GAMBAR COVER
LEMBAR PENGESAHAN
Bismillahirrahmanirrahiim
Disahkan Oleh:
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………... iv
DAFTAR ISI……………………………………………... vi
BAB I PENDAHULUAN………………………………… 1
COVID-19…………………………………… .. 62
MODERASI BERAGAMA……………………... 93
vi
C. Pengaruh Agama Terhadap Kesehatan
Mental………………………………………..104
D. Moderasi Beragama dan Kesehatan
Mental………………………………………..106
……………………………………………………111
BAB IV PENUTUP……………………………………...118
DAFTAR PUSTAKA…………………………………....121
vii
BAB I
PENDAHULUAN
2
Terkait dengan pandemi Covid-19, kelompok
pertama akan hidup normal dan santai meski ditengah
ancaman virus. Ketika mereka terinfeksi virus, mereka
percaya hal itu bukan karena mereka tidak menjaga jarak
sosial melainkan karena Allah menghendaki demikian.
Sementara kelompok kedua adalah sangat awas terhadap
segala yang dianggap dapat menjadi medium penyebaran
Covid-19. Bila terinfeksi, maka hal itu karena abai dengan
protokol kesehatan.1 Namun, tak jarang dalam kehidupan
bermasyarakat kita menjumpai orang-orang yang lebih
condong ke dua paham tersebut karena kurangnya
pengetahuan dan wawasan mengenai bagaimana sikap
menghadapi pandemi yang menglobal ini.
3
Abdul Basit, Konseling Islam, (Jakarta : Kencana Divisi dari Prenamedia
Group,2017 ), h.1-2.
5
jalan tengah antara ekstrim kanan dan ekstrim kiri.
Pengertian ekstrim kanan dan kiri tentu banyak sesuai
dengan situasi dan kondisnya masing-masing. Akan tetapi,
saat wabah ini, pengertian ekstrim kiri adalah sikap antipasti
terhadap segala kebijakan pemerintah dan tim medis.
Protokol kesehatan dilanggar, peraturan terkait Covid-19
tidak dipatuhi, fatwa ulama diolok-olok. Sikap ini tentu
sangat ekstrim, karena akan membahayakan individu.
BAB II
SEJARAH KONSELING
8
A. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Amerika
Serikat
Bimbingan dan konseling embrionya berasal
dari Negara Amerika Serikat. Pada awal
perkembangannya bimbingan dan konseling
bergerak di bidang bimbingan pekerjaan
(Vocational Guidance). Bimbingan dan konseling
berkembang di Indonesia melalui jalur formal
(jalur pendidikan). Berikut ini akan dijelaskan
sejarah bimbingan dan konseling. Bimbingan
konseling berawal dari Negara Amerika Serikat.
Andi Mapiare (1984:61-86), menjelaskan
periodisasi perkembangan bimbingan dan
konseling terbagi dalam lima tahap.
1. Periode embrio(1898-1907)
9
karakternya yang baik sebagai asset yang sangat
penting bagi setiap sisiwa (orang) dalam rangka
merencanakan, mempersiapkan dan memasuki dunia
kerja (bisnis); (b) mencegah dirinya dari perilaku
bermasalah; dan (c) menghubungkan minat pekerjaan
dengan kurikulum (mata pelajaran). Jesse B. Davis
menerapkan pola-pola bimbingan jabatan
(vocational) lebih tertata rapih dalam mata pelajaran
tertentu (bahasa Inggris). Pada tahun 1901 di Boston,
Meyer Bloomfield (putra seorang imigran Yahudi
dan lulusan Harvard) telah membangun’’Civic
Service House’’. Pada tahun 1907, Eli W Weaver
mulai berusaha bersama dengan serikat guru SMA di
Brooklyn’’ The Brooklyn High School Teachers
Association’’, berkonsentrasi pada bimbingan jabatan
dan penempatan kerja, serikat/ komite ini bertujuan
untuk membangun para siswa/remaja mampu
mengembangkan dan menggunakan kemampuan-
kemampunnya agar menjadi karyawan/ pengawai
yang produktif, handal dan berkualitas. Di tahun
yang sama William Wheatly berupaya menyajikan
bimbingan jabatan dalam ilmupengetahuan sosial dan
juga membuka mata pelajar khusus dalam hal
pekerjaan SMA (Public High School), di
Middletown, Connecticut.
13
didirikan tahun 1892, dan secara resmi berbentuk
badan hukum tahun 1925, berpengaruh secara tidak
langsung dalam pengembangan baik terhadap kaum
kependidikan maupun para petugas bimbingan dalam
memperdalam kesadaran tentang pentingnya dasar-
dasar psikologis pada setiap tahap program sekolah.
Pada tahun 1924 NVGA mensponsori penelitian yang
mengarah ke pengembangan standar pertama bagi
pembuatan dan penilaian sarana pekerjaan. Pada
periode ini sudah mulai ditekankan perhatian pada
bimbingan individual. Begitu pula dengan
pendekatan studi kasus mulai diperkenalkan. Brewer
(1926) orang pertama yang memperkenalkan proses
studi kasus ini ke dalam jurusan-jurusan bimbingan
di Universitas Harvard. Pada tahun 1919 sebanyak 6
‘’Dean of Men’’ dari berbagai perguruan tinggi
mengadakan pertemuan membicarakan masalah-
masalah umum, dan tahun berikutnya mereka secara
resmi mendirikan organisasi ‘’National Association
of Deans and Adviser of Men’’ atau NADAM. Tahun
1924 didirikan pula ‘’American College Personnel
Association’’(ACPA) untuk mengkoordinasi
penempatan. Tahun 1929 berubah nama ‘’National
Association of Placement and Personnel Officers’’.
Pada tahun 1921 NVGA menerbitkan majalah
terbarunya yang diberi nama ‘’ The National
Vocational Guidance Association Bulletin’’. Dua
tahun kemudian pengawasan penerbitan dialihkan
pada Biro Bimbingan Jabatan dari ‘’Graduate School
of Education’’, Universitas Harvard. Perubahan
14
tersebut mengubah pula nama jurnalnya menjadi
‘’The Vocational Guidance Magazine’’.
16
dan konseling yang disesuiakan dengan kondisi
wilayah Indonesia.7
7
Agus Sukirno, Pengantar Bimbingan & Konseling (UIN Sultan Maulana
Hasanudin Banten,2017), h. 1-6.
8
Henri Saputro, The Counseling Way Catatan Tentang Konsepsi dan
Keterampilan Konseling, (Yogyakarta:CV. Budi Utama,2018), h. 27.
17
lembaga formal (sekolah ) baik negeri maupun
swasta. Pada awal tahun 1960 di beberapa sekolah
sudah melakukan bimbingan yang terbatas pada
bimbingan akademis.
18
Mulai saat itu, populerlah istilah bimbingan
dan penyuluhan sebagai terjemahan dari guidance
and counseling. Pada masa era orde baru tahun 1970,
istilah penyuluhan juga dipakai dalam berbagai
kegiatan/bidang lain, seperti penyuluhan keluarga
berencana, penyuluhan hukum, penyuluhan narkoba,
penyuluhan gizi, dsb. Dalam hal ini, penyuluhan
diartikan sebagai pemberi penerangan, bahkan
kadang-kadang hanya dalam bentuk pemberian
ceramah atau pemutaran film saja. Dapat
disimpulkan bahwa istilah penyuluhan masih bersifat
umum, belum terfokus pada masalah-masalah
spesifik/khusus yang berkaitan dengan siswa/
mahasiswa/konselor/konseli. Menyadari hal tersebut,
sebagian ahli yang tergabung dalam Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) mulai merumuskan
ketepatan arti counseling. Ada yang berpendapat agar
istilah penyuluhan dikembalikan ke istilah awal
konseling. ada pula yang berpendapat kalau guidance
diartikan dengan bimbingan, maka counseling harus
dicarikan arti yang tepat dalam bahasa Indonesia.
Ada yang mengartikan istilah counseling dengan
wawanwuruk, wawanmukadan wawancara. Namun,
dari sekian arti yang lebih popular adalah konseling.
19
a. Kegiatan bimbingan pada hakikatnya
telah berakar dalam seluruh kehidupan
dan perjuangan bangsa Indonesia.
b. Sebelum kemerdekaan, pendidikan
diselenggarkan untuk kepentingan
penjaja. Andi Mapiare (1984: 89)
menjelaskan pendidikan kolonial
secara umum dikehendaki untuk
memecah belah Bangsa Indonesia dan
menghilangkan perasaan persatuan
dan rasa kebangsaan. Kesempatan
mengikuti pendidikan pada masa
kolonial sangatlah terbatas. Hanya
orang-orang tertentu yang boleh
mengikuti pendidikan di sekolah yang
didirikan oleh pemerintah kolonial.
Namun demikian, pada masa ini sudah
mulai muncul benih-benih bimbingan
dan konseling. Bermula dari sekolah
Taman Siswa di Yogyakarta berdiri
pada tahun 1922. Pendirinya adalah Ki
Hajar Dewantara, metode dan
semboyan Sekolah Taman Siswa
adalah Ing Ngarso sung Tulodho
(seorang pemimpin atau pendidik
yang mampu memberikan
keteladanan) Ing Madyo Mangun
Karso (seorang pemimpin/pendidik
harus mampu meberikan motivasi,
nasihat, saran kepada yang
20
dipimpinya), Tut Wuri Handayani
(seorang pemimpin harus mampu
mendorong agar orang yang
dipimpinya berani untuk tampil ke
depan dan berani bertanggung jawab ).
Sistem pendidikan Taman Siswa
berdasar pada asas lima pokok yang
disebut dengan ‘’Pancadarma Taman
Siswa’’, yaitu: (1) Asas Kemerdekaan,
yaitu disiplin diri, baik sebagai
individu maupun sebagai bagian dari
warga masyarakat; (2) Asas Kodrat
Alam, yang berarti bahwa pada
hakikatnya manusia sebagai makhluk
ciptaan Allah SWT tidak dapat
memisahkan diri dari lingkungan
dimana ia tinggal. Agar kebahagiaan
hidup manusia dapat tercapai, ia harus
menyatu dengan alam sewajarnya.
Ekspoitasi terhadap alam secara
berlebihan akan mengakibatkan
kehancuran bagi manusia dan
lingkungan; (3) Asas Kebudayaan
berarti bahwa pendidikan yang
dilakukan harus dapat memberikan
perubahan budaya yang lebih baik
bagi diri, lingkungan, maupun bagi
Negara. Contoh, budaya rajin belajar,
budaya disipin, budaya bertanggung
jawab terhadap tugas, budaya
21
kejujuran, budaya kebersihan, dan
lain-lain; (4) Asas Kebangsaan yaitu
adanya rasa cinta terhadap tanah air
(satu nusa, satu bangsa, satu bahasa),
perasaan sama sebagai warga Negara
untuk mencapai kebahagiaan lahir dan
batin; (5) Asas Kemanusiaan, bahwa
manusia adalah makhluk sosial, cinta
damai terhadap sesama manusia
maupun terhadap makhluk lainnya.
Kemudian disusul pula oleh
Mohammad Safii tahun 1926. Titik
menonjol bimbingan pada periode ini
adalah bimbingan jabatan dalam
pendidikan formal, yang dirintis oleh
Mohammad Safii dengan’’Sekolah
Kerja’’nya.
c. Pola ini mengalami masa perubahan
pada dekade 1940-an yang disebut
sebagai masa perjuangan. Masa ini
merupakan tonggak bersejarah, karena
pada dekade ini tepatnya tanggal 17
Agustus 1945 rakyat Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya
d. Menjelang dekade 50-an pengakuan
kedaulatan terhadap Indonesia
tercapai. Akan tetapi, bangsa
Indonesia masih harus menghadapi
tantangan besar untuk menstabilkan
berbagai aspek kehidupan yang
22
terkoyak-koyak selama masa
penjajahan dan perjuangan
kemerdekaan.
e. Memasuki dekade 1960-an situasi
politik kurang begitu menguntungkan,
yang mencapai klimaksnya pada
pemberontakan G 30-S/PKI tahun
1965. Gerakan ini berusaha untuk
merubah dasar Negara yang
berasaskan pancasila ke ideologi
komunis.
f. Setelah dirintis pada dekade 1960-an
penataan bimbingan mulai dilakukan
pada dekade 1970-an. Pada dekade
ini, bimbingan diaktulisasinya melalui
penataan legalitas sistem, konsep dan
pelaksanaanya.
g. Setelah melalui penataan selama
dekade 70-an, pada dekade 80-an ini
bimbingan diupayakan lebih
maksimal. Pemantapan terutama
diusahakan untuk mewujudkan
bimbingan yang profesional. Awal
periode ini ditandai dengan
diperkenalkannya ‘’Sekolah
Komprehensif’’atau ‘’Sekolah
Pembangunan’’ (1970-1971). Secara
resmi, konsep Sekolah Pembangunan
dicetuskan oleh Departemen
Pendidkan dan Kebudayaan di bawah
23
pimpinan menteri Mashuri pada tahun
1971. Dengan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No. 172 tahun 1971 ditetapkan 8
PPSP (Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan) sebagai pelaksananya :
PPSP IKIP Jakarta, PPSP IKIP
Bandung, PPSP IKIP Semarang, PPSP
IKIP Yogyakarta, PPSP IKIP
Surabaya, PPSP IKIP Malang, PPSP
IKIP Padang, dan PPSP IKIP Ujung
Padang (Makasar). Pada tahun 1978
diselenggarakan program PGLSP dan
PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan di
IKIP (Institusi Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan) setingkat D2 dan D3
untuk mengisi jabatan guru
Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah
yang sampai saat ini belum ada jatah
pengangkatan guru Bimbingan dan
Penyuluhan dari tamatan S1
bimbingan dan penyuluhan. Pada
tahun 1989 diterbitkan Surat
Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor
026/Menpan/1989 tentang Angka
Kredit Bagi Jabatan Guru dalam
lingkungan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. SK tersebut
24
mengakui keberadaan guru bimbingan
dan penyuluhan secara legal-formal.
Organisasi profesi bimbingan
dan konseling, awalnya bernama
Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia
disingkat dengan IPBI. Organisasi ini
berusaha menampung dan
memfasilitasi anggota-anggotanya
dalam menjalankan profesi sebagai
tenaga pembimbing dan penyuluh,
berdiri pada tanggal 17 Desember
1975 di Malang yang diketuai oleh
Drs. Rosyidan, M. A. Pengurus Pusat
dan Pengurus Besar tadi dilengkapi
dengan komisariat wilayah : Sumatra
Utara dan Aceh, Sumatra Barat,
Selatan dan Riau, Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Timur dan Bali, Jawa Tengah,
Daerah Istimewah Yogyakarta,
Kalimantan, dan Wilayah Indonesia
Timur. Hasil lain dari konvensi
Bimbingan I di Malang ini adalah
terumuskannya Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Kode Etik
Jabatan sebagai Konselor dan program
kerja organisasi ini. Dan mulai
diterbitkan pula jurnal IPBI berselang
terbit 3 bulanan. Untuk lebih
meningkatkan kompetensi profesi
serta untuk mendapatkan kepercayaan
25
dan pengakuan publik pada tahun
2001 terjadi perubahan nama dari
Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia
menjadi Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia (ABKIN).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi profesi
konselor. Pada tanggal 25 Agustus
2005 dalam rapat Pengurus Besar
Asosiasi Bimbingan dan Konseling
(PB ABKIN) di Bandung diterbitkan
Standar Kompetensi Konselor
Indonesia (SKKI) yang disahkan
melalui surat keputusan nomor 0011
tahun 2005.9
9
Agus Sukirno, Pengantar Bimbingan & Konseling,…..h.9-14.
26
konselor bidang keagamaan tersebut diberi
pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan tugas
mereka, seperti latihan kemiliteran, metodelogi
konseling, psikologi, kesehatan mental, dan religio-
psikoterapis.10
10
Arifin, Teori-Teori Konseling Umum dan Agama, (Jakarta: Golden
Terayo Press,1994), h.12.
11
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurishan, Landasan Bimbingan dan
Konseling,(Bandung: PPS UPI & Remaja Rosdakarya,2005),h.133.
27
konseling pastoral muncul pada 1940 dan 1950
sebagai usaha adaptasi gereja Amerika terhadap
situasi budaya abad ke -20.12 Munculnya konseling
pastoral ini dilihat dari sisi keilmuan tertentu
memperkuat adanya konseling keagamaan. Dalam
hal ini, konseling keagamaan menjadi satu disiplin
keilmuan tersendiri atau dalam bahasa standar yang
dikutip oleh Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurishan,
konseling keagmaan dapat dijadikan aliran kelima
dalam konseling dan psikoterapi.13
12
Charles V. Gerkin, Konseling Pastoral dalam Transisi,(Yogyakarta:
Kanisius,1992),h.9.
13
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurishan, Landasan Bimbingan dan
Konseling,…..,h.134.
28
referensi-referensi awal yang dikarang oleh para
ulama klasik.14
14
Abdul Basit, Konseling Islam,…..,h.10.
15
Acmad Mubarok, Al-Irsyad an-Nafsiy Konseling Agama Teori dan
Kasus, (Jakarta: Bina Rena Pariwara,2002), h.79.
16
Acmad Mubarok, Al-Irsyad an-Nafsiy Konseling Agama Teori dan
Kasus,….., h.83.
17
Lynn Willcok, Personality Psychoterapy, (Yogyakarta: IRCSoD,2006).
29
di sesuaikan dengan tingkat kebutuhan manusia
dalam menjalani kehidupannya. Di samping itu,
pembentukan keilmuan konseling Islam perlu
diarahkan pada misi awal manusia diciptakan oleh
Allah, yakni sebagai hamba Allah dan Khalifatullah
di muka bumi ini.18
19
https://www.academia.edu/25937623/
DALIL_TENTANG_BIMBINGAN_KONSELING (diakses pada 19 Sepember
2020, pukul 16.42 WIB ).
31
dicapai, namun sebaliknya cita-cita dan
keinginan tidak semuanya mudah dicapai
(tidak dikabulkan Allah SWT). Dalam kondisi
seperti ini, individu harus sabar dan tawakal
kepada Allah SWT.
لوةوإنّهاNNNNNNNNNNNNNNNNNّبروالص
ّ واستعينوابالص
)٤٥(لكبيرةإالّعلى الخشعين
32
memberi tuntunan yaitu pilihan jodoh (suami
atau istri) yang kuat agamanya.
ّ
ةNNيؤمن وألمة ّمؤمن وال تنكحواالمشركت حتّى
واNNNوأعجبتكم والتنكحNNNركة ولNNNير ّمن ّمشNNNخ
ير ّمنNN خNد ّمؤمنNNوا ولعبNNركين حتّى يؤمنNNالمش
ارNNّدعون إلى النNNك يNNو أعجبكم أوْ لئNNرك ولNNّمش
بيّنNه ويNرة بإذنNة والمغفNّوا إلى الجنNوهللا يد ع
)٢٢١(ءايهه للنّاس لعلّهم يتذ ّكرون
‘’Dan janganlah kamu menikahi
wanita-wanita musyrik, sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya
wanita budak yang mukmin lebih
baik dari wanita musyrik,
walaupun dia menarik hatimu.
Dan janganlah kamu menikahkan
orang-orang musyrik, dengan
wanita-wanita mukmin sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya
budak yang mukmin lebih baik
dari orang musyrik, walaupun dia
menarik hatimu. Mereka
mengajak ke neraka, sedangkan
Allah mengajak ke surga dan
ampunan dengan izin-Nya dan
Allah menerangkan ayat-ayatnya
(perintah-perintah-Nya) kepada
manusia supaya mereka
33
mengambil pelajaran’’. (Qs. Al-
Baqarah(2): 221).20
20
Agus Sukirno, Pengantar Bimbingan & Konseling,…..h.27-28.
34
Ia tumbuh dan berkembang di
lingkungan keluarganya dengan
segala adat kebiasaan yang
berlaku.
b. Unsur dari jenis perempuan
yang memiliki kodrat dan segala
karakternya sendiri dengan
kelembutannya, paras fisik yang
halus, mengedepankan
perasaan,memiliki tempat indung
telur sebagai tempat penyimpanan
dan berkemabang biaknya sperma
dalam rahimnya yang kokoh,
sehingga perempuan dapat hamil
dan mengandung seseorang dalam
beberapa bulan, sehingga lahirlah
seorang anak.
c. Unsur keluarga laki-laki. Yang
berbeda tempat, ruang dan waktu ,
sehingga tumbuh dan berkembang
karakter, adat kebiasaannya.
d. Unsur keluarga perempuan
yang hidup di tempat, ruang dan
waktu yang berbeda pula, sehinga
adat kebiasaannya juga berbeda.
Lain ladang lain ilalang, lain
tempat lain adatnya.
Penciptaan perbedaan dua jenis
manusia (laki-laki dan
perempuan), perbedaan kelompok
35
warna kulit, perbedaan bahasa ,
perbedaan budaya disengaja untuk
di pertemukan dan di satukan
kembali dalam satu ikatan lahir
dan batin sebagai media kompetisi
agar menjadi unggul dan terbaik.
Dan manusia unggul dan terbaik
bagi Allah SWT. Adalah manusia
yang paling bertaqwa,
sebagaimana Allah
SWT.berfirman dalam Q.S al-
Hujurat:49 :13
36
2) Pernikahan adalah memelihara Kasih
Sayang.
sebagaimana Rosulullah
Muhammad saw bersabda :
بيNNه عن النNNNي هللا عنNNرة رضNNNعن أبي هري
تىNN التنكح األيم ح:الNNلم قNNه وسNNلي هللا عليNNص
اNNي: الواNNتأدن قNNتستأمر وال تنكح البكر حتى تس
رسول هللا وكيف ادنها؟ أن تسكت.
21
Fathul Bari IX:5136
38
prestasinya, menutupi kekurangan, menahan diri
keinginan, dengan tidak memasakannya di luar
kemampuan, menungu waktu yang tepat dalam
bersikap, lebih mengutamakan kebutuhan,
memperioritaskan primer, menunda yang sekunder,
bertahap dalam memenuhi kebutuhan, hari ini
belum , tunggu esok yang memungkinkan,
rasionalitas di dasari dengan hati nurani. Seiring
waktu yang berjalan pasti dan teratur, awal mula
musim semi terasa indah ,angin timur terasa sejuk.
Saat-saat indah terasa bermkna, dunia terasa milik
berdua., segalanya berjalan baik-baik saja,sang suami
yang soleh pasti menyayangi sepenuh hati dengan
totalitas dengan perhatian tak pernah kendor, sikap
dan tutur kata yang menyejukan dan menyenangkan.
Dan juga sebaliknya sang istri yang solehah tak
pernah peduli akan kelemahan sang suami dan tak
melihat kekurangannya , menjaga kehormatan, harta
bendanya, melayani dengan penuh cinta dan kasih
sayang. Namun jika musim telah berganti dan angin
berubah ,sang suami mulai kedodoran, pendapatan
tak mencukupi kebutuhan , perhatian mulai kendor
dan fukusnya mulai terbagi dan bercabang.juga sang
istri sudah banyak kebutuhan yang kurang terpenuhi
dengan tunututan di luar kemampuan sang suami.
Maka ketentraman mulai bergeser ke perselisihan
yang terkadang mengakibatkan pertengkaran. Kata
sayang berubah menjadi kampang, kata akang
berubah menjadi ongkang-ongkang dan kata-kata
39
kotor lainnya yang keluar dari lisannya yang tak
terkontrol.
40
remang-remang , kendatipun disadari hanya angan-
angan dan sesaat , rumah terasa neraka, pergi segan
pulang tak mau.
41
bertahan dalam berumah tangga kendatipin
suaminya menikah lagi.
Artinya:
Dari Aisayah RA , ia
menceritakan, suatu ketika ada
sebelas (11) perempuan duduk
43
bersama dan mereka sepakat
untuk tidak merahasiakan
informasi yang berkaitan dengan
suami mereka.Perempuan pertama
mengatakan, “ suamiku seperti
unta kurus diatas gunung,
gunungnya tidak mudah di tempuh
dan untanyapun kurus tidak
banyak daging yang dapat di
ambil, “ perempuan kedua
menyampaikan, “suamiku, aku
tidak mau menceritakannya ,
karena sesungghnya aku khawatir
tidak dapat berpisah dengannya,
(Yakni ia merasa khawatir dicerai
oleh suaminya, bila menceritakan
kekurangan suaminya, lalu di
ketahui olehnya). jika aku
menceritakan dia, berarti aku
menceritakan kekuranga dan
kejelekannya,” perempuan yang
ketiga menuturkan, “ suamiku
pemberani tanpa perhitungan, jika
aku menceritakan kejelekannya,
maka aka di talak; jika aku diam ,
maka aku di gantung(yaitu tidak di
cerai dan tidak di gauli
sebagaimana layaknya istri),
perempuan yang keempat
mengatakan, “ suamiku bagaikan
44
malam Tihamah, tidak panas tidak
dingin, tidak menakutkan dan
tidak pula membosankan (yakni
aku tidak merasa bosan bergaul
dengan suamiku), perempuan yang
kelima menuturkan, “ suamiku,
apabila masuk (ke dalam rumah),
ia bagaikan singa, dan jika keluar
ia bagaikan macan (yaitu jika
suamiku masuk ke dalam , ia
bersikap tenang, dan jika ia keluar
ke tengah orang banyak, ia
pemberani bagaikan macam.serta
ia tidak mau menanyakan apa
yang ia telah ia tetapkan.,
Perempuan yang keenam
menjelaskan ,” suamiku rakus
makan dan minum, jika ia tidur ia
berselimut dan tidak menempelkan
telapak tanggannya pada badanku
untuk mengetahui badanku, (Yaitu
untuk mengetetahui kesedihan
atau sakit yang menimpanya),
perempuan yang ketujuh berkata,
“ Suamiku bodoh, kurang
syahwatnya (Yaitu tidak dapat
melakukan hubungan intim
sebagaimana yang kami
butuhkan), .Setiap penyakitnya
menimbulkan penyakit yang
45
lain( ia mengidap banyak
penyakit), mungkin dapat melukai
kepalamu atau tubuhmu atau
keduanya, perempuan yang
delapan menuturkan , “ suamiku
lemah lembut dan baunya harum
seharum pohon Zarnab (Tumbuh-
tumbuhnya yang baunya harum),
perempuan yang kesembilan
mengatakan, “ Suamiku
jangkung , suka menjamu tamu,
gemar membantu orang lain, dan
amat dekat masyarakat”
perempuan yang kesepuluh
menceritakan, “ Suamiku adalah
Malik,Apa itu Malik? Malik itu
jauh lebih baik dari pada suami
yang sudah di disebutkan itu. Ia
memiliki banyak unta yang di
tambat di rumah dan sedikit yang
di tambat di padang rumput.
Apabila mereka mendengar suara
Mizar (yaitu alat hiburan yang
biasa di tabuh (gendang) karena
bahagia dengan kedatangan tamu.
Ketika kawanan unta yang ada di
sekitar rumah mendengar suara
gendang tersebut, maka siap-siap
untuk dipotong lalu disuguhkan
kepada tamu itu.Mereka yakin
46
bahwa mereka akan di sembelih
untuk di hidangkan kepada para
tamu, Perempuan yang kesebelas
bercerita, “ Suamiku adalah Abu
Zar’in , apa yang dimaksud
dengan Abu Zar’in itu? Dialah
orang yang memenuhi telinga dan
tanganku dengan perhiasan.Dia
membanggakanku dan aku
membanggakannya. Dia
melamarku ketika aku hidup di
tengah keluargaku yang hidup di
perbukitan, kemudian dia
menempatkanku di tengah
keluarga yang memiliki banyak
unta dan kuda serta memilki
banyak lahan perkebunan dan
pertanian. Disisinya aku berbicara
dan dia tidak pernah di cela, Aku
tidur nyenyak hingga pagi
hari( yaitu ia tidur diawal siang
dan ia tidak di bangunkan untuk
melaksanakan tugas harian) dan
aku dapat minum hingga merasa
puas.Mengenai Ibu Abu Zar’in
siapakah dia itu? Dia adalah
seorang perempuan yang banyak
bejananya dan rumahnya luas dan
bersih.Tentang Putera Abu
Zar’in , siapakah dia? Dia adalah
47
anak laki-laki yang tempat
tidurnya sederhana dan makannya
tidak banyak.Puteri Abu Zar’in
siapakah dia? Dia seorang
perempuan yang tunduk kepada
bapak dan kepada ibunya dan dia
terbiasa memakai busana dengan
sopan dan rapi sehinga membuat
lainnya iri kepadanya.Mengenai
budak perempuan Abu Zar’in
siapakah dia itu? Dia seorang
budak perempuan yang pandai
menyimpan rahasia keluarga
kami, tidak berhianat dalam
masalah masakan keluarga dan
sangat menyukai kebersihan.”
Perempuan kesebelas itu
melanjutkan, “ suatu hari Abu
Zar’in keluar di tengah perjalanan
bertemu dengan seorang
perempuan yang buah dadanya
montok beserta dua anaknya
seperti dua macan.Keduanya
bermain-main dengan buah dada
ibunya.Kemudian Abu Zar’in
menceraikan aku , lalu menikahi
perempuan yang buah dadanya
montok itu. Berikutnya saya
menikah dengan seorang laki-laki
terpandang yang menunggang
48
kuda pilihan dengan membawa
lembing.Dia memberikan
kekayaan yang banyak dan
wewangian dari banyak jenis.Dia
mengatakan kepada saya, “ Wahai
ummu Zar’in silakan makan, dan
berilah kerabatmu! Lebih lanjut
perempuan kesebelas berkata,
“Walaupun saya sudah
menghimpun segala sesuatu yang
di berikan oleh suami kepada
saya, namun belum setara dengan
kantong terkecil yang telah di
berikan kepada saya oleh Abu
Zar’in “ kemudia Aisyah
melanjutkan kisahnya, Rosulullah
saw. Bersabda kepadaku, “ Wahai
Aisyah , aku terhadap kamu
bagaikan Abu Zar’in terhadap
Ummu Zar’in.
53
Sebagaimana Rosulullah Muhammad saw.
Bersabda:
Artinya:
‘’Dan kami perintahkan kepada
manusia(agar berbuat baik)
kepada kedua orang
tuanya.Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah –tambah
dan menyapihnya dua tahun,
54
bersuykurlah kepadaku dan
kepada orang tuamu, hanya
kepada Aku kembalimu’’
(Q.S.Lukman 31:14)
56
c. Melakukan Tindakan yang
terukur dan dalam pelaksanaannya
teratur (Bepegang teguh pada
aturan Allah dan Rosulullah
Muhammad saw)
d. Melibatkan makhluk lain,
(Manusia, Alam sekitar dan segala
isinya)
e. Evalausi dan koreksi untuk
lebih baik agar sukes (Istigfar dan
taubat)
5. Pernikahan adalah Ladang
Ibadah Kepada Allah SWT.
Manusia dengan Nadi dan hati
yang terus berdenyut, pikiran
cerdas mengalir tak terbatas,
langkah gerak aktifitas yang
berjalan lancar, fisik tumbuh,
tambah dan berkembang seiring
jaman.manusia beriman telah
berjanji hanya kepada sang
Pencipta ia beribadah NدNاك نعبNNاي
“ واياك نستعينhanya Kepadamu aku
beribadah dan hanya kepadamu
kami minta pertolongan” (Q.S.Al-
fatihah:1:3) , ia berjanji totalitas
hidupnya hanya untuk Allah SWT.
semata
59
bagian terkecil dalam ruang perdaban ummat
manusia.
ذينءمنواقالواءامنّاوإذاخلواإلىNNNNNNNNNNّوإذا لقواال
(تهزءونNNNانحن مسNNNيطينهم قالواإنّامعكمإنّمNNNش
)١٤
60
‘’ Wajib buat kalian untuk berbuat
jujur. Sebab kejujuran itu akan
membawa kebaikan. Dan kebaikan
itu akan membawa ke surga’’.
(HR. Bukhari dan Muslim).
‘’ Barang siapa yang membangga-
banggakan dirinya dan berjalan
dengan congkak (sombong)
dihadapan Allah, sesungguhnya
Allah sangat memurkainya’’. (HR.
Al-Hakim)
BAB III
61
A. Pengertian Konseling, Moderasi Beragama, dan
Covid-19
Munculnya layanan bimbingan dan konseling
dalam berbagai setting kehidupan merupakan respon
terhadap pentingnya memfasilitasi perkembangan
konseling secara optimal. Memfasilitasi yang
dimaksud adalah proses memberi berbagai
kemudahan melalui pemahaman diri dan lingkungan
yang tepat, pengarahan, dan pengembangan diri
sesuai dengan potensi yang dimiliki. Potensi yang
dimaksud adalah latent power, yakni kemampuan
yang belum tampak, belum mewujud, belum menjadi
perilaku nyata, atau belum menjadi prestasi.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu cara
yang dapat digunakan untuk membantu
perkembangan individu . Menurut Shertzer dan Stone
dalam Syamsu Yusuf “Counseling is an interaction
process which facilitaties meaningful understanding
of self and environment and result in the
establishment and\ or clarification of goals and
values oof future behavior”. Konseling merupakan
proses interaksi yang bermakna pemahaman diri dan
lingkungan, serta hasil dari pembentukan dan atau
pengklarifikasian tujuan serta nilai-nilai perilaku
masa depan.
English dan English mendefinisikan
konseling sebagai:”suatu hubungan antara seseorang
dengan orang lain, dimana seorang berusaha keras
untuk membantu mengatasi masalah dan dapat
memecahkan masalahnya dalam rangka penyesuaian
62
dirinya”. Nurihsan menyatakan bahwa:”konseling
membantu individu agar mengerti dirinya sendiri,
mampu mengekplorasi dan memimpin diri sendiri,
serta menyellesaikan tugas-tugas kehidupannya”.23
Menurut Prayitno (2004 : 99), secara
etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin,
yaitu”consilium” yang berarti “dengan” atau
“bersama” yang dirangkai dengan “menerima”atau
”memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-
Saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yang
berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan “. W.S.
Winkel dan M.M. Sri Hastuti (2010:34), menjelaskan
dalam kamus bahasa Inggris counseling dikaitkan
dengan kata counsel yang diartikan sebagai berikut:
nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel)
dan pembicaraan (to take counsel).
Masih terkait tentang konseling, Feltham dan
Dryden (1993: 6) sebagaimana dikutip John
McLeond, alih bahasa oleh A.K Anwar (2008 :7-8),
hubungan baik ditandai dengan pengaplikasian satu
atau lebih teori psikologi dan satu set keterampilan
komunikasi yang dikenal, dimodifikasi melalui
pengalaman, intuisi, dan faktor interpersonal lainnya,
terhadap perhatian, problem atau inspirasi klien yang
paling pribadi. Etos terpentingnya adalah lebih
bersifat memfasilitasi ketimbang memberi saran dan
menekan. Konseling dapat terjadi dalam jangka
waktu yang pendek atau panjang, mengambil tempat
23
M. Fuad Anwar, Landasan Bimbingan dan Konseling Islam,
(Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2019),h.1-4.
63
di setting organisasional maupun pribadi dan dapat
atau tidak dapat tumpang-tindih dengan masalah
kesehatan pribadi seseorang baik yang bersifat
praktis maupun medis. Kedua aktivitas yang berbeda
tersebut dilaksanakan oleh individu yang setuju untuk
melakoni peran sebagai konselor dan klien. Dan
konseling merupakan proses yang nyata. Konseling
adalah sebuah profesi yang dicari oleh orang yang
berada dalam tekanan atau dalam kebingungan, yang
berhasrat berdiskusi dan memecahkan semua itu
dalam sebuah hubungan yang lebih terkontrol dan
lebih pribadi dibandingkan pertemanan, dan mungkin
lebih simpatik atau tidak memberikan cap tertentu
dibandingkan hubungan pertolongan dalam praktik
medis tradisional atau setting psikiatrik.
Sofyan S. Willis (2007 :17-18), secara historis
asal mula pengertian konseling adalah untuk
memberi nasehat, seperti panesehat hukum,
penasehat perkawinan, dan penasehat camping anak-
anak pramuka. Kemudian nasehat itu berkembang ke
bidang-bidang bisnis, manajemen, otomotif,
investasi, dan finanasial. Misalnya, ada penasehat
otomotif (automotive counselor), adapula finance
counselor, investment counselor dan sebagainya.
Menurutnya konseling adalah upaya bantuan yang
diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan
berpengalaman, terhadap individu-individu yang
membutuhkannya, agar individu tersebut
berkembang potensinya secara optimal, mampu
64
mengatasi masalahnya, dan mampu menyesuaikan
diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.
ASCA (American School Counselor
Association) sebagimana dikutip Syamsu Yusuf LN
dan A. Juntika Nurishan (2008 : 8) mengemukakan
bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang
bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan
pemberian kesempatan dari konselor kepada klien,
konselor mempergunakan pengetahuan dan
keterampilannya untuk membantu klien mengatasi
masalah-masalahnya.
Agus Sukirno (2017: 42) menyimpulkan
bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan
dari orang yang ahli konselor kepada konseli secara
face to face untuk menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapi.
Wllian Ratigan (1967 :114-115), seperti
dikutip Mohammad Surya (2003: 2-4), mencoba
mendeskripsikan pengertian konseling, khususnya
konseling pendidikan secara lebih rinci berdasarkan
pengamatan dan penelitian yang dilakukannya. Ia
mendeskripsikan konseling sebagai berikut.
1. Konseling adalah usaha untuk
membantu seseorang menolong
dirinya sendiri.
2. Konselor sekolah membantu anak-
anak bersama masalah-masalah
mereka, dengan menemukan tempat
mereka dalam hidup, dan dengan
65
pemahaman yang lebih baik terhadap
diri sendiri.
3. Seorang konselor melihat bahwa
kegiatan belajar siswa berjalan sejajar
dengan kecakapan dan minatnya. Ia
seyogianya mendorong siswa untuk
dapat belajar secara realistik sesuai
dengan dirinya.
4. Konseling membantu anak-anak
membuat keputusan sendiri sehingga
mereka menemukan kepuasan dan
kesenangan dalam kehidupan kerja
mereka.
5. Konseling mengakui kebebasan
individual untuk membuat keputusan
sendiri dan memilih jalurnya sendiri
yang dapat mengarahkannya.
Konseling juga mengakui adanya
hambatan terhadap individu tertentu
dan dalam situasi tertentu, dan
konseling hendaknya terampil dalam
membantu membawa pada jalur yang
tepat.
6. Konseling memberikan informasi
kepada seseorang tentang dirinya,
potensinya, kemungkinan-
kemungkinan yang memadai bagi
potensinya, dan bagaimana
memanfaatkan pengetahuan tersebut
dengan sebaik-baiknya.
66
7. Konseling hendaknya melihat anak
pada masa kini dan membuatnya
menjadi orang yang lebih baik dalam
jangka panjang pada saat ia telah
tertinggal sendiri untuk membuat
pilihan bagi dirinya sendiri.
8. Konselor sekolah membantu siswa
membuat pilihan, mendiskusikan hasil
yang mungkin diperoleh dari
pembuatan setiap keputusan, dan
mengajar untuk menerima tanggung
jawab terhadap pilihan yang telah
dibuatnya.
9. Konseling adalah suatu
pengembangan emosional le dalam
kulit orang lain.
10. Tujuan konseling adalah pemahaman
diri dan pengalaman diri.
11. Konseling bukan percakapan, akan
tetapi sebagai suatu komunikasi yang
intim, respirasi percakapan, dan
sebagai suatu kontak.
12. Konseling adalah meletakkan pasak
persegi dalam lubang persegi, dan
pasak bulat dalam lubang bulat.
13. Konseling memberi kesempatan
kepada orang lain untuk menyatakan
apa yang ia inginkan, membiarkan ia
melegakan hatinya ke dalam kata-kata
67
yang dapat mengurangi ketegangan
emosional.
14. Konseling membiarkan siswa
mengetahui bahwa ia berharga untuk
dirinya sendiri, bahwa ia mendapat
perhatian dan kepedulian.
15. Konseling adalah suatu telinga yang
bersifat simpatik.
16. Konseling membiarkan orang lain
menceritakan dirinya keluar dan
kemudian mengembalikan kepada
dirinya, eling adalah persahabatan
jangka pendek dengan tujuan yang
disadari, dan selama itu konselor dan
konseli menunjukkan pertambahan
dalam pertumbuhan intelektual,
kematangan emosional, dan tilikan
spiritual.
17. Seorang konselor adalah seseorang
yang tidak pernah bermimpi
memberikan nasihat secara mutlak.
18. Konseling sering dianalogikan sebagai
suatu upaya menghadapi gunung es,
sekitar tiga perempat hambatan
(masalah) ada pada bagian dalam.
Konselor hendaknya menyadari
bahwa klien (konseli) tidak menyadari
hal itu.24
24
Agus Sukirno, Pengantar Bimbingan & Konseling,.....,h.39-44.
68
Konseling merupakan kegiatan dalam rangka
memberikan pelayanan kepada konseli yang membutuhkan
bantuan. Pelayanan yang dimaksud adalah suatu usaha
profesional untuk membantu (helping); upaya pemberian
bantuan di sini diberikan kepada konseli yang memang
membutuhkan bantuan penyelesaian masalah. Konseling
sebagai profesi bantuan dilandaskan pada berbagai teknik
yang khas dan khusus yang dibalut dalam suatu pertemuan
khusus (existencial affairs) dengan maksud agar orang lain
tadi memungkinkan lebih efektif menghadapi berbagai
macam problem yang ada dalam diri manusia. Konseling
tidak terlepas dari ilmu dan seni. Konseling sebagai ilmu
tidak terlepas dari hal-hal ilmiah, keilmiahan konseling
berkenaan dengan pendeskripsian data, analisis, dan
pengkajian berbagai macam tingkah laku. Sisi seni menurut
Brammer mengacu kepada unsur-unsur intuitif dan perasaan
jalinan hubungan interpersonal yang didasarkan pada
kemanusiaan dan daya cipta seni.
69
1. Division of Counseling Psychology
mendefinisikan konseling sebagai suatu
proses untuk membantu individu mengatasi
hambatan-hambatan perkembangan dirinya
dan untuk mencapai perkembangan yang
optimal kemampuan pribadi yang
dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi
setiap waktu.
2. American School Counselor Assosiation
menjelaskan bahwa konseling merupakan
suatu hubungan tatap muka yang bersifat
rahasia, tanpa adanya paksaan dan saling
menerima serta adanya kesempatan dari
konselor terhadap dengan konseli dengan
memanfaatkan apa yang ada pada konseli
dalam mengatasi masalahnya.
3. Pietrofesa (1978) menyatakan bahwa
konseling adalah proses yang melibatkan
seseorang professional yang berusaha
membantu orang lain dalam mencapai
pemahaman dirinya sehingga bisa mencapai
kesuksesan dan terpecahkan masalah nya.
4. Tokoh Charl Rogers menyatakan bahwa
konseling merupakan proses yang terstruktur
dalam kondisi rileks dan adanya rasa aman
dalam menjalin hubungan antara konselor-
konseli dan kemudian diintegrasikan ke
dalam diri agar mendapatkan perubahan yang
lebih baik pada dirinya
70
5. Tolbert (1959) konseling adalah proses
dimana semua fakta dijadikan satu dan semua
pengalaman seseorang difokuskan pada suatu
masalah yang kemudian diselesaikan sendiri
oleh yang bersangkutan dengan bantuan
konselor.
1. Proses
Proses yaitu kegiatan yang
dilaksanakan tidaklah sekejap begitu
saja tetapi sistematis dengan beberapa
kali pertemuan sesuai kebutuhan dan
kesepakatan konselor dan konseli.
2. Hubungan yang unik
71
penghargaan, penerimaan tanpa syarat
dan empati.
3. Membantu konseli
Konselor sepenuhnya
mendapat kepercayaan dari konseli
untuk bisa menuntaskan permasalahan
yang dihadapinya saat itu. Konselor
mempunyai peran memberikan
pemahaman yang mendalam
mengenai masalah yang dihadapinya
sehingga konseli menjadi lebih
bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri dan bisa mengambil keputusan
untuk dirinya sendiri.
4. Tujuan
Konseling diselenggarakan tidaklah
untuk hal-hal yang tidak jelas,
melainkan konseling dilaksanakan
dengan maksud untuk membantu
konseli dalam menerima dirinya,
belajar adaptif, dan menemukan
pemahaman yang luas tentang
dirinya25.
74
Konseling merupakan suatu hubungan yang bersifat
membantu yaitu adanya interaksi antara konselor dan klien
dalam suatu kondisi yang membuat konseli terbantu dalam
mencapai perubahan dan belajar membuat keputusan sendiri
serta bertanggung jawab atas keputusan yang ia ambil.27
27
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-konseling/14873.
( Diakses pada 14 September 2020, pukul 23.52).
75
dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai
persoalan yang dihadapinya.
76
memperbaiki tingkah lakunya pada saat kini dan mungkin
pada masa yang akan datang.28
29
Abu Bakar M. Luddin, Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan
Praktik,( Bandung : Cita Pustaka Media Perintis,2010),h.16.
78
Wasatha sesuatu adalah apa yang terdapat diantara kedua
ujungnya dan ia adalah bagian darinya…juga berarti
pertengahan dari segala sesuatu. Jika dikatakan: syai’un
wasath maka itu berarti sesuatu itu antara baik dan buruk.
Kata ini juga berarti ‘apa yang dikandung oleh kedua sisinya
walaupun tidak sama’. Kata wasath juga berarti adil dan
baik. (Ini disifati tunggal atau bukan tunggal). Dalam Al-
Quran, ‘’dan demikian kami jadikan kamu ummatan
wasathan,’’ dalam arti penyandang keadilan atau orang-
orang baik. Kalau anda berkata, ‘Dia dari wasath kaumnya’,
maka itu dia termasuk yang terbaik dari kaumnya. Kata ini
juga bermakna lingkaran sesuatu atau lingkungannya.
32
Aksin Wijaya Dkk, Berislam di Jalur Tengah. (Yogyakarta:
IRCiSoD,2020) h.134.
33
https://www.muisumut.com/blog/2020/08/01/timbulnya-musibah-
dan-kesempatan-dibalik-pandemi-covid-19/ (Diakses pada 25
September 2020, pukul: 20.44 WIB)
81
sopan santun, namun bukan berarti tidak lagi diperkenankan
menghadapi segala persoalan dengan tegas.34
36
http://awalbros.com/kejiwaan/manajemen-stres-di-masa-pandemi-
covid-19/ (Diakses pada 26 September 2020 pukul. 19:48 WIB).
83
umat manusia, khusunya bagi mereka yang tidak
seagama. Penguatan moderasi Islam berbasis Al-
Quran menjadi penting di era sekarang ini. Moderasi
beragama sangat penting untuk mencegah paham
radikal. Sebab, Islam moderat yang paling cocok bagi
Indonesia.37
KH. Mustafa Bisri menganalogikan bahwa
moderasi agama ibarat perintah makan dan minum
tanpa harus berlebih-lebihan (Al-A’raf:31). Kita tentu
tahu bahwa radikalisme agama, atau konflik
kekerasan yang banyak terjadi karena adanya
perilaku berlebihan sehingga mereduksi nilai
keadailan sebagai pondasi utama bermasyarakat.
Agama dalam hal ini juga tentu harus dipahami
dengan pemahaman yang adail agar tidak
menimbulkan perilaku yang berujung pada konflik.38
Allah SWT., berfirman ‘’tidak ada paksaan
dalam (menganut) agama (Islam) , sesungguhnya
telah jelas perbedaan antara jalan yang benar dan
jalan yang sesat’’.( QS. Al- Baqarah: 256).
Subhanallah sebuah ayat yang sangat bermakna
syarat dengan nilai-nilai humanitas multicultural.
Pesan profetik Tuhan tersebut mengukuhkan akan
eksistensi kita sebagai umat agama untuk bisa
berdampingan dengan keberagaman agama. Apalagi
kita hidup di Indonesia, yang tidak mengingkari
37
https://umma.id/article/share/id/1002/380618 (Diakses pada 26
September 2020, Pukul21.14 WIB).
38
https://jatimtimes.com/baca/210173/20200303/151300/pentingnya-
moderasi-agama-untuk-keberlansungan-kehidupan-bangsa (Diakses
pada 26 September 2020, Pukul :21.32 WIB).
84
bahwa masyarakatnya adalah masyarakat plural dan
juga multikultural.
Sebagai indikatornya, bisa kita lihat dari
sukunya. Mayoritas adalah orang Jawa, kemudian
disusul Sunda dan Madura, disusul suku-suku kecil,
seperti Bali, Lombok, Dayak, dan Irian Jaya. Masing-
masing suku juga memiliki bahasa, adat, dan tradisi
berbeda-beda. Masing-masing suku juga dapat
dikaitkan dengan kepemelukan agamanya. Suku
Sunda, Jawa, dan Madura identik dengan Islam, Bali
identik dengan Hindhu atau Buddha, sedangkan
Dayak, Manado, Maluku, Irian Jaya identik dengan
Kristen. Sebagai negara bangsa kepulauan, dengan
pluralitas dan multikulturalitasnya, maka tidak salah
jika para pendiri bangsa ini menyimbolkannya
dengan ungkapan ‘’Bhineka Tunggal Ika’’, meskipun
berbeda-beda tetapi hakikatnya satu. Satu dalam
keragaman (unity in diversity). Oleh karenanya,
Indonesia (bangsanya) wajib menghayati dan
mengamalkan firman Allah SWT.,
‘’Wahai manusia, Kami telah menciptkan
kamu dari seorang laki-laki dan perempuan,
kemudian kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu sekalian
saling mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di sisi Allah adalah orang yang
paling bertakwa. Seungguhnya Allah Maha
Mengetaahui lagi Maha Teliti’’. (QS. Al-
Hujurat :13).
85
Dari keberagaman yang ada diharapkan akan menjadi
jembatan terjadinya proses saling mengenal (ta’aruf) dari
sana kemudian terjadi sikap saling memahami (tafahum)
saling menolong (ta’awun), dan saling mengasihi (tarahum).
Hal itu terjadi mengalir tanpa tersekat oleh perbedaan suku,
ras termasuk agama. Apalagi sesama umat beragama (Islam),
sangat wajib hukumnya merawat nilai-nilai persaudaraan dan
humanitas. Rasulullah SAW., bersabda’’Setiap Muslim itu
bersaudara seperti sebuah tubuh……’’39
39
Amirullah Syarbini Dkk, Al-Quran dan Kerukunan Hidup Umat
Beragama, ( Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011), h.57-59.
40
M. Ali Rusdi Bedong Dkk, Mainstreaming Moderasi Beragama dalam
Dinamika Kebangsaan, (Sulawesi Selatan: IAIN Parepare Nusantara
Press, 2020), h.49.
86
Salah satu hal yang dapat mengolah
perbedaan menjadi sebuah keragaman yang menarik
adalah tentu saja dengan menanamkan sikap toleransi
dalam menyikapi segala macam bentuk perbedaan.
Toleransi dalam Islam telah menjadi ciri khas dalam
umat Islam, oleh karena nabi Muhammad Saw. Yang
menjadi panutan seluruh umat Islam dan juga
menjadi utusan Allah SWT. Dalam menyebarkan
agama Islam sangat terkenal dengan sikap
toleransinya yang menghiasi dakwahnya dalam
penyebaran Islam di masanya.
Salah satu peristiwa yang paling masyhur
adalah tatkala Nabi telah hijrah ke Madinah setelah
pemboikotan yang dilakukan oleh kafir Quraisy
terhadap umat Islam di Mekkah adalah Nabi
menjadikan kaum Aus dan Khazraj berdamai, dimana
sebelumnya kedua suku yang menetap di Madinah ini
belum pernah akur dan hidup damai. Apa yang
41
https://risalahmuslim.id/quran/saba/34-28/ (Diakses pada 28
September 2020, Pukul: 23.04 WIB).
87
Dari firman ini dapat kita ambil makna
bahwa:
42
M. Ali Rusdi Bedong Dkk, Mainstreaming Moderasi Beragama dalam
Dinamika Kebangsaan,…..h.50.
88
Rasullah Saw. Berkata pada hari pembebasan kota
Mekah ‘’Siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka
ia akan aman, siapa yang tidak mengangkat
senjatanya (melawan) kepada kami maka dia aman,
siapa yang mentup rumahnya maka dia aman.’’43
43
Muslim, al-Jami al-Sahih, hadis no.4724, Vol. 5, 172; Abu Daud, Sunan
Abu Daud, hadis no. 3023, Vol. 4,h.123.
44
Nasarudin Umar, Deradikalisasi Pemahaman al-Quran dan Hadis
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo,2014), h.359.
89
mengganggu umat lain sekaligus dapat mengurangi tingkat
ketegangan antar agama.45
45
Ma’ruf Amin, Harmoni dalam Keberagaman; Dinamika Relasi Agama-
Negara ( Jakarta: Penerbit Dewan Pertimbangan Presiden bidang
Hubungan antar Agama,2011), h.133.
90
Maka siapa yang tidak menyukai sunnahku, maka
bukan dari umatku.’’ (HR. al-Bukhari dan Muslim).46
46
Al-Bukhari, al-Jami al-Sahih, hadis no. 5063, Vol. 7,2; Muslim, Jami al-
Sahih, hadis no.3469, Vol.4, h.126
47
http://jurnalfuf.uinsby.ac.id/index.php/mutawatir/article/download/
850/785 (Diakses pada 27 September 2020, pukul: 23.07 WIB)
91
BAB IV
49
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/download/
933/734 (Diakses pada 28 September 2020, Pukul: 22.14 Wib)
94
3) Selanjutnya oleh Rasulullah akan
diberikan bantuan sesuai dengan
masalah,saatnya diberi peringatan
mungkin berupa nasehat, pikiran atau
aturan-aturan agama harus
dipatuhinya.
97
Jadi dapat disimpulkan bahwa agama sangat
berpengaruh dalam kegiatan konseling, karena
didalam kegiatan konseling bertujuan untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan konseli
mengalami kecemasan, kegelisahan, dan khawatir
akan sesuatu maka dengan adanya kegiatan konseling
konselor sebagai pembimbing konseli membantu
mengarahkan dengan nilai-nilai agama yang akan
menjadikan konseli lebih tenang, tentram dan
bahagia serta dapat membahagiakan orang lain.
98
(Uyun,2015), kesehatan mental sesorang bertujuan
untuk memperoleh kebagiaan di dunia dan akhirat.53
Al-Quran dan Al-Hadits sebagai sumber
utama ajaran Islam memberikan petunjuk dan
bimbingan bagi manusia dalam menjaga fitrahnya
untuk meraih kebahagiaan yang hakiki. Al-Quran
memperkenalkan istilah jiwa yang tenang an-nafsu
al-muthmainah. Sementara Al-hadits menyebut kata
al-fithrah. Keduanya adalah syarat bagi kesehatan
mental yang harus dimiliki seorang muslim. Hidup
dengan jiwa yang tenang harus berdasarkan fitrah
yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu Wata’ala
yaitu akidah tauhid.54
Individu adalah makhluk sosial yang
membutuhkan individu lain dalam berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan
bantuan individu lain, untuk mencapai tujuan yang
hendak dicapainya yang semuanya bisa dilakukan
dan dipengaruhi oleh kesehatan mentalnya.55
Dalam gerak dan langkahnya, bimbingan dan
konseling Islam berlandaskan pula pada berbagai
teori yang telah tersusun menjadi ilmu. Sudah barang
tentu teori dan ilmu itu, khususnya ilmu-ilmu atau
53
Diana Vidya Fakhriyani, Kesehatan Mental, ( Pamengkasan : Duta
Media Publishing,2019), h.106.
54
http://ejournal.iaitribakti.ac.id/index.php/psikologi/article/
download/245/449 (Diakses pada 30 September 2020, Pukul: 22.59
WIB)
55
https://dosenpsikologi.com/hubungan-kesehatan-mental-dengan-
bimbingan-konseling (Diakses pada 30 September 2020, Pukul: 23.06
WIB)
99
teori-teori yang dikembangkan bukan oleh kalangan
Islam yang sejalan dengan ajaran Islam sendiri. Ilmu-
ilmu yang membantu dan dijadikan landasan gerakan
operasional bimbingan dan konseling Islam itu antara
lain
a. Ilmu jiwa psikologi
b. Ilmu hukum Islam syari’ah
c. Ilmu kemasyarakatan sosiologi,
antropologi sosial dan sebagainya.
Musnamar,.(1992;6).
57
Diana Vidya Fakhriyani, Kesehatan Mental,….h.106-107.
101
rumah serta sekarang adanya denda ketika seseorang keluar
rumah tanpa mengenakan masker. Bagi sebagian orang hal
tersebut dapat dirasakan sebagai tekanan atau beban yang
sangat besar dan bila tidak dapat dikendalikan bisa
berdampak negatif pada kesehatan mental.
59
Diana Vidya Fakhriyani, Kesehatan Mental,…..h.107
104
pengaruh yang terhadap kesehatan fisik maupun
kesehatan mental.
Secara umum dapat dikatakan bahwa orang
beragama hidup lebih sehat dibanding mereka yang
tidak beragama. Mengingat agama sangat
berpengaruh dalam membentuk dan memelihara
kesehatan jiwa, maka menjadi satu kemestian untuk
memberikan pendidikan agama kepada peserta didik
pada umumnya dan khususnya pada anak-anak.
Permasalahan adalah apa yang diajarkan dan
bagaimana mengajarkan pendidikan agama tersebut
agar tercapai tujuan yang diharapkan. Pendidikan
agama yang keliru baik dari sisi materi maupun
caranya akan menumbuhkan sikap dan cara beragama
yang salah seperti fanatisme, eksklusif, wawasan
sempit dan prejudice. Sikap dan cara beragama
seperti adalah ciri orang beragama tetapi dengan
tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yang rendah.60
Kesehatan mental adalah merupakan suatu
kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan
tenang ,aman, dan tentram, dan upaya untuk
menemukan ketenangan dapat dilakukan antara lain
melalui penyesuaian diri secara resignasi penyerahan
diri sepenuhnya kepada Tuhan.61
60
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/syifa-al-qulub/article/view/
3149 (Diakses pada 1 Oktober 2020, Pukul: 19.26 WIB)
61
http://repository.radenintan.ac.id/5647/1/SKRIPSI%20YATIM
%20PUJIATI.pdf (Diakses pada 1 Oktober 2020, Pukul :20.29 WIB)
105
Terdapat hubungan antara karakteristik
kepribadian dengan kesehatan mental Sadeghi,
Ofoghi, dan Azizi (2015). Karakteristik kepribadian
individu berkaitan dengan kesehatan mental,
bahwasanya karakteristik emosi yang positif
berhubungan kesehatan mental yang positif. Dalam
hal ini, moderasi beragama memiliki keterkaitan
dengan kesehatan mental. Moderasi beragama adalah
keberagamaan yang sifatnya berada di tengah-tengah
tawasuth yakni bersifat moderat, tidak ekstrim kanan
maupun ekstrim kiri.
Moderat meruapakan bagian dari karakteristik
kepribadian Ahlussunah Wal Jama’ah yakni
tawasuth, yang diartikan sebagai proporsional atau
moderat. Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
merupakan orang-orang yang mengikuti sunnah Nabi
Muhammad SAW dan mayoritas sahabat, baik di
dalam aqidah, syari’ah maupun tasawuf.
Ciri-ciri atau karakter Ahlussunnah Wal
Jama’ah adalah tawassuth, tawazun, ta’adul, dan
tasamuh (Munawir :2016):
1) Tassawut moderat, yakni sikap
tengah-tengah, sedang-sedang, tidak
ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan.
2) Tawazun seimbang, yakni seimbang
dalam segala hal, termasuk dalam
penggunaan dalil ‘aqli dalil yang
bersumber dari akal pikiran rasional
dan dalil naqli bersumber dari al-
Quran dan Hadits.
106
3) Ta’adul adil, yakni tegak lurus atau
adil membela kebenaran.
4) Tasamuh toleran, yakni menghargai
perbedaan serta menghormati orang
yang memiliki prinsip hidup tidak
sama. Namun, bukan berarti
mengakui atau membenarkan
keyakinan yang berbeda tersebut
dalam meneguhkan apa yang diyakini.
62
https://www.kompasiana.com/put88/5f4d02f7097f3648e16cc7a8/sikap
-moderasi-beragama-yang-harus-diterapkan-di-masa-pandemi (Diakses
pada 1 Oktober 2020, Pukul: 21.58 WIB)
108
1) Takut Thabi’iy (tabiat), yaitu takut secara
naluri manusia seperti takut kepada musuh
yang kuat, takut hewan buas dan takut dengan
api yang tidak terkendali. Hal ini bukanlah
jenis takut ibadah dan tidak menafikan
keimanan. Bahkan seorang mukmin bisa takut
jenis ini contohnya takut pada virus Corona
yang bisa menyerang siapa saja. Namun, takut
dengan sewajarnya. Perlunya menaati aturan
protokol kesehatan karena sebagai ikhtiar
untuk mencegah terkena virus corona ini.
2) Takut bermaksiat, yaitu rasa takut yang
menyebabkan meninggalkan amar makruf dan
nahi mungkar. Rasa takut kepada manusia
atau makhluk yang menyebabkan ia
melakukan kemaksiatan.
3) Takut ibadah, yaitu takut kepada Allah
disertai dengan rasa pengagungan,
perendahan diri dan ketundukan diri kepada
Allah yang melazimkan muncul rasa takwa.
4) Takut ‘’sir’’ tersembunyi yang termasuk
syirik kecil, yaitu takut kepada manusia atau
makhluk yang jauh jaraknya (tidak ada
ditempat), takut kalau makhluk tersebut bisa
memberikan manfaat dan bahaya dengan
aqidah yang tidak benar.
109
BAB V
110
Agus Sukirno (2015:147-148), Sebuah
keniscayaan yang tidak bias dihindari teknologi
informasi terus berkembang maju. Komunikasi
jarak jauh antar daerah, antar kota, antar propinsi,
antar negara, antar benua dapat dilakukan dalam
waktu yang bersamaan. Orang tua dapat
mengontrol aktivitas anak di sekolah dengan
fasilitas tanpa harus orang tua dateng ke sekolah,
dosen dapat memberi tugas tambahan kepada
mahasiswa tanpa harus tatap muka di kampus,
suami dapat mengkonfirmasi ke istri terkait
kegiatannya di kantor sehingga tidak dapat makan
siang bersama di rumah, dsb. Itu semua
merupakan contoh kecil dari penggunaan
teknologi komunikasi.
Perkembangan alat komunikasi Hand Phone
HP terjadi begitu cepat. Pada awalnya fasilitas
HP dengan cara ditekan nomor per nomor, atau
dalam mengirim sms sangatlah terbatas, namun di
era sekarang penggunaannya cukup dengan
disentuh, mengirim pesan via sms, facebook,
twitter, BBM, dan seterusnya. Di tahun-tahun
mendatang manusia akan semakin dimudahkan
dan dimanjakan dengan perkembangan teknologi
komunikasi.
Tujuan bimbingan dan konseling
menggunakan teknologi informasi adalah:
1) Mudah digunakan (easy to use)
2) Mudah diatur (easy to manage)
3) Tidak rumit (simple)
111
4) Dinamis (dynamic)
Konseling adalah suatu proses
menolong yang dinamis yang
berlangsung dalam bentuk wawancara
antara konselor dan klien, yang
bertujuan agar klien itu dapat
memecahkan masalahnya sendiri
secara tepat dan realistis, sehingga ia
dapat tumbuh ke arah kepribadian
yang kuat.63
Penggunaan teknologi mampu
membantu serta mempermudah
pekerjaan manusia. Kemudahan
pengaksesan dalam pemberian
layanan bimbingan dan konseling
mengikuti tatanan kehidupan
masyarakat global diharapkan mampu
untuk memenuhi kebutuhan para
konseli yang menuntut pemberian
layanan bimbingan dan konsleing
yang cepat, luas, dan mudah diakses
oleh konseli.
Tipe perilaku konselor yang
dianggap para penelepon membantu
adalah mengerti, penduli, mendengar,
menawarkan umpan balik,
menunjukkan umpan balik,
menunjukkan sikap positif, menerima,
63
Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, (Jakarta
:CV. Rajawali , 1985), h.53.
112
dan terus fokus pada masalah dan
memberikan saran.64
Etika pelayanan konseling
menggunakan telepon
a. Menggunakan bahasa yang sopan.
b. Menggunakan suara yang lembut,
volume dan intonasi suara
bersahabat.
c. Dengarkan pembicaraan sampai
selesai, jangan menyela atau
memotong pembicaraan.
d. Mengembangkan perasaan senang
dan berfikir positif tentang
siapapun yang menelepon.
e. Catat hal-hal yang mendapat
perhatian.
f. Memfokuskan pembicaraan guna
mengekfektifkan penggunaan
media komunikasi.
g. Selalu mengakhiri pembicaraan
dengan kesiapan untuk melakukan
hubungan komunikasi
selanjutnya. 65
64
John McLeod, Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus, Jakarta
Kencana Prenada, 2010 h.492
65
John McLeod, Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus,…..h.494.
113
ini dilakukan karena konselor dan
konseli tidak dapat bertemu secara
langsung karena alasan-alasan
tertentu. Konseling ini juga dapat
menghemat waktu dan biaya.
B. Konseling menggunakan internet
Model penyampaian yang paling baru yang
memulai terbentuk adalah konseling via email.
Ada konselor dan kelompok pendukung yang
mengiklankan layanan mereka di internet. Di
berbagai home page dan klien dari mana saja
memungkinkan untuk mengakses konselor yang
ada di seluruh dunia, pada siang atau malam
hari.66
Pelayanan konseling melalui fasilitas internet
sudah dikenal dengan nama e-counseling (email
counseling). Berikut ini adalah contoh proses
konseling via email:
Email therapy
Online therapy
Cyber counseling
E-counseling
Email counseling merupakan
proses terapeutik yang didalamnya
terdapat kegiatan menulis selain ada
kegiatan pertemuan secara langsung
dengan konselor. Karena esensi e-
counseling terletak pada menulis.
66
John McLeod, Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus,…..h.494.
114
Respon atau bantuan yang diberikan
konselor bergantung pada informasi
yang diberikan. Konseli pun tidak
perlu mengirimkan seluruh cerita
mengenai masalah yang dihadapi,
cukup dengan memilih informasi yang
dirasakan pada satu situasi yang
merupakan masalah.
E-couseling merupakan cara
paling baru dibandingkan dengan
cara-cara yang lain untuk
berkomunikasi secara cepat dan
efektif melalui internet. Hal ini tidak
bermaksud untuk menggantikan
konseling tatap muka face to face,
tetapi dapat menjadi salah satu cara
dalam membantu konseli untuk
memecahkan masalahnya meskipun
dalam keadaan jauh dal hal tanpa
bertemu langsung dengan konselor.
Email counseling merupakan
satu cara untuk berkomunikasi antara
konseli dengan konselor yang di
dalamnya dibahas mengenai masalah-
masalah yang dihadapi konseli.
Misalnya, masalah-masalah yang
berkaitan dengan perkembangan
kepribadian dan kehidupan konseli
melalui surat atau tulisan pada
internet. Selain e-mail juga biasa
115
dalam bentuk chatting, dimana
konselor secara langsung
berkomunikasi dengan klien pada
waktu yang sama melalui internet.
Murphy dan Mitchell (1998)
melaporkan bahwa ekspresi dari emosi
dan keterbentukan dimungkinkan
dengan menggunakan sejumlah
konvensi tulisan, misalnya selalu
merekam kondisi emosional dari sang
penulis
67
John McLeod, Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus,…..h.494.
116
BAB IV
PENUTUP
Akhir tahun dua ribu sembilan belas manusia telah
dikejutkan dengan adanya virus corona yang memicu wabah
di Cina, dan merebak diberbagai Negara sehingga WHO
mendeklarasikan sebagai pandemi global. Virus corona atau
pandemi Covid-19 ini telah mengubah dan memaksa
kehidupan manusia untuk lebih berpikir keras dan berinovasi
agar lebih bisa bertahan hidup. Pada bulan pertama
penanganan Covid-19, masyarakat kita mencurigai pandemi
sebagai intrik politik kekuasaan.
119
DAFTAR PUSTAKA
https://news.detik.com/kolom/d-5097139/beragama-di-masa-
pandemi \ tanggal 21 September 2020
https://www.oborkeadilan.com/2020/08/moderasi-beragama-
dimasa-pandemi-covid.html \tanggal 21 September 2020
Basit Abdul, Konseling Islam, (Jakarta : Kencana Divisi dari
Prenamedia Group,2017)
https://jalandamai.org/moderasi-antibodi-dari-radikalisme-
saat-pandemi.html \tanggal 22 September 2020
Sukirno Agus, Pengantar Bimbingan & Konseling (UIN
Sultan Maulana Hasanudin Banten,2017)
Saputro Henri, The Counseling Way Catatan Tentang
Konsepsi dan Keterampilan Konseling, (Yogyakarta:CV.
Budi Utama,2018)
Arifin, Teori-Teori Konseling Umum dan Agama, (Jakarta:
Golden Terayo Press,1994)
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurishan, Landasan
Bimbingan dan Konseling,(Bandung: PPS UPI & Remaja
Rosdakarya,2005).
Charles V. Gerkin, Konseling Pastoral dalam Transisi,
(Yogyakarta: Kanisius,1992).
Mubarok Achmad, Al-Irsyad an-Nafsiy Konseling Agama
Teori dan Kasus, (Jakarta: Bina Rena Pariwara,2002).
120
Willcok Lynn, Personality Psychoterapy, (Yogyakarta:
IRCSoD,2006).
https://www.academia.edu/25937623/
DALIL_TENTANG_BIMBINGAN_KONSELING \
tanggal 19 Sepember 2020.
M. Fuad Anwar, Landasan Bimbingan dan Konseling Islam,(
Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2019).
M. Andi Setiawan, Pendekatan-Pendekatan Konseling Teori
dan Aplikasi, (Yogyakarta: CV. Budi Utama,2018).
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-konseling-dan-
tujuan-bimbingan-konseling/ tanggal 12 September 2020.
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-
konseling/14873\tgl 14 September 2020.
Kukuh Jumi Adi, Esensial Konseling Pendekatan Trait and
Factor dan Client Centered (Yogyakarta:Penerbit
Garudhawaca,2013).
Abu Bakar M. Luddin, Dasar-Dasar Konseling Tinjauan
Teori dan Praktik,( Bandung : Cita Pustaka Media
Perintis,2010).
Shihab,M.Quraish Wasathahiyyah Wawasan Islam Tentang
Moderasi Beragama,( Tangerang: Penerbit Lentera
Hati,2019) .
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik
Indonesia, Buku Moderasi Beragama ( Jakarta :Kementerian
Agama RI, 2019).
Aksin Wijaya Dkk, Berislam di Jalur Tengah. (Yogyakarta:
IRCiSoD,2020) .
121
https://www.muisumut.com/blog/2020/08/01/timbulnya-
musibah-dan-kesempatan-dibalik-pandemi-covid-19/ tanggal
25 September 2020.
https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-content/structure-
faq.html (Diakses pada 25 September 2020, pukul: 21.46
WIB)
http://awalbros.com/kejiwaan/manajemen-stres-di-masa-
pandemi-covid-19/ tanggal 26 September 2020 pukul. 19:48
https://umma.id/article/share/id/1002/380618 tanggal 26
September 2020.
https://jatimtimes.com/baca/210173/20200303/151300/
pentingnya-moderasi-agama-untuk-keberlansungan-
kehidupan-bangsa tanggal 26 September 2020.
Syarbini Amirullah, Dkk, Al-Quran dan Kerukunan Hidup
Umat Beragama, ( Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2011).
M. Ali Rusdi Bedong Dkk, Mainstreaming Moderasi
Beragama dalam Dinamika Kebangsaan, (Sulawesi Selatan:
IAIN Parepare Nusantara Press, 2020).
Muslim, al-Jami al-Sahih, hadis no.4724, Vol. 5, 172; Abu
Daud, Sunan Abu Daud, hadis no. 3023, Vol. 4,h.123.
Umar Nasarudin, Deradikalisasi Pemahaman al-Quran dan
Hadis (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,2014), h.359.
Amin Ma’ruf, Harmoni dalam Keberagaman; Dinamika
Relasi Agama- Negara ( Jakarta: Penerbit Dewan
Pertimbangan Presiden bidang Hubungan antar
Agama,2011).
122
Al-Bukhari, al-Jami al-Sahih, hadis no. 5063, Vol. 7,2;
Muslim, Jami al-Sahih, hadis no.3469, Vol.4, h.126
http://jurnalfuf.uinsby.ac.id/index.php/mutawatir/article/
download/850/785 tanggal 27 September 2020.
https://www.academia.edu/22866334/
B._Hubungan_Konseling_dan_Agama tanggal 28 September
2020.
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/
download/933/734 tanggal 28 September 2020.
https://risalahmuslim.id/quran/saba/34-28/ tanggal 28
September 2020.
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/
download/933/734 tanggal 28 September 2020.
https://bdksurabaya.ejournal.id/bdksurabaya/article/
download/82/45 tanggal 29 September 2020.
Komaruddin Hidayat dan Muhamad Wahyudi Nafis, Agama
Masa Depan Perspektif Filsafat Perennial, (Jakarta: Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama, 2003).
Diana Vidya Fakhriyani, Kesehatan Mental,
( Pamengkasan : Duta Media Publishing,2019).
http://ejournal.iaitribakti.ac.id/index.php/psikologi/article/
download/245/449 tanggal 30 September 2020.
https://dosenpsikologi.com/hubungan-kesehatan-mental-
dengan-bimbingan-konseling tanggal30 September 2020.
123
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-
gdl-s1-2006-sugiharton-794-BAB2_119-6.pdf tanggal 30
September 2020.
Lora Ekana Nainggolan Dkk, Belajar dari Covid-19
Perspektif Ekonomi dan Kesehatan,( penerbit Yayasan Kita
Menulis cet.1).
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/syifa-al-qulub/article/
view/3149 \tanggal 1 Oktober 2020.
http://repository.radenintan.ac.id/5647/1/SKRIPSI
%20YATIM%20PUJIATI.pdf \tanggal 1 Oktober 2020.
https://www.kompasiana.com/put88/5f4d02f7097f3648e16c
c7a8/sikap-moderasi-beragama-yang-harus-diterapkan-di-
masa-pandemi\ tanggal 1 Oktober 2020.
Kartono Kartini, Bimbingan dan Dasar-Dasar
Pelaksanaannya, (Jakarta :CV. Rajawali , 1985).
McLeod John , Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus,
(Jakarta: Kencana Prenada, 2010).
Al-Qiroah juz 3 DR.Abdulullah Hamid al-Hamidi ha.15,
Arab Saudi 1402 H.
Sukirno Agus, Keterampilan dan Teknik Konseling, (UIN
Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2015).
124
RIWAYAT SINGKAT PENULIS
Penulis 1
Nama Sakinah, lahir pada tanggal 25 Juni di desa Pulo
kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang Provinsi Banten, dari
seorang ibu yang bernama Sarna dan bapak bernama
Marjuki. Pendidikan formalnya dilalui di SD Negeri
Cimiung 1, SMP Negeri 3 Ciruas, MA Negeri 1 Serang dan
sekarang sedang menempuh pendidikan Strata-1 di UIN
Sultan Maulana Hasanuddin Banten Fakultas Dakwah
(FADA) Jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI)
semester 7. Ini merupakan pengalaman pertama penulis
menulis sebuah buku. Penulis menyadari buku ini jauh dari
kata sempurna, maka dari itu mohon kritik dan sarannya
yang membangun dari pembaca agar penulis lebih baik lagi.
Penulis 2
Nama Habibi, S. Ag. M.M Pd. NIP: 19691214200312001
Tempat Tanggal Lahir Serang, 14 Desember 1969.
Pendidikan terakhir S-2. Dosen pengajar UIN Sultan
Maulana Hasanudin Banten dari 2005- Sekarang.
125
126