Anda di halaman 1dari 165

i

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK


MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MTs AD-DINUL QAYIM LOMBOK
BARAT KELAS VIII PADA MATERI TEKANAN ZAT

Oleh

Raehan
NIM 1501081123

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM
2019
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK
MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MTs AD-DINUL QAYIM LOMBOK
BARAT KELAS VIII PADA MATERI TEKANAN ZAT

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi


persyaratan mencapai gelar Sarjana Fisika

Oleh

Raehan
NIM 1501081123

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM
2019

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal skripsi oleh : Raehan, NIM: 1501081123 dengan judul “Penerapan


Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan
Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik MTs Ad-Diinul Qayyim Lombok Barat
Kelas VIII Pada Materi Tekanan Zat” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk
diuji.

Disetujui pada tanggal:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Bahtiar, M. Pd. Si Kurniawan Arizona, M. Pd


NIP. 197807192005011006 NIDN. 2016068702

iii
NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram, 2019

Hal : Ujian Skripsi

Yang Terhormat
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
di Mataram

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.


Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami
berpendapat bahwa skripsi Saudara:

Nama Mahasiswa : Raehan


NIM : 1501081123
Jurusan : Tadris Fisika
Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan
Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik MTs Ad-
Diinul Qayyim Lombok Barata Kelas VIII Pada Materi
Tekanan Zat.
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Bahtiar, M. Pd. Si Kurniawan Arizona, M. Pd


NIP. 197807192005011006 NIDN. 2016068702

iv
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Skripsi oleh: Raehan, NIM:1501081123 dengan judul “Penerapan Pembelajaran


Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan
Berpikir Kreatif Peserta Didik MTs Ad-Diinul Qayyim Lombok Barat Kelas VIII
Pada Materi Tekanan Zat”, telah dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan
Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Mataram pada tanggal

Dewan Penguji

Dr. Bahtiar, M. Pd.


(Ketua Sidang/Pemb. I)

Kurniawan Arizona, M. Pd
(Sekretaris Sidang/Pemb. II)

Dr. Hj. Lubna, M. Pd


(Penguji I)

Ahmad Zohdi, M. Ag
(Penguji II)

Mengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Hj. Lubna, M. Pd


NIP. 196812311993032008

vi
MOTTO

ٌ‫ا كأّهم بنۡينٌ ّرۡصوص‬฀‫إّ لّه يحّ لذين يقتّوّ في سبيّهۦ صف‬

Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya


dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh. (QS. Ash-Shaf: 4)
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu
pekerjaan, dilakukan dengan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas).”
(HR. Thabrani)

vii
PERSEMBAHAN

Saya persembahkan skripsi ini kepada:

 Allah SWT yang telah memberikan limpahan berkah dan nikmat yang luar


biasa kepada saya. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah.
Orang tua tercinta, Ayahanda Mustamin H. M. Saleh dan Ibunda Nurma yang
telah memberikan kasih sayang yang tak terhingga dan tanpa henti selalu


mendoakan serta menanti kesuksesan saya.
Saudara/i tersayang serta keluarga besar saya, terima kasih untuk dukungan


dan suportnya.
Sahabat seperjuangan Physic Education 2015 khususnya fisika kelas B dan
lebih khususnya lagi anggota fimbsolters yang senantiasa memberikan
arahan, dukungan serta motivasinya. Kebersamaan kita adalah sebuah


kenangan yang tak akan terlupakan.
Ketua program studi tadris fisika Bapak Dr. Bahtiar, M. Pd. Si, sekaligus
dosen pembimbing I saya dan Bapak Kurniawan Arizona, M. Pd selaku dosen
pembimbing II, yang selalu memberikan semangat kepada saya dalam


menyelesaikan skripsi ini.
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, khususnya seluruh
Dosen program studi tadris fisika yang selalu memberikan yang terbaik bagi


mahasiswa maupun mahasiswinya.
Almamater tercinta, UIN Mataram.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan

shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga

kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin. Berkat limpahan rahmat

dan hidayah-Nya penukis dapat menyelasaikan skripsi dengan judul “Penerapan

Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan

Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik Mts Ad-Diinul Qayyim Lombok Barat

Kelas Viii Pada Materi Tekanan Zat” sebagai syarat untuk menyelesaiakan Program

Strata-1 (S1) di Jurusan Tadris Fisika, Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUniversitas

Islam Negeri (UIN) Mataram.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses

tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan

penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang

membantu sebagai berikut.

1. Dr. Bahtiar, M. Pd. Si selaku Ketua Prodi Tadris Fisika, sekaligus sebagai

Dosen pembimbing I dan Bapak Kurniawan Arizona, M. Pd, selaku Dosen

pembimbing II yang memberikan bimbingan, koreksi mendetail, saran,

motivasi, dan pengarahan selama penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Hj. Lubna, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK)

Universitas Islam Negeri Mataram

ix
3. Prof. Dr. H. Mutawalli M. Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Mataram.

4. Alwan Mahsul, S. Pd, selaku dosen wali yang telah memberikan dukungan

pengarahan selama masa perkuliahan.

5. Segenap Dosen Jurusan Proram Studi Tadris Fisika yang telah memberikan

bimbingan, nasehat, serta Ilmunya kepada penulis.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang

berlipat ganda dari Allah swt. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta.

Aamiin.

Mataram, 3 Juli 2019

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... . i


HALAMAN JUDUL ...................................................................................... . ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. . iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... . iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... . v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... . vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... . vii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... . viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... . ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... . x
DAFTAR TABEL........................................................................................... . xi
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... . xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. . xiii
ABSTRAK ...................................................................................................... . xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... . 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................. . 1
B. Sasaran Tindakan ........................................................................... . 12
C. Rumusan Masalah .......................................................................... . 12
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... . 12
E. Manfaat dan Hasil Penelitian ......................................................... . 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN .................. . 15
A. Kajian Pustaka ................................................................................ . 15
B. Kerangka Berpikir ......................................................................... . 31
C. Hipotesis Tindakan......................................................................... . 34
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... . 35
A. Setting Penelitian ........................................................................... . 35
B. Sasaran Tindakan ........................................................................... . 35

xi
C. Desain Penelitian Tindakan Kelas ................................................. . 37
D. Rencana Tindakan .......................................................................... . 40
E. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya ..................................... . 45
F. Pelaksanaan Tindakan .................................................................... . 47
G. Cara Pengamatan (Monitoring)/Evaluasi ....................................... . 48
H. Indikator Keberhasilan ................................................................... . 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. . 50
A. Deskripsi Setting Penelitian ........................................................... . 50
B. Hasil Penelitian .............................................................................. . 57
C. Pembahasan .................................................................................... . 82
BAB V PENUTUP .......................................................................................... . 87
A. Kesimpulan .................................................................................... . 87
B. Saran............................................................................................... . 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap-tahap Pembelajaran Bebasis Masalah, 19


Tabel 2.2 Aspek dan Indikator Keterampilan Berpikir kreatif (KBK), 28
Tabel 3.1 Instrumen Pengumpulan Data, 45
Tabel 4.1 Jumlah Siswa (Empat tahun terakhir), 53
Tabel 4.2 Angka pendaftaran siswa baru (Empat tahun terakhir), 54
Tabel 4.3 Keadaan Guru, 54
Tabel 4.4 Daftar Subjek Penelitian, 56
Tabel 4.5 Hasil tes penguasaan konsep setelah pembelajaran siklus I, 65
Tabel 4.6 Hasil tes KBK setelah pembelajaran siklus I, 68
Tabel 4.7 Hasil tes penguasaan konsep setelah pembelajaran siklus II, 76
Tabel 4.8 Hasil tes KBK setelah pembelajaran siklus II, 79
Tabel 4.9 Perbandingan Observasi Aktivitas Guru dan Peserta Didik, 83
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Tes Penguasaan Konsep dan KBK, 84

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir, 34


Bagan 3.1 Prosedur PTK model Kurt Lewin, 39

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Konsultasi


Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Rekomendasi Sekolah
Lampiran 4 Lembar Validasi
Lampiran 5 Silabus
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Siklus I)
Lampiran 7 Instrumen Soal (Penguasaan Konsep) (Siklus I)
Lampiran 8 Instrumen Soal (Keterampilan Berpikir Kreatif) (Siklus I)
Lampiran 9 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) (Siklus I)
Lampiran 10 Rubrik Penilaian Penguasaan Konsep (Siklus I)
Lampiran 11 Rubrik Penilaian Keterampilan Berpikir kreatif (Siklus I)
Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Guru (Siklus I)
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik (Siklus I)
Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Siklus II)
Lampiran 15 Instrumen Soal (Penguasaan Konsep) (Siklus II)
Lampiran 16 Instrumen Soal (Keterampilan Berpikir Kreatif) (Siklus II)
Lampiran 17 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) (Siklus II)
Lampiran 18 Rubrik Penilaian Penguasaan Konsep (Siklus II)
Lampiran 19 Rubrik Penilaian Keterampilan Berpikir kreatif (Siklus II)
Lampiran 20 Lembar Observasi Aktivitas Guru (Siklus II)
Lampiran 21 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik (Siklus II)
Lampiran 21 Dokumentasi Penelitian

xv
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK
MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MTs AD-DIINUL QAYYIM
LOMBOK BARAT KELAS VIII PADA MATERI TEKANAN ZAT

Oleh :

Raehan
NIM 1501081123

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan terhadap penguasaan


konsep dan keterampilan berpikir kreatif peserta didik setelah diterapkannya model
pembelajaran berbasis masalah. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik
kelas VIII MTs Ad-Diinul Qayyim Lombok Barat dengan menggunakan pendekatan
kualitatif dan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun materi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Tekanan Zat. Penelitian ini dilaksanakan pada semester
kedua (genap) tahun pelajaran 2018/2019. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi 1) lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru; 2)
lembar observasi aktivitas peserta didik; 3) instrumen tes penguasaan konsep dan
instrumen tes keterampilan berpikir kreatif berupa soal essay.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan peguasaan konsep dan
keterampilan berpikir kreatif, dengan diproleh skor sebagai berikut: Untuk
penguasaan konsep pada siklus I diperoleh skor 65.52% dan siklus II diperoleh
89.65%. Sedangkan untuk keterampilan berpikir kreatif menggunakan tes yang
berupa soal essay diperoleh skor 37.93% dan siklus II diperoleh 93%.

Kata Kunci : PBM, Penguasaan Konsep, Keterampilan Berpikir Kreatif

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

yang ada dalam diri manusia melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan adalah

suatu proses untuk memperoleh pengetahuan. Pembelajaran merupakan proses

komunikasi dua arah, mengajar oleh guru, dan belajar oleh siswa.1

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang

yaitu pendidikan yang mampu mengembangkan potensi maupun kemampuan

peserta didik. Karena dalam menghadapi perkembangan teknologi yang semakin

pesat dituntut sumber daya manusia yang handal, yang memiliki kemampuan

serta kreatifitas yang tinggi. Ketika seseorang menentukan suatu permasalahan,

memecahkan masalah, ataupun memahami sesuatu, maka orang tersebut

melakukan aktifitas berpikir.2

Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan perubahan paradigma

dalam pembelajaran. Orientasi pembelajaran yang semula terfokus pada pengajar

(teacher centered) beralih pada pembelajar (student centered). Pendekata pada

1
Marojahan dan Sri, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Di Kelas X SMA, Vol. 3
Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 2.
2
Imam Bukhori dan Ibrohim, Penerapan Model Problem Based Learning Pada Matakuliah
Ekologi Tumbuhan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kreatif
Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang 2014/2015, (Malang: Program
Studi Pendidikan Biologi, Pascasarjana, 2015), hlm. 618.
2

umumnya lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual

(Riyanafirli, 2006) 3

Pendidikan yang baik menuntut adanya pembelajaran yang melatih

berbagai keterampilan, salah satunya adalah keterampilan berpikir kreatif,

melalui sebuah kegiatan yang menantang, siswa diharapkan mampu berpikir

secara ilmiah yang salah satu diantaranya adalah berpikir secara kreatif.4

Masalah utama dalam pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih

rendahnya daya serap peserta didik terhadap pelajaran. Hal ini tampak bahwa

dari kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak

menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya

belajar. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran masih

memberikan dominasi kepada guru dan tidak memberikan akses bagi peserta

didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses

berpikirnya (Trianto, 2009) 5

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hakikatnya adalah merupakan suatu

produk, proses, dan sikap. Sebagai produk, IPA merupakan hasil penemuan dari

berbagai kegiatan penyelidikan atau penelitian yang berupa fakta, konsep,

Wan Syafi’i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra, Kemampuan Berpikir Kreatif dan
3

Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (Pbl) Dalam Pembelajaran
Biologi Kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011, Vol. 8, Nomor 1, Juli 2011, hlm.
1.
4
Ahmad, Muslimin Dan Wahono, Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Melatihkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Vol
3, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 379.
5
Siska, Halim Dan Nasrullah, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Konsep
Usaha dan Energi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa SMA,
Vol. 03, Nomor 01, 2015, hlm. 207.
3

prinsip, hukum-hukum, dan teori ataupun model. Sebagai suatu proses, IPA

merupakan proses untuk menemukan, mengembangkan dan menguji informasi

ilmiah yang telah diperoleh. Dan IPA sebagai sikap, dapat diartikan sebagai

proses penemuan, pengamatan, pengukuran, dan penyelidikan ilmiah yang

dilakukan dengan memerlukan proses mental dan sikap yang berasal dari suatu

pemikiran ilmiah.6

Berhasilnya suatu tujuan pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor

diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

karena secara langsung dapat mempengaruhi, membina, dan meningkatkan

kecerdasan maupun keterampilan peserta didik. Untuk mengatasi permasalahan

guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, guru memiliki peran yang

sangat penting dan diharapkan memiliki cara ataupun model pembelajaran yang

sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Untuk itu

diperlukan cara meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, salah satunya

adalah dengan memilih strategi maupun metode serta model pembelajaran yang

sesuai dalam menyampaikan suatu materi pelajaran agar diperoleh peningkatan

prestasi belajar peserta didik khususnya pelajaran IPA (fisika). Misalnya dengan

membimbing peserta didik untuk ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran

dan mampu membantu peserta didik untuk berkembang sesuai dengan taraf

6
Shinta, Ahmad dan Gunawan, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep dan Kreativitas Fisika Siswa SMAN 2 Mataram, Vol.
II Nomor 3, Juli 2016, hlm. 123.
4

intelektualnya yang akan lebih menguatkan pemahamannya terhadap konsep-

konsep yang telah disampaikan. Pemahaman ini memerlukan minat dan

motivasi. Tanpa adanya minta, peserta didik tidak memiliki motivasi untuk

belajar. Untuk itu guru harus memberikan dorongan berupa motivasi sehingga

peserta didik dapat keluar dari kesulitan belajar.

Motivasi tidak hanya menjadikan peserta didik terlibat dalam kegiatan

akademik, akan tetapi motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh

peserta didik akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran dan seberapa jauh

peserta ddik menyerap informasi yang telah disajikan. Peserta didik yang

termotivasi untuk mempelajari sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang

lebih tinggi dalam mempelajari materi itu dan mampu berpikir secara kreatif.

Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana mendorong dan

memotivasi peserta didik. Disamping itu, tugas guru tidak hanya menguasai

materi akan tetapi guru diharapkan mampu menetapkan dan melaksanakan

penyajian materi yang sesuai dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik,

sehingga menghasilkan penguasaan materi maupun konsep-konsep yang optimal

bagi peserta didik tersebut.

MTs Ad-Diinul Qayyim merupakan salah satu madrasah yang ada di

Dusun Kapek, Desa Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat yang telah

menerapkan kurikulum 2013 (K-13) sejak tahun 2013. Berdasarkan hasil

observasi awal yang dilakukan pada tanggal 24 Maret 2019 pada peserta didik

kelas VIII E di MTs tersebut, terlihat jelas bahwa peserta didik masih kurang
5

dalam penguasaan konsep dan masih kurang kreatif dalam menyelesaikan

permasalahan yang diberikan. Dan pada saat dilakukan wawancara dengan salah

guru mata pelajaran IPA khususnya pada mata pelajaran fisika di MTs Ad-Diinul

Qayyim tersebut, ternyata masih banyak dari 29 peserta didik terdapat sebagian

(11 orang peserta didik) yang kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran

sehingga menyebabkan kemampuan terhadap penguasaan konsep dan berpikir

kreatif peserta didik kurang optimal, dan peserta didik lebih mengoptimalkan

kemampuan menghafal konsep yang tersedia hanya sebatas untuk persiapan

dalam mengerjakan soal-soal pada saat ujian. Selain itu peserta didik juga belum

terlatih untuk menganalisa dan membuat pemecahan masalah dalam

mengerjakan soal-soal yang dikaitkan dengan materi dan permasalahan-

permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.7

Permasalahan yang diuraikan di atas menunjukkan bahwa peserta didik

masih kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Artinya,

dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, peserta diidk belum mampu

memahami dan terampil dalam melakukan tahapan-tahapan yang harus

diperbaiki pada saat proses pembelajaran. Pembelajaran selama ini dilaksanakan

belum optimal. Hal ini disebabkan ada peserta didik yang dominan dan aktif dan

ada peserta didik yang pasif, sehingga pembelajaran belum maksimal. Adapun

hasil observasi yang diperoleh pada saat wawancara untuk tahun pelajaran

208/2019 diperoleh data yang menunjukkan bahwa peserta didik belum


7
Sahrul Hadi, Wawancara, Sekarbela, 24 Maret 2019.
6

maksimal terhadap penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif yaitu

pada. Untuk penguasaan konsep secara klasikal hanya 65%, sedangkan

keterampilan berpikir kreatif sebesar 62.75%.

Cara yang digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan konsep siswa

dilakukan dengan penerapan taksonomi Bloom dalam Anderson & Karthwohl

(2010) untuk mengukur proses kognitif siswa. Adapun kategori-kategori dalam

dimensi proses kognitif siswa yaitu; (1) Mengingat, mengambil kembali

pengetahuan dari memori jangka panjang. Aspek ini mengacu pada kemampuan

mengenal dan mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana

sampai pada hal-hal yang sukar. (2) Memahami, mengkonstruksi makna dari

materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis dan digambar oleh

guru. (3) Mengaplikasikan, menerapkan atau menggunakan suatu prosedur

dalam keadaan tertentu. (4) Menganalisa, memecah-mecah materi manjadi

bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian

itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur dan

tujuan. (5) Mengevaluasi, mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan/atau

standar. (6) Mencipta, memadukan baian-bagian untuk membentuk sesuatu yang

baru dari koheren atau membuat suatu prodek yang orisinal. 8 Untuk mengetahui

penguasaan konsep peserta didik, dalam penelitian ini hanya ditinjau lima ranah

8
Wa Ode Lidya Arisanti, Wahyu Sopandi, dan Ari Widodo, Analisis Penguasaan Konsep dan
Berpikir Kreatif Siswa SD Melalui Project Based Learning, Vol. 8, Nomor 1, Januari 2016, hlm. 87.
7

kognitif yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan

mengevaluasi karena disesuaikan dengan standar kompetensi (SK).

Sedangkan Munandar (2009), memberikan beberapa indikator

kemampuan berfikir kreatif, yaitu: (1) berfikir lancar (fluency), (2) berfikir luwes

(Flexibility), (3) berfikir orisinil (originality) dan (4) berfikir memerinci

(elaboration).9

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari hasil observasi dan wawancara

yang dilakukan pada tanggal 24 Maret 2019 memperlihatkan dengan jelas yang

muncul pada peserta didik kelas VIII E MTs Ad-Diinul Qayyim adalah masih

menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman materi. Selama ini guru

lebih banyak memberikan latihan dan mengerjakan soal-soal yang terdapat pada

buku paket peserta didik. Hal inilah yang menyebabkan kurang terlatihnya

kemampuan peserta didik terhadap penguasaan konsep dan keterampilan berpikir

kreatif. Oleh karena itu, untuk dapat merangsang penguasaan konsep serta

keterampilan berpikir kreatif, diperlukan adanya model pembelajaran yang

mendukung dan mengarahkan peserta didik untuk dapat mengatasi permasalahan

yang mereka hadapi. Kemampuan tersebut adalah kemampuan dalam

memecahkan masalah, yang dimana kemampuan ini dapat dikembangkan

melalui pembelajaran dimana masalah dihadirkan di dalam kelas dan peserta

9
Dewi, Lina dan Ruspeni, Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa, Vol. 5, Nomor
1, April 2017, hlm. 12.
8

didik dimina untuk menyelesaikan dengan segala pengetahuan dan keterampilan

yang mereka miliki.

Pembelajaran terhadap penguasaan konsep cenderung abstrak dan

menggunakan metode ceramah sehingga membuat peserta didik menjadi kurang

aktif dan lebih banyak didominasi oleh guru. Selain itu, ketika mengajar pada

umumnya guru kurang memperhatikan kemampuan berpikir peserta didik,

sehingga terdapat beberapa peserta didik yang kurang tepat memahami konsep-

konsep materi yang disampaikan. Maka diperlukan suatu model pembelajaran

yang lebih efektif yaitu membuat peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses

pembelajaran. Dalam upaya untuk mengatasi permasalahan pembelajaran

tersebut diperlukan suatu inovasi model pembelajaran. Salah satu model

pembelajaran yang dapat digunakan dan memberi peluang peserta didik dalam

memahami konsep dan berpikir kreatif terhadap konsep fisika adalah model

pembelajaran berbasis masalah yang mendorong guru untuk menghubungkan

antara materi yang diajarkan dengan kehidupan nyata dan mendorong peserta

didik dalam membuat hubungan antara pengetahuan ataupun kemampuan yang

dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Berdasarkan permasalahan di atas perlu diupayakan inovasi-inovasi model

pembelajaran meliputi penerapan strategi, metode dan pendekatan pembelajaran

yang inovatif. Proses pembelajaran fisika tidak cukup dilaksanakan dengan

penyampaian informasi tentang konsep dan prinsip-prinsip tetapi peserta didik

juga harus memahami proses terjadinya fenomena fisika dengan melakukan


9

penginderaan sebanyak mungkin, mengamati peristiwa yang terjadi melalui

eksperimen, melakukan percobaan, mencatat data dan pola yang muncul dari

peristiwa tersebut. Dengan demikian proses pembelajaran menjadi lebih menarik

dan bermakna sebab peserta didik memperoleh pengalaman langsung dari hasil

eksperimen yang dilakukan. Dan dalam penelitian ini penulis mencoba

menerapkan salah satu model pembelajaran, yaitu model pembelajaran berbasis

masalah untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model tersebut dapat

meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif dalam

pembelajaran IPA (fisika) atau tidak. Pembelajaran berbasis masalah adalah

merupaka pendekatan dengan menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu

konteks bagi peserta didik untuk dapat belajar tentang cara berpikir kritis dan

keterampilan dalam memecahkan permasalahan, serta memperoleh pengetahuan

dan konsep yang esensial.10

Salah satu model pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk mampu

meningkatkan penguasaan konsep dan berpikir kreatif adalah model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL). PBL terpusat melalui masalah-

masalah yang relevan dan siswa diarahkan untuk mencari situasi masalah. Proses

pencarian tersebut diharapkan dapat menguji kesenjangan antara pengetahuan

10
Iyam Maryati, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Pola Bilangan
Di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018, hlm. 64.
10

dan keterampilan mereka untuk menemukan informasi mana yang perlu

diperoleh untuk menyelesaikan dan mengelola situasi masalah yang ada. 11

Siswono (2009) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat

mengembangkan berpikir kreatif peserta didik, dengan melatih keterampilan

prosesnya dalam memecahkan suatu permasalahan serta mencari sendiri atas

solusi dari permasalahan tersebut. Selain akan meningkatkan penguasaan materi

peserta didik maka akan menumbuhkan juga rasa tanggung jawab yang besar

terhadap apa yang dikerjakan dan kepercayaan pada diri sendiri.12

Adapun karakteristik model pembelajaran berdasarkan masalah adalah

sebagai berikut :

a. Pengajuan pertanyaan atau masalah

Bukannya mengorganisasikan di sekitar prinsip-prinsip atau

keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah

mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang dua-

duanya secara sosial dan secara pribadi bermakna untuk peserta didik.13

b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin hanya berpusat

pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah

11
Imam Bukhori dan Ibrohim, Penerapan Model Problem Based Learning Pada Matakuliah
Ekologi Tumbuhan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kreatif
Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang 2014/2015, (Malang: Program
Studi Pendidikan Biologi, Pascasarjana, 2015), hlm. 618.
12
Raudhah Awal dan Irma Sari, Pembelajaran Berbasis Masalah melalui Keterampilan Proses
Sains terhadap Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Sistem Gerak Kelas XI IPA 2 T.A 2015/ 2016 SMA
Nurul Falah Pekanbaru, Vol. 8, Nomor 1, Februari 2017, hlm. 71.
13
Hikmawati, Strategi Pembelajaran Fisika, UNRAM, Mataram, 2014, hlm. 41.
11

yang akan diselidiki benar-benar nyata telah dipilih agar dalam

pemecahannya, peserta didik meninjau masalah tersebut dari banyak mata

pelajaran.

c. Penyelidikan autentik

Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan peserta didik

melakukan penyelidikan autentik untuk menemukan penyelesaian nyata

terhadap masalah yang nyata pula. Sudah barang tentu, metode penyelidikan

yang digunakan berdasarkan pada masalah yang sedang dipelajari.

d. Menghasilkan produk dan memamerkannya

Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut peserta didik untuk

mengahasilakn produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan peragaan yang

menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka

temukan.

e. Kolaborasi

Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh peserta didik yang

bekerja sama antara satu dengan yang lainnya, paling sering dilakukan secara

berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil.14

Berpikir kreatif merupakan suatu proses yang memiliki kemampuan

berpikir tingkat tinggi dengan mengkombinasikan berpikir logis dan berpikir

divergen. Dimana berpikir divergen digunakan untuk menyelasiakan

14
Ibid, hlm. 42.
12

permasalahan-permasalahan sedangkan berpikir logis digunakan untuk

memverifikasi ide-ide tersebut menjadi penyelesaian yang kreatif.

B. Sasaran Tindakan

Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII E di

MTs Ad-Diinul Qayyim Dusun Kapek, Desa Gunungsari, Kabupaten Lombok

Barat.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam

meningkatkan penguasaan konsep peserta didik MTs Ad-Diinul Qayyim

kelas VIII E pada mata pelajaran fisika dengan pokok bahasan tekanan zat?

2. Bagaimanakah penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam

meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik MTs Ad-Diinul

Qayyim kelas VIII E pada materi tekanan zat?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk

meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif peserta didik

MTs Ad-Diinul Qayyim kelas VIII E pada materi tekanan zat.

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini memiliki tujuan

khusus, yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran berbasis

masalah dalam meningkatkan penguasaan konsep peserta didik MTs Ad-

Diinul Qayyim kelas VIII E pada materi tekanan zat.


13

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran berbasis

masalah dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik

MTs Ad-Diinul Qayyim kelas VIII E pada materi tekanan zat.

E. Manfaat dan Hasil Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang positif

dan menambah sumbangan bagi ilmu pengetahuan untuk kajian lebih lanjut

mengenai penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam

meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif peserta

didik pada mata pelajaran IPA fisika dengan pokok bahasan Tekanan Zat.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi semua

pihak yang terkait dalam penelitian ini, diantaranya:

a. Bagi Sekolah

- Mendorong sekolah untuk meningkatkan penguasaan konsep dan

keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam mata pelajaran IPA

(fisika).

- Dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam menerapkan model

pembelajaran yang baik sesuai yang digunakan dalam meningkatkan

standar mutu pembelajaran IPA (fisika) khususnya dan di sekolah

pada umumnya.
14

b. Bagi Guru

- Melalui penelitian ini guru dapat memilih model pembelajaran yang

tepat untuk peserta didik dalam meningkatkan kemampuan terhadap

penguasaan konsep dan memiliki keterampilan untuk berpikir kreatif

serta dapat memberikan variasi dalam teknik bahkan cara pengajaran

IPA (fisika).

- Dengan penelitian ini juga guru dapat memberikan penerapan secara

kontekstual dalam kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPA

(fisika).

- Dengan membiasakan peserta didik menggunakan model

pembelajaran yang baik, maka akan meningkatkan hasil belajar

semaksimal mungkin.

c. Bagi Peserta Didik

Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah

diharapkan peserta didik dapat meningkatkan kemampuan dalam

pemahaman belajar, meningkatkan keaktifan dan kemampuan berpikir

kreatif serta berpotensi mengembangkan hasil belajar. Peserta didik pun

semakin termotivasi untuk belajar karena partisipasi aktif dalam proses

kegiatan pembelajaran dan suasana pembelajaran semakin variatif dan

tidak monoton.
15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pembelajaran melibatkan siswa

untuk memecahkan masalah melalui metode ilmiah (Sanjaya, 2009). Dengan

demikian perpaduan antara pembelajaran berbasis masalah dengan keterampilan

proses sains akan saling melengkapi satu sama lain.15

Menurut Sanjaya (2009) pembelajaran berdasarkan masalah yang nyata

membuat peserta didik belajar mandiri dan dapat meningkatkan aktivitas peserta

didik karena pembelajaran ini lebih menekankan peserta didik dalam beraktivitas

serta mampu membuat peserta didik aktif dan mengakibatkan penyimpanan yang

lebih lama pada ingatan peserta didik terhadap informasi yang diterima peserta

didik tersebut.16

Pembelajaran berbasis masalah berstandar kepada psikologi kognitif yang

berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku

berkat adanya pengalaman belajar. Belajar bukan semata hanya proses

menghafal sejumlah fakta, tetapi juga suatu proses interaksi yang secara sadar

15
Raudhah Awal dan Irma Sari, Pembelajaran Berbasis Masalah melalui Keterampilan Proses
Sains terhadap Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Sistem Gerak Kelas XI IPA 2 T.A 2015/ 2016 SMA
Nurul Falah Pekanbaru, Vol. 8, Nomor 1, Februari 2017, hlm. 72.
16
Ibid, hlm. 73
16

antara individu dengan lingkungannya (Sanjaya, 2009). 17 Pembelajaran berbasis

masalah adalah suatu pembelajaran didasarkan pada banyaknya permasalahan

yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan membutuhkan

penyelesaian nyata dari permasalahan nyata pula (Trianto, 2009).18

Pembelajaran berbasis masalah menggambarkan suatu lingkungan belajar

dimana masalah yang memandu maupun mengarahkan pembelajaran.

Pembelajaran dimulai dengan suatu permasalahan yang harus diselesaikan, dan

masalah tersebut diajukan dengan cara sedemikian rupa sehingga peserta didik

membutuhkann tambahan pengetahuan baru sebelum mereka menyelesaikan

masalah tersebut.19 Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model

pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”,

bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia

nyata.20

Model pembelajaran berbasis masalah adalah merupakan model pembelajaran

dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud

menyusun pengetahuannya sendiri, mengembangkan keterampilan lebih tinggi

dan memandirikan siswa serta meningkatkan kepercayaan diri siswa. Model

17
Ibid, hlm. 68
18
Ibid, hlm. 68.
19
Maria Ulfah, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Pendekatan Saintifik
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IX C SMPN 7 Kota Bima Pokok Bahasan
Potensi Sumber Daya Manusia Tahun Pelajaran 2017/2018, Vol. 1, Nomor 2, November 2017, hlm.
51.
20
Iyam Maryati, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Pola Bilangan
Di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018, hlm. 65.
17

pembelajaran berbasis masalah mendorong siswa mencari sendiri pemecahan

masalah yang menyertainya dan mampu menghasilkan pengetahuan yang benar-

benar bermakna.21 Implementasi Problem Based Learning (PBL) merupakan

model pembelajaran yang berorientasikan pada kerangka kerja teoritik

konstruktivisme. Dalam model pembelajaran ini, fokus pembelajaran ada pada

masalah yang dipilih sehingga peserta didik tidak hanya mempelajari konsep-

konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk

memecahkan masalah tersebut.22

Pembelajaran PBL mendasarkan pada masalah, maka pemilihan masalah

menjadi hal yang sangat penting. Masalah untuk PBL seharusnya dipilih

sedemikian hingga menantang minat peserta didik dalam menyelesaikannya,

menghubungkan dengan pengalaman dan belajar sebelumnya, serta

membutuhkan kerjasama dan berbagai strategi untuk menyelesaikannya.23

Menurut Suradijono (2004), pembelajaran berdasarkan masalah merupakan

suatu pendekatan pembelajaran dimana peserta didik mengerjakan permasalahan

yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,

mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi,

21
Gusti, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Mind Map Terhadap
Keterampilan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Biologi Pada Siswa SMK, Vol. 1, Nomor 1, Maret
2017, hlm. 70.
22
Ibid, hlm. 67.
23
Ibid, hlm. 68.
18

mengembangkan kemandirian dan percaya diri.24 Model pembelajaran berbasis

masalah bercirikan mengenai masalah-masalah pada kehidupan nyata, dan juga

merupakan pembelajaran yang menekankan pada aktivitas penyelidikan dalam

menyelesaikan masalah (Kurniasih, 2014).25

Padmavathy dan Maaresh (2013) mengemukakan bahwa problem based

learning adalah suatu pembelajaran yang menggambarkan kegiatan belajar

dimana dengan adanya masalah mendorong proses pembelajaran.26 Menurut

Komalasari (2013) pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran

yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik

untuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta

untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran.

Arends (Hariyanto dan Warsono, 2012) mengemukakan sintaks pembelajaran

berbasis masalah yaitu:

a. Orientasi peserta didik pada masalah.


b. Mengorganisasi peserta didik.
c. Membimbing penyelidikan indvidu maupun kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan
masalah.27

Wan Syafi’i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra, Kemampuan Berpikir Kreatif Dan
24

Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (Pbl) Dalam Pembelajaran
Biologi Kelas Xi Ipa Sman 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011, Vol. 8, Nomor 1, Juli 2011, hlm. 2.
25
Dewi Hari Puspitasari, Lina Listiana dan Ruspeni Daesusi, Penerapan Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfik, Vol. 5,
Nomor 1, April 2017, hlm. 11.
26
Marojahan dan Sri, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Di Kelas X SMA, Vol. 3
Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 6.
27
Erik Susanto, Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Matematika Siswa, Vol. 2, Nomor. 2, Januari 2018, hlm. 82.
19

Menurut Nurhadi (dalam Bahtiar, 2015), Problem Based Learning terdiri atas

lima tahapan utama. Kelima tahapan tersebut dimulai dengan guru

memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan

penyajian dan analisis hasil kerja siswa.28

Tabel 2.1 Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Tahapan Tingkah Laku Guru
Tahap 1: Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Orientasi siswa logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat
kepada masalah pada pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap 2: Guru membantu siswa mendefinisikan dan
Mengorganisasi mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
siswa untuk dengan masalah tersebut.
belajar
Tahap 3: Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
Membimbing yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk
penyelidikan mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya.
individu dan
kelompok
Tahap 4: Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan
Mengembangkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model serta
dan menyajikan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
hasil karya
Tahap 5: Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi
Menganalisis dan terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang
mengevaluasi mereka gunakan.
proses pemecahan
masalah

28
(Bahtiar. 2015. Strategi Belajar Mengajar SAINS (IPA)). hlm. 76.
20

Tahapan-tahapan dalam penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL).

1. Tahap ke-1 (Fase 1): Orientasi peserta didik pada masalah.

Pada tahap ini, pembelajaran dimulai dengan menjelaskan

tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Hal

ini sangat penting untuk memberikan motivasi agar peserta didik dapat

mengetahui pembelajaran yang akan dilakukan.29

2. Tahap ke-2 (fase 2), mengorganisasi peserta didik dalam belajar.

Pada tahap ini aktivitas utama guru adalah membantu peserta

didik untuk belajar (mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

yang berhubungan dengan masalah yang diberikan.30

3. Tahap ke-3 (fase 3), membimbing penyelidikan secara individu

maupun kelompok.

Pada tahap ini, guru membimbing peserta didik dalam

memecahkan masalah melalui penyelidikan individu maupun

kelompok.

29
Iyam Maryati, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Pola Bilangan
Di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018, hlm. 69.
30
Ibid, hlm. 70.
21

4. Tahap ke-4 (fase 4), mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Pada tahap ini guru dapat membimbing peserta didik untuk

mengembangkan hasil penyelidikan dan meminta peserta didik

mempresentasikan hasil temuannya.

5. Tahap ke-5 (fase 5), menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah.

Pada tahap ini guru memandu/memfasilitasi peserta didik

untuk menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang

diperolehnya.31

Menurut Smith (Amir, 2013), manfaat pembelajaran berbasis masalah adalah

sebagai berikut:

a. Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya atas materi ajar.


Kedua hal ini ada kaitannya, kalau pengetahuan itu didapatkan lebih
dekat dengan konteks praktiknya, maka kita akan lebih ingat.
b. Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan.
Dengan kemampuan pendidik membanguan masalah yang sarat
dengan konteks praktik, pembelajaran bisa merasakan lebih baik konteks
operasinya di lapangan
c. Mendorong untuk berfikir
Dengan proses yang mendorong pembelajaran untuk
mempertanyakan, kritis, reflektif maka manfaat ini berpeluang terjadi.
d. Membangun kerja tim, kepemimpinan dan keterampilan sosial
Pembelajaran diharapkan memahami perannya dalam kelompok,
menerima pandangan orang lain, bisa memberikan pengertian bahkan untuk
orang-orang yang barangkali tidak mereka senangi.

31
Ibid, hlm. 71.
22

e. Membangun kecakapan belajar


Pembelajaran perlu dibiasakan untuk mampu belajar terus menerus.
Ilmu keterampilan yang mereka butuhkan nanti akan terus berkembang,
apapun bidang pekerjaannya.
f. Memotivasi pembelajaran
Motivasi belajar pembelajaran, terlepas dari apapun metode yang kita
gunakan, selalu menjadi tantangan. Dengan model pembelajaran berbasis
masalah, kita punya peluang untuk membangkitkan minat dari dalam diri,
karena kita menciptakan masalah dengan konteks pekerjaan.32

Adapun perencanaan dan pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan

masalah apabila seorang pendidik ingin menerapkan di kelas adalah sebagai

berikut:

a. Perencanaan dalam pembelajaran berbasis masalah memiliki peran yang

sangat penting dan memerlukan upaya yang lebih banyak.

b. Pendidik perlu menetapkan terlebih dahulu tujuan pembelajaran umum dan

khusus kemudian mengkomunikasikannya kepada peserta didik.

c. Pembelajaran berdasarkan masalah didasarkan pada premis bahwa situasi

masalah yang mengundang pertanyaan dan belum terdefinisikan dengan jelas

akan menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik dan diharapkan melibatkan

mereka dalam inkuiri.

d. Situasi masalah yang dipilih hendaklah otentik, terdefinisikan secara longgar,

bermakna dan sesuai dengan tingkat intelektual peserta didik, cukup luas dan

menguntungkan bagi kelompok.

32
Erik Susanto, Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Matematika Siswa, Vol. 2, Nomor. 2, Januari 2018, hlm. 83.
23

e. Peserta didik perlu dilatih agar menjadi peneliti yang aktif dan terampil

menggunakan berbagai metode untuk pengumpulan informasi.

f. Penyelidikan dapat dilakukan secara individu, berpasangan atau

berkelompok.

g. Guru perlu merespon positif semua ide peserta didik dan memantau dalam

pengembangan hipotesis mereka.33

Borich (2006) menyatakan pembelajaran berbasis masalah merupakan

sebuah model pembelajaran yang menggunakan sebuah masalah untuk dianalisis,

kemudian dapat ditentukan solusinya. Pembelajaran berbasis masalah menuntut

peserta didik untuk berpikir lebih kreatif dalam menentukan pemecahan

masalah.34

Menurut Arends (dalam Bahtiar, 2015), tujuan pembelajaran problem based

learning adalah mengahasilkan peserta didik yang memiliki kemampuan:

1. Mengatasi masalah yang dihadapi dalam kehidupannya dengan inisiatif


dan antusiasisme.
2. Melakukan pemecahan masalah secara efektif dengan berdasarkan
pengetahuan yang terintegrasi, fleksibel, dan berguna.
3. Menggunakan keterampilan belajar mandiri dan efektif.
4. Secara berkesinambungan memantau dan menilai kelayakan
pengetahuan, pemecahan masalah, dan keterampilan belajar mandiri.
5. Kolaborasi secara aktif sebagai anggota kelompok.35

33
(Hikmawati. 2014. Strategi Pembelajaran FisikaI). hlm. 43-44.
34
Ahmad, Muslimin dan Widodo, Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Melatihkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas V Sekolah Dasar,
Vol. 3, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 380.
35
(Bahtiar. 2015. Strategi Belajar Mengajar SAINS (IPA)). hlm. 75.
24

Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan model pengajaran lainnya, diantaranya seagai berikut. 36

a. Mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas

b. Mendorong peserta didik melakukan pengamatan dan dialog dengan

orang lain

c. Melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri

d. Membantu peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri

Sama halnya dengan model pembelajaran yang lain, pembelajaran

berdasarkan masalah juga memiliki beberapa kelemahan dalam penerapannya,

yaitu sebagai berikut.37

a. Kondisi kebanyakan sekolah tidak kondusif untuk model PBL. Dalam

pelaksanaannya PBL memerlukan sarana dan prasarana yang tidak

semua sekolah memilikinya.

b. Pelaksanaan PBL memerlukan waktu yang cukup lama.

c. Model PBL tidak mencakup semua informasi atau pengetahuan dasar.

Salah satu strategi instruksional student centered adalah pembelajaran

berbasis masalah (problem based learning). Pembelajaran berbasis masalah

melatih peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir (penalaran,

36
Ibid, hlm. 77.
37
Ibid, hlm. 78.
25

komunikasi dan koneksi) dalam memecahkan suatu permasalahan (Rusman,

2011).38

2. Penguasaan Konsep

Anderson dan Krathwohl (Nurhasanah, 2007) menjelaskan bahwa penguasaan

konsep didefinisikan sebagai tingkatan dimana seorang peserta didik tidak hanya

mengetahui konsep-konsep, melainkan benar-benar memahaminya dengan baik

yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan,

baik yang terkait dengan konsep itu sendiri maupun penerapannya dalam situasi

baru.39 Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai kemampuan dalam

memahami makna materi, memadukan konsep dan mampu menggunakan atau

menerapkan materi yang sudah dipelajari (Usman, 1992). 40

Cara pembelajaran konsep cenderung abstrak dan menggunakan metode

ceramah sehingga membuat siswa menjadi pasif dan lebih banyak didominasi

oleh guru. Selain itu, pada umumnya guru mengajar dengan tidak

38
Asna Lutfa, Sugianto, dan Sulhadi, Penerapan Model Pembelajaran PBL Untuk Menumbuhkan
Keterampilan Proses Sains Pada Siswa SMA, (Semarang, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, 2014), hlm. 79.
39
Imam Bukhori dan Ibrohim, Penerapan Model Problem Based Learning Pada Matakuliah
Ekologi Tumbuhan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kreatif
Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang 2014/2015, (Malang: Program
Studi Pendidikan Biologi, Pascasarjana, 2015), hlm. 618.
Wan Syafi’i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra, Kemampuan Berpikir Kreatif dan
40

Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Pembelajaran
Biologi Kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011, Vol. 8, Nomor 1, Juli 2011, hlm.
3.
26

memperhatikan kemampuan berpikir siswa, sehingga ada beberapa siswa yang

kurang tepat memahami konsep-konsep materi yang diajarkan.41

Penguasaan konsep yang lebih komprehensif dinyatakan oleh kemampuan

menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi

yang disajikan ke dalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan

interpretasi dan mampu mengaplikasikannya. Penguasaan konsep tidak hanya

sekedar memahami secara sederhana, namun dapat pula dijabarkan sebagai

kemampuan mengerti, memahami, mengaplikasikan, mengklasifikasikan,

mengeneralisasikan, mensintesis, dan menyimpulkan obyek–obyek. Dalam

fisika, siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep yang ada. Pemahaman

konsep akan membantu siswa dan menyelesaikan soal-soal ataupun

menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan. Dalam

taksonomi tujuan pembelajaran ranah kognitif menurut Bloom terdiri atas enam

tingkatan, yakni pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

evaluasi.42

Penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa dalam memahami IPA

secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari. Siswa dikatakan menguasai konsep apabila ia mampu

mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh dari konsep,

41
Ibid, hlm. 2
42
Shinta, Ahmad, dan Gunawan, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep dan Kreativitas Fisika Siswa SMAN 2 Mataram, Vol.
II Nomor 3, Juli 2016, hlm. 125.
27

sehingga dengan kemampuan ini ia bisa membawa suatu konsep dalam bentuk

lain yang tidak sama dengan dalam buku teks.43

Pengertian konsep sendiri menurut Ibrahim (2012) didefinisikan sebagai

kumpulan stimulus (fakta, benda, peristiwa dall) yang memiliki ciri-ciri yang

sama (atribut), sedangkan atribut merupakan ciri esensial yang membedakan

contoh konsep dari yang bukan contoh konsep. Dari uraian tersebut melatihkan

penguasaan konsep merupakan hal yang penting untuk dapat melatihkan

kemampuan berpikir kreatif.44

3. Berpikir Kreatif

Menurut Munandar (2009), berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk

melihat berbagai macam kemungkinan penyelesain terhadap suatu permasalahan,

dan menemukan cara yang tepat dalam menyelesaikan suatu permasalahan

tersebut.45 Proses berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi

yang menggabungkan berpikir logis dengan berpikir divergen. Berpikir divergen

digunakan dalam mencari ide-ide untuk menyelesaikan masalah sedangkan

43
Wa Ode Lidya Arisanti, Wahyu Sopandi, dan Ari Widodo, Analisis Penguasaan Konsep dan
Berpikir Kreatif Siswa SD Melalui Project Based Learning, Vol. 8, Nomor 1, Januari 2016, hlm. 86.
44
Ahmad, Muslimin Dan Wahono, Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Melatihkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Vol
3, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 379.
45
Raudha dan Irma Sari, Pembelajaran Berbasis Masalah melalui Keterampilan Proses Sains
terhadap Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Sistem Gerak Kelas XI IPA 2 T.A 2015/ 2016 SMA
Nurul Falah Pekanbaru, Vol. 8, Nomor 1, Februari 2017, hlm. 69.
28

berpikir logis digunakan dalam memverifikasi ide-ide tersebut menjadi sebuah

penyelesaian yang kreatif.46

Tabel 2.2 Aspek dan Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif 47


Aspek KBK Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif
Fluency a. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada
pertanyaan
b. Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya
c. Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan
dari suatu objek atau situasi
Flexibility a. Memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap
suatu gambar, cerita atau masalah
b. Jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan
bermacam cara yang berbeda untuk menyelesaikannya
c. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori)
yang berbeda
Originality Menyelesaikan permasalahan dengan gagasan sendiri
Elaboration a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban
atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-
langkah yang terperinci
b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain

Keterampilan berfikir tingkat tinggi diantaranya adalah keterampilan berfikir

kreatif. Menurut Putra, dkk (2012), berfikir kreatif adalah proses berfikir yang

menghasilkan beragam kemungkinan ide dan cara. Dalam suatu permasalahan,

apabila menerapkan berfikir kreatif, akan menghasilkan banyak ide yang

berguna dalam menemukan penyelesaian.48 Kemampuan berpikir kreatif tak

akan pernah terwujud apabila seseorang belum dapat menguasai konsep suatu

46
Wan Syafi’i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra, Kemampuan Berpikir Kreatif dan
Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Biologi
Kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011, Vol. 8, Nomor 1, Juli 2011, hlm. 2.
47
Ibid, hlm. 2.
48
Dewi, Lina dan Ruspeni, Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa, Vol. 5, Nomor
1, April 2017, hlm. 11.
29

hal dengan baik, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Gagna (dalam Ibrahim,

2012) bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan yang memungkinkan

seseorang dapat berbuat sesuatu.49

Susanto (2012) menyatakan bahwa untuk berpikir kreatif perlu diberikan

sebuah rangsangan yang berupa masalah. Seseorang akan menjadi kreatif jika

menghadapi sebuah masalah.50 Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan

berpikir dengan berdasarkan data dan informasi yang tersedia sehingga dapat

menentukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana

penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban.51

Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan pola baru yang sesuai

dengan kondisi/situasi tertentu. Kreativitas juga dapat diartikan sebagai

kemampuan dalam mengatasi suatu permasalahan dengan mengeksplorasi

potensi dan kemampuan sendiri.52 Metode pengajaran atau teknik belajar kreatif

berorientasikan pada pengembangan potensi berpikir siswa, yakni mengaktifkan

fungsi berpikir divergen melalui teknik-teknik seperti sumbang saran, daftar

penulisan gagasan, teknik pemecahan masalah yang merangsang peserta didik

49
Ahmad, Muslimin Dan Wahono, Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Melatihkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Vol
3, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 379.
50
Ibid, hlm. 380.
51
Imam Dan Ibrohim, Penerapan Model Problem Based Learning Pada Matakuliah Ekologi
Tumbuhan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa
Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang 2014/2015, (Malang: Program Studi
Pendidikan Biologi, Pascasarjana, 2015), hlm. 619.
52
Shinta, Ahmad dan Gunawan, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep dan Kreativitas Fisika Siswa SMAN 2 Mataram, Vol.
II Nomor 3, Juli 2016, hlm. 125.
30

untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan yang dapat dilakukan (berpikir

divergen), dalam setiap kegiatan belajar-mengajar, siswa dilibatkan secara aktif

dalam masalah yang nyata dan menantang (Satiadarma dan Waruwu, 2003). 53

Tanriseven (2014) menjelaskan bahwa penggunaan peta pikiran sebagai alat

perencanaan akan memungkinkan peserta didik untuk memiliki pemahaman

yang lebih baik tentang bagaimana pemanfaatan peta pikiran untuk tujuan

perencanaan, penetapan tujuan, persiapan ujian, dan kegiatan kelompok sehingga

pembelajaran yang akan dilakukan menjadi lebih hidup, variatif, dan

membiasakan peserta didik memecahkan permasalahan dengan cara

memaksimalkan daya pikir dan kreatifitas.54 Kemampuan berpikir kreatif dapat

dirumuskan sebagai suatu kemampuan untuk mengungkapkan jawaban dan

gagasan beragam yang dianggap paling tepat dan paling baik dalam

menyelesaikan suatu permasalahan dan gagasan tersebut asli atau berasal dari

pemikirannya sendiri meskipun merupakan gabungan dari beberapa gagasan

yang telah ada sebelumnya. Gie (2003) yang menyatakan bahwa berpikir kreatif

(creative thinking) adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan sesuatu

gagasan yang baru.55

53
Siska, Halim Dan Nasrullah, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Konsep
Usaha dan Energi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa SMA,
Vol. 03, Nomor 01, 2015, hlm. 213.
54
Gusti, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Mind Map Terhadap
Keterampilan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Biologi Pada Siswa SMK, Vol. 1, Nomor 1, Maret
2017, hlm. 71.
55
Yoni Sunaryo, Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematik Siswa SMA Di Kota Tasikmalaya, Vol. 1 Nomor 2, 2014, hlm.
45.
31

Berpikir kreatif merupakan komponen yang penting untuk kesuksesan

seseorang dalam menjalani aktifitas hidup. Berpikir kreatif menjadi penentu

keunggulan suatu bangsa, Mahmudi (2010) dalam Ahmadi (2012). Kemajuan

suatu bangsa tidak lagi ditentukan oleh seberapa banyak sumber daya yang

dimiliki oleh bangsa, melainkan ditentukan oleh seberapa kreatif masyarakat

yang ada dalam bangsa tersebut.56

Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan bermacam-

macam kemungkinan ide dan cara secara luas dan beragam. Dalam

menyelesaikan suatu persoalan, apabila menerapkan berpikir kreatif, akan

menghasilkan banyak ide yang berguna dalam menemukan penyelesaiannya.

Kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang

menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.57

B. Kerangka Berpikir

Fisika merupakan ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika

mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan

waktu. Oleh karena itu, diharapkan dalam pembelajarannya, fisika disajikan

dengan cara-cara yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Mata pelajaran

fisika adalah salah satu mata pelajaran sains yang dapat mengembangkan

kemampuan berpikir analitis deduktif dengan menggunakan berbagai peristiwa

56
Suparman, Dwi Nastuti, Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Penerapan
Model Problem Based Learning, Vol. 3, Nomor 2, 2015, hlm. 368.
57
Tomi, Irwan, dan Dodi, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan Pembelajaran
Berbasis Masalah, Vol. 1, 2012, hlm. 23.
32

alam dan penyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif

dengan menggunakan matematika serta dapat mengembangkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap percaya diri.58

Meskipun mata pelajaran fisika menjadi mata pelajaran yang sangat penting,

mata pelajaran fisika masih dianggap mata pelajaran sulit bagi sebagian peserta

didik, bahkan pelajaran fisika juga cenderung dijauhi atau dihindari, meskipun

jumlah mata pelajaran fisika di sekolah lebih dominan dibandingkan mata

pelajaran yang lain.

Jadi dari permasalahan di atas diperlukan model pembelajaran yang sesuai

untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif, dan

disini peneliti memilih model pembelarajan Problem Based Learning, karena

model pembelajaran PBL ini cocok diterapkan dalam pembelajaran fisika karena

di dalam pembelajaran fisika lebih banyak membahas materi dan mengerjakan

soal-soal tanpa adanya praktikum maupun presentasi, sehingga peserta didik akan

merasa bosan.

Menurut Boud & Feletti pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu

pendekatan kearah penataan pembelajaran yang melibatkan para peserta didik

untuk menghadapi pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk

menghadapi permasalahan melalui praktik nyata sesuai dengan kehidupan sehari-

hari. Sementara menurut Duch, model pembelajaran berbasis masalah adalah

58
Shinta, Ahmad dan Gunawan, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep dan Kreativitas Fisika Siswa SMAN 2 Mataram, Vol.
II Nomor 3, Juli 2016, hlm. 123.
33

model pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada tantangan belajar

untuk belajar.59

Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran dengan

menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar

tentang cara pemecahan masalah dan keterampilan berpikir kritis, serta

memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah maupun

materi pelajaran. Kegiatan belajar melalui pemecahan masalah merupakan salah

satu bentuk pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual.60

Dan salah satu strategi pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik adalah model pembelajaran

berbasis masalah (roblem based learnign). Model ini sangat baik diterapkan

karena dapat meningkatkan kreativtas dan semangat keerja kelompok peserta

didik dalam menyelesaikan suatu permasalahan.61

Dengan adanya aktivitas yang tinggi terhadap mata pelajaran fisika, maka

tujuan pembelajaran akan tercapai dan dapat meningkatkan penguasaan konsep

dan dan keterampilan berpikir kreatif peserta didik terhadap mata pelajaran fisika.

59
Anggayni, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Meningkatkan
Kemampuan Memahami Materi KPK dan FPB Pada Siswa kelas IV A di MI Darun Najah
Kloposepuluh Sukodono, (Skripsi, FTK UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2018), hlm. 16.
60
Zainul Mustofa, Herawati Susilo, Mimien Heni Irawati Al Muhdhar, Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Melalui Pendekatan Kontekstual Berbasis Lesson Study Untuk
Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah dan Hasil Belajar Kognitif Siswa SMA, Vol. 1,
Nomor 5, Mei 2016, hlm. 886.
61
Rahmi, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Dunia Tumbuhan, Vol. 1, Nomor 2,
Desember 2013, hlm. 73.
34

Apabila kerangka berpikir tersebut dibuat gambar sebagai berikut :

Kondisi Guru menggunakan Penguasaan Konsep


Awal metode konvensional dan Berpikir Kreatif
tanpa media rendah

Siklus I
Tindakan Guru menerapkan
model PBL Menggunakan model
PBM melalui diskusi
(kelompok besar
beranggotakan 5-6
orang)

Kondisi
Akhir Siklus II
Penguasaan Konsep Menggunakan model
dan Berpikir Kreatif PBM melalui diskusi
meningkat (kelompok kecil
beranggotakan 3-4
orang)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan beberapa teori dan kerangka berpikir tersebut, maka hipotesis

tindakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah

(problem based learning) dapat meningkatkan penguasaan konsep dan

keterampilan berpikir kreatif peserta didik MTs Ad-Diinul Qayyim kelas VIII

pada materi tekanan zat.


35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan terhadap peserta didik kelas

VIII E MTs Ad-Diinul Qayyim yang berjumlah 29 orang. Penelitian ini

berkolaborasi dengan satu orang observer yaitu guru IPA khususnya pada

mata pelajaran fisika yang ada di sekolah tersebut.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VIII E MTs Ad-Diinul

Qayyim yang beralamatkan di Dusun Kapek, Desa Gunungsari, Kabupaten

Lombok Barat.

B. Sasaran Tindakan

Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII E di

MTs Ad-Diinul Qayyim. Di dalam sebuah kelas terdapat banyak peserta didik

dengan kepribadian dan karakteristik yang berbeda-beda, dan peserta didik

tersebut pun berasal dari lingkungan sosial yang tidak sama. Kemampuan,

pembawaan, dan lingkungan sosial peserta didik membentuknya menjadi sebuah

karakter tersendiri yang memiliki pola perilaku tertentu. Pola perilaku yang

terbentuk tersebut menentukan aktivitas yang dilakukan baik di sekolah maupun


36

di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas diarahkan untuk mencapai cita-cita peserta

didik, tentunya dengan bimbingan dari guru.

Perbedaan-perbedaan yang ada merupakan suatu hal yang sudah pasti, dan

tidak ada satupun peserta didik memiliki kesamaan dengan yang lainnya. Apabila

terdapat satu aspek yang sama maka aspek yang lainnya pasti berbeda. Perbedaan

setiap individu merupakan salah satu faktor pendukung untuk mewujudkan

kualitas masing-masing individu.

Jadi di MTs Ad-Diinul Qayyim tersebut khususnya di dalam kelas VIII E,

terdapat karakteristik peserta didik antara lain ditemukan adanya peserta ddik

yang pandai, peserta didik kurang pandai, dan tidak pandai. Peserta didik yang

pandai akan lebih mudah menerima materi pembelajaran dibandingkan dengan

yang kurang pandai dan tidak pandai. Belum lagi perbedaan dalam bakat,

emosional, dan sosial. Perbedaan karakteristik ini menuntut guru untuk bersikap

arif dalam menyikapinya. Sebagai seorang guru yang profesional harus dapat

memahami karakteristik dari berbaga perilaku peserta didik tersebut. Karena

berbeda perilaku, masalah yang akan ditimbulkan oleh peserta didik pun berbeda

pula. Guru harus memiliki keahlian dalam memecahkan masalah yang terdapat

dalam diri masing-masing peserta didik tanpa harus menimbulkan masalah yang

baru.

Tingkat keberhasilan peserta didik didukung oleh kemampuan guru dalam

penyampaian materi pembelajaran pada saat proses pembelajaran, dan kreatifitas

guru sangat dibutuhkan agar dapat dipahami oleh peserta didik yang memiliki
37

gaya belajar yang berbeda-beda. Untuk itu diperlukan upaya-upaya dari guru

untuk mengenal kondisi peserta didik di dalam kelas agar tercapainya tujuan

pembelajaran.

C. Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam suatu kelas tertentu untuk

mencermati kegiatan pembelajaran yang berupa sebuah tindakan. Tindakan

diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh peserta

didik (Arikunto, 2006). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di satu kelas saja

sesuai dengan sifat dari PTK. Penelitian tindakan kelas dibagi dalam dua siklus,

masing-masing siklus terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (action),

observasi (observe), serta refleksi (reflect).62

Secara garis besar terdapat empat langkah yang dilakukan dalam penelitian

tindakan kelas. Adapun langkah-langkah berikut sesuai dengan model Kurt Lewin

yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.63

1. Menyusun perencanaan (planning). Pada tahap ini, kegiatan harus dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b. mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang dibutuhkan

62
Erik Susanto, Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Matematika Siswa, Vol. 2, Nomor. 2, Januari 2018, hlm. 84.
63
Anggayni, “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam Meningkatkan
Kemampuan Memahami Materi KPK dan FPB pada Siswa kelas IV A di MI Darun Najah
Kloposepuluh Sukodono, (Skripsi, FTK UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2018), hlm. 43.
38

c. mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data

d. mengenai proses dan hasil tindakan.

2. Melaksanakan tindakan (Acting). Pada tahap ini melaksanakan tindakan yang

telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, meliputi kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

3. Melaksanakan pengamatan (Observing). Pada tahap ini yang harus dilakukan

adalah:

a. mengamati perilaku peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,

b. memantau kegiatan peserta didik,

c. mengamati pemahaman setiap peserta didik terhadap materi yang telah

dirancang sesuai tujuan PTK.

4. Melakukan refleksi (Reflecting). Pada tahap ini hal yang harus dilakukan

adalah:

a. mencatat hasil observasi,

b. mengevaluasi hasil observasi,

c. menganalisis hasil pembelajaran,

d. mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan

rencana siklus berikutnya, sampai tujuan PTK tercapai.

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model Kurt Lewin. Kurt lewin menjelaskan bahwa ada empat hal yang harus

dilakukan dalam proses penelitian tindakan yaitu perencanaan, tindakan,


39

observasi, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi

dalam suatu lingkaran yang terus menerus.64

PRASIKLUS

PERTIMBANGAN
tersebut

PENGAMATAN PERENCANAAN

TINDAKAN

PERTIMBANGAN

PENGAMATAN PERENCANAAN

TINDAKAN

TERUS
MENERUS

Gambar 3.1 Bagan Prosedur PTK model Kurt Lewin

64
Ibid, hlm. 41.
40

Pada penelitian ini jika siklus pertama tidak berhasil, yaitu proses belajar

mengajar dengan menggunakan penerapan pembelajaran berbasis masalah

(problem based learning) belum dapat meningkatkan penguasaan konsep dan

keterampilan berpikir kreatif yang terlihat dari proses belajar mengajar fisika,

maka akan diadakan siklus lanjutan sampai peningkatan terhadap penguasaan

konsep ataupun keterampilan berpikir kreatif peserta didik tercapai. Penelitian

tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang diperoleh dapat

bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama

dalam pengumpulan data. Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman

bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan

tersebut.65

D. Rencana Tindakan

Rencana kegiatan penelitian ini dimulai dengan studi pendahuluan (penelitian

pendahulan/observasi awal) tentang pola proses pembelajaran yang dilaksanakan

guru di dalam kelas. Prosedur perencanaan tindakannya dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Prasiklus

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah

mengidentifikasi permasalahan dan mengumpulkan data sebelum penelitian

65
Marojahan dan Sri, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Di Kelas X SMA, Vol. 3
Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 7.
41

dilakukan, yakni dengan melakukan wawancara dengan salah satu guru mata

pelajaran IPA kelas VIII E MTs Ad-Diinul Qayyim, yaitu Bapak Sahrul Hadi,

S. Pd.

2. Siklus I

Tindakan yang dilakukan dalam suatu penelitian tindakan kelas

biasanya jarang yang berhasil mencapai batas ketuntasan belajar hanya dalam

satu siklus saja. Oleh karena itu, tindakan kelas dilakukan secara bersiklus,

yakni lebih dari satu siklus.66 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua

siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa kegiatan utama, yaitu perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi. Adapun siklus pertama langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan (Planning)

1. Merancang program pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan metode

atau model yang akan dilakukakan berupa RPP tentang materi

Tekanan Zat dengan pokok bahasan Hukum Pascal

2. Menyiapkan lembar observasi aktivitas peserta didik (terlampir)

3. Menyiapkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru

(terlampir)

66
Anggayni, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam Meningkatkan
Kemampuan Memahami Materi KPK dan FPB pada Siswa kelas IV A di MI Darun Najah
Kloposepuluh Sukodono, (Skripsi, FTK UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2018), hlm. 46.
42

b) Tindakan (Action)

Pada tahap ini guru melakukan berbagai tindakan, yaitu sesuai

dengan model pembelajaran berbasis masalah yang digunakan,

diantaranya sebagai berikut:

1. Tahap 1: Orientasi peserta didik kepada masalah

Pada tahap ini, guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi peserta didik agar

terlibat pada pemecahan masalah yang dipilihnya.

2. Tahap 2: Mengorganisasi peserta didik untuk belajar

Pada tahap ini, guru membantu peserta didik mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah

tersebut yaitu materi tentang Hukum Archimedes.

3. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual atau kelompok

Pada tahap ini, guru mendorong peserta didik untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai dengan materi Hukum

Archimedes, melaksanakan eksperimen (praktikum), untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya.

4. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Pada tahap ini, guru membantu peserta didik merencanakan dan

menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model serta

membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.


43

5. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Pada tahap ini, Guru membantu peserta didik melakukan refleksi

atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang

mereka gunakan.

c) Observasi

Seiring dengan dilakukannya tindakan, onserver mengamati

bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan

lembar observasi aktivitas peserta didik oleh observer sesuai penerapan

model pembelajaran berbasis masalah sebagai bahan untuk revisi tindakan

yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya.

d) Refleksi

Tahapan refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara

menyeluruh tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, berdasarkan

data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna

meyempurnakan tindakan berikutnya. Kegiatan yang berupa analisis dan

penilaian terhadap hasil pengamatan, dan hasil refleksi digunakan untuk

dasar perbaikan dalam menyusun perencanaan pada siklus berikutnya.

3. Siklus II

a) Perencanaan (Planning)

Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan lancar serta

perubahan akibat tindakan dapat direkam dengan baik, maka dalam

perencanaan ini harus disiapkan dengan lengkap. Berdasarkan refleksi


44

pada siklus I, peneliti membuat perencanaan pembelajaran sebagai bentuk

revisi dari siklus I.

1. Mendata masalah-masalah yang ditemukan pada siklus I.

2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai materi

tentang Tekanan Zat dengan pokok bahasan Hukum Archimedes

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk siklus II.

3. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi

aktivitas peserta didik seperti yang terdapat pada siklus I

4. Menyusun instrumen evaluasi berupa tes soal uraian untuk mengetahui

penguasaan terhadap konsep-konsep tentang materi Tekanan Zat

dengan pokok bahasan Hukum Archimedes dan lembar instrumen

untuk penilaian keterampilan berpikir kreatif.

b) Tindakan (Action)

Tahapan tindakan merupakan tahapan realisasi pelaksanaan

perencanaan yang sudah disusun berdasarkan temuan pada siklus I. Guru

melakukan tindakan dengan langkah-langkah pembelajaran pada siklus I

sesuai dengan model pembelajaran yang diterapkan.

c) Pengamatan (Observing)

Seiring dengan dilakukannya tindakan, observer mengamati

proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi aktivitas

peserta didik yang dilakukan oleh observer sesuai penerapan model


45

pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran fisika tentang materi

Tekanan Zat dengan pokok bahasan Hukum Archimedes

d) Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan

siklus II serta menganalisis untuk membuat kesimpulan atas penerapan

model pembelajaran berbasis masalah dalam upaya meningkatkan

penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada

mata pelajaran fisika.

E. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu

berupa tes soal essay. Melalui variabel penguasaan konsep peneliti memberikan

tes diakhir pertemuan siklus I dan siklus II. Sedangkan untuk mengukur

kemampuan keterampilan berpikir kreatif peneliti memberikan tes setelah

kegiatan proses pembelajaran.

Tabel 3.1 Instrumen Pengumpulan Data


No Variabel Indikator Data Pengum Instrumen
pulan
1 Penguasaan - Mengingat, yaitu Nilai Tes Soal yang
Konsep kemampuan mengenal kogni berupa
dan mengingat materi tif uraian
yang sudah dipelajari
dari yang sederhana
sampai pada hal-hal
yang sukar.
- Memahami,
mengkonstruksi makna
dari materi
pembelajaran, termasuk
46

apa yang diucapkan,


ditulis, dan digambar
oleh guru.
- Mengaplikasikan,
menerapkan atau
menggunakan suatu
prosedur dalam
keadaan tertentu.
- Menganalisa,
memecah-mecah materi
jadi bagian-bagian
penyusunnya dan
menentukan hubungan-
hubungan antarbagian
itu dan hubungan antara
bagian-bagian tersebut
dan keseluruhan
struktur dan tujuan.
- Mengevaluasi,
mengambil keputusan
berdasarkan kriteria
dan/atau standar.
2 Berpikir - Berpikir lancar Nilai Tes Soal
Kreatif (fluency) Psiko Uraian dan
- Berpikir luwes motor LKPD
(Flexibility) ik
- Berfikir orisinil
(originality)
- Berfikir memerinci
(elaboration)
47

1. Data Penguasaan Konsep (Tes)

Arikunto (2005) menyatakan tes adalah alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan

cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.67

Analisis instrumen untuk aspek penguasaan konsep peserta didik

menggunakan rubrik penilaian tes essay. Tiap-tiap skor mentah selanjutnya

diubah ke bentuk nilai. Pengubahan skor ke nilai dilakukan dengan

menggunakan skala 0-100 dengan rumus:

Nilai

Teknik pengumpulan data melalui tes yang dilakukan peneliti

bertujuan untuk memperoleh data terhadap penguasaan konsep peserta didik

kelas VIII E MTs Ad-Diinul Qayyim.

2. Data Keterampilan Berpikir Kreatif (Tes)

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes berupa essay

dilakukan peneliti bertujuan untuk mengetahui kemampuan dalam berpikir

kreatif peserta didik terhadap mata pelajaran IPA fisika.

F. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan pelaksanaan tindakan ini adalah

seorang guru melaksanakan tindakan penerapan model pembelajaran PBL yang

67
Wirda, Abdul Gani Haji, dan Ibnu Khaldun, Penerapan Pembelajaran Model Problem Based
Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses SAINS dan Motivasi Belajar Siswa Pada
Materi Alat-alat Optik, Vol. 03, Nomor 02, Juni 2015, hlm. 135.
48

telah direncanakan oleh peneliti sebelumnya. Pada saat guru melaksanakan

tindakan, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang

sedang berlangsung. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan data tanpa

mengganggu kegiatan belajar peserta didik. Seorang guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran berdasarkan RPP yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya.

Selanjutnya untuk mengetahui peningkatan terhadap penguasaan konsep dan

keterampilan berpikir kreatif peserta didik, peneliti menggunakan tes berupa soal

essay.

G. Cara Pengamatan/tindakan

Pengamatan dilaksanakan pada saat kegiatan proses pembelajaran

berlangsung. Pengamatan dilaksanakan secara kolaborasi dengan teman sejawat

dan guru mata pelajaran fisika di MTs Ad-Diinul Qayyim dengan menggunakan

lembar observasi yang telah disiapkan. Lembar observasi adalah format atau

blangko pengamat yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah

laku yang digambarkan akan terjadi. Observasi adalah teknik pengamat dan

pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki.68

Observasi yang dimaksud adalah observasi keterlaksanaan model

pembelajaran bertujuan untuk mengetahui apakah tahapan-tahapan model

pemebelajaran yang diteliti tersebut telah dilaksanakan oleh guru atau tidak.

Observasi ini dibuat dalam bentuk cheklist. Jadi dalam pengisiannya, observer

memberikan tanda cheklist pada tahapan-tahapan model pembelajaran yang


68
Ibid
49

sedang diteliti yang dilakukan oleh guru tersebut. Adapun observer yang terlibat

ialah guru IPA khususnya pada mata pelajaran fisika di sekolah tempat penelitian.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan

terhadap penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif peserta didik kelas

VIII E MTs Ad-Diinul Qayyim pada mata pelajaran fisika dengan pokok bahasan

Tekanan Zat setelah diterapkannya model pembelajara berbasis masalah. Kriteria

meningkatnya penguasaan konsep secara klasikal sebesar 80% dan keterampilan

berpikir kreatif sebesar 90% peserta didik telah menguasai indikator penguasaan

konsep dan keterampilan berpikir kreatif tersebut.


50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, lokasi yang dipilih adalah

MTs Ad-Diinul Qayyim, Dusun Kapek, Desa Gunung Sari Kabupaten Lombok

Barat. Secara umum lingkungan madrasah dapat digambarkan pada sebuah profil

berikut ini : “MTs NM. Ad-Diinul Qayyim berdiri pada tanggal 17 April 1948

yang didirikan oleh tiga orang Tuan Guru pada waktu itu, yaitu TGH. Abdul

Muin, TGH. Umar Abdul Aziz, dan TGH. Muhammad Sakkaki Umar Abdul Aziz

yang berlokasi di Kapek Lendang yang berada ditengah-tengah masyarakat yang

masih kental nuansa religinya pada waktu itu. Pada perkembangan selanjutnya,

atas berbagai pertimbangan sehingga madrasah tersebut dipindahkan ke Kapek

bawah disamping rumah TGH. Muhammad Sakkaki Umar Abdul Aziz sampai

hari ini berada di tempat tersebut. Setelah TGH. Muhammad Sakkaki Umar

Abdul Aziz wafat pada tahun 2000, tampuk kepemimpinan dipegang oleh

menantu beliau TGH. Muhammad Thohri, Am. BA., S. Sos sampai sekarang.

MTs. NM. Ad-Diinul Qayyim merupakan bagian dari Yayasan Pendidikan

Nahdlatul Muslimin Ad-Dinul Qayyim dimana yayasan ini juga mengelola

pendidikan RA, TK, SDI, MA, dan Takhassus.

Dilihat dari segi geografis, MTs ini berada di daerah perkampungan

yang notabene masyaraktnya masih hidup secara tradisional dimana keadaan


51

sosial, ekonomi dan kultur masyarakatnya sekitar masih labil. Hal ini disebabkan

oleh faktor tingkat pendidikan, kesehatan, ekonomi, budaya serta kesadaran

terhadap kesetaraan gender sehingga memacu madrasah untuk membentuk

kepribadian dan kejiwaan yang benar-benar tangguh terhadap para siswa dan

siswi sesuai dengan visi dan misi madrasah yang akan diwujudkan.

Penekanan kedisiplinan disegala bidang baik dalam menjalankan

syariat agama, bermadrasah maupun dalam penerapan budi pekerti serta akhlakul

karimah di lingkungan madrasah maupun masyarakat terus dilakukan.

Dalam perkembangannya madrasah kami mengalami peningkatan baik

dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini terindikasi dengan peningkatan status

madrasah yang sampai saat ini telah memiliki status terakreditasi dari pemerintah.

Selain itu juga output MTs NM. Ad-Diinul Qayyim menunjukkan perkembangan

yang cukup signifikan baik dari faktor siswa dan siswi yang melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi maupun kredibilitas moral dan akhlak di

lingkungan sekitar maupun di tengah-tengah masyarakat.69

Keadaan MTs NM. Ad-Dinul Qayyim dapat kami gambarkan pada

profil berikut:

1) Data Madrasah

1. Nama Madrasah : MTs NM. Ad-Diinul Qayyim

2. Nomor Statistik Madrasah : 121252010056

3. NPSN : 50222730
69
Junaedi Aropi, Wawancara, 02 April 2019
52

4. Status : Swasta

5. Nama Yayasan : Yayasan Nahdlatul Muslimin Ad-

Diinul Qayyim

6. Tahun didirikan : 17 April 1948

7. Luas Tanah : 2.400 M2

8. Luas Bangunan : 1.139 M2

9. Status Tanah : Milik Yayasan

10. Akreditasi/Tahun : Sudah/2017

11. Status dalam KKM : Ketua

12. Nama Induk KKM : KKM IV Lombok Barat

13. Nama Kepala Madrasah : Drs. H. Abdul Karim

14. Masa Kerja Kepala Madrasah : 17 Juli 1993 s/d sekarang

15. Alamat Madrasah :

Dusun : Kapek Bawah

Desa : Gunungsari

Kecamatan : Gunungsari

Kabupaten : Lombok Barat

Provinsi : Nusa Tenggara Barat


53

2) Gambaran keadaan Madrasah.


Jumlah peserta didik tahun pelajaran 2015/2016 s/d 2018/19 sebanyak

2.310 orang. Mereka merupakan pendaftar empat tahun terakhir di MTs Ad-

Diinul Qayyim di Dusun Kapek Kecematan Gunungsari Kabupaten Lombok

Barat. Berikut adalah daftar jumlah siswa empat tahun terakhir.70

Tabel 4.1 Jumlah Siswa (Empat tahun terakhir)


Tahun Tahun Tahun
Tahun 2018/2019
KLS 2015/2016 2016/2017 2017/2018
L P JLH L P JLH L P JLH L P JLH
VII 97 91 188 89 96 185 99 100 199 94 97 191
VIII 87 88 175 92 91 183 87 95 182 94 104 200
IX 103 89 192 83 87 170 94 90 184 79 93 172
JLH 287 268 555 264 274 538 280 285 656 267 294 561

Jumlah peserta didik untuk pendaftaran siswa baru tahun pelajaran

2015/2016 s/d 2018/2019 sebanyak 795 orang. Tahun 2015/2016 sebanyak 176

orang, 2016/2017 sebanyak 205 orang, 2017/2018 sebanyak 227 orang, dan

tahun 2018/2019 sebanyak 187 orang. Sedangkan jumlah peserta didik yang

diterima sebanyak 790 orang. Mereka merupakan pendaftar empat tahun terakhir

untuk siswa baru di MTs Ad-Diinul Qayyim di Dusun Kapek Kecematan

Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Berikut adalah angka pendaftaran dan

jumlah yang diterima empat tahun terakhir.

70
Asmyati Qurniawan, Wawancara, 04 April 2019
54

Tabel 4.2 Angka pendaftaran Siswa Baru (Empat tahun terakhir)


Angka Pendaftaran Jumlah Yang Diterima
Tahun L P Jumlah L P Jumlah
2015/2016 88 88 176 88 88 176
2016/2017 100 105 205 108 92 200
2017//2018 107 120 227 107 120 227
2018/2019 95 92 187 95 92 187

Berikut adalah gambaran tentang keadaan guru MTs Ad-Diinul


Qayyim Dusun Kapek, Kecematan/Desa Gunungsari Kabupaten Lombok Barat

Tabel 4.3 Keadaan Guru


No Nama Guru Ijazah Jurusan Mata Pelajaran
Tertinggi Yang Diampu
1 Drs. H. Abdul Karim S1 Administrasi Kepala Madrasah
2 Muhasib, S. Pdi S1 PAI Al-Qur’an Hadis
3 M. Munir, S. Ag S1 Ahwalussahsiyah PKWN
4 H. Mahsun Al-Hikami, S. Pdi S1 PBA Bahasa Arab
5 Hj. St. Nursatul Mardiah, S. Ag S1 PAI IPS
6 Sai’un, S. Pd S1 BK BK
7 Abdul Kohir Faed, S. Pt S1 Peternakan Matematika
8 Bq. Nuriati, ST S1 Teknik Sipil IPA
9 Drs. M. Athar S1 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
10 Hafizin, S. Pd S1 Administrasi Seni Budaya
11 Hanan, S. Pd S1 PAI Aqidah Akhlak
12 Munawa Hadi, S. Pd S1 Bahasa Inggris Bahasa Inggris
13 Sahmi, S. Pdi S1 PBA Bahasa Arab
14 St. Husnul Fajri, S. Pd S1 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
15 Helmi Hikmaturrahmi, S. Pd S1 Tadris IPS IPS
16 Irma Syafitri, S. Sos. I S1 Dakwah Bahasa Indonesia
17 Nurhdayati, S. Pd S1 Matematika Matematika
18 Sahrul Hadi, S. Pd S1 Tadris IPA IPA
19 Waizzatun Jamilah, SE S1 IPS IPS
20 H. Rahmatullah, SH SMA - PKWN
21 Marwan, S. Pdi S1 PAI Aqidah Akhlak
22 H. M. Khudaeri, S. Pdi S1 PBA Bahasa Arab
23 Muhammad Khudairi, S. Pd S1 Penjaskes Penjaskes
24 Muhammad Haiju SMA - SKI
55

No Nama Guru Ijazah Jurusan Mata Pelajaran


Tertinggi Yang Diampu
25 Musyaitir, S. Pd S1 Bahasa Inggris Bahasa Inggris
26 Masitah, S. Pd S1 Bahasa Inggris Bahasa Inggris
27 Subki, S. Pd S2 Bahasa Inggris Bahasa Inggris
28 M. Syarif Khalili, S. Pdi S1 PBA Fiqih
29 Sanhadi Hidayatullah, S. Pdi S1 Ahwalussahsiyah Aqidah Akhlak
30 M. Munif, SKM S1 Poltekes Fiqih
31 Muhammad Said, S. Pdi S1 PBA Aqidah Akhlak
32 Zohriah, S. Pd S1 IPS IPS
33 Ulpiana Hidayat, ST S1 Teknik Sipil Matematika
34 Turmuzi, S. Pd S1 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
35 Khaeriyah, S. Pdi S1 PAI SKI
36 Ahmad Rasyid, S. Pdi S1 KWN PKWN
37 Hilmiati, S. Pd S1 PAI Seni Budaya
38 Azmatun Umami, S. Pd S1 BK Penjaskes
39 Junaedi Aropi, S. Pd S1 Matematika Matematika
40 Asmyati Qurniawan, S. Pd S1 Tadris IPA IPA
41 Dewi Ayu S. P., S Pd S1 Bahasa Inggris Bahasa Inggris
42 Suhartini, S. Pd S1 PAI SKI
43 Ana Maryani, S. Pd S1 Bahasa Inggris Bahasa Inggris
44 Ahmad Aripin, S. Pdi S1 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
45 Zamzani Hidayat, S. Pd S1 Matematika Matematika
46 Khaerani, S. Pd S1 Tadris IPA IPA
47 Al-Faturrahmi S1 Administrasi Seni Budaya
48 Siti Aisah, S. Pd S1 Tadris Prakrya
Matematika
49 Sani Yudha Syahidu SMA - Penjaskes

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas

VIII E MTs Ad-Diinul Qayyim sebanyak 1 kelas yang berjumlah 29 orang

dengan karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda.


56

Tabel 4.4 Daftar Subjek Penelitian


No Nama Peserta Didik Keterangan
1 Diya Alfina P
2 Dwi Nolivia Safitri P
3 Eldiana Safitri P
4 Erika Istiharah P
5 Febi Febriana P
6 Febria Larasati P
7 Fitria Andini P
8 Fitriani P
9 Nadia Syahidatunniswa P
10 Nadya Ulya Rahman P
11 Najjah Andini P
12 Nanda Aulia Vasa P
13 Nia Apriani P
14 Nina Fuziana P
15 Nindi Zintiani P
16 Nita Amalia P
17 Nita Hernasari P
18 Novi Azhari P
19 Novia Andriani P
20 Nuna Nopiyani P
21 Nurul Fazila P
22 Nurul Fitriani P
23 Nurzila Irwani P
24 Nusratul Mardiyah P
25 Prialda Parwati P
26 Rani Supiati P
27 Ratmini P
28 Riadatul Aulia P
29 Rima Huswatun Hasanah P

Alasan memilih kelas VIII E sebagai subjek penelitian adalah

berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada mata pelajaran IPA

khususnya pelajaran fisika, kemampuan peserta didik kelas VIII E masih rendah

terhadap penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif jika dibandingkan

dengan kelas lain. Untuk itu direncanakan tindakan kelas sebagai upaya untuk
57

meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif peserta didik

pada mata pelajaran IPA fisika melalui model pembelajaran berbasis masalah

tersebut.

B. Hasil Penelitian

1. Keterlaksanaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan dengan 5 x pertemuan. Pada siklus I

dilaksanakan pembelajaran dengan materi Hukum Pascal, yang dimana dalam

pelaksanaan siklus I ini peserta didik membentuk kelompok besar

beranggotakan 5-6 peserta didik. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan

pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil koordinasi dengan guru mata pelajaran yang

berkaitan dengan teknik penelitian tentang penguasaan konsep dan

keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada materi Hukum Pascal,

pada tahap ini dilakukan dengan menyusun perangkat pembelajaran

berupa RPP (lampiran 3), menyiapkan lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran oleh guru (lampiran 8) dan lembar observasi aktivitas

peserta didik (lampiran 9).

b. Pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini, guru melakukan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based

learning) sesuai rencana yang telah disusun. Untuk siklus I dilakukan


58

selama 5 x pertemuan yaitu dengan materi Hukum Pascal. Dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

Learning), kegiatan pembelajaran terdiri dari:

1. Kegiatan awal, guru memberi salam dan memimpin doa sebelum

kegiatan pembelajaran dimulai, mengecek kehadiran peserta didik dan

menyampaikan cakupan materi serta kegiatan yang akan dilakukakan.

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan

perhatiannya pada materi yang akan dijelaskan guna menggali potensi

awal peserta didik dengan memberikan pertanyaan terkait materi yang

diajarkan.

2. Kegiatan inti, Langkah 1 mengorientasi siswa pada masalah, pada

tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberikan

suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan kepada peserta didik

untuk diselesaikan secara bersama-sama. Langkah 2

mengorganisasikan siswa untuk belajar, pada kegiatan ini guru

membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar

yang berhubungan dengan masalah tersebut. Langkah 3 membantu

membimbing penyelidikan individual dan kelompok, pada kegiatan ini

guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalahnya. Langkah 4 membantu mengembangkan dan

menyajikan hasil pemecahan masalah, pada kegiatan ini guru


59

membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai

seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi

tugas dengan temannya. Langkah 5 menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah, pada kegiatan ini guru membantu siswa

melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan

proses-proses yang mereka gunakan.

3. Kegiatan akhir, bersama peserta didik guru menyimpulkan tentang

materi yang telah dipelajari, guru menugaskan peserta didik untuk

mempelajari materi selanjtnya serta mengucapkan salam.

c. Pengamatan/Observasi

Tahap pengamatan yaitu tahap dimana peneliti memiliki peran

yang sangat aktif untuk memperhatikan berbagai komponen yang akan

diamati dalam proses pembelajaran. Adapun hal yang perlu diamati adalah

melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan pengamatan terhadap

aktivitas peserta didik.

1) Hasil observasi aktivitas guru

Pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning),

menggunakan lembar observasi untuk mengamati kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang terdiri dari 10 aspek

yang diamati oleh obsever (lampiran 8). Pada setiap aspek terdapat
60

empat kriteria penilaian yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C)

dan Kurang (K).

Analisis aktivitas guru menggunakan rumus:

Nilai =

Nilai =

= 70 %

Setelah menghitung persentase pada aktivitas guru dapat

diberikan penilaian sebagai berikut:

4 = 86-100 % Baik sekali


3 = 76-85 % Baik
2 = 56-75 % Cukup
1 = 10-55 % Kurang
Dari hasil deskripsi siklus I di atas dapat dilihat bahwa skor yang

diperoleh pada aktivitas guru sebesar 70% dan tergolong cukup baik.

Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru pada siklus I

dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem

based learning). Pada siklus selanjutnya, keterlaksanaan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru perlu ditingkatkan lagi. Adapun hal-hal yang

masih belum tercapai dalam observasi siklus II adalah sebagai berikut:

a) Guru masih belum dalam memberikan motivasi atau rangsangan

kepada peserta didik berupa pertanyaan terkait dengan kegiatan

yang akan dilakukan


61

b) Guru belum ikut berpartisipasi dalam membantu siswa

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,

video dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan

temannya.

c) Bersama guru, peserta didik belum menyimpulkan tentang materi

yang sudah dipelajari

Solusi perbaikan pada observasi kegiatan guru pada siklus I untuk

melanjutkan ke siklus II adalah sebagai berikut:

a) Guru harus memberikan motivasi atau rangsangan kepada peserta

didik berupa pertanyaan terkait dengan kegiatan yang akan

dilakukan

b) Guru harus ikut berpartisipasi dalam membantu siswa

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,

video dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan

temannya.

c) Bersama guru, peserta didik harus menyimpulkan tentang materi

yang sudah dipelajari.

2) Hasil observasi aktivitas peserta didik

Hasil observasi aktivitas terhadap peserta didik dilakukan dengan

mengamati perilaku peserta didik pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar

observasi aktivitas peserta didik yang terdiri dari 20 aspek yang


62

diamati (lampiran 10). Pada setiap aspek terdapat empat kriteria

penilaian yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang

(K).

Analisis aktivitas peserta didik menggunakan rumus:

Nilai =

Nilai =

= 60%

Setelah menghitung persentase pada aktivitas peserta didik dapat

diberikan penilaian sebagai berikut:

4 = 86-100 % = Baik sekali


3 = 76-85 % = Baik
2 = 56-75 % = Cukup
1 = 10-55 % = Kurang
Dari hasil deskripsi siklus I di atas dapat dilihat bahwa skor yang

diperoleh pada aktivitas peserta didik sebesar 60% dan tergolong

cukup baik. Pada siklus selanjutnya, aktivitas peserta didik perlu

ditingkatkan lagi. Adapun hal-hal yang masih belum tercapai dalam

observasi siklus II adalah sebagai berikut:

a) Siswa belum menjawab apersepsi guru

b) Siswa masih kurang dalam memperhatikan motivasi yang

disampaikan
63

c) Siswa belum aktif dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan

oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung

d) Siswa belum aktif bertanya ketika proses pembelajaran

berlangsung

e) Siswa belum antusias terhadap materi yang disampaikan guru

f) Siswa belum melakukan tanya jawab dengan guru tentang materi

yang belum terselesaikan

g) Siswa belum bisa membuat simpulan dari materi yang telah

dipelajari

h) Siswa dan guru belum merefleksi pembelajaran yang telah

dilakukan.

Solusi perbaikan pada observasi aktivitas peserta didik pada siklus

I untuk melanjutkan ke siklus II adalah sebagai berikut:

a) Guru meminta siswa agar dapat menjawab apersepsi guru

b) Guru meminta siswa agar dapat memperhatikan motivasi yang

disampaikan

c) Guru meminta siswa agar aktif dalam menjawab pertanyaan yang

disampaikan oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung

d) Guru meminta siswa agar aktif bertanya ketika proses

pembelajaran berlangsung

e) Guru meminta siswa dapar berantusias terhadap materi yang

disampaikan guru
64

f) Guru meminta siswa agar melakukan tanya jawab dengan guru

tentang materi yang belum terselesaikan

g) Guru meminta siswa harus bisa membuat simpulan dari materi

yang telah dipelajari

h) Siswa dan guru dapat merefleksi pembelajaran yang telah

dilakukan.

Untuk selanjutnya, pada siklus I guru memberikan evaluasi berupa

tes dengan jumlah 5 soal essay dengan tujuan untuk mengetahui

penguasaan konsep peserta didik dan 4 soal essay untuk mengetahui

keterampilan berpikir kreatif.

a) Penguasaan Konsep Peserta Didik

Konsep Tekanan Zat dengan pokok bahasan Hukum Pascal

dalam penelitian ini dibatasi untuk melihat tingkatan kognitif pada aspek

C1 dan C2. Secara teori, dilakukan tes dengan melaksanakan evaluasi

tertulis yang berupa soal essay (lampiran 4) yang terdiri dari 5 butir soal

yang telah divalidasi (terlampir) dan diberikan diakhir siklus. Dari hasil

kemampuan terhadap penguasaan konsep pada siklus I, data hasil post test

berupa soal essay dengan materi Hukum Pascal dapat dilihat pada tabel

berikut.
65

Tabel 4.5 Hasil tes penguasaan konsep setelah pembelajaran siklus I


No Nama Siswa Nilai Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 Diya Alfina 80 T -
2 Dwi Nolivia Safitri 80 T -
3 Eldiana Safitri 80 T -
4 Erika Istiharah 75 - TT
5 Febi Febriana 80 T -
6 Febria Larasati 75 - TT
7 Fitria Andini 80 T -
8 Fitriani 80 T -
9 Nadia Syahidatunniswa 80 T -
10 Nadya Ulya Rahman 80 T -
11 Najjah Andini 80 T -
12 Nanda Aulia Vasa 80 T -
13 Nia Apriani 75 - TT
14 Nina Fuziana 75 - TT
15 Nindi Zintiani 80 T -
16 Nita Amalia 80 T -
17 Nita Hernasari 75 - TT
18 Novi Azhari 80 T -
19 Novia Andriani 75 - TT
20 Nuna Nopiyani 80 T -
21 Nurul Fazila 80 T -
22 Nurul Fitriani 80 T -
23 Nurzila Irwani 60 - TT
24 Nusratul Mardiyah 60 - TT
25 Prialda Parwati 80 T -
26 Rani Supiati 75 - TT
27 Ratmini 80 T -
28 Riadatul Aulia 80 T -
29 Rima Huswatun H 60 - TT
Jumlah Seluruh Siswa 29
Total nilai 2225
Rata-rata 76,72
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 60
Ketuntasan Klasikal 65.52%
Jumlah siswa yang tuntas 19
Jumlah siswa yang tidak tuntas 10
66

1) Untuk memperoleh nilai tes dalam bentuk uraian dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Nilai

2) Untuk menentukan skor rata-rata digunakan rumus:

M=

Keterangan:
M = Rata-rata (Mean)
∑X = Nilai yang diperoleh masing-masing siswa
N = Banyak data
Jadi, rata-ratanya adalah:

M=

= 76,72
3) Untuk memperoleh nilai ketuntasan siswa, dapat digunakan rums:

KI =

Keterangan:
KI = Ketuntasan Individual
4) Untuk menentukan ketuntasan secara klasikal

KK = x 100 %

Keterangan:
KK = Ketuntasan Kalsikal (%)
P = Banyak siswa yang memperoleh nilai > 75
N = Jumlah siswa seluruhnya
67

Sehingga dapat dianalisis bahwa:

KK = x 100 %

= x 100 %

= 65.52 %
Setelah menghitung persentase pada tes penguasaan konsep dapat
diberikan penilaian sebagai berikut:
4 = 86-100 % Baik sekali
3 = 76-85 % Baik
2 = 56-75 % Cukup
1 = 10-55 % Kurang
Dari hasil deskripsi siklus I di atas dapat dilihat bahwa skor yang
diperoleh pada hasil tes penguasaan konsep peserta didik sebesar 65.52%
dan tergolong cukup baik. Pada siklus selanjutnya, penguasaan konsep
peserta didik perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan konsep ilmiah yang ada.

b) Keterampilan Berpikir Kreatif

Kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah

kemampuan peserta didik untuk memahami materi dan permasalahan yang

disampaikan, baik secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari. Secara teori, dilakukan tes dengan melaksanakan evaluasi

tertulis yang berupa soal essay (lampiran 5) yang terdiri dari 4 butir soal

yang telah divalidasi (terlampir). Dari hasil kemampuan terhadap

keterampilan berpikir kreatif pada siklus I yang berupa tes dengan materi

tentang Hukum Pascal dapat dilihat pada tabel berikut.


68

Tabel 4.6 Hasil tes keterampilan berpikir kreatif setelah


pembelajaran siklus I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 Diya Alfina 50 - TT
2 Dwi Nolivia Safitri 87.5 T -
3 Eldiana Safitri 80 T -
4 Erika Istiharah 75 - TT
5 Febi Febriana 75 - TT
6 Febria Larasati 80 T -
7 Fitria Andini 50 - TT
8 Fitriani 80 T -
9 Nadia Syahidatunniswa 75 - TT
10 Nadya Ulya Rahman 75 - TT
11 Najjah Andini 80 T -
12 Nanda Aulia Vasa 87.5 T -
13 Nia Apriani 50 - TT
14 Nina Fuziana 87.5 T -
15 Nindi Zintiani 75 - TT
16 Nita Amalia 75 - TT
17 Nita Hernasari 50 - TT
18 Novi Azhari 80 T -
19 Novia Andriani 87.5 T TT
20 Nuna Nopiyani 75 - TT
21 Nurul Fazila 80 T -
22 Nurul Fitriani 80 T -
23 Nurzila Irwani 50 - TT
24 Nusratul Mardiyah 75 - TT
25 Prialda Parwati 75 - TT
26 Rani Supiati 75 - TT
27 Ratmini 75 - TT
28 Riadatul Aulia 50 - TT
29 Rima Huswatun H 75 - TT
Jumlah Seluruh Siswa 29
Total nilai 2110
Rata-rata 72.76
Nilai Tertinggi 87.5
Nilai Terendah 50
Ketuntasan Klasikal 37.93%
Jumlah siswa yang tuntas 11
Jumlah siswa yang tidak tuntas 18
69

1) Untuk memperoleh nilai tes dalam bentuk uraian dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Nilai

2) Untuk menentukan skor rata-rata digunakan rumus:

M=

Keterangan:
M = Rata-rata (Mean)
∑X = Nilai yang diperoleh masing-masing siswa
N = Banyak data
Jadi, rata-ratanya adalah:

M=

= 72.76
3) Untuk memperoleh nilai ketuntasan siswa, dapat digunakan rums:

KI =

Keterangan:
KI = Ketuntasan Individual
4) Untuk menentukan ketuntasan secara klasikal

KK = x 100 %

Keterangan:
KK = Ketuntasan Kalsikal (%)
P = Banyak siswa yang memperoleh nilai > 75
N = Jumlah siswa seluruhnya
70

Sehingga dapat dianalisis bahwa:

KK = x 100 %

= x 100 %

= 37.93%
Setelah menghitung persentase pada tes penguasaan konsep dapat
diberikan penilaian sebagai berikut:
4 = 86-100 % Baik sekali
3 = 76-85 % Baik
2 = 56-75 % Cukup
1 = 10-55 % Kurang
Dari hasil deskripsi siklus I di atas dapat dilihat bahwa skor yang
diperoleh pada hasil tes keterampilan berpikir kreatif peserata didik sebesar
37.93% dan tergolong kurang baik. Pada siklus selanjutnya, keterampilan
berpikir kreatif peserta didik perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan
indikator dari keterampilan berpikir kreatif tersebut.

Kategori ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut:


KK = 0% - 75% Tidak Tuntas
KK = 76% - 100% Tuntas

d. Refleksi

Secara kolaboratif, peneliti bersama guru melakukan refleksi

yakni mengevaluasi dari hasil pelaksanaan tindakan. Refleksi didasarkan

dari data yang terkumpul berupa hasil observasi dan penilaian. Hasil
71

refleksi dijadikan sebagai dasar untuk penentuan dilaksanakan atau tidak

tindakan pada siklus berikutnya.

2. Keterlaksanaan Siklus II

Siklus II dilaksanakan dengan 3 x pertemuan. Pada siklus II

dilaksanakan pembelajaran dengan materi Hukum Archimedes, yang dimana

dalam pelaksanaan siklus II peserta didik membentuk kelompok kecil

beranggotakan 3-4 peserta didik. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan

pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil koordinasi dengan guru mata pelajaran yang

berkaitan dengan teknik penelitian tentang penguasaan konsep dan

keterampilan berpikir kreatif peserta didik pada materi Hukum

Archimedes, pada tahap ini dilakukan dengan menyusun perangkat

pembelajaran berupa RPP (lampiran 11), menyiapkan lembar observasi

keterlaksanaan pembelajaran oleh guru (lampiran 17) dan lembar

observasi aktivitas peserta didik (lampiran 18).

b. Pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini, guru melakukan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based

learning) sesuai rencana yang telah disusun. Untuk siklus I dilakukan

selama 3 x pertemuan yaitu dengan materi Hukum Archimedes. Dengan


72

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

Learning), kegiatan pembelajaran terdiri dari:

1. Kegiatan awal, guru memberi salam dan memimpin doa sebelum

kegiatan pembelajaran dimulai, mengecek kehadiran peserta didik dan

menyampaikan cakupan materi serta kegiatan yang akan dilakukakan.

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan

perhatiannya pada materi yang akan dijelaskan guna menggali potensi

awal peserta didik dengan memberikan pertanyaan terkait materi yang

diajarkan.

2. Kegiatan inti, Langkah 1 mengorientasi siswa pada masalah, pada

tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberikan

suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan kepada peserta didik

untuk diselesaikan secara bersama-sama. Langkah 2

mengorganisasikan siswa untuk belajar, pada kegiatan ini guru

membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar

yang berhubungan dengan masalah tersebut. Langkah 3 membantu

membimbing penyelidikan individual dan kelompok, pada kegiatan ini

guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalahnya. Langkah 4 membantu mengembangkan dan

menyajikan hasil pemecahan masalah, pada kegiatan ini guru

membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai


73

seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi

tugas dengan temannya. Langkah 5 menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah, pada kegiatan ini guru membantu siswa

melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan

proses-proses yang mereka gunakan.

3. Kegiatan akhir, bersama peserta didik guru menyimpulkan tentang

materi yang telah dipelajari dan mengucapkan salam.

c. Pengamatan/Observasi

Tahap pengamatan yaitu tahap dimana peneliti memiliki peran

untuk memperhatikan berbagai komponen yang akan diamati dalam

proses pembelajaran. Adapun hal yang perlu diamati adalah melakukan

pengamatan terhadap aktivitas guru dan pengamatan terhadap aktivitas

peserta didik.

1) Hasil observasi aktivitas guru

Pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning),

menggunakan lembar observasi untuk mengamati kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang terdiri dari 10 aspek

yang diamati oleh obsever (lampiran 17). Pada setiap aspek terdapat

empat kriteria penilaian yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C)

dan Kurang (K).


74

Analisis aktivitas guru menggunakan rumus:

Nilai =

Nilai =

= 90%

Setelah menghitung persentase pada aktivitas guru dapat

diberikan penilaian sebagai berikut:

4 = 86-100 % = Baik sekali


3 = 76-85 % = Baik
2 = 56-75 % = Cukup
1 = 10-55 % = Kurang
Dari hasil deskripsi siklus II di atas dapat dilihat bahwa skor yang

diperoleh pada aktivitas guru sebesar 90% dan tergolong sangat baik.

Ini menunjukkan bahwa pada siklus II telah mengalami peningkatan

secara signifikan sebesar 20%.

2) Hasil observasi aktivitas peserta didik

Hasil observasi kegiatan peserta didik dalam proses pembelajaran

digunakan lembar observasi aktivitas peserta didik yang terdiri dari 5

aspek penilaian (lampiran 18). Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan observer pada kegiatan pembelajaran ada 20 aspek yang

diamati. Pada setiap aspek terdapat empat kriteria penilaian yaitu:

Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K).
75

Analisis aktivitas peserta didik menggunakan rumus:

Nilai =

Nilai =

= 85%

Setelah menghitung persentase pada aktivitas peserta didik dapat

diberikan penilaian sebagai berikut:

4 = 86-100 % = Baik sekali


3 = 76-85 % = Baik
2 = 56-75 % = Cukup
1 = 10-55 % = Kurang
Dari hasil deskripsi siklus II di atas dapat dilihat bahwa skor yang

diperoleh pada aktivitas peserta didik sebesar 85% dan tergolong baik.

Ini menunjukkan bahwa pada siklus II, aktivitas yang dilakukan

peserta didik telah mengalami peningkatan sebesar 25%.

Pada siklus II guru memberikan evaluasi berupa tes dengan

jumlah 5 soal essay dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan

konsep peserta didik dan 4 soal essay untuk mengetahui keterampilan

berpikir kreatif.

a) Penguasaan Konsep Peserta Didik

Konsep Tekanan Zat dengan pokok bahasan Hukum Archimedes

dalam penelitian ini dibatasi untuk melihat tingkatan kognitif pada aspek

C1 dan C2. Secara teori, dilakukan tes dengan melaksanakan evaluasi


76

tertulis yang berupa soal essay (lampiran 12). yang terdiri dari 5 butir soal

yang diberikan diakhir siklus. Dari hasil kemampuan terhadap penguasaan

konsep pada siklus II, data hasil post test yang berupa soal essay dengan

materi Hukum Archimedes dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Hasil tes penguasaan konsep setelah pembelajaran siklus II


No Nama Siswa Nilai Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 Diya Alfina 90 T -
2 Dwi Nolivia Safitri 90 T -
3 Eldiana Safitri 90 T -
4 Erika Istiharah 80 T -
5 Febi Febriana 80 T -
6 Febria Larasati 100 T -
7 Fitria Andini 80 T -
8 Fitriani 90 T -
9 Nadia Syahidatunniswa 80 T -
10 Nadya Ulya Rahman 90 T -
11 Najjah Andini 100 T -
12 Nanda Aulia Vasa 100 T -
13 Nia Apriani 80 T -
14 Nina Fuziana 75 - TT
15 Nindi Zintiani 90 T -
16 Nita Amalia 80 T -
17 Nita Hernasari 75 - TT
18 Novi Azhari 100 T -
19 Novia Andriani 90 T -
20 Nuna Nopiyani 90 T -
21 Nurul Fazila 80 T -
22 Nurul Fitriani 80 T -

No Nama Siswa Nilai Keterangan


Tuntas Tidak Tuntas
23 Nurzila Irwani 80 T -
24 Nusratul Mardiyah 75 - TT
25 Prialda Parwati 90 T -
26 Rani Supiati 80 T -
77

27 Ratmini 80 T -
28 Riadatul Aulia 80 T -
29 Rima Huswatun H 90 T -
Jumlah Seluruh Siswa 29
Total nilai 2485
Rata-rata 85.68
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 75
Ketuntasan Klasikal 89.65%
Jumlah siswa yang tuntas 26
Jumlah siswa yang tidak tuntas 3

1) Untuk memperoleh nilai tes dalam bentuk uraian dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Nilai

2) Untuk menentukan skor rata-rata digunakan rumus:

M=

Keterangan:
M = Rata-rata (Mean)
∑X = Nilai yang diperoleh masing-masing siswa
N = Banyak data
Jadi, rata-ratanya adalah:

M=

= 85.68
3) Untuk memperoleh nilai ketuntasan siswa, dapat digunakan rums:

KI =
78

Keterangan:
KI = Ketuntasan Individual
4) Untuk menentukan ketuntasan secara klasikal

KK = x 100 %

Keterangan:
KK = Ketuntasan Kalsikal (%)
P = Banyak siswa yang memperoleh nilai > 75
N = Jumlah siswa seluruhnya
Sehingga dapat dianalisis bahwa:

KK = x 100 %

= x 100 %

= 89.65%
Setelah menghitung persentase pada tes penguasaan konsep dapat
diberikan penilaian sebagai berikut:
4 = 86-100 % Baik sekali
3 = 76-85 % Baik
2 = 56-75 % Cukup
1 = 10-55 % Kurang

Dari hasil deskripsi siklus II di atas dapat dilihat bahwa skor yang
diperoleh pada hasil tes penguasaan konsep peserta didik sebesar 89.65%
dan tergolong sangat baik, sehingga tidak perlu melanjutkan ke siklus
berikutnya.
b) Keterampilan Berpikir Kreatif

Kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah

kemampuan peserta didik untuk memahami materi dan permasalahan yang


79

disampaikan, baik secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari. Secara teori, dilakukan tes dengan melaksanakan evaluasi

tertulis yang berupa soal essay (lampiran 13) yang terdiri dari 4 butir soal

yang telah divalidasi. Dari hasil kemampuan terhadap keterampilan

berpikir kreatif pada siklus II, data hasil tes yang berupa soal essay dengan

materi Hukum Archimedes dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Hasil tes keterampilan berpikir kreatif setelah


pembelajaran siklus II
No Nama Siswa Nilai Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 Diya Alfina 75 - TT
2 Dwi Nolivia Safitri 100 T -
3 Eldiana Safitri 87.5 T -
4 Erika Istiharah 87.5 T -
5 Febi Febriana 87.5 T -
6 Febria Larasati 87.5 T -
7 Fitria Andini 75 - TT
8 Fitriani 80 T -
9 Nadia Syahidatunniswa 80 T -
10 Nadya Ulya Rahman 100 T -
11 Najjah Andini 87.5 T -
12 Nanda Aulia Vasa 100 T -
13 Nia Apriani 80 T -

No Nama Siswa Nilai Keterangan


Tuntas Tidak Tuntas
14 Nina Fuziana 100 T -
15 Nindi Zintiani 87.5 T -
16 Nita Amalia 87.5 T -
17 Nita Hernasari 87.5 T -
18 Novi Azhari 87.5 T -
19 Novia Andriani 100 T -
20 Nuna Nopiyani 87 T -
21 Nurul Fazila 87 T -
80

22 Nurul Fitriani 100 T -


23 Nurzila Irwani 87.5 T -
24 Nusratul Mardiyah 87.5 T -
25 Prialda Parwati 87 T -
26 Rani Supiati 87.5 T -
27 Ratmini 87 T -
28 Riadatul Aulia 75 - TT
29 Rima Huswatun H 87 T -
Jumlah Seluruh Siswa 29
Total nilai 2433
Rata-rata 83.89
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 75
Ketuntasan Klasikal 93%
Jumlah siswa yang tuntas 26
Jumlah siswa yang tidak tuntas 3

1) Untuk memperoleh nilai tes dalam bentuk uraian dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Nilai

2) Untuk menentukan skor rata-rata digunakan rumus:

M=

Keterangan:
M = Rata-rata (Mean)
∑X = Nilai yang diperoleh masing-masing siswa
N = Banyak data
Jadi, rata-ratanya adalah:

M=
81

= 83.89

3) Untuk memperoleh nilai ketuntasan siswa, dapat digunakan rums:

KI =

Keterangan:
KI = Ketuntasan Individual
4) Untuk menentukan ketuntasan secara klasikal

KK = x 100 %

Keterangan:
KK = Ketuntasan Kalsikal (%)
P = Banyak siswa yang memperoleh nilai > 75
N = Jumlah siswa seluruhnya
Sehingga dapat dianalisis bahwa:

KK = x 100 %

= x 100 %

= 93 %
Setelah menghitung persentase pada tes terhadap keterampilan
berpikir kreatif dapat diberikan penilaian sebagai berikut:

4 = 86-100 % Baik sekali


3 = 76-85 % Baik
2 = 56-75 % Cukup
1 = 10-55 % Kurang
Dari hasil deskripsi siklus II di atas dapat dilihat bahwa skor yang
diperoleh pada hasil tes terhadap keterampilan berpikir kreatif peserta didik
82

sebesar 93% dan tergolong sangat baik, sehingga siklus berikutnya tidak
perlu dilakukan lagi.

Kategori ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut:


KK = 0% - 75% Tidak Tuntas
KK = 76% - 100% Tuntas

d. Refleksi

Secara kolaboratif, peneliti bersama guru melakukan refleksi

yakni penilaian atau kajian analisis tentang tindakan yang telah tercapai

dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

C. Pembahasan

Penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran

dalam upaya meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif

peserta didik melalui model pembelajaran berbasis masalah (problem based

learning). Penelitian dimaksudkan untuk melihat bagaimana guru dalam

mengelola kegiatan pembelajaran, mengaktifkan peserta didik dalam

pembelajaran, serta mengevaluasi hasil belajar peserta didik sebagai upaya untuk

meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif peserta didik.

1. Aktivitas Guru dan Aktivitas Peserta Didik

Hasil observasi kegiatan belajar mengajar guru dan aktivitas peserta

didik di dalam kelas diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Aktivitas Guru
83

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I diperoleh skor

sebesar 70% dan tergolong cukup baik. Sedangkan pada siklus II

diperoleh skor sebesar 90% dan tergolong baik.

b. Aktivitas Peserta Didik

Hasil deskripsi siklus I di atas dapat dilihat bahwa skor yang

diperoleh pada aktivitas peserta didik sebesar 60% dan tergolong cukup

baik. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 85% dan

tergolong baik.

Kegiatan belajar mengajar guru dan aktivitas peserta didik di dalam kelas

dari siklus I ke siklus II ternyata mengalami peningkatan. Ini dibuktikan

dengan hasil yang telah diperoleh dari setiap siklus menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) yang telah

diterapkan. Perbandingan hasil antara aktivitas guru dan aktivias peserta didik

dalam 2 siklus dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.9 Perbandingan Observasi Aktivitas Guru dan Peserta Didik


No Observasi Siklus I Siklus II
1 Aktivitas Guru 70 % 90 %
2 Aktivitas Peserta Didk 60 % 85 %

2. Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatifff Peserta Didik

Hasil analisis data pada pelaksanaan siklus I dengan menggunakan

model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), penguasaan

konsep peserta didik secara teoritik dengan menggunakan tes yang berupa
84

soal essay diperoleh skor 65.52%. Sedangkan untuk tes keterampilan berpikir

kreatif dengan menggunakan soal berupa essay diperoleh skor 37.93%. Hal ini

dikarenakan masih terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran

berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pada pelaksanaan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah (problem based learning), penguasaan konsep peserta didik

secara teoritik dengan menggunakan tes yang berupa soal essay diperoleh skor

89.65%. Untuk tes keterampilan berpikir kreatif dengan menggunakan soal

berupa essay diperoleh skor 93%. Untuk kedua tes tersebut tidak perlu

dilanjutkan ke siklus berikutnya karena telah mengalami peningkatan yang

signifikan.

Perbandingan hasil tes antara penguasaan konsep dan keterampilan

berpikir kreatif aktivias peserta didik dalam 2 siklus dapat dilihat melalui

tabel berikut.

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Tes Penguasaan Konsep dan


Keterampilan Berpikir Kreatif
No Aspek Siklus I Siklus II
1 Penguasaan Konsep 65.52 % 89.65 %
2 Keterampilan Berpikir Kreatif 37.93 % 93%

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, diperoleh bahwa

pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem

based learning) dapat memperbaiki penguasaan konsep dan keterampilan

berpikir kreatif peserta didik khususnya pada materi tekanan zat. Dengan
85

model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

mengutamakan peserta didik dalam belajar dan dalam menyelesaikan

permasalahan-permasalahn yang ada, baik dalam materi maupun dalam

mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru berkenaan dengan materi yang

diberikan. Selain itu, model pembelajaran ini menggunakan masalah dunia

nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara

berpikir kreatif dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk

memperoleh pengetahuan konsep yang esensial dari materi yang dipelajari.

Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Ikhwanul Muslim, A.

Halim dan Rini Safitri menunjukkan bahwa peningkatan penguasaan konsep

siswa dengan model pembelajaran PBL secara signifikan lebih tinggi..71

Dan dalam peneitian yang telah dilakukan oleh Siska Sucirahayu, A.

Halim, dan Nasrullah Idris, menunjukkan bahwa model problem based

learning juga dapat melatih siswa untuk memecahkan suatu masalah yang

dihadapinya secara mandiri.72 Dengan pembelajaran berbasis masalah peserta

didik mampu berpikir secara kreatif dan mengembangkan inisiatif serta dapat

memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

71
Ikhwanul Muslim, A. Halim, dan Rini Safitri, Penerapan Model Pembelajaran PBL untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep Elastisitas
dan Hukum Hooke Di SMA Negeri Unggul Harapan Persada, Vol. 03, Nomor 02, 2015, hlm. 43.
72
Siska Sucirahayu, A. Halim, dan Nasrullah Idris, Penerapan Model Problem Based Learning
(PBL) Pada Konsep Usaha dan Energi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan
Berpikir Kreatif Siswa SMA, Vol. 03, Nomor 01, 2015, hlm. 213.
86

BAB V

PENUTUP

B. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulakan bahwa

kemampuan terhadap penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif

peserta didik dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning). Peningkatan masing-masing indikator dari

penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif peserta didik tersebut dapat

dilihat dari hasil penelitian yag telah dilakukan. Untuk penguasaan konsep pada

siklus I diperoleh skor 65.52% dan pada siklus II diperoleh 89.65%. Sedangkan

untuk keterampilan berpikir kreatif menggunakan tes yang berupa soal essay

diperoleh skor 37.93% dan pada siklus II diperoleh 93%.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan maka beberapa saran yang diusulakan sebagai upaya

perbaikan adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat

digunakan dan dikembangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran, karena berdasarkan penelitian yang dilakukan, peserta didik

dapat meningkatkan kemampuan terhadap penguasaan konsep dan

keterampilan berpikir kreatifnya, mengemukakan pendapat, aktif, mengajukan

pertanyaan, bekerja sama, serta mandiri dalam belajar.


87

2. Bagi peserta didik, guru, dan semua pihak sekolah di MTs Ad-Diinul Qayyim

agar terus berusaha mengembangkan dan mencari inovasi maupun kreatifitas

pembelajaran IPA terutama yang berhubungan dengan penerapan model

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).

3. Bagi peneliti lain yang berkeinginan untuk melakukan penelitian sejenis

sebaiknya tidak hanya membatasi peserta didik dalam upaya peningkatan

kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan, tetapi juga

variabel yang ditingkatkan dan bidang lain.


88

DAFTAR PUSTAKA

Anggayni, Febi,. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam


Meningkatkan Kemampuan Memahami Materi KPK dan FPB pada Siswa
kelas IV A di MI Darun Najah Kloposepuluh Sukodono, (Skripsi, FTK UIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2018). hlm: 1-90.
Awal, Raudhah, dan Irma Sari. Pembelajaran Berbasis Masalah melalui Keterampilan
Proses Sains terhadap Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Sistem Gerak
Kelas XI IPA 2 T.A 2015/ 2016 SMA Nurul Falah Pekanbaru. Jurnal
Pendidikan. 2017. 8 (1): 66-74.
Bahtiar. Strategi Belajar Mengajar SAINS (IPA). Mataram: Institut Agama Islam
Negeri (IAIN), 2015.
Bukhori, Imam, dan Ibrohim. Penerapan Model Problem Based Learning Pada
Matakuliah Ekologi Tumbuhan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa Pendidikan Biologi
Universitas Muhammadiyah Malang 2014/2015. (Malang: Program Studi
Pendidikan Biologi, Pascasarjana, 2015). hlm: 617-723.
Dewi, Lina, dan Ruspeni. Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir.
Biology Study Center. 2017. 5 (1): 10-26.
Gusti. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Mind Map Terhadap
Keterampilan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Biologi Pada Siswa SMK.
Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran. 2017. 1(1): 68-77.
Hikmawati. Strategi Pembelajaran Fisika. Mataram: Universitas Negeri Mataram,
2014.
Ikhwanul Muslim, A. Halim, dan Rini Safitri. Penerapan Model Pembelajaran PBL
untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa Pada Konsep Elastisitas dan Hukum Hooke Di SMA Negeri Unggul
Harapan Persada. Jurnal Pendidikan Sains Indonesi. 2015. 3 (2): 38.
Iyam Maryati. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Pola
Bilangan Di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Mosharaf. 2018.
7 (1): 63-74.
Khoirussyifa, Ahmad, Muslimin Ibrahim Dan Wahono Widodo. Implementasi
Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Melatihkan Kemampuan Berpikir
Kreatif Dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal
89

Review Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian.


2017. 3 (1): 378-387.
Lidya Arisanti, Wahyu, dan Ari. Analisis Penguasaan Konsep dan Berpikir Kreatif
Siswa SD Melalui Project Based Learning. Jurnal Pendidikan Dasar. 2016. 8
(1): 82-95.
Lutfa, Asna,. Sugianto, Sulhadi. Penerapan Model Pembelajaran PBL (Problem
Based Learning) Untuk Menumbuhkan Keterampilan Proses Sains Pada
Siswa SMA, (Semarang, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, 2014). 3 (2): 79-83.
Marojahan dan Sri. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem
Based Learning Di Kelas X SMA. Jurnal Inspiratif. 2017. 3 (2): 1-17.
Rahmi. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi
Dunia Tumbuhan. Jurnal EduBio Tropika. Desember 2013. 1 (2): 73.
Shinta, Ahmad, dan Gunawan. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Berbantuan Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep dan Kreativitas
Fisika Siswa SMAN 2 Mataram. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi.
2016. II (3): 123-128.
Siska, Halim, A., dan Nasrullah. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)
Pada Konsep Usaha dan Energi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia.
2015. 3 (1): 207-217.
Sunaryo, Yoni,. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematik Siswa SMA Di Kota
Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan dan Keguruan. 2014. 1 (2): 41-51.
Suparman dan Dwi Nastuti. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Melalui Penerapan Model Problem Based Learning. Jurnal Bioedukasi.
2015. 3 (2): 367-372.
Susanto, Erik,. Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan. 2018. 8 (1):
80-87.
Tomi, Irwan, dan Dodi. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan
Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matemtika. 2012. 1 (1):
22-26.
90

Ulfah, Mariah,. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui


Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas
IX C SMPN 7 Kota Bima Pokok Bahasan Potensi Sumber Daya Manusia
Tahun Pelajaran 2017/2018. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan. 2017. 1(2):
47-53.
Wan Syafi’i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra. Kemampuan Berpikir Kreatif
dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning
(PBL) Dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru
Tahun Ajaran 2010/2011. Jurnal Biogenesis. 2011. 3 (1): 1-7.
Wirda, Abdul Gani, dan Ibnu Khaldun. Penerapan Pembelajaran Model Problem
Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses SAINS
dan Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Alat-alat Optik. Jurnal Pendidikan
Sains Indonesia. 2015. 3 (2): 131-142.
Zainul Mustofa, Herawati Susilo, Mimien Heni Irawati Al Muhdhar. Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning Melalui Pendekatan
Kontekstual Berbasis Lesson Study Untuk Meningkatkan Kemampuan
Memecahkan Masalah dan Hasil Belajar Kognitif Siswa SMA. Jurnal
Pendidikan. Mei 2016. 1 (5): 886.
91

Lampiran 6

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


(Siklus I)

Satuan Pendidikan : MTs Ad-Dinul Qayim, Gunung Sari-Lombok Barat

Mata Pelajaran : IPA Terpadu

Materi Pokok : Tekanan Zat

Sub-Materi Pokok : Hukum Pascal

Kelas/semester : VIII/Genap

Waktu/jam pertemuan : 5 x Pertemuan

A. Kompetensi Inti
Kompetensi inti
3. Memahami pengetahuan (Faktual, Konseptual, dan Prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya rentang Ilmu Pengetahuan, teknologi, seni
budaya, terkait fenomena tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang
maupun teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Menjelaskan keterkaitan antara 3.3.1 Mendeskripsikan tentang
tekanan pada benda zat padat dan tekanan zat padat dan zat cair
zat cair dalam penerapannya di 3.3.2 Menjelaskan tentang bunyi
kehidupan sehari-hari. hukum Pascal
3.4 Menyelidiki tekanan pada benda 3.4.1 Menentukan salah satu
zat padat dan zat cair dalam besaran berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari rumusan tekanan zat padat
dan tekanan hidrostatik
3.4.2 Memberikan contoh
penerapan hukum bejana
92

berhubungan
3.4.3 Menyelesaikan masalah
sederhana berhubungan
dengan hukum pascal
3.4.4 Memberikan contoh
penerapan hukum pascal
dalam kehidupan sehari-hari

C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mendeskripsikan tentang tekanan zat padat
2. Peserta didik dapat menjelaskan tentang bunyi hukum Pascal
3. Menentukan salah satu besaran berhubungan dengan rumusan tekanan zat
padat dan tekanan hidrostatik
4. Memberikan contoh penerapan hukum bejana berhubungan
5. Menyelesaikan masalah sederhana berhubungan dengan hukum pascal
6. Memberikan contoh penerapan hukum pascal dalam kehidupan sehari-hari

D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Materi Pembelajaran

 Tekanan Zat Padat


ke-
1
Pada saat berjalan di atas tanah yang berlumpur jejak
kaki kita akan tampak membekas lebih dalam jika
dibandingkan dengan jejak kaki kita ketika berjalan di tanah
yang tak berlumpur.

Sumber Gambar : ercorisa.blogspot.com

Gejala ini menunjukkan bahwa tekanan kaki kita


pada tanah berlumpur lebih besar dibandingkan tekanan kaki
kita pada tanah yang tak berlumpur. Contoh lain dari
peristiwa ini adalah pada saat kita menancapkan waktu
runcing lebih mudah daripada paku yang tumpul dan dengan
pisau yang tajam memudahkan kita dalam memotong suatu
benda.
93

 Rumusan tekanan zat padat


Tekanan merupakan besarnya gaya tekan dibagi luas
bidang tekan

Gambar kayu yang ditekan dengan gaya

Secara sistematis tekanan zat padat dapat dirumuskan


sebagai berikut:

P=
dengan:
P = Tekanan (N/m2)
F = Gaya tekan (N)
A = Luas bidang (m2)
Adapaun faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan adalah

 Contoh soal
besarnya gaya tekan dan luas bidang.

Sebuah truk memiliki delapan roda yang berisi 2,5 ton


muatan dan akan melintasi sebuah jembatan. Luas
permukaan bidang sentuh roda dengan permukaan jalan
seluruhnya adalah 400 cm2. Berapakah tekanan yang
dialami setiap ban tersebut?
penyelesaian:
Diketahui: m = 2,5 ton = 2500 kg
A = 400 cm2 = 4 x 10-2 m2 = 0,04 m2
g = 10 m/s2
ditanyakan: P = .... ?

P=

= = = 625.000 N/m2
2  Tekanan Zat Cair
Tekanan pada zat cair sering disebut dengan tekanan
hidrostatis. Tekanan hidrostatis ini tergantung pada suatu
tingkatan kedalaman dan berat jenis pada zat cair. Tekanan
pada zat cai mengarah ke segala arah. Secara sistematis
tekanan zat cair dapat dirumuskan sebagai berikut:
94

dengan:
P = Tekanan (N/m2)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi zat cair (m)

Tekanan pada zat car dipengaruhi oleh massa jenis,


gaya, ketinggian zat cair. Permukaan zat cair bermassa jenis
sama dalam keadaan diam di dalam bejana berhubungan
selalu mempunyai permukaan yang sejajar. Apabila terdapat
zat cair yang bermassa jenis tidak sama dimasukkan ke
dalam bejana berhubungan, maka kedua benda cair tersebut
tidak akan bercampur, sehingga permukaan kedua zat cair

 Bejana berhubungan
tersebut tidak sama tinggi.

Gambar bejana berhubungan

Bejana berhubungan adalah sebuah bejana yang


memiliki beberapa pipa yang saling berhubungan. Hukum
bejana berhubungan menyatakan jika bejana berhubungan
diisi zat cait yang sejenis dalam keadaan seimbang, maka
permukaan zat cair akan berbeda pada satu bidang sejajar
(datar). Contoh peralatan yang prinsip kerjanya berdasarkan
hukum bejana berhubungan antara lain kendi, teko,
pembuatan dam, dan menara penampung air.
Hukum bejana berhubungan tidak berlaku jika bejana
diisi dengan zat cair yang tidak sejenis, bejana digoyang-
goyangkan, salah satu kaki bejana ada yang berupa pipa

 Contoh soal
kapiler, bejana ada yang mandapat tekanan yang tidak sama.

Seorang anak menyelam di kedalaman 100 m di bawah


permukaan air. Jika massa jenis air 1000 kg/m3 dan
percepatan gravitasi 9,8 m/s2, maka berapakah tekanan
hidristatis yang dialami anak tersebut?
Penyelesaian:
95

Diketahui: h = 100 m
ρ = 1000 kg/m3
g = 9,8 m/s2
ditanyakan: Ph = ....?
Ph = ρ . g . h
= 1000 . 9,8 . 100 = 9,8 . 105 N/m2
3  Hukum Pascal
Hukum Pascal adalah hukum yang menerangkan
suatu sifat tekanan pada zat cair. Hukum Pascal menyatakan
bahwa:
“Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup
akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar.”.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak penerapan dari


hukum Pascal misalnya pada saat kita menyeruput minuman
dengan sedotan, pompa hidrolik dan dongkrak hidrolik.
Dengan hukum Pascal maka hal tersebut dapat dijelaskan,
untuk lebih jelasnya kita lihat gambar berikut

Ketika mobil diletakkan di A2 yaitu di penampang yang


besar maka mobil dapat diangkat dengan menggunakan gaya
di A1 yaitu di penampang yang kecil dengan besar gaya yang
lebih kecil. Hal tersebut dapat dirumuskan:

dengan:
F1 = Gaya pada penampang 1 (N)
F2 = Gaya pada penampang 2 (N)
A1 = Luas penampang 1 (cm2)
A2 = Luas penampang 2 (cm2)
4  Eksperimen/Praktikum
Melalukan diskusi dalam menyelesaikan masalah sederhana

 Penerapan Hukum Pascal


yang berhubungan dengan hukum pascal
5
Alat-alat yang digunakan dalam kehidupan sehari yang bekerja
berdasarkan Hukum Pascal diantaranya dingkrak hidrolik, mesin
hidrolik pengangkat mobil, dan rem hidrolik.
96

a. Dongkrak Hidrolik

Dongkrak hidrolik yang terdiri atas:


1. Dua bejana yang berhubungan terbuat dari bahan yang
kuat misalnya besi
2. Penghisap kecil dam penghisap besar
3. Minyak pengisi bejana
Adapun cara kerjanya adalah: ketika sebuah gaya F1 diberikan
melalui tuas dongkrak untuk menekan penghisap kecil A1,
tekanan ini akan diteruskan oleh minyak ke segala arah.

b. Mesin Hidrolik Pengangkat Mobil

Cara kerja mesin hidrolik tersebut sama dengan dongkrak


hidrolik.

c. Rem Hidrolik

Gaya diberikan pengemudi pada pedal rem. Gaya ini


diteruskan oleh minyak melalui pipa sehingga memberikan
gaya yang lebih besar pada rem yang terdapat di ban mobil.
97

E. Pendekatan dan Model Pembelajaran


Pendekatan Model Pembelajaran Metode
Pembelajaran
Saintific Approach Pembelajaran Berbasis - Ceramah Interaktif
Masalah (PBM) - Demonstrasi
- Pengamatan
- Praktikum/Diskusi
Kelompok
- Penugasan/latihan

F. Media dan Alat Pembelajaran


Media Alat dan Bahan
- Papan Tulis - Spidol
- Notebook/Laptop - Penghapus
- Alat dan bahan praktikum yang
mendukung (air mineral, jarum
pentul/peniti)

G. Sumber Belajar
Sumber Belajar
- Buku IPA Kelas VIII ; penerbit : kemendikbud RI tahun 2013
- Buku Eksplorasi Ilmu Alam Kelas IX Jilid 2; penerbit : kemendikbud RI
tahun 2017
- LKS/Buku referensi pendamping peserta didik
- Internet

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10 Menit
- Memberi salam dan berdoa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
- Mengecek kehadiran peserta didik
- Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukakan
- Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
perhatiannya pada materi yang akan dijelaskan yaitu tentang tekanan zat
dengan sub pokok tekanan zat padat
Kegiatan Inti Pembelajaran 60 Menit

 Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang


1. Tahap 1: Orientasi peserta didik pada masalah
98

dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada pemecahan masalah


yang dipilihnya. Dalam hal ini:
- Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran
- Guru memberikan suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan
kepada peserta didik untuk diselesaikan secara bersama-sama.
“Mengapa ketika kita berjalan di atas tanah yang berlumpur
jejak kaki kita akan tampak membekas lebih dalam dibandingkan
dengan jejak kaki kita ketika berjalan di tanah yang tak
berlumpur?”

 Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar


2. Tahap 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

yang berhubungan dengan masalah tersebut. Dalam hal ini:


- Guru menjelaskan materi yang akan disampaikan kepada peserta
didik yaitu tentang tekanan pada zat padat
- Peserta didik memperahatikan dan mendengarkan penjelasan dari
guru

 Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,


3. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan


pemecahan masalahnya. Dalam hal ini:
- Guru melakukan pendemonstrasian terhadap suatu benda untuk
memberikan pemahaman yang lebih kepada peserta didik

 Membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai


4. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya. Dalam hal ini:
- Guru memberikan tugas yang berupa latihan soal kepada peserta
didik untuk dikerjakan

 Membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap


5. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Dalam


hal ini:
- Guru bersama peserta didik bersama-sama menjawab soal yang
telah diberikan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Kegiatan Penutup 10 Menit
- Bersama guru, peserta didik menyimpulkan tentang materi
yang sudah dipelajari
- Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi
berikutnya
- Memberi salam
99

Pertemuan II Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10 Menit
- Memberi salam dan berdoa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
- Mengecek kehadiran peserta didik
- Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukakan
- Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
perhatiannya pada materi yang akan dijelaskan yaitu tentang tekanan zat
dengan sub pokok tekanan benda pada zat cair
Kegiatan Inti Pembelajaran 60 Menit

 Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang


1. Tahap 1: Orientasi peserta didik pada masalah

dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada pemecahan masalah


yang dipilihnya. Dalam hal ini:
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Guru memberikan suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan
kepada peserta didik untuk diselesaikan secara bersama-sama.

 Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar


2. Tahap 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

yang berhubungan dengan masalah tersebut. Dalam hal ini:


- Guru menjelaskan materi yang akan disampaikan kepada peserta
didik yaitu tentang tekanan pada benda zat cair
- Peserta didik memperahatikan dan mendengarkan penjelasan dari
guru

 Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,


3. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan


pemecahan masalahnya. Dalam hal ini:
- Guru melakukan pendemonstrasian terhadap suatu benda atau
berupa media gambar untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik

 Membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai


4. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya. Dalam hal ini:
- Guru memberikan tugas yang berupa latihan soal kepada peserta
didik untuk dikerjakan supaya lebih memahami materi yang telah
dipelajari

 Membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap


5. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Dalam


hal ini:
100

- Guru bersama peserta didik bersama-sama menjawab soal yang telah


diberikan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Kegiatan Penutup 10 Menit
- Bersama guru, peserta didik menyimpulkan tentang materi yang sudah
dipelajari
- Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi berikutnya
- Memberi salam

Pertemuan III Alokasi


Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10 Menit
- Memberi salam dan berdoa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
- Mengecek kehadiran
- Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukakan
- Memberi motivasi atau rangsangan kepada peserta didik untuk memusatkan
perhatiannya pada materi yang akan dijelaskan yaitu tentang tekanan pada
zat cair dengan sub pokok Hukum Pascal
Kegiatan Inti Pembelajaran 60 Menit

 Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang


1. Tahap 1: Orientasi peserta didik pada masalah

dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada pemecahan masalah


yang dipilihnya. Dalam hal ini:
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Guru memberikan suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan
kepada peserta didik untuk diselesaikan secara bersama-sama.

 Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar


2. Tahap 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

yang berhubungan dengan masalah tersebut. Dalam hal ini:


- Guru menjelaskan materi yang akan disampaikan kepada peserta
didik yaitu tentang tekanan pada benda zat cair dengan pokok
bahasan Hukum Pascal
- Peserta didik memperahatikan dan mendengarkan penjelasan dari
guru

 Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,


3. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan


pemecahan masalahnya. Dalam hal ini:
- Guru melakukan pendemonstrasian berupa media gambar untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik

 Membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai


4. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
101

dengan temannya. Dalam hal ini:


- Guru memberikan contoh soal kepada untuk dikerjakan bersama-
sama supaya lebih memahami materi yang dipelajari

 Membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap


5. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Dalam


hal ini:
- Guru bersama peserta didik bersama-sama menjawab soal yang telah
diberikan untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Kegiatan Penutup 10 Menit
- Bersama guru, peserta didik menyimpulkan tentang materi yang sudah
dipelajari
- Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi berikutnya
- Memberi salam

Pertemuan IV Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10 Menit
- Memberi salam dan berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
- Mengecek kehadiran
- Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukakan
- Memberi motivasi atau rangsangan kepada peserta didik berupa pertanyaan
terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan
Kegiatan Inti Pembelajaran 60 Menit

 Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang


1. Tahap 1: Orientasi peserta didik pada masalah

dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada pemecahan masalah


yang dipilihnya. Dalam hal ini:
- Guru menyampaiakn tujuan dari pembelajaran
- Guru memberikan suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan
kepada peserta didik untuk didiskusikan:
“Mengapa ketika kita jatuh dan kulit kita terluka, darah mengalir ke
luar tubuh?”

 Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar


2. Tahap 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

yang berhubungan dengan masalah tersebut. Dalam hal ini:


- Guru membagi peserta didik menjadi 5-6 kelompok
- Guru meminta peserta didik untuk berkolaborasi dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan

 Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,


3. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan


102

pemecahan masalahnya. Dalam hal ini:


- Peserta didik melakukan eksperimen dengan alat dan bahan yang
sudah dibawa sebagai simulasi untuk memecahkan masalah yang
ada
- Guru membagikan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
- Guru membimbing peserta didik dalam bereksperimen

 Membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai


4. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya. Dalam hal ini:
- Guru meminta peserta didik untuk mempersiapkan laporan hasil
percobaan yang dilakukan
- Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil percobaannya

 Membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap


5. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Dalam ha


ini:
- Guru meminta peserta didik untuk menanggapi hasil percobaan dari
masing-masing kelompok
- Guru memberikan umpan balik
- Dengan tanya jawab guru mengarahkan peserta didik menyimpulkan
mengenai permasalahan tersebut
- Guru memberikan tugas kepada peserta didik
Kegiatan Penutup 10 Menit
- Bersama guru, peserta didik menyimpulkan tentang materi
yang sudah dipelajari
- Guru memberikan reward/penghargaan kepada kelompok yang
aktif
- Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi
berikutnya
- Memberi salam
103

Pertemuan V Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10 Menit
- Memberi salam dan berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
- Mengecek kehadiran
- Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukakan
- Memberi motivasi atau rangsangan kepada peserta didik berupa pertanyaan
terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan
Kegiatan Inti Pembelajaran 60 Menit

 Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang


1. Tahap 1: Orientasi peserta didik pada masalah

dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada pemecahan masalah


yang dipilihnya. Dalam hal ini:
- Guru menyampaiakn tujuan dari pembelajaran
- Guru memberikan suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan
kepada peserta

 Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar


2. Tahap 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

yang berhubungan dengan masalah tersebut. Dalam hal ini:


- Guru menjelaskan bagaimana contoh penerapan Hukum Pascal
dalam kehidupan sehari-hari

 Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,


3. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan


pemecahan masalahnya. Dalam hal ini:
- Guru membimbing peserta didik dalam menganalisis berbagai
contoh penerapan Hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari

 Membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai


4. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya. Dalam hal ini:
- Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal latihan

 Membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap


5. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Dalam ha


ini:
- Guru bersama peserta didik bersama-sama menjawab soal yang telah
diberikan untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Kegiatan Penutup 10 Menit
- Bersama guru, peserta didik menyimpulkan tentang materi
yang sudah dipelajari
- Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi
104

berikutnya
- Memberi salam

I. Penilaian Belajar
Teknik Penilaian Bentuk Penilaian
a. Kompetensi Sikap : Observasi a. Observasi : Lembar
bentuk lembar observasi pengamatan aktivitas guru dan
b. Kompetensi Pengetahuan : Tes pengamatan aktivitas peserta
tertulis bentuk uraian didik (terlampir)
b. Tes tertulis : uraian dan lembar
kerja (terlampir)

J. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian Hasil Belajar

 Instrumen penilaian/soal
1 Penilaian penguasaan konsep (tes tertulis/uraian)
(lampiran 7)

 Instrumen penilaian/soal
2 Penilaian keterampilan berpikir kreatif (tes tertulis/essay)
(lampiran 8)
3 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) (lampiran 9)

4 Rubrik Penilaian
 Penguasaan Konsep (lampiran 10)
 Keterampilan berpikir kreatif (lampiran 11)
5 Lembar Observasi
 Lembar Observasi aktivitas guru (lampiran 12)
 Lembar Observasi aktivitas peserta didik (lampiran 13)
105

Lombok Barat, 2019

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran, Peneliti

Sahrul Hadi, S. Pd. Raehan


NIP. - NIM. 150.108.112.3
106

Lampiran 7

Instrumen Soal Penguasaan Konsep


(Siklus I)

Bentuk Tes : Uraian

1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatis!


2. Sebuah drum diisi dengan air setinggi 130 cm. Jika massa jenis air 1.000 kg/m 3,
berapakah tekanan air di dasar drum tersebut?
3. Jelaskan prinsip kerja Hukum Pascal!
4. Sebuah dongkrak hidrolik dengan luas pengisap kecil A1 = 15 cm2 dan luas
pengisap besar A2 65 cm2 digunakan untuk mengangkat beban 6500 N.
Berapakah gaya tekan yang harus diberikan pada pengisap kecil supaya beban
tersebut terangkat?
5. Tuliskan 3 alat yang menerapkan prinsip kerja Hukum Pascal!

Kunci Jawaban Indikator Skor


1. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
tekanan adalah: 4
a. Massa jenis zat (ρ) Menjawab dengan
b. Percepatan gravitasi (g) benar dan lengkap
c. Kedalaman (h) sesuai konsep ilmiah
2. Diketahui : h = 130 cm = 1,3 m
ρ = 1000 kg/m3
g = 10 m/s2
ditanyakan : Ph = ...?
maka, Menjawab dengan 3
Ph = ρ . g . h benar sesuai konsep
= 1000 x 10 x 1,3 ilmiah tetapi tidak
= 13000 Pa lengkap
3. Prinsip kerja Hukum Pascal: Tekanan yang
diberikan pada zat cair akan diteruskan ke
segala arah dan sama besar.
4. Diketahui : A1 = 15 cm2
A2 = 65 cm2 Menjawab dengan
F2 = 6500 N benar sebagian yang 2
ditanyakan : F1 = ...? sesuai konsep ilmiah
dan tidak lengkap
107

jawab:

Menjawab tidak 1
F1 = F2
sesuai dengan konsep
ilmiah/jawaban salah
F1 = 6500 N
= 1500 N
5. Tiga alat yang menerapkan prinsip kerja
Hukum Pascal
a. Dongkrak hidrolik
b. Mesin hidrolik pengangkat mobil
c. Rem hidrolik
Jumlah skor yang diperoleh
108

Lampiran 8

Instrumen Soal Keterampilan Berpikir Kreatif


(Siklus I)

Bentuk Tes : Uraian


No Soal
1 Perhatikan gambar berikut!

Jika jari-jari pada pipa kecil adalah 6 cm dan jari-jari pada pipa besar 18
cm, tentukan besar gaya minimal yang dibutuhkan untuk mengangkat
beban 1800 kg!
2 Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah tabung U yang berisi zat cair
dan diberi piston (berat dan gesekan diabaikan). Agar pengisap tetap
berada dalam keadaan seimbang, maka tentukan gaya yang harus diberikan
pada tabung pertama. Jika diketahui A1 dan A2 berturut-turut adalah 40
cm2 dan 100 cm2.

3 Sebuah bejana berbentuk U diisi dengan dua jenis zat cair yaitu raksa dan
zat cair X seperti pada gambar di bawah ini.

Jika massa jenis raksa 12,7 g/cm3, maka hitunglah massa jenis zat cair X.
4 Sebuah bejana berhubungan diisi dengan air dan minyak. Massa jenis air 1
g/cm3 dan massa jenis minyak 0,6 g/cm 3. Jika tinggi permukaan air dari
batas minyak 8 cm, hitunglah tinggi permukaan minyak tersebut.
109

No Kunci Jawaban
1 Pembahasan:
P1 = P2


2
F1 = x 1800
2
F1 = x 1800

F1 = (1800) = 200 N
2 Pembahasan:
P1 = P2

F1 = 6 x 40 = 240 N
3 Diketahui: ρ1 = 12,7 g/cm3, h1 = 2 cm, h2 = 8 cm
ditanyakan: ρ2 = ...?
berdasarkan prinsip bejana berhubungan:
→ ρ2 . h2 = ρ1 . h1
→ ρ2 (8) = 12,7 (2)
→ 8 ρ2 = 25, 4
→ ρ2 = = 3, 175 g/cm3
4 Diketahui:
ρair = 1 g/cm3
ρminyak = 0,6 g/cm3
hair = 8 cm
ditanyakan:
hminyak = ...?
Pair = Pminyak
ρair . g . hair = ρminyak . g . hminyak
1 g/cm3 . 8 cm = 0,6 g/cm3 . hminyak
hminyak = 8 cm / 0,6
= 1.33 cm
110

Lampiran 9

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


(Siklus I)

Nama Kelompok :

1. .................................
2. ...........................
Dst ....................

Kelas/semester : VIII E/genap

Petunjuk Diskusi dan amatilah bersama anggota kelompokmu


Tujuan Percobaan Mengamati pengaruh tekanan terhadap zat cair di ruang
tertutup melalui penerapan Hukum Pascal
Alat dan Bahan 1. Air mineral
2. Jarum pentul/peniti
Prosedur Percobaan 1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil air mineral gelas
3. Tusukkan penutup air dengan menggunakan jarum
pentul/peniti
4. Tekan bagian bawah kemasan air mineral dengan
tanganmu
5. Amati apa yang terjadi

Diskusikan!

1. Mengapa air bisa mengalir keluar?


2. Bagaimana arah dan besar aliran air tersebut?

Tabel Hasil Percobaan!


No Hasil Percobaan dan diskusi
1

2
111

Lampiran 10

Penguasaan Konsep
(Siklus I)

No Indikator Skor
1 Menjawab dengan benar dan lengkap sesuai konsep ilmiah 4

2 Menjawab dengan benar sesuai konsep ilmiah tetapi tidak lengkap 3


3 Menjawab dengan benar sebagian yang sesuai konsep ilmiah dan 2
tidak lengkap
4 Menjawab tidak sesuai dengan konsep ilmiah/jawaban salah 1
Jumlah skor yang diperoleh

Rubrik Penilaian
No Indikator Rubrik
1 Menjawab benar dan lengkap sesuia dengan Penguasaan konsep
konsep ilmiah baik sekali
2 Menjawab benar sesuai dengan konsep ilmiah Penguasaan konsep
tetapi tidak lengkap baik
3 Menjawab benar sebagian yang sesuai dengan Penguasaan konsep
konsep ilmiah dan tidak lengkap cukup
4 Menjawab tidak sesuai dengan konsep Penguasaan konsep
ilmiah/jawaban salah kurang

Kriteria Penilaian :

Nilai
112

Lampiran 11

Keterampilan Berpikir Kreatif

No Aspek KBK Indikator Keterampilan Berpikir Skor


Kreatif 4 3 2 1
1 Fluency a. Menjawab dengan sejumlah jawaban
jika ada pertanyaan
b. Lancar mengungkapkan gagasan-
gagasannya
c. Dapat dengan cepat melihat
kesalahan dan kelemahan dari suatu
objek atau situasi
2 Flexibility a. Memberikan bermacam-macam
penafsiran terhadap suatu gambar,
cerita, atau masalah
b. Jika diberi suatu masalah biasanya
memikirkan bermacam cara yang
berbeda untuk menyelesaikannya
c. Menggolongkan hal-hal menurut
pembagian (kategori) yang berbeda
3 Originality Menyelesaikan permasalahan dengan
gagasan sendiri
4 Elaboration a. Mencari arti yang lebih mendalam
terhadap jawaban atau pemecahan
masalah dengan melakukan langkah-
langkah yang terperinci
b. Mengembangkan atau memperkaya
gagasan orang lain
Jumlah Skor Yang Diperoleh
113

Rubrik Penilaian
Aspek Indikator Rubrik
KBK SB B C K
Fluency a. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika
ada pertanyaan
b. Lancar mengungkapkan gagasan-
gagasannya
c. Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan
kelemahan dari suatu objek atau situasi
Flexibility a. Memberikan bermacam-macam penafsiran
terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah
b. Jika diberi suatu masalah biasanya
memikirkan bermacam cara yang berbeda
untuk menyelesaikannya
c. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian
(kategori) yang berbeda
Originality Menyelesaikan permasalahan dengan gagasan
sendiri
Elaboration a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap
jawaban atau pemecahan masalah dengan
melakukan langkah-langkah yang terperinci
b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan
orang lain

Kriteria Penilaian :

Nilai
114

Lampiran 12

Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Guru


(Siklus I)

Aspek Langkah-langkah yang Penilaian


Pengamatan diobservasi Ya Tidak
Memberi salam dan berdoa sebelum √
memulai kegiatan pembelajaran serta
mengecek kehadiran
Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan √
Pendahuluan yang akan dilakukakan

Memberi motivasi atau rangsangan kepada √


peserta didik berupa pertanyaan terkait
dengan kegiatan yang akan dilakukan

Tahap 1: Orientasi peserta didik kepada √


masalah
Guru memberikan suatu permasalahan dalam
bentuk pertanyaan kepada peserta didik
untuk didiskusikan.

Tahap 2: Mengorganisasi peserta didik √


untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
Inti mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap 3: Membimbing penyelidikan √


individual dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalahnya
115

Tahap 4: Mengembangkan dan √


menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, video dan model serta membantu
mereka berbagi tugas dengan temannya.

Tahap 5: Menganalisis dan √


mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka
dan proses-proses yang mereka gunakan.
Penutup a. Bersama guru, peserta didik √
menyimpulkan tentang materi yang sudah
dipelajari
b. Guru menugaskan peserta didik untuk √
mempelajari materi berikutnya dan
mengucapkan salam

Nilai
116

Lampiran 13

Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik


(Siklus I)

No Aspek Yang Diamati Penilaian


Ya Tidak
1 Siswa mempersiapkan perlengkapan pembelajaran √
2 Siswa menjawab apersepsi guru √
3 Siswa memperhatikan motivasi yang disampaikan √
4 Siswa memperhatikan dengan seksama ketika guru √
menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan
rencana kegatan yang dilakukan
5 Siswa menyimak materi yang disampaikan guru √
6 Siswa aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh √
guru ketika proses pembelajaran berlangsung
7 Siswa aktif bertanya ketika proses pembelajaran √
berlangsung
8 Siswa saling berinteraksi positif dalam pembelajaran √
19 Siswa mencatat materi yang disampaikan guru √
10 Siswa menunjukkan respon positif ketika guru √
menggunakan media
11 Siswa antusias terhadap materi yang disampaikan guru √
12 Siswa membentuk kelompok sesuai petunjuk guru √
(grouping)
13 Siswa melakukan diskusi secara kondusif dalam √
penyelidikan
14 Siswa melakukan kegiatan pengorganisasian data yang √
diperoleh sesuai dengan alokasi waktu yang telah
ditentukan
15 Siswa melakukan presentasi √
16 Siswa bersama guru melakukan evaluasi √
17 Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang √
belum terselesaikan
28 Siswa membuat simpulan dari materi yang telah dipelajari √
29 Siswa dan guru merefleksi pembelajaran yang telah √
dilakukan
20 Siswa berdoa dan memberi salam √
Jumlah Yang Diperoleh
117

Nilai
118

Lampiran 14

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


(Siklus II)

Satuan Pendidikan : MTs Ad-Dinul Qayyim, Gunung Sari-Lombok Barat

Mata Pelajaran : IPA Terpadu

Materi Pokok : Tekanan Zat

Sub-Materi Pokok : Hukum Archimedes

Kelas/semester : VIII/Genap

Waktu/jam pertemuan : 3 x Pertemuan

A. Kompetensi Inti
Kompetensi inti
3. Memahami pengetahuan (Faktual, Konseptual, dan Prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya rentang Ilmu Pengetahuan, teknologi, seni
budaya, terkait fenomena tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang
maupun teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Menjelaskan keterkaitan antara 3.3.1 Menjelaskan tentang bunyi
tekanan pada benda zat cair dan hukum Archimedes
gas dalam penerapannya di 3.3.2 Menjelaskan penyebab suatu
kehidupan sehari-hari. benda dapat terapung,
3.3.3 Menjelaskan penyebab suatu
benda dapat melayang, dan
3.3.4 Menjelaskan penyebab suatu
benda dapat tenggelam
3.4 Menyelidiki tekanan pada benda 3.4.1 Mengamati peristiwa yang di
zat cair dan gas serta dalamnya terdapat gejala
119

penerapannya dalam kehidupan hukum Archimedes


sehari-hari 3.4.2 Mengamati gejala terapung,
melayang, dan tenggelam
ditinjau dari massa jenis dan
gaya apung

C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mendeskripsikan tentang tekanan zat cair dan gas
2. Peserta didik dapat menjelaskan tentang bunyi hukum Archimedes
3. Dapat menjelaskan tentang bunyi hukum Archimedes
4. Dapat menjelaskan penyebab suatu benda dapat terapung
5. Menjelaskan penyebab suatu benda dapat melayang
6. Menjelaskan penyebab suatu benda dapat tenggelam
7. Memberikan contoh penerapan hukum bejana berhubungan
8. Mengamati peristiwa yang di dalamnya terdapat gejala hukum Archimedes
9. Mengamati gejala terapung, melayang, dan tenggelam ditinjau dari massa
jenis dan gaya apung
10. Melalui pengamatan peserta didik dapat menjelaskan tentang hukum
Archimedes dengan baik
11. Melalui praktikum maupun eksperimen peserta didik melakukan percobaan
untuk menunjukkan suatu hubungan besarnya gaya ke atas dengan zat cair
yang dipindahkan dengan tekun dan teliti
12. Melalui diskusi peserta didik menjelaskan penyebab suatu benda dapat
terapung, melayang, dan tenggelam dengan baik dan benar
13. Melalui diskusi peserta didik dapat menjelaskan contoh penerapan hukum
Archimedes dalam kehidupan sehari-hari
120

D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Materi Pembelajaran

 Hukum Archimedes
Ke-
6
Pada saat kita berjalan atau berlari di dalam air,
tentunya kita akan merasakan bahwa langkah kita lebih berat
dibandingkan apabila kita melangkah di tempat biasa. Gejala
ini disebabkan adanya tekanan dari zat cair. Pengamatan ini
memunculkan sebuah hukum yang dikenal dengan Hukum
Archumedes, yaitu:

“Jika sebuah benda dicelupkan ke dalam zat


car, maka benda tersebut akan mendapatkan gaya
yang disebut gaya apung (gaya ke atas)sebesar berat
zat cair yang dipindahkannya”
Akibat adanya gaya apung, berat benda dalam zat cair
akan berkurang. Benda yang diangkat dalam zat cair akan
terasa lebih ringan dibandingkan diangkat di darat. Jadi,
sudah jelas bahwa berat benda seakan berkurang apabila
benda dimasukkan ke dalam air. Hal ini karena adanya gaya
ke atas yang ditimbulkan oleh air dan diterima oleh benda.
Dengan demikian maka resultan gaya antara gaya berat
dengan gaya ke atas merupakan berat benda di dalam air.
Selanjutnya berat disebut dengan berat semu yaitu berat
benda tidak sebenarnya karena benda berada dalam zat cair.
Benda dalam air diberi simbol Ws.
Hubungan antara berat benda di udara (W), gaya ke
atas (Fa) dan berat semu (Ws) adalah:
Ws = W - Fa
dengan:
Ws = berat benda dalam zat cair (Kg.m/s2)
W = berat benda sebenarnya (Kg.m/s2)
Fa = gaya apung (N)

dan besarnya gaya apung (Fa) dirumuskan sebagai


berikut:
Fa = cair . Vb . g
dengan:
3
cair = massa jenis zat cair (kg/m )
Vb = volume benda yang tercelup (m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
121

- Benda dalam Hukum Archimedes


Apabila suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair,
maka terdapat tiga kemungkinan yang akan terjadi yaitu
tenggelam, melayang, dan terapung.
a. Benda Tenggelam
Suatu benda disebut tenggelam dalam zat cair apabila
posisi benda selalu terletak pada dasar tempat zat cair
berada.

Benda Tengelam

Pada benda tenggelam terdapat tiga gaya, yaitu:


- W = gaya berat benda
- Fa = gaya Archimedes
- N = gaya normal bidang
Dalam keadaan seimbang maka W = N + Fa sehingga :
W > Fa
m . g > ρzt . Vb . g
ρb . Vb . g > ρzt . Vb . g
ρb > ρzt
ρb = massa jenis benda
ρzt = massa jenis zat cair

b. Benda Melayang
Benda melayang dalam zat cair apabila posisi benda di
bawah permukaan zat cair dan di atas dasar tempat zat
cair berada.

Benda Melayang
122

Pada saat benda melayang terdapat dua gaya yaitu: Fa dan


W. Dalam keadaan seimbang maka:
W = Fa
ρb . Vb . g = ρzt . Vb . g
ρb = ρzt

c. Benda Terapung
Benda terapung dalam zat cair apabila posisi benda
sebagian muncul dipermukaan zat cair dan sebagian
terbenam dalam zat cair.

Benda Terapung

Pada benda terapung terdapat dua gaya yaitu: Fa dan W.


Dalam keadaan seimbang maka:
W = Fa
ρb . Vb . g = ρzt . V2 . g
ρb . Vb = ρzt . V2
karena Vb > V2 maka : ρb < ρzt
7  Eksperimen/Praktikum
Melakukan diskusi dalam menyelesaikan peristiwa yang di

 Penerapan Hukum Archimedes


dalamnya terdapat gejala hukum Archimedes
8
Berikut ini beberapa contoh penerapan dari Hukum Archimedes
dalam kehidupan sehari hari.

a. Kapal Selam

Pada kapal selam dimana kapal dapat melayang (tidak


tenggelam dan tidak juga megapung). Karena F archimedes =
F benda.
F archimedes = V benda x massa jenis air x gravitasi.
123

b. Hidrometer

Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur


massa jenis cairan. Nilai massa jenis cairan dapat diketahui
dengan membaca skala pada hidrometer yang ditempatkan
mengapung pada zat c
c. Kapal Laut

Kapal laut biasanya terbuat dari baja atau besi, tetapi dapat
mengapung di atas laut. Mengapa demikian? Hal ini karena
gaya angkat kapal sebanding dengan berat kapal. Kapal laut
memiliki bentuk berongga sehingga volume air yang
dipindahkan lebih besar dan gaya angkat ke atas lebih besar
juga.

d. Balon udara

penerapan hukum Archimedes juga berlaku pada benda jenis


gas yaitu pada balon udara. Agar dapat melayang di udara,
balon udara diisi dengan gas yang memiliki massa jenis lebih
kecil daripada massa jenis udara di atmosfer.
124

E. Pendekatan dan Model Pembelajaran


Pendekatan Model Pembelajaran Metode
Pembelajaran
Saintific Approach Pembelajaran Berbasis - Ceramah Interaktif
Masalah (PBM) - Demonstrasi
- Pengamatan
- Praktikum/Diskusi
Kelompok
- Penugasan/latihan

F. Media dan Alat Pembelajaran


Media Alat dan Bahan
- Papan Tulis - Spidol
- Notebook/Laptop - Penghapus
- LCD - Alat dan bahan praktikum yang
mendukung (neraca pegas, gelas
ukur, air, dan batu)

G. Sumber Belajar
Sumber Belajar
- Buku IPA Kelas VIII ; penerbit : kemendikbud RI tahun 2013
- Buku Eksplorasi Ilmu Alam Kelas IX Jilid 2; penerbit : kemendikbud RI
tahun 2017
- LKS/Buku referensi pendamping peserta didik
- Internet

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan VI Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10 Menit
- Memberi salam dan berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
- Mengecek kehadiran
- Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukakan
- Memberi motivasi atau rangsangan kepada peserta didik berupa pertanyaan
terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan
Kegiatan Inti Pembelajaran 60 Menit

 Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang


1. Tahap 1: Orientasi peserta didik pada masalah

dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada pemecahan masalah


125

yang dipilihnya. Dalam hal ini:


- Guru menyampaiakn tujuan dari pembelajaran
- Guru memberikan suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan
kepada peserta terkait materi dengan materi Hukum Archimedes

 Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar


2. Tahap 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

yang berhubungan dengan masalah tersebut. Dalam hal ini:


- Guru menjelaskan prinsip kerja daripada Hukum Archimedes
- Guru menjelaskan hubungan antara berat benda di udara (W), gaya
ke atas (Fa) dan berat semu (Ws)

 Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,


3. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan


pemecahan masalahnya. Dalam hal ini:
- Guru membimbing peserta didik untuk mengetahui kemungkinan
yang akan terjadi ketika benda dicelupkan ke dalam zat cair dengan
menggunakan Hukum Archimedes

 Membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai


4. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya. Dalam hal ini:
- Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal latihan
tentang penyebab terjadinya suatu benda dapat tenggelam,
melayang, dan terapung.

 Membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap


5. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Dalam ha


ini:
- Guru bersama peserta didik bersama-sama menjawab soal yang telah
diberikan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi
Kegiatan Penutup 10 Menit
- Bersama guru, peserta didik menyimpulkan tentang materi
yang sudah dipelajari
- Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi
berikutnya
- Memberi salam
126

Pertemuan VII Alokasi


Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10 Menit
- Memberi salam dan berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
- Mengecek kehadiran
- Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukakan
- Memberi motivasi atau rangsangan kepada peserta didik berupa pertanyaan
terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan
Kegiatan Inti Pembelajaran 60 Menit

 Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang


1. Tahap 1: Orientasi peserta didik pada masalah

dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada pemecahan masalah


yang dipilihnya. Dalam hal ini:
- Guru menyampaiakn tujuan dari pembelajaran
- Guru memberikan suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan
kepada peserta didik untuk didiskusikan.

 Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar


2. Tahap 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

yang berhubungan dengan masalah tersebut. Dalam hal ini:


- Guru membagi peserta didik menjadi 8 kelompok
- Guru meminta peserta didik untuk berkolaborasi dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan

 Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,


3. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan


pemecahan masalahnya. Dalam hal ini:
- Peserta didik melakukan eksperimen dengan alat dan bahan yang
sudah dibawa sebagai simulasi untuk memecahkan masalah yang
ada
- Guru membagikan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
- Guru membimbing peserta didik dalam bereksperimen

 Membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai


4. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya. Dalam hal ini:
- Guru meminta peserta didik untuk mempersiapkan laporan hasil
percobaan yang dilakukan
- Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil percobaannya

 Membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap


5. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Dalam ha


ini:
127

- Guru meminta peserta didik untuk menanggapi hasil percobaan dari


masing-masing kelompok
- Guru memberikan umpan balik
- Dengan tanya jawab guru mengarahkan peserta didik menyimpulkan
mengenai permasalahan tersebut
- Guru memberikan tugas kepada peserta didik
Kegiatan Penutup 10 Menit
- Bersama guru, peserta didik menyimpulkan tentang materi
yang sudah dipelajari
- Guru memberikan reward/penghargaan kepada kelompok yang
aktif
- Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi
berikutnya
- Memberi salam

Pertemuan VIII Alokasi


Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10 Menit
- Memberi salam dan berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
- Mengecek kehadiran
- Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukakan
- Memberi motivasi atau rangsangan kepada peserta didik berupa pertanyaan
terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan
Kegiatan Inti Pembelajaran 60 Menit

 Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang


1. Tahap 1: Orientasi peserta didik pada masalah

dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada pemecahan masalah


yang dipilihnya. Dalam hal ini:
- Guru menyampaiakn tujuan dari pembelajaran
- Guru memberikan suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan
kepada peserta

 Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar


2. Tahap 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

yang berhubungan dengan masalah tersebut. Dalam hal ini:


- Guru menjelaskan bagaimana contoh penerapan Hukum Archimedes
dalam kehidupan sehari-hari

 Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,


3. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan


pemecahan masalahnya. Dalam hal ini:
- Guru membimbing peserta didik dalam menganalisis berbagai
128

contoh penerapan Hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari

 Membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai


4. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya. Dalam hal ini:
- Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal latihan

 Membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap


5. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Dalam ha


ini:
- Guru bersama peserta didik bersama-sama menjawab soal yang telah
diberikan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi
Kegiatan Penutup 10 Menit
- Bersama guru, peserta didik menyimpulkan tentang materi
yang sudah dipelajari
- Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi
berikutnya
- Memberi salam

I. Penilaian Belajar
Teknik Penilaian Bentuk Penilaian
a. Kompetensi Sikap : Observasi a. Observasi : Lembar pengamatan
bentuk lembar observasi aktivitas guru dan pegamatan
b. Kompetensi Pengetahuan : Tes aktivitas peserta didik
tertulis bentuk uraian (terlampir)
b. Tes tertulis : uraian dan lembar
kerja (terlampir)

J. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian Hasil Belajar

 Instrumen penilaian/soal
1 Penilaian penguasaan konsep (tes tertulis/uraian)
(lampiran 15)

 Instrumen penilaian/soal
2 Penilaian keterampilan berpikir kreatif (tes tertulis/essay)
(lampiran 16)
3 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) (lampiran 17)

4 Rubrik Penilaian
 Penguasaan Konsep (lampiran 18)
 Keterampilan berpikir kreatif (lampiran 19)
129

5 Lembar Observasi
 Lembar Observasi oleh guru (lampiran 20)
 Lembar Observasi aktivitas peserta didik (lampiran 21)

Lombok Barat, 2019

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran, Peneliti

Sahrul Hadi, S. Pd. Raehan


NIP. - NIM. 150.108.112.3

Kepala MTs Ad-Diinul Qayyim

Drs. H. Abdul Karim


NIP
130

Lampiran 15

Instrumen Soal Penguasaan Konsep


(Siklus II)

Bentuk Tes : Uraian

1. Sebuah benda dicelupkan ke dalam bejana yang berisi air dengan massa jenis air
1000 kg/m3. Jika volume benda yang tercelup sebesar 2,5 m 3, berapakah gaya
ke atas yang dialami benda tersebut?
2. Jelaskan mengapa suatu benda dapat mengapung!
3. Jelaskan mengapa suatu benda dapat melayang!
4. Jelaskan mengapa suatu benda dapat tenggelam!
5. Sebutkan beberapa contoh penerapan Hukum Archimedes dalam kehidupan
sehari-hari!

Kunci Jawaban Indikator Skor


1. Diketahui :
kg/ m3 Menjawab dengan 4
9,8 m/s2 benar dan lengkap
2,5 m3 sesuai konsep ilmiah
ditanya : Fa
jawab :
Fa = Menjawab dengan
Fa = kg/ m3 . 9,8 m/s2 . 2,5 m3 benar sesuai konsep 3
= 24.500 N ilmiah tetapi tidak
2. Benda dapat terapung apabila massa jenis lengkap
benda tersebut lebih kecil dari massa jenis zat
cair.
3. Benda dapat melayang apabila massa jenis Menjawab dengan
benda tersebut sama dengan massa jenis zat benar sebagian yang 2
cair. sesuai konsep ilmiah
4. Benda dapat terapung apabila massa jenis dan tidak lengkap
benda tersebut lebih besar dari massa jenis
zat cair. Menjawab tidak
5. contoh penerapan Hukum Archimedes dalam sesuai dengan konsep 1
kehidupan sehari-hari adalah kapal laut, ilmiah/jawaban salah
kapal selam, hidrometer, dll.
Jumlah skor yang diperoleh
131

Lampiran 16

Instrumen Soal Keterampilan Berpikir Kreatif


(Siklus II)

Bentuk Tes : Uraian


No Soal
1 Sebuah gabus terapung di atas air dengan bagian gabus yang berada
dalam air 60 % dari volumenya. Di atas air kemudian dituang minyak
dengan massa jenis 0,6 g/cm3 sehingga 50 % dari volume benda terendam
dalam minyak. Hitunglah massa jenis benda tersebut!
2 Hitunglah gaya apung yang dialami benda bervolume 600 cm 3 yang
dimasukkan ke dalam air dan berada dalam posisi melayang!
3 Sebuah benda ditimbang di udara dengan berat 7 N. Ketika ditimbang
dalam air, beratnya seolah-olah 6 N. Hitunglah messa jenis benda
tersebut!
4 Perhatikan gambar!

sebuah bendamemiliki berat 50 N. Ketika ditimbang di dalam air beratnya


hanya 45 N. Hitunglah gaya ke atas yang menekan benda sebesar N.
132

No Kunci Jawaban
1 Pembahasan:
Vm = 50 % Vb = 0,5 Vb
Va = 60 % Vb = 0,6 Vb

Fa + Fm = W
→ ρa . Va . g + ρm . Vm . g = ρb . Vb . g
→ 1 (0,6 Vb) + 0,6 (0,5 Vb) = ρb . Vb
→ 0,6 Vb + 0,30 Vb = ρb . Vb
→ ρb = 0,90 g/cm3
2 Pembahasan:
Diketahui: Vb = 6 x 10-4 m3; ρc = 1000 kg/m3; g = 10 m/s2
ditanya : FA = ... ?
FA = 103 (6 x 10-4) (10)
FA = 6 N
3 Pembahasan:
karena diketahui berat di udara dan di air, maka gunakan konsep
tenggelam.
ρc . Vb . g = Wu - Wc
103 . Vb (10) = 7 – 6
104 Vb =1
Vb = 10-4
4 Pembahasan :
Diketahui: Wudara = 50 N
Wair = 45 N
ditanya : Fa = ...?
Fa = ∆W
Fa = Wudara - Wair
= 50 – 45
=5N
133

Lampiran 17

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


(Siklus II)

Nama Kelompok :

3. .................................
4. ...........................
Dst ....................

Kelas/semester : VIII E/genap

Petunjuk Diskusi dan amatilah bersama anggota kelompokmu


Tujuan Percobaan Menentukan gaya ke atas suatu benda dengan
menggunakan Hukum Archimedes
Alat dan Bahan 1. Neraca Pegas

2. gelas ukur

3. air.
4. Batu
Prosedur Percobaan 1. Siapkan alat dan bahan
2. Lihatlah neraca pegas dan amatilah skalanya. Apakah
neraca tersebut menunjukkan angka 0 (nol)!
3. Timbanglah beban di udara dengan menggunakan
neraca pegas
4. Masukkan beban ke dalam gelas ukur yang berisikan
134

air 85 ml
Lihatlah berat beban di dalam air menggunakan neraca
pegas
Hitunglah gaya ke atas benda tersebut
Kemudian masukkan data yang telah diperoleh ke
dalam tabel pengamatan.

Tabel Pengamatan !
No Berat benda di udara Berat benda di Gaya angkat Volume
(Wu)(N) dalam air benda (Fa) benda yang
(Wa)(N) tercelup (Va)
1

Pertanyaan :

1. Berapakah gaya ke atas benda tersebut? (Menggunakan rumus Fa = Wu-Wa)


2. Berapakah gaya ke atas benda tersebut? (Menggunakan rumus Fa = )
3. Apa kesimpulan dari kegiatan yang telah kalian lakukan!

No Jawaban
1

3
135

Lampiran 18

Penguasaan Konsep
(Siklus II)

No Indikator Skor
1 Menjawab dengan benar dan lengkap sesuai konsep ilmiah 4

2 Menjawab dengan benar sesuai konsep ilmiah tetapi tidak lengkap 3


3 Menjawab dengan benar sebagian yang sesuai konsep ilmiah dan 2
tidak lengkap
4 Menjawab tidak sesuai dengan konsep ilmiah/jawaban salah 1
Jumlah skor yang diperoleh

Rubrik Penilaian
No Indikator Rubrik
1 Menjawab benar dan lengkap sesuia dengan Penguasaan konsep
konsep ilmiah baik sekali
2 Menjawab benar sesuai dengan konsep ilmiah Penguasaan konsep
tetapi tidak lengkap baik
3 Menjawab benar sebagian yang sesuai dengan Penguasaan konsep
konsep ilmiah dan tidak lengkap cukup
4 Menjawab tidak sesuai dengan konsep Penguasaan konsep
ilmiah/jawaban salah kurang

Kriteria Penilaian :

Nilai
136

Lampiran 19

Keterampilan Berpikir Kreatf


(Siklus II)

No Aspek KBK Indikator Keterampilan Berpikir Skor


Kreatif 4 3 2 1
1 Fluency a. Menjawab dengan sejumlah jawaban
jika ada pertanyaan
b. Lancar mengungkapkan gagasan-
gagasannya
c. Dapat dengan cepat melihat
kesalahan dan kelemahan dari suatu
objek atau situasi
2 Flexibility a. Memberikan bermacam-macam
penafsiran terhadap suatu gambar,
cerita, atau masalah
b. Jika diberi suatu masalah biasanya
memikirkan bermacam cara yang
berbeda untuk menyelesaikannya
c. Menggolongkan hal-hal menurut
pembagian (kategori) yang berbeda
3 Originality Menyelesaikan permasalahan dengan
gagasan sendiri
4 Elaboration a. Mencari arti yang lebih mendalam
terhadap jawaban atau pemecahan
masalah dengan melakukan langkah-
langkah yang terperinci
b. Mengembangkan atau memperkaya
gagasan orang lain
Jumlah Skor Yang Diperoleh
137

Rubrik Penilaian
Aspek Indikator Rubrik
KBK SB B C K
Fluency a. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika
ada pertanyaan
b. Lancar mengungkapkan gagasan-
gagasannya
c. Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan
kelemahan dari suatu objek atau situasi
Flexibility a. Memberikan bermacam-macam penafsiran
terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah
b. Jika diberi suatu masalah biasanya
memikirkan bermacam cara yang berbeda
untuk menyelesaikannya
c. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian
(kategori) yang berbeda
Originality Menyelesaikan permasalahan dengan gagasan
sendiri
Elaboration a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap
jawaban atau pemecahan masalah dengan
melakukan langkah-langkah yang terperinci
b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan
orang lain

Kriteria Penilaian :

Nilai
138

Lampiran 20

Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Guru


(Siklus II)

Aspek Langkah-langkah yang Penilaian


Pengamatan diobservasi Ya Tidak
Memberi salam dan berdoa sebelum √
memulai kegiatan pembelajaran serta
mengecek kehadiran
Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan √
Pendahuluan yang akan dilakukakan

Memberi motivasi atau rangsangan kepada √


peserta didik berupa pertanyaan terkait
dengan kegiatan yang akan dilakukan

Tahap 1: Orientasi peserta didik kepada √


masalah
Guru memberikan suatu permasalahan dalam
bentuk pertanyaan kepada peserta didik
untuk didiskusikan.

Tahap 2: Mengorganisasi peserta didik √


untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
Inti mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap 3: Membimbing penyelidikan √


individual dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalahnya
139

Tahap 4: Mengembangkan dan √


menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, video dan model serta membantu
mereka berbagi tugas dengan temannya.

Tahap 5: Menganalisis dan √


mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka
dan proses-proses yang mereka gunakan.
Penutup c. Bersama guru, peserta didik
menyimpulkan tentang materi yang sudah √
dipelajari
d. Guru menugaskan peserta didik untuk √
mempelajari materi berikutnya dan
mengucapkan salam

Nilai
140

Lampiran 21

Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik


(Siklus II)

No Aspek Yang Diamati Penilaian


Ya Tidak
1 Siswa mempersiapkan perlengkapan pembelajaran √
2 Siswa menjawab apersepsi guru √
3 Siswa memperhatikan motivasi yang disampaikan √
4 Siswa memperhatikan dengan seksama ketika guru √
menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan
rencana kegatan yang dilakukan
5 Siswa menyimak materi yang disampaikan guru √
6 Siswa aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh √
guru ketika proses pembelajaran berlangsung
7 Siswa aktif bertanya ketika proses pembelajaran √
berlangsung
8 Siswa saling berinteraksi positif dalam pembelajaran √
19 Siswa mencatat materi yang disampaikan guru √
10 Siswa menunjukkan respon positif ketika guru √
menggunakan media
11 Siswa antusias terhadap materi yang disampaikan guru √
12 Siswa membentuk kelompok sesuai petunjuk guru
(grouping)
13 Siswa melakukan diskusi secara kondusif dalam √
penyelidikan
14 Siswa melakukan kegiatan pengorganisasian data yang √
diperoleh sesuai dengan alokasi waktu yang telah
ditentukan
15 Siswa melakukan presentasi √
16 Siswa bersama guru melakukan evaluasi √
17 Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang √
belum terselesaikan
28 Siswa membuat simpulan dari materi yang telah dipelajari √
29 Siswa dan guru merefleksi pembelajaran yang telah √
dilakukan
20 Siswa berdoa dan memberi salam √
Jumlah Yang Diperoleh
141

Nilai
142

Dokumentasi Penelitian

1. Keterlaksanaan Siklus I

No Praktikum Tes Soal


(Mengamati pengaruh tekanan (Penguasaan Konsep dan Berpikir
terhadap zat cair di ruang tertutup Kreatif))
melalui penerapan Hukum Pascal
dalam kehidupan sehari-hari)
1

3
143

Tes Soal
(Penguasaan Konsep dan Berpikir Kreatif))
144

2. Keterlaksanaan Siklus II

No Praktikum Tes Soal


(Menentukan gaya ke atas suatu (Penguasaan Konsep dan Berpikir
benda dengan menggunakan Kreatif))
Hukum Archimedes)
1

3
145

SILABUS
Satuan Pendidikan : MTs Ad-Dinul Qayim, Gunung Sari-Lombok Barat

Mata Pelajaran : IPA Fisika


Materi Pelajaran : Tekanan Zat
Kelas/semester : VIII/Genap
Standar Kompetensi : Memahami Konsep Tekanan zat padat, cair dan gas dalam kehidupan sehari-hari
Penilaian
Materi pokok Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Indikator Bentuk
Pembelajaran Teknik waktu Belajar
Instrumen
- Melakukan diskusi kelas - Tes tulis - Tes Uraian 8 JP - Buku IPA Kelas
tentang tekanan VIII ; penerbit :
- Melakukan aktivitas kemendikbud RI
untuk memahami - Lembar tahun 2013
tekanan - Mendeskripsikan - Observasi Observasi - Buku Eksplorasi
- Merangkum hal-hal yang tentang tekanan zat Ilmu Alam Kelas IX
berpengaruh pada padat, cair, gas Jilid 2; penerbit :
tekanan - Menjelaskan tentang kemendikbud RI
3.3 Menjelaskan - Merumuskan tekanana bunyi hukum Pascal tahun 2017
keterkaitan dalam persamaaan - Menjelaskan tentang - LKS/Buku referensi
antara tekanan matematis bunyi hukum pendamping
Tekanan pada
pada benda zat - Mencatat pengertian Archimedes peserta didik
benda padat cair
padat, cair dan tekanan hidrostatik - Menjelaskan - Internet
dan gas.
gas dalam - Mencari faktor-faktor penyebab suatu benda
penerapannya di yang berpengaruh pada dapat terapung,
kehidupan tekanan hidrostatik - Menjelaskan
sehari-hari. - Merumuskan persamaan penyebab suatu benda
tekanan hidrostatik dapat melayang, dan
matematis - Menjelaskan
- Mencatat hukum bejana penyebab suatu benda
berhubu-ngan dapat tenggelam
- Melakukan aktifitas
untuk membuktikan
kebenaran hukum bejana
berhubugan pada pipa U
3.4 Menyelidiki Tekanan pada - Melakukan diskussi - Menentukan salah - Tes tulis - Tes Uraian
146

tekanan pada benda padat cair tentang gejala hukum satu besaran
benda padat, cair dan gas. pascal berhubungan dengan
dan gas serta - Melakukan gaya tekan rumusan tekanan zat - Lembar
penerapannya yang bekerja pada suatu padat dan tekanan - Observasi Observasi
dalam kehidupan ruang tertutup hidrostatik
sehari- hari. - Menggali prinsip kerja - Memberikan contoh
dongkrak hidrolik penerapan hukum
- Melakukan diskusi bejana berhubungan
tentang prinsip kerja alat - Menyelesaikan
yang bekerja hukum masalah sederhana
pascal. berhubungan dengan
- Mengamati peristiwa hukum pascal
yang didalamnya - Memberikan contoh
terdapat gejala hukum penerapan hukum
Archimedes pascal dalam
- Merumuskan gejala kehidupan sehari-hari
Archimedes ke dalam - Mengamati peristiwa
persamaan matematika. yang di dalamnya
- Mengamati gejala terdapat gejala hukum
terapung, melayang, dan Archimedes
tenggelam ditinjau dari - Mengamati gejala
massa jenis dan gaya terapung, melayang,
apung. dan tenggelam
- Mencatat bahwa hokum ditinjau dari massa
Archimedes berlaku juga jenis dan gaya apung
pada gas atau udara.
- Mencari contoh peralatan
yang bekerja
memanfaatkan hukun
Archimedes.
Lombok Barat, 2019

Mengetahui
Kepala Sekolah MTs Ad-Dinul Qayim Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Abdul Karim Sahrul Hadi, S. Pd


NIP. - NIP. –
151
152
153
154

Anda mungkin juga menyukai