SKRIPSI
Oleh :
23040-160-123
2020
ii
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI KELAS II A MI UNGGULAN
MIFTAHUL HUDA TUMANG CEPOGO BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Oleh :
23040-160-123
2020
iii
Persetujuan Pembimbing
iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN
v
PERNYATAAN KEASLIAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
vi
MOTTO
vii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, karya ini penulis persembahkan
kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta, Muslimin dan Maemonah yang tidak pernah lelah
memberikan do’a dan restunya dengan tulus dan ikhlas untuk kesuksesan
putra-putrinya
2. Kakak Resa Muhammad Ansori dan adik Risma Mutiara Annisa Zahra
yang selalu menemani dan memberi semangat untuk menyelesaikan studi
3. Mas Edi Sulistyo Aji yang selalu memberi dukungan dan memberi
semangat untuk menyelesaikan studi
4. Sahabatku Lusi Kusnaeni dan Nafiah Damayanti, serta teman-teman
PGMI 2016 yang selalu memberi motivasi
5. Keluarga Bingungan (PPL di MI Asas Islam Kalibening 2019)
6. Keluarga besarku yang selalu memberikan do’a dan nasihat-nasihat yang
berharga
7. Almamaterku, IAIN Salatiga tercinta
viii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis memanjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancer. Shalawat serta salam
senantiasa pula tercurahkan kehadirat beliau junjungan kita nabi Muhammad
SAW, semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti.
ix
Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan, penulis hanya
bisa berdo’a semoga semua bantuan dari semua pihak menjadi amal ibadah
yang diterima disisi Allah SWT, dan semoga skripsi ini berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
x
DAFTAR ISI
xi
2. Pembelajaran Daring (dalam jaringan) ................................................... 12
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia ............................................................. 16
B. Kajian Pustaka............................................................................................ 24
BAB III ................................................................................................................. 27
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 28
C. Sumber Data ............................................................................................... 28
D. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................................... 29
E. Analisis Data .............................................................................................. 30
F. Pengecekan Keabsahan Data...................................................................... 31
BAB IV ................................................................................................................. 33
A. Gambaran Umum dan Paparan Data .......................................................... 33
1. Gambaran Umum ................................................................................... 33
2. Efektivitas Pembelajaran Daring dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
di kelas II A MI Unggulan Miftahul Huda Tumang .............................. 36
B. Analisis Data .............................................................................................. 38
1. Efektivitas Pembelajaran Daring dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
di kelas II A MI Unggulan Miftahul Huda Tumang .............................. 38
BAB V................................................................................................................... 43
A. Kesimpulan ................................................................................................ 43
B. Saran ........................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 46
LAMPIRAN .......................................................................................................... 48
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
ABSTRAK
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Menurut Rahyubi (2014:7) pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, dalam pasal 20 dinyatakan “Perencanaan proses pembelajaran
meliputi silabus dan renacana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar”. Dalam menciptakan
pendidikan dan pembelajaran yang berkulitas seyogyanya sejalan dengan
perkembangan teknologi pendidikan yang saat ini telah berkembang. Pada
abad ke-21 ini perkembangan teknologi di bidang pendidikan semakin maju,
hal ini mampu menjadi pertimbangan guru sebagai salah satu strategi baru
dalam mengembangkan sebuah pembelajaran. Perkembangan pada abad ini
menuntut dunia pendidikan untuk mengubah konsep dalam befirkir. Masa
depan yang kian memiliki implikasi luas dan mendalam terhadap berbagai
rancangan pengajaran dan teknik pembelajaran. Pada gilirannya para guru
akan menyadari bahwa model maupun strategi pembelajaran yang
konvensional tidak akan cukup membantu siswa.
2
Diberlakukannya pembelajaran daring oleh pemerintah ini
mengharuskan seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah.
Pelaksanaan pembelajaran daring dilakukan sebagai salah satu upaya untuk
tetap mewujudkan tujuan pendidikan di Indonesia di tengah pandemi covid-
19, serta upaya pencegahan penyebaran virus covid-19. Pademi Covid-19 ini
membuat sistem pembelajaran di sekolah dipaksa berubah secara drastis dari
pertemuan tatap muka menjadi pembelajaran secara online. Pelaksanaan
pembelajaran ini berlangsung dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan
tinggi.
3
Selain itu, bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mencapai semua bidang studi. Menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tahun 2006 pembelajaran
bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan
budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta
menggunakan keterampilan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
4
memberikan motivasi bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar (KBM).
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan paparan permasalahan di atas, maka fokus penelitian
tersebut, sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian
tersebut, sebagai berikut:
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis pada penelitian ini untuk mengembangkan ilmu
pendidikan, yakni pendidikan bahasa Indonesia di MI, khususnya
sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran daring dan menambah
pengetahuan di bidang pembelajaran daring mata pelajaran bahasa
Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Sebagai masukan yang dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan
pelaksanaan pembelajaran daring terhadap pembelajaran Bahasa
Indonesia terutama di tingkat Sekolah Dasar.
2) Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran daring,
sehingga ada perbaikan agar pembelajaran berjalan lebih baik.
3) Mengetahui perbaikan pada beberapa bidang agar pembelajaran
daring berjalan dengan baik
b. Bagi Sekolah
c. Bagi Peneliti
6
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran penelitian ini,
maka penulis menjelaskan beberapa istilah-istilah yang ada dalam judul
skripsi. Untuk memberikan beberapa pengertian dan gambaran umum judul
skripsi yang nantinya lebih mudah dipahami. Maka penulis menguraikan
arti kata-kata yang terangkum didalam setiap variabel, sebagai berikut:
1. Efektivitas
Menurut Ravianto (dalam Masruri, 2014:11) efektivitas
merupakan sebuah tolak ukur seberapa baik suatu pekerjaan dilakukan.
Artinya suatu pekerjaan dianggap efektif jika diselesaikan sesuai dengan
perencanaan, baik waktu, biaya, maupun mutunya.
2. Pembelajaran Daring
Kata daring berasal dari dua kata yaitu dalam dan jaringan.
Pembelajaran daring sendiri dapat dipahami sebagai pendidikan formal
yang diselenggarakan oleh sekolah yang peserta didiknya dan
instrukturnya (guru) berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan
sistem telekomunikasi interkatif sebagai media penghubung keduanya
dan berbagai sumber daya yang diperlukan didalamnya (Sobron dkk,
7
2019:1). Pembelajaran Daring merupakan pemanfaatan jaringan
internet dalam proses pembelajaran (Isman, 2016:587)
8
meningkatkan kemampuan siswa dalam komunikasi dengan bahasa baik
lisan maupun tulis.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam mengkaji isi skripsi kualitatif
ini, sistematika yang dipakai dalam skrispsi ini sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan
Pada bab ini berisi: latar belakang masalah, Fokus penelitian, Tujuan
penelitian, Manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan.
9
Pada bab ini berisi jenis penelitian yang digunakan peneliti, lokasi
dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengeumpulan data, analisis
data dan pengecekan keabsahan data.
Bab V: Penutup
Merupakan bab penutup dan bagian akhir dari skripsi. Pada bab ini
penulis menuliskan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan
menuliskan saran-saran dari penelitian.
Bagian Akhir berisi Daftar Pustaka, Lampiran dan Daftar Riwayat Hidup.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Efektivitas Pembelajaran
a. Pengertian efektivitas pembelajaran
11
antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas
siswa selama pembelajaran berlangsung, respon siswa terhadap
pembelajaran dan penguasaan konsep siswa. Untuk mencapai suatu
konsep pembelajaran yang efektif dan efisien perlu adanya hubungan
timbal balik antara siswa dan guru untuk mencapai suatu tujuan secara
bersama, selain itu juga harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan
sekolah, sarana dan prasarana, serta media pembelajaran yang
dibutuhkan untuk membantu tercapainya seluruh aspek perkembangan
siswa.
Jadi, efektivitas pembelajaran dapat diartikan sebagai tolak
ukur keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran antara siswa
dengan siswa, atau siswa dengan guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
12
a. Harjanto T. dan Sumunar (2018) (dalam Jamaludin dkk, 2020:3)
menyatakan bahwa pembelajaran daring merupakan proses
transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital
sehingga memiliki tantangan dan peluang tersendiri.
b. Menurut Mulayasa (2013:100) (dalam Syarifudin, 2020:32)
memberikan argumen pembelajaran daring pada dasarnya adalah
pembelajaran yang dilakukan secara virtual yang tersedia.
Meskipun demikian, pembelajaran daring harus tetap
memperhatikan kompetensi yang akan diajarkan.
c. Syarifudin (2020:33) juga menjelaskan bahwa pembelajaran daring
adalah bentuk pembelajaran yang mampu menjadikan siswa
mandiri tidak bergantung pada orang lain.
d. Isman (2016:587) menjelaskan bahwa pembelajaran daring
merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses
pembelajaran.
e. Bilfaqih (2015:1) berpendapat bahwa pembelajaran daring
merupakan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam
jaringan agar mencakup target yang luas.
13
belajar. Selain itu, pembelajaran berbasis daring mempermudah satu sama
lain meningkatkan kehiduoan nyata dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu sangat bermanfaat pembelajaran daring untuk kalangan
pendidik dan peserta didik.
14
b. Fleksibilitas waktu, tempat dan kecepatan pembelajaran. Dengan
menggunakan E-learning, pengajar dapat menentukan waktu untuk
belajar dimanapun. Dan pelajar dapat belajar sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
c. Standarisasi dan efektivitas pembelajaran. E-learning selalu
memiliki kualitas sama setiap kali diakses dan tidak tergantung
suasana hati pengajar. E-learning dirancang agar pelajar dapat
lebih mengerti dengan menggunakan simulasi dan animasi.
Di samping kelebihan di atas, Efendi (2008:140) sebagai mana
dikutip Putra (2020:3) mengutarakan kekurangan penggunaan E-learning
antara lain:
15
j. Kesulitan mengakses grafik, gambar dan video karena peralatan
yang dipakai tidak mendukung sehingga menyebabkan peserta
didik menjadi frustasi.
16
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran,
materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil
belajar.” Kata atau sitilah pembelajaran masih terbilang baru semenjak
lahirnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
17
diartikan sebagai sebuah pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam komunikasi dengan bahasa baik lisan
maupun tulisan.
18
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dlam
berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik dengan lisan maupun
tulisan.
19
1) Menyimak
20
a) Untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan
profesi
b) Membuat hubungan antarpribadi lebih efektif
c) Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan
yang masuk akal
d) Agar dapat memberikan responsi yang tepat.
21
Tujuan utama dari berbicara adalah komunikasi.agar
dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya
pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin
dikomunikasikan. Pada dasarnya berbicara memiliki tiga
maksud umum, yaitu:
22
dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami
tokoh
c) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang
terjadi pada setiap bagian cerita
d) Membaca untuk mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak
diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca,
mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang
dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau
gagal.
e) Membaca untuk mengetahui apa yang tidak biasa, tidak
wajar mengenai tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau
apakah cerita itu benar atau tidak benar
f) Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau
hidup dengan ukuran-ukura tertentu, apakah kita ingin
berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja
seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu.
g) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh
berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan
yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai
persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca.
4) Menulis
Tarigan (2013:3) berpendapat bahwa menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara
tatap muka dengan orang lain. Tarigan juga berpendapat
bahwa menulis ialah melukiskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang
grafik tersebut, jika mereka memahami bahasa dan gambaran
grafik itu.
23
Hugo hartig sebagaimana dikutip oleh Tarigan
(2013:25-26) memaparkan bebrapa tujuan penulisan, antara
lain:
a) Tujuan penugasan, penulis menulis karena ditugaskan,
bukan kemauan diri sendiri
b) Tujuan alturistik, menyenangkan pembaca,
menghadirkan kedukaan para pembaca, membantu
pembaca memahami, menghargai perasaan, dan
penalarannya
c) Tujuan persuasif, meyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan
d) Tujuan informasional, memberi informasi atau
penerangan pada pembaca
e) Tujuan pernyataan diri, memperkenalkan diri sang
pengarang kepada pembaca
f) Tujuan kreatif, mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai
kesenian
g) Tujuan pemecahan masalah, menjelaskan, menjernihkan
serta meneliti secara cermat pikiran dan gagasannya
sendiri agar dapat dipahami pembaca.
B. Kajian Pustaka
Dalam penyususnan skripsi kualitatif ini, peneliti mencari
informasi dari penelitian-penelitian terdahulu dengan judul skripsi yang
relevan sebagai perbandingan baik dari segi kekurangan maupun
kelebihan. Penelitian terdahulu yang peneliti ambil meliputi:
24
Pembelajaran daring yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran yang memanfaatkan penggunaan web blog. Paparan pada
artikel ini adalah bagian dari laporan penelitian tindakan kelas yang
fokus utamanya adalah melihat efektivitas pembelajaran berbasis
daring yang ditinjau dari dua pendekatan, yaitu perbandingan distribusi
data dan uji-t pada data sebelum tindakan (pretest) dan setalah
tindakan (posttest). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
perbedaan kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap teks
berbahasa Inggris antara sebelum dan sesudah penggunaan web blog.
Dalam hal ini, pembelajaran daring berbantuan web blog tersebut
memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan
membaca bahasa Inggris mahasiswa.
2. Penelitian Riskey Oktavian dkk (2020) dalam jurnalnya yang berjudul
Efektivitas Pembelajaran Daring Terintegrasi di Era Pendidikan 4.0.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran
daring yang menekankan integrasi dengan lingkungan dari berbagai
sumber yang ditinjau dari berbagai aspek selama era pendidikan 4.0.
Menggunakan metode berupa meta-analisis jurnal, melalui berbagai
macam jurnal yang berhubungan dengan variabel penelitian
dikumpulkan kemudian dikaji dan ditarik suatu kesimpulan. Hasil
kajian menunjukkan bahwa pembelajaran daring akan efektif jika
menerapkan komponen esensial dari Laurillard yang mencangkup
aspek diskursfi, adapftif, interaktif dan reflektif. Namun 76,07%
memilih kombinasi pembelajaran daring sehingga penting adanya
inovasi berupa integrasi dengan lingkungan mengacu pada komponen
digital learning ecosystem dari Hammond yang dapat mengakomodasi
gaya belajar, fleksibilitas dan pengalaman belajar peserta didik
sehingga dapat memunculkan perasaan positif.
3. Penelitian Latjuba Sofyana dan Abdul Rozaq (2019) dalam jurnalnya
yang berjudul Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis Whatsapp
Pada Kelas Kayawan Prodi Teknik Informatika Universitas PGRI
25
Madiun. Perkembangan pendidikan tinggi saat ini dipengaruhi oleh
pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu
teknologi informasi yang ikut berperan dalam dunia pendidikan adalah
pembelajaran Daring. Pembelajaran daring berfungsi sebagai
penghubung antar dosen dan mahasiswa dengan jaringan internet yang
dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis penerapan pembelajaran Daring Kombinasi
berbasis whatsapp pada kelas karyawan Prodi Teknik Informatika,
Universitas PGRI Madiun. Metode penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data, Instrumen yang digunakan menggunakan kuesioner
dalam bentuk daftar pertanyaan yang ditujukan kepada mahasiswa
kelas karyawan. Hasil dari penelitian disimpulkan bahwa 69%
menyatakan kurang efektif pembelajaran secara konvensional, minat
mahasiswa dalam pembelajaran daring sekitar 89% berminat dan 78%
setuju bahwa dalam penerapannya dinilai lebih efektif daripada
pembelajaran konvensional.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan sebuah skripsi atau karya ilmiah tidak lepas dari
penggunaan metode penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan. Penelitian dapat dikatakan berhasil jika peneliti mampu
memahami dan mengetahui metode yang digunakan dalam penelitian yang
dilakukan. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
A. Jenis Penelitian
Penelitian pada skripsi ini menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan
peneliti adalah penelitian kualitatif. Menurut Sutopo (2006:179), penelitian
kualitatif yaitu penelitian yang mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan
mendalam baik kondisi maupu proses, dan juga hubungan atau saling
keterkaitannya mengenai hal-hal pokok yang ditemukan pada sasaran
penelitian. Tipe penelitian ini menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong,
2014:4) merupakan penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata baik
tertulis maupun lisan dari orang-orang, serta perilaku yang dapat diamati.
27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah MI Unggulan Miftahul Huda
Tumang, kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali dengan jangka waktu
penelitian dilaksanakan dari tanggal 17 Juli 2020 sampai dengan 30 juli 2020.
C. Sumber Data
Menurut Sutopo (2006:56-57) sumber data adalah tempat data
diperoleh dengan menggunakan metode tertentu baik berupa manusia, artefak,
ataupun dokumen-dokumen. Menurut Moleong (20014:157) sumber data
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Pencatatan sumber data
melalui wawancara atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan
melihat, mendengar dan bertanya. Dalam skripsi kualitatif kegiatan-kegiatan
ini dilakukan secara sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh
informasi yang diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
sumber data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan yang memerlukannya (Hasan, 2002:82). Data primer
diperoleh dari sumber informan atau perseorangan seperti hasil wawancara
yang dilakukan peneliti. Data primer dalam penelitian ini antara lain:
a. Catatan hasil wawancara
b. Hasil observasi lapangan
c. Data-data mengenai infroman
2. Data Sekunder
Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber
yang telah ada (Hasan, 2002:58). Data sekunder digunakan untuk
mendukung informasi data primer yang telah dieproleh yaitu dari bahan
pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, jurnal dan sebagainya.
28
D. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan penunjang
pelaksanaan kegiatan penelitian, dimana pengumpulan data dilakukan untuk
menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian. Prosedur pengumpulan data
yang digunakan peneliti antara lain:
1. Wawancara
2. Dokumentasi
Selain dengan menggunakan metode wawancara, dalam prosedur
pengumpulan data untuk memeproleh informasi juga bisa diperoleh
melalui fakta yang bisa tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip
foto hingga jurnal kegiatan. Data berupa dokumen ini menjadi data yang
dapat digunakan peneliti untuk menggali informasi-informasi silam.
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang
tertulis. Metode dokumentasi adalah prosedur pengumpulan data yang
29
digunakan untuk menelususri data historis. Dokumentasi menurut
Sugiyono (2015:329) adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan
gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung
penelitian.
Dalam penelitian ini, dokumentasi internal berupa deskripsi profil
sekolah yang diteliti, sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga
kependidikan, jumlah siswa, hingga gambaran umum letak MI Unggulan
Miftahul Huda Tumang. Sedangkan dokumentasi ekstrenal berupa buku
referensi, jurnal-jurnal terkait penelitian terdahulu, buku-buku yang
bersumber dari internet.
E. Analisis Data
Analisis data menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2015:332)
menjelaskan bahwa analisis data dalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Dalam penelitian kali ini, peneliti
menggunakan analisis data dengan model Miles dan Huberman (dalam
Prastowo, 2012:242-249) yaitu melalui beberapa proses, antara lain:
30
2. Penyajian Data (Data Display)
31
dan kepala sekolah MI Unggulan Miftahul Huda Tumang. Data yang
dihasilakan kemudian dianalisis, dideskripsikan dan dikategorisasikan dari
yang sama sampai yang berbeda. Data yang diperoleh akan menghasilkan
kesimpulan.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik merupakan teknik pengecekan data yang
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda. Peneliti memperoleh data dari kegiatan wawancara,
dan dicek dengan dokumentasi.
3. Triangulasi Waktu
32
BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA
a. Profil Madrasah
Nama Madrasah : MI Unggulan Miftahul Huda Tumang
Alamat
Dusun : Gajihan
RT/RW : 05/02
Kecamatan : Cepogo
Kabupaten : Boyolali
Akreditasi :B
NSM : 111233090207
E-mail : miumiftahulhudatumang@gmail.com
33
2) Misi
a) Mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam ahlus sunnah
wal jamaah
b) Mengembangkan madrasah yang berwawasan global
c) Menjadikan lembaga pendidikan Islam berbasis dakwah dan
teknologi
d) Memanfaatkan teknologi informasi dalam kegiatan
pembelajaran secara optimal.
c. Letak Geografis
Cabean Kunti merupakan salah satu desa yang terletak di
kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Terdiri dari beberapa dusun
yakni: Cabean, Kunti, Lerep, Sidotopo, Watu Penganten, Kedung
Banteng, Rejosari A, Rejosari B dan Gajihan. Lembaga Pendidikan di
desa Cabean Kunti meliputi 2 SD Negeri, dan 2 MI.
34
kebersihan. MI Unggulan Miftahul Huda Tumang juga memiliki media
pembelajaran seperti bola besar, bola kecil, raket, dan proyektor.
Rimawatul F, S.Pd
f. Keadaan Guru
1. Iffah Tsabita : Sekretaris dan wali kelas IA
2. Tri Agustini : Wali kelas I B
3. Rimawatul F : Wali kelas II A
4. Agus Adi Isnaini : Wali kelas II B
5. Priyati : Bendahara dan wali kelas III
6. Lelly Choirurrohman : Operator dan guru Tahfidz
35
g. Keadaan siswa
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah, MI
Unggulan Miftahul Huda Tumang memiliki siswa dengan usia rata-
rata 6-9 tahun, dengan jumlah siswa 110 anak, dengan jumlah siswa
laki-laki 49 dan perempuan 61 anak. Mayoritas siswa merupakan
lulusan dari RA Miftahul Huda Tumang, namun ada juga yang berasal
dari TK/RA di luar dusun Tumang dan Gajihan.
h. Kegiatan pembelajaran
Selama masa pandemi Covid-19 ini pembelajaran dilakukan
secara daring/online, untuk pemberian materi di mulai pukul 07.30
WIB sampai dengan jam 13.00 WIB, namun untuk pengumpulan
tugas, siswa diberi waktu sampai pukul 19.00 WIB mengingat tidak
semua orang tua atau wali murid berada di rumah setiap harinya.
36
Selain itu, Rimawatul F selaku guru kelas II A menyatakan
bahwa :
37
Menurut Rimawatul F selaku guru kelas II A, tentang
kekurangan pembelajaran daring:
B. Analisis Data
38
MI Unggulan miftahul Huda Tumang tahun pembelajaran 2019/2020
dapat dipaparkan antara lain sebagai berikut:
39
sekali, dan siswa memiliki waktu belajar yang lebih lama di rumah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Empy dan Zhuang (2005) (dalam
Mutia dan Leonard, 2013:282) tentang keuntungan E-learning,
yaitu (a) mengurangi biaya. Dengan menggunakan E-learning, kita
menghemat waktu dan uang untuk mencapai suatu tempat
pembelajaran. Dengan E-learning kita dapat mengakses dari
berbagai lokasi dan tempat. (b) Fleksibilitas waktu, tempat dan
kecepatan pembelajaran. Dengan menggunakan E-learning,
pengajar dapat menentukan waktu untuk belajar dimanapun. Dan
pelajar dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Berbeda dengan belajar di kelas, dimana semua pelajar belajar dan
berhenti pada waktu yang sama
3) Meningkatkan kepercayaan diri siswa. Karena pembelajaran
dilakukan secara daring, maka siswa yang pemalu akan lebih
percaya diri, karena mereka hanya bertatap dengan kamera/hand
phone.
Selain beberapa kelebihan dalam pelaksanaan pembelajaran
daring, berikut adalah kelemahan pelaksanaan pembelajaran daring
dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas II A MI Unggulan
Miftahul Huda Tumang, antara lain:
40
tugas, lalu siswa memberi umpan balik berupa jawaban atau hasil
belajar. Sehingga guru tidak mengetahui apakah siswa itu benar-
benar paham atau tidak.
41
bahasa Indonesia di kelas II A MI Unggulan Miftahul Huda Tumang,
maka perbaikan yang diberikan agar pelaksanaan pembelajaran daring
lebih baik adalah:
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat
mengambil beberapa kesimpulan, antara lain:
43
pembelajaran daring, karena untuk mengirim tugas berupa foto, video
atau audio membutuhkan koneksi yang cukup. Sistem penilaian siswa
dilakukan setiap harinya, siswa diberikan batas waktu sampai pukul
19.00 untuk mengirimkan jawaban/hasil belajarnya, jika melebihi
batas waktu yang ditentukan maka siswa dianggap tidak mengerjakan
tugas.
3. Kurang efektifnya pembelajaran daring dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas II A MI Unggulan Miftahul Huda Tumang,
menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan
materi kepada peserta didik. Dalam pelaksanaan pembelajaran
hendaknya guru menggunakan media pembelajaran yang memudahkan
siswa memahami materi agar pembelajaran tetap efektif walaupun
dilaksanakan dengan daring. Guru dapat membuat video pembelajaran
yang semenarik mungkin, menggunakan animasi-animasi yang mana
hal tersebut sangat disukai oleh anak-anak, selain itu guru juga dapat
membuat sebuah mind map yang isinya inti-inti materi yang akan
disampaikan oleh guru, dapat dibuat gambar atau menggunakan power
point.
B. Saran
Setelah melaksanakan penelitian tentang efektivitas pembelajaran
daring dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas II A MI Unggulan
Miftahul Huda Tumang ada beberapa saran yang diajukan oleh peneliti,
antara lain:
44
dengan sebaik-baiknya seperti Google Classroom, Zoom, atau Rumah
Belajar yang sudah disediakan oleh Kemdikbud. Selain itu, jika
kondisi memang tidak memungkinkan untuk menghadirkan siswa ke
sekolah satu kali dalam seminggu, maka pembelajaran tatap muka
dapat diganti dengan video call atau panggilan video.
2. Bagi peneliti
45
DAFTAR PUSTAKA
46
Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Penelitian Kualitatif Dalam Persektif
Rancangan Penelitian. Jogjakarta : Ar-ruzzmedia.
Putra, Made. 2020. Kurang Efisiennya PembelajaranDaring/E-Learning.3
Rahyubi, H. 2014. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung:
Penerbit Nusa Media.
Resmini, Novi dkk. 2006. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS.
Rohmawati, Afifatu. 2015. Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia
Dini, 17.
Sobron A.N, B. R. 2019. Persepsi Siswa dalam Studi Pengaruh Daring Learning
terhadap Minat Belajar IPA. Pendidikan Islam dan Multikulturalisme.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di SD. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS.
Syarifudin, Albitar S. 2020. Implementasi Pembelajaran Daring Untuk
Meningkatkan Mutu Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya Social
Distancing. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 31-33
Tarigan, H. G. 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV
Angkasa.
__________. 2015a. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: CV
Angkasa.
__________. 2015b. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: CV
Angkasa.
__________. 2015c. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: CV
Angkasa.
47
LAMPIRAN
48
SATUAN KREDIT KEGIATAN
49
SURAT PENUNJUKAN PEMBIMBING SKRIPSI
50
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
51
Surat keterangan melakukan penelitian
52
PEDOMAN WAWANCARA
53
HASIL WAWANCARA
54
dibimbing.
4. Apa kelebihan dan kekurangan Kelebihan pembelajaran daring ini
pembelajaran daring di kelas II waktu belajar siswa lebih fleksibel.
A? Untuk kekurangannya di akses
internet dan kurangnya pengawasan
saat belajar.
5. Bidang apa yang perlu Sementara ini media pembelajaran
diperbaiki agar pembelajaran yang masih harus diperbaiki, guru
daring berjalan lebih baik? harus sekreatif mungkin membuat
media pembelajaran.
6. Berapa jumlah siswa MI Alhamdulillah sampai saat ini ada 110
Unggulan Miftahul Huda anak
Tumang sampai saat ini?
55
HASIL WAWANCARA
56
lebih baik lagi? yang lebih kreatif, jika di wilayah
zona hijau atau aman lebih baik jika
daring dibarengi dengan pembelajaran
home visit 1 minggu satu kali.
57
REDUKSI DATA
No. Rumusan Daftar pertanyaan Jawaban
Masalah
1. Apakah Apakah pembelajaran - Pembelajaran daring
pelaksanaan daring terbukti efektif, sebetulnya kurang efektif
pembelajaran terutama pada untuk siswa kelas rendah.
daring dalam pembelajaran bahasa (A.N)
pembelajaran Indonesia? - Pembelajaran daring ini
bahasa Indonesia kurang efektif menurut
terbukti efektif saya. (R.F)
menurut guru Mengapa pembelajaran - Karena usia kelas II
kelas II A di MI daring kurang efektif ? biasanya lebih mudah
Unggulan paham jika dijelaskan
Miftahul Huda langsung oleh guru, dan
Tumang? untuk pengerjaan soal
biasanya masih perlu
dibimbing. (A.N)
- Karena siswa selama
pelaksanaan pembelajaran
daring ini hanya
mengerjakan tugas-tugas,
jadi kita tidak tahu siswa
itu benar-benar paham
atau tidak. (R.F)
58
2. Apa kelebihan Apa saja kelebihan - Kelebihan pembelajaran
dan kekurangan pembelajaran daring daring ini waktu belajar
dalam dalam pembelajaran siswa lebih fleksibel.
pelaksanaan bahasa Indonesia di (A.N)
pembelajaran kelas II A? - Siswa bisa lebih dekat
daring pada dengan orang tua. Siswa
pembelajaran juga tidak bergantung
bahasa Indonesia dengan guru. Kita juga
di kelas II A MI tidak perlu tatap muka,
Unggulan siswa bisa mengerjakan
Miftahul Huda tugas dari rumah dengan
Tumang? waktu yg lebih lama,
karena kami memberikan
waktu sampai jam 19.00
untuk pengumpulan tugas
atau setor tugas istilahnya.
(R.F)
Apa saja kekurangan - Untuk kekurangannya di
pembelajaran daring akses internet dan
dalam pembelajaran kurangnya pengawasan
bahasa Indonesia di saat belajar. (A.N)
kelas II A? - Biasanya di sinyal, apalagi
untuk tugas membuat
video, kadang siswa sudah
mengirim pesan “bu, ini
videonya” tetapi video
dari siswa belum masuk.
Karena ada beberapa
59
siswa yang memang di
rumahnya sinyalnya
kurang bagus. Kita juga
tidak bisa berinteraksi
langsung dengan siswa,
jadi tidak tau
perkembangan siswa
secara nyata. (R.F)
3. Bidang apa saja Perbaikan pada bidang - Sementara ini media
yang perlu apa yang diberikan agar pembelajaran yang masih
diperbaiki agar pembelajaran daring harus diperbaiki, guru
pelaksanaan berjalan lebih baik dari harus sekreatif mungkin
pembelajaran sebelumnya? membuat media
daring ini pembelajaran.(A.N)
berjalan dengan - Mungkin untuk solusinya
lebih baik? bisa menggunakan video
pembelajaran yang lebih
kreatif, jika di wilayah
zona hijau atau aman lebih
baik jika daring dibarengi
dengan pembelajaran
home visit 1 minggu satu
kali”. (R.F)
60
TRIANGULASI DATA
No. Data didapat Narasumber Pengecekan data
1. Efektivitas pembelajaran Anissa Novita Kurang efektif
daring dalam pembelajaran
Rimawatul F Kurang efektif
bahasa Indonesia
2. Kelebihan pembelajaran Anissa Novita Waktu belajar siswa
daring dalam pembelajaran lebih fleksibel
bahasa Indonesia Rimawatul F Tidak perlu dating ke
sekolah pagi-pagi dan
waktu belajar lebih
lama
3. Kekurangan pembelajaran Anissa Novita Kurangnya akses
daring dalam pembelajaran internet dan
bahasa Indonesia pengawasan belajar
Rimawatul F Sinyal/jaringan
internet dan tidak
dapat berinteraksi
langsung dengan
siswa
4. Perbaikan pada bidang agar Anissa Novita Media pembelajaran
pembelajaran daring berjalan
Rimawatul F Media pembelajaran
lebih baik
dan pelaksanaan
pembelajaran tatap
muka atau home visit
61
FOTO-FOTO
Gedung Madrasah
Gedung Madrasah
62
Struktur Organisasi Komite Madrasah
63
Data Siswa
Data Guru
64
Profil Madrasah
65
Kepala Madrasah
Guru Kelas II A
66
Wawancara dengan Kepala Madrasah
67
CURRICULUM VITAE
PENDIDIKAN FORMAL
68