SKRIPSI
Oleh:
KHAIRUL AZMI
NIM: 20182904110937
FAKULTAS DAKWAH
2022
I
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Dakwah Program Studi Komunikasi
Penyiaran Islam Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi saudara tersebut diatas dapat segera
diseminarkan/dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terimakasih.
Anjani,............................2022
Mengetahui;
Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam
II
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Anjani,…………….2022
Yang Menyatakan,
KHAIRUL AZMI
Dakwah Hajji Zainal Arifin Munir Dalam Pengembangan Dan Pembinaan Akhlak
Islam, Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur, Anjani
Dewan Penguji
Mengetahui;
Dekan Fakultas Dakwah,
IV
MOTTO
akhlak.”
V
HALAMAN PERSEMBAHAN
persembahkan untuk :
1. Kedua orang tua dan keluarga yang sangat luar biasa, membimbing pribadi ini
hingga saat ini, serta doa yang tiada pernah putus dan selalu terucap untuk
moral dan materil demi mendukung anaknya untuk meraih kesuksesan, semoga
kesehatan selalu menyertai kedua orang tua saya, jasamu tidak akan pernah
tergantikan.
2. Untuk istriku Rahmah Yuliani.,QH Yang telah memberikan support secara moril
dan materiil serta tenaga sehingga penyusunan skripsi ini dapat saya selesaikan,
dengan tulus memberikan dukungan dan apresiasi kepada saya sebagai suami.
3. Semua dosen khususnya yang berada di kampus IAIH yang telah memberikan
sumbangsih khazanah ilmu dan segudang referensi yang sangat bermanfaat bagi
menemani perjalanan hidup, selama menuntut ilmu di kampus kita tercinta IAIH
NW Lombok Timur.
VI
KATA PENGANTAR
SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “Metode Dakwah Hajji Zainal Arifin Munir Dalam
Kelurahan Praya Lombok Tengah” Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir strata satu (skripsi) pada
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Institut Agama Islam Hamzanwadi
NW Lombok Timur. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan proposal skripsi ini.
1. Maulana Syaikh TGKH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, Lc., M.Pd.I.
3. Bapak Hasanah Efendi, M.I.Kom. selaku Ketua Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
4. Bapak Muhammad Zaini Fajri.,M.Pd selaku pembimbing 1 dan Ibu Baiq Lina Astini
5. Bapak/ibu dosen se-Fakultas Dakwah yang telah mengajari kami banyak ilmu,
pengalaman dan juga memberi kami banyak motivasi dan inspirasi sehingga kami
7. Kedua orang tuaku dan keluargaku yang sangat luar biasa, membimbing penulis
hingga saat ini, serta doa yang tiada pernah putus dan selalu terucap untuk kebaikan
VII
penulis. Kasih sayangnya yang selalu membakar semangat dalam setiap proses
kehidupan, terimakasih dorongan motivasi serta dukungan secara moral dan materil
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu dan semoga apa yang ditulis pada skripsi ini dapat
Penulis
KHAIRUL AZMI
VIII
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
LAMPIRAN ......................................................................................................... 53
X
ABSTRAK
XI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang
Ahsanu Qaula. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa dakwah menempati
posisi yang tinggi dan mulia dalam kemajuan agama Islam, tidak dapat
oleh berbagai faktor terlebih pada era globalisasi sekarang ini, berbagai informasi
masuk begitu cepat dan instan yang tidak dapat dibendung lagi.
islaman seseorang. Karena itu, tindakan dakwah dapat dilakukan dengan berbagai
cara dan media sepanjang hal tersebut bersesuaian dengan kaidah ajaran islam.
tindakan dakwah.1
Keberadaan dakwah dalam Islam tidak bisa dipisahkan dari ajaran Akhlak
suatu usaha untuk mengajak, menyeru, dan mempengaruhi manusia agar selalu
berpegang pada ajaran Allah guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat serta memiliki budi pekerti yang mulia. Usaha mengajak dan
1
Abdul Basit, 2013; p50).
1
mempengaruhi manusia agar pindah dari suatu situasi ke situasi yang lain, yaitu
dari situasi yang jauh dari ajaran Allah menuju situasi yang sesuai dengan
Akhlak merupakan salah satu bagian yang sangat urgen dari perincian
pondasi yang vital dalam membentuk insan yang berakhlak mulia, guna
menciptakan manusia yang bertaqwa dan menjadi seorang muslim yang sejati.
Mengingat pentingnya akhlak bagi suatu bangsa perlu adanya keseriusan dalam
pembinaan akhlak terhadap peserta didik yang merupakan calon pemimpin dan
pelopor masa depan. Hal ini selaras dengan tujuan utama pendidikan Islam,
supaya orang hidup dalam Islam itu lebih merasakan kewajiban, kerelaan,
kesukaan, memikul tanggung jawab dan resiko. Menganut agama Islam bukanlah
penduduknya, bahwa dia seorang Islam. Maka Nabi Muhammad SAW sebagai
Nabi penutup walaupun telah wafat, tabligh dan dakwah itu terus dilanjutkan oleh
sahabat-sahabat yang ditinggalkan dan sesudah itu yang juga disebut Tabi'in dan
2
Al-Ghazali, Ihya ulumuddin, juz 3, p. 52
3
Buya Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, p. 4
2
Pondok pesantren pada dasarnya memiliki fungsi meningkatkan kecerdasan
kontrol moral dan pengetahuan agamalah yang selama ini melekat dengan sistem
pesantren menjadi institusi penting yang dilirik oleh semua kalangan masyarakat
Akhlak.4
dengan ilmu-ilmu keagamaan untuk menguatkan daya hati nurani mereka dengan
keimanan untuk menuju hal-hal yang baik. Bukan hanya mengaji atau sekolah
saja akan tetapi peraturan yang mengikat mereka pun yang mendidik mereka
untuk selalu disiplin, patuh dan taat serta berkelakuan sesuai dengan ajaran agama
Islam.
4
Abdul Hady Mukti, 2002
5
Mastukki, Sinergi Madrasah dan Pondok Pesantren: Suatu Konsep
Pengembangan Mutu Madrasah, (JakartaAbd. Rahman Getteng, Pendidikan Islam dalam
Pembangunan, (Ujungpandang: Yayasan al Ahkam, 1997).
3
Ketokohan Tuan Guru atau Kyai di pondok pesantren masih menjadi
Nahdlatul Wathan atau yang biasa dikenal dengan sebutan (Pondok Pesantren
YANMU NW) yang letaknya di desa Praya kabupaten Lombok Tengah yang
didirikan oleh TUAN GURU HAJJI ZAINAL ARIFIN MUNIR. Ponpes ini
didirikan pada tahun 2000 yang terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah
(SMA) dengan jumlah siswa pada tahun ini 940 orang. Pondok pesantren
berdasarkan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) dan acuan dari
dibangun oleh Hajji Zainal Arifin Munir pondok pesantren YANMU NW adalah
hubungan sosial keagamaan yang memiliki modal moral dan kualitas Iman Islam
modernisasi remaja yang tidak melupakan nilai moral (Akhlak) sebagai manusia
dalam bermasyarakat dan tidak menutup diri dari perkembangan globalisasi yang
6
Edi Susanto, 2007.
4
Pada dasarnya beberapa skripsi yang penulis jadikan sebagai tinjauan
pustaka adalah skripsi yang masih bertema umum yang mengangkat “Strategi
Dakwah” hanya saja yang membuat penelitian ini berbeda terletak pada faktor
obyeknya. Yang mana tidak terlepas dari obyek dakwah yang dijadikan sasaran
secara garis besarnya yaitu masyarakat muslim yang ada dalam aktivitas strategi
dakwah.
perkembangan pondok pesantren yang tercukupi dari segi sarana dan prasarana
Zainal Arifin dan para asatidz dan asatidzah dipondok pesantren Yanmu NW.
Juga dengan dukungan masyarakat Lombok Tengah yang menerima dengan baik
sampai saat ini. Maka diusahakan metode skripsi ini mengungkap strategi dakwah
yang diterapkan Hajji Zainal Arifin serta faktor-faktor apa saja yang
B. Rumusan Masalah
Lombok Tengah ?
C. Tujuan Penelitian
b. Untuk mengetahui dan menggali apa saja faktor yang menghambat dan
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoretis
6
Manfaat teoritis yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai
bahan acuan yang digunakan oleh Hajji Zainal Arifin Munir dalam membina dan
mengembangkan akhlak santri pondok pesantren YANMU NW. Selain itu juga
Islam.
2. Secara Praktis
Hajji Zainal Arifin Munir dalam membina dan mengembangkan akhlak santri,
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
Metode Dari segi bahasa, metode berasal dari dua kata yaitu "meta"
(melalui) dan "hodos" (Jalan, cara). Dengan demikian dapat artikan bahwa metode
adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. 7 Sumber
yang lain menyebutkan metode berasal dari bahasa Jerman methodica, artinya
ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos
sebagai berikut :
berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka
7
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 65.
8
Suparta dan Hefni, Metode Dakwah.
8
Dari pengertian diatas, dapat diambil pengertian bahwa metode dakwah
adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da'i (komunikator) kepada
mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.9 Hal ini
Ada beberapa tahapan dakwah Rasulullah dan para sahabatnya yang dapat
dibagi menjadi tiga tahapan. Pertama, tahap pembentukan (takwin), kedua, tahap
setiap tahapan memiliki kegiatan dengan tantangan khusus dengan masalah yang
dihadapi. dalam teori tahapan dakwah, Nabi Saw. Berdakwah menempuh tiga
tahapan yakni:
9
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Media Pratama, 1997), 43
9
Dalam tahap ini baiat komunitas dalam pembentukan masyarakat
Tahap ini adalah bentuk institusionalisasi Islam, yang diawali oleh Nabi
pemutusan secara fisik dan non fisik dari tata penyembuhan terhadap
Islam secara sporadis dan spontan, akan tetapi harus ada kompromi
antara apa yang diinginkan da’i dan apa yang dibutuhkan mad’u.
10
Iskandar, Dakwah Inklusif Konseptualisasi dan Aplikasi, (Parepare: IAIN Parepare Nusantara
Press, 2019), h. 8-9.
10
metode dakwah merupakan cara-cara yang ditempuh oleh pendakwah
dalam berdakwah atau cara yang menerapkan strategi dakwah. Said bin Ali al-
adalah ilmu yang terkait dengan cara melangsungkan penyampaian pesan dakwah
Dapat disimpulkan bahwa metode dakwah merupakan cara atau jalan yang
tersusun secara sistematis dan teratur yang bersifat konkret (nyata) dan praktis
berikut:
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan
Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa ada 3 metode dakwah yang perlu
diketahui dan dipahami oleh setiap muslim dalam melakukan dakwahnya sebagai
berikut:
11
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Surabaya: Kencana, 2004), h. 357.
12
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 281.
11
a. Metode Al-Hikmah
diartikan dalam pengertian bijaksana, akal budi yang mulia, lapang dada
dan hati yang bersih, dengan pendekatan yang dilakukan sedemikian rupa
13
M. Munir, Metode Dakwah, h. 8-10.
14
Nurhidayat Muh. Said, “Metode Dakwah (Studi Al-Qur’an An-Nahl Ayat 125”, (Jurnal
12
Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dakwah
sabar, ramah tamah, lapang dada, dan tidak melakukan sesuatu yang akan
tempatnya.
salah satu manhaj (metode) dalam dakwah untuk mengajak ke jalan Allah
penuh kasih sayang yang dapat meluluhkan hati yang keras agar mereka
pemberian nasihat yang baik dengan lemah lembut dan penuh kasih
sayang kepada orang lain dengan tujuan meluluhkan dan menjinakkan hati
yang keras dan liar agar lebih mudah melahirkan kebaikan daripada
yang baik dan sopan, dapat diterima, berkenan di hati, lurus pikiran
sehingga pihak yang menjadi objek dakwah dengan senang hati dan atas
c. Metode Al-Mujadalah
wazan Faa ala, “jaa dala” maka bermakna “berdebat”, dan “mujadalah”
berarti perdebatan.
yang kuat. Tetapi, dilakukan dengan cara yang baik, saling menghormati
satu sama lain, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya
dengan etika dan tata krama. Tujuan dari diskusi tersebut adalah untuk
tentang kenyataan.17
cara berpikir yang maju seperti yang digunakan untuk berdakwah dengan
ahli kitab. Oleh sebab itu, AlQur’an memberi perhatian khusus tentang
berdebat dengan mereka kecuali dengan jalan yang baik.16 Dari ketiga
sebagian kecil seluruh pendekatan yang ada dan dapat digunakan kepada
mad’u. Pendekatan ini bisa dijadikan sebuah patokan oleh para da’i dalam
1. Pendekatan Personal
antara seorang da’i dengan mad’unya yang dilakukan secara langsung dan
17
Nurhidayat Muh. Said, “Metode Dakwah (Studi Al-Qur’an An-Nahl Ayat 125)”, h. 84.
15
2. Pendekatan Pendidikan
dengan masuknya Islam pada kalangan sahabat. Begitu juga dengan zaman
3. Pendekatan Diskusi
4. Pendekatan Penawaran
dengan yang lain. Strategi ini dilakukan Nabi dengan memakai metode
yang tepat tanpa paksaan sehingga ketika seorang mad’u merespon apa
16
senang hati dan yakin. Bahkan ia melakukannya dengan niat yang muncul
“kharax”. Kemudian pada abad ke-14 kata tersebut mulai banyak digunakan
diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
terutama dalam kosa kata akhlak yang mulia. Adapun kata akhlak berasal dari
dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari al-khuluq. Secara etimologi
akhlak berarti perangai, tabiat, watak, kebiasaan, peradaban yang baik dan agama.
Pada intinya, karakter dan akhlak adalah sifat-sifat yang menunjukkan kebaikan
merupakan sikap atau perilaku yang melekat dan menyatu dalam diri seseorang
sebagai faktor pembeda dari orang lain yang berasal dari proses pembentukan
yang dilakukan oleh faktor eksternal dan internal. Dalam pembentukan karakter
18
M. Munir, Metode Dakwah, h. 22.
19
Kaimuddin, “Pembentukan Karakter Anak Melalui Lembaga Pendidikan Normal”, (Jurnal Al-
Maiyyah, vol. 11, No. 1, 2018), h. 141.
17
anak tidaklah lahir begitu saja, melainkan ada ada proses yang harus dilewati
membahagiakan dirinya di dunia maupun di akhirat. Tetapi, hal itu tidak semudah
membalikan sebuah telapak tangan. Melainkan orang tua harus bekerja keras dan
terus berdoa kepada Allah Swt. agar anak yang dilahirkannya dapat menjadi
Dalam membentuk karakter Santri ada begitu banyak metode yang dapat
digunakan. Terlebih dahulu kita perlu memperhatikan usia anak agar dalam
membentuk karakter dan tingkah laku seorang anak dapat dilakukan sesuai
dengan umurnya. Berikut fase berinteraksi dengan anak menurut Ali Bin Abi
Thalib:
Pada usia 0-7 tahun, anak sebaiknya diperlakukan seperti raja karena,
mereka berada dalam masa perkembangan dan pertumbuhan otak dan fungsi
organ tubuh lainnya, serta penyerapan informasi. Pada priode ini anak perlu
diberikan kasih sayang yang penuh tanpa menuntut. Pada usia 8-14 tahun anak
kedisiplinan. Pada masa ini orang tua harus mampu memberikan pemahaman
18
kepada anak bahwa segala sesuatu yang mereka lakukan memiliki konsekuensi
tersendiri dan sebaiknya anak mendapat apresiasi dari orang tua jika anak
melakukan suatu kebaikan serta mendapatkan sebuah sanksi jika melakukan suatu
kesalahan. Pada usia 14 tahun ke atas anak harus diperlakukan seperti teman atau
sahabat. Pada masa ini, anak mulai memasuki masa balig sehingga perlu
diperlakukan sebagai teman dalam bercerita. Orang tua sebaiknya menjadi sebuah
Salah satu hal yang sangat penting dalam mendidik dan membentuk
pendidikan dan karakter anak tersebut. Tujuan komunikasi antara orang tua
sebuah dasar dari hubungan orang tua dan anak. Dalam berkomunikasi dengan
anak kita perlu memilih kata-kata yang positif, tidak memberikan cap atau label
negatif kepada anak, serta selalu memberikan pujian atas usaha yang telah
dilakukan seorang anak agar anak juga dapat memiliki konsep diri yang positif
20
Ridwan Abdullah Sani & Muhammad Kadri, “Pendidikan Karkter: Mengembangkan Karakter
Anak Yang Islami”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), h. 212.
19
dan merasa dihargai. Saat komunikasi berlangsung, orang tua harus mampu
memahami perasaan anak dengan cara memperhatikan nada bicara, bahasa tubuh,
perilaku yang sesuai dengan nasihat atau atribut karakter yang ingin dibentuk
dalam diri anak. Dalam membentuk karakter anak harus dilakukan dengan
tua harus mampu membiasakan anak untuk berbuat kebajikan sesuai dengan
kesepakatan yang telah ditetapkan. Disini ada tiga komponen yang perlu
baik, menerapkan atau membiasakan untuk berperilaku baik sesuai karakter yang
Misalnya, orang tua menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu,
sebagai orang tua perlu melakukan perbuatan sesuai dengan contoh dan tuntunan
yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. seperti keteladanan Rasulullah Saw. dalam
21
Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, “Pendidikan Karrakter: Mengembangkan
Karakter Anak yang Islami”, h. 130.
22
Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, “Pendidikan Karakter: Mengembangkan Karakter
Anak yang Islami”, h. 139-140.
20
keteladanan Rasulullah dalam hal akhlak mulia, dan keteladanan dari para sahabat
yang mulia.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, biasa artinya lazim atau umum.
satu cara yang efektif. Karena dapat mengubah kebiasaan buruk menjadi
kebiasaan yang baik, walaupun memerlukan waktu yang cukup lama agar anak
kebiasan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Karena, kebiasaan dan tingkah
laku anak itu diperoleh dari apa yang sering dilihat dan didengar dari
orang disekelilingnya.
Karakter itu tidak terbentuk sendiri melainkan ada beberapa faktor yang
faktor biologis yang merupakan faktor berasal dari dalam diri seseorang atau
faktor genetis atau bawaan. Faktor genetis maksudanya adalah faktor yang dibawa
sejak lahir atau turunan sifat yang dimiliki seseorang. Faktor Eksternal disebut
23
Miftahul Jannah, “Metode dan Strategi Pembentukan Karakter Religius yang Diterapkan di
SDTQ-T An Najah Pondok Pesantren Cindai Alus Martapura”, h. 83.
21
sebagai faktor yang berasal dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud seperti
lingkungan keluarga, teman, orang tua, dan tetangga sampai dengan berbagai
pengaruh dari berbagai media baik media audio visual maupun media cetak.24
7. Pengertian Akhlak
Akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk.
lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan
mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. 25
Akhlak adalah suatu sifat atau perangai yang melekat pada diri seseorang
yang tercermin dari tindakan dan perbuatan orang tersebut dalam kehidupannya
sehari-hari. Pendapat lain mengatakan bahwa arti akhlak adalah perilaku atau budi
pekerti seseorang yang tercermin dari tindakan dan kebiasaan orang tersebut
secara spontan sebagai bentuk manifestasi pencerminan dan refleksi jiwa serta
batinnya.
Secara etimologi, istilah akhlak berasal dari bahasa Arab "Khuluk" yang
artinya perilaku, baik itu perilaku terpuji maupun perilaku tercela. Dalam hal ini,
Dalam referensi Islam nilai yang sangat terkenal dan melekat yang
mencerminkan akhlak atau perilaku seseorang yang sangat luar biasa tercemin
24
Luthfiah Nuzula, “Upaya Pembentukan Karakter Religius Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Keagamaan Islam di UPTD SMPN 2 Ngadiluwih”, (Skripsi Sarjana: Jurusan Tarbiyah STAIN,
Kediri, 2017), h. 24.
25
Agus Sudjanto, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997, hlm.12.
22
pada Nabi Saw, sebagai, yaitu sidiq, mencerminkan bahwa Nabi berkomitmen
pada kebenaran, selalu berkata benar dan berbuat yang benar pula, dan berjuang
bahwa apa yang disampaikan dan dilakukan beliau dapat dipercaya oleh siapapun.
Fatanah, berarti cerdas, arif, bijaksana, memiliki wawasan yang luas, terampil dan
maka orang tersebut akan mudah memahami apa yang dibicarakan oleh Rasul.26.
4. Pondok Pesantren
tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan
sebutan Ustadz dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri
tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah,
ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya
dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri
26
Tsalis Nurul ‘Azizah, “Pembentukan arakter Religius Berbasis Pembiasaan dan Keteladanan di
SMA Sains All-Qur’an Wahid Hasyim”, (Skripsi Sarjana: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakkarta, 2017), h. 16.
27
1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana, 2006), h. 143
28
. H.M. Arifin, Metode Komunikasi Dakwah (1995: 148)
23
B. Penelitian Yang Relevan
Dengan demikian akan diketahui sisi-sisi apa yang membedakan antara penelitian
1. Skripsi yang ditulis oleh Fajriah Septiani (2015). Penelitian ini berjudul
24
3. Skripsi Abasri dengan judul "Kiprah pesantren Darul Ihksan Krueng Kalee
skripsi ini membahas tentang keadaan pesantren Darul Ikhsan, usaha usaha
dan Komunikasi UIN Sunan Kali Jaga. Dalam skripsi ini membahas
Berdasarkan pengamatan peneliti sejauh ini dari berbagai literature dan kajian
pustaka (baik dari penelitian terdahulu. Jurnal, maupun dari buku dan catatan
termotivasi untuk mengambil judul tentang Metode Dakwah Hajji Zainal Arifin
Yanmu Nw. Yang membedakan skripsi ini adalah objek penelitiannya dan
terfokus pada metode dakwahnya Hajji Zainal Arifin dalam membimbing dan
membina akhlak santri di Pondok Pesantren Yanmu Nw serta apa saja faktor yang
25
Arifin di Pondok Pesantren Yanmu Nw Kelurahan Praya Kabupaten Lombok
Tengah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
29
Muzakkir Walad,Strategi Penanaman Karakter Islami dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak
Siswa Kelas VIII di MTs Darussholihin NW Kalijaga. An-Nahdlah: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1), 28-
37. (2021).
30
Muthadi dan Syafi'i, 2003: 128.
26
2. Desain Penelitian
melainkan data yang berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan (observasi)
secara alamiah dan berupaya menguraikan atau memaparkan situasi atau kejadian
April 2022, yang beralamatkan Jln. Basuki Rahmat, Kmp. Rabitah Praya. Praya
Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kode pos : 83511.
Jarak tempuh dari lokasi peneliti adalah 27 Km. Dari Desa Anjani Kecamatan
merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti.
Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktifitas bisa digali lewat
Dalam penelitian ini, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
C. Kehadiran Peneliti
dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
mutlak diperlukan.
dan diketahui oleh subjek penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
penelitian yang valid dan sesuai dengan realita yang ada. Sehingga data yang
dikumpulkan benar- benar lengkap karena diperoleh dari interaksi sosial antara
sumber yang ada dilapangan, peneliti juga dapat memanfaatkan buku tulis, dan
juga alat tulis seperti pensil juga bolpoin sebagai alat pencatat data. Kehadiran
peneliti di lokasi penelitian dapat menunjang keabsahan data sehingga data yang
28
Data merupakan hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun
angka. Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat
1. Data Primer
Data primer, yaitu data yang utama yang diperoleh langsung dari
menggunakan metode ini untuk mendapatkan informasi dan data- data tentang
NO NAMA JABATAN/STATUS
3. Data Sekunder
dilaporkan oleh orang dari luar peneliti sendiri dan diperoleh dari bahan
29
perpustakaan. Sumber data sekunder ini digunakan untuk melengkapi data primer,
mengingat bahwa data primer dapat dikatakan sebagai data praktek yang ada
sekunder dari beberapa referensi untuk mengambil data, salah satunya adalah
bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, dan internet maupun video sebagai
bahan acuan untuk mengambil informasi yang akan dijadikan sebagai bahan data
penelitian.
baik tidaknya suatu penelitian. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-
cara yang dapat digunakan peneliti. Adapun metode pengumpulan data yang
a. Observasi
secara langsung dengan mengamati objek. Penulis menggunakan teknik ini untuk
mendapatkan data yang efektif mengenai Peran Dakwah Tuan Guru Zainal Arifin
30
dalam pembinaan dan pengembangan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Yanmu
nw.
b. Dokumentasi
yakni mencari data mengenai hal- hal berupa catatan, buku, surat kabar, majalah,
c. Wawancara
dilakukan dengan cara bertatap muka, pertanyaan diberikan secara lisan dan
jawabannya juga diberikan secara lisan. Jenis wawancara yang digunakan dalam
Metode analisis yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah analisis
secara faktual dan cermat dengan menggambarkan keadaan atau status fenomena.
Analisis ini dimulai dari pengambilan data, reduksi data, verifikasi data, dan
31
Metode dakwah Tuan Guru Zainal Arifin Mengembangkan Dan Membina Akhlak
Proses analisa dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan yang turun lansung di
(Moleong, 2012:247).
berikut:
1. Simak
dengan menyimak adalah untuk mengetahui Metode Dakwah Tuan Guru Zainal
penggunaan bahasa. Metode ini memiliki teknik lanjut yaitu teknik catat. Teknik
catat adalah satu teknik yang menempatkan peneliti sebagai instrumen kunci
2. Catat
Teknik catat adalah mencatat berupa bentuk yang relevan bagi penelitianya dari
pengguna bahasa secra tertulis. (Mahsun, 2005:93) Metode catat yaitu cara yang
32
cukup untuk dijadikan data penelitian. Data kemudian dicatat dalam kartu data
3. Video
suara yang membentuk suatu kestuan yang dirangkai menjadi alur degan pesan-
proses penyimpanan pada media pita atau disk untuk mendapatkan informasi yang
Metode video, yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara
yang diteliti. Teknik menonton video digunakan dengan pertimbangan bahwa data
yang diteliti berupa data lisan. Teknik ini dilakukan dengan berencana, sistematis
G. Keabsahan Data
tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh
penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data
a. Perpanjangan Pengamatan
maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan pengamatan berarti hubungan
antara peneliti dengan sumber akan semakin terjalin, semakin akrab, semakin
difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang
diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau
masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah
kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan
disajikan sudah benar atau belum. Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat
34
yang telah diperoleh. Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat
dalam membuat laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat akan semakin
berkualitas.
H. Sistematika Penulisan
BAB III : Metode Penelitian; yang berisikan jenis dan desain penelitian,
BAB IV : Hasil penelitan dan pembahasan; yang berisikan tentang hasil dan
saran.
35
BAB IV
Rabu, 05 Mei tahun 1999. Pondok Pesantren ini berafiliasi dengan ormas
Sistem pendidikan dan pengajarannya pun hampir sama dengan pondok pesantren
antara guru dan murid yaitu antara Syaikh Zainuddin dan Hajji Zainal Arifin,
pendidikan di Makkah. Di negeri gurun pasir itu, beliau belajar berbagai macam
36
ilmu pengetahuan sampai tingkat Aliyah. Setelah selesai dari sana, berangkat lagi
Institut Agama Islam Al-aqidah Jakarta sambil mengajar di IAIN atau UIN
predikat Doktor pada akhir tahun 2017, dengan judul penelitian “Pemikiran
Yanmu adalah warga Nahdhatul Wathan yang juga dikenal dengan istilah
dan Hajji Zainal Arifin kini Menjabat sebagai Ketua Pengurus Daerah Nahdhatul
Sepak terjang beliau di bidang dakwah cukup luas dan masyhur, bukan
diadakan pada hari-hari besar islam maupun pengajian umum diluar hari besar
islam, seakan beliau dengan dakwah sangat kohesif dan seolah tidak terpisahkan.
dari MI PLUS, SMP PLUS, MA PLUS, SMA PLUS, SMK PLUS. berdirinya
37
b. MI Plus Munirul Arifin pada tanggal 17 Juli 2021.
2006
dan outcome
peluang di masyarakat.
38
3. Keadaan Pondok Pesantren Yanmu NW
yang ada di Kabupaten Lombok Tengah yang beralamat di Jln Basuki Rahmat
Kamp Rabitah Praya, Praya, Kec. Praya, Kab. Lombok Tengah Prov. Nusa
Tengah. Tersedia juga berbagai fasilitas seperti ruang kelas dan asrama yang
masjid.
cukup besar, baik untuk kegiatan operasional maupun untuk pembangunan. Biaya
operasional diperoleh dari SPP, sumbangan awal tahun dari para santri dan dari
lembaga yaitu MI PLUS, SMP PLUS, MA PLUS, SMA PLUS, SMK PLUS.
Metode dapat diartikan sebagai cara yang diatur dan melalui proses
pemikiran untuk mencapai sebuah tujuan sedangkan dakwah adalah salah satu
cara untuk mengajak manusia ke jalan yang lebih baik. Metode dakwah
merupakan cara-cara tertentu yang dilakukan oleh komunikator kepada
komunikan untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.
Adapun bentuk-bentuk metode dakwah yang dijelaskan dalam Q.S An-Nahl ayat
125, yang menunjukkan bahwa ada 3 metode dakwah yang perlu kita ketahui dan
terapkan, khususnya bagi seorang guru/kyai dalam membentuk karakter santri di
Pondok Pesantren Yanmu NW. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa
asatidz/pengajar di pondok pesantren yanmu nw, maka berikut ini bentuk-bentuk
metode dakwah yang diterapkan dan digunakan dalam membina dan
mengembangan akhlak santri di pondok pesantren Yanmu NW Praya, sebagai
berikut:
dalam Al-Qr’an surah an-Nahl ayat 125 yang digunakan seorang da’i dalam
berdakwah. Kemudian metode dakwah ini ternyata juga digunakan seorang guru
40
agama dalam membentuk akhlak santri di Pondok Pesantren Yanmu NW. Hal itu
dapat dilihat dari adanya penjelasan Ustadz Luknan yang menyatakan bahwa
melalui dakwah dengan menggunakan kata yang tepat dan benar (al-Hikmah),
psikologisnya.31
dengan bahasa yang dapat menyentuh hati dan berdasarkan kebenaran baik secara
dan membentuk akhlak santri, seorang guru telebih dahulu mengenal santri-
gerik santri, berbicara dengan santri dari hati ke hati dengan tujuan untuk
mengetahui apa yang sedang terjadi pada santri dan apa saja permasalahan yang
dihadapi santri, serta apa saja yang dibutuhkan santri saat ini, sehingga asatidz
memberikan masukan, arahan, dan saran, serta didikan kepada santri dengan
mudah.
banyak cara yang dilakukan para asatidz, salah satunya adalah sering mengajak,
31
Wawancara dengan Ustadz Lukman, pengasuh santri putra
41
mengamalkan kegiatan keagamaan dan yang mana itu adalah sebagai program
wajib yang berlaku di pondok pesantren Yanmu NW, yaitu salah satunya dengan
area ponpes maupun di area luar ponpes yang disesuaikan dengan perkataan dan
perbuatan.32
Yanmu NW metode yang digunakan adalah metode dakwah yang tertera dalam
Al-Qur’an seperti metode dakwah al-Hikmah, bil-Haal, dan bil-Lisan. Metode bil-
Haal, dan bil-Lisan adalah metode dakwah yang merupakan bagian dari metode
dakwah al-Hikmah.
agar berbuat kebajikan dan melarang perbuatan yang mungkar agar mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan demikian yang dimaksud dengan dakwah
bmanusia di dunia dan akhirat dengan perbuatan yang nyata yang sesuai dengan
keadaan manusia.33
sesuai dan tuntutan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, seperti memiliki
ketegaran dan keteguhan hati, sabar dalam menghadapi segala cobaan, serta
memilki akhlak yang mulia agar ajakan yang dilakukan dapat menyentuh hati
sebagai berikut:
32
Wawancara dengan Ustadz Lukman, pengasuh santri putra
33
M.Munir, Metode Dakwah, (Jakarta:Kencana, 2003), h. 219.
42
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Dari ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam meneladani dan menaati
Rasulullah Saw. merupakan salah satu cara yang dilakukan orang-orang dalam
mentaati Allah swt. Salah satu contoh yang dapat dilihat adalah perilaku-perilaku
dari para sahabat dalam meneladani Rasulullah saw, yang dapat menjadi contoh
yang baik untuk kita lakukan baik berupa perbuatan, ucapan maupun tindak
tanduk Rasulullah Saw. Begitupun Hajji Zainal Arifin Munir dan para asatidz di
pondok pesantren Yanmu NW, berupaya meneladani perilaku para sahabat dalam
meneladani Rasulullah Saw. yang kemudian juga akan diterapkan pada santri-
memberikan teladan atau contoh yang baik kepada santri-santrinya baik itu nilai,
sikap, maupun perilakunya sesuai dengan ajaran-ajaran Islam dengan tujuan agar
santri dapat memiliki karakter yang sifatnya Islami pula yang dibarengi dengan
kesabaran dalam menghadapi tingkah laku dari para santri yang sedang ingin di
penting dalam menumbuhkan karakter yang positif pada santri. Salah satu cara
34
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya.
43
yang baik dan dapat memberikan pengaruh pada santri dan tentu saja pengaruh
yang sifatnya positif dan bermanfaat. Komunikasi itu sendiri merupakan salah
satu hal yang sangat penting dalam mendidik dan membentuk karakter seseorang.
seperti itu dilakukan agar dapat menyentuh hati santri, mengubah pemikiran santri
untuk memperbaiki sikap yang kurang baik.35 Dalam Islam komunikasi efektif
disbut dengan Qaulan Baligha yang artinya sampai atau fasih. Tujuan dari
komunikasi untuk membangun hubungan yang harmonis antara seorang guru dan
masalahnya, membuat santri menghormati orang tua, guru dan lingkungan sosial,
Selain dari Qaulan Baligha, ada juga beberapa perkataan yang sering
menggunakan perkataan yang baik dan penuh kasih sayang serta lemah lembut.
(perkataan yang baik) dan Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut). Metode
dakwah yang selalu dilakukan Hajji Zainal Arifin dengan cara tersebut ternyata
bahkan mengajak santri untuk menerapkan sesuatu dalam diri santri, dilaksakana
35
Wawancara dengan Ustadz Zaini Anwar, pengasuh santri putra
44
berkomunikasi dengan perkataan yang lemah lembut, ramah, dan penuh kasih
sayang, serta tidak melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan takarannya atau
Sebagai santri, tentu saja impact yang didapatkan dari asatidz melalui
dakwah al-Hikmah dalam membentuk karakter santri yaitu, santri dapat belajar
mengoreksi kesalahan dan memperbaiki dirinya menjadi lebih baik lagi dari
sebelumnya, akan taat tehadap ajaran agama dan orang tuanya, dan akan
bermasyarakat.
bentuk metode dakwah al-Hikmah merupakan salah satu bentuk metode dakwah
yang termasuk dalam teori proses dan tahapan dakwah. Dalam teori proses dan
tahapan dakwah ada 3 tahap dakwah yang disebutkan dan bentuk metode dakwah
al-Hikmah termasuk dalam tahap Takwin, yaitu tahap pembentukan yang dimulai
nilai-nilai yang akan menjadi perilaku sosial santri. Selain itu, tahap Takwin
yang baik, pesan-pesan yang baik yang disampaikan berupa nasihat, pendidikan
dan tuntutan sejak dini Kata mau’idzah adalah perubahan kata dasar wa-‘a-zha
45
yang artinya memberi nasihat, memberi peringatan kepada seseorang dengan
menjelaskan akibat-akibat dari sesuatu. Metode ini merupakan salah satu metode
yang paling sering digunakan Hajji Zainal Arifin dan para asatidz di pondok
pesantren Yanmu NW, seperti yang diungkapkan Ustadz Zaini Anwar “Abah
senantiasa mengajak santrinya untuk berbuat baik kepada semua makhluk, saling
menyayangi dan saling membantu apalagi sesame santri, dakwah seperti itu
sangat sering disampaikan di masjid, kelas, dan di tempat lain area ponpes”36
santri dengan menggunakan perkataan yang sifatnya lemah lembut dan penuh
kasih sayang serta selalu sabar dalam menghadapi segala perilaku atau umpan
balik dari para santri dengan tujuan apa yang selalu disampaikan dan diingatkan
pembinaan akhlak yang dilakukan yaitu, dalam membangun karakter santri, Hajji
Zainal Arifin dan para asatidz memang betul-betul perlu usaha yang sangat keras
yang selalu dibarengi dengan doa dan kesabaran. Membentuk karakter santri
kebaikan dengan bahasa yang baik, lemah lembut dan penuh kasih sayang
dilakukan dengan tujuan apa yang disampaikan dapat diterima dan akan berkenan
dihati santri. Terlebih lagi ada beberapa santri yang menunjukkan perilaku-
menanggapi apa yang disampaikan oleh guru, dan tidak mengindahkan peraturan
yang berlaku di area ponpes. Oleh sebab itu, ajaran dan nasihat merupakan salah
satu tantangan besar bagi guru dalam mendidik dan membentuk karakter santri
36
Wawancara dengan Ustadz Zaini Anwar, pengasuh santri putra
46
agar santri senantiasa dapat hidup dengan karakter/akhlak yang baik, disiplin,
bertanggung jawab, serta dapat berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.
karakter santri akan dipengaruhi oleh teladan dan contoh nyata yang dipraktikkan
karakter santri tidak bisa secara instan dan harus dijalani sebagaimana adanya
hingga mengontrol santri dengan tidak menekan, sehingga apa yang disampaikan
selain dari metode dakwah al-Hikmah yang digunakan Hajji Zainal arifin dalam
mendidik dan membentuk karakter para santri. Bentuk metode dakwah al-
Mau’idzah Hasanah juga termasuk dalam tahap proses dan tahapan dakwah.
termasuk dalam tahap takwin dan tahap tanzim. Tahap takwin merupakan tahap
yang dilakukan guru dalam membina dan menata perilaku santri yang dihasilkan
dari tahap takwin. Maka, dapat dikatakan bahwa tahap tanzim merupakan tahap
37
Wawancara dengan Ustadz Lukman, pengasuh santri putra
47
proses terbentuknya karakter santri dengan menata dan membina sesuai dengan
hasil dari penanaman sikap, keyakinan dan nilai-nilai yang akan menjadi perilaku
sosial santri yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam tahap tanzim guru harus
pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar
bukti yang kuat antara satu dengan yang lainnya saling menghargai dan
kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima hukuman kebenaran tersebut. Hasil
wawancara bersama Ustadz Zaini Anwar mengatakan “Hajji Zainal Arifin selalu
38
Wawancara dengan Ustadz Zaini Anwar, pengasuh santri putra
39
M.Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 323.
48
dimaksud oleh ayat tersebut secara keseluruhan. Apabila diambil dari kata
akan menjadi negatif, akan tetapi setelah dirangkai dengan kata hasanah (baik),
maka artinya menjadi positif. Penjelasan potongan ayat dari surah an-Nahl
mujadalah bil-lati hiya ahsan artinya: “ungkapan dari suatu perdebatan antara
Praya, menjelaskan bahwa metode ini digunakan untuk mengenal santri lebih
Hajji Zainal Arifin bersama para asatidz memiliki banyak kesempatan untuk
bersama, dan saling terbuka dengan santri-santri dan dapat pula kesempatan
berjumpa dan bertatap muka secara sosial di area pondok pesantren dengan para
asatidz. Maka begitu banyak kesempatan untuk Hajji Zainal Arifin Bersama
40
Wawancara dengan Ustadz Lukman, pengasuh santri putra
49
Akhlak (etiket) merupakan perilaku atau sifat yang melekat pada diri
seseorang yang dapat membedakan setiap individu. Akhlak terbentuk dari faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal itu berupa faktor yang di bawa sejak
lahir dan berasal dari orang-orang terdekat seperti orang tua, saudara, dan
keluarga. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan
yang ada di luar seperti lingkungan sekolah, teman-teman sepergaulan dan kondisi
sosial. Akhlak juga dapat diartikan sebagai penentuan nasib, bahkan Akhlak baik
yang akan menentukan bangsa. Oleh karena itu, Akhlak yang baik adalah karakter
hidup manusia. Dengan mengamati kondisi yang terjadi saat ini, dimana
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama, etika dan moral yang cenderung
menurun sehingga muncul perilaku menyimpang seperti konflik antar agama dan
sosial, perkelahian antar pelajar, antar desa dan antar mahasiswa, perusakan
pondok pesantren Yanmu NW Praya terkait sifat santri yang berbeda-beda. Itu
semua tergantung dari lingkungan yang ada di sekitarnya baik sebelum dan
selama berada di pondok pesantren Yanmu NW. Ada karakter yang menunjukan
tersebut merupakan pelanggaran bagi para santri. Ada juga yang sudah memiliki
akhlak yang cukup baik seperti, sering membantu orang tua, mendengarkan dan
41
Wawancara dengan Ustadz Zaini Anwar, pengasuh santri putra
50
Sebagai pengayom dan pendidik para santri di pondok pesantren Yanmu
NW, Hajji Zainal Arifin dan para asatidz memang perlu mengenali karakter-
karakter santi sejak dini dan di masa sekarang. Karena, walaupun karakter yang
diinginkan sudah ditanamkan pada anak sejak dini dan sudah terlihat akan tetapi,
bisa saja karakter atau akhlak santri tersebut berubah seiring berjalannya waktu,
apalagi jika ada faktor eksternal yang sangat mendukung untuk adanya perubahan
perilaku dan akhlak yang ditanamkan sejak dini. Oleh sebab itu, peran orang tua
juga sangat penting untuk selalu memperhatikan dan mengawasi pergaulan anak-
anaknya di rumah bukan hanya peran asatidz di pondok saja namun peran orang
tua sangat signifikan dalam memberikan didikan, agar santri-santri dapat mudah
menerima dan menerapkannya. Setelah melihat situasi dan kondisi santri, maka
Bisa dikatakan bahwa masa santri adalah masa menjadi peniru yang baik.
Maksudnya santri-santri mudah belajar dan juga meniru apa yang dilihatnya
secara langsung tanpa mengetahui baik atau buruk bagi dirinya. Sebagaimana
pada santri agar santri juga yakin dengan apa yang disampaikan oleh asatidznya
betul-betul baik untuk dirinya. Salah satu contoh yang patut santri tiru dari
setiap malam, dan aktifitas positif lainnya yang dijadwalkan di pondok pesantren
Yanmu NW Praya.
51
Menurut penjelasan Ustadz Zaini Anwar di pondok pesantren Yanmu NW
Praya, bahwa memberikan contoh atau ketaladanan yang baik pada santri adalah
salah satu hal yang sangat penting dilakukan dalam membentuk akhlak santri.
Ketika pendidik bersikap baik, seperti halnya jujur, dapat dipercaya, adil, penuh
kasih sayang, dapat menghormati, peduli pada sesama dan sebagainya, maka
santri akan melihat dan memperhatikan hal-hal tersebut kemudian ditiru. Santri
pun akan berpikir bahwa perilaku tersebut dapat membawa kebahagian dan
sendiri.42
Hal tersebut juga dijelaskan dalam buku pengantar psikologi oleh Adnan
2. Menunjukan Empati
Nilai-nilai karakter yang harus ditanamkan pada anak sejak dini antara lain
meliputi nilai amanah, dapat dipercaya, rasa hormat, sikap bertanggung jawab,
sejak dini dengan menunjukkan pula empati pada anak agar tertanam dengan baik.
perasaan orang lain yang seolah-olah terjadi pada dirinya melalui sikap menolong,
42
Wawancara dengan Ustadz Zaini Anwar
52
dan tidak egois terhadap kesusahan orang lain. Empati akan memunculkan
mengajarkan semua nilai akhlak yang dimilikinya pada santri. maka disinilah
pentingnya pendidik selalu memperhatikan situasi dan kondisi santri, entah itu
menunjukkan rasa empati dan peduli pada santrinya, agar santri dapat memiliki
motivasi untuk mempelajari nilai dan karakter yang diajarkan serta dapat pula
memahami kondisi orang lain dan dapat berbagi pada sesama. Empati ini
tetap mematuhi peraturan pondok pesantren dan menjaga akhlak sesuai dengan
apa yang telah diajarkan dan disampaikan oleh pendidik di pondok pesantren,
serta selalu mengawasi santri dengan tujuan agar santri tidak akan mengalami
berakhlak dengan melalui praktik. Empati itu sendiri merupakan salah satu sifat
baik yang bisa menjamin bahwa santri akan menjadi pribadi yang disukai orang
disekelilingnya.
43
Fitri Wulandari dkk, “Meningkatkan Kemampuan Berempati Anak Usia 5-6 Tahun Melalui
Cooperative Learning”, (Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS, Vol. 12, No. 2, 2017), h. 163-
164.
44
Wawancara dengan Ustadz Lukman, pengasuh santri putra
53
pola asuh yang berbeda pendidik satu dengan yang lainnya sehingga membuat
santri kebingunan. Buatlah kesepakatan untuk para pendidik bagaimana pola asuh
yang tepat sesuai dengan usia santri, sehingga santri akan menerima didikan
Konsisten maksudnya disini adalah apa yang dikatakan pada santri juga
pada santri untuk tidak berbohong dalam berkomunikasi dan berperilaku. Jika
gagal.45
Dalam membina akhlak santri, suatu momen yang baik juga diperlukan.
Misalnya ketika santri melanggar aturan yang ada di pondok pesantren, maka
pendidik dapat menerapkan konsekuensi yang adil. santri pun akan belajar
bertanggung jawab dan disiplin sehingga momen ini dapat menjadi cara untuk
Yanmu NW Praya dalam membentuk akhlak santri pendidik sering menegur dan
jawab pada saat santri melakukan kesalahan atau melakukan perilaku tidak sopan
baik pendidik juga menggunakan ungkapan yang dapat berkesan pada santri yang
45
Wawancara dengan Ustadz Zaini Anwar, pengasuh santri putra
54
dapat membangun akhlak santri dengan kalimat yang indah dan santun. Pendidik
juga memikirkan pula nilai-nilai apa yang ingin mereka terapkan pada santri, dan
masyarakat, secara tidak langsung santri akan menirukan apa yang dilakukan
pendidiknya. Setelah santri melakukan peniruan terhadap apa yang dilakukan oleh
pembiasaan.
salah satu cara yang efektif. Dengan kebiasaan dapat mengubah kebiasaan buruk
menjadi kebiasaan yang baik, walaupun memerlukan waktu yang cukup lama agar
maaf ketika berbuat salah. Adanya pembiasaan diri untuk berperilaku seperti yang
46
Wawancara dengan Ustadz Lukman
55
bangun pagi unruk berjamaah sholat subuh dan menjaga solat 5 waktu,
mengucapkan terima kasih bila diberi sesuatu oleh orang lain, dan membiasakan
maka dapat membentuk akhlak yang baik pula. Karena, kebiasaan dan tingkah
laku santri itu diperoleh dari apa yang sering dilihat dan di dengar dari
6. Bersikap Tegas
adalah tidak goyah ketika orang lain menyudutkan. Tegas bertujuan untuk
tegas adalah salah satu rangkaian pada pembentukan karakter positif bagi tumbuh
bahwa dalam membina akhlak santri pendidik tidak selamanya selalu membiarkan
santrinya melakukan apa yang dia inginkan, tetapi ada saatnya pendidik akan
bersikap tegas, dan selalu mengontrol tetapi tidak menekan. Mengapa santri
tidak terkontrol atau santri yang terlalu diberi kebebasan dalam kehidupan sehari-
santri tidak punya aturan berperilaku, bisa terjerumus dalam pertemanan yang
tidak sehat, dan berisiko melakukan perbuatan yang menggagu masyarakat, serta
47
Wawancara dengan Ustadz Lukman, pengasuh santri putra
56
santri tidak dapat mengenal kata kedisiplinan dalam hidupnya. Tegas itu
menunjukkan pendirian dengan alasan yang logis. pendidik harus tegas dalam
mendidik dan menegur anak, tetapi dengan tutur kata yang mengandung kasih
sayang.48
lingkungan yang buruk, seperti pelecehan seksual dan penculikan anak remaja,
hanya karena mereka tidak tegas untuk menolak ajakan tersebut. Santri-santri
melindungi diri sendiri, tegas tidak goyah ketika orang lain sedang
karakter tegas pada santri, yaitu terapkan aturan, mengajarkan kebiasaan baik,
mengajarkan pada santri untuk mengatakan tidak pada situasi tertentu, membekali
santri dengan kemampuan komunikasi yang baik, dan bela diri serta selalu berada
7. Bimbingan Persuasif
mempengaruhi kepercayaan dan harapan orang lain. Hal itu sesuai dengan
ungkapan Roekomy, bahwa persuasif ini dilakukan orang tua dengan tujuan untuk
mengubah sikap individu (anak) dengan menggunakan ide, pikiran, pendapat dan
48
Wawancara dengan Ustadz Lukman, pengasuh santri putra
57
Dari ungkapan beberapa pendidik, bahwa dalam membentuk akhlak santri
pendidik yang beperan sebagai konselor dan santri berperan sebagai konseli yang
dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk
membantu dan memberi pertolongan pada santri dalam hal memahami dirinya,
membangun minat belajar pada santri baik di sekolah maupun di rumah dan
membuatnya selalu senang dalam belajar.49 Untuk mencapai hal tersebut pendidik
harus menjadi pembimbing dan pengarah yang baik pada santri dan tentu saja
persuasif sangatlah penting dalam belajar entah itu di area pondok pesantren
atau sikap pendidik dan orang tua yang tumbuh akibat dorongan dari dalam.
motivasi belajar. Seorang santri dapat melakukan sesuatu dengan baik jika
8. Bersikap Sabar
Sabar adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan
49
Wawancara dengan Ustadz Zaini Anwar, penhasuh santri putra
50
Wawancara dengan Ustadz Lukman, pengasuh santri putra
58
mengenadalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai-
nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memiliki. Dalam
lingkungan keluarga semua santri mengalami masa dimana sangat patuh dan lekat
dibutuhkan dalam mendidik dan membentuk karakter santri. Karena jika santri
telalu dipaksakan maka santri akan menunjukan perilaku yang tidak baik. Selain
itu pendidik perlu mengenal semua santrinya sebelum mendidik dan membentuk
karakter santri karena tidak semua santri memiliki tipe yang sama, sebagaimana
dijelaskan oleh informan bahwa ia memiliki seorang santri yang tipe lambat
loading, susah menangkap apa yang disampaikan tetapi jika dilihat santri itu
normal dan pendidik tidak menganggap itu sebagai kendala, tetapi hanya perlu
51
Wawancara dengan Ustadz Lukman, pengasuh santri putra
52
Lisa W dkk, “StudI Deskriptif tentang Kesabaran Ibu Bekerja dalam Mengasuh Anak
Hiperaktif di SDN Putraco-Indah”, (Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 2, No.2, 2015), h. 179.
59
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Metode Dakwa Hajji Zainal
1. Faktor Pendukung
santri kearah yang lebih baik lagi. Di pondok Pesantren Yanmu NW Praya
sebagian besar merupakan alumni dari pondok tersebut, sebagian dari mereka ada
yang telah selesai belajar di luar daerah, kemudian kembali lagi ke pesantren
tersebut dan mengajar disana sehingga banyak santri yang termotivasi akan hal
itu. Dengan adanya guru lulusan santri termotivasi, karena sekolah luar itu lebih
menantang.53
b) Perpustakaan
yang berkaitan dengan dakwah dan akhlak serta menyediakan berbagai kitab.
buku lainnya, kalau buku akhlak itu memang tidak usah ditanyakan lagi memang
balai pengajian, mesjid, mushalla, lapangan untuk bermain bola putra dan putri,
mini, lokal, beberapa laboratorium, kantin putra dan putrid dll. Banyak santri
53
Wawancara dengan Ustad Zaini Anwar, pengasuh Santri putra,
54
Wawancara dengan Rudi Arifin, santri kelas 3 SMA,
60
lebih suka di pondok daripada dirumah kalau disini mau main bisa dari segi
olahraga, ekstrakulikulernya ada, drumband, pramuka, silat, karate nya ada. Setiap
hari jumat akan di datangkan Ustad dan Ustazah dari luar untuk memberikan
kajian keagamaan.55
d) Nonton Bersama
menggelar nonton bersama, tetapi tidak pada satu tempat, putra dan putrid nonton
secara terpisah di tempat yang berbeda. Disana mereka menyaksikan film yang
mengandung pesan moral tentang akhlak mulia seperti berbakti kepada orang tua,
2. Faktor Penghambat
adalah informasi yang diusahakan oleh pesantren artinya apabila ada kegiatan
dakwah di luar pesantren itu kan mereka tidak bisa ikuti. Kemudian dari segi
57
media televisi, surat kabar dan sejenisnya tidak bebas dan jarang ter up date.
Berbeda apa yang dirasakan santri, mereka tidak merasa kekurangan informasi.
Toni berkata, “Oh enggak ! kita berbeda perspektif ya, ana kalau masalah
informasi itu Yanmu telah menyediakan, di perpus kita tinggal baca apalagi kalau
mau cari informasi ada usatd-ustazah tinggal tanya beliau kan pegang hape, dan
kalau mau tau lagi bisa browsing di internet menurut ana infomasi di Yanmu
lengkap. Kalau ada ustazah yang kudet? Pasrah? Gak pasrah lah kita harus cari
55
Wawancara dengan Rudi Arifin, santri kelas 3 SMA
56
Wawancara dengan Toni Iskandar, santri kelas 3 SMA
57
Wawancara dengan Ustadz Lukman, Pengasuh santri putra
61
tau, tapi gak mungkin seluruh ustadz ustazah kudet kan ada juga ustadz ustazah
santri, ada sebagian wali santri yang acuh tak acuh dan bayar tiga bulan sekali,
mencukupi tetapi karena santri terlalu banyak dan mengantri kadang terjadi krisis
air mandi yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, maka para santri terpaksa
cari tempat untuk mandi yaitu di kamar mandi aula, mesjid dan mushalla.60
BAB V
58
Wawancara dengan Toni Iskandar, santri kelas 3 SMA
59
Wawancara dengan Ustadz Lukman, Pengasuh santri Putra
60
Wawancara dengan Ustadz Lukman, Pengasuh santri putra
62
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dirumuskaan dari tinjauan teori dan hasil
penelitian yang dilakukan mengenai bentuk metode dakwah Hajji Zainal Arifin
membina dan mengembangkan akhlak santri, adalah berdasar pada Q.S An-Nahl
Beberapa upaya yang dilakukan Hajji Zainal Arifin Munir dalam membina dan
memperhatikan situasi dan kondisi santri baik dari segi fisiologis dan
Model, menunjukkan rasa empati pada santri, menggunakan momen yang baik
dan ungkapan yang berkesan untuk membina dan mengembangkan akhlak santri,
bersikap tegas pada kondisi tetentu, memberikan bimbingan yang persuasif, serta
63
Beberapa faktor yang mendukung jalannya sistem dakwah di Pondok
informasi yang diterima oleh santri, semua informasi yang diterima oleh santri
adalah informasi yang di dapat dari pihak ustad dan ustazahnya saja, apabila ustad
dan ustazah nya tidak update sehingga tidak dapat memberikan informasi maka
pesantren. Yang kedua terlambatnya batas pembayaran spp, yang ketiga krisis air
64
B. SARAN
Praya, Hajji Zainal Arifin dan asatidz pendidik lainnya juga perlu
65
DAFTAR PUSTAKA
Ali Aziz, Moh., “Ilmu Dakwah” Ed. Rev. Cet.2; Jakarta : Kencana 2009.
Masykur Amin, A., “ Metode Dakwah Islam dan Beberapa Keputusan Pemerintah
Nasaruddi Latif, HSM., “ Teori dan Praktik Dakwah Islamiyah”, Jakarta: Firma
Dara, 1971.
Nasution, Harun, Islam ditinjau dari berbagai Aspeknya (Jakarta: UI-Press, 1986),
jilid II.
66
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D
Syafiq, Hasyim, Mutiara dari Timur: Biografi Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid,
Uchjana Effendy, Onong, Ilmu komunikasi teori dan Praktek, Bandung: Remaja
67