al-

Islahuddiny sesuai dengan hasil wawancara menyatakan sebagai

berikut:

“Saya sering merasa bosan ketika belajar didalam kelas. Ibu guru
menjelaskan tidak menggunakan alat peraga jadi, saya merasa
kesulitan dalam memahami pelajaran yang guru sampaikan.
Apabila saya merasa kesulitan ibu guru akan menjelaskan ulang
pelajaran hingga saya memahaminya dengan baik. Karena tidak
tertarik dengan pelajaran tersebut saya jadi malas mengerjakan
tugas dan PR”.68

67
Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 3 November 2022.
68
Siswa kelas III MI Al-Islahuddiny, Wawancara, Kediri, 03 November 2022.

41
Dalam meningkatkan minat belajar siswa dan kemampuan belajar

siswa tentu memerlukan peran guru. siswa akan mudah tertarik jika

pembelajaran yang ada didalam kelas menyenangkan dan mudah di

pahami.

Hal tersebut juga disampaikan oleh Putri siswa kelas III MI Al-

Islahuddiny sesuai dengan hasil wawancara menyatakan sebagai

berikut:

“Ibu guru saat mengajar jarang menggunakan alat peraga. Jadi,


saya kurang tertarik dan cepat bosan ketika belajar. Namun,
sesekali ibu guru menggunakan alat peraga dan saya merasa
dapat memahami pelajaran dengan cepat. Ibu guru juga
memberikan penjelasan kembali jika saya kurang memahami
pelajaran. Saya selalu mengerjakan tugas dengan baik karena saya
tidak mau ketinggalan pembelajaran”.69

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa siswa mempunya minat belajar yang

kurang dan mudah bosan dikarenakan metode dan strategi guru dalam

mengajar yang kurang tepat. Hal ini menyebabkan materi yang diserap

siswa menjadi tidak maksimal dan stimulus yang diberikan guru tidak

mempunyai pengaruh terhadap hasil elajar siswa. Dengan adanya hal

ini guru memberikan kuis dan mengadakan ice breaking ketika melihat

siswa mulai merasa bosan dan mengantuk dengan pembelajaran yang

guru berikan.70

69
Siswa kelas III MI Al-Islahuddiny, Wawancara, Kediri, 04 November 2022.
70
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 03 November 2022

42
2. Kemampuan Belajar yang Rendah

Kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang berbeda-

beda membuat guru harus menjelaskan secara ulang jika ada siswa

yang belum memahami materi tersebut. Salah satu tuntutan dalam

belajar adalah membuat anak cepat memahami apa yang di pelajari

serta mampu memberikan suasana kelas yang menyenangkan. Dalam

perkembangan belajar siswa kelas III, ada sebagian siswa yang masih

rendah dalam memahami pelajaran dengan cepat. Jika di kelas ada

siswa yang aktif dan ada siswa yang pasif maka guru memberikan

kesempatan kepada siswa yang kurang aktif untuk bertanya dengan

cara menunjuknya langsung dan memberikan motivasi kepada siswa

yang kurang aktif untuk tidak malu dalam bertanya.71

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Sirojul

Huda, S.Pd. (Wali Kelas III MI Al-Islahuddiny), sebagai berikut:

“Saya selaku guru selalu memberikan kesempatan yang sama


kepada setiap siswa, seperti bertanya atau menjawab
pertanyaan di dalam kegiatan pembelajaran terlebih pada
kegiatan diskusi. Hal ini saya lakukan untuk menghindari
kecemburuan sosial diantara siswa. Pemerataan perhatian
kepada seluruh siswa adalah bagian dari kegiatan mengelola
kelas terkait dengan membagi perhatian.”72

Hal serupa juga tersebut sesuai dengan pernyataan siswa:

“ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, Ibu guru orangnya


baik dan tidak membeda-bedakan siswa yang satu dengan yang
lainnya dan memperhatikan kami semua, dan kami senang
dengan perhatian yang diberikan kepada kami, kami

71
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 03 November 2022
72
Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 03 November 2022.

43
mengucapkan terimakasih kepada ibu guru atas perhatiannnya
kepada kami semua.”73

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sirojul Huda, S.Pd.I.

(Wali Kelas III MI AlIslahuddiny), mengenai gambaran learning loss

di kelas III sebagai berikut:

“learning loss sebenarnya terjadi pada beberapa siswa. Tidak


semua yang mengalami hal tersebut. Learning terjadi bahkan
sebelum pendemi pada beberapa siswa yang memang memiliki
kemampuan belajar yang rendah dan learning loss semakin
parah ketika kelas daring pada masa pendemi diberlakukan.
Sehingga ada siswa yang pintar menjadi malas dalam belajar
dan begitupun juga ada siswa yang memang memiliki
kemampuan belajar rendah menjadi semakin kehilangan
kemampuannya.”74

Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru, siswa dan

orang tua, menunjukkan bahwa sebelum adanya pendemi learning loss

sudah terjadi pada beberapa siswa dan hal tersebut memiliki dampak

lebih besar ketika pendemi berlangsung lama dan sekolah

menggunakan sistem pembelajaran daring dan pada saat ini learning

loss dampak dari pendemi tersebut masih ada.75

3. Kemunduran Akademik

Nilai merupakan simbol hasil belajar siswa yang dihasilkan

melalui tugas, ulangan harian, ataupun ujian semester. Adapun nilai

siswa seringkali mengalami kenaikan dan kemunduran karena

beberapa faktor yang mempengaruhinya. Kemunduran akademik pada

73
Siswa MI Al-Islahuddiny, Wawancara, Kediri, 03 November 2022
74

75
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 03 November 2022

44
kelas III MI Al-Islahuddiny terlihat jelas dalam bidang numerasi dan

literasi.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu Sirojul

Huda Wali Kelas III MI Al-Islahuddiny) sebagai berikut,

“Ada sebagian siswa yang mengalami kemunduran akademik


dan terlambat dalam menguasai pembelajaran. khususnya
dalam bidang matematika dan ada beberapa siswa yang belum
bisa membaca dengan lancar atau masih mengeja.”76
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan ibu Aminah selaku wali

salah satu siswa kelas III MI Al-Islahuddiny sebagai berikut,

“Nilai halis sempat turun ketika pendemi dan sekarang sudah


ada kemajuan pada nilainya. Hal tersebut dikarenakan halis
yang harusnya sudah menguasai calistung namun hingga saat
ini belum menguasainya dengan baik”.

Hal serupa juga disampaikan oleh putri salah satu siswa kelas

III MI Al-Islahuddiny sebagai berikut,

“saya sempat merasa kesulitan ketika belajar dan nilai saya


menjadi turun. Saya sering lupa di operasi hitung perkalian dan
saya membuat catatan saya sendiri di atas meja saya supaya
saya mudah mengingatnya”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut siswa kelas III MI

mengalami learning loss dalam beberapa pembelajaran terutama pada

materi hitungan. Siswa yang seharusnya sudah menguasai

penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian namun di kelas

III MI sebagian besar siswanya belum menguasai hal tersebut. Dalam

hal ini peran guru dan orang tua sangat diperlukan. Guru harus

76
Sirojul Huda, Wawancara, Kediri 03 November 2022.

45
memberikan pembelajaran ekstra pada siswa yang mengalami hal-hal

tersebut.77

C. Upaya Guru dalam Mengatasi Learning Loss di kelas III MI Al-

Islahuddiny

Berdasarkan hasil observasi dan wawanacara yang telah peneliti

dapatkan melalui berbagai sumber yaitu wali kelas III MI Al-Islahuddiny,

siswa kelas III MI Al-Islahuddiny dan orang tua siswa kelas III MI Al-

Islahuddiny bahwa upaya yang guru lakukan dalam mengatasi learning

loss tersebut yaitu:

1. Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Pembelajaran melibatkan guru dan juga murid. Jika

pembelajaran dilakukan dengan susana menyenangkan dan metode

yang digunakan guru sesuai siswa akan menjadi tertarik dan lebih aktif

didalam kelas. Begitupun sebaliknya jika pembelajaran dilakukan

dengan suasana yang monoton dan membosankan siswa cenderung

malas mendengarkan dan tidak tertarik terhadap materi yang

disampaikan guru. 78

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan

peneliti terhadap Damar salah satu siswa kelas III MI Al-Islahuddiny

“Saya kesulitan memahami materi yang disampaikan ibu guru


karena bosan dengan metodenya. Ibu guru hanya menjelaskan
didepan kelas lalu menuliskan tugas. Saya merasa bosan
dengan hal tersebut dan ketika kami mulai bosan ibu guru akan
menyuruh kami berdiri dan bergerak di tempat”79
77
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 03 November 2022
78
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 05 November 2022
79
Siswa MI Al-Islahuddiny. Wawancara, Kediri, 04 November 2022.

46
Hal tersebut juga sesuai dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan putri salah satu siswa kelas III MI Al-

Islahuddiny

“Ibu guru menuliskan materi di papan tulis dan menjelaskannya


kepada kami sampai kami memahaminya. Jika ada yang belum
memahami materi tersebut ibu guru memberikan penjelasan
secara individu. Dan jika kami mulai terlihat tidak fokus ibu
guru menyuruh kami untuk bertepuk tangan dan berdiri
melakukan perenggangan”.80

Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa siswa mudah

merasa bosan jika metode yang guru gunakan hanya ceramah atau

teacher center dan kurang melibatkan siswa dalam pembahasan materi

tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh

ibu guru sirojul huda, S.Pd

“siswa saya terkadang merasa lelah ketika belajar di dalam


kelas sehingga ketika siswa saya mulai bosan saya memberikan
materi di luar kelas dengan menggunakan halaman sekolah
sebagai media belajar siswa. Dan ketika ada siswa yang kurang
tertarik pada materi saya menyuruhnya untuk membaca materi
di depan kelas dengan suara yang keras”.81

Dapat dikatakan bahwa dalam meningkatkan minat belajar

siswa ibu guru Sirojul Huda menggunakan halaman sekolah sebagai

salah satu media belajar dan melakukan ice breaking seperti

perenggangan badan dan bertepuk tangan. Hal ini dilakukan agar siswa

kembali segar dan mulai fokus pada materi selanjutnya yang akan

dijelaskan oleh guru.82

80
Siswa MI Al-Islahuddiny. Wawancara, Kediri, 05 November 2022.
81
Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 04 November 2022.
82
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 04 November 2022

47
2. Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa

Kemampuan belajar setiap siswa berbeda sehingga guru perlu

memasitkan potensi yang dimiliki setiap siswa. Begitupula dengan IQ

siswa ada yang belajar dengan cepat dan ada yang mempunyai

kemampuan belajar yang lambat. Perbedaan kemampuan belajar ini

merupakan salah satu tantangan guru dalam menentukan hal yang

perlu dilakukan agar siswa yang memiliki kemampuan lebih rendah

tidak tertinggal dalam menguasai materi yang telah disampaikan

guru.83

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu Sirojul

Huda, S.Pd sebagai berikut:

“Peran seorang guru selain mengajarkan dan memberi tugas


tentu melihat dan menggali potensi yang dimiliki siswa.
Diantara 28 siswa yang saya ajarkan ada beberapa siswa yang
memiliki kemampuan lebih cepat di banding yang lain. Dan
ada juga siswa yang memiliki kemampuan belajar yang
lambat”.84

Karena lebih banyak siswa mengalami kemampuan yang

rendah pada numerasi dan literasi ibu guru Sirojul Huda menerapkan 2

hal dalam meningkatkan kemampuan siswa, yaitu:

a. Membaca buku 5 menit sebelum pembelajaran dimulai

Membaca merupakan kemampuan dasar yang sudah harus

dikuasai oleh siswa namun, masih ada siswa kelas III MI yang belum

dapat membaca dengan lancar dan ibu guru sirojul huda menerapkan
83
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 05 November 2022
84
Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 05 November 2022.

48
hal tersebut agar kemampuan siswa menjadi meningkat dan tidak

tertinggal dengan teman yang lain. Hal tersebut serupa dengan yang

di sampaikan Halis (siswa kelas III MI Al-Islahuddiny)

“Karena saya belum lancar membaca ibu guru menyuruh saya


untuk ke perpustakaan dan menghafalkan bentuk-bentuk
huruf alfabet dan ibu guru memberikan saya bimbingan
khusus ketika jam keluar main berlangsung.”85

Hal serupa juga disampaikan putri salah satu siswa kelas III

MI Al-Islahuddiny

“Ibu guru menyuruh saya membaca buku siswa dan bertanya


apa yang saya pahami dari bacaan tersebut. Ketika bel pulang
berbunyi ibu guru bertanya operasi hitung sederhana sebelum
membolehkan kami pulang”

Ibu guru sirojul huda berharap dengan adanya kegiatan

tersebut siswa menjadi mempunyai kebiasaan membaca yang disiplin

sehingga kemampuan siswa bertambah dan hasil belajar akan

membaik. Siswa yang belum bisa membaca dengan lancar akan

semakin baik begitupun dengan siswa yang sudah lancar membaca

akan memiliki pengetahuan yang lebih luas.86

b. Menyetorkan hafalan perkalian sebelum pulang

Penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian

merupakan operasi hitung dasar yang harus dikuasai kelas III dan hal

tersebut sudah ada dalam buku tema siswa. Akan tetapi, karena

covid-19 yang terjadi terlalu lama dan pembelajaran dilakukan

dirumah membuat guru kurang mengawasi kemampuan siswa dan

85
Siswa MI Al-Islahuddiny. Wawancara, Kediri, 03 November 2022.
86
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 06 November 2022

49
kurang dalam mengevaluasi hasil belajar siswa. Orang tua

mengeluhkan ha tersebut karena di satu sisi orang tua merasa

kewalahan dengan pekerjaan dan membagi waktu dengan tugas yang

diberikan guru. dampak dari hal tersebut yaitu, siswa kurang

menguasai materi matematika dasar tersebut. 87

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan

peneliti dengan ibu guru sirojul huda, S.Pd

“karena kurangnya evaluasi dan penangkapan materi yang


rendah oleh siswa dalam pembelajaran matematika saya
menerapkan setoran hafalan perkalian untuk setiap siswa
sebelum pulang. Hal ini saya lakukan agar siswa ketika naik
kelas tidak merasa terbebani dengan materi yang lebih atas”.88

Hal serupa juga disampikan oleh fatih salah satu siswa kelas

III MI Al-Islahuddiny

“Ibu guru menyuruh saya membaca buku siswa dan bertanya


apa yang saya pahami dari bacaan tersebut. Ketika bel pulang
berbunyi ibu guru bertanya operasi hitung sederhana sebelum
membolehkan kami pulang”

Dengan adanya penerapan menyetorkan hafalan perkalian

tersebut siswa mampu menguasai materi dengan baik dan

mempermudah siswa untuk materi pembelajaran matematika yang

lebih tinggi. Dan siswa juga merasakan dampaknya dari penerapan

tersebut terlihat dari hasil belajar siswa meningkat pada materi

operasi hitung sederhana.89

3. Bekerjasama dengan orang tua siswa

87
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 06 November 2022
88
Ibu Sirojul Huda, S.Pd. Wawancara, Kediri, 05 November 2022.
89
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 06 November 2022

50
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di MI Al-

Ishlahuddiny guru dan orang tua pada hakikatnya memiliki tujuan

yang sama dalam pendidikan anak, yaitu mendidik, membimbing,

membina serta memimpin anaknya menjadi dewasa. Seorang guru

akan senang melihat siswanya, ketika siswanya tersebut memilki

kemamuan belajar yang baik. Karena itu guru dan orang tua memiliki

tujuan yang sama dalam mendidik.90

Sebagaimana hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan

ibu Sirojul Huda selaku wali kelas III MI Alislahuddiny sebagai

berikut:

“Untuk dapat mewujudkan harapan tersebut, tentunya harus


ada kerjasama yang baik antara guru dan orang tua. Kerja sama
antara guru dan orang tua itu sangat penting karena dua pihak
inilah yang setiap hari berhadapan langsung dengan siswa. Jika
kerjasama guru dan orang tua kurang, maka pengembangan
bakat siswa tidak akan berjalan dengan baik. Kerjasama orang
tua dan guru akan mendorong siswa untuk senantiasa
melaksanakan tugasnya sebagai pelajar, yakni belajar dengan
tekun bersemangat dalam mengembangkan bakat dan
keterampilanya bentuk kerjasama yang dilakukan oleh guru
dan orang tua adalah guru perelu melakukan komunikasi
langsung, secara pribadi dengan orang tua. Dalam pertemuan
pribadi itu, disana guru bisa menanyakan sesuai karakter,
kebiasaan sehari-hari anak dan prilaku anak yang bisa dijadikan
pertimbangan guru dalam mengembangkan bakat siswa,”91

Hal serupa juga disampaikan oleh ibu Aminah selaku wali dari salah

satu siswa kelas III MI Al-Islahuddiny

“Ibu sirojul huda memberikan beberapa laporan kepada saya ketika


halis tidak mau atau mengganggu temannya ketika belajar. Ketika
pembagian raport dilakukan saya sebagai wali selalu menanyakan hal

90
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 05 November 2022
91
Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 05 November 2022.

51
apa yang perlu saya lakukan ketika dirumah agar nilai halis
mengalami kemajuan dan tidak tertinggal dari teman-temannya” 92

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut guru dan orang

tua memiliki hubungan yang baik dan bekerjasama dalam memperhatikan

perkembangan kemampuan siswa. Dampak yang dihasilkan dari hal tersebut

guru menjadi tau perkembangan dan kendala yang siswa hadapi ketika di

rumah begitupun sebaliknya orang tua mengetahui kegiatan anaknya ketika

di sekolah.93

4. Guru Memberikan Perhatian dan Motivasi

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di MI Al-

Ishlahuddiny penguatan merupakan respon positif terhadap suatu

tingkah laku tertentu dari siswa yang memungkinkan tingkah laku

tersebut timbul kembali.

Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu

sirojul Huda

“Motivasi memperkuat suatu reaksi atau kegiatan dengan jalan


memberi suatu yang dapat meningkatkan aktivitas
sebelumnya. Dengan memberikan motivasi dalam bentuk
perhatian dan sebagainya, dapat membangkitkan semangat
siswa dalam meningkatkan kemampuan belajarnya.”94

Kurangnya perhatian dan motivasi yang didapatkan siswa

dalam belajar membuat siswa menjadi pasif ketika kegiatan

pembelajaran berlangsung. Hal ini menyebabkan siswa tidak

92
Siti Aminah, Wawancara, Kediri, 07 November 2022.
93
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 06 November 2022
94
Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 05 November 2022.

52
memperhatikan penjelasan guru dan penyerapan materi menjadi tidak

maksimal.

Hal tersebut sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti

dengan damar salah satu siswa kelas III

“ketika di rumah ibu jarang menemani saya belajar terkadang


ibu terlalu sibuk dan banyak pekerjaan. Tapi jika saya bertanya
tentang apa yang saya belum pahami ibu akan menjawab”
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan

peneliti siswa yang merasa kekurangan perhatian dan motivasi

dirumah akan mencari berbagai cara agar orang lain

memperhatikannya. Contohnya ketika siswa mengganggu temannya,

hanya bermain dan malas belajar dan sebagainya. Menjadi orang kedua

disekolah mempunyai peran salah satunya sebagai motivator

merupakan hal yang perlu dilakukan guru agar siswa merasa

mempunyai orang yang memperhatikannya.95

D. Faktor Penyebab Terjadinya Learning Loss di kelas III MI Al-

Islahuddiny

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan

peneliti ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya learning loss

diantaranya yaitu:

1. Faktor Internal

a. Intelligensi

Setiap siswa memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Ada

siswa yang memiliki IQ yang tinggi dan ada yang memiliki IQ


95
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 06 November 2022

53
yang rendah. Namun, hal tersebut membuat siswa memiliki daya

serap yang berbeda. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara

yang dilakukan peneliti dengan ibu guru sirojul huda,

“Siswa saya yang mengalami learning loss kebanyakan


memiliki daya serap yang rendah sehingga dalam
pemberian materi pembelajaran saya menjelaskannya
secara berulang-ulang”96
Hal tersebut juga disampaikan oleh orang tua siswa kelas

III ibu Aminah

“Anak saya memiliki daya serap yang rendah jadi ketika


mengerjakan tugas di rumah saya mengulai penjelasan dari
soal tersebut. Terkadang menangis ketika mengerjakan soal
karena merasa tidak memahami pembelajaran tersebut”97
Hal serupa juga disampaikan oleh Fatih siswa kelas III MI

Al-Islahuddiny

“Saya memahami materi guru jika di jelaskan berulang-


ulang karena saya memang merasa kesulitan
memahaminya. Jika penjelasannya terlalu cepat saya tidak
memahaminya. Dan jika ibu guru menjelaskannya secara
perlahan saya akan memahaminya dengan cepat”98

Dari beberapa penjelasan tersebut dapat dipahami jika

tingkat kemampuan atau intelligensi mempengaruhi terjadinya

learning loss jika siswa tidak memahami pembelajaran dengan

baik maka nilai yang didapatkan menjadi tidak maksimal dan hal

tersebut memicu terjadinya kemunduruan pada akademik siswa.

pemahaman siswa dalam suatu materi merupakan salah satu hal

yang perlu diperhatikan guru. bimbingan khusus perlu dilakukan

96
Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 05 November 2022.
97
Siti Aminah, Wawancara, Kediri, 07 November 2022.
98
Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny, Wawancara, Kediri, 06 November 2022.

54
guru ketika mendapati siswa yang memiliki kemampuan yang lebih

rendah untuk menghindari terjadinya learning loss.99

b. Minat dan Motivasi

Minat dan motivasi merupakan dorongan yang ada pada

setiap siswa. Motivasi dan minat belajar setiap siswa berbeda hal

tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan Putri siswa

kelas III MI Al-Islahuddiny,

“Saya senang ketika berangkat sekolah karena di sekolah


banyak teman. Karena dirumah teman saya sedikit jadinya
tidak ada teman bermain.”100

Hal serupa juga disampaikan oleh fatih siswa kelas III MI

Al-Islahuddiny

“Saya sangat senang dan semangat ketika berangkat


sekolah. Saya menyukai teman-teman saya dan saya suka
bermain dibelakang sekolah”101

Motivasi dan minat siswa dapat di bentuk dengan berbagai

cara. Pengaruh teman, guru dan orangtua dalam hal ini sangat

berperan dalam mendorong semangat dan sebagai motivator untuk

siswa kelas III MI Al-Islahuddiny. Ketika siswa memiliki teman,

guru dan orang tua yang andil dalam hidupnya motivasi untuk

belajar giat akan didapatkan dan peningkatan pada kemampuan

belajar siswa akan membaik dan hasil maksimal tentu akan terjadi

sehingga menghindari dari terjadinya learning loss.102

99
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 08 November 2022
100
Siswa kelas III MI Al-Islahuddiny, Wawancara, Kediri, 05 November 2022.
101
Siswa kelas III MI Al-Islahuddiny, Wawancara, Kediri, 05 November 2022.
102
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 08 November 2022

55
Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan

ibu sirojul huda selaku wali kelas III MI Al-Islahuddiny

“kecenderungan siswa yang mengalami learning loss


dikarenakan motivasi belajarnya rendah. Motivasi yang
berasal dari diri siswa yang memang rendah kemudian tidak
ada yang mendorongnya sehingga siswa tetap merasa jika
belajar itu tidak perlu dan menjadi lebih banyak bermain.
Orang tua pada siswa yang mengalami learning loss
cenderung tidak memiliki waktu ketika anaknya
memerlukan dorongan semangat darinya”.103

2. Faktor Eksternal

a. Lingkungan Keluarga

1. Sosial Ekonomi Orang Tua

Orang tua yang memiliki keadaan ekonomi yang baik

cenderung mendapatkan fasilitas belajar yang memadai. hal

tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan Fatih

salah satu siswa kelas III MI Al-Islahuddiny

“Saya tidak kekurangan fasilitas belajar. Baik itu


dirumah ataupun disekolah. Di sekolah ada perpustakaan
tempat membaca, ada berugak dan taman bermain yang
bisa dipakai jika bosan belajar di kelas. Begitupun ketika
di rumah saya memiliki HP sendiri yang saya gunakan
untuk menghafal dan bermain game”104

Berdasarkan hal tersebut peneliti mendapati bahwa orang

tua memiliki tingkat sosial ekonomi yang tinggi. Ayah fatih

bekerja di salah satu kantor travell dan ibunya merupakan

seorang guru. Hal ini membuktikan jika status sosial ekonomi

seseorang menentukan fasilitas yang di dapatkannya ketika di

103
Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 04 November 2022.
104
Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny, Wawancara, Kediri, 06 November 2022.

56
rumah. Namun hal ini bukan menjadi patokan dalam

menentukan tingkat kemampuan siswa105.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti

dengan ibu guru Sirojul Huda

“siswa saya yang memiliki kondisi sosial yang tinggi


terkadang memamerkan fasilitas yang diberikan orang
tuanya kepada teman-temannya sehingga siswa yang lain
merasa minder dan ingin memiliki sesuatu yang sama
dengan temannya. Hal ini memicu terganggunya
semangat belajar siswa sehingga mengakibatkan siswa
kurang fokus dalam belajar”106

Dari hasil observasi dan wawancara tersebut dapat

dikatakan bahwa siswa yang memiliki tingkat sosial ekonomi

lebih tinggi sangat cukup dalam fasilitas belajar akan tetapi

tidak menjadi patokan siswa tersebut memiliki kemampuan

belajar yang lebih. Dan siswa yang memiliki tingkat sosial

ekonomi yang rendah cenderung memiliki fasilitas yang tidak

memadai dan hal tersebut berpengaruh pada motivasi siswa.107

2. Pendidikan Orang Tua

Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan

lebih tinggi cenderung memiliki bayangan untuk kedepannya

dan memahami apa yang siswa butuhkan. Hal tersebut sesuai

dengan hasil wawancara peneliti dengan Putri salah satu siswa

kelas III MI Al-Islahuddiny

105
MI Al-Islahuddiny, Dokumentasi, 09 November 2022
106
Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 04 November 2022.
107
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 08 November 2022

57
“ketika dirumah orang tua saya selalu memberikan
wejangan dan pengertian bahawa belajar itu penting.
Selain itu orang tua saya senang menemani ketika saya
membuat tugas di rumah”108

Hal tersebut juga sesuai dengan wawancara yang

dilakukan peneliti dengan ibu Sirojul Huda selaku wali kelas

III MI Al-Islahuddiny

“ketika perkumpulan orang tua siswa. orang tua siswa


yang tingkat pendidikannya tinggi banyak memberikan
kritik dan saran dalam mengupayakan kemampuan siswa
agar lebih meningkat dan mengharapkan agar learning
loss tidak terjadi”109

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut

dapat dikatakan bahwa pengaruh pendidikan orang tua terhadap

peningkatan kemampuan belajar siswa sangat diperlukan.

Dengan adanya hal ini orang tua dan guru saling mengoreksi

satu sama lain dan dampak yang di hasilkan pada nilai siswa

akan membaik dan learning loss akan terhindarkan.110

3. Suasana Hubungan Antara Orang Tua dan Anak

Ada beberapa orang tua yang bersikap otoriter terhadap

sistem belajar siswa ketika di rumah di karenakan ingin

anaknya menjadi peringkat pertama sehingga membatasi

kegiatan siswa. Jika hubungan siswa dengan orang tua baik

siswa akan lebih terbuka terhadap apa yang dialaminya ketika

di sekolah dan menceritakan kegiatan apa saja yang


108
Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny, Wawancara, Kediri, 05 November 2022.
109
Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 05 November 2022
110
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 08 November 2022

58
dilakukannya ketika belajar di dalam kelas. Hal ini dapat

memicu semangat dan motivasi belajar siswa meningkat dan

jika siswa tersebut mengalami learning loss orang tua dapat

dengan mudah mengetahui hal apa saja yang perlu dilakukan

dalam mengatasinya.111

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti

dengan Fatih salah satu siswa kelas III MI Al-Islahuddiny

“ketika dirumah saya dibatasi jika mau bermain maka


harus belajar dulu jika tidak maka saya tidak boleh
bermain. Saya di berikan menonton tv dan bermain game
ketika saya sudah menyelesaikan tugas saya dan di
berikan waktu dalam bermain game”

Hal serupa juga disampaikan oleh ibu sirojul huda selaku

wali kelas III MI Al-Islahuddiny

“ketika perkumpulan orang tua dilakukan kepala sekolah


selalu memberikan saran kepada wali siswa untuk selalu
berhubungan baik dengan siswa dalam artian tidak
memarahi, membentak, dan bahkan membandingkan.
Hal tersebut dapat memicu ketidakfokusan siswa dalam
belajar karena merasa diremehkan dan direndahkan.
Sebaliknya peran orang tua jika di rumah selalu
menyakan kegiatan yang dilakukan siswa ketika dirumah
atau tugas apa yang diberikan guru”112

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut

hubungan yang baik antara siswa dan orang tua mempengaruhi

fokus dan motivasi belajar siswa. jika siswa merasa memiliki

motivasi yang tinggi dalam belajar. Maka, kemampuan

111
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 08 November 2022
112
Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny, Wawancara, Kediri, 05 November 2022.

59
belajarnya akan meningkat dan siswa akan mendapatkan nilai

yang lebih tinggi.113

b. Lingkungan Sekolah

1. Kompetensi guru

Kompetisi guru berpengaruh pada meningkatnya hasil

belajar siswa. Jika guru menjelaskan dengan mudah dan dapat

dipahami dengan cepat oleh siswa maka pembelajaran akan

berjalan lancar dan hasil yang didapatkan akan memenuhi

standar. Learning loss bisa terjadi karena kompetensi guru

yang kurang hal tersebut dilihat dari kreatifitas guru dalam

menangani kelas. 114

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti

dengan Halis salah satu siswa kelas III MI Al-Islahuddiny,

“ibu guru ketika mengajar sering menjelaskan didepan


dan kemudian memberi kami tugas. Terkadang membuat
kami bosan dan malas mendengarkan penjelasan guru”115

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti

dengan Halis salah satu siswa kelas III MI Al-Islahuddiny,

“Ibu guru merupakan contoh yang baik ibu guru tidak


pernah membandingkan kami. Ibu guru selalu
memberikan kami pengertian jika hal tersebut tidak baik
untuk kami. Ibu guru selalu menjelaskan materi dengan
sabar hingga kami mampu memahaminya”116

113
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 08 November 2022
114
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 08 November 2022
115
Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny, Wawancara, Kediri, 07 November 2022.
116
Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny, Wawancara, Kediri, 07 November 2022

60
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara semua guru

di MI Al-Islahuddiny merupakan lulusan S1 dan sudah

mengikuti pelatihan-pelatihan sehingga dapat dikatakan bahwa

guru-guru MI Al-Islahuddiny memiliki kompetensi yang bagus.

Baik kompetensi profesional, kompetensi pedagogik dan

kompetensi sosial. Dengan adanya hal tersebut guru dapat

mengatasi learning loss dengan berbagai metode-metode.117

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di sekolah sangat

memadai terlihat dari lengkapnya buku-buku di perpustakaan,

adanya taman bermain, halaman yang luas dan adanya berugak.

Sarana dan prasarana ini dapat di manfaatkan oleh siswa

sehingga meningkatkan minat dan kemampuan siswa dengan

baik. Akan tetapi, peneliti menemukan siswa tidak terlihat

antusias dengan fasilitas yang ada dan kurang

memanfaatkannya dengan baik.118

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu

sirojul huda selaku wali kelas III MI Al-Islahuddiny

“Siswa jarang masuk ke dalam perpustakaan untuk


membaca buku. Siswa lebih banyak bermain di dalam
perpustakaan dengan berlari-lari. Ketika keluar main
siswa yang mengalami learning loss akan saya bimbing
di perpustakaan untuk membaca beberapa paragraf hal
tersebut saya lakukan untuk menarik minat baca siswa
dengan buku-buku dongeng”119
117
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 08 November 2022
118
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 08 November 2022
119
Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny, Wawancara, Kediri, 07 November 2022.

61
Hal serupa juga disampaikan oleh Halis salah satu siswa

kelas III MI Al-Islahuddiny

“Karena saya belum lancar membaca ibu guru menyuruh


saya untuk ke perpustakaan dan menghafalkan bentuk-
bentuk huruf alfabet dan ibu guru memberikan saya
bimbingan khusus ketika jam keluar main
berlangsung” 120

Hal serupa juga disampaikan oleh Fatih salah satu siswa

kelas III MI Al-Islahuddiny

“Saya tidak kekurangan fasilitas belajar. Baik itu


dirumah ataupun disekolah. Di sekolah ada perpustakaan
tempat membaca, ada berugak dan taman bermain yang
bisa dipakai jika bosan belajar di kelas. Begitupun ketika
di rumah saya memiliki HP sendiri yang saya gunakan
untuk menghafal dan bermain game”121

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut

dapat disimpulan bahwa sarana dan prasarana di sekolah sangat

memadai. akan tetapi pemanfaatan yang kurang dilakukan oleh

siswa. sehingga dalam hal ini diperlukan peran guru dalam

menarik minat siswa untuk membaca dengan memaksanya

untuk masuk ke perpustakaan dan membaca.122

3. Kurikulum dan Strategi Mengajar

Pergantian kurikulum juga merupakan salah satu faktor

penyebab terjadinya learning loss hal tersebut karena siswa

terlalu sering beradaptasi dengan perubahan-perubahan

sehingga materi yang diserap siswa tidak maksimal. Hal


120
Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny, Wawancara, Kediri, 08 November 2022.
121
Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny, Wawancara, Kediri, 06 November 2022.
122
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 08 November 2022

62
tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan ibu

sirojul huda selaku wali kelas III MI Al-Islahuddiny

“Perubahan kurikulum yang terus berganti membuat


siswa harus menyesuaikan diri secara terus menerus.
Terkadang materi yang sudah disampaikan tidak dapat
diselesaikan dan berganti menggunakan kurikulum yang
baru sehingga membuat siswa bingung dan learning loss
terjadi”123

Begitupun dengan strategi yang digunakan guru dalam

mengajar. Jika strategi guru dalam mengajar menyenangkan

dan siswa dapat dengan mudah memahami minat belajar akan

meningkat dan menghindarkan dari terjadinya learning loss.

Hal tersebut serupa dengan hasil wawancara peneliti dengan

Fatih salah satu siswa kelas III MI Al-Islahuddiny

“ibu guru belajar hanya di dalam kelas saja jika


olahraga dan ada eksperimen baru ibu guru akan
mengadakan pembelajaran di luar kelas. Ketika materi
terseut terkakit tanaman ibu guru akan membawa kami
ke taman sekolah dan mengajari kami cara menanam
pohon”124

Dari hasil wawancara dan observasi tersebut dapat

dikatakan bahwa kurikulum dan strategi guru sangat

berpengaruh dalam terjadinya learning loss. Strategi dalam

pembelajaran menentukan tingkat ketertarikan siswa pada

pembelajaran tersebut. Ketika guru menggunakan strategi yang

tepat siswa akan mudah memahaminya dengan cepat begitupun

sebaliknya.125
123
Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 08 November 2022.
124
Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny, Wawancara, Kediri, 07 November 2022
125
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 08 November 2022

63
c. Game dan Gadget.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan

peneliti dengan wali kelas III MI Al-Islahuddiny

“siswa yang mengalami learning loss itu kebanyakan karna


gadget dan bermain game. Jadinya kalo adat tugas yang
harusnya dikerjakan di rumah namun siswa
mengerjakannya di sekolah dan menyontek ke teman yang
sudah mengerjakan sehingga hasil yang di harapkan
menjadi kurang maksimal”126
Hal tersebut sesuai dengan wawancara dengan wali dari

siswa damar yaitu ibu aminah yang menyatakan bahwa

“Damar seringkali tidak mau belajar dan mengerjakan tugas


di rumah karena main gadget, saya sering menyuruhnya
mengerjakan tugas dan PR jika ada. Oleh karena itu damar
saat ini belum bisa membaca dengan lancar atau masih
mengeja”.127
Hal serupa juga disampaikan oleh fatih (siswa kelas III MI

Al-Islahuddiny)

“kalo di rumah sering main hp sama main game jadinya


malas belajar. Ibu saya juga jarang menemani saya belajar.
Tapi kalo ada tugas rumah saya selalu mengerjakan”128

Dari hasil wawancara di atas gadget dan game memang

mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan kemampuan

belajar siswa dan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya

learning loss. Selain itu, peran orang tua di rumah juga sangat

diperlukan. Dalam mengatasi learning loss peran orang tua juga

sangat berpengaruh terutama dalam mengawasi keseharian siswa di

rumah. Pembatasan waktu dalam belajar dan bermain juga


126
Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 08 November 2022.
127
Wali siswa kelas III MI Al-Islahuddiny, Wawancara, 03 November 2022.
128
Ibu Sirojul Huda, S.Pd. Wawancara, 05 November 2022.

64
membantu meningkatkan kemampuan siswa serta menaikkan nilai

siswa ketika di sekolah. 129

Hal serupa juga disampaikan oleh putri (siswa kelas III MI

Al-Islahuddiny)

“ibu saya memberikan waktu bermain ketika saya sudah


menyelesaikan tugas rumah yang di berikan guru. ibu akan
memarahi saya ketika saya lebih banyak menghabiskan
waktu dengan bermain hp dibandingkan belajar”.130

d. Adanya Peristiwa Covid-19

Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru, siswa,

dan orang tua menunjukkan bahwa learning loss di kelas III MI

Al-Islahuddiny telah terjadi dan dampak yang dihasilkan lebih

besar ketika terjadinya covid-19 yang pada saat itu pembelajaran

dilakukan secara online. Kompetensi yang harusnya sudah dikuasai

oleh siswa menjadi terputus sehingga pada saat ini learning loss

yang terjadi tampak lebih parah. 131

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan

peneliti dengan ibu Sirojul Huda,

“beberapa siswa kelas III memang belum bisa membaca


dengan lancar dan saya memberikan bimbingan tambahan.
Akan tetapi, karena terjadinya covid-19 bimbingan tersebut
terputus karena sistem belajar menggunakan daring.
Pengawasan dari orang tua yang minim sehingga belajar
dari rumah membuat siswa juga mengalami learning
loss”132

129
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 08 November 2022
130
Ibu Sirojul Huda, S.Pd. Wawancara, 05 November 2022.
131
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 08 November 2022
132
Ibu Sirojul Huda, S.Pd. Wawancara, 05 November 2022.

65
Hal tersebut serupa dengan hasil wawancara peneliti

dengan ibu Aminah selaku salah satu wali siswa kelas III MI Al-

Islahuddiny

“ketika pendemi covid-19 berlangsung anak saya


belajarnya di rumah dengan HP setelah diperhatikan
ternyata anak saya lebih asik bermain game dan menonton
tiktok. Alhasil nilai yang didapatkan kurang maksimal dan
nilai anak saya menjadi turun. Saya merasa kewalahan
ketika itu karena selain mengawasi anak saya belajar saya
juga berjualan di rumah”133

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti

dapat dikatan jika covid-19 mengakibatkan learning loss semmakin

terlihat dan menjadi semakin parah. Kemunduran akademik secara

drastis tidak dapat dihindarkan dikarenakan ketika covid-19

sekolah di tutup dalam jangka waktu yang lama sehingga

pemerintah menerapkan sistem kurikulum yang baru dan saat

pendemi berakhir kurikulum di ganti lagi. Hal ini juga membuat

siswa kembali menyesuaikan diri dengan kurikulum-kurikulum

yang selalu diperbaharui.134

Dapat disimpulkan jika penyebab terjadinya learning loss

di kelas III MI Al-Islahuddiny bukan hanya covid-19 akan tetapi

melingkupi gadget, kompetensi guru, peran orang tua, dan

lingkungan.

BAB III

PEMBAHASAN

133
Siti Aminah, Wawancara, 07 November 2022
134
MI Al-Islahuddiny, Observasi, 08 November 2022

66
Berdasarkan hasil wawancara, obeservasi dan dokumentasi yang dilakukan

tentang “Gambaran learning loss di kelas III MI Al-Islahuddiny” berikut adalah

deskripsi dari hasil penemuan penelitian yang telah dilakukan.

A. Gambaran Learning Loss di Kelas III MI Al-Islahuddiny

1. Minat Belajar yang Berkurang

Minat merupakan rasa ketertarikan yang ada pada diri tanpa ada

dorongan dari luar. Siswa kelas III cenderung memiliki minat belajar yang

rendah sehingga sebagian siswa mengalami learning loss.

Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Wijayanti dan

widodo yang menyatakan bahwa Learning loss terjadi karena rendahnya

motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya melakukan segala

upaya agar motivasi belajar siswa meningkat. Hal tersebut penting

dilakukan mengingat motivasi merupakan salah satu aspek yang

menentukan keberhasilan siswa.135

Pengaruh minat dalam belajar sangat besar. Siswa akan mudah

memahami materi jika merasa tertarik atau menyukai dengan materi yang

disampaikan ataupun strategi yang guru gunakan. Menarik minat belajar

siswa untuk menghindari terjadinya learning loss bukan hanya menjadi

tugas guru akan tetapi peran orang tua dalam hal ini juga sangat

diperlukan. Hal sependapat juga disampaikan oleh Pratiwi bahwa peran

orang tua sangat penting dalam mendukung keberhasilan belajar siswa.

135
Wijayanti & Widodo, Studi Korelasi Motivasi belajar terhadap Hasil Belajar Matematika
Selama Daring, Jurnal of Instructional Mathematics, Vol.2, Nomor 1, 2021, Hlm. 8

67
Karena bagaimanapun siswa lebih banyak menghabiskan waktu di

rumah.136

2. Kemampuan Belajar yang Rendah

Keterlambatan siswa dalam memahami materi merupakan salah

satu indikator terjadinya learning loss hal ini dikarenakan jika kemampuan

siswa dalam memahami materi dengan cepat learning loss tidak akan

terjadi dalam beberapa pihak. Biasanya anak yang mengalami

keterlambatan dalam memahami materi dikarenakan materi yang

disampaikan berat dan belum mampu di pahami siswa dan kemampuan

siswa yang memang tidak setara dengan teman sebayanya.

Hal ini sependapat dengan teori yang disampaikan oleh Indah

Diansari menjelaskan bahwa siswa yang lambat memahami materi

pembelajaran atau sering di sebut dengan slow learner memerlukan waktu

yang lebih lama dan intensitas belajar yang lebih banyak untuk memahami

dan menguasai materi.137

3. Kemunduran Akademik

Kemunduran akademik pada siswa kelas III merupakan salah satu

indikator dari terjadinya learning loss. Siswa yang mengalami

kemunduran akademik secara terus menerus dengan nilai-nilai yang

semakin menurun membuat siswa tidak memenuhi standart hasil belajar

yang sudah ditentukan. Hal ini sependapat dengan teori yang disampaikan

136
Pratiwi, Dinamika Learning Loss: Guru dan Orang Tua, JurnalEdukasi Nonformal, Vol.1,
Nomor 1, 2020, Hlm. 3
137
Indah Diansari, Mega Isvandiana dan Ferry Aristiya, Analisis Faktor Penyebab Anak
Lamban Belajar di Kelas III SDN 1 Pringkuku Tahun Pelajaran 201/2020, Jurnal Pendidikan,
Vol.1, Nomor 1, 2020, Hlm. 5

68
oleh Nova Sukmawati yang menjelaskan bahwa salah satu gejala learning

loss yaitu menurunnya capaian hasil belajar siswa dikarenakan terjadinya

kesenjangan interaksi antara siswa dengan guru138

B. Upaya Guru dalam Mengatasi Learning Loss di Kelas III Al-Islahuddiny

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui hasil temuan lapangan

bahwa guru telah berupaya dalam mengatasi learning loss pada siswa kelas III

MI Al-Islahuddiny. Upaya guru dalam mengatasi learning loss di kelas III MI

Al-Islahuddiny diantaranya:

1. Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Pembelajaran melibatkan guru dan juga murid. Jika pembelajaran

dilakukan dengan susana menyenangkan dan metode yang digunakan guru

sesuai siswa akan menjadi tertarik dan lebih aktif didalam kelas. Dalam

meningkatkan minat belajar siswa guru menggunakan metode dan media

belajar yang menarik dan memberikan sanksi ketika ada siswa yang

kurang memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung.

Hal tersebut sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh suci

trismayanti bahwa hakekatnya seorang guru bukan hanya berperan sebagai

fasilitator dan mediator akan tetapi guru juga dituntut untuk dapat berperan

sebagai motivator yang dapat membangkitkan semangat dan dorongan

peserta didik dalam belajar dengan menggunakan berbagai

keterampilan.139

138
Nova Sukmawati M, Belnded Learning: Solusi Mengatasi Learning Loss dalam
Pembelajaran, JurnalPendidikan, Vol. 7, Nomor 2, Desember 2022, hlm. 6
139
Suci Trismayanti, Strategi Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta didik di
Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Islam, Vol.17, Nomor 2, 2019, hlm. 5

69
2. Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa

Dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa guru mempunyai

peran yang sangat penting. Guru kelas III MI Al-Islahuddiny menerapkan

2 hal dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa, diantaranya:

a. Membaca buku 5 menit sebelum pembelajaran dimulai

b. Menyetorkan hafalan perkalian sebelum pulang

3. Bekerjasama dengan Orang Tua Siswa

Lingkungan keluarga adalah tempat latihan atau belajar dan tempat

anak memperoleh pengalaman, karena keluarga merupakan lingkungan

pertama dan paling penting bagi anak. Guru memberikan laporan kegiatan

siswa ketika di sekolah dan begitupun sebaliknya.

Temuan ini senada dengan yang dikatakan oleh M. Ngalim

Purwanto dalam buku Rianawati yang mengatakan bahwa adanya

kerjasama orang tua dengan guru dapat menghasilkan informasi lengkap

mengenai diri anak. Guru akan mengetahui sikap, watak dan prilaku

peserta didik dari orang tuanya, dan sebaliknya orang tua dapat

memperoleh infiormasi yang jelas mengenai perkembangan belajar siswa

di sekolah.140

Sehingga dengan adanya kerjasama tersebut, guru dapat memahami

kondisi siswa sehingga guru dan orang tua dapat membantu guru mengatasi

learning loss pada siswa.

4. Guru Memberikan Perhatian dan Motivasi

140
Rianawati, Kerjasama Orang Tua dan Guru, (Pontianak: Top Indonesia,2017) hlm.
229

70
Perhatian seorang guru terhadap siswanya sangat penting agar guru

mengetahui apa yang terjadi dengan siswanya apakah siswa membutuhkan

bimbingan tersebut atau tidak. Akan tetapi akan lebih baiknya setiap siswaa

diberikan perhatian karena sangat yakin setiap siswa mempunyai

permasalahan dalam pengembangan bakat dan keterampilanya masing-

masing.

Motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan prilaku tertentu

yang terarah kepda pencapaian suatu tujuan tertentu. Dan motivasi juga

merupakan penggerak atau pendorong untuk melakuakn tindakan tertentu,

tinggi rendahnya usaha atau semangat seseorang untuk beraktivitas, dan

tentu saja tinggi rendahnya semangat akan menentukan hasil yang

diperoleh. Maka dari itu dalam hal mengajar kita sebagai guru wajib

memberikan motivasi kepada siswa agar siswa giat dalam belajar serta

siswa giat dalam meningkatkan hasil belajarnya.

Temuan ini senada dengan yang di ungkapkan Ayudia Nuranisa

mengungkapkan bahwa guru yang baik dalam mengajar selamanya akan

berusaha mendorong siswa untuk beraktivitas mencapai tujuan

pembelajaran serta memberikan motivasi kepada anak-anak agar mau

mengembangkan bakat dan keterampilanya, serta menjaga kesetabilan

motivasi anak, jangan sampai motivasi anak tersebut menurun. Degan

begitu memudahkan peran guru dalammengembangkan bakat dan

keterampilan siswa.141
141
Ayudia Nur Anisa, Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Siswa di Sekolah,
Jurnal Bimbingan Konseling Islam, Vol. 2, Nomor 2, 2019, hlm. 6.

71
C. Faktor Penyebab Terjadinya Learning Loss di kelas III MI Al-

Islahuddiny

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui hasil temuan lapangan

bahwa guru telah berupaya dalam mengatasi learning loss pada siswa kelas III

MI Al-Islahuddiny. Faktor penyebab terjadinya learning loss di kelas III MI

Al-Islahuddiny yaitu:

1. Faktor Internal

a. Intelligensi

Kemampuan setiap siswa berbeda-beda sehingga dalam

penyerapan materi juga ada yang cepat dan lambat. Dalam hal ini

peran guru sebagai demonstrator sangat diperlukan. Di kelas III siswa

yang memiliki kemampuan rendah diberikan perhatian lebih sehingga

memungkinkan tidak tertinggal dari teman-teman yang lain.

Hal tersebut sependapat dengan teori yang di kemukakan oleh

Eva Nauli Thaib bahwa Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi

prestasi belajar seorang siswa, di mana siswa yang memiliki taraf

inteligensi tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai

prestasi belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki

taraf inteligensi yang rendah diperkirakan juga akan memiliki prestasi

belajar yang rendah. Namun bukanlah suatu yang tidak mungkin jika

siswa dengan taraf inteligensi rendah memiliki prestasi belajar yang

tinggi, juga sebaliknya142

142
Eva Nauli Thaib, Hubungan Antara Prestasi Belajar dengan Kecerdasan Emosional,
Jurnal Ilmiah Ditaktika, Vol. XIII, Nomor 2, Februari 2013, Hlm. 6

72
b. Motivasi

Learning loss terjadi karena menurunnya motivasi belajar

pada siswa. Jika motivasi siswa dalam belajar berkurang maka siswa

akan malasa dalam mengerjakan tugas dan penyerapan pada materi

tidak maksimal sehingga berdampak pada penurunan nilai.

Hal serupa disampaikan oleh ibu sirojul huda selaku wali

kelas III MI Al-Islahuddiny bahwa banyaknya siswa yang kehilangan

semangat dan motivasi dalam belajar di karenakan penyampain

materi yang terkadang membosankan.143

2. Faktor Eksternal

a. Lingkungan keluarga

1) Pendidikan Orang Tua

Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi

cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya

pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang

mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah.

Hal tersebut sependapat dengan teori Siti Nasirotun

mengatakkan bahwa pendidikan informal merupakan pendidikan

yang diselenggarakan atau dilakukan oleh keluarga dan

lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Kondisi

sosial keluarga akan diwarnai oleh bagaimana interaksi sosial

yang terjadi diantara Anggota keluarga dan interaksi sosial

dengan masyarakat lingkungannya. Interaksi sosial di dalam


143
Ibu Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 07 November 2022

73
Keluarga biasanya didasarkan atas rasa kasih sayang dan

tanggung jawab yang diwujudkan dengan Memperhatikan orang

lain, bekerja sama, saling membantu dan saling memperdulikan

termasuk terhadap masa depan anggota keluarga144

2) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota

keluarga

Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu

semangat berpretasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa

secara langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak

langsung, seperti hubugan keluarga yang harmonis.

Hal tersebut sependapat dengan teori Siti Nasirotun Interaksi

sosial di dalam keluarga biasanya didasarkan atas rasa kasih

sayang dan tanggung jawab yang diwujudkan dengan

Memperhatikan orang lain, bekerja sama, saling membantu dan

saling memperdulikan termasuk terhadap masa depan anggota

keluarga. Interaksi orangtua tehadap anak-anaknya biasanya juga

dilandasi oleh hal-hal tersebut termasuk peduli terhadap masa

depan pendidikan anaknya. Kepedulian orangtua terhadap

pendidikan Anak apabila diaplikasikan secara tepat akan

mendorong anak untuk berprestasi dalam pendidikannya. 145

b. Lingkungan Sekolah

1) Sarana dan Prasarana


144
Siti Nasiroh, Pengaruh Kondisi social ekonomi dan Pendidikan orang tua terhadap
motivasi belajar siswa, Jurnal Pendidikan, Vol. 2, Nomor 2, Februari 2019, Hlm. 4.
145
Ibid.

74
Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP

akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah

selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar

sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar.

sarana dan prasarana di sekolah MI Al-Islahuddiny sangat

memadai. akan tetapi pemanfaatan yang kurang dilakukan oleh

siswa. sehingga dalam hal ini diperlukan peran guru dalam

menarik minat siswa untuk membaca dengan memaksanya

untuk masuk ke perpustakaan dan membaca.

Hal tersebut sependapat dengan teori Rihatul Miski yang

mengatakakan bahwa semakin memadai sarana dan prasarana

yang ada di sekolah maka pretasi siswa akan bagus dan

kemampuan belajarnya akan meningkat. Pemanfaatan sarana

dan prasarana sebagai alternatif lain media pembelajaran akan

meningkatkan semangat siswa dalam belajar.146

Dapat dikatakan bahwa jika sarana dan prasarana sekolah

memadai dan dimanfaatkan dengan baik akan memiliki dampak

yang baik terhadap perkembangan minat belajar siswa. Jika

minat belajar siswa meningkat proses belajar akan berjalan

dengan baik dan nilai yang dihasilkan akan lebih maksimal.

Begitupun sebaliknya jika sarana dan prasarana tidak memadai

dan tidak dimanfaatkan dengan baik learning loss bisa terjadi.

146
Rihatul Miski, Pengaruh Sarana dan prasarana terhadap kemampuan belajar siswa,
Jurnal Pendidikan, Vol. 2, Nomor 1, April 2020, hlm. 5.

75
2) Kompetensi Guru dan Siswa

Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih

prestasi kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja

yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Jika

seorang siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan

baik di sekolah terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas

dan tenaga pendidik yang berkualitas dan hubungan dengan

guru dan teman-temannya berlangsung harmonis maka siswa

akan memperoleh iklim belajar yang menyenangkan. Dengan

demikian, ia akan terdorong untuk terus-menerus meningkatkan

prestasi belajarnya. 147

Hal tersebut sependapat dengan teori Sultan Hasanudin

bahwa pentingnya kompetensi guru dalam memberikan

pembelajaran pada siswa dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa yang kemudian hasil yang didapatkan oleh siswa

memuaskan. Jika prestasi dan hasil belajar memuaskan maka

kemunduran akademik tidak akan terjadi dan learning loss

dapat diatasi148

3) Kurikulum dan Metode Mengajar

Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan

materi tersebut kepada siswa. Metode pembelajaran yang lebih

147

148
Sultan Hasanuddin, Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Prestasi Belajar Siswa,
Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 2, Nomor 1, April 2020, hlm. 5.

76
interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan

peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sarlito Wirawan yang

menyatakan bahwa faktor yang paling penting adalah faktor

guru. Jika guru mengajar dengan arif bijaksana, tegas, memiliki

disiplin tinggi, luwes dan mampu membuat siswa menjadi

senang akan pelajaran, maka hasil belajar siswa akan cenderung

tinggi, paling tidak siswa tersebut tidak bosan dalam mengikuti

pelajaran.149

c. Gadget dan Game Online

Perkembangan zaman pada tahun ini sangat pesat dimulai

dengan perkembangan tekhnologi, cara berpakaian hingga anak-anak

bertingkah dewasa hal tersebut menimbulkan kekhawatiran pada

generasi muda selanjutnya. Pesatnya perkembangan tekhnologi saat

ini menyebabkan semua orang berpangku pada gadget begitupun

dengan siswa kelas III MI Al-Islahuddiny rata-rata siswa kelas III MI

Al-Islahuddiny memiliki gadget dan bermain game online. Beberapa

dari siswa tersebut mengalami learning loss dikarenakan pengaruh

gadget dan game online mengganggu jam belajar di rumah dan tidak

memanfaatkan gadget tersebut dengan baik sehingga siswa lebih asik

bermain gadget dan malas membaca buku pelajaran.

Hal tersebut sependapat dengan teori Dian Kurniawati bahwa

siswa yang sering menggunakan gadget akan mengalami kecanduan


149
Sarlito Wirawan, Pengantar Psikologi, (Jakarta: Remaja Rosda Karya, 1976), hlm. 95

77
pada aplikasi yang ada pada gadget dari game, jejaring sosial, internet

dan aplikasi lainnya. Dalam hal ini akan mengalami penurunan pada

prestasi belajarnya. Akan tetapi jika gadget digunakan dengan baik

maka dapat digunakan sebagai sarana dalam belajarnya untuk

meningkatkan prestasi belajarnya.150

Dalam hal tersebut diperlukan peran orang tua untuk

mengawasi siswa untuk menggunakan gadget seperlunya dan

bermain game online seperlunya dikarenakan jika prestasi belajar

menurun karena hal tersebut maka kemampuan dan hasil belajar

siswa akan menurun pula dan hal tersebut dapat mengakibatkkan

learning loss.

d. Adanya Peristiwa Covid-19

Terjadinya pendemi covid-19 selama 2 tahun silam sangat

mempengaruhi sistem pembelajaran yang awalnya pembelajaran

dilakukan secara tatap muka kemudian menggunakan sistem daring

membuat guru, orang tua, dan siswa mengalami kesenjangan. Hal

tersebut mengakibatkan learning loss atau kehilangan kemampuan

belajar. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti

dengan wali kelas III MI Al-Islahuddiny yang mengatakan bahwa

siswa kelas III mengalami learning loss akibat dari covid-19 yang

berkepanjangan mengingat bahwa tidak semua siswa dapat

150
Dian Kurniawati, Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Prestasi Belajar Siswa,
Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 2, Nomor 1, April 2020, hlm. 5.

78
menggunakan gadget sehingga ada beberapa siswa yang tertinggal

dalam materi pembelajaran.151

Hal sependapat juga disampaikan Donna Rhamdan bahwa

dampak pembelajaran daring akibat situasi pendemi begitu banyak.

Terutama dalam proses belajar mengajar yang membuat guru,

orang tua dan siswa kewalahan karena harus menggunakan

platform dan aplikasi-aplikasi tertentu.152

151
Ibu Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 07 November 2022
152
Donna Rhamdan, Atrendy Kule, Sucahyo Mas’An, Analisis Pemanfaatan e Learning di
Masa Pendemi (Studi Kepustakaan: Learning Loss pada Peserta Didik), Jurnal Pendidikan dan
Kewirausahaan, Vol. 9, Nomor 2, 2021, Hlm. 7

79
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Siswa yang mengalami learning loss cenderung memiliki

kemampuan belajar yang rendah, motivasi dan minat belajar yang

menurun dan nilai nya juga mengalami penurunan drastis. Hal tersebut

membuktikan jika penyebab terjadinya learning loss bukan hanya covid-19

namun dikarenakan faktor yang lain seperti lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Selain itu, gadget juga

dapat membuat siswa mengalami learning loss.

Upaya yang dilakukan guru kelas III MI Al-Islahuddiny dalam

mengatasi learning loss meliputi, meningkatkan minat belajar dengan cara

guru menggunakan metode dan media belajar yang menarik dan

memberikan sanksi ketika ada siswa yang kurang memperhatikan ketika

pembelajaran berlangsung, meningkatkan kemampuan belajar siswa guru

kelas III MI Al-Islahuddiny menerapkan 2 hal dalam meningkatkan

kemampuan belajar siswa, diantaranya yaitu dengan membaca buku 5

menit sebelum pembelajaran dimulai dan menyetorkan hafalan perkalian

sebelum pulang dan bekerjasama dengan orang tua siswa dengan cara

memberikan laporan kegiatan siswa ketika di sekolah dan begitupun

sebaliknya.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya learning loss

dibagi menjadi 2 diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

80
internal penyebab terjadinya learning loss yaitu intelligensi dan motivasi

sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan terjadinya learning loss

yaitu faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, gadget dan

game, dan adanya peristiwa covid-19.

B. Saran

Sehubungan dengan penelitian ini, maka penulis mengemukakan

beberapa saran kepada berbagai pihak yaitu:

a. Kepada wali kelas agar lebih kreatif lagi dalam memilih metode dan

strategi pembelajaran, supaya senang belajar dan siswa tidak merasa

bosan, serta guru harus bisa memberikan pemahaman yang lebih pada

siswa yang memiliki kemampuan belajar yang rendah.

b. Kepada orang tua siswa agar tetap mengawasi perkembangan belajar

siswa baik di sekolah dan di rumah. Untuk selalu membatasi kegiatan

siswa yang dirasa berlebihan khususnya dalam bermain.

c. Kepada siswa hendaknya lebih meningkatkan kembali keaktifan

mereka pada saat pembelajaran, siswa harus bisa memanfaatkan waktu

saat pembelajaran sehingga pembelajaran bisa lebih efektif dan siswa

hendaknya bisa memahmi pelajaran dengan cepat.

81
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahmat, Abd,Hamid, Ismaniar, Mintarsih Arbarini, Model Mitigasi


Learning Loss Era Covid-19: Studi pada pendidikan Nonformal
Dampak Peniddikan Jarak Jauh, Yogyakarta: Samudra Biru, 2021

Acep Roni Hamdani, dan Asep Priatna, “Efektifitas Implementasi


Pembelajaran Daring (Full Online) di Masa Pendemi Covid-19 Pada
Jenjang Sekolah Dasar Di Kabupaten Subang”,. Jurnal Ilmiah PGSD
STKIP Subang. Vol. 6, Nomor 1, Juni 2020, hlm.4-8.

Agusriadi, Elihami, Mutmainnah, dan Busa, “Tekhnical Guidance for


Learning Management in a Video Converencewith theZzoom and
Youtube Application in the Covid-19 Pendemic Era, Jurnal of
Physics: confrenceseries. Vol. 1783, Nomor 1, Februari 2021. hlm. 5.

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar,


Jakarta: Kencana, 2016.

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2008.

Albi Anggito dan Johan Stawan, Metodologi Penelitian Kualitatif,


Sukabumi: Cv. Jejak, 2018.

Dewi Safitri, Menjadi Guru Profesional, Riau: PT Indragiri, 2019.

Didi Pianda, Kinerja Guru, Sukabumi: CV Jejak, 2018.

Djunaidi Ghoni dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif,


Dyogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

I Wayan Redhana, “Mengembangkan Keterampilan Abad Ke21 Dalam


Pembelajaran Kimia”, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol.13,
Nomor 1, 2019, hlm. 12.

Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Cv. Alfabeta, 2015.

Kashyap, Sailaja, Srinivas, & Raju, “Challenges in online teaching amidst


covid crisis: Impact on engineering educators of different levels”,
Journal of Engineering Education Transformations, Vol. 34, Special
Issue, hlm. 9.

82
KBBI, “Kamus Besar Bahas Indonesia”, dalam , diakses tanggal 20 April 2022, pukul 21.35.

Koenjaraningrat, Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta,


1983.

Lincoln dan Guba, Prosedur Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta:


Graivndo, 1985.

Melda Akori, “Upaya Guru Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa


Dalam Mengikuti Pembelajaran Berbasis Daring Kelas IV di MIS Al-
Ba’ani Kota Bengkulu, (Skripsi, IAIN, Bengkulu, 2021), hlm.79-89.

Miles dan Hubermen, Analisis Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gema Press,


2008.

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2011) hlm.9

Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda 2002.

Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia, 2013.

Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, Bandung:


Mandar Maju, 2011.

Sirojul Huda, Wawancara, Kediri, 05 Oktober 2021.

Stainlus Amsikan, Selestina Nahak, dan Ferdinandus Mone, “Kemampuan


Siswa Sebagai Alternative Solusi Mengatasi Learning Loss SMPN
Nunufafi”, Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat, Vol.4,
Nomor 4, November 2019, hlm. 7.

Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka


Setia, 2011.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2007.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada,


1998.

83
Surat Edaran (SE) Menteri Pendidikan Nomor 3 Tahun 2021 Tentang
panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pendemi
Coronavirus disease 2019 (COVID-19).

Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Syifaul Fuada, Dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat


di Masa Pendemi. Banten: Media Edukasi Indonesia, 2020.

Wahyu Aji Fatma Dewi, “Dampak COVID-19 Terhadap Implementasi


Daring di Sekolah Dasar”, Ilmu Pendidikan, Vol.2, Nomor 1, April
2020 hlm. 57.

Wahyu Dewi Pratiwi, “Dinamika Learning Loss: Guru dan Orang Tua”,
Jurnal Edukasi Non Formal, Vol.2, Nomor 1, Juli 2021, hlm.2-4.

Wiwin Andriani, M. Subandowo, Hari Karyono, dan Wawan Gunawan,


“Learning Loss Dalam Pembelajaran Daring di Masa Pendemi
Corona”, Seminar Nasional Tekhnologi, Pembelajaran 1, Nomor 1,
2021, hlm. 9-13.

Yohana Afliani Ludo Buan, Guru dan Pendidikan Karakter, Indramayu: CV


Adanu Abimata, 2020.

Zakiyah Derajad, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

84
LAMPIRAN 1

INSTRUMEN PENELITIAN

Tabel 1
(Pedoman Observasi)
Pedoman Observasi Upaya Guru dalam Learning Loss di Kelas III MI
Al-Islahuddiny Tahun Ajaran 2021/2022

Data/Hasil
No Observasi
Pengamatan

1 Gambaran learning loss di kelas III MI Al-


Islahuddiny Tahun Ajaran 2021-2022.

2 Upaya guru dalam menangani learning loss di


kelas III MI Al-Islahuddiny Tahun Ajaran 2021-
2022.

3 Faktor-faktor penyebab learning loss di kelas III


MI Al-Islahuddiny Tahun Ajaran 2021-2022

Tabel 2
(Pedoman Wawancara)
Pedoman Wawancara Untuk Guru Upaya Guru dalam Menangani Learning
Loss di Kelas III MI Al-Islahuddiny Tahun Ajaran 2021/2022
Wawancara Jawaban

1. Adakah siswa yang mengalami learning loss


di kelas III MI Al-Islahuddiny?
2. jika ada, indikator yang bagaimana
ditunjukkan oleh siswa?
3. Bagaimana tanggapan guru mengenai siswa
yang mengalami learning loss di kelas III MI
Al-Islahuddiny?
4. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya learning loss di kelas III MI Al-
Islahuddiny?
5. Bagaimana upaya guru dalam menangani
siswa yang mengalami learning loss di kelas
III MI Al-Islahuddiny?

85
Pedoman Wawancara Untuk Siswa Tentang Upaya Guru dalam Menangani
Learning Loss di Kelas III MI Al-Islahuddiny Tahun Ajaran 2021/2022.
Wawancara Jawaban

1. Bagaimana perasaanmu ketika pembelajaran


tatap muka di berlakukan kembali?
2. Apakah adik memahami materi yang
disampaikan guru dengan mudah? Mengapa?
3. Bagaimana guru menjelaskan pembelajaran?

4. Apakah adik mengalami kesulitan ketika


pemberian materi berlangsung?
5. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan
kemampuan belajar siswa?
6. Apakah adik sering belajar di rumah dengan
orang tua?
7. Apakah orang tua adik selalu menemani ketika
belajar di rumah?
8. Apakah adik kekurangan fasilitas ketika
belajar?
9. Apakah media yang digunakan guru menarik?

10. Apakah adik sering tidak mengerjakan tugas?


Mengapa?

Pedoman Wawancara Untuk Orang Tua Siswa Tentang Upaya Guru dalam
Learning Loss di Kelas III MI Al-Islahuddiny Tahun Ajaran 2021/2022.
Wawancara Jawaban

1. Apakah ibu/bapak sering menemani siswa ketika


belajar di rumah?
2. Apakah siswa rajin mengerjakan tugas ketika di
rumah? Jika tidak, mengapa?
3. Pernahkah ibu/bapak memberikan stimulus ketika
belajar di rumah?
4. Apakah nilai siswa meningkat setiap tahunnya?
Jika tidak, mengapa?
5. Bagaimana upaya yang dilakukan bapak atau ibu

86
ketika siswa malas belajar?
6. Apakah siswa selalu berangkat sekolah dengan
semangat?

Tabel 3
Dokumentasi Upaya Guru dalam Learning Loss di Kelas III MI
Al-Islahuddiny Tahun Ajaran 2021/2022
No. Variabel Item Ket.

1. Upaya Guru dalam a. berwujud arsip dokumen Kegiatan


Menangani Learning Loss tentang keadaan siswa, Penelitian
di Kelas III MI b. data nilai siswa,
Al-Islahuddiny Tahun c. kegiatan berlangsungnya
Ajaran 2021/2022 proses pembelajaran.

87
Lampiran 2

Adapun observasi yang dilakukan untuk memperoleh data-data sebagai berikut:

1. Pengamatan terkait gambaran learning loss di kelas III MI Al-Islahuddiny.

2. Pengamatan terkait upaya guru dalam mengatasi learning loss dikelas III

MI Al-Islahuddiny.

3. Pengamatan terhadap faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya learning

loss di kelas III MI Al-Islahuddiny.

Hasil Observasi MI Al-Islahuddiny

Lembar Observasi

Objek Penelitian : Gambaran learning loss di kelas III MI Al-Islahuddiny

Observasi : Rihan Rahmatin Agustina

Hari/Tanggal :-

Keterangan
No Objek yang diamati
Ya Tidak

1. Proses pembelajaran berjalan dengan baik √

2. Siswa memperhatikan guru dengan seksama √

3. Siswa bosan di pertengahan pembelajaran √

4. Siswa mengerjakan tugas dengan baik √

5. Siswa bersemangat ketika belajar √

6. Guru mengajar dengan media √

7. Guru memberikan penjelasan ulang ketika √

ada siswa yang belum memahami materi

88
8. Guru memberikan evaluasi dan penugasan √

9. Sebagian siswa mengalami learning loss √

10. Guru memberikan pembelajaran tambahan √

untuk siswa yang mengalami learning loss

Lampiran 3

Lembar Hasil Wawancara Wali Kelas III MI Al-Islahuddiny

Nama : Sirojul Huda, S.Pd.

Jabatan : Wali Kelas III MI Al-Islahuddiny Kediri

NIP :-

Pertanyaan Jawaban

1. Adakah siswa yang Learning loss sebenarnya terjadi pada


mengalami learning loss di beberapa siswa. Tidak semua siswa yang
kelas III MI Al-Islahuddiny? mengalami hal tersebut. Learning loss
jika ada, indikator yang terjadi bahkan sebelum pendemi pada
bagaimana ditunjukkan oleh beberapa siswa yang memang memiliki
siswa? kemampuan belajar yang rendah dan
learning loss semakin parah ketika kelas
daring dilakukan pada masa pendemi.
Sehingga ada siswa yang pintar menjadi
malas belajar dan begitupun juga ada
siswa yang memang memiliki
kemampuan belajar yang rendah semakin
kehilangan kemampuannya.
2. Bagaimana tanggapan guru Ada sebagian siswa yang mengalami
mengenai siswa yang kemunduran akademik dan terlambat
mengalami learning loss di dalam menguasai pembelajaran.
kelas III MI Al-Islahuddiny? khususny, dalam bidang matematika dan
ada beberapa siswa yang belum bisa
membaca dengan lancar. Hal tersebut
merupakan sebuah tantangan khusus bagi
saya selaku wali kelas III MI Al-
Islahuddiny.

89
3. Bagaimana upaya guru dalam Ada beberapa upaya yang saya lakukan
menangani siswa yang dalam mengatasi learning loss
mengalami learning loss di diantaranya dalam meningkatkan minat
kelas III MI Al-Islahuddiny? belajar siswa guru menggunakan halaman
sekolah sebagai media belajar dan jika
ada siswa yang merasa bosan dengan
pembelajaran yang saya sampaikan saya
akan membuat siswa tersebut membaca
materi dengan suara yang keras. Dalam
meningkatkan kemampuan siswa saya
menerapkan 2 hal yaitu penerapan
membaca 5 menit sebelum pembelajaran
dimulai dan siswa menyetorkan hafalan
perkalian sebelum pulang. Dan yang
terakhir bekerjasama dengan orang tua
dalam memperhatikan perkembangan
siswa.
4. Apa saja faktor-faktor yang Siswa yang mengalami learning
menyebabkan terjadinya kebanyakan karena gadget dan game.
learning loss di kelas III MI Jadi kalo ada tugas yang seharusnya
Al-Islahuddiny? dikerjakan di rumah namun siswa
mengerjakannya di sekolah dan
menyontek kepada temannya. Kurangnya
pengawasan dirumah juga memicu
terjadinya learning loss, tingkat
kemampuan siswa juga sangat
berpengaruh dalam hal tersebut karena
jika siswa memiliki kemampuan lebih
cepat dalam memahami materi learning
loss tidak akan terjadi.

Lembar Hasil Wawancara Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny


a. Nama : Putra Damar
Jabatan : Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny
Alamat : Kr. Bedil

Wawancara Jawaban

1. Bagaimana perasaanmu ketika Terkadang saya merasa senang dan


berangkat sekolah? dilain waktu saya malas untuk
berangkat ke sekolah
2. Apakah siswa memahami Saya kesulitan memahami materi yang
materi yang disampaikan guru disampaikan ibu guru karena bosan

90
dengan mudah? Mengapa? dengan metodenya.
3. Bagaimana guru menjelaskan Ibu guru menjelaskan materi di depan
pembelajaran? kelas dan menulis materinya di kelas
lalu kami diberikan tugas ketika kami
semua sudah memahami materi
tersebut.
4. Apakah Siswa mengalami Iya, saya merasa kesulitan
kesulitan ketika pemberian
materi berlangsung?
5. Bagaimana upaya guru dalam Ibu guru menyuruh saya membaca buku
meningkatkan kemampuan pelajaran sebelum pembelanjaran
belajar siswa? berlangsung dan ketika akan pulang
kami menyetorkan hafalan perkalian di
pintu kelas.
6. Apakah siswa sering belajar di Ketika ada PR saja. Ketika tidak ada PR
rumah? saya lebih suka bermain HP.
7. Apakah orang tua siswa selalu Tidak, terkadang ibu terlalu sibuk dan
menemani ketika belajar di banyak pekerjaan. Tapi jika saya
rumah? bertanya tentang apa yang saya belum
pahami ibu akan menjawab.
8. Apakah siswa kekurangan Tidak, saya punya buku dan pulpen.
fasilitas ketika belajar? Dari sekolah juga sudah diberi buku
pegangan untuk siswa.
9. Apakah media yang digunakan Ibu guru jarang menggunakan media
guru menarik? ketika menjelaskan materi. Jika
menggunakan media itu sangat menarik
dan saya mudah memahami pelajaran
tersebut.
10. Apakah siswa sering tidak Saya sering tidak mengerjakan tugas
mengerjakan tugas? Mengapa? karena terlalu asik ketika bermain
sehingga saya malas membuka buku.

91
b. Nama : Baiq. Gita Aulia Putri
Jabatan : Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny
Alamat : Plowok

Wawancara Jawaban

1. Bagaimana perasaanmu ketika Saya senang ketika berangkat sekolah


berangkat ke sekolah? karena di sekolah banyak teman. Karena
Mengapa? dirumah teman saya sedikit jadinya
tidak ada teman bermain.
2. Apakah siswa memahami saya mudah mmemahami materi yang
materi yang disampaikan guru disampaikan guru karena penjelasan
dengan mudah? Mengapa? guru cukup mudah untuk dipahami.
3. Bagaimana guru menjelaskan guru menuliskan materi di papan tulis
pembelajaran? dan menjelaskannya kepada kami
sampai kami memahaminya.
4. Apakah siswa mengalami terkadang saya sulit memahami dan
kesulitan ketika pemberian ketika saya sulit memahami materi yang
materi berlangsung? disampaikan ibu guru saya akan
mengangkat tangan dan menanyakan
kembali materi yang belum saya
mengerti
5. Bagaimana upaya guru dalam Ibu guru menyuruh kami membaca
meningkatkan kemampuan buku tema siswa sebelum ibu guru
belajar siswa? memberikan penjelasan dan ketika
pulang ibu guru menyuruh kami
menyetorkan hafalan perkalian dan
terkadang ibu guru bertanya tentang
operasi hitung lainnya.
6. Apakah siswa sering belajar di Iya, saya setiap malam belajar dengan
rumah dengan orang tua? mama walaupun tidak ada PR.
7. Apakah orang tua siswa selalu Iya, mama selalu menemani saya ketika
menemani ketika belajar di belajar.
rumah?
8. Apakah siswa kekurangan Tidak, fasilitas disekolah sangat
fasilitas ketika belajar? memadai. ada perpustakaan, berugak
dan halaman yang luas. Kursi dan meja
dikelas juga masih bagus.
9. Apakah media yang digunakan Ibu guru ketika menjelaskan materi
guru menarik? hanya beberapa kali menggunakan
media. Dan media tersebut terkadang
tidak menarik.

92
10. Apakah siswa sering tidak Saya selalu mengerjakan tugas tepat
mengerjakan tugas? Mengapa? waktu karena saya senang menjadi juara
dan senang melihat nilai yang tinggi.

c. Nama : M. Zainul Fatihi


Jabatan : Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny
Alamat : Munare

Wawancara Jawaban

1. Bagaimana perasaanmu ketika Saya sangat senang dan semangat ketika


berangkat ke sekolah? berangkat sekolah. Saya menyukai
Mengapa? teman-teman saya dan saya suka
bermain dibelakang sekolah
2. Apakah siswa memahami Saya memahami materi guru jika di
materi yang disampaikan guru jelaskan berulang-ulang karena saya
dengan mudah? Mengapa? memang merasa kesulitan
memahaminya.
3. Bagaimana guru menjelaskan Ibu guru sangat baik. Ibu guru mau
pembelajaran? menjelaskan materi secara berulang
ketika saya merasa kesulitan.
4. Apakah siswa mengalami Iya, saya selalu merasa kesulitan oleh
kesulitan ketika pemberian karena itu ibu guru selalu datang ke
materi berlangsung? meja saya untuk mengulangi penjelasan
materi tersebut.
5. Bagaimana upaya guru dalam Ibu guru menyuruh saya membaca buku
meningkatkan kemampuan siswa dan bertanya apa yang saya
belajar siswa? pahami dari bacaan tersebut. Ketika bel
pulang berbunyi ibu guru bertanya
operasi hitung sederhana sebelum
membolehkan kami pulang.
6. Apakah siswa sering belajar di Saya sering belajar dirumah tapi saya
rumah? lebih senang bermain game dan
menonton kartun
7. Apakah orang tua siswa selalu Ibu saya selalu menemani saya ketika
menemani ketika belajar di belajar. Ibu selalu mengawasi saya jika
rumah? saya terlihat jengah dan ibu juga
memberikan saya motivasi serta
wejangan agar saya mau belajar dengan
giat.
8. Apakah siswa kekurangan Saya tidak kekurangan fasilitas belajar.

93
fasilitas ketika belajar? Baik itu dirumah ataupun disekolah.
9. Apakah media yang digunakan Sangat menarik. Saya suka ketika ibu
guru menarik? guru mengajar dengan menggunakan
media dan mengajak kami bermain tapi
ibu guru ketika menjelaskan materi
sangat jarang menggunakan media
sehingga saya mudah bosan dan
memilih mencoret-coret buku tulis.
10. Apakah siswa sering tidak Saya selalu mengerjakan PR dan
mengerjakan tugas? Mengapa? mengumpulkannya tepat waktu.

d. Nama : Ahmadi Halis Susabri


Jabatan : Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny
Alamat : Plowok

Wawancara Jawaban

1. Bagaimana perasaanmu ketika Saya sering merasa tidak bersemangat


berangkat ke sekolah? Mengapa? ke sekolah karena lebih suka dirumah
bermain game. Tapi dilain waktu saya
juga merasa senang.
2. Apakah siswa memahami materi Saya seringkali tidak memahami
yang disampaikan guru dengan materi. Karena saya memang merasa
mudah? Mengapa? belum paham. Tapi saya selalu
berusaha memahaminya dengan
bertanya berulang kali kepada ibu guru
dan ibu guru mau menjelaskannya lagi
3. Bagaimana guru menjelaskan Saya merasa ibu guru menjelaskan
pembelajaran? terlalu cepat sehingga saya
memerlukan penjelasan berulang
untuk memahami materi yang ibu guru
sampaikan.
4. Apakah siswa mengalami Iya saya merasa kesulitan terutama
kesulitan ketika pemberian ketika mengerjakan tugas dan
materi berlangsung? menjawab soal. Saya sudah berusaha
untuk memahaminya tapi saya
seringkali kesulitan.
5. Bagaimana upaya guru dalam Karena saya belum lancar membaca
meningkatkan kemampuan ibu guru menyuruh saya untuk ke
belajar siswa? perpustakaan dan menghafalkan
bentuk-bentuk huruf alfabet dan ibu

94
guru memberikan saya bimbingan
khusus ketika jam keluar main
berlangsung.
6. Apakah siswa sering belajar di Ketika dirumah saya lebih sering
rumah? menonton kartun dan bermain dengan
teman-teman saya dirumah. Untuk
belajar saya jarang melakukannya.
7. Apakah orang tua siswa selalu Orang tua saya sibuk kerja jadi jarang
menemani ketika belajar di menemani ketika belajar.
rumah?
8. Apakah siswa kekurangan Saya tidak kekurangan fasilitas baik di
fasilitas ketika belajar? sekolah maupun di rumah.
9. Apakah media yang digunakan Sangat menarik. Saya suka ketika ibu
guru menarik? guru menggunakan media jadi saya
lebih mudah memahami pelajaran
yang ibu guru sampaikan.
10. Apakah siswa sering tidak Iya saya sering tidak mengerjakan
mengerjakan tugas? Mengapa? tugas karena saya tidak memahami
soalnya. Soalnya lebih banyak yang
susah jadi saya malas mengerjakan.

Lembar Hasil Wawancara Wali Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny


Nama : Siti Aminah
Alamat : Kr. Bedil

Wawancara Jawaban

1. Apakah ibu sering menemani Saya jarang menemani halis belajar


siswa ketika belajar di rumah? karena banyaknya kesibukan saya yang
seorang pedagang.
2. Apakah siswa rajin Halis terlihat jarang mengerjakan tugas
mengerjakan tugas ketika di karena lebih banyak bermain HP dan
rumah? Jika tidak, mengapa? lebih suka bermain game.
3. Pernahkah ibu memberikan Saya sering menanyakan ada PR atau
stimulus ketika belajar di tidak tapi selalu dijawab sudah selesai.
rumah? Tapi saya tetap menyuruhnya untuk
belajar walaupun tak ditanggapi.
4. Apakah nilai siswa meningkat Nilai halis sempat turun ketika pendemi
setiap semesternya? Jika tidak, dan sekarang sudah ada kemajuan pada
mengapa? nilainya.

95
5. Bagaimana upaya yang Ketika halis tidak mau belajar saya akan
dilakukan ibu ketika siswa memberikan wejangan bahwa belajar itu
malas belajar? penting. Dan terkadang saya membatasi
waktunya dalam bermain ponsel tapi
seringkali halis marah dan merajuk.
6. Apakah siswa selalu berangkat halis selalu tampak bersemangat ketika
sekolah dengan semangat? berangkt ke sekolah.

Lampiran 4
Lampiran Lembar Dokumentasi

Berilah tanda (√ ) pada kolom anda jika aspek yang didokumentasi ada
dan berilah tanda centang (√ ) jika aspek yang didokumentasi tidak ada.
No Aspek yang di dokumentasi Keterangan
Ada Tidak ada
1 Sejarah Singkat MI Al- √
Islahuddiny
3 Visi Misi Madrasah MI Al- √
Islahuddiny
4 Sarana dan Prasarana di MI Al- √
Islahuddiny
5 Keadaan guru dan siswa di MI √
Al-Islahuddiny
6 Nilai semester siswa kelas III MI √
Al-Islahuddiny

96
Lampiran 5: Dokumentasi

Kegiatan wawancara bersama Wali Kelas III MI Al-Islahuddiny

Kegiatan Wawancara bersama Siswa Kelas III MI Al-Islahuddiny

97
Kegiatan Pembelajaran di Kelas III Al-Islahuddiny

98
Riwayat Hidup

Rihan Rahmatin Agustina, lahir di Kediri, Kelurahan Kediri Selatan, Kecamatan

Kediri pada tanggal 16 Agustus 2000. Anak kedua dari dua bersaudara. Ibu

benama Hurmah dan Ayah Bernama M. Ruplan. Rihan Rahmatin Agustina

memulai pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Kediri pada tahun

2007-2012. Selanjutnya menempuh pendidikan sebagai santri di Pondok

Pesantren Nurul Hakim, Kediri, Lombok Barat pada tahun 2013-2015.

Dilanjutkan pada Madrasah Aliyah (MA) Putri Nurul Hakim Kediri pada Jurusan

Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) pada tahun 2016-2018. Setelah itu memutuskan

untuk melanjutkan studinya di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram pada

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) yang lebih fokus pada program studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

99

Anda mungkin juga menyukai