Latar Belakang
Perkembangan sosial budaya yang berkembang di tengah msyarakat saat ini
adalah merupakan tantangan tugas Polri, dimana Polri harus dapat mengantisipasi
setiap perkembangan tersebut, dan menjadi mitra masyarakat sehingga terbentuk figur
yang dipercaya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Polri harus
berada dekat dengan masyarakat dan membaur dengan masyarakat sebagai wujud
kemitraan untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosial
dikarenakan perkembangan sosial akibat pengaruh budaya global dalam rangka
terwujudnya suatu keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif.
Seiring dengan perkembangan sosial akibat pengaruh budaya global tersebut,
seperti kita ketahui bahwa kehidupan sosial para pelajar zaman sekarang semakin
mengkhawatirkan. Ditambah dengan masuk dan berkembangnya globalisasi, memberi
dampak yang cukup negatif pula bagi mereka para pelajar yang tidak bisa menahan
diri mereka. Walhasil bertambah banyak penyimpangan-penyimpangan sosial yang
diakibatkan oleh oleh ulah kenakalan pelajar sekarang ini, seperti contohnya
penyalahgunaan Narkoba. Para pelajar menyalahgunakan Narkoba dilatar belakangi
oleh perilaku sekedar ingin tahu, terbujuk, karena barangnya ada, gaya hidup dan
banyak lagi faktor yang dapat dituding sebagai penyebabnya, padahal pengaruh
Narkoba cukup dominan sebagai pemicu berbagai tindakan negatif berupa kenakalan
remaja seperti halnya tawuran antar pelajar.
Dalam upaya untuk membangun kemitraan dengan instansi terkait dan
masyarakat dalam mencegah bahaya Narkoba di kalangan pelajar yang merupakan
dampak negatif dari adanya perkembangan sosial dan budaya di tengah masyarakat,
maka telah dibentuk Bhabinkamtibmas yang mempunyai tugas dan peran dalam
melaksanakan pembinaan / bimbingan terhadap pelajar dan pemuda tentang ekses
Permasalahan
Memperhatikan pada latar belakang tersebut di atas, pokok permasalahan
dalam naskah ini adalah Bagaimana mengoptimalisasikan pencegahan bahaya
narkoba di kalangan pelajar guna membangun kemitraan dengan unsur terkait
dan masyarakat sehingga harkamtibmas terwujud ?
3.
4.
Ruang Lingkup
Dalam penulisan naskah ini penulis membatasi pada optimalisasi pencegahan
bahaya narkoba terhadap pelajar sebagai dampak negatif pengaruh globalisasi sosial
budaya oleh Bhabinkamtibmas di Polres XPolres Deli Serdang guna membangun
kemitraan dengan unsur terkait dan masyarakat dalam rangka terwujudnya
harkamtibmas.
5.
Maksud
Tujuan
Tujuan dari pembuatan Naskah Karya Perorangan (NKP) ini adalah
untuk dapat menganalisa dan mengevaluasi kemampuan Polri dalam
pencegahan bahaya narkoba sebagai dampak negatif globalisasi sosial budaya
melalui pembangunan kemitraan dengan unsur terkait dan masyarakat, dan
diharapkan dapat memberikan masukan dan rekomendasi bagi perbaikan
kualitas dan kinerja organisasi Polri.
6.
Metode
Dalam penulisan Naskah Karya Perorangan (NKP) ini metode yang
digunakan
adalah
metode
deskriptif
analisis,
yaitu
mendeskripsikan
Pendekatan
Sedangkan
pendekatan
yang
digunakan
dalam
memahami
Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang, permasalahan, persoalan yang
melandasi penulisan NKP ini serta ruang lingkup, maksud dan tujuan, maupun metode
dan pendekatan penulisan. Dalam bab ini diuraikan pula sistematika penulisan dan
pengertian-pengertian terkait permasalahan yang diangkat.
BAB II
Landasan Teori
Landasan teori yang diuraikan dalam bab ini meliputi teori-teori yang relevan dan
terkait dengan permasalahan penulisan.
BAB III
Kondisi Faktual
Dalam bab ini diuraikan faktor-faktor lingkungan eksternal dan lingkungan internal
menggunakan pendekatan analisis SWOT.
BAB V
Kondisi Ideal
Dalam bab ini diuraikan kondisi pencegahan bahaya narkoba guna membangun
kemitraan dengan unsur terkait dan masyarakat yang diharapkan.
BAB VI
Pemecahan Masalah
Bab ini menguraikan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, dan action plan
untuk mengoptimalisasikan pencegahan bahaya narkoba guna kemitraan dengan unsur
terkait dan masyarakat dalam rangka terwujudnya harkamtibmas.
BAB VII
Penutup
Bab ini berisikan rumusan kesimpulan dan rekomendasi atas pembahasan dalam NKP.
8.
Pengertian Pengertian
a.
Optimalisasi
Optimalisasi memiliki kata dasar optimal yang memiliki arti terbaik,
tertinggi, paling menguntungkan1.
b.
Pencegahan
Pencegahan dapat diartikan sebagai suatu proses, cara, perbuatan
mencegah; penegahan; penolakan: sedapat mungkin dilakukan ~ terhadap
faktor yang dapat menimbulkan komplikasi2.
c.
Bahaya
Narkoba
Menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkoba,
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif
lainnya yang merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang ini.
e.
Membangun Kemitraan
Secara konseptual, kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara
individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk
mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu (Notoatmodjo, 2003). Kemitraan
secara umum akan terjalin bilamana terdapat pihak yang merasakan adanya
kelemahan implementasi bila sebuah pembangunan hanya menjadi focus of
interest satu pihak saja4.
f.
Masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah manusia dl arti seluas-luasnya dan terikat
oleh suatu kebudayaan yg mereka anggap sama5.
g.
Harkamtibmas
Pemeliharaan kemamanan dan ketertiban masyarakat
adalah suatu
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab landasan teori ini, membahas mengenai teori atau konsep yang digunakan
sebagai pisau analisis dalam membahas permasalahan dalam penulisan naskah ini,
diantaranya :
9.
BAB III
KONDISI FAKTUAL PENCEGAHAN BAHAYA NARKOBA GUNA MEMBANGUN
KEMITRAAN DENGAN UNSUR TERKAIT DAN MASYARAKAT
NO.
JENIS KEJADIAN
TH 2012
CT
CC
TH 2013
CR
CT
CC
CR
1.
CURAT
104
74
71.1 %
85
55
64.7 %
2.
CURAS
28
17
60.7 %
23
15
65.2 %
3.
CURANMOR R2
60
5%
71
20
28.5 %
4.
CURANMOR R4
18
5.5 %
15
5.
ANIAYA
29
18
62 %
24
14
58.3 %
6.
PENIPUAN
33
16
48.4 %
35
19
54.2 %
7.
PENGGELAPAN
10
80 %
11
54.5 %
8.
NARKOBA
15
27
180 %
31
28
90.3 %
297
164
55 %
295
157
54 %
JUMLAH
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkoba mengalami peningkatan yang cukup signifikan, tahun 2012 dilihat dari crime total
sebanyak 15 kasus, sedangkan tahun 2013 sebanyak 31 kasus. Dari 31 kasus yang terjadi
pada tahun 2013 tersebut, trens kasus penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar adalah
yang paling tinggi yaitu sebanyak 14 orang. Namun dipastikan jumlah pelajar yang terlibat
narkoba diperkirakan lebih besar dari jumlah yang diungkap ini. Ibaratnya, narkoba yang
diungkap Polres XPolres Deli Serdang hanya bagian permukaan saja atau biasa disebut
fenomena Gunung Es. Mereka rata-rata sembunyi-sembunyi saat mengkonsumsi barang
haram tersebut. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 3.1
Trend Kasus Narkoba Berdasarkan Pekerjaan
Di Wilayah Hukum Polres XPolres Deli Serdang
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PEKERJAAN TERSANGKA
PNS
Polri/TNI
Swasta
Wiraswata
Petani
Buruh
Mahasiswa
Pelajar
Pengangguran
JUMLAH
JUMLAH TERSANGKA
TAHUN 2013
3
1
2
2
1
3
14
5
31
10
11
keamanan. Begitu juga dengan peran serta atau partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan perpolisian masyarakat (Polmas) melalui peran Bhabinkamtibmas
harus diselenggarakan dengan memberdayakan masyarakat secara maksimal dalam
penyelesaian permasalahan-permasalahan kamtibmas dilingkungannya masingmasing dengan melibatkan seluruh elemen dalam masyarakat itu sendiri. Namun
upaya pembangunan kemitraan yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polres
XPolres Deli Serdang dengan unsur terkait dan masyarakat dalam upaya
pencegahan bahaya Narkoba terutama di kalangan pelajar belum sepenuhnya dapat
dilaksanakan, hal ini dapat dilihat dari :
a. Sistem Pengamanan Terpadu (Sispamdu) di wilayah hukum Polres X sudah
ada, namun Polres belum bersinergi untuk menjalankan fungsi-fungsi
kepolisian dengan unsur-unsur yang ada dalam Sispamdu dalam hal mencegah
peredaran Narkoba di kalangan pelajar.
b. Polres dalam hal ini Sat Narkoba lebih cenderung kepada operasi
pengungkapan kasus-kasus Narkoba bekerja sendiri dengan mengandalkan
informan mereka sendiri, Polres belum memanfaatkan Sistem Pengamanan
Terpadu (Sispamdu) untuk menyuplai informasi maupun melakukan upaya
pencegahan bahaya narkoba di kalangan pelajar.
c. Kerjasama dan koordinasi antara Polres XPolres Deli Serdang dengan
instansi samping seperti Pemerintah Daerah, BNNP dan Pusat Rehabilitasi
dalam mengimplementasikan pelayanan rehabilitasi bagi pecandu Narkotika
belum terbangun, sehingga terkesan berjalan sendiri-sendiri.
d. Adanya perbedaaan pemahaman baik visi maupun misi dari Kebijakan dan
Strategi Nasional (Jakstranas) P4GN Tahun 2011-2015, bahwa Narkotika
harus diberantas bersama-sama.
e. Adanya perbedaan pendapat para aparat penegak hukum dalam menghadapi
permasalahan Narkotika, yang harus selalu menggunakan mekanisme
penegakan hukum, padahal penyalahguna dan dan pecandu Narkotika
mendapatkan jaminan pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial yang
tercantum dalam UU Narkotika.
14. Implikasi Dari Belum Optimalnya Pencegahan Bahaya Narkoba Di Kalangan
Pelajar Guna Membangun Kemitraan Dengan Unsur Terkait Dan Masyarakat
Terhadap Perwujudan Harkamtibmas
12
b.
BAB IV
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap upaya pencegahan bahaya narkoba, dapat
diuraikan dengan menggunakan analisis melalui strategi SWOT (Strenght, Weakness,
Opportunity, Threat) sebagai berikut:
15.
Faktor Internal
a.
Kekuatan (strenghts)
1)
2)
13
3)
4)
b.
Kelemahan (weakness)
1)
2)
3)
4)
16.
Faktor Eksternal
a.
Peluang (opportunities)
14
dengan
struktur
masyarakat
terkecil
(RT/RW)
untuk
b.
Kendala (threats)
1)
2)
3)
4)
15
17.
XPolres Deli Serdang dengan unsur terkait dan masyarakat dalam upaya
16
19.
17
BAB VI
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
20.
Visi
Terwujudnya pencegahan bahaya narkoba di kalangan pelajar oleh
Bhabinkamtibmas Polres XPolres Deli Serdang melalui pembangunan kemitraan
dengan unsur terkait dan masyarakat dalam rangka harkamtibmas.
21.
Misi
a. Menfasilitasi keikutsertaan masyarakat dalam memelihara kamtibmas di
lingkungan masing-masing terutama dari bahaya Narkoba.
b. Membangun kerjasama dan koordinasi yang berkesinambungan antara
Bhabinkamtibmas Polres XPolres Deli Serdang dengan unsur terkait dan
masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan Bhabinkamtibmas dalam melaksanakan upaya
pencegahan bahaya Narkoba di kalangan remaja.
22.
Tujuan
a. Meningkatkan pencegahan bahaya narkoba di kalangan pelajar oleh
Bhabinkamtibmas Polres XPolres Deli Serdang agar tidak menimbulkan
berbagai ekses negatif yang akan merugikan.
b. Meningkatkan kemitraan dengan unsur terkait dan masyarakat dalam
pencegahan bahaya Narkoba di kalangan remaja.
c. Menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dari pengaruh
negatif penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar.
23.
Sasaran
a. Mengoptimalkan pelaksanaan pembinaan oleh Bhabinkamtibmas Polres
XPolres Deli Serdang dalam mencegah bahaya Narkoba di kalangan pelajar.
b. Mengoptimalkan kemitraan Bhabinkamtibmas Polres XPolres Deli Serdang
dengan unsur terkait dan masyarakat dalam pencegahan bahaya narkoba di
kalangan pelajar.
24.
Kebijakan
18
Strategi
Strategi menggunakan analisis matriks TOWS yaitu dengan memaksimalkan
kekuatan
dan
peluang
(Strategi
S-O),
meminimalkan
kelemahan
dengan
Tabel 6.2
Matrik Strategi S-T dan W-T Analisis TOWS
19
a.
pemahaman
dan
pengetahuan
anggota
tentang
c.
peran
serta
masyarakat
dalam
upaya
pencegahan
pembinaan
kamtibmas
terutama
terkait
dengan
memerintahkan
Kasat
Binmas
agar
para
20
menjalin
hubungan
antar
kelompok-kelompok/organisasi-
masalah-masalahnya
penggunaan
narkoba,
baik
penggunaan
substansi,
untuk
yang
untuk
berkaitan
dengan
menurunkan
resiko
mengatasi
permasalahan
pemahaman
dan
pengetahuan
anggota
tentang
pelatihan
peningkatan
kemampuan
pelatihan
peningkatan
kemampuan
21
pencerahan
dan
pelatihan
kepada
para
NAC
Polri
agar
memiliki
sikap
percaya
diri,
22
23
24
BAB VII
PENUTUP
27.
Kesimpulan
a. Pelaksanaan pembinaan yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Polres
XPolres Deli Serdang dalam mencegah bahaya Narkoba di kalangan pelajar,
sampai saat ini dirasakan belum optimal, hal ini ditunjukkan dengan
pelaksanaan razia belum rutin dan konsisten, minimnya pelaksanaan
pengawasan dan pembinaan terhadap para pelajar, nota kesepahaman dengan
para Kepala Sekolah SMU, SMK, SMP belum dapat terlaksana sepenuhnya,
belum
dilaksanakannya
secara
rutin
pelaksanaan
pembinaan
oleh
25
sebab
itu
maka
diperlukan
langkah-langkah
upaya
dalam
Rekomendasi
a. Mengajukan usulan kepada Kapolda Up. Karo SDM untuk memberikan
pendidikan dan pelatihan kepada personil Bhabinkamtibmas Polri agar dapat
menerapkan teknik-teknik assemen partisipatif yang berbasis masyarakat.
Teknik-Teknik seperti Community Involvement (CI), Participatory Learning
Action (PLA), Methods of Participatory Assessment (MPA) dan lain-lain
memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
upaya yang dilakukan dalam mencegah bahaya Narkoba di kalangan pelajar.
b. Mengajukan usulan kepada Kapolda Up. Karo Rena untuk membuat MOU
dengan instansi terkait dan stake holder dalam mencegah bahaya Narkoba
dengan melaksanakan program penyuluhan dan pendidikan afektif bagi anak
dan pelajar bekerja sama dengan sekolah-sekolah mulai dari tingkat SD, SLTP,
SLTA dan Perguruan Tinggi, serta pada kelompok-kelompok pertemanan di
lingkungan ketetanggaan. Penyuluhan dan pendidikan afektif ini berupa
penyampaian informasi yang tepat terpercaya, objektif, jelas dan mudah
dimengerti tentang narkoba dan pengaruhnya bagi tubuh dan perilaku manusia,
dan mengkaitkannya dengan pendidikan kesehatan secara luas dan pendidikan
26
DAFTAR PUSTAKA
Azman, Nur, dkk., 2013, Kamus Standar Bahasa Indonesia, Fokusmedia, Bandung.
Bambang Sigit S. dan Nizar, Membangun Jejaring Kerja dan Kemitraan, Badan
Penyuluhan dan Pengambangan Sumber Daya Manusia, Pusat Penyuluhan
Nasional, Jakarta, 2012, Hal. 1.
Hubeis, Musa dan Najib, Mukhamad, 2014, Manajemen Strategik Dalam Pengembangan
Daya Saing Organisasi, PT. Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia,
Jakarta.
Rangkuty, Freddy, 2009, Analisis SWOT, Teknik Membedah Kasus Bisnis : Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21, PT. Gramedia
Utama, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Peraturan Kapolri No. 23 Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Pada
Tingkat Kepolisian Resor Dan Kepolisian Sektor.
Arti
Kata.Com., Pengertian Pencegahan, diunduh http://artikata.com/arti-361240pencegahan.html, pada hari Rabu, 10 September 2014, Pukul 10.59 Wib.
27
Besar
Bahasa
Indonesia,
Pengertian
Masyarakat,
diunduh
http://kbbi.web.id/masyarakat, pada hari Rabu, 10 September 2014, Pukul
11.25 Wib.