Oleh
Raehan
NIM 1501081123
Skripsi
Oleh
Raehan
NIM 1501081123
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram, 2019
Yang Terhormat
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
di Mataram
iv
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Dewan Penguji
Kurniawan Arizona, M. Pd
(Sekretaris Sidang/Pemb. II)
Ahmad Zohdi, M. Ag
(Penguji II)
Mengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
vi
MOTTO
ٌا كأّهم بنۡينٌ ّرۡصوصإّ لّه يحّ لذين يقتّوّ في سبيّهۦ صف
vii
PERSEMBAHAN
Allah SWT yang telah memberikan limpahan berkah dan nikmat yang luar
biasa kepada saya. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah.
Orang tua tercinta, Ayahanda Mustamin H. M. Saleh dan Ibunda Nurma yang
telah memberikan kasih sayang yang tak terhingga dan tanpa henti selalu
mendoakan serta menanti kesuksesan saya.
Saudara/i tersayang serta keluarga besar saya, terima kasih untuk dukungan
dan suportnya.
Sahabat seperjuangan Physic Education 2015 khususnya fisika kelas B dan
lebih khususnya lagi anggota fimbsolters yang senantiasa memberikan
arahan, dukungan serta motivasinya. Kebersamaan kita adalah sebuah
kenangan yang tak akan terlupakan.
Ketua program studi tadris fisika Bapak Dr. Bahtiar, M. Pd. Si, sekaligus
dosen pembimbing I saya dan Bapak Kurniawan Arizona, M. Pd selaku dosen
pembimbing II, yang selalu memberikan semangat kepada saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, khususnya seluruh
Dosen program studi tadris fisika yang selalu memberikan yang terbaik bagi
mahasiswa maupun mahasiswinya.
Almamater tercinta, UIN Mataram.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga
kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin. Berkat limpahan rahmat
Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik Mts Ad-Diinul Qayyim Lombok Barat
Kelas Viii Pada Materi Tekanan Zat” sebagai syarat untuk menyelesaiakan Program
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan
1. Dr. Bahtiar, M. Pd. Si selaku Ketua Prodi Tadris Fisika, sekaligus sebagai
2. Dr. Hj. Lubna, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK)
ix
3. Prof. Dr. H. Mutawalli M. Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Mataram.
4. Alwan Mahsul, S. Pd, selaku dosen wali yang telah memberikan dukungan
5. Segenap Dosen Jurusan Proram Studi Tadris Fisika yang telah memberikan
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat ganda dari Allah swt. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta.
Aamiin.
x
DAFTAR ISI
xi
C. Desain Penelitian Tindakan Kelas ................................................. . 37
D. Rencana Tindakan .......................................................................... . 40
E. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya ..................................... . 45
F. Pelaksanaan Tindakan .................................................................... . 47
G. Cara Pengamatan (Monitoring)/Evaluasi ....................................... . 48
H. Indikator Keberhasilan ................................................................... . 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. . 50
A. Deskripsi Setting Penelitian ........................................................... . 50
B. Hasil Penelitian .............................................................................. . 57
C. Pembahasan .................................................................................... . 82
BAB V PENUTUP .......................................................................................... . 87
A. Kesimpulan .................................................................................... . 87
B. Saran............................................................................................... . 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK
MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MTs AD-DIINUL QAYYIM
LOMBOK BARAT KELAS VIII PADA MATERI TEKANAN ZAT
Oleh :
Raehan
NIM 1501081123
ABSTRAK
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
yang ada dalam diri manusia melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan adalah
komunikasi dua arah, mengajar oleh guru, dan belajar oleh siswa.1
pesat dituntut sumber daya manusia yang handal, yang memiliki kemampuan
1
Marojahan dan Sri, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Di Kelas X SMA, Vol. 3
Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 2.
2
Imam Bukhori dan Ibrohim, Penerapan Model Problem Based Learning Pada Matakuliah
Ekologi Tumbuhan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kreatif
Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang 2014/2015, (Malang: Program
Studi Pendidikan Biologi, Pascasarjana, 2015), hlm. 618.
2
(Riyanafirli, 2006) 3
secara ilmiah yang salah satu diantaranya adalah berpikir secara kreatif.4
Masalah utama dalam pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih
rendahnya daya serap peserta didik terhadap pelajaran. Hal ini tampak bahwa
menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya
belajar. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran masih
memberikan dominasi kepada guru dan tidak memberikan akses bagi peserta
produk, proses, dan sikap. Sebagai produk, IPA merupakan hasil penemuan dari
Wan Syafi’i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra, Kemampuan Berpikir Kreatif dan
3
Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (Pbl) Dalam Pembelajaran
Biologi Kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011, Vol. 8, Nomor 1, Juli 2011, hlm.
1.
4
Ahmad, Muslimin Dan Wahono, Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Melatihkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Vol
3, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 379.
5
Siska, Halim Dan Nasrullah, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Konsep
Usaha dan Energi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa SMA,
Vol. 03, Nomor 01, 2015, hlm. 207.
3
prinsip, hukum-hukum, dan teori ataupun model. Sebagai suatu proses, IPA
ilmiah yang telah diperoleh. Dan IPA sebagai sikap, dapat diartikan sebagai
dilakukan dengan memerlukan proses mental dan sikap yang berasal dari suatu
pemikiran ilmiah.6
guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, guru memiliki peran yang
sangat penting dan diharapkan memiliki cara ataupun model pembelajaran yang
sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Untuk itu
adalah dengan memilih strategi maupun metode serta model pembelajaran yang
prestasi belajar peserta didik khususnya pelajaran IPA (fisika). Misalnya dengan
membimbing peserta didik untuk ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran
dan mampu membantu peserta didik untuk berkembang sesuai dengan taraf
6
Shinta, Ahmad dan Gunawan, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep dan Kreativitas Fisika Siswa SMAN 2 Mataram, Vol.
II Nomor 3, Juli 2016, hlm. 123.
4
motivasi. Tanpa adanya minta, peserta didik tidak memiliki motivasi untuk
belajar. Untuk itu guru harus memberikan dorongan berupa motivasi sehingga
akademik, akan tetapi motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh
peserta didik akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran dan seberapa jauh
peserta ddik menyerap informasi yang telah disajikan. Peserta didik yang
lebih tinggi dalam mempelajari materi itu dan mampu berpikir secara kreatif.
memotivasi peserta didik. Disamping itu, tugas guru tidak hanya menguasai
penyajian materi yang sesuai dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik,
observasi awal yang dilakukan pada tanggal 24 Maret 2019 pada peserta didik
kelas VIII E di MTs tersebut, terlihat jelas bahwa peserta didik masih kurang
5
permasalahan yang diberikan. Dan pada saat dilakukan wawancara dengan salah
guru mata pelajaran IPA khususnya pada mata pelajaran fisika di MTs Ad-Diinul
Qayyim tersebut, ternyata masih banyak dari 29 peserta didik terdapat sebagian
(11 orang peserta didik) yang kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran
kreatif peserta didik kurang optimal, dan peserta didik lebih mengoptimalkan
dalam mengerjakan soal-soal pada saat ujian. Selain itu peserta didik juga belum
belum optimal. Hal ini disebabkan ada peserta didik yang dominan dan aktif dan
ada peserta didik yang pasif, sehingga pembelajaran belum maksimal. Adapun
hasil observasi yang diperoleh pada saat wawancara untuk tahun pelajaran
pengetahuan dari memori jangka panjang. Aspek ini mengacu pada kemampuan
mengenal dan mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana
sampai pada hal-hal yang sukar. (2) Memahami, mengkonstruksi makna dari
materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis dan digambar oleh
itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur dan
baru dari koheren atau membuat suatu prodek yang orisinal. 8 Untuk mengetahui
penguasaan konsep peserta didik, dalam penelitian ini hanya ditinjau lima ranah
8
Wa Ode Lidya Arisanti, Wahyu Sopandi, dan Ari Widodo, Analisis Penguasaan Konsep dan
Berpikir Kreatif Siswa SD Melalui Project Based Learning, Vol. 8, Nomor 1, Januari 2016, hlm. 87.
7
kemampuan berfikir kreatif, yaitu: (1) berfikir lancar (fluency), (2) berfikir luwes
(elaboration).9
yang dilakukan pada tanggal 24 Maret 2019 memperlihatkan dengan jelas yang
muncul pada peserta didik kelas VIII E MTs Ad-Diinul Qayyim adalah masih
menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman materi. Selama ini guru
lebih banyak memberikan latihan dan mengerjakan soal-soal yang terdapat pada
buku paket peserta didik. Hal inilah yang menyebabkan kurang terlatihnya
kreatif. Oleh karena itu, untuk dapat merangsang penguasaan konsep serta
9
Dewi, Lina dan Ruspeni, Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa, Vol. 5, Nomor
1, April 2017, hlm. 12.
8
aktif dan lebih banyak didominasi oleh guru. Selain itu, ketika mengajar pada
sehingga terdapat beberapa peserta didik yang kurang tepat memahami konsep-
yang lebih efektif yaitu membuat peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses
pembelajaran yang dapat digunakan dan memberi peluang peserta didik dalam
memahami konsep dan berpikir kreatif terhadap konsep fisika adalah model
antara materi yang diajarkan dengan kehidupan nyata dan mendorong peserta
eksperimen, melakukan percobaan, mencatat data dan pola yang muncul dari
dan bermakna sebab peserta didik memperoleh pengalaman langsung dari hasil
konteks bagi peserta didik untuk dapat belajar tentang cara berpikir kritis dan
Salah satu model pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk mampu
masalah yang relevan dan siswa diarahkan untuk mencari situasi masalah. Proses
10
Iyam Maryati, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Pola Bilangan
Di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018, hlm. 64.
10
peserta didik maka akan menumbuhkan juga rasa tanggung jawab yang besar
sebagai berikut :
duanya secara sosial dan secara pribadi bermakna untuk peserta didik.13
11
Imam Bukhori dan Ibrohim, Penerapan Model Problem Based Learning Pada Matakuliah
Ekologi Tumbuhan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kreatif
Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang 2014/2015, (Malang: Program
Studi Pendidikan Biologi, Pascasarjana, 2015), hlm. 618.
12
Raudhah Awal dan Irma Sari, Pembelajaran Berbasis Masalah melalui Keterampilan Proses
Sains terhadap Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Sistem Gerak Kelas XI IPA 2 T.A 2015/ 2016 SMA
Nurul Falah Pekanbaru, Vol. 8, Nomor 1, Februari 2017, hlm. 71.
13
Hikmawati, Strategi Pembelajaran Fisika, UNRAM, Mataram, 2014, hlm. 41.
11
pelajaran.
c. Penyelidikan autentik
terhadap masalah yang nyata pula. Sudah barang tentu, metode penyelidikan
mengahasilakn produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan peragaan yang
temukan.
e. Kolaborasi
bekerja sama antara satu dengan yang lainnya, paling sering dilakukan secara
14
Ibid, hlm. 42.
12
B. Sasaran Tindakan
Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII E di
Barat.
C. Rumusan Masalah
kelas VIII E pada mata pelajaran fisika dengan pokok bahasan tekanan zat?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk
khusus, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
dan menambah sumbangan bagi ilmu pengetahuan untuk kajian lebih lanjut
didik pada mata pelajaran IPA fisika dengan pokok bahasan Tekanan Zat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
(fisika).
pada umumnya.
14
b. Bagi Guru
IPA (fisika).
(fisika).
semaksimal mungkin.
tidak monoton.
15
BAB II
A. Kajian Pustaka
membuat peserta didik belajar mandiri dan dapat meningkatkan aktivitas peserta
didik karena pembelajaran ini lebih menekankan peserta didik dalam beraktivitas
serta mampu membuat peserta didik aktif dan mengakibatkan penyimpanan yang
lebih lama pada ingatan peserta didik terhadap informasi yang diterima peserta
didik tersebut.16
berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
menghafal sejumlah fakta, tetapi juga suatu proses interaksi yang secara sadar
15
Raudhah Awal dan Irma Sari, Pembelajaran Berbasis Masalah melalui Keterampilan Proses
Sains terhadap Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Sistem Gerak Kelas XI IPA 2 T.A 2015/ 2016 SMA
Nurul Falah Pekanbaru, Vol. 8, Nomor 1, Februari 2017, hlm. 72.
16
Ibid, hlm. 73
16
masalah tersebut diajukan dengan cara sedemikian rupa sehingga peserta didik
nyata.20
17
Ibid, hlm. 68
18
Ibid, hlm. 68.
19
Maria Ulfah, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Pendekatan Saintifik
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IX C SMPN 7 Kota Bima Pokok Bahasan
Potensi Sumber Daya Manusia Tahun Pelajaran 2017/2018, Vol. 1, Nomor 2, November 2017, hlm.
51.
20
Iyam Maryati, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Pola Bilangan
Di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018, hlm. 65.
17
masalah yang dipilih sehingga peserta didik tidak hanya mempelajari konsep-
konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk
menjadi hal yang sangat penting. Masalah untuk PBL seharusnya dipilih
21
Gusti, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Mind Map Terhadap
Keterampilan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Biologi Pada Siswa SMK, Vol. 1, Nomor 1, Maret
2017, hlm. 70.
22
Ibid, hlm. 67.
23
Ibid, hlm. 68.
18
yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik
untuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran.
Wan Syafi’i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra, Kemampuan Berpikir Kreatif Dan
24
Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (Pbl) Dalam Pembelajaran
Biologi Kelas Xi Ipa Sman 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011, Vol. 8, Nomor 1, Juli 2011, hlm. 2.
25
Dewi Hari Puspitasari, Lina Listiana dan Ruspeni Daesusi, Penerapan Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfik, Vol. 5,
Nomor 1, April 2017, hlm. 11.
26
Marojahan dan Sri, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Di Kelas X SMA, Vol. 3
Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 6.
27
Erik Susanto, Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Matematika Siswa, Vol. 2, Nomor. 2, Januari 2018, hlm. 82.
19
Menurut Nurhadi (dalam Bahtiar, 2015), Problem Based Learning terdiri atas
28
(Bahtiar. 2015. Strategi Belajar Mengajar SAINS (IPA)). hlm. 76.
20
Learning (PBL).
ini sangat penting untuk memberikan motivasi agar peserta didik dapat
maupun kelompok.
kelompok.
29
Iyam Maryati, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Pola Bilangan
Di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama, Volume 7, Nomor 1, Januari 2018, hlm. 69.
30
Ibid, hlm. 70.
21
masalah.
diperolehnya.31
sebagai berikut:
31
Ibid, hlm. 71.
22
berikut:
akan menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik dan diharapkan melibatkan
bermakna dan sesuai dengan tingkat intelektual peserta didik, cukup luas dan
32
Erik Susanto, Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Matematika Siswa, Vol. 2, Nomor. 2, Januari 2018, hlm. 83.
23
e. Peserta didik perlu dilatih agar menjadi peneliti yang aktif dan terampil
berkelompok.
g. Guru perlu merespon positif semua ide peserta didik dan memantau dalam
masalah.34
33
(Hikmawati. 2014. Strategi Pembelajaran FisikaI). hlm. 43-44.
34
Ahmad, Muslimin dan Widodo, Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Melatihkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas V Sekolah Dasar,
Vol. 3, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 380.
35
(Bahtiar. 2015. Strategi Belajar Mengajar SAINS (IPA)). hlm. 75.
24
orang lain
36
Ibid, hlm. 77.
37
Ibid, hlm. 78.
25
2011).38
2. Penguasaan Konsep
konsep didefinisikan sebagai tingkatan dimana seorang peserta didik tidak hanya
baik yang terkait dengan konsep itu sendiri maupun penerapannya dalam situasi
ceramah sehingga membuat siswa menjadi pasif dan lebih banyak didominasi
oleh guru. Selain itu, pada umumnya guru mengajar dengan tidak
38
Asna Lutfa, Sugianto, dan Sulhadi, Penerapan Model Pembelajaran PBL Untuk Menumbuhkan
Keterampilan Proses Sains Pada Siswa SMA, (Semarang, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, 2014), hlm. 79.
39
Imam Bukhori dan Ibrohim, Penerapan Model Problem Based Learning Pada Matakuliah
Ekologi Tumbuhan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kreatif
Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang 2014/2015, (Malang: Program
Studi Pendidikan Biologi, Pascasarjana, 2015), hlm. 618.
Wan Syafi’i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra, Kemampuan Berpikir Kreatif dan
40
Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Pembelajaran
Biologi Kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011, Vol. 8, Nomor 1, Juli 2011, hlm.
3.
26
taksonomi tujuan pembelajaran ranah kognitif menurut Bloom terdiri atas enam
evaluasi.42
secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan
41
Ibid, hlm. 2
42
Shinta, Ahmad, dan Gunawan, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep dan Kreativitas Fisika Siswa SMAN 2 Mataram, Vol.
II Nomor 3, Juli 2016, hlm. 125.
27
sehingga dengan kemampuan ini ia bisa membawa suatu konsep dalam bentuk
kumpulan stimulus (fakta, benda, peristiwa dall) yang memiliki ciri-ciri yang
contoh konsep dari yang bukan contoh konsep. Dari uraian tersebut melatihkan
3. Berpikir Kreatif
43
Wa Ode Lidya Arisanti, Wahyu Sopandi, dan Ari Widodo, Analisis Penguasaan Konsep dan
Berpikir Kreatif Siswa SD Melalui Project Based Learning, Vol. 8, Nomor 1, Januari 2016, hlm. 86.
44
Ahmad, Muslimin Dan Wahono, Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Melatihkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Vol
3, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 379.
45
Raudha dan Irma Sari, Pembelajaran Berbasis Masalah melalui Keterampilan Proses Sains
terhadap Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Sistem Gerak Kelas XI IPA 2 T.A 2015/ 2016 SMA
Nurul Falah Pekanbaru, Vol. 8, Nomor 1, Februari 2017, hlm. 69.
28
kreatif. Menurut Putra, dkk (2012), berfikir kreatif adalah proses berfikir yang
akan pernah terwujud apabila seseorang belum dapat menguasai konsep suatu
46
Wan Syafi’i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra, Kemampuan Berpikir Kreatif dan
Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Biologi
Kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011, Vol. 8, Nomor 1, Juli 2011, hlm. 2.
47
Ibid, hlm. 2.
48
Dewi, Lina dan Ruspeni, Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa, Vol. 5, Nomor
1, April 2017, hlm. 11.
29
hal dengan baik, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Gagna (dalam Ibrahim,
sebuah rangsangan yang berupa masalah. Seseorang akan menjadi kreatif jika
berpikir dengan berdasarkan data dan informasi yang tersedia sehingga dapat
potensi dan kemampuan sendiri.52 Metode pengajaran atau teknik belajar kreatif
49
Ahmad, Muslimin Dan Wahono, Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Melatihkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Vol
3, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 379.
50
Ibid, hlm. 380.
51
Imam Dan Ibrohim, Penerapan Model Problem Based Learning Pada Matakuliah Ekologi
Tumbuhan Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa
Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang 2014/2015, (Malang: Program Studi
Pendidikan Biologi, Pascasarjana, 2015), hlm. 619.
52
Shinta, Ahmad dan Gunawan, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep dan Kreativitas Fisika Siswa SMAN 2 Mataram, Vol.
II Nomor 3, Juli 2016, hlm. 125.
30
dalam masalah yang nyata dan menantang (Satiadarma dan Waruwu, 2003). 53
yang lebih baik tentang bagaimana pemanfaatan peta pikiran untuk tujuan
gagasan beragam yang dianggap paling tepat dan paling baik dalam
menyelesaikan suatu permasalahan dan gagasan tersebut asli atau berasal dari
yang telah ada sebelumnya. Gie (2003) yang menyatakan bahwa berpikir kreatif
53
Siska, Halim Dan Nasrullah, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Konsep
Usaha dan Energi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa SMA,
Vol. 03, Nomor 01, 2015, hlm. 213.
54
Gusti, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Mind Map Terhadap
Keterampilan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Biologi Pada Siswa SMK, Vol. 1, Nomor 1, Maret
2017, hlm. 71.
55
Yoni Sunaryo, Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematik Siswa SMA Di Kota Tasikmalaya, Vol. 1 Nomor 2, 2014, hlm.
45.
31
suatu bangsa tidak lagi ditentukan oleh seberapa banyak sumber daya yang
macam kemungkinan ide dan cara secara luas dan beragam. Dalam
menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.57
B. Kerangka Berpikir
Fisika merupakan ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika
mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan
dengan cara-cara yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Mata pelajaran
fisika adalah salah satu mata pelajaran sains yang dapat mengembangkan
56
Suparman, Dwi Nastuti, Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Penerapan
Model Problem Based Learning, Vol. 3, Nomor 2, 2015, hlm. 368.
57
Tomi, Irwan, dan Dodi, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan Pembelajaran
Berbasis Masalah, Vol. 1, 2012, hlm. 23.
32
alam dan penyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif
Meskipun mata pelajaran fisika menjadi mata pelajaran yang sangat penting,
mata pelajaran fisika masih dianggap mata pelajaran sulit bagi sebagian peserta
didik, bahkan pelajaran fisika juga cenderung dijauhi atau dihindari, meskipun
model pembelajaran PBL ini cocok diterapkan dalam pembelajaran fisika karena
soal-soal tanpa adanya praktikum maupun presentasi, sehingga peserta didik akan
merasa bosan.
58
Shinta, Ahmad dan Gunawan, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep dan Kreativitas Fisika Siswa SMAN 2 Mataram, Vol.
II Nomor 3, Juli 2016, hlm. 123.
33
untuk belajar.59
menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah maupun
berbasis masalah (roblem based learnign). Model ini sangat baik diterapkan
Dengan adanya aktivitas yang tinggi terhadap mata pelajaran fisika, maka
dan dan keterampilan berpikir kreatif peserta didik terhadap mata pelajaran fisika.
59
Anggayni, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Meningkatkan
Kemampuan Memahami Materi KPK dan FPB Pada Siswa kelas IV A di MI Darun Najah
Kloposepuluh Sukodono, (Skripsi, FTK UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2018), hlm. 16.
60
Zainul Mustofa, Herawati Susilo, Mimien Heni Irawati Al Muhdhar, Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Melalui Pendekatan Kontekstual Berbasis Lesson Study Untuk
Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah dan Hasil Belajar Kognitif Siswa SMA, Vol. 1,
Nomor 5, Mei 2016, hlm. 886.
61
Rahmi, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Dunia Tumbuhan, Vol. 1, Nomor 2,
Desember 2013, hlm. 73.
34
Siklus I
Tindakan Guru menerapkan
model PBL Menggunakan model
PBM melalui diskusi
(kelompok besar
beranggotakan 5-6
orang)
Kondisi
Akhir Siklus II
Penguasaan Konsep Menggunakan model
dan Berpikir Kreatif PBM melalui diskusi
meningkat (kelompok kecil
beranggotakan 3-4
orang)
C. Hipotesis Tindakan
keterampilan berpikir kreatif peserta didik MTs Ad-Diinul Qayyim kelas VIII
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
berkolaborasi dengan satu orang observer yaitu guru IPA khususnya pada
2. Tempat Penelitian
Lombok Barat.
B. Sasaran Tindakan
Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII E di
MTs Ad-Diinul Qayyim. Di dalam sebuah kelas terdapat banyak peserta didik
tersebut pun berasal dari lingkungan sosial yang tidak sama. Kemampuan,
karakter tersendiri yang memiliki pola perilaku tertentu. Pola perilaku yang
Perbedaan-perbedaan yang ada merupakan suatu hal yang sudah pasti, dan
tidak ada satupun peserta didik memiliki kesamaan dengan yang lainnya. Apabila
terdapat satu aspek yang sama maka aspek yang lainnya pasti berbeda. Perbedaan
terdapat karakteristik peserta didik antara lain ditemukan adanya peserta ddik
yang pandai, peserta didik kurang pandai, dan tidak pandai. Peserta didik yang
yang kurang pandai dan tidak pandai. Belum lagi perbedaan dalam bakat,
emosional, dan sosial. Perbedaan karakteristik ini menuntut guru untuk bersikap
arif dalam menyikapinya. Sebagai seorang guru yang profesional harus dapat
berbeda perilaku, masalah yang akan ditimbulkan oleh peserta didik pun berbeda
pula. Guru harus memiliki keahlian dalam memecahkan masalah yang terdapat
dalam diri masing-masing peserta didik tanpa harus menimbulkan masalah yang
baru.
guru sangat dibutuhkan agar dapat dipahami oleh peserta didik yang memiliki
37
gaya belajar yang berbeda-beda. Untuk itu diperlukan upaya-upaya dari guru
untuk mengenal kondisi peserta didik di dalam kelas agar tercapainya tujuan
pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam suatu kelas tertentu untuk
diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh peserta
didik (Arikunto, 2006). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di satu kelas saja
sesuai dengan sifat dari PTK. Penelitian tindakan kelas dibagi dalam dua siklus,
Secara garis besar terdapat empat langkah yang dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas. Adapun langkah-langkah berikut sesuai dengan model Kurt Lewin
62
Erik Susanto, Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Matematika Siswa, Vol. 2, Nomor. 2, Januari 2018, hlm. 84.
63
Anggayni, “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam Meningkatkan
Kemampuan Memahami Materi KPK dan FPB pada Siswa kelas IV A di MI Darun Najah
Kloposepuluh Sukodono, (Skripsi, FTK UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2018), hlm. 43.
38
telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, meliputi kegiatan awal,
adalah:
4. Melakukan refleksi (Reflecting). Pada tahap ini hal yang harus dilakukan
adalah:
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model Kurt Lewin. Kurt lewin menjelaskan bahwa ada empat hal yang harus
observasi, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi
PRASIKLUS
PERTIMBANGAN
tersebut
PENGAMATAN PERENCANAAN
TINDAKAN
PERTIMBANGAN
PENGAMATAN PERENCANAAN
TINDAKAN
TERUS
MENERUS
64
Ibid, hlm. 41.
40
Pada penelitian ini jika siklus pertama tidak berhasil, yaitu proses belajar
keterampilan berpikir kreatif yang terlihat dari proses belajar mengajar fisika,
tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang diperoleh dapat
tersebut.65
D. Rencana Tindakan
berikut :
1. Prasiklus
65
Marojahan dan Sri, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Di Kelas X SMA, Vol. 3
Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 7.
41
dilakukan, yakni dengan melakukan wawancara dengan salah satu guru mata
pelajaran IPA kelas VIII E MTs Ad-Diinul Qayyim, yaitu Bapak Sahrul Hadi,
S. Pd.
2. Siklus I
biasanya jarang yang berhasil mencapai batas ketuntasan belajar hanya dalam
satu siklus saja. Oleh karena itu, tindakan kelas dilakukan secara bersiklus,
yakni lebih dari satu siklus.66 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua
siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa kegiatan utama, yaitu perencanaan,
a) Perencanaan (Planning)
(terlampir)
66
Anggayni, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam Meningkatkan
Kemampuan Memahami Materi KPK dan FPB pada Siswa kelas IV A di MI Darun Najah
Kloposepuluh Sukodono, (Skripsi, FTK UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2018), hlm. 46.
42
b) Tindakan (Action)
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model serta
mereka gunakan.
c) Observasi
d) Refleksi
3. Siklus II
a) Perencanaan (Planning)
b) Tindakan (Action)
c) Pengamatan (Observing)
d) Refleksi
berupa tes soal essay. Melalui variabel penguasaan konsep peneliti memberikan
tes diakhir pertemuan siklus I dan siklus II. Sedangkan untuk mengukur
Nilai
F. Pelaksanaan Tindakan
67
Wirda, Abdul Gani Haji, dan Ibnu Khaldun, Penerapan Pembelajaran Model Problem Based
Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses SAINS dan Motivasi Belajar Siswa Pada
Materi Alat-alat Optik, Vol. 03, Nomor 02, Juni 2015, hlm. 135.
48
keterampilan berpikir kreatif peserta didik, peneliti menggunakan tes berupa soal
essay.
G. Cara Pengamatan/tindakan
dan guru mata pelajaran fisika di MTs Ad-Diinul Qayyim dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disiapkan. Lembar observasi adalah format atau
blangko pengamat yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah
laku yang digambarkan akan terjadi. Observasi adalah teknik pengamat dan
pemebelajaran yang diteliti tersebut telah dilaksanakan oleh guru atau tidak.
Observasi ini dibuat dalam bentuk cheklist. Jadi dalam pengisiannya, observer
sedang diteliti yang dilakukan oleh guru tersebut. Adapun observer yang terlibat
ialah guru IPA khususnya pada mata pelajaran fisika di sekolah tempat penelitian.
H. Indikator Keberhasilan
terhadap penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif peserta didik kelas
VIII E MTs Ad-Diinul Qayyim pada mata pelajaran fisika dengan pokok bahasan
berpikir kreatif sebesar 90% peserta didik telah menguasai indikator penguasaan
BAB IV
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, lokasi yang dipilih adalah
MTs Ad-Diinul Qayyim, Dusun Kapek, Desa Gunung Sari Kabupaten Lombok
Barat. Secara umum lingkungan madrasah dapat digambarkan pada sebuah profil
berikut ini : “MTs NM. Ad-Diinul Qayyim berdiri pada tanggal 17 April 1948
yang didirikan oleh tiga orang Tuan Guru pada waktu itu, yaitu TGH. Abdul
Muin, TGH. Umar Abdul Aziz, dan TGH. Muhammad Sakkaki Umar Abdul Aziz
masih kental nuansa religinya pada waktu itu. Pada perkembangan selanjutnya,
bawah disamping rumah TGH. Muhammad Sakkaki Umar Abdul Aziz sampai
hari ini berada di tempat tersebut. Setelah TGH. Muhammad Sakkaki Umar
Abdul Aziz wafat pada tahun 2000, tampuk kepemimpinan dipegang oleh
menantu beliau TGH. Muhammad Thohri, Am. BA., S. Sos sampai sekarang.
sosial, ekonomi dan kultur masyarakatnya sekitar masih labil. Hal ini disebabkan
kepribadian dan kejiwaan yang benar-benar tangguh terhadap para siswa dan
siswi sesuai dengan visi dan misi madrasah yang akan diwujudkan.
syariat agama, bermadrasah maupun dalam penerapan budi pekerti serta akhlakul
dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini terindikasi dengan peningkatan status
madrasah yang sampai saat ini telah memiliki status terakreditasi dari pemerintah.
Selain itu juga output MTs NM. Ad-Diinul Qayyim menunjukkan perkembangan
yang cukup signifikan baik dari faktor siswa dan siswi yang melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi maupun kredibilitas moral dan akhlak di
profil berikut:
1) Data Madrasah
3. NPSN : 50222730
69
Junaedi Aropi, Wawancara, 02 April 2019
52
4. Status : Swasta
Diinul Qayyim
Desa : Gunungsari
Kecamatan : Gunungsari
2.310 orang. Mereka merupakan pendaftar empat tahun terakhir di MTs Ad-
2015/2016 s/d 2018/2019 sebanyak 795 orang. Tahun 2015/2016 sebanyak 176
orang, 2016/2017 sebanyak 205 orang, 2017/2018 sebanyak 227 orang, dan
tahun 2018/2019 sebanyak 187 orang. Sedangkan jumlah peserta didik yang
diterima sebanyak 790 orang. Mereka merupakan pendaftar empat tahun terakhir
70
Asmyati Qurniawan, Wawancara, 04 April 2019
54
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas
berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada mata pelajaran IPA
khususnya pelajaran fisika, kemampuan peserta didik kelas VIII E masih rendah
dengan kelas lain. Untuk itu direncanakan tindakan kelas sebagai upaya untuk
57
pada mata pelajaran IPA fisika melalui model pembelajaran berbasis masalah
tersebut.
B. Hasil Penelitian
1. Keterlaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan tindakan
diajarkan.
c. Pengamatan/Observasi
diamati dalam proses pembelajaran. Adapun hal yang perlu diamati adalah
yang diamati oleh obsever (lampiran 8). Pada setiap aspek terdapat
60
empat kriteria penilaian yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C)
Nilai =
Nilai =
= 70 %
diperoleh pada aktivitas guru sebesar 70% dan tergolong cukup baik.
Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru pada siklus I
yang dilakukan oleh guru perlu ditingkatkan lagi. Adapun hal-hal yang
temannya.
dilakukan
temannya.
penilaian yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang
(K).
Nilai =
Nilai =
= 60%
disampaikan
63
berlangsung
dipelajari
dilakukan.
disampaikan
pembelajaran berlangsung
disampaikan guru
64
dilakukan.
dalam penelitian ini dibatasi untuk melihat tingkatan kognitif pada aspek
tertulis yang berupa soal essay (lampiran 4) yang terdiri dari 5 butir soal
yang telah divalidasi (terlampir) dan diberikan diakhir siklus. Dari hasil
kemampuan terhadap penguasaan konsep pada siklus I, data hasil post test
berupa soal essay dengan materi Hukum Pascal dapat dilihat pada tabel
berikut.
65
1) Untuk memperoleh nilai tes dalam bentuk uraian dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Nilai
M=
Keterangan:
M = Rata-rata (Mean)
∑X = Nilai yang diperoleh masing-masing siswa
N = Banyak data
Jadi, rata-ratanya adalah:
M=
= 76,72
3) Untuk memperoleh nilai ketuntasan siswa, dapat digunakan rums:
KI =
Keterangan:
KI = Ketuntasan Individual
4) Untuk menentukan ketuntasan secara klasikal
KK = x 100 %
Keterangan:
KK = Ketuntasan Kalsikal (%)
P = Banyak siswa yang memperoleh nilai > 75
N = Jumlah siswa seluruhnya
67
KK = x 100 %
= x 100 %
= 65.52 %
Setelah menghitung persentase pada tes penguasaan konsep dapat
diberikan penilaian sebagai berikut:
4 = 86-100 % Baik sekali
3 = 76-85 % Baik
2 = 56-75 % Cukup
1 = 10-55 % Kurang
Dari hasil deskripsi siklus I di atas dapat dilihat bahwa skor yang
diperoleh pada hasil tes penguasaan konsep peserta didik sebesar 65.52%
dan tergolong cukup baik. Pada siklus selanjutnya, penguasaan konsep
peserta didik perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan konsep ilmiah yang ada.
tertulis yang berupa soal essay (lampiran 5) yang terdiri dari 4 butir soal
keterampilan berpikir kreatif pada siklus I yang berupa tes dengan materi
1) Untuk memperoleh nilai tes dalam bentuk uraian dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Nilai
M=
Keterangan:
M = Rata-rata (Mean)
∑X = Nilai yang diperoleh masing-masing siswa
N = Banyak data
Jadi, rata-ratanya adalah:
M=
= 72.76
3) Untuk memperoleh nilai ketuntasan siswa, dapat digunakan rums:
KI =
Keterangan:
KI = Ketuntasan Individual
4) Untuk menentukan ketuntasan secara klasikal
KK = x 100 %
Keterangan:
KK = Ketuntasan Kalsikal (%)
P = Banyak siswa yang memperoleh nilai > 75
N = Jumlah siswa seluruhnya
70
KK = x 100 %
= x 100 %
= 37.93%
Setelah menghitung persentase pada tes penguasaan konsep dapat
diberikan penilaian sebagai berikut:
4 = 86-100 % Baik sekali
3 = 76-85 % Baik
2 = 56-75 % Cukup
1 = 10-55 % Kurang
Dari hasil deskripsi siklus I di atas dapat dilihat bahwa skor yang
diperoleh pada hasil tes keterampilan berpikir kreatif peserata didik sebesar
37.93% dan tergolong kurang baik. Pada siklus selanjutnya, keterampilan
berpikir kreatif peserta didik perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan
indikator dari keterampilan berpikir kreatif tersebut.
d. Refleksi
dari data yang terkumpul berupa hasil observasi dan penilaian. Hasil
71
2. Keterlaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan tindakan
diajarkan.
c. Pengamatan/Observasi
peserta didik.
yang diamati oleh obsever (lampiran 17). Pada setiap aspek terdapat
empat kriteria penilaian yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C)
Nilai =
Nilai =
= 90%
diperoleh pada aktivitas guru sebesar 90% dan tergolong sangat baik.
Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K).
75
Nilai =
Nilai =
= 85%
diperoleh pada aktivitas peserta didik sebesar 85% dan tergolong baik.
berpikir kreatif.
dalam penelitian ini dibatasi untuk melihat tingkatan kognitif pada aspek
tertulis yang berupa soal essay (lampiran 12). yang terdiri dari 5 butir soal
konsep pada siklus II, data hasil post test yang berupa soal essay dengan
27 Ratmini 80 T -
28 Riadatul Aulia 80 T -
29 Rima Huswatun H 90 T -
Jumlah Seluruh Siswa 29
Total nilai 2485
Rata-rata 85.68
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 75
Ketuntasan Klasikal 89.65%
Jumlah siswa yang tuntas 26
Jumlah siswa yang tidak tuntas 3
1) Untuk memperoleh nilai tes dalam bentuk uraian dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Nilai
M=
Keterangan:
M = Rata-rata (Mean)
∑X = Nilai yang diperoleh masing-masing siswa
N = Banyak data
Jadi, rata-ratanya adalah:
M=
= 85.68
3) Untuk memperoleh nilai ketuntasan siswa, dapat digunakan rums:
KI =
78
Keterangan:
KI = Ketuntasan Individual
4) Untuk menentukan ketuntasan secara klasikal
KK = x 100 %
Keterangan:
KK = Ketuntasan Kalsikal (%)
P = Banyak siswa yang memperoleh nilai > 75
N = Jumlah siswa seluruhnya
Sehingga dapat dianalisis bahwa:
KK = x 100 %
= x 100 %
= 89.65%
Setelah menghitung persentase pada tes penguasaan konsep dapat
diberikan penilaian sebagai berikut:
4 = 86-100 % Baik sekali
3 = 76-85 % Baik
2 = 56-75 % Cukup
1 = 10-55 % Kurang
Dari hasil deskripsi siklus II di atas dapat dilihat bahwa skor yang
diperoleh pada hasil tes penguasaan konsep peserta didik sebesar 89.65%
dan tergolong sangat baik, sehingga tidak perlu melanjutkan ke siklus
berikutnya.
b) Keterampilan Berpikir Kreatif
tertulis yang berupa soal essay (lampiran 13) yang terdiri dari 4 butir soal
berpikir kreatif pada siklus II, data hasil tes yang berupa soal essay dengan
1) Untuk memperoleh nilai tes dalam bentuk uraian dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Nilai
M=
Keterangan:
M = Rata-rata (Mean)
∑X = Nilai yang diperoleh masing-masing siswa
N = Banyak data
Jadi, rata-ratanya adalah:
M=
81
= 83.89
KI =
Keterangan:
KI = Ketuntasan Individual
4) Untuk menentukan ketuntasan secara klasikal
KK = x 100 %
Keterangan:
KK = Ketuntasan Kalsikal (%)
P = Banyak siswa yang memperoleh nilai > 75
N = Jumlah siswa seluruhnya
Sehingga dapat dianalisis bahwa:
KK = x 100 %
= x 100 %
= 93 %
Setelah menghitung persentase pada tes terhadap keterampilan
berpikir kreatif dapat diberikan penilaian sebagai berikut:
sebesar 93% dan tergolong sangat baik, sehingga siklus berikutnya tidak
perlu dilakukan lagi.
d. Refleksi
yakni penilaian atau kajian analisis tentang tindakan yang telah tercapai
C. Pembahasan
pembelajaran, serta mengevaluasi hasil belajar peserta didik sebagai upaya untuk
a. Aktivitas Guru
83
diperoleh pada aktivitas peserta didik sebesar 60% dan tergolong cukup
tergolong baik.
Kegiatan belajar mengajar guru dan aktivitas peserta didik di dalam kelas
dengan hasil yang telah diperoleh dari setiap siklus menggunakan model
diterapkan. Perbandingan hasil antara aktivitas guru dan aktivias peserta didik
konsep peserta didik secara teoritik dengan menggunakan tes yang berupa
84
soal essay diperoleh skor 65.52%. Sedangkan untuk tes keterampilan berpikir
kreatif dengan menggunakan soal berupa essay diperoleh skor 37.93%. Hal ini
secara teoritik dengan menggunakan tes yang berupa soal essay diperoleh skor
berupa essay diperoleh skor 93%. Untuk kedua tes tersebut tidak perlu
signifikan.
berpikir kreatif aktivias peserta didik dalam 2 siklus dapat dilihat melalui
tabel berikut.
berpikir kreatif peserta didik khususnya pada materi tekanan zat. Dengan
85
nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara
learning juga dapat melatih siswa untuk memecahkan suatu masalah yang
didik mampu berpikir secara kreatif dan mengembangkan inisiatif serta dapat
71
Ikhwanul Muslim, A. Halim, dan Rini Safitri, Penerapan Model Pembelajaran PBL untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep Elastisitas
dan Hukum Hooke Di SMA Negeri Unggul Harapan Persada, Vol. 03, Nomor 02, 2015, hlm. 43.
72
Siska Sucirahayu, A. Halim, dan Nasrullah Idris, Penerapan Model Problem Based Learning
(PBL) Pada Konsep Usaha dan Energi Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan
Berpikir Kreatif Siswa SMA, Vol. 03, Nomor 01, 2015, hlm. 213.
86
BAB V
PENUTUP
B. Kesimpulan
penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif peserta didik tersebut dapat
dilihat dari hasil penelitian yag telah dilakukan. Untuk penguasaan konsep pada
siklus I diperoleh skor 65.52% dan pada siklus II diperoleh 89.65%. Sedangkan
untuk keterampilan berpikir kreatif menggunakan tes yang berupa soal essay
C. Saran
2. Bagi peserta didik, guru, dan semua pihak sekolah di MTs Ad-Diinul Qayyim
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 6
Kelas/semester : VIII/Genap
A. Kompetensi Inti
Kompetensi inti
3. Memahami pengetahuan (Faktual, Konseptual, dan Prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya rentang Ilmu Pengetahuan, teknologi, seni
budaya, terkait fenomena tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang
maupun teori.
berhubungan
3.4.3 Menyelesaikan masalah
sederhana berhubungan
dengan hukum pascal
3.4.4 Memberikan contoh
penerapan hukum pascal
dalam kehidupan sehari-hari
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mendeskripsikan tentang tekanan zat padat
2. Peserta didik dapat menjelaskan tentang bunyi hukum Pascal
3. Menentukan salah satu besaran berhubungan dengan rumusan tekanan zat
padat dan tekanan hidrostatik
4. Memberikan contoh penerapan hukum bejana berhubungan
5. Menyelesaikan masalah sederhana berhubungan dengan hukum pascal
6. Memberikan contoh penerapan hukum pascal dalam kehidupan sehari-hari
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Materi Pembelajaran
P=
dengan:
P = Tekanan (N/m2)
F = Gaya tekan (N)
A = Luas bidang (m2)
Adapaun faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan adalah
Contoh soal
besarnya gaya tekan dan luas bidang.
P=
= = = 625.000 N/m2
2 Tekanan Zat Cair
Tekanan pada zat cair sering disebut dengan tekanan
hidrostatis. Tekanan hidrostatis ini tergantung pada suatu
tingkatan kedalaman dan berat jenis pada zat cair. Tekanan
pada zat cai mengarah ke segala arah. Secara sistematis
tekanan zat cair dapat dirumuskan sebagai berikut:
94
dengan:
P = Tekanan (N/m2)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi zat cair (m)
Bejana berhubungan
tersebut tidak sama tinggi.
Contoh soal
kapiler, bejana ada yang mandapat tekanan yang tidak sama.
Diketahui: h = 100 m
ρ = 1000 kg/m3
g = 9,8 m/s2
ditanyakan: Ph = ....?
Ph = ρ . g . h
= 1000 . 9,8 . 100 = 9,8 . 105 N/m2
3 Hukum Pascal
Hukum Pascal adalah hukum yang menerangkan
suatu sifat tekanan pada zat cair. Hukum Pascal menyatakan
bahwa:
“Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup
akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar.”.
dengan:
F1 = Gaya pada penampang 1 (N)
F2 = Gaya pada penampang 2 (N)
A1 = Luas penampang 1 (cm2)
A2 = Luas penampang 2 (cm2)
4 Eksperimen/Praktikum
Melalukan diskusi dalam menyelesaikan masalah sederhana
a. Dongkrak Hidrolik
c. Rem Hidrolik
G. Sumber Belajar
Sumber Belajar
- Buku IPA Kelas VIII ; penerbit : kemendikbud RI tahun 2013
- Buku Eksplorasi Ilmu Alam Kelas IX Jilid 2; penerbit : kemendikbud RI
tahun 2017
- LKS/Buku referensi pendamping peserta didik
- Internet
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10 Menit
- Memberi salam dan berdoa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
- Mengecek kehadiran peserta didik
- Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukakan
- Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
perhatiannya pada materi yang akan dijelaskan yaitu tentang tekanan zat
dengan sub pokok tekanan zat padat
Kegiatan Inti Pembelajaran 60 Menit
seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya. Dalam hal ini:
- Guru memberikan tugas yang berupa latihan soal kepada peserta
didik untuk dikerjakan
Pertemuan II Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10 Menit
- Memberi salam dan berdoa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
- Mengecek kehadiran peserta didik
- Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukakan
- Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
perhatiannya pada materi yang akan dijelaskan yaitu tentang tekanan zat
dengan sub pokok tekanan benda pada zat cair
Kegiatan Inti Pembelajaran 60 Menit
seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya. Dalam hal ini:
- Guru memberikan tugas yang berupa latihan soal kepada peserta
didik untuk dikerjakan supaya lebih memahami materi yang telah
dipelajari
seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
101
Pertemuan IV Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10 Menit
- Memberi salam dan berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
- Mengecek kehadiran
- Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukakan
- Memberi motivasi atau rangsangan kepada peserta didik berupa pertanyaan
terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan
Kegiatan Inti Pembelajaran 60 Menit
seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya. Dalam hal ini:
- Guru meminta peserta didik untuk mempersiapkan laporan hasil
percobaan yang dilakukan
- Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil percobaannya
Pertemuan V Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10 Menit
- Memberi salam dan berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
- Mengecek kehadiran
- Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukakan
- Memberi motivasi atau rangsangan kepada peserta didik berupa pertanyaan
terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan
Kegiatan Inti Pembelajaran 60 Menit
seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya. Dalam hal ini:
- Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal latihan
berikutnya
- Memberi salam
I. Penilaian Belajar
Teknik Penilaian Bentuk Penilaian
a. Kompetensi Sikap : Observasi a. Observasi : Lembar
bentuk lembar observasi pengamatan aktivitas guru dan
b. Kompetensi Pengetahuan : Tes pengamatan aktivitas peserta
tertulis bentuk uraian didik (terlampir)
b. Tes tertulis : uraian dan lembar
kerja (terlampir)
Instrumen penilaian/soal
1 Penilaian penguasaan konsep (tes tertulis/uraian)
(lampiran 7)
Instrumen penilaian/soal
2 Penilaian keterampilan berpikir kreatif (tes tertulis/essay)
(lampiran 8)
3 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) (lampiran 9)
4 Rubrik Penilaian
Penguasaan Konsep (lampiran 10)
Keterampilan berpikir kreatif (lampiran 11)
5 Lembar Observasi
Lembar Observasi aktivitas guru (lampiran 12)
Lembar Observasi aktivitas peserta didik (lampiran 13)
105
Mengetahui
Lampiran 7
jawab:
Menjawab tidak 1
F1 = F2
sesuai dengan konsep
ilmiah/jawaban salah
F1 = 6500 N
= 1500 N
5. Tiga alat yang menerapkan prinsip kerja
Hukum Pascal
a. Dongkrak hidrolik
b. Mesin hidrolik pengangkat mobil
c. Rem hidrolik
Jumlah skor yang diperoleh
108
Lampiran 8
Jika jari-jari pada pipa kecil adalah 6 cm dan jari-jari pada pipa besar 18
cm, tentukan besar gaya minimal yang dibutuhkan untuk mengangkat
beban 1800 kg!
2 Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah tabung U yang berisi zat cair
dan diberi piston (berat dan gesekan diabaikan). Agar pengisap tetap
berada dalam keadaan seimbang, maka tentukan gaya yang harus diberikan
pada tabung pertama. Jika diketahui A1 dan A2 berturut-turut adalah 40
cm2 dan 100 cm2.
3 Sebuah bejana berbentuk U diisi dengan dua jenis zat cair yaitu raksa dan
zat cair X seperti pada gambar di bawah ini.
Jika massa jenis raksa 12,7 g/cm3, maka hitunglah massa jenis zat cair X.
4 Sebuah bejana berhubungan diisi dengan air dan minyak. Massa jenis air 1
g/cm3 dan massa jenis minyak 0,6 g/cm 3. Jika tinggi permukaan air dari
batas minyak 8 cm, hitunglah tinggi permukaan minyak tersebut.
109
No Kunci Jawaban
1 Pembahasan:
P1 = P2
→
2
F1 = x 1800
2
F1 = x 1800
F1 = (1800) = 200 N
2 Pembahasan:
P1 = P2
F1 = 6 x 40 = 240 N
3 Diketahui: ρ1 = 12,7 g/cm3, h1 = 2 cm, h2 = 8 cm
ditanyakan: ρ2 = ...?
berdasarkan prinsip bejana berhubungan:
→ ρ2 . h2 = ρ1 . h1
→ ρ2 (8) = 12,7 (2)
→ 8 ρ2 = 25, 4
→ ρ2 = = 3, 175 g/cm3
4 Diketahui:
ρair = 1 g/cm3
ρminyak = 0,6 g/cm3
hair = 8 cm
ditanyakan:
hminyak = ...?
Pair = Pminyak
ρair . g . hair = ρminyak . g . hminyak
1 g/cm3 . 8 cm = 0,6 g/cm3 . hminyak
hminyak = 8 cm / 0,6
= 1.33 cm
110
Lampiran 9
Nama Kelompok :
1. .................................
2. ...........................
Dst ....................
Diskusikan!
2
111
Lampiran 10
Penguasaan Konsep
(Siklus I)
No Indikator Skor
1 Menjawab dengan benar dan lengkap sesuai konsep ilmiah 4
Rubrik Penilaian
No Indikator Rubrik
1 Menjawab benar dan lengkap sesuia dengan Penguasaan konsep
konsep ilmiah baik sekali
2 Menjawab benar sesuai dengan konsep ilmiah Penguasaan konsep
tetapi tidak lengkap baik
3 Menjawab benar sebagian yang sesuai dengan Penguasaan konsep
konsep ilmiah dan tidak lengkap cukup
4 Menjawab tidak sesuai dengan konsep Penguasaan konsep
ilmiah/jawaban salah kurang
Kriteria Penilaian :
Nilai
112
Lampiran 11
Rubrik Penilaian
Aspek Indikator Rubrik
KBK SB B C K
Fluency a. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika
ada pertanyaan
b. Lancar mengungkapkan gagasan-
gagasannya
c. Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan
kelemahan dari suatu objek atau situasi
Flexibility a. Memberikan bermacam-macam penafsiran
terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah
b. Jika diberi suatu masalah biasanya
memikirkan bermacam cara yang berbeda
untuk menyelesaikannya
c. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian
(kategori) yang berbeda
Originality Menyelesaikan permasalahan dengan gagasan
sendiri
Elaboration a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap
jawaban atau pemecahan masalah dengan
melakukan langkah-langkah yang terperinci
b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan
orang lain
Kriteria Penilaian :
Nilai
114
Lampiran 12
Nilai
116
Lampiran 13
Nilai
118
Lampiran 14
Kelas/semester : VIII/Genap
A. Kompetensi Inti
Kompetensi inti
3. Memahami pengetahuan (Faktual, Konseptual, dan Prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya rentang Ilmu Pengetahuan, teknologi, seni
budaya, terkait fenomena tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang
maupun teori.
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mendeskripsikan tentang tekanan zat cair dan gas
2. Peserta didik dapat menjelaskan tentang bunyi hukum Archimedes
3. Dapat menjelaskan tentang bunyi hukum Archimedes
4. Dapat menjelaskan penyebab suatu benda dapat terapung
5. Menjelaskan penyebab suatu benda dapat melayang
6. Menjelaskan penyebab suatu benda dapat tenggelam
7. Memberikan contoh penerapan hukum bejana berhubungan
8. Mengamati peristiwa yang di dalamnya terdapat gejala hukum Archimedes
9. Mengamati gejala terapung, melayang, dan tenggelam ditinjau dari massa
jenis dan gaya apung
10. Melalui pengamatan peserta didik dapat menjelaskan tentang hukum
Archimedes dengan baik
11. Melalui praktikum maupun eksperimen peserta didik melakukan percobaan
untuk menunjukkan suatu hubungan besarnya gaya ke atas dengan zat cair
yang dipindahkan dengan tekun dan teliti
12. Melalui diskusi peserta didik menjelaskan penyebab suatu benda dapat
terapung, melayang, dan tenggelam dengan baik dan benar
13. Melalui diskusi peserta didik dapat menjelaskan contoh penerapan hukum
Archimedes dalam kehidupan sehari-hari
120
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Materi Pembelajaran
Hukum Archimedes
Ke-
6
Pada saat kita berjalan atau berlari di dalam air,
tentunya kita akan merasakan bahwa langkah kita lebih berat
dibandingkan apabila kita melangkah di tempat biasa. Gejala
ini disebabkan adanya tekanan dari zat cair. Pengamatan ini
memunculkan sebuah hukum yang dikenal dengan Hukum
Archumedes, yaitu:
Benda Tengelam
b. Benda Melayang
Benda melayang dalam zat cair apabila posisi benda di
bawah permukaan zat cair dan di atas dasar tempat zat
cair berada.
Benda Melayang
122
c. Benda Terapung
Benda terapung dalam zat cair apabila posisi benda
sebagian muncul dipermukaan zat cair dan sebagian
terbenam dalam zat cair.
Benda Terapung
a. Kapal Selam
b. Hidrometer
Kapal laut biasanya terbuat dari baja atau besi, tetapi dapat
mengapung di atas laut. Mengapa demikian? Hal ini karena
gaya angkat kapal sebanding dengan berat kapal. Kapal laut
memiliki bentuk berongga sehingga volume air yang
dipindahkan lebih besar dan gaya angkat ke atas lebih besar
juga.
d. Balon udara
G. Sumber Belajar
Sumber Belajar
- Buku IPA Kelas VIII ; penerbit : kemendikbud RI tahun 2013
- Buku Eksplorasi Ilmu Alam Kelas IX Jilid 2; penerbit : kemendikbud RI
tahun 2017
- LKS/Buku referensi pendamping peserta didik
- Internet
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan VI Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10 Menit
- Memberi salam dan berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran
- Mengecek kehadiran
- Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukakan
- Memberi motivasi atau rangsangan kepada peserta didik berupa pertanyaan
terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan
Kegiatan Inti Pembelajaran 60 Menit
seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya. Dalam hal ini:
- Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal latihan
tentang penyebab terjadinya suatu benda dapat tenggelam,
melayang, dan terapung.
seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya. Dalam hal ini:
- Guru meminta peserta didik untuk mempersiapkan laporan hasil
percobaan yang dilakukan
- Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil percobaannya
seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya. Dalam hal ini:
- Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal latihan
I. Penilaian Belajar
Teknik Penilaian Bentuk Penilaian
a. Kompetensi Sikap : Observasi a. Observasi : Lembar pengamatan
bentuk lembar observasi aktivitas guru dan pegamatan
b. Kompetensi Pengetahuan : Tes aktivitas peserta didik
tertulis bentuk uraian (terlampir)
b. Tes tertulis : uraian dan lembar
kerja (terlampir)
Instrumen penilaian/soal
1 Penilaian penguasaan konsep (tes tertulis/uraian)
(lampiran 15)
Instrumen penilaian/soal
2 Penilaian keterampilan berpikir kreatif (tes tertulis/essay)
(lampiran 16)
3 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) (lampiran 17)
4 Rubrik Penilaian
Penguasaan Konsep (lampiran 18)
Keterampilan berpikir kreatif (lampiran 19)
129
5 Lembar Observasi
Lembar Observasi oleh guru (lampiran 20)
Lembar Observasi aktivitas peserta didik (lampiran 21)
Mengetahui
Lampiran 15
1. Sebuah benda dicelupkan ke dalam bejana yang berisi air dengan massa jenis air
1000 kg/m3. Jika volume benda yang tercelup sebesar 2,5 m 3, berapakah gaya
ke atas yang dialami benda tersebut?
2. Jelaskan mengapa suatu benda dapat mengapung!
3. Jelaskan mengapa suatu benda dapat melayang!
4. Jelaskan mengapa suatu benda dapat tenggelam!
5. Sebutkan beberapa contoh penerapan Hukum Archimedes dalam kehidupan
sehari-hari!
Lampiran 16
No Kunci Jawaban
1 Pembahasan:
Vm = 50 % Vb = 0,5 Vb
Va = 60 % Vb = 0,6 Vb
Fa + Fm = W
→ ρa . Va . g + ρm . Vm . g = ρb . Vb . g
→ 1 (0,6 Vb) + 0,6 (0,5 Vb) = ρb . Vb
→ 0,6 Vb + 0,30 Vb = ρb . Vb
→ ρb = 0,90 g/cm3
2 Pembahasan:
Diketahui: Vb = 6 x 10-4 m3; ρc = 1000 kg/m3; g = 10 m/s2
ditanya : FA = ... ?
FA = 103 (6 x 10-4) (10)
FA = 6 N
3 Pembahasan:
karena diketahui berat di udara dan di air, maka gunakan konsep
tenggelam.
ρc . Vb . g = Wu - Wc
103 . Vb (10) = 7 – 6
104 Vb =1
Vb = 10-4
4 Pembahasan :
Diketahui: Wudara = 50 N
Wair = 45 N
ditanya : Fa = ...?
Fa = ∆W
Fa = Wudara - Wair
= 50 – 45
=5N
133
Lampiran 17
Nama Kelompok :
3. .................................
4. ...........................
Dst ....................
2. gelas ukur
3. air.
4. Batu
Prosedur Percobaan 1. Siapkan alat dan bahan
2. Lihatlah neraca pegas dan amatilah skalanya. Apakah
neraca tersebut menunjukkan angka 0 (nol)!
3. Timbanglah beban di udara dengan menggunakan
neraca pegas
4. Masukkan beban ke dalam gelas ukur yang berisikan
134
air 85 ml
Lihatlah berat beban di dalam air menggunakan neraca
pegas
Hitunglah gaya ke atas benda tersebut
Kemudian masukkan data yang telah diperoleh ke
dalam tabel pengamatan.
Tabel Pengamatan !
No Berat benda di udara Berat benda di Gaya angkat Volume
(Wu)(N) dalam air benda (Fa) benda yang
(Wa)(N) tercelup (Va)
1
Pertanyaan :
No Jawaban
1
3
135
Lampiran 18
Penguasaan Konsep
(Siklus II)
No Indikator Skor
1 Menjawab dengan benar dan lengkap sesuai konsep ilmiah 4
Rubrik Penilaian
No Indikator Rubrik
1 Menjawab benar dan lengkap sesuia dengan Penguasaan konsep
konsep ilmiah baik sekali
2 Menjawab benar sesuai dengan konsep ilmiah Penguasaan konsep
tetapi tidak lengkap baik
3 Menjawab benar sebagian yang sesuai dengan Penguasaan konsep
konsep ilmiah dan tidak lengkap cukup
4 Menjawab tidak sesuai dengan konsep Penguasaan konsep
ilmiah/jawaban salah kurang
Kriteria Penilaian :
Nilai
136
Lampiran 19
Rubrik Penilaian
Aspek Indikator Rubrik
KBK SB B C K
Fluency a. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika
ada pertanyaan
b. Lancar mengungkapkan gagasan-
gagasannya
c. Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan
kelemahan dari suatu objek atau situasi
Flexibility a. Memberikan bermacam-macam penafsiran
terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah
b. Jika diberi suatu masalah biasanya
memikirkan bermacam cara yang berbeda
untuk menyelesaikannya
c. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian
(kategori) yang berbeda
Originality Menyelesaikan permasalahan dengan gagasan
sendiri
Elaboration a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap
jawaban atau pemecahan masalah dengan
melakukan langkah-langkah yang terperinci
b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan
orang lain
Kriteria Penilaian :
Nilai
138
Lampiran 20
Nilai
140
Lampiran 21
Nilai
142
Dokumentasi Penelitian
1. Keterlaksanaan Siklus I
3
143
Tes Soal
(Penguasaan Konsep dan Berpikir Kreatif))
144
2. Keterlaksanaan Siklus II
3
145
SILABUS
Satuan Pendidikan : MTs Ad-Dinul Qayim, Gunung Sari-Lombok Barat
tekanan pada benda padat cair tentang gejala hukum satu besaran
benda padat, cair dan gas. pascal berhubungan dengan
dan gas serta - Melakukan gaya tekan rumusan tekanan zat - Lembar
penerapannya yang bekerja pada suatu padat dan tekanan - Observasi Observasi
dalam kehidupan ruang tertutup hidrostatik
sehari- hari. - Menggali prinsip kerja - Memberikan contoh
dongkrak hidrolik penerapan hukum
- Melakukan diskusi bejana berhubungan
tentang prinsip kerja alat - Menyelesaikan
yang bekerja hukum masalah sederhana
pascal. berhubungan dengan
- Mengamati peristiwa hukum pascal
yang didalamnya - Memberikan contoh
terdapat gejala hukum penerapan hukum
Archimedes pascal dalam
- Merumuskan gejala kehidupan sehari-hari
Archimedes ke dalam - Mengamati peristiwa
persamaan matematika. yang di dalamnya
- Mengamati gejala terdapat gejala hukum
terapung, melayang, dan Archimedes
tenggelam ditinjau dari - Mengamati gejala
massa jenis dan gaya terapung, melayang,
apung. dan tenggelam
- Mencatat bahwa hokum ditinjau dari massa
Archimedes berlaku juga jenis dan gaya apung
pada gas atau udara.
- Mencari contoh peralatan
yang bekerja
memanfaatkan hukun
Archimedes.
Lombok Barat, 2019
Mengetahui
Kepala Sekolah MTs Ad-Dinul Qayim Guru Mata Pelajaran