SUBHAN
20160102062
2020
I
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENDEKATAN STANTON
Nama : Subhan
Polewali,.................................2020
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui Oleh
KATA PENGANTAR
masih jauh dari kata kesempurnaan. Shalawat serta salam kita kirimkan kepada
Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabat dan keluarga beliau yang telah
Mandar
3. Fatimah, S.Si., M.Pd selaku wakil dekan Fakulats Keguruan dan Ilmu
4. selaku Ketua Jurusan yang telah memberikan banyak nasihat dan arahan
5. selaku Dosen Pembimbing I dan II, yang telah memberikan nasehat serta
7. Orang tua tercinta terima kasih tak terhingga untuk cinta, dukungan dan
segala yang telah dilakukan demi penulis, dan terima kasih banyak atas
semua. Aamiin.
Subhan
IV
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................. i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian................................................................................... 5
A. Sastra........................................................................................................7
B. Genre Sastra............................................................................................. 9
C. Novel........................................................................................................10
D. Unsur-unsur Sastra...................................................................................15
1. Unsur Intrinsik...................................................................................15
2. Unsur Ekstrinsik................................................................................ 27
G. Kerangka Pikir......................................................................................... 36
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 39
C. Fokus penelitian....................................................................................... 40
V
F. Instrumen Penelitian.................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................45
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang nyata.
imajiner. Sastra hadir dari endapan pengalaman dari dalam jiwa pengarang
dari awal hingga akhir. Novel adalah gambaran hidup yang menceritakan
dalam novel digambarkan lengkap atau jelas oleh pengarang. Setiap tokoh
juga diberi gambaran fisik dan kejiwaan yang berbeda-beda sehingga cerita
Karya sastra tidak terkungkung dalam dunia psikologi saja tetapi juga
keadaan sosial serta budaya yang tengah berkembang dalam suatu masyarakat.
masyarakat di kala itu. Masyarakat dan kekuasaan tidak dapat dipisahkan. Hal
berjudul Laila Majnun karya Nizami yang merupakan cermin dari dunia
masyarakat seperti yang di gambarkan oleh orang tua Laila dan setiap bacaan
Salah satu penyababnya adalah sifat keuniversalan cinta, cinta bisa hadir
di mana saja, kapan saja, berkaitan dengan siapa dan apa saja. Mengenali
8
kisah Laila Majnun sebagai kisah antara dua manusia sungguh dapat pula
memberikan kenikmatan dan pencerahan yang luar biasa. Oleh karena alasan
kisah percintaan Laila Majnun yang merupakan representasi dari dunia timur.
Novel yang akan saya analisis adalah Layla Majnun karya Syaikh Nizami.
Novel ini merupakan novel sastra yang berhasil memadukan tema cinta dan
latar belakang budaya suatu bangsa. Laila Majnun merupakan kisah cinta
klasik yang dikisahkan dari mulut kemulut ditanah Arab sejak Dinasti
Umayyah berkuasa (661-750 M). Diyakini oleh banyak orang, roman ini
Ada puluhan versi versi cerita pada masa itu, dalam salah satu versinya,
versi yang lain, Qays hanya memandang Layla dan langsung jatuh cinta
kepadanya dengan cinta yang membuatnya pikun dan buta, tapi dari sekian
berubah menjadi gila karena cintanya kepada Layla, karena alasan itulah dia
syair-syair Arab, yang berbicara tentang romantika cinta Majnun dan kesetian
pencinta dan kekasih, juga antara hamba dan Tuhan, hanya bisa terjalin
melalui cinta. Dari tradisi lisan kisah tersebut kemudian merasuk dalam
Terpilihnya novel ini karena saya sendiri secara pribadi menyukai jalan
cerita dari novel tersebut. novel ini unik karena ini bukan lah sastra modern
kesabaran untuh memahami gaya klasik dalam novel ini. Tidak hanya gaya
bahasanya, tapi cobalah kita resapi tiap-tiap kalimat dan kata per kata tiap
halaman. Anda akan mengerti, kenapa karya ini tetap abadi selama
prosa, dan majasnya sehingga bententuk kisah tragedi yang menyedihkan dan
Kisah cintah Qays dan Laila diceritakan dari mulut ke mulut dalam
bentuk syair. Maka wajar jika kemudian terjadi berbagai versi. Bahkan ada
gagah dan penuh wibawa yang terkenal dikawasan Kabilah Bani Amir,
Jazirah Arab yang bernama Qays. Ia mencinti seorang wanita dari kabilah lain
yang tak kalah terkenalnya, yang bernama Layla. Mereka menjalani kisah
cinta secara sembunyi, karena pada waktu itu belum waktunya untuk mereka
10
berdua memadu cinta. Seiring berjalannya waktu kisah cinta itupun akhirnya
tak bisa disembunyikan lagi.semua orang tau kisah cinta mereka, termasuk
orang tua Layla. Keluarga Layla tidak menyetujui hubungan mereka. Bahkan
mereka tidak bisa benjumpa satu sama lain. Semakin hari Qays semakin
gelisah bahkan masyarakat yang merasa aneh melihat tingkah Qays, mereka
memanggil Qays dengan panggilan Majnun “Gila”. Ayah Qays Syed Amri
meminang Layla untuk Qays. Namun apa daya, Majnun tetap berkelakuan
seperti orang gila, sehingga orang tua Layla menolak pinangan itu.
sepasang kekasih ini tidak bisa bersatu dunia tetapi kematian telah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
A. Sastra
pribadi (ekspresi) (Sumardjo, 1984: 15). Selain itu, sastra juga merupakan
pakaian agar tidak kedinginan, rumah agar tidak kehujanan dan kepanasan,
perlu kedokteran agar tidak jatuh sakit. Manusia juga perlu hiburan agar
hidup dalam hidup bersama, kesenian untuk hiburan. Semua hasil kerja
Karya sastra adalah suatu fenomena sosial. Karya sastra terkait dengan
pembaca dan segi kehidupan manusia yang diungkapkan di dalam nya. Karya
sastra sebagai fenomena sosial tidak hanya terletak pada segi penciptaannya
tetapi pada hakikat karya itu sendiri tetapi sebagai reaksi sosial seorang
12
13
menulis karya sastra. Oleh sebab itu, mempelajari karya sastra berarti
luas yang terkait dengan kehidupan manusia (Semi, 1990: 53). Sastra
permasalahannya dan disampaikan atau diwadahi oleh bahasa yang khas dan
mengandung nilai estetik. Sastra tidak pernah sama antara satu tempat di
dunia ini dengan tempat lain, tidak pernah sama antara waktu dengan waktu
yang lain. Selain itu, karya sastra merupakan suatu tiruan alam, mimesis,
tetapi juga merupakan suatu produk imajinasi dan produk kreativitas (Semi,
1990: 53).
bahasa yang mewakili fenomena sosial. Karya sastra memiliki beberapa ciri,
antara lain.
3. Sastra itu melampaui batas bangsa dan zaman. Kitab sastra Mahabarata
Masehi tetapi cerita tersebut masih tetap digemari orang dalam abad
adanya manusia serakah yang merebut milik kita, semua itu akan terus
dialami manusia. Jadi, karya sastra yang baik adalah karya yang
ditulis oleh orang Hindu dan tentang agama Hindu, tetapi berhasil
B. Genre Sastra
Genre, istilah serapan untuk ragam, adalah pembagian suatu bentuk seni
atau tutur tertentu menurut kriteria yang sesuai untuk bentuk tersebut. Dalam
semua jenis seni, genre adalah suatu kategorisasi tanpa batas-batas yang jelas.
Lingkup kata "genre" biasanya dibatasi pada istilah dalam bidang seni dan
budaya.
15
manusia secara lebih dekat. Novel di era modern biasanya menggunakan gaya
prosa sastra dan pengembangan novel bentuk prosa tersebut saat ini telah
Kata ini berasal dari bahasa Italia novella artinya "baru", "berita", atau
"cerita pendek mengenai sesuatu yang baru", dan kata itu sendiri berasal
dari bahasa Latin novella, bentuk jamak dari novellus, yang disingkat novus,
artinya "baru".
watak dari setiap pelaku yang berperan. Cerita yang diutarakan dalam novel
Novel lebih panjang daripada cerpen (35.000 kata keatas) dan tidak
C. Hakikat Novel
Novel merupakan suatu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa yang
bahasa Itali Novella yang secara harfiah berarti, sebuah barang baru yang
kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa
Abrams (Nurgiyantoro, 2012: 9). Kata novel dalam bahasa Latin berasal dari
kata novellus yang diturunkan pula dari kata noveis yang berarti baru. Robert
16
Lindell (Waluyo 2011: 5) menyatakan bahwa karya sastra yang berupa novel,
pertama kali lahir di Inggris dengan judul Pamella yang terbit pada tahun
pembantu rumah tangga. Novel merupakan karya sastra yang bersifat realistis
Pengertian novel dilihat dari sudut pandang seni, novel adalah lambang
Susunan yang digambarkan novel adalah suatu yang realistis dan masuk akal.
dalam cerita yang dibuatnya Waluyo (Akbar dkk, 2013: 57). Pengertian yang
lebih rinci dikemukakan oleh Sumardjo (Akbar dkk, 2013: 57) yang
bentuk. Dalam sistem ini terdapat unsur-unsur pembentuknya dan fungsi dari
media oleh pengarang dalam menuangkan ide kreatif dan imajinasinya dalam
bentuk tulisan. Novel dan daya imajinatif pengarang memang tidak bisa
17
2009: 15) menyatakan bahwa novel adalah cerita dalam bentuk prosa yang
agak panjang tidak kurang dari 50.000 kata, menceritakan kehidupan beserta
Novel juga diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih
pendek daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek
seseorang (dari suatu episode kehidupan seseorang) secara singkat dan yang
secara garis besar, tidak sampai pada masalah yang sekecil-kecilnya, dan
Agar lebih memahami apa itu novel, maka kita dapat merujuk pada
karya sastra yang memiliki 2 unsur; yaitu unsur intrinsik dan unsur
b) Dr. Nurhadi
dan pendidikan.
unsur-unsur intrinsik.
bentuk karya sastra yang sangat populer di dunia, serta paling banyak
dalam masyarakat.
c) Alur cerita di dalam novel cukup kompleks dan terdapat lebih dari
menjadi suatu cerita yang utuh. Adapun struktur novel adalah sebagai berikut:
a) Abstrak
20
awal. Unsur ini bersifat opsional, bisa digunakan dan bisa juga tidak.
b) Orientasi
c) Komplikasi
berdasarkan sebab-akibat.
d) Evaluasi
e) Resolusi
f) Koda
kepada pembaca.
D. Unsur-unsur sastra
ditentukan oleh adanya unsur-unsur cerita yang satu dengan yang lainnya.
Adapun unsur- unsur yang terdapat di dalamnya adalah tema, alur, penokohan,
21
latar, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Berikut ini akan penulis
a) Tema
atau gagasan utama dari suatu karya sastra (Tarigan, 1984: 125). Jadi,
karya sastra sebagai struktur semantic dan bersifat abstrak yang secara
cinta, kasih, rindu, takut, maut, religius, dan sebagainya. Dalam hal
tertentu, tema dapat disinonimkan dengan ide atau tujuan utama cerita.
bahwa tema adalah ide, makna dan gagasan yang ditulis oleh pengarang
dalam karyanya. Tanpa tema sebuah karya tidak memiliki makna serta
b) Alur
Alur atau plot adalah struktur gerak yang terdapat dalam fiksi atau
drama. Brooks menyatakan istilah lain yang sama artinya dengan alur
atau plot ini adalah trap atau dramatik konflik (Tarigan, 1984: 126).
Alur atau plot cerita sering juga disebut kerangka cerita, yaitu jalinan
yang lebih penting adalah menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dengan
adanya kesinambungan, maka suatu cerita akan memiliki awal dan akhir.
Selain itu juga alur dapat diartikan rangkain peristiwa yang direka dan
c) Penokohan
(Esten,1978: 27).
oleh pengarang. Ada dua cara pelukisan tokoh dalam karya prosa, yaitu
1) Teknik Ekspositori
yang mungkin berupa sikap, sifat, watak, tingkah laku, atau bahkan
2) Teknik Dramatik
sifat dan sikap serta tingkah laku para tokoh. Pengarang membiarkan
lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku, dan
cerita.
d) Latar (Setting)
(Waluyo, 2006: 10). Abrams berpendapat bahwa latar yang disebut juga
tempat dan waktu (Sumardjo dan Saini, 1997: 75). Pendapat tersebut
diperkuat bahwa latar adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, baik
berupa tempat, waktu, maupun peristiwa serta memiliki fungsi fisikal dan
yang sebenarnya menjadi bagian dirinya. Hal ini akan terjajadi jika latar
Unsur latar dapat dibedakan dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat,
1) Latar Tempat
penampilan unsur latar itu sendiri antara lain dilihat dari segi
secara keseluruhan.
2) Latar Waktu
suasana cerita.
Latar waktu menjadi amat koheren dengan unsur cerita yang lain.
3) Latar Sosial
tempat, akan menjadi khas dan tipikal atau hanya bersifat netral.
karya fiksi yang memiliki fungsi fisikal dan psikologi, serta suasana
Berkuasa)
diinginkan.
apa pun.
f) Amanat
Amanat yang baik tidak cenderung untuk mengikuti pola- pola dan
2. Unsur Ekstrinsik
luar karya sastra yang memengaruhi kelahiran dan keberadaan suatu karya
membuat suatu karya sastra memiliki nilai dan terikat hubungan dengan
Unsur ekstrinsik meliputi nilai sosial, nilai budaya, nilai realigi dan nilai
berikut:
a) Nilai religiuas
b) Nilai Moral
33
Nilai moral sering disamakan dengan nilai etika, yaitu suatu nilai
yang dipandang dari nilai individu itu berada. Sikap disiplin tidakanya
dilakukan dalam hal beribadah saja, tetapi dalam segalahal, sikap yang
jika dalam agama, seorang hamba jika menjalankan shalat tepat waktu
c) Nilai Sosial
Nilai sosial merupakan hikmah yang dapat diam bila dari perilaku
sosial dan tata cara hidup sosial. Suatu kesadaran dan emosi yang relatif
didalamnya. Karya sastra berkaitan erat dengan nilai sosial karena karya
d) Nilai Budaya
Nilai budaya adalah tingkat yang paling tinggi dan yang paling
abstrak dari adat istiadat. Hal itu disebabkan nilai-nilai budaya itu
sebagian besar dari warga sesuatu masyarakat mengenai apa yang mereka
manusia dalam masyarakat, tetapi sebagai konsep, suatu nilai budaya itu
bersifat sangat umum mempunyai ruang ligkup yang sangat luas, dan
sifatnya yang umum, luas, dan tidak konkret itu, maka nilai-nilai budaya
dalam suatu kebudayaan berada dalam daerah emosional dari alam jiwa
kehidupan sehari-hari.
35
berikut.
membangun suatu karya sastra dari luar, unsur ekstrinsik seperti latar belakang
pembuatan karya sastra, latar belakang penulis, dan Kondisi sosial budaya. Unsur
ekstrinsik tidak kalah penting dari unsur intrinsik karena sama-sama membangun
suatu karya sastra seperti cerpen, novel, dsb. Bedanya jika unsur intrinsik
membangun struktur cerita dari dalam seperti tema, alur, amanat, penokohan, latar,
dan sudut pandang penulis. Dengan adanya unsur ekstrinsik maka karya sastra
yang telah di buat bisa menjadi lebih bermakna unsur-unsur yang berada di luar
karya sastra dan secara tidak langsung ikut membangun karya sastra. Jadi
sosial-budaya, kondisi politik, agama, moral, dan filsafat. Karya sastra menjadi
cerita yang terdapat dalam sebuah karya sastra yang dibuat oleh seorang
pengarag.
2. Kondisi sosial-budaya
konsep masalah dasar yang begitu penting dan mempunyai nilai dalam
3. Kondisi politik
pengarang ketika membuat sebuah karya sastra. Atau kondisi politik yang
4. Nilai Moral
atau budi pekerti atau akhlak seseorang entah itu baik maupun buruk. Budi
5. Nilai Agama
pada kaidah atau aturan agama yang kita anut. Nilai agama yang di anut
akan dibuatnya.
6. Nilai filsafat
itu pandangan hidup dari masyarakat yang ada di lingkungannya juga dapat
mempengaruhinya.
dituliskan oleh Nizami Ganjavi pada abad ke-12 dalam bahasa Persia. Sudah
mata ke mata, dilisankan dari mulut ke mulut, hingga baru sampai di tangan
saya saat ini. Membaca Layla Majnun seperti sedang merebahkan diri di
wewangian yang aromanya membuat kita sejenak lupa tentang segala rentetan
keterbatasan jangkauan saya atas khazanah sastra Persia yang berdasar bahasa
aslinya lantas saya pun hendak memberikan tabik kepada penerjamah naskah
ini: Ali Nur Zaman. Membaca lembar awal hinggal akhir, saya tak
keindahan dari diksi ke diksi yang terhadirkan tanpa mengurangi rasa hormat
Arabia pada suatu masa tentang pertemuan seorang anak dari dua kabilah
Namun, pada suatu ketika, datanglah seorang gadis yang jelita, sebuah
menjalin sayap-sayap di sekitarnya. Hati siapa yang tak terpikat dan dirajam
merasakan lebih daripada itu. Ia hanyut dalam samudra cinta sebelum tahu
paham apa yang telah diserahkannya. Begitupun pada Layla. Seletik api telah
mencintai ini terletak pada restu dari ayah Layla. Memang, sejatinya ketika
seorang anak mengalami fase mencinta di muka bumi, takdir yang paling
nyata terdapat di tangan orang tua. Akan tetapi, pada esensi cinta itu sendiri,
ia tak bisa dibelenggu, karena cinta merupakan takdir yang transenden dan
budak cinta, mengasingkan diri dari kehidupan manusia. Akal sehat Qays
dan harus bagaimana. Hanya ada cinta, cinta, cinta. Sehingga orang-orang
tinggalkan untuk mengasingkan diri dari derita yang ia alami. Setiap hari ia
percaya angin membawa serta syair-syair tersebur dan menyibak tirai Layla
yang juga tengah merindukannya tiap malam. Istilah Majnun pun lantas tak
Derita cinta yang dialami oleh Majnun adalah derita yang siapapun
Cinta Majnun kepada Layla merupakan cinta yang berpuasa. Dari hari ke hari,
bulan ke bulan, tahun ke tahun Majnun mengasingkan diri dan bertahan hidup
hubungan antara pencinta dan Kekasih hanya bisa terjalin melalui cinta
(mahabbah).
40
Cinta yang berpuasa adalah cinta yang bertahan dari kedekatan yang
terlalu dekat sangatlah berbahaya bagi sepasang kekasih. Hal tersebutlah yang
untuk bebas dari 'diri' yang terikat dengan dunia fana. Kematian adalah pintu
gerbang menuju dunia 'sejati’, ke rumah yang dihasrati jiwa para pencari, dan
Nizami menyingkap hal ini dalam metafora-metafora yang brilian dan dinamis.
Pada akhirnya, Layla dan Majnun adalah pengantin dari surga. Ketika
terlahir ke dunia, mereka saling mencinta dan setia walau terus berpisah. Hingga
melalui Nizami Ganjavi, mengabadikan cinta mereka dalam sebuah kisah paling
setelahnya, termasuk Jalaluddin Rumi dan konon, menurut salah satu sumber,
Majnun.
Berbicara tentang penderitaan cinta di dunia, hal ini pun dialami oleh Umbu
kesejatian cinta.
menyikapinya.
G. Kerangka Pikir
pengarang dalam karyanya. Jadi, antara sastra dan pengarang saling berkaitan.
setiap karya sastra seperti novel pasti ada nilai pendidikan yang dituangkan
pendidikan yang bisa diambil oleh para penikmat karya sastra setelah
membaca sebuah karya sastra. Dengan membaca karya sastra berarti secara
tidak langsung telah belajar nilai-nilai pendidikan yang ada dalam karya
sastra.
42
Sastra
Robert Stanton
Data
Analisis Data
Kesimpulan
43
No Teori Struktural
Halaman Kutipan Data
Unsur Ekstrinsik
1 Budaya
2 Pendidikan
3 Religi
4 Moral
BAB lll
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dalam perilaku yang
dapat diamati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
1. Waktu Penelitian
2020
2. Lokasi Penelitian
ini adalah Novel Layla Majenun karya Nizami yang berjumlah 229
44
45
C. Fokus Penelitian
studi, jadi dalam hal ini fokus dapat membatasi inkuiri. Kedua, penetapan
fokus ini berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi atau ekslusi atau
(Moleong,2000:62).
karya Nizami.
definisi dari peneliti untuk menggambarkan sebuah istilah tentang metode dan
Operasional ialah semua variable dan istilah yang akan digunakan dalam
akan digunakan dalam penelitian misalnya variabel dan istilah. Defini ini
memiliki tujuan untuk memperjelas variabel sehingga lebih konkrit dan dapat
diukur. Hal-hal yang harus di definisikan diantaranya tentang apa yang harus
2011)
salah satu tahapan dalam proses pengumpulan data. Definisi dari operasional
Sumber data adalah subjek yang menjadi masalah atau tempat data itu di
unsur ekstrinsik dari novel Layla Majenun karya Nizami Sehingga yang
menjadi sumber data adalah novel Layla Majenun karya Nizami, sedangkan
data yang dijaring adalah unsur ekstrinsik dari novel Layla Majenun karya
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti sendiri yang menjadi istrumen yang sebagai
teknik baca dan catat. Oleh karena itu, langkah-langkah dalam pengumpulan
data adalah dengan membaca novel layla majnun secara berulang-ualang dan
teliti, lalu mencatat kata-kata yang menyatakan nilai pendidikan dalam kartu
pencatatan dilakukan dengan cara mengutip secara cermat dari data yang
berupa kata. Dan tersebut dibaca kemudian dianalisis mana yang termasuk
tulisan.
yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan
hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data-data sebagai usaha untuk
karna Nizami.
Tekenik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
penelitian ini berupa kata atau kelompok kata yang merupakan data kualitatif
digunakan untuk menganalisis data dan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perbandingan
2. Kategorisasi
3. Inferensi
DAFTAR PUSTAKA
Antar Semi. 1990. Menulis efektif. Padang; CV Ankasa Raya.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, Dan Teknik Penelitian Sastra (Dari
Strukturalisme Hingga Postrukturalisme, Perspektif Wacana Naratif).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Santosa, Wijaya Heru dan Sri Wahyuningtyas. 2011. Sastra: Teori dan
Implementasi. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sumardjo, Jakob. 1984. Masyarakat dan Sastra Indonesia. Jakarta: Nur Cahaya.
Suroto, 1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia untuk SMU.
Jakarta: Erlangga.
Watt, Ian. 1957. The Rise Of The Novel. California: University of California
Press.