Anda di halaman 1dari 132

Sakinah

Habibi, S.Ag. M.M.Pd

KONSELING MODERASI BERAGAMA DI SAAT


COVID-19

GAMBAR COVER
LEMBAR PENGESAHAN

Bismillahirrahmanirrahiim

Setelah dilakukan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan


perbaikan seperlunya dari draft laporan mahasiswa Kuliah
Kerja Nyata Dari Rumah (KUKERTA-DR) UIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten Tahun Akademik 2019/2020
yang berlokasi di tempat tinggal masing-masing dinyatakan
sudah memenuhi syarat.

Demikian pengesahan ini kami nyatakan semoga dapat


dipergunakan sebagai mestinya.

Serang, 07 Oktober 2020

Disahkan Oleh:

Dosen Pembimbing Mahasiswa


Lapangan

Habibi, S.Ag. M.M.Pd Sakinah


NIP :1969121420031210001 NIM : 171340032
KATA PENGANTAR
iii
Bismillahirahmanirahiim

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam


yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada
kita semua. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada junjungan Nabi besar kita yakni Nabi
Muhammad Saw, para kelurganya, para sahabatnya dan
seluruh umatnya hingga akhir Zaman.

Buku “Konseling Moderasi Beragama di saat Covid-


19”, merupakan buku referensi dari buku sebelumnya.
Kepenulisan buku ini diajukan sebagai syarat untuk
menyelesaikan tugas Kuliah Kerja Nyata UIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten.

Terwujudnya buku ini tidak terlepas dari batuan


pihak yang mendorong dan membimbing penulis, baik
tenaga, ide-ide maupun pemikiran. Oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan terimakasih yang tulus kepada:

1. Dr. Wazin, M.SI Selaku Ketua Lembaga


Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat (LP2M) Uin Sultan Maulana
Hasanuddin Banten.
2. Dr. Masykur, M.Hum Selaku Kepala Pusat
Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) Uin
Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
3. Habibi, S.Ag. M.M.Pd Selaku Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL) dan sekaligus
sebagai penulis kedua yang penuh
kesabaran, kelembutan, dan penuh
pengorbanan sehingga beliau mampu
iv
membimbing, mengarahkan dan ikut serta
menulis dalam buku ini.
4. Ayah, Ibu, Adik dan saudara-saudara beserta
seluruh keluarga yang senantiasa
memberikan do’a, kasih sayang, dukungan
dan bantuan materi sehingga penulis dapat
menyelesaikan buku ini.
5. Teman-teman mahasiswa UIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten angkatan 2017,
terimakasih atas bantuan dan dukungannya
selama penulis menyelesaikanbuku ini.
Penulis sangat menyadari bahwa
bahwa buku ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, baik dalam materi maupun dalam
teknik penyajian. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan buku
referensi ini.

Serang, 03 Juli 2020

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ……………………………….……. i


v
LEMBAR PENGESAHAN ……………………..………..iii

KATA PENGANTAR…………………………………... iv

DAFTAR ISI……………………………………………... vi

BAB I PENDAHULUAN………………………………… 1

BAB II SEJARAH KONSELING………………………... 9

A. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Amerika


Serikat…………………………………………….. 9
B. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia…. 17
C. Sejarah Bimbingan dan Konseling Islam………… 26
D. Dalil-Dalil Bimbingan dan Konseling Islam……... 30

BAB III KONSELING, MODERASI BERAGAMA DAN

COVID-19…………………………………… .. 62

A. Pengertian Konseling, Moderasi Beragama dan


Covid-19……………………………………… 62
B. Pentingnya Penguatan Moderasi Beragama….. 84
C. Jejak Moderasi Beragama dalam Al-Quran dan
Sunnah Nabi Saw……………………………. 86

BAB IV HUBUNGAN KONSELING DENGAN

MODERASI BERAGAMA……………………... 93

A. Hubungan Konseling dan Agama……………. 93


B. Kesehatan Mental dalam Perspektif Al-Quran dan
Hadits………………………………………… 99

vi
C. Pengaruh Agama Terhadap Kesehatan
Mental………………………………………..104
D. Moderasi Beragama dan Kesehatan
Mental………………………………………..106

BAB V PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

……………………………………………………111

A. Konseling Menggunakan Telepon………...…111


B. Konseling Menggunakan Internet……………114

BAB IV PENUTUP……………………………………...118

DAFTAR PUSTAKA…………………………………....121

vii
BAB I

PENDAHULUAN

Akhir tahun dua ribu sembilan belas manusia telah


dikejutkan dengan adanya virus corona yang memicu wabah
di Cina, dan merebak diberbagai Negara sehingga WHO
mendeklarasikan sebagai pandemi global. Virus corona atau
pandemi Covid-19 ini telah mengubah dan memaksa
kehidupan manusia untuk lebih berpikir keras dan berinovasi
agar lebih bisa bertahan hidup. Kenapa? Karena, semua
aktivitas harus tetap dilakukan di rumah dan tetap harus
berjalan demi keberlangsungan hidup.

Beragam cara sudah ditempuh agar Covid-19 tidak


mewabah dan angka penyebaran dapat ditekan. Tetapi tanda-
tanda keadaan akan membaik belum terlihat. Alih- alih
berhenti, masyarakat dunia justru mewanti-wanti ancaman
gelombang ke dua Covid-19. Perekonomian semakin
melemah, jutaan orang kehilangan pekerjaan. Angka
pengangguran bertambah. Proses pembelajaran menjadi
kacau. Pemerintah gagap. Bahkan kehidupan beragama
berantakan. Semua menjadi tak menentu dan serba tak pasti.

Pada bulan pertama penanganan Covid-19,


masyarakat kita mencurigai pandemi sebagai intrik politik
kekuasaan. Sebab pada saat yang bersamaan publik melihat
tanda-tanda pemanfaatan situasi ini untuk menjalankan
agenda politik. Imbauan untuk menjaga jarak di ruang publik
tidak diindahkan. Dalam bebrapa penderitaan disebutkan
bahwa ada kelompok-kelompok kecil masyaraka yang
memaksakan diri untuk tetap menjalankan ibadah di wilayah
1
sebaran Covid-19 paling banyak. Seruan agar warga
beribadah di rumah dipahami oleh sebagian kecil umat
beragama sebagai tindakan menjauhkan umat Islam dari
ajaran agamanya. Oleh kelompok ini ikhtiar mejaga
keselamatan dari ancaman Covid-19 diyakini merusak iman.
Orang dianggap menjadi lebih takut pada makhluk daripada
Sang Pencipta. Di pihak lain ada orang yang mengalami
takut luar biasa. Mereka mengurung diri, putus bersosial
sama sekali dan bahkan tidak mau bertemu dengan orang
lain.

Dalam pandangan agama kedua sikap tersebut


merupakan sikap yang berlebihan. Kelompok pertama
berlebihan dalam menggantungkan nasibnya pada Tuhan
tanpa mau berusaha atau ikhtiar. Sedang kelompok yang
kedua adalah mereka yang semata-mata percaya pada
usahanya sendiri tanpa melibatkan kehendak Tuhan.
Menurut teologi Islam, kelompok pertama biasa disebut
sebagai penganut Jabariyah. Mereka adalah orang yang
hidup menyerah pasrah pada kehendak Tuhan tanpa mau
berusaha, bekerja keras, dan melakukan yang terbaik untuk
mengindari bahaya, keburukan, dan kejahatan. Mereka
percaya bahwa usaha manusia tidak akan mengubah apapun.

Sementara kelompok kedua adalah mereka yang


disebut sebagai penganut teologi Qadariyah mereka adalah
orang orang yang mengandalkan usaha individu dan dan
percaya bahwa apa yang mereka peroleh merupakan
konsekuensi dari usaha yang dilakukan. Hidupnya
ditentukan oleh usahanya sendiri.

2
Terkait dengan pandemi Covid-19, kelompok
pertama akan hidup normal dan santai meski ditengah
ancaman virus. Ketika mereka terinfeksi virus, mereka
percaya hal itu bukan karena mereka tidak menjaga jarak
sosial melainkan karena Allah menghendaki demikian.
Sementara kelompok kedua adalah sangat awas terhadap
segala yang dianggap dapat menjadi medium penyebaran
Covid-19. Bila terinfeksi, maka hal itu karena abai dengan
protokol kesehatan.1 Namun, tak jarang dalam kehidupan
bermasyarakat kita menjumpai orang-orang yang lebih
condong ke dua paham tersebut karena kurangnya
pengetahuan dan wawasan mengenai bagaimana sikap
menghadapi pandemi yang menglobal ini.

‘’Islam moderat merupakan sikap keberagaman Islam


yang mengambil jalan tengah (wasath) antara dua paham
atau pemikiran yang ekstrem’’. Sikap tersebut merupakan
hasil dialektika pemahaman atau pemikiran Islam yang ada
sebelumnya. Maka dalam kondisi pandemi Covid-19 ini
sikap moderasi beragama yang seharusnya diterapkan oleh
masyarakat muslim diantaranya yaitu pertama, bersabar
menghadapi musibah Covid-19. Kesabaran merupakan
manifestasi dari keyakinan keberagamaan yang berbentuk
sikap dalam menghadapi praksis kehidupan sehari-hari,
sebab segala sesuatu yang terjadi telah tertulis di dalam kitab
Lauhul Mahfudz.

Kedua, mengikuti anjuran pemerintah, pakar dan


pihak berwenang dalam penanganan Covid-19. Ketiga,
1
https://news.detik.com/kolom/d-5097139/beragama-di-masa-
pandemi (Diakses pada 21 September 2020, pukul 22.08 WIB)
3
mengutamakan keselamatan manusia sesuai dengan kaidah
fiqih Dar’ul Mafasir Aula Min Jalbil Masholih attau
menghilangkan kemudharatan itu harus dilakukan dari pada
mengambil manfaat. Keempat, tolong menolong dalam
mengatasi Covid-19 dan dampaknya, tolong menolong
dengan hati yang tulus ikhlas tanpa dibatasi suku, ras, agama
dan status sosial.2 Dari beberapa sikap diatas masih banyak
masyarakatyang acuh untuk menerapkan sikap yang harus
dimiliki oleh seorang muslim tersebut bahkan tak jarang
menyalahkan apa yang telah ditakdirkan oleh Tuhan dan
timbulnya perselisihan paham.

Dalam menghadapi perubahan sosial, ada sebagian


manusia yang telah siap menghadapinya, namun tidak sedikit
manusia yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan tersebut. Bagi mereka yang mampu
menyesuaikan dengan perubahan yang ada tentunya tidak
terlalu sulit dalam menghadapi kehidupan, tetapi bagi
mereka yang tidak mampu dalam menyesuikan perubahan
dapat menimbulkan ketegangan atau stress pada dirinya.

Meski manusia satu dengan manusia lainnya ada


perbedaan dalam menyikapi perubahan sosial, pastinya
semua manusia tidak lepas dari tiga keadaan penting, yaitu
sehat, sakit, atau mati. Sehat dan sakit merupakan warna
abadi yang selalu melekat dalam diri manusia selama hidup
di dunia. Banyak manusia menjadi putus asa, kehilangan
pegangan hidup bahkan berburuk sangka kepada Sang
2
https://www.oborkeadilan.com/2020/08/moderasi-beragama-dimasa-
pandemi-covid.html (diakses pada 21 September 2020, pukul 23.35
WIB)
4
Pencipta ketika manusia itu ditimpa suatu penyakit.
Sebaliknya ketika sehat, banyak manusia yang tidak peduli
dengan tubuh dan jiwanya sehingga segala hal dia lakukan
demi mengejar kebahagian sesaat dan memuaskan nafsunya.
Manusia baru menyadari pentingnya sehat manakala ia telah
ditimpa penyakit atau menjelang sakaratul maut.

Mengingat manusia tidak terlepas dari tiga keadaan


tersebut, maka pada dasarnya manusia dalam hidupnya tidak
terlepas dari masalah. Orang yang sehat mungkin ia tidak
punya masalah dengan penyakit, tetapi bisa jadi dia memiliki
masalah lainnya seperti masalah ekonomi atau masalah
kelurga. Kalaupun ia tidak memiliki masalah-masalah
tersebut, bisa jadi ia memiliki masalah dalam berhubungan
dengan manusia lainnya. Sementara, bagi mereka yang sakit,
secara otomatis masalah akan ada dalam dirinya. Jelasnya,
tidak ada manusia di dunia ini yang tidak memiliki masalah.
Perbedaan terletak pada besar atau kecilnya masalah yang
ada pada setiap individu. 3

Di masa pandemi Covid-19 ini, banyak manusia yang


kehilangan arah karena bingung mau melakukan apa dan
dimana karena sudah tidak diperbolehkan lagi keluar rumah
untuk sementara waktu. Bersekolah, berkerja dan aktivitas
yang lainnya harus tetap dilakukan dirumah. Dengan
demikian, masalah jauh lebih rumit dan kompleks.

Di tengah situasi pandemi, kita selayaknya


meneguhkan semangat moderasi. Moderasi adalah sikap

3
Abdul Basit, Konseling Islam, (Jakarta : Kencana Divisi dari Prenamedia
Group,2017 ), h.1-2.
5
jalan tengah antara ekstrim kanan dan ekstrim kiri.
Pengertian ekstrim kanan dan kiri tentu banyak sesuai
dengan situasi dan kondisnya masing-masing. Akan tetapi,
saat wabah ini, pengertian ekstrim kiri adalah sikap antipasti
terhadap segala kebijakan pemerintah dan tim medis.
Protokol kesehatan dilanggar, peraturan terkait Covid-19
tidak dipatuhi, fatwa ulama diolok-olok. Sikap ini tentu
sangat ekstrim, karena akan membahayakan individu.

Sementara ekstrim kanan adalah sikap dan pemikiran


yang berusaha mencari sistem pemerintahan di luar sistem
pemerintahan Negara yang sah. Segala peraturan dan
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, dituduh kurang
Islami bahkan tak jarang dianggap anti-Islam. Moderasi
adalah mengikuti segala peraturan dan kebijakan pemerintah
dan tim medis dengan tetap menjaga sikap kritis. Sikap kritis
yang dimaksud tentu bersifat konstruktif, membangun
dengan asas kemaslahatan bersama. Bukan sikap desdruktif,
anti-pasti, atau sikap selalu menyangkal dan menegasikan.4

Jika masing-masing individu menyadari bahwa setiap


diri mempunyai masalah, niscaya dia akan menyadari arti
pentingnya hidup bersama orang lain. Melalui hidup
bersama, dia dapat berbagi atau sharing tentang masalah
yang dihadapinya. Dengan demikian, dalam menghadapi
masalah, manusia tidak sendirian. Karenanya, Tuhan
menjadikan manusia berbeda antara satu dengan yang
lainnya dimaksudkan agar manusia yang satu dapat berbagi
dengan manusia yang lainnya. Maksudnya lainnya, agar
4
https://jalandamai.org/moderasi-antibodi-dari-radikalisme-saat-
pandemi.html (diakses pada 22 September 2020, pukul 22.06 WIB).
6
pekerjaan sulit yang menimpa seseorang dapat dikerjakan
dengan mudah karena orang lain membantunya.

Kemampuan manusia untuk bisa berbagi dan


membantu memecahkan masalah manusia, maka secara
perlahan manusia melakukan proses penasehatan dan
pendampingan. Proses ini dalam perkembangannya dikenal
dengan aktivitas konseling. Konseling merupakan suatu
aktivitas penasihatan dan pendampingan. Ketika seseorang
mengalami kesulitan atau memiliki masalah, ia akan
meminta bantuan kepada orang lain yang dianggap mampu
memberikan nasihat atau petunjuk. Pada saat itulah
eksistensi konseling diakui keberadaannya.5

Melalui pendekatan keagamaan dalam konseling,


klien dapat diberi insight (kesadaran terhadap adanya
hubungan sebab akibat dalam rangkaian problem-problem
yang dihadapi) dalam pribadinya dihubungkan dengan nilai
keimanannya yang mungkin pada saat itu telah lenyap dari
dalam diri klien atau dengan perkataan lain bagaimana
seorang konselor membangkitkan gaya rohaniah manusia
melalui iman dan takwanya kepada Tuhan untuk menguasai
segala kesulitan yang dihadapinya.6

Dalam hal ini, konseling terutama konseling Islam


bertujuan untuk memperkuat moderasi dalam beragama di
5
Abdul Basit, Konseling Islam,.....h.3.
6
Abdul Basit, Konseling Islam,.....h.5.
7
masa pandemi Covid-19 ini, menjadikan lebih mengenal
Tuhan dan mengerti tujuan hidupnya akan kemana.

BAB II

SEJARAH KONSELING

8
A. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Amerika
Serikat
Bimbingan dan konseling embrionya berasal
dari Negara Amerika Serikat. Pada awal
perkembangannya bimbingan dan konseling
bergerak di bidang bimbingan pekerjaan
(Vocational Guidance). Bimbingan dan konseling
berkembang di Indonesia melalui jalur formal
(jalur pendidikan). Berikut ini akan dijelaskan
sejarah bimbingan dan konseling. Bimbingan
konseling berawal dari Negara Amerika Serikat.
Andi Mapiare (1984:61-86), menjelaskan
periodisasi perkembangan bimbingan dan
konseling terbagi dalam lima tahap.
1. Periode embrio(1898-1907)

Periode ini mulai dirintis oleh George Merril,


yang menyelipkan bimbingan jabatan, pada’’ The
California School of Mechanical Arts’’ di San
Fransisco, tahun 1895. Disusul munculnya upaya-
upaya bimbingan jabatan oleh Jesse B. Davis yang
memusatkan perhatian pada penyuluhan jabatan dan
pendidikan jabatan di ‘’Central High School’’ ,
Detroid, Michigan, pada tahun 1898-1907. Pada
tahun 1907 J.B Davis, yang waktu itu menjabat
kepala dari’’ Central High School’’ di Grand Rapids,
menyisipkan bimbingan-bimbingan jabatan ke dalam
mata pelajaran (Bahasa) Inggris dengan suatu dasar
yang teratur. Tujuan dari program bimbingan itu
adalah agar siswa mampu. (a) mengembangkan

9
karakternya yang baik sebagai asset yang sangat
penting bagi setiap sisiwa (orang) dalam rangka
merencanakan, mempersiapkan dan memasuki dunia
kerja (bisnis); (b) mencegah dirinya dari perilaku
bermasalah; dan (c) menghubungkan minat pekerjaan
dengan kurikulum (mata pelajaran). Jesse B. Davis
menerapkan pola-pola bimbingan jabatan
(vocational) lebih tertata rapih dalam mata pelajaran
tertentu (bahasa Inggris). Pada tahun 1901 di Boston,
Meyer Bloomfield (putra seorang imigran Yahudi
dan lulusan Harvard) telah membangun’’Civic
Service House’’. Pada tahun 1907, Eli W Weaver
mulai berusaha bersama dengan serikat guru SMA di
Brooklyn’’ The Brooklyn High School Teachers
Association’’, berkonsentrasi pada bimbingan jabatan
dan penempatan kerja, serikat/ komite ini bertujuan
untuk membangun para siswa/remaja mampu
mengembangkan dan menggunakan kemampuan-
kemampunnya agar menjadi karyawan/ pengawai
yang produktif, handal dan berkualitas. Di tahun
yang sama William Wheatly berupaya menyajikan
bimbingan jabatan dalam ilmupengetahuan sosial dan
juga membuka mata pelajar khusus dalam hal
pekerjaan SMA (Public High School), di
Middletown, Connecticut.

2. Periode Pertumbuhan (1908-1918)

Gerakan bimbingan umumnya dikatakan


mulai lahir pada tanggal 13 Januari 1980, ketika
Frank Parsons mulai mengelola Biro Pekerjaan
10
(Vocational Bureau) sebagai direktur pertama
pada’’Civic Service House’’ di Boston,
Massachussets. Person disebut sebagai Bapak
Bimbingan (Father of Guidance Movement in
American Education) sebelum ia meninggal sempat
menulis buku’’Choosing Vocational’’, diterbitkan
pada tahun 1909. Dia mencetuskan memilih karir
melalui seleksi ilmiah. Menurut Parson ada tiga
faktor penting yang harus diperhatikan dalam
memilih pekerjaan, yaitu (a) pemahaman yang jelas
tentang dirinya sendiri menyangkut bakat, minat,
kompetensi, kemauan/ambisi, (b) pemahaman yang
jelas tentang dunia kerja, meliputi persyaratan,
kondisi kerja, kompenasasi, peluang prospek kerja,
dsb, dan (c) true-rasoning, penalaran yang benar
berdasarkan hubungan karakteristik pribadi dengan
dunia kerja yang dipilih.

Pengaruh Parson amat kuat kepada para ahli


yang muncul kemudia, hal ini terkait khususnya
tentang pentingnya analisa ilmiah dan
memperhatikan pribadi-pribadi individu dalam
bimbingan jabatan. E.G Williamson mengembangkan
teori Frank Parson dengan teorinya Trait and Factor
(Directive) Guidance. Teori ini bertujuan untuk
mengetahui kompetensi dan keahlian iswa/
mahasiswa/klien/konseli dilakukan tes. Pengaruh ini
masih jelas terasa samapai sekarang.

Gerakan bimbingan dan konseling dimualai


dari seting masyarakat, merupakan dari gerakan
11
progresif yang memfokuskan gerakan pada
kesejahteraan dan perkembangan. Upaya Parson
lebih diarahkan pada bimbingan karier/vocational
bagi keberhasilan siswa/remaja/pemuda/pemudi.
Pada saat ini bimbingan lebih memfokuskan pada
pekerjaan, ketimbang masalah pendidikan formal.
Pada tahun 1910 sekitar 35 kota telah menganjurkan
program formal bimbingan sekolah atau mulai
melaksanakannya. Di tahun ini pula sekitar seratus
utusan dari 45 kota berangkat ke Boston untuk
menghadiri ‘’First National Conference on
Vocational Guidance’’. Konferensi ini disponsori
oleh Biro Jabatan pada ‘’Civic Servitional
Guidance’’. Hampir berbarengan dengan upaya-
upaya di atas, Eli W. Weaver melakukan kegiatan
(tahun 1907-1911) yang menarik perhatian dengan
mendirikan lembaga bimbingan yang dikenal ‘’The
New York City Vocational Guidance Survey’’ dalam
serikat bimbingan yang bernama ‘’The New York
City Guidance Association’’ (1911). Pada tahun 1912
dilaksanakan konferensi kedua bimbingan jabatan’’
The Second National Coference on Vocational
Guidance’’ di New York. Tahun 1913 dilaksanakan
konferensi bimbingan jabatan ketiga di Grand
Rapids, organisasi bimbingan professional pertama
didirikan dan diberi nama’’National Vocational
Guidance Associations’’ (NVGA). Sampai pada
tahun 1913 masih memperioritaskan bimbingan
jabatan. Usaha sungguh-sungguh dalam jenis
bimbingan pendidikan dimulai tahun 1914, ketika
12
Truman L. Kelly menyusun disertasi untuk mencapai
gelar doktor, yang diajukan pada universitas
Columbia. Namun demikian meskipun sudah
diletakkan dasar-dasar bimbingan jabatan, tetapi
bimbingan masih dominan ke dunia kerja.
Pengutamaan ini merupakan suatu refleksi wajar
dalam era. Kebanyakan pemuda tidak berorientasi
pada dunia kerja. Organisasi professional bimbingan
yang pertama adalah ‘’Vocational Guidance
Association of Brookklyn’’ didirikan tahun 1908.
Sedangkan NVGA yang bertaraf nasional baru
berdiri tahun 1913. Publikasi profesional pertama
yang berskala luas di bidang ini dilakukan lewat
media ‘’ The Vocational Guidance Newsletter’’ yang
dimulai tahun 1911 dan pada tahun 1915, publikasi
profesonal yang tadinya kecil, berubah menjadi
jurnal bertaraf nasional yang diberi nama
‘’Vocational Guidance Bulletin’’. Namun sangat
disayangkan tahun 1918 bulletin tidak lagi
diteruskan karena keadaan perang. Adanya gejolak
perang berimbas pada kegiatan bimbingan, karena
disibukkan dengan urusan perang.
3. Periode Pergolakan Pendidikan (1918-1929)

Setelah perang usai, pemerintahan Federal


menyiapkan pusat-pusat rehabilitasi jabatan bagi para
veteran. Grakan bimbingan sekolah terus menerus
dipacu oleh organisasi-organisasi dan yayasan-
yayasan, antara lain oleh Commonwealth Fund.
‘’American Psychological Association’’ (APA), yang

13
didirikan tahun 1892, dan secara resmi berbentuk
badan hukum tahun 1925, berpengaruh secara tidak
langsung dalam pengembangan baik terhadap kaum
kependidikan maupun para petugas bimbingan dalam
memperdalam kesadaran tentang pentingnya dasar-
dasar psikologis pada setiap tahap program sekolah.
Pada tahun 1924 NVGA mensponsori penelitian yang
mengarah ke pengembangan standar pertama bagi
pembuatan dan penilaian sarana pekerjaan. Pada
periode ini sudah mulai ditekankan perhatian pada
bimbingan individual. Begitu pula dengan
pendekatan studi kasus mulai diperkenalkan. Brewer
(1926) orang pertama yang memperkenalkan proses
studi kasus ini ke dalam jurusan-jurusan bimbingan
di Universitas Harvard. Pada tahun 1919 sebanyak 6
‘’Dean of Men’’ dari berbagai perguruan tinggi
mengadakan pertemuan membicarakan masalah-
masalah umum, dan tahun berikutnya mereka secara
resmi mendirikan organisasi ‘’National Association
of Deans and Adviser of Men’’ atau NADAM. Tahun
1924 didirikan pula ‘’American College Personnel
Association’’(ACPA) untuk mengkoordinasi
penempatan. Tahun 1929 berubah nama ‘’National
Association of Placement and Personnel Officers’’.
Pada tahun 1921 NVGA menerbitkan majalah
terbarunya yang diberi nama ‘’ The National
Vocational Guidance Association Bulletin’’. Dua
tahun kemudian pengawasan penerbitan dialihkan
pada Biro Bimbingan Jabatan dari ‘’Graduate School
of Education’’, Universitas Harvard. Perubahan
14
tersebut mengubah pula nama jurnalnya menjadi
‘’The Vocational Guidance Magazine’’.

4. Periode Ketaktentuan Ekonomi (1929-1945)

Pada periode ini, perkembangan bimbingan


mengalami kelambatan dibanding periode
sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh, (1) Sebagian
besar kesempatan masuknya layanan bimbingan ke
dalam sekolah-sekolah telah berlangsung pada
perode-periode lalu. (2) Depresi ekonomi tahun 1929
menyebabkan pembiayaan sekolah mengalami
kemunduran secara drastic. Selama hari-hari suram,
gerakan bimbingan mendapat bantuan dari
‘’Carnegie Corporation’’, yang dalam 1933
membiayai ‘’National Occupational
Coference’’(NOC). Bantuan kedua bersumber dari
Pemerintah Federal, yang pada tahun 1938
mendirikan ‘’Occupational Information and
Guidance Service’’ dalam ‘’Vocational Educational
Devision’’ dari kantor pendidikan Amerika Serikat,
yang waktu itu mengangkat seorang direktur (Harry
A. Jager) dan dua orang spesialis. Pada periode ini
dapat disimpulkan, bahwa dampak dari ketaktentuan
ekonomi memberi dampak pada semua sektor,
termasuk dalam hal ini bidang pendidikan.

5. Periode Modern (1945-Sekarang)

Dampak dari perang dunia II adalah


memberikan dorongan kuat perkembangan gerakan
bimbingan. Selama masa perang Angkatan Darat
15
meminta sekolah menengah dan perguruan tinggi
untuk memberikan layanan bimbingan dalam
penerimaan calon baru Angkata Bersenjata. Periode
ini berhasil menggabungkan beberapa wadah
asosiasi bimbingan menjadi ‘’American Personnel
and Guidance Association’’. Tujuannya adalah
membantu meneruskan peningkatan dalam
memajukan pandangan-pandangan personel dan
menyebarluaskan falsafah, prinsip-prinsip, kebijakan-
kebijakan, dan praktek-praktek bimbingan dalam
pendidikan serta dalam perwakilan-perwakilan sosial
dan pemerintahan. Pada tanggal 1 April 1952 APGA
memulai kegiatannya dengan pembagian kerja atas
lima divisi. Divisi I, American College Personel
(ACPA). Divisi II, National Association of Guidance
Supervisor and Counselor Trainers (NAGSCT).
Divisi III, National Vocational Guidance Association
(NVGA). Divisi IV, Students Personnel Association
for Teacher Education (SPATE). Divisi V, American
School Counselor Association (ASCA). Tahun 1957
ditambah dengan adanya divisi VI, Rahabilitation
Counseling. Selanjutnya pada bulan Juli 1983 APGA
mengubah namanya menjadi AACD (American
Association for Counseling and Development ).
Program bimbingan secara umum berkembang pesat
di Amerika Serikat. Dampak dari perkembangan
tersebut, Indonesia juga mengadopsi ilmu bimbingan

16
dan konseling yang disesuiakan dengan kondisi
wilayah Indonesia.7

B. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia

Pada periode 1960, bimbingan dan konseling


mulai masuk ke Indonesia. Itu ditemui dengan
digelarnya konferensi Institusi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (IKIP) seluruh Indonesia yang diadakan
di kampus IKIP Malang pada 20-24 Agustus 1960.
Dalam konferensi tersebut, salah satu keputusan yang
dihasilkan adalah bidang keilmuan bimbingan dan
penyuluhan dimasukkan dalam kurikulum FKIP.8

Sejarah lahirnya bimbingan dan


penyuluhan/konseling di Indonesia yergolong unik.
Terkesan dengan layanan bimbingan dan
penyuluhan/konseling yang dilaksanakan di sekolah-
sekolah Amerika Serikat tahun 1962. Beberapa
pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
menginstruksikan dibentuknya layanan bimbingan
dan penyuluhan di sekolah menengah sekembainya
ke tanah air. Awal mula kegiatan bimbingan dan
penyuluhan di sekolah belum tersusun dengan baik.

Kegiatan bimbingan dan konseling di


Indonesia lebih banyak dilakukan di lembaga-

7
Agus Sukirno, Pengantar Bimbingan & Konseling (UIN Sultan Maulana
Hasanudin Banten,2017), h. 1-6.
8
Henri Saputro, The Counseling Way Catatan Tentang Konsepsi dan
Keterampilan Konseling, (Yogyakarta:CV. Budi Utama,2018), h. 27.
17
lembaga formal (sekolah ) baik negeri maupun
swasta. Pada awal tahun 1960 di beberapa sekolah
sudah melakukan bimbingan yang terbatas pada
bimbingan akademis.

Pada tahun 1964, lahir kurikulum Gaya Baru


dengan keharusan melaksanakan program bimbingan
dan penyuluhan. Tetapi, program ini kurang
berkembang karena kurang persipan prasyarat,
terutama kurangnya tenaga pembimbing yang
profesional. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka
pada dasawarsa 60-an Fakultas Keguran dan Ilmu
Pendidikan, dan diteruskan oleh Institusi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (1963) membuka jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan yang sekarang di kenal
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan nama
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB).

Istilah bimbingan dan penyuluhan merupakan


terjemahan dari guidance and counseling. Orang
yang memperkenalkan istilah ini adalah Tatang
Mahfud, MA., seorang pejabat di Departemen
Tenaga Kerja Republik Indonesia. Pada tahun 1953,
ia menyebarkan surat edaran untuk meminta
persetujuan kepada beberapa orang yang dipandang
ahli, untuk menyebarkan untuk menerjemahkan
istilah’’guidance and counseling’’ dengan kata
bimbingan dan penyuluhan. Pada waktu itu tidak ada
yang menolaknya.

18
Mulai saat itu, populerlah istilah bimbingan
dan penyuluhan sebagai terjemahan dari guidance
and counseling. Pada masa era orde baru tahun 1970,
istilah penyuluhan juga dipakai dalam berbagai
kegiatan/bidang lain, seperti penyuluhan keluarga
berencana, penyuluhan hukum, penyuluhan narkoba,
penyuluhan gizi, dsb. Dalam hal ini, penyuluhan
diartikan sebagai pemberi penerangan, bahkan
kadang-kadang hanya dalam bentuk pemberian
ceramah atau pemutaran film saja. Dapat
disimpulkan bahwa istilah penyuluhan masih bersifat
umum, belum terfokus pada masalah-masalah
spesifik/khusus yang berkaitan dengan siswa/
mahasiswa/konselor/konseli. Menyadari hal tersebut,
sebagian ahli yang tergabung dalam Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) mulai merumuskan
ketepatan arti counseling. Ada yang berpendapat agar
istilah penyuluhan dikembalikan ke istilah awal
konseling. ada pula yang berpendapat kalau guidance
diartikan dengan bimbingan, maka counseling harus
dicarikan arti yang tepat dalam bahasa Indonesia.
Ada yang mengartikan istilah counseling dengan
wawanwuruk, wawanmukadan wawancara. Namun,
dari sekian arti yang lebih popular adalah konseling.

Dewa Ketut Sukardi (2000) sebagaimana


dikutip Abdul Choliq Dahlan (2009:7-11)
menjelaskan secara singkat perkembangan bimbingan
konseling di Indonesia dapat diuraikan sebagai
berikut.

19
a. Kegiatan bimbingan pada hakikatnya
telah berakar dalam seluruh kehidupan
dan perjuangan bangsa Indonesia.
b. Sebelum kemerdekaan, pendidikan
diselenggarkan untuk kepentingan
penjaja. Andi Mapiare (1984: 89)
menjelaskan pendidikan kolonial
secara umum dikehendaki untuk
memecah belah Bangsa Indonesia dan
menghilangkan perasaan persatuan
dan rasa kebangsaan. Kesempatan
mengikuti pendidikan pada masa
kolonial sangatlah terbatas. Hanya
orang-orang tertentu yang boleh
mengikuti pendidikan di sekolah yang
didirikan oleh pemerintah kolonial.
Namun demikian, pada masa ini sudah
mulai muncul benih-benih bimbingan
dan konseling. Bermula dari sekolah
Taman Siswa di Yogyakarta berdiri
pada tahun 1922. Pendirinya adalah Ki
Hajar Dewantara, metode dan
semboyan Sekolah Taman Siswa
adalah Ing Ngarso sung Tulodho
(seorang pemimpin atau pendidik
yang mampu memberikan
keteladanan) Ing Madyo Mangun
Karso (seorang pemimpin/pendidik
harus mampu meberikan motivasi,
nasihat, saran kepada yang
20
dipimpinya), Tut Wuri Handayani
(seorang pemimpin harus mampu
mendorong agar orang yang
dipimpinya berani untuk tampil ke
depan dan berani bertanggung jawab ).
Sistem pendidikan Taman Siswa
berdasar pada asas lima pokok yang
disebut dengan ‘’Pancadarma Taman
Siswa’’, yaitu: (1) Asas Kemerdekaan,
yaitu disiplin diri, baik sebagai
individu maupun sebagai bagian dari
warga masyarakat; (2) Asas Kodrat
Alam, yang berarti bahwa pada
hakikatnya manusia sebagai makhluk
ciptaan Allah SWT tidak dapat
memisahkan diri dari lingkungan
dimana ia tinggal. Agar kebahagiaan
hidup manusia dapat tercapai, ia harus
menyatu dengan alam sewajarnya.
Ekspoitasi terhadap alam secara
berlebihan akan mengakibatkan
kehancuran bagi manusia dan
lingkungan; (3) Asas Kebudayaan
berarti bahwa pendidikan yang
dilakukan harus dapat memberikan
perubahan budaya yang lebih baik
bagi diri, lingkungan, maupun bagi
Negara. Contoh, budaya rajin belajar,
budaya disipin, budaya bertanggung
jawab terhadap tugas, budaya
21
kejujuran, budaya kebersihan, dan
lain-lain; (4) Asas Kebangsaan yaitu
adanya rasa cinta terhadap tanah air
(satu nusa, satu bangsa, satu bahasa),
perasaan sama sebagai warga Negara
untuk mencapai kebahagiaan lahir dan
batin; (5) Asas Kemanusiaan, bahwa
manusia adalah makhluk sosial, cinta
damai terhadap sesama manusia
maupun terhadap makhluk lainnya.
Kemudian disusul pula oleh
Mohammad Safii tahun 1926. Titik
menonjol bimbingan pada periode ini
adalah bimbingan jabatan dalam
pendidikan formal, yang dirintis oleh
Mohammad Safii dengan’’Sekolah
Kerja’’nya.
c. Pola ini mengalami masa perubahan
pada dekade 1940-an yang disebut
sebagai masa perjuangan. Masa ini
merupakan tonggak bersejarah, karena
pada dekade ini tepatnya tanggal 17
Agustus 1945 rakyat Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya
d. Menjelang dekade 50-an pengakuan
kedaulatan terhadap Indonesia
tercapai. Akan tetapi, bangsa
Indonesia masih harus menghadapi
tantangan besar untuk menstabilkan
berbagai aspek kehidupan yang
22
terkoyak-koyak selama masa
penjajahan dan perjuangan
kemerdekaan.
e. Memasuki dekade 1960-an situasi
politik kurang begitu menguntungkan,
yang mencapai klimaksnya pada
pemberontakan G 30-S/PKI tahun
1965. Gerakan ini berusaha untuk
merubah dasar Negara yang
berasaskan pancasila ke ideologi
komunis.
f. Setelah dirintis pada dekade 1960-an
penataan bimbingan mulai dilakukan
pada dekade 1970-an. Pada dekade
ini, bimbingan diaktulisasinya melalui
penataan legalitas sistem, konsep dan
pelaksanaanya.
g. Setelah melalui penataan selama
dekade 70-an, pada dekade 80-an ini
bimbingan diupayakan lebih
maksimal. Pemantapan terutama
diusahakan untuk mewujudkan
bimbingan yang profesional. Awal
periode ini ditandai dengan
diperkenalkannya ‘’Sekolah
Komprehensif’’atau ‘’Sekolah
Pembangunan’’ (1970-1971). Secara
resmi, konsep Sekolah Pembangunan
dicetuskan oleh Departemen
Pendidkan dan Kebudayaan di bawah
23
pimpinan menteri Mashuri pada tahun
1971. Dengan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No. 172 tahun 1971 ditetapkan 8
PPSP (Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan) sebagai pelaksananya :
PPSP IKIP Jakarta, PPSP IKIP
Bandung, PPSP IKIP Semarang, PPSP
IKIP Yogyakarta, PPSP IKIP
Surabaya, PPSP IKIP Malang, PPSP
IKIP Padang, dan PPSP IKIP Ujung
Padang (Makasar). Pada tahun 1978
diselenggarakan program PGLSP dan
PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan di
IKIP (Institusi Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan) setingkat D2 dan D3
untuk mengisi jabatan guru
Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah
yang sampai saat ini belum ada jatah
pengangkatan guru Bimbingan dan
Penyuluhan dari tamatan S1
bimbingan dan penyuluhan. Pada
tahun 1989 diterbitkan Surat
Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor
026/Menpan/1989 tentang Angka
Kredit Bagi Jabatan Guru dalam
lingkungan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. SK tersebut

24
mengakui keberadaan guru bimbingan
dan penyuluhan secara legal-formal.
Organisasi profesi bimbingan
dan konseling, awalnya bernama
Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia
disingkat dengan IPBI. Organisasi ini
berusaha menampung dan
memfasilitasi anggota-anggotanya
dalam menjalankan profesi sebagai
tenaga pembimbing dan penyuluh,
berdiri pada tanggal 17 Desember
1975 di Malang yang diketuai oleh
Drs. Rosyidan, M. A. Pengurus Pusat
dan Pengurus Besar tadi dilengkapi
dengan komisariat wilayah : Sumatra
Utara dan Aceh, Sumatra Barat,
Selatan dan Riau, Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Timur dan Bali, Jawa Tengah,
Daerah Istimewah Yogyakarta,
Kalimantan, dan Wilayah Indonesia
Timur. Hasil lain dari konvensi
Bimbingan I di Malang ini adalah
terumuskannya Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Kode Etik
Jabatan sebagai Konselor dan program
kerja organisasi ini. Dan mulai
diterbitkan pula jurnal IPBI berselang
terbit 3 bulanan. Untuk lebih
meningkatkan kompetensi profesi
serta untuk mendapatkan kepercayaan
25
dan pengakuan publik pada tahun
2001 terjadi perubahan nama dari
Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia
menjadi Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia (ABKIN).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi profesi
konselor. Pada tanggal 25 Agustus
2005 dalam rapat Pengurus Besar
Asosiasi Bimbingan dan Konseling
(PB ABKIN) di Bandung diterbitkan
Standar Kompetensi Konselor
Indonesia (SKKI) yang disahkan
melalui surat keputusan nomor 0011
tahun 2005.9

C. Sejarah Bimbingan dan Konseling Islam

Konseling dalam perkembangannya


diklarifikasikan dalam empat periode. Periode
terakhir, yakni setelah Perang Dunia Kedua telah
lahir konseling keagamaan. Lahirnya konseling
keagamaan dilatarbelakangi oleh kebutuhan angkatan
bersenjata Amerika Serikat terhadap pembinaan
mental spiritual keagamaan sebagai motivasi yang
mendorong semangat juang mereka. Kebutuhan
tersebut dipenuhi dengan mengangkat petugas khusus
dari para pendeta Kristen Protestan dan Katolik serta
rahib-rahib agama Yahudi. Para pembimbingan dan

9
Agus Sukirno, Pengantar Bimbingan & Konseling,…..h.9-14.
26
konselor bidang keagamaan tersebut diberi
pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan tugas
mereka, seperti latihan kemiliteran, metodelogi
konseling, psikologi, kesehatan mental, dan religio-
psikoterapis.10

Lahirnya konseling keagamaan tersebut


ditindaklanjuti dengan adanya pelembagaan
konseling kegamaan di sekolah dan di masyarakat.
Konseling keagamaan di masyarakat mengalami
perkembangan sesuai dengan kebutuhan manusia
dalam kehidupan mental dan fisik dalam rangka
menciptakan kebahagiaan hidup dunia-akhirat.
Dalam praktiknya, konseling keagamaan di
masyarakat banyak dikaitan dengan kesehatan mental
atau tidak, agama dijadikan landasan dalam
melakukan konseling. Berdasarkan hasil polling yang
dilakukan Gallup pada 1992 menunjukkan, bahwa
sebanyak 66 persen masyarakat menyenangi konselor
profesional yang memiliki nilai-nilai keyakinan dan
dan spiritual serta 81 persen masyarakat menyenangi
proses konseling yang memperhatikan nilai-nilai
agama.11

Seiring dengan perkembangan konseling


keagamaan, di Kristen muncul dan berkembang
konseling pastoral. Menurut Charles V. Gerkin,

10
Arifin, Teori-Teori Konseling Umum dan Agama, (Jakarta: Golden
Terayo Press,1994), h.12.
11
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurishan, Landasan Bimbingan dan
Konseling,(Bandung: PPS UPI & Remaja Rosdakarya,2005),h.133.
27
konseling pastoral muncul pada 1940 dan 1950
sebagai usaha adaptasi gereja Amerika terhadap
situasi budaya abad ke -20.12 Munculnya konseling
pastoral ini dilihat dari sisi keilmuan tertentu
memperkuat adanya konseling keagamaan. Dalam
hal ini, konseling keagamaan menjadi satu disiplin
keilmuan tersendiri atau dalam bahasa standar yang
dikutip oleh Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurishan,
konseling keagmaan dapat dijadikan aliran kelima
dalam konseling dan psikoterapi.13

Menurut Abdul Basit, dalam agama Islam


muncul adanya konseling Islam. Kemunculan
konseling Islam tidak terlepas dari munculnya
psikologi Islam yang diawali dengan terbitnya tulisan
Malik B. Badri, ‘’The Dilema of Muslim
Psyshology’’ yang bersumber dari makalahnya yang
dibacakan pada 1975 dalam rapat tahunan keempat
Perkumpulan Ilmuwan Muslim (AMSS) Amerika
dan Kanada. Setelah itu muncullah berbagai tulisan
dan pertemuan ilmiah yang membahas tentang
psikologi Islam dan Konseling Islam. Para pemikir
dan ilmuwan Muslim terus- menerus menggali
melalui kajian historis terhadap praktik kehidupan
para Sahabat Nabi dan para sufi serta melalui

12
Charles V. Gerkin, Konseling Pastoral dalam Transisi,(Yogyakarta:
Kanisius,1992),h.9.
13
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurishan, Landasan Bimbingan dan
Konseling,…..,h.134.
28
referensi-referensi awal yang dikarang oleh para
ulama klasik.14

Menurut Achmad Mubarok, konseling Islam


dalam sejarah Islam dikenal dengan istilah hisbah,
artinya menyuruh orang (klien) untuk melakukan
perbuatan baik yang jelas-jelas ia tinggalkan, dan
mencegah perbuatan mungkar yang jelas-jelas
dikerjakan oleh klien (amar ma’ruf nahi munkar)
serta mendamaikan klien yang bermusuhan.15
Khalifah Umar bin Khattab adalah orang pertama
yang mengatur pelaksanaan hisbah sebagai suatu
system dengan merekrut dan mengorganisasi
muhtasib (konselor) dan kemudian menugaskan
mereka ke segala pelosok kaum muslimin guna
membantu orang-orang yang bermasalah. Khalifah
berikutnya juga meneruskan kebijakan Umar
sehingga ketika itu jabatan muhtasib menjadi jabatan
yang terhormat di mata masyarakat.16 Selain itu,
praktik-praktik kehidupan sufi, seperti yang ditulis
oleh Lynn Willcox dalam bukunya Personality
Psychoterapy, meunjukkan adanya aktivitas
konseling Islam yang berlangsung dengan baik.17
Dengan demikian, konseling Islam telah memiliki
landasan yang kukuh untuk terus dikembangkan dan

14
Abdul Basit, Konseling Islam,…..,h.10.
15
Acmad Mubarok, Al-Irsyad an-Nafsiy Konseling Agama Teori dan
Kasus, (Jakarta: Bina Rena Pariwara,2002), h.79.
16
Acmad Mubarok, Al-Irsyad an-Nafsiy Konseling Agama Teori dan
Kasus,….., h.83.
17
Lynn Willcok, Personality Psychoterapy, (Yogyakarta: IRCSoD,2006).
29
di sesuaikan dengan tingkat kebutuhan manusia
dalam menjalani kehidupannya. Di samping itu,
pembentukan keilmuan konseling Islam perlu
diarahkan pada misi awal manusia diciptakan oleh
Allah, yakni sebagai hamba Allah dan Khalifatullah
di muka bumi ini.18

Dapat disimpulkan bahwa konseling Islam


muncul karena dalam praktiknya sudah dilakukan
sejak manusia pertama diciptakan dalam
menyelesaikan masalah. Dan manusia yang pertama
kali Allah ciptakan adalah Nabi Adam AS dan Siti
Hawa. Konseling Islam merupakan sebuah proses
konseling yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah
sebagai pedoman untuk menyelesaikan masalahnya
dan individu menyadari bahwa dirinya adalah
makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT.

D. Dalil-Dalil Bimbingan dan Konseling Islam


1. Kebutuhan akan nasihat bagi seluruh
manusia
ّ ١(‫ر‬NNNNNNNN‫والعص‬
)٢(‫‍نن لفى خس‬NNNNNNNN‫)إن اإلنس‬
ّ ‫وابالح‬NN‫إاّل الّذينءامنواوعملوالصّلحت وتواص‬
‫ق‬
)٣(‫وتواصوابالصّبر‬
‘’Demi masa. Sesungguhnya
manusia benar-benar dalam
kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan
amal shaleh dan saling
menasehati supaya menaati
18
Abdul Basit, Konseling Islam,…..,h.10-11
30
kebenaran dan saling menasehhati
supaya menetapi
kesabaran’’. )Q.S Al-Ashr(

Surat ini menyatakan bahwa bimbingan


nasihat sangat penting bagi kehidupan manusia,
khususnya dalam proses pendidikan dan pengajaran.
Nasihat dalam agama Islam dapat dikatakan sebagai
bimbingan dalam ilmu psikologi. Kebutuhan manusia
secara individu akan bantuan (helping relationship),
terutama konseling, pada dasarnya timbul dari diri
dan luar individu yang melahirkan seperngkat
pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan oleh
seorang individu. Dalam konsep Islam,
pengembangan diri merupakan sikap dan perilaku
yang sangat diistimewakan. Manusia yang mampu
mengoptimalkan potensi dirinya, sehingga menjadi
ahli dalam suatu bidang keilmuan dan dijadikan
kedudukan yang mulia di sisi Allah Ta’ala.19

2. Bimbingan dan konseling karier Islami

Tiap manusia lahir sudah memiliki


potensi dasar yang akan menjadi modal awal
dalam memaksimalkan potensi yang telah
diberikan oleh Allah SWT tersebut. Manusia
memiliki keinginan dan cita-cita. Adakalanya
keinginan dan cita-citanya akan mudah

19
https://www.academia.edu/25937623/
DALIL_TENTANG_BIMBINGAN_KONSELING (diakses pada 19 Sepember
2020, pukul 16.42 WIB ).
31
dicapai, namun sebaliknya cita-cita dan
keinginan tidak semuanya mudah dicapai
(tidak dikabulkan Allah SWT). Dalam kondisi
seperti ini, individu harus sabar dan tawakal
kepada Allah SWT.

‫لوةوإنّها‬NNNNNNNNNNNNNNNNN‫ّبروالص‬
ّ ‫واستعينوابالص‬
)٤٥(‫لكبيرةإالّعلى الخشعين‬

‘’Jadikan sabar dan sholat sebagai


penolongmu, dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu’. (Qs. Al-Baqarah:
45).

Sabda Rasulullah SAW.

‘’Bekerjalah untuk duniamu seolah-


olah kamu akan hidup selamanya, dan
bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu
akan mati esok’’. (HR. Ibnu ‘Asakir).

3. Bimbingan konseling pra-nikah dan


keluarga sakinah

Mencintai lawan jenis adalah fitrah


yang telah diberikan Allah SWT kepada
semua makhluk ciptaan-Nya. Laki-laki suka
dengan perempuan begitu pula sebaliknya.
Dalam hal memilih jodoh, Islam telah

32
memberi tuntunan yaitu pilihan jodoh (suami
atau istri) yang kuat agamanya.

ّ
‫ة‬NN‫يؤمن وألمة ّمؤمن‬ ‫وال تنكحواالمشركت حتّى‬
‫وا‬NNN‫وأعجبتكم والتنكح‬NNN‫ركة ول‬NNN‫ير ّمن ّمش‬NNN‫خ‬
‫ير ّمن‬NN‫ خ‬N‫د ّمؤمن‬NN‫وا ولعب‬NN‫ركين حتّى يؤمن‬NN‫المش‬
‫ار‬NNّ‫دعون إلى الن‬NN‫ك ي‬NN‫و أعجبكم أوْ لئ‬NN‫رك ول‬NN‫ّمش‬
‫بيّن‬N‫ه وي‬N‫رة بإذن‬N‫ة والمغف‬Nّ‫وا إلى الجن‬N‫وهللا يد ع‬
)٢٢١(‫ءايهه للنّاس لعلّهم يتذ ّكرون‬
‘’Dan janganlah kamu menikahi
wanita-wanita musyrik, sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya
wanita budak yang mukmin lebih
baik dari wanita musyrik,
walaupun dia menarik hatimu.
Dan janganlah kamu menikahkan
orang-orang musyrik, dengan
wanita-wanita mukmin sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya
budak yang mukmin lebih baik
dari orang musyrik, walaupun dia
menarik hatimu. Mereka
mengajak ke neraka, sedangkan
Allah mengajak ke surga dan
ampunan dengan izin-Nya dan
Allah menerangkan ayat-ayatnya
(perintah-perintah-Nya) kepada
manusia supaya mereka

33
mengambil pelajaran’’. (Qs. Al-
Baqarah(2): 221).20

Pernikahan adalah penyatuan dua hati dengan


segenap jiwa raga sebagai bagian dari proses
kehidupan dua jenis manusia (laki dan perempuan)
yang bermula dari pertemuan di sengaja atau tidak
sengaja,di pertemukan atau bertemu secara alamiyah
di dalam ruang dan waktu tertentu , sehingga tumbuh
saling kasih dan sayang , dengan mendapatkan ridho
dan restu dari orang tua, sehingga terjadi
‘aqdunnikah’ sesuai dengan syari’at Islam untuk
membangun rumah tangga yang bahagia sebagai
ladang ibadah kepada Allah SWT.

1) Pernikahan adalah penyatuan

Pernikahan itu melibatkan dua unsur yang


berbeda untuk menjadi kesatuan yang utuh
sebagai proses keberlangsungan peradaban
manusia yang tumbuh dan berkembang sehingga
menghasilkan nilai tambah dalam kehidupannya.

a. unsur dari jenis laki-laki


dengan segala karakternya yang
melekat pada dirinya. paras fisik
yang lebih kuat, lebih agresif,
sikap rasionalitas lebih menonjol
dengan kejantanannya.Dan juga
memiliki kesukaan/hobi tersendiri.

20
Agus Sukirno, Pengantar Bimbingan & Konseling,…..h.27-28.
34
Ia tumbuh dan berkembang di
lingkungan keluarganya dengan
segala adat kebiasaan yang
berlaku.
b. Unsur dari jenis perempuan
yang memiliki kodrat dan segala
karakternya sendiri dengan
kelembutannya, paras fisik yang
halus, mengedepankan
perasaan,memiliki tempat indung
telur sebagai tempat penyimpanan
dan berkemabang biaknya sperma
dalam rahimnya yang kokoh,
sehingga perempuan dapat hamil
dan mengandung seseorang dalam
beberapa bulan, sehingga lahirlah
seorang anak.
c. Unsur keluarga laki-laki. Yang
berbeda tempat, ruang dan waktu ,
sehingga tumbuh dan berkembang
karakter, adat kebiasaannya.
d. Unsur keluarga perempuan
yang hidup di tempat, ruang dan
waktu yang berbeda pula, sehinga
adat kebiasaannya juga berbeda.
Lain ladang lain ilalang, lain
tempat lain adatnya.
Penciptaan perbedaan dua jenis
manusia (laki-laki dan
perempuan), perbedaan kelompok
35
warna kulit, perbedaan bahasa ,
perbedaan budaya disengaja untuk
di pertemukan dan di satukan
kembali dalam satu ikatan lahir
dan batin sebagai media kompetisi
agar menjadi unggul dan terbaik.
Dan manusia unggul dan terbaik
bagi Allah SWT. Adalah manusia
yang paling bertaqwa,
sebagaimana Allah
SWT.berfirman dalam Q.S al-
Hujurat:49 :13

‫ثى‬NNN‫ر وأن‬NNN‫اكم من دك‬NNN‫ا خلقن‬NNN‫اس ان‬NNN‫ا الن‬NNN‫يايه‬


‫رمكم‬NN‫ا أك‬NN‫وا ان‬NN‫ل لتعرف‬NN‫عوبا وقبائ‬NN‫وجعلناكم ش‬
‫عند هللا اتقكم ان هللا عليم خبير‬
Artinya:
‘’Wahai manusia, sungghu kami
telah menciptakan kamu dari dua
jenis, laki-laki dan
perempuan.Kemudian kami
jadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku agar kamu
saling mengenal. sunggh orang
yang di pandang paling mulia di
sisi Allah adalah orang paling
bertaqwa.Sungguh Allah Maha
Mengetahui, Maha teliti’’.(Q.S.Al-
Hujurat:49:13).

36
2) Pernikahan adalah memelihara Kasih
Sayang.

Pernikahan itu berdasarkan kasih sayang,


antara pasangan suami dan istri. di antara dua
jenis, laki-laki dan perempuan pada dasarnya
terdapat kasih sayang, ada yang sampai ke
jenjang pernikahan (jodoh) , ada pula yang tidak
sampai ke jenjang pernikahan.namun secara
umum, pada dasarnya antara laki-laki dan
perempuan ada rasa cinta dan kasih sayang,
sebagai anugrah Allah SWT. Terhadap
makhluknya untuk saling memberi dengan penuh
kasih dan menyayangi sepenuh hati. Sebagaimana
Allah SWT.berfirman dalam surat Arrum :30 ayat
20,

‫ومن ايته ان خلق لكم من انفسكم ازواجا‬


‫لتسكنوا اليها وجعل بينكم مودة ورحمة ان في‬
‫دلك اليت لقوم يتفكرون‬
Artinya:
“Dan diantara tanda-tanda
(kebesaran) Nya ialah Dia
menciptakan pasangan-pasangan
untukmu dari jenismu sendiri ,
agar kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya , dan Dia
menjadikan diantaramu rasa kasih
dan sayang. Sungguh pada yang
demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah)
37
bagi kaum berpikir. “(Q.S.Ar-
rum:30:20).
Pernikahan berdasarkan
keridhoaan/Kesukaan calon Istri

sebagaimana Rosulullah
Muhammad saw bersabda :
‫بي‬NN‫ه عن الن‬NNN‫ي هللا عن‬NN‫رة رض‬NNN‫عن أبي هري‬
‫تى‬NN‫ التنكح األيم ح‬:‫ال‬NN‫لم ق‬NN‫ه وس‬NN‫لي هللا علي‬NN‫ص‬
‫ا‬NN‫ي‬: ‫الوا‬NN‫تأدن ق‬NN‫تستأمر وال تنكح البكر حتى تس‬
‫رسول هللا وكيف ادنها؟ أن تسكت‬.

Artinya: Dari Abu Hurairoh RA.


Bahwa nabi saw. Bersabda “
janda tidak boleh dinikahkan
sebelum dimintai pendapat dan
gadis tidak boleh dinikahkan
sebelum dimnitai persetujuan”
kemudian para sahabat bertanya,
“ Ya Rosulullah, bagaimana
bentuk persetujuannya? Jawab
beliau, “ Kalau dia diam, (berarti
dia setuju).21

Kasih dan sayang sebagai modal yang kuat


dalam membangun rumah tangga , dengan saling
memberi dan menerima , menghargai, menghormati
mengakui dan mengapresiasi dengan segala

21
Fathul Bari IX:5136
38
prestasinya, menutupi kekurangan, menahan diri
keinginan, dengan tidak memasakannya di luar
kemampuan, menungu waktu yang tepat dalam
bersikap, lebih mengutamakan kebutuhan,
memperioritaskan primer, menunda yang sekunder,
bertahap dalam memenuhi kebutuhan, hari ini
belum , tunggu esok yang memungkinkan,
rasionalitas di dasari dengan hati nurani. Seiring
waktu yang berjalan pasti dan teratur, awal mula
musim semi terasa indah ,angin timur terasa sejuk.
Saat-saat indah terasa bermkna, dunia terasa milik
berdua., segalanya berjalan baik-baik saja,sang suami
yang soleh pasti menyayangi sepenuh hati dengan
totalitas dengan perhatian tak pernah kendor, sikap
dan tutur kata yang menyejukan dan menyenangkan.
Dan juga sebaliknya sang istri yang solehah tak
pernah peduli akan kelemahan sang suami dan tak
melihat kekurangannya , menjaga kehormatan, harta
bendanya, melayani dengan penuh cinta dan kasih
sayang. Namun jika musim telah berganti dan angin
berubah ,sang suami mulai kedodoran, pendapatan
tak mencukupi kebutuhan , perhatian mulai kendor
dan fukusnya mulai terbagi dan bercabang.juga sang
istri sudah banyak kebutuhan yang kurang terpenuhi
dengan tunututan di luar kemampuan sang suami.
Maka ketentraman mulai bergeser ke perselisihan
yang terkadang mengakibatkan pertengkaran. Kata
sayang berubah menjadi kampang, kata akang
berubah menjadi ongkang-ongkang dan kata-kata

39
kotor lainnya yang keluar dari lisannya yang tak
terkontrol.

Dalam setiap rumah tangga pasti mengalami


fluktuasi dan dinamika.Tetapi bagi sang suami yang
soleh, dan istri yang solehah, menyadari dan
mangakui, bahwa kekurangan dan kelemahan dalam
rumah tangga tidak untuk di perdebatkan. Perubahan
angin timur ke barat pasti terjadi, sebagai siklus
alamiyah yang pasti terjadi. Oleh karena itu dalam
setiap berumah tangga hendaknya ada planing yang
jelas, prorgram yang terukur, pengelolaan yang
teratur dan ada muhasabah dan evaluasi. Sikluas
perubahan arah angin timur ke arah barat, biasa
terjadi, dan pada umumnya bisa berdaptasi dan
menyesuaikan.Tetapi, jika yang datang angin puting
beliung, dengan tiba-tiba datang secara mendadak,
tak di nyana dan di sangka, yang bisa meluluh
lantakan benda yang ada , manakala sang suami
berbagi cinta dan kasih sayang kepada yang lain
dengan hadirnya orang ketiga, dan juga bagi sang
istri mulai menaruh perhatian kepada laki-laki lain,
(na’udhu billai min dalik/ semoga Allah menjauhkan
dari yang demikian itu., maka saat itu keharmonisan
berubah menjadi kebosanan, ketenangan berubah
menjadi galau. Belanja Kebutuhan hidup tak
sebanding dengan incame atau pendapatan, mulai
angin tak teratur, jika istri menuntut,dan suami tak
kuasa memenuhinya.pada situasi itu keharmonisan
mulai menghilang,ketenangan berpindah di tempat

40
remang-remang , kendatipun disadari hanya angan-
angan dan sesaat , rumah terasa neraka, pergi segan
pulang tak mau.

Pernikahan setia bermodalkan kasih sayang,


akan terus di uji dan di buktikan, seiring perubahan
yang terjadi, keinginan seorang suami terkadang tak
pernah terukur, satu di dapat, dan selalu ingin terus
dapat lagi dua, tiga , empat, bahkan lebih, tak peduli
apapun.pada situasi ini berbeda keinginan antara
suami dan istri.Pergantian musim angin bahkan badai
menerpa dalam rumah tangga dengan datangnya
orang ketiga, yang pada kebanyakan wanita pada
dasarnya tidak pernah ridho suaminya nikah lagi.
Yang satu memaksakan diri, sementara sang istri
menuntut berpisah. Stabilitas rumah tangga
tertanggu, tidak berjalan seharusnya, aku tidur
dirumahku semertara suamiku tidur di rumah
lain,dada terasa sesak, mata terpejam tak mau tidur,
rasa gelisah sepanjang malam dan hari.

Dua unsur (harta dan Cinta) sebagai


fenomena umum faktor penyebab retak dan
terganggunya kebahagiaan dalam rumah tangga di
atas sudah biasa kita saksikan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun kita juga masih banyak melihat
bangunan rumah tangga yang bertahan dan berjalan
dengan baik kendatipun penuh dengan keterbatasan
ekonomi, dan berjalan biasa-biasa saja yang patut
kita apresiasi. Dan juga masih ada orang-orang yang

41
‫‪bertahan‬‬ ‫‪dalam berumah‬‬ ‫‪tangga‬‬ ‫‪kendatipin‬‬
‫‪suaminya menikah lagi.‬‬

‫‪Sang suami hendaknya menggauli dan‬‬


‫‪memperlakuakn istri gaul dengan cara lebih baik‬‬
‫‪model Abu Zar’in sebagimana Rosulullah‬‬
‫‪memilihnya sebagai model sang suami yang‬‬
‫‪memperlakuan‬‬ ‫‪istri‬‬ ‫‪dengan‬‬ ‫‪cara‬‬ ‫‪lebih‬‬
‫‪baik.sebagimana Rosulullah Muhammad saw‬‬
‫‪bersabda:‬‬

‫عن عاشة رضي هللا عنها ق‪NN‬الت‪ :‬جلس اح‪NN‬دى‬


‫عشرة امرأة فتعاهدن وتعاق‪NN‬دن أن اليكتمن من‬
‫أخب‪NN‬ار أزواجهن ش‪NN‬يئا ‪ ,‬ق‪NN‬الت األولى‪ :‬زوجي‬
‫لحم جم‪NNNNN‬ل غث على رأس جب‪NNNNN‬ل‪ ,‬الس‪NNNNN‬هل‬
‫فيرتقى‪ ,‬وال سمين فينتقل‪ ,‬قالت الثانية‪ :‬زوجي‬
‫الأبث خ‪NNN‬بره اني أخ‪NNN‬اف أن الأدره‪ ,‬ان أدك‪NNN‬ر‬
‫عجرة وبجره‪ ,‬قالت الثالثة ‪ :‬زوجي الشنق‪ ,‬ان‬
‫أنطق أطلق‪ ,‬وان أسكت أعلق‪ ,‬ق‪NN‬الت الرابع‪NN‬ة‪:‬‬
‫زوجي كليل تهامة‪ ,‬الحر والقر وال مخافة وال‬
‫س‪NN‬امة‪ ,‬ق‪NN‬الت الخامس‪NN‬ة‪ :‬زوجي ادا دخ‪NN‬ل فه‪NN‬د‪,‬‬
‫وان خ‪NN‬رج أس‪NN‬د‪ ,‬وال يس‪NN‬أل عم‪NN‬ا عه‪NN‬د‪ ,‬ق‪NN‬الت‬
‫السادسة‪:‬زوجي ان أكل لف وان شرب اشتف‪,‬‬
‫وان اض‪NNN‬طجع الت‪NNN‬ف‪ ,‬وال ي‪NNN‬ولج الك‪NNN‬ف ليعلم‬
‫البث‪ ,‬قالت الس‪N‬ابعة‪ :‬زوجي غياي‪NN‬اء أو عياي‪N‬اء‬
‫طباقاء ‪ ,‬كل داء له داء‪ ,‬شجك أو فل‪NN‬ك أوجم‪NN‬ع‬
‫كال لك قالت الثامنة‪ :‬زوجي المس مس أرنب‪,‬‬
‫وال‪NN‬ريح ريحح زرنب ق‪NN‬الت التاس‪NN‬عة‪ :‬زوجي‬
‫رفيع العماد‪ ,‬طويل النجاد‪ ,‬عظيم الرماد قريب‬
‫البيت من الناد قالت العاشرة‪ :‬زوجي مالك وما‬
‫مال‪NN‬ك ‪ ,‬مال‪NN‬ك خ‪NN‬ير من دل‪NN‬ك‪ ,‬ل‪NN‬ه اب‪NN‬ل كث‪NN‬يرات‬
‫‪42‬‬
‫المبارك‪ ,‬قليالت المسارح وادا س‪NN‬معن ص‪NN‬وت‬
‫المزهر أيقن أنهن هوالك قالت الحادية عشرة‪:‬‬
‫زوجي أبو زرع وما أبو زرع‪ ,‬أناس من حلي‬
‫أدني ومأل من ش‪NNNN‬حم عض‪NNNN‬دي ‪ ,‬وبجح‪NNNN‬ني‬
‫فبجحت الي نفس‪NN‬ي‪ ,‬وج‪NN‬دني في أه‪NN‬ل غنيم‪NN‬ة‬
‫بشق‪ ,‬فجعلني في أهل صهيل وأطي‪NN‬ط‪ ,‬ودائس‬
‫ومن‪NN‬ق‪ ,‬فعن‪NN‬ده أق‪NN‬ول فال أقبح وأرق‪NN‬د فأتص‪NN‬بح‪,‬‬
‫وأشرب فأتقنح ‪,‬أم أبي زرع فم‪NN‬ا أم أبي زرع‪,‬‬
‫عكومها رداح وبيتها فس‪NN‬اح ابن أبي زرع فم‪NN‬ا‬
‫ابن أبي زرع‪ ,‬مضجعه كمسل ش‪NN‬طبة ويش‪NN‬بعه‬
‫دراع الجف‪NN‬رة‪ ,‬بنت أبي زرع‪ ,‬فم‪NN‬ا بنت زرع‪,‬‬
‫طوع أبيها‪ ,‬وطوع أمه‪NN‬ا وملء كس‪NN‬ائها وغي‪NN‬ظ‬
‫جارته‪NNN‬ا جاري‪NNN‬ة أبي زرع‪ ,‬فم‪NNN‬ا جاري‪NNN‬ة أبي‬
‫زرع‪ ,‬التبث ح‪NNN‬ديثتنا تبثيث‪NNN‬ا وال تنقث ميرتن‪NNN‬ا‬
‫تنقيثا وال تمأل بيت‪NN‬ا تعشيش‪NN‬ا ‪,‬ق‪NN‬الت‪ :‬خ‪NN‬رج أب‪NN‬ؤ‬
‫زرع واألوط‪NNN‬اب تمخض‪ ,‬فلقى ام‪NNN‬رأة معه‪NNN‬ا‬
‫ولدان لها كالفه‪NN‬دين يلعب‪NN‬ان من تحت خض‪NN‬رها‬
‫برمانتين‪,‬فطلق‪NN‬ني ونكه‪NN‬ا‪ ,‬فنكحت بع‪NN‬دها رجال‬
‫سريا ركب شريا وأخد خطيا وأراح علي نعما‬
‫ثري‪NN‬ا واعط‪N‬اني من ك‪NN‬ل رائح‪NN‬ة زوج‪N‬ا ‪,‬وق‪NN‬ال‪:‬‬
‫كلي أم زرع وميري أهلك ‪,‬ق‪NN‬الت‪ :‬فل‪NN‬و جمعت‬
‫كل شيء أعطانيه ما بلغ أصغر انية أبي زرع‬
‫قالت عائشة رضي هللا عنها قال لي رسول هللا‬
‫صلى هللا عليه وسلم‪ :‬كنت ل‪NN‬ك ك‪NN‬أبي زرع ألم‬
‫‪.‬زرع‬

‫‪Artinya:‬‬
‫‪Dari‬‬ ‫‪Aisayah‬‬ ‫‪RA‬‬ ‫‪,‬‬ ‫‪ia‬‬
‫‪menceritakan, suatu ketika ada‬‬
‫‪sebelas (11) perempuan duduk‬‬
‫‪43‬‬
bersama dan mereka sepakat
untuk tidak merahasiakan
informasi yang berkaitan dengan
suami mereka.Perempuan pertama
mengatakan, “ suamiku seperti
unta kurus diatas gunung,
gunungnya tidak mudah di tempuh
dan untanyapun kurus tidak
banyak daging yang dapat di
ambil, “ perempuan kedua
menyampaikan, “suamiku, aku
tidak mau menceritakannya ,
karena sesungghnya aku khawatir
tidak dapat berpisah dengannya,
(Yakni ia merasa khawatir dicerai
oleh suaminya, bila menceritakan
kekurangan suaminya, lalu di
ketahui olehnya). jika aku
menceritakan dia, berarti aku
menceritakan kekuranga dan
kejelekannya,” perempuan yang
ketiga menuturkan, “ suamiku
pemberani tanpa perhitungan, jika
aku menceritakan kejelekannya,
maka aka di talak; jika aku diam ,
maka aku di gantung(yaitu tidak di
cerai dan tidak di gauli
sebagaimana layaknya istri),
perempuan yang keempat
mengatakan, “ suamiku bagaikan
44
malam Tihamah, tidak panas tidak
dingin, tidak menakutkan dan
tidak pula membosankan (yakni
aku tidak merasa bosan bergaul
dengan suamiku), perempuan yang
kelima menuturkan, “ suamiku,
apabila masuk (ke dalam rumah),
ia bagaikan singa, dan jika keluar
ia bagaikan macan (yaitu jika
suamiku masuk ke dalam , ia
bersikap tenang, dan jika ia keluar
ke tengah orang banyak, ia
pemberani bagaikan macam.serta
ia tidak mau menanyakan apa
yang ia telah ia tetapkan.,
Perempuan yang keenam
menjelaskan ,” suamiku rakus
makan dan minum, jika ia tidur ia
berselimut dan tidak menempelkan
telapak tanggannya pada badanku
untuk mengetahui badanku, (Yaitu
untuk mengetetahui kesedihan
atau sakit yang menimpanya),
perempuan yang ketujuh berkata,
“ Suamiku bodoh, kurang
syahwatnya (Yaitu tidak dapat
melakukan hubungan intim
sebagaimana yang kami
butuhkan), .Setiap penyakitnya
menimbulkan penyakit yang
45
lain( ia mengidap banyak
penyakit), mungkin dapat melukai
kepalamu atau tubuhmu atau
keduanya, perempuan yang
delapan menuturkan , “ suamiku
lemah lembut dan baunya harum
seharum pohon Zarnab (Tumbuh-
tumbuhnya yang baunya harum),
perempuan yang kesembilan
mengatakan, “ Suamiku
jangkung , suka menjamu tamu,
gemar membantu orang lain, dan
amat dekat masyarakat”
perempuan yang kesepuluh
menceritakan, “ Suamiku adalah
Malik,Apa itu Malik? Malik itu
jauh lebih baik dari pada suami
yang sudah di disebutkan itu. Ia
memiliki banyak unta yang di
tambat di rumah dan sedikit yang
di tambat di padang rumput.
Apabila mereka mendengar suara
Mizar (yaitu alat hiburan yang
biasa di tabuh (gendang) karena
bahagia dengan kedatangan tamu.
Ketika kawanan unta yang ada di
sekitar rumah mendengar suara
gendang tersebut, maka siap-siap
untuk dipotong lalu disuguhkan
kepada tamu itu.Mereka yakin
46
bahwa mereka akan di sembelih
untuk di hidangkan kepada para
tamu, Perempuan yang kesebelas
bercerita, “ Suamiku adalah Abu
Zar’in , apa yang dimaksud
dengan Abu Zar’in itu? Dialah
orang yang memenuhi telinga dan
tanganku dengan perhiasan.Dia
membanggakanku dan aku
membanggakannya. Dia
melamarku ketika aku hidup di
tengah keluargaku yang hidup di
perbukitan, kemudian dia
menempatkanku di tengah
keluarga yang memiliki banyak
unta dan kuda serta memilki
banyak lahan perkebunan dan
pertanian. Disisinya aku berbicara
dan dia tidak pernah di cela, Aku
tidur nyenyak hingga pagi
hari( yaitu ia tidur diawal siang
dan ia tidak di bangunkan untuk
melaksanakan tugas harian) dan
aku dapat minum hingga merasa
puas.Mengenai Ibu Abu Zar’in
siapakah dia itu? Dia adalah
seorang perempuan yang banyak
bejananya dan rumahnya luas dan
bersih.Tentang Putera Abu
Zar’in , siapakah dia? Dia adalah
47
anak laki-laki yang tempat
tidurnya sederhana dan makannya
tidak banyak.Puteri Abu Zar’in
siapakah dia? Dia seorang
perempuan yang tunduk kepada
bapak dan kepada ibunya dan dia
terbiasa memakai busana dengan
sopan dan rapi sehinga membuat
lainnya iri kepadanya.Mengenai
budak perempuan Abu Zar’in
siapakah dia itu? Dia seorang
budak perempuan yang pandai
menyimpan rahasia keluarga
kami, tidak berhianat dalam
masalah masakan keluarga dan
sangat menyukai kebersihan.”
Perempuan kesebelas itu
melanjutkan, “ suatu hari Abu
Zar’in keluar di tengah perjalanan
bertemu dengan seorang
perempuan yang buah dadanya
montok beserta dua anaknya
seperti dua macan.Keduanya
bermain-main dengan buah dada
ibunya.Kemudian Abu Zar’in
menceraikan aku , lalu menikahi
perempuan yang buah dadanya
montok itu. Berikutnya saya
menikah dengan seorang laki-laki
terpandang yang menunggang
48
kuda pilihan dengan membawa
lembing.Dia memberikan
kekayaan yang banyak dan
wewangian dari banyak jenis.Dia
mengatakan kepada saya, “ Wahai
ummu Zar’in silakan makan, dan
berilah kerabatmu! Lebih lanjut
perempuan kesebelas berkata,
“Walaupun saya sudah
menghimpun segala sesuatu yang
di berikan oleh suami kepada
saya, namun belum setara dengan
kantong terkecil yang telah di
berikan kepada saya oleh Abu
Zar’in “ kemudia Aisyah
melanjutkan kisahnya, Rosulullah
saw. Bersabda kepadaku, “ Wahai
Aisyah , aku terhadap kamu
bagaikan Abu Zar’in terhadap
Ummu Zar’in.

Yang mendasari bertahannya dalam


membangun rumah tangga adalah sebagai berikut:

1) Memelihara kasih sayang


sekalipun sinyalnya sekilas hilang,
namun datang kembali yang lebih
besar.karena bisa jadi ketika
terjadi kekurang sukaan terhadap
sesuatu sesungguhnya sedang
fukus kepada kesukaan lainnya.
49
Anggota rumah tangga (istri atau
istri) yang satunya mengalah dan
lainnya menerima, sama-sama
manahan diri serta sabar dan
ikhlas menerima keadaan.
2) Sekalipun yang satu jatuh, tetapi
tidak ingin semuanya jatuh,
sekalipun satu remuk dan hancur
tetapi tidak ingin yang lainnya
hancur lebur semuanya.Pasti
musim berganti, arah angin
berubah dan badaipun pergi
berlalu, harapan pasti cerah
kembali dan optimisme hidup
yang lebih baik.”aku inging hidup
seribu tahun lagi” ( Kata Khairil
Anwar)
3. Kehadiran anak menjadi perisai
dalam Rumah tangga, sebagai
media tumbuh dan berkembang
biak manusia sehingga tersebar di
muka bumi ini.Allah berfirman
dalam Q.S Ar-rum:30 ayat 20
‫ر‬NN‫راب ثم ادا انتم بش‬NN‫ومن ايته ان خلقلكم من ت‬
‫تنتشرون‬
Artinya:
“ Dan diantara tanda-tanda
(kebesaran)-Nya ialah Dia
menciptakan kamu dari tanah,
kemudian tiba-tiba kamu
50
(menjadi) manusia yang
berkembang biak”. (Q.S
Arrum:30:20)

dan semakin menambah semangat


hiudup) yang bernilai.

3) Senantiasa menghadirkan Keimanan


dan keyakinan Kepada Allah SWT.
Dalam rumah tangga.Dia Sang Maha
kasih dan sayang. Dialah sang abadi
pemberi kasih, tak pernah bosan
menebarkan sayang .sedangkan Kasih
sayang manusia terbatas ruang, yang
pasti usang, sejenak waktu yang pasti
berganti, sesuka hati selama sehati.
kendatipun langit akan runtuh, tetapi
bumi tetap terhampar luas,
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan
yang menghasilkan untuk
kelangsungan hidup.Sekalipun ada
kekurangan dan kelemahan, masih ada
yang Maha sempurna dan Kaya raya
selamanya. Maka oleh karena itu
pastikan dalam keyakinan, jernihkan
dalam pikiran, teguhkan dalam hati
yang paling dalam. Berdo’alah dan
mintalaha kepada sang Maha pengasih
dan penyayang abadi untuk selalu
menghadirkan rahmat , kebarokahan
51
hidup serta ampunan . karena Dialah
yang Maha rahman, Maha pemberi
sejati dan Maha pengampun.
4) Bergelimang harta , tidak menjamin
kebahagiaan sejati.Karena sejatinya
kemuliaan dan kebahagiaan hidup ini
adalah menerima (ihklas).22
5) Hiasan rumah tangga yang sejati
adalah suami- Istri dan anggota
keluarga yang soleha dan solehah
yang taat pada Allah SWT. Dan
Rosul-Nya serta saling memahami dan
menerima dianatara mereka.
3) Pernikahan harus mendapatkan ridho
dan restu dari orang tua

Beruntanglah dan alangkah bahaginya


bagi pasangan pengantin laki-laki dan perempuan
yang masih punya orang tua yang sampai akad
pernikahannya di saksikan olehnya.Seorang ayah
menjadi walinya langsung, tanpa badal, dan
seorang Ibu mendampinginginya dengan sepenuh
hati. karena sebagian orang ketika waktu
pernikahannya tanpa di saksikan kedua orang tua,
walinya pun badal.

Kita sekarang berada karena mereka, sebagai


buah kasih sayangnya.Berkat mereka kita lahir,
tumbuh, dan berkembang menjadi dewasa.Mereka
22
Al-Qiroah juz 3 DR.Abdulullah Hamid al-Hamidi ha.15, Arab Saudi 1402
H.
52
memberikan segalanya, sepenuh jiwa (ikhlas),
memenuhi kebutuhan fisik , sehingga tumbuh dan
berkembang secara wajar.Mereka menuntun,
mendidik dan mengajari jalan kebenaran sehingga
kita mengetahui arah. Karena mereka kita telah
memperoleh Prestasi pendidikan sebagai bekal dan
ilmu dalam menjalnkan kehidupan.Apa yang kita
dapatkan hari ini, sesungguhnya terdapat proses yang
melibatkan banyak pihak .Orang tualah yang
banyak terlibat dalam proses menjadi kita sampai
hari ini. Bahagia itu tidak pernah berdiri sendiri,
terdapat keterlibatan pihak yang lain yang secara
langsung atau langsung melengkapi
kebahagiaan.Keterlibatan orang tua sebagai Wali
tidak saja menjadi bagian dari rukun akad nikah,
secara formalistik syari’yat, tetapi sebagi kesatuan
jiwa, darah dan hati yang tak terpisah, oleh karena itu
kebahagiaan seorang calon pengantin Laki-laki
maupun perempuan terasa kurang dan bahkan hilang
padanya tanpa keridhoaan, do,a dan restunya.

Pentingnya mendapatkan ridho dari orang tua,


sebagai kebutuhan hati nurani sang anak , sehingga
Allah SWT.sang pencipta saja mendahulukan mereka
untuk memberikan keridhoaannya. Dan juga Dia
Mengakhirkan kemurakaan-Nya kepada sang
anak .Sungguh Allah SWT. Mengapresiasi kepada
peran orang tua yang banyak di libatkan dalam proses
pertumbuhan dan perekambangan seorang anak,
sehingga menjadi dewasa.

53
Sebagaimana Rosulullah Muhammad saw.
Bersabda:

‫رضى هللا في رضى الوالدين وسخط هللا في‬


)‫سخط الوالدين (الحديث‬
Artinya: ‘’Ridho Allah kepada
sang anak akan tergantung
keridhaan dari kedua orang
tuanya, dan kemurkaan Allah
tergantung murkanya orang tua’’.
(Al-Hadits).

Rasa syukur seorang anak kepada orang tua


sebagai bagian berbuat baik (akhlakul karimah)
kepada mereka, yang di ikutkan sertakan dengan
rasa syukur kepada sang pencipta (Allah SWT).Lebih
utamanya kepada seorang Ibu yang telah
mengandungnya selama + 9 bulan yang penuh
kepayahan dan selama 2 tahun menyusuinya.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S.Lukman
ayat: 14.‫ووصينا االنسان بوالديه حملته امه وهنا على وهن وفصاله‬
‫في عامين ان اشكر لي ولوالديك الي المصير‬

Artinya:
‘’Dan kami perintahkan kepada
manusia(agar berbuat baik)
kepada kedua orang
tuanya.Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah –tambah
dan menyapihnya dua tahun,
54
bersuykurlah kepadaku dan
kepada orang tuamu, hanya
kepada Aku kembalimu’’
(Q.S.Lukman 31:14)

Allah SWT.saja mendahulukan keridhoaan-


Nya untkuk mereka bagi seorang anak, dan
mengakhirkan kemurkaannya .Rasanya tanpa pantas
seorang anak mengabaikan keridhoaan mereka. Jika
keridhoaan dari orang tua tidak di dapatkan, oleh
sang anak dalam hal apapun,termasuk dalam
pernikahan maka seiring itu pula sedang mendapkan
kemurkaan-Nya. Allah SWT. Tak akan ridho
sepanjang orang tua tak ridho kepada sang anak. Dan
Kemurkaan Allah tak akan terjadi kepada sang anak
sepanjang orang tidak murka.

4) Muara perniakahan adalah kebahagiaan

Setiap orang berhak bahagia, tetapi tidak


setiap orang merasakan bahagia.Kata bahagia
menjadi pilihan kata populer dan familier dalam
momentum pernikahan, dan rasa indah bagi
kebanyakan pasangan pengantin baru.

Bahagia terletak pada dua:

1. Unsur Lahir, manakalah


tepenuhinya segala kebutuhan
dasar manusia dengan baik dan
seimbang.konsumsi kebutuhan
55
fisik manusia untuk menghasilkan
energi, sehingga manusia dapat
melakukan aktifitas dengan stabil,
(Pangan), terlindunginya fisik
dengan pakain yang baik sehingga
dapat menjaga kesehatan dengan
stabil(Sandang/Pakaian),tersedian
ya tempat tinggal yang layak
untuk berlindung dari panasnya
sinar matahari, dan dinginya air
hujan (Papan/Rumah).tersedianya
kebutuhan hidup lainnya yang
penuh keseimbangan, dan
proporsional.
2. Unsur Batin,yaitu hadirnya
rasa jiwa yang tenang, damai dan
tentram.
Pernikahan yang bahagia
sejatinya tidak terjadi sesaat, ,
kebagiaan terjadi kapan saja,
dimana saja dalam keadaan apa
saja.Bahagia juga dpat
dianalogikan dengan pulau
harapan, dan untuk mencapainya
dapat di lakukan 5 (lima) hal:
a. Kesiapan penuh dan lengkap
(Iman yang kuat)
b. Perencanaan yang matang dan
teratur (Ilmu yang luas)

56
c. Melakukan Tindakan yang
terukur dan dalam pelaksanaannya
teratur (Bepegang teguh pada
aturan Allah dan Rosulullah
Muhammad saw)
d. Melibatkan makhluk lain,
(Manusia, Alam sekitar dan segala
isinya)
e. Evalausi dan koreksi untuk
lebih baik agar sukes (Istigfar dan
taubat)
5. Pernikahan adalah Ladang
Ibadah Kepada Allah SWT.
Manusia dengan Nadi dan hati
yang terus berdenyut, pikiran
cerdas mengalir tak terbatas,
langkah gerak aktifitas yang
berjalan lancar, fisik tumbuh,
tambah dan berkembang seiring
jaman.manusia beriman telah
berjanji hanya kepada sang
Pencipta ia beribadah N‫د‬N‫اك نعب‬NN‫اي‬
‫“ واياك نستعين‬hanya Kepadamu aku
beribadah dan hanya kepadamu
kami minta pertolongan” (Q.S.Al-
fatihah:1:3) , ia berjanji totalitas
hidupnya hanya untuk Allah SWT.
semata

‫ان صالتي ونسكي ومحيى وممتي‬


57
‫هلل‬
‫رب العالمين‬
“sesunggguhnya sholatku,
ibadahku, hidupku, matiku
hanyalah untuk Allah SWT. Sang
penguasa semesta Alam’’ (Al-
Hadits).

Tugas Utama manusia sejatinya adalah


pengabdian untuk Allah SWT. sang pencipta manusia
dan alam sekitarnya, karena Manusia adalah sebagai
makhluk pilihan Allah SWT sebagai pemimpin di
muka bumi ini, dengan segala isinya, agar dapat
membangun pertumbuhan dan perkembangan
peradaban manusia yang maju.

Pernikahan merupakan pintu pertama dalam


memasuki ruang kehidupan yang melibatkan dua
unsur , melakukan bersama-sama dalam membangun
pertumuhuhan dan perkemabangan ummat manusia
agar menjadi yang terbaik. Sang suami akan
memberikan totalitas yang terbaik, untuk istri dan
keluarga, juga sang istri akan melayani sang suami
dan keluarga sepenuh hati

, ‫خير الناس ينفع الناس‬


Artinya: “sebaik-baik manusia
adalah yang memberi manfaat
kepada orang lain”.(Al-Hadits).

Keluarga qurrotu a’yun ‫رة أعين‬NN‫ ق‬indah di


pandang mata, tenang di rasa hati , tentram didalam
58
jiwa, damai di suasana ruang dan waktu. Merupakan
dambaan setiap orang, yang tumbuh, tambah dan
berkembang keluarga yang terbaik.sehingga dapat
memahami dirinya, melahirkan sikap dan tindakan
yang sesuai dengan norma (ahklakul karimah), dan
dapat memahami Tuhan sebagai ciptaannya.

Kebahagiaan dalam rumah tangga yang terdiri


dari istri yang solehah, ana-anak yang soleh agar
menjadi orang-orang yang paling bertaqwa kepada
Allah SWT.sebagaimana do’a Nabi Ibrahim

‫رة أعين‬N‫ا ق‬N‫ا ودريتن‬N‫ا من ازواجن‬N‫ربنا هب لن‬


‫واجعلنا للمتقين اماما‬.
Artinya:
‘’Ya Allah ya Tuhan kami,
anugrahkanlah kepaka kami istri-
istri, dan keturunan yang indah di
pandang mata dan jadikanlah
orang-orang yang terdepan dalam
bertaqwa.’’

Untuk dapat mewujudkan orang-orang yang


terbaik dalam satu bangunan rumah tangga , tentu di
bangun dengan niat yang baik dan benar, di kelola
dengan ilmu yang luas, pelaksanaannya sesuai
dengan peraturan , selalu berupaya menjadi yang
terbaik dalam hidupnya. Peradaban manusia di mulai
dari perdaban rumah tangga yang baik. Sebagai

59
bagian terkecil dalam ruang perdaban ummat
manusia.

4. Bimbingan mental Islam

‫اليوم‬NNNN‫ا باهللا وب‬NNNNّ‫ا س من يقولءامن‬NNNNّ‫ومن الن‬


)٨(‫األخروما هم بمؤ منين‬
‘’Diantara manusia ada yang
mengatakan:’’Kami beriman
kepada Allah dan hari kemudian,
‘’padahal mereka itu
sesungguhnya bukan orang-orang
yang beriman’’. (Qs. Al-
Baqarah,2:8)

‫ذينءمنواقالواءامنّاوإذاخلواإلى‬NNNNNNNNNNّ‫وإذا لقواال‬
(‫تهزءون‬NNN‫انحن مس‬NNN‫يطينهم قالواإنّامعكمإنّم‬NNN‫ش‬
)١٤

‘’Dan bila mereka berjumpa


dengan orang-orang yang
beriman, mereka mengatakan:
‘’kami telah beriman”. Dan bila
mereka mengatakan:
‘’sesungguhnya Kami sependirian
dengan kamu, kami hanyalah
berolok-olok’’. (Qs. Al-Baqarah,
2:14).
Sabda Rasulullah SAW.

60
‘’ Wajib buat kalian untuk berbuat
jujur. Sebab kejujuran itu akan
membawa kebaikan. Dan kebaikan
itu akan membawa ke surga’’.
(HR. Bukhari dan Muslim).
‘’ Barang siapa yang membangga-
banggakan dirinya dan berjalan
dengan congkak (sombong)
dihadapan Allah, sesungguhnya
Allah sangat memurkainya’’. (HR.
Al-Hakim)

BAB III

KONSELING, MODERASI BERAGAMA, DAN


COVID-19

61
A. Pengertian Konseling, Moderasi Beragama, dan
Covid-19
Munculnya layanan bimbingan dan konseling
dalam berbagai setting kehidupan merupakan respon
terhadap pentingnya memfasilitasi perkembangan
konseling secara optimal. Memfasilitasi yang
dimaksud adalah proses memberi berbagai
kemudahan melalui pemahaman diri dan lingkungan
yang tepat, pengarahan, dan pengembangan diri
sesuai dengan potensi yang dimiliki. Potensi yang
dimaksud adalah latent power, yakni kemampuan
yang belum tampak, belum mewujud, belum menjadi
perilaku nyata, atau belum menjadi prestasi.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu cara
yang dapat digunakan untuk membantu
perkembangan individu . Menurut Shertzer dan Stone
dalam Syamsu Yusuf “Counseling is an interaction
process which facilitaties meaningful understanding
of self and environment and result in the
establishment and\ or clarification of goals and
values oof future behavior”. Konseling merupakan
proses interaksi yang bermakna pemahaman diri dan
lingkungan, serta hasil dari pembentukan dan atau
pengklarifikasian tujuan serta nilai-nilai perilaku
masa depan.
English dan English mendefinisikan
konseling sebagai:”suatu hubungan antara seseorang
dengan orang lain, dimana seorang berusaha keras
untuk membantu mengatasi masalah dan dapat
memecahkan masalahnya dalam rangka penyesuaian
62
dirinya”. Nurihsan menyatakan bahwa:”konseling
membantu individu agar mengerti dirinya sendiri,
mampu mengekplorasi dan memimpin diri sendiri,
serta menyellesaikan tugas-tugas kehidupannya”.23
Menurut Prayitno (2004 : 99), secara
etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin,
yaitu”consilium” yang berarti “dengan” atau
“bersama” yang dirangkai dengan “menerima”atau
”memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-
Saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yang
berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan “. W.S.
Winkel dan M.M. Sri Hastuti (2010:34), menjelaskan
dalam kamus bahasa Inggris counseling dikaitkan
dengan kata counsel yang diartikan sebagai berikut:
nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel)
dan pembicaraan (to take counsel).
Masih terkait tentang konseling, Feltham dan
Dryden (1993: 6) sebagaimana dikutip John
McLeond, alih bahasa oleh A.K Anwar (2008 :7-8),
hubungan baik ditandai dengan pengaplikasian satu
atau lebih teori psikologi dan satu set keterampilan
komunikasi yang dikenal, dimodifikasi melalui
pengalaman, intuisi, dan faktor interpersonal lainnya,
terhadap perhatian, problem atau inspirasi klien yang
paling pribadi. Etos terpentingnya adalah lebih
bersifat memfasilitasi ketimbang memberi saran dan
menekan. Konseling dapat terjadi dalam jangka
waktu yang pendek atau panjang, mengambil tempat

23
M. Fuad Anwar, Landasan Bimbingan dan Konseling Islam,
(Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2019),h.1-4.
63
di setting organisasional maupun pribadi dan dapat
atau tidak dapat tumpang-tindih dengan masalah
kesehatan pribadi seseorang baik yang bersifat
praktis maupun medis. Kedua aktivitas yang berbeda
tersebut dilaksanakan oleh individu yang setuju untuk
melakoni peran sebagai konselor dan klien. Dan
konseling merupakan proses yang nyata. Konseling
adalah sebuah profesi yang dicari oleh orang yang
berada dalam tekanan atau dalam kebingungan, yang
berhasrat berdiskusi dan memecahkan semua itu
dalam sebuah hubungan yang lebih terkontrol dan
lebih pribadi dibandingkan pertemanan, dan mungkin
lebih simpatik atau tidak memberikan cap tertentu
dibandingkan hubungan pertolongan dalam praktik
medis tradisional atau setting psikiatrik.
Sofyan S. Willis (2007 :17-18), secara historis
asal mula pengertian konseling adalah untuk
memberi nasehat, seperti panesehat hukum,
penasehat perkawinan, dan penasehat camping anak-
anak pramuka. Kemudian nasehat itu berkembang ke
bidang-bidang bisnis, manajemen, otomotif,
investasi, dan finanasial. Misalnya, ada penasehat
otomotif (automotive counselor), adapula finance
counselor, investment counselor dan sebagainya.
Menurutnya konseling adalah upaya bantuan yang
diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan
berpengalaman, terhadap individu-individu yang
membutuhkannya, agar individu tersebut
berkembang potensinya secara optimal, mampu

64
mengatasi masalahnya, dan mampu menyesuaikan
diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.
ASCA (American School Counselor
Association) sebagimana dikutip Syamsu Yusuf LN
dan A. Juntika Nurishan (2008 : 8) mengemukakan
bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang
bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan
pemberian kesempatan dari konselor kepada klien,
konselor mempergunakan pengetahuan dan
keterampilannya untuk membantu klien mengatasi
masalah-masalahnya.
Agus Sukirno (2017: 42) menyimpulkan
bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan
dari orang yang ahli konselor kepada konseli secara
face to face untuk menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapi.
Wllian Ratigan (1967 :114-115), seperti
dikutip Mohammad Surya (2003: 2-4), mencoba
mendeskripsikan pengertian konseling, khususnya
konseling pendidikan secara lebih rinci berdasarkan
pengamatan dan penelitian yang dilakukannya. Ia
mendeskripsikan konseling sebagai berikut.
1. Konseling adalah usaha untuk
membantu seseorang menolong
dirinya sendiri.
2. Konselor sekolah membantu anak-
anak bersama masalah-masalah
mereka, dengan menemukan tempat
mereka dalam hidup, dan dengan

65
pemahaman yang lebih baik terhadap
diri sendiri.
3. Seorang konselor melihat bahwa
kegiatan belajar siswa berjalan sejajar
dengan kecakapan dan minatnya. Ia
seyogianya mendorong siswa untuk
dapat belajar secara realistik sesuai
dengan dirinya.
4. Konseling membantu anak-anak
membuat keputusan sendiri sehingga
mereka menemukan kepuasan dan
kesenangan dalam kehidupan kerja
mereka.
5. Konseling mengakui kebebasan
individual untuk membuat keputusan
sendiri dan memilih jalurnya sendiri
yang dapat mengarahkannya.
Konseling juga mengakui adanya
hambatan terhadap individu tertentu
dan dalam situasi tertentu, dan
konseling hendaknya terampil dalam
membantu membawa pada jalur yang
tepat.
6. Konseling memberikan informasi
kepada seseorang tentang dirinya,
potensinya, kemungkinan-
kemungkinan yang memadai bagi
potensinya, dan bagaimana
memanfaatkan pengetahuan tersebut
dengan sebaik-baiknya.
66
7. Konseling hendaknya melihat anak
pada masa kini dan membuatnya
menjadi orang yang lebih baik dalam
jangka panjang pada saat ia telah
tertinggal sendiri untuk membuat
pilihan bagi dirinya sendiri.
8. Konselor sekolah membantu siswa
membuat pilihan, mendiskusikan hasil
yang mungkin diperoleh dari
pembuatan setiap keputusan, dan
mengajar untuk menerima tanggung
jawab terhadap pilihan yang telah
dibuatnya.
9. Konseling adalah suatu
pengembangan emosional le dalam
kulit orang lain.
10. Tujuan konseling adalah pemahaman
diri dan pengalaman diri.
11. Konseling bukan percakapan, akan
tetapi sebagai suatu komunikasi yang
intim, respirasi percakapan, dan
sebagai suatu kontak.
12. Konseling adalah meletakkan pasak
persegi dalam lubang persegi, dan
pasak bulat dalam lubang bulat.
13. Konseling memberi kesempatan
kepada orang lain untuk menyatakan
apa yang ia inginkan, membiarkan ia
melegakan hatinya ke dalam kata-kata

67
yang dapat mengurangi ketegangan
emosional.
14. Konseling membiarkan siswa
mengetahui bahwa ia berharga untuk
dirinya sendiri, bahwa ia mendapat
perhatian dan kepedulian.
15. Konseling adalah suatu telinga yang
bersifat simpatik.
16. Konseling membiarkan orang lain
menceritakan dirinya keluar dan
kemudian mengembalikan kepada
dirinya, eling adalah persahabatan
jangka pendek dengan tujuan yang
disadari, dan selama itu konselor dan
konseli menunjukkan pertambahan
dalam pertumbuhan intelektual,
kematangan emosional, dan tilikan
spiritual.
17. Seorang konselor adalah seseorang
yang tidak pernah bermimpi
memberikan nasihat secara mutlak.
18. Konseling sering dianalogikan sebagai
suatu upaya menghadapi gunung es,
sekitar tiga perempat hambatan
(masalah) ada pada bagian dalam.
Konselor hendaknya menyadari
bahwa klien (konseli) tidak menyadari
hal itu.24

24
Agus Sukirno, Pengantar Bimbingan & Konseling,.....,h.39-44.
68
Konseling merupakan kegiatan dalam rangka
memberikan pelayanan kepada konseli yang membutuhkan
bantuan. Pelayanan yang dimaksud adalah suatu usaha
profesional untuk membantu (helping); upaya pemberian
bantuan di sini diberikan kepada konseli yang memang
membutuhkan bantuan penyelesaian masalah. Konseling
sebagai profesi bantuan dilandaskan pada berbagai teknik
yang khas dan khusus yang dibalut dalam suatu pertemuan
khusus (existencial affairs) dengan maksud agar orang lain
tadi memungkinkan lebih efektif menghadapi berbagai
macam problem yang ada dalam diri manusia. Konseling
tidak terlepas dari ilmu dan seni. Konseling sebagai ilmu
tidak terlepas dari hal-hal ilmiah, keilmiahan konseling
berkenaan dengan pendeskripsian data, analisis, dan
pengkajian berbagai macam tingkah laku. Sisi seni menurut
Brammer mengacu kepada unsur-unsur intuitif dan perasaan
jalinan hubungan interpersonal yang didasarkan pada
kemanusiaan dan daya cipta seni.

Konseling secara etimologi berasal dari bahasa Latin,


yaitu’’ consilium’’ yang berarti dengan atau bersama,
sedangkan menurut bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling
berasal dari ‘’sellan’’ yang berarti menyerahkan atau
menyampaikan. Konseling sebagai sebuah ilmu memiliki
pengertian yang sangat mendalam sesuai dengan konsep
yang dikembangkan dalam profesinya. Konseling tercipta
karena adanya interaksi antara dua orang individu, yaitu
konselor (pemberi bantuan) dan konseli (penerima bantuan).
Berikut ini akan dijabarkan pengertian konseling dari
beberapa ahli:

69
1. Division of Counseling Psychology
mendefinisikan konseling sebagai suatu
proses untuk membantu individu mengatasi
hambatan-hambatan perkembangan dirinya
dan untuk mencapai perkembangan yang
optimal kemampuan pribadi yang
dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi
setiap waktu.
2. American School Counselor Assosiation
menjelaskan bahwa konseling merupakan
suatu hubungan tatap muka yang bersifat
rahasia, tanpa adanya paksaan dan saling
menerima serta adanya kesempatan dari
konselor terhadap dengan konseli dengan
memanfaatkan apa yang ada pada konseli
dalam mengatasi masalahnya.
3. Pietrofesa (1978) menyatakan bahwa
konseling adalah proses yang melibatkan
seseorang professional yang berusaha
membantu orang lain dalam mencapai
pemahaman dirinya sehingga bisa mencapai
kesuksesan dan terpecahkan masalah nya.
4. Tokoh Charl Rogers menyatakan bahwa
konseling merupakan proses yang terstruktur
dalam kondisi rileks dan adanya rasa aman
dalam menjalin hubungan antara konselor-
konseli dan kemudian diintegrasikan ke
dalam diri agar mendapatkan perubahan yang
lebih baik pada dirinya

70
5. Tolbert (1959) konseling adalah proses
dimana semua fakta dijadikan satu dan semua
pengalaman seseorang difokuskan pada suatu
masalah yang kemudian diselesaikan sendiri
oleh yang bersangkutan dengan bantuan
konselor.

Berbagai macam pengertian konseling pasti


akan sedikit berbeda dalam pemaknaan aktualnya,
cara terbaik memahami definisi yang sesungguhnya
dari sebuah konseling yaitu jika konselor dapat
memenuhi fungsi-fungsi yang ditentukan oleh
definisi tersebut. Ada beberapa komponen penting
yang ada dalam konseling;

1. Proses
Proses yaitu kegiatan yang
dilaksanakan tidaklah sekejap begitu
saja tetapi sistematis dengan beberapa
kali pertemuan sesuai kebutuhan dan
kesepakatan konselor dan konseli.
2. Hubungan yang unik

Hubungan yang unik


dimaksudkan sebagai pola interaksi
antara koselor dan konseli yang khas,
karena dalam proses konseling banyak
hal yang harus dipahami antara
konselor maupun konseli, seperti
keterbukaan, pemahaman,

71
penghargaan, penerimaan tanpa syarat
dan empati.

3. Membantu konseli
Konselor sepenuhnya
mendapat kepercayaan dari konseli
untuk bisa menuntaskan permasalahan
yang dihadapinya saat itu. Konselor
mempunyai peran memberikan
pemahaman yang mendalam
mengenai masalah yang dihadapinya
sehingga konseli menjadi lebih
bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri dan bisa mengambil keputusan
untuk dirinya sendiri.
4. Tujuan
Konseling diselenggarakan tidaklah
untuk hal-hal yang tidak jelas,
melainkan konseling dilaksanakan
dengan maksud untuk membantu
konseli dalam menerima dirinya,
belajar adaptif, dan menemukan
pemahaman yang luas tentang
dirinya25.

Konseling merupakan suatu proses pemberian


bantuan yang dilakukan oleh para ahli terhadap kepada
individu yang mengalami masalah sedang dihadapinya. Ada
beberapa pendapat mengenai pengertian konseling menurut
25
M. Andi Setiawan, Pendekatan-Pendekatan Konseling Teori dan
Aplikasi, (Yogyakarta: CV. Budi Utama,2018),h.2-4.
72
beberapa ahli. Dan dari bebrapa pengertian tersebut yentunya
berbeda-beda penjelasannya. Menurut Abu Ahmadi
konseling merupakan suatu hubungan yang dilakukan secara
pribadi dengan bertatap muka antara dua orang atau lebih
untuk membantu menghadapi masalah yang sedang
dihadapi. 26

M. Andi Setiawan (2018: 4) konseling merupakan


suatu proses yang sistematis yang dilakukan oleh konselor
dan konseli dengan maksud untuk membantu menyelesaikan
permasalahanyang sedang dihadapi oleh konseli sehingga
konseli bisa terselesaikan masalahnya dan tercapai
kehidupan yang efektif sehari-hari. Proses konseling
diharpkan dapat membantu konseli dalam mendapatkan
wawasan mengenai berbagai alternatif, pemahaman, dan
keterampilan-keterampilan baru. Konseling akan
memfasilitasi konseling dalam menghadapi kekuatan
maupun kelemahan sehingga konseli mampumengambil
keputusan dan berani dalam melaksanakannya, kemampuan
untuk mengambil resiko yang mungkin ada dalam proses
pencapaian tujuan –tujuan yang diinginkan.

Nurul Hartini & Atika Dian(2016:7-8) Konseling


adalah sebuah interaksi antara seorang konselor dan konseli.
Interaksi anatara konselor dan konseli pada dasarnya
merupakan interaksi antara konseli yaitu seorang individu
atau kelompok yang sedang menghadapi masalah, yang
mencari pihak ketiga (konselor) untuk membantu
menyelesaikan masalahnya. Konseli berupaya mencari
26
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-konseling-dan-tujuan-
bimbingan-konseling/ (diakses pada 12 September 2020, pukul 23.31).
73
bantuan konselor ketika menghadapi masalah dan dan
merasa tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri,
sehingga berupaya mendapatkan bantuan orang lain untuk
menemukan alternatif penyelesaian atas masalah yang
dihadapi. Ketika berhadapan dengan konselor, konseli
membutuhkan nasihat, bimbingan dan konsultasi dari
konselor yang diharapkan memiliki posisi netral sehingga
konselor dapat memberikan pendapat atau alternatif
penyelesaian yang lebih objektif.

Konseling adalah sebuah proses interaksi diodic (dua


arah) antara konselor dan konseli. Interaksi dua arah antara
konsleor dan konseli saling mempengaruhi ini merupakan
sebuah interaksi yang bersifat profesional. Arinya, interaksi
antara konselor dan konseli adalah interaksi di mana konseli
membutuhkan bantuan konselor, sedangkan konselor adalah
seseorang yang memiliki latar belakang, kepribadian, dan
cara kerja sistematis terkait dengan profesinya, memiliki
etika yang harus dipatuhi serta hubungannya dibangun atas
sebuah kontrak kesepakatan tertentu. Karena interaksinya
bersifat diodic, maka penerimaan konselor terhadap konseli
dan penerimaan konseli saat berhadapan dengan konselor
pasti akan melingkupi interaksi konselor dan konseli,
sehingga apapun hal yang ditampilkan dan disampaikan oleh
konselor akan menimbulkan sebuah kesan pada konseli yang
dapat mempengaruhi proses interaksi berikutnya. Demikian
juga apapun hal yang disampaikan dan dikatakan konseli
akan mempengaruhi persepsi dan penerimaan konselor.
Untuk itu harus terjadi kesesuaian dan kenyamanan serta
kepercayaan saat konselor dan konseli berinteraksi.

74
Konseling merupakan suatu hubungan yang bersifat
membantu yaitu adanya interaksi antara konselor dan klien
dalam suatu kondisi yang membuat konseli terbantu dalam
mencapai perubahan dan belajar membuat keputusan sendiri
serta bertanggung jawab atas keputusan yang ia ambil.27

Rukayah (2019:8-10) Konseling merupakan bagian


integral dari bimbingan. Konseling juga merupakan salah
satu teknik dalam bimbingan. Konseling merupakan inti
dalam bimbingan. Ada yang menyatakan bahwa konseling
merupakan’’jantungnya’’ bimbingan. Sebagai kegiatan inti
atau jantungnya bimbingan, praktik bimbingan bisa dinggap
belum apabila tidak dilakukan konseling.

Menurut Winkel yang dikutip oleh Bambang Ismaya


dalam buku Bimbingan dan Konseling Studi, Karir dan
Keluarga berpendapat bahwa konseling merupakan
serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam
usaha membantu konseli secara tatap muka dengan tujuan
agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap
berbagai persoalan atau masalah khusus.

Prayitno dan Erman Amti dalam buku Dasar-Dasar


Bimbingan dan Konseling mengemukakan bahwa konseling
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada
individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (klien)
yang berujung pada teratasinya masalah klien agar klien

27
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-konseling/14873.
( Diakses pada 14 September 2020, pukul 23.52).
75
dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai
persoalan yang dihadapinya.

Konseling merupakan terjemahan dari kata


counseling mempunyai makna sebagai hubungan timbal
balik antara dua orang individu, dimana yang seorang
(konselor) berusaha membantu yang lain (klien) untuk
mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan
dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang
akan datang (Natawijaya, 1987).

Sedangkan Surya (1988), mendefinisikan konseling


sebagai seluruh upaya bantuan yang diberikan konselor
kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan
kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnyan
dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan
datang. Dalam pembentukan konsep yang sewajarnya
mengenal: dirinya sendiri, orang lain, pendapat orang lain,
tentang dirinya, tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan
kepercayaan diri.

Selanjutnya Sukardi (2000), setelah menyarikan dari


berbagi pendapat tentang pengertian konseling
menyimpulkan bahwa konseling merupakan suatu upaya
bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka
antara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik,
human (manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian
dan yang didasari atas norma-norma yang berlaku, agar klien
memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam

76
memperbaiki tingkah lakunya pada saat kini dan mungkin
pada masa yang akan datang.28

Kukuh Jumi Adi (2013: 10-11) konseling adalah


bantuan secara profesional yang diberikan oleh konselor
kepada klien secara tatap muka empat mata yang
dilaksanakan interaksi secara langsung dalam rangka
memperoleh pemhaman diri yang lebih baik, kemampuan
mengontrol diri, dan mmengarahkan diri untuk dimanfaatkan
olehnya dalam rangka pemecahan masalah dan memperbaiki
tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Pembahasan
masalah yang dimaksud bersifat mendalam yang
menyangkut hal-hal penting tentang klien, bersifat luas
meliputi berbagi segi permasalahan klien, serta bersifat
spesifik mengarah pada pengentasan masalah klien yang
urgen.

Istilah konseling telah digunakan dengan luas sebagai


kegiatan yang dipikirkan untuk membantu sesorang
menyelesaikan masalahnya. Kata konseling mencakup
bekerja dengan banyak orang dan hubungan yang mungkin
saja bersifat pengembangan diri, dukungan terhadap krisis,
bimbingan atau pemecahan masalah. Tugas konseling adalah
memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengeksplorasi, menemukan dan menjelaskan cara hidup
lebih memuaskan dan cerdas dalam menghadapi sesuatu.
Pengertian yang sederhana untuk konseling adalah sebagai
suatu proses pembelajaran yang seseorang itu belajar tentang
dirinya serta tentang hubungan dalam dirinya lalu
28
Kukuh Jumi Adi, Esensial Konseling Pendekatan Trait and Factor dan
Client Centered (Yogyakarta:Penerbit Garudhawaca,2013),h.9-10.
77
menemukan tingkah laku yang dapat memajukan
perkembangan pribadinya.29 Menurut Abu Bakar M. Luddin
(2010) Konseling ialah hubungan antara seorang konselor
yang terlatih dengan seorang klien atau lebih, bertujuan
untuk membantu klien memahami ruang hidupnya, serta
mempelajari untuk membuat keputusan sendiri melalui
pilihan-pilihan yang bermakna dan yang berasaskan
informasi dan melalui penyelesaian masalah-masalah yang
berbentuk emosi dan masalah pribadi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 2008,


moderasi diartikan sebagai pengurangan kekerasan dan
penghindaran ekstremise. Di cetakan pertama (1988)
dihidangkan penjelasan tentang arti kata/sikap moderat: (1)
selalu menghindar dari perilaku atau pengungkapan yang
ekstrem; (2) berkecenderungan ke arah dimensi atau jalan
tengah. Sedanggkan kata’’ moderator’’ adalah (1) orang
yang bertindak sebagai penengah (hakim, wasit, dsb); (2)
pemimpin sidang (rapat atau diskusi) yang menjadi
pengarah pada acara pembicaraan atau perdiskusian
masalah. Makna-makna diatas sejalan walau tidak seluas
makna wasathiyyah yang digunakan oleh pakar-pakar bahasa
Arab, lebih-lebih yang menjadikan Al-Quran sebagi rujukan.

Dalam kamus bahasa Arab, kata Wasathiyyah (‫)وسطية‬


terambil dari kata wasatha ((‫ وسط‬yang mempunyai sekian
banyak arti. Dalam al-Mu’jam al-Wasith yang disusun oleh
Lembaga Bahasa Arab Mesir antara lain dikemukakan :

29
Abu Bakar M. Luddin, Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan
Praktik,( Bandung : Cita Pustaka Media Perintis,2010),h.16.
78
Wasatha sesuatu adalah apa yang terdapat diantara kedua
ujungnya dan ia adalah bagian darinya…juga berarti
pertengahan dari segala sesuatu. Jika dikatakan: syai’un
wasath maka itu berarti sesuatu itu antara baik dan buruk.
Kata ini juga berarti ‘apa yang dikandung oleh kedua sisinya
walaupun tidak sama’. Kata wasath juga berarti adil dan
baik. (Ini disifati tunggal atau bukan tunggal). Dalam Al-
Quran, ‘’dan demikian kami jadikan kamu ummatan
wasathan,’’ dalam arti penyandang keadilan atau orang-
orang baik. Kalau anda berkata, ‘Dia dari wasath kaumnya’,
maka itu dia termasuk yang terbaik dari kaumnya. Kata ini
juga bermakna lingkaran sesuatu atau lingkungannya.

Salah satu yang dapat disimpulkan dari uraian pakar-


pakar bahasa adalah’’sesuatu yang bersifat wasath haruslah
yang tidak terlepas dari kedua sisinya’’. Karena itu, kata ini
dinisbahkan pada sesuatu. Ketika anda berkata,’’Saya duduk
ditengah ruangan’’, maka itu menunjuk ke satu ruangan saja,
bukan dua sekaligus mengisyaratkan dengan keberadaan
Anda di tengah bahwa ada dua sisi dimana Anda berada di
keduanya. Keduanya tidak dapat luput dari keberadaan Anda
ditengahnya. Karena itu pula, dalam sekian banyak hal, yang
berada ditengah itu dilindungi oleh kedua sisinya, sehingga
ia terpelihara.

Dalam konteks memahami hakikat wasathiyyah


dalam berbagai bidang dan aspeknya, penganjur dan pelaku
wasathiyyah dituntut untuk memperhatikan apa yang
dikemukakan oleh para pakar bahasa di atas. Yakni, adanya
hubungan tarik-menarik antara ‘’yang di tengah’’ dan kedua
ujungnya. Dan, tentu saja, itu bukan sekedar menuntut
79
kesabaran dan keuletan dalam menghadapi, melainkan juga
membutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang memadai,
sehingga tidak terseret oleh salah satu ujungnya agar kedua
ujung itu dapat ditarik apa yang dibutuhkan untuk mecapai
keadilan dan kebaikan yang merupakan syarat mutlak untuk
melahirkan hakikat wasathiyyah.30

Dalam konteks beragama, moderasi dimaknai sebagai


cara pandang, sikap, dan perilaku yang berorientasi di
tengah-tengah, berupaya bertindak adil, dan tidak ekstrem
dalam beragama.31 AksinWijaya(2020:134) menyimpulkan
secara singkat bahwa moderasi beragama adalah pilihan
proporsional karena ekstrem atau berlebihan dalam
beragama. Sikap tengah-tengah, adi dan seimbang dalam
beragama ini mewujud dalam pemikiran, sikap dan perilaku.

Melengkapi definisi moderasi, Kamali dalam


artikelnya meyatakan: moderasi merupakan moral kebajikan
yang selaras, tidak hanya untuk personal, tetapi juga untuk
integritas dan citra diri masyarakat dan negara. Moderasi
juga dihargai di semua agama dan oeradaban. Moderasi
adalah kebajikan yang bermanfaat bagi pengembangan
keharmonisan dan keseimbangan sosial dalam hubungan
antar manusia.

Konsepsi moderasi beragama sejatinya bukan barang


baru. Sejak lama bangsa Indonesia telah mempraktikkan
konsep moderasi beragama ini. Masyarakat Islam Indonesia
30
M. Quraish Shihab, Wasathahiyyah Wawasan Islam Tentang Moderasi
Beragama,( Tangerang: Penerbit Lentera Hati,2019) h.1-3.
31
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia,
Buku Moderasi Beragama ( Jakarta :Kementerian Agama RI, 2019).
80
sebagai umat mayoritas telah menjalankan prinsip-prinsip
moderasi dalam beragama dengan mengembangkan sikap
toleran, menghormati keragaman, baik keragaman etnis,
agama, budaya, dan adat istiadat, seimbang, dan tidak
berlebih-lebihan dalam beragama. 32

Moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam


beragama secara moderat, yakni memahami dan
mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik
ekstrem kanan maupun ekstem kiri. Sementara itu mantan
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam berbagai
kesempatan sering mengatakan bahwa moderasi beragama
adalah sebuah jalan tengah dalam keberagaman agama di
Indonesia.33

Moderasi atau wasathiyyah bukanlah sikap yang


bersifat tidak jelas atau tidak tegas terhadap sesuatu bagaikan
sikap tidak netral yang pasif, bukan juga pertengahan
metematis sebagaimana yang dipahami sementara orang dari
hasil pemikiran filsuf Yunani, bukan juga, sebagaimana
dikesankan oleh namanya wasath yakni’’pertengahan’’,
pilihan yang mengantar pada dugaan bahwa wasathiyyah
tidak menganjurkan manusia berusaha mencapai puncak
sesuatu yang baik dan positif, seperti ibadah, ilmu, kekayaan,
dan sebagainya. Moderasi bukan juga kelemah-lembutan.
Memang, salah satu indikatornya adalah lemah lembut dan

32
Aksin Wijaya Dkk, Berislam di Jalur Tengah. (Yogyakarta:
IRCiSoD,2020) h.134.
33
https://www.muisumut.com/blog/2020/08/01/timbulnya-musibah-
dan-kesempatan-dibalik-pandemi-covid-19/ (Diakses pada 25
September 2020, pukul: 20.44 WIB)
81
sopan santun, namun bukan berarti tidak lagi diperkenankan
menghadapi segala persoalan dengan tegas.34

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang


menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada
manusia biasanya menyebabkan infeksi saluran pernapasan,
mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle
East Respiratory Sydrome (MERS) dan sindrom Pernafasan
Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Sydrome (SARS).
Corona virus jenis baru yang pada manusia sejak kejadian
luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019,
kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Sydrome
Coronavirus 2 (SAR-COV2), dan menyebabkan penyakit
Coronavirus Disease-2019 (Covid-19).

Gejala umum berupa demam 360 C, batuk kering,


dan sesak nafas. Jika ada orang yang dalam 14 hari sebelum
muncul gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke
negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan
penderita Covid-19, maka terhadap orang tersebut akan
dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk
memastikan diagnosisnya. Daftar negara terjangkit dapat
dipantau melalui website Kementerian Kesehatan.35

Covid-19 adalah penyakit virus corona yang


ditemukan pada tahun 2019 dan dilaporkan WHO. Covid-19
telah menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk
Indonesia. Merebaknya wabah ini pun meningkatkan jumlah
34
M. Quraish Shihab, Wasathiyyah Wawasan Islam Tentang Moderasi,
……h.xi
35
https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-content/structure-
faq.html (Diakses pada 25 September 2020, pukul: 21.46 WIB)
82
kasus positif terjangkit Covid-19. Akibatnya, di seluruh
dunia termasuk Indonesia mengalami dampak krisis
kesehatan dan ekonomi. Kehidupan semua masyarakat
seolah terhenti karena ada pembatasan, seperti halnya
sekolah, bekerja, pelayanan kesehatan, dll. Hal ini, tidak
dipungkiri dapat meneyebabkan kepanikan, ketakutan dan
kecemasan pada masyarakat. Maka dari itu, perlu buat
masyarakat untuk mengelola stress disaat pandemi dan
pembatasan sosial ini berlangsung.36

Pada masa sekarang ini stress dan gangguan-


gangguan kejiwaan lainnya banyak dialami oleh masyarakat
akibat tuntutan hidup yang semakin bertambah. Selain itu,
banyak ditemui orang-orang yang menghalalkan segala cara
demi mendapatkan sesuatu yang semata-mata hanya
memburu materi tanpa memperdulikan nilai-nilai spiritual.

Disini konseling bukan hanya sebagai kegiatan


nasehat-menasehati melainkan bisa juga untuk memperkuat
moderasi beragama di masa pandemi ini karena tak jarang
orang yang salah mengartikan cara ketika menghadapi
sebuah cobaan pademi Covid-19 ini yang sebelumnya
pernah dijelaskan.

B. Pentingnya Penguatan Moderasi Beragama


Moderasi beragama menurut Kiai Muchlis,
tujuannya memberikan edukasi kepada masyarakat
untuk menjalankan Islam yang moderat. Misalnya
mengajarkan untuk menghargai terhadap sesame

36
http://awalbros.com/kejiwaan/manajemen-stres-di-masa-pandemi-
covid-19/ (Diakses pada 26 September 2020 pukul. 19:48 WIB).
83
umat manusia, khusunya bagi mereka yang tidak
seagama. Penguatan moderasi Islam berbasis Al-
Quran menjadi penting di era sekarang ini. Moderasi
beragama sangat penting untuk mencegah paham
radikal. Sebab, Islam moderat yang paling cocok bagi
Indonesia.37
KH. Mustafa Bisri menganalogikan bahwa
moderasi agama ibarat perintah makan dan minum
tanpa harus berlebih-lebihan (Al-A’raf:31). Kita tentu
tahu bahwa radikalisme agama, atau konflik
kekerasan yang banyak terjadi karena adanya
perilaku berlebihan sehingga mereduksi nilai
keadailan sebagai pondasi utama bermasyarakat.
Agama dalam hal ini juga tentu harus dipahami
dengan pemahaman yang adail agar tidak
menimbulkan perilaku yang berujung pada konflik.38
Allah SWT., berfirman ‘’tidak ada paksaan
dalam (menganut) agama (Islam) , sesungguhnya
telah jelas perbedaan antara jalan yang benar dan
jalan yang sesat’’.( QS. Al- Baqarah: 256).
Subhanallah sebuah ayat yang sangat bermakna
syarat dengan nilai-nilai humanitas multicultural.
Pesan profetik Tuhan tersebut mengukuhkan akan
eksistensi kita sebagai umat agama untuk bisa
berdampingan dengan keberagaman agama. Apalagi
kita hidup di Indonesia, yang tidak mengingkari
37
https://umma.id/article/share/id/1002/380618 (Diakses pada 26
September 2020, Pukul21.14 WIB).
38
https://jatimtimes.com/baca/210173/20200303/151300/pentingnya-
moderasi-agama-untuk-keberlansungan-kehidupan-bangsa (Diakses
pada 26 September 2020, Pukul :21.32 WIB).
84
bahwa masyarakatnya adalah masyarakat plural dan
juga multikultural.
Sebagai indikatornya, bisa kita lihat dari
sukunya. Mayoritas adalah orang Jawa, kemudian
disusul Sunda dan Madura, disusul suku-suku kecil,
seperti Bali, Lombok, Dayak, dan Irian Jaya. Masing-
masing suku juga memiliki bahasa, adat, dan tradisi
berbeda-beda. Masing-masing suku juga dapat
dikaitkan dengan kepemelukan agamanya. Suku
Sunda, Jawa, dan Madura identik dengan Islam, Bali
identik dengan Hindhu atau Buddha, sedangkan
Dayak, Manado, Maluku, Irian Jaya identik dengan
Kristen. Sebagai negara bangsa kepulauan, dengan
pluralitas dan multikulturalitasnya, maka tidak salah
jika para pendiri bangsa ini menyimbolkannya
dengan ungkapan ‘’Bhineka Tunggal Ika’’, meskipun
berbeda-beda tetapi hakikatnya satu. Satu dalam
keragaman (unity in diversity). Oleh karenanya,
Indonesia (bangsanya) wajib menghayati dan
mengamalkan firman Allah SWT.,
‘’Wahai manusia, Kami telah menciptkan
kamu dari seorang laki-laki dan perempuan,
kemudian kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu sekalian
saling mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di sisi Allah adalah orang yang
paling bertakwa. Seungguhnya Allah Maha
Mengetaahui lagi Maha Teliti’’. (QS. Al-
Hujurat :13).

85
Dari keberagaman yang ada diharapkan akan menjadi
jembatan terjadinya proses saling mengenal (ta’aruf) dari
sana kemudian terjadi sikap saling memahami (tafahum)
saling menolong (ta’awun), dan saling mengasihi (tarahum).
Hal itu terjadi mengalir tanpa tersekat oleh perbedaan suku,
ras termasuk agama. Apalagi sesama umat beragama (Islam),
sangat wajib hukumnya merawat nilai-nilai persaudaraan dan
humanitas. Rasulullah SAW., bersabda’’Setiap Muslim itu
bersaudara seperti sebuah tubuh……’’39

C. Jejak Moderasi Beragama dalam Al-Quran dan


Sunnah Nabi Saw.
Akhir-akhir ini sering dijumpai berita terkait
peristiwa ataupun kerusuhan, entah itu antar agama,
ras atau bahkan suku. Kejadian itu tentu saja adalah
sesuatu yang sebenarnya tidak diinginkan oleh
normalnya manusia, sebab fitrahnya manusia pasti
menginginkan kehidupan yang tentram, tenang dan
penuh perdamaian. Dari sekian banyak kejadian yang
terjadi, tidak sedikit yang menjadi penyebab
tersulutnya kejadian itu adalah masalah perbedaan
yang menyebabakan sentiment, mulai dari sentimen
suku, kasta sosial hingga masalah agama yang tentu
saja menjadi hal yang sudah sangat lumrah
dijumpai.40

39
Amirullah Syarbini Dkk, Al-Quran dan Kerukunan Hidup Umat
Beragama, ( Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011), h.57-59.
40
M. Ali Rusdi Bedong Dkk, Mainstreaming Moderasi Beragama dalam
Dinamika Kebangsaan, (Sulawesi Selatan: IAIN Parepare Nusantara
Press, 2020), h.49.
86
Salah satu hal yang dapat mengolah
perbedaan menjadi sebuah keragaman yang menarik
adalah tentu saja dengan menanamkan sikap toleransi
dalam menyikapi segala macam bentuk perbedaan.
Toleransi dalam Islam telah menjadi ciri khas dalam
umat Islam, oleh karena nabi Muhammad Saw. Yang
menjadi panutan seluruh umat Islam dan juga
menjadi utusan Allah SWT. Dalam menyebarkan
agama Islam sangat terkenal dengan sikap
toleransinya yang menghiasi dakwahnya dalam
penyebaran Islam di masanya.
Salah satu peristiwa yang paling masyhur
adalah tatkala Nabi telah hijrah ke Madinah setelah
pemboikotan yang dilakukan oleh kafir Quraisy
terhadap umat Islam di Mekkah adalah Nabi
menjadikan kaum Aus dan Khazraj berdamai, dimana
sebelumnya kedua suku yang menetap di Madinah ini
belum pernah akur dan hidup damai. Apa yang

banyak kontribusi terhadap proses konseling


dan terhadap klien sebagai contoh, Allah berfirman
dalam Surah Saba ayat 28: ‘’Dan Kami tidak
mengutus Engkau ( Muhammad), melainkan kepada
semua umat manusia sebagai pembawa berita
gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.’’(Q.S Saba
(34) :28).41

41
https://risalahmuslim.id/quran/saba/34-28/ (Diakses pada 28
September 2020, Pukul: 23.04 WIB).
87
Dari firman ini dapat kita ambil makna
bahwa:

Ajaran Islam yang dibawa Rasulullah adalah


sebagai bimbingan kepada dilakukan Nabi dalam hal
ini tentu saja salah satunya dengan menanamkan
sikap toleran diantara kedua suku tersebut sehingga
mereka bisa saling menerima dan saling menghargai
terlepas dari setiap perbedaan yang niscaya untuk
dihindari diantara kedua suku tersebut.42
Dalam catatan sirah nabawiyah, ditemukan
sikap nabi Muhammad yang penuh cinta damai.
Pembebasan kota Mekah adalah contoh yang paling
relevan untuk disajikan dalam konteks ini. Ketika
Nabi dan pasukannya telah menguasai kota Mekah,
beliau dapat saja memaksa seluruh penduduknya
untuk memeluk Islam. Bahkan Nabi dapat
melampiaskan dendamnya terhadap orang-orang
yang menyebabkan beliau dan sahabat-sahabatnya
terusir dari kota Mekah. Namun sebaliknya, hal itu
tidak terjadi sama sekali. Bahkan Nabi justru
menjunjung sikap pemaaf terhadap mereka yang
pernah menyakitinya, termasuk Abu Sufyan pada
saat Fath Makkah. Ketika itu, Abu Sufyan bahkan
belum memeluk Islam, Nabi bersabda,
‫"من دخل دارأبي سفيان‬:‫قالرسول هللا صلّى هللا عليه وسلّم‬
‫فهوآمن ومن القى السّالح فهو آمن ومن أغلق با به فهو آمن"(رواه‬
)‫مسلم وأبو داود‬

42
M. Ali Rusdi Bedong Dkk, Mainstreaming Moderasi Beragama dalam
Dinamika Kebangsaan,…..h.50.
88
Rasullah Saw. Berkata pada hari pembebasan kota
Mekah ‘’Siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka
ia akan aman, siapa yang tidak mengangkat
senjatanya (melawan) kepada kami maka dia aman,
siapa yang mentup rumahnya maka dia aman.’’43

Demikian jelas sirah nabawiyah merekam secara


gemilang pembebasan kota Mekah tanpa terjadinya
pertumpahan darah. Sikap al-tasamuh (toleran) dari
perbuatan nabi Muhammad seperti ini tentunya menjadi
bayan (penjelasan) terhadap sabda-sabda beliau di atas yang
mengandung perintah untuk memerangi orang-orang kafir.
Dalam kehidupan beragama, toleransi berarti
menerjemahkan ajaran Islam di tengah kehidupan dengan
sikap penghargaan, kemaslahatan, kedamaian, mencegah
kemudaratan, kerusakan, dan bahkan kebencian. 44

Dalam tatanan kehidupan berbangsa, toleransi antar


umat beragama sangat dibutuhkan dalam membangun
harmoni dan kesejahteraan. Dalam konteks itu, Ma’ruf Amin
menegaskan bahwa toleransi didasarkan pada sikap
kebenaran relative jika dihubungkan dengan keyakinan
orang lain, dengan tetap meyakini kebenaran iman diiri
sendiri sambil membiarkan penganut agama lain
menjalankan dan penyatakan keimanannya, atau biasa
disebut toleransi pasif. Sikap toleran ini dapat
menghindarkan adanya fanatisme berlebihan yang dapat

43
Muslim, al-Jami al-Sahih, hadis no.4724, Vol. 5, 172; Abu Daud, Sunan
Abu Daud, hadis no. 3023, Vol. 4,h.123.
44
Nasarudin Umar, Deradikalisasi Pemahaman al-Quran dan Hadis
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo,2014), h.359.
89
mengganggu umat lain sekaligus dapat mengurangi tingkat
ketegangan antar agama.45

Contoh lain moderasi yang diajarkan nabi


Muhammad dalam kaitan tidak berlebih-lebihan dalam
beribadah, sebagimana dapat dilihat pada hadis berikut ini:

Anas bin Malik berkata:’’ Tiga kelompok sahabat


datang kepada ke rumah istri-istri Nabi saw.
Bertanya tentang ibadag Nabi Saw. Ketika
diceritakan kepada mereka tentang hal itu mereka
berkata:’’Kalau Nabi saw. Yang telah diampuni
dosa-dosanya baik yang akan datang maupun yang
telah lalu demikian, bagaimana pula dengan kita?’’
berkata salah seorang di antara mereka, saya sejak
saat ini akan terus sholat sepanjang malam, yang
lain berkata saya akan berpuasa sepanjang tahun
dan tidak berbuka, yang lain berkata aku akan
mengasingkan diri dari perempuan dan tidak
menikah selama-lamanya’’. Rasulullah Saw.,datang
seraya berkata:’’Kaliankah yang mengatakan
demikian ini dan itu? Ketahulah, demi Allah aku
adalah orang yang paling takut kepada Allah dan
yang paling bertaqwa kepada-Nya. akan tetapi aku
berpuasa dan aku berbuka, aku juga sholat malam
dan tidur malam, aku juga menikahi perempuan.

45
Ma’ruf Amin, Harmoni dalam Keberagaman; Dinamika Relasi Agama-
Negara ( Jakarta: Penerbit Dewan Pertimbangan Presiden bidang
Hubungan antar Agama,2011), h.133.
90
Maka siapa yang tidak menyukai sunnahku, maka
bukan dari umatku.’’ (HR. al-Bukhari dan Muslim).46

Hadis di atas menjelaskan bahwa kehidupan nabi


Muhammad saw., layaknya seperti manusia biasa.
Kehidupan yang tidak berlebih-lebihan dalam beribadah
semuanya ada porsinya masing-masing. Menyeimbangkan
antara kebutuhan dunia dan akhirat. Padah kita mengetahui
ddalam hadis tersebut beliau adalah manusia yang paling
takut dan bertaqwa kepada Allah swt. Namun demikain, nabi
Muhammad tetap menempuh jalur-jalur kemanusiaan seperti
menikah, makan, minum, dan tidur di malam hari. Berada
pada posisi yang tidak berlebihan ini, menjadi suri tauladan
terbaik yang dicontohkan nabi Muhammad Saw kepada umat
manusia.47

46
Al-Bukhari, al-Jami al-Sahih, hadis no. 5063, Vol. 7,2; Muslim, Jami al-
Sahih, hadis no.3469, Vol.4, h.126
47
http://jurnalfuf.uinsby.ac.id/index.php/mutawatir/article/download/
850/785 (Diakses pada 27 September 2020, pukul: 23.07 WIB)
91
BAB IV

Hubungan Konseling Dengan Moderasi Beragama

A. Hubungan Konseling dan Agama


Selama ini hubungan konseling hanya
mencakup aspek-aspek psikologis, filosofis dan
keterampilan teknis. Bidang agama khususnya Islam
jarang masuk kedalamnya. Mungkin kebanyakan
konselor belum terbekali dengan materi agama, atau
mungkin pula kebingungan bagaimana penerapam
agama dan konseling.
Agama amat menyentuh iman takwa dan
akhlak. Jika iman kuat maka ibadah akan lancer
termasuk berbuat baik dengan sesama manusia,
karena telah terbentuk akhlak yang mulia. Dengan
92
kata lain kuatnya iman lancarnya ibadah serta
baiknya akhlak akan memudahkan seorang individu
untuk mengendalikan dirinya dan untuk selalu
beramal terhadap masyarakat dan alam sekitar.48
Berbicara tentang agama terhadap kehidupan
manusia memang cukup menarik, khususnya agama
Islam. Hal ini tidak terlepas dari tugas para Nabi
yang membimbing dan mengarahkan manusia kearah
kebaikan yang hakiki dan juga para Nabi sebagai
figure konselor yang sangat mumpuni dalam
memecahkan permasalahan (problem solving) yang
berkaitan dengan jiwa manusia, agar manusia keluar
dari tipu daya syaiton sesuai tertuang dalam Q.S. Al-
Ashr: 1-3, dengan kata lain manusia diharapkan
saling memberi bimbingan sesuai dengan
kemampuan dan kapasitas manusia itu sendiri,
sekaligus memberi konseling agar tetap sabar dan
tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan
yang sebenarnya.
Berkata orang-orang yang tiada beriman’’
Mengapa tiada diturunkan kepadanya
(Muhammad) sebuah mukjizat dari Tuhannya
?‘’ Jawablah ‘’Allah membiarkan sesat siapa
yang Ia kehendaki, dan membimbing orang
yang bertobat kepada-Nya. (Ar-Ra’d :27)

Dari ayat-ayat diatas sehingga dapat dipahami


bahwa ada jiwa yang menjadi fasik dan adapula jika
48
https://www.academia.edu/22866334/
B._Hubungan_Konseling_dan_Agama (Diakses pada 28 September
2020, Pukul: 21.05 Wib)
93
yang menjadi takwa, tergantung kepada manusia
yang memilikinya. Ayat ini menunjukan agar
manusia selalu mendidik diri sendiri maupun orang
lain, dengan kata lain membimbing kearah mana
seseorang itu akan menjadi baik atau buruk. Proses
pendidikan dan pengajaran agama tersebut dapat
dikatakan sebagai’’bimbingan’’ dalam bahasa
psikologi. Nabi Muhammad Saw, menyuruh manusia
muslim untuk menyebarkan atau menyampaikan
Agama Islam yang diketahuinya, walaupun satu ayat
saja yang dipahaminya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa nasihat agama itu ibarat bimbingan
(guidance) dalam pandangan psikologi.49

1) Banyak sekali ayat-ayat Allah dan


haditsRasulullah yang dapat
memberikan seluruh umat manusia.
2) Dalam bimbingan Rasul tersebut,
pertama sekali haruslah dengan
memberi kegembiraan. Arti
kegembiraan adalah bahwa orang
yang dibimbing itu harus merasa
senang dengan pembimbing. Jika dia
sudah merasa senang maka dia akan
suka atau senang mengemukakan
semua perasaannya termasuk
masalahnya dan potensinya.

49

https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/download/
933/734 (Diakses pada 28 September 2020, Pukul: 22.14 Wib)
94
3) Selanjutnya oleh Rasulullah akan
diberikan bantuan sesuai dengan
masalah,saatnya diberi peringatan
mungkin berupa nasehat, pikiran atau
aturan-aturan agama harus
dipatuhinya.

Jadi dalam hubungan konseling sebaiknya,


konselor tidak memulai perlakuan (treatment) kepada
kelemahan, masalah atau kesulitan klien. Akan tetapi
sebaiknya dimulai dari hal-hal yang membahagiakan
klien seperti keberhasilan diri dan keluarga, prsetasi,
(hobi seni dan olahraga), bakat dan minat klien
tersebut. Perlakuan seperti ini akan memberi akan
memberi dorongan kepada klien untuk berbicara
bebas dan terbuka serta penuh minat. Akan tetapi jika
konselor memulai memberikan perlakuan (treatment)
kepada kelemahan, kesulitan, dan masalah klien yang
amat dirahasiakannya maka dia akan tertutup
(disclosed) dan amat sulit untuk diajak berbicara oleh
konselor apalagi untuk mengungkapkan perasaan
klien lebih mendalam terutama mengenai
rahasianya. 50

Moderat dalam pemikiran Islam adalah


mengedepankan sikap toleran dalam perbedaan.
Keterbukaan menerima keberagaman inklusivisme.
Baik beragam ddalam mahzab maupun beragam
50
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/
download/933/734 (Diakses pada 28 September 2020, Pukul: 23.15
WIB).
95
dalam beragama. Perbedaan tidak menghalangi untuk
menjalin kerja sama, dengan asas kemanusiaan
(Darlis, 2007). Menyakini agama Islam yang paling
benar, tidak harus berarti melecehkan agama orang
lain. Sehingga akan terjadilah persaudaraan dan
persatuan antar agama, sebagaimana yang pernah
terjadi di Madinah dibawah komando Rasulullah
Saw.

Moderasi harus dipahami ditumbuh


kembangkan sebagai komitmen bersama untuk
menjaga keseimbangan yang paripurna, di mana
setiap warga masyarakat, apapun suku, etnis, budaya,
agama dan pilihan politiknya mau saling
mendengarkan satu sama lain serta saling belajar
melatih kemampuan mengelola dan mengatasi
perbedaan di antara mereka.51

Dalam Q.S al-Rum ayat 30, ‘’Maka


hadapkanlah wajahmu kepada agama itu secara
hanif, sesuai dengan fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia atas fitrah itu. Itulah agama
yang tegak lurus, namun kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya. Dengan cara transdental ini
ditemukan adanya norma-norma abadi yang hidup
dalam jantung setiap agama besar maupun tradisi-
tradisi spiritual kuno.52
51
https://bdksurabaya.ejournal.id/bdksurabaya/article/download/82/45
(Diakses pada 29 September 2020, Pukul 22.07 WIB)
52
Komaruddin Hidayat dan Muhamad Wahyudi Nafis, Agama Masa
Depan Perspektif Filsafat Perennial, (Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama, 2003), h.21.
96
Agus Sukirno (2015:78-79),Manusia pada
hakikatnya adalah makhluk beragama homo
religious , yaitu makhluk yang mempunyai fitrah
untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran
yang bersumber dari agama, serta sekaligus
menjadikan kebenaran agama itu sebagai rujukan
sikap dan perilakunya. Secara fitrah dalam diri
manusia memiliki potensi untuk berbuat kebaikan
dan kkejahatan jiwa malaikat dan jiwa syaitaniyah.
Qalbu adalah penggerak untuk melakukan kedua
potensi tersebut. Apabila potensi kebaikan yang lebih
dominan, maka kebahagian hidup dunia dan akhirat
akan dinikmati oleh pelakunya, sebaliknya bila
potensi kejahatan yang lebih dominan, maka
kesengsaraan hidup dunia dan akhirat pun akan
dirasakan oleh pelakunya.

Agama memiliki peranan sangat penting


dalam mengelola hati manusia. Ketenangan,
kedamaian dan kebahagiaan akan dirasakan oleh
individu-individu yang dekat dengan agama. Zakiah
Daradjat (1982 :58), mengemukakan bahwa’’apabila
manusia ingin terhindar dari kegelisahan, kecemasan,
dan ketegangan jiwa serta ingin hidup tenang,
tentram, bahagia dan dapat membahagiakan orang
lain, maka hendaklah manusia percaya kepada Tuhan
dan mengamalkan ajaran agama. Agama bukanlah
dogma, tetapi agama adalah kebutuhan jiwa yang
perlu dipenuhi’’.

97
Jadi dapat disimpulkan bahwa agama sangat
berpengaruh dalam kegiatan konseling, karena
didalam kegiatan konseling bertujuan untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan konseli
mengalami kecemasan, kegelisahan, dan khawatir
akan sesuatu maka dengan adanya kegiatan konseling
konselor sebagai pembimbing konseli membantu
mengarahkan dengan nilai-nilai agama yang akan
menjadikan konseli lebih tenang, tentram dan
bahagia serta dapat membahagiakan orang lain.

B. Kesehatan Mental dalam Perspektif al-Quran dan


Hadits
Kesehatan mental merupakan suatu kondisi
mental yang sehat yang ditandai dengan
berkembangnya semua aspek baik psikis maupun
psikis sesuai sesuai dengan fungsinya serta mampu
mengembangkan potensinya, sehingga mampu
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya serta
memperoleh kebahagiaan di dalam kehidupannya.
Berdasarkan al-Quran, hadits dan khazanah
ke-Islaman, kesehatan mental merujuk pada kondisi
seorang muslim dengan kecenderungan kejiwaan
yang mengarahkan kepada ketaatan kepada Allah
dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, kecintaan kepada akhirat, yang
menyebabkan sifat rendah hati dan jauh dari
kesombongan, sehingga akan diraih ketenangan jiwa
yang berbuah kebahagiaan dunia dan akhirat

98
(Uyun,2015), kesehatan mental sesorang bertujuan
untuk memperoleh kebagiaan di dunia dan akhirat.53
Al-Quran dan Al-Hadits sebagai sumber
utama ajaran Islam memberikan petunjuk dan
bimbingan bagi manusia dalam menjaga fitrahnya
untuk meraih kebahagiaan yang hakiki. Al-Quran
memperkenalkan istilah jiwa yang tenang an-nafsu
al-muthmainah. Sementara Al-hadits menyebut kata
al-fithrah. Keduanya adalah syarat bagi kesehatan
mental yang harus dimiliki seorang muslim. Hidup
dengan jiwa yang tenang harus berdasarkan fitrah
yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu Wata’ala
yaitu akidah tauhid.54
Individu adalah makhluk sosial yang
membutuhkan individu lain dalam berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan
bantuan individu lain, untuk mencapai tujuan yang
hendak dicapainya yang semuanya bisa dilakukan
dan dipengaruhi oleh kesehatan mentalnya.55
Dalam gerak dan langkahnya, bimbingan dan
konseling Islam berlandaskan pula pada berbagai
teori yang telah tersusun menjadi ilmu. Sudah barang
tentu teori dan ilmu itu, khususnya ilmu-ilmu atau

53
Diana Vidya Fakhriyani, Kesehatan Mental, ( Pamengkasan : Duta
Media Publishing,2019), h.106.
54
http://ejournal.iaitribakti.ac.id/index.php/psikologi/article/
download/245/449 (Diakses pada 30 September 2020, Pukul: 22.59
WIB)
55
https://dosenpsikologi.com/hubungan-kesehatan-mental-dengan-
bimbingan-konseling (Diakses pada 30 September 2020, Pukul: 23.06
WIB)
99
teori-teori yang dikembangkan bukan oleh kalangan
Islam yang sejalan dengan ajaran Islam sendiri. Ilmu-
ilmu yang membantu dan dijadikan landasan gerakan
operasional bimbingan dan konseling Islam itu antara
lain
a. Ilmu jiwa psikologi
b. Ilmu hukum Islam syari’ah
c. Ilmu kemasyarakatan sosiologi,
antropologi sosial dan sebagainya.
Musnamar,.(1992;6).

Dari uraian diatas, jelaslah bahwa al-Quran


dan Hadits merupakan basis utama yang mewarnai
gerak langkah bimbingan dan konseling Islam.56

1. Kesehatan Mental Perspektif Al-Quran


Kebahagiaan dunia dan akhirat bukan
sebagai hal yang terpisah. Namun untuk
meraih keduanya Al-Quran dan Hadits
banyak menjelaskan bahwa untuk meraih
ketentraman, kebahagian dan terhindar
dari kekhawatiran manusia harus
mengutamakan akhirat dari pada dunia.
Prioritas terhadap akhirat memberikan
dampak kebahagiaan sempurna di dunia
dan akhirat. Perunjuk tentang pentingnya
meraih kebaikan akhirat disebutkan al-
Quran surat Huud (11) ayat 15-16
56
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-gdl-s1-
2006-sugiharton-794-BAB2_119-6.pdf (Diakses pada 30 September
2020, Pukul: 23.36 WIB)
100
‘’Barang siapa yang mengendaki
kehidupan dunia dan perhiasannya,
niscaya Kami berikan kepada mereka
balasan pekerjaan mereka di dunia
dengan sempurna dan mereka di dunia itu
tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang
yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali
neraka dan lenyapnya di akhirat itu apa
yang telah mereka usahakan di dunia dan
sia-sialah apa yang telah mereka
kerjakan’’.( QS. Huud: 15-16
Kementerian Agama RI 2013). 57

Jadi ketika seseorang meniatkan


mengerjakan sesuatu demi kepentingan
duniawi maka dia akan mendapatkan apa
yang diniatkannya dengan kata lain
mereka mendapatkan apa yang telah
diusahakannya. Di akhirat nanti mereka
tidak mempunyai pahala dan sia-sia apa
yang telah mereka kerjakan dikarenakan
hidup di dunia hanya sementara dan
akhirat jauh lebih penting.

Wabah infeksi virus Corona atau Covid-19 semakin


meluas dan telah menjangkit lebih dari 190 negara, termasuk
Indonesia. Di Indonesia sendiri, jumlah pasien positif Covid-
19 bertambah dengan cepat. Hal tersebut tentu dapat
menimbulkan rasa takut dan panik. Dengan adanya social
distancing atau physical distancing, belajar dan bekerja dari

57
Diana Vidya Fakhriyani, Kesehatan Mental,….h.106-107.
101
rumah serta sekarang adanya denda ketika seseorang keluar
rumah tanpa mengenakan masker. Bagi sebagian orang hal
tersebut dapat dirasakan sebagai tekanan atau beban yang
sangat besar dan bila tidak dapat dikendalikan bisa
berdampak negatif pada kesehatan mental.

Pandemi Covid-19 akan menjadi stressor tersendiri


karena adanya adanya banyak kekhawatiran di berbagai
kondisi pada masing-masing individu, yang akan berdampak
penurunan kualitas kesehatan mental seseorang. Oleh karena
itu dibutuhkan upaya maksimal dalam meningkatkan status
kesehatan mental di masa pandemi, utamanya terhadap
orang-orang lanjut usia maupun anak-anak, karena kedua
golongan ini menjadi populasi yang rentan terinfeksi Covid-
19. Upaya peningkatan status kesehatan ini dibutuhkan
karena status kesehatan yang optimal tidak akan bisa tercapai
tanpa adanya kesehatan mental. Kesehatan mental pun harus
tetap menjadi titik fokus perhatian pemerintah dalam upaya
pemulihan status sosial dan ekonomi akibat kemunculan
pandemic Covid-19.58

2. Kesehatan Mental Perspektif Hadits


Hadits Rasulullah juga menguatkan
tentang kebaikan dari memperioritaskan
akhirat, seperti berikut ini
‘’Barang siapa yang niatnya adalah untuk
memperoleh akhirat, maka Allah akan
memberikan kecukupan dalam hatinya.
Dia akan menyatukan keinginannya yang
58
Lora Ekana Nainggolan Dkk, Belajar dari Covid-19 Perspektif Ekonomi
dan Kesehatan,( penerbit Yayasan Kita Menulis cet.1) h.87.
102
tercerai-berai, dunia pun akan dia
peroleh dan tunduk hina padanya. Barang
siapa yang niatnya adalah untuk
memperoleh dunia, maka Allah akan
menjadikan dia tidak pernah merasa
cukup, akan mencerai beraikan
keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh
kecuali yang telah ditetapkan baginya’’.
( HR. Tirmidzi).
Ayat Al-Quran dan Hadits tersebut
menjelaskan petunjuk bahwa orang yang
hanya sebatas menginginkan kehidupan
dunia, justru dia hanya mendapatkan
sebatas yang dia upayakan tersebut, dan
tidak akan pernah merasa cukup.
Sedangkan orang yang menghendaki
kebahagiaan akhirat, Allah menjanjikan
kebahagiaan sempurna dan di akhirat
menjadi orang yang beruntung.
Seseorang yang lebih mementingkan
akhirat akan mendapatkan keberuntungan
berlipat ganda dari Allah, dan orang yang
lebih mementingkan dunia akan merugi.
Hal tersebut sudah dituturkan juga oleh
Rasulullah bahwa
‘’Orang-orang yang cerdas adalah orang
yang lebih mementingkan akhirat dari
pada dunia’’.
Orang akan meraih kebahagiaan
dengan kesehatan jiwa yang sempurna
103
hanya dengan mendasari setiap
perilakunya dengan niat demi meraih
kebahagiaan akhirat. Kebahagiaan akhirat
dapat diraih dengan jalan takwa dan
menghindarkan diri dari kekafiran.59
C. Pengaruh Agama Terhadap Kesehatan Mental
Sejak awal abad ke-19 kedokteran mulai
menyadari adanya hubungan antara penyakit fisik
dengan kondisi psikis manusia. Manusia bisa
menderita gangguan fisik karena gangguan mental
somapsikotis dan sebaliknya gangguan mental dapat
menyebabkan gangguan fisik psikosomatis. Di antara
berbagai faktor mental yang diidentifikasi memiliki
potensi menimbulkan gejala tersebut adalah
keyakinan agama. Hal ini antara lain disebabkan
sebagian dokter beranggapan bahwa penyakit mental
mental illness tidak ada hubungannya dengan
penyebuhan medis. Di samping itu banyak para
penderita penyakit mental dapat disembuhkan
melalui pendekatan keagamaan.
Berdasarkan banyaknya kasus yang ditangani
di kliniknya, para psikolog sampai pada satu
keyakinan tentang pentingnya peran yang dimainkan
agama dalam menyembuhkan kesehatan mental. Di
antara para psikolog besar tersebut adalah Carl
Gustav Jung, Alphonese Maeder, Victor E Frankl,
William James, Koenig dll. Kepercayaan, keimanan
dan pengalaman keagamaan diyakini memiliki

59
Diana Vidya Fakhriyani, Kesehatan Mental,…..h.107
104
pengaruh yang terhadap kesehatan fisik maupun
kesehatan mental.
Secara umum dapat dikatakan bahwa orang
beragama hidup lebih sehat dibanding mereka yang
tidak beragama. Mengingat agama sangat
berpengaruh dalam membentuk dan memelihara
kesehatan jiwa, maka menjadi satu kemestian untuk
memberikan pendidikan agama kepada peserta didik
pada umumnya dan khususnya pada anak-anak.
Permasalahan adalah apa yang diajarkan dan
bagaimana mengajarkan pendidikan agama tersebut
agar tercapai tujuan yang diharapkan. Pendidikan
agama yang keliru baik dari sisi materi maupun
caranya akan menumbuhkan sikap dan cara beragama
yang salah seperti fanatisme, eksklusif, wawasan
sempit dan prejudice. Sikap dan cara beragama
seperti adalah ciri orang beragama tetapi dengan
tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yang rendah.60
Kesehatan mental adalah merupakan suatu
kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan
tenang ,aman, dan tentram, dan upaya untuk
menemukan ketenangan dapat dilakukan antara lain
melalui penyesuaian diri secara resignasi penyerahan
diri sepenuhnya kepada Tuhan.61

D. Moderasi Beragama dan Kesehatan Mental

60
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/syifa-al-qulub/article/view/
3149 (Diakses pada 1 Oktober 2020, Pukul: 19.26 WIB)
61
http://repository.radenintan.ac.id/5647/1/SKRIPSI%20YATIM
%20PUJIATI.pdf (Diakses pada 1 Oktober 2020, Pukul :20.29 WIB)
105
Terdapat hubungan antara karakteristik
kepribadian dengan kesehatan mental Sadeghi,
Ofoghi, dan Azizi (2015). Karakteristik kepribadian
individu berkaitan dengan kesehatan mental,
bahwasanya karakteristik emosi yang positif
berhubungan kesehatan mental yang positif. Dalam
hal ini, moderasi beragama memiliki keterkaitan
dengan kesehatan mental. Moderasi beragama adalah
keberagamaan yang sifatnya berada di tengah-tengah
tawasuth yakni bersifat moderat, tidak ekstrim kanan
maupun ekstrim kiri.
Moderat meruapakan bagian dari karakteristik
kepribadian Ahlussunah Wal Jama’ah yakni
tawasuth, yang diartikan sebagai proporsional atau
moderat. Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
merupakan orang-orang yang mengikuti sunnah Nabi
Muhammad SAW dan mayoritas sahabat, baik di
dalam aqidah, syari’ah maupun tasawuf.
Ciri-ciri atau karakter Ahlussunnah Wal
Jama’ah adalah tawassuth, tawazun, ta’adul, dan
tasamuh (Munawir :2016):
1) Tassawut moderat, yakni sikap
tengah-tengah, sedang-sedang, tidak
ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan.
2) Tawazun seimbang, yakni seimbang
dalam segala hal, termasuk dalam
penggunaan dalil ‘aqli dalil yang
bersumber dari akal pikiran rasional
dan dalil naqli bersumber dari al-
Quran dan Hadits.
106
3) Ta’adul adil, yakni tegak lurus atau
adil membela kebenaran.
4) Tasamuh toleran, yakni menghargai
perbedaan serta menghormati orang
yang memiliki prinsip hidup tidak
sama. Namun, bukan berarti
mengakui atau membenarkan
keyakinan yang berbeda tersebut
dalam meneguhkan apa yang diyakini.

Di masa pandemic seperti ini dan ditengah


perdebatan mengenai anjuran untuk beribadah di
rumah, sikap moderasi beragama menjadi sangat
penting, karena moderasi beragama ini merupakan
cara pandang, sikap dan perilaku seseorang yang
tidak berlebihan atau tidak ekstrim ketika menjalani
agamanya. Untuk itu, sikap moderasi beragama yang
harus diterapkan oleh masyarakat di masa pandemi
yaitu:

1. Bersikap sabar ketika menghadapi


ujian Covid-19 ini, karena Allah
SWT tidak akan memberikan ujian
diluar batas kemampuan
hambanya, dan dibalik ujian ini
pasti ada hikmahnya.
2. Menaati kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah
karena pemerintah mengeluarkan
kebijakan tersebut guna memutus
rantai penyebaran virus corona.
107
3. Mengutamakan keselamatan
manusia, karena Islam
menganjurkan untuk
mendahulukan untuk
menghilangkan kemudharatan
daripada mengambil manfaat.
4. Tolong menolong dalam
penanganan Covid-19, tanpa harus
memandang suku, agama, ras dan
status sosial.62

Dalam menghadapi Covid-19 ini, kita sering


menemui orang yang salah dalam mengartikan rasa takut.
Ada yang bertindak masa bodo tentang virus ini sampai-
sampai keluar rumah tanpa menaati protokol kesehatan
seperti memakai masker, mencuci tangan dan jaga jarak.
Orang pertama ini menganggap bahwa menaati aturan
protokol atau tidak, menganggap kalau positif terkena virus
berarti sudah takdirnya. Ada orang kedua, yaitu orang yang
menganggap bahwa jika sudah menaati protokol kesehatan
mustahil untuk positif corona.

Kedua golongan tersebut sebenarnya salah dalam


mengartikan takut dalam mengahadapi Covid1-19 ini.
Berikut beberapa macam khauf atau rasa takut dalam
pelajaran tauhid:

62

https://www.kompasiana.com/put88/5f4d02f7097f3648e16cc7a8/sikap
-moderasi-beragama-yang-harus-diterapkan-di-masa-pandemi (Diakses
pada 1 Oktober 2020, Pukul: 21.58 WIB)
108
1) Takut Thabi’iy (tabiat), yaitu takut secara
naluri manusia seperti takut kepada musuh
yang kuat, takut hewan buas dan takut dengan
api yang tidak terkendali. Hal ini bukanlah
jenis takut ibadah dan tidak menafikan
keimanan. Bahkan seorang mukmin bisa takut
jenis ini contohnya takut pada virus Corona
yang bisa menyerang siapa saja. Namun, takut
dengan sewajarnya. Perlunya menaati aturan
protokol kesehatan karena sebagai ikhtiar
untuk mencegah terkena virus corona ini.
2) Takut bermaksiat, yaitu rasa takut yang
menyebabkan meninggalkan amar makruf dan
nahi mungkar. Rasa takut kepada manusia
atau makhluk yang menyebabkan ia
melakukan kemaksiatan.
3) Takut ibadah, yaitu takut kepada Allah
disertai dengan rasa pengagungan,
perendahan diri dan ketundukan diri kepada
Allah yang melazimkan muncul rasa takwa.
4) Takut ‘’sir’’ tersembunyi yang termasuk
syirik kecil, yaitu takut kepada manusia atau
makhluk yang jauh jaraknya (tidak ada
ditempat), takut kalau makhluk tersebut bisa
memberikan manfaat dan bahaya dengan
aqidah yang tidak benar.

109
BAB V

PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM


LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Adaptasi kebiasaan baru (new normal) mengubah


perilaku relasi dan komunikasi masyarakat, hampir tujuh
bulan yang artinya selama rentang waktu tersebut kita tidak
bertemu teman sebaya, dan hanya berintetaksi dengan
lingkungan yang terbatas. Alodokter menjelaskan caber
fever adalah perasaan sedih, bosan, gelisah, dan ragam
perasaan negatif lain karena terlalu lama diam disuatu tempat
dan teriosolasi dari lingkungan sekitarnya.

Hubungan emosional dan pemahaman akan


kebutuhan dari konseli menjadikan profesi konselor tidak
bisa digantikan dengan teknologi apapun. Namun, di masa
pandemi ini seorang konselor perlu untuk mengenal dan
menggunakan kecanggihan teknologi untuk dapat
menjalankan peran konselor sebagai mediator untuk konseli.
Serta membangun komunikasi yang baik dengan konseli,
khususnya ketika masa pandemi ini.

A. Konseling Menggunakan Telepon

110
Agus Sukirno (2015:147-148), Sebuah
keniscayaan yang tidak bias dihindari teknologi
informasi terus berkembang maju. Komunikasi
jarak jauh antar daerah, antar kota, antar propinsi,
antar negara, antar benua dapat dilakukan dalam
waktu yang bersamaan. Orang tua dapat
mengontrol aktivitas anak di sekolah dengan
fasilitas tanpa harus orang tua dateng ke sekolah,
dosen dapat memberi tugas tambahan kepada
mahasiswa tanpa harus tatap muka di kampus,
suami dapat mengkonfirmasi ke istri terkait
kegiatannya di kantor sehingga tidak dapat makan
siang bersama di rumah, dsb. Itu semua
merupakan contoh kecil dari penggunaan
teknologi komunikasi.
Perkembangan alat komunikasi Hand Phone
HP terjadi begitu cepat. Pada awalnya fasilitas
HP dengan cara ditekan nomor per nomor, atau
dalam mengirim sms sangatlah terbatas, namun di
era sekarang penggunaannya cukup dengan
disentuh, mengirim pesan via sms, facebook,
twitter, BBM, dan seterusnya. Di tahun-tahun
mendatang manusia akan semakin dimudahkan
dan dimanjakan dengan perkembangan teknologi
komunikasi.
Tujuan bimbingan dan konseling
menggunakan teknologi informasi adalah:
1) Mudah digunakan (easy to use)
2) Mudah diatur (easy to manage)
3) Tidak rumit (simple)
111
4) Dinamis (dynamic)
Konseling adalah suatu proses
menolong yang dinamis yang
berlangsung dalam bentuk wawancara
antara konselor dan klien, yang
bertujuan agar klien itu dapat
memecahkan masalahnya sendiri
secara tepat dan realistis, sehingga ia
dapat tumbuh ke arah kepribadian
yang kuat.63
Penggunaan teknologi mampu
membantu serta mempermudah
pekerjaan manusia. Kemudahan
pengaksesan dalam pemberian
layanan bimbingan dan konseling
mengikuti tatanan kehidupan
masyarakat global diharapkan mampu
untuk memenuhi kebutuhan para
konseli yang menuntut pemberian
layanan bimbingan dan konsleing
yang cepat, luas, dan mudah diakses
oleh konseli.
Tipe perilaku konselor yang
dianggap para penelepon membantu
adalah mengerti, penduli, mendengar,
menawarkan umpan balik,
menunjukkan umpan balik,
menunjukkan sikap positif, menerima,

63
Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, (Jakarta
:CV. Rajawali , 1985), h.53.
112
dan terus fokus pada masalah dan
memberikan saran.64
Etika pelayanan konseling
menggunakan telepon
a. Menggunakan bahasa yang sopan.
b. Menggunakan suara yang lembut,
volume dan intonasi suara
bersahabat.
c. Dengarkan pembicaraan sampai
selesai, jangan menyela atau
memotong pembicaraan.
d. Mengembangkan perasaan senang
dan berfikir positif tentang
siapapun yang menelepon.
e. Catat hal-hal yang mendapat
perhatian.
f. Memfokuskan pembicaraan guna
mengekfektifkan penggunaan
media komunikasi.
g. Selalu mengakhiri pembicaraan
dengan kesiapan untuk melakukan
hubungan komunikasi
selanjutnya. 65

Konseling melalui telepon


salah sarana yang dapat
memudahkan konseli
berkonsultasi dengan konselor, hal

64
John McLeod, Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus, Jakarta
Kencana Prenada, 2010 h.492
65
John McLeod, Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus,…..h.494.
113
ini dilakukan karena konselor dan
konseli tidak dapat bertemu secara
langsung karena alasan-alasan
tertentu. Konseling ini juga dapat
menghemat waktu dan biaya.
B. Konseling menggunakan internet
Model penyampaian yang paling baru yang
memulai terbentuk adalah konseling via email.
Ada konselor dan kelompok pendukung yang
mengiklankan layanan mereka di internet. Di
berbagai home page dan klien dari mana saja
memungkinkan untuk mengakses konselor yang
ada di seluruh dunia, pada siang atau malam
hari.66
Pelayanan konseling melalui fasilitas internet
sudah dikenal dengan nama e-counseling (email
counseling). Berikut ini adalah contoh proses
konseling via email:
 Email therapy
 Online therapy
 Cyber counseling
 E-counseling
Email counseling merupakan
proses terapeutik yang didalamnya
terdapat kegiatan menulis selain ada
kegiatan pertemuan secara langsung
dengan konselor. Karena esensi e-
counseling terletak pada menulis.

66
John McLeod, Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus,…..h.494.

114
Respon atau bantuan yang diberikan
konselor bergantung pada informasi
yang diberikan. Konseli pun tidak
perlu mengirimkan seluruh cerita
mengenai masalah yang dihadapi,
cukup dengan memilih informasi yang
dirasakan pada satu situasi yang
merupakan masalah.
E-couseling merupakan cara
paling baru dibandingkan dengan
cara-cara yang lain untuk
berkomunikasi secara cepat dan
efektif melalui internet. Hal ini tidak
bermaksud untuk menggantikan
konseling tatap muka face to face,
tetapi dapat menjadi salah satu cara
dalam membantu konseli untuk
memecahkan masalahnya meskipun
dalam keadaan jauh dal hal tanpa
bertemu langsung dengan konselor.
Email counseling merupakan
satu cara untuk berkomunikasi antara
konseli dengan konselor yang di
dalamnya dibahas mengenai masalah-
masalah yang dihadapi konseli.
Misalnya, masalah-masalah yang
berkaitan dengan perkembangan
kepribadian dan kehidupan konseli
melalui surat atau tulisan pada
internet. Selain e-mail juga biasa
115
dalam bentuk chatting, dimana
konselor secara langsung
berkomunikasi dengan klien pada
waktu yang sama melalui internet.
Murphy dan Mitchell (1998)
melaporkan bahwa ekspresi dari emosi
dan keterbentukan dimungkinkan
dengan menggunakan sejumlah
konvensi tulisan, misalnya selalu
merekam kondisi emosional dari sang
penulis

Beberapa keunggulan dari konseling e-


mail antara lain:

 Terdapat catatan permanen seluruh


kontak konseling.
 Mengetik adalah cara efektif untuk
mengeksternalisasikan masalah.
 Mengetik membantu seseorang untuk
merefleksikan pengalaman mereka.
 Klien dapat mengekspresikan
perasaan mereka.67

67
John McLeod, Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus,…..h.494.

116
BAB IV
PENUTUP
Akhir tahun dua ribu sembilan belas manusia telah
dikejutkan dengan adanya virus corona yang memicu wabah
di Cina, dan merebak diberbagai Negara sehingga WHO
mendeklarasikan sebagai pandemi global. Virus corona atau
pandemi Covid-19 ini telah mengubah dan memaksa
kehidupan manusia untuk lebih berpikir keras dan berinovasi
agar lebih bisa bertahan hidup. Pada bulan pertama
penanganan Covid-19, masyarakat kita mencurigai pandemi
sebagai intrik politik kekuasaan.

Sebab pada saat yang bersamaan publik melihat


tanda-tanda pemanfaatan situasi ini untuk menjalankan
agenda politik. Imbauan untuk menjaga jarak di ruang publik
tidak diindahkan. Dalam bebrapa penderitaan disebutkan
bahwa ada kelompok-kelompok kecil masyaraka yang
memaksakan diri untuk tetap menjalankan ibadah di wilayah
sebaran Covid-19 paling banyak. Seruan agar warga
beribadah di rumah dipahami oleh sebagian kecil umat
beragama sebagai tindakan menjauhkan umat Islam dari
ajaran agamanya. Oleh kelompok ini ikhtiar mejaga
keselamatan dari ancaman Covid-19 diyakini merusak iman.
Orang dianggap menjadi lebih takut pada makhluk daripada
Sang Pencipta. Di pihak lain ada orang yang mengalami
117
takut luar biasa. Mereka mengurung diri, putus bersosial
sama sekali dan bahkan tidak mau bertemu dengan orang
lain.

Dalam pandangan agama kedua sikap tersebut


merupakan sikap yang berlebihan. Kelompok pertama
berlebihan dalam menggantungkan nasibnya pada Tuhan
tanpa mau berusaha atau ikhtiar. Sedang kelompok yang
kedua adalah mereka yang semata-mata percaya pada
usahanya sendiri tanpa melibatkan kehendak Tuhan.
Menurut teologi Islam, kelompok pertama biasa disebut
sebagai penganut Jabariyah. Mereka adalah orang yang
hidup menyerah pasrah pada kehendak Tuhan tanpa mau
berusaha, bekerja keras, dan melakukan yang terbaik untuk
mengindari bahaya, keburukan, dan kejahatan. Mereka
percaya bahwa usaha manusia tidak akan mengubah apapun.

Sementara kelompok kedua adalah mereka yang


disebut sebagai penganut teologi Qadariyah mereka adalah
orang orang yang mengandalkan usaha individu dan dan
percaya bahwa apa yang mereka peroleh merupakan
konsekuensi dari usaha yang dilakukan. Hidupnya
ditentukan oleh usahanya sendiri.

‘’Islam moderat merupakan sikap keberagaman Islam


yang mengambil jalan tengah (wasath) antara dua paham
atau pemikiran yang ekstrem’’. Sikap tersebut merupakan
hasil dialektika pemahaman atau pemikiran Islam yang ada
sebelumnya. Maka dalam kondisi pandemi Covid-19 ini
sikap moderasi beragama yang seharusnya diterapkan oleh
masyarakat muslim diantaranya yaitu pertama, bersabar
118
menghadapi musibah Covid-19. Kesabaran merupakan
manifestasi dari keyakinan keberagamaan yang berbentuk
sikap dalam menghadapi praksis kehidupan sehari-hari,
sebab segala sesuatu yang terjadi telah tertulis di dalam kitab
Lauhul Mahfudz.

Di tengah situasi pandemi, kita selayaknya


meneguhkan semangat moderasi. Jika masing-masing
individu menyadari bahwa setiap diri mempunyai masalah,
niscaya dia akan menyadari arti pentingnya hidup bersama
orang lain. Melalui hidup bersama, dia dapat berbagi atau
shareing tentang masalah yang dihadapinya. Dengan
demikian, dalam menghadapi masalah, manusia tidak
sendirian. Karenanya, Tuhan menjadikan manusia berbeda
antara satu dengan yang lainnya dimaksudkan agar manusia
yang satu dapat berbagi dengan manusia yang lainnya.
Maksudnya lainnya, agar pekerjaan sulit yang menimpa
seseorang dapat dikerjakan dengan mudah karena orang lain
membantunya.

Kemampuan manusia untuk bisa berbagi dan


membantu memecahkan masalah manusia, maka secara
perlahan manusia melakukan proses penasehatan dan
pendampingan. Proses ini dalam perkembangannya dikenal
dengan aktivitas konseling. Dalam hal ini, konseling
terutama konseling Islam bertujuan untuk memperkuat
moderasi dalam beragama di masa pandemi Covid-19 ini,
menjadikan lebih mengenal Tuhan dan mengerti tujuan
hidupnya akan kemana.

119
DAFTAR PUSTAKA
https://news.detik.com/kolom/d-5097139/beragama-di-masa-
pandemi \ tanggal 21 September 2020
https://www.oborkeadilan.com/2020/08/moderasi-beragama-
dimasa-pandemi-covid.html \tanggal 21 September 2020
Basit Abdul, Konseling Islam, (Jakarta : Kencana Divisi dari
Prenamedia Group,2017)
https://jalandamai.org/moderasi-antibodi-dari-radikalisme-
saat-pandemi.html \tanggal 22 September 2020
Sukirno Agus, Pengantar Bimbingan & Konseling (UIN
Sultan Maulana Hasanudin Banten,2017)
Saputro Henri, The Counseling Way Catatan Tentang
Konsepsi dan Keterampilan Konseling, (Yogyakarta:CV.
Budi Utama,2018)
Arifin, Teori-Teori Konseling Umum dan Agama, (Jakarta:
Golden Terayo Press,1994)
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurishan, Landasan
Bimbingan dan Konseling,(Bandung: PPS UPI & Remaja
Rosdakarya,2005).
Charles V. Gerkin, Konseling Pastoral dalam Transisi,
(Yogyakarta: Kanisius,1992).
Mubarok Achmad, Al-Irsyad an-Nafsiy Konseling Agama
Teori dan Kasus, (Jakarta: Bina Rena Pariwara,2002).

120
Willcok Lynn, Personality Psychoterapy, (Yogyakarta:
IRCSoD,2006).
https://www.academia.edu/25937623/
DALIL_TENTANG_BIMBINGAN_KONSELING \
tanggal 19 Sepember 2020.
M. Fuad Anwar, Landasan Bimbingan dan Konseling Islam,(
Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2019).
M. Andi Setiawan, Pendekatan-Pendekatan Konseling Teori
dan Aplikasi, (Yogyakarta: CV. Budi Utama,2018).
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-konseling-dan-
tujuan-bimbingan-konseling/ tanggal 12 September 2020.
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-
konseling/14873\tgl 14 September 2020.
Kukuh Jumi Adi, Esensial Konseling Pendekatan Trait and
Factor dan Client Centered (Yogyakarta:Penerbit
Garudhawaca,2013).
Abu Bakar M. Luddin, Dasar-Dasar Konseling Tinjauan
Teori dan Praktik,( Bandung : Cita Pustaka Media
Perintis,2010).
Shihab,M.Quraish Wasathahiyyah Wawasan Islam Tentang
Moderasi Beragama,( Tangerang: Penerbit Lentera
Hati,2019) .
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik
Indonesia, Buku Moderasi Beragama ( Jakarta :Kementerian
Agama RI, 2019).
Aksin Wijaya Dkk, Berislam di Jalur Tengah. (Yogyakarta:
IRCiSoD,2020) .
121
https://www.muisumut.com/blog/2020/08/01/timbulnya-
musibah-dan-kesempatan-dibalik-pandemi-covid-19/ tanggal
25 September 2020.
https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-content/structure-
faq.html (Diakses pada 25 September 2020, pukul: 21.46
WIB)
http://awalbros.com/kejiwaan/manajemen-stres-di-masa-
pandemi-covid-19/ tanggal 26 September 2020 pukul. 19:48
https://umma.id/article/share/id/1002/380618 tanggal 26
September 2020.
https://jatimtimes.com/baca/210173/20200303/151300/
pentingnya-moderasi-agama-untuk-keberlansungan-
kehidupan-bangsa tanggal 26 September 2020.
Syarbini Amirullah, Dkk, Al-Quran dan Kerukunan Hidup
Umat Beragama, ( Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2011).
M. Ali Rusdi Bedong Dkk, Mainstreaming Moderasi
Beragama dalam Dinamika Kebangsaan, (Sulawesi Selatan:
IAIN Parepare Nusantara Press, 2020).
Muslim, al-Jami al-Sahih, hadis no.4724, Vol. 5, 172; Abu
Daud, Sunan Abu Daud, hadis no. 3023, Vol. 4,h.123.
Umar Nasarudin, Deradikalisasi Pemahaman al-Quran dan
Hadis (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,2014), h.359.
Amin Ma’ruf, Harmoni dalam Keberagaman; Dinamika
Relasi Agama- Negara ( Jakarta: Penerbit Dewan
Pertimbangan Presiden bidang Hubungan antar
Agama,2011).

122
Al-Bukhari, al-Jami al-Sahih, hadis no. 5063, Vol. 7,2;
Muslim, Jami al-Sahih, hadis no.3469, Vol.4, h.126
http://jurnalfuf.uinsby.ac.id/index.php/mutawatir/article/
download/850/785 tanggal 27 September 2020.
https://www.academia.edu/22866334/
B._Hubungan_Konseling_dan_Agama tanggal 28 September
2020.
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/
download/933/734 tanggal 28 September 2020.
https://risalahmuslim.id/quran/saba/34-28/ tanggal 28
September 2020.
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/
download/933/734 tanggal 28 September 2020.
https://bdksurabaya.ejournal.id/bdksurabaya/article/
download/82/45 tanggal 29 September 2020.
Komaruddin Hidayat dan Muhamad Wahyudi Nafis, Agama
Masa Depan Perspektif Filsafat Perennial, (Jakarta: Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama, 2003).
Diana Vidya Fakhriyani, Kesehatan Mental,
( Pamengkasan : Duta Media Publishing,2019).
http://ejournal.iaitribakti.ac.id/index.php/psikologi/article/
download/245/449 tanggal 30 September 2020.
https://dosenpsikologi.com/hubungan-kesehatan-mental-
dengan-bimbingan-konseling tanggal30 September 2020.

123
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/16/jtptiain-
gdl-s1-2006-sugiharton-794-BAB2_119-6.pdf tanggal 30
September 2020.
Lora Ekana Nainggolan Dkk, Belajar dari Covid-19
Perspektif Ekonomi dan Kesehatan,( penerbit Yayasan Kita
Menulis cet.1).
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/syifa-al-qulub/article/
view/3149 \tanggal 1 Oktober 2020.
http://repository.radenintan.ac.id/5647/1/SKRIPSI
%20YATIM%20PUJIATI.pdf \tanggal 1 Oktober 2020.
https://www.kompasiana.com/put88/5f4d02f7097f3648e16c
c7a8/sikap-moderasi-beragama-yang-harus-diterapkan-di-
masa-pandemi\ tanggal 1 Oktober 2020.
Kartono Kartini, Bimbingan dan Dasar-Dasar
Pelaksanaannya, (Jakarta :CV. Rajawali , 1985).
McLeod John , Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus,
(Jakarta: Kencana Prenada, 2010).
Al-Qiroah juz 3 DR.Abdulullah Hamid al-Hamidi ha.15,
Arab Saudi 1402 H.
Sukirno Agus, Keterampilan dan Teknik Konseling, (UIN
Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2015).

124
RIWAYAT SINGKAT PENULIS
Penulis 1
Nama Sakinah, lahir pada tanggal 25 Juni di desa Pulo
kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang Provinsi Banten, dari
seorang ibu yang bernama Sarna dan bapak bernama
Marjuki. Pendidikan formalnya dilalui di SD Negeri
Cimiung 1, SMP Negeri 3 Ciruas, MA Negeri 1 Serang dan
sekarang sedang menempuh pendidikan Strata-1 di UIN
Sultan Maulana Hasanuddin Banten Fakultas Dakwah
(FADA) Jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI)
semester 7. Ini merupakan pengalaman pertama penulis
menulis sebuah buku. Penulis menyadari buku ini jauh dari
kata sempurna, maka dari itu mohon kritik dan sarannya
yang membangun dari pembaca agar penulis lebih baik lagi.

Yuk sampaikan kritik dan sarannya lewat email:


Sakiinah06@gmail.com

Penulis 2
Nama Habibi, S. Ag. M.M Pd. NIP: 19691214200312001
Tempat Tanggal Lahir Serang, 14 Desember 1969.
Pendidikan terakhir S-2. Dosen pengajar UIN Sultan
Maulana Hasanudin Banten dari 2005- Sekarang.

125
126

Anda mungkin juga menyukai