BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Internsip adalah proses pemantapan mutu profesi dokter dan dokter gigi untuk
menerapkan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan, secara terintegrasi,
komprehensif, mandiri, serta menggunakan pendekatan kedokteran keluarga, dalam
rangka pemahiran dan penyelarasan antara hasil pendidikan dengan praktik di lapangan.
Pemahiran dan penyelarasan kompetensi dilaksanakan melalui penempatan wajib
sementara sebagai dukungan terhadap pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Presiden Republik Indonesia telah menetapkan Keputusan Presiden Nomor 7 tahun 2020
tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, serta perubahannya melalui
Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2020. Adapun penetapan Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) sebagai jenis penyakit yang menimbulkan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat telah ditetapkan oleh Presiden melalui Keputusan Nomor 11 Tahun 2020,
tanggal 31 Maret 2020. Disusul kemudian dengan Keputusan Nomor 12 Tahun 2020
tentang Penetapan Bencana Non-Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) sebagai Bencana Nasional, tanggal 13 April 2020.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana menetapkan Surat Keputusan Kepala
BNPB Nomor 9.A. tahun 2020 tentang Penetapan Status Keadaan Tertentu Darurat
Bencana Wabah Penyakit akibat Virus Corona di Indonesia yang berlaku selama 32 hari
terhitung sejak tanggal 28 Januari - 28 Februari 2020, serta perubahannya dengan Surat
Keputusan Kepala BNPB Nomor 13.A tahun 2020 tentang Perpanjangan Status Keadaan
Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit akibat Virus Corona di Indonesia yang
berlaku selama 91 hari terhitung sejak tanggal 29 Februari sampai dengan 29 Mei 2020.
Menteri Kesehatan telah menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 menetapkan lnfeksi Novel Coronavirus (lnfeksi 2019-ncov)
Sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya.
Pelaksanaan penanganan corona virus disease (COVID-19) telah mengerahkan segenap
sumber daya, termasuk menetapkan Rumah Sakit Rujukan dan Pusat Kesehatan
Masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan terpadu. Sebagian Wahana Internsip
telah dimanfaatkan dan ditetapkan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dalam rangka
penanganan tersebut.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
7. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2017 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
8. Keputusan Presiden RI Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
9. Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional.
10. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1/KKI/PER/2010 tentang STR Internsip
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Tata
Cara Pelaksanaan UKMPPD dan Dokter Gigi.
12. Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Nomor 27/DIKTI/KEP/2014 tentang
Panitia Nasional UKMPPD
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kemenkes.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Program Internsip Dokter dan Dokter Gigi Indonesia
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK 01.07/MENKES/500/2017 tentang Anggota
Komite Internsip Dokter Indonesia Masa Bakti Tahun 2017-2020.
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK 01.07/MENKES/611/2018 tentang Wahana
Internsip Dokter Indonesia.
17. Keputusan Menteri Kesehatan telah menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.01.07/Menkes/104/2020 tentang lnfeksi Novel Coronavirus (lnfeksi 2019-
ncov) Sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya.
18. Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 18/KKI/KEP/III/2020, tentang
Kewenangan Dokter Penanggung Jawab Penanganan Pasien di Fasilitas Pelayanan
PEDOMAN PELAKSANAAN PIDI PENANGANAN COVID-19
2
Kesehatan Pada Masa Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) Di Indonesia.
19. Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Nomor
HK.02.02/I/0431/2020 tentang Tim Darurat Bencana Wabah Corona Virus Disease
(COVID-19) di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM
Kesehatan.
20. Pedoman Penyelenggaraan Program Internsip Dokter Indonesia, serta Kebijakan
Teknis Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI).
A. STRUKTUR ORGANISASI
Untuk mewujudkan tata kelola yang baik pada pelaksanaan Program Internsip Dokter
Indonesia (PIDI) dalam rangka penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) perlu
pengorganisasian yang terstruktur, terencana, fokus dan terkendali.
Struktur Organisasi pelaksana PIDI dalam rangka penanganan COVID-19 adalah Komite
Internsip Dokter Indonesia (KIDI), Sekretariat dan Personalia Pelaksana Program
Internsip Dokter Indonesia Provinsi Periode 2020-2023 sebagaimana ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor HK.02.02/I/0397/2020.
Pelaksanaan Program merupakan tugas Komite Internsip Dokter Indonesia Masa Bakti
Tahun 2017-2020 sebagaimana Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/500/2017 tentang Anggota Komite Internsip Dokter Indonesia Masa
Bakti Tahun 2017-2020 junctis perubahannya. Tugas, kewenangan dan tata laksana
program dilaksanakan sesuai amanat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun
2017, khususnya pada pasal 16, 17, 20 dan 21. Ketentuan teknis pelaksanaan diatur
dalam Pedoman Penyelenggaraan Program.
Dalam rangka keselarasan dan efektivitas pengorganisasian, penting dilakukan elaborasi
pelibatan unsur-unsur pembentuk Pelaksana PIDI, meliputi: Kementerian Kesehatan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Asosiasi
Rumah Sakit Daerah (ARSADA), Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan (ARSPI), Ikatan Dokter
Indonesia (IDI), Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Sekretariat
Konsil Kedokteran Indonesia, Sekretariat Panitia Nasional UKMPPD, Dinas Kesehatan
Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Pemangku Kepentingan Lainnya yang
dipandang perlu.
B. KETENTUAN UMUM
Ketentuan Umum pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) dalam rangka
penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) tetap mengacu kepada prinsip
penyelenggaraan yang termaktub dalam Peraturan Perundangan yang berlaku, dengan
menerapkan kebijakan dispensasi, relaksasi dan ekspansi.
Perubahan pengaturan teknis dalam penyelenggaraan Program Internsip Dokter, tidak
mengubah konsep dasar, tujuan, sasaran dan kegiatan program. Kebijakan dispensasi,
relaksasi dan ekspansi program dilakukan secara terukur pada ranah waktu, wahana dan
teknis pelaksanaan program.
Penerapan kebijakan tersebut memperhatikan rekomendasi Konsil Kedokteran
Indonesia (KKI) sebagaimana tertuang dalam Surat Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)
kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan, perihal: Internsip Dokter Masa Pandemi Covid-
19, tanggal 8 April 2020. Surat Konsil Kedokteran Indonesia tersebut menjadi Lampiran
tak terpisahkan dari Pedoman ini.
Ketentuan teknis diatur dalam Pelaksanaan Program.
PEDOMAN PELAKSANAAN PIDI PENANGANAN COVID-19
5
C. KONSEP DASAR
Konsep Internsip Dokter Indonesia termaktub dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 39 Tahun 2017, BAB I: KETENTUAN UMUM, Pasal 1, angka 1, bahwa:
Internsip adalah proses pemantapan mutu profesi dokter dan dokter gigi untuk
menerapkan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan, secara
terintegrasi, komprehensif, mandiri, serta menggunakan pendekatan
kedokteran keluarga, dalam rangka pemahiran dan penyelarasan antara hasil
pendidikan dengan praktik di lapangan.
Untuk itu, pemahiran dan penyelarasan antara hasil pendidikan dengan praktik di
lapangan perlu disesuaikan dengan kondisi bencana, pertimbangan epidemiologi dan
pengaturan pelayanan kesehatan yang berlaku saat ini.
D. TUJUAN
Tujuan Program Internsip sebagaimana termaktub dalam Pedoman Penyelenggaraan
Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) sebagai berikut:
Memberikan kesempatan kepada dokter lulusan Program Studi Pendidikan Profesi
Dokter berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) untuk menerapkan serta
mempraktikkan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan dalam rangka pemahiran
dan pemandirian dokter dengan menyelaraskan antara hasil pendidikan dan praktik
kedokteran di lapangan antara lain:
1. Membina kolegialitas antara sesama dokter dan membangun kerjasama dengan
petugas pelayanan kesehatan yang lain
2. Mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang diperoleh
selama proses pendidikan dan mengaplikasikannya dalam pelayanan kesehatan
primer.
3. Mengembangkan keterampilan teknis, klinis, kepribadian dan sikap profesional yang
menjadi dasar praktik kedokteran primer.
4. Bertanggung jawab atas pelayanan kepada pasien/ keluarga/ masyarakat sesuai
dengan kewenangan yang diberikan.
5. Membuat keputusan professional dalam pelayanan pasien/ keluarga/ masyarakat
secara memadai dengan memanfaatkan layanan diagnostik dan konsultasi.
6. Bekerja dalam batas kewenangan hukum dan etika.
7. Berperan serta aktif dalam tim pelayanan kesehatan holistik, terpadu dan paripurna.
8. Menggali harapan dan mengenali jenjang karir lanjutan.
9. Memperoleh pengalaman dan mengembangkan strategi dalam menghadapi
tuntutan profesi.
E. SASARAN
Sasaran Program Internsip sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyelenggaraan
Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) sebagai berikut:
F. KEGIATAN PROGRAM
Kegiatan Program Internsip sebagaimana tertuang dalam Pedoman Penyelenggaraan
Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) sebagai berikut:
Pelaksanaan PIDI mengacu pada prinsip-prinsip praktik kedokteran yang baik di
Indonesia (Good Medical Practice) dalam bentuk kegiatan:
1. Mempraktikan standar pelayanan kedokteran Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
dan Upaya Kesehatan Masyarakan (UKM) yang baik, sesuai dengan Standar
Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI ) yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran
Indonesia dengan mengutamakan keselamatan pasien/ keluarga/ masyarakat.
2. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Kedokteran dan
Kesehatan (IPTEKDOKKES) serta selalu meningkatkan keterampilannya dalam UKP
dan UKM.
3. Membangun dan meningkatkan komunikasi serta memelihara hubungan baik
dengan pasien/ kolegalitas/ petugas kesehatan yang lain.
4. Bekerjasama secara efektif dengan sejawat dokter dan tenaga kesehatan profesi dan
tenaga kesehatan non profesi serta tenaga pendukung/ penunjang kesehatan.
5. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik bagi sejawat, pasien dan keluarga
maupun masyarakat.
6. Mengembangkan sikap jujur, berperilaku dan bertindak sesuai sumpah dokter
Indonesia, kaidah ilmiah, etika dan humanistik.
7. Memelihara kesehatan pribadinya sehingga tidak membahayakan pasien, sejawat
dan orang lain.
G. WAHANA PROGRAM
Wahana Program Internsip diselenggarakan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang
telah memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penyelenggaraan
Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) sebagai berikut:
PIDI dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan milik Pemerintah maupun Swasta
yang ditugaskan melaksanakan penanganan Corona Virus Disease (COVID-19)
berdasarkan penetapan Pejabat Berwenang, sesuai dengan syarat dan ketentuan
sebagai Wahana Program Internsip Dokter Indonesia.
A. KEBIJAKAN TEKNIS
Penyelenggaraan Program Internsip Dokter dalam rangka penanggulangan Pandemi
COVID-19 dilaksanakan dengan menerapkan kebijakan dispensasi, relaksasi dan ekspansi
dalam penerapan kaidah waktu dan target kinerja bagi peserta Internsip Dokter. Lingkup
kebijakan teknis diuraikan sebagai berikut:
1. Dispensasi terhadap kewajiban capaian target kinerja peserta Internsip dan masa
penempatan wajib yang harus dipenuhi.
2. Relaksasi terhadap persyaratan, kriteria, batasan dan rasio pada ketentuan teknis
pelaksanaan Internsip.
3. Ekspansi terhadap wilayah kerja wahana dan kewenangan para pemangku
kepentingan dalam program Internsip, meliputi: Pendamping, Pimpinan Wahana dan
KIDI Provinsi.
Pelaksanaan kebijakan dispensasi, relaksasi atau ekspansi pada komponen Program
Internsip Dokter diuraikan menurut perubahan pengaturan pada aspek norma, standar,
prosedur dan kriteria.
Pelaksanaan kebijakan teknis mengikuti azas Lex specialis derogat legi generali
terhadap kebijakan penyelenggaraan Internsip Dokter. Dengan demikian, dalam hal
tidak ada pengaturan secara khusus dalam pedoman ini, maka tata kelola kegiatan
mengacu pada ketentuan dan prosedur yang telah berlaku efektif sebelumnya.
B. PESERTA
1. Persyaratan sebagai Peserta Internsip adalah memiliki STR untuk kewenangan
Internsip.
2. Persyaratan sebagai Peserta Internsip ditambahkan kriteria: a. tidak memiliki faktor
risiko penyakit dan/atau hamil; b. Tidak sedang menderita/terjangkiti COVID-19; c.
memiliki ijin orang tua/wali/suami; dan d. bersedia ditugaskan dan/atau dipindahkan
lokus penempatannya sesuai kebutuhan pelayanan.
3. Pendaftaran dan Seleksi Peserta dilakukan secara daring melalui Sistem Informasi
dan Manajemen Program Internsip Dokter Indonesia (SIMPIDI).
4. Calon Peserta Yang Memenuhi Syarat (Valid) berhak mengikuti Program Internsip.
5. Peserta Internsip memiliki kewajiban dan hak sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Bagian Kewajiban dan Hak pada Pasal 10 dan 11.
6. Peserta berhak atas dukungan fasilitas kerja, insentif, jaminan kesehatan, jaminan
kecelakaan kerja, jaminan kematian dan prosedur perlindungan dalam rangka
penanganan COVID-19.
F. MEKANISME PELAKSANAAN
1. Pendaftaran. Pendaftaran calon peserta secara daring melalui Sistem Informasi dan
Manajemen Program Internsip Dokter Indonesia (SIMPIDI) pada alamat laman situs
https://internsip.kemkes.go.id/ , dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Calon Peserta membuat satu akun atas nama sendiri.
b. Calon Peserta mengisi data secara lengkap dan benar.
c. Calon Peserta mengunggah seluruh kelengkapan persyaratan.
2. Seleksi. Seleksi administrasi dilakukan secara daring oleh Sekretariat dengan cara:
a. Pemeriksaan kelengkapan data dan persyaratan, dan
b. Pemeriksaan keabsahan dokumen persyaratan;
c. Pernyataan Valid untuk akun peserta yang persyaratannya lengkap dan absah.
3. Penyiapan Wahana. Penyiapan wahana Internsip dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Permintaan usulan Wahana dari Kepala PUSRENGUN kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi, selaku Pengarah Pelaksana PIDI Provinsi.
b. Penerimaan Usulan Wahana Internsip oleh Komite Internsip Dokter Indonesia
(KIDI), dibantu oleh Sekretariat.
c. Penyiapan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tertentu sebagai lokus penempatan
dilakukan melalui mekanisme Surat Perintah Kepala Badan PPSDM Kesehatan.
d. Kompilasi usulan wahana Internsip dan lokus penempatan (jejaring/tertentu),
termasuk rencana penempatan peserta.
e. Rekap Usulan Wahana Internsip, dilengkapi dengan profil paket wahana.
f. Pembahasan Usulan dan Penetapan Wahana Internsip oleh KIDI.
g. Kriteria Wahana ditambahkan pengalaman pengelolaan program ≥ 1 tahun
dengan performa memadai/baik.
h. Daftar Wahana Internsip siap dipilih dipublikasikan melalui SIMPIDI, dengan
kelengkapan data: nama, kapasitas peserta dan data dukung terkait lainnya.
i. Unggah daftar wahana siap pilih ke SIMPIDI.
G. RENCANA PENDAYAGUNAAN
1. Rencana Pendayagunaan adalah Kerangka Acuan Pelaksanaan Program Internsip
dalam rangka Penanganan COVID-19 sebagai acuan pelaksanaan kegiatan.
2. Rencana Pendayagunaan disusun oleh KIDI Provinsi dan diusulkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan melalui Komite Internsip
Dokter Indonesia (KIDI) Pusat.
3. Kerangka Acuan Pelaksanaan berisi informasi sebagai berikut: dasar hukum, daftar
fasilitas pelayanan kesehatan (nama, alamat dan nama kepala/pimpinan) dan
jejaringnya (nama, alamat dan nama penanggung jawab); rencana distribusi tenaga
(jumlah, lokus, durasi dan pola kerja); tugas pokok, fasilitas kerja, insentif dan
pernyataan komitmen, serta dilampirkan dokumen/data dukung relevan.
4. Kerangka Acuan Pelaksanaan dapat menggunakan pola/contoh yang tersedia pada
Pedoman ini.
5. KIDI Pusat berwenang untuk memeriksa, memberikan saran perbaikan, meminta
kelengkapan data dukung, memberikan persetujuan dan menyatakan penolakan
terhadap sebagian atau seluruh rencana pendayagunaan yang tertuang dalam
dokumen Kerangka Acuan Pelaksanaan.
A. RUANG LINGKUP
Evaluasi merupakan upaya menjaga dan menjamin pelaksanaan program agar
terselenggara secara efektif pada setiap tahapan. Evaluasi dilakukan secara
praktis dan berorientasi hasil.
Ranah evaluasi program meliputi: tahapan proses pelaksanaan, pelaksanaan
kegiatan peserta, pelaksanaan kegiatan pendamping, penyediaan fasilitas,
penyediaan perlindungan, penyediaan anggaran, ketepatan waktu dan
ketepatan hasil.
Evaluasi dapat dilakukan secara mandiri, mitra-bestari (peer-review) dan target
indikator. Evaluasi mandiri oleh para pihak pemangku kegiatan melalui
mekanisme pelaporan. Evaluasi pelaksanaan secara mitra-bestari melalui
mekanisme diskusi kelompok terfokus. Evaluasi pelaksanaan dengan target
indikator sesuai ketentuan teknis yang berlaku.
Pelaksanaan Evaluasi semaksimal mungkin memanfaatkan teknologi informasi.
Evaluasi secara mitra-bestari dapat dilakukan melalui saluran pertemuan
virtual, dengan mengundang para pihak pemangku kepentingan terkait.
Termasuk, penggunaan teknologi survei daring untuk menyerap aspirasi
masyarakat tentang topik tertentu.
Waktu pelaksanaan evaluasi sesuai kebutuhan program.
B. KRITERIA
1. Kriteria evaluasi bagi Peserta adalah Target Kinerja, sebagaimana
termaktub dalam BAB III. PELAKSANAAN, Huruf E.
2. Kriteria evaluasi bagi Pendamping adalah performa fasilitasi pelaksanaan
kegiatan Internsip, sebagaimana termaktub dalam BAB III. PELAKSANAAN,
Huruf F. Mekanisme Pelaksanaan, Angka 8.
3. Kriteria evaluasi bagi Wahana adalah performa fasilitasi pelaksanaan
kegiatan Internsip, sebagaimana termaktub dalam BAB III. PELAKSANAAN,
Huruf D. Wahana, angka 9.
4. Kriteria evaluasi bagi Komite Internsip Dokter adalah performa pelaksanaan
tugas, sebagaimana termaktub dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
39 Tahun 2017, Pasal 16 angka (1).
5. Kriteria evaluasi bagi Sekretariat adalah performa fasilitasi pelaksanaan
kegiatan kesekretariatan pada Mekanisme Pelaksanaan, sebagaimana
termaktub pada BAB III. PELAKSANAAN, Huruf F.
Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) dalam penanganan Corona
Virus DIsease 2019 (COVID-19) berlaku bagi peserta yang direkrut khusus sesuai keperluan
dan ketentuan yang berlaku dalam pedoman ini.
Peserta Program Internsip Dokter yang telah ditempatkan pada Periode 1 Tahun 2020,
Periode 4 Tahun 2019 dan Periode 3 Tahun 2019, dimungkinkan untuk mendapatkan
perlakuan sebagaimana diatur dalam Pedoman ini, dengan ketentuan peralihan sebagai
berikut:
1. Perubahan perlakuan dapat meliputi sebagian atau seluruhnya.
2. Usulan perubahan perlakuan diajukan melalui Surat Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan melalui Komite Internsip Dokter Indonesia
(KIDI) Pusat.
3. Surat Usulan Perubahan perlakuan dilampirkan dokumen Pertimbangan Teknis yang
relevan, lengkap dan dapat dipertanggung jawabkan.
4. KIDI Pusat membahas usulan perubahan beserta dokumen pertimbangan teknisnya,
dengan melakukan validasi atas pertimbangan teknis, melakukan analisa dan
memberikan rekomendasi tindak lanjut.
5. Perubahan perlakuan sebagaimana dimaksud angka 1, diberlakukan melalui Surat
Keputusan (SK) Perubahan Kepala Badan PPSDM Kesehatan.
Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) dalam rangka Penanganan
Corona Virus Disease (COVID-19) merupakan acuan penyelenggaraan Program Internsip
untuk dilaksanakan pada periode penempatan tertentu.
Dalam hal terdapat kesalahan/kekeliruan dalam Pedoman ini, maka akan diperbaiki
sebagaimana mestinya. Hal-hal teknis bersifat dinamis yang perlu mendapatkan tindak
lanjut segera, agar ditangani secepatnya dan proporsional sesuai kebijakan yang ditetapkan.
Pedoman ini berlaku efektif sejak ditetapkan, sampai dengan berakhirnya masa
penempatan Dokter Internsip yang ditempatkan berdasarkan pedoman ini.
K ER A N G K A A C UA N PE L A K S A N A A N
P RO GR A M I N T E RN S I P D O K T ER I N D O N E S I A D A L A M RA N GK A
P EN A N GA N A N C O RO N A V I R US D I S EA S E ( C O V I D - 1 9) D I P RO V I N S I
……
1. DASAR HUKUM
1.1. Keputusan Presiden RI Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
1.2. Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-
Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional.
1.3. Keputusan Menteri Kesehatan telah menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.01.07/Menkes/104/2020 tentang lnfeksi Novel Coronavirus (lnfeksi
2019-nCov) Sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya.
1.4. Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor. ……….. tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia (Pidi) Dalam Rangka Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
1.5. Keputusan Gubernur Provinsi .... Nomor …. Tahun 2020, tentang : Penetapan Status
Tanggap Darurat Bencana COVID-19 di Wilayah ….
1.6. Keputusan Bupati Kabupaten .... Nomor …. Tahun 2020, tentang : Penetapan Status
Tanggap Darurat Bencana COVID-19 di Wilayah ….
1.7. Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota…. Nomor … Tahun 2020, tentang: Penetapan
Rumah Sakit Rujukan Pelayanan COVID-19 di Wilayah..
1.8. ….dapat ditambahkan selengkapnya.
Dokumen dasar pada angka 1.5 s/d …. terlampir.
2. PERTIMBANGAN TEKNIS
2.1. Perkembangan penyebaran COVID-19 di Provinsi …. Kasus pertama dilaporkan pada
tanggal …. s/d tanggal …. telah diketahui sebanyak …. Kasus … meninggal sebanyak
… orang, sembuh …orang.
2.2. Kesiapsiagaan pelayanan kesehatan …
2.3. Upaya penemuan kasus melalui penelusuran kontak
2.4. Program Internsip Dokter telah diselenggarakan pada … Rumah Sakit di Provinsi …
dengan sebaran
2.5. ……
3. RENCANA PENEMPATAN
Penempatan Dokter Internsip akan didayagunakan pada Fasilitas Kesehatan sebagai
berikut:
3.1. Paket 01: Wahana Rumah Sakit ….., bersama dengan Puskesmas (1). ….; (2). . . . . .;
(3). . . . . ;. (4. . . . dst., serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tertentu, yaitu: …. ; Total
kapasitas peserta sebanyak ….. peserta. Adapun data selengkapnya sebagai berikut:
3.1.1. Data Fasilitas Pelayanan Kesehatan:
3.1.1.1. Rumah Sakit ……, alamat: ….. Telepon: …….; Nama
Direktur/Pimpinan/Kepala :…. ; Nama Pendamping: …. Pelayanan
Kesehatan dalam rangka COVID-19, meliputi:……
3.1.1.2. Puskesmas ……, alamat: ….. Telepon: …….; Nama Kepala :…. ; Nama
Pendamping: …. Pelayanan Kesehatan dalam rangka COVID-19,
meliputi:……
3.1.1.3. Puskesmas ……, alamat: ….. Telepon: …….; Nama Kepala :…. ; Nama
Pendamping: …. Pelayanan Kesehatan dalam rangka COVID-19,
meliputi:……
3.1.1.4. Puskesmas ……, alamat: ….. Telepon: …….; Nama Kepala : …. ; Nama
Pendamping: …. Pelayanan Kesehatan dalam rangka COVID-19,
meliputi:……
3.1.1.5. Puskesmas ……, alamat: ….. Telepon: …….; Nama Kepala :…. ; Nama
Pendamping: …. Pelayanan Kesehatan dalam rangka COVID-19,
meliputi:……
3.1.1.6. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tertentu yang ditunjuk/dibentuk sebagai
jejaring dari Wahana …. Nama Fasilitas . . . . alamat: ….. Telepon: …….;
Nama Kepala :…. ; Nama Pendamping: …. Pelayanan Kesehatan dalam
rangka COVID-19, meliputi:……
3.1.2. Rencana Pemanfaatan Dokter Internsip sebagai berikut:
3.1.2.1. Jenis dan volume Kegiatan Dokter Internsip, meliputi: …. (sebutkan seluruh
nama kegiatan dan beban kerja pada fasilitas pelayanan kesehatan yang
akan menjadi tugas Dokter Internsip)
3.1.2.2. Dokter Internsip akan ditugaskan pada unit-unit pelayanan: . . . . .
(sebutkan seluruh unit pelayanan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang
akan menjadi tempat tugas Dokter Internsip)
3.1.2.3. Pola kerja dengan model rotasi/sekali jalan untuk seluruh unit pelayanan.
Masa penempatan pada setiap unit pelayanan selama …. Hari/pekan/bulan
untuk kemudian bergeser pada unit pelayanan selanjutnya.
4. DAFTAR LAMPIRAN
4.1. Keputusan Gubernur Provinsi .... Nomor …. Tahun 2020, tentang : Penetapan Status
Tanggap Darurat Bencana COVID-19 di Wilayah ….
4.2. Keputusan Bupati Kabupaten .... Nomor …. Tahun 2020, tentang : Penetapan Status
Tanggap Darurat Bencana COVID-19 di Wilayah ….
4.3. Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota…. Nomor … Tahun 2020, tentang: Penetapan
Rumah Sakit Rujukan Pelayanan COVID-19 di Wilayah..
Bilamana diperlukan keterangan, data dan dokumen pelengkap lainnya, akan disediakan
sesegera mungkin.
NIP……
PENDAFTARAN
U P
E
S SELEKSI PESERTA
RI
U N
L T
A
A H
N
PENYIAPAN WAHANA
VALID SESUAI SYARAT
DAFTAR WAHANA
PILIH WAHANA
PEMBEKALAN
PEMBERANGKATAN
PENEMPATAN
ASISTENSI
PELAKSANAAN
KOREKSI
EVALUASI
PEMANTAUAN
PEMULANGAN
TIM PENYUSUN
PENGARAH
1. Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan PSDM Kesehatan
2. Ketua Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI) Pusat
PENANGGUNGJAWAB
Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan
KONTRIBUTOR
1. Prof.dr. Abdul Kadir, PhD, SpTHT-KL (K), MARS
2. Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K)
3. dr.Pattiselanno Roberth Johan, MARS
4. dr.Emil Bachtiar Moerad,Sp.P
5. Dr.dr.Agus Hadian Rahim, Sp.OT(K).M.Epid, MH.Kes
6. dr.Zainoel Arifin, M.Kes
7. dr.Hermien Widjajati,Sp.A,MARS
8. Prof.DR.Aris Junaidi, Ph.D
9. Prof.Dr.dr Sukman Tulus Putra ,Sp A(K),FACC,FESC
10. Dr.dr.Angga Kartiwa, Sp.M (K), MKes
11. Dr. dr. Tjut Nurul Alam Jacoeb, Sp KK (K)
12. Dr. dr. Setyo Widi Nugroho, Sp.BS
13. Dr. dr.Maxi Rein Rondonuwu,DHSM,MARS
14. dr. R. Koesmedi Priharto, Sp.OT, FICS, FAPOA, M.Kes
15. dr. Akhmad Akhadi, MPH
16. dr. Berli Hamdani Gelung Sakti, MPPM
17. dr. Alwi Mujahit Hasibuan MKes
18. Dr. dr. CH. Nawangsih P., Sp.Rad(K) Onk.Rad
19. Drs. Haryamin, Apt, MKes
20. Titis Wigiati, SKM, MKM
21. dr.Rini Rachmawati MARS
22. dr. Mawari Edy, M.Epid
23. Tumpal P Hendriyanto, MSc(PH)
SEKRETARIAT
Mawari Edy (Ketua), Tumpal P. Hendriyanto (Wakil Ketua), Anggota: Dewi Indrasari, Rizka
Komariah, Tiurma Arta Sere, Juli Atini, Sunarto, Erick Yudo Baskoro, Ananta Dwi Saputra,
Rudian Arthianto, Patriyah, Rima, Jhoice Ayu Made Garini.