Anda di halaman 1dari 91

DINAMIKA KOMUNIKASI PELAKU USAHA

KEPARIWISATAAN DI ERA PANDEMI COVID-19


(Studi Di Desa Senaru Kec. Bayan Kabupaten Lombok Utara)

Oleh
NIHLA SOPIANA
NIM:180301151

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022

i
DINAMIKA KOMUNIKASI PELAKU USAHA
KEPARIWISATAAN DI ERA PANDEMI COVID-19
(Studi Di Desa Senaru Kec. Bayan Kabupaten Lombok Utara)

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram


Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Sosial (S.Sos )

Oleh
NIHLA SOPIANA
NIM:180301151

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Nihla Sopiana, NIM 180301151 yang berjudul “Dinamika


Komunikasi Pelaku Usaha Kepariwisataan Di Era Pandemi Covid 19
(Studi di Desa Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara)”
telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di –munaqasyah kan.

Disetujui pada tanggal______________2022

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Fahrurrozi,MA. Najamudin,M.SI


NIP.19751231200501010 NIP.198212312009121004

iii
NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Munaqasyah Skripsi


Yang Terhormat
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Di Mataram

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.


Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi, kami berpendapat bahwa skripsi Saudara :

Nama Mahasiswa : Nihla Sopiana


NIM : 180301151
Jurusan/Prodi : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Judul : Dinamika Komunikasi Pelaku Usaha
Kepariwisataan Di Era Pandemi Covid-19
(Studi di Desa Senaru. Kecamatan Bayan.
Kabupaten Lombok Utara)

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang


munaqasyah skripsi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Mataram. Oleh karna itu, kami berharap agar skripsi ini dapat
segera di-munaqasyah-kan.

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Fahrurrozi,M.A Najamudin,M.SI


NIP. 19751231200501010 NIP. 198212312009121004

iv
PENGESAHAN

Skripsi oleh: NIHLA SOPIANA, NIM: 180301151, dengan judul


“Dinamika Komunikasi Pelaku Usaha Kepariwisataan di Era Pandemi
Covid-19”. telah dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Mataram pada tanggal __________________

Dewan Penguji

Prof, Dr. Fahrurrozi. M.A _____________________


Ketua Sidang ( Pemb I)

Najamudin M. SI ______________________
Sekertaris Sidang ( Pemb II)

Dr. Winengan M.SI ______________________


Penguji I

Muhtar Toyib M.SI ______________________


Penguji II

Mengetahui

Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Dr. Muhammad Saleh, MA.


NIP. 19720911998031001

vi
MOTTO

Bersemangatlah atas hal-hal Yang Bermanaat Bagimu Minta Tolonglah


pada ALLAH, Jangan kau Lemah
(H.R. Muslim)

Tak masalah jika kamu berjalan dengan lambat, asalkan kamu tidak
pernah berhenti berusaha
( Confucius)

vii
PERSEMBAHAN

“kupersembahkan skripsi ini


untuk kedua orang tuaku,
almamaterku, keluargaku,
sahabat-sahabatku dan
kamu yang jauh di sana
yang terhalang jarak dan
waktu, dan skripsi ini
kupersembahkan terutama
kepada semua guru dan
dosenku.”

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta


alam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua
pengikutnya. Amin.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Mataram. Dalam penulisan
skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, khususnya kepada kedua orang tuaku yang telah
mendoakan dan memberikan kontribusi yang tidak ada tandingnya
dalam menjalankan masa study di perguruan tinggi tercinta. Penulis
menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa
bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
memberikan penghargaan setinggi - tingginya dan pihak-pihak yang telah
membantu, yaitu mereka antara lain adalah:
1. P r o f . D r . Fa h r u r r o z i selaku pembimbing I dan N a j a m u d i n
M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
motivasi, saran dan koreksi, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya
dalam suasana keakraban menjadi skripsi ini lebih matang dan cepat
selesai.
2. Para Dosen Penguji, Dr Winengan M.Si dan Muhtar Toyib M.Si.
3. Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan, Najamudin M.Si dan Atih
Hidayatul Ummah
4. Bapak Dr. Muhammad Saleh ,M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komuniksi, yang selalu memberikan motivasi dan dukungan
kepada mahasiswa.

ix
5. Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M. Ag. Selaku rektor Universitas Islam
Negri Mataram.
6. Semua dosen UIN Mataram terimakasih untuk segala ilmu yang telah
di berikan kepada penulis, semoga sehat selalu dan dilimpahkan
rizkinya.
7. Saudara-saudaraku yang selalu memberikan suport, kakak Hilda, adek
Nelda dan Nabila.
8. Untuk teman-teman KPI angkatan 2018 yang tetap memberikan
semangat dan dukungan akan banyak hal.
9. Teman-teman dan sahabat yang telah memberikan suport dan bantuan
ketika melaksanakan penelitian
Penulis menyadari dalam kapasitas menjadi mahasiswa masih
terlalu banyak kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki, Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat peneliti butuhkan
untuk kemajuan dimasa yang akan datang.
Akhirnya penulis ucapkan selamat membaca, semoga bisa
bermanfaat bagi semua pihak serta bagi perkembangan pengembangan
pengetahuannya selanjutnya. Semoga Allah SWT meridhoinya. Amiin.

Mataram ,_________ 2022

Nihla Sopiana

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................i


HALAMAN JUDUL .....................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI.........................................................vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................ix
DAFTAR ISI ................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR. ...............................................................................xiv
ABSTRAK ................................................................................................... xv
BAB l PENDAHULUAN .............................................................................. 1
a. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
b. Rumusan Masalah............................................................................... 4
c. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 4
d. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ............................................... 5
e. Kajian Pustaka .................................................................................... 6
f. Kerangka Teori .................................................................................. 8
g. Metode Penelitian ............................................................................. 16
h. Sitematika Pembahasan .................................................................... 22
BAB II PAPARAN DAN TEMUAN ......................................................... 24
A. Gambaran Lokasi Penelitian............................................................ 24
1. Sejarah Desa Senaru .................................................................. 24
2. Data Kependudukan ................................................................... 25
3. Kondisi di Bidang Ekonomi ....................................................... 26
4. Kondisi Sosial Keagamaan ......................................................... 27
5. Bidang Pendidikan...................................................................... 28
6. Pengembangan Objek Wisata Di Desa Senaru ........................... 29
B. Dinamika Komunikasi Pelaku Usaha Kepariwisataan Di Desa
Senaru ............................................................................................... 37
1. Sebelum Pandemi Covid-19 ....................................................... 38

xi
2. Masa Pandemi Covid-19 ............................................................. 43
3. New Normal ................................................................................ 48
C. Wisata Unggulan Di Desa Senaru ................................................... 51
D. Peranan Media Online ..................................................................... 54
E. Faktor Penyebab Terjadinya Dinamika Komunikasi Pelaku Usaha
Kepariwisataan Di Desa Senaru .................................................... 56
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................ 58
A. Dinamika Komunikasi Pelaku Usaha Kepariwisataan Di Desa
Senaru ............................................................................................. 58
B. Faktor Penyebab Terjadinya Dinamika Komunikasi Pelaku
Usaha Kepariwisataan Di Desa Senaru ......................................... 64
BAB IV PENUTUP .................................................................................... 66
A. Kesimpulan ............................................................................................ 66
B. Saran-saran ............................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Daftar Dusun dan Kadus Desa Senaru. .................................... 25


Tabel 1.2 Jumlah Data Penduduk. .......................................................... .26
Tabel 1.3 Kondisi Ekonomi. ..................................................................... 27
Tabel 1.4 Tempat Ibadah. ....................................................................... ..28
Tabel 1.5 Bidang Pendidikan.................................................................... 28
Tabel 1.6 Jumlah Wisatawan Yang Menginap. ..................................... ..43
Tabel 1.7 Data Jumlah Pendapatan Green Rinjani .................................. .46

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Toilet Umum ......................................................................... .29


Gambar 2.2 Fasilitas Toilet Umum ........................................................... 30
Gambar 2.3 Fasilitas Tempat Sampah ...................................................... .30
Gambar 2.4 Fasilitas Tempat Parkir .......................................................... 31
Gambar 2.5 Fasilitas Tempat Parkir .......................................................... 31
Gambar 2.6 Papan Petunjuk Arah. ........................................................... 32
Gambar 2.7 Spot Foto Kebun Kopi............................................. ........ ......33
Gambar 2.8 Spot Foto Menara Kayu. ........ ................................................33
Gambar 2.9 Kain Khas Bayan ................................................................... 35
Gambar 2.10 Hasil Bumi ............................................................................ 36
Gambar 2.11. Media Sosial Jajak Bayan. ............................................... ..36
Gambar 2.12 Sosial Media Rinjani Lighthouse, Jelajah Nusantara. ......... 37
Gambar 2.13 Jejak Petualang Trans7. ....................................................... 38
Gambar 2.14 Net 12 Net mediatama TV ................................................... 39
Gambar 2.15 Sosial media rinjani lighthouse, women rinjani, Green
rinjani. ................................................................................. 39
Gambar 2.16 Tour Guide. .......................................................................... 40
Gambar 2.17 Porter.................................................................................... .41
Gambar 2.18 Produk Kopi Nina Bayan .................................................... .42
Gambar 2.19 Produk Kombucha Rosella dan Tellang.. ............................ .42
Gambar 2.20 Air Terjun Sendang Gile.. ................................................... .55
Gambar 2.21 Air Terjun Tiu Kelep. ........................................................... .55
Gambar 2.22 Bale Adat Senaru... ............................................................... 55
Gambar 2.23 Media Promosi Pelaku Usaha. ............................................. 56

xiv
DINAMIKA KOMUNIKASI PELAKU USAHA
KEPARIWISATAAN DI ERA PANDEMI COVID-19
(Study Di Desa Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara)

Oleh:

Nihla Sopiana
180301151

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Dinamika


Komunikasi pelaku usaha kepariwisataan di era pandemi covid-19 di Desa
Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Serta mengetahui
faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya dinamika komunikasi
pelaku usaha kepariwisataan di Desa Senaru.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif deskriptif. Untuk mendapatkan hasil dan tujuan dari penelitian
menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data
bersumber dari data primer yang diperoleh melalui pengamatan langsung
dan wawancara, dan data sekunder melalui dokumen. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori AISAS, yaitu proses
komunikasi pemasaran. Model AISAS terbentuk dari attention
(perhatian), Interest (ketertarikan), search (pencarian), action (aksi), dan
share (berbagi).
Dari hasil penelitian ini menujukkan bahwa dinamika komunikasi
pelaku usaha yang terjadi di Desa Senaru mengalami perumabah setelah
pandemi, komunikasi pemasaran yang di lakukan juga mengalami
perubahan, yang bisanya pemasaran di lakukan secara langsung kini lebih
cenderung menggunakan media online atau internet. Perubahan
pendapatan juga di rasakan oleh pelaku usaha di kawasan wisata adanya
peningkatan dan penurunan penghasilan di masa pandemi covid-19.
Peningkatan terjadi pada pelaku usaha produk kopi Nina Bayan dan
minuman Kombucha Roserlla, sedangkan penurunan penghasilan terjadi
pada pelaku usaha penginapan dan restaurant, pelaku usaha jasa ( Tour
guide, porter dan transportasi) serta produk kain khas Bayan. Covid-19
menjadi faktor utama terjadinya dinamika pelaku usaha kepariwisataan
seperti diterapkannya peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM),
Lockdown dan Sosial Distancing.
Kata Kunci : Dinamika, Komunikasi, Pelaku Usaha, Covid-19

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nusa Tenggara Barat adalah provinsi yang di kenal kaya akan
destinasi wisatanya. Hal ini terbukti dari banyaknya daerah kunjungan
wisata yang hampir tersebar di seluruh wilayahnya.Tidak heran jika
dikatakan bahwa pariwisata merupakan motor penggerak
perekonomian di Nusa Tenggara Barat dalam berbagai sektor.
Keinginan wisatawan untuk berkunjung ke kawasan wisata semakin
mertambah dari tahun ketahun, akan tetapi pada tahun 2019 sektor
pariwisata mengalami penurunan yang cukup drastis dikarenakan
pandemi covid-19. Yang menyebabkan penurunan pendapatan,
terutama pada pelaku usaha kepariwisataan.
Kabupaten Lombok Utara memiliki potensi Wisata unggulan
dan menjadi salah satu tujuan wisatawan nasional maupun
internasional. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Lombok
Utara sampai dengan tahun 2019, jumlah penduduk di Kabupaten
Lombok Utara mencapai 220.412 jiwa, yang terdiri atas laki-laki
108.675 jiwa, dan perempuan 111.737 jiwa, KLU Merupakan salah
satu kabupaten di NTB yang memiliki potensi wisata yang sanggat
menguntungkan baik wisata alam ( pantai, gunung, air terjun, dan lain-
lain) maupun wisata budayanya. Banyak destinasi wisata yang
terkenal di kaca nasional maupun internasional seperti wisata alam
Gunung Rinjani, Air Terjun Sendang Gile, Tiu Kelep, Tiu Sekeper dan
lainnya, Wisata pantai Tiga Gili ( Trawangan,Meno, Air) dan Wisata
Budaya seperti yang terdapat pada Rumah Adat Sesait, Rumh Adat
Gumantar, dan Rumah Adat Bayan.
Pandemi covid-19 menyebabkan gangguan pada rantai pasok
global, dalam negeri, pasar keuangan, gangguan permintaan konsumen
dan dampak negative di sektor-sektor utama seperti perjalanan dan
pariwisata. Dampak wabah covid-19 tidak diragukan lagi akan terasa
diseluruh rantai nilai pariwisata. Perusahaan kecil dan menengah
diperkirakan akan sangat berpengaruh.

1
Pemahaman wisata dalam Islam adalah safar untuk merenungi
keindahan ciptaan Allah Ta’ala, menikmati indahnya alam nan Agung
sebagai pendorong jiwa manusia untuk menguatkan keimanan
terhadap keesaan Allah dan motivasi menunaikan kewajiban hidup.
Karena Refreshing jiwa perlu untuk memulai semangat kerja baru.1
Allah SWT berfirman:
َ َ ۡ َّ ُ ُ َّ َّ ُ ََۚ ۡ َ ۡ َ َ َ َ ۡ َ ْ ُ َ ‫ٱۡل ۡر‬ َۡ ْ ُ ۡ ُ
‫نش ُئ ٱلنشأة‬
ِ ‫ض فٱنظ ُروا كيف بدأ ٱلخلق ثم ٱلله ي‬ ِ ‫ي‬ ‫ف‬ِ ‫قل ِسير‬
‫وا‬
َ َ ُ َ َّ ََۚ ٓ ۡ
َ٠٢ ‫ير‬ٞ ‫ٱۡل ِخ َرة ِإ َّن ٱلل َه َعل ٰى ك ِل ش ۡي ٖء َق ِد‬
Artinya“Berjalanlah di (muka) bumi ,maka perhatikanlah bagaimana
Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian
Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu”. (QS.Al-Ankabut: 20).2

Tekanan pada indusrti pariwisata sangat terlihat pada penurunan


yang besar dari kedatangan wisatawan mancanegara dengan
pembatalan besar-besaran dan penurunan pemesanan. Penurunan
juga terjadi karena perlambatan perjalanan domestik, dan pengurangan
pendapatan pelaku usaha, terutama karena keenggaan masyarakat
Indonesia untuk melakukan perjalanan, khawatir dengan dampak
covid-19. Oleh karena itu pelaku usaha kepariwisataan sangat penting
untuk mempromosikan kembali wisata khususnya yang terdapat di
KLU. Komunikasi pemasaran daerah wisata harus lebih di tambah lagi
agar wisatawan semakin tertarik untuk berkunjung ke daerah wisata
tersebut.
Peranan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara sebagai
fasilator sangat strategis dalam mewujudkan upaya-upaya kearah
pengembangan pariwisata tersebut melalui kepemimpinan institusinya
bertanggung jawab atas empat hal yaitu: perencanaan (planning)
daerah atau kawasan priwisata, pengembangan (development) fasilitas
utama dan pendukukng pariwisata, pengeluaran kebijakan (policy)
pariwisata, dan pembuatan dan penegakkan peraturan (regulation).

1
http://dewieupw1a.blogspot.ac.ad/2014/12/pariwisata-dalam-agama-
islam.html diambil tanggal 19 Desember 2020.
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya surah Al- Ankabut,
CV, (Dipoegoro, Bandung, 2000 ).hlm.398.

2
Oleh karena itu periwisata daerah perlu mendapat perhatian lebih
mendalam khususnya asset-aset wisata yang memiliki potensi wisata
yang bukan saja bernilai historis melainkan asset wisata yang
berpotensi ekonomis dan memicu pertumbuhan ekonomi peningkatan
kesempatan kerja serta meningkatan pendapatan bagi pelaku usaha di
kawasan pariwisata.3
Pemerintah berperan menjadi senjata yang menentukan dan
memastikan suatu tujuan serta mereka mampu melihat organisasi
pemerintahan secara adil, juga menjadi sarana yang ampuh dalam
mengelola hubungan yang harmonis antara pihak pemerintah dengan
para pengamat dan investor yang bisa memiliki pengaruh besar bagi
masa depan kegiatan pemerintah dan pariwisata daerah.4 Pemerintah di
daerah-daerah berkembang menghadapi tantangan yang sangat besar
apalagi di masa pendemi seperti ini, sehubung dengan besarnya
tantangan itu maka lembaga pemeritah daerah lebih membutuhkan
para praktisi humas yang handal dari pada sektor-sektor industri serta
komersial swasta.5
Sektor pariwisata merupakan kegiatan yang tak pernah mati dan
menjadi hal yang sangat penting bagi suatu negara atau wilayah.
Dengan adanya periwisata, lebih di khususkan untuk pemerintah
daerah, objek wisata akan menjadi pemasukan bagi daerah itu sendiri.
Dengan berkembangnya pariwisata, akan mendongkrak sektor lain,
seperti: Kunjungan wisatawan, ekonomi kreatif, membuka kesempatan
kerja, mengurangi pengangguran. Sektor paeriwisata tentu tidak bisa
berdiri sendiri, dan harus didukung oleh kegiatan-kegiatan penujang
lainnya, yaitu: promosi wisata, fasilitas yang ditawarkan, akses
transportasi dan tempat penginapan.
Pariwisata perlu ditingkatkan dan diperluas untuk meningkatkan
penerimaan devisa, meningkatkan pendapatan pelaku usaha,
memperluas lapangan pekerjaan dan memperkenalkan kebudayaan.
Pembinaan serta pengembangan pariwisata dilakukan dengan tetap
3
Hari Purnomo,Setiawan & Zulkiefli Mansyah. Manajemen Strategi. (Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2007). hlm.6
4
Wilcox,Cameron. Dasar-Dasar Publik Relation.(Jakarta: PT. Ghalian
Indonesia, 2006). hlm.5
5
M.Linggar Anggoro.Teory dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di
Indonesia.( Jakarta : Bumi Aksara,2008). hlm.39

3
memperhatikan terpeliharanya kebudayaan dan kearifan lokak. Untuk
itu perlu diambil langkah-langkah dan pengaturan-pengaturan yang
lebih terarah berdasarkan kebijakan yang terpadu, antara lain, bidang
promosi, penyediaan pasilitas serta mutu dan kelancaran pelayanan.
Besarnya potensi wisata yang ada di Kabupaten Lombok Utara
tidak akan berarti apa-apa jika tidak terpublikasikan dengan baik
sesuai dengan perkembangan zaman dan tekologi. Oleh sebab itu
pelaku usaha kepariwisata Lombok Utara dituntut untuk menerapkan
strategi yang tepat dan efektif agar pariwisata di Lombok Utara tetap
eksis dan menarik perhatian wisatawan. Dengan bertambahnya
wisatawan yang berkunjung maka strategi yang dilakukan para pelaku
usaha kepariwisatan di kabupaten lombok Utara dapat dikatakan
berhasil. Namun jika wisatawan yang berkunjung berkurang maka
komunikasi promosi yang dilakukan harus dievaluasi lebih lanjut.
Oleh karen itu berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk
mengetahui bagaimana kondisi pelaku usaha kepariwisataan setelah
pandemi sehingga penulis memilih judul penelitian: Dinamika
Komunikasi Pelaku Usaha Kepariwisataan Di Era Pandemi Covid-19.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut adalah:
1. Bagaimana Dinamika Komunikasi Pelaku Usaha Kepariwisataan
Desa Senaru di Era Pandemi Covid-19?
2. Faktor apa saya yang menyebabkan terjadinya dinamika
komunikasi pelaku usaha kepariwisataan di Desa Senaru?

C. Tujuan dan manfaat


1. Tujuan Penelitian
Berdasarkn latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka
tujuan dan manfat penelitian adalah:
a. Untuk mengetahui Dinamika Komunikasi Pelaku Usaha
Kepariwisataan di Desa Senaru.
b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
Dinamika Komunikasi Pelaku Usaha Kepariwisataan di Desa
Senaru.

4
2. Manfaat penelitian
Adapu manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini,
yakni:
a. Manfaat Teoritis
Menambah informasi dan ilmu pengetahuan di bidang
Komunikasi pemasaran, Khususnya mengenai komunikasi
pelaku usaha Pariwisata yang terdapat di Desa Senaru.
b. Manfaat Praktis
1) Diharapkan penelitian ini menjadi acuan bagi penelitian
selanjutnya khususnya mahasiswa prodi Komunikasi
Penyiaran Islam.
2) dari hasil penelitian ini dapat menjadi sebuah contoh bagi
Pelaku Usaha Pariwisata lain bagaimana komunikasi yang
efektif agar pelaku usaha tetap aktif dan eksis pada saat
pandemi dan New Normal ini, dengan adanya komunikasi
ini mampu membuat jumlah kunjungan wisata dan
penghasilan semakin meningkat di daerah NTB, termasuk
Lombok Utara.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian


1. Ruang Lingkup Penelitian
Karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan minimnya
peneliti dalam melakukan penelitian, serta untuk menghindari
terjadinya penyimpangan akibat ruang lingkup yang terlalu luas,
maka peneliti langsung melakukan pembahasan tentang Dinamika
komunikasi pelaku usaha kepariwisataan di era pandemi covid-19.
2. Seting penelitian
Adapun Setting penelitian ini adalah tempat dimana
penelitian, yaitu pada Desa Senaru Kecamatan Bayan. kabupaten
Lombok Utara. Nusa Tenggara Barat. Dimana peneliti juga
melakukan wawancara secara langsung dengan para pelaku usaha
pariwisata

E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka ini memuat uraian secara sistematis tentang hasil
penelitian terdahulu (prior research) yang relevan dengan persoalan

5
yang akan dikaji dalam skripsi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
data yang valid serta menghindari duplikasi, plagiasi, dan repitisi serta
menjamin keaslian dan kebebasan penelitian yang dilakukan. 6
Pada telaah pustakan ini, penulis mengangkat beberapa
penelitian terdahulu yang mempunyai kaitan dengan penelitian yang
penulis lakukn, yaitu:
Pertama dalam skripsi, Muhammad Zulfadli. 2021 yang
berjudul, “Strategi Komunikasi Dinas Pariwisata Lombok Barat
Dalam Meningkatkan Jumlah Kujungan Wisatawan Pasca Gempa”.
Fokus penelitian ini adalah bagaimana strategi komunikasi Dinas
Pariwisata Lombok Barat dalam memingkatkan jumlah kunjungan
pasca gempa serta apa hambatan strategi komunikasi Dinas Pariwisata,
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi
komunikasi Dinas Pariwisata serta untuk mengetahui apa saja hambatan
dari strategi yang di lakukan Dinas Pariwisata. Penelitian yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan strategi yang di
gunakan adalah sosialisasi, promosi secara langsung dan promosi
melalui media online, adappun yang menjadi hambatan dalam
penelitian ini adalah pembangunan insprastruktur pariwisata yang
belum memadai, kurangnya keersihan dan keamanan di sekitar
destinasi wisata. Dari penelitian yang di lakukan Muhammad Zulfadli
peneliti menemukan persamaan dan perbedaan dalam penelitian
diantaranya: persamaan dalam penelitian yaitu sama- sama
menggunakan penelitian kualitatif, sama-sama meneliti tentang
pariwisata serta sama-sama meneliti tentang komunikasi pemasaran,
sedangkan perbedaan dari peneliti ialah, peneliti berfokus pada pelaku
usaha sedangkan penelitian Muhammad Zulfadli pada kawasan wista,
Perbedaan juga terjadi pada teori yang digunakan, hasil
penelitian dan faktor yang menghambat kunjungan wisatawan.7
Kedua. Dalam skripsi Yuhdi Arya Syaputra, 2012, yang
berjudul “ Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Menarik Minat
Konsumen pada PT. Raja Grafindo Persada”. Penelitian ini berfokus

6
Tim Penyusun, pedoman penulisan skripsi, (Mataram: UIN,2020) hlm.24
7
Muhammad Zulfadli, “Strategi Komunikasi Dinas Pariwisata Lombok Barat
Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Pasca Gempa. (Skripsi, FDIK, UIN
Mataram, Mataram 2021) hlm. 45

6
pada bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
PT.Grafindo Persada dalam menarik minat konsumennya, model
praktik komunikasi pemasaran yang di gunakan dalam penelitian
iniadalah 4 Ps yaitu, Pruduct strategy, price strategy, place stategy,
peomotion strategy. Metode yang di gunakan adalah kualitatif dengan
jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini adalah bahwa PT. Raja
Grafindo Persada telah menerapkan 4 elemen baruan pemasaran dalam
menjalankan strategi komunikasi pemasarannya, strategi produk yang
dilakukan yaitu dengan memperhatikan 4 unsur yakni kualitas produk,
merek, kemasan, label garansi, stratgi distribusi yang di lakukan adalah
dengan melakukan strategi dua tingkat yaitu, dengan menyalurkan
buku-bukunya kepada kantor perwakilan yang tersebar di seluruh
Indonesia dan kemudia setelah itu di pasarkan ke pedagang kaki lima
maupun moderen outlet.8
Adapun persamaan dan perbedaan terhadap penelitian yang
peneliti lakukan diantaranya, persamaan, sama-sama menggunakan
penelitian kualitatif dan sama-sama membahas komunikasi pemasaran.
Sedangkan perbedaanya adalah dalam skripsi yuhdi teori yang di
unakan ialah 4 Ps sedangkan dalam penelitian ini menggunkan metode
AISAS, peneliti juga lebih fokus pada pelaku usaha yang terdapat di
kawasan wisata.
Ketiga dalam skripsi, Nur Laela, 2021 yang berjudul “ Strategi
Komunikasi Pemasaran “ indahjeje” Dalam Menarik Minat Pembeli
Melalui Instagram di Masa Pandemi Covid-19. Fokus penelitian ini
adalah bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan
indahjeje melalui instagram di masa pandemi covid-19, dan bagaimana
strategi komunikasi pemasaran berdasarkan analisis difusi inofasi,
adapun jenis penelitian ini adalah deskkriptif kualitatif . asil dari
penelitian ini melakukan strategi komunikasi pemasaran dalam
menarik minat pembeli, dan menerapkan teori baruan pemasaran 4P
yang terdiri dari Product, price, plate, dan promotion dalam
meningkatkan penjualannya. Adapun persamaan dan perbedaan dengan
penelitian ini, persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang
8
Yudhi Arya Syahputra, Strategi Komunikasi Pemasaran dalam Menarik
Minat Konsumen pada PT. Raja Grafindo Perdasa , ( Skripsi, Fisip, Universitas Sultan
Agung Tirtayasa, Banten, 2012) hlm. 87

7
komunikasi pemasaran, sama-sama menggunakan penelitian deskriptif
kualitatif dan di masa pandemi covid-19, sedangkan perbedaannya
terletak pada teori yang di gunakan, dalan penelitian nurlaela teori
yang di gunakan berupa 4P yaitu, Product, price, plate, dan promotion,
sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori AISAS,
penelitian ini juga lebih cenderung ke komunikasi pemasaran pelaku
usaha di kawasan wisata.9

F. Kerangka teori
1. Pengertian Dinamika
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga
kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri
secara memadai terhadap keadaan10
Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara
langsung mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik.
Dinamika berarti adanya interaksi dan interdependesi antara
anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok secara
keseluruhan . Karenanya dapat disimpulkan bahwa Dinamika ialah
kedinamisan atau keteraturan yang jelas dalam hubungan secara
pisikologis atau perubahan, yang terjadi dalam atau mencangkup
sistem sosial lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan
sismtem dengan perubahan keadaan yang diamati antara sebelum
dan sesudah jangka waktu tertentu.11
Dinamika adalah suatu lingkup pengetahuan sosial yang
lebih berkosentrasi pada pengetahuan tentang hakikat kehidupan
yang menunjukkan kemajuan.12

9
Nurlaela, “ Strategi Komunikasi Pemasaran “Indahjeje” Dalam Menarik
Minat Pembeli Melalui Instagram Di Masa Panndemi Covid-19, ( Skripsi, FAI,
Muhamadiyah Mataram, Mataram 2021) hlm. 20
10
Wildan Zulkarnain. Dinamika kelompok. “Latihan Kepemimpinan
Pendidikan”, ( Jakarta: Pt Bumi Aksara. 2013). hlm.25
11
Blotr Sztompka. Sosiologi Perubahan Sosial..(Jakarta: Prenamedia group
2004). hlm.3
12
David.W.Jhonson dan Frank P Jhonson .Dinamika kelompok: “Teori dan
Keterampilan”, (Jakarta: PT.Indeks. 2014). hlm.4.

8
2. Komunikasi
a. Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin Communis yang
artinya membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi juga berasal dari akar kata Communico yang artinya
membagi 13
Menurut Barelson dan Steiner, komunikasi adalah
penyampaian ide, gagasa, angka, grafik, dan lain-lain.14 Sedangkan
menurut Onong Uchjana Effendy, berpendapat bahwa komunikasi
adalah proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang-
lambang yang bermakna,sebagai panduan pikiran dan perasaan
berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan dan
sebagainya yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain baik
langsung secara tatap muka maupun tidak langsung melalui
berbagai media dengan tujuan mengubah sikap, pandanga ,atau
prilaku.15
b. Unsur- unsur Komunikasi
Unsur komunikasi merupakan bagian yang digunakan
dalam membangun suatu badan. Dalam ilmu pengetahuan, unsur
adalah konsep yang dipakai untuk membangun suatu ilmu
pengetahuan (body of knowledge).
1) Sumber. Sumber ialah pihak yang menyampaikan atau
mengirim pesan kepada penerima. Sumber sering disebut
dengan komunikator, source, sender, atau encoder.
2) Pesan. Pesan ialah pernyataan yang disampaikan pengirim
kepada penerima. Pernyataan bisa dalam bentuk verbal (bahasa
tertulis) maupun non verbal (isyarat) yang bisa dimengerti
penerima. Pesan biasa disebut dengan kata message, content,
atau information.
3) Media. Media ialah alat yang digunakan untuk memindahkan
pesan dari sumber kepada penerima. Media dalam pengertian

13
Hafied Cangara. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. (Jakarta:
Rajawali Pres.2013). hlm,.33
14
Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1986) hlm,.11
15
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek . (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2008) hlm,.60

9
ini bisa berupa media massa mencakup surat kabar, radio, film,
televisi, dan internet. Bisa juga berupa saluran misalnya
kelompok pengajian atau arisan, kelompok pendengar dan
pemirsa, organisasi masyarakat, rumah ibadah, pesta rakyat,
panggung kesenian, serta media alternatif lainnya misalnya
poster, brosur, buku, spanduk, stiker dan semacamnya.
4) Penerima. ialah pihak yang menjadi sasaran pesan yang
dikirim oleh sumber. Penerima biasa disebut dengan berbagai
macam sebutan, antara lain khalayak, sasaran, target, adopter,
komunikan atau dalam bahasa asing disebut receiver, audience,
decoder.
5) Pengaruh atau Efek. Pengaruh atau efek ialah perbedaan
antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh
penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa
terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang
karena itu bisa juga diartikan perubahan atau penguatan
keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang
sebagai akibat penerimaan pesan.
6) Umpan Balik. Umpan balik ialah tanggapan yang diberikan
oleh penerima sebagai akibat penerimaan pesan dari sumber.
Sebenarnya ada juga yang beranggapan bahwa umpan balik
sebenarnya efek atau pengaruh.16
3. Pelaku Usaha
Definisi pengusaha pariwisata atau pelaku dalam bidang
pariwisata menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan. Pengusaha pariwisata adalah orang atau
sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata. Hak,
kewajiban, serta larangan. Adapun hak yang dimiliki oleh setiap
pelaku usaha pariwisata tertera pada pasal 22, setiap pengusaha
pariwisata berhak:17
a. Mendapat kesempatan yang sama dalam berusaha di bidang
kepariwisataan.

16
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 69
17
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo. Hukum Perlindungan Konsumen.
(Jakatra: Raja Grafindo Persada, 2004 ) hlm. 27

10
b. Membentuk dan menjadi anggita asosiasi kepariwisataan.
c. Mendapat perindungan hukum dalam berusaha.
d. Mendapat fasilitas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sementara itu pada pasal 26 menyebutkan kewajiban yang
harus dilakukan oleh setiap pengusaha pariwisata,yaitu:18
a. Menjaga dan menghormati norma agama, aday istiadat,
budaya, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat setempat.
b. Memberikan informasi yang akuratdan bertanggung jawab.
c. Memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif.
d. Memberikan kenyamanan, keramahan, perlindungan,
keamanan, dan keselamatan wisatawan.
e. Memberikan perlindungan asuransi pada usaha pariwisata
dengan kegiatan yang beresiko tinggi.
f. Mengembangkan kemitraan dengan usaha mikro.Kecil,dan
koperasi setempat yang saling memerlukan , memperkuat,dan
menguntungkan.
g. Meningkatkan kopetensi tenaga kerja melalui pelatihan dan
pendidikan.
h. Mengutamakan penggunaan produk masyarakat setempat,
produk dalam negeri dan memberikan kesempatan tenaga kerja
lokal.
i. Berperan aktif dalam upaya pengembangan prasarana dan
program pemberdayaan masyarakat.
j. Turut serta mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar
kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum di lingkungan
tempat usahana.
k. Memelihara lingkungan yang sehat, bersih, dan sari.
l. Menjaga citra Negara dan Bangsa Indonesia melalui kegiatan
usaha kepariwisataan secara bertanggung jawab.
m. Menetapkan standar usaha dan standar kopetensi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

18
Ibid. hlm,. 29

11
4. Bentuk Usaha Pariwisata.
Perusahaan atau pengusaha yang beraktivitas pada jasa
pariwisata dapat berbentuk usaha kecil. Usaha menengah, maupun
usaha besar yang membentuk dan mendukung industri pariwisata.
Dilihat dari aspek produk, pengelola usaha-usaha, dan pengelola
usaha jasa daya tarik. Berbagai bentuk usaha jasa itu dikemukakan
sebagai berikut.19
a. Usaha jasa wisata
Usaha jasa wisata meiputi jasa yang bergerak dalam
bidang wisata termasuk usaha jasa yang menunjang kegiatan
wisata, yakni sebagai berikut:
1) Usaha jasa perjalanan.
2) Usaha jasa penyelenggaraan pertemuan.
3) Usaha jasa Pramuwisata
4) Usaha jasa konsultan.
5) Usaha jasa Informasi.
6) Usaha jasa Imperesariat.
7) Usaha jasa sarana wisata.
Bentuk usaha jasa wisata tersedia karena permintaan
wisatawan akan pemenuhan kebutuhan mereka, karena setiap
wisatawan yang datang ke suatu objek wisata berasal dari
daerah, suku dan tujuan yang berbeda-beda.
b. Usaha jasa Perhotelan.
Hotel merupakan kebutuhan akomodasi penting bagi
wisatawan, yang seolah-olah sebagai penganti rumah atau tempat
tinggalnya di perjalanan sehingga pengguna atau tamu hotel
menutut suasana aman,nyaman dan membutuhkan layanan yang
ramah. Di samping hotel yang terdapat di kota-kota besar atau
kawasan objek wisata yang luas dan terkenan, terdapat juga
jenis-jenis penginapan seperti Motel, Resoart, Homstay, Guest
House, Villa, Bungalow, dan masih banyak lagi.

19
Gusti Bagus Arjana, Georafis Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif. (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2015) hal.108

12
c. Usaha jasa tranfortasi
Jasa pariwisata dominan merupakan perjalanan dari daerah
asal ke daerah tujuan. Atau wilayah destinasi,tranfortasi dari
hotel ke objek wisata, antar objek wisata ke bandar udara atau
pelabuhan laut, dan kebali lagi ke hotel atau ke bandara.
Dinamika perjalanan ini membutuhkan moda transfortasi udara,
darat, laut juga tranportasi lokal. Moda transportasi menuju
daerah wisata dapat disiapkan sendiri atau disediakan oleh biro
perjalanan wisata.
d. Usaha Biro Perjalanan.
Jasa perjalanan wisata adalah badan yang menjual jasanya
menyiapkan paket perjalanan wisata yang dibutuhkan
wisatawan. Bentuk-bentuk badan yang menjual jasa ini adalah:
a) Tour Operator
b) Biro perjalanan wisata
c) Agen perjalanan
Usaha jasa perjalanan wisata membentuk badan usaha
yang memiliki syarat bahwa untuk menjalankan usaha ini harus
memiliki tenaga professional, serta memiliki kantor teteap dan
dilengkapi dengan fasilitas pendukung usaha.
e. Usaha jasa kuliner
Jasa kuliner dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan, dari skala pedangan kaki lima, sampai pada warung
makan, rumah makan, kantin, caffe, restoran di hotel-hotel.
Begitu meluasnya jasa ini sehingga menimbuklan model wisata
baru kuliner diberbagai mall, objek wisata dan di tepat
peristirahatan lainnya, untuk rute perjalanan jauh. Usaha jasa
kuliner mempunyai kegiatan dalam hal penyediaan dan
pelayanan kebutuhan wisatawan untuk makan dan minum.
f. Usaha jasa kawasan wisata
Usaha jasa wisata merupakan usaha yang nenawarkan jasa
seperti, pemandu perjalanan, porter, parkir dan sebagainya.
g. Usaha jasa hiburan dan cindera mata.
Usaha jasa hiburan dan cidra mata ini menawarkan
berbagai destinasi taman hiburan serta berbagai macam produk
yang di twarkan seperti Kain Khas Bayan.

13
5. Pariwisata
Pariwisata adalah segala sesuatu yang behubungan dengan
wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya Tarik wisata serta
usaha-usaha yang terkait di bidangnya. Atau perjalanan yang
dilakukan untuk sementara waktu yang di selenggarakan dari satu
tempat ke tempat lain dengan maksud dan tujuan bukan untuk
berusaha (Business) atau mencari nafkah di tempat yang di
kunjunginya. Tetapi semata-mata menikmati perjalanan tersebut
untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan yang bermacam-
macam.20
Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 2019 tentang
kepariwisataan, yang dimaksud pariwisata adalah beragai macam
kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah.21
Secara umum pariwisata sebagai sebagian dari kegiatan dalam
sistem perwilayahan dapat diidentifikasikan tiga unsur pembentuk
terjadinya kegiatan usaha yaitu:22
a. Ruang, merupakan tempat kgiatan pariwisata berlangsung.
b. Manusia sebagai pelaku pariwisata.
c. Sarana dan prasarana merupakan faktor pengunjang yang
menghubugkan tempat asal wisatawan dan tujuan wisatanya.
6. Teori A-I-S-A-S
Model teori ini merupakan proses komunikasi pemasaran
yang dilakukan perusahaan hingga konsumen. Model AISAS telah
muncul dari dunia baru multimedia dan komunikasi online,
komunikasi saling menjadi lebih dikenal sebagai cara baru untuk
membuat pemasaran bekerja dilingkungan yang berevolusi dan
lebih konfleks.

20
M. Liga Suryadana dan Vanny Octavia, Pengantar Pemasaran Pariwisata
(Bandung: Alvabeta,2015) hlm. 30
21
Undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2019 Tentang
Kepariwisataan.
22
Adi Wibowo, Adam Idris,Syahrini, “Strategi kebijakan Pengembangan
Kawasan Wisata Pantai Manggar Kota Balikpapan”, Jurnal Administrasi Reform, Vol.3
No 3,4.hlm. 37

14
Model AISAS merupakan model perilaku konsumen online
yang diciptakan oleh Denstu, agen periklanan di Jepang pada tahun
2005.23 Model AISAS terbentuk dari attention (perhatian), Interest
(ketertarikan), search (pencarian), action (aksi), dan share
(berbagi). Model AISAS ini menjelaskan bahwa telah terjadi
perubahan signifikan pada pola prilaku konsumen yang sebelumnya
dijelaskan oleh model AIDMA (attention,interest desire memory
and action). Perubahan pola perilaku ini disebabkan semakin
berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi yaitu internet
yang sampai sejauh ini menciptakan era Digital atau online. Model
AISAS menjelaskan bahwa sekarang konsumen dinilai lebih aktif
dan dapat melakukan proses pencarian informasi (search) kepada
orang-orang disekitarnya mengenai pengalamannya atau
gagasannya terhadap penggunaan sebuah produk, barang atau jasa,
hal ini dapat terjadi baik di dunia nyata maupun online.
Dalam proses itu, ditemukan word of mouth. Dalam prinsip
Word of mouth (WOM) disebutkan bahwa sumber informasi yang
bersifat personal dan dikenal,seperti teman, rekan kerja,yang
memiliki kecendrungan untuk menerima secara positif seperti
mempercayai rekomen dari orang-orang yang dikenalnya dari pada
rekomendasi dari media massa. Dengan demikian, model AISAS ini
dapat menjelskan prilaku konsumen lebih akurat dari model-model
yang sudah ada sebelumnya. Setelah memiliki perhatian ( attention
), dan tertarik pada suatu produk, barang atau jasa konsumen
biasanya langsung akan mencari informasi lebih lanjut mengenai
produk, barang atau jasa tersebut. Dari informasi yang di dapat
konsumen akan memutuskan akan melanjutkan ketahap aksi,
kemudian berlanjut pada berbagi (shere) informasi yang sudah
ditetapkan tersebut.24
Dalam penelitian menggunakan metode AISAS
(attention,interest,search,action,share,) untuk mengukur respon
konsumen yang didapat jumlah setiap aspek pada model yang di
pakai adalah sebagai berikut :
23
Sugiyana, Andre, The Dentsu Way. ( Ney York : McGrow-Hill,2011)
.hlm.79
24
Ibid. hlm 80

15
a) Attention, berupa calon konsumen menyadari kawasan wisata
Lombok Utara melalui jejaring media sosial yaitu, facebook,
twitter,dan Instagram, dan Tik Tok.
b) Interest, berupa munculnya keterkaitan calon konsumen dengan
melihat secara visual foto kawasan wisata Lombok Utara dan
konsumen tertarik mencari informasinya lebih lanjut.
c) Search, calon konsumen yang melakukan proses pencarian
informasi lebih lanjut terkait wisatawan Lombok Utara dengan
membuka website, mencari review di blog, dan mengetahui
akun instagran yang memperlihatkan pariwisata Lombok Utara.
d) Action, berupa konsumen yang sudah mendapatkan informasi di
internet kemudian mengunjungi wisata Lombok Utara untuk
melihat secara langsung. Konsumen menyatakan kepuasan
kunjungan setelah satu atau dua kali kunjungan dan berniat
datang kembali untuk selanjutnya.
e) Share, berupa konsumen yang telah mengunjungi kawasan
wisata Lombok Utara dan mengabadikannya lewat foto dan
video yang untuk selanjutnya dengan spontan mereka
merekomendasikan pada orang terdekat dan teman-teman
dengan membagikan di akun media sosial pribadi.
Kebanyakan proses komunikasi antar manusia adalah melalui
mulut-kemulut, setiap orang berbicara dengan yang lainnya, saling
tukar pikiran, saling tukar informasi, saling berkomentar dan proses
komunikasi yang lainnya seperti sosialisasi atau even- even yang di
lakukan.
Ketika virus corona datang ke Indonesia pada bulan maret
2020, proses komunikasi word of mount berjalan kurang efektif,
karena pemerintah telah mengeluarkan pengumuman bahwa tidak
boleh melakukan kegiatan yang menimbulkan keramaian, maka dari
itu, proses komunikasi word of Mouth di buat menjadi elektornik
word of mouth, karena seiring berkembangnya teknologi pengaruh
konsumen melalui WOM dipercepat dengan internet. Elektronik
word of mouth adalah pernyataan positif atau negative yang
dilakukan konsumen potensial, aktual, maupun mantan konsumen
tentang destinasi wisata melalui internet. Informasi yang terkadang

16
dalam e-WOM dapat menjadi refrensi bagi konsumen dalam
mencari informasi tentang suatu daerah wisata. 25
Seperti yang tertera di atas proses komunikasi word of mouth
pada era pandemi covid-19 ini proses pemasaran daerah wisata
mengunakan internet, karena keterbatasan atau penetapan aturan
yang sudah diberlakukan pemerintah. Oleh karena itu semua
kegiatan yang dilakukan tertunda untuk sementara, seperti,
pameran daerah wisatawan atau event daerah wisata dan budaya
untuk menarik wisatawan, semua strategi komunikasi pemasaran
dilakukan melalui internet seperti mengunggah foto atau vidio
daerah wisata yang terdapat di Lombok Utara.

G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penulis menggunakan kualitatif, karena penelitian ini lebih
mudah apabila berhadapan dengan kenyataan sehingga dapat
menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan
informan dan pendekatan kualitatif ini menggunakan studi kasus
yang merupakan penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci,
dan mendalam terhadap suatu organisasi, perusahaan, atau gejala
tertentu. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas,
untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami
interaksi sosial, untuk mengembangkan teori dan memastikan
kebenaran data. Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif, yang dimana digunakan untuk
mendekati masalah dan mencari jawaban atas permasalahan yang
peneliti paparkan.
Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa metode penelitian
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati26

25
Ibid.,hlm.84
26
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Remaja
Rosdakarya,2000) hlm. 5

17
2. Kehadiran Peneliti
Penulis mengumpulkan data yang dianggap cukup
memuaskan. Alat pengumpulan data atau instrument penelitian
dalam metode kualitatif ialah penelitian sendiri. Jadi penelitian
merupakan key instrument dalam pengumpulan data, peneliti harus
terjun sendiri ke lapangan secara aktif.27 Oleh karena itu kehadiran
peneliti di lapangan maksudnya adalah upaya peneliti dapat
menganalisis masalah-masalah yang ada serta berperan untuk
mengumpulkan data yang ada di lapangan serta melibatkan diri
sendiri secara langsung. Tujuan utama kehadiran peneliti adalah
untuk upaya pengumpulan data yang telah diperoleh dari hasil
wawancara.
3. Jenis-jenis Data
a) Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dari objek penelitian. Data primernya adalah isi komunikasi
yang diteliti. Data primer ini termasuk data mentah yang harus
diproses lagi sehingga menjadi informasi yang bermakna..28
Adapun yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah
para Pelaku Usaha di kawasan wisata Desa Senaru.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data
primer penelitian terdahulu yang telah diolah lebih lanjut
menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, gambar dan sebagainya.
Sehingga menjadi informatif bagi pihak lain. karena data
sekunder ini bersifat melengkapi data primer.
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan
gambar dan tabel dalam melengkapi data sekunder dalam
penelitian di Desa Senaru.

27
Husaini, Husman dan Purnomo Setiadi Akbar. Metodelogi Penelitian Sosial,
(Jakarta : PT.Bumi Aksara. 2009) hlm.78
28
Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi, ( Jakarta: Kencana
Prenada Media,2010) hlm. 42

18
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya suatu data sebagai
hasil akhir dari penelitian. Untuk pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti di Desa Senaru peneliti melaksanakan
beberapa metode pengumpulan data, sebagai berikut:
a) Metode Observasi
Observasi yang di lakukan peneliti ialah pengamatan
dengan cara non participant observation kepada pelaku usaha
pariwisata untuk mengetahui perubahan apa saja yang terjadi
pada pelaku usaha di Desa Senaru sebelum,saat dan setelah
Covid-19
b) Metode Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya, yaitu Sembilan (9) para pelaku usaha di Desa
Senaru. Yaitu Pelaku usaha Produk Lokal ( Kopi Nina Bayan,
Khombucha Rosela Telang dan Kain Khas Bayan) Pelaku
Usaha Jasa ( Tour Guide, Porter, dan Transportasi) serta
Penginapan dan Retsorant.
Secara teori wawancara ada dua yaitu wawancara
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
1) Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur dilakukan dengan berdasarkan
daftar pertanyaan dengan maksud dapat mengontrol dan
mengatur proses wawancara, baik dari segi pertanyaan,
perkiraan jawaban dari narasumber maupun lingkup
masalah.
2) Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur hanya berisi garis besar
data yang ingin diperoleh. Dan pewawancara boleh
menanyakan apa saja yang dianggapnya perlu untuk
dipertanyakan. Pertanyaan yang diajukan pun tidak selalu
dalam urutan yang sama.29 Dalam penelitian ini, peneliti

29
Nasution, “Metode Research Penelitian Ilmiah”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2011), hlm. 51

19
menggunakan wawancara tidak terstruktur atau wawancara
bebas, dimana peneliti bebas menanyakan apa saja yang
berkaitan Dinamika pelaku usaha.
c) Metode Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dokumentasi bertujuan untuk
menggali data-data yang terjadi di masyarakat secara
sistematis dan objektif seperti gambar atau foto, Dokumentasi
dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan dan untuk
melengkapi data-data peneliti di lapangan. Data dokumentasi
ini peneliti harus menyediakan hp yang memiliki kamera
untuk mempermudah pengambilan data-data dokumentasi di
lapangan.
5. Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun
secara sistematik data yang diproleh dari hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data
ke dalam kategori menjabarkannya kedalan unit-unit, menyusun
kedalam pola, memilik mana yang mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun pembaca atau orang lain.Teknik analisis yang
digunakan adalah model Analisis Interaktif. Di dalam model ini
terdapat tiga komponen yang terdiri dari reduksi data, sajian data,
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Aktivitasnya berbentuk
interaksi ketiga komponen analisis secara sistematik sebagai
berikut.
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan cara yang dilakukan peneliti
dalam melakukan analisis untuk mempertegas, memperpendek,
membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan
mengatur data sedemikian rupa sehingga dapat menarik
kesimpulan atau memperoleh pokok penemuan. Proses
berlangsung hingga laporan akhir selesai atau dengan kata lain
bahwa data adalah proses seleksi, penafsiran, penyederhanaan
dan abstraksi data kasar.
Sehingga data yang peneliti dapatkan di lapangan
terfokuskan pada ruang lingkup pembahasan yang peneliti
lakukan.

20
b. Sajian Data (Data Display)
Supaya mendapat gambaran yang jelas tentang data
keseluruhan, yang pada akhirnya akan dapat menyusun
kesimpulan, maka peneliti berusaha menyusunnya ke dalam
penyajian data dengan baik dan jelas agar dapat dimengerti dan
dipahami.
c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)
Dalam penelitian ini, penarikan kesimpulan sudah dimulai
dari proses awal diperolehnya data. Oleh karena peneliti bagian
dari instrumen penelitian, sehingga setiap data telah dicek
keakuratan dan validitasnya.Dengan model analisis Interaktif
maka peneliti dapat mengambil sebuah kesimpulan.30
6. Pengecekan Keabsahan Temuan
a. Uji Kredibilitas (Credibility)
Dalam penelitian kuantitatif, kredibilitas disebut validitas
internal. Dalam penelitian kualitatif, data dapat dinyatakan
kredibel apabila adanya persamaan antara apa yang dilaporkan
peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang
diteliti. Ketika di lapangan ditemukan bahwa adanya dinamka
terhadap pelaku usaha di kawasan wisata Desa Senaru. maka
data tersebutlah yang peneliti eksplorasikan lebih detail
informasinya.
Untuk menjamin validasi data, penelit menggunakan
cara-cara sebagai berikut:
1) Triangulasi sumber
Triangulasi sumber dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan data yang telah diperoleh melalui
berbagai sumber. Sebagai contoh, untuk menguji
kredibilitas data tentang Dinamika Pelaku Usaha
Kepariwisataan di era pandemi covid-19, maka pengujian
keabsahan terhadap data yang telah diperoleh dapat
dilakukan kepada Pelaku Usaha Pariwisata. Data yang telah
dianalisis tersebut dapat menghasilkan suatu kesimpulan

30
Subandi, “Deskripsi Kualitatif Sebagai Satu Metode Dalam Penelitian
Pertunjukan”, Harmonia, Vol. 11, Nomor 2, Desember 2011, hlm. 178

21
yang selanjutnya dapat dilakukan kesepakatan (member
check) dengan data tersebut.
2) Triangulasi teknik
Triangulasi teknik dapat dilakukan dengan melakukan
pengecekan data kepada sumber yang sama, namun dengan
teknik yang berbeda. Misalnya data yang telah diperoleh
melalui wawancara mendalam kepada informan A terkait
dinamika pelaku usaha, pendapatan, strategi promosi dan
kondisi new normal, maka dilakukan pengecekan
informasi kembali melalui observasi, ataupun dokumentasi
kepada informan A tersebut, maupun sebaliknya.
teknik tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda
satu sama lainnya, peneliti dapat melakukan diskusi lebih
lanjut kepada sumber data yang terkait hingga didapatkan
kepastian dan kebenaran datanya.
3) Triangulasi waktu
Triangulasi waktu dapat dilakukan dengan melakukan
pengecekan kembali terhadap data kepada sumber dan tetap
menggunaakan teknik yang sama, namun dengan waktu
atau situasi yang berbeda. Sebagai contoh, ketika ingin
mengidentifikasi faktor apa saja yang menyebabkan
dinamika pelaku usaha di Desa Senaru maka diulangi
wawancaranya pada waktu atau situasi berbeda.Apabila
hasil uji tetap menunjukkan data yang berbeda, peneliti
dapat melakukannya secara berulang hingga ditemukan
kepastian data.31

31
Arnild Augina Mekarisce, “Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data pada
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan Masyarakat”, Jurnal Ilmiah Kesehatan
Masyarakat, Vol. 12 Edisi 3, 2020, hlm. 147-150.

22
H. Sistematika Pembahasan
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian
yang membahas seputar judul penelitian ini. Selain itu juga
membahas beberapa susunan isi bab yaitu telaah pustaka, kerangka
teori dan metode penelitian.
2. BAB II PAPARAN DATA
Bab ini membahas tentang seluruh data dan temuan penelitian
dimana akan diulas secara rinci data-data yang telah didapatkan.
3. BAB III PEMBAHASAN
Di bagian pembahasan ini diungkapkan proses analisis
terhadap temuan peneliti pada BAB II berdasarkan perspektif atau
kerangka teoritik.
4. BAB IV PENUTUP
Di bagian bab ini berisi kesimpulan dan hasil penelitian yang
didapatkan sesuai dengan teori yang digunakan dan berisi saran
dari peneliti untuk orang yang akan meneliti tema yang sama,
untuk mendapatkan kekurangan dan kelebihannya sebagai
pedoman peneliti selanjutnya.

23
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian


1. Sejarah Desa Senaru
Desa Senaru merupakan salah satu desa yang terletak di
Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, dengan luas tanah
4.62 Ha. Dengan batasan wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Karang Bajo
Sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Tutupan (Kawasan
TNGR)
Sebelah Barat bersebelahan dengan Desa Sukadana/ Batu
Rakit
Debelah Timur berbatasan dengan Desa Bayan
Sistem pemerintah di Desa Senaru hampir sama dengan
desa pada umumnya yang ada di Kecamatan Bayan. Desa senaru
di pimpin oleh seorang kepala desa, yaitu Bapak Raden Akria
Buana. Untuk memudahkan proses koordinasi kepala desa dengan
masyarakat di Desa Senaru, maka Desa Senaru dibagi kedalam 14
Dusun dan masing-masing dusun di pimpin oleh seorang tokoh
yang di tunjuk oleh masyarakat. Adapun 14 Dusun di Desa Senaru
yaitu, Dusun Senaru, Dusun Batu Koq, Dusun Tumpang Sari,
Dusun Lk Klungkung, Dusun mangling, Dusun Oma sanguar,
Dusun Malaka Sereak, Dusun Tlg Lemagundi, Dusun Sembulan
Batu, Dusun Kaboloan Atas, Dusun Kaboloan Bawak, Dusun
Pawang Karya, Dusun Bon Gontor, Dusun Lendang Cempaka32.
Tiap-tiap Dusun di pempin oleh kepala dusun (kadus) untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini:

32
Profil Desa Senaru 2021

24
Tabel 1.1
DAFTAR DUSUN DAN KADUS DESA SENARU

NO Nama Dusun Nama Kadus Keterangan


1 Dusun Senaru Mistrana
2 Dusun Batu koq Suhardi
3 Dusun Tumpang Husni
Sari
4 Dusun Lk Efendi
Kelungkung
5 Dusun Mangling Eka R.A
6 Dusun Oma Seguar Abd Manaf
7 Dusun Melaka Indarsip
Sereak
8 Dusun Tlg Marjun
Lemagundi
9 Dusun Sembulan Sahti
Batu
10 Dusun Kaboloan Mistanem
Atas
11 Dusun Kaboloan M. Umaldi
Bawak
12 Dusun Pawang Sapoan S.Pd
Karya
13 Dusun Bom Gontor Siralam
14 Dusun Lendang Saroan S.Pd
Cempaka
Sumber: Profil Desa Senaru 2021

2. Data Kependudukan
Dari hasil data Sensus terakhir, jumlah penduduk yang di
kutip oleh peneliti pada tangal 10 januari 2022 yang berada di
Desa Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara
berjumlah 7.581 yang terdiri atas 3.901 laki-laki dan 3.680
perempuan

25
Untuk lebih jelasnya berikut di bawah ini dapat dilihat
jumlah penduduk di masing- masing dusun di Desa Senaru.
Tabel 1.2
JUMLAH DATA PENDUDUK DI DESA SENARU
Jumlah
No Dusun Jumlah
KK L P
1 Senaru 198 364 309 673
2 Batu Koq 165 283 283 566
3 Tumpang Sari 248 405 395 800
4 Lokok Kelungkung 178 314 279 593
5 Magling 190 310 294 604
6 Oma Seguar 127 196 187 383
7 Melaka Sereak 122 224 187 411
8 Telaga Lenggundi 216 358 340 698
9 Sembulan Batu 123 204 210 414
10 Kebaloan Atas 125 221 228 449
11 Kebaloan Bawah 113 187 192 379
12 Pawang Karya 145 270 258 528
13 Bon Gontor 132 238 228 466
14 Lendang Cempaka 94 177 166 343
Jumlah 2.235 3.901 3.680 7.581
Sumber: Profil Desa Senaru 2021
3. Kondisi Di Bidang Ekonomi
Desa Senaru berdasarkan fakta geografis merupakan Desa
Pertanian (agraris) tetapi yang perlu diketahui bahwa sebagian
besar pemilik lahan pertanian di Desa Senaru merupakan hak
milik/dikuasai oleh warga yang berasal dari luar wilayah Desa
Senaru sehingga penduduk yang bermata pencaharian sebagai
petani sangat minim.
Mata pencaharian penduduk adalah sebagian besar petani
dengan luas garapan antara 50 are s/d 1,5 ha disamping sebagai
petani/petani penggarap ada juga penduduk desa yang mempunyai
mata pencaharian sebagai pedagang, Forter, guide karena menjadi
daerah tujuan wisata selengkapnya sebagai:

26
Tabel 1.3
Kondisi Di Bidang Ekonomi
MATA PENCAHARIAN

No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah Keterangan


1 Petani 2.602 Orang
2 Pedagang/Pengusaha 54 Orang
3 BuruhTani 577 Orang
4 Buruhlepas 318 Orang
5 Pertukangan 55 Orang
6 Peternak 83 Orang
7 PNS 35 Orang
8 Polri 1 Orang
9 TNI 1 Orang
10 KaryawanSwasta 36 Orang
12 PRT 43 Orang
13 TKI/TKW 125 Orang
14 Pengemudi / TukangOjek 120 Orang
15 Pengrajin 30 Orang
16 Pemulung - Orang
Sumber: Profil Desa Senaru 2021
4. Kondisi Sosial Keagamaan
Penduduk atau masyarakat Desa Senaru Kecamatan Bayan
sebagian besar menganut Agama Islam, dan ada pula masyarakat
yang menganut Agama Hindu. Masyarakat yang ada diwilayah
Desa Senaru, memiliki sikap toleransi yang tinggi baik terhadap
agama, adat istiadat, maupun organisasi yang berkembang di desa
tersebut. Seperti yang peneliti lihat di desa ini kondi sosial
keagamaannya sangatlah besar, jumlah tempat ibadah juga bisa
dikatakan banyak seperti Masjid, Musholla, dan Pura, adapun
kegiatan keagamaan yang lain yang selalu di selenggarakan
ditempat ibadah tersebut selain untuk dijadikan peribadatan
menjalankan kewajibannya oleh masyarakat Desa Senaru
Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara.

27
Untuk lebih jelasnya terkait bidang keagamaan dapat dilihat
dari tabel berikut adapun jumlah Masjid, Musolla, dan Pura
sebagai penunjang peribadatan, Dengan rincian yaitu masjid 16
unit dan musollah 7 Unit, dan pura 1 unit. Berikut tabel dibawah
ini:
Tabel 1.4
Jumlah Tempat Ibadah
NO Nama Tempat Ibadah Jumlah
1 Masjid 16
2 Surau/ Mushola 7
3 Kuil/ Pura 1
Sumber: Profil Desa Senaru 2021

Adapun kegiatan lain yang di selenggarakan di tempat


ibadah selain menjalankan kewajiban masing-masing terdapat
kegiatan yang sering di lakukan di Desa Senaru Kecamatan Bayan
Kabupaten Lombok Utara , sebagai berikut:
a. Pengajian umum di masjid
b. Gontong royong di tempat ibadah
c. Peringatan hari-hari besar
5. Bidang Pendidikan
Berkembangnya dunia pendidikan di zaman sekarang ini
menjadi tolak ukur masyarakat Desa Senaru untuk menuntut ilmu
yang lebih tinggi. Demi terciptanya masa depan yang cerah
sehingga apa yang dicita citakan terlaksana di kemudian hari
itulah yang menjadi kesadaran masyarakat Desa Senaru saat ini.
Demi untuk menunjang pendidikan itu tentu dibutuhkan sarana
dan prasarana pendidikan yang memandai dan merata. Berikut
dibawah ini lembaga pendidikan yang ada di Desa Senaru:
Tabel 1.5
Bidang Pendidikan
NO Lembaga Pendidikan Jumlah
1 Tk Swasta Umum 1
2 SD/MI Negri/Swasta Islam 10
3 Mts/ SLTP Negeri/ Swasta Islam 5

28
4 MA Negeri 1
Sumber: Profil Desa Senaru 2021

6. Pengembangan Objek Wisata Di Desa Senaru


Pengambangan objek wisata yang ada di Desa Senaru,
Kecamatan Bayan ini meningkatkan berbagai macam program-
program atau rencana pengembangan potensi di masing-masing
objek wisata yang agar wisatawan atau pengunjung semakin
tertarik dan merasa lebih nyaman untuk berkunjung. Ada dua
aspek pengembangan pariwisata di Desa Senaru yaitu Aspek
Fisik dan Non Fisik, adapun beberapa pengembangan yang
dilakukan dalam aspek fisik dan non pisik adalah sebagai berikut :
a. Aspek Fisik
Membangun fasilitas adalah salah satu cara untuk
memperbaiki kualitas suatu destinasi wisata dengan
memberikan fasilitas lengkap kepada wisatawan, seperti Toilet
umum, Tempat sampah,lahan parkir, papan penunjuk arah, dan
spot foto keren. Fasilitas inilah yang nanti dapat memberikan
kemudahan, Kenyamanan dan keselamatan bagi wisatawan
saat mengunjungi destinasi wisata di Desa Senaru.
Beberapa fasilitas yang disediakan diantaranya adalah :
1) Tersedianya Fasilitas Toilet Umum
Setiap tempat wisata, Tentunya memiliki toilet yang
bersih dan terawat agar wisataan merasa nyaman saat
berkunjung. Fasilitas toilet yang di sediakan di Desa
Wisata Senaru berjumlah 5 toilet umum yang terdapat di
sekitar kawasan wisata

Gambar 2.1. Toilet Umum di Desa Senaru

29
.Gambar 2.2. Fasilitas Toilet Umun
Renjana, Seorang wisatawan yang berasal dari luar
daerah mengaku nyaman berkunjung ke Desa Wisata
Senaru.
Renjana “Fasilitas toilet disini cukup bersih, jadi
kita merasa lebih nyaman berkunjung kesini dan sarannya
sih untuk pengelola tetap merawat dan menambah fasilitas
lainnya. kita juga sebagai pengunjung tetap menjaga
kebersihan wisata disini 33”
2) Menyediakan Tempat sampah
Dengan adanya tempat sampah, tentu menambah
kenyamanan bagi wisatawan dan masyarakat. Sampai saat
ini,tempat sampah menjadi catatan penting bagi pengelola
wisata dan pemerintah setempat agar terwujudnya desa
wisata yang bersih dan sehat, Terlebih lagi di masa
pandemi seperti saat ini. Fasilitas bag sampah tersebar di
semua kawasan wisata dan penginapan di desa senaru,
terdapat 2 sampai 3 bahkan lebih bag sampah yang di
sediakan di setiap tempat wisata.

Gambar 2.3. Fasilitas Tempat Sampah Umum

33
Renjana,Wawancara,Senaru, 9 Januari 2022

30
3) Adanya Petugas Keamanan dan Tempat parkir
Keamanan dalam berwisata adalah hal yang sangat
penting juga, Dimana di Desa Wisata Senaru sendiri
sudah adanya petugas keamanan dan tempat parkir yang
luas dan tentunya aman.fasilitas tempat parkir di kawasan
Wisata Senaru berjumlah 5 tempat parkir. Hal ini di
tegaskan juga oleh salah satu penjaga parkir wisata terjun
di Desa Senaru.

Gambar 2.4. Fasilitas Tempat Parkir 1

Gambar 2.5. Fasilitas Tempat Parkir 2

Muslim (Penjaga pintu masuk air terjun) : “


Keamanan pengunjung adalah hal yang paling utama,
kami juga bersedia untuk menemani wisatawan yang sama
sekali belum pernah berkunjung. Baik wisatawan lokal
maupun luar negeri”34.
Amidin (Petugas Parkir) :“Keamanan kendaraan
disini insyaallah aman, Karena kami tetap berjaga disini.

34
Muslim,wawancara, Senaru, 9 Januari 2022

31
Disini juga parkiranya luas, mau lewat gerbang satu atau
dua sama-sama luas”35.
4) Adanya plang penunjuk arah/ papan petunjuk
Wisatawan dengan mudah menempuh perjalanan
karena bagusnya akses jalan menuju lokasi wisata, dan
terdapat plang penunjuk arah yang memudahkan
wisatawan Seperti air terjun yang dilengkapi papan
petunjuk dan papan peringatan.

Gambar 2.6. Papan Petunjuk Arah Menuju


Kawasan Desa Wisata Senaru
5) Spot foto
Pengembangan pariwisata juga terlihat dengan
adanya wisata buatan seperti spot foto yang menunjang
daya tarik wisatawan.terdapat beberapa spot foto yang
menarik di Desa Senaru Seperti menara kayu dan wisata
kebun kopi, dimana spot foto yang ditawarkan adalah
rumah pohon, serta pemandangan air terjun sebagai
background foto lainnya.

35
Amidin,wawancara, Senaru, 9 Januari 2022

32
Gambar 2.7. Spot Foto Kebun Kopi

Gambar 2.8. Spot Foto Menara Kayu

b. Aspek Non Fisik


Pengembangan objek wisata Desa Senaru dalam aspek
non fisik dilakukan secara langsung, tidak langsung dan
melalui media, Yaitu ;
1) Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal, komunikasi yang dilakukan
secara lisan atau langsung yang ditambah dengan ekspresi
raut muka dan gerakan tubuh serta menggunakan bahasa
yang baik dan mudah dipahami oleh orang lain.

33
Komunikasi dilakukan oleh tour guide ataupun juga
masyarakat sekitar dengan menjelaskan secara langsung
tentang destinasi pariwisata Desa Senaru.
2) Komunikasi Non Verbal
Komunikasi yang dilakukan melalui simbol-simbol,
Contoh Komunikasi non verbal yang dilakukan ialah
dengan adanya papan informasi, petunjuk dan papan
peringatan disekitar jalan wisata senaru.
3) Media
Di zaman saat ini media memiliki peranan penting
dalam membagikan ataupun mendapatkan informasi,
Begitu juga dengan mempromosikan pariwisata ataupun
suatu produk. Dalam hal ini media promosi yang
digunakan di Desa Senaru, diantaranya adalah sebagai
berikut :
a) Media Cetak
Media yang digunakan dalam media cetak ini
contohnya seperti poster yang dipajang di tempat-
tempat publik disekitaran Desa Senaru dan kawasan
pariwisata lainnya di Lombok Utara. Dan adapun
Media Cetak Online seperti Antara news.

34
b) Media Online/New media
Media yang satu ini cukup banyak dipakai
oleh masyarakat luas khususnya masyarakat senaru
yang mempromosikan pariwisata alam, seperti Air
Terjun Sendang Gila, Air Terjun Tiu Kelep dan
kawasan wisata Gunung Rinjani. Budaya dan
penginapan. Tidak hanya itu saja, mereka juga
mempromosikan produk lokal seperti : Kain Tenun,
Hasil bumi dll.

Gambar2.9. Kaim Khas Bayan

Gambar 2.9. kain khas Bayan

Gambar 2.10. Hasil Bumi Di Desa Senaru


Media online tentu sangat berperan dalam
mempromosikan produk dan wisata yang ada di Desa
Senaru, karena sangat mudah di akses oleh siapapun.
Beberapa media online/ New media yang di gunakan
oleh pemerintah Desa, pelaku usaha bahkan
masyarakat dalam memperkenalkan atau

35
mempromosikan Desa Pariwisata Senaru yaitu
melalui Fecebook, Instagram, dan YouTube.

Gambar 2.11. facebook Jajaq Bayan

Gambar 2.12. Instagram Rinjani Lighthouse


danYouTube Biker Jelajah
Nusantara

36
B. Dinamika Komunikasi Pelaku Usaha Kepariwisataan Di Desa
Senaru
Dinamika pelaku usaha kepariwisataan yakni bagaimana
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap komunikasi pelaku usaha
di kawasan Wisata dalam segi komunikasi pemasaran, Kunjungan
wisatawan dan Pendapatan dikarenakan pandemi covid-19 yang
melanda dunia, termasuk Indonesia, khususnya di Desa Pariwisata
Senaru.
1. Sebelum Pandemi Covid-19
Sebelum maraknya pandemi Covid-19, kondisi pariwisata
di Desa Senaru sangat baik, Banyaknya wisatawan nusantara dan
mancanegara yang berdatangan untuk menikmati indahnya pesona
alam Desa Senaru. Apalagi sejak penetapan Geopark Rinjani
sebagai salah satu fokus pengembangan kepariwisataan di Pulau
Lombok, khususnya di Desa Senaru. Pengembangan
kepariwisataan ini juga melibatkan peran serta masyarakat
khususnya para tokoh adat dan agama dalam menyusun peraturan
atau kesepakatan sosial dalam mengatur ketertiban umum dan
peran serta masyarakat dalam aktivitas kepariwisataan seperti
penyusunan awig-awig (Peraturan) sehingga pariwisata dapat
memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Pelaku usaha kepariwisataan juga berkembang dan semakin
membaik. Sistem promosi produk dan jasa secara langsung kepada
wisatawan, mengikuti event- event yang di selenggarakan daerah
dan menggunakan media cetak, elektronik dan online. Media cetak
seperti poster-poster yang di tempel di kawasan pariwisata atau
sekitarnya, media elektronik seperti Tv yang menayangkan objek
wisata Desa Senaru dan media online yang mempromosikan
produk atau jasa melalui berbagai platform seperti fecebook,
instagran.

37
Gambar 2.13 Jejak Petualang Trans7

Gambar 2.14 Net 12, Netmediatama Tv

Gambar 1.15. Instagram Rinjani women adventure


dan Facebook Green Rinjani.

38
a. Pelaku Usaha di Kawasan Wisata Desa Senaru Sebelum
Covid-19,
Diantaranya:
1. Usaha Jasa Wisata
a) Green Rinjani
Green Rinjani merupakan perusahaan lokal di
Desa Senaru yang bediri pada tahun 2011. Perusahaan ini
menawarkan jasa pariwisata lombok dan sekitarnya, yang
lebih khusus pada ekspedisi tracking Gunung Rinjani.
Selain itu, perusahaan ini juga membantu melestarikan
lingkungan dengan upaya ekowisata dan reboisasi.
Komunikasi pemasaran yang di lakukan Green
Rinjani sebelum pandemi covid-19 yaitu melaliu teman
ke teman atau rekomendasi dari wisatawan yang sudah
menggunakan jasa wisata, dan yang sangat berpengaruh
besar ialah dengan menggunakan media Tripadvisor
yaitu aplikasi boking online, dinama rekomendasi dan
review dari tamu dari situ dilihat seberapa recomended
trekking organaizer.
Sebelum pandemi Covid-19, Green Rinjani
mendapat omset yang besar terkhusus pada bulan April-
Juli karena merupakan musim liburan. Dimana pada
rentan bulan April- Juli 2018, Green Rinjani mendapat
omset sekitar Rp.800.000.000. Lalu pada bulan Juli-
September 2019 mendapat omset sedikit menurun karena
memasuki musim penghujan, yakni sekitar
Rp.500.000.000-Rp. 600.000.000. Nominal tersebut
belum terhitung untuk gaji staf, Guide, Porter,
Transportasi, dll.
1) Pemandu Wisata /Tour Guide
Pemandu wisata merupakan orang yang
memimpin, menemani, membimbing dalam
perjalanan serta memberikan informasi pada
wisatawan yang sedang berwisata, menjelaskan dan
memberi pengetahuan tentang objek wisata yang
sedang di kunjungi. Sebelum pandemi Covid-19

39
rata-rata penghasilan para pemandu wisata / Tour
Guideberkisaran Rp 6.000,000 dalam sebulan.

Gambar.2.16. Tour giude


2) Porter Gunung
Porter Gunungmerupakan pelaku usaha jasa
yang menawarkan jasa,membantu, membawakan,
dan menyiapkan barang-barang para pendaki pada
saat melakukan aktivitas pendakian gunung.
Sebelum pandemi Covid-19 penghasilan Porter
Gunung rata-rata bisa mencapai Rp 4.800.000 dalam
perbulannya.

Gambar. 2.17. Porter Gunung

40
3) Transportasi
Transportasi Green Rinjani adalah salah satu
jasa untuk mengantar wisatawan menuju titik awal
pendakian, Tour and travel wisata Lombok.
Sebelum pandemi penghasilan jasa Transportasi bisa
mencapai Rp 2.000.000 dalam sebulannya.
2. Pelaku Usaha Penginapan dan Restauran
Komunikasi pemasaran yang dilakukan penginapan
dan restauran sebelum pandemi masih dari teman ke teman
atau rekomendasi dari wisatawan yang pernah datang, media
promosi media online seperti Instagram juga di lakukan akan
tetapi tidak terlalu aktif.
Usaha jasa penginapan dan restauran yang terdapat di
Desa Senaru sebanyak 13 penginapan, pelaku usaha jasa
penginapan sebelum Covid-19 memiliki pendapatan yang
cukup banyak dikarenakan banyak wisatawan yang datang
dan penginap baik wisatawan nusantara maupun wisatawan
wisatawan mancanegara. Seperti pada penginapan Rinjani
lighthause, pendapatan penginapan Rinjani Lighause
sebelum pandemi sekitar Rp 300.000.000 dalam
perbulannya.
3. Pelaku Usaha Oleh-oleh Khas Bayan
Oleh-oleh Khas Bayan begitu beragam, mulai dari
kain khas Bayan, Produk Kopi dan Minuman Herbal.
Penghasilan Pelaku Usaha jasa Oleh –oleh khas Bayan Desa
Senaru Sebelum Covid -19 diantaranya:
a) Kain Tenun Khas Bayan
Komunikasi pemasaran atau promosi produk Kain
Tenun Khas Bayan sebelum pandemi dilakukan secara
langsung atau mengikuti event- even yang di
selenggarakan oleh berbagai komunitas tertentu,
komunikasi pemaran yang dilakukan secara langsung
kepada konsumen dinilai sangat efektif karena
konsumen bisa melihat langsung produk yang di
pasarkan, selain pelaku usaha kain tenun khas bayan

41
promosi juga dilakukan oleh para wisatawan yang sudah
pernah membeli produk persebut.
Beberapa toko dan tempat produksi kain sangat
merasakan dampak dari pandemi Covid-19,Dimana
sebelum pandemi rata-rata penghasilan di bulan
Oktober/November tinggi yakni Rp 5.000.000 karena
adanya prosesi Maulid Adat Bayan sehingga masyarakat
ataupun wisatawan membutuhkan kain untuk mengikuti
prosesi tesebut, Baik dengan cara membeli maupun
menyewa. Sedangkan di bulan lainnya rata-rata sekitar
3.000.000 perbulan.
b) Produk Kopi Nina Bayan ( Kon Bayan)

Gambar 2.18. Produk Kopi Nina Bayan


Kopi Nina (Perempuan) bayan merupakan produk
kopi lokal yang di produksi oleh perempuan-perempuan
bayan yang dihasilkan langsung oleh petani kopi bayan,
komunikasi yang di lakukan produk kopi Nina Bayan
sebelum pandemi biasanya di lakukan secara langsung
dengan mengikuti event-event, dan pelatihan tentang
produk kopi. sebelumnya Pandemi Covid -19 produk
kopi Nina Bayan berpenghasilan sekitar Rp 2000.000
perbulan
c) Minuman Herbal Kombucha Bunga Rosella Dan
Tellang
Kombucha ini merupakan minuman herbal yang
dihasilkan dari bunga telang dan rosella yang berasal
dari kebun (Gawah) petani bayan. Brgitu juga dengan
khombuca rosella, komunikasi promosi yang di lakukan
sebelum pandemi masih secara langsung, karena produk

42
khombucha rosella tellang ini bisa dikatakan produk
baru di kawasan wisata Senaru. Sebelum pandemi
Covid-19 minuman herbal kombucha berpenghasilan
sekitar Rp200.000 - Rp300.000. perbulan.

Gambar 2.19. Produk Kombucha Bunga Rosella & Telang


2. Masa Pandemi Covid-19
Pada tahun 2020 Hampir di seluruh belahan dunia tengah
dihadapi pandemi virus Covid-19, tidak terkecuali Indonesia. Tidak
dapat di pungkiri bahwa adanya pandemi covid-19 melemahkan
perekonomian dunia termasuk Indonesia, Covid-19 yang terjadi
tidak hanya berdampak pada sektor sosial, sektor pendidikan dan
sektor ekonomi saja tetapi juga sektor Pariwisata. Adanya
kebijakan Pembatasan Sosial Besar-Besaran (PSBB) serta di
tutupnya tempat-tempat rekreasi dan tempat hiburan yang di
tunjukkan untuk menekan penyebaran covid-19 menyebabkan
mobilitas masyarakat menurun, hal ini memberikan dampak
ekonomi yang cukup besar terhadap sektor pariwisata termasuk
kepada pelaku usaha di kawasan pariwista. Badan Pusat Statistik
(BPS) Kabupaten Lombok Utara mencatat bahwa kunjungan
wisatawan mancanegara ke Kecamatan Bayan mengalami
penurunan.

43
Tabel 1.6
Jumlah wisatawan Nusantara dan wisatawan Mancanegara
yang menginap di Tahun 2017-2021 di Kecamatan Bayan

50.000
40.000
30.000
20.000
Wisman
10.000
Wisnus
0
2017 2018 2019 2020 2021
Column1
Wisman 39.679 12.260 2.573 551 73
Wisnus 7.002 1.886 677 7.436 597

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Utara


Sesuai dengan tabel di atas, Covid 19 sangat berdampak di
bidang pariwisata terutama pada pelaku usaha di kawasan wisata,
di saat pandemi sedikit wisatawan yang berkunjung ke destinasi
wisata termasuk di Desa Wisata Senaru yang menyebabkan
perubahan besar pada pelaku usaha di kawasan wisata tersebut,
perubahan seperti jumlah penghasilan, pekerjaan dan strategi
promosi produk. Jumlah penghasilan pelaku usaha di desa senaru
dimasa pandemi mengalami peningkatan dan penurunan.
Peningkatan penghasilan pelaku usaha di masa pandemi
diantaranya yaitu:
a. Dinamika Komunikasi Produk Kopi Nina Bayan (KON
Bayan) Masa Pandemi Covid-19
Kopi Ninabayan merupakan produk kopi lokal yang
mengalami peningkatan pemasukan di masa pandemi
komunikasi pemasaran yang dilakukan yaitu promosi dari
media online atau media sosial seperti Instagram mulai di
tekuni ketika masa pandemi covid-19, karena di berlakukannya
peraturan pemerintah yang melarang melakukan krumunan.
Promosi juga tidak lepas dari rekomendasi para konsumen
yang sudah membeli produk sebelumnya. Pendapatan produk
kopi nina bayan masa covid-19 sekitar Rp 2,5000.000

44
peningkatan, yang sebelumnya hanya berpenghasilan sekitar
Rp 2000.000 ini di alami dikarenakan meningkatnya tingkat
konsumsi kopi disaat pandemi dan pemasaran yang dilakukan
melalui media online, Salah satunya Instagram.
Mahniwati Ony (Pelaku Usaha) : “ Sejauh ini, Produksi
dan pesanan produk kopi kami meningkat dibanding
sebelumnya. Karena di era pandemi begini banyak yang
bekerja dari rumah dan memesan kopi melalui sosial
media kami. Terutama sekali wisatawan asing yang
sedang menetap dan bekerja di Indonesia dan ingin
merasakan kopi khas bayan ini” 36

b. Dinamika komunikasi Produk Kombucha bunga Rosella &


telang (Gawah Bayan) Masa Pandemi Covid-19
Kombucha ini merupakan minuman herbal yang
dihasilkan dari bunga telang dan rosella. Komunikasi
pemasaran yang di lakukan pada masa pandemi yaitu melalui
media online seperti Instagram, komunikasi ini berjalan efektif
karena banyak konsumen yang memesan minuman herbal ini di
masa pandemi untuk menjaga ketahanan tubuh. Produk ini
juga mengalami peningkatan penghasilan selama pandemi
sekitar Rp500.000 selama pandemi Covid-19, dikarenakan
minuman herbal ini banyak di gemari oleh masyarakat dan
berkhasiat meningkatkan kekebalan tubuh dan stamina, terlebih
lagi di masa panemi seperti saat ini.
Theo Putra aditia ( Pelaku usaha) : “ Pesanan kombucha
rosella sekarang ini bisa dibilang meningkat, karena
produk ini kan minuman herbal yang memiliki khasiat
meningkatkan stamina. Apalagi di masa pandemi kayak
gini, Dan juga pemasaran yang kami lakukan melalui
media sosial, jadi lebih mudah diakses pembeli37”.

36
Mahniwati Ony, wawancara, Senaru, 9 Januari 2022
37
Theo Putra Aditia, wawancara,Senaru, 9 Januari 2022

45
Penurunan penghasilan pelaku usaha di masa Pandemi
Covid-19 diantaranya yaitu :
a. Dinamika komunikasi Usaha Jasa wisata di Desa Senarau Masa
Pandemi Covid-19
Penurunan penghasilan sangat dirasakan oleh usaha jasa
pariwisata di masa pandemi. Dimana hal ini dirasakan oleh para
pelaku usaha dikarenakan berkurangnya jumlah wisatawan yang
datang ke Desa Senaru. Diantaranya:
1. Green Rinjani
Green Rinjani merupakan perusahaan lokal di Desa
Senarumenawarkan jasa pariwisata lombok dan sekitarnya,
yang lebih khusus pada ekspedisi tracking Gunung Rinjani.
Komunikasi pemasaran yang di lakukan Green
Rinjani masa covid-19 melalui media sosial atau media
online, dinama Green Rinjani sudah mulai aktif
mempromosikan usaha jasa wisatanya melelui Instagram,
Fecebook, dan juga YouTube.
Pada tahun 2020 saat masa Covid-19,
Diberlakukannya Pembatasan Sosial Bersekala Besar
(PSBB) dan Lockdown yang menyebabkan sedikit bahkan
tidak ada wisatawan yang datang sehingga pendapatan
menurun secara signifikan sampai pada tahun 2021, yakni
sekitar Rp 20.000.000 di bulan April-Desember 2020 dan
sekitar Rp 15.000.000 di bulan April-Agustus 2021.

Tabel 1.7
Data jumlah pendapatan Green Rinjani
Tahun 2018-2021
No Tahun Bulan Pendapatan Pandemi
Covid-19
1 2018 April- Juli Rp. 800.000.000 Sebelum
2 2019 Juli-November Rp.500.000.000- Sebelum
Rp 600.000.000
3 2020 April-Desember Rp. 20.000.000 Masa pandemi
4 2021 April – Agustus Rp. 15.000.000 New Normal
Sumber : Green Rinjani

46
a) Pemandu wisata /Tour Guide
Pemandu wisata merupakan orang yang
memimpin ,menemani, membimbing dalam perjalanan
serta memberikan informasi pada wisatawan yang
sedang berwisata, menjelaskan dan memberi
pengetahuan tentang objek wisata.
Penghasilan pemandu wisata atau Tour Guide di
masa pandemi covid-19 ini bisa dikatakan menurun
dikarenakan sedikit wisatawan yang datang berkunjung
ke Desa Senaru dan sebagian tempat wisata juga sudah
di tutup. Rata-rata penghasilan tour guide masa
pandemi bisa mencapai Rp1.600.000 dalam sebulan.
b) Porter Gunung
Porter Gunung merupakan pelaku jasa yang
menawarkan jasa membantu, membawakan, dan
menyiapkan barang-barang para pendaki pada saat
melakukan aktivitas pendakian gunung.
Pada masa pandemi covid-19 tidak ada
wisatawan yang datang terlebih lagi wisata Gunung
Rinjani di tutup sementara waktu, yang mengakibatkan
turunnya pendapatan bagi para porter gunung.
c) Transportasi
Transportasi jasa untuk mengantar wistawan
menuju titik awal pendakian, tour and travel wisata
Lombok. masa pandemi covid-19, hanya sedikit
wisatawan yang datang mengakibatkan turunnya
pendapatan pelaku jasa tranportasi. Yang rata-rata
perbulannya sekitar Rp70.000- Rp 100.000.
Wahyu (Pemandu Wisata) : “ Nah kalau dimasa
pandemi, hanya sedikit wisatawan yang datang
karena kita tau kan semua tempat wisata ditutup
sementara dan wisatawan ndak bisa kemana-
mana. Jadinya kita tidak ada pekerjaan,Bahkan
teman-teman yang lain memilih beralih profesi
mejadi pekebun dan petani”.38

38
Wahyu, Wawancara,Senaru, 9 Januari 2022

47
b. Dinamika komunikasi Penginapan dan Restoran masa Pandemi
Covid-19
Penginapan dan Restoran di Desa senaru terdapat 13
penginapan. Dimana penurunan penghasilan juga dirasakan oleh
para pelaku usaha ini, Disaat masa pandemi sedikitnya
kunjungan wisatawa karena adanya Pembatasan Sosial
Bersekala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) mengakibatkan turunnya jumlah
wisatawan yang berkunjung. Komunikasi pemasaran atau
promosi Rinjani Lighthouse sudah mulai aktif pada kanal
Instagramnya maskipun kunjungan wisata sangat sedikit,
pendapatan Rinjani Lighthouse masa pandemi sekitar Rp.
10.ooo.ooo-Rp 16.000.000 perbulan
Taylor (Pengelola Rinjani Lighthouse) : “Dilihat dimasa
pandemi,sedikt kunjungan wisatawan. Baik itu wisatawan
lokal apalagi asing, benar-benar tidak ada karena kita tau
kan masa itu pemerintah melarang untuk melakukan
kegiatan luar ruangan. Jadi yaa tentu saja ini menjadi
faktor sedikitnya wisatawan yang berkunjung”.39

c. Dinamika komunikasi Usaha oleh-oleh khas Bayan masa


Pandemi Covid-19
Oleh-oleh khas Bayan begitu beragam, Mulai dari kain
khas Bayan,Produk kopi, Minuman Herbal dan makanan ringan.
Perubahan atau penurunan penghasilan sangat dirasakan oleh
para pelaku usaha ini. Dimana omset pada saat pandemi sangat
turun dikarenakan tidak ada wisatawan yang berkunjung.
1) Kain Tenun
Berbeda dengan yang lainya komunikasi pemasaran yang
dilakuka produk Kain khas masih mengandalkan
rekomendasi dari wisatawan yang berkunjung, dan belum
menggunakan media promosi online.
Beberapa toko dan tempat produksi kain sangat
merasakan dampak dari pandemi Covid-19.

39
Taylor,Wawancara, Senaru, 9 Januari 2022

48
Di masa pandemi Covid-19 ini penghasilan pengrajin
ataupun toko kain tenun menurun menjadi sekitar Rp
500.000-Rp1.000.000 perbulan.
Mujatinep ( pemilik salah satu toko kain) “ di masa
pandemi ini penghasilang sangat minim sekali,
memang benar-benar tidak ada pembeli, ya
dikarenakan banyak tempat wisata yang di tutup
sementara waktu jadi wisatawan juga tidak ada yang
datang paling yang membeli hanya masyarakat lokal
saja”40.

3. New Normal
Pandemi Covid-19 belum juga bisa dikatakan berakhir,
namun kehidupan harus tetap berjalan . masyarakat harus bisa
beradaptasi dengan kebiasan-kebiasaan baru dengan senantiasa
menjaga protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.
Dengan berlakunya New normal kita juga sudah bisa
melakukan kegiatan di luar rumah. Tatanan hidup baru, bisa
dilakukan setelah adanya indikasi penurunan kurva penyebaran
angka Covid-19 menurun. Tersedianya fasilitas kesehatan yang
memadai dan pengawasan yang ketat, inilah yang menjadi
tanggung jawab kita bersama dalam menghadapi New Normal di
tengah pandemi Covid-19. Pemerintah sendiri juga sudah
memberikan panduan dengan mengeluarkan keputusan mentri
kesehatan Republik Indonesia Nomor HK 01.07/menkes/328/2020
Tanggal 20 Mei 2020 tentang panduan pencegahan dan
pengendalian Covid-19 di tempat kerja perkantoran dan industri
dalam mendukung keberlangsungan usaha pada situasi pandemi
Covid-19.41
Kondisi Beberapa Pelaku Usaha di Desa Senaru Di Era New
Normal
a. Produk Kopi Nina Bayan (KON Bayan)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa di era
pandemi Covid-19, Produk kopi nina bayan mengalami
40
Mujatinep, Wawancara , Senaru, 16 Januari 2022
41
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-sidempusn/baca-artikel/13169/New-
Normal-di-Tengah-Pandemi-Covid-19.html. Diakses pada tanggal 10 Maret 2020.

49
peningkatan yang cukup baik, komunikasi pemasaran yang di
lakukan melalui media online Instagran sekarang sudah sangat
aktif, Begitupula pada masa New Normal produk Kon Bayan
mengalami peningkatan pesanan yang cukup tinggi karena
beberapa cafe dan restoran sudah mulai buka. Peningkata
pendapatan produk kopi nina bayan sekitar Rp3000,000 dalam
sebulan yang mengalami peingkatan yang cukup baik
Mahniwati Ony (Pelaku usaha) : “Alhamdulillah, kalau
kita lihat di masa new normal ini pesanan yang kami
terima semakin meningkat. Apalagi kan banyak cafe-
cafe yang sudah mulai buka”42.

b. Produk Kombucha bunga Rosella & telang (Gawah Bayan)


Dimasa new normal produk kombucha bunga rosela
dan telang juga mengalami peingkatan yang bagus komunikasi
promosi melalui media masa atau online di rasakan sangat
efektif sehimgga pendapatan meningkat sekitar Rp700,000
dalam perbulan, dan karena banyaknya cafe-cafe sudah mulai
dibuka dan pembeli juga sangat membutuhkan minuman
herbal ini di masa new normal.
Theo putra ( Pelaku usaha) : “ Permintaan
alhamdulillah cukup tinggi, karena cafe-cafe,restoran
dan bungalows kan sudah mulai buka semua. Jadi
alhamdulillah, kita sudah bisa mulai bangkit lagi”.43

c. Green Rinjani Usaha Jasa Wisata


Di masa New Normal para pelaku usaha jasa wisata
mulai aktif membuka open trip di kawasan wisata desa senaru
dan sekitarnya, guna membangitkan kembali pariwisata yang
redup sebelumnyakarena pandemi. Pengunjung di awal new
normal sasarannya adalah turis domestik dan perlahan mulai
berdatangan turis mancanegara yang tentunya harus mematuhi
protokol kesehatan secara ketat. Komunikasi promosi atau
pemasaran di lakukan melalui media online dan sangat

42
Mahniwati Ony, Wawancara, Senaru, 9 Januari 2022
43
Theo Putra Aditiya, Wawancara, Senaru, 9 Januari 2022

50
berpengaruh besar pada saat new normal ini, Kedatangan
pengunjung disaat new normal ini sangat dirasakan oleh para
pelaku usaha jasa wisata seperti:
1) Pemandu Wisata/Tour Guide
Di masa new normal ini para pelaku usaha jasa
seperti tour guide mulai aktif membuka open trip di
kawasan wisata Desa Senaru, di era new normal ini
pendapatan Tour guide berkisaran sekitar Rp1.000.000 Rp
1.200.000 dalam sebulan/
2) Porter
Masa new normal kawasan gunung rinjani via
Senaru masih di tutup sementara, para porter kebanyakan
beralih profesi sementara sebagai petani dan
pekebun,sementara menunggu dibukanya Gunung rinjani
Via Senaru dan datangnya para wisatarwan.
3) Transportasi
Di era New normal ini sudah mulai banyak
wisatawan lokal, dan beberapa wisatawan asing juga yang
mulai berkujung, terutama pada wisata terjun sendang gile
dan tiu kelep, wisatawan bisa menyewa atau menggunakan
jasa usaha transportasi/ ojek untuk menuju ke wisata air
terjun sendang gile. Pendapatan ujasa jasa transportasi/ojek
ke air terjun sendang gile masih sangat sedikit kurang lebih
sekitar Rp 100.000- Rp200.000 dalam perbulannya.
Humaidi (Pemandu wisata): “ Untuk sekarang di
era new normal ini wisatawan yang berkunjung ke
rinjani masih di katakan sedikit,memang sudah ada
wisatawan yang datang ke lombok dan destinasi
wisata lainnya, kalau sekarang yang banyak datang
adalah turis dalam negeri, dan sudah mulai juga
berdatangan turis asing. Tentu tak lupa juga kita
tetap menjalankan Prokes”.44

44
Humaidi, Wawancara, Senaru, 16 Januari 2022

51
d. Penginapan dan Restoran
Di masa new normal sektor pariwisata kian membaik,
dan mulai ada wisatawan yang berdatangan di homestay dan
restoran. Untuk menginap atau sekedar singgah untuk
beristirahat di restaurant. Komunikasi yang di lakukan Rinjani
Lighthouse tidak luut dari media sosial seperti Instagram yang
membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung kesana
Dan penghasilan Rinjani Lighthouse masa New Normal
rata- rata sekitar Rp 30.000.000- per bulannya.
Taylor (Pengelola Rinjani Lighthouse) “ dimasa new
normal ini ada wisatawan yang datang untuk menginap
atau sekedar singgah di restoran. Apalagi ketika hari
sabtu dan minggu, dihari weekend atau hari raya besar,
kami juga dari pihak penginapan selalu update tentang
rinjani lighthouse supaya orang tertarik untuk menginap
disini, dan si masa new normal ini lumayan banyak
wisatawan yang datang, tentu kami dari pihak
penginapan juga selalu menyampaikan kepada para
wisatawan atau pengunjung agar selalu menjaga
protokol kesehatan”.45

e. Usaha Oleh-oleh khas Bayan


Pengusaha oleh-oleh juga semakin bangkit di masa
pandemi, Dimana sudah banyak wisatawan yang berkunjung
ke tempat wisata di Desa Senaru, oleh-oleh prudok lokal
seperti Kopi, Kain khas bayan, dan aneka makanan seperti
Kerupuk sayaur. kegiatan undangan pemerintah seperti bazar-
bazar tentunya menjadikan meningkatnya pembeli. Salah
satunya adalah Jajaq Bayan yang memproduksi kain tenun
khas Bayan dan oleh-oleh lainnya seperti tas,masker dan
masih banyak lagi.
1) Kain tenun
Di masa new normal produk kain tenun mengalami
peningkatan yang cukup baik terutama pada kain tenun
Jajaq Bayan. Komunikasi pemasaran sekarang di lakukan
melalui media online seperti Fecebook, dan selalu
45
Taylor,Wawancara, Senaru, 20 Januari 2022

52
membuat inofasi baru agar wisatawan tertarik untuk
membeli produk. Rata-rata pendapatan di masa new
normal sekitar Rp. 1.700.000.
Efta (Jajaq Bayan) : “Di masa New Normal
tentunya ada peningkatan ya dibanding
sebelumnya. Kita juga sudah mulai berani untuk
ikut dalam event-event dan undangan-undangan
lainnya. Dari segi promosi kami menggunakan
media sosial Fecebook untuk mempermudah
penyebaran dan pengenalan produk kami supaya
lebih banyak lagi yang melihat dan tertarik untuk
membelinya, Selain kain-kain tenun kita juga
membuat masker kain yang lebih ramah
ligkungan”46.

C. Wisata Unggulan Di Desa Senaru


Pariwisata Desa Senaru termasuk dalam daftar 50 Desa wisata
terbaik di Indonesia dan pada dasarnya mempunyai keberagaman
produk kepariwisataan yang memberikan daya tarik wisatawan
dalam kegiatan wisata. Kenyataan tersebut membuat Desa Senaru
punya peluang atas memasarkan keanekaragaman produk
wisatanya.
Berikut daya tarik wisata dari Desa wisata Senaru yang
menjadi wisata Unggulan antara lain:
1. Pendakian Gunung Rinjani
Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan kawasan
Suaka Marga Satwa yang ditetapkan Gubernur Hindia Belanda
pada tahun 1941 berdasarkan Surat Keputusan No. 15 Staatblaat
Nomor 77 tanggal 12 Maret 1941 yang merupakan bagian dari
Kelompok Hutan Rinjani (RTK.1) yang ditetapkan oleh Gubernur
Hindia Belanda pada tanggal 9 september 1929, pada tahun, pada
tahun 1990 diumumkan menjadi Taman Nasional Gunung Rinjani
melalui Surat Pernyataan Menteri Kehutanan No. 448/Menhut-
VI/1990 tanggal 6 Maret 1990 pada acara Puncak Pekan
Konservasi Alam Nasional ke-3 di Mataram Propinsi Nusa
Tenggara Barat. Pada tahun 1997 ditunjuk sebagai Taman
46
Efta,Wawancara, Senaru, 22 Januari 2022

53
Nasional Gunung Rinjani dengan Surat Keputusan Menhut No.
280/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 kemudian melalui Surat
Keputusan Menteri Kehutanan No.298/Menhut-II/2005 tanggal 3
Agustus 2005 ditetapkan sebagai Taman Nasional. Di tahun 2007
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional, Balai
Taman Nasional Gunung Rinjani m dalam tipe B. 47
Gunung Rinjani memiliki ketinggian 3726 Mdpl, yang
merupakan gunung berapi aktif. Gunung Rinjani memiliki enam
jalur pendakian resmi yang dibuka, yakni jalur pendakian
Sembalun, Tete Batu, dan Timbanuh, di Kabupaten Lombok
Timur. Selain itu, jalur pendakian Torean, dan Senaru, di
Kabupaten Lombok Utara, dan jalur pendakian Aik Berik, di
Kabupaten Lombok Tengah.
2. Air Terjun ( Sendang Gile, Tiu Kelep)
Air terjun di Desa Senaru cukup banyak, Tetapi yang
terkenal dan menjadi icon Lombok utara adalah air terjun Sendang
Gile dan Tiu kelep. Air terjun ini merupakan salah satu titik
perhentian di dalam rute pendakian Gunung Rinjani.
a. Sendang Gile
Air Terjun Sendang Gile merupakan air terjun pertama
di Desa Senaru yang memiliki ketinggian hampir 600 meter
dari atas permukaan laut. Sedangkan dari dasar sungai
memiliki ketinggian 30 meter lebih.

Gambar. 2.20. Air Terjun Sendang Gile Senaru

47
https://www.rinjaninationalpark.id/sejarah-tngr Diakses pada tanggal 20
Maret 2022

54
3. Tiu Kelep
Air terjun Tiu Kelep merupakan air terjun ke dua (2)
yang memiliki keindahan berupa air terjun yang bertingkat-
tingkat dan memiliki ketinggian 45 meter memiliki debit air
yang cukup deras.

Gambar. 2.21.Air Terjun Tiu Kelep Senaru


4. Bale Adat Senaru
Selain wisata alam, Desa senaru juga kaya akan potensi
seni dan budayanya. Seperti bale adat atau Rumah tradisional ,
berada di ketingian 700 mdpl membuat area perkampungan
memiliki udara yang sejuk. Di bale adat tersebuut bisa ditemukan
beberapa bangunan khas Lombok yang fondasinya menggunakan
tanah atau batu, bagian tiang, pintu, hingga dindingnya terbuat
dari kayu dan beratapan alang-alang.

Gambar. 2.22 Bale Adat Senaru

55
D. Peranan Media Online
Apabila dilihat dari perkembangan media informasi pada saat
ini, media online menjadi media yang sangat diminati sebagai media
informasi oleh masyarakat. Media online yang sangat populer seperti
facebook, dan Instagram menjadi media online yang diminati banyak
penggunanya. Media online ini tidak hanya digunakan sebagai sarana
berbagi informasi saja, namun bisa dikreasikan oleh penggunanya
untuk media promosi, portal untuk menambah pertemenan secara
virtual, berbagi video dan audio.
Sosial Media atau New media sangt perperan dalam
mempromosikan berbagai produk atau tempat wisata yang ada di
Desa Senaru Kecamatan Bayan Lombok Utara, Hal ini yang membuat
senaru bisa dikenal oleh banyak orang terutama oleh wisatawan
mancanegara.
Adapun media online yang di gunakan oleh pemerintah,
pengelola, pelaku usaha atau masyarakat khususnya Desa Senaru
yaitu:
1. Facebook

2. Intagram

Gambar. 2.23. Media Promosi Pelaku Usaha Desa Senaru

56
3. Website
a. Taman Nasional Gunung Rinjani :
https://www.rinjaninationalpark.id/
b. Bas Rinjani :https://www.rinjanisenarutrekking.com/

E. Faktor Penyebab Terjadinya Dinamika Komunikasi


Kepariwisataan Di Desa Senaru
Corona Virus atau yang biasa kita kenal dengan pandemi
covid-19, menjadi faktor utama terjadinya dinamika komunikasi
pelaku usaha kepariwisataan di Desa Senaru, pandemi covid-19 ini
menyebabkan dampak pada sektor parwisata termasuk komunikasi
pemasaran yang biasanya di lakukan secara langsung oleh para pelaku
usaha di Desa Senaru, tidah hanya komunikasi pemasaran, pendemi
covid-19 juga menyebabkan penurunan jumlah kunjungan wisatawan
yang datak ke Desa Wisata Senaru, hal itu yang menyebabkan
penurunan pendapatan dan perubahan pada komunikasi pemasaran
yang di lakukan serta perubahan pada pola kehidupan masyarakat.
Semakin banyaknya angka kasus positif covid-19 di Indonesia
menyebabkan pemerintah mengambil kebijakan yang lebih efektif
guna mengurangi peningkatan kasus tersebut seperti, Pemberlakuan
Pembatasan Sosial Bersekala Besar ( PSBB), ( PSBB Transisi),
pemberlakuan kegiatan masyarakat ( PPKM) ,memodifikasi kebijakan
karantina wilayah (lockdown) yang bersifat lokal sesuai tingkat
keparahan di wilayah provinsi, kabupaten, atau kota. Selama masa
pandemi ini, perekonomian dunia dan Indonesia mengalami
pelambatan. Pemerintah dan lembaga kajian strategis memprediksi
Indonesia tumbuh rendah atau bahkan negatif di tahun 2020. Untuk
itu, Pemerintah berupaya mengagendakan kebijakan Normal Baru
agar dampak ekonomi akibat pandemi.

57
BAB III
PEMBAHASAN

A. Dinamika Komunikasi Pelaku Usaha Kepariwisataan Di Desa


Senaru
Desa Senaru menjadi salah satu destinasi pariwisata unggulan
yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Posisi geografis wilayah desa
ini berada di Kaki Gunung Rinjani dan sebagai pintu gerbang segala
bentuk ekowisata yang menjadi icon pariwisata Lombok Utara.
Perkembangan Desa Wisata Senaru sangat baik, hingga masuk dalam
50 besar Desa Wisata terbaik di Indonesia. Tidak heran jika wisata
senaru banyak dikenal oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan
mancanegara. Selain itu, Desa Senaru juga banyak memiliki fasilitas
unggulan dan produk-produk yang menunjang potensi ekowisata.
Jalur resmi Rinjani salah satunya juga berada di Desa Senaru. Hal ini
juga yang membuat Adat dan Budaya Senaru semakin dikenal banyak
orang. Berbagai fasilitas pendukung ekowisata yang tersedia di
tempat ini, antara lain yaitu penginapan, restoran, kafe, rumah
makan, oleh-oleh kain khas Bayan, dan organizer yang
mempromosikan wisata tracking Gunung Rinjani.
Dinamika komunikasi pelaku usaha di kawasan wisata Desa
Senaru mulai terasa pada tahun 2020 diakibatkan oleh pandemi covid-
19, pelaku usaha yang biasanya mempromosikan produk atau jasanya
secara langsung (tatap muka) dan pagelaran event-event sudah tidak
bisa lagi diselenggarakan dikarenakan adanya pandemi covid-19 ini.
Model komunikasi yang di lakukan saat ini menjadikan perubahan
bagi pelaku usaha, perubahan ini disebabkan karena semakin
berkembangnya teknologi komuikasi dan informasi yaitu internet
yang sampai sejauh ini menciptakan era Digital atau Online.
Sekarang konsumen di nilai lebih aktif dan lebih mudah dalam
melakukan proses pencarian informasi kepada orang-orang
disekitarnya mengenai pengalaman atau gagasan terhadap
penggunaan sebuah produk, barang atau jasa, seperti yang tertera di
Proses komunikasi Elektronik word of mouth. Pada era pandemi
covid-19 seperti saat ini. Proses pemasaran daerah wisata
menggunakan internet karena keterbatasan atau penetapan aturan

58
yang sudah diberlakukan pemerintah. Oleh karena itu semua kegiatan
yang dilakukan tertunda untuk sementara, seperti pameran wisatawan
atau event daerah wisata dan budaya untuk menarik wisatawan.
Semua proses atau strategi pemasaran di lakukan melalui internet
seperti mengunggah foto atau video daerah wisata yang terdapat di
Desa Senaru.
Pada era digitalisasi seperti saat ini, ( Word Of Mouth) WOM
telah berubah nama menjadi e-WOM (electronic word of mouth).
Memang ada perbedaan antara WOM dan eWOM, berkomunikasi
tanpa tatap muka, informasi tersebut diberikan kepada penerima
kembali tanpa meminta atau mencari. Namun, digitalisasi sebagai
wujud dari perkembangan teknologi yang sangat pesat yang tujuan
utamanya memberikan kemudahan dan efisiensi dari berbagai segi,
seperti efisiensi tenaga, biaya, prosedur, dll masih memandang e-
WOM sebagai hal vital dalam bidang promosi.Oleh karena itu saat ini
banyak riset yang meneliti e-WOM dan implikasinya secara virtual.
Khususnya, beberapa riset menyelidiki e-WOM dalam platform SNS
(Social Networking Sites), seperti media sosial Facebook, Whatsapp,
Instagram, Website, dst. Hal itu terjadi karena fakta bahwa eWOM
sekarang dianggap sebagai faktor yang paling dominan yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.48Penggunaan
komunikasi Elektronik Word of Mouth memberikan pengaruh dan
perubahan yang begitu besar bagi pariwisata, terutama bagi pelaku
usaha yang mempromosikan barang dan jasanya. Hal ini berkaitan
seperti yang dijelaskan oleh peneliti pada bab sebelumnya.
1. Produk Lokal Kopi Nina Bayan dan Kombucha
Hasil observasi peneliti melihat bahwa dinamika pada
pelaku usaha produk lokal Kopi Nina Bayan dan Minuman
Kombucha di masa pandemi covid-19 ( New Normal) memiliki
perubahan ke arah positif, karena di masa pandemi Pelaku Usaha
seperti Kopi Nina Bayan dan Kombuca Rosella mengalami
peningkatan konsumen dan pendapatan. Sebelum pandemi
pendapatan kopi Nina Bayan sekitar Rp2.000.00 perbulan

48
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27081/177045011.pd
f?sequence=1&isAllowed=ydi akses pada tanggal 21 maret 2020

59
sedangkan minuman Kombucha Rosela Rp 300.000 perbulannya,
di pasca pandemi pendapatan meningkat cukup baik di karenakan
banyak konsumen yang bekerja dari rumah ( Work from home)
sehingga peminat kopi semakin banyak, pendapatan kopi nina
bayan sekitar Rp 2.500.000, dan Minuman kombucha rosela
sekitar Rp 500.000 dalam sebulan pada pasca pandemi.
Di era New Normal Kopi Nina Bayan dan Kombucha
Rosella memperoleh pendapatan yang semakin membaik
dikarenakan beberapa restauran maupun kafe yang sudah mulai
buka kembali dan sudah mulai banyaknya wisatawan yang
berdatangan. Selain itu juga adanya pesanan dari luar daerah
melalui media online sehingga lebih mudahnya akses pengiriman. .
Pendapatan Kopi Nina Bayan di era New Normal ini sekitar
Rp.3.000.000 perbulan dan Kombucha Rosella sekitar Rp.700.000
perbulannya. Hal ini tidak lepas dari komunikasi yang di gunakan
pelaku usaha dalam mempromosikan produknya, Dimana sebelum
pandemi pelaku usaha produk lokal biasanya memperkenalkan
produknya secara langsung kepada wisatawan dan sering
mengikuti event-event di berbagai wilayah. Akan tetapi ketika
masa pendemi semua kegiatan tidak lagi diselenggarakan karena
adanya larangan untuk melakukan kegiatan yang mengumpulkan
banyak massa atau berkerumun dari pemerintah setempat. Oleh
karena itu pelaku usaha memperbaiki cara promosi atau cara
mengenalkan produknya melalui media online atau komunikasi
Elektronik word of Mouth, komunikasi ini memiliki proses seperti
Attention ( perhatian), interest (ketertarikan),search (pencarian),
action (aksi/mengunjungi), dan share (membagikan).
2. Usaha Jasa Wisata
Berbeda dengan usaha produk lokal, Usaha jasa wisata
mengalami penurunan dimasa pandemi dan adanya kenaikan disaat
new normal, Akan tetapi kenaikan yang terjadi tidak begitu
signifikan. Hal ini yang membuat sejumlah usaha jasa wisata
seperti pemandu wisata, porter dan transportasi harus memiliki
inovasi yang lebih menarik wisatawan untuk berkunjung. Seperti
teori komunikasi Elektronik word of Mouth dapat menjadi acuan
sebagai model komunikasi yang dapat digunakan sebagai media

60
promosi wisata agar meningkatnya jumlah pengunjung di Desa
Senaru.
a. Green Rinjani
Green Rinjani merupakan perusahaan yang menawarkan
jasa pariwisata yang lebih khusus pada ekspedisi traiking
Gunung Rinjani. Beberapa jasa yang di tawarkan memiliki
perumahan yang derbeda diantaranya:
a. Tour Guide
Pemandu wisata atau Tour Guide merupakan orang
yang memimpin perjalanan serta menjelaskan dan memberi
pengetahuan tentang objek wisata yang di kunjungi,
sebelum pandemi rata- rata penghasilan Tour Guide Sekitar
Rp 6.000.000 dalam sebulan, dan pasca pandemi pendapatan
Tour Guide mengalami penurunan sekitar Rp 1.000.000,
sedangkan pada masa New Normal pendapatan Tour Guide
sekitar Rp 1.500.000 perbulannya .
b. Porter
Porter Gunung merupakan pelaku usaha jasa yang
menawarkan jasa, membantu, membawakan, dan
menyiapkan barang-barang para pendaki pada saat
melakukan aktivitas pendakian gunung. Sebelum pandemi
Covid-19 penghasilan Porter Gunung rata-rata bisa
mencapai Rp 4.800.000 dalam perbulannya, akan tetapi
pada masa pandemi tidak ada wisatawan yang datang
terlebih lagi wisata Gunung Rinjani di tutup sementara
waktu yang menyebabkan turunnya pendapatan para porter
bahkan sampai beralih propesi sebagai pekebun dan
sebagainya, tidak beda jauh dengan pasca pandemi di era
new normal pun wisatawan masih sedikit dan kebanyakan
wisatawan yang mendaki Rinjani tidak menggunakan jasa
porter.
c. Transportasi
Transportasi salah satu jasa untuk mengantar
wisatawan ke titik tujuan wisata, sebelum pandemi jasa
transportasi sangat di gemar oleh banyak wisataan karena
lebih memudahkan menuju tempat wisata, pendapatan jsa

61
transportasi sebelum pandemi bisa mencapai Rp 2.000.000
perbulannya akan tetapi pada pasca pandemi wisatawan
mulai berkurang kekhawatiran wisatawan yang
menggunakan tranportasi jasa, wisatawan lebih memilih
menggunakan transpotasi pribadi mengakibatkan penurunan
pendapatan bagi jasa tranportasi sekitar Rp 700.000
perbulan, sedangkan pada masa new normal mengalami
peningkatan yang cukup baik dimana wisatawan sudah
mulai berani untuk menggunakan jasa tranportasi menuju
destinasi wisata yang sulit ia lalui, pendapatan jasa
tranportasi pada masa new normal sekitar Rp 100.000-
Rp200.000 perbulannya.

Dari hasil observasi dan analisis data yang telah di temukan


peneliti bahwa pelaku usaha sebelum pandemi covid-19 sudah
menggunakan media sosial untuk promosi usaha jasa, begitupun
pada masa pandemi dan New normalnya, green rinjani sebagai
perusahaan yang menaungi pelaku usaha jasa seperti, Tour Guide,
porter dan tranpormasi mengunkan media online sebagai wadah
promosi yang lebih efektif. Tidak hanya perusahaan akan tetapi
wisatawan yang sudah menggunakan jasa wisata juga turut
memberikan penilaian dan rekomendasi kepada para wisataan yang
memerlukan jasa wisata dan membagikannya di media sosialnya
masing-masing.
3. Penginapan/ Restoran
Dinamika yang terjadi pada penginapan ataupun restoran
dapat dilihat dari data grafik yang dibahas pada bab sebelumnya.
Dimana peningkatan kunjungan wisata yang menginap tidak begitu
meningkat disaat new normal. Perubahan yang terjadi pada pada
usaha penginapan ataupun restoran yaitu promosi yang dilakukan
melalui media online, Dimana perubahan ini memudahkan para
pelaku usaha dan menjadikan promosi lebih efektif dan efisien.
Penghasilan penginapan Rinjani Lighthouse sebelum pandemi
sekitar Rp.300.000.000 sebulannya dan di pasca pandemi covid-19
pengasilan Rinjani Lighthouse mengalami penurunan di karenkan
adanya Peraturan Pemerintah Pembatasan Sosial Bersekala Besar

62
(PSBB) yang mengakibatkan turunnya jumlah wisatawan
yang berkunjung dan menginap, pendapatan Rinjani Lighthouse
sekitar Rp 10.000.000- Rp.16.000.000 perbulannya. Dan di masa
new normal pendapatan Rinjani Lighthouse mengalami
peningkatan yang cukup baik karena sudah banyak wisatawan
yang berkunjung ke tempat wisata terlebih di Desa Senaru,
pendapatan Rinjani Lighthouse pasca new normal sekitar Rp
30.000.000 dalan sebulan.
Pada era covid-19 ini Rinjani Lighthouse menggunakan
strategi pemasaran Elektronik word of mouth ( e-WOM) yang
dimana promosi pelaku usaha lebih ke pada media online seperti
Instagram, tidak hanya pelaku usaha saja akan tetapi wisatawan
yang sudah berkunjung juga ikut menyebarkan atau membagikan
bagaimana pengalamannya berkunjung atau menginap di Rinjani
Lighthouse yang bisa menjadi acuan bagi wisatawan yang belum
pernah datan dan itu akan menarik minat wisatawan lain.
4. Usaha Oleh-oleh Khas Bayan
Begitupula dengan usaha oleh-oleh, dimana dinamika
perubahan yang terjadi di masa pandemi tidak begitu signfikan
karena sebelumnya promosi yang dilakukan adalah promosi secara
langsung. Namun hal ini juga menjadikan inovasi bagi pelaku
usaha, dimana membuat suatu produk baru yaitu masker dan lain
sebagainya yang mendukung akan adanya new normal atau era
baru dalam tatanan kehidupan sehari-hari. Selain itu perubahan
yang dapat dilihat adalah adanya promosi melalui media online
yang dilakukan dan hal ini menjadikan produk oleh-oleh khas
bayan menjadi eksis dan tentunya menarik para wisatawan untuk
berkunjung langsung dan tentunya membeli produk mereka.
Sebelum pandemi penhasilan oleh-oleh Khas Bayan sekitar Rp
5.000.000 perbulannya, dan pada masa pandemi, penghasilan oleh-
oleh Khas Bayan (Kain Tenun) mengalami penurunan sekitar Rp
500.000- Rp 1.000.000 perbulan. Sedangkan pada masa New
normal pendapatan Kain Tenun Khas Bayan mengalami
peningkatan yang cukup baik dikarenakan pada masa new normal
sudah mulai banyak wisatawan mancanegara yg sudah mulai
berdatangan apalagi padasaat kegiatan adat, yang menyebabkan

63
kenaikan penapatan pelaku usaha Kain Khas Jajak Bayan sekitar
Rp 1.700.000 perbulan.

B. Faktor Penyebab Terjadinya Dinamika Komunikasi Pelaku


Usaha Kepariwisataan Di Desa Senaru
Pandemi covid-19 menjadi faktor utama penyebab
dinamika komunikasi bagi pelaku usaha di kawasan wisata Desa
Senaru. Hal ini mengakibatkan perubahan yang ke arah peningkat
dan penurun di rasakan oleh pelaku usaha seperti yang sudah di
jelaskan pada bab sebelumnya. Adanya pandemi covid-19 ini
mengakibatkan terbentuknya peraturan pemerintah yang melarang
masyarakat untuk melakukan kegiatan secara bersama atau
berkerumun (sosial distancing). Sehingga jarangnya wisatawan
yang datang ke Desa Senaru yang mengakibatkan perubahan bagi
pelaku usaha dalam berbagai aspek seperti pendapatan, strategi
promosi, pelayanan wisata masa pandemi dan sebagainya. Adapun
faktor perubahan pelaku usaha di Desa Senaru antara lain:
a. Produk lokal Kopi Nina Bayan dan Kombucha Rosella
1) Produk Kopi Nina Bayan
Kopi Nina Bayan mengalami perubahan ke arah
peningkatan dikarenakan faktor utama yaitu pandemi
Covid-19 yang menyebabkan banyak pekerja harus bekerja
dari rumah ( Work from home), dan meningkatnya pecinta
kopi terlebih wisatawan asing yang masih menetap di
Lombok.
2) Minumam Kombucha Rosella dan Telang
Minuman kombucha rosella dan telang termasuk
minuman herbal yang dapat menjaga ketahanan tubuh yang
menyebabkan banyaknya peminat minunam Kombucha
terlebih pada pasca covid-19 dan new normal.
b. Green Rinjani
1) Tour Guide
Faktor utama perubahan pendapatan pelaku usaha
Tour Guide ialah pandemi covid-19, kemudian danya
peraturan pemberlakuan pembatasan bersekala besar
(PSBB) dan peraturan utuk tetap di rumah (Locdown)

64
mengakibatkan tidak adanya wisata yang berkunjung ke
tempat wisata. Hal ini yang menyebabkan penurunan
pendapatan pelaku usaha jasa Tour Guide.
2) Porter
Selain covid-19, faktor perubahan pelaku usaha jasa
terjadi karena tutupnya sementara wisata yang akan di tuju
oleh para wisatawan
3) Transportasi
Karena pandemi wisataan khawatir dengan
penggunaan transportasi yang tersedia di kawasan wisata
dan lebih memilih menggunakan transportasi pribadi, yang
menyebabkan turunnya pendapatan pelaku usaha jasa
tranportasi.
c. Penginapan dan Restaurant
Adanya larangan untuk melakukan aktifitas di luar
rumah dan tutupnya beberapa tempat wisata menjadi faktor
perubahan penurunan pendapatan bagi pelaku usaha
penginapan,
d. Oleh-oleh Khas Bayan
1) Kain Tenun Khas Bayan
Pembatasan sosial ( Sosial Distancing) ketika acara
adat menjadi salah satu faktor perubahan pendapatan bagi
pelaku usaha kain tenun khas Bayan, karena masyarakat
yang mengikuti acara adat hanya masyarakat sekitar saja
yang notabennya sudah memiliki kain tenun Khas Bayan.

65
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Desa Senaru merupakan Desa Wisata yang berada Di
Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, Desa Senaru termasuk
kedalam daftar 50 Desa wisata terbaik di Indonesia. Yang
menjadikannya sebagai icon pariwisata di Lombok Utara. Dengan
keinahan alamnya menjadikan Desa Senaru sebagai tempat wisata
yang harus dikunjungi ketika berlibur ke pulau Lombok.
1. Dinamika komunikasi Pelaku usaha kepariwisataan yang terdapat
di desa senaru antara lain, produk lokal, usaha jasa wisata,
penginapan / restoran dan oleh-oleh khas bayan. Dinamika
komunikasi pelaku usaha di kawsan pariwisata di Desa Senaru.
Komunikasi ppemasaran yang dilakukan sebelum pandemi yaitu
secara langsung atau rekomendasi langsung dari teman sedangkan
pada masa pandemi dan new normal pelaku usaha menggunakan
komunikasi pemasara atau promosi lebih aktif paada media soaial
atau online seperti Instagram, Fecebook, Twitter, Wahatsapp,
YouTube dal lain-lain Terdapat beberapa pelaku usaha yang
mengalami peningkatan dan penurunan di masa pandemi Covid-
19 diantaranya:
Pelaku usaha yang mengalami peningkatan selama
pandemi covid-19 yakni:
a. Produk Kopi Nina Bayan ( KON Bayan)
b. Produk Minuman Kombucha Rosella dan Tellang
Sedangkan pelaku usaha yang mengalami penurunan pada
saat pandemi Covid-19 yaitu:
a. Usaha jasa wisata
1) Tour Guide
2) Porter Gunung Rinjani
3) Transportasi
b. Perhotelan dan Restaurant
c. Produk Oleh-oleh Khas Bayan
1) Kain Tenun Khas Bayan

66
Dalam penelitian ini peneliti membahas bagaimana
dinamika komunikasi pelaku usaha seblemum pandemi covid-19,
pasca pandemi dan new normal yang dimana mengcangkup
komunikasi pemasaran yang dilakukan, atau media promosi,
perubahan jumlah wisatawan dan perubahan pada pendapatan
pelaku usaha.
2. Pandemi covid-19 menjadi faktor utama dinamika bagi pelaku
usaha di kawasan wisata desa senaru. Covid-19 yang terjadi tidak
hanya berdampak pada sektor sosial, sektor pendidikan dan sektor
ekonomi saja tetapi juga sektor Pariwisata. Faktor pendukung
terjadinya perubahan pendapatan terhadap pelaku usaha di
kawasan wisata Desa Senaru karena adanya kebijakan
pembatasan sosial besar-besaran (PSBB), pemberlakuan
pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Locdown, Sosial
Distancing serta di tutupnya tempat-tempat rekreasi dan tempat
hiburan yang di tunjukkan untuk menekan penyebaran covid 19
menyebabkan mobilitas masyarakat menurun, hal ini memberikan
dampak ekonomi yang cukup besar terhadap sektor pariwisata
termasuk kepada pelaku usaha di kawasan pariwista Desa Senaru.

B. Saran-saran
Setelah peneliti melakukan penelitian tentang Dinamika
Komunikasi Pelaku Usaha Kepariwisataan di Era Pandemo Covid-19 .
peneliti mempunyai beberapa saran sebagai bahan pertimbangan
kedepannya, yaitu.
1. Kepada Pelaku Usaha di kawasan wisata Desa Senaru.
Di harap pelaku usaha lebih paham lagi akan komunikasi
pemasaran agar komunikasi yang di lakukan dapat mempengaruhi
kualitas dari produk dan jasa yang ditawarkan, dan dapat
meningkatkan kunjungan wisatawan.
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih dalam
lagi tentang Dinamika Komunikasi Pelaku Usaha Kepariwisataan
di era Pandemi Covid-19

67
DAFTAR PUSTAKA

Adi Wibowo, Adam Idris, Syahrini. “Stratgi Kebijakan Pengembangan


Kawasan Wisata Pantai Manggar Kota Balikpapan”. Jurnal
Administrasi Reform. VOL.3. NO.3

Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo. Hukum Perlindungan Konsumen.


Jakatra: Raja Grafindo Persada, 2004

Arnild Augina Mekarisce, “Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data pada


Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan Masyarakat”, Jurnal
Ilmiah Kesehatan Masyarakat, Vol. 12 Edisi 3, 2020.

Blotr sztompka. Sosiologi pembahasan. Jakarta; Prenamedia Group. 2004.

David W.Jhonson dan Frank P. Jhonson. Dinamika kelompok. “ Teori dan


keterampilan”, Jakarta: PT,Indeks.2014.

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2014.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya surah Al- Ankabut,


CV, Dipoegoro, Bandung,2000.

Gusti Bagus Arjana,Georafis Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif.(Jakarta:


PT RajaGrafindo Persada 2015

Hafied Cangara. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta:


Rajawali Pres.2013

Hari Purnomo, Setiawan & Zulkiefli Mansyah.Manajemen


Strategi.Jakarta.Lambang penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. 2017.

Husaini Husman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodelogi Penelitian


Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara,2009.

Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya,


1986

68
Jhon E Kenndy, Dermawan Soemanagara, Marketing
Communication;Taktik Dan Strategi, Jakarta: Bhuana Ilmu
Populer, 2006.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja


Rosdakarya,2000.

M. Liga Suryadana dan Vanny Octavia, Pengantar Pemasaran


Pariwisata Bandung: Alvabeta, 2015.

M.Linggar Anggoro.Teory dan profesi kehumasan serta aplikasinya di


Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara,2008.

Muhammad Zulfadli, “Strategi Komunikasi Dinas Pariwisata Lombok


Barat Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Pasca
Gempa. Skripsi, FDIK, UIN Mataram, Mataram 2021

Nasution, “Metode research penelitian ilmiah”, Jakarta: PT. Bumi Aksara,


2011

Nurlaela, “ Strategi Komunikasi Pemasaran “Indahjeje” Dalam Menarik


Minat Pembeli Melalui Instagram Di Masa Panndemi Covid-19,
Skripsi, FAI, Muhamadiyah Mataram, Mataram 2021.

Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek . Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2008.

Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi,Jakarta: Kencana


Prenada Media, 2010.

Subandi, “Deskripsi Kualitatif Sebagai Satu Metode Dalam Penelitian


Pertunjukan”, Harmonia, Vol. 11, Nomor 2, Desember 2011.

Sugiyana, Andre, The Dentsu Way, Ney York-McGrow York,2011

Tim Penyusun, pedoman penulisan skripsi, Mataram: UIN,2020

Undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2019 Tentang


Kpariwisataan.

69
Wilcox,Cameron. Dasar-Dasar Publik Relation. Jakarta : PT. Ghalian
Indonesia 2006.

Wildan Zulkarnain. Dinamika kelompok. “Latihan Kepemimpinan


Pendidikan”, Jakarta: Pt Bumi Aksara. 2013.

Yudhi Arya Syahputra, Strategi Komunikasi Pemasaran dalam Menarik


Minat Konsumen pada PT. Raja Grafindo Perdasa , Skripsi, Fisip,
Universitas Sultan Agung Tirtayasa, Banten, 2012

http://dewieupw1a.blogspot.ac.ad/2014/12/pariwisata-dalam-agama-
islam.html diambil tanggal 19 Desember. 2020.

https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27081/177045011.
pdf?sequence=1&isAllowed=y di akses pada tanggal 21 maret
2020

https://www.rinjaninationalpark.id/sejarah-tngr Diakses pada tanggal 20


Maret 2022

70
LAMPIRAN- LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA

Nara sumber: pelaku usaha pariwisata di Desa Senaru ( Kopi Nin Bayan,
Kombucha Rosela Telang, Green Rinjani, Rinjani Lighthouse, Kain Khas
Bayan)

1. Bgaimana keadaan pariwisata saat ini?


2. Apa saja perubahan secara signifikan yang terjadi setelah adanya
pandemi covid-19?
3. Bagaimana cara anda menyikapi perubahan tersebut?
4. Selain karena pandemi, faktor lain apa saja yang mempengaruhi
perubahan dalam segi komunikasi, pemasaran, jumlah wisata dan
pendapatan?
5. Bagaimana perubahan yang anda rasakan sebelum pandemi, masa
pandemi dan new normal ini?
6. Strategi apa yang anda lakukan untuk meningkatkan kunjungan, atau
untuk mempromosikan produk atau jasa anda?
7. Media apa saja yang anda gunakan dalam mempromosikan produk
atau jasa anda?
8. Aapakah terjadi perubahan terhadap media peromosi anda setelah
terjadinya pandemi covid-19?
PEDOMAN WAWANCARA

Nara sumber: Renjana ( wisatawan)

1. Bagaimana pendapatmu tentang Desa Pariwisata Senaru?


2. Bagaimana pandanganmu tentang fasilitas yang disediakan ketika
berliburr ke Desa Pariwista Senaru?
3. Apakah anda puas dengan fasilitas yang di tawarkan?
4. Bagaimana pendapatmu tentang jasa atau produk yang ditawarkan
ketika anda berlibur ke Desa Pariwisata Senaru?
5. Apa saran untuk pengelola Desa Pariwisata Senaru dan para
wisatawan yang datang ke Desa Senru?
Dokumentasi bersama Pelaku Usaha Produk Kopi Nina Bayan

Dokumentasi bersama Pelaku Usaha Produk Minuman Kombucha Rosella dan


Tellang

Domunentasi bersama Pelaku Usaha Kain Khas Bayan ( Jajaq Bayan)


Dokumentasi Wawancara Bersama Tour Guide Green Rinjani

Dokumentasi bersama Porter

Dokumentasi bersama Pelaku Usaha Kain Khas Bayan


Dokumentasi Bersama Pelaku Usaha Penginapan dan Restaurant

Dokumentasi Penghargaan 50 Besar Desa Wisata Terbaik Di Indonesia


Dokumentasi Bersama Wisatawan

Dokumentasi Penerapan Peraturan Protokol Covid-19

Dokumentasi Bersama Keamanan/ Tukang Parkir

Anda mungkin juga menyukai