SKRIPSI
Oleh:
LALU ABDURRAHMAN
NIM: 160 303 084
Skripsi oleh: Lalu Abdurrahman dengan judul, “Konsep Psikologi Cinta Jalaludin
Pembimbing I Pembimbing II
iii
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram, 2020
Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama Mahasiswa : Lalu Abdurraham
NIM : 160303084
Jurusan/Prodi : Bimbingan Dan Konseling Islam
Judul : Konsep Psikologi Cinta Jalaludin Rummi
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram. Oleh karena itu,
kami berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
iv
PENGESAHAN
Dewan Munaqasyah
Mengetahui,
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Mataram
vi
MOTTO
(
vii
PERSEMBAHAN
Kedua orang tuaku tercinta terutama Ibuku Tercinta “hj, patonah” Ayahku tercinta “H.
Lalu Sulaiman”, dan saudara Lalu habibbullah”, Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang
Pengorbanan dan jerih payahmu selama ini, semoga anakmu ini menjadi orang yang selalu
viii
KATA PENGANTAR
Lalu abdurrahman
NIM : 160303084
ix
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................ I
HALAMAN JUDUL ................................................................................... II
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. III
NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................................. IV
PERNYATAAN KEASLIAN PEMBIMBING ......................................... V
PENGESAHAN ........................................................................................... VI
MOTTO ....................................................................................................... VII
PERSEMBAHAN ........................................................................................ VIII
KATA PENGANTAR ................................................................................. IX
DAFTAR ISI ................................................................................................ X
ABSTRAK ................................................................................................... XII
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan masalah .......................................................................... 7
C. Tujuan penelitian ............................................................................ 7
D. Manfaat penelitian .......................................................................... 8
1. Secara teoritis ........................................................................... 8
2. Sacara praktis ........................................................................... 8
E. Ruang lingkup dan setting penelitian ............................................. 8
F. Telaah pustaka ................................................................................ 9
G. Kerangka teori ................................................................................ 14
1. Cinta Dalam Persepektif Taswuf/Sufi ...................................... 14
2. Cinta dan psikologi .................................................................. 17
H. Metodologi penelitian .................................................................... 19
1. Jenis dan pendekatan penelitian ............................................... 19
2. Sumber dan jenis data .............................................................. 19
I. Sistematika Pembahasan ................................................................ 20
BAB II BIOGRAFI DAN KARYA AKADEMIK
JALALUDIN RUMI .................................................................................. 21
A. Profil Biografii Jalaluddin Rumi .................................................... 21
B. Karya-karya Jalaluddin Rumi. ....................................................... 28
BAB III KONSEP PSIKOLOGI CINTA JALALUDIN RUMI ............. 32
A. Konsep Psikologi Cinta Jalaluddin Rumi. ..................................... 32
BAB IV ANALISIS PSIKOLOGI CINTA JALALUDIN RUMI ....... 50
BAB V PENUTUP ....................................................................................... .63
A. Kesimpulan .................................................................................... 63
B. Saran-Saran .................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. .65
x
ABSTRAK
Tema Cinta (Mahabbah) dalam Kalangan Sufi merupakan tema yang cukup
Familiar dan dipahamai secara beragam mulai sejak era-nya al-Ghazali , Robiatul
Adawiyah hingga zamannya Jalaludidn Rumi. Hampir semua kitab Tasawuf
menyinggung masalah cinta (Mahabbah) karena cinta merupakan alternative baru
dalam mengobati penyakit hati, gagauan mental dan keperibadian setiap orang.
Jawaban terhadap persoalan-persoalan yang terkait dengan Cinta
(Mahabbah) tersebut lazimnya didominasi oleh permasalahan yang dialami oleh
setiap manusia, yang salah kaprah mengartikan tentang hakikat cinta sehingga
banyak hal-hal negatif yang terjadi disebebkan oleh cinta, misalkan banyak orang
yang bunuh diri karena cinta kekecewaan terhadap seseorang yang dicintai,
bahkan banyak orang yang melakukan tindakan-tindakan kriminal disebabkan
oleh perasaan cinta terhadap sesuatu. Secara normatif, cinta merupakan salah satu
dari sekian banyak motifasi untuk melakukan hal-hal yang positif sehingga
mempengaruhi keadaan jiwa yang sehat jauh dari hal-hal negatif yang dapat
mengganggu psikiologis dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, penelitan ini
melihat konsep cinta dari sisi yang lain yakni dari tokoh Jalaluddin Rumi yang
menggaungkan tentang konsep cinta, dalam pada itu, Fokus penelitian ini
setidaknya menjawab persoalan: bagaimana konsep psikiologi cinta perspektif
Jalaluddin Rumi?
Penilitan ini merupakan studi kepustakaan atau library research. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat
deskriftif analitik, artinya pencarian data yang dilakukan dengan proses membaca,
mengumpulkan, menganalisis secara kritis dari pemkiran tokoh yang di kaji.
Penelitian ini kemudian akan dituangkan serta diekspresikan secara teratur
mengenai konsep cinta yang digaungkan Jalaludin Rumi.
Lebih jauh lagi konsep psikologi cinta jalaludin Rumi dibalut untuk
mengatasi permasalahan dan problematika kehidupan manusia. Konsep psikologi
Cinta Jalaluddin Rumi dapat diimplementasikan dalam masalah kejiwaan, mental
dan psikologis manusia, salah satunya sebagai pendekatan dalam proses
pelaksanaan menerapkan cinta dan kasih sayang. Dengan pendekatan konsep
psikologi Cinta ala Jalaluddin Rumi masalah kejiwaan dan mental yang dihadapi
oleh setiap orang dapat diselesaikan dengan memahami cinta sebagaimana
mestinya dan mengembalikan cinta yang hilang dari setiap orang. Namun
demikian, proses cinta Tuhan yang ditawarkan Rumi sifatnya masih abstrak,
sehingga dalam implementasinya di dalam bimbingan konseling Islam masih
terasa sulit untuk mewujudkannya secara konkret.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak bisa hidup dengan diri
sendiri dan membutuhkan teman sebaya agar lebih dewasa sehingga bisa
tidak terlepas dengan sebuah masalah di dalam dunia sosial baik di dalam
dirinya sendiri.
kejiwaan atau mental karena hidup di dunia sosial pasti banyak tuntutan
hawa nafsu dan belum tentu apa yang diinginkan dapat tercapai sehingga
keberaadaan jiwa dan mental kemudian terlihat pada tingkah laku yang
beban hidup yang dirasakan dan lebih-lebih di dunia milenial pada saat
ini. Dunia melenial sangat penting sekali saling menjaga supaya tidak akan
dengan kemapuan manusia dan tidak akan cepat terpengaruh oleh orang
lain.1
Seorang yang tidak bisa mengotrol dirinya atau menjaga dirinya tentu
1
Alex Sobur, Psikiologi Umum, (Lingkar Selatan, CV Pustaka Setia: 2016), hlm.17
dalam diri seorang maka setiap induvidu tentu mengalami gejala
stres sebagai sebuah kadaan yang alami ketika ada sebuah ketidak sesuaian
yang telah dilaluinya, bahkan sejak dari kandungan pun telah menerima
2
Iin Tri Rahayu, Psikoterapi Perspektif Islam & Psikologi Kontenporer (Malang: Press
Malang, 2009), hlm. 191
2
macam cara pengobatannya. Psikioterapi merupakan cara yang khusus
manusia. Psikologi merupakan disiplin ilmu dalam ilmu sosial yang secara
dalam menjalankan setiap gerak tubuh atau pun tingkah lakunya. Adapun
Yunani, yaitu dari kata psyche yang berarti “jiwa”, dan logos yang berarti
“ilmu”. Jadi, secara harfiah, psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang
secara teoritis. Pembahaasan tentang “jiwa” yang abstrak dan berada pada
27-30).
3
Alex Sobur, Psikiologi Umum, (Lingkar Selatan, CV Pustaka Setia: 2016), hlm.21.
3
Dari penjelasan terjemahan ayat di atas, dapat diambil pelajaran
jiwa. Jiwa manusia merupakan penggerak dari tubuh manusia itu sendiri,
manusia yang meliputi semua organ tubuh seperti kaki, tangan, mulut,
mata bahkan keadaan jiwa yang tenang juga mempengaruhi cara berfikir,
Maka dari itu penting kiranya dalam penelitian skripsi ini, peneliti
Jalaludin Rumi sebagai sebuah alas an untuk mencintai jiwa yang telah
diberikan oleh Allah sebagai penggerak dari tubuh manusia itu sendiri.
jiwa, karena setiap manusia pasti memiliki rasa cinta tapi kemudian rasa
cinta itu hilang disebabkan oleh keberadaan jiwa yang terganggu sdan
diri sendiri dan orang lain. Keberadaan jiwa yang abstrak maka sangat
relevan untuk di obati dengan cara-cara yang abstrak juga yaitu dengan
sehingga tercermin dalam keberadaan tubuh atau badan sebagai ujud nyata
4
Ibid, hlm 23
4
Islam merupakan sumber utama dalam membentuk pribadi seorang
akhlak yang mulia.” Nabi diutus oleh Allah untuk membimbing dan
disebabkan oleh cinta tersebut, misalkan banyak orang yang bunuh diri
satu dari sekian banyak motifasi untuk melakukan hal-hal yang positif
sehingga mempengaruhi kedaan jiwa yang sehat jauh dari hal-hal negatif
seseorang alami, ataupun sekedar fenomena semu yang tidak memiliki arti
5
pengalaman. elemen dasar cinta menurut Fromm, yaitu memberi,
memiliki dua sisi yang berbeda yaitu sisi negatif dan sisi positif, jika cinta
sendiri. Akan tetapi, jika cinta diyakini sebagai sesuatu yang dapat
membimbing manusia itu sendiri kepada hal-hal yang positif maka cinta
dan menjadikan cinta itu sebagai sebuah pengobatan jiwa untuk dapat
memperbaiki hal-hal yang negatif (jauh dari perintah agama) menuju hal-
hal yang positif (menjalankan segala perintah Allah dan manjauhi segala
Menurut Rumi, cinta bisa menjadi penawar bagi segala penyakit yang ada,
hakikat cinta itu sendiri, “Sungguh, cinta dapat mengubah yang pahit
menjadi manis, debu beralis emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi
6
kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi,
menyulap hal-hal yang buruk menjadi sangat baik sesuai dengan perintah
agama.
kebenaran dan dapat membimbing serta mengarahkan hati, akal, dan nafsu
B. Rumusan Masalah
Rumi?
7
Jalaludin Rumi, Fihi Ma Fihi ( Beirut: Dar Al-fikr al-Mu’asyir, Tt) hlm, 46
7
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
manusia.
ini, maka peneliti membatasi ruang lingkup dan setting penelitian. Adapun
8
secara mendetail lalu menganalisis dengan teori-teori yang terkait dengan
F. Telaah Pustaka
Dalam item ini peneliti akan mengulas lebih banyak dan jauh
dan persamaan dalam buku, jurnal dan penelitian yang sesuai dengan
9
keterampilan aktualisasi diri mahasiswa BKI di fakultas dakwah dan
10
sebagai objek dakwah. Manusia modern yang memperoleh kenyamanan
lain terjadi kekosongan, alienasi, dan peroalan lain yang perlu adanya jalan
dalam Islam ada Jalaluddin Rumi, seorang sufi yang menjadikan cinta
sebagai tema sentral ajarannya. Dalam skripsi ini yang menjadi fokus
satu cara yang dapat digunakan untuk menangani masalah manusia. Dalam
manusia yang disebabkan oleh keadaan yang sangat modern. Cinta sebagai
sebuah kekuatan yang ada pada manusia menjadi alat untuk menghindari
9
Syamsul Maarif, Mahabbah Jalalrudin Rumi Dan Impelemen Tasinya Dalam Bimbngan
Dan Konseling Islam, (Semarang: UIN Walisongo, 2017), hlm.11
11
alternative untuk memecahkan permasalahan jiwa seseorang yang
mengalami gaguan.
masalahnya.10
10
Ayub Kumala, konsep mahabbah (cinta) dalam “rubaiyat” karya rumi dan relavanya
dalam pendidikan,(UIN: Lampung, 2019), hlm.2
12
persoalan, khususnya degradasi moral. Manusia modern yang memperoleh
sentral ajarannya. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus adalah ajaran
salah satu mata pelajaran yang cocok dalam mengenalkan hakikat dari
cinta (mahabbah). Dan dalam hal ini cinta (mahabbah) digunakan sebagai
karya, dalam hal ini membaca dan mencatat serta mengolah bahan
dalam hal ini data primer diambil dari buku karya Jalaluddin Rumi, yakni
Rubaiyat. Sedangkan data sekunder berasal dari pendapat para tokoh ahli
yang relevan dengan tema penelitian, termasuk dari buku, jurnal, dan
13
manusia dalam hal ini peserta didik, salah satunya sebagai sebuah
G. Kerangka Teori
terhadap dirinya untuk mengenal sak Khalik atau Allah swt.12 Hal
yang lahir dari perasaan kasih dan sayang yang kuat terhadap sesuatu atau
membawa perasaan bahagia dan rasa syukur yang luar biasa, sehingga
11
Ayub Kumal yang berjudul Konsep Mahabbah (Cinta) Dalam “Rubaiyat” Karya Rumi
Dan Relevansinya Dalam Pendidikan Agama Islam, (UIN: Raden Intan Lampung, 1440H / 2019),
hlm.2
12
Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Jilid 3 (Mekkah : Haramain, tt) hlm 123
13
Ibid, hlm, 127
14
Ibid, hlm 129
14
Lebih jauh lagi, syekh Jalaludin al-Baghdadi menggambarkan cinta
merupakan kisah, kisah yang ditulis oleh stiap orang. Kisah tersebut
agak sulit tergambarkan, Dengan kata lain, Cinta Ilahi bukanlah hal
simbol-simbol.16
adalah perasaan yang mesti ada pada setiap manusia. Ia laksana setetes
embun yang turun dari langit, bersih, dan suci.17 Cuma tanahnyalah
perkara tercela lainnya. Tetapi jika ia jatuh ke tanah yang subur, disana
akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia, budi pekerti yang tinggi,
15
Yamin Setiawan, Kesempurnaan Cinta dan Tipe Kepribadian Kode Warna (Surabaya:
2014),hlm,19
16
Totok Jumantoro & Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Amzah,
2012), hlm. 131.
17
Ibnu Athoillah As-Sakandari, Hikam, jilid 1 (Kairo, Beirut, tt) hlm 89
18
Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid 3 (Jakarta, PT Grafindo Persada : 2003) hlm, 89
15
Dari beberapa definisi para tokoh di atas peneliti dapat mengambil
bayi.19
menemukan rasa senang, dan hal ini menjadi sumber bagi peningkatan
19
Lynn Wilcox, Psikologi Kepribadian, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2013), hlm. 238
16
yang dicintai untuk mendapatkan kebahagiaan, kesejahteraan, dan
kemajuan.20
wajahnya, atau berada dekat dengan orang yang dicintai, dan merasa
binatang baik yang dapat dilihat secra lansung dan tidak lansung.
20
Atrup,Yulita Puspa Nur Anisa, Hipnoterapi Tehnik Part Therapy Untuk
Menanganisiswa Kecwa Akibat Putus Hubungan Cinta Pada Siswa Sekolah Menengah
Kejuruan,(Universitas Nusantara PGRI Kediri)
21
Syamsul Ma’arif, Konsep Mahabbah Jalaluddin Rumi Dan Implementasinya Dalam
Bimbingan Konseling Islam, (Semarang: uin Walisongo, 2017), hlm. 18-22.
17
yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan yang
tentang pengalaman dan tingkah laku manusia dan hewan, normal dan
22
Lyon Wilcok, Psikologi Keperibadian, (Jogjakarta: IRCISoD, 2013), hlm 375
18
men and other animals. ( psikologi adalah mempeljari tingkah laku
H. Metodologi Penelitian
(library research).24 Maka dari itu agar penelitian ini dapat di ajukan
a. Data primer
23
https://www.dosen pendidkan, co.id/ pengertian-psikologi-menurut-para-ahliy/.
24
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Teoro Dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), hal. 82
19
ghazal, dan Fihi Ma Fihi karena kedua buku ini merupakan inti
b. Data skunder
rumusan masalah.
Analisis isi yang dimaksud ialah menganalisis konsep psikologi cinta dari
Jalaluddin Rumi.
I. Sistematika Pembahasan
25
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2004), hlm. 3.
20
Bab kedua, sekilas membicarakan Biografi, karya-karya intelektual
cinta.
bimbingan konseling
dari penelitian yaitu tentang konsep psikologi cinta Jalaludin Rumi sebagai
21
BAB II
BIOGRAFI DAN KARYA AKADEMIK JALALUDIN RUMI
dilahirkan pada tahun 1207 M di Balkh, merupakan salah satu pusat kajian,
praktik, dan tempat diaman kecintaan pada sistisme Islam tumbug dengan
nama Baha Walad, salah satu pemimpin teolog dan Furu supisme di Balkhi.
Persia dan ajaran agama karena pengaruh besar ayahnya. Ia sangat memper
panjang tentang ajaran-ajaran rohani yang sangat dikuasai Rumi. Kelak corak
26
Anwar kholid, Yang mengenal Dirinya yang Menal Tuhannya (Bandung 40123, Jawa
Barat, Indonesia: 2006), hlm. 9-14.
27
William C. Chittick, Jalan Cinta Sang Sufi: Ajaran-ajaran Spiritual Jalaluddin Rumi,
Yogyakarta: Qalam, 2001), hlm. 1.
Pada tahun-tahun awal abad ke-13, di samping menjadi pusat
Balkh diserbu, digasak, dan dimusnahkan hingga runtuh oleh tentara Mongol.
Baha’uddin Walad dan keluarganya. Mereka telah pindah dari Balkh satu atau
sekarang Turki). Di sana Rumi menikah dengan Jauhar Khatun, seorang gadis
Rum Seljuk yang sedang berkembang pesat, dan pada saat itu masih jauh dari
23
saat itu Rumi mencurahkan perhatian terhadap mistisme secara mendalam. Ia
menjadi peminat yang penuh hasrat terhadap puisi-puisi Arab karya Al-
formal. Di sana ia berguru pada ahli-ahli sufi yang lain. Tapi walaupun
berguru pada ahli-ahli sufi yang lain, Rumi tetap berada dibawah pengawasan
Beberapa tahun setelah kematian gurunya, Rumi menjadi guru yang melayani
murid dan pengikutnya. Pada bulan Oktober tahun 1244 M, satu sosok penuh
saudagar gula. Pada tahun-tahun itu Rumi masih sibuk mengajar. Suatu hari ia
besar muncul dalam diriku dan menimbulkan api ke otakku. Dari sana aku
30
Abdul Hasan An-Nadawi, Jalaludin Rumi: Sufi Penyair Terbesar, (Jakarta: Fustaka
Firdaus, 1974), hlm. 13.
24
menjawab, “Nabi adalah sosok paling agung dari seluruh manusia, mengapa
satu tegukan. Dia akan mengatakan telah cukup dengan satu tegukan itu, kendi
melalui cahaya langit dari rumahnya. Nabi, pada sisi lain, meminta agar diberi
lebih banyak untuk minum dan selalu merasa kehausan. Dia berbicara tentang
Syamsuddin serta merta menangis dan jatuh tidak sadarkan diri. Rumi
keduanya pergi. Selama tiga bulan mereka mengasingkan diri dari keramaian,
siang dan malam. Dalam merasakan manisnya persatuan itu, tidak seorangpun
orang tersebut. Sahabat dan murid-murid Rumi merasa malu melihat guru
mereka yang bijaksana terserap dari diri darwish nyentrik itu. Tetapi Rumi
sendiri merasa bahwa bahwa dia telah menemukan “kekasih” sempurna, orang
31
Ibid,
32
Ibid, hlm. 16.
25
yang di dalam dirinya mencerminkan cahaya Ilahi dengan sempurna. Perasaan
itu saja tidak cukup bagi Rumi. Ia menjadi tergila-gila pada Syams. Keasikan
muridnya. Para murid dan pengikut Rumi cemburu dan marah melihat pribadi,
perilaku serta kehidupan Syams. Tidak lama setelah merayakan pertemuan itu,
putus asa.33
kekasih spiritual menjadi pemicu pada diri Rumi untuk menggubah dan
melagukan hasratnya yang merindu dalam lirik puisi Persia. Akhirnya Rumi
akhirnya menempati rumah Rumi dan menikahi gadis muda pelayan rumah.
sekali lagi dan tidak pernah ditemukan kembali. Tuduhan pembunuhan oleh
anak kedua Rumi yang dilontarkan Aflaki, salah seorang penulis awal
biografi, saat ini banyak diakui kebenarannya. Rumi amat terkejut oleh
perpisahan kedua ini hingga kemudian dia memutuskan untuk pergi sendiri ke
Syria, satu atau dua kali, untuk mencari sahabatnya. Pada akhirnya, dia
menyadari bahwa Syams, baik secara fisikal ataupun metaforik tidak akan
ditemukan dan dia memutuskan untuk lebih mencari Syams “yang nyata” di
33
Ibid, hlm. 17
26
kekasihanya telah terpenuhi: Rumi dan Syams bukan merupakan dua jiwa
baru untuk memantulkan cinta sempurna. Kali ini ia temukan dalam diri
penyatuan spiritual baru dengan pengrajin yang tidak terdidik ini melebihi
desas-desus dan fitnahan yang muncul atas hubungannya dengan pengrajin itu.
citranya sekali lagi muncul dan mendesak-desak dalam diri Rumi. Sosok
terilhami oleh Husamuddin Chelebi, seorang sufi yang terkenal sangat zuhud
dan telah lama dikenal oleh Rumi. Atas permintaan Husamuddinlah Rumi
34
Ibid, hlm. 17
27
menggubah Matsnawi. Selama bertahun-tahun Husamuddin berada di sisi
sahabatnya, “Di dunia ini aku merasakan dua kedekatan. Satu kepada tubuh
dan satu lagi kepada kalian. Ketika, karena rahmat Tuhan, aku harus
lain melakukannya. Prosa dan puisi Rumi yang ada saat ini di samping
periksa lagi seperti dalam Fi hima Fihi, Matsnawi, Rubiyat dan Diwan, juga
karya-karya yang ditulis oleh para pengikutnya dari ingatan mereka atau dari
Karya utama Rumi adalah karya berjudul Matsnavi-i ma’navi. Karya ini
terdiri dari enam jilid buku yang berisi 25.000 bait puisi. Karya ini digubah
35
Shopia, Yang Mengenal Dirinya Yang Mengenal Tuhan: Aforisme-aforisme Sufistik
Jalaluddin Rumi, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002), hlm. 9-14. (alihbahasa oleh Anwar Holid).
28
ekspresinya. Dalam karyanya terdapat cerita, anekdot, dan lain-lain. Tapi
selesai digubah karya Rumi sangat dihormati dan dirujuk di kalangan muslim
Karya utama Rumi yang lain adalah kumpulan puisi pendeknya, Diwan-
i Syams-i Tabriz, yang terdiri dari ghazal, kuatrin (sajak empat seuntai) dan
lain-lain. Ciri khas Rumi yang secara sempurna tergabung dengan alter
egonya dapat kita lihat pada baris-baris terakhir ghazal-nya, suatu bagian
yang dijadikan tempat oleh aturan konvensional di dalam puisi Persia untuk
yang amat menawan, terkendali dan bagus. Puisi-puisi Rumi kerap ia baca
kembali dengan spontan ketika sedang berada di dalam keadaan ekstase. Hal
dan gambaran jiwa yang dipesonakan cinta Ilahi. Gaya puisinya sangatlah
sebagai karya terbaik dari sebuah genre penulisan puisi. Karya Rumi itu
masih nampak terlampau asing pada tradisi perpuisian Persia, dengan cirinya
36
Ibid, hlm, 14.
29
yang menekankan kemewahan dan gemerlapan, sehingga tidak mudah bagi
Kebanyakan dari tujuh satu bagian yang dimuat di dalam buku ini adalah
bagian-bagian yang terlepas. Beberapa lagi berasal dari yang sejenis dengan
pembahasan di dalam majelis guru sufi, atau pertemuan tidak resmi dengan
murid dan pengikutnya, selama itu sang guru menguraikan satu pokok
bahasan atau lebih. Sebuah topik bisa jadi didahului oleh sebuah pertanyaan
dan ulasan dari salah seorang hadirin saat itu. Bagian seperti itu kerap
dimulai dengan frasa “Si Fulan dan Si Fulan berkata,” atau dengan ungkapan
“Seorang berkata”. Pada bagian lain kita hanya diberi isi pokok dari wacana
Rumi. Apabila beberapa bagian muncul untuk memuat banyak topik tanpa
batasan atau perpindahan yang jernih dari satu topik ke topik selanjutnya, hal
ini terjadi baik karena sifat informalnya pembahasan ini atau karena
semuanya dari bagian yang barangkali telah ditulis selama masa kehidupan
Rumi, hampir dapat dipastikan bahwa keseluruhan karya ini tidak selesai
37
Ibid, hlm. 17.
30
dari kumpulan wacana-wacana ayahnya, yang umumnya cenderung lebih
Rumi, yang terdiri dari 145 dokumen yang rata-rata panjangnya satu atau
sahabat-sahabatnya. Dari sekian banyak surat Rumi itu, hanya sedikit yang
seorang guru sufi, dalam Makatib hanya terdapat satu yang secara khusus
38
Ibid, hlm.18.
39
William C. Chittick, Jalan Cinta Sang Sufi: Ajaran-ajaran Spiritual Jalaluddin Rumi,
(Yogyakarta: Qalam, 2001), hlm. 10.
31
BAB III
adanya hasrat meluap-luap, yang tak ada satupun halangan yang dapat
menahannya. Dan itu tidaak boleh kurang dari cinta. Cinta adalah sesuatu
yang lembut, sesuatu yang indah. Namun, tak ada rintangan sebesar apa
pun yang dapat menghalagi perjalanan yang didorong oleh rasa cinta dan
sirna di dalam Tuhan. “Bak awan larut dalam cahaya matahari”. Awan
40
Haidar Bagil, dari allah menuju allah,( Bandung:2019),hlm. 158
41
Abdul Hasan An-Nadawi, Jalaludin Rumi: Sufi Penyair Terbesar, (Jakarta: Fustaka
Firdaus, 1974), hlm. 45-6
32
cahaya yang laur biasa kuat menerpannya, maka awan itu seolah-olah
hawa manusia hilang dan menjadi Tuhan. Yang terjadi adalah manusia
meskipun masih ada sudah hilang dan larut di dalam terpaan cahaya
Dalam bait puisi di atas dikatakan bahwa cinta ini telah membuat
kasih, malam juga dicirikan oleh kehinigan, karena perjalan menuju Tuhan
memang hanya bia dilakukan dalam kehinigan hati. Bisa saja kita berada
ditengah-tengah manusia, tetapi apa terjadi didala diri kita samasa tidak
mengganggu kehiningan hati kita. Selama apa yang terjadi diluar kita
masih menjadikan hati kita penuh keriuhan, maka perjalanan ini tida bisa
dilakukan.
42
Ibid, hlm. 161
43
Ibid, hlm. 162.
33
dengan wajah-nya tentu bukan wajah Allah dalam makna fisik, tapi
semua yang terkait dengan Allah. Fisik kita melihat dengan malam,
keindahan bintang-gemintang, kemudia diri kita mersakan
kehinginan malam. Akal yang jernih berkat hati yang hening, yang
dipenuhi cinta, dan kerinduan, juga merasakan betapa kasihsayang
tuhan ini ada di mana-mana, di seluruh alam semeta. Dalam
kaadaan khusyuk dan tawajjuh seprti itu, seorang pencinta
berharap dapat melihat-miskipun hanya sekilas- cahaya atau
pendar wajah Allah.44
perjalanan menuju Allah. Di dalam setiap stasiun itu perjalan (salik) bisa
mengalami apa yang disebut hal, suatu keadaan spiritual yang lebih tinggi
dari maqam yang berkaitan. Naman hal itu hanya terjadi sebentar, sebagai
maka hal sebelumnya hanya sepintas itu akan terjadi tetap akan menjadi
maqom yang lebih tinggi. Dan kemudian halnya menjadi maqom ke dua.
Maqom kedua perjalanan akan mengalami hal yang lebih tinggi lagi, lalu
hal yang lebih tinggi menjadi maqom ketiga dan seterusnya hingga sampai
kepada Allah. 45
Harapan akan hal yang diungkapkan dalam baris terahir puisi Rumi
ini, yaitu dengan mata lekat ke jendela rumah-mu, berharap dapat dilihat
yang bisa memberikan kepada kita harapan kita bisa sampai perjalanan
34
cinta. Cinta adalah ekperensi paling muruni dari tindakan hati kita. Karena
itu, untuk memiliki modal cinta ini, kita harus terus berupaya
membersihkan hati kita. Pada awalnya sebagai pemula, boleh jadi hati kita
ketuhanan didalam hati kita, maka ia bisa menjadi modal bagi kita untuk
spiritual. Setelah itu, ruang hati kita pun lebih bening dan lebih bayak
pengalaman ketuhanan yang bisa ita raih, begitu seterusnya. Sehingga kita
bisa mencapai keinginan hati yang sempurna, dan pada saat itulah
sempurna, dan pada saat itulah cahaya tajjali Allah, memancar ke dalam
indah berikut ini. Wahai jiwa yang tenang” juga yang sudah tenteram,
sudah tidak lagi gelisah, sudah tidak lagi gelisah, sudah tidak lagi riuh
menujuk kepada adanya cinta yang menghubungkan si abd itu dan mabud,
yaitu Allah. Ayat ini kemudian diakhiri dengan ungkapan, “Dan msauklah
46
Ibid, hlm. 165.
47
Ibid, hlm. 166.
35
pencipta kepada kekasih-Nya, kembalinya abd kepada ma’bud,
bertawajjuh kepadanya.
jamaliyyah.50
48
Ibid, hlm . 167.
49
Abdul Hasan An-Nadawi, Jalaludin Rumi: Sufi Penyair Terbesar, (Jakarta: Fustaka
Firdaus, 1974), hlm. 45-6
50
Ibid, hlm. 171.
36
cinta sang pencinta, cinta makluk kekasih. Rumi menampilkan bahasa
rembulan tidak masuk atau tidak bisa kita nikmati lewat bahasa.
Rambulan hanya bisa kita alami lewat cinta. Menarik bahwa Rumi
menggunakan tamsil pintu untuk bahasa dan tamsil jendela untuk cinta.
Apa bedanyan pintu dan jendela? Secara ukuran, pintu lebih besar dari
jika hendak masuk lewat jendala, seseorang harus loncat. Rumi seolah-
olah ingin mengatakan bahwa bahasa itu adah bagian dari syariat –
persisnya, syariat dalam makna sempit seperti fiqih, hal-hal yang bersifat
legal formal. Sementara jendela, yang lebih sulit dilalui, adalah tamsil
bagi thariqah. Memang kata syariat dan thariqah itu berasal dari dua akar
kata yang sama-sama berarti “jalan”. Syariat berasal dari akar kata yang
membentuk kata syari’, jalan raya. Sementera tharikah itu berasal dari
tharik jalan sempit, jalan kecil menuju air, sebagai sumber kehidupan.
Dimasa-masa lampau, kerap kali jalan kecil itu mungkin licin, dan susah
lewati secara normal, satu langkah demi langkah lain. Syariat adalah jalan
adalah jalan yang berbeda, jalan yang pada puncaknya harus dilewti
51
Ibid, hlm. 172.
37
dengan loncatan. Jika memalui pintu syiriat, maka daya yang berperan
adalah daya analitis kepada yang sintentik, dari pengalaman yang bersifat
Dengan tamsil ini Rumi, sekali lagi, ingin menekankan betapa, pada
puncaknya, di ujung perjalanan kita, tidak ada lain kecuali cinta yang bisa
menarik kita menuju kebersatuan kembali dengan sumber ujud kita yaitu
Allah.53
memang tak ada jalan lain bagi manusia untuk bisa idup tenang, tenteram,
sumber wujudnya, yaitu Allah. Dengan cepat kita dapat memahami bahwa
`maka aku di sini adalah manusia, yang adalah bagian dari wujud Allah.
52
Ibid, hlm. 173.
53
Ibid, hlm. 174.
54
Ibid, hlm. 177.
38
dicabut. Bambun yang menjadi seruling itu rindu untuk kembali kesana.
tamsilnya; jika manusia adalah besi, lantas mengapa harus menolak tarikan
magnet paling kuat dari semua magnet? bukan kah jika besi bertemu
tertarik untuk menyatu kembali denga magnet itu? maka, menolak tarikan
dan kesepian. Bagi Rumi, aneh jika sudah manusia merasakan kerinduan,
dia kembali ke magnet paling kuat, yang dengnnya dia mayatu dengan
sumbernya, dia malah mencari “kebahagian” pada hal-hal lain yang justru
yang didorong oleh apa yang disebut sebagai al-nafs al-ammarah bi al-su,
55
Ibid, hlm. 178
39
kita pada hal-hal yang bersifat duniawi, yang bukan menjadi objek
kerinduaan kita.
Sehingga, tidak ada beban berat yang akan menghalangi kita. Agar,
dunia-niscaya magnet tidak menarik kita. Hanya denga cara itu, maka
tanpa energi dan secara radhiyah (rela dan tunduk sepenuhnya), kita akan
tetap murni tidak terkotori oleh hawa nafsu, maka menjadi mungkin bagi
kita untuk pertolongan Allah- kembali meyatu dengan sumber wujud kita
itu.57
kau lihat pada diriku hanya lah cangkang”. Yang tampak kasat mata itu
adalah fisik kita, dan jangan pernah mengacaukan fisik ini dengan
56
Ibid, hlm.180.
57
Ibid, hlm.181.
40
keberadaan hakiki kita. Miskipun fisik kita membantu dan mendukung
dalam mencapai apa seharusnya kita capai dalam kehidupan dunia- yang
Allah tempatkan kita di dalamnya namun yang akan membawa kita kepada
tujuaan penciptaan itu bukan lah fisik kita. Fisik memang mendukung,
tetapi kita hanya bisa mencapai tujuan penciptaan itu dengan sesuatu yang
berada di dalam fisik kita. sesuatu yang berada di dalam fisik kita, yang
tidak kasat mata ini hanyalah cangkang, mutiara ada didalam. Apa itu?
Rumi mengatakan, “selebihnya Cuma milik cinta”, di luar fisik kita ini,
manusia itu sungguh sepenuhnya adalah cinta. Apa artinya? Kita tahu
bahwa hakikat cinta itu hati. Seolah-olah dengan ini rumi ingnmengtakan,
fisik itu cuma cangkang dan selebihnya- adalah hati. Dan didalam hati
Tentu saja, saat menemukan cangkang itu, orang yang waras akan
Hanya mereka yang tidak waras saja yang kemudia hanya mengambil
sangat jelas itu bagi bayak orang pada keyataannya menjadi tidak jelas.
58
Ibid, hlm. 184.
59
Ibid, hlm. 186.
41
yang disimpan adalah sesuatu yang sama sekali bukan merupakan barang
satuan dengan Allah hanya bisa dicapai jika kita mengurusi hati kita,
Pencinta menyawang arus sungai. Rindu jadi air terjun, tuk runtuh
bersipuh hingga titik palig rendah, bersujud sepenuhnya.
cangkang Rumi menggunakan tamsil tentang arus sungai dan air terjun. Ini
biasa menarik. Sengai tidak pernah di ujung air yang mengalir terus dan
tentang Allah yang tidak pernah tidak aktif, kulla yawmin huwa fi sya`n.
bahkan terhadap orang kafir dan orang jahat: andaipun mereka tidak
rahmaniyah-nya.61
merendah untuk meyatu kembali dengan sungai. Karena itu., karena itu
tamsil yang dipakai oleh rumi ini mengajarkan bahwa untuk bisa menyatu
60
Ibid, hlm. 187.
61
Ibid, hlm. 191.
42
Hanya dengan cara inilah sesorang bisa meyatu dengan Allah, karena itu
Rumi mengatakan, “pencinta menyawang arus sungai, rindu jadi air terjun,
sepenuh”.62
Dalam puisi ini, Rumi menggunakan tamsil api. Jika watak air
adalah meluap-luap, maka watak api itu menggelegak Dan gelagak api ini
cinta manusia kepada allah, dan jika tak terpuisi justeru bisa membakar
sehidupannya. Sebab, Saat dia hidup didunia ini, sesungguhnya pada saat
itu dia mengalami keterpisahan dari subernya. Ketika itu, dia belum
sangatlah benar resep yang pernah diajarkan oleh Rosullulah Saw. Agar
hidup kita penug cinta kepada Allah., dalam sabdanya, mutu qabla
62
Ibid, hlm. 192.
63
Ibid, hlm. 193.
43
keinginan fisikmu. Dan hanya dengn cara itulah kamu akan mengalami
kematiaan ikhtiari, kematian sukarela: dengan cara itu kamu bisa kembali
kepada Allah.
indukasi bagi kita semua, bukan karena nabi Ibrahim tidak mengatahuinya:
pelajaran penting dari kisah Nabi Ibrahim ini, baik mereka yang
Ibrahim. Bagi para Nabi dan awliya,` sifat api yang membakar itu bukan
lah sesuatu yang meyiksa. Sebaliknya, api itu justeru adalah keyamanan
64
Ibid, hlm. 194.
44
yang dirasakan karena luapan cinta mereka. Gelegak api ini kemudian
bahwa. Artinya, artinya pristiwa terbakar itu bagi sufi justeru adalah awal
sehubungan dengan cinta itu? engapa hawa nafsu menjadi anti tesis dari
jalan tasawuf.
(30):[30] jadi, kita diperitahkan untuk lurus-lurus wajah kita kepada din,
kepada suatu jalan hidup, kepada sistem nilai hidup. Apa itu? fitrah-nya
Allah, yang atas dasar pola fitrah tersebut manusia diciptakan. Di dalam
ayat yang lain, hal ini terungkap dalam firman-nya: “maka apa bila aku
65
Ibid, hlm.196.
45
telah meyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh-
ku”(QS Al-Hijr [15]: 29), Artinya, manusia sejati yakni, manusia yang
yakni sifat ramah (kasih sayang, cinta). Dengan demikian, manusia sejati,
ruh-Nya Allah, adalah manusia yang dipenuhi oleh rasa cinta. Itulah
demi cinta, kalau memang manusia sejati”,di antara ciri cinta adalah
kesiapan berbuat baik kepada orang lain, miskipun untuk itu dia harus
berkoban. Jadi, cinta adalah semangat dan praktik mengorbankan diri demi
berbuat baik oleh orang lain. Ini pulalah hakikat tasawuf. Tasawud adalah
jalan manusia sejati, jalan cinta. Orang bertasawuf semestinya sudah bebas
dari egoismenya, hawa nafsu, dan karenanya yang tinggal hanya keinginan
untuk berbuat baik kepada Allah dan kepada mahluk-Nya meskipun untuk
66
Ibid, hlm. 199.
67
Ibid, hlm. 200.
46
kumpulan salik peseluk. Sebab, tanpa mempertaruhkan dan mengorbanka
semua demi cinta, maka sesorang tak dapat disebut sufi. Inilah yang bisa
katia pahmi dari kalimat, “kalau bukan”, yakni kalau kamu bukan manusia
keinginanu, maka kau bukan bukanlah salik, dan bukan bagian dari
kupulannya.68
Ya, tugas kita bukan mencari cinta, karena cinta sudah tertanam di
dalam diri kita sebagai ciptaan Allah, diri sebagian menyimpan ruh-nya.
fitrah atau kesajatian diri kita sebagai manusia,lalu mengatasi apa itu?haw
itulah model seorang sufi. Itulah sebabnya tasawuf disebut sebagai jalan
cinta.69
tidak pernah tidak ada di dalam dirinya dan sekitarnya karena diri dan
alam semesta ini adalah pancaran cinta Allah. Cinta-nya memenuhi alam
68
Ibid, hlm. 202.
69
Ibid, hlm. 204.
47
angkasa, di antara batu-batuan didalam lapisan bumi yang terdalam, di
hawa nafsunya. Inilah pesan yang hendak di katakan oleh Rumi. Cinta
Tuhan ada dimana-mana, seperti samudra tak bertepi. Dan bayak orang
Namu, karena mengumbar nafsu, maka mereka telah menutup hati mereka
Sinar bulan banjir langit luas, dari cakrawala dari cakrawala. Seberapa
bayak ia penuhi ruang…?
Tenrgantung jendela-jendelanya.
kehidupan ini. dari cakrawala ke cakrawala, tidak ada satu bagian pun dari
oleh nafsu, maka tidak akan ada lagi sinar atau cahaya rahmat-nya yang
48
dari maksiat, dari bintik-bintik hitam yang bisa menutupi, bersihkan hati
kita dari egoisme, niscaya hati kita akan menjadi jendela besar untuk
menerima luapan -luapan sinar rembulan, yang tidak lain adalah cahaya
Allah itu,71
71
Ibid, hlm,208.
49
BAB IV
ANALISIS PSIKOLOGI CINTA JALALUDIN RUMI
terpunuhi, cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh tiap
Ilahi. Karena semua perasaan atau cinta itu berasal dari sang ilahi dan
akan kembali kepada sang ilahi. Karena Dia merupakan pemilik cinta
Rabbya, karena cinta yang sejati adalah cinta yang diserahkan seorang
Tuhan untuk manusia agar saling menyayangi dan mengasihi. Cinta itu
72
Yamin Setiawan, Kesempurnaan Cinta dan Tipe Kepribadian Kode Warna (Surabaya:
PT. Grindo Persada, 2014), hlm. 19
73
Jalaludin Rumi, Fihi Ma Fihi ( Beirut: Dar Al-fikr al-Mu’asyir, Tt) hlm, 98
50
unik dan menakjukjubkan yang membuat orang bahagia dan sedih
dalam hati manusia, cinta adalah inti dan raja dalam jiwa raga manusia
yang dalam hal ini peneliti istilahkan dengan psikologi cinta ala
74
Abdul Hasan An-Nadawi, Jalaludin Rumi: Sufi Penyair Terbesar, (Jakarta: Fustaka
Firdaus, 1974), hlm. 54
75
Ibid, hlm. 57
51
Hal yang sama juga senada sebagaimana yang diungkapkan Erich
dan berkreasi dengan cara manusia yang unik ketika berinteraksi dan
mental dalam psikoterapi adalah hasil cinta terapis, cinta yang dapat
76
Howard S. Friedman dan Miriam W. Schustack, Keperibadian: Teori Klasik dan Riset
Moderen, (Erlangga, 2006), hlm. 339-340
52
menyebutkan hal tersebut sebagai “ unconditional positif regard”
77
Lyon Wilcok, Psikologi Keperibadian, (Jogjakarta: IRCISoD, 2013), hlm.
377-378
78
Jalaludin Rumi, Fihi Ma Fihi ( Beirut: Dar Al-fikr al-Mu’asyir, Tt) hlm, 88
53
“sesungguhnya kehidupan itu diibaratkan sebuah hubungan yang
karena hakekat cinta tidak bisa terlampaui oleh nalar dan pikiran
manusia.80
harmonis dan terjaga dari sikap yang tidak wajar dan tidak pantas,
manusia. Cinta adalah inti, dunia adalah kulit cinta adalah air
79
Ibid, hlm 67
80
Zayyin Alfi Jihad, “kisah Cinta Platonik Jalal al-Din Al-Rumi, Dalam jurnal
Teosofi, vol. 1, No, 2 Desember 2011, hlm. 205
54
kehidupan yang akan membebaskan dari kematian. Cinta adalah
cerminan atau pantulan dari cahaya Tuhan itu sendiri. Hal ini
81
Abdul Hasan An-Nadawi, Jalaludin Rumi: Sufi Penyair Terbesar, (Jakarta: Fustaka
Firdaus, 1974), hlm. 57
82
Ibnu Athoillah As-Sakandariy, Syarah Al-Hikam, jilid 1 (Maktabah Kairo, Daar Al-
Fikr: TT), hlm. 79
55
Psikologi cinta yang ditawarkan Jalaludin Rumi menurut
dalam syairnya:
83
Abdul Hasan An-Nadawi, Jalaludin Rumi: Sufi Penyair Terbesar, (Jakarta: Fustaka
Firdaus, 1974), hlm. 46
56
yang tidak mungkin untuk diteliti secara eksperimental, sehingga
syairnya,
84
Lyon Wilcok, Psikologi Kpribadian, (Jogjakarkata: IRCISoD, 2013), hlm. 373
85
Abdul Hasan An-Nadawi, Jalaludin Rumi: Sufi Penyair Terbesar, (Jakarta: Fustaka
Firdaus, 1974), hlm. 49
57
dari yang lainnya. Karena kesendirian dan keterlepasannya dari
tumbuhlah rasa cintanya akan orang lain atau suatu hal di luar
of love” May. Yang dalam hal ini senada dengan ungkan Jalaludin
86
Abdul Hasan An-Nadawi, Jalaludin Rumi: Sufi Penyair Terbesar, (Jakarta: Fustaka
Firdaus, 1974), hlm. 50-51
58
kesejahteraan, dan perkembangan dirinya dan (4) Orang yang
kemajuan.
dengan makna cinta itu sendiri, cinta diibaratkan oleh Rumi seperti
lautan yang tak bertepi yang harus dimiliki oleh setiap manusia
melahirkan rasa empati, rasa senang dan duka. Psikologi cinta yang
87
Ibid,
59
terintegrasikan dengan cinta sebagai patokan dan dalam hidup dan
cinta yang sejati adalah cinta yang disiapkan kepada sang pemilik
dengan cinta yang sebenarnya. dalam pada itu, dari sini dapat diambil
sebuah benang merah bahwa cinta dapat merubah sikap dan keperibadian
seorang konselor memiliki sebuah cinta yang kuat karena dengan cinta
yang kuat dan tulus akan mampu mengubah sesuatu yang pahit menjadi
manis yang keras menjadi lembut dan stress menjadi normal sebagaimana
60
Cinta adalah dunia zat mukjizat; ia akan menjadikan tambang
makna-makna. Cinta adalah nyala, yang manakala
88
membara, membakar segalanya kecuali Yang Tercinta.”
Dari Ungkapan syair Rumi di atas sangat jelas sekali ketika seseorang
harus memiliki cinta yang kuat dan tulus ketika ingin memberikan sebuah
89
solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh klien, oleh karena itu
pentingya psikologi cinta ala Rumi diterapkan karena psikolgi cinta yang
mengobati klien,. Dalam pada itu, disini peneliti dapat mengambil sebuah
intisari bahwa hubungan psikologi cinta ala Rumi sangat erat sekali
yang lain juga sama-sama sebagai sebuah obat penawar untuk mengatasi
Lebih jauh lagi, hubungan psikologi cinta ala Rumi dengan bimbingan
88
Jalaludin Rumi, Fihi Ma Fihi ( Beirut: Dar Al-fikr al-Mu’asyir, Tt) hlm, 109
89
Jalaludin Rumi, Fihi Ma Fihi ( Beirut: Dar Al-fikr al-Mu’asyir, Tt) hlm, 98
90
Robert L. Gibson dan Marianne H. Mitchell, bimbingan dan konseling, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2016), hlm 189
61
suatu permasalahan dibutuhkan psikologi cinta ala Rumi yang cukup
ala Rumi hiruk piuk yang dihadapi oleh klien pada dasarnya didasari oleh
yang paling dekat dengan bimbingan konseling islam psikologi cinta ala
Rumi.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
diselesaikan. Agar masalah kejiwaan dan mental yang dihadapi oleh setiap
dan mengembalikan cinta yang hilang dari setiap orang. Namun demikian,
63
B. Saran-Saran
psikolgi cinta .
melebar dan terlalu umum. Oleh sebab itu, penting dilakukakan kajian
lanjutan atas konsep cinta Jalaludin Rumi dengan topik yang lebih khusus
dan signifikan. Konsep Cinta Jalaludin Rumi yang nota bene kaya dengan
64
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Zacky El- Sayafa, Tadapbur Cinta –Nyayian Cinta Pra Sufi, Jakarta:
Genta Geraoup Production, 2016.
Annemarie Schimmel, Dimensi Mistik Dalam Islam Terj. Sapardi Djoko Damono
dkk, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2000.
Ayub Kumala, konsep mahabbah (cinta) dalam “rubaiyat” karya rumi dan
relavanya dalam pendidikan,UIN: Lampung, 2019.
Haidar Bagil, Dari Allah Menuju Allah, Bandung: PT Pustaka Press, 2019
Iesna Arofatuz Zahro dan Agus Santoso, Pengaruh Bimbingan Konseling Islam
Dengan Pendekatan Cinta Ala Maulana Rumi Terhadap Peningkatan
Keterampilan Aktualisasi Diri Mahasiswa Bki Di Fakultas Dakwah, UIN:
Sunan Ampel Surabaya,2014.
Iin Tri Rahayu, Psikoterapi Perspektif Islam & Psikologi Kontenporer, Malang:
Press Malang, 2009.
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Teoro Dan Praktik, Jakarta: Bumi
Aksara, 2014.
65
John Mcleod, Pengatar Konseling, Teori Dan Studi Kasus, Jakarta: Kencana,
2006.
Kiki Nurulhuda, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Buku Fihi Ma Fihi Karya
Jalaluddin RumiAkhlak, U I N, Raden Intan Lampung, 2019.
Mulyadhi Kartanegara, Jalal Al- Din Rumi : Guru Sufi dan Penyair Agung,
Jakarta:Teraju, 2004.
Sofyan, S. Willis, Konseling Idividu dan Prkatek, Jakarta: Midas Surya Graindo,
1993
Totok Jumantoro & Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf, Jakarta: Amzah,
2012
66
Zaprulkhan, Ilmu Tasauf Sebuah Kajian Tematik, Jakarta: Rajawali Pres, 2017.
Zayyin Alfi Jihad, “kisah Cinta Platonik Jalal al-Din Al-Rumi, Dalam jurnal
Teosofi, vol. 1, No, 2 Desember 2011
Wita
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76